Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGUASAAN MATA PELAJARAN FIQH
TERHADAP KETRAMPILAN WUDU SISWA KELAS II
MIN SIDODADI PATEAN KENDAL TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh:
BAD’IK KHAIRUL BAHTIYAR
NIM : 125 07 050
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2014
MOTTO
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan
menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (Q.S Al Baqarah:222)
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepadaNya.” (Q.S Al Bayyinah:5)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapakku (A. Zubaidi) & Ibuku (Asmonah) Jazakumullah bi akhsanil jaza‟
atas semua yang telah diberikan selama ini, juga untuk setiap do’a yang
dengan tulus diberikan, semoga Allah meridhai dan terkhusus adikku (soim)
yang selalu memberi motivasi dan dorongannya.
2. Romo KH. Mahfud Ridwan dan keluarga besar Pondok Pesantren Edi
Mancoro.
3. Sahabat-sahabat PMII Salatiga (kang fathur, ustadzun, teko, dst),
jazakumullah khoiron katsir menjadi bagian sarana tarbiyah, serta tanpa
mereka aku tidak bisa seperti sekarang ini.
4. Sahabat-sahabatku, adik-adikku santriwan dan santriwati Pondok Pesantren
Edi Mancoro yang aku sayangi, yang tidak mungkin saya cantumkan secara
keseluruhan, tapi yang jelas, kalian akan selalu menjadi bagian dalam
kehidupanku.
5. Rekan-rekan di penginapan (Azizi, Pungki, Mbak Win dan Iim, Mas Hanif,
dst) telah menghadirkan semangat dan inspirasi dalam hidup.
6. Semua teman-teman (Qoum Muta‟akhirin) yang senasib dan
sepenanggungan dalam usaha menyelesaikan skripsi ini.
7. Dan semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak
bisa disebutkan satu persatu jazakumullah khoiron katsir.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah swt yang memuliakan kita dengan risalah
mulia Dinul Haq, sebuah risalah yang memberikan jaminan kemuliaan bagi siapa
saja yang mengamalkannya secara kaffah. Sholawat & salam semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad saw sang pembawa risalah yang mulia ini,
sahabat dan orang-orang yang tetap istiqomah menegakkan agama ini.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah STAIN Salatiga. Dengan terselesaikannya
skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd. Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si. Ketua Progam PGMI
4. Ibu Miftachur Rif’ah M, M.Ag. sebagai dosen pembimbing yang dengan
ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya, serta telah berkenan
meluangkan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk
menyelesaikan tugas ini, dan yang mengajarkan arti kedisiplinan.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan yang telah banyak membimbing,
mendorong dan memberi kesempatan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak, ibu, adik, dan seluruh keluargaku di rumah yang telah mendo’akan
dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam
menyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan
kesabaran.
7. KH. Mahfud Ridwan L.c, yang selalu sabar untuk membimbing dan
mengarahkan saya.
8. Bapak kepala Sekolah MIN Sidodadi beserta jajarannya yang telah
membantu terselesainya skripsi ini
Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan
balasan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT dan semoga Allah
meridhoi persaudaraan ini. Akhirnya dengan tulisan ini semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca dalam menambah khasanah keilmuannya serta dapat mengambil
hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Salatiga, September 2014
Penulis
ABSTRAK
Bahtiyar, Bad’ik Khairul. 2014. Pengaruh Penguasaan Mata Pelajaran Fiqh
terhadap Ketrampilan Wudu Siswa Kelas II di MIN Sidodadi, Kec. Patean,
Kab. Kendal. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Miftachur Rif’ah M, M.Ag.
Kata kunci : Penguasaan mata pelajaran fiqh, ketrampilan wudu
Perkembangan agama pada masa anak-anak, terjadi melalui pengalaman
hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di sekolah dan dalam masyarakat
lingkungan. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama, sesuai dengan
ajaran agama, akan semakin banyak unsur agama, maka sikap tindakan, kelakuan,
dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama. Oleh karena itu
seharusnya mereka memahami dan menerapkan kaidah secara benar dalam
berwudu untuk mencapai kesempurnaan beribadah dalam kehidupan. Penelitian
ini membahas tentang pengaruh penguasaan mata pelajaran fiqh terhadap
ketrampilan wudu pada siswa kelas II MIN Sidodadi Patean Kendal. Masalah
utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah:(1) Bagaimanakah
penguasaan mata pelajaran fiqh siswa kelas II di MIN Sidodadi, Kec. Patean, Kab.
Kendal?.(2) Bagaimanakah ketrampilan wudu siswa kelas II di MIN Sidodadi,
Kec. Patean, Kab. Kendal?.(3) Adakah pengaruh penguasaan mata pelajaran fiqh
terhadap ketrampilan siswa kelas II di MIN Sidodadi, Kec. Patean, Kab. Kendal?
Pengumpulan datanya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan rancangan studi korelasional. Metode pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen observasi dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka
diperoleh bahwa: (1) penguasaan mata pelajaran fiqh menunjukkan kategori
terlampaui ada 19 siswa atau 76%, yang menunjukkan kategori tercapai ada 2
siswa atau 8%, dan yang berada belum tercapai ada 4 siswa atau 16%. (2)
Ketrampilan wudu yang menunjukkan kategori baik sekali ada 8 siswa atau 32%,
yang menunjukkan kategori baik ada 5 siswa atau 20%, yang menunjukkan
kategori cukup baik ada 6 siswa atau 24 %, dan yang berada kategori tidak baik
ada 6 siswa atau ada 24%. (3) Maka dari itu ada hubungan yang signifikan antara
penguasaan mata pelajaran fiqh terhadap ketrampilan wudu siswa kelas II di MIN
Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal terlihat dari hasil analisis statistik
bahwa rxy hitung (0,508) > rxy tabel (0,396) pada taraf signifikansi 5% dengan N= 25.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... I
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. .......... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ B. 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... C. 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... D. 4
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. E. 4
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... F. 5
F. Definisi Operasional ................................................................................ G. 6
G. Metode Penelitian .................................................................................... H. 8
1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 2. 8
2. Populasi .......................................................................................... 3. 8
3. Pengumpulan data............................................................................. 4. 9
4. Instrumen penelitian......................................................................... 5. 10
5. Tehnik analisis data.......................................................................... 6. 10
H. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................. I. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penguasaan Mata Pelajaran Fiqh............................................................ B. 14
1. Pengertian ...................................................................................... 2. 14
2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqh............................................................ 3. 15
3. Fungsi dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqh............................. 4. 17
4. Mata Pelajaran Fiqh MI…............................................................... 5. 18
B. Ketrampilan Wudu………………………............................................. C. 22
1. Pengertian…................................................................................... 2. 22
2. Syarat dan Rukun Wudu................................................................. 3. 24
3. Sunah-sunah Wudu…………………………...…………………….. 4. 31
4. Hal-hal yang Membatalkan Wudu………………………………….. 5. 36
5. Rahasia-rahasia Wudu……………………………………………… 6. 39
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum Lokasi dan Obyek Penelitian............................... 42
1. Sejarah Berdirinya…………………………………………... 2. 42
2. Letak geografis............................................................................ 3. 43
3. Sarana dan Prasarana………....................................................... 4. 44
4. Visi, Misi dan Tujuan.................................................................. 5. 45
5. Profil MIN Sidodadi…………………………....…………............ 6. 46
6. Guru dan Peserta Didik………………………….....……….......... 7. 48
B. Penyajian data................................................................................... 51
1. Daftar Nama Responden......................................................... 51
2. Data Hasil Penguasaan Mata Pelajaran Fiqh…...................... 52
3. Data Hasil Ketrampilan Wudu……………………………… 54
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif.............................................................................. 59
B. Pengujian Hipotesis............................................................................. 63
C. Pembahasan ....................................................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 68
B. Saran................................................................................................... 69
C. Penutup ............................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel Sarana dan Prasarana
2. Tabel Data Dewan Guru
3. Tabel Jumlah Peserta Didik
4. Tabel Data Responden
5. Tabel Nilai Kemampuan Bidang Studi Fiqh
6. Tabel Contoh Lembar Observasi Ketrampilan Wudu
7. Tabel Nilai Hasil Observasi Ketrampilan Wudu
8. Tabel Rekapitulasi Nilai Raport
9. Tabel Rekapitulasi Ketrampilan Wudu
10. Tabel Pengaruh Penguasaan Mata Pelajaran Fiqh terhadap Ketrampilan Wudu
Siswa.
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Foto Dokumentasi
2. Lampiran Daftar Pustaka
3. Lampiran Riwayat Hidup
4. Lampiran Lembar Observasi
5. Lampiran Nota Pembimbing
6. Lampiran Permohonan Izin Penelitian
7. Lampiran Surat Keterangan Penelitian
8. Lampiran Lembar Konsultasi
9. Lampiran Surat Keterangan Keaktifan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan proses pembinaan yang dilakukan secara
sadar dan terus menerus kepada anak dalam upaya membentuk manusia yang
bertaqwa, berbudi luhur dan bertanggung jawab, sesuai dengan Al-Qur’an
dan Hadis. Kehidupan masyarakat yang semakin modern dan pluralistik telah
memberikan warna yang bervariasi dalam berbagai segi. Kenyataan
modernisasi telah merambah hampir semua nilai-nilai agama yang seharusnya
telah tercermin dalam perilaku yang baik. Dari fenomena inilah dapat
disimpulkan bahwa tugas pendidikan formal sangatlah berat, karena aktivitas
lembaga pendidikan tidak hanya dalam bidang pendidikan, tetapi lebih
ditekankan kepada pembinaan dan mempersiapkan generasi muda yang
mampu membangun masa depan yang lebih baik sesuai dengan tujuan
nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia yang berbudi luhur memiliki pengetahuan dan
keterampilan, menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka pendidikan agama merupakan
faktor yang sangat penting dalam pembentukan watak, karakter, dan
kepribadian. Pendidikan agama adalah suatu pendidikan yang mengajarkan
tentang tata cara kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama Islam
berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadis. Dalam pendidikan agama Islam
khususnya pada lembaga pendidikan tingkat madrasah ibtidaiyah ada materi
yang khusus mengatur tentang persoalan ibadah dan muamalah yang
terangkum pada mata pendidikan fiqh. Tidak sampai di sini pendidikan fiqh
juga memuat berbagai macam materi yang ada kaitannya dengan ibadah,
salah satunya adalah bab thaharah yang menerangkan tentang wudu.
Wudu merupakan sarana pensucian dari yang harus dilakukan seorang
muslim ketika hendak menjalankan shalat yang fungsinya untuk mensucikan
diri dari hadas dan najis dalam mencapai pembersihan jiwa. Islam
mengajarkan manusia untuk bersuci dan mensucikan diri. Allah SWT
berfirman dalam Al-Maidah :6:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki..” (Depag,
2010:108)
Dalam hadits juga diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi
SAW bersabda: “Allah tidak akan menerima shalat seseorang diantaramu bila
ia berhadats, sampai ia berwudu dahulu” (Sabiq, 1973:84). Dari ayat Al-
Qur’an dan Hadits diatas maka dapat disimpulkan bahwa wudu merupakan
suatu hal yang sangat penting kaitannya dengan ibadah seseorang yang
berkenaan langsung dengan Allah SWT yaitu ibadah shalat.
Melihat anak setingkat Ibtidaiyah, perkembangan agama pada masa
anak-anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga,
di sekolah dan dalam masyarakat lingkungan. Semakin banyak pengalaman
yang bersifat agama, sesuai dengan ajaran agama, akan semakin banyak unsur
agama, maka sikap tindakan, kelakuan, dan caranya menghadapi hidup akan
sesuai dengan ajaran agama (Daradjat, 1970:55). Oleh karena itu seharusnya
mereka memahami dan menerapkan kaidah secara benar dalam berwudu
untuk mencapai kesempurnaan beribadah dalam kehidupan ini.
Dengan permasalahan-permasalahan tersebut penulis bermaksud
untuk mengadakan penelitian ilmiah tentang thaharah dan penerapannya.
Dikarenakan materi tentang thaharah khususnya wudu sudah diajarkan di
kelas I, maka penulis mengambil fokus penelitian di kelas II, dengan tendensi
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan penerapan wudu secara
seutuhnya, yang penjelasan secara teorinya sudah diterima di jenjang
pendidikan sebelumnya. Sebab betapa pentingnya kesempurnaan berwudu
sebagai bagian untuk memenuhi kewajiban amaliyah sehari-hari yaitu shalat.
Sehingga penulis mengangkat skipsi dengan judul Pengaruh Penguasaan
Mata Pelajaran Fiqh Terhadap Ketrampilan wudu Siswa Kelas II di
MIN Sidodadi Patean Kendal Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penguasaan mata pelajaran fiqh siswa kelas II di MIN
Sidodadi Patean Kendal ?
2. Bagaimanakah ketrampilan wudu kelas II di MIN Sidodadi Patean
Kendal?
3. Adakah pengaruh penguasaan mata pelajaran fiqh terhadap ketrampilan
wudu siswa kelas II di MIN Sidodadi Patean Kendal?
C. Tujuan Penelitian
Permasalahan tersebut diatas kemudian dijadikan sebagai pijakan
penelitian dan akan dijawab melalui proses penelitian yang dilakukan. Oleh
karena itu tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penguasaan mata pelajaran fiqh siswa kelas II di MIN
Sidodadi Patean Kendal.
2. Untuk mengetahui ketrampilan wudu kelas II di MIN Sidodadi Patean
Kendal.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penguasaan mata pelajaran fiqh
terhadap ketrampilan wudu siswa kelas II di MIN Sidodadi Patean Kendal.
D. Hipotesis Penelitian
Secara definitive hipotesis adalah dugaan yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Jadi, “hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa
atau pun sebaliknya tumbang menjadi hipotesis bila tidak terbukti
kebenarannya” (Arikunto,1998:68).
Hipotesis adalah suatu kesimpulan tetapi kesimpulan belum final yang
akan dibuktikan setelah ada bukti atau data yang membenarkannya. Sehingga
perlu diadakan pembuktian secara jelas kebenaran yang dapat teramati dan
terukur empiris pada analisis data untuk mengetahui diterima atau tidaknya
hipotesis yang diajukan.
Menurut pemahaman penulis yaitu “ semakin baik penguasaan fiqh
maka semakin baik pula ketrampilan berwudu siswa,” oleh karena itu
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh yang
signifikan antara penguasaan fiqh terhadap ketrampilan wudu’ siswa”.
E. Manfaat Penelitian
Dari tema yang telah penulis ambil, maka penulis mengharapkan agar
penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis maupun teoritik.
1. Secara teoritik
Secara teoritik manfaat penelitian ini adalah untuk menambah wacana
teoritik khususnya dalam dunia pendidikan, sehingga menjadi tambahan
pilihan dalam memilih metode dalam proses pembelajaran.
2. Secara praktis
a. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dan guru bidang studi fiqh
tentang ketrampilan wudu siswa kelas II di MIN Sidodadi Patean
Kendal.
b. Sebagai bahan informasi kepada siswa di MI MIN Sidodadi Patean
Kendal dalam meningkatkan proses belajar mengajar
c. Bagi sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata
pelajaran fiqh disekolah.
d. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan dalam mencapai tujuan
pendidikan.
F. Definisi Operasional
Untuk mengetahui secara jelas dan untuk menghindari kesalahan
pahaman pengertian terhadap judul skripsi yang penulis bahas, maka akan
penulis sampaikan batasan istilah yang terdapat pada judul, yaitu :
1. Penguasaan Mata Pelajaran Fiqh
Penguasaan berasal dari kata kuasa. Adapun penguasaan adalah
pemahaman untuk menggunakan kepandaian atau pengetahuan (Fajri,
2008:493). Dan mata pelajaran Fiqh dalam kurikulum MI adalah salah satu
bagian dari mata pelajaran pendidikan Islam yang diarahkan untuk
menyiapakan pesertadidik untuk mengenal, memahami, menghayati dan
mengamalkan hukum islam yang kemudian menjadi dasar pandangan
hidup (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
penggunaan pengalaman, dan pembiasaan (Kementrian Agama RI,
2004:48).
Dalam penelitian ini yang penulis maksud dengan penguasaan mata
pelajaran fiqh adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik pada mata
pelajaran fiqh setelah mereka mengikuti kegiatan evaluasi pembelajaran
pada akhir semester. Untuk mengetahui penguasaan siswa ini, penulis
menggunakan acuan dari nilai akhir siswa yang terdapat dalam buku hasil
laporan belajar siswa.
Penguasaan mata pelajaran fiqh dalam penelitian ini penulis sebut
sebagai variable pengaruh yang dilambangkan (X)
2. Ketrampilan wudu
Ketrampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. (Fajri,
2000:52). Sedangkan Reber (1988) menjelaskan ketrampilan adalah
kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan
tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai
hasil tertentu (Syah,1995:91).
Wudu adalah bersuci dengan air mengenai muka, kedua tangan,
kepala, dan kedua kaki (Sabiq,1988:84). Jadi ketrampilan berwudu adalah
kecakapan untuk melakukan wudu dengan benar sesuai kaidah yang ada.
Dalam penelitian ini ketrampilan berwudu penulis sebut sebagai variable
terpengaruh dan dilambangkan (y)
Melihat pengertian diatas, maka penulis uraikan rumusan indikator
sebagai dasar dalam pembuatan penelitian yang ditunjukkan kepada siswa
sebagai berikut :
a. Siswa melafadzkan niat
b. Siswa membasuh muka
c. Siswa membasuh kedua tangan sampai siku.
d. Siswa menyapu kepala
e. Siswa membasuh kedua kaki sampai mata kaki
f. Siswa melakukannya dengan tertib sesuai urut-urutannya.
G. Metode Penelitian
Kebenaran dalam penelitian dapat diterima apabila ada bukti-bukti
nyata dengan prosedur- prosedur yang jelas dan sistematis serta dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hal-hal yang perlu dipaparkan
berkaitan dengan metode penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lokasi dan waktu penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di MIN Sidodadi Patean Kendal
dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2014.
2. Populasi dan sampel.
a. Populasi.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetepkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiono,2007:61).
Dalam penelitian ini yang menjadi objek dalam penelitian atau
populasinya adalah semua siswa kelas II MIN Sidodadi Patean Kendal
yang mengikuti mata pelajaran fiqh. Dalam penelitian ini sebanyak 25
siswa/responden.
b. Sampel
Menurut Arikunto (1998:117) sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang akan diteliti. Selanjutnya Arikunto (1998:120)
menyatakan apabila jumlah populasi lebih dari 100, maka sampel dapat
diambil 10-15% atau 20-25%. Dan apabila sampel kurang dari 100
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi.
Berdasarkan pembahasan diatas karena jumlah sampel populasi
dalam penelitian ini kurang dari 100, maka akan diambil secara
keseluruhannya yaitu sebanyak 25 siswa/responden.
3. Metode pengumpulan data.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, yaitu:
a. Metode Observasi
Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang
diselidiki. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya
terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung
maupun tidak langsung (Hadi,1981:136). Metode ini digunakan untuk
memperoleh data tentang ketrampilan wudu di MIN Sidodadi Patean
Kendal dengan membuat kondisi dimana siswa diminta untuk
mendemonstrasikan wudu.
b. Metode Dokumentasi.
Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan
menggunakan dokumen yang ada. Dokumen merupakan catatan atau
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar
atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011: 240).
Metode ini digunakan untuk memperoleh data di MIN Sidodadi
Patean Kendal tentang:
1). Rapot kelas II pada mata pelajaran Fiqh
2). Letak geografis
3). Sarana dan prasarana
4). Dan data-data lain yang berhubungan dengan penelitian.
5. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan nya
mudah dan hasil nya lebih baik, Dalam arti lebih cermat, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,1998:151)
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
b. Dokumentasi Raport atau Nilai
6. Analisis Data
Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisis data
yang di peroleh. Analisa data dalam skripsi ini, digunakan untuk
mengetahui tiga permasalahan yang diajukan, untuk permasalahan yang
pertama dan kedua yaitu mencari ada tidaknya pengaruh penguasaan mata
pelajaran fiqh terhadap ketrampilan berwudu siswa kelas II MIN Sidodadi
Patean Kendal dianalisa dengan menggunakan rata-rata hitung mean
dengan rumus :
f
fxx
Keterangan :
fx : jumlah nilai data
f : jumlah data
Sedangkan untuk permasalahan ketiga yaitu untuk mengetahui pengaruh
penguasaan mata pelajaran fiqh terhadap ketrampilan berwudu siswa kelas II
MIN Sidodadi Pabelan Kendal, penulis menggunakan rumus statistik produk
moment (Arikunto,1998:258) dengan rumus:
2222 yxNxxN
yxxyNrxy
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara x dan y
xy : nilai hasil variabel (perkalian x dan y)
x : nilai variabel pengaruh
y : nilai variabel terpengaruh
N : jumlah siswa yang dijadikan sampel
H. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh penulisan penelitian yang sistematis dan
konsisten, penulisan penelitian ini di rangkai dalam lima bab, yang mana
masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun penelitian ini
disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II Kajian Pustaka
Bab ini menguraikan kajian pustaka penjabaran tentang
penguasaan mata pelajaran fiqh dan ketrampilan wudu
BAB III Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum lokasin dan subyek
penelitian, meliputi : sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan sarana
dan prasarana, keadaan guru, karyawan dan siswa. Penyajian data meliputi
: data responden, dokumentasi penguasaan mata pelajaran fiqh dan hasil
observasi ketrampilan wudu siswa.
BAB IV Analisis Data
Bab ini menyajikan analisis data, terdiri dari analisis deskriptif,
pengujian hipotesis dan pembahasan pengaruh penguasaan mata pelajaran
fiqh dengan ketrampilan wudu siswa.
BAB V Penutup
Bab ini menguraikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan
analisis data dan pembahasan yang ada, saran-saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penguasaan Mata Pelajaran Fiqh
1. Penguasaan Mata Pelajaran Fiqh
Penguasaan adalah pemahaman untuk menggunakan kepandaian
atau pengetahuan (Fajri, 2008:493). Penguasaan apabila didefiniskan
dari hasil pembelajaran, adalah sebuah proses yang berawal dari proses
pembelajaran yang melibatkan dua subyek, yaitu guru dan siswa yang
akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari
kegiatan pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai
akibat kegiatan pembelajaran non-fisik seperti perubahan sikap,
pengetahuan maupun kecakapan. Berbagai perubahan yang terjadi pada
diri siswa sebagai hasil proses pembelajaran dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu output dan outcome. Output merupakan kecakapan yang
dikuasai siswa yang segera dapat diketahui setelah mengikuti
serangkaian proses pembelajaran. Ada juga yang menyebut output
pembelajaran merupakan hasil pembelajaran yang bersifat jangka
pendek. Output pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu hard skills dan soft skills.
Hard skills merupakan kecakapan yang relatif lebih mudah untuk
dilakukan pengukuran. Hard skills dibedakan menjadi dua, yaitu
kecakapan akademik (academic skills) dan kecakapan vokasional
(vocational skills). Kecakapan akademik (academic skills) merupakan
kecakapan untuk menguasai berbagai konsep dalam bidang ilmu-ilmu
yang dipelajari, seperti kecakapan mendefinisikan, menghitung,
menjelaskan, menguraikan, mengklasifikasikan, mengindentifikasi,
mendeskripsikan, memprediksi, menganalisis, membandingkan,
membedakan, dan menarik kesimpulan dari berbagai konsep, data
maupun fakta yang berkaitan dengan bidang studi atau mata pelajaran
yang dipelajari (Widoyoko, 2009:26).
Mata pelajaran Fiqh dalam kurikulum MI adalah salah satu bagian
dari mata pelajaran pendidikan Islam yang diarahkan untuk
menyiapakan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
dan mengamalkan hukum islam yang kemudian menjadi dasar
pandangan hidup (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan, penggunaan pengalaman, dan pembiasaan. Mata pelajaran Fiqh
di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: Fiqh Ibadah dan Fiqh Muamalah,
yang menggambarkan bahwa ruang lingkup Fiqh mencakup
perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan
manusia dengan Allah SWT., dengan diri sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya, maupun lingkungannya (hablun minallah wa hablun
minannas) (Kementrian Agama RI, 2004:48).
2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqh
Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah
satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqh ibadah,
terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara
pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-
hari, serta fiqh muamalah yang menyangkut pengenalan dan
pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan
minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara
pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata
pelajaran Fiqh memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam
dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT,
dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya
ataupun lingkungannya.
Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam
baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk
dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar dan baik, sebagai
perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam
baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri
manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun
hubungan dengan lingkungannya (PerMenag No.2: 2008).
3. Fungsi dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqh
a. Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi untuk:
1) Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik
kepada Allah SWT, sebagai pedoman mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat.
2) Membiasakan pengamalan terhadap hukum Islam pada peserta
didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Madrasah dan masyarakat.
3) Membentuk kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di
Madrasah dan masyarakat.
4) Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta
menanamkan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin,
melanjutkan upaya yang lebih dahulu dilakukan dalam lingkungan
keluarga.
5) Membangun mental peserta didik dalam menyesuaikan diri dalam
lingkungan fisik dan sosialnya.
6) Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta
didik dalam pelaksanaan ibadah dan muamalah dalam kehidupan
sehari-hari.
7) Membekali peserta didik dalam bidang fiqh/hukum Islam untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi (Kementrian Agama RI,
2004:49).
b. Ruang lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
1) Fiqh ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman
tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti:
tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
2) Fiqh muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan
haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan
pinjam meminjam (PerMenag No.2: 2008).
4. Mata Pelajaran Fiqh MI
Kelas I Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal lima rukun Islam 1.1 Menyebutkan lima rukun Islam
1.2 Menghafalkan syahadatain dan artinya
2. Mengenal tata cara bersuci dari najis 2.1 Menjelaskan pengertian bersuci dari najis
2.2 Menjelaskan tata cara bersuci dari najis
2.3 Menirukan tata cara menyucikan najis.
2.4 Membiasakan hidup suci dan bersih
dalam kehidupan sehari-hari
Kelas I Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
3. Mengenal tata cara wudu
3.1 Menjelaskan tata cara wudu
3.2 Mempraktikkan tata cara wudu
3.3 Menghafal doa sesudah wudu
4. Mengenal tata cara salat fardu 4.1 Menyebutkan macam-macam salat Fardu
4.2 Menirukan gerakan salat fardu
4.3 Menghafal bacaan salat fardu
Kelas II Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mempraktikkan salat fardu
1.1 Menyebutkan ketentuan tata cara salat
fardu
1.2 Mempraktikkan keserasian gerakan dan
bacaan salat fardu
2. Mengenal azan dan iqamah
2.1 Menyebutkan ketentuan azan dan iqamah
2.2 Melafalkan azan dan iqamah
2.3 Mempraktikkan azan dan iqamah
Kelas II Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
3. Mengenal tata cara salat berjamaah 3.1 Menjelaskan ketentuan tata cara salat
berjamaah
3.2 Menirukan salat berjamaah
4. Melakukan zikir dan doa 4.1 Melafalkan zikir setelah salat fardu
4.2 Melafalkan doa setelah salat fardu
Kelas III Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal salat sunah rawatib
1.1 Menjelaskan ketentuan salat sunah rawatib
1.2 Mempratikkan tata cara salat rawatib
2. Mengenal salat Jumat 2.1 Mengenal ketentuan salat Jumat
2.2 Membiasakan mengikuti salat Jumat
3. Mengenal tata cara salat bagi orang yang
sakit
3.1 Menjelaskan tata cara salat bagi orang
yang sakit
3.2 Mendemonstrasikan cara salat dalam
keadaan sakit
Kelas III Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal puasa Ramadan 1.1 Menjelaskan ketentuan puasa Ramadan
1.2 Menyebutkan hikmah puasa Ramadan
2. Mengenal amalan-amalan di
bulan Ramadan
2.1 Menjelaskan ketentuan salat tarawih
2.2 Menjelaskan ketentuan salat witir
2.3 Menjelaskan keutamaan-keutamaan yang
ada dalam bulan Ramadan
Kelas IV, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengetahui ketentuan zakat
1.1 Menjelaskan macam-macam zakat
1.2 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah
1.3 Mempraktekkan tata cara zakat fitrah
2. Mengenal ketentuan infak dan sedekah 2.1 Menjelaskan ketentuan infak dan sedekah
2.2 Mempraktikkan tata cara infak dan sedekah
Kelas IV, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
3. Mengenal ketentuan salat Id 3.1 Menjelaskan macam-macam salat Id
3.2 Menjelaskan ketentuan salat Id
3.3 Mendemonstrasikan tata cara salat Id
Kelas V, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal ketentuan makanan dan
minuman yang halal dan haram.
1.1 Menjelaskan ketentuan makanan dan
minuman yang halal dan haram
1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan
haram dagingnya
1.3 Menjelaskan manfaat makanan dan
minuman halal
1.4 Menjelaskan akibat makanan dan
minuman haram
Kelas V, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
2. Mengenal ketentuan kurban 2.1 Menjelaskan ketentuan kurban
2.2 Mendemonstrasikan tata cara kurban
3. Mengenal tata cara ibadah haji 3.1 Menjelaskan tata cara haji
3.2 Mendemonstrasikan tata cara haji
Kelas VI, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal tata cara mandi
wajib
1.1 Menjelaskan ketentuan mandi wajib setelah
haid
2. Mengenal ketentuan khitan
2.1 Menjelaskan ketentuan khitan
2.2 Menjelaskan hikmah khitan
Kelas VI, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
3. Mengenal ketentuan jual beli dan pinjam
meminjam.
3.1 Menjelaskan tata cara jual beli dan pinjam
meminjam
3.2 Mempraktikkan tata cara jual beli dan
pinjam meminjam
(PerMenag No.2: 2008).
B. Ketrampilan Wudu
1. Ketrampilan Wudu
Ketrampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
(Fajri, 2000:52). Menurut Muhibbin Syah (2010:121) ketrampilan
adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf otot-otot
(neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniyah
seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya. Meskipun
sifatnya motorik, namun ketrampilan itu memerlukan koordiasi gerak
yang tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan
motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat dianggap
kurang atau tidak terampil.
Disamping itu menurut Reber (1998), ketrampilan adalah
kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan
tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaaan untuk
mencapai hasil tertentu. Kemampuan bukan hanya meliputi gerakan
motorik melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat
kognitif. Konotasinya pun luas sehingga sampai pada mempengaruhi
atau mendayagunakan orang lain. Artinya, orang yang mampu
mendayagunakan orang lain secara tepat juga dianggap sebagai orang
yang terampil (Syah, 2010:121).
Wudu menurut bahasa berarti baik dan bersih. Sedangkan
menurut syara’, wudu yaitu membasuh muka, kedua tangan sampai
siku, mengusap sebagian kepala dan membasuh kaki didahului dengan
niat dan dilakukan dengan tertib (Departement Agama,1982:40).
Sedangkan menurut Slamet Abidin & Moh. Suyono (1998:35) wudu
adalah membasuh sebagian anggota badan dengan syarat dan rukun
tertentu setiap akan melakukan ibadah, terutama salat dan ibadah
lainnya yang mewajibkan wudu. Disyariatkan wudu bersamaan
dengan diisyaratkannya salat, yaitu satu tahun setengah sebelum
hijrah, dan kaum muslimin sejak zaman Rasuluallah SAW.
Hingga sekarang tidak ada yang menyangkal bahwa hal itu
adalah ketentuan agama. Perintah wudu diberikan kepada orang yang
akan mengerjakan shalat, dan menjadi salah satu syarat sahnya shalat,
Sebagaimana Firman Allah Q.S Al-Maidah ayat: 6
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki..” (Depag, 2010:108)
Menurut Ibnu Rusjd (1966:24) adapun hadits Nabi yang
menjadi dasar dalam hal ini (wajibnya wudu) ialah:
“Allah tidak akan menerima shalat tanpa sesuci, atau shadaqoh
dari penghianatan.” (HR. Muslim :136/ 144)
2. Syarat dan Rukun Wudu
a. Wudu merupakan ibadah yang harus dikerjakan sebelum
melaksanakan ibadah dan dapat menentukan sah atau tidaknya
ibadah tersebut misalnya salat yang dilakukan tanpa berwudu maka
hukumnya menjadi tidak sah karena wudu merupakan syarat
sahnya salat. Menurut Imam Taqiyudin Abi Bakar (1988:63) ada
beberapa yang menjadi syarat sahnya wudu, yaitu sebagai berikut:
1) Islam.
2) Pandai.
3) Airnya yang suci lagi mensucikan
4) Tidak ada sesuatu yang tampak menghalangi seperti kotoran
5) Tidak ada penghalang yang bersifat syar’i, seperti haidl dan
nifas
6) Sudah masuk waktu shalat bagi orang yang berada dalam
keadaan dharurat seperti wanita yang istihadlah dan orang
yang selalu kentut.
b. Wudu itu mempunyai fardu dan rukun-rukun, dari mana hakikatnya
dapat tersusun dan seandainya salah satu diantaranya ketinggalan,
tiadalah wudu itu terwujud dan tiada dipandang sah menurut
agama. Menurut Sayyid Sabiq (1973:89) perinciannya adalah
sebagai berikut:
1) Niat
Maksudnya adalah kemauan yang tertuju terhadap perbuatan,
demi mengharap keridhaan Allah dan mematuhi peraturannya.
Dan ia merupakan perbuatan dari hati semata yang tak ada
sangkut pautnya dengan lisan, dan mengucapkan tidaklah
disyari’atkan. Alasan diwajibkannya adalah hadits Umar r.a.:
ا ا ا ه تاي ا شذ ألع ج ماد ف ا شئ ا ىنو ا ا اخ
ى سع هللا شذ اى ج ماد ى سع هللا شذ اى ج ف
يا يصثا ىذ ا اجشاىي شذ اى ج جا ف شأج يرض ا ا
”Hanyasannya semua perbuatan itu dengan niat dan
hanyasannya bagi seseorang itu apa yang diniatkannya.
Maka barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan
RasullNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, dan
barang siapa hijrahnya kepada dunia yang dicapainya atau
seseorang yang ingin dikawininya, maka hijrahnya kepada
apa yang ia berhijrah itu” (Sunan An Nasa’iy:83/ 33).
2) Membasuh muka
Membasuh muka artinya mengalirkan air keatasnya, karena arti
membasuh itu ialah mengalirkan air. Batas muka itu panjangnya
ialah dari puncak kening sampai dagu, sedang lebarnya dari
pinggir telinga sampai kepinggir telinga yang satu lagi.
3) Membasuh tangan sampai kedua siku.
Siku itu ialah engsel yang menghubungkan tangan dengan
lengan, dan kedua siku itu termasuk yang wajib dibasuh, karena
selalu dilakukan oleh Nabi SAW. tidak ada keterangan bahwa
Nabi pernah meninggalkannya.
4) Menyapu kepala
Menyapu maksudnya ialah melapkan sesuatu yang dibasah. Dan
ini tidak akan terwujud kecuali adanya gerakan dari anggota
yang menyapu dalam keadaan lengket dengan yang disapu.
Maka meletakkan tangan atau jari ke atas kepala atau lainnya
tidak dapat dikatakan menyapu.
Kemudian firman Allah SWT. Q.S Al-Maidah ayat: 6:
“Dan hendaklah kamu sapu kepalamu,” (Depag, 1997:21)
Pada lahirnya tiadalah berarti wajibnya menyapu ke seluruh
kepala, sebaliknya makna yang dapat difahami ialah bahwa
menyapu sebagian kepala sudah cukup untuk menaati perintah.
Dan diterima dari Rasuluallah SAW mengenai hal ini ada tiga
cara:
a) Menyapu seluruh kepala. Dalam hadits Abdullah bin
Zaid terdapat:
ه هللا ص سع ي ع ي ي ع هللا ي أ غح سأ ع تيذ ي
ا اى قفا رة ت ث سأ ع قذ تشتذأ ت اد ا فاق ثو ت
اىز تذأ نا ا اى ا ى سد ث
“Bahwa Rasulullah SAW mengusap kepalanya dengan
kedua tangannya, dari muka belakang, dari ubun-ubun
sampai ke kuduk, kemudian mengembalikan tangannya,
dari kuduk ketempat semula.” (H.R. Jama’ah)
b) Menyapu hanya pada serbannya saja. Dalam hadits dari
Bilal., katanya:
اىثي ص : اه ق ي ع ي ي ع هللا ي أ اى خفي ا عي غح ا
اس اى خ
“Bahwa Nabi SAW, bersabda: “Sapulah kedua kaki dan
kain diatas kepala” (Sunan An Nasa’iy:102/ 54).
c) Menyapu ubun-ubun serta serban. Dalam hadits
Mughirah bin Syu’bah r.a,:
اىثي ص ي ع ي ي ع هللا ي أ غح تاصير أ ف ض ذ
ا ىخفي ح ا عي اى ع
”Sesungguhnya Nabi SAW, berwudu, maka mengusap
ubun-ubunnya dan lalu menyapu surbannya, juga
beliau menyapu atas dua khufnya.” (Sunan An
Nasa’iy:105/ 54).
Inilah yang diterima dari Rasulallah SAW., sedang riwayat yang
menyatakan bahwa Nabi hanya menyapu sebagian kepala saja
tidak ada diperoleh, walau menurut lahir ayat sebagaimana kita
katakan di atas, tak ada halangannya. Kemudian, itu tidaklah
cukup dengan menyapu rambut yang terletak di luar lingkungan
kepala, misalnya menyapu jalinan rambut.
Sedangkan menurut pemahaman penulis, yang dimaksud dengan
membasuh kepala adalah membasuh sebagian kepala mengikuti
pendapat Syekh Muhammad bin Qosim Asy-Syafi’I (1982:15)
dalam karangannya dijelaskan:
ف ش ع ش ض ع ت ح غ أ ث ا أ ش م ر ط أ اىش ض ع ت ح غ
ا ش ي غ ح ق ش خ ت ص ج ي و ت ح غ ي ى ذ ىي ا ي ع ر ذ ل ط أ اىش ذ ح
“mengusap sebagian dari kepala, baik laki-laki maupun
perempuan, juga diperbolehkan mengusap sebagian rambut
yang ada pada batasan kepala. Sedangkan cara
mengusapnya tidaklah harus dengan tangan, akan tetapi
diperkenankan mengusap dengan memakai kain bekas atau
lainnya” (Fathul Qorib: 15).
Dan hukum ini juga dijelaskan oleh Ibnu Rusjd (1966:33),
sebab perbedaan pendapat dalam soal tersebut ialah “isjtirak”
yang terdapat dalam huruf ba dalam bahasa Arab, sebab
huruf ba ini kadang-kadang menunjukkan arti sebagian
“tab‟idl” seperti perkataan orang Arab:
ذ ض ع ت ت ث ت خ ز خ ا
“Ambil saja sebagian kain dan lengan atasnya”
Pengertian ba yang ini tidak perlu diingkari adanya dalam
bahasa Arab. Pendapat ini juga dikemukakan oleh ahli nahwu
aliran Kufah.
Pengertian tambahan disini ialah menguatkan “mua‟kidah”
siapa yang mengangap ba sebagai huruf “tab‟idl”
(menunjukkan sebagian), maka ia mewajibkan menyapu
sebagian muka. Orang yang memegangi pendapat ini
beralasan juga dengan Hadis sahabat Mughiroh yang
menyatakan sebagai berikut:
عي ض ذ ل اىغ ج ل اىص ي ي ع ث اى ا غح تا صير أ ف
ح ا ا ىع
“Bahwasannya Nabi SAW berwudu, kemudian menyapu
ubun-ubun dan serbannya” (H.R. Muslim).
5) Membasuh kedua kaki serta kedua mata kaki.
Inilah yang pasti dan mutawatir dari perbuatan maupun
perkataan Rasulallah SAW., berkata Ibnu Umar r.a.,:
ه هللا ص ذخيف عا ا ي ع ي ي ع هللا ي سع سم في عف شج فأد
جيا فاد غح عي اس أ ض ش،فجعي ا ر قا ا ىعص قذ اس
ثلثا ا ذي ش اىاس، قا ب ع ي و ىل : ذ ي ص تأع
“Rasulallah SAW terbelakang dari kami dalam sebuah
perjalanan. Kemudian ia dapat menyusul kami, sedang waktu
Ashar sudah sempit. Kami pun segera berwudu dan membasuh
kaki kami. Nabi pun berseru sekeras suaranya dua atau tiga
kali: celakalah mata kaki disebabkan api neraka!” (HR. Muslim
:145/ 149)
Dan berkata Abdurrahman bin Abi Laila: “Para sahabat
Rasulallah SAW sama sepakat atas wajibnya membasuh kedua
mata kaki.”
Semua fardu yang tersebut diatas itu tercantum dalam firman
Allah SWT Q.S Al-Maidah ayat: 6:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki..” (Depag, 1997:21)
6) Tertib
Tertib, berurutan, karena Allah Ta’ala menyebutkan dalam ayat
tersebut secara berurutan dengan memisah kedua kaki dari
kedua tangan (kedua-duanya sama-sama wajib dibasuh) dengan
kepala yang wajib disapu. Sedang orang Arab biasanya tiada
memisahkan sesuatu dari kawan sebandingnya kecuali karena
suatu maksud tertentu, yang kalau di sini ialah supaya berurutan,
dan ayat tadi tiadalah dikemukakan kecuali untuk menerangkan
yang wajib, sesuai dengan Hadits Nabi riwayat Daruqutni dari
sahabat Jabir, Nabi bersabda:
ا تذأ هللا ت ات ذ ؤا ت“Mulailah dengan yang Allah telah mulai (penyebutannya
dalam ayat).” (Sunan An Nasa’iy).
Di samping itu sunnah amaliyah telah berlangsung dengan
rukun-rukun yang berurutan seperti ini, dan tidak pernah
diterima berita Rasulallah bahwa ia berwudu tanpa berurut. Dan
wudu merupakan suatu ibadat, sedangkan prinsip utama dari
ibadat adalah ittiba‟, artinya mengikut. Maka tidaklah boleh
menyalahi sunnah yang sah mengenai tata cara wudu Nabi
SAW.,terutama tata cara yang tetap tidak berubah-ubah.
3. Sunah-sunah Wudu
Menurut Sulaiman Rasjid (1973:89) hal-hal yang disunahkan
dilakukan pada waktu wudu adalah sebagai berikut:
a. Membaca “Bismillah” pada permulaan wudu. Seperti sabda
Rasulallah SAW,.:
هللا إاتا ع ض ذ
“Berwudulah kamu dengan menyebut nama Allah.”
(Sunan An Nasa’iy:76/ 35).
Pada permulaan setiap pekerjaan yang penting, baik ibadat ataupun
lainnya, disunahkan membaca “Bismillah.” Sabda Rasulallah
SAW,:
اق طع ل اه ت ر ش ا و م هللا ف تاع يث ذأ في
“Tiap-tiap pekerjaan penting yang tidak dimulai dengan bismillah,
maka pekerjaan itu terputus (kurang berkah).”(Nasaikhul Ibad: II)
b. Membasuh kedua telapak tangan sampai pada pergelangan sebelum
berkumur-kumur.
c. Berkumur-kumur
d. Memasukkan air ke hidung.
e. Menyapu seluruh kepala; beralaskan pula amal Rasulallah SAW
salah satunya yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ahmad.
ذ ق اى ع ه هللا ص ي ذ ا اه ق ا ء ض ت ي ع ي ي ع هللا ي سع
ث ل ث ي ف م و غ غ أ ف ض ر ف ي اع س ر و غ غ ا ث ث ل ث ج و غ غ ا
أ ع ش ت ح غ ا ث ث ل ا ث ث ل ث ق ث ر اع ض ض ا ث ث ل ا ث ث ل ث
ش ظ ي ر ا ت ا ااط
“Dari Al Miqdam. Ia berkata: Rasulallah SAW telah diberi air
untuk berwudu, lantas beliau berwudu, maka dibasuhnya kedua
tapak tangannya tiga kali dan mukanya tiga kali, kemudian
membasuh kedua hastanya tiga kali, lalu berkumur dan
dimasukkannya air ke hidung tiga kali, kemudian disapunya kepala
dan kedua telinganya bagian luar dan dalam.” (Sunan Abu
Daud:108/ 69).
f. Menyapu kedua telinga luar dan dalam
g. Menyilang-nyilang jari kedua tangan dengan cara berpanca dan
menyilang-nyilang jari kaki dengan kelingking tangan kiri, dimulai
dari kelingking kaki kanan, disudahi pada kelingking kaki kiri.
Sunah menyilangi jari, kalau air dapat sampai di antara jari dengan
tidak disilangi. Tetapi apabila air tidak sampai diantaranya kecuali
dengan disilangi, maka menyilangi jari itu menjadi wajib, bukan
sunah. Sabda Rasulullah SAW,:
يي ل ف أخ ض ذ ر ا سج اصا تع يذي ل خيو تي
“Apabila engkau berwudu, hendaklah engkau silangi jari kedua
tanganmu dan jari kedua kakimu,” (Sunan At Tarmidzi:39/ 51).
h. Mendahulukan anggota kanan daripada kiri. Rasuluallah SAW suka
memulai dengan anggota yang kanan daripada anggota yang kiri
dalam beberapa pekerjaan beliau.
ا قاىد ما هلل ع عائشح سض ه هللا ص ع ي ي ع هللا ي سع
ي ي ع ذشج ي ف ذع ي م أ ش ف س ط يحة اىريا
“Dari Aisyah r.a. ia berkata, Rasulallah SAW suka mendahulukan
anggota kanan ketika memakai sandal, bersisir, bersuci, dan dalam
segala halnya.” (Shahih Muslim: 162/157).
i. Membasuh setiap anggota tiga kali, berarti membasuh muka tiga
kali, tangan tiga kali, dan seterusnya, kecuali apabila waktu shalat
hampir habis, apabila dikerjakan tiga kali, niscaya habislah waktu.
Dalam keadaan seperti ini haram membasuh tiga kali, tetapi wajib
satu kali saja. Demikian pula apabila air itu benar-benar diperlukan
untuk minum, sedangkan air yang ada tidak mencukupi, maka
wajib satu kali saja, dan haram tiga kali.
j. Berturur-turut antara anggota. Yang dimaksud dengan berturut-
turut di sini ialah “sebelum kering anggota pertama, anggota kedua
sudah dibasuh,” dan sebelum kering anggota kedua, anggota ketiga
sudah dibasuh dan seterusnya. Sabda Rasulallah SAW,:
اب ط ىخ ا ت ش ع ع هلل ع ك ش ر ف أ ض ذ ل ج س ا سض
اه ق ف ي ع ي ي ع هللا ي اىثي ص ش ص ت ا ف ذ ق ي ع ش ف ظ ع ض
ك ء ض غ ح أ ف ع ج اس
“Dari Umar bin Khattab r.a., sesungguhnya seorang laki-laki
telah berwudu, maka ketinggalan (tidak terbasuh) seluas kuku di
atas kakinya. Bagian yang ketinggalan itu kelihatan oleh Nabi,
lalu beliau berkata, Kembalilah, dan perbaikilah wudumu,”
(Shahih Muslim: 146/149).
Perkataan Rasulallah SAW, “perbaikiah wudumu” dan tidak
disuruh mengulangi wudu, berarti cukup dengan membasuh
yang ketinggalan itu saja.Sebagian ulama berpendapat bahwa
melakukan wudu menurut urutannya itu wajib, beralasan hadits:
ج ض ع ت ع ىذ ا خ ع ي ع ي ي ع هللا ي اىثي ص اص أ
ه هللا سا سجل يصي ف ى س اىذ س ذ ق ح ع ى ذ ق ش ظ سع
ا ا ث ص ي ه هللا ا ش أ ف اء ى ا ذ ع ي سع ء ض ى
”Dari Khalid, dari salah seorang istri Nabi SAW.,
Sesungguhnya Rasulallah SAW telah melihat seorang laki-laki
shalat, di atas tumitnya ada seluas dirham yang tidak kena air
sewaktu ia berwudu, maka Rasulallah SAW menyuruh orang
itu mengulangi wudunya.” (Sunan Abu Daud: 165/106)
k. Jangan meminta pertolongan kepada orang lain kecuali jika
terpaksa karena berhalangan karena sakit.
l. Tidak diseka, kecuali apabila ada hajat, umpamanya sangat dingin.
m. Menggosok anggota wudu agar lebih bersih
n. Menjaga supaya percikan air itu jangan sampai kembali ke badan.
o. Jangan bercakap-cakap sewaktu wudu, kecuali apabila ada hajat.
p. Bersiwak (bersugi atau menggosok gigi) dengan benda yang kesat,
selain bagi orang yang berpuasa, sesudah tergelincir matahari.
Lebih afdal bersugi dengan kayu arak (siwak). Disunahkan juga
bersugi pada tiap-tiap keadaan yang lebih diingini daripada segala
pekerjaan lain, yaitu:
1) Tatkala bau mulut berubah karena lapar atau lama diam dan
sebagainya.
2) Tatkala bangun dari tidur, sebab orang yang bangun dari tidur
biasanya berubah bau mulutnya.
3) Tatkala akan shalat.
Sabda Rasulallah SAW,:
عائشح اىثي ص ع ط شج ي ع ي ي ع هللا ي أ اك قاه: اىغ
ب ضاج ىيش ش ىي ف
“Dari Aisyah. Sesungguhnya SAW telah bersabda: sugi itu
membersihkan mulut, meridakan Tuhan,” (Sunan An
Nasa’iy:5/ 3)
q. Membaca dua kalimah syahadat dan menghadap kiblat ketika wudu
r. Berdoa sesudah selesai wudu
s. Membaca dua kalimat syahadat sesudah selesai wudu.
ذ ث ا ع ذ ح ا ذ ش ا ى ل ي ش ش ل ذ ح هللا ل ا ى ا ل ا ذ ش ا
ى ع س رطشي ا ى عي اج اتي اىر عي اج ، اىي
“Saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang sebenarnya patut
disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya
Muhammad hambaNya dan utusanNya. Ya Allah, jadikanlah
saya orang yang taubat dan orang yang suci.” (Sunan At
Tarmidzi:55/ 69)
4. Hal-hal yang membatalkan wudu
Mengenai yang membatalkan wudu adalah berhadats. Tidak ada
perbedaan pendapat dikalangan ulama bahwa batallah wudu apabila
seorang berhadats. Sulaiman Rasjid (1973:89) menjelaskan secara
terperinci tentang hal-hal yang membatalkan wudu adalah sebagai
berikut:
a. Keluar sesuatu dari dua pintu atau dari salah satunya, baik berupa
zat ataupun angin, yang biasa ataupun tidak biasa, seperti darah;
baik yang keluar itu najis ataupun suci, seperti ulat. Firman Allah
SWT, Q.S An Nisa ayat: 43:
“Atau kembali dari tempat buang air” (Depag, 2010:84)
Dari ayat tersebut dikatakan bahwa orang yang datang dari kakus
kalau tidak ada air hendaklah ia tayamum. Berarti buang air itu
membatalkan wudu. Sabda Rasulallah SAW,:
ضأ ذز حر ير ارا اح ليق ثو هللا صلج احذ م
“Allah tidak menerima sembahyang seseorang diantara kamu
apabila berhadats (keluar sesuatu dari salah satu kedua lubang),
sehingga kamu berwudu lagi”. (Shahih Muslim: 146/149).
Menurut tafsiran Abu Hurairah, “ahdasa” itu artinya keluar angin.
Tetapi menurut Syaukani artinya segala yang keluar dari kedua
lubang.
b. Hilang akal karena mabuk atau gila. Demikian pula karena tidur
dengan tempat keluar angin yang tidak tertutup. Sedangkan tidur
dengan pintu keluar angin yang tertutup, seperti orang tidur dengan
duduk yang tetap, tidaklah batal wudunya. Sabda Rasulallah SAW:
ي ع ى ا ا ر ا ف اىغ اء م ا ي ىع ا د ا ا ا ق ي ط ا ف اء م ى ا
أ ض ر ي ي ف
“Kedua mata itu tali yang mengikat pintu dubur. Apabila
kedua mata tidur, terbukalah ikatan pintu itu. Maka barang
siapa yang tidur, hendaklah ia berwudu.” (Sunan Abu Daud:
191/129)
Adapun tidur dengan duduk yang tetap keadaan badannya, tidak
membatalkan wudu, karena tiada timbul sangkaan bahwa ada
sesuatu yang keluar darinya.
c. Bersentuhan kulit laki-laki dengan perempuan. Dengan
bersentuhan itu batal wudu yang menyentuh dan disentuh, dengan
syarat bahwa keduanya sudah sampai umur atau dewasa dan antara
keduanya bukan “mahram,”baik turunan, pertalian susu, ataupun
perkawinan. Firman Allah SWT, Q.S An Nisa ayat: 43:
”Atau kamu telah menyentuh perempuan.” (Depag, 2010:84)
Pendapat tersebut menurut madzhab Syafii, sedangkan madzhab
lain ada pula yang berpendapat bahwa bersentuhan kulit laki-laki
dan perempuan itu tidak membatalkan wudu, yang membatalkan
wudu ialah bersetubuh. Pendapat itu berdasarkan pula pada ayat
tersebut, mereka menafsirkan kata-kata “la mastum” sebagai
bersetubuh.
d. Menyentuh kemaluan dan pintu dubur dengan telapak tangan, baik
kemaluan sendiri maupun orang lain, baik kemaluan orang dewasa
ataupun kanak-kanak. Menyentuh ini hanya membatalkan yang
menyentuh saja. Sabda Rasulallah SAW,:
ف ص د ت ج ش غ ت ع اىثي ص ا ي ع ي ي ع هللا ي أ قاه
أ ض حر ير ظ رمش فليصي
“Dari Busrah binti Safwan. Sesungguhnya Nabi SAW pernah
berkata; laki-laki yang menyentuh kemaluannya jangan shalat
sebelum ia berwudu.” (Sunan At Tarmidzi:61/ 100)
Dalam hadits tersebut jelaslah bahwa wudu batal karena menyentuh
kemaluan sendiri, apalagi menyentuh kemaluan orang lain, sebab
keadaannya lebih keji dan lebih melanggar kesopanan.
Ulama yang lain ada yang berpendapat bahwa menyentuh
kemaluan itu tidak membatalkan wudu. Mereka mengambil alasan
dengan hadits Talaq bin Ali, sabda Rasulallah SAW;
ه هللا ص ء فقاه سع ض ظ رمش أعيي جو ي ي ي ع هللا ي اىش
ل ي ع عح تض ا ا
“Seorang laki-laki menyentuh kemaluannya, (lalu ditannya)
apakah ia wajib berwudu? Jawab Rasulallah SAW, zakar itu hanya
sepotong daging dari tubuhmu.” (Sunan Abu Daud: 191/129)
5. Rahasia- Rahasia Wudu
Menurut Hasbi Ash Shiddieqy (1976:237) ada rahasia-rahasia
thaharah yang hanya mengenai anggota wudu, ialah:
a. Mengelokkan dan megindahkan tempat-tempat yang selalu
dipandang mata yaitu : dengan jalan membersihkan tempat-
tempat itu dari segala daki-daki yang mudah sekali terlekat
padanya, lantaran biasa benar terbukanya.
Membersihakan tmpat-tempat yang selalu dipandang orang, itulah
yang layak sekali bagi sseorang yanghendak berhadapan dengan
seseorang yang besar. Para mushalli itu berdiri di hadapan Tuhan
yang Maha Besar; tak ada yang sama besar dengan Dia, apalagi
yang lebih besar dari padaNya.
b. Memelihara kesehatan dengan jalan menolak faktor-faktor yang
mendatangkan penyakit, dengan jalan memelihara diri dari
ganguan penyakit-penyakit itu.
Ilmu kedokteran sudah menetapkan, bahwa banyak sekali kuman
penyakit masuk ke dalam tubuh melalui lubang lubang bulu yang
terdapat dalam bagian anggota wudu. apabila yang demikian itu
dihilangkan yakni: dibersihkan segala daki-daki yang terlengket
di tempat-tempat itu, terpeliharah badan dari penyakit.
c. Mendatangkan kegembiraan dan kelapangan dada. Apabila badan
kita berhadats, berdirilah dinding (tembok) antara jiwa dengan
kegembiraanya dan ketangkasannya.
d. Membersihkan tempat-tempat itu, memberi pengertian bahwa
tugas membersihkan anggota-anggota tersebut dari segala rupa
dosa. Maka setelah kita membersihkan tempat-tempat itu dari
hadats kecil, hendaklah kita berdaya-upaya pula membersihkan
tempat-tempat tersebut dari dosa, dengan tobat.
Kita mendahulukan muka sebagai anggota inilah yang terdahulu
sekali dalam mengerjakan kejahatan. Dalam muka terdapatmulut
yang banyak sekali membuat bencana. Padanya terdapat hidung
dan mata yang dosa-dosanya hamper-hampir sama dengan dosa
mulut. Kemudian disucikan tangan. Tangan adalah anggota yang
dipergunakan untuk meengerjakan ma‟shiyat sesudah
didahuluinya oleh mata atau lidah.
e. Untuk mensucikan anggota-anggota wudu, bahkan seluruh badan
dari dosa dengan cara yang nyata. Karena itulah apabila kita
membasuh anggota dari anggota wudu, hendaklah kita kenangkan
dosa-dosa apa yang telah dikerjakan oleh anggota-anggota itu dan
hendaklah kita memohon ampun kepada Allah SWT.
f. Mempersiapkan anggota-anggota tersebut untuk menerima
balasan yang akan kita terima.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi dan Obyek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MI Negeri Sidodadi Patean Kendal
Keberadaan MIN Sidodadi dilatar belakangi atas keprihatinan
akan nasib dan masa depan anak-anak usia sekolah di lokasi SD/MI,
khususnya yang berhubungan dengan pendidikan formal. Kurangnya
perhatian orang tua terhadap dunia pendidikan menjadikan banyak
anak yang putus sekolah. Lebih-lebih melanjutkan ke jenjang
selanjutnya (SLTP, SLTA, PT). Ironinya untuk anak-anak putri ada
yang harus menikah di usia dini yang merupakan kebiasaan pada saat
itu. Melihat kondisi tersebut para pendiri SD/MI yang dipelopori oleh
5 tokoh masyarakat, yaitu Bapak Solikhin, Bapak Muhdi, Bapak
Asnawi, Bapak Jumadi, dan Bapak Ahmadi, bermusyawarah untuk
mendirikan sebuah SD/MI. Alhamdulillah, niat baik ini mendapat
dukungan dari tokoh masyarakat, ulama dan orang tua peserta didik.
Kemudian maksud mulia ini ditindaklanjuti dengan
permohonan SK sebagai tanda legalitas ke Departemen Agama
Kabupaten Kendal. Pada tahun 1997 resmi berdiri MI Usaha Desa
Sidodadi Dukuh Pakeman di bawah naungan Departemen Agama.
Ketika pertama kali berdiri, MI Sidodadi Dukuh Pakeman hanya
memiliki 16 peserta didik, dengan gurunya adalah lima tokoh tadi.
Pada tahun 2000 meluluskan 12 peserta didik, karena 4 peserta didik
lainnya keluar sekolah.
Pada saat itu lokasi MI Sidodadi Dukuh Pakeman masih
memprihatinkan karena sekolah berada dalam bangunan yang tidak
layak untuk kegiatan belajar mengajar. Karena kegigihan para dewan
guru dan tokoh masyarakat untuk memajukan sekolah, pada tahun
2008 MI Sidodadi mendapatkan kesempatan untuk mengajukan
permohonan ke Kementrian Agama yang diajukan oleh Kepala
Madrasah yang pada waktu tesebut dipimpin oleh Bapak Sutarman
M.Pd. Dengan syarat harus mempunyai siswa yang bisa menjadi
prosedur untuk menjadi Negeri, dan didirikanlah MI Sidodadi kampus
2 yang terletak di perdukuhan Rembes.
MI Sidodadi secara Geografis terletak di daerah pegunungan
terpencil, tetapi masih satu desa yaitu Sidodadi. Letak kampus
tersebut adalah kampus I terletak di dukuh Pakeman dan kampus II
terletak di dukuh Rembes. Dan MI Sidodadi pada tanggal 06 Maret
2009 diputuskan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia berubah
dari MI Sidodadi menjadi MI Negeri Sidodadi, sampai dengan
sekarang.
2. Letak Geografis
Lokasi MIN Sidodadi Patean bertempat di desa Sidodadi
Kecamatan Patean Kabupaten Kendal yang denah lokasinya sebagai
berikut :
Kampus I MIN Sidodadi
Sebelah utara : Perkebunan warga & pemukiman warga dusun
Rembes
Sebelah barat : Persawahan & perkebunan warga
Sebelah selatan : Perhutani
Sebelah timur : Pemukiman warga dusun Pakeman
Kampus II MIN Sidodadi
Sebelah utara : Persawahan
Sebelah barat : Hutan jati & pemukiman warga dusun Gemuh
Singkalan
Sebelah selatan : Hutan jati & pemukiman warga dusun Pakeman.
Sebelah timur : Pemukiman warga dusun Rembes
MIN Sidodadi dilihat dari letak geografisnya terletak di satu desa
tetapi beda dusun, dihimpit oleh pemukiman warga walaupun
jaraknya antar dusun sampai 3 Km, karena daerahnya yang tepencil.
Walaupun daerah MIN Sidodadi terpencil, tetapi udara di daerah
tersebut sangat sejuk, karena letaknya dipinggiran hutan serta keadaan
pedesaan yang sangat tenang.
3. Sarana dan prasarana
Dalam rangka melaksanakan proses belajar mengajar faktor
sarana dan prasarana adalah salah satu pengaruh yang menentukan
terhadap kelancaran aktivitas atau kegiatan belajar mengajar di
sekolahan. Berikut akan disajikan perincian sarana yang ada di MIN
Sidodadi Patean Kendal.
Tabel 1
Sarana dan Prasarana MI Negeri Sidodadi Patean Kendal
Tahun Ajaran 2013/ 2014
No Nama Barang / Bangunan Jumlah
1. Mushola 2 ruang
2. Kantor 2 ruang
3. Ruang Kelas 12 ruang
4. Perpustakaan 1 ruang
5. Papan Tulis ( white board ) 15 buah
6. Koperasi / kantin 2 buah
7. Tempat Parkir 2 tempat
8. Jam dinding 20 buah
9. Lemari 15 buah
10. Audio / speker 5 buah
11. Proyektor 2 buah
12. Drum band 2 set
13. Notebook/ komputer 15 buah
14. MCK/WC guru 4 buah
15. MCK/WC siswa 5 buah
4. Visi Misi dan Tujuan MIN Sidodadi
a. Visi :
Terwujudnya Generasi Islam Yang Tekun Berindah, Berakhlaqul
Karimah Dan Berprestasi
b. Misi :
1) Menciptakan generasi yang tekun beribadah.
2) Menciptakan generasi yang santun berperilaku, bertutur kata,
dan bertindak santun dalam kehidupan sehari-hari.
3) Menciptakan lingkungan belajar yang bersih dan aman.
4) Mewujudkan generasi yang kreatif dan inovatif.
5) Menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan masa
depan.
6) Mendorong dan mengembangkan kreatifitas siswa.
c. Tujuan :
1) Mencetak insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
2) Memberi bekal siswa untuk memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan berakhlaqul karimah.
3) Menanamkan pola hidup bersih dalam segala aspek kehidupan.
4) Menjadikan madrasah sebagai idola bagi semua komponen
masyarakat.
5) Menumbuhkan sikap disiplin.
5. Profil MIN Sidodadi Tahun Pelajaran 2013 / 2014
Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN)
Sidodadi
Alamat : Jl Raya Binangun Km 18
Desa Sidodadi, Kecamatan Patean
Kabupaten Kendal
Nama Yayasan/Pengelola : -
Status Sekolah : Negeri
Status Akreditasi : Terakreditasi
N.D.S. (Khusus Sekolah Swasta) : -
N.S.S. : 112 332 404 029
Luas Lahan / tanah : 5.510 M2
Status Tanah/ Sertifikat : Milik Sendiri
Sertifkat : Sudah Bersertifikat
Jumlah Ruang Belajar : 12 Ruang Belajar
Jumlah Rombongan Belajar : 12 Rombongan Belajar :
Kelas I : 2 Rombongan belajar
Kelas II : 2 Rombongan belajar
Kelas III : 2 Rombongan belajar
Kelas IV : 2 Rombongan belajar
Kelas V : 2 Rombongan belajar
Kelas VI : 2 Rombongan belajar
Waktu Kegiatan Belajar Mengajar ( Pkl. 07.00 s.d. 12.25 WIB)
Jumlah Jam Pelajaran Perminggu :
Kelas I : 32 jam pelajaran @ 35 menit
Kelas II : 32 jam pelajaran @ 35 menit
Kelas III : 47 jam pelajaran @ 35 menit
Kelas IV : 47 jam pelajaran @ 35 menit
Kelas V : 47 jam pelajaran @ 35 menit
Kelas VI : 47 jam pelajaran @ 35 menit
Mata Pelajaran Muatan Lokal :
a. B. DAERAH
b. B. INGGRIS
c. BTA
d. QIRO’ATI
6. Guru Dan Peserta Didik
a. Jumlah Guru
Tabel 2
Data Dewan Guru beserta Jabatan di MI Negeri Sidodadi
Patean tahun ajaran 2013-2014
No Nama Jabatan PNS/
GTT TMT
1. Nadzib, S. Ag Kep. Madrasah PNS Juli 2009
2. Nur Fuadi, S. Ag Bendahara &
guru kelas V A PNS Nopember 2009
3. Faizin, S. Pd. I Guru kelas IV A PNS Juli 2012
4. Ali Purnomo, S. Pd, SD Guru kelas IV B PNS Juli 2013
5. Msduki, A. Ma Guru kelas III B PNS Nopember 2009
6. Sulistiyo, S.Pd. I Wakil kepala &
Guru kelas VI A GTT Juli 2003
7. Umi Magfirog, S. Pd. I Guru kelas II A GTT Juli 2006
8. Aslichah, S. Pd. I Guru kelas III A GTT Juli 2006
9. Saidah Musaropah, S. Pd. I Guru kelas II B GTT Maret 2007
10. Miyamsih, S. Pd. I Guru kelas I B GTT Juli 2007
11. Nasoka, S. Pd. I Guru maple GTT Agustus 2007
12. Nur Kamali, S. Pd. I Guru kelas V B GTT Januari 2008
13. Muslich, S. Pd Guru olahraga GTT Juli 2008
14. Shobah Husoim, S. Pd. I Guru maple GTT Juli 2011
15. Muthmainah, A. Ma Guru kelas VI B GTT Juli 2009
16. Siti Masruroh Guru kelas I B GTT Juli 2009
17. Junariyah Tata Usaha GTT Juli 2010
18. Tukimin Penjaga GTT Juli 1997
19. Rozikin Penjaga GTT Juli 2010
20. Remin Penjaga GTT Juli 2011
b. Jumlah Peserta Didik
Table 3
Jumlah Peserta Didik
Tahun Ajaran 2008 s/d 2013 MI Negeri Sidodadi
No Tahun Jenis Kelamin
Jumlah L P
1. 2008-2009 54 68 122
2. 2009-2010 75 63 138
3. 2010-2011 59 83 142
4. 2011-2012 68 92 160
5. 2012-2013 74 87 161
c. Catatan Prestasi
1) Tahun 2008
a) Juara I Volly Putra POPDA Tingkat Kecamatan Patean.
b) Juara III PA Seni Tari Tingkat Kecamatan Patean Pekan
Seni SD/MI.
2) Tahun 2009
a) Juara I Volly Putra POPDA SD/MI Tingkat Kecamatan
Patean.
b) Juara II Tenis Meja Putra POPDA SD/MI Tingkat
Kecamatan Patean.
c) Juara Lari 60 m POPDA SD/MI Tingkat Kecamatan Patean.
3) Tahun 2011
a) Juara I Lompat tinggi Putri Porseni MI 2009 Tingkat Kec.
Patean.
b) Juara II Lari 200 m Putra POPDA SD/MI Tingkat
Kecamatan Patean.
c) Juara III Lari 60 m Putra POPDA SD/MI Tingkat
Kecamatan Patean.
d) Juara I Tenis Meja putra Porseni MI Tingkat Kecamatan
Patean.
e) Juara I Catur putri Porseni MI Tingkat Kecamatan Patean
4) Tahun 2012
a) Juara harapan III Perkemahan Siaga Tingkat Kecamatan
Patean.
b) Juara I Catur putri POPDA SD/MI Tingkat Kecamatan
Patean.
c) Juara Harapan I Pesta Siaga SD/MI Tingkat Kecamatan
Patean.
d) Juara II Voli putra POPDA Tingkat Kecamatan Patean.
5) Tahun 2013
a) Juara I Pidato Bahasa Arab putri Porseni tingkat Kabupaten
Kendal.
b) Juara I putra Pidato Bahasa Arab Porseni MI Tingkat
Kecamatan.
c) Juara Harapan I LCC Tingkat Kecamatan Patean.
d) Juara I Catur putra POPDA Tingkat Kecamatan Patean.
e) Juara I Bulu Tangkis putri Porseni MI Tingkat Kecamatan
Patean.
f) Juara III MMQ Tingkat Kecamatan Patean.
B. Penyajian Data
Setelah melalui, pengumpulan data melalui data observasi, dan
dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu di sajikan bentuk data guna
memperlancar langkah suatu penelitian.
Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian
di MI Negeri Sidodadi Patean Kendal tahun 2013/2014:
1. Daftar Responden
Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama orang yang
dijadikan objek penelitian. Untuk itu lebih jelasnya penulis sajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Table 4
Data Responden
No Nama Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
1 Agustina Imrotul Janah
2 Ahmad Dhani
3 Dina Sefiana
4 Ferdi Ardiyanto
5 Fitri Amelia Sari
6 Ikhwan Prastyawan
7 Intan Pandini
8 Laila Faradita
9 Lina Yuni Astiana
10 Lusiana
11 Mawar Wardani
12 Mekar Kinanti
13 Muhamad Gunawan
14 Muhammad David Alamsyah
15 Muslikah
16 Nila Silawati
17 Putri Rahayu
18 Sekar Kunanti
19 Sinta Lukita Sari
20 Sulistiyawan
21 Viki Ardianto
22 Yuliana Permata Sari
23 Yuni Masruroh
24 Yusuf Setiawan
25 Zaini Syifa Rozanah
2. Data hasil penguasaan materi fiqh.
Untuk memperoleh data tentang pengaruh penguasaan mata
pelajaran fiqh terhadap ketrampilan wudu. Penulis menggunakan
nilai raport mata pelajaran fiqh semester gasal pada tanggal 10
Desember 2013, dengan menggunakan acuan standar nilai KKM
(Kriteria Ketentuan Minimum) yang digunakan di sekolah tersebut,
acuan standar nilai tersebut adalah:
1) KKM keterangan terlampaui apabila: > 70
2) KKM keterangan tercapai apabila: 70
3) KKM keterangan belum tercapai apabila: < 70
Adapun nama dan data nilai yang sudah terkumpulkan
sebagai berikut :
Tabel 5
Tabel Nilai Kemampuan Pelajaran Bidang Studi Fiqh
MI Negeri Sidodadi Patean Kendal
Kelas : II B
Mata Pelajaran : Fiqh
KKM : 70
No Nama Nilai Keterangan
1 Agustina Imrotul Janah 90 Terlampaui
2 Ahmad Dhani 69 Belum Tercapai
3 Erlyana Kusuma Dewi 81 Terlampaui
4 Ferdi Ardiyanto 88 Terlampaui
5 Fitri Amelia Sari 78 Terlampaui
6 Ikhwan Prastyawan 78 Terlampaui
7 Intan Pandini 90 Terlampaui
8 Laila Faradita 78 Terlampaui
9 Lina Yuni Astiana 70 Tercapai
10 Lusiana 81 Terlampaui
11 Mawar Wardani 93 Terlampaui
12 Mekar Kinanti 80 Terlampaui
13 Muhamad Gunawan 75 Terlampaui
14 Muhammad David . A 68 Belum Tercapai
15 Muslikah 78 Terlampaui
16 Nila Silawati 78 Terlampaui
17 Putri Rahayu 77 Terlampaui
18 Rosinta Dewi 66 Belum Tercapai
19 Sinta Lukita Sari 88 Terlampaui
20 Sulistiyawan 75 Terlampaui
21 Viki Ardianto 68 Belum Tercapai
22 Yuliana Permata Sari 79 Terlampaui
23 Yuni Masruroh 92 Terlampaui
24 Yusuf Setiawan 70 Tercapai
25 Zaini Syifa Rozanah 69 Belum Tercapai
Dari data nilai raport tersebut diatas penguasaan materi fiqih siswa
MIN Sidodadi Patean Kendal dapat di kategorikan menjadi 3,
sesuai dengan KKM :
4) Penguasaan materi fiqh yang terlampaui ada 19 siswa
5) Penguasaan materi fiqh yang tercapai ada 2 siswa
6) Penguasaan materi fiqh yang belum tercapai ada 4 siswa
3. Data hasil observasi tentang ketrampilan wudu siswa
a. Hasil observasi berdasarkan item yang dinilai.
Dari observasi yang dilakukan untuk mengumpulkan data
tentang ketrampilan wudu siswa, di dalamnya berisi aspek yang
diamati dalam melakukan wudu yang terdiri dari beberapa
indikator yang diperuntukan kepada peserta didik MI Negeri
Sidodadi dan setiap item yang dinilai terdapat 4 pilihan nilai yaitu
A, B, C, dan D dengan bobot penilaian sebagai berikut:
1) Nilai A dengan bobot nilai 10
2) Nilai B dengan bobot nilai 7,5
3) Nilai C dengan bobot nilai 5
4) Nilai D dengan bobot nilai 2,5
Adapun contoh lembar observasi ketrampilan wudu tersebut,
sebagai berikut :
Tabel 6
LEMBAR OBSERVASI KETRAMPILAN WUDU
No Aspek yang diamati Penilaian/Bobot Nilai
A B C D
10 7,5 5 2,5
A Niat
(1) Hafal
(2) Melafadzkan dengan benar
B Membasuh Wajah
(3) Membasuh batas atas dan
bawah, dari rata kening
sampai penghabisan dagu
(4) Membasuh batas samping,
dari batas ke telinga kanan
dan kiri
C Membasuh Tangan
(5) Membasuh tangan kanan
sampai siku
(6) Membasuh tangan kiri
sampai siku
D Menyapu sebagian Kepala
(7) Mengenai rambut kepala
E Membasuh kaki
(8) Membasuh kaki kanan
sampai mata kaki
(9) Membasuh kaki kiri sampai
mata kaki
F Tertib
(10) Berurutan
Keterangan:
Nilai A : Melakukan dengan benar dan lancar
Nilai B: Melakukan dengan benar namun kurang lancar
Nilai C: Melakukan dengan tidak benar dan lancar
Nilai D: Melakukan dengan tidak benar dan kurang lancar
b. Hasil observasi berdasarkan nama responden
Dari 25 murid di MI Negeri Sidodadi yang dijadikan
diobservasi, maka hasil ketrampilan wudu siswa di MI Negeri
Sidodadi dapat dilihat dengan tabel sebagai berikut :
Tabel 7
Nilai Hasil Observasi Ketrampilan Wudu di
MI Negeri Sidodadi Patean Kendal
No Nama Responden Nilai Bobot Nilai
Jumlah A B C D 10 7,5 5 2,5
1
Agustina Imrotul
Janah 6 3 1 0 60 23 5 0 87.5
2 Ahmad Dhani 3 3 2 2 30 23 10 5 67.5
3 Dina Sefiana 4 4 1 1 40 30 5 2.5 77.5
4 Ferdi Ardiyanto 4 3 2 1 40 23 10 2.5 75
5 Fitri Amelia Sari 4 4 2 0 40 30 10 0 80
6 Ikhwan Prastyawan 5 3 2 0 50 23 10 0 82.5
7 Intan Pandini 6 3 1 0 60 23 5 0 87.5
8 Laila Faradita 4 3 2 1 40 23 10 2.5 75
9 Lina Yuni Astiana 5 4 0 1 50 30 0 2.5 82.5
10 Lusiana 6 3 1 0 60 23 5 0 87.5
11 Mawar Wardani 7 2 0 1 70 15 0 2.5 87.5
12 Mekar Kinanti 4 3 3 0 40 23 15 0 77.5
13 Muhamad Gunawan 5 3 1 1 50 23 5 2.5 80
14 Muhammad David A 3 3 2 2 30 23 10 5 67.5
15 Muslikah 3 4 0 3 30 30 0 7.5 67.5
16 Nila Silawati 4 4 1 1 40 30 5 2.5 77.5
17 Putri Rahayu 3 5 2 0 30 38 10 0 77.5
18 Sekar Kunanti 3 4 1 2 30 30 5 5 70
19 Sinta Lukita Sari 7 2 1 0 70 15 5 0 90
20 Sulistiyawan 4 3 0 2 40 23 0 5 67.5
21 Viki Ardianto 3 3 2 2 30 23 10 5 67.5
22 Yuliana Permata Sari 5 1 0 4 50 8 0 10 67.5
23 Yuni Masruroh 7 2 1 0 70 15 5 0 90
24 Yusuf Setiawan 6 2 1 1 60 15 5 2.5 82.5
25 Zaini Syifa Rozanah 6 3 1 0 60 23 5 0 87.5
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang
didapat dari masing-masing responden, kemudian nilai itu
diklasifikasikan pada kategori baik sekali, baik, cukup baik, dan
tidak baik. Adapun untuk menentuka kategori tersebut digunakan
rumus interval sebagai berikut:
( )
Keterangan :
i : Interval
Xt : Nilai tertinggi
Xr : Nilai terindah
Ki : Kelas interval
( )
i = (90 – 67,5 )+ 1
4
i = 22,5 + 1
4
i = 23,5
4
i = 5, 875
jika dibulatkan menjadi : i = 6
Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klasifikasikan
dalam kategori sebagai berikut:
1) Baik sekali adalah nilai 85-90 ekuivalen tinggi
2) Baik adalah nilai 79-84 ekuivalen sedang
3) Cukup adalah nilai 73-78 ekuivalen rendah
4) Tidak baik adalah nilai 67-72 ekuivalen rendah sekali
Dari data tersebut diatas ketrampilan wudu siswa dapat di
katagorikan menjadi 4, sesuai dengan intervalnya:
1) Kompetensi ketrampilan wudu baik sekali ada 10 responden
2) Kompetensi ketrampilan wudu baik ada 4 responden
3) Kompetensi ketrampilan wudu cukup ada 5 responden
4) Kompetensi ketrampilan wudu tidak baik ada 6 responden
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap variabel)
Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui
penguasaan mata pelajaran fiqh siswa dan ketrampilan wudu
dengan menggunakan rumus prosentase yaitu:
P
Keterangan:
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
1. Penguasaan materi fiqh
Berdasarkan data dari hasil nilai raport semester gasal siswa
pada bab III tentang pengaruh penguasaan mata pelajaran fiqh
diketahui rekapitulasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk kategori Terlampaui di atas KKM 70, tentang
penguasaan mata pelajaran fiqh ada 19 responden.
P =
b. Untuk kategori Tercapai menempati KKM 70, tentang
penguasaan mata pelajaran fiqh ada 2 responden.
P =
c. Untuk kategori tidak tercapai dibawah KKM 70, tentang
penguasaan mata pelajaran fiqh ada 4 responden
P =
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi tentang rekapitulasi nilai raport.
Tabel 8
Rekapitulasi Nilai Raport
No. Kategori Frekuensi Prosentase
1. Terlampaui 19 76%
2. Tercapai 2 8%
3. Belum Tercapai 4 16%
Jumlah 25 100 %
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat
disimpulkan bahwa penguasaan mata pelajaran fiqih yang
KKM terlampaui sebesar 76 %, yang KKM tercapai sebesar
8 %, dan yang KKM belum tercapai sebesar 16 %,
Sehingga dengan demikian, penguasaan materi fiqih siswa
kelas II MI Negeri Sidodadi tergolong dalam kategori
Terlampaui yaitu sebesar 76 %.
2. Ketrampilan Wudu siswa
Berdasarkan data dari hasil nilai observasi ketrampilan
wudu siswa pada bab III tentang ketrampilan wudu diketahui
rekapitulasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk kategori baik sekali, tentang ketrampilan wudu
siswa ada 8 responden.
b. Untuk kategori baik, tentang ketrampilan wudu siswa
ada 5 responden.
c. Untuk kategori cukup baik, tentang ketrampilan wudu
siswa ada 6 responden.
d. Untuk kategori tidak baik, tentang ketrampilan wudu
siswa ada 6 responden.
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat
disimpulkan bahwa ketrampilan wudu yang baik sekali
sebesar 32 %, yang baik sebesar 20 %, yang cukup
baik sebesar 24 %, dan yang tidak baik sebesar 24 %.
Sehingga dengan demikian, ketrampilan wudu siswa kelas
II MI Negeri Sidodadi Kendal tergolong dalam kategori
baik yaitu sebesar 52 %.
Tabel 9
Rekapitulasi Observasi Keterampilan Wudu
No. Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1. Baik sekali 85-90 8 32 %
2. Baik 79-84 5 20 %
3. Cukup baik 73-78 6 24 %
4. Tidak baik 67-72 6 24 %
Jumlah 25 100 %
B. Pengujian Hipotesis
Dalam analisis pendahuluan ini penulis akan menentukan
koefisien, korelasi antara dua variabel yaitu variabel penguasaan
mat pelajaran fiqh dengan menggunakan kode (X) diambil dari
nilai raport semester gasal, dan variabel ketrampilan wudu siswa
sebagai variabel terpengaruh dengan kode (Y) diambil dari nilai
observasi ketrampilan wudu.
Untuk tahap analisis pendahuluan ini skor atau nilai tersebut
akan dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi untuk mencari
besaran-besaran yang diperlukan dalam pembuktian hipotesis.
Untuk mengetahui tentang nilai kuantitatif peran penguasaan
mata pelajaran fiqh terhadap ketrampilan wudu dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 10
Pengaruh Penguasaan Mata Pelajaran Fiqh (x)
Terhadap Ketrampilan Wudu (y) Siswa Kelas II
Mi Negeri Sidodadi Patean Kendal 2013-2014
No X Y X2 Y2 XY
1 90 87.5 8100 7656.25 7875
2 69 67.5 4761 4556.25 4657.5
3 81 77.5 6561 6006.25 6277.5
4 88 75 7744 5625 6600
5 78 80 6084 6400 6240
6 78 82.5 6084 6806.25 6435
7 90 87.5 8100 7656.25 7875
8 78 75 6084 5625 5850
9 76 82.5 5776 6806.25 6270
10 70 87.5 4900 7656.25 6125
11 93 87.5 8649 7656.25 8137.5
12 80 77.5 6400 6006.25 6200
13 75 80 5625 6400 6000
14 68 67.5 4624 4556.25 4590
15 78 67.5 6084 4556.25 5265
16 78 77.5 6084 6006.25 6045
17 77 77.5 5929 6006.25 5967.5
18 75 70 5625 4900 5250
19 88 90 7744 8100 7920
20 75 67.5 5625 4556.25 5062.5
21 68 67.5 4624 4556.25 4590
22 79 67.5 6241 4556.25 5332.5
23 92 90 8464 8100 8280
24 70 82.5 4900 6806.25 5775
25 69 87.5 4761 7656.25 6037.5
∑ 1963 1960 155573 155213 154658
Untuk mengetahui benar tidaknya hipotesis yang penulis ajukan
akan dibuktikan dengan mencari koefisien korelasi antara variable
penguasaan mata pelajaran fiqh terhadap ketrampilan wudu siswa
kelas II dengan menggunakan rumus statistic product moment :
N
yy
N
xx
N
yxxy
rxy2
22
2 )()(
)(.)(
Langkah selanjutnya hasil korelasi variable (X) dan (Y) di masukan
dengan rumus sebagai berikut :
X : 1963
Y : 1960
X2
: 155573
Y2 : 155213
XY : 154658
N : 25
rxy =
25
)1960(155213
25
)1963(155573
25
)1960(.)1963(154658
22
= 153664155213.76,154134155573
2,153899154658
= 1549.24,1438
8,758
= 76,2227833
8,758
= 59,1492
8,758 = 0,508
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Dengan demikian koefisien antara variabel X dengan
variabel Y adalah 0,5083746482648 kemudian dibulatkan menjadi
0,508 berdasarkan jenjang koefisien korelasi yang digunakan
adalah :
a. 0,90 – 1,00 : korelasi yang sangat tinggi
b. 0,70 – 0,09 : korelasi yang tinggi
c. 0,40 – 0,70 : korelasi yang sedang
d. 0,20 – 0,40 :korelasi yang rendah (tetap ada)
e. ....... – 0,20 :korelasi yang rendah sekali.
(Surachmad, 1972: 290)
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa koefisien antara dua
variabel yang penulis teliti sebesar 0,508 adalah menunjukkan
korelasi yang sedang.
Kemudian apabila dilihat dari hasil koefisien korelasi
produck moment di atas dikonsultasikan pada taraf signifikasi 5%
maka diperoleh :
r0 : 0,508
rt : 0,396
Sedangkan pada taraf signifikasi 1% maka diperoleh :
r0 : 0,508
rt : 0,505
Berdasarkan pembuktian dengan korelasi produck moment
yang telah dikonsultasikan antara r, produck moment pada tabel (rt)
baik dengan taraf signifikan 5% maupun 1% maka diperoleh hasil
yang signifikan. Hal ini berarti ada korelasi antara variabel X dan
Y.
Berdasarkan penerapan rumus korelasi produck moment pada
ke dua variabel pengaruh penguasaan mata pelajaran fiqh terhadap
ketrampilan wudu di MI Negeri Sidodadi Patean Kendal, bahwa
nilai ro lebih besar dari pada nilai rt baik pada taraf signifikan 5%
maupun 1% maka keduanya menyatakan hasil yang signifikan
artinya bahwa ada pengaruh yang positif antara pengaruh
penguasaan mata pelajaran fiqh terhadap ketrampilan wudu.
Jadi hipotesis yang penulis ajukan yakni “ada korelasi yang
positif antara pengaruh penguasaan mata pelajaran fiqh terhadap
ketrampilan wudu siswa kelas II di MI Negeri Sidodadi Patean
Kendal dapat diterima kebenarannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembahasan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Penguasaan
Mata Pelajaran Fiqh Terhadap ketrampilan Wudu Siswa Kelas II MI
Negeri Sidodadi Patean Kendal dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian, seperti yang ditunjukkan pada tabel 8,
penguasaan materi pelajaran Fiqh menunjukkan kategori
Terlampui ada 19 responden atau ( 78 % ) yang menunjukkan
kategori Tercapai ada 2 responden atau ( 8 % ) dan yang berada
kategori tidak Tercapai 4 anak ( 16 % ).
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, seperti yang
ditunjukkan pada tabel 9, ketrampilan wudu siswa menunjukkan
kategori baik sekali ada 8 responden atau 32%, yang menunjukkan
kategori baik ada 5 responden atau 20%, yang menunjukkan
kategori cukup baik 24%, dan yang berada kategori tidak baik ada
24%.
3. Dari data yang diolah secara statistik diperoleh hasil yang
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara penguasaan
mata pelajaran fiqh terhadap ketrampilan wudu. Hal ini terbukti
dengan koefisien korelasi product moment dari hasil rxy hitung
sebesar 0,508 sedangkan rxy tabel 0,396 product moment pada taraf
signifikansi 5% = dengan N = 25.
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima, ada
korelasi yang signifikan antara pengaruh penguasaan mata
pelajaran fiqh terhadap ketrampilan wudu siswa kelas II di MI
Negeri Sidodadi Patean Kendal.
B. Saran-saran
Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini dengan berdasarkan
penelitian yang penulis lakukan tentang “Pengaruh Penguasaan Mata
Pelajaran Fiqh Terhadap Ketrampilan Wudu Siswa MI Negeri Sidodadi
Patean Kendal ” maka penulis ingin memberikan beberapa saran yang
mungkin dapat menjadi bahan masukan antara lain sebagai berikut :
1. Kepada penelitian lain untuk bisa meneliti ulang masalah ini sebab
hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini dikarenakan
semata-mata keterbatasan pengetahuan dan metodologi penulis,
namun penulis berharap semoga penelitian ini bisa dijadikan acuan
untuk penelitian selanjutnya.
2. Kepada para guru dalam mendidik dan membimbing para siswa
hendaknya tetap dapat memelihara dan menumbuh suburkan jiwa
keagamaan (akhlak yang mulia), yang diridloi Allah.
3. Keberadaan pengajaran di MI Negeri Sidodadi Kendal sudah cukup
baik meski dalam beberapa aspek masih perlu peningkatan dan
perbaikan misalnya dalam perumusan tujuan pengajaran, penggunaan
metode pengajaran, penggunaan media dan penggunaan prosedur
evaluasi yang obyektif.
4. Bagi para siswa untuk lebih meningkatkan konsentrasi dan
kesungguhan dalam proses belajar mengajar dengan materi yang
disampaikan para guru sehingga pada akhirnya siswa dapat
mempraktekan dan mengamalkannya dengan baik terhadap Allah
SWT, dan terutama pada diri sendiri, keluarga, serta orang lain.
C. Kata Penutup
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena dengan Rahmat dan HidayahNya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang sangat sederhana ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal tersebut dikarenakan keterbatasan pengetahuan penulis.
Maka dengan penuh kerendahan hati, penulis harapkan kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat konstruktif demi perbaikan selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap kepada Allah SWT, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bermanfaat bagi
peulis khususnya. Amin Ya Rabbal „Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Slamet, & Moh. Suyono. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: CV Pustaka
Setia
An Nasa’iy, Imam. 1992. Tt. Sunan An Nasa‟iy 1. Semarang : CV. Asy Syifa
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan
praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Ash Shiddieqy, Hasbi. 2010. Kuliah Ibadah, Ditinjau dari Segi Hukum dan
Hikmah. PT Bulan Bintang
Asy’syafi, Syekh Al Imam Taqiyudin Abi Bakar bin Muhammad Al Husaini
Ad Damsyiqi. Tt. Kifayatul Ahyar 1. Terjemahan oleh Abu, Imron Amar.
1988. Semarang: Penerbit Al Ridha
Asy’syafi, Syekh Al Imam Muhammad bin Qasim. Tt. Fathul Qorib 1.
Terjemahan oleh Imron, Abu Amar. 1982. Kudus: Menara Kudus
At Tarmidzi, Imam. 1992. Tt. Sunan At Tarmidzi 1. Semarang : CV. Asy Syifa
Daud, Imam Abi. 1992. Tt. Sunan Abi Daud 1. Semarang : CV. Asy Syifa
Daradjat, Zakiyah. 1970. Ilmu Djiwa Agama. Jakarta: PT Bulan Bintang
Departemen RI. 2005. Al-qur‟an dan Terjemahannya. Jakarta: PT Syamil
Cipta Media
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam. 1982. Ilmu Fiqh (1) .
Jakarta: Departemen Agama RI
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. 2004. Kurikulum 2004,
Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah . Jakarta: Departement Agama RI
Fajri, Em Zul & Ratu Aprillia Senja. 2008. Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia: PT Diva Publisher
Hadi, Sutrisno. 1995. Metodologi Research. Yogjakarta: Penerbit Andi Offset
Muslim, Imam. 1978. Tt. Hadits Shahih Muslim. Jakarta: Pustaka Al Husna
Peraturan Kementrian Agama Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar
Kompetensi lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa
Arab di Madrasah. 2008-2009. Jakarta: Bp. Cipta Jaya
Rasjid, Sulaiman. 1986. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Rusjd, Ibnu. Bidajatul Mujtahid. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang
Sabiq, Sayyid. 1976. Fiqih Sunnah 1. Bandung: PT Al Ma’arif
Surakhmad, Winarno. 1989. Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode dan
Teknik). Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif R&D. Bandung:
Alfa Beta
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan, Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosda karya
Umar, Syekh Muhammad Nawawi Ibnu. Tt. Nashaihul Ibad. Terjemahan oleh
Sunarto, Achmad. 1416 H. Surabaya: Penerbit Al Hidayah
Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Progam Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Riwayat Hidup Penulis
Lahir di Dukuh Tipar Sari Desa Tratemulyo Kecamatan Weleri Kabupaten
Kendal. Ba’dik Khairul Bahtiyar merupakan anak ke-1 dari 3 bersaudara, dari
pasangan Bapak Ahmad Zubaidi dan Ibu Asmonah. Riwayat Pendidikannya
mulai dari Sekolah Dasar Negeri Montongsari 01 di Desa Montongsari ( lulus
tahun 1999), dilanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTS) “Darul Amanah”
Sukerojo Kendal (2002), setelah lulus melanjutkan pendidikan ke Madrasah
Aliyah (MA) “Futuh’hiyyah 01” Mrangen Demak (2005). Setelah lulus
melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi Sekolah Tinggi Agam Islam Negeri
(STAIN) Salatiga di Progam Diploma II Guru Kelas MI (PGKMI), serta sekaligus
mencari ilmu di Pondok Pesantren Edi Mancoro, lulus tahun 2007. Dan langsung
melanjutkan studinya di almamater yang sama mengambil Progam Sarjana Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Selama di STAIN Salatiga bergelut di Organisasi, baik Intra maupun
Ekstra Kampus. Kegiatan Intra kampus yang pernah diikutinya adalah Lembaga
Pers Mahasiswa (LPM) “Dinamika”. Sedangkan organisasi Ekstra Kampus yang
diikutinya adalah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Salatiga.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penguasaan Mata pelajaran Fiqh
Terhadap Ketrampilan wudu Siswa Kelas II MI Negeri Sidodadi Patean Kendal
Tahun 2014 ” adalah karya yang disusun guna memenuhi syarat untuk
diperolehnya gelar sarjana dalam ilmu tarbiyah, yaitu Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I.)
LEMBAR OBSERVASI KETRAMPILAN WUDU
Nama Siswa :
Nomor :
Jenis Kelamin :
No. Aspek yang diamati Nilai
A B C D
A Niat
(1) Hafal
(2) Melafadkan dengan benar
B Membasuh Wajah
(3) Membasuh batas atas dan
bawah, dari rata kening sampai
penghabisan dagu
(4) Membasuh batas samping, dari
pinggir telinga kanan dan kiri
C Membasuh Tangan
(5) Membasuh tangan kanan
sampai siku
(6) Membasuh tangan kiri sampai
siku
D Menyapu sebagian Kepala
(7) Mengenai rambut kepala
E Membasuh kaki
(8) Membasuh kaki kanan sampai
mata kaki
(9) Membasuh kaki kiri sampai
mata kaki
F Tertib
(10) Berurutan