10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan semua orang. Bahkan setiap negara memiliki undang-undang khusu tentang pendidikan, begitu juga Indonesia. Dalam Amandemen UUD 1945 ke IV (empat). Hasil amandemen UUD 1945 Ke IV tahun 2002 yaitu tentang pendidikan Pasal 31 ayat 1,2,3,4,5, berbunyi: Ayat 1: Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Ayat 2: Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Ayat 3: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ,yang diatur dengan undang-undang. Ayat 4: Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang kurangnya 20 % dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional. Ayat 5: Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan

Pengaruh Pendidikan Orang Tua Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Kelompok B2 Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun”

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan semua orang. Bahkan setiap negara memiliki undang-undang khusu tentang pendidikan, begitu juga Indonesia. Dalam Amandemen UUD 1945 ke IV (empat). Hasil amandemen UUD 1945 Ke IV tahun 2002 yaitu tentang pendidikan Pasal 31 ayat 1,2,3,4,5, berbunyi:Ayat 1: Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Ayat 2: Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Ayat 3: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ,yang diatur dengan undang-undang. Ayat 4: Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang kurangnya 20 % dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional. Ayat 5: Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradapan kesejahteraan umat manusia.Hal ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan, dan negara wajib menfasilitasinya. Pendidikan pada dasarnya memberikan kita pengetahuan bagaimana bersikap, bertutur kata dan mempelajari perkembangan sains yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan untuk khalayak banyak. Pada dasarnya pendidikan untuk menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah. Pendidikan yang dimaksud di atas tentu saja tidak melulu pendidikan formal yang ada dan bahkan berserakan hari ini. Karena pendidikan sejatinya harus dimulai dari lingkungan keluarga diseluruh rumah tangga yang ada. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat terbentuk berdasarkan sukarela dan cinta yang asasi antara dua subyek manusia (suami-istri). Berdasarkan asas cinta kasih yang asasi ini lahirlah anak sebagai generasi penerus. Senada dengan pengertian Departeman Kesehatan Republik Indonesia tahun 1988, bahwa keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.Fitzpatrick (2004: 147) yang juga dikutip oleh Sri Lestari, keluarga adalahrumah tangga yang memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam suatu jaringan, memberikanpengertian keluargadengan cara meninjaunya berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda, yaitu:1. Keluarga secara Struktural:keluarga didefenisikan berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggotanya seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Dari perspektif ini dapat muncul pengertian tentang keluarga sebaga asal-usul (families of origin), keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan (families of procreation), dan keluarga batih (extended family).2. Keluarga secara Fungsional: menekankan pada pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial, yaitu mencakup perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran tertentu. Defenisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh keluarga.3. Keluarga secara Transaksional: keluarga sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan. Defenisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.Sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk, maka keluarga memegang peranan yang sangat luas dalam membina kehidupan dan khususnya kepribadian sosial anak. Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa keluarga adalah tahap pertama lembaga-lembaga penting sosial dan dalam tingkat yang sangat tinggi; ia berkaitan erat dengan peradaban, transformasi warisan, dan pertumbuhan serta perkembangan umat manusia. Secara keseluruhan, semua tradisi, keyakinan sopan santun, sifat-sifat individu dan sosial, ditransfer lewat keluarga kepada generasi-generasi berikutnya. Dari penjelasan ini juga sekaligus mengambarkan kepada kita bahwa betapa penting peran keluarga, khususnya orang tua dalam membentuk dan mengembangkan kepribadian anak. Terlihat jelas adanya pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak khususnya pada usia sekolah, baik itu Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan seterusnya.Begitu banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli mengenai pengaruh keluarga terhadap perkembangan kepribadian serta sosial anak. Hal ini seperti penelitian Karol Kumpfer dan Rose Alvarado, Profesor dan Asisten Profesor dari University of Utah, dia mengatakan bahwa kenakalan dan kekerasan yang dilakukan oleh anak dan remaja berakar dari masalah-masalah sosial yang saling berkaitan di dalam keluarga mereka. Diantaranya adalah kekerasan pada anak dan pengabaian yang dilakukan oleh orangtua, munculnya perilaku seksual sejak usia dini, kekerasan rumah tangga, keikutsertaan anak dalam geng yang menyimpang, serta tingkat pendidikan anak yang rendahBahkan, pada tanggal 15 Mei ditetapkan sebagai Hari Keluarga Sedunia, dan menekankan pentingnya keluarga sebagai lembaga masyarkat yang paling mulia dan paling penting dalam membentuk generasi-generasi beragama, berakhlak mulia, cerdas dan berkepribadian yang kuat. Keluarga sekaligus merupakan landasan yang kuat dan kokoh untuk mendidik dan menciptakan anak-anak yang sehat dan kuat.Dari beberapa uraian permasalahan di atas, dapat dipahami bahwa, lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak. Oleh karena itu, peneliti mencoba meneliti apakah ada, atau seberapa besar pengaruh pendidikan orang tua dilingkungan keluarga terhadap perkembangan anak, terutama perkembangan kognitif. Penelitian ini dilakukan di kelompok B2 Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun. Dengan itu, peneliti memberi judul penelitian ini Pengaruh pendidikan orang tua terhadap perkembangan kognitif anak kelompok B2 Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun. Peneliti berharap mudah-mudahan penelitian ini dapat membantu para orang tua, guru dan lingkungan dalam tugasnya sebagai pendidik di lingkungan keluarga, institusi pendidikan dan masyarakat.B. Pembatasan MasalahAgar penelitian ini lebih terarah dan spesifik, peneliti mencoba memberikan batasan masalah, yakni menjelaskan pengaruh pendidikan orang tua terhadap perkembangan kognitif anak yang dilaksanakan hanya dilingkungan TK Kelompok B2 Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun.C. Rumusan MasalahDari latar belakang masalah yang telah di jelaskan, maka dirumuskanlah permasalahannya sebagai berikut:1. Bagaimanakah pelaksanaan/pola pendidikan orang tua terhadap perkembangan kognitif anak kelompok B 2 TK Negeri Pembina Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun?2. Bagaimanakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap perkembangan kognitif anak kelompok B2 taman kanak-kanak Negeri Pembina Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun?D. Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui Bagaimana pelaksanaan/pola pendidikan orang tua terhadap perkembangan kognitif anak kelompok B 2 TK Negeri Pembina Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun.2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan orang tua terhadap perkembangan kognitif anak kelompok B2 taman kanak-kanak Negeri Pembina Kecamatan Mejayan Kabupaten MadiunE. Manfaat Penelitian1. Manfaat TeoritisMelengkapi kajian mengenai pengaruh pendidikan orang tua terhadap perkembangan kognitif anak kelompok B2 Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun2. Manfaat Praktisa. GuruUntuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan secara profesional dalam mengajar.b. SiswaMendapatkan pembelajaran yang tepat sehingga kemampuan dan hasil belajar meningkat.c. SekolahSekolah mendukung dan memberi kesempatan kepada guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga hasil belajar siswa juga meningkat.d. Orang TuaPenelitian ini juga akan sangat berguna bagi orang tua, sebagai acuan dan informasi dalam mengarahkan anak dalam belajar, dan mendorong anak untuk lebih bersemangat dalam menghadapi proses pendidikannya, guna menghadapi masa depan yang lebih kompetitif. Dari data atau gambaran yang telah dihasilkan dari penelitian ini, orang tua bersama-sama dengan guru dapat mengarahkan anak untuk lebih serius dalam melihat dan menghadapi masa depan anak.