141
53 PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI RSUD BLANGPIDIE ACEH BARAT DAYA TESIS Oleh RUSLAN 117032059/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

53

PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI RSUD

BLANGPIDIE ACEH BARAT DAYA

TESIS

Oleh

RUSLAN 117032059/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013

Page 2: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI RSUD

BLANGPIDIE ACEH BARAT DAYA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Administrasi Rumah Sakit pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

OLEH

RUSLAN 117032059/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013

Page 3: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Judul Tesis : PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI RSUD BLANGPIDIE ACEH BARAT DAYA

Nama Mahasiswa : Ruslan Nomor Induk Mahasiswa : 117032059/IKM Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Administrasi Rumah Sakit Menyetujui

Komisi Pembimbing

(Dr. Yeni Absah, S.E, M.SiKetua

)

(Drs. Amru Nasution, M.Kes Anggota

)

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S

)

Tanggal Lulus : 26 Agustus 2013

Page 4: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Telah diuji pada Tanggal : 26 Agustus 2013

PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Yeni Absah, S.E, M.Si Anggota : 1. Drs. Amru Nasution, M.Kes

2. Dr. Juanita, S.E, M.Kes 3. Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes

Page 5: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

PERNYATAAN

PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI RSUD

BLANGPIDIE ACEH BARAT DAYA

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, September 2013

Ruslan 117032059/IKM

Page 6: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

ABSTRAK

Penerapan badan layanan umum daerah di rumah sakit memiliki otonomi

untuk mengelola anggaran pembiayaan rumah sakit, maka pelayanan kesehatan dirasakan lebih baik karena rumah sakit tidak perlu lagi menunggu aliran dana dari APBD untuk menyelenggarkaan pelayanan kesehatan sehingga diduga dapat meningkatkan kinerja pegawai administrasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan BLUD (kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata kelola, rencana strategis bisnis, standar pelayanan minimum) terhadap kinerja pegawai administrasi di RSUD Blangdipie Aceh Barat Daya. Jenis penelitian menggunakan metode survey dengan cross sectional study. Populasi adalah pegawai administrasi sebanyak 34 orang dan seluruhnya dijadikan sampel penelitian. Analisis data menggunakan uji regresi linier berganda pada tingkat kepercayaan α =0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata kelola, rencana strategis bisnis dan standar pelayanan minimal berpengaruh terhadap kinerja pegawai administrasi dengan p < 0,05.

Disarankan kepada pimpinan mengusulkan kebijakan baku tentang penerapan BLUD RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya sebagai acuan atau indikator serta pedoman dalam mengevaluasi penerapan BLUD dengan indikator kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata kelola, rencana strategi bisnis dan standar pelayanan minimal dan disosialisasikan, menyediakan faslitas telepon/komputerisasi dan serta merekrut tenaga calon pegawai baru berlatar belakang pendidikan akuntansi. memberikan kesempatan kepada pegawai yang belum pernah untuk mengikuti pendidikan dan merekrut tenaga calon pegawai baru berlatar belakang pendidikan akuntansi serta pengawasan/koordinasi dengan pemberitahuaan untuk melengkapi dan mengirimkan berkas-berkas untuk mendukung pengurusan administrasi di setiap bidang sebelum waktu yang dijadwalkan.

Kata kunci : Penerapan BLUD, Kinerja, Pegawai Administrasi

Page 7: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

ABSTRACT

The application of Regional General Service Board (BLUD) in the autonomic hospital to manage the hospital financing budget resulted in a better health service because the hospital does not need to wait for the fund from the Regional Revenues and Expenditures Budget any more to organize the health service that it is estimated to be able to improve the performance of administrative staff

The purpose of this survey study with cross-sectional design was to find out and analyzed the influence of the application of BLUD (its ability to improve performance, pattern of governance, business strategic plan, minimum standard of service) on the performance of the administrative staff at Blang Pidie General Hospital, Aceh Barat Daya District. The population of this study was all of the 34 administrative staff and all of them were selected to be the samples for this study. The data obtained were analyzed through multiple linear regression tests at α = 0.05.

The result of this study showed that the ability to improve performance, pattern of governance, business strategic plan, minimum standard of service had influence on the performance of the administrative staff with p<0.05.

The management of Blang Pidie General Hospital is suggested to propose afixed policy on the application of BLUD with ability to improve performance, pattern of governance, business strategic plan, minimum standard of service and

socialized.

Keywords: BLUD Application, Performance, Administrative Staff

Page 8: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan berkat-

Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ”

Pengaruh Penerapan BLUD terhadap Kinerja Pegawai Administrasi di RSUD

Blangdipie Aceh Barat Daya”.

Tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan

pendidikan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi

Rumah Sakit pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Medan.

Dalam menyusun tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M&H, M.Sc (CTM), Sp.A, (K) selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara atas kesempatan penulis menjadi mahasiswa Program

Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

3. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

Page 9: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

4. Dr. Yeni Absah, S.E, M.Si

5. Dr. Juanita, S.E, M.Kes dan Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes selaku Tim

Penguji yang telah banyak memberikan saran, bimbingan dan perhatian selama

penulisan tesis.

selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Drs. Amru

Nasution, M.Kes selaku Anggota Komisi Pembimbing atas segala ketulusannya

dalam menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan, dorongan, saran dan

perhatian selama proses proposal hingga penulisan tesis ini selesai.

6. Direktur RSUD Blangdipie Aceh Barat Daya yang telah banyak membantu dan

memberikan dukungan kepada penulis dalam rangka menyelesaikan pendidikan

pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Medan.

7. Para dosen, staf dan semua pihak yang terkait di lingkungan Program Studi S2

Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit pada Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Ucapan terima kasih yang tulus saya tujukan kepada orangtua Ayahanda

Idrus (Almarhum) dan Ibunda Nursidah (Almarhumah) serta keluarga besar yang

telah memberikan dukungan moril serta doa dan motivasi selama penulis

menjalani pendidikan.

9. Teristimewa buat Istri Tercinta Desy Fildayanti, dan Ananda Iqratul Rizkal, Ash-

Shabrudhyah dan Syaichul Al-Sadjada atas dorongan semangat hingga penulis

termotivasi untuk menyelesaikan studi S2 ini.

Page 10: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

10. Teman-teman seperjuangan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Universitas Sumatera Utara, atas bantuannya dan memberikan semangat dalam

penyusunan tesis.

Akhirnya saya menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu, saran dan

kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini, dengan

harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi penentu kebijakan di bidang administrasi

rumah sakit dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, September 2013

Penulis

Ruslan 117032059/IKM

Page 11: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

RIWAYAT HIDUP

Ruslan, lahir pada tanggal 09 Juni 1969 di Lhok Aman Kecamatan Meukek

Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Aceh, beragama Islam, bertempat tinggal di

Blangpidie Aceh Barat Daya. Menikah dengan Desy Fildayanti pada tanggal 7 Maret

1997 dan dikarunia 2 orang putra yaitu Iqratul Rizkal dan Syaichul Al-Sadjada serta

1 orang putri yaitu Ash-Shabrudhyah.

Pendidikan, SDN Lhok Aman (1983), SMPN II Blangpidie (1986). SMAN

Meukik (1989). D-III Keperawatan Departemen Kesehatan Banda Aceh (1992),

Sarjana Keperawatan Univeritas Negeri Syiahkuala Banda Aceh (2006) dan Tahun

2011 sampai sekarang menjadi mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat

Studi Administrasi Rumah Sakit IKM USU.

Penulis memulai karir sebagai pegawai negeri sipil di RSUD Yulidin Away

Tapak Tuan tahun 1995-2001. Kemudian penulis pindah ke RSUD Blangpidie Aceh

Barat Daya tahun 2002 sampai sekarang.

Page 12: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ......................................................................................................... i ABSTRACT ........................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Permasalahan ............................................................................. 11 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 11 1.4 Hipotesis ..................................................................................... 11 1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 13

2.1 Kinerja ......................................................................................... 13 2.1.1 Kinerja Pegawai .............................................................. 13 2.1.2 Penialian Kinerja Pegawai .............................................. 13 2.1.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja Pegawai ........ 15

2.2 Rumah Sakit ................................................................................ 21 2.3 Badan Pelayanan Umum Daerah ................................................ 25

2.3.1 Pengertian, Tujuan dan Azas BLU/BLUD ...................... 25 2.3.2 Jenis dan Persyaratan BLU ............................................. 28 2.3.3 Standar dan Tarif Layanan .............................................. 32 2.3.4 Pengelolaan Keuangan .................................................... 34 2.3.5 Pola Tata Kelola .............................................................. 39 2.3.6

2.4 Landasan Teori ............................................................................ 41 Perubahan dan Pencabutan Status ................................... 40

2.5 Kerangka Konsep ........................................................................ 43

BAB 3 METODE PENELITIAN .............................................................. 44 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 44 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 44 3.3 Populasi dan Sampel .................................................................. 44

Page 13: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

3.3.1 Populasi ........................................................................... 44 3.3.2 Sampel ............................................................................. 45

3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 45 3.4.1 Data Primer ..................................................................... 45 3.4.2 Data Sekunder ................................................................. 46 3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................... 46

3.5 Variabel dan Definisi Operasional ............................................. 49 3.6 Metode Pengukuran ................................................................... 50 3.7 Metode Analisis Data ................................................................. 51

BAB 4 HASIL PENELITIAN .................................................................... 53

4.1 Gambaran RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya ....................... 53 4.1.1 Sejarah RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya ................ 53 4.1.2 Visi dan Misi ................................................................. 54

4.2 Karakteristik Responden ........................................................... 54 4.3 Analisis Univariat ..................................................................... 56

4.3.1 Penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ..... 56 4.3.2 Kinerja Pegawai Administrasi ...................................... 66

4.4 Analisis Bivariat ........................................................................ 70 4.5 Analisis Multivariat ................................................................... 72

BAB 5 PEMBAHASAN ............................................................................... 78

5.1 Pengaruh Kesanggupan Meningkatkan Kinerja terhadap Kinerja Pegawai Administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya ................................................................................. 78

5.2 Pengaruh Pola Tata Kelola terhadap Kinerja Pegawai Administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya………... 81

5.3 Pengaruh Rencana Strategis Bisnis terhadap Kinerja Pegawai Administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya………... 83

5.4 Pengaruh Standar Pelayanan Minimal terhadap Kinerja Pegawai Administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya 85

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 88

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 88 6.2 Saran ............................................................................................ 88

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 90 LAMPIRAN ....................................................................................................... 93

Page 14: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

DAFTAR TABEL No. Judul Halaman 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian ............ 47 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 49 3.3 Pengukuran Variabel Penelitian .................................................... 51 4.1 Distribusi Karakteristik Responden .............................................. 55 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kesanggupan Meningkatkan

Kinerja di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya ............................ 57 4.3 Distribusi Kategori Kesanggupan Meningkatkan Kinerja di

RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya ............................................. 59 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Tata Kelola di RSUD

Blangpidie Aceh Barat Daya ......................................................... 60 4.5 Distribusi Kategori Pola Tata Kelola di RSUD Blangpidie Aceh

Barat Daya ..................................................................................... 61 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Rencana Strategis Bisnis di

RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya ............................................. 62 4.7 Distribusi Kategori Rencana Strategis Bisnis di RSUD

Blangpidie Aceh Barat Daya ......................................................... 63 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal

di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya ......................................... 65 4.9 Distribusi Kategori Standar Pelayanan Minimal di RSUD

Blangpidie Aceh Barat Daya ......................................................... 66 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Pegawai

Administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya ................... 68 4.11 Distribusi Kategori Kinerja Pegawai Administrasi di RSUD

Blangpidie Aceh Barat Daya ......................................................... 69 4.12 Hubungan Penerapan BLUD Berdasarkan Kesanggupan

Meningkatkan Kinerja, Pola Tata Kelola, Rencana Strategis Bisnis dan Standar Pelayanan Minimal dengan Kinerja Pegawai Administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya ................... 70

Page 15: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

4.13 Tabulasi Silang Penerapan BLUD (Kesanggupan Meningkatkan Kinerja, Pola Tata Kelola, Rencana Strategis Bisnis dan Standar Pelayanan Minimal) dengan Kinerja Pegawai Administrasi ........ 71

4.14 Pengaruh Penerapan BLUD Berdasarkan Kesanggupan

Meningkatkan Kinerja, Pola Tata Kelola, Rencana Strategis Bisnis dan Standar Pelayanan Minimal terhadap Kinerja Pegawai Administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya ..... 73

Page 16: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman 2.1 Struktur Organisasi BLUD RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya ........ 24 2.2 Kerangka Konsep ................................................................................. 43

Page 17: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian .......................................................................... 93 2 Pengolahan Data ................................................................................ 100 3 Master Data ........................................................................................ 122 4 Surat Izin Penelitian dari Program Studi S2 Ilmu

KesehatanMasyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU............ 124 5 Surat Telah Selesai Meneliti dari RSUD Blangpidie Aceh Barat

Daya ................................................................................................... 125

Page 18: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

.BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Munculnya otonomi daerah menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma

dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem

pemerintahan yang desentralisasi, yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada

daerah dalam mewujudkan daerah otonom yang luas dan bertanggung jawab, untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai kondisi dan potensi

wilayahnya. Pemberian otonomi kepada daerah pada dasarnya bertujuan

meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah daerah,

terutama dalam pelaksanakan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat serta

untuk meningkatkan pembinaan kesatuan politik dan kesatuan bangsa (Depkes RI,

2007).

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja di lingkungan pemerintah.

Dengan Pasal 68 dan 69 dari Undang-Undang tersebut, instansi pemerintah yang

tugas pokok dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan

pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas,

efisiensi dan efektivitas. Instansi demikian, dengan sebutan umum sebagai Badan

Layanan Umum (BLU), diharapkan menjadi contoh kongkrit yang menonjol dari

penerapan manajemen keuangan berbasis pada hasil (kinerja).

Page 19: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Dari undang-undang tersebut, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai

instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa

mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan

pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Untuk dapat menjadi BLUD suatu instansi

harus memenuhi tiga persyaratan pokok, yaitu persyaratan substantif, yang terkait

dengan penyelenggaran umum, persyaratan teknis yang terkait dengan kinerja

pelayanan dan kinerja keuangan, serta persyaratan administratif terkait dengan

terpenuhinya dokumen seperti tata kelola, rencana strategis bisnis, standar layanan

minimal, laporan keuangan pokok, dan laporan audit/bersedia untuk diaudit.

Penerapan badan layanan umum daerah rumah sakit merupakan bagian tak

terpisahkan dalam proses penyempurnaan manajemen keuangan (anggaran negara),

yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik

serta efektifitas dari pelaksanaan kebijakan dan program sehingga petugas mampu

mengoptimalkan tanggungjawabnya.

Dalam menerapkan BLUD rumah sakit, sebagaimana dijelaskan Ilyas (2002

bahwa keberhasilan suatu rumah sakit ditentukan oleh faktor sumber daya manusia

atau petugas kesehatan dan sarana dan prasarana pendukung atau fasilitas kerja.

Faktor kemampuan petugas kesehatan sangat penting dalam melaksanakan pelayanan

kesehatan daripada sarana dan prasarana pendukung. Secanggih dan selengkap

apapun fasilitas pendukung yang dimiliki suatu organisasi kerja, tanpa adanya sumber

Page 20: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

yang memadai, baik kuantitas maupun kualitasnya, maka rumah sakit tersebut belum

dapat berhasil mewujudkan visi, misi dan tujuan rumah sakit.

Pegawai administrasi di rumah sakit memegang peranan penting dalam

menyelenggarakan administrasi atau pengelolaan berbagai kebijakan yang

dirumuskan oleh pimpinan. Seperti yang diungkapkan oleh Azwar (1996) bahwa

tugas seorang administrator atau manajer di rumah sakit untuk merumuskan berbagai

keputusan dan penyelenggaraan administrasi sebagai acuan rumah sakit dalam

mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip-prinsip BLUD yang berorientasi administrasi

rumah sakit memegang peranan penting, sebagai sarana untuk mengukur kinerja

suatu rumah sakit yang baik.

Rumah sakit merupakan suatu unit usaha jasa yang memberikan jasa

pelayanan sosial di bidang medis klinis. Pengelolaan unit usaha rumah sakit memiliki

keunikan tersendiri karena selain sebagai unit bisnis, usaha rumah sakit juga nemiliki

misi sosial, di samping pengelolaan rumah sakit juga sangat tergantung pada status

kepemilikan rumah sakit. Misi rumah sakit tidak terlepas dari misi layanan sosial,

namun tidak dipungkiri bahwa dalam pengelolaan rumah sakit tetap terjadi konflik

kepentingan dari berbagai pihak. Konflik kepentingan berbagai pihak ini dapat

bersumber dari klasifikasi organisasi rumah sakit atau lingkungan luar rumah sakit.

Selain itu, instansi rumah sakit semakin menjadi sorotan dan masyarakat

mulai banyak menuntut nilai yang diperoleh atas pelayanan yang diberikan instansi

pemerintah. Tuntutan tersebut diutarakan karena masyarakat masih merasa belum

puas atas kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit.

Page 21: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Beberapa rumah sakit masih memiliki kualitas jasa layanan yang masih sangat

memprihatinkan. Hal ini antara lain disebabkan karena keterbatasan sumber daya baik

sumber daya finansial maupun sumber daya non finansial. Tuntutan peningkatan

kualitas jasa layanan membutuhkan berbagai dana investasi yang tidak sedikit.

Kenaikan tuntutan kualitas jasa layanan rumah sakit harus dibarengi dengan

profesionalisme dalam pengelolaannya. Operasional sangat dipengaruhi oleh berbagai

tuntutan dari lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dan internal. Tuntutan eksternal

antara lain adalah dari para stakeholder bahwa rumah sakit dituntut untuk

memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan biaya pelayanan kesehatan

terkendali sehingga akan berujung pada kepuasan pasien.

Tuntutan dari pihak internal antara lain adalah pengendalian biaya.

Pengendalian biaya merupakan masalah yang kompleks karena dipengaruhi oleh

berbagai pihak yaitu mekanisme pasar, perilaku ekonomis, sumber daya professional

dan yang tidak kalah penting adalah perkembangan teknologi. Rumah sakit

kepemerintahan yang terdapat di tingkat pusat dan daerah tidak lepas dari pengaruh

perkembangan tuntutan tersebut.

Dipandang dari segmentasi kelompok masyarakat, secara umum rumah sakit

pemerintah sebagai pelayanan publik merupakan layanan jasa yang menyediakan

untuk kalangan menengah ke bawah, sedangkan rumah sakit swasta melayani

masyarakat kelas menengah ke atas. Biaya kesehatan cenderung terus meningkat, dan

rumah sakit dituntut untuk secara mandiri mengatasi masalah tersebut. Peningkatan

biaya kesehatan ini menyebabkan fenomena tersendiri bagi rumah sakit pemerintahan

Page 22: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

karena rumah sakit pemerintah memiliki segmen layanan kesehatan untuk kalangan

menengah ke bawah. Akibatnya rumah sakit pemerintah diharapkan menjadi rumah

sakit yang murah dan bermutu. Rumah sakit pemerintah menghadapi dilema antara

misi melayani masyarakat kelas menengah ke bawah dan adanya keterbatasan sumber

dana, serta berbagai aturan dan birokrasi yang harus dihadapi. mengakibatkan rumah

sakit pemerintah mengalami kebingungan apakah rumah sakit dijadikan sebagai

lembaga birokrasi dalam sistem kesehatan ataukah sebagai lembaga pelayanan

kesehatan yang tidak birokratis.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), maka setelah melalui proses, Rumah Sakit

Umum Daerah Blangipide Aceh Barat Daya merupakan salah satu rumah sakit di

Kabupaten Aceh Barat Daya menerapkan status pola pengelolaan keuangan Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD) penuh sesuai Surat Keputusan Bupati Aceh Barat

Daya Nomor 900/330/2011 tanggal 29 Desember 2011.

RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya sebelum menjadi BLUD dana

operasional bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan

kegiatan yang dilakukan berdasarkan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA). Anggaran

biaya keuangan yang diprogramkan untuk kepentingan rumah sakit melalui

pengesahan dari lembaga eksekutif dan legislatif daerah. Pengadaan barang dan jasa,

obat-obatan, sarana operasional kerja, alat kesehatan dan kegiatannya mengacu pada

RKA, apabila tidak sesuai dana tidak diperoleh atau dicairkan untuk biaya

operasional rumah sakit. Penghasilan rumah sakit merupakan sumber pendapatan

Page 23: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

pemerintah daerah yang disetor setiap triwulan untuk dikelola pada tahun berikutnya.

Pembiayaan rumah sakit disesuaikan dengan besarnya pendapatan daerah. Pegawai

administrasi dalam menyelesaikan pertanggungjawaban pelayanan adminstrasi

sebelum BLUD diselenggarakan setiap triwulan, penyelesaian administrasi laporan

kegiatan kerja bulanan harus diselesaikan setiap tanggal 10 setiap bulan, dan

penyelesaian penyusunan laporan keuangan diselenggarakan setiap tahun, Setelah

RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya setelah ditetapkan BLUD, maka terjadi

perubahan-perubahan ke arah yang lebih mempercepat hasil kerja pegawai

administrasi seperti menyelesaikan pertanggungjawaban pelayanan adminstrasi

diselenggarakan setiap bulan, penyelesaian administrasi laporan kegiatan kerja

bulanan harus diselesaikan setiap tanggal 1 setiap bulan, dan penyelesaian

penyusunan laporan keuangan diselenggarakan setiap bulan supaya dana yang

tersedia dapat segera dipergunakan dan dimanfaatkan secara optimal,

Manajemen RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya setelah ditetapkan BLUD,

maka pengelolaan keuangan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan

sepenuhnya dikelola oleh rumah sakit. Setelah rumah sakit memiliki otonomi untuk

mengelola anggaran pembiayaan rumah sakit, maka pelayanan kesehatan dirasakan

lebih baik karena rumah sakit tidak perlu lagi menunggu aliran dana dari APBD

untuk menyelenggarkaan pelayanan kesehatan terutama penyediaan obat-obatan. Jika

dikaitkan dengan dana yang tersedia, belum dapat memenuhi atau mendukung

kegiatan/aktivitas rumah sakit. Pada umumnya dana tersebut lebih diutamakan untuk

penyediaan obat-obatan bagi pasien untuk mempercepat kesembuhan penyakit pasien.

Page 24: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Sedangkan biaya-biaya operasional rumah sakit lainnya masih disubsidi oleh

pemerintah daerah antara lain gaji petugas kesehatan, penyediaan fasilitas (alat-alat

kesehatan), ketersediaan alat-alat kantor, makan pasien, biaya peningkatkan SDM dan

biaya-biaya lainnya. Rumah sakit juga diberi azas pertanggung jawaban atas

pengelolaan keuangan dengan menyampaikan laporan keuangan setiap bulannya ke

Kantor Keuangan Pemda Aceh Barat Daya.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, maka rumah sakit

menganggarkan dana 5% dari dana yang tersedia untuk peningkatan SDM petugas

kesehatan. Walupun jumlahnya sedikit, tetapi dana tersebut sangat bermanfaat untuk

meningkatkan keterampilan/kemampuan petugas kesehatan yang penerapannya

sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Kinerja perorangan (individual performance)

dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan

(corporate performance) mempunyai keterkaitan antara satu dengan lainnya, karena

kinerja suatu lembaga atau organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku

individu yang ada di dalam organisasi tersebut, sehingga berpengaruh terhadap output

dan outcome yang akan diraih oleh organisasi. Organisasi akan berhasil mencapai

tujuannya apabila perilaku-perilaku individu di dalamnya dapat diarahkan dan

dimotivasi untuk mencapai output tertentu (Ruky, 2002).

Kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh suatu

organisasi. Kinerja dalam suatu periode tertentu dapat dijadikan acuan untuk

mengukur tingkat keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja merupakan salah satu

faktor yang sangat penting bagi sebuah organisasi (Cahyono, 2000). Sistem

Page 25: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena

pengukuran kinerja dibuat dengan menetapkan reward dan punishment system (Ulum,

2009).

Rumah sakit sebagai instansi pemerintah dalam mengukur kinerjanya tidak

terlepas dari goood gavernance yaitu mampu mengendalikan suatu tata kelola yang

baik agar cara dan penggunaan cara mencapai hasil sesuai dengan kehendak stake

holders. Untuk itu penyelenggaraan good governance berkaitan dengan kinerja

pegawai administrasi dengan indikator yang sering digunakan antara lain kualitas,

kuantitas, ketetapan waktu, disipilin, efektifitas, komitmen kerja, insentif dan

tanggung jawab (Sutrisno, 2010: Prawirosentono, 1999).

Menurut Depkes RI (2005) bahwa indikator-indikator pelayanan rumah sakit

dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan

rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap

seperti nilai

Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Barat Daya berkelas C. Berdasarkan data

jumlah kunjungan pasien tahun 2011 yaitu 5.141 orang dan tahun 2012 meningkat

menjadi 5.209 orang. Target pendapatan yang diperoleh rumah sakit sebelum menjadi

BLUD tahun 2011 yaitu Rp.13,7 milyar dengan target Rp.14,3 milyar. Kemudian

BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat Tidur).

Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Barat Daya ditinjau dari nilai BOR tahun

2011 yaitu 48,4% dan meningkat menjadi 51% pada tahun 2012. Walaupun terjadi

peningkatan nilai BOR, namun hasil yang diperoleh belum mencapai target rumah

sakit (60%) dan nasional.(60%-85%).

Page 26: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

setelah menjadi BLUD pada tahun 2012 target pendapatan yaitu Rp.15,8 milyar,

sedangkan realisasinya yaitu Rp. 16,4 milyar. Dengan demikian realisasi pendapatan

rumah sakit telah mencapai target sesuai yang ditetapkan (104%).

Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang pegawai administrasi yaitu pada

bulan Desember 2012 bahwa penerapan BLUD belum berjalan sesuai yang

diharapkan. Namun berdasarkan indikator kesanggupan pegawai administrasi dalam

meningkatkan kinerja belum mampu bersinergis dengan baik karena penyelesaian

laporan-laporan yang diselesaikan belum tepat waktu. Penerapan tata kelola di rumah

sakit seperti tata kerja belum dapat dikatakan sesuai bidang tugasnya karena adanya

pegawai administrasi berlatar belakang pendidikan keperawatan. Demikian juga

halnya akuntabilitas yang ditetapkan belum sesuai dengan hasil kerja pegawai dalam

menyampaikan laporan pertanggung jawaban bulanan tentang pelaksanaan kegiatan

rumah sakit. Bahkan transparansi informasi kesehatan bersifat situasional seperti

penerimaan pegawai baru karena kebutuhan tenaga yang harus ditanggulangi segera.

Penerapan rencana strategis yang telah ditetapkan berupa program jangka pendek

maupun jangka panjang dengan mempertimbangkan potensi, peluang dan kendala

yang ada belum terealisasi sepenuhnya atau belum dapat meminimalisasi kendala

seperti sistem informasi terpadu, dan birokrasi sistem rujukan yang tidak efektif

disebabkan kerjasama antara lini belum mendukung. Sedangkan kegiatan laporan

keuangan meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, arus kas penyelenggaraannya

belum tepat waktu. Dalam melaksanakan pengawasan keuangan badan layanan

Page 27: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

umum, maka pihak Dinas Keuangan Aceh Barat Daya telah melakukan Audit pada

bulan Desember 2012.

Rumah sakit dalam menerapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

belum sepenuhnya sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah

ditetapkan di setiap bidang organisasi dan petugas dalam bekerja belum sesuai

dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), hal ini dapat dilihat dari keluhan-

keluhan pasien tentang kualitas pelayanan yang diterimanya seperti penyelesaian

administrasi pasien askes terkesan lambat dan kunjungan dokter yang tidak tepat

waktu.

Upaya rumah sakit dalam membina pegawai dilaksanakan berdasarkan

masing-masing profesi dengan pelaksanaan yang belum merata atau sebagian sudah

mendapatkan pelatihan. Pegawai administrasi telah mendapat pembinaan dengan

mengikuti pelatihan administrasi keuangan. Penempatan petugas juga belum sesuai

dengan latar belakang/kompetensi yang dimiliki seperti perawat menjabat sebagai staf

keuangan dan layanan informasi pada staf terkesan lambat.

Setelah RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya menjadi BLUD, tentunya

memiliki otonomi untuk memberdayakan sumber dana sendiri untuk dapat

mengoptimalkan kinerja rumah sakit, maka rumah sakit harus dapat mempertahankan

kriteria penilaian atau penerapan BLUD itu sendiri melalui peningkatan kinerja

pegawai administrasi. Apabila penerapan BLUD tersebut tidak dapat dipertahankan/

dilaksanakan, maka kementerian keuangan dapat mencabut status RSUD Blangpidie

Aceh Barat Daya sebagai BLUD penuh menjadi bertahap atau ditolak sehingga dapat

Page 28: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

menyebabkan peningkatan kinerja rumah sakit kurang dapat dioptimalkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang

pengaruh penerapan BLUD (kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata kelola,

rencana strategis bisnis dan standar pelayanan minimum) terhadap kinerja pegawai

administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dirumuskan permasalahan

sebagai berikut: bagaimana pengaruh penerapan BLUD (kesanggupan meningkatkan

kinerja, pola tata kelola, rencana strategis bisnis, standar pelayanan minimum)

terhadap kinerja pegawai administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan BLUD

(kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata kelola, rencana strategis bisnis, standar

pelayanan minimum) terhadap kinerja pegawai administrasi di RSUD Blangpidie

Aceh Barat Daya.

1.4 Hipotesis

Penerapan BLUD (kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata kelola,

rencana strategis bisnis, standar pelayanan minimum) berpengaruh terhadap kinerja

pegawai administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya.

Page 29: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bahan masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Aceh Barat Daya untuk

merumuskan kebijakan tentang badan layanan umum daerah terhadap kinerja

pegawai rumah sakit.

2. Bahan masukan bagi manajemen RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya dalam

pengambilan keputusan dalam meningkatkan kinerja pegawai administrasi yang

menyangkut status badan layanan umum daerah.

3. Bahan masukan bagi akademisi untuk pengembangan ilmu pengetahuan di

Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya Magister Kesehatan terutama

administrasi rumah sakit tentang kinerja pegawai administrasi.

4. Sebagai bahan referensi dalam penelitian akan yang dilakukan selanjutnya di masa

yang akan datang.

Page 30: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinerja

2.1.1. Kinerja Pegawai

Seseorang akan selalu mendambakan penghargaan terhadap hasil pekerjaanya

dan mengharapkan imbalan yang adil. Penilaiaan kinerja perlu dilakukan subyektif

mungkin karena akan memotivasi pegawai dalam melakukan kegiatannya. Disamping

itu pula penilaan kinerja dapat memberikan informasi untuk kepentingan pemberian

gaji, promosi dan melihat perilaku pegawai. Berbagai macam jenis pekerjaan yang

dilakukan oleh pegawai tentunya membutuhkan kriteria yang jelas, karena masing-

masing jenis pekerjaan tentunya mempunyai standar yang berbeda-beda tentang

pencapaian hasilnya.

Mangkunegara (2006) menyatakan kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang pegawai dalam

melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui

hasil pekerjaan pegawai dan kinerja organisasi.

Bernardin (2003), mengartikan kinerja sebagai suatu catatan perolehan yang

dihasilkan dari tertentu dan kegiatan selama suatu periode waktu tertentu. Sehingga

apabila prestasi kerja atau produktivitas kerja pegawai setelah mengikuti

pengembangan, baik kualitas maupun kuantitas kerjanya meningkat, fungsi suatu

13

Page 31: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

pekerjaan maka berarti metode pengembangan yang ditetapkan cukup baik

(Hasibuan, 2007).

Jusi dalam Moeljono (2003), beberapa indikator kinerja yang berdasarkan

produktivitas pelayanan nasabah adalah berupa etos kerja, keselarasan dengan

nasabah, kemampuan penanganan masalah yang dihadapi nasabah, kepuasan nasabah,

perhatian organisasi terhadap pegawai yang cakap/mampu dan dapat diberdayakan

(empowered), serta upaya peningkatan mutu, jasa dan proses yang dilakukan oleh

organisasi.

Menurut Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1979, Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) meliputi unsur-unsur sebagai berikut a) Kesetiaan,

b) Prestasi kerja, c) Tanggung jawab, d) Ketaatan, e) Kejujuran, f) Kerjasama,

g) Prakarsa dan h) Kepemimpinan

2.1.2. Penilaian Kinerja Pegawai

Penilaian kinerja adalah proses menilai hasil karya personel dalam suatu

organisasi melalui instrumen penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan proses

yang berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personel dan usaha untuk

mempertinggi kerja personel dalam organisasi. Penilaian kinerja adalah proses

penelusuran kegiatan pribadi personel pada masa tertentu yang menilai hasil karya

yang ditampilkan terhadap pencapaian sasaran sistem manajemen (Prihadi, 2004).

Beberapa syarat indikator kinerja menurut Adisasmita (2011) antara lain:

spesifik, dan jelas sehingga tidak memungkinkan kesalahan interpretasi, dapat diukur

secara objektif, relevan dengan aspsek-aspek kegiatan, dapat dicapai (realitas, penting

Page 32: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

dan berguna), fleksibel dan sensitif terhadap perubahan/penyesuaian dan efektif.

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, indikator kinerja

dikelompokkan ke dalam enam kelompok indikator kinerja yaitu inputs (masukan),

process (proses), output (keluaran), outcome (hasil), benefits (manfaat) dan impacts

(dampak).

Organisasi swasta yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dan barang

yang dihasilkan, atau mampu memproduksi barang untuk menghasilkan keuntungan.

Sementara itu indikator yang sering digunakan untuk mengukur kinerja organisasi

publik seperti work lood/demain, economy, efficency, effectiveness dan equaly

(Keban, 1995) dan productivity (Perry, 1990 dalam Dwiyanto, 1995). Kumorotomo

(1995) menambahkan beberapa kriteria untuk dijadikan pedoman dalam menilai

kinerja pelayanan publik, antara lain: efisensi, efektivitas, keadilan, dan daya tanggap.

Proses manajemen kinerja pelayanan publik tidak terlepas dari dimensi seperti

akuntabilitas, efisiensi, efektivitas, responsivitas maupun responsibilitas. Berbagai

literatur yang membahas kinerja organisasi pada dasarnya memiliki kesamaan

substansi yakni untuk melihat seberapa jauh tingkat pencapaian hasil yang telah

dilakukan oleh birokrasi pelayanan. Kinerja itu merupakan suatu konsep yang

disusun dari berbagai indikator yang sangat bervariasi sesuai dengan fokus dari

konteks penggunaannya.

2.1.4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja Pegawai

Gibson (2003) menyatakan terdapat tiga kelompok variabel yang

mempengaruhi kinerja dan perilaku yaitu: (1) variabel individu, yang meliputi

Page 33: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

kemampuan dan ketrampilan, fisik maupun mental, latar belakang, pengalaman dan

demografi, umur dan jenis kelamin, asal usul dan sebagainya. Kemampuan dan

ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu,

sedangkan demografi mempunyai hubungan tidak langsung pada perilaku dan

kinerja, (2) variabel organisasi, yakni sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur

dan desain pekerjaan, (3) variabel psikologis, yakni persepsi, sikap, kepribadian,

belajar, kepuasan kerja dan motivasi. Persepsi, sikap, kepribadian dan belajar

merupakan hal yang komplek dan sulit diukur serta kesempatan tentang

pengertiannya sukar dicapai, karena seseorang individu masuk dan bergabung ke

dalam suatu organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang, budaya dan ketrampilan

yang berbeda satu sama lainnya. Uraian dari variabel kinerja dapat dilihat sebagai

berikut:

1. Tanggungjawab adalah kesanggupan seorang petugas dalam menyelesaikan

pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada

waktunya serta berani memikul risiko atas keputusan yang diambilnya atau

tindakan yang dilakukannya (Murlis, 2006).

2. Inisiatif adalah prakarsa atau kemampuan seorang petugas untuk mengambil

keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan

dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan, (Steers,

2005).

Page 34: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

3. Jumlah pekerjaan, variabel ini berkembang berdasarkan kenyataan bahwa

pekerjaan itu berbeda-beda satu sama lain dimana beberapa diantaranya lebih

menarik dan menantang dibanding lainnya.

Menurut Muchlas (2006) terdapat 3 macam teori yang mendukung teori

karakteristik pekerjaan ini antara lain:

1. Persyaratan tugas: model karakteristik pekerjaan dan ciri persyaratan tugas dalam

organisasi itu.

2. Jumlah produk yang dihasilkan dalam waktu tertentu dibandingkan dengan hasil

yang seharusnya dicapai sesuai standar atau dibandingkan dengan hasil pekerjaan

orang lain.

3. Penilaian jumlah pekerjaan dilakukan menggunakan indikator: umpan balik dari

rekan, atasan, bawahan, orientasi waktu dan menghargai produk dengan insentif

yang sewajarnya.

4. Pemenuhan standar kerja: Brocklesby, J. And Cummings yang dikutip dalam

Eriyatno (2006) menyebutkan pemenuhan standar kerja merupakan proses

menghasilkan suatu kegiatan yang berjalan sempurna, seluruh pekerjaan

dilaksanakan secara rapi, sempurna, dapat diterapkan dan akurat. Indikator yang

dapat dipakai untuk menilai pemenuhan standar kerja dapat dinilai dari mutu

pekerjaan dengan cara: selalu menganalisis data, persiapan diri dalam bekerja,

motivasi pengembangan diri, patuh pada standar kerja yang ditetapkan, rapi,

tertib, tidak menghindari umpan balik, puas dengan perencanaan yang dapat

dikerjakan dan berusaha menjadi yang terbaik.

Page 35: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Prawirosentono (1999), faktor-faktor yang memengaruhi kinerja pegawai

adalah sebagai berikut:

a. Efektivitas dan Efisiensi

Dalam hubungan dengan kinerja organisasi, maka ukuran baik buruknya kinerja

diukur oleh efektivitas dan efisiensi. Masalahnya adalah bagaimana proses

terjadinya efektivitas dan efisiensi organisasi. Dikatakan efektif bila mencapai

tujuan, dikatakan efisiensi bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai

tujuan, terlepas apakah efektif atau tidak. Artinya, efektivitas dari kelompok

(organisasi) bila tujuan kelompok tersebut dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan

yang direncanakan. Sedangkan efisiensi berkaitan dengan jumlah pengorbanan

yang dikeluarkan dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Agar tercapai tujuan

yang diinginkan organisasi, salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah hal

yang berkaitan dengan wewenang dan tanggungjawab para peserta yang

mendukung organisasi tersebut.

b. Otoritas dan Tanggungjawab

Dalam organisasi yang baik wewenang dan tanggungjawab telah didelegasikan

dengan baik, tanpa adanya tumpang tindih tugas. Masing-masing pegawai yang

ada dalam organisasi mengetahui apa yang menjadi haknya dan

tanggungjawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kejelasan dan

wewenang dan tanggungjawab setiap orang dalam suatu organisasi akan

mendukung kinerja pegawai tersebut. Kinerja pegawai akan dapat terwujud bila

Page 36: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

pegawai mempunyai komitmen dengan organisasinya dan ditunjang dengan

disiplin kerja yang tinggi.

c. Disiplin

Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada

pada diri pegawai terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Disiplin meliputi

ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan

pegawai. Dengan demikian, bila peraturan atau ketetapan yang ada dalam

perusahaan itu diabaikan atau sering dilanggar, maka pegawai mempunyai disiplin

yang buruk. Sebaliknya, bila pegawai tunduk pada ketetapan perusahaan,

menggambarkan adanya disiplin yang baik.

Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu dijatuhkan kepada pihak

yang melanggar. Dalam hal seorang pegawai melanggar peraturan yang berlaku

dalam organisasi, maka pegawai bersangkutan harus sanggup menerima hukuman

yang telah disepakati. Masalah disiplin para pegawai yang ada di dalam organisasi

baik atasan maupun bawahan akan memberi corak terhadap kinerja organisasi.

Kinerja organisasi akan tercapai, apabila kinerja individu maupun kinerja

kelompok ditingkatkan. Untuk itu diperlukan inisiatif dari para pegawai dalam

melaksanakan tugas.

d. Inisiatif

Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide untuk

merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Setiap inisiatif

Page 37: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan positif dari atasan, kalau memang

individu atasan yang baik.

Bernadin dan Russel mengajukan enam kinerja primer yang dapat digunakan

untuk mengukur kinerja yaitu:

a. Quality merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan

mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan.

b. Quantity merupakan jumlah yang dihasilkan misalnya jumlah rupiah, unit, dan

siklus kegiatan yang dilakukan.

c. Timeliness merupakan sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang

dikehendaki dengan memerhatikan koordinasi output lain serta waktu yang

tersedia untuk kegiatan orang lain.

d. Cost effectiveness merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumber daya

organisasi (manusia, keuangan, teknologi dan material) dimaksimalkan untuk

mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan

sumber daya.

e. Need for supervision merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat

melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang

supervisor untuk mencegah tindakan yang diinginkan.

f. Interpersonal impact merupakan tingkat sejauh mana pegawai memelihara harga

diri, nama baik dan kerjasama diantara rekan kerja dan bawahan (Sutrisno, 2010).

Page 38: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

2.2. Rumah Sakit BLUD RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

Rumah sakit juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan

yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta bertujuan

untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan

dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),

pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan

(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta berkesinambungan

(Siregar, 2004).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang

rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang

meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintah khususnya berkaitan

dengan masalah kesehatan dan mengkoordinir secara komprehensif seluruh aspek

kegiatan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek kesiapan tenaga, kinerja, mutu

pelayanan, dan peningkatan kualitas laporan.

1. Bagian Tata Usaha

Melakukan pembinaan dan pengelolaan administrasi umum dan perlengkapan,

keuangan, kepegawaian, penataan arsip organisasi dan tata laksana, hubungan

masyarakat dan koordinasi penyusunan perencanaan strategis, program kerja

evaluasi dan laporan serta pelayanan administrasi kepada seluruh unit kerja.

Page 39: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Dalam melaksanakan tugasnya kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh Subbag

Umum dan Kepegawaian, Subbag Keuangan dan Subbag Perencanaan, Evaluasi

dan Pelaporan.

a. Subbag Umum dan Kepegawaian

Melaksanakan pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan

perlengkapan seluruh kerja.

b. Subbag Keuangan

Melaksanakan pengelolaan dan pelayanan administrasi keuangan seluruh unit

kerja.

c. Subbag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

Mengumpulkan bahan dan mengkoordinasikan penyusunan program kerja,

analisa evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di rumah sakit.

2. Bidang Pelayanan Medis, mempunyai tugas

a. Melaksanakan pelayanan rujukan

b. Melaksanakan pemantauan, pengawasan dan penilaian penggunaan fasilitas

dan kegiatan pelayanan medis.

c. Menyusun kebutuhan alat-alat serta fasilitas pelayanan medis dan perawatan

medis.

d. Melaksanakan pelayanan pengawasan dan pengendalian penerimaan dan

pemulangan pasien.

e. Melaksanakan penyiapan logistik medis, keperawatan dan non medis.

Page 40: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

f. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnnya yang diberikan oleh direktur

sesuai dengan bidang tugasnya.

Dalam melaksanakan tugasnya kepala Bidang Pelayanan Medis dibantu oleh

Seksi Pelayanan Medis Rawat Jalan dan Rawat Inap, Seksi Pelayanan Medis

Rawat Darurat, Intensif dan Bedah Central.

3. Bidang Keperawatan, mempunyai tugas:

a. Menyelenggarakan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan

keperawatan, melaksanakan etika keperawatan dan mengendalikan mutu

keperawatan.

b. Melaksanakan kegiataan pembinaan, pelaksanaan etika profesi keperawatan

serta merencanakan pengembangan sumber daya manusia.

c. Melakukan pengawasan, penilaian pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan,

pelayanan keperawatan dan standar keperawatan.

d. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh direktur

sesuai dengan bidang tugasnya.

Dalam melaksanakan tugasnya kepala Bidang Keperawatan dibantu oleh Seksi

Asuhan Keperawatan dan Seksi Etika Profesi dan Logistik Keperawatan.

4. Bidang Penunjang Medik, mempunyai tugas

a. Melaksanakan penyusunan kebutuhan alat dan atau bahan untuk fasilitas

pelayanan penunjang medis.

b. Melaksanakan penyusunan, penyusunan dan pengembangan fasilitas

pelayanan penunjang medis.

Page 41: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

c. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh direktur

sesuai dengan bidang tugasnya.

Dalam melaksanakan tugasnya kepala Bidang Penunjang Medis dibantu oleh

Seksi Penunjang Medis, Penelitian dan Pengembangan serta Seksi Informasi

Pemasaran Sosial dan Upaya Rujukan.

Untuk mencapai visi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD

Blangpidie Aceh Barat Daya yaitu ”Menjadi Rumah Sakit Rujukan Barat-Salatan”

dan misi yaitu memberikan pelayanan sesuai standar dengan penuh tanggungjawab,

mendorong masyarakat untuk senantiasa hidup sehat dan memelihara serta

meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya, maka

dibentuk struktur organisasi pada Gambar 2.1

Gambar. 2.1 Struktur Organisasi BLUD RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

Sumber: Profil BLUD RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya, 2011

Direktur

Bag. Tata Usaha

Subbag

U

Subbag

K

Subbag

P

Bidang Pelayanan

M di

Bidang Penunjang

M di

Bidang

K

Seksi Pelayanan Medis Rawat Jalan dan Rawat Inap

Seksi Pelayanan Medis Rawat Darurat, Intensif, dan

Bedah Sentral

Seksi Penunjang Medis, Penelitian dan Pengembangan

Seksi Informasi Pemasaran Sosial dan Upaya Rujukan

Seksi Asuhan

K

Seksi Etika Profesi dan Logistik Keperawatan

Page 42: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

2.3. Badan Layanan Umum Daerah

2.3.1. Pengertian, Tujuan dan Azas BLU/BLUD

Pengertian atau definisi BLU diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU No. 1 Tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara, yaitu Badan Layanan Umum adalah instansi di

Iingkungan Permerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan

mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip

efisiensi dan produktivitas. Pengertian ini kemudian diadopsi kembali dalam

peraturan pelaksanaannya yaitu dalam Pasal 1 angka 1 PP No. 23 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Tujuan dibentuknya BLU adalah sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal

68 ayat (1) yang menyebutkan bahwa Badan Layanan Umum dibentuk untuk

rneningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan

umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian ditegaskan kembali dalam PP

No. 23 Tahun 2005 sebagai peraturan pelaksanaan dan Pasal 69 ayat (7) UU No. 1

Tahun 2004, Pasal 2 yang menyebutkan bahwà BLU bertujuan untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan

keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, serta penerapan praktek

bisnis yang sehat.

Page 43: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Sedangkan azas BLU diatur menurut Pasal 3 PP No. 23 Tahun 2005, yaitu:

1) Menyelenggarakan pelayanan umum yang pengelolaannya berdasarkan

kewenangan yang didelegasikan, tidak terpisah secara hukum dari instansi

induknya;

2) Pejabat BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum

kepada pimpinan instansi induk;

3) BLU tidak mencari laba;

4) Rencana kerja, anggaran dan laporan BLU dan instansi induk tidak

terpisah;

5) Pengelolaan sejalan dengan praktik bisnis yang sehat..

Dari uraian definisi, tujuan dan azas BLU, maka dapat terlihat bahwa BLU

memiliki suatu karakteristik tertentu, yaitu

1) Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah yang tidak dipisahkan dari kekayaan

Negara;

2) Menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan masyarakat;

3) Tidak bertujuan untuk mencari laba;

4) Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi;

5) Rencana kerja, anggaran dan pertanggungjawabannya dikonsolidasikan pada

instansi induk;

6) Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat digunakan secara

langsung;

7) Pegawai dapat terdiri dan pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri sipil;

Page 44: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

8) BLU bukan subyek pajak.

Sekalipun BLU dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan

produktivitas ala korporasi, namun berdasarkan PP No. 23 Tahun 2005 disebutkan

terdapat beberapa karakteristik lainnya yang membedakan pengelolaan keuangan

BLU dengan BUMN/BUMD, yaitu:

1) BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa;

2) Kekayaan BLU merupakan bagian dari kekayaan negara/daerah yang tidak

dipisahkan serta dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk rnenyelenggarakan

kegiatan BLU yang bersangkutan;

3) Pembinaan BLU instansi pemerintah pusat dilakukan oleh Menteri Keuangan dan

pembinaan teknis dilakukan oleh menteri yang bertanggungjawab atas bidang

pemerintahan yang bersangkutan;

4) Pembinaan keuangan BLU instansi pemerintah daerah dilakukan oleh pejabat

pengelola keuangan daerah dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala satuan

kerja perangkat daerah yang bertanggungjawab atas bidang pemerintahan yang

bersangkutan;

5) Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan;

6) Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta laporan keuangan dan laporan kinerja

BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan RKA serta

laporan keuangan dan laporan kinerja kementerian negara/lembaga/pemerintah

daerah;

Page 45: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

7) Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan dengan jasa layanan yang diberikan

merupakan pendapatan negara/daerah;

8) Pendapatan tersebut dapat digunakan langsung untuk rnembiayai belanja yang

bersangkutan;

9) BLU dapat menerima hibah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain;

10) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan BLU diatur dalarn

peraturan pemerintah..

2.3.2. Jenis dan Persyaratan BLU

Apabila dikelompokkan menurut jenisnya BLU terbagi menjadi 3 kelompok,

yaitu:

1 BLU yang kegiatannya menyediakan barang atau jasa meliputi rumah sakit,

lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran, dan lain-lain;

2 BLU yang kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan meliputi otoritas

pengembangan wilayah dan kawasan ekonomi terpadu (Kapet); dan;

3 BLU yang kegiatannya mengelola dana khusus meliputi pengelola dana bergulir,

dana UKM, penerusan pinjaman dan tabungan pegawai (PP No. 23 Tahun 2005).

Untuk menjadi sebuah BLU, maka harus memenuhi persyaratan sebagaimana

diatur menurut Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005, sebagai berikut:

1 Persyaratan substantif, apabila menyelanggarakan layanan umum yang

berhubungan dengan:

a. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum.

Page 46: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

b. Pengelolaan wilayah atau kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan

perekonomian masyarakat atau layanan umum dan/atau.

c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau

pelayanan kepada masyarakat.

2. Persyaratan teknis

a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan

ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan

oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya;

dan;

b. Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat

sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU.

3. Persyaratan administratif, yaitu:

Menurut peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 99 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Penilaian Usulan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan

BLUD (PPK-BLUD) terdiri dari kesanggupan meningkatkan kineja, pola tata kelola,

rencana strategis bisnis, laporan keuangan pokok, standar pelayanan minimum, dan

laporan audit terakhir.

a. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja

b. Pola tata kelola

Indikator dari pola tata kelola terbagi atas; tata kerja, akuntabilitas dan

transparansi.

Page 47: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

1) Tata kerja meliputi peraturan internal kepegawaian, perkembangan misi dan

strategi, pengelompokan fungsi yang logis, efektivitas pembiayaan, dan

pendayagunaan sumber daya manusia.

2) Akuntabilitas meliputi pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya dan

pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada unit kerja yang

bersangkutan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

transparansi yaitu asas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus

informasi agar dapat diterima secara langsung bagi yang membutuhkan

c Rencana strategis bisnis;

Untuk menilai rencana strategi bisnis yang mengajukan penerapan

PPK-BLUD, harus mengacu kepada rencana strategi Pemerintah Daerah yang

memuat

1) visi yaitu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang

berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan.

2) misi yaitu sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang

ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.

3) program strategis yaitu program yang berisi proses kegiatan yang berorientasi

pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5

(lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada

atau mungkin timbul

4) pengukuran pencapaian kinerja yaitu pengukuran yang dilakukan dengan

menggambarkan apakah hasil kegiatan tahun berjalan dapat tercapai dengan

Page 48: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

disertai analisis atas faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

tercapainya kinerja

d. Laporan keuangan pokok

Untuk menilai laporan keuangan, maka terlebih dahulu harus dibagi atas:

1). Laporan realisasi anggaran/laporan operasional keuangan, yaitu :

a). Laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber

daya ekonomi yang dikelola;

b). Menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam

periode pelaporan yang terdiri dari unsur pendapatan dan belanja daerah.

2). Neraca yaitu dokumen yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset,

kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.

3). Laporan arus kas yaitu dokumen yang menyajikan informasi kas sehubungan

dengan aktivitas operasional, investasi, dan transaksi non-anggaran yang

menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas

selama periode tertentu.

4). Catatan atas laporan keuangan yaitu dokumen yang berisi penjelasan naratif

atau rincian dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran,

neraca/prognosa neraca dan laporan arus kas, yang disertai laporan mengenai

kinerja keuangan.

e) Standar Pelayanan Minimum (SPM)

Penilaian SPM yang akan menerapkan PPK-BLUD, meliputi kualitas layanan,

pemerataan, kesetaraan layanan dan kemudahan memperoleh layanan.

Page 49: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

f) Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen

Dalam melakukan penilaian terhadap laporan audit terakhir atau pernyataan

bersedia untuk diaudit, maka indikator yang dinilai adalah laporan audit,

pernyataan bersedia diaudit.

2.3.3 Standar dan Tarif Layanan

Standar pelayanan minimum adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur

layanan minimum yang diberikan oleh badan layanan umum kepada masyarakat dan

bertujuan untuk memberikan batasan layanan minimum yang seharusnya dipenuhi

oleh pemerintah. Agar fungsi standar pelayanan dapat mencapai tujuan yang

diharapkan, standar layanan umum seyogianya memenuhi persyaratan specific,

measurable, attainble, reliable, and timely (SMART) .

Standar pelayanan minimum, baik yang ditetapkan oleh menteri, pimpinan

lembaga non kementerian atau lembaga negara maupun yang diusulkan sendiri oleh

instansi pemerintah yang menetapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan

umum harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan keseteraan

layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan. Sementara itu kualitas

layanan meliputi teknis pelayanan, proses layanan, tata cara dan waktu tunggu untuk

mendapatkan layanan. Kualitas layanan kesehatan tidak boleh dikesampingkan oleh

instansi pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan

umum. Ketika tidak terpenuhi pola pengelolaan keuangan badan layanan umum dapat

dicabut oleh Menteri Keuangan (Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2010).

Page 50: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Sabarguna (2008) menyatakan ada beberapa aspek yang memengaruhi

kepuasan terhadap layanan kesehatan, yaitu:

a. Aspek kenyamanan, meliputi lokasi rumah sakit, kebersihan rumah sakit,

kenyamanan ruangan yang akan digunakan pasien, makanan yang dimakan

pasien, dan peralatan yang tersedia dalam ruangan.

b. Aspek hubungan pasien dengan petugas rumah sakit, meliputi keramahan petugas

rumah sakit terutama petugas kesehatan, informasi yang diberikan oleh petugas

rumah sakit, komunikatif, respontif, suportif, dan cekatan dalam melayani pasien.

c. Aspek kompetensi teknis petugas, meliputi keberanian bertindak, pengalaman,

gelar, dan terkenal.

d. Aspek biaya, meliputi mahalnya pelayanan, terjangkau tidaknya oleh pasien, dan

ada tidaknya keringanan yang diberikan kepada pasien.

Tarif layanan yang ditetapkan merupakan usulan yang memperoleh

persetujuan dari menteri, pimpinan atau pimpinan lembaga negara tempat badan

layanan umum itu bernaung. Namun, untuk menetapkan tarif layanan, terlebih dahulu

harus mempertimbangkan faktor-faktor, yaitu: a) Kontinuitas dan pengembangan

layanan, b) Daya beli masyarakat, c) Asas keadilan dan kepatutan dan, d).

Kompetisi yang sehat (Atmadja, 2009).

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, diharapkan tarif layanan

tidak memberatkan sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian positif bagi

penerapan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum. Penilaian positif dari

Page 51: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

masyarakak berarti kelangsungan keberadaan badan layanan umum untuk melakukan

pelayanan secara berkesinambungan.

2.3.4. Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan keuangan badan layanan umum merupakan bagian integral dari

pengelolaan keuangan negara sehingga pengelolaannya tidak boleh terlepas dari

hukum keuangan negara. Ketika pengelolaan keuangan badan layanan umum terpisah

secara tegas dan pengelolaan keuangan negara berarti suatu penyimpangan atau

berlawanan dengan hukum keuangan negara. Menteri, pimpinan lembaga non

kementerian, atau pimpinan lembaga negara wajib mengarahkan agar pengelolaan

keuangan badan layanan umum yang berada dalam naungannya berpedoman pada

hukum keuangan negara (Saidi. 2008).

Meskipun badan layanan umum dapat melakukan pengelolaan keuangannya

berbeda dengan instansi pemerintah yang bukan badan layanan umum, tetap memiliki

keterikatan untuk tidak melanggar hukum keuangan negara. Jika pengelola keuangan

badan layanan umum dalam pengelolaannya menimbulkan kerugian negara, berarti

wajib mempertanggungjawabkan, baik di luar peradilan maupun melalui peradilan.

Pertanggungjawaban itu merupakan konsekuensi dari pengelolaan keuangan suatu

badan layanan umum yang menyimpang dan pengelolaan keuangan negara yang

dilakukan oleh pengelola yang menerapkan pola pengelolaan keuangan badan

layanan umum.

Menurut Saidi (2008) aspek yang penting diperhatikan dalam pengelolaan

keuangan BLU/BLUD yaitu:

Page 52: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

1. Perencanaan dan penganggaran

Badan layanan umum menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan

dengan mengacu kepada rencana strategis yang telah ditetapkan oleh

kementerian negara. Rencana bisnis dan anggaran memuat antara lain:

a. kondisi kinerja tahun berjalan.

b. asumsi makro dan mikro

c. target kinerja (output yang terukur)

d. analisis dan perkiraan biaya per output dan agregrat.

e. perkiraan harga, anggaran dan prognosa laporan keuangan.

2. Dokumentasi pelaksanaan anggaran

Anggaran yang dilaksanakan oleh badan layanan umum harus ditetapkan

dalam bentuk dokumen sehingga mempunyai kekuatan hukum yang

mengikat. Dokumentasi pelaksanaan anggaran mencakup seluruh

pendapatan/biaya, proyeksi arus kas, serta jumlah dan kualitas jasa atau

barang yang akan dihasilkan.

3. Pendapatan dan belanja

Pendapatan badan layanan umum adalah penerimaan dari anggaran

negara, pendapatan diperoleh dari jasa layanan, hibah terikat/tidak terikat,

hasil kerja sama dengan pihak lain dan hasil usaha lainnya.

4. Pengelolaan kas, piutang dan utang

Dalam rangka pengelolaan kas, badan layanan umum menyelenggarakan

hal-hal antara lain:merencanakan penerimaan dan pengeluaran, melakukan

Page 53: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

pemungutan pendapatan/tagihan, menyimpan kas dan mengelola rekening

bank, melakukan pembayaran, mendapatkan sumber dana untuk menutup

defisit jangka pendek dan memanfaatkan surplus kas jangka pendek.

5. Pengelolaan Barang

Kewenangan pengadaan barang dan jasa oleh badan layanan umum

didasari pada prinsip efisiensi dan ekonomis, sesuai dengan praktik bisnis

yang sehat.

6. Penyelesaian kerugian

Setiap kerugian negara pada BLU yang disebabkan oleh tindakan

melanggar hukum atau kelalaian seseorang diselesaikan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penyelesaian kerugian

negara.

Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang

karena perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang

dibebankan kepadanya secara langsung merugikan keuangan negara,

wajib mengganti kerugian tersebut.

7. Akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban.

BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan mengacu

pada standar akuntansi yang berlaku sesuai dengan jenis layanannya dan

ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga. Laporan keuangan BLU

dikonsolidasikan dengan laporan keuangan kementerian/lembaga sesuai

standar akuntansi pemerintahan dan diaudit oleh pemeriksa eksternal

Page 54: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan..

Menteri/pimpinan lembaga bertanggungjawab atas keberhasilan

pencapaian sasaran program berupa hasil (political accountability),

sedangkan pimpinan BLU bertanggungjawab atas keberhasilan

pencapaian sasaran kegiatan berupa keluaran (operational accountability)

dan terhadap kinerja BLU sesuai dengan tolok ukur yang ditetapkan dalam

RBA.

8. Akuntabilitas kinerja

Pimpinan badan layanan umum mengikhtisarkan dan melaporkan kinerja

operasional dan pengintegrasiannya dengan laporan keuangan dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

9. Surplus dan defisit

Surplus anggaran BLU adalah selisih lebih antara pendapatan dengan

belanja BLU yang dihitung berdasarkan laporan keuangan operasional

berbasis aktual pada suatu periode anggaran. Estimasi surplus dalam tahun

anggaran berjalan diperhitungkan dalam RBA tahun anggaran berikut

untuk disetujui penggunaannya.

Defisit anggaran BLU dapat diajukan pembiayaannya dalam tahun

anggaran berikutnya kepada Menteri Keuangan melalui Menteri/Pimpinan

Lembaga. Menteri Keuangan dapat mengajukan anggaran untuk menutup

defisit pelaksanaan anggaran BLU dalam APBD tahun anggaran

berikutnya.

Page 55: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Berdasarkan Keputusan Menteri Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 disebutkan

indikator standar pelayanan minimum rumah sakit berdasarkan pelayanan

administrasi yaitu:

a. Tindakan lanjut hasil pertemuan tingkat direksi

Pelaksanaan tindak lanjut yang harus dilakukan oleh peserta pertemuan terhadap

kesepakatan atau keputusan yang telah diambil sesuai dengan permasalahan pada

bidang-bidang masing-masing.

b. Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja

Akuntabilis kinerja adalah perwujudan kewajiban rumah sakit untuk

mempertangggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi

dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggung

jawaban secara periode. Laporan Akuntabilitas kinerja yang lengkap adalah

laporan kinerja yang memuat pencapaian yang ada pada SPM, indikator-indikator

kinerja pada strategik bisnis rumah sakit dan indikator-indikator lain yang

dipersyaratkan oleh pemerintah daerah.

c. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat

Usulan kenaikan pangkat dilakukan dua periode dalam satu tahun yaitu bulan

April dan Oktober.

d. Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala

Usulan kenaikan gaji berkala adalah kenaikan gaji secara periodek sesuai

peraturan kepegawaian yang berlaku (UU No. 8/1974, UU No. 43/1999) sehingga

tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap kesejahteraan pegawai.

Page 56: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

e. Pegawai yang mendapat pelatihan minimal 20 jam bertahun

Pelatihan adalah semua kegiatan peningkatan kompetensi pegawai yang

dilakukan baik di rumah sakit ataupun di luar rumah sakit yang bukan merupakan

pendidikan formal. Minimal pada pegawai 20 jam per tahun.

f. Cost recovery

Jumlah pendapatan fungsional dalam periode waktu tertentu dibagi dengan

jumlah pembelanjaan operasional dalam periode waktu tertentu sehingga

tergambar tingkat kesehatan keuangan di rumah sakit.

g. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan

Laporan keuangan meliputi realisasi anggaran dan arus kas dan diselesaikan

sebelum tanggal 10 setiap bulan berikutnya.

h. Kecapatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap.

Informasi tagihan pasien rawat inap meliputi semua tagihan pelayanan yang telah

diberikan. Kecapatan waktu tersebut adalah waktu mulai pasien dinyatakan boleh

pulang oleh dokter sampai dengan informasi tagihan diterima oleh pasien.

i. Kecepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepatan waktu.

Insentif merupakan imbalan yang diberikan .kepada karyawan sesuai dengan

kinerja pegawai yang dicapai dalam satu bulan.

2.3.5. Pola Tata Kelola

Menurut Atmadja (2009), penilaian pola tata kelola terdiri dari 3 aspek yaitu

1) tata kerja meliputi peraturan internal kepegawaian, perkembangan misi dan

strategis, pengelompokkan fungsi yang logis, efektivitas pembiayaan dan

Page 57: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

pendayagunaan SDM, 2) akuntabilitas meliputi pertanggungjawaban dan pelaksanaan

kebijakan yang dipercayakan kepada unit kerja, dan 3) Tranparansi yaitu asas

keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi agar dapat diterima

secara langsung bagi yang membutuhkan.

Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 disebutkan bahwa perubahan status

dari BLU Penuh menjadi BLU Bertahap atau sebaliknya, dapat terjadi apabila BLU

yang bersangkutan mengalami penurunan atau peningkatan kinerja.

2.3.6. Perubahan dan Pencabutan Status

Ditjen

Perbendaharaan c.q. Direktorat Pembinaan PK-BLU setiap periode melakukan

pembinaan, monitoring, dan evaluasi kinerja BLU. Hasil dari pembinaan, monitoring,

dan evaluasi tersebut menjadi masukan dalam perubahan status BLU.

Pencabutan status BLU menjadi satker biasa apabila:

a. Dicabut oleh Menteri Keuangan berdasarkan rekomendasi atau masukan dari tim

pembinaan, monitoring, dan evaluasi kinerja BLU ;

b. Dicabut oleh Menteri Keuangan atas usulan menteri teknis/pimpinan lembaga;

c. Berubah status menjadi badan hukum dengan kekayaan negara yang dipisahkan.

Apabila menteri/pimpinan lembaga teknis mengajukan usulan pencabutan

BLU, Menteri Keuangan membuat penetapan pencabutan penerapan PK-BLU paling

lambat tiga bulan sejak tanggal usulan tersebut diterima. Jika melebihi jangka waktu

tersebut, usulan pencabutan dianggap ditolak. Instansi pemerintah yang pernah

dicabut dari status PK-BLU dapat diusulkan kembali untuk menerapkan PK-BLU.

Page 58: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

2.4. Landasan Teori

Penerapan BLUD berdasarkan PP No. 23 Tahun 2005 yaitu

menyelenggarakan pelayanan umum, bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan

Iayanan umum, tidak mencari laba, merencanakan tata kerja, anggaran dan laporan

BLU dan dilakukan dengan praktik bisnis yang sehat. Apabila kriteria asas ini tidak

dapat dipertahankan, maka RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya berstatus BLUD

penuh dapat dicabut atau berubah status menjadi BLUD bertahap ataupun ditolak,

sehingga dapat menghambat dana (finansial) yang dapat langsung dikelola melalui

laporan pertanggungjawaban. Kondisi ini juga berdampak terhadap pelayanan

kesehatan bagi masyarakat.

Berdasarkan peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 99 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Penilaian Usulan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan

BLUD (PPK-BLUD) terdiri dari kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata kelola,

rencana strategis bisnis, laporan keuangan pokok, standar pelayanan minimum, dan

laporan audit terakhir. Demikian juga penerapan BLUD merupakan salah satu faktor

yang turut menentukan kinerja pegawai administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat

Daya. Dalam penelitian penerapan BLUD dibatasi, laporan keuangan pokok dan

laporan audit terakhir karena kedua indikator ini hanya dapat dinilai oleh pegawai

keuangan saja.

Kinerja organisasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya berdasarkan prinsip

good governance dengan mengacu teori Gibson (2003) meliputi variabel individu,

Page 59: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

organisasi dan psikologis. Variabel psikologis yaitu motivasi atau keinginan atau

dorongan pegawai dalam meningkatkan kinerja. Motivasi dalam penelitian adalah

kesanggpuan petugas administrasi untuk meningkatkan kinerjanya. Variabel

organisasi terdiri dari variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan

desain pekerjaan, dan berefek tidak langsung terhadap prilaku dan kinerja individu.

Desain pekerjaan merupakan adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja

seorang individu atau kelompok pegawai secara organisasional. Tujuannya adalah

untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan organisasi,

teknologi dan keperilakuan. Dalam hal ini aspek desain pekerjaan pegawai

administrasi RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya dikaitkan dengan penerapan BLUD

dengan indikator kesanggupan meningkatkan kinerja,

RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya sebelum menjadi BLUD dana

operasional bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan

kegiatan yang dilakukan berdasarkan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA). Anggaran

biaya keuangan yang diprogramkan untuk kepentingan rumah sakit melalui

pengesahan dari lembaga eksekutif dan legislatif daerah sehingga dapat menghambat

kinerja pegawai adminstrasi. Setelah RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya BLUD,

pola tata kelola, rencana

strategis bisnis dan standar pelayanan minimal. Organisasi adalah wadah atau tempat

terselenggaranya administrasi dengan cara yang sistematis untuk memadukan bagian-

bagian yang saling tergantung menjadi suatu kesatuan yang utuh di mana

kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dilatih untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Page 60: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

maka pengelolaan keuangan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan

sepenuhnya dikelola oleh rumah sakit sehingga memungkinkan terjadi perubahan-

perubahan ke arah yang lebih mempercepat hasil kerja pegawai administrasi dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Ilyas (2001) menyatakan untuk menilai kualitas kerja SDM, perlu dilakukan

penilaian kerja dengan cara membandingkan hasil karya yang dilakukan personel

dengan standar prestasi kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Bila dari hasil

penilaian ini ternyata personel yang bersangkutan masih jauh atau belum dapat

mencapai tolak ukur yang ditetapkan, maka salah satu penyebabnya adalah belum

sepenuhnya personel tersebut melaksanakan disiplin kerja, menunda-nunda pekerjaan

sehingga target penyelesaian pekerjaan tidak pernah tercapai. Sedangkan indikator

kinerja menurut produktivitas, efektivitas layanan, responsivitas, responsibilitas dan

akuntabilitas (Tjandra, 2005; Dwiyanto, 1995).

2.5. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Penerapan Badan Layanan Umum (BLUD)

− Kesanggupaan meningkatkan kinerja

− Pola tata kelola − Rencana Strategis Bisnis − Standar Pelayanan Minimum

Kinerja Pegawai Administrasi

− Kualitas − Kuantitas − Efektifitas − Komitmen kerja T j b

Page 61: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan survei. Menurut Singarimbun (1995),

survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data

yang dipelajari adalah data dari sampel, dengan pendekatan cross sectional study

dimana pengumpulan data variabel bebas dan data variabel terikat dilakukan secara

bersamaan untuk mengetahui pengaruh penerapan BLUD terhadap kinerja pegawai

administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSUD Aceh Barat Daya pada bulan Mei tahun

2013. Pemilihan RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya tersebut menjadi objek

penelitian karena rumah sakit telah menjadi badan layanan umum daerah pada tahun

2011.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai administrasi di RSUD

Blangpidie Aceh Barat Daya sebanyak 34 orang terdiri dari kepala bagian tata usaha

1 orang, kepala bidang sub bagian 3 orang, kepala bidang 3 orang, kepala seksi 6

orang dan staf 21 orang. Alasan pengambilan populasi adalah pegawai administrasi

Page 62: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

berperan serta dalam pengambilan keputusan untuk merencanakan dan melaksanakan

program-program kesehatan tentang BLUD di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian atau seluruh populasi yang akan

diteliti. Jumlah sampel dalam penelitian diambil adalah seluruh pegawai administrasi

di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya sebanyak 34 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh menggunakan daftar pertanyaan (questionnaire) yang

diberikan kepada pegawai administrasi yang telah dipersiapkan berupa pertanyaan

penerapan BLUD dan kuesioner kinerja pegawai administrasi dinilai oleh atasan

masing-masing bagian. Direktur menilai kepala bagian tata usaha 1 orang dan 3 orang

kepala bidang pelayanan medis, bidang keperawatan dan bidang penunjang medis.

Kemudian kepala bagian tata usaha menilai 3 orang kepala subbag tata usaha umum,

sub bag perencanaan dan subbag keuangan. Kepala bidang pelayanan medis menilai

kepala seksi pelayanan medis rawat jalan dan rawat inap, seksi pelayanan medis

rawat darurat, intensif dan bedah sentral. Kepala bidang penunjang medis menilai

kepala seksi penunjang medis, penelitian dan pengembangan dan seksi informasi

pemasaran sosial dan upaya rujukan. Kepala bidang keperawatan menilai kepala seksi

Page 63: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

asuhan keperawatan dan seksi etika profesi dan logistik keperawatan, Sedangkan

kasubbag dan kasi menilai masing-masing stafnya.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi yang diperoleh dari bagian

administrasi rumah sakit berupa data cetak yang berupa aturan-aturan, laporan

kegiatan dan data yang relevan dengan penelitian ini.

3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrument penelitian berupa kuesioner untuk pengumpulan data primer,

sebelum digunakan dalam penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas terhadap 30 orang pegawai adminsitrasi yang diselenggarakan pada bulan

April 2013 di RSUD Yulidin Away Kabupaten Aceh Selatan.

1. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur (instrumen) dalam mengukur suatu data

(Ghozali, 2005). Untuk mengetahui validitas suau instrument (dalam kuesioner)

dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor r-hitung masing-masing

pertanyaan dalam suatu variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson

Product Moment Correlation, dengan kriteria;

a. Bila r-hitung > r-tabel maka pertanyaan valid

b. Bila r-hitung < r-tabel maka pertanyaan tidak valid.

Page 64: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas diukur dengan menggunakan Alpha Cronbach untuk

mengetahui konsistensi internal antar variabel dalam instrumen. Dengan kata lain, uji

reliabilitas akan mengindikasikan apakah instrumen-instrumen yang dipergunakan

dalam penelitian ini layak dan berkaitan atau tidak berkaitan. Dalam metode Alpha

Cronbach telah ditentukan bahwa jika nilai Alpha Cronbach mendekati 1, maka hal

ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan sudah sangat baik (reliable) atau

jawaban responden akan cenderung sama walaupun diberikan kepada responden

tersebut dalam bentuk pertanyaan yang berbeda (konsisten), sedangkan jika berada di

atas 0.8 adalah baik, tetapi bila berada di bawah nilai 0.6 tidak baik atau tidak reliabel

(Riduwan, 2008).

Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian didapat hasil pada

Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian

No Variabel Butir Pertanyaan

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha

Keterangan

Kesanggupan Meningkatkan Kinerja 0,838 Reliabel 1 0,775 Valid 2 0,497 Valid 3 0,567 Valid 4 0,696 Valid 5 0,408 Valid 6 0,789 Valid 7 0,408 Valid Pola Tata Kelola 0,903 Reliabel 1 0,873 Valid 2 0,859 Valid 3 0,704 Valid 4 0,671 Valid 5 0,704 Valid

Page 65: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Tabel 3.1 Lanjutan

Rencana Strategis Bisnis 0,896 Reliabel 1 0,861 Valid 2 0,846 Valid 3 0,678 Valid 4 0,679 Valid 5 0,678 Valid Standar Pelayana Minimal 0,919 Reliabel 1 0,893 Valid 2 0,559 Valid 3 0,573 Valid 4 0,905 Valid 5 0,818 Valid 6 0,893 Valid Kinerja Pegawai Administrasi 0,908 Reliabel 1 0,832 Valid 2 0,614 Valid 3 0,656 Valid 4 0,749 Valid 5 0,423 Valid 6 0,796 7 0,461 8 0,824 9 0,590 10 0,638 11 0,749 12 0,423

Hasil uji validitas dan reliabilitas diperoleh nilai r > rtabel, (0,361) sehingga

seluruh item pertanyaan dinyatakan valid. Demikian dengan uji reliabilitas diperoleh

nilai r Cronbach Alpha > r (0,6), sehingga seluruh item pertanyaan dinyatakan

reliabel.

Page 66: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

Penerapan BLUD adalah penilaian pegawai administrasi terhadap pelaksanaan

badan layanan umum daerah meliputi kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata

kelola, rencana strategis bisnis, dan standar pelayanan minimal berdasarkan Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum (BLU).

Kinerja pegawai administrasi adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap

pegawai administrasi sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya

di rumah sakit meliputi kualitas, kuantitias, efektifitas, komitmen kerja dan tanggung

jawab. Variabel penelitian dan definisi operasional pada Tabel 3.2. berikut.

Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Definisi Variabel Indikator Pengukuran Penerapan BLUD Kesanggupan meningkatkan kinerja (X1)

Penilaian pegawai administrasi terhadap kesanggupan meningkatkan kinerja pelayanan administrasi

Kemampuan pegawai administrasi dalam pelayanan admnistrasi kesehatan

Ord

Pola tata kelola (X2)

Penilaian pegawai administrasi terhadap tata kerja, akuntabilitas dan transparansi dalam pekerjaan

a Tata kerja b Akuntabilitas c Transparansi

Ordinal

Rencana Strategis Bisnis (X3)

Penilaian pegawai administrasi tentang rencana kerja yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi

a Visi dan misi b Program strategis c. Pengukuran

pencapaian kinerja pelayanan

d. Pengukuran pencapaian kinerja keuangan

Ordinal

Page 67: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Tabel 3.2 Lanjutan

Standar Pelayanan Minimal (X4)

a Kualitas layanan b Pemerataan c. Kesetaraan layanan d. Kemudahan memperoleh layanan

Ordinal

Kinerja Pegawai Administrasi

Penilaian pimpinan terhadap perilaku nyata yang ditampilkan setiap pegawai administrasi sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya di rumah sakit setelah menjadi BLUD

a. Kualitas b. Kuantitas c. Efektifitas d. Komitmen kerja e. Tanggung jawab

Ordinal

3.6 Metode Pengukuran

Metode pengukuran yang digunakan untuk variabel bebas yaitu penerapan

BLUD adalah menggunakan skala Likert dengan option pilihan jawaban sangat

setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Sedangkan variabel

terikat (kinerja pegawai administrasi) menggunakan skala Likert dengan alternatif

jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Penggunan skala Likert karena penulis ingin melihat gambaran posisi responden atas

jawaban responden dalam kelompoknya (posisi relative) serta pengukurannya

sederhana dan mudah dibuat.

Page 68: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Tabel 3.3. Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel Penelitian

Jumlah Pertanya

an

Alternatif Jawaban

Skor Nilai Skala Ukur

Penerapan BLUD Kehandalan

Kesanggupan meningkatkan kinerja (X1)

7 Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat Tidak setuju

Sangat baik 31-35 Baik 25-30 Kurang Baik 19-24 Tidak Baik 13-18 Sangat Tidak Baik 7-12

Ordinal

Pola tata kelola (X2)

5 Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat Tidak setuju

Sangat baik 25 Baik 20-24 Kurang Baik 15-19 Tidak Baik 10-14 Sangat Tidak Baik 5-9

Ordinal

Rencana Strategis Bisnis (X3)

5 Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat Tidak setuju

Sangat baik 25 Baik 20-24 Kurang Baik 15-19 Tidak Baik 10-14 Sangat Tidak Baik 5-9

Ordinal

Standar Pelayanan Minimal (X4)

6 Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat Tidak setuju

Sangat baik 26-30 Baik 21-25 Kurang Baik 16-20 Tidak Baik 11-15 Sangat Tidak Baik 6-10

Ordinal

Kinerja Pegawai Administrasi

12 Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat Tidak setuju

Sangat baik 51-60 Baik 41-50 Kurang Baik 31-40 Tidak Baik 22-31 Sangat Tidak Baik 12-21

Nominal

3.7. Metode Analisis Data

1. Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan dan mengambarkan seluruh

variabel bebas yaitu penerapan BLUD (kesanggupan meningkatkan kinerja, pola

tata kelola, rencana strategis bisnis, dan standar pelayanan minimal) serta variabel

terikat yaitu kinerja organisasi dalam bentuk distribusi tabel frekuensi.

Page 69: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

2. Analisa Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat. Analisa bivariat menggunakan uji korelasi product

moment. Jika dalam analisis bivariat ternyata terdapat hubungan yang signifikan,

maka variabel bebas tersebut dilanjutkan ke dalam analisis multivariat.

3. Analisa Multivariat

Analisis ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana variabel bebas secara

bersama-sama memengaruhi variabel terikat. Analisis multivariat dilakukan untuk

mengetahui pengaruh seluruh variabel independen yang signifikan pada uji bivariat

diuji secara bersama-sama terhadap variabel dependen menggunakan uji regresi linier

berganda (Sudigdo, 2002) dengan persamaan sebagai berikut:

Y = a + B1X1+B2X2 + B3X3 + B4X

Keterangan :

4

Y = Kinerja pegawai administrasi

a = Intercept/konstanta

B1, B2, B3, B4,

X

= Koefisien regresi

1

X

= Kesanggupaan meningkatkan kinerja

2

X

= Pola tata kelola

3

X

= Rencana strategis bisnis

4

Kriteria penilaian adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen dengan tingkat kepercayaan

= Standar pelayanan minimal

α =0,05.

Page 70: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

4.1.1. Sejarah RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Barat Daya merupakan Rumah Sakit

Pemerintah yang berada di Kabupaten Aceh Barat Daya yang berdiri sejak tahun

2006, beralamat di JI. Kesehatan No. 93 Blangpidie, dengan Pelayanan Rawat Jalan-

Poliklinik Umum, Polillinik Gigi, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Kesehatan

Ibu dan Anak, dan Poliklinik Bedah, serta pelayanan rawat inap dengan jumlah

tempat tidur 40. Pada tanggal 22 Mei tahun 2008 RSUD Aceh Barat Daya (ABDYA)

pindah ke Jl. Nasional Padang Meurante. Gedung Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Aceh Barat Daya yang terletak di JI. Nasional Padang Meurante ini

dibangun pada tahun 2006 oleh Non Government Organization (NGO) bernama

KOICA yang berasal dan Korea Selatan. RSUD Abdya telah menempati bangunan

baru tersebut sejak tanggal 14 April 2008. RSUD ABDYA menjadi pusat rujukan

bagi fasilitas pelayanan kesehatan dibawahnya dalam lingkungan Pemerintah

Kabupaten Aceh Barat Daya, yang terdiri dari 3 Puskesmas perawatan, 10 puskesmas

non perawatan 27 unit puskesmas pembantu dan 22 unit poskesdes.

RSUD ABDYA saat ini memiliki 100 TT yang terdiri dan Kelas III 60 TT,

Kelas II 30 TT, VIP 10 TT. Jumlah SDM RSUD ABDYA adalah 315 orang terdiri

dari 5 dokter spesialis, 1 dokter gigi dan 15 dokter umum. Tenaga Paramedis 142

Page 71: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

orang, Analis 15 orang, Radiografer 14 orang, Apoteker 3 orang, serta pendukung

pelayanan dan manajemen sebanyak 120 orang.

4.1.2. Visi dan Misi

Visi RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya adalah menjadi rumah sakit rujukan

Barat Selatan. Untuk mencapai visi tersebut ditetapkan misi adalah:

1. Memberikan pelayanan yang prima.

2. Meningkatkan sarana dan prasrana sesuai dengan standar.

3. Meningkatkan pengembangan SDM rumah sakit.

4. Menciptakan suasana kerja yang kondusif melalui kebersamaan, loyalitas dan

disiplin yang tinggi.

4.2 Karakteristik Responden

Responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah pegawai

administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya berjumlah 34 orang. Karakteristik

responden terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, jabatan, masa kerja dan unit

kerja yang beragam. Pada Tabel 4.1 diketahui distribusi umur responden lebih banyak

pada kelompok umur 36-45 tahun 17 orang (50%), disusul berumur 25-35 tahun 14

orang (41,2%) dan berumur 46-55 tahun 3 orang (8,8%). Responden berjenis

kelamin lebih banyak perempuan yaitu 21 orang (61,8%), selebihnya laki-laki 13

orang (38,2%). Responden berlatar belakang pendidikan lebih banyak SMA yaitu 19

orang (55,9%), disusul Sarjana yaitu 12 orag (35,3%), kemudian DI yaitu 2 orang

(5,9%) dan DIII yaitu 1 orang (2,9%). Responden bekerja dengan masa kerja lebih

Page 72: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

banyak 5 sampai dengan 10 tahun dan di atas 10 tahun, masing-masing yaitu 12

orang (35,3%), selebihnya telah bekerja di bawah 5 tahun yaitu 10 orang (29,4%).

Responden dalam melaksanakan tujuan rumah sakit berdasarkan struktur organisasi

dibagi menjadi 4 bagian terdiri dari 15 orang (44,1%) bekerja di Bagian Tata Usaha,

8 orang (23,6%) bekerja di Bidang Penunjang Medis, 6 orang (17,6%) bekerja di

Bidang Pelayanan Medis dan sementara Bidang keperawatan 5 orang (14,7%).

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden n % Umur (tahun) 1. 25-35 14 41,2 2. 36-45 17 50,0 3. 46-55 3 8,8 Total 34 100,0 Jenis Kelamin

1. Perempuan 21 61,8 2. Laki-laki 13 38,2 Total 34 100,0

Pendidikan 1. SMA 19 55,9 2. D I 2 5,9 3. D III 1 2,9 4. Sarjana 12 35,3 Total 34 100,0 Jabatan 1. Kabag 1 2,9 2. Kasubbag 3 8,8 3. Kabid 3 8,8 4. Kasi 6 17,7 5 Staf 21 61,8 Total 34 100,0

Page 73: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Tabel 4.1 (Lanjutan)

Masa Kerja 1. < 5 tahun 10 29,4 2. 5-10 tahun 12 35,3 3. > 10 tahun 12 35,3 Total 34 100,0 Unit Kerja 1. Bag Tata usaha 15 44,1 2. Bid pelayanan medis 6 17,6 3. Bid penunjang medis 8 23,6 4. Bid keperawatan 5 14,7 Total 34 100,0

4.3. Analisis Univariat

4.3.1. Penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Pada penelitian ini pengukuran BLUD berdasarkan kesanggupan meningkatan

kinerja, pola tata kelola, rencana strategis bisnis, dan standar pelayanan minimal.

1. Kesanggupan meningkatan kinerja

Hasil penelitian tentang penerapan BLUD di RSUD Blangpidie Aceh Barat

Daya berdasarkan kesanggupan meningkat kinerja seperti tersaji pada Tabel 4.2

menunjukkan bahwa sebagian besar responden (64,7%) setuju dalam meningkatkan

kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi yang didukung dengan pengelolaan

keuangan sendiri. Responden menyatakan setuju dalam mendapat promosi jabatan

berstatus pegawai berprestasi dengan tanggung jawab yang lebih besar setelah rumah

sakit menjadi BLUD (47,1%). Responden menyatakan setuju diberikan kesempatan

yang sama setelah rumah sakit menjadi BLUD sesuai kebutuhan untuk mengikuti

pelatihan dalam meningkatkan kemampuan /keterampilan (67,6%) disebabkan

kemampuan bidang administrasi belum maksimal dikuasai. Responden menyatakan

Page 74: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

kurang setuju dan setuju menambah waktu kerja di luar jam kerja untuk

menyelesaikan pekerjaan sesuai tugas dan tanggungjawab dengan insentif yang lebih

besar saat ini dibandingkan dengan sebelum BLUD (41,2%). Responden menyatakan

setuju mengikuti pelatihan/seminar di luar daerah untuk menambah wawasan dan

keterampilan dengan biaya yang lebih besar saat ini dibandingkan dengan sebelum

BLUD (52,9%). Responden menyatakan kurang setuju mempunyai peluang yang

sama dengan pegawai lain setelah rumah sakit menjadi BLUD dalam meningkatkan

kemampuan dan keterampilan (58,8%) karena keterbatasan dana sehingga pegawai

yang diberi pelatihan sesuai kebutuhan. Responden menyatakan kurang puas bekerja

dengan manajemen kerja rumah sakit saat ini dengan sistem mengelola dana

keuangan sendiri dalam meningkatkan kinerja (50.0%) disebabkan penghargaan tidak

pernah diberikan oleh pimpinan rumah sakit.

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kesanggupan Meningkatkan Kinerja di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

No Kesanggupan Meningkatkan

Kinerja

Sangat setuju Setuju Kurang

setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Total

n % n % n % n % n % n % 1. Kemampuan untuk

mencapai tujuan organisasi yang didukung dengan pengelolaan keuangan sendiri

6 17,6 22 64,7 6 17,6 0 0,0 0 0,0 34 100

2. Promosi jabatan berstatus pegawai berprestasi dengan tanggung jawab yang lebih besar

2 5,9 16 47,1 12 35,3 4 11,8 0 0,0 34 100

Page 75: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Tabel 4.2 (Lanjutan)

No Kesanggupan Meningkatkan

Kinerja

Sangat setuju Setuju Kurang

setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Total

n % n % n % n % n % n % 3. Kesempatan

yang sama setelah rumah sakit menjadi BLUD sesuai kebutuhan untuk mengikuti pelatihan

3 8,8 23 67,6 7 20,6 1 2,9 0 0,0 34 100

4. Menambah waktu kerja di luar jam kerja sesuai tugas dan tanggungjawab dengan insentif yang lebih besar

1 2,9 14 41,2 14 41,2 5 14,7 0 0,0 34 100

5 Pelatihan/seminar di luar daerah untuk menambah wawasan dan keterampilan dengan biaya yang lebih besar

7 20,6 18 52,9 9 26,5 0 0,0 0 0,0 34 100

6 Peluang yang sama dengan pegawai lain dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan

2 5,9 8 23,5 20 58,8 4 11,8 0 0,0 34 100

7 Bekerja dengan manajemen kerja rumah sakit saat ini dengan system mengelola dana keuangan sendiri

0 0,0 15 44.1 17 50.0 2 5.9 0 0,0 34 100

Pada Tabel 4.3 diketahui responden lebih banyak sanggup dalam

meningkatkan kinerja untuk menerapkan BLUD di RSUD Blangpidie Aceh Barat

Page 76: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Daya atau dikategorikan baik yaitu 19 orang (55,9%) dan selebihnya kurang sanggup

meningkatkan kinerja yaitu 15 orang (44,1%).

Tabel 4.3 Distribusi Kategori Kesanggupan Meningkatkan Kinerja di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

No Kategori Kesanggupan Meningkatkan Kinerja n (%) 1. Baik 19 55,9 2. Kurang Baik 15 44,1 Total 34 100

2. Pola Tata Kelola

Hasil penelitian tentang penerapan BLUD di RSUD Blangpidie Aceh Barat

Daya berdasarkan pola tata kelola seperti tersaji pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa

responden menyatakan setuju dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan

peraturan internal kepegawai setelah rumah sakit menjadi BLUD (55,9%). Responden

menyatakan setuju dalam bekerja untuk mencapai misi dan strategis yang telah

ditetapkan didukung sarana yang lebih memadai setelah rumah sakit menjadi BLUD

(41,2%). Responden menyatakan setuju melaksanakan tugas dan fungsinya mengacu

kepada misi dan strategis yang telah ditetapkan setelah rumah sakit menjadi BLUD

(55,9%). Responden menyatakan setuju apabila ditempatkan atau diangkat oleh

pimpinan rumah sakit berdasarkan prestasi pegawai setelah rumah sakit menjadi

BLUD (61,8%). Responden menyatakan kurang setuju dalam memperoleh informasi

sebagai hasil kebijakan-kebijakan dari pimpinan bersifat transparan setelah rumah

sakit menjadi BLUD (47,1%) disebabkan sistem informasi yang digunakan secara

manual sehingga bagian-bagian lainnya tidak mendapatkan informasi secara langsung

Page 77: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

tetapi melalui proses pencarian informasi dari dokumen-dokumen rumah sakit dan

pegawai administrasi tidak seluruhnya terlibat dalam kegiatan rapat.

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pola Tata Kelola di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

No Pola Tata Kelola

Sangat setuju Setuju Kurang

setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Total

n % n % n % n % n % n % 1. Melaksanakan

tugas dan tanggung jawab dengan peraturan internal kepegawai

10 29,4 19 55,9 5 14,7 0 0,0 0 0,0 34 100

2. Bekerja untuk mencapai misi dan strategis yang telah ditetapkan didukung sarana yang lebih memadai

10 29,4 14 41,2 10 29,4 0 0,0 0 0,0 34 100

3. Melaksanakan tugas dan fungsinya mengacu kepada misi dan strategis

13 38,2 19 55,9 2 5,9 0 0,0 0 0,0 34 100

4 Ditempatkan atau diangkat oleh pimpinan rumah sakit berdasarkan prestasi pegawai

8 23,5 21 61,8 5 14,7 0 0,0 0 0,0 34 100

5 Memperoleh informasi sebagai hasil kebijakan-kebijakan dari pimpinan bersifat transparan

2 5,9 11 32,4 16 47,1 4 11,8 1 2,9 34 100

Page 78: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Pada Tabel 4.5 diketahui responden lebih banyak melaksanakan administrasi

pola tata kelola dalam menerapkan BLUD di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

baik yaitu 21 orang (61,8%) dan selebihnya penyelesaian administrasi pola tata kelola

kurang baik yaitu 13 orang (38,2%).

Tabel 4.5 Distribusi Kategori Pola Tata Kelola di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

No Kategori Pola Tata Kelola n (%) 1. Baik 21 61,8 2. Kurang Baik 13 38,2 Total 34 100

3. Rencana Strategis Bisnis

Hasil penelitian tentang penerapan BLUD di RSUD Blangpidie Aceh Barat

Daya berdasarkan rencana strategis bisnis seperti tersaji pada Tabel 4.6 menunjukkan

bahwa responden menyatakan setuju bahwa dalam mencapai visi dan misi dalam

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai standar dan didukung dengan

fasilitas dan sumber daya yang handal (73,5%). Responden menyatakan setuju atas

menerapkan potensi-potensi rumah sakit yang tertuang dalam rencana strategis

setelah rumah sakit menjadi BLUD (61,8%). Responden menyatakan setuju dalam

bekerja meminimalisasi kendala-kendala yang tertuang dalam rencana strategis untuk

mencapai rencana strategis setelah rumah sakit menjadi BLUD (41,2%) disebabkan

anggaran yang terbatas. Responden menyatakan setuju dalam menganalisis hasil

kegiatan pelayanan kesehatan tahun berjalan berdasarkan faktor internal dan eksternal

yang tertuang dalam rencana strategis untuk mencapai kinerja setelah rumah sakit

Page 79: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

menjadi BLUD (58,8%). Responden menyatakan sangat setuju menyelesaikan

laporan kegiatan bulanan setiap tanggal 1 setiap bulan dengan tepat waktu setelah

rumah sakit menjadi BLUD (50%).

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Rencana Strategis Bisnis di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

No Rencana Strategis Bisnis

Sangat setuju Setuju Kurang

setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Total

n % n % n % n % n % n % 1. Untuk

mencapai visi dan misi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat didukung dengan fasilitas dan sumber daya yang handal

2 5,9 25 73,5 5 14,7 2 5,9 0 0,0 34 100

2. Penerapan potensi-potensi yang tertuang dalam rencana strategis

6 17,6 21 61,8 6 17,6 1 2,9 0 0,0 34 100

3. Peminimalisasi kendala-kendala yang tertuang dalam rencana strategis untuk mencapai rencana strategis

8 23,5 14 41,2 11 32,4 1 2,9 0 0,0 34 100

4 Penganalisisan hasil kegiatan pelayanan kesehatan tahun berjalan berdasarkan faktor internal dan eksternal

5 14,7 20 58,8 9 26,5 0 0,0 0 0,0 34 100

Page 80: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Tabel 4.6 (Lanjutan)

No Rencana Strategis Bisnis

Sangat setuju Setuju Kurang

setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Total

n % n % n % n % n % n % 5 Penyelesaian

laporan kegiatan bulanan setiap tanggal 1 setiap bulan dengan tepat waktu

17 50,0 14 41,2 3 8,8 0 0,0 0 0,0 34 100

Pada Tabel 4.7 diketahui pegawai adminisrasi lebih banyak baik dalam

melaksanakan administrasi rencana strategis bisnis dalam menerapkan BLUD di

RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya yaitu 22 orang (64,7%) dan selebihnya

penyelesaian administrasi rencana bisnis yang kurang baik yaitu 12 orang (35,3%).

Tabel 4.7 Distribusi Kategori Rencana Strategis Bisnis di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

No Kategori Rencana Strategis Bisnis n (%) 1. Baik 22 64,7 2. Kurang Baik 12 35,3 Total 34 100

4. Standar Pelayanan Minimal

Hasil penelitian tentang penerapan BLUD di RSUD Blangpidie Aceh Barat

Daya berdasarkan standar pelayanan minimal seperti tersaji pada Tabel 4.8

menunjukkan bahwa responden menyatakan kurang setuju dalam menyelesaikan

laporan bulanan tepat waktu sesuai peraturan yang berlaku yang sebelumnya

diberitahukan pimpinan pada akhir bulan kepada masing-masing unit setelah rumah

Page 81: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

sakit menjadi BLUD (50%) disebabkan belum adanya format yang baku dalam

penyusunan laporan pertanggung jawaban bulanan. Responden menyatakan kurang

setuju dalam menyelesaikan administasi usulan kenaikan pangkat pegawai yang

dilakukan bulan April dan Oktober tepat waktu yang diberitahukan pimpinan pada

akhir bulan sebelumnya kepada masing-masing unit setelah rumah sakit menjadi

BLUD (58,8%) disebabkan berkas-berkas terlambat dikirim ke bagian tata usaha.

Responden menyatakan kurang setuju dan setuju dalam menyelesaikan administasi

kegiatan untuk mengikuti pelatihan yang dilakukan baik di rumah sakit ataupun di luar rumah

sakit tepat waktu yang diberitahukan pimpinan pada akhir bulan sebelumnya kepada masing-

masing unit setelah rumah sakit menjadi BLUD (41,2%). Responden menyatakan kurang

setuju dalam menyelesaikan administasi gaji berkala pegawai tepat waktu yang

diberitahukan pimpinan pada akhir bulan sebelumnya kepada masing-masing unit

setelah rumah sakit menjadi BLUD (47,1%) disebabkan adanya persyaratan

administrasi pegawai yang tidak lengkap untuk ditindak lanjuti.

Responden menyatakan setuju dalam menyelesaikan penyusunan laporan

keuangan sebelum tanggal 5 setiap bulan berikutnya yang diberitahukan pimpinan

pada akhir bulan sebelumnya kepada masing-masing unit setelah rumah sakit menjadi

BLUD (61,8%). Responden menyatakan setuju dalam menyelesaikan administrasi tagihan

pasien rawat inap pada saat pulang dengan tepat waktu setelah rumah sakit menjadi BLUD

(58,8%).

Page 82: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

No Standar

Pelayanan Minimal

Sangat setuju Setuju Kurang

setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Total

n % n % n % n % n % n % 1. Penyelesaian

laporan bulanan tepat waktu diberitahukan pimpinan sebelumnya

3 8,8 12 35,3 17 50,0 2 5,9 0 0,0 34 100

2. Penyelesaian administasi usulan kenaikan pangkat pegawai bulan April dan Oktober tepat waktu diberitahukan pimpinan sebelumnya

2 5,9 10 29,4 20 58,8 2 5,9 0 0,0 34 100

3. Peyelesaian administasi mengikuti pelatihan di rumah sakit ataupun di luar rumah sakit tepat waktu

4 11,8 14 41,2 14 41,2 3 8,8 0 0,0 34 100

4 Penyelesaian administasi gaji berkala pegawai tepat waktu diberitahukan pimpinan sebelumnya

4 11,8 11 32,4 16 47,1 3 8,8 0 0,0 34 100

5 Penyelesaian laporan keuangan sebelum tanggal 5 setiap bulan berikutnya yang diberitahukan pimpinan sebelumnya

9 26,5 21 61,8 4 11,8 0 0,0 0 0,0 34 100

6 Penyelesaian administrasi tagihan pasien rawat inap pada saat pulang dengan tepat waktu

8 23,5 20 58,8 6 17,6 0 0,0 0 0,0 34 100

Page 83: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Pada Tabel 4.9 diketahui pegawai administrasi lebih banyak melaksanakan

administrasi standar pelayanan minimal dalam menerapkan BLUD RSUD Blangpidie

Aceh Barat Daya kurang baik yaitu 15 orang (44,2%) dan selebihnya penyelesaian

administrasi standar pelayanan minimal yang baik yaitu 13 orang (38,2%) serta

penyelesaian administrasi . standar pelayanan minimal yang sangat baik yaitu 6 orang

(17,6%)

Tabel 4.9 Distribusi Kategori Standar Pelayanan Minimal di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

No Kategori Standar Pelayanan Minimal n (%) 1. Sangat Baik 6 17,6 2. Baik 13 38,2 3. Kurang baik 15 44,2 Total 34 100

4.3.2. Kinerja Pegawai Administrasi

Hasil penelitian tentang kinerja pegawai administrasi di RSUD Blangpidie

Aceh Barat Daya seperti tersaji pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa pimpinan

menyatakan setuju bahwa pegawai bersikap loyal dalam bekerja baik secara individu

maupun tim (67,6%). Pimpinan menyatakan setuju bahwa pegawai dalam bekerja

sama secara individu maupun tim dengan baik (76,5%) disebabkan perbedaan

persepsi diantara sesama pegawai. Pimpinan menyatakan setuju bahwa pegawai

dalam memeriksa hasil pekerjaan dilakukan secara berulang supaya tidak terjadi

kesalahan (50%). Pimpinan menyatakan kurang setuju bahwa pegawai melaksanakan

tugas dan tanggungjawabnya untuk memenuhi target perencanaan (67,6%)

disebabkan kerjasama antara lini belum efektif. Pimpinan menyatakan setuju bahwa

Page 84: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

pegawai membuat laporan pertanggungjawaban kerja setiap tahun sesuai jadwal yang

ditetapkan (50%).

Pimpinan menyatakan setuju bahwa pegawai melaksanakan tugas

memanfaatkan waktu dengan baik (67,6%). Pimpinan menyatakan setuju bahwa

pegawai menerima tugas yang diberikan pimpinan berdasarkan

kemampuan/keterampilannya (70,6%). Pimpinan menyatakan kurang setuju bahwa

pegawai menerima semua macam penugasan yang diberikan sesuai tanggungjawab

(73,5%) disebabkan reward yang diberikan pimpinan kurang diperhatikan bagi

pegawai yang beban kerja melebihi dari jam kerjanya. Pimpinan menyatakan setuju

bahwa pimpinan memberikan dorongan atau motivasi kepada pegawai untuk

berprestasi (82,4%). Pimpinan menyatakan kurang setuju bahwa pegawai bekerja

melebihi waktu dari yang biasa untuk mencapai rencana strategis rumah sakit (50%)

karena tidak diberi insentif. Pimpinan menyatakan setuju bahwa pegawai mampu

mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan pimpinan (58,8%). Pimpinan

menyatakan kurang setuju bahwa pegawai bila melanggar disiplin, mau menerima

hukuman yang diberikan pimpinan (70,6%) disebabkan pimpinan menegakkan

displin belum merata ke semua pegawai administrasi.

Page 85: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Pegawai Administrasi Berdasarkan Penilaian Pimpinan di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

No Kinerja Pegawai

Administrasi

Sangat setuju Setuju Kurang

setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Total

n % n % n % n % n % n % 1. Pegawai bersikap

loyal dalam bekerja baik

10 29,4 23 67,6 1 2,9 0 0,0 0 0,0 34 100

2. Pegawai bekerja sama dengan baik secara individu maupun tim

0 0,0 1 2,9 26 76,5 7 20,6 0 0,0 34 100

3. Pegawai memeriksa hasil pekerjaannya secara berulang

16 47,1 17 50,0 1 2,9 0 0,0 0 0,0 34 100

4. Pegawai melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya untuk memenuhi target perencanaan

0 0,0 3 8,8 23 67,6 8 23,5 0 0,0 34 100

5 Pegawai membuat laporan pertanggungjawaban kerja setiap tahun sesuai jadwal

0 0,0 12 35,3 17 50,0 5 14,7 0 0,0 34 100

6 Pegawai melaksanakan tugas memanfaatkan waktu dengan baik

0 0,0 5 14,7 23 67,6 6 17,6 0 0,0 34 100

7 Pegawai menerima tugas yang diberikan pimpinan berdasarkan kemampuan/ keterampilannya

8 23,5 24 70,6 1 2,9 1 2,9 0 0,0 34 100

8 Pegawai bersedia menerima semua macam penugasan sesuai tanggung jawab

0 0,0 1 2,9 25 73,5 8 23,5 0 0,0 34 100

Page 86: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Tabel 4.10 (Lanjutan)

No Kinerja Pegawai

Administrasi

Sangat setuju Setuju Kurang

setuju Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Total

n % n % n % n % n % n % 9 Pegawai

diberikan dorongan atau motivasi oleh pimpinan

5 14,7 28 82,4 1 2,9 0 0,0 0 0,0 34 100

10 Pegawai bersedia bekerja melebihi dari yang biasa

1 2,9 7 20,6 17 50,0 9 26,5 0 0,0 34 100

11 Pegawai bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan pimpinan

10 29,4 20 58,8 3 8,8 1 2,9 0 0,0 34 100

12 Pegawai mau menerima hukuman

0 0,0 2 5,9 24 70,6 8 23,5 0 0,0 34 100

Pada Tabel 4.11 diketahui responden melaksanakan tugas administrasi dalam

menerapkan BLUD RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya berkinerja kurang baik yaitu

19 orang (55,9%) dan selebihnya berkinerja baik yaitu 15 orang (44,1%).

Tabel 4.11 Distribusi Kategori Kinerja Pegawai Administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

No Kategori Kinerja Pegawai Administrasi n (%) 1. Baik 15 44,1 2. Kurang Baik 19 55,9 Total 34 100

Page 87: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

4.4. Analisis Bivariat

Variabel yang menjadi kandidat dalam uji multivariat yaitu penerapan BLUD,

terlebih dahulu dilakukan analisis bivariat menggunakan korelasi product moment.

Menurut Budiono (2002) variabel yang pada saat dilakukan penelitian dilakukan uji

Product Moment memiliki nilai p < 0,05 dan mempunyai kemaknaan secara substansi

dapat dijadikan kandidat yang akan dimasukkan ke dalam model multivariat.

Uji korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui hubungan

penerapan BLUD berdasarkan kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata kelola,

rencana strategis bisnis dan standar pelayanan minimal dengan kinerja pegawai

administrasi.

Tabel 4.12 Hubungan Penerapan BLUD Berdasarkan Kesanggupan Meningkatkan Kinerja, Pola Tata Kelola, Rencana Strategis Bisnis dan Standar Pelayanan Minimal dengan Kinerja Pegawai Administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

Variabel Pearson Correlation Nilai p Kesanggupan Meningkatkan Kinerja

0, 421 0,013

Pola Tata Kelola 0, 494 0,003 Rencana Strategis Bisnis 0, 450 0,008 Standar Pelayanan Minimal 0, 462 0,006

Hasil uji statistik product moment diperoleh bahwa penerapan BLUD

berdasarkan kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata kelola, rencana strategis

bisnis dan standar pelayanan minimal berhubungan dengan kinerja pegawai

administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya karena nilai p < 0,05.

Page 88: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Hasil tabulasi silang penerapan BLUD berdasarkan kesanggupan

meningkatkan kinerja, pola tata kelola, rencana strategis bisnis dan standar pelayanan

minimal dengan kinerja pegawai administrasi disajikan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13. Tabulasi Silang Penerapan BLUD (Kesanggupan Meningkatkan Kinerja, Pola Tata Kelola, Rencana Strategis Bisnis dan Standar Pelayanan Minimal) dengan Kinerja Pegawai Administrasi

Penerapan BLUD

Kinerja Pegawai Administrasi Total Baik Kurang Baik n % n % n %

Kesanggupan Meningkatkan kinerja Baik 13 68,4 6 31,6 19 100 Kurang Baik 2 13,3 13 86,7 15 100 Pola Tata Kelola Baik 13 61,9 8 38,1 21 100 Kurang Baik 2 15,4 11 84,6 13 100 Rencana Strategis Bisnis

Baik 13 59,1 9 40,9 22 100 Kurang Baik 2 16,7 10 83,3 12 100 Standar Pelayanan Minimal

Sangat Baik 4 66,7 2 33,3 6 100 Baik 9 69,2 4 30,8 13 100 Kurang Baik 2 13,3 13 86,7 15 100

Dari 19 orang responden yang menyatakan sanggup meningkatkan kinerja

dengan baik, 13 orang responden (68,4%) berkinerja baik, sementara 15 orang

responden yang menyatakan kurang sanggup meningktkan kinerja, 13 orang

responden (86,7%) berkinerja kurang baik. Dari 21 orang responden yang

Page 89: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

menyatakan pelaksanaqn pola tata kelola dengan baik, 13 orang responden (61,9%)

berkinerja baik, sementara 13 orang responden menyatakan pola tata kelola dengan

kurang baik, 11 orang responden(84,6%) berkinerja kurang baik.

Dari 22 orang responden menyatakan menerapkan rencana strategis bisnis

dengan baik, 13 orang responden (59,1%) berkinerja baik, sementara 12 orang

responden menyatakan penerapan rencana strategis bisnis, 10 orang responden

(83,3%) berkinerja kurang baik. Dari 6 orang responden menyatakan penerapan

administrasi standar pelayanan minimal dengan sangat baik, 4 orang responden

(66,7%) berkinerja baik, sementara 13 orang responden menyatakan penerapan

administrasi standar pelayanan minimal baik, 9 orang (69,2%) berkinerja baik.

Sedangkan 15 orang responden menyatakan penerapan administrasi standar

pelayanan minimal kurang baik, 13 orang responden (86,7%) berkinerja kurang baik.

4.5 Analisis Multivariat

Berdasarkan analisis bivariat bahwa variabel penelitian yang dapat dilanjutkan

ke analisis multivariat oleh karena nilai p < 0,05 yaitu kesanggupan meningkatkan

kinerja, pola tata kelola, rencana strategis bisnis dan standar pelayanan minimal. Uji

statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variable independen terhadap

dependen adalah regresi linier berganda serta untuk meramalkan seberapa jauh

variabel independen memberikan kontribusi terhadap variabel dependen.

Page 90: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Tabel 4.14 Pengaruh Penerapan BLUD Berdasarkan Kesanggupan Meningkatkan Kinerja, Pola Tata Kelola, Rencana Strategis Bisnis dan Standar Pelayanan Minimal terhadap Kinerja Pegawai Administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig, B Beta 1 (Constant) 1,238 0,283 2,296 0,028

Kemampuan Meningkatkan Kinerja

0,521 0,332 2,291 0,029

Pola Tata Kelola 0,529 0,303 2,634 0,013 Rencana Strategis Bisnis 0,382 0,357 2,444 0,021 Standar Pelayanan Minimal 0,359 0,283 2,932 0,007

a, Dependent Variable: Kinerja R Square = 0,584

Tabel 4.14 diperoleh bahwa kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata

kelola, rencana strategis bisnis dan standar pelayanan minimal dengan nilai p<0,05.

Kondisi ini dapat diasumsikan bahwa kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata

kelola, rencana strategis bisnis dan standar pelayanan minimal berpengaruh terhadap

kinerja pegawai administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya.

Koefisien variabel kesanggupan meningkatkan kinerja 0,521, berarti setiap

peningkatan kesanggupan meningkatkan kinerja di RSUD Blangpidie Aceh Barat

Daya akan mengakibatkan peningkatan kinerja pegawai administrasi sebesar 0,521.

Koefisien variabel pola tata kelola 0,529, berarti setiap peningkatan pola tata kelola di

RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya akan mengakibatkan peningkatan kinerja

pegawai administrasi sebesar 0,529. Variabel pola tata kelola dominan memengaruhi

kinerja pegawai administrasi.

Page 91: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Koefisien variabel rencana strategis bisnis 0,382, berarti setiap peningkatan

rencana strategis bisnis di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya akan mengakibatkan

peningkatan kinerja pegawai administrasi sebesar 0,382. Koefisien variabel standar

pelayanan minimal 0,359, berarti setiap peningkatan standar pelayanan minimal di

RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya akan mengakibatkan peningkatan kinerja

pegawai administrasi sebesar 0,359.

Nilai koefisien korelasi determinasi (R Square) sebesar 0,584 yang berarti

58,4% variasi variabel aspek penerapan BLUD mampu menjelaskan variabel terikat

yaitu kinerja pegawai administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya dan sisanya

sebesar 41,6% dipengaruhi variabel yang tidak teliti dalam penelitian ini. Persamaan

regresi yaitu :

Y = 1,238 + 0,521X1+0,529X2 + 0,382X3+0,359X

4

Page 92: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

BAB 5

PEMBAHASAN

Penerapan Badan Layanan Umum Daerah di RSUD Blangpidie Aceh Barat

Daya dalam penelitian dilihat berdasarkan empat aspek yaitu kesanggupan

meningkatkan kinerja, pola tata kelola, rencana strategis bisnis dan standar pelayanan

minimal. Penerapan Badan Layanan Umum Daerah di RSUD Blangpidie Aceh Barat

Daya Berdasarkan Keputusan Bupati Aceh Barat Daya Nomor 900/330/2011 tanggal

29 Desember 2011 masih dalam tahap sosialisasi. Status BLUD di rumah sakit

berlaku mulai bulan Desember 2011. Walaupun umur BLUD di rumah sakit masih

baru, namun pelaksanaan BLUD harus dipertahankan sebagai usaha untuk dapat

mengelola keuangan sendiri supaya pelayanan kesehatan dapat terselenggara lebih

baik lagi.

Hasil penelitian menunjukkan dari keempat aspek ini, tiga aspek yaitu

kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata kelola dan rencana strategis bisnis dapat

dikatakan baik dengan masing-masing persentase yaitu, 55,9%, 61,8% dan 64,7%.

Sedangkan standar pelayanan minimal, penerapannya belum dapat dikatakan baik

(58,8%). Sebelum RSUD Blangpide Aceh Barat Daya menjadi BLUD, pengelolaan

keuangan di rumah sakit melalui rencana kegiatan anggaran kerja (RKA) melalui

pengesahan badan legislatif dan eksekutif.

Page 93: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

5.1. Pengaruh Kesanggupan Meningkatkan Kinerja terhadap Kinerja Pegawai Administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

Kesanggupan meningkatkan kinerja merupakan penilaian atau pengakuan

pegawai administrasi untuk berikrar dalam meningkatkan kinerjanya. Kondisi ini

tentu didukung berbagai faktor seperti faktor dalam diri (minat, kemauan) maupun

luar dirinya seperti kebijakan-kebijakan rumah sakit.

Untuk mendukung kemampuan pegawai administrasi kearah lebih baik

berbagai upaya telah dilakukan rumah sakit melalui pelatihan/seminar khususnya

bagian keuangan. Namun demikian berdasarkan hasil penilaian dari masing-masing

pegawai administrasi bahwa pegawai belum bersedia menambah waktu kerja di luar

jam kerja saat ini dibandingkan dengan sebelum BLUD karena penambahan insentif yang

diberikan pimpinan tidak ada atau dana kesejahteraan untuk tugas tersebut tidak

tersedia (41,2%). Kondisi ini menyebabkan pegawai tidak berminat apabila ada tugas

yang dikerjakan di luar jam kerjanya. Pegawai juga menilai bahwa belum mempunyai

peluang yang sama dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan disebabkan

selain faktor finansial juga kebijakan pimpinan bahwa pelatihan/seminar yang diikuti

bagian bidang selain keuangan terbatas jumlahnya setiap tahun, seperti pengiriman

pegawai ke rumah sakit yang berkelas A dan rumah sakit pendidikan. . Berdasarkan

Keputusan Bupati Aceh Barat Daya Nomor 29 Tahun 2011, disebutkan pegawai yang

mendapat pelatihan minimal 20 jam. Namun pelaksanaannya belum dapat diterapkan,

apalagi pegawai administrasi lainnya non keuangan, penyelenggaraan pelatihan/

seminar belum merata.

Page 94: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Pengembangan karir antara individu dan organisasi tergantung pada

kerjasama mereka ketika aktivitas pengembangan karir diimplementasikan. Suatu

sikap yang koperatif dan harmonis yang didedikasikan untuk pengembangan suatu

hubungan saling menguntungkan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi program

pengembangan karir. Tanpa suatu tingkat kerjasama yang tinggi, penggunaan yang

efektif dari aktivitas pengembangan karir menjadi terbatas dan pengembangan karir

sumber daya manusia secara keseluruhan menjadi hilang (Jerry, 1989).

Dari kondisi ini jelas dapat berdampak terhadap kepuasan pegawai terhadap

manajemen rumah sakit saat ini. Sesuai penilaian pegawai bahwa pegawai kurang

puas bekerja dengan manajemen kerja rumah sakit (67,6%). Namun apabila pimpinan

menilai keseluruhan aspek kesanggupan pegawai untuk meningkatkan kinerja dapat

dikatakan sudah baik (55,9%).

Dari ke empat unit kerja RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya bahwa unit yang

kurang dapat menerapkan kesanggupan meningkatkan kinerja adalah bagian Tata

Usaha karena unit kerja ini merupakan bagian sentral atau pusat pelayanan

administrasi di rumah sakit, dimana ruang lingkup kerjanya adalah mengumpulkan

dan mengolah data yang diberikan oleh unit-unit kerja lainnya. Apabila berkas-berkas

dari unit lainnya kurang lengkap, maka pegawai administrasi bagian tata usaha

bertanggung jawab untuk melengkapi atau meminta kembali kepada unit

bersangkutan.

Pendekatan motivasi oleh pemimpin dalam menciptakan iklim dapat membuat

pegawai merasa termotivasi kepemimpinan dan motivasi merupakan dua hal yang

Page 95: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

tidak dapat dipisahkan, dalam kebanyakan hal motivasi seorang individu akan timbul

karena pengaruh pemimpin yang efektif. Jadi efektivitas kepemimpinan akan tampak

bagaimana dapat memotivasi anggotanya secara efektif untuk meningkatkan

produktivitas kerja pegawai.

Produktivitas suatu organisasi dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti

kesempatan memperoleh pendidikan dan pelatihan tambahan, penilaian prestasi kerja

adil, rasional, dan obyektif, sistem imbalan dan berbagai faktor lainnya. sehingga

pegawai merasa puas dan terdorong untuk berusaha lebih kuat lagi meningkatkan

kemampuan/keterampilannya yang nantinya bertujuan untuk mencapai visi dan misi

perusahaan (Siagian, 2006).

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 7 Tahun 2010, disebutkan bahwa pendayagunaan aparatur negara

pada dasarnya adalah pembinaan, penertiban dan penyempurnaan aparatur negara

baik dari aspek kelembagaan, sumberdaya manusia aparatur, tatalaksana, dan

pengawasan. Percepatan pendayagunaan aparatur negara dilakukan melalui reformasi

birokrasi dengan sasaran mengubah pola pikir (mindset), budaya kerja (culture-set),

dan sistem manajemen pemerintahan, sehingga peningkatan kualitas pelayanan publik

lebih cepat tercapai. Upaya tersebut dilaksanakan secara berkelanjutan dan

berkesinambungan yang berujung pada pelayanan publik yang prima.

Hasil uji statistik menunjukkan penerapan BLUD berdasarkan kesanggupan

dalam meningkatkan kinerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai administrasi di

RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya. Hal ini disebabkan karena pegawai yang pada

Page 96: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

umumnya telah bekerja di atas lima tahun tentunya memiliki pengalaman dalam

bidang administrasi. Pengalaman merupakan faktor penting bagi pegawai untuk

menyelesaikan tugas administrasi. Walaupun pegawai administrasi belum baik, hal

ini dapat disebabkan faktor pengawasan atau pengendalian terhadap seluruh bidang

administrasi belum berjalan secara optimal.

5.2. Pengaruh Pola Tata Kelola terhadap Kinerja Pegawai Administrasi di

RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya Pola tata kelola memuat berbagai peraturan internal rumah sakit yang di

dalamnya terdiri dari struktur organisasi, prosedur kerja, pengelompokan fungsi-

fungsi dan pengelolaan sumber daya manusia (pegawai). Prinsip pola tata kelola di

RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya menganut prinsip-prinsip transparansi,

akuntabilitas, responsibilitas dan independen.

RSUD Blangpidie sebelum menjadi BLUD prinsip tata kelola yaitu

transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independen belum menjadi acuan bagi

pegawai dalam mencapai visi dan misi rumah sakit karena pegawai bekerja sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya. Penguatan aspek ini terbatas pada materi yang

ada dalam rencana strategis, tetapi setelah menjadi BLUD manajemen rumah sakit

harus lebih kooperatif dalam memberikan informasi ke seluruh unit kerja khususnya

dalam pengadaan biaya operasional setiap unit yang dapat diusulkan setiap bulannya.

Penerapan pola tata kelola administrasi rumah sakit sudah baik (61,8%)

diantaranya aspek tata kerja pelayanan administrasi dan akuntabilitas terhadap

pelayanan administrasi. Pegawai administrasi dalam bekerja bertujuan mencapai misi

Page 97: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

dan strategis, karena tugas pokok dan fungsinya berkaitan dengan unsur-unsur

penerapan status pengelolaan keuangan sendiri. Petugas juga dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan peraturan internal kepegawai karena pegawai administrasi

sebagai pelaksana harian haruslah mengacu pada pedoman kerja yang telah

ditetapkan oleh pimpinan yang dimuat dalam struktur organisasi (job description).

Namun dalam perolehan informasi secara transparan belum berjalan dengan

baik. Kondisi ini juga terkait dengan faktor sarana rumah sakit saat ini belum bersifat

online atau arus informasi dari atas ke bawah menggunakan manual atau sebaliknya

sehingga memungkinkan keterlambatan informasi. Pegawai administrasi pada bidang

tugas masing-masing khususnya staf apabila ada kebijakan baru dan ingin

mengetahuinya harus bertanya kepada kepala bidang atau sub bagian karena

informasi tersebut jarang disosialisasiksn dan diberitahukan secara langsung kepada

para staf administrasi. Sesuai Penerapan Pola Tata Kelola RSUD Blangpidie Aceh

Barat Daya pada Pasal 4 disebutkan bahwa transparans yang harus diterapkan berazas

terbuka yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi agar informasi secara

langsung dapat diterima bagi yang membutuhkanya sehingga dapat menumbuhkan

kepercayaan sesama pegawai administrasi.

Dari ke empat unit kerja RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya bahwa unit yang

kurang dapat menerapkan pola tata kelola adalah bagian Tata Usaha karena sebagai

pusat pelayanan administrasi, bagian tata usaha juga merupakan perencanaan,

pengelola, perlengkapan, penataan arsip organisasi dan tata laksana serta pelayanan

administrasi kepada seluruh unit kerja di lingkungan rumah sakit. Jumlah pegawai di

Page 98: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

bidang Tata Usaha adalah 15 namun belum mampu menerapkan pola tata kelola

dengan baik disebabkan sebagian pegawai belum mengikuti pelatihan-pelatihan.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Nomor 99 Tahun 2007, disebutkan bahwa penilaian pola tata kelola menganut tata

kerja, akuntabilitas dan transparansi berdasarkan asas keterbukaan yang dibangun

atas dasar kebebasan arus informasi agar dapat diterima secara langsung bagi yang

membutuhkan.

Hasil uji statistik menunjukkan penerapan BLUD berdasarkan pola tata kelola

berpengaruh terhadap kinerja pegawai administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat

Daya. Hal ini disebabkan karena pegawai yang pada umumnya tergolong usia

produktif (20-40), memiliki kondisi fisik yang mendukung serta mampu

menyumbangkan pemikiran-pikiran yang valid. Selain itu, dukungan lingkungan

kerja berupa gaya kepemimpinan yang baik, dalam hal ini pimpinan sebagai

motivator bagi pegawai administrasi, mau terlibat langsung dalam memberikan

arahan dan masukan kepada bawahan yang dirasa perlu untuk diarahkan sebagai

umpan balik dalam meningkatkan kinerja rumah sakit.

5.3. Pengaruh Rencana Strategis Bisnis terhadap Kinerja Pegawai

Administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

Rencana strategis bisnis di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya bertujuan

untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dengan adanya standar

pelayanan kesehatan selama lima tahun. Hasil penilaian tentang pelayanan

administrasi rencana strategis bisnis yang diselenggarakan pegawai administrasi

Page 99: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

tergolong baik (64,7%). Pegawai administrasi dalam menyelenggarakan administrasi

untuk mencapai visi dan misi didukung fasilitas dan sumber daya handal (73,5%)

karena sarana operasional seperti alat tulis kantor sudah tersedia dengan baik dari

pendapatan rumah sakit. Faktor finansial merupakan faktor dominan dalam

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Demikian juga pegawai menganalisis hasil kegiatan administrasi pelayanan

kesehatan tahun berjalan berdasarkan faktor internal dan eksternal (58,8%). Maksud

faktor internal adalah sumber daya berupa aktivitas pendukung seperti kegiatan

manajerial yang sudah komputerisasi dan online di semua lini, sedangkan faktor

eksternal berupa terciptanya kekompakan dan kebersamaa dalam membangun mutu

pelayanan dan efisiensi keuangan di rumah sakit. Penyelesaian laporan rencana

strategis rumah sakit seperti laporan kegiatan bulanan setiap tanggal 1 setiap bulan

dengan tepat waktu setelah rumah sakit menjadi BLUD cukup baik karena sesuai

dengan jadwal yang telah ditetapkan pimpinan dan sebelum tanggal yang ditetapkan

pimpinan telah memberitahukan sebelumnya jatuh tanggal yang ditetapkan untuk

melengkapi berkas-berkas administrasi seperti laporan bulanan.

Dari ke empat unit kerja RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya bahwa unit yang

kurang dapat menerapkan rencana strategis bisnis adalah bidang pelayanan medik dan

bagaian Tata Usaha karena jumlah tenaga di unit kerja belum memadai dibandingkan

dengan beban kerja saat ini dan pelatihan yang diselenggarakan rumah sakit belum

merata di setiap unit serta pegawai struktural berlatar belakang akuntansi tidak ada.

Page 100: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Hasil uji statistik menunjukkan penerapan BLUD berdasarkan rencana

strategis bisnis berpengaruh terhadap kinerja pegawai administrasi di RSUD

Blangpidie Aceh Barat Daya. Hal ini disebabkan pelaporan rencana strategis bisnis

rumah sakit berstatus BLUD berbeda dengan pelayanan administrasi rencana strategis

bisnis sebelum berstatus BLUD. Keadaan ini didukung bahwa administrasi penerapan

BLUD masih dalam tahap sosialisasi, dimana penilaiannya belum valid dan evaluasi

belum pernah dilakukan oleh pimpinan, sehingga berdampak terhadap kurang

optimalnya kinerja pegawai administrasi. Hal ini didukung dari penilaian pimpinan

tentang kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas belum memanfaatkan waktu dengan

baik.

5.4. Pengaruh Standar Pelayanan Minimal terhadap Kinerja Pegawai

Administrasi di RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya

Standar pelayanan minimal merupakan ketentuan tentang jenis dan mutu

pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap

warga secara minimal atau ketentuan tentang spesifikasi teknis tentang tolak ukur

layanan minimal yang diberikan oleh rumah sakit kepada masyarakat.

Keputusan Bupati Nomor 29 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal,

ditegaskan bahwa setiap unit kerja pelayanan dan administrasi rumah sakit menyusun

rencana bisnis anggaran, target, serta upaya dan pelaksanaan peningkatan mutu

pelayanan tahunan yang dipimpin atau tiap-tiap bidang. Hasil penilaian pegawai

administrasi tentang standar pelayanan minimum dalam menyelesaikan laporan

bulanan kurang tepat waktu (50%) disebabkan pegawai memiliki kemampuan yang

Page 101: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

belum merata dan juga faktor latar belakang pendidikan turut memengaruhi perilaku

tersebut. Demikian juga halnya pegawai administrasi dalam menyelesaikan usulan

kenaikan pangkat (58,8%), administrasi gaji berkala pegawai (47,1%) dan

administrasi kegiatan pelayanan pelatihan (41,2%) belum tepat waktu atau kurang

efektif disebabkan pada tanggal yang ditetapkan ada ditemukan berkas pegawai

rumah sakit kurang lengkap. Walaupun sebelum tanggal yang ditetapkan

pemberitahuan secara lisan sudah diberitahukan pihak bagian tata usaha. Informasi

dari pegawai administrasi yang mengurus kenaikan pangkat atau gaji berkala

seyogianya haruslah mempersiapkan berkas persyaratan sebelum mengusulkan ke

pimpinan. Jadwal pengurusan kenaikan pangkat dan gaji berkala prosedurnya saat ini

tidak berbeda ketika rumah sakit belum berstatus BLUD. Sedangkan berkas laporan

keuangan setiap bulannya dimajukan dari tanggal 10 setiap bulan menjadi tanggal 5

setiap bulan setelah BLUD.

Dari ke empat unit kerja RSUD Blangpidie Aceh Barat Daya bahwa unit yang

kurang dapat menerapkan administrasi standar pelayanan minimal adalah bagian tata

usaha dan pelayanan medis karena selain arus informasi bersifat manual (tidak

online), juga disebabkan fasilitas komunikasi seperti telepon di setiap unit kerja

belum tersedia, dimana pegawai administrasi menggunakan telepon sendiri.

Hasil uji statistik menunjukkan penerapan BLUD berdasarkan standar

pelayanan minimal berpengaruh terhadap kinerja pegawai administrasi di RSUD

Blangpidie Aceh Barat Daya. Hal ini disebabkan waktu penyelesaian administrasi

standar pelayanan minimal belum sesuai dengan penerapan BLUD sehingga kinerja

Page 102: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

pegawai administrasi belum maksimal untuk mencapai visi dan misi yang telah

ditetapkan. Selain itu, faktor pengawasan pimpinan yang kurang efektif, dimana

pimpinan kurang memantau pelayanan administrasi sebelum masa tenggang waktu.

Pimpinan seharusnya sudah mengevaluasi penyelesaian administrasi dengan

memberikan arahan supaya ketepatan penyelesaian administrasi standar pelayanan

minimal seperti penyelesaian gaji berkala, pengurusan kenaikan pangkat atau mutasi

tepat waktu. Kondisi ini diperkuat dengan hasil penilaian pimpinan tentang kinerja

pegawai bahwa pegawai kurang mendukung dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya untuk memenuhi target perencanaan. Pegawai administrasi juga belum

mampu untuk menerapkan atau menyelesaikan laporan tahunan sesuai jadwal yang

ditetapkan.

Page 103: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh penerapan BLUD berdasarkan kesanggupanan meningkatkan

kinerja terhadap kinerja pegawai administrasi.

2. Ada pengaruh penerapan BLUD berdasarkan pola tata kelola terhadap kinerja

pegawai administrasi.

3. Ada pengaruh penerapan BLUD berdasarkan rencana strategis bisnis terhadap

kinerja pegawai administrasi.

4. Ada pengaruh penerapan BLUD berdasarkan standar pelayanan minimal terhadap

kinerja pegawai administrasi.

6.2. Saran

Pimpinan rumah sakit dalam memperbaiki kinerja pegawai administrasi

supaya status BLUD atau mutu pelayanan rumah sakit lebih optimal diharapkan agar:

1. Membuat kebijakan baku tentang penerapan BLUD RSUD Blangpidie Aceh

Barat Daya dengan indikator kesanggupan meningkatkan kinerja, pola tata kelola,

rencana strategi bisnis dan standar pelayanan minimal sebagai pedoman dalam

mengevaluasi penerapan BLUD rumah sakit dan disosialisasikan kepada seluruh

pegawai administrasi.

98

86

Page 104: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

2. Melakukan upaya-upaya mengoptimalkan pola tata kelola dengan menyediakan

arus komunikasi ke semua lini melalui komunikasi yang efektif dengan

menyediakan fasilitas telepon dan komputerisasi online di setiap unit kerja dan

mempertahankan gaya kepemimpinan yang turun langsung ke masing-masing

bidang dalam memberikan motivasi sebagai pendorong sehingga meningkatkan

semangat pegawai dalam meningkatkan kinerja.

3. Melakukan upaya-upaya peningkatan rencana strategis bisnis terkait mutu

pelayanan administrasi dengan memberikan kesempatan yang sama kepada

pegawai administrasi yang belum pernah mengikuti pendidikan dan merekrut

tenaga calon pegawai baru berlatar belakang pendidikan akuntansi.

4. Melakukan upaya-upaya mengefisiensikan standar pelayanan minimal dalam

pengurusan gaji berkala, kepangkatan dan administrasi lainnya dengan melakukan

koordinasi pada para pegawai administrasi di setiap unit kerja melalui

pemberitahuaan sebelum waktu yang ditetapkan untuk melengkapi dan

mengirimkan berkas-berkas untuk mendukung pengurusan administrasi tersebut.

Page 105: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R., 2011

, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah,. Graha Ilmu, Yogyakarta

Atmadja, A. P. S, 2009. Keuangan Publik dalam Perspektif Hukum: Teori Kritik dan Praktik. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Azwar, 1996.

Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga, Jakarta.

Bernardin dan Russel, 2003, Human Resources Management, Mc Graw Hill, New York.

Cahyono, J. E. 2000. Menjadi Manajer Investasi Bagi Diri Sendiri. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. Depkes RI, 2005. Indikator Kinerja Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Pelayanan.

Medik, Jakarta.

.

______,2007. Pedoman Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Kesehatan, Jakarta.

Dwiyanto, 1995. Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

, Seminar Kinerja Organisasi Sektor Publik, Kebijakan dan Penerapannya, Fisipol UGM, Yogyakarta.

Eriyatno, 2003. I

lmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB. Press,Bogor.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Gibson, JL., Ivancevich, JM., Donnelly, JH., 2003. Organisasi: Perilaku Struktur

Proses, Edisi 5, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hasibuan, M. SP., 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta.

Page 106: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Jerry W, Gilley & Steven A, Eggland, 1989, Principle of Human Resource Development, Addison-Wesley Publishing Company.

Mangkunegara, AA., 2006. Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama, Bandung. Moeljono, 2003, Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi, “Pengembangan

Budaya Korporasi

.” Elex Media Komputindo, Jakarta.

Muchlas, 2006. Perilaku Organisasi Jilid 2 Edisi 1, Magister Manajemen Rumah Sakit UGM, Yogyakarta.

Pemerintah DKI, 2007. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 99 Tahun

2007 tentang Pedoman Teknis Penilaian Usulan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD), Jakarta.

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya, 2011. Keputusan Bupati Aceh Barat Daya

Nomor 900/330/2011 tanggal 29 Desember 2011 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 99 Tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Penilaian Usulan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD)

Prawirosentono, S., 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE, Yokyakarta. Prihadi, S., 2004. Kinerja Aspek Pengukuran, Gramedia Pustaka, Jakarta. Repubkik Indonesia, 2004, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, Jakarta. ______,2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit, Jakarta. ______,2005, Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) ______,1979. Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1979 tentang Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil,

Page 107: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

______,2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimum Rumah Sakit. Jakarta.

______,2010. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik, Jakarta.

Riduwan. 2008. Metode dan Tehnik Menyusun Tesis. Cetakan Ketujuh, Alfabeta,

Bandung. Ruky, 2002, Sistem Manajemen Kinerja, Manajemen Kinerja,. Raja Gravindo

Persada, Jakarta.. Sabarguna, 2008. Pemasaran Pelayanan Rumah Sakit. Sagung Seto, Jakarta. Saidi, M. D., 2008. Hukum Keuangan Negara, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Siregar, D. D., 2004, Manajemen Aset, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Sutrisno, E., 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media

Group, Jakarta. Ulum, I, 2009. Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris. Graha Ilmu,

Yogyakarta.

.

Page 108: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Lampiran 1

PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI RSUD

BLANGPIDIE ACEH BARAT DAYA

No. Responden :

IDENTITAS RESPONDEN

Umur : ............ .......................................

Jenis Kelamin : ...................................................

Pendidikan : ....................

Jabatan : ...................................

Masa Kerja : ...........tahun

Unit Kerja :……………………….

Petunjuk pengisian kuesioner :

Berikan penilaian dengan melingkari pada jawaban yang saudara/i anggap paling sesuai dengan pendapat sdr/i

Page 109: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

I. KUESIONER : PENERAPAN BLUD

A. Kesanggupaan Meningkatkan Kinerja

1. Saya berusaha meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi yang didukung dengan pengelolaan keuangan sendiri.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2. Saya mendapat promosi jabatan berstatus pegawai berprestasi dengan tanggung jawab yang lebih besar setelah rumah sakit menjadi BLUD.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

3. Saya diberikan kesempatan yang sama setelah rumah sakit menjadi BLUD sesuai kebutuhan untuk mengikuti pelatihan dalam meningkatkan kemampuan /keterampilan.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Page 110: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

4. Saya bersedia menambah waktu kerja di luar jam kerja untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai tugas dan tanggungjawab dengan insentif yang lebih besar saat ini dibandingkan dengan sebelum BLUD.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5. Saya bersedia mengikuti pelatihan/seminar di luar daerah untuk menambah wawasan dan keterampilan dengan biaya yang lebih besar saat ini dibandingkan dengan sebelum BLUD.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

6. Saya mempunyai peluang yang sama dengan pegawai lain setelah rumah sakit menjadi BLUD dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

7. Saya puas bekerja dengan manajemen kerja rumah sakit saat ini dengan system mengelola dana keuangan sendiri dalam meningkatkan kinerja.

Page 111: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

B . Pola tata kelola

1. Saya melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan peraturan internal kepegawai setelah rumah sakit menjadi BLUD

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2. Saya bekerja untuk mencapai misi dan strategis yang telah ditetapkan didukung sarana yang lebih memadai setelah rumah sakit menjadi BLUD.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

3. Saya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya mengacu kepada misi dan strategis yang telah ditetapkan setelah rumah sakit menjadi BLUD

a. Sangat setuju

Page 112: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

4. Saya ditempatkan atau diangkat oleh pimpinan rumah sakit berdasarkan prestasi pegawai setelah rumah sakit menjadi BLUD

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5. Saya memperoleh informasi sebagai hasil kebijakan-kebijakan dari pimpinan bersifat transparan setelah rumah sakit menjadi BLUD.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

C . Rencana Strategis Bisnis

1. Untuk mencapai visi dan misi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai standar, Saya bekerja didukung dengan fasilitas dan sumber daya yang handal. a. Sangat setuju

b. Setuju

Page 113: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2. Dalam bekerja, Saya menerapkan potensi-potensi rumah sakit yang tertuang dalam rencana strategis setelah rumah sakit menjadi BLUD. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

3. Dalam bekerja, Saya meminimalisasi kendala-kendala yang tertuang dalam rencana strategis untuk mencapai rencana strategis setelah rumah sakit menjadi BLUD. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

4. Saya menganalisis hasil kegiatan pelayanan kesehatan tahun berjalan berdasarkan faktor internal dan eksternal yang tertuang dalam rencana strategis untuk mencapai kinerja setelah rumah sakit menjadi BLUD. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5. Saya menyelesaikan laporan kegiatan bulanan setiap tanggal 1 setiap bulan dengan tepat waktu setelah rumah sakit menjadi BLUD. a. Sangat setuju

b. Setuju

Page 114: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

D . Standar Pelayanan Minimum

1. Saya menyelesaikan laporan bulanan tepat waktu sesuai peraturan yang berlaku yang sebelum diberitahukan pimpinan pada akhir bulan sebelumnya kepada masing-masing unit setelah rumah sakit menjadi BLUD. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2. Saya menyelesaikan administasi usulan kenaikan pangkat pegawai yang dilakukan bulan April dan Oktober tepat waktu yang diberitahukan pimpinan pada akhir bulan sebelumnya kepada masing-masing unit setelah rumah sakit menjadi BLUD. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

3. Saya menyelesaikan administasi kegiatan untuk mengikuti pelatihan yang dilakukan baik di rumah sakit ataupun di luar rumah sakit tepat waktu yang diberitahukan pimpinan pada akhir bulan sebelumnya kepada masing-masing unit setelah rumah sakit menjadi BLUD. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

Page 115: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

e. Sangat tidak setuju

4. Saya menyelesaikan administasi gaji berkala pegawai tepat waktu yang diberitahukan pimpinan pada akhir bulan sebelumnya kepada masing-masing unit setelah rumah sakit menjadi BLUD. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5. Saya menyelesaikan penyusunan laporan keuangan sebelum tanggal 5 setiap bulan berikutnya yang diberitahukan pimpinan pada akhir bulan sebelumnya kepada masing-masing unit setelah rumah sakit menjadi BLUD. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

6. Saya menyelesaikan administrasi tagihan pasien rawat inap pada saat pulang dengan tepat waktu setelah rumah sakit menjadi BLUD . a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Page 116: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

II. KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI

A. Kualitas 1 Pegawai bersikap loyal dalam bekerja baik secara individu maupun tim.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2 Pegawai bekerja sama dengan baik secara individu maupun tim. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

3. Pegawai memeriksa hasil pekerjaannya secara berulang supaya tidak terjadi kesalahan.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

B. Kuantitias

1. Pegawai melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya untuk memenuhi target perencanaan. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

Page 117: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2. Pegawai membuat laporan pertanggungjawaban kerja setiap tahun sesuai jadwal yang ditetapkan. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

C. Efektifitas

1. Pegawai melaksanakan tugas memanfaatkan waktu dengan baik.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2. Pegawai menerima tugas yang diberikan pimpinan berdasarkan kemampuan/ keterampilannya.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Page 118: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

D. Komitmen kerja

1. Pegawai bersedia menerima semua macam penugasan agar dapat tetap bekerja dengan rumah sakit sesuai tanggungjawab.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2. Pegawai diberikan dorongan atau motivasi oleh pimpinan rumah sakit untuk berprestasi.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

3. Pegawai bersedia bekerja melebihi dari yang biasa untuk mencapai rencana strategis rumah sakit

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

E. Tanggung jawab

1. Pegawai bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan pimpinan.

a. Sangat setuju

b. Setuju

Page 119: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2. Pegawai melaksanakan tanggung jawab, jika salah pegawai mau menerima hukuman yang diberikan pimpinan.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Page 120: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Lampiran 4 HASIL SPSS Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N % Cases Valid 30 100,0

Excluded 0 a ,0 Total 30 100,0

a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

,838 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

KM1 21,1000 16,714 ,775 ,783 KM2 21,4333 20,737 ,497 ,830 KM3 21,3333 19,885 ,567 ,820 KM4 21,2333 16,875 ,696 ,798 KM5 21,0333 20,447 ,408 ,842 KM6 21,0333 16,447 ,789 ,780 KM7 21,0333 20,447 ,408 ,842

Page 121: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N % Cases Valid 30 100,0

Excluded 0 a ,0 Total 30 100,0

a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

,903 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

PT1 12,6000 12,869 ,873 ,858 PT2 12,6333 12,861 ,859 ,861 PT3 12,2000 13,614 ,704 ,894 PT4 12,5000 13,431 ,671 ,902 PT5 12,2000 13,614 ,704 ,894

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N % Cases Valid 30 100,0

Excluded 0 a ,0 Total 30 100,0

a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

,896 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

S1 12,5000 11,845 ,861 ,848 S2 12,5333 11,844 ,846 ,851 S3 12,1000 12,507 ,678 ,887 S4 12,3667 11,895 ,679 ,890 S5 12,1000 12,507 ,678 ,887

Page 122: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N % Cases Valid 30 100,0

Excluded 0 a ,0 Total 30 100,0

a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

,919 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 16,8667 16,947 ,893 ,886 P2 17,3000 20,769 ,559 ,930 P3 17,2333 20,530 ,573 ,929 P4 16,9667 16,585 ,905 ,884 P5 17,1000 19,403 ,818 ,900 P6 16,8667 16,947 ,893 ,886

Page 123: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N % Cases Valid 30 100,0

Excluded 0 a ,0 Total 30 100,0

a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

,908 12

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

K1 38,6000 56,248 ,832 ,890 K2 38,9333 63,099 ,614 ,902 K3 38,8000 61,752 ,656 ,900 K4 38,6667 56,713 ,749 ,894 K5 38,5000 63,845 ,423 ,910 K6 38,4667 56,602 ,796 ,892 K7 38,4667 63,809 ,461 ,912 K8 38,5667 56,392 ,824 ,890 K9 38,9000 63,266 ,590 ,903 K10 38,7667 61,495 ,638 ,900 K11 38,6667 56,368 ,749 ,894 K12 38,5000 63,845 ,423 ,910

Page 124: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Analisis Univariat Frequency Table

Umur1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 25-35 14 41,2 41,2 41,2

36-45 17 50,0 50,0 91,2 46-55 3 8,8 8,8 100,0 Total 34 100,0 100,0

Jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Perempuan 21 61,8 61,8 61,8

Laki-laki 13 38,2 38,2 100,0 Total 34 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SMA 19 55,9 55,9 55,9

D I 2 5,9 5,9 61,8 D III 1 2,9 2,9 64,7 Sarjana 12 35,3 35,3 100,0 Total 34 100,0 100,0

Jabatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Kabag 1 2,9 2,9 2,9

Kasubbag 3 8,8 8,8 11,7 Kabid 3 8,8 8,8 20,5 Kasi 6 17,7 17,7 38,2 Staf 21 61,9 61,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

Masa_Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid > 5 tahun 10 29,4 29,4 29,4

5-10 tahun 12 35,3 35,3 64,7 > 20 tahun 12 35,3 35,3 100,0 Total 34 100,0 100,0

Page 125: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Unit_Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Bag Tata usaha 15 44,1 44,1 44,1

Bid pelayanan medis 6 17,6 17,6 61,7 Bid penunjang medis 8 23,6 23,6 85,3 Bid keperawatan 5 14,7 14,7 100,0 Total 34 100,0 100,0

Frequency Table

KMK2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Baik 19 55,9 55,9 55,9

Kurang baik 15 44,1 44,1 100,0 Total 34 100,0 100,0

PTK2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Baik 21 61,8 61,8 61,8

Kurang baik 13 38,2 38,2 100,0 Total 34 100,0 100,0

RSB2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Baik 22 64,7 64,7 64,7

Kurang baik 12 35,3 35,3 100,0 Total 34 100,0 100,0

SPM2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat Baik 6 17,6 17,6 17,6

Baik 13 38,2 38,2 55,9 Kurang baik 15 44,1 44,1 100,0 Total 34 100,0 100,0

KINERJA2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Baik 15 44,1 44,1 44,1

Kurang baik 19 55,9 55,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

Page 126: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Frequency Table Jawaban Kesanggupan Meningkatkan Kinerja

k1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 6 17,6 17,6 17,6

Setuju 22 64,7 64,7 82,4 Kurang setuju 6 17,6 17,6 100,0 Total 34 100,0 100,0

k2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 2 5,9 5,9 5,9

Setuju 16 47,1 47,1 52,9 Kurang setuju 12 35,3 35,3 88,2 Tidak setuju 4 11,8 11,8 100,0 Total 34 100,0 100,0

k3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 3 8,8 8,8 8,8

Setuju 23 67,6 67,6 76,5 Kurang setuju 7 20,6 20,6 97,1 Tidak setuju 1 2,9 2,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

k4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 1 2,9 2,9 2,9

Setuju 14 41,2 41,2 44,1 Kurang setuju 14 41,2 41,2 85,3 Tidak setuju 5 14,7 14,7 100,0 Total 34 100,0 100,0

Page 127: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

k5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 7 20,6 20,6 20,6

Setuju 18 52,9 52,9 73,5 Kurang setuju 9 26,5 26,5 100,0 Total 34 100,0 100,0

k6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 2 5,9 5,9 5,9

Setuju 8 23,5 23,5 29,4 Kurang setuju 20 58,8 58,8 88,2 Tidak setuju 4 11,8 11,8 100,0 Total 34 100,0 100,0

k7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Setuju 15 44.1 44.1 44.1

Kurang setuju 17 50.0 50.0 94.1 Tidak setuju 2 5.9 5.9 100.0 Total 34 100.0 100.0

Jawaban Pola Tata Kelola

p1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 10 29,4 29,4 29,4

Setuju 19 55,9 55,9 85,3 Kurang setuju 5 14,7 14,7 100,0 Total 34 100,0 100,0

p2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 10 29,4 29,4 29,4

Setuju 14 41,2 41,2 70,6 Kurang setuju 10 29,4 29,4 100,0 Total 34 100,0 100,0

Page 128: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

p3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 13 38,2 38,2 38,2

Setuju 19 55,9 55,9 94,1 Kurang setuju 2 5,9 5,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

p4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 8 23,5 23,5 23,5

Setuju 21 61,8 61,8 85,3 Kurang setuju 5 14,7 14,7 100,0 Total 34 100,0 100,0

p5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 2 5,9 5,9 5,9

Setuju 11 32,4 32,4 38,2 Kurang setuju 16 47,1 47,1 85,3 Tidak setuju 4 11,8 11,8 97,1 Sangat tidak setuju 1 2,9 2,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

Jawaban Rencana Strategis Bisnis

r1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 2 5,9 5,9 5,9

Setuju 25 73,5 73,5 79,4 Kurang setuju 5 14,7 14,7 94,1 Tidak setuju 2 5,9 5,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

f2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 6 17,6 17,6 17,6

Setuju 21 61,8 61,8 79,4 Kurang setuju 6 17,6 17,6 97,1 Tidak setuju 1 2,9 2,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

Page 129: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

r3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 8 23,5 23,5 23,5

Setuju 14 41,2 41,2 64,7 Kurang setuju 11 32,4 32,4 97,1 Tidak setuju 1 2,9 2,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

r4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 5 14,7 14,7 14,7

Setuju 20 58,8 58,8 73,5 Kurang setuju 9 26,5 26,5 100,0 Total 34 100,0 100,0

r5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 17 50,0 50,0 50,0

Setuju 14 41,2 41,2 91,2 Kurang setuju 3 8,8 8,8 100,0 Total 34 100,0 100,0

Jawaban Standar Pelayanan Minimum

s1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 3 8,8 8,8 8,8

Setuju 12 35,3 35,3 44,1 Kurang setuju 17 50,0 50,0 94,1 Tidak setuju 2 5,9 5,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

s2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 2 5,9 5,9 5,9

Setuju 10 29,4 29,4 35,3 Kurang setuju 20 58,8 58,8 94,1 Tidak setuju 2 5,9 5,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

3

Page 130: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 4 11,8 11,8 11,8

Setuju 14 41,2 41,2 52,9 Kurang setuju 13 38,2 38,2 91,2 Tidak setuju 3 8,8 8,8 100,0 Total 34 100,0 100,0

s4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 4 11,8 11,8 11,8

Setuju 11 32,4 32,4 44,1 Kurang setuju 16 47,1 47,1 91,2 Tidak setuju 3 8,8 8,8 100,0 Total 34 100,0 100,0

s5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 9 26,5 26,5 26,5

Setuju 21 61,8 61,8 88,2 Kurang setuju 4 11,8 11,8 100,0 Total 34 100,0 100,0

s6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 8 23,5 23,5 23,5

Setuju 20 58,8 58,8 82,4 Kurang setuju 6 17,6 17,6 100,0 Total 34 100,0 100,0

Page 131: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Jawaban Kinerja

ks1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 10 29,4 29,4 29,4

Setuju 23 67,6 67,6 97,1 Kurang setuju 1 2,9 2,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

ks2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Setuju 1 2,9 2,9 2,9

Kurang setuju 26 76,5 76,5 79,4 Tidak setuju 7 20,6 20,6 100,0 Total 34 100,0 100,0

ks3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 16 47,1 47,1 47,1

Setuju 17 50,0 50,0 97,1 Kurang setuju 1 2,9 2,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

kt1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Setuju 3 8,8 8,8 8,8

Kurang setuju 23 67,6 67,6 76,5 Tidak setuju 8 23,5 23,5 100,0 Total 34 100,0 100,0

kt2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Setuju 12 35,3 35,3 35,3

Kurang setuju 17 50,0 50,0 85,3 Tidak setuju 5 14,7 14,7 100,0 Total 34 100,0 100,0

Page 132: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

ef1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Setuju 5 14,7 14,7 14,7

Kurang setuju 23 67,6 67,6 82,4 Tidak setuju 6 17,6 17,6 100,0 Total 34 100,0 100,0

ef2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 8 23,5 23,5 23,5

Setuju 24 70,6 70,6 94,1 Kurang setuju 1 2,9 2,9 97,1 Tidak setuju 1 2,9 2,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

km1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Setuju 1 2,9 2,9 2,9

Kurang setuju 25 73,5 73,5 76,5 Tidak setuju 8 23,5 23,5 100,0 Total 34 100,0 100,0

km2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 5 14,7 14,7 14,7

Setuju 28 82,4 82,4 97,1 Kurang setuju 1 2,9 2,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

km3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 1 2,9 2,9 2,9

Setuju 7 20,6 20,6 23,5 Kurang setuju 17 50,0 50,0 73,5 Tidak setuju 9 26,5 26,5 100,0 Total 34 100,0 100,0

Page 133: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

tg1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat setuju 10 29,4 29,4 29,4

Setuju 20 58,8 58,8 88,2 Kurang setuju 3 8,8 8,8 97,1 Tidak setuju 1 2,9 2,9 100,0 Total 34 100,0 100,0

tg2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Setuju 2 5,9 5,9 5,9

Kurang setuju 24 70,6 70,6 76,5 Tidak setuju 8 23,5 23,5 100,0 Total 34 100,0 100,0

Page 134: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Analisis Bivariat Correlations

Correlations

KMK KINERJA KMK Pearson Correlation 1 ,421*

Sig, (2-tailed) ,013

N 34 34 KINERJA Pearson Correlation ,421 1 *

Sig, (2-tailed) ,013 N 34 34

*, Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed), Correlations

Correlations

PTK KINERJA PTK Pearson Correlation 1 ,494**

Sig, (2-tailed) ,003

N 34 34 KINERJA Pearson Correlation ,494 1 **

Sig, (2-tailed) ,003 N 34 34

**, Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed), Correlations

Correlations

RSB KINERJA RSB Pearson Correlation 1 ,450**

Sig, (2-tailed) ,008

N 34 34 KINERJA Pearson Correlation ,450 1 **

Sig, (2-tailed) ,008 N 34 34

**, Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed), Correlations

Correlations

SPM KINERJA SPM Pearson Correlation 1 ,462**

Sig, (2-tailed) ,006

N 34 34 KINERJA Pearson Correlation ,462 1 **

Sig, (2-tailed) ,006 N 34 34

**, Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed),

Page 135: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Crosstabs KMK2 * KINERJA2

Crosstab

KINERJA Total Baik Kurang baik

KMK Baik Count 13 6 19 % within KMK 68,4% 31,6% 100,0% % of Total 38,2% 17,6% 55,9%

Kurang baik Count 2 13 15 % within KMK 13,3% 86,7% 100,0% % of Total 5,9% 38,2% 44,1%

Total Count 15 19 34 % within KMK 44,1% 55,9% 100,0% % of Total 44,1% 55,9% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp, Sig, (2-

sided) Exact Sig, (2-

sided) Exact Sig, (1-

sided) Pearson Chi-Square 10,318a 1 ,001 Continuity Correctionb 8,204 1 ,004 Likelihood Ratio 11,183 1 ,001 Fisher's Exact Test ,002 ,002 Linear-by-Linear Association

10,014 1 ,002 N of Valid Cases 34 a, 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 6,62, b, Computed only for a 2x2 table

Page 136: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

PTK * KINERJA

Crosstab

KINERJA Total Baik Kurang baik

PTK Baik Count 13 8 21 % within PTK 61,9% 38,1% 100,0% % of Total 38,2% 23,5% 61,8%

Kurang baik Count 2 11 13 % within PTK 15,4% 84,6% 100,0% % of Total 5,9% 32,4% 38,2%

Total Count 15 19 34 % within PTK 44,1% 55,9% 100,0% % of Total 44,1% 55,9% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp, Sig,

(2-sided) Exact Sig, (2-

sided) Exact Sig, (1-

sided) Pearson Chi-Square 7,048a 1 ,008 Continuity Correctionb 5,288 1 ,021 Likelihood Ratio 7,590 1 ,006 Fisher's Exact Test ,013 ,009 Linear-by-Linear Association

6,841 1 ,009 N of Valid Cases 34 a, 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 5,74, b, Computed only for a 2x2 table

Page 137: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

RSB * KINERJA

Crosstab

KINERJA2 Total Baik Kurang baik

RSB Baik Count 13 9 22 % within RSB2 59,1% 40,9% 100,0% % of Total 38,2% 26,5% 64,7%

Kurang baik Count 2 10 12 % within RSB2 16,7% 83,3% 100,0% % of Total 5,9% 29,4% 35,3%

Total Count 15 19 34 % within RSB2 44,1% 55,9% 100,0% % of Total 44,1% 55,9% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp, Sig, (2-

sided) Exact Sig, (2-

sided) Exact Sig, (1-

sided) Pearson Chi-Square 5,668a 1 ,017 Continuity Correctionb 4,078 1 ,043 Likelihood Ratio 6,082 1 ,014 Fisher's Exact Test ,030 ,020 Linear-by-Linear Association

5,502 1 ,019 N of Valid Cases 34 a, 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 5,29, b, Computed only for a 2x2 table

Page 138: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

SPM * KINERJA

Crosstab

KINERJA Total Baik Kurang baik

SPM Sangat Baik Count 4 2 6 % within SPAM2 66,7% 33,3% 100,0% % of Total 11,8% 5,9% 17,6%

Baik Count 9 4 13 % within SPAM2 69,2% 30,8% 100,0% % of Total 26,5% 11,8% 38,2%

Kurang baik Count 2 13 15 % within SPAM2 13,3% 86,7% 100,0% % of Total 5,9% 38,2% 44,1%

Total Count 15 19 34 % within SPAM2 44,1% 55,9% 100,0% % of Total 44,1% 55,9% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp, Sig, (2-sided) Pearson Chi-Square 10,329 2 a ,006 Likelihood Ratio 11,196 2 ,004 Linear-by-Linear Association 7,538 1 ,006 N of Valid Cases 34 a, 2 cells (33,3%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 2,65,

Page 139: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Analisis Multivariat Regression

Variables Entered/Removedb Model Variables

Entered Variables Removed Method

1 SPM, PTK, KMK, RSBa

, Enter

a, All requested variables entered, b, Dependent Variable: KINERJA1

Model Summaryb Model

R R Square Adjusted R

Square Std, Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,764a ,584 ,527 2,07491 2,171 a, Predictors: (Constant), SPM, PTK, KMK, RSB b, Dependent Variable: KINERJA1

ANOVAModel

b Sum of Squares df Mean Square F Sig,

1 Regression 175,383 4 43,846 10,184 ,000a Residual 124,852 29 4,305 Total 300,235 33

a, Predictors: (Constant), SPM1, PTK, KMK, RSB b, Dependent Variable: KINERJA1

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig, B Std, Error Beta 1 (Constant) 1,238 ,374 2,296 ,028

KMK ,521 ,227 ,283 2,291 ,029 PTK ,529 ,201 ,332 2,634 ,013 RSB ,382 ,157 ,303 2,444 ,021 SPM ,359 ,123 ,357 2,932 ,007

a, Dependent Variable: KINERJA1

Residuals Statistics

a

Minimum Maximum Mean Std, Deviation N Predicted Value 34,5661 46,4822 41,5882 2,30535 34 Residual -3,13925 3,78819 ,00000 1,94509 34 Std, Predicted Value -3,046 2,123 ,000 1,000 34 Std, Residual -1,513 1,826 ,000 ,937 34 a, Dependent Variable: KINERJA1

Page 140: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD

Charts

Page 141: PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD