Upload
ikbalsidiq
View
37
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
uyg
Citation preview
EFFECTS OF THE ADDITION MANGOSTEEN (Garcinia mangostana L.) PEELMEAL IN FEED RATIONS TO SEMEN QUALITY OF MOJOSARI DUCK
Firly Ari Wahyuningtyas(1), Edhy Sudjarwo(2), Sri Wahyuningsih(2)Student of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya(1)Lecturer of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya(2)
ABSTRACT
The research was carried out at field laboratory in Sumber Sekar Village, of AnimalHusbandry Faculty, Brawijaya University, Malang and semen analysis of Mojosari ducks wasdone at the Reproductive Laboratory of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University,Malang. The purpose of this research was to find of mangosteen peel meal effect in feedrations with the appropriate dose to semen quality Mojosari ducks, which includesexamination of macroscopis and microscopis. The material used for this research were 40adult male of Mojosari ducks 10 months old. The result of this research, which is semenanalysis, the macroscopic include, the degrees of acidity semen to P0, P1, P2 and P3 is 7 andsemen colour is milk with condensed consistency, duck characteristic smell semen;microscopis include: concentration: P0 = 3.32 x 106/ml, P1 = 4.09 x 106/ml, P2 = 3.66 x106/ml, and P3 = 3.265 x 106/ml, percentage of motil spermatozoa: P0 = 77.6 %, P1 = 82.2%, P2 = 81 % and P3 = 80 %, the percentage of live spermatozoa: P0 = 79.72 %, P1 = 82.9%, P2 = 80.67 % and P3 = 81.13 %, percentage of abnormal spermatozoa: P0 = 13.96 %, P1= 20.66 %, P2 = 17.99 %, and P3 = 24.18 %. The add of mangosteen peel meal on feed rationcan improve semen quality.
Keywords: Mangosteen Peel Meal, Semen Quality, Mojosari Duck
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.)PADA RANSUM PAKAN TERHADAP KUALITAS SEMEN ITIK MOJOSARI
Firly Ari Wahyuningtyas(1), Edhy Sudjarwo(2), Sri Wahyuningsih(2)MahasiswaFakultas Peternakan, Universitas Brawijaya(1)MahasiswaFakultas Peternakan, Universitas Brawijaya(2)
ABSTRAK
Penelitian dilakukan di laboratorium lapang di Desa Sumber Sekar, Fakultas Peternakan,Universitas Brawijaya, Malang dan analisa semen itik Mojosari dilakukan di LaboratoriumReproduksi Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui pengaruh tepung kulit manggis pada ransum pakan dengan dosisyang sesuai, untuk uji kualitas semen itik Mojosari meliputi pemeriksaan makroskopis danmikroskopis. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah 40 ekor Itik Mojosari jantanberumur 10 bulan. Hasil penelitian ini, yaitu uji kualitas semen yang meliputi: makroskopikantara lain: derajat keasaman semen P0, P1, P2 dan P3 adalah 7 dan warna semen adalahputih susu dengan konsistensi kental, bau semen khas, mikroskopis meliputi: Konsentrasi: P0= 3,32 x 106/ml, P1 = 4,09 x 106/ml, P2 = 3,66 x 106/ml, dan P3 = 3,265 x 106/ml, persentasespermatozoa motil: P0 = 77,6%, P1 = 82,2%, P2 = 81 % dan P3 = 80%, persentasespermatozoa hidup: P0 = 79,72%, P1 = 82,9%, P2 = 80,67% dan P3 = 81,13%, persentasespermatozoa abnormal: P0 = 13,96%, P1 = 20,66%, P2 = 17,99%, dan P3 = 24,18%.Penambahan kulit manggis pada ransum pakan dapat meningkatkan kualitas semen itik.
Kata kunci: Tepung Kulit Manggis, Kualitas Semen, Itik Mojosari
PENDAHULUANItik merupakan salah satu jenis unggas
yang banyak dipelihara oleh masyarakatpedesaan. Keberadaan itik tersebar diseluruh Indonesia dengan berbagai namasesuai dengan lokasi tempatberkembangnya. Pemanfaatan pejantanunggul secara maksimal terkait dengankualitas semen yang dihasilkannya.Rendahnya motilitas dan daya tahan hidupspermatozoa setelah penampungan didugaberkaitan dengan ketidakmampuan plasmaseminalis untuk mencegah kerusakan
integritas membran plasma yangdiakibatkan oleh proses peroksidasi.Upaya dalam menghambat peroksidasilipid dapat dilakukan dengan caramenambahkan antioksidan dalam pakan
Antioksidan adalah substansi yangdiperlukan tubuh untuk menetralisirradikal bebas dan mencegah kerusakanyang ditimbulkan oleh radikal bebas.Antioksidan menstabilkan radikal bebasdengan melengkapi kekurangan elektronyang dimiliki radikal bebas, danmenghambat terjadinya reaksi berantai daripembentukan radikal bebas yang dapatmenimbulkan stres oksidatif. (Christijantidan Iswara, 2010). Sistem antioksidanpada semen berperan penting dalammelindungi membran spermatozoaterhadap efek merusak dari radikal bebasdan zat racun dari metabolisme, perbedaanumur juga berhubungan dengan ekspresi
antioksidan dalam semen unggas (Surai,2003). Kandungan kimia kulit buahmanggis (Garcinia mangostana L.) adalahxanthone, mangostin, garsinon, flavonoiddan tanin, gartanin, gamma mangostin,garsinon E, epikatelin. Xanthone adalahsenyawa fenolik lain yang tidak dapatdiproduksi oleh tubuh manusia. Senyawafenolik dapat berpartisipasi dalamperlindungan terhadap tindakan oksigenreaktif berbahaya, terutama radikal(Zarena dan Udaya, 2009).
Menurut Ajibade, Oyewopo, Fakunledan Ashamu (2011), kandungan Xanthonedengan spesies dari genus Garciniatermasuk kerabat dekat dari Garciniamangostana L. yakni Adesanya et al.(2007), mencatat adanya peningkatanjumlah sperma pada tikus Wistar diobatidengan ekstrak ethanilic Garcinia kolaselama 8 minggu. Oluyemi, Jimoh,Adesanya, Omotuyi, Josiah and Oyesola(2007) juga menemukan bahwa Garciniacambogia meningkatkan tingkattestosteron pada tikus wistar perifer.Peningkatan dalam fekunditas dari level Cpada tikus wistar. Peningkatan dalamfekunditas level C pada tikus wistar. Studilain pada manusia telah menunjukkanbahwa Garcinia kola membantu priadengan infertilitas, dengan peningkatankesuburan pria terutama karakteristiksperma.
MATERI DAN METODEPenelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 10 sampai 24 September 2012,untuk pemeliharaan itik dilakukan diLaboratorium Lapang Sumber SekarFakultas Peternakan Universitas Brawijayadan pemeriksaan makroskopis danmikroskopis semen itik dilakukan diLaboratorium Reproduksi FakultasPeternakan Universitas Brawijaya Malang.
Materi yang digunakan padapenelitian ini digunakan itik Mojosarijantan sebanyak 40 ekor berumur 10 bulan.Bahan pakan yang digunakan selamapenelitian ini berupa pakan jadi pabrik.Peralatan yang digunakan dalam penelitianini antara lain: object glass, cover glass,pipet, pipet eritrosit, haemocytometer,
mikroskop cahaya binokuler, tabungreaksi, kawat ose, handtally counter,breaker glass, Ringer Laktat, Kertaslakmus, kertas tissue, spuit, dan
seperangkat alat dissecting set. Bahan-bahan yang digunakan antara lain alkohol70 %, cairan NaCl 3 % 3 gram, aquadessteril, cairan pewarna eosin/nigrosin,
alumunium voil, dan stiker label.Metode penelitian yang digunakan
adalah percobaan yang dirancangmenggunakan Rancangan Acak Lengkap
dengan menggunakan empat perlakuan.Setiap perlakuan di ulang 5 kali dan setiapulangan digunakan 2 ekor itik jantan.
Rancangan penelitian ini dapatdiuraikan sebagai berikut:P0 : Tanpa pemberian Tepung kulit
manggis (kontrol)P1 : Pemberian Tepung kulit manggis
sebanyak 1g/ekor/hariP2 : Pemberian Tepung kulit manggis
sebanyak 2g/ekor/hari.P3 : Pemberian Tepung kulit manggis
sebanyak 3g/ekor/hari.
HASIL DAN PEMBAHASANHasil pemeriksaan semen secara makroskopis pada berbagai perlakuan diperlihatkan
pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan kualitas semen segar secara makroskopis
Perlakuan Warna Konsistensi Bau pHP0 Putih susu Kental Khas ternak 7P1 Putih susu Kental Khas ternak 7P2 Putih susu Kental Khas ternak 7P3 Putih susu Kental Khas ternak 7
WarnaBerdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa
warna semen segar hasil pengamatan
memiliki bau yang sama. Perlakuankontrol sampai perlakuan ketiga
didapatkan warna putih susu, hal inimenunjukkan bahwa penambahan tepungkulit manggis tidak memberikan pengaruhterhadap warna semen itik Mojosari.Menurut Froman dan Kirby (2000), semenunggas berwarna krem keputih-putihanatau hampir seputih susu. Semakin keruh
biasanya jumlah spermatozoa per mlsemen semakin banyak. Warna kecoklatanmenunjukkan adanya darah yang telahmengalami dekomposisi (Feradis, 2010).
Bau
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwabau semen segar hasil pengamatanmemiliki bau yang sama. Perlakuankontrol sampai perlakuan ketiga
didapatkan bau khas pada ternak, hal inimenunjukkan bahwa penambahan tepungkulit manggis tidak memberikan pengaruhterhadap bau semen itik Mojosari. Bauyang khas ternak menunjukkan bau semenyang normal dan tidak terjadi kontaminasidarah maupun terjadi infeksi pada ternak,hal ini sesuai dengan pendapat Supriyatnadkk (2005), bahwa semen yang normalumumnya mempunyai bau yang khasdisertai bau dari hewan tersebut.
KonsistensiBerdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa
konsistensi semen segar hasil pengamatan
memiliki hasil yang sama. Perlakuan
kontrol sampai perlakuan ketiga
didapatkan konsistensi kental, hal inimenunjukkan bahwa penambahan tepungkulit manggis tidak memberikan pengaruhterhadap konsistensi semen itik Mojosari.Konsistensi semen berkorelasi denganwarna, misalnya konsistensinya pekat atau
kental, sedangkan yang warna jernih atauterang biasanya konsistensinya encer(Taurin, Santi dan Putri, 2000).
pH
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwapH semen segar hasil pengamatan
memiliki pH yang sama. Perlakuan kontrol
sampai perlakuan ketiga didapatkan pHsebesar 7 0, hal ini menunjukkan bahwapenambahan tepung kulit manggis tidakmemberikan pengaruh terhadap pH semenitik Mojosari, hal ini sesuai denganpernyataan Supriyatna dkk (2005) pHsemen unggas adalah 7 8 danditambahkan oleh Mossaa (2006) bahwapH semen itik Peking sebesar 7,3 dan itikMallard 6,8.
Semen yang mempunyai kondisi basa,dapat disebabkan oleh cairan atau seminalplasma yang mengandung berbagai zatorganik, anorganik dan air. MenurutGarner dan Hafez (2000) pH semen
unggas adalah 7,2 7,6, hal ini dapatdisebabkan karena kandungan kimia kulitbuah manggis (Garcinia mangostana L.)adalah xanthone, mangostin, garsinon,flavonoid dan tanin, gartanin, gammamangostin, garsinon E, epikatelin (Geca,2010), semakin besar konsentrasi tanindapat menurunkan pH karena taninmengandung senyawa fenol yang memilikisifat cenderung asam yang dapatmelepaskan ion H+ dari gugus hidroksinya.Pengeluaran ion tersebut menjadikan anionfenoksida C6H5O- yang dapat larut dalamair. Senyawa fenol termasuk dalamsenyawa yang beracun pada tanaman yangdapat berpengaruh bila digunakan dalamkadar yang tinggi. Adanya ion Ca2+ dalammembran plasma spermatozoa dapat diikatoleh polifenol, sehingga akan terjadipenguraian atau pertukaran ion (Widodo,2005 dalam Oktora, Kustono dan Ismoyo,2010).
Derajat keasaman yang didapat darihasil penelitian menunjukkan pH semendalam keadaan normal. Semen yang
memiliki pH terlalu tinggi maupun terlalu
rendah dapat menyebabkan kematianspermatozoa karena pH mempengaruhi
daya tahan hidup spermatozoa (Solihatidan Kune, 2008).
Konsentrasi SpermatozoaPenilaian konsentrasi sangat penting
dalam penentuan kualitas spermatozoa.Perhitungan konsentrasi yang digambarkandengan volume dan persentasespermatozoa motil memberikan jumlahspermatozoa motil per ejakulat(Partodiharjo, 1992), konsentrasi semenunggas secara umum sebesar 3 - 7 x 109/ml(Garner dan Hafez, 2008). MenurutSupriyatna dkk (2005), perbedaankonsentrasi antara lain dapat disebabkanoleh umur, cahaya, genetik, nutrisi,
frekuensi penampungan dan carapemeliharaan. Hasil pemeriksaan semen
secara mikroskopis pada berbagaiperlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rataan konsentrasi spermatozoa (juta/ml)Perlakuan Konsentrasi
(juta/ml)P0 3.320 491,93aP1 4.090 96,18aP2 3.660 426,32abP3 3.265 403,73b
Keterangan : P0 = kontrol, P1 = 1 g, P2= 2 g, dan P3 = 3 g. Nilai pada superskrip yangberbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata (P
Menurut Garner dan Hafez (2000)konsentrasi semen unggas berkisar antara3-7milyar/ml. Konsentrasi spermatozoaunggas dipengaruhi oleh pertumbuhan.Pada ternak yang pertumbuhannya cepatmempunyai konsentrasi 2,3 milyar/ml danpada ternak yang pertumbuhannya lambatmempunyai konsentrasi 4,9 milyar/ml(Hardjianto et al., 2002 dalam Mahbub,2011).
Hasil analisis ragam memberikanperbedaan yang nyata (P
Evaluasi motilitas spermatozoa
dilakukan dengan menggunakan sistemskor. Skor 0 % (tidak ada yang bergerak)sampai 100 % (seluruh spermatozoabergerak ke depan (Sopiana et al., 2006dalam Mahbub, 2011). Dari hasilpersentase spermatozoa motil diatas yakniP0 sebesar 77,6 % 4,88, P1 sebesar 82 % 2,17, P2 sebesar 81 % 2,24 dan P3sebesar 80 % 0, hal ini sesuai denganpendapat Garner dan Hafez (2000)menyatakan, bahwa semen unggas yangnormal mempunyai spermatozoa denganpersentase motilitas sebesar 60-80 %,ditambahkan oleh Mossa (2006),persentase motilitas itik peking 88,64 %.
Hasil analisis ragam memberikanperbedaan yang tidak nyata (P>0,05), halini tidak sesuai dengan penelitiansebelumnya menyatakan bahwakandungan Garcinia kola yang jugamengandung antioksidan berupabiflavonoid dan xanthone dapatmeningkatkan persentase motilitas
spermatozoa, mengurangi persentase
spermatozoa abnormal dan juga sel spermayang mati (Ajibade et al., 2011). Xanthonemerupakan derivat dari campuran polifenolyang mempunyai aktivitas biologis yangsignifikan dalam sistem in vitro (Geca,2010). Walaupun secara statistik tidakmemberikan perbedaan namun secaradeskriptif dapat diketahui bahwa dosispemberian tepung kulit manggis pada P2
memberikan antioksidan yang lebih dapatdengan baik dimetabolisme oleh tubuhsehingga memberikan total spermatozoamotil yang lebih baik, namun semakintinggi kandungan antioksidan di dalam P3akan memberikan efek yang buruk yakniterjadi overdosis, hal ini dapat disebabkankandungan tannin yang terdapat dalammanggis. Menurut Oktora dkk (2010),menyatakan bahwa kadar tanin yangsemakin meningkat dapat menghambatpergerakan spermatozoa, mengingat tanin
dapat mengikat protein komplek atauprotein-protein yang terikat dengan ion Ca,Mg, Na, dan K; karbohidrat dan lemak.
4.2.3 ViabilitasViabilitas adalah kemampuan
spermatozoa untuk bertahan hidup setelahdikeluarkan dari reproduksi jantan.Viabilitas spermatozoa diamati denganmenggunakan mikroskop binokulerperbesaran 400 kali. Pengamatandilakukan terhadap jumlah spermatozoahidup dan mati dari satu lapangan pandangdan dinyatakan dalam persen denganprinsip metode pewarnaan eosin/nigrosin.Penilaian jumlah sel spermatozoa yanghidup dihitung berdasarkan banyaknyajumlah sel spermatozoa yang tidakmenyerap warna eosin negrosin.
Spermatozoa yang mati permeabilitasmembran selnya meningkat, terutama padadaerah post nuclear caps, sehingga sel
spermatozoa yang mati akan menyerap zat
eosin negrosin, sedangkan sel spermatozoayang hidup mempunyai kondisi membranyang baik, sehingga zat warna kesulitanuntuk menembus membran, akibatnya sel
spermatozoa tetap berwarna jernih(Hardijanto dkk, 2010 dalam Mahbub,2011). Hasil analisis rataan persentasespermatozoa yang hidup dapat dilihat padaTabel 5.
Tabel 5. Rataan persentase spermatozoa hidup (%)Perlakuan Persentase spermatozoa hidup (%)P0P1P2P3
79,72 6,9982,9 2,7180,67 2,2281,13 2,87
Keterangan : P0= kontrol, P1= 1 g, P2= 2 g, dan P3= 3 g.
Menurut Setioko et al, (2002)melaporkan bahwa persentase viabilitasspermatozoa yang baik sekitar 92-94 %.
Hasil analisis ragam menunjukanbahwa tepung kulit manggis tidakmemberikan perbedaan nyata (P>0,05)dapat disebabkan adanya kandungantannin yang dapat menurunkan daya hidupdari spermatozoa, dapat menurunkan dayahidup semen, hal ini sesuai denganpendapat Oktora dkk (2010), menyatakanbahwa kadar tanin yang semakinmeningkat dapat menghambat pergerakanspermatozoa, mengingat tanin dapatmengikat protein komplek atau protein-
protein yang terikat dengan ion Ca, Mg,Na, dan K; karbohidrat dan lemak. Jikasemen berada pada pH netral (7,0) makaakan meningkatkan nilai rataan
metabolisme rate (MR) dan terjadipenurunan metabolisme ketika menjadialkali atau asam. pH dapat memperpanjang
viabilitas spermatozoa dengan mengurangiaktivitasnya. Menurut Surai (2003),keseimbangan antioksidan atau pro-oksidan semen unggas adalah elemenpenting dalam menjaga integritas membrandan fungsi viabilitas sperma dan dayafertilitas.
4.2.4 AbnormalitasPerhitungan persentase spermatozoa
abnormal meliputi perhitungan darispermatozoa yang keluar dari morfologinormal. Perhitungan dilakukan denganmenggunakan preparat ulas. Perhitungan
dilakukan di bawah mikroskopis denganpembesaran 10 x 40 dari luas pandang 200 ekor spermatozoa yang diamati.Perhitungannya meliputi keadaan-keadaanspermatozoa yang mempunyai morfologi
abnormal yang meliputi kepala bengkak,kepala rusak, ekor patah, dan ekor buntungdan lain-lain (Tolihere, 1993). Hasil
analisis rataan persentase spermatozoa
yang abnormal dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan persentase spermatozoa abnormal (%)Perlakuan Persentase spermatozoa abnormal (%)P0P1P2P3
13,96 2,69a20,66 2,43ab17,99 7,33ab24,18 4,24b
Keterangan : P0= kontrol, P1 = 1 g, P2 = 2 g, dan P3 = 3 g, Nilai pada superskrip yangberbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata (P
spermatozoa karena pengaruh leher yang
memutar atau dipanjangkan. Abnormalitaspada leher atau bagian tengah spermatozoa15 sampai 50 % akan menyebabkanspermatozoa mati (Garner dan Hafez,2008).
KESIMPULANPemberian tepung kulit manggis dapat
meningkatkan kualitas semen, meliputi:
warna, bau, konsistensi, pH, konsentrasi,persentase spermatozoa motil, persentase
spermatozoa hidup dan persentasespermatozoa abnormal.
DAFTAR PUSTAKAAjibade, A.J, A.O. Oyewopo, P.B.
Fakunle, dan E.A. Ashamu. 2011.Effects of crude ethanolic extract ofGarcinia kola (bitter kola) on thehistology of the testis of male adultwistar rats. 2, 1(2011). Departmentof Anatomy Ladoke AkintolaUniversity of Technology,Ogbomoso, Oyo State. Nigeria: 24-32
Christijanti, U. dan Iswara. 2010. Efekantioksidan vitamin C dan E.Biosaintifika Vol. 2 No.1 ISSN2085-191X: 18-26. Jurusan BiologiFakultas MIPA Universitas NegeriSemarang. Semarang
Feradis. 2010. Bioteknologi ReproduksiPada Ternak. Penerbit Alfabeta.Bandung
Feradis. 2010. Reproduksi Ternak.Penerbit Alfabeta. Bandung
Froman, D.P., dan J.D. Kirby. 2008.Reproduction in Poultry: Male.Reproduction in Farm Animals.
Seventh Edition by E.S.E Hafez &B. Hafez. Kiawah Island, SouthCaroline. USA: 239-241.
Garner, D.L. dan E.S.E. Hafez. 2008.Spermatozoa and Seminal Plasma.Reproduction in Farm Animals.Seventh Edition by E.S.E Hafez &B. Hafez. Kiawah Island, SouthCaroline. USA: 96-125
Geca, T.O. 2010. Uji aktivitas antibakterialfa mangostin kulit buah manggis(Garcinia mangostana L.) terhadapStaphylococcus aureus danPseudomonas aeruginosamultiresisten antibiotik. Skripsi.Fakultas Farmasi UniversitasMuhammadiyah Surakarta.Surakarta
Mahbub, A. 2011. Perbedaan kualitassemen itik mojosari setelahpemberian tepung tomat 150 dan200mg/kg pakan. Skripsi. FakultasPeternakan Universitas Brawijaya
Mossa, R. K. 2006. Characterization ofIraqi local drake ejaculate and theeffect of frequency of collection insperm quality. Bas. J. Vet. Res, Vol.5, No. 2. Departement of AnimalProduction College of Agriculture.Basrah University.
Oktora, Kustono dan Ismoyo. 2010.Pengaruh penambahan crude tanninpada sperma cair kambing peranakanettawa yang disimpan selama 14 hariterhadap viabilitas spermatozoa.Buletin Peternakan 34(1): 1-7.Fakultas Peternakan UniversitasGajah Mada. Yogyakarta
Oluyemi, K.A., O.R. Jimoh, O.A.Adesanya, I.O. Omotuyi, S.J. Josiahdan T.O. Oyesola. 2007. Effects ofcrude ethanolic extract of Garciniacambogia on the reproductivesystem of male wistar rats (Rattusnovergicus). African Journal of
Biotechnology 6 (10). ISSN 16845315. Igbinedion University, Okada.Nigeria: 1237-1238
Partodihadjo, S. 1992. Ilmu ReproduksiHewan. Penerbit Mutiara. Jakarta
Solihati, N., dan P. Kune. 2008. Pengaruhjenis pengencer terhadap motilitasdan daya tahan hidup spermatozoasemen cair sapi simmental:1-6.http://journal.unai.ac.id/filterPDF/MKH-21-3-23.pdf
Supriyanta, E. U. Amomarsono dan R.Kartasudjana. 2005. Ilmu DasarTernak Unggas. Penebar Swadaya.Jakarta
Surai, P. F. 2003. Natural Antioxidants inAvian Nutrition and Reproduction.Nottingham University Press. British
Taurin, B., D. Santi, dan K. H. Putri. 2000.Inseminasi Buatan. UniversitasTerbuka. Jakarta
Toilehere, 1993. Inseminasi Buatan padaTernak. Penerbit Angkasa. Bandung
Zarena, A.S. dan S.K. Udaya. 2009.Screening of xanthone frommangosteen (Garcinia mangostanaL.) peels and their effect oncytochrome c reductase andphosphomolybdenum activity.Journal of Natural Products,2(2009):23-30. Council of Scientificand Industrial Research Mysore.India