Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGETAHUAN POLITIK TERHADAP PARTISIPASI POLITIK
MASYARAKAT PADA PILKADA SERENTAK TAHUN 2018 DI DESA
KOMPANG KECAMATAN SINJAI TENGAH
KABUPATEN SINJAI
Disusun dan Diusulkan Oleh :
MUH SUFRIADI
Nomor Induk Mahasiswa : 10564 01886 14
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
i
PENGARUH PENGETAHUAN POLITIK TERHADAP PARTISIPASI POLITIK
MASYARAKAT PADA PILKADA SERENTAK TAHUN 2018 DI DESA
KOMPANG KECAMATAN SINJAI TENGAH
KABUPATEN SINJAI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Pemerintahan
Disusun dan Diusulkan Oleh :
MUH SUFRIADI
Nomor Induk Mahasiswa : 10564 01886 14
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
iv
v
vi
v
ABSTRAK
Muh Sufriadi. 2021. Pengaruh Pengetahuan Politik Terhadap Partisipasi
Politik Masyarakat pada Pilkada Serentak Tahun 2018 di Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. (dibimbing oleh Amir Muhiddin
dan Hafiz Elfiansyah Parawu).
Tingginya partisipasi masyarakat pada pilkada serentak tahun 2018
Kabupaten Sinjai tentu memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu dari
dalam diri masyarakat atau dari luar diri masyarakat sehingga penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan pengetahuan
politik terhadap partisipasi politik masyarakat pada Pilkada serentak tahun 2018 di
Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Jenis penelitian yang
digunakan penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian survey. Teknik sampel
yang digunakan adalah sampling jenuh dengan pengukuran instrumen penelitian
yaitu; skala likerts. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis statistik deskriptif dan teknik analisis regresi sederhana dengan bantun
aplikasi softwere SPSS version 26.
Hasil penelitian ditemukan bahwa pengaruh secara parsial pengetahuan
politik pada Pilkada serentak tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan Sinjai
Tengah Kabupaten Sinjai menunjukkan bahwa ada pengaruh antara indikator
pengetahuan tentang pemerintah (X1) terhadap Partisipasi Politik (Y), hanya saja
pengaruhnya tergolong kecil, yaitu hanya berpengaruh sebesar 14,0%. ada
pengaruh antara indikator pengetahuan tentang aturan main politik (X2) terhadap
Partisipasi Politik (Y), hanya saja pengaruhnya tergolong kecil, yaitu hanya
berpengaruh sebesar 16,3%. Dan tidak ada pengaruh antara indikator
pengetahuan tentang lingkungan dan masyarakat (X3) terhadap Partisipasi Politik
(Y) karena 0,003 ≤ dari 0,05 sehingga tidak berpengaruh. Pengaruh secara
simultan pengetahaun politik terhadap partisipasi politik masyarakat berdasarkan
pengambilan keputusan dalam menentukan model persamaan regresi linear
sederhana yang diketahui bahwa nilai Fhitung = 7,355 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,009 lebih besar ≥ dari 0,05 maka variabel pengetahuan politik (X) tidak
berpengaruh terhadap variabel partisipasi politik (Y) dengan demikan dapat
diketahui bahwa Ha ditolak karena nilai Signifikasi lebih besar dari 0,05 yang
artinya hipotesis yang mengatakan bahwa tidak terdapat pengaruh pengetahuan
politik terhadap partisipasi politik masyarakat pada pilkada serentak tahun 2018 di
Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
Kata Kunci : Pengetahuan Politik, Partisipasi Politik, Pilkada
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada terhitung kepada seluruh
makhluknya terutama manusia. Demikian pula salam dan shalawat kepada Nabi
kita Muhammad SAW yang merupakan panutan dan contoh kita di akhir zaman.
Dengan keyakinan ini sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Pengetahuan Politik Terhadap Partisipasi Politik
Masyarakat Pada Pilkada Serentak Tahun 2018 di Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai”. Skripsi ini merupakan tugas
akhir yang saya ajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu
Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiayah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat Bapak Dr. H. Amir Muhiddin, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak
Dr. Hafiz Elfiansyah Parawu, S.T.,M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan.
Secara khusus penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada kedua orang tua tercinta dan tersayang Ayahanda Almarhum Muh. Safri
Amir dan Ibunda Erni Raufung yang sangat berjasa dalam membesarkan,
vii
merawat dan memberikan pendidikan sampai jenjang saat ini, yang tidak pernah
bosan untuk mendoakan, menyemangati, memotivasi serta memberikan bantuan
moril maupun materil sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan tak lupa
juga penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengikuti pendidikan pada program S1 Universitas Muhammadiyah
Makassar
2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk memberi ilmu kepada penulis selama menempuh
perkuliahan.
5. Pihak masyarakat dan pemerintah Desa Kompang yang telah banyak
memberikan informasi dan data yang dibutuhkan selama penelitian
berlangsung.
6. Saudara(i)ku angkatan 2014 Ilmu Pemerintahan selaku teman seperjuangan
dalam meraih cita-cita yang telah banyak memberikan saran, dukungan,
motivasi dan selalu setia menemani saya dalam suka maupun duka, serta semua
pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya skripsi ini.
viii
7. Teristimewah istri saya tercinta Laras Amriani Patau serta putri saya tersayang
Zifara Al-Fatihah Daramata MS yang selalu setia menemani saya dalam suka
maupun duka memberikan dukungan baik secara materi maupun non materi
dalam menyelesaikan pendidikan saya.
Dan seluruh rekan serta pihak yang penulis tidak sebutkan namanya satu
persatu, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas bantuan dan doanya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini
sangatlah jauh dari kata sempurna. Dan demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan
kritik yang sifatnya membangun penulis sangat diharapkan. Semoga karya skripsi
ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang
membutuhkan.
Makassar, 26 Agustus 2021
Penulis,
Muh Sufriadi
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. ii
HALAMAN PENERIMAAN TIM ..................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH ................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dan Teori ................................................................................ 9
1. Konsep Politik ................................................................................ 9
2. Konsep Pengetahuan Politik .......................................................... 10
3. Konsep Partisipasi Politik .............................................................. 20
4. Konsep Pemilihan Kepala Daerah ................................................. 25
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 28
C. Kerangka Pikir.................................................................................... 30
D. Defenisi Operasional .......................................................................... 31
E. Hipotesis ............................................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian.............................................................. 34
B. Jenis dan Tipe Penelitian .................................................................... 34
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 36
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 38
F. Teknik Pengabsahan Data .................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................ 41
B. Deskripsi Data Responden Penelitian ................................................ 48
C. Hasil Penelitian .................................................................................. 51
D. Pembahasan ........................................................................................ 56
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 70
B. Saran ................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memahami politik di masyarakat merupakan hal yang sangat menarik untuk
diketahui. Karena pengetahuan politik itu merupakan suatu proses dialogik
diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat
mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik
negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti pemerintah, dan partai
politik. Pengetahuan politik mengajarkan masyarakat untuk lebih mengenal sistem
politik negaranya.
Seperti yang di sebutkan dalam pasal 1 ayat (4) UU No. 2 Tahun 2008
tentang partai politik yang menyebutkan bahwa pendidikan politik merupakan
proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, daan tanggung
jawab setiap warga Negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut
pasal tersebut jelas dikatakan bahwa partai politik berhak memberikan
pengetahuan politik kepada setiap warga Negara dan seiap warga Negara juga
berhak menerima pendidikan itu. Misalnya pengetahuan politik yang diberikan
oleh partai politik kepada masyarakat, disini partai politik memberikan
pengetahuan politik secara berkala kepada masyarakat. Dengan adanya
pengetahuan politik yang diberikan oleh partai politik, maka masyarakat mulai
memahami apa itu politik.
Partisipasi politik masyarakat dalam suatu negara sangatlah penting,
terutama bagi negara yang menyebut dirinya sebagai negara demokrasi. Suatu
2
negara dapat dikatakan sebagai negara demokrasi ketika pemerintah memberikan
kesempatan kepada warga negara untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.
Salah satu kegiatan politik yang paling umum menunjukkan suatu negara disebut
negara demokrasi yaitu adanya kebebasan bersuara misalnya dalam pemilihan
umum. Kegiatan tersebut mengikutsertakan seluruh masyarakat untuk ikut serta
atau berpartisipasi dalam kegiatan politik. Pada saat proses pemilihan umum,
masyarakat dapat memberikan hak suaranya untuk memilih calon pemimpin yang
akan menjabat dalam kursi pemerintahan.
Dalam setiap Pemilu, masalah Golongan Putih (Golput) sering menjadi
wacana yang hangat dan krusial. Meski tidak terlalu signifikan, tetapi ada
kecenderungan atau trend peningkatan jumlah Golput dalam setiap pemilihan.
Bahkan Golput adalah jumlah terbesar di hampir setiap pemilihan di gelar.
Sejatinya Golput adalah fenomena yang alamiah. Hanya saja, tentunya hal ini di
batasi oleh jumlahnya. Di hampir setiap pemilihan, jumlah Golput akan di anggap
sehat jika jumlah Golput dalam kisaran 30 persen, meski banyak pemilihan
jumlah Golputnya melampaui titik itu, mencapai kisaran 40 persen.
Kesadaran politik warga negara menjadi faktor determinan dalam partisipasi
politik masyarakat, artinya berbagai hal pengetahuan dan kesadaran akan hak dan
kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat dan kegiatan politik
menjadi ukuran dan kadar seseorang terlibat dalam proses partisipasi politik.
Berdasarkan fenomena ini maka W. Page memberikan model partisipasi menjadi
empat tipe (Rahman, 2007): (1) Apabila seseorang memiliki kesadaran politik dan
kepercayaan kepada pemerintah tinggi maka partisipasi politik cenderung aktif,
3
(2) Sebaliknya kesadaran dan kepercayaan sangat kecil maka partisipasi politik
menjadi pasif dan apatis, (3) Kesadaran politik tinggi tetapi kepercayaan terhadap
pemerintah lemah maka perilaku yang muncul adalah militan radikal, dan (4)
Kesadaran politik rendah tetapi kepercayaan pada pemerintah tinggi maka
partisipasinya menjadi sangat pasif, artinya hanya berorientasi pada output politik.
Pemilihan Kepala Daerah atau yang sekarang lebih dikenal dengan Pilkada
secara langsung merupakan sebuah kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang
menjadi momentum politik besar untuk menuju demokratisasi. Momentum ini
seiring dengan salah satu tujuan reformasi, yaitu untuk mewujudkan Indonesia
yang lebih demokratis yang hanya bisa dicapai dengan mengembalikan
kedaulatan ke tangan rakyat. Perubahan format Pilkada setelah berlakunya UU
No. 23 Tahun 2014 telah mengakhiri pengaruh Pemerintah Pusat yang dominan.
Pilkada langsung dilaksanakan sebagai wujud nyata pelaksanaan demokrasi dalam
mengajarkan masyarakat untuk melihat dan berpikir secara objektif terhadap
fenomena politik di tingkat daerah, sehingga masyarakat tidak semata-mata
terfokus pada pola pikir dan perilaku politik para elite politik yang berkompetisi
dalam Pilkada.
Pada tanggal 27 Juni 2018, Indonesia secara serentak melaksanakan
kegiatan demokrasi berupa Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) di tiap-tiap daerah.
Daerah Kabupaten Sinjai sendiri terdapat 3 (tiga) kandidat calon kepala daerah
yang mencalonkan diri dalam Pilkada Kabupaten Sinjai tahun 2018 yaitu (1) Andi
Seto Gadishta Asapa dan Andi Kartini Ottong, (2) H. Sabirin Yahya dan Andi
Mahyanto Masda, (3) Takyuddin Masse dan Mizar Roem. Hasil perolehan suara
4
pada Pilkada Kabupaten Sinjai tahun 2018 khususnya di Desa Kompang penguna
hak pilih berjumlah 1.190 dari total 1.500 yang terdaftar sebagai pemilih tetap di
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sinjai tahun 2018.
Sumber : KPU Kabupaten Sinjai, 2018
Berdasarkan data diatas dapat kita ketahui jumlah pemilih dari masyarakat
Kecamatan Sinjai Tengah khususnya Desa Kompang. Rekapitulasi data di Desa
Kompang dapat diketahui ada 1.500 pemilih yang terdiri dari laki-laki berjumlah
745 pemilih dan perempuan berjumlah 754 pemilih. Pengguna hak pilih di Desa
Kompang berjumlah 1.190 pengguna hak pilih, meliputi pengguna hak pilih laki-
laki yang berjumlah 572 dan perempuan yang berjumlah 618. Secara keseluruhan
data di Desa Kompang total partisipasi politik masyarakat sebesar 79,33% dengan
presentase suara sah sebesar 98%.
Hasil perolehan suara pada Pilkada Kabupaten Sinjai tahun 2018
menandakan tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi termasuk untuk
5
masyarakat Desa Kompang pada Pilkada Kabupaten Sinjai tahun 2018
merupakan salah satu contoh bentuk partisipasi politik yang mengikutsertakan
seluruh masyarakat Kabupaten Sinjai khususnya di Desa Kompang untuk ikut
berpartisipasi dengan mengunakan hak suaranya untuk memilih calon Kepala
Daerah. Menurut Surbakti, yang dikutip oleh (Cholisin & Nsiwan, 2012) bahwa
partisipasi politik memiliki pengertian keikutsertaan warga negara biasa dalam
menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi hidupnya.
Sedangkan menurut (Budiardjo, 2008) mengatakan bahwa partisipasi politik
adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif
dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara secara
langsung atau tidak langsung, dan mempengaruhi kebijakan pemerintah (public
policy).
Tingginya partisipasi masyarakat pada Pilkada Kabupaten Sinjai tahun 2018
tentu memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu dari dalam diri masyarakat
atau dari luar diri masyarakat tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku politik masyarakat yaitu pengetahuan politik dan aktor politik.
Pengetahuan politik yang didapat oleh masyarakat pada Pilkada Kabupaten Sinjai
tahun 2018 yaitu salah satunya dengan memberikan pendidikan politik yang
dilakukan dengan cara sosialisasi politik oleh lembaga, partai, ataupun tokoh-
tokoh masyarakat.
Dalam penelitian (Andriyus, 2013) mengungkapkan bahwa keikutsertaan
masyarakat dalam proses pemilihan umum tidak terlepas dari adanya beberapa
faktor yang mempengaruhi, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
6
politik masyarakat dalam pemilihan umum yaitu faktor internal yag meliputi
tingkat pendidikan, tingkat kehidupan ekonomi, dan kesadaran politik. Sedangkan
untuk faktor eksternal meliputi peranan pemerintah, peranan partai politik,
peranan media massa, dan perilaku aktor politik.
Dari hasil laporan Pilkada Kabupaten Sinjai tahun 2018 khususnya di Desa
Kompang telah dilakukan beberapa tahapan sosialisasi yang diberikan kepada
masyarakat seperti sosialisasi tingkat desa, sosialisasi menggunakan mobil
keliling, sosialisasi pembagian stiker, dan sosialisasi lainnya. Gencarnya
sosialisasi politik pada pilkada 2018 tak lain bertujuan meningkatkan pengetahuan
politik masyarakat sehingga mampu meningkatkan kesadaran politik pada
masyarakat serta meningkatkan partisipasi politik pada Pilkada 2018. Walaupun
banyak sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat guna meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman politik masyarakat tentang Pilkada 2018, namun
masih banyak masyarakat kurang mengetahui tentang politik khususnya terkait
Pilkada 2018. Beberapa orang di Desa Kompang yang berpendapat bahwa mereka
kurang mengetahui adanya sosialisasi tersebut ada pula yang berpendapat bahwa
mereka tidak menghadiri ketika sosialisasi dilaksanakan. Selain sosialisasi yang
dilakukan oleh lembaga, partai, ataupun tokoh-tokoh masyarakat masih banyak
faktor yang mempengaruhi pengetahuan politik masyarakat, seperti tingkat
pendidikan, pekerjaan, usia, agama, lingkungan pergaulan, serta media massa
yang di gunakan oleh masyarakat.
Masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan politik seperti pada Pilkada
2018 melalui pemberian suara atau kegiatan lain guna mendukung jalannya
7
Pilkada 2018, terdorong oleh keyakinan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat tersebut untuk kepentingan bersama, menentukan calon kepala daerah
yang dipilih dan kebijakan apa yang akan dibuat oleh Kepala Daerah yang terpilih
guna mensejahterakan masyarakat. Keikutsertaan dalam partisipasi politik paling
tidak dapat mempengaruhi tindakan Kepala Daerah yang terpilih dalam
pembuatan keputusan yang mengikat. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa
kegiatan mereka mempunyai efek politik.
Desa Kompang pada Pilkada Sinjai tahun 2018 memiliki persentase
partisipasi yang tinggi karena lebih dari 50%. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Politik
terhadap Partisipasi Politik Masyarakat pada Pilkada Serentak tahun 2018
di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar pengaruh pengetahuan politik terhadap partisipasi politik
masyarakat pada Pilkada serentak tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan
Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai secara parsial?
2. Seberapa besar pengaruh pengetahuan politik terhadap partisipasi politik
masyarakat pada Pilkada serentak tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan
Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai secara simultan?
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan politik terhadap partisipasi politik
masyarakat pada Pilkada serentak tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan
Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai secara parsial.
2. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan politik terhadap partisipasi politik
masyarakat pada Pilkada serentak tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan
Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai secara simultan.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman serta memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori yang
peneliti peroleh selama perkuliahan di Program Studi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unismuh Makassar.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan
untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat mengenai
masalah pengetahuan politik terhadap partisipasi politik masyarakat pada
Pilkada serentak tahun 2018 di Desa Kompang Kabupaten Sinjai.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dan Teori
1. Konsep Politik
Politik menurut (Ishomuddin, 2013) adalah serangkaian kegiatan dalam
suatu sistem politik yang menyangkut proses untuk tujuan-tujuan dari sistem
itu dan melaksanakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan politik
menurut (Paramita, 2017) adalah suatu jaringan interaksi antar manusia dengan
kekuasaan diperoleh, ditransfer dan digunakan. Kegiatan Politik diusahakan
untuk mencapai keseimbangan dalam rangka mewujudkan kepentingan
bersama dalam sebuah organisasi. Ketika keseimbangan tersebut tercapai,
maka kepentingan individu akan mendorong pencapaian kepentinganbersama.
Pandangan lain menurut (Sukarno, 2016) mendefinisikan bahwa politik
ialah merupakan usaha-usaha yang ditempuh warga Negara untuk
membicarakan dan mewujudkan kebaikan bersama. Dimana melaui kegitan
politik tersebut diharapkan mencapai suatu tujuan yang menguntungkan bagi
kepentingan bersama. (Sukarno, 2016) juga menyatakan bahawa unsur paling
penting dalam sistem politik ialah pembagian nila-nilai terutama nilai
kesejahteraan, keadilan dan keamanan bagi semua warga negara dan untuk
semau masyarakat. Dengan begitu politik erat dengan pengambilan kebijakan
pemerintah, yang secara normatif harus bersih dan berhasil. Sehingga beberapa
pendapat di atas dapat dikatakan bahwa definisi politik secara umum adalah
usaha-usaha yang ditempuh orang atau kelompok untuk mencapi tujuan.
10
Menurut (Budiardjo, 2008) bahwa dewasa ini definisi mengenai politik
yang sangat normatif itu telah terdesak oleh definisi-definisi lain yang lebih
menekankan pada upaya untuk mencapai masyarakat yang baik, seperti
kekuasaan, pembuatan keputusan, kebijakan, alokasi nilai, dan sebagainya.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah usaha untuk
menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar
warga, untuk membawa masyarakat kearah kehidupan bersama harmonis.
Usaha menggapai the good life ini menyangkut bermacam-macam kegiatan
yang antara lain menyangkut proses penentuan tujuan dari sistem, serta cara-
cara melaksanakan tujuan itu.
Menurut (Sitepu, 2012) menyatakan bahwa sejak awal hingga
perkembangan terakhir, sekurang-kurangnya ada 5 (lima) pandangan mengenai
politik. Pertama, politik adalah usaha-usaha yang ditempuh warganegara untuk
membiarakan dan mewujudkan “kebaikan bersama”. Kedua, politik adalah
segala hal yang terkait dengan “penyelenggaraan Negara dan pemerintahan”.
Ketiga, politik adalah sebagai segala kegiatan yang diarahkan untuk “mencari
dan mempertahankan”. Keempat, politik adalah sebagai kegiatan yang terkait
dengan “perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum”. Kelima, politik adalah
sebagai “konflik” dalam rangka mencari dan mempertahankan sumber-sumber
yang dianggap penting.
2. Konsep Pengetahuan Politik
Mengenai pengertian pengetahuan politik, maka ada baiknya terlebih
dahulu dipaparkan mengenai pengertian pengetahuan, bagaimana pengetahuan
11
itu diperoleh, serta sumber-sumber pengetahuan tersebut. Istilah “pengetahuan”
dipergunakan untuk menyebut ketika manusia mengenal sesuatu. Unsur
pengetahuan adalah yang mengetahui, diketahui, serta kesadaran tentang hal
yang ingin diketahuinya itu. Oleh karena itu, pengetahuan selalu menuntut
adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu
dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal yang ingin
diketahuinya. Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau
segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya, atau
hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu (Surajiyo, 2010).
Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada di dalam pikiran manusia,
tanpa pikiran maka pengetahuan menjadi tidak eksis. Oleh karena itu,
keterkaitan antara pengetahuan dengan pikiran merupakan sesuatu yang
kodrati. Bahm (Surajiyo, 2010) menyebutkan ada 8 (delapan) hal penting yang
berfungsi membentuk struktur pikiran manusia, yaitu sebagai berikut:
a. Mengamati (to observe); pikiran berperan dalam mengamati objek-objek.
Dalam melaksanakan pengamatan terhadap objek itu maka pikiran haruslah
bentuk kesadaran. Kesadaran adalah suatu karakteristik tau fungsi pikiran.
Kesadaran jiwa ini melibatkan dua unsur penting, yakni kesadaran untuk
hakiki dalam pengetahuan intuisi. Intuisi senantiasa hadir dalam kesadaran
ini melibatkan pula fungsi pikiran yang lain.
b. Menyelidiki (to inquire); ketertarikan pada objek dikondisikan oleh jenis-
jenis objek yang terampil. Tenggang waktu atau durasi minat seseorang
pada objek itu sangat terganggu pada “daya tariknya”. Kehadiran dan durasi
12
suatu minat biasanya bersaing dengan minat lainnya, sehingga paling tidak
seseorang memiliki banyak minat pada perhatian yang terarah. Minat-minat
ini ada dalam banyak cara. Ada yang dikaitkan dengan kepentingan
jasmaniah, permintaan lingkungan, tuntutan masyarakat, tujuan-tujuan
pribadi, konsepsi diri, rasa tanggung jawab, rasa kebebasan bertindak, dan
lain-lain. Minat terhadap objek cenderung melibatkan komitmen,
kadangkala komitmen ini hanya merupakan kelanjutan atau menyertai
pengamatan terhadap objek. Minatlah yang membimbing seseorang secara
alamiah untuk terlibat ke dalam pemahaman pada objek-objek.
c. Percaya (to believe); manakala suatu objek muncul dalam kesadaran,
biasanya objek-objek itu diterima sebagai objek yang menampak. Kata
percaya biasanya dilawankan dengan keraguan. Sikap menerima sesuatu
yang menampak sebagai pengertian yang memadai setelah keraguan,
dinamakan kepercayaan.
d. Hasrat (to desire); kodrat hasrat ini mencakup kondisi biologis serta
psikologis dan interaksi dialektik antara tubuh dan jiwa. Karena pikiran
dibutuhkan untuk aktualisasi hasrat, kita dapat mengatakannya sebagai
hasrat pikiran. Tanpa pikiran tidak mungkin ada hasrat.
e. Maksud (to intend); kendatipun memiliki maksud ketika akan menobservasi,
menyelidiki, mempercayai, berhasrat, namun sekaligus perasaannya tidak
berbeda atau bahkan terdorong ketika melakukannya.
f. Mengatur (to organize); setiap pikiran adalah suatu organisasi yang teratur
dalam diri seseorang.
13
g. Menyesuaikan (to adapt); menyesuaikan pikiran sekaligus melakukan
pembatasan-pembatasan yang dibebankan pada pikiran melalui kondisi
keberadaan yang mencakup dalam otak dan tubuh di dalam fisik, biologis,
lingkungan sosial dan kultural dan keuntungan yang terlihat pada tindakan,
hasrat, dan kepuasan.
h. Menikmati (to enjoy); pikiran-pikiran mendatangkan keasyikan. Orang yang
asyik dalam menekuni suatu persoalan, ia akan menikmati itu dalam
pikirannya.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
(Notoatmodjo, 2003) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:
1) Usia; Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
2) Pendidikan; Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi dan semakin banyak informasi yang masuk maka semakin banyak
pula pengetahuan yang didapat.
3) Sumber Informasi; Sumber informasi adalah data yang diproses kedalam
suatu bentuk yang mempunyai dan mempunyai nilai nyata dalam membuat
keputusan. Informasi yang diperoleh dapat memberikan pengaruh jangka
pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Sumber informasi dapat berupa informasi: Visual
14
(buku, jurnal, makalah, majalah, koran), Audio (radio) dan Audiovisual
(televise, pakar/petugas kesehatan, internet).
4) Pengalaman; Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu.
5) Pekerjaan; Pekerjaan secara tidak langsung dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang, hal ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat
dengan faktor interaksi sosial dimana terjadi pertukaran informasi yang
dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan.
Pengetahuan politik akan membawa orang pada tingkat partisipasi
tertentu, dalam politik seseorang tidak hanya dituntut mengembangkan
pengetahuan juga harus mengembangkan aspek sikap dan keterampilan.
Perpaduan ketiga aspek tersebut menurut Crick & Porter (Fyfe, 2007) disebut
melek politik “political literacy”. Dari aspek pengetahuan seseorang dikatakan
melek politik apabila sekurang-kurangnya menguasai tentang :
a) Informasi dasar tentang siapa yang memegang kekuasaan, dari mana uang
berasal, bagaiman sebuah institusi bekerja.
b) Bagaimana melibatkan diri secara aktif dalam memanfaatkan pengetahuan.
c) Kemampuan memprediksi secara efektif bagaimana cara memutuskan
sebuah issu.
d) Kemampuan mengenal tujuan kebijakan secara baik yang dapat dicapai
ketika issu (masalah) telah terpecahkan.
15
e) Kemampuan memahami pandangan orang lain dan pembenahan mereka
tentang tindakannya dan pembenaran tindakan dirinya sendiri.
Dennis (Budianto, 2017) merumuskan pengetahuan politik dalam tiga
variabel, yaitu; pengetahuan tentang pemerintahan, pengetahun tentang aturan
main politik, dan pengetahuan tentang lingkungan dan masyarakat.
Pengetahuan politik dalam jurnal “The Question(s) of Political Knowledge”
dimana Pengetahuan politik merupakan merupakan konsep sentral dalam studi
opini publik dan perilaku politik. Pengetahuan politik merupakan dasar dari
perilaku politik seseorang (Barabas, dkk, 2014).
Sumber pengetahuan dan pemahaman tentang politik dapat diperoleh dari
pendidikan politik. Pendidikan politik disebut pula sebagai political forming
atau politische bildung. Disebut “forming” karena terkandung intensi untuk
membentuk insan politik yang menyadari status atau kedudukan politiknya di
tengah masyarakat. Dan disebut “bildung” (pembentukan dan pendidikan diri
sendiri), karena istilah tersebut menyangkut aktivitas: membentuk diri sendiri,
dengan kesadaran penuh dan tanggung jawab sendiri untuk menjadi insan
politik (Kartono, 2009). Menurut (Surbakti, 2010) menjelaskan bahwa
pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik di antara pemberi dan
penerima pesan. Melalui proses ini, para anggota masyarakat mengenal dan
mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya
dari berbagai pihak dalam sistem politik, seperti sekolah pemerintah, dan partai
politik.
16
Politik dapat diartikan sebagai aktivitas, perilaku atau proses yang
menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan dan
keputusan-keputusan yang sah berlaku ditengah masyarakat. Aturan dan
keputusan tadi ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah, di tengah medan
sosial yang dipenuhi kemajemukan atau kebinekaan, perbedaan kontroversi,
ketegangan dan konflik. Oleh adanya kekuatan-kekuatan sosial yang
bermacam-macam itu perlu ditegakkan tata tertib. Maka disebabkan oleh visi
dan kepentingan yang berbeda-beda atau bervariasi, yang didukung oleh
kawan-kawan sehaluan atau justru ditentang oleh kelompok-kelompok awan,
maka:
a) Politik merupakan proses untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah, dan
b) Inti politik ialah penggunaan kekuasaan yang diarahkan pada pengambilan
keputusan bagi segenap ikatan hidup suatu bangsa.
Pengetahuan politik menurut Kansil (Nugraheni, 2017) berfungsi untuk
lebih memberi isi dan arah serta pengertian kepada proses penghayatan nilai
yang sedang berlangsung. Dalam hubungan ini, jelas bahwa pendidikan politik
yang dimaksud ditekankan kepada usaha mendapatkan pengertian tentang nilai
yang etis normatif, yaitu dengan menanamkan nilai dan norma yang
merupakan landasan dan motivasi bangsa Indonesia serta dasar untuk membina
dan mengembangkan diri guna ikut serta berpartisipasi dalam kehidupan
bangsa dan negara.
Pendidikan politik tidak hanya diarahkan pada perubahan-perubahan
sikap politik individu saja, akan tetapi juga diarahkan pada pembaharuan
17
bentuk-bentuk struktur politik dan lembaga kemasyarakatan. Pendidikan politik
dengan tugas pokok membangun kekuatan-kekuatan kontra untuk
memberantas macam-macam distorsi (pemutar-baikan, perubahan bentuk
kearah yang salah, pemuntiran) dan situasi-situasi yang tidak melegakan hati
penuh disharmoni, pertentangan dan persaingan. Dengan begitu pendidikan
politik itu diarahkan pada humanisasi masyarakat Indonesia, agar lebih
melegakan untuk dihuni oleh rakyat, dan tidak boleh indoktrinatif sifatnya
(Kartono, 2009). Menurut (Winarno, 2009) menjelaskan bahwa orientasi
pendidikan politik itu adalah mengubah masyarakat dengan kesadaran yang
bersifat nail menjadi masyarakat yang bersifat kritis. Dengan kata lain, untuk
menyadarkan masyarakat mengenai isu-isu politik.
Pendidikan politik di masa sekarang mempunyai tujuan pokok yaitu
partisipasi politik rakyat (politische beteiligung), keterpihakan dalam konflik
umum terbuka, dan keikutsertaan untuk menentukan kebijakan-kebijakan
umum, maka keberanian menentukan pendirian sendiri secara otonom itu
sangat diutamakan dalam pendidikan politik di tengah banyak konflik yang
disebabkan oleh perbedaan kepentingan-kepentingan. Maka aktivitas politik itu
selalu mengandung intensi untuk mempengaruhi, khususnya mempengaruhi
pengambilan keputusan-keputusan yang menyangkut kepentingan orang
banyak. Jadi, pendidikan politik yaitu upaya untuk menyiapkan pribadi-pribadi
dalam perjuangan politik, guna mencapai penyelesaian politik yang paling
menguntungkan semua pihak. Dengan demikian, pendidikan politik itu
mengajak para subjek untuk melihat, berfikir, berdialog dan berbuat politik
18
dengan cara lain. Karena melalui cara konvensional (yang lama) orang
terjerumus ke jalan buntu, tidak tercapai konsesus, dan terjadi banyak
kepincangan serta kesenjangan. Jelasnya, pendidikan politik dizaman sekarang
itu berusaha menuju ke reorientasi dalam cara merasa, berfikir, berkehendak
yang dikaitkan dengan aksi atau perbuatan politik guna mencapai kemajuan
dan perbaikan. Maka pendidikan politik itu bukan hanya berbicara dan berfikir
saja, akan tetapi mengarah ke relasi dengan aksi mengatasi kesulitan dan
memecahkan masalah. Oleh karena itu proses belajar politik dengan berbuat
nyata. Tak heran bahwa pendidikan politik itu ada unsur-unsur: (1)
pembentukan sikap, keyakinan, watak, kepribadian, (2) praxis, aksi, perbuatan
menuju peningkatan (transedensi) bagi strukturstruktur politik dan
kemasyarakatan, (3) demokratisasi di segala segi kehidupan, (4) kritik
kemasyarakatan, dan kritik terhadap kesalahan-kesalahan politik yang
dilakukan oleh birokrasi dan partai-partai, (5) dilanjutkan dengan upaya atau
praxis mengatasi konflik-konfliknya yang ditimbulkan oleh perbedaan interes
dan ideologi (Kartono, 2009).
Pendidikan politik sangat diperlukan dalam perjuangan politik tersebut
dengan mengupayakan secara sistematis aktivitas (Kartono, 2009), sebagai
berikut:
1) Melaksanakan pendidikan kewarganegaraan (staatsburgerlijke vorming).
Terutama ditujukan pada kesadaran politik individu, yaitu menyadari
penentuan tempat atau plaatsbepaling, kewajiban dan hak-hak politik selaku
warganegara. Bisa berfikir jernih dan tidak pasif konformistis, tidak
19
mengambang tanpa daya, tetapi berani berfikir secara mandiri, dengan
mengemukakan opini sendiri secara tegas tanpa rasa takut serta tanpa
adanya tekanan maupun paksaan eksternal.
2) Mampu menjalin kerjasama yang lebih erat antara pemerintah dengan
masayarakat luas. Sebab, pada asasnya politik yang dipakai oleh manusia itu
berupa penerapan kekuasaan yang diarahkan pada pengambilan keputusan
bagi kebahagiaan hidup sutu bangsa dan bagi relasi bangsa tersebut dengan
bangsa-bangsa lain (relasi antar bangsa). Usaha ini dilakukan lewat partai-
partai politik dan kelompok penekan/pressiegroep. Oleh sebab itu, partai
politik dan kelompok penekan ini sifatnya berbeda dengan organisasi
kemasyarakatan atau sosial.
3) Dalam pendidikan politik jiga dikembangkan kemampuan tepa slira atau
medemenselijkheid dan kepekaan sosial, juga pendidikan kemasyarakatn
yaitu kultivasi kesanggupan individu untuk berperan aktif dalam
komunikasi politik.
4) Pendidikan politik juga menekankan pembinaan agar:
a) kekuasaan dapat difungsikan secara lebih baik, dan lebih manusiawi,
b) Adanya kontrol terhadap kekuasaan, agar kekuasaan tersebut bias
beroperasi lebih efisien.
Keempat kegiatan tersebut di atas merupakan bentuk partisipasi aktif
yang sejatinya dari peranan individu dan rakyat bila semua itu dilakukan secara
benar dan jujur, dalam kegiatan politik konkrit di tengah iklim demokrasi
(Kartono, 2009). Sedangkan pendapat (Dayanto, 2015) bahwa pihak-pihak
20
yang terlibat dalam pelaksanaan partisipasi masyarakat yang paling utama
adalah masyarakat itu sendiri, sehingga kesadaran partisipasi dan aktivitas
partisipasi perlu dibangun melalui pendidikan politik. Pihak yang
bertanggungjawab terhadap pendidikan politik bagi rakyat adalah tokoh-tokoh
masyarakat dan organisasi lokal, baik berupa institusi akademis, media massa,
lembaga swadaya masyarakat.
3. Konsep Partisipasi Politik
Setiap warga negara berhak dan wajib untuk berpartisipasi dalam setiap
aspek kehidupan dan bernegara. Partisipasi warga negara dapat mencakup
seluruh aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam kehidupan politik. Dalam
kehidupan politik partisipasi warga negara tidak hanya berkaitan dengan
pemilihan pimpinan negara saja, tetapi partisipasi warga negara tersebut juga
mampu secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi setiap
kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Sesuai dengan istilah partisipasi,
maka partisipasi berarti keikutsertaan warga negara biasa (yang tidak
mempunyai kewenangan) dalam mempengaruhi proses pembuatan dan
pelaksanaan keputusan politik berupa kebijakan publik. Kegiatan warga negara
pada dasarnya dibagi dua, yakni: (1) mempengaruhi isi kebijakan umum, dan
(2) ikut menentukan pembuatan dan pelaksana keputusan politik. Dengan kata
lain, partisipasi politik merupakan perilaku politik, tetapi perilaku politik tidak
selalu berupa partisipasi politik (Agustino, 2007).
Menurut (Syahrial, 2011) bahwa partisipasi politik adalah kegiatan
seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan
21
politik, seperti memilih pimpinan negara atau upaya-upaya mempengaruhi
kebijakan pemerintah. Sedangkan (Budiardjo, 2008), menjelaskan sebagai
definisi umum bahwa partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau
kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara
lain dengan jalan memilih pimpinan negara dan, secara langsung atau tidak
langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah (publik policy). Kegiatan ini
mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum,
menghadiri rapat umum, mengadakan hubungan (contacting) atau lobbying
dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota partai atau
salah satu gerakan sosial dengan partai politik sebagai pelaku utama.
Menurut (Rahman, 2007), “kegiatan politik yang tercakup dalam konsep
partisipasi politik mempunyai berbagai macam bentuk”. Bentuk-bentuk
partisipasi politik yang terjadi berbagai negara dan waktu dapat dibedakan
menjadi kegiatan politik dalam bentuk konvensional dan non konvensional,
termasuk yang mungkin legal (seperti petisi) maupun illegal, penuh kekerasan,
dan revolusioner. Bentuk-bentuk frekuensi partisipasi politik dapat dipakai
sebagai ukuran untuk menilai stabilitas sistem politik, integritas kehidupan
politik, kepuasan/ ketidakpuasan warganegara. Bentuk-bentuk partisipasi
politik yang dikemukakan oleh Almond (Sitepu, 2012) yang terbagi dalam
“dua bentuk yaitu partisipasi politik konvensional dan partisipasi politik non
konvensional”.
Berbeda dengan Conway, Huntington dan Nelson (Priambodo, 2000)
membedakan bentuk-bentuk partisipasi politik dalam kategori sebagai berikut:
22
a) Electoral Activity, yaitu segala bentuk kegiatan yang secara langsung atau
pun tidak langsung berkaitan dengan pemilu. Electoral Activity ini juga
mencakup pemberian suara, sumbangan untuk kampanye, bekerja dalam
suatu pemilihan, mencari dukungan bagi seorang calon, atau setiap tindakan
yang bertujuan mempengaruhi hasil proses pemilihan umum.
b) Lobbying, yaitu tindakan dari individu atau pun sekelompok orang untuk
menghubungi pejabat pemerintah atau pun tokoh politik dengan tujuan
untuk mempengaruhi pejabat atau pun tokoh pilitik tersebut terkait masalah
yang mempengaruhi kehidupan mereka.
c) Organizational activity, yaitu keterlibatan warga masyarakat ke dalam
berbagai organisasi sosial dan politik.
d) Contacting, yaitu partisipasi yang dilakukan oleh warga negara dengan cara
langsung misalnya melakukan komunikasi untuk membangun jaringan
kerjasama.
e) Violence, yaitu cara-cara kekerasan untuk mempengaruhi pemerintah.
Penggunaan kekerasan mencerminkan motivasi-motivasi partisipasi yang
cukup kuat. Kekerasan dapat ditujukan untuk mempengaruhi
kebijakankebijakan pemerintah (huru-hara, pemberontakan) atau mengubah
seluruh sistem politik dengan cara revolusi.
Sementara itu, Verba (Priambodo, 2000) menemukan bahwa individu-
individu cenderung memilih bentuk-bentuk partisipasi politik yang dilakukan
secara tetap sesuai motivasi dan tujuan, tidak berubah-ubah seperti
diasumsikan banyak analist. Bentuk-bentuk partisipasi yang sejenis
23
membentuk kelompok (cluster) bersama. Pengelompokan tersebut kemudian
dimodifikasi oleh (Dalton, 2009) sebagai berikut:
1. Pemberian suara dalam pemilu (Voting), yaitu bentuk-bentuk partisipasi
politik yang terkait dengan pemilihan (voting/electing). Voting adalah
bentuk yang paling sederhana untuk mengukur partisipasi.
2. Keikutsertaan dalam kampanye politik (Campaign activity), yaitu aktivitas
kampanye yang mewakili bentuk- bentuk partisipasi yang merupakan
perluasan dari pemilihan (extension of electoral participation). Termasuk
di dalamnya bekerja untuk partai atau seorang kandidat, menghadiri
pertemuan-pertemuan kampanye, melakukan persuasi terhadap orang lain
untuk memilih, dan segala bentuk aktivitas selama dan antara pemilihan.
3. Menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan (Communal
activity). Bentuk-bentuk partisipasi ini berbeda dengan aktivitas kampanye
karena aktivitas komunal mengambil tempat di luar setting pemilihan (out
side the electoral setting). Termasuk keterlibatan dalam kelompok-
kelompok masyarakat yang interest dan concern dengan kebijakan umum
seperti kelompok studi lingkungan, kelompok wanita, atau proteksi terhadap
konsumen.
4. Mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah (Contacting personal on
personal matters). Bentuk partisipasi ini berupa individu melakukan
kontak terhadap individu berkait dengan suatu materi tertentu yang
melekat pada orang tersebut. diperlukan inisiatif dan informasi yang tinggi
terkait isu yang spesifik, dalam kontak yang bersifat perseorangan ini.
24
Bentuk partisipasi ini seringkali digunakan untuk membangun pengertian,
kepercayaan, mencari koneksi, atau pun membangun jaringan.
5. Kritik terhadap kebijakan pemerintah (Protest), yaitu bentuk-bentuk
partisipasi yang unconventional seperti demonstrasi dan gerakan protes.
Walaupun individu-individu yang memilih bentuk partisipasi ini sering
berada di luar jalur/saluran yang normal, namun mereka seringkali menjadi
bagian penting dalam proses demokratisasi.
Sedangkan menurut (Ajeng, 2014) yang dimaksud dengan partisipasi
politik adalah pemberian suara dalam pemilihan umum, partisipasi dalam
diskusi politik informal, partisipasi dalam rapat umum dan ikut kampanye.
Menurut (Budiardjo, 2008), mengemukakan bahwa unsur-unsur
partisipasi politik terdiri dari:
1) Kriteria yang pertama adalah Pemberian Suara Dalam Pemilihan Umum,
Merupakan bentuk partisipasi politik yang paling luas tersebar. Tujuan
pemberian suara antara lain untuk memilih secara langsung badan
legislative ataupun eksekutif. Pemberian suara pada pemilihan umum
meliputi pemlihan umum dan pemilihan kepala daerah.
2) Kriteria yang kedua adalah Menghadiri Rapat Umum, Merupakan suatu
bentuk partisipasi yang dapat terjadi secara formal. Rapat merupakan
partisipasi politik yang dituangkan kedalam bentuk diskusi-diskusi oleh
individu-individu dalam keluarga masing-masing, ditempat kerja atau
diantara sahabat-sahabat maupun antar masyarakat secara formal.
25
3) Kriteria yang ketiga adalah Hubungan Dengan Pejabat Pemerintah, Dengan
melakukan hubungan dengan pejabat pemerintah mengenai komunikasi
individual dengan pejabat pemerintah sebagai rambu-rambu partisipasi
politik. Kegiatan yang diarahkan untuk mempengaruhi pemerintah selaku
pembuat dan pelaksanaan kebijakan politik, kegiatan mempengaruhi
pemerintah yang di lakukan secara langsung atau tidak langsung. Kegiatan
mempengaruhi pemerintah dapat di lakukan dengan melalui prosedur yang
wajar dan tidak berupa kekerasan..
4) Kriteria yang keempat adalah Menjadi Anggota Partai Politik, Merupakan
suatu kegiatan yang dapat di nyatakan sebagai agen-agen mobilisasi politik,
karena melalui kelompok ini anggota-anggota masyarakat dapat
mengeluarkan berbagai gagasan dan mempertanyakan lewat sistem politik
yang bersangkutan.
4. Konsep Pemilihan Kepala Daerah
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, atau
seringkali disebut Pilkada atau Pemilukada, adalah bagian dari implementasi
demokrasi. Kepala Daerah adalah jabatan politik yang bertugas memimpin dan
menggerakkan lajunya roda pemerintahan. Terminologi jabatan publik artinya
kepala daerah menjalankan fungsi pengambilan keputusan langsung dengan
kepentingan rakyat atau publik, berdampak kepada rakyat dan dirasakan. oleh
Karena itu Kepala Daerah harus dipilih oleh rakyat dan wajib mempertanggung
jawabkannya. Sedangkan makna jabatan politik adalah bahwa mekanisme
rekruitmen kepala daerah dilakukan secara politik yaitu melalui pemilihan
26
yang melibatkan elemen-elemen politik yaitu dengan menyeleksi rakyat
terhadap tokoh yang mencalonkan sebagai kepala daerah. Dalam kehidupan
politik di daerah, pilkada merupakan kegiatan yang nilainya sejajar dengan
pemilihan legislatif, terbukti kepala daerah dan DPRD menjadi mitra
(Hadiawan, 2009).
Dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2017 Tentang Tahapan, Program, Dan Jadwal Penyelenggaraan
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati, Dan/Atau
Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2018 menjelaskan Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil
Walikota, selanjutnya disebut Pemilihan, adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat
di wilayah provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota
secara langsung dan demokratis.
Sistem pemilu adalah seperangkat metode yang mengatur warga negara
untuk memilih para wakilnya yang akan duduk di lembaga legislatif dan
eksekutif. Sistem pemilihan ini penting dalam suatu sistem pemerintahan
demokrasi perwakilan (Asfar, 2006), sebab :
1) Sistem pemilihan mempunyai konsekuensi pada tingkat proporsionalitas
hasil pemilihan.
2) Sistem pemilihan memengaruhi bentuk kabinet yang akan dibentuk
3) Sistem pemilihan membentuk sistem kepartaian, khusus berkaitan dengan
jumlah partai politik yang ada di dalam sistem kepartaian tersebut.
27
4) Sistem pemerintahan memengaruhi akuntabulitas pemerintahan, khususnya
akuntabilitas para wakil terhadap pemilihmya.
5) Sistem pemilu mempunyai dampak pada tingkat kohesi partai politik.
6) Sistem pemilihan berpengaruh terhadap bentuk dan tingkat partisipasi
politik warga.
7) Sistem pemilihan adalah elemen demokrasi yang lebih mudah untuk
dimanipulasi dibandingkan dengan elemen demokrasi lainnya, oleh karena
itu, jika suatu negara bermaksud mengubah tampilan atau wajah
demokrasinya. Hal itu dapat dilakukan dengan mudah melalui perubahan
sistem pemilunya
8) Sistem pemilihan juga dapat dimanipulasi melalui berbagai peraturan yang
tidak demokratis dalam tingkat pelaksanaannya.
Pemerintahan di daerah merupakan bagian dari penyelenggaraan
pemerintah pusat sebagai konsekuensi Indonesia memakai sistem pemerintahan
presidensiil. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan tertinggi dalam
Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
kewajiban pemerintahan untuk menuju tujuan negara Indonesia yang termaktub
dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV. Karena tugas dan kewajiban presiden
sangat banyak, maka memerlukan bantuan dari pemerintah daerah, sebagai
konsekuensi bentuk negara kesatuan adanya pembagian wilayah Republik
Indonesia menjadi daerah besar (propinsi) dan daerah kecil (kabupaten/kota)
seperti dalam pasal 18 UUD 1945 (Wijayanti & Satriawan, 2009).
28
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dugunakan sebagai acuan atau referensi dalam
penelitian ini adalah sebagai pembeda, pendukung serta tambahan untuk
menganalisa kajian perbedaan maupun persamaan dalam penelitian ini.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Budianto, (2017), dengan judul Pengaruh
Pendidikan Politik terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu Tahun
2014 di Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran Kota Samarinda.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat dilihat dari
perhitungan angka korelasi antara kedua variable adalah sebesar 0.167
dengan nilai probabilitasnya 0,050 dinyatakan sangat lemah dan dengan
nilai R positif. Kemudian dalam uji t diperoleh hasil ttest sebesar 1.664.
Karena P-value (0,099) < α (0,01), maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh konstanta terhadap hasil partisipasi politik. Dengan kecermatan
prediksi Sy sebesar 1,20683 ≤ SEest sebesar 2,22130, sehingga model
regresi tidak lebih bagus dalam bertindak sebagai predictor pendidikan
politik daripada rata-rata pendidikan itu sendiri dan Koefisien determinasi
sebesar 0,028 dengan demikian pengaruh pendidikan politik terhadap
partisipasi masyarakat dalam pemilu 2014 di Kelurahan Simpang Pasir
sebesar 2,8%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh (Nugraheni, 2017) dengan judul Pengaruh
Pengetahuan Politik dan Aktor Politik terhadap Partisipasi Politik
Masyarakat Desa Trimurti, Srandakan, Bantul Pada Pilkada 2015. Hasil
penelitian bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan
29
politik dan aktor politik secara bersama-sama terhadap partisipasi politik
sebesar 27,1%. Walaupun memiliki pengaruh positif secara bersama-sama
namun keduanya hanya memiliki pengaruh yang kecil karena di bawah
50%. Sumbangan relatife (SR) variabel Pengetahuan Politik sebesar
44,77% dan variabel Aktor Poltik sebesar 55,23%, total yang diperoleh dari
sumbangan relatife (SR) sebesar 100%. Sumbangan efektif (SE) variabel
Pengetahuan Politik sebesar 12,13% dan variabel Aktor Poltik sebsar
14,97%, total yang diperoleh dari sumbangan relatife (SR) sebesar 27,1%.
Oleh karena itu, 72,9% diberikan oleh variabel-variabel lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini misalnya latar belakang historis, kondisi
geografis, keyakinan dan agama, serta pendidikan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh (Limilia & Ariadne, 2018) dengan judul
Pengetahuan dan Persepsi Politik pada Remaja. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemilih pemula memiliki pengetahuan yang rendah
tentang konsep, peran, dan fungsi partai politik. Rendahnya tingkat
pengetahuan tersebut diiringi dengan persepsi negatif terhadap partai politik.
Pemilih pemula mempersepsikan secara negatif parpol sebagai organisasi
yang hanya mementingkan diri sendiri, korupsi, dan hanya melakukan
pencitraan.
C. Kerangka Pikir
Penelitian ini akan menganalisis variable X “Pengetahuan Politik”
dengan indikator yang dikemukakan oleh Dennis (Budianto, 2017) yaitu
pengetahuan tentang pemerintahan, pengetahun tentang aturan main politik,
30
dan pengetahuan tentang lingkungan dan masyarakat. Sedangkan variabel Y
“Partisipasi Politik” menggunakan indikator yang dikemukakan oleh (Ajeng,
2014) yakni Partisipasi pemberian suara dalam pemilu, Partisipasi dalam
diskusi politik Informal, Partisipasi dalam rapat umum dan Ikut kampanye.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, mendasari lahirnya
kerangka pikir penelitian pada gambar berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2018
Variabel X
Pengetahuan Politik
Dennis (Budianto, 2017) :
1. Pengetahuan tentang
pemerintahan
2. Pengetahun tentang aturan
main politik
3. Pengetahuan tentang
lingkungan dan masyarakat
Peningkatan Partisipasi Politik
Masyarakat Desa Kompang dalam Pilkada
Variabel Y
Partisipasi Politik
(Ajeng, 2014) :
1. Pemberian Suara
2. Partisipasi dalam diskusi
politik Informal
3. Partisipasi dalam rapat
umum
4. Ikut kampanye
31
D. Definisi Operasional
Berdasarkan pokok permasalahan yang akan diajukan, maka peneliti
membuat penjelasan mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian, sebagai berikut:
1. Variabel Pengetahuan Politik
a. Pengetahuan tentang pemerintahan, yang dimaksud tentang pemerintahan
dalam penelitian ini yaitu masyarakat telah mengetahui calon bupati dan
calon wakil bupati yang ikut pada pilkada serentak di Kabupaten Sinjai.
b. Pengetahun tentang aturan main politik, yang dimaksud dalam penelitian ini
yakni masyarakat telah memahami aturan yang telah ditetapkan mengenai
proses pilkada serentak tahun 2018 di Kabupaten Sinjai guna memastikan
pelaksanaan Pilkada berlangsung sesuai dengan aturan dan Undang-Undang
yang berlaku, karena Pilkada sejatinya adalah milik masyarakat.
c. Pengetahuan tentang lingkungan dan masyarakat, yang dimaksudkan dalam
penelitian ini yaitu pemilih dianggap cakap dan sudah dapat mengambil
bagian sebagai subyek dalam pelaksanaan Pilkada, apabila masyarakat
sudah mampu berpartisipasi aktif untuk turut mengawasi pelaksanaan
Pilkada di lingkungannya.
2. Variabel Partisipasi politik
a. Menjadi partisipan dalam pemberian suara dalam pilkada, pemilih atau
masyarakat berhak berpastisipasi dalam pemilihan umum dengan
memberikan suara atau voting sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
32
b. Partisipasi dalam diskusi politik informal, Ketertarikan dalam dialog politik
bersama keluarga atau teman mengenai pemilu serta Intensitas berdialog
bersama keluarga atau teman mengenai isu-isu politik.
c. Partisipasi dalam rapat umum, Keterlibatan dalam pertemuan atau
kampanye baik sebagai tim sukses atau peserta yang diadakan oleh seorang
calon dalam pilkada.
d. Ikut kampanye, Keterlibatan menjadi relawan atau peserta kampanye partai
politik atau calon dalam pilkada.
E. Hipotesis
Bedasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, maka hipotesis
dalam penelitian ini, adalah:
1. Hipotesis Nol (Ho) :
“Tidak ada pengaruh antara variabel Pengetahuan Politik dengan variabel
Partisipasi Politik Masyarakat pada Pilkada tahun 2018 di Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai”.
2. Hipotesis Alternatif (Ha) :
“Ada pengaruh antara variabel Pengetahuan Politik dengan variabel
Partisipasi Politik Masyarakat pada Pilkada tahun 2018 di Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai”.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan terhitung mulai tanggal
8 Juni 2020 samapai dengan 30 Agustus 2020. Adapun lokasi penelitian yaitu
dilaksanakan di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai,
dengan alasan karena di Desa Kompang total partisipasi politik masyarakat
sebesar 79,33% dengan presentase suara sah sebesar 98% pada Pilkada
serentak tahun 2018 di Kabupaten Sinjai.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan alasan
karena dalam penelitian kuantitatif memiliki dua variabel yang ingin diketahui
hipotesisnya dengan melakukan penelitian terhadap populasi dan sampel yang
telah ditentukan. Maka dari itu, peneliti ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif karena pada penelitian ini ada dua variable yang ingin diteliti yaitu
untuk mengetahui pengaruh variable X “Pengetahuan Politik” terhadap
variabel Y “Partisipasi Politik” pada Pilkada serentak Tahun 2018 di Desa
Kompang Kecamatan Sinja Tengah Kabuuapaten Sinjai.
Adapun tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tipe
penelitian deskriptif, Karena penelitian deskriptif kuantitatif mencari data
berdasarkan dari sampel populasi kemudian penelitian dianalisis sesuai dengan
metode statistik yang digunakan. Begitu juga pada penelitian ini, peneliti
melakukan penelitian dengan membagikan kuesioner kepada setiap populasi
34
yaitu masyarakat yang ada di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai, kemudian hasil dari kuesioner akan di analisis.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek
dan subjek yang mempunyai kualitas dan kerakteristik tertentu sehingga
peneliti menetapkan dan mempelajarinya untuk menarik kesimpulan.
Adapun populasi yang dugunakan dalam penelitian ini adalah Aparat
pemerintah Desa, Ketua RW, Ketua RT pada wilayah admnistrasi Desa
Kompang dengan rincian pemerintah desa sebanyak 9 orang, Ketua RW
sebanyak 11 orang dan ketua RT sebanyak 30 orang, sehingga diketuahui
jumlah keseluruhan sebanyak 50 Orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik sampling jenuh yang dimana semua anggota populasi akan digunakan
sebagai sampel yakni sebanyak 50 orang pejabat admnistrasi di Desa
Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabuapten Sinjai. Menurut (Sugiyono,
2016) Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relative kecil.
35
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah dengan menggunakan
kuesioner (angket) menggunakan bentuk checklist. guna membantu responden
di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai untuk menjawab
dan mengisi kuesioner dengan mudah dan cepat dengan memberi tanda check
(√) pada tempat yang telah disediakan.
Peneliti membuat 2 (dua) buah kuesioner untuk penelitian ini, satu
kuesioner untuk memperoleh data terkait Pengetahuan Politik (variabel X) dan
satu kuesioner untuk memperoleh data terkait Partisipasi Politik (variabel Y).
Kedua kuesioner tersebut peneliti berikan kepada Masyarakat atau responden
yang berada di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
Guna mempermudah proses pembuatan kuesioner maka terlebih dahulu
peneliti membuat kisi-kisi instrumen penelitian.
Kuesioner dilengkapi dengan skala pengukuran untuk menghasilkan data
kuantitatif. Skala Likert digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi masyarakat atau responden di Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai tentang variabel Pengetahuan
Politik dan variabel Partisipasi Politik. Ada 5 (lima) pilihan jawaban pada
setiap item pertanyaan, yaitu:
1. Jawaban Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5
2. Jawaban Setuju (S) : diberi skor 4
3. Jawaban Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3
4. Jawaban Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
5. Jawaban Sangat Tidak Setuju (TS) : diberi skor 1
36
Kuesioner penelitian yang dibuat oleh peneliti ini akan diuji validitas dan
reliabilitasnya sebelum dan sesudah penelitian. Uji validitas dilakukan untuk
menguji keakuratan/ kevalidan kuesioner penelitian, sedangkan uji reliabilitas
dilakukan untuk menguji kehandalan/ konsistensi kuesioner penelitian. Peneliti
akan melakukan uji validitas dengan menggunakan bantuan software SPSS
version 26. Pengujian validitas cukup dengan membandingkan nilai rhitung
dengan nilai rtabel Product Moment. Jika nilai rhitung ≥ rtabel maka indikator atau
pertanyaan kuesioner dikatakan valid, begitupula sebaliknya. Data juga
dikatakan valid jika nilai sig. (2-tailed) data <0.05.
Peneliti akan melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan
software SPSS version 26. Pengujian realibilitas cukup dengan
membandingkan ralpha atau angka cronbach alpha dengan nilai 0,7. Jika ralpha
atau angka cronbach alpha ≥ 0,7 maka indikator atau pertanyaan kuesioner
dikatakan reliabel, begitupula sebaliknya.
Peneliti juga menggunakan uji t (parsial). Uji t ini digunakan untuk
menguji seberapa tinggi pengaruh variabel bebas secara sendiri-sendiri atau
melakukan uji satu-satu terhadap variabel terikat. Uji t digunakan melalui dasar
pengambilan keputusan dimana jika nilai probabilitas signifikasi > 0.05. maka
hipotesis ditolak. Ketika hipotesis ditolak maka variabel independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, dan jika nilai probabilitas
signifikasi < 0.05, maka hipotesi diterima. Maka dapat dikatakan variabel
bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat atau dependen.
37
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik analisis data, yaitu:
1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif
Teknik analisis statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data kuesioner yang telah terkumpul dari jawaban responden di Desa
Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
(generalisasi).
Teknik analisis statistik deskriptif yang akan digunakan dalam
penelitian ini berupa tabel, perhitungan modus, median, mean (pengukuran
tendensi sentral), perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata
dan standar deviasi, serta perhitungan persentase (%). Penentuan persentase
dari perolehan data hasil kuesioner dari masing-masing variabel
menggunakan rumus perhitungan persentase:
% =𝑛
𝑁 x 100%
Keterangan rumus:
n = Skor yang diperoleh
N = Skor ideal
% = Persentase
Data yang sudah dipersentasekan lalu ditafsirkan dengan kalimat-
kalimat yang bersifat kualitatif, dimana hasil persentase itu dapat
digolongkan sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1:
38
Tabel 3.1. Kriteria Jawaban Responden
Persentase Jawaban Tafsiran Kualitatif
80% - <100%
60% - <80%
40% - < 60%
20% - < 40%
0% - < 20%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Tidak Baik
(Arikunto, 2010)
2. Teknik Analisis Regresi Linier Sederhana
Teknik analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat besaran
pengaruh variable (X) terhadap variabel (Y) pada pilkada serentak tahun
2018 di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
Digunakan pula untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan
tersebut untuk membuat perkiraan (prediction). Adapun rumus persamaan
regresi sederhana yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:
Ý = a + bX
Keterangan rumus:
Ý = variabel Partisipasi Politik
X = variabel Pengetahuan Politik
a = konstanta
b = koefisien regresi
Analisis regresi dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan
software SPSS version 24.0. Hasil analisis regresi dapat digunakan pula
39
untuk melakukan uji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Dasar
pengambilan keputusannya, adalah:
a. Jika nilai P value (sig) ≥ 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak
b. Jika nilai P value (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima
F. Teknik Pengabsahan Data
Untuk mengukur data, ada dua konsep yang digunakan yaitu validitas
dan reliabilitas. Suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bisa
datanya kurang valid dan kurang reliable.
1. Uji Validitas
Uji validasi dimaksudkan untuk mengetahui validasi instrumen/
kuesioner. Menurut (Sugiyono, 2016) “hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti”. Teknik yang digunakan
yaitu korelasi Pearson Product Moment, yaitu cara melakukan korelasi
masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel/pertanyaan
dikatakan valid bila skor variabel/pertanyaan tersebut berkorelasi secara
signifikan dengan skor total.
2. Uji Realibilitas
Uji realibilitas di lakukan dengan maksud untuk mengetahui tingkat
konsistensi terhadap instrumen-instrumen yang mengukur konsep.
Realibilitas merupakan syarat untuk tercapainya validitas kusioner dengan
tujuan penelitian. Teknik pengujian realibilitas yang dilakukan yaitu dengan
40
menggunakan nilai Cronbach’s Alpa. Adapun rumus Alpha tersebut adalah
sebagai berikut:
r11=[𝑘
(𝑘−1)1 −
∑ 𝜎𝑏2
𝜎12 ][1-
∑ 𝜎𝑏2
𝜎12 ]
Dimana:
R11 = realibilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
∑𝜎𝑏2 = jumlah varian butir
𝜎12 = varian total
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripasi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Desa Kompang
Desa Kompang adalah sebuah Desa disebelah Barat Kabupaten Sinjai
yang berbatasan langsung dengan Desa Pattongko, Desa Saotanre, Desa
Gantarang dan Desa Bonto Salama Kecamatan Sinjai Barat. Nama K ompang
sendiri memiliki banyak versi menurut berbagai narasumber, diantaranya
yakni:
a. Salah satu cerita yang tersebar di masyarakat menyebutkan bahwa Kompang
Berasal dari kata Kompak dan Company (dibaca kompeni) karena dulu
daerah Desa Kompang sangat stragis untuk mengatur strategi perang.
Sehingga membuat warga setempat resah dan Kompak untuk melakukan
perlawanan serta mengusir para kompeni tersebut.
b. Kompang yang dulu biasa disebut dengan KOMBANG, bahkan sampai saat
ini masih ada yang sering menyebut demikian terutama masyarakat di
bagian Sinjai Barat. Adalah salah satu versi yang kami temukan di
masyarakat. Dan kata KOMBANG berubah menjadi KOMPANG karena
adanya pengaruh dari bahasa bugis dari wilayah Bone. Sementara itu, dari
bahasa yang digunakan berasal dari bahasa konjo yang sampai pada
pembentukan desa pertamakali berubah menjadi Kompang.
Desa Kompang merupakan salah satu desa tua dari tujuh desa yang
terbentuk pada tahun 1960 di Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai,
42
historisnya berawal dari isu bahwa masyarakat Kompang pada saat itu akan
diikutkan ke Desa lain. Tapi ada pula yang tetap bertahan untuk berdiri sendiri
karena Kompang mempunyai historis tersendiri. Pada waktu terbentuknya
Desa, berubalah dari istilah Gallarang menjadi Kampung. Maka dari itu
terbentuklah pemerintahan dengan tiga kepala kampung yaitu : dusun Bonto,
dusun Tombolo, dusun Burungeng yang sekarang biasa disebut sebagai Dusun
Barugae.
Kepala desa yang pernah memimpin di desa Kompang berturut-turut
tertera dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.1.
Daftar Nama Kepala Desa Kompang Secara Definitif
No Nama Jabatan Ket.
1. Tamir Huseng 1960 s/d 1963 Definitif
2. A. Abd. Kadir 1963 s/d 1968 Definitif
3. Hodde 1968 s/d 1976 Definitif
4. Abd. Karim L. 1976 s/d 1983 Definitif
5. Muh. Kamil 1983 s/d 1985 Definitif
6. Baharuddin S. 1985 s/d 2008 Definitif
7. Ansar 2008 s/d 2014 Definitif
8. Muh. Harfin 2014 s/d 2015 Plt.
9. Ansar. A.Ma.Pust. 2015 Sampai Sekarang Definitif
(Sumber: Profil Desa Kompang, tahun 2018)
2. Kondisi Geografis dan Demografis
Desa Kompang adalah salah satu desa di Kecamatan Sinjai Tengah yang
mempunyai luas wilayah 14,23 Km2. Jumlah penduduk Desa Kompang
sebanyak 2.167 jiwa yang terdiri Kepala Keluarga sebanyak 675 KK.
Sedangkan jumlah keluarga miskin (Gakin) 97 KK dengan persentase 21
persen dari jumlah keluarga yang ada di Desa Kompang.
43
Berdasar letak geografis wilayah, desa Kompang Berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara : Desa Pattongko Kec. Sinjai Tengah.
b. Sebelah Timur : Desa Saotanre Kec. Sinjai Tengah.
c. Sebelah Selatan : Desa Gantarang Kec. Sinjai Tengah.
d. Sebelah Barat : Desa Bonto salama Kecamatan Sinjai Barat.
Secara Topografi, Desa Kompang merupakan wilayah Perkebunan dan
Perbukitan dengan luas 12,23 Km². Secara Administratif wilayah Desa
Kompang terdiri dari 30 RT, dan 12 RW, meliputi 3 Dusun. Dengan kondisi
topografi demikian, Desa Kompang merupakan daerah Perbukitan dengan
Ketinggian 500 s/d 1.447 meter diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata
berkisar antara 20° celcius s/d 30° celcius, dengan curah hujan rata-rata 2000-
3000 mm pertahun.
3. Demografi
Jumlah penduduk Desa Kompang Pada tahuan 2017 ada sebanyak 675
Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 2.071 jiwa yang terdiri dari
1.020 laki-laki dan 1.036 perempuan. Rata-rata setiap keluarga terdiri dari 4
anggota keluarga. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat
dilihat pada tebel berikut :
Tabel 4.2.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2018
No Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
1. 1.020 1.036 2.071
(Sumber: Profil Desa Kompang, tahun 2018)
44
Seperti terlihat dalam tabel di atas, menunjukan bahwa jenis kelamin
perempuan lebih banyak sekitar 16 Jiwa dari pada jenis kelamin laki-laki.
Agar dapat mendiskripsikan lebih lengkap tentang informasi keadaan
kependudukan di Desa Kompang dilakukan identifikasi jumlah penduduk
dengan menitik beratkan pada klasifikasi usia dan jenis kelamin. Sehingga
akan diperoleh gambaran tentang kependudukan Desa Kompang yang lebih
komprehensif. Untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan deskripsi
tentang jumlah penduduk di Desa Kompang berdasarkan pada usia dan jenis
kelamin secara detail dapat dilihat dalam lampiran tabel berikut ini.
Tabel 4.3.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia Tahun 2018
No Kelompok Usia L P Jumlah
1 0-5 99 96 195
2 5-7 40 52 92
3 7-13 78 109 185
4 13-16 122 54 176
5 16-19 54 69 123
6 19-23 68 66 134
7 23-30 121 118 239
8 30-40 161 177 338
9 40-56 184 185 369
10 56-65 51 54 109
11 65-75 28 34 62
12 >75 14 20 34
Jumlah 1020 1034 2056
(Sumber: Profil Desa Kompang, tahun 2018)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa frekuensi karakteristik
berdasarkan umur yang terendah berada pada interval umur 5 sampai 7 tahun
sebanyak 92 orang. Sedangkan frekuensi tertinggi terdapat pada interval umur
40 sampai 56 tahun sebayak 369 orang.
45
4. Prasarana dan Sarana Desa
Pembangunan Infrastruktur akan dihadapkan pada terbatasnya
kemampuan Pemerintah Desa untuk menyediakannya. Pada sebagian
infrastruktur, pihak Desa telah berhasil menghimpun swadaya masyarakat
murni yang terkoordinir di masing-masing RT dan RW.
Tabel 4.4.
Jumlah Sarana dan Prasarana Desa Tahun 2018
No Jenis prasarana & sarana desa Volume
1. Balai Pertemuan Masyarakat 1 unit
2. Kantor Sekretariat 1 Unit
3. Balai Dusun 1 Unit
4. Rumah Jabatan Kepala Desa - unit
5. Perpustakaan Desa 1 Unit
6. Pos Kamling 2 Unit
7. Kendaraan Operasional Desa 1 Unit
8. Pasar desa 0 unit
9. Bumdes 1 unit
10. TK/Paud 3 Unit
11. Sekolah Dasar 3 unit
12. SMP 1 unit
13. SMA 0 unit
(Sumber: Profil Desa Kompang, tahun 2018)
Beberapa masalah infrastruktur yang perlu mendapat perhatian dan
merupakan kebutuhan bagi masyarakat desa antara lain :
a. Pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan
b. Perbaikan kantor dan balai pertemuan
c. Saluran / Jaringan Irigasi
d. Pembangunan jalan desa termasuk setapak
e. Pembangunan Drainase
f. Perbaikan sarana dan prasarana olahraga.
g. Pembangunan jaringan listrik PLN.
46
5. Pendidikan
Ilmu pengetahuan menjadi ukuran seseorang untuk berkembang dimana
semakin tinggi pendidikan, maka kualitas penduduk juga akan lebih baik. Hal
ini yang harus menjadi kesadaran bagi masyarakat bahwa pendidikan adalah
sesuatu yang harus dilakukan dan disadari untuk bisa mengembangkan daerah
yang lebih maju.
Desa Kompang tingkat pendidikan penduduk sangat beragam, adapun
tingkat pendidikan penduduk Desa Kompang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5.
Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Terakhir Jumlah Penduduk
1 Sekolah Dasar 347
2 SMP/SLTP 479
3 SMA/SLTA 562
4 Akademi (D1-D3) 27
5 Sarjana (S1-S3) 48
(Sumber: Profil Desa Kompang, tahun 2018)
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa frekuensi karakteristik
berdasarkan pendidikan yang terendah berada pada pendidikan terakhir
akademi D1-D3 sebanyak 27 orang. Sedangkan frekuensi tertinggi terdapat
pada pendidikan SMA/SLTA sebayak 562 orang.
6. Pemerintahan Umum
Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di sektor
pemerintahan umum, Desa Kompang. telah sejak lama memberikan pelayanan
antara lain berupa : pencatatan sipil/surat-surat keterangan perkawinan yang
telah teradministrasi dengan baik.
47
Desa Kompang terdiri dari 3 Wilayah dusun yakni Dusun Bonto,
Dusun Tombolo, Dusun Barugae dan RT./RW. Dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.6.
Nama Pejabat Wilayah Administrasi Pemerintah Desa Kompang
No N a m a Jabatan
1. Ansar, A.Ma.Pust. Kepala Desa
2 Muh. Harfin Sekretaris Desa
3 Fina Bendahara
4 Risnawati Musba Kepala Urusan Umum
5 Hamsah K. Kasi Pemerintahan
6 Jusran Kasi Pembangunan
7 Staf Sekretariat
8 Sultan Amrin Kepala Dusun Bonto
9 Syarifuddin Kepala Dusun Tombolo
10 Asikin Pella Kepala Dusun Barugae
(Sumber: Profil Desa Kompang, tahun 2018)
Tabel 4.7.
Nama Ketua RW Se Desa Kompang
No Nama Jabatan Dusun
1. Ambo sakka Ketua Dusun Bonto
2. Hardin B. Ketua Dusun Bonto
3. Sanuddin B. Ketua Dusun Bonto
4. Muh. Syuaib H. Ketua Dusun Bonto
5. Muh. Hasir Sau Ketua Dusun Bonto
6. Jumrah S. Ketua Dusun Bonto
7. Nuing Ketua Dusun Bonto
8. Suardi T. Ketua Dusun Tombolo
9. A.Mustafa Ketua Dusun Tombolo
10. Sanji M. Ketua Dusun Barugae
11. Asis Coba Ketua Dusun Barugae
(Sumber: Profil Desa Kompang, tahun 2018)
48
Tabel 4.8.
Nama Ketua RT Se Desa Kompang
No Nama Jabatan Dusun
1. Nurdiansyah Ketua Tombolo
2. Amiruddin Ketua Tombolo
3. Kaddu Ketua Tombolo
4. Muh Safri Amir Ketua Tombolo
5. Ramli Marsuki Ketua Tombolo
6. Muh. Ali Ketua Tombolo
7. Abidin Dodo Ketua Tombolo
8. Sultan Talle Ketua Tombolo
9. Abd. Halim K. Ketua Bonto
10. Ambo Tang J. Ketua Bonto
11. Ramadhan E. Ketua Bonto
12. Hademan T. Ketua Bonto
13. Mustafa Ketua Bonto
14. Muh. Asri P. Ketua Bonto
15. Lihung Ketua Bonto
16. Bahring Ketua Bonto
17. Kamaruddin M. Ketua Bonto
18. M. Abustam Ketua Bonto
19. Kamaruddin R. Ketua Bonto
20. Sultan Ketua Bonto
21. Jufri T. Ketua Bonto
22. Tahir Sakkari Ketua Bonto
23. Sulaiman Ketua Barugae
24. Asis Pade Ketua Barugae
25. Appe Cuing Ketua Barugae
26. Suardi Pakko Ketua Barugae
27. Coli Tae Ketua Barugae
28. Sattu Ketua Barugae
29. Tuwo Ketua Barugae
30. Abu Mangngu Ketua Barugae
(Sumber: Profil Desa Kompang, tahun 2018)
7. Data pemilih Desa Kompang
Pada tanggal 27 Juni 2018, Indonesia secara serentak melaksanakan
kegiatan demokrasi berupa Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) di tiap-tiap
daerah. masyarakat yang terdaftar sebagai pemilih tetap di Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten Sinjai tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
49
Tabel 4.9.
Pemilih dan Pengguna Hak Pilih di Desa Kompang
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Pemilih 745 754 1500
Pengguna Hak
Pilih 572 618 1190
Partisipasi 76.78% 81.96% 79.33%
(Sumber : KPU Kabupaten Sinjai, 2018)
Berdasarkan data diatas dapat kita ketahui jumlah pemilih dari
masyarakat Kecamatan Sinjai Tengah khususnya Desa Kompang. Rekapitulasi
data di Desa Kompang dapat diketahui ada 1.500 pemilih yang terdiri dari laki-
laki berjumlah 745 pemilih dan perempuan berjumlah 754 pemilih. Pengguna
hak pilih di Desa Kompang berjumlah 1.190 pengguna hak pilih, meliputi
pengguna hak pilih laki-laki yang berjumlah 572 dan perempuan yang
berjumlah 618. Secara keseluruhan data di Desa Kompang total partisipasi
politik masyarakat sebesar 79,33% dengan presentase suara sah sebesar 98%.
B. Deskripsi Data Responden Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Kompang dengan Responden penelitian
adalah masyarakat Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai
yang ikut berpatisipasi dalam Pilkada serentak tahun 2018, sampel yang
digunakan pada penelitian ini berjumlah 50 orang dengan rincian responden
dibawah ini.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat sesuai
dengan tabel 4.10.
50
Tabel 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
JENIS KELAMIN FREKUENSI
Absolut Presentase (%)
Laki-laki 47 94%
Perempuan 3 6 %
JUMLAH 50 100 %
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa frekuensi karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin yang terendah berada pada interval jenis
kelamin perempuan sebanyak 3 orang dengan presentase 6%. Sedangkan
frekuensi tertinggi terdapat pada interval jenis kelamin laiki-laki sebayak 47
orang dengan presentase 94%.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat sesuai dengan
tabel 4.11.
Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
UMUR FREKUENSI
Absolut Presentase (%)
28 – 32 Tahun 9 18 %
33 – 37 Tahun 14 28 %
38 – 50 Tahun 27 54 %
JUMLAH 50 100 %
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa frekuensi karakteristik
responden berdasarkan umur yang terendah berada pada interval umur 28
sampai 32 tahun sebanyak 4 orang dengan presentase 18%. Sedangkan
frekuensi tertinggi terdapat pada interval umur 38 sampai 50 tahun sebayak 27
orang dengan presentase 54%.
51
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat sesuai
dengan tabel 4.12.
Tabel 4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
PENDIDIKAN TERAKHIR FREKUENSI
Absolut Presentase (%)
Tidak Sekolah 2 4 %
SD 4 8 %
SMP 9 18 %
SMA 25 50 %
S1 7 14 %
S2 3 6 %
JUMLAH 50 100 %
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa frekuensi karakteristik
responden berdasarkan pendidikan yang terendah berada pada interval tidak
sekolah sebanyak 2 orang dengan presentase 4%. Sedangkan responden
dengan frekuensi tertinggi berada pada SMA sebanyak 25 orang dengan
presentase 50%.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan mengunakan
kuesioner yang dibagikan kepada 50 responden maka dari itu ditemukan
beberapa hal terkait dengan jawaban yang diberikan oleh responden. Pada
penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan sebagai objek penelitian.
Variabel yang dimaksud adalah variabel Pengetahuan Politik sebagai variabel
independen (X) dan variabel Partisipasi Politik sebagai variabel terkait (Y)
pada Pilkada Serentak tahun 2018 di Desa Kompang.
52
1. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Pengrauh Pengetahuan Politik
terhadap Partsipasi Politik Masyarakat pada Pilkada Serentak Tahun
2018 di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai
Secara Parsial.
Setelah keseluruhan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka tahap
selanjutnya dilakukan uji regresi linier sederhana secara parsial tentang
variabel pengetahuan politik terhadap variabel partsipasi politik masyarakat
pada pilkada serentak tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai.
a. Pengaruh Pengetahuan Tentang Pemerintah (X1) terhadap Partisipasi
Politik (Y).
Pengetahuan tentang pemerintah, yang dimaksud tentang pemerintah
dalam penelitian ini yaitu masyarakat telah mengetahui calon bupati dan
calon wakil bupati yang ikut pada pilkada serentak tahun 2018 di Kabupaten
Sinjai. Untuk mengetahui indikator pengetahuan tentang pemerintah dapat
diukur melalui sub indikator dalam tiga pernyataan. Untuk mendeskripsikan
pernyataan dari ke 50 responden dengan sub indikator pengetahuan
pemerintah terhadap partisipasi politik dapat dilihat dalam pengolahan data
hasil uji analisis regresi linier sederhana sacara parsial pada berikut :
Tabel 4.13
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Sederhana
Pengaruh Pengetahuan tentangPemerintah (X1)
terhadap Partisipasi Politik (Y)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .374a .140 .122 5.68639
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan tentang Pemerintah
53
Berdasarkan hasil uji regresi linier sedehana pada tabel 4.13 Model
Summary diatas, menjelaskan besarnya nilai korelasi atau hubungan (R)
sebesar 0,374. Besar Pengaruh Pengetahuan tentang Pemerintah (X1)
terhadap Partisipasi Politik (Y) ditunjukkan oleh nilai R Square yaitu
sebesar 0,140 artinya 14,0%. Hasil ini didapatkan berdasarkan jawaban 50
orang responden atas 3 (tiga) pernyataan untuk menganalisis pengaruh
indikator pengetahuan tentang pemerintah (X1) terhadap Partisipasi Politik
(Y), yaitu yang terkait dengan : (1) pemberian suara yang menunjang
partisipasi politik; dan (2) Partisipasi dalam rapat umum yang menunjang
partisipasi politik.
Hasil ini juga sekaligus menunjukkan bahwa Hipotesis pertama
diterima, yaitu ada pengaruh antara indikator pengetahuan tentang
pemerintah (X1) terhadap Partisipasi Politik (Y), hanya saja pengaruhnya
tergolong kecil, yaitu hanya berpengaruh sebesar 14,0%.
b. Pengaruh Pengetahuan Tentang Aturan Main Politik (X2) terhadap
Partisipasi Politik (Y).
Pengetahun tentang aturan main politik, yang dimaksud dalam
penelitian ini yakni masyarakat telah memahami aturan yang telah
ditetapkan mengenai proses pilkada serentak tahun 2018 di Kabupaten
Sinjai guna memastikan pelaksanaan Pilkada berlangsung sesuai dengan
aturan dan Undang-Undang yang berlaku, karena Pilkada sejatinya adalah
milik masyarakat. Untuk mengetahui indikator pengetahuan tentang aturan
main politik dapat diukur melalui sub indikator dalam tiga pernyataan.
54
Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke 50 responden dengan sub
indikator pengetahuan tentang aturan main politik terhadap partisipasi
politik dapat dilihat dalam pengolahan data hasil uji analisis regresi linier
sederhana sacara parsial pada berikut :
Tabel 4.14
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Sederhana
Pengaruh Pengetahuan tentang aturan main politik (X2)
terhadap Partisipasi Politik (Y)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .403a .163 .145 5.61134
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan tentang aturan main politik
Berdasarkan hasil uji regresi linier sedehana pada tabel 4.14 Model
Summary diatas, menjelaskan besarnya nilai korelasi atau hubungan (R)
sebesar 0,403. Besar Pengaruh Pengetahuan tentang aturan main politik (X2)
terhadap Partisipasi Politik (Y) ditunjukkan oleh nilai R Square yaitu
sebesar 0,163 artinya 16,3%. Hasil ini didapatkan berdasarkan jawaban 50
orang responden atas 3 (tiga) pernyataan untuk menganalisis pengaruh
indikator pengetahuan tentang aturan main politik (X2) terhadap Partisipasi
Politik (Y), yaitu yang terkait dengan : (1) Partisipasi dalam diskusi politik
Informal yang menunjang partisipasi politik; dan (2) Ikut kampanye yang
menunjang partisipasi politik.
Hasil ini juga sekaligus menunjukkan bahwa Hipotesis pertama
diterima, yaitu ada pengaruh antara indikator pengetahuan tentang aturan
main politik (X2) terhadap Partisipasi Politik (Y), hanya saja pengaruhnya
tergolong kecil, yaitu hanya berpengaruh sebesar 16,3%.
55
c. Pengaruh Pengetahuan Tentang Lingkungan dan Masyarakat (X3)
terhadap Partisipasi Politik (Y).
Pengetahuan tentang lingkungan dan masyarakat, yang dimaksudkan
dalam penelitian ini yaitu pemilih dianggap cakap dan sudah dapat
mengambil bagian sebagai subyek dalam pelaksanaan Pilkada, apabila
masyarakat sudah mampu berpartisipasi aktif untuk turut mengawasi
pelaksanaan Pilkada di lingkungannya. Untuk mengetahui indikator
pengetahuan tentang lingkungan dan masyarakat dapat diukur melalui sub
indikator dalam tiga pernyataan. Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke
50 responden dengan sub indikator pengetahuan tentang lingkungan dan
masyarakat terhadap partisipasi politik dapat dilihat dalam pengolahan data
hasil uji analisis regresi linier sederhana sacara parsial pada berikut :
Tabel 4.15
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Sederhana
Pengaruh Pengetahuan tentang Lingkungan dan Masyarakat (X3)
terhadap Partisipasi Politik (Y)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .050a .003 -.018 6.12410
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Lingkungan dan Masyarakat
Berdasarkan hasil uji regresi linier sedehana pada tabel 4.15 Model
Summary diatas, menjelaskan besarnya nilai korelasi atau hubungan (R)
sebesar 0,050. Besar Pengaruh Pengetahuan tentang lingkungan dan
masyarakat (X3) terhadap Partisipasi Politik (Y) ditunjukkan oleh nilai R
Square yaitu sebesar 0,003 artinya 00,3%. Hasil ini didapatkan berdasarkan
56
jawaban 50 orang responden atas 3 (tiga) pernyataan untuk menganalisis
pengaruh indikator pengetahuan tentang lingkungan dan masyarakat (X3)
terhadap Partisipasi Politik (Y), yaitu yang terkait dengan : (1) Ikut
kampanye yang menunjang partisipasi politik; dan (2) Partisipasi dalam
diskusi politik Informal yang menunjang partisipasi politik.
Hasil ini juga sekaligus menunjukkan bahwa Hipotesis pertama
ditolak, yaitu tidak ada pengaruh antara indikator pengetahuan tentang
lingkungan dan masyarakat (X3) terhadap Partisipasi Politik (Y).
Tabel 4.16
Rekapitulasi Nilai Hasil Uji Regresi Linier Sederhana secara Parsial
Pengaruh Indikator Variabel Pengetahuan Politik (X)
Terhadap Variabel Partisipasi Politik (Y)
No. Indikator Variabel X Besar Pengaruh terhadap
Variabel Y
1 Pengetahuan tentang
pemerintah (X1) 14,0%
2 Pengetahun tentang aturan
main politik (X2) 16.3%
3 Pengetahuan tentang
lingkungan dan
masyarakat (X3)
00,3%
2. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Pengaruh Pengetahuan Politik
Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat pada Pilkada Serentak Tahun
2018 di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai
Secara Simultan.
Untuk melihat hasil pengaruh pengetahuan politik terhadap partisipasi
politik masyarakat pada pilkada serentak tahun 2018 di Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai pada responden yang berjumlah
sebanyak 50 orang yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
57
sederhana secara simultan dengan bantuan SPSS versi 26. Adapun hasil
analisis regresi sederhana dapat diperoleh seperti pada penjelasan dibawah ini:
a. Analisis Regresi Linear Sederhana dan Uji T (Uji Parsial)
Penelitian ini memiliki dua fokus utama yaitu untuk melihat pengaruh
antara variabel (X) pengetahuan politik dan variabel (Y) Partisipasi politik,
apakah terdapat pengaruh yang positif atau negatif dan pengaruh yang
signifakan. Untuk memudahkan peneliti dalam mengetahui hubungan antara
variabel X dan variabel Y apakah diperoleh positif atau negatif, maka
dilakukan analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana
ini dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS 26. Berikut ini adalah data yang
menjelaskan seperti apa hubungan dari kedua variabel dalam penelitian ini:
Tabel 4.17.
Hasil Regresi Linear Sederhana
Variabel Pengetahuan Politik terhadap Partisipasi Politik
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 49.420 6.554 7.540 .000
Pengetahuan Politik .474 .175 .365 2.712 .009
a. Dependent Variable: Partisipasi Politik
Adapun rumus model persamaan regresi sederhana yang digunakan
dalam menentukan besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam
penelian ini sebagai berikut:
Y = a + bX
Y = 49,420 + 0,474 X
Berdasarkan persamaan regresi diatas maka dapat diinterprestasikan
bahwa Constanta (a) sebesar 49,420. Sedangkan nilai koefisien regresi (b)
58
sebesar 0,474 yang menyatakan bahwa variabel independen atau
pengetahuan politik (X) berpengaruh positif terhadap variabel dependen
atau partisipasi politik (Y). Persamaan tersebut dapat diterjemahkan nilai
Constanta sebesar 49,420 yang mengandung arti bahwa nilai konsisten
variabel Partisipasi Politik adalah sebesar 49,420 dan nilai koefisien regresi
Pengetahuan Politik sebesar 0,474 yang menyatakan bahwa setiap
penambahan 1% nilai Pengetahuan Politik, maka nilai Partisipasi Politik
bertambah sebesar 0,474. Koefisien regresi tersebut bernilai positif,
sehingga dapat dikatakan bahwa arah pengaruh variabel X terhadap Y
adalah positif.
Pengambilan keputusan dalam uji regresi sederhana berdasarkan nilai
signifikansi sebesar 0,009 ≥ 0,05, sehingga dapat disimpulakan bahwa
variabel Pengetahuan Politik (X) tidak berpengaruh terhadap Variabel
Partisipasi Politik (Y). berdasarkan hasil uji t diketahui nilai thitung sebesar
2,712 ≥ ttabel 2,011, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pengetahuan
Politik (X) berpengaruh terhadap Variabel Partisipasi Politik (Y) pada
Pilkada Serentaak tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai yang menunjukan hipotesis (Ha) diterima.
b. Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan dengan tujuan untuk melihat apakah pengetahuan
politik atau variable (X) sebagai variabel independen secara bersama-sama
(simultan) mempengaruhi partisipasi politik atau variable (Y) sebagai
variabel dependennya.
59
Kemudian untuk melihat simultannya, dapat menggunakan rumus
apabila nilai Fhitung ≥ dari nilai Ftabel, maka berarti variabel independen yakni
pengetahuan politik atau variable (X) secara bersama-sama memberikan
pengaruh terhadap variabel dependen yakni partisipasi politik atau variable
(Y). Uji F dapat pula dilihat melalui tingkat singnifikansi dengan
membandingkan dengan jumlah signifikansi dengan 0,05. Apabila nilai Sing
lebih kecil dari 0,05 berarti ada pengaruh begitupun sebaliknya. Adapaun
hasil perhitungan uji F dapat dilihat pada tabel berikut:
Tebel 4.18 : Uji F (Simultan)
ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 239.811 1 239.811 7.355 .009b
Residual 1565.009 48 32.604 Total 1804.820 49
a. Dependent Variable: Partisipasi Politik
b. Predictors: (Constant), Pengetahuan Politik
Pengambilan keputusan dalam uji regresi linear sederhana mengacu
pada dua hal yaitu :
1) Jika nilai signifikan lebih kecil ≤ 0,05 artinya variabel X berpengaruh
terhadap variabel Y, maka Ha diterima.
2) Jika nilai signifikan lebih besar ≥ 0,05 artinya variabel X tidak
berpengaruh terhadap variabel Y, maka Ha ditolak.
Berdasarkan hasil analisis data statistik tabel 4.48 Anova tersebut
digunakan untuk menentukan model persamaan regresi linear sederhana
yang diketahui bahwa nilai Fhitung = 7,355 dengan tingkat signifikan sebesar
0,009 lebih besar ≥ dari 0,05 maka variabel pengetahuan politik (X) tidak
berpengaruh terhadap variabel partisipasi politik (Y) dengan demikan dapat
60
diketahui bahwa Ha ditolak karena nilai Signifikasi lebih besar dari 0,05
yang artinya hipotesis yang mengatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
pengetahuan politik terhadap partisipasi politik masyarakat pada pilkada
serentak tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten
Sinjai.
c. Uji Koefisien Determinan
Uji koefisien determinan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
persentase total variasi dalam variabel partisipasi politik sebagai variabel
dependent yang diterangkan oleh variabel pengetahuan politik sebagai
variabel independent. Karena penelitian ini menggunakan analisis regresi
linear sederhana, maka untuk melihat nilai koefisien determinan adalah nilai
R Square. Berikut ini tabel yang menyajikan hasil uji determinan.
Tabel 4.19 : Uji Koefisien Determinan
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .365a .133 .115 5.71002
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Politik
Berdasarkan hasil analisis data statistik tabel 4.17 model summary
diatas, menjelaskan besarnya nilai korelasi atau hubungan (R) sebesar
0,365. Besar pengaruh variabel independen atau pengetahuan politik
terhadap variabel dependen atau partisipasi politik ditunjukkan oleh nilai R
Square sebesar 0,133 artinya 13,3% besar pengaruh variabel independen
atau pengetahaun politik (X) terhadap variabel dependen atau partisipasi
61
politik (Y) pada Pilkada serentak tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan
Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
Dari hasil output tersebut berada pada tingkatan sangat tidak baik.
Sedangkan sisanya (100% – 13,3% = 86,7%) dijelaskan oleh variabel lain di
luar penelitian. Melihat masih terdapat angka 86,7%) yang merupakan
variabel diluar penelitian, maka untuk dilakukan penelitian lanjutan oleh
peneliti selanjutnya untuk mengetahui variabel yang belum masuk pada
penelitian kali ini.
C. Pembahasan
Setelah seluruh data yang diperoleh dalam penelitian diuraikan, maka
tahap selanjutnya akan dilakukan pembahasan data yang telah diuraikan
tersebut. Interpretasi data secara keseluruhan untuk masing-masing variabel
dapat dilakukan secara terlebih dahulu diklasifikasikan berdesaekan nilai-nilai
yang diperoleh dari responden. Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan,
maka keseluruhan data yang diperoleh dari responden untuk masing-masing
variabel dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Pengrauh Secara Parsial Pengetahuan Politik terhadap Partsipasi Politik
Masyarakat pada Pilkada Serentak Tahun 2018 di Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
a. Pengaruh Pengetahuan Tentang Pemerintah (X1) terhadap Partisipasi
Politik (Y).
Pengetahuan tentang pemerintah, yang dimaksud tentang pemerintah
dalam penelitian ini yaitu masyarakat telah mengetahui calon bupati dan
calon wakil bupati yang ikut pada pilkada serentak tahun 2018 di Kabupaten
62
Sinjai. Hasil ini juga sekaligus menunjukkan bahwa Hipotesis pertama
diterima, yaitu ada pengaruh antara indikator pengetahuan tentang
pemerintah (X1) terhadap Partisipasi Politik (Y), hanya saja pengaruhnya
tergolong kecil.
Pemerintahan di daerah merupakan bagian dari penyelenggaraan
pemerintah pusat sebagai konsekuensi Indonesia memakai sistem
pemerintahan presidensiil. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan
tertinggi dalam Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan kewajiban pemerintahan untuk menuju tujuan negara
Indonesia yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV. Karena
tugas dan kewajiban presiden sangat banyak, maka memerlukan bantuan
dari pemerintah daerah, sebagai konsekuensi bentuk negara kesatuan adanya
pembagian wilayah Republik Indonesia menjadi daerah besar (propinsi) dan
daerah kecil (kabupaten/kota) seperti dalam pasal 18 UUD 1945 (Wijayanti
& Satriawan, 2009).
b. Pengaruh Pengetahuan Tentang Aturan Main Politik (X2) terhadap
Partisipasi Politik (Y).
Pengetahun tentang aturan main politik, yang dimaksud dalam
penelitian ini yakni masyarakat telah memahami aturan yang telah
ditetapkan mengenai proses pilkada serentak tahun 2018 di Kabupaten
Sinjai guna memastikan pelaksanaan Pilkada berlangsung sesuai dengan
aturan dan Undang-Undang yang berlaku, karena Pilkada sejatinya adalah
milik masyarakat. Hasil ini juga sekaligus menunjukkan bahwa Hipotesis
63
pertama diterima, yaitu ada pengaruh antara indikator pengetahuan tentang
aturan main politik (X2) terhadap Partisipasi Politik (Y), hanya saja
pengaruhnya tergolong kecil.
Sistem pemilu adalah seperangkat metode yang mengatur warga
negara untuk memilih para wakilnya yang akan duduk di lembaga legislatif
dan eksekutif. Sistem pemilihan ini penting dalam suatu sistem
pemerintahan demokrasi perwakilan (Asfar, 2006), sebab : Sistem
pemilihan mempunyai konsekuensi pada tingkat proporsionalitas hasil
pemilihan. Sistem pemilihan memengaruhi bentuk kabinet yang akan
dibentuk, Sistem pemilihan membentuk sistem kepartaian, khusus berkaitan
dengan jumlah partai politik yang ada di dalam sistem kepartaian tersebut,
Sistem pemerintahan memengaruhi akuntabulitas pemerintahan, khususnya
akuntabilitas para wakil terhadap pemilihmya, Sistem pemilu mempunyai
dampak pada tingkat kohesi partai politik, Sistem pemilihan berpengaruh
terhadap bentuk dan tingkat partisipasi politik warga, Sistem pemilihan
adalah elemen demokrasi yang lebih mudah untuk dimanipulasi
dibandingkan dengan elemen demokrasi lainnya, oleh karena itu, jika suatu
negara bermaksud mengubah tampilan atau wajah demokrasinya. Hal itu
dapat dilakukan dengan mudah melalui perubahan sistem pemilunya dan
Sistem pemilihan juga dapat dimanipulasi melalui berbagai peraturan yang
tidak demokratis dalam tingkat pelaksanaannya.
64
c. Pengaruh Pengetahuan Tentang Lingkungan dan Masyarakat (X3)
terhadap Partisipasi Politik (Y).
Pengetahuan tentang lingkungan dan masyarakat, yang dimaksudkan
dalam penelitian ini yaitu pemilih dianggap cakap dan sudah dapat
mengambil bagian sebagai subyek dalam pelaksanaan Pilkada, apabila
masyarakat sudah mampu berpartisipasi aktif untuk turut mengawasi
pelaksanaan Pilkada di lingkungannya. Hasil ini juga sekaligus
menunjukkan bahwa Hipotesis pertama ditolak, yaitu tidak ada pengaruh
antara indikator pengetahuan tentang lingkungan dan masyarakat (X3)
terhadap Partisipasi Politik (Y).
Kesadaran politik warga negara menjadi faktor determinan dalam
partisipasi politik masyarakat, artinya berbagai hal pengetahuan dan
kesadaran akan hak dan kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan
masyarakat dan kegiatan politik menjadi ukuran dan kadar seseorang terlibat
dalam proses partisipasi politik. Berdasarkan fenomena ini maka W. Page
memberikan model partisipasi menjadi empat tipe (Rahman, 2007): Apabila
seseorang memiliki kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah
tinggi maka partisipasi politik cenderung aktif, Sebaliknya kesadaran dan
kepercayaan sangat kecil maka partisipasi politik menjadi pasif dan apatis,
Kesadaran politik tinggi tetapi kepercayaan terhadap pemerintah lemah
maka perilaku yang muncul adalah militan radikal, dan Kesadaran politik
rendah tetapi kepercayaan pada pemerintah tinggi maka partisipasinya
menjadi sangat pasif, artinya hanya berorientasi pada output politik.
65
2. Pengaruh Secara Simultan Pengetahuan Politik terhadap Partsipasi
Politik Masyarakat pada Pilkada Serentak Tahun 2018 di Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
Sumber pengetahuan dan pemahaman tentang politik dapat diperoleh dari
pendidikan politik. Pendidikan politik disebut pula sebagai political forming
atau politische bildung. Disebut “forming” karena terkandung intensi untuk
membentuk insan politik yang menyadari status atau kedudukan politiknya di
tengah masyarakat. Dan disebut “bildung” (pembentukan dan pendidikan diri
sendiri), karena istilah tersebut menyangkut aktivitas: membentuk diri sendiri,
dengan kesadaran penuh dan tanggung jawab sendiri untuk menjadi insan
politik (Kartono, 2009). Menurut (Surbakti, 2010) menjelaskan bahwa
pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik di antara pemberi dan
penerima pesan. Melalui proses ini, para anggota masyarakat mengenal dan
mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya
dari berbagai pihak dalam sistem politik, seperti sekolah pemerintah, dan partai
politik.
Tingginya partisipasi masyarakat pada Pilkada Kabupaten Sinjai tahun
2018 tentu memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu dari dalam diri
masyarakat atau dari luar diri masyarakat tersebut. Salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku politik masyarakat yaitu pengetahuan politik dan aktor
politik. Pengetahuan politik yang didapat oleh masyarakat pada Pilkada
Kabupaten Sinjai tahun 2018 yaitu salah satunya dengan memberikan
pendidikan politik yang dilakukan dengan cara sosialisasi politik oleh lembaga,
partai, ataupun tokoh-tokoh masyarakat.
66
Dalam penelitian (Andriyus, 2013) mengungkapkan bahwa keikutsertaan
masyarakat dalam proses pemilihan umum tidak terlepas dari adanya beberapa
faktor yang mempengaruhi, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum yaitu faktor internal yag
meliputi tingkat pendidikan, tingkat kehidupan ekonomi, dan kesadaran politik.
Sedangkan untuk faktor eksternal meliputi peranan pemerintah, peranan partai
politik, peranan media massa, dan perilaku aktor politik.
Dari hasil laporan Pilkada Kabupaten Sinjai tahun 2018 khususnya di
Desa Kompang telah dilakukan beberapa tahapan sosialisasi yang diberikan
kepada masyarakat seperti sosialisasi tingkat desa, sosialisasi menggunakan
mobil keliling, sosialisasi pembagian stiker, dan sosialisasi lainnya. Gencarnya
sosialisasi politik pada pilkada 2018 tak lain bertujuan meningkatkan
pengetahuan politik masyarakat sehingga mampu meningkatkan kesadaran
politik pada masyarakat serta meningkatkan partisipasi politik pada Pilkada
2018. Walaupun banyak sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat guna
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman politik masyarakat tentang Pilkada
2018, namun masih banyak masyarakat kurang mengetahui tentang politik
khususnya terkait Pilkada 2018. Beberapa orang di Desa Kompang yang
berpendapat bahwa mereka kurang mengetahui adanya sosialisasi tersebut ada
pula yang berpendapat bahwa mereka tidak menghadiri ketika sosialisasi
dilaksanakan. Selain sosialisasi yang dilakukan oleh lembaga, partai, ataupun
tokoh-tokoh masyarakat masih banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan
67
politik masyarakat, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, agama,
lingkungan pergaulan, serta media massa yang di gunakan oleh masyarakat.
Berdasarkan persamaan regresi, maka dapat diinterprestasikan bahwa
nilai Constanta (a) sebesar 49,420. Sedangkan nilai koefisien regresi (b)
sebesar 0,47 yang menyatakan bahwa variabel independen atau pengetahuan
politik (X) berpengaruh positif terhadap variabel dependen atau partisipasi
politik (Y). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif Pengaruh
Pengetahuan Politik Terhadap Partisipasi Masyarakat pada Pilkada Serentak
Tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
Setelah dilakukan Uji F (Uji Simultan) diperoleh dalam menentukan
model persamaan regresi linear sederhana yang diketahui bahwa nilai Fhitung =
7,355 dengan tingkat signifikan sebesar 0,009 lebih besar ≥ dari 0,05 maka
variabel pengetahuan politik (X) tidak berpengaruh terhadap variabel
partisipasi politik (Y) dengan demikan dapat diketahui bahwa Ha ditolak
karena nilai Signifikasi lebih besar dari 0,05 yang artinya hipotesis yang
mengatakan bahwa tidak terdapat pengaruh pengetahuan politik terhadap
partisipasi politik masyarakat pada pilkada serentak tahun 2018 di Desa
Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis ini adalah terdapat pengaruh
positif dan tidak signifikan Pengaruh Pengetahuan Politik Terhadap Partisipasi
Masyarakat pada Pilkada Serentak Tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan
Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Walaupun pengetahuan politik memiliki
korelasi atau hubungan (R) sebesar 0,365 terhadap partisipasi politik, namun
68
dengan perolehan nilai R Square sebesar 0,133 artinya 13,3% presentasenya
sangat kecil. Alasannya, pengaruh pengetahuan politik memiliki pengaruh
dibawah 50%. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat (Surbakti, 2010)
dipengaruhi oleh kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah sebagai
warga Negara. Hal ini menyangkut pengetahuan seseorang tentang lingkungan
masyarakat dan politik, dan menyangkut minat dan perhatian seseorang
terhadap lingkungan masyarakat dan politik tempat dia hidup.
Terkait pengetahuan politik sebagai konsep sentral perilaku politik,
Surbakti menjelaskan bahwa pendekatan psikologis sosial sama dengan
penjelasan yang diberikan dalam model perilaku politik. Salah satu konsep
psikologi sosial yang digunakan untuk menjelaskan perilaku untuk memiliki
pada pemilihan umum berupa identifikasi partai. Konsep ini merujuk pada
persepsi pemilih atas partai-partai yang ada atau keterikatan emosional pemilih
terhadap partai tertentu. Konkretnya, partai yang secara emosional dirasakan
sangat dekat dengannya merupakan partai yang selalu dipilih tanpa terpengaruh
oleh faktor-faktor lain. Selain itu, tingkah laku psikologis menerjemahkan
bahwa dalam tingkah laku politik adalah ia proses belajar, pemahaman,
kognisi, dan simbolis. Proses-proses pembelajaran politik behavioral
sosialisasi. Ketika masyarakat memiliki pengetahuan terkait politik yang
didukung oleh berbagai pemahaman, pengalaman dan kesadaran politik yang
telah dimiliki maka partisipasi politik masyarakat pun menjadi lebih tinggi.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh oleh Budianto, (2017), dengan judul Pengaruh Pendidikan Politik terhadap
69
Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu Tahun 2014 di Kelurahan Simpang Pasir
Kecamatan Palaran Kota Samarinda, hasil penelitian dapat dilihat dari
perhitungan angka korelasi antara kedua variabel adalah sebesar 0.167 dengan
nilai probabilitasnya 0,050 dinyatakan sangat lemah dan dengan nilai R positif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan Pengetahuan Politik Terhadap
Partisipasi Masyarakat pada Pilkada Serentak Tahun 2018 di Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Hasil koefisien korelasi yang
positif diatas menunjukkan bahwa arah hubungan yang berbanding lurus antara
Pengetahuan Politik terhadap Partisipasi Politik.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya tentang
pengetahuan politik pada Pilkada serentak tahun 2018 di Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pengaruh secara parsial pengetahuan politik pada Pilkada serentak tahun 2018
di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai menunjukkan
bahwa ada pengaruh antara indikator pengetahuan tentang pemerintah (X1)
terhadap Partisipasi Politik (Y), hanya saja pengaruhnya tergolong kecil, yaitu
hanya berpengaruh sebesar 14,0%. ada pengaruh antara indikator pengetahuan
tentang aturan main politik (X2) terhadap Partisipasi Politik (Y), hanya saja
pengaruhnya tergolong kecil, yaitu hanya berpengaruh sebesar 16,3%. Dan
tidak ada pengaruh antara indikator pengetahuan tentang lingkungan dan
masyarakat (X3) terhadap Partisipasi Politik (Y) karena 0,003 ≤ dari 0,05
sehingga tidak berpengaruh.
2. Pengaruh secara simultan pengetahaun politik terhadap partisipasi politik
masyarakat berdasarkan pengambilan keputusan dalam menentukan model
persamaan regresi linear sederhana yang diketahui bahwa nilai Fhitung = 7,355
dengan tingkat signifikan sebesar 0,009 lebih besar ≥ dari 0,05 maka variabel
pengetahuan politik (X) tidak berpengaruh terhadap variabel partisipasi politik
(Y) dengan demikan dapat diketahui bahwa Ha ditolak karena nilai Signifikasi
71
lebih besar dari 0,05 yang artinya hipotesis yang mengatakan bahwa tidak
terdapat pengaruh pengetahuan politik terhadap partisipasi politik masyarakat
pada pilkada serentak tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai.
B. Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan diatas, menyatakan bahwa tidak
terdapat pengaruh pengetahuan politik terhadap partisispasi politik pada
PILKADA Serentak 2018 di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah yang
dikategorikan sangat tidak baik, maka disarankan kepada Pemerintah dan
pelaku pelaksana pemilu atau agen-agen politik lainnya untuk memberikan
infromasi positif dan pendidikan politik dalam rangka meninkatkan partisipasi
politik.
2. Masyarakat diharapkan untuk dapat turut berpartisipasi untuk menciptakan
iklim politik yang kondusif dan damai dengan memberikan infromasi-
informasi pemilu yang bermanfaat di kalangan lingkungan masyarakat.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneruskan dan
mengembangkan penelitian yang lebih mendalam pengaruh pengetahuan
politik terhadap partisipasi politik masyarakat pada PILKADA Serentak 2018
di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah dan diharapkan kepada peneliti
yang lain agar menggunakan variabel ataupun indikator lain dalam melakukan
penelitian sehingga dapat semakin menguatkan dan mepertegas tentang adanya
pengaruh penting dan nyata terkait pengaruh pengaruh pengetahuan politik
terhadap partisispasi politik masyarakat.
72
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, L. (2007). Perihal Ilmu Politik: Sebuah Bahasan Memahami Ilmu
Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ajeng, S. R. (2014). Pengaruh Agen Sosialisasi Politik Terhadap Partisipasi
Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi pada
Kampung Terbanggi Subing Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung
Tengah). Universitas Lampung.
Andriyus. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik
Masyarakat pada Pemilihan Umum Legislatif 2009 di Keamatan Singingi
Hilir Kabupaten Kuantan Singingi. Journal of Government, Social and
Politics, 2(2).
Arikunto. (2010). Prosedur : Suatu Pendidikan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Asfar, M. (2006). Pemilu dan Perilaku Memilih 1955-2004. Surabaya: Pusat
Study Demokrasi dan HAM.
Barabas, J., Jerit, J., Pollock, W., & Rainey, C. (2014). The question (s) of
political knowledge. American Political Science Review, 108(4), 840–855.
Budianto, R. (2017). Pengaruh Pendidikan Politik terhadap Partisipasi Masyarakat
dalam Pemilu Tahun 2014 di Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran
Kota Samarinda. eJournal Ilmu Pemerintahan, 5(1), 93–106.
Budiardjo, M. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revi). Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Cholisin & Nsiwan. (2012). Dasar-dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: Ombak.
Dalton, Russel J, dan Klingemann, H.-D. (2009). Political behavior. New York:
Oxford University Press.
Dayanto. (2015). Peraturan Daerah Responsif: Fondasi Teoretik dan Pedoman
Pembentukkannya. Yogyakarta: Deepublish.
Fyfe, I. (2007). Hidden in the curriculum: Political literacy and education for
citizenship in Australia. Melbourne Journal of Politics.
Hadiawan, A. (2009). Evaluasi Pemilihan Kepala Daerah Langsung di Provinsi
Lampung (Studi di Kabupaten Lampung Selatan, Kota Metro dan Kota
BandarLampung),. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan,
3(7), 635.
Ishomuddin. (2013). Pemahaman Politik Islam Studi Tentang Wawasan Pengurus
dan Simpatisan Partai Politik Berasas Islam Di Malang Raya. Humanity,
8(ISSN 0216-8995).
73
Kartono, K. (2009). Pendidikan Politik: Sebagai Bagian dari Pendidikan Orang
Dewasa. Bandung: CV. Mandar Maju.
Limilia, P., & Ariadne, E. (2018). Pengetahuan dan persepsi politik pada remaja.
Jurnal Psikologi Sosial, 16(1), 45–55. https://doi.org/10.7454/jps.2018.5
Notoatmodjo, S. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nugraheni, A. Y. (2017). Pengaruh Pengetahuan Politik Dan Aktor Politik
Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Desa Trimurti, Srandakan, Bantul
Pada Pilkada 2015. Fakultas I Lmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta,
42–70.
Paramita, P. D. (2017). Keterkaitan Antara Politik dan Kekuasaan dalam
Organisasi. Bandung: PT Refika Adhitama.
Priambodo. (2000). Konsep Politik Kontemporer. Jakarta: PT. Yudistira.
Rahman. (2007). Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sitepu, P. A. (2012). Teori-teori Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukarno, B. (2016). Pendidikan Politik dalam Konteks Demokrasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Surajiyo. (2010). Filsafat Ilmu & Perkembangan di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Surbakti, R. (2010). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.
Syahrial, S. dkk. (2011). Pengetahuan Dasar-dasar Ilmu Politik. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Wijayanti, S & Satriawan, I. (2009). Hukum Tata Negara (Yogyakarta). :
FakultasHukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Winarno, B. (2009). Globalisasi Peluang atau ancaman bagi Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017
Tentang Tahapan, Program, Dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati, Dan/Atau
Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2018.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Muh. Sufriadi, lahir di Kabupaten Sinjai
pada tanggal 29 Maret 1996, penulis merupakan
anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan
bapak Almarhum Muh. Safri Amir dan Ibu Erni
Raufung, Penulis memulai pendidikan dibangku
SDN 180 Karangko Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai, tamat pada tahun 2008, dan
melanjutkan di MTs Negeri Sinjai Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai
tamat pada tahun 2011, dan melanjutkan di MA Nurul Hidayah Manimpahoi
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai tamat pada tahun 2014, kemudian
penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 (S1) di Universitas Muhammadiyah
Makassar pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik dan selesai pada tahun 2021. Selain itu penulis juga penah bergabung
dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan (HIMJIP) sebagai
Sekretaris Umum priode 2016-2017.
L
A
M
P
I
R
A
N
LAMPIRAN I. KUESIONER PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIAN
Kepada
Yth. Masyarakat Desa Kompang
Kec. Sinjai Tengah, Kab. Sinjai
Dengan hormat,
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, saya bermaksud mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Politik terhadap Partisipasi
Masyarakat Pada Pilkada Serentak tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan
Sinjai Tengah Kabuapten Sinjai”. Berkaitan dengan hal tersebut saya meminta
kerelaan dan kesediaan bapak/ibu/saudara/i untuk mengisi angket ini dengan
memberikan jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Data yang bapak/ibu/saudara/i berikan saya jaga kerahasiaannya. Untuk itu
saya mengharap bapak/ibu/saudara/i dapat memberikan jawaban dengan jujur,
sesuai dengan keadaan diri bapak/ibu/saudara/i.
Atas kesediaan dan partisipasi bapak/ibu/saudara/i dalam mengisi kuesioner
ini saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Muh Sufriadi
ANGKET INSTRUMEN PENELITIAN
A. Identitas Responden
1. Nama : ..........................................
2. Alamat : ..........................................
3. Jenis Kelamin
a. Laki-laki b. Perempuan
4. Umur
a. 17-25 tahun b. 26-40 tahun c. ≥ 41 tahun
5. Pendidikan Terakhir
a. SD/sederajat b. SMP/Sederajat
c. SMA/Sederajat d. Perguruan Tinggi
:
B. Petunjuk Pengisian Angket
a. Bapak/Ibu yang terhormat, maksud dari tujuan pengisian angket (Instrumen
Penelitian) ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang Pengaruh
Pengetahuan Politik terhadap Partisipasi Masyarakat Pada Pilkada serentak
tahun 2018 di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabuapten Sinjai.
b. Dalam menjawab setiap pertanyaan sangat dibutuhkan kejujuran dari
Bapak/Ibu dan saudara/i sebagaimana yang telah dirasakan atau dialami
karena kejujuran yang Bapak/Ibu berikan akan memberi masukan yang
bermanfaat bagi penelitian ini.
c. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti, kemudian pilihlah salah satu
jawaban yang tersedia.
d. Berilah tanda centang (√) pada bobot nilai alternatif jawaban yang paling
merefleksi persepsi Bapak/Ibu pada setiap pernyataan.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
1. Pengetahuan Politik (X)
No Pernyataan SS
(5)
S
(4)
KS
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Pengetahuan tentang pemerintah
1. Kekuasan tertinggi dalam pemerintahan
daerah dipegang oleh kepala daerah.
2. Kepala daerah merupakan pemimpin dan
pelayan masyarakat.
3. Kepala daerah dalam melakasanakan
penyelenggaraan pemerintahan didaerah
dibantu oleh wakil kepala daerah.
Pengetahuan tentang aturan main politik
4. Pilkada diselenggarakan oleh KPU dan
diawasi oleh Bawaslu.
5. Peserta pilkada diusung oleh partai politik
atau jalur persorangan.
6. Bupati dan wakil bupati dipilih langsung
oleh rakyat dalam Pilkada.
Pengetahuan tentang lingkungan dan masyarakat
7. Mengunakan hak pilih dalam pemilu
merupakan kewajiban sebagai warga
Negara yang baik.
8. Mengetahui rekam jejak calon sebelum
menentukan pilihan.
9. Setiap masyarakat sudah mengetahui tata
cara mencoblos yang dikeluarkan KPU
2. Partisipasi Politik (Y)
No Pernyataan SS
(5)
S
(4)
KS
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Pemberian suara
1. Setiap masyarakat yang memenuhi syarat
menjadi peserta pemilu berhak memberikan
suara dalam pemilu.
2. Masyarakat tidak boleh golput dalam
pemilihan umum.
3. Mengikuti pemilihan umum menjadi sesuatu
yang sangat dinantikan oleh masyarakat.
4. Masyarakat harus memilih calon kandidat
yang disukainya tanpa dibayar.
Partisipasi dalam diskusi politik informal
5. Mengikuti debat kandidat merupakan
sesuatu yang wajib di ikuti oleh masyarakat
6. Setiap masyarakat sebaiknya berdiskusi
mengenai calon kandidat yang berkualitas.
7. Setiap masyarakat wajib mengikuti
sosialisasi pemilihan umum.
8. Masyarakat yang tidak berdiskusi mengenai
pemilu akan ketinggalan informasi.
Partisipasi dalam rapat umum
9. Menjadi tim sukses calon kandidat
merupakan sesuatu yang menyenangkan.
10. Setiap masyarakat harus mengetahui visi-
misi calon kandidat yang didukungnya.
11. Menghadiri pertemuan dengan calon
kandidat merupakan sesuatu yang dinantikan
oleh masyarakat.
12. Calon kandidat sebaiknya membuka ruang
diskusi bersama masyarakat.
Ikut kampanye
13. Terlibat dalam kampanye partai politik
sangat menarik untuk di ikuti.
14. Mengikuti kampanye calon kandidat
menjadi sesuatu yang dinantikan oleh
masyarakat.
15. Menjadi panitia pelaksana kampanye sangat
menguntungkan bagi masyarakat.
16. Setiap masyarakat berhak mengikuti
kampanye calon kandidat yang didukungnya
LAMPIRAN II. TABULASI DATA
VARIABEL X (PENGETAHUAN POLITIK)
RESPONDEN JAWABAN
P1 P2 P3 SKOR P4 P5 P6 SKOR P7 P8 P9 SKOR
1 5 4 5 14 4 4 4 12 4 5 4 13
2 5 5 5 15 5 4 4 13 5 5 5 15
3 3 4 3 10 2 3 2 7 4 4 3 11
4 5 4 5 14 4 5 5 14 4 4 5 13
5 4 4 4 12 4 4 4 12 5 4 4 13
6 5 5 5 15 5 5 5 15 5 5 5 15
7 4 4 4 12 3 4 5 12 4 4 2 10
8 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 4 12
9 2 3 2 7 3 3 3 9 4 3 3 10
10 5 5 5 15 5 3 5 13 5 5 5 15
11 3 4 3 10 3 4 3 10 4 3 3 10
12 4 5 4 13 5 5 5 15 5 3 2 10
13 4 4 4 12 5 5 5 15 5 4 3 12
14 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 4 12
15 3 3 3 9 3 3 3 9 4 4 3 11
16 4 4 4 12 5 4 4 13 4 5 3 12
17 4 4 4 12 3 4 3 10 4 3 4 11
18 4 3 4 11 3 4 3 10 3 3 4 10
19 3 5 3 11 5 5 3 13 5 5 5 15
20 5 5 5 15 5 4 5 14 4 5 4 13
21 5 1 5 11 3 5 2 10 3 5 5 13
22 5 5 1 11 3 5 2 10 5 5 5 15
23 4 4 4 12 4 4 4 12 3 2 5 10
24 5 5 4 14 5 4 4 13 5 4 5 14
25 5 4 4 13 5 5 4 14 4 4 4 12
26 5 5 4 14 4 4 4 12 4 3 3 10
27 4 4 5 13 4 4 4 12 4 5 4 13
28 3 4 3 10 4 3 3 10 4 3 3 10
29 5 5 5 15 5 5 4 14 5 5 5 15
30 5 5 5 15 4 5 4 13 5 5 4 14
31 5 5 5 15 5 4 4 13 4 5 5 14
32 3 4 4 11 4 4 4 12 4 2 3 9
33 3 2 4 9 4 4 4 12 4 4 4 12
34 5 5 5 15 5 5 5 15 5 4 5 14
35 5 5 5 15 4 5 4 13 3 4 4 11
36 5 5 5 15 3 5 4 12 5 5 5 15
37 4 4 3 11 5 5 5 15 5 3 4 12
38 5 5 2 12 5 5 4 14 5 2 3 10
39 3 5 5 13 5 5 5 15 5 4 5 14
40 4 5 4 13 4 4 5 13 3 3 5 11
41 5 5 5 15 5 4 5 14 4 5 4 13
42 5 1 5 11 3 5 2 10 3 5 5 13
43 5 5 1 11 3 5 2 10 5 5 5 15
44 4 4 4 12 4 4 4 12 3 2 5 10
45 5 5 4 14 5 4 4 13 5 4 5 14
46 5 4 4 13 5 5 4 14 4 4 4 12
47 5 5 4 14 4 4 4 12 4 3 3 10
48 4 4 5 13 4 4 4 12 4 5 4 13
49 3 4 3 10 4 3 3 10 4 3 3 10
50 5 5 5 15 5 5 4 14 5 5 5 15
VARIABEL Y (PARTISIPASI POLITIK)
Responden JAWABAN
SKOR P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
1 5 5 4 5 3 3 3 3 3 5 3 5 3 4 4 4 62
2 5 5 4 5 3 4 3 3 4 5 3 4 3 4 4 4 63
3 4 4 3 4 3 5 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 57
4 5 3 4 5 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 3 4 66
5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 3 5 73
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
7 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 78
8 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 61
9 4 5 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 59
10 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 68
11 4 5 5 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 68
12 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 74
13 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 68
14 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 3 4 3 4 3 4 68
15 5 5 4 5 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 61
16 5 5 4 5 4 4 5 4 3 4 3 5 3 3 3 3 63
17 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 68
18 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 70
19 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 3 72
20 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 69
21 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 67
22 5 4 5 4 5 4 5 3 4 5 4 5 4 3 4 4 68
23 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 59
24 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 63
25 5 5 5 5 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 65
26 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 75
27 4 5 5 5 4 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 56
28 3 4 4 5 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 60
29 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 79
30 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 71
31 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 3 3 4 71
32 1 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 3 5 4 5 69
33 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 61
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
35 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 68
36 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 3 4 3 3 3 4 66
37 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 74
38 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 3 3 3 3 68
39 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 66
40 5 2 4 5 5 4 4 2 4 4 4 5 2 3 4 4 61
41 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 75
42 4 5 5 5 4 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 56
43 3 4 4 5 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 60
44 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 79
45 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 71
46 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 3 3 4 71
47 1 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 3 5 4 5 69
48 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 61
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
50 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 68
LAMPIRAN III. UJI VALIDITAS DAN REABILITAS
VARIABEL X PENGETAHUAN POLITIK
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 SKOR
P1 Pearson Correlation 1 .548* 1.000** .567** .357 .714** .215 .545* .507* .848**
Sig. (2-tailed) .012 .000 .009 .122 .000 .363 .013 .022 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation .548* 1 .548* .725** .440 .511* .700** .567** .386 .798**
Sig. (2-tailed) .012 .012 .000 .052 .021 .001 .009 .093 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation 1.000** .548* 1 .567** .357 .714** .215 .545* .507* .848**
Sig. (2-tailed) .000 .012 .009 .122 .000 .363 .013 .022 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation .567** .725** .567** 1 .552* .687** .663** .618** .392 .868**
Sig. (2-tailed) .009 .000 .009 .012 .001 .001 .004 .088 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation .357 .440 .357 .552* 1 .491* .362 .088 .179 .562**
Sig. (2-tailed) .122 .052 .122 .012 .028 .116 .714 .451 .010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation .714** .511* .714** .687** .491* 1 .419 .361 .101 .764**
Sig. (2-tailed) .000 .021 .000 .001 .028 .066 .118 .672 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson Correlation .215 .700** .215 .663** .362 .419 1 .398 .238 .598**
Sig. (2-tailed) .363 .001 .363 .001 .116 .066 .083 .312 .005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson Correlation .545* .567** .545* .618** .088 .361 .398 1 .518* .707**
Sig. (2-tailed) .013 .009 .013 .004 .714 .118 .083 .019 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation .507* .386 .507* .392 .179 .101 .238 .518* 1 .598**
Sig. (2-tailed) .022 .093 .022 .088 .451 .672 .312 .019 .005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SKOR
Pearson Correlation .848** .798** .848** .868** .562** .764** .598** .707** .598** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .010 .000 .005 .000 .005 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel hasil uji validitas diatas menyajikan data bahwa instrumen penelitian pada variabel (x) Pengetahuan Politik semuanya
valid. Hal ini terlihat dari nilai koefisien korelasi product moment yang melebihi 0,444 sebagaimana ketentuan nilai R-Standar untuk
dapat mengatakan validnya suatu item pernyataan dengan dasar rhitung ≥ rtabel = valid dan ketika . rhitung ≤ rtabel = tidak valid.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.891 9
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 32.30 22.221 .793 .866
P2 32.15 24.029 .745 .873
P3 32.30 22.221 .793 .866
P4 32.30 21.168 .811 .864
P5 32.25 25.671 .465 .892
P6 32.35 22.450 .674 .877
P7 32.00 26.000 .524 .888
P8 32.20 23.958 .622 .881
P9 32.55 24.050 .464 .897
Hasil uji reliabilitas dengan dasar alpha ≥ rtabel = konsisten dan ketika
alpha ≤ rtabel = tidak konsisten. Berdasarkan rusmus tersebut menunjukkan
bahwa semua variabel memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,444
sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan dari kuesioner variabel
pengetahuan politik dinyatakan reliabel atau teruji kehandalannya yang berarti
bahwa kuesioner layak digunakan sebagai alat ukur.
VARIABEL Y PARTISIPASI POLITIK
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 SKOR
P1 Pearson Correlation
1 .971** .333 .259 .621** .102 .971*
* .197 .164 .197 .546* .439 -.010 -.122 .102 .102 .615**
Sig. (2-tailed) .000 .151 .271 .003 .668 .000 .405 .490 .405 .013 .053 .967 .609 .668 .668 .004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation
.971** 1 .363 .349 .638** .088 1.000**
.199 .178 .199 .556* .441 .020 -.116 .088 .088 .628**
Sig. (2-tailed) .000 .116 .132 .002 .711 .000 .400 .452 .400 .011 .052 .933 .627 .711 .711 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation
.333 .363 1 .366 .736** .025 .363 .223 .178 .223 .244 .532* .251 .061 .025 .025 .463*
Sig. (2-tailed) .151 .116 .113 .000 .918 .116 .345 .452 .345 .300 .016 .285 .799 .918 .918 .040
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation
.259 .349 .366 1 .446* .208 .349 .586** .390 .586*
* .469* .405 .211 .306 .208 .208 .606**
Sig. (2-tailed) .271 .132 .113 .049 .378 .132 .007 .089 .007 .037 .077 .371 .189 .378 .378 .005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation
.621** .638** .736** .446* 1 -.084 .638*
* .226 .343 .226 .458* .559* .351 -.107 -.084 -.084 .560*
Sig. (2-tailed) .003 .002 .000 .049 .726 .002 .337 .139 .337 .042 .010 .129 .654 .726 .726 .010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation
.102 .088 .025 .208 -.084 1 .088 .507* .386 .507* .179 .101 .238 .518* 1.000**
1.000**
.630**
Sig. (2-tailed) .668 .711 .918 .378 .726 .711 .022 .093 .022 .451 .672 .312 .019 .000 .000 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson Correlation
.971** 1.000** .363 .349 .638** .088 1 .199 .178 .199 .556* .441 .020 -.116 .088 .088 .628**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .116 .132 .002 .711 .400 .452 .400 .011 .052 .933 .627 .711 .711 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson Correlation
.197 .199 .223 .586** .226 .507* .199 1 .548* 1.000**
.357 .714** .215 .545* .507* .507* .764**
Sig. (2-tailed) .405 .400 .345 .007 .337 .022 .400 .012 .000 .122 .000 .363 .013 .022 .022 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation
.164 .178 .178 .390 .343 .386 .178 .548* 1 .548* .440 .511* .700*
* .567*
* .386 .386 .669**
Sig. (2-tailed) .490 .452 .452 .089 .139 .093 .452 .012 .012 .052 .021 .001 .009 .093 .093 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10
Pearson Correlation
.197 .199 .223 .586** .226 .507* .199 1.000** .548* 1 .357 .714** .215 .545* .507* .507* .764**
Sig. (2-tailed) .405 .400 .345 .007 .337 .022 .400 .000 .012 .122 .000 .363 .013 .022 .022 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P11
Pearson Correlation
.546* .556* .244 .469* .458* .179 .556* .357 .440 .357 1 .491* .362 .088 .179 .179 .634**
Sig. (2-tailed) .013 .011 .300 .037 .042 .451 .011 .122 .052 .122 .028 .116 .714 .451 .451 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P12
Pearson Correlation
.439 .441 .532* .405 .559* .101 .441 .714** .511* .714*
* .491* 1 .419 .361 .101 .101 .721**
Sig. (2-tailed) .053 .052 .016 .077 .010 .672 .052 .000 .021 .000 .028 .066 .118 .672 .672 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P13
Pearson Correlation
-.010 .020 .251 .211 .351 .238 .020 .215 .700*
* .215 .362 .419 1 .398 .238 .238 .447*
Sig. (2-tailed) .967 .933 .285 .371 .129 .312 .933 .363 .001 .363 .116 .066 .083 .312 .312 .048
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P14
Pearson Correlation
-.122 -.116 .061 .306 -.107 .518* -.116 .545* .567*
* .545* .088 .361 .398 1 .518* .518* .495*
Sig. (2-tailed) .609 .627 .799 .189 .654 .019 .627 .013 .009 .013 .714 .118 .083 .019 .019 .026
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P15
Pearson Correlation
.102 .088 .025 .208 -.084 1.000**
.088 .507* .386 .507* .179 .101 .238 .518* 1 1.000**
.630**
Sig. (2-tailed) .668 .711 .918 .378 .726 .000 .711 .022 .093 .022 .451 .672 .312 .019 .000 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P16
Pearson Correlation
.102 .088 .025 .208 -.084 1.000**
.088 .507* .386 .507* .179 .101 .238 .518* 1.000**
1 .630**
Sig. (2-tailed) .668 .711 .918 .378 .726 .000 .711 .022 .093 .022 .451 .672 .312 .019 .000 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SKOR
Pearson Correlation
.615** .628** .463* .606** .560* .630*
* .628*
* .764** .669*
* .764*
* .634*
* .721** .447* .495* .630*
* .630*
* 1
Sig. (2-tailed) .004 .003 .040 .005 .010 .003 .003 .000 .001 .000 .003 .000 .048 .026 .003 .003 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Tabel hasil uji validitas diatas menyajikan data bahwa instrumen penelitian pada variabel (Y) Partisipasi Politik semuanya
valid. Hal ini terlihat dari nilai koefisien korelasi product moment yang melebihi 0,444 sebagaimana ketentuan nilai R-Standar untuk
dapat mengatakan validnya suatu item pernyataan dengan dasar rhitung ≥ rtabel = valid dan ketika . rhitung ≤ rtabel = tidak valid.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.891 16
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 61.60 57.305 .535 .885
P2 61.65 57.187 .551 .884
P3 61.70 61.905 .407 .889
P4 61.15 60.871 .562 .885
P5 61.80 59.011 .486 .886
P6 62.20 56.800 .549 .884
P7 61.65 57.187 .551 .884
P8 61.95 55.839 .714 .877
P9 61.80 58.905 .619 .882
P10 61.95 55.839 .714 .877
P11 61.90 59.147 .579 .883
P12 62.00 55.579 .658 .879
P13 61.65 61.924 .388 .889
P14 61.85 60.029 .416 .889
P15 62.20 56.800 .549 .884
P16 62.20 56.800 .549 .884
Hasil uji reliabilitas dengan dasar alpha ≥ rtabel = konsisten dan ketika
alpha ≤ rtabel = tidak konsisten. Berdasarkan rusmus tersebut menunjukkan
bahwa semua variabel memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,444
sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan dari kuesioner variabel
partisipasi politik dinyatakan reliabel atau teruji kehandalannya yang berarti
bahwa kuesioner layak digunakan sebagai alat ukur.
LAMPIRAN IV. OUTPUT UJI REGRESI LINIER SEDERHANA
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Pengetahuan
Politikb
. Enter
a. Dependent Variable: Partisipasi Politik
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .365a .133 .115 5.71002
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Politik
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 239.811 1 239.811 7.355 .009b
Residual 1565.009 48 32.604
Total 1804.820 49
a. Dependent Variable: Partisipasi Politik
b. Predictors: (Constant), Pengetahuan Politik
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 49.420 6.554 7.540 .000
Pengetahuan Politik .474 .175 .365 2.712 .009
a. Dependent Variable: Partisipasi Politik