Upload
dangkiet
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PERHATIAN KELUARGA DAN BIMBINGAN ROHANI
ISLAM TERHADAP KESEHATAN MENTAL PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)
IKHA RATNA NOFITA
NIM: 1104045
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
NOTA PEMBIMBING
Lamp: 5 Eksemplar
Hal : Persetujuan Naskah Skripsi
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Dakwah
IAIN Walisongo Semarang
Di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, mengadakan korelasi, dan perbaikan sebagaimana
mestinya, maka kami menyatakan bahwa naskah skripsi:
Nama : Ikha Ratna Nofita
Nim : 1104045
Fak/jur : Dakwah / BPI
Judul : PENGARUH PERHATIAN KELUARGA DAN BIMBINGAN
ROHANI ISLAM TERHADAP KESEHATAN MENTAL PASIEN
RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan, demikian
atas persetujuannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 06 Januari 2010
Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi dan Tata Tulis
Drs. H. Sholihan, M. Ag Safrodin, M. Ag
NIP: 19600601 199403 1002 NIP: 19751203 200312 1002
PENGESAHAN
SKRIPSI
PENGARUH PERHATIAN KELUARGA DAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM
TERHADAP KESEHATAN MENTAL PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH
SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
Disusun Oleh:
Ikha Ratna Nofita
1104045
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 29 Desember 2009
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji Ketua Sidang Penguji/ Anggota Penguji
Dewan/ Pembantu dekan Penguji I
Hj. Yuyun Affandi, LC., MA Baidi Bukhori, S. Ag, M. Si NIP. 19600603 199203 2002 NIP. 19730427 199603 1001 Sekretaris Dewan Sidang Penguji II Safrodin, M. Ag Drs. Komarudin, M. Ag NIP. 19751203 200312 1002 NIP. 19680413 200003 1001 Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Sholihan, M. Ag Safrodin, M. Ag NIP: 19600601 199403 1002 NIP: 19751203 200312 1002
MOTTO
Νä3 ¯Ρ uθ è=ö7 oΨ s9 uρ &™ ó©y´ Î/ z⎯ ÏiΒ Å∃öθ sƒø:$# Æíθ àf ø9 $# uρ <È ø) tΡ uρ z⎯ ÏiΒ ÉΑ≡ uθ øΒF{ $# ħàΡ F{ $#uρ ÏN≡ t yϑ̈W9 $# uρ 3
ÌÏe± o0 uρ š⎥⎪ ÎÉ9≈ ¢Á9 $# ∩⊇∈∈∪ t⎦⎪ Ï%©! $# !#sŒ Î) Ν ßγ÷Fu;≈ |¹ r& ×π t7Š ÅÁ•Β (#þθ ä9$s% $̄ΡÎ) ¬! !$̄Ρ Î)uρ ϵ ø‹s9 Î) tβθ ãè Å_≡ u‘ ∩⊇∈∉∪ Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (sesungguhnya kami ini
milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali). (Q.S. Al Baqarah, 2: 155-156).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Almamater-ku Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.
2. Ayahanda dan ibunda tercinta (Purnomo dan Siti Rokhanah) yang telah memberikan
pendidikan sampai ke perguruan tinggi, mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya kepada
saya, selalu mendoakan saya dan memberikan motivasi kepada saya dalam segala hal.
3. Adik-adikku (Ani Setyana Dewi dan Tia Meilana Uswatun Khasanah) yang selalu
memotivasi saya
4. Nofian yang selalu memberikan motivasi dalam segala hal, baik dalam keadaan suka maupun
duka
5. Mbak Ema Hidayanti dan Mbak Hasyim Hasanah yang selalu memberikan pengarahan
kepada saya
6. Semua temen-temen saya, temen-temen BPI angkatan 2004 yang selalu mendukung dan
memberikan semangat kepada saya.
7. Sahabat-sahabatku, adik-adikku dan kakak-kakakku yang ada di kos yang selalu
memberikan semangat kepada saya dan memberikan pengalaman yang berharga buat saya.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan
di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang
diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum atau tidak diterbitkan, sumbernya
dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang,
Ikha Ratna Nofita NIM: 1104045
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan
di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang
diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum atau tidak diterbitkan, sumbernya
dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang,
Ikha Ratna Nofita NIM: 1104045
ABSTRAKSI
Ikha Ratna Nofita (1104045) Pengaruh Perhatian Keluarga Dan Bimbingan Rohani Islam Terhadap Kesehatan Mental Pasien Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara empiris tentang pengaruh perhatian keluarga (X1), dan bimbingan rohani Islam (X2), terhadap kesehatan mental pasien (Y) di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
Subjek penelitian ini adalah pasien di RSI Sultan Agung Semarang sebanyak 75 responden dari 750 populasi dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik incidental sampling. Teknik pengumpulan data, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer, yaitu: Pertama, menggunakan metode angket, metode ini digunakan untuk memperoleh data perhatian keluarga, bimbingan rohani Islam dan kesehatan mental, dengan memberikan pernyataan untuk dijawab dan dikerjakan oleh responden secara tertulis sebelum digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Kedua, menggunakan metode observasi, metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien di RSI Sultan Agung Semarang. Ketiga, menggunakan metode wawancara, metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan bimbingan rohani Islam di RSI Sulatan Agung Semarang. Keempat, dokumentasi, metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa gambaran umum tentang RSI Sultan Agung Semarang.
Data penelitian yang terkumpul, dianalisa dengan menggunakan teknik analisis statistik. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi linier dua prediktor dengan skor mentah. Penelitian menunjukkan bahwa: terdapat pengaruh positif antara perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien, ditunjukkan oleh hasil regF =10,492. Berdasarkan hasil perhitungan adalah r hitung lebih besar dari r tabel (10,492 > 0,227), untuk taraf signifikan 5 %, sedangkan taraf signifikan 1 % adalah 0,296. Karena r hitung > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari perhitungan tersebut adalah signifikan. Berdasarkan perhitungan tersebut maka hipotesis yang berbunyi “adanya pengaruh positif antara perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien (diterima), sedangkan tidak adanya pengaruh positif antara perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien (ditolak), yaitu semakin tinggi perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam maka semakin baik kesehatan mental pasien. Sebaliknya, semakin rendah perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam maka semakin buruk kesehatan mental pasien.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para pembimbing, keluarga, kerohanian dan konselor.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT, yang maha pengasih dan
penyayang, karena hanya dengan rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul: “Pengaruh Perhatian Keluarga dan Bimbingan Rohani Islam
Terhadap Kesehatan mental Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang”.
Sholawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita Rasulullah
SAW, yang telah membawa kita ke jalan yang lurus yaitu agama Islam, agama yang
sangat dicintai Allah SWT.
Penulis menyadari, tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Dan melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A, selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang.
2. Bapak Drs. H. Zain Yusuf, M.M, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang.
3. Ibu Mahmudah, S. Ag, M. Pd, selaku Dosen Wali yang telah memberikan
pengarahan, motivasi, serta bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Drs. H. Sholihan, M. Ag, selaku pembimbing I dan Bapak Safrodin, M.
Ag, selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, tenaga, fikiran serta
pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
5. Bapak Komarudin, M. Ag, selaku Kajur BPI dan Bapak Safrodin, M. Ag, selaku
Sekjur BPI Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.
6. Segenap Bapak atau Ibu Dosen yang telah mendidik penulis selama belajar di
Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.
7. Seluruh karyawan dan karyawati Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.
Kepada mereka semua, tiada yang pantas untuk dihaturkan kecuali ucapan
terimakasih, semoga amal baiknya mendapat balasan dari Allah SWT.
Setelah melalui proses yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan tentunya skripsi ini masih banyak kekurangan yang
harus dikritisi demi perkembangan wacana dan kebaikan bersama.
Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga buah karya ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi siapa saja yang membacanya, terutama
Civitas Akademi IAIN Walisongo Semarang.
Semarang,
Penulis,
Ikha Ratna Nofita
NIM: 1104045
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING.................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii
HALAMAN MOTO............................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................ vi
ABSTRAKSI.......................................................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR...................................................................... viii
DAFTAR ISI........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................... 8
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................ 8
1.4. Tinjauan Pustaka...................................................................... 9
1.5. Sistematika Penulisan skripsi................................................... 12
BAB II KERANGKA TEORITIK
2.1. Perhatian Keluarga................................................................... 15
2.1.1. Definisi Perhatian Keluarga........................................... 15
2.1.2. Sumber-Sumber Perhatian Keluarga.............................. 17
2.1.3. Aspek-Aspek Perhatian Keluarga................................... 18
2.2. Bimbingan Rohani Islam......................................................... 20
2.2.1. Definisi Bimbingan Rohani Islam................................. 20
2.2.2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Rohani Islam................ 21
2.2.3. Metode dan Teknik Bimbingan Rohani Islam............... 25
2.3. Kesehatan Mental.................................................................... 29
2.3.1. Devinisi Kesehatan Mental............................................. 29
2.3.2. Macam-Macam Gangguan Mental................................ 34
2.3.3. Ciri-Ciri Mental Yang Sehat........................................... 41
2.3.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan
Mental............................................................................ 45
2.4. Hubungan Perhatian Keluarga, Bimbingan Rohani Islam dan
Kesehatan Mental..................................................................... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Metode Penelitian.................................................... 49
3.2. Definisi Konseptual dan Operasional...................................... 49
3.2.1. Definisi Konseptual........................................................ 50
3.2.2. Definisi Operasional....................................................... 52
3.3. Sumber dan Jenis Data............................................................. 54
3.3.1. Data Primer..................................................................... 54
3.3.2. Data Sekunder................................................................. 54
3.4. Populasi dan Sampel................................................................ 54
3.5. Metode Pengumpulan Data..................................................... 55
3.5.1. Metode Angket............................................................... 55
3.5.2. Metode Observasi........................................................... 59
3.5.3. Metode Wawancara........................................................ 59
3.5.4. Metode Dokumentasi...................................................... 59
3.6. Tehnik Analisis Data............................................................... 60
3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif............................................ 60
3.6.2. Analisis Uji Hipotesis..................................................... 60
BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang................................................................................. 63
4.1.1. Tinjauan Sejarah............................................................. 63
4.1.2. Letak Geografis.............................................................. 64
4.1.3. Sarana dan Fasilitas Pelayanan...................................... 64
4.1.4. Falsafah........................................................................... 68
4.1.5. Visi-Misi......................................................................... 68
4.1.6. Tujuan............................................................................. 69
4.1.7. Struktur Organisasi......................................................... 69
4.2. Gambaran Umum Bimbingan Rohani Islam........................... 71
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Data Penelitian........................................................ 74
5.2. Pengujian Hipotesis................................................................. 89
5.3. Pembahasan Hasil Penelitian................................................... 107
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan ............................................................................. 110
6.2. Saran........................................................................................ 110
6.3. Penutup.................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Spesifikasi Angket Perhatian Keluarga............................................. 56
Tabel 2 Spesifikasi Angket Bimbingan Rohani Islam.................................... 57
Tabel 3 Spesifikasi Angket Kesehatan Mental............................................... 58
Tabel 4 Ringkasan Hasil Uji Validitas........................................................... 76
Tabel 5 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas....................................................... 76
Tabel 6 Rekapitulasi jawaban angket Perhatian Keluarga............................. 77
Tabel 7 Rekapitulasi jawaban angket Bimbingan Rohani Islam.................... 81
Tabel 8 Rekapitulasi jawaban angket Kesehatan Mental............................... 85
Tabel 9 Koefisien Korelasi Perhatian Keluarga, Bimbingan Rohani Islam
Dan Kesehatan Mental...................................................................... 89
Tabel 10 Kualitas Variabel Perhatian Keluarga............................................... 92
Tabel 11 Kualitas Variabel Bimbingan Rohani Islam...................................... 93
Tabel 12 Kualitas Variabel Kesehatan Mental................................................. 94
Tabel 13 Nilai-Nilai Angket Perhatian Keluarga, Bimbingan Rohani Islam
Dan Kesehatan Mental...................................................................... 97
Tabel 14 Ringkasan Hasil Akhir Analisis Regresi........................................... 106
Tabel 15 Taraf Signifikan Hasil Kefisien regF ................................................ 107
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi dan modernisasi yang cepat telah menyebabkan
masyarakat menjadi semakin ruwet dan kompleks, kontak sosial jadi semakin
longgar, bahkan banyak terjadi disintegrasi masyarakat dan disintegrasi perorangan.
Semua kejadian ini mendorong semakin banyak timbulnya gangguan-gangguan
psikis. Diperkirakan masyarakat di negara-negara yang maju nanti akan ditandai
oleh hilangnya penyakit oraganis dan somatic, dan akan lebih banyak muncul
penyakit mental. Maka kebudayaan modern yang serba matrealis dan individualistis
penuh realitas serta persaingan hidup itu dapat disebut sebagai kebudayaan
eksplosif atau kebudayaan bertegangan tinggi (Kartono, 1987: 7).
Masalah kejiwaan itu begitu luas, kompleks, mengandung banyak misteri.
Dari itu banyak didapati orang-orang yang mengalami persoalan kejiwaan yang
disebabkan oleh pertentangan yang ada pada dirinya. Pertentangan itu terjadi karena
tidak sanggup menyesuaikan dirinya dengan hidupnya. Pertentangan itu akan
terungkap dengan mengambil bentuk berupa perasaan cemas yang tidak menentu,
menjauh dari masyarakat ramai, tenggelam dalam khayalan untuk memenuhi apa
yang tidak tercapai dalam kenyataan, menderita gangguan jiwa, dan lain-lain
(Darajat, 1973: 17).
Sehubungan dengan hal tersebut, manusia mengalami gangguan mental dan
sebagainya bisa dikarenakan kebutuhan-kebutuhan jiwa pada manusia ini kurang
terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan jiwa yang dimaksud adalah:
1.1.1. Kebutuhan akan rasa kasih sayang, karena kebutuhan rasa kasih sayang ini
adalah kebutuhan jiwa yang paling pokok dalam hidup manusia. Setiap
orang pasti ingin merasa disayangi oleh orang tua, keluarga, dan kalau bisa
oleh orang yang dikenalnya.
1.1.2. Kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa aman inilah yang
mendorong orang untuk selalu berusaha mencari perlindungan. Untuk itulah
perlu adanya kepercayaan Tuhan yang akan memberikan ketenangan jiwa.
1.1.3. Kebutuhan akan rasa harga diri, setiap orang pasti membutuhkan rasa harga
diri, ingin dihargai, dan diperhatikan. Rasa kurang mendapat penghargaan
itu sangat sakit.
1.1.4. Kebutuhan akan rasa bebas, kebutuhan akan rasa bebas tidak terikat atau
terhalang oleh lingkungan, ikatan-ikatan tertentu juga salah satu kebutuhan
jiwa dalam hidup manusia.
1.1.5. Kebutuhan akan rasa sukses, setiap orang ingin merasa bahwa apa yang
diharapkan dapat dilakukannya dan ia ingin sukses atau mampu mencapai
suatu yang diinginkan. Karena rasa sukses yang dicapai ini akan
mempengaruhi hidupnya dikemudian hari.
1.1.6. Kebutuhan akan rasa tahu (mengenal) (Darajat, 1982: 35).
Hubungan kemanusiaan yang awalnya persahabatan berubah menjadi sebuah
kepentingan, antara satu dengan yang lain saling bersaing untuk memenuhi
kebutuhan yang semakin meningkat. Hidup manusia akhirnya membawa manusia
dalam keresahan, gelisah, dan renggang satu sama lain (Daradjat, 2001: 4).
Setiap permasalahan kehidupan yang menimpa pada diri seseorang dapat
mengakibatkan gangguan fungsi atau faal organ tubuh. Oleh karena itu dalam diri
manusia itu antara fisik dan psikis itu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya (saling mempengaruhi) (Hawari, 1999: 44).
Seseorang dapat dikatakan stabil atau sehat jiwa, emosi dan pikirannya,
apabila:
1.1.1. Mampu menguasai faktor-faktor yang menyebabkan frustasi atau keputus-
asaan,
1.1.2. Sanggup menguasai faktor-faktor yang secara temporer menekan, tanpa lari
kepada hal-hal yang dapat mengimbangi kelemahan atau
kekurangmatangan,
1.1.3. Dapat bertahan menghadapi konflik hebat dan kesukaran hidup sehari-hari,
1.1.4. Tidak menderita kecuali sedikit kelemahan dan kegagalan,
1.1.5. Dapat menolong dirinya sendiri dengan pandangan jauh dan kemampuan
untuk menguasai diri (Fahmi, 1977: 21).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang stabil atau sehat
jiwa, emosi dan pikirannya adalah apabila seseorang tersebut dapat menguasai hal-
hal yang membuat seseorang itu tidak stabil atau tidak sehat jiwanya dan mampu
menolong dan menguasai diri.
Kesehatan mental adalah keadaan penyesuaian diri yang baik disertai satu
keadaan subyektif dari kesehatan dan kesejahteraan, penuh semangat hidup dan
disertai perasaan bahwa seseorang mampu menggunakan bakat dan kemampuannya
(Chaplin, 2002: 8). Sedangkan menurut Zakiyah Darajat (1975) memberikan
definisi bahwa kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-
sungguh antara semua fungsi jiwa, serta memiliki kesanggupan menghadapi
problem biasa yang terjadi, dan secara positif merasakan akan kebahagiaan dan
kemampuan dirinya (El-Hammad, 2008: 8).
Kesehatan mental sangatlah penting bagi setiap periode kehidupan manusia. Ia
terentang dari yang baik sampai dengan yang buruk. Dalam menjalani kehidupan
ini setiap mungkin sekali mengalami kedua sisi rentangan tersebut. Kadang keadaan
mentalnya sangat prima, tetapi dilain waktu keadaan mentalnya sangat menurun.
Apabila seorang individu yang dalam berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya, menampakkan sikap atau perilaku yang tidak wajar, pada umumnya
sikap dan perilaku yang tidak wajar itu akan menimbulkan berbagai macam
kesukaran. Karena kesehatan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
Baik dilingkungan keluarga, pendidikan, masyarakat dan lain-lain (El-Hammad,
2008:1).
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, hanya dapat merupakan satu
kesatuan dengan dasar yang kuat bila antara mereka terdapat hubungan yang baik,
yakni pada jalur antar ayah-ibu, ayah-anak dan ibu-anak (Gunarsa, 2007: 39).
Hubungan baik ini berarti adanya perhatian dan keserasian dalam hubungan timbal
balik antara semua pihak, bukan bertepuk sebelah tangan.
Memberikan perhatian terhadap suatu keadaan atau sesuatu apapun
merupakan suatu aktifitas mental. Perhatian dapat ditujukan pada sesuatu diluar diri
kita, melalui panca indra maupun terhadap sesuatu didalam diri kita, misalnya:
perasaan, keadaan, emosi, pikiran atau apa saja yang dapat menarik perhatian.
Perhatian adalah suatu persiapan untuk setiap aktifitas mental. Suatu hal yang
diperhatikan, tentunya lebih dipikirkan dari hal-hal lain karena berada dipusat
pengamatan (Gunarsa, 2003: 74). Sedangkan keluarga adalah suatu kelompok yang
terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan atau
adopsi serta tinggal bersama (Suhendi, 2001: 41). Jadi perhatian keluarga adalah
pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu kelompok yang terdiri dari dua
orang atau lebih direkat oleh ikatan darah, perkawinan atau adopsi, serta tinggal
bersama.
Perhatian keluarga memang selalu didambakan oleh seseorang yang merasa
tidak mendapatkannya. Hubungan dalam keluarga yang baik, merupakan unsur
mutlak terciptanya kebahagiaan hidup. Hubungan yang baik akan tercapai manakala
dalam keluarga dikembangkan, dibina, sikap saling menghormati, saling perhatian,
dalam arti satu sama lain memberikan penghargaan (respek) sesuai dengan status
dan kedudukan masing-masing (Faqih, 2001: 80).
Proses bimbingan rohani Islam ini merupakan suatu proses pemberian bantuan
secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan
untuk merealisasikan dirinya, sesuai dengan potensi dan kemampuannya dalam
mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun
masyarakat (Umar& Sartono, 2001: 12).
Dalam konteks bimbingan rohani Islam, maka proses bimbingan rohani Islam
harus lebih banyak menyentuh aspek perasaan, mental, dan jiwa klien. Oleh karena
itu, bimbingan rohani Islam merupakan suatu aktifitas memberikan bimbingan,
pelajaran, dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) yang
mengalami penyimpangan fitrah beragama, keimanan, dan keyakinan yang
dimilikinya, sehingga klien dapat menanggulangi probematika hidup secara mandiri
yang berpandangan pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, demi tercapainya
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Jiwa atau mental seseorang yang fisiknya sehat juga bisa terkena problem,
apalagi jiwa seseorang yang sakit fisik tentu akan mempengaruhi jiwa psikis
seseorang tersebut. Hal ini berkesinambungan antara sakit psikis dan fisik yang
akan mempengaruhi tekanan jiwa pada seseorang. Apabila persoalan tersebut tidak
diselesaikan, maka akan berdampak negatif pada orang tersebut yang akan
berkepanjangan. Dalam hal ini tugas utama petugas rohani disamping memberikan
bimbingan, juga bisa sebagai teman curhat yang mana akan terjamin
kerahasiaannya. Serta dukungan dari pihak keluarga, juga sangat mempengaruhi
jiwa orang tersebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan rohani Islam sangat
diperlukan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Karena
kenyataan akan adanya problem yang berkaitan dengan kehidupan keluarga,
masyarakat, maupun sekolah, kerap kali tidak bisa diatasi sendiri oleh yang terlibat
dengan masalah yang dihadapi (Faqih, 2001: 85).
Pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang merupakan salah satu
yang membutuhkan perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam untuk
memenuhi kebutuhan psikologisnya agar mampu mengatasi problem yang ada pada
dirinya, mampu menyesuaikan diri dengan keluarganya dan mampu selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah SWT untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun
akhirat, dan terhindar dari gangguan kejiwaan atau gangguan mental. Karena pasien
di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang pada dasarnya jiwa, emosi, dan
pikirannya tidak stabil. Hal ini disebabkan pasien di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang ini kurang mampu untuk menyelesaikan suatu problem yang
sedang dihadapi. Pada kenyataannya, di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang terdapat pasien yang kurang mendapatkan perhatian keluarga maupun
dukungan sosial dari keluarganya terhadap masalah-masalah yang dihadapinya,
sakit yang dideritanya, sehingga pasien tersebut mengalami tekanan jiwa atau
mental yang tidak stabil.
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
sejauh mana pengaruh perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap
kesehatan mental pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka yang menjadi
fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.2.1. Adakah pengaruh perhatian keluarga terhadap kesehatan mental pasien di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang?
1.2.2. Adakah pengaruh bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien
di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang?
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.3.1.1. Untuk mengetahui pengaruh perhatian keluarga terhadap kesehatan
mental pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
1.3.1.2. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan rohani Islam terhadap
kesehatan mental pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang.
1.3.2. Manfaat Penelitian
1.3.2.1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah kepustakaan
ilmu dakwah umumnya, terutama bimbingan rohani Islam dan perhatian
keluarga bagi kesehatan mental pasien dan apat dijadikan dasar serta
salah satu studi banding bagi peneliti lainnya untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
1.3.2.2. Secara Praktis
1.3.2.2.1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan, khususnya mengenai kesehatan mental.
1.3.2.2.2. Bagi pasien, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengalaman tentang pentingnya pengaruh perhatian keluarga
dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental
pasien sehingga dapat diterapkan dalam keluarga dan
masyarakat.
1.3.2.2.3. Bagi keluarga, perhatian ini diharapkan dapat menambah
pengalaman untuk memberi perhatian kepada keluarganya
yang merasa kurang mendapatkannya.
1.4. Tinjauan Pustaka
Kajian dan penelitian tentang bimbingan rohani Islam dan kesehatan mental
pada dasarnya sudah banyak dilakukan. Sedangkan tentang perhatian keluarga bagi
pasien belum terlalu banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
Penelitian-penelitian sebelumnya lebih memfokuskan tentang pengaruh bimbingan
rohani Islam terhadap bantuan penyembuhan pasien, pengaruh bimbingan
keagamaan orang tua terhadap sikap keagamaan remaja dan keagamaan bagi
penyandang cacat.
Penelitian Nurul Islam (2002) yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Rohani
Islam Terhadap Bantuan Penyembuhan Pasien Rawat Inap di RSI Klaten”. Di
dalamnya dinyatakan bahwa sikap dari para jajaran kesehatan baik yang sektoral
maupun lintas sektoral untuk menghasilkan tingkat kesembuhan yang maksimal dan
efektif adalah peran serta dari berbagai pihak. Ketergantungan hanya terhadap salah
satu unsur saja ternyata tidak efektif dan tingkat kesehatan juga ditentukan dari
sikap terhadap pemeliharaan kesehatan. Lebih mengkaji hubungan timbal balik
antara pemberian layanan bimbingan rohani Islam terhadap proses penyembuhan
pasien, terutama yang mengalami rawat inap.
Sedangkan kajian yang berikutnya adalah “Pengaruh Bimbingan Keagamaan
Terhadap Kesehatn Jiwa Penderita Penyakit Kanker di Rumah Sakit Kanker
Dharmais Jakarta” oleh Masfiah (2007). Di dalamnya memaparkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara bimbingan keagamaan yang dilaksanakan di
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta terhadap kesehatan jiwa penderita penyakit
Kanker. Karena semakin baik bimbingan keagamaan di Rumah Sakit Kanker
Dharmais Jakarta.
Berikutnya adalah “Pengaruh Hasil Pembinaan Rohani Islam Terhadap
Kesehatan Mental Prajurit di Makodam IV Diponegoro” oleh Achmad Nurulyadi
(2006). Dalam hal ini lebih menjelaskan tentang pembinaan rohani Islam yang
ditujukan kepada anggota TNI-AD yang ada di Makodam IV Diponegoro,
pelaksanaan pembinaan rohani Islam yang dilaksanakan TNI-AD di Makodam dan
apakah ada pengaruhnya dengan kesehatan mental anggota TNI yang ada di
Makodam, dan mengaitkan pembinaan rohani yang ada dalam TNI yang
dilaksanakan di Makodam sebagai bagian dari aplikasi Sapta Marga TNI dengan
kesehatan mental anggota TNI yang ada di Makodam.
Penelitian selanjutnya adalah “Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan
Stress Remaja Penghuni Panti Pamardi Putra Mandiri (Analisis Fungsi Bimbingan
dan Konseling Islami)” oleh Ahmad Abdul Hamid (2008). Dalam hal ini penulis
lebih memaparkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup
sendirian tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan),
kebutuhan sosial (pergaulan, pengakuan, sekolah, pekerjaan) dan kebutuhan psikis
termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religiusitas tidak mungkin terpenuhi
tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah,
baik ringan maupun berat. Pada saat-saat seperti itu seseorang akan mencari
dukungan sosial dari orang-orang disekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai,
diperhatikan dan dicintai. Salah satu sumber dukungan sosial adalah keluarga.
Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan seseorang,
kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikis yang mula-mula terpenuhi dari lingkungan
keluarga. Sehingga keluarga termasuk kelompok yang terdekat dengan individu.
Penelitian yang terakhir adalah “Peran Rohaniawan Islam Di Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang Dalam Memotivasi Kesembuhan Pasien”, oleh
Taufik (2005). Dalam hal ini penulis memaparkan bahwa rohaniawan memiliki
peran yang sangat besar dalam memotivasi kesembuhan pasien. Hal ini dikarenakan
kehadirannya bisa memberikan sugesti kepada pasien.
Perbedaan dari peneliti-peneliti di atas dengan yang penulis teliti adalah
penulis lebih memaparkan pada pengaruh perhatian keluarganya terhadap pasien
yang dapat memotivasi pasien untuk mencapai kesembuhannya, sehingga pasien
terhindar dari gangguan mental atau tekanan jiwa dalam menghadapi masalah yang
sedang dihadapi. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama memberikan
bimbingan rohani Islam terhadap pasien.
1.5. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan pembahasan dan pengertian tentang skripsi ini, maka
peneliti berusaha menulis skripsi ini dengan menyusun kerangka penelitian terlebih
dahulu secara sistematis, agar pembahasan lebih terarah dan mudah dipahami.
Sebelum masuk pada bab pertama dan bab berikutnya maka penulisan skripsi ini di
awali dengan halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan,
halaman motto, halaman persembahan, halaman pernyataan, halaman kata
pengantar dan daftar isi.
Bab pertama adalah pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan skripsi.
Bab kedua adalah kerangka teoritik yang menjelaskan tentang perhatian
keluarga, bimbingan rohani Islam, kesehatan mental. Pada bab kedua ini dibagi
menjadi tiga sub bab, sub bab pertama menjelaskan tentang perhatian keluarga yang
didalamnya akan dikaji tentang definisi perhatian keluarga, sumber-sumber
perhatian keluarga dan aspek-aspek perhatian keluarga. Sub bab kedua menjelaskan
tentang bimbingan rohani Islam yang didalamnya akan dikaji tentang definisi
bimbingan rohani Islam, fungsi dan tujuan bimbingan rohani Islam dan metode
bimbingan rohani Islam. Sub bab ketiga menjelaskan tentang kesehatan mental
yang didalamnya akan dikaji tentang definisi kesehatan mental, macam-macam
gangguan mental, ciri-ciri mental yang sehat, faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan mental.
Bab ketiga adalah metode penelitian. Pada bab ketiga ini dibagi menjadi enam
sub bab. Sub bab pertama berisi tentang jenis dan metode penelitian, sub bab kedua
berisi tentang definisi konseptual dan operasional. Sub bab ketiga berisi tentang
sumber dan jenis data. Sub bab keempat berisi tentang populasi dan sampel. Sub
bab kelima berisi tentang tehnik pengumpulan data. Dan sub bab keenam berisi
tentang tehnik analisis data.
Bab keempat adalah gambaran umum tentang RSI Sultan Agung Semarang
dan bimbingan rohani Islam . Pada bab ketiga ini dibagi menjadi dua sub bab, sub
bab yang pertama menjelaskan tentang gambaran umum RSI Sultan Agung
Semarang, yang didalamnya akan dikaji tentang tinjauan sejarah, letak geografis,
sarana dan fasilitas pelayanan, falsafah, visi dan misi, tujuan dan struktur
organisasi. Sub bab kedua menjelaskan tentang gambaran umum bimbingan rohani
Islam di RSI Sultan Agung Semarang.
Bab kelima adalah hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab keempat ini
dibagi menjadi tiga sub bab, sub bab pertama menjelaskan tentang deskripsi data
penelitian, sub bab kedua menjelaskan tentang pengujian hipotesis. Sub bab ketiga
menjelaskan tentang pembahasan.
BAB II
KERANGKA TEORITIK BIMBINGAN ROHANI ISLAM,
PERHATIAN KELUARGA DAN KESEHATAN MENTAL
2.1. Perhatian Keluarga
2.1.1. Definisi Perhatian Keluarga
Perhatian keluarga adalah suatu proses pemberian bantuan atau menaruh
hati terhadap kejadian atau peristiwa pada keluarga dalam bentuk mengarahkan
atau memberikan perhatian agar dapat menyesuaikan dan menetapkan dirinya
sesuai dengan keadaan dirinya (Gunarso, 2007: 42).
Menurut ahli psikologi, istilah perhatian dirumuskan sebagai pemusatan
energi tertuju pada suatu objek, juga diartikan sebagai kesadaran yang
menyertai suatu aktifitas yang sedang dilakukan (http://www.scribd.com). Pada
kamus besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Pusat bahasa Depdiknas,
perhatian adalah memperhatikan apa yang diperhatikan. Sedangkan menurut
Walgito menjelaskan bahwa perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi
dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan pada sesuatu atau sekumpulan
obyek.
Perhatian dapat diartikan sebagai “menaruh hati”. Memang menaruh hati
pada seluruh anggota keluarga adalah peletak dasar utama hubungan baik
diantara para anggota keluarga. Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa di
dalam keluarganya, berarti mengikuti dan memperhatikan seluruh
perkembangan keluarganya. Lebih jauh lagi, orang tua dan anggota keluarga
lainnya harus mengarahkan perhatian-perhatian untuk mencari lebih mendalam
sebab-sebab dan sumber-sumber permasalahan. Juga perlu perhatian terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap anggota keluarga (Gunarso, 2007:
42). Akan tetapi dalam kehidupan suatu keluarga secara umum tidak akan
pernah lepas dari masalah, baik besar maupun kecil. Dimana goncangan atau
masalah dalam keluarga sangat beragam sekali bentuknya. Adapun bentuk dari
perhatian keluarga adalah selalu atau sering ditengok, dido’akan, dinasehati,
dihibur dan dibesarkan hatinya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist yang
diriwayatkan oleh Bukhori Muslim:
ÍóÞøõ ÇáúãõÓúáöãú Úóáóì ÇúáãõõÓúáöãú ÎóãúÓñ : ÑóÏøõ
ÇáÓøóáÇóãö æóÚöíóÇÏóÉõ ÇáúãóÑöíúÖö æóÇÊøöÈóÇÚõ
ÇáúÌóäóÇÆöÒö
æóÇöÌóÇÈóÉõ ÇáÏøóÚúæóÉö æóÊóÓúãöíúÊõ ÇáúÚóÇØöÓö
Artinya:
Hak orang lain yang wajib dipenuhi oleh orang lain itu ada lima:
menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringkan jenazah, memenuhi
undangan, dan mendo’akan yang bersin. (HR. Bukhori Muslim).
Secara umum keluarga dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu
keluarga inti dan keluarga besar. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak. Sedangkan keluarga besar adalah keluarga yang terdiri
dari keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya : nenek, kakak,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya
(http://masdanang.co.cc). Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan keluarga
adalah keluarga besar yang terdiri dari keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya : nenek, kakak, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
2.1.2. Sumber-sumber Perhatian Keluarga
Sumber-sumber perhatian keluarga banyak diperoleh individu dari
lingkungan sekitarnya. Namun perlu diketahui seberapa banyak sumber
perhatian keluarga ini efektif bagi individu yang memerlukan. Sumber perhatian
keluarga merupakan aspek paling penting untuk diketahui dan dipahami.
Dengan pengetahuan dan pemahaman itu, seseorang akan tahu kepada siapa ia
akan mendapatkan perhatian sesuai dengan situasi dan keinginannya yang
spesifik, sehingga perhatian keluarga memiliki makna yang berarti bagi kedua
belah pihak (http://www.e-psikologi.com).
Adapun sumber perhatian keluarga yaitu sumber artifisial dan sumber
natural. Perhatian keluarga yang natural diterima seseorang melalui interaksi
sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di
sekitarnya, misalnya anggota keluarga (anak,istri, suami dan kerabat), teman
dekat atau relasi. Perhatian keluarga ini bersifat non-formal. Sementara itu yang
dimaksud dengan perhatian keluarga artifisial adalah perhatian keluarga yang
dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang, misalnya perhatian keluarga
akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial (http://www.e-
psikologi.com).
Sumber perhatian keluarga yang bersifat natural berbeda dengan sumber
perhatian keluarga yang bersifat artifisial dalam sejumlah hal. Perbedaan
tersebut terletak dalam hal sebagai berikut:
2.1.2.1. Keberadaan sumber perhatian keluarga natural bersifat apa adanya
tanpa dibuat-buat sehingga lebih mudah diperoleh dan bersifat spontan.
2.1.2.2. Sumber perhatian keluarga yang natural memiliki kesesuaian dengan
norma yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan.
2.1.2.3. Sumber perhatian keluarga yang natural berakar dari hubungan yang
telah berakar lama.
2.1.2.4. Sumber perhatian keluarga yang natural memiliki keragaman dalam
penyampaian dukungan sosial, mulai dari pemberian barang-barang
nyata hingga sekedar menemui seseorang dengan menyampaikan salam.
2.1.2.5. Sumber perhatian keluarga yang natural terbebas dari beban dan label
psikologis (http://www.e-psikologi.com).
2.1.3. Aspek-aspek Perhatian Keluarga
2.1.3.1. Perhatian emosional
Perhatian emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan
perhatian terhadap orang yang bersangkutan misalnya umpan balik atau
penegasan (Smet, 1994: 136). Jenis perhatian semacam ini memungkinkan
seseorang memperoleh kerekatan (kedekatan) emosional sehingga
menimbulkan rasa aman bagi yang menerima. Orang yang menerima
perhatian semacam ini merasa tenteram, aman dan damai yang
ditunjukkan dengan sikap tenang dan bahagia. Sumber perhatian semacam
ini yang paling sering dan umum adalah diperoleh dari pasangan hidup,
atau anggota keluarga/ teman dekat/ sanak keluarga yang akrab dan
memiliki hubungan yang harmonis (http://www.e-psikologi.com).
Bentuk perhatian ini membuat individu memiliki perasaan nyaman,
yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber perhatian sehingga individu
dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Perhatian ini sangat penting
dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol
(http://library.usu.ac.id).
2.1.3.2. Bantuan instrumental
Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung seperti kalau
orang-orang memberikan pinjaman uang kepada orang lain atau menolong
dengan pekerjaan pada waktu mengalami tekanan jiwa (Smet, 1994, 136).
Bentuk dukungan ini dapat mengurangi tekanan jiwa karena individu
dapat langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan
materi. Bantuan instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi
masalah yang dianggap dapat dikontrol (http://library.usu.ac.id).
2.1.3.3. Pemberian informasi
Dukungan informatif mencakup memberikan nasehat, petunjuk-
petunjuk, saran-saran atau umpan balik kepada yang membutuhkan (Smet,
1994: 136). Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk
mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah
(http://library.usu.ac.id).
2.1.3.4. Adanya penilaian atau dukungan pada harga diri
Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan hormat
(penghargaan) positif untuk orang yang bersangkutan, dorongan maju atau
persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan
positif yang terdiri dari anak, ayah dan ibu dengan orang-orang lain,
seperti misalnya orang-orang yang kurang mampu lebih buruk keadaannya
(Smet, 1994: 136). Bentuk dukungan ini membantu individu dalam
membangun harga diri dan kompetensi (http://library.usu.ac.id).
2.1.3.5. Dukungan dari kelompok sosial
Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa menjadi
anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktivitas
sosial dengannya. Dengan begitu individu akan merasa memiliki teman
senasib (http://library.usu.ac.id).
2.2. Bimbingan Rohani Islam
2.2.1. Definisi Bimbingan Rohani Islam
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata inggris
yaitu “guiden” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti
menunjukkan, membimbing, ataupun membentuk, dengan kata lain pengertian
bimbingan adalah menunjukkan, memberikan jalan, atau menuntun orang lain
kearah tujuan yang lebih bermanfaat bagi hidupnya dimasa kini dan di masa
yang akan datang (Walgito, 1995: 3).
Sedangkan bimbingan secara terminologis menurut Prayitno dan Amti
(1999: 99) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang
ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,
maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
Bimbingan rohani Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap
individu agar mampu menyadari akan eksistensinya sebagai makhluk Allah
yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga
dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Faqih, 2001: 85).
2.2.2. Fungsi Dan Tujuan Bimbingan Rohani Islam
Adapun fungsi bimbingan rohani Islam:
2.2.2.1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan
pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi
dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
secara dinamis dan konstruktif (http://polres.multiply.com).
2.2.2.2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi
dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.
Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli
tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah
pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa
masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan
(http://polres.multiply.com).
2.2.2.3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Teknik bimbingan
yang dapat digunakan di sini adalah pelayanan informasi, tutorial,
diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan
karyawisata (http://polres.multiply.com).
2.2.2.4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian
bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang
dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching
(http://polres.multiply.com).
2.2.2.5. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif
(http://polres.multiply.com).
2.2.2.6. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan
intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki
pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat
sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak
yang produktif dan normatif (http://polres.multiply.com).
2.2.2.7. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras
dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli
(http://polres.multiply.com).
2.2.2.8. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan
situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini
memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan
menyebabkan penurunan produktivitas diri (http://polres.multiply.com).
Sedangkan menurut Faqih fungsi bimbingan rohani Islam adalah:
2.2.2.1. Fungsi preventif, yaitu membantu individu menjaga atau mencegah
timbulnya masalah bagi dirinya (Faqih, 2001: 37).
2.2.2.2. Fungsi kuratif atau korektif, yaitu membantu individu memecahkan
masalah yang sedang digadapi atau dialaminya (Faqih, 2001: 37).
2.2.2.3. Fungsi perservatif, yaitu membantu individu menjaga agar situasi dan
kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik
(terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama (in state of good) (Faqih,
2001: 37).
2.2.2.4. Fungsi developmental atau pengembangan, yaitu membantu individu
memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik
agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak
memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya (Faqih,
2001: 37).
Di dalam suatu kegiatan baik itu formal maupun non formal pasti akan ada
tujuannya. Begitu juga dengan bimbingan rohani Islam.
Tujuan dari bimbingan rohani Islam yaitu:
2.2.2.1. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan
kebersihan jiwa dan mental (Adz-Dzaky, 2002: 221).
2.2.2.2. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan
tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri,
lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan
alam sekitarnya (Adz-Dzaky, 2002: 221).
2.2.2.3. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-
menolong dan rasa kasih saying (Adz-Dzaky, 2002: 221).
2.2.2.4. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga
muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada
Tuhan-Nya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya, serta ketabahan
menerima ujian-Nya (Adz-Dzaky, 2002: 221).
2.2.2.5. Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu
individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan
benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup,
dan memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada
berbagai aspek kehidupan (Adz-Dzaky, 2002: 221).
Sedangkan Musnawar (1992: 34) mengatakan tujuan bimbingan rohani
Islam adalah sebagai berikut:
2.2.2.1. Secara umum membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia
seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat
(Musnawar, 1992: 34).
2.2.2.2. Secara khusus membantu individu yang sedang dihadapinya, dan
membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi kondisi
yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik,
sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain
(Musnawar, 1992: 34).
2.2.3. Metode Dan Teknik Bimbingan Rohani Islam
Metode lazim diartikan sebagai cara untuk mendekati masalah sehingga
diperoleh hasil yang memuaskan, sementara teknik merupakan penerapan
metode tersebut dalam praktek (Faqih, 2001: 53).
Pada umumnya teknik-teknik yang dipergunakan dalam bimbingan
mengambil dua metode, yaitu metode komunikasi langsung (metode langsung) dan
metode komunikasi tidak langsung (metode tidak langsung) (Faqih, 2001: 53).
2.2.3.1. Metode komunikasi langsung (Metode langsung)
Metode komunikasi langsung (metode langsung) adalah metode dimana
pembimbing melakukan komunikasi langsung (bertatap muka) dengan orang
yang dibimbingnya (Faqih, 2001: 54). Metode ini dapat dirinci lagi menjadi:
2.2.3.1.1. Metode individual
Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi langsung secara
individual dengan pihak yang dibimbingnya. Hal ini dapat dilakukan
dengan mempergunakan teknik:
2.2.3.1.1.1. Percakapan pribadi, yakni pembimbing melakukan dialog
langsung tatap muka dengan pihak yang dibimbing (Faqih,
2001: 54),
2.2.3.1.1.2. Kunjungan ke rumah, yakni pembimbing mengadakan
dialog dengan kliennya tetapi dilaksanakan dirumah klien
sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien dan
lingkungannya (Faqih, 2001: 54),
2.2.3.1.1.3. Kunjungan dan observasi kerja, yakni pembimbing atau
konseling jabatan, melakukan percakapan individual
sekaligus mengamati kerja klien dan lingkungannya(Faqih,
2001: 54).
2.2.3.1.2. Metode kelompok
Pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien dalam
kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik-teknik:
2.2.3.1.2.1. Diskusi kelompok, yakni pembimbing melaksanakan
bimbingan dengan cara mengadakan diskusi dengan atau
bersama kelompok klien yang mempunyai masalah yang
sama (Faqih, 2001: 54).
2.2.3.1.2.2. Karyawisata, yakni bimbingan kelompok yang dilakukan
secara langsung dengan mempergunakan ajang karyawisata
sebagai forumnya (Faqih, 2001: 54).
2.2.3.1.2.3. Sosiodrama, yakni bimbingan atau konseling yang
dilakukan dengan cara bermain peran untuk memecahkan
atau mencegah timbulnya masalah (psikologis) (Faqih,
2001: 54).
2.2.3.1.2.4. Group teaching, yakni pemberian bimbingan atau konseling
dengan memberikan materi bimbingan atau konseling
tertentu (ceramah) kepada kelompok yang telah disiapkan
(Faqih, 2001: 55).
2.2.3.2. Metoda komunikasi tidak langsung (Metode tidak langsung)
Metode komunikasi tidak langsung (metode tidak langsung)
adalah metode bimbingan atau konseling yang dilakukan melalui
media komunikasi masa. Hal ini dapat dilakukan secara individual
maupun kelompok bahkan massal (Faqih, 2001: 55).
2.2.3.2.1. Metode individual
2.2.3.2.1.1. Melalui surat menyurat,
2.2.3.2.1.2. Melalui telepon,
2.2.3.2.2. Metode kelompok atau massal
2.2.3.2.2.1. Melalui papan bimbingan,
2.2.3.2.2.2. Melalui surat kabar atau majalah,
2.2.3.2.2.3. Melalui brosur,
2.2.3.2.2.4. Melalui radio (media audio),
2.2.3.2.2.5. Melalui televisi.
Metode dan teknik yang digunakan dalam melaksanakan bimbingan
rohani Islam tergantung pada:
2.2.3.2.2.1. Masalah atau problem yang sedang dihadapi atau digarap,
2.2.3.2.2.2. Tujuan penggarapan masalah,
2.2.3.2.2.3. Keadaan yang dibimbing atau klien,
2.2.3.2.2.4. Kemapuan pembimbing atau konselor mempergunakan
metode atau teknik,
2.2.3.2.2.5. Sarana dan prasarana yang tersedia,
2.2.3.2.2.6. Kondisi atau situasi lingkungan sekitar,
2.2.3.2.2.7. Organisasi dan administrasi layanan bimbingan rohani
Islam (Faqih, 2001: 55).
2.3. Kesehatan Mental
2.3.1. Definisi Kesehatan Mental
Ilmu kesehatan mental merupakan salah satu cabang termuda dari ilmu jiwa
yang tumbuh pada akhir abad ke-19 M dan sudah ada di Jerman sejak tahun 1875
M. pada abad kedua puluh, ilmu ini berkembang dengan pesat, sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan modern (Notoatmojo, 2007: 3).
Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 memberikan batasan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam
kesehatan itu mencakup 4 aspek yakni fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan
ekonomi (Notoatmojo, 2007: 3).
Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik,
mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktifitasnya dalam arti
mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Bagi yang belum
memasuki usia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja
(pensiun) atau usila (usia lanjut), berlaku produktif secara sosial, yakni
mempunyai kegiatan, misalanya sekolah atau kuliah bagi anak dan remaja, dan
kegiatan pelayanan sosial bagi usila. Keempat dimensi kesehatan tersebut saling
mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang, kelompok,
atau masyarakat (Notoatmojo, 2007: 3).
Wujud dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan individu antara
lain sebagai berikut:
2.3.1.1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan
memang secara klinis tidak sakit. Semua organ tubuh normal dan
berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh (Notoatmojo,
2007: 4).
2.3.1.2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup tiga komponen yakni pikiran,
emosional, dan spiritual (Notoatmojo, 2007: 4).
2.3.1.2.1. Pikiran yang sehat tercermin dari cara berpikir seseorang, yakni
mampu berpikir logis (masuk akal) atau bepikir secara runtut
(Notoatmojo, 2007: 4).
2.3.1.2.2. Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseoranguntuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir,
sedih, dan sebagainya (Notoatmojo, 2007: 4).
2.3.1.2.3. Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam
mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap
sang pencipta alam dan seisinya (Allah Yang Maha Kuasa). Secara
mudah spiritual yang sehat itu dapat dilihat dari praktik kegamaan
atau kepercayaannya, serta perbuatan baik yang sesuai dengan
norma-norma masyarakat (Notoatmojo, 2007: 4).
2.3.1.3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan
dengan orang lain secara baik, dan mampu berinteraksi dengan orang
atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama atau
kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, saling
menghargai dan toleransi (Notoatmojo, 2007: 4).
2.3.1.4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat dari produktifitas seseorang
(dewasa) dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu
yang dapat menyokong hidupnya atau keluarganya secara finansial. Bagi
anak, remaja, dan usila dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Bagi
mereka, produktif disini diartikan mempunyai kegiatan yang berguna
bagi kehidupan mereka nanti, misalnya sekolah atau kuliah bagi siswa
atau mahasiswa, dan kegiatan pelayanan atau keagamaan bagi para usila
(Notoatmojo, 2007: 4).
Definisi kesehatan mental menurut Zakiyah Darajat dalam bukunya
kesehatan mental (1982: 11):
2.3.1.5. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan
jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).
Definisi yang pertama ini, banyak mendapat sambutan dari
kalangan Psikiatri (kedokteran jiwa). Menurut definisi ini, orang yang
sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari segala gangguan dan
penyakit jiwa. Orang yang menderita gangguan jiwa apabila sering
cemas tanpa diketahui sebabnya, malas, tidak ada kegairahan untuk
bekerja, rasa badan lesu dan sebagainya. Sedangkan sakit jiwa adalah
orang yang pandangannya jauh berbeda dari pandangan orang pada
umumnya, jauh dari realitas, yang dalam istilah sehari-hari kita kenal
miring, gila dan sebagainya (Darajat, 1982: 11).
2.3.1.6. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana
ia hidup.
Definisi kedua ini lebih luas dan bersifat umum, karena
dihubungkan dengan kehidupan secara keseluruhan. Kesanggupan untuk
menyesuaikan diri itu, akan membawa orang kepada kenikmatan hidup
dan terhindar dari kecemasan, kegalisahan dan ketidakpuasan.
Disamping itu, ia penuh dengan semangat dan kebahagiaan dalam hidup.
Menurut definisi ini orang yang sehat mentalnya adalah orang yang
dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya, sehingga ia dapat
menghindarkan tekanan-tekanan perasaan atau hal-hal yang membawa
frustasi (Darajat, 1982: 12).
2.3.1.7. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan
untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan
pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada
kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan
dan penyakit jiwa (Darajat, 1982: 12).
Definisi ini mendorong orang memperkembangkan dan
memanfaatkan segala potensi yang ada. Bakat yang tidak tumbuh dan
berkembang dengan baik, akan membawa pada kegelisahan dan
pertentangan batin (Darajat, 1982: 12).
2.3.1.8. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-
sungguh antara fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk
menghadapi problem-problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara
positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya (Darajat, 1982: 13).
Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap jiwa, pandangan
dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerja sama
satu sama lain, sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan, yang
menjauhkan orang dari perasaan ragu dan bimbang, serta terhindar dari
kegelisahan dan pertentangan batin (konflik) (Darajat, 1982: 13).
Sedangkan kesehatan mental menurut Kartini Kartono adalah ilmu tentang
jiwa atau mental yang mempermasalahkan kehidupan kerohanian yang sehat,
yang memandang pribadi manusia sebagai satu totalitas psikofisis yang komplek.
Menurutnya orang yang berpenyakit mental, ditandai dengan fenomena ketakutan,
pahit hati, apatis, cemburu, iri hati, dengki, eksplosif, ketegangan batin, dan
sebagainya. Sementara orang yang sehat jiwanya adalah mempunyai kemampuan
untuk bertindak secara efisien, memiliki tujuan hidup yang jelas, ada koordinasi
segenap potensi, memiliki integrasi kepribadian, dan selalu tenang batinnya
(Sholeh, 2005: 22).
2.3.2. Macam-Macam Gangguan Mental
2.3.2.1. Neurosa
Neurosa adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam
keadaan sadar. Adapun ciri-ciri neurosa antara lain:
2.3.2.1.1. Wawasan tidak lengkap mengenai sifat-sifat dan
kesukarannya,
2.3.2.1.2. Adanya konflik,
2.3.2.1.3. Reaksi kecemasan,
2.3.2.1.4. Kerusakan parsial atau sebagian aspek-aspek kepribadian,
2.3.2.1.5. Kadang-kadang disertai phobia, gangguan pencernaan,
tingkah laku obsesif-kompulsif, histeria, dan neurestania.
Berdasarkan pada ciri-ciri tersebut, seseorang yang terkena
neurosis biasanya mengetahui bahwa jiwanya terganggu, baik
disebabkan oleh gangguan jasmani yang mempengaruhi jiwanya
maupun disebabkan oleh aspek-aspek jiwanya sendiri, akan tetapi
gangguan yang dialaminya itu tidak dapat diatasi sendiri, melainkan
membutuhkan bantuan orang lain (Sururin, 2004: 153).
Sedangkan penyebab terjadinya neurosa antara lain:
2.3.2.1.1. Tekanan sosial yang berat dan tekanan kultural yang
menyebabkan ketakutan-ketakutan, kecemasan, ketegangan
dalam batin sendiri sehingga mengakibatkan kepatahan
mental.
2.3.2.1.2. Sering frustasi, konflik emosional dan konflik internal.
2.3.2.1.3. Pribadi sangat labil, tidak imbang dan kemauan sangat
lemah (Kartono, 2000: 120).
Adapun macam-macam neurosis di antaranya adalah:
2.3.2.1.1. Neurasthenia,
2.3.2.1.2. Histeria,
2.3.2.1.3. Psychastenia (Darajat, 2001: 27).
Secara singkat macam-macam neurose tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
2.3.2.1.1. Neurasthenia
Penyakit Neurasthenia adalah penyakit payah. Orang yang
diserang akan merasa antara lain: Seluruh badan letih, tidak
bersemangat, lekas merasa payah, walupun sedikit tenaga yang
dikeluarkan. Para ahli menyebutkan penyebab penyakit ini antara
lain: karena terlalu sering melakukan onani (masturbasi), terlalu
lama menekan perasaan, pertentangan batin, kecemasan, terlalu
banyak mengalami kegagalan hidup (Darajat, 1982: 34).
2.3.2.1.2. Histeria
Histeria terjadi akibat ketidakmampuan seseorang
menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan,
kecemasan dan pertentangan batin (Darajat, 1982: 36).
Macam-macam Histeria:
2.3.2.1.2.1. Lumpuh Histeria: kelumpuhan salah satu anggota
fisik. Penyebab hysteria ini adalah adanya tekanan
pertentangan batin yang tidak dapat diatasi (Sururin,
2004: 155).
2.3.2.1.2.2. Cramp Histeria: Cramp yang terjadi pada sebagian
anggota fisik. Penyebab dari hysteria ini adanya
tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan yang
dirasakan akibat kebosanan menghadapi pekerjaan-
pekerjaannya (Sururin, 2004: 155).
2.3.2.1.2.3. Kejang Histeria: yaitu badan seluruhnya menjadi
kaku, tidak sadar akan diri, kadang-kadang sangat
keras disertai dengan teriakan teriakan dan keluhan-
keluhan tetapi air mata tidak keluar. Penyebabnya
adalah emosi sangat tertekan, seperti tersinggung,
sedih, dan rasa penyesalan (Sururin, 2004: 155).
2.3.2.1.3. Psychasthenia
Gangguan jiwa ini bersifat paksaan yang berarti kurangnya
kemampuan jiwa untuk tetap dalam keadaan integrasi yang normal
(Sururin, 2004: 156). Gangguan ini mempunyai bentuk sebagai
berikut:
2.3.2.1.3.1. Phobia
Yaitu rasa takut yang tidak masuk akal, atau yang
ditakuti tidak seimbang dengan ketakutannya. Penderita
tidak mengetahui mengapa ia takut, seperti takut ditempat
yang tinggi, takut ditengah-tengah keramaian, takut melihat
darah, takut binatang kecil dan sebagainya (Sururin, 2004:
156).
2.3.2.1.3.2. Obsesi
Yaitu gangguan jiwa dimana penderita dikuasai
oleh pikiran yang tidak dapat dihindari. Misalnya, takut
kedalaman ketika menimba air di sumur, seakan-akan ia
akan jatuh di dalamnya (Sururin, 2004: 157).
2.3.2.1.3.3. Kompulsi
Yaitu gangguan jiwa yang disebabkan seseorang
melakukan sesuatu, baik perbuatan tersebut masuk akal
atau tidak masuk akal. Apabila perbuatan tersebut belum
dilakukan, maka orang tersebut akan menderita (Sururin,
2004: 157).
2.3.2.2. Psikosa
Psikosa adalah bentuk kekalutan mental yang ditandai adanya
disintegrasi kepribadian (kepecahan pribadi) dan terputusnya hubungan
dirinya dengan realitas (Kartono,1986: 213). Sedangkan macam-macam
Psychose antara lain:
2.3.2.1. Schizophrenia,
2.3.2.2. Paranoia,
2.3.2.3. Manicdepressive (Darajat, 2001: 49).
Secara singkat macam-macam psychose tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
2.3.2.1. Schizophrenia
adalah penyakit jiwa yang paling banyak terjadi
dibandingkan dengan penyakit jiwa lainnya, penyakit ini
menyebabkan kemunduran kepribadian pada umumnya, yang
biasanya mulai tampak pada masa puber (Darajat, 1982: 56).
Gejala-gejala Skizoprenia yang penting antara lain:
2.3.2.1.1. Dingin perasaan, tak ada perhatian pada apa yang
terjadi disekitarnya.
2.3.2.1.2. Banyak tenggelam dalam lamunan yang jauh dari
kenyataan.
2.3.2.1.3. Mempunyai prasangka-prasangka yang tidak benar dan
tidak beralasan.
2.3.2.1.4. Sering terjadi salah tanggapan atau terhentinya pikiran
atau juga pembicaraannya tidak jelas ujung pangkalnya,
2.3.2.1.5. Halusinasi pendengaran, penglihatan atau penciuman,
di mana si penderita seolah-olah mendengar, mencium
atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
2.3.2.2. Si sakit banyak putus asa dan merasa bahwa ia adalah
korban kejahatan orang banyak atau masyarakat.
2.3.2.2.1. Keinginan menjauhkan diri dari masyarakat, tidak mau
bertemu orang lain (Darajat, 1982: 57).
2.3.2.2. Paranoia
adalah penyakit gila kebesaran atau gila menuduh orang.
Penyakit ini tidak banyak terjadi, kadang-kadang hanya satu atau
dua orang saja yang terdapat menjadi penghuni dari salah satu
rumah sakit jiwa. Biasanya penyakit ini mulai menyerang orang
sekitar umur 40 tahun. Di antara ciri-ciri khas penyakit ini adalah
delusi, yaitu satu pikiran salah yang menguasai orang yang
diserangnya (Sururin, 2004: 166).
2.3.2.3. Manicdepressive
Penyakit ini dinamakan juga gila kumat-kumatan. di mana
penderita mengalami rasa besar atau gembira yang kemudian
berubah menjadi sedih atau tertekan (Darajat, 1982: 60).
Adapun ciri-ciri dari psikosa adalah sebagai berikut:
2.3.2.1. Adanya perpecahan atau disintegrasi terhadap lingkungan,
sehingga reaksinya terhadap stimuli ekstern dan konflik batin
sendiri selalu salah (Kartono, 2000: 129).
2.3.2.2. Hubungan dengan dunia realitas menjadi terputus, tidak ada
wawasan, respon terhadap sekitar selalu tidak tepat, keliru,
kegila-gilaan, penderita suka tertawa terus-menerus (Kartono,
2000: 129).
2.3.2.3. Ada maladjasment disertai disorganisasi pada fungsi-fungsi
pengenalan, kewajiban, intelegensi perasaan dan kemauan
(Kartono, 2000: 129).
2.3.2.4. Sering dibayangi oleh bermacam-macam halusinasi dan
delusi, selalu takut dan bingung ((Kartono, 2000: 129).
2.3.2.5. Sering mengalami stupor. Jika pasien menjadi agresif
sifatnya menjadi kasar, keras kepala dan kurang ajar. Ia
mungkin menyerang, membunuh orang lain atau berusaha
membunuh diri sendiri (Kartono, 2000: 129).
Sedangkan penyebab terjadinya psikosa adalah sebagai berikut:
2.3.2.1. Konstitusi pembawaan mental dan jasmaniah yang herediter,
yaitu diwarisi dari orang tua atau generasi sebelumnya yang
mengalami psikotis.
2.3.2.2. Kebiasaan-kebiasaan mental yang buruk dan pengembangan
pola kebiasaan yang salah sejak masa kanak-kanak ditambah
dengan maladjusment parah dan menggunakan pembelaan
diri dan pertahanan diri yang keliru sehingga banyak timbul
ketegangan dan konflik internal yang serius dan lambat laun
terjadi disintegrasi kepribadian (Kartono, 2000: 130).
2.3.3. Ciri-Ciri Mental Yang Sehat
Adapun ciri-ciri mental yang sehat adalah sebagai berikut:
2.3.3.1. Terhindar dari gejala gangguan jiwa dan penyakit jiwa
Syamsu Yusuf (2004) mengemukakan pendapat Zakiyah Darajat
bahwa ada perbedaan antara gangguan jiwa dan penyakit jiwa. Adapun
perbedaan antara gangguan jiwa dan penyakit jiwa adalah sebagai
berikut:
2.3.3.1.1. Orang yang terganggu jiwanya masih bisa mengetahui dan
merasakan kesukaran-kesukarannya, sedangkan orang yang
terkena penyakit jiwa, tidak bisa mengetahui dan merasakan
hal itu (El-Hammad, 2008: 20).
2.3.3.1.2. Orang yang terkena gangguan jiwa, kepribadiannya tidak
jauh dari realitas serta masih hidup dalam alam kenyataan,
sebaliknya yang mengalami penyakit jiwa kepribadiannya
dari segala segi (tanggapan, perasaan dan dorongan-
dorongannya) sangat terganggu, tidak ada keterpaduan, dan
dia hidup jauh dari kenyataan (El-Hammad, 2008: 20).
2.3.3.2. Mampu menyesuaikan diri
Seseorang bisa dikatakan mampu melakukan penyesuaian diri
dengan normal menurut Winarno Surachmad (Siti Sundari: 2005)
adalah, manakala dia mampu secara sempurna memenuhi kebutuhannya,
tanpa melebihkan yang satu dan mengurangi yang lain, dengan tidak
merugikan diri sendiri dan orang lain, serta bertanggung jawab terhadap
masyarakat tempat dia hidup (El-Hammad, 2008: 20).
2.3.3.3. Mampu memanfaatkan seluruh potensi seoptimal mungkin
Seseorang yang sehat mentalnya adalah yang mampu
memanfaatkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya dalam berbagai
kegiatan positif dan konstruktif untuk mengembangkan kualitas dirinya
(El-Hammad, 2008: 21).
2.3.3.4. Dapat tercapainya kebahagiaan dirinya dan orang lain
Kriteria lain dari orang yang sehat mentalnya adalah menampilkan
perilaku atau respon-responnya terhadap situasi dalam upaya memenuhi
berbagai kebutuhannya, memberikan manfaat baik bagi dirinya maupun
orang lain (El-Hammad, 2008: 21).
Sedangkan menurut Maslow dan Mittelman yang dikutip Kartono
(1986: 8-10), ciri-ciri dari pribadi yang sehat mentalnya adalah:
2.3.3.1. Memiliki rasa aman (sense of security) yang tepat.
2.3.3.2. Memiliki penilaian diri (senf evaluation) dan wawasan diri secara
rasional.
2.3.3.3. Punya spontalitas dan emosionalitas yang tepat.
2.3.3.4. Mempunyai kontak dengan realitas secara efisien, tanpa ada fantasi
dengan angan-angan yang berlebihan.
2.3.3.5. Memiliki dorongan dan nafsu-nafsu jasmani yang sehat, dan mampu
memuaskannya dengan cara yang sehat.
2.3.3.6. Memiliki pengetahuan diri yang cukup, dengan motif-motif hidup
yang sehat dan kesadaran yang tinggi.
2.3.3.7. Memiliki tujuan hidup yang tepat yang bila dicapai dengan
kemampuan sendiri.
2.3.3.8. Memiliki kemampuan belajar dengan pengalaman hidupnya, yaitu
mengelola dan menerima pengalamannya dengan sikap luwes.
2.3.3.9. Ada kesanggupan untuk memuaskan tuntunan –tuntunan dan
kebutuhan-kebutuhan dari kelompok.
2.3.3.10. Ada sikap emansipasi yang sehat terhadap kelompok dan
kebudayaan.
2.3.3.11. Ada integritas dalam kepribadiannya, yaitu kebutuhan unsur jasmani
dan rohaniahnya.
Sedangkan di dalam bukunya Dadang Hawari, kriteria jiwa atau
mental yang sehat adalah:
2.3.3.1. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan,
meskipun kenyataan itu buruk baginya.
2.3.3.2. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.
2.3.3.3. Merasa lebih puas memberi daripada menerima.
2.3.3.4. Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.
2.3.3.5. Berhubungan dengan orang secara tolong-menolong dan saling
memuaskan.
2.3.3.6. Menerima kekecewaan untuk dipakainya sehingga sebagai pelajaran
untuk dikemudian hari.
2.3.3.7. Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan
konstruktif.
2.3.3.8. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.
Saparinah Sadli dalam bukunya “Pengantar Dalam Kesehatan
Jiwa” (1982) mengemukakan tiga orientasi dalam kesehatan jiwa atau
mental:
2.3.3.1. Orientasi klasik
Seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempumyai keluhan tertentu,
seperti: ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasaan tak
berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tak
sehat serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari (Bastaman,
1995: 132).
2.3.3.2. Orientasi penyesuaian diri
Seseorang dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu
mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang lain serta
lingkungan sekitarnya (Bastaman, 1995: 132).
2.3.3.3. Orientasi pengembangan potensi
Seseorang dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa atau mental, bila
ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya
menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan
dirinya sendiri (Bastaman, 1995: 132).
2.3.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
Menurut Zakiyah Darajat (1982: 24-27) faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan mental adalah sebagai berikut:
2.3.4.1. Frustasi (tekanan perasaan)
Frustasi adalah suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan
adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya,
atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi
keinginannya (Darajat, 1982: 24).
2.3.4.2. Konflik (pertentangan batin)
Konflik jiwa atau pertentangan batin, adalah terdapatnya dua macam
dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama
lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama (Darajat,
1982: 26).
2.3.4.3. Kecemasan (anxiety)
Kecemasan adalah menifestasi dari berbagai proses emosi yang
bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami
tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik) (Darajat,
1982: 27).
Sedangkan menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky (2002: 391) faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan mental adalah:
2.3.4.1. Secara internal
Proses pembuahan, kondisi psikologis kedua orang tuanya saat
dalam kandungan serta pendidikan spiritual dalam kandungan yang
menyimpang dari tuntunan dan bimbingan ilahiyah (Adz-Dzaky,
2002: 391).
2.3.4.2. Secara eksternal
Tidak ada atau kurangnya pendidikan agama secara dini, mendasar
dan mengakar, tidak adanya ketauladanan baik dari kedua orang
tuanya atau lingkungannya serta terjadinya dikotomis antara agama,
pendidikan dan kehidupan (Adz-Dzaky, 2002: 391).
2.4. Hubungan Perhatian Keluarga, Bimbingan Rohani Islam dan Kesehatan
Mental
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan-bantuan
orang lain, untuk mencapai tujuan yang hendak dicapainya. Manusia ketika
dilahirkan di dunia sudah membutuhkan perhatian, bantuan dan bimbingan dari
orang lain, terutama dari keluarga.
Manusia sebagai makhluk sosial, keberadaannya selalu membutuhkan dan
dibutuhkan orang lain. Interaksi timbal balik ini pada akhirnya akan menciptakan
hubungan ketergantungan satu sama lain. Kehadiran orang di dalam kehidupan
pribadi seseorang begitu diperlukan. Hal ini terjadi karena seseorang tidak mungkin
memenuhi kebutuhan fisik dan psikisnya secara sendirian. Individu membutuhkan
perhatian orang-orang terdekat terutama dari keluarga.
Selain perhatian dari keluarga, seseorang juga memerlukan bimbingan
rohani agar mampu menyadari akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang
seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Proses bimbingan rohani
Islam ini merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang
ahli kepada individu-individu yang sedang mengalami masalah (klien) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang sedang dihadapi klien.
Melalui proses bimbingan rohani Islam inilah seseorang dapat lebih sabar
dan tawakal dalam menghadapi, mencegah, dan memecahkan masalah yang sedang
dihadapinya.
Dengan adanya perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam, maka
kesehatan mental seseorang-pun akan lebih baik atau stabil. Karena dalam hal
mengatasi penderitaan dan penyembuhan, perhatian keluarga dan bimbingan rohani
Islam lebih mampu mengatasi masalah dan proses penyembuhan penyakit lebih
cepat. Dengan demikian, bimbingan rohani Islam tidak hanya berperan dalam
memberikan penyembuhan bidang penyakit fisik, namun juga kesehatan mental.
Karena bimbingan rohani Isalm mampu mencegah dan melindungi seseorang dari
penyakit dan mempertinggi kemampuan seseorang dalam mengatasi dan
mempercepat proses penyembuhan penyakit fisik maupun gangguan mental yang
sedang dihadapinya.
Ditinjau dari aspek kesehatan jiwa, aspek bimbingan rohani Islam (spiritual)
dan perhatian keluarga sangat penting sekali fungsinya sebagai pengobatan,
pencegahan dan pembinaan. Hal ini dilakukan petugas kerohanian untuk membantu
individu agar termotivasi, bersemangat, berorientasi kemasa depan dan akhirnya
menjadikan individu terhindar dari gangguan mental.
Berdasarkan deskripsi di atas terdapat hubungan antara perhatian keluarga,
bimbingan rohani Islam dan kesehatan mental. Karena perhatian keluarga dan
bimbingan rohani Islam merupakan salah satu upaya untuk membantu individu
yang sedang mengalami masalah sehingga dapat teratasinya masalah yang sedang
dihadapinya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena data-data yang diperoleh
nantinya berupa angka-angka. Dari angka yang diperoleh akan di analisis lebih lanjut
dalam analisis data. Penelitian menggunakan angket atau instrumen untuk mencari
data penelitian yang disusun berdasarkan variabel yang akan diteliti, karena penelitian
ilmiah harus didasarkan penelitian yang obyektif. Untuk itu perlu diterapkan metode
yang tepat, sebab metode berpengaruh besar terhadap hasil yang akan dicapai. Dan
karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka hasilnya dengan
perhitungan statistik, yaitu dengan menggunakan rumus regresi linier dua prediktor
untuk menganalisis data yang telah diperoleh (Hadi, 2004: 18).
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu perhatian keluarga sebagai variabel
independen pertama, sedangkan bimbingan rohani Islam sebagai variabel independen
kedua dan kesehatan mental sebagai variabel dependen.
3.2. Definisi Konseptual dan Operasional
Karena dalam penelitian ini mempunyai tiga variabel, maka akan dijelaskan
masing-masing devinisi konseptual dan operasional dari variabel yang akan diteliti,
yaitu:
3.2.1. Devinisi Konseptual
3.2.1.1. Perhatian keluarga
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan pada suatu obyek baik di
dalam maupun diluar dirinya (Ahmadi, 2003: 145).
Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang anggotanya terdri
dari seorang laki-laki yang berstatus sebagai suami dan seorang perempuan
yang berstatus istri. Dari keluarga pokok tersebut menjadi keluarga inti jika
ditambahi dengan adanya anak-anak. Dan menjadi keluarga besar jika
anggotanya bukan cuma ayah ibu dan anak, tetapi juga bersama anggota
keluarga yang lain yaitu kakek, nenek, dan sanak keluarga lainnya (Faqih,
2001: 70). Atau dapat diartikan lain bahwa keluarga adalah sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Jadi perhatian keluarga adalah pemberian bantuan atau keaktifan jiwa
yang diarahkan kepada suatu obyek atau keluarga dalam bentuk empati,
simpati, perhatian, penghargaan, cinta dan rasa nyaman.
3.2.1.2. Bimbingan rohani Islam
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan dalam hidupnya, agar
individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidup
(Walgito, 1995: 4).
Rohani adalah hakikat dan substansi manusia yang sering disebut jiwa
atau roh (al-nafs dan al-ruh), yang berarti nyawa atau sesuatu yang halus dan
indah dalam diri manusia yang mengetahui dan mengenal segalanya. Karena
manusia tersusun dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani (Sholeh &
Musbikin, 2005: 33).
Islam adalah nama dari agama yang telah dianugerahkan oleh Allah
SWT kepada manusia sebagai falsafah dan sandaran hidup. Di dalamnya
mengandung ajaran yang membimbing dan mengiringi akal fikiran, jiwa,
qalbu, indrawi, dan jasmani kepada kefitrahan yang selalu cenderung untuk
berbuat ketaatan dan keatauhidan kepada yang Maha Mencipta, yaitu
kecenderungan positif yang tidak pernah padam eksistensinya di dalam diri
setiap manusia yang ada dipermukaan bumi ini ( Adz-Dzaky, 2002: 182).
Maka yang dimaksud dengan bimbingan rohani Islam adalah pemberian
bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah SAW, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat (Musnamar, 1995: 5).
3.2.1.3. Kesehatan mental
Kesehatan adalah dari kata sehat yang mempunyai awalan ke- dan
akhiran -an yang berarti suatu kondisi berupa kesejahteraan fisik, mental dan
sosial secara penuh serta bukan semata-mata berupa tidak adanya penyakit
atau keadaan lemah tertentu (El-Hammad, 2008: 8).
Mental adalah proses-proses yang berasosiasi dengan fikiran, akal,
ingatan atau menyinggung masalah fikiran, akal dan ingatan (Chaplin, 2002:
296).
Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh
antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri secara individu
dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan
ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan
bahagia di dunia dan di akhirat (Bastaman, 2001:133).
3.2.2. Definisi Operasional
3.2.2.1. Perhatian keluarga
Perhatian keluarga yang dimaksud dalam skripsi ini adalah suatu
proses pemberian bantuan kepada keluarga yang sedang sakit, mengalami
kesulitan atau menghadapi persoalan atau problem untuk memberikan
motivasi atau dorongan dalam usaha mencapai kesembuhan. Yang dimaksud
dalam keluarga disini adalah keluarga besar yaitu keluarga inti (suami, istri
dan anak) ditambah dengan sanak saudara, misalnya : nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya
Adapun indikator dari perhatian keluarga ini adalah:
3.2.2.1.1. Ketika sakit dijenguk,
3.2.2.1.2. Dido’akan,
3.2.2.1.3. Dinasehati,
3.2.2.1.4. Dihibur dan dibesarkan hatinya (Sunarto, 2000: 173).
3.2.2.2. Bimbingan rohani Islam
Bimbingan rohani Islam yang dimaksud dalam skripsi ini adalah suatu
proses pemberian bantuan terhadap seseorang yang mengalami kesulitan baik
lahiriyah maupun batiniyah dalam hidupnya, agar mampu menyelaraskan
hidupnya dengan ketentuan dan petunjuk Allah SAW, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Adapun indikator dari bimbingan rohani Islam ini adalah:
3.2.2.2.1. Frekuensi waktu bimbingan dilakukan,
3.2.2.2.2. Frekuensi pembimbing melakukan bimbingan,
3.2.2.2.3. Frekuensi pemahaman antara pembimbing dan terbimbing,
3.2.2.2.4. Frekuensi tingkat kenyamanan dalam melakukan bimbingan.
3.2.2.3. Kesehatan mental
Kesehatan mental yang dimaksud dalam skripsi ini adalah terhindarnya
seseorang dari keadaan yang tidak normal yang berkaitan dengan konflik-
konflik psikis maupun psikologis sebagai akibat penyakit yang dideritanya
dan terciptanya penyesuaian diri antara individu dengan dirinya sendiri
dengan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan yang bertujuan
untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Adapun indikator dari kesehatan mental ini adalah:
3.2.2.3.1. Terhindarnya seseorang dari gejala gangguan jiwa (neurose) dan
penyakit jiwa (psychose),
3.2.2.3.2. Kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri,
3.2.2.3.3. Kemampuan dalam mengembangkan dan memanfaatkan segala
potensi yang ada,
3.2.2.3.4. Mempunyai kesanggupan dalam menghadapi problem yang terjadi
(Darajat, 1982: 11).
3.3. Sumber dan Jenis Data
Yang dimaksud dengan sumber data penelitian adalah subyek dari mana data
dapat diperoleh (Arikunto, 2006: 129). Sedangkan menurut sumbernya data penelitian
dibagi menjadi dua, yaitu:
3.3.1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada
subyek sebagai informasi yang dicari (Azwar, 1997: 91). Data primer dalam
penelitian ini adalah pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam Semarang.
3.3.2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya (Azwar, 1997: 91).
3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130).
Dalam hal ini populasi yang dimaksud adalah pasien di RSI Sultan Agung
Semarang.
3.4.2. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131).
Subyek penelitian yang dimaksud adalah pasien di RSI Sultan Agung
Semarang. Pengambilan sampel ini didasarkan pada pertimbangan dan acuan
umum dari pengambilan sampel Suharsimi Arikunto, yaitu apabila subyek kurang
dari 100, maka populasi diambil semua, dan apabila jumlah subyek lebih dari 100,
maka sampel yang diambil antara 10-15 % atau lebih dari populasi yang ada
(Arikunto, 2006: 134).
Karena populasi kurang lebih 750 pasien yang berdasarkan jumlah rata-rata
yang ada setiap harinya di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang ini, maka
peneliti mengambil sampel antara 10-30 %, yaitu 10 % x 750 pasien = 75 pasien.
Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental
sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan semata-mata atas dasar
kesediaan dan ketersediaan untuk kemudahan penelitian.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan metode-
metode sebagai berikut:
3.5.1. Angket
Angket adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan
sejumlah pertanyaan tertulis, untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden
(Nawawi, 1998: 117). Metode ini digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan
mental pasien di RSI Sultan Agung Semarang.
Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dan langsung. Tertutup
karena jawaban responden tinggal menulis saja, dan pelaksanaannya langsung
kepada subyek untuk mendapatkan keadaan tentang dirinya. Teknik ini peneliti
gunakan untuk mengetahui kondisi perhatian keluarga dan bimbingan rohani
Islam terhadap kesehatan mental pada pasien. Untuk sebaran angket perhatian
keluarga menggunakan 30 item yang dijabarkan dalam 4 indikator yang dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel I
Spesifikasi Angket Perhatian Keluarga
Indikator Item Favorabel
Item Unfavorabel Jumlah
Ketika sakit dijenguk 1,9,15 2,6,16 6 Dido’akan 5,26,30 8,27 5 Dinasehati 12,18,22,24,28 10,13,14,19,
23,25,29 12
Dihibur dan dibesarkan hatinya 3,7,20 4,11,17,21 7 jumlah 14 16 30
Pengukuran skala menggunakan skala likert dengan menggunakan lima
altrnatif jawaban, “sangat sesuai”, “sesuai”, “netral”, “tidak sesuai”, dan “sangat
tidak sesuai”. Skor jawaban nilai yang diberikan kepada masing-masing alternatif
jawaban adalah sebagai berikut: untuk item jawaban favorabel “sangat sesuai
(SS)” memperoleh nilai 5, “sesuai (S)” memperoleh nilai 4, “netral (N)”
memperoleh nilai 3, “tidak sesuai (TS)” memperoleh nilai 2, “sangat tidak sesuai
(STS)” memperoleh nilai 1.
Sedangkan untuk jawaban unfavorabel, skor jawaban nilai yang diberikan
kepada masing-masing alternatif jawaban adalah “sangat sesuai (SS)”
memperoleh nilai 1, “sesuai (S)” memperoleh nilai 2, “netral (N)” memperoleh
nilai 3, “tidak sesuai (TS)” memperoleh nilai 4, “sangat tidak sesuai (STS)”
memperoleh nilai 5.
Sedangkan untuk sebaran angket bimbingan rohani Islam menggunakan 40
item yang dijabarkan dalam 4 indikator yang dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel II
Spesifikasi Angket Bimbingan Rohani Islam
Indakator Item Favorabel Item Unfavorabel jumlah
Frekuensi waktu bimbingan dilakukan
1,6,12,16,30 15,20,21,31 9
Frekuensi pembimbing melakukan bimbingan
7,8,10,27,33,39 22,25,28,40 10
Frekuensi pemahaman antara pembimbing dan terbimbing
17,18,26,29,34 4,19,23,32,35 10
Frekuensi tingkat kenyamanan dalam melakukan bimbingan
3,5,9,11,13, 37,38
2,14,24,36 11
Jumlah 23 17 40
Nilai yang diberikan pada masing-masing alternatif jawaban sebagai
berikut: untuk item jawaban favorabel “sangat sesuai (SS)” memperoleh nilai 5,
“sesuai (S)” memperoleh nilai 4, “netral (N)” memperoleh nilai 3, “tidak sesuai
(TS)” memperoleh nilai 2, “sangat tidak sesuai (STS)” memperoleh nilai 1.
Sedangkan untuk jawaban unfavorabel, skor jawaban nilai yang diberikan
kepada masing-masing alternatif jawaban adalah “sangat sesuai (SS)”
memperoleh nilai 1, “sesuai (S)” memperoleh nilai 2, “netral (N)” memperoleh
nilai 3, “tidak sesuai (TS)” memperoleh nilai 4, “sangat tidak sesuai (STS)”
memperoleh nilai 5.
Dan untuk sebaran angket kesehatan mental menggunakan 40 item yang
dijabarkan dalam 4 indikator yang dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel III
Spesifikasi Angket Kesehatan Mental
Indikator Item favorabel Item Unfavorabel jumlah
Terhindarnya seseoarang dari gejala gangguan jiwa (neorose) dan penyakit jiwa (psychose)
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11
12,13,14,15 15
Kemampuan seseoarang untuk menyesuaikan diri
16,17,18,19,20 21,22,23,24 9
Kemampuan dalam mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi yang ada
25,26,27,28,29 30,31,32,33 9
Mempunyai kesanggupan dalam menghadapi problem yang terjadi
34,35,36,37 38,39,40 7
jumlah 25 15 40
Nilai yang diberikan pada masing-masing alternatif jawaban sebagai
berikut: untuk item jawaban favorabel “sangat sesuai (SS)” memperoleh nilai 5,
“sesuai (S)” memperoleh nilai 4, “netral (N)” memperoleh nilai 3, “tidak sesuai
(TS)” memperoleh nilai 2, “sangat tidak sesuai (STS)” memperoleh nilai 1.
Sedangkan untuk jawaban unfavorabel, skor jawaban nilai yang diberikan
kepada masing-masing alternatif jawaban adalah “sangat sesuai (SS)”
memperoleh nilai 1, “sesuai (S)” memperoleh nilai 2, “netral (N)” memperoleh
nilai 3, “tidak sesuai (TS)” memperoleh nilai 4, “sangat tidak sesuai (STS)”
memperoleh nilai 5.
3.5.2. Observasi
Observasi adalah suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan cara
pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki
(Hadi, 2002: 136).
Teknik ini peneliti gunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien
di RSI Sultan Agung Semarang.
3.5.3. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang tata caranya dilakukan
dengan tanya jawab sepihak dengan cara sistematis berdasarkan tujuan penelitian
(Hadi, 1991: 193).
Wawancara ini dilakukan dengan petugas bimbingan rohani Islam di RSI
Sultan Agung Semarang yang ditujukan untuk mengetahui gambaran umum
pelaksanaan bimbingan rohani Islam di RSI Sulatan Agung Semarang.
3.5.4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lenggger, agenda, dan lain sebagainya (Arikunto, 2006: 231).
Tehnik ini digunakan untuk melakukan pencarian data tertulis tentang
gambaran umum Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
3.6. Tehnik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan metode
statistik, karena jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Tujuan
analisis ini adalah menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca
dan diinterpretasikan (Singarimbun, 1989: 263).
Adapun langkah yang penulis lakukan dalam menganalisis data ini adalah:
3.6.1. Analisis statistik deskriptif
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisis data
dengan menggunakan metode deskriptif analitif analisis. Metode deskriptif ini
digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap rata-rata hitung, standar
deviasi, median dan modus dari setiap variabel penelitian. Metode deskriptif ini
juga digunakan untuk menggambarkan jawaban-jawaban observasi. Metode
deskriptif ini mengacu pada transformasi data mentah kedalam suatu bentuk yang
akan membuat pembaca lebih mudah memahami dan menafsirkan maksud dari
data atau angka yang ditampilkan (Sarwono, 2006: 138).
3.6.2. Analisis uji hipotesis
Untuk menuju kebenaran hipotesis yang peneliti ajukan, langkah selanjutnya
adalah perhitungan nilai dari data yang diperoleh dengan menggunakan rumus
analisis regresi dengan dua prediktor adalah sebagai berikut:
3.6.2.1. Mencari persamaan garis regresi
KXaXaY ++= 2211
Dalam skor deviasi persamaan itu dapat dituliskan:
2211 xaxay +=
Untuk menyelesaikan perhitungan garis regresi 2211 xaxay += harga
koefesien prediktor 1a dan 2a dapat kita cari dari persamaan simultan
(Hadi, 2004: 19).
2122
111 xxaxayx ∑∑∑ +=
222212 ∑∑∑ += xaxayx
3.6.2.2. Mencari koefesien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor dan
prediktor (Hadi, 2004: 22).
( ) ∑∑ ∑+
= 22211
2,1 yyxayxa
Ry
( ) =2,1yR Koefisien korelasi antara Y dengan 1X dan 2X
=1a Koefisien prediktor 1X
=2a Koefisien prediktor 2X
=∑ yx1 Jumlah produk antara 1X dan Y
=∑ yx2 Jumlah produk antara 2X dan Y
=∑ 2y Jumlah kuadrat kriterium Y
3.6.2.3.Analisis varians (Hadi, 2004: 26).
Sumber Variasi db JK RK
Regresi (reg) m
( )∑ ∑∑∑ −++
NY
YKYXaYXa2
2211
reg
reg
dbJK
Residu (res)
N-m-1 ∑∑∑∑ −−− YKYXaYXaY 2211
2
res
res
dbJK
Total (T) N-1 ( )
NY
y2
2 ∑∑ − _
res
regreg RK
RKF =
3.6.2.4. Analisis lanjut
Pada analisis ini digunakan pengolahan lebih lanjut dari analisis, jika
regF lebih besar dari tF 5 % atau tF 1 % maka signifikan (hipotesis diterima),
dan jika regF lebih kecil dari tF 5 % atau tF 1 % maka non signifikan
(hipotesis ditolak).
BAB IV
GAMBARAN UMUM RSI SULTAN AGUNG SEMARANG DAN
BIMBINGAN ROHANI ISLAM DAN PERHATIAN KELUARGA YANG
BERPENGARUH PADA KESEHATAN MENTAL
4.1. Gambaran Umum RSI Sultan Agung Semarang
4.1.1. Tinjauan Sejarah
RSI Sultan Agung Semarang pada awalnya berdirinya merupakan Health
Center yang pada perkembangan selanjutnya ditingkatkan menjadi rumah sakit
yaitu RSI Sultan Agung atau Medical Center Sultan Agung. RSI Sultan Agung
merupakan lembaga pelayanan kesehatan masyarakat dibawah naungan Yayasan
Badan Wakaf Sultan Agung.
RSI Sultan Agung Semarang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1971, yang
diresmikan sebagai Rumah Sakit umum pada tanggal 23 Oktober 1973 dengan SK
dari Menkes No. 1024/Yan.Kes./1.0/75 tertanggal 23 Oktober 1975 diresmikan
sebagai Rumah Sakit tipe C (rumah sakit tipe Madya).
Seiring dengan kebutuhan pelayanan kesehatan saat ini, RSI Sultan Agung
telah memperluas pelayanan dengan pelayanan unggulan Semarang Eye Center,
yang merupakan pusat pelayanan kesehatan mata terlengkap di Jawa Tengah. Eye
Center ini dibuka pada tanggal 21 Mei 2005 yang diresmikan oleh Gubernur Jawa
Tengah bapak H. Mardiyanto.
4.1.2. Letak Geografis
Rumah Sakit Islam Sultan Agung beralamat di Jalan Raya Kaligawe
Km. 4 Semarang, berada di kelurahan Genuk. Lingkungan Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang dikelilingi oleh industri LIK dan industri Terboyo
Park, di dekatnya terdapat Terminal Terboyo dan kampus UNISSULA
(Universitas Sultan Agung).
Apotik Rumah Sakit Islam Sultan Agung berada di lingkungan Rumah
Sakit. Walaupun letaknya dikelilingi industri dan berdekatan dengan Terminal
namun keadaan suasananya sangat tenang dan tidak bising. Di samping itu
sebagai sarana untuk melengkapi kebutuhan masyarakat maka dalam komplek
Rumah Sakit juga terdapat Masjid dan Mushola untuk umum.
4.1.3. Sarana dan Fasilitas Pelayanan
RSI Sultan Agung Semarang yang mempunyai moto “Sahabat Umat
Menuju Sehat dan Afiat”. RSI Sultan Agung Semarang juga berusaha agar
mampu bersaing dengan rumah sakit lain. Diera globalisasi pelayanan, maka
manajemen berusaha menerapkan konsep-konsep manajemen mutu terpadu
dengan kualitas pelayanan terbaik bagi pelanggan.
Untuk upaya-upaya pembenahan manajemen pelayanan medis, penunjang,
perawatan, keuangan serta peningatan sumber daya manusia diperbaiki secara
terus menerus, sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas guna
meningkatkan jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap.
Berbagai macam jenis pelayanan dilakukan oleh pihak rumah sakit guna
mendukung dan mensukseskan visi-misi yang telah dibuat dimasa yang akan
datang. Pelayanan yang disediakan rumah sakit pada umumnya meliputi
pelayanan yang bergerak dibidang kesehatan dan penunjang kesehatan. Namun
tidak menutup kemungkinan pelayanan dakwah juga disertakan dalam suatu
kegiatan. Adapun jenis pelayanannya adalah sebagai berikut:
4.1.3.1. Instalasi Pelayanan Kesehatan, meliputi:
4.1.3.1.1. Pelayanan Poliklinik Umum dan IGD (24 jam)
4.1.3.1.2. Pelayanan Poliklinik spesialis dan sub spesialis (jam 08.00-
21.00 WIB) yang terdiri dari:
4.1.3.1.2.1. Anak
4.1.3.1.2.2. Penyakit Dalam
4.1.3.1.2.3. Kebidanan dan Kandungan
4.1.3.1.2.4. Badan Umum
4.1.3.1.2.5. THT
4.1.3.1.2.6. Mata
4.1.3.1.2.7. Bedah Onkologi
4.1.3.1.2.8. Jantung
4.1.3.1.2.9. Syaraf
4.1.3.1.2.10. Paru-paru
4.1.3.1.2.11. Bedah Orthopedi
4.1.3.1.2.12. Bedah Digesif
4.1.3.1.2.13. Bedah Urologi
4.1.3.1.2.14. Kesehatan Gigi dan Mulut
4.1.3.1.3. Pelayanan unggulan terdiri dari:
4.1.3.1.3.1. Layanan unggulan di bidang mata
4.1.3.1.3.2. Layanan One Stop Service
4.1.3.1.3.3. Produk layanan, yang meliputi: oftalmologi umum,
kelainan retina, katarak, infeksi mata luar tumor,
kelainan refraksi
4.1.3.1.3.4. Lasik, yaitu untuk menghilangkan minus dan plus
pada mata
4.1.3.1.3.5. Pelayanan ESWL (alat pencegah batu ginjal tanpa
pencegahan)
4.1.3.1.3.6. Tuna Therapi (terapi untuk pembesaran prostat)
4.1.3.1.3.7. Uroflowmeter, yaitu pemeriksaan kekuatan pancar air
seni.
4.1.3.1.4. Pelayanan Penunjang Kesehatan (24 jam)
4.1.3.1.4.1. Instalasi Radiologi
4.1.3.1.4.2. Instalasi Farmasi
4.1.3.1.4.3. Laboratorium Patologo Klinik
4.1.3.1.4.4. Fisio Terapi
4.1.3.1.4.5. Klinik Gizi
4.1.3.1.4.6. Laboratorium Patologi Anatomi
4.1.3.1.4.7. Klinik Psikologi
4.1.3.1.4.8. Lithoclast
4.1.3.1.4.9. CT Scan
4.1.3.1.5. Pelayanan Rawat Inap
4.1.3.1.5.1. VIP dengan nama Baitul Ma’ruf
4.1.3.1.5.2. Kelas I A dengan nama Baitul Ma’ruf
4.1.3.1.5.3. Kelas I B dengan nama Baitul Syifa’
4.1.3.1.5.4. Kelas II dengan nama Baitul Rahman, Baitul Rijal,
dan Baitul Nisa’
4.1.3.1.5.5. Kelas III dengan nama Baitul Salam, Baitul Izzah,
dan Baitul Nisa’
4.1.3.1.5.6. Kelas untuk anak dengan nama Baitul Athfal
4.1.3.1.5.7. Ruang operasi atau bedah dengan nama Ibnu Nafis.
4.1.3.1.6. Rehabilitasi Medik
4.1.3.1.6.1. Exercise Massage
4.1.3.1.6.2. Infra Red
4.1.3.1.6.3. Nebulizer
4.1.3.1.6.4. Ultra Sonic
4.1.3.1.6.5. Diathermi
4.1.3.1.7. Pelayanan Lain Meliputi:
4.1.3.1.7.1. Medical Chek Up
4.1.3.1.7.2. Hearing Centre
4.1.3.1.7.3. Pelayanan Ambulance
4.1.3.1.7.4. Perawatan Jenazah
4.1.3.1.7.5. Konsultasi Kerohanian
4.1.4. Falsafah
Falsafah RSI Sultan Agung Semarang adalah wadah peningkatan kualitas
kesehatan jasmani dan rohani umat, melalui dakwah bil hal dalam bentuk
pelayanan dan pendidikan Islami dan Fastabiqul Khairat.
4.1.5. Visi-Misi
4.1.5.1. Visi RSI Sultan Agung Semarang
Rumah Sakit Islam terkemuka dalam pelayanan kesehatan yang
selamat menyelamatkan, pelayanan pendidikan dalam rangka membangun
generasi khaira ummah, dan pengembangan peradaban islam menuju
masyarakat sehat sejahtera yang dirahmati Allah.
4.1.5.2. Misi RSI Sultan Agung Semarang
4.1.5.2.1. Mengembangkan pelayanan kesehatan atas dasar nilai-nilai Islam
yang selamat menyelamatkan, dijiwai semangat “Mencintai Allah
Menyayangi Sesama”, berpegang teguh pada Etika Rumah Sakit
Islam dan Etika Kedokteran Islam.
4.1.5.2.2. Membangun jamaah SDI yang memiliki komitmen pelayanan
kesehatan Islami.
4.1.5.2.3. Mengembangkan pelayanan untuk pendidikan kedokteran dan
kesehatan bagi mahasiswa UNISSULA dan peserta didik dari
lembaga pendidikan milik Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung,
juga dari lembaga pendidikan lain.
4.1.5.2.4. Mengembangkan pelayanan untuk penelitian dan pengembangan
ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan sesuai standar yang tertinggi.
4.1.5.2.5. Mengembangkan pengabdian kepada masyarakat dijiwai dakwah
Islamiyah melalui pelayanan kesehatan untuk membangun
peradaban Islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang
dirahmati Allah SWT.
4.1.5.2.6. Mengembangkan gagasan, kegiatan dan kelembagaan sejalan
dengan dinamika masyarakat, perkembangan rumah sakit, dan
perkembangan iptek kedokteran dan kesehatan.
4.1.6. Tujuan
4.1.6.1. Menjadi pusat riset, pendidikan, dan pelayanan kesehatan serta
sebagai sarana dakwah.
4.1.6.2. Sebagai perwujudan amal sholeh untuk menolong penderita
meningkatkan kualitas kehidupan dan menyantuni masyarakat yang
tidak mampu (Kaum Dzu’afa).
4.1.6.3. Mewujudkan rumah sakit yang profesional dan Islami sesuai dengan
kaidah hukum yang berlaku.
4.1.7. Struktur organisasi
Berdasarkan surat keputusan Direktur RSI Sultan Agung Semarang nomor:
086D/KPTS/RSI-SA/V/2008 tentang struktur dibawah jajaran Direktur RSI
Sultan Agung Semarang adalah sebagaimana terlampir.
Selain itu berdasarkan surat keputusan Direktur RSI Sultan Agung
Semarang nomor: 108/SK/YBW-SA/V/2008, tentang pengesahan Struktur
Organisasi RSI Sultan Agung Semarang periode tahun 2008-2011 adalah
sebagaimana terlampir.
4.2. Gambaran Umum Bimbingan Rohani Islam di Rumah Sakit Sultan Agung
Semarang
Dalam kehidupan manusia sebagai hamba Allah yang bersifat dhoif
(lemah) selalu ada dua keadaan, diantaranya: kaya-miskin, taat-ingkar, baik-
buruk, dan termasuk di dalamnya sehat dan sakit. Disaat kita sehat, kadang lupa
kepada Allah pemberi sehat. Baru ketika sakit, sadarlah kita bahwa nilai sehat itu
mahal harganya. Tetapi walau bagaimanapun sehat maupun sakit, adalah datang
dari Allah, maka kita harus sabar, tawakal dan ikhlas menerimanya serta syukur,
kepada-Nya. Karena kita percaya bahwa kesembuhan itu datangnya hanya dari
Allah SWT.
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang merupakan salah satu Rumah
Sakit yang selain memberikan pelayanan medis juga memberikan pelayanan
spiritual bagi pasien, yaitu dalam bentuk bimbingan rohani Islam. Bimbingan
rohani Islam ini merupakan bagian dari syiar dan dakwah atau bagian kerohanian,
yang terdiri dari lima pegawai, yaitu M.Hidayatul M,S.Ag, Sugito, Ahmad
Muhith SHI, Khusnul Khotimah SpdI dan Jamil. Mereka bekerja terbagi menjadi
dua shif, sehingga bimbingan ini berjalan dengan efektif, yaitu shif pagi dan sore.
Pelaksanaan bimbingan rohani Islam di RSI Sultan Agung Semarang telah
terjadwal dengan baik. Sehingga pelaksanaan bimbingan rohani Islam dapat
berjalan dengan efektif. Bimbingan rohani Islam di RSI Sultan Agung Semarang
ini dilaksanakan dengan mengunjungi pasien-pasien di ruangan dengan
memberikan nasehat-nasehat atau bimbingan. Adapun nasehat-nasehat atau
bimbingan yang diberikan oleh petugas kerohanian kepada pasien diantaranya
adalah dianjurkan agar bisa sabar dan tawakal dalam menghadapi musibah yang
sedang menimpanya, memberikan saran untuk lebih mengucapkan kalimat-
kalimat yang berguna, seperti istighfar, bertasbih, bertahmid, dan bertakbir,
memberikan nasehat kepada pasien agar selalu berdo’a dan berikhtiar. Karena
sakit itu pemberian Allah, maka kita wajib berikhtiar, seperti berobat mencari
kesembuhan. Disamping itu kita harus memohon kepada Allah dengan do’a.
Selanjutnya adalah mengingatkan pasien bahwa untuk tidak meninggalkan sholat
meskipun sakit dan hanya bisa berbaring. Karena sholat harus dikerjakan
walaupun dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun. Menganjurkan pasien
untuk optimis dan tidak putus asa dalam menghadapi cobaan yang sedang
dihadapi. Dan yang terakhir petugas bimbingan rohani Islam memberikan buku
panduan bimbingan do’a atau bimbingan rohani bagi pasien dan mendo’akan
pasien agar diberikan kesembuhan dari sakitnya.
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang ini tidak hanya memberikan
pelayanan spiritual atau bimbingan rohani Islam saja, tetapi ada juga bimbingan
bagi perawat atau pegawai rumah sakit, yang kegiatannya dinamakan do’a pagi
yang diselenggarakan setiap hari senin, rabu dan jum’at pada jam 07.15-07.45.
Kegiatan do’a pagi ini dilaksanakan bertujuan agar nilai-nilai ajaran Islam dapat
terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk yang bimbingan
rohani Islam bagi pasien dilaksanakan setiap hari mulai jam 9 sampai selesai.
Selain itu ada juga kegiatan yang serupa dengan bimbingan rohani Islam yaitu
kegiatan dinas pagi yang menggunakan media audio dan kultum sholat dhuhur.
Di dalam kegiatan dinas pagi atau bimbingan rohani Islam dengan
menggunakan media audio ini terdapat materi-materi yang disampaikan
diantaranya memperdengarkan murattal Al-Qur’an, menyampaikan seruan do’a
umum kepada pasien, memperdengarkan ceramah agama atau lagu-lagu rohani,
mengumandangkan adzan dan seruan kepada karyawan dan pengunjung untuk
menunaikan sholat. Setelah menunaikan sholat berjamaah petugas bimbingan
rohani Islam memberikan kultum bagi jamaah sholat.
Kegiatan yang sudah tercantum di atas dilakukan hanya bertujuan agar
pasien, perawat dan pegawai yang lain yang ada di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang ini mengetahui dan faham akan nilai-nilai ajaran Islam untuk
bekal dikehidupan mereka sehari-hari maupun dikehidupan mereka kelak.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Data Penelitian
5.1.1. Alat Ukur Data (Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas)
Sebelum angket disebarkan kepada responden, terlebih dahulu angket
di ujikan kepada pasien rawat inap di RSI Sultan Agung Semarang yang
tujuannya untuk mencari item yang berkualitas. Langkah yang penulis
lakukan adalah dengan mencari validitas dan reliabilitas angket tersebut.
Setelah diketahui bagaimana keadaan sebenarnya dari item tersebut, maka
akan diketahui mana item yang baik dan yang mana item yang sebaiknya
diperbaiki atau dibuang.
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
kevaliditasan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2002: 70).
Sedangkan reliabilitas adalah kehandalan alat ukur (reliabilitas) yang pada
dasarnya merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau diandalkan, apabila pengukuran diulangi dua kali atau
lebih (Singarimbun, 1998: 22).
Uji coba dilakukan terhadap 75 pasien di RSI Sultan Agung
Semarang dengan 110 item pertanyaan, 30 tentang perhatian keluarga, 40
tentang bimbingan rohani Islam dan 40 tentang kesehatan mental.
Untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen angket
variabel perhatian keluarga, bimbingan rohani Islam dan kesehatan mental
pasien dilakukan melalui program SPSS versi 12, dengan hasil sebagai
berikut:
5.1.1.1. Angket tentang perhatian keluarga setelah diadakan uji SPSS,
maka ada 2 data yang tidak valid, yaitu item nomor: 9, 29,
sedangkan item nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30 adalah valid. Jadi
item yang valid adalah 28 item, dengan demikian 28 item juga
dinyatakan reliabel, karena alpha lebih besar dari r tabel, yaitu:
0,925 > 0,227.
5.1.1.2. Angket tentang bimbingan rohani Islam setelah diadakan uji SPSS,
maka ada 15 data yang tidak valid, yaitu item nomor: 2, 3, 8, 9, 17,
29, 32, 33, 35, sedangkan item nomor: 1, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 34, 36,
37, 38, 39, 40, adalah valid. Jadi angket tentang bimbingan rohani
Islam ada 9 item yang tidak valid dan 31 item yang valid. Dengan
demikian 31 item dinyatakan reliabel, karena alpha lebih besar dari
r tabel, yaitu: 0,848 > 0,227.
5.1.1.3. Dan angket tentang kesehatan mental setelah diadakan uji SPSS,
maka ada 15 data yang tidak valid, yaitu item nomor: 2, 3, 6, 18,
19, 29, 32, 33, 40, sedangkan item nomor: 1, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31,
34, 35, 36, 37, 38, 39, adalah valid. Jadi angket tentang kesehatan
mental ada 9 item yang tidak valid dan 31 item yang valid. Dengan
demikian 25 item dinyatakan reliabel, karena alpha lebih besar dari
r tabel, yaitu: 0,876 > 0,227.
Untuk mempermudah hasil uji validitas reliabilitas instrumen
variabel perhatian keluarga, bimbingan rohani Islam dan kesehatan mental
pasien, dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel I
Tabel Ringkasan Hasil Uji Validitas
variabel valid invalid jumlah
Perhatian keluarga
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 30
9, 29 30
Jumlah 28 2 30
Bimbingan rohani Islam
1, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 34, 36, 37, 38, 39, 40
2, 3, 8, 9, 17, 29, 32, 33, 35 40
Jumlah 31 9 40
Kesehatan mental
1, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, 39
2, 3, 6, 18, 19, 29, 32, 33, 40 40
jumlah 31 9 40 Sedangkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan alpha cronbach,
dapat dilihat dengan tabel berikut:
Tabel II
Tabel Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas
variabel alpha R tabel keterangan
Perhatian keluarga 0,925 0,227
Bimbingan rohani Islam 0,848 0,227
Kesehatan mental 0,876 0,227
Reliabel a > r t
5.1.2. Data Hasil Angket Perhatian Keluarga Pasien Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang
Setelah angket disebarkan dan dilakukan penskoran, maka hasil
jawaban angket tentang perhatian keluarga di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang, dapat ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel III
Rekapitulasi jawaban angket Perhatian Keluarga
Jawaban Nilai 5 4 3 2 1 No
Resp SS S N TS STS 1 2 3 4 5
Jml nilai total
1 5 6 1 0 5 20 18 2 0 45 1. 0 1 1 10 3 0 2 3 40 15 60 105
2 7 4 0 0 10 28 12 0 0 50 2. 0 1 7 3 4 0 2 21 12 20 55 105
1 8 4 0 0 5 32 12 0 0 49 3. 0 0 8 6 1 0 0 24 24 5 53 102
1 7 4 1 0 5 28 12 2 0 47 4. 0 0 10 4 1 0 0 30 16 5 51 98
0 11 0 2 0 0 44 0 4 0 48 5. 0 1 1 13 0 0 2 3 52 0 57 105
1 6 6 0 0 5 24 18 0 0 47 6. 0 0 4 10 1 0 0 12 40 5 57 104
2 3 6 2 0 10 12 18 4 0 44 7. 0 1 7 7 0 0 2 21 28 0 51 95
0 5 8 0 0 0 20 24 0 0 44 8. 0 1 8 6 0 0 4 24 24 0 52 96
2 7 4 0 0 10 28 12 0 0 50 9. 0 0 9 4 2 0 0 27 16 10 53 103
0 4 8 1 0 0 16 24 2 0 42 10. 0 2 4 6 3 0 4 12 24 15 55 97
0 4 9 0 0 0 16 27 0 0 43 11. 0 1 7 4 3 0 2 21 16 15 54 97
9 0 0 1 3 45 0 0 2 3 50 12. 5 0 1 0 9 5 0 3 0 45 53 103
1 1 9 2 0 5 4 27 4 0 40 13. 0 2 6 6 1 0 4 24 12 5 45 85
1 6 0 6 0 5 24 0 12 0 41 14. 0 6 1 6 2 0 12 3 24 10 49 90
2 2 9 0 0 10 8 27 0 0 45 15. 0 3 6 3 3 0 6 18 12 15 51 96
0 5 7 1 0 0 20 21 2 0 43 16. 0 3 5 7 0 0 6 15 28 0 49 92
1 5 6 1 0 5 20 18 2 0 45 17. 0 2 5 5 3 0 4 15 20 15 54 99
1 2 8 2 0 5 8 24 4 0 41 18. 1 1 8 3 2 1 2 24 12 10 49 90
0 9 3 1 0 0 36 9 2 0 48 19. 0 0 8 5 2 0 0 24 20 10 54 102
1 4 5 3 0 5 16 15 6 0 42 20. 0 4 5 4 2 0 8 15 16 10 49 91
1 6 4 2 0 5 24 12 4 0 45 21. 0 1 7 6 1 0 2 21 24 5 52 97
0 2 9 2 0 0 8 27 4 0 39 22. 0 3 6 3 3 0 6 18 12 15 51 90
1 7 4 1 0 5 28 12 2 0 47 23. 0 2 6 5 2 0 4 18 20 10 52 99
5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 24. 0 0 0 9 6 0 0 0 36 30 66 123
5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 25. 0 0 1 5 9 0 0 3 20 45 65 122
6 7 0 0 0 30 28 0 0 0 58 26. 0 0 0 6 9 0 0 0 24 45 69 127
5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 27. 0 0 0 6 9 0 0 0 24 45 69 126
5 7 0 0 0 25 28 0 0 0 53 28. 0 0 0 7 8 0 0 0 28 40 68 121
7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 29. 0 0 0 8 7 0 0 0 32 35 67 126
9 4 0 0 0 45 16 0 0 0 61 30. 0 0 0 7 8 0 0 0 28 40 68 129
2 11 0 0 0 10 44 0 0 0 54 31. 0 0 0 15 0 0 0 0 60 0 60 114
2 11 0 0 0 10 44 0 0 0 54 32. 0 0 0 15 0 0 0 0 60 0 60 114
7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 33. 0 0 0 7 8 0 0 0 28 40 68 127
4 9 0 0 0 20 36 0 0 0 56 34. 0 0 1 12 2 0 0 3 48 10 61 117
7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 35. 0 0 0 12 3 0 0 0 48 15 63 122
5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 36. 0 0 0 11 4 0 0 0 44 20 64 121
37. 7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 123
0 0 1 9 5 0 0 3 36 25 64 9 4 0 0 0 45 16 0 0 0 61 38. 0 0 0 6 9 0 0 0 24 45 69 130
7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 39. 0 0 0 4 11 0 0 0 16 55 71 130
6 7 0 0 0 30 28 0 0 0 58 40. 0 0 0 6 9 0 0 0 24 35 59 117
9 4 0 0 0 35 16 0 0 0 51 41. 0 0 1 6 8 0 0 3 24 40 64 115
6 7 0 0 0 30 28 0 0 0 58 42. 0 0 0 9 6 0 0 0 36 30 66 124
6 7 0 0 0 30 28 0 0 0 58 43. 0 0 0 8 7 0 0 0 32 35 67 125
8 5 0 0 0 40 20 0 0 0 60 44. 0 0 1 7 7 0 0 3 28 35 66 126
8 5 0 0 0 40 20 0 0 0 60 45. 0 0 0 8 7 0 0 0 32 35 67 127
7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 46. 0 0 1 9 5 0 0 3 36 25 64 123
3 10 0 0 0 15 40 0 0 0 55 47. 0 0 0 9 6 0 0 0 36 30 66 121
4 9 0 0 0 20 36 0 0 0 56 48. 0 0 0 10 5 0 0 0 40 25 65 121
5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 49. 0 0 1 10 4 0 0 3 40 20 63 120
9 4 0 0 0 45 16 0 0 0 61 50. 0 0 0 5 10 0 0 0 20 50 70 131
10 3 0 0 0 50 12 0 0 0 62 51. 0 0 0 8 7 0 0 0 32 35 67 129
7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 52. 0 0 1 7 7 0 0 3 28 35 66 125
7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 53. 0 0 0 8 7 0 0 0 32 35 67 126
5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 54. 0 0 0 9 6 0 0 0 36 30 66 123
5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 55. 0 0 1 5 9 0 0 3 20 45 68 125
6 7 0 0 0 30 28 0 0 0 58 56. 0 0 0 6 9 0 0 0 24 45 69 127
5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 57. 0 0 0 6 9 0 0 0 24 45 69 126
5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 58. 0 0 0 7 8 0 0 0 28 40 68 125
7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 59. 0 0 0 8 7 0 0 0 32 35 67 126
9 4 0 0 0 45 16 0 0 0 61 60. 0 0 0 7 8 0 0 0 28 40 68 129
3 2 8 0 0 15 8 24 0 0 47 61. 0 0 5 5 4 0 0 15 20 25 60 107
1 4 8 0 0 5 16 24 0 0 45 62. 0 2 5 6 2 0 4 15 24 10 53 98
0 7 6 0 0 0 28 18 0 0 46 63. 0 0 4 9 2 0 0 12 36 10 48 94
2 3 8 0 0 10 12 24 0 0 46 64. 0 0 5 6 3 0 0 15 24 15 54 100
2 4 7 0 0 10 16 21 0 0 47 65. 0 0 2 10 3 0 0 6 40 15 61 108
3 6 4 0 0 15 24 12 0 0 51 66. 0 0 6 5 4 0 0 18 20 20 58 109
4 3 6 0 0 20 12 18 0 0 50 67. 0 0 6 6 3 0 0 18 24 15 57 107
1 2 7 3 0 5 8 21 6 0 40 68. 0 0 8 6 1 0 0 24 24 5 53 93
1 10 2 0 0 5 40 6 0 0 51 69. 0 0 8 6 1 0 0 24 24 5 53 104
4 6 3 0 0 20 24 9 0 0 53 70. 0 0 7 7 1 0 0 21 28 5 54 107
3 3 6 1 0 15 12 18 2 0 47 71. 0 0 6 7 2 0 0 18 28 10 56 103
2 4 7 0 0 10 16 21 0 0 47 72. 0 0 6 5 4 0 0 18 20 20 58 105
2 7 4 0 0 10 28 12 0 0 40 73. 0 2 8 3 2 0 4 24 12 10 50 90
3 4 6 0 0 15 16 18 0 0 49 74. 0 0 6 5 4 0 0 18 20 20 58 107
1 6 4 2 0 5 24 12 4 0 45 75. 0 0 8 5 2 0 0 24 20 10 54 99
Jml. 295 477 438 549 338 1441 1832 1320 2114 1673 8355 8401
Berdasarkan tabel di atas data nilai angket perhatian keluarga di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dapat diketahui bahwa nilai
tertinggi adalah 131, dan nilai terendahnya adalah 85, untuk rentangnya
adalah 46.
5.1.3. Data Hasil Angket Bimbingan Rohani Islam pasien di Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang.
Setelah angket disebarkan dan dilakukan penskoran, maka hasil
jawaban angket tentang bimbingan rohani Islam di Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang, dapat ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel IV
Rekapitulasi jawaban angket Bimbingan Rohani Islam
Jawaban Nilai 5 4 3 2 1 No
Resp SS S N TS STS 1 2 3 4 5
Jml nilai total
5 9 3 0 0 25 36 9 0 0 70 1. 0 0 2 7 5 0 0 6 28 25 59 129
5 6 4 2 0 25 24 12 4 0 65 2. 0 0 3 5 6 0 0 9 20 30 59 124
12 4 1 0 0 60 16 3 0 0 79 3. 0 0 0 3 11 0 0 0 12 55 67 146
5 8 2 2 0 25 32 6 4 0 67 4. 0 0 3 7 4 0 0 9 28 20 57 124
8 3 5 1 0 40 12 15 2 0 69 5. 0 0 2 3 9 0 0 6 12 45 63 132
12 4 0 1 0 60 16 0 2 0 78 6. 0 0 0 3 11 0 0 0 12 55 67 145
5 8 1 3 0 25 32 3 6 0 66 7. 0 1 1 5 7 0 2 3 20 35 60 126
1 10 5 1 0 5 40 15 2 0 62 8. 0 0 0 12 2 0 0 0 48 10 58 120
12 1 3 1 0 60 4 9 2 0 75 9. 0 0 0 1 13 0 0 0 4 65 69 144
1 6 0 9 1 5 24 0 18 1 48 10. 0 6 1 6 1 0 12 3 24 5 44 92
9 8 0 0 0 45 32 0 0 0 57 11. 0 0 1 7 6 0 0 3 28 30 61 118
11 0 0 0 6 55 0 0 0 6 61 12. 7 0 1 0 6 7 0 3 0 30 40 101
3 9 4 1 0 15 36 12 2 0 65 13. 0 1 0 8 5 0 2 0 32 25 59 124
5 5 7 0 0 25 20 21 0 0 66 14. 0 0 4 7 3 0 0 12 28 15 55 121
1 15 1 0 0 5 60 3 0 0 68 15. 0 1 1 11 1 0 2 3 44 5 54 122
4 8 2 3 0 20 32 6 6 0 64 16. 0 0 2 10 2 0 0 6 40 10 56 120
7 5 4 1 0 35 20 12 2 0 69 17. 1 3 9 1 0 1 6 27 4 0 38 107
1 8 8 0 0 5 32 24 0 0 61 18. 0 1 3 10 0 0 2 9 40 0 51 112
0 14 1 2 0 0 56 3 4 0 63 19. 0 1 1 12 0 0 2 3 48 0 53 113
2 10 4 1 0 10 40 12 2 0 64 20. 0 0 2 9 3 0 0 6 36 15 57 121
6 8 3 0 0 30 32 9 0 0 71 21. 0 1 0 7 6 0 2 0 28 30 60 131
2 8 4 3 0 10 32 12 6 0 60 22. 0 0 4 8 2 0 0 12 32 10 54 114
4 7 3 2 1 20 28 9 4 1 62 23. 0 5 2 4 3 0 10 6 16 15 47 109
5 7 5 0 0 25 28 15 0 0 68 24. 0 0 1 6 7 0 0 3 24 35 62 130
9 7 1 0 0 45 28 3 0 0 76 25. 0 0 1 6 7 0 0 3 24 35 62 138
5 6 0 6 0 25 24 0 12 0 61 26. 0 0 1 5 8 0 0 3 20 40 63 124
13 3 1 0 0 65 12 3 0 0 80 27. 0 0 0 0 14 0 0 0 0 70 70 150
3 11 2 1 0 15 44 6 2 0 52 28. 0 1 3 9 1 0 2 9 36 5 52 104
10 7 0 0 0 50 28 0 0 0 78 29. 1 0 0 1 12 1 0 0 4 60 65 143
1 7 6 3 0 5 28 18 6 0 57 30. 0 0 2 10 2 0 0 6 40 10 56 113
5 8 2 2 0 25 32 6 4 0 67 31. 0 0 3 7 4 0 0 9 28 20 57 124
8 3 5 1 0 40 12 15 2 0 69 32. 0 0 2 3 9 0 0 6 12 45 63 132
12 4 0 1 0 60 16 0 2 0 68 33. 0 0 0 3 11 0 0 0 12 55 67 135
5 8 1 3 0 25 32 3 6 0 56 34. 0 1 1 5 7 0 2 3 20 35 60 116
1 10 5 1 0 5 40 15 2 0 62 35. 0 0 0 12 2 0 0 0 48 10 58 120
12 1 3 1 0 60 4 9 2 0 75 36. 0 0 1 0 13 0 0 3 0 65 68 143
37. 7 5 4 1 0 35 20 12 2 0 69 121
0 1 3 9 1 0 2 9 36 5 52 1 8 8 0 0 5 32 24 0 0 61 38. 0 1 3 10 0 0 2 9 40 0 51 112
14 1 2 0 0 70 4 6 0 0 80 39. 0 1 1 12 0 0 2 3 48 0 53 133
2 10 4 1 0 10 40 12 2 0 64 40. 0 0 2 9 3 0 0 6 36 15 57 121
6 8 3 0 0 30 32 9 0 0 71 41. 0 1 0 7 6 0 2 0 28 30 60 131
2 8 4 3 0 10 32 12 6 0 60 42. 0 0 4 8 2 0 0 12 32 10 54 114
4 7 3 2 1 20 28 9 4 1 62 43. 0 5 2 4 3 0 10 6 16 15 47 109
5 7 5 0 0 25 28 15 0 0 68 44. 0 0 2 9 3 0 0 6 36 15 57 125
9 7 1 0 0 45 28 3 0 0 76 45. 0 0 1 6 7 0 0 3 24 35 62 138
5 6 0 6 0 25 24 0 12 0 61 46. 0 1 0 5 8 0 2 0 20 40 62 123
5 9 3 0 0 25 36 9 0 0 70 47. 0 0 2 7 5 0 0 6 28 25 59 129
5 6 4 2 0 25 24 12 4 0 65 48. 0 0 3 5 6 0 0 9 20 30 59 124
12 4 0 1 0 60 16 0 2 0 78 49. 0 0 1 2 11 0 0 3 8 55 66 144
5 8 2 2 0 25 32 6 4 0 67 50. 0 0 3 7 4 0 0 9 28 20 57 124
8 3 5 1 0 40 12 15 2 0 69 51. 0 0 2 3 9 0 0 6 12 45 63 132
12 4 0 1 0 60 16 0 2 0 78 52. 0 0 0 3 11 0 0 0 12 55 67 145
5 8 1 3 0 25 32 3 6 0 66 53. 0 1 1 5 7 0 2 3 20 35 60 126
1 10 5 1 0 5 40 15 2 0 62 54. 0 0 0 12 2 0 0 0 48 10 58 120
12 1 3 1 0 60 4 9 2 0 75 55. 0 1 0 0 13 0 2 0 0 65 67 142
1 6 0 9 1 5 24 0 18 1 48 56. 0 6 1 6 1 0 12 3 24 5 44 92
9 8 0 0 0 45 32 0 0 0 77 57. 0 0 1 7 6 0 0 3 28 30 61 138
5 7 5 0 0 25 28 15 0 0 68 58. 0 0 2 9 3 0 0 6 36 15 57 125
9 7 1 0 0 45 28 3 0 0 76 59. 0 0 1 6 7 0 0 3 24 35 62 138
5 6 0 6 0 25 24 0 12 0 61 60. 0 1 0 5 8 0 2 0 20 40 62 123
5 9 3 0 0 25 36 9 0 0 70 61. 0 0 2 7 5 0 0 6 28 25 59 129
5 6 4 2 0 25 24 12 4 0 65 62. 0 0 3 5 6 0 0 9 20 30 59 124
12 4 0 1 0 60 16 0 2 0 78 63. 0 0 1 2 11 0 0 3 8 55 66 144
5 8 2 2 0 25 32 6 4 0 67 64. 0 0 3 7 4 0 0 9 28 20 57 124
8 3 5 1 0 40 12 15 2 0 69 65. 0 0 2 3 9 0 0 6 12 45 63 132
12 4 0 1 0 60 16 0 2 0 78 66. 0 0 0 3 11 0 0 0 12 55 67 145
5 5 7 0 0 25 20 21 0 0 66 67. 0 0 4 7 3 0 0 12 28 15 55 121
1 15 1 0 0 5 60 3 0 0 68 68. 0 1 1 11 1 0 2 3 44 5 54 122
4 8 2 3 0 20 32 6 6 0 64 69. 0 0 2 10 2 0 0 6 40 10 56 120
7 5 4 1 0 35 20 12 2 0 69 70. 0 1 3 9 1 0 2 9 36 5 52 121
1 8 8 0 0 5 32 24 0 0 61 71. 0 1 3 10 0 0 2 9 40 0 51 112
0 14 1 2 0 0 56 3 4 0 63 72. 0 1 1 12 0 0 2 3 48 0 53 116
2 10 4 1 0 10 40 12 2 0 64 73. 0 0 2 9 3 0 0 6 36 15 57 121
6 8 3 0 0 30 32 9 0 0 71 74. 0 1 0 7 6 0 2 0 28 30 60 131
2 8 4 3 0 10 32 12 6 0 60 75. 0 0 4 8 2 0 0 12 32 10 54 114
Jml. 443 561 330 588 403 2179 2152 990 2134 1975 9375 9416
Berdasarkan tabel di atas data nilai angket bimbingan rohani Islam di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dapat diketahui bahwa nilai
tertinggi adalah 150, dan nilai terendahnya adalah 92, untuk rentangnya
adalah 58.
5.1.4. Data Hasil Angket kesehatan mental pasien di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang.
Setelah angket disebarkan dan dilakukan penskoran, maka hasil
jawaban angket tentang kesehatan mental di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang, dapat ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel V
Rekapitulasi jawaban angket Kesehatan Mental
Jawaban Nilai 5 4 3 2 1 No
Resp SS S N TS STS 1 2 3 4 5
Jml nilai total
7 10 2 0 0 35 40 6 0 0 81 1. 0 0 3 7 2 0 0 9 28 10 47 128
4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 2. 0 1 2 4 5 0 2 6 16 25 49 122
14 5 0 0 0 70 20 0 0 0 90 3. 0 1 0 1 10 0 2 0 4 50 56 146
4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 4. 0 1 1 6 4 0 2 3 24 20 49 122
10 5 3 1 0 50 20 9 2 0 81 5. 0 0 3 2 7 0 0 9 8 35 52 133
13 4 0 1 1 65 16 0 2 1 84 6. 0 0 0 3 9 0 0 0 12 45 57 141
6 8 2 3 0 30 32 6 6 0 74 7. 0 1 1 5 5 0 2 3 20 25 50 124
0 15 4 0 0 0 60 12 0 0 72 8. 0 1 1 7 3 0 2 3 28 15 48 120
12 3 2 1 1 60 12 6 2 1 81 9. 0 1 1 0 10 0 2 3 0 50 55 136
1 7 0 10 1 5 28 0 20 1 54 10. 0 6 0 6 0 0 12 0 24 0 36 90
7 11 1 0 0 35 44 3 0 0 82 11. 0 0 0 5 7 0 0 0 20 35 55 137
10 0 1 8 0 50 0 3 16 0 69 12. 6 0 0 0 6 6 0 0 0 30 36 105
4 10 3 2 0 20 40 9 4 0 73 13. 0 1 1 7 3 0 2 3 28 15 48 121
5 5 8 1 0 25 20 24 2 0 71 14. 0 0 4 6 2 0 0 12 24 10 46 117
2 17 0 0 0 10 68 0 0 0 78 15. 0 0 0 11 1 0 0 0 44 5 49 127
6 10 2 1 0 30 40 6 2 0 78 16. 0 2 0 8 2 0 4 0 32 10 46 124
6 7 5 1 0 30 28 15 2 0 75 17. 0 1 1 8 2 0 2 3 32 10 47 122
2 9 8 0 0 10 36 24 0 0 70 18. 0 0 3 9 0 0 0 9 36 0 45 115
0 17 0 2 0 0 68 0 4 0 72 19. 0 0 0 12 0 0 0 0 48 0 48 120
1 13 4 1 0 5 53 12 2 0 72 20. 0 0 3 7 2 0 0 9 28 10 47 119
7 11 1 0 0 35 44 3 0 0 82 21. 0 1 1 5 5 0 2 3 20 25 50 132
3 9 4 3 0 15 36 12 6 0 69 22. 0 1 4 7 0 0 2 12 28 0 42 111
4 4 5 5 1 20 16 15 10 1 61 23. 0 3 1 6 2 0 6 3 24 10 43 104
3 11 5 0 0 15 44 15 0 0 74 24. 0 0 3 6 3 0 0 9 24 15 48 122
9 9 1 0 0 45 36 3 0 0 84 25. 0 0 1 6 5 0 0 3 24 25 52 136
7 10 0 2 0 35 40 0 4 0 79 26. 0 3 0 2 7 0 6 0 8 35 49 128
16 3 0 0 0 80 12 0 0 0 92 27. 0 0 0 1 11 0 0 0 4 55 59 151
3 12 3 1 0 15 48 9 2 0 74 28. 0 1 2 9 0 0 2 6 36 0 44 118
14 5 0 0 0 70 20 0 0 0 90 29. 0 0 0 3 9 0 0 0 12 45 57 147
2 9 6 2 0 10 36 18 4 0 68 30. 0 1 2 9 0 0 2 6 36 0 44 112
3 9 4 3 0 15 36 12 6 0 69 31. 0 1 4 7 0 0 2 12 28 0 42 111
4 4 5 5 1 20 16 15 10 1 62 32. 0 3 1 6 2 0 6 3 24 10 43 105
3 11 5 0 0 15 44 15 0 0 74 33. 0 0 3 6 3 0 0 9 24 15 48 122
9 9 1 0 0 45 36 3 0 0 84 34. 0 0 1 6 5 0 0 3 24 25 52 136
7 10 0 2 0 35 40 0 4 0 79 35. 0 3 0 2 7 0 6 0 8 35 49 128
16 3 0 0 0 80 12 0 0 0 92 36. 0 0 0 1 11 0 0 0 4 55 59 151
37. 3 12 3 1 0 15 48 9 2 0 74 118
0 1 2 9 0 0 2 6 36 0 44 7 10 2 0 0 35 40 6 0 0 81 38. 0 0 3 7 2 0 0 9 28 10 47 128
4 9 5 0 0 20 36 15 0 0 71 39. 0 1 2 4 5 0 2 6 16 25 49 120
14 5 0 0 0 70 20 0 0 0 90 40. 0 1 0 1 10 0 2 0 4 50 56 146
4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 41. 0 1 1 6 4 0 2 3 24 20 49 122
10 5 3 1 0 50 20 9 2 0 81 42. 0 0 3 2 7 0 0 9 8 35 52 133
13 4 0 1 1 65 16 0 2 1 84 43. 0 0 0 3 9 0 0 0 12 45 57 141
6 8 2 3 0 30 32 6 6 0 74 44. 1 1 5 5 0 1 2 15 20 0 38 112
0 15 4 0 0 0 60 12 0 0 72 45. 0 1 1 7 3 0 2 3 28 15 48 120
4 4 5 5 1 20 16 15 10 1 62 46. 0 3 1 6 2 0 6 3 24 10 43 105
3 11 5 0 0 15 44 15 0 0 74 47. 0 0 3 6 3 0 0 9 24 15 48 122
9 9 1 0 0 45 36 3 0 0 84 48. 0 0 1 6 5 0 0 3 24 25 52 136
7 10 0 2 0 35 40 0 4 0 79 49. 0 3 0 2 7 0 6 0 8 35 49 128
16 3 0 0 0 80 12 0 0 0 92 50. 0 0 0 1 11 0 0 0 4 55 59 151
3 12 3 1 0 15 48 9 2 0 74 51. 0 1 2 9 0 0 2 6 36 0 44 118
14 5 0 0 0 70 20 0 0 0 90 52. 0 0 0 3 9 0 0 0 12 45 57 147
2 9 6 2 0 10 36 18 4 0 68 53. 0 1 2 9 0 0 2 6 36 0 44 112
4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 54. 0 1 1 6 4 0 2 3 24 20 49 122
10 5 3 1 0 50 20 15 2 0 87 55. 0 0 3 2 7 0 0 9 8 35 52 139
13 4 0 1 1 65 16 0 2 1 84 56. 0 0 0 3 9 0 0 0 12 45 57 141
6 8 2 3 0 30 32 6 6 0 74 57. 0 1 1 5 5 0 2 3 20 25 50 124
15 0 4 0 0 75 0 12 0 0 87 58. 0 1 1 7 3 0 2 3 28 15 48 135
12 3 2 1 1 60 12 6 2 1 81 59. 0 1 1 0 10 0 2 3 0 50 55 136
1 7 0 10 1 5 28 0 20 1 54 60. 0 6 0 6 0 0 12 0 24 0 36 90
7 11 1 0 0 35 44 3 0 0 82 61. 0 0 0 5 7 0 0 0 20 35 55 137
10 0 1 0 8 50 0 3 0 8 61 62. 6 0 0 0 6 6 0 0 0 30 36 97
7 10 2 0 0 35 40 6 0 0 81 63. 0 0 3 7 2 0 0 9 28 10 47 128
4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 64. 0 1 2 4 5 0 2 6 16 25 49 122
14 5 0 0 0 70 20 0 0 0 90 65. 0 1 0 1 10 0 2 0 4 50 56 146
4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 66. 0 1 1 6 4 0 2 3 24 20 49 122
10 5 3 1 0 50 20 15 2 0 87 67. 0 0 3 2 7 0 0 9 8 35 52 139
13 4 0 1 1 65 16 0 2 1 84 68. 0 0 0 3 9 0 0 0 12 45 57 141
6 8 2 3 0 30 32 6 6 0 74 69. 0 1 1 5 5 0 2 3 20 25 50 124
0 15 4 0 0 0 60 12 0 0 72 70. 0 1 1 7 3 0 2 3 28 15 48 120
4 4 5 5 0 20 16 15 10 0 61 71. 0 3 1 6 2 0 6 3 24 10 43 104
3 11 5 0 0 15 44 15 0 0 74 72. 0 0 3 6 3 0 0 9 24 15 48 122
9 9 1 0 0 45 36 3 0 0 84 73. 0 0 1 6 5 0 0 3 24 25 52 136
7 10 0 2 0 35 40 0 4 0 79 74. 3 0 0 2 7 3 0 0 4 35 42 121
4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 75. 0 0 1 6 4 0 0 3 24 20 47 120
Jml. 522 663 291 483 363 2546 2523 885 1716 1739 9408 9397
Berdasarkan tabel di atas data nilai angket kesehatan mental di Rumah
Sakit Islam Sultan Agung Semarang dapat diketahui bahwa nilai tertinggi
adalah 151, dan nilai terendahnya adalah 90, untuk rentangnya adalah 61.
5.2. Pengujian Hipotesis
5.2.1. Analisis Pendahuluan
Dalam analisis ini langkah-langkah yang ditempuh adalah
memasukkan data-data hasil angket yang diperoleh dalam tabel yang
melibatkan data-data tersebut.
Tabel VI
Koefisien Korelasi Perhatian Keluarga, Bimbingan Rohani Islam
Dan Kesehatan Mental
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Resp. X 1 X 2 Y X 1
2 X 22 Y 2 X 1 X 2 X 1 Y X 2 Y
R_1 105 130 128 11025 16900 16384 13650 13440 16640R_2 105 124 122 11025 15376 14884 13020 12810 15128R_3 102 143 146 10404 20449 21316 14586 14892 20878R_4 98 124 122 9604 15376 14884 12152 11956 15128R_5 105 132 133 11025 17424 17689 13860 13965 17556R_6 104 145 141 10816 21025 19881 15080 14664 20445R_7 95 126 124 9025 15876 15376 11970 11780 15624R_8 94 120 120 8836 14400 14400 11280 11280 14400R_9 103 143 136 10609 20449 18496 14729 14008 19448R_10 97 92 90 9409 8464 8100 8924 8730 8280R_11 97 137 137 9409 18769 18769 13289 13289 18769R_12 103 101 97 10609 10201 9409 10403 9991 9797R_13 91 124 121 8281 15376 14641 11284 11011 15004R_14 90 122 117 8100 14884 13689 10980 10530 14274R_15 96 122 127 9216 14884 16129 11712 12192 15494R_16 92 119 124 8464 14161 15376 10948 11408 14756R_17 99 120 122 9801 14400 14884 11880 12078 14640R_18 90 112 115 8100 12544 13225 10080 10350 12880R_19 101 116 120 10201 13456 14400 11716 12120 13920R_20 91 121 118 8281 14641 13924 11011 10738 14278R_21 97 131 132 9409 17161 17424 12707 12804 17292R_22 90 114 111 8100 12996 12321 10260 9990 12654R_23 99 109 105 9801 11881 11025 10791 10395 11445R_24 123 125 122 15129 15625 14884 15375 15006 15250R_25 125 138 136 15625 19044 18496 17250 17000 18768R_26 127 124 128 16129 15376 16384 15748 16256 15872R_27 126 150 151 15876 22500 22801 18900 19026 22650
R_28 125 119 118 15625 14161 13924 14875 14750 14042R_29 126 142 147 15876 20164 21609 17892 18522 20874R_30 129 113 112 16641 12769 12544 14577 14448 12656R_31 114 124 111 12996 15376 12321 14136 12654 13764R_32 114 132 105 12996 17424 11025 15048 11970 13860R_33 127 145 122 16129 21025 14884 18415 15494 17690R_34 117 126 136 13689 15876 18496 14742 15912 17136R_35 122 120 128 14884 14400 16384 14640 15616 15360R_36 121 143 151 14641 20449 22801 17303 18271 21593R_37 123 120 118 15129 14400 13924 14760 14514 14160R_38 130 112 128 16900 12544 16384 14560 16640 14336R_39 130 116 122 16900 13456 14884 15080 15860 14152R_40 127 121 146 16129 14641 21316 15367 18542 17666R_41 128 131 122 16384 17161 14884 16768 15616 15982R_42 124 114 133 15376 12996 17689 14136 16492 15162R_43 125 109 141 15625 11881 19881 13625 17625 15369R_44 126 125 124 15876 15625 15376 15750 15624 15500R_45 127 138 120 16129 19044 14400 17526 15240 16560R_46 123 124 105 15129 15376 11025 15252 12915 13020R_47 121 130 122 14641 16900 14884 15730 14762 15860R_48 121 124 136 14641 15376 18496 15004 16456 16864R_49 120 143 128 14400 20449 16384 17160 15360 18304R_50 131 124 151 17161 15376 22801 16244 19781 18724R_51 129 132 118 16641 17424 13924 17028 15222 15576R_52 125 145 147 15625 21025 21609 18125 18375 21315R_53 126 126 112 15876 15876 12544 15876 14112 14112R_54 123 120 122 15129 14400 14884 14760 15006 14640R_55 125 143 133 15625 20449 17689 17875 16625 19019R_56 127 92 141 16129 8464 19881 11684 17907 12972R_57 126 137 124 15876 18769 15376 17262 15624 16988R_58 125 125 120 15625 15625 14400 15625 15000 15000R_59 126 138 136 15876 19044 18496 17388 17136 18768R_60 129 124 90 16641 15376 8100 15996 11610 11160R_61 104 130 137 10816 16900 18769 13520 14248 17810R_62 98 124 97 9604 15376 9409 12152 9506 12028R_63 104 143 128 10816 20449 16384 14872 13312 18304R_64 102 124 122 10404 15376 14884 12648 12444 15128R_65 108 132 146 11664 17424 21316 14256 15768 19272R_66 109 145 122 11881 21025 14884 15805 13298 17690R_67 107 122 133 11449 14884 17689 13054 14231 16226R_68 93 122 141 8649 14884 19881 11346 13113 17202R_69 104 119 124 10816 14161 15376 12376 12896 14756R_70 107 120 120 11449 14400 14400 12840 12840 14400R_71 103 112 105 10609 12544 11025 11536 10815 11760R_72 105 116 122 11025 13456 14884 12180 12810 14152
R_73 94 121 136 8836 14641 18496 11374 12784 16456R_74 107 131 128 11449 17161 16384 14017 13696 16768R_75 99 114 122 9801 12996 14884 11286 12078 13908Jml. 8401 9416 9397 954517 1192636 1191075 1059226 1055097 1185314
Dari perhitungan di atas ada beberapa hal yang perlu diketahui dan
digaris bawahi, yaitu sebagai berikut:
N= 75 ∑ 21x = 954517
∑ 1x = 8401 22∑ x = 1192636
∑ 2x = 9416 ∑ 2y = 1191075
∑ y = 9397 yx∑ 1 = 1055097
yx∑ 2 = 1185314 21xx∑ = 1059226
Untuk mencari rata-rata (mean) variabel perhatian keluarga,
bimbingan rohani Islam dan kesehatan mental digunakan rumus sebagai
berikut:
5.2.1.1. Perhatian Keluarga
NX
X ∑= 1
= 75
8401
= 112,013
Dari nilai rata-rata perhatian keluarga kemudian dicari kualitas
variabel tersebut sebagaimana tabel berikut:
Tabel VII
Tabel Kualitas Variabel Perhatian Keluarga
Rata-rata Interval Kriteria Keterangan 123,2-131 Sangat tinggi 114,9-123,1 Tinggi
112,013 106,6-114,8 Sedang Sedang 98,3-106,5 Rendah 90-98,2 Rendah sekali
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata variabel
perhatian keluarga adalah 112,013 terletak pada interval 106,6 – 114,8
dalam kategori sedang.
5.2.1.2. Bimbingan Rohani Islam
NX
X ∑= 2
= 75
9416
= 125,546
Dari nilai rata-rata bimbingan rohani Islam kemudian dicari
kualitas variabel tersebut sebagaimana tabel berikut:
Tabel VIII
Tabel Kualitas Variabel Bimbingan Rohani Islam
Rata-rata Interval Kriteria Keterangan 138,8-150 Sangat tinggi 127,1-138,7 Tinggi
125,546 115,4-127 Sedang Sedang 103,7-115,3 Rendah 92-103,6 Rendah sekali
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata variabel
bimbingan rohani Islam adalah 125,546 terletak pada interval 115,4 –
127 dalam kategori sedang.
5.2.1.3. Kesehatan Mental
NY
Y ∑=
= 75
9397
= 125,293
Dari nilai rata-rata kesehatan mental kemudian dicari kualitas
variabel tersebut sebagaimana tabel berikut:
Tabel IX
Tabel Kualitas Variabel Kesehatan Mental
Rata-rata Interval Kriteria Keterangan 139,2-151 Sangat tinggi 126,9-139,1 Tinggi
125,293 114,6-126,8 Sedang Sedang 102,3-114,5 Rendah 90-102,2 Rendah sekali
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata variabel
kesehatan mental adalah 125,293 terletak pada interval 114,6 – 126,8
dalam kategori sedang.
5.2.2. Analisis Uji Hipotesis
Dalam analisis ini langkah-langkah yang ditempuh adalah
memasukkan data-data hasil angket yang diperoleh dalam tabel yang
melibatkan data-data tersebut.
5.2.2.1. Uji Asumsi
5.2.2.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak sebaran data yang digunakan dalam
penelitian.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan teknik nonparametrik
test dengan menggunakan SPSS versi 12 dengan koefisien KS-Z untuk
variabel perhatian keluarga: 1,621, P > 0,05, sedangkan untuk variabel
bimbingan rohani Islam: 1,081, P > 0,05, dan untuk variabel kesehatan
mental: 0,946, P > 0,05.
5.2.2.1.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sampel populasi
yang homogean atau tidak.
Hasil uji homogenitas dengan menggunakan teknik compare
means dengan menggunakan SPSS versi 12 dengan koefisien one-way
anova untuk variabel 1x terhadap y levene statistiknya: 2,931, F =
1,248 p > 0,05, sedangkan untuk variabel 2x terhadap y levene
statistiknya: 1,478, F = 1,328 dan p > 0,05. Berdasarkan hasil, p > 0.05
maka variannya adalah homogen.
5.2.2.1.3. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui hubungan linier antar
variabel prediktor dengan variabel kriterium.
Hasil uji linieritas dengan menggunakan teknik compare means
dengan menggunakan SPSS versi 12 dengan koefisien means untuk
variabel 1x terhadap variabel y adalah F = 3,221, P > 0,05. Sedangkan
untuk variabel 2x terhadap y adalah F = 17,195, P > 0,05. berdasarkan
hasil tersebut, p > 0,05 maka variannya adalah linier.
5.2.2.2. Hasil Hipotesis
5.2.2.2.1. Mencari persamaan garis regresi
Dalam uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi
yang terpenting adalah mencari persamaan garis regresinya,
karena hasil dari persamaan garis regresi nantinya yang akan
digunakan untuk membuat tabel ramalan antara nilai variabel 1x
dan variabel 2x terhadap variabel y. Adapun langkah-langkah
yang diperlukan dalam mencari persamaan garis regresi adalah
sebagai berikut:
KXaXaY ++= 2211
Dalam skor deviasi persamaan itu dapat dituliskan:
2211 xaxay +=
Untuk menyelesaikan perhitungan garis regresi 2211 xaxay +=
harga koefesien prediktor 1a dan 2a dapat kita cari dari
persamaan simultan (Hadi, 2004: 19).
2122
111 xxaxayx ∑∑∑ +=
222212 ∑∑∑ += xaxayx
Sebelum dilakukan pengolahan data untuk mencari garis regresi,
penelitian ini akan terlebih dahulu mengemukakan data skor
mentah nilai angket perhatian keluarga, bimbingan rohani Islam
dan kesehatan mental, yaitu sebagaimana terangkum pada tabel
berikut ini:
Tabel X
Nilai-Nilai Angket Perhatian Keluarga,
Bimbingan Rohani Islam dan Kesehatan Mental
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Resp. X 1 X 2 Y X 1
2 X 22 Y 2 X 1 X 2 X 1 Y X 2 Y
R_1 105 130 128 11025 16900 16384 13650 13440 16640R_2 105 124 122 11025 15376 14884 13020 12810 15128R_3 102 143 146 10404 20449 21316 14586 14892 20878R_4 98 124 122 9604 15376 14884 12152 11956 15128R_5 105 132 133 11025 17424 17689 13860 13965 17556R_6 104 145 141 10816 21025 19881 15080 14664 20445R_7 95 126 124 9025 15876 15376 11970 11780 15624R_8 94 120 120 8836 14400 14400 11280 11280 14400R_9 103 143 136 10609 20449 18496 14729 14008 19448R_10 97 92 90 9409 8464 8100 8924 8730 8280R_11 97 137 137 9409 18769 18769 13289 13289 18769R_12 103 101 97 10609 10201 9409 10403 9991 9797R_13 91 124 121 8281 15376 14641 11284 11011 15004R_14 90 122 117 8100 14884 13689 10980 10530 14274R_15 96 122 127 9216 14884 16129 11712 12192 15494R_16 92 119 124 8464 14161 15376 10948 11408 14756R_17 99 120 122 9801 14400 14884 11880 12078 14640R_18 90 112 115 8100 12544 13225 10080 10350 12880R_19 101 116 120 10201 13456 14400 11716 12120 13920R_20 91 121 118 8281 14641 13924 11011 10738 14278R_21 97 131 132 9409 17161 17424 12707 12804 17292R_22 90 114 111 8100 12996 12321 10260 9990 12654R_23 99 109 105 9801 11881 11025 10791 10395 11445R_24 123 125 122 15129 15625 14884 15375 15006 15250R_25 125 138 136 15625 19044 18496 17250 17000 18768R_26 127 124 128 16129 15376 16384 15748 16256 15872R_27 126 150 151 15876 22500 22801 18900 19026 22650R_28 125 119 118 15625 14161 13924 14875 14750 14042R_29 126 142 147 15876 20164 21609 17892 18522 20874R_30 129 113 112 16641 12769 12544 14577 14448 12656R_31 114 124 111 12996 15376 12321 14136 12654 13764R_32 114 132 105 12996 17424 11025 15048 11970 13860R_33 127 145 122 16129 21025 14884 18415 15494 17690R_34 117 126 136 13689 15876 18496 14742 15912 17136R_35 122 120 128 14884 14400 16384 14640 15616 15360R_36 121 143 151 14641 20449 22801 17303 18271 21593R_37 123 120 118 15129 14400 13924 14760 14514 14160
R_38 130 112 128 16900 12544 16384 14560 16640 14336R_39 130 116 122 16900 13456 14884 15080 15860 14152R_40 127 121 146 16129 14641 21316 15367 18542 17666R_41 128 131 122 16384 17161 14884 16768 15616 15982R_42 124 114 133 15376 12996 17689 14136 16492 15162R_43 125 109 141 15625 11881 19881 13625 17625 15369R_44 126 125 124 15876 15625 15376 15750 15624 15500R_45 127 138 120 16129 19044 14400 17526 15240 16560R_46 123 124 105 15129 15376 11025 15252 12915 13020R_47 121 130 122 14641 16900 14884 15730 14762 15860R_48 121 124 136 14641 15376 18496 15004 16456 16864R_49 120 143 128 14400 20449 16384 17160 15360 18304R_50 131 124 151 17161 15376 22801 16244 19781 18724R_51 129 132 118 16641 17424 13924 17028 15222 15576R_52 125 145 147 15625 21025 21609 18125 18375 21315R_53 126 126 112 15876 15876 12544 15876 14112 14112R_54 123 120 122 15129 14400 14884 14760 15006 14640R_55 125 143 133 15625 20449 17689 17875 16625 19019R_56 127 92 141 16129 8464 19881 11684 17907 12972R_57 126 137 124 15876 18769 15376 17262 15624 16988R_58 125 125 120 15625 15625 14400 15625 15000 15000R_59 126 138 136 15876 19044 18496 17388 17136 18768R_60 129 124 90 16641 15376 8100 15996 11610 11160R_61 104 130 137 10816 16900 18769 13520 14248 17810R_62 98 124 97 9604 15376 9409 12152 9506 12028R_63 104 143 128 10816 20449 16384 14872 13312 18304R_64 102 124 122 10404 15376 14884 12648 12444 15128R_65 108 132 146 11664 17424 21316 14256 15768 19272R_66 109 145 122 11881 21025 14884 15805 13298 17690R_67 107 122 133 11449 14884 17689 13054 14231 16226R_68 93 122 141 8649 14884 19881 11346 13113 17202R_69 104 119 124 10816 14161 15376 12376 12896 14756R_70 107 120 120 11449 14400 14400 12840 12840 14400R_71 103 112 105 10609 12544 11025 11536 10815 11760R_72 105 116 122 11025 13456 14884 12180 12810 14152R_73 94 121 136 8836 14641 18496 11374 12784 16456R_74 107 131 128 11449 17161 16384 14017 13696 16768R_75 99 114 122 9801 12996 14884 11286 12078 13908Jml. 8401 9416 9397 954517 1192636 1191075 1059226 1055097 1185314
Dari tabel kerja tersebut dapat diketahui:
N = 75 ∑ 21x = 954517
∑ 1x = 8401 22∑ x = 1192636
∑ 2x = 9416 ∑ 2y = 1191075
∑ y = 9397 yx∑ 1 = 1055097
yx∑ 2 = 1185314 21xx∑ = 1059226
Setelah diketahui data skor mentah dari tabel koefisien
korelasi antara variabel 1x , 2x dan y, maka langkah selanjutnya
data tersebut didistribusikan pada persamaan
KXaXaY ++= 2211 . Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
Jika hasil perhitungan di atas diubah dalam skor deviasi maka akan
diperoleh:
( )NX
XX2
121
21
∑∑∑ −=
( )
986,13492013,941024954517
7570576801954517
758401954517
2
=−=
−=
−=
( )NX
XX2
222
22
∑∑∑ −=
( )
586,10488413,11821471192636
75886610561192636
7594161192636
2
=−=
−=
−=
( )∑ ∑∑ −=
NY
YY2
22
( )
546,13693453,1173811191075
75883036091191075
7593971191075
2
=−=
−=
−=
( )( )∑ ∑ ∑∑−=
NXX
XXXX 212121
( )( )
453,45085467,10547171059226
75791038161059226
75941684011059226
=−=
−=
−=
( )( )∑ ∑ ∑∑−=
NYX
YXYX 111
( )( )
706,2507293,10525891055097
75789441971055097
75939784011055097
=−=
−=
−=
( )( )∑ ∑ ∑∑−=
NYX
YXYX 222
( )( )
973,55510267,11797621185314
75884821521185314
75939794161185314
=−=
−=
−=
Persamaan simultan untuk menemukan 1a dan 2a adalah:
∑ ∑∑∑∑ ∑
+=
+=2
22212
2122
111
xaxayx
xxaxayx
2507,706 = 13492,987 1a + 4508,453 2a : 4508,453
5551,973 = 9416 1a + 10488,587 2a : 10488,587 ________________________________
0,5562231 = 2,9928193 1a + 2a
0,5293347 = 0,8977377 1a + 2a _ _______________________________
0,0268884 = 2,0950816 1a
1a = 0950816,20268884,0
= 0,0128341
0,5293347 = (0,8977377) (0,0128341) + 2a
= 0,0115217 + 2a
2a = 0,5293347 – 0,0115217
= 0,5178129
Setelah dapat harga 1a dan 2a , kemudian dilanjutkan dengan
menghitung persamaan garis regresi dalam skor deviasi:
( ) ( )( ) ( )222111
222111
2211
XXaXXaY
XXaXXaYY
xaxay
−+−=
−+−=−
+=
NX
X ∑= 1
= 75
8401
= 112,013
NX
X ∑= 2
= 75
9416
= 125,546
NY
Y ∑=
= 75
9397
= 125,293
Y=(0,0128341)( 1x -112,013)+(0,5178129)( 2x -125,546) +125,293
= 0,0128341 1x - 1,4375966845 + 0,5178129 2x - 65,009345248
+125,293
= 0,0128341 1x + 0,5178129 2x + 58,846058
Jika dibulatkan : Y = 0,01 1x + 0,5 2x + 58,8
5.2.2.2.2. Mencari koefesien korelasi antara kriterium Y dengan
prediktor dan prediktor.
( ) ∑∑ ∑+
= 22211
2,1 yyxayxa
Ry
= ( ) ( )5467,13693
973,55515178129,0706,25070128341,0 ×+×
= 5467,13693
8835,287418415,32 +
= 5467,136930677,2907
= 2122947,0
= 0,460754489
( )2
2,1yR = 0,2122947
5.2.2.2.2.1.Analisis varians (Hadi, 2004: 26).
Sumber Variasi db JK RK
Regresi (reg) m
( )∑ ∑∑∑ −++
NY
YKYXaYXa2
2211
reg
reg
dbJK
Residu (res)
N-m-1 ∑∑∑∑ −−− YKYXaYXaY 2211
2
res
res
dbJK
Total (T) N-1 ( )
NY
y2
2 ∑∑ − _
res
regreg RK
RKF =
Dari rumus di atas dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
( )∑ ∑∑∑ −++=
NY
YKYXaYXaJKreg
2
2211
( ) ( ) ( )( )
759397
939758,84605811853145178129,010550970128341,02
−
×+×+×=
= 13541,22 + 613770,88 + 552976,41 - 75
88303609
= 1180471,9 – 1177381,5
= 3090,358
∑∑∑∑ −−−= YKYXaYXaYJKres 22112
( ) ( )( )9397846058,58
11853145178129,010550970128341,01191075×−
×−×−=
= 1191075 – 13541,22 – 613770,88 – 552976,41
= 10603,189
reg
regreg db
JKRK =
= 2
358,3090
= 1545,179
res
resres db
JKRK =
= 75
189,10603
= 147,267
res
regreg RK
RKF =
= 267,147179,1545
= 10,492
Total = ( )
NY
Y2
2 ∑∑ −
= 1191075 - ( )75
9397 2
= 1191075 - 75
88303609
= 1191075 – 1177381,453
= 13693,547
Ringkasan Hasil Akhir Analisis Regresi
Regresi varian db JK RK regF
Regresi 2 3090,358 1545,179 10,492 Residu 72 10603,189 147,267 - Total 74 13693,547 - -
5.2.2.2.2.2. Analisis lanjut
Analisis lanjut merupakan pengelolaan lebih lanjut
dari hasil uji hipotesis. Dalam analisis lanjut akan dibuat
semacam interpretasi dari hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus regresi linier dua prediktor yang
telah diproses antara variabel 1x , 2x dan y . Dalam
pelaksanaan langkahnya adalah mengkorelasikan hasil
perhitungan regF dengan data tabel tabelF untuk N = 75
pada taraf signifikan 1% = 0,296 maupun pada taraf
signifikan 5% = 0,227. Jika nilai regF lebih besar dari
taraf signifikan 1% atau pada taraf 5% maka hipotesis
penelitian diterima, jika sebaliknya nilai regF kurang dari
taraf signifikan 1% pada taraf signifikan 5% maka
hipotesis ditolak. Untuk memudahkan interpretasi dari
hasil perhitungan dengan menggunakan rumus regresi
linier dua prediktor maka dibuat tabel berikut:
Tabel XI
Taraf Signifikan Hasil Koefisien regF
tabelF N regF
5% 1% Kesimpulan
75 10,492 0,227 0,296 Signifikan
Dengan demikian dalam analisis varian garis regresi
diperoleh bahwa harga regF = 10,492 yang apabila harga
regF ini dikonsultasikan dengan tabel tabelF taraf
signifikan 5% = 0,227 maupun 1% = 0,296 pada N = 75
akan diperoleh bahwa regF = 10,492 > taraf signifikan 5%
maupun 1% berarti signifikan.
5.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil analisis data di atas, dapat dikatakan bahwa hipotesis yang
diterima adalah adanya pengaruh perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam
terhadap kesehatan mental pasien di RSI Sultan Agung Semarang. Karena dengan
perhatian keluarga, pasien menjadi lebih tegar, kuat dan termotivasi dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya.
Karena faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang
adalah lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar. Oleh karena itu
hendaklah keluarga dapat memberikan perhatian terhadap keluarganya yang
membutuhkan perhatian. Karena perhatian keluarga sangatlah penting bagi keluarga
yang membutuhkan perhatian terutama keluarga yang sedang sakit atau
mendapatkan masalah. Dengan perhatian yang telah diberikan oleh keluarga,
seseorang tersebut dapat menghadapi masalah yang sedang dihadapi dan sangat
berpengaruh pada kesehatan mentalnya.
Selain perhatian keluarga yang berpengaruh pada kesehatan mental
seseorang, bimbingan rohani Islam juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan
mental seseorang. Karena bimbingan rohani Islam merupakan satu upaya untuk
membantu individu dalam mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Sesuai dengan bukunya Faqih (2001) bahwa bimbingan rohani Islam
sangatlah dibutuhkan oleh seseorang yang membutuhkan. Karena bimbingan rohani
Islam bertujuan untuk memberi bantuan kepada individu agar mampu menghadapi
masalah yang sedang dihadapi dengan sabar, tawakal, dan bisa berserah diri kepada
Allah SWT.
Oleh karena itu bimbingan rohani Islam merupakan suatu aktifitas yang
hidup dan mengharapkan akan lahir perbaikan-perbaikan yang sangat didambakan
oleh petugas kerohanian dan pasien. Sesuai dengan fungsi dan tujuan bimbingan
rohani Islam yaitu membantu individu mencegah jangan sampai individu
menghadapi suatu masalah.
Hasil penelitian juga menunjukkan, bahwa terdapat pengaruh positif yang
signifikan antara perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan
mental pasien di RSI Sultan Agung Semarang. Karena semakin tinggi perhatian
keluarga dan bimbingan rohani Islam maka semakin baik pula kesehatan mental
pasien di RSI Sultan Agung Semarang.
Akhirnya dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian keluarga
dan bimbingan rohani Islam sangatlah berpengaruh terhadap kesehatan mental
seseorang, terutama pasien di RSI Sultan Agung Semarang.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan data lapangan yang diberlakukan, maka disini dapat
ditarik suatu kesimpulan, sebagai berikut :
Terdapat pengaruh positif signifikan antara perhatian keluarga dan bimbingan
rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien di RSI Sultan Agung Semarang,
artinya apabila semakin banyak perhatian yang diberikan oleh keluarga dan
semakin banyak pula bimbingan rohani Islam yang diberikan oleh petugas
kerohanian kepada pasien maka semakin banyak pula pengaruh kesehatan mental
pada pasien di RSI Sultan Agung Semarang.
Terbukti dengan hasil korelasi analisis regresi ( )296,10=regF lebih besar dari
nilai r yang ada dalam tabel korelasi product moment dengan angka 0,227 dalam
taraf signifikan 5 % dan 0,296 dalam taraf signifikan 1 % pada N = 75.
Dengan demikian hipotesis yang dikemukakan “Ada pengaruh perhatian
keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap pasien di RSI Sultan Agung
Semarang, semakin baik pula kesehatan mental mereka”.
6.2. Saran-Saran
Beberapa saran yang dapat penulis kemukakan disini adalah sebagai berikut:
6.2.1. Bagi petugas bimbingan rohani Islam agar lebih meningkatkan lagi kualitas
dalam melakukan bimbingan rohani Islam kepada pasien yang ada di rumah
sakit dan memberikan pelayanan yang lebih baik dan membuat pasien
merasa puas dengan pelayanan di rumah sakit baik pelayanan medis maupun
non medis.
6.2.2. Bagi keluarga agar dapat lebih memperhatikan keluarganya jika ada
keluarganya yang sakit, karena orang yang sakit sangat membutuhkan
keluarga untuk memberi perhatian dan dukungan untuk melewati saat-saat
yang dirasa sulit untuk dihadapinya sendiri.
6.2.3. Bagi temen-temen semoga apa yang telah penulis tulis ini bermanfaat bagi
kita semua dan dapat mengambil pelajaran bahwa selain diobati orang yang
sakit juga membutuhkan bimbingan rohani Islam dan perhatian keluarga
untuk melewati cobaan yang sedang dialaminya.
6.3. Penutup
Puji syukur al-hamdulillah, dengan limpahan rahmat dan hidayah dari Allah
SWT, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, yang berjudul
“Pengaruh Perhatian Keluarga dan Bimbingan Rohani Islam Terhadap Kesehatan
Mental Pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang”.
Peneliti menyadari, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang
peneliti miliki dalam menyusun skripsi ini, baik dari segi tata bahasa, sistematika
penulisan, penulisan kutipan-kutipan, dan analisis data, menjadikan skripsi ini masih
banyak kekurangan dan kesalahannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati,
peneliti berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini selanjutnya. Sekiranya hanya ini yang dapat peneliti
persembahkan, semoga bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Adz-Dzaky, Hamdani Bakran, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru,
Yogyakarta, 2002
Ahmadi, Abu, Psikologi Umum, Rineka Cipta, Jakarta, 2003
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Jakarta, 2006
Azwar, Saifuddin, Metodologi Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1997
Bastaman, Jumhana, Hannna, Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi Islam,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001
Chaplin, J. P, Kamus Lengkap Psikologi, Grafindo Persada, Jakarta, 2002
Darajat, Zakiah, Kesehatan Mental, Gunung Agung, Jakarta, 1973
Darajat, Zakiah, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Gunung Agung, Jakarta,
1982
El-Hammad, Azzam, Kesehatan Mental Orang Dewasa, Restu Agung, Jakarta, 2008
Fahmi, Mustofa, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga Sekolah dan Masyarakat, Bulan
Bintang, Jakarta, 1977
Faqih, Aunur Rahim, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, UII Press, Jogjakarta,
2001
Gunarsa, Singgih, Psikologi Perawatan, Gunung Mulia, Jakarta, 2003
Gunarso, Singgih D, Psikologi Untuk Keluarga, Gunung Mulia, Jakarta, 2007
Hadari, Nawawi dan Martini, Penelitian Terapan, Gajah Mada, University Perss,
Yogyakarta, 1996
Hadi, Sutrisno, Metodologi Risearch, Andi Offset, Yogyakarta, 1992
Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Andi Offset, Yogyakarta, 2004
Hamid, Ahmad Abdul, Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Stress Remaja
Penghuni Panti Pamardi Putra Mandiri (Analisis Fungsi Bimbingan Dan Konseling
Islami), 2008
Hawari, Dadang, Al-Qur’an (Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa), PT. Dana
Bhakti Prima Yasa, Jakarta, 1996
http://masdanang.co.cc, 20/ 06/ 2008
http://library.usu.ac.id, 01/07/2009
Islam, Nurul, Pengaruh Bimbingan Rohani Islam Terhadap Bantuan Penyembuhan
Pasien Rawat Inap Di RSI Klaten, 2002
Kartono, Kartini, Patologi Sosial 3 (Gangguan-Gangguan Kejiwaan), Rajawali, Jakarta,
1986
Masfiah, Pengaruh Bimbingan Keagamaan Trehadap Kesehatan Jiwa Penderita
Penyakit Kanker Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, 2007
M. Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, Pustaka Setia, Bandung, 2001
Musnamar, Thohari, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, UII
Press, Yogyakarta, 1995
Nurulyadi, Ahmad, Pengaruh Hasil Pembinaan Rohani Islam Terhadap Kesehatan Mental
Prajurit Di Makodam IV Diponegoro, 2006
Sarwono, Jonathan, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2006
Semiun, Yustinus, Kesehatan Mental I, Kanisius, Yogyakarta, 2006
Sholeh, Mohammad dan Imam Musbikin, Agama Sebagai Terapi, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2005
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1989
Suhendi, Hendi dan Ramdani Wahyu, Pengantar Studi Sosiologi Keluarga, Pustaka
Setia, Bandung, 2001
Sunarto, Achmad, Himpunan Hadits Al Jami’ush Shahih (Hadits Yang Disepakati Imam
Bukhori dan Muslim), Setia Kawan, Jakarta, 2000
Taufik, Peran Rohaniawan Islam Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Dalam
Memotivasi Kesembuhan Pasien, 2005
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan diSekolah, UGM, Yogyakarta, 1964
Lampiran Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung Nomor : 086D/KPTS/RDI-SA/V/2008 tentang SRTUKUR ORGANISASI DIBAWAH JAJARAN RUMAH SAKIT SULTAN AGUNG
Ditetapkan di : Semarang Tanggal : 13 Jumadil Awwal 1429 H 19 Mei RS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG Prof. DR. H. RIFKI MUSLIM, SpB, SpU. Direktur Utama
TEMBUSAN Yth : 1. Ketua Umum yayasan Badan Wakaf Sultan Agung 2. Pejabat Struktural yang bersangkutan 3. Arsip
ANGKET PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat:
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat
2. Pilihlah jawaban yang tersedia, sesuai dengan keadaan Anda, berilah tanda (X) pada
kolom yang tersedia SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS (Tidak Setuju),
STS (Sangat Tidak Setuju)
3. Diharapkan dalam menjawab angket ini seobyektif mungkin sebagai sumbangan
berharga bagi penelitian ini
4. Jawaban Anda sangat terjamin kerahasiaannya
5. Atas partisipasinya dalam pengisian angket ini saya ucapkan terimakasih
Angket Perhatian Keluarga
No Aspek SS S N TS STS
1. Keluarga selalu menjenguk saya ketika saya sedang sakit
2. Keluarga tidak pernah menjenguk saya ketika saya sedang sakit
3. Keluarga sering menghibur saya saat saya sedang bersedih
4. Keluarga tidak pernah menghibur saya saat saya sedang bersedih
5. Keluarga sering mendo’akan saya ketika saya sedang sakit
6. Ketika keluarga menjenguk saya, selalu mengacuhkan keluhan-keluhan yang saya sampaikan
7. Keluarga selalu membangkitkan semangat saya selama di rumah sakit
8. Keluarga tidak pernah mendo’akan saya ketika saya sedang sakit
9. Nasehat-nasehat yang diberikan oleh keluarga membuat saya bingung
10. Keluarga jarang menghibur saya saat saya sedang sedih
11. Keluarga selalu memberikan motivasi kepada saya saat saya sedang sakit
12. Ketika saya meminta nasehat, keluarga bersifat tertutup kepada saya
13. Keluarga tidak pernah memberikan motivasi kepada saya saat saya sedang sakit
14. Keluarga memberikan perhatian besar terhadap saya selama saya berada di rumah sakit
15. Keluarga tidak memberikan perhatian yang besar kepada saya selama saya berada di rumah sakit
16. Keluarga tidak pernah membangkitkan semangat saya selama saya di rumah sakit
17. Keluarga selalu memberikan saran ketika saya ketika saya menghadapi kesulitan
18. Keluarga tidak pernah memberikan saran ketika saya menghadapi kesulitan
19. Keluarga selalu membesarkan hati saya ketika saya sedang sedih
20. Keluarga tidak pernah membesarkan hati saya ketika saya sedang sedih
21. Keluarga selalu memberikan nasehat kepada saya ketika saya merasakan sedih karena memikirkan penyakit saya
22. Keluarga tidak pernah memberikan nasehat kepada saya ketika saya sedang sedih
23. Keluarga selalu memberikan dukungan kepada saya untuk cepat sembuh dari penyakit saya
24. Keluarga tidak pernah memberikan
dukungan kepada saya untuk cepat sembuh dari penyakit saya
25. Saya senang ketika ada keluarga yang mendo’akan saya ketika saya sedang sakit
26. Saya tidak senang ketika ada keluarga saya yang mendo’akan saya ketika saya sedang sakit
27. Saya merasa senang ketika ada keluarga yang menasehati saya ketika saya sedang sakit
28. Saya merasa tenang bila keluarga mendo’akan saya ketika saya sakit
Angket Bimbingan Rohani Islam
No. Aspek SS S N TS STS
1. Pelaksanaan bimbingan rohani islam harus dilaksanakan dengan baik
2. Dalam proses bimbingan rohani islam harus terjalin hubungan yang baik antara pembimbing dengan pasien
3. Pembimbing tidak memberikan kesempatan pada saya untuk bertanya
4. Pembimbing harus dapat dipercaya agar terjaga kerahasiaan masalah saya
5. Saya mengikuti bimbingan rohani islam dengan baik
6. Pembimbing harus berkomunikasi dengan baik dengan pasien
7. Saya dalam mengikuti bimbingan rohani islam tidak karena ada paksaan dari orang lain
8. bimbingan dilakukan dua kali dalam seminggu oleh pembimbing
9. Saya merasa nyaman disaat mengikuti bimbingan rohani islam
10. Saya merasa tidak nyaman disaat mengikuti bimbingan rohani islam
11. Dalam proses bimbingan rohani islam, waktu yang digunakan terlalu lama, sehingga membuat pasien jenuh
12. Dalam proses bimbingan rohani islam waktu yang digunakan tidak terlalu lama
13. Materi bimbingan rohani islam yang disampaikan sangat menarik dan menambah wawasan saya
14. Materi bimbingan rohani islam yang disampaikan tidak menarik untuk diikuti
15. Saya tidak mengikuti rohani islam dengan baik
16. Bimbingan rohani islam tidak dilakukan dengan baik
17. Pembimbing tidak pernah berhubungan baik dengan pasien
18. Saya kurang faham ketika pembimbing membimbing saya
19. Saya tidak mau mengikuti bimbingan rohani islam, karena saya takut masalah
saya diketahui orang lain 20. Pembimbing tidak pernah berkomunikasi
dengan baik dengan pasien
21. Pembimbing selalu memberikan kesempatan pada saya untuk bertanya
22. Pembimbing selalu bersikap ramah kepada pasien dalam melakukan bimbingan
23. Pembimbing tidak pernah bertingkah laku yang sopan pada pasien
24. Bimbingan rohani islam secara langsung bagi saya lebih efektif
25. Bimbingan rohani islam secara langsung bagi saya kurang efektif
26. Setelah saya mengikuti bimbingan rohani islam, saya jadi tahu bagaimana menyelesaikan masalah dengan baik
27. Saya tidak suka setiap kali ada pembimbing datang untuk membimbing saya, karena saya merasa terganggu
28. Saya senang mengikuti bimbingan rohani islam karena pembimbing dapat menghibur saya
29. Saya lebih senang melakukan bimbingan di tempat yang membuat saya terhibur
30. Pembimbing memperbolehkan saya untuk bimbingan lewat telpon
31. Pembimbing tidak pernah memperbolehkan saya untuk melakukan bimbingan lewat telpon
Angket Kesehatan Mental
No Aspek SS S N TS STS
1. Saya berusaha tidak sterss ketika menghadapi masalah
2. Saya akan berusaha untuk tidak mengalami tekanan batin kembali
3. Saya akan berusaha menyembuhkan gangguan jiwa akibat penyakit yang saya hadapi
4. Saya akan berusaha agar penyakit yang saya hadapi sembuh
5. Saya akan menerima penyakit yang saya hadapi dengan sabar
6. Saya akan berusaha mengendalikan diri untuk tidak mengalami gangguan jiwa
7. Saya akan menjauhkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya gangguan jiwa pada diri saya
8. Saya akan menjaga diri dari gangguan jiwa
9. Saya tidak mau gangguan jiwa yang saya alami sembuh
10. Saya tidak ingin meminta bantuan orang untuk menghindarkan kegelisahan dari diri saya
11. Saya pesimis terhadap gangguan jiwa yang saya hadapi
12. Saya stress karena penyakit yang saya derita
13. Meskipun saya sakit saya berusaha tidak tertekan
14. Pada saat saya sakit saya ingin kenyamanan demi kesembuhan
15. Saya berusaha untuk mengenal lingkungan dimana saya tinggal
16. Saya marah, ketika terjadi kegaduhan dalam ruangan perawatan
17. Saya akan marah dengan orang yang berani menasehati saya
18. Pada saat saya sakit saya selalu tertekan 19. Saya tidak pernah menghargai pendapat
orang lain yang bertentangan dengan pendapat saya
20. Saya selalu dapat mengambil pelajaran
dari musibah yang menimpa diri saya 21. Dalam keadaan seperti apapun saya
masih bisa merasakan kebahagiaan hidup
22. Saya selalu berusaha mengembangkan potensi yang saya miliki
23. Dalam keadaan bagaimanapun saya dapat mengontrol diri
24. Saya jarang berfikir tentang hikmah apa dibalik musibah yang saya alami
25. Saya tidak pernah mengembangkan potensi yang saya miliki
26. Saya selalu berusaha untuk sanggup dalam menghadapi masalah yang menimpa saya
27. Saya akan menyelesaikan masalah yang sedang saya hadapi dengan baik
28. Saya tidak akan lari dari masalah yang saya hadapi
29. Walaupun banyak cobaan, saya berusaha untuk bersikap tenang
30. Saya tidak pernah sanggup dalam menghadapi masalah yang menimpa saya
31. Saya tidak pernah menyelesaikan masalah yang saya hadapi dengan baik
REKAPITULASI DATA PENELITIAN
No Nama Responden Alamat
1. Rumini Karangtengah Demak 2. Nur Ahmad Mijen Demak 3. Amanah Kendal 4. Sumini Kaligawe Semarang 5. Nursiyah Genuk Semarang 6. Siti Nurul Sembungharjo Semarang 7. Sulasih Karangtengah Demak 8. Kaswan Kalibaru Semarang 9. Joni Eko Ariyanto Gedanganak Ungaran 10. Tasripah Bonang Demak 11. Sardi Donorejo Demak 12. Abdul Basir Karangawen Demak 13. Abdul Muslih Guntur Demak 14. Abdul Rokhim Karangtengah Demak 15. Agus Setiawan Jati Kudus 16. Amat Kiyat Semarang 17. Aminah Karangtengah Demak 18. Ansori Demak 19. Ardian Niko Setyobudi Genuk Semarang 20. Aristiani Genuksari Semarang 21. Asmanah Genuk Semarang 22. Dari Karangtengah Demak 23. Dina Pratiwi Semarang 24. Disem Genuk Semarang 25. Djumian Genuk Semarang 26. Dwi Megawati Gayamsari Semarang 27. Dyta Anggraeni Semarang 28. Eni Setiowati Genuk Semarang 29. Fahrur Rozi Sayung Demak 30. Fatimah Mlonggo Jepara 31. Giyono Genuk Semarang 32. Heru Suswanto Gayamsari Semarang 33. Irfan Pedurungan Semarang 34. Karsiman Karang Tengah Demak 35. Kiswanto Batang 36. Kusriah Kayen Pati 37. Laily Saadah Demak 38. Lina Handayani Semarang Timur 39. Mahfud Sayung Demak
40. Mariyanah Kudus 41. Masri Genuk Semarang 42. Mat Zaser Sayung Demak 43. Maulia Arifian C Sayung Demak 44. Meta Setiyani Gayamsari Semarang 45. Muhammad Anas Sayung Demak 46. Muhyanto Wonosobo 47. Musafak Sidiq Bonang Demak 48. Mustari Lasem Rembang 49. Nardi Rembang 50. Ngatmi Sayung Demak 51. Nur Asari Genuk Semarang 52. Nurus Sobah Sayung Demak 53. Puji Astutik Demak 54. Reza Mukti Wibowo Semarang Utara 55. Rohmatun Sayung Demak 56. Roikhana Zulfa Bonang Demak 57. Rukani Kragan Rembang 58. Rukayah Sayung Demak 59. Sadinem Semarang Timur 60. Sagimah Genuk Semarang 61. Sahri Mranggen Demak 62. Siti Fatimah Demak 63. Siti Munifah Sayung Demak 64. Siti Nadhomah HJ Sayung Demak 65. Siti Rahayu Genuk Semarang 66. Siti Sumirah Sayung Demak 67. Sri Handayani Dempet Demak 68. Sriah Semarang Timur 69. Sukardi Pancur Rembang 70. Sukiswanto Widarijaksa Pati 71. Sulasih Sayung Demak 72. Sulikah Mijen Demak 73. Sumarji Pamotan Rembang 74. Suparman Genuk Semarang 75. Supiyah Sayung Demak
DAFTAR RIWAYAT PENULIS
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ikha Ratna Nofita
Nim : 1104045
Fak / Jur : Dakwah / BPI, IAIN Walisongo Semarang
TTL : Rembang, 18 Nofember 1985
Alamat : Sumbergirang RT 02 / RW 01 Lasem Rembang
Nama Orangtua : Purnomo
Pendidikan : TK Aisiyah Lasem-Rembang
MI AN-Nasyriyah Lasem-Rembang
MTS Negeri Lasem-Rembang
SMU Muhammadiyah I Lasem-Rembang
IAIN Walisongo Semarang
Semarang, 14 januari 2010
Ikha Ratna Nofita