24
Tugas Penyusunan Proposal Penelitian Kuantitatif Dosen Pengampu : Dr. Budi Usodo M.Pd. Disusun Oleh : Aura Nisa Ramadhani K1319019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2021 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA GEOFRACTION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 5 CILACAP

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA GEOFRACTION …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Tugas Penyusunan Proposal Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampu : Dr. Budi Usodo M.Pd.

Disusun Oleh :

Aura Nisa Ramadhani

K1319019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA GEOFRACTION

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

OPERASI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 5 CILACAP

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................ 2

C. Pembatasan Masalah ....................................................................................................... 2

D. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 3

F. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 3

BAB II ........................................................................................................................................ 5

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS ................................................ 5

A. Kajian Pustaka ................................................................................................................ 5

B. Kerangka Berpikir ......................................................................................................... 11

C. Hipotesis ....................................................................................................................... 12

BAB III .................................................................................................................................... 14

METODE PENELITIAN......................................................................................................... 14

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................................... 14

B. Desain Penelitian .......................................................................................................... 14

C. Populasi dan Sampel ..................................................................................................... 15

D. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................................................ 16

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 16

F. Teknik Validasi Instrumen Penelitian ........................................................................... 17

G. Teknik Analisis Data..................................................................................................... 19

H. Prosedur Penelitian ....................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar sudah menjadi kebutuhan setiap manusia. Tanpa belajar kita tak dapat

memperoleh ilmu untuk berkembang menjadi insan yang lebih baik. Belajar dapat

dilakukan dimana saja, baik dalam lingkungan formal, nonformal, maupun informal.

Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2015:10) belajar adalah suatu perilaku.

Ketika seseorang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sedangkan ketika

seseorang tidak belajar, responnya akan menurun. Slameto (2015:2) berpendapat

bahwa belajar merupakan proses yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman sendiri dan interaksi dengan

lingkungannya. Adapun menurut Ihsana (2017:4) belajar adalah aktivitas dimana

terdapat sebuah proses dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti

menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa utuk mencapai suatu hasil yang optimal.

Dari pendapat-pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, melalui

kegiatan belajar siswa mendapat ilmu pengetahuan dan keterampilan. Selain itu, guru

juga harus bisa menumbuhkan nilai-nilai sikap pada saat belajar agar dapat membentuk

karakter yang baik pada diri siswa.

Salah satu mata pelajaran yang populer di kalangan siswa adalah matematika.

Matematika kerap dianggap sebagai momok bagi siswa karena materinya berisi tentang

angka dan perhitungannya sehingga sulit dan membosankan. Adanya anggapan ini,

diharapkan guru dapat mengusahakan agar siswa tidak lagi merasa kesulitan saat belajar

matematika. Menurut Pitajeng (2006:49) ada berbagai cara agar siswa tidak

menganggap bahwa matematika itu sulit, salah satunya yaitu dengan penggunaan media

belajar berupa alat peraga yang mempermudah siswa.

2

Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika masih tergolong

kurang optimal karena beberapa alat peraga nyata ada yang ukurannya terlalu besar atau

komponen-komponennya terlalu banyak serta cara penggunaannya kurang praktis dan

bahannya mudah rusak. Sedangkan untuk penggunaan alat peraga maya, ada beberapa

guru senior yang kurang mengerti teknologi sehingga dianggap sulit dan merepotkan.

Peneliti melakukan observasi pada transkrip nilai ulangan harian siswa kelas

VII SMP Negeri 5 Cilacap pada materi operasi pecahan dan didapatkan informasi

bahwa nilainya cenderung rendah. Dari literatur internet, materi tentang pecahan ini

memang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa kelas VII. Oleh karena itu peneliti

akan melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan alat peraga Geofraction

sebagai media pembelajaran maya untuk mempermudah siswa pada materi operasi

pecahan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa

masalah yang muncul antara lain:

1. Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan.

2. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika kurang optimal.

3. Guru enggan menggunakan alat peraga karena dianggap tidak praktis dan

merepotkan.

4. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap pada materi operasi

pecahan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, diperlukan adanya

pembatasan masalah agar pembahasan menjadi lebih terfokus. Masalah yang akan

dibahas adalah masalah nomor 3 dan 4, yaitu guru enggan menggunakan alat peraga

3

karena dianggap tidak praktis dan merepotkan, serta rendahnya hasil belajar siswa kelas

VII SMP Negeri 5 Cilacap.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang terdapat pada pembatasan masalah, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh penggunaan alat peraga Geofraction terhadap hasil belajar

siswa pada materi operasi pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap?

2. Seberapa besar pengaruh penggunaan alat peraga Geofraction terhadap hasil

belajar siswa pada materi operasi pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan alat peraga Geofraction

terhadap hasil belajar siswa pada materi operasi pecahan kelas VII SMP Negeri 5

Cilacap.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan alat peraga Geofraction terhadap

hasil belajar siswa pada materi operasi pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan dan dapat dijadikan acuan untuk

penelitian kedepannya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru

4

Memberikan informasi bagi guru tentang pentingnya penggunaan alat peraga

dalam pembelajaran matematika agar mempermudah siswa dalam memahami

materi,

b. Bagi siswa

Memberikan kemudahan untuk memahami materi matematika khususnya

operasi pecahan dengan bantuan alat peraga Geofraction.

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Alat Peraga Matematika

Alat peraga merupakan suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk

memudahkan penyampaian suatu informasi. Dalam dunia pendidikan, alat peraga

dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk membantu proses

pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik sehingga

pembelajaran menjadi efektif dan efisien.

Alat peraga matematika bisa diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit

yang dibuat, didesain, serta disusun secara sengaja yang digunakan untuk

membantu menanamkan serta memahami konsep-konsep atau prinsip-prinsip pada

matematika. Dalam memahami konsep matematika yang abstrak, anak

memerlukan alat peraga seperti benda-benda konkrit (riil) sebagai perantara atau

visualisasinya. Dalam pembelajaran matematika, penggunaan alat peraga pula

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Terkadang suatu proses pembelajaran dapat menjadi terhambat karena

kurangnya motivasi siswa untuk belajar. Siswa tak jarang merasa bosan ketika

dihadapkan dengan materi matematika karena sebagian dari mereka menganggap

bahwa matematika itu pelajaran yang sulit. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat

memanfaatkan alat peraga. Ketika guru masuk ke dalam kelas kemudian

membawakan sesuatu yang baru, maka siswa akan terfokus kepada hal itu.

Demikian pula yang terjadi pada alat peraga. Fokus-fokus siswa yang mulai

terbangun dari awal kepada alat peraga akan meningkatkan motivasi belajar.

Kondisi seperti inilah yang dapat dimanfaatkan guru untuk menjelaskan materi

6

menggunakan bantuan alat peraga asehingga materi tersebut dapat lebih mudah

dipahami.

Yang terpenting dari alat peraga adalah cara penggunaannya. Guru harus

terampil menggunakan alat peraga. Jika guru tidak bisa menguasai alat peraga yang

digunakan maka materi yang disampaikan dengan alat peraga tidak akan dipahami

dengan baik. Pada era sekarang ini, guru tidak diharuskan untuk membuat alat

peraga sendiri karena sudah banyak alat peraga yang dapat dibeli dan diakses.

Dalam dunia yang serba digital seperti sekarang ini ada banyak alat peraga maya

yang dapat digunakan guru untuk menunjang kegiatan pembelajaran di kelas. Alat

peraga maya sendiri adalah sebuah representasi visual obyek dinamis berbasis web

yang interaktif dan memungkinkan untuk digunakan mengkonstruk pengetahuan

matematika (Patricia, Johnna, dan Mark:2002). Pada dasarnya alat peraga maya

merupakan sebuah program interaktif berbasis komputer yang dapat membangun

pengetahuan matematika. Ada banyak alat peraga maya online dari berbagai situs,

salah satu yang paling terkenal dalam pembelajaran matematika adalah Geogebra.

Geogebra adalah suatu software matematika dinamis yang dapat digunakan

sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran

matematika Geogebra dapat dimanfaatkan sebagai berikut; 1) Geogebra untuk

media demontrasi dan visualisasi. 2) Geogebra sebagai alat bantu kontruksi. 3)

Geogebra sebagai alat bantu penemuan konsep matematika. 4) Geogebra untuk

menyiapkan bahan-bahan pengajaran. Mahmudi (2010:471) mengemukakan

bahwa penggunaan Geogebra sebagai alat peraga memberikan beberapa

keuntungan diantaranya yaitu:

1) Lukisan-lukisan biasanya dihasilkan dengan cepat dan teliti dibandingkan

dengan menggunakan pensil, penggaris, atau jangka.

7

2) Adanya fasilitas animasi dan gerakan-gerakan manipulasi (dragging) pada

program GeoGebra dapat memberikan pengalaman visual yang lebih jelas

kepada siswa dalam memahami konsep matematika.

3) Dapat dimanfaatkan sebagai balikan/evaluasi untuk memastikan bahwa

lukisan yang telah dibuat benar.

4) Mempermudah guru/siswa untuk menyelidiki atau menunjukkan sifat-sifat

yang berlaku pada suatu objek matematika.

2. Pengertian Geofraction

Geofraction merupakan salah satu alat peraga matematika berbasis

Geogebra yang dirancang oleh Amellia Putri dkk, mahasiswi Pendidikan

Matematika semester 5 Universitas Sebelas Maret. Geofraction ini dirancang

khusus untuk materi pecahan mulai dari mengenal pecahan, mengurutkan pecahan,

serta operasi pecahan sehingga dapat memudahkan siswa untuk memahami materi

tersebut. Berikut merupakan contoh tampilan applet operasi pecahan dari alat

peraga geofraction.

Applet operasi penjumlahan

8

Selain kedua operasi di atas, ada pula operasi pengurangan dan pembagian.

Geofraction juga dilengkapi dengan latihan soal agar siswa dapat mengetahui

seberapa jauh pemahaman tentang materi.

Alat peraga ini diharapkan dapat membantu siswa yang mengalami

kesulitan pada materi pecahan. Cara penggunaan alat ini juga sangat mudah, siswa

hanya perlu mengakses ke link berikut geogebra.org/m/w3nx5wft kemudian siswa

dapat mengeksplor alat peraga secara mandiri karena Geofraction ini sudah

dilengkapi dengan petunjuk penggunaan pada tiap applet-nya serta ada penjelasan

berupa penjelasan konsep yang ada dibawah applet sehingga setelah siswa

mengeksplor applet yang interaktif, dapat dilanjutkan dengan membaca penjelasan

konsep agar lebih paham materi yang dipelajari.

3. Pengertian Hasil Belajar Matematika

Menurut Sudjana (2005:22) hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang

telah dimiliki oleh siswa setelah ia mengalami proses belajarnya. Adapun M. Nur

Applet operasi perkalian

9

Ghufron dan Rini Risnawita (2012:9) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan

hasil yang diperoleh oleh siswa atau mahasiswa setelah melakukan aktivitas belajar

yang dituangkan dalam bentuk angka atau huruf. Rofiqoh Nur R. (2014:23)

mengemukakan hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam

kegiatan belajar yang dapat dilihat dari penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan

perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam nilai angka/ huruf.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan sebuah hasil yang didapatkan siswa setelah melakukan

proses/aktivitas pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf dan

dapat ditinjau dari aspek pengetahuan, ketrampilan, serta sikap. Pada penelitian ini

yang dimaksud hasil belajar adalah nilai akhir yang didapatkan siswa setelah

melaksanakan pembelajaran matematika.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika

Slameto (2010:54) mengemukakan bahwa terdapat dua faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu:

1) Faktor internal

Faktor internal artinya segala sesuatu yang ada dari pada diri sendiri. Faktor

internal dapat digolongkan menjadi 2 yaitu faktor fisiologis serta psikologis.

a. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis yang bisa mempengaruhi hasil belajar misalnya seperti

keadaan kesehatan, yaitu ketika siswa dalam keadaan baik segenap

badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit; dan keadaan tubuh

yaitu faktor jasmaniah berupa cacat tubuh yang bersifat bawaan maupun

kecelakaan.

b. Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar misalnya seperti

perhatian, untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa

10

harus mempunyai perhatian terhadap materi yang dipelajarinya. Bila

materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka siswa akan

menjadi bosan dan tak semangat untuk belajar; minat ialah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

kegiatan; bakat merupakan kemampuan untuk belajar dan akan

terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah belajar atau berlatih;

dan kesiapan merupakan kesediaan untuk memberi respon atau reaksi.

Kesiapan siswa dalam belajar yang dimaksud disini ialah pengetahuan

awal yang dimiliki siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2) Faktor eksternal

Kebalikan dari faktor internal, faktor eksternal merupakan segala sesuatu

yang Asalnya berasal dari luar tubuh. faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain yaitu:

a. Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah aktivitas yang diberikan pada

siswa. Aktivitas itu sebagian besar adalah menyajikan materi pelajaran

supaya siswa menerima, menguasai serta mengembangkan materi

pelajaran tersebut.

b. Metode mengajar

Adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode

mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang

tidak baik juga.

c. Relasi

Hubungan antara guru dan siswa. Bila antara keduanya mempunyai

relasi yang baik maka siswa akan lebih mudah menerima serta

memahami materi yang dipelajari.

d. Tingkat kedisiplinan sekolah

11

Disiplin di sekolah erat hubungannya dengan kerajian siswa dalam

sekolah dan juga dalam belajar. Supaya siswa belajar lebih maju, maka

harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah.

e. Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa,

sebab perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat

mengajar digunakan juga oleh siswa untuk menerima materi yang

diajarkan.

f. Keadaan gedung sekolah

Keadaan gedung yang baik akan memberikan kenyamanan bagi siswa

untuk belajar.

g. Perpustakaan

Perpustakaan adalah pusat informasi bagi pendidik serta siswa. Selain

itu perpustakaan juga merupakan sebuah gedung yang isinya berupa

buku- buku dan bahan bacaan dari berbagai sumber pengetahuan yang

dapat dimanfaatkan oleh siswa buat menambah ilmu pengetahuannya.

h. Keluarga

Kondisi keluarga dapat mempengaruhi cara belajar siswa yang nantinya

juga akan berakibat pada hasil belajar siswa.

B. Kerangka Berpikir

Belajar sudah menjadi kebutuhan setiap manusia. Tanpa belajar kita tak dapat

memperoleh ilmu untuk berkembang menjadi insan yang lebih baik. Belajar dapat

dilakukan dimana saja, baik dalam lingkungan formal, nonformal, maupun informal.

Dengan belajar, manusia mendapatkan ilmu pengetahuan baru yang berguna untuk

masa depan.

Kegiatan belajar formal biasanya dilakukan di sekolah. Salah satu mata

pelajaran yang populer di kalangan siswa adalah matematika. Matematika kerap

12

dianggap sebagai momok bagi siswa karena materinya berisi tentang angka dan

perhitungannya sehingga sulit dan membosankan. Adanya anggapan ini, diharapkan

guru dapat mengusahakan agar siswa tidak lagi merasa kesulitan saat belajar

matematika. Salah satu usaha yang dapat ditempuh oleh guru adalah penggunaan alat

peraga sebagai media pembelajaran agar membantu siswa dalam memahami materi

pelajaran.

Kurang optimalnya penggunaan alat peraga membuat materi matematika yang

abstrak tidak tersampaikan dengan baik. Kemudian ditemukan informasi bahwa nilai

hasil belajar matematika siswa pada materi operasi pecahan masih tergolong rendah,

sehingga perlu alat yang membantu siswa memahami materi sekaligus mengatrol nilai

hasil belajarnya yaitu berupa alat peraga Geofraction. Alat tersebut pun harus yang

mudah digunakan dan menarik sehingga siswa tidak cepat bosan dan pembelajaran

dapat berjalan efektif. Apabila alat peraga digunakan dengan optimal, maka akan

berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi operasi pecahan.

Penelitian yang akan dilakukan ini dapat digambarkan dalam paradigma berikut.

Keterangan :

X : alat peraga

Y : hasil belajar matematika

Penggambaran variabel di atas menunjukkan adanya pengaruh antara variabel X (alat

peraga) terhadap variabel Y (hasil belajar matematika). Kedua variabel tersebut akan

diteliti untuk dapat membuktikan bahwa variabel X akan mempunyai pengaruh

terhadap variabel Y.

C. Hipotesis

Riduwan (2011:37) berpendapat bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan

sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan

pengertian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Penggunaan alat

X Y

13

peraga Geofraction berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi operasi

pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap”.

14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 5 Cilacap, Kecamatan Cilacap

Utara, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2021 sampai bulan

Januari 2022.

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian diperlukan suatu rancangan atau desain agar penelitian dapat

berjalan dengan baik dan terarah. Terkait dengan penelitian ini, peneliti menggunakan

jenis penelitian korelasional kuantitatif, yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk

mendeteksi sejauh mana variansi-variansi pada suatu suatu variabel tertentu berkaitan

dengan variansi-variansi pada satu atau lebih variabel lain.

Terkait dengan variabel, Sugiyono (2010:61) mengemukakan bahwa variabel

penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, lalu ditarik

kesimpulannya. Pada penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu:

1. Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2010:61) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel

bebas pada penelitian ini adalah alat peraga. Alat peraga adalah suatu alat bantu

yang dapat digunakan untuk memudahkan penyampaian suatu informasi.

15

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2010:61). Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar

matematika. Hasil belajar matematika adalah nilai yang diperoleh siswa pada saat

akhir suatu pembelajaran matematika.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Riduwan (2011:11) populasi merupakan objek atau subjek

yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan

dengan masalah penelitian. Populasi yang akan diteliti pada penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap.

2. Sampel Penelitian

Riduwan (2011:11) mengemukakan pendapat bahwa sampel adalah

bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan

diteliti. Jumlah sampel yang akan diteliti pada penelitian ini dihitung

menggunakan rumus Taro Yamane yaitu sebagai berikut.

𝑛 =𝑁

𝑁. 𝑑2 + 1

Dengan keterangan sebagai berikut.

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d2 = presisi yang ditetapkan (5%)

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang ditentukan

adalah sebagai berikut.

𝑛 =𝑁

𝑁. 𝑑2 + 1

𝑛 =256

256. 0,052 + 1

16

𝑛 =256

1,64= 156,09756 ≈ 157

Berdasarkan hitungan tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

157 siswa.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang akan digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini

adalah teknik simple random sampling. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2010:255)

dalam teknik pengambilan sampel secara acak, setiap individu mempunyai peluang

yang sama dan bebas untuk dipilih menjadi anggota sampel karena individu-individu

tersebut memiliki karakteristik yang sama.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Dokumentasi

Sugiyono (2013:240) berpendapat bahwa dokumen artinya catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi pada penelitian ini

adalah transkrip nilai ulangan harian materi operasi pecahan siswa kelas VII

SMP Negeri 5 Cilacap yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa sebelum diberikan perlakuan. Selain itu, metode dokumentasi digunakan

juga untuk mengetahui daftar nama dan nomor absen siswa.

2. Tes

Tes adalah cara atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka

pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan. Dengan kata lain, tes adalah

alat ukur untuk mengevaluasi hasil belajar sehingga mengetahui seberapa jauh

tujuan pembelajaran yang telah tercapai.

17

Dalam penelitian ini, tes yang dilakukan akan digunakan untuk mengukur

seberapa jauh pemahaman siswa setelah melaksanakan pembelajaran materi

operasi pecahan dengan menggunakan alat peraga Geofraction. Tes ini memuat

soal-soal pilihan ganda yang berkaitan dengan operasi pecahan. Adapun

langkah-langkah penyusunan soal tes yaitu sebagai berikut.

1) Membuat kisi-kisi soal tes

2) Membuat butir-butir soal tes

3) Menguji validitas dan reliabilitas soal tes

4) Menguji coba soal tes

5) Melakukan revisi

F. Teknik Validasi Instrumen Penelitian

Teknik validasi instrumen tes pada penelitian ini terbagi menjadi 3 yaitu:

1. Validitas

Instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji

validitas sendiri terbagi menjadi 3 yaitu validitas isi, validitas kriteria, dan validitas

konstruk.

Instrumen memenuhi validitas isi jika instrumen tersebut merupakan sampel yang

representatif dari keseluruhan isi hal yang diukur. Langkah-langkah dalam

melakukan validitas isi:

1) Mendefinisikan domain kerja yang diukur

2) Membentuk panel ahli

3) Menyediakan kerangka terstruktur untuk mencocokan butir-butir soal dengan

kinerja terkait

4) Mengumpulkan dan menyimpulkan berdasarkan data

Validitas kriteria adalah validitas yang ditinjau dari segi hubungan dengan alat

pengukur lain yang dipandang sebagai kriteria untuk menentukan tinggi rendahnya

18

validitas alat ukur yang dipersoalkan. Langkah-langkah melakukan validitas

kriteria:

1) Identifikasi tingkah laku kriteria yang cocok

2) Identifikasi sampel dari peserta tes

3) Selenggarakan tes dan simpan skor tes

4) Ketika kriteria sudah diperoleh, lakukan pengukuran kinerja pada kriteria

tersebut

5) Tentukan kekuatan relasi (misalnya dengan koefisien korelasi) antara skor tes

dengan skor kinerja sebagai kriteria

Validitas konstruk adalah sejauh mana tes tersebut mengukur konstruk atau

kemampuan yang dimaksudkan untuk diukur. Langkah-langkahnya sejalan dengan

validitas isi.

2. Konsistensi internal

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tes yang telah dibuat

benar-benar konsisten artinya instrumen tersebut memiliki daya pembeda yang

dapat membedakan antara anak yang pandai dengan anak yang kurang pandai.

Untuk menghitung konsistensi internal, menggunakan rumus Karl Pearson.

Dengan:

rxy = indeks validitas/koefisien korelasi suatu butir tes

X = skor butir tertentu

Y = skor total

N = banyaknya siswa

Dalam penelitian ini, butir soal dikatakan valid jika nilai rxy ≥ 0,3. Soal dikatakan

tidak konsisten dan harus dibuang apabila nilai rxy < 0,3.

19

3. Reliabilitas

Instrumen disebut reliabel jika menghasilkan skor yang konsisten. Ada beberapa

cara untuk menghitung koefisien reliabilitas, salah satunya menggunakan rumus

Cronbach Alpha.

Dengan:

G. Teknik Analisis Data

Menurut Riduwan (2011:132), penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka

perlu menggunakan analisis data. Analisis ini berkaitan dengan perhitungan menjawab

rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Sugiyono (2009:147)

berpendapat bahwa bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat

menggunakan statistik deskriptif maupun statistik inferensial. Pada penelitian ini

menggunakan statistik inferensial yaitu teknik analisis data sampel yang hasilnya dapat

digeneralisasikan ke populasi.

Statistik inferensial terdiri atas statistik parametrik dan non parametrik. Statistik

parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji

ukuran populasi melalui data sampel. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini

menggunakan analisis statistika parametrik.

20

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

penggunaan alat peraga Geofraction terhadap hasil belajar siswa pada materi operasi

pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap serta seberapa besar pengaruhnya sehingga

penelitian ini menggunakan analisis korelasi dan regresi sederhana. Sebelum menguji

hipotesis dalam analisis korelasi dan regresi terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratannya yaitu uji normalitas dan linearitas.

1) Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

atau tidak. Terdapat beberapa cara untuk melakukan pengujian ini, dalam

penelitian ini uji normalitas akan dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov

dengan bantuan program SPSS 25. Kriteria data berdistribusi normal yaitu jika

nilai signifikansi ≥ 0,05, sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak

berdistribusi normal.

2) Uji linearitas

Pada analisis regresi mengharuskan adanya hubungan fungsional antarvariabel

pada populasi linear. Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua

variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Dalam

penelitian ini, uji linieritas dilakukan menggunakan Test of linearity pada taraf

signifikansi 5% dengan bantuan program SPSS 25. Kriteria dua variabel

dikatakan linear secara signifikan jika nilai signifikansinya < 0,05.

3) Uji hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 = Penggunaan alat peraga Geofraction berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa pada materi operasi pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap

H1 = Penggunaan alat peraga Geofraction tidak berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa pada materi operasi pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap

21

Duwi Priyatno (2012:117) mengemukakan bahwa analisis regresi

sederhana adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara satu

variabel independen dengan satu variabel dependen. Pada penelitian ini analisis

regresi dilakukan dengan bantuan program SPSS 25.

Di dalam analisis regresi terdapat uji t. Menurut Duwi Priyatno

(2012:125) uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

berpengaruh secara signifikan/ tidak terhadap variabel dependen.

Adapun kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

Berdasarkan signifikansi

Jika nilai signifikansi < 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05, H0 diterima dan H1 ditolak

Berdasarkan uji t

thitung > ttabel maka H1 diterima, H0 ditolak

thitung < ttabel maka H1 ditolak, H0 diterima (Duwi Priyatno, 2012:125)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur pokok yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memilih dan merumuskan masalah yang akan diteliti.

2. Melakukan studi atau kajian pustaka terkait masalah yang dipilih, dalam hal ini

yaitu terkait penggunaan alat peraga dan hasil belajar siswa.

3. Menentukan sampel yaitu 157 siswa kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap.

4. Memilih dan menyusun instrumen tes dan teknik analisis data yang cocok.

5. Mengumpulkan data.

6. Menganalisis dan menginterpretasi data.

7. Membuat laporan penelitian.

22

DAFTAR PUSTAKA

Annisah, S. (2017). Alat peraga pembelajaran matematika. Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah

Pendidikan, 11(01), 1-15.

Kadir, A. (2015). Menyusun dan menganalisis tes hasil belajar. Al-TA'DIB: Jurnal Kajian

Ilmu Kependidikan, 8(2), 70-81.

Musa, L. (2018). Alat Peraga Matematika. Penerbit Aksara Timur.

Nur, I. M. (2017). Pemanfaatan Program Geogebra dalam Pembelajaran Matematika. Delta-

Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 5(1).

Nur, R. R. (2014). Pengaruh Cara Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Kelas IV SD Se-Gugus Imam Bonjol Kecamatan Purbalingga. Skripsi.

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Nurhasanah, F. (2012). Abstraksi dan Alat Peraga Maya dalam Pembelajaran Matematika.

In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika UNIMED.

Yusuf, A. M. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian gabungan.

Prenada Media.