Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION
CONTROL PRACTICES ADVISORY COMMITTEE
TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN
KEMIH TERKAIT PENGGUNAAN
KATETER DI RUMAH SAKIT
DELIA LANGKAT
TAHUN 2018
TESIS
Oleh:
WENDY ISMAN SITEPU
1602011196
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION
CONTROL PRACTICES ADVISORY COMMITTEE
TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN
KEMIH TERKAIT PENGGUNAAN
KATETER DI RUMAH SAKIT
DELIA LANGKAT
TAHUN 2018
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M)
pada program studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
minat studi Manajemen Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
Oleh:
WENDY ISMAN SITEPU
1602011196
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Tesis : Pengaruh Penerapan Healthcare Infection
Control Practices Advisory Committee terhadap
Kejadian Infeksi Saluran Kemih Terkait
Penggunaan Kateter di Rumah Sakit Delia
Langkat Tahun 2018
Nama Mahasiswa : Wendy Isman Sitepu
Nomor Induk Mahasiswa : 1602011196
Minat Studi : Manajemen Rumah Sakit
Menyetujui
Komisi Pembimbing:
Medan, Juli 2019
Pembimbing-I Pembimbing-II
Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S,Pd.,M.Kes Anto, S.K.M, M.Kes., M.M
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia
Dekan,
(Dr.Asriwati, S.Kep., Ns., S,Pd.,M.Kes)
Telah diuji pada Tanggal : 2 Juli 2019
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S,Pd.,M.Kes
Anggota : 1. Anto, S.K.M, M.Kes., M.M
2. Dr. Ismail Efendy, M.Si
3. Dr. Samsidar Sitorus, M.Kes
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Tesis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.), di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
2. Tesis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukkan
tim penelaah/tim penguji.
3. Dalam Tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di
kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan
ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan
gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai
dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Medan, Juli 2019
Yang membuat pernyataan,
Wendy Isman Sitepu
NIM. 1602011196
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI
Sebagai sivitas akademika Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
Helvetia Medan, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wendy Isman Sitepu
Nim : 1602011196
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Jenis Karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non
Exclusive Royalty Free Right) atas tesis saya yang berjudul :
PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL
PRACTICES ADVISORY COMMITTEE TERHADAP KEJADIAN
INFEKSI SALURAN KEMIH TERKAIT PENGGUNAAN
KATETER DI RUMAH SAKIT DELIA LANGKAT
TAHUN 2018
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan
berhak menyimpan, mengalih media format, mengelola dalam bentuk pangkalan
data (Database), merawat dan mempublikasi tesis saya tanpa meminta izin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis, pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian persyaratan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada Tanggal : 02 Juli 2019
Yang menyatakan,
(Wendy Isman Sitepu)
i
ABSTRACT
THE EFFECT OF IMPLEMENTATION OF HEALTHCARE INFECTION
CONTROL PRACTICES ADVISORY COMMITTEE ON INCIDENCE
OF CATHETER ASSOCIATED URINARY TRACT INFECTION
AT DELIA HOSPITAL LANGKAT IN 2018
WENDY ISMAN SITEPU
1602011196
The incidence of Catheter Associated Urinary Tract Infections (CAUTI) is
estimated at around 0.2-4.8 per 1,000 catheter-days. The CAUTI incident not only
affects patients but also becomes a burden on hospitals. Therefore, various
prevention guidelines/strategies have been developed, one of which is issued by
the Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC).
This study aims to evaluate the success of applying the HICPAC
guidelines to reduce the incidence of CAUTI. This study used a quasi-
experimental design with a two group pretest-posttest approach for patients who
used the catheter before and after the application of the HICPAC guideline of 150
samples. Before the implementation, socialization and training of the guidelines
were carried out for all medical personnel. Knowledge, attitudes, and actions of
medical personnel are assessed before and after application. The data analysis
was performed by chi-square and Wilcoxon Test.
Based the 300 samples, there were 13 CAUTI incident, with details of 11
cases (84.6%) occurring before the application of 2 cases (15.4%) occurred after
application (p-value: 0.02). Knowledge, attitudes, and actions of medical
personnel increased after implementation of 5.6 points, 2.4 points, and 10.4 points
(p-value <0.05). The results show that the application of the HICPAC guideline
has a significant effect on reducing CAUTI incidence. In addition, the
dissemination and application of the HICPAC guidelines significantly increased
the knowledge, attitudes, and actions of medical personnel.
The HICPAC guidline can be used integrated with medical records so that it is
easily implemented by all medical personnel. Commitments in implementing all
these guidelines are also needed to reduce the incidence of CAUTI.
Keywords : CAUTI, HICPAC
References : 2 Books + 54 Journals (2009-2018)
ii
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL
PRACTICES ADVISORY COMMITTEE TERHADAP KEJADIAN
INFEKSI SALURAN KEMIH TERKAIT PENGGUNAAN
KATETER DI RUMAH SAKIT DELIA LANGKAT
TAHUN 2018
WENDY ISMAN SITEPU
1602011196
Insidensi infeksi saluran kemih terkait penggunaan kateter (Catheter
associated Urinary Tract Infection/CAUTI) diestimasikan sekitar 0,2-4,8 per
1.000 kateter-hari. Kejadian CAUTI tidak hanya berdampak kepada pasien namun
juga menjadi beban bagi rumah sakit. Oleh karena itu, berbagai macam
panduan/strategi pencegahan telah banyak dikembangkan salah satunya
dikeluarkan oleh Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee
(HICPAC).
Studi ini bertujuan mengevaluasi keberhasilan penerapan panduan
HICPAC untuk menurunkan angka kejadian CAUTI. Studi ini menggunakan
desain kuasi eksperimental dengan pendekatan two group pretest-posttest pasien
yang menggunakan kateter sebelum dan sesudah penerapan panduan HICPAC
masing-masing 150 sampel. Sebelum dilakukan penerapan, dilaksanakan
sosialisasi dan pelatihan tentang panduan tersebut kepada seluruh tenaga medis.
Pengetahuan, sikap dan tindakan tenaga medis dinilai sebelum dan sesudah
penerapan. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dan Wilcoxon Test.
Dari 300 sampel, terdapat 13 kejadian CAUTI, dengan rincian 11 kasus
(84,6%) terjadi sebelum penerapan 2 kasus (15,4%) terjadi setelah penerapan (p-
value: 0,02). Pengetahuan, sikap, dan tindakan tenaga medis meningkat setelah
penerapan masing-masing sebesar 5,6 poin, 2,4 poin, dan 10,4 poin (p-value <
0,05). Dari hasil tersebut menunjukan penerapan panduan HICPAC berpengaruh
terhadap penurunan kejadian CAUTI secara signifikan. Selain itu, sosialisasi dan
penerapan panduan HICPAC meningkatkan secara signifikan pengetahuan, sikap,
dan tindakan tenaga medis.
Panduan HICPAC dapat digunakan terintegrasi dengan rekam medis
sehingga dengan mudah dilaksanakan oleh seluruh tenaga medis. Komitmen
dalam melaksanakan seluruh panduan tersebut juga diperlukan untuk menurunkan
kejadian CAUTI.
Kata Kunci : CAUTI, HICPAC
Daftar Pustaka : 2 Buku + 54 Jurnal (2009-2018)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul: “Pengaruh Penerapan Healthcare Infection Control Practices
Advisory Committee Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Kemih Terkait
Penggunaan Kateter di Rumah Sakit Delia Langkat Tahun 2018”.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M) pada Program Studi
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Peneliti menyadari
sepenuhnya bahwa tesis ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak,
baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes selaku Pembina Yayasan
Institut Kesehatan Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E, S.Kom., M.M., M.Kes, selaku Ketua Yayasan Institut
Kesehatan Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia
Medan dan sekaligus penguji yang telah memberikan pemikiran dan motivasi
kepada saya dalam melaksanakan dan menyelesaikan tesis ini.
4. Asriwati, Dr.,S.Kep., Ns., S,Pd., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan dan sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dan
gagasan yang membangun mulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan
penelitian, dan penyusunan laporan akhir tesis ini.
5. Anto, S.K.M, M.Kes., M.M selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan dan selaku Dosen Pembimbing
II yang telah meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam
membimbing peneliti selama penyusunan proposal, pelaksanaan, dan
pelaporan akhir tesis ini.
6. Dr. Samsidar Sitorus, M.Kes selaku dosen penguji tesis yang telah
memberikan ilmu, nasihat dan motivasi agar tesis ini menjadi lebih baik.
7. Seluruh Dosen Pembimbing Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
yang telah mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi
peneliti.
8. dr. Harry Wahyudi selaku Direktur RSU Delia Kabupaten Langkat dan
seluruh staff yang telah menjadi rekan peneliti untuk melakukan penelitian di
RSU Delia Kabupaten Langkat ini.
iv
9. Responden yang telah bersedia menjadi responden dengan memberikan
informasi yang dibutuhkan peneliti.
10. Teristimewa kepada Ayahanda H. Ngogesa Sitepu,S.H., dan Ibunda Nuraidah
br. Bangun serta abangda H. Rizky Younanda Sitepu dan Kakanda Delia
Pratiwi br.Sitepu yang selalu memberikan pandangan, mendukung baik moril
maupun materil, mendoakan dan selalu memotivasi peneliti dalam
penyelesaian laporan akhir tesis ini.
11. Teman-teman seperjuangan dr. Anggi, dr. M. Rizki Prianka, dr. M. Baihaqi
Munthe, dr. Nur Harini Purba, dr. Leo Mathin Nduru, dr. Sri Mutia Hamdani,
dr. Adit, dan dr. Mahadi yang telah membantu, menemani dan mendukung
peneliti dalam menyelesaikan tesis ini dengan baik.
12. Kepada semua orang yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian
laporan akhir tesis ini yang tidak bisa peneliti sebut satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu peneliti menerima kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas
segala kebaikan yang telah diberikan.
Medan, Juli 2019
`Peneliti
Wendy Isman Sitepu
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Wendy Isman Sitepu yang dilahirkan pada tanggal 22
Agustus 1994 di Padang Brahrang Kabupaten Langkat, anak dari H. Ngogesa
Sitepu,S.H dan Hj. Nuraida. Penulis beragama Islam. Saat ini Penulis tinggal di
Jalan Tengku Amir Hamzah Komplek Griya Riatur indah Blok K-155, Kecamatan
Medan Helvetia.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Ahmad Yani Binjai pada tahun 2000.
Pada tahun 2006 Penulis menyelesaikan Sekolah di SD Ahmad Yani Binjai, pada
tahun 2009 Penulis menamatkan Sekolah di SMP Ahmad Yani Binjai.Pada tahun
2012 penulis menamatkan Sekolah di SMA Harapan 1 Medan, dan Pada tahun
2016 penulis menyelesaikan S1 Kedokteran di Universitas Sumatera Utara
Medan. Pada tahun 2016 hingga sekarang Penulis menjalani pendidikan S2
Kesehatan Masyarakat di Institut Kesehatan Helvetia Medan.
Penulis saat ini bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka Sumatera
Barat hingga sekarang.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRACT .............................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis .............................................................. 6
1.4.2 Manfaat Terapan ............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 8
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu.................................................... 8
2.2. Telaah Teori .................................................................................. 11
2.2.1. Prevalensi Penggunaan Kateter ..................................... 11
2.2.2. Patogenesis CAUTI ........................................................ 12
2.2.3. Faktor Risiko CAUTI ..................................................... 14
2.2.4. Peran Biofilm................................................................... 15
2.2.5. Kriteria Diagnosis CAUTI ............................................. 17
2.3. Landasan Teori ............................................................................. 19
2.3.1. Penggunaan Kateter Tepat Indikasi .............................. 20
2.3.2. Teknik Pemasangan Kateter yang Tepat ..................... 21
2.3.3. Perawatan Kateter yang Tepat....................................... 22
2.3.4. Program Peningkatan Kualitas ...................................... 24
2.3.5. Infrastruktur Administratif ............................................. 25
2.4. Kerangka Konsep ......................................................................... 26
2.5. Hipotesis ........................................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 28
3.1. Desain Penelitian .......................................................................... 28
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 29
3.2.1. Lokasi Penelitian ............................................................. 29
3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................. 30
vii
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 31
3.3.1. Populasi ............................................................................ 31
3.3.2. Sampel .............................................................................. 31
3.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 32
3.4.1 Jenis Data ......................................................................... 32
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 33
3.4.3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................. 33
3.5. Variabel dan Definisi Operasional ............................................ 33
3.5.1. Variabel Penelitian .......................................................... 33
3.5.2. Definisi Operasional ....................................................... 34
3.6. Metode Pengukuran ..................................................................... 34
3.7. Metode Pengolahan Data ............................................................ 35
3.8. Analisis Data ................................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................. 37
4.1. Profil Rumah Sakit Delia Langkat ............................................. 37
4.2. Karakteristik Responden ............................................................. 40
4.2.1. Tenaga Medis .................................................................. 40
4.2.2. Pasien yang Menggunakan Kateter .............................. 41
4.3. Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis... 44
4.4. Analisis Kejadian CAUTI........................................................... 50
BAB V PEMBAHASAN ......................................................................... 53
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 60
6.1. Kesimpulan ................................................................................... 60
6.2. Saran .............................................................................................. 61
6.2.1. Bagi Peneliti .................................................................... 61
6.2.2. Rumah Sakit .................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 63
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1. Rute Infeksi Organisme pada Kateter ......................................... 13
2.2. Diagram Fishbone Faktor Risiko CAUTI .................................. 15
2.3. Peran Biofilm .............................................................................. 16
2.4. Kerangka Teori .......................................................................... 26
2.5. Kerangka Konsep ........................................................................ 26
3.1. Kerangka Operasional Penelitian ................................................ 29
4.1. Rasio Utilisasi Kateter ................................................................ 39
4.2. Insidensi CAUTI ........................................................................ 39
5.1. Lingkaran Target Intervensi Pencegahan CAUTI ..................... 56
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1. Kategori Rekomendasi HICPAC ................................................ 19
3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................... 30
3.2. Variabel dan Metode Pengukuran .............................................. 34
4.1. Jumlah Tempat Tidur .................................................................. 37
4.2. Jumlah Tenaga Medis ................................................................. 38
4.3. Indikator Pelayanan .................................................................... 38
4.4. Karakteristik Responden Tenaga Medis ..................................... 41
4.5. Karakteristik Pasien yang menggunakan Kateter Sebelum
Penerapan .................................................................................... 42
4.6. Karakteristik Pasien yang menggunakan Kateter Setelah
Penerapan .................................................................................... 43
4.7. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis ..................... 45
4.8. Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis ....... 46
4.9. Pengetahuan Tenaga Medis Berdasarkan Karakteristik ............. 48
4.10. Sikap Tenaga Medis Berdasarkan Karakteristik ......................... 49
4.11. Tindakan Tenaga Medis Berdasarkan Karakteristik ................... 50
4.12 Kejadian CAUTI Berdasarkan Penerapan HICPAC................... 50
4.13. Kejadian CAUTI Berdasarkan Faktor Risiko ............................ 51
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Panduan HICPAC .................................................................. 67
2 Kuesioner Penelitian .............................................................. 70
3 Kerangka Acuan Kegiatan (Term Of Reference)
Sosialisasi Dan Penerapan Panduan HICPAC ....................... 74
4 Uji Validitas dan Reabilitas.................................................... 82
5 Master Data ............................................................................ 84
6 Analisis Data .......................................................................... 98
7 Dokumentasi........................................................................... 112
8 Surat Izin Penelitian ............................................................... 116
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kepastian akan keselamatan setiap individu yang datang dalam rangka
mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan tantangan yang sangat penting
yang dihadapi rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Beberapa laporan
negara maju menunjukan adanya sejumlah pasien mengalami kecelakan selama
mendapat pelayanan kesehatan. Kecelakaan tersebut dapat menyebabkan cidera
permanen, masa rawat yang menjadi lama, dan bahkan kematian. Setiap tahunnya,
terdapat beberapa individu menderita cidera atau kematian akibat pelayanan
kesehatan yang tidak aman dan buruk. Kebanyakan cidera tersebut sebenarnya
dapat dicegah. Umumnya, jika terdapat 1 pasien dari 10 pasien yang dirawat
mengalami kecelakaan, maka 50% kejadian tersebut sesungguhnya dapat dicegah
(1).
Pentingnya keselamatan pasien telah menjadi fokus hampir di semua negara
di dunia. Amerika, Australia, dan Inggris menunjukan keseriusan dalam menjamin
keselamatan pasien dengan membentuk suatu divisi khusus yang membidangi
tentang keselamatan pasien yang bernaung di bawah National Health Service
(NHS) (2). Negara-negara tersebut berpendapat bahwa keselamatan pasien
merupakan bagian yang terintegrasi dalam meningkatkan kualitas dan mutu
pelayanan. Selain itu, Joint Commission International (JCI), suatu badan
akreditasi rumah sakit internasional, mengampanyekan International Patient
Safety Goals (IPSG) atau sasaran keselamatan pasien sebagai jawaban dalam
2
memberi kepastian keselamatan yang dihadapi oleh pemberi pelayanan kesehatan.
Di Indonesia, Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) memasukkan sasaran
keselamatan pasien ke dalam satu bab tersendiri di dalam standar nasional
akreditasi rumah sakit. Sasaran keselamatan pasien yang disusun oleh KARS
hampir sama dengan yang dikeluarkan JCI yang terdiri dari 6 sasaran (3).
Salah satu poin sasaran keselamatan pasien tersebut bertujuan mengurangi
infeksi terkait pelayanan kesehatan (Healthcare-associated Infections / HAI).
Kejadian HAI berdampak pada lama rawatan, disabilitas jangka panjang,
peningkatan resistensi mikroorganisme, beban biaya tambahan untuk sistem
kesehatan, biaya yang mahal oleh pasien dan keluarganya, dan kematian yang
tidak diharapkan (4). Dampak yang ditimbulkan oleh infeksi yang berkaitan
dengan layanan kesehatan ini sangat luas dan menjadi beban yang besar baik oleh
negara ataupun rumah sakit itu sendiri. Di Amerika Serikat pada tahun 2016,
diperkirakan telah menghabiskan biaya sebesar 142 juta hingga 4,25 miliar Dolar
Amerika untuk membiayai infeksi terkait pelayanan kesehatan, sedangkan di
Eropa diestimasi mencapai 7 miliar Euro (5). Angka kematian akibat HAI sekitar
99.000 kejadian di Amerika dan 37.000 di Eropa. Laporan dari tahun 2010-2016
di Australia, insiden HAI per tahunnya mencapai 180.000 kejadian (6).
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dalam melakukan
surveilans membagi 6 jenis HAI, yaitu infeksi aliran darah terkait akses sentral
(Central Line-associated Bloodstream Infections / CLABSI), infeksi saluran
kemih terkait kateter (Catheter-associated Urinary Tract Infection / CAUTI),
pneumonia terkait ventilator (Ventilator-associated Pneumonia / VAP), infeksi di
3
tempat operasi (Surgical Site Infections / SSI) pada operasi kolon, SSI pada
abdominal histerektomi, Clostridium Difficile (CDI), dan Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus (MRSA). Angka kejadian CAUTI diperkirakan sekitar
30% dari semua HAI, di bawah VAP dan CLABSI menempati persentase
pertama dan kedua. Lebih dari 560.000 kejadian CAUTI pertahun di Amerika
Serikat yang menyebabkan masa rawatan lebih panjang 2-4 hari dan 13.000
kematian pertahun. Dengan demikian CAUTI masih menjadi beban dalam
pelayanan kesehatan (7).
National Healthcare Safety Network melaporkan angka kejadian CAUTI
sekitar 3,1-7,5 infeksi per 1.000 kateter-hari. Untuk di Indonesia, angka kejadian
CAUTI secara pasti belum jelas, hal ini disebabkan karena sistem pelaporan yang
kurang baik. Tetapi di sebuah rumah sakit di Surabaya, mencatat terjadi 11 kasus
pada tahun 2015 (8). Selain itu, tercatat 155 kejadian CAUTI di ruang rawatan
pediatrik rumah sakit tersier di Medan dari Januari 2015 hingga November 2016
(9).
Di Amerika Serikat, hampir 5 juta kateter urin dipasang setiap tahunnya.
Sekitar 12-25% dari semua pasien rawat inap dipasang kateter urin selama
rawatan dengan sebanyak 50%-nya tidak tepat indikasi. Pada satu penelitian
menemukan bahwa hampir 40% dokter yang merawat pasien dengan kateter urin
kurang peduli sehingga meningkatkan durasi lama pemakaian kateter.
Penggunaan kateter yang berkepanjangan terbukti berdampak langsung terhadap
risiko terjadinya infeksi saluran kemih. Dengan terpasangnya kateter, risiko
terjadinya bakteriuria bertambah sekitar 3-7% setiap harinya. Ketika kateter
4
terpasang lebih dari satu minggu, risiko bakteriuria menjadi 25%, dan jika satu
bulan risiko bakteriuria menjadi 100%. Akibat dari bakteriuria ini, 10% akan
mengalami gejala infeksi saluran kemih (demam, disuria, urgensi, frekuensi, nyeri
suprapubik) dan hampir 3% akan dijumpai bakteremia. CAUTI umumnya
menyebabkan penggunaan antibiotik yang tidak perlu, dan sistem drainase urin
sering menjadi tempat reservoir bakteri dengan resisten multi obat dan menjadi
sumber penularan ke pasien lainnya (10).
Diperkirakan 17-69% kejadian CAUTI dapat dicegah, yang berarti 380.000
infeksi dan 9.000 kematian berkaitan dengan CAUTI dapat dihindari.(11)
Infectious Diseases sociaty of America (IDSA), Departemen Kesehatan Inggris
Raya, dan CDC mengeluarkan panduan pencegahan CAUTI. Panduan IDSA
dikeluarkan pada tahun 2010 dan Departemen Kesehatan Inggris Raya pada tahun
2001 yang diperbarui tahun 2006. CDC mengeluarkan panduan untuk mencegah
CAUTI pada tahun 1981 dan diperbarui tahun 2009. Pada tahun 2017, Healthcare
Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC) memperbarui
rekomendasi-rekomendasi panduan CDC berdasarkan literatur dan penelitian
terbaru. Rekomendasi tersebut meliputi 6 poin utama yaitu, tepat indikasi
penggunaan kateter urin, tepat teknik pemasangan kateter, tepat teknik perawatan
kateter, program peningkatan kualitas, infrastruktur administratif, dan survailens.
Setiap poin tersebut memiliki beberapa rekomendasi yang diklasifikasikan
berdasarkan kualitas temuan bukti ilmiah (12).
Penerapan panduan tersebut terbukti dalam menurunkan insidensi CAUTI di
Amerika. Insidensi CAUTI turun dari 9,4 kasus per 1.000 kateter-hari pada tahun
5
2001 menjadi 5,3 kasus per 1.000 kateter-hari pada tahun 2010. Sedangkan
mortalitas pasien dengan CAUTI menurun dari 5,4 pada tahun 2001 menjadi 3,7
per 1.000 kateter-hari pada 2010. Hal yang sama juga terjadi pada lama hari
rawatan, dari 9 hari menjadi 7 hari rawatan (13). Selain itu, Blanck, dkk berhasil
menurunkan angka kejadian CAUTI dari 8,2 per 1.000 kateter-hari menjadi 4,3
per 1.000 kateter-hari di seluruh rumah sakit yang berada di timur laut Amerika
Serikat pada tahun 2014 (14). Oleh karena itu diharapkan apabila dilakukan
penerapan hal yang sama dapat mengurangi kejadian dan beban yang ditimbulkan
CAUTI di Indonesia, terutama di Rumah Sakit Delia, Langkat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menilai apakah dengan diterapkan
rekomendasi Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee di
Rumah Sakit Delia Langkat akan mengurangi kejadian catheter-associated
urinary tract infection.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penerapan Healthcare Infection Control
Practices Advisory Committee terhadap kejadian catheter-associated urinary tract
infection di Rumah Sakit Delia Langkat pada tahun 2018.
6
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui perbedaan insidensi kejadian catheter-associated urinary
tract infection sebelum dan sesudah penerapan rekomendasi Healthcare
Infection Control Practices Advisory Committee.
2. Untuk menilai besarnya perbedaan pengetahuan tenaga medis tentang
pencegahan catheter-associated urinary tract infection sebelum dan
sesudah sosialisasi, pelatihan, dan penerapan panduan HICPAC.
3. Untuk menilai besarnya perbedaan sikap tenaga medis tentang
pencegahan catheter-associated urinary tract infection sebelum dan
sesudah sosialisasi, pelatihan, dan penerapan panduan HICPAC.
4. Untuk menilai besarnya perbedaan tindakan tenaga medis tentang
pencegahan catheter-associated urinary tract infection sebelum dan
sesudah sosialisasi, pelatihan, dan penerapan panduan HICPAC.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini memberikan data insidensi catheter-associated urinary
tract infection yang dapat digunakan sebagai referensi, yang mana di
Indonesia belum ada sistem pencatatan yang terstruktur.
2. Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan rujukan untuk penelitian
selanjutnya dalam upaya pengendalian catheter-associated urinary tract
infection.
7
1.4.2 Manfaat Terapan
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan rumah sakit dalam
menyusun standar operasional prosedur pemasangan kateter dan
pemeliharaannya.
2. Penerapan rekomendasi Healthcare Infection Control Practices Advisory
Committee diharapkan angka kejadian catheter-associated urinary tract
infection berkurang sehingga beban rumah sakit berkurang.
3. Dengan diterapkan rekomendasi Healthcare Infection Control Practices
Advisory Committee, pasien merasa terjamin akan keselamatannya
sehingga hal yang dapat dicegah seperti hari rawatan yang bertambah
atau penggunaan antibiotik bahkan kematian tidak terjadi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Pemasangan kateter urin indwelling (kateter foley) menjadi tindakan yang
sering dijumpai di rumah sakit. Penggunaan kateter urin memiliki beberapa risiko,
salah satunya meningkatkan risiko infeksi. Infeksi akibat penggunaan kateter
(CAUTI/catheter-associated urinary tract infection) menjadi komplikasi paling
sering dibanding komplikasi yang lain. National Healthcare Safety Network
(NHSN) melaporkan kejadian CAUTI sekitar 0,2-4,8 per 1.000 kateter-hari pada
pasien rawat inap di bangsal dan pada pasien rawatan intensif (ICU) lebih tinggi
yaitu sekitar 1,2-4,5 per 1.000 kateter-hari. Selain itu CAUTI juga berkaitan
dengan durasi rawatan, biaya rawatan, penggunaan antibiotik, morbiditas, dan
mortalitas. Oleh karena itu banyak studi yang dilakukan bertujuan untuk
mencegah infeksi tersebut (15).
Berbagai macam tindakan/strategi pencegahan telah dikembangkan.
Kebanyakan tindakan pencegahan diadaptasi dari panduan CDC. Hal ini
disebabkan karena rekomendasi tindakan pada panduan CDC berdasarkan bukti
ilmiah yang kuat. Beberapa penelitian menilai ketepatan indikasi kateter, cuci
tangan, program pendidikan tenaga kesehatan, protokol pelaksana untuk perawat,
checklist pencegahan CAUTI, bundel CAUTI, dan pembatasan lama penggunaan
kateter. Semua rekomendasi tersebut sukses terutama jika dilakukan secara
kombinasi bersama-sama. Kebanyakan penelitian bertujuan untuk mengurangi
jumlah pemasangan kateter dan lama pemakainan kateter (16).
9
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa pengembangan protokol CAUTI
dan penguatan kepatuhan penggunaan borang CAUTI sebagai tindakan
pencegahan CAUTI harus berdasarkan bukti ilmiah yang kuat sehingga akan
menurunkan kejadian CAUTI secara signifikan. Terdapat beberapa penelitian
yang dilakukan di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa insidensi CAUTI
dapat dicegah hingga 30% dengan melakukan pendekatan multidimesional,
termasuk penggunaan bundel intervensi CAUTI. Davis dan kolega merancang
sebuah bundel pencegahan yang dalam mengurangi 50% kejadian CAUTI per
bulan dari 5,41 menjadi 2,49 per 1000 kateter-hari (17). Penggunaan checklist
elektrik dan pengingat digital juga membantu mengurangi infeksi yang juga
menjadi bagian dari bundel pencegahan. Pengembangan dan penerapan bundel
CAUTI ini harus mendapat dukungan dari tenaga medis untuk peningkatan
keefektivitasannya (18).
Blanck, dkk melakukan studi kuasi ekpremental untuk mengevaluasi panduan
pencegahan CAUTI di beberapa rumah sakit di Amerika Serikat pada tahun 2014.
Intervensi yang diberikan berupa penerapan checklist tindakan pencegahan
CAUTI. Tindakan tersebut meliputi: 1) memastikan posisi urine bag lebih rendah
daripada kandung kemih, 2) memastikan posisi urine bag tidak menyentuh lantai,
3) memastikan tidak ada sistem drainase kateter yang kinking, 4) membersihkan
perineal/meatus dan selang kateter, 5) melakukan asesmen untuk menilai apakah
kateter sudah bisa dilepas sesegera mungkin. Intervensi yang dilakukan tersebut
berhasil menurunkan angka kejadian CAUTI dari 8,2 per 1.000 kateter-hari
menjadi 4,3 per 1.000 kateter-hari. Hal ini menunjukan terjadi penurunan hampir
10
50% kejadian CAUTI dengan penerapan tindakan pencegahan meskipun hasil
tersebut tidak signifikan (p-value: 0,285) (14).
Penelitian lain dengan desain pretest-posttest penerapan panduan pencegahan
juga dilakukan oleh Tillekeratne, dkk pada tahun 2014. Rata-rata durasi
penggunaan kateter tidak berubah dari 6,9 hari pada kelompok pretest, menjadi
5,6 hari pada kelompok posttest (p-value: 0,32), tetapi penggunaan kateter
berkurang dari 0,14 menjadi 0,09 (p-value: <0,001). Insidensi CAUTI juga
berkurang dari 30,4 infeksi per 1.000 kateter-hari menjadi nol pada kelompok
posttest (p-value: 0,002) (19).
Penerapan panduan pencegahan dalam menurunkan insidensi CAUTI di
Amerika. Insidensi CAUTI turun dari 9,4 kasus per 100 kateter pada tahun 2001
menjadi 5,3 kasus per 100 kateter pada tahun 2010. Mortalitas pasien dengan
CAUTI menurun dari 5,4 pada tahun 2001 menjadi 3,7 pada 2010. Hal yang sama
juga terjadi pada lama hari rawatan, dari 9 hari menjadi 7 hari rawatan (13).
Bellamy juga melakukan penerapan pencegahan CAUTI di unit bedah sebuah
rumah sakit di San Fransisco. Penerapan pencegahan tersebut berhasil
menurunkan insidensi CAUTI. Pendidikan dan pelatihan menjadi landasan untuk
menerapkan panduan pencegahan (20). Bellamy mengatakan bahwa pentingnya
pemahaman pelaksanaan panduan menentukan kepatuhan petugas kesehatan
untuk menjalankannya. Simulasi juga harus dilakukan untuk mengetahui kesulitan
yang dijumpai (21).
Selain itu Willson, dkk juga melakukan systematic review terhadap upaya
pencegahan CAUTI. Upaya yang berhasil dalam mencegah CAUTI berupa: 1)
11
pendidikan tentang perawatan kateter, dipadukan dengan pengawasan reguler
terhadap insidensi CAUTI, 2) program pengawasan indikasi tepat penggunaan
kateter, 3) pembersihan daerah meatus dengan sabun dan air atau pembersihan
perineal setiap hari, 4) memastikan sistem drainase urin tertutup (22).
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Prevalensi Penggunaan Kateter
Selama menjalani masa rawatan, sekitar 12-16% pasien pernah menggunakan
kateter dalam jangka pendek. Prevalensi penggunaan kateter di rumah dalam
jangka waktu panjang diperkirakan 5% di Amerika Serikat. Meskipun demikian,
secara keseluruhan prevalensi penggunaan jangka panjang kateter tidak diketahui.
Risiko terinfeksi akibat kateter bervariasi, dari 3% hingga 7% ketika kateter masih
tetap terpasang. Meskipun kematian yang disebabkan langsung oleh CAUTI
sangat sedikit, tingginya angka penggunaan kateter mengakibatkan meningkatnya
beban CAUTI. Walaupun kurang dari 5% pasien dengan bakteriuria dapat
berkembang menjadi bakteremia, CAUTI menjadi penyebab tertinggi ke dua
infeksi aliran darah berkaitan dengan pelayanan medis. Sekitar 12,9% pasien
dengan bakteremia terkait pelayanan kesehatan diperkirakan berasal dari CAUTI
(23).
Pada April 2013, CDC menyampaikan hasil laporan National Healthcare
Safety Network (NHSN). Laporan tersebut menunjukan prevalensi CAUTI di
ICU, paskabedah, dan unit luka bakar bervariasi dari 1,2 hingga 4,1 kateter-hari
sedangkan pada rawatan non-intensif sekitar 1,3 hingga 1,5%. Meskipun
demikian, pencegahan CAUTI masih lebih lambat dibanding dengan pencegahan
12
infeksi terkait alat lainnya, seperti CLABSI. Diperkirakan 17-69% kejadian
CAUTI dapat dicegah dengan penerapan tindakan yang berbasis ilmiah. Ini berarti
bahwa 380.000 infeksi dan 9.000 kematian yang berkaitan dengan CAUTI per
tahun dapat dicegah (24).
2.2.2. Patogenesis CAUTI
Sumber mikroorganisme penyebab CAUTI dapat berupa endogen dan eksogen.
Endogen umumnya melalui kolonisasi meatus, rektal, atau vagina sedangkan
eksogen berasal dari peralatan atau kontaminasi tangan tenaga kesehatan. Kateter
dapat menjadi pintu masuk ke saluran kemih. Bakteri dapat naik ke saluran kemih
dari permukaan luar (ekstraluminal) atau permukaan dalam (intraluminal) (25).
Infeksi bakteri secara ekstraluminal dapat terjadi akibat (25):
1) Mikroorganisme berkolonisasi dipermukaan kateter, kebanyakan
membentuk biofilm.
2) Bakteri dapat masuk segera setelah pemasangan kateter. Hal ini sangat
mungkin terjadi jika tidak dilakukan tindakan asepsis sebelum
pemasangan.
3) Bakteri dapat masuk satu sampai tiga hari setelah pemasangan kateter,
biasanya karena aksi kapiler. Aksi kapiler merujuk pada pergerakan
organisme dari permukaan perineal ke arah alat kelamin yang pada
akhirnya melekat pada permukaan kateter.
Infeksi bakteri secara intralumal dapat terjadi akibat (25):
1) Bakteri masuk saat sistem drainase saluran kemih (sambungan kateter
dengan urine bag atau saat tempat mengosongkan urine bag) terbuka.
13
2) Mikroba masuk dari urine bag menuju kandung kemih akibat refluks.
3) Pembentukan biofilm dan kerusakan mukosa kandung kemih
memfasilitasi pembentukan biofilm tersebut.
Gambar 2.1. Rute Infeksi Organisme pada Kateter (23)
CDC melaporkan mikroorganisme patogen paling sering berkaitan dengan
CAUTI di rumah sakit berdasarkan laporan NHSN tahun 2006-2007, yaitu 1)
Escherichia coli (21,4%), 2) Candida spp (21%), Enterococcus spp (14,9%),
Pseudomonas aeruginosa (10%), Klebsiella pneumoniase (7,7%), dan
Enterobacter spp (4,1%). Gram negatif lainnya dan Staphylococcus spp jarang
dijumpai (26).
14
2.2.3. Faktor Risiko CAUTI
Banyak faktor yang telah diidentifikasi sebagai risiko potensial untuk kejadian
CAUTI. Beberapa di antaranya berkaitan dengan manajemen pasien di ruang
perawatan intensif termasuk penggunaan kateter yang berkepanjangan,
penggunaan antibiotik sistemik, dan peningkatan kadar kreatinin. Jenis kelamin
juga berpengaruh terhadap kejadian CAUTI. Wanita lebih berisiko dibanding pria,
dan kondisi penyerta seperti malnutrisi juga meningkatkan risiko (27). Faktor
risiko yang paling penting dan dapat dimodifikasi adalah durasi penggunaan
kateter. Durasi pemakaian kateter menjadi faktor penting terjadinya bakteriuria.
Risiko terjadinya bakteriuria naik 3-7% setiap harinya. Angka kejadian ini juga
tinggi pada wanita dan usia lanjut. Ketika kateter terpasang selama beberapa
minggu, dipastikan bakteriuria akan terjadi. Oleh karena itu, kateter harus
digunakan dalam periode waktu sesingkat mungkin. Pada hari ke-30 penggunaan
kateter, angka kejadian infeksi mencapai 100%. Sistem drainase yang baik seperti
perawatan urine bag (tidak di lantai) dan proteksi port urine bag dapat melindungi
pasien dari risiko CAUTI. Kolonisasi bakteri pada kantong urin dilaporkan
menjadi sumber organisme resisten pada fasilitas layanan akut (28).
Penggunaan antimikroba hanya melindungi pemakaian kateter jangka pendek
tetapi membawa risiko resistensi bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa, basil
gram negatif lainnya, enterococci, dan jamur. Dari 60-80% pasien rawat inap
dengan kateter yang menerima antimikroba yang biasanya diindikasikan selain
untuk infeksi saluran kemih. Penggunaan antimikroba yang intens berarti akan
mudah dijumpai organisme resisten antimikroba pada pemeriksaan urin.
15
Survielans yang dilakukan Michigan menemukan adanya Carbapenemase
resistant Enterobacteriaceae (CRE) pada 61% kultur uirn dan sebesar 48%
terdapat pada pasien dengan kateter urin. Pada individu yang menggunakan
kateter di rumah menjadi sumber utama organsisme gram negatif resisten.
Gambar di bawah ini merupakan diagram fishbone faktor risiko yang berkaitan
dengan kejadian CAUTI (29).
Gambar 2.2. Diagram Fishbone Faktor Risiko CAUTI (23)
2.2.4. Peran Biofilm
Bakteri dapat membentuk kolonisasi di kandung kemih pasien dalam waktu 24
jam setelah bakteri tersebut melekat di permukaan luar atau dalam kateter.
Keberadaan bakteri di permukaan kateter sering berkaitan dengan pembentukan
biofilm. Pada awalnya bakteri yang berkolonisasi di permukaan kateter umumnya
membentuk biofilm yang tipis. Karena bakteri terus memproduksi material
16
matriks (bahan polimer ekstraselular), mereka dapat berkembang menjadi tebal
dan menjalin struktur yang kompleks. “Plak” ini masih dapat dilihat jelas
meskipun kateter telah dilepaskan (30).
Gambar 2.3. Peran Biofilm (30)
Bakteri-bakteri yang hidup di dalam biofilm berbeda-beda, dari yang bakteria
bebas, bakteri yang menghasilkan matrik ekstraselular padat, bakteri yang
melapisi luar permukaan yang dapat melindungi dari antibiotik dan pertahanan
tubuh seperti fagositosis. Mikroorganisme lainnya dapat mengandung atau
memproduksi toksin dan bahan lainnya yang akan meningkatkan kemampuan
menginvasi dan merusak sel, atau bertahan dari sistem imun. Karakteristik dari
mikroorganisme spesifik, terutama berkaitan dengan virulensi dan juga
kemampuan melekat pada objek lain seperti kateter urin, berperan penting untuk
terjadinya infeksi (31).
17
2.2.5. Kriteria Diagnosis CAUTI
Kebanyakan pasien bersifat asimptomatik. Gejala yang dapat ditimbulkan
dapat berupa rasa tidak nyaman pada daerah suprapubik, demam, menggigil, atau
nyeri pinggang (32). Signifikan bakteriuria pada pasien dengan kateter ditemukan
lebih dari 100 CFU/ml pada pemeriksaan kultur urin. Meskipun sedikit, hampir
semua pasien dengan 100 CFU/ml akan berkembang menjadi ≥ 105 CFU/ml (33).
Selain kultur urin, metode lain yang bisa digunakan adalah pemeriksaa dipstick
urin dan lebih reliabel jika terdapat bakteri lebih dari 105 CFU/ml. Pemeriksaan
mikroskopik juga dapat mendeteksi bakteri dan sel darah putih jika jumlah bakteri
lebih dari 105
CFU/ml. Lebih dari 3 sel darah putih per lapangan pandang besar
sudah dapat dicurigai adanya infeksi. Tes dipstick sangat spesifik tetapi tidak
sensitif (34).
The Clinical and Laboratory Standards Institute mengeluarkan panduan teknik
pengambilan spesimen urin. Panduan tersebut merekomendasikan kultur urin
sebaiknya dilakukan dalam 2 jam setelah pengambilan spesimen. Jika spesimen
tidak dapat dikultur dalam 2 jam, ada dua pilihan untuk menjaga kualitas
spesimen: 1) spesimen urin ditampung di dalam kontainer dengan bahan kimia
preservatif (biasanya asam borat) atau 2) menyimpan urin dalam suhu 2-80
C
sampai urin dapat dikultur. Pertumbuhan bakteri yang berlebihan dapat terjadi jika
salah penanganan sehingga menyebabkan positif palsu (23).
Panduan untuk pengumpulan spesimen dari kateter dikeluarkan oleh 2 institusi
(23):
18
1) HICPAC. Panduan ini menginstruksikan pemeriksaan urinalisis atau
kultur menggunakan urin yang diambil dengan cara mengaspirasi dari port
sistem drainase urin dalam volume kecil. Port harus dibersihkan dengan
desenfektan sebelum dipasang syringe steril. Panduan ini tidak
menyebutkan kapan waktu pengambilan spesimen kateter yang tepat.
2) Diagnosis, Prevention and Treatment of Catheter Associated Urinary
Tract Infection in Adults: 2009 yang dikeluarkan oleh Infectious
Diseases Society of America. Panduan ini menginstruksikan jika kateter
terpasang lebih dari 2 minggu pada saat onset CAUTI muncul dan masih
diperlukan, kateter harus diganti untuk mempercepat mengurangi gejala
dan risiko lanjutan yang berkaitan dengan bakteriuria dan CAUTI.
Panduan ini juga mengatakan kultur urin harus diperoleh sesegera
mungkin setelah kateter terpasang sebelum terapi antimikroba diberikan.
Urinalisis sering digunakan sebagai alat screening untuk menentukan keadaan
saluran kemih, termasuk potensi keberadaan infeksi. Interpretasi urinalis meliputi
(34):
1) Penilaian warna, kejernihan, protein, glukosa, keton, darah, nitrat, dan
leukosit esterase
2) Pemeriksaan mikroskopik dari sel darah merah, sel darah putih, kristal,
bakteri, atau jamur.
3) Positif leukosit esterase (LE) mengindikasikan keberadaan sel darah putih
atau debris dari pecahnya sel darah putih di urin, dengan akurasi 90%.
4) Jika LE positif, pemeriksaan mikroskopik dapat dilakukan untuk
menentukan jumlah sel darah merah dan cast sel darah putih
19
5) Dikatakan kemungkinan adanya infeksi jika ditemukan 10 atau lebih sel
darah putih di urin
2.3. Landasan Teori
Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee mengeluarkan
panduan pencegahan CAUTI pada tahun 2009 yang merupakan pembaruan dan
perluasan dari panduan CDC tahun 1981. Panduan ini terdiri dari 6 rekomendasi
utama untuk mencegah CAUTI berdasarkan bukti ilmiah meliputi (10):
1) Penggunaan Kateter harus tepat indikasi
2) Teknik Pemasangan yang tepat
3) Teknik perawatan kateter yang tepat
4) Program peningkatan kualitas
5) Infrastruktur administratif
6) Surveilans
Keenam rekomendasi tersebut memiliki penjabaran-penjabaran berupa
tindakan konkret yang dapat diterapkan. Setiap tindakan dikategorikan
berdasarkan tingkat prioritasnya dan level bukti ilmiahya sebagai berikut (10):
Tabel 2.1. Kategori Rekomendasi HICPAC
Kategori Keterangan
IA Sangat direkomendasikan untuk diterapkan dengan kualitas bukti
ilmiah moderat hingga tinggi
IB Sangat direkomendasikan untuk diterapkan dengan kualitas bukti
ilmiah yang lemah
IC Sangat direkomendasikan untuk diterapkan dengan regulasi oleh
pemangku kebijakan
II Direkomendasikan dengan kualitas bukti ilmiah baik rendah hingga
tinggi
20
2.3.1. Penggunaan Kateter Tepat Indikasi
Pencegahan yang dapat dilakukan meliputi (10):
a. Penggunaan kateter hanya dilakukan jika ada indikasi yang tepat dan
dipasang selama diperlukan. (Kategori IB)
1) Hindari penggunaan kateter dan meminimalisir durasi pemakaian
kateter pada semua pasien, terutama yang berisiko tinggi CAUTI
seperti wanita, lansia, dan pasien dengan gangguan imunitas.
(Kategori IB)
2) Penggunaan kateter untuk inkontinensi juga harus dihindari. Pada
kasus inkontinensia disarankan penggunaan kateter kondom.
(Kategori IB)
3) Penggunaan kateter urin saat operasi jika dibutuhkan saja, tidak
sebagai rutinitas. (Kategori IB)
4) Untuk pasien operasi yang memiliki indikasi untuk penggunaan
kateter, kateter harus dilepas sesegera mungkin pasca operasi,
idealnya dalam 24 jam, kecuali jika ada indikasi yang tepat untuk
penerusan pemakaian. (Kategori IB)
Untuk pasien operasi, beberapa studi menunjukan keuntungan penghindaran
penggunaan kateter. Hal ini berdasarkan penurunan risiko bakteriuria, tidak
mengakibatkan lukanya kandung kemih, dan peningkatan riskiko retensi urin pada
pasien tanpa kateter. Retensi urin pada pasien tanpa kateter dijumpai terutama
pada bedah urogenital (10).
21
Untuk pasien dengan inkontinesi, beberapa penelitan menunjukan keuntungan
penghindaran penggunaan kateter. Hal ini berdasarkan penurunan risiko infeksi
pada pria yang dirawat di rumah tanpa penggunaan kateter dibanding penggunaan
kateter kondom. Penelitian tersebut tidak menemukan perbedaan risiko infeksi
antara penggunaan kateter kondom hanya pada malam hari dengan yang tidak
menggunakan kateter (10).
2.3.2. Teknik Pemasangan Kateter yang Tepat
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan (10):
a. Lakukan higine tangan tepat sebelum dan sesudah pemasangan atau
manipulasi apapun pada alat kateter atau tempat kateter. (Kategori IB)
b. Pastikan bahwa hanya orang yang terlatih baik (contoh tenaga medis,
anggota keluarga, atau pasien sendiri) dan tahu teknik aseptik yang benar
pemasangan kateter dan perawatannya yang diberi tanggung jawab
pemasangan kateter. (Kategori IB)
c. Di rumah sakit, pemasangan kateter harus menggunakan teknik aseptik
dan peralatan steril. Menggunakan sarung tangan, doek, danspons steril,
menggunakan cairan antiseptik yang tepat untuk membersihkan daerah
periuretral, dan penggunaan jeli lubrikan steril sekali pakai. (Kategori IB)
d. Untuk bukan di rumah sakit, teknik pemasangan dilakukan secara bersih
(tidak steril) untuk pemasangan kateter intermiten masih boleh dilakukan
dan lebih praktis sebagai pengganti teknik steril. (Kategori IA)
e. Pastikan kateter terjaga dengan baik setelah pemasangan untuk mencegah
pergerakan dan traksi uretra. (Kategori IB)
22
f. Jika tidak ada indikasi tertentu, disarankan untuk menggunakan kateter
dengan ukuran paling kecil tetapi sistem drainase tetap baik. Hal ini
bertujuan agat menghidari trauma trigonum kandung kemih dan uretra.
(Kategori II)
g. Penggunaan kateter intermiten dilakukan dengan interval yang reguler
untuk mencegah distensi berlebihan dari kandung kemih. (Kategori IB)
h. Disarankan untuk menggunakan alat ultrasound untuk menilai volume urin
pada pasien yang akan menggunakan kateter intermiten dan mengurangi
penggunaan kateter yang tidak perlu. (Kategori II)
2.3.3. Perawatan Kateter yang Tepat
a. Setelah pemasangan kateter, sistem drainase kateter harus tertutup (closed
drainage system). (Kategori IB)
1) Jika melanggar aturan aseptik, terlepas, atau terjadi kebocoran, ganti
kateter dan urine bag dengan melakukan teknik aseptik dan peralatan
steril. (Kategori IB)
2) Disarankan menggunakan sistem kateter dengan prekoneksi, yaitu
sambungan kateter dan selang urine bag tersegel. (Kategori II)
b. Pastikan tidak adanya sumbatan aliran. (Kategori IB)
1) Jaga kateter dan selang urine bag agar tidak tertekuk. (Kategori IB)
2) Pastikan urine bag lebih rendah dari kandung kemih. Jangan biarkan
urine bag berada di lantai. (Kategori IB)
3) Kosongkan urine bag secara regular menggunakan penampung urin
(pispot) yang bersih dan tidak boleh digunakan bersama pasien lain.
23
Hindari percokan dan jaga agar keran urine bag tidak bersentuhan
dengan pispot. (Kategori IB)
c. Gunakan standar tindakan pencegahan berupa penggunaan sarung tangan
dan celemek saat melakukan manupulasi apapun pada kateter dan sistem
drainase lainnya. (Kategori IB)
d. Ganti kateter atau urine bag secara rutin, tetapi tidak dalam interval yang
sama. Penggantian dilakukan berdasarkan indikasi klinis seperti infeksi,
obstruksi, atau ketika terjadi kebocoran. (Kategori II)
e. Jangan bersihkan area periuretra denan menggunakan antiseptik ketika
kateter masih terpasang. Higine rutin yang tepat dapat berupa pembersihan
permukaan meatus ketika mandi. (Kategori II)
f. Irigasi kandung kemih tidak disarankan kecuali ada indikasi medis seperti
perdarahan paska operasi prostat atau kandung kemih. (Kategori IB)
g. Irigasi kandung kemih rutin dengan antimikroba tidak disarankan.
(Kategori II)
h. Clamping kateter sebelum dilepaskan tidak disarankan. (Kategori II)
i. Jika kejadian CAUTI tidak turun setelah penerapan strategi secara
komperhensif, dapat dipertimbangkan menggunakan
antmicroba/antiseptic-impregnated catheters. (Kategori IB)
j. Kateter hidrofilik lebih disarankan menjadi kateter standar pada pasien
yanng membutuhkan kateter intermiten. (Kategori II)
24
k. Kateter yang menggunakan bahan silikon lebih dipilih untuk mengurangi
plak pada pasien yang membutuhkan penggunaan kateter jangka panjang.
(Kategori II)
l. Jika terjadi obstruksi dan kemungkinan disebabkan oleh material kateter,
ganti kateter. (Kategori IB)
m. Pengambilan sampel urine dilakukan secara aseptik. (Kategori IB)
1) Jika dibutuhkan urin dengan volume kecil untuk pemeriksaan (urinalisis
atau kultur), aspirasi urin dari port kateter dengan kateter dengan
syringe setelah port dibersihkan dengan disinfektan. (Kategori IB)
2) Jika dibutuhkan urin dengan volume besar untuk analisis khusus
diambil dari urine bag secara aseptik. (Kategori IB)
2.3.4. Program Peningkatan Kualitas
a. Penerapan program peningkatan kualitas atau strategi peningkatan tepat
penggunaan kateter dan mengurangi risiko CAUTI berdasarkan penilaian
risiko fasilitas layanan kesehatan (Kategori IB). Tujuan dari peningkatan
kualitas harus meliputi:
1) Memastikan penggunaan kateter yang tepat indikasi.
2) Mengidentifikasi dan melepas kateter jika sudah tidak dibutuhkan.
3) Memastika kepatuhan higine tangan dan perawatan kateter yang tepat.
Beberapa contoh program yang sudah dilakukan dan terbukti efektif:
1) Sebuah sistem pengingat untuk mengidentifikasi semua pasien yang
terpasang kateter dan menilai kebutuhan untuk penggunaan lanjut
kateter
25
2) Sosialisasi berkala tentang infeksi saluran kemih terkait penggunaan
kateter berkala dengan tujuan peningkatan pengetahuan tentang
CAUTI, peningkatan sikap tenaga medis, dan peningkatan kepatuhan
tindakan yang dilakukan sesuai dengan panduan yang ada (21).
3) Pelatihan dan umpan balik dari seluruh tenaga medis mengenai indikasi
yang tepat, higine tangan, dan perawatan kateter
2.3.5. Infrastruktur Administratif
a. Penggadaan panduan
1) Menyediakan dan menerapkan panduan yang berdasarkan bukti ilmiah
yang tentang penggunaan kateter, pemasangan, dan perawatan.
(Kategori IB)
b. Pendidikan dan pelatihan
1) Pastikan seluruh petugas kesehatan dan orang lain yang bertugas
melakukan perawatan kateter (keluarga) diberikan pelatihan secara
periode mengenai teknik dan prosedur pemasangan, perawatan, dan
pelepasan. (Kategori IB)
c. Suplai
1) Pastikan kebutuhan yang diperlukan untuk tindakan aseptik saat
pemasangan kateter tersedia. (Kategori IB)
d. Disarankan penerapan sistem dokumentasi pada rekam medis seperti:
indikasi pemasangan, tanggal dan waktu pemasangan, petugas
memasanga, dan tanggal pelepasan. (Kategori II)
26
Tepat Indikasi
Penggunaan
Kateter
Menurunkan Angka CAUTI
Panduan HICPAC
Tepat Teknik
Pemasangan
Kateter
Tepat Teknik
Perawatan
Kateter
Mengurangi
Penggunaan
Kateter
Mengurangi
Risiko
Kontaminasi
Mengurangi
risiko
perkembangan
bakteri
Program
Peningkatan
Kualitas
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Sosialisasi dan
Pelatihan
Gambar 2.4. Kerangka Teori
Sumber: modifikasi Gould, dkk (2017) dan Bellamy, dkk (2016)
2.4. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dibuat berdasarkan teori yang sudah dibahas sebelumnya.
Kerangka konsep dalam penelitian ini buat dalam bagan di bawah ini:
Panduan
HICPAC
Tenaga
Medis
Sebelum
Penerapan
Panduan
HICPAC
Tenaga
Medis
Setelah
Penerapan
Panduan
HICPAC
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Mengurangi
CAUTI
Tepat Indikasi
Penggunaan
Kateter
Tepat Teknik
Pemasangan
Kateter
Tepat Teknik
Perawatan
Kateter
Mengurangi
penggunaan
kateter
Mengurangi
risiko
kontaminasi
Mengurangi
pertumbuhan
bakteri
Gambar 2.5. Kerangka Konsep
27
2.5. Hipotesis
Terdapat pengaruh penurunan angka kejadian catheter-associated urinary
tract infection setelah diterapkan panduan HICPAC.
Terdapat perbedaan pengetahuan tenaga medis tentang pencegahan
catheter-associated urinary tract infection sebelum dan sesudah sosialisasi
dan pelatihan panduan HICPAC.
Terdapat perbedaan sikap tenaga medis tentang pencegahan catheter-
associated urinary tract infection sebelum dan sesudah sosialisasi dan
pelatihan panduan HICPAC.
Terdapat perbedaan tindakan tenaga medis tentang pencegahan catheter-
associated urinary tract infection sebelum dan sesudah sosialisasi dan
pelatihan panduan HICPAC.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental dengan
pendekatan two group pretest-posttest untuk sampel pasien dan one group
pretest-posttest untuk sampel tenaga medis. Bentuk intervensi yang diberikan
berupa penerapan panduan HICPAC yang disusun dalam bentuk borang checklist
(lampiran 1). Sebelum dilakukan penerapan panduan HICPAC, dilakukan
sosialisasi, pelatihan dan uji coba mengenai panduan tersebut kepada seluruh
tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat.
Sebelum dilakukan pelatihan dan sosialisasi, pengetahuan, sikap, dan
tindakan tenaga medis akan dinilai (pre-test untuk tenaga medis) menggunakan
kuesioner (lampiran 2). Kemudian sosialisasi dan pelatihan diselenggarakan
dalam 2 tahap. Tahap pertama dilakukan sosialisasi dan simulasi penerapan
rekomendasi. Simulasi akan dilakukan selama 5 menit untuk setiap tim tenaga
medis. Kemudian dipilih salah satu tenaga medis senior sebagai pengawas pada
setiap unit (IGD,Bangsal, ICU, dan COT) untuk diujikan selama satu minggu.
Tahap kedua dilakukan setelah satu minggu uji coba. Pada tahap ini diadakan
kembali pelatihan dengan tujuan memantapkan pengetahuan dan keahlian tenaga
medis yang telah diterapkan (21).
Pasien yang diambil sebelum penerapan panduan HICPAC disebut
kelompok kontrol. Pasien yang diambil setelah penerapan panduan HICPAC
29
disebut kelompok intervensi. Setelah itu dinilai kembali pengetahuan, sikap, dan
tindakan tenaga medis (post-test untuk tenaga medis).
Mengumpulkan data pasien yang terpasang kateter sebelum
penerapan sesuai perhitungan sampel
Mengumpulkan data pengetahuan, sikap, dan tindakan
tenaga medis Tahap 1 Sosialisasi dan Pelatihan HICPAC
Uji Coba Penerapan
Tahap 2 Umpan balik dari uji coba dan
pemantapanMengambil data pasien yang terpasang kateter sesuai dengan
perhitungan sampel
Mengumpulkan data pengetahuan, sikap, dan tindakan
tenaga medis
Melakukan intervensi:
Penerapan Panduan HICPAC
Gambar 3.1. Kerangka Operasional Penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Delia Langkat. Rumah Sakit Delia
Langkat merupakan rumah sakit swasta dengan kelas C dan memiliki jumlah
tempat tidur 158. Layanan spesialistik yang tersedia di Rumah Sakit Delia
Langkat meliputi 12 bagian yaitu penyakit dalam, anak, bedah, kandungan, saraf,
30
Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT), kulit dan kelamin, kesehatan jiwa, mata,
anesthesia, patologi klinik, dan radiologi.
Indikator pelayanan Rumah Sakit Delia Langkat pada tahun 2018 sebagai
berikut: angka penggunaan tempat tidur (Bed Occupancy Ratio / BOR) sebesar
57%, rata-rata lama hari rawatan (Average Lenght of Stay / AVLOS) selama 5
hari, tenggang waktu perputaran tempat tidur (Turn Over Interval / TOI) dalam 4
hari dan angka perputaran tempat tidur (Bed Turn Over / BTO) 39 kali.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan pengusulan judul penelitian, peninjauan
daftar pustaka, persiapan proposal penelitian, dan melakukan penelitian di Rumah
Sakit Delia Langkat pada bulan Oktober hingga November 2018. Estimasi
melakukan sosialisasi, pelatihan, dan uji coba panduan HICPAC sekitar 1 minggu.
Sedangkan pengambilan data urin diestimasikan membutuhkan waktu sekitar 4
minggu.
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Oktober November
I II III IV I II III IV
1. Pengurusan izin penelitian
2. Pengambilan data pengetahuan, sikap,
dan tindakan tenaga medis
3. Sosialisasi, pelatihan, dan uji coba
4. Penerapan panduan HICPAC
5. Pengambilan data urin
31
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi
Penelitian ini memiliki dua populasi target yaitu tenaga medis dan pasien
yang menggunakan kateter urin. Populasi target tenaga medis meliputi dokter dan
perawat di instalasi gawat darurat, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, dan
instalasi bedah pusat. Sedangkan populasi target pasien yang menggunakan
kateter urin meliputi pasien yang dirawat di rawat inap dan perawatan intensif.
3.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini terbagi dua kelompok yaitu, kelompok pretest
dan kelompok posttest. Kelompok pretest adalah tenaga medis dan pasien yang
menggunakan kateter sebelum pelatihan, sosialisasi, dan penerapan rekomendasi
HICPAC sedangkan kelompok posttest merupakan tenaga medis dan pasien yang
menggunakan kateter setelah diterapkan rekomendasi HICPAC. Pengambilan
sampel tenaga medis menggunakan teknik total sampling. Sedangkan untuk
pengambilan sampel pasien menggunakan teknik non-probabillity sampling
berupa purposive sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil sampel
sampai jumlah perhitungan sampel minimal terpenuhi.
Rumus sampel yang dipakai yaitu rumus perhitungan studi komperatif proporsi
yang dikembangkan oleh Peacock. Rumus ini digunakan karena penelitian ini
akan membandingkan proporsi kejadian CAUTI sebelum dan sesudah penerapan
rekomendasi HICPAC. Berikut ini uraian rumus tersebut (35):
32
Keterangan : n= jumlah sampel setiap kelompok
K=konstanta (10,5 untuk nilai α 5%)
P1= proporsi kelompok pretest (0,133)
P2= proporsi kelompok posttest (0,03)
Untuk nilai P1 dan P2 diambil dari penelitian terdahulu. Penelitian yang
menjadi acuan P1 dan P2 untuk dilakukan oleh Blanck dan kolega pada tahun
2014, maka digunakan P1 sebesar 0,133 dan P2 sebesar 0,03 sehingga didapatkan
jumlah pasien untuk masing-masing kelompok pretest dan posttest sebesar 149,3
≈ 150 sampel / pasien yang menggunakan kateter (14).
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu primer dan sekunder.
Data primer dalam penelitian ini adalah kejadian CAUTI pada kelompok posttest
dan data sekunder dalam penelitian ini adalah kejadian CAUTI pada kelompok
pretest. Pada kelompok posttest, kejadian CAUTI diperiksa secara langsung oleh
petugas laboratorium yang telah dilatih, sedangkan pada kelompok pretest, data
kejadian CAUTI diambil dari data survei PPI Rumah Sakit Delia Langkat. Selain
itu, data pengetahuan, sikap, dan tindakan diperoleh langsung dari tenaga medis
melalui kuesioner.
33
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Kejadian CAUTI untuk kelompok pretest diambil dari data survei PPI
Rumah Sakit Delia Langkat. Kemudian data karakteristik dilengkapi dengan
melihat rekam medis pasien. Sedangkan kelompok posttest kejadian CAUTI
diamati secara kohort. Setiap pasien yang menggunakan kateter akan diperiksa
urinnya ketika timbul gejala atau sesaat sebelum dilepaskan. Urin tersebut
dilakukan pemeriksaan dipstick urine. Sedangkan untuk pengetahuan, sikap, dan
tindakan diambil sebelum dan sesudah pelatihan dan sosialisasi HICPAC dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan diadopsi dari peneltian
Kausuha, dkk pada tahun 2017 (lampiran 2).(36)
3.4.3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian
Kausuha, dkk di Manado tahun 2017. Kuesioner tersebut telah divalidasi dan
dilakukan uji reliabilitas dengan nilai Pearson Correlation 0,577 dan nilai
Cronbach’s Alpha 0,838 (Lampiran 4) (36).
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, penerapan rekomendasi HICPAC menjadi variabel
independen dan kejadian CAUTI menjadi variabel dependen. Selain itu, penelitian
ini juga dilengkapi dengan variabel jenis kelamin, umur, diagnosis utama, dan
durasi penggunaan kateter. Selain itu, pengetahuan, sikap, dan tindakan tenaga
medis juga menjadi variabel penelitian ini.
34
3.5.2. Definisi Operasional
a. Pengetahuan adalah pemahaman tenaga medis tentang pencegahan
CAUTI.
b. Sikap adalah respon tenaga medis tentang pencegahan CAUTI.
c. Tindakan adalah bentuk pelaksanaan tenaga medis untuk mencegah
kejadian CAUTI
d. CAUTI adalah infeksi saluran kemih yang terjadi pada pasien yang telah
terpasang kateter minimal 1 hari, baik bergejala atau tidak, dan dengan
dengan pemeriksaan dipstick test.
3.6. Metode Pengukuran
Tabel 3.2. Variabel dan Metode Pengukuran
No Variabel
Dependen
Jumlah
Pertanyaan
Cara dan alat
ukur
Skala
Pengukuran Value
Jenis
Skala
Ukur
1.
2.
3.
4.
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
CAUTI
20
10
20
-
Menggunakan
kuesioner
Menggunakan
kuesioner
Menggunakan
checklist
rekomendasi
HICPAC
Diperiksa
dengan
pemeriksaan
dipstick urin
Skor total
kuesioner
Skor total
kuesioner
Skor total
kuesioner
Nitrit dan
leukosit
esterase
positf
Nitrit dan
leukosit
esterase
negatif
0-20
0-10
0-20
Infeksi
Tidak
Infeksi
Rasio
Rasio
Rasio
Ordinal
35
3.7. Metode Pengolahan Data
Data penelitian yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan
menggunakan program komputer SPSS dengan melalui proses berikut:
a. Editing, yakni data yang telah dikumpulkan diperiksa kembali
ketepatannya.
b. Coding, yakni data yang telah dikumpulkan dan telah diperiksa
kembali ketepatannya akan diberikan kode oleh peneliti sebelum
dimasukkan ke dalam komputer.
c. Entry, yakni data yang telah dikumpulkan, diperiksa kebenarannya,
dan telah diberi kode akan dimasukkan ke program komputer untuk
dilakukan pengolahan.
d. Cleaning, yakni data yang sudah masuk ke dalam program komputer
tadi dilakukan kembali pemeriksaan dan koreksi agar tidak terjadi
kesalahan dalam pemasukan data.
e. Data Processing, setelah keempat tahap tadi selesai, data tersebut
diolah sesuai kebutuhan penelitian.
3.8. Analisis Data
Data yang telah diperoleh diolah serta dianalisis dengan bantuan program
komputer. Data akan dianalisis secara deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi
berdasarkan karakterisitik sampel seperti usia, jenis kelamin, dan durasi
penggunaan kateter. Penelitian ini menggunakan data jenis rasio dan ordinal
sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji beda rata-rata dengan analisis t-
test dependent untuk data jenis rasio dan uji hipotesis komparatif proporsi dengan
36
analisis chi-square (x2) untuk data jenis ordinal. Untuk melakukan uji t-
dependent, data yang diperoleh dilakukan uji normalitas. Jika data terdistribusi
normal, uji t-dependent dapat dilakukan, namun jika tidak terdistribusi normal
maka menggunakan uji wilcoxcin. Pada penelitian ini, digunakan interval
kepercayaan 95% (CI 95%) untuk kesalahan tipe I yang masih dapat diterima
sebesar 5% (α = 0,05). Nilai-p 0,05 (5%) atau lebih kecil dikatakan bermakna atau
signifikan secara statistik, sehingga hasil yang diperoleh dikatakan bermakna (35).
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Profil Rumah Sakit Delia Langkat
Rumah Sakit Delia Langkat didirikan pada tahun 2015 berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.03/I/0500/2015. Rumah sakit ini
terus berkembang hingga pada akhirnya, pada bulan Mei 2016, Rumah Sakit
Umum Delia Langkat mendapatkan izin operasional dari Dinas Kesehatan
sekaligus penetapan Rumah Sakit Tipe C dengan Surat Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Langkat Nomor : 440 – 2508/yankes/V/2016 dengan
kapasitas 158 tempat tidur.
Tabel 4.1. Jumlah Tempat Tidur
Ruangan Jumlah
Instalasi Gawat Darurat (IGD)
VIP
Rawat Inap Kelas I
Rawat Inap Kelas II
Rawat Inap Kelas III
Intensive Care Unit (ICU)
Ruang Operasi
Ruang Bersalin
6
5
24
63
51
4
3
2
Total 158
Berdasarkan data pada akhir tahun 2018, Rumah Sakit Delia Langkat
memiliki total 158 tempat tidur (Tabel 4.1). IGD memiliki 6 tempat tidur. Instalasi
rawat inap terdiri dari VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III, masing-masing
berjumlah 5, 24, 63, dan 51 tempat tidur secara berurutan. Rumah Sakit Deli
Langkat memiliki ruang rawat intensif dengan 3 tempat tidur. Selain itu, Rumah
Sakit Delia Langkat memiliki 3 meja operasi dan 2 meja untuk bersalin.
38
Tabel 4.2. Jumlah Tenaga Medis
Tenaga Medis Jumlah
Perawat Pelaksana
Bidan Pelaksana
Dokter Umum
Dokter Spesialis
23
80
9
21
Total 133
Data SDM tahun 2018 memperlihatkan jumlah tenaga medis fungsional
Rumah Sakit Delia Langkat sebesar 133 orang (Tabel 4.2). Perawat pelaksana dan
bidan pelaksana berjumlah masing-masing sebesar 23 dan 80 orang. Sedangkan
dokter umum dan dokter spesialis berjumlah masing-masing sebesar 9 dan 21
orang.
Tabel 4.3. Indikator Pelayanan
Indikator Nilai
Bed Occupancy Ratio (BOR)
Average Lenght of Stay (AVLOS)
Turn Over Interval (TOI)
Bed Turn Over (BTO)
57%
5 hari
4
39
Indikator pelayanan Rumah Sakit Delia Langkat pada tahun 2018 sudah
cukup baik (Tabel 4.3). Rasio penggunaan tempat tidur (BOR) sebesar 57%. Rata-
rata durasi pasien dirawat (AVLOS) selama 5 hari. Kemudian jeda perputaran
penggunaan tempat tidur (TOI) selama 4 hari. Selain itu, frekuensi penggunaan
tempat tidur (BTO) sebesar 39 kali.
Gambar 4.1 menampilkan rasio utilisasi kateter1 pada tahun 2017 hingga
November 2018. Dari diagram tersebut terlihat bahwa pada tahun 2017
penggunaan kateter di Rumah Sakit Delia Langkat berkisar antara 0,12 sampai
1Catheter Utilization Ratio=jumlah pengguna kateter per hari dalam satu bulan/jumlah pasien per
hari dalam 1 bulan
39
0,17 kateter-hari. Pada tahun 2018 dari bulan Januari hingga September berkisar
0,1 hingga 0,17 kateter-hari dan menurun secara signifikan pada bulan Oktober
dan November mencapai 0,065 kateter-hari.
Gambar 4.1. Rasio Utilisasi Kateter
Gambar 4.2. Insidensi CAUTI
40
Angka insidensi CAUTI2 dari bulan Juni hingga November 2018 tersaji
dalam Gambar 4.2. Pada bulan Juni Hingga Agustus terjadi penurunan tren
CAUTI dari 3,5 menjadi 2,6 per 1.000 kateter-hari. Pada bulan September terjadi
peningkatan insidensi CAUTI dan merupakan yang tertinggi pada periode tersebut
sebesar 4,1 per 1.000 kateter-hari. Insidensi terendah terjadi pada November
sebesar 0,8 per 1.000 kateter-hari.
4.2. Karakteristik Responden
4.2.1. Tenaga Medis
Berdasarkan data SDM Rumah Sakit Delia Langkat, total seluruh tenaga
medis berjumlah 133 orang. Seluruh tenaga medis tersebut mengikuti pelatihan
sampai selesai pengambilan data. Jadi tidak ada drop out responden tenaga medis
baik sebelum dilakukan pelatihan sampai selesai mengambil data.
Karakteristik tenaga medis dapat dilihat pada Tabel 4.4. Mayoritas besar
tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat berjenis kelamin perempuan dengan
persentase 80,5%. Penyebaran dari 133 tenaga medis, 79 orang (59,4%) bekerja di
instalasi rawat inap. Instalasi gawat darurat memiliki 27 tenaga medis (20,3%)
sedangkan instalasi bedah pusat memiliki 10 tenaga medis (7,5%). Selain itu
instalasi rawatan intensif memiliki 8 tenaga medis (6%) dan sisanya bekerja di
instalasi rawat jalan.
Berdasarkan latar belakang, hampir 60% berpendidikan D3 Kebidanan dan
S1 Terapan. Kemudian diikuti oleh dokter spesialis sebesar 15,8%, D3
Keperawatan dan S1 Keperawatan sebesar 17,3%, dan terakhir dokter umum
2 Incidence Rate=jumlah kasus baru CAUTI/jumlah pengguna kateter per hari dalam satu bulan
41
sebesar 6,8%). Selain itu, berdasarkan pengalaman bekerja, mayoritas (58,6%)
tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat telah bekerja ≤ 3 tahun di bidangnya,
sisanya 41,4% telah bekerja lebih dari 3 tahun.
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Tenaga Medis
Karakteristik n (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Unit Kerja
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Inap
Instalasi Rawatan Intensif (ICU)
Instalasi Bedah Pusat (COT)
Instalasi Rawat Jalan
Total
Pendidikan
D3 Kebidanan
S1 Terapan
D3 Keperawatan
S1 Keperawatan
Dokter Umum
Dokter Spesialis
Total
Lama Bekerja (tahun)
≤ 3 tahun
> 3 tahun
Total
26 (19,5)
107 (80,5)
133 (100)
27 (20,3)
79 (59,4)
8 (6,0)
10 (7,5)
9 (6,8)
133 (100)
75 (56,4)
5 (3,8)
20 (15)
3 (2,3)
9 (6,8)
21 (15,8)
133 (100)
78 (58,6)
55 (41,4)
133 (100)
4.2.2. Pasien yang Menggunakan Kateter
Karakteristik pasien yang menggunakan kateter tersaji pada Tabel 4.5 dan
Tabel 4.6 Jumlah sampel sebelum penerapan (pre-invertention) dan setelah
penerepan (post-intervention) panduan HICPAC masing-masing sebanyak 150
sampel. Secara karakteristik, meliputi jenis kelamin, usia, penyakit
42
imunokompromis penyerta dan tempat pemasangan kateter relatif tidak jauh
berbeda. Hanya lama durasi pemakaian kateter yang cukup jauh berbeda.
Tabel 4.5. Karakteristik Pasien yang menggunakan Kateter Sebelum
Penerapan
Karakteristik n(%)
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Usia
< 20 tahun
20 – 40 tahun
41 – 60 tahun
> 60 tahun
Total
Penyakit imunokompromis penyerta
Ada (DM, HIV, Kanker, atau gagal ginjal)
Tidak ada
Total
Tempat Pemasangan
IGD
Ruang Rawat Inap
Rawatan Intensif (ICU)
Ruang Bedah (COT)
Total
Lama Pemakaian Kateter
1 hari
2 – 3 hari
4 – 5 hari
> 5 hari
Total
49 (32,7)
101 (67,3)
150 (100)
11 (7,3)
78 (52,0)
38 (25,3)
23 (15,3)
150 (100)
14 (9,3)
136 (90,7)
150 (100)
69 (46,0)
36 (24,0)
45 (30,0)
0 (0,0)
150 (100)
16 (10,7)
112 (74,7)
16 (10,7)
6 (4,0)
150 (100)
Berdasarkan jenis kelamin, baik sampel sebelum penerapan dan setelah
penerapan kebanyakan berjenis kelamin perempuan, dengan persentase masing-
43
masing 67,3% dan 68%. Persentase ini menunjukan bahwa kedua kelompok
sampel relatif sama jika berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.6. Karakteristik Pasien yang menggunakan Kateter Setelah
Penerapan
Karakteristik n(%)
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Usia
< 20 tahun
20 – 40 tahun
41 – 60 tahun
> 60 tahun
Total
Penyakit imunokompromis penyerta
Ada (DM, HIV, Kanker, atau gagal ginjal)
Tidak ada
Total
Tempat Pemasangan
IGD
Ruang Rawat Inap
Rawatan Intensif (ICU)
Ruang Bedah (COT)
Total
Lama Pemakaian Kateter
1 hari
2 – 3 hari
4 – 5 hari
> 5 hari
Total
48 (32,0)
102 (68,0)
150 (100)
7 (4,7)
78 (52,0)
39 (26,0)
26 (17,3)
150 (100)
26 (17,3)
124 (82,7)
150 (100)
64 (42,7)
31 (20,7)
55 (36,7)
0 (0,0)
150 (100)
112 (74,7)
28 (18,7)
7(4,7)
3 (2,0)
150 (100)
Selanjutnya untuk usia juga memiliki karakteristik yang sama antara kedua
kelompok sampel. Mayoritas sampel berusia antara 20-40 tahun dengan
persentase yang sama yaitu sebesar 52%. Di sisi lain, terdapat perbedaan yang
44
cukup besar antara kelompok sampel sebelum dan sesudah penerapan berdasarkan
penyakit imunokompromis penyerta. Pada kelompok sampel setelah penerapan
terdapat 17,3% yang memiliki penyakit imunokompromis penyerta, angka ini
hampir dua kali lipat dibanding kelompok sampel sebelum penerapan yang hanya
sebesar 7,3%.
Berdasarkan tempat pemasangan kateter juga hampir sama antara kedua
kelompok sampel. Pada kelompok sebelum penerapan mayoritas dilakukan di
IGD sebesar 46%, diiukuti ICU sebesar 24%, dan rawat inap sebesar 24%. Pada
kelompok setelah penerapan juga mayoritas dilakukan di IGD sebesar 42,7%, ICU
sebesar 36,7%, dan rawat iniap sebesar 20,7%.
Hal yang berbeda terjadi pada durasi lama pemakaian kateter. Terdapat
perbedaan antara kedua kelompok. Mayoritas kelompok sampel sebelum
penerapan (74,7%) berdurasi 2-3 hari sedangkan pada kelompok sampel setelah
peneranan mayoritas berdurasi 1 hari (74,7%).
4.3. Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis
Pada penelitian ini, seluruh tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat
dinilai pengetahuan, sikap, dan tindakan baik sebelum sosialisasi dan setelah
sosialisasi (Tabel 4.7). Aspek pengetahuan dan tindakan dinilai melalui kuesioner
yang masing-masing terdiri dari 20 pertanyaan dengan nilai maksimum 20 dan
minimun 0. Sedangkan untuk aspek sikap terdiri dari 10 pertanyaan dengan nilai
maksimum 10 dan minimum 0. Kemudian pengetahuan dan tindakan
dikategorikan sangat baik (16-20), baik (11-15), cukup (6-10), dan kurang (0-5),
45
sedangkan sikap dikategorikan sangat baik (8-10), baik (6-7), cukup (3-5), dan
kurang (0-2).
Tabel 4.7. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis
Aspek
Sangat
Baik Baik Cukup Kurang Total
n % n % n % n % n %
Pengetahuan
Sebelum sosialisasi
Setelah sosialisasi
Sikap
Sebelum sosialisasi
Setelah sosialisasi
Tindakan
Sebelum sosialisasi
Setelah sosialisasi
0
126
36
124
0
133
0
94,7
27,1
93,2
0
100
79
7
68
9
31
0
59,4
5,3
51,1
6,8
23,3
0
54
0
26
0
101
0
40,6
0
19,5
0
75,9
0
0
0
3
0
1
0
0
0
2,3
0
0,8
0
133
133
133
133
133
133
100
100
100
100
100
100
Sebelum dilakukan sosialisasi, 59,4% tenaga medis Rumah Sakit Delia
Langkat memiliki pengetahuan yang baik. Setelah dilakukan sosialisasi 94,7%
tenaga medis memiliki pengetahuan yang sangat baik dan sisanya baik. Untuk
aspek sikap, terdapat sebaran sikap yang bervariasi sebelum dilakukan sosialisasi
dengan mayoritas (51,1%) tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat memiliki
sikap yang baik. Tetapi setelah dilakukan sosialisasi, kebanyakan tenaga medis
93,2% memiliki sikap yang sangat baik dan sisanya baik. Untuk aspek tindakan,
75,9% tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat sebelum sosialisasi memiliki
tindakan yang cukup. Tetapi setelah dilakukan sosialisasi 100% tenaga medis
memiliki tindakan yang sangat baik.
Hasil analisis statistik pengetahuan, sikap, dan tindakan dapat dilihat pada
Tabel 4.8. Sebelum dilakukan sosialiasi, rata-rata pengetahuan tenaga medis
Rumah Sakit Delia Langkat sebesar 11,3 dengan nilai terendah sebesar 7 dan
46
tertinggi 15. Setelah dilakukan sosialisasi, pelatihan, dan penerapan hingga
sampel pasien yang menggunakan kateter tercapai, dinilai kembali pengetahuan
tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat. Hasil yang didapatkan terjadi
peningkatan rata-rata sebesar 5,6, dengan rata-rata 16,9, nilai terendah 15, dan
nilai tertinggi 20. Kemudian dilakukan uji beda rata-rata Wilcoxon. P-value yang
didapatkan sebesar 0,012. Dari uji tersebut, terdapat perbedaan bermakna
pengetahuan tenaga medis sebelum dan sesudah sosialisasi dan pelatihan.
Tabel 4.8. Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis
Min Maks
Rata-
rata Nilai
(SD)
Beda
Rata-
rata
p-
value*
Pengetahuan
Sebelum sosialisasi
Setelah sosialisasi
Sikap
Sebelum sosialisasi
Setelah sosialisasi
Tindakan
Sebelum sosialisasi
Setelah sosialisasi
7
15
2
7
2
20
15
20
8
10
13
20
11,3 (2,0)
16,9 (1,0)
6,5 (1,3)
8,8 (0,8)
9,6 (1,5)
20,0 (0,0)
5,6
2,3
10,4
0,012
0,027
0,00
*Wilxocon Test
Rata-rata sikap tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat sebelum sosialisasi
6,5 dengan nilai terendah 2 dan tertinggi 8. Setelah dilakukan sosialisasi,
pelatihan, dan penerapan hingga sampel pasien yang menggunakan kateter
tercapai, sikap tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat mengalami peningkatan
rata-rata sebesar 2,3, dengan rata-rata 8,8, nilai terendah 7, dan nilai tertinggi 10.
Dari hasil uji Wilcoxon, didapatkan p-value 0,027 yang menunjukan setelah
sosialisasi dan pelatihan ada perbedaan bermakna dibanding sebelumnya.
47
Tindakan yang dilakukan tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat sebelum
sosialisasi memiliki rata-rata 9,6, dengan nilai terendah 2 dan tertinggi 13. Setelah
dilakukan sosialisasi, seluruh tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat
mendapatkan nilai 20. Dari hasil uji Wilcoxon, didapatkan nilai p-value 0,00 yang
artinya ada perbedaan tindakan yang dilakukan tenaga medis sebelum dan sesudah
sosialisasi secara bermakna.
Berdasarkan tempat bekerja, sebelum sosialisasi, tenaga medis memiliki
pengetahuan cukup hingga baik. Namun setelah dilakukan sosialisasi, seluruh
tenaga medis yang bekerja di IGD, ICU, dan IRJA memiliki pengetahuan yang
sangat baik. Sisanya seperti tenaga medis di IRNA dan COT masih memiliki
pengetahuan yang baik, masing-masing 7,6% dan 10%.
Dilihat dari latar belakang, sebelum sosialisasi dokter spesialis memiliki
pengetahuan yang tertinggi sebesar 85,7% baik sedangkan yang paling buruk S1
Terapan dengan 100% cukup. Setelah dilakukan sosialisasi, mayoritas latar
belakang mengalami peningkatan yang cukup tinggi meskipun masih terdapat
yang berkategori baik.
Berdasarkan pengelaman kerja, baik sebelum dan sesudah sosialisasi, tenaga
medis yang berkerja lebih dari 3 tahun berpengatahuan lebih baik. Sebelum
sosialisasi lebih dari 58,2% tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat memiliki
pengtahuan yang baik dan meningkat hingga 100% menjadi sangat baik.
Sedangkan yang berkerja ≤ 3 tahun dari 60,3% memiliki pengetahuan baik, hanya
91% yang menjadi sangat baik.
48
Tabel 4.9. Pengetahuan Tenaga Medis Berdasarkan Karakteristik
Pengetahuan Sebelum sosialisasi
* Setelah sosialisasi
*
A B C D A B C D
Unit Kerja
IGD
IRNA
ICU
COT
IRJA
Pendidikan
D3 Kebidanan
S1 Terapan
D3 Keperawatan
S1 Keperawatan
Dokter Umum
Dokter Spesialis
Lama Bekerja
≤ 3 tahun
> 3 tahun
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
55,6
60,8
50,0
60,0
66,7
62,7
0,0
50,0
33,3
33,3
85,7
60,3
58,2
44,4
39,2
50,0
40,0
33,3
37,3
100
50,0
66,7
66,7
14,3
39,7
41,8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
100
92,4
100
90,0
100
93,3
80,0
95,0
100
100
100
91,0
100
0
7,6
0
10,0
0
6,7
20,0
5,0
0
0
0
9,0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 *A. Sangat Baik, B. Baik, C. Cukup, D. Kurang; dalam persentase (%)
Berdasarkan tempat bekerja, sebelum sosialisasi, rata-rata tenaga medis
memiliki sikap cukup hingga sangat baik. Namun setelah dilakukan sosialisasi,
seluruh tenaga medis yang bekerja di ICU dan IRJA memiliki sikap yang sangat
baik. Sisanya seperti tenaga medis di IGD, IRNA, dan COT masih memiliki sikap
yang baik, masing-masing 7,4%, 7,6% dan 10%.
Dilihat dari latar belakang, sebelum sosialisasi dokter spesialis memiliki
sikap yang tertinggi sebesar 85,7% sangat baik sedangkan yang paling buruk S1
Terapan dengan 60% cukup. Setelah dilakukan sosialisasi, mayoritas latar
belakang mengalami peningkatan yang cukup tinggi meskipun terdapat masih
terdapat yang berkategori baik.
49
Berdasarkan pengalaman kerja, baik sebelum dan sesudah sosialisasi,
tenaga medis yang berkerja lebih dari 3 tahun memiliki sikap yang lebih baik.
Sebelum sosialisasi lebih dari 30,9% tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat
memiliki sikap yang sangat baik dan meningkat hingga 96,4%. Sedangkan yang
berkerja ≤ 3 tahun dari 24,4% memiliki sikap sangat baik dan meningkat menjadi
91%.
Tabel 4.10. Sikap Tenaga Medis Berdasarkan Karakteristik
Sikap Sebelum pelatihan
* Setelah pelatihan
*
A B C D A B C D
Unit Kerja
IGD
IRNA
ICU
COT
IRJA
Pendidikan
D3 Kebidanan
S1 Terapan
D3 Keperawatan
S1 Keperawatan
Dokter Umum
Dokter Spesialis
Lama Bekerja
≤ 3 tahun
> 3 tahun
11,1
30,4
12,5
30,0
55,6
12,0
40,0
30,0
0,0
11,1
85,7
24,4
30,9
77,8
44,3
62,5
40,0
33,3
58,7
0,0
55,0
66,7
88,9
14,3
48,7
54,5
11,1
21,5
25,0
30,0
11,1
25,3
60,0
15,0
33,3
0,0
0,0
23,1
14,5
0
3,8
0
0
0
4,0
0
0
0
0
0
3,8
0
92,6
92,4
100
90,0
100
92,0
100
95,5
66,7
88,9
100
91,0
96,4
7,4
7,6
0
10,0
0
8,0
0
5,0
33,3
11,1
0
9,0
3,6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 *A. Sangat Baik, B. Baik, C. Cukup, D. Kurang; dalam persentase (%)
Berdasarkan tempat bekerja, sebelum sosialisasi, seluruh tenaga medis
ICU memiliki tindakan cukup dan 11,1% tenaga medis IRJA memiliki tindakan
yang kurang. Berdasarkan latar dari latar belakang, sebelum sosialisasi terdapat
1,3% D3 Kebidanan yang memiliki tindakan yang kurang. Selain itu, berdasarkan
50
pengelaman kerja, sebelum sosialisasi, tenaga medis yang berkerja lebih dari 3
tahun tindakan lebih baik.
Tabel 4.11. Tindakan Tenaga Medis Berdasarkan Karakteristik
Tindakan Sebelum pelatihan
* Setelah pelatihan
*
A B C D A B C D
Unit Kerja
IGD
IRNA
ICU
COT
IRJA
Pendidikan
D3 Kebidanan
S1 Terapan
D3 Keperawatan
S1 Keperawatan
Dokter Umum
Dokter Spesialis
Lama Bekerja
≤ 3 tahun
> 3 tahun
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
22,2
25,3
0,0
20,0
33,3
17,3
0,0
30,0
33,3
22,2
42,9
17,9
30,9
77,8
74,7
100
80,0
55,6
81,3
100
70,0
66,7
77,8
57,1
80,8
69,1
0
0
0
0
11,1
1,3
0
0
0
0
0
1,3
0
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 *A. Sangat Baik, B. Baik, C. Cukup, D. Kurang; dalam persentase (%)
4.4. Analisis Kejadian CAUTI
Tabel 4.12. Kejadian CAUTI Berdasarkan Penerapan HICPAC
CAUTI Tidak CAUTI
OR IK 95% p-
value n % n %
Setelah Penerapan
Sebelum
Penerapan
Total
2
11
13
1,3
7,3
4,3
148
139
287
98,7
92,7
95,6
0,17 0,03-0,78 0,02
Pada penelitian ini, didapatkan kejadian CAUTI sebesar 13 kasus (4,3%)
dari seluruh sampel penelitian. Kejadian CAUTI pada kelompok sebelum
penerapan HICPAC sebesar 11 kasus (7,3%) dari 150 sampel. Sedangkan
51
kejadian CAUTI pada kelompok setelah penerapan HICPAC sebesar 2 kasus
(1,3%) dari 150 sampel (Tabel. 4.12).
Pada uji chi-square, didapatkan nilai p-value sebesar 0,02. Nilai p-value
tersebut menunjukan terdapat perbedaan kejadian CAUTI yang bermakna
sebelum dilakukan penerapan dengan setelah dilakukan panduan HICPAC.
Berdasarkan nilai odds ratio didapatkan hasil 0,17. Dari nilai odds ratio tersebut
dapat diartikan bahwa penerapan HICPAC mengurangi risiko terjadinya CAUTI
sebesar 0,17 kali dibanding tidak diterapkan.
Tabel 4.13. Kejadian CAUTI Berdasarkan Faktor Risiko
CAUTI Tidak CAUTI
PR IK 95% p-
value n % n %
Penyakit
imunokompromis
penyerta
Ada
Tidak ada
Total
Lama Pemakaian
Kateter
1 hari
2 – 3 hari
4 – 5 hari
> 5 hari
Total
6
7
13
0
0
6
7
13
15,0
2,7
4,3
0
0
26,1
77,8
4,3
34
253
287
128
140
17
2
287
85,0
97,3
95,7
100
100
73,9
22,2
95,7
6,3
-
2-20
-
0,003*
0,00
*fisher’s exact test
Selain itu, kejadian CAUTI berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada Tabel
4.13. Dari tabel tersebut terlihat bahwa penyakit imunokompromis penyerta dan
durasi lama pemakian kateter berhubungan dengan kejadian CAUTI secara
signifikan. Pada sampel dengan penyakit imunokompromis penyerta terdapat 15%
kejadian CAUTI sedangkan pada sampel tanpa penyakit imunokompromis
52
penyerta hanya 2,7%. Berdasarkan nilai prevalence ratio didapatkan nilai sebesar
6,3 yang berarti pasien dengan penyakit imunokompromis penyerta berisiko 6,3
lebih besar daripada yang tidak.
Berdasarkan durasi pemakaian kateter menunjukan bahwa semua kejadian
CAUTI terjadi pada penggunaan kateter 4 hari atau lebih. Pada 4-5 hari
penggunaan terjadi 6 kasus atau 26,1% kejadian CAUTI. Sedangkan pada
penggunaan lebih dari 5 hari kejadian CAUTI mencapai 7 kasus atau 77,8%.
Namun sebaliknya, pada penggunaan kateter 1 sampai 3 hari tidak terjadi kejadian
CAUTI.
53
BAB V
PEMBAHASAN
Penggunaan kateter urin indwelling merupakan tindakan yang lazim
dilakukan di tempat pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit. Pada penelitian
ini menunjukan rata-rata rasio utilisasi kateter Rumah Sakit Deli Langkat sebesar
0,24 kateter-hari tahun 2017 dan 0,16 kateter-hari sampai November 2018.
National Healthcare Safety Network (NHSN) mempublikasi rasio utilisasi kateter
tahun 2013 sebesar 0,16 (37). Selain itu, penelitian yang dilakukan di Amerika
Serikat tahun 2014 menunjukan rasio utilisasi kateter sebesar 0,31 kateter-hari
(38). Penggunaan kateter di unit rawatan intesif lebih tinggi dibanding non unit
rawatan intensif yaitu sebesar 0,6 kateter-hari dibanding 0,2 kateter-hari.
Penelitian di China tahun 2011 juga menunjukan rasio utilisasi kateter yang tinggi
pada ruang rawatan intensif yaitu sebesar 0,71 kateter-hari (39). Hal ini
menunjukan bahwa penggunaan kateter dan durasi penggunaan kateter lebih
sering dilakukan di rawatan intensif.
Cara perhitungan angka kejadian CAUTI bervariasi. CDC menggunakan
angka insidensi (incidence rate) dari hasil perhitungan jumlah kasus baru CAUTI
per jumlah pengguna kateter per hari dalam satu bulan. Sedangkan beberapa
penelitian lain menggunakan perhitungan insidensi pada umumnya dari hasil
perhitungan jumlah kasus baru CAUTI per jumlah pasien dengan kateter dalam
satuan waktu tertentu. Angka insidensi berdasarkan CDC lebih tepat digunakan
karena onset kejadian CAUTI bisa terjadi kapan saja selama penggunaan kateter
atau bahkan setelah kateter dilepas (40).
54
NHSN melaporkan insidensi CAUTI sekitar 0,2-4,8 per 1.000 kateter-hari
pada pasien rawat inap di bangsal dan pada pasien rawatan intensif (ICU) lebih
tinggi yaitu sekitar 1,2-4,5 per 1.000 kateter-hari (37). Pada penelitian ini
didapatkan insidensi CAUTI Juni hingga November 2018 di Rumah Sakit Delia
Langkat sebesar 2,7 per 1.000 kateter-hari. Pada bulan Juni Hingga Agustus
terjadi penurunan tren CAUTI dari 3,5 menjadi 2,6 per 1.000 kateter-hari. Pada
bulan September terjadi peningkatan insidensi CAUTI dan merupakan yang
tertinggi pada periode tersebut sebesar 4,1 per 1.000 kateter-hari. Insidensi
terendah terjadi pada bulan Oktober dan November sebesar 0,8 per 1000 kateter-
hari.
Selain itu, penelitian potong lintang di enam rumah sakit di Australia
menunjukan rasio prevalensi CAUTI sebesar 1,4% (41). Insidensi yang cukup
tinggi terjadi di salah satu rumah sakit pendidikan India sebesar 42,9% (19).
Insidensi yang lebih tinggi juga terjadi di salah satu rumah sakit tersier India
sebesar 59% (42). Sedangkan insidensi CAUTI di Rumah Sakit Delia Langkat
sebesar 4,3%.
Pada penelitian ini menunjukan penurunan angka insidensi sebelum dan
sesudah penerapan panduan HICPAC. Pada bulan Juni sampai September 2018
yang mana belum diterapan panduan HICPAC, kejadian CAUTI berkisar antara
2,6-3,5 per 1.000 kateter-hari. Setelah dilakuakan pelatihan dan penerapan
HICPAC mulai per tengahan Oktober 2018, terjadi penurunan angka kejadian
CAUTI hinga mencapai 0,8 per 1.000 kateter-hari. Ini menunjukan penerapan
panduan HICPAC realistis dilakukan dan efektif dalam mencegah kejadian
55
CAUTI. Pada sampel sebelum penerapan panduan HICPAC didapatkan kejadian
sebanyak 11 kasus atau 7,3% sedangkan sampel setelah penerapan sebanyak 2
kasus atau 1,3% dengan nilai p-value sebesar 0,02.
Beberapa peneliti lain juga mengembangkan panduan pencegahan CAUTI.
Blanck, dkk tahun 2014 di Amerika berhasil menurunkan CAUTI dari 8,2 per
1.000 kateter-hari menjadi 4,3 per 1.000 kateter-hari (14). Van Gaal, dkk tahun
2011 menerapankan program keselamatan pasien yang mereka rancang pada
tahun 2009 (43,44). Hasil yang diperoleh terdapat perbedaan antara sampel yang
mendapatkan program keselamatan dibanding yang tidak. Pada sampel yang
mendapatkan program keselamatan pasien memiliki insidensi sebesar 2%
sedangkan sampel tanpa program tesebut sebesar 4% (44).
Panduan yang dibuat oleh Blanck, dkk terdiri dari 6 elemen yang harus
dilakukan selama penggunaan kateter. Keenam elemen tersebut dibuat dalam
bentuk borang checklist yang dilakuan saat pergantian shift yang meliputi 1)
memastikan urine bag lebih rendah daripada kandung kemih, 2) memastikan
urine bag tidak menyentuh lantai, 3) memastikan tidak ada tekukan/kinking dari
kateter atau selang urine bag, 4) memastikan terpasangnya pengait penggantung
kateter, 5) membersihkan daerah meatus dengan tisue pembersih non-antiseptik
sekali pakai, dan 6) mendiskusikan kemungkinan pelepasan kateter dengan klinisi
atau dokter penanggung jawab (14). Sedangkan program keselamatan pasien yang
dirancang Van Gaal, dkk untuk pencegahan CAUTI meliputi higinitas
pemasangan, menghindari penggunaan kateter dan durasi kateter yang terlalu
lama, dan memastikan tidak ada aliran yang obstruksi (43).
56
Panduan yang dikeluarkan HICPAC untuk mencegah CAUTI sudah mencakup
keenam elemen panduan yang dibuat Blanck, dkk dan program keselamatan
pasien dari Van Gaal. Panduan HICPAC menitikberatkan kepada 3 komponen
utama, yaitu tepat indikasi, tepat cara pemasangan, dan tepat cara perawatan
kateter. Ketiga komponen tersebut dilengkapi dengan program penguatan kualitas,
infrastruktur administratif, dan surveilens (10).
Gambar 5.1. Lingkaran Target Intervensi Pencegahan CAUTI (45)
Tepat indikasi penggunaan kateter menjadi strategi yang paling penting.
Penggunaan kateter yang tidak tepat memiliki kerugian yang lebih besar seperti
risiko terjadinya koloniasi dibanding manfaat penggunaannya (46). Pengetahuan
dokter penanggung jawab tentang penggunaan kateter yang efektif sangat
berpengaruh (47). Pada penelitian ini, sekitar 85,7% dokter spesialis sebagai
dokter penanggung jawab sebelum dilakukan sosialisasi dan pelatihan panduan
HICPAC memiliki pengetahuan yang baik. Setelah dilakukan sosialisasi dan
penerapan, seluruh dokter spesialis yang ada memiliki pengetahuan yang sangat
57
baik. Peningkatan pengetahuan ini juga diiringi penurunan kejadian CAUTI di
Rumah Sakit Delia Langkat.
Selain dokter penanggung jawab, pengetahuan tenaga medis lainnya tidak
dapat diabaikan. Tenaga medis lain dapat menjadi “pengingat” dokter penanggung
jawab terutama berkaitan dengan durasi penggunaan kateter (48). Lebih dari 50%
tenaga medis selain dokter spesialis sebelum sosialisasi dan pelatihan baik,
sisanya cukup. Setelah penerapan, hampir seluruhnya sudah sangat baik.
Peningkatan ini berdampak juga pada durasi penggunaan kateter. Setelah
dilakukan sosialisasi dan penerapan, sekitar 70% pasien hanya menggunakan
kateter dalam 1 hari.
Durasi penggunaan kateter merupakan salah satu faktor risiko utama
terjadinya CAUTI. Hasil multivariat beberapa faktor risiko CAUTI yang
dilakukan Leelakrishna menunjukan durasi penggunaan kateter menjadi faktor
yang paling berperan disamping faktor lainnya sperti penyakit imunokompromis
penyerta dan usia (19). Pada penelitian ini menunjukan kejadian CAUTI terjadi
pada pasien dengan penggunaan kateter 4 hari atau lebih. Dengan terpasangnya
kateter, risiko terjadinya infeksi sekitar 3-7% per hari. Ketika kateter terpasang
lebih dari satu minggu, risiko bakteriuria naik menjadi 25%, dan menjadi 100%
dalam satu bulan (10). Penelitian Al-Hazmi menyimpulkan bahwa untuk
mencegah kejadian CAUTI durasi penggunaan kateter tidak melebihi 3 sampai 8
hari (49).
Teknik pemasangan juga menjadi strategi yang tidak kalah pentingnya.
Pelatihan pemasangan dengan teknik aseptik dan steril dapat menurunkan
58
kejadian CAUTI (50). Tenaga medis yang akan melakukan pemasangan juga
berperan terjadinya CAUTI. Dari beberapa penelitian merekomendasikan
pemasangan kateter dilakukan oleh tenaga medis yang sudah dilatih. Penerapan
rekomendasi tersebut dapat mengurangi kejadian CAUTI (51). Pelatihan yang
dilakukan sebaiknya dilakukan secara berkala agar mengurangi kelalaian pada
saat pemasangan. Program pelatihan berkala juga merupakan bentuk program
penguatan kualitas yang direkomendasikan HICPAC.
Selama masa pemakaian kateter, cara perawatan pasien dengan kateter
juga mempengaruhi kejadian CAUTI. Tindakan higine tangan sebelum dan
sesudah melakukan manipulasi kateter dapat mengurangi risiko terjadinya CAUTI
(52). Tindakan ini mencegah terjadinya kolonisasi bakteri. Perawatan lain yang
juga penting ialah urine bag berada lebih rendah daripada kandung kemih dan
tidak menyentuh lantai. Urine bag yang berada sejajar dengan kandung kemih
memungkinkan terjadinya ascending bakteri yang ada di urine bag ke dalam
kandung kemih. Urine bag yang menyentuh lantai juga mempercepat kolonisasi
bakteri di bagian luar. Apabila melakukan pengosongan urine bag kolonisasi ini
dapat masuk ke bagian dalam akibat adanya percikan saat membuka dan menutup.
Oleh karena itu, pada saat melakukan pengosongan urine bag diusahakan tidak
ada percikan dan mulut katupnya tidak menyentuh pispot (53).
Penggunaan borang dari panduan HICPAC pada penelitian ini mudah
diaplikasikan. Hal ini terlihat dari tindakan setelah sosialisasi dan pelatihan.
Semua tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat melakukan keseluruhan item
yang ada. Blanck dkk menggunakan borang yang diintegrasikan dalam rekam
59
medis pasien yang menggunakan kateter (14). Prakash, dkk juga
mengimplementasikan borang yang ditujuan untuk pencegahan infeksi akibat alat
kesehatan seperti ventilator, IV line, dan kateter. Implementasi tersebut reliabel
dan mudah dilakukan oleh tenaga medis (54).
60
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan mengenai pengaruh penerapan Healthcare Infection Control
Practices Advisory Committee (HICPAC) terhadap kejadian infeksi saluran kemih
terkait penggunaan kateter di rumah sakit delia langkat tahun 2018 sebagai
berikut:
1. Terdapat penurunan insidensi kejadian Catheter-Associated Urinary Tract
Infection (CAUTI) sesudah penerapan panduan HICPAC. Hal ini
menunjukan panduan HICPAC dapat mencegah risiko terjadinya CAUTI
2. Terdapat peningkatan pengetahuan tenaga medis tentang pencegahan
Catheter-Associated Urinary Tract Infection (CAUTI) sesudah sosialisasi,
pelatihan, dan penerapan panduan HICPAC. Upaya sosialisasi dan
pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan tenaga medis mengenai
CAUTI.
3. Terdapat peningkatan sikap tenaga medis tentang pencegahan Catheter-
Associated Urinary Tract Infection (CAUTI) sesudah sosialisasi,
pelatihan, dan penerapan panduan HICPAC. Upaya sosialisasi dan
pelatihan dapat meningkatkan sikap tenaga medis mengenai CAUTI.
4. Terdapat peningkatan tindakan tenaga medis tentang pencegahan
Associated Urinary Tract Infection (CAUTI) sesudah sosialisasi,
pelatihan, dan penerapan panduan HICPAC. Upaya sosialisasi dan
61
pelatihan dapat meningkatkan tindakan tenaga medis mencegah terjadinya
CAUTI.
6.2. Saran
6.2.1. Bagi Peneliti
Penelitian yang dilakukan memiliki berbagai keterbatasan, oleh karena itu
terdapat beberapa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya mengevaluasi 150 pasien setelah diterapkan panduan
HICPAC. Penurunan kepatuhan menggunakan panduan tersebut dapat
menurun dalam jangka waktu yang panjang sehingga diperlukan penelitian
dalam jangka waktu yang lama.
2. Penelitian ini tidak mengevaluasi morbiditas dan mortalitas yang
disebabkan oleh CAUTI. Penilaian terhadap lama rawatan, cost analysis,
resistensi antibiotik diperlukan untuk menilai manfaat panduan HICPAC
secara konkret.
6.2.2. Rumah Sakit
Selain itu, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan oleh pihak
rumah sakit terkait antara lain:
1. Diperlukan perlakukan khusus terhadap pasien dengan faktor risiko
CAUTI seperti pasien dengan penyakit imunokompromis yang
menggunakan kateter. Pada panduan HICPAC sudah terdapat item yang
berisi untuk mempertimbangkan secara seksama pasien dengan penyakit
imunokompromis.
62
2. Durasi penggunaan kateter harus menjadi perhatian seluruh tenaga medis
yang merawat pasien. Pada panduan HICPAC sudah terdapat item yang
berisi untuk meminimalisir penggunaan kateter dan durasi pemakaian.
3. Panduan HICPAC dapat digunakan terintegrasi dengan rekam medis
sehingga dengan mudah dilaksanakan oleh seluruh tenaga medis.
Komitmen dalam melaksanakan seluruh panduan tersebut dapat
menurunkan kejadian CAUTI.
4. Penyediaan sarana dan prasana yang menunjang panduan CAUTI seperti
alat dan bahan untuk higinitas, peralatan steril menjadi hal yang penting.
5. Sosialisasi dan pelatihan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan tindakan. Kegiatan tersebut hendaknya dilakukan secara
periodik/regular mengikuti bukti-bukti ilmiah terbaru.
6. Pelaksanaan surveilens berkala membantu rumah sakit menjamin
keselamatan pasien.
63
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Patient safety: making health care safer.
Patient Saf Mak Heal care safer. 2017;1–20.
2. Anderson P. Improving Patient Safety: Insights from American, Australian
and British Healthcare. Vol. 327, Bmj. 2003. 109 p.
3. Komite Akreditasi Rumah Sakit. Standar Akreditasi Rumah Sakit versi
2012. Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2012;1–421.
4. World Health Organization. Health care-associated infections Fact sheet.
World Heal Organ. 2015;4.
5. Cassini A, Plachouras D, Eckmanns T, Abu Sin M, Blank HP, Ducomble
T, et al. Burden of Six Healthcare-Associated Infections on European
Population Health: Estimating Incidence-Based Disability-Adjusted Life
Years through a Population Prevalence-Based Modelling Study. PLoS
Med. 2016;13(10):1–16.
6. Parker V, Giles M, Graham L, Suthers B, Watts W, O’Brien T, et al.
Avoiding inappropriate urinary catheter use and catheter-associated urinary
tract infection (CAUTI): a pre-post control intervention study. BMC Health
Serv Res. 2017;17(1):1–9.
7. Casey M, Prasad S, Distel E, Evenson A. Evidence-Based Programs and
Strategies for Reducing Healthcare-Associated Infections in Critical Access
Hospitals. Flex Monit Team Policy Br. 2015;40(1):1–6.
8. Vebrilian SR. Evaluasi Sistem Surveilans Infeksi Nosokomial Catheter
Associated Urinary Tract Infection di RSU Haji SUrabaya Tahun 2015.
Univ Airlangga. 2016;
9. Ramayani OR, Siregar RS, Eyanoer PC, Ramayati R. Catheter-associated
urinary tract infection in children: A discriminant analysis prediction model
to prevent it. Curr Pediatr Res. 2017;21(3):420–4.
10. Improvement I for H. How-to Guide : Prevent Catheter-Associated
Urinary Tract Infections. 2011;(December).
11. Mehta Y, Gupta A, Todi S, Myatra SN, Samaddar DP. Guidelines for
prevention of hospital acquired infections. Indian J crotocal care Med.
2014;18(3):149–64.
12. Gould C. Catheter-associated Urinary Tract Infection (CAUTI) Toolkit
Activity C: ELC Prevention Collaboratives.
13. Daniels KR, Lee GC, Frei CR. Trends in catheter-associated urinary tract
infections among a national cohort of hospitalized adults, 2001-2010. Am J
Infect Control. 2014;42(1):17–22.
14. Blanck AM, Donahue M, Brentlinger L, Dixon Stinger K, Polito C. A
quasi-experimental study to test a prevention bundle for catheter-associated
urinary tract infections. J Hosp Adm. 2014;3(4):101–8.
15. Vyawahare CR, Gandham NR, Misra RN, Jadhav S V, Gupta NS, Angadi
KM. Occurrence of catheter-associated urinary tract infection in critical
care units. Med J Dr D Y Patil Univ. 2015;8(5):585–9.
16. Henry M. Evaluation of evidence-based practice of catheter associated
64
urinary tract infections prevention in a critical care setting : An integrative
review. J Nurs Educ Pract. 2018;8(7).
17. Davis KF, Colebaugh AM, Eithun BL, Kliger SB, Meredith DJ, Plachter N,
et al. Reducing Catheter-Associated Urinary Tract Infections : A Quality-
Improvement Initiative. Pediatrics. 2014;134(3).
18. Navoa-ng JA, Berba R, Galapia A. Device-associated infections rates in
adult , pediatric , and neonatal intensive care units of hospitals in the
Philippines : International Nosocomial Infection Control Consortium (
INICC ) findings. Am J Infect Control. 2011;39(7):548–54.
19. Tillekeratne LG, Linkin DR, Obino M, Omar A, Wanjiku M, Holtzman D,
et al. A multifaceted intervention to reduce rates of catheter-associated
urinary tract infections in a resource-limited setting. Am J Infect Control.
2014;42(1):12–6.
20. Jain M, Dogra V, Mishra B, Thakur A, Loomba P. Knowledge and attitude
of doctors and nurses regarding indication for catheterization and
prevention of catheter-associated urinary tract infection in a tertiary care
hospital. Indian J Crit Care Med. 2015;19(2):76.
21. Bellamy N. Educating Staff on the ANA CAUTI Prevention Tool in Order
to Reduce Infections on the Nursing Unit. University of San Francisco;
2016.
22. Parker D, Callan L, Harwood J, Thompson DL, Wilde M, Gray M. Nursing
Interventions to Reduce the Risk of Catheter-Associated Urinary Tract
Infection. J Wound, Ostomy Cont Nurs. 2009 Jan;36(1):23–34.
23. Felix K, Bellush M, Bor B. Guide to Preventing Urinary Tract Infections.
Assoc Prof Infect Control. 2014;87.
24. Parida S, Mishra S. Urinary tract infections in the critical care unit: A brief
review. Indian J Crit Care Med. 2013;17(6):370.
25. Tenke P, Mezei T, Bőde I, Köves B. Catheter-associated Urinary Tract
Infections. Eur Urol Suppl. 2017;16(4):138–43.
26. Vinoth M, Prabagaravarthanan R, Bhaskar M. Prevalence of
microorganisms causing catheter associated urinary tract infections (
CAUTI ) among catheterised patients admitted in a tertiary care hospital.
Int J Res Med Sci. 2017;5(6):2367–72.
27. Leelakrishna P, B KR. A study of risk factors for catheter associated
urinary tract infection. Int J Adv Med. 2018;5(2):334–9.
28. Lee NG, Marchalik D, Lipsky A, Rushton HG, Pohl HG, Song X. Risk
Factors for Catheter Associated Urinary Tract Infections in a Pediatric
Institution. J Urol. 2016;195(4):1306–11.
29. Hagerty T, Kertesz L, Schmidt JM, Agarwal S, Claassen J, Mayer SA, et al.
Risk factors for catheter-associated urinary tract infections in critically Ill
patients with subarachnoid hemorrhage. J Neurosci Nurs. 2015;47(1):51–4.
30. Sabir N, Ikram A, Zaman G, Satti L, Gardezi A, Ahmed A, et al. Bacterial
biofilm-based catheter-associated urinary tract infections: Causative
pathogens and antibiotic resistance. Am J Infect Control.
2017;45(10):1101–5.
31. Soto SM. Importance of Biofilms in Urinary Tract Infections: New
65
Therapeutic Approaches. Adv Biol. 2014;2014:1–13.
32. Blodgett TJ, Gardner SE, Blodgett NP, Peterson L V., Pietraszak M. A
Tool to assess the Sgins and Symptoms of Catheter-associated Urinary
Tract Infection: Development andr Reliability. Clin Nurse Reseacrh.
2015;24(4):341–56.
33. Davenport M, Mach KE, Shortliffe LMD, Banaei N, Wang H, Liao JC, et
al. New and developing diagnostic technologies for urinary tract infections.
Nat Rev Urol. 2017;14(5):296–310.
34. Mambatta A, Rashme V, Menon S, Jayarajan J, Harini S, Kuppusamy J.
Reliability of dipstick assay in predicting urinary tract infection. J Fam
Med Prim Care. 2015;4(2):265.
35. Peacock J, Peacock P. Oxford handbook of medical statistics. Peacock JL,
Peacock PJ, editors. Oxford University Press. Oxford: Oxford University
Press; 2011. 450 p.
36. Kausuhe J, Pangemanan DHC, Onibala F. Hubungan Pemasangan Kateter
Urine Dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Di RSU GMIM Pancaran
Kasih Manado. e-Jurnal Keperawatan (eKp). 2017;5(2):1–7.
37. Margaret A, Dudeck, Edwards JR, Allen-Bridson K, Gross C. National
Healthcare Safety Network (NHSN) Report, Data Summary for 2013,
Device-associated Module. Am J Infect Control. 2015;43(3):206–21.
38. Greene MT, Fakih MG, Fowler KE, Meddings J, Ratz D, Safdar N, et al.
Regional Variation in Urinary Catheter Use and Catheter-Associated
Urinary Tract Infection: Results from a National Collaborative. Infect
Control Hosp Epidemiol. 2014;35(S3):S99–106.
39. Xie D, Lai R, Nie S. Surveys of catheter-associated urinary tract infection
in a university hospital intensive care unit in China. Braz J Infect Dis.
2011;11(3):296–7.
40. Gould C V, Umscheid CA, Agarwal RK, Kuntz G, Pegues DA. Guideline
for Prevention of Catheter - Associated Urinary Tract Infections 2009.
Healthc Infect Control Pract Advis Comm. 2017;(2009):1–61.
41. Gardner A, Mitchell B, Beckingham W, Fasugba O. A point prevalence
cross-sectional study of healthcare-associated urinary tract infections in six
Australian hospitals. BMJ Open. 2014;4(7):1–9.
42. Khan MY, Venkateshwarlu C, Sreenivas G, Yousuf Khan M, Rahul P.
Study of incidence and risk factors of urinary tract infection in catheterized
patients admitted at tertiary care hospital, Nizamabad, Telangana State,
India. Int Arch Integr Med. 2016;3(8):83–92.
43. van Gaal BGI, Schoonhoven L, Mintjes JAJ, Borm GF, Hulscher MEJL,
Defloor T, et al. Fewer adverse events as a result of the SAFE or SORRY?
programme in hospitals and nursing homes. Part I: Primary outcome of a
cluster randomised trial. Int J Nurs Stud. 2011;48(9):1040–8.
44. Van Gaal BG, Schoonhoven L, Hulscher ME, Mintjes JA, Borm GF,
Koopmans RT, et al. The design of the SAFE or SORRY? study: A cluster
randomised trial on the development and testing of an evidence based
inpatient safety program for the prevention of adverse events. BMC Health
Serv Res. 2009;9:1–8.
66
45. Meddings J, Saint S. Disrupting the life cycle of the urinary catheter. Clin
Infect Dis. 2011;52(11):1291–3.
46. Meddings J, Rogers MAM, Krein SL, Fakih MG, Olmsted RN, Saint S.
Reducing unnecessary urinary Catheter use and other strategies to prevent
catheter-associated urinary tract infection: An integrative review. BMJ
Qual Saf. 2014;23(4):277–89.
47. Wenger JE. Reducing rates of catheter-associated urinary tract infection.
Am J Nurs. 2010;110(8):40–5.
48. Knoll BM, Wright D, Ellingson L, Kraemer L, Patire R, Kuskowski MA, et
al. Reduction of inappropriate urinary catheter use at a veterans affairs
hospital through a multifaceted quality improvement project. Clin Infect
Dis. 2011;52(11):1283–90.
49. Al-Hazmi H. Role of duration of catheterization and length of hospital stay
on the rate of catheter-related hospital-acquired urinary tract infections. Res
Reports Urol. 2015;7:41–7.
50. Olsen-Scribner RJ, Hayes C, Pottinger P. Sustaining Reduction of Catheter-
associated Urinary Tract Infection (CAUTI) - Outcomes After Two
Educational Methods in a Regional University-affiliated Medical Center.
Am J Infect Control. 2014;42(6):S22.
51. Gould C V, Umscheid CA, Agarwal RK, Kuntz G, Pegues DA. Guideline
for Prevention of Catheter - Associated Urinary Tract Infections 2009.
Infect Control Hosp Epidemiol. 2010;32(4).
52. Fasugba O, Koerner J, Mitchell BG, Gardner A. Systematic review and
meta-analysis of the effectiveness of antiseptic agents for meatal cleaning
in the prevention of catheter-associated urinary tract infections. J Hosp
Infect. 2017;95(3):233–42.
53. Mitchell B, Ware C, McGregor A, Brown S, Wells A, Stuart RL, et al.
ASID (HICSIG)/AICA Position Statement: Preventing catheter-associated
urinary tract infections in patients. Healthc Infect. 2011;16(2):45–52.
54. Sandeep W, Jyothi B, Reshma H, Tejaswi D, Rajesh B, Pratiksha C, et al.
Prevalence of hemoglobin variants and hemoglobinopathies using cation-
exchange high-performance liquid chromatography in central reference
laboratory of India: A report of 65779 cases. J Lab Physicians.
2017;9(4):264–8.
67
LAMPIRAN 1
PANDUAN HICPAC
Check List Panduan HICPAC
Tepat Indikasi Pemasangan Kateter
Intruksi:
Sebelum memutuskan untuk dilakuakan pemasangan kateter,
pastikan memenuhi 5 poin di bawah ini
beri
tanda
1 Penggunaan kateter hanya dilakukan jika ada indikasi yang
tepat dan dipasang selama diperlukan. (Kategori IB)
2
Hindari penggunaan kateter dan meminimalisir durasi
pemakaian kateter pada semua pasien, terutama yang berisiko
tinggi CAUTI seperti pasien dengan gangguan imunitas.
(Kategori IB)
3
Penggunaan kateter untuk inkontinensi juga harus dihindari.
Pada kasus inkontinensia disarankan penggunaan kateter
kondom. (Kategori IB)
4 Penggunaan kateter urin saat operasi jika dibutuhkan saja, tidak
sebagai rutinitas. (Kategori IB)
5
Untuk pasien operasi yang memiliki indikasi untuk penggunaan
kateter, kateter harus dilepas sesegera mungkin pasca operasi,
idealnya dalam 24 jam, kecuali jika ada indikasi yang tepat
untuk penerusan pemakaian. (Kategori IB)
Tepat Teknik Pemasangan Kateter
1
Lakukan higine tangan tepat sebelum dan sesudah pemasangan
atau manipulasi apapun pada alat kateter atau tempat kateter.
(Kategori IB)
2 Mengerti teknik aseptik yang benar pemasangan kateter dan
perawatannya
68
69
3
pemasangan kateter harus menggunakan teknik aseptik dan peralatan
steril. Menggunakan sarung tangan, doek, danspons steril,
menggunakan cairan antiseptik yang tepat untuk membersihkan
daerah periuretral, dan penggunaan jeli lubrikan steril sekali pakai.
(Kategori IB)
4 Pastikan kateter terjaga dengan baik setelah pemasangan untuk
mencegah pergerakan dan traksi uretra.
5
Jika tidak ada indikasi tertentu, disarankan untuk menggunakan
kateter dengan ukuran paling kecil tetapi sistem drainase tetap
baik. Hal ini bertujuan agar menghidari trauma trigonum kandung
kemih dan uretra. (Kategori II)
Tepat Perawatan Kateter
1
Jika melanggar aturan aseptik, terlepas, atau terjadi kebocoran, ganti
kateter dan urine bag dengan melakukan teknik aseptik dan peralatan
steril. (Kategori IB)
2
Menggunakan sistem kateter dengan prekoneksi, yaitu sambungan
kateter dan selang urine bag tersegel. (Kategori II)
3
Jaga kateter dan selang urine bag agar tidak tertekuk. (Kategori
IB)
4
Pastikan urine bag lebih rendah dari kandung kemih. Jangan
biarkan urine bag berada di lantai. (Kategori IB)
5
Kosongkan urine bag secara regular menggunakan penampung
urin (pispot) yang bersih dan tidak boleh digunakan bersama
pasien lain. Hindari percikan dan jaga agar keran urine bag tidak
bersentuhan dengan pispot. (Kategori IB)
70
6
Gunakan standar tindakan pencegahan berupa penggunaan sarung
tangan dan celemek saat melakukan manupulasi apapun pada
kateter dan sistem drainase lainnya. (Kategori IB)
7
Ganti kateter atau urine bag secara rutin, tetapi tidak dalam
interval yang sama. Penggantian dilakukan berdasarkan indikasi
klinis seperti infeksi, obstruksi, atau ketika terjadi kebocoran.
(Kategori II)
8
Jangan bersihkan area periuretra dengan menggunakan antiseptik
ketika kateter masih terpasang. Higine rutin yang tepat dapat
berupa pembersihan permukaan meatus ketika mandi. (Kategori
II)
9
Clamping kateter sebelum dilepaskan tidak disarankan. (Kategori
II)
10
Jika terjadi obstruksi dan kemungkinan disebabkan oleh material
kateter, ganti kateter. (Kategori IB)
71
LAMPIRAN 2
KUESIONER PENELITIAN
Pengetahuan
Petunjuk pengisian pertanyaan no 1-9:
Menurut anda, apakah pasien dengan kondisi tersebut diindikasikan atau tidak
untuk dipasang kateter.
Beri tanda centang pada kolom yang tersedia
No Pertanyaan Indikasi Tidak
Indikasi
1 Striktur uretra yang menyebabkan penyumbatan
aliran urin
2 Neurogenic Bladder akibat paraplegia atau
quadriplegia
3 Imobilisasi lama akibat fraktur tulang belakang
4 Memonitor urin output untuk pasien yang dapat
mobile
5 Membantu penyembuhan ulkus dekubitus pada
pasien inkontinensia
6 Perawatan untuk pasien inkontinensia
7 Prosedur rutin untuk semua operasi
8
Pada pasien yang akan menerima cairan dalam
jumlah banyak atau menggunakan diuretik selama
operasi
9 Perawatan palitatif untuk pasien penyakit tahap
terminal
Petunjuk pengisian pertanyaan no 10-20:
Menurut anda, apakah tindakan berikut ini efektif untuk mengurangi kejadian
infeksi saluran kemih akibat penggunaan kateter.
Beri tanda centang pada kolom yang tersedia
No Pertanyaan Efektif Tidak
Efektif
10 Cuci tangan tepat sebelum dan sesudah
manipulasi/menggerakan kateter dan urine bag
11 Menggunakan kateter dengan ukuran paling kecil
untuk meminimalisir trauma uretra
12
Penggunaan kateter hanya saat ada indikasi yang
tepat dan dicabut sesegera mungkin jika tidak ada
indikasi
72
13 Mencegah terjadinya kinking kateter/ selang urine
bag untuk mencegah obstruksi aliran urin
14 Melakukan irigasi kandung kemih dengan cairan
antibiotik minimal satu kali sehari
15 Melakukan tindakan aspetik pada daerah meatus
dengan cairan antiseptik minimal 2 kali sehari
16 urine bag harus dikosongkan secara regular
17 Urine bag harus berada di bawah level kandung
kemih
18 Melakukan isolasi pada pasien dengan ISK
19 pemeberian profilaksis antibiotik selama 3 hari
setelah pemasangan kateter
20 Pendidikan dan pelatihan tentang perawatan
kateter secara regular
Sikap
Petunjuk pengisian pertanyaan no 1-10:
Apakah anda setuju atau tidak kondisi tersebut diterapkan di lingkungan kerja
anda untuk mencegah infeksi saluran kemih akibat penggunaan kateter.
Beri tanda centang pada kolom yang tersedia
No Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju
1 Pembaruan sistem panduan pencegahan infeksi
saluran kemih akibat penggunaan kateter
2 Kateter dapat dipasang oleh seluruh perawat secara
bebas
3
Rumah sakit menjadikan pencegahan infeksi
saluran kemih akibat penggunaan kateter sebagai
prioritas
4
Infeksi saluran kemih bukan penyakit yang serius
sehingga tidak perlu tindakan khusus untuk
mencegahnya
5
Pendidikan dan pelatihan secara reguler tentang
perawatan kateter dapat mencegah infeksi saluran
kemih akibat penggunaan kateter
6 Kateter dapat dilepas oleh tenaga medis secara
bebas
7
Setiap tenaga medis harus memastikan tidak ada
kateter/selang urine bag yang kinking (tertekuk)
setiap visite/pergantian jaga
73
8
Membersihkan daerah periuretra dengan
menggunakan antiseptik minimal 2x sehari agar
mencegah infeksi
9 Melakukan clamping pada selang urine bag
sebelum kateter dilepas (bladder training)
10
Mengosongkan urine bag secara regular
menggunakan pispot yang bersih dan tidak boleh
digunakan bersama pasien lain
Tindakan
Berilah tanda checklist pada kolom yang sesuai anda lakukan sehari-hari
Tindakan Dilakukan Tidak
Dilakukan
1 Sebelum menggunakan kateter, sudah dilakukan
pertimbangan sesuai indikasi oleh DPJP
2 Setiap visit selalu menilai keperluan penggunaan
kateter, apakah masih tetap diperlukan atau
dilepas
3 Pada pasien inkontenesia mempertimbangkan
penggunakan kateter kondom
4 Setiap pasien yang menjalani operasi, melakukan
pertimbangan pemakaian kateter, bukan rutinitas
5 Melepaskan kateter pasien paska operasi dalam
24 jam, kecuali ada pertimbangan tertentu seperti
pemantauan urin output
6 Melakukan higine tangan tepat sebelum dan
sesudah pemasangan kateter
7 Melakukan teknik aseptik yang benar pemasangan
kateter dan perawatannya
8 Melakukan higine tangan atau manipulasi apapun
pada alat kateter atau tempat kateter.
9 Pastikan kateter terjaga dengan baik setelah
pemasangan untuk mencegah pergerakan dan traksi
uretra.
10 Menggunakan kateter dengan ukuran yang
terkecil
11 Jika melanggar aturan aseptik, terlepas, atau terjadi
kebocoran, ganti kateter dan urine bag dengan
74
melakukan teknik aseptik dan peralatan steril.
12 Menggunakan sistem kateter dengan prekoneksi,
yaitu sambungan kateter dan selang urine bag
tersegel.
13 Jaga kateter dan selang urine bag agar tidak
tertekuk.
14 Pastikan urine bag lebih rendah dari kandung
kemih. Jangan biarkan urine bag berada di lantai.
15
Kosongkan urine bag secara regular
menggunakan penampung urin (pispot) yang
bersih dan tidak boleh digunakan bersama pasien
lain. Hindari percikan dan jaga agar keran urine
bag tidak bersentuhan dengan pispot.
16 Mengganti kateter atau urine bag berdasarkan
indikasi klinis seperti infeksi, obstruksi, atau
ketika terjadi kebocoran.
17
Tidak melakukan pembersihan area periuretra
denan menggunakan antiseptik ketika kateter
masih terpasang. Higine rutin yang tepat dapat
berupa pembersihan permukaan meatus ketika
mandi.
18 Clamping kateter sebelum dilepaskan (pertanyaan
negatif)
19 Jika terjadi obstruksi dan kemungkinan
disebabkan oleh material kateter, ganti kateter.
20
Melakukan edukasi kepada keluarga dalam
perawatan kateter (mencegah kinking, urine bag
lebih rendah dari kandung kemih, urine bag tidak
menyentuh lantai
75
LAMPIRAN 3
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)
SOSIALISASI DAN PENERAPAN PANDUAN HICPAC
LATAR BELAKANG
Pemasangan kateter urin indwelling (kateter folley) menjadi tindakan yang
sering dijumpai di rumah sakit. Penggunaan kateter urin memiliki beberapa risiko,
salah satunya meningkatkan risiko infeksi. Infeksi akibat penggunaan kateter
(CAUTI/catheter-associated urinary tract infection) menjadi komplikasi paling
sering dibanding komplikasi yang lain. National Healthcare Safety Network
(NHSN) melaporkan kejadian CAUTI sekitar 0,2-4,8 per 1.000 kateter-hari pada
pasien rawat inap di bangsal dan pada pasien rawatan intensif (ICU) lebih tinggi
yaitu sekitar 1,2-4,5 per 1.000 kateter-hari. Selain itu CAUTI juga berkaitan
dengan durasi rawatan, biaya rawatan, penggunaan antibiotik, morbiditas, dan
mortalitas. Sehingga sering dilakukan studi yang bertujuan untuk mencegah
infeksi tersebut.
Berbagai macam tindakan/strategi pencegahan telah dikembangkan.
Kebanyakan tindakan pencegahan diadaptasi dari panduan CDC. Hal ini
disebabkan karena rekomendasi tindakan pada panduan CDC berdasarkan bukti
ilmiah yang kuat. Beberapa penelitian menilai ketepatan indikasi kateter, cuci
tangan, program pendidikan tenaga kesehatan, protokol pelaksana untuk perawat,
checklist pencegahan CAUTI, bundel CAUTI, dan pembatasan lama penggunaan
76
kateter. Semua rekomendasi tersebut sukses terutama jika dilakukan secara
kombinasi bersama-sama. Kebanyakan penelitian bertujuan untuk mengurangi
jumlah pemasangan kateter dan lama pemakainan kateter.
Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee mengeluarkan
panduan pencegahan CAUTI pada tahun 2009 yang merupakan pembaruan dan
perluasan dari panduan CDC tahun 1981. Panduan ini terdiri dari 6 rekomendasi
utama untuk mencegah CAUTI. Dalam sosialisasi dan penerapan ini akan dibahas
6 rekomendasi tersebut dan tahapan pelaksanaannya.
TUJUAN
1. Menjelaskan tentang infeksi saluran kemih terkait penggunaan kateter
secara umum.
2. Menjelaskan tentang panduan HICPAC
3. Melakukan tahap uji coba pelaksanaan panduan HICPAC
4. Mendiskusikan pelaksanaan uji coba yang telah berjalan
KEGIATAN
1. Sosialisasi tentang infeksi saluran kemih terkait kateter dan Panduan
HICPAC
Bentuk kegiatan : Materi/ceramah
Alat yang dibutuhkan : Satuan Acara Pembelajaran/Penyuluhan
Slide Materi
Waktu Pelaksanaan : Senin, 22 Oktober 2018, estimasi 1,5 jam
77
2. Uji Coba Penerapan HICPAC
Bentuk kegiatan : teringrasi dengan pelayanan pasien
Alat yang dibutuhkan : checklist panduan HICPAC
Waktu Pelaksanaan : 22-29 Oktober 2018
3. Diskusi Penerapan Panduan HICPAC
Bentuk kegiatan : diskusi
Alat yang dibutuhkan : -
Waktu Pelaksanaan : Senin, 29 Oktober 2018
78
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
Topik : Infeksi Saluran Kemih Terkait Penggunaan Kateter
Waktu pertemuan : 30 menit
Sasaran : Seluruh tenaga medis RS Delia Langkat
A. Tujuan instruksi
1. Umum
Setelah mendengarkan materi ini, seluruh tenaga medis diharapkan mampu
mengerti dan memahami mengenai infeksi saluran kemih terkait
penggunaan kateter.
2. Khusus
Setelah mengikuti materi ini, seluruh tenaga medis akan dapat :
- Mengerti definisi infeksi saluran kemih terkait penggunan kateter
- Mengerti faktor risiko infeksi sauran kemih terkait penggunaan kateter
- Mengerti patofisiologi dan mikroorganisme infeksi saluran kemih terkait
penggunan kateter
- Mengerti cara diagnosis infeksi saluran kemih terkait penggunan kateter
B. Pokok Bahasan : Pengenalan terhadap Infeksi Saluran Kemih Terkait
Penggunaan Kateter
79
C. Sub Pokok Bahasan
1. Definisi infeksi saluran kemih terkait penggunan kateter
2. Faktor risiko infeksi saluran kemih terkait penggunan kateter
3. Patofisiologi dan Mikroorganisme infeksi saluran kemih terkait penggunan
kateter
4. Gejala dan diagnosis infeksi saluran kemih terkait penggunan kateter
D. Kegiatan
Tahap Kegiatan pengajaran Kegiatan Tenaga
Medis
Media dan
alat
Pendahuluan
Mengucapkan salam
pembukaan dan
memperkenalkan diri
Mendengarkan
Laptop
Lcd
pointer
Penyajian
Menjelaskan definisi infeksi
saluran kemih terkait
penggunan kateter
Mendengar
Mencatat
menjawab
Laptop
Lcd
Pointer
Memberikan kesempatan
kepada audiens untuk bertanya Bertanya
Menjelaskan faktor risiko
infeksi saluran kemih terkait
penggunan kateter
Mendengarkan
Memberikan kesempatan
kepada audiens untuk bertanya Bertanya
Menjelaskan patofisiologi
infeksi saluran kemih terkait
penggunan kateter
Mendengarkan
80
Memberikan kesempatan
kepada audiens untuk bertanya Bertanya
Menjelaskan gelaja dan infeksi
saluran kemih terkait
penggunan kateter
Mendengarkan
Penutup Memberikan kesempatan
kepada audiens untuk bertanya
Mendengarkan
81
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
Topik : Panduan HICPAC
Waktu pertemuan : 45 menit
Sasaran : Seluruh tenaga medis RS Delia Langkat
A. Tujuan instruksi
1. Umum
Setelah mendengarkan materi ini, seluruh tenaga medis diharapkan mampu
mengerti, memahami dan menerapkan panduan HICPACmengenai infeksi
saluran kemih terkait penggunaan kateter.
2. Khusus
Setelah mengikuti materi ini, seluruh tenaga medis akan dapat :
- Menerapkan tepat indikasi penggunaan kateter
- Menerapkan tepat teknik pemasangan kateter
- Menerapkan tepat teknik perawatan kateter
- Mengerti cara menggunakan checklist
B. Pokok Bahasan :
Panduan HICPAC
C. Sub Pokok Bahasan
1. Indikasi Penggunaan Kateter
82
2. Teknik Pemasangan Kateter
3. Teknik Perawatan Kateter
D. Kegiatan
Tahap Kegiatan pengajaran Kegiatan
Tenaga Medis
Media dan
alat
Pendahuluan
Mengucapkan salam
pembukaan dan
memperkenalkan diri
Mendengarkan
Laptop
Lcd
pointer
Penyajian
Menjelaskan tepat indikasi
penggunaan kateter
Mendengar
Mencatat
menjawab
Laptop
Lcd
Pointer
Memberikan kesempatan
kepada audiens untuk
bertanya
Bertanya
Menjelaskan tepat teknik
pemasangan kateter Mendengarkan
Memberikan kesempatan
kepada audiens untuk
bertanya
Bertanya
Menjelaskan tepat teknik
perawatan kateter Mendengarkan
Memberikan kesempatan
kepada audiens untuk
bertanya
Bertanya
Menjelaskan penggunaan
checklist Mendengarkan
Penutup Memberikan kesempatan
kepada audiens untuk
bertanya
Mendengarkan
83
LAMPIRAN 4
UJI VALIDITAS DAN REABILITAS
A. Uji Validitas
Pengetahuan
84
Sikap
B. Uji Reabilitas
Pengetahuan
Sikap
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.838 20
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.838 10
85
LAMPIRAN 5
MASTER DATA
A. Tenaga Medis
Pengeta-
huanSikap Tindakan
Pengeta-
huanSikap Tindakan
1 1 2 26 2 3 10 8 9 20 9 20
2 1 2 28 2 1 10 8 9 19 10 20
3 1 1 24 2 1 13 7 11 17 8 20
4 1 4 23 2 1 12 8 9 15 10 20
5 1 2 23 2 3 15 5 10 18 9 20
6 1 4 30 2 4 12 5 8 17 8 20
7 1 3 24 2 2 10 7 9 18 10 20
8 1 2 28 2 3 14 7 10 18 9 20
9 1 2 31 2 4 8 6 10 16 8 20
10 1 2 24 2 2 9 7 10 17 9 20
11 1 1 26 2 2 10 6 9 17 8 20
12 1 2 21 2 1 10 6 8 17 9 20
13 1 2 23 2 1 12 5 9 18 8 20
14 1 2 28 2 4 13 7 9 17 9 20
15 1 2 25 2 2 12 6 9 18 10 20
16 1 3 26 2 4 14 7 9 18 9 20
17 1 2 26 2 6 10 8 9 18 10 20
18 1 2 24 2 2.5 11 5 8 17 8 20
19 1 2 23 2 1 14 5 8 19 8 20
20 1 1 22 2 1 9 5 9 16 9 20
21 1 2 30 2 4 8 6 9 16 7 20
22 1 4 23 2 1 12 5 8 17 8 20
23 1 2 23 2 1 10 7 13 16 9 20
24 1 2 25 2 3 12 8 13 17 9 20
25 1 5 21 2 7 11 6 9 17 8 20
26 1 2 24 2 3 13 2 11 18 8 20
27 1 2 23 2 1 13 7 10 18 8 20
28 1 1 26 2 4 13 6 9 18 8 20
29 1 2 25 2 2 12 6 9 17 9 20
30 1 2 29 2 6 10 5 12 16 8 20
31 1 2 21 2 2 9 6 8 16 8 20
32 1 5 23 2 1 13 4 2 17 9 20
33 1 4 24 2 3 10 7 10 16 9 20
34 1 2 22 2 1 13 5 8 15 8 20
35 1 3 24 2 4 13 5 8 16 8 20
36 1 2 23 2 1 10 8 9 16 9 20
37 1 2 24 2 2 10 6 9 16 7 20
38 1 2 25 2 1 9 5 8 18 7 20
39 1 2 26 2 3 13 7 12 17 9 20
40 1 2 28 2 3 9 7 9 16 10 20
SetelahSebelumRespon-
den
Pendidik
an
Unit
BekerjaUmur
Jenis
Kelamin
Lama
Bekerja
86
41 1 2 22 2 1 9 5 9 15 8 20
42 1 2 30 2 4 13 6 12 18 8 20
43 1 5 25 2 5 8 7 9 16 9 20
44 1 2 27 2 5 13 4 10 18 10 20
45 2 2 24 2 1 9 5 8 16 8 20
46 2 2 30 2 3 7 8 10 15 9 20
47 2 2 31 1 9 9 5 9 16 9 20
48 1 3 26 2 4 14 7 9 18 9 20
49 1 1 24 2 1 13 7 9 17 9 20
50 1 2 26 2 3 10 8 9 16 9 20
51 1 2 26 2 4 13 6 12 18 9 20
52 1 2 24 2 2.5 11 5 9 17 8 20
53 1 1 24 2 1 13 7 9 17 8 20
54 1 2 28 2 1 10 8 10 16 9 20
55 1 1 24 2 1 13 7 9 17 10 20
56 1 1 26 2 3 13 7 9 17 9 20
57 1 2 24 2 3 13 2 9 18 7 20
58 1 2 23 2 1 13 7 12 18 8 20
59 1 2 23 2 3 15 5 10 18 8 20
60 1 2 28 2 3 14 7 9 18 9 20
61 1 4 24 2 3 10 7 9 16 10 20
62 1 2 31 2 4 8 6 13 16 8 20
63 1 1 26 2 4 13 6 10 18 8 20
64 1 2 24 2 2 9 7 10 17 9 20
65 1 2 26 2 3 13 7 10 15 7 20
66 1 2 24 2 3 13 2 10 18 7 20
67 1 2 23 2 1 13 7 9 15 8 20
68 1 2 21 2 1 10 6 10 17 8 20
69 1 2 23 2 1 12 5 10 18 8 20
70 1 1 26 2 4 13 6 10 18 8 20
71 1 2 26 2 6 10 8 11 18 8 20
72 2 2 31 1 9 9 5 8 16 8 20
73 1 4 24 2 3 10 7 9 16 10 20
74 1 2 24 2 2.5 11 5 11 17 8 20
75 1 1 24 2 1 13 7 9 17 9 20
76 1 2 23 2 1 14 5 8 19 9 20
77 1 1 26 2 3 13 7 10 17 9 20
78 2 2 30 2 3 7 8 9 16 9 20
79 1 2 24 2 1 13 7 9 17 9 20
80 1 2 25 2 2 12 6 12 18 9 20
81 3 2 24 1 2 15 7 12 18 9 20
82 3 2 28 1 3 7 8 9 15 9 20
83 3 4 30 1 7 11 5 9 18 7 20
84 3 4 23 2 1 14 8 9 18 9 20
85 3 5 24 2 2 10 8 11 16 9 20
86 3 1 30 1 4 9 6 13 18 8 20
87 3 2 34 2 13 9 7 10 16 9 20
88 3 2 23 2 8 13 8 9 19 9 20
89 3 1 27 2 3 9 4 8 16 8 20
90 3 3 26 2 4 8 5 10 16 8 20
91 3 2 23 2 2 7 6 9 16 8 20
92 3 2 29 2 4 12 7 9 18 9 20
93 3 3 22 2 1 10 6 9 16 8 20
94 3 2 32 2 7 15 6 8 18 8 20
95 3 2 22 2 1 11 7 9 17 9 20
96 3 2 24 1 2 15 7 9 18 9 20
97 3 1 24 1 2 9 8 12 16 9 20
98 3 4 27 1 5 11 8 11 18 9 20
99 3 5 27 2 6 9 6 8 16 7 20
100 3 2 21 2 1 14 7 13 18 8 20
87
Keterangan:
Pendidikan:
1. D3 Kebidanan
2. D4 Kebidanan/S1 terapan
3. D3 Keperawatan
4. S1 Profesi Keperawatan
5. Profesi Dokter Umum
6. Profesi Dokter Spesialis
Unit Kerja:
1. IGD
2. IRNA
3. ICU
4. COT
5. IRJ
Jeni Kelamin
1. Laki-laki 2. Perempuan
Usia dan Lama Bekerja: dalam satuan tahun
101 4 1 22 2 1 8 5 8 16 8 20
102 4 4 26 1 4 8 6 13 16 8 20
103 4 3 22 2 7 13 7 9 16 7 20
104 5 1 27 2 5 9 8 13 16 10 20
105 5 1 39 2 12 10 7 9 16 9 20
106 5 1 28 1 3 12 7 9 16 9 20
107 5 1 36 2 10 10 7 9 16 9 20
108 5 1 43 2 15 10 7 10 16 9 20
109 5 1 28 1 4 12 7 9 16 9 20
110 5 1 37 2 9 10 7 9 16 10 20
111 5 1 33 2 11 10 7 9 16 10 20
112 5 1 38 1 12 12 7 11 16 9 20
113 6 1 34 1 8 12 7 11 16 10 20
114 6 2 38 2 5 14 8 9 17 10 20
115 6 2 36 1 1 13 8 9 17 10 20
116 6 5 44 2 3 11 8 11 16 10 20
117 6 3 42 1 5 9 8 10 16 10 20
118 6 1 36 1 3 13 8 10 18 10 20
119 6 2 44 2 4 14 7 11 19 9 20
120 6 2 39 1 5 11 8 9 16 10 20
121 6 2 44 2 7 14 8 12 17 10 20
122 6 2 39 1 4 13 8 11 17 10 20
123 6 5 47 2 9 11 8 9 16 10 20
124 6 5 41 2 3 11 8 9 16 10 20
125 6 2 52 1 15 9 8 9 16 10 20
126 6 2 36 1 7 13 8 12 18 10 20
127 6 2 40 1 13 11 8 9 16 10 20
128 6 2 47 1 8 9 8 9 16 10 20
129 6 2 46 2 6 14 7 13 19 10 20
130 6 2 37 1 2 13 8 9 17 10 20
131 6 5 37 2 2 11 8 11 16 10 20
132 6 2 42 1 7 13 8 11 17 10 20
133 6 2 41 1 8 13 8 10 18 10 20
89
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
Tota
lS
1S
2S
3S
4S
5S
6S
7S
8S
9S
10
Tota
lT1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
T9
T10
T11
T12
T13
T14
T15
T16
T17
T18
T19
T20
Tota
l
10
00
10
10
11
11
11
00
01
00
110
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
21
00
00
00
10
11
11
00
11
10
110
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
30
10
10
10
11
11
11
00
11
10
113
11
10
11
10
01
71
00
01
11
10
00
11
10
11
01
011
40
10
11
01
10
10
11
10
10
10
112
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
50
01
11
01
11
11
11
01
10
11
115
11
00
11
10
00
51
11
01
11
00
00
10
00
11
01
010
61
01
00
11
01
10
10
10
11
10
112
10
10
10
10
01
51
00
01
11
00
00
10
00
11
01
08
71
00
01
00
11
11
10
10
01
00
110
11
11
10
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
80
11
11
10
11
11
11
00
11
00
114
11
11
10
10
01
71
10
01
11
00
01
10
00
11
01
010
90
00
00
00
10
11
11
00
11
00
18
11
11
10
10
00
61
10
01
11
00
00
10
10
11
01
010
10
01
00
00
01
01
11
10
01
10
01
91
11
11
01
00
17
11
00
11
10
00
01
00
11
10
10
10
11
00
01
11
01
01
01
10
00
01
11
10
11
01
11
10
00
61
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
12
00
00
10
11
01
11
10
01
10
01
10
10
11
10
10
01
61
00
01
11
00
00
10
00
11
01
08
13
00
00
00
11
01
11
11
11
10
11
12
10
01
10
10
01
51
01
01
11
00
00
10
00
11
01
09
14
11
01
00
01
11
11
10
01
11
01
13
11
01
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
15
01
01
00
01
10
10
10
11
11
11
12
10
01
01
10
11
61
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
16
01
01
11
11
11
11
10
01
10
01
14
11
11
10
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
17
01
10
10
01
01
00
10
01
11
01
10
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
18
00
01
00
01
01
11
11
01
11
01
11
10
10
10
10
01
51
00
01
11
00
00
10
00
11
01
08
19
01
11
11
10
11
01
11
01
10
01
14
10
10
10
10
01
51
00
01
11
00
00
10
00
11
01
08
20
00
01
00
01
11
01
10
01
10
01
91
01
01
01
00
15
10
00
11
10
00
01
01
01
10
10
9
21
00
00
00
01
01
11
10
01
10
01
81
11
11
01
00
06
11
00
11
10
00
01
00
01
10
10
9
22
00
01
10
01
01
11
10
01
11
11
12
10
01
10
10
01
51
00
01
11
00
00
10
00
11
01
08
23
10
00
00
01
01
11
10
01
11
01
10
11
11
11
00
01
71
10
01
11
10
01
11
10
11
01
013
24
00
01
11
10
01
11
00
01
11
11
12
10
11
11
10
11
81
00
01
11
11
11
10
01
11
01
013
25
01
01
00
01
01
11
10
01
11
01
11
11
11
10
10
00
61
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
26
00
01
01
01
11
10
11
11
10
11
13
10
00
00
10
00
21
01
01
11
00
00
11
10
11
01
011
27
00
01
11
01
01
11
11
01
11
01
13
10
11
11
10
01
71
00
01
11
00
01
11
00
11
01
010
28
01
01
11
11
11
01
10
01
10
01
13
11
01
11
10
00
61
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
29
00
10
11
11
01
11
10
01
10
01
12
10
11
10
10
01
61
00
01
11
00
00
10
10
11
01
09
30
10
00
00
01
01
11
10
01
11
01
10
10
10
10
10
01
51
00
01
11
10
00
11
11
11
01
012
31
00
10
00
01
01
11
10
01
10
01
91
01
11
01
00
16
10
00
11
10
00
01
00
01
10
10
8
32
01
11
00
01
01
11
10
01
11
11
13
01
00
11
10
00
41
10
00
00
00
00
00
00
00
00
02
33
00
11
00
01
11
10
10
01
10
01
10
11
11
10
10
01
71
10
01
11
00
00
10
10
11
01
010
34
00
11
10
11
01
11
11
10
01
10
13
11
00
01
10
10
51
00
01
11
00
00
10
00
11
01
08
35
10
01
01
01
11
11
10
01
11
01
13
10
01
10
10
01
51
00
01
11
00
00
10
00
11
01
08
36
10
00
00
01
01
11
10
01
11
01
10
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
37
00
01
00
01
01
11
10
01
01
11
10
11
00
11
10
01
61
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
38
01
10
11
00
11
11
00
01
00
00
91
01
11
01
00
05
10
00
11
10
00
01
00
01
10
10
8
39
11
01
00
01
11
11
10
01
11
01
13
11
01
11
10
01
71
10
01
11
10
00
11
10
11
01
012
40
00
00
00
01
01
11
10
01
11
01
91
11
01
11
00
17
11
00
11
10
00
01
00
01
10
10
9
41
00
00
11
01
11
10
01
00
10
01
91
00
10
11
00
15
10
00
11
10
00
11
00
01
10
10
9
42
01
00
10
01
11
11
10
01
11
11
13
10
11
10
10
01
61
00
01
11
01
10
10
11
11
01
012
43
00
00
00
01
01
11
10
01
10
01
81
10
11
11
00
17
11
00
11
10
00
01
00
01
10
10
9
44
01
11
01
01
11
01
10
11
10
01
13
11
00
00
10
01
41
11
01
11
00
00
10
00
11
01
010
45
00
01
00
01
01
11
00
01
11
01
91
00
11
01
00
15
10
00
11
10
00
01
00
01
10
10
8
46
00
00
00
01
01
01
10
01
10
01
71
11
11
11
00
18
11
00
11
10
00
11
00
01
10
10
10
47
00
01
00
01
01
11
10
01
10
01
91
01
01
01
00
15
10
00
11
10
00
01
01
01
10
10
9
48
01
01
11
11
11
11
10
01
10
01
14
11
11
10
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
49
01
01
01
01
11
11
10
01
11
01
13
11
10
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
50
00
01
01
01
11
11
10
00
10
01
10
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
Pe
nge
tah
uan
Se
be
lum
Sika
p S
eb
elu
mTi
nd
ak S
eb
elu
mR
espon
den
90
51
01
01
11
11
11
01
10
01
10
01
13
11
01
11
10
00
61
10
01
11
10
00
11
10
11
01
012
52
00
01
00
01
01
11
11
01
11
01
11
10
10
10
10
01
51
00
01
11
00
00
10
01
11
01
09
53
01
01
01
01
11
11
10
01
11
01
13
11
10
11
10
01
71
00
01
11
00
00
10
10
11
01
09
54
10
00
00
01
01
11
10
01
11
01
10
11
11
11
10
01
81
10
01
11
01
00
10
00
11
01
010
55
01
01
01
01
11
11
10
01
11
01
13
11
10
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
56
11
01
00
01
11
11
10
01
11
01
13
11
01
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
57
00
01
01
01
11
10
11
11
10
11
13
10
00
00
10
00
21
01
01
11
00
00
10
00
11
01
09
58
00
01
11
01
01
11
11
01
11
01
13
10
11
11
10
01
71
00
01
11
00
10
11
11
11
01
012
59
00
11
10
11
11
11
10
11
01
11
15
11
00
11
10
00
51
11
01
11
00
00
10
00
11
01
010
60
01
11
11
01
11
11
10
01
10
01
14
11
11
10
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
61
00
11
00
01
11
10
10
01
10
01
10
11
11
10
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
62
00
00
00
01
01
11
10
01
10
01
81
11
11
01
00
06
11
00
11
11
00
01
11
11
10
10
13
63
01
01
11
11
11
01
10
01
10
01
13
11
01
11
10
00
61
10
01
11
00
00
10
10
11
01
010
64
01
00
00
01
01
11
10
01
10
01
91
11
11
01
00
17
10
00
11
10
00
01
11
01
10
10
10
65
11
01
00
01
11
11
10
01
11
01
13
11
01
11
10
01
71
10
01
11
00
01
10
00
11
01
010
66
00
01
01
01
11
10
11
11
10
11
13
10
00
00
10
00
21
01
01
11
00
00
10
01
11
01
010
67
00
01
11
01
01
11
11
01
11
01
13
10
11
11
10
01
71
00
01
11
01
00
10
00
11
01
09
68
00
00
10
11
01
11
10
01
10
01
10
10
11
10
10
01
61
00
01
11
00
00
11
10
11
01
010
69
00
00
00
11
01
11
11
11
10
11
12
10
01
10
10
01
51
01
01
11
00
01
10
00
11
01
010
70
01
01
11
11
11
01
10
01
10
01
13
11
01
11
10
00
61
10
01
11
01
00
10
00
11
01
010
71
01
10
10
01
01
00
10
01
11
01
10
11
11
11
10
01
81
00
01
11
00
10
10
11
11
01
011
72
00
01
00
01
01
11
10
01
10
01
91
01
01
01
00
15
10
00
11
10
00
01
00
01
10
10
8
73
00
11
00
01
11
10
10
01
10
01
10
11
11
10
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
74
00
01
00
01
01
11
11
01
11
01
11
10
10
10
10
01
51
00
01
11
10
00
11
10
11
01
011
75
01
01
01
01
11
11
10
01
11
01
13
11
10
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
76
01
11
11
10
11
01
11
01
10
01
14
10
10
10
10
01
51
00
01
11
00
00
10
00
11
01
08
77
11
01
00
01
11
11
10
01
11
01
13
11
01
11
10
01
71
10
01
11
00
01
10
00
11
01
010
78
00
00
00
01
01
01
10
01
10
01
71
11
11
11
00
18
11
00
11
10
00
01
00
01
10
10
9
79
01
01
01
01
11
11
10
01
11
01
13
11
10
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
80
01
01
00
01
10
10
10
11
11
11
12
10
01
01
10
11
61
01
01
11
01
01
10
01
11
01
012
81
00
11
10
10
11
11
11
01
11
11
15
11
01
11
10
01
71
10
01
11
00
01
11
10
11
01
012
82
00
00
00
01
01
01
10
01
10
01
71
11
11
11
00
18
11
00
11
10
00
01
00
01
10
10
9
83
01
01
11
00
11
01
00
00
11
11
11
11
00
10
10
01
51
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
84
00
01
10
11
11
11
11
01
11
01
14
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
85
00
01
00
01
01
11
10
01
11
01
10
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
10
10
01
11
01
011
86
01
00
01
01
01
10
10
11
00
01
91
11
11
10
00
06
11
10
11
11
00
01
11
01
10
10
13
87
00
00
00
01
01
11
10
01
11
01
91
10
11
11
00
17
11
00
11
10
00
11
00
01
10
10
10
88
01
10
10
01
01
11
11
01
10
11
13
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
89
00
01
00
01
01
11
10
01
10
01
91
00
01
01
00
14
10
00
11
10
00
01
00
01
10
10
8
90
00
00
00
01
01
11
10
01
10
01
81
01
01
01
00
15
10
00
11
10
10
11
00
01
10
10
10
91
00
00
00
01
01
10
10
01
10
01
71
01
01
11
00
16
10
00
11
10
10
01
00
01
10
10
9
92
00
01
11
01
11
11
01
01
10
01
12
11
11
10
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
93
00
01
00
01
11
11
10
01
01
01
10
10
11
10
10
01
61
00
01
11
01
00
10
00
11
01
09
94
11
11
11
10
11
11
10
01
10
01
15
10
10
11
10
01
61
00
01
11
00
00
10
00
11
01
08
95
00
10
00
10
11
10
11
01
10
11
11
11
01
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
96
00
11
10
10
11
11
11
01
11
11
15
11
01
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
97
00
01
00
01
01
11
10
01
10
01
91
11
11
11
00
18
11
00
11
10
01
11
00
11
10
10
12
98
00
00
10
11
01
01
11
01
11
01
11
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
11
10
11
01
011
99
00
00
00
01
01
11
10
01
11
01
91
01
01
11
00
16
10
00
11
10
00
01
00
01
10
10
8
100
00
11
10
10
11
11
11
01
01
11
14
11
01
11
11
00
71
10
11
11
00
01
10
00
11
11
113
91
101
00
00
00
01
01
11
10
01
10
01
81
01
01
01
00
15
10
00
11
10
00
01
00
01
10
10
8
102
00
00
00
01
01
11
10
01
10
01
81
01
11
01
00
16
10
00
11
11
01
01
11
11
10
10
13
103
11
01
00
01
11
11
10
01
11
01
13
11
01
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
104
00
01
00
11
01
11
10
00
11
00
91
10
11
11
01
18
11
00
11
11
00
11
10
11
10
10
13
105
10
00
00
01
01
11
10
01
11
01
10
11
10
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
106
10
01
00
01
11
11
10
01
11
01
12
11
01
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
107
10
00
00
01
01
11
10
01
11
01
10
11
10
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
108
10
00
00
01
01
11
10
01
11
01
10
11
10
11
10
01
71
10
01
11
00
01
10
00
11
01
010
109
10
01
00
01
11
11
10
01
11
01
12
11
01
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
110
10
00
00
01
01
11
10
01
11
01
10
11
10
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
111
10
00
00
01
01
11
10
01
11
01
10
11
10
11
10
01
71
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
112
10
01
00
01
11
11
10
01
11
01
12
11
01
11
10
01
71
10
01
11
00
10
10
01
11
01
011
113
10
01
00
01
11
11
10
01
11
01
12
11
01
11
10
01
71
10
01
11
00
00
11
10
11
01
011
114
00
01
00
11
11
11
11
01
11
11
14
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
115
10
00
00
11
01
11
11
01
11
11
13
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
116
00
00
01
01
01
11
10
01
11
11
11
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
11
10
11
01
011
117
00
01
00
01
01
01
10
01
11
01
91
11
11
11
00
18
11
00
11
10
00
11
00
01
10
10
10
118
10
01
00
11
01
01
11
11
11
01
13
11
11
11
10
01
81
11
01
11
00
00
10
00
11
01
010
119
10
01
11
11
00
11
11
10
11
01
14
11
11
10
11
00
71
10
01
11
00
01
10
00
11
10
111
120
00
01
00
01
01
11
10
01
11
11
11
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
121
00
01
00
11
11
11
11
01
11
11
14
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
11
10
01
11
01
012
122
10
00
00
11
01
11
11
01
11
11
13
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
11
10
11
01
011
123
00
00
01
01
01
11
10
01
11
11
11
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
124
00
00
01
01
01
11
10
01
11
11
11
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
125
00
01
00
01
01
01
10
01
11
01
91
11
11
11
00
18
11
00
11
10
00
01
00
01
10
10
9
126
10
01
00
11
01
01
11
11
11
01
13
11
11
11
10
01
81
11
01
11
00
10
10
01
11
01
012
127
00
01
00
01
01
11
10
01
11
11
11
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
128
00
01
00
01
01
01
10
01
11
01
91
11
11
11
00
18
11
00
11
10
00
01
00
01
10
10
9
129
10
01
11
11
00
11
11
10
11
01
14
11
11
10
11
00
71
11
11
11
00
00
10
00
11
11
113
130
10
00
00
11
01
11
11
01
11
11
13
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
10
00
11
01
09
131
00
00
01
01
01
11
10
01
11
11
11
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
00
11
10
11
01
011
132
10
00
00
11
01
11
11
01
11
11
13
11
11
11
10
01
81
10
01
11
00
10
10
01
11
01
011
133
10
01
00
11
01
01
11
11
11
01
13
11
11
11
10
01
81
11
01
11
00
00
10
00
11
01
010
92
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
TO
TA
LS
1S
2S
3S
4S
5S
6S
7S
8S
9S
10
Tota
lT1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
T9
T10
T11
T12
T13
T14
T15
T16
T17
T18
T19
T20
Tota
l
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
21
11
11
11
11
11
11
10
11
11
119
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
31
11
10
11
11
11
11
00
11
11
117
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
41
11
11
11
10
00
01
10
11
11
115
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
51
01
11
11
11
11
11
01
11
11
118
11
11
11
11
10
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
61
01
10
11
11
11
11
10
11
11
117
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
71
01
11
11
11
11
11
10
11
11
118
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
81
11
11
11
11
11
11
00
11
11
118
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
91
01
10
11
11
11
11
00
11
11
116
11
11
11
11
00
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
10
11
11
01
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
11
10
11
11
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
11
00
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
12
10
11
11
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
10
11
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
13
10
11
01
11
11
11
11
11
11
11
18
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
14
11
11
01
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
15
11
11
01
11
11
11
10
11
11
11
18
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
16
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
18
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
17
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
18
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
18
10
11
01
11
11
11
11
01
11
11
17
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
19
11
11
11
11
11
11
11
01
11
11
19
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
20
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
11
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
21
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
00
71
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
22
10
11
11
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
23
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
24
10
11
11
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
10
11
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
25
11
11
01
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
11
00
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
26
10
11
01
11
11
11
11
11
11
11
18
11
11
11
10
10
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
27
10
11
11
11
11
11
11
01
11
11
18
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
28
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
18
11
11
11
11
00
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
29
10
11
11
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
10
11
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
30
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
31
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
32
11
11
01
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
11
10
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
33
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
34
10
11
11
11
00
00
11
11
11
11
15
11
11
11
10
10
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
35
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
36
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
37
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
71
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
38
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
18
11
11
11
10
00
71
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
39
11
11
01
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
40
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
41
10
11
11
11
11
11
11
01
11
11
18
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
42
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
18
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
43
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
44
11
11
01
11
11
11
10
11
11
11
18
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
45
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
46
10
11
01
11
01
11
10
01
11
11
15
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
47
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
11
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
48
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
18
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
49
11
11
01
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
50
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
Sika
p S
ete
lah
Tin
dak
Se
tela
hP
en
geta
hu
an S
ete
lah
Respond
en
93
51
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
18
11
11
11
11
10
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
52
10
11
01
11
11
11
11
01
11
11
17
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
53
11
11
01
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
54
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
55
11
11
01
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
56
11
11
01
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
57
10
11
01
11
11
11
11
11
11
11
18
11
11
11
10
00
71
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
58
10
11
11
11
11
11
11
01
11
11
18
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
59
10
11
11
11
11
11
10
11
11
11
18
11
11
11
11
00
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
60
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
18
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
61
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
62
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
00
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
63
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
18
11
11
11
11
00
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
64
11
11
01
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
10
11
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
65
11
11
01
11
00
11
10
01
11
11
15
11
11
11
11
01
71
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
66
10
11
01
11
11
11
11
11
11
11
18
11
11
11
10
00
71
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
67
10
11
11
11
00
01
11
01
11
11
15
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
68
10
11
11
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
69
10
11
01
11
11
11
11
11
11
11
18
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
70
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
18
11
11
11
11
00
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
71
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
18
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
72
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
73
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
74
10
11
01
11
11
11
11
01
11
11
17
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
75
11
11
01
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
76
11
11
11
11
11
11
11
01
11
11
19
11
11
11
10
11
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
77
11
11
01
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
78
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
79
11
11
01
11
11
11
10
01
11
11
17
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
80
11
11
01
11
11
11
10
11
11
11
18
11
11
11
10
11
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
81
10
11
11
11
11
11
11
01
11
11
18
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
82
10
11
01
11
01
11
10
01
11
11
15
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
83
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
18
11
11
11
11
01
71
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
84
10
11
11
11
11
11
11
01
11
11
18
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
85
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
86
11
11
01
11
11
11
10
11
11
11
18
11
11
11
11
00
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
87
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
88
11
11
11
11
11
11
11
01
11
11
19
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
89
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
90
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
91
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
92
10
11
11
11
11
11
11
01
11
11
18
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
93
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
94
11
11
11
11
11
11
10
01
11
11
18
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
95
10
11
01
11
11
11
11
01
11
11
17
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
96
10
11
11
11
11
11
11
01
11
11
18
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
97
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
98
10
11
11
11
11
11
11
01
11
11
18
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
99
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
01
71
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
100
10
11
11
11
11
11
11
01
11
11
18
11
11
11
11
00
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
94
101
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
102
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
10
01
81
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
103
11
11
01
11
11
00
10
01
11
11
15
11
11
11
11
01
71
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
104
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
105
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
106
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
107
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
108
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
109
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
110
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
111
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
112
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
01
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
113
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
114
10
11
01
11
11
11
11
01
11
11
17
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
115
10
11
01
11
11
11
11
01
11
11
17
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
116
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
117
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
118
10
11
01
11
11
11
11
11
11
11
18
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
119
10
11
11
11
11
11
11
11
11
11
19
11
11
11
11
10
91
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
120
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
121
10
11
01
11
11
11
11
01
11
11
17
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
122
10
11
01
11
11
11
11
01
11
11
17
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
123
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
124
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
125
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
126
10
11
01
11
11
11
11
11
11
11
18
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
127
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
128
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
129
10
11
11
11
11
11
11
11
11
11
19
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
130
10
11
01
11
11
11
11
01
11
11
17
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
131
10
11
01
11
11
11
10
01
11
11
16
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
132
10
11
01
11
11
11
11
01
11
11
17
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
133
10
11
01
11
11
11
11
11
11
11
18
11
11
11
11
11
101
11
11
11
11
11
11
11
11
11
120
95
B. Pasien yang Menggunakan Kateter
Kode
Sampel
Jenis
Kelamin Usia
Imunoko
mpromis
Lama
Rawatan
Tempat
Pemasan
gan
Lama
Pemakaia
n CAUTI
Kode
Sampel
Jenis
Kelamin Usia
Imunoko
mpromis
Lama
Rawatan
Tempat
Pemasan
gan
Lama
Pemakaia
n CAUTI
SEB1 2 32 2 4 1 3 2 SET1 2 20 2 4 1 1 2
SEB2 2 29 2 4 1 3 2 SET2 2 34 2 4 1 1 2
SEB3 2 20 2 4 1 3 2 SET3 2 30 2 4 1 1 2
SEB4 2 26 2 4 1 3 2 SET4 2 47 2 4 1 1 2
SEB5 2 35 2 4 1 3 2 SET5 2 33 2 4 1 1 2
SEB6 2 45 2 4 1 3 2 SET6 2 22 2 4 1 1 2
SEB7 2 29 2 4 1 3 2 SET7 2 27 2 4 1 1 2
SEB8 2 30 2 4 1 3 2 SET8 2 27 2 4 1 1 2
SEB9 2 18 2 4 1 3 2 SET9 2 29 2 4 1 1 2
SEB10 2 23 2 4 2 3 2 SET10 2 33 2 4 1 1 2
SEB11 2 28 2 4 1 3 2 SET11 2 38 2 3 1 1 2
SEB12 2 32 2 4 1 3 2 SET12 2 33 2 4 1 1 2
SEB13 2 26 2 4 1 3 2 SET13 2 35 2 4 1 1 2
SEB14 2 31 2 4 1 3 2 SET14 2 24 2 4 1 1 2
SEB15 2 33 2 4 2 3 2 SET15 2 22 2 4 1 1 2
SEB16 2 24 2 4 1 3 2 SET16 2 26 2 4 1 1 2
SEB17 2 38 2 4 1 3 2 SET17 2 26 2 4 1 1 2
SEB18 2 36 2 4 1 3 2 SET18 2 33 2 4 1 1 2
SEB19 2 28 2 4 1 3 2 SET19 2 19 2 4 1 1 2
SEB20 2 34 2 4 1 3 2 SET20 2 27 2 4 1 1 2
SEB21 2 22 2 4 1 3 2 SET21 2 35 2 4 1 1 2
SEB22 2 25 2 4 1 3 2 SET22 2 25 2 4 1 1 2
SEB23 2 38 2 4 1 3 2 SET23 2 26 2 4 1 1 2
SEB24 2 34 2 4 1 3 2 SET24 2 23 2 4 1 1 2
SEB25 2 36 2 4 1 3 2 SET25 2 19 2 4 1 1 2
SEB26 2 29 2 4 1 3 2 SET26 2 22 2 4 1 1 2
SEB27 2 27 2 4 1 3 2 SET27 2 35 2 4 1 1 2
SEB28 2 36 2 4 1 3 2 SET28 2 28 2 4 1 1 2
SEB29 2 24 2 4 1 3 2 SET29 2 31 2 4 2 1 2
SEB30 2 21 2 4 1 3 2 SET30 2 36 2 4 1 1 2
SEB31 2 35 2 4 1 3 2 SET31 2 29 2 4 1 1 2
SEB32 2 30 2 4 1 3 2 SET32 2 31 2 4 2 1 2
SEB33 2 21 2 4 2 3 2 SET33 2 30 2 4 2 1 2
SEB34 2 35 2 4 2 3 2 SET34 2 24 2 4 2 1 2
SEB35 2 29 2 4 2 3 2 SET35 2 27 2 4 2 1 2
SEB36 2 26 2 4 2 3 2 SET36 2 26 2 4 2 1 2
SEB37 2 27 2 4 2 3 2 SET37 2 27 2 4 2 1 2
SEB38 2 18 2 4 2 3 2 SET38 2 21 2 4 2 1 2
SEB39 2 24 2 4 2 3 2 SET39 2 20 2 4 2 1 2
SEB40 2 36 2 4 2 3 2 SET40 2 24 2 4 2 1 2
SEB41 2 22 2 4 2 3 2 SET41 2 28 2 4 2 1 2
SEB42 2 20 2 4 2 3 2 SET42 2 34 2 4 2 1 2
SEB43 2 25 2 4 2 3 2 SET43 2 29 2 4 2 1 2
SEB44 2 34 2 4 2 3 2 SET44 2 21 2 4 2 1 2
SEB45 2 28 2 4 2 3 2 SET45 2 24 2 4 2 1 2
SEB46 2 34 2 4 2 3 2 SET46 2 26 2 4 2 1 2
SEB47 2 30 2 4 2 3 2 SET47 2 34 2 4 2 1 2
SEB48 2 43 2 4 2 3 2 SET48 2 20 2 4 2 1 2
SEB49 2 24 2 4 2 3 2 SET49 2 27 2 4 2 1 2
SEB50 2 25 2 4 2 3 2 SET50 2 27 2 4 2 1 2
SEB51 2 26 2 4 2 3 2 SET51 2 33 2 4 2 1 2
SEB52 2 20 2 4 2 3 2 SET52 2 30 2 4 2 1 2
SEB53 2 28 2 4 2 3 2 SET53 2 21 2 4 2 1 2
SEB54 2 32 2 4 2 3 2 SET54 2 18 2 4 1 1 2
SEB55 2 24 2 4 2 3 2 SET55 1 27 2 5 1 1 2
SEB56 2 33 2 4 2 3 2 SET56 1 17 2 4 1 1 2
SEB57 1 18 2 4 1 3 2 SET57 1 34 2 5 1 1 2
SEB58 1 64 2 7 1 4 2 SET58 2 28 2 4 1 1 2
SEB59 1 23 2 5 1 4 2 SET59 1 44 2 5 1 1 2
SEB60 1 19 2 4 1 3 2 SET60 1 50 2 4 1 1 2
SEB61 1 49 2 4 1 3 2 SET61 1 33 2 4 1 1 2
SEB62 1 52 2 4 1 3 2 SET62 1 41 2 4 1 1 2
SEB63 1 55 2 4 1 3 2 SET63 1 47 2 4 1 1 2
SEB64 2 18 2 4 1 3 2 SET64 1 33 2 4 1 1 2
SEB65 1 23 2 4 1 3 2 SET65 1 58 2 4 1 1 2
SEB66 1 56 2 5 1 3 2 SET66 1 4 2 4 1 1 2
SEB67 1 35 2 4 1 3 2 SET67 1 48 2 5 1 1 2
SEB68 1 85 2 4 1 3 2 SET68 1 51 2 5 1 1 2
SEB69 1 49 2 4 1 3 2 SET69 2 29 2 4 1 1 2
SEB70 1 52 2 4 1 3 2 SET70 2 22 2 4 2 1 2
SEB71 2 36 2 5 1 4 2 SET71 2 32 2 4 1 1 2
SEB72 1 60 2 5 1 3 2 SET72 2 36 2 4 1 1 2
SEB73 1 56 2 5 1 4 2 SET73 2 37 2 4 1 1 2
SEB74 1 52 2 4 1 4 2 SET74 2 35 2 4 1 1 2
SEB75 1 42 2 4 1 3 2 SET75 1 59 2 4 1 1 2
96
SEB76 2 33 2 5 1 4 2 SET76 2 22 2 4 1 1 2
SEB77 2 36 2 4 1 3 2 SET77 2 29 2 4 1 1 2
SEB78 2 23 2 4 1 1 2 SET78 1 63 2 5 1 1 2
SEB79 2 27 2 4 1 3 2 SET79 2 19 2 4 1 1 2
SEB80 2 21 2 4 1 4 2 SET80 1 33 2 4 1 1 2
SEB81 2 18 2 4 1 3 2 SET81 1 85 2 5 1 1 2
SEB82 1 19 2 5 1 4 2 SET82 2 15 2 4 1 1 2
SEB83 1 59 2 4 1 3 2 SET83 2 44 2 4 1 1 2
SEB84 2 18 2 4 1 2 2 SET84 2 29 2 4 2 1 2
SEB85 2 25 2 4 1 3 2 SET85 2 22 2 4 2 1 2
SEB86 2 21 2 5 2 3 2 SET86 1 54 2 4 1 3 2
SEB87 2 21 2 6 2 4 2 SET87 2 32 2 4 2 1 2
SEB88 2 29 2 3 2 2 2 SET88 2 51 2 4 1 1 2
SEB89 2 31 2 3 2 2 2 SET89 2 21 2 4 2 1 2
SEB90 2 32 2 4 2 2 2 SET90 2 35 2 4 1 1 2
SEB91 2 21 2 5 2 4 2 SET91 2 31 2 5 2 1 2
SEB92 2 57 2 3 3 3 2 SET92 1 66 1 4 3 3 2
SEB93 1 57 1 8 3 8 1 SET93 2 60 1 1 3 1 2
SEB94 2 63 2 5 3 3 2 SET94 2 27 2 1 3 1 2
SEB95 2 25 2 3 3 3 2 SET95 2 58 1 2 3 2 2
SEB96 1 54 1 6 3 6 1 SET96 1 95 1 2 3 2 2
SEB97 2 45 2 5 2 4 2 SET97 2 58 1 5 3 3 2
SEB98 2 72 1 1 3 1 2 SET98 2 88 2 1 3 1 2
SEB99 2 63 1 1 3 1 2 SET99 2 53 1 1 1 1 2
SEB100 2 58 1 5 3 5 1 SET100 1 56 1 1 3 1 2
SEB101 1 49 1 2 3 2 2 SET101 2 58 1 4 3 2 2
SEB102 1 67 2 2 1 2 2 SET102 1 76 2 8 3 6 1
SEB103 1 69 2 2 3 2 2 SET103 2 73 2 8 3 3 2
SEB104 1 54 1 2 3 2 2 SET104 2 44 2 7 3 3 2
SEB105 1 83 1 5 3 3 2 SET105 2 56 2 3 3 2 2
SEB106 1 74 1 1 3 1 2 SET106 2 28 2 5 3 2 2
SEB107 1 56 2 8 3 5 1 SET107 1 63 1 7 3 5 2
SEB108 1 37 2 4 3 1 2 SET108 1 75 2 8 3 6 1
SEB109 2 60 2 1 1 1 2 SET109 1 56 1 8 3 6 1
SEB110 2 55 2 4 3 1 2 SET110 1 63 1 5 3 3 2
SEB111 1 34 2 4 3 1 2 SET111 2 65 2 5 3 3 2
SEB112 1 57 2 7 3 5 1 SET112 1 75 2 4 3 3 2
SEB113 2 68 1 5 3 5 1 SET113 2 41 1 1 3 1 2
SEB114 1 60 2 5 3 3 2 SET114 2 86 2 2 3 1 2
SEB115 1 66 1 10 3 10 1 SET115 1 77 2 2 3 1 2
SEB116 1 67 2 2 3 2 2 SET116 1 66 1 3 3 1 2
SEB117 2 4 2 2 3 2 2 SET117 1 38 2 4 3 4 2
SEB118 2 14 2 4 3 1 2 SET118 1 65 2 2 3 1 2
SEB119 1 60 2 4 3 2 2 SET119 1 67 1 5 3 4 2
SEB120 2 27 2 2 3 2 2 SET120 2 26 2 1 3 1 2
SEB121 1 73 2 5 2 3 2 SET121 2 47 2 5 3 2 2
SEB122 2 63 2 2 3 2 2 SET122 2 54 2 3 3 1 2
SEB123 1 43 2 3 3 2 2 SET123 2 61 1 4 2 2 2
SEB124 1 67 1 2 3 1 2 SET124 1 57 2 5 3 3 2
SEB125 2 32 2 2 2 2 2 SET125 1 52 2 7 3 4 2
SEB126 2 51 1 5 3 2 2 SET126 1 66 1 6 3 3 2
SEB127 2 71 2 1 3 1 2 SET127 2 60 2 9 3 4 2
SEB128 2 40 2 4 3 2 2 SET128 1 66 2 3 3 3 2
SEB129 2 51 2 6 3 2 2 SET129 1 31 2 1 3 1 2
SEB130 2 69 2 4 3 2 2 SET130 2 20 2 7 3 3 2
SEB131 1 73 2 1 3 1 2 SET131 1 63 2 5 3 2 2
SEB132 1 73 2 4 3 2 2 SET132 2 65 1 7 3 1 2
SEB133 2 38 2 5 2 3 2 SET133 1 50 1 1 3 1 2
SEB134 2 56 2 1 3 1 2 SET134 1 61 2 4 3 4 2
SEB135 2 76 2 10 3 10 1 SET135 1 26 1 1 3 1 2
SEB136 2 79 2 1 3 1 2 SET136 2 40 2 1 3 1 2
SEB137 2 39 2 3 3 3 2 SET137 2 42 1 4 3 1 2
SEB138 1 69 2 8 3 6 2 SET138 1 76 1 5 3 1 2
SEB139 1 59 2 2 3 1 2 SET139 2 78 1 2 3 1 2
SEB140 2 48 2 1 3 1 2 SET140 1 59 2 1 3 1 2
SEB141 2 65 2 7 3 5 1 SET141 1 52 2 2 3 2 2
SEB142 1 51 2 4 1 3 2 SET142 2 47 2 4 3 2 2
SEB143 1 57 2 4 1 3 2 SET143 1 42 1 4 3 4 2
SEB144 2 15 2 4 1 3 2 SET144 2 61 2 8 3 3 2
SEB145 1 39 2 4 1 3 2 SET145 1 60 2 6 3 2 2
SEB146 1 49 2 4 1 3 2 SET146 2 51 2 3 3 2 2
SEB147 1 53 2 4 1 3 2 SET147 2 60 1 1 1 1 2
SEB148 2 25 2 4 1 2 2 SET148 1 46 2 4 3 3 2
SEB149 1 47 2 4 1 3 2 SET149 2 52 1 4 2 2 2
SEB150 1 44 1 6 3 6 1 SET150 1 48 1 4 3 2 2
97
Keterangan:
Jenis Kelamin : 1) Laki-laki
2) Perempuan
Usia: dalam tahun
Imunokompromis: 1) Iya
2) Tidak
Lama rawatan; Lama pemakaian: dalam hari
Tempat Pemasangan: 1) IGD
2)IRNA
3) ICU
CAUTI: 1) Iya
2) Tidak
98
LAMPIRAN 6
ANALISIS DATA
A. Karakteristik Tenaga Medis
99
B. Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis
100
101
102
C. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis Berdasarkan
Karakteristik
103
104
105
106
107
D. Karakteristik Pasien yang Menggunakan Kateter
108
109
110
E. Analisis Kejadian CAUTI
111
112
LAMPIRAN 7
DOKUMENTASI
113
114
115
LAMPIRAN 8
SURAT IZIN PENELITIAN