Upload
alim-sumarno
View
31
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : IKA KURNIYANTI
Citation preview
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4 No.3 September 2015
PENGARUH PENAMBAHAN NANOGOLD TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C
SEBAGAI PENANGKAL RADIKAL BEBAS
THE EFFECT OF ADDING NANOGOLD TO ANTIOXIDANT ACTIVITY OF VITAMIN C AS AN
ANTIDOTE TO FREE RADICAL
Ika Kurniyanti* dan Titik Taufikurohmahb
Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural SciencesState University of Surabaya
Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761*Corresponding author, e-mail: [email protected]
Abstrak. Telah dilakukan penelitian tentang pengujian aktivitas antioksidan dari vitamin C dan nanogold dalam meredam radikal bebas.. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar dan seberapa lama aktivitas antioksidan mampu bertahan antara nanogold dengan vitamin C pada konsentrasi sama. Serta mengetahui apakah aktivitas antioksidan keduanya bersinergi jika dicampurkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode DPPH. Didapatkan hasil nanogold memiliki aktivitas antioksidan yang lebih rendah dibandingkan dengan vitamin C dilihat dari %peredaman dan nilai IC50
nanogold sebesar 0,052 mg/mL sedangkan nilai IC50 vitamin C sebesar 0,0005 mg/mL. Nanogold memiliki aktivitas antioksidan yang lebih dapat bertahan lama dibandingkan vitamin C dilihat dari %peredaman lanjutannya mengalami peningkatan seiring dengan semakin lama dilakukan peredaman dibandingkan vitamin C yang mengalami penurunan. Larutan campuran nanogold dengan vitamin C aktivitas antioksidannya kurang dapat bersinergi. Dilihat dari semakin menurunnya %peredaman larutan campuran jika konsentrasi larutan nanogold yang dicampurkan semakin tinggi. Namun larutan campuran pada berbagai konsentrasi dapat mempertahankan aktivitas antioksidannya dilihat dari %peredaman yang terus meningkat seiring dengan semakin lamanya dilakukan peredaman.
Kata Kunci: Nanogold, Vitamin C, Aktivitas Antioksidan, DPPH
Abstract. The research of vitamin C and nanogold antioxidant activity for scavenging free radical have been investigated. The aim of this research is determining how much and how long the antioxidant activity can last between nanogold and vitamin C at the same concentration. Moreover determining whether the antioxidant activity of both synergistic when mixed. The methode used in this research was DPPH. The result showed that antioxidant activity of nanogold was lower than vitamin C seen from %inhibition and IC50 value. IC50 of nanogold was 0,052 mg / mL while vitamin C was 0.0005 mg / mL. Antioxidant activity of nanogold was more durable than vitamin C seen from %inhibition of nanogold increased while vitamin C decreased in line with the time of scavenging. The antioxidant activity of nanogold and vitamin C mixed solution may be less synergistic. Judging from the decreasing %inhibition of mixed solution if the concentration of nanogold that been added is higher. But the mixed solution at various concentrations can maintain its antioxidant activity seen from % inhibition continues to increase along with the time of scavenging.
Keywords: Nanogold, Vitamin C, Antioxidant Activity, DPPH
27
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4 No.3 September 2015
PENDAHULUAN
Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron-elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya [1]. Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa menjadi bersifat radikal dan sangat reaktif mencari pasangan elektron dengan cara menyerang dan mengikat elektron molekul yang berada disekitarnya [2]. Radikal bebas yang dihasilkan secara terus menerus selama proses metabolisme normal, dianggap sebagai penyebab terjadinya kerusakan fungsi sel-sel tubuh yang akhirnya menjadi pemicu timbulnya penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, jantung koroner, diabetes dan kanker yang didasari oleh proses biokimiawi dalam tubuh [3].
Reaksi radikal bebas dapat dihambat oleh antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang melawan radikal bebas, dengan cara melengkapi kekurangan elektron dan menghambat terjadinya reaksi barantai pembentukan radikal bebas [4]. Aktivitas antioksidan merupakan kemampuan suatu senyawa atau ekstrak untuk menghambat reaksi oksidasi yang dapat dinyatakan dengan %peredaman dan nilai IC50. IC50 yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang memberikan persen penghambatan 50% DPPH [5].
Salah satu uji untuk menentukan aktivitas antioksidan adalah dengan menggunakan metode penangkal radikal bebas DPPH (1,1 difenil-2- pikrilhidrazil). Dimana suatu antioksidan direaksikan dengan radikal bebas buatan DPPH dan diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang DPPH [6].
Peningkatan radikal bebas dalam tubuh akibat faktor stress, radiasi, dan zat pencemar mengakibatkan reaksi enzimatis yang merupakan sistem pertahanan terhadap radikal bebas dalam tubuh tidak memadai lagi sehingga untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas diperlukan tambahan antioksidan dari luar [7].
Sumber-sumber antioksidan dari luar yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dikelompokkan menjadi dua yaitu (1) antioksidan sintetis yang banyak digunakan pada produk pangan seperti BHA, BHT, PG, dan TBHQ, dan (2) antioksidan alami dari bahan alami berupa vitamin C dan E, beta karoten, pigmen seperti antosianin dan krolofil, flavonoid, dan polifenol [8,9].
Antioksidan alami dan buatan memiliki kekurangan. Sebagai contoh antioksidan alami yaitu vitamin C dalam bentuk larutan sangat labil terhadap suhu dan oksigen [10]. Antioksidan buatan sudah dipergunakan secara luas oleh masyarakat dunia, tetapi hasil penelitian Amarowicz et al. (2000) menyatakan bahwa penggunaannya dapat meningkatkan resiko penyakit karsinogenesis [11]. Oleh karena itu perlu mengembangkan antioksidan terbaru dengan efek minimalis khasiat tinggi.
Dalam penelitian ini dilakukan penggabungan antioksidan alami vitamin C dengan antioksidan lain agar aktivitasnya dapat bertahan lama dan meningkat. Nanogold dapat digunakan sebagai alternatif pengganti antioksidan alami dan buatan berdasarkan hasil penelitian Sekarsari (2012) [12]. Diharapkan penggabungan ini akan meningkatkan aktivitas antioksidan vitamin C sehingga penggunaannya dapat ditingkatkan dan penggunaan antioksidan sintetik yang bersifat karsinogen dapat diminimalisir.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar aktivitas antioksidan nanogold dibandingkan dengan vitamin C pada konsentrasi sama serta mengetahui seberapa lama aktivitas antioksidan nanogold mampu bertahan dibandingkan dengan vitamin C. Serta mengetahui apakah aktivitas antioksidan nanogold bersinergi dengan aktivitas antioksidan vitamin C. Hal ini terkait dengan pemanfaatannya dalam kosmetik yang sering digunakan bersama.
METODE PENELITIAN
AlatSeperangkat alat gelas meliputi kaca arloji, spatula, corong, labu ukur 50 dan 100 mL, pipet tetes, pipet ukur, gelas kimia, botol vial. Hot plate, karet penghisap, neraca analitik. Instrumen yang digunakan adalah spektrofotometer UV-Vis.
BahanBahan-bahan yang digunakan adalah aquades, etanol p.a, DPPH, vitamin C, HAuCl4 1000 ppm, natrium sitrat, gliserin.
PROSEDUR PENELITIAN
Pembuatan Larutan DPPH 0,004%Sebanyak 2 mg DPPH dimasukkan dalam
labu ukur 50 ml. Kemudian ditambahkan etanol
28
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4 No.3 September 2015
sampai tanda batas dan kocok. Kemudian disimpan selama 30 menit di tempat gelap [13].
Pembuatan Larutan Vitamin CSerbuk vitamin C ditimbang 0,5, 1, 1,5, 2,
2,5, 3 mg masing-masing untuk 30 ppm, 25 ppm, 20 ppm, 15 ppm, 10 ppm, dan 5 ppm. Lalu dimasukkan dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan aquades sampai tanda batas dan kocok
Sintesis Nanogold 100-x ml aquades dimasukkan gelas kimia
dan dipanaskan sampai mendidih Lalu ditambahkan x = HAuCl4 1000 ppm 3, 2,5, 2, 1,5, 1, 0,5 ml dan Na-sitrat 0,3, 0,25, 0,2, 0,15, 0,1, 0,05 gr masing-masing untuk 30 ppm, 25 ppm, 20 ppm, 15 ppm, 10 ppm, dan 5 ppm. Lalu ditambah 3,75 ml gliserin. Setelah itu dipanaskan sampai terjadi perubahan warna menjadi merah anggur. Sintesis ini dikontrol waktu kemudian didinginkan pada suhu kamar [14].
Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum DPPH
Larutan DPPH 0,004% dibiarkan selama 30 menit ditempat gelap, kemudian diambil 2 ml ditambahkan 2 ml etanol lalu larutan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 400-700 nm [15].
Pengujian Aktivitas Antioksidan Vitamin C pada Berbagai Konsentrasi
Larutan vitamin C 2 ml tiap konsentrasi ditambah 2 ml aquades diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada λmaks DPPH dengan blanko aquades. Sebanyak 2 ml vitamin C tiap konsentrasi ditambahkan 2 ml larutan DPPH. Campuran dikocok dengan kuat, dibiarkan selama 30 menit diruang gelap, lalu di ukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada λmaks DPPH dengan blanko aquades + etanol. Pengukuran larutan campuran DPPH diulangi dalam selang waktu 1, 2, 3, 4, 5 jam untuk mengetahui penangkalan DPPH lebih lanjut. %peredaman dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
%peredaman=AbsorbansiDPPH−Absorbansisampel
AbsorbansiDPPH
x100 %
persamaan (1)
AbsorbansiDPPH = absorbansi DPPH pada λmaks
DPPH
Absorbansi sampel adalah absorbansi larutan campuran DPPH pada λmaks DPPH - absorbansi vitamin C pada λmaks DPPH [15].
Pengujian Aktivitas Antioksidan Nanogold pada Berbagai Konsentrasi
Nanogold 2 ml tiap konsentrasi ditambah 2 ml aquades diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada λmaks DPPH dengan blanko aquades. Sebanyak 2 ml nanogold tiap konsentrasi ditambahkan 2 ml larutan DPPH. Campuran dikocok dengan kuat, dibiarkan selama 30 menit diruang gelap, lalu di ukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada λmaks DPPH dengan blanko aquades + etanol. Pengukuran larutan campuran DPPH diulangi dalam selang waktu 1, 2, 3, 4, 5 jam untuk mengetahui penangkalan DPPH lebih lanjut. %peredaman dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan (1) dengan absorbansi sampel adalah absorbansi larutan campuran DPPH pada λmaks DPPH - absorbansi nanogold pada λmaks DPPH.
Pengujian Pengaruh Penambahan Nanogold terhadap Aktivitas Antioksidan Vitamin C
Larutan vitamin C 20 ppm 1 ml ditambah 1 ml nanogold tiap konsentrasi dan ditambah 2 ml aquades. Diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada λmaks DPPH dengan blanko aquades. Sebanyak 1 ml vitamin C 20 ppm ditambah 1 ml nanogold tiap konsentrasi dan ditambahkan 2 ml larutan DPPH. Campuran dikocok dengan kuat, dibiarkan selama 30 menit diruang gelap, lalu di ukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada λmaks
DPPH dengan blanko aquades + etanol. Pengukuran larutan campuran DPPH diulangi dalam selang waktu 1, 2, 3, 4, 5 jam untuk mengetahui penangkalan DPPH lebih lanjut. %peredaman dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan (1) dengan absorbansi sampel adalah absorbansi larutan campuran DPPH pada λmaks DPPH - absorbansi vitamin C campuran nanogold pada λmaks DPPH.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Panjang Gelombang DPPHLarutan DPPH 0,004 % yang telah dibuat
berwarna ungu gelap dan harus disimpan dalam wadah gelap tertutup. Hal ini karena DPPH mudah didegradasi oleh cahaya dan oksigen.
Larutan DPPH didiamkan selama 30 menit sebelum ditentukan panjang gelombang maksimumnya. Hal ini agar DPPH dapat larut
29
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4 No.3 September 2015
dengan sempurna dalam pelarutnya [16]. Hasil spektra UV-Vis dari DPPH dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Spektra UV-Vis dari DPPH
Berdasarkan Gambar 1, larutan DPPH memiliki λmaks 517,6 nm dengan harga absorbansi 0,610. λmaks DPPH ini akan digunakan untuk mengukur serapan nanogold dan vitamin C untuk menghitung aktivitas peredaman radikal bebas DPPH.
Uji Aktivitas Antioksidan Nanogold pada Berbagai Konsentrasi
Hasil pengukuran absorbansi nanogold dengan spektrofotometer UV-Vis pada 517,6 nm dengan blanko campuran aquades etanol dapat dilihat pada Tabel 1 .
Tabel 1. Absorbansi Nanogold Pada λ 517,60 nm
Konsentrasi Nanogold
Absorbansi Nanogold pada λ 517,60 nm
5 ppm 0,01210 ppm 0,02215 ppm 0,06420 ppm 0,0925 ppm 0,13230 ppm 0,14
Saat nanogold diinteraksikan dengan DPPH serapan pada 517,6 nm bukan hanya serapan milik DPPH tetapi juga milik nanogold. Oleh karena itu untuk mengetahui absorbansi DPPH saja dihitung dengan cara mengurangi harga absorbansi campuran nanogold dan DPPH dengan harga absorbansi nanogold saja pada panjang gelombang 517,6 nm. Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Uji Aktivitas Antioksidan Nanogold pada Berbagai Konsentrasi
Konsentrasi
Nanogold
Absorbansi (nanogold +
dpph) (A)
Absorbansi nanogold
(B)
A-B(Asampel+DPPH
– Asampel)
5 ppm 0,531 0,012 0,51910 ppm 0,558 0,022 0,53615 ppm 0,572 0,064 0,50820 ppm 0,599 0,09 0,50925 ppm 0,646 0,132 0,51430 ppm 0,532 0,14 0,392
Aktivitas peredaman radikal bebas dihitung sebagai persen (%) peredaman. Hasil perhitungan tersebut disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. %Peredaman Awal Radikal Bebas oleh Nanogold
Konsentrasi Nanogold
% peredaman Nanogold +DPPH
5 ppm 14,9180310 ppm 12,1311515 ppm 16,7213120 ppm 16,5573825 ppm 15,737730 ppm 35,7377
Menghitung nilai IC50 dilakukan dengan cara membuat kurva dari aktivitas peredaman awal nanogold. Kurva disajikan pada Gambar 2. Kemudian didapatkan persamaan linier dimana x merupakan konsentrasi yang dicari, dan y merupakan persentase peredaman [17].
0 5 10 15 20 25 30 350
10
20
30
40
f(x) = 0.845813026140894 x + 5.68010633584406R² = 0.745783089628682
konsentrasi (ppm)
% p
ered
aman
Gambar 2. Kurva % Peredaman Nanogold pada Berbagai Konsentrasi
Didapatkan persamaan linier y = 0,8458x + 5,6801. Dari hasil perhitungan didapatkan IC50
sebesar 52,3999 ppm atau sama dengan 0,052 mg/mL. Suatu senyawa dapat dikategorikan ke
30
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4 No.3 September 2015
dalam 4 kategori antioksidan, yaitu sangat kuat nilai IC50 kurang dari 0,05 mg/mL, kuat IC50 0,05-0,10 mg/mL, sedang 0,10-0,15 mg/mL, dan lemah jika 0,15-0,20 mg/mL [16]. Nilai IC50 nanogold termasuk ke dalam kategori antioksidan yang kuat.
Dilakukan pengukuran aktivitas antioksidan lanjutan nanogold untuk lebih mengetahui kestabilannya dalam meredam DPPH. Hasil perhitungan tersebut disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. % Peredaman Lanjutan Nanogold terhadap DPPH
0 1 2 3 4 5 60
10203040506070
5 ppm10 ppm15 ppm20 ppm25 ppm30 ppm
Waktu (jam)
% p
ere
dam
an
Gambar 3. % Peredaman Lanjutan Nanogold terhadap DPPH Selama 5 Jam
Dapat dilihat pada Gambar 3 bahwa %peredaman nanogold semakin meningkat seiring dengan semakin lamanya waktu interaksi antara nanogold dengan DPPH. Kurva ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan nanogold dalam meredam radikal bebas DPPH dapat dipertahankan dan semakin meningkat seiring lamanya waktu peredaman.
Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C pada Berbagai Konsentrasi
Uji aktivitas antioksidan vitamin C sama halnya dengan nanogold dilakukan menggunakan
metode DPPH dan didapatkan hasil seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Absorbansi Vitamin C Pada λ 517,60 nmKonsentrasi Vitamin C
Absorbansi Vitamin C pada λ 517,60 nm
5 ppm 0,001
10 ppm 0,021
15 ppm 0,022
20 ppm 0,021
25 ppm 0,021
30 ppm 0,024
Perlu dicari serapan DPPH saja untuk menghitung persen peredaman DPPH oleh vitamin C dan didapatkan hasil seperti pada Tabel 6
Tabel 6. Data Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C pada Berbagai Konsentrasi
Dihitung aktivitas peredaman radikal bebas oleh vitamin C pada masing-masing konsentrasi sebagai persen (%) peredaman. Hasil perhitungan tersebut disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. %Peredaman Awal Radikal Bebas oleh Vitamin C
Konsentrasi Vitamin C % peredaman Vitamin C
5 ppm 34,09836
10 ppm 74,59016
15 ppm 94,09836
20 ppm 96,22951
25 ppm 95,2459
30 ppm 99,01639
Dihitung juga nilai IC50 untuk mengetahui aktivitas antioksidan vitamin C seperti cara sebelumnya dan didapatkan kurva seperti Gambar 4.
31
Konsentrasi
Nanogold
% peredaman Nanogold +DPPH+1
jam
% peredaman Nanogold +DPPH+2
jam
% peredaman Nanogold +DPPH+3
jam
% peredaman Nanogold +DPPH+4
jam
% peredaman Nanogold +DPPH+5
jam5 ppm 10,81967 15,90164 18,19672 19,18033 20,32787
10 ppm 9,016393 10,81967 12,62295 12,78689 12,78689
15 ppm 13,44262 20,16393 21,63934 22,29508 23,11475
20 ppm 10,4918 26,88525 31,47541 33,44262 35,57377
25 ppm 23,44262 22,78689 25,7377 26,88525 28,85246
30 ppm 42,62295 49,18033 54,2623 55,7377 57,70492
Konsentrasi Vitamin C
Absorbansi (Vitamin C + dpph)
(A)
Absorbansi Vitamin C
(B)
A-B(Asampel+DPPH –
Asampel)5 ppm 0,403 0,001 0,40210 ppm 0,176 0,021 0,15515 ppm 0,058 0,022 0,03620 ppm 0,044 0,021 0,02325 ppm 0,05 0,021 0,02930 ppm 0,03 0,024 0,006
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4 No.3 September 2015
0 5 10 15 20 25 30 350
20406080
100120
f(x) = 2.22107728337237 x + 43.3442622950819R² = 0.682335284461075
Konsentrasi (ppm)
%Pe
reda
man
Gambar 4. Kurva % Peredaman Vitamin C pada Berbagai Konsentrasi
Didapatkan persamaan linier y = 11,105x + 43,344. Didapatkan nilai IC50 sebesar 0,5993 ppm atau sama dengan 0,0005 mg/mL. Nilai IC50 ini termasuk ke dalam kategori antioksidan yang sangat kuat karena nilainya kurang dari 0,05 mg/mL.
Dilakukan pengukuran aktivitas antioksidan lanjutan vitamin C untuk lebih mengetahui kestabilannya dalam meredam DPPH. Hasil pengukuran disajikan pada Tabel 8 dan dibuat kurva seperti Gambar 5.
Tabel 8. % Peredaman Lanjutan Vitamin C terhadap DPPH
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.50
20
40
60
80
1005 ppm
10 ppm
15 ppm
20 ppm
25 ppm
30 ppm
Waktu (jam)
% p
ered
aman
Gambar 5. % Peredaman Lanjutan Nanogold terhadap DPPH Selama 5 Jam
Dapat dilihat pada Gambar 5 bahwa vitamin C dengan konsentrasi 30 ppm mempunyai aktivitas antioksidan tertinggi. Vitamin C cenderung mengalami penurunan aktivitas antioksidan seiring dengan semakin lamanya waktu peredaman.
Uji Pengaruh Penambahan Nanogold terhadap Aktivitas Antioksidan Vitamin C
Vitamin C yang semula langsung direaksikan dengan DPPH dan diukur aktivitas peredamannya, dalam penelitian ini akan direaksikan dengan nanogold. Campuran tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dalam menangkal radikal bebas DPPH sehingga penggunaan vitamin C sebagai antioksidan alami dapat ditingkatkan untuk meminimalisir penggunaan antioksidan sintetik.
Larutan campuran juga diukur pada λmaks
DPPH 517,60 nm sama seperti sebelumnya. Hasil pengukuran disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Absorbansi Campuran Vitamin C dan Nanogold pada λ 517,6 nm
Konsentrasi NanogoldAbsorbansi Nanogold +
Vitamin C pada λ 517,6 nm
5 ppm 0,017
10 ppm 0,031
15 ppm 0,088
20 ppm 0,108
25 ppm 0,128
30 ppm 0,122
Terjadi peningkatan absorbansi seiring dengan kenaikan konsentrasi nanogold yang dicampurkan. Peningkatan absorbansi ini merupakan tanda bahwa terjadi interaksi saling bersinergi antara vitamin C dan nanogold. Pengecualian pada larutan vitamin C yang ditambah dengan nanogold 30 ppm yaitu terjadi penurunan absorbansi. Hal ini karena konsentrasi nanogold 30 ppm termasuk konsentrasi tinggi yang mengakibatkan larutan cenderung untuk membentuk agregasi antar klaster. Larutan nanogold dalam kondisi tidak ideal dimana seluruh ruang yang disediakan oleh matriks terisi penuh klaster nanogold dan jarak antar klaster makin dekat hal ini menyebabkan terjadinya agregasi antar klaster. Kondisi ini melebihi kemampuan matriks untuk menstabilkan larutan nanogold dan sistem koloid telah rusak atau tidak stabil lagi. Agregasi tersebut mengakibatkan intensitas warna
32
Konsentrasi
Vitamin C
% peredaman Vitamin C +DPPH+1
jam
% peredaman Vitamin C +DPPH+2
jam
% peredaman Vitamin C +DPPH+3
jam
% peredaman Vitamin C +DPPH+4
jam
% peredaman Vitamin C +DPPH+5
jam
5 ppm 54,59016 55,90164 56,55738 56,39344 56,72131
10 ppm 72,29508 73,93443 73,77049 72,62295 72,29508
15 ppm 91,14754 91,80328 91,31148 89,34426 89,83607
20 ppm 91,96721 92,29508 91,63934 90 89,5082
25 ppm 91,80328 91,80328 91,80328 90,16393 89,5082
30 ppm 95,08197 94,7541 94,09836 92,62295 91,96721
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4 No.3 September 2015
memudar yang kemudian akan menurunkan absorbansi larutan.
Perlu diperhatikan konsentrasi larutan setelah pencampuran dikarenakan dalam kuvet merupakan campuran dari vitamin C dan nanogold, maka konsentrasi dari larutan menjadi setengah dari larutan awal. Untuk membandingkan hasil pengujian harus disesuaikan agar perbandingannya setara. Hasil dari pengukuran absorbansi digunakan untuk mengukur %peredaman. Hasil pengukuran disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. %Peredaman Awal Radikal Bebas oleh Campuran Vitamin C dan Nanogold Pada λ 517,6 nm
Konsentrasi
Campuran
Absorbansi ((Vitamin C
+Nanogold)+ dpph)(A)
Absorbansi (Vitamin
C+ Nanogold)
(B)
A-B%
Peredaman
2,5 ppm 0,3 0,017 0,283 53,606565,0 ppm 0,329 0,031 0,298 51,147547,5 ppm 0,401 0,088 0,313 48,6885210,0 ppm 0,442 0,108 0,334 45,245912,5 ppm 0,45 0,128 0,322 47,2131115,0 ppm 0,444 0,122 0,322 47,21311
Dihitung juga nilai IC50 untuk mengetahui aktivitas antioksidan larutan campuran seperti cara sebelumnya dan didapatkan kurva seperti Gambar 6.
0 5 10 15 20 25 30 3540
45
50
55
f(x) = − 0.269789227166272 x + 53.5737704918032R² = 0.688103534096558
konsentrasi (ppm)
% p
ered
aman
Gambar 6. Kurva % Peredaman Larutan Campuran
pada Berbagai Konsentrasi
Didapatkan persamaan linier y = -1,3489x + 53,574. Didapatkan nilai IC50 sebesar 2.6495 ppm atau sama dengan 0,0026 mg/mL. Nilai IC50 ini termasuk ke dalam kategori antioksidan yang sangat kuat karena mempunyai IC50 kurang dari 0,05 mg/mL.
Dikarenakan konsentrasi larutan menjadi setengah dari konsentrasi awal maka saat membandingkan dengan larutan awal hanya tiga konsentrasi yang dapat dibandingkan, yaitu larutan campuran dengan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, dan
15 ppm. Perbandingan tersebut disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Perbandingan %Peredaman Awal Nanogold, Vitamin C, dan Larutan Campuran
Konsentrasi
%Peredaman Nanogold
%Peredaman Vitamin C
%Peredaman Larutan
Campuran*5 ppm 14,91803 34,09836 51,1475410 ppm 12,13115 74,59016 45,245915 ppm 16,72131 94,09836 47,21311*larutan campuran merupakan reaksi antara larutan vitamin C dan nanogold
%peredaman pada larutan campuran dengan konsentrasi 5 ppm, lebih tinggi dari %peredaman nanogold ataupun vitamin C. Sedangkan pada konsentrasi 10 dan 15 ppm %peredaman larutan campuran berada di tengah-tengah larutan nanogold dan vitamin C, lebih tinggi dari nanogold dan lebih rendah daripada vitamin C.
Dilakukan pengukuran lanjutan untuk mengetahui kestabilan aktivitas antioksidan dari larutan campuran. Hasil tersebut disajikan pada Tabel 12 dan dibuat kurva seperti Gambar 7.
Tabel 12. %Peredaman Lanjutan Larutan Campuran Nanogold dan Vitamin C terhadap
DPPH
Konsentrasi
Nanogold
% peredaman Nanogold
+Vit C +DPPH+1
jam
% peredaman Nanogold
+Vit C +DPPH+2
jam
% peredaman Nanogold
+Vit C +DPPH+3
jam
% peredaman Nanogold
+Vit C +DPPH+4
jam
% peredaman Nanogold
+Vit C +DPPH+5
jam
5 ppm 74,91803 76,39344 77,37705 79,34426 79,34426
10 ppm 70,98361 72,45902 72,62295 74,2623 73,93443
15 ppm 69,5082 70,98361 71,63934 73,27869 73,60656
20 ppm 66,55738 68,68852 69,34426 71,47541 71,96721
25 ppm 69,01639 71,47541 72,13115 74,59016 74,09836
30 ppm 65,57377 69,01639 69,83607 72,13115 71,47541
0 1 2 3 4 5 60
20
40
60
80
1005 ppm
10 ppm
15 ppm
20 ppm
25 ppm
30 ppm
Waktu (jam)
% p
ered
aman
Gambar 7. %Peredaman Lanjutan Larutan Campuran terhadap DPPH selama 5 Jam
33
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4 No.3 September 2015
%peredaman antioksidan campuran nanogold dan vitamin C mengalami peningkatan seiring dengan lama interaksi dengan DPPH. Perlu dibandingkan %peredaman lanjutan antara ketiga jenis larutan agar diperoleh kesimpulan secara pasti apakah keduanya bersinergi atau tidak. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada Gambar 8, 9, dan 10.
0 1 2 3 4 5 60
20
40
60
80Nanogold
Vitamin C
Nanogold + Vitamin C
Waktu (jam)
% p
ered
aman
Gambar 8. Perbandingan %Peredaman Nanogold, Vitamin C, dan Vitamin C + Nanogold pada 5 ppm
0 1 2 3 4 5 60
20
40
60
80
Nanogold
Vitamin C
Nanogold + Vitamin C
Waktu (jam)
% p
ered
aman
Gambar 9. Perbandingan %Peredaman Nanogold, Vitamin C, dan Vitamin C + Nanogold pada 10 ppm
0 1 2 3 4 5 60
20
40
60
80
100
Nanogold
Vitamin C
Nanogold + Vitamin C
Waktu (jam)
% p
ered
aman
Gambar 10. Perbandingan %Peredaman Nanogold, Vitamin C, dan Vitamin C + Nanogold pada 15 ppm
Semakin tinggi konsentrasi larutan nanogold yang dicampurkan maka semakin menurun
%peredaman larutan campuran. Tetapi larutan campuran dapat mempertahankan aktivitas antioksidannya dilihat dari %peredaman yang terus meningkat seiring dengan semakin lamanya dilakukan peredaman.
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Nanogold memiliki aktivitas antioksidan yang lebih rendah dibandingkan dengan vitamin C dalam meredam radikal bebas DPPH dapat dilihat dari %peredamannya. dan nilai IC50
nanogold sebesar 0,052 mg/mL yang termasuk ke dalam kategori antioksidan kuat karena nilainya lebih dari 0,05 mg/mL. Sedangkan nilai IC50 vitamin C sebesar 0,0005 mg/mL yang termasuk ke dalam kategori antioksidan sangat kuat.
2. Nanogold memiliki aktivitas antioksidan yang lebih dapat bertahan lama dibandingkan vitamin C. Dilihat dari %peredaman lanjutan nanogold mengalami peningkatan seiring dengan semakin lama dilakukan peredaman. Sedangkan %peredaman lanjutan vitamin C cenderung mengalami penurunan seiring dengan semakin lama dilakukan peredaman.
3. Larutan campuran nanogold dengan vitamin C aktivitas antioksidannya kurang dapat bersinergi. Dilihat dari semakin menurunnya %peredaman larutan campuran jika konsentrasi larutan nanogold yang dicampurkan semakin tinggi. Walaupun demikian larutan campuran dapat mempertahankan aktivitas antioksidannya dilihat dari %peredaman yang terus meningkat seiring dengan semakin lamanya dilakukan peredaman.
SARAN
Larutan campuran nanogold dan vitamin C walaupun tidak bersinergi tetapi masih dapat digunakan untuk peningkatan aktivitas antioksidan. Hal ini dilihat dari kelebihan larutan campuran yaitu %peredaman cenderung meningkat seiring semakin lama waktu peredaman daripada larutan vitamin C yang cenderung menurun dan %peredaman larutan campuran lebih tinggi dibandingkan larutan nanogold. Kekurangannya semakin tinggi konsentrasi nanogold yang dicampurkan maka semakin rendah %peredaman dibandingkan larutan vitamin C. Untuk penggunaan campuran vitamin C dengan
34
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4 No.3 September 2015
nanogold konsentrasi tinggi terutama dalam pembuatan krim kosmetik disarankan penambahan vitamin C setelah krim jadi dan sudah dingin agar tidak secara langsung berinteraksi dengan nanogold yang akan menurunkan aktivitas antioksidannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1986). Kimia Organik. Jilid 1. Edisi Ketiga. Penerjemah: Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga.
2. Fidiyawati, Heti. (2012). Kajian Aktivitas Bentonit Sebagai Matriks dalam Sediaan Farmasi Tabir Surya Turunan Sinamat. Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
3. Yuhemita., Osmeli, D., & Juniarti. (2009). Kandungan Senyawa Kimia, Uji Toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test) dan Antioksidan (1,1-diphenyl-2 pikrilhydrazyl) dari Ekstraks Daun Saga (Abrus Precatorius L.). Makara. 13, (1), 50-54.
4. Rahmi, Ratih Tiastika. (2011). Uji Aktivitas Penangkap Radikal Bebas dan Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Etanol Tiga Rimpang Genus Curcuma dan Rimpang Temu Kunci (boesenbergia pandurata). Skripsi. Dipublikasikan Surakarta Universitas Muhammadiyah : http://etd.eprints.ums.ac.id/. Diakses tanggal 20 Juli 2014 pukul 10.40.
5. Brand-Williams, W., Cuvelier, M. E., & Berset, C. (1995). Use of Free Radical Method to Evaluate Antioxidant Activity. Lebensmittel Wissenschaft and Technology. 28, 25–30.
6. Sunarni, T. (2005). Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal Bebas Beberapa Kecambah Dari Biji Tanaman Familia Papilionaceae. Jurnal Farmasi Indonesia 2 (2), 2001, 53-61
7. Soares, J. R., Dinis, T. C. P., Cunha, A. P., & Almeida, L. M. (2007). Antioxidant Activities of Some Extracts of Thymus Zygis. Free Rad. Res. 26, 469-478.
8. Siswono, H. (2005). Mekanisme Kerja Vitamin B2, Asam Galat dan Somatropin pada Penghambatan Proses Penuaan Dini, Kajian Aktivitas Senyawa Gizi, Non Gizi dan Hormon Pertumbuhan sebagai Bahan Penghambat Proses Penuaan Dini. Prosiding Seminar Nasional MIPA, Depok 24-26 Nopember 2005.
9. Ardiansyah. (2007). Antioksidan dan Peranannya Bagi Kesehatan. http://islamicspace.wordpress.com/2007/01/24/antioksidan-dan-peranannya-bagi-kesehatan. Diakses 14 Juli 2014 pukul 11.07
10. Padayatty, S.J., R. Daruwala, Y. Wang, P.K. Eck, J. Song, W.S. Koh, M. Levine. (2002). Vitamin C: From Molecular Actions to Optimim Intake. In : Cadenas, E. dan L. Packer. 2002. Handbook of Antioxidants. Marcel Dekker, Inc. New York. 117-146.
11. Amarowicz, R. M. Naczk, & Shahidi, F.. (2000). Antioxidant Activity of Crude Tannins of Canola and Rapeseed Hulls. Journal of American Oil Chemists Society. 77, 957-961.
12. Sekarsari, Rhesma Arya. (2012). Sintesis dan Karakterisasi Nanogold dengan Variasi Konsentrasi Larutan HAuCl4 sebagaiMaterial Antiaging dalam Kosmetik. Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
13. Limbono, Sylvia. (2013). Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Biji Kenari (Canarium indicum L) dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2.
14. Taufikurohmah, dkk. (2013). Kimia Kosmetik. Surabaya : Jurusan Kimia Universitas Negeri Surabaya
15. Taufikurohmah, T., Sanjaya, I., Baktir, Afaf., Syahrani, A. (2012). Activity Test of Nanogold for Reduction of Free RadicalS, A Pre-Assement Utilization Nanogold in Pharmaceutical as Medicine and Cosmetics. Journal of Materials Science and Engineering B 2 (12), 611-617
16. Molyneux, Ph. (2004). The Use of Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin Journal of Science Technology. 26, (2), 211-219.
17. Andayani, R., Yovita, L., & Maimunah. (2008). Penentuan Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolat Total dan Likopen pada Buah Tomat (Solanum lycopersicum l.) J. Sains dan Teknologi Farmasi 13 (1), 31-37.
35