Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK YANG BERBEDA
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN NILA
SALIN (Oreochromis niloticus) PADA SISTEM BIOFLOK
SUSILAWATI NUR
105941101617
BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK YANG BERBEDA
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN NILA
SALIN (Oreochromis niloticus) PADA SISTEM BIOFLOK
SUSILAWATI NUR
105941101617
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjan Perikanan
Pada Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING
Judul Penelitian : Pengaruh Penggunaan Probiotik Yang Berbeda Terhadap
Pertumbuha n Dan Sintasan Ikan Nila Salin (Oreochromis
niloticus) Pada Sistem Bioflok
Nama Mahasiswa : Susilawati Nur
Nomor Stambuk : 105941101617
Program Studi : Budidaya Perairan
Fakultas : Pertanian
Makassar, 5 Agustus 2021
Pembimbing :
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Dr.Ir.Andi Khaeriyah, M.Pd Nur Insana Salam, S.Pi.,M.Si
NIDN. 0926036803 NIDN. 0904038504
Mengetahui :
Dekan Fakultas Pertanian, Ketua program studi
budidaya perairan,
Dr.Ir.Andi Khaeriyah, M.Pd. Muhamad Ikbal S.Pi.,M.Si
NIDN. 0926036803 NIDN. 0912088603
iii
KOMISI PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Probiotik Yang Berbeda Terhadap
Pertumbuhan Dan Sintasan Ikan Nila Salin (Oreochromis
nilo ticus) Pada Sistem Bioflok
Nama Mahasiswa : Susilawati Nur
Nomor Stambuk : 105941101617
Program Studi : Budidaya Perairan
Fakultas : Pertanian
Universitas : Universitas Muhammadiyah Makassar
HALAMAN KOMISI PENGUJI
NAMA Tanda Tangan jjbb
1. Dr.Ir.Andi Khaeriyah, M.Pd. (...........................)
NIDN. 0926036803
2. Nur Insana Salam, S.Pi., M.Si. (...........................)
NIDN. 0904038504
3. Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M,Si. (..........................)
NIDN. 0912066901
4. Dr. Adul Malik, S,Pi., M.Si. (..........................)
NIDN :0910037002
Tanggal Lulus :...........................
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh penggunaan
probiotik yang berbeda terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila salin
(oreochromis niloticus) pada sistem bioflok adalah benar hasil karya yang belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber
data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi.
Makassar, 23 Agustus 2021
Susilawati Nur
105941101617
v
HALAMAN HAK CIPTA
@ Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2021
Hak Cipta dilidungi undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian seluruh karya tulis ini tanpa
mencamtumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan, karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan pustaka suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unersitas
Muhammadiyah Makassar
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh
Makassar.
vi
ABSTRAK
Susilawati Nur 105941101617. Pengaruh penggunaan probiotik yang berbeda
terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila salin (oreochromis niloticus)
pada sistem biofok. Dibimbing oleh Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd. dan Nur
Insana Salam, S.Pi., M.Si.
Seiring dengan perkembangan teknologi melalui pendekatan biologis, telah
diterapkan teknologi bioflok untuk menjaga kualitas perairan budidaya, selain itu
teknologi bioflok dapat meningkatkan efisiensi pakan yang berpengaruh terhadap
penambahan bobot ikan pada ikan nila. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penngunaan probiotik yang berbeda terhadap pertumbuhan dan sintasan
ikan nila salin (oreochromis niloticus) pada sistem bioflok. Metode yang
digugunakan adalah pemberian jenis probiotik yang berbeda, perlakuan A kontrol,
B, em4, C sel multi, D aquaenzym. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan
probiotik dengan kandungan bakteri Nitrosomonas sp, Nitrobacter sp, Bacillus sp
menunjukkan peningkatan pertumbuhan SGR 5.03 g, GR sebesar 2,8, SR 93,33%
dan nilai FCR 1,74
Kata kunci: nila salin, bioflok, probiotik, pertumbuhan.sintasan,FCR.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah selalu terucap kepada Allah SWT yang senantiasa
memberikan macam rahmat dan hidayahnya, Salawat serta salam, selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Sebagai tokoh yang membawa kita
dari alam kegelapan menuju alam terang benderang seperti saat ini, sehinngga
penulis dapat menyelesaikan skripsi pada Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Probiotik Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Ikan
Nila Salin (Oreochromis niloticus) Pada Sistem Bioflok”
Selanjutnya dengan selesainya skripsi ini penulis menyampaikan
terimakasih yang mendalam kepada kedua orang tua saya, atas pengorbanannya
menyekolahkan penulis mulai dari sekolah dasar hingga program strata satu,
semoga senantiasa diberikan kesehatan lahir batin, serta saudara-saudara saya
tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir
studi. Penulis juga menyampaikan terimakasih khusus kepada pembimbing satu
sekaligus dekan fakultas pertanian Dr.Ir.Andi Khaeriyah, M.Pd dan pembimbing
dua Nur Insana Salam, S.Pi.,M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan
doa, perhatian, semangat dan motivasi, serta bantuan lainnya yang telah diberikan
kepada penulis, dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan tak lupa pula penulis
mengucapkan terimakasih kepada ketua program studi budidaya perairan
Muhamad Ikbal, S.Pi.,M.Si. yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan
bantuan.
viii
Segala kerendahan hati, penulis juga secara tulus menyampaikan ucapan
terimakasih kepada rekan mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2017, atas kerja sama
dan dukungannya dan jika apabila penulis pernah berbuat kesalahan kepada rekan
semuanya penulis mengucapakan permohonan maaf lahir dan batin.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan oleh penulis.
Makassar, Agustus 2021
Susilawati Nur
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING ii
HALAMAN KOMISI PENGUJI iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
HALAMAN HAK CIPTA v
ABSTRAK vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 3
II. TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Klasifikasi Ikan Nila Salin Oreochromis niloticus) 4
2.2 Morfologi Ikan Nila Salin 4
2.3 Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Nila 5
2.4 Pakan Dan Kebiasaan Makan 6
2.5 Tingkah Laku Ikan Nila Salin 6
2.6 Pengertian Bioflok 7
x
2.7 Aplikasi Probiotik Pada Sistem Bioflok 7
2.8 Parameter Kualitas Air 9
III. METODE PENELITIAN 11
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 11
3.2 Alat dan Bahan 11
3.3 Prosedur Penelitian 11
3.3.1 Persiapan wadah 11
3.3.2 Persiapan Air Media Pemeliharaan 12
3.3.3 Organisme Uji Pemeliharaan 12
3.3.4 Pemberian Pakan 12
3.3.5 Rancangan Percobaan 13
3.4 Peubah Yang Diamati 14
3.4.1 Pertumbuhan Berat Mutlak 14
3.4.2 Laju Pertumbuhan Harian 14
3.4.3 Tingkat kelangsungan Hidup 14
3.4.4 Food Convertion Ratio (FCR) 15
3.4.5 Kualitas Air 15
3.5 Analisis Data 15
IV. Hasil dan Pembahasan 16
4.1 Laju Pertumbuhan Harian 16
4.2 Pertumbuhan Berat Mutlak 19
4.3 Tingkat kelangsungan Hidup 21
4.4 Food Convertion Ratio (FCR) 23
xi
4.5 Kualitas Air 26
V. Penutup 28
5.1 Kesimpulan 28
5.2 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN 32
xii
DAFTAR TABEL
1. Tabel kualitas air 26
xiii
DAFTAR GAMBAR
1. Ikan Nila Salin (Oreochromis Niloticus) 5
2. Tata Letak Wadah Penelitian 13
3. Laju Pertumbuhan Harian Selama Penelitian 16
4. Pertumbuhan Berat Mutlak Selama Penelitian 19
5. Tingkat Kelangsungan Ikan Nila Salin Selama Penelitian 22
6. Food Confertion Ratio (FCR) 24
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil Pengukuran laju pertumbuhan Harian Ikan Nila Salin
2. Hasil Pengukuran Berat Mutlak Ikan Nila Salin 33
3. Hasil Analisis Of Varaians (Anova) Pertumbuhan Mutlak Ikan Nila Salin 33
4. Tabel Hasil Pengukuran Tingkat Kelangsungan Ikan Nila Salin 33
5. Hasil Analisis Of Varaians (Anova) Tingkat Kelangsungan Ikan Nila Salin 34
6. Hasil Pengukuran Food Convertion Ratio (FCR) Ikan Nila Salin 34
7. Hasil Analisis Of Varaians (Anova) Food Convertion Ratio Ikan Nila Salin 34
8. Alat dan Bahan Yang di Gunakan 35
9. Dokumentasi Penelitian 36
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komoditas ikan nila salin (oreochromis niloticus) merupakan strain dari
ikan nila yang toleran terhadap perairan payau dan laut dengan salinitas yang
tinggi mencapai 15-20 ppt (BPPT, 2011). Selain itu ikan nila memiliki beberapa
keunggulan jika dibandingkan dengan ikan yang lain yaitu mudah dipelihara
diberbagai media pemeliharaan, reproduksi atau pembibitan mudah, bereproduksi
setiap bulan, mempunyai daya tahan tinggi terhadap lingkungan ekstrem dan
memiliki nilai ekonomi serta gizi yang tinggi (Suyanto, 2011). Seiring dengan
perkembangan teknologi melalui pendekatan biologis, telah diterapkan teknologi
bioflok untuk menjaga kualitas perairan budidaya, selain itu teknologi bioflok
dapat meningkatkan efisiensi pakan yang berpengaruh terhadap penambahan
bobot ikan pada ikan nila.
Teknologi bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme (bakteri,
jamur, algae, protozoa, dan cacing), Yang tergabung dalam gumpalan flok.
Teknologi bioflok pada awalnya merupakan adopsi dari teknologi pengolahan
limbah lumpur aktif secara biologi dalam melibatkan aktivitas mikroorganisme
seperti bakteri. Adapun keuntungan penerapan teknologi bioflok antara lain :
sedikit pergantian air, tidak tergantung pada sinar matahari, padat tebar lebih
tinggi (bisa mencapai 3.000 ekor/bak), produktivitas tinggi, efisiensi pakan (FCR
bisa mencapai 0,7), efisiensi dalam pemanfaatan lahan, limbah lebih sedikit serta
ramah lingkungan (Nani septiani dkk, 2014).
2
Aplikasi teknologi bioflok pada ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan
menggunakan probiotik merek EM4 (Effective microorganisme-4) yang
mengandung bakteri Lactobacillus casei dan Saccharomyces cerevisiae sebanyak
0,3 Ml/60L air dan molase 15 ml. Menghasilkan pertumbuhan mutlak (5,47
gram), pertumbuhan nisbi (91%) dan pertumbuhan harian sebesar (2,11%),
peningkatan jumlah flok yang lebih cepat dan memperbaiki kualitas air (Ombong
et al., (2016).
Menurut (Aquarista et al., 2012). Bakteri yang terdapat pada probiotik sel
multi mengandung bakteri (Nitrosomonas sp, Nitrobacter sp, dan Bacillus sp).
Keunggulan bakteri probiotik sel multi yaitu dapat memperbaiki dan
mempertahankan kualitas air, mengoksidasi senyawa organik yang berasal dari
sisa pakan, feses dan organisme dan organisme yang mati, dapat menurunkan
senyawa metabolit beracun, dapat menurunkan pertumbuhan bakteri yang
merugikan, menyediakan pakan alami serta menumbuhkan beberapa jenis bakteri
yang menguntungkan.
Adapun jenis probiotik lainnya yang sering digunakan pada sistem bioflok
yaitu probiotik aquaenzym yang tersusun dari bakteri Bacillus sp. Bakteri yang
diyakin i mampu untuk meningkatkan daya cerna pada ikan yaitu Bacillus sp.
Yang mempunyai daya kemampuan mensekresikan enzim protease, asimilase dan
lipase. Dan dari ketiga probiotik ini belum ada informasi yang terbaik bagi ikan
nila, sehingga dilakukan penelitian ini.
3
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis probiotik yang terbaik
terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila salin (Oreochromis niloticus) pada
sistem bioflok. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat sebagai informasi kepada
pelaku budidaya mengenai budidaya ikan nila salin dengan sistem bioflok.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus)
Pada awalnya ikan nila dimasukkan kedalam jenis Tilapia nilotica,tetapi
dengan seiring dengan perkembangannya para pakar perikanan telah memutuskan
untuk merubah nama tersebut menjadi Oreochromis niloticus. Nama niloticus
menunjukkan tempat nila berasal, yakni sungai Nil di Benua Afrika (Khairuman
& Khairul, 2013)
Menurut Suyanto, (2010), klasifikasi lengkap yang kini dianut oleh para
ilmuwan adalah :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Sub-Kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub-Ordo : Percoidea
Famili : Cichilidea
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
2.2 Morfologi Ikan Nila Salin
Morfologi ikan nila menurut Suryaningrum et al., (2015). Ikan nila
memiliki lima buah sirip yaitu sirip punggung (dorsal fin, sirip dada (pectoral fin),
sirip perut (ventral fin), sirip dubur (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin, sirip
punggung memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor,
5
terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil sedangkan
sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang sementara jumlah sirip
ekor hanya satu buah.
Gambar 1. Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus)
2.3 Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Air merupakan media atau habitat yang paling vital bagi kehidupan ikan.
Ikan nila mempunyai habitat diperairan tawar, seperti sungai, danau, waduk dan
rawa. Tapi karena toleransinya yang tinggi terhadap salinitas, maka ikan dapat
hidup dan berkembang biak diperairan payau dan laut. Salinitas yang disukai
antara 0-35 ppt. ikan nila yang masih kecil lebih tahan terhadap perubahan
lingkungan dibanding ikan nila yang sudah besar (Suyanto, 2003). Kualitas air
yang sesuai dengan habitat ikan nila adalah pH optimal 7-8, suhu optimal antara
25-300 C, dan salinitas 0-35 ppt, amoniak antara 0-2,4 ppm, dan DO berkisar
antara 3-5 ppm (Panggabean , 2009).
6
2.4 Pakan Dan Kebiasaan Makan
Ikan nila tergolong ikan pemakan segala (omnivora) sehingga bisa
mengonsumsi pakan berupa hewan atau tumbuhan. Pakan yang disukainya ketika
masih benih adalah zooplankton (plankton hewani), seperti Rotifera sp., Moina
sp., atau Daphnia sp. Selain itu benih nila juga memakan algae atau lumut yang
menempel di bebatuan yang ada dihabitat hidupnya. Ketika dibudidayakan, nila
juga memakan tanaman air yang tumbuh didalam kolam budidaya. Jika telah
mencapai ukuran dewasa, ikan nila bisa diberi pakan tambahan seperti pakan pelet
(Amri dan Khairuman, 2013).
2.5 Tingkah Laku Ikan Nila
Tingkah laku ikan nila berhubungan dengan kegiatan perkawinan dan
pemijahan. Secara alami ikan nila dapat memijah sepanjang tahun. Ikan nila mulai
memijah pada umur empat bulan atau panjang badan sekitar 9,5 cm. Pembiakan
terjadi setiap tahun tanpa adanya musim tertentu dengan interval waktu
kematangan telur sekitar 2 bulan. Induk betina matang gonad dapat menghasilkan
telur antara 250-1.1000 butir.
Ikan nila jantan mempunyai naluri membuat sarang berbentuk lubang
didasar perairan yang lunak sebelum mengajak pasangannya untuk memijah. Satu
siklus atau daur hidup ikan nila meliputi tahap tahap yang terdiri atas stadium
telur, larva, benih, dewasa, dan induk. Daur hidup dan telur sampai menjadi induk
berlangsung selama 5-6 bulan.
7
2.6 Pengertian Bioflok
Bioflok berasal dari kata bios yang artinya kehidupan dan flock yang
bermakna gumpalan, sehingga bioflok adalah kumpulan dari berbagai jenis
organisme seperti jamur, bakteri, algae, protozoa, cacing, dan lain lain, yang
tergabung dalam gumpalan. Teknologi bioflok merupakan adopsi dari teknologi
pengolahan biologis air limbah lumpur aktif dalam menggunakan aktivitas
mikroorganisme untuk meningkatkan karbon dan nitrogen (Suprato, 2013).
Mikroorganisme yang dilibatkan dalam sistem bioflok adalah bakteri, salah satu
bakteri yang ada dalam sistem bioflok adalah jenis Bacillus (Aiyushirota, 2009).
2.7. Aplikasi Probiotik Pada Sistem Bioflok
Beberapa penelitian menunjukkan aplikasi teknologi bioflok dan probiotik
berperan dalam perbaikan kualitas air (Ombong et al., 2016), peningkatan retensi
protein (Dahlan et al., 2017), dan peningkatan imun (Azhar,2018; Qin et al.,
2018), serta penurunan biaya produksi melalui penurunan biaya pakan (Herdela et
al., 2018).
Dosis probiotik merupakan salah satu faktor pembatas untuk memberikan
pengaruh menguntungkan bagi inang. Suprianto et al., (2019) melaporkan dosis
probiotik yang berlebihan melewati titik optimal mengakibatkan penurunan bobot
mutlak pada ikan nila, karena terlalu tingginya populasi bakteri yg bersifat aerob,
sehingga menimbulkan persaingan antar organisme dalam pemanfaatan nutrisi
dan oksigen didalam lingkungan budidaya. Jenis probiotik yang biasa digunakan
dalam sistem bioflok yaitu EM4, sel multi, aquaenzym.
8
1. EM4 (Effective microorganisme-4)
Salah satu jenis probiotik yang sering digunkan dalam kegiatan budidaya
ikan untuk memperbaiki kualitas air dan meningkatkan pertumbuhan ikan yaitu
EM4 yang mengandung bakteri Lactobacillus, Actinomycetes sp, dan
Saccharmyces cerevisiae yang merupakan mikroba lignoselulotik yang akan
membantu pemecahan ikatan lignoselulotik sehingga lignin dan selullosa akan
terlepas dan mikroba proteolitik menghasilkan enzim protease yang berfungsi
merombak protein menjadi asam amino .
2. Sel Multi
Keunggulan bakteri probiotik sel multi yaitu dapat memperbaiki dan
mempertahankan kualitas air, mengoksidasi senyawa organik yang berasal dari
sisa pakan, feses dan organisme dan organisme yang mati, dapat menurunkan
senyawa metabolit beracun, dapat menurunkan pertumbuhan bakteri yang
merugikan, menyediakan pakan alami serta menumbuhkan beberapa jenis bakteri
yang menguntungkan. Bakteri yang terdapat pada probiotik sel multi mengandung
bakteri (Nitrosomonas sp, Nitrobacter sp, dan Bacillus sp), (Aquarista et al.,
2012).
3. Aquaenzym
Probiotik aquaenzym yang tersusun dari bakteri Bacillus sp. Bakteri yang
diyakini mampu untuk meningkatkan daya cerna pada ikan yaitu Bacillus sp.
Yang mempunyai daya kemampuan mensekresikan enzim protease, asimilase dan
lipase. Dan dari ketiga probiotik ini belum ada informasi yang terbaik bagi ikan
nila, sehingga dilakukan penelitian ini.
9
2.8 Parameter Kualitas Air
Salah satu kelebihan ikan nila adalah mudah beradaptasi terhadap
lingkungannya. Di Indonesia budidaya ikan nila adaptif terhadap perairan payau,
kolam air deras, sungai mengalir, danau, waduk maupun sawah.
Adapun parameter kualitas air yang diukur yaitu suhu, amoniak, salinitas, dan pH.
1. Suhu
Suhu merupakan hal yang sangat mempengaruhi aktifitas kehidupan dari
organisme kultur, seperti nafsu makan dan laju metabolisme. Adapun suhu yang
bagus untuk kelayakan dan pertumbuhan ikan nila salin adalah 27-300C Effendi,
(2003). Sedangkan menurut Suryaningrum (2012), kisaran suhu yang layak untuk
pemeliharaan ikan nila adalah 26-28,50C.
2. Oksigen Terlarut (Disolved oxygen)
Ikan nila salin membutuhkan oksigen untuk bernafas seperti hewan air
lainnya yaitu oksigen terlarut dalam air dapat mempengaruhi aktivitas ikan dan
berpengaruh pada metabolisme dalam tubuh ikan , kadar oksigen terlarut bagi
pertumbuhan ikan nila salin yaitu 6-8 mg/l (Ardita, 2013).
3. Salinitas
Menurut Rukmana (2015) ikan nila salin dapat hidup pada kadar salinitas
0-30 ppt, sehingga dapat hidup pada perairan salinitas tawar, payau dan laut.
Sedangkan menurut BPPT (2011) Ikan nila salin toleran terhadap air payau
dengan salinitas mencapai 15-20 ppt
10
4. pH
Nilai pH merupakan indicator tingkat keasaman perairan. pH yang cocok
untuk pemeliharaan ikan nila adalah 6-8,5, namun pertumbuhan optimalnya
terjadi pada pH 7-8. Nilai pH yang masih ditoleransi oleh ikan nila antara 5-11
(Kordi, 2010).
11
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Juli 2021 di
Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan merupakan penunjang kelancaran dan keberhasilan dalam
melakukan penelitian. Adapun alat dan bahan yang akan digunakan selama
penelitian ini diantaranya waskom sebagai wadah penelitian, blower dan aerasi
yang berguna untuk mensuplai oksigen dan timbangan untuk menimbang bahan.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu benih ikan nila yang merupakan
organisme uji, EM4, sel multi, dan aquaenzym digunakan sebagai probiotik
penguji, kapur dolomit yang berguna untuk menetralkan kadar keasaman dan
molase sebagai pakan bakteri serta air payau yang digunakan sebagai media
pemeliharaan.
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan selama penelitian meliputi
persiapan wadah, persiapan air media pemeliharaan, organisme hewan uji,
pemberian pakan,
3.3.1 Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah waskom
berkapasitas 45 liter sebanyak 12 buah. Sebelum digunakan, wadah dicuci terlebih
12
dahulu dan dikeringkan dibawah sinar matahari. Kemudian wadah yang telah
kering diisi air payau dengan salinitas 17 ppt sebanyak 20 liter. Kemudian diaerasi
untuk mensuplai oksigen ke media pemeliharaan.
3.3.2 Persiapan Air Media Pemeliharaan
Persiapan media pemeliharaan dengan memasukkan air payau dengan
salinitas 17 ppt sebanyak 20 liter/waskom, kapur dolomite 0,65 g/L, molase 0,5
ml/L. Selanjutnya di tambahkan probiotik sesuai dengan perlakuan (EM4
(Effective microorganisme-4), sel multi, dan aquaenzym) dengan masing masing
dosis 0,015 ml/l. Kemudian didiamkan sampai media floknya terbentuk terbukti
dengan dinding kolam licin, kemudian benih ikan nila siap untuk ditebar.
3.3.3 Organisme Uji Pemeliharaan
Dalam penelitian ini akan digunakan ikan nila salin (Oreochromis
niloticus) dengan padat penebaran 10 ekor/waskom, dengan ukuran 5 cm yang
berasal dari BPBAP Takalar. Ikan uji terlebih dahulu diaklimatisasi selama 3 hari
untuk menyesuaikan diri dengan wadah dan media pemeliharaan. Pemeliharaan
ikan dilakukan selama kurang lebih 30 hari.
3.3.4 Pemberian Pakan
Pakan yang akan diberikan adalah jenis pakan komersil secara at satiation.
Sebelum dilakukan pemberian pakan sampling bobot ikan nila salin untuk
menentukan bobot biomassa awal ikan nila salin. Pemberian pakan dilakukan
dilakukan 3 kali sehari.
13
3.3.5 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang akan digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga berjumlah
12 unit (Gazper, 1991).
Perlakuan A = Kontrol
Perlakuan B = Probiotik EM4
Perlakuan C = Probiotik Sel Multi
Perlakuan D = Probiotik Aquaenzym
Selanjutnya, tata letak unit-unit percobaan setelah pengacakan pada gambar 2.
A1 B2 C1 B3
B1 C2 D3 D1
A2 C3 A3 D2
Gambar 2. Tata letak wadah penelitian
14
3.4 Peubah yang diamati
3.4.1 Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak dihitung dengan rumus Royce, (1972) :
GR = Wt – W0
Keterangan :
GR : Pertumbuhan bobot mutlak
Wt : Berat akhir hewan uji (g)
W0 : Berat awal hewan uji (g)
3.4.2 Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan spesifik (SGR) dihitung menggunakan rumus dari
Abdel-Tawwab et al., (2010) yaitu:
Dkk (1991) :
SGR (%) = IN Wt– In W0
𝑡 𝑥 100
Keterangan :
SGR : Laju pertumbuhan Harian(% hari)
t : Lama pemeliharaan
Wt : Berat ikan pada akhir pemliharaan (g)
W0 : Berat ikan pada awal pemeliharaan (g)
3.4.3 Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup dihitung dengan menggunakan rumus dari
Setiyono et al., (2012)
SR (%) = 𝑁𝑡
𝑁0 𝑥 100
15
Keterangan :
SR : Tingkat Kelangsungan Hidup
Nt : Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (gr)
N0 : Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (gr)
3.4.4 Food Convertion Ratio (FCR)
Perhitungan konversi pakan atau food convertion ration (FCR) ditentukan
dengan menggunakan rumus (Ridho dan Subagio, 2013) sebagai berikut
FCR = F
W
Keterangan :
Kp : Konversi pakan
F : Jumlah pakan yang dikonsumsi (g)
W : Berat ikan yang dihasilkan (g)
3.4.5 kualitas air
Kualitas air yang diukur yaitu suhu, oksigen terlarut, salinitas, dan pH.
Pengukuran suhu, salinitas dan pH dilakukan setiap hari. Sedangkan pengukuran
oksigen terlarut dilakukan pada awal (hari ke-1), tengah (hari ke-15), dan akhir
penelitian (hari ke-30)
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh selama penelitian akan dianalisis dengan
menggunakan Uji anova (Analysis of Varians) menggunakan software versi 25
dengan selang kepercayaan 95%. Apabila hasil uji antar perlakuan berbeda nyata
maka akan dilakukan uji duncan.
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Laju Pertumbuhan Harian
Hasil pengukuran laju pertumbuhan harian yang diberikan probiotik
berbeda pada ikan nila salin dari awal hingga akhir penelitian dapat dilihat pada
Gambar 3.
Perlakuan
Gambar 3. Laju pertumbuhan harian selama penelitian
Berdasarkan hasil pengukuran laju pertumbuhan harian selama penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan ikan nila salin yang tertinggi
terdapat pada perlakuan C dengan menggunakan probiotik sel multi yaitu 5.03,
kemudian disusul dengan perlakuan A tanpa probiotik yaitu sebesar 4.53,
kemudian disusul dengan perlakuan B dengan menggunakan probiotik em4 yaitu
sebesar 4.18, dan yang terendah terdapat pada perlakuan D yang menggunakan
probioik aquaenzym yaitu 3.71.
0
1
2
3
4
5
6
1 (Hari) 7 (Hari) 14 (Hari) 21 (Hari) 28 (Hari)
2,23
3,233,51
4,234,53
2,23
3,463,7 3,93 3,71
2,23
3,733,93
4,655,03
2,23
3,53,71
4,21 4,18
Laju pertumbuhan harian (%)
A (Kontrol) B (EM4) C (sel Multi) D (Aquaenzym)
17
Peningkatan tingginya laju pertumbuhan pada perlakuan C dengan
menggunakan probiotik sel multi diduga karena nilai nutrisi bioflok yang mampu
meningkatkan pertambahan bobot pada ikan nila salin (Orechromis niloticus). Hal
ini sesuai dengan pernyataan (Apriani, 2016) bahwa flok yang terbentuk pada
budidaya sistem bioflok mengandung protein tinggi yang dapat meningkatkan
laju pertumbuhan ikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Zega.
dkk, 2018) menghasilkan pertumbuhan harian sebesar 3,67 g, dan pertumbuhan
mutlak sebesar 17,17 g dengan menggunakan probiotik sel multi yang
mengandung bakteri yang dapat memperbaiki kualitas air, senyawa organik yang
berasal dari sisa pakan, mengoksidasi fases dan organisme yang telah mati,
senyawa metabolit beracun dapat diturunkan, pertumbuhan bakteri yang dapat
merugikan dapat diturunkan, menyediakan pakan plankton yang berasal dari sisa
pakan alami, serta menumbuhkan beberapa jenis bakteri yang menguntungkan.
Penggunaan sumber probiotik yang berbeda dalam sistem bioflok
berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ikan nila salin. Ikan dapat memanfaatkan
pakan dengan optimal baik itu pakan komersil maupun flok bakteri. Hal ini berarti
bakteri heterotrof membentuk flok-flok bakteri yang kemudian dimakan oleh ikan
sebagai pakan alami dengan kandungan protein yang tinggi sehingga dapat
meningkatkan laju pertumbuhan ikan. Kandungan bakteri pada probiotik dapat
menyebabkan tingginya aktivitas bakteri pada saluran pencernaan dan perbedaan
jumlah bakteri yang terkandung dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan.
Kecenderungan pertumbuhan yang tinggi erat kaitannya dengan jenis probiotik
dan spesies ikan, dimana jenis bakteri yang tidak beragam diduga menyebabkan
18
jumlah bakteri mencapai nilai optimum untuk kebutuhan pertumbuhan ikan Arief
et al., (2014).
Rendahnya pertumbuhan bobot harian ikan nila salin pada minggu ke 5
pada perlakuan B dengan menggunakan probiotik EM4 dan D menggunakan
probioik aquaenzym. Probiotik aquaenzym yang tersusun dari bakteri Bacillus sp.
Bakteri yang diyakini mampu untuk meningkatkan daya cerna pada ikan yaitu
Bacillus sp. Yang mempunyai daya kemampuan mensekresikan enzim protease,
asimilase dan lipase. Sedangkan Probiotik EM4 yang mengandung bakteri
Lactobacillus, Actinomycetes sp, dan Saccharmyces cerevisiae yang merupakan
mikroba lignoselulotik yang akan membantu pemecahan ikatan lignoselulotik
sehingga lignin dan selullosa akan terlepas dan mikroba proteolitik menghasilkan
enzim protease yang berfungsi merombak protein menjadi asam amino
Penurunan laju pertumbuhan harian diduga probiotik yang ditambahkan
pada media pemeliharaan menghasilkan perbedaan mikroorganisme penyusun
bioflok baik dari jumlah maupun keanekaragamnya (Wijaya. dkk, 2016).
Tingginya populasi bakteri menimbulkan persaingan antar organisme dalam
pemanfaatan nutrisi didalam media pemeliharaan. Hal tersebut menyebabkan
nutrisi dalam media pemeliharaan tidak termanfaatkan dengan baik oleh ikan
sehingga pertumbuhannya lambat Suprianto et al., (2019). Hal ini diduga
menyebabkan ikan tidak dapat memanfaatkan nilai nutrisi bioflok dan flok-flok
bakteri yang memiliki kandungan protein yang tinggi tidak dapat dimanfaatkan
oleh ikan dengan baik menyebabkan tidak terjadinya peningkatan enzim
pencernaan. Proses hidrolisis protein menjadi senyawa yang lebih sederhana dan
19
tidak maksimal sehingga menyebabkan penyerapan protein kurang optimal dan
pertumbuhan menjadi lambat. Hal ini menyebabkan pertumbuhan ikan pada
perlakuan A (kontrol) menghasilkan nilai lebih tinggi pada minggu ke dari pada
perlakuan B dan D yang menggunakan probiotik, hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Putri dkk,(2018) laju pertumbuhan harian ikan uji menunujukkan
hasil yang lebih tinggi pada per lakuan kontrol yaitu 1,08 gram begitu juga
dengan pertumbuhan mutlak menunjukkan nilai yang cukup tinggi pada perlakuan
kontrol sebesar 64,52 gram.
4.2. Pertumbuhan Berat Mutlak
Hasil pengukuran laju pertumbuhan mutlak ikan nila salin yang diberikan
probiotik berbeda pada awal hingga akhir penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Pertumbuhan Berat Mutlak Selama Penelitian
2,3 2,312.8
1,95
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
A (Kontrol) B (EM4) C (Sel Multi) D (Aquaenzym)
Per
tum
bu
han
Mu
tlak
(G
ram
)
PERLAKUAN
a
ab b a
20
Hasil pengukuran pertumbuhan mutlak ikan nila salin (Orechromis
niloticus) selama penelitian didapatkan pertumbuhan tertinggi terdapat pada
perlakuan C dengan menggunakan probiotik sel multi dengan nilai 2.8 g,
sedangkan terendah terdapat pada perlakuan D dengan menggunakan probiotik
aquaenzym dengan nilai sebesar 1.95 g.
Hasil uji anova (analisis of varians) menunjukkan bahwa penggunaan
probiotik yang berbeda dalam sistem bioflok tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
terhadap pertumbuhan berat mutlak ikan nila salin (Orechromis niloticus). Akan
tetapi secara diagram dapat dilihat bahwa pertumbuhan menunjukkan hasil yang
berbeda. Dengan demikian dapat dilihat Peningkatan pertumbuhan mutlak ikan
nila salin pada perlakuan C diduga adanya bakteri probiotik dalam saluran
pencernaan ikan yang sangat menguntungkan dikarenakan bakteri probiotik
menghasilkan exogenesous enzim seperti amylase, lipase, dan protease pada
sistem pencernaan ikan. Dengan adanya enzim-enzim tersebut dapat mengurangi
pengeluaran energi (expenditure energy) untuk proses pencernaan sehingga energi
yang ada dapat digunakan untuk pertumbuhan Narges et al., (2012). Peningkatan
pertumbuhan juga diduga karena adanya kontribusi enzim pencernaan oleh bakteri
probiotik yang mampu meningkatkan proses pencernaan kultivan, Hal ini
dinyatakan oleh Paradita, (2009) bahwa keberadaan probiotik dalam saluran
pencernaan dapat memaksimalkan pencernaan dan saluran.
Perbedaan pertumbuhan antar perlakuan pada penelitian ini disebabkan
oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan proses pertumbuhan ikan yaitu
metabolisme, penggunaan energi metabolisme, hormon pertumbuhan dan mitosis
21
(Boeuf dan Payan, 2001). Pertumbuhan pada perlakuan B, dan D yang diberi
probiotik semestinya memiliki pertumbuhan yang tidak jauh beda dengan
perlakuan C, namun karena adanya gejala stress pada ikan budidaya pada
perlakuan B dan D yang ditandai perubahan perilaku yaitu ikan cenderung
mengitari peinggirin wadah penelitian, perilaku tersebut menunjukkan gejala
stress, akibat adanya kualitas air yang bervariasi sehingga ikan harus kambali
beradaptasi dengan media pemeliharaan. ketika ikan dalam kondisi stress maka
ikan cenderung tidak mau makan sehingga pasokan energi di dalam tubuh akan
digunakan untuk mengembalikan kondisi homeostasis.
Kondisi tersebut akan berdampak terhadap pertumbuhan ikan. Respon
stress yang disebabkan oleh perubahan kondisi lingkungan dapat ditandai dengan
adanya perubahan fisiologis dalam jangka pendek atau jangka panjang yang
menyebabkan pengalihan sumberdaya energi untuk proses vital, proses tersebut
dapat merusak atau mengancam kondisi homeostasis (Buchanan 2000). Kondisi
stress terjadi realokasi energi metabolik aktivitas investasi (seperti pertumbuhan
dan reproduksi) menjadi aktivitas untuk memperbaiki homeostasis, seperti
respirasi, pergerakan, regulasi hidromineral dan perbaikan jaringan.
4.3. Tingkat Kelangsungan Hidup
Selama penelitian dilakukan terdapat kematian ikan uji yang dipelihara
pada beberapa perlakuan. Adapun data mengenai sintasan ikan nila salin
(Orechromis niloticus) dan dapat dilihat pada Gambar 5.
22
Gambar 5 . Tingkat kelangsungan hidup ikan nila salama penelitian
Berdasarkan hasil analisis of varians (Anova) dapat diketahui bahwa
penggunaan probiotik yang berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada
kelangsungan hidup ikan uji. Kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada
perlakuan A tanpa probiotik sebesar 100 %, kemudian disusul dengan perlakuan
C dengan probiotik em4 sebesar 80% dan terendah terdapat pada perlakuan D
dengan menggunakan probiotik aquaenzym sebesar 76.66%. Kusnandar, (2009)
menyatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup >50% tergolong baik,
kelangsungan hidup 30-50% sedang dan kelangsungan hidup kurang dari 30%
tidak baik. Berdasarkan pernyataan diatas tingkat kelangsungan hidup ikan selama
pemeliharaan tergolong baik.
Tingginya kelangsungan hidup ikan pada perlakuan A yang tidak
mendapatkan penambahan probiotik diduga disebabkan oleh kemampuan ikan
untuk beradaptasi pada media pemeliharaan yang tinggi menyebabkan ikan
mampu untuk berdaptasi dengan cepat.
100 80 93,33 76,66
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
A (Kontrol) B (EM4) C (Sel Multi) D (Aquaenzym)
Sin
tasa
n (
%)
Perlakuan
23
Kematian ikan yang terjadi pada perlakuan B, C, dan D disebabkan oleh
ikan yang stress (ditandai dengan ikan yang cenderung mengitari pinggiran wadah
penelitian), penanganan saat melakukan sampling, serta rendahnya kandungan
oksigen terlarut sehingga terjadi penurunan nafsu makan mengakibatkan daya
tahan tubuh ikan menurun dan terjadi kematian. Apabila oksigen pada media
pemeliharaan rendah maka akan terjadi persaingan kebutuhan oksigen antara ikan
dengan bakteri pengurai bahan organik (Sutriati, 2011). Karasteristik bioflok
adalah membutuhkan oksigen yang tinggi dan produksi biomassa bakteri. Oleh
karena itu aerasi yang berfungsi sebagai pengadukan serta memastikan bahwa
bioflok tetap tersuspensi dalam air dan tidak mengendap (Suryaningrum. 2012).
Sedangkan menurut Arminah (2010) menyatakan faktor yang mempengaruhi
kelulushidupan ikan adalah faktor biotik antara lain kompetitor, kepadatan,
populasi, umur, dan kemampuan ikan berdaptasi dengan lingkungannya.
4.4 Food Convertion Ratio (FCR)
Konversi pakan didapat dari hasil perbandingan antara pertambahan berat
tubuh dengan jumlah pakan yang dihabiskan selama masa pemeliharaan hasil
perhitungan dapat dilihat pada Gambar 6.
24
Gambar 6. food convertion ratio selama penelitian
Berdasarkan gambar diatas perhitungan nilai food convertion ratio (FCR)
ikan nila salin yang dipelihara pada perlakuan C dengan menggunakan probiotik
Sel multi menunjukkan nilai terendah 1.74, kemudian perlakuan B menggunakan
probiotik em4 yaitu sebesar 1.91 kemudian perlakuan A tanpa probiotik sebesar
1,94 dan tertinggi terdapat pada perlakuan D menggunakan probiotik Aquaenzim
yaitu sebesar 2,45.
Hasil uji anova (analisis of varians) menunjukkan hasil yang tidak
berpengaruh nyata (P>0,05). Pemanfaatan pakan oleh ikan nila salin selama
pemeliharaan memperlihatkan bahwa efisiensi pakan pada perlakuan C dengan
menggunakan probiotik sel multi lebih baik dibanding dengan perlakuan lainnya
hal ini diduga karena pemanfaatan pakan tambahan dari flok-flok yang terbentuk.
Githukia et al., (2015) menyatakan bahwa untuk benih ikan nila, FCRnya bisa
mencapai 1,51-1,98. Pakan komersil yang digunakan selama penelitian adalah
pakan komersil yang memiliki keunggulan yaitu menggunakan bahan baku
1,94 1,91 1,742,45
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
A (Kontrol) B (EM4) C (Sel Multi) D (Aquaenzym)
FC
R
Perlakuan
25
berkualitas tinggi dengan kandungan protein 28-35% yang sesaui untuk
pertumbuhan ikan nila. Menurut Rohmana, (2009) pakan komersil memiliki
kandungan protein sekitar 26-30%, sehingga jika manajemen pemberian pakan
kurang baik maka dapat menyababkan akumulasi amonia yang mempercepat
penurunan kualitas air.
Aktivitas bakteri dalam pencernaan akan berubah dengan cepat apabila ada
mikroba yang menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan bakteri yang
sudah ada dalam usus (saluran pencernaan) dengan bakteri yang masuk, dengan
adanya keseimbangan antara bakteri saluran pencernaan ikan menyebabkan
bakteri probiotik bersifat antagonis terhadap bakteri- bakteri pathogen sehingga
saluran pencernaan ikan lebih baik dalam mencerna dan menyerap sari-sari
makanan Ahmadi,(2012). Rasio konversi pakan pada aplikasi bioflok lebih rendah
karena adanya peningkatan biomassa bioflok sebagai sumber nutrisi atau makanan
tambahan bagi ikan budidaya Widarnani et al., (2009)
Tingginya FCR pada perlakuan D dengan probiotik aquaenzym diduga
disebabkan oleh rendahnya populasi bakteri probiotik yang ada pada saluran
pencernaan sehingga kurang efektif dalam menghasilkan enzim-enzim yang
bekerja untuk penyerapan pakan. Serta kandungan nutrisi dalam pakan yang tidak
seimbang sehingga kemampuan ikan nila dalam mencerna pakan rendah sehingga
efisiensi pakan tidak maksimal. Menurut Madinawati, (2011) keadaan lingkungan,
kualitas dan kuantitas pakan serta kondisi ikan itu sendiri mempengaruhi
pertumbuhan ikan, dan memiliki kaitan tinngi rendahnya konversi pakan yang
dihasilkan.
26
4.5 Kualitas Air
Pengukuran kualitas air pada penelitian yang dilakukan meliputi Suhu,
pH, salinitas dan oksigen terlarut (DO). Kisaran pengukuran kualitas air dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Kualitas air selama penelitian
Perlakuan
Parameter Nilai
A B C D Optimun
Suhu (0C) 27-29 27-29 27-29 27-29 27-300C
pH 8,1-8,3 7,7-8,3 7,9-8,3 7,9-8,2 7-8
Salinitas (ppt) 17-20 17-20 17-20 17-19 15-20 ppt
DO (mg/l) 4,3-4,8 4,15-4,20 4,16-4,23 4,10-4,15 6-8 mg/l
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa selama penelitian diperoleh
suhu dalam kisaran 27-290C, menunujukkan bahwa suhu masih berada dalam
kisaran yang dibutuhkan ikan nila salin hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Effendi (2003), bahwa suhu yang bagus untuk kelayakan dan
pertumbuhan ikan nila salin adalah 27-300C. Dan nilai pH selama penelitian
berkisar 7,9-8,3, nilai tersebut sesuai dengan kebutuhan ikan nila Kordi (2010),
mengemukakan bahwa pH yang cocok untuk pemeliharaan ikan nila adalah 6 –
8,5 dan pertumbuhan optimalnya berada pada pH 7 – 8.
Salinitas yang diperoleh selama penelitian yakni 17– 20 ppt, hal ini sesuai
dengan pendapat dari Badan pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT, 2011)
bahwa ikan nila salin adalah strain dari ikan nila yang toleran terhadap perairan
payau dan laut dengan salinitas yang tinggi mencapai 15 – 20 ppt. Serta kadar
oksigen terlarut (DO) yang diperoleh selama penelitian yakni >5 mg/l. Dalam hal
27
ini oksigen terlarut yang diperoleh terbilang rendah dan tidak mencukupi
kebutuhan oksigen terlarut ikan nila salin sehingga menyebabkan pertumbuhn
ikan tidak menjadi optimal, (Ardita,2013) menyatakaan kadar oksigen terlarut
untuk pertumbuhan ikan nila salin yaitu 6-8 mg/l. Hal ini menyebabkan
pertumbuhan ikan menjadi rendah.
28
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan selama 28 hari dapat disimpulkan
bahwa pemberian probiotik berbeda pada sistem bioflok dapat meningkatkan
pertumbuhan ikan nila salin (Oreochromis niloticus. Terutama pada perlakuan C
dengan kandungan bakteri Nitrosomonas sp, Nitrobacter sp, dan Bacillus sp,
menghasilkan pertumbuhan berat mutlak tertinggi sebesar 2,8 g, SGR 5,03 nilai
FCR 1,74 dan nilai SR 93,33%.
5.2. Saran
Setelah penelitian ini maka disarankan untuk menggunakan probiotik yang
kandungan bakteri Nitrosomonas sp, Nitrobacter sp, dan Bacillus sp, s pada
budidaya ikan. Dan menjaga kualitas air agar selama penelitan atau pemeliharaan
kualitas air tetap dalam keadaan yang layak untuk menunjang pertumbuhan dan
sintasan benih ikan budidaya.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H., Iskandar., dan Kurniawati, N. 2012. Pemberian Probiotik Dalam
Pakan Terhadap Pertumbuhan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) Pada
Pendederan II. 3 (4) : 99-107.
Ardita,N. 2013. Pertumbuhan Dan Rasio Konversi Pakan Ikan Nila (Orechromis
Niloticus) Dengan Penambahan Probiotik. Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Azim, M.E., Little, D. dan North, B. 2007. Growt and Welfare of Nile Tilapia
(Oreochromis niloticus) Cultured Indoor Tank using Biofloc Tehnology
(BFT). Presentation in Aquaculture 2007, 26 February 3 March 2007. Sna
Antonio, Texas, USA.
Azim M.E, dan Little DC. 2008. The biofloc technology (BFT) in indoor tanks:
water quality, biofloc composition, and Growt and Welfare of Nile tilapia
(Oreochromis niloticus). Aquaculture 283:29-35.
Aquarista, F.uarista. F.2012 Pemberian Probiotik Dengan Carier Zeolit Pada
Pembesaran (Clarias gariepenus)
Amri, K. & Khairuman. 2008. Budidaya Ikan Nila Srcara Intensif. Jakarta :
Agromedia Pustaka. 54 Hal.
Aiyushirota. 2009. Konsep Budidaya Udang Sistem Bakteri Heterotrof dengan
Bioflocs. 15 Hal.
Azhar F. 2018. Aplikasi Bioflok yang dikombinasikan dengan probiotik untuk
pencegahan ifeksi Vibrio parahaemolyticus pada pemeliharaan udang
vaname. Journal of Aquaculture Science 3(1):128-137
Arminah. J. (2010). Pemanfaatan Fermentasi Ampas Tahu Dalam Pakan Terhadap
Pertumbuhan Benih Ikan Selais (Ompok hypopythalmus). Skripsi Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru (Tidak
Diterbutkan)
Dahlan J, Muhaimin H, Agus K. 2017. Pertumbuhan Udang Yang Dikultur Pada
Sistem Bioflok Dengan Penambahan Probiotik. Jurnal Sains dan Inovasi
Perikanan1(2):1-9
Effendi, H. 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolan Sumber Daya dan
Lingkungan, Jurusan M.S.P.FPIK. IPB Bogor.
30
Herdella O, Nasir A, Zulkhasyni, Adriyeni. 2019. Pengaharuh Penyiponan
Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele Sangkuriang Pada Sistem Bioflok. Journal
Agroqua 17(1):45-57
Kordi, M. G. 2010. Budidaya Ikan Nila Di Kolam di Kolam Terpal. Yogyakarta :
Lily Publisher.
Khairuman dan Khairul Amri 2013. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan. 54 Hal.
Narges, S., Hosenifar, S, H., Merrifield, D.l., Barati, M. 2012. Dietary
Supplementation of Fructooligosaccharide (FOS) Imfroves The Innate
Imunne Response, Stres Resistence, Digestive Enzyme Activis And Growt
Peformance Of Caspian Roach (Rutilus rutilus) Fry. Fish And Shellfish
Immunology 32: 316-321 hlm.
Ombong F, Indra RNS. 2016. Aplikasi teknologi bioflok (BFT) Pada Kultur Ikan
Nila (Oroechromis Niloticus). Budidaya Perairan 4(2):16-25
Panggabean, A. 2009. Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Departemen
Kehutanan. Fakultas Pertanian. Sumatra Utara ,
Pradita dan Fiska Puspita. 2009. Pengaruh pemberian bakteri probiotik melalui
pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan Hidup Udang Windu
(Paneus monodon). Jurnal. Fakultas Perikan dan Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Rohmana, D. 2009. Konversi limbah budidaya ikan lele, Clarias sp. Menjadi
biomassa bakteri heterotrof untuk perbaikan kualitas air dan makanan
udang galah, Macrobrachiumrosenbergii. Institute Pertanian Bogor. Bogor.
Rostro PC, Fuentes JA, Vergara MPH. 2012. Biofloc, A technical alternative for
culturing Macrobrachium rosenbergii. Lab. of Native Crustacean
Aquaculture, Tech. Institute of Boca del Rio.
Suyanto, 2010. Pembenihan Dengan Pembesaran Nila. Penebar Swadaya. Jakarta.
25 Hal.
Suyanto, 2003. Pembenihan Dengan Pembesaran Nila. Penebar Swadaya. Jakarta.
25 Hal.
Suyanto, 2011. Analisis regresi untuk uji hipotesis, Yogyakarta.
Suryaningrum. D., Syamdidi., D. Ikasari dan I. Muljanah. 2015. Penanganan dan
Pengolahan Baby Fish Nila. Penebar Swadaya, Jakarta. 76 Hal.
31
Suryaningrum FM. 2012. Aplikasi Teknologi Bioflok Pada Pemeliharaan Benih
Ikan Nila. Thesis. Program Pascasarjana Universitas Terbuka.
Suprato, Samtafsir SL, (2013),. Bioflok-165 Rahasia Sukses Teknologi Budidaya
Lele, Depok (ID) :AGRO 165 Hal.
Suprianto, Endah SR, Muhammad SD. 2019. Optimalisasi Dosis Probiotik
Terhadap Laju Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) Pada Sistem Bioflok. Journal of Aquaculture and
fish health 8(2):80-85
Septiani, N. Wijaya, H. 2014. Pemanfaatan Bioflok Dari Limbah Budidaya Lele
Dumbo Sebagi Pakan Nila. Jurnal rekayasa dan teknologi budidaya perairan
Vol 2, no 2, Febriari 2014. Universitas Lampung.
Sutriati, A. (2011). Penilaian kualitas air sungai dan potensi pemanfaatannnya
(studi kasus sungai cimanjuk). Jurnal Sumber Daya air, 7 (1), 61-76.
Putri, F. S., Z. Hasan., K. Heetami. 2012. Pengaruh Pemberian Bakteri Probiotik
Pada Pelet Yang Mengandung Kaliandra (Calliandra calotthyrsus) Terhadap
Pertumbuhan Ikan Nila (Orechromis niloticus). Jurnal Perikanan dan
Kelautan. 3 (4): 283-291.
Qin Z, Babu Vs, Wan Q, Zhou M, Liang R, Muhammad A, Lin L. 2018.
Transcriotome analysis of Pacific White Shrimp challenged by Vibrio
parahaemolyticus reveals unique immune related genes. Fish and Shellfish
Immunology 77:164-174
Watanabe, T. 1998. Fish nutrition and marine culture. Departement of aquatic
bioscience. Tokyo university of fisheris. Jica 233 pp.
Widarnani, D. Yuniasari, Sukenda dan J. Ekasari. 2009. Nursery Culture
Performance Of Litopenaus Vannamei With Probiotics Addition And
Different C/N ratio under laboratory condition. Journal of biosciences
September 2010, vol. 17 No. 3 :pp. 115-119
Wijaya. M,. Rostik ,R,.Andrini.y.2016. Pengaruh pemberian C/N Rasio berbeda
terhadap pembentukan bioflok dan pertumbuhan ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus). Jurnal Perikanan Kelautan. VII: 41-47
Zega, Y ., Niken. A.Y ., Usman. M.T., 2018, Pengaruh Penambahan Probiotik
Boster Sel Multi Pada Media Air Dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap
Pertumbuhan Dan Kelulusan Hidup Ikan Baung (Mystus nemurus), Jurnal
Universitas Negeri Riau.
32
L
A
M
P
I
R
A
N
33
Lampiran 1. Hasil pengukuran laju pertumbuhan harian
Perlakuan Awal rata-rata
Hari ke-7
rata-rata
Hari ke-14
rata-rata
hari ke-21
rata-rata
hari ke-28
rata-rata
A1 2,3 3,2 3,55 4,25 4,45
A2 2,2 2,23 3,2 3,23 3,45 3,51 4,3 4,23 4,6 4,53
A3 2,2 3,3 3,55 4,15 4,55
B1 2,3 3,4 3,5 3,8 4,77
B2 2,2 2,23 3,5 3,46 3,8 3,7 4,5 4,23 4,65 4,54
B3 2,2 3,5 3,8 4,4 4,2
C1 2,2 3,7 3,9 4,6 5,05
C2 2,2 2,23 3,8 3,73 3,95 3,93 4,65 4,65 5,05 5,03
C3 2,3 3,7 3,95 4,7 5
D1 2,3 3,5 3,7 3,95 4,56
D2 2,2 2,23 3,5 3,5 3,75 3,71 4,4 4,21 4,6 4,18
D3 2,2 3,5 3,7 4,3 3,4
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Berat Mutlak Ikan Nila Salin (Data Mentah)
Sampel Awal Akhir Hasil Rata Rata
A1 2,3 4,45 2,15
2,3 A2 2,2 4,6 2,4
A3 2,2 4,55 2,35
B1 2,3 4,77 2,47
2,31 B2 2,2 4,65 2,45
B3 2,2 4,2 2
C1 2,2 5,05 2,85
2,8 C2 2,2 5,05 2,85
C3 2,3 5 2,7
D1 2,3 4,56 2,26
1,95 D2 2,2 4,6 2,4
D3 2,2 3,4 1,2
Lampiran 3. Hasil analisis of varians (ANOVA) Pertumbuhan mutlak ikan nila
salin
ANOVA
Berat Mutlak
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1,091 3 ,364 2,766 ,111
Within Groups 1,052 8 ,132
Total 2,144 11
34
Lampiran 4. Hasil Pengukuran Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila Salin
Kode Sampel Ulangan Jumlah Rata-Rata
1 2 3 (%) Sintasan
A (Kontrol) 100 100 100 300 100
B (EM4) 90 100 50 240 80
C (Sel Multi) 100 100 80 280 93
D (Aquaenzym) 80 100 50 230 77
Lampiran 5. Hasil analisis of varians (ANOVA) Tingkat Kelangsungan Hidup
Ikan Nila Salin
ANOVA
Sintasan
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1091,667 3 363,889 ,992 ,444
Within Groups 2933,333 8 366,667
Total 4025,000 11
Lampiran 6. Tabel Hasil Pengukuran Food Convertion Ratio (FCR) Ikan Nila
Salin
Kode Sampel Ulangan Rata-Rata
1 2 3 FCR
A (Kontrol) 2,07 1,86 1,90 1,94
B (EM4) 1,77 1,78 2,19 1,91
C (Sel Multi) 1,76 1,70 1,80 1,74
D (Aquaenzym) 1,92 1,81 3,63 2,45
Lampiran 7. Hasil analisis of varians (ANOVA)Food Convertion Ratio (FCR)
Ikan Nila Salin
ANOVA
FCR
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups ,862 3 ,287 1,037 ,427
Within Groups 2,217 8 ,277
Total 3,079 11
35
Lampiran 8. Alat dan Bahan
`
Refraktometer dan pH Meter Probiotik, molase dan kapur dolomit
Waskon plastik Timbangan
Termometer
36
Lampiran 9. Dokumentasi penelitian
Pemberian molase Pemberian kapur dolomit
Penebaran benih ikan nila salin Timbang Pakan
Pemberian pakan Pengukuran pH
37
RIWAYAT HIDUP PENULIS
SUSILAWATI NUR, lahir di Bulukumba, Provinsi
Sulawesi Selatan, pada tan ggal 12 Januari 1998.
Anak ke 7 dari 8 Bersaudara dari pasangan Muh.Hatta dan
A. Nuraeni Nur.
Penulis pertama kali masuk pendidikan formal di SDN 242 Galung Boddong
(Lulus tahun 2010). Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke
SMP Negeri 42 Bulukumba (Lulus tahun 2013). Kemudian melanjutkan
pendidikan ke SMA Negeri 3 Sinjai Selatan (Lulus tahun 2016). Selanjutnya pada
tahun 2017 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Univesitas Muhammadiyah
Makassar Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Perairan melalui seleksi
penerimaan mahasiswa baru dan sementara menjalani perkuliahan di kampus
yang insya Allah tahun ini mengantarkan penulis untuk mendapatkan gelar
Sarjana Strata Satu (S1). Akhir kata, penulis berharap penulis Skripsi ini dapat
memberi kontribusi yang posistif bagi dunia pendidikan