22
Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi UKM Minuman Herbal Kota Bogor Ahmad Haris Wijaya Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Kampus Dramaga Bogor 16680 e-mail : [email protected] Anggraini Sukmawati Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Kampus Dramaga Bogor 16680 e-mail : [email protected]

Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap … Ahmad Haris (IPB).pdf · UKM Minuman Herbal Kota Bogor ... bentuk inovasi ... 1. Kreativitas 2. Konsensus 3. Komprehensif Inovasi

  • Upload
    domien

  • View
    228

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi

UKM Minuman Herbal Kota Bogor

Ahmad Haris Wijaya Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Kampus Dramaga Bogor 16680

e-mail : [email protected]

Anggraini Sukmawati Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Kampus Dramaga Bogor 16680

e-mail : [email protected]

ABSTRACT

The society healthy lifestyle had been giving opportunities to SMEs lately, especially

herbal drink SMEs in Bogor. For SMEs to have sustainable business, knowledgeable and

innovative human resources were needed. The objectives of this research were (1) to know

the cause of nonoptimal developments of Bogor herbal drink SMEs; (2) to analyze the

relation of employees education with innovation in Bogor herbal drink SMEs; (3) to

analyze the effect of knowledge creation process on innovation in Bogor herbal drink

SMEs. By using Ishikawa’s diagram, crosstab analysis, and SEM-PLS, results of this

research were obtained: (1) nonoptimal Bogor herbal drink SMEs development were

caused by human resources, production tools, environment, methods, and measurements

factors; (2) employees education were related with knowledge creation process, and

unrelated with inovation; (3) knowledge creation process were dominated by socialization

and combination process, the form of innovation were dominated by administration

innovation. The results of this research showed that knowledge creation process had

signifficant positive influece to innovation.

Keywords: crosstab, herbal, innovation, knowledge creation, SMEs.

ABSTRAK

Gaya hidup sehat masyarakat sekarang telah memberikan peluang besar terhadap

Usaha Kecil dan Menengah (UKM), khususnya UKM minuman herbal di Kota Bogor.

Agar UKM berdiri secara berkelanjutan diperlukan sumber daya manusia yang

berpengetahuan dan inovatif. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui penyebab

perkembangan UKM minuman Kota Bogor tidak optimal; (2) menganalisis hubungan

pendidikan karyawan dengan proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi UKM

minuman herbal Kota Bogor; (3) manganalisis pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap

inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor. Dengan diagram Ishikawa, analisis

crosstab, dan SEM-PLS diperoleh hasil analisis yaitu, permasalahan UKM minuman

herbal Kota Bogor terletak pada Sumber Daya Manusia (SDM), material, mesin,

lingkungan, metode, dan pengukuran. Pendidikan karyawan memiliki hubungan dengan

proses penciptaan pengetahuan, namun tidak memiliki hubungan dengan inovasi. Proses

penciptaan pengetahuan didominasi oleh proses sosialisasi dan kombinasi, bentuk inovasi

didominasi oleh inovasi administrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penciptaan

pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi.

Kata kunci : crosstab, herbal, inovasi, penciptaan pengetahuan, Usaha Kecil dan Menengah

(UKM)

1

PENDAHULUAN

Kota Bogor sebagai salah satu kota penyangga ibukota Jakarta memiliki

pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang cenderung turun pada periode

2011-2014. Jumlah UKM Kota Bogor tahun 2011 sebesar 6 582, meningkat sebesar 4,06%

menjadi 6 849 pada tahun 2012. Pada tahun 2013 jumlah UKM Kota Bogor sebesar 6 640,

turun sebesar 3,05% dibanding tahun 2012. Jumlah UKM tahun 2014 mengalami kenaikan

sebesar 0,56% dibanding tahun 2013. Ketika pertumbuhan jumlah UKM Kota Bogor

cenderung menurun, pertumbuhan jumlah UKM minuman herbal Kota Bogor cenderung

konstan. Pada Tabel 1 dapat dilihat pertumbuhan UKM minuman herbal Kota Bogor.

Tabel 1 Pertumbuhan UKM minuman herbal Kota Bogor tahun 2012-2014

UKM minuman herbal Kota Bogor Tahun

2012 2013 2014

Jumlah UKM (unit)

Pertumbuhan UKM

22

-

26

15,38%

26

0%

Keterangan : - = data tidak tersedia

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor serta Dinas Perindustrin dan

Perdagangan Kota Bogor (2015)

Pada Tabel 1 terihat bahwa jumlah UKM minuman herbal Kota Bogor mengalami

kenaikan pada periode 2012-2013, pada tahun 2014 pertumbuhan jumlah UKM konstan.

Hal tersebut menujukkan bahwa UKM minuman herbal Kota Bogor dapat bertahan dari

serbuan pasar globalisasi dibanding UKM lainnya. Disamping itu dengan meningkatnya

konsumsi masyarakat terhadap produk herbal, membuat UKM minuman herbal tetap eksis

dalam persaingan industri obat-obatan.

Semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat mengenai tren gaya hidup sehat,

membuat prospek usaha dalam bidang minuman herbal semakin terbuka lebar. Namun

2

kinerja UKM minuman herbal masih rendah, hal tersebut ditunjukkan UKM hanya mampu

memproduksi sebanyak 6 ton setiap bulannya, sedangkan permintaan pasar mencapai 9

ton. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kompetensi karyawan yang dimiliki, aspek

permodalan, pengadaaan bahan baku yang berkualitas, dan masih kurangnya pengetahuan

dalam manajemen keuangan (Andina, 2014). Rendahnya kinerja UKM minuman herbal

menjadi salah satu faktor penghambat UKM untuk bersaing dengan usaha lainnya.

Menurut Setiarso (2005) salah satu penyebab rendahnya kinerja UKM disebabkan

oleh rendahnya penguasaan atau pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini menuntut pihak

UKM untuk mengimplementasikan manajemen pengetahuan khususnya dalam hal

penciptaan pengetahuan. Salah satu keunikan pengetahuan adalah ketika pengetahuan

dalam UKM diimplementasikan dan dibagikan secara intensif maka pengetahuan yang

dimiliki oleh UKM akan terus bertambah. Pengetahuan yang dikelola dengan efektif dan

efisien dapat menghasilkan UKM yang mampu beradaptasi terhadap kondisi persaingan

pasar, terus melakukan inovasi, dan memilki kapabilitas pemecahan masalah yang terukur

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berawal dari pemikiran tersebut diperlukan

penelitian lebih lanjut mengenai proses penciptaan pengetahuan dan inovasi pada UKM

minuman herbal Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui penyebab

perkembangan UKM minuman Kota Bogor tidak optimal; (2) menganalisis hubungan

pendidikan karyawan dengan proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi UKM

minuman herbal Kota Bogor; (3) manganalisis pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap

inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor.

3

METODE PENELITIAN

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap

inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor. Kriteria UKM berdasarkan Undang-

undang Nomor 20 tahun 2008, kategori usaha kecil berdasar hasil penjualan tahunan lebih

dari Rp300 000 000 (tiga rastus juta rupiah) sampai paling banyak sebesar Rp2 500 000

000 (dua milyar lima ratus juta rupiah), usaha menengah memiliki hasil penjualan tahunan

lebih dari Rp2 500 000 000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak

Rp50 000 000 000 (lima puluh milyar rupiah). Variabel-variabel pada penelitian ini adalah

sumber inovasi, proses penciptaan pengetahuan, bentuk inovasi, dan pemecahan masalah

dan pengambilan keputusan sebagai variabel perantara. Nasution (2005) inovasi dibatasi

oleh indikator proses, produk, dan administrasi. Nonaka dan Hirotoka (1995) proses

penciptaan pengetahuan memiliki indikator antara lain socialization, externalization,

combination, dan internalization. Variabel kapabilitas pemecahan masalah dibatasi pada

indikator kreativitas, komprehensif, dan konsensus (Ginsberg, 1994).

Kerangka Pemikiran dan Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga proses yaitu, pertama mengidentifikasi masalah

yang dihadapi oleh UKM minuman herbal Kota Bogor, data diperoleh melalui observasi,

wawancara, dan kuisioner kemudian dianalisis menggunakan Diagram Ishikawa

(Fishbone). Kedua, menganalisis pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap

inovasi, dengan kapabilitas pemecahan masalah sebagai perantaranya. Teknik untuk

menganalisis menggunakan Structural Equational Modeling Partial Least Square (SEM-

PLS). Proses terakhir pada penelitian ini yaitu, membuat implikasi manajerial sebagai

4

upaya meningkatkan efektivitas inovasi dan kesimpulan atas analisis penelitian UKM

minuman herbal Kota Bogor. Kerangka pemikiran terdapat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Dalam penelitian ini terdapat dua tahapan penelitian, yaitu tahapan pertama pra

penelitian yang meliputi identifikasi minat penelitian dan topik penelitian, studi pustaka

dan diskusi, penentuan topik penelitian, penentuan rumusan masalah dan rancangan

kebutuhan data. Tahap berikutnya yaitu pengolahan dan analisis data yang meliputi :

penyusunan diagram ishikawa, crosstab, pemodelan SEM, simpulan, dan rekomendasi

UKM minuman herbal Kota Bogor

Identifikasi penyebab

perkembangan UKM minuman

herbal Kota Bogor belum optimal

Upaya peningkatan Inovasi UKM

Proses penciptaan

pengetahuan :

1. Sosialisasi

2. Eksternalisasi

3. Kombinasi

4. Internalisasi

Smart Partial

Least Square

Pemodelan dengan Structural

Equational Modeling Partial

Least Square (SEM-PLS)

Simpulan dan rekomendasi

Analisis

diagram

Ishikawa

Kapabilitas pemecahan

masalah :

1. Kreativitas

2. Konsensus

3. Komprehensif

Inovasi :

1. Produk

2. Proses

3. Administrasi

5

Data dan Penarikan Sampel

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Menurut Umar (2003) data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan, data

primer dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi, wawancara, dan kuesioner yang

diisi oleh karyawan dan pimpinan UKM minuman herbal Bogor. Menurut Sugiyono (2005)

data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data ke peneliti, data sekunder

diperoleh dari buku, jurnal, artikel, proceeding, skripsi, dan publikasi online yang relevan

dengan penelitian ini.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non probability sampling, setiap

elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Tipe

yang dipakai dalam penelitian adalah convenience sampling. Peneliti memilih individu

untuk dijadikan sampel sesuai kedekatan dan kemauan individu sampai ukuran sampel

yang diinginkan tercapai (Cohen et al, 2007). Dari 26 UKM minuman herbal Kota Bogor

hanya 5 UKM yang bersedia untuk dijadikan objek penelitian. Karyawan yang menjadi

responden sebanyak 33 orang.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan analisis tabulasi silang (crosstab),

diagram ishikawa (fishbone), dan analisis structural equation modelling (SEM). Tabulasi

silang (crosstab) merupakan proses pembuatan tabel yang menghubungkan dua variabel

atau lebih secara simultan. Pembuatan crosstab dalam praktiknya dapat juga disertai

dengan penghitungan tingkat keeratan hubungan (asosiasi) antar isi crosstab. Alat statistik

yang sering digunakan untuk mengukur asosiasi pada sebuah crosstab adalah chi-square.

Menurut Sujarweni (2015) analisis chi-square menggunakan data kategori/kualitatif

nominal atau ordinal. Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan dan tidak dapat

6

melihat seberapa besar hubungannya. Diagram ishikawa atau diagram tulang ikan

(fishbone) merupakan sebuah diagram yang diciptakan oleh Dr Kaoru Ishikawa. Kategori

penyebab permasalahan yang sering digunakan adalah bahan baku (materials), mesin

(machines and equipment), lingkungan (mother nature), metode (methods), pengukuran

(measurement), dan manusia (manpower) (Prawirosentono, 2002).

Menurut Ghozali (2008) model persamaan struktural (SEM) adalah generasi kedua

teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara

variabel yang kompleks baik recursive maupun non-recuirsive untuk memperoleh

gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Kusnendi (2008) Structural

Equation Modeling (SEM) merupakan metode analisis data multivariat yang bertujuan

menguji model pengukuran dan model struktural variabel laten. SEM dapat digunakan

untuk mempelajari hubungan struktural yang diekspresikan oleh seperangkat persamaan,

yang serupa dengan seperangkat persamaan regresi berganda.

Proses penciptaan pengetahuan pada UKM minuman herbal Kota Bogor berperan

penting dalam menghasilkan inovasi. Disamping itu proses penciptaan pengetahuan juga

memiliki andil besar dalam menghasilkan keputusan untuk memecahkan masalah yang

terjadi pada UKM. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Ichijo dan Nonaka (2007) bahwa

penciptaan pengetahuan merupakan jantung bagi inovasi dan sebagai keunggulan

kompetitif organisasi. Studi yang dilakukan oleh Sukmawati et al. (2008) menunjukkan

bahwa konversi pengetahuan tidak berpengaruh langsung terhadap inovasi, melainkan

inovasi berkaitan erat terhadap kapabiltas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Hasil pengamatan di lapangan dan didukung oleh studi terdahulu, maka terbentuk model

yang akan diuji pada penelitian ini. Model tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

7

Gambar 2 Model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi

Dari model yang akan diuji hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

H01 : Proses penciptaan pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap inovasi.

H1 : Proses penciptaan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap inovasi.

H02 : Proses penciptaan pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas

pemecahan masalah.

H2 : Proses penciptaan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas

pemecahan masalah.

H03 : Kapabilitas pemecahan masalah tidak berpengaruh signifikan terhadap inovasi.

H3 : Kapabilitas pemecahan masalah berpengaruh signifikan terhadap inovasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Identifikasi karakteristik responden menggunakan analisis deskriptif berdasarkan

jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah tanggungan, pendidikan, dan penghasilan per

bulan. Responden didominasi oleh karyawan berjenis kelamin laki-laki dengan umur 16-25

tahun, komposisi status sudah menikah dan belum menikah seimbang, dengan jumlah

8

tanggungan keluarga sebesar 1-2 orang, pendidikan terakhir SMA dan penghasilan per

bulan Rp750 001-Rp1 000 000.

Sebanyak tujuh responden pernah mengikuti pelatihan formal, adapun jenis pelatihan

yang pernah diikuti oleh responden antara lain : Sanitasi Lingkungan oleh Dinas Kesehatan

Kota Bogor, 5MP Product oleh Departemen Kesehatan, 2ROW oleh UKM Sringanis,

Pemanfaatan Obat dan Ramuan oleh Ibu Endah Lesmadiwati, serta Pemanfaatan Tanaman

Obat dan Ramuan oleh Ir Wahyu Suprapto. Sedangkan pelatihan yang ingin diikuti oleh

sebagian besar responden UKM minuman herbal Kota Bogor yaitu, pelatihan komputer,

ramuan obat, pijat refleksi, pelestarian tanaman obat, dan akupuntur.

Karakteristik UKM

UKM minuman herbal Kota Bogor didominasi oleh usaha yang memproduksi sari

kurma, madu, dan obat tradisional. Komposisi UKM terdiri dari dua usaha menengah dan

tiga usaha kecil. Berdasarkan wawancara dan pengamatan langsung dari kelima UKM

yang menjadi sampel dalam penelitian ini diperoleh data mengenai lama berdiri, jumlah

karyawan, dan kategori usaha yang berbeda-beda. Tabel 2 menunjukkan besar omset per

bulan, lama berdiri, dan jumlah karyawan.

Tabel 2 Karakteristik UKM minuman herbal Kota Bogor

Nama UKM

Lama

berdiri

(tahun)

Jumlah

karyawan Produk

Kategori

Usaha

1. Jadied 8 15 Sari kurma dan madu Menengah

2. Sahira 5 10 Sari kurma Menengah

3. Taman Sringanis 23 12 Obat tradisional Kecil

4. R’Lax 2 5 Jahe merah instan Kecil

5. Ny. Ing 5 5 Obat tradisional instan Kecil

9

Berdasar hasi pengamatan dan wawancara, proses penciptaan pengetahuan yang

mendominasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor terdapat pada proses sosialisasi.

Interaksi antar individu seperti komunikasi secara tatap muka, pelatihan, dan

pendampingan pimpinan UKM maupaun antar karyawan terlihat menonjol. UKM yang

didominasi oleh proses sosialisasi antara lain : UKM Jadied, UKM Sahira, UKM R’Lax,

dan UKM Ny. Ing. Untuk UKM Taman Sringanis didominasi oleh proses penciptaan

pengetahuan kombinasi. Untuk kapabilitas pemecahan masalah didominasi oleh

komprehensif. Pengalaman dan latar belakang pendidikan pimpinan mempengaruhi proses

pengambilan keputusan secara tepat dan akurat. Adapun UKM yang didominasi oleh

kapabilitas pemecahan masalah komprehensif antara lain : UKM Jadied, UKM Taman

Sringanis, dan UKM R’Lax. Untuk UKM Sahira dan UKM Ny. Ing kapabilitas pemecahan

masalah didominasi oleh konsensus. Pada inovasi yang mendominasi adalah administrasi.

Inovasi metode kerja, susunan organisasi, dan pemasaran sedang terjadi pada tiga UKM,

antara lain : UKM Jadied, UKM Sahira, dan UKM Taman Sringanis. Pada UKM R’Lax

inovasi yang menonjol adalah inovasi proses, dalam proses produksi UKM R’Lax sudah

menggunakan mesin. Sedangkan pada UKM Ny. Ing inovasi yang menonjol adalah inovasi

produk, penambahan varian produk dari yang awalnya memproduksi jahe merah bubuk,

sekarang mulai memproduksu kunyit instan, dan temulawak instan.

Permasalahan UKM

Permasalahan yang menyebabkan perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor

tidak optimal dijelaskan menggunakan Diagram Ishikawa. Pengisian diagram diperoleh

dengan wawancara terbuka kepada pimpinan dan karyawan UKM. Penyebab utama

permasalahan terdapat pada ekor ikan, penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan

10

duri ikan, sedangkan bagian kepala adalah akibat dari permasalahan. Hal tersebut dapat

dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Diagram Ishikawa UKM minuman herbal Kota Bogor

Perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor belum optimal disebabkan oleh

berbagai faktor antara lain sumber daya manusia (SDM), lingkungan, mesin, metode, dan

material. Dalam faktor SDM ditunjukkan dengan kurangnya karyawan dengan pendidikan

yang baik. Hal tersebut merupakan pemicu karyawan UKM menjadi kurang disiplin,

karyawan sering pulang tidak sesuai jam pulang yang telah disepakati.

Faktor mesin, sebagian besar UKM dalam penelitian ini masih menggunakan

terknologi manual dalam proses produksi. Disamping itu pada UKM Sahira mesin tidak

dimanfaatkan secara optimal, dikarenakan keterampilan karyawan dalam pengoperasian

mesin masih kurang. Faktor material terletak kurangnya modal yang dimiliki, sehingga

menyebabkan pembelian bahan baku seperti kurma, kunyit, jahe merah, dan madu terbatas.

Terdapat faktor lingkungan, dimana kebersihan tempat produksi tidak terjaga

sehingga menyebabkan karyawan belum optimal dalam bekerja. Pencampuran tempat

produksi dan pengemasan menyebabkan kondisi UKM terlihat kotor dan berantakan.

Faktor metode ditunjukkan dengan pemasaran yang kurang efektif, produk UKM minuman

11

herbal Kota Bogor dipasarkan melalui perantara distributor. Hal tersebut mengakibatkan

hasil penjualan belum optimal, mengingat harga jual kepada distributor lebih murah

dibanding harga jual langsung kepada konsumen. Selain itu pada faktor pengukuran

terdapat pada pembuangan produksi atau limbah UKM belum termanfaatkan secara

optimal. Banyak limbah kurma sisa produksi ditumpuk dan dibuang ke tempat

pembuangan sampah.

Hubungan Pendidikan dengan Proses Penciptaan Pengetahuan dan Inovasi

Analisis hubungan pendidikan terhadap proses penciptaan pengetahuan, kapabilitas

pemecahan masalah, dan inovasi diukur mengggunakan tabulasi silang (crosstab) dengan

melihat nilai chi square. Keterkaitan baris dan kolom dilihat melalui nilai Asymp.Sig

dimana apabila nilai chi-square hitung kurang dari 0,05 maka ada keterkaitan antara baris

dan kolom. Hasil uji chi-square dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil uji chi-square pendidikan dengan proses penciptaan pengetahuan,

kapabilitas pemecahan masalah, dan inovasi

Hubungan Chi-Square Keterangan

Pendidikan dengan proses penciptaan pengetahuan

Pendidikan dengan sosialisasi 0,049 Berhubungan

Pendidikan dengan eksternalisasi 0,450 Tidak berhubungan

Pendidikan dengan kombinasi 0,262 Tidak berhubungan

Pendidikan dengan internalisasi 0,326 Tidak berhubungan

Pendidikan dengan kapabiltas pemecahan masalah

Pendidikan dengan kreativitas 0,000 Berhubungan

Pendidikan dengan komprehensif 0,007 Berhubungan

Pendidikan dengan konsensus 0,000 Berhubungan

Pendidikan dengan inovasi

Pendidikan dengan administrasi 0,431 Tidak berhubungan

Pendidikan dengan produk 0,396 Tidak berhubungan

Pendidikan dengan proses 0,313 Tidak berhubungan

Sumber : Data diolah (2015)

12

Pendidikan memiliki hubungan dengan proses sosialisasi. Hal tersebut berdasarkan

hasi uji chi-square didapatkan nilai Pearson Chi Square 0,049 < 0,05. Pendidikan

karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor yang tergolong rendah memiliki hubungan

terhadap proses penciptaan pengetahuan berupa sosialisasi. Diharapkan UKM minuman

herbal Kota Bogor menambah interaksi antar individu UKM antara lain komunikasi,

pelatihan, dan diskusi, mengingat sabagian besar latar belakang pendidikan karyawan

UKM didominasi oleh lulusan SMA atau sederajat. Untuk kapabilitas pemecahan masalah,

pendidikan karyawan memiliki hubungan dengan kreativitas, komprehensif, dan

konsensus. Kreativitas karyawan terbentuk dari pendidikan informal seperti pelatihan

informal dan pengalaman kerja. Kapabilitas pemecahan masalah komprehensif berasal dari

keterbukaan manajer dan pimpinan UKM dalam memberikan tantangan kepada karyawan

untuk menyelesaikan masalah secara terukur melalui upaya tim, sehingga tercipta

kapabilatas pemecahan masalah dalam bentuk konsensus. Pada hasil uji chi-square

pendidikan dengan inovasi didapatkan nilai Pearson Chi Square dari ketiga variabel

inovasi lebih dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan pendidikan karyawan tidak memiliki

hubungan dengan inovasi administrasi, produk, dan proses. Inovasi yang dihasilkan UKM

muncul dari keputusan yang dibuat oleh pimpinan tanpa melibatkan karyawan secara

langsung.

Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahaun terhadap Inovasi dengan Pendekatan

Partial Least Square (PLS)

Penelitian ini menguji model menggunakan variabel laten eksogen dan variabel laten

endogen. Variabel laten eksogen terdiri dari dua variabel yaitu proses penciptaan

pengetahuan, dan kapabilitas pemecahan masalah. Sedangkan bentuk inovasi dijadikan

13

sebagai variabel laten endogen. Analisis dilakukan dengan menggunakan Partial Least

Square (PLS) diolah dengan software SmartPLS.

Hasil evaluasi outer model menunjukkan bahwa indikator internalisasi pada proses

penciptaan pengetahuan memiliki ukuran reflektif kurang dari 0,5, hal tersebut

menunjukkan bahwa proses internalisasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor masih

sangat kurang. Jika T hitung > T tabel yaitu 1,96 untuk tingkat kesalahan 5%, maka

diperoleh hasil evaluasi inner model yang terdapat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil inner model pada analisis SmartPLS

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standar

Errors

(STER

R)

T-Statistic Keterangan Hipotesis

Proses penciptaan

pengetahuan >

Inovasi

0,526 0,575 0,208 2,527 Signifikan Tolak H01

terima H1

Proses penciptaan

pengetahuan >

Kapabilitas

pemecahan

masalah

0,384 0,450 0,158 2,434 Signifikan Tolak H02

terima H2

Kapabilitas

pemecahan

masalah >

Inovasi

0,238 0,240 0,230 1,034 Tidak

signifikan

Terima H03

tolak H3

Sumber: Data diolah (2015)

Pada Tabel 13 didapatkan hasil bahwa proses penciptaan pengetahuan memiliki

pengaruh signifikan terhadap inovasi UKM minuman herbal Kota Bogor. Hal tersebut

ditunjukkan dengan nilai T-statistic sebesar 2,527, apabila proses penciptaan pengetahuan

meningkat maka inovasi akan meningkat. Disamping itu proses penciptaan pengetahuan

14

berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas pemecahan masalah, ditunjukkan dengan T-

statistic sebesar 2,434, artinya apabila proses penciptaan pengetahuan meningkat maka

kapabilitas pemecahan masalah akan meningkat. Namun kapabilitas pemecahan masalah

tidak berpengaruh signifikan terhadap inovasi, ditunjukkan dengan nilai T-statistic sebesar

1,034. Hal itu menunjukkan bahwa proses penciptaan pengetahuan pada UKM minuman

herbal Kota Bogor berpengaruh langsung terhadap kapabilitas pemecahan masalah dan

inovasi. Hasil pengukuran model dapat dilihat pada Gambar 4.

Keterangan : Berpengaruh

Tidak berpengaruh

Gambar 7 Hasil Outer model

Pada Gambar 4 diperoleh hasil nilai loading setiap indikator terhadap variabel, dan

diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi

Proses penciptaan pengetahuan melalui sosialisasi dan kombinasi memiliki peran

penting dalam menghasilkan inovasi berupa administrasi. Pengetahuan yang terbentuk

dari interaksi individu UKM membentuk sebuah tata kelola baru bagi UKM, baik dari

segi perubahan metode kerja, penambahan divisi dalam struktur organisasi, dan

15

perluasan pasar baru. Tata kelola tersebut terbentuk untuk mencapai proses produksi

yang efektif dan efisien, sehingga menghasilkan produk minuman herbal yang

berkualitas sesuai standar pemerintah.

2. Proses penciptaan pengetahuan terhadap kapabilitas pemecahan masalah

Sosialisasi dan kombinasi UKM memiliki pengaruh terhadap terciptanya keputusan

pemecahan masalah yang terukur dan bernilai. Manajer dan pimpinan UKM

memberikan tantangan kepada karyawan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi

pada UKM melalui hasil diskusi tim. Hal tersebut dilakukan sebagai tambahan bahan

pertimbangan manajer dan pimpinan UKM dalam mengambil keputusan untuk

mencapai cita-cita UKM.

3. Kapabilitas pemecahan masalah terhadap inovasi

Berdasar pengolahan SEM-PLS diperoleh hasil bahwa kapabilitas pemecahan masalah

pada UKM minuman herbal Kota Bogor tidak berpengaruh terhadap inovasi. Hal

tersebut menunjukkan hasil keputusan untuk pemecahan masalah dari karyawan tidak

mempengaruhi hasil inovasi UKM. Manajer dan pimpinan UKM masih mendominasi

dalam pengambilan keputusan untuk berinovasi.

Berdasar hasil penelitian, proses penciptaan pengetahuan pada UKM minuman

herbal Kota Bogor berpengaruh langsung terhadap inovasi. Hasil ini telah sesuai dengan

pernyataan Ichijo dan Nonaka (2007) bahwa penciptaan pengetahuan merupakan jantung

bagi inovasi, dimana inovasi berperan sebagai daya saing kompetitif bagi organisasi.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

UKM minuman herbal Kota Bogor memiliki potensi dan prospek untuk berkembang

serta mampu berdiri secara berkelanjutan. Tetapi berbagai penyebab mengakibatkan

16

perkembangan UKM tidak optimal. Kategori penyebab permasalahan yang terjadi antara

lain Sumber Daya Manusia (SDM), lingkungan, mesin, metode, dan pengukuran. Dalam

kategori SDM ditunjukkan dengan kurangnya kedisipilinan karyawan. Kategori mesin

dimana proses produksi masih dikerjakan menggunakan teknologi sederhana, kategori

lingkungan terdapat pada kebersihan tempat produksi yang masih kurang terjaga. Kategori

metode, sistem pemasaran yang diterapkan kurang efektif, kategori pengukuran

ditunjukkan pengelolaan limbah produksi yang masih belum maksimal

Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan sumber daya manusia berpengetahuan

dan mampu berinovasi secara efektif. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa pendidikan

karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor memiliki hubungan terhadap proses

penciptaan pengetahuan berupa sosialiasi, namun tidak memiliki hubungan terhadap

inovasi. Proses penciptaan pengetahuan yang terjadi pada UKM minuman herbal Kota

Bogor didominasi oleh proses kombinasi dan sosialisasi. Hal tersebut membuktikan bahwa

proses penciptaan pengetahuan karyawan diperoleh dari interaksi individu di dalam UKM

dikombinasi dengan catatan hasil diskusi. Sedangkan bentuk inovasi yang mendominasi

adalah administrasi. Artinya hasil inovasi pada UKM adalah perubahan yang dilakukan

oleh manajer atau pimpinan UKM untuk menghasilkan tata kelola baru. Misalnya

perubahan metode kerja dengan pengelolaan secara teratur dan sistematis, penambahan

divisi dalam struktur organisasi UKM, dan perluasan pasar baru. Perubahan tersebut

bertujuan mencapai proses produksi yang efektif dan efisien agar tercipta produk minuman

herbal yang berkualitas dan memenuhi standar pemerintah.

Rekomendasi

Bentuk rekomendasi agar tercipta inovasi UKM yang efektif dan akurat dalam

pengambilan keputusan antara lain : pimpinan UKM diharapkan untuk menambah

17

intensitas pelatihan informal untuk karyawan, mendorong karyawan untuk aktif mencatat

hasil pelatihan atau diskusi, melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan melalui

upaya tim, dan diharapkan UKM untuk lebih sering mengikuti pelatihan eksternal serta

bergabung dalam UKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. Bentuk

implikasi manajerial secara jelas terdapat pada Tabel 14.

Tabel 5 Rekomendasi

Hubungan Rekomendasi

1. Penambahan pelatihan informal dari pimpinan UKM

terhadap karyawan.

2. Pimpinan mendorong karyawan untuk lebih disiplin

dalam mencatat hasil diskusi.

Sosialisasi

Kombinasi

1. Pimpinan UKM diharapkan lebih sering melibatkan

karyawan dalam mengambil keputusan dengan

membuat tim.

2. Pimpinan disarankan untuk sering mengikuti

pelatihan eksternal dan bergabung dalam kelompok

UKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Bogor.

DAFTAR PUSTAKA

Andina M. 2014. Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap Kinerja pada UKM

Cluster Minuman Herbal di Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Cohen L, Manion L, Morrison K. Research Method Education 6th Edition. New York

(USA): Routledge.

Ghozali I. 2008. Structural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least

Square. Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ginsberg A. 1994. Minding The Competition: From Mapping to Mastery in 1994.

Strategic Management Journal. 15: 153-174.

Administrasi

Komprehensif

Sosialisasi

Kombinasi

18

Ichijo K. Nonaka I. 2007. Knowledge Creation and Management: New Challenges for

Managers. Oxford (UK): Oxford University Press.

[Kemenkop UKM] Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2012.

Data/informasi UMKM tahun 2009-2012 [internet]. [diunduh 2014 Oktober 14].

Tersedia pada: http://www.depkop.go.id/ index.php? option=com_

phocadownload&view=sections&Itemid=93

Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural: Satu dan Multigroup Sampel

dengan Lisrel. Bandung (ID): CV Alfabeta.

Nasution HN. 2005. Inovasi organisasi: konsep dan pengukurannya. Usahawan 34: 42-48.

Nonaka I, Takeuchi H. 1995. The knowledge Creating Company; How Japanese

Companies Create the Dynamics of Innovation. Oxford (UK): Oxford University

Press.

Nonaka I, Nishiguchi T. 2001. Knowledge Emergence: Social, Technical, and

Evolutionary Dimension of Knowledge Creation. New York (US): Oxford University

Press.

Ngah R, Ibrahim AR. 2009. The Relationship of Intellectual Capital, Innovation and

Organizational Performance: a Preliminary Study in Malaysian SMEs. International

Journal of Management Innovation Systems. 1(1): 1-13.

Prawirosentono S. 2002. Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu Total Quality

Management Abad 21 Studi Kasus dan Analisis. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara.

[PerKBPOM] Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2014. Pedoman Uji

Klinik Obat Herbal. PerKBPOM.

Sebastian Y. 2010. Keep Your Lights On!. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

19

Sujarweni VW. 2015. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta (ID): Penerbit Pustaka Baru

Press.

Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jakarta (ID): Sekretariat

Negara.

Sukmawati A, Ma’arif MS, Marimin, Mudikdjo K, Hardjomidjojo H, Indrasti NS. 2008.

Pembentukan Model Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation) dalam

Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu di Indonesia: Suatu Studi Konfirmatori.

Journal of Animal Science and Technology. 31(3): 212-224.

Setiarso B. 2005. Strategi Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management) untuk

Meningkatkan Daya Saing UKM; 2005 Agustus 23-24; Jakarta, Indonesia; Jakarta

(ID). Hlm E41-E50.

Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor (ID): Penerbit Ghalia

Indonesia.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung (ID): Alfabeta.

Soo CW, Devinney T M, Midgley D F. 2002. Knowledge Creation in Organizations:

Exploring Firm and Context Specific Effects. Fontainebleau (FR): Insead.

Umar H. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama