36
PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) PRODUKTIF DAN PREMENOPAUSE YENI KAZIA BEKALANI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

  • Upload
    lyhuong

  • View
    235

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS

(Foeniculum vulgare Mill.) TERHADAP PERKEMBANGAN

FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

PRODUKTIF DAN PREMENOPAUSE

YENI KAZIA BEKALANI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi
Page 3: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pemberian

Infusa Biji Adas (Foeniculum vulgare Mill.) terhadap Perkembangan Folikel

Ovarium Tikus Putih (Rattus norvegicus) Produktif dan Premenopause adalah

benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Yeni Kazia Bekalani

NIM B04090209

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

ABSTRAK

YENI KAZIA BEKALANI. Pengaruh Pemberian Infusa Biji Adas (Foeniculum

vulgare Mill.) terhadap Perkembangan Folikel Ovarium Tikus Putih (Rattus

norvegicus) Produktif dan Premenopause. Dibimbing oleh EVA HARLINA dan

HERA MAHESHWARI.

Biji adas (Foeniculum vulgare Mill.) diketahui mengandung fitoesrogen,

yang mempunyai efek kerja seperti hormon estrogen. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa adas (Foeniculum vulgare Mill.)

pada berbagai dosis terhadap perkembangan folikel ovarium tikus putih (Rattus

norvegicus) produktif dan premenopause. Sebanyak 50 puluh ekor tikus yang

terdiri atas 25 ekor tikus produktif dan 25 ekor tikus premenopause, masing-

masing dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (KN) yang

diberi aquades 1 ml, kelompok kontrol positif (KP) yang diberi etinil estradiol

9x10-3

mg/200 g BB, kelompok dosis I (D1) yang diberi infusa adas dengan dosis

36.5 mg/100 g BB, kelompok dosis 2 (D2) yang diberi infusa adas dengan dosis

73 mg/100 g BB, dan kelompok dosis 3 (D3) yang diberi infusa adas dengan dosis

146 mg/100 g BB. Pemberian infusa adas dilakukan dengan cara pencekokan

selama 16 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian infusa adas dosis

36.5 mg/100 g BB, 73 mg/100 g BB, dan 146 mg/100 g BB selama 16 hari tidak

berpengaruh terhadap tingkat perkembangan folikel ovarium tikus putih (Rattus

norvegicus).

Kata kunci: adas, fitoestrogen, premenopause

ABSTRACT

YENI KAZIA BEKALANI. The Effect of Fennel (Foeniculum Vulgare Mill.)

Infusion Treatment to Development of Ovarian Follicles of Productive anod

Premenopausal White Rats (Rattus Norvegicus). Supervised by EVA HARLINA

and HERA MAHESHWARI.

Fennel (Foeniculum vulgare Mill.) knows contain phytoestrogens, the

chemical substances that have effect as well as estrogen hormones. This research

aimed to determine the effect of fennel infusion treatment on various doses to

development of ovarian follicles of productive and premenopausal white rats

(Rattus norvegicus). Twenty five productive rats and 25 premenopausal rats each

were divided into 5 groups, i.e. negative control group (KN) which were treated

by 1 ml of aquades, positive control group (KP) which were treated by etinil

estradiol 9x10-3

mg/200 g of body weight (BW), Doses 1 group (D1) was treated

by 36.5 mg/100 g of BW fennel infusion, Doses 2 group (D2) was treated by 75

mg/100 g of BW fennel infusion and Doses 3 (D3) were treated by 146 mg/100 g

of BW fennel infusion. The infusion fennel treatment was done by force feeding

method for 16 days. The results showed that the treatment of fennel infusion for

all groups for 16 days had no effect on the development of ovarian follicles.

Keywords: fennel, fitoestrogen, premenopause

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS

(Foeniculum vulgare Mill.) TERHADAP PERKEMBANGAN

FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

PRODUKTIF DAN PREMENOPAUSE

YENI KAZIA BEKALANI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi
Page 7: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

Judul Sklipsi : Pengaruh Pemberian Infusa Biji Adas (Foeniculum vulgare Mill.)

terhadap Perkembangan Folikel Ovarium Tikus Putih (Rattus

norvegicus) Produktif dan Premenopause

Nama : Yeni Kazia Bekalani

NIM : B04090209

Disetujui oleh

Dr drh Eva Harlina, MSi, APVet Dr drh Hera Maheshwari, MSc Pembimbing I Pembimbing II

25 SEP LG \l Tanggal Lulus:

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Infusa Biji Adas (Foeniculum vulgare Mill.)

terhadap Perkembangan Folikel Ovarium Tikus Putih (Rattus

norvegicus) Produktif dan Premenopause

Nama : Yeni Kazia Bekalani

NIM : B04090209

Disetujui oleh

Dr drh Eva Harlina, MSi, APVet

Pembimbing I

Dr drh Hera Maheshwari, MSc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Drh Agus Setiyono, MS. Ph.D. APVet

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

Tanggal Lulus:

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas

kasih dan anugerah-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan menyusun hasilnya dalam bentuk skripsi. Skripsi ini berjudul

Pengaruh Pemberian Infusa Biji Adas (Foeniculum vulgare Mill.) terhadap

Perkembangan Folikel Ovarium Tikus Putih (Rattus norvegicus) Produktif dan

Premenopause.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut

membantu hingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik. Terimakasih

penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Dr drh Eva Harlina, MSi, APVet dan Ibu Dr drh Hera Maheshwari, M.Sc

selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan

koreksi yang sangat berguna bagi penulis selama penelitian dan penyusunan

skripsi.

2. Ibu Rini Madyastuti, Apt. MSi selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberikan dukungan dan masukan yang membangun dari semester 3 hingga

semester 8.

3. Staf laboratorium Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan

Patologi FKH IPB atas bantuan yang telah diberikan selama penelitian.

4. Ayahanda Yusuf Bekalani dan ibunda Maria Nodil, beserta bang Jams Imanuel

Bekalani dan bang Abraham Ihsak Bekalani atas kasih sayang, perhatian dan

motivasi yang diberikan.

5. Teman-teman sepenelitian: kak Anita, Novri, Adib, dan kak Matto atas

kerjasama yang baik selama penelitian.

6. Sahabat-sahabatku: kak Ruly, Lisa, Dewi, Sarah, Lantri, Desi, kak Mita dan

semua yang ada di kos novia yang telah banyak membantu dan memberikan

perhatian dan semangat kepada penulis.

7. Komisi Pelayanan Siswa IPB dan semua teman seperjuangan Geochelone

(FKH angkatan 46) dan yang telah memberi warna dalam hari-hari penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak

yang membutuhkan. Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan penulis

agar kedepannya karya penulis bisa lebih baik.

.

Bogor, September 2013

Yeni Kazia Bekalani

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2 Adas (Foeniculum vulgare Mill.) 2 Fitoestrogen 3 Ovarium 4 Estrogen 5 Tikus Putih (Rattus sp.) 6

METODE 6 Waktu dan Tempat Penelitian 6 Bahan dan Alat 6 Metode Penelitian 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 9 SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15 Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 15 LAMPIRAN 17 RIWAYAT HIDUP 27

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

DAFTAR TABEL

1 Konsentrasi hormon serum rata-rata pada wanita premenopause dan

pascamenopause 6

2 Rata-rata persentase folikel primordial, primer, sekunder, tersier, de

Graaf, korpus luteum, dan folikel atresia dari ovarium tikus produktif

dan premenopause 11 10

DAFTAR GAMBAR

1 Tanaman dan biji buah adas (Foeniculum vulgare Mill.) 2

2 Ovarium tikus produktif, dosis 2 9

3 Ovarium tikus produktif, dosis 2, folikel primordial dan folikel primer 9

4 Ovarium tikus premenopause, kontrol negatif. Folikel sekunder 10

5 Ovarium tikus produktif, dosis 3. Folikel tersier 10

6 Ovarium tikus produktif, dosis 2. Folikel de Graaf 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil analisis ragam (ANOVA) 17

2 Determinasi tanaman adas (Foeniculum vulgare Mill.) 25

3 Uji fitokimia tanaman adas (Foeniculum vulgare Mill.) 26

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menopause adalah fase setelah siklus menstruasi berakhir dan

premenopause adalah fase sebelum menopause. Premenopause terjadi ketika lama

siklus menstruasi memendek. Hal ini disebabkan oleh pemendekan siklus fase

folikuler. Fase luteal tidak terpengaruh oleh umur. Karena pematangan folikel

pada periode premenopause tidak beraturan, sehingga ovulasi dapat terjadi dapat

juga tidak, dan sekresi hormon oleh folikel pada fase premenopause berkurang

(Benson and Martin 2008).

Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni mensis (bulan), dan

poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi. Menopause

dianggap telah menetap setelah amenore (hilangnya menstruasi) yang berlangsung

selama satu tahun (Sloane 2003). Menopause terjadi ketika ovarium menua dan

tidak lagi berespon terhadap signal gonadotropin untuk mensintesis dan

mensekresi estrogen sehingga kadar estrogen menjadi rendah (Corwin 2009). Hal

ini dikarenakan hilangnya folikel sejalan pertambahan usia karena atresia dan

ovulasi bulanan. Kehilangan folikel mengakibatkan berkurangnya sekresi estrogen

dan progesteron. Penurunan kadar estrogen dan progesteron menganggu poros

hormon dari hipotalamus-hipofisis-ovarium dan mekanisme umpan balik negatif.

Siklus terhenti walaupun sejumlah kecil hormon ovarium masih disekresi oleh

kelenjar adrenal (Sloane 2003). Rendahnya kadar estrogen tersebut berpengaruh

buruk terhadap wanita karena menyebabkan penurunan densitas tulang,

peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, mengeringnya kulit dan mukosa

vagina, serta hot flashes atau sensasi rasa panas dalam tubuh, berkeringat, detak

jantung cepat yang diikuti dengan kemerahan pada kulit (Corwin 2009).

Untuk mengatasi akibat buruk yang ditimbulkan pada saat menopause,

maka banyak wanita yang memilih untuk melakukan terapi hormon estrogen.

Terapi hormon tersebut dikenal dengan hormon replacement therapy (HRT).

Menurut Corwin (2009), terapi estrogen maupun kombinasinya dengan

progesteron dapat meningkatkan resiko kanker payudara, penyakit kardiovaskular,

dan stroke pada wanita pascamenopause. Hal tersebut juga didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Nurses’ Health Study dimana wanita yang

menjalani terapi hormon selama lima tahun atau lebih cenderung terkena kanker

payudara (30-70%) dibanding mereka yang tidak melakukan terapi (Astawan

2009). Menurut Purwoastuti (2008), terapi estrogen yang dilakukan pada wanita

yang masih mempunyai uterus (rahim) dapat meningkatkan kemungkinan

terjadinya kanker endometrium.

Banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan akibat terapi hormon

membuat para peneliti mulai mencari bahan yang aman bagi tubuh sebagai

pengganti estrogen. Fitoestrogen merupakan zat kimia yang ditemukan pada

tanaman dan mempunyai efek kerja seperti halnya hormon estrogen pada wanita

yang masih subur. Fitoestrogen dapat menunda terjadinya menopause, membuat

jantung lebih sehat, dan menurunkan resiko kanker (Muaris 2004). Kedelai,

flakseed, biji-bijian, padi-padian, leguminosa dan sayuran merupakan sumber

fitoestrogen (Winarsi 2007). Diketahui pula bahwa adas (Foeniculum vulgare

Mill.) mengandung anethol. Anethol merupakan agen estrogen aktif yang terdapat

pada minyak adas esensial. Beberapa penelitian lain telah menyatakan bahwa

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

2

sebenarnya agen farmakologis aktif merupakan polimer dari anethol, seperti

dianethol dan photoanethol (Albert-puleo 1980 dalam Rather et al. 2012).

Berdasarkan hasil penelitian tentang adanya kandungan fitoestrogen dalam adas,

maka dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek pemberian adas secara

histopatologi terhadap organ sistem reproduksi yaitu ovarium.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

infusa adas (Foeniculum vulgare Mill.) pada berbagai dosis terhadap

perkembangan folikel ovarium tikus putih (Rattus norvegicus) produktif dan

premenopause.

Manfaat Penelitian

Diharapkan adas (Foeniculum vulgare Mill.) dapat menjadi sumber

fitoestrogen untuk mengganti kekurangan estrogen pada wanita yang mengalami

menopause.

TINJAUAN PUSTAKA

Adas (Foeniculum vulgare Mill.)

Adas (Foeniculum vulgare Mill.) atau yang disebut juga dengan Anethum

foeniculum Linn, merupakan famili Apiaccae (Umbelliferae). Adas adalah satu

dari sembilan tumbuhan obat yang dianggap berkhasiat di Anglo-Saxon (Anonim

2000). Adas berasal dari Eropa Selatan dan daerah Mediterania yang kemudian

menyebar luas di berbagai negara seperti Cina, Meksiko, India, Itali, dan termasuk

Indonesia. Di Indonesia telah dibudidayakan sebagai tanaman bumbu atau

tanaman obat (Anonim 2008b).

Gambar 1 Tanaman dan biji adas (Foeniculum vulgare Mill.)

Genus Foeniculum mempunyai tiga spesies yaitu F. vulgare (adas), F.

azoricum (adas bunga yang digunakan sebagai sayuran) dan F. dulce (digunakan

sebagai sayuran). F. vulgare mempunyai subspesies yaitu F. vulgare var. dulce

(adas manis) dan F. vulgare var. vulgare (adas pedas). Biji adas berbentuk

lonjong dan berusuk dengan panjang 6-10 mm dan lebar 3-4 mm. Saat masih

muda bijinya berwarna hijau dan setelah tua berubah warna menjadi cokelat agak

hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat (Rusmin dan Melati

2007). Dikenal 2 jenis adas yang terdapat di Indonesia, yaitu adas (Foeniculum

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

3

vulgare Mill.) dan adas sowa (Anethum graveolens Linn.). Adas lebih banyak

dibudidayakan di daerah dataran tinggi sedangkan adas sowa lebih banyak

dibudidayakan di daerah dataran rendah dan daunnya digunakan sebagai lalap

(Agusta dan Harapini 1998).

Biji adas yang digunakan pada penelitian ini adalah adas manis (Foeniculum

vulgare subspesies vulgare varietas dulce Mill.). Adas manis mengandung anethol

(50-80%), limonen (5%), fenkon (5%), alpha-pinen (0.5%), estragol (methyl-

chavicol), safrol, camphene, beta-pinen, beta-myrcene dan p-cymen (Rusmin dan

Melati 2007). Kandungan anethol pada adas menyebabkan aroma yang khas dan

berkhasiat karminatif atau mencegah atau mengurangi perut kembung (flatulen)

(Anonim 2008a).

Adas berkhasiat dalam meningkatkan daya tahan tubuh, mengobati flu,

mengatasi ejakulasi dini, dan merangsang ereksi. Adas juga bersifat anestetik,

merangsang keringat (diaforetik), merangsang saraf pusat, dan merangsang

hormon androgen. Adas juga berperan dalam menghambat pengeluaran enzim

aldose-reduktase, fosfodiesterase dan lipoksiginase. Khasiat lain dari adas adalah

dapat memperlambat penuaan, merangsang ovulasi, dan melindungi hati dari

racun (antihepatotoksik) (Kurniawati 2010).

Fitoestrogen

Fitoestrogen adalah senyawa kimia yang terdapat pada tanaman dan

memiliki sifat estrogenik. Makanan yang kaya fitoestrogen adalah tumbuhan dari

famili umbelliferous (fennel, seledri, anise, peterseli), brassica (kubis, bunga kol,

brokoli, dan brussel sprout), kedelai, kacang-kacangan, gandum, apel, dan alfalfa

(Anonim 2004). Fitoestrogen dapat mencegah estrogen tubuh berikatan dengan

reseptornya dan dapat mencegah terbentuknya kanker yang dipicu oleh hormon

estrogen (Anonim 2004). Kanker payudara, endometrial dan kanker indung telur

merupakan kanker yang dirangsang oleh ada tidaknya estrogen (Muaris 2004).

Menurut Jin (2003), fitoestrogen juga mempunyai efek positif terhadap

osteoporosis, penyakit jantung, facial flushing dan simptom postmenopause

lainnya.

Walaupun bekerja pada reseptor estrogen, efek dari fitoestrogen kurang

begitu aktif jika dibandingkan dengan estrogen biasa. Fitoestrogen dapat

menurunkan aktivitas estrogen dengan cara menghambat aktivitas reseptor jika

kadar estrogen sangat tinggi. Sebaliknya, bila kadar estrogen rendah, fitoestrogen

yang terikat pada reseptor dapat memberikan efek seperti estrogen (Anonim

2004).

Murkies et al. (1998) membagi fitoestrogen ke dalam 3 kelompok, yaitu

isoflavon, lignan, dan coumestan. Isoflavon terdapat pada leguminosa dan produk

dari kacang kedelai, lignan terdapat pada biji-bijian serealia, sayuran, buah-

buahan, dan sumber alkohol, sedangkan coumestan terdapat pada tauge dan

semanggi. Menurut Wirakusumah (2003), lignan akan diubah menjadi komponen

yang strukturnya mirip dengan estrogen di dalam tubuh oleh aktivitas bakteri di

saluran pencernaan, sedangkan isoflavonoid akan berperan sebagai estrogen

lemah yang berfungsi sebagai antiestrogen yang menghambat sintesis estrogen.

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

4

Ovarium

Ovarium adalah organ berpasangan yang terletak di kedua sisi rahim, dekat

dengan dinding panggul lateral, berada dibelakang ligamentum besar dan anterior

rektum (Clement 2007). Bentuk dan ukuran ovarium berbeda-beda menurut

spesies dan fase siklus birahinya. Ovarium mempunyai fungsi ganda, yaitu

sebagai organ eksokrin yang menghasilkan ovum dan sebagai organ endokrin

yang mensekresikan hormon estrogen dan progesteron (Toelihere 1979). Secara

histologi, ovarium terdiri atas dua zona, yaitu medulla dan korteks. Di bagian

korteks banyak terdapat folikel dengan berbagai tahapan perkembangan dan juga

terdapat banyak korpus luteum, sel interstisial, serta elemen-elemen stromal

(Banks 1993). Bentuk dan struktur ovarium hewan berbeda pada setiap tingkat

pubertasnya. Ovarium prepubertas berwarna cokelat, memanjang, pipih dan

terletak di atas panggul. Kadang-kadang berlobulasi dengan tepi irreguler.

Ovarium dewasa (pubertas) memiliki permukaan yang berwarna pink-putih

(Clement 2007).

Folikel primordial terdiri dari oosit primer yang diselubungi oleh lapisan

tunggal sel-sel folikuler berbentuk pipih (Sloane 2003). Pada folikel primer, oosit

tumbuh menjadi lebih besar dan sel folikuler kehilangan konfigurasi epitel

skuamosanya sehingga membentuk sel kuboid. Folikel yang sedang tumbuh

dengan antrum di dalamnya disebut folikel sekunder (Fawcett 2002). Awalnya

antrum tersebut membentuk ruang-ruang kemudian menyatu membentuk ruang

seperti bulan sabit. Sel-sel folikuler dari folikel ini terus berkembang menjadi

beberapa lapis seluler. Folikel tersier dikelilingi oleh dua lapis jaringan ikat, teka

interna dan teka eksterna. Teka interna adalah lapis bagian dalam sedangkan teka

eksterna adalah lapis bagian luar yang berangsur-angsur akan bersatu dengan

stroma ovarium. Antrum folikuler akan terus bertambah besar seiring dengan

perkembangan folikel tersier sampai menjelang ovulasi. Pada saat ini folikel

tersier disebut folikel de Graaf (Djuwita et al. 2009).

Setelah menopause, indung telur biasanya menyusut kira-kira setengah

ukuran awal dari masa reproduksi. Kebanyakan ovarium pada pascamenopause

menyusut, gyriform, dan ada beberapa yang lebih halus dan seragam serta

konsistensinya kuat. Ditemukan juga beberapa folikel berukuran kecil hingga

besar pada bagian korteks, sedangkan di medula biasanya terdapat corpus albican

(Clement 2007).

Ovarium berada dibawah pengaruh langsung dari hormon hipofisis

anterior. Hormon tersebut berfungsi dalam mengontrol pematangan folikel dan

pembentukan korpus luteum. Ovarium juga menghasilkan hormon sendiri yang

mempengaruhi organ-organ reproduksi aksesori seperti rahim, saluran tuba dan

kelenjar susu, dan juga memberikan suatu efek regulasi pada hipofisis anterior

(Copenhaver et al.1978).

Hormon-hormon yang dihasilkan ovarium adalah estrogen dan progesteron.

Ovarium melakukan fungsi endokrin dalam merespon FSH dan LH. Dibawah

pengaruh LH, sel teka interna menghasilkan dua androgen, yaitu androstenedion

dan testosteron. Di bawah pengaruh FSH, sel membran granulosa memproduksi

estrogen, terutama estradiol-17β. Androgen mencapai sel granulosa, dimana

enzim aromatik mengkonversi androgen menjadi estrogen. Estrogen mencapai

antrum yang sedang berkembang dan menginduksi proliferasi sel granulosa dan

pertumbuhan folikel. Kelenjar interstisial juga merupakan sumber estrogen. Sel

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

5

granulosa memproduksi follikulostatin, hormon yang mempengaruhi feedback

negatif dari produksi FSH. Progesteron diproduksi terutama oleh sel-sel granulosa

lutein. Korpus luteum juga memproduksi hormon polipeptida, yaitu relaxin yang

berfungsi untuk merelaksasi ligamentum yang terkait dengan simfisis pubis

sebelum kelahiran (Banks 1993). Hormon streroid merespon pengaruh

gonadotropin pada ovarium yang disintesis dan dilepaskan untuk mengerahkan

pengaruh feedback negatif terhadap hipotalamus dan hipofisis anterior.

Estrogen

Estrogen adalah hormon steroid yang berperan penting dalam

perkembangan organ dan sistem reproduksi wanita. Estrogen dihasilkan terutama

di ovarium dan sebagian kecil di kelenjar adrenal. Menurut Corwin (2009),

estrogen mempengaruhi jaringan targetnya dengan mengubah kecepatan replikasi

DNA, transkripsi DNA, atau translasi RNA.

Ada tiga jenis estrogen yang utama di dalam tubuh, yaitu estron (E1),

estradiol (E2) dan estriol (E3) (Pangkahila 2007). Estradiol adalah estrogen yang

secara biologis paling aktif dan paling penting yang disekresi ovarium. Estron

adalah estrogen lemah yang dibentuk melalui konversi androstenedion, dan estriol

adalah estrogen terlemah (Sloane 2003). Estron diproduksi di ovarium, kelenjar

adrenal, dan sel lemak. Di dalam ovarium, estron dikonversi menjadi estradiol.

Namun setelah menopause, hanya sedikit estron dikonversi menjadi estradiol

karena menurunnya fungsi ovarium. Efek estrogenik yang ditimbulkan estradiol

sekitar 12 kali lebih kuat daripada estron dan 80 kali lebih kuat daripada estriol.

Estradiol dihasilkan secara tidak langsung oleh kelenjar adrenal (Benson and

Martin 2008). Pengaruh estradiol antara lain membantu penyerapan kalsium,

magnesium dan zinc, menurunkan kolesterol total dan trigliserid, meningkatkan

growth hormone, serotonin dan endorphin, membantu mempertahankan memori,

memperbaiki kenyamanan tidur, dan mengurangi kelelahan. Estriol berperan

dalam mengendalikan gejala menopause, meningkatkan kolesterol HDL dan

menurunkan kolesterol LDL, mempertahankan pH vagina sehingga mencegah

infeksi saluran kencing, membantu usus mempertahankan lingkungan bagi

berkembangnya lactobacilli dan mengurangi bakteri patogen (Pangkahila 2007).

Estrogen berpengaruh terhadap organ reproduksi dan non reproduksi. Efek

estrogen pada organ reproduksi adalah untuk menstimulasi pertumbuhan lapisan

endometrium uterus setiap bulan dalam mempersiapkan implantasi embrio,

mempengaruhi perkembangan in utero organ seks internal dan eksternal wanita,

dan memelihara kehamilan. Efek estrogen terhadap organ non reproduksi adalah

dalam menstimulasi pembentukan tulang, membatasi resorpsi tulang,

menstimulasi ginjal untuk menahan natrium, mempengaruhi sinyal saraf otak

terkait perilaku dan mood (Corwin 2009). Estrogen juga memiliki efek metabolik,

termasuk menurunkan kadar kolesterol dan lipoprotein densitas rendah dalam

darah, mengurangi resiko penyakit arteri dan koroner dan juga memfasilitasi

metabolisme kalsium serta berperan dalam distribusi lemak tubuh (Sloane 2003).

Estrogen bertanggung jawab atas perilaku reseptif betina selama estrus serta

perkembangan dari sex sekunder betina (Banks 1993).

Pada masa premenopause pematangan folikel tidak beraturan, ovulasi

dapat terjadi dan dapat juga tidak dan sekresi hormon estrogen oleh folikel

berkurang. Pada masa menopause, produksi estrogen terutama estradiol jauh lebih

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

6

menurun dari kadar pada premenopause karena berhentinya aktivitas folikuler

(Benson and Martin 2008).

Tabel 1 Rata-rata konsentrasi hormon serum pada wanita premenopause dan

pascamenopause

Hormon Premenopause

(ng/ml)

Pascamenopause

(ng/ml)

Androstenedion 1.5 0.6

Dehidroepiandrosteron 4.2 1.8

Dehidroepiandrosteron-S 1600 300

Estradiol 0.05 0.013

Estron 0.08 0.029

Progesteron 0.47 0.17

Testosteron 0.32 0.25 Sumber: Benson and Martin (2008)

Tikus Putih (Rattus sp.)

Penggunaan tikus untuk studi perkembangan seksual dan pubertas dimulai

pada awal abad ke-20 ketika peneliti memulai dengan hipotesis bahwa indung

telur mengandung zat yang bertanggung jawab atas munculnya pematangan

seksual. Tikus merupakan hewan yang cocok digunakan untuk studi

perkembangan seksual. Hal tersebut dikarenakan tikus tumbuh dengan cepat,

sering bereproduksi, relatif murah, mudah ditangani, dan tanda-tanda kematangan

seksual terlihat dari luar walaupun hanya sedikit yang mudah terdeteksi (Ojeda

and Urbanski 1994).

Tikus putih (Rattus norvegicus) terwakili dalam beberapa genus. Tikus ini

terbagi dalam tiga strain, yaitu Hooded, Wistar, dan Spraque-Dawley. Usia tikus

untuk mencapai kematangan seksual atau pubertas bervariasi tergantung strain dan

laju pertumbuhannya. Pada tikus betina, pubertas sesuai dengan periode

pertumbuhan dan pematangan oosit dalam ovarium. Tikus dikatakan dewasa

secara seksual apabila umurnya mencapai 50-72 hari (Bennet and Vickery 1970).

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik,

Reproduksi, dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Waktu pelaksanaan penelitian dari bulan Juni 2012 sampai April 2013.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji adas manis

(Foeniculum vulgare), 50 ekor tikus putih (Rattus novergicus) betina galur

Spraque-Dawley yang sedang produktif (usia 3-4 bulan) dan sudah premenopause

(1,5 tahun), etinil estradiol, aquades, BNF (Buffer Normal Formalin) 10%, xylol,

pewarna Mayer’s Hematoxylin, lithium karbonat dan pewarna Eosin.

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

7

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik,

pengayak mesh 8, 24 dan 30, kapas, gelas ukur, erlenmeyer, corong, sonde

lambung, pengaduk gelas, gelas objek, gelas penutup, peralatan untuk nekropsi,

tissue cassette, tissue processor, rotary microtome, inkubator, pipet, mikroskop

cahaya Olympus CH-1® dan digital eye piece camera microscope MD 130.

Metode Penelitian

Infusa Adas

Determinasi tanaman adas manis dilakukan di Herbarium Bogoriense,

Cibinong, Bogor. Simplisia biji adas yang telah kering kemudian dibuat serbuk

dengan grinder dan diayak dengan pengayak berukuran 8 dan 24 mesh.

Pembuatan infusa adas dilakukan setiap hari (per perlakuan) dengan cara merebus

sebanyak 10 g adas dalam 100 ml air dengan suhu 900C selama 15 menit.

Kemudian larutan adas disaring menggunakan ayakan berukuran 30 mesh. Setelah

penyaringan, infusa adas disimpan ke dalam botol dan dicekokkan ke tikus.

Hewan Coba

Sebanyak 25 ekor tikus produktif dan 25 ekor tikus premenopause, masing-

masing dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (KN,

kelompok kontrol positif (KP) dan kelompok perlakuan dosis I (D1), dosis 2 (D2),

dan dosis 3 (D3). Tikus diaklimatisasi selama 2 minggu dengan pemberian pakan

dan minum serta penggantian sekam. Selama penelitian tikus diberi pakan

berbentuk pelet serta air minum yang diberikan ad libitum.

Rancangan Percobaan

Pencekokan infusa adas manis dilakukan setiap hari selama enam belas hari

dengan dosis sebagai berikut: kelompok kontrol negatif (KN) diberi aquades 1 ml,

kelompok kontrol positif (KP) diberi etinil estradiol dosis 9x10-3

mg/200 g BB,

kelompok D1 diberi infusa adas 36.5 mg/100 g BB, kelompok D2 diberi infusa

adas 73 mg/100 g BB, dan kelompok D3 diberi infusa adas 146 mg/100 g BB.

Setelah selesai perlakuan, tikus ditidurkan menggunakan eter, dan dilakukan

dislokasio cervikalis. Selanjutnya tikus dinekropsi untuk pengambilan organ

ovarium, kemudian organ difiksasi dalam BNF 10% untuk selanjutnya dibuat

sediaan histopatologi.

Pembuatan Sediaan Histopatologi

Ovarium kiri dan kanan dipisahkan dari uterus kemudian ditempatkan dalam

tissue cassette. Kemudian dilakukan dehidrasi dengan merendam sediaan secara

berturut-turut ke dalam alkohol 70%, 80%, 90%, alkohol absolut , xylol I, xylol II,

parafin I dan parafin II. Perendaman dilakukan selama 2 jam pada masing-masing

bahan dalam tissue processor. Selanjutnya potongan organ dicetak dalam parafin

(embedding).

Jaringan kemudian dipotong dengan ketebalan 5 µm, dan hasil potongan

yang berbentuk pita diletakkan di atas permukaan air hangat yang bersuhu 450C

untuk menghilangkan lipatan akibat pemotongan. Selanjutnya sediaan diangkat

dari permukaan air dengan gelas objek yang telah diulasi larutan albumin yang

berfungsi sebagai perekat, kemudian dikeringkan dalam inkubator dengan suhu

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

8

600C selama semalam. Setelah itu sediaan dimasukkan ke dalam xylol untuk

dideparafinasi sebanyak dua kali, masing-masing selama 2 menit.

Tahapan selanjutnya adalah pewarnaan HE (Hematoxylin dan Eosin).

Sediaan dimasukkan ke dalam xylol I, II, III masing-masing selama 2 menit,

kemudian sediaan melalui tahap rehidrasi, dimulai dari alkohol 95% dan 80% dan

air mengalir masing-masing selama 1 menit, Selanjutnya sediaan dimasukkan ke

dalam larutan Mayer’s Hematoxylin selama 6 menit, dicuci dengan air mengalir

selama 30 detik, lalu dimasukkan ke dalam lithium karbonat selama 15-30 detik,

dan dicuci kembali dengan air mengalir selama 2 menit. Kemudian slide diwarnai

dengan eosin selama 6 menit, dicuci kembali dengan air mengalir selama 30-60

detik, dicelupkan dalam alkohol absolut I sebanyak 2 kali celupan, direndam

dalam alkohol absolut II selama 2 menit, direndam dalam xylol I selama 1 menit

dan xylol 2 selama 2 menit. Tahap terakhir adalah sediaan ditetesi perekat

permount kemudian ditutup dengan gelas penutup dan dibiarkan kering.

Pengamatan Histopatologi

Evaluasi histopatologi dilakukan dengan cara menghitung jumlah folikel

ovarium kiri dan kanan dalam berbagai fase perkembangan folikuler.

Penghitungan dilakukan pada seluruh lapang pandang menggunakan mikroskop

cahaya. Jumlah folikel kemudian dikonversi dalam bentuk persentase dengan cara

membagi folikel pada tahap tertentu dengan jumlah folikel secara keseluruhan

dari satu ovarium. Selanjutnya hasil pengamatan disampaikan secara deskriptif

dan kuantitatif.

Analisis Data

Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan dilanjutkan

dengan uji Duncan untuk melihat adanya pengaruh pemberian infusa adas dan

dosis yang efektif menggunakan dua variabel uji.

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan histopatologi ovarium tikus ditemukan berbagai tingkat

perkembangan folikel pada seluruh kelompok perlakuan mulai dari folikel

primordial, primer, sekunder, tersier, dan de Graaf. Berbagai fase perkembangan

folikel disajikan pada Gambar 2, 3, 4, 5, dan 6.

Gambar 2 Ovarium tikus produktif, dosis 2. FS: Folikel sekunder, DG: Folikel

de Graaf, CL: Korpus luteum. Pewarnaan HE, bar: 200 µm

Gambar 3 Ovarium tikus produktif, dosis 2. Folikel primordial (panah kuning),

folikel primer (panah hitam). Pewarnaan HE, bar: 100 µm

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

10

Gambar 4 Ovarium tikus premenopause, kontrol negatif. Folikel sekunder

dengan antrum folikuli (panah hitam) dan oosit (panah merah).

Pewarnaan HE, bar: 100 µm

Gambar 5 Ovarium tikus produktif, dosis 3. Folikel tersier dengan antrum folikuli

(AF) dan oosit (panah hitam). Pewarnaan HE, bar: 100 µm

Gambar 6 Ovarium tikus produktif, dosis 2. Folikel de Graaf dengan korona

radiata (panah merah), teka eksterna (panah kuning), teka interna

(panah biru) dan oosit (panah hitam). Pewarnaan HE, bar: 100 µm

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

11

Tabel 2 Rata-rata persentase folikel primordial, primer, sekunder, tersier, de

Graaf, korpus luteum, dan folikel atresia dari ovarium tikus produktif dan

premenopause

Folikel Perlakuan Rataan

KN KP D1 D2 D3

Primordial

Produktif 43,40±24,33a 39,90±8,31a 51,66±6,50a 37,71±6,73a 30,39±3,81a 39,36±13,3 2a

Premenopause 30,64±6,81a 39,40±12,39a 42,59±22,39a 31,75±13,40a 31,36±5,01a 35,15±12,97a

Rataan 37,02±17,89a 39,62±10,00a 45,61±18,20a 34,73±10,32a 30,88±4,15a

Primer

Produktif 15,19±4,80a 28,58±8,56a 9,01±3,90a 10,84±2,82a 20,41±10,86a 17,03±9,19a

Premenopause 21,97±8,24a 12,35±9,20a 15,66±9,58a 6,93±9,92a 13,80±10,40a 14,14±9,81a

Rataan 18,58±7,22a 19,31±11,92a 13,44±8,36a 8,89±7,07a 17,10±10,46a

Sekunder

Produktif 7,80±5,41a 5,99±2,64a 6,07±0,26a 11,26±3,00a 3,98±2,93a 7,19±4,11a

Premenopause 8,42±4,90a 3,57±7,15a 5,06±5,29a 5,13±5,93a 1,93±2,41a 4,82±5,25a

Rataan 8,11±4,79a 4,61±5,43a 5,40±4,13a 8,20±5,44a 2,95±2,71a

Tersier

Produktif 1,85±3,71a 1,42±1,23a 4,51±1,94a 2,53±2,14a 3,46±2,51a 2,63±2,47a

Premenopause 2,04±2,78a 1,19±2,38a 1,94±2,25a 0,00±0,00a 0,68±1,35a 1,17±1,95b

Rataan 1,95±3,03a 1,29±1,83a 2,79±2,36a 1,27±1,95a 2,07±2,39a

De Graaf

Produktif 1,47±2,94a 1,39±2,41a 0,00±0,00a 1,62±1,95a 1,76±2,48a 1,39±2,12a

Premenopause 2,08±2,42a 2,80±3,31a 0,89±1,79a 0,66±1,32a 0,00±0,00a 1,29±2,12a

Rataan 1,78±2,52a 2,20±2,82a 0,60±1,46a 1,14±1,62a ,88±1,88a

C. Luteum

Produktif 9,03±8,31 a 11,87±7,22a 16,64±1,43a 19,71±7,36a 20,20±9,41a 15,56±8,33a

Premenopause 13,04±9,06a 17,90±10,52a 13,45±5,63a 33,42±14,06a 25,90±16,70a 20,74±13,25a

Rataan 11,03±8,33b 15,31±9,11ab 14,51±4,71ab 26,56±12,72a 23,05±12,92a

Atresia

Produktif 21,26±16,79a 10,86±5,23a 12,13±0,52a 16,33±2,42a 19,80±6,47a 16,85±9,05a

Premenopause 21,82±4,55a 22,79±13,86a 20,42±9,78a 22,11±17,17a 26,34±5,52a 22,69±10,21a

Rataan 21,54±11,39a 17,67±12,08a 17,66±8,70a 19,22±11,77a 23,07±6,57a

Keterangan : Huruf superscript yang berbeda (a,b) pada baris yang sama dan huruf superscript

yang berbeda (x,y) pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata

pada taraf 5%

Pada masa prenatal, oogonium berploriferasi selama kehidupan embrio dan

merupakan asal dari oosit primer. Setiap oosit primer diselubungi oleh satu

lapisan tunggal sel-sel folikular dan pada tahap ini disebut sebagai folikel

primordial. Oosit primer akan tetap berada pada tahap profase I meiosis selama

kehidupan embrio, setelah lahir hingga pubertas (Sloane 2003). Pada tikus segera

setelah dilahirkan, jumlah oosit kurang lebih 8.000 buah, dalam keadaan istirahat

dan dilapisi oleh selapis sel folikel (Hardjopranjoto 1995). Jumlah folikel

primordial dapat berkurang seiring bertambahnya usia karena atresia (regresi dan

degenerasi folikel) (Sloane (2003).

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa persentase folikel

primordial dari tikus produktif tidak berbeda nyata antar kelompok perlakuan. Hal

ini dikarenakan usia tikus produktif yang digunakan sama sehingga jumlah folikel

primordial tidak jauh berbeda. Selain itu, pemberian dosis adas dan etinil estradiol

tidak mempengaruhi pertumbuhan folikel primordial sehingga tidak menstimulasi

terjadinya atresia. Begitu juga halnya dengan tikus premenopause, persentase

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

12

folikel primordial yang tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan dikarenakan

umur tikus yang sama dan pemberian dosis adas dan etinil estradiol tidak

mempengaruhi pertumbuhan folikel primordial. Data dari tabel di atas juga

memperlihatkan bahwa rataan persentase folikel primordial tidak berbeda nyata

pada tikus produktif dan premenopause. Namun jika dilihat dari angka

persentasenya, folikel primordial pada tikus produktif lebih tinggi dibandingkan

pada tikus premenopause. Hal ini dikarenakan folikel primordial dapat berkurang

seiring bertambahnya usia karena atresia, regresi dan degenerasi folikel (Sloane

2003).

Memasuki masa pubertas, oosit primer mulai membesar, sedangkan sel

epitel yang mengelilinginya berubah dari pipih menjadi kuboid sehingga folikel

ini kemudian disebut folikel primer (Djuwita et al. 2009). Transisi dari folikel

primordial menjadi folikel primer melibatkan perubahan pada oosit, sel folikuler

dan sel-sel stroma yang berdekatan (Fawcett 2002).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang

nyata antar kelompok perlakuan dari persentase folikel primer, baik pada tikus

produktif maupun tikus premenopause. Hal ini dikarenakan dosis infusa adas dan

etinil estradiol yang diberikan tidak mempengaruhi perkembangan folikel primer.

Tabel di atas juga menunjukkan bahwa rataan persentase folikel primer tidak

berbeda nyata pada tikus produktif dan premenopause. Namun jika dilihat dari

dari angka persentasenya, folikel primer pada tikus produktif lebih tinggi

dibandingkan dengan tikus premenopause. Penurunan jumlah folikel pada usia tua

selain dikarenakan atresia, ovum juga telah banyak diovulasikan pada setiap siklus

birahinya sehingga jumlah folikel semakin berkurang.

Menurut Rosenfeld dan Schatten (2007), GnRH dari hipotalamus

menginduksi hipofisis anterior untuk memproduksi dan mengeluarkan FSH yang

berfungsi untuk menstimulasi perkembangan folikel. Dengan kata lain folikel

primer berkembang menjadi folikel sekunder karena adanya stimulasi dari FSH.

Folikel sekunder adalah folikel yang sedang tumbuh, memiliki antrum, kumulus

oophorus, dan korona radiata di dalamnya. Kumulus oophorus adalah tumpukan

sel-sel granulosa yang menyelubungi dan menunjang oosit dalam folikel

sekunder, sedangkan korona radiata dibentuk oleh sel-sel granulosa yang

mengelilingi oosit (Sloane 2003). Folikel ini terdiri dari oosit yang tumbuh

sempurna dan dikelilingi oleh zona pelusida, 5-8 lapis sel granulosa, lamina

basalis, theca interna dan theca eksterna yang mengandung sejumlah pembuluh

darah kecil (Williams and Erickson 2012). Dibawah pengaruh FSH, sel-sel dari

folikel sekunder mulai mensekresikan estrogen (Weller and Wiley 1985).

FSH disekresikan dari hipofisis karena turunnya kadar estrogen (Anonim

2008a). Jumlah folikel sekunder yang banyak pada ovarium mengindikasikan

bahwa sebelumnya kadar estrogen rendah sehingga FSH disekresikan untuk

merangsang pematangan folikel agar dapat mensekresikan estrogen. Berdasarkan

hasil penelitian diperoleh persentase folikel sekunder tidak berbeda nyata antar

kelompok perlakuan, baik dari tikus produktif maupun tikus premenopause. Hal

tersebut dikarenakan fitoestrogen pada adas dan etinil estradiol yang diberikan

tidak mencukupi kebutuhan estrogen tubuh sehingga memberikan umpan balik

positif terhadap sekresi FSH dari hipofisis. Dengan demikian, pemberian adas dan

etinil estradiol tidak mempengaruhi perkembangan folikel sekunder selama

perlakuan 16 hari. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa rataan persentase

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

13

folikel primordial tidak berbeda nyata pada tikus produktif maupun

premenopause. Namun jika dilihat dari dari angka persentasenya, folikel sekunder

pada tikus produktif lebih tinggi dibandingkan dengan tikus premenopause.

Folikel tersier dikelilingi oleh dua lapis jaringan, yaitu teka interna dan

teka eksterna. Teka interna adalah lapis bagian dalam yang menghasilkan estrogen

dan kaya pembuluh darah, sedangkan teka eksterna adalah lapis luar yang

berangsur-angsur akan bersatu dengan stroma ovarium. Antrum folikuler akan

terus membesar seiring dengan perkembangan folikel tersier (Djuwita et al. 2009).

Antrum folikuler diisi oleh suatu cairan jernih (liquor foliculi) yang kaya akan

protein dan estrogen (Toelihere 1977). Folikel ini berkembang dibawah pengaruh

FSH dari kelenjar hipofisis anterior (Hardjopranjoto 1995).

Menurut Benson dan Martin (2008), pada usia premenopause sekresi

hormon estrogen oleh folikel berkurang. Hal tersebut membuat tubuh kekurangan

estrogen sehingga membutuhkan estrogen tambahan. Persentase folikel tersier

antar kelompok perlakuan tidak berbeda nyata, baik pada tikus produktif maupun

tikus premenopause. Hal tersebut membuktikan bahwa estrogen masih terus

diproduksi. Dengan demikian, fitoestrogen yang berasal dari adas dan etinil

estradiol yang diberikan belum mencukupi kebutuhan tubuh sehingga folikel terus

berkembang untuk menghasilkan estrogen karena adanya stimulasi FSH dari

hipofisis akibat umpan balik positif yang diberikan oleh kadar estrogen tubuh

yang rendah. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa rataan persentase folikel

tersier berbeda nyata pada tikus produktif dan premenopause. Persentase folikel

tersier lebih rendah pada kelompok tikus premenopause. Penurunan jumlah folikel

tersier ini dikarenakan banyaknya folikel yang mengalami atresia seiring

bertambahnya usia. Selain itu ovum juga telah banyak diovulasikan pada setiap

siklus birahinya.

Folikel de Graaf adalah folikel yang akan berovulasi dengan antrum yang

bertambah besar dan ukuran folikelnya juga lebih besar dibandingkan folikel yang

lain. Menjelang ovulasi, sel telur di dalam folikel de Graaf menyelesaikan proses

pembelahan meiosis pertamanya, dimana akan terbentuk oosit sekunder dan satu

badan kutub pertama. Setelah melakukan pembelahan meisosis pertama, sel telur

masuk pembelahan meiosis kedua dan berhenti pada tahap metafase II (Djuwita et

al. 2009). Folikel ini terbentuk karena adanya peningkatan FSH pada ovarium.

Folikel de Graaf yang matang berisi liquor foliculi, mengandung estrogen dan siap

berovulasi. Menurut Isnaeni (2006), estrogen menekan pengeluaran FSH dan

merangsang pengeluaran LH dari hipofisis anterior. LH adalah hormon yang

bertanggung jawab terhadap pemasakan folikel agar dapat berkembang secara

sempurna. Apabila ovum telah masak maka akan terjadi ovulasi.

Persentase folikel de Graff tidak berbeda nyata antar kelompok perlakuan,

baik pada tikus produktif maupun tikus premenopaus. Hal ini diduga karena dosis

fitoestrogen yang diberikan pada perlakuan 16 hari belum mampu mempengaruhi

kelenjar hipofisis dalam menghambat keluarnya FSH yang menstimulasi

perkembangan folikel. Menurut Isnaeni (2006), estrogen dapat menekan

pengeluaran FSH. Fitoestrogen bekerja dengan cara berikatan pada reseptor

estrogen dan akan menyebabkan timbulnya aktivitas estrogenik (Tsourounis

2004). Berdasarkan uji statistik, tidak ada perbedaan yang nyata dari rataan

persentase folikel de Graaf pada tikus produktif maupun pada tikus

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

14

premenopause. Namun angka persentasenya lebih rendah pada tikus

premenopause, yang diduga terkait dengan faktor usia tikus.

Segera setelah ovulasi, rongga folikel diisi oleh darah dan lymphe,

membentuk corpus hemorrhagicum (Toelihere 1977). Selanjutnya corpus

hemorrhagicum yang berupa bekuan darah akan berkembang menjadi korpus

luteum dengan banyak mengandung sel lutein yang menghasilkan hormon

progesteron (Djuwita et al. 2009). Jumlah korpus luteum menggambarkan jumlah

sel telur yang berhasil diovulasikan. Peningkatan jumlah estradiol yang mencapai

puncaknya akan merangsang pengeluaran LH sehingga semakin meningkatkan

tekanan intrafolikuler untuk terjadinya ovulasi (Manuaba et al. 2007). LH

merupakan hormon yang mempertahankan dan menstimulasi sekresi dari korpus

luteum (Weller and Wiley 1985).

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa persentase korpus luteum

antar kelompok perlakuan, baik pada tikus produktif maupun tikus premenopause

tidak berbeda nyata. Menurut Benson dan Martin (2008) pada usia premenopause,

ovulasi dapat terjadi dapat juga tidak. Hal ini dikarenakan hormon estrogen dalam

tubuh sudah sedikit sehingga kurang mampu merangsang ledakan LH untuk

terjadinya ovulasi. Menurut Hardjopranjoto (1995), estrogen mendorong kelenjar

hipofisis anterior untuk menghasilkan LH. Namun rataan persentase corpus

luteum dosis 2 (D2) dan dosis 3 (D3) terlihat jauh lebih tinggi dan berbeda nyata

terhadap kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa infusa adas yang diberikan

memicu terjadinya ovulasi. Menurut Wang et al. (2013), fitoestrogen dapat

meningkatkan jumlah korpus luteum. Kadar estrogen yang tinggi memicu ledakan

LH sehingga folikel yang matang mengalami ovulasi.

Atresia merupakan proses degenerasi yang menyebabkan ovum tidak

mengalami ovulasi. Diperkirakan sekitar 99,9% oosit yang ada di dalam ovarium

ketika dilahirkan memang ditakdirkan untuk hilang secara atresia pada stadium

tertentu perkembangannya. Kejadian atresia dapat dipengaruhi oleh umur, musim,

nutrisi, stadium siklus reproduksi, kebuntingan dan laktasi, hipofisisktomi,

ovariektomi unilateral, hormon eksogen, dan gangguan terhadap suplai darah

dalam ovarium (Turner dan Bagnara 1988).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata

dari persentase folikel atresia antar kelompok perlakuan, baik pada tikus produktif

maupun tikus premenopause. Hal ini menunjukkan bahwa efek dari fitoestrogen

yang diberikan pada perlakuan selama 16 hari tidak mempengaruhi folikel untuk

mengalami atresia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wang et al.

(2013), fitoestrogen dapat mempengaruhi perkembangan folikel, menurunkan

serum estradiol dan meningkatkan jumlah folikel atresia dan korpus luteum. Tabel

di atas menunjukkan bahwa persentase folikel atresia tidak berbeda nyata secara

statistik namun pada kelompok tikus premenopause persentasenya lebih tinggi.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Turner dan Bagnara (1988) bahwa atresia

dipengaruhi oleh umur. Semakin tua umur tikus maka semakin banyak ditemukan

folikel yang mengalami atresia.

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

15

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian infusa adas

(Foeniculum vulgare Mill.) dosis 36.5 mg/100 g BB, 73 mg/100 g BB, dan 146

mg/100 g BB selama 16 hari belum mempengaruhi perkembangan folikel ovarium

tikus putih (Rattus norvegicus). Hal ini dikarenakan dosis yang diberikan sangat

rendah dan waktu pemberian atau perlakuan sangat singkat.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu pemberian dosis adas yang

lebih tinggi dan jangka waktu pemberian adas yang lebih lama sehingga

diharapkan dapat mempengaruhi hormon reproduksi tikus.

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2004. Seluk Beluk Food Supplement. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka

Utama.

[Anonim]. 2008a. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Edisi ke-2. Jakarta (ID): EGC.

[Anonim]. 2008b. Tanaman Obat Indonesia. [Internet]. Jakarta (ID): Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi. [diunduh 28 Jan 2013]. Tersedia pada:

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=106.

Agusta A, Harapini M. 1998. Perubahan Komposisi Komponen Kimia Minyak

Adas (Foeniculum Vulgare Mill.) karena Penyimpanan. Warta Tumbuhan

Obat Indonesia. 4(1): 16-18.

Astawan M. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Jakarta (ID):

Penebar Swadaya.

Banks WJ. 1993. Applied Veterinary Histology. 3rd Ed. USA: William & Wilkins.

Bennet JP, Vickery BH. 1970. Rats and Mice. In: Reproduction and Breeding

Techniques for Laboratory Animals. Hafez ESE, editor. Philadelpia (USA):

Lea and Febiger.

Benson RC, Martin LP. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Edisi ke-9.

Wijaya S, penerjemah. Primarianti SS, Resmisari T, editor. Jakarta (ID):

EGC.

Jin WC. 2003. Breast augmentation by the effect of phytoestrogen: The Newest

Medical Journal, Korea [Internet]. Seoul (KOR): The Catholic University

of Korea. [diunduh 27 Jan 2013]. Tersedia pada:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=breast%20augmentation%20by

%20the%20effect%20of%20phytoestrogen.

Clement PB. 2007. Female Genital System. In: Histology for Pathologists. 3rd Ed.

Mills SE, editor. Philadelphia (USA): Lippincott Williams & Wilkins.

Copenhaver WM, Douglas EK, Richard LW. 1978. Biley’s Textbook of Histology.

17th Ed. Baltimore (USA): Waverly Pr inc.

Corwin EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi ke-3. Subekti NB, penerjemah;

Yudha EK, Wahyuningsih E, Yulianti D, Karyuni PE, editor. Jakarta (ID):

EGC.

Djuwita I, Boediono A, Mohamad K. 2009. Bahan Kuliah Embriologi.

Laboratorium Embriologi. Bogor (ID): Insitut Pertanian Bogor.

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

16

Fawcett DW. 2002. Buku Ajar Histologi. Edisi ke-12. Tambayong J, penerjemah;

Hartanto H, editor. Jakarta (ID): EGC.

Hardjopranjoto S. 1995. Ilmu Kemajiran Pada Ternak. Surabaya (ID): Airlangga

University Pr.

Isnaeni W. 2007. Fisiologi Hewan. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Kurniawati N. 2010. Sehat dan Cantik Alami Berkat Khasiat Bumbu Dapur.

Bandung (ID): Qanita.

Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri.

Jakarta (ID): EGC.

Muaris H. 2004. Makanan Sehat dan Lezat di Masa Menopause, Minuman Segar.

Jakarta (ID): Gramedia Pustaka utama.

Murkies AL, Wilcox G, Davis SR. 1998. Phytoestrogens. J of Clinic Endocrinol

and Metabol. 83(2):297-303.

Ojeda SR, Urbanski HF. 1994. Reproductive Processes and Their Control. In: The

physiology of reproduction. Volumes 2. Knobil E, Neil JD, editor. New

York (USA): Raven Pr.

Pangkahila W. 2007. Anti-Aging Medicine: Memperlambat Penuaan,

Meningkatkan Kualitas Hidup. Jakarta (ID): PT Kompas Media Nusantara.

Purwoastuti TE. 2008. Menopause, Siapa Takut?. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Rather MA, Dar BA, Sofi SN, Bhat BA, Qurishi MA. 2012. Foeniculum vulgare:

A comprehensive review of its traditional use, phytochemistry,

pharmacology, and safety. Arabian J of Chemist. 30:30-

40.doi.org/10.1016/j.arabjc.2012.04.011.

Rusmin D, Melati. 2007. Adas Tanaman yang Berpotensi Dikembangkan sebagai

Bahan Obat Alami. Warta Puslitbangun Balai Penelitian Tanaman Obat

Aromatik. 13(2).

Sloane E. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Veldman J, penerjemah;

Widyastuti P, editor. Jakarta (ID): EGC. Toelihere RM. 1979. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Bandung (ID): Angkasa

Tsourounis C. 2004. Clinical effects of phytoestrogens. Clin Obst Gynecol. 44:

836-42.

Turner CD, Bagnara JT. 1988. Endrokinologi Umum. Edisi ke-6. Harsojo,

penerjemah. Moeljono E, editor. Yogyakarta (ID): Airlangga University Pr.

Wang W, Wenchang Z, Jin L, Yan S, Yuchen L, Hong L, Shihua X, Xiaohua S.

2013. Metabolomic changes in follicular fluid induced by soy isoflavones

administered to rats from weaning until sexual maturity. J Toxicol and

Applied Pharmacol. 269:280-289.

Weller H, Wiley RR.. 1985. Basic Human Physiology. 2nd

Ed. Boston (USA):

PWS Publishers.

Williams CJ, Erickson GF. 2012. Morphology and Physiology of the Ovary

[Internet]. Philadelpia (USA): Endotext. [diunduh 8 Juli 2013]. Tersedia

pada: http://www.endotext.org/female/female1/femaleframe1.htm.

Winarsi H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta (ID):

Kanisius.

Wirakusumah ES. 2003. Agar Tetap Sehat, Cantik, dan Bahagia di Masa

Menopause dengan Terapi Estrogen Alami. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka

Utama.

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

17

LAMPIRAN

Hasil Analisis Ragam (ANOVA)

The GLM Procedure

Class Level Information

Class Levels Values

F1 2 Premenopause Produktif

F2 5 D1 D2 D3 Ktrl_N Ktrl_P

Number of Observations Read 37

Number of Observations Used 37

Dependent Variable: Primordial

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 9 0.76152866 0.08461430 0.59 0.7952

Error 27 3.88490442 0.14388535

Corrected Total 36 4.64643308

R-Square Coeff Var Root MSE Primordial Mean

0.163895 10.67741 0.379322 3.552568

Source F Type I SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.10141300 0.10141300 0.70 0.4085

F2 4 0.53560945 0.13390236 0.93 0.4609

F1*F2 4 0.12450621 0.03112655 0.22 0.9270

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.17612630 0.17612630 1.22 0.2783

F2 4 0.56461818 0.14115455 0.98 0.4344

F1*F2 4 0.12450621 0.03112655 0.22 0.9270

Hipotesis:

H0 : α1 = α2 = 0 (faktor f1 tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αi ≠ 0

H0 : β1 = β2 = .... = β4 = 0 (faktor f2 tidak berpengaruh terhadap respon yang

diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana βj ≠ 0

H0 : α1β1 = α1β2 = .... = α2β4 = 0 (faktor interaksi tidak berpengaruh terhadap

respon yang diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αβi ≠ 0

Uji Statistik:

Tolak H0 jika nilai p-value < 0.05 (α)

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

18

Kesimpulan:

1. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.2783) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa f1 tidak

berpengaruh terhadap Primordial maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

2. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.4344) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa f2 tidak

berpengaruh terhadap Primordial maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

3. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.9270) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa Interaksi

tidak berpengaruh terhadap Primordial maka tidak dapat dilakukan uji

lanjut.

Dependent Variable: Primer

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 9 2.23531952 0.24836884 1.73 0.1314

Error 27 3.88578692 0.14391803

Corrected Total 36 6.12110643

R-Square Coeff Var Root MSE Primer Mean

0.365182 11.99897 0.379365 3.161649

Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.22097140 0.22097140 1.54 0.2260

F2 4 1.04909025 0.26227256 1.82 0.1536

F1*F2 4 0.96525786 0.24131447 1.68 0.1844

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.18140100 0.18140100 1.26 0.2715

F2 4 1.16048726 0.29012181 2.02 0.1205

F1*F2 4 0.96525786 0.24131447 1.68 0.1844

Hipotesis:

H0 : α1 = α2 = 0 (faktor f1 tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αi ≠ 0

H0 : β1 = β2 = .... = β4 = 0 (faktor f2 tidak berpengaruh terhadap respon yang

diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana βj ≠ 0

H0 : α1β1 = α1β2 = .... = α2β4 = 0 (faktor interaksi tidak berpengaruh terhadap

respon yang diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αβi ≠ 0

Uji Statistik:

Tolak H0 jika nilai p-value < 0.05 (α)

Kesimpulan:

1. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.2715) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa f1 tidak

berpengaruh terhadap Primer maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

19

2. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.1205) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa f2 tidak

berpengaruh terhadap Primer maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

3. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.1844) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa Interaksi

tidak berpengaruh terhadap Primer maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

Dependent Variable: Sekunder

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 9 1.09700068 0.12188896 1.38 0.2474

Error 27 2.39253700 0.08861248

Corrected Total 36 3.48953768

R-Square Coeff Var Root MSE Sekunder Mean

0.314368 10.94080 0.297678 2.720811

Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.28075715 0.28075715 3.17 0.0863

F2 4 0.60256977 0.15064244 1.70 0.1791

F1*F2 4 0.21367376 0.05341844 0.60 0.6639

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.24992550 0.24992550 2.82 0.1046

F2 4 0.59583351 0.14895838 1.68 0.1834

F1*F2 4 0.21367376 0.05341844 0.60 0.6639

Hipotesis:

H0 : α1 = α2 = 0 (faktor f1 tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αi ≠ 0

H0 : β1 = β2 = .... = β4 = 0 (faktor f2 tidak berpengaruh terhadap respon yang

diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana βj ≠ 0

H0 : α1β1 = α1β2 = .... = α2β4 = 0 (faktor interaksi tidak berpengaruh terhadap

respon yang diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αβi ≠ 0

Uji Statistik:

Tolak H0 jika nilai p-value < 0.05 (α)

Kesimpulan:

1. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.1046) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa f1 tidak

berpengaruh terhadap Sekunder maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

2. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.1834) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa f2 tidak

berpengaruh terhadap Sekunder maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

3. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.6639) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa Interaksi

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

20

tidak berpengaruh terhadap Sekunder maka tidak dapat dilakukan uji

lanjut.

Dependent Variable: Tersier

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 9 0.31826652 0.03536295 1.07 0.4142

Error 27 0.89125667 0.03300951

Corrected Total 36 1.20952319

R-Square Coeff Var Root MSE Tersier Mean

0.263134 7.402004 0.181685 2.454541

Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.12782911 0.12782911 3.87 0.0594

F2 4 0.08520475 0.02130119 0.65 0.6350

F1*F2 4 0.10523267 0.02630817 0.80 0.5376

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.14630166 0.14630166 4.43 0.0447

F2 4 0.09734684 0.02433671 0.74 0.5747

F1*F2 4 0.10523267 0.02630817 0.80 0.5376

Hipotesis:

H0 : α1 = α2 = 0 (faktor f1 tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αi ≠ 0

H0 : β1 = β2 = .... = β4 = 0 (faktor f2 tidak berpengaruh terhadap respon yang

diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana βj ≠ 0

H0 : α1β1 = α1β2 = .... = α2β4 = 0 (faktor interaksi tidak berpengaruh terhadap

respon yang diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αβi ≠ 0

Uji Statistik:

Tolak H0 jika nilai p-value < 0.05 (α)

Kesimpulan:

1. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.0447) < 0.05

maka kesimpulannya adalah tolak ho yang menunjukkan bahwa f1

berpengaruh terhadap Tersier maka dapat dilakukan uji lanjut.

2. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.5747) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa f2 tidak

berpengaruh terhadap Sekunder maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

3. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.5376) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa Interaksi

tidak berpengaruh terhadap Sekunder maka tidak dapat dilakukan uji

lanjut.

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

21

Duncan's Multiple Range Test for Tersier

Note: This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the

experimentwise error rate.

Alpha 0.05

Error Degrees of Freedom 27

Error Mean Square 0.03301

Harmonic Mean of Cell Sizes 18.37838

Note: Cell sizes are not equal

Number of Means 2

Critical Range .1230

Means with the same letter are

not significantly different.

Duncan Grouping Mean N F1

A 2.63 17 Produktif

B 1.17 20 Premenopause

F1 Tersier

Produktif 1.17 ± 1.95 b

Premenopause 2.63 ± 2.47 a

Dependent Variable: DeGraaf

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 9 0.16276539 0.01808504 0.56 0.8199

Error 27 0.87753650 0.03250135

Corrected Total 36 1.04030189

R-Square Coeff Var Root MSE DeGraaf Mean

0.156460 7.471085 0.180281 2.413054

Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.00075115 0.00075115 0.02 0.8803

F2 4 0.07268490 0.01817123 0.56 0.6942

F1*F2 4 0.08932934 0.02233233 0.69 0.6071

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.00005082 0.00005082 0.00 0.9687

F2 4 0.07232513 0.01808128 0.56 0.6962

F1*F2 4 0.08932934 0.02233233 0.69 0.6071

Hipotesis:

H0 : α1 = α2 = 0 (faktor f1 tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αi ≠ 0

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

22

H0 : β1 = β2 = .... = β4 = 0 (faktor f2 tidak berpengaruh terhadap respon yang

diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana βj ≠ 0

H0 : α1β1 = α1β2 = .... = α2β4 = 0 (faktor interaksi tidak berpengaruh terhadap

respon yang diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αβi ≠ 0

Uji Statistik:

Tolak H0 jika nilai p-value < 0.05 (α)

Kesimpulan:

1. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.9687) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa f1 tidak

berpengaruh terhadap DeGraaf maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

2. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.6962) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa f2 tidak

berpengaruh terhadap DeGraaf maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

3. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.6071) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa Interaksi

tidak berpengaruh terhadap DeGraff maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

Dependent Variable: C_Luteum

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 9 7.37168552 0.81907617 1.88 0.0982

Error 27 11.73911875 0.43478218

Corrected Total 36 19.11080427

R-Square Coeff Var Root MSE C_Luteum Mean

0.385734 23.84925 0.659380 2.764784

Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.94724501 0.94724501 2.18 0.1515

F2 4 5.66022324 1.41505581 3.25 0.0266

F1*F2 4 0.76421727 0.19105432 0.44 0.7790

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.80394196 0.80394196 1.85 0.1851

F2 4 5.58848665 1.39712166 3.21 0.0279

F1*F2 4 0.76421727 0.19105432 0.44 0.7790

Hipotesis:

H0 : α1 = α2 = 0 (faktor f1 tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αi ≠ 0

H0 : β1 = β2 = .... = β4 = 0 (faktor f2 tidak berpengaruh terhadap respon yang

diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana βj ≠ 0

H0 : α1β1 = α1β2 = .... = α2β4 = 0 (faktor interaksi tidak berpengaruh terhadap

respon yang diamati)

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

23

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αβi ≠ 0

Uji Statistik:

Tolak H0 jika nilai p-value < 0.05 (α)

Kesimpulan:

1. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.1851) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa f1 tidak

berpengaruh terhadap DeGraaf maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

2. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.0279) < 0.05

maka kesimpulannya adalah tolak ho yang menunjukkan bahwa f2

berpengaruh terhadap DeGraaf maka dapat dilakukan uji lanjut.

3. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.779) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa Interaksi

tidak berpengaruh terhadap DeGraff maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

Duncan's Multiple Range Test for C_Luteum

Note: This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the

experimentwise error rate.

Alpha 0.05

Error Degrees of Freedom 27

Error Mean Square 0.434782

Harmonic Mean of Cell Sizes 7.304348

Note: Cell sizes are not equal.

Number of Means 2 3 4 5

Critical Range .7080 .7438 .7669 .7834

Means with the same letter are

not significantly different.

Duncan Grouping Mean N F2

A 3.2240 8 D2

A 3.0655 8 D3

B A 2.6970 6 D1

B A 2.6601 7 Ktrl_P

B 2.1473 8 Ktrl_N

F2 C Luteum

D1 14.51 ± 4.71 ab

D2 26.56 ± 12.72 a

D3 23.05 ± 12.92 a

Ktrl_N 11.03 ± 8.33 b

Ktrl_P 15.31 ± 9.11 ab

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

24

Dependent Variable: Atresia

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 9 0.78355140 0.08706127 0.61 0.7758

Error 27 3.83878817 0.14217734

Corrected Total 36 4.62233957

R-Square Coeff Var Root MSE Atresia Mean

0.169514 11.27885 0.377064 3.343108

Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.31926794 0.31926794 2.25 0.1456

F2 4 0.32454859 0.08113715 0.57 0.6861

F1*F2 4 0.13973487 0.03493372 0.25 0.9097

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

F1 1 0.39718848 0.39718848 2.79 0.1062

F2 4 0.35260890 0.08815223 0.62 0.6521

F1*F2 4 0.13973487 0.03493372 0.25 0.9097

Hipotesis:

H0 : α1 = α2 = 0 (faktor f1 tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αi ≠ 0

H0 : β1 = β2 = .... = β4 = 0 (faktor f2 tidak berpengaruh terhadap respon yang

diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana βj ≠ 0

H0 : α1β1 = α1β2 = .... = α2β4 = 0 (faktor interaksi tidak berpengaruh terhadap

respon yang diamati)

H1 : sedikitnya ada satu i dimana αβi ≠ 0

Uji Statistik:

Tolak H0 jika nilai p-value < 0.05 (α)

Kesimpulan:

1. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.1062) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa f1 tidak

berpengaruh terhadap DeGraaf maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

2. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.6521) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa f2 tidak

berpengaruh terhadap DeGraaf maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

3. Pada hasil diatas menunjukkan bahwa nilai p-value nya (0.9097) > 0.05

maka kesimpulannya adalah terima ho yang menunjukkan bahwa Interaksi

tidak berpengaruh terhadap DeGraff maka tidak dapat dilakukan uji lanjut.

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BIJI ADAS Foeniculum … · Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni . mensis (bulan), dan . poresis (berhenti) yang berarti berhentinya siklus menstruasi

25

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 31 Januari 1991 di Darit, Kalimantan Barat.

Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Yusuf

Bekalani dan ibu Maria Nodil. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri

04 Setolo pada tahun 1996-2002, Pendidikan dilanjutkan di SMP Negeri 1

Menyuke hingga tahun 2005 dan Pendidikan Lanjutan Menengah Atas

diselesaikan pada tahun 2008 dari SMA Negeri 2 Menyuke, Kalimantan Barat.

Penulis diterima di IPB pada tahun 2008 melalui jalur Beasiswa Utusan

Daerah (BUD), kemudian menempuh program Prauniversitas selama setahun

(2008-2009) selanjutnya memulai tahap Tingkat Persiapan Bersama (TPB) pada

tahun 2009.

Semasa mahasiswa penulis aktif dan menjadi anggota Himpunan Minat dan

Profesi (HIMPRO) Ruminansia (2010-2013), ketua Persekutuan Fakultas

Kedokteran Hewan (2011-2012), anggota UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen

IPB Komisi Pelayanan Siswa (2010-2013), koordinator Tim SMP Gabungan

Ciampea (2011-2012), dan menjadi pengajar kelas VII di SMP tersebut selama

setahun. Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan di kampus yaitu panitia

Retreat Angkatan 47 di Komisi Pelayanan Siswa, panitia Natal Persekutuan

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, dan panitia Camp Komisi Pra Alumni.

27