7
1 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP GAYA (Quasi Eksperimen di SDN Cipayung II Tangerang Selatan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh: WIT LAILI DARMAYANTI 107018303972 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433/2012

Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

1

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP GAYA

(Quasi Eksperimen di SDN Cipayung II Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

WIT LAILI DARMAYANTI

107018303972

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433/2012

Page 2: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

2

ABSTRAK

Wit Laili Darmayanti, “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and

Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Gaya (Quasi Eksperimen)”.

Skripsi, Progran Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan

Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep gaya.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Penelitian ini

dilakukan di SDN Cipayung II Tangerang Selatan. Sampel dalam penelitian ini

terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 45 siswa

dan kelompok kontrol yang juga berjumlah 45 siswa. Kelompok eksperimen

adalah kelompok yang diajarkan dengan pendekatan CTL, sedangkan kelompok

kontrol adalah kelompok yang diajarkan secara konvensional. Instrumen

penelitian yang digunakan adalah instrumen tes dan lembar observasi.

Berdasarkan analisis data menggunakan uji-t yang dilakukan pada taraf

kepercayaan 95% menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang diajarkan

pendekatan CTL diperoleh nilai thitung sebesar 4,24 dan ttabel sebesar 1,66. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendekatan

pembelajaran Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning, hasil belajar siswa.

Page 3: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu alat untuk mengubah tingkah laku dan pola

pikir manusia dari keadaan belum tahu menjadi tahu, dari keadaan tidak mampu

menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki keterampilan menjadi memiliki

keterampilan. Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) diharapkan memberikan bekal

kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan dasar kepada peserta didik.

Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang RI No.20 tahun 2003 bahwa,

“tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri”1, untuk mewujudkan itu semua

pemerintah telah menetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan di

Sekolah Dasar yang diharapkan dapat mewujudkan seluruh cita-cita di atas,

sehingga sekolah dasar dapat menjalankan fungsi utamanya sebagai lembaga

pendidikan yang dapat melahirkan generasi penerus yang berahlak mulia, cerdas,

dan memiliki kepribadian.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyatakan, “pembelajaran

di tingkat SD/MI harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreaktivitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik”.2 Atas dasar pertimbangan itu, pembelajaran di sekolah dasar harus

menitikberatkan pada proses pembelajaran berdasarkan pengalaman siswa sendiri,

melalui interaksi dengan obyek, fenomena, dan interaksi dengan lingkungannya,

sehingga dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan siswa yang sesuai

dengan tahapan perkembangannya.

Salah satu mata pelajaran yang menuntut siswa untuk terlibat aktif

membangun kebermaknaan antar obyek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan

1 UU RI No 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta, Departemen Pendididikan

Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003), hal. 3. 2 Badan Standar Nasional Pendidikan tentang Standar Proses h.6

Page 4: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

4

adalah ilmu pengetahuan alam (IPA). “IPA merupakan ilmu yang berhubungan

dengan cara mencari tau tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep, atau perinsip-perinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan

berdasarkan pengalaman peserta didik”.3 Pendidikan alam diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta proses pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian

pengalanman langsung untuk mengembangkan potensi agar menjelajahi dan

diarahkan untuk menemukan dan berbuat sehingga dapat membentu peserta didik

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tetnang alam sekitar.

Akan tetapi, kenyataannya di sekolah guru ketika mengajar tidak berusaha

mencari informasi, apakah materi yang diajarkannya sudah dipahami siswa atau

belum. Guru juga tidak berusaha mengajak berpikir kepada siswa.4 Kejadian

seperti ini menjadikan kurangnya perhatian siswa karena, siswa merasa sudah

memahami informasi yang disampaikan guru, sehingga mereka menganggap

materi itu tidak penting lagi.

Selain itu, masih terdapat “guru mengangkap bahwa ia adalah orang yang

paling mampu menguasai pelajaran dibandingkan dengan siswa”.5 Namun, bukan

tidak mungkin jika siswa dapat lebih menguasai materi dibandingkan guru berkat

teknologi informasi, setiap orang bisa memperoleh pengetahuan lewat berbagai

media. Maka, bukan menjadi hal yang tidak mingkin jika siswa lebih memahami

materi dibandingkan dengan guru.

Masalah lainnya adalah pendidikan di sekolah masih didominasi oleh

pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal.

Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan.6 Dengan

3 Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Lampiran Standar Kompetansi dan Pompetensi

Dasar IPA SD/MI. 4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana Prenada Media, 2011), cet. 8., h. 92. 5 Ibid, h. 93.

6 Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Pengawas Sekolah, Pembelajaran Berbasis

Paikem, Derektorat Tenaga Kependidikan, 2010 h.22

Page 5: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

5

demikian siswa dituntut untuk menghapal pelajaran, akan tetapi yang siswa tau

hanya sebatas apa yang ia hapalkan saja. Ini juga menjadikan siswa terkadang

masih meragukan kebenaran fakta yang dihafal ataupun yang disampaikan,

sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi siswa.

Senada dengan permasalahan di atas, berdasarkan hasil observasi peneliti

di sekolah, terlihat bahwa masih banyak dijumpai pembelajaran IPA yang belum

menerapkan pembelajaran berdasarkan pengalaman anak melalui interaksi

langsung dengan objek atau mengaitkan dengan fenomena yang sedang terjadi di

lingkungan sekitar siswa. Inilah salah satunya yang menyebabkan perbedaan

pemahaman siswa mengenai suatu konsep dengan konsep yang seharusnya.

Terlihat pula di sekolah banyak siswa yang jenuh dan stres dalam belajar,

dan akhirnya menyerah tanpa mendapat solusi dari permasalahannya.

Permasalahan ini merupakan sebagian akibat dari pembelajaran yang selalu

berpusat pada guru, sehingga siswa tidak terbiasa memecahkan masalah dalam

proses pembelajaran.

Salah satu solusi kongkret dari permasalahan-permasalahan di atas adalah

perlu diterapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL). Pendekatan CTL merupakan pembelajaran yang

mengarahkan siswa mengkonstruk pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang

mereka miliki. CTL juga mengorganisir pengetahuan yang dimiliki siswa,

sehingga siswa dapat berfikir secara efektif untuk memadukan pengetahuan yang

dimiliki dengan pengetahuan yang baru. Selain itu pembelajaran menggunakan

proses pemecahan masalah yang merupakan salah satu upaya CTL untuk melatih

emosi siswa dalam menghadapi kehidupan nyata. Belajar dengan pengalaman

sendiri merupakan proses pembelajaran yang utama, dengan pengalaman sendiri

siswa dapat menangkap konsep pembelajaran sesuai dengan pola berpikir masing-

masing siswa sesuai dengan tahapan perkembangannya. Pembelajaran dengan

memberikan pengalaman kepada siswa juga dapat memberikan pengetahuan yang

bermakna bagi siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas, pendekatan CTL merupakan pendekatan

yang sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran IPA yang konsepnya terkait

Page 6: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

6

dengan fenomena yang sering terjadi di kehidupan siswa. Salah satu konsep IPA

yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan CTL adalah konsep gaya.

Fenomena pada konsep gaya banyak ditemui dalam kehidupan, misalnya ketika

anak bermain bola. Permainan bola dapat menunjukan berbagai sifat yang

ditimbulkan oleh gaya seperti, gaya dapat membuat bola diam menjadi bergerak,

bola bergerak lambat menjadi cepat dan masih banyak lagi konsep gaya yang

terdapat di sana. Konsep yang dekat dan sering digunakan dalam kehidupan siswa

sehari-hari inilah yang peneliti anggap sesuai dengan pendekatan CTL.

Atas dasar pertimbangan itu peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh

Pendekatan Contextual Teaching and Learning Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

pada Konsep Gaya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasikan

beberapa masalah penting, diantaranya adalah:

1. Siswa tidak mendapatkan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran

dan berfokus kepada guru

2. Pemahaman siswa mengenai materi pelajaran berbeda dengan konsep

sebenarnya.

3. Siswa masih meragukan fakta yang disampaikan oleh guru di kelas, sehingga

pembelajaran menjadi kurang bermakna.

4. Kemampuan belajar siswa hanya terbatas pada hapalan.

5. Siswa tidak dapat mengaplikasikan apa yang dipelajari dalam permasalahan

di kehidupan sehari-hari.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas, maka penelitian ini akan dibatasi pada:

1. Hasil belajar yang diukur pada ranah kognitif pada tingkat mengingat (C1),

memahami (C2), dan menerapkan (C3).

2. Faktor pendekatan pembelajaran dibatasi pada pendekatan Contexstual

Teching and Learning (CTL).

Page 7: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

7

3. Faktor materi dibatasi hanya pada materi “Gaya dapat mengubah gerak dan

arah suatu benda”.

D. Rumusan Masalah

Berkenaan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimanakah

pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar

IPA siswa pada konsep gaya?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum untuk menjelaskan pengaruh

pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning terhadap hasil

belajar siswa pada konsep gaya.

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkat teoritis kepada

pembaca dan guru.

2. Dapat memberikan solusi nyata untuk menerapkan pendekatan baru guna

meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

3. Dapat menjadi langkah awal yang dapat ditindaklanjuti oleh peneliti atau

pembaca untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lain.