105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : FAISAL IMAM PRASETYO K4308035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JUNI 2012

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

FAISAL IMAM PRASETYO

K4308035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JUNI 2012

Page 2: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Faisal Imam Prasetyo

NIM : K4308035

Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Biologi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGARUH PENERAPAN

QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,

sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 11 Juni 2012

Yang membuat pernyataan

Faisal Imam Prasetyo

Page 3: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

FAISAL IMAM PRASETYO

K4308035

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JUNI 2012

Page 4: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 6 Juni 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Slamet Santosa, M.Si Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D

NIP. 19591220 198601 1 002 NIP. 19750831 2002221 1 001

Page 5: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal : Juni 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Bowo Sugiharto, S.Pd., M.Pd. ……………..

Sekretaris : Drs. Maridi, M.Pd. ……………..

Anggota I : Drs. Slamet Santosa, M.Si .......................

Anggota II : Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D ........................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 196007271987021001

Page 6: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Seandainya masalah adalah hujan dan keberhasilan adalah sinar mentari, maka

kita membutuhkan keduanya untuk melihat indahnya pelangi dalam hidup.

(Penulis)

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena

didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan

untuk berhasil.

(Mario Teguh)

Nasib bukanlah suatu kebetulan, melainkan sebuah pilihan. Nasib juga bukan

suatu yang kita tunggu kedatangannya, melainkan kita jemput pencapaiannya.

(William Jening Brian)

Cara terbaik untuk mengetahui masa depan adalah dengan menciptakannya

sesuka hati anda.

(Frank McGuire)

Sugesti ada dimanapun dan kapanpun kita berada, karena sugesti adalah tentang

cara kita memandang dan merasakan kehadiran diri dalam kehidupan.

(Penulis)

Doa adalah senjata (alat kerja) orang yang beriman.

(Muhammad SAW)

Ketaqwaan kita tergantung pada apa yang kita pikirkan dan apa yang kita

rasakan.

(Erbe Sentanu)

Students do not care what you know until they know that you care.

(Charlotte F. LeHecka)

My imagination creates my reality

(Walt Disney)

Page 7: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Teriring berjuta rasa syukurku pada-Mu, karya ini aku persembahkan untuk:

Eyang Putri dan Almarhum Eyang Kakung atas doa dan restunya.

Bapak ku yang kerja siang dan malam untuk membiayai kuliahku

Ibu, dan Adikku yang memberi cinta, doa dan dukungannya.

Siti Rokhmatika yang membuatku berusaha menjadi imam dan selalu

memberikan dukungan di setiap kesempatan dan dalam segala keadaan.

Ibu Sri Widoretno yang slalu memantau prestasiku selama kuliah.

Bapak Slamet yang menjadi ayah keduaku dan selalu mengarahkanku.

Bapak Puguh dan yang selalu memberiku bimbingan dan diskusi yang

menyenangkan.

Bapak Maridi, Bapak Baskoro dan Bapak Bowo yang memberikan saran-

saran membangun dalam penelitian maupun saat-saat perkuliahan.

Ibu Enny Septyasrini yang menerimaku dengan senyuman dan perhatian yang

tulis selama penelitian.

Bapak Yuli, Ibu Eni Rosita, Ibu Erwin, Mas Ganif, dan seluruh staf karyawan

SMA Negeri 4 Surakarta yang telah membantu dalam penelitian.

Murid-muridku kelas XH, XJ dan XK yang mau menerima kehadiranku.

HP Miniku yang menemaniku mengolah data dan menguntai kata untuk

menyelesaikan lembaran-lembaran skripsi.

Artis-artisku sekaligus saudaraku (Vita, Winda, dan Desy) yang selalu

memberikan semangat serta kerjasama dalam setiap kebersamaan kita.

Annisa, Ratih, Ami, Ika, dan teman-teman sebimbingan yang menjadi teman

untuk saling bertukar pikiran dan berbagi dalam berbagai hal.

KSR PMI Unit UNS yang memberikanku banyak bekal kehidupan.

Mas Anggita, saudaraku yang membantu dalam banyak hal.

Mas Miko, Gunawan dan teman-teman kos yang selalu menemani saat sepi.

Kawan-kawan di Rumah Baca yang selalu memberikan ketegaran hati.

Teman-teman Hypnotarot, Strong Mind, King of Mind, Relax Mind dan

Quantum Heart yang mengenalkan dunia baru yang spektakuler.

Teman-teman pendidikan Biologi UNS 2008 yang menorehkan banyak

kenangan dalam hidupku.

Adik-adik tingkat pendidikan Biologi UNS dan Biofood club tempatku berbagi

ilmu dan cerita.

Almamater.

Page 8: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Faisal Imam Prasetyo. THE INFLUENCE OF QUANTUM LEARNING

TOWARD BIOLOGY LEARNING ACHIEVEMENT OF 10th

GRADE

STUDENTS AT SMA NEGERI 4 SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR

2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret

University Surakarta. June 2012.

The purpose of this research is to ascertain the influence of Quantum

Learning toward biology learning achievement of 10th

grade students at SMA

Negeri 4 Surakarta in academic year 2011/2012.

The research was quasi experiment research using quantitative approach.

The research was designed using posttest only control design. Experimental group

applied Quantum Learning. Control group applied discussion, classical course and

question-answer method. The populations of this research were all of 10th degree

students at SMA Negeri 4 Surakarta in academic year 2011/2012. The samples of

this research were the students of 10th

K as experiment group and 10th

J as control

group. The sample of this research was established by cluster random sampling.

The data was collected using questionnaire, multiple choice test, observation form,

and document. The hypotheses analyzed by t-test.

The research concluded that application of Quantum Learning had

significant effect toward biology learning achievement in cognitive, affective, and

psychomotor of 10th

grade students at SMA Negeri 4 Surakarta in academic year

2011/2012.

Keywords: Quantum Learning, Biology Learning Achievement, Cognitive,

Affective, Psychomotor.

Page 9: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRAK

Faisal Imam Prasetyo. PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA

NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan

Quantum Learning terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4

Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini termasuk dalam eksperimen semu dengan pendekatan

kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Control

Design dengan kelompok eksperimen yang menerapkan Quantum Learning dan

kelompok kontrol yang menerapkan metode diskusi, ceramah dan tanya jawab.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4

Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas

XK sebagai kelompok eksperimen dan kelas XJ sebagai kelompok kontrol. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Teknik

pengumpulan data menggunakan angket, tes pilihan ganda, lembar observasi, dan

dokumen sekolah. Uji hipotesis menggunakan uji-t.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Quantum Learning berpengaruh nyata

terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta baik pada

ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Kata Kunci: Pendekatan Quantum Learning, Hasil Belajar Biologi, Kognitif,

Afektif, Psikomotorik.

Page 10: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan

Penyayang, yang memberi kedamaian hati dan inspirasi. Atas rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH

PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar

sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Slamet Santosa, M.Si, selaku Pembimbing I yang selalu memberikan

bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

5. Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D, selaku Pembimbing II yang selalu

memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan

skripsi.

6. Drs. Unggul Sudarmo, S.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 4 Surakarta yang

telah memberi ijin dalam penelitian.

7. Dra. Enny Septyasrini selaku guru mata pelajaran biologi yang telah memberi

bimbingan dan bantuan selama penelitian.

8. Para siswa SMA Negeri 4 Surakarta yang telah bersedia berpartisipasi dalam

penelitian ini.

9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena

keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semuanya.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 11: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN.......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ...................................................... v

HALAMAN MOTO ..................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................. viii

ABSTRAK ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA....................................................................... 8

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ................................ 8

1. Belajar dan Pembelajaran ........................................................... 8

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar...................... 9

3. Hasil Belajar Biologi ................................................................... 11

a Ranah Kognitif ...................................................................... 13

b Ranah Afektif ........................................................................ 15

c Ranah Psikomotorik .............................................................. 17

4. Quantum Learning ...................................................................... 18

a Sudut Pandang Quantum Learning ........................................ 18

b Aspek – Aspek dalam Quantum Learning ............................. 21

c Penerapan Quantum Learning dalam Pembelajaran ............... 31

5. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 35

B. Kerangka Berpikir ............................................................................ 39

C. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 42

Page 12: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 43

1. Tempat Penelitian ....................................................................... 43

2. Waktu Penelitian ......................................................................... 43

B. Rancangan Penelitian ........................................................................ 44

C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 46

1. Populasi Penelitian ...................................................................... 46

2. Sampel Penelitian ........................................................................ 46

D. Teknik Pengambilan Sampel ..... ...................................................... 46

E. Pengumpulan Data ............................................................................ 49

1. Variabel Penelitian ...................................................................... 49

2. Metode Pengumpuan Data .......................................................... 49

3. Teknik Penyusunan Instrumen .................................................... 51

a Penyusunan Instrumen Ranah Kognitif .................................. 51

b Penyusunan Instrumen Ranah Afektif .................................... 52

c Penyusunan Instrumen Ranah Psikomotorik .......................... 53

F. Validasi Instrumen Penelitian............................................................ 53

1. Uji Validitas .......... ..................................................................... 54

2. Uji Reliabilitas ...... ..................................................................... 56

3. Analisis Butir Soal ..................................................................... 57

a Uji Taraf Kesukaran Soal ...................................................... 57

b Daya Pembeda Soal ............................................................... 58

G. Teknik Analisis Data. ....................................................................... 60

1. Uji Prasyarat Analisis .................................................................. 60

a Uji Normalitas ....................................................................... 60

b Uji Homogenitas ................................................................... 60

2. Uji Hipotesis ............................................................................... 61

H. Prosedur Penelitian ........................................................................... 61

BAB IV. HASIL PENELITIAN .................................................................. 63

A. Deskripsi Data .................................................................................. 64

1. Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Kognitif .................... 64

2. Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Afektif ...................... 65

3. Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Psikomotorik ............ 66

B. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................. 68

1. Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 68

2. Hasil Uji Homogenitas ................................................................. 68

C. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 69

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ....................................................... 72

Page 13: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN.................................... 87

A. Simpulan .......................................................................................... 87

B. Implikasi ........................................................................................... 87

C. Saran ................................................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 89

LAMPIRAN ................................................................................................. 95

Page 14: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Tabel Perbedaan Taksonomi Bloom Lama dan Baru ................... 15

Tabel 2.2. Ciri-Ciri Perilaku dari Gaya Belajar ............................................ 25

Tabel 2.3. Aspek-Aspek dalam Quantum Learning ...................................... 30

Tabel 2.4. Daftar Urutan Penelitian yang Relefan ........................................ 38

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Design.................... 44

Tabel 3.2. Rangkuman Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar ................ 48

Tabel 3.2. Rangkuman Hasil Uji Anava Dokumen Hasil Belajar.................. 48

Tabel 3.4. Skor Penilaian Berdasarkan Skala Likert .................................... 51

Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out Pertama ........................ 55

Tabel 3.6. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item ......................... 56

Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas .................................. 57

Tabel 3.8. Skala Penilaian Indeks Kesukaran Butir Soal atau Item ............... 58

Tabel 3.9. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran .......................... 58

Tabel 3.10. Skala Penilaian Daya Pembeda Butir Soal. ................................ 59

Tabel 3.11. Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda .................................. 59

Tabel 3.12. Prosedur Penelitian ................................................................... 62

Tabel 4.1. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Kognitif .......... 64

Tabel 4.2. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Afektif ............ 65

Tabel 4.3. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Psikomotorik .. 66

Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar ........................... 68

Tabel 4.5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar ....................... 69

Tabel 4.6. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh QL Terhadap Hasil Belajar

Kognitif ..................................................................................... 70

Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh QL Terhadap Hasil Belajar

Afektif ....................................................................................... 71

Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh QL Terhadap Hasil Belajar

Psikomotorik .............................................................................. 72

Page 15: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Taksonomi Ranah Kognitif Bloom yang Direvisi Anderson..... 14

Gambar 2.2 Tingkatan Ranah Taksonomi Afektif ....................................... 16

Gambar 2.3. Tingkatan Ranah Taksonomi Psikomotorik ............................. 18

Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran ................................................................ 41

Gambar 3.1. Waktu Penelitian ..................................................................... 43

Gambar 3.2. Skema Paradigma Penelitian ................................................... 45

Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen. .......................................................... 67

Page 16: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ................................................................. 96

a. Silabus Kelas Kontrol ...................................................................... 97

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .......................... 103

c. Silabus Kelas Eksperimen ................................................................ 132

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .................... 139

e. Lembar Kerja Siswa ......................................................................... 170

f. Kisi-kisi Soal Kognitif .................................................................... 214

g. Soal Kognitif ................................................................................... 215

h. Kunci Jawaban Soal Kognitif ........................................................... 224

i. Kisi-Kisi Angket Ranah Afektif ....................................................... 225

j. Angket Ranah Afektif ...................................................................... 227

k. Angket Respon Siswa terhadap Quantum Learning .......................... 232

l. Kisi-Kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik .................. 233

m. Lembar Observasi Ranah Psikomotorik ........................................... 234

n. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Psikomotor.................... 236

o. Lembar Observasi Keterlaksanaan Aspek Aspek – Aspek Quantum

Learning .......................................................................................... 239

p. Lembar Observasi Keterlaksanaan Quantum Learning... .................. 241

q. Lembar Observasi Keterlaksanaan Konvensional ............................. 250

Lampiran 2. Analisis Instrumen ................................................................... 256

a. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda

Butir Soal Kognitif Try Out Pertama ................................................ 257

b. Uji Validitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir Soal

Kognitif Retest ................................................................................. 264

c. Uji Validitas, Reliabilitas Item Pernyataan Angket Afektif Try Out

Pertama ............................................................................................ 267

d. Uji Validitas Item Pernyataan Angket Afektif Retest ........................ 275

e. Rangkuman Hasil Try Out................................................................ 276

f. Surat Pernyataan Valid dari Ahli ...................................................... 277

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian ............................................................... 281

a. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XA.......................................... 282

b. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XB .......................................... 283

c. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XC .......................................... 284

d. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XD.......................................... 285

e. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XE .......................................... 286

f. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XF .......................................... 287

g. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XG.......................................... 288

h. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XH.......................................... 289

Page 17: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

i. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XI ........................................... 290

j. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XJ (Kelas Kontrol) .................. 291

k. Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XK (Kelas Eksperimen) .......... 292

l. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas XJ (Kelas Kontrol) ..................... 293

m. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas XK (Kelas Eksperimen) .............. 294

n. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas XJ (Kelas Kontrol) ....................... 295

o. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas XK (Kelas Eksperimen) ................ 296

p. Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas XJ (Kelas Kontrol) .............. 297

q. Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas XK (Kelas Eksperimen) ...... 300

r. Distribusi Hasil Belajar dan Deskripsi Data ..................................... 303

s. Rangkuman Hasil Angket Respon Siswa terhadap Pendekatan QL ... 308

t. Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Aspek – Aspek

Quantum Learning ........................................................................... 309

u. Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Quantum Learning ..... 311

v. Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Pendekatan

Konvensional dengan Metode Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab . 313

Lampiran 4. Analisis Data ........................................................................... 315

a. Uji Normalitas Data Dokumen Tiap Kelas dalam Populasi ............... 316

b. Uji Homogenitas Data Dokumen dalam Populasi ............................. 318

c. Uji Anava Data Dokumen Hasil Belajar ........................................... 318

d. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif,

Psikomotorik dan Afektif ................................................................ 319

e. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif,

Psikomotorik dan Afektif ................................................................. 320

f. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Kognitif ...................................... 320

g. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Afektif ........................................ 320

h. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Psikomotor ................................. 321

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian ........................................................... 322

a. Dokumentasi Observasi ................................................................... 323

b. Dokumentasi Kelas Kontrol ............................................................. 324

c. Dokumentasi Kelas Eksperimen ....................................................... 325

Lampiran 6. Tabel Distribusi F,t dan Lilliefors ............................................ 327

a. Tabel Distribusi F ............................................................................ 328

b. Tabel Distribusi t ............................................................................. 330

c. Tabel Distribusi Lilliefors ................................................................ 331

Lampiran 7. Perijinan .................................................................................. 332

a. Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................... 333

b. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ..................................... 337

c. Surat Bukti Telah Melakukan Penelitaian ........................................ 339

Page 18: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan

kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk

meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Peran

pendidikan tersebut dapat terlaksana dengan adanya suasana belajar dan proses

pembelajaran yang terencana dengan baik.

Pembelajaran menurut Siregar dan Nara (2010) merupakan interaksi

antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar secara terencana dan

terkendali untuk mencapai suatu tujuan yang telah dibuat sebelumnya dalam suatu

lingkungan belajar. Salah satu ciri pembelajaran adalah harus dapat membuat

siswa belajar sehingga terdapat perubahan pada diri siswa tersebut. Perubahan

inilah yang disebut sebagai hasil belajar.

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah dia mengalami proses belajar atau pembelajaran. Hasil belajar dalam

pendidikan nasional menggunakan klasifikasi hasil belajar Bloom yang secara

garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu ranah afektif, ranah kognitif dan

ranah psikomotorik (Sudjana, 2010). Biologi merupakan bagian dari sains yang

mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Sains dalam

pembelajaran pada dasarnya dipelajari untuk mencari hubungan kausal antara

gejala alam yang dialami maupun yang diamati oleh siswa. Pembelajaran sains

tidak hanya menekankan pada pencapaian suatu produk, namun juga harus

mempelajari aspek proses, sikap, dan teknologi agar siswa dapat benar-benar

memahami sains secara utuh (Rustaman, dkk., 2005; Wenno, 2008). Kedudukan

hasil belajar dalam sains dapat dijabarkan sebagai berikut: produk sains yang

berupa pemahaman konsep, prinsip maupun suatu fakta ditunjukan melalui hasil

belajar kognitif, hasil kerja atau penampilan siswa kaitanya dengan suatu proses

mendapatkan pengetahuan ditunjukan melalui hasil belajar psikomotorik dan

Page 19: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sikap siswa terhadap pembelajaran maupun sikap terhadap pengetahuan yang

diperoleh setelah melalui proses pembelajaran ditunjukan melalui hasil belajar

afektif.

Pencapaian hasil belajar dalam pembelajaran biologi maupun

pembelajaran secara umum dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal

(faktor dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa).

Faktor internal siswa menurut Slameto (2010) meliputi segala sesuatu yang ada

pada dalam diri siswa yang meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologi, dan faktor

kelelahan. Permasalahan pembelajaran yang umumnya ditemui adalah kesulitan

untuk mengakomodasi faktor psikologis berupa karakter, kesiapan belajar, minat

belajar, dan gaya belajar siswa yang beragam.

Faktor lain yang mempengaruhi belajar siswa adalah faktor eksternal yaitu

kondisi lingkungan di sekitar siswa atau kondisi diluar diri siswa (Syah, 2010;

Slameto, 2010). Faktor eksternal khususnya faktor sekolah tentunya berpengaruh

secara langsung pada pembelajaran siswa di sekolah. Lingkungan yang berperan

dalam pembelajaran di sekolah salah satunya adalah lingkungan kelas dimana

siswa belajar bersama. Lingkungan yang teratur dan tertata rapi pastinya akan

menciptakan suasana yang nyaman bagi siswa untuk belajar. Permasalahan pada

proses pembelajaran yang sering terjadi adalah pembelajaran yang kurang mampu

mengelola lingkungan kelas untuk menumbuhkan suasana belajar yang nyaman

dan menyenangkan, sehingga hasil belajar kurang dapat dicapai secara maksimal.

Faktor eksternal berupa faktor metode mengajar guru juga mempengaruhi

belajar siswa (Slameto, 2010). Syah (2010) memperluas faktor metode mengajar

ini dengan istilah faktor pendekatan belajar. Pendekatan pembelajaran yang baik

adalah pendekatan pembelajaran yang dapat mengembangkan metode ataupun

strategi yang optimal sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Proses

pembelajaran yang sering dijumpai di sekolah umumnya dilakukan dengan cara

guru menyampaikan pemaparan materi menggunakan metode ceramah yang

diselingi kegiatan tanya jawab di akhir pembelajaran. Metode ceramah memang

tidak buruk karena ditambah metode tanya jawab, namun permasalahan muncul

ketika siswa menjadi kurang berperan aktif dalam pembelajaran karena enggan

Page 20: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

bertanya saat kegiatan tanya jawab dan mencari pengetahuan secara mandiri.

Keadaan tersebut menjadikan pembelajaran kurang mampu memengembangkan

keterampilan siswa dalam memecahkan masalah dan membangun konsep

keilmuannya secara mandiri.

Reeves (2006) menyatakan bahwa permasalahan pembelajaran yang

paling banyak ditemukan di sekolah yaitu kebanyakan pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi hanya mengedepankan hasil kognitif dibandingkan

psikomotorik dan afektif. Keadaan tersebut ternyata juga menjadikan siswa ikut

berorientasi pada pencapaian hasil belajar kognitif saja, akibatnya siswa kurang

tertarik untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran seperti diskusi,

presentasi, observasi, dan praktikum. Kebanyakan siswa juga mulai memiliki

paradigma bahwa biologi merupakan mata pelajaran yang banyak menghafal. Hal

ini bertolak belakang dengan salah satu tuntutan kurikulum berbasis kompetensi

dalam mata pelajaran biologi di SMA yang mengharapkan agar siswa mampu

menguasai berbagai konsep dan prinsip biologi untuk mengembangkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan

pada jenjang yang lebih tinggi (Setiawan, 2008).

Permasalahan lain yang ditemukan saat pembelajaran adalah diskusi yang

dilakukan belum mampu secara optimal menumbuhkan peran aktif siswa. Diskusi

dalam kelompok yang membahas permasalahan yang sama menjadikan siswa

menunggu jawaban dari siswa lainnya. Hasil diskusi dalam pembelajaran

ditampilkan ke depan kelas dengan cara siswa menuliskan hasil diskusi di papan

tulis dan pembahasan dilakukan sepenuhnya oleh guru, keadaan ini kurang

menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian siswa untuk mengkomunikasikan

apa yang telah siswa dapatkan selama diskusi. Peran aktif serta kesempatan untuk

menunjukan hasil kerja siswa yang kurang terakomodasi dalam pembelajaran

mengakibatkan hasil belajar biologi yang dicapai siswa pada ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik menjadi kurang maksimal.

Proses pembelajaran yang terjadi di kelas X SMA Negeri 4 Surakarta juga

mengalami beberapa masalah seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, sehingga

Page 21: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

hasil belajar yang dicapai siswa belum maksimal. Masalah yang timbul dari

kurangnya aktivitas atau peran aktif siswa serta pencapaian hasil belajar yang

kurang maksimal pada pembelajaran secara umum maupun pembelajaran yang

terjadi di kelas X SMA Negeri 4 Surakarta dapat diatasi dengan suatu pendekatan

inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang bisa mengubah

aktivitas belajar siswa yang belajar pasif menjadi aktif dalam mengkonstruksikan

konsep-konsep yang didukung oleh keseimbangan dalam pengetahuan,

keterampilan dan sikap (Ketpichainarong, et al., 2010). Berbagai macam

pendekatan pembelajaran ditawarkan untuk meningkatkan aktifitas siswa dan

mengatasi masalah dalam pembelajaran diantaranya adalah Active Learning, E-

Learning, Contextual Teaching Learning, dan Quantum Learning.

E-Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

menggunakan jasa media elektronik terutama komputer. Pembelajaran ini

membuat materi maupun ilmu dengan mudah dapat diperoleh siswa. Pendekatan

E-Learning menarik siswa untuk bersentuhan dengan teknologi dan

mengaplikasikannya untuk mendapat berbagai informasi sehingga hasil belajar

dapat ditingkatkan. E-Learning membantu siswa untuk tetap mendapatkan

informasi atupun materi pembelajaran disaat guru sedang berhalangan hadir

(Siregar dan Nara, 2010).

Active Learning adalah pendekatan yang dilakukan melalui cara-cara

belajar yang aktif menuju belajar yang mendiri. Pendekatan Active Learning

memiliki tujuan untuk mengoptimalkan potensi siswa agar mendapatkan hasil

belajar yang baik serta mampu mengembangkan potensi dari dalam diri masing-

masing siswa, sehingga Active Learning memungkinkan pencapaian hasil belajar

yang berbeda untuk setiap siswa (Siregar dan Nara, 2010).

Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan suatu pendekatan yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan keadaan yang

dialami oleh siswa. CTL memiliki tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme,

bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan dan penilaian yang

sebenarnya. Tujuh komponen dalam CTL tersebut menjadikan siswa mampu

memandang bahwa konteks tidak sekedar pengaplikasian satu meteri

Page 22: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pembelajaran pada kehidupan secara fisik, namun konteks memiliki makna yang

lebih luas meliputi seluruh aspek yang mempengaruhi kehidupan anak baik fisik,

mental maupun emosional (Wenno, 2008).

Quantum Learning (QL) merupakan suatu pendekatan yang memanfaatkan

proses orkestrasi dalam kegiatan pembelajaran (DePorter,et al., 2002). Orkestrasi

ini menempatkan guru sebagai konduktor yang mengarahkan siswa yang berperan

sebagai orkestra dalam pembelajaran. Siswa yang memiliki berbagai potensi

diarahkan sesuai dengan karakter dan gaya belajarnya melalui langkah

pembelajaran yang mengakomodasi seluruh gaya belajar, penyajian musik, dan

pemanfaatan suasana lingkungan dengan baik sehingga menjadikan pembelajaran

lebih menyenangkan. QL juga memberikan unsur belajar efektif dalam aspek-

aspeknya yang mampu mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi

kesuksesan dalam hasil belajar yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun

lingkungan.

Beberapa pendekatan yang ditawarkan tersebut tentunya memiliki

kelebihan dan kelemahan. QL merupakan pendekatan yang lebih menarik

perhatian bila dibandingkan dengan pendekatan lain. Hal ini dikarenakan

memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan pendekatan lainnya. QL tidak

menghilangkan kebiasaan pembelajaran namun mengkondisikan suasana

lingkungan dengan baik dan menyenangkan serta menambahkan beberapa

langkah pengembangan peran aktif dan potensi siswa melalui seluruh aspek dan

prinsip yang ada didalamnya sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan sekaligus

mengurangi masalah internal siswa maupun masalah lingkungan yang

mempengaruhi pembelajaran.

Berdasarkan kelebihan yang ada pada QL dan kondisi pembelajaran di

kelas X SMA Negeri 4 Surakarta, maka perlu diadakan suatu penelitian untuk

mengetahui apakah penerapan QL benar-benar dapat memberikan pengaruh

terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA Negeri 4 Surakarta. Hal tersebut

melatar belakangi dilakukannya penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan

Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA

Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

Page 23: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka disusun sebuah rumusan

masalah yaitu apakah penerapan Quantum Learning berpengaruh terhadap hasil

belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran

2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Quantum Learning terhadap

hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran

2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberi informasi penerapan Quantum Learning

sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar

biologi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Memberikan suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif sehingga

pembelajaran tidak monoton dan dapat membawa dampak pada

peningkatan hasil belajar biologi siswa.

2) Memberikan paradigma baru bahwa biologi merupakan suatu mata

pelajaran yang memberikan keterampilan proses, menumbuhkan sikap

ilmiah dan melatih penguasaan konsep yang tidak sekedar mengingat

atau menghafal.

3) Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar (ranah kognitif, ranah

afektif, dan ranah psikomotor) siswa dalam pembelajaran biologi.

Page 24: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Bagi Guru

1) Menambah wawasan tentang pendekatan maupun metode pembelajaran

yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2) Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi

khususnya terkait dengan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, ranah

afektif, dan ranah psikomotor.

c. Bagi Institusi

Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan

suatu proses pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa

SMA Negeri 4 Surakarta sehingga meningkatkan sumber daya pendidikan

untuk menghasilkan output yang berkualitas.

Page 25: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah istilah kunci yang sangat vital dalam setiap usaha

pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak akan pernah ada

pendidikan. Terdapat berbagai pendapat mengenai istilah belajar. Belajar

merupakan suatu proses yang didalamnya terdapat interaksi baik antar

individu maupun dengan lingkungannya sehingga membentuk suatu

pengalaman tertentu yang mampu menghasilkan perubahan tingkah laku

berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau pengertian. Belajar

dapat berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai

bentuk perubahan untuk mencapai satu tujuan (Aunurrahman, 2009; Slameto,

2010).

Perubahan dan tujuan dalam belajar yang dikemukakan Aunurrahman

(2009) dan Slameto (2010) kemudian dipandang dari dua sudut pandang yang

berbeda oleh Syah (2010). Pertama, sudut pandang kuantitatif memandang

belajar sebagai fakta sebanyak-banyaknya sehingga jika dikaitkan dengan

siswa maka belajar dapat dipandang sebagai jumlah materi yang dikuasai

siswa. Kedua, belajar dari sudut pandang kualitatif bertujuan untuk mencapai

daya pikir dan kualitas untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh

seseorang. Siregar dan Nara (2010) memperjelas pendapat Syah (2010)

dengan menambahkan bahwa secara kuantitatif belajar merupakan suatu

proses yang kompleks yang didalamnya mengandung penambahan jumlah

pengetahuan. Belajar juga memuat adanya kemampuan mengingat dan

pereproduksi. penerapan pengetahuan, penyimpulan makna dan pengaitan

dengan realitas yang dapat dikategorikan sebagai tujuan kualitatif belajar.

Berbagai perspektif belajar tersebut menuju pada sebuah kesimpulan definitif

bahwa belajar merupakan suatu aktifitas yang berlangsung dalam setiap diri

Page 26: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

manusia yang didalamnya terdapat interaksi dengan lingkungan dan

menghasilkan perubahan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Proses pembelajaran menurut Hamalik (2010) merupakan suatu

kombinasi meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,

dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran

dan hasil belajar yang optimal. Pernyataan tersebut selaras dengan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 20

menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pelaksanaan pembelajaran yang paling sederhana pada kenyataannya,

selalu terkait erat dengan interaksi antara guru dan siswa. Pernyataan tersebut

diperkuat oleh Widoyoko (2009) yang menyatakan bahwa proses

pembelajaran melibatkan dua subjek yaitu guru dan siswa yang akan

menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa itu sebagai hasil dari kegiatan

pembelajaran. Siregar dan Nara (2010) menambahkan bahwa untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang berupa perubahan pada diri siswa, maka

pembelajaran menuntut guru untuk merancang seperangkat tindakan guna

mendukung proses belajar siswa dengan mempertimbangkan faktor eksternal

dan internal siswa. Berbagai pengertian tentang pembelajaran tersebut

mengindikasikan bahwa pembelajaran merupakan interaksi antara peserta

didik, pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar yang

memiliki tujuannya sudah ditetapkan terlebih dahulu dan pelaksanaannya

direncanakan agar dapat membuat siswa belajar dengan memperhatikan

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

2. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi proses belajar sehingga

menjadikan hasil belajar siswa kurang optimal. Slameto (2010) membagi

faktor–faktor yang mempengaruhi proses belajar menjadi dua yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal

dari dalam diri siswa. Faktor internal dibagi lagi menjadi tiga faktor yaitu

faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah

Page 27: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

meliputi kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi

intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan siswa.

Faktor kelelahan meliputi kelelahan fisik dan kelelahan rohani. Faktor

eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa meliputi keluarga,

sekolah dan masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik,

relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orangtua, dan latar belakang keluarga. Faktor sekolah meliputi

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran dan metode belajar. Pengelolaan

lingkungan yang tepat tentunya memberikan hasil belajar yang maksimal.

Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa dan

teman bergaul. Faktor eksternal khususnya faktor sekolah mengindikasikan

bahwa pembelajaran yang kurang mampu mengelola lingkungan kelas untuk

menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan akan menyebabkan hasil

belajar kurang dapat dicapai secara maksimal.

Soemanto (2006) membagi faktor yang mempengaruhi belajar

menjadi tiga bagian yaitu faktor stimuli belajar yang meliputi segala hal di

luar individu yang merangsang individu untuk belajar, faktor metode belajar

dan faktor individual. Pendapat tersebut didukung oleh pendapat Syah (2010)

bahwa faktor- faktor yang memepengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi

tiga yaitu faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yaitu kondisi jasmani

dan rohani siswa, faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yaitu kondisi

lingkungan di sekitar siswa, dan faktor pendekatan belajar (approach to

learning) yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang

digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi belajar.

Pendapat ketiga orang tersebut sebenarnya sama. Faktor metode

belajar yang dikemukakan oleh Soemanto (2006) maupun faktor pendekatan

belajar (approach to learning) yang dikemukakan oleh Syah (2010) termuat

dalam faktor eksternal yang dikemukakan Slameto (2010). Faktor metode

maupun pendekatan belajar ini dijadikan faktor tersendiri menurut Soemanto

(2006) dikarenakan faktor ini memang berasal dari luar diri siswa namun

Page 28: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

berperan secara langsung pada interaksi antar komponen pembelajaran dan

memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap proses belajar siswa dan

menyebabkan perbedaan yang berarti bagi proses pembelajaran. Berbagai

penjelasan yang telah dipaparkan menunjukan bahwa pada dasarnya faktor

yang mempengaruhi proses belajar siswa dapat berasal dari dalam dan dari

luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa kita sebut sebagai faktor internal

dan faktor yang berasal dari luar siswa kita golongkan kedalam faktor

eksternal jika pengaruhnya tidak langsung yang mencakup aspek-aspek

lingkungan dimana siswa tersebut berada dan faktor metode atau pendekatan

belajar.

3. Hasil Belajar Biologi

Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains

yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Rustaman, dkk.

(2005) menyatakan dalam pembelajaran sains siswa tidak hanya mempelajari

produk saja sebagai hasil akhir dari belajar sains, tetapi juga harus

mempelajari aspek proses, sikap, dan teknologi agar siswa dapat benar-benar

memahami sains secara utuh dan menyeluruh.

Sains dalam hal ini biologi, pada dasarnya mencari hubungan kausal

antara gejala-gejala alam yang diamati, tidak hanya secara teoritis namun juga

menyangkut pengetahuan prosedural berupa cara kerja teknologi, cara

mendapat informasi dan cara menyikapi permasalahan yang ada (Wenno,

2008). Pembelajaran yang menyeluruh diharapkan dapat memberikan

perubahan tingkahlaku sebagai bentuk hasil belajar, namun perubahan yang

terjadi tidak semuanya merupakan hasil belajar karena perubahan tingkah laku

juga bisa terjadi karena kematangan. Kematangan memunculkan perubahan

tingkah laku sebagai umpan balik dari pertumbuhan dan perkembangan dari

struktur serta fungsi jasmani bukan hasil dari belajar, perubahan inilah yang

tidak termasuk dalam hasil belajar (Soemanto, 2006). Perubahan tingkah laku

dalam proses belajar memiliki beberapa ciri diantaranya terjadi secara sadar,

bersifat kontinu, terarah, positif dan aktif, serta mencakup seluruh aspek

Page 29: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

tingkah laku baik pemikiran, sikap maupun ketrampilan. Perubahan dengan

ciri seperti itulah yang disebut sebagai hasil belajar (Slameto, 2010).

Guru maupun pendidik perlu mengadakan penilaian hasil belajar

karena penilaian hasil belajar ini mempunyai makna penting bagi siswa, guru

maupun sekolah. Makna penilaian hasil belajar bagi siswa adalah siswa dapat

mengetahui seberapa besar keberhasilannya dalam menerima pembelajaran.

Makna penilaian hasil belajar bagi guru diantaranya adalah mengetahui siswa

yang berhak melanjutkan pembelajaran ke materi berikutnya karena sudah

lulus kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan siswa yang belum memenuhi

KKM. Makna yang lainnya bagi guru adalah untuk mengatahui apakah

pengalaman belajar yang diberikan sudah tepat dan sebagai bahan evaluasi

proses pembelajaran yang telah berlangsung. Penilaian hasil belajar

digunakan oleh sekolah sebagai pedoman penilaian kualitas sekolah dan

sebagai pertimbangan penyusunan program pendidikan di sekolah untuk

waktu mendatang (Widoyoko, 2009).

Sistem pendidikan nasional merumuskan tujuan kurikuler maupun

tujuan instruksional pembelajaran menggunakan klasifikasi hasil belajar dari

Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,

yaitu ranah afektif, ranah kognitif, dan ranah psikomotorik (Sudjana, 2010).

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan untuk berpikir atau

keterampilan mental termasuk dalam kemampuan menghafal, memahami

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mensinsintesis. Ranah

afektif mencakup watak, minat, sikap, emosi dan perasaan untuk mewujudkan

suatu nilai dalam diri siswa. Ranah psikomotorik berkaitan dengan

penguasaan keterampilan fisik mulai dari gerakan refleksif hingga

menunjukkan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan

gerakan interpretatif (Reeves, 2006).

Ranah kognitif, afektif dan psikomotorik saling berkalitan antara satu

dengan yang lainnya dan tidak dapat terpisahkan karena merupakan

komponen penyusun sains. Keadaan itu menyebabkan penilaian tidak boleh

hanya diambil dari hasil kognitif saja namun penilaian siswa juga harus

Page 30: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

menyeluruh yang melibatkan penilaian perkembangan psikomotor dan afektif

agar semua hasil belajar-benar dapat diketahui (Adeyemi and Merry, 2009).

Berdasar atas seluruh penjabaran tentang hasil belajar dan sains

maka dapat ditarik satu hubungan kedudukan hasil belajar dalam sains yaitu

produk sains yang berupa pemahaman konsep, prinsip maupun suatu fakta

ditunjukan melalui hasil belajar kognitif, sedangkan hasil kerja atau

penampilan siswa kaitanya dengan suatu proses mendapatkan pengetahuan

ditunjukan melalui hasil belajar psikomotorik dan sikap siswa terhadap

pembelajaran maupun sikap terhadap pengetahuan yang diperoleh setelah

melalui proses pembelajaran ditunjukan melalui hasil belajar afektif.

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif merupakan ketercapaian belajar siswa dalam

pemahaman dan penguasaan konsep pembelajaran. Kemampuan kognitif

berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan

intelektual sederhana sampai kemampuan intelektual tingkat tinggi

(Sudjana, 2010).

Menurut Yulaelawati (2004) keenam tingkatan kognitif dalam

taksonomi Bloom tersebut adalah C1 (pengetahuan) yang

berupakemampuan mengingat hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya,

C2 (pemahaman) berupa kemampuan memahami materi, C3 (penerapan)

berupa kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dan

dipahami ke dalam situasi yang nyata, C4 (analisis) berupa kemampuan

untuk menguraikan materi ke dalam komponen-komponen yang lebih

terstruktur dan mudah dipahami, C5 (sintesis) berupa kemampuan untuk

mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu bagian yang utuh dan

menyeluruh, dan C6 (penilaian) berupa kemampuan untuk memperkirakan

dan menguji nilai suatu materi untuk tujuan tertentu.

Anderson dan Krathwohl (2010) melakukan revisi pada

taksonomi Bloom khususnya pada ranah kognitif (cognitive). Ranah

kognitif (C) menurut Anderson terdiri dari enam tingkatan. Tingkatan

yang pertama (C1) adalah mengingat, peserta didik diharapkan dapat

Page 31: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan dan pengenalan. Tingkatan

kedua (C2) adalah memahami, peserta didik diharapkan mampu

menerjemahkan, menafsirkan, menyederhanakan, dan membuat

perhitungan. Tingkatan ketiga (C3) adalah menerapkan, peserta didik

diharapkan mampu memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan

dan mengenali pola penerapan ke dalam situasi yang baru, tidak biasa, dan

agak berbeda atai berlainan. Tingkatan keempat (C4) adalah

menganalisis, peserta didik diharapkan mampu memecahkan ke dalam

bagian, bentuk, dan pola. Tingkatan kelima (C5) adalah menilai, peserta

didik diharapkan mampu menilai berdasarkan kriteria dan menyatakan

alasannya. Tingkatan yang keenam (C6) adalah menciptakan, peserta

didik diharapkan mampu menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk

atau pola yang sebelumnya kurang jelas. Tingkatan ranah kognitif dari

dasar sampai ke tingkatan tertinggi dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Taksonomi Ranah Kognitif Bloom yang Direvisi Anderson

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa hasil

belajar pada ranah kognitif adalah subtaksonomi hasil belajar yang

mengungkapkan tentang kegiatan mental atau pemikiran yang sering

berawal dari tingkat mengingat sampai ke tingkat paling tinggi yaitu

mencipta. Penilaian hasil belajar pada ranah kognitif merupakan penilaian

hasil belajar yang berorientasi kepada kemampuan berpikir, atau penilaian

.

Mengevaluasi

Menganalisis (Analyze)

Menerapkan (Apply)

Memahami (Understand)

Mengingat (Remember)

Mencipta

Page 32: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pada produk yaitu pemahaman siswa terhadap materi. Perbedaan antara

taksonomi kognitif Bloom lama dan taksonomi kognitif Bloom baru yang

telah direvisi oleh Anderson ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Perbedaan Taksonomi Bloom Lama dan Baru

Tingkatan Lama Baru/dimensi proses kognitif

C1 Pengetahuan (Knowlwdge) Mengingat (Remember)

C2 Pemahaman (Understand) Memahami (Understand)

C3 Penerapan (Apply) Menerapkan (Apply)

C4 Analisis (Analyze) Menganalisis (Analyze)

C5 Sintesis (Synthesis) Mengevaluasi (Evaluate)

C6 Evaluasi (Evaluate) Mencipta (Create)

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil

belajar afektif tampak pada siswa dengan berbagai tingkah laku seperti

perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai

guru dan teman, kebiasaan belajar serta hubungan sosial. Jenis kategori

ranah afektif sebagai hasil belajar adalah receiving atau attending,

responding, valuing, organisasi dan karakterisasi nilai atau internalisasi

nilai. Receiving atau attending merupakan semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk

masalah, situasi, atau gejala. Responding merupakan reaksi yang

diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.

Responding mencakup kecepatan reaksi, perasaan, perasaan puas

menjawab stimulus dari luar. Valuing berhubungan dengan nilai dan

kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Valuing mencakup

kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman. Organization

atau mengorganisasi merupakan pengembangan dari nilai ke dalam suatu

sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai yang lain,

pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Characterization

by a value atau internalisasi nilai merupakan keterpaduan semua sistem

nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian

dan tingkah lakunya. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka

bersedia menerima nilai dan mampu mengidentikkan diri dengan nilai

Page 33: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

tersebut sehingga membentuk karakteristik pola hidup (Sudjana, 2010;

Yulaelawati, 2004).

Indikator afektif dalam pembelajaran IPA merupakan sikap yang

diharapkan saat dan setelah siswa melakukan proses pembelajaran yang

berkaitan dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut antara lain jujur,

teliti, disiplin, terbuka, objektif, dan tanggung jawab. Rustaman, dkk.

(2005) menyatakan dalam pembelajaran sains tidak hanya menghasilkan

produk dan proses, tetapi juga sikap, artinya bahwa dalam sains

terkandung sikap seperti tekun, terbuka, jujur, dan objektif. Pendapat

Rustaman ini jika kita kaitkan dengan ranah afektif yang dipaparkan oleh

Sudjana (2010) merupakan satu tambahan bahwa pada evaluasi hasil

belajar ranah afektif dalam biologi harus memuat sikap ilmiah yang bisa

diintegrasikan dari dalam tingkatan yang sesuai. Sikap ilmiah bisa masuk

dalam setiap ranah afektif namun bukan berarti ranah afektif hanya berupa

sikap ilmiah semata karena terdapat beberapa sikap selain sikap ilmiah

yang bisa diukur melalui taksonomi ranah afektif yang dinyatakan Sudjana

(2010) dan Yulaelawati (2004). Tingkat ranah afektif dari dasar sampai ke

tingkatan tertinggi dapat dilihat seperti Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Tingkatan Ranah Taksonomi Afektif

.

Organisasi

(Organizing)

Valuing

Responding

Receiving atau Attending

Internal-

isasi nilai

Page 34: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik adalah ranah hasil belajar yang berkaitan

dengan keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu dari mulai

gerakan reflek sampai gerak tubuh (Reeves, 2006; Cartono dan Utari,

2006). Pembelajaran yang umumnya dilakukan di sekolah-sekolah

umumnya masih mengedepankan penilaian kognitif dibandingkan

penilaian afektif dan psikomotorik, namun sebenarnya ketercapaian hasil

belajar psikomotorik pada pembelajaran biologi tidak kalah penting dari

pada ranah yang lainnya.

Yulaelawati (2004) mengelola taksonomi ranah psikomotorik

menurut derajat koordinasi Anita Harrow meliputi gerakan refleks,

gerakan dasar, gerakan tanggap, kemampuan fisik, dan komunikasi tidak

berwacana. Gerakan refleks merupakan keterampilan pada gerakan yang

tidak sadar. Gerakan dasar mencakup seluruh keterampilan dalam

gerakan-gerakan dasar. Gerakan tanggap (perceptual) adalah penafsiran

terhadap segala rangsangan dari lingkungan dan termasuk didalamnya

membedakan visual, auditif, motoris, dan lain-lain. Kemampuan fisik

merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan, keharmonisan, dan

ketepatan untuk mengikuti pembelajaran. Komunikasi tidak berwacana

atau komunikasi non-decursive merupakan komunikasi melalui gerakan

tubuh, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketercapaian hasil

belajar biologi pada ranah psikomotor berupa keterampilan dan

kemampuan bertindak siswa mulai dari tingkatan dasar hingga kompleks.

Sudjana (2010) dan Smith (2009) melengkapi satu tingkatan diantara

kemampuan fisik dan komunikasi tidak berwacana atau komunikasi non-

decursive yaitu gerakan terampil atau gerakan-gerakan skill. Gerakan-

gerakan skill dimulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan yang kompleks. Gerakan skill ini dapat diperlihatkan dalam

beberapa kata kerja operasional diantaranya memasang, menyesuaikan dan

mengkonstruksi. Tingkatan ranah psikomotorik dari dasar sampai ke

tingkatan tertinggi dapat dilihat seperti Gambar 2.3.

Page 35: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Gambar 2.3. Tingkatan Ranah Taksonomi Psikomotorik

4. Quantum Learning

a. Sudut Pandang Quantum Learning

Siregar dan Nara (2010) menyatakan bahwa pendekatan

merupakan suatu pandangan yang mengupayakan siswa berinteraksi

dengan lingkungannya. Pendekatan dalam proses pembelajaran menurut

Wenno (2008) adalah teknik guru dalam menyajikan berbagai materi agar

proses pembelajaran yang berlangsung benar-benar dapat berjalan dengan

efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai

dengan targetnya. Pendapat dua orang tersebut dapat dirangkum menjadi

satu kesimpulan definitif bahwa pendekatan merupakan sudut pandang

dalam pembelajaran yang mengupayakan adanya interaksi siswa dan guru

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan dalam

pembelajaran.

Berdasar pada pengertian pendekatan yang dijabarkan

sebelumnya, maka Quantum Learning dapat disebut sebagai suatu

pendekatan dalam pembelajaran. Pendekatan QL merupakan seperangkat

metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah untuk semua

tipe manusia. QL merupakan suatu pendekatan yang memanfaatkan

proses orkestrasi atau simfoni dalam kegiatan pembelajaran yang

berdasarkan pada hukum fisika quantum yang dikemukakan oleh Albert

.

Kemampuan Fisik

Gerakan Tanggap (perceptual)

Gerakan Dasar

Gerakan Refleks

Komunika-

si Non-diskursive

Page 36: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Einstein. Persamaan tersebut dapat dirumuskan bahwa massa yang

dikalikan quadrat dari kecepatan atau konstanta cahaya sama dengan

energi, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai E= mc2. QL

menganalogikan bahwa tubuh atau semua individu yang terlibat dalam

pembelajaran serta lingkungan belajar merupakan materi atau massa (m).

Seorang pelajar tentunya berkeinginan untuk mendapatkan energi cahaya

(E) sebanyak mungkin dalam hal ini berupa hasil belajar yang optimal dan

pengembangan potensi dari dirinya dengan cara melakukan interaksi dan

kerjasama dalam proses pembelajaran di kelas (c). Berdasarkan

persamaan tersebut dapat dipahami bahwa interaksi serta proses

pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap

efektivitas ataupun hasil belajar siswa (Setiawan, dkk., 2010; DePorter dan

Hernacki, 2011). Roqib (2009) menambahkan bahwa interaksi yang ada

pada QL mampu mengubah berbagai potensi yang ada di dalam diri

manusia menjadi pancaran atau ledakan-ledakan gairah dalam

memperoleh hal-hal baru yang dapat ditunjukkan kepada orang lain.

QL berakar dari upaya George Lozanov, seorang pendidik

berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya

sebagai suggestology atau suggestopedia. Prinsip dari suggestology

adalah bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil dan situasi belajar, serta

setiap detail apapun memberikan sugesti positif dan negatif (DePorter dan

Hernacki, 2011). Jaya (2010) menambahkan bahwa sugesti dapat

dipahami sebagai suatu rangkaian kata-kata dan kalimat yang disampaikan

bagai sebuah nasihat yang membuat seseorang lebih cepat mendapat

pemahaman.

Istilah yang sering diidentikan dengan suggestology, adalah

teknik percepatan belajar atau Accelerated Learning. AL memungkinkan

siswa dapat belajar dengan kecepatan yang mengesankan dengan upaya

yang normal dan diikuti dengan kegembiraan. AL menyatukan unsur-

unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan: hiburan,

permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan

Page 37: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

emosional, namun semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan

pengalaman belajar yang efektif (DePorter dan Hernacki, 2011).

Djajalaksana (2005) menambahkan bahwa AL menggunakan aktivitas

pembelajaran secara menyeluruh, baik pikiran dan tubuh, yang

memungkinkan untuk para individu untuk lebih berkreasi, lebih lagi dalam

situasi kerjasama. AL memiliki ciri-ciri pembelajaran yang luwes,

gembira, mementingkan tujuan, bekerjasama, manusiawi, multi indrawi,

bersifat mengasuh, serta melibatkan mental emosional dan fisik (Azmi,

2007).

QL mencakup aspek-aspek penting pada program neurolingustik

(NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi.

Program ini meneliti tentang hubungan antara bahasa dan prilaku selain itu

dapat pula digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa

dan guru (DePorter dan Hernacki, 2011). Penggunaan NLP diyakini

mampu mengetahui bagaimana menggunakan bahasa untuk meningkatkan

tindakan-tindakan positif, meningkatkan komunikasi dalam kelas, dan

memfasilitasi perkembangan personal siswa (Millroad, R. 2004). Casey

(2011) menambahkan bahwa NLP mampu membuat seseorang dapat

mengubah atau membingkai ulang keyakinan mereka, membatasi tentang

suatu realitas untuk memberdayakan keyakinan, yang ditegaskan oleh

nilai-nilai mereka. Pernyataan tersebut berarti NLP dalam QL membuat

siswa untuk membingkai ulang paradigma bahwa biologi yang

sebelumnya merupakan pelajaran hafalan menjadi mata pelajaran yang

menyenangkan. NLP juga memberikan ciri khas pada QL yaitu adanya

interaksi dan penggunaan bahasa yang tepat untuk mengoptimalisasi

fungsi otak.

Fakhruddin (2011) menyatakan bahwa QL tidak hanya

menggabungkan sugestologi, teknik percepatan belajar, dan NLP (Neuro-

Linguistic Programming) namun juga menggabungkan teori, keyakinan

dan metode yang telah ada yang termasuk diantaranya konsep-konsep

kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain seperti teori otak

Page 38: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kanan atau kiri, teori otak three in one, pilihan modalitas (visual, auditorial

dan kinetik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik (menyeluruh),

belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric

learning), dan simulasi atau permainan.

QL memiliki paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru

dan siswa (student – teacher center) dalam proses pembelajaran.

Paradigma ini lebih baik dari pembelajaran konvensional didominasi oleh

guru maupun pembelajaran yang berpusat pada siswa (Koesmiyati, 2006).

Paradigma yang berpusat pada guru dan siswa ini memberi kesempatan

bagi siswa untuk mengeksplorasi cara belajar, pengetahuan dan keberanian

komunikasi mereka sepertihalnya seorang pemain orkestra sedangkan guru

hberhak mengakomodasi, mengarahkan dan mengawasi pengetahuan yang

didapatkan siswa seperti halnya seorang konduktor, sehingga

pembelajaran dengan paradigma tersebut mampu mengakomodasi

kebutuhan guru dan siswa secara bersamaan sehingga hasil belajar yang

dicapai juga lebih memuaskan.

Berbagai keterangan tentang QL tersebut menunjukan satu

konsep bahwa QL merupakan suatu pendekatan yang memandang

pembelajaran sebagai orkestra dalam simfoni belajar yang

menggabungkan beberapa metode dan falsafah belajar agar tercipta

interaksi-interaksi yang melibatkan materi yang ada dalam pembelajaran

baik pendidik, peserta didik maupun lingkungan sehingga didapatkan hasil

belajar yang optimal dan efektif di manapun dan untuk siapapun yang. QL

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan

memperhatikan seluruh detail dari tindakan guru dalam menyampaikan

pembelajaran secara sugestif dan dilakukan secara menyeluruh agar

percepatan belajar dan ketercapaian hasil belajar siswa bisa terlaksana.

b. Aspek – Aspek dalam Quantum Learning

Beberapa aspek yang ada dalam QL diantarnya adalah

penciptaan minat, penataan lingkungan belajar, sikap positif terhadap

kegagalan, gaya belajar, membiasakan mencatat, membiasakan membaca,

Page 39: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

membiasakan menulis, melatih kekuatan memori, dan berfikir kreatif.

Aspek yang pertama adalah penciptaan minat. Keadaan awal yang harus

ada dalam belajar adalah minat. Penciptaan minat dalam QL

menggunakan akronim AMBAK (apa manfaatnya bagiku). Sebelum

seseorang melakukan apapun dalam hidupnya, maka baik secara sadar

maupun tidak orang tersebut akan bertanya apa manfaatnya bagiku.

Kalimat apa manfaatnya bagiku inilah yang disebut sebagi minat dalam

QL. QL mencoba menumbuhkan minat dengan gambar, istilah baru, dan

manfaat dari pembelajaran. Minat dalam QL ditumbuhkan dengan

pemberian motivasi dan membuat suatu komitmen dari tiap siswa serta

pembuatan aturan kelas (DePorter dan Hernacki, 2011).

Aspek kedua adalah penataan lingkungan belajar. Lingkungan

belajar adalah prediktor terbaik dari efektivitas sekolah. Hal ini

disebabkan karena fakta bahwa lingkungan yang memberikan suasana

kondusif untuk kegiatan belajar-mengajar mampu meningkatkan

penyampaian instruksional yang baik dan hasil belajar yang lebih baik

(Ajayi, 2011). Penataan lingkungan belajar pada aspek-aspek QL dibagi

dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro

adalah tempat peserta didik melakukan proses belajar, bekerja dan

berkreasi. Beberapa detail yang harus diperhatikan dalam lingkungan

mikro adalah adanya papan buletin tempat meletakan papan visual untuk

menjelaskan proses berfikir, sistem penangkap berupa sebuah buku

catatan, rencana harian atau jadwal belajar, sistem musik, dan poster

motivasi agar siswa tetap bersemangat saat pembelajaran berlangsung

(DePorter dan Hernacki, 2011).

Salah satu ciri khas dari lingkungan mikro pada QL adalah

adanya iringan musik. Martopo (2005) menyatakan bahwa musik

digunakan dalam QL karena musik menjadi salah satu faktor atau aspek

kecerdasan yang penting. Musik memiliki korelasi unik yang mencakup

bahasa, matematika, rasa (kinestetik) dan intuisi. Penggunaan instrumen

musik dalam QL dapat meningkatkan keempat kecerdasan baik sebagai

Page 40: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

partikel bunyi maupun gelombang bunyi. DePorter dan Hernacki (2011)

menambahkan bahwa ada teori yang menyatakan dalam situasi otak kiri

sedang bekerja, seperti mempelajari meteri baru, musik akan

membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga

masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses pembelajaran.

Lingkungan makro dalam QL adalah dunia yang luas. Sudut

pandang QL menganggap bahwa pada tiap manusia khususnya siswa

memiliki zona aman atau daerah dimana seorang memiliki rasa percaya

diri dan rasa aman yang tinggi yang berbeda-beda luasnya (DePorter dan

Hernacki, 2011). QL mengusahakan agar siswa mampu menciptakan

ruang belajar dan mendapatkan pengalaman di masyarakat. Pengalaman

yang diperoleh membuat siswa mampu memperluas zona amannya sedikit

demi sedikit sehingga mampu mengoptimalisasi kemampuan alami siswa

untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat dan dunia nyata (Naim,

2009).

Aspek ketiga dalam QL adalah sikap positif terhadap kegagalan.

Modal yang paling berharga dalam proses belajar menurut QL adalah

sikap positif. DePorter dan Hernacki (2011) memberikan penjelasan

bahwa salah satu bagian yang penting dari pengalaman belajar itu adalah

cara individu memandang kegagalan. Guru dapat menanamkan suatu

sikap positif kepada siswa untuk meningkatkan harapan terhadap diri

siswa tersebut serta menunjukan jalan menemukan suatu konsep diri bagi

siswa. Individu yang memiliki harapan yang tinggi terhadap dirinya,

harga diri yang tinggi, dan keyakinan akan berhasil, maka individu

tersebut akan memperoleh prestasi yang tinggi. Rensi dan Sugiarti (2010)

yang menyatakan bahwa dukungan sosial dan konsep diri pada siswa

mempengaruhi hasil belajar siswa, konsep diri dapat dijelaskan sebagai

sudut pandang siwa tentang dirinya dan pemahaman siswa tentang

kemampuannya. Konsep diri yang meningkat tentunya akan disertai

dengan peningkatan hasil belajar.

Page 41: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Aspek keempat adalah gaya belajar. Gaya belajar merupakan

kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan baik di sekolah dan

dalam situasi-situasi antar individu. Belajar dan berkomunikasi lebih

mudah dengan gaya masing-masing individu. Ada dua kategori utama

mengenai gaya belajar seseorang, yaitu tentang bagaimana menyerap

informasi dengan mudah (modalitas) dan cara mengatur dan mengolah

informasi tersebut (dominansi otak). Gaya belajar siswa merupakan

kombinasi dari keduanya, baik dalam menyerap informasi dan jemudian

mengatur serta mengolah informasi tersebut (DePorter dan Hernacki,

2011). Kemampuan untuk mengetahui gaya belajar yang berbeda ini

dapat membantu para guru untuk dapat mendekati hampir atau semua

muridnya, yaitu dengan cara menyampaikan informasi dengan gaya

belajar yang berbeda-beda dalam satu paket pembelajaran sehingga siswa

mampu menyerap dan mengolah informasi secara maksimal serta

membuat murid lebih menganggap guru sebagai sosok yang mampu

mengerti gaya atau karakternya.

Hsu (2011) menyatakan bahwa siswa yang telah mengetahui

gaya belajarnya umumnya mampu mengolah informasi perseptual dengan

baik. Siswa dapat belajar dengan kegembiraan yang lebih besar dan stress

yang lebih kecil jika mereka belajar dengan gaya mereka sendiri. Para

guru akan lebih memahami kebutuhan belajar murid jika lebih

memperhatikan gaya belajar siswa dari pada gaya mengajar mereka sendiri

(Prashnig, 2007). Studi kontemporer khusus mengklasifikasikan gaya

belajar persepsional atau perceptual learning styles (PLS) ke dalam jenis

visual, auditori dan kinestetik. Tipe siswa visual yang berorientasi pada

individu yang cenderung untuk memahami informasi baru dengan melihat

suatu materi, gambar atau simbol-simbol yang menarik. Tipe siswa

pendengar atau auditori cenderung mendapat informasi melalui

mendengarkan sehingga umumnya informasi akan mudah terserap melalui

narasi ataupun cerita dari guru. Individu dengan gaya kinestetik lebih suka

menerima informasi dengan sentuhan atau dengan keterlibatan fisik secara

Page 42: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

langsung. Siswa umumnya memiliki gaya belajar yang berpadu dari tiga

gaya belajar tersebut, namun pastinya ada gaya belajar yang lebih

dominan. DePorter dan Hernacki (2011) menjelaskan bahwa banyak ciri-

ciri perilaku yang dapat menjadi petunjuk kecenderungan gaya belajar

siswa. Ciri-ciri perilaku dari ketiga gaya belajar tersebut dijelaskan pada

Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Ciri-Ciri Perilaku dari Gaya Belajar

Gaya Belajar Ciri-ciri Perilaku

Gaya Belajar

Visual

Rapi dan teratur, berbicara dengan cepat, mengingat apa

yang dilihat dengan asosiasi visual, biasanya tidak

terganggu oleh keributan, pembaca cepat dan tekun, lebih

suka melakukan demonstrasi daripada berpidato.

Gaya Belajar

Auditori

Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja, merasa kesulitan

untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita, berbicara

dalam irama yang terpola, pembicara yang fasih belajar

dengan mendengarkan dan mengingat apa yang

didiskusikan daripada dilihat, suka berbicara, berdiskusi,

dan menjelaskan sesuatu panjang lebar, lebih pandai

mengeja dengan keras daripada menuliskannya.

Gaya Belajar

Kinestetik

Berbicara dengan perlahan, menyentuh orang untuk

mendapatkan perhatian mereka, berdiri dekat ketika

berbicara dengan orang, selalu berorientasi pada fisik dan

banyak gerak, menghafal dengan cara berjalan dan melihat,

menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, dan

tidak dapat diam untuk waktu lama.

Guru yang baik tidak boleh hanya mengembangkan satu gaya

belajar saja dalam pembelajaran di kelas. Guru harus berusaha agar ketiga

gaya belajar tersebut dapat terakomodasi di kelas. Rose dan Nicholl

(2003) memberikan contoh sederhana tentang cara belajar multisensori

atau cara belajar yang mengakomodasi ketiga gaya belajar. Siswa visual

diakomodasi dengan slide atau tulisan yang jelas serta gambar-gambar

yang menarik serta dengan pembuatan mind map. Siswa auditori

diakomodasi dengan memberikan penjelasan dengan intonasi yang jelas

dan memainkan irama suara, selain itu siswa yang auditori diupayakan

Page 43: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

untuk menjelaskan jawaban atau mengemukakan pendapatnya dengan

jelas dan lantang agar membantu proses belajarnya. Siswa kinestetik

diakomodasi dengan belajar dengan orang lain atau belajar berkelompok

serta siswa kinestetik akan lebih terbantu dengan belajar langsung dari

benda atau model materi pembelajaran. Semua proses ini bisa kita rancang

dalam satu rancangan pembelajaran yang utuh.

Aspek kelima dalam QL adalah membiasakan mencatat.

Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting yang

pernah dipelajari orang. Teknik mencatat digunakan untuk meningkatkan

daya ingat. Mencatat tidak dilakukan untuk membantu pikiran mengingat

sesuatu namun mencatat bertujuan membantu mengigat apa yang

tersimpan dalam memori. Pencatatan yang efektif dapat menghemat

waktu dengan membantu menyimpan informasi dengan mudah dan

mengingatnya kapan saja jika diperlukan (DePorter dan Hernacki, 2011).

QL mengakomodasi teknik mencatat melelui dua cara yaitu mind

mapping dan TS (Tulis susun). Peta pikiran atau mind mapping pertama

kali diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970. Peta pikiran (mind

mapping) adalah suatu teknik mencatat kreatif yang memudahkan kita

mengingat banyak informasi. Catatan yang dibuat dengan mind mapping

membentuk suatu pola gagasan yang saling berkaitan dengan topik utama

di tengah dan subtopik serta perincian menjadi cabang-cabangnya (A’la,

2011). Peta pikiran merupakan teknik mencatat yang mampu

mengembangkan kemampuan berfikir serta meningkatkan daya ingat

karena informasi disusun secara bercabang dari tema utama dengan

menyertakan gambar, kombinasi warna, simbol, dan bentuk. Ketika

pikiran sadar kita berpusat pada fakta yang hendak di tuangkan diatas

kertas catatan maka pikiran bawah sadar kita bereaksi membuat kesan atau

emosi (DePorter dan Hernacki, 2011).

Aspek keenam adalah membiasakan menulis. QL menyajikan

dua teknik menulis yang efektif dan menyenangkan yaitu clustering dan

fast writing. Clustering atau pengelompokan dilakukan dengan cara

Page 44: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

menulis pemikiran-pemikiran yang saling berkaitan dan menuangkannya

di atas kertas dengan secepat mungkin tanpa mempertimbangkan

kebenaran atau nilainya. Pengelompokan membuat kaitan antara gagasan,

mengembangkan gagasan-gagasan yang telah dikemukakan, dan

menelusuri jalan pikiran yang ditempuh otak agar mencapai suatu konsep

(DePorter dan Hernacki, 2011).

Fast Writing atau menulis cepat merupakan suatu teknik yang

membantu seseorang ketika harus menulis sebelum menemukan apa

sebenarnya yang ingin ditulis. Teknik FW dilakukan dengan menulis

apapun yang ada di pikiran dalam waktu yang telah di tentukan dan diatur

dengan timer. Teknik FW bertujuan untuk membiasakan diri terhadap

proses menulis dan meningkatkan periode waktu menulis walaupun

hasilnya mungkin tulisan akan tampak berantakan dan mengandung

kesalahan ejaan, pemikiran yang tidak sempurna dan kalimat-kalimat yang

serampangan (DePorter dan Hernacki, 2011).

Penulisan efektif menurut DePorter dan Hernacki (2011)

umumnya terdiri dari tujuh tahapan. Tahap pertama adalah persiapan yang

terdiri dari mengelompokan (clustering) dan menulis cepat (fast writing),

tahapan ini merupakan awal membangun gaasan atau ide dalam menulis.

Kedua adalah penyusunan draf kasar untuk mengeksplorasi dan

mengembangkan gagasan. Hampton and Resnick (2009) menyatakan

bahwa dalam situasi yang meminta siapapun untuk menulis saat itu juga

dengan waktu yang terbatas maka cara yang paling tepat adalah membuat

draf dengan struktur yang sudah terorganisasi dalam pemikiran orang

tersebut. Tahap ketiga adalah berbagi, tahapan ini dilakukan dengan

meminta seseorang untuk membaca draf yang telah dibuat dan kemudian

meminta orang tersebut berikan umpan balik sebagai bahan perbaikan

draft. Tahapan yang ke empat adalah memperbaiki tulisan atau draf yang

dibuat berdasarkan umpan balik. Tahap yang kelima adalah penyuntingan

yang berisi semua proses perbaikan tata bahasa dan tanda baca. Tahap ke

enam adalah penulisan kembali yang memuat tulisan yang sudah sampai

Page 45: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pada tahap penyuntingan. Tahap yang terakhir adalah evaluasi yang

mengharuskan kita mencermati kembali apakah tulisan kita sudah benar-

banar selesai.

Aspek ketujuh adalah membiasakan membaca. QL mencoba

untuk menyingkirkan beberapa mitos membaca berupa pernyataan bahwa

membaca itu sulit, tidak boleh menggunakan jari ketika membacam harus

dilakukan kata per kata dan keharusan membaca perlahan untuk dapat

memahami isinya. DePorter dan Hernacki (2011) menyatakan beberapa

hal tentang membaca diantaranya adalah pertama proses membaca

walaupun merupakan suatu proses kompleks, namun masih dapat dengan

mudah dicapai dengan otak manusia. Kedua, pembaca boleh menggunakan

jarinya untuk membantu proses membaca, jari berfungsi untuk menuntun

mata untuk bergerak dengan cepat dalam membaca sehingga jari harus

digerakan lebih cepat. Ketiga, proses membaca kata per kata sebenarnya

mengurangi pemahaman pada konteks bacaan secara keseluruhan,

penyataan ini dikuatkan oleh pendapat Marliah (2007) yang menyatakan

bahwa memahami bacaan tidak berarti memahami arti dari setiap kata

yang dibaca, yang perlu diketahui adalah makna kalimat itu agar

informasi pokok dapat tersamaikan dan dimengerti dengan benar.

Aspek kedelapan adalah malatih kekuatan memori. DePorter dan

Hernacki (2011) menyatakan bahwa pada ummnya informasi yang paling

mudah diingat adalah informasi yang didalamnya mengandung asosiasi

indrawi terutama visual, memiliki konteks emosinal, adanya asosiasi yang

intens. Pernyataan tersebut dapat diambil suatu konsep dasar bahwa

sebenarnya informasi yang paling mudah di ingat kembali adalah yang

memiliki kesan atau bermakna. A’la (2011) menjelaskan bahwa yang

dimaksud bermakna disini adalah memahami informasi dan memberinya

makna pribadi. Biasanya siswa tidak mengingat informasi pada saat ujian

karena informasi yang ada tidak terlalu bermakna bagi mereka. Proses

memberikan makna pribadi, mengasosiaikannya dengan hal-hal yang ada

Page 46: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

di kehidupan atau lingkungan sekitar akan membantu membuat suatu

informasi menjadi lebih bermakna.

Aspek terakhir dalam QL adalah berfikir kreatif. Seseorang yang

kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba, bertualang,

suka bermain-main, dan intuitif. Proses berfikir kreatif menurut DePorter

dan Hernacki (2011) mengalir melalui lima tahap yaitu: persiapan yang

mencakup dentifikasi masalah, tujuan dan tantangan, inkubasi atau

mencerna fakta dan mengolahnya dalam pikiran, iluminasi atau

menyatukan serta memilah gagasan yang bermunculan, verifikasi atau

memastikan apakah solusi itu benar-benar memechkan masalah atau tidak,

dan aplikasi atau mengambil langkah untuk menindak lanjuti solusi

tersebut.

QL tidak hanya menuntut siswa berfikir kratif namun juga guru

yang kreatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru sebagai

pemimpin orkestra pembelajaran harus memiliki kecakapan dan kreatifitas

dalam melakukan pembelajaran di kelas. Guru yang kreatif dalam QL

dapat ditunjukan melalui pengelolaan emosi yang baik. Emosi positif

akan membuat otak bekerja lebih optimal. Emosi positif dapat

ditumbuhkan dengan menekan amarah dan melayangkan senyuman pada

siswa. Seorang guru yang kreatif harus mampu mempersiapkan presentasi

yang prima disertai kemampuan memberikan pertanyaan yang menarik

perhatian siswa serta komunikasi yang sugestif agar siswa lebih

bersemangat dan mampu berfikir kreatif pula (Hernowo, 2007).

Semua aspek dalam QL ini menjadikan pendekatan pembelajaran

QL menjadi salah satu alternatif yang tepat diterapkan pada pembelajaran.

Segala aspek yang ada pada QL menuntun siswa untuk tidak hanya

mampu menumbuhkan minat belajar namun juga memberikan

keterampilan hidup ataupun keterampilan belajar serta melatih

membiasakan diri untuk berfikir kreatif dengan memperhatikan detail

karakter dari siswa serta interaksinya dengan lingkungan. Secara ringkas,

aspek-aspek Quantum Learning dapat dijelaskan pada Tabel 2.3.

Page 47: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Tabel 2.3. Aspek-Aspek dalam Quantum Learning

Aspek-Aspek QL Pengertian aspek-aspek dalam QL

a. Penciptaan Minat QL menumbuhkan minat dengan memberikan

motivasi, dan tujuan pembelajaran (AMBAK)

melalui berbagai media yang menarik bagi siswa

b. Lingkungan Belajar Lingkungan mikro adalah lingkungan yang paling

dekat dengan siswa sedangkan lingkungan makro

merupakan dunia yang luas. Lingkungan mikro

dapat diolah dengan mengatur posisi kelas dan

memberikan iringan musik dalam pembelajaran.

c. Sikap Positif

terhadap Kegagalan

Memandang kegagalan sebagai keadaan yang akan

memberikan umpan balik, jika direspon dengan

tepat maka dapat menciptakan keberhasilan. Sikap

positif ditumbuhkan dengan memberikan poster

inspiratif dan motivasi langsung kepada siswa.

d. Gaya Belajar Cara untuk mempelajari informasi baru, bagaimana

menyerap dan mengatur serta mengolah informasi

tersebut. Gaya belajar terbagi menjadi tipe visual,

auditori dan kinestetik. QL merancang suatu

pembelajaran yang mampu mengakomodasi ketiga

gaya belajar tersebut.

e. Membiasakan

Mencatat

Mencatat berbagai kejadian atau hasil yang

diperoleh dalam proses belajar dengan teknik Mind

Mapping.

f. Membiasakan

Menulis

Mengkomunikasikan pikiran dan pengalaman

kepada orang lain ke dalam bentuk tulisan, QL

berusaha untuk membiasakan siswa untuk menulis.

g. Membiasakan

Membaca

Membaca dengan cepat, yaitu dengan memahami,

memilah, dan menyimpan segala jenis informasi.

QL berusaha untuk membiasakan siswa untuk

membaca dengan efisien

h. Kekuatan Ingatan Menyimpan apapun dan hanya mengingat apa yang

diperlukan dan yang mempunyai arti dalam hidup.

QL mengharuskan guru untuk memberikan makna

atau kesan dalam pembelajaran. QL menggunakan

trik mengingat dan Mind map untuk

mempermudah mengingat dan mengkonstruksi

konsep

i. Berpikir Kreatif Manusia selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin

mencoba-coba, berpetualang, serta intuitif. QL

berusaha untuk melatih siswa berfikir kreatif dan

menuntut guru tampil kreatif dalam pembelajaran

Page 48: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

c. Penerapan Quantum Learning dalam Pembelajaran

Penerapan Quantum Learning dalam pembelajaran harus

menncakup semua aspek-aspek QL dan berpegang pada satu konsep atau

landasan dasar yaitu Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan

dunia kita ke dunia mereka. Pertama guru harus membangun jembatan

autentik atau hubungan baik dengan siswa sehingga guru mendapatkan ijin

untuk melakukan pembelajaran bersama siswa. Keadaan tersebut

menggambarkan bahwa siswa sudah memberikan izin bagi kita untuk

melakukan dan menerapkan berbagai macam metode dalam QL untuk

mencapai tujuan pembelajaran, sehingga kita dan siswa saling terkait

dalam satu proses pembelajaran. Kita dapat membawa siswa memasuki

dunia kita setelah interaksi atau kaitan itu terwujud. Dunia kita merupakan

dunia pengalaman belajar baru yang belum pernah didapatkan siswa.

Proses pembelajaran yang telah terjalin menyebabkan pengertian siswa

lebih luas dan penguasaan siswa lebih mendalam sebagai suatu hasil

belajar. Siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia

mereka dan menerapkannya pada stuasi yang baru (DePorter, et al., 2002;

A’la, 2011).

Selain itu dalam penerapan QL merupakan permainan orkestra

simfoni dalam pembelajaran dimana dalam penerapannya digunakan lima

prinsip dasar yaitu mengetahui bahwa segalanya berbicara, mengetahui

bahwa segalanya bertujuan, mengetahui bahwa pengalaman mendahului

penamaan, menggakui setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran

dan menyadari bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan.

Prinsip mengetahui bahwa segalanya berbicara, memberikan pengertian

segala aspek yang ada pada QL dan seluruh aktifitas pembelajaran dari

mulai kertas dibagikan kepada siswa sampai rancangan pembelajaran

mengirimkan pesan atau maksud kepada siswa (Sumaryati, 2008).

Prinsip kedua menyatakan bahwa segalanya bertujuan. Prinsip

ini memberikan pengertian bahwa segala yang ingin guru lakukan pasti

memiliki tujuan baik terhadap pembelajaran secara umum atau terhadap

Page 49: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

siswa (Anang, 2010; DePorter, et al., 2002). Peranan guru pada prinsip ini

adalah merancang suatu pembelajaran yang mengarah kepada tujuan

pembelajaran dan hasil belajar yang ingin dicapai. Prinsip yang ketiga

adalah mengetahui bahwa pengalaman mendahului penamaan. Prinsip ini

menuntut proses pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar

siswa sebelum menamai atau mendapat suatu konsep (Anang, 2010;

Sumaryati, 2008).

Prinsip keempat menyebutkan bahwa menggakui setiap usaha

yang dilakukan siswa dalam pembelajaran (Sumaryati, 2008). Proses

pembelajaran merupakan kegiatan yang mengarahkan pada perubahan

baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Siswa berhak menerima

apresisi atau pengakuan terhadap setiap usahanya untuk mencapai hasil

belajar baik yang sudah berhasil maupun yang belum berhasil. Prinsip

kelima berupa menyadari bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula

dirayakan menjelaskan bahwa penerapan QL berusaha untuk selalu

merayakan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa. Perayaan atas

segala sesuatu yang yang dipelajari membuat siswa lebih termotivasi dan

menciptakan emosi positif siswa terhadap pembelajaran.

Kusno dan Purwanto (2011) menyatakan penerapan QL dalam

pembelajaran dapat menggunakan rancangan pembelajaran TANDUR

(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). QL

merupakan kombinasi dari berbagai macam interaksi yang terjadi dalam

proses pembelajaran. Interaksi ini meliputi semua elemen yang secara

efektif mendukung kesuksesan siswa dalam mencapai hasil belajar.

Fase tumbukan (T) dapat dijelaskan sebagai langkah awal yang

diterapkan dalam pembelajaran yaitu tumbuhkan minat siswa. Pada

tahapan ini prinsip QL yang mengetahui bahwa segalanya bertujuan dapat

terintegrasikan. Semua proses pembelajaran mempunyai tujuan sehingga

guru maupun siswa harus menyadari bahwa semua aktivitas yang terjadi

memiliki tujuan (Sumaryati, 2008). AMBAK, akronim dari apa

manfaatnya bagiku merupakan kata kunci pada bagian ini. Guru harus

Page 50: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

berusaha menumbuhkan minat siswa dan memuaskan pertanyaan siswa

tentang apa manfaat pembelajaran ini bagi siswa. Guru dapat mengawali

pembelajaran dengan pertanyaan, pantomime, cerita pendek, drama, video

atau bahkan lelucon untuk menumbuhkan minat siswa terhadap

pembelajaran (DePorter, et al., 2002).

Fase alami (A) dimaksudkan untuk memberikan pengalaman

belajar langsung kepada siswa. Proses alami ini dilakukan sebelum proses

namai, sehingga tahapan ini sesuai dengan prinsip QL yaitu mengetahui

bahwa pengalaman mendahului penamaan. Proses pembelajaran yang

baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi tersebut sebelum

mereka memperoleh nama terhadap apa yang mereka pelajari (Sumaryati,

2008; DePorter, et al., 2002). Pengalaman belajar yang di dapat pada saat

fase Alami ini haruslah dapat mencakup segenap gaya belajar siswa, baik

itu yang memiliki gaya belajar auditory, visual ataupun kinestetik. Siswa

yang diberikan suatu pengalaman belajar secara langsung akan terus dapat

mengingatnya karena sistem belajar seperti inilah yang memberikan

makna.

Fase namai (N) memungkinkan siswa untuk menamai kegiatan

belajar mereka sendiri (Setiawan, dkk., 2010). Fase namai juga

dimaksudkan untuk memuaskan keinginan dari otak untuk memberi

identias, mengurutkan dan mendefinisikan. Penamaan dibangun diatas

pengetahuan dan rasa ingin tahu siswa saat itu. Penamaan juga dapat

digunakan sebagai satu fase belajar yang memasukan symbol-simbol atau

kata kunci agar lebih cepat mengingat apa yang dipelajari. Penamaan

adalah saat yang sesuai untuk mengajarkan konsep, keterampilan berfikir

dan strategi belajar. Pada fase ini pembelajaran dapat dilakukan dengan

menggunakan susunan gambar, model dan media pembelajaran lain yang

menarik dan terkait dengan materi pokok pembelajaran atau memberikan

kata kunci pada materi atau pokok bahasan yang penting dalam

pembelajaran (DePorter, et al., 2002).

Page 51: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Fase demonstrasikan (D) menyediakan kesempatan kepada siswa

untuk menunjukkan bahwa mereka tahu dan dapat menerjemahkan

pengetahuan mereka dalam pembelajaran dan kehidupannya (DePorter, et

al., 2002). Misalnya, mereka diberikan suatu masalah untuk dipecahkan

yang solusinya harus didemonstrasikan untuk teman sekelas mereka. Guru

memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan ide mereka,

mempresentasikan hasil kerja mereka, dan membuat interaksi positif

dengan memanfaatkan perbedaan dari siswa untuk mendukung

pembelajaran (Kusno dan Purwanto, 2011).

Ulangi (U) dilakukan dengan dengan cara mengulas kembali

secara umum proses pembelajaran di kelas. Guru harus menunjukkan

kepada siswa bagaimana cara mengulangi materi belajar untuk

menunjukkan bahwa mereka sudah tahu apa yang mereka pelajari.

Pengulangan mampu memperkuat koneksi saraf dan memperkuat retensi

(Kusno dan Purwanto, 2011). Pada fase ini memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengajarkan kemampuan baru mereka kepada orang

lain, menggemakan slogan dan membangkitkan semangat (DePorter, et al.,

2002). Setelah tahapan ulangi, seorang guru harus menerapkan prinsip QL

yang menyebutkan bahwa menggakui setiap usaha yang dilakukan dalam

pembelajaran. Siswa patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan

kepercayaan diri mereka, bahkan biarpun mereka berbuat salah harus tetap

mendapat pengakuan atas usahanya (Sumaryati, 2008).

Rayakan (R) adalah pengakuan dan penghargaan untuk setiap

pencapaian partisipasi dan perolehan pengetahuan serta keterampilan

(Kusno dan Purwanto, 2011). Tahap ini mengambil prinsip QL yaitu

menyadari bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan.

Perayaan bisa dalam bentuk pemberian hadiah, memuji, menunjukkan

persetujuan mengangguk, tersenyum, memberikan titik, jempol atas, tepuk

tangan, tiga kali ya, tampilan poster, dan hal-hal yang dapat

membangkitkan persepsi diri yang positif siswa (DePorter, et al., 2002).

Page 52: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Kita bisa menerapkan QL dengan rancangan pembelajaran

TANDUR untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Dikrullah,

dkk. (2010) menyatakan dalam pembelajaran menggunakan QL didapatkan

berbagai keuntungan yaitu siswa mampu bersikap positif, motivasi siswa

meningkat, siswa mendapatkan keterampilan belajar seumur hidup,

kepercayaan diri siswa meningkat dan hasil belajar siswa dapat

ditingkatkan. Semua penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya

menyimpulkan bahwa pelaksanaan aspek-aspek, prinsip dan landasan

dasar QL dengan maksimal serta adanya hubungan yang harmonis antara

guru siswa dan lingkungan dapat mewujudkan suasana belajar yang

menyenangkan dan optimal sehingga siswa mampu mendapatkan semua

manfaat dari QL.

5. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang Quantum Learning cukup banyak dilakukan di

berbagai jenjang pendidikan dan berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran.

Hamid dan Haetami (2008) melakukan penelitian dengan menggunakan

metode penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPA I SMAN 5 kendari

melalui model pembelajaran kuantum pada pokok bahasan larutan penyangga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kuantum (QL)

terhadap siswa kelas XI IPA I SMA Negeri 5 Kendari pada pokok bahasan

larutan penyangga dapat meningkatkan hasil belajar kimia dengan tingkat

ketuntasan mencapai 93,33% (siklus II) selain itu aktivitas belajar siswa dari

50,41 % pada siklus I menjadi 80,001 % pada siklus II. Keberhasilan ini juga

disebabkan karena model pembelajaran kuantum memberikan kesempatan

kepada siswa terlibat secara aktif selama kegiatan pembelajaran, dimana guru

hanya bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan jalannya kegiatan

belajar mengajar di kelas.

Sucipto (2009) menyatakan bahwa penggunaan QL terbukti

meningkatkan hasil belajar pada kompetensi mengoperasikan software

presentasi bagi siswa kelas XI Busana Butik SMK 1 Demak Tahun Pelajaran

2009/2010. Peningkatan hasil belajar ini tidak luput dari usaha Sucipto untuk

Page 53: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

membuat media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Media

pembelajaran yang dibuat tersebut dapat dioperasikan di berbagai media

elektronik lain sehingga lingkungan belajar siswa bertambah luas dan

meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga hasil belajar siswa dapat

ditingkatkan.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Sumaryati dan

Sukarmin (2010) menyatakan bahwa penggunaan metode kuantum

dikombinasikan dengan teknik kepala bemomor terstruktur dapat

meningkatkan keaktifan mahasiswa baik keaktifan fisik maupun keaktifan

mental melalui berbagai aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran

dan meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Penelitian ini memang tidak

sepenuhnya melaksanakan aspek-aspek QL pada proses pembelajaran. Proses

pembelajaran menggunakan rancangan TANDUR yang menjadi ciri khas QL,

namun pada fase Alami dimasukan teknik kepala bemomor terstruktur untuk

mempermudah dalam pembagian kerja kelompok. Rancangan TANDUR

dalam QL memang dapat diimprofisasi oleh peneliti dengan memasukan

metode atau teknik yang dapat mempermudah pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, dkk. (2010) menyatakan

bahwa QL yang menekankan pada orkestrasi pada aktivitas belajar dan

mengajar guru dapat menambah partisipasi siswa dalam memproses suatu

informasi. Ketertarikan dan motivasi siswa dalam pembelajaran juga dapat

meningkat karena adanya apresiasi terhadap aturan yang ada di dalam kelas.

QL terbukti sukses diterapkan pada pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia.

Penelitian Dikrullah, Munir dan Nurdin (2010) menyatakan bahwa

terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi

informasi dan komunikasi (TIK) dalam pokok bahasan peralatan dan

perkembangan TIK dengan diterapkannya model pembelajaran QL.

Peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran QL

meningkat secara signifikan. Peningkatan hasil belajar tersebut tidak lepas

Page 54: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dari kemampuan QL dalam mengakomodasi kompleksitas gaya belajar siswa.

QL yang diterapkan pada pembelajaran ini memenuhi enam dari sembilan

aspek dalam QL, namun dengan memenuhi 6 aspek saja sudah mampu

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) secara signifikan.

Penelitian oleh Hidayat (2010) menyatakan bahwa pembelajaran

pada mata kuliah Nahwu I dengan QL terbukti efektif dalam meningkatkan

prestasi mahasiswa Program Studi Bahasa Arab UPI. Keberhasilan dalam

penelitian ini dikarenakan dosen berhasil menyusun suatu buku ajar yang

sesuai dengan karakteristik dan latar belakang mahasiswa sesuai dengan salah

satu aspek dalam QL yaitu mengetahui gaya belajar mahasiswa dan

menumbuhkan minat mahasiswa. Kegiatan pembelajaran menerapkan

rancangan pembelajaran TANDUR sehingga mahasiswa mendapat

pengalaman belajar yang berbeda dari pembelajaran sebelumnya membuat

motivasi siswa meningkat dan merasa tertantang untuk lebih giat lagi dalam

belajar.

Penelitian Kusno dan Purwanto (2011) menyatakan bahwa QL

efektif untuk mengajar matematika pada topik program linier dan prestasi

belajar siswa dengan pembelajaran QL lebih baik dari pada yang diajarkan

secara konvensional. Penerapan QL dalam penelitian ini membuat siswa lebih

tertarik untuk mendapatkan pengalaman belajar dan membangun konsep

pembelajaran dengan gayanya sendiri sehingga siswa lebih mengerti apa yang

mereka pelajari dan bagaimana cara menyelesaikan masalah yang mereka

temui selama pembelajaran.

Beberapa penelitian tersebut mengindikasikan bahwa QL dapat

meningkatkan motivasi, kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa dari

berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran serta pada berbagai jenjang

pendidikan. Urutan penelitian yang relefan dari tahun 2008 sampai dengan

tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Page 55: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 2.4. Daftar Urutan Penelitian yang Relefan.

Tahun Peneliti Judul Jenjang

Pendidikan Bidikan QL

2008 Hamid dan

Haetami

Meningkatkan Hasil

Belajar Kimia Siswa

Kelas XI IPA I SMAN 5

Kendari Melalui Model

Pembelajaran Kuantum

pada Pokok Bahasan

Larutan Penyangga.

SMA Hasil Belajar

Kimia

2009 Sucipto Penggunaan Quantum

Learning dan Media

Pembelajaran Interaktif

dalam Upaya

Meningkatkan Hasil

Belajar pada Kompetensi

Mengoperasikan

Software Presentasi Bagi

Siswa Kelas XI Busana

Butik SMK 1 Demak

Tahun Pelajaran

2009/2010

SMK Hasil Belajar

pada

Kompetensi

Mengoperasi-

kan Software

2010 Dikrullah,

Munir dan

Nurdin

Penerapan Model

Pembelajaran Quantum

Learning untuk

Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Teknologi

Informasi dan

komunikasi (TIK)

SMP Hasil Belajar

TIK

2010 Sumaryati

dan

Sukarmin

Implementasi Kolaborasi

Quantum Learning dan

Cooperative Learning

untuk Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran

Mata Kuliah Strategi

Belajar-Mengajar

Perguruan

Tinggi

Kualitas

pembelajaran

mata kuliah

Strategi Belajar-

Mengajar

2010 Hidayat Keefektifan Pendekatan

Quantum Learning

dalam Peningkatan Nilai

Mata Kuliah Nahwu I

Perguruan

Tinggi

Nilai Mata

Kuliah Nahwu I

Page 56: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Lanjutan Tabel 2.4.

2010 Setiawan,

dkk.

The Development Model

of Synchronization of

Teaching-Learning

Indonesian Language

and Literature using

Quantum Learning

Approach

SMP Sinkronisasi

belajar dan

pengajaran

Bahasa

Indonesia

2011 Kusno dan

Purwanto

Effectiveness of

Quantum Learning for

Teaching Linear

Program

SMA Prestasi Belajar

Matematika

B. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan suatu aktifitas yang berlangsung dalam setiap diri

manusia yang didalamnya terdapat interaksi dengan lingkungan dan menghasilkan

perubahan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pembelajaran merupakan

interaksi antara peserta didik dalam hal ini siswa dengan pendidik atau guru dan

sumber belajar secara terencana dan terkendali untuk membuat siswa tersebut

belajar. Sains khususnya biologi, pada dasarnya mencari hubungan kausal antara

gejala-gejala alam yang diamati, tidak hanya secara teoritis namun juga

menyangkut pengetahuan prosedural berupa cara mendapat informasi dan cara

menyikapi permasalahan yang ada. Pembelajaran sains menuntut siswa untuk

tidak hanya mempelajari produk sebagai hasil akhir dari belajar sains, namun juga

mempelajari aspek proses, sikap, dan teknologi agar siswa dapat benar-benar

memahami sains secara menyeluruh. Pembelajaran yang menyeluruh diharapkan

dapat memberikan perubahan tingkahlaku sebagai bentuk hasil belajar.

Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan siswa dalam proses

belajar yang telah ditempuh dalam periode waktu tertentu. Hasil belajar dalam

pendidikan nasional menggunakan klasifikasi hasil belajar Bloom yang secara

garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu ranah afektif, kognitif dan

psikomotorik yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Kedudukan

hasil belajar dalam sains merupakan suatu produk sains yang berupa pemahaman

konsep, prinsip maupun suatu fakta ditunjukan melalui hasil belajar kognitif,

Page 57: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

selain itu hasil kerja atau penampilan siswa kaitanya dengan suatu proses

mendapatkan pengetahuan ditunjukan melalui hasil belajar psikomotorik dan

sikap siswa terhadap pembelajaran maupun sikap terhadap pengetahuan yang

diperoleh setelah melalui proses pembelajaran ditunjukan melalui hasil belajar

afektif.

Hasil belajar terutama pada mata pelajaran biologi dalam pencapaiannya

dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal siswa

khususnya faktor psikologi berupa karakter, kesiapan belajar, minat belajar dan

gaya belajar yang beragam dari tiap – tiap siswa menjadi salah satu masalah yang

umum terjadi dalam pembelajaran siswa. Faktor eksternal siswa khususnya faktor

lingkungan sekolah dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Pendekatan belajar

adalah jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi belajar di sekolah atau di

semua tempat belajar. Proses pembelajaran yang sering dijumpai di sekolah

umumnya lebih didominasi oleh guru dan beorientasi pada pencapaian kognitif

saja sehingga menjadikan siswa kurang interaktif, kurang mandiri dan kurang

kreatif yang berdampak pada kemampuan psikomotor dan afektif siswa rendah

serta menjadikan siswa berparadigma bahwa biologi merupakan mata pelajaran

yang menekankan pada hafalan.

Quantum Learning (QL) menawarkan pembelajaran yang menyenangkan

dengan memanfaatkan seluruh potensi dari dalam diri siswa serta menyuguhkan

pembelajaran yang mampu memanfaatkan lingkungan dengan maksimal, sehingga

masalah internal, eksternal dan masalah pendekatan belajar pada siswa dapat

dikurangi. QL mengkondisikan guru, siswa dan lingkungan untuk selalu

berinteraksi dengan harmonis seperti simponi dalam orkestra pembelajaran. QL

memuat sembilan aspek, satu prinsip, satu landasan dan serangkaian metode yang

dapat menumbuhkan minat belajar, membuat siswa lebih aktif, kreatif, dan

meningkatkan hasil belajar siswa serta memberikan keterampilan belajar maupun

keterampilan hidup. Berdasarkan pada uraian diatas, dilakukan penelitian tentang

penerapan QL yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Page 58: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran

Pengaruh

Hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat

mengalami peningkatan menjadi lebih baik dan optimal

PENERAPAN QUANTUM LEARNING

Hasil belajar biologi yang dicapai siswa pada ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik kurang optimal.

Prosedur

Penerapan aspek-aspek QL pada rencana pelaksanaan pembelajaran dan pada

lingkungan belajar.

Penarapan landasan dasar dan prinsip-prinsip QL pada rencana pelaksanaan

pembelajaran.

Penerapan rancangan pembelajaran TANDUR.

Pelaksanaan pada pembelajaran

konvensional

Pembelajaran di kelas umumnya belum

mengaktifkan peran aktif siswa.

Pembelajaran masih berorientasi pada

pencapaian ranah kognitif. Pembelajaran kurang mampu

mengelola lingkungan kelas untuk

menumbuhkan suasana belajar yang

menyenangkan. Pembelajaran sulit mengakomodasi

karakter, minat dan gaya belajar siswa

yang beragam.

Keadaan siswa

Siswa mengganggap bahwa

biologi merupakan pelajaran

yang menekankan pada

hafalan.

Siswa kurang tertarik dengan

proses pembelajaran aktif.

Beberapa siswa kurang

tertarik pada pembelajaran

karena gaya belajarnya belum

mampu terakomodasi

sepenuhnya.

Faktor eksternal

Faktor yang mempengaruhi belajar

Belajar Pembelajaran

Faktor internal

Page 59: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan maka

dalam penelitian ini dapat ditarik satu hipotesis penelitian yaitu penerapan

Quantum Learning berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA

Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

Page 60: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di SMA Negeri 4 Surakarta yang

beralamat di Jalan LU. Adisucipto No.1 Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2011/2012 dan dibagi menjadi tiga tahap, tahap pertama persiapan kemudian

tahap kedua pelaksanaan dan tahap pengolahan data dan penyusunan laporan.

Ketiga tahap tersebut disusun pada Gambar 3.1.

Tahap Kegiatan

penelitian

Bulan ke (dalam tahun 2011-2012)

08 09 10 11 12 01 02 03 04 05 06

Persiapan

1. Permohonan pembimbing

2. Survei sekolah

3. Konsultasi

judul

4. Konsultasi

draf proposal

5. Konsultasi instrument dan

seminar

proposal

Pelaksanaan

1. Ijin penelitian dan

melengkapi

instrument

2. Try out

instrumen

penelitian

3. Pelaksanaan penelitian dan

konsultasi bab

I, II, dan III

Pengolahan

data dan

penyusunan laporan

Pengolahan data

hasil penelitian

dan penyusunan laporan

Gambar 3.1. Waktu Penelitian

Page 61: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam eksperimen semu (Quasi exsperimental

research) dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini digunakan karena banyak

dari subjek penelitian yang tidak dapat dikontrol atau dikendalikan (Darmadi,

2011). Tujuan penelitian eksperimen semu adalah mencari hubungan sebab-

akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok

eksperimen.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Posttest Only Control

Design dimana dalam desain kelompok atau kelompok dipilih secara random (R)

sebanyak dua kelompok. Kelompok pertama sebagai kelompok kontrol

sedangkan kelompok kedua adalah kelompok eksperimen. Kemudian kelompok

eksperimen diberi treatment atau perlakuan baru berupa penerapan pendekatan

Quantum Learning dan untuk kelompok kontrol tidak diberikan treatment atau

tetap menggunakan pendekatan konvensional (pendekatan yang biasa diterapkan

di kelompok tersebut). Selanjutnya kedua kelompok tersebut diberi posttest

(Sugiyono, 2011). Data primer yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis

untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan QL terhadap hasil belajar

biologi siswa kelompok X SMA Negeri 4 Surakarta. Desain penelitian tersebut

dapat digambarkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Design

Kelompok Treatment Posttest

Kontrol (R) X1 O1

Eksperimen (R) X2 O2

Keterangan

X1 :Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol dengan pendekatan

pembelajaran konvensional.

X2 :Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan pendekatan

pembeljaran Quantum Learning.

O2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok kontrol.

O2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen.

(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random atau acak)

Page 62: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Keterkaitan antara variabel bebas yang berupa pendekatan pembelajaran

Quantum Learning dan pendekatan konvensional terhadap variabel terikat yang

berupa hasil belajar pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik tertuang dalam

paradigma penelitian. Skema paradigma penelitian bisa dilihat pada Gambar 3.2.

Keterangan :

X = Pendekatan pembelajaran

X1 = Pendekatan konvensional dengan metode ceramah bervariasi

X2 = Pendekatan Quantum Learning

Y = Hasil belajar biologi siswa

Y1 = Hasil belajar biologi siswa ranah kognitif

Y2 = Hasil belajar biologi siswa ranah afektif

Y3 = Hasil belajar biologi siswa ranah psikomotor

X1Y1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran konvensional dengan ceramah pada ranah

kognitif.

X1Y2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran konvensional pada ranah afektif.

X1Y3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran konvensional pada ranah psikomotor.

X2Y1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan Quantum Learning pada ranah kognitif.

X2Y2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan Quantum Learning pada ranah afektif.

X2Y3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan Quantum Learning pada ranah psikomotorik.

Gambar 3.2. Skema Paradigma Penelitian

Y3

Y3

Y

Y

X1

X2

X

Y2

Y1

Y2

Y1

X1Y1

X1Y2

X1Y3

X2Y1

X2Y2

X2Y3

Page 63: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek

atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelompok X SMA

Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Populasi dikelompokan ke

dalam sebelas kelompok secara acak tanpa dasar apapun dengan jumlah siswa

tiap kelompok antara 30 sampai dengan 32 siswa.

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan karena keterbatasan peneliti dalam

penelitian yang tidak mampu memberi perlakuan terhadap seluruh populasi,

sehingga hanya mengambil sebagian dari populasi sebagai sampel yang dapat

mewakili seluruh populasi. Sugiyono (2011) menambahkan bahwa sampel

yang diambil dari populasi tersebut harus bersifat representatif agar penarikan

kesimpulan dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel dalam penelitian ini

adalah dua kelompok atau kelas yang ada di kelas X SMA Negeri 4 Surakarta

yaitu X J sebagai kelompok kontrol yang didalamnya terdapat 32 siswa dan X

K sebagai kelompok eksperimen yang didalamnya terdapat 32 siswa.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random

sampling dimana sampel yang dipilih secara random bukan secara individual,

tetapi kelompok-kelompok yang anggotanya memiliki karakteristik sama

(Darmadi, 2011). Teknik tersebut memandang populasi sebagai kelompok-

kelompok sampel dimana kelompok tersebut terdapat di kelas X. Dua kelompok

dalam populasi diambil secara acak sebagai kelompok sampel dengan ketentuan

satu kelas sebagai kelompok kontrol dan satu kelas sebagai kelompok eksperimen,

sehingga dalam sampel ini unit analisisnya bukan individu tetapi kelas atau

kelompok yang terdiri atas sejumlah individu (Sudjana dan Ibrahim, 2010).

Page 64: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Sebelum pengambilan sampel dilakukan, terlebih dahulu dilakukan

pengujian untuk mengetahui apakah sampel memiliki karakteristik yang sama

dalam rerata nilai hasil belajar baik pada ranah kognitif, afektif maupun

psikomotorik. Pengujian dilakukan dengan cara menguji data sekunder berupa

data dokumen nilai asli hasil belajar biologi semester ganjil siswa kelas X SMA

Negeri 4 Surakarta menggunakan anava yang didahului uji prasyarat berupa uji

normalitas dan uji homogenitas. Data sekunder yang digunakan berupa dokumen

hasil belajar yang diolah selama satu semester dengan nilai asli sebagai bahan

acuannya pada ketiga ranah hasil belajar

Uji normalitas dilakukan dengan uji Lilliefors (α = 0,050) dan

menggunakan bantuan program SPSS 16. H0 menyatakan bahwa sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal dan H1 menyatakan bahwa sampel tidak

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Keputusan uji dinyatakan bahwa

Ho diterima jika Lliliefors lebih kecil dari Ltabel(α,n) (Budiono, 2009) dan Sig. lebih

besar dari 0,050 (Muhidin dan Abdurahman, 2009). Hasil pengolahan data

sekunder menunjukan bahwa tiap kelompok dalam populasi kelas X SMA Negeri

4 Surakarta memiliki nilai Lliliefors lebih kecil dari Ltabel(α,n) dan Sig. lebih besar dari

0,050 pada setiap kelompok sehingga menunjukan distribusi yang normal untuk

semua nilai hasil belajar biologi siswa baik pada ranah kognitif, afektif maupun

psikmotorik. Hasil tes normalitas untuk semua kelompok dalam populasi

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 (halaman 316-317).

Data sekunder atau data dokumen hasil belajar siswa kemudian diuji

dengan uji Levene’s (α = 0,050) yang menggunakan bantuan program SPSS 16

untuk mengatahui apakah populasi bersifat homogen. H0 dinyatakan bahwa tiap

kelompok memiliki variansi yang sama (Homogen). H1 dinyatakan bahwa ada

kelompok yang tidak memiliki variansi yang sama. Keputusan uji dinyatakan jika

Flevene’s lebih kecil dari Ftabel(α,df1,df2) dan Sig. lebih besar dari 0,050 (Muhidin dan

Abdurahman, 2009) maka Ho diterima. Hasil uji homogenitas disajikan pada

Tabel 3.2 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 (halaman 318).

Page 65: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 3.2. Rangkuman Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar

Ranah df1 df2 Levene’s

Statistic (F) F(0.05;10,335) Sig. Keterangan Keputusan

Kognitif 10 335 1,387 1,859 0,184 F< F (0,05;10,335) H0 diterima

Psikomotorik 10 335 1,388 1,859 0,184 F< F (0,05;10,335) H0 diterima

Afektif 10 335 1,400 1,859 0,179 F< F (0,05;10,335) H0 diterima

Hasil dari uji Levene’s menunjukan nilai Flevene’s lebih kecil dari

Ftabel(0,05;10,335) dan Sig. lebih besar dari 0,050 sehingga dapat diketahui bahwa

kelompok-kelompok dalam populasi memiliki varians yang tidak berbeda nyata

sehingga populasi bersifat homogen (Muhidin dan Abdurahman, 2009).

Uji anava bisa dilakukan karena data tiap kelompok dalam populasi

terbukti normal dan homogen. Uji anava dilakukan menggunakan bantuan

program SPSS 16 dengan H0 menyatakan bahwa tiap kelompok memiliki mean

yang tidak berbeda nyata dan H1 menyatakan bahwa ada minimal 1 kelompok

memiliki mean yang berbeda nyata (Hartono, 2010). Keputusan uji dinyatakan

jika Fanava lebih kecil dari Ftabel(α,df1,df2) (Budiono, 2009) dan Sig. lebih besar dari

0,050 (Hartono, 2010), maka Ho diterima Hasil uji anava dapat dilihat pada Tabel

3.3 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 (halaman 318)

Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Uji Anava Dokumen Hasil Belajar.

Ranah df1 df2 F F(0,05;10,335) Sig. Keterangan Keputusan

Kognitif 10 335 0,977 1,859 0,463 F< F (0,05;10,335) H0 diterima

Psikomotorik 10 335 1,158 1,859 0,318 F< F (0,05;10,335) H0 diterima

Afektif 10 335 1,078 1,859 0,379 F< F (0,05;10,335) H0 diterima

Pengolahan data pada Tabel 3.3 tersebut menunjukan bahwa nilai Fhitung

lebih kecil dari F (0,05;10,335) dan Sig lebih besar dari 0,050, sehingga H0 diterima

(Hartono, 2010). Hal ini menunjukan bahwa data tiap kelompok dalam populasi

memiliki mean (nilai rata-rata) yang tidak berbeda nyata sehingga kelompok/kelas

manapun yang diambil dapat digunakan sebagai sampel dalam penelitian kerena

memiliki kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik yang seimbang.

Berdasar hasil tersebut maka penelitian ini mengambil 2 kelas sebagai sampel

secara acak dan didapatkan 2 kelas yaitu kelas XJ sebagai kelompok kontrol dan

kelas XK sebagai kelompok eksperimen.

Page 66: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

E. Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan dan

sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Dalam penelitian

ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:

a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab timbulnya variable terikat (Sugiono, 2011). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran yaitu Quantum Learning dan

pendekatan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, diskusi

dan tanya jawab (metode yang biasa diterapkan di kelas X SMA Negeri 4

Surakarta tahun pelajaran 2011/2012).

b. Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh

variabel bebas (Sugiono, 2011). Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun

pelajaran 2011/2012 yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik dengan data interval.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

a. Metode tes

Metode tes merupakan prosedur sistematik dimana individual yang

di tes dihadapkan pada suatu set stimuli jawaban yang dapat ditunjukkan

dalam angka. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

pencapaian (tes prestasi) yang digunakan untuk mengukur hasil belajar

pada ranah kognitif yaitu menyangkut penguasaan dan kemampuan para

peserta didik setelah melalui proses belajar mengajar dalam selang waktu

tertentu (Darmadi, 2011). Tes berupa tes objektif bentuk pilihan ganda

sebanyak 45 butir soal.

Page 67: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

b. Metode Nontes

1) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpukan data,

mengambil catatan-catatan dan menelaah dokumen yang ada yang

dimiliki kaitan dengan objek penelitian (Riduwan, 2004). Metode

dokumentasi pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data

sekunder berupa dokumen hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 4

Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 yang diolah selama satu semester

(semester ganjil) dengan nilai asli sebagai bahan acuannya yang

digunakan untuk mengetahui keseimbangan kemampuan awal siswa

berdasarkan nilai hasil belajar biologi yang meliputi ranah kognitif,

psikomotor, dan afektif pada populasi penelitian.

2) Metode pengamatan (observasi)

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian yang

digunakan untuk mengukur tingkah laku individu dalam suatu proses

kegiatan. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses

belajar, misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, partisipasi

siswa dalam proses pembelajaran, penggunaan alat peraga pada waktu

mengajar serta keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran

(Sudjana, 2010). Metode observasi dalam penelitian ini digunakan

untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotorik serta keterlaksanaan

rancangan pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh observer dan guru

dengan melakukan checklist (√) pada lembar observasi. Skala yang

digunakan pada lembar observasi adalah numerical rating scale

dengan skala 1 sampai dengan 5 (Sugiyono, 2011).

3) Metode Angket

Angket merupakan cara pengumpulan data dengan

menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan

dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal

mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat. Angket

digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa ditinjau dari ranah

Page 68: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

afektif dan respon siswa terhadap pendekatan Quantum Learning.

Angket disusun dalam bentuk checklist yaitu bentuk angket dimana

pengisi angket tinggal memberi tanda check (√) pada pilihan yang

telah disediakan. Skor penilaian angket menggunakan skala Likert

(Sudjana, 2010; Widoyoko, 2009) yang dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Skor Penilaian Berdasarkan Skala Likert

Skor untuk aspek yang dinilai Nilai

(+) (-)

Sangat Setuju

Setuju Netral

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

SS

S N

TS

STS

5

4 3

2

1

1

2 3

4

5

3. Teknik Penyusunan Instrumen

a. Penyusunan Instrumen Ranah Kognitif

Menurut Widoyoko (2008) pengukuran ranah kognitif dapat

dilakukan dengan menggunakan teknik tes. Beberapa langkah telah

dilakukan untuk menyusun instrument ranah kognitif. Langkah pertama

adalah pemilihan materi berdasarkan kurikulum sesuai dengan

Kompetensi Dasar. Langkah kedua adalah penyusunan indikator dan

tujuan pembelajaran ranah kognitif agar instrument menjadi lebih spesifik

dan terarah. Langkah ketiga adalah pembuatan alat ukur sesuai indikator

yang dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator

yang diharapkan. Soal-soal yang disusun menyangkut soal-soal yang

mencakup lima dari enam tingkatan kemampuan kognitif yang menurut

Anderson dan Krathwohl (2010) yaitu C1 (mengingat), C2 (mengerti), C3

(mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (menilai), dan C6 (mencipta).

Tingkatan C6 (mencipta) tidak dapat terakomodasi melalui instrument

pilihan ganda sehingga instrument penelitian hanya mencakup C1 sampai

C5. Langkah selanjutnya adalah menyusun item soal ranah kognitif.

Instrument ini kemudian diuji kesahihan itemnya dengan uji validitas dan

reliabilitas. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba tes. Hasil dari

uji coba tersebut kemudian dianalisis butir soalnya mencakup validitas dan

Page 69: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

reliabilitasnya. Jika item soal tes tidak valid maka butir soal yang tidak

valid di perbaiki melalui keputusan ahli, kemudian di lakukan tes ulang

(retest) untuk butir soal yang tidak valid. Item diuji lagi dengan uji tingkat

kesukaran item dan uji daya pembeda item soal. Instrumen yang telah

melalui semua tes tersebut kemudian siap digunakan sebagai postes.

b. Penyusunan Instrumen Ranah Afektif

Pengukuran ranah afektif menggunakan angket. Penilaian

dilakukan oleh siswa dengan memberikan checklist (√) pada angket.

Beberapa langkah telah dilakukan untuk menyusun instrument ranah

afektif. Langkah pertama adalah pemilihan Kompetensi Dasar yang

hendak diteliti. Langkah kedua adalah penyusunan indikator dan tujuan

pembelajaran ranah afektif agar instrument menjadi lebih spesifik dan

terarah. Langkah ketiga adalah pembuatan alat ukur sesuai indikator yang

dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang

diharapkan. Angket dibuat menggunakan skala Likert dengan lima respon

yang menunjukkan tingkatan tertentu sebagai alat ukurnya (Arikunto,

2010). Item pernyataan yang disusun mencakup lima jenjang kemampuan

afektif menurut Sudjana (2010) yaitu receiving (penerimaan), responding

(menanggapi), valuing (menilai), organization (mengorganisasi), dan

characterization by a value (karakterisasi atau internalisasi suatu nilai).

Langkah selanjutnya adalah menyusun item pernyataan angket afektif.

Instrument ini kemudian diuji kesahihan itemnya dengan uji validitas dan

reliabilitas. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba tes. Hasil

dari uji coba tersebut kemudian dianalisis masing-masing item pernyataan

mencakup validitas dan reliabilitasnya. Jika item pernyataan angket tidak

valid maka item pernyataan yang tidak valid di perbaiki melalui

peninjauan dan keputusan ahli, kemudian di lakukan tes ulang (retest)

untuk butir pernyataan yang tidak valid. Instrumen yang telah melalui

semua tes tersebut kemudian siap digunakan sebagai postes.

Page 70: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

c. Penyusunan Instrumen Ranah Psikomotorik.

Pengukuran ranah psikomotor menggunakan lembar observasi

dengan melakukan pengamatan langsung terhadap keterampilan dan

penampilan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran. Beberapa

langkah telah dilakukan untuk menyusun instrument ranah psikomotorik.

Langkah pertama adalah pemilihan materi berdasarkan kurikulum sesuai

dengan Kompetensi Dasar. Langkah kedua adalah penyusunan indikator

dan tujuan pembelajaran ranah psikomotorik agar instrument menjadi

lebih spesifik dan terarah. Langkah ketiga adalah pembuatan alat ukur

sesuai indikator yang dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal sesuai

dengan indikator yang diharapkan. Lembar observasi menggunakan

numerical rating scale dengan skala 1 sampai dengan 5 (Sugiyono, 2011).

Item pernyataan yang disusun mencakup empat dari enam jenjang

kemampuan meliputi gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap, dan

kemampuan fisik (Yulaelawati, 2004). Jenjang psikomotor berupa

gerakan terampil dan komunikasi tidak berwacana (Smith, 2009) tidak

ditunjukan pada indikator sehingga instrumen tidak memuat kedua jenjang

tersebut. Selanjutnya instrumen diuji kesahihan itemnya dengan uji

validitas dan reliabilitas oleh ahli/pakar. Instrumen yang telah melalui

semua tes tersebut kemudian siap digunakan sebagai penilaian hasil

belajar ranah psikomotorik.

F. Validasi Instrumen

Penilaian ranah kognitif menggunakan bentuk tes obyektif. Instrumen

penilaian ranah afektif yang digunakan berupa angket dan instrumen penilaian

ranah psikomotor berupa lembar observasi untuk mendapat data diri siswa.

Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data harus diuji cobakan

terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kualitas soal. Pengujian kelayakan

instrumen dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

Page 71: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

1. Uji validitas

Validitas merupakan mutu penting dari setiap tes. Validitas

merupakan ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam melakukan

fungsi ukurnya (Darmadi, 2011). Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang

digunakan meliputi uji validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas

instrumen tes, lembar observasi dan angket dilakukan dengan cara

mencocokkan antara isi instrumen dengan indikator pembelajaran dan materi

pelajaran yang diajarkan (Sudjana, 2010). Hal tersebut dilakukan agar tes dan

angket yang digunakan dapat mengukur kemampuan siswa sesuai dengan

tujuan akhir pembelajaran, yaitu mampu mengukur hasil belajar siswa baik

pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Uji validitas konstruk

instrumen dilakukan dengan menguji kesesuaian instrumen dengan aspek dari

variabel yang diukur. Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan dengan

ahli (Sugiyono, 2011).

Setelah dilakukan pengujian validitas isi dan konstruk oleh ahli,

maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Uji coba (try out) dilakukan pada

sampel dari populasi penelitian. Sugiono (2011) menyatakan bahwa jumlah

anggota sampel yang digunakan untuk uji coba instrumen setidaknya sekitar

30 orang. Uji coba instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur

validitas instrumen yang berbentuk tes hasil belajar pada ranah kognitif dan

afektif, sedangkan pengujian validitas untuk ranah psikomotorik cukup sampai

validitas isi dan konstrak yang telah melalui peninjauan dengan ahli. Validitas

butir soal dan butir angket dihitung dengan menggunakan rumus koefisien

Product moment dari Karl Pearson menurut Arikunto (2010).

rXY =})(.}.{)(.{

)).((

2222 YYNXXN

YXXYN

Keterangan :

rXY : koefisien korelasi antara x dan y

N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)

X : skor untuk butir ke-i

Y : skor total (dari subyek try out)

Page 72: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Nilai rXY kemudian digunakan dalam perhitungan pada uji-t. Uji-t

digunakan karena responden yang digunakan dalam pengujian instrumen

merupakan sampel, sehingga diperlukan generalisasi ke dalam populasi agar

dapat dianggap mewakili seluruh karakteristik yang ada dalam populasi

(Muhidin dan Abdurahman, 2009). Uji-t dilakukan dengan rumus Riduwan

(2004) yaitu:

thitung =2

XY

XY

r1

2r N

Keterangan :

t : nilai t menurut perhitungan uji t

rXY : koefisien korelasi antara x dan y

N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)

Langkah selanjutnya adalah melihat distribusi (Tabel t) untuk taraf

signifikansi (α) = 0,05 dan derajad kebebasannya (dk= N-2). Perbandingan

tersebut menghasilkan keputusan uji yaitu jika jika thitung < ttabel maka item soal

tidak valid, sedangkan jika thitung > ttabel maka item soal dapat dinyatakan

sebagai soal yang valid. Hasil try out pertama uji validitas tes kognitif dan

angket afektif secara lengkap disajikan pada Tabel 3.5 dan selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 2 (halaman 557-576).

Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out Pertama

Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas

Valid Invalid

Kognitif 45 19 26

Afektif 60 50 10

Berdasarkan Tabel 3.5 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji

validitas soal kognitif menunjukkan bahwa dari 45 butir soal yang diberikan

terdapat 19 butir soal yang valid dan 26 butir soal invalid. Uji validitas angket

afektif menunjukkan bahwa dari 60 item pernyataan yang diberikan terdapat

50 item pernyataan yang valid dan 10 item pernyataan invalid. Butir soal atau

item pernyataan yang dinyatakan invalid kemudian dites ulang (retest) setelah

melalui peninjauan ulang dari ahli. Hasil dari tes ulang menunjukan bahwa 26

butir soal tes kognitif dan 10 item pernyataan angket afektif dinyatakan valid.

Hasil retest selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (halaman 264-275).

Page 73: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2. Uji Reliabilitas

Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf

reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap

walaupun diteskan berulang-ulang (Arikunto, 2010). Riduwan (2004)

menyatakan bahwa reliabilitas instrumen tes yang memberikan jawaban yang

benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0 dapat diukur menggunakan

rumus Kuder Richardson (KR-20) sebagai berikut:

2

2

111 S

pqS

k

kr

Reliabilitas item angket dihitung dengan menggunakan rumus Alpha

(Riduwan, 2004), yaitu:

r11=

1n

n

2

2

1t

i

S

S

Keterangan:

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan

k = Banyaknya butir soal tes

n = Banyaknya item pernyataan angket

S = Standar deviasi dari tes

p = Proporsi siswa yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p)

∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

∑ Si2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St2 = Varians total

Jika harga r11 < rtabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga butir soal

tes maupun item pernyataan pada angketdinyatakan dikatakan tidak reliabel,

dan sebaliknya jika r11 > rtabel maka butir soal tes maupun item pernyataan

pada angketdinyatakan reliabel. Indeks korelasi yang digunakan sebagai

acuan tingkat reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item.

No Skala r11 Keterangan

1

2

3 4

5

Antara 0,80 sampai dengan 1,00

Antara 0,60 sampai dengan 0,799

Antara 0,40 sampai dengan 0,599 Antara 0,20 sampai dengan 0,399

Antara 0,00 sampai dengan 0,199

Sangat Tinggi (ST)

Tinggi (T)

Cukup (C) Rendah (R)

Sangat Rendah (SR)

Page 74: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Hasil try out uji reliabilitas soal tes kognitif dan angket afektif

disajikan pada Tabel 3.6 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

(halaman 576).

Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas.

Instrumen

Penelitian

Jumlah Item Keputusan Uji

Reliabilitas

Kriteria

Reliabilitas

Kognitif 45 0.700 Tinggi

Afektif 60 0.930 Sangat Tinggi

Berdasarkan Tabel 3.8 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes

kognitif menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) diperoleh r11=0,700

yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif memiliki kriteria

tinggi. Hasil uji reliabilitas angket afektif berdasarkan tabel 3.8 yang

menggunakan rumus Alpha menunjukan r11=0,903 yang berarti bahwa

koefisien reliabilitas angket afektif memiliki kriteria sangat tinggi Berdasarkan

hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian baik tes

kognitif maupun angket afektif bersifat reliabel atau memiliki ketetapan yang

tinggi untuk digunakan.

3. Analisis Butir Soal

a. Uji Taraf Kesukaran Soal

Arikunto (2010) menyatakan bahwa soal yang baik adalah soal

yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Bilangan yang

menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal dinyatakan dalam Indeks

Kesukaran (P). Indeks Kesukaran diperoleh dengan rumus Arikunto

(2010) sebagai berikut:

sJ

B P

Keterangan :

P : Indeks Kesukaran

B : Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu item

JS : Jumlah selurus siswa peserta tes

Indeks kesukaran diklasifikasikan oleh Arikunto (2010) menjadi

tiga tingkatan yang dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Page 75: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 3.8. Skala Penilaian Indeks Kesukaran Butir Soal atau Item

No Skala P Kategori Soal

1

2

3

Antara 0,10 sampai dengan 0,30

Antara 0,30 sampai dengan 0,70

Antara 0,70 sampai dengan 1,00

Sukar

Sedang

Mudah

Hasil try out uji taraf kesukaran tes kognitif disajikan pada Tabel

3.9 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (halaman ).

Tabel 3.9. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran.

Tabel 3.9 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran pada

hasil try out pertama diperoleh 19 butir soal yang valid dan mempunyai

indeks kesukaran yang mudah sebanyak 7 butir soal, sedang 5 butir soal,

dan sukar sebanyak 7 butir soal. Try out pertama ini berarti menyisakan

26 butir soal tidak valid dengan indeks kesukaran yang bervariasi. Butir

soal yang tidak valid tersebut selanjutnya diperbaiki serta ditinjau ulang

oleh ahli. Dua puluh enam butir soal yang tidak valid tersebut kemudian

diretest pada try out kedua dan menghasilkan butir soal 26 butir soal valid

dengan indeks kesukaran sebanyak 10 butir soal mudah, 8 butir soal

sedang, dan 8 butir soal sukar. Berdasar atas data tersebut maka

instrumen penelitian berupa tes kognitif secara umum memiliki 45 butir

soal dengan kriteria 17 butir soal mudah, 13 butir soal sedang, dan 15

butir soal sukar.

b. Daya Pembeda Soal

Soal yang baik memiliki kemampuan untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang

berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi disebut Indeks

Diskriminasi (D). D diperoleh dengan rumus (Arikunto, 2010) sebagai

berikut:

Jenis Tes Kognitif Jumlah Butir

Soal Valid Kriteria

Mudah Sedang Sukar

Hasil Try Out Pertama 19 7 5 7

Hasil Retes 26 10 8 8

Instrument Penilaian Tes Kognitif 45 17 13 15

Page 76: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

D = B

B

A

A

J

B

J

B = PA - PB

Keterangan :

J : Jumlah peserta tes

JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

BA : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Penilaian daya pembeda butir soal menurut Arikunto (2010) dapat

dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Skala Penilaian Daya Pembeda Butir Soal.

No Nilai D Keterangan

1 2

3

4

5

Antara 0.00 sampai dengan 0.20 Antara 0.20 sampai dengan 0.40

Antara 0.40 sampai dengan 0.70

Antara 0.70 sampai dengan 1.00

Negatif

jelek (poor) cukup (satisfactory)

baik (good)

baik sekali (excellent)

sangat jelek dan butir soal dibuang

Hasil try out uji daya beda butir soal tes kognitif disajikan pada

Tabel 3.11 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (halaman ).

Tabel 3.11. Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda.

Jenis Tes Kognitif Jumlah Butir

Soal Valid

Kriteria

Negatif Jelek Cukup Baik Baik

sekali

Hasil Try Out Pertama 19 0 0 15 4 0

Hasil Retes 26 0 0 20 6 0

Instrument Tes Kognitif 45 0 0 35 10 0

Try out pertama menghasilkan 19 butir soal valid dari 45 butir

soal yang disediakan, Tabel 3.11 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda

pada 19 butir soal valid tersebut mempunyai indeks diskriminasi baik

sebanyak 4 butir soal dan indeks deskriminasi cukup sebanyak 15 butir

soal. Try out pertama ini berarti menyisakan 26 butir soal tidak valid

dengan indeks diskriminasi yang bervariasi. Butir soal yang tidak valid

tersebut selanjutnya diperbaiki serta ditinjau ulang oleh ahli. Dua puluh

enam butir soal yang tidak valid tersebut kemudian diretest pada try out

kedua dan menghasilkan butir soal dengan indeks deskriminasi baik

sebanyak 6 butir soal dan indeks deskriminasi cukup sebanyak 14 butir

Page 77: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

soal. Berdasar pada data tersebut dapat diketahui bahwa instrument

penilaian hasil belajar kognitif memiliki 45 butir soal dengan indeks

deskriminasi baik sebanyak 10 butir soal dan indeks deskriminasi cukup

sebanyak 35 butir soal.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Analisis hipotesis kuantitatif dapat menggunakan statistik parametris

ataupun statistik nonparametris (Sugiyono, 2011). Berdasarkan pernyataan

tersebut maka sebelum menguji hipotesis, harus dilakukan uji prasyarat untuk

menentukan statistik uji hipotesis akan yang digunakan. Uji prasyarat yang

dibutuhkan untuk hipotesis penelitian ini adalah uji normalitas dan uji

homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui mengetahui apakah

sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang

terdistribusi normal atau tidak (Budiyono, 2009). Uji normalitas data

posttest atau hasil belajar pada ranah kognitif, psikomotorik dan afektif

untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan

menggunakan uji Lilliefors dengan α = 0,050 dan dibantu program SPSS

16. H0 dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. H1 dinyatakan bahwa

data tidak berdistribusi normal. Jika nilai Lliliefors lebih kecil dari Ltabel(α,n)

dan nilai Sig. dari uji normalitas lebih besar dari α (Sig > α) maka H0

diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal

(Budiono, 2009; Muhidin dan Abdurahman, 2009).

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada

perbedaan variansi antar kelompok yang diuji (Budiyono, 2009).

Homogenitas data posttest atau hasil belajar pada ranah kognitif,

psikomotorik dan afektif menggunakan uji Levene’s dengan α = 0,050 dan

dibantu program SPSS 16. H0 dinyatakan bahwa tiap kelompok memiliki

Page 78: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

variansi yang sama (Homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap kelompok

tidak memiliki variansi yang sama. Keputusan untuk uji ini adalah jika

nilai Flevene’s lebih kecil dari Ftabel(α,df1,df2) dan Sig. dari uji homogenitas

lebih besar dari α (Sig.> α) maka H0 diterima sehingga dapat dikatakan

bahwa data homogen (Muhidin dan Abdurahman, 2009).

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini adalah uji generalisasi perbandingan

nilai rata-rata data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih

secara acak (Sugiyono, 2011). Hipotesis nihil (Ho) dalam penelitian ini

menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan antara penerapan pendekatan

Quantum Learning dengan pendekatan konvensional menggunakan metode

ceramah, diskusi dan tanya jawab terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X

SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, sedangkan H1

menyebutkan bahwa ada perbedaan antara penerapan pendekatan Quantum

Learning dengan pendekatan konvensional menggunakan metode ceramah,

diskusi dan tanya jawab terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA

Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

Statistik uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t dua sampel yang

independen pada tingkat signifikasi (α) sebesar 0,050 yang dibantu dengan

program SPSS16. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan

hipotesis adalah H0 ditolak jika signifikasi probabilitas (Sig.) lebih kecil dari α

(0,050) dan thitung lebih besar dari t(α,df). Hal ini berlaku pula sebaliknya yaitu

jika signifikasi probabilitas (Sig.) lebih besar dari α (0,050) dan thitung lebih

kecil dari t(α,df), maka H0 diterima (Budiono, 2009; Hartono, 2010).

H. Prosedur Penelitian

Merujuk pada Suwarto dan Slamet (2007) tentang rancangan penelitian

Posttest Only Control Design, dapat disusun prosedur operasional penelitian,

yaitu perencanaan, perlakuan, dan analisis data. Secara terperinci prosedur

penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Page 79: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 3.12. Prosedur Penelitian

Tahap Langkah-langkah Prosedur operasional

Perencanaan Penyusunan proposal

Pembuatan RPP

Penyusunan instrument dan

validasinya

Dalam tahap ini dilakukan

penyusunan perangkat ajar yang

digunakan dalam tahap perlakuan. Tahap perencanaan meliputi

penyusunan proposal penelitian,

mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana

pelaksanaan pembelajaran dan

silabus yang mengimplementasikan

Quantum Learning, serta mempersiapkan instrumen berupa

perangkat pengumpulan data.

Perlakuan Penerapan Pendekatan Quantum Learning

posttest

Tahap perlakuan adalah tahap pemberian perlakuan terhadap subjek

penelitian sekaligus tahap dimana

peneliti mengambil data sebanya-banyaknya dari subjek penelitian.

Tahap ini meliputi pengadaan

kegiatan belajar mengajar (KBM) di

kelompok eksperimen (XK) dengan penerapan Quantum Learning dan

penerapan pendekatan konvensional

pada kelompok kontrol (XJ).

Pada saat pembelajaran berlangsung,

terdapat empat orang observer dalam

kelas, dua orang observer melakukan

observasi keterlaksanaan aspek dan langkah QL dan dua orang observer

lain mengamati hasil belajar

psikomotorik dengan menggunakan lembar observasi yang dilengkapi

rubrik penilaian. Setelah itu diadakan

posttes untuk mendapatkan nilai posttes yang digunakan dalam

analisis data.

Analisis Organisasi data

Analisis data

Kesimpulan dan pelaporan

Tahap analisis dilakukan setelah

mendapatkan data hasil penelitian maupun data pendukung hasil

penelitian. Analisis dilakukan

dengan menggunakan program SPSS 16. Tahap ini dilakukan sampai

dengan penyusunan laporan.

Page 80: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Quantum

Learning terhadap hasil belajar biologi siswa kelompok X SMA Negeri 4

Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Quantum Learning diterapkan pada sampel

yang telah didapatkan melalui claster random sampling yaitu kelas X-K sebagai

kelompok eksperimen dan pendekatan konvensional dengan metode ceramah

yang disertai diskusi diterapkan pada kelompok kontrol, yaitu kelas X-J. Hasil

belajar dari kedua kelompok yang diperlakukan dengan pendekatan yang berbeda

tersebut kemudian dibandingkan sehingga diketahui ada atau tidaknya pengaruh

Quantum Learning terhadap hasil belajar biologi siswa.

Data penelitian berupa nilai postes siswa yang diambil setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran. Dua nilai postes dari kelompok konrol dan kelompok

eksperimen dianalisis secara statistik menggunakan uji-t. Uji normalitas berupa

uji Lilliefors dan uji homogenitas yang berupa uji Levene’s diperlukan sebagai

prasyarat uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan

yang signifikan antara nilai kelompok kontrol dengan nilai kelompok eksperimen

(Hartono, 2010). Perbandinga hasil t hitung terhadap t(α,df) serta nilai sig. dengan

nilai α menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh Quantum Learning terhadap

hasil belajar biologi siswa baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikmotorik.

Pengambilan data hasil belajar menggunakan tes tertulis dalam bentuk

pilihan ganda untuk hasil belajar biologi pada ranah kognitif, angket digunakan

untuk pengambilan data hasil belajar biologi pada ranah afektif dan lembar

observasi untuk hasil belajar biologi pada ranah psikomotor. Data penelitian

diperoleh dari dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok

kontrol dan eksperimen masing-masing terdiri dari 32 siswa. Hasil penelitian

berupa deskripsi data, pengujian hipotesis, dan pembahasan disampaikan sebagai

berikut:

Page 81: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

A. Deskripsi Data

1. Distribusi dan Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif

Data hasil belajar kognitif didapatkan dari test setelah pembelajaran

(posttest). Soal test terdiri dari 45 butir soal pilihan ganda mencakup tingkat

kesulitan C1 sampai dengan C5. Secara lengkap data hasil belajar kognitif

dapat dilihat pada Lampiran 3 (halaman 303) dan secara ringkas distribusi

serta deskripsi data nilai hasil belajar kognitif disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Kognitif Interfal Kelompok

Kontrol Frekuensi

Interfal Kelompok

Eksperimen Frekuensi

56,778 - 60,778 5 64,444 - 68,444 8 61,778 - 65,778 5 69,444 - 73,444 9

66,778 - 70,778 8 74,444 - 78,444 6

71,778 - 74,778 3 79,444 - 83,444 6

74,778 - 80,778 9 84,444 - 88,444 2 81,778 - 84,778 2 89,444 - 93,444 1

Jumlah 32 Jumlah 32

Mean 70,208 Mean 74,375 Median 71,111 Median 73,333

Variance 58,896 Variance 46,193

Std. Deviation 7,674 Std. Deviation 6,796

Minimum 57,778 Minimum 64,444 Maximum 84,444 Maximum 91,111

Range 26,67 Range 26,67

Tabel 4.1 menunjukan 21 siswa (65,62%) dari kelompok kontrol dan

17 siswa (53,12%) dari kelompok eksperimen nilainya kurang dari 75 (batas

tuntas nilai biologi SMA Negeri 4 Surakarta), artinya terdapat 11 siswa

(34,38%) kelompok kontrol dan 15 siswa (46,88%) kelompok eksperimen

telah mencapai ketuntasan. Berdasar pada hasil tersebut maka kelompok

eksperimen memiliki siswa dengan tingkat ketuntasan yang lebih banyak

dibandingkan kelompok kontrol. Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata nilai

kognitif siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok

kontrol. Tabel 4.1. juga menunjukan bahwa variansi dan standar deviasi

kelompok eksperimen lebih rendah daripada kelompok kontrol, keadaan ini

menunjukan bahwa tingkat keragaman atau variabilitas nilai pada kelompok

eksperimen lebih kecil atau lebih homogen daripada kelompok kontrol

Page 82: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

(Sudijono, 2006). Nilai maksimum dan minimum pada kelompok eksperimen

menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Median

atau nilai tengah pada kelompok eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan

kelompok kontrol. Berdasar atas hasil tersebut maka secara umum dapat

dikatakan bahwa hasil belajar kognitif pada kelompok eksperimen secara

deskriptif lebih baik daripada kelompok kontrol.

2. Distribusi dan Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif

Data hasil belajar afektif didapatkan dari pemberian angket setelah

pembelajaran. Angket terdiri dari 60 item pernyataan yang mencakup jenjang

A1 sampai dengan A5 dengan ketentuan skala Likert dengan lima respon.

Secara lengkap data hasil belajar afektif dapat dilihat pada Lampiran 3

(halaman 304) dan secara ringkas distribusi serta deskripsi data nilai hasil

belajar afektif disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Afektif

Interfal Kelas

Kelompok Kontrol

Frekuensi Interfal Kelas

Kelompok Eksperimen

Frekuensi

55,667 - 59,667 3 61,667 - 65,667 3

60,667 - 64,667 6 66,667 - 70,667 3

65,667 - 69,667 11 71,667 - 75,667 11 70,667 - 74,667 9 76,667 - 80,667 8

75,667 - 79,667 2 81,667 - 85,667 3

80,667 - 84,667 1 86,667 - 90,667 4

Jumlah 32 Jumlah 32

Mean 68,677 Mean 76,636

Median 68,1665 Median 76

Variance 33,909 Variance 49,307 Std. Deviation 5,82315 Std. Deviation 7,022

Minimum 57,67 Minimum 63,67

Maximum 84,33 Maximum 90,67 Range 26,67 Range 27,00

Tabel 4.2 menunjukan bahwa rata-rata nilai afektif (angket) siswa pada

kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Siswa

kelompok kontrol yang mampu mencapai batas tuntas hanya 3 orang siswa

(9,38%), sedangkan siswa kelompok eksperimen yang mampu mencapai batas

tuntas sebanyak 20 orang siswa (62,5%). Standar deviasi dan variansi pada

kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol, artinya tingkat

Page 83: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

keragaman pada kelompok eksperimen lebih besar atau data kurang homogen

(Sudijono, 2006). Meskipun keragaman nilai pada kelompok kontrol lebih

rendah daripada kelompok eksperimen, namun nilai maksimum dan minimum

pada kelompok eksperimen menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan

kelompok kontrol. Median atau nilai tengah pada kelompok eksperimen juga

lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Berdasar atas hasil tersebut

maka secara umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar psikomotorik pada

kelompok eksperimen secara deskriptif lebih baik daripada kelompok kontrol.

3. Distribusi dan Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotorik.

Data hasil belajar psikomotorik didapatkan dari pengolahan nilai

penampilan siswa pada lembar observasi. Penilaian berdasarkan pada

ketercapaian 10 indikator yang telah ditetapkan dengan rentang skor 1-5 yang

mencakup jenjang P1 sampai dengan P4. Secara lengkap data hasil belajar

psikomotorik dapat dilihat pada Lampiran 3 (halaman 305) dan secara ringkas

distribusi serta deskripsi data nilai hasil belajar psikomotorik disajikan pada

Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Psikomotorik Interfal Kelas

Kelompok Kontrol Frekuensi

Interfal Kelas

Kelompok Eksperimen Frekuensi

54 - 56 1 83 - 85 1

57 - 59 1 86 - 88 10 60 - 62 13 89 - 91 5

63 - 65 6 92 - 94 8

66 - 68 9 95 - 97 3 69 - 71 2 98 - 100 5

Jumlah 32 Jumlah 32

Mean 63,50 Mean 91,313

Median 64,00 Median 91,00 Variance 11,613 Variance 18,222

Std. Deviation 3,408 Std. Deviation 4,269

Minimum 54,00 Minimum 84,00 Maximum 70,00 Maximum 98,00

Range 16,00 Range 14,00

Tabel 4.3 menunjukan bahwa semua siswa kelompok kontrol belum

mencapai ketuntasan, sedangkan semua siswa kelompok eksperimen telah

mencapai ketuntasan. Tabel 4.3 menunjukan bahwa rata-rata nilai psikomotor

Page 84: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Standar deviasi dan variansi pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada

kelompok kontrol, artinya tingkat keragaman pada kelompok eksperimen

lebih besar atau data kurang homogen (Sudijono, 2006). Meskipun

keragaman nilai pada kelompok kontrol lebih rendah daripada kelompok

eksperimen, namun nilai maksimum, nilai tengah, dan nilai minimum pada

kelompok eksperimen menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan

kelompok kontrol. Berdasar atas hasil tersebut maka secara umum dapat

dikatakan bahwa hasil belajar psikomotorik pada kelompok eksperimen secara

deskriptif lebih baik daripada kelompok kontrol.

Berdasarkan data pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3 dapat dibuat

diagram batang yang menunjukan perbandingan nilai rata-rata hasil belajar

biologi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada ranah kognitif,

psikomotorik dan afektif seperti pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen.

Gambar 4.1 menunjukan rata-rata nilai hasil belajar biologi siswa pada

kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol baik pada ranah

kognitif, afektif maupun psikomotorik. Keadaan tersebut menunjukan bahwa

penerapan Quantum Learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa baik

pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Page 85: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

B. Pengujian Prasyarat Analisis

1. Hasil Uji Normalitas

Salah satu syarat uji-t adalah data berdistribusi normal. Data yang

berdistribusi normal atau tidak dapat diuji dengan uji normalitas. H0

dinyatakan bahwa berdistribusi normal. H1 dinyatakan bahwa data tidak

berdistribusi normal. Uji normalitas data hasil belajar pada ranah kognitif,

psikomotorik dan afektif untuk kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan α = 0,050 dan

dibantu program SPSS 16. Jika nilai Sig. dari uji normalitas lebih besar

dari α (Sig.>0,050) dan nilai Lliliefors lebih kecil dari Ltabel(α,n) maka H0

diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal

(Budiono, 2009; Muhidin dan Abdurahman, 2009). Rangkuman hasil uji

normalitas disajikan pada Tabel 4.4 dan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 4 (halaman 319).

Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar

Ranah

Hasil Belajar Kelompok

Kolmogorov-

Smirnova Ltabel

(0.05,32) Sig. Keputusan

L Lilliefors df Sig.

Kognitif Kontrol 0,132 32 0,166 0,157 >0,050 H0 diterima

Eksperimen 0,122 32 0,200 0,157 >0,050 H0 diterima

Psikomotorik Kontrol 0,142 32 0,098 0,157 >0,050 H0 diterima

Eksperimen 0,125 32 0,200 0,157 >0,050 H0 diterima

Afektif Kontrol 0,072 32 0,200 0,157 >0,050 H0 diterima

Eksperimen 0,110 32 0,200 0,157 >0,050 H0 diterima

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil uji normalitas hasil belajar pada Tabel 4.4 menunjukan bahwa

nilai Sig. lebih besar dari 0,050 dan nilai Lliliefors lebih kecil dari Ltabel(α,n)

pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen, sehingga H0

diterima dan dapat dinyatakan bahwa nilai hasil belajar baik pada ranah

pada ranah kognitif, psikomotorik maupun afektif berdistribusi normal.

2. Hasil Uji Homogenitas

Syarat lain dari uji-t adalah data yang digunakan adalah data yang

homogen. Homogen berarti bahwa data antar kelompok eksperimen dan

Page 86: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

kontrol mempunyai variansi yang sama atau homogen. Homogenitas data

hasil belajar pada ranah kognitif, psikomotorik dan afektif menggunakan

uji Levene’s dengan α = 0,050 dan dibantu program SPSS 16. H0

dinyatakan bahwa tiap kelompok memiliki variansi yang sama

(Homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap kelompok tidak memiliki variansi

yang sama. Keputusan untuk uji ini adalah jika nilai Sig. dari uji

homogenitas lebih besar dari α (Sig.>α) dan nilai Flevene’s lebih kecil dari

Ftabel (α,df1,df2) maka H0 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa data

homogen (Hartono, 2010; Muhidin dan Abdurahman, 2009). Rangkuman

hasil uji homogenitas disajikan pada Tabel 4.5 dan selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 4 (halaman 320).

Tabel 4.5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar

Pengolahan data pada Tabel 4.5 tersebut menunjukan bahwa nilai

Sig. lebih besar dari 0,050 dan nilai Flevene’s lebih kecil dari Ftabel(0,5;1,62),

sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukan bahwa nilai hasil belajar pada

kelompok kontrol dan eksperimen memiliki variansi yang sama atau tidak

berbeda nyata baik pada ranah kognitif, psikomotorik maupun afektif,

sehingga nilai hasil belajar dapat dinyatakan bersifat homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji-t.

Data hasil belajar biologi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik pada

penelitian dinyatakan normal dan homogen, sehingga prasyarat uji-t telah

terpenuhi. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis

adalah H0 ditolak jika signifikasi probabilitas (Sig.) lebih kecil dari α (0,050) dan

thitung lebih besar dari t(α,df). Hal ini berlaku pula sebaliknya yaitu jika signifikasi

Ranah Levene’s

Statistic (F) df1 df2

Levene’s

Sig. F(0.05;1,62) Sig. Keputusan

Kognitif 1,410 1 62 0,240 3,996 >0,050 H0 diterima

Psikomotorik 2,781 1 62 0,100 3,996 >0,050 H0 diterima

Afektif 0,692 1 62 0,409 3,996 >0,050 H0 diterima

Page 87: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

probabilitas (Sig.) lebih besar dari α (0,050) dan thitung lebih kecil dari t(α,df), maka

H0 diterima (Budiono, 2009; Hartono, 2010).

Hipotesis nihil (Ho) dalam penelitian ini menyebutkan bahwa tidak ada

perbedaan antara penerapan Quantum Learning (QL) dengan penerapan

pendekatan konvensional menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab

terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun

pelajaran 2011/2012, sedangkan H1 menyebutkan bahwa ada perbedaan antara

penerapan Quantum Learning dengan penerapan pendekatan konvensional

menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab terhadap hasil belajar

biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

Perbedaan yang ditunjukan antara penerapan QL dengan penerapan

pendekatan konvensional menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab

dianggap sebagai sebuah pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA

Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Hasil belajar biologi tersebut

meliputi hasil belajar biologi pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1. Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif

Hipotesis untuk pengujian pengaruh penerapan QL terhadap hasil

belajar biologi siswa pada ranah kognitif dinyatakan dengan H0 yang

menunjukkan bahwa perolehan nilai kognitif rata-rata antara kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen tidak berbeda nyata dan H1 yang

menunjukkan bahwa perolehan rata-rata nilai kognitif antara kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Rangkuman hasil uji

pengaruh tersebut disajikan pada Tabel 4.6 dan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 4 (halaman 320).

Tabel 4.6. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh QL Terhadap Hasil Belajar Kognitif Hasil Belajar t df Sig t(0.025,62) Keterangan Keputusan Uji

Kognitif 2,299 62 0,025 1,999 thitung > t(α,df)

sig < 0,050

H0 ditolak

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Sig. lebih kecil dari 0,050 dan

nilai thitung lebih besar dari t(α,df) sehingga H0 ditolak, hal ini berarti perolehan

rata-rata nilai kognitif antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen

Page 88: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

berbeda nyata. Rata-rata nilai kognitif siswa kelompok eksperimen lebih

tinggi daripada siswa kelompok kontrol. Berdasar pada perbedaan nilai rata-

rata tersebut dapat diketahui bahwa penerapan QL berpengaruh positif

terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun

pelajaran 2011/2012 pada ranah kognitif.

2. Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif

Hipotesis untuk pengujian pengaruh penerapan QL terhadap hasil

belajar biologi siswa pada ranah afektif dinyatakan dengan H0 yang

menunjukkan bahwa perolehan rata-rata nilai afektif antara kelompok kontrol

dengan kelompok eksperimen tidak berbeda nyata dan H1 yang menunjukkan

bahwa perolehan rata-rata nilai afektif antara kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen berbeda nyata. Rangkuman hasil uji pengaruh tersebut

disajikan pada Tabel 4.7 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4

(halaman 320).

Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh QL Terhadap Hasil Belajar Afektif Hasil Belajar t df Sig t(0.025,62) Keterangan Keputusan Uji

Afektif 4,935 62 0,000 1,999 thitung > t(α,df)

sig < 0,050

H0 ditolak

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Sig. lebih kecil dari 0,050 dan

nilai thitung lebih besar dari t(α,df) sehingga H0 ditolak, hal ini berarti perolehan

rata-rata nilai afektif antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen

berbeda nyata. Rata-rata nilai afektif siswa kelompok eksperimen lebih tinggi

daripada siswa kelompok kontrol. Berdasar pada perbedaan nilai rata-rata

tersebut dapat diketahui bahwa penerapan QL berpengaruh positif terhadap

hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran

2011/2012 pada ranah afektif.

3. Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotorik

Hipotesis untuk pengujian pengaruh penerapan QL terhadap hasil

belajar biologi siswa pada ranah psikomotorik dinyatakan dengan H0 yang

menunjukkan bahwa perolehan rata-rata nilai psikomotorik antara kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen tidak berbeda nyata dan H1 yang

menunjukkan bahwa perolehan rata-rata nilai psikomotorik antara kelompok

Page 89: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Rangkuman hasil uji

pengaruh tersebut disajikan pada Tabel 4.8 dan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 4 (halaman 320).

Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh QL Terhadap Hasil Belajar

Psikomotorik

Hasil Belajar t df Sig t(0.5,62) Keterangan Keputusan Uji

Psikomotorik 28,804 62 0,000 1,999 thitung > t(α,df) sig < 0,050

H0 ditolak

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai Sig. lebih kecil dari 0,050 dan

nilai thitung lebih besar dari t(α,df)sehingga H0 ditolak, hal ini berarti perolehan

rata-rata nilai psikomotorik antara kelompok kontrol dengan kelompok

eksperimen berbeda nyata. Rata-rata nilai psikomotorik siswa kelompok

eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelompok kontrol. Berdasar pada

perbedaan nilai rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa penerapan QL

berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri

4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 pada ranah psikomotorik.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penerapan Quantum Learning

(QL) berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi pada ranah kognitif,

psikomotor dan afektif. Pernyataan tersebut juga didukung secara diskriptif yaitu

dengan nilai rata-rata, nilai minimal, nilai maksimal dan nilai tengah hasil belajar

siswa di kelompok eksperimen yang menggunakan QL dalam pembelajaran lebih

tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode

ceramah, diskusi dan tanya jawab.

Pengaruh positif sebagai dampak penerapan QL terhadap nilai hasil

belajar biologi siswa disebabkan karena kelompok eksperimen yang menerapkan

QL pada pokok bahasan Ekosistem memberikan beberapa aspek baru yang tidak

terdapat pada kelompok kontrol. Beberapa aspek tersebut terangkum dalam

sembilan aspek QL yang meliputi penciptaan minat, pengelolaan lingkungan

belajar, sikap positif terhadap kegagalan, membiasakan berpikir kreatif,

mengenali gaya belajar, membiasakan mencatat, membiasakan menulis,

Page 90: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

membiasakan membaca, dan melatih kekuatan ingatan. Kesembilan aspek QL

tersebut diimplementasikan dalam rancangan pembelajaran TANDUR sebagai

salah satu ciri khas penerapan QL dalam pembelajaran biologi.

Keterlaksanaan penerapan QL pada kelompok eksperimen dalam

pembelajaran dikontrol melalui lembar observasi. Hasilnya menunjukkan bahwa

aspek-aspek dan rancangan pembelajaran TANDUR dalam QL seluruhnya telah

terlaksana (selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 309-314). Hal

tersebut menunjukan bahwa guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

prinsip, landasan, dan sembilan aspek QL yang telah dirancang sebelumnya.

Keterlaksanaan aktivitas siswa yang direncanakan juga turut mendukung kegiatan

pembelajaran, sehingga seluruh aspek dan rancangan pembelajaran pada QL

terlaksana dengan baik.

Aspek penciptaan minat merupakan aspek paling awal yang menentukan

keberhasilan pembelajaran biologi. Pembelajaran biologi masa kini menuntut

guru untuk membimbing siswa agar mampu menghubungkan apa yang mereka

pelajari di kelas dengan apa yang mereka lihat sehari-hari. Pembelajaran biologi

yang baik mampu menyajikan konsep-konsep yang dipelajari sebagai contoh yang

nyata tentang keadaan atau fenomena pada lingkungan sekitar (Chamany, et al.,

2008). Berdasar pada pernyataan tersebut maka siswa pada kelompok eksperimen

diarahkan untuk membangun konsep satuan mahluk hidup, tipe ekosistem,

interaksi mahluk hidup dan aliran energi dengan memberiakan pertanyaan-

pertanyaan singkat dari guru yang dibantu dengan tayangan PowerPoint yang

menyajikan contoh-contoh ekosistem, proses aliran energi, piramida ekologi dan

berbagai gambaran interaksi mahluk hidup dalam kehidupan nyata. Selain itu,

pembahasan sub pokok bahasan daur biogeokimia pada pertemuan ketiga diawali

dengan pemutaran video musikal siklus air agar siswa merasakan suasana yang

lain dari pertemuan sebelumnya sehingga minat belajar dapat ditumbuhkan secara

maksimal. Hasil angket respon siswa menyatakan bahwa 68,75% atau 22 orang

siswa menjawab sangat setuju dan 31,25% atau 10 orang siswa menjawab setuju

pada item yang menyatakan bahwa gambar-gambar dan video yang diberikan

guru untuk membuka pelajaran membuat saya tertarik mengikuti pembelajaran.

Page 91: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Hal tersebut menunjukan bahwa dengan gambar-gambar dan video yang diberikan

pada kelompok eksperimen yang menerapkan QL mampu menumbuhkan minat

belajar kepada seluruh siswa. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Soebroto,

dkk. (2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan media visual di ruang

kelas berpengaruh positif terhadap minat dan hasil belajar siswa. Penciptaan

minat secara tidak langsung dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar

sehingga pembelajaran lebih mudah diterima dan informasi lebih cepat diserap

sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan (DePorter dan Hernacki, 2011).

Aspek kedua dalam QL adalah pengelolaan lingkungan belajar. Terdapat

beberapa hambatan dalam memenuhi aspek kedua ini. Pada pertemuan pertama,

kelas yang digunakan bukan kelas yang biasa digunakan oleh siswa sehingga

pengelolaan lingkungan menjadi kurang optimal, namun pengelolaan lingkungan

dapat dilakukan dengan cukup baik pada pertemuan kedua dan ketiga. Penelitian

menfokuskan untuk memperbaiki lingkungan mikro dalam hal ini lingkungan

kelas. Lingkungan kelas kelompok eksperimen dijaga kebersihannya dengan

bantuan petugas kebersihan dan siswa saat piket kelas. Kelompok eksperimen

yang menerapkan QL juga menempatkan sistem musik dengan instrumental suara

alam (natural sound) sebagai musik latar selama pembelajaran. Pemilihan musik

instrumental tersebut disesuaikan dengan materi ekosistem yang berkaitan erat

dengan suasana alam. Instrumental tersebut juga membuat suasana menjadi lebih

santai dan kondusif.

Pengelolaan lingkungan belajar khususnya penyajian musik terbukti

memberikan dampak positif pada siswa. Hal ini ditunjukan dengan 96,9% atau 31

orang siswa bersikap positif terhadap pernyataan iringan musik membuat

pembelajaran lebih santai. Berdasar pada keadaan tersebut dapat diketahui bahwa

siswa terkondisi lebih lebih santai atau lepas dari tekanan selama pembelajaran

sehingga siswa bisa lebih menikmati proses pembelajaran. Penggunaan instrumen

musik dalam pelaksanaan QL dapat pula meningkatkan kecerdasan bahasa

(linguistic), kecerdasan matematika, ketajaman rasa (kinestetik) dan intuisi baik

sebagai partikel bunyi maupun gelombang bunyi (Martopo, 2005).

Page 92: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Aspek ketiga dalam QL adalah sikap positif terhadap kegagalan.

Implementasi aspek tersebut pada pembelajaran di kelompok eksperimen

dilakukan dengan menempatkan poster-poster motivasi yang mensugesti siswa

untuk bersikap positif terhadap kegagalan, selain itu motivasi juga diberikan oleh

guru secara langsung disetiap akhir pembelajaran agar siswa lebih bersemangat.

Pemberian motivasi oleh guru maupun melalui poster terbukti memberikan

semangat bagi siswa pada kelompok eksperimen. Hasil perhitungan angket

respon siswa menyatakan bahwa terdapat 90,6% siswa bersikap positif untuk

pernyataan poster-poster yang diberikan di kelas membuat lebih bersemangat.

Angket respon siswa juga menunjukan bahwa terdapat 93,76% siswa bersikap

positif pada item yang menyatakan bahwa kata-kata motivasi dari guru membuat

lebih bersemangat dalam belajar. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa lebih

dari 90% siswa pada kelompok eksperimen merasa lebih bersemangat dalam

belajar karena adanya poster-poster motivatif dan usaha guru yang selalu

memberikan motivasi agar siswa bersikap positif untuk menyikapi kegagalan.

Nilsen (2009) menyatakan bahwa seorang siswa yang percaya bahwa dirinya

memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya akan

mengeluarkan potensi secara maksimal agar tugas tersebut sukses terselesaikan.

Pemberian motivasi juga dilakukan intensif saat pembelajaran yang

diimplementasikan pada fase Rayakan yang mengambil prinsip QL yaitu

menyadari bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan. Perayaan

dilakukan dengan memberikan tepuk tangan, hadiah bagi kelompok terbaik atau

acungan jempol bagi jawaban yang tepat. Pemberian motivasi dan penghargaan

kecil seperti ini dapat membangkitkan persepsi diri yang positif bagi siswa.

Sukirman (2011) menyatakan bahwa semakin intensif motivasi yang diberikan

oleh guru akan menyebabkan semakin tinggi pula motivasi belajar siswa,

sehingga hasil belajarnya juga dapat ditingkatkan. Pernyataan tersebut didukung

oleh Hamdu dan Agustina (2011) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

posistif yang signifikan antara motivasi terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini

berarti bahwa siswa yang memiliki motivasi baik dalam belajar, maka prestasi

belajarnya juga menjadi lebih baik.

Page 93: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Aspek berfikir kreatif cukup memegang peranan penting dalam

peningkatan hasil belajar pada kelompok eksperimen yang menerapkan QL. QL

mengkondisikan guru dan siswa untuk aktif berkreasi dalam pembelajaran. Hasil

pengamatan kelompok eksperimen yang menerapkan QL, menunjukkan bahwa

siswa berpartisipasi aktif di dalam proses pembelajaran. Hal ini karena siswa

diberi banyak kesempatan untuk mengeksplorasi dirinya selama pembelajaran.

Tahap-tahap dalam QL pada pokok bahasan ekosistem menuntut siswa untuk aktif

membaca buku maupun literatur yang dimiliki, memahami pertanyaan yang

diberikan, mendiskusikan masalah dengan kelompoknya, mengembangkan

pengetahuan yang didapatkan, melakukan percobaan serta mempresentasikan

pengetahuan yang telah mereka peroleh di depan kelas, sehingga pembelajaran

pada kelompok eksperimen menjadi lebih interaktif dari pada kelompok kontrol.

Seorang guru yang kreatif harus mampu mempersiapkan presentasi yang

prima disertai kemampuan memberikan pertanyaan yang menarik perhatian siswa

serta komunikasi yang sugestif agar siswa lebih bersemangat dan mampu berfikir

kreatif (Hernowo, 2007). Kreatifitas guru pada kelompok eksperimen ditunjukan

dengan pembuatan media presentasi yang dilengkapi efek musik, pembuatan LKS

yang dipenuhi dengan gambar-gambar tentang tipe ekosistem, interaksi mahluk

hidup, aliran energi, piramida energi dan daur biogeokimia serta dengan

penggunaan bahasa tubuh yang sesuai untuk mengendalikan kelas. Kolaborasi

dari kreatifitas siswa dan guru inilah yang membentuk suatu simfoni dalam

pembelajaran sehingga kondisi pembelajaran pada kelompok eksperimen menjadi

lebih interaktif dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol.

Aspek keempat adalah mengenali gaya belajar siswa. Penelitian ini

memang tidak menguji gaya belajar satu persatu, namun mengatur proses

pembelajaran agar mampu mengakomodasi gaya belajar secara maksimal karena

gaya belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar (Tanta, 2010). Penerapan

QL pada kelompok eksperimen mengakomodasi siswa dengan gaya belajar visual

dengan tulisan dan tayangan PowerPoint yang tersusun dengan jelas serta

dilengkapi gambar-gambar yang menarik, LKS yang diberikan kepada siswa juga

disertai gambar berwarna untuk memberikan kesan dalam ingatan siswa. Siswa

Page 94: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

dengan gaya belajar visual juga diakomodasi melalui pembuatan mind map

sebagai tugas rumah di akhir pertemuan. Siswa dengan gaya belajar auditori

diakomodasi dengan memberikan penjelasan menggunakan intonasi yang jelas

dan memainkan irama suara, selain itu guru juga memberikan penekanan irama

pada beberapa kalimat penting yang digunakan untuk mengingat konsep. Siswa

dengan gaya belajar auditori juga diakomodasi dengan penggunaan beberapa efek

suara untuk membantu memperkuat kesan pada siswa tersebut. Siswa kinestetik

diakomodasi dengan diskusi kelompok agar mereka bisa selalu berinteraksi

dengan teman-temannya. Siswa kinestetik juga diakomodasi dengan melakukan

percobaan tentang kompetisi mahluk hidup agar siswa tersebut mampu melakukan

suatu kerja nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimilikinya. Hsu (2011)

menyatakan bahwa siswa yang telah terakomodasi gaya belajarnya umumnya

mampu mengolah informasi dengan lebih baik.

Keadaan dan suasana belajar yang berbeda ditunjukan pada kelompok

kontrol yang menerapkan ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Pembelajaran pada

kelompok kontrol lebih didominasi oleh guru sebagai sentra informasi sehingga

siswa kurang aktif untuk mencari informasi dari sumber lain dalam pembelajaran.

Diskusi pada kelompok kontrol mengkondisikan siswa untuk mengerjakan LKS

secara kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi tersebut. Masalah yang

dihadapi dalam pembelajaran adalah siswa sedikit kesulitan dalam diskusi karena

kurang diberikan gambar-gambar sebagai petunjuk menjawab LKS tersebut.

Masalah lain yang timbul adalah siswa enggan untuk mengkomunikasikan hasil

diskusi yang telah mereka peroleh. Siswa yang berani mengkomunikasikan

pendapatnya hampir sama pada setiap pertemuan. Keadaan tersebut menunjukan

bahwa pembelajaran pada kelompok kontrol kurang memberikan kemudahan

kepada siswa untuk mempelajari pokok bahasan ekosistem. Pembelajaran pada

kelompok kontrol juga kurang maksimal dalam menumbuhkan keberanian siswa

untuk mengkomunikasikan hasil diskusinya.

Keadaan lain yang ditunjukan oleh pembelajaran pada kelompok kontrol

adalah kurangnya penciptaan minat dan motivasi siswa. Pembelajaran dimulai

dengan memberikan pertanyaan singkat seperti yang dilakukan pada kelompok

Page 95: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

eksperimen namun tanpa dilengkapi ilustrasi gambar. Pembelajaran juga jarang

memberikan motivasi kepada siswa untuk bersikap positif terhadap kegagalan.

Keadaan tersebut membuat siswa merasa kurang menyukai proses pembelajaran

yang dilakukan di kelompok kontrol pada materi ekosistem. Pernyataan tersebut

didukung oleh 16 orang siswa bersikap negatif terhadap pernyataan menyukai

proses pembelajaran yang dilakukan guru pada materi ekosistem, sehingga dapat

diketahui bahwa 50% siswa tidak menyukai proses pembelajaran pada kelompok

kontrol yang menerapkan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Kertamuda,

(2008) menyatakan bahwa pembelajaran yang tidak disukai dan tidak

menyenangkan membuat siswa merasa stress dan kurang menikmati pembelajaran

yang diikuti, hal ini menyebabkan hasil belajar yang didapatkan juga mengalami

penurunan.

QL dengan keempat aspek berupa penciptaan minat, pengelolaan

lingkungan belajar, sikap positif terhadap kegagalan, membiasakan berpikir

kreatif dan mengenali gaya belajar mampu mengkondisikan belajar menjadi lebih

santai, penuh dengan penghargaan dan motivasi dan mengerti karakter siswa,

sehingga pembelajaran lebih menyenangkan daripada pembelajaran pada

kelompok kontrol dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hasil angket

respon siswa menunjukan bahwa seluruh siswa merasa senang pada pembelajaran

yang menerapkan QL. Pembelajaran yang menyenangkan membuat siswa lebih

mudah menerima informasi, sehingga QL secara umum berpengaruh terhadap

hasil belajar. Selanjutnya, akan dibahas pengaruh penerapan QL terhadap hasil

belajar biologi siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1. Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif

Hasil belajar kognitif merupakan tingkat pemahaman atau penguasaan

siswa terhadap konsep yang telah dipelajari (Sudjana, 2010). Pemahaman

tersebut tercermin pada hasil tes kognitif yang berisi 45 butir soal pilihan

ganda yang dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung. Hasil uji

hipotesis menyatakan bahwa penerapan QL berpengaruh positif untuk

meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif. Nilai rata-rata

Page 96: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

tes kognitif siswa kelompok eksperimen yang menerapkan QL dalam

pembelajaran lebih tinggi dari pada siswa kelompok kontrol yang menerapkan

pendekatan konvensional dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.

Hasil tersebut salah satunya dikarenakan QL yang diterapkan di kelompok

eksperimen pada materi ekosistem mampu membuat siswa lebih santai, penuh

penghargaan dan motivasi, sehingga informasi lebih mudah dipahami. QL

juga memiliki aspek membiasakan mencatat dan melatih kekuatan ingatan

serta mengakomodasi gaya belajar yang mendukung penguasaan kognitif bagi

siswa.

Aspek melatih kekuatan ingatan diimplementasikan pada pembelajaran

dengan cara memberikan trik mengingat agar siswa lebih mudah dalam

belajar. Hasil perhitungan angket respon siswa menyatakan bahwa 96,88%

siswa merasa lebih mudah untuk mempelajari pokok bahasan ekosistem

setelah mendapatkan trik mengingat. Pemberian trik mengingat dalam

pembelajaran bukan hanya dengan menuliskan kata-kata yang penting pada

papan tulis atau pada tayangan PowerPoint, namun dilakukan dengan

memberikan penekanan pada kata kunci atau hal-hal penting dalam

pembelajaran disertai dengan bahasa tubuh atau pengubahan intonasi bicara

agar menimbulkan kesan berupa asosiasi indrawi pada diri siswa sehingga

informasi benar-benar mampu diingat oleh siswa. DePorter dan Hernacki

(2011) menyatakan bahwa pada ummnya informasi yang paling mudah diingat

adalah informasi yang didalamnya mengandung asosiasi inderawi terutama

visual, memiliki konteks emosinal, dan adanya asosiasi yang intens, sehingga

lebih memberi makna bagi siswa.

Siswa juga dilatih untuk membuat kata kunci selama proses diskusi

pada fase Namai. Aktivitas tersebut dilakukan untuk membiasakan siswa

menemukan kata kunci yang mengingatkan mereka pada materi yang mereka

pelajari. Langkah lain yang digunakan dalam melatih kekuatan ingatan adalah

pengulangan materi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pada saat fase

Ulangi. Pengulangan materi perlu dilakukan sebagai evaluasi singkat

sejauhmana siswa mendapat pengetahuan, selain itu Kusno dan Purwanto

Page 97: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

(2011) menyatakan bahwa pengulangan mampu memperkuat koneksi saraf

dan memperkuat retensi, sehingga daya ingat siswa menjadi lebih baik.

Pertanyaan-pertanyaan sebagai pengulangan materi dikemas dalam bentuk

games yang dilengkapi dengan musik sehingga seluruh siswa merasa tidak

bosan sampai akhir pembelajaran.

Aspek membiasakan mencatat dilakukan dengan membebaskan gaya

mencatat siswa dan memberikan metode mencatat baru bagi siswa yaitu mind

map. Mind map mendorong siswa untuk terbiasa membaca sekilas secara

keseluruhan kemudian mencari hal-hal yang penting dengan menuliskan kata

kunci dari teks yang dibaca kemudian melengkapinya dengan gambar atau

simbol untuk memudahkan pemahaman pada pokok bahasan yang dipelajari

(Imaduddin, 2012). Penyusunan mind map untuk pokok bahasan ekosistem

dilakukan di luar jam pelajaran agar siswa lebih bebas dalam

mengimajinasikan konsep yang mereka miliki dan merealisasikannya kedalam

mind map sesuai dengan gaya mereka sendiri.

Mind map yang digunakan dalam pembelajaran memberikan dampak

positif bagi siswa untuk mempelajari pokok bahasan ekosistem. Hasil angket

respon siswa menunjukan bahwa 96,91% siswa merasa lebih cepat memahami

konsep pada pokok bahasan ekosistem dengan membuat mind map. Hal

tersebut disebabkan mind map membantu mendeterminasi atau menyusun

pengetahuan siswa serta mengingat kembali (recalling) pengetahuan awal

yang telah dimiliki dan mengaitkannya dengan konsep baru yang didapatkan

pada pembelajaran (Evrekli, et al., 2009). Kecepatan mengingat kembali

(recalling) dapat dilakukan karena mind map menggunakan kemampuan otak

yang cenderung mengenal visual untuk mendapat hasil yang sebesar-besarnya

(Buzan, 2005). Kombinasi warna dan garis lengkung pada mind map lebih

merangsang otak untuk menyerap informasi dan menstimulasi kreativitas

siswa (Keles, 2012). Kecepatan pemahaman konsep sebagai produk dari mind

map pada kelompok eksperimen mampu meningkatkan hasil belajar biologi

siswa pada ranah kognitif, keadaan tersebut sejalan dengan penelitian Indriani

Page 98: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

(2008) yang menyatakan bahwa mind mapping dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

QL juga melatih siswa berfikir kritis untuk membahas hasil percobaan

kompetisi antar mahluk hidup yang telah dilakukan, selain itu siswa juga

dibiasakan untuk menuliskan ide mereka dalam bentuk artikel. Diskusi dalam

fase Alami dan Namai, serta presentasi dalam fase Demonstrasikan pada QL

meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, sehingga siswa tidak hanya

mencatat namun juga berbagi pengetahuan dengan siswa lain. Tanner (2009)

menyatakan siswa yang hanya mencatat hanya akan mendapat sedikit dampak

belajar berupa kemampuan kognitif dari pada siswa yang berbicara untuk

menunjukan apa yang ditulisnya. Siswandi (2006) menambahkan kemampuan

berkomunikasi dapat meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan

kemampuan memperluas wawasan kemampuan untuk menanggapi persoalan

di sekitar siswa.

Pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kontrol masih

menggunakan metode mencatat tradisional sehingga kemampuan otak yang

cenderung mengenal visual kurang terakomodasi. Pembelajaran pada

kelompok kontrol juga kurang memberikan pengulangan materi kepada siswa

sehingga informasi dan pemahaman yang didapatkan siswa kurang maksimal.

Keadaan tersebut membuat hasil belajar kognitif pada kelompok kontrol

kurang mampu dicapai secara maksimal.

Berdasarkan pembahasan hasil belajar pada ranah kognitif yang telah

dilakukan, maka dapat diketahui dengan jelas bahwa QL memberikan

pengaruh positif terhadap hasil belajar biologi pada ranah kognitif.

2. Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar

ranah afektif tampak pada siswa dengan berbagai tingkah laku seperti

perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru

dan teman, kebiasaan belajar serta hubungan sosial (Sudjana, 2010). Penelitian

ini menggunakan angket yang berisi 60 item pernyataan sebagi instrument

Page 99: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

untuk mengevaluasi hasil belajar biologi pada ranah afektif. Berdasarkan uji

hipotesis dinyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa pada

ranah afektif pada kelompok eksperimen yang menerapkan QL lebih baik dari

pada kelompok kontrol yang menerapkan pendekatan konvensional dengan

metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hasil yang ditunjukan tersebut

tidak lepas dari ciri khas masing-masing pendekatan yang tercermin pada

keadaan kelas.

Hasil tersebut salah satunya dikarenakan QL menyajikan pembelajaran

yang penuh dengan motivasi dan penghargaan dari awal sampai akhir

pembelajaran sehingga suasana belajar lebih motivatif dan menyenangkan.

Pembelajaran pada kelompok eksperimen tersebut juga mengimplementasikan

landasan dasar QL yaitu bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan

dunia kita ke dunia mereka. Landasan tersebut mengharuskan guru untuk

membangun hubungan baik dengan siswa sehingga guru mendapatkan ijin

untuk melakukan pembelajaran bersama siswa (DePorter, et al., 2002).

Angket afektif siswa menyatakan bahwa seluruh siswa menyenangi cara

mengajar guru pada kelompok eksperimen yang menerapkan QL. Siswa yang

sudah mau menerima cara mengajar guru akan lebih mudah untuk dibimbing

pengertian siswa lebih luas dan penguasaan siswa lebih mendalam sebagai

suatu hasil belajar (A’la, 2011). Siswa yang menyukai cara mengajar guru

menjadi lebih menghargai proses pembelajaran sehingga karakter menghargai

dan patuh dapat ditumbuhkan dengan optimal.

Kondisi yang ada pada kelompok kontrol berbeda dengan kondisi yang

ada pada kelompok eksperimen. Hasil perhitungan angket afektif siswa pada

kelompok kontrol menyatakan bahwa 53,13% atau 17 orang siswa tidak

menyukai cara mengajar guru pada kelompok kontrol. Keadaan tersebut

menjadikan pembelajaran pada kelas kontrol kurang menyenangkan bagi

siswa, sehingga karakter siswa untuk menghargai pembelajaran belum mampu

dikembangkan dengan maksimal. Pembelajaran yang kurang menyenangkan

membuat siswa cenderung lebih pasif, jenuh dan masa bodoh (Santoso, 2006).

Kejenuhan siswa pada kelas kontrol ditunjukan dengan hasil perhitungan

Page 100: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

angket afektif yang menyatakan bahwa 53,13% atau 17 orang siswa sering

merasa mengantuk saat proses pembelajaran berlangsung dan 56,25% atau 18

orang siswa merasa tidak bersemangat saat pembelajaran. Keadaan tersebut

mengurangi kualitas pembelajaran dan menyebabkan siswa kurang optimal

dalam mengikuti jalannya proses pembelajaran. Kondisi tersebut

mengakibatkan karakter menghargai dan menyenangi pembelajaran sulit

dikembangkan karena siswa kurang tertarik pada pembelajaran.

QL membuat siswa terfokus pada aktivitas belajar yang bervariasi

sehingga siswa tidak cepat bosan sehingga tidak membicarakan hal yang

kurang bermanfaat atau berbuat gaduh selama pembelajaran. Hasil

perhitungan angket afektif menyatakan bahwa terdapat 71% siswa pada

kelompok eksperimen dan 21,88% siswa pada kelompok kontrol yang

menyatakan menyatakan bahwa mereka tidak suka berbicara dengan teman

tentang hal lain di luar materi ekosistem saat diskusi. Hal tersebut

menunjukan bahwa penerapan QL pada kelompok eksperimen lebih mampu

mengembangkan karakter patuh pada siswa bila dibandingkan dengan

pembelajaran pada kelompok kontrol.

Peningkatan karakter dan keterampilan sosial siswa dapat pula

diperoleh melalui proses diskusi, presentasi, penyelesaian tugas maupun

penyelesaian tes kognitif yang dilakukan selama proses pembelajaran.

Diskusi, penyelesaian tugas dan presentasi mampu meningkatkan rasa

tanggungjawab siswa, keberanian, sikap bekerja sama dan menghargai

pendapat orang lain serta kemampuan berkomunikasi.

Hasil perhitungan angket afektif siswa menunjukan bahwa pada

kelompok eksperimen terdapat 68,75% atau 22 orang siswa yang marasa

senang mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan di kelompok kontrol

terdapat 37,5% atau 12 orang siswa yang marasa senang mempresentasikan

hasil diskusi. Hal tersebut menunjukan bahwa pada kelompok eksperimen

yang menerapkan QL lebih mampu menumbuhkan keberanian dan

keterampilan berkomunikasi siswa dari pada kelompok kontrol.

Page 101: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Karakter tanggung jawab siswa dapat dilihat melalui respon terhadap

tugas pembuatan artikel dengan tema suksesi baik pada kelompok kontrol

maupun eksperimen. Angket afektif menunjukan bahwa terdapat 19 orang

siswa dari kelompok eksperimen dan 18 orang siswa dari kelompok kontrol

yang menyatakan bahwa mereka dengan senang hati selalu mengerjakan tugas

yang diberika oleh guru. Hal tersebut menunjukkan siswa pada kelompok

kontrol maupun eksperimen memiliki rasa tanggungjawab yang tidak begitu

berbeda. Keadaan ini salah satunya dikarenakan antara siswa kelompok

eksperimen dan kontrol memiliki paradigma yang sama dalam menyikapi

tugas sebagai suatu kewajiban yang harus diselesaikan.

Kegiatan diskusi kelompok terbukti mampu meningkatkan sikap

bekerja sama, menghargai orang lain dan rasa terbuka dengan orang lain. Hal

tersebut didasarkan pada hasil perhitungan angket afektif yang menyatakan

bahwa semua siswa baik dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

yang menyatakan senang memecahkan masalah melalui diskusi. Hasil

perhitungan angket afektif juga menunjukan bahwa 96,88% atau 31 orang

siswa dari kelompok eksperimen dan 93,75% atau 30 orang siswa kelompok

kontrol mau menerima pendapat dan saran dari siswa lain. Tes kognitif dan

tugas yang diberikan guru kepada siswa dapat digunakan untuk melihat

pencapaian karakterisasi nilai kejujuran pada siswa. Hasil angket juga

menunjukkan 78,13% atau 25 orang siswa dari kelompok eksperimen dan

71,9% atau 23 orang siswa dari kelompok kontrol tidak senang melirik

jawaban siswa lain ketika ujian. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa

rata-rata siswa pada kelompok kontrol maupun eksperimen telah memiliki

karakter jujur dalam menjawab soal ujian, karakter menghargai, dan mau

bekerja sama dengan siswa lain.

Seluruh pembahasan pada ranah afektif tersebut menunjukan bahwa

siswa baik dari kelompok kontrol maupun eksperimen telah memiliki karakter

yang bertanggung jawab, berani, terbuka dan jujur. Siswa juga menunjukan

karakter sosial berupa kemauan untuk bekerjasama, menghargai orang lain

dan berkomunikasi. QL dengan seluruh aspeknya mengkondisikan

Page 102: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

pembelajaran pada kelompok eksperimen menjadi lebih menyenangkan, aktif

penuh dengan penghargaan, motivatif, dan tidak membosankan sehingga

mampu menumbuhkan karakter menghargai, patuh, dan berani serta

kemampuan berkomunikasi yang lebih baik dari pada pembelajaran dengan

metode ceramah, diskusi dan tanya jawab yang diterapkan pada kelompok

kontrol. Hal tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa QL memberikan

pengaruh positif terhadap hasil belajar biologi ranah afektif.

3. Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik adalah ranah hasil belajar yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu dari mulai gerakan

reflek sampai gerak tubuh (Reeves, 2006; Cartono dan Utari, 2006).

Ketercapaian hasil belajar biologi pada ranah psikomotor berupa keterampilan

dan kemampuan bertindak siswa mulai dari tingkatan dasar hingga kompleks.

Penilaian hasil belajar ranah psikomotorik diperoleh melalui lembar observasi.

Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa penerapan QL berpengaruh positif

untuk meningkatkan hasil belajar biologi pada ranah psikomotorik. Nilai rata-

rata hasil belajar biologi pada ranah psikomotorik siswa kelompok eksperimen

yang menerapkan QL dalam pembelajaran menunjukan hasil yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menerapkan metode ceramah,

diskusi dan tanya jawab.

Pada kelompok eksperimen didapatkan rerata hasil belajar

psikomotorik sebesar 91,31 sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan

rerata hasil belajar psikomotorik sebesar 63,50. Hal tersebut salah satunya

dikarenakan pada kelompok kontrol tidak banyak dilakukan percobaan dan

guru hanya mengembangkan keterampilan pada ranah psikomotorik melalui

aktivitas diskusi dan tanya jawab, sehingga siswa tidak mendapat pengalaman

belajar secara langsung dan mengakibatkan keterampilan siswa dalam

memilah alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan percobaan dan

keterampilan membentuk rangkaian alat dan bahan percobaan tidak dapat

dikembangkan secara optimal. Sebaliknya pada kelompok eksperimen

Page 103: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

memberikan aktivitas belajar berupa percobaan sederhana pada sub pokok

bahasan interaksi antar mahluk hidup sehingga keterampilan siswa dalam

memilah alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan percobaan dan

keterampilan membentuk rangkaian alat dan bahan percobaan dapat

dikembangkan dengan maksimal.

Kelompok eksperimen yang menerapkan QL menunjukan hasil skor

total yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol ditinjau dari keterampilan

mengamati media pembelajaran. Kelompok eksperimen mendapatkan skor

total 160 poin (rerata skor 5), sedangkan kelompok kontrol mendapatkan skor

total 128 poin (rerata skor 4). Keadaan tersebut disebabkan karena QL pada

pokok bahasan ekosistem yang diterapkan pada kelompok eksperimen

menyediakan media belajar yang mampu mengasosiasikan beberapa indera

saat pembelajaran sehingga lebih menarik dan mudah diamati oleh siswa.

Indikator lain yang membuat hasil belajar pada kelompok eksperimen

yang menerapkan QL lebih baik dari kelompok kontrol yang menerapkan

metode ceramah, diskusi dan tanya jawab adalah pada pencapaian indikator

keterampilan mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Keterampilan

tersebut dinilai melalui tampilan siswa saat presentasi di depan kelompok.

Siswa harus dilatih berbicara di depan kelompok untuk meningkatkan

pengalaman belajar dan untuk mengetahui keterampilan berkomunikasi siswa

(Tanner, 2009). Hasil belajar biologi pada ranah psikomotorik khususnya

pada indikator keterampilan mempresentasikan hasil diskusi pada kelompok

eksperimen menunjukan skor total sebesar 124 poin, sedangkan skor total

pada kelompok kontrol sebesar 72 poin. Hasil tersebut menunjukan bahwa

siswa kelompok eksperimen yang menerapkan QL memiliki keterampilan

mempresentasikan hasil diskusi yang lebih tinggi dibanding dekan kelompok

kontrol yang menerapkan metode diskusi, ceramah dan tanya jawab.

Berdasar pada semua pembahasan hasil belajar pada ranah

psikomotorik yang telah dilakukan, maka dapat diketahui dengan jelas bahwa

QL memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar biologi pada ranah

psikomotorik.

Page 104: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penerapan Quantum

Learning terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta

dapat disimpulkan bahwa penerapan Quantum Learning berpengaruh nyata

terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta baik pada

ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian

dan referensi pada penelitian sejenis mengenai Quantum Learning dan hasil

belajar biologi baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran biologi yaitu dengan menerapkan

Quantum Learning sebagai pendekatan pembelajaran yang menyenangkan,

penuh dengan motivasi dan penghargaan serta menumbuhkan peran aktif

siswa dalam pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan hasil belajar

ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

C. Saran

1. Guru

a. Guru mata pelajaran biologi hendaknya mampu menciptakan suatu

pembelajaran yang menyenangkan, penuh dengan motivasi dan

penghargaan serta menumbuhkan peran aktif siswa dalam pembelajaran

agar hasil belajar dapat ditingkatkan secara optimal.

b. Guru mata pelajaran biologi perlu meningkatkan pengelolaan lingkungan

kelas agar siswa lebih nyaman dan menyenangi pembelajaran.

Page 105: PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING …/Pengaruh... · kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran ... toward biology learning achievement of 10th grade students at sma negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

c. Guru mata pelajaran biologi hendaknya lebih mengerti karakter dari

setiap siswa agar pembelajaran lebih dapat diterima siswa sehingga dapat

meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar biologi siswa.

d. Guru mata pelajaran biologi dapat menerapkan Quantum Learning untuk

meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

2. Peneliti

Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu

diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai penerapan Quantum Learning

dan hasil belajar biologi yang lebih luas serta mendalam.