Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIPA DI SMA
BOPKRI 1 YOGYAKARTA PADA PEMBELAJARAN HUKUM HOOKE
TAHUN AJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh :
Desinta Putri Anastasia
(151424045)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING
TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X
MIPA DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA PADA PEMBELAJARAN
HUKUM HOOKE TAHUN AJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh :
Desinta Putri Anastasia
(151424045)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INI{UIRI TERBIMBING
TEREADAP KEAI(TIFAN DAN EASIL BELAJAft SISIilA KELAS X
MIPA I}I SMA BOPKRI l YOGYAKARTA PAI}A PEMBELAJARAN
IIUKUM IIOOKE TAIIUN AJAR{N 2fi1812019
Drsusun ril+h"
Desinta irutri Anastasia
15142404_s
Telah Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. Tarsisius Sarkim. fuI.Ed.. Ph.D Tanggal. 4 Juli 2Gi9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBINGTERIIADAP KEAKTITAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XMIPA DI SMA BOPKRI l YOGYAKARTA PADA PEMBELAJARAN
EUKUM HOOKE TAHTEi AJARAN 281812019
OIeh:
Desinta Putri Anastasia1s1424445
Telah dipertahankan di depan panitia pengujiPada tanggal 29 Juli 2019
dan diayatakan memenuhi syarat
Susunan Paaitia Peaguj iNama
Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd.
Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S.Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed", Ph.D.Drs. Domi Severinus,Ivf. Si.
Dwi Nugrahsxi Rositarvati, M. Si.
'Ianda Tangan
KetuaSekretarisAnggotaAnggotaAnggota
Yogyakarta .29 luli 2019Fakultas Keguruan dan ilmu PendidikanUniversitas Sanata DharmaDekan
iii
Ynhanes Harsovs, S.Pd., 1v{.Si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Matius 7:8 Karena setiap orang yang meminta, menerima
dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang
yang mengetok, baginya pintu dibukakan”
“Agar sukses, kemauanmu untuk berhasil harus lebih besar dari ketakutanmu akan
kegagalan” Bill Cosby
Karya tulis ini saya persembahkan
kepada:
Kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga
penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
Kepada Bapak Stevanus Warsino dan keluarga yang telah memberikan
dukungan, doa, restu dan semangat selama proses perkulihan dan proses
menyelesaikan skripsi ini.
Kepada dosen-dosen pendidikan fisika Universitas Sanata Dharma, yang
telah membimbing selama perkuliahan
Kepada teman saya Elsa, Mel, Mariana yang sudah membantu dalam
pengambilan data skripsi di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
Kepada teman-teman pendidikan fisika 2015 yang saling memberikan
semangat selama pengerjaan skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA
Saya trenyatakan clengalt scsr-rnsguhn1,,'a bahu a skripsi \,an-s sava tulis ini ticlak
t-tlet-nuat karyii atau bagialt kan'a orang 1ain" kecr:ali 1,ang tclah cltscbutl<an tlalam
kutipatt clan tcrcantunr dalan-t cl.rfiar' pustaka. scbaqilinrana lavakuva l<ar1,a iln,iah.
Yogvakarta. 29 .lLrii 20 1 9
P entrlis
I)esinta I)r-rtt'i Anasl a-sia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bctlancla tangan di bari ah ini. sa1,a ntahasisu'a Uuiversitas Sanata Dharrna
Nanra : Desinta Pr:tri Ana.-stasia
NIN,I : I 51,12210:15
Dcrli penget-nbangitn ilnru 1-rcnuctahuan. sava nten-lberikiin kc1;acla
I)crpustakaan Universitas Sanata Dhrnr-ra lnrtuk nreur inrpan liarYa ilntiah saya yalrg
berjudLrl.
PENCAITUH PENEII.,.\I',.\N I'ENDEIi.\I-,\5 I\KTIIRI I'EIII}I]}tBINC'fERfIADAP I(EAIi'IIF.,\N l),\N H-\SIt. tlllL.\.i.\R SIS\\'.\ KI--1,.{S X}IIPA DI SNIA BOPKRI I YOG\',\K,,\R.-I-.\ P,\DA PENIBE.I,,.\.I\R,\\IIUKtTNI I{00Kti't'.LHLj}J,\.t.-\t{.{N 20 ltt/20 I 9
Dettgltn ilentjliian sl\ ll ilrcllbcrilill;r iicpurlrr 1)cr-pLrstal,aun t,l'ri..,t,r':,ittrs
Sattala Ditarttta hltli ltittuli nrerrviinplur- nruir-glrjilrlilLn rltiuil b,.:rr1L:1' ntciiiu llirt-
n-tcngelolanya clalant bentLrll Itenqhaian ilrtu. ruenrlistnbrrsikirn sccl.ll'ii 1ci-iriita:i. illir.r
rttetrpurl-rlikasikan cli intenret atau nreclia lain untuk kc1;entingan akacleniis tairpa
perlu ntetninta ijin dat'i st-r r nraullLlu rnerrbcrikan rovalty kepacla saya selal-na tet;,rp
rnencantur-nkan nar-r-ia sava sebagai penulis.
Den-rikian perityatai,lit ini sar a buat clengan scbenarn,va.
Dibuat cii Yogyakarta
Pacla tar-iggal. 29 .luli l0l9
Yang menyatakar-r
Dcsinta Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Desinta Putri Anastasia. 2019. Pengaruh Penerapan Pendekatan Inkuiri
Terbimbing Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIPA SMA
BOPKRI 1 Yogyakarta pada Pembelajaran Hukum Hooke Tahun Ajaran
2018/2019. Skripsi. Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Drs. T. Sarkim, M.
Ed., Ph.D.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan
pendekatan inkuiri terbimbing terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek
penelitian ini adalah 25 siswa X MIPA 2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Dengan
menggunakan satu kelas yang diberikan treatment pendekatan inkuiri. Instrumen
yang digunakan dalam pengambilan data yaitu tes tertulis essai (pretest dan
posttest) dengan 5 jumlah soal, beserta observasi. Peningkatan hasil belajar
berdasarkan nilai yang diperoleh dari pretest dan posttest dianalisis secara statistik
menggunakan program SPSS uji T-Dependent, keaktifan siswa kelas dianalisis dari
lembar observasi dan diperkuat dari rekaman video.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri pada
pembelajaran hukum Hooke berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat dari nilai |thitung| (76,010) > ttabel (2,042) pada analisis uji T signifikan.
Penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran hukum Hooke meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar rata-rata pretest adalah
1,76, hasil belajar rata-rata posttest 81,88. Keaktifan siswa X MIPA 2 SMA
BOPKRI 1 Yogyakarta berada pada kriteria aktif.
Kata kunci: pendekatan inkuiri, hasil belajar siswa, keaktifan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Desinta Putri Anastasia. 2019. The Influence of Guided Inquiry Approach
Application Towards Students Participation and Student Learning Outcomes
grade X MIPA on Senior High School BOPKRI 1 Yogyakarta about Hooke Laws
of the Academic Year 2018/2019. Thesis, Phsic Education, Department of
Mathematic Education and Science, Faculty of Teacher Training and Education,
Sanata Dharma University Yogyakarta. Advisor: Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D.
This study aims to figure out how for the influence of application guided
inquiry approach towards student participation and student learning outcomes.
The type of the research is a descriptive quantitative. The subjects of study
were 25 students of class X MIPA 2. This research uses one class given the inquiry
approach. The instruments used in the data collection are:written tests essay
(pretest and posttest) with 5 number of questions along observations. Improvement
of student learning outcomes based on the pretest and posttest were statically
analyzed using SPSS T-Dependent, the level of activity student analyzed from
observation and video recording.
The results of this study indicate that the application of inquiry approach
about Hooke laws has an effect on students learning outcomes. This can be seen
from the value of |tcount| (76,010) > ttable (2,042) in T-test analysis. The interest of
student in grade X MIPA SHS BOPKRI 1 Yogyakarta Hooke laws material can
increase students learning outcomes. This can be seen from the mean of data pretest
is equal to 1,76 and after applied inquiry approach posttest is equal to 81,88.
Towards students participation in the class during learning includes active criteria.
Keywords: inquiry approach, student learning outcomes, student activity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penrapan Pendekatan Inkuiri terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas X
MIPA di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Pada Materi Hukum Hooke Tahun Ajaran
2018/2019”. Penulisan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana pada Program Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang bisa menjadikan tulisan ini menjadi lebih baik. Peneliti mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan masukkan yang sangat berguna bagi penulis untuk
penyelesaian skripsi.
2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Sanata Dharma.
3. Romo Prof. Dr. Paul Suparno,S.J., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing
Akademik (DPA) pendidikan fisika 2015 yang memberikan motivasi dan
semangat selama penyelesaian skripsi.
4. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si sebagai validator yang bersedia
memberikan masukkan dan saran kepada penulis dalam pembuatan instrument
soal.
5. Bapak Drs. Domi Severinus M. Si selaku dosen yang bersedia memberikan
masukkan dan saran kepada penulis dalam pembuatan lembar kerja siswa.
6. Bapak Drs. Andar Rujito, M.H. selaku kepala sekolah SMA BOPKRI 1
Yogyakarta yang bersedia memberikan ijin untuk pengmbilan data skripsi.
7. Bapak Yohanes, S.Pd selaku guru fisika di sekolah yang sudah membimbing
selama proses pengambilan data skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10.
11.
8. Bapak Budi selaku pegawai laboratorium yang sudah menyiapkan alat-alat
percobaan hukum hooke untuk siswa.
9. Siswa-siswi kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta yang menjadi
subyek penelitian
Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah membantu
memberikan bekal pengetahuan selama penulis berkuliah.
Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan
dalam pembuatan surat izin penelitian.
Bapak Stevanus Warsino dan keluarga yan1 selalu memberikan semangat,
doa dan motivasi.
Elsa, Mel, Mariana, Gracella yang membantu dalam mengobservasi keaktifan
siswa saat pembelaj ar an
Teman-teman pendidikan fisika 2015 yang selalu memberi semangat dan doa
dalam penyelesaian skripsi.
Yogyakarta,29 Jdi2019
Desinta Putri Anastasia
t2.
13.
14.
\AA^;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………..ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………..……iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA ............................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 3
1.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................................. 3
1.4 MANFAAT PENELITIAN ......................................................................... 3
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 PEMBELAJARAN PENDEKATAN INKUIRI ....................................... 4
2.1.1 Pengertian Inkuiri ...................................................................................... 4
2.1.2 Inkuiri Terbimbing .................................................................................... 5
2.1.3 Tahap - Tahap Pendekatan Inkuiri ....................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.1.4 Syarat Pendekatan Inkuiri ....................................................................... 9
2.1.5 Kelebihan-kelebihan Pendekatan Inkuiri ............................................ 9
2.2 KEAKTIFAN SISWA ............................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Keaktifan Siswa ................................................................... 10
2.2.2 Prinsip Keaktifan Siswa ......................................................................... 11
2.3 HASIL BELAJAR SISWA ....................................................................... 13
2.3.1 Pengertian Hasil belajar ......................................................................... 13
2.3.2 Faktor-Faktor Hasil belajar .................................................................. 13
2.4 MATERI HUKUM HOOKE ................................................................... 14
2.4.1 Hukum Hooke ........................................................................................... 14
2.4.2 Hukum Hooke Untuk Susunan Pegas ................................................. 16
2.5 PENDEKATAN INKUIRI DENGAN PERCOBAAN DALAM
PEMBELAJARAN HUKUM HOOKE ......................................................... 19
2.6 PENELITIAN YANG RELEVAN ........................................................... 20
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN ................................................................................ 23
3.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ................................................ 23
3.3 SUBYEK PENELITIAN ........................................................................... 23
3.4 DESAIN PENELITIAN ............................................................................ 24
3.5 INSTRUMEN PENELITIAN ................................................................... 26
3.5.1 Instrumen pembelajaran ........................................................................ 26
3.5.2 Instrumen pengumpulan data ............................................................... 26
3.6 VALIDITAS ............................................................................................... 30
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA ............................................................................ 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3.7.1 Analisis Hasil Belajar Siswa .................................................................. 30
3.7.2 Analisis Keaktifan Siswa ........................................................................ 32
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI PENELITIAN ...................................................................... 35
4.2 DESKRIPSI PELAKSANAAN PENELITIAN ...................................... 37
4.3 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................. 39
4.3.1 Nilai pretest dan posttest ........................................................................ 39
4.3.2 Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................. 46
4.3.3 Lembar Observasi .................................................................................... 49
4.4 PEMBAHASAN ......................................................................................... 52
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN .......................................................................................... 55
5.2 SARAN ....................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56
LAMPIRAN……………………………………………………………………..58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintakis untuk Pelajaran Berbasis Inkuiri………………………….8
Tabel 3.1 Desain Pembelajaran Hukum Hooke……………………………....24
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Pretest pada pembelajaran Hukum Hooke………...27
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Posttest pada pembelajaran Hukum Hooke………..28
Tabel 3.4 Kisi- Kisi Instrumen Lembar Observasi Keaktifan Siswa……….29
Tabel 3.5 Interval keaktifan siswa……………………………………………..33
Tabel 3.6 Indikator keaktifan siswa…………………………………………...34
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian…………………………………………………….36
Tabel 4.2 Deskripsi Kegiatan Pertemuan Pertama…………………………...39
Tabel 4.3 Deskripsi Kegiatan Pertemuan Kedua……………………………..39
Tabel 4.4 Nilai Pretest Kelas X MIPA 2……………………………………….40
Tabel 4.4 Nilai Posttest Kelas X MIPA 2……………………………………....42
Tabel 4.6 Hasil analisis menggunakan aplikasi SPSS………………………...44
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa berdasarkan KKM untuk Pretest……………45
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa berdasarkan KKM untuk Posttest...………...46
Tabel 4.9 Nilai LKS (Lembar Kerja Siswa) kelas X MIPA 2…………...........46
Tabel 4.10 Analisis setiap jawaban kelompok di LKS………………………..48
Tabel 4.11 Hasil Lembar Observasi Keaktifan Siswa pertemuan I……........49
Tabel 4.12 Hasil Analisis Lembar Observasi pertemuan I…………….…….49
Tabel 4.13 Hasil Lembar Observasi Keaktifan Siswa pertemuan II………..51
Tabel 4.14 Hasil Lembar Observasi Keaktifan Siswa pertemuan II………...51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pertambahan panjang pegas……………………………….…….15
Gambar 2.2 Dua pegas tetapan gaya k1 dan k2 disusun seri ks.................…...16
Gambar 2.3 Dua pegas tetapan gaya k1 dan k2 yang disusun pararel kp........18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Desain Penelitian………………………………………………....24
Diagram 4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian……………………………… 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Perijininan Melakukan Penelitian…………………………….58
Lampiran 2 Surat Edaran Penerbitan Keterangan………………………………..59
Lampiran 3 Rencana Rancangan Pembelajaran………………………………….60
Lampiran 4 Validasi Pretest daan Posttest……………………………………….66
Lampiran 5 Pretest Siswa………………………………………………………...77
Lampiran 6 Posttest Siswa……………………………………………………….78
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa………………………………………………...80
Lampiran 8 Lembar Observasi…………………………………………………...84
Lampiran 9 Rubrik penilaian ……………………………………………………88
Lampiran 10 Dokumentasi……………………………………………………...101
Lampiran 11 Soal dan Kunci Jawaban Pretest………………………………….103
Lampiran 12 Soal dan Kunci Jawaban Posttest………………………………...109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik saat siswa mampu
memahami materi pembelajaran. Sering, terjadi pada proses pembelajaran guru
lebih aktif untuk memberikan materi kepada siswa, yang terkesan hanya
menstranfer ilmu kepada siswa. Proses belajar siswa terutama melalui kegiatan
“mengalami” dan bukan transfer pengetahuan (Severinus Domi, 2004:2). Pada
kenyataannya dalam proses pembelajaran terutama mata pelajaran Fisika siswa
hanya menghafal rumus-rumus tanpa mengetahui konsep-konsep yang ada.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru yang tepat akan membuat
siswa memahami materi yang disampaikan. Metode untuk mengajar sangat banyak
sekali macamnya, maka menjadi guru harus mampu memilih metode yang tepat
digunakan dalam proses pembelajaran mata pelajaran Fisika. Beberapa metode
pembelajaran Fisika, yaitu : metode inquiry, discovery, eksperimen, simulasi,
permainan, demonstrasi, diskusi kelompok dan masih banyak lagi.
Kindsvatter, Wilen, & Ishler (1996) menjelaskan inquiry sebagai model
pembelajaran dimana guru melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk
menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematik. Yang utama dari
metode inquiry adalah menggunakan pendekatan induktif yang menemukan
pengetahuan dan berpusat kepada keaktifan siswa. Jadi bukan pembelajaran yang
berpusat pada guru, melainkan kepada siswa. Itulah sebabnya pendekatan ini sangat
dekat dengan prinsip konstruktivis, dimana pengetahuan itu dikonstruksi oleh
siswa.
Keberhasilan pembelajaran siswa dalam proses belajar mengajar bisa diukur
pada keaktifan dan hasil belajar yang di dapat pada akhir pembelajaran. Pada proses
pembelajaran guru dapat mengamati keaktifan siswa di dalam kelas, indikator
keaktifan yaitu siswa antusias dalam pembelajaran, menjawab pertanyaan yang
diajukan guru atau siswa lain, mengerjakan tugas yang diberikan guru,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mempresentasikan hasil percobaannya di depan kelas, berani bertanya kepada guru
dan mengikuti diskusi kelompok, melakukan eksperimen. Selanjutnya, hasil belajar
siswa didapat dari tugas individu, tugas kelompok beserta nilai ulangan hariannya.
Berdasarkan observasi di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta ada beberapa masalah
saat proses pembelajaran berlangsung. Permasalahan yang sering terjadi saat proses
belajar-mengajar yaitu beberapa siswa masih malu untuk menjawab pertanyaan dari
guru serta siswa masih takut untuk bertanya kepada guru terhadap kesulitan materi
yang dihadapi. Sementara itu, siswa masih kurang percaya diri saat
mempresentasikan hasil percobaanya, dan yang sering terjadi saat guru
memberikan tugas siswa hanya menyalin hasil pengerjaan siswa yang lain. Lalu,
hasil belajar yang diperoleh selama pembelajaran akan kurang maksimal.
Permasalahan yang terjadi mengakibatkan siswa tidak mencapai tujuan
pembelajaran dengan maksimal. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
permasalahan tersebut adalah bisa berasal dari dalam diri siswa dan dari luar diri
siswa. Faktor dari dalam diri siswa yaitu adanya persepsi siswa bahwa materi fisika
terlalu banyak rumus, angka dan sulit untuk dipahami. Faktor dari luar siswa yaitu
terdapat pada kesalahan guru dalam menggunakan metode pelajaran. Observasi
juga dilakukan saat guru pamong mengajar di kelas, saat pembelajaran siswa
cenderung diam hanya mendengarkan materi dari guru dan mencatat materi saja.
Sering terjadi juga saat guru menjelaskan siswa sibuk bermain smartphone dan
membuat gaduh suasana kelas. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk
meneliti apakah ada pengaruh keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
fisika saat menggunakan pendekatan inkuiri. Proses pembelajaran dibatasi
pembelajaran hukum Hooke. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah
“PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIPA DI SMA
BOPKRI 1 YOGYAKARTA PADA PEMBELAJARAN HUKUM HOOKE
PADA TAHUN AJARAN 2018/2019”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran hukum
Hooke terhadap hasil belajar siswa?
2. Bagaimana pengaruh penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran hukum
Hooke terhadap keaktifan siswa?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini untuk:
1. Mengetahui pengaruh penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran hukum
Hooke terhadap hasil belajar siswa.
2. Mengetahui pengaruh penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran hukum
Hooke terhadap keaktifan siswa
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, calon guru, peneliti
dan siswa.
Untuk guru dan calon guru, penelitian ini diharapkan memahami gambaran
bagaimana pembelajaran pendekatan inkuiri dalam proses pelajaran fisika. Guru
dapat mengetahui hasil belajar dan tingkat keaktifan siswa.
Untuk siswa, melalui lembar kerja siswa dapat bereksperimen yang
berhubungan dengan pembelajaran hukum Hooke dan siswa mengalami proses
pelajaran fisika menggunakan pendekatan inkuiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PEMBELAJARAN PENDEKATAN INKUIRI
2.1.1 Pengertian Inkuiri
Secara bahasa, inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata dalam
bahasa inggris yang berarti; penyelidikan/ meminta keterangan; terjemahan bebas
untuk konsep ini “siswa diminta untuk mencari dan menemukan sendiri”.
Pembelajaran berbasis inkuiri sangat tepat dilakukan pada kurikulum 2013, yang
memiliki ketentuan siswa yang aktif dan guru menjadi fasilitator. Dalam metode ini
siswa sungguh dilibatkan untuk aktif berpikir dan menemukan pengertian yang
ingin diketahuinya. Dalam metode pembelajaran ini siswa dilibatkan dalam proses
penemuan melalui pengumpulan data dan tes hipotesis. Secara umum inkuiri adalah
proses di mana para saintis mengajukan pertanyaan tentang alam dunia ini dan
bagaimana mereka secara sistematis mencari jawabnya (Trowbridge dan Bybee,
1996). Welch mendefinisikan inkuiri sebagai proses di mana manusia mencari
informasi atau pengertian, maka sering disebut disebut a way of thought.
Kindsvatter, Wilen, & Ishler (1996) lebih menjelaskan inkuiri sebagai model
pembelajaran dimana guru melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk
menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematik. Yang utama dari
pendekatan inkuiri adalah menggunakan pendekatan induktif yang menemukan
pengetahuan dan berpusat kepada keaktifan siswa. Jadi bukan pembelajaran yang
berpusat pada guru, melainkan kepada siswa. Itulah sebabnya pendekatan ini sangat
dekat dengan prinsip konstruktivis, di mana pengetahuan itu dikonstruksi oleh
siswa. Adapun jenis-jenis pendekatan inkuiri (Sitiatava Rizema Putra, 2013:Hal 96-
100), yaitu:
a Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry Approach)
Pendekatan inkuiri saat guru membimbing siswa melakukan kegiatan
dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan kepada suatu diskusi.
Dengan pendekatan ini, siswa belajar lebih berorientasi kepada bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5
dan petunjuk dari guru, sehingga siswa mampu memahami konsep-konsep
pembelajaran
b Inkuiri Bebas (Free Inquiry Approach)
Pendekatan inkuiri ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman
belajar dengan pendekatan inkuiri. Hal tersebut dikarenakan di dalam
pendekatan ini, siswa seolah-olah bekerja sebagai seorang ilmuan. Siswa
pun diberi kebebasan dalam menentukan permasalahan yang akan
diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, serta
merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan. Selama proses
itu, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan bahkan tidak diberikan
sama sekali
c Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi
Pendekatan dari kedua pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan
inkuiri bebas. Meskipun demikian, permasalahan yang dijadikan topic
untuk diselidiki tetap diberikan atau mengarahkan acuan kurikulum yang
telah ada. Siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk
diselidiki secara sendiri, namun siswa belajar dengan pendekatan ini dalam
menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap menerima
bimbingan. Tetapi bimbingan yang diberikan lebih sedikit daripada inkuiri
terbimbing.
2.1.2 Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing merupakan kegiatan inkuiri dimana siswa bebas
menentukan gaya belajar namun tetap sesuai dengan bimbingan guru. Inkuiri
terbimbing menuntut siswa untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang
dikemukakan oleh guru dibawah bimbingan yang intensif dari guru, jadi siswa tidak
hanya duduk, mendengarkan penjelasan guru lalu menulis. Guru memiliki peran
untuk mengarahkan siswa untuk berpikir mengenai materi yang akan diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6
Dalam pendekatan inkuiri siswa menyelidiki suatu masalah, yang diberi
bimbingan oleh guru berupa petunjuk pertanyaan sehingga siswa dapat menemukan
pengetahuan
2.1.3 Tahap - Tahap Pendekatan Inkuiri
Pengajaran berbasis inkuiri adalah model pengajaran lain yang telah
dikembangkan untuk tujuan mengajarkan siswa cara berpikir. Model inkuiri
dipengaruhi oleh karya awal John Dewey (1916) dan Jerome Bruner (1960).
Perencanaan pelajaran berbasis inkuiri memiliki dua tugas utama yaitu menentukan
tujuan dan mengidentifikasi masalah yang sesuai inkuiri. Pelajaran berbasis inkuiri
memiliki tujuan isi dan proses yang bermaksud guru ingin siswa memperoleh
pengetahuan baru yang menjadi fokus inkuiri dari pelajaran tersebut. Hasil
pembelajaran untuk pengajaran berbasis inkuiri yaitu mendapatkan pengetahuan,
mengembangkan ketrampilan berpikir dan penalaran, mengembangkan
ketrampilan metakognitif dan mengembangkan sikap positif terhadap inkuiri dan
penghargaan untuk kesementaraan pengetahuan. Penting bagi guru untuk jelas
mengenai tujuan isi maupun tujuan proses dan mengomunikasikan hal tersebut
kepada siswa dengan cara yang mudah. Pengajaran berbasis inkuiri meliputi
mengidentifikasi situasi bermasalah atau pertanyaan untuk memicu inkuiri.
Beberapa orang percaya bahwa masalah harus dimunculkan sebagai peristiwa yang
tidak sesuai (Suchman, 1962). Pada dasarnya peristiwa yang tidak sesuai adalah
situasi membingungkan yang mengejutkan siswa akan memotivasi siswa untuk
mencari tahu dan terlibat dalam inkuiri. Seringkali peristiwa yang tidak sesuai
adalah situasi yang berlawanan dengan apa yang biasanya diharapkan. Seperti
contoh berikut:
‘Guru mempunyai tiga gelas. Satu diisi dengan air keran biasa, satu lagi diisi dengan
air garam, yang ketiga diisi dengan air gula. Guru meletakkan telur yang sudah
direbus di setiap gelas. Saat telur rebus di dalam gelas yang berisi air keran telur
tersebut tenggalam sedangkan saat telur rebus di dalam gelas yang berisi air garam
dan air gula telur tersebut tenggalam.’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
7
Peristiwa yang disajikan guru akan mendorong siswa untuk bertanya mengenai
fenomena yang telah diamati siswa maka akan memunculkan hipotesis, dan
memikirkan cara menguji hipotesis tersebut.
Magnuson dan Pallincsar (1995) memiliki pendekatan yang sedikit berbeda
untuk mendefinisikan dan mengidentifikasi sebuah masalah inkuiri. Mereka
percaya bahwa masalah tersebut tidak harus sesuai, tetapi masalah haruslah
membingungkan dan memenuhi kriteria yaitu: secara konseptual kaya dalam hal
kesempatan untuk inkuiri yang bermakna, fleksibel dalam kaitannya dengan
masalah-masalah perkembangan, dan relevan dengan kehidupan anak-anak
sehingga masalah tersebut dapat diakses dan menarik.
Contoh – contoh menyatakan situasi bermasalah dengan cara ini misalnya:
Mengapa pada percobaan hukum Hooke massa beban mempengaruhi pertambahan
panjang pegas?
Mengapa setiap benda jatuhnya ke bawah?
Dalam proses pelaksanaan pelajaran inkuiri peran utama guru yaitu
memfasilitasi dan membantu siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Tujuan
terpenting pendidikan adalah mengajarkan siswa cara berpikir, salah satu cara
dengan pelajaran berbasis inkuiri. Dalam pembelajaran dalam kelas penting untuk
mendapatkan perhatian siswa dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan
pembelajaran yang terencana. Ketika guru menggunakan pelajaran berbasis inkuiri
untuk pertama kali maka guru menjelaskan tujuan pelajaran dan kegiatan
pembelajaran pada siswa. Pelajaran berbasis inkuiri biasanya guru menggunakan
demonstrasi dan presentasi untuk mengomunikasikan situasi bermasalah kepada
siswa. Tahapan dalam pelajaran berbasis inkuiri :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
8
Tabel 2.1 Sintaks untuk Pelajaran Berbasis Inkuiri
Tahapan Perilaku Guru
Mendapatkan perhatian dan
menjelaskan proses inkuiri
Guru menyiapkan siswa untuk belajar
dan menjabarkan proses untuk
pelajaran
Menyajikan permasalahan
inkuiri atau kejadian yang
tidak sesuai
Guru menyajikan situasi bermasalah
kepada siswa
Meminta siswa merumuskan
hipotesis untuk menjelaskan
permasalahan atau kejadian
Guru mendorong siswa untuk
menanyakan pertanyaan mengenai
situasi bermasalah atau kejadian yang
tidak sesuai dan menyatakan hipotesis
yang akan menjelaskan apa yang
sedang terjadi
Mendorong siswa untuk
mengumpulkan data untuk
menguji hipotesis
Guru menanyai siswa mengenai cara
mereka mengumpulkan data untuk
menguji hipotesis. Dalam beberapa
kasus, dapat dilakukan percobaan
dalam kelas
Guru meminta siswa
merumuskan penjelasan dan
kesimpulan
Guru menutup inkuiri lebih dekat
dengan meminta siswa merumuskan
kesimpulan dan generalisasi
Merefleksikan situasi
bermasalah dan proses
berpikir yang digunakan untuk
menyelidikinya
Guru meminta siswa untuk berpikir
mengenai proses pemikiran mereka
sendiri dan untuk merefleksikan
proses inkuiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
9
2.1.4 Syarat Pendekatan Inkuiri
Syarat agar inkuiri dapat berjalan baik Suchman dalam Throwbridge et.al.
(1996: 179) menjelaskan beberapa syarat agar terjadi inkuiri yang baik, yaitu :
a Kebebasan: perlu ada kebebasan siswa untuk menemukan dan mencari
informasi. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan hipotesisnya,
menyusun eksperimen yang mau digunakan, dan mencari informasi apapun
yang dianggap perlu untuk memecahkan persoalan dalam penelitaannya.
b Lingkungan atau suasana yang responsif: ada laboratorium, computer, kelas,
pustaka, dan sarana yang mendukung terjadinya proses inkuiri.
c Fokus: persoalan yang mau didalami harus jelas arahnya, dan dapat dipecahkan
siswa. Dalam inkuiri, yang terarah persoalan memang harus sangat jelas. Bila
muncul banyak persoalan yang diajukan oleh siswa dengan melihat gejala yang
ada, dapat dipilih salah satu yang terpenting dan soal itu memang mungkin
dipecahkan oleh siswa. Sedangkan untuk inkuiri yang bebas, persoalan tidak
perlu terarah dan tidak perlu hanya diambil satu. Biarlah tiap kelompok siswa
menentukan persoalannya sendiri.
d Low pressure: tidak banyak tekanan dari siapa dan manapun sehingga siswa
dapat lebih berpikir kreatif dan kritis. Kadang siswa tidak dapat melakukan
penyelidikan secara sungguh-sungguh mendalam karena ada tekanan dari luar
seperti tekanan dari guru, waktu yang dikejar-kejar, teman kelompok yang
tidak cocok, maupun bentuk pelaporannya. Hal-hal ini perlu disingkirkan atau
diminimalisir.
2.1.5 Kelebihan-kelebihan Pendekatan Inkuiri
Berikut ini adalah beberapa kelebihan pembelajaran yang menggunakan
pembelajaran inkuiri: Bruner (Amin, 1987, hlm, 133), seorang Psikolog dari
Harvard University di Amerika Serikat menegaskan metode inkuiri memiliki
kelebihan sebagai berikut:
a Siswa akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
10
b Membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi
proses belajar yang baru.
c Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri.
d Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
e Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
f Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
2.2 KEAKTIFAN SISWA
2.2.1 Pengertian Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar
yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses
pembelajaran. Siswa harus dapat aktif dalam menerapkan materi di kegiatan
belajar. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik
intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan. Pandangan mendasar yang perlu
menjadi kerangka pikir setiap guru adalah bahwa pada prinsipnya anak-anak adalah
mahluk yang aktif. Individu merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin
tahu.
Keaktifan siswa dapat dilihat melalui aktivitas siswa ketika pembelajaran
dimulai. Aktivitas tersebut bukan hanya mendengarkan dan mencatat. Paul
Diedrich (dalam Sadirman 2007: 101) membuat suatu daftar kegiatan siswa yang
dapat digolongkan sebagai berikut:
a Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
c Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,
musik, pidato.
d Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
11
e Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model merepasi, bermain, berkebun, beternak.
g Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu akan dapat berkembang
kearah yang positif bilamana lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk
tumbuh suburnya keaktifan itu. Keadaan ini menyebabkan setiap guru perlu
menggali potensi-potensi keberagaman siswa melalui keaktifan yang mereka
aktualisasikan dan selanjutnya mengarahkan aktifitas mereka kearah tujuan positif
atau tujuan pembelajaran. Hal ini pula yang mendasari pemikiran bahwa kegiatan
pembelajaran harus dapat memberikan dan mendorong seluas-luasnya keaktifan.
Ketidaktepatan pemilihan pendekatan pembelajaran sangat memungkinkan
keaktifan siswa menjadi tidak tumbuh subur, bahkan mungkin justru menjadi
kehilangan keaktifannya.
2.2.2 Prinsip Keaktifan Siswa
Implikasi prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru di dalam proses
pembelajaran :
a. Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreativitas
dalam proses belajarnya.
b. Memberi kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri dan
eksperimen.
c. Memberi tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru.
d. Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan
respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
e. Menggunakan multi metode dan multi media di dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
12
Di dalam belajar diperlukan aktivitas karena pada prinsipnya belajar adalah
berbuat, berbuat untuk mengubah ditingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Saat
tidak ada aktivitas maka tidak ada belajar. Itulah sebabnya aktivitas merupakan
prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Sebagai
rasionalitasnya hal ini juga mendapatkan pengakuan dari berbagai ahli pendidikan.
Frobel mengatakan bahwa “manusia sebagai pencipta”. Dalam ajaran agama pun
diakui bahwa manusia adalah sebagai pencipta kedua (setelah Tuhan).
Guru merasa khawatir bahwa kreatifitas misalnya membuat peraturan di
kelas untuk duduk secara melingkar akan membuat siswa-siswa sibuk bermain.
Guru mungkin merasa bahwa tak ada waktu untuk melakukan semua ini, karena
siswa-siswa harus melanjutkan pembelajaran dengan kurikulum yang sudah
diformalkan. Memang harus diakui ada banyak tekanan bagi guru untuk
menemukan cara yang paling sederhana dan tidak bertele-tele untuk memenuhi
target-target yang sudah ditetapkan (Campbell dkk.1993;Wood 1995). Sayangnya
banyak guru yang hanya mengejar target penyelesaian materi tanpa memperhatikan
pemahaman siswa, maka guru sering menggunakan metode pembelajaran yang
kurang baik.
Pembelajaran yang terjadi seharusnya melibatkan lebih dari sekedar mampu
mengatakan bahwa seorang siswa telah melakukan tugas-tugas tertentu dan
sekarang siswa tersebut sudah mencapai tingkat tertentu. Pembelajaran melibatkan
interaksi yang kompleks antara siswa, guru dan konteks. Kegiatan-kegiatan yang
tampaknya hanya sekedar bermain atau hanya sekedar kreatifitas perlu
dibentangkan supaya guru dapat melihat bahwa siswa melibatkan lebih dari sekedar
pembelajaran hapalan, meniru atau tugas-tugas dengan kertas dan pensil lainnya
yang hanya memberikan sedikit tantangan. Maka dengan kreatifitas guru, siswa
mampu memahami konsep yang diajarkan. Guru membebaskan siswa untuk
mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
13
2.3 HASIL BELAJAR SISWA
2.3.1 Pengertian Hasil belajar
Menurut Herman Hudojo (1988; 144) sesorang dikatakan berpikir bila orang
itu melakukan kegiatan mental, bukan kegiatan motorik, walaupun kegiatan
motorik ini dapat pula bersama-sama dengan kegiatan mental tersebut.
Dalam kegiatan mental itu, orang menyusun hubungan-hubungan antara
bagian- bagian informasi yang telah diperoleh sebagai pengertian. Karena itu orang
menjadi memahami dan menguasai hubungan-hubungan tersebut sehingga orang
itu dapat menampilkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran yang
dipelajari, inilah merupakan hasil belajar.
Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dari pengertian tadi dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang
dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.
Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni: informasi
verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara
Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan
seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif
dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22).
2.3.2 Faktor-Faktor Hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial
ekonomi, faktor fisik dan psikis.
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas
pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (1990:56), melalui proses
belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
14
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik
pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan
berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan
apa yang telah dicapai.
b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan
dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang
lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama
diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,
kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya.
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni
mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan
ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku.
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri
terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
2.4 MATERI HUKUM HOOKE
2.4.1 Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan “Jika gaya tarik yang bekerja pada pegas tidak
melampaui batas elastisitas pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding
lurus dengan gaya yang bekerja pada pegas”. Semakin besar gaya tarik yang bekerja
pada pegas, semakin besar pertambahan panjang pegas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
15
Gambar 2.1 Pertambahan panjang pegas
(sumber:http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/8190/1/128120009.pdf)
Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa ketika suatu pegas tidak diberi gaya
luar F maka pegas memiliki panjang awal X0, namun ketika pegas diberikan gaya
luar F maka panjang pegas berubah lebih panjang X. Perubahan panjang pegas
disimbolkan dengan ΔX. Setiap pegas memiliki koefisian elastisitas k yang berbeda-
beda, batas koefisien elastisitas inilah yang menentukan kekuatan suatu benda
elastis.
Pada setiap pegas akan berlaku persamaan berikut:
𝐹𝑝⃗⃗ ⃗ = −𝑘 ∆𝑥⃗⃗ ⃗⃗ (1)
Keterangan :
Fp = gaya pemulih (N)
K = konstanta pegas (N/m)
∆𝑥 = pertambahan panjang pegas (m)
Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa arah gaya pemulih selalu menuju titik
setimbang dan berlawanan dengan arah gaya penyebabnya. Besarnya K dihitung
dengan:
|𝐹𝑝 | = 𝑘 |∆𝑥| (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
16
|𝑚 𝑔| = 𝑘 |∆𝑥|
𝑘 =𝑚 𝑔
∆𝑥 (3)
2.4.2 Hukum Hooke Untuk Susunan Pegas
Dua pegas atau lebih dapat disusun secara seri maupun pararel. Susunan dua
pegas atau lebih yang dirangkai secara seri atau pararel tersebut dapat ditentukan
konstanta pegas penggantinya.
a. Susunan pegas secara seri
Prinsip susunan beberapa buah pegas adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1 dan k2
yang disusun secara seri ks
(Sumber:https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Elas
tisitas-Benda-2009/konten8.html)
Pada susunan pegas secara seri berlaku ketentuan sebagai berikut:
1 Gaya Tarik pegas pengganti sama dengan gaya Tarik yang dialami oleh masing-
masing pegas yang disusun seri.
Jika gaya tarik yang dialami oleh setiap pegas sebesar F1 dan F2, maka besar gaya
tarik pegas pengganti susunan seri adalah sebesar (F):
F= F1= F2 (5)
Keterangan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
17
F= gaya tarik pegas pengganti susunan seri (N)
F1 dan F2 = gaya tarik pegas 1 dan pegas 2 (N)
2 Pertambahan panjang pegas pengganti susunan seri (Δx), sama dengan jumlah
pertambahan panjang masing-masing pegas.
Δx = Δx1 + Δx2 (6)
Hubungan antara pegas pengganti dengan konstanta masing-masing pegas yang
disusun seri dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum Hooke sebagai
berikut:
F= ks Δx sehingga 𝛥𝑥 =𝐹
𝑘𝑠
F1= k1 Δx1 sehingga ∆𝑥1 =𝐹
𝑘𝑠
F2= k2 Δx2 sehingga ∆𝑥2 =𝐹
𝑘𝑠
Δx = Δx1 + Δx2, sehingga diperoleh persamaan berikut.
Δx = Δx1 + Δx2
𝐹
𝑘𝑠=
𝐹
𝑘1+
𝐹
𝑘2
1
𝑘𝑠=
1
𝑘1+
1
𝑘2
Dengan demikian maka dapat diperoleh bahwa kebalikan konstanta pegas
pengganti susunan seri sama dengan jumlah kebalikan konstanta masing-masing
pegas yang disusun seri tersebut.
1
𝑘𝑠=
1
𝑘1+
1
𝑘2+ ⋯ (7)
Jika sebanyak n pegas disusun seri dengan konstanta masing-masing pegas sebesar
k, maka konstanta pegas pengganti susunan seri dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
𝑘𝑠 =𝑘
𝑛 (8)
Keterangan:
ks = konstanta pegas pengganti susunan seri (N/m)
k = konstanta masing-masing pegas (N/m)
n = jumlah pegas yang disusun seri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
18
b. Susunan pegas secara pararel
Prinsip susunan beberapa buah pegas adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1 dan k2
yang disusun secara pararel kp
(sumber:https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Elast
isitas-Benda-2009/konten8.html)
Pada susunan pegas secara pararel berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya tarik pada tiap pegas
(F1 dan F2)
𝐹 = 𝐹1 + 𝐹2 (9)
2. Pertambahan panjang tiap pegas sama besar dan pertambahan panjang sama
dengan pertambahan panjang pegas pengganti
∆𝑥1 = 𝛥𝑥2 = 𝛥𝑥 (10)
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan pararel beberapa
pegas, dicari hubungan antara tetapan gaya pengganti (kp) dengan tetapan gaya tiap
pegas (k1 dan k2) yaitu:
Untuk susunan pararel, kedua pegas mengalami pertambahan panjang yang sama
bila dikenai gaya F, maka
𝐹 = 𝐹1 + 𝐹2
𝐹 = 𝑘1∆𝑥 + 𝑘2∆𝑥
𝐹 = (𝑘1 + 𝑘2)∆𝑥
𝐹
∆𝑥= (𝑘1 + 𝑘2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
19
Karena = 𝑘 ∆𝑥 , maka konstanta pegas total untuk rangkai pegas pararel adalah:
𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2 (11)
Untuk n buah pegas identik yang disusun pararel, dengan tiap pegas memiliki
tetapan gaya k , tetapan gaya pegas pengganti pararel kp dapat dihitung dengan
persamaan:
𝑘𝑝 = 𝑛𝑘 (12)
2.5 PENDEKATAN INKUIRI DENGAN PERCOBAAN DALAM
PEMBELAJARAN HUKUM HOOKE
Penelitian ini menggunakan pendekatan inkuiri yang berarti bahwa siswa
menemukan sesuatu persamaan dengan bimbingan guru. Pendekatan inkuiri
peneliti menggunakan bantuan percobaan untuk membimbing siswa menemukan
sesuatu. Dalam melakukan percobaan siswa mendapat LKS (Lembar Kerja Siswa)
yang berisi langkah-langkah percobaan, tabel data dan beberapa pertanyaan yang
mengacu pada pokok bahasan hukum Hooke. Setelah siswa mendapatkan data dari
percobaan dilanjutkan dengan menganalisis, dari analisis data dilanjutkan dengan
menjawab pertanyaan, lalu siswa akan mendapatkan persamaan dari data tersebut.
Siswa melakukan diskusi saat menganalisis data dan menjawab beberapa
pertanyaan LKS.
Siswa mendapatkan persamaan dengan berdiskusi kelompok yang berisi 5
siswa setiap kelompoknya. Selanjutnya siswa mempresentasikan dengan menjawab
pertanyaan yang ada. Setelah siswa mempresentasikan data dan hasil diskusi yang
disediakan dalam LKS, maka siswa dapat menyimpulkan hukum Hooke pada
pegas. Peneliti bertugas untuk meluruskan jika ada miskonsepsi dalam membahas
hukum Hooke.
Pembelajaran hukum hooke pada pegas dilanjutkan dengan pembelajaran
hukum Hooke pada pegas yang disusun secara seri dan pararel. Pada pokok bahasan
materi pegas yang disusun secara seri menggunakan percobaan dengan adanya
LKS, lalu dilanjutkan membahas pegas yang disusun secara pararel menggunakan
diskusi. Siswa diperbolehkan mencari materi di dalam buku atau internet lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
20
didiskusikan dengan kelompoknya. Maka akan mendapatkan persamaan hukum
Hooke pada pegas baik yang disusun secara seri dan pararel
2.6 PENELITIAN YANG RELEVAN
Untuk menunjang penelitian tentang pembelajaran berbasis inkuiri dalam
upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, peneliti menggunakan jurnal
sebagai dasar kajian penelitian yang relevan, seperti penelitian berikut:
1. Theresia Maya Vitasari (131424003)
Judul penelitian yaitu “ Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan
Bantuan Simulasi Komputer untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika
dan Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA N 6 Yogyakarta Pada
Materi Getaran Harmonis Sederhana”. Jenis penelitian pada jurnal tersebut
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Data dalam penelitian tersebut diperoleh dari hasil
observasi dan hasil pemahaman akhir siswa. Penelitian berjumlah 49 siswa
terdiri dari 24 siswa kelompok kelas kontrol dan 25 siswa kelompok kelas
eksperimen. Untuk kelas kontrol menggunakan metode ceramah siswa aktif
dan kelas eksperimen menggunakan metode inkuiri.
Dalam pembahasan dijelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan
pemahaman konsep fisika dan ketrampilan berpikir kritis siswa mengalami
peningkatan baik kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dalam penelitian siswa
baik di kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki pemahaman dan
ketrampilan berpikir yang sama sebelum diberi perlakuan dapat diketahui dari
hasil pretest. Dari hasil uji test-t nilai p = 0.000 < 0.05 maka hasil signifikan,
yang berarti kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki
pemahaman yang berbeda. Analisis dapat dijelaskan bahwa peningkatan
pemahaman pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Lalu,
berdasarkan pendekatan kualitatif terlihat di pemahaman konsep kelas kontrol
cenderung menggunakan jawaban yang sama seperti yang guru katakana
sedangkan kelas eksperimen menggunakan kata-kata sendiri. Selanjutnya hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
21
uji test-t nilai p =0.000 < 0.05 maka hasil signifikan, yang berarti dua kelas
memiliki perbedaan ketrampilan berpikir kritis. Peningkatan ketrampilan
berpikir kritis pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Di
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terlihat
bahwa siswa antusias sedangkan di kelas kontrol terlihat siswa pasif.
2. Tammy Leskona (111424028)
Judul penelitian yaitu “Pengaruh Penerapan Metode Inquiry Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPA
Pada Materi Persamaan Gas Ideal Di SMA Kristen Tual”. Jenis penelitian pada
jurnal tersebut adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif untuk mengetahui
pemahaman konsep siswa melalui hasil posttest sedangkan pendekatan kualitatif
untuk mengetahui adanya motivasi siswa melalui kegiatan pengamatan dan
eksperimen. Sampel penelitian berjumlah 56 siswa terdiri dari 25 siswa
kelompok kelas kontrol dan 28 siswa kelompok kelas eksperimen. Untuk kelas
kontrol menggunakan metode ceramah siswa aktif dan kelas eksperimen
menggunakan metode inkuiri.
Dalam penelitian siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki
pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa yang berbeda sebelum diberi
perlakuan metode inkuiiri maupun ceramah aktif, dengan menggunakan
kuesioner dan pretest. Kelas eksperimen memiliki pemahaman konsep dan
motivasi belajar siswa lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, walaupun
nilainya berbeda tipis. Setelah diberi perlakuan baik kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa.
Peningkatan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa di kelas eksperimen
yang menggunakan metode inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol yang menggunakan metode ceamah aktif. Selama pembelajaran di kelas
yang menggunakan metode inkuiri terlihat bahwa siswa lebih aktif dan memiliki
pemahaman konsep yang benar, sedangkan pembelajaran di kelas yang
menggunakan metode ceramah aktif siswa cenderung pasif dan beberapa
pemahaman konsep yang belum benar .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
22
Berdasarkan hasil kedua penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan metode inkuiri lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah aktif.
Siswa yang diberi pembelajaran dengan metode inkuiri siswa akan lebih aktif,
suasana kelas menyenangkan, siswa mengkonstruksi pengetahuan sendiri, siswa
berani bertanya, siswa berani menjawab sedangkan siswa yang diberi
pembelajaran dengan metode ceramah aktif siswa pasif, suasana kelas
menegangkan, siswa hanya ikut materi apa kata gurunya, siswa masih malu
bertanya atau menjawab. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran
berbasis inkuiri mampu meningkatkan pemahaman konsep, motivasi dan
ketrampilan berpikir. Dalam penelitian ini akan menggunakan pembelajaran
berbasis inkuiri yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan, dan menggunakan inkuiri terbimbing yang berbantuan dengan
praktikum yang membutuhkan beberapa alat pada materi hukum hooke.
Penelitian ini akan dilakukan siswa kelas X MIPA SMA BOPKRI 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kuantitatif deskriptif,
karena penulis ingin mengetahui hasil belajar siswa dan keaktifan siswa. Penelitian
ini deskriptif dengan menggambarkan data kuantitatif yang diperoleh dari sebuah
populasi. Instrumen penelitian ada dua, yaitu pertama instrumen pembelajaran
berupa Rencana Program Pembelajaran (RPP), kedua instrument data seperti
pretest, posttest, lembar observasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi
kasus yang memiliki penjelasan penelitian terhadap suatu subyek, keadaan atau
kejadian khusus, bahan yang diteliti kecil lingkupnya, sehingga hasil penelitian ini
hanya berlaku pada siswa yang diteliti saja. Kesimpulan yang diperoleh tidak dapat
digunakan untuk semua siswa yang diluar kasus yang diteliti.
3.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu penelitian: Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2019 di SMA
BOPKRI 1 YOGYAKARTA pada semester genap tahun ajaran 2018/2019
Tempat penelitian: Penelitian dilaksanakan di SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA.
Alamat Jl. Waardhani No.2, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55224.
3.3 SUBYEK PENELITIAN
Subyek yang diteliti siswa kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1
YOGYAKARTA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3.4 DESAIN PENELITIAN
Desain yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Diagram 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Desain Pembelajaran Hukum Hooke Menggunakan Pendekatan
Inkuiri
Pertemuan I
Mengerjakan soal Pretest dan praktikum hukum Hooke
Kegiatan Pembelajaran Sumber belajar
1. Siswa mengerjakan pretest berjumlah 5 butir soal
yang disertai cara pengerjannya durasi waktu satu
jam pelajaran
2. Siswa dibagi kelompok dengan ketentuan satu
kelompok berjumlah 5 orang
3. Siswa melakukan percobaan hukum Hooke pegas
4. Siswa berdiskusi mengenai analisis data dan
pembahasan dari percobaan hukum Hooke pegas
1. Buku: Fisika Siswa
Kelas X,
Kemendikbud, Tahun
2016
2. Buku: Erlangga
Straight Point Series
Fisika Kelas X, Tahun
2016
PretestPercobaan
hukum hookeDiskusi hukum
hooke
Diskusi pegas yang disusun
seri dan pararelPosttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
jawaban dari diskusi
6. Guru dan siswa menarik kesimpulan dari materi yang
telah didiskusikan
7. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
pada pertemuan selanjutnya yaitu diskusi tentang
susunan pegas seri dan pararel
3. Buku: Pembelajaran
Berbasis Inkuiri
4. Internet
Pertemuan II
Berdiskusi materi Hukum hooke dalam susunan pegas seri dan susunan pegas
pararel dan mengerjakan posttest
Kegiatan Pembelajaran Sumber belajar
1. Siswa berdiskusi dengan panduan pertanyaan di LKS
(Lembar Kerja Siswa)
2. Siswa untuk berdiskusi tentang pokok bahasan
hukum Hooke dalam susunan pegas seri dan pararel
3. Siswa menyampaikan hasil diskusi tentang pokok
bahasan hukum Hooke dalam susunan pegas seri dan
pararel
4. Guru dan siswa menarik kesimpulan dari diskusi
tentang hukum Hooke dalam susunan pegas seri dan
pararel
5. Guru memberikan posttest ke siswa yang berjumlah 5
butir soal dan diberikan waktu satu jam pelajaran
untuk siswa mengerjakan
1. Buku: Fisika Siswa
Kelas X,
Kemendikbud, Tahun
2016
2. Buku: Erlangga
Straight Point Series
Fisika Kelas X, Tahun
2016
3. Buku: Pembelajaran
Berbasis Inkuiri
4. Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3.5 INSTRUMEN PENELITIAN
3.5.1 Instrumen pembelajaran
Instumen pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu
rancangan kegiatan pembelajaran didalam kelas dan laboratorium yang terdiri dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan membuat lembar kerja siswa (LKS).
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur, dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan. Proses mempersiapkan kegiatan-
kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Menurut
Peraturan Pemerintah (PP) No 19 tahun 2005 pasal 20 berbunyi bahwa
perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003; 11-12) tujuan dari
pembuatan lembar kerja siswa yaitu sebagai alternatif guru untuk mengarahkan
pengajaran dan melatih siswa berfikir lebih mantap dalam kegiatan belajar
mengajar.
3.5.2 Instrumen pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian
meliputi: pretest, posttest, lembar observasi, angket, dan rekaman audio video untuk
mengetahui keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
praktikum :
a. Pretest
Menurut Purwanto, pretest yakni tes yang diberikan sebelum pengajaran
dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penggunaan siswa
terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan ketrampilan) yang akan diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pretest juga sangat bermanfaat karena mendorong siswa untuk lebih aktif dalam
belajar dan siswa menjadi tahu materi-materi dan informasi penting yang
nantinya akan diujikan oleh guru.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Pretest pada pembelajaran Hukum Hooke
KD : 3.6 Menganalisis sifat elastis bahan dalam kehidupan sehari-hari
4.6 Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang sifat elastisitas
suatu bahan indikator
No Indikator Indikator Butir No
soal
3.6.1 Menjelaskan pengertian
hukum Hooke
Siswa mampu menjelaskan
bunyi dari hukum Hooke
beserta menuliskan
persamaannya
1
3.6.2 Menentukan konstanta suatu
pegas
Siswa dapat menentukan
konstanta suatu pegas
2
3.6.3 Menghitung konstanta suatu
pegas yang disusun secara seri-
pararel
Siswa dapat menentukan
pertambahan panjang suatu
pegas seri ketika diberikan
gaya tertentu
3
Siswa dapat menentukan
pertambahan panjang suatu
pegas pararel ketika
diberikan gaya tertentu
4
3.6.4 Menghitung konstanta suatu
pegas yang disusun secara seri
dan pararel (gabungan)
Siswa dapat menentukan
pertambahan panjang
sistem pegas yang disusun
gabungan secara seri dan
pararel
5
b. Posttest
Posttest (tes akhir) adalah tes yang diberikan pada setiap akhir program
satuan pengajaran. Yang memiliki tujuan untuk mengetahui sampai di mana
pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan maupun
ketrampilan). Manfaat posttest adalah untuk memperoleh gambaran tentang
kemampuan yang dicapai setelah selesai proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Posttest pada pembelajaran Hukum Hooke
KD : 3.6 Menganalisis sifat elastis bahan dalam kehidupan sehari-hari
4.6 Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang sifat elastisitas
suatu bahan indikator
No Indikator Indikator Butir No
soal
3.6.1 Menjelaskan pengertian hukum
Hooke
Siswa mampu menjelaskan
bunyi dari hukum Hooke
beserta menuliskan
persamaannya
1
3.6.2 Menentukan konstanta suatu
pegas
Siswa dapat menentukan
konstanta suatu pegas
2
3.6.3 Menghitung konstanta suatu
pegas yang disusun secara seri-
pararel
Siswa dapat menentukan
massa suatu pegas seri
ketika diberikan gaya
tertentu
3
Siswa dapat menentukan
pertambahan panjang suatu
pegas pararel ketika
diberikan gaya tertentu
4
3.6.4 Menghitung konstanta suatu
pegas yang disusun secara seri
dan pararel (gabungan)
Siswa dapat menentukan
pertambahan panjang sistem
pegas yang disusun
gabungan secara seri dan
pararel
5
c. Observasi
Observasi merupakan tahapan yang berhubungan dengan mencermati,
mengamati dan merekam tindakan-tindakan yang dilakukan sebagai objek
penelitian, dalam observasi juga penelitian dapat direkam dan memiliki dasar
faktual. Data observasi dapat bernilai secara kuantitatif, data-data tersebut
diterapkan melalui prosedur pengukuran yang jelas, yaitu setiap perilaku diberi
skor menurut aturan tertentu, sehingga berdasarkan skor-skor tersebut dapat
disusun kesimpulan. Menurut Hopkin ada tiga ketrampilan yang perlu dikuasai:
Pertama, tidak cenderung terburu-buru untuk memberi judgement atau
penilaian. Kedua, ada ketrampilan interpersonal yang perlu dikuasai jika kita
hendak ‘meneliti ruang orang lain’; ketrampilan ini meliputi usaha menciptakan
rasa kepercayaan dan sikap suportif dalam situasi-situasi tertentu ketika orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
mungkin merasa terancam dengan keberadaan kita. Ketiga, ketrampilan teknis,
yakni mengetahui bagaimana merancang jadwal-jadwal observasi yang
memungkinkan observer dapat mengumpulkan informasi yang sesuai tentang
pengajaran, atau mengetahui checklist apa yang paling sesuai untuk digunakan
dalam situasi-situasi tertentu.
Tabel 3.4 Kisi- Kisi Instrumen Lembar Observasi Keaktifan Siswa
No Indikator Sub Indikator Nomer
Item
Jumlah
Item
1. Terlibat dalam
pembelajaran
Siswa membawa buku pelajaran
fisika
1-2 2
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
3-4 2
2. Mengemukakan
pendapat
a. Siswa memecahkan masalah
dalam kelompok
5-6 2
b. Siswa mengemukakan gagasan 7 1
3 Inisiatif a. Siswa bertanggung jawab dalam
pengerjaan tugas
8-9 2
b. Siswa sepenuhnya melaksanakan
pembelajaran
10 1
4 Disiplin a. Siswa datang tepat waktu 11 1
b. Siswa menjaga ketertiban 12 1
5 Kerjasama a. Siswa berdiskusi bersama
kelompok
13-14 2
b. Siswa menghargai pendapat
teman
15 1
Peneliti dibantu oleh rekan untuk pengamatan dikelas, dengan ketentuan
satu rekan menilai 10 siswa yang dibagi kedalam 2 kelompok, untuk mengetahui
ada tidaknya keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan disertai
dengan pengambilan video.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3.6 VALIDITAS
Sebuah instrument dikatakan valid jika mampu mengukur atau menentukan
apakah suatu test sungguh mengukur apa yang mau diukur, apa sesuai tujuan. Suatu
instrument yang valid berarti sesuai tujuan, sebaliknya suatu instrument yang tidak
valid berarti tidak sesuai tujuan (Suparno, 2007: 68). Validitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah validitas isi. Instrumen yang divalidasi yaitu soal pretest
dan posttest yang diuji validitasnya dengan berpedoman pada indikator. Soal tes
dan pendapat dosen yang berkompeten di bidangnya. Validator instrument untuk
penelitian ini adalah Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si.
Adapun hasil uji validasi instrument penelitian dapat dilihat pada lampiran.
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
3.7.1 Analisis Hasil Belajar Siswa
Analisis pretest dan posttest pada kelas yang diberikan treatment
pendekatan inkuiri mengunakan aplikasi SPSS T-Test.
a. Teknik Penskoran Pretest dan Posttest
Soal pretest masing-masing terdiri dari 5 nomor soal dan skor maksimal untuk
masing-masing soal benar disesuaikan dengan bobot soal. Penilaian pretest dan
posttest menggunakan rubrik yang ada dilampiran.
b. Analisis Pretest dan Posttest
Analisis pretest ini untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi
hukum Hooke pada kelas treatment. Dalam mengolah data pretest dan posttest
menggunakan analisis sebagai berikut:
1) Analisis menggunakan SPSS Uji T-Dependent
Setelah diberi skor untuk pretest dan posttest, kemudian untuk melihat
bagaimana pengaruh penerapan pendekatan inkuiri digunakan uji T dengan
menggunakan SPSS 17. Uji T yang digunakan adalah T-Test Dependent.
Menurut Suparno (2018:87) uji T dependent dapat digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengetes satu kelompok yang diberi tes dua kali. Langkah-langkah yang
dilakukan sebagai berikut:
Maka menggunakan hipotesis bahwa:
H0: Penerapan pendekatan inkuiri tidak berpengaruh positif pada hasil
belajar siswa kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
H1: Penerapan pendekatan inkuiri berpengaruh positif pada hasil belajar
siswa kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
Menentukan tingkat signifikansi (α)
Tingkat signifikansi (α) menunjukkan peluang kesalahan yang
ditetapkan peneliti dalam mengambil keputusan untuk menolak dan
mendukung H0. Penggunaan tingkat signifikansi beragam, tergantung
keinginan peneliti, tingkat signifikansi yang umumnya digunakan yaitu
0,01 (1%), 0,05 (5%),0,10 (10%). Tingkat signifikansi yang digunakan
penelitian ini adalah 0,05 (5%)
Penentuan thitung dan ttabel
Mengambil keputusan:
Jika H0 diterima, maka H1 ditolak berarti penerapan pendekatan inkuiri
tidak berpengaruh positif pada hasil belajar siswa kelas X MIPA 2 SMA
BOPKRI 1 Yogyakarta
Jika H0 ditolak, maka H1 diterima berarti penerapan penedekatan inkuiri
berpengaruh positif pada hasil belajar siswa kelas X MIPA 2 SMA
BOPKRI 1 Yogyakarta
2) Analisis berpedoman KKM (Kriteria Kelulusan Minimal)
Hasil pretest dan posttest siswa dapat dikategorikan berdasarkan
KKM. Sekolah SMA BOPKRI 1 Yogyakrata memiliki Kriteria
Kelulusan Minimal (KKM) yaitu 73. Dari KKM dapat dijelaskan bahwa
siswa yang mendapatkan nilai ≥ 73 dinyatakan tuntas dan siswa yang
mendapatkan nilai < 73 dinyatakan tidak tuntas. Indikator keberhasilan
pembelajaran salah satunya adalah nilai yang didapat melebihi Kriteria
Kelulusan Minimal (KKM)
c. Analisis LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
LKS terdiri dari penilaian pada tabel data dan 5 jawaban masing-masing
kelompok, skor maksimal untuk masing-masing jawaban yang tepat disesuaikan
dengan bobot soal. Nilai maksimal dari pengerjaan LKS yaitu 100. Penilaian
LKS mengguanakan rubrik yang terlampir. Teknik penilaian LKS dengan
menjumlahkan semua skor dari tabel data dan 6 pertanyaan.
3.7.2 Analisis Keaktifan Siswa
Mengamati keaktifan siswa pada saat pembelajaran fisika pada materi
hukum hooke pada pegas, keaktifan siswa dinilai secara berkelompok dengan
ketentuan satu kelompok terdapat 5 siswa. Data keaktifan siswa diperoleh dalam
bentuk video dan diamati langsung dengan observer. Untuk mengetahui apakah ada
efektivitas pembelajaran fisika menggunakan pendekatan inkuiri terhadap
keaktifan siswa. Peneliti menganalisis hasil observasi kegiatan pembelajaran
berdasarkan intrepetasi skor.
a. Teknik Penskoran Lembar Observasi
Data yang sudah didapatkan dilanjutkan dengan analisis untuk melihat
keaktifan siswa di kelas saat pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri.
Hasil observasi dari pemberian skor diklasifikasikan dari jumlah total
pernyataan pada lembar observasi berjumlah 15 butir
Skor maksimal dalam lembar observasi keaktifan siswa adalah 45. Skor
maksimal didapat dari setiap kelompok siswa yang melakukan aktivitas
sebanyak 15 sub indikator. Satu sub indikator memiliki skor maksimal 3 dan
skor minimal 1. Setelah peneliti mendapatkan data dari setiap observer yang
mengamati dua kelompok dengan ketentuan satu kelompok terdiri dari 5 siswa.
Dalam penilaian keaktifan siswa saat pembelajaran hukum hooke
menggunakan penilaian berdasarkan kelompok. Penilaian keaktifan siswa
dibantu dengan observer dan rekaman video saat pembelajaran. Penskoran
lembar observasi dengan menggunakan rubrik yang terlampir.
b. Analisis Lembar Observasi
Langkah selanjutnya membuat tabel rujukan dengan cara berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1. Menetapkan persentase tertinggi = skor maksimal/skor ideal x 100%
Maka:
3
3𝑥100% = 100 %
2. Menetapkan persentase terendah = skor minimal/skor ideal x 100%
1
3𝑥100% = 33 %
3. Menetapkan rentangan persentase
4. Menetapkan kelas interval
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖
(Sudjana, 1996 : 47)
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 100 − 33
3= 22
5. Interval
Berdasarkan perhitungan tabel dan kriteria keaktifan siswa maka
intervalnya sebagai berikut :
Tabel 3.5 Interval keaktifan siswa
No Interval Kriteria keaktifan siswa
1 79 % - 100 % Aktif
2 56 % - 78 % Cukup Aktif
3 33 % - 55 % Tidak Aktif
Dalam perhitungan interval keaktifan menggunakan angka pembulatan agar
tidak terlalu banyak angka. Setelah mendapatkan interval keaktifan siswa,
selanjutnya menganalisis dengan hitungan dan membuat grafik dengan bantuan
Microsoft Excel. Menilai keaktifan siswa dilakukan selama 2 kali pertemuan
dengan bantuan observer dan video. Dalam analisis menilai dari setiap indikator
dengan teknik penskoran sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 3.6 Indikator keaktifan siswa
No Indikator Jumlah item Skor maksimal
1 Terlibat dalam pembelajaran 4 12
2 Mengemukakan pendapat 3 9
3 Inisiatif 3 9
4 Disiplin 2 6
5 Kerjasama 3 9
Teknik penskoran dengan masing-masing indikator sebagai berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡× 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta pada bulan April
2019. Peneliti memilih SMA BOPKRI 1 Yogyakarta sebagai tempat penelitian
karena merupakan tempat Program Pengalaman Lapangan (PPL), sehingga
mengetahui keadaan kelas X MIPA, mengenal guru dan siswa-siswa serta mudah
mengurus perijinan sekolah. Perijinan dalam melaksanakan penelitian di SMA
BOPKRI 1 Yogyakarta, terlebih dahulu menyerahkan surat ijin dari kampus.
Selajutnya, bertemu dengan guru mata pelajaran fisika untuk memberitahu materi
yang akan diajarkan, serta menentukan waktu dan kelas yang akan digunakan dalam
pengambilan data. Peneliti diberikan kesempatan untuk mengambil data di kelas X
MIPA 2 dan pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 15 April 2019 dan 22
April 2019.
Pelaksanaan penelitian di kelas X MIPA 2 yang siswa-siswi berjumlah 32,
dengan materinya Hukum Hooke. Di kelas tersebut diberikan perlakuan (treatmen)
dengan pendekatan inkuiri dalam mengajar. Pendekatan inkuiri lebih
mengutamakan proses menemukan pengetahuan dan berpusat kepada keaktifan
siswa. Jadi bukan pembelajaran yang berpusat pada guru, melainkan kepada siswa.
Itulah sebabnya pendekatan ini sangat dekat dengan prinsip konstruktivis, di mana
pengetahuan itu dikonstruksi oleh siswa.
Pada penelitian ini, siswa dibimbing menggunakan pendekatan inkuiri
untuk memahami materi Hukum Hooke beserta Hukum Hooke untuk susunan
pegas seri dan pararel. Proses dalam pengambilan data siswa mengikuti tahap-tahap
kegiatan penelitian, sebagai berikut, a) mengerjakan soal pretest berjumlah 5 nomor
soal. b) melakukan percobaan Hukum Hooke pada pegas beserta mengerjakan LKS
(Lembar Kerja Siswa) dalam kelompok. c) mengikuti diskusi untuk materi hukum
hooke untuk susunan pegas seri dan pararel. d) mengerjakan soal posttest berjumlah
5 nomor soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian
No Hari, tanggal pertemuan Jam ke- Waktu
1 Senin, 15 April 2019 8-10 13:15-15:45
2 Senin, 22 April 2019 8-10 13:15-15:45
Pertemuan pertama dalam pelaksanaan penelitian di tanggal 15 April 2019
menggunakan 3 jam pelajaran setiap 1 jam pelajaran memiliki waktu 45 menit maka
dilakukakan penelitian pada pukul 13:15-15:45. Siswa diberikan kesempatan untuk
mengerjakan soal pretest yang berjumlah 5 soal dalam waktu satu jam pelajaran
dikelas. Soal pretest bermanfaat untuk mengetahui hasil belajar awal siswa.
Selanjutnya, siswa diberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) untuk dikerjakan
bersamaan siswa melakukan percobaan hukum Hooke pada pegas. Dalam
melakukan percobaan siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5
siswa dan ada satu kelompok yang terdiri dari 6 siswa. Untuk setiap kelompok
memiliki LKS untuk dapat mengerjakan percobaan hukum Hooke sesuai prosedur
yang ada dan mendapatkan data-data yang dapat dianalisis untuk menemukan
persamaan hukum Hooke. Siswa juga memiliki tanggung jawab untuk menjawab 6
pertanyaan setelah melakukan percobaan. Selanjutnya siswa-siswi mendiskusikan
data-data percobaan hukum Hooke beserta persamaan hukum hooke. Pada saat
pretest dan percobaan hukum Hooke siswa yang mengikuti 25 siswa dari jumlah
total 32 siswa. 7 siswa yang lain tidak bisa mengikuti pelaksanaan penelitian
dikarenakan ada acara HUT BOSA.
Pertemuan kedua dalam pelaksanaan penelitian di tanggal 22 April 2019
menggunakan 3 jam pelajaran setiap 1 jam pelajaran memiliki waktu 45 menit maka
dilakukakan penelitian pada pukul 13:15-15:45. Melanjutkan materi hukum Hooke
untuk susunan pegas seri dan pararel yang dimulai dengan kegiatan berdiskusi,
dengan pembagian kelompok seperti pertemuan pertama. Selanjutnya, per
kelompok diberi LKS untuk menjawab pertanyaan tentang hukum Hooke untuk
susunan pegas seri dan pararel. Selanjutnya siswa dalam kelompok
mempresentasikan materi yang telah hukum Hooke untuk sususnan pegas seri dan
pararel. Hukum Hooke untuk susunan pegas pararel dan pegas seri tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dilakukan pengambilan data karena keterbatasan waktu. Lalu, siswa mengerjakan
soal posttest yang berjumlah 5 soal dan diberikan waktu satu jam pelajaran. Soal
posttest bermanfaat untuk mengetahui hasil akhir siswa setelah diberikan
pendekatan inkuiri.
4.2 DESKRIPSI PELAKSANAAN PENELITIAN
Diagram 4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian dimulai dengan melakukan pretest untuk mengetahui
hasil belajar siswa awal, selanjutnya siswa melakukan percobaan dengan panduan
Lembar Kerja Siswa (LKS), terlebih dahulu siswa memahami percobaan dengan
membaca prosedur yang sudah diberikan. Lalu, siswa mulai mengambil data
dengan data massa beban, gaya tarik, panjang pegas awal dan panjang pegas setelah
diberi beban. Setelah siswa mendapatkan data tersebut, maka siswa menganalisis
pertambahan panjang pegas dan konstanta. Konstanta pegas yang digunakan
masing-masing kelompok ada dua konstanta yaitu 20 N/m dan 16,67 N/m. Dalam
pengambilan data siswa memvariasikan massa beban sebanyak 5 kali variasi yaitu
5 gram, 10 gram, 15 gram, 20 gram dan 25 gram. Pada data percobaan siswa
mengkonversikan dalam SI. Maka siswa akan mendapatkan nilai konstanta sama
walaupun menggunakan massa yang berbeda. Karena semakin besar massa yang
digunakan maka pertambahan panjang pegas juga akan semakin besar. Maka siswa
dapat menyimpulkan bahwa hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pegas
yaitu berbanding lurus. Lalu siswa dapat menyimpulkan juga bahwa konstanta yang
PretestPercobaan
hukum Hooke Diskusi hukum
Hooke
Presentasi hukum Hooke
Diskusi pegas seri dan pararel
Presentasi pegas seri dan
pararel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
ada dipegas satu bisa jadi akan berbeda dengan pegas yang lain. Karena konstanta
merupakan kemampuan pegas. Siswa dapat menemukan bahwa persamaan
konstanta pegas yaitu gaya tarik pegas dibagi dengan pertambahan panjang pegas.
Setelah berdiskusi dengan kelompok maka siswa akan mengetahui hukum
Hooke dari persamaan konstanta tersebut. Dalam presentasi siswa
mempresentasikan data yang diperoleh beserta jawaban yang sudah dibahas dalam
kelompok. Dalam mempresentasikan hasil diskusi per kelompok, siswa mulai
bertanya kenapa konstanta yang didapat berbeda dengan kelompok lain atau ada
yang sama. Dari pertanyaan tersebut siswa lalu mencari materi dari buku atau
internet. Dari pertanyaan itu siswa dapat memahami konsep dari hukum Hooke.
Dalam presentasi kelompok 1-5 mempresentasikan data setelah itu setiap kelompok
menjawab satu pertanyaan, dan jika ada jawaban yang berbeda maka akan dibahas
secara bersama-sama. Peneliti menuliskan 6 pertanyaan di LKS namun saat proses
pembelajaran waktunya terbatas dan tidak cukup jika menggambar grafik, maka
siswa hanya menjawab 5 dari 6 pertanyaan. Saat menyimpulkan siswa dapat
mengetahui hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas, menentukan
nilai konstanta pegas dan paham dengan konsep hukum Hooke.
Pertemuan yang terakhir peneliti melanjutkan pembelajaran hukum Hooke
pada pegas yang disusun secara seri dan pararel. Peneliti memberikan LKS yang
berisi tabel data dan tiga pertanyaan. Peneliti tidak dapat memberi kesempatan
siswa untuk mengambil data pada pegas yang disusun secara pararel, karena pegas
yang ada disekolah memiliki panjang yang berbeda-beda, sedangkan percobaan
pada pegas yang disusun secara pararel harus memiliki panjang yang sama. Maka
peneliti membuat siswa menemukan persamaan dari buku tanpa mengambil data.
Dalam pembelajaran kali ini tetap di dalam kelompok seperti pada pertemuan yang
pertama. Setelah siswa diskusi dapat mengetahui tentang persamaan gaya tarik
pegas pengganti yang disusun secara seri dan pararel, pertambahan panjang pegas
pengganti yang disususn secara seri dan pararel dan persamaan konstanta pegas
pengganti yang disususn secara seri dan pararel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 4.2 Deskripsi Kegiatan Pertemuan Pertama
Pertemuan Pertama : Senin, 15 April 2019
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Menjelaskan tujuan peneliti mengajar di kelas X MIPA
2
5 menit
Pengerjaan soal pretest 45 menit
Percobaan Hukum Hooke 40 menit
Berdiskusi tentang percobaan hukum hooke 45 Menit
Tabel 4.3 Deskripsi Kegiatan Pertemuan Kedua
Pertemuan Kedua : Senin, 22 April 2019
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Berdiskusi tentang Hukum Hooke untuk susunan pegas
seri dan pararel dalam lingkup kelompok
30 menit
Berdiskusi dan mempresentasikan pembelajaran tentang
Hukum Hooke untuk susunan pegas seri dan pararel
dalam lingkup kelas
60 menit
Pengerjaan soal posttest 45 45 menit
4.3 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.3.1 Nilai pretest dan posttest
Berdasarkan pelaksanaan penelitian dengan memberikan soal
pretest sebelum mengajar dengan pendekatan inkuiri dan soal posttest
setelah mengajar dengan pendekatan inkuiri di kelas X MIPA 2. Berikut
data nilai siswa pretest dan posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 4.4 Nilai Pretest Kelas X MIPA 2
Pada tabel 4.4 data dari nilai pretest siswa X MIPA 2 SMA BOPKRI 1
Yogyakarta. Nilai yang diperoleh semua dibawah KKM, karena materi hukum
hooke belum diajarkan sewaktu SMA dan tidak ada pemberitahuan pretest sehingga
siswa belum siap saat melakukan pretest. Secara keseluruhan siswa menjawab
dengan asal-asalan. Nilai yang tertinggi dari kelas ini adalah 6 dari nilai maksimal
100. Beberapa sudah mengetahui persamaan hukum Hooke namun belum
mengetahui konsep hukum hooke. Waktu peneliti bertanya setelah pretest, beberapa
siswa menjawab tahu dari materi SMP namun tidak mengetahui secara pasti apakah
jawaban itu benar tidak. Soal untuk pretest berjumlah 5 soal, dan terlihat bahwa
No Nomor soal Jumlah nilai
1 2 3 4 5
1 0 0 0 0 0 0
2 4 0 0 0 0 4
3 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0
7 2 0 0 0 0 2
8 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0
10 6 0 0 0 0 6
11 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0
14 2 0 0 0 0 2
15 2 0 0 0 0 2
16 4 0 0 0 0 4
17 2 0 0 0 0 2
18 4 0 0 0 0 4
19 6 0 0 0 0 6
20 0 0 0 0 0 0
21 2 0 0 0 0 2
22 0 0 0 0 0 4
23 2 0 0 0 0 2
24 2 0 0 0 0 2
25 2 0 0 0 0 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
beberapa siswa hanya bisa menjawab nomor satu walaupun tidak ada jawaban yang
lengkap dan jelas. Sedangkan untuk soal nomor 2,3,4,5 tidak ada satupun siswa
yang menjawab dengan benar dan lengkap maka seluruh siswa mendapatkan nilai
0 untuk soal tersebut. Dalam proses pretest terlihat siswa mengerjakan sendiri.
Setelah pengerjaan 10 menit berlalu, siswa mulai bermalas-malasan untuk
mengerjakan karena tidak tahu memakai rumus yang mana. Terlihat dari hasil
jawaban siswa banyak yang menjawab diluar pembelajaran fisika, seperti salah satu
contoh hasil pretest yang dilampirkan. Peneliti menganalisis nilai jawaban dari
siswa dengan analisis per butir soal, sehingga terlihat jelas bahwa siswa tidak ada
yang menjawab benar untuk pertanyaan yang menggunakan perhitungan dalam
persamaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 4.5 Nilai Posttest Siswa Kelas X MIPA 2
Pada tabel 4.5 data dari nilai posttest siswa X MIPA 2 SMA BOPKRI 1
Yogyakarta. Rata-rata nilai posttest yaitu 81,88. Terlihat bahwa nilai tertinggi siswa
yaitu 90 sedangkan untuk nilai terendahnya dalah 69. Siswa sudah tahu akan
dilakukan posttest maka siswa terlihat belajar sebelumnya dan dapat dilihat hasil
yang didapat meningkat dibandingkan dengan pretest. Peneliti menggunakan nilai
KKM 73 sesuai dengan aturan sekolah tersebut. Terlihat bahwa 23 siswa
mendapatkan hasil posttest diatas KKM. Namun, saat posttest ada dua siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM. Peneliti mengamati bahwa dua siswa tersebut
mengerjakannya kurang maksimal karena dua siswa tersebut dipanggil guru untuk
No Nomor soal Jumlah Nilai
1 2 3 4 5
1 2 8 20 25 18 73
2 2 10 20 25 24 81
3 6 10 20 20 24 80
4 2 10 20 20 24 76
5 4 10 25 25 18 82
6 2 10 25 25 18 80
7 4 8 25 25 24 86
8 4 10 20 25 18 77
9 4 10 25 25 24 88
10 2 10 25 25 24 86
11 6 10 25 25 24 90
12 2 10 25 20 12 69
13 4 10 25 20 24 83
14 2 10 25 25 24 86
15 4 10 20 25 24 83
16 4 8 25 20 24 81
17 0 10 25 25 18 78
18 4 10 25 25 24 88
19 2 10 25 25 24 86
20 2 8 25 25 24 84
21 2 10 25 25 24 86
22 4 10 25 25 24 88
23 2 10 25 25 24 86
24 2 10 20 20 18 70
25 2 10 25 25 18 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mengikuti latihan menari. Saat mengerjakan posttest siswa juga mengerjakan
sendiri dan terlihat antusias untuk mengerjakan karena sudah mendapatkan
pembelajaran hukum Hooke. Pengerjaan 5 soal tersebut diberi waktu 45 menit, dan
beberapa siswa sudah selesai pada menit ke 40 tetapi siswa yang sudah selesai
belum boleh mengumpulkan karena menunggu siswa lain selesai. Peneliti
menganalisis nilai jawaban dari siswa dengan analisis per butir soal, terlihat bahwa
kebanyakan siswa mampu menjawab degan benar dan lengkap soal nomor 2,3,4
yaitu perhitungan. Untuk soal nomor 1 tidak ada siswa yang menjawab dengan
lengkap dan benar tentang konsep dan persamaan hukum Hooke, siswa cenderung
hanya menghafal rumus saja sehingga di soal nomor 1 kebanyakan hanya menjawab
soal yang tentang persamaan hukum Hooke saja, sedangkan untuk bunyi dari
hukum Hooke siswa menjawab dengan kurang lengkap sehingga nilainya tidak
maksimal. Lalu, untuk soal nomor 5 kebanyakan siswa menjawab dengan kurang
tepat, rata-rata siswa terjebak dalam satuan, maka nilai yang didapat pada soal
nomor 5 tidak maksimal.
Selanjutnya, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan pendekatan inkuiri pada materi hukum Hooke pada pegas maka data
nilai pretest dan posttest siswa dianalisis menggunakan uji T-dependent test dan
berdasarkan KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) sekolah. Berikut hasil analisis
data:
a) Menganalisis menggunakan aplikasi SPSS
Data hasil belajar siswa yang diperoleh dari pretest yaitu test
sebelum diberikan pembelajaran pendekatan inkuiri dan posttest yaitu test
setelah diberikan pembelajaran pendekatan inkuiri yang dikerjakan oleh 25
siswa sehingga diperoleh 50 data. Untuk melihat adanya pengaruh
penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran hukum Hooke, maka data
yang berupa skor dianalisis dengan uji T dependent yang diolah
menggunakan program SPSS 17. Berikut adalah hasil uji T untuk
mengetahui pengaruh penerapan pendekaian inkuiri pada pembelajaran
hukum hooke kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 4.6 Hasil analisis menggunakan aplikasi SPSS
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PRETEST 1.76 25 1.943 .389
POSTTEST 81.88 25 5.622 1.124
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviat
ion
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
PRETEST -
POSTTEST -80.120 5.270 1.054 -82.295 -77.945
-
76.010 24 .000
1. Perumusan Hipotesis
H0 :Penerapan pendekatan inkuiri tidak berpengaruh positif pada hasil
belajar siswa kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta pada
pembelajaran hukum Hooke.
H1 :Penerapan pendekatan inkuiri berpengaruh positif pada hasil
belajar siswa kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta pada
pembelajaran hukum Hooke.
2. Penentuan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian sebesar 5% dan
kepercayaan sebesar 95%. Sehingga nilai sig(2 tailed) < 0.05. Pada tabel 4.5
terlihat nilai sig yang didapat adalah .000 karena sig 2 tailed (.000) < 0.05 berarti
ada hubungan perubahan sebelum treatment yaitu sebelum penerapan
pendekatan inkuiri dan sesudah penerapan pendekatan inkuiri. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran hukum Hooke.
3. Penentuan thitung dan ttabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Hasil perhitungan thitung dan ttabel tentang pengaruh penerapan pendekatan inkuiri
terhadap hasil belajar siswa kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta pada
pembelajaran hukum Hooke adalah -76,010 dan 2,042
4. Pengambilan keputusan
Setelah mengetahui thitung dan ttabel dapat diambil keputusan bahwa H0 ditolak
karena | thitung| (76,010) > |ttabel| (2,042)
5. Pengambilan Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat bahwa H0 ditolak dan H1 diterima maka berarti
penerapan pendekatan inkuiri berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa
kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta.
b) Analisis berdasarkan KKM
SMA BOPKRI 1 Yogyakarta memiliki KKM (Kriteria Kelulusan
Minimal) nilai 73. Nilai siswa dapat dinyatakan tuntas jika nilainya ≥ 73,
sedangkan jika nilainya < 73 maka siswa dinyatakan tidak tuntas.
Berdasarkan data nilai siswa saat mengikuti pretest dapat disimpulkan
bahwa 25 siswa tersebut tidak tuntas. Hal ini dapat dilihat di tabel berikut:
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa berdasarkan KKM untuk Pretest
Data nilai siswa yang mengikuti pretest dalam materi hukum hooke seluruh
siswa mendapatkan nilai dibawah KKM. Hal ini disebabkan siswa belum
mempelajari materi hukum Hooke dan tidak ada keseriusan siswa dalam
mengerjakan. Rata-rata hasil belajar pretest siswa di kelas tersebut 1,76 dari nilai
maksimal 100. Peneliti melihat sebagian besar jawaban yang dituliskan pada lembar
jawaban pretest hanya asal-asalan dan tidak ada keseriusan siswa dalam
mengerjakan. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa belum mengetahui dan
memahami materi hukum Hooke. Selanjutnya siswa akan belajar materi hukum
Hooke dengan pendekatan inkuiri.
No Nilai Jumlah
1 0-72 25
2 ≥73 0
Total 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Setelah siswa mempelajari materi hukum Hooke dengan pendekatan inkuiri,
lalu siswa mengerjakan soal posttest. Berdasarkan data nilai siswa saat mengikuti
posttest dapat disimpulkan bahwa 25 siswa tersebut tuntas. Hal ini dapat dilihat di
tabel berikut:
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa berdasarkan KKM untuk Posttest
Dari data nilai posttest seluruh siswa mengalami peningkatan. Jika dilihat
dari nilai posttest dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa dapat mempelajari materi
dengan baik dengan pendekatan inkuiri.
4.3.2 Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa (LKS) digunakan untuk membimbing siswa untuk dapat
melakukan percobaan Hukum Hooke dengan menggunakan pendekatan inkuiri.
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari lima siswa,
jadi total yang ikut dalam percobaan berjumlah 25 siswa. Percobaan dilakukan pada
pertemuan pertama setelah siswa mengikuti pretest. Di dalam LKS terdapat 6
pertanyaan yang dapat dijawab oleh kelompok sesaat sudah mendapatkan data dan
diisikan dibagian tabel data. Dari keenam pertanyaan salah satu pertanyaan nomor
4 tidak dapat dijawab karena harus menggambar grafik dan waktu yang tidak cukup.
Tabel 4.9 Nilai LKS (Lembar Kerja Siswa) kelas X MIPA 2
No Kelompok Nilai
1 1 67,5
2 2 88,75
3 3 87,5
4 4 62,5
5 5 100
No Nilai Jumlah
1 0-72 2
2 ≥73 23
Total 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Peniaian lembar kerja siswa didapat dari penilaian pencatatan di tabel data
beserta analisisnya dan 6 pertanyaan yang sudah disediakan. Karena waktu yang
terbatas pertanyaan nomor 4 tidak dijawab. Awalnya, Peneliti membuat nilai LKS
maksimal 100, karena soal nomor 4 membutuhkan waktu yang lama yaitu
menggambar grafik maka soal nomor 4 tidak jadi dikerjakan. Maka peneliti
mengubah teknik penilaian LKS sebagai berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑋 100
Pembagian kelompok baik untuk berdiskusi ataupun dalam mengambil data
percobaan dengan urutan absensi siswa yang ditentukan oleh peneliti. Pada tabel
4.8 tabel penilaian LKS terlihat nilai yang didapat oleh dua kelompok kurang
memuaskan dan tiga kelompok memuaskan. Saat melakukan percobaan terlihat
siswa sangat antusias namun dua kelompok tersebut menjawab pertanyaan dengan
kurang serius dibanding dengan tiga kelompok lain tersebut. Untuk kelompok 5
mendapatkan nilai maksimal dari LKS karena kelompok tersebut menjelaskan
dengan benar dan lengkap, baik dalam menganalisis data dan menjawab
pertanyaan. Soal yang disiapkan peneliti berjumlah 6 soal, tetapi saat proses
percobaan dan diskusi dimulai beberapa kelompok belum selesai dalam
pengambilan data percobaan hukum Hooke, maka kelompok yang sudah selesai
mengambil data dalam percobaan harus menunggu terlebih dahulu sebelum lanjut
presentasi. Dalam kegiatan percobaan siswa dituntut untuk dapat bekerjasama
dengan baik dalam kelompok dengan saling menolong dan saling menghargai
pendapat siswa satu sama lain. Terlihat kelompok 1-5 dapat menyelesaikan tugas
dengan baik walaupun ada 2 kelompok yang mendapat hasil kurang memuaskan.
Dalam percobaan peneliti menggunakan konstanta yang berbeda pada beberapa
kelompok, sehingga saat presntasi mulai timbul pertanyaan-pertanyaan. Salah satu
contohnya kenapa sama-sama menggunakan pegas tetapi menghasil nilai konstanta
yang berbeda. Peneliti menganalisis jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) per nomor
soal dan per kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Jawaban dari setiap kelompok dapat dianalisa sebagai berikut:
Tabel 4.10 Analisis setiap jawaban kelompok di LKS (Lembar Kerja
Siswa)
Nomor
Soal
Kelompok Skor Analisis Jawaban
IV 1, 2, 3, 4
& 5
10 Kelompok tersebut Mencatat massa beban, gaya
tarik, panjang pegas, pertambahan panjang pegas
dan menghitung nilai konstanta
1 1 & 2 2 Kelompok tersebut menjawab dengan bahasa yang
tidak jelas keadaan pegas tanpa beban seperti pegas
tidak mengulur atau tidak melebar
3, 4 & 5 5 Kelompok tersebut menjawab dengan bahasa yang
jelas keadaan pegas tanpa beban seperti pegas tidak
mengalami pertambahan panjang
2 1 & 2 2 Kelompok tersebut menjawab dengan bahasa yang
tidak jelas keadaan pegas digantungkan beban
seperti pegas mengulur atau melebar
3, 4 & 5 5 Kelompok tersebut menjawab dengan bahasa yang
jelas keadaan pegas digantungkan beban seperti
pegas akan mengalami pertambahan panjang
3 1, 3 & 4 0 Tidak menjawab pertanyaan
2 17 Kelompok tersebut menjawab hubungan antara
gaya dengan pertambahan panjang menurut analisis
data bahwa berbanding lurus
5 20 Kelompok tersebut menjawab hubungan antara
gaya dengan pertambahan panjang menurut analisis
data bahwa berbanding lurus dengan penjelasan
yang lengkap
5 1, 2, 3 &
5
20 Kelompok tersebut menjawab dengan menuliskan
persamaan hukum Hooke beserta keterangan
simbol dengan lengkap dan jelas
4 10 Kelompok tersebut menjawab dengan menuliskan
persamaan hukum Hooke beserta keterangan
simbol lengkap tetapi kurang jelas
6 1, 2, 3, 4
& 5
20 Menghitung nilai konstanta 5 data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
4.3.3 Lembar Observasi
Hasil Pengamatan observasi peneliti dibantu oleh 3 mahasiswa, setiap
mahasiswa mengobservasi 10 siswa. Maka setiap mahasiswa mengobservasi dua
kelompok siswa dan salah satu mahasiswa mengobservasi satu kelompok siswa.
Dalam pengambilan data observasi dilakukan setiap pertemuan. Maka observasi
dilakukan 2 kali dengan observer yang sama dan kelompok yang sama. Di dalam 5
kelompok tersebut terlihat mereka aktif saat melakukan percobaan dan berdiskusi.
Lembar observasi yang digunakan ada 15 indikator dengan nilai maksimal setiap
indikator yaitu 3. Peneliti menganalisis setiap indikatornya dalam kelompok.
Adapun data hasil observasi yang dapat dilihat dalam tabel, sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Lembar Observasi Keaktifan Siswa Kelas X MIPA 2
pertemuan pertama
Pertemuan 1: Senin, 15 April 2019
Kelompok Nomer Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3
3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3
4 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3
5 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3
Setelah mendapatkan data setiap sub indikatornya maka dapat dianalisis dan
mendapatkan analisis data sebagai berikut:
Tabel 4.12 Hasil Analisis Lembar Observasi Keaktifan Siswa Kelas X MIPA
2 pertemuan pertama
Kel. Indikator Jumlah total (%) Kriteria
T (%) M (%) I (%) D (%) K (%)
1 75 78 78 100 100 86 Aktif
2 100 89 78 100 92 92 Aktif
3 92 89 89 100 89 92 Aktif
4 83 89 89 100 78 88 Aktif
5 100 89 89 100 89 93 Aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Keterangan:
T : Terlibat dalam pembelajaran
M : Mengemukakan pendapat
I :Inisiatif
D :Disiplin
K :Kerjasama
Maka siswa-siswa X MIPA 2 dikategorikan termasuk siswa yang aktif saat
pembelajaran fisika hukum Hooke. Peneliti menganalisis setiap indikatornya,
dengan 5 indikator tersebut dapat terlihat siswa aktif maka disitu siswa belajar. 5
indikator tersebut yaitu: terlibat dalam pembelajaran, mengemukakan pendapat,
inisiatif, disiplin dan bekerjasama. Dalam 5 indikator tersebut dari kelompok 1-5
mendapat nilai maksimal pada indikator disiplin, karena seluruh siswa datang tepat
waktu saat pembelajaran karena di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta menerapkan
aturan saat datang tidak tepat waktu maka mendapatkan poin dan dihukum,
selanjutnya seluruh siswa juga menjaga ketenangan sehingga saat pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar. Kelompok 5 terlihat mendapatkan nilai total keaktifan
yang tinggi dibandingkan dengan kelompok lain, tetapi semua kelompok tergolong
aktif karena interval siswa termasuk kriteria aktif yaitu 77,78% - 100%. Peneliti
menilai keaktifan siswa dalam kelompok maka nilai yang didapat juga setiap siswa
dalam kelompok sama.
Selanjutnya pada pertemuan kedua peneliti dibantu observer masih
mengamati keaktifan siswa kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Seperti
pada pertemuan pertama, pertemuan kedua menganalisis setiap indikator. Adapun
data hasil observasi yang dapat dilihat dalam tabel, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.13 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelas X MIPA 2
Pertemuan Kedua
Pertemuan 2:Senin, 22 April 2019
Kelompok Nomer Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3
2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3
3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2
4 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3
5 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
Setelah mendapatkan data setiap sub indikatornya maka dapat dianalisis dan
mendapatkan analisis data sebagai berikut:
Tabel 4.14 Hasil Analisis Lembar Observasi Keaktifan Siswa Kelas X
MIPA 2 Pertemuan kedua
Keterangan:
T :Terlibat dalam pembelajaran
M :Mengemukakan pendapat
I :Inisiatif
D :Disiplin
K :Kerjasama
Pada pertemuan kedua terlihat bahwa semua kelompok termasuk kriteria
aktif. Peneliti menganalisis setiap indikatornya, dengan 5 indikator tersebut. Pada
Kel
.
Indikator Jumla
h total
(%)
Kriteria
T (%) M
(%)
I (%) D (%) K (%)
1 67 78 78 100 89 82 Aktif
2 83 78 89 83 89 84 Aktif
3 92 78 67 100 89 85 Aktif
4 75 89 78 67 100 82 Aktif
5 100 89 89 100 89 93 Aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
saat pertemuan ini siswa mengalami penurunan kedisiplinan dibandingkan dengan
pertemuan pertama. Kelompok 2 dan 4 kurang menjaga ketenangan saat
pembelajaran dimulai. Kelompok 4 saat ada teman yang sedang mempresentasikan
diskusi beberapa siswa dari kelompok tersebut membuat kegaduhan dengan tertawa
sehingga suasan kelas menjadi tidak kondusif. Tetapi tingkat kedisiplinan untuk
datang tepat waktu mereka menaatinya karena saat siswa terlambat masuk ke kelas
maka akan mendapatkan poin dan dihukum. Kelompok satu sampai lima termasuk
kriteria aktif karena interval siswa termasuk kriteria aktif yaitu 78%-100%. Seperti
pada pertemuan pertama, pertemuan kedua ini siswa kelompok 5 merupakan
kelompok yang mendapatkan tingkat keaktifan yang paling tinggi. Terlihat pada
dinamika diskusi saat pembelajaran terlihat kelompok tersebut sangat antusias
mengikuti pembelajaran. Tetapi secara keseluruhan kelompok 1-5 dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan baik.
4.4 PEMBAHASAN
Pertemuan pertama dalam satu jam pertama pembelajaran digunakan untuk
mengerjakan soal pretest. Dari 32 siswa yang mengikuti penelitian hanya 25 siswa,
dikarenakan 7 siswa yang lain sedang mengikuti latihan untuk penampilan BOSA
RAYA yang acaranya diadakan setiap tahun. Hasil jawaban pretest seluruh siswa
tidak mampu mendefinisikan dan mengerti tentang Hukum Hooke pada pegas baik
secara konsep atau perhitungan karena terlihat nilai yang diperoleh dibawah KKM
yang telah ditetapkan di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Maka dapat disimpulkan
bahwa seluruh siswa kelas X MIPA 2 belum mengetahui materi Hukum Hooke.
Nilai tertinggi pretest yaitu 6 dari nilai maksimal 100. Beberapa siswa mendapatkan
nilai 6 karena dapat menuliskan persamaan hukum Hooke, tetapi siswa tersebut
tidak mengetahui secara konsep. Saat peneliti menanyakan setelah pretest mereka
pernah mendapatkan materi hukum Hooke pada saat SMP namun lupa. Sebagian
besar siswa mendapatkan nilai 0. Saat pretest siswa mengerjakan sendiri dan tidak
bertanya dengan teman, tetapi jawaban yang dituliskan diluar dari pembelajaran
fisika, siswa menjawab dengan asal-asalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Dua jam berikutnya pada pertemuan pertama siswa dibagi menjadi 5
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Sebelum melakukan percobaan,
setiap kelompok dibagikan LKS. LKS berfungsi untuk membimbing siswa dalam
proses pengambilan data, setelah itu ada enam pertanyaan di LKS yang
didiskusikan didalam kelompok yang dilanjutkan dipresentasikan di depan kelas.
Hasil dari LKS terdiri dari kelompok 2, 3 & 5 menjawab dengan lengkap dan tepat
sehingga mendapatkan nilai yang memuaskan. Sedangkan kelompok 1 & 4
menjawab dengan lengkap namun ada beberapa yang kurang tepat dan
menggunakan bahasa yang tidak jelas sehingga mendapatkan hasil yang cukup .
Selain pengerjaan LKS, siswa juga melaksanakan diskusi saat diskusi terlihat
sebagian besar siswa sangat antusias dan mampu memberi jawaban atau pertanyaan
mengenai hukum hooke. Pada pertemuan pertama. Pada pertemuan pertama peneliti
membimbing siswa dengan memberikan panduan di LKS, dan menjawab saat siswa
mengalami kesulitan saat proses pengambilan data dalam percobaan. Setiap
kelompok menjawab 5 pertanyaan dari 6 pertanyaan, dikarenakan lama di
percobaan maka soal tentang grafik tidak bisa dijawab. Dari kelompok 1-5
mengambil data dan menganalisis dengan lengkap dan tepat sehingga dari situ
siswa dapat menyimpulkan bahwa hubungan gaya tarik pegas berbanding lurus
degan pertambahan panjang pegas. Terlihat dari semakin besar massa yang
digunakan maka pertambahan panjang pegas juga semakin besar, lalu siswa juga
dapat menyimpulkan persamaan hukum Hooke dari konstanta pegas.
Pertemuan kedua untuk dua jam pelajaran melanjutkan materi susunan
pegas seri dan pararel, setelah itu siswa mengerjakan posttest. Hasil posttest yang
didapatkan sangat meningkat dibandingkan dengan nilai pretest. Seluruh siswa X
MIPA 2 mendapatkan hasil pottest yang 23 siswa nilai diatas KKM sedangkan 2
siswa mendapatkan nilai dibawah KKM karena pengerjaanya menggunakan waktu
yang terbatas, karena dua siswa tersebut harus mengikuti latihan nari untuk HUT
BOSA. Dari hasil posttest dapat dikatakan bahwa ada peningkatan hasil belajar saat
menggunakan pendekatan inkuiri dalam materi hukum Hooke.
Keaktifan kelas di X MIPA 2 mendapatkan hasil kelompok 1-5 termasuk
kriteria aktif. Tetapi secara keseluruhan pendekatan inkuiri meningkatkan keaktifan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
siswa di kelas, siswa menjadi berani bertanya dengan guru, berani
mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan, dan aktif dalam pengambilan data.
Saat pertemuan pertama siswa termasuk kriteria aktif dan saat pertemuan kedua
begitu juga. Tetapi saat dibandingkan keaktifan pertemuan pertama lebih aktif
dibandingkan dengan pertemuan kedua. Karena waktu mau akhir pembelajaran
siswa sibuk belajar dalam menghadapi posttest karena takut nilai tersebut
dimasukkan kedalam rapot, maka saat presentasi hanya beberapa siswa yang masih
menanggapi.
Berdasarkan hasil uji T pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa pengaruh
penerapan pendekatan inkuiri mendapatkan nilai |thitung| (76,010) > |ttabel| (2,042)
dengan taraf signifikansi 5% maka HO ditolak dan H1 diterima berarti penerapan
inkuiri berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas X MIPA 2 BOPKRI
1 YOGYAKARTA pada pembelajaran hukum Hooke. Hasil nilai rata-rata sebelum
penerapan inkuiri dan setelah -80,120. Nilai rata-rata sebelum treatment adalah 1,76
dan nilai rata-rata sesudah treatment adalah 81,88.
Belajar dalam kelompok dengan diberi Lembar Kerja Siswa (LKS)
membuat siswa bekerjasama, membantu dalam memecahkan masalah dengan
menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti. Lalu Peneliti juga memberikan siswa
untuk diskusi maka membuat siswa saling menghargai satu sama lain ketika
memiliki pendapat yang berbeda terhadap teori dan memancing siswa untuk belajar
pada pembelajaran hukum hooke. Dalam diskusi juga membuat siswa untuk kreatif
dalam berpikir dengan lebih bebas mencari pembelajaran hukum Hooke. Diskusi
dalam kelompok membuat siswa menjadi lebih paham materinya sehingga dalam
pembelajaran siswa lebih aktif, dan peneliti yang menjadi fasilitator saat siswa
mengalami kebingungan dalam berdiskusi materi tersebut. Pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri membuat siswa menjadi senang dan bersemangat dalam belajar
di kelas. Siswa tidak bosan hanya mendengarkan ceramah dari guru, tetapi siswa
juga dapat menemukan materi sendiri. Dalam pertemuan kedua siswa dapat
memahami persamaan gaya tarik pegas pengganti yang disusun secara seri dan
pararel, pertambahan panjang pegas pengganti yang disususn secara seri dan pararel
dan persamaan konstanta pegas pengganti yang disususn secara seri dan pararel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Peningkatan hasil belajar
terlihat pada nilai pretest rata-rata 1,76 dan nilai posttest rata-rata 81,88 dengan
KKM sekolah tersebut 73. Dari 25 siswa ada 23 siswa nilai posttest yang
melebihi KKM, dan 2 siswa yang nilai posttest dibawah KKM.
2. Tingkat keaktifan siswa dikategorikan aktif selama proses pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan inkuiri pada pembelajaran hukum Hooke
pada siswa kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta.
5.2 SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakulan, peneliti menyarankan beberapa hal,
antara lain yaitu:
1. Bagi Guru
Penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran fisika dapat menjadi salah
satu contoh pendekatan yang dapat diterapkan dan dapat meningkatkan hasil
belajar dan keaktifan, tetapi guru harus memilih materi mana yang pas saat
menggunakan Pendekatan inkuiri.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan waktu sehingga tidak dapat
melakukan percobaan di pegas yang disusun secara pararel. Bagi peneliti
selanjutnya akan lebih efektif untuk membimbing siswa melakukan percobaan
pegas yang disusun pararel. Selanjutnya, peneliti selanjutnya untuk membuat
soal pretest dan posttest dengan tingkat yang setara dengan penggunaan
pendekatan inkuiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Khoirul. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arends, I. Richard. 2013. Learning to Teach. edisi 9. diterjemahkan oleh Made
Frida Yulia. Jakarta: Salemba Humanika.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Beetlestone, Florence. 2011. Creative Learning. diterjemahkan oleh Narulita
Yusron. Bandung: Nusamedia
Barell, John. 2007. Problem Based Learning an Inquiry Approach. Corwin Press
Daryanto, Tasrial. 2012. Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta: Gava Media.
Domi, Severinus. Pembelajaran Fisika Seturut Hakekatnya serta sumbangannya
dalam pendidikan karakter. Seminar Nasional Fisika.
Emzir, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan kuantitatif &kualitatif. Jakarta:
Rajawali Pers.
Ghani, Rahman A, 2014. Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta:
Rajawali Pers.
Holt, John, 2012. Bagaimana Siswa Belajar. diterjemahkan oleh Fransisca Wahyu
Ari Susilowati. Jakarta: Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2002. Fisika 2A. Jakarta: Erlangga.
Pradipto, Y. Dedy. 2007. Belajar sejati vs kurikulum nasional. Yogyakarta:
Kanisius.
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sitiatava, Rizema Putra. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
Yogyakarta: Diva Press.
Sudar, dkk, 2016. Fisika untuk kelas X revisi k2013. Depok: Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika konstruktivistik dan
Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul. 2016. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul, 2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jilid ke-1. Diterjemahkan oleh
Lea Prasetio dan Rahmad W. Adi. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 1. Surat Perijinan Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Lampiran 2. Surat Edaran Penerbitan Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 3. Rencana Rancangan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 3 Rencana Rancangan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Genap
Materi Pokok : Hukum Hooke pada Pegas
Pertemuan : 2 X Pertemuan
Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit @45 Menit
Standar Kompetensi : Hukum Hooke pada Pegas yang disusun secara
seri dan pararel
Kompetensi Dasar : 3.6 Menganalisis sifat elastis bahan dalam
kehidupan sehari-hari
4.6 Mengolah dan menganalisis hasil percobaan
tentang sifat elastisitas bahan indikator
Tujuan : Siswa dapat:
1. Memahami hukum Hooke
2. Menggunakan persamaan hukum Hooke pada
pegas
3. Menggunakan persamaan hukum Hooke pada
pegas yang disusun secara seri dan pararel
I INDIKATOR
Siswa dapat:
3.6.1 Menjelaskan pengertian hukum Hooke
3.6.2 Menentukan konstanta suatu pegas
3.6.3 Menghitung konstanta suatu pegas yang disusun secara seri dan pararel
II MATERI AJAR
1. Hukum Hooke pada pegas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
III METODE PEMBELAJARAN
1. Percobaan
2. Diskusi
IV LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan I: 3 X 45 menit
Hari/ Tanggal: Senin, 15 April 2019
Dalam pertemuan pertama dengan kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1
Yogyakarta, untuk 45 menit pertama digunakan siswa untuk mengerjakan
pretest. Pretest yang diberikan bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan
hasil belajar sebelum pembelajaran hukum Hooke menggunakan pendekatan
inkuiri dengan sesudah pembelajaran.
Kegiatan Alokasi Waktu
(menit)
1. Pendahuluan
a Motivasi
1) Guru memberikan salam
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b Apersepsi
1) Apa yang anda ketahui tentang konstanta
pegas?
c Prasyarat Pengetahuan
1) Adakah hubungan antara massa, konstanta
dan pertambahan panjang pegas?
2) Apakah konstanta pada setiap pegas berbeda-
beda?
20
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1) Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 5 siswa dengan urut
nomor absen
2) Siswa membaca dan mendiskusikan percobaan
hukum Hooke yang terdapat di LKS
3) Siswa melakukan pengambilan data dan
menuliskannya pada tabel data di LKS
4) Siswa menganalisis data yang diperoleh pada
percobaan
b. Elaborasi
1) Siswa mendiskusikan hasil analisis data yang
telah diperoleh
2) Siswa menjawab pertanyaan yang ada di
Lembar Kerja Siswa secara berkelompok
c. Konfirmasi
1) Siswa secara berkelompok mempresentasikan
hasil diskusi dan jawaban dari pertanyaan di
depan kelas
2) Siswa kelompok lain menanggapi presentasi
dari kelompok tersebut
3) Guru menanggapi hasil diskusi kelompok siswa
dan memberikan konsep yang beberapa siswa
masih belum pahami atau konsep kurang tepat.
3. Penutup
a. Guru memberikan kesempatan siswa untuk
menanyakan materi yang masih belum dipahami
b. Siswa membuat kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pertemuan II: 3 X 45 menit
Hari/ Tanggal: Senin, 22 April 2019
Dalam pertemuan pertama dengan kelas X MIPA 2 SMA BOPKRI 1
Yogyakarta, untuk 45 menit terakhir digunakan siswa untuk mengerjakan
postest. Postest yang diberikan bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan
hasil belajar sebelum pembelajaran hukum Hooke menggunakan pendekatan
inkuiri dengan sesudah pembelajaran.
Kegiatan Alokasi Waktu
(menit)
1. Pendahuluan
a. Motivasi
1) Guru memberikan salam
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Apersepsi
1) Apa yang anda ketahui tentang susunan seri
dan susunan pararel pada pegas?
c. Prasyarat Pengetahuan
1) Bagaimana pertmabahan panjang pegas
pengganti susunan seri dan pararel
2) Bagaimana menghitung konstanta pegas
yang disusun secara seri dan pararel?
20
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Siswa dalam 5 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5 siswa dengan urut nomor absen
2) Siswa mencari materi di internet dan buku
tentang ketentuan pegas yang disusun secara
seri dan pararel
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
3) Siswa mendiskusikan tentang materi
tersebut dalam kelompok
4) Siswa menjawab pertanyaan yang ada di
Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Elaborasi
1) Siswa mendiskusikan jawaban dari
pertanyaan yang ada di LKS (Lembar Kerja
Siswa)
2) Siswa diberi kesempatan untuk mencoba
pegas yang dirangkai secara seri.
c. Konfirmasi
1) Siswa secara berkelompok
mempresentasikan hasil diskusi dan jawaban
dari pertanyaan di depan kelas
2) Siswa kelompok lain menanggapi presentasi
dari kelompok tersebut
3) Guru menanggapi hasil diskusi kelompok
siswa dan memberikan konsep yang
beberapa siswa masih belum pahami atau
konsep kurang tepat.
3. Penutup
a. Guru memberikan kesempatan siswa untuk
menanyakan materi yang masih belum
dipahami
b. Siswa membuat kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari
10
V ALAT/BAHAN/SUMBER
1 Buku Erlangga Straight Point Series Fisika Kelas X
2 Tipler
3 Interenet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
VI PENILAIAN
Peniliaian dilakukan dengan dua cara yaitu pretest dan posttest. Penilaian
pretest dilakukan untuk mengetahui pemahaman awal siswa mengenai hukum
Hooke pada pegas, dan penilaian posttest dilakukan diakhir pembelajaran untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap pembelajaran hukum Hooke. LKS yang
dikerjakan siswa dikumpulkan dan dinilai tetapi tidak dimasukkan dalam hasil
belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 4. Validasi Pretest dan posttest
1. Validasi Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2. Validasi Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 5. Pretest Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 6. Posttest Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa (LKS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 8. Lembar Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 9 Rubrik Penilaian
1. Tabel Rubrik Penilaian Pretest
No
soal
Skor Aspek
1 10 Menuliskan bunyi dari hukum hooke beserta menuliskan
persamaannya dengan lengkap dan tepat
8 Menuliskan bunyi dari hukum hooke beserta menuliskan
persamaannya dengan lengkap dan ada bagian kecil yang kurang
tepat
6 Menuliskan bunyi dari hukum hooke beserta menuliskan
persamnaannya dengan lengkap da nada beberapa banyak bagian
yang kurang tepat
4 Hanya menuliskan bunyi dari hukum hooke atau menuliskan
persamaannya dengan tepat
2 Hanya menuliskan bunyi dari hukum hooke atau menuliskan
persamaannya dan ada bagian yang kurang tepat
0 Tidak menjawab
2 10 Menghitung konstanta pegas dengan menuliskan satuan dengan
tepat
8 Menghitung konstantan pegas dengan tepat dan menuliskan
satuan yang tidak tepat/ tidak menulis
6 Menghitung konstanta pegas dengan salah perhitungan dan
menuliskan satuan yang tepat
4 Menghitung konstanta pegas dengan salah perhitungan dan
menuliskan satuan tidak tepat/ tidak menulis satuan
2 Menghitung konstanta pegas dengan tidak tepat dan menuliskan
satuan dengan tepat
0 Tidak menjawab
3 25 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
seri dengan menuliskan satuan dengan tepat (Pengerjaannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dimulai menghitung konstanta pegas pengganti yang disusun
secara pararel dilanjutkan menghitung pertambahan panjang
pegas)
20 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
seri dengan menuliskan satuan yang salah/ tidak menulis satuan
(Pengerjaannya dimulai menghitung konstanta pegas pengganti
yang disusun secara pararel dilanjutkan menghitung pertambahan
panjang pegas)
15 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
seri dengan menuliskan satuan dengan tepat (Tidak menuliskan
perhitungan konstanta pegas pengganti disusun secara pararel
dilanjutkan menghirung pertambahan panjang pegas)
10 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
seri dengan menuliskan satuan yang salah/ tidak menulis satuan
(Tidak menuliskan perhitungan konstanta pegas pengganti
disusun secara pararel dilanjutkan menghitung pertambahan
panjang pegas)
5 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
seri dengan menuliskan satuan dengan tepat (Tidak menuliskan
perhitungan konstanta pegas pengganti disusun secara pararel
dilanjutkan menghirung pertambahan panjang pegas) tetapi
mendapatkan hasil perhitungan yang salah
0 Tidak menjawab
4 25 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
pararel dengan menuliskan satuan dengan tepat (Pengerjaannya
dimulai menghitung konstanta pegas pengganti yang disusun
secara pararel dilanjutkan menghitung pertambahan panjang
pegas)
20 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
pararel dengan menuliskan satuan yang salah/ tidak menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
satuan (Pengerjaannya dimulai menghitung konstanta pegas
pengganti yang disusun secara pararel dilanjutkan menghitung
pertambahan panjang pegas)
15 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
pararel dengan menuliskan satuan dengan tepat (Tidak
menuliskan perhitungan konstanta pegas pengganti disusun secara
pararel dilanjutkan menghirung pertambahan panjang pegas)
10 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
pararel dengan menuliskan satuan yang salah/ tidak menulis
satuan (Tidak menuliskan perhitungan konstanta pegas pengganti
disusun secara pararel dilanjutkan menghitung pertambahan
panjang pegas)
5 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
pararel dengan menuliskan satuan dengan tepat (Tidak
menuliskan perhitungan konstanta pegas pengganti disusun secara
pararel dilanjutkan menghirung pertambahan panjang pegas)
tetapi mendapatkan hasil perhitungan yang salah
0 Tidak menjawab
5 30 Menghitung pertambahan panjang sistem pegas gabungan secara
lengkap dengan menuliskan satuan yang tepat (Pengerjaannya
dimulai perhitungan konstanta pegas pengganti disusun secara
pararel dilanjutkan menghitung konstanta pegas pengganti
disusun secara seri, dilanjut menghitung pertambahan panjang
pegas)
24 Menghitung pertambahan panjang sistem pegas gabungan secara
lengkap dengan menuliskan satuan yang tidak tepat/ tidak menulis
satuan (Pengerjaannya dimulai perhitungan konstanta pegas
pengganti disusun secara pararel dilanjutkan menghitung
konstanta pegas pengganti disusun secara seri, dilanjut
menghitung pertambahan panjang pegas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
18 Menghitung pertambahan panjang sistem pegas gabungan secara
lengkap dengan menuliskan satuan yang tidak tepat/ tidak menulis
satuan (Pengerjaannya dimulai perhitungan konstanta pegas
pengganti disusun secara pararel dilanjutkan menghitung
konstanta pegas pengganti disusun secara seri, dilanjut
menghitung pertambahan panjang pegas) di hasil perhitungan
konstanta pengganti pegas ada sebagian yang salah
12 Menghitung pertambahan panjang sistem pegas gabungan secara
lengkap dengan menuliskan satuan yang tepat (Tidak menghitung
konstanta pegas pengganti disusun secara pararel dilanjutkan
menghitung konstanta pegas pengganti disusun secara seri,
dilanjut menghitung pertambahan panjang pegas)
6 Menghitung pertambahan panjang sistem pegas gabungan secara
lengkap dengan menuliskan satuan yang tidak tepat/ tidak menulis
satuan (Tidak menghitung konstanta pegas pengganti disusun
secara pararel dilanjutkan menghitung konstanta pegas pengganti
disusun secara seri, dilanjut menghitung pertambahan panjang
pegas)
0 Tidak menjawab
2. Tabel Rubrik Penilaian Posttest
No
soal
Skor Aspek
1 10 Menuliskan bunyi dari hukum hooke beserta menuliskan
persamaannya dengan lengkap dan tepat
8 Menuliskan bunyi dari hukum hooke beserta menuliskan
persamaannya dengan lengkap dan ada bagian kecil yang kurang
tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
6 Menuliskan bunyi dari hukum hooke beserta menuliskan
persamnaannya dengan lengkap dan ada beberapa banyak bagian
yang kurang tepat
4 Hanya menuliskan bunyi dari hukum hooke atau menuliskan
persamaannya dengan tepat
2 Hanya menuliskan bunyi dari hukum hooke atau menuliskan
persamaannya dan ada bagian yang kurang tepat
0 Tidak menjawab
2 10 Menghitung konstanta pegas dengan menuliskan satuan dengan
tepat
8 Menghitung konstantan pegas dengan tepat dan menuliskan
satuan yang tidak tepat/ tidak menulis
6 Menghitung konstanta pegas dengan salah perhitungan dan
menuliskan satuan yang tepat
4 Menghitung konstanta pegas dengan salah perhitungan dan
menuliskan satuan tidak tepat/ tidak menulis satuan
2 Menghitung konstanta pegas dengan tidak tepat dan menuliskan
satuan dengan tepat
0 Tidak menjawab
3 25 Menghitung massa dari beban yang digunakan pada rangkaian
pegas yang disusun secara seri dengan menuliskan satuan dengan
tepat (Pengerjaannya dimulai menghitung konstanta pegas
pengganti yang disusun secara seri dilanjutkan menghitung
massa)
20 Menghitung massa dari beban yang digunakan pada rangkaian
pegas yang disusun secara seri dengan menuliskan satuan yang
salah/ tidak menulis satuan (Pengerjaannya dimulai menghitung
konstanta pegas pengganti yang disusun secara seri dilanjutkan
menghitung massa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
15 Menghitung massa dari beban yang digunakan pada rangkaian
pegas yang disusun secara seri dengan menuliskan satuan dengan
tepat (Tidak menuliskan perhitungan konstanta pegas pengganti
yang disusun secara seri dilanjutkan menghitung massa)
10 Menghitung massa dari beban yang digunakan pada rangkaian
pegas yang disusun secara seri dengan menuliskan satuan yang
salah/ tidak menulis satuan (Tidak menuliskan perhitungan
konstanta pegas pengganti yang disusun secara seri dilanjutkan
menghitung massa)
5 Menghitung massa dari beban yang digunakan pada rangkaian
pegas yang disusun secara seri dengan menuliskan satuan dengan
tepat (Tidak menuliskan perhitungan konstanta pegas pengganti
yang disusun secara seri dilanjutkan menghitung massa) tetapi
mendapatkan hasil perhitungan yang salah
0 Tidak menjawab
4 25 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
pararel dengan menuliskan satuan dengan tepat (Pengerjaannya
dimulai menghitung konstanta pegas pengganti yang disusun
secara pararel dilanjutkan menghitung pertambahan panjang
pegas)
20 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
pararel dengan menuliskan satuan yang salah/ tidak menulis
satuan (Pengerjaannya dimulai menghitung konstanta pegas
pengganti yang disusun secara pararel dilanjutkan menghitung
pertambahan panjang pegas)
15 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
pararel dengan menuliskan satuan dengan tepat (Tidak
menuliskan perhitungan konstanta pegas pengganti disusun secara
pararel dilanjutkan menghirung pertambahan panjang pegas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
10 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
pararel dengan menuliskan satuan yang salah/ tidak menulis
satuan (Tidak menuliskan perhitungan konstanta pegas pengganti
disusun secara pararel dilanjutkan menghitung pertambahan
panjang pegas)
5 Menghitung pertambahan panjang pegas yang dirangkai secara
pararel dengan menuliskan satuan dengan tepat (Tidak
menuliskan perhitungan konstanta pegas pengganti disusun secara
pararel dilanjutkan menghirung pertambahan panjang pegas)
tetapi mendapatkan hasil perhitungan yang salah
0 Tidak menjawab
5 30 Menghitung pertambahan panjang sistem pegas gabungan secara
lengkap dengan menuliskan satuan yang tepat (Pengerjaannya
dimulai perhitungan konstanta pegas pengganti disusun secara
pararel dilanjutkan menghitung konstanta pegas pengganti
disusun secara seri, dilanjut menghitung pertambahan panjang
pegas)
24 Menghitung pertambahan panjang sistem pegas gabungan secara
lengkap dengan menuliskan satuan yang tidak tepat/ tidak menulis
satuan (Pengerjaannya dimulai perhitungan konstanta pegas
pengganti disusun secara pararel dilanjutkan menghitung
konstanta pegas pengganti disusun secara seri, dilanjut
menghitung pertambahan panjang pegas)
18 Menghitung pertambahan panjang sistem pegas gabungan secara
lengkap dengan menuliskan satuan yang tidak tepat/ tidak menulis
satuan (Pengerjaannya dimulai perhitungan konstanta pegas
pengganti disusun secara pararel dilanjutkan menghitung
konstanta pegas pengganti disusun secara seri, dilanjut
menghitung pertambahan panjang pegas) di hasil perhitungan
konstanta pengganti pegas ada sebagian yang salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
12 Menghitung pertambahan panjang sistem pegas gabungan secara
lengkap dengan menuliskan satuan yang tepat (Tidak menghitung
konstanta pegas pengganti disusun secara pararel dilanjutkan
menghitung konstanta pegas pengganti disusun secara seri,
dilanjut menghitung pertambahan panjang pegas)
6 Menghitung pertambahan panjang sistem pegas gabungan secara
lengkap dengan menuliskan satuan yang tidak tepat/ tidak menulis
satuan (Tidak menghitung konstanta pegas pengganti disusun
secara pararel dilanjutkan menghitung konstanta pegas pengganti
disusun secara seri, dilanjut menghitung pertambahan panjang
pegas)
0 Tidak menjawab
3. Tabel Rubrik Penilaian LKS
No.
Soal
Skor Aspek
IV 10 Mencatat massa beban, gaya tarik, panjang pegas, pertambahan
panjang pegas dan menghitung nilai konstanta
8 Tidak mencatat satu data dan menghitung nilai konstanta
6 Tidak mencatat dua data dan menghitung nilai konstanta
4 Tidak mencatat tiga data dan menghitung nilai konstanta
2 Menghitung nilai konstanta
0 Tidak mencatat data dan tidak menghitung nilai konstanta
1 5 Menjawab dengan bahasa jelas, lengkap dan tepat saat pegas
tanpa beban
4 Menjawab dengan bahasa jelas, kurang lengkap dan tepat saat
pegas tanpa beban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
3 Menjawab dengan bahasa tidak jelas , lengkap dan tepat saat
pegas tanpa beban
2 Menjawab dengan bahasa yang jelas, tidak lengkap dan kurang
tepat saat pegas tanpa beban
1 Menjawab dengan bahasa yang tidak jelas, tidak lengkap dan
tidak tepat saat pegas tanpa beban
0 Tidak menjawab
2 5 Menjawab dengan bahasa jelas, lengkap dan tepat saat pegas
tanpa beban
4 Menjawab dengan bahasa jelas, kurang lengkap dan tepat saat
pegas tanpa beban
3 Menjawab dengan bahasa tidak jelas , lengkap dan tepat saat
pegas tanpa beban
2 Menjawab dengan bahasa yang jelas, tidak lengkap dan kurang
tepat saat pegas tanpa beban
1 Menjawab dengan bahasa yang tidak jelas, tidak lengkap dan
tidak tepat saat pegas tanpa beban
0 Tidak menjawab
3 20 Menjelaskan hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang
pegas menurut analisis semua data dengan lengkap
16 Menjelaskan hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang
pegas menurut analisis empat data dengan lengkap
12 Menjelaskan hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang
pegas menurut analisis tiga data dengan lengkap
8 Menjelaskan hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang
pegas menurut analisis dua data dengan lengkap
4 Menjelaskan hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang
pegas menurut analisis dua data dengan lengkap
0 Tidak menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
4 20 Menjelaskan dan menggambar grafik hubungan gaya yang bekerja
pada pegas dengan pertambahan panjang pegas dengan jelas,
lengkap dan tepat
16 Menjelaskan dan menggambar grafik hubungan gaya yang bekerja
pada pegas dengan pertambahan panjang pegas dengan jelas,
lengkap tetapi kurang tepat
12 Menjelaskan dan menggambar grafik hubungan gaya yang bekerja
pada pegas dengan pertambhan panjang pegas dengan jelas, tidak
lengkap tetapi kurang tepat
8 Hanya menggambar dan menjelaskan saja tentang grafik
hubungan gaya yang bekerja pada pegas dengan pertambahan
panjang pegas dengan kurang tepat
4 Hanya menggambar dan menjelaskan saja tentang grafik
hubungan gaya yang bekerja pada pegas dengan pertambahan
panjang pegas dengan kurang tepat
0 Tidak menjawab
5 20 Menuliskan persamaan hukum hooke beserta keterangan simbol
dengan lengkap dan jelas
16 Menuliskan persamaan hukum hooke beserta keterangan simbol
kurang lengkap dan jelas
12 Menuliskan persamaan hukum hooke beserta keterangan simbol
lengkap dan kurang jelas
8 Menuliskan persamaan hukum hooke dengan keterangan simbol
yang salah
4 Menuliskan persamaan hukum hooke tanpa keterangan simbol
0 Tidak menjawab
6 20 Menghitung nilai konstanta 5 data
16 Menghitung nilai konstanta 4 data
12 Menghitung nilai konstanta 3 data
8 Menghitung nilai konstanta 2 data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
4 Menghitung nilai konstanta 1 data
0 Tidak menjawab
4. Tabel Rubrik lembar observasi
No Skor Aspek
1 3 Siswa membawa buku paket dan modul lks fisika yang diletakkan
di atas meja
2 Siswa membawa salah satu buku fisika baik modul lks dan paket
yang di atas meja
1 Siswa tidak membawa buku fisika
2 3 Siswa mencari informasi materi pembelajaran menggunakan
internet dan buku
2 Siswa mencari informasi materi pembelajaran menggunakan salah
satu sumber baik buku atau internet
1 Siswa tidak mencari informasi materi pembelajaran cenderung
menyontek teman
3 3 Siswa mendengarkan guru yang sedang memberikan penjelasan/
informasi dengan tenang
2 Siswa mendengarkan guru yang sedang memberikan penjelasan/
informasi dengan kurang tenang
1 Siswa tidak mendengarkan penjelasan/informasi guru cenderung
melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan materi
4 3 S Siswa mencatat semua materi yang disampaikan guru
2 Siswa mencatat sebagian materi yang disampaikan guru
1 Siswa tidak mencatat materi yang disampaikan guru
5 3 Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa lain
2 Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada teman kelompok
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
6 3 Siswa menjawab pertanyaan dengan tepat
2 Siswa menjawab pertanyaan dengan kurang tepat
1 Siswa tidak menjawab pertanyaan
7 3 Siswa memberikan pendapat dengan baik dan benar
2 Siswa hanya melihat teman yang membeikan pendapat
1 Siswa tidak menyampaikan pendapat dan melakukan aktivitas lain
8 3 Siswa berinisiatif mengerjakan latihan soal di papan tulis dengan
jawaban tepat
2 Siswa berinisiatif mengerjakan latihan soal di papan tulis dengan
jawaban kurang tepat
1 Siswa tidak mengerjakan latihan soal di papan tulis
9 3 Siswa mengumpulkan pengerjaan lembar kerja siswa dengan tepat
waktu
2 Siswa mengumpulkan pengerjaan lembar kerja siswa melampaui
batas waktu yang ditentukan
1 Siswa tidak mengumpulkan pengerjaan lembar kerja siswa
10 3 Siswa menggunakan alat dan bahan dengan tepat sesuai petunjuk
praktikum
2 Siswa menggunakan alat dan bahan tidak sesuai dengan petunjuk
praktikum
1 Siswa hanya melihat teman lain yang sedang menggunakan alat
dan bahan praktikum
11 3 Siswa datang sebelum pelajaran dimulai
2 Siswa datang saat pelajaran baru dimulai
1 Siswa datang saat pelajaran sudah dimulai beberapa menit
12 3 Siswa menjaga kondisi ketenangan kelas
2 Siswa sesekali membuat keributan di kelas
1 Siswa membuat keributan di kelas
13 3 Siswa mampu bekerja sama dengan baik dalam kegiatan kelompok
2 Siswa mampu bekerja sama cukup baik dalam kegiatan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
1 Siswa tidak mampu bekerja sama dalam kegiatan kelompok
14 3 Siswa ikut serta dalam memecahkan masalah dalam kelompok dan
menemukan jawaban yang tepat
2 Siswa ikut serta dalam memecahkan masalah dalam kelompok dan
menemukan jawaban yang kurang tepat
1 Siswa tidak ikut serta dalam memecahkan masalah dalam
kelompok
15 3 Siswa mendengarkan keseluruhan teman yang sedang berpendapat
2 Siswa mendengarkan sebagian teman yang sedang berpendapat
1 Siswa tidak mendengarkan teman yang sedang berpendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 10. Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 11. Soal beserta kunci jawaban pretest
Kunci Jawaban Pretest materi Hukum Hooke
1. Bagaimana bunyi dari hukum hooke dan tuliskan persamaannya?
Jika gaya tarik yang bekerja pada pegas tidak melampaui batas elastisitas
pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya
yang bekerja pada pegas.
Gaya yang bekerja pada pegas:
�⃗� = 𝑘∆𝑥⃗⃗ ⃗⃗⃗
Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa arah gaya pemulih selalu menuju titik
setimbang dan berlawanan dengan arah gaya penyebabnya. Dalam
persamaan hukum Hooke tanda negatifnya dihilangkan karena dalam notasi
skalar menjadi;
𝐹 = 𝑘∆𝑥
2. Sebuah benda bermassa digantungkan pada sebuah pegas, ternyata pegas
mengalami pertambahan panjang sebesar 6 cm, konstanta gaya pegas
sebesar 500 N/m. Tentukan gaya yang bekerja pada pegas! (g = 10 m/s2)
Diketahui:
Δx = 6 cm = 6 x 10-2 m
k = 50 N/m
Ditanya:
F?
Dijawab:
Menghitung gaya yang bekerja pada pegas
𝐹 = 𝑘∆𝑥
𝐹 = 500 𝑥 0,06
𝐹 = 30𝑁
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Jadi, konstanta gaya yang bekerja pada pegas sebesar 30N.
3. Dua pegas yang sama panjang memiliki konstanta pegas masing-masing
300 N/m dan 200 N/m dirangkai. Pada ujung rangkaian pegas digantungkan
beban sebesar 1.200 gr. Hitunglah pertambahan panjang pegas gabungan
jika kedua pegas disusun secara seri! (g = 10 m/s2)
Diketahui;
k1= 300 N/m
k2= 200 N/m
m= 1.200 gr= 1,2 kg
Ditanya:
Δx jika dua pegas disusun secara seri?
Dijawab:
Menghitung konstanta pegas pengganti susunan seri (Ks)
1
𝑘𝑠=
1
𝑘1+
1
𝑘2
=1
300+
1
200
=2
600+
3
600
=5
300
𝑘𝑠 = 120 𝑁/𝑚
Menghitung gaya yang bekerja pada pegas (F)
𝐹 = 𝑤 = 𝑚𝑔
= (1,2)(10)𝑁= 12 N
Menghitung pertambahan panjang pegas (Δx)
𝐹 = 𝑘𝑠∆𝑥
∆𝑥 =𝐹
𝑘𝑠=
12
120= 0,1 𝑚
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Jadi, pertambahan panjang pegas saat disusun secara seri adalah sebesar 0,1
m.
4. Dua pegas masing-masing memiliki konstanta pegas 100 N/m dan X N/m
dirangkai pararel. Rangkaian pegas tersebut digantung vertikal kemudian
ujung bagian bawah diberi beban yang massanya 6 kg lalu pegas mengalami
pertambahan panjang pegass sebesar 20 cm. Jika percepatan gravitasi Bumi
10 m/s2, tentukan besarnya nilai x sebagai konstanta pegas.
Diketahui;
k1 = 100 N/m
k2 = X N/m
m = 6 kg
g = 10 m/s2
Δx = 20 cm
= 0,2 m
Ditanya:
X (konstanta pegas yang satu)?
Dijawab:
Menghitung gaya yang bekerja pada pegas (F)
𝐹 = 𝑤 = 𝑚𝑔
= (6)(10)𝑁
= 60𝑁
Menghitung konstanta pegas gabungan yang disusun pararel
𝐹 = 𝑘𝑝 ∆𝑥
𝑘𝑝 =𝐹
∆𝑥
𝑘𝑝 =60
0,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
𝑘𝑝 = 300 𝑁/𝑚
Menghitung nilai konstanta pegas x
𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2
300 = 100 + 𝑥
𝑥 = 300 − 100
𝑥 = 200 𝑁/𝑚
Jadi, konstanta pegas kedua yaitu 200 N/m.
5. Tiga pegas dengan konstanta k, 3k, 3k dirangkai seperti gambar berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Berapa pertambahan panjang sistem pegas tersebut jika diberi beban dengan
massa M?
Diketahui:
Menghitung konstanta pegas pengganti susunan pararel (kp)
𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2
𝑘𝑝 = 𝑘 + 3𝑘
𝑘𝑝 = 4𝑘
Menghitung konstanta pegas pengganti susunan seri (ks)
1
𝑘𝑠=
1
𝑘1+
1
𝑘2
1
𝑘𝑠=
1
𝑘𝑝+
1
𝑘3
1
𝑘𝑠=
1
4𝑘+
1
3𝑘
1
𝑘𝑠=
1
4𝑘+
1
3𝑘
1
𝑘𝑠=
1
4𝑘+
1
3𝑘
1
𝑘𝑠=
3
12𝑘+
4
12𝑘
𝑘𝑠 =12𝑘
7
Menghitung pertambahan panjang sistem pegas (Δx) saat m = M
∆𝑥 =𝐹
𝑘𝑠
∆𝑥 =𝑀𝑔
12𝑘7
∆𝑥 =7 𝑀𝑔
12𝑘
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Jadi, pertambahan panjang sistem pegas tersebut jika diberi beban dengan
massa M adalah 7 𝑀𝑔
12𝑘
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 12. Soal dan kunci jawaban posttest
Kunci Jawaban Posttest materi Hukum Hooke
1. Bagaimana bunyi dari hukum hooke dan tuliskan persamaannya?
Jika gaya tarik yang bekerja pada pegas tidak melampaui batas elastisitas
pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya
yang bekerja pada pegas.
Gaya yang bekerja pada pegas:
�⃗� = 𝑘∆𝑥⃗⃗ ⃗⃗⃗
Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa arah gaya pemulih selalu menuju titik
setimbang dan berlawanan dengan arah gaya penyebabnya. Dalam
persamaan hukum Hooke tanda negatifnya dihilangkan karena dalam notasi
skalar menjadi;
𝐹 = 𝑘∆𝑥
2. Sebuah pegas digantung vertikal kemudian ujung bagian bawah
dihubungkan dengan beban yang bermassa 2000 gram, ternyata pegas
mengalami pertambahan panjang sebesar 4 cm. Tentukan konstanta gaya
pegas tersebut! (g = 10 m/s2)
Diketahui:
m = 2000 gram = 2 kg
Δx = 4 cm = 4 x 10-2 m
Ditanya:
k?
Dijawab:
Menghitung konstanta gaya pegas
𝐹 = 𝑘∆𝑥
𝑚𝑔 = 𝑘∆𝑥
𝑘 =𝑚𝑔
∆𝑥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
𝑘 =2(10)
4 x 10−2
= 5 𝑥 102 𝑁/𝑚
Jadi, konstanta gaya pegas pada gambar tersebut adalah sebesar 5 x 102 N/m
3. Dua pegas yang sama panjang memiliki konstanta pegas masing-masing
100 N/m dan 400 N/m dirangkai secara seri. Pada ujung rangkaian pegas
digantungkan beban, lalu pegas mengalami pertambahan panjang sebesar
20 cm. Hitunglah massa dari beban yang digunakan pada rangkaian pegas!
(g = 10 m/s2)
Diketahui;
K1 = 100 N/m
k2 = 400 N/m
Δx = 20 cm
= 0,2 m
Ditanya:
m?
Dijawab:
Menghitung konstanta pegas pengganti susunan seri (Ks)
1
𝑘𝑠=
1
𝑘1+
1
𝑘2
=1
100+
1
400
=4
400+
1
400
=5
400
𝑘𝑠 = 80 𝑁/𝑚
Menghitung gaya yang bekerja pada pegas disusun secara seri (F)
𝐹 = 𝑘𝑠∆𝑥
𝐹 = 80 𝑥 0,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
𝐹 = 16 𝑁
Menghitung massa yang digantungkan pada ujung pegas (m)
𝐹 = 𝑚𝑔
𝑚 =𝐹
𝑔
𝑚 =16
10
𝑚 = 1,6 𝑘𝑔
Jadi, massa yang digantungkan pada ujung pegas yaitu 1,6 kg.
4. Dua pegas masing-masing memiliki konstanta pegas 300 N/m dan 200 N/m
dirangkai pararel. Rangkaian pegas tersebut digantung vertikal kemudian
ujung bagian bawah diberi beban yang massanya 5.000 gram. Jika
percepatan gravitasi Bumi 10 m/s2, tentukan pertambahan panjang pegas.
Diketahui;
k1 = 100 N/m
k2 = 200 N/m
m = 5.000 gram= 5 kg
g = 10 m/s2
Ditanya:
Δx?
Dijawab:
Menghitung konstanta pegas pengganti susunan pararel
𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2
𝑘𝑝 = 300 + 200
𝑘𝑝 = 500 𝑁/𝑚
Menghitung gaya yang bekerja pada pegas (F)
𝐹 = 𝑤 = 𝑚𝑔
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
= (5)(10)𝑁
= 50𝑁
Menghitung pertambahan panjang pegas (Δx)
𝐹 = 𝑘𝑝∆𝑥
∆𝑥 =𝐹
𝑘𝑝
∆𝑥 =50
500
∆𝑥 = 0,1 𝑚
Jadi, pertambahan panjang pegas saat disusun secara pararel adalah sebesar
0,1 m.
5. Tiga pegas dengan simbol konstanta p, q dan r dirangkai seperti gambar
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Jika simbol p konstanta 2k. Berapa pertambahan panjang sistem pegas
tersebut jika diberi beban dengan massa M? (q = 2p, r = 3
2 p)
Diketahui:
Menghitung konstanta pegas pengganti susunan pararel (kp)
𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2
𝑘𝑝 = 𝑝 + 𝑞
𝑘𝑝 = 2𝑘 + 4𝑘
𝑘𝑝 = 6𝑘
Menghitung konstanta pegas pengganti susunan seri (ks)
1
𝑘𝑠=
1
𝑘1+
1
𝑘2
1
𝑘𝑠=
1
𝑘𝑝+
1
𝑘3
1
𝑘𝑠=
1
6𝑘+
1
3𝑘
1
𝑘𝑠=
1
6𝑘+
2
6𝑘
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
𝑘𝑠 =6𝑘
3
𝑘𝑠 = 2𝑘
Menghitung pertambahan panjang sistem pegas (Δx) saat m = M
∆𝑥 =𝐹
𝑘𝑠
∆𝑥 =𝑀𝑔
2𝑘
Jadi, pertambahan panjang sistem pegas tersebut jika diberi beban dengan
massa M adalah:
∆𝑥 =10𝑀
2𝑘
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI