167
PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI DI PEER TO PEER LENDING SYARIAH Oleh: Yunita Alnanda Sarawatari NIM. 11160850000016 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2020 M

PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,

BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI

TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI DI PEER TO PEER

LENDING SYARIAH

Oleh:

Yunita Alnanda Sarawatari

NIM. 11160850000016

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/2020 M

Page 2: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

ii

PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,

BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI

TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI DI PEER TO PEER

LENDING SYARIAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Yunita Alnanda Sarawatari

NIM. 11160850000016

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Asyari Hasan, S.H.I., M.Ag., CM. Ivalaili, M.I.E

NIP. 198008192006041002 NIP. 198803182018012001

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/2020 M

Page 3: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Rabu 8 April 2020 telah diadakan ujian komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Yunita Alnanda Sarawatari

2. NIM : 11160850000016

3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh Persepsi Risiko, Ekspektasi Return,

Behavioral Motivation Dan Kemajuan Teknologi

Terhadap Keputusan Investasi di Peer To Peer

Lending Syariah

Setelah mencermati dan memerhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap

ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 8 April 2020

1. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H ( )

NIP. 197501012005011008 Penguji I

2. Aini Masruroh, SEI., MM. ( )

NIDN. 9920112690 Penguji II

Page 4: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Rabu 23 September 2020 telah diadakan ujian skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Yunita Alnanda Sarawatari

2. NIM : 11160850000016

3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh Persepsi Risiko, Ekspektasi Return,

Behavioral Motivation Dan Kemajuan Teknologi

Terhadap Keputusan Investasi di Peer To Peer

Lending Syariah

Setelah mencermati dan memerhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 23 September 2020

1. Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., M.B.A. ( )

NIP. 197410182014112001 Ketua

2. Ay Maryani, S.E., M.Si. ( )

NIDN. 0219057902 Penguji Ahli

3. Dr. Asyari Hasan, S.H.I., M.Ag, CM. ( )

NIP. 198008192006041002 Pembimbing I

4. Ivalaili, M.I.E ( )

NIP. 198803182018012001 Pembimbing II

Page 5: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini:

1. Nama : Yunita Alnanda Sarawatari

2. NIM : 11160850000016

3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh Persepsi Risiko, Ekspektasi Return,

Behavioral Motivation Dan Kemajuan Teknologi

Terhadap Keputusan Investasi di Peer To Peer

Lending Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya

siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Tangerang, 03 Agustus 2020

Yunita Alnanda Sarawatari

Page 6: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Yunita Alnanda Sarawatari

2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 18 Juni 1997

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : Perumahan Dasana Indah, jl. Wijaya

Kusuma blok RC 7/9, RT. 009/018,

Bojong Nangka, Kelapa Dua, Tangerang

6. Status : Belum Menikah

7. Kewarganegaraan : Indonesia

8. Telepon : 089651562404

9. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. 2001-2003 : TK Sunan Bonang

2. 2003-2209 : SD Sunan Bonang

3. 2009-2012 : SMPS Daar el-Qolam

4. 2012-2015 : SMAS Daar el-Qolam

5. 2016-2020 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Alam Berdikari

2. Ibu : Sri Darwati

3. Alamat : Perumahan Dasana Indah, jl. Wijaya

Kusuma blok RC 7/9, RT. 009/018,

Bojong Nangka, Kelapa Dua, Tangerang

Page 7: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

vii

PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,

BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI

TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI DI PEER TO PEER

LENDING SYARIAH

Yunita Alnanda Sarawatari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi risiko, ekspektasi

return, behavioral motivation dan kemajuan teknologi terhadap keputusan

investasi di peer to peer lending syariah. Variabel keputusan investasi merupakan

variabel dependen dalam penelitian. Sedangkan variabel persepsi risiko,

ekspektasi return, behavioral motivation dan kemajuan teknologi merupakan

variabel independen dalam penelitian. Data penelitian diperoleh langsung oleh

peneliti melalui kuesioner yang diberikan kepada 80 orang responden. Metode

pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah metode purposive sampling.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear

berganda melalui software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

persepsi risiko dan behavioral motivation berpengaruh signifikan terhadap

keputusan investasi di peer to peer lending syariah, sedangkan variabel ekspektasi

return dan kemajuan teknologi tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi di

peer to peer lending syariah. Penelitian ini bermanfaat bagi para pemberi

pembiayaan dan perusahaan peer to peer lending syariah khususnya untuk dapat

meningkatkan kinerja perusahaannya guna mencapai tujuan perusahaan.

Kata kunci: behavioral motivation, keputusan investasi, purposive sampling.

Page 8: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

viii

THE EFFECT OF RISK PERCEPTION, RETURN

EXPECTATION, BEHAVIORAL MOTIVATION AND

TECHNOLOGICAL ADVANCES ON INVESTMENT DECISION

MAKING IN ISLAMIC PEER TO PEER LENDING

Yunita Alnanda Sarawatari

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of risk perceptions, return expectations,

behavioral motivation and technological advances on investment decision making

in Islamic peer to peer lending. The variable of investment decision making is the

dependent variable in the study. Meanwhile, the variables of risk perception,

return expectations, behavioral motivation and technological advances are

independent variables in the study. The data in this research were obtained

directly by the researcher through a questionnaire given to 80 respondents. The

sampling method used by researcher was purposive sampling method. Processing

data in this study using multiple linear regression tests through SPSS software.

The results showed that the variables of risk perception and behavioral

motivation had a significant effect on investment decision making in Islamic peer

to peer lending, while the variables of return expectations and technological

progress had no effect on investment decision making in Islamic peer to peer

lending. This research is useful for the investor or lender and Islamic peer to peer

lending companies in particular to be able to improve the company's performance

in order to achieve the company's goals.

Keywords: behavioral motivation, investment decision making, purposive

sampling.

Page 9: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

ix

KATA PENGANTAR

والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين الحمد لل رب العالمين والصلاة

ا بعد وعلى اله وصحبه أجمعين أم

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Risiko, Ekspektasi

Return, Behavioral Motivation dan Kemajuan Teknologi terhadap Keputusan

Investasi di Peer to Peer Lending Syariah”. Sholawat serta salam senantiasa

tercurahkan pada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi uswatun

hasanah bagi kita semua. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

untuk menyelesaikan program sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat

bimbingan, arahan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan kali ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih banyak

kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kasih sayang dan rahmat-Nya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan lancar.

2. Orang tua, ayah Alam Berdikari dan ibu Sri Darwati yang tanpa kenal lelah

dan pamrih terus berjuang dan berdoa demi keberhasilan anak-anaknya.

3. Kakak Agustin Takarini dan adik Muhammad Nuur Fauzi yang memberikan

dukungan selama proses penelitian.

4. Livia Amalia, yang tak pernah berhenti percaya dan memberikan semangat

selama masa penyusunan penelitian ini.

5. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

x

6. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., MBA dan ibu Yuke Rahmawati M.A

selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Dr. Asyari Hasan, S.H.I., M.Ag., C.M dan Ibu Ivalaili M.I.E selaku

dosen pembimbing peneliti yang telah memberikan banyak ilmu, arahan dan

masukan yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh bapak/ibu dosen dan civitas akademika jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan yang sangat berharga selama masa

perkuliahan.

9. Seluruh staf dan karyawan jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dalam

setiap aspek pendukung perkuliahan peneliti.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan

yang dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

peneliti. Oleh sebab itu, peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

menjadi tambahan wawasan bagi pembacanya.

Tangerang, 30 Agustus 2020

Yunita Alnanda Sarawatari

Page 11: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GRAFIK/GAMBAR .......................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 11

C. Batasan Masalah ................................................................................. 12

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 12

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 15

A. Teori terkait Penelitian ....................................................................... 15

Page 12: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

xii

1. Persepsi Risiko ............................................................................ 15

2. Ekspektasi Return........................................................................ 18

3. Behavioral Movation ................................................................... 20

4. Kemajuan Teknologi ................................................................... 24

5. Investasi....................................................................................... 27

6. Keputusan Investasi .................................................................... 28

7. Fintech......................................................................................... 33

B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 43

C. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 48

D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis ........................................... 49

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 53

A. Populasi dan Sampel .......................................................................... 53

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 54

C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 55

1. Data primer.................................................................................. 55

2. Data sekunder .............................................................................. 55

D. Instrumen Penelitian ........................................................................... 55

E. Metode Pengolahan Data ................................................................... 56

1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 56

2. Uji Kualitas Data ......................................................................... 57

3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 58

4. Uji Hipotesis ............................................................................... 62

5. Analisis Regresi Berganda .......................................................... 61

D. Operasional Variabel Penelitian ......................................................... 63

Page 13: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

xiii

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 65

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................... 65

B. Deskripsi Responden .......................................................................... 71

1. Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin ....................... 71

2. Karakteristik Responden menurut Jenis Usia ............................. 72

3. Karakteristik Responden menurut Domisili ................................ 73

4. Karakteristik Responden menurut Pendidikan ............................ 73

5. Karakteristik Responden menurut Status .................................... 74

6. Karakteristik Responden menurut Lama Investasi ..................... 75

7. Karakteristik Responden menurut Pendapatan Dalam Setahun .. 76

8. Karakteristik Responden menurut Perusahaan Berinvestasi ....... 75

C. Hasil Kualitas Data............................................................................. 78

D. Statistik Deskriptif Responden ........................................................... 82

E. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................... 100

F. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 109

G. Hasil Analisis Regresi Berganda ...................................................... 104

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 118

A. Kesimpulan....................................................................................... 118

B. Saran ................................................................................................. 120

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 121

Page 14: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sumbangsih Fintech Lending terhadap Perekonomian Domestik

Indonesia 2018 ........................................................................................ 9

Tabel 2.1 Sejarah Fintech di Dunia ....................................................................... 34

Tabel 2.2 Sejarah dan Perkembangan Fintech di Indonesia ................................. 36

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 43

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian…………………………………….....71

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ..................................................................... 71

Tabel 4.2 Usia Responden..................................................................................... 72

Tabel 4.3 Domisili Responden .............................................................................. 73

Tabel 4.4 Pendidikan Responden .......................................................................... 74

Tabel 4.5 Status Responden .................................................................................. 75

Tabel 4.6 Lama Investasi Responden.................................................................... 75

Tabel 4.7 Pendapatan Responden dalam Setahun ................................................. 76

Tabel 4.8 Perusahaan Berinvestasi ........................................................................ 76

Tabel 4.9 Uji Validitas Variabel Persepsi Risiko ................................................. 78

Tabel 4.10 Uji Validitas Variabel Ekspektasi Return ........................................... 79

Tabel 4.11 Uji Validitas Variabel Behavioral Motivation .................................... 79

Tabel 4.12 Uji Validitas Variabel Kemajuan Teknologi ...................................... 80

Tabel 4.13 Uji Validitas Variabel Keputusan Investasi ........................................ 80

Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 81

Tabel 4.15 Risiko Tertentu di Peer To Peer Lending Syariah .............................. 82

Tabel 4.16 Akan Mengalami Kerugian ................................................................. 83

Tabel 4.17 Tidak Menentunya Keamanan dalam Berinvestasi di Peer To Peer

Lending Syariah ................................................................................. 84

Tabel 4.18 Kekhawatiran Tidak Terjaganya Data-data Investor .......................... 85

Tabel 4.19 Banyaknya Ketidakpastian Dalam Berinvestasi di Peer To Peer

Lending Syariah ................................................................................. 85

Tabel 4.20 Tingkat Return yang Menarik ............................................................. 86

Page 15: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

xv

Tabel 4.21 Responden Tertarik akan Gambaran Return dari Dana Investasi

Mereka ................................................................................................ 87

Tabel 4.22 Keuntungan Investasi Cukup Menarik dan Kompetitif ...................... 88

Tabel 4.23 Tingkat Keuntungan dan Resiko yang dimiliki Peer to Peer Lending

Syariah Bisa Diterima ........................................................................ 88

Tabel 4.24 Keuntungan yang Ditawarkan Sebanding dengan Risiko yang

Dimiliki .............................................................................................. 89

Tabel 4.25 Memperhatikan Reputasi Perusahaan ................................................. 90

Tabel 4.26 Menilai Etika Perusahaan secara Keseluruhan ................................... 91

Tabel 4.27 Mempertimbangkan Kualitas Produk dan Pelayanan Perusahaan ...... 91

Tabel 4.28 Rekomendasi Teman/Teman Kerja Mempengaruhi Keputusan

Investasi .............................................................................................. 92

Tabel 4.29 Pendapat Keluarga/Orang Terdekat Mempengaruhi Keputusan

Investasi .............................................................................................. 93

Tabel 4.30 Kemajuan Teknologi Memberikan Kemudahan dalam Berinvestasi . 94

Tabel 4.31 Teknologi yang Diterapkan Mudah Dijalankan .................................. 94

Tabel 4.32 Teknologi yang Diterapkan Dapat Dijalankan oleh Semua Kalangan

Usia..................................................................................................... 95

Tabel 4.33 Kemajuan Teknologi Memberikan Kenyamanan dalam Berinvetasi . 96

Tabel 4.34 Teknologi yang Diterapkan Nyaman Saat Digunakan ........................ 96

Tabel 4.35 Tidak Akan Mengalokasikan Pendapatan untuk Investasi yang Terlalu

Beresiko .............................................................................................. 97

Tabel 4.36 Tidak Akan Berinvestasi Tanpa Pertimbangan ................................... 98

Tabel 4.37 Tidak Akan Berinvestasi Sebelum Mengetahui Bagaimana Dana

Investasinya Digunakan ..................................................................... 98

Tabel 4.38 Tidak Akan Berinvestasi Tanpa Jaminan yang Sepadan .................... 99

Tabel 4.39 Berinvestasi Hanya Mengikuti Intuisi/Perasaan Saja ....................... 100

Tabel 4.40 Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogrov Smirnov Test........... 101

Tabel 4.41 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................ 102

Tabel 4.42 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 103

Tabel 4.43 Hasil Uji F ......................................................................................... 110

Page 16: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

xvi

Tabel 4.44 Hasil Uji t .......................................................................................... 105

Tabel 4.45 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ........................................... 104

Tabel 4.46 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 109

Page 17: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

xvii

DAFTAR GRAFIK/GAMBAR

Grafik 1.1 Angka Pertumbuhan PMTB 2016-2019 (dalam persen) ....................... 2

Grafik 1.2 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (dalam persen) ................... 3

Grafik 1.3 Angka TKB (Tingkat Keberhasilan) 90 Hari P2P Lending................... 6

Gambar 2.1 Proses Keputusan Investasi ............................................................... 32

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 48

Page 18: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian ........................................................................ 134

Lampiran 2: Data Primer dari Google Form yang Diolah dengan Ms. Excel ..... 139

Lampiran 3: Hasil Uji SPSS-Uji Kualitas Data .................................................. 144

Lampiran 4: Hasil Uji SPSS-Uji Asumsi Klasik ................................................ 149

Lampiran 5: Hasil Uji SPSS-Uji Hipotesis & Analisis Regresi Linier

Berganda…... .................................................................................. 150

Page 19: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesejahteraan merupakan suatu keadaan yang menunjukkan bahwa

masyarakat sejehtera dengan terpenuhinya kebutuhan secara materil dan

sosial (Wicaksono, 2016: 12). Kesejahteraan adalah rasa tentram seseorang

karena terpenuhinya hajat-hajat hidup lahir dan batin, kesejahteraan lahir

didasarkan pada standar universal menyangkut kesehatan, sandang, pangan

dan papan (kesejahteraan ekonomi dan sosial), sedangkan kesejahteraan batin

menyangkut persepsi yang bersifat intelektual, emosional maupun spiritual

seseorang (Wiratama, 2016: 14). Indonesia merupakan negara berkembang,

yang merencanakan perubahan-perubahan dalam masyarakat yang adil dan

makmur, material maupun spiritual untuk mengentaskan masalah-masalah

sosial yang semakin hari semakin meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut

perlu adanya pelaksanaan pembangunan ekonomi yang memperlihatkan

keserasian, keselarasan dan keseimbangan unsur-unsur pemerataan sebuah

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi (Khairudin dalam Samud, 2018:

218).

Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, angka

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 mengalami penurunan

yaitu dari 5,17 persen menjadi 5,02 persen. Dari data tersebut, menurunnya

angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 ini disebabkan oleh

Page 20: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

2

melambatnya kemajuan Pembentukan Modal Bruto Tetap (PMBT) atau

investasi. Investasi adalah suatu bentuk kegiatan penanaman modal pada

suatu perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan imbal hasil yang

diinginkan. Pada tahun 2019, PMBT hanya tumbuh sebesar 4,45 persen.

Angka ini menurun dari tahun 2018 yang mencapai 6,67 persen. Sehingga

pada 2019, sumbangan PMBT pada pertumbuhan ekonomi hanya 1,47

persen, yang dimana angka itu lebih rendah dari tahun sebelumnya yang

mencapai 2,17 persen (Badan Pusat Statistik, 2020: 1).

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020.

4.48

6.15 6.67

4.45

0

2

4

6

8

2016 2017 2018 2019

Grafik 1.1

Angka Pertumbuhan PMBT 2016-2019 (dalam persen)

Page 21: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

3

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020.

Melambatnya kemajuan angka PMBT ini sejalan dengan menurunnya

daya saing investasi Indonesia di kancah dunia. Menurut data yang dimuat di

dalam Global Competitiveness Report 2019 yang dipublikasikan oleh World

Economic Forum, Indonesia menempati peringkat 50 dari 144 negara, turun 5

peringkat dari tahun lalu yakni peringkat 45 (World Economic Forum, 2019:

282). Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau BAPPENAS

yang merupakan hasil wawancara dengan CNBC Indonesia, merosotnya

peringkat Indonesia itu dikarenakan regulasi perizinan investasi di Indonesia

yang terlalu rumit dan hal itu mengakibatkan daya tarik investor untuk

berinvestasi di Indonesia berkurang karena sulitnya regulasi yang diterapkan

di dalam negeri.

Selain faktor tersebut, hal lain yang mempengaruhi kecilnya

pertumbuhan angka investasi di Indonesia yaitu dikarenakan masih

0.850.4 0.26

0.82

1.451.98 2.17

1.47

2.72 2.69 2.74 2.73

0

1

2

3

4

5

6

2016 2017 2018 2019

PK-RT

PMBT

Lainnya

Grafik 1.2

Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (dalam persen)

Page 22: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

4

kurangnya pengetahuan masyarakat akan kegunaan investasi. Masyarakat

Indonesia cenderung lebih memilih produk penyimpanan seperti tabungan

untuk menyimpan asetnya ketimbang menaruh dana berlebihnya itu untuk

dijadikan dana yang produktif. Padahal saat ini telah tersedia banyak jenis

instrument investasi yang bisa dimanfaatkan oleh para masyarakat. Salah

satunya yaitu menjadi investor di perusahaan peer to peer lending (Yusuf,

2019: 1).

Peer to peer lending merupakan salah satu produk dari layanan

keuangan berbasis teknologi atau yang biasa kita sebut financial technology

(fintech). Sistem fintech peer to peer lending ini merupakan pola interaksi

antara peminjam dana atau borrower dan penyedia pinjaman dana atau lender

atau investor yang transaksinya dilakukan secara online. Hal ini tidak hanya

memfasilitasi borrower akan kebutuhan dananya, tapi juga menyediakan

fasilitas bagi para investor untuk menjadikan dananya menjadi dana yang

produktif. Untuk melakukan kegiatan ini borrower dan investor perlu

membuat akun rekening di fintech peer to peer lending ini (Darman, 2019:

133).

Kehadiran layanan peer to peer lending ini tentunya menjawab

permasalahan yang kerap dialami oleh para masyarakat saat menggunakan

layanan keuangan perbankan konvensional yang dimana di dalam prosesnya

membutuhkan waktu yang lama dan proses yang cukup rumit. Maka dengan

adanya layanan peer to peer lending ini, masyarakat dapat bertransaksi

dengan mudah dan cepat khususnya dalam aktivitas pinjam-meminjam dana.

Page 23: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

5

Keuntungan lainnya dari layanan peer to peer lending ini ialah menyediakan

pinjaman dengan nominal kecil dan tanpa agunan yang sangat

menguntungkan bagi para borrower dan juga memiliki angka return yang

lumayan tinggi bagi para investor. Hal ini tentunya menjadi keunggulan

tersendiri yang dimiliki peer to peer lending dibandingkan industri perbankan.

Namun hal tersebut tidak serta merta menjadikan layanan peer to peer lending

ini menjadi musuh atau saingan dari industri perbankan. Justru layanan peer

to peer lending ini membantu menjangkau masyarakat yang tidak terjangkau

oleh industri perbankan (unbankable) (Saksonova et al, 2017: 962).

Selayaknya instrument investasi lainnya, menempatkan dana atau

menjadi investor/lender di perusahaan peer to peer lending ini juga memiliki

berbagai macam risiko, diantaranya adalah risiko gagal bayar (Rahmahafida,

2020: 544). Risiko gagal bayar pernah dialami oleh salah satu perusahaan

peer to peer lending di Indonesia yaitu Grup Modalku. Perusahaan peer to

peer lending Grup Modalku memiliki pinjaman gagal bayar total sebesar Rp

217,13 miliar pada periode April 2020 dari keseluruhan total pendanaan

mencapai Rp 13,83 triliun. Hal ini tentunya mempengaruhi penilaian atau

persepsi masyarakat khususnya investor atau lender dalam menempatkan

dananya di perusahaan tersebut.

Selain risiko gagal bayar, terdapat juga risiko keamanan yang patut

dihadapi oleh para investor (OJK, 2017: 28). Banyak perusahaan fintech

lending ilegal yang menyalahgunakan data nasabahnya dengan cara

menyebarkan data pribadi nasabah tersebut ke banyak orang. Hal ini

Page 24: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

6

mempengaruhi stigma perusahaan peer to peer lending legal di mata

masyarakat. Belum lagi banyaknya kejahatan online seperti penyadapan,

pembobolan atau bahkan cyber crime yang turut membuat resah para

pengguna layanan fintech lending ini khususnya para investor atau lender

yang menempatkan dananya disana (Basuki dan Husein, 2018: 58-59).

Selain aspek risiko yang patut diperhatikan oleh para investor, aspek

return juga sepatutnya menjadi pertimbangan dasar investasi. Return adalah

tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor atas penempatan dananya.

Perusahaan peer to peer lending ini merupakan salah satu instrument yang

menawarkan tingkat return yang tinggi (Darman, 2019: 131). Namun tingkat

return ini semakin menurun yang disertai dengan meningginya angka wan

prestasi atau gagal bayar. Menurut data statistik fintech lending yang

dikeluarkan oleh OJK per Mei 2020, angka TKB (Tingkat Keberhasilan) 90

hari menyentuh angka 94,90 persen yang berartikan angka TWP (Tingkat

Wan Prestasi) menyentuh angka 5,10 persen (OJK, 2020)

Sumber : OJK, 2020.

98.55%

96.35%

94.90%

Des-2018 Des-2019 Mei-20

Grafik 1.3

Angka TKB (Tingkat Keberhasilan) 90 Hari P2P Lending

Page 25: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

7

Merujuk kepada unsur ketidakpastian yang dimiliki oleh dunia

investasi, para investor hendaknya memerhatikan secara seksama mengenai

profil perusahaan tujuan investasi mereka secara keseluruhan. Investor dapat

dengan mudah menganalisa kinerja perusahaan investasi yang ingin dituju

dengan melihat laporan keuangannya. Karena di dalam laporan keuangan

tersebut terdapat angka yang real dan valid. Namun selain itu, aspek

psikologis (behavioral motivation) investor juga turut andil mempengaruhi

keputusan investasi yang dibuat. Tidak dipungkiri bahwa para investor juga

mempunyai kemampuan kognitif yang terbatas dalam mengartikan informasi

yang mereka terima (Septyanto, 2013: 91). Hasilnya, para investor terkadang

berperilaku irasional atas dasar judgement yang jauh menyimpang dari

asumsi rasionalitas (Lestari dan Pranyoto, 2015: 692). Selain aspek psikologis

tersebut, keputusan investasi juga dibuat dari hasil interaksi sosial dari

lingkungan, kerabat, dan sebagainya, sehingga potensi pengaruh lingkungan

sosial budaya dapat mempengaruhi keputusan investasi (Widayat, 2010: 128).

Perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini tidak dipungkiri

berperan serta dalam mendorong pertumbuhan suatu negara, tidak terkecuali

dunia sektor keuangan. Maka dari itu lahirlah financial technology ini.

Masyarakat bisa dengan mudah mengakses layanan keuangan fintech ini dari

gawai mereka seperti smartphone atau laptop yang terhubung dengan

internet. Hal tersebut berlaku pula untuk layanan keuangan peer to peer

lending ini. Hendaknya ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas

layanan keuangan fintech ini lebih meningkatkan keinginan masyarakat untuk

Page 26: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

8

lebih mengetahui lagi bahkan berkegiatan langsung di dalamnya (Baihaqi,

2018: 116-117).

Namun, perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini tidak disertai

dengan meningkatnya pengetahuan atau literasi keuangan masyarakat

Indonesia. Berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) ketiga

yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 lalu

menunjukkan indeks literasi keuangan baru menyentuh angka 38,03% (OJK,

2019). Itu artinya apabila merujuk ke data yang dikeluarkan oleh SUPAS

2015 (Survei Penduduk Antar Sensus) tentang proyeksi jumlah penduduk di

Indonesia pada tahun 2019 yang berjumlah kurang lebih 267 juta jiwa, berarti

hanya sekitar 101 juta jiwa yang memiliki pengetahuan atau literasi keuangan

(BPS, 2018: 63).

Sampai dengan Mei 2020, total jumlah perusahaan penyelenggara peer

to peer lending yang terdaftar dan berizin di Otoritas Jasa Keuangan adalah

sebanyak 161 perusahaan dengan jumlah akumulasi rekening lender atau

investor mencapai 654 ribu lebih entitas, hanya meningkat 36,22 persen dari

bulan Mei tahun lalu yang hanya sebanyak 480 ribu lebih entitas. Sedangkan

akumulasi jumlah rekening borrower atau peminjam mencapai angka yang

sangat fantastis, yakni 25,1 juta lebih akun, meningkat 187,87 persen

dibanding bulan Mei tahun lalu yang hanya menginjak angka 8,7 juta akun

rekening (OJK, 2020).

Hal ini lantas menimbulkan pertanyaan, mengapa angka jumlah lender

atau para investor di perusahaan fintech lending ini masih cenderung sangat

Page 27: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

9

sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah peminjam dana atau borrower.

Padahal, investor merupakan subjek yang turut berperan di dalam

pembangunan ekonomi di Indonesia. Hasil riset Institute for Development of

Economics and Finance (INDEF) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia

(AFPI) yang dilakukan akhir 2019 ini menyebutkan bahwa fintech lending

memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,45% dan

berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto lebih dari Rp 60 triliun. Dari

sisi serapan tenaga kerja fintech lending mampu menambah lapangan kerja

sebesar 362 ribu orang baik secara langsung maupun tidak langsung.

Keberadaan fintech lending ini juga berdampak terhadap penurunan angka

kemiskinan sebesar 177 ribu orang dan mengurangi ketimpangan (rasio gini)

sebesar 0,01 (INDEF dan Asosiasi Fintech Indonesia, 2019).

Tabel 1.1

Fintech Lending terhadap Perekonomian Domestik Indonesia 2018

Produk

2018 2019

Penambahan

nilai (juta

rupiah)

Perubahan

(%)

Penambahan

nilai (juta

rupiah)

Perubahan

(%)

Pertanian,

kehutanan

dan perikanan

276,609.78 0.023 49,152.89 0.004

Pertambangan

dan

penggalian

288,885.21 0.031 514,59.65 0.005

Industri

pengolahan

469,356.96 0.011 793,33.83 0.002

Pengadaan

listrik dan gas

786,101.99 0.254 183,201.18 0.059

Pengadaan

air,

pengelolaan

sampah,

138,914.00 3.025 103,815.98 0.436

Page 28: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

10

limbah dan

daur ulang

Kostruksi 138,914.00 0.008 21,270.65 0.001

Perdagangan

mobil dan

sepeda motor

417,559.79 0.161 69,125.08 0.027

Perdagangan

selain mobil

dan motor

7,220,918.52 0.650 55,507.30 0.005

Transportasi

dan

pergudangan

648,940.97 0.118 104,827.09 0.019

Penyediaan

akomodasi

dan makan

minum

273,988.89 0.062 67,283.83 0.015

Informasi dan

komunikasi

811,886.26 0.198 492,964.58 0.121

Jasa

keuangan

perbankan

1,557,659.96 0.820 1,949,987.80 1.013

Jasa asuransi 1,924,451.90 3.489 1,512,957.27 2.743

Jasa dana

pensiun

905,046.74 6.954 3,323,997.09 25.539

Jasa lembaga

keuangan

lainnya

7,403,789.98 10.217 49,347,376.41 68.098

Jasa real

estate

576,192.78 0.234 76,742.41 0.031

Jasa

perusahaan

1,210,475.40 0.596 598,521.38 0.295

Jasa

pemerintahan

umum

54,120.70 0.013 51,641.58 0.012

Jasa

pendidikan

42,466.00 0.014 37,131.61 0.012

Jasa

kesehatan dan

kegiatan

sosial

97,572.55 0.065 34,866.72 0.023

Jasa lainnya 122,934.00 0.102 1,866,650.32 1.556

PDB 25,968,182.27 0.198 60,077,814.68 0.458

Sumber: INDEF dan Asosiasi Fintech Indonesia, 2019

Page 29: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

11

Hingga Mei 2020, dari keseluruhan perusahan peer to peer lending yang

ada di Indonesia hanya terdapat 12 perusahaan peer to peer lending yang

menganut prinsip syariah. Angka itu tentunya sangat kecil apabila

dibandingkan dengan jumlah perusahaan peer to peer lending konvensional

yang menyentuh angka 149 entitas perusahaan. Berdasarkan uraian di atas

maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi

Risiko, Ekspektasi Return, Behavioral Motivation dan Kemajuan

Teknologi terhadap Keputusan Investasi di Peer To Peer Lending

Syariah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun pada tahun 2019

salah satunya disebabkan oleh lambatnya kemajuan angka PMTB atau

investasi di Indonesia.

2. Menurunnya peringkat daya saing investasi Indonesia di kancah global.

3. Proses layanan keuangan perbankan konvensional yang rumit.

4. Kuantitas perusahaan fintech lending syariah yang masih sangat sedikit

apabila dibandingkan dengan perusahaan fintech lending konvensional.

5. Jumlah akumulasi rekening lender sangat jauh berbeda dengan jumlah

akumulasi rekening borrower.

6. Risiko yang dimiliki perusahaan fintech lending mengkhawatirkan para

investor.

Page 30: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

12

7. Angka TKB (Tingkat Keberhasilan) 90 hari perusahaan fintech lending

terus menurun yang disertai dengan angka TWP (Tingkat Wan Prestasi)

yang terus menaik.

8. Perilaku atau tindakan investor yang cenderung sering menunjukkan sikap

irasional berdasarkan judgement atau asumsi yang menyimpang.

9. Teknologi yang semakin maju namun indeks literasi keuangan masih

rendah.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini ditujukan untuk melakukan kajian yang lebih mendalam

terhadap keputusan invetasi di peer to peer lending syariah dengan

menggunakan variabel bebas persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral

motivation dan kemajuan teknologi dengan masing-masing indikator yang

digunakan.

D. Rumusan Masalah

Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh antara persepsi risiko terhadap keputusan investasi di

peer to peer lending syariah?

2. Bagaimana pengaruh ekspektasi return terhadap keputusan investasi di

peer to peer lending syariah?

3. Bagaimana pengaruh behavioral motivation terhadap keputusan investasi

di peer to peer lending syariah?

4. Bagaimana pengaruh kemajuan teknologi terhadap keputusan investasi di

peer to peer lending syariah?

Page 31: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

13

5. Bagaimana pengaruh secara simultan antara persepsi risiko, ekspektasi

return, behavioral motivation dan kemajuan teknologi terhadap keputusan

investasi di peer to peer lending syariah?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk

mengumpulkan bukti empiris mengenai:

a. Pengaruh persepsi risiko terhadap keputusan investasi pada peer to peer

lending syariah syariah.

b. Pengaruh ekspektasi return terhadap keputusan investasi pada peer to

peer lending syariah

c. Pengaruh behavioral motivation terhadap keputusan investasi pada peer

to peer lending syariah.

d. Pengaruh kemajuan teknologi terhadap keputusan investasi pada peer to

peer lending syariah

e. Pengaruh persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral motivation dan

kemajuan teknologi secara simultan terhadap keputusan investasi pada

peer to peer lending syariah.

2. Manfaat Penelitian

Dan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

Page 32: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

14

terkait pengaruh persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral

motivation dan kemajuan teknologi terhadap keputusan investasi pada

peer to peer lending syariah.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat pengguna

peer to peer lending syariah baik investor ataupun borrower,

perusahaan peer to peer lending syariah dan pihak-pihak terkait dalam

penambahan informasi yang lebih luas untuk pengambilan keputusan

atau kebijakan yang tepat.

Page 33: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori terkait Penelitian

1. Persepsi Risiko

Kahneman & Tversky (1979) adalah tokoh ahli pertama yang

menemukan prospect theory. Prospect theory adalah teori yang melandasi

penentuan keputusan pada keadaan tertentu walaupun hasil akhirnya

belum dapat diprediksi. Prospect theory membenarkan individu tidak

terus-menerus bertindak sesuai dengan informasi keuangan serta

pengetahuan dalam pengambilan keputusan investasi, melainkan individu

mengacu pada hal lainnya seperti aspek psikologis yang berdampak

kepada penentuan keputusan yang tidak rasional. Prospect theory

menjelaskan bahwa variabel persepsi risiko merupakan bias dalam

penentuan keputusan investasi (Salerindra, 2020: 160).

Persepsi risiko terdiri dari 2 kata yaitu persepsi dan risiko. Secara

terminologi, pengertian persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu

serapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui

penginderaan (Asrori, 2020: 50). Pendapat lain mengatakan bahwa

persepsi merupakan proses menjadi sadar terhadap beberapa stimulus yang

ada di sekitar kita; atau proses neurologis ketika sensoris stimulus

diterima, diketahui dan diakui sebagai makna yang sederhana; atau istilah

yang biasa dipakai untuk menjelaskan control sensorial terhadap sesuatu

Page 34: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

16

yang kompleks seperti perilaku yang diinferensi dari perilaku lain; atau

suatu peristiwa internal yang bersifat hipotesis yang mempunyai sifat yang

tidak menentu, namun yang dikendalikan oleh sebagian besar rangsangan

dari luar (kadang-kadang dipengaruhi oleh variabel seperti kebiasaan dan

dorongan) (Liliweri, 2011: 153).

Dalam dunia investasi, investor pastinya menghendaki return atau

keuntungan atas dana investasinya di masa yang akan datang. Keuntungan

di masa yang akan datang ini merupakan kompensasi atas waktu dan risiko

investasi. Namun, keuntungan di masa datang mencerminkan harapan

yang belum tentu terealisasi. Dari aspek ketidakpastian ini, investor

hendaknya memperhatikan aspek risiko dari dana investasi yang ia

tempatkan. Risiko investasi bisa diartikan sebagai kemungkinan terjadinya

perbedaan antara return aktual dan return harapan. Secara spefisik,

mengacu pada kemungkinkan realisasi return aktual lebih rendah dari

return minimum yang diharapkan (Tandelilin, 2010: 101).

Dalam melakukan investasi terdapat dua jenis risiko yang dihadapi,

yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis (Zulfikar, 2016: 256).

a) Risiko sistematis (systematic risk) atau disebut juga dengan market

risk atau risiko umum. Risiko sistematis adalah risiko yang tidak bisa

didiversifikasikan atau risiko yang sifatnya mempengaruhi secara

menyeluruh. Risiko sistematis ini disebut juga market risk atau risiko

pasar karena berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara

keseluruhan. Adapun jenis dari risiko sistematis ini diantaranya yaitu

Page 35: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

17

risiko pasar, risiko suku bunga, risiko risiko nilai tukar, risiko daya

beli dan risiko eventual.

b) Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) atau disebut juga risiko

spesifik (risiko perusahaan) adalah risiko yang tidak terkait dengan

perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan ini lebih

terkait pada kondisi mikro perusahaan (Tandelilin, 2010: 104-105).

Adapun jenis dari risiko tidak sistematis ini yaitu risiko keuangan,

risiko bisnis dan risiko operasional.

Menurut Ardianto dan Soehadi (2013: xii-xiii) persepsi risiko

adalah pengorbanan yang harus dilakukan oleh konsumen untuk

mendapatkan manfaat tersebut. Pengorbanan disini diartikan seberapa

jauh konsumen mau mengeluarkan uang dari dompetnya (terkait dengan

harga yang ditawarkan), risiko yang dirasakan jika performa

produk/layanan tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan

(dicurangi/tertipu), terlalu lama menunggu, hilangnya kesempatan, risiko

sosial dan psikologi (perasaan malu ketika membeli produk tersebut).

Adapun pendapat lain mengatakan bahwa persepsi risiko merupakan

manfaat negatif yang dirasakan oleh konsumen yang disebut juga sebagai

resiko yang akan didapati akibat mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi

suatu produk. Pendapat lain mengatakan bahwa persepsi risiko adalah

tanggapan seseorang terhadap hal yang kurang menyenangkan,

merugikan, dan membahayakan dari sebuah perbuatan (Jusuf, 2018: 49).

Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa dalam konteks dunia

Page 36: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

18

investasi, persepsi risiko investasi bisa diartikan sebagai tanggapan atau

pandangan dari individu terhadap risiko investasi yang mungkin terjadi

akibat penerimaan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan

tempat dimana ia menempatkan dananya.

Menurut Pavlou (2001) dalam Jayantari dan Seminari (2018:

2627), persepsi risiko didefinisikan sebagai perkiraan subjektif individu

untuk mendapatkan konsekuensi kerugian dalam menerima suatu hasil

yang diinginkannya. Persepsi risiko dapat diukur dengan menggunakan

indikator sebagai berikut:

a) Adanya risiko tertentu

b) Mengalami kerugian

c) Pemikiran bahwa beresiko

Pada penelitian ini semua indikator tersebut akan digunakan.

Adanya risiko tertentu adalah beberapa risiko tertentu yang tidak bisa

dihindari oleh investor saat berinvestasi di perusahaan peer to peer lending

syariah, mengalami kerugian adalah kerugian yang mungkin saja bisa

dialami oleh para investor saat berinvestasi dan pemikiran bahwa beresiko

adalah para investor memikirkan tentang suatu risiko yang belum terjadi

saat mereka berinvestasi di peer to peer lending syariah.

2. Ekspektasi Return

Dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M.

Markowitz pada dekade 1952 yang disebut dengan teori portofolio

Markowitz. Teori Markowitz menggunakan beberapa pengukuran statistik

Page 37: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

19

dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya

expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio dan

korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return

dan risiko dalam suatu investasi, dimana unsur risiko dapat diminimalisir

melalui diversifikasi dan mengkombinasikan berbagai instrumen investasi

ke dalam portofolio (Hartono, 2014).

Dalam konteks manajemen investasi, return diartikan sebagai

tingkat keuntungan investasi. Harapan return investor atas investasi yang

dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity

cost) dan risiko penurunan daya beli akibat pengaruh adanya inflasi

(Tandelilin, 2010: 9-10). Return juga diartikan sebagai keuntungan yang

diperoleh dari perusahaan, individu dan institusi dari kebijakan investasi

yang dilakukan (Moeljadi, 2015: 101). Tentunya ini menjadi salah satu

pertimbangan investor dalam menempatkan dananya. Menurut Tandelilin

(2010: 10), return terbagi menjadi dua, yaitu return harapan (expected

return) dan return aktual (actual return):

a) Return harapan (expected return) merupakan tingkat return yang

diantisipasi investor di masa yang akan datang.

b) Return aktual (actual return) merupakan tingkat return yang telah

diperoleh oleh investor di masa lalu. Return aktual juga disebut

sebagai return realisasi, yang dimana return realisasi adalah return

yang telah terjadi yang dihitung menggunakan data historis (Sunaryo,

2019: 68).

Page 38: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

20

Dari pengertian di atas, maka bisa disimpulkan bahwa ekspektasi

return adalah tingkat return atau keuntungan yang diharapkan oleh investor

di masa yang akan datang. Hal ini tentunya sesuai dengan tujuan utama

investasi yaitu menempatkan dana di dalam suatu instrument investasi

untuk menjadi dana yang produktif guna mendapatkan keuntungan di

masa yang akan datang. Menurut Aini, et al. (2019: 44) indikator yang

dapat digunakan untuk mengukur variabel return adalah:

a) Ketertarikan atas return yang dihasilkan.

b) Keuntungan menarik dan kompetitif.

c) Keuntungan sesuai risiko.

d) Keuntungan investasi.

e) Keputusan berinvestasi.

f) Risiko dan timbal balik.

Pada penelitian ini akan digunakan tiga indikator yang akan

dimasukkan di dalam alat instrument penelitian yaitu ketertarikan atas

return yang dihasilkan, keuntungan menarik dan kompetitif serta

keuntungan sesuai risiko. Alasan tidak diambilnya tiga indikator lain

dikarenakan peneliti mengganggap bahwa tiga indikator tersebut sudah

direpresentasikan oleh tiga indikator yang diambil.

3. Behavioral Motivation

Dalam berinvestasi, investor memerlukan informasi-informasi yang

merupakan faktor-faktor penting sebagai dasar keputusan investasi.

Page 39: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

21

Dimana sikap investor dalam melakukan investasi untuk memaksimalkan

kekayaan investor dengan cara menghindari risiko (economic factors) dan

keputusan investasi berdasarkan psikologi investor (behavioral

motivations). Behavioral motivation adalah melakukan pengambilan

keputusan investasi dengan berdasar pada psikologi atau objek yang

dipercaya oleh investor. Berdasarkan klasifikasi Nagy & Obenberger

(1994) dalam Kusumawati (2013: 30-35), behavioral motivations meliputi

self image/ firm image coincidence, social relevance, advocate

recommendation, dan personal financial needs.

a. Self/Firm Image

Self/firm image merupakan penilaian terhadap perusahaan yang

menerbitkan saham, meliputi informasi tentang reputasi perusahaan

posisi perusahaan pada industri yaitu termasuk market leader atau

market follower, new comers, perkiraan produk perusahaan dan

mengetahui etika-etika perusahaan. Self-image/firm image dapat

menjadi sebuah pertimbangan pada pengambilan keputusan investasi

untuk menilai apakah perusahan yang akan menjadi tempat investasi

tersebut layak atau belum layak (Rakhmatulloh dan Asandimitira,

2019: 797).

b. Social Relevance

Social relevance merupakan informasi tentang posisi saham

perusahaan di bursa saham dan tanggung jawab sosial perusahaan

yang meliputi informasi posisi saham dalam saham-saham yang

Page 40: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

22

terdaftar pada bursa saham, jenis investasi yang beroperasi di area

lokal, jenis investasi yang beroperasi di area internasional dan bentuk

kepedulian perusahaan terhadap lingkungan.

c. Advocate Recommendation

Advocate recommendation merupakan sumber informasi

dalam membangun gagasan dan pemahaman berdasarkan

rekomendasi yang telah diberikan dengan memperhatikan kepentingan

dalam hasil pada kegiatan pokok investor. Para investor yang sudah

memiliki saham, dapat menanggapi rekomendasi dari seorang analis

dengan salah satu dari empat cara berikut, yaitu investor dapat

memegang saham atas rekomendasi penjualan, investor dapat menjual

saham berdasarkan rekomendasi tahan, investor dapat memegang

saham atas rekomendasi tahan, atau investor dapat menjual saham

berdasarkan rekomendasi penjualan (Mutswenje dan Jagongo, 2014:

96). Informasi tersebut bisa didapatkan dari rekomendasi broker,

rekomendasi atau pendapat dari teman dan keluarga.

d. Financial Needs

Personal financial needs jenis merupakan pengalaman

investor dalam melihat nilai investasi dan perhitungan pada

pengeluaran, yang meliputi informasi tentang target hasil dari

investasi untuk memenuhi keuangan pribadi, estimasi dana untuk

investasi, keinginan diversifikasi dengan membeli saham beda sektor,

melihat kembali kinerja portofolio saham yang dimiliki di masa yang

Page 41: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

23

lalu, melihat alternatif investasi lain selain yang telah dimiliki dengan

melakukan perbandingan alternatif investasi selain saham.

Logika yang rasional menunjukkan bahwa ketika investor

dihadapkan dengan saham yang memiliki nilai yang tidak terlalu

menguntungkan di masa yang akan datang, investor mau tidak mau

harus menjual saham tersebut terlepas dari kondisi untung atau rugi

mereka saat ini. Namun, penelitian sebelumnya tentang penurunan

biaya dan peningkatan komitmen menunjukkan bahwa seseorang bisa

saja terjebak dalam kondisi kehilangan arah untuk bertindak bahkan

sampai dalam keadaan mereka rela untuk mengeluarkan uang lebih

demi mempertahankan sesuatu yang sudah buruk (Arkes dan Blumer

1985; Brockner 1992; Staw dan Hoang 1995). Jadi, ada kemungkinan

bahwa investor lebih suka untuk memegang saham yang kalah dan

bertaruh di masa depan daripada menjual saham tersebut dan

mengambil kerugian pasti dan bahkan mungkin menjadi lebih

berkomitmen untuk memegang stok saham yang lain (Mutswenje dan

Jagongo, 2014: 97).

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan dimensi self/firm

image dan advocate recommendation untuk mengukur variabel behavioral

motivation pada alat instrumen penelitian yang akan digunakan. Alasan

tidak diambilnya dua dimensi lain yaitu social relevance dan financial

needs dikarenakan apabila dilihat dari pengertian dimensi social relevance

dimensi tersebut tidak dapat diterapkan di dalam ruang lingkup peer to

Page 42: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

24

peer lending syariah mengingat peer to peer lending syariah merupakan

salah satu instrumen investasi dengan konsep pembiayaan dan tidak

terdaftar di bursa saham, dan dimensi financial needs dianggap sudah

direpresentasikan dengan variabel lainnya di dalam penelitian ini yaitu

variabel ekspektasi return.

4. Kemajuan Teknologi

Secara harfiah teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu

“tecnologia” yang berarti pembahasan sistematik mengenai seluruh seni

dan kerajinan. Istilah tersebut memiliki akar kata “techne” dalam bahasa

Yunani kuno berarti seni (art), atau kerajinan (craft). Dari makna harfiah

tersebut, teknologi dalam bahasa Yunani kuno dapat didefinisikan

sebagai seni memproduksi alat-alat produksi dan menggunakannya.

Definisi tersebut kemudian berkembang menjadi penggunaan ilmu

pengetahuan sesuai dengan kebutuhan manusia. Teknologi dapat pula

dimaknai sebagai ”pengetahuan mengenai bagaimana membuat sesuatu”

(know-how of making things) atau “bagaimana melakukan sesuatu”

(know-how of doing things), dalam arti kemampuan untuk mengerjakan

sesuatu dengan nilai yang tinggi, baik nilai manfaat maupun nilai jualnya

(Martono, 2012 dalam Ngafifi, 2014: 36).

Henslin menjelaskan bahwa istilah teknologi dapat mencakup dua

hal. Pertama, teknologi menunjuk pada peralatan, yaitu unsur yang

digunakan untuk menyelesaikan tugas. Teknologi merujuk pada peralatan

sederhana seperti sisir sampai yang sangat rumit seperti komputer.

Page 43: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

25

Kedua, keterampilan atau prosedur yang diperlukan untuk membuat dan

menggunakan peralatan tersebut. Teknologi dalam kasus ini tidak hanya

merujuk pada prosedur yang diperlukan untuk membuat sisir dan

komputer, akan tetapi juga meliputi prosedur untuk memproduksi suatu

tatanan rambut yang dapat diterima, atau untuk dapat memasuki jaringan

internet (Martono, 2012 dalam Ngafifi, 2014: 36).

Menurut Suryana (2012: 22) teknologi adalah metode ilmiah untuk

mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula

diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-

barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup

manusia. Saat ini kita telah mengenal teknologi informasi dan teknologi

komunikasi (TIK). Teknologi informasi meliputi segala hal yang

berkaitan dengan proses, penggunaan alat sebagai alat bantu, manipulasi

dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah

segala sesuatu yang berkenaan dengan penggunaan alat bantu untuk

memproses dan memindahkan data dari perangkat satu ke perangkat

lainnya.

Berdasarkan uraian pendapat di atas maka kita dapat simpulkan

bahwa teknologi merupakan hasil olah pikir manusia yang pada akhirnya

digunakan lagi oleh manusia untuk mewujudkan berbagai tujuan

hidupnya. Teknologi juga merupakan hasil perkembangan rasionalitas

manusia. Ketika keberadaan teknologi dikembangkan dalam struktur

tindakan manusia, maka keberadaan teknologi juga dapat ditempatkan

Page 44: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

26

dalam kerangka perkembangan rasionalitas manusia tersebut. Semenjak

itu, teknologi terus berkembang dan mempengaruhi di segala aspek

kehidupan kita, termasuk dalam dunia keuangan yaitu fintech atau

financial technology.

Davis (1989) menjelaskan tentang beberapa model yang dibuat

untuk menganalisa dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

penerimaan penggunaan teknologi komputer salah satunya yaitu teori

Technology Acceptance Model (TAM). Model TAM diadopsi dari model

TRA (Theory of Reasoned Action) yaitu teori tindakan yang mempunyai

alasan dengan satu premis bahwa reaksi dan pandangan seseorang

terhadap sesuatu akan menentukan seperti apa sikap dan perilaku orang

tersebut. Reaksi dan pandangan pengguna teknologi informasi akan

mempengaruhi sikapnya ketika menerima teknologi tersebut. Faktor yang

mempengaruhinya yaitu pandangan pengguna terhadap manfaat dan

kemudahan dalam menggunakan TI menjadikan perilaku pengguna

tersebut sebagai parameter dalam penerimaan teknologi (Tyas dan

Darma, 2017: 27).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan salah satu faktor

penerimaan TI yaitu kemudahan sebagai dimensi operasional serta

menambahkan dimensi perceived enjoyment atau kenyamanan yang

diadopsi dari penelitian Al-Gahtani (1999) yaitu dimensi yang

memprediksikan tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh pengguna

selama menggunakan sistem teknologi informasi. Alasan pengambilan

Page 45: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

27

dua dimensi ini untuk digunakan di alat instrumen penelitian ialah

peneliti ingin mengukur sejauh mana investor merasakan kemudahan dan

kenyamanan sistem teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan

peer to peer lending syariah pada layanannya.

5. Investasi

Pengertian investasi menurut Ikatan Bankir Indonesia merupakan

suatu kegiatan dalam pemberian sejumlah dana/uang dari pemilik

dana/investor baik perseorangan maupun perusahaan kepada baik

perseorangan atau perusahaan/institusi guna mendapatkan keuntungan di

masa yang akan datang (Ikatan Bankir Indonesia, 2014: 103). Pendapat

lain mengatakan investasi adalah menanam modal (uang) dalam suatu

instrument investasi (portofolio investasi) dengan harapan di masa depan

nilai kekayaannya (assets) tersebut semakin meningkat dan besar

(Fathudin, 2017: 16). Adapun dalam perspektif syariah, investasi dapat

diartikan sebagai penempatan sejumlah dana/modal pada suatu instrumen

investasi untuk tujuan memperoleh keuntungan dan maslahah dengan

menggunakan prinsip-prinsip syariah (Masruroh, 2014: 84).

Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.

Menginvestasikan sejumlah dana pada aset real (tanah, emas, mesin atau

bangunan) maupun aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi)

merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan. Bagi investor

yang lebih pintar dan lebih berani menanggung risiko, aktivitas investasi

yang mereka lakukan juga bisa mencakup investasi pada aset-aset

Page 46: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

28

finansial lainnya yang lebih kompleks seperti warrants, option dan futures

maupun ekuitas internasional (Tandelilin, 2017: 2).

Investasi pada umumnya dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu

(Fatihudin, 2017: 11):

a. Investasi di sektor properti (real assets)

Investasi yang dilakukan pada aset yang tampak secara nyata seperti

tanah, bangunan, dan yang secara permanen melekat pada tanah,

bangunan, dan yang secara permanen melekat pada tanah termasuk

apartemen, ruko, kondominium dan sebagainya.

b. Investasi di sektor keuangan (financial assets)

Investasi yang dilakukan pada surat berharga baik yang ada di pasar

uang (money market) seperti deposito, SBI, SBPU maupun surat

berharga di pasar modal (capital market) seperti saham, obligasi, dan

berbagai bentuk surat berharga pasar modal lainnya (Azis, et.al., 2017:

235).

6. Keputusan Investasi

Theory of Reasoned Action (Teori Niat untuk Berperilaku)

dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975 yang

menjelaskan bahwa perilaku dilakukan karena individu mempunyai niat

untuk melakukannya dan terkait pada kegiatan yang dilakukan atas

kemauan sendiri (volitional). Perilaku volitional didasarkan atas asumsi-

asumsi, yang pertama yaitu manusia melakukan sesuatu dengan cara yang

masuk akal. Kedua, manusia mempertimbangkan semua informasi.

Page 47: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

29

Ketiga, secara eksplisit maupun implisit manusia memperhitungkan

implikasi tindakan mereka. Niat melakukan tindakan merupakan fungsi

dari dua perilaku dasar, yaitu berhubungan dengan faktor pribadi dan

yang lainnya berhubungan dengan pengaruh sosial (Sepyanto, 2013: 91).

Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang

berkesinambungan (going process). Dalam melakukan keputusan

investasi, investor memerlukan informasi-informasi yang merupakan

faktor-faktor penting sebagai dasar untuk menentukan pilihan investasi.

Dari informasi yang ada, kemudian membentuk suatu model pengambilan

keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan

investor memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang

tersedia (Christanti dan Mahastanti, 2011: 38).

Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang

berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik.

Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu

(Tandelilin, 2010: 12-14):

1) Penentuan tujuan investasi.

Tujuan investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda

tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. Misalnya,

lembaga dana pensiun yang bertujuan untuk memperoleh dana untuk

membayar dana pensiun nasabahnya di masa depan mungkin akan

memilih investasi pada portofolio reksa dana. Sedangkan bagi institusi

penyimpan dana seperti bank misalnya, mempunyai tujuan untuk

Page 48: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

30

memperoleh return yang lebih tinggi di atas biaya investasi yang

dikeluarkan. Mereka biasanya lebih menyukai investasi pada sekuritas

yang mudah diperdagangkan ataupun pada penyaluran kredit yang

lebih berisiko tetapi memberikan harapan return yang tinggi.

2) Penentuan kebijakan investasi.

Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk

memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai

dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation decision).

Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada

berbagai kelas aset yang tersedia saham, obligasi, real estate ataupun

sekuritas luar negeri. Investor juga harus memperhatikan berbagai

batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi seperti seberapa

besar dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana tersebut serta

beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung.

3) Pemilihan strategi portofolio.

Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua

tahap sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu

strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi

portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia

dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi

portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas

investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.

Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi yang tersedia

Page 49: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

31

akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga saham.

4) Pemilihan aset.

Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah

pemilihan aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap

ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin

dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari

kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan

return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau

sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat

risiko terendah.

5) Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.

Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi

pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil pengukuran

tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses

benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan terhadap

indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja

portofolio yang telah ditentukan dibandingkan dengan kinerja

portofolio lainnya (portofolio pasar).

Page 50: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

32

Sumber: Tandelilin, 2010: 13

Menurut Wulandari dan Iramani (2014: 57-60), keputusan investasi

adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk menanamkan

modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan di masa

yang akan datang atau permasalahan bagaimana seseorang harus

mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat

mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Adapun indikator

yang dapat membentuk variabel pengambilan keputusan investasi adalah:

a) Penggunaan pendapatan untuk investasi yang berisiko.

b) Investasi tanpa pertimbangan.

c) Investasi tanpa jaminan.

d) Investasi berdasarkan institusi perasaan.

1. Penentuan tujuan investasi

2. Penentuan Kebijakan Investasi

3. Pemilihan Strategi Portofolio

4. Pemilihan Aset

5. Pengukuran Evaluasi dan Kinerja Portofolio

Keputusan Alokasi Aset

Batasan jumlah dana, pajak

dan biaya pelaporan

Strategi Portofolio Aktif

Strategi Portofolio Pasif

Benchmarking terhadap

indeks portofolio pasar

Gambar 2.1

Proses Keputusan Investasi

Page 51: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

33

Pada penelitian ini semua indikator tersebut akan digunakan dan

dimasukkan ke dalam alat instrument penelitian.

7. Fintech

Fintech merupakan gabungan sistem keuangan dengan teknologi

digital. Dalam prosesnya, teknologi mengubah cara pandang manusia

akan sistem keuangan secara konvensional menjadi lebih modern

(Adiningsih, et.al., 2019: 88). Fintech merupakan suatu bentuk inovasi

penting dalam industri keuangan yang berkembang dengan cepat,

didorong oleh pemerataan ekonomi, regulasi yang menguntungkan, dan

teknologi informasi. Fintech menjanjikan ekosistem baru industri

keuangan dimana dengan biaya rendah dapat memberikan layanan

keuangan yang berkualitas dan menciptakan lingkungan keuangan yang

lebih beragam dan stabil (Rumondang, et al., 2019: 4).

Definisi fintech menurut PBI Nomor 19/12/PBI/2017 tentang

Penyelenggaraan Teknologi Finansial, merupakan penggunaan teknologi

dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi,

dan atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter,

stabilitas sistem keuangan, dan atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan

keandalan sistem pembayaran.

Sebelum industri fintech berkembang seperti sekarang yang kita

lihat sekarang ini, fintech mengalami sejarah awal kemunculan dan

beberapa tahapan perkembangan yang dialami. Berikut adalah sejarah

fintech dari tahun ke tahun (OJK, 2017) dalam Adiningsih (2019: 91):

Page 52: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

34

Tabel 2.1

Sejarah Fintech di Dunia

1866-1967 Fintech 1.0 muncul di era pengembangan infrastruktur dan

komputerisasi sehingga membentuk jaringan keuangan

global.

1967-2008 Fintech 2.0 ditandai dengan mulainya era penggunaan internet

dan digitalisasi di sektor keuangan. Pada era ini tepatnya

tahun 2007, salah satu platform fintech Indonesia yaitu Doku,

berdiri sebagai penyesuaian proses pembayaran.

2008-sekarang Fintech 3.0 dan Fintech 3.5 menjadi penanda ketika bisnis

teknologi keuangan memanfaatkan momentum dari inovasi

teknologi, produk, model bisnis terkini serta perubahan

perilaku dari masyarakat.

Sumber : OJK, 2017 dalam Adiningsih (2019: 91)

Perkembangan fintech diawali pada era fintech 1.0 dengan

peletakan kabel telegraf transatlantik yang memberikan infrastruktur

fundamental untuk periode globalisasi keuangan yang kuat dari tahun

1866 sampai dengan 1913. Awal mula penggunaannya yaitu terletak di

negara Amerika. Pada tahun 1866 sampai dengan 1967 industri jasa

keuangan sebagian besar tetap analog.

Perkembangan fintech selanjutnya terjadi pada periode era 1967-

2008. Inovasi keuangan pada era ini mempengaruhi perilaku konsumen

keuangan terutama dengan mengurangi aktivitas konsumen untuk

berkunjung langsung ke lembaga keuangan. Automatic Teller Machine

(ATM), SWIFT yang digunakan untuk transfer luar negeri, telepon

seluler, dan internet banking adalah beberapa inovasi keuangan yang

mucul pada Fintech 2.0.

Pada tahun 2008 hingga saat ini adalah periode ketiga dari

perkembangan fintech, atau yang disebut era fintech 3.0 dan 3.5.

Page 53: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

35

Peningkatan penggunaan jasa keuangan di dalam era ini meningkat

sangat tajam dikarenakan ada peningkatan jumlah penggunaan

smartphone. Di dalam area ini, ketergantungan konsumen terhadap

teknologi digital sangat tinggi. Perusahaan start-up di sektor jasa

keuangan berlomba-lomba memanfaatkan teknologi digital untuk

mengembangkan aplikasi mobile dan website yang dapat mengakomodir

kebutuhan konsumen keuangan tanpa harus bepergian (Arner et al, 2016:

22-29).

Adapun perkembangan fintech di Indonesia jelas berbeda dengan

perkembangan fintech dunia, namun memiliki era-era perubahan yang

sama mengikuti perkembangan fintech dunia. Indonesia memulai

perkembangan fintech 1.0 pada tahun 1960. Pada tahun tersebut di

Indonesia mulai menggunakan telepon untuk memesan barang dan

kemudian barang tersebut akan dikirim melalui ekspedisi. Pada tahun

1980 di Indonesia mulai menggunakan sistem pencatatan yang digunakan

oleh perusahaan besar serta perbankan. Kemudian perkembangan

tersebut berlanjut hingga tahun 1990. Pada tahun tersebut Indonesia

mulai menggunakan sistem pencatatan yang terkomputerisasi karena

dianggap lebih mudah untuk mengarsip data yang diperlukan. Lalu pada

tahun 1987 diawali dengan Bank Niaga yang memiliki ATM pertama di

Indonesia, inovasi ini jelas sangat membantu masyarakat dalam bidang

keuangan.

Lalu masuk di era fintech 2.0 pada tahun 1990, pada tahun itu,

Page 54: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

36

Indonesia mulai menggunakan internet. Bagi perusahaan yang ingin

menjual sahamnya dapat menjual saham tersebut secara online dan

interaksi jual beli tersebut dapat dilakukan melalui situs. Selain mulai

menggunakan ATM, pada tahun 1998 munculah internet banking untuk

mempermudah mereka yang ingin melakukan pembayaran. Fintech 2.0

ini terus berlanjut hingga tahun 2008 (Faryhanti dan Ghalyafif, 2020: 36-

37).

Memasuki era fintech 3.0 perusahaan start up pada bidang fintech

terus bermunculan. Hal ini terus berlanjut hingga pada bulan Maret 2020

Indonesia sudah memiliki 161 perusahaan fintech. Berikut perkembangan

fintech di Indonesia (Adiningsih, 2019: 91):

Tabel 2.2

Sejarah dan Perkembangan Fintech di Indonesia

2007 Munculnya Doku sebagai startup fintech pertama yang

bergerak di bidang payment gateaway di Indonesia. Doku

menyediakan layanan pembayaran elektronik dan manejemen

risiko pertama di Indonesia.

2008 Munculnya model keuangan baru melalui perangkat lunak

Bitcoin yang digagas oleh Satoshi Nakamoto (Jepang). Di

tahun yang sama, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang

No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi Elektronik.

2009 Bank Indonesia mengeluarkan peraturan Nomor

11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik.

2010 Berdirinya Amartha, startup fintech pertama yang bergerak di

bidang peer to peer lending (P2P). Amartha memiliki target

khusus yaitu UMKM, dengan menyediakan pinjaman sebesar

tiga juta rupiah untuk memulai usahanya.

2013 Berdirinya Boreksa, marketplace yang memungkinkan user

dalam jual beli produk finansial reksadana secara online.

Berdiri pula KitaBisa.com yaitu fintech pertama yang

bergerak di bidang crowdfunding.

2014 Munculnya beberapa startup fintech yang lain seperti

DuitPintar dan HaloMoney.

2015 Berdirinya Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH). Pada

tahun yang sama Go-Jek mengeluarkan dompet digital yang

bernama Go-Pay.

Page 55: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

37

2016 Masuknya fntech dari luar negeri ke Indonesia seperti

TrueMoney (Thailand), serta Xfers dan FinAccel (Singapura).

Pada tahun yang sama, OJK mengeluarkan aturan mengenai

P2P Lending.

2017 Bank Indonesia melarang penggunaan Bitcoin dengan

mengeluarkan Peraturan BI No. 19/12/PBI/2017 tentang

Penyelenggaraan Teknologi Nasional.

Sumber : Adiningsih, 2019: 91

Selayaknya industri lainnya, industri fintech juga perlu memiliki

regulasi atau aturan atau payung hukum guna melindungi kegiatan

operasionalnya. Seiring berkembangnya zaman, maka diperlukan regulasi

yang dapat menghindari industri fintech ini dari berbagai macam resiko

yang dapat terjadi di masa yang akan datang. Regulasi yang mengatur

industri fintech di Indonesia yaitu sebagai berikut: (Njatrijani, 2019: 467-

469)

1. Otoritas Jasa Keuangan

Sebagai langkah awal, OJK telah mengeluarkan POJK No. 77/

POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis

Teknologi Informasi (POJK P2P Lending) yang kemudian memiliki

peraturan turunan berupa Surat Edaran OJK (SEOJK) No. 18/

SEOJK.02/2017. POJK ini mengatur mengenai bentuk hukum

perusahaan, ketentuan layanan dan persyaratan wajib usaha fintech

P2P lending. Hal tersebut dikarenakan OJK melihat urgensi hadirnya

ketentuan yang mengatur fintech pinjam-meminjam, memperhatikan

masih kuatnya budaya pinjam-meminjam (utang) di masyarakat

Indonesia.

Page 56: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

38

Setelah berlakunya POJK nomor 77/POJK.01/2016 tentang

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, OJK

juga mengeluarkan ketentuan tentang pelaksanaan tata kelola dan

manajemen risiko teknologi informasi pada layanan pinjam meminjam

uang berbasis teknologi dalam SEOJK Nomor : 18/ SEOJK.02/2017

yang mulai berlaku pada tanggal ditetapkan yaitu 18 April 2017.

Ruang lingkup yang diatur meliputi penempatan pusat data dan

pemulihan bencana serta rencana pemulihan bencana, tata kelola

sistem elektronik dan teknologi informasi yang meliputi rencana

strategis sistem elektronik, sumber daya manusia, dan pengelolaan

perubahan teknologi informasi, alih kelola teknologi, pengelolaan data

dan informasi, pengelolaan risiko teknologi informasi, pengamanan

sistem elektronik, penanganan insiden dan ketahanan terhadap

gangguan, penggunaan tanda tangan elektronik, ketersediaan layanan

dan kegagalan transaksi dan keterbukaan informasi produk dan

layanan.

2. Bank Indonesia

Bank Indonesia sebagai regulator sistem pembayaran telah

mengeluarkan peraturan terkait fintech di Indonesia melalui PBI No.

11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money). PBI

tersebut telah diubah sebanyak dua kali yaitu dengan PBI No. 16/8/

PBI/2014 dan PBI No. 18/17/PBI/2016 tentang Uang Elektronik (PBI

E-Money). Berdasarkan PBI E-Money, Uang Elektronik (Electronic

Page 57: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

39

Money) didefinisikan sebagai alat pembayaran yang memenuhi

beberapa unsur yaitu diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor

terlebih dahulu kepada penerbit, nilai uang disimpan secara elektronik

dalam suatu media server atau chip, digunakan sebagai alat

pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang

elektronik tersebut, dan nilai uang elektronik yang dikelola oleh

penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam

undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.

3. Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia

a) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan

Transaksi Elektronik

Salah satu perlindungan konsumen yang diatur dalam UU

ITE adalah mengenai perlindungan data pribadi. UU ITE

mewajibkan penggunaan setiap informasi melalui media

elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang, harus

dilakukan atas persetujuan orang yang bersangkutan. UU ITE

juga mewajibkan setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan

sistem elektronik harus menyelenggarakan sistem secara andal

dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya sistem

elektronik sebagaimana mestinya.

b) Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik

Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Sistem Manajemen

Pengamanan Informasi

Page 58: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

40

Dalam peraturan ini diatur tentang sistem manajemen

pengamanan informasi dengan menetapkan batasan istilah yang

digunakan dalam pengaturannya. Materi pokoknya memuat

kategorisasi sistem elektronik, standar sistem manajemen

pengamanan informasi, penyelenggaraan sistem elektronik,

sertifikat sistem manajemen pengamanan informasi, lembaga

sertifikasi, penerbitan sertifikat, pelaporan hasil sertifikasi, dan

pencabutan sertifikat, penilaian mandiri, pembinaan, pengawasan,

dan ketentuan sanksi.

c) Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Data

Pribadi Dalam Sistem Elektronik

Dalam peraturan ini diatur tentang perlindungan data

pribadi dalam sistem elektronik dengan menetapkan batasan

istilah yang digunakan dalam pengaturannya. Perlindungan Data

Pribadi dalam Sistem Elektronik mencakup perlindungan

terhadap perolehan, pengumpulan, pengolahan, penganalisisan,

penyimpanan, penampilan, pengumuman, pengiriman,

penyebarluasan, dan pemusnahan data pribadi. Perolehan dan

pengumpulan data pribadi, pengolahan dan penganalisisan data

pribadi, penyimpanan data pribadi, penampilan, pengumuman,

pengiriman, penyebarluasan, dan/atau pembukaan akses data

pribadi, pemusnahan data pribadi, diatur pada Bab II Peraturan

Page 59: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

41

Menteri ini terkait Perlindungan. Selain itu Peraturan Menteri ini

juga mengatur terkait hak pemilik data pribadi, kewajiban

pengguna, kewajiban penyelenggara sistem elektronik,

penyelesaian sengketa, peran pemerintah dan masyarakat,

pengawasan dan sanksi administratif.

d) Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Uji Coba Teknologi

Komunikasi, Informatika Dan Penyiaran

Dalam Peraturan Menteri ini, uji coba diselenggarakan

dengan tujuan untuk melakukan penelitian aspek teknis dan aspek

non teknis terkait penyelenggaraan telekomunikasi, informatika,

dan penyiaran. Aspek teknis antara lain dapat meliputi kinerja

sistem, alat, dan perangkat dan aspek non teknis antara lain

meliputi model bisnis penyelenggaraan. Uji coba diselenggarakan

oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan dapat dibantu

oleh pemangku kepentingan. Penyelenggaraan uji coba ditetapkan

dengan Keputusan Menteri. Uji coba bersifat tidak komersial dan

berbatas waktu.

Menurut Adiningsih (2019: 89-90), secara umum ada beberapa

jenis fintech yang berkembang di Indonesia diantaranya yaitu online

payment, pinjaman peer to peer, teknologi asuransi atau insuretech,

aggregator, crowdfunding, dan lain-lain.

Page 60: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

42

1) Online payment berfokus memberikan layanan sistem pembayaran

yang diselenggarakan oleh industri perbankan, seperti Sistem

Kliring Nasional BI (SKNBI), BI Real Time Gross Settlement

(BI-RTGS), dan BI-SSSS. Contoh fintech sektor ini adalah Doku

dan iPaymu.

2) Peer to peer lending merupakan fintech yang menjadi platform

pertemuan antara investor/pemberi pinjaman dan pencari

pinjaman. Investor mendapat sedikit keuntungan dari dana yang

akan dipinjamkan. Contoh fintech ini adalah Modalku, Amartha,

Investree, dan KoinWorks.

3) Insuretech merupakan inovasi teknologi yang didesain untuk

menekan penghematan dan efisiensi dari model industri asuransi.

Insuretech adalah asuransi teknologi yang terinspirasi dari fintech.

Contoh perusahaan fintech ini adalah pasarpolis.com

4) Aggregator merupakan fintech yang telah mengumpulkan dan

mengolah data-data yang dimanfaatkan oleh konsumen dalam

pengambilan keputusan. Contoh fintech di sektor ini adalah

Cekaja, KreditGogo, Tunaiku, dan Cermati.

5) Crowdfunding merupakan praktik penggalangan dana dari banyak

orang untuk memodali suatu proyek atau usaha yang dilakukan

melalui internet. Contoh fintech yang berkembang adalah

kitabisa.com dan wujudkan.com.

Page 61: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

43

B. Penelitian Terdahulu

Dalam rangka penentuan fokus penelitian, peneliti telah membandingkan

dengan penelitian terdahulu guna mendukung materi yang akan dibahas.

Terdapat beberapa penelitian yang telah membahas mengenai persepsi risiko,

ekspektasi return, behavioral motivation, kemajuan teknologi dan keputusan

investasi, yakni:

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

No. Judul Penulis

(Tahun) Hasil Persamaan Perbedaan

1. Effect of

Risk

Perception

and Risk

Tolerance

on

Investors'

Decision

Making in

Tehran

Stock

Exchange

Moham-

mad Reza

Baghani

dan

Parastoo

Sedaghat

(2014)

Variabel

persepsi

risiko dan

toleransi

risiko

berpengaruh

secara

langsung

dan positif

terhadap

keputusan

investasi di

bursa efek

Tehran.

Meneliti

pengaruh

persepsi

risiko

terhadap

keputusan

investasi.

Meneliti

pengaruh

terhadap

keputusan

investasi di

perusahaan

peer to peer

lending

syariah.

2. An

Analysis

of Factors

Influen-

cing

Investment

Decision

Making in

Indone-

sia’s

Capital

Market

Annisa

Rachmah

Syawiyan-

ti dan Adi

Kuswanto

(2019)

Hasil

penelitian

menunjuk-

kan bahwa

analisis

fundamental

dan

pengetahu-

an tentang

investasi

berpengaruh

terhadap

keputusan

investasi.

Sedangkan

Meneliti

pengaruh

variabel

return

terhadap

keputusan

investasi.

Meneliti

pengaruh

terhadap

keputusan

investasi di

perusahaan

peer to peer

lending

syariah.

Page 62: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

44

return on

investment

tidak

berpengaruh

terhadap

keputusan

investasi.

3. An Assess-

ment

Study on

the

Factors

Influen-

cing the

Individual

Investor

Decision

Making

Behavior

Dr.

Taqadus

Bashir,

Ms.

Scholar

Aaqiba

Javed, Ms.

Scholar

Arslan Ali

Butt, Ms.

Scholar

Nazish

Azam, Ms.

Scholar

Ayesha

Tanveer,

Ms.

Scholar

Irtaza

Ansar

(2013)

Variabel

behavioral

motivation

berpengaruh

terhadap

keputusan

investasi

investor

individual.

Meneliti

pengaruh

variabel

behavioral

motivation

terhadap

keputusan

investasi.

Meneliti

pengaruh

terhadap

keputusan

investasi di

perusahaan

peer to peer

lending

syariah.

4. Pengaruh

Pelatihan

Pasar

Modal,

Return,

Persepsi

Risiko,

Gender,

dan

Kemajuan

Teknologi

pada

Minat

Investasi

Mahasis-

Timothius

Tandio

dan A. A.

G. P.

Widanaput

ra (2016)

Pelatihan

pasar

modal dan

return

mempenga-

ruhi minat

investasi

secara

signifikan

dan variabel

persepsi

risiko,

gender dan

kemajuan

teknologi

Meneliti

pengaruh

return, per-

sepsi risiko

dan

kemajuan

teknologi

pada minat

investasi.

Meneliti

pengaruh

terhadap

keputusan

investasi di

perusahaan

peer to peer

lending

syariah.

Page 63: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

45

wa tidak

mempenga-

ruhi minat

investasi

secara

signifikan.

5. Pengaruh

Modal

Investasi

Minimal

di BNI

Sekuritas,

Return

dan

Persepsi

Terhadap

Risiko

pada

Minat

Investasi

Mahasis-

wa,

dengan

Penghasi-

lan ebagai

Variabel

Moderasi

Daniel

Raditya

T., I Ketut

Budiartha

dan I

Made

Sadha

Suardikha

(2014)

Hasil

penelitian

menunjuk-

kan dana

investasi

minimum

tidak

mempenga-

ruhi

kepentingan

variabel

investasi.

Persepsi

risiko dan

imbalan

yang

mempenga-

ruhi minat

investasi.

Upah tidak

bisa

menjadi

variabel

moderat.

Meneliti

pengaruh

variabel

persepsi

risiko dan

return

terhadap

minat

investasi.

Meneliti

pengaruh

terhadap

keputusan

investasi di

perusahaan

peer to peer

lending

syariah.

6. Modal

Investasi

Awal dan

Persepsi

Risiko

dalam

Keputusan

Berinves-

tasi

Ni

Nyoman

Sri

Rahayu

Trisna

Dewi,

Komang

Fridagusti-

na

Adnantara,

dan Gde

Herry

Sugiarto

Asana

(2017)

Hasil

penelitian

menunjuk-

kan bahwa

persepsi

atas risiko

dan modal

investasi

minimal

berpengaruh

terhadap

minat

berinvestasi

di pasar

modal.

Meneliti

pengaruh

variabel

persepsi

risiko

terhadap

keputusan

investasi.

Meneliti

pengaruh

terhadap

keputusan

investasi di

perusahaan

peer to peer

lending

syariah.

7. Pengaruh Afriani Overconfi- Meneliti Meneliti

Page 64: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

46

Overconfi-

dence,

Accoun-

ting

Informa-

tion, dan

Behaviou-

ral

Motiva-

tion

terhadap

Keputusan

Investasi

Di Kota

Surabaya

Dwi

Rakhma-

tulloh dan

Nadia

Asandimi-

tra (2019)

dence,

accounting

information,

dan

self/firm

image tidak

berpengaruh

dalam

keputusan

investasi.

Social

relevance,

advocate

recommen-

dation, dan

personal

financial

needs

berpengaruh

terhadap

keputusan

investasi.

pengaruh

variabel

behavioral

motivation

terhadap

keputusan

investasi.

pengaruh

terhadap

keputusan

investasi di

perusahaan

peer to peer

lending

syariah.

8. Faktor

Demogra-

fi, Econo-

mic Fac-

tors dan

Behavioral

Motiva-

tion

Dalam

Pertimba-

ngan

Keputusan

Investasi

di

Surabaya

Melisa

Kusuma-

wati

(2013)

Faktor

personal

financial

needs

merupakan

faktor yang

paling

dipertim-

bangkan

dalam

keputusan

investasi

dan terdapat

hubungan

antara usia,

pendidikan,

dan

pendapatan

dengan

faktor self

atau firm

image

coincidence

Meneliti

pengaruh

variabel

behavioral

motivation

terhadap

keputusan

investasi.

Meneliti

pengaruh

terhadap

keputusan

investasi di

perusahaan

peer to peer

lending

syariah.

9. Faktor- Natalia Faktor yang Meneliti Meneliti

Page 65: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

47

Faktor

yang

Dipertim-

bangkan

Investor

dalam

Melaku-

kan

Investasi

Christanti

dan Linda

Ariany

Mahas-

tanti

(2011)

banyak

dipertim-

bangkan

investor

dalam

melakukan

investasi

adalah

neutral

information,

accounting

information,

dan aspek

demografi

juga

mempenga-

ruhi

keputusan

investasi

investor.

pengaruh

variabel

behavioral

motivation

terhadap

keputusan

investasi.

pengaruh

terhadap

keputusan

investasi di

perusahaan

peer to peer

lending

syariah.

10. Pengaruh

Motivasi

dan

Kemajuan

Teknologi

Terhadap

Minat

Investasi

Saham

Bayu Tri

Cahya dan

Nila Ayu

Kusuma

W. (2019)

Hasil

penelitian

ini

menunjuk-

kan bahwa

motivasi

investasi

dan

kemajuan

teknologi

berpengaruh

terhadap

minat

investasi

dalam

kampanye

“Yuk

Nabung

Saham”

pada

generasi Y

di kota

Kudus.

Meneliti

pengaruh

kemajuan

teknologi

terhadap

minat

investasi.

Meneliti

pengaruh

terhadap

keputusan

investasi di

perusahaan

peer to peer

lending

syariah.

Page 66: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

48

C. Kerangka Pemikiran

Pengaruh Persepsi Resiko, Ekspektasi Return, Behavioral Motivation dan

Kemajuan Teknologi terhadap Keputusan Investasi pada Peer To Peer Lending

Syariah

Persepsi Resiko (X1)

Ekspektasi Return (X2)

Behavioral Motivation (X3)

Kemajuan Teknologi (X4)

Keputusan Investasi (Y)

Uji Kualitas Data :

1. Uji Validitas

2. Uji Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik :

1. Uji Normalitas

2. Uji Multikolinearitas

3. Uji Heteroskedastisitas

Regresi Linear Berganda

Uji Hipotesis :

1. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Hasil Penelitian dan Interpretasi

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Page 67: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

49

D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis

1. Hubungan antara Persepsi Resiko terhadap Keputusan Investasi

Menurut Jusuf (2018: 49), persepsi risiko adalah tanggapan

seseorang terhadap hal yang kurang menyenangkan, merugikan, dan

membahayakan dari sebuah perbuatan. Menurut hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ni Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewi, Komang

Fridagustina Adnantara dan Gde Herry Sugiarto Asana (2017) variabel

persepsi risiko berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi.

Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Timothius Tandio A. A. dan

G. P. Widanaputra (2016) menunjukkan kebalikannya yaitu variabel

persepsi risiko tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi

dikarenakan responden cenderung tidak memerhatikan faktor risiko

sebagai pertimbangan keputusan investasi.

Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah:

Ha1 : Terdapat pengaruh antara persepsi risiko terhadap keputusan

investasi di peer to peer lending syariah.

H01 : Tidak terdapat pengaruh antara persepsi risiko terhadap keputusan

investasi di peer to peer lending syariah.

2. Hubungan antara Ekspektasi Return terhadap Keputusan Investasi

Ekspektasi return merupakan harapan seorang investor untuk

mendapatkan keuntungan sesuai yang diinginkan atas penempatan

dananya dalam suatu perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Page 68: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

50

Daniel Raditya T, I Ketut Budiartha dan I Made Sadha Suardikha (2014)

dan Tandio A. A. dan G. P. Widanaputra (2016) menyatakan bahwa

return berpengaruh terhadap keputusan investasi. Namun hasil penelitian

tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Annisa

Rachmah Syawiyanti dan Adi Kuswanto (2019) yang menyatakan

bahwa return on investment tidak berpengaruh terhadap keputusan

investasi.

Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah:

Ha2 : Terdapat pengaruh antara ekspektasi return terhadap keputusan

investasi di peer to peer lending syariah.

H02 : Tidak terdapat pengaruh antara ekspektasi return terhadap

keputusan investasi di peer to peer lending syariah.

3. Hubungan antara Behavioral Motivation terhadap Keputusan

Investasi

Menurut Kusumawati (2013), behavioral motivation adalah

melakukan pengambilan keputusan investasi dengan berdasar pada

psikologi atau objek yang dipercaya oleh investor. Rakhmatulloh dan

Asandimitra (2019) melakukan penelitian mengenai keputusan investasi

di kota Surabaya. Mereka menemukan bahwa beberapa indikator dari

variabel behavioral motivation ini berpengaruh terhadap keputusan

investasi salah satunya yaitu advocate recommendation. Namun, ada pula

beberapa indikator yang justru tidak berpengaruh terhadap keputusan

Page 69: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

51

investasi salah satunya yaitu self/firm image.

Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah:

Ha3 : Terdapat pengaruh antara behavioral motivation terhadap

keputusan investasi di peer to peer lending syariah.

H03 : Tidak terdapat pengaruh antara behavioral motivation terhadap

keputusan investasi di peer to peer lending syariah.

4. Hubungan antara Kemajuan Teknologi terhadap Keputusan

Investasi

Kehadiran teknologi sejatinya bertujuan untuk memudahkan segala

aktivitas manusia. Teknologi membantu memangkas berbagai persoalan

seperti jarak dan waktu yang bisa diatasi dengan teknologi informasi dan

teknologi komunikasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bayu Tri

Cahya dan Nila Ayu Kusuma W. (2019) menunjukkan bahwa kemajuan

teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat investasi.

Namun hal tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Timothius Tandio A. A. dan G. P. Widanaputra (2016) yang

menyatakan bahwa kemajuan teknologi tidak berpengaruh terhadap

minat investasi. Ketersediaan sarana dan prasarana ternyata tidak

mempengaruhi minat investasi.

Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah:

Ha4 : Terdapat pengaruh antara kemajuan teknologi terhadap keputusan

Page 70: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

52

investasi di peer to peer lending syariah.

H04 : Tidak terdapat pengaruh antara kemajuan teknologi terhadap

keputusan investasi di peer to peer lending syariah.

Page 71: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2011: 90). Populasi juga merupakan keseluruhan pengamatan yang diperoleh

dari percobaan atau penelitian (Christianus, 2010: 45). Populasi yang

digunakan di dalam penelitian ini yaitu seluruh investor atau lender yang

menempatkan dananya atau memberikan pembiayaan di platform peer to peer

lending syariah.

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2011:91). Sebagai bagian dari populasi, sampel

memberikan gambaran yang benar mengenai populasi (Gulo, 2010: 78).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-

probability sample (sampel acak) yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi yang dipilih menjadi sampel (Sutopo dan Slamet, 2017: 34).

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode

purposive sampling yaitu pengambilan sumber informasi yang didasarkan

pada maksud atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Yusuf. 2017:

369). Pada penelitian ini peneliti menetapkan kriteria responden yaitu sebagai

Page 72: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

54

berikut:

1. Investor atau lender peer to peer lending syariah yang pernah

menempatkan dananya atau memberikan pembiayaan di platform peer to

peer lending syariah.

2. Investor atau lender peer to peer lending syariah yang berdomisili di

daerah Jabodetabek.

Alasan penentuan kriteria sampel ini yaitu menyesuaikan dengan

daerah domilisi peneliti demi kemudahan dan efisiensi penelitian, serta

provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten masuk ke dalam 5 besar

provinsi dengan jumlah rekening lender atau investor terbanyak selain Jawa

Timur dan Jawa Tengah.

Roscoe dalam (Sugiyono, 2005: 102) memberikan saran untuk ukuran

sampel dalam penelitian bahwa sampel yang layak dalam penelitian adalah 30

sampai dengan 500 responden. Berdasarkan pendekatan di atas dan

keterbatasan peneliti serta pertimbangan teknis di lapangan maka sampel dari

penelitian ini ditentukan sebanyak 80 orang responden yang merupakan

investor yang pernah memberikan pembiayaan di platform peer to peer

lending syariah.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten

dalam rentang waktu dari pengajuan judul penelitian hingga selesainya

penelitian terhitung dari Januari 2020 hingga Agustus 2020.

Page 73: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

55

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan peneliti yaitu data primer dan data

sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian (Bungin, 2017: 132).

Data primer pada penelitian ini akan diperoleh dari hasil jawaban daftar

pernyataan mengenai masing-masing variabel yaitu persepsi risiko,

ekspektasi retun, behavioral motivation, kemajuan teknologi dan

keputusan investasi yang akan diuraikan di dalam kuesioner. Pada

penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah investor atau lender

yang berinvestasi di peer to peer lending syariah yang berdomisili di

daerah Jabodetabek.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber

sekunder dari data yang dibutuhkan (Bungin, 2017: 132). Peneliti

memperoleh data sekunder yang berkaitan dengan penelitian bersumber

dari buku, jurnal, laporan penelitian, tesis, internet, dan perangkat lain

yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti di dalam penelitian ini

adalah kuesioner. Kuesioner atau sering pula disebut angket adalah metode

Page 74: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

56

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi atau mengajukan

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden

(Herlina, 2019: 1).

Kuesioner di dalam penelitian ini akan menggunakan skala Likert.

Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap

atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau

fenomena sosial (Herlina, 2019: 6). Skala Likert menggunakan beberapa butir

pertanyaan untuk mengukur perilaku individu dengan merespon 5 titik pilihan

pada setiap butir pertanyaan, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N),

Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS), dan nantinya akan

diberikan bobot nilai 5 untuk titik pilihan tertinggi dan nilai 1 untuk yang

terendah maupun sebaliknya.

E. Metode Pengolahan Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif membahas cara-cara pengumpulan, peringkasan,

penyajian data sehingga diperoleh informasi yang lebih mudah dipahami.

Informasi yang dapat diperoleh dengan statistik deskriptif antara lain

pemusatan data (range, simpangan rata-rata, varians dan simpangan

baku), kecenderungan suatu gugus data dan ukuran letak (kuartil, desil

dan persentil) (Muchson, 2017: 6-7). Beberapa hal yang termasuk ke

dalam bagian ini adalah mengumpulkan data, mengolah data, menganalisa

data serta menyajikannya (Ghozi dan Sunindyo, 2015: 2). Peneliti

Page 75: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

57

menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 untuk melakukan analisis

statistik deskriptif di dalam penelitian ini. Adapun hasil pembahasan

analisis statistik deskriptif yang akan diuraikan yaitu:

a. Hasil pembahasan statistik deskriptif mengenai karakteristik

responden penelitian secara keseluruhan berdasarkan usia, jenis

kelamin, status menikah, pendidikan, lama investasi, pendapatan

dalam 1 tahun dan di perusahaan apa para investor berinvestasi.

b. Hasil pembahasan statistik deskriptif mengenai sebaran jawaban

responden dan seberapa jauh variasi jawaban responden dari setiap

indikator dalam penelitian ini.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah isi

instrumen yang digunakan di dalam penelitian memiliki validitas yang

tinggi atau tidak. Validitas perlu dilakukan untuk mengukur

kesesuaian alat ukur yang digunakan oleh eksperimenter (Pramesti,

2014: 39). Instrumen yang valid adalah instrumen yang bisa mengukur

apa yang diukur (Sarmanu, 2017: 9). Untuk menentukan apakah suatu

item layak digunakan atau tidak adalah dengan melakukan uji

signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi α=5% yang

artinya suatu item dapat dianggap valid jika berkorelasi signifikan

terhadap skor total item. Uji validitas di dalam penelitian ini

Page 76: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

58

menggunakan Korelasi Pearson, yang dimana hasil validitasnya dapat

diketahui apabila r tabel lebih kecil daripada r hitung (Herlina, 2019:

58).

b. Uji Reliabilitas

Selain membutuhkan data yang valid, data penelitian juga harus

reliabel. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila hasil

pengukuran instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya

pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu

yang berlainan (dengan kondisi yang sama) (Pramesti, 2014: 42).

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang menghasilkan ukuran

yang konsisten. Uji reliabilitas di dalam penelitian ini dilakukan

dengan rumus Cronbach’s Alpha. Secara umum, pengambilan

keputusan uji reliabilitas dapat dikategorikan menjadi (Herlina, 2019:

70):

1) Nilai Cronbach’s Alpha < 0,6 = reliabilitas buruk.

2) Nilai Cronbach’s Alpha 0,6-0,79 = reliabilitas diterima.

3) Nilai Cronbach’s Alpha > 0,8 = reliabilitas baik.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk menilai apakah nilai residual

terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

memiliki nilai residual yang berditribusi normal (Ansofino, et.al.,

Page 77: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

59

2016: 94). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji One Sample Kolmogrov Smirnov Test dengan

menggunakan taraf signifikansi α=5%. Untuk mengetahui apakah data

terdistribusi normal atau tidak adalah dengan memperhatikan angka

pada Asymp.Sig. (2-tailed). Akan ada dua macam asumsi berdasarkan

angka signifikansi tersebut, yaitu:

a) Data terdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p) > 0,05.

b) Data terdistribusi tidak normal apabila nilai signifikansi (p) < 0,05

(Sufren dan Natanael, 2014: 68).

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah uji yang digunakan untuk melihat ada

atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas

dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang

tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara

variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu

(Ansofino, et.al., 2016: 94). Uji multikolinieritas yang digunakan di

dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilai VIF (variance

inflation factor) dan nilai tolerance. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10

dan nilai tolerance tidak kurang 0,1 maka model dapat dikatakan

terbebas dari multikolinieritas, VIF = 1/tolerance, jika VIF = 10,

maka tolerance 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah

tolerance.

Page 78: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

60

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat

ketidaksamaan varians dari residual pengamatan satu ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana

terdapat kesamaan varians dari residual pengamatan satu ke

pengamatan yang lain (Ansofino, et.al., 2016: 94). Pada penelitian ini,

uji heteroskedastisitas dilakukan dengan metode uji White. Uji White

didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2 yang akan

mengikuti distribusi chi-square dengan degree of freedom (df)

sebanyak variabel independen tidak termasuk konstanta dalam regresi

auxiliary. Nilai hitung chi-squares (x2) dapat dicari dengan formula

sebagai berikut:

𝑛. 𝑅2 ≈ 𝑥2df

Dasar kriteria dalam pengambilan keputusannya yaitu:

1) Jika nilai chi-squares hitung (𝑛. 𝑅2) lebih besar dari nilai 𝑥2

kritis dengan derajat kepercayaan tertentu (ɑ) maka terdapat

heteroskedastisitas.

2) Jika nilai chi-squares hitung (𝑛. 𝑅2) lebih kecil dari nilai 𝑥2

dengan derajat kepercayaan tertentu (ɑ) maka tidak

mengandung masalah heteroskedastisitas (Nuryanto dan

Pambuko, 2019: 57).

Page 79: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

61

3. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independen

secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Penelitian ini

menggunakan uji F berdasarkan nilai signifikansi. Dasar pengambilan

keputusan dalam uji F berdasarkan nilai signifikansi adalah jika nilai

signifikansi <0,05 maka variabel independen secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan berlaku

sebaliknya (Hantono, 2018: 72-73).

b. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara

individual mempengaruhi variabel dependen. Penelitian ini

menggunakan uji t berdasarkan nilai signifikansi. Dasar pengambilan

keputusan dalam uji t berdasarkan nilai signifikansi adalah jika nilai

signifikansi <0,05 maka variabel independen secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan berlaku

sebaliknya (Hantono, 2018: 74-75).

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menyatakan proporsi keragaman pada

variabel bergantung yang mampu dijelaskan oleh variabel

penduganya. Nilai R2 berkisar antara 0-1, nilai R2 yang semakin

mendekati 1 menunjukkan pengaruh variabel penduga terhadap

variabel bergantung yang semakin kuat. Sebaliknya, semakin

Page 80: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

62

mendekati 0 menunjukkan pengaruh yang semakin lemah (Wahyono,

2010: 29).

4. Analisis Regresi Berganda

Regresi berganda dapat didefinisikan sebagai pengaruh antara lebih

dari 2 variabel, dimana terdiri dari 2 atau lebih variabel independen dan 1

variabel dependen dan juga digunakan untuk membangun persamaan dan

menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction)

(Kurniawan, 2010). Adapun model regresi berganda yang digunakan di

dalan penelitian ini menggunakan rumus persamaan matematis sebagai

berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + ε

Keterangan:

Y = Keputusan Investasi

X1 = Persepsi risiko β1 = Koefisien X1

X2 = Ekspektasi return β2 = Koefisien X2

X3 = Behavioral motivation β3 = Koefisien X3

X4 = Kemajuan teknologi β4 = Koefisien X4

Page 81: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

63

D. Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel

Penelitian Dimensi Indikator

Skala

Ukur

Persepsi

Risiko

(X1)

(Pavlou,

2003)

Adanya risiko

tertentu

1. Investasi di perusahaan ini memiliki

beberapa risiko tertentu yang tidak

bisa saya hindari dan harus saya

tanggung

Likert

Mengalami

kerugian

2. Saya akan mengalami kerugian

formil dan materil jika berinvestasi di

sini

3. Berinvestasi di perusahaan ini belum

tentu sepenuhnya aman

Pemikiran

berisiko

4. Saya khawatir data-data saya tidak

sepenuhnya terjaga dengan baik

5. Saya merasa investasi di perusahaan

ini memiliki banyak ketidakpastian

di dalamnya

Ekspektasi

Return

(X2)

(Aini et.al.,

2019)

Ketertarikan

atas return yang

dihasilkan

6. Tingkat return yang ditawarkan oleh

perusahaan ini cukup menarik

Likert

7. Saya tertarik akan gambaran return

yang dihasilkan dari dana investasi

saya

Keuntungan

menarik dan

kompetitif

8. Keuntungan investasi di perusahaan

ini cukup menarik dan kompetitif

dengan perusahaan lainnya

Keuntungan

sesuai risiko

9. Tingkat keuntungan dan risiko yang

dimiliki perusahaan ini bisa saya

terima

10. Keuntungan yang ditawarkan

sebanding dengan risiko yang

dimiliki

Behavioral

Motivation

(X3)

(Nagy dan

Self/Firm Image

11. Saya memperhatikan reputasi

perusahaan Likert

12. Saya menilai etika perusahaan secara

keseluruhan

Page 82: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

64

Variabel

Penelitian Dimensi Indikator

Skala

Ukur

Obenberger,

1994)

13. Saya mempertimbangkan bagaimana

kualitas produk dan pelayanan

perusahaan

Advocate

Recommenda-

tion

14. Rekomendasi dari teman atau teman

kerja mempengaruhi keputusan

investasi saya

15. Pendapat keluarga atau orang

terdekat mempengaruhi keputusan

investasi saya

Kemajuan

Teknologi

(X4)

(Davis,

1989 dan

Al-Gahtani,

1999)

Kemudahan

16. Kemajuan teknologi memberikan

kemudahan dalam berinvestasi

Likert

17. Teknologi yang diterapkan mudah

saat dijalankan

18. Teknologi yang diterapkan dapat

dijalankan oleh semua kalangan usia

Kenyamanan

19. Kemajuan teknologi memberikan

kenyamanan dalam berinvestasi

20. Teknologi yang diterapkan nyaman

saat digunakan

Keputusan

Investasi

(Y)

(Wulandari

dan

Iramani,

2014)

Penggunaan

pendapatan

untuk investasi

yang berisiko

21. Saya tidak akan mengalokasikan

pendapatan saya untuk melakukan

investasi yang berisiko

Likert

Investasi tanpa

pertimbangan

22. Saya tidak akan berinvestasi tanpa

melalui pertimbangan terlebih dahulu

23. Saya tidak akan berinvestasi sebelum

mengetahui bagaimana dana

investasi saya digunakan

Investasi tanpa

jaminan

24. Saya tidak akan melakukan investasi

tanpa jaminan yang sepadan

Investasi

berdasarkan

intuisi/perasaan

25. Saya melakukan investasi hanya

mengikuti intuisi atau perasaan saya

saja

Page 83: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

65

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Peer to Peer Lending Syariah

a. Pengertian

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77

/POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis

Teknologi Informasi, Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis

Teknologi Informasi adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan

untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman

dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata

uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan

menggunakan jaringan internet. Seiring berkembangnya halal life style

yang semakin menyeruak di kalangan masyarakat dan kebutuhan akan

transaksi lembaga keuangan yang aman dan halal, maka layanan

pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi menyediakan

layanan berbasis syariah untuk menjawab tantangan ekonomi saat ini.

Menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 117/DSN-MUI/II/2018 tentang

Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan

Prinsip Syariah, Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi

Berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyelenggaraan layanan jasa

keuangan berdasarkan prinsip syariah yang mempertemukan atau

Page 84: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

66

menghubungkan pemberi pembiayaan dengan penerima pembiayaan

dalam rangka melakukan akad pembiayaan melalui sistem elektronik

dengan menggunakan jaringan internet. Pengertian layanan

pembiayaan berbasis teknologi informasi dengan prinsip syariah

artinya bahwa dalam melakukan pembiayaan harus disesuaikan

dengan prinsip syariah sehingga terhindar dari adanya riba ataupun

penanggungan kerugian yang tidak sesuai dengan syariah (Wulandari,

2018).

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan

per Mei 2020, perusahaan yang bergerak di layanan peer to peer

lending syariah ini berjumlah 12 entitas perusahaan yaitu:

1) PT. Investree Radhika Jaya (Investree). Investree ini memiliki

layanan konvensional dan syariah di dalamnya. Ia menyalurkan

produk-produk pembiayaannya bagi para UKM (Usaha Kecil dan

Menengah).

2) PT. Ammana Fintek Syariah (Ammana). Ammana adalah fintek

syariah pertama di Indonesia. Ia menyalurkan pendanaannya

kepada para pelaku usaha dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan

Menengah) dengan sistem non direct funding yaitu para pelaku

UMKM diwajibkan untuk menjadi anggota dari mitra keuangan

mikro syariah Ammana yang berfungsi sebagai lembaga kurasi

kelayakan usaha UMKM.

3) PT. Alami Fintek Sharia (ALAMI). ALAMI menyalurkan produk-

Page 85: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

67

produk pembiayaannya kepada para UKM. Skema yang dijalankan

yaitu ALAMI akan menerima pengajuan pendanaan anjak piutang

(invoice financing) dari UKM kepada ALAMI. Invoice financing

di ALAMI merupakan pembiyaan dalam bentuk jasa pengurusan

penagihan piutang berdasarkan bukti tagihan (invoice), baik

disertai atau tanpa disertai talangan (qard) yang diberikan kepada

pelaku usaha yang memilik tagihan kepada pihak ketiga (payor).

4) PT. Dana Syariah Indonesia (Dana Syariah). Dana Syariah

merupakan fintech peer to peer financing yang berfokus kepada

pendanaan properti.

5) PT. Syarfi Teknologi Finansial (Syarfi).

6) PT. Duha Madani Syariah (Duha Syariah). Duha Syariah

memberikan pembiayaan untuk konsumtif (pembelian barang dan

jasa), perjalanan umroh dan wisata halal dan pembiayaan

produktif (invoice financing).

7) PT. Qazwa Mitra Hasanah (Qazwa). Qazwa memberikan

pembiayaannya kepada para pelaku UMKM dengan skema supply

chain financing (SCF). SCF adalah bentuk kemitraan dengan

pihak-pihak tertentu dengan cara memberikan kredit jangka

pendek. Qazwa dalam hal ini masuk untuk membantu pelaku

UMKM dan supplier. Skema SCF yang ada di Qazwa

memungkinkan para pelaku UMKM yang berperan sebagai

pembeli untuk memperpanjang persyaratan pembayaran kepada

Page 86: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

68

para supplier atau pemasok. Dan pemasok tidak perlu khawatir

terhadap arus kas yang dimiliki karena mereka akan mendapatkan

pembayaran lebih awal.

8) PT. Maslahat Indonesia Mandiri (BSalam). Bsalam adalah portal

peer to peer financing berbasis syariah yang berfokus pada

pendanaan modal kerja Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh

(PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).

9) PT. Ethis Fintek Indonesia (ETHIS). ETHIS yaitu penyelenggara

peer to peer syariah yang melakukan kegiatan pembiayaan di

bidang real estate dan infrastruktur.

10) PT. Kapital Boost Indonesia (Kapital Boost). Kapital Boost adalah

platform pembiayaan peer to peer syariah yang lahir di Singapura

dan berhasil terdaftar di OJK pada tahun 2019 untuk membantu

UKM dalam mendapatkan pembiayaan yang syariah.

11) PT. Piranti Alphabet Perkasa (PAPITUPI Syariah). PAPITUPI

Syariah adalah perusahaan fintech lending syariah yang

memberikan pembiayaan kepada para karyawan perusahaan atau

koperasi perusahaan yang telah terdaftar di PAPITUPI Syariah.

12) PT. Berkah Fintech Syariah (Berkah Fintek Syariah). Berkah

Fintek Syariah menyediakan layanan interfacing sebagai

penghubung pihak yang memberikan pembiayaan dan pihak yang

membutuhkan pembiayaan meliputi pendanaan dari individu,

organisasi, maupun badan hukum kepada individu atau badan

Page 87: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

69

hukum tertentu.

b. Mekanisme Kerja

Financial technology peer-to-peer lending merupakan salah satu

bentuk inovasi teknologi di bidang layanan jasa keuangan khususnya

pinjaman/pembiayaan/pendanaan yang menghilangkan hambatan-

hambatan yang sering dialami masyarakat. Saat ini dengan hadirnya

fintech ini masyarakat dapat dengan mudah mengakses

pinjaman/pembiayaan untuk mengingkatkan usaha yang dimiliki atau

kebutuhan rumah tangga yang harus segera dipenuhi (Baihaqi, 2018).

Model layanan pembiayaan berbasis teknologi informasi

berdasarkan prinsip syariah yang dapat dilakukan oleh Penyelenggara

menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 117/DSN-MUI/II/2018 antara lain:

1) Pembiayaan anjak piutang (factoring); yaitu pembiayaan dalam

bentuk jasa pengurusan penagihan piutang berdasarkan bukti

tagihan (invoice), baik disertai atau tanpa disertai talangan (qardh)

yang diberikan kepada pelaku usaha yang memiliki tagihan

kepada pihak ketiga (payor).

2) Pembiayaan pengadaan barang pesanan pihak ketiga (purchase

order); yaitu pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha

yang telah memperoleh pesanan atau surat perintah kerja

pengadaan barang dari pihak ketiga.

3) Pembiayaan pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan

secara online (online seller); yaitu pembiayaan yang diberikan

Page 88: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

70

kepada pelaku usaha yang melakukan transaksi jual beli online

pada penyedia layanan perdagangan berbasis teknologi informasi

(platform e-commerce/marketplace) yang telah menjalin

kerjasama dengan penyelenggara.

4) Pembiayaan pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan

secara online dengan pembayaran melalui penyelenggara payment

gateway, yaitu pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha

(seller) yang aktif berjualan secara online melalui saluran

distribusi (channel distribution) yang dikelolanya sendiri dan

pembayarannya dilakukan melalui penyedia jasa otorisasi

pembayaran secara online (payment gateway) yang bekerjasama

dengan pihak penyelenggara.

5) Pembiayaan untuk pegawai (employee), yaitu pembiayaan yang

diberikan kepada pegawai yang membutuhkan pembiayaan

konsumtif dengan skema kerjasama potong gaji melalui institusi

pemberi kerja.

6) Pembiayaan berbasis komunitas (community based), yaitu

pembiayaan yang diberikan kepada anggota komunitas yang

membutuhkan pembiayaan, dengan skema pembayarannya

dikoordinasikan melalui koordinator/pengurus komunitas.

Mekanismenya adalah terdapat dua akad terpisah dalam setiap

model, yaitu antara penyelenggara dengan pemberi pembiayaan dan

Page 89: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

71

antara penyelenggara dengan penerima pembiayaan. Penyelenggara

dengan pemberi pembiayaan menggunakan akad wakalah bi al-ujrah,

sedangkan antara penyelenggara dengan penerima pembiayaan bisa

menggunakan akad wakalah bi al-ujrah, murabahah, mudharabah,

musyarakah, ijarah, atau qardh sesuai dengan model yang digunakan

(Baihaqi, 2018).

B. Deskripsi Responden

Sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu analisis data penelitian,

peneliti akan mengemukakan gambaran mengenai karakteristik responden

yang berpartisipasi di dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini

yaitu investor atau lender yang pernah memberikan pinjaman atau

pembiayaan di platform peer to peer lending syariah yang berdomisili di

Jabodetabek. Adapun uraian gambaran umum responden penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin

Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada

80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Page 90: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

72

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian

dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 49 orang atau 61.3% sedangkan

responden penelitian dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 31

orang atau 38.8%. Maka demikian, responden penelitian ini didominasi

oleh responden penelitian laki-laki dengan persentase 61.3%.

2. Karakteristik Responden menurut Jenis Usia

Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada

80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2

Usia Responden

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian

dengan usia 20 s/d 30 tahun berjumlah 62 orang atau 77.5%, usia 31 s/d

40 tahun berjumlah 14 orang atau 17.5%, usia 41 s/d 50 tahun berjumlah

1 orang atau 1.3% dan usia >50 tahun berjumlah 3 orang atau 3.8%.

Maka demikian, responden penelitian ini didominasi oleh responden

penelitian dengan usia 20 s/d 30 tahun dengan persentase 77.5%.

Page 91: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

73

3. Karakteristik Responden menurut Domisili

Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada

80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3

Domisili Responden

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian

dengan domisili Jakarta berjumlah 21 orang atau 26.3%, responden

penelitian dengan domisili Bogor berjumlah 16 orang atau 20.0%,

responden penelitian dengan domisili Depok berjumlah 11 orang atau

13.8%, responden penelitian dengan domisili Tangerang berjumlah 19

orang atau 23.8% dan responden penelitian dengan domisili Bekasi

berjumlah 13 orang atau 16.3%. Maka demikian, responden penelitian ini

didominasi oleh responden penelitian dengan domisili Jakarta yaitu

dengan persentase 26.3%.

4. Karakteristik Responden menurut Pendidikan

Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada

80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:

Page 92: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

74

Tabel 4.4

Pendidikan Responden

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian

dengan pendidikan kurang dari SMA berjumlah 1 orang atau 1.3%,

pendidikan SMA berjumlah 14 orang atau 17.5%, pendidikan diploma

(D1/D2/D3) berjumlah 4 orang atau 5.0%, pendidikan sarjana S1

berjumlah 50 orang atau 62.5% dan pendidikan pasca sarjana (S2/S3)

berjumlah 11 orang atau 13.8%. Maka demikian, responden penelitian ini

didominasi oleh responden penelitian dengan pendidikan sarjana S1

dengan persentase 63.8%.

5. Karakteristik Responden menurut Status

Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada

80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:

Page 93: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

75

Tabel 4.5

Status Responden

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian

dengan status belum menikah berjumlah 51 orang atau 63.8% dan status

menikah berjumlah 29 orang atau 36.3%. Maka demikian, responden

penelitian ini didominasi oleh responden penelitian dengan status belum

menikah dengan persentase 65.0%.

6. Karakteristik Responden menurut Lama Investasi

Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada

80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6

Lama Investasi Responden

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian

dengan lama investasi kurang dari 1 tahun berjumlah 45 orang atau

Page 94: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

76

56.3%, responden penelitian dengan lama investasi 1-5 tahun berjumlah

31 orang atau 38.8% dan responden penelitian dengan lama investasi

lebih dari 5 tahun berjumlah 4 orang atau 5.0%. Maka demikian,

responden penelitian ini didominasi oleh responden penelitian dengan

lama investasi kurang dari 1 tahun dengan persentase 56.3%.

7. Karakteristik Responden menurut Pendapatan Dalam Setahun

Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada

80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7

Pendapatan dalam Setahun

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian

dengan pendapatan dalam setahun kurang dari Rp 50.000.000 berjumlah

44 orang atau 55.0%, responden penelitian dengan pendapatan Rp

50.000.000-Rp. 250.000.000 dalam setahun berjumlah 31 orang atau

38.8%, responden penelitian dengan pendapatan Rp. 250.000.000 -Rp.

500.000.000 dalam setahun berjumlah 3 orang atau 3.8% dan responden

penelitian dengan pendapatan di atas Rp. 500.000.000 dalam setahun

Page 95: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

77

berjumlah 2 orang atau 2.5%. Maka demikian, responden penelitian ini

didominasi oleh responden penelitian dengan pendapatan kurang dari Rp

50.000.000 dalam setahun dengan persentase 55.0%.

8. Karakteristik Responden menurut Perusahaan Berinvestasi

Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada

80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8

Perusahaan Berinvestasi

No. Perusahaan Jumlah responden

1. Investree 6

2. Ammana 12

3. ALAMI 9

4. Dana Syariah 14

5. Syarfi 0

6. Duha Syariah 2

7. Qazwa 11

8. Bsalam 2

9. ETHIS 12

10. Kapital Boost 5

11. PAPITUPI Syariah 3

12. Berkah Fintek Syariah 4

Total 80

Sumber: Data diolah

Page 96: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

78

C. Hasil Kualitas Data

1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah isi

instrumen yang digunakan di dalam penelitian memiliki validitas yang

tinggi atau tidak. Uji validitas yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu

Korelasi Pearson, yang dimana hasil validitasnya dapat diketahui apabila r

tabel lebih kecil daripada r hitung. Dengan taraf signifikansi α=5% dan

n=30, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,361.

Berikut adalah hasil uji validitas dari masing-masing variabel

dengan menggunakan 30 sampel.

a. Variabel Persepsi Risiko

Tabel 4.9

Uji Validitas Variabel Persepsi Risiko

Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

Item 1 0,689 0,361 Valid

Item 2 0,706 0,361 Valid

Item 3 0,832 0,361 Valid

Item 4 0,722 0,361 Valid

Item 5 0,707 0,361 Valid

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel persepsi risiko memiliki

kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan perhitungan r

hitung yang lebih besar daripada r tabel (0,361).

Page 97: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

79

b. Variabel Ekspektasi Return

Tabel 4.10

Uji Validitas Variabel Ekspektasi Return

Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

Item 6 0,926 0,361 Valid

Item 7 0,717 0,361 Valid

Item 8 0,762 0,361 Valid

Item 9 0,429 0,361 Valid

Item 10 0,733 0,361 Valid

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel ekspektasi return memiliki

kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan perhitungan r

hitung yang lebih besar daripada r tabel (0,361).

c. Variabel Behavioral Motivation

Tabel 4.11

Uji Validitas Variabel Behavioral Motivation

Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

Item 11 0,624 0,361 Valid

Item 12 0,584 0,361 Valid

Item 13 0,629 0,361 Valid

Item 14 0,870 0,361 Valid

Item 15 0,647 0,361 Valid

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel behavioral motivation

memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan

perhitungan r hitung yang lebih besar daripada r tabel (0,361).

Page 98: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

80

d. Variabel Kemajuan Teknologi

Tabel 4.12

Uji Validitas Variabel Kemajuan Teknologi

Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

Item 16 0,445 0,361 Valid

Item 17 0,422 0,361 Valid

Item 18 0,842 0,361 Valid

Item 19 0,878 0,361 Valid

Item 20 0,676 0,361 Valid

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel kemajuan teknologi

memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan

perhitungan r hitung yang lebih besar daripada r tabel (0,361).

e. Variabel Keputusan Investasi

Tabel 4.13

Uji Validitas Variabel Keputusan Investasi

Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

Item 21 0,805 0,361 Valid

Item 22 0,779 0,361 Valid

Item 23 0,533 0,361 Valid

Item 24 0,452 0,361 Valid

Item 25 0,711 0,361 Valid

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel keputusan investasi

memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan

perhitungan r hitung yang lebih besar daripada r tabel (0,361).

Page 99: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

81

2. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur apakah

suatu instrumen dapat menghasilkan hasil pengukuran yang sama apabila

pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama di waktu yang

berlainan. Uji reliabilitas di dalam penelitian ini dilakukan dengan rumus

Cronbach’s Alpha dengan kriteria nilai di atas 0,6 agar realibilitas dapat

diterima. Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari setiap variabel dengan

menggunakan 30 sampel.

Tabel 4.14

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Standar

Reliabilitas Keterangan

Persepsi Risiko 0,784 0,6 Reliabel

Ekspektasi

Return

0,762 0,6 Reliabel

Behavioral

Motivation

0,675 0,6 Reliabel

Kemajuan

Teknologi

0,686 0,6 Reliabel

Keputusan

Investasi

0,658 0,6 Reliabel

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk

seluruh variabel yang ada di dalam penelitian ini menunjukkan angka

>0,6. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pernyataan

Page 100: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

82

kuesioner untuk seluruh variabel yang ada di dalam penelitian ini adalah

reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.

D. Statistik Deskriptif Responden

Pada bagian statistik deskriptif ini, peneliti bertujuan untuk

menguraikan dan menganalisis data berdasarkan hasil yang diperoleh dari

jawaban pernyataan terhadap masing-masing item indikator pengukur

variabel. Statistik deskriptif pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Persepsi Risiko (X1)

Dalam variabel persepsi risiko (X1), terdapat 5 item pernyataan yang

dibagikan kepada 80 responden penelitian dan masing-masing item

mewakili indikator-indikator dari variabel tersebut. Adapun indikator

dari variabel persepsi risiko ini adalah adanya risiko tertentu (1

pernyataan), mengalami kerugian (2 pernyataan) dan pemikiran beresiko

(2 pernyataan). Berikut adalah hasilnya:

Tabel 4.15

Risiko Tertentu di Peer To Peer Lending Syariah

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Page 101: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

83

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, tidak setuju berjumlah 1

responden atau 1,3%, netral berjumlah 38 responden atau 47,5%, setuju

berjumlah 17 responden atau 21,3%, dan sangat setuju berjumlah 24

responden atau 30% mengenai adanya risiko tertentu di perusahaan peer

to peer lending syariah yang tidak bisa mereka dihindari dan mau tidak

mau harus mereka tanggung. Dengan demikian, pernyataan ini

didominasi oleh responden yang menjawab netral dengan persentase

47,5%,

Tabel 4.16

Akan Mengalami Kerugian

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 2

responden atau 2,5%, netral berjumlah 33 responden atau 41,3%, setuju

berjumlah 34 responden atau 42,5%, dan sangat setuju berjumlah 10

responden atau 12,5% mengenai pernyataan akan mengalami kerugian

jika melakukan investasi di peer to peer lending syariah. Dengan

Page 102: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

84

demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab

setuju dengan persentase 42,5%,

Tabel 4.17

Tidak Menentunya Keamanan dalam Berinvestasi di Peer To Peer

Lending Syariah

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

msetuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, tidak setuju berjumlah 1

responden atau 1,3%, netral berjumlah 30 responden atau 37,5%, setuju

berjumlah 24 responden atau 30%, dan sangat setuju berjumlah 25

responden atau 31,3% mengenai pernyataan bahwa berinvestasi di peer

to peer lending syariah belum tentu sepenuhnya aman. Dengan demikian,

pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab netral dengan

persentase 37,5%,

Page 103: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

85

Tabel 4.18

Kekhawatiran Tidak Terjaganya Data-data Investor

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 3

responden atau 3,8%, netral berjumlah 20 responden atau 25%, setuju

berjumlah 30 responden atau 37,5%, dan sangat setuju berjumlah 26

responden atau 32,5% mengenai kekhawatiran para investor akan

keamanan data-data mereka. Dengan demikian, pernyataan ini

didominasi oleh responden yang menjawab setuju dengan persentase

37,5%.

Tabel 4.19

Banyaknya Ketidakpastian Dalam Berinvestasi di Peer To Peer

Lending Syariah

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Page 104: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

86

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 2

responden atau 2,5%, netral berjumlah 29 responden atau 36,3%, setuju

berjumlah 32 responden atau 40%, dan sangat setuju berjumlah 16

responden atau 20% mengenai banyaknya ketidakpastian dalam

berinvestasi di peer to peer lending syariah ini. Dengan demikian,

pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab setuju dengan

persentase 40%,

2. Ekspektasi Return (X2)

Tabel 4.20

Tingkat Return yang Menarik

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 5

responden atau 6,3%, netral berjumlah 17 responden atau 21,3%, setuju

berjumlah 34 responden atau 42,5%, dan sangat setuju berjumlah 23

responden atau 28,8% mengenai tingkat return yang ditawarkan oleh peer

to peer lending syariah ini menarik. Dengan demikian, pernyataan ini

Page 105: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

87

didominasi oleh responden yang menjawab setuju dengan persentase

42,5%,

Tabel 4.21

Responden Tertarik akan Gambaran Return dari Dana

Investasi Mereka

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 2 responden atau 2,5%, tidak setuju berjumlah 2

responden atau 2,5%, netral berjumlah 10 responden atau 12,5%, setuju

berjumlah 37 responden atau 46,3%, dan sangat setuju berjumlah 29

responden atau 36,3% bahwa mereka tertarik akan gambaran return yang

dihasilkan dari penanaman dana investasi mereka. Dengan demikian,

pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab setuju dengan

persentase 46,3%,

Page 106: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

88

Tabel 4.22

Keuntungan Investasi Cukup Menarik dan Kompetitif

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 2

responden atau 2,5%, netral berjumlah 11 responden atau 13,8%, setuju

berjumlah 35 responden atau 43,8%, dan sangat setuju berjumlah 31

responden atau 38,8% bahwa keuntungan investasi di peer to peer

lending syariah ini cukup menarik dan kompetitif dengan platform

investasi lainnya. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh

responden yang menjawab setuju dengan persentase 43,8%,

Tabel 4.23

Tingkat Keuntungan dan Resiko yang dimiliki Peer to Peer Lending

Syariah Bisa Diterima

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Page 107: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

89

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, tidak setuju berjumlah 2

responden atau 2,5%, netral berjumlah 10 responden atau 12, 5%, setuju

berjumlah 40 responden atau 50%, dan sangat setuju berjumlah 28

responden atau 35% bahwa tingkat keuntungan dan resiko yang dimiliki

platform peer to peer lending syariah ini bisa mereka terima. Dengan

demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab

setuju dengan persentase 50%,

Tabel 4.24

Keuntungan yang Ditawarkan Sebanding dengan Risiko yang

Dimiliki

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 2 responden atau 2,5%, tidak setuju berjumlah 4

responden atau 5%, netral berjumlah 10 responden atau 12,5%, setuju

berjumlah 33 responden atau 41,3%, dan sangat setuju berjumlah 31

responden atau 38,8% bahwa keuntungan yang ditawarkan oleh peer to

peer lending syariah ini sebanding dengan risiko yang dimiliki. Dengan

Page 108: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

90

demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab

setuju dengan persentase 41,3%,

3. Behavioral Motivation (X3)

Tabel 4.25

Memperhatikan Reputasi Perusahaan

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, tidak setuju berjumlah 1

responden atau 1,3%, netral berjumlah 7 responden atau 8,8%, setuju

berjumlah 23 responden atau 28,8%, dan sangat setuju berjumlah 49

responden atau 61,3% bahwa mereka memerhatikan reputasi perusahaan

peer to peer lending syariah tempat mereka berinvestasi. Dengan

demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab

msangat setuju dengan persentase 61,3%,

Page 109: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

91

Tabel 4.26

Menilai Etika Perusahaan secara Keseluruhan

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 2

responden atau 2,5%, netral berjumlah 12 responden atau 15%, setuju

berjumlah 22 responden atau 27,5%, dan sangat setuju berjumlah 43

responden atau 53,8% bahwa mereka menilai etika perusahaan peer to

peer lending syariah tempat mereka berinvestasi secara keseluruhan.

Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang

menjawab sangat setuju dengan persentase 53,8%,

Tabel 4.27

Mempertimbangkan Kualitas Produk dan Pelayanan Perusahaan

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Page 110: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

92

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, tidak setuju berjumlah 1

responden atau 1,3%, netral berjumlah 11 responden atau 13,8%, setuju

berjumlah 26 responden atau 32,5%, dan sangat setuju berjumlah 42

responden atau 52,5% bahwa mereka mempertimbangkan bagaimana

kualitas produk dan pelayanan perusahaan peer to peer lending syariah

tempat mereka berinvestasi. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi

oleh responden yang menjawab sangat setuju dengan persentase 52,5%,

Tabel 4.28

Rekomendasi Teman/Teman Kerja Mempengaruhi Keputusan

Investasi

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 6 responden atau 7,5%, tidak setuju berjumlah 9

responden atau 11,3%, netral berjumlah 14 responden atau 17,5%, setuju

berjumlah 28 responden atau 35%, dan sangat setuju berjumlah 23

responden atau 28,8% bahwa rekomendasi teman atau teman kerja

mempengaruhi keputusan investasi mereka di peer to peer lending

Page 111: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

93

syariah. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden

yang menjawab setuju dengan persentase 35%,

Tabel 4.29

Pendapat Keluarga/Orang Terdekat Mempengaruhi Keputusan

Investasi

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjmmlah 4 responden atau 5%, tidak setuju berjumlah 12

responden atau 15%, netral berjumlah 15 responden atau 18,8%, setuju

berjumlah 30 responden atau 37,5%, dan sangat setuju berjumlah 19

responden atau 23,8% bahwa pendapat keluarga atau orang terdekat

mempengaruhi keputusan investasi mereka di peer to peer lending

syariah. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden

yang menjawab setuju dengan persentase 37,5%,

Page 112: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

94

4. Kemajuan Teknologi (X4)

Tabel 4.30

Kemajuan Teknologi Memberikan Kemudahan dalam Berinvestasi

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, tidak setuju berjumlah 3

responden atau 3,8%, netral berjumlah 3 responden atau 3,8%, setuju

berjumlah 16 responden atau 20%, dan sangat setuju berjumlah 58

responden atau 72,5% bahwa kemajuan teknologi memberikan

kemudahan dalam berinvestasi. Dengan demikian, pernyataan ini

didominasi oleh responden yang menjawab sangat setuju dengan

persentase 72,5%,

Tabel 4.31

Teknologi yang Diterapkan Mudah Dijalankan

Page 113: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

95

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan msangat tidak

setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 2

responden atau 2,5%, netral berjumlah 7 responden atau 8,8%, setuju

berjumlah 22 responden atau 27,5%, dan sangat setuju berjumlah 48

responden atau 60% bahwa teknologi yang diterapkan terasa mudah saat

dijalankan. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden

yang menjawab sangat setuju dengan persentase 60%,

Tabel 4.32

Teknologi yang Diterapkan Dapat Dijalankan oleh Semua Kalangan

Usia

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 2 responden atau 2,5%, tidak setuju berjumlah 7

responden atau 8,8%, netral berjumlah 12 responden atau 15%, setuju

berjumlah 33 responden atau 41,3%, dan sangat setuju berjumlah 26

responden atau 32,5% bahwa teknologi yang diterapkan dapat dijalankan

oleh semua kalangan usia. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi

oleh responden yang menjawab setuju dengan persentase 41,3%,

Page 114: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

96

Tabel 4.33

Kemajuan Teknologi Memberikan Kenyamanan dalam Berinvetasi

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 4

responden atau 5%, netral berjumlah 8 responden atau 10%, setuju

berjumlah 23 responden atau 28,8%, dan sangat setuju berjumlah 44

responden atau 55% bahwa kemajuan teknologi memberikan

kenyamanan dalam berinvestasi. Dengan demikian, pernyataan ini

didominasi oleh responden yang menjawab sangat setuju dengan

persentase 55%,

Tabel 4.34

Teknologi yang Diterapkan Nyaman Saat Digunakan

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Page 115: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

97

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 1

responden atau 1,3%, netral berjumlah 7 responden atau 8,8%, setuju

berjumlah 28 responden atau 35%, dan sangat setuju berjumlah 43

responden atau 53,8% bahwa teknologi yang diterapkan nyaman saat

digunakan. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden

yang menjawab sangat setuju dengan persentase 53,8%,

5. Keputusan Investasi (Y)

Tabel 4.35

Tidak Akan Mengalokasikan Pendapatan untuk Investasi yang

Terlalu Beresiko

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 4

responden atau 5%, netral berjumlah 16 responden atau 20%, setuju

berjumlah 27 responden atau 33,8%, dan sangat setuju berjumlah 32

responden atau 40% bahwa para responden tidak akan mengalokasikan

pendapatan mereka untuk investasi yang terlalu beresiko. Dengan

Page 116: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

98

demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab

sangat setuju dengan persentase 40%,

Tabel 4.36

Tidak Akan Berinvestasi Tanpa Pertimbangan

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju dan tidak setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, netral

berjumlah 6 responden atau 7,5%, setuju berjumlah 24 responden atau

30%, dan sangat setuju berjumlah 50 responden atau 62,5% bahwa para

responden tidak akan berinvestasi tanpa pertimbangan terlebih dahulu.

Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang

menjawab sangat setuju dengan persentase 62,5%,

Tabel 4.37

Tidak Akan Berinvestasi Sebelum Mengetahui Bagaimana Dana

Investasinya Digunakan

Page 117: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

99

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 0

responden atau tidak ada, netral berjumlah 6 responden atau 7,5%, setuju

berjumlah 21 responden atau 26,3%, dan sangat setuju berjumlah 52

responden atau 65% bahwa para responden tidak akan berinvestasi

ssebelum mengetahui bagaimana dana investasi mereka digunakan.

Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang

menjawab sangat setuju dengan persentase 65%,

Tabel 4.38

Tidak Akan Berinvestasi Tanpa Jaminan yang Sepadan

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju dan tidak setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, netral

berjumlah 11 responden atau 13,8%, setuju berjumlah 36 responden

atau 45%, dan sangat setuju berjumlah 33 responden atau 41,3%

bahwa para responden tidak akan berinvestasi tanpa jaminan yang

sepadan. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden

yang menjawab setuju dengan persentase 45%,

Page 118: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

100

Tabel 4.39

Berinvestasi Hanya Mengikuti Intuisi/Perasaan Saja

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak

setuju berjumlah 3 responden atau 3,8%, tidak setuju berjumlah 15

responden atau 18,8%, netral berjumlah 29 responden atau 36,3%, setuju

berjumlah 13 responden atau 16,3%, dan sangat setuju berjumlah 20

responden atau 25% bahwa para responden melakukan investasi di peer

to peer lending syariah ini hanya mengikuti intuisi atau perasaan saja.

Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang

menjawab netral dengan persentase 36,3%,

E. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk menilai apakah

nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogrov

Smirnov Test dengan menggunakan taraf signifikansi α=5%. Data

terdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p) > 0,05. Berikut adalah

Page 119: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

101

hasil uji normalitas:

Tabel 4.40

Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogrov Smirnov Test

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel di atas, dapat diketahui

nilai signifikansi sebesar 0,200 dan nilai tersebut lebih besar dari 0,05.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini secara

keseluruhan terdistribusi normal.

2. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas adalah uji yang digunakan untuk melihat ada

atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam

suatu model regresi linear berganda. Uji multikoliniertias yang digunakan

di dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilai VIF (variance

inflation factor) dan nilai tolerance. Berikut adalah uji multikolinearitas:

Page 120: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

102

Tabel 4.41

Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel di atas, dapat

diketahui bahwa masing-masing variabel terikat atau independen

memiliki VIF dengan nilai < 10 dan nilai tolerance lebih besar dari >

0,10 yaitu variabel persepsi risiko memiliki VIF sebesar 1,088 dan nilai

tolerance sebesar 0,919, variabel ekspektasi return memiliki VIF sebesar

1,155 dan nilai tolerance sebesar 0,866, variabel behavioral motivation

memiliki VIF sebesar 1,312 dan nilai tolerance sebesar 0,762 dan

variabel kemajuan teknologi memiliki VIF sebesar 1,171 dan nilai

tolerance sebesar 0,854. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat multikolinieritas antara variabel dependen dengan variabel

independen yang lain sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat

ketidaksamaan varians dari residual pengamatan satu ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana

Page 121: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

103

terdapat kesamaan varians dari residual pengamatan satu ke pengamatan

yang lain (Ansofino, et.al., 2016: 94). Pada penelitian ini, uji

heteroskedastisitas dilakukan dengan metode uji White yaitu dengan

membandingkan nilai chi-squares hitung dengan chi-squares tabel.

Berikut adalah hasil uji heteroskedastisitas:

Tabel 4.42

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa nilai R square hitung

menunjukkan angka 0,069. Selanjutnya untuk mendapatkan angka chi-

squares hitung, peneliti mengkalikan nilai R square hitung tersebut

dengan jumlah sampel penelitian yaitu 80 sampel dan dihasilkan nilai

5,52. Nilai ini lebih kecil dari nilai chi-squares tabel untuk degree of

freedom (df) = 3 dan taraf kepercayaan 5% yaitu 7,815. Dengan demikian

maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadinya heteroskedastisitas.

Page 122: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

104

F. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun

hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:

1. Hasil Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara

bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Adapun hasil hipotesis

dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.43

Hasil Uji F

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Dengan menggunakan dasar penggunaan tingkat signifikansi <0,05

maka dapat dilihat berdasarkan tabel uji F di atas diperoleh tingkat

signifikansi sebesar 0,001 sehingga dapat diketahui bahwa tingkat

signifikansi 0,001 < 0,05. Maka model regresi ini dapat dipakai untuk

variabel keputusan investasi di peer to peer lending syariah. Dengan kata

lain, dapat dikatakan bahwa variabel persepsi risiko, ekspektasi return,

behavioral motivation dan kemajuan teknologi secara bersama-sama

Page 123: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

105

(simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan

investasi di peer to peer lending syariah.

2. Hasil Uji t

Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara

individual mempengaruhi variabel dependen. Adapun hasil hipotesis

dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.44

Hasil Uji t

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan pada tabel hasil uji t di atas, untuk mengetahui

besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen dengan menggunakan dasar t tabel sebesar

1,992 dan tingkat signifikansi <0,05 adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh Variabel Persepsi Risiko (X1) terhadap Keputusan

Investasi

Ha1 : Terdapat pengaruh antara persepsi risiko terhadap

keputusan investasi.

Page 124: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

106

H01 : Tidak terdapat pengaruh antara persepsi risiko terhadap

keputusan investasi.

Pada tabel hasil uji t di atas, koefisien variabel persepsi risiko

memiliki nilai t hitung sebesar 2,017 dan nilai signifikansi sebesar

0,047. Maka dapat diketahui bahwa nilai t hitung (2,017) > t tabel

(1,992) dan nilai signifikansi 0,047 < 0,05. Dengan demikian,

hipotesis yang dihasilkan yakni terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel persepsi risiko terhadap variabel keputusan investasi

(Ha diterima dan H0 ditolak). Artinya, secara parsial terdapat pengaruh

yang signifikan antara variabel persepsi risiko terhadap variabel

keputusan investasi di peer to peer lending syariah.

b. Pengaruh Variabel Ekspektasi Return (X2) terhadap Keputusan

Investasi

Ha2 : Terdapat pengaruh antara ekspektasi return terhadap

keputusan investasi.

H02 : Tidak terdapat pengaruh antara ekspektasi return terhadap

keputusan investasi.

Pada tabel hasil uji t di atas, koefisien variabel ekspektasi

return memiliki nilai t hitung sebesar 0,673 dan nilai signifikansi

sebesar 0,503. Maka dapat diketahui bahwa nilai t hitung (0,673) < t

tabel (1,992) dan nilai signifikansi 0,503 > 0,05. Dengan demikian,

hipotesis yang dihasilkan yakni tidak terdapat pengaruh antara

variabel ekspektasi return terhadap variabel keputusan investasi (H0

Page 125: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

107

diterima dan Ha ditolak). Artinya, secara parsial tidak terdapat

pengaruh antara variabel ekspektasi return terhadap variabel

keputusan investasi di peer to peer lending syariah.

c. Pengaruh Variabel Behavioral Motivation (X3) terhadap

Keputusan Investasi

Ha3 : Terdapat pengaruh antara behavioral motivation terhadap

keputusan investasi.

H03 : Tidak terdapat pengaruh antara behavioral motivation

terhadap keputusan investasi.

Pada tabel hasil uji t di atas, koefisien variabel behavioral

motivation memiliki nilai t hitung sebesar 2,319 dan nilai signifikansi

sebesar 0,023. Maka dapat diketahui bahwa nilai t hitung (2,319) > t

tabel (1,992) dan nilai signifikansi 0,023 < 0,05. Dengan demikian,

hipotesis yang dihasilkan yakni terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel behavioral motivation terhadap variabel keputusan

investasi (Ha diterima dan H0 ditolak). Artinya, secara parsial terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel behavioral motivation

terhadap variabel keputusan investasi di peer to peer lending syariah.

d. Pengaruh Variabel Kemajuan Teknologi (X4) terhadap

Keputusan Investasi

Ha4 : Terdapat pengaruh antara kemajuan teknologi terhadap

keputusan investasi.

Page 126: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

108

H04 : Tidak terdapat pengaruh antara kemajuan teknologi

terhadap keputusan investasi.

Pada tabel hasil uji t di atas, koefisien variabel kemajuan

teknologi memiliki nilai t hitung sebesar 0,780 dan nilai signifikansi

sebesar 0,438. Maka dapat diketahui bahwa nilai t hitung (0,780) < t

tabel (1,992) dan nilai signifikansi 0,438 > 0,05. Dengan demikian,

hipotesis yang dihasilkan yakni tidak terdapat pengaruh antara

variabel kemajuan teknologi terhadap variabel keputusan investasi (H0

diterima dan Ha ditolak). Artinya, secara parsial tidak terdapat

pengaruh antara variabel kemajuan teknologi terhadap variabel

keputusan investasi di peer to peer lending syariah.

3. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) menyatakan proporsi keragaman pada

variabel bergantung yang mampu dijelaskan oleh variabel penduganya.

Nilai R2 berkisar antara 0-1, nilai R2 yang semakin mendekati 1

menunjukkan pengaruh variabel penduga terhadap variabel bergantung

yang semakin kuat. Sebaliknya, semakin mendekati 0 menunjukkan

pengaruh yang semakin lemah (Wahymmono, 2010: 29).

Page 127: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

109

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Pada tabel hasil uji koefisien determinasi di atas, dapat diketahui

bahwa besar R Square (R2 ) adalah 0,167. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel independen persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral

motivation dan kemajuan teknologi hanya dapat menjelaskan 16,7%

terhadap variabel dependen keputusan investasi. Sedangkan sisanya

sebesar 83,3% (100%-16,7%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

termasuk dalam penelitian ini.

G. Hasil Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral motivation dan

kemajuan teknologi terhadap keputusan investasi di peer to peer lending

syariah. Pengujian persyaratan analisis klasik dasar regresi yang telah

dilakukan sebelumnya memberikan hasil bahwa variabel-variabel yang

terlihat di dalamnya memenuhi kualifikasi persyaratan dan asumsi klasik

tersebut. Penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan pengujian signifikansi

Page 128: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

110

model dan interpretasi model regresi. Hasil pengujian regresi linier berganda

terangkum sebagai berikut:

Tabel 4.46

Hasil Analisis Regresi Berganda

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari pengujian regresi linear

berganda di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + ε

Y = 9,535 + 0,210X1 + 0,062X2 + 0,222X3 + 0,068X4 + ε

Keterangan:

Y = Keputusan Investasi

X1 = Persepsi risiko β1 = Koefisien X1

X2 = Ekspektasi return β2 = Koefisien X2

X3 = Behavioral Motivation β3 = Koefisien X3

X4 = Kemajuan Teknologi β4 = Koefisien X4

Page 129: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

111

Menurut Ghozali (2018: 95), analisis regresi linear berganda

digunakan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Hasil dari analisis regresi linear

berganda dalam penelitian ini yaitu akan menguji seberapa besar pengaruh

persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral motivation dan kemajuan

teknologi terhadap keputusan investasi. Namun setelah dilakukan uji hipotesis

parsial sebelumnya, didapati bahwa variabel ekspektasi return dan kemajuan

teknologi tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi. Maka dari itu kedua

variabel tersebut tidak akan diinterpretasikan lebih jauh lagi dalam persamaan

regresi ini.

Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui bahwa:

1. Nilai konstanta persamaan linear menunjukkan angka 9,535, hal ini berarti

apabila nilai variabel bebas (persepsi risiko dan behavioral motivation)

sama dengan nol, maka variabel keputusan investasi di peer to peer

lending syariah akan tetap sebesar 9,535.

2. Nilai koefisien regresi variabel persepsi risiko (β1) sebesar 0,210 yang

menunjukkan bahwa apabila variabel persepsi risiko meningkat sebesar

satu satuan maka keputusan investasi di peer to peer lending syariah akan

meningkat sebesar 0,210.

3. Nilai koefisien regresi variabel behavioral motivation (β3) sebesar 0,222

yang menunjukkan bahwa apabila variabel behavioral motivation

meningkat sebesar satu satuan maka keputusan investasi di peer to peer

lending syariah akan meningkat sebesar 0,222.

Page 130: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

112

H. Interpretasi

Berdasarkan pengujian hipotesis hasil penelitian yang telah dilakukan

untuk mengetahui pengaruh persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral

motivation dan kemajuan teknologi terhadap keputusan investasi di peer to

peer lending syariah.akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Pengaruh Persepsi Risiko terhadap Keputusan Investasi di Peer to Peer

Lending Syariah

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan antara variabel persepsi risiko terhadap keputusan investasi

secara parsial. Diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,047 < 0,05 dan

dibuktikan dengan uji statistik t dimana t hitung (2,017) > t tabel (1,992)

sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha1 dalam penelitian ini diterima dan

H01 ditolak.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ni

Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewia, Komang Fridagustina Adnantara dan

Gde Herry Sugiarto Asana pada tahun 2017, yakni dimana variabel

persepsi risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

investasi.

Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel persepsi risiko berpengaruh terhadap keputusan investasi di peer

to peer lending syariah. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa tingkat

risiko yang dimiliki oleh peer to peer lending syariah seperti adanya

beberapa risiko tertentu yang tidak bisa dihindari, kerugian yang akan

Page 131: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

113

dialami, keamanan dalam berinvestasi, terjaga atau tidaknya data-data

nasabah dan banyaknya ketidakpastian dalam berinvestasi di peer to peer

lending syariah mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi di

peer to peer lending syariah. Hal ini dikarenakan responden penelitian

merasa bahwa risiko yang dimiliki oleh peer to peer lending syariah

merupakan faktor penting dalam keputusan investasinya, sehingga para

investor akan berusaha untuk meminimalisir risiko yang dapat terjadi.

2. Pengaruh Ekspektasi Return terhadap Keputusan Investasi di Peer to Peer

Lending Syariah

Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara

variabel ekspektasi return terhadap keputusan investasi secara parsial.

Diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,503 > 0,05 dan dibuktikan dengan uji

statistik t dimana t hitung (0,673) < t tabel (1,992) sehingga dapat

disimpulkan bahwa H02 dalam penelitian ini diterima dan Ha2 ditolak.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Annisa Rachmah Syawiyanti dan Adi Kuswanto pada tahun 2019 dimana

tingkat return atas investasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan investasi yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat

return atas suatu investasi maka akan semakin mempengaruhi keputusan

investasi seseorang. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan

penelitian yang dilakukan oleh Yonar Agian Trisnatio dan Adeng

Pustikaningsih pada tahun 2017 dimana ekspektasi return berpengaruh

positif dan signifikan terhadap minat investasi.

Page 132: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

114

Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel ekspektasi return tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi

di peer to peer lending syariah. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa

tinggi atau rendahnya tingkat ekspektasi return yang dimiliki investor peer

to peer lending syariah seperti ketertarikan atas return yang dihasilkan,

keuntungan investasi yang menarik dan kompetitif serta tingkat

keuntungan yang sesuai atau sebanding dengan risiko tidak

mempengaruhi keputusan investasi di peer to peer lending syariah. Hal ini

dikarenakan ada sebagian responden penelitian yang kecewa akan tingkat

return yang didapatkan atau mengalami kendala dalam mendapatkan

returnnya baik keterlambatan dari tanggal jatuh tempo atau bahkan tidak

mendapatkan return sama sekali. Sehingga hal ini mempengaruhi

ekspektasi para investor bahwa tingkat return investasi di peer to peer

lending syariah ini tidak sebanding dengan risiko yang dimiliki.

3. Pengaruh Behavioral Motivation terhadap Keputusan Investasi di Peer to

Peer Lending Syariah

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan antara variabel behavioral motivation terhadap keputusan

investasi secara parsial. Diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,023 < 0,05 dan

dibuktikan dengan uji statistik t dimana t hitung (2,319) > t tabel (1,992)

sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha3 diterima dan H03 ditolak.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Afriani Dwi Rakhmatulloh dan Nadia Asandimitira pada tahun 2019 lalu

Page 133: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

115

dimana variabel behavioral motivation berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan investasi.

Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel behavioral motivation berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan investasi di peer to peer lending syariah. Dengan demikian,

dapat diartikan bahwa tingkat reputasi dan etika perusahaan peer to peer

lending syariah serta rekomendasi dan pendapat dari teman atau keluarga

mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi di peer to peer

lending syariah. Hal ini disebabkan karena responden penelitian merasa

bahwa reputasi perusahaan adalah penting dan menjadi salah satu faktor

yang patut dipertimbangkan sebelum berinvestasi. Rekomendasi dan

pendapat dari orang terdekat juga mempengaruhi keputusan investasi

mereka.

4. Pengaruh Kemajuan Teknologi terhadap Keputusan Investasi di Peer to

Peer Lending Syariah

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tidak pengaruh yang

antara variabel kemajuan teknologi terhadap keputusan investasi secara

parsial. Diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,438 > 0,05.dan dibuktikan

dengan uji statistik t dimana t hitung (0,780) < t tabel (1,992) sehingga

dapat disimpulkan bahwa Ho4 diterima dan Ha4 ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Timothius Tandio dan A. A. G. P. Widanaputra pada tahun 2019 yakni

Page 134: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

116

dimana variabel kemajuan teknologi dalam penelitian tersebut tidak

memiliki pengaruh terhadap minat investasi.

Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel kemajuan teknologi tidak berpengaruh terhadap keputusan

investasi di peer to peer lending syariah secara parsial. Dengan demikian,

dapat diartikan bahwa adanya kemajuan teknologi yang bertujuan untuk

seperti memudahkan dan memberi kenyamanan bagi penggunanya tidak

mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi di peer to peer

lending syariah. Hal ini disebabkan karena sebagian responden penelitian

merasa bahwa teknologi yang diterapkan di platform peer to peer lending

syariah ini tidak sepenuhnya mudah dan nyaman saat digunakan.

5. Pengaruh Persepsi Risiko, Ekspektasi Return, Behavioral Motivation dan

Kemajuan Teknologi terhadap Keputusan Investasi di Peer to Peer

Lending Syariah

Berdasarkan hasil uji F, nilai yang diperoleh yaitu sebesar 4,964,

sedangkan nilai Ftabel yakni sebesar 2,49. Maka, dapat diketahui nilai F

hitung (4,964) > F tabel (2,49) dengan tingkat signifikansi 0,001 lebih

kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi

risiko, ekspektasi return, behavioral motivation dan kemajuan teknologi

secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap keputusan investasi di peer to peer lending syariah.

Pada keempat variabel bebas memiliki satu kesatuan yang dapat

mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi di peer to peer

Page 135: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

117

lending syariah. Jika salah satu dari keempat variabel bebas berkurang

atau menurun maka keputusan investasi di peer to peer lending syariah

juga akan berkurang atau menurun.

Page 136: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

118

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kajian penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

risiko yang diterima, keputusan berinvestasi semakin besar. Hal ini

disebabkan sampel responden dalam penelitian ini sudah memiliki

pengetahuan yang cukup mengenai investasi, dimana untuk memperoleh hasil

yang tinggi harus disertai dengan resiko yang tinggi pula. Selain itu variabel

behavioral motivation juga berpengaruh terhadap variabel keputusan investasi

secara signifikan. Penyebabnya dapat dikarenakan oleh responden pada

penelitian ini merasa lebih yakin apabila mengetahui reputasi perusahaannya

bagus dan akan lebih percaya pada informasi dan rekomendasi yang diberikan

oleh pihak-pihak lain untuk dasar pengambilan keputusan investasi.

Sedangkan dua variabel lain yaitu ekspektasi return dan kemajuan

teknologi tidak berpengaruh pada variabel keputusan investasi secara

signifikan. Jawaban dari responden penelitian menunjukkan bahwa mereka

sudah mengabaikan faktor ekspektasi return dan kemajuan teknologi sebagai

pertimbangan penting untuk berinvestasi di peer to peer lending syariah.

Merujuk kepada teori investasi yang dimana investor akan memerhatikan

aspek return atas investasinya, dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa

ekspektasi para investor untuk mendapatkan return yang diinginkan ternyata

berbanding terbalik dengan kenyataan di akhir. Sebagian responden dalam

Page 137: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

119

penelitian ini merasakan kesulitan dalam mendapatkan keuntungan

investasinya, baik dari kendala peminjam atau dari platform peer to peer

lending syariah itu sendiri. Adapun mengenai ketersediaan sarana dan

prasarana teknologi yang disediakan oleh perusahaan, sebagian responden

juga mengalami kesulitan dalam menggunakan aplikasi atau situs yang ada.

Mengingat peer to peer lending syariah merupakan layanan keuangan yang

bergerak secara daring atau online, maka kemudahan dan kenyamanan

pengguna haruslah menjadi prioritas utama perusahaan dalam pengadaan

layanannya.

Berdasarkan data yang didapatkan dan pengujian yang telah dilakukan,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara parsial, variabel persepsi risiko dan behavioral motivation

berpengaruh positif dan siginifikan terhadap keputusan investasi di peer to

peer lending syariah. Sedangkan variabel ekspektasi return dan kemajuan

teknologi tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi di peer to peer

lending syariah.

2. Secara simultan, variabel persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral

motivation dan kemajuan teknologi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan investasi di peer to peer lending syariah.

Variabel persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral motivation dan

kemajuan teknologi hanya berpengaruh sebesar 16,7% terhadap keputusan

investasi, dan sisanya 83,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model

penelitian.

Page 138: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

120

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas maka penulis dapat

memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan peer to peer lending syariah hendaknya lebih

meminimalisir lagi risiko-risiko yang dimiliki perusahaannya dan

meningkatkan aspek image perusahaan sehingga para investor merasa

aman saat berinvestasi di dalamnya dan semakin banyak masyarakat yang

mengetahui tentang platform peer to peer lending syariah ini.

2. Bagi perusahaan peer to peer lending syariah hendaknya lebih

memperbaiki kinerja perusahaannya dalam mekanisme pengembalian

imbal hasil yang menjadi hak investor serta memperbaiki kinerja sistem

teknologi informasi yang dimiliki.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih memperluas cakupan

penelitian dan dapat menambahkan variabel-variabel penunjang lainnya

agar penelitian mengenai keputusan investasi di peer to peer lending

syariah dapat berkembang lebih luas lagi.

Page 139: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

121

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ansofino, J. Y. (2016). Buku Ajar Ekonometrika. Yogyakarta: Deepublish.

Asrori. (2020). PSIKOLOGI PENDIDIKAN PENDEKATAN MULTIDISIPLINER.

Purwokerto Selatan: CV. Pena Persada.

Astri Rumondang, A. S. (2019). Fintech: Inovasi Sistem Keuangan di Era Digital.

Yayasan Kita Menulis.

Bungin, B. (2017). METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF Komunikasi,

Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Duli, N. (2019). METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF : BEBERAPA

KONSEP DASAR UNTUK PENULISAN SKRIPSI & ANALISIS DATA

DENGAN SPSS. Yogyakarta: Deepublish.

Eka Ardianto, A. W. (2013). Consumunity Marketing: Strategi Pemasaran

Berbasis Komunitas. Jakarta Selatan: Prasetiya Mulya Publishing.

Fatihudin, D. (2017). Panduan Praktis MERENCANAKAN KEUANGAN untuk

INVESTASI di PASAR MODAL, PASAR UANG DAN VALAS. Surabaya: UM

Surabaya Publishing.

Firmansyah, M. A. (2018). PERILAKU KONSUMEN (SIKAP DAN

PEMASARAN). Yogyakarta: Deepublish.

Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS 25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang

Gulo, W. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Page 140: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

122

Hantono. (2018). Konsep Analisa Laporan Keuangan dengan Pendekatan Rasio

dan SPSS. Yogyakarta: Deepublish.

Herlina, V. (2019). Panduan Praktis Mengolah Data Kuesioner Menggunakan

SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Ikatan Bankir Indonesia, Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan. (2014).

Mengelola Kredit secara Sehat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Iman, N. (2004). Kiat-kiat Membiakkan Uang di Masa Sulit | Investasi Untuk

Pemula. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Jusuf, D. I. (2018). PERILAKU KONSUMEN DI MASA BISNIS ONLINE.

Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

Jogiyanto, Hartono. (2014). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi

Kesepuluh. Yogyakarta : BPFE.

Liliweri, A. (2011). KOMUNIKASI: SERBA ADA SERBA MAKNA. Jakarta:

Kencana.

Muchson, M. (2017). Statistik Deskriptif. Jakarta: Guepedia.

Muzdalifah Azis, S. M. (2015). Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal,

Perilaku Investor dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish.

OJK (2017). Kajian Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan:

Perlindungan Konsumen Pada Fintech. Jakarta: Departemen Perlindungan

Konsumen - Otoritas Jasa Keuangan.

Pramesti, G. (2014). Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22. Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo.

Rudiyanto. (2017). Seri Panduan Investasi : Reksadana untuk Pemula 2. Jakarta:

Page 141: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

123

PT. Elex Media Komputindo.

Saiful Ghozi, A. S. (2015). Statistik Deskriptif untuk Ekonomi. Yogyakarta:

Deepublish.

Santoso, S. (2010). STATISTIK MULTIVARIAT. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

Sarmanu. (2017). Dasar Metodolgi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

Statistika. Surabaya: Airlangga University Press.

Sigit, C. (2010). Seri Belajar Kilat SPSS 18. Yogyakarta: Elcom.

Sri Adiningsih, E. M. (2019). TRANSFORMASI EKONOMI BERBASIS DIGITAL

DI INDONESIA Lahirnya Tren Baru Teknologi, Bisnis, Ekonomi dan

Kebijakan di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Subdirektorat Statistik Demografi. (2018). Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-

2045 Hasil SUPAS 2015 (Edisi Revisi). Jakarta: BPS RI.

Sufren, Y. N. (2013). Mahir Menggunakan SPSS secara Otodidak. Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Afabeta.

Sunaryo, D. (2019). BUKU AJAR MANAJEMEN INVESTASI DAN

PORTOFOLIO. Serang: CV. Penerbit Qiara Media.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.

Tri Hidayati, I. H. (2019). STATISTIKA DASAR Panduan Bagi Dosen dan

Page 142: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

124

Mahasiswa. Jawa Tengah: CV. Pena Persada.

Wahyono, T. (2010). Analisis Regresi dengan Ms. Excel 2007 dan SPSS 17.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Yoyo Sudaryo, A. Y. (2017). INVESTASI BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN.

Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

Yusuf, M. (2017). METODE PENELITIAN : KUANTITATIF, KUALITATIF DAN

PENELITIAN GABUNGAN. Jakarta: KENCANA.

Zulfikar. (2016). Pengantar Pasar Modal dengan Pendekatan Statistika.

Yogyakarta: Deepublish.

Jurnal

Aini, N., Maslichah, & Junaidi. (2019). PENGARUH PENGETAHUAN DAN

PEMAHAMAN INVESTASI, MODAL MINIMUM INVESTASI,

RETURN, RISIKO DAN MOTIVASI INVESTASI TERHADAP MINAT

MAHASISWA BERINVESTASI DI PASAR MODAL (STUDI PADA

MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS KOTA MALANG).

E-JRA, 08(05), 38–52.

Arner, D., Barberis, J., & Buckley, R. (2016). 150 Years of Fintech : An

Evolutionary Analysis. Jassa, 3, 22.

Baghani, M., & Sedaghat, P. (2016). Effect of Risk Perception and Risk Tolerance

on Investors’ Decision Making in Tehran Stock Exchange. International

Academic Journal of Accounting and Financial Management, 3(9), 45–53.

Page 143: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

125

Baihaqi, J. (2018). Financial Technology Peer-To-Peer Lending Berbasis Syariah

di Indonesia. Tawazun : Journal of Sharia Economic Law, 1(2), 116–132.

Wicaksono, Baskoro. (2016). Peran Pemerintah Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Petani Salak di Desa Tinjoman Lama Kecamatan

Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padang Sidimpuan Tahun 2014.

NAKHODA: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 15(1), 10-20

Basuki, F. H., & Husein, H. (2018). Analisis SWOT Financial Technology Pada

Dunia Perbankan di Kota Ambon (Survei Pada Bank di Kota Ambon). Jurnal

Manis, 2(1), 60–74.

Cahya, B. T., & Kusuma, N. A. (2019). Pengaruh Motivasi dan Kemajuan

Teknologi Terhadap Minat Investasi Saham. Al-Masharif: Jurnal Ilmu

Ekonomi Dan Keislaman, 7, 192–207.

Christanti, N., & Mahastanti, L. A. (2011). Faktor-faktor yang dipertimbangkan

investor dalam melakukan investasi. Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan,

4(3), 37–51.

Darman. (2019). Financial Technology (FinTech): Karakteristik dan Kualitas

Pinjaman pada Peer to Peer Lending di Indonesia. Jurnal Manajemen

Teknologi, 18(2), 130–137

Dewanto, I. J., & Arrozi, M. (2016). Membangun Sistem Penunjang Keputusan

Untuk Investasi Saham Dengan Metode SAW.

Dewi, N. N. S. R. T., Adnantara, K. F., & Asana, G. H. S. (2018). Modal Investasi

Page 144: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

126

Awal Dan Persepsi Risiko Dalam Keputusan Berinvestasi. Jurnal Ilmiah

Akuntansi, 2(2), 173–190

Dr. Taqadus Bashir, D. T. B. (2013). An Assessment Study on the Factors

Influencing the Individual Investor Decision Making Behavior’. IOSR

Journal of Business and Management, 9(5), 37–44.

Dwi Rakhmatulloh, A., & Asandimitra, N. (2019). Pengaruh Overconfidence,

Accounting Information, dan Behavioural Motivation Terhadap Keputusan

Investasi di Kota Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 7, 796–806.

Edi Pranyoto dan Winda Rika Lestari. (2015). Faktor Psikologi Yang Membentuk

Perilaku Keuangan (Behavioral Finance) Investor Dalam Transaksi Saham

Pada Pasar Modal Di Lampung. Jurnal Ilmiah Gema Ekonomi, 5(1), 691–

702.

Gahtani S. S., & Malcolm King. (1999). Attitudes, Satisfaction and Usage :

Factors Contributing to Each in the Acceptance of Information Technology.

Behaviour dan Information Technology., 18 (4), 277-297

Iramani, R. (2013). Persepsi Risiko dan Kecenderungan Risiko Investor Individu.

Jurnal Keuangan dan Perbankan, 17(1), 78–88.

Jagongo, A., & Mutswenje, V. S. (2014). A Survey of the Factors Influencing

Investment Decisions: The Case of Individual Investors at the NSE.

International Journal of Humanities and Social Science, 4, 92–102.

Jayantri, I. A. A. U., & Seminari, N. K. (2018). Peran Kepercayaan Memerdiasi

Page 145: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

127

Persepsi Risiko terhadap Niat Menggunakan Mandiri Mobile Banking di

Kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud, 7(5), 2621-2651.

Lammers, J., & Willebrands, D. (2010). Risk Attitudes and Profits among Small

Enterprises in Nigeria Risk Attitude and Profits among Small Enterprises in

Nigeria. June 2014.

Lestari, W., & Rosyidah, S. M. (2013). RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI

RISIKO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA

PERSPEKTIF GENDER. Journal of Business and Banking, 3(2), 189–200.

Listyarti, Indra. (2017). Pengambilan Keputusan Investasi Investor di Pasar Modal

Indonesia ditinjau dari Teori Reasoned Action. Journal of Business and

Banking, 7(2), 237-250.

Masruroh, A. (2014). Konsep Dasar Investasi Reksadana. SALAM: Jurnal Sosial

Dan Budaya Syar-I, 1(1).

Melisa Kusumawati. (2013). Faktor Demografi, Economic Factors dan Behavioral

Motivation dalam Pertimbangan Keputusan Investasi di Surabaya. FINESTA,

1(2), 30–35.

Mildawati, T. (2016). Teknologi Informasi Dan Perkembangannya Di Indonesia.

EKUITAS (Jurnal Ekonomi Dan Keuangan), 4(2), 101.

Ngafifi, M. (2014). Kemajuan Teknologi Dan Pola Hidup Manusia Dalam

Perspektif Sosial Budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan

Aplikasi, 2(1), 33–47.

Page 146: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

128

Njatrijani, R. (2019). Perkembangan Regulasi Dan Pengawasan Financial

Technology di Indonesia. Diponegoro Private Law Review, 4(1), 462–474.

Pavlou, P. A. (2001). Integrating Trust in Electronic Commerce with the

Technology Acceptance Model: Model Development and Validation. Seven

Americas Conference on Information Systems, pp:816-822.

Pavlou, P. A. (2003). Consumer Acceptance of Electronic Commerce : Integrating

Trust and Risk with the Technology Acceptance Model. 7(3), 69–103.

Pokorná, M., & Sponer, M. (2016). Social Lending and Its Risks. Procedia -

Social and Behavioral Sciences, 220(March), 330–337.

Raditya, D., Budiarta, I. K., & Suardikha, I. M. S. (2014). Pengaruh Modal

Investasi Minimal Di BNI Sekuritas, Return dan Persepsi Risiko pada Minat

Investasi Mahasiswa dengan Penghasilan sebagai Variabel Moderasi.

Ekonomi, 7, 377–390.

Rahmahafida, N. I. (2020). Perlindungan Hukum Pihak Pemberi Pinjaman pada

Layanan Pinjaman Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi terhadap Risiko

Gagal Bayar. Jurist-Diction, 3(2), 541

Saksonova, S., & Merlino, I. K. (2017). Fintech as Financial Innovation – The

Possibilities and Problems of Implementation. European Research Studies

Journal, XX(3A), 961–973

Salerindra, B. (2020). Determinan Keputusan Investasi Mahasiswa pada Galeri

Investasi Perguruan Tinggi di Surabaya dan Malang. Jurnal Ilmu

Page 147: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

129

Manajemen, 8(1), 157–173.

Samud. (2018). Peranan Pemerintah dalam Menyejahterakan Masyarakat melalui

Bantuan Sosial Perspektif Ekonomi Islam. AL-Amwal,10(2), 215-228.

Septyanto, D. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investor Individu

Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Sekuritas Di Bursa Efek Indonesia

(BEI). Jurnal Ekonomi, 4(2), 90–101.

Syaifudin, A. (2020). PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK

DI DALAM LAYANAN FINANCIAL TECHNOLOGY BERBASIS PEER

TO PEER (P2P) LENDING (Studi Kasus di PT. Pasar Dana Pinjaman

Jakarta). Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 26, 408–421.

Syawiyanti, A. R., & Kuswanto, A. (2019). an Analysis of Factors Influencing

Investment Decision Making in Indonesia ’ S Capital Market. International

Journal of Economics, Commerce and Management, VII(5), 58–69.

Tandio, T., & Widanaputra, A. (2016). Pengaruh Pelatihan Pasar Modal, Return,

Persepsi Risiko, Gender, Dan Kemajuan Teknologi Pada Minat Investasi

Mahasiswa. E-Jurnal Akuntansi, 16(3), 2316–2341.

Tangke, N. (2004). Analisa Penerimaan Penerapan Teknik Audit Berbantuan

Komputer (TABK) Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model

(TAM) Pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan, 6 (1). Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra

Trisnatio, & Pustikaningsih. (2017). PENGARUH EKSPEKTASI RETURN,

Page 148: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

130

PERSEPSI TERHADAP RISIKO, DAN SELF EFFICACY TERHADAP

MINAT INVESTASI SAHAM MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Jurnal Fakultas Ekonomi, 2(1),

1–15.

Widayat. (2010). Penentu Perilaku Berinvestasi. Ekonomika-Bisnis, 1(2), 111–

128.

Wiratama, Adi. (2016). DAMPAK IMPLEMENTASI PROGRAM MINAPOLITAN

TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN MUNCAR

KABUPATEN BANYUWANGI. Kebijakan dan Manajemen Publik,, 4(3), 14-26.

Wulandari, D. A., & Iramani, R. (2014). STUDI EXPERIENCED REGRET,

RISK TOLERANCE, OVERCONFIDANCE DAN RISK PERCEPTION

PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DOSEN EKONOMI.

Journal of Business and Banking, 4(1), 55–66.

Wulandari, R. (2012). DIMENSI-DIMENSI PERSEPSI RISIKO

KESELURUHAN KONSUMEN. JRMB, 7, 115–124.

Yusuf, M. (2019). Pengaruh Kemajuan Teknologi dan Pengetahuan terhadap

Minat Generasi Milenial dalam Berinvestasi di Pasar Modal. Jurnal

Dinamika Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 86–94.

Peraturan

Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2009 tentang Uang

Elektronik (Electronic Money).

Page 149: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

131

Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No. 16/8/ PBI/2014 dan PBI No

18/17/PBI/2016 tentang Uang Elektronik (PBI E-Money).

Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No. 19/12/PBI/2017 tentang

Penyelenggaraan Teknologi Finansial.

Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 77/ POJK.01/2016

tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi

(POJK P2P Lending).

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Surat Edaran OJK (SEOJK)

No.18/SEOJK.02/2017 Tentang Tata Kelola Dan Manajemen Risiko

Teknologi Informasi Pada Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis

Teknologi Informasi.

Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 4

Tahun 2016 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Informasi.

Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2016 Tentang Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik.

Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 2016 Tentang Uji Coba Teknologi Komunikasi, Informatika Dan

Penyiaran.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi

Dan Transaksi Elektronik.

Website dan Artikel

Badan Pusat Statistik. (2020). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-

Page 150: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

132

2019. Diakses pada tanggal 10 Mei 2020. https://www.bps.go.id/

INDEF dan Asosiasi Fintech Indonesia. (2019). Studi Dampak Fintech P2P

Lending terhadap Perekonomian Nasional. Diakses pada tanggal 03 Juni

2020. https://indef.or.id/

Otoritas Jasa Keuangan. (2020). Data Statistik Fintech Lending Mei 2020.

Diakses pada tanggal 02 Juni 2020. https://www.ojk.go.id/

Otoritas Jasa Keuangan. (2019). Survei OJK 2019 : Indeks Literasi dan Inklusi

Keuangan Meningkat. Diakses pada tanggal 02 Juni 2020.

https://www.ojk.go.id/

World Economic Forum. (2019). Global Competitiveness Report 2019. Diakses

pada tanggal 10 Mei 2020. https://www.weforum.org/

https://investree.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.

https://ammana.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.

https://p2p.alamisharia.co.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.

https://www.danasyariah.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.

https://duhasyariah.com/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.

https://qazwa.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.

https://bsalam.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.

https://www.ethis.co.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.

https://kapitalboost.co.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.

https://www.papitupisyariah.com/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.

https://www.finteksyariah.co.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.

Page 151: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

133

LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Perkenalkan saya Yunita Alnanda S. mahasiswi tingkat akhir Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang

melakukan penelitian mengenai 'Pengaruh Persepsi Risiko, Ekspektasi Return,

Behavioral Motivation dan Kemajuan Teknologi terhadap Keputusan Investasi di

Perusahaan Peer To Peer Lending Syariah'.

Jika Anda merupakan investor atau lender yang pernah memberikan

pembiayaan di platform peer to peer lending syariah, dengan rendah hati saya

meminta kesediaan Anda untuk berpartisipasi menjadi responden penelitian saya

dengan cara mengisi kuesioner ini. Data dan informasi yang diperoleh dari

kuesioner ini akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian dan terjamin

kerahasiaannya.

Terima kasih atas kesediaan Anda yang telah meluangkan waktu untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Hormat saya,

Yunita Alnanda Sarawatari

Page 152: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

134

Berilah tanda check list (√) pada jawaban yang sesuai menurut profil anda.

A. Profil Responden

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Usia : 20 s/d 30 tahun 41 s/d 50 tahun

31 s/d 40 tahun >50 tahun

Domisili : Jakarta Tangerang

Bogor Bekasi

Depok

Pendidikan : <SMA Sarjana S1

SMA

Pasca Sarjana

(S1/S2/S3)

Diploma

(D1/D2/D3)

Status : Menikah Belum menikah

Lama Investasi : 1 tahun >5 tahun

1-5 tahun

Pendapatan dalam

Setahun : <Rp. 50.000.000

Rp. 250.000.000-

Rp. 500.000.000

Rp. 50.000.000-Rp.

250.000.000 >Rp. 500.000.000

B. Petunjuk Pengisian Kuesioner

Pada setiap pernyataan, telah disediakan lima (5) point skala di sampingnya

dengan keterangan sebagai berikut:

Kode Skala Keterangan

SS 5 Sangat Setuju

S 4 Setuju

N 3 Netral

Page 153: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

135

TS 2 Tidak Setuju

STS 1 Sangat Tidak Setuju

C. Kuesioner

No. Indikator SS S N TS STS

Adanya risiko tertentu

1. Investasi di peer to peer lending

syariah ini memiliki beberapa

risiko tertentu yang tidak bisa

saya hindari dan harus saya

tanggung

Mengalami kerugian

2. Saya akan mengalami kerugian

formil dan materil jika

berinvestasi di peer to peer

lending syariah

3. Berinvestasi di peer to peer

lending syariah belum tentu

sepenuhnya aman

Pemikiran berisiko

4. Saya khawatir data-data saya

tidak sepenuhnya terjaga dengan

baik

5. Saya merasa investasi di peer to

peer lending syariah memiliki

banyak ketidakpastian di

dalamnya

Ketertarikan atas return yang dihasilkan

6. Tingkat return yang ditawarkan

oleh peer to peer lending syariah

cukup menarik

7. Saya tertarik akan gambaran

return yang dihasilkan dari dana

investasi saya

Keuntungan menarik dan kompetitif

Page 154: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

136

8. Keuntungan investasi di peer to

peer lending syariah cukup

menarik dan kompetitif dengan

perusahaan lainnya

Keuntungan sesuai risiko

9. Tingkat keuntungan dan risiko

yang dimiliki oleh peer to peer

lending syariah bisa saya terima

10. Keuntungan yang ditawarkan

sebanding dengan risiko yang

dimiliki

Self/Firm Image

11. Saya memperhatikan reputasi

perusahaan peer to peer lending

syariah yang saya tuju

12. Saya menilai etika perusahaan

secara keseluruhan

13. Saya mempertimbangkan

bagaimana kualitas produk dan

pelayanan perusahaan

Advocate Recommendation

14. Rekomendasi dari teman atau

teman kerja mempengaruhi

keputusan investasi saya

15. Pendapat keluarga atau orang

terdekat mempengaruhi

keputusan investasi saya

Kemudahan

16. Kemajuan teknologi

memberikan kemudahan dalam

berinvestasi

17. Teknologi yang diterapkan

mudah saat dijalankan

18. Teknologi yang diterapkan dapat

dijalankan oleh semua kalangan

usia

Kenyamanan

19. Kemajuan teknologi

memberikan kenyamanan dalam

Page 155: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

137

berinvestasi

20. Teknologi yang diterapkan

nyaman saat digunakan

Penggunaan pendapatan untuk investasi yang berisiko

21. Saya tidak akan mengalokasikan

pendapatan saya untuk

melakukan investasi yang

berisiko

Investasi tanpa pertimbangan

22 Saya tidak akan berinvestasi

tanpa melalui pertimbangan

terlebih dahulu

23. Saya tidak akan berinvestasi

sebelum mengetahui bagaimana

dana investasi saya digunakan

Investasi tanpa jaminan

24. Saya tidak akan melakukan

investasi tanpa jaminan yang

sepadan

Investasi berdasarkan intuisi/perasaan

25 Saya melakukan investasi hanya

mengikuti intuisi atau perasaan

saya saja

Page 156: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

138

Lampiran 2: Data Primer dari Google Form yang Diolah dengan Ms. Excel

No. Persepsi Risiko (X1)

Total Ekspektasi Return (X2)

Total 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 5 4 3 3 4 19 4 4 5 3 3 19

2 3 3 3 3 4 16 5 5 5 5 5 25

3 3 3 3 3 3 15 4 4 4 4 4 20

4 4 4 3 4 3 18 4 4 4 4 4 20

5 4 4 4 3 4 19 4 4 5 4 3 20

6 5 4 4 4 4 21 2 5 4 2 1 14

7 3 3 3 4 3 16 4 4 3 5 4 20

8 4 4 4 4 4 20 5 5 5 4 4 23

9 3 3 3 4 3 16 3 4 3 3 2 15

10 5 4 5 4 4 22 5 5 5 5 5 25

11 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 20

12 3 4 3 3 4 17 3 3 3 4 5 18

13 4 5 5 4 5 23 4 4 5 5 2 20

14 2 2 2 2 2 10 5 4 4 5 5 23

15 3 4 4 4 3 18 5 5 5 4 4 23

16 4 5 4 4 4 21 1 1 2 5 1 10

17 4 5 4 5 5 23 5 5 5 5 3 23

18 3 4 3 4 4 18 4 4 4 4 4 20

19 3 5 5 5 5 23 4 4 4 4 4 20

20 5 3 5 4 4 21 4 4 4 5 5 22

21 3 3 5 5 3 19 5 4 4 4 4 21

22 4 4 4 4 3 19 5 4 4 4 4 21

23 3 4 3 3 4 17 4 4 4 4 5 21

24 3 3 3 4 4 17 3 3 3 4 4 17

25 3 3 3 3 3 15 3 3 3 4 5 18

26 4 4 5 5 3 21 4 4 5 5 5 23

27 3 5 3 3 5 19 5 5 5 3 5 23

28 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 4 21

29 4 3 5 5 5 22 5 5 5 5 5 25

30 5 4 4 4 4 21 4 4 4 3 3 18

31 3 3 3 3 3 15 3 5 4 4 4 20

32 3 3 5 4 3 18 4 4 3 4 4 19

33 5 3 3 5 3 19 3 3 5 3 4 18

34 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25

35 3 3 5 5 4 20 4 4 4 4 4 20

36 3 3 3 3 5 17 5 5 5 5 5 25

37 4 4 4 4 4 20 5 5 5 5 5 25

38 4 5 4 5 5 23 4 4 4 5 5 22

39 4 2 4 2 3 15 5 4 4 5 5 23

40 5 4 4 5 4 22 3 3 5 5 5 21

41 3 3 5 3 3 17 3 3 4 4 3 17

Page 157: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

139

42 3 3 3 5 3 17 4 4 4 4 4 20

43 5 3 3 5 5 21 4 3 3 4 4 18

44 5 4 5 5 5 24 5 5 5 4 5 24

45 4 3 5 4 1 17 5 2 4 3 4 18

46 5 3 5 5 4 22 3 5 2 4 2 16

47 3 3 4 4 3 17 4 4 4 5 4 21

48 4 1 5 1 3 14 2 1 1 4 3 11

49 3 3 5 4 3 18 3 3 4 3 2 15

50 4 4 5 3 4 20 4 4 4 4 4 20

51 3 4 3 5 5 20 5 5 5 5 5 25

52 3 3 5 4 3 18 5 4 4 4 5 22

53 5 4 3 5 4 21 5 5 5 5 5 25

54 5 4 4 5 4 22 4 4 4 4 5 21

55 3 4 5 2 3 17 5 5 5 5 5 25

56 3 5 3 4 4 19 4 5 4 4 4 21

57 5 3 3 4 3 18 5 4 5 4 5 23

58 5 4 4 5 5 23 5 5 5 5 5 25

59 3 3 5 4 3 18 4 4 5 5 4 22

60 5 4 4 5 4 22 4 4 4 4 4 20

61 5 4 4 5 4 22 4 4 4 4 4 20

62 3 3 3 5 4 18 5 5 5 5 5 25

63 5 4 4 4 4 21 5 5 5 5 5 25

64 3 3 3 3 3 15 4 5 4 4 4 21

65 3 5 3 5 3 19 2 5 4 2 4 17

66 5 5 5 4 5 24 4 5 5 4 4 22

67 3 3 5 5 5 21 4 4 4 4 4 20

68 5 4 4 4 4 21 3 3 3 3 3 15

69 3 3 3 3 3 15 5 5 5 5 5 25

70 3 4 3 4 3 17 3 4 3 4 4 18

71 3 3 3 3 4 16 2 2 3 5 5 17

72 3 3 3 3 4 16 3 3 3 3 3 15

73 5 4 4 5 5 23 4 4 5 4 5 22

74 3 4 3 3 2 15 4 4 4 4 4 20

75 3 3 5 4 4 19 4 4 4 3 3 18

76 3 3 3 3 3 15 5 5 4 5 5 24

77 5 4 5 3 5 22 5 5 5 4 5 24

78 5 4 5 5 4 23 3 5 5 5 4 22

79 3 3 4 5 3 18 4 4 4 4 3 19

80 5 4 4 3 4 20 4 4 5 4 4 21

Page 158: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

140

No. Behavioral Motivation (X3)

Total Kemajuan Teknologi (X4)

Total 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 4 4 5 4 2 19 5 5 4 5 5 24

2 5 5 5 4 2 21 5 5 5 5 5 25

3 4 4 4 3 4 19 5 5 5 5 5 25

4 5 5 5 2 2 19 5 5 5 5 5 25

5 5 5 5 2 2 19 5 4 4 4 4 21

6 5 1 5 3 3 17 4 5 5 5 5 24

7 3 4 3 1 1 12 5 4 4 5 4 22

8 4 4 4 2 3 17 5 5 5 5 5 25

9 4 3 3 1 4 15 5 4 4 4 4 21

10 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 4 20

11 5 5 5 2 2 19 5 5 3 5 5 23

12 4 4 4 2 1 15 4 5 1 2 4 16

13 4 4 4 2 4 18 4 4 4 4 5 21

14 5 5 4 4 4 22 5 5 4 3 5 22

15 5 5 5 4 4 23 5 5 5 5 5 25

16 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25

17 5 5 5 3 2 20 5 5 5 5 5 25

18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20

19 5 5 5 4 2 21 5 5 4 5 5 24

20 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25

21 5 5 5 3 3 21 5 5 3 5 5 23

22 4 3 4 4 3 18 5 4 4 4 5 22

23 3 3 5 4 4 19 5 5 1 2 4 17

24 5 5 5 3 2 20 4 4 5 5 5 23

25 4 3 4 1 4 16 5 3 4 4 5 21

26 5 4 4 5 4 22 5 4 4 5 4 22

27 5 5 5 5 5 25 5 5 4 4 5 23

28 5 5 5 4 4 23 5 5 5 5 4 24

29 5 4 4 1 1 15 5 5 5 5 5 25

30 5 5 5 5 5 25 5 5 4 5 5 24

31 4 5 3 4 4 20 4 3 2 3 3 15

32 4 5 5 4 4 22 5 5 5 4 4 23

33 5 3 4 5 5 22 5 5 5 5 5 25

34 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25

35 4 3 4 4 4 19 5 4 4 4 4 21

36 5 5 5 2 2 19 5 5 3 5 5 23

37 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25

38 5 5 5 1 5 21 5 5 4 5 5 24

39 5 5 4 5 5 24 5 4 2 5 5 21

40 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 3 23

41 4 4 4 3 3 18 4 4 4 4 4 20

42 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25

Page 159: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

141

43 5 5 4 5 4 23 5 5 4 5 5 24

44 5 5 5 5 5 25 5 5 4 4 4 22

45 5 5 5 3 3 21 5 5 5 5 5 25

46 5 5 5 5 5 25 5 5 4 5 4 23

47 4 5 5 5 5 24 4 5 4 5 5 23

48 3 2 3 5 4 17 2 1 4 2 1 10

49 3 2 3 3 3 14 2 2 2 2 2 10

50 4 3 3 2 2 14 4 4 4 4 4 20

51 5 5 5 4 4 23 5 5 3 3 4 20

52 4 4 5 5 4 22 5 4 4 5 4 22

53 5 5 5 4 4 23 5 5 5 5 5 25

54 4 4 4 3 3 18 2 3 2 3 4 14

55 5 4 4 4 4 21 5 4 3 4 4 20

56 5 4 4 4 2 19 5 5 5 5 5 25

57 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 15

58 5 5 5 4 5 24 5 5 3 5 4 22

59 5 5 5 4 4 23 5 5 4 5 5 24

60 5 5 5 5 5 25 3 3 2 3 4 15

61 3 3 3 2 2 13 4 4 4 4 4 20

62 5 5 5 5 4 24 5 5 5 5 5 25

63 5 5 5 4 4 23 3 3 3 3 3 15

64 5 4 4 4 3 20 5 4 4 4 5 22

65 2 4 2 5 3 16 5 2 4 1 3 15

66 4 5 5 5 5 24 4 5 4 4 4 21

67 4 4 4 4 4 20 5 5 5 5 5 25

68 4 4 4 3 3 18 5 4 3 4 3 19

69 4 4 3 3 3 17 4 5 4 4 4 21

70 5 4 4 4 4 21 5 4 2 5 4 20

71 5 4 4 1 1 15 5 5 4 5 5 24

72 3 3 3 4 3 16 5 5 5 5 5 25

73 5 5 5 4 4 23 5 4 3 4 5 21

74 5 5 5 3 3 21 5 5 2 4 4 20

75 4 3 3 4 5 19 4 4 4 4 4 20

76 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25

77 5 5 5 4 4 23 5 5 4 5 5 24

78 5 3 4 3 4 19 4 3 3 3 3 16

79 4 4 4 4 4 20 4 4 3 4 4 19

80 5 5 5 5 4 24 5 5 5 5 5 25

Page 160: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

142

Keputusan Investasi (Y)

No. 1 2 3 4 5 Total No. 1 2 3 4 5 Total

1 5 5 5 4 3 22 41 4 4 4 3 3 18

2 2 4 5 4 1 16 42 4 4 5 4 4 21

3 4 5 4 5 2 20 43 5 5 5 5 4 24

4 5 5 5 4 3 22 44 4 5 5 4 2 20

5 4 5 5 4 3 21 45 4 4 4 4 2 18

6 3 5 5 4 2 19 46 5 5 5 5 3 23

7 4 4 3 3 4 18 47 4 5 4 4 3 20

8 3 5 5 4 3 20 48 2 4 3 4 2 15

9 4 3 3 4 3 17 49 3 3 3 3 3 15

10 4 4 4 4 2 18 50 4 4 4 4 3 19

11 5 5 5 5 3 23 51 5 5 5 5 5 25

12 4 5 5 5 3 22 52 5 4 4 4 5 22

13 5 5 5 5 4 24 53 4 5 5 4 4 22

14 5 4 5 4 4 22 54 3 4 4 4 4 19

15 5 5 5 5 2 22 55 5 4 4 4 3 20

16 5 5 5 5 3 23 56 3 4 5 3 3 18

17 5 5 5 5 3 23 57 4 4 4 4 4 20

18 3 4 4 4 2 17 58 3 5 5 5 3 21

19 5 5 5 4 5 24 59 4 5 5 4 3 21

20 5 5 4 4 5 23 60 5 5 5 5 5 25

21 5 5 5 5 5 25 61 4 4 4 4 5 21

22 4 4 5 4 1 18 62 5 5 5 4 2 21

23 4 5 4 5 5 23 63 5 5 5 5 5 25

24 4 4 4 4 3 19 64 5 3 4 5 4 21

25 5 5 5 3 3 21 65 1 3 1 4 2 11

26 5 5 5 5 5 25 66 3 5 5 5 3 21

27 3 3 3 5 2 16 67 5 4 5 5 5 24

28 5 4 5 4 3 21 68 3 5 5 3 4 20

29 3 4 5 4 2 18 69 5 5 4 4 5 23

30 5 5 5 5 2 22 70 4 5 4 3 3 19

31 3 3 3 5 5 19 71 2 5 5 3 3 18

32 4 5 5 4 3 21 72 3 5 5 5 3 21

33 3 4 5 5 5 22 73 4 5 5 5 4 23

34 5 5 5 3 3 21 74 5 5 5 5 5 25

35 3 5 4 4 5 21 75 4 4 5 5 5 23

36 3 5 5 5 3 21 76 2 5 5 3 1 16

37 5 5 5 5 5 25 77 4 5 5 5 4 23

38 4 5 5 3 2 19 78 5 5 4 5 5 24

39 4 5 5 4 2 20 79 5 4 4 4 3 20

40 4 5 5 5 5 24 80 5 5 5 5 4 24

Page 161: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

143

Lampiran 3: Hasil Uji SPSS-Uji Kualitas Data

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Persepsi Risiko (X1)

Page 162: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

144

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Ekspektasi Return (X2)

Page 163: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

145

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Behavioral Motivation (X3)

Page 164: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

146

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kemajuan Teknologi (X4)

Page 165: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

147

5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keputusan Investasi (Y)

Page 166: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

148

Lampiran 4: Hasil Uji SPSS-Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

2. Hasil Uji Multikolinearitas

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Page 167: PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53939...PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN, BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN

149

Lampiran 5: Hasil Uji SPSS-Uji Hipotesis & Analisis Regresi Linier

Berganda

1. Hasil Uji Hipotesis-Uji t

2. Hasil Uji Hipotesis-Uji F

3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda