Upload
trandieu
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP HARGA SAHAM
PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Silviana Desty Kristanti Nugraheni
NIM: 102214108
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP HARGA SAHAM
PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Silviana Desty Kristanti Nugraheni
NIM: 102214108
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
Skripsi
PENGARUH RASIO CAMEL TERⅡ ADAP HARGA SAⅡAMPADA BANK YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA
Pembimbing I
Pembimbing II
A.Yudi Y o SE,MBA Tangga1 04 Fcbruari 2014
Dr. Herry Maridjo, Jalluan 2014
iv
Motto dan Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai dan melindungiku selama ini.
2. Bunda Maria yang selalu mendengarkan segala keluh kesahku.
3. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah sabar dan selalu mendukung aku.
4. Adik-adikku (Basilius dan Teresita) tersayang yang selalu menemani dan
menghiburku.
5. For my honey, yang selalu menemani dan mau direpotkan.
v
ABSTRAK
PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP HARGA SAHAM
PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Silviana Desty Kristanti Nugraheni
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio CAMEL terhadap
harga saham pada bank yang dapat dilihat melalui laporan keuangannya. Rasio
CAMEL sendiri digunakan sebagai alat ukur untuk menilai tingkat kesehatan
bank yang mana semakin sehat bank tersebut maka akan semakin baik bagi para
calon investor, pemegang saham dan semua yang berkepentingan. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua bank yang terdaftar di bursa efek periode tahun 2008
– 2012. Adapun teknik pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling dengan kriteria 9 bank terbesar yang memiliki asset
dan market share terbesar di Indonesia. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini rasio
CAMEL diproksikan melalui rasio CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO dan LDR.
Hasil penelitian ini menunjukkan rasio CAMEL secara bersama-sama
berpengaruh terhadap harga saham bank. Secara parsial rasio yang menunjukkan
adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham yaitu rasio CAR,
RORA, NPM dan LDR sedangkan ROA dan BOPO tidak berpengaruh terhadap
harga saham.
Kata Kunci: rasio CAMEL, harga saham, CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO,
LDR, pengaruh harga saham.
vi
ABSTRACT
THE INFLUENCES OF CAMEL RATIO ON STOCK PRICE AT LISTED
BANKS IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
Silviana Desty Kristanti Nugraheni
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2014
This study aims to determine the effect of CAMEL ratio to the stock price of
bank that can be seen through its financial statements. The population in this
study is all the banks listed on the stock exchange in the period 2008 – 2012. The
technique of sample selection is done by using purposive sampling method with
criterion 9 largest banks that have assets and market share in Indonesia. The data
analysis in this study using the technique of multiple regression analysis. In this
study the ratio of CAMEL indicated by the CAR, RORA, NPM, ROA, ROA and
LDR. The results of this study indicate that CAMEL ratios simultaneously affect
the stock prices of banks. Partially ratio inicate a positive and significant effect
on stock prices is the CAR, RORA, NPM and LDR while the ROA and BOPO
has no effect on stock prices.
Keyword: CAMEL ratio, stock prices, CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO,
LDR, influence stock prices.
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus karena
anugerah dan penyertaanNya mulai dari awal penulisan hingga terselesaikannya
penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Camel terhadap Harga Saham
Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
wajib memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak
sekali bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik moral maupun material.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan selaku
dosen pembimbing I yang telah meluangkan segenap waktunya untuk
memberikan pengarahan, bimbingan, dan saran sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan segenap waktu, tenaga, pikiran, dan dedikasi untuk memberikan
pengarahan, bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Segenap pimpinan dan karyawan Sekretariat setiap Fakultas Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, terutama Bu Atun yang telah membantu memberikan
pengarahan untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
5. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan pada penulis.
6. Bapak dan Ibuku tercinta serta adik-adikku (Basilius Kristiawan Wicaksono dan
Teresita Kristanti Puspita Ningrum) yang selalu memberikan saya dukungan,
kasih sayang, nasehat serta doa yang selalu menyertai saya.
ix
7. Terima kasih kepada teman-teman Komunitas Pemuda, Muda Dewasa atas
dukungan, doa dan motivasinya untuk kami bisa menyelsaikan skripsi dengan
baik.
8. Teman-teman yang berarti untuk saya : Rene, Kak Lin, Ani, Atid, Arum, Dera dan
segenap teman-teman yang lain.
9. Teman-teman Manajemen dan Akuntansi angkatan 2008, 2009,2010 semuanya.
10. Dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi yang
tidak dapat penulis satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat
menjadikan penulisan ini menjadi lebih sempuma. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Yogyakart■ 03 Maret 2014
Pellulis
Sil宙 ana Desty Kristanti Nugraheni
NIM:102214108
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................................iv
HALAMAN ABSTRAK..............................................................................................v
HALAMAN ABSTRACT...........................................................................................vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...................................vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................................viii
HALAMAN KATA PENGANTAR...........................................................................ix
HALAMAN DAFTAR ISI..........................................................................................xi
HALAMAN DAFTAR TABEL................................................................................xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...........................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Pembatasan Masalah................................................................................................4
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................................5
E. Manfaat Penelitian....................................................................................................5
F. Sistematika Penulisan...............................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Laporan Keuangan ...............................................................................8
B. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan ...………………………………………9
C. Pengertian Kinerja Keuangan …………………………………………………..12
D. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ……………………………………….. 13
E. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan ...……………………………13
F. Analisis Rasio Keuangan ……………………………………………………….15
xii
G. Analisis Rasio CAMEL …………………………………………...……………16
H. Penelitian Sebelumnya .........................................................................................20
I. Kerangka Konseptual Penelitian ..........................................................................22
J. Hipotesis ..............................................................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....……...……………………………………………………….23
B. Subjek dan Objek Penelitian ……………………………………………………23
C. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................................24
D. Variabel Penelitian ...............................................................................................24
E. Definisi Operasional ............................................................................................24
F. Populasi dan Sampel ............................................................................................26
G. Teknik Pengambilan Sampel ...............................................................................27
H. Sumber Data ........................................................................................................27
I. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................27
J. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................................28
K. Teknik Analisis Data ...........................................................................................29
BAB IV GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN
A. Bursa Efek Indonesia ……………........................................................................32
B. PT. Bank Mandiri Tbk …………………..............................................................33
C. PT. Bank Rakyat Indonesia ...................................................................................35
D. PT. Bank Central Asia ………………..................................................................37
E. PT. Bank BNI Tbk ………………………………………………………………39
F. PT. Bank CIMB Niaga Tbk ……………………………………………………...41
G. PT. Bank Danamon Tbk ……………………………………………………...…42
H. PT. Pan Indonesia Tbk …………………………………………………………..44
I. PT. Bank Permata Tbk …………………………………………………………...46
J. PT. BII Tbk ………………………………………………………………………48
xiii
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Rasio CAMEL ........................................................................................50
B. Analisis Uji Asumsi Klasik ...................................................................................56
C. Uji Hipotesis …….................................................................................................77
D. Pembahasan...........................................................................................................82
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................................................90
B. Saran.......................................................................................................................94
DAFTAR REFERENSI …………………………………………………………...95
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
V.1 Rasio CAR bank-bank dengan asset dan market share terbesar ................. 51
V.2 Rasio RORA bank-bank dengan asset dan market share terbesar .............. 52
V.3 Rasio NPM bank-bank dengan asset dan market share terbesar ................. 52
V.4 Rasio ROA bank-bank dengan asset dan market share terbesar .................. 53
V.5 Rasio BOPO bank-bank dengan asset dan market share terbesar …............ 54
V.6 Rasio LDR bank-bank dengan asset dan market share terbesar ……......... 55
V.7 Tabel Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2008............................................... 56
V.8 Tabel Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2009............................................... 56
V.9 Tabel Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2010............................................... 57
V.10 Tabel Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2011.............................................. 57
V.11 Tabel Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2012.............................................. 58
V.12 Tabel Coefficient Correlations tahun 2008.................................................. 59
V.13 Tabel Coefficient Correlations tahun 2009.................................................. 60
V.14 Tabel Coefficient Correlations tahun 2010.................................................. 61
V.15 Tabel Coefficient Correlations tahun 2011.................................................. 62
V.16 Tabel Coefficient Correlations tahun 2012.................................................. 63
V.17 Tabel Durbin-Watson tahun 2008 ……………………………………...... 64
V.18 Tabel Durbin-Watson tahun 2009 ……………………………………...... 64
V.19 Tabel Durbin-Watson tahun 2010 ……………………………………...... 65
V.20 Tabel Durbin-Watson tahun 2011 ……………………………………...... 65
V.21 Tabel Durbin-Watson tahun 2012 ………………………………………... 65
V.22 Uji F ……………………………………………………………………… 77
V.23 Uji t ………………………………………………………………………. 79
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
II.1 Kerangka Konseptual .................................................................................22
V.1 Scatterplot tahun 2008 ...............................................................................67
V.2 Scatterplot tahun 2009 ...............................................................................68
V.3 Scatterplot tahun 2010 ...............................................................................69
V.4 Scatterplot tahun 2011 ...............................................................................70
V.5 Scatterplot tahun 2012 ...............................................................................71
V.6 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual tahun 2008..........72
V.7 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual tahun 2009..........73
V.8 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual tahun 2010..........74
V.9 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual tahun 2011..........75
V.10 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual tahun 2012..........76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Adanya peningkatan perekonomian di Indonesia menyebabkan banyak
sektor lebih berkembang, salah satunya ialah sektor perbankan yang sekarang ini
tumbuh cukup signifikan setelah terjadinya krisis. Krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada tahun 1997 memberikan dampak yang cukup serius bagi
perekonomian Indonesia, begitu juga di sektor perbankan. Sebagian besar bank
mengalami kesulitan karena modal terkuras, kualitas aset menjadi sangat buruk,
manajemen tak mampu mengantisipasi perubahan, bank tidak mampu
menciptakan earning, dan kesulitan likuiditas melanda sebagian besar bank di
Indonesia (Taswan, 2006:1).
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan perekonomian Indonesia
sekarang ini tidak ada masyarakat Indonesia yang tidak mengenal perbankan.
Semua kalangan kini menjadi tergantung pada bank, terutama dalam hal
pengelolaan keuangan. Informasi keuangan merupakan faktor dominan yang dapat
membantu masyarakat agar mampu mengembangkan perekonomian di Indonesia.
Keadaan ekonomi Indonesia yang mulai membaik setelah krisis yang terjadi, jika
dilihat dari tingginya angka konsumsi dan pendapatan maka sektor perbankan kini
memiliki peran yang cukup penting. Pengertian bank menurut Undang-undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan, menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
2
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jadi secara umum, bank
merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi utama untuk menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk
berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary.
Dari definisi diatas maka peranan bank sebagai financial intermediary
harus memiliki dan atau mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Dalam
rangka mendapatkan atau menjaga kepercayaan masyarakat maka bank,
khususnya yang telah tercatat di BEI harus secara periodik memberikan laporan
keuangan, agar masyarakat dapat melihat dan menilai bagaimana tingkat
kesehatan bank yang sebenarnya. Dengan mengetahui tingkat kesehatan bank
yang sesungguhnya, masyarakat menjadi lebih percaya untuk menggunakan jasa
bank dalam mengelola dana mereka.
Penilaian terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan melakukan
analisis terhadap laporan keuangannya. Untuk membantu masyarakat serta pihak–
pihak lain di luar bank yang berhubungan dengan bank maka penulis melakukan
penelitian tentang bagaimana pengaruh dari rasio Camel terhadap harga saham
pada bank yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Informasi keuangan yang
terdapat dalam laporan keuangan meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan
perubahan modal dan Laporan aliran kas.
Untuk menilai apakah kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di bursa
efek Indonesia sudah cukup baik atau belum, maka tingkat kesehatan bank perlu
untuk dianalisis dalam hal ini penulis menggunakan rasio CAMEL untuk
3
mengetahui tingkat kesehatan bank. CAMEL merupakan suatu metode analisis
rasio keuangan yang menganalisis kesehatan suatu bank melalui beberapa kriteria,
yaitu modal, aktiva, manajemen, pendapatan dan likuiditas. Dalam Kamus
Perbankan, Institut Bankir Indonesia (dalam Wardiah, 2013:302), edisi kedua
tahun 1999 disebutkan bahwa CAMEL adalah aspek yang paling banyak
berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank, yang mempengaruhi pula tingkat
kesehatan bank, CAMEL merupakan tolak ukur yang menjadi objek pemeriksaan
bank yang dilakukan oleh pengawas bank. Suatu bank yang dikatakan sehat akan
menarik minat banyak pihak salah satunya ialah para calon investor, yang mana
jika mereka tertarik maka semakin besar kemungkinannya bahwa mereka akan
menyertakan saham mereka pada bank yang mereka minati. Dan tentunya hal ini
akan membawa dampak yang positif bagi bank yang bersangkutan karena
semakin banyak orang yang menyertakan sahamnya pada bank tersebut maka
harga saham dari bank tersebut akan semakin naik. Selain itu juga masih ada
pihak-pihak lain yang membutuhkan hasil analisis tingkat kesehatan perbankan
yaitu kreditur dan calon kreditur, pemerintah, serta masyarakat. Bagi pihak –
pihak yang berkaitan dengan perusahaan perbankan tersebut, mereka harus
memiliki cukup informasi mengenai masa depan perusahaan perbankan tersebut
mengenai laba atau return yang akan mereka dapatkan setelah mereka
menginvestasikan atau memberikan pinjaman bagi perusahaan itu.
Adapun model rasio CAMEL yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu,Capital Adequacy Rasio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Return on
Asset (ROA), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasonal (BOPO), Net
4
Profit Margin (NPM), dan Loan to Deposit Rasio (LDR). Dan untuk menyatakan
harga saham digunakan Nilai Buku Saham (Book Value).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah rasio CAMEL berpengaruh secara simultan terhadap harga saham
pada 10 Bank terbesar di Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan 2012?
2. Apakah rasio CAMEL berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada
10 Bank terbesar di Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan 2012?
C. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan ilmiah ini penulis membatasi masalah yang berkaitan dengan
laporan keuangan dengan menggunakan instrumen untuk mengukur tingkat
kesehatan bank berdasarkan rasio CAMEL dengan kriteria: Capital, Assets
Quality, Management, Earning, dan Liquidity. Dalam penelitian ini penulis
memilih 10 bank yang memiliki aset dan market share terbesar, yaitu data laporan
keuangan PT. Bank Mandiri Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT. Bank
Central Asia Tbk, PT. BNI Tbk, PT. Bank CIMB Niaga Tbk, PT. Bank
DanamonTbk, PT. Pan Indonesia Bank Tbk, PT. Bank Permata Tbk, PT. BII Tbk,
PT. BTN Tbk pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
5
D. Tujuan Penelitian
1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan
perbankan yang diukur dengan rasio CAMEL dan pengaruhnya secara
simultan terhadap harga saham pada 10 Bank terbesar di Indonesia untuk
periode tahun 2008 – 2012.
2. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan
perbankan yang diukur dengan rasio CAMEL dan pengaruhnya secara parsial
terhadap harga saham pada 10 Bank terbesar di Indonesia untuk periode tahun
2008 – 2012.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan informasi yang
berguna bagi perusahaan dalam menganalisis kinerja keuangan sebagai dasar
yang obyektif untuk mengambil keputusan.
2. Bagi Pihak yang Berkaitan dengan Perusahan
Semoga hasil penelitian ini mampu membantu pihak – pihak lain yang
berkaitan dengan perusahan untuk dapat mengambil keputusan yang
sehubungan dengan penilaian kinerja keuangan perusahaan.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan informasi bagi
dunia pendidikan serta menambah bahan wacana bagi para mahasiswa yang
memilih topik penelitian yang serupa.
6
4. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis mampu untuk merealisasikan
apa yang telah didapat selama duduk di bangku universitas kedalam realitas
dunia usaha sehingga mampu menambah pengalaman dan kualitas penulis.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang yang menjadi alasan
penulis memilih topik penelitian, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, serta sistematika laporan penelitian.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini membahas tentang teori – teori terpilih yang berkaitan
dengan topik penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang jenis penelitian, populasi, sampel,
lokasi, waktu, subyek dan obyek, teknik, data yang diperlukan,
variabel, serta teknik yang akan digunakan dalam analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini membahas tentang gambaran umum perusahaan.
7
Bab V : Analisis Data
Bab ini membahas tentang proses pengolahan data dan
pembahasannya.
Bab VI : Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, saran, dan keterbatasan
dari penelitian.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Laporan Keuangan
Bagi bank yang terdaftar dibursa efek dan telah go public, laporan
keuangannya harus dipublikasikan sehingga masyarakat luas dapat mengetahui
bagaimana keadaan keuangan dari bank yang bersangkutan. Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) (2007:7): “Laporan keuangan merupakan bagian dari
hasil proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang
disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan”. Menurut Baridwan (1995:4) laporan keuangan
merupakan suatu hasil akhir dari pencatatan, yang merupakan suatu rangkaian dari
transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku perusahaan yang
bersangkutan.
Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi memang
dirancang sedemikian rupa untuk menyediakan kebutuhan informasi bagi calon
investor, kreditur, dan pemakai external lainnya yang berkepentingan dengan
perusahaan guna pengambilan keputusan investasi, kredit serta pengambilan
keputusan lainnya (FASB 1987, dalam Bastian dan Suhardjono, 2006:6).
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik
yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Neraca adalah daftar harta
9
yang dimiliki dan utang yang ditanggung perusahaan pada saat tertentu. Artinya
dalam neraca ini akan tersaji berapa jumlah aktiva, utang (kewajiban) dan modal
yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Daftar laba rugi adalah daftar
yang mencatat jumlah seluruh pendapatan yang diperoleh perusahaan selama
masa tertentu, jumlah biaya yang ditanggung pada masa yang sama, serta laba
yang diperoleh atau rugi yang ditanggung. Jadi laporan laba rugi merupakan suatu
laporan yang menyajikan kondisi keuangan perusahaan yang ditunjukkan oleh
hasil akhir laporan apakah perusahaan yang bersangkutan memperoleh laba atau
justru merugi.
B. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Menurut Statement of Financial Accounting Concept No. 1tujuan
danmanfaat laporan keuanganadalah:
1. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu
investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam membuat keputusan
lain yang sejenis secara rasional.
2. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu
investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam memperkirakan
jumlah waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang
yang berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga dan
pendapatan dari penjualan.
3. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang sumber daya
ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik
modal.
10
4. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang prestasi perusahaan
selama satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan informasi
masa lalu untuk membantu menaksir prospek perusahaan.
Menurut PSAK (2004) pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan adalah
(IAI, 2004) :
1. Investor
Investor sebagai pihak yang menanamkan modalnya ke dalam perusahaan
membutuhkan informasi keuangan dan hasil operasi perusahaan untuk
mengetahui risiko yang ada dan menilai profit serta hasil pengembangan
sebagai pertimbangan untuk memutuskan apakah harus bekerja sama dengan
memberikan modal kepada perusahaan yang bersangkutan. Pemegang saham
juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman (Kreditur)
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada
saat jatuh tempo.
11
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lain juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi yang berarti pada
perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend)
12
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
C. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara
keseluruhan. Kinerja (performance) merupakan gambaran kondisi keuangan bank
dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dana yag diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan
profitabilitas bank (Abdullah, 2003:108). Oleh karena itu, setiap unit usaha akan
selalu mengukur dan memiliki kinerja usahanya agar diketahui tingkat hasil nyata
yang dapat dicapai dalam unit tersebut dalam kurun waktu tertentu. Kinerja juga
dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode
tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut (Sugiarso dan
Winarni, 2005 : 111).
Kinerja keuangan adalah instrumen untuk menilai kondisi keuangan dan
prestasi perusahaan, analisis memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan
seperti rasio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan antara satu
dengan yang lain (Sawir, 2005 : 6). Berdasarkan dari definisi di atas maka dapat
dikatakan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan perbankan dapat dikatakan
sehat atau baik apabila pencapaian manajemen sudah menunjukkan prestasi yang
dicapai setelah menjalankan menajemen secara efisien dan efektif.
13
D. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang sudah dibuat secara benar atau disusun
berdasarkan data yang sebenarnya akan memperlihatkan kondisi perusahaan yang
sesungguhnya. Dan kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya akan
terlihat dari berapa banyak harta, utang serta modal yang dimiliki oleh perusahan
tersebut. Dari sini kita akan mengetahui apakah perusahaan yang bersangkutan
mengalami kerugian atau laba yang tercermin dari laporan keuangannya.
Untuk mengetahui tentang bagaimana kondisi keuangan suatu perusahaan
dan bagaimana perkembangannya maka perlu dilakukan analisis laporan
keuangan dengan cara mempelajari data-data yang terdapat pada laporan
keuangan secara lebih mendalam lagi. Agar hasil analisis laporan keuangan
tersebut dapat lebih mudah dipahami dan dipelajari oleh pihak – pihak yang
berkaitan dengan perusahaan tersebut, maka hasil analisis laporan keuangan
biasanya disajikan dengan tutur bahasa yang lebih mudah dimengerti sehingga
hasil analisis ini dapat dijadikan acuan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.
E. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan dilakukan dengan tujuan untuk melihat kondisi
keuangan, apakah baik atau buruk. Adapun Manfaat Laporan Keuangan menurut
Djarwanto (2001:111) berdasarkan pada kepentingan para pemakai laporan yaitu:
1. Untuk mengetahui hubungan antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain
baik dalam satu laporan keuangan maupun antar laporan keuangan, sehingga
14
apabila terjadi kelemahan dalam satu atau beberapa perusahaan dari laporan
keuangan akan diambil tindakan untuk memperbaikinya.
2. Dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan.
3. Bersama dengan anggaran kas dapat digunakan untuk memprediksi laporan
keuangan dimasa yang akan datang.
4. Untuk mengetahui posisi dan perkembangan dari satu atau beberapa laporan
keuangan sehingga dapat diramalkan kecenderungannya pada masa yang akan
datang.
Secara lengkap menurut Harahap (2004 : 195) kegunaan analisis laporan
keuangan ini dapat dikemukakan sebagi berikut :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang
terdapat pada laporan keuangan biasanya.
2. Dapat mengali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (eksplisit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implisit).
3. Dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam laporan
keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang
diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan akhirnya dilapangan untuk prediksi dan
peningkatan (rating).
6. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut criteria tertentu
yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
15
7. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan
periode sebelumnya atau dengan standart industri normal atau standart ideal.
8. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan
dan sebagainya.
9. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dilakukan perusahaan di
masa yang akan datang.
10. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan
merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain: Dapat menilai
prestasi perusahaan, dapat memproyeksikan keuangan perusahaan, dapat
menilai kondisi masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu, posisi
keuangan, hasil-hasil perusahaan, likuiditas, solvabilitas, aktivitas, rentabilitas
dan profitabilitas, indikator pasar modal.
F. Analisis Rasio Keuangan
Pendekatan yang paling umum digunakan untuk melihat kinerja suatu
bank biasanya dengan menghitung beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi
seperti rasio likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas-nya. Rasio-rasio tersebut
sedikit banyak dapat mencerminkan upaya para pengelola bank bersangkutan
untuk menciptakan kinerja –nya seoptimal mungkin. Analisis rasio merupakan
bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan
kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur
kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis
rasio keuangan (Financial Rasio Analysis).
16
Dalam Keown dkk. (2002:60) tujuan dari analisis rasio adalah untuk
membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh
perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas. Analisis
rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja
melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari
analisis atau pihak yang berkepentingan.
Analasis rasio keuangan perusahaan digunakan untuk menilai prestasi
keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan dilakukan untuk menilai
kinerja dan kemampuan perusahan dalam memberdayakan segala sumber daya
yang ia miliki untuk mencapai target yang diinginkan oleh perusahaan.
G. Analisis Rasio CAMEL
Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:562) untuk melakukan kontrol
terhadap tingkat kesehatan bank maka Bank Sentral mewajibkan bank-bank untuk
mengirimkan laporan keuangannya secara berkala. Bagi bank yang dapat
menunjukkan tingkat kesehatan yang baik dalam laporan keuangannya maka akan
diberikan kesempatan yang lebih luas dalam mengembangkan usahanya. Dalam
melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan bank, Bank Sentral biasanya
menggunakan criteria CAMEL yaitu Capital adequacy, Assets quality,
Manajemen quality, Earnings, Liquidity.
1. Capital Adequacy
Capital Adequacy adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan
bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan
manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan
17
mengontrol risiko – risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap
besarnya modal bank. Berdasarkan Pakfeb 1991, perbankan diwajibkan
memenuhi kewajiban penyertaan modal minimum, atau dikenal dengan CAR
yang diukur dari persentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko
(ATMR).Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan
termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar
8%. Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of
International Settlements) (Dendawijaya, 2001:144). Adapun rumus dari CAR
adalah:
CAR =
2. Assets Quality
Assets quality adalah ukuran untuk memastikan kualitas yang dimiliki bank
dan nilai real dari aset tersebut. Kemerosotan kualitas dan nilai asset
merupakan sumber erosi terbesar bagi modal bank (Gandapradja, 2004: 34).
Rasio Assets Quality pada rasio CAMEL dapat dilihat dari kemampuan aktiva
produktif dalam menghasilkan laba (Zahara dkk, 2009:90). Rasio ini diproksi
dengan nilai rasio RORA (Return on Risked Assets). Menurut Kuncoro dan
Suhardjono (2002:564), kualitas aktiva produktif menunjukkan kualitas asset
sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit
dan investasi dana bank pada portfolio yang berbeda. Setiap penanaman dana
bank dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan menentukan tingkat
kolektibilitasnya, yaitu apakah lancar, kurang lancar, diragukan atau macet.
Pembedaan tingkat kolektibilitas tersebut diperlukan untuk mengetahui
18
besarnya cadangan minimum penghapusan aktiva produktif yang harus
disediakan oleh bank untuk menutup risiko kemungkinan kerugian yang
terjadi.
Aktiva produktif meliputi:
a. Kredit yang diberikan bank dan telah dicairkan.
b. Surat – surat berharga (baik SBPU maupun surat berharga pasar modal),
c. Penyertaan saham,
d. Tagihan pada bank lain.
Adapun rumus RORA yang dipergunakan adalah:
RORA =
3. Management Quality
Untuk memastikan kualitas dan tingkat kedalaman penerapan prinsip
manajemen bank yang sehat, terutama yang terkait dengan manajemen risiko.
Manajemen yang kompeten dan memiliki integritas yang tinggi merupakan
ujung tombak atau pemeran terdepan dari pertahanan atas risiko bank
(Gandapradja, 2004:34-35). Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:564-
565) keberhasilan dari manajemen bank didasarkan pada penilaian kualitatif
terhadap manajemen yang mencakup beberapa komponen. Komponen tersebut
terdiri dari manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen
umum, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas yang keseluruhannya
meliputi 250 aspek. Adapun rumus yang dipergunakan yaitu:
NPM =
19
4. Earning (Rentabilitas)
Untuk memastikan efisiensi dan kualitas pendapatan bank secara benar dan
akurat. Kelemahan dari segi pendapatan real merupakan indicator terhadap
potensi masalah bank (Gandapradja, 2004:35). Earning menunjukkan tidak
hanya jumlah kuantitas dan trend earning tetapi juga faktor –faktor yang
mempengaruhi ketersediaan dan kualitas earning. Keberhasilan bank
didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank yang diukur
dengan dua rasio yang berbobot sama. Rasio tersebut terdiri dari rasio return
on total assets dan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional
(Kuncoro dan Suhardjono, 2002:565) . Adapun rumus yang dipergunakan
yaitu:
ROA =
BOPO =
5. Liquidity (Likuiditas)
Likuiditas pada rasio CAMEL diukur dengan menggunakan rasio Loan to
Deposit Ratio (LDR). Likuiditas menunjukkan adanya ketersediaan dana yang
dimiliki oleh bank dan yang juga merupakan sumber dana bank pada saat ini
dan masa yang akan datang. Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya setiap saat.
Adapun rumus yang dipergunakan yaitu:
LDR =
20
H. Penelitian Sebelumnya
1. Penelitian yang dilakukan oleh Stella Indrijaya tahun 2011
Penelitian ini melakukan investigasi pengaruh rasio CAMEL, yaitu CAR,
RORA, NPM, BOPO, dan LDR terhadap perubahan harga saham dari 8 bank
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, secara partial dan simultan. Hasil
menunjukkan bahwa RORA secara partial berpengaruh secara signifikasi
terhadap harga saham sementara hasil tes parsial dari CAR, NPM, BOPO, dan
LDR menunjukkan bahwa secara parsial mereka tidak berpengaruh secara
langsung terhadap harga saham. Tetapi, hasil tes simultan menunjukkan
adanya pengaruh antara CAR, RORA, NPM, BOPO, dan LDR terhadap harga
saham.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Etty M. Nasser & Aryati tahun 2009
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah rasio-
rasio keuangan yang diukur dengan rasio CAMEL berbeda secara signifikan
antara bank yang sehat dan bank yang gagal. Selain itu juga dilakukan
pengujian untuk melihat rasio keuangan mana saja yang mendiskriminankan
antara bank yang sehat dengan bank yang gagal (financial distress). Ada 13
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu CAR1,CAR2,
ETA, RORA, ALR, NPM, OPM, ROA, ROE, BOPO, PBTA, EATAR, dan
LDR. Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariant
analisis dan multivariate diskriminan analisis.
21
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel yang signifikan pada
untuk data empat tahun sebelum bangkrut adalah EATAR dan OPM.
Variabel yang lain ternyata tidak signifikan.
Pengujian diskriminan menunjukkan variabel EATAR dan PBTA
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan bank. Biali z-score untuk bank
yang sehat minus 0,543 sedangkan bank yang gagal 0,483. Dari hasil
klasifikasi ternyata persentase ketepatannya untuk empat tahun sebelum
bangkrut 67,6%.
22
Harga Saham
I. Kerangka Konseptual Penelitian
Capital adequacy 1
Assets Quality 2
Management of risk 3
Rentabilitas 4
Likuiditas 5
6
Gambar II.1 kerangka konseptual
Ket:
1. Panah 1, 2, 3, 4, dan 5 menunjukkan adanya pengaruh secara parsial dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya.
2. Panah 6 menunjukkan adanya pengaruh secara simultan dari semua
variabel independennya terhadap variabel dependennya.
J. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka hipotesis
untuk jawaban sementara atas masalah tersebut yaitu :
1. Rasio CAMEL berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada 10
Bank yang terbesar di Indonesia periode tahun 2008 – 2012.
2. Rasio CAMEL berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada 10
Bank yang terbesar di Indonesia periode tahun 2008 – 2012.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, dan metode yang digunakan
penulis dalam penelitian ini merupakan metode ex post facto, Kerlinger (1993)
mendefinisikan penelitian ex post facto adalah penemuan empiris yang dilakukan
secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variabel-variabel
bebas karena manifestasinya sudah terjadi atau variabel-variabel tersebut secara
inheren tidak dapat dimanipulasi. Penulis mengadakan studi kasus dengan
menganalisis data yang diperoleh dari perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2008 sampai dengan 2012.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Obyek yang akan diteliti oleh penulis pada penelitian ini adalah rasio – rasio
keuangan yang terdapat dalam rasio CAMEL yang didasarkan pada laporan
keuangan yang terdiri dari:
1. Laporan neraca perusahaan per 31 Desember 2008 sampai dengan 31
Desember 2012.
2. Laporan Laba Rugi perusahaan untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2008 sampai dengan 31 Desember 2012.
24
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di pojok BEI Universitas Sanata Dharma.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada September 2013 – Desember 2013.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh dari rasio camel terhadap harga saham terdiri dari :
1. Variabel Independen
a. Capital Adequacy Rasio (CAR): (X1)
b. Return on Risked Assets (RORA): (X2)
c. Net Profit Margin (NPM): (X3)
d. Return on Asset (ROA): (X4)
e. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO): (X5)
f. Loan to Deposit Rasio (LDR): (X6)
2. Variabel Dependen
Harga saham (Y)
E. Definisi Operasional
1. Capital Adequacy Rasio (CAR)
CAR biasanya dipersamakan dengan kewajiban penyediaan modal minimum
(KPMM) yang digunakan dalam perhitungan tingkat kesehatan bank.CAR
25
adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan
antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
2. Return on Risked Assets (RORA)
Menurut Rusbiantoro (1995) dalam Indrijaya (2011:51), RORA merupakan
metode yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
mengusahakan pengoptimalan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba.
Risked assets merupakan penjumlahan antara kredit yang diberikan ditambah
dengan penempatan surat – surat berharga. Semakin rendah risiko aset maka
semakin baik bagi bank tersebut.
3. Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin diperoleh dari perbandingan laba operasi dengan
pendapatan. Rasio NPM menunjukkan kemampuan bank menghasilkan laba
dari aktivitas operasionalnya. Semakin tinggi nilai rasio ini berarti semakin
tinggi pendapatan dari aktivitas operasionalnya dalam menghasilkan laba
bersih.
4. Return on Asset (ROA)
Rasio ROA menunjukkan perbandingan antara besarnya aktiva yang berputar
dengan volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik
karena hasil besarnya rasio ini menunjukkan bahwa aktiva dapat lebih cepat
berputar yang akhirnya akan meningkatkan laba.
5. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasionnal
Rasio BOPO menunjukkan perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
26
bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Dalam hal ini perlu diketahui
bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit,
sehingga beban bunga dan hasil bunga merupakan porsi terbesar bagi bank
(Veithzal, dkk. 2013:482).
6. Loan to Deposit Rasio (LDR)
Loan to Deposit Rasio (LDR) adalah rasio pembiayaan dana pihak ketiga yang
diterima oleh bank atau dengan kata lain merupakan suatu rasio yang
membandingkan antara besarnya jumlah kredit yang disalurkan oleh bank dan
jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber dana bank seperti deposito
berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan untuk memenuhi
permohonan pinjaman nasabahnya. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa
suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau relatif tidak likuid
(illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid
dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa,
1999:23).
F. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang terdaftar di bursa
efek Indonesia baik bank konvensional maupun bank perkreditan, bank devisa dan
nondevisa yang telah terdaftar di tahun 2008 sampai dengan 2012. Adapun
pemilihan sampel dilakukan dengan kriteria 10 bank terbesar yang memiliki asset
dan market share terbesar di Indonesia.
27
Namun setelah dikaji ulang sampel Bank Tabungan Negara ternyata baru
terdaftar di Bursa Efek pada tahun 2009 sehingga tidak memenuhi kriteria yang
telah ditentukan. Jadi sampel yang dipilih menjadi 9 bank terbesar yang memiliki
asset dan market share terbesar di Indonesia.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan
untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Purposive sampling pada penelitian ini artinya dalam memilih sampel
penulis hanya memilih 9 bank yang memiliki asset dan market share terbesar
pada tahun 2008 – 2012.
H. Sumber Data
Sumber data yang dijadikan bahan penelitian ini merupakan sumber data
sekunder yang didapatkan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) di
Bursa Efek Indonesia. Jenis data yang digunakan adalah data dokumenter
sekunder yang memuat transaksi historis keuangan perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI.
I. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
dokumentasi yang digunakan untuk mengetahui data rasio keuangan yang dapat
dilihat dari laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
28
J. Teknik Pengujian Instrumen
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang
digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2004:137).
Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama
dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut
reliabel. Atau dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat
ukur di dalam mengukur gejala yang sama. Uji Reliabilitas di spss dapat
dilakukan dengan menggunakan uji Alpha Cronbach.
Ket:
= Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
K = Jumlah item pertanyaan yang diuji
= Jumlah varians skor item
= Varians skor-skor tes (seluruh item K)
Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik), di atas 0,8
(baik).
29
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda dengan persamaan umum sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 +…. + bn Xn.
Ket:
Y adalah variabel terikat, X adalah variabel-variabel bebas, a adalah
konstanta (intercept), dan b adalah koefisien regresi pada masing – masing
variabel bebas.
Analisis regresi linear berganda memerlukan pengujian serempak dengan
menggunakan uji F hitung. Signifikasi ditentukan dengan membandingkan F
hitung dengan F tabel atau melihat signifikasi pada outpus SPSS. Beberapa
pengujian dalam analisis regresi berganda antara lain uji t dan uji F. Uji t
digunakan untuk menguji variabel-variabel yang ada secara parsial atau dengan
kata lain menguji bagaimana pengaruh dari masing – masing variabel bebasnya
secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Sedangkan uji F merupakan
pengujian variabel – variabel bebasnya secara simultan atau bersama – sama
terhadap variabel terikatnya.
Penggunaan metode analisis regresi linear berganda memerlukan uji
asumsi klasik yang secara statistik harus dipenuhi. Uji asumsi klasik tersebut
meliputi uji asumsi normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji
heteroskedasitas dan uji asumsi linearitas.
30
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Chi Square, Skewness, dan Kurtosis
atau uji Kolmogorov Smirnov. Menurut Nisfiannor (2009:91) uji normalitas
adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
yang didapatkan memiliki distribusi data yang normal (mengikuti atau
mendekati hukum sebaran bormal baku dari Gauss). Uji normalitas disini akan
menggunakan uji kolmogorov Smirnov yang mana memiliki kegunaan untuk
menguji apakah suatu sampel berasal dari populasi dengan distribusi data
tertentu. Pengujian ini dilakukan dengan membandingan probabilitas (p) yang
diperoleh dengan taraf signifikasi (α) 0,05, apabila nilai p > α, data
berdistribusi normal; dan apabila p < α maka data tidak berdistribusi dengan
normal (Sugiyono, dalam Indrijaya 2011:49).
2. Uji Multikoliniearitas
Uji multikolinearitas (Nisfiannor, 2009:92) dilakukan untuk mengetahui
apakah ada korelasi antar variabel independen pada model regresi. Korelasi
antar variabel independen sebaiknya kecil. Korelasi antar variabel independen
( r< 0,8), lebih baik lagi kalau (r < 0,5). Makin kecil korelasi antar variabel
independennya makin baik untuk model regresi yang dipergunakan.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menurut Nisfiannor (2009:92) dilakukan untuk mengetahui
apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t sebelumnya pada model regresi linier yang
31
dipergunakan. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Dalam model regresi yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi.
4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas sangat diperlukan sebelum kita membandingkan dua
kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh adanya
perbedaan data dasar (ketidakhomogenan kelompok yang dibandingkan)
(Irianto, 2007:275).
5. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians, dimana seluruh faktor gangguan tidak memiliki
varians yang sama atau variansnya tidak konstan (Sumodiningrat, 2007:238).
6. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen bersifat linier. Jika hubungan tidak
linier dan tetap dianalisis dengan teknik statistik parametrik, maka korelasi
yang didapatkan bisa sangat rendah, meskipun sebenarnya korelasinya bisa
tinggi kalau teknik statistik parametriknya diganti dengan statistik
nonparametrik (Nisfiannor, 2009:92).
32
BAB IV
GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN
A. Bursa Efek Indonesia
Bursa efek atau pasar modal telah lama hadir di Indonesia sejak
pemerintahan Belanda, pasar modal pada saat itu didirikan oleh Belanda karena
demi memenuhi kepentingannya. Pasar modal didirikan pertama kali pada tahun
1912, dan sempat vakum sementara hingga akhirnya diaktifkan kembali oleh
pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1977 dan hingga kini
tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT pasar modal. BEJ dijalankan
dibawah pengawasan BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).Pasar modal
sempat mengalami kelesuan hingga tahun 1987 karena hanya sedikit masyarakat
yang berminat untuk bergabung dalam pasar modal. Untuk memperbaiki keadaan,
maka diluncurkanlah PAKDES 87 (Paket Desember 1987) yang memberikan
kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor
asing menanamkan modal di Indonesia. Untuk mendukung pasar modal dalam
menarik masyarakat agar bergabung didalamnya maka diluncurkannyalah paket
deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal. Dan semakin lama pasar modal
di Indonesia terlihat semakin meningkat, hal ini ditandai dengan hadirnya paket
desember 88, mulai beroperasinya Bursa Paralel Indonesia (BPI), dan juga
beroperasinya Bursa Efek Surabaya (BES). Pada 22 Mei 1995 sistem otomasi
perdagangan di BEJ mulai dilaksanakan dengan sistem komputer JATS (Jakarta
Automated Trading System) dan pada tahun 2002 BEJ mulai mengaplikasikan
33
sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). Pada tahun 2007 Bursa Efek
Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) bergabung dan berubah nama
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam menjalankan usahanya, BEI memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi : Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
Misi : Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui
pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi
biaya serta penerapan good governance.
BEI memiliki 4 program yang ditawarkan untuk menarik minat
masyarakat agar bergabung, yaitu Program Pendidikan, Pojok BEI, Pusat
Informasi Pasar Modal (PIPM), dan Indonesia Capital Market Electronic Library
(ICaMEL).
B. PT. Bank Mandiri Tbk
PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk. adalah bank yang berkantor pusat di
Jakarta dan merupakan bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan
deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari
program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia.
Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya
(BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank
Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkan ke dalam
Bank Mandiri. Proses panjang pendirian Bank Bumi Daya bermula dari
nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi
Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank
34
(sebelumnya adalah bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum
Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi bank tersebut. Pada tahun 1965,
Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti
nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV. Kemudian pada tahun 1968, Bank
Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.
Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di Indonesia,
pertama kali dibentuk dengan nama Nederlandsch Indische Escompto
Maatschappij di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya
berubah menjadi Escomptobank NV, dimana selanjutnya pada tahun 1960
dinasionalisasikan serta berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah
bank Pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan.
Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia berawal dari perusahaan dagang
Belanda, N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun
1824 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870.
Pada tahun 1960, pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini, dan
selanjutnya pada tahun 1965 perusahaan ini digabung dengan Bank Negara
Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968, Bank Negara
Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara
Indonesia Unit II Divisi Expor-Impor, yang akhirnya menjadi Bank Ekspor Impor
Indonesia, bank pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri
Negara (BIN), sebuah bank industri yang didirikan pada tahun 1951 dengan misi
untuk mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi tertentu, khususnya
35
perkebunan, industri dan pertambangan. Pada tahun 1960, Bapindo dibentuk
sebagai bank milik negara dan BIN kemudian digabung dengan Bapindo.Pada
tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui
pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur,
transportasi dan pariwisata.
Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan
keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing-masing
dari empat bank bergabung telah memainkan peranan yang penting dalam
pembangunan ekonomi Indonesia. Bank Mandiri kini memiliki 22.909 pegawai,
1.095 kantor cabang dalam negeri dan 5 kantor cabang luar negeri.
C. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
Bank Rakyat Indonesia merupakan bank konvensional yang dimiliki
pemerintah yang mana sahamnya sebesar 56,75% dimiliki oleh pemerintah dan
43,25% dimiliki oleh publik. BRI didirikan di Purwokerto pada tanggal 16
Desember 1895 oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De
Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofdenatau "Bank Bantuan
dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto". Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI merupakan Bank
Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Pada tahun 1949 Bank berubah nama
menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41
tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang
merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche
Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9
36
tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank
Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965
tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam
ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks
BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,
sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor
(Exim).Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang
Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang
Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor
dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan
Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21
tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun
1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi
perseroan terbatas. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin
pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang
berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah,
12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang
Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island
Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil
Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa. Pada 19
37
Januari 2013, BRI juga meluncurkan sistem e-Tax, yaitu layanan penerimaan
pajak daerah secara online melalui layanan cash management.
D. PT. Bank Central Asia Tbk
Bank Central Asia merupakan bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini
didirikan pada 21 Februari1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Berbagai
kejadian telah dialami BCA dan yang paling berdampak yaitu dengan adanya
krisis moneter pada tahun 1997, secara khusus kondisi ini mempengaruhi aliran
dana tunai di BCA yang membuat bank terpaksa meminta bantuan pada Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang kemudian diambil alih pada tahun
1998. Namun BCA bisa kembali pulih dengan cepat dan mendapatkan
kepercayaan nasabah kembali pada tahun yang sama. BCA memutuskan menjadi
perusahaan publik dan melakukan penawaran saham perdana pada tahun 2000,
dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN.
Visi Dan Misi BCA
Prioritas utama kami adalah tetap mempertahankan posisi BCA sebagai
salah satu institusi penyedia layanan transaksi dan pembayaran yang terdepan di
Indonesia. Layanan perbankan yang nyaman, aman, dan andal merupakan faktor
penting dalam membangun hubungan dengan nasabah dan dalam memperkuat
posisi BCA sebagai bank transaksi.
38
VISI
Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting
perekonomian Indonesia.
MISI
Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan
solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan finansial
yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder BCA.
39
E. PT. BNI Tbk
BNI didirikan pada 5 Juli 1946 yang dikenal dengan sebutan Bank Negara
Indonesia. Yang mana sekarang ini hari didirikannya BNI ditetapkan menjadi Hari
Bank Nasional. BNI merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia dan yang pertama mengedarkan alat pembayaran resmi
Indonesia yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia).
Pada tahun 1949 pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia
sebagai bank sentral dikarenakan adanya penunjukkan De Javsche Bank yang
merupakan warisan dari pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral. Dengan
dibatasinya peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sentral lalu
ditetapkanlah Bank Negara Indonesia sebagai bank pembangunan yang kemudian
diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk
transaksi luar negeri. Pada tahun 1955 Bank Negara Indonesia mengalami
penambahan modal yang kemudian statusnya diubah menjadi bank komersial
milik pemerintah. Mulai akhir tahun 1968 Bank Negara Indonesia memutuskan
untuk menggunakan tahun pendiriannya sebagai bagian dari identitas perusahaan
dengan nama Bank Negara Indonesia 1946 yang kemudian dikenal dengan
sebutan „BNI 46‟, dan pada tahun 1988 Bank Negara Indonesia menggunakan
nama panggilan „Bank BNI‟ yang bersamaan dengan ditetapkannya perubahan
identitas perusahaan.
Pada tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank
Negara Indonesia (Persero). BNI sendiri mulai menjadi perusahaan publik melalui
penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996, dan pada akhir tahun
40
2012 Pemerintah Republik Indonesia memegang 60% saham BNI, dan sisanya
sebesar 40% dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun
institusi, domestik ataupun asing. Penyempurnaan identitas perusahaan yang
berkelanjutan dari masa ke masa merupakan cerminanan penegasan akan dedikasi
dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan diperbaharui lagi yang kemudian dikenal
dengan sebutan „Bank BNI‟. Saat ini, BNI merupakan bank terbesar ke – 4 di
Indonesia berdasarkan total asset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. BNI
menawarkan layanan jasa keuangan terpadu kepada nasabah, didukung oleh anak
perusahaan yaitu; Bank BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities dan
BNILife Insurance.BNI memiliki total asset sebesar Rp333,3 triliun dan
mempekerjakan lebih dari 24.861 karyawan terhitung sejak akhir tahun 2012.
Untuk memenuhi kepuasan dan dapat melayani nasabah secara maksimal, BNI
kini mengoperasikan jaringan layanan yang mencakup 1.585 outlet domestik dan
5 cabang luar negeri di New York, London, Tokyo, Hong Kong dan Singapura,
8.227 unit ATM milik sendiri, 42.000 EDC serta fasilitas Internet banking dan
SMS banking.
41
F. PT. Bank CIMB Niaga Tbk
CIMB Niaga merupakan bank terbesar ke – 5 di Indonesia dari segi asset,
simpanan, pinjaman, dan jaringannya. CIMB Niaga berdiri pada 26 September
1955 dengan nama PT. Bank Niaga. Pada awal berdirinya CIMB Niaga berfokus
pada pembangunan nilai-nilai utama dan profesionalisme di bidang perbankan.
Pada tahun 1987, CIMB Niaga menjadi menjadi bank lokal pertama yang
menawarkan layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia yang kemudian
dikarenakan pencapaian ini dikenal sebagai masuknya Indonesia ke dalam dunia
perbankan modern. CIMB Niaga juga merupakan pelopor dalam pelayanan
nasabah melalui teknologi terkini melalui layanan online di tahun 1991. CIMB
Niaga menjadi bank terbuka dengan dicatatkannya saham CIMB Niaga pada
Bursa Efek Indonesia pada 29 November 1989. CIMB Niaga memperoleh izin
usaha sebagai bank umum tidak lama setelah dibuka yaitu pada 11 november
1955, izin bank devisa yaitu pada 22 november 1974, dan izin sebagai bank yang
melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah pada 19 november 2004.
Sebagai akibat dari krisis moneter, CIMB Niaga mengalami kekurangan
dana pemegang saham untuk direkapitulasi sebesar 20% yang berada dibawah
pengawasan BPPN. Dan pada November 2002, CommerceAsset-Holding Berhad
(CIMB Group) mengakuisisi kembali saham mayoritas CIMB Niaga dari BPPN.
Pada tahun 2007, seluruh kepemilikan saham berpindah ke CIMB Group sebagai
bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak
perusahaan dengan platform universal banking. Sementara itu disisi lain yang
merupakan transaksi terpisah dari perihal diatas CIMB Group mengakuisisi
42
kepemilikan mayoritas LippoBank tertanggal 30 september 2005. Yang kemudian
sebagai bentuk kepatuhan kepada kebijakan Single Presence Policy (SPP) maka
dilakukanlah penggabungan atau merger dengan LippoBank. Yang mana
LippoBank secara resmi bergabung dengan CIMB Niaga pada 1 november 2008
dan kemudian diikuti dengan pengenalan akan logo baru CIMB Niaga kepada
masyarakat luas. Per 31 Desember 2010, CIMB Niaga memiliki total 751 jaringan
kantor dan 1.304 ATM yang tersebar di 23 provinsi dan 108 kota di seluruh
Indonesia, mencakup kantor perbankan konvensional, perbankan syariah, dan
kantor micro finance dengan dukungan 12.276 karyawan.
G. PT. Bank Danamon Tbk
PT. Bank Danamon Indonesia Tbk adalah bank yang didirikan pada tahun
1956, yang merupakan perubahan nama dari Bank kopra. Nama Bank Danamon
sendiri diambil dari kata “dana moneter” dan pertama kali mulai digunakan pada
tahun 1976. Saat ini Bank Danamon merupakan bank ke-enam terbesar di
Indonesia berdasarkan aset, yang memiliki jumlah pegawai sekitar 72.000
(termasuk karyawan anak perusahaan) terhitung pada desember 2012, dengan
jaringan sekitar 3.350 yang terdiri dari kantor cabang konvensional, unit Danamon
Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah serta kantor-kantor cabang anak
perusahaannya.
Sejarah berdirinya Bank Danamon dimulai pada tahun 1988 yang mana
pada saat itu Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi perbankan yang
dikenal dengan nama “Paket Oktober 1988” atau PAKTO 88. Tujuan diadakannya
PAKTO 88 adalah untuk membangun kompetisi dalam sektor perbankan dengan
43
memberikan kemudahan persyaratan termasuk liberalisasi peraturan tentang
pendirian bank swasta domestik baru dan bank joint-venture. Dan sebagai hasil
dari reformasi ini maka Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing
pertama di Indonesia. Dan pada tahun 1989 bank Danamon menjadi perusahaan
publik melalui penawaran saham perdananya di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun
1998 Bank Danamon diambil alih oleh pemerintah dikarenakan terjadinya krisis
keuangan Asia, yang kemudian pada tahun 2000 Bank Danamon melakukan legal
merger dengan 8 bank yang telah diambil alih oleh pemerintah (Bank Taken
Over). Namun pengambil alihan oleh pemerintah tidaklah berlangsung lama
karena pada 2003 mayoritas saham pemerintah diakuisisi oleh Asia Financial
(Indonesia) Pte.Ltd.
VISI DAN MISI
Danamon mempunyai visi yang berbunyi, “ Kami peduli dan membantu
jutaan orang mencapai kesejahteraan”. Dengan visi ini Danamon bertujuan untuk
menjadi lembaga keuangan yang terkemuka di Indonesia yang keberadaannya
diperhitungkan.Misi Danamon ialah menjadi organisasai yang berorientasi ke
nasabah yang melayani semua segmen dengan menawarkan nilai yang unik untuk
masing-masing segmen, berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan dengan
didukung oleh teknologi kelas dunia. Danamon sendiri memiliki aspirasi untuk
menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya dan yang dihormati oleh nasabah,
karyawan, pemegang saham, regulator, dan komunitas di mana Danamon berada;
dengan tetap memegang teguh 5 nilai perusahaan yaitu: peduli, jujur, kerjasama,
mengupayakan yang terbaik, dan profesionalisme yang disiplin.
44
H. PT. Pan Indonesia Bank Tbk
PT. Pan Indonesia Bank Tbk merupakan bank hasil merger dari 3 bank
yaitu Bank Kemakmuran, Bank Industri Djaja Indonesia dan Bank Industri &
Dagang Indonesia yang didirikan pada tahun 1971. Panin Bank tercatat di Bursa
Efek Jakarta pada tahun 1982, Panin Bank merupakan bank Indonesia pertama
yang Go Public. Dengan basis modal yang kuat dan manajemen risiko yang penuh
dengan perhitungan membuat Panin Bank menjadi Bank yang masuk dalam
kategori A yang tidak harus direkapitulasi selama terjadinya krisis moneter di
Indonesia pada tahun 1998. Panin Bank merupakan bank terbesar ketujuh di
Indonesia dari segi total asset. Untuk mempertahankan posisi dalam dunia
perbankan maka Panin Bank mengadopsi pendekatan bisnis yang progresif yaitu
dengan cara tetap dekat dengan nasabah yang terus bertumbuh dan ceruk pasar
terpilih sehingga dapat membantu untuk lebih memahami kebutuhan pasar yang
terus berubah dan mampu melakukan pelayanan dengan lebih baik. Struktur
permodalan yang kuat dan strategi pertumbuhan akan terus dilanjutkan seiring
langkah Panin Bank yang fokus dalam perluasan pasar komersial dan konsumen.
Dan hal ini sesuai dengan moto Panin Bank “Selalu Untuk Anda” yang
menekankan pada kehandalan dan konsistensi.
Pemegang saham Panin Bank saat ini terdiri dari pemegang saham PT
Panin Financial (45,46%), Votraint No. 1103 Pty Ltd (38,82%), dan publik
domestik maupun internasional (15,72%). Hingga saat ini Panin Bank telah
memiliki 4 entitas anak, yakni PT. Clipan Finance Indonesia Tbk, PT Asuransi
Multi Artha Guna Tbk, PT Bank Panin Syariah, dan PT Verena Multi Finance
45
Tbk. Dan memiliki jaringan usaha lebih dari 450 kantor cabang di berbagai kota
di Indonesia. Panin Bank juga menyediakan layanan Internet Banking dan Phone
Banking. Panin Bank memiliki misi untuk menjadikan Panin Bank sebagai salah
satu bank ritel dan bisnis terkemuka di Indonesia.
Misi dan Strategi
Misi
Mentransformasikan Panin Bank menjadi salah satu bank terkemuka dalam
perbankan konsumen dan bisnis di Indonesia.
Strategi
Nasabah
Fokus pada nasabah, memahami kebutuhan mereka dan memberikan layanan
terpadu dan bernilai tambah.
Produk
Mengembangkan dan mendistribusikan produk-produk yang inovatif untuk
mendukung keberhasilan bisnis nasabah.
Distribusi
Membangun kemampuan saluran distribusi multi-channel untuk menjangkau
bisnis nasabah di seluruh Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi
daerah.
Efesiensi
Merekayasa ulang proses pelayanan untuk mempercepat transaksi nasabah
dan memberikan pelayanan yang efisien dan kompetitif melalui
perkembangan teknologi.
46
Staf
Mempertahankan dan meningkatkan budaya perusahaan untuk menghargai
sepenuhnya pencapaian individu dan terus memotivasi karyawan untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik serta meningkatkan produktivitas
yang lebih tinggi.
Pemegang Saham
Mendayagunakan ketangguhan bisnis inti dan franchise value kami untuk
mencapai kinerja yang memuaskan agar dapat memberikan manfaat bagi para
pemangku kepentingan (stakeholders).
I. PT. Bank Permata Tbk
Bank Permata merupakan bank hasil penggabungan atau merger dari 5
bank di bawah pengelolaan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yaitu
PT. Bank Bali Tbk, PT. Bank Universal Tbk, PT. Bank Artamedia, PT. Bank
Patriot, dan PT. Bank Prima Ekspress pada tahun 2002. Penggabungan kelima
bank ini untuk bertujuan membentuk suatu bank yang memiliki struktur
permodalan yang kuat. Di tahun 2004, Standard Chartered Bank dan PT. Astra
International Tbk mengambil alih Permata Bank dan memulai proses transformasi
secara besar-besaran didalam organisasi. Sebagai wujud komitmennya terhadap
Permata Bank, kepemilikan gabungan pemegang saham utama ini meningkat
menjadi 89,01% pada tahun 2006. Kombinasi unik dari kedua pemegang saham
strategis merupakan salah satu kekuatan utama Permata Bank. PT. Astra
International Tbk merupakan perusahaan Indonesia yang besar dan memiliki
pengalaman kuat di pasar domestik. Standard Chartered Bank dengan keahlian
47
dan pengalaman global terkemuka yang dimilikinya menjadikan Permata Bank
berada dalam posisi yang unik.
Seiring dengan semakin bertumbuhnya Permata Bank maka Permata Bank
berkomitmen untuk menaikkan pangsa pasarnya dan membangun reputasi sebagai
bank dengan kualitas layanan terbaik.Pada tahun 2010, Permata Bank secara
substansial meningkatkan pinjamannya sekaligus meningkatkan permodalannya
melalui penerbitan obligasi subordinasi dan penawaran umum terbatas. Pada akhir
tahun, Permata Bank mengakuisisi PT. GE Finance Indonesia dalam rangka
meningkatkan bisnis kartu kredit. Pemegang saham dari Permata Bank saat ini
terdiri dari PT. Astra Internastional Tbk 44,56%, Standard Chartered Bank
44,56% dan public sebesar 10,88%. Saat ini Permata Bank telah berkembang
menjadi sebuah bank swasta yang menawarkan produk dan jasa inovatif serta
komprehensif. Permata Bank berfokus pada segmen consumer dan komersial agar
mampu menjadi penyedia jasa keuangan yang terkemuka di Indonesia. Permata
Bank memiliki 302 cabang (14 Cabang Syariah & 288 cabang Konvensional), 18
Cabang Bergerak (Mobile Branch), tiga Payment Point, 868 ATM dengan akses
di lebih dari 50.000 ATM (VisaPlus, Visa Electron, MasterCard, Alto, ATM
Bersama dan ATM Prima) dan jutaan ATM di seluruh dunia yang terhubung
dengan jaringan Visa, Mastercard, Cirrus.
Visi dan Brand Promise PermataBank
Visi “Pelopor dalam memberikan solusi finansial yang inovatif”
Brand Promise:
Menjadikan hidup lebih bernilai.
48
Mewujudkan brand promise di kehidupan sehari-hari dengan menjalankan nilai-
nilai perusahaan dalam bekerja, bersikap, serta berperilaku terhadap customer,
rekan kerja, komunitas, investor, dan regulator.
J. PT. BII Tbk
PT. Bank International Indonesia Tbk didirikan pada 15 Mei 1959. Dan
setelah BII mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada 1988, BII mencatatkan
sahamnya pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 1989. Pada tahun 1999, BII
direkapitalisasi sebagai bagian dari program rekapitalisasi perbankan nasional
yang dikarenakan adanya krisis moneter di Indonesia. Setelah program
rekapitalisasi, kepemilikan saham BII diambil alih oleh pemerintah melalui BPPN
dari grup Sinar Mas. Pada desember 2003, Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN) melakukan proses penjualan yang kemudian saham BII sebesar 51%
diambil alih oleh konsorsium Sorak, yang anggotanya terdiri dari Asia Financial
Holdings Pte. Ltd, Kookmin Bank, ICB Financial Group Holdings Ltd dan
Barclays Bank PLC. Dan per 31 Desember 2012, sebesar 97,29% saham BII
dimiliki oleh Malayan Banking Berhad (Maybank) yang merupakan bank terbesar
di Malaysia dan salah satu grup jasa keuangan terkemuka di ASEAN melalui
anak perusahaannya Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd.
(MOCS) dan Sorak Financial Holdings Pte. Ltd. (SORAK).
BII merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia yang bergerak di
bidang Perbankan Konsumer, UKM & Komersial dan Korporasi.BII saat ini
memliki 415 cabang termasuk cabang syariah dan cabang luar negeri.
49
Visi dan Misi BII
BII memiliki visi sebagai berikut: Menjadi relationship bank terkemuka di
Indonesia, yang hadir di tengah komunitas, memberikan layanan melalui produk
dan solusi yang sesuai dengan kebutuhan nasabah serta layanan yang berkualitas
tinggi.
Dan misinya yaitu :
Menyediakan akses yang nyaman bagi masyarakat untuk mendapatkan produk
dan memberikan layanan perbankan
Memberikan persyaratan dan harga yang wajar
Memberikan advice kepada nasabah berdasarkan kebutuhannya
Berada di tengah komunitas
50
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Rasio CAMEL
Kesehatan atau kondisi keuangan bank merupakan kepentingan semua
pihak terkait, baik pemilik, manajemen bank, bank pemerintah (melalui Bank
Indonesia) dan pengguna jasa bank. Bank Indonesia dalam menilai tingkat
kesehatan suatu bank menggunakan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek
yang berpengaruh terhadap suatu bank. Metode penilaian atas tingkat kesehatan
bank tersebut dikenal dengan metode CAMEL. Berikut ini disajikan laporan
analisis rasio CAMEL dari tahun 2008 – 2012 (Veithzal, dkk. 2013: 465).
1. Analisis Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital (modal) adalah faktor penting bagi bank dalam rangka
pengembangan usaha dan menampung kerugian. Agar mampu berkembang
dan bersaing secara sehat maka permodalannya perlu disesuaikan dengan
ukuran standar internsaional yang dikenal dengan standar BIS (Bank of
International Settlement) (Veithzal, dkk. 2013: 469). CAR dari 9 bank periode
tahun 2008-2012 disajikan sebagai berikut:
51
Tabel V.1 Rasio CAR bank-bank dengan assets dan market share terbesar
NAMA BANK KODE 2008 2009 2010 2011 2012
BANK MANDIRI BMRI 15.78 15.78 13.50 15.02 15.30
BANK BRI BBRI 13.67 13.30 13.85 15.08 17.03
BANK BCA BBCA 16.10 16.07 15.72 15.23 14.74
BANK BNI BBNI 14.50 13.90 20.87 20.63 19.33
CIMB NIAGA BNGA 16.33 13.63 13.59 13.32 15.27
BANK DANAMON BDMN 13.99 17.72 13.93 16.62 18.38
PANIN BANK PNBN 16.56 23.96 18.42 19.35 16.39
BANK PERMATA BNLI 11.15 12.29 15.26 15.06 16.96
BII BNII 19.79 14.90 12.64 11.95 13.13
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai CAR tertinggi dimiliki oleh
Panin Bank pada tahun 2009 sebesar 23,96%. Dan nilai CAR terendah
dimiliki oleh Bank Internasional Indonesia pada tahun 2011 sebesar 11,95%.
2. Analisis Return on Risked Assets (RORA)
Menurut Rusbiantoro (1995) dalam Indrijaya (2011:51), RORA
merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
mengusahakan pengoptimalan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh
laba.Semakin rendah risiko aset maka semakin baik bagi bank tersebut.
Dari tabel yang disajikan nilai RORA tertinggi dimiliki oleh Bank
Rakyat Indonesia pada tahun 2012 sebesar 6,21%. Dan pemegang nilai RORA
terendah dimiliki oleh Bank Permata pada tahun 2010 sebesar 0,98%.
52
Tabel V.2 Rasio RORA bank-bank dengan assets dan market share terbesar
NAMA BANK KODE 2008 2009 2010 2011 2012
BANK MANDIRI BMRI 2.93 3.68 4.44 4.45 4.93
BANK BRI BBRI 3.72 3.20 3.84 5.45 6.21
BANK BCA BBCA 3.48 3.48 3.72 4.35 4.16
BANK BNI BBNI 1.26 1.99 3.18 3.38 3.70
CIMB NIAGA BNGA 1.74 3.32 4.01 4.56 5.14
BANK DANAMON BDMN 3.47 3.38 4.25 3.93 4.24
PANIN BANK PNBN 2.3 2.44 2.23 2.93 2.83
BANK PERMATA BNLI 1.27 1.77 0.98 1.86 1.72
BII BNII 1.37 0.08 1.39 1.37 1.91
3. Analisis Net Profit Margin (NPM)
Berdasarkan pada tabel nilai NPM tertinggi dimiliki oleh Bank
Danamon pada tahun 2008 sebesar 90%. Dan nilai NPM terendah dimiliki
oleh Bank Internasional Indonesia pada tahun 2009 sebesar -52%. Semakin
tinggi nilai rasio ini berarti semakin tinggi pendapatan dari aktivitas
operasionalnya dalam menghasilkan laba bersih.
Tabel V.3 Rasio NPM bank-bank dengan assets dan market share terbesar
NAMA BANK KODE 2008 2009 2010 2011 2012
BANK MANDIRI BMRI 17 19 22 23 27
BANK BRI BBRI 19 19 23 28 32
BANK BCA BBCA 25 25 31 34 19
BANK BNI BBNI 60 10 16 21 23
CIMB NIAGA BNGA 60 12 19 19 22
BANK DANAMON BDMN 90 80 16 15 17
PANIN BANK PNBN 12 12 13 16 17
BANK PERMATA BNLI 80 70 15 13 13
BII BNII 70 -52 80 60 10
53
4. Analisis Return on Assets (ROA)
ROA merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva yang
diukur dari volume penjualan (Veithzal, dkk. 2013: 480). Rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara
keseluruhan.ROA adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total
asset.
Nilai ROA tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia pada tahun
2012 sebesar 3,39%, sedangkan nilai ROA terendah dimiliki oleh Bank
Internasional Indonesia pada tahun 2009 sebesar -0,07%. Diketahui bahwa
semakin besar ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank tersebut.
Tabel V.4 Rasio ROA bank-bank dengan assets dan market share terbesar
NAMA BANK KODE 2008 2009 2010 2011 2012
BANK MANDIRI BMRI
1.48
1.82
2.08
2.30
2.52
BANK BRI BBRI
2.42
2.31
2.86
3.26 3.39
BANK BCA BBCA 2.35 2.41 2.61 2.83 2.65
BANK BNI BBNI 1.1 1.7 2.5 2.9 2.9
CIMB NIAGA BNGA 0.66 1.47 1.78 1.90 2.15
BANK DANAMON BDMN 1.68 1.64 2.52 2.43 2.64
PANIN BANK PNBN
1.24
1.33
1.30
1.65
1.53
BANK PERMATA BNLI
0.85
0.87
1.36
1.14
1.04
BII BNII
0.85
(0.07)
0.91
0.67 1.05
54
5. Analisis Rasio Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio ini adalah perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin kecil rasio biaya
(beban) operasionalnya akan lebih baik (Veithzal, dkk. 2013:482).
Berdasarkan pada tabel nilai BOPO tertinggi dialami oleh Panin Bank
pada tahun 2008 sebesar 57,42%. Dan nilai BOPO terendah dialami oleh Bank
Rakyat Indonesia pada tahun 2012 sebesar 26%.
Tabel V.5 Rasio BOPO bank-bank dengan assets dan market share terbesar
6. Analisis LDR
Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit
yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Semakin tinggi
rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut,
hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit
menjadi semakin besar (Veithzal, dkk. 2013: 484).
NAMA BANK KODE 2008 2009 2010 2011 2012
BANK MANDIRI BMRI 44.09 48.53 42.48 42.28 35.3
BANK BRI BBRI 30.06 34.77 26.28 28.52 26
BANK BCA BBCA 35.98 35.02 37.38 31.47 26.47
BANK BNI BBNI 40.39 42.75 37.78 36.23 31.91
CIMB NIAGA BNGA 52.23 45.63 41.15 46.41 40.05
BANK DANAMON BDMN 42.44 42.28 31.28 35.74 31.48
PANIN BANK PNBN 57.42 56.28 48.65 50.1 52.4
BANK PERMATA BNLI 48.25 52.69 47.3 51.46 47.64
BII BNII 53.62 50.32 44.65 48.18 43.96
55
Tabel V.6 Rasio LDR bank-bank dengan assets dan market share terbesar
Nilai LDR tertinggi dialami oleh Bank Danamon pada tahun 2012
sebesar 102%, dan nilai terendah dialami oleh Bank Danamon pada tahun
2011.
NAMA BANK KODE 2008 2009 2010 2011 2012
BANK MANDIRI BMRI 55 58 64 78 84
BANK BRI BBRI 76 75 70 70 75
BANK BCA BBCA 52 49 54 61 68
BANK BNI BBNI 64 59 67 68 75
CIMB NIAGA BNGA 87 93 85 91 91
BANK DANAMON BDMN 86 87 36 30 102
PANIN BANK PNBN 77 74 74 81 89
BANK PERMATA BNLI 74 86 86 78 92
BII BNII 78 76 81 88 87
56
B. Analisis Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Tabel V.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2008
CAR2008 HS2008 RORA2008 NPM2008 ROA2008 BOPO2008 LDR2008
N 9 9 9 9 9 9 9
Normal Parametersa Mean 72.11 1.72E10 2.3933 48.1111 1.4033 76.5556 72.1111
Std. Deviation 12.524 1.776E10 1.02574 29.97267 .64185 10.98989 12.52442
Most Extreme
Differences
Absolute .227 .261 .186 .224 .156 .199 .227
Positive .136 .261 .182 .224 .156 .199 .136
Negative -.227 -.171 -.186 -.210 -.152 -.134 -.227
Kolmogorov-Smirnov Z .680 .782 .559 .672 .468 .596 .680
Asymp. Sig. (2-tailed) .745 .573 .913 .757 .981 .870 .745
a. Test distribution is Normal.
Tabel V.8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2009
CAR2009 HS2009 RORA2009 NPM2009 ROA2009 BOPO2009 LDR2009
N 9 9 9 9 9 9 9
Normal Parametersa Mean 73.00 2.21E10 2.5933 21.6667 1.4978 76.8889 73.0000
Std. Deviation 14.900 2.632E10 1.16534 37.93745 .75314 11.73078 1.48997E1
Most Extreme
Differences
Absolute .193 .239 .254 .268 .190 .217 .193
Positive .160 .239 .176 .243 .113 .217 .160
Negative -.193 -.201 -.254 -.268 -.190 -.118 -.193
Kolmogorov-Smirnov Z .580 .717 .763 .804 .569 .651 .580
Asymp. Sig. (2-tailed) .889 .683 .606 .537 .903 .790 .889
a. Test distribution is Normal.
57
Tabel V.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2010
CAR2010 HS2010 RORA2010 NPM2010 ROA2010 BOPO2010 LDR2010
N 9 9 9 9 9 9 9
Normal Parametersa Mean 68.56 5.28E10 3.1156 26.1111 1.9911 69.6667 53.7778
Std. Deviation 16.032 5.967E10 1.27759 20.93110 .68683 10.36822 1.86466E1
Most Extreme
Differences
Absolute .166 .238 .237 .337 .215 .192 .274
Positive .138 .238 .150 .337 .154 .192 .274
Negative -.166 -.195 -.237 -.266 -.215 -.119 -.170
Kolmogorov-Smirnov Z .498 .714 .712 1.011 .645 .577 .823
Asymp. Sig. (2-tailed) .965 .689 .690 .259 .799 .893 .508
a. Test distribution is Normal.
Tabel V.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2011
CAR2011 HS2011 RORA2011 NPM2011 ROA2011 BOPO2011 LDR2011
N 9 9 9 9 9 9 9
Normal Parametersa Mean 71.67 2.51E10 3.5867 25.4444 2.1200 69.5556 71.6667
Std. Deviation 18.283 3.858E10 1.33389 14.55259 .85680 10.88705 18.28251
Most Extreme Differences Absolute .198 .299 .161 .233 .139 .184 .198
Positive .145 .299 .124 .233 .096 .184 .145
Negative -.198 -.259 -.161 -.196 -.139 -.124 -.198
Kolmogorov-Smirnov Z .595 .896 .483 .700 .416 .551 .595
Asymp. Sig. (2-tailed) .871 .398 .974 .711 .995 .922 .871
a. Test distribution is Normal.
58
Tabel V.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test tahun 2012
CAR2012 HS2012 RORA2012 NPM2012 ROA2012 BOPO2012 LDR2012
N 9 9 9 9 9 9 9
Normal Parametersa Mean 84.78 6.42E10 3.8711 20.0000 2.2078 69.8889 84.7778
Std. Deviation 10.509 8.085E10 1.50032 6.83740 .83093 18.57044 10.50926
Most Extreme Differences Absolute .157 .285 .132 .114 .202 .116 .157
Positive .157 .285 .127 .114 .140 .109 .157
Negative -.139 -.214 -.132 -.108 -.202 -.116 -.139
Kolmogorov-Smirnov Z .472 .854 .396 .342 .606 .348 .472
Asymp. Sig. (2-tailed) .979 .460 .998 1.000 .856 1.000 .979
a. Test distribution is Normal.
59
Interpretasi uji normalitas:
Berdasarkan data-data diatas uji kolmogorov-smirnov yang telah dilakukan
untuk mengetahui apakah data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak
menunjukkan bahwa seluruh data yang dimiliki selama 5 tahun berturut-turut
dinyatakan berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan dengan nilai dari
probabilitas dari tahun 2008-2012 menunjukkan nilai yang lebih besar dari
taraf signifikasi 5%. Oleh karena itu data yang dimiliki berdistribusi normal.
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan
data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali
(Sunyoto, 2011:127).
2. Uji Multikolinearitas
Tabel V.12 Coefficient Correlations tahun 2008
Model LDR2008 CAR2008 RORA2008 NPM2008 ROA2008 BOPO2008
1 Correlations LDR2008 1.000 .433 -.182 .268 .061 -.548
CAR2008 .433 1.000 .212 .769 -.294 -.793
RORA2008 -.182 .212 1.000 .357 -.898 -.338
NPM2008 .268 .769 .357 1.000 -.402 -.834
ROA2008 .061 -.294 -.898 -.402 1.000 .519
BOPO2008 -.548 -.793 -.338 -.834 .519 1.000
Covariances LDR2008 2.839E17 7.118E17 -1.091E18 4.851E16 6.990E17 -3.949E17
CAR2008 7.118E17 9.525E18 7.376E18 8.070E17 -1.939E19 -3.311E18
RORA2008 -1.091E18 7.376E18 1.269E20 1.367E18 -2.163E20 -5.154E18
NPM2008 4.851E16 8.070E17 1.367E18 1.156E17 -2.920E18 -3.834E17
ROA2008 6.990E17 -1.939E19 -2.163E20 -2.920E18 4.574E20 1.502E19
BOPO2008 -3.949E17 -3.311E18 -5.154E18 -3.834E17 1.502E19 1.830E18
a. Dependent Variable: HS2008
60
Berdasarkan tabel koefisien korelasi diatas dapat dilihat bahwa koefisien
korelasi antar variabel bebas masing-masing sebesar 0,433; (0,182); 0,268;
0,061 dan (0,548) berada dibawah 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa
antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel V.13 Coefficient Correlations tahun 2009
Model LDR2009 CAR2009 RORA2009 NPM2009 BOPO2009 ROA2009
1 Correlations LDR2009 1.000 .175 -.362 -.374 -.184 .366
CAR2009 .175 1.000 -.325 .027 .174 .316
RORA2009 -.362 -.325 1.000 -.181 -.271 -.806
NPM2009 -.374 .027 -.181 1.000 -.008 -.105
BOPO2009 -.184 .174 -.271 -.008 1.000 .654
ROA2009 .366 .316 -.806 -.105 .654 1.000
Covariances LDR2009 9.005E17 4.827E17 -7.373E18 -1.167E17 -3.107E17 1.597E19
CAR2009 4.827E17 8.427E18 -2.025E19 2.548E16 9.001E17 4.216E19
RORA2009 -7.373E18 -2.025E19 4.619E20 -1.277E18 -1.036E19 -7.957E20
NPM2009 -1.167E17 2.548E16 -1.277E18 1.081E17 -4.928E15 -1.582E18
BOPO2009 -3.107E17 9.001E17 -1.036E19 -4.928E15 3.176E18 5.355E19
ROA2009 1.597E19 4.216E19 -7.957E20 -1.582E18 5.355E19 2.111E21
a. Dependent Variable: Hs2009
Berdasarkan tabel koefisien korelasi diatas dapat dilihat bahwa koefisien
korelasi antar variabel bebas masing-masing sebesar 0,175; (0,362); (0,374);
(0,184) dan 0,366 berada dibawah 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa
antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.
61
Tabel V.14 Coefficient Correlations tahun 2010
Model LDR2010 CAR2010 ROA2010 NPM2010 RORA2010 BOPO2010
1 Correlations LDR2010 1.000 -.014 .216 -.234 -.358 .449
CAR2010 -.014 1.000 -.209 .343 .475 .189
ROA2010 .216 -.209 1.000 -.137 -.595 .395
NPM2010 -.234 .343 -.137 1.000 .188 -.468
RORA2010 -.358 .475 -.595 .188 1.000 .097
BOPO2010 .449 .189 .395 -.468 .097 1.000
Covariances LDR2010 1.264E18 -1.129E17 9.579E18 -2.676E17 -9.172E18 1.468E18
CAR2010 -1.129E17 4.932E19 -5.786E19 2.449E18 7.600E19 3.855E18
ROA2010 9.579E18 -5.786E19 1.550E21 -5.473E18 -5.337E20 4.528E19
NPM2010 -2.676E17 2.449E18 -5.473E18 1.034E18 4.349E18 -1.386E18
RORA2010 -9.172E18 7.600E19 -5.337E20 4.349E18 5.185E20 6.402E18
BOPO2010 1.468E18 3.855E18 4.528E19 -1.386E18 6.402E18 8.477E18
a. Dependent Variable: Hs2010
Berdasarkan tabel koefisien korelasi diatas dapat dilihat bahwa koefisien
korelasi antar variabel bebas masing-masing sebesar (0,014); 0,216; (0,234);
(0,358) dan 0,449 berada dibawah 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa
antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.
62
Tabel V.15 Coefficient Correlations tahun 2011
Model LDR2011 BOPO2011 NPM2011 CAR2011 RORA2011 ROA2011
1 Correlations LDR2011 1.000 .520 -.307 .030 -.119 .540
BOPO2011 .520 1.000 .011 .498 .436 .152
NPM2011 -.307 .011 1.000 .650 .599 -.605
CAR2011 .030 .498 .650 1.000 .834 -.608
RORA2011 -.119 .436 .599 .834 1.000 -.774
ROA2011 .540 .152 -.605 -.608 -.774 1.000
Covariances LDR2011 4.493E18 6.501E18 -1.821E18 1.397E18 -1.757E19 1.256E20
BOPO2011 6.501E18 3.478E19 1.847E17 6.481E19 1.792E20 9.816E19
NPM2011 -1.821E18 1.847E17 7.814E18 4.012E19 1.168E20 -1.855E20
CAR2011 1.397E18 6.481E19 4.012E19 4.874E20 1.284E21 -1.473E21
RORA2011 -1.757E19 1.792E20 1.168E20 1.284E21 4.865E21 -5.925E21
ROA2011 1.256E20 9.816E19 -1.855E20 -1.473E21 -5.925E21 1.204E22
a. Dependent Variable: Hs2011
Berdasarkan tabel koefisien korelasi diatas dapat dilihat bahwa koefisien
korelasi antar variabel bebas masing-masing sebesar 0,520; (0,307); (0,030);
(0,119) dan 0,540 secara rerata keseluruhan berada dibawah 0,5 sehingga
dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.
63
Tabel V.16 Coefficient Correlations tahun 2012
Model LDR2012 CAR2012 RORA2012 BOPO2012 NPM2012 ROA2012
1 Correlations LDR2012 1.000 -.724 -.681 -.164 .668 .613
CAR2012 -.724 1.000 .869 -.315 -.692 -.872
RORA2012 -.681 .869 1.000 -.417 -.829 -.906
BOPO2012 -.164 -.315 -.417 1.000 .182 .518
NPM2012 .668 -.692 -.829 .182 1.000 .564
ROA2012 .613 -.872 -.906 .518 .564 1.000
Covariances LDR2012 1.131E18 -4.971E18 -1.446E19 -8.386E16 1.815E18 2.099E19
CAR2012 -4.971E18 4.165E19 1.119E20 -9.744E17 -1.141E19 -1.812E20
RORA2012 -1.446E19 1.119E20 3.982E20 -3.993E18 -4.229E19 -5.822E20
BOPO2012 -8.386E16 -9.744E17 -3.993E18 2.303E17 2.234E17 8.009E18
NPM2012 1.815E18 -1.141E19 -4.229E19 2.234E17 6.530E18 4.642E19
ROA2012 2.099E19 -1.812E20 -5.822E20 8.009E18 4.642E19 1.036E21
a. Dependent Variable: HS2012
Berdasarkan tabel koefisien korelasi diatas dapat dilihat bahwa koefisien
korelasi antar variabel bebas masing-masing sebesar (0,724); (0,681); (0,164);
0,668 dan 0,613 secara rerata keseluruhan berada dibawah 0,5 sehingga dapat
disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.
Interpretasi Uji Multikolinearitas
Mulkolinearitas yang terjadi antar variabel independen dapat dilihat
terjadi apabila α hitung < α dan juga dari VIF hitung > VIF. Sedangkan
multikolinearitas tidak terjadi jika α hitung > α dan VIF hitung < VIF. Atau
dapat juga dikatakan bahwa multikolinearitas tidak terjadi jika koefisien antar
64
variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 6) bahkan akan lebih
baik bila dibawah 0,5 ( Sunyoto, 2011:121-122).
Menurut Nisfiannor (2009:92) makin kecil korelasi antar variabel
independennya maka makin baik persamaan regresi yang akan digunakan.
Dengan melihat hasil output dari analisis uji multikolinearitas diatas dapat
disimpulkan bahwa dari tahun 2008-2012 koefisien korelasi antar variabel
independennya menunjukkan tidak adanya gangguan multikolinearitas
sehingga data tersebut layak untuk diteliti.
3. Uji Autokorelasi
Tabel V.17 Durbin Watson tahun 2008
Model Summaryb
Model R R Square Durbin-Watson
1 .944a .892 1.371
a. Predictors: (Constant), LDR2008, CAR2008, RORA2008, NPM2008, ROA2008,
BOPO2008
b. Dependent Variable: HS2008
Tabel V.18 Durbin Watson tahun 2009
Model Summaryb
Model R R Square Durbin-Watson
1 .854a .730 1.869
a. Predictors: (Constant), LDR2009, CAR2009, RORA2009, NPM2009, BOPO2009,
ROA2009
b. Dependent Variable: HS2009
65
Tabel V.19 Durbin Watson tahun 2010
Tabel V.20 Durbin Watson tahun 2011
T
a
b
e
l
V.21 Durbin Watson tahun 2012
Model R R Square Durbin-Watson
1 .932a .869 1.840
a. Predictors: (Constant), LDR2010, CAR2010, BOPO2010, NPM2010, RORA2010,
ROA2010
b. Dependent Variable: HS2010
Model Summaryb
Model R R Square Durbin-Watson
1 .937a .877 .798
a. Predictors: (Constant), LDR2011, RORA2011, CAR2011, NPM2011, BOPO2011,
ROA2011
b. Dependent Variable: HS2011
Model Summaryb
Model R R Square Durbin-Watson
1 1.000a .989 1.998
a. Predictors: (Constant), LDR2012, CAR2012, RORA2012, BOPO2012, NPM2012,
ROA2012
b. Dependent Variable: HS2012
66
Interpretasi uji autokorelasi:
Dalam menentukan terjadi tidaknya autokorelasi dapat dilihat apabila
nilai DW berada diantara -2 dan +2 maka tidak terjadi autokorelasi, namun
bila nilai DW berada dibawah –2 maka terjadi autokorelasi positif dan jika
nilai DW diatas +2 maka yang terjadi adalah autokorelasi negatif. Sunyoto
mengatakan bahwa regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah
autokorelasi karena jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut
menjadi tidak baik/tidak layak untuk dipakai prediksi (2011:134).
Besarnya koefisien Durbin-Watson pada tahun 2008 sebesar 1,371,
pada tahun 2009 sebesar 1,869, pada tahun 2010 sebesar 1,840, pada tahun
2011 sebesar 0,798 dan pada tahun 2012 sebesar 1,998. Berdasarkan hasil
analisis yang diperoleh bisa dikatakan bahwa nilai DW berada diantara -2 dan
2 sehingga bisa dikatakan tidak terjadi autokorelasi.
67
4. Uji Heteroskedastisitas
Gambar V.1 Scatterplot tahun 2008
68
Gambar V.2 Scatterplot tahun 2009
69
Gambar V.3 Scatterplot tahun 2010
70
Gambar V.4 Scatterplot tahun 2011
71
Gambar V.5 Scatterplot tahun 2012
Interpretasi uji Heteroskedastisitas:
Dari gambar-gambar Scatterplot antara Standardized Residual dan
Standardized Predicted Value dari tahun 2008 hingga tahun 2012 diatas
didapatkan titik-titik menyebar dibawah dan diatas sumbu Y, dan tidak
membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat dianggap variabel bebas diatas
tidak terjadi heteroskedastisitas atau memiliki varians yang
konstan/variansnya homoskedasitisitas. Persamaan regresi yang baik adalah
yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
72
5. Uji Linearitas
Gambar V.6 Uji Linear tahun 2008
73
Gambar V.7 Uji Linear tahun 2009
74
Gambar V.8 Uji Linear tahun 2010
75
Gambar V.9 Uji Linear tahun 2011
76
Gambar V.10 Uji Linear tahun 2011
Interpretasi uji Linieritas:
Dari gambar-gambar Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
diatas menunjukkan bahwa titik-titik membentuk pola linier, sehingga
dinyatakan bahwa data berada pada sebaran normal atau memiliki hubungan
linier.Hubungan yang terbentuk antar variabel dikatakan linier apabila adanya
kesamaan perubahan varian baik berupa kenaikan maupun penurunan pada
variabel terikatnya dan variabel bebasnya.
77
C. Uji Hipotesis
1. Hasil Analisis Hipotesis secara Simultan (Uji F)
Untuk menguji hipotesis secara simultan penulis menggunakan uji F dan
untuk melihat seberapa jauh pengaruh dari variabel independennya terhadap
variabel dependennya maka bisa dilihat pada koefisien determinasi berganda.
Rumusan hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
Ho : Tidak terdapat pengaruh analisis rasio CAMEL secara
simultan yang signifikan terhadap harga saham bank
Ha : Terdapat pengaruh analisis rasio CAMEL secara simultan
yang signifikan terhadap harga saham bank
Berikut hasil pengujian secara simultan (Uji F).
Tabel V.22 Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.224E22 6 8.707E21 364.236 .003a
Residual 4.781E19 2 2.390E19
Total 5.229E22 8
a. Predictors: (Constant), LDR, CAR, RORA, BOPO, NPM, ROA
b. Dependent Variable: HargaSaham
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 1.000a .999 .996 4.889E9
a. Predictors: (Constant), LDR, CAR, RORA, BOPO, NPM, ROA
b. Dependent Variable: HargaSaham
78
Koefisien korelasi ganda ditunjukkan pada tabel Model Summary
kolom R sebesar 1,000. Kolom R Square ( R2) merupakan koefisien
determinasi yaitu sebesar 0,999. Kolom Adjusted R Square (R2) merupakan
koefisien determinasi yang telah dikoreksi yaitu sebesar 0,996 dan koefisien
ini yang digunakan untuk memberikan makna bahwa rasio CAMEL secara
bersama-sama memberikan kontribusi terhadap harga saham sebesar 99,6%
(0,996 x 100%), sedangkan sisanya 0,4% dipengaruhi atau diterangkan oleh
variabel-variabel lain yang berada di luar model penelitian.
Pada tabel Anova ditunjukkan hasil perhitungan F adalah sebesar
364,236 dengan P-value sebesar 0,003. Koefisien inilah yang digunakan
untuk menguji keberartian regresi. Untuk menyatakan bahwa regresi memiliki
keberartian sehingga dapat digunakan untuk memprediksi dengan
membandingkan koefisien P-value dengan taraf signifikansi, baik pada
α=0,05 atau α = 0,01. Apabila koefisien P-value lebih kecil dari 0,05 maka
regresi dinyatakan memiliki keberartian atau signifikansi, sehingga dapat
digunakan untuk prediksi (Widiyanto, 2013:239-240). Hasil diatas
menunjukkan bahwa nilai signifikansi P-value lebih kecil dari 0,05, hal ini
berarti hipotesis 0 (ho) secara simultan ditolak sehingga variabel-variabel
bebas dalam penelitian ini seperti CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO dan
LDR secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel terikatnya
(harga saham).
79
2. Hasil Analisis Hipotesis secara Parsial (Uji t)
Tabel V.23 Uji t
Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -14988.616 + 387.057X1 + 1323.221 X2 + 12.949 X3 + 472.447 X4
- 27.371 X5 + 173.259 X6
a. Hasil Analisis Pengaruh CAR terhadap Harga Saham
Berdasarkan tabel diatas nilai koefisien thitung dari CAR bernilai 13,426
dengan P-value sebesar 0,006 (lebih kecil dari 0,05). Hal ini
mengindikasikan bahwa variabel CAR memiliki pengaruh parsial yang
positif dan signifikan terhadap harga saham. Besar kecilnya CAR
ditentukan oleh kemampuan bank menghasilkan laba serta komposisi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -14988.616 30319185349.566 -1.472 .279
CAR 387.057 2425209827.051 .767 13.426 .006 .140 7.141
RORA 1323.221 6552382948.302 2.517 20.700 .002 .031 32.343
NPM 12.949 954991839.600 2.379 29.454 .001 .070 14.269
ROA 472.447 15182045920.932 1.291 8.275 .014 .019 53.260
BOPO -27.371 630290354.040 -.275 -3.775 .064 .086 11.612
LDR 173.259 373193995.706 .633 13.044 .006 .194 5.148
a. Dependent Variable:
HargaSaham
80
pengalokasian dana pada aktiva sesuai dengan tingkat resikonya
(Veithzal, dkk. 2013: 473), yang artinya semakin tinggi nilai dari rasio ini
akan semakin baik bagi perusahaan perbankan karena menunjukkan
kemampuan bank yang makin baik dalam mengelola modalnya untuk
mendapatkan laba. Hal ini akan mempengaruhi akan penawaran ataupun
permintaan harga saham yang pada akhirnya akan mempengaruhi tinggi
rendahnya harga saham (Ardiani dalam Indrijaya. 2011:53).
b. Hasil Analisis Pengaruh RORA terhadap Harga Saham
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat nilai koefisien thitung dari
RORA sebesar 20,700 dengan P-value sebesar 0,002 (lebih kecil 0,05).
Ini berarti bahwa RORA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham. Dengan adanya pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap harga saham berarti bank-bank yang diteliti telah mampu untuk
mengusahakan pengoptimalan aktiva untuk memperoleh laba dan
meminimalkan resiko modal yang ada sehingga akan menjadi salah satu
pertimbangan para investor atau nilai RORA yang baik akan menarik
perhatian dalam berinvestasi yang tentunya akan mempengaruhi harga
saham.
c. Hasil Analisis Pengaruh NPM terhadap Harga Saham
Berdasarkan tabel diatas nilai koefisien thitung dari NPM sebesar 29,454
dengan P-value sebesar 0,001 (lebih kecil dari 0,05). Hal ini berarti
bahwa rasio NPM berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham.Adanya pengaruh yang positif dan signifikan ini berarti bahwa
81
harga saham dipengaruhi oleh besarnya laba bersih yang diterima dari
aktivitas operasionalnya. Adanya nilai NPM yang semakin tinggi akan
membuat para investor untuk lebih tertarik berinvestasi yang pada
akhirnya akan mempengaruhi harga saham.
d. Hasil Analisis Pengaruh ROA terhadap Harga Saham
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai koefisien dari thitung sebesar 8,275
dengan P-value sebesar 0,14 (lebih besar dari 0,05). Ini menunjukkan
bahwa nilai koefisien regresi dari ROA berpengaruh positif terhadap
harga saham namun tidak signifikan. Hal tersebut dikarenakan perputaran
aktiva yang kurang cepat sehingga memperlambat peningkatan laba.
Dengan melihat hasil analisis hipotesis ROA yang demikian membuat
investor tidak terlalu memperhatikan perputaran aktiva dalam melakukan
investasi.
e. Hasil Analisis Pengaruh BOPO terhadap Harga Saham
Berdasarkan tabel diatas nilai koefisien dari thitung sebesar -3.775 dengan
P-value 0,064 (lebih besar dari 0,05), maka dinyatakan koefisien regresi
BOPO memiliki pengaruh negative dan tidak signifikan terhadap harga
saham. Menurut Indrijaya (2011:54) hal tersebut disebabkan karena
adanya kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi biaya operasional,
seperti kebijakan penentuan suku bunga acuan yang kemudian
menyebabkan para investor tidak terlalu memperhatikan biaya operasional
dalam melakukan investasi.
82
f. Hasil Analisis Pengaruh LDR terhadap Harga Saham
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai koefisien regresi dari thitung
sebesar 13,044 yang berarti LDR berpengaruh positif terhadap harga
saham. Dan berdasarkan nilai koefisien P-value nya LDR memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, ini ditunjukkan oleh nilai
P-value sebesar 0,006 (lebih kecil dari 0,05). LDR yang tinggi
menunjukkan bahwa bank yang bersangkutan memiliki tingkat likuiditas
yang rendah sehingga resiko dalam berinvestasi menjadi semakin tinggi,
hal ini akan menimbulkan kesan negative bagi para investor yang hendak
berinvestasi. Dengan demikian nilai LDR akan menjadi faktor penting
dalam penentuan harga saham.
D. Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang pengaruh dari rasio CAMEL terhadap
harga saham perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012, yang
bahwasanya CAMEL merupakan metode penilaian yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia sebagai metode untuk mengukur tingkat kesehatan bank atau kondisi
keuangan bank. Atau dengan kata lain bagaimana pengaruhnya tingkat kesehatan
bank terhadap harga sahamnya sendiri. Metode CAMEL mencakup komponen-
komponen seperti capital atau rasio kecukupan modal, assets atau rasio kualitatif
aktiva produktif, manajemen atau menilai kualitas manajemen, earning atau rasio
rentabilitas bank dan liquidity atau rasio likuiditas bank.
Hasil analisis secara keseluruhan menunjukkan rata-rata tingkat kesehatan
dari 9 bank yang dianalisis cukup sehat. Rasio CAR menunjukkan jika seluruh
83
bank telah mampu menyediakan modal minimum seperti yang telah ditetapkan
oleh Bank Indonesia. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut mengenai rasio
CAMEL dan pengaruhnya terhadap harga saham.
1. Hubungan Capital (Modal) terhadap Harga Saham
Capital atau modal merupakan benteng pertahanan bagi bank, karena
itu penting bagi bank untuk memastikan kecukupan modal dan cadangan
untuk memikul resiko yang mungkin timbul (Veithzal, dkk. 2013: 469).
Capital pada penelitian ini diproksikan dengan Capital Adequacy Ratio
(CAR).
CAR merupakan salah satu indikator yang menunjukkan kemampuan
bank dalam menutup penurunan aktiva sebagai akibat dari kerugian yang
diderita bank. CAR adalah perbandingan antara modal dengan aktiva
tertimbang menurut risiko. Secara keseluruhan modal bank minimum yang
harus tersedia telah dipenuhi oleh seluruh bank yang menjadi sampel dari
penelitian ini. Adapun modal minimum yang harus tersedia adalah sebesar
8%, berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk
bank yang sehat harus memiliki CAR minimal 8%. Jadi dapat dinyatakan
bahwa keseluruhan bank yang dijadikan sampel pada penelitian ini tergolong
bank sehat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa CAR berpengaruh
positif terhadap harga saham. CAR berpengaruh positif terhadap harga saham
artinya bahwa setiap kenaikan pada rasio CAR akan membuat harga saham
mengalami peningkatan dan apabila rasio CAR mengalami penurunan maka
harga saham juga akan mengalami penurunan. Dengan demikian, permodalan
84
merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank untuk mengcover
eksposur saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa datang. Semakin
tinggi CAR maka semakin tinggi kemampuan bank dalam mengelola
modalnya dan semakin mampu untuk menanggung risiko dari setiap aktiva
produktif yang berisiko untuk memaksimalkan laba yang ingin diperoleh.
Melihat hal ini tentunya CAR menjadi faktor penting bagi para investor yang
ingin berinvestasi karena CAR menunjukkan tingkat kesehatan bank yang
mempengaruhi tingkat penawaran dan permintaan akan saham pada bank
yang pada akhirnya akan mempengaruhi tinggi rendahnya harga saham.
2. Hubungan Assets terhadap Harga Saham
Penilaian kualitas asset merupakan penilaian terhadap kondisi asset
bank dan kecukupan manajemen risiko kredit. Kemerosotan kualitas dan nilai
aset merupakan sumber erosi terbesar bagi bank, oleh karena itu perlu adanya
penilaian kualitas asset yang pada penelitian ini diproksikan melalui RORA
(Return on Risked Assets).
RORA merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam mengusahakan pengoptimalan aktiva yang dimiliki
untuk memperoleh laba. Semakin rendah risiko asset maka akan semakin baik
bagi bank tersebut. Dari hasil penelitian, RORA berpengaruh positif terhadap
harga saham. Ini terjadi dikarenakan semakin rendah risiko yang dimiliki oleh
asset yang dimiliki oleh bank maka hal ini akan berpengaruh terhadap
penawaran ataupun permintaan akan saham bank yang bersangkutan yang
pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham. Pengaruh RORA yang
85
positif terhadap harga saham memiliki arti bahwa apabila nilai rasio RORA
mengalami peningkatan maka hal ini akan membuat harga saham mengalami
peningkatan dan apabila nilai rasio RORA mengalami penurunan maka harga
saham juga akan merosot atau menurun.
Risiko asset yang dimiliki oleh bank sampel secara keseluruhan
menunjukkan nilai kurang dari 5%. Ini ditunjukkan dengan nilai RORA
tertinggi secara rerata dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 4,48. Dan
pemegang nilai RORA terendah dimiliki oleh Bank Internasional Indonesia
dengan nilai RORA sebesar 1,22. Resiko asset yang rendah menunjukkan
bahwa bank telah mampu untuk mengoptimalkan asetnya sehingga akan
meningkatkan laba. Rendahnya risiko asset yang dimiliki oleh bank-bank
sampel pada penelitian ini akan menjadi faktor yang membuat para investor
memerhatikan rasio ini dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi,
sehingga akan mendorong minat para calon investor untuk berinvestasi.
Banyaknya investor yang berinvestasi akan mempengaruhi permintaan dan
atau penawaran akan saham bank yang pada akhirnya akan mempengaruhi
harga saham pada bank yang bersangkutan.
3. Hubungan Manajemen terhadap Harga Saham
Aspek manajemen pada penilaian kinerja bank yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia ialah untuk memastikan kualitas dan tingkat kedalaman
penerapan prinsip manajemen bank yang sehat. Dalam penelitian ini aspek
manajemen diproksikan menggunakan NPM (Net Profit Margin) karena tidak
bisa menggunakan apa yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Kualitas
86
dan penerapan prinsip manajemen bank yang sehat pada akhirnya akan
bermuara pada peningkatan laba yang diterima oleh bank.
Net Profit Margin diperoleh dari perbandingan laba bersih dengan
pendapatan. Rasio NPM menunjukkan kemampuan bank menghasilkan laba
dari aktivitas operasionalnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi
pendapatan dari aktivitas operasionalnya dalam menghasilkan laba bersih
atau dapat dikatakan semakin meningkat kinerja bank menunjukkan NPM
yang semakin meningkat pula. Berdasarkan hasil pengujian, nilai rasio NPM
berpengaruh positif terhadap harga saham. Ini artinya besarnya laba bersih
yang dihasilkan oleh bank menggambarkan adanya kualitas dan penerapan
manajemen yang sehat pada bank yang bersangkutan sehingga memberi
pengaruh pada harga saham. Pengaruh nilai NPM yang positif terhadap harga
saham memiliki arti bahwa apabila nilai rasio NPM mengalami peningkatan
maka hal ini akan membuat harga saham mengalami peningkatan dan apabila
nilai rasio NPM mengalami penurunan maka harga saham juga akan
mengalami penurunan.
Berdasarkan rerata nilai NPM tertinggi dimiliki oleh Bank Danamon
sebesar 43,6%. Dan nilai NPM terendah dimiliki oleh Panin Bank sebesar
14%. Semakin tinggi NPM menunjukkan semakin baik kinerja manajamen
bank dalam meningkatkan labanya yang pada akhirnya akan menarik minat
para calon investor untuk berinvestasi yang akan mempengaruhi tinggi
rendahnya harga saham bank.
87
4. Hubungan Earning terhadap Harga Saham
Rentabilitas atau earning digunakan untuk memastikan efisiensi dan
kualitas pendapatan bank secara benar dan akurat (Veithzal,dkk. 2013: 480).
Kelemahan dari sisi pendapatan riil merupakan indikator terhadap potensi
masalah bank, mungkin inilah yang menyebabkan mengapa aspek earning
meskipun memberikan pengaruh yang positif terhadap harga saham namun
tidak signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan harga
saham. Aspek rentabilitas atau earning pada penelitian ini diproksikan
dengan ROA (Return on Assets) dan BOPO (Rasio Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasinalnya).
ROA merupakan rasio perbandingan antara laba sebelum pajak
dengan total asset. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan (Veithzal, dkk. 2013:480).
Namun setelah diteliti ternyata ROA tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Ini berarti bahwa berapapun nilai ROA atau besar kecilnya nilai ROA
tidak akan mempengaruhi naik turunnya harga saham. Hal ini disebabkan
karena keuntungan yang diperoleh dari perputaran aktiva tidak memberikan
earning yang tinggi karena sudah berkurang selama proses perputaran aktiva
yang mengakibatkan hak (deviden) para pemegang saham semakin berkurang
juga.
BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin kecil rasio biaya
88
operasionalnya akan lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat
menutup biaya (beban) operasional dengan pendapatan operasionalnya.
Setelah diteliti ternyata BOPO berpengaruh negative terhadap harga saham
dan ditemukan juga bahwa BOPO tidak mempengaruhi harga saham atau
tidak ada hubungan antara BOPO dengan harga saham. Hal ini
mengindikasikan tinggi rendahnya harga saham tidak dipengaruhi oleh
kemampuan bank dalam menutup beban operasionalnya. Berdasarkan rerata
nilai BOPO tertinggi dialami oleh Panin Bank sebesar 52,97% sedangkan
BOPO terendah dialami oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 29,13%.
5. Hubungan Liquidity Harga Saham
Likuiditas ialah aspek yang memastikan dilaksanakannya manajemen
asset dan kewajiban dalam menentukan dan menyediakan likuiditas yang
cukup. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank
untuk memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas yang memadai dan
kecukupan manajemen risiko likuiditas. Aspek likuiditas pada penelitian ini
diproksikan dengan LDR (Loan to Deposit Ratio) (Veithzal, dkk. 2013:484).
LDR adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan
dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Setelah diteliti LDR ternyata berpengaruh positif terhadap harga saham,
apabila nilai rasio LDR mengalami peningkatan maka akan membuat harga
saham mengalami peningkatan juga dan apabila nilai rasio LDR menurun
89
maka harga saham juga akan menurun. Hal ini menunjukkan tinggi rendahnya
harga saham dipengaruhi oleh kemampuan bank dalam menyediakan dana
sewaktu-waktu yang mana Bank Indonesia menetapkan rasio LDR sebesar
110% atau bila melebihi diberi nilai kredit 0 yang artinya likuiditas bank
tersebut dinilai tidak sehat dan untuk rasio LDR dibawah 110% diberi nilai
kredit 100 yang artinya likuiditas bank tersebut dinilai sehat.
Berdasarkan nilai rerata nilai rasio LDR tertinggi dialami oleh Bank
CIMB Niaga sebesar 89,40% dan nilai LDR terendah dialami oleh Bank
Central Asia (BCA) sebesar 56,80%. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
keseluruhan bank yang dijadikan sampel pada penelitian ini dikatakan sehat
karena memiliki nilai LDR yang kurang dari 110%. Harga saham pada
penelitian ini dipengaruhi oleh nilai rasio LDR yang menggambarkan
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, yang akan membuat
kepercayaan para pemegang saham semakin tinggi pada bank yang
bersangkutan sehingga akan mempengaruhi harga saham bank.
90
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap rasio
CAMEL pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-
2012, variabel yang berpengaruh terhadap harga saham yaitu variabel CAR,
RORA, NPM dan LDR. Sedangkan variabel ROA dan BOPO tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Kelengkapan kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Rasio Capital
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rasio capital yang
diproksikan dengan CAR berpengaruh positif terhadap harga saham dan
berdasarkan nilai rerata dari sampel perbankan yang diambil seluruh bank
tergolong bank yang sehat karena memiliki kecukupan modal yang diatas
batas minimum yang telah ditetapkan. CAR berpengaruh positif terhadap
harga saham berarti bahwa setiap kenaikan pada rasio CAR akan
membuat harga saham mengalami peningkatan harga dan apabila rasio
CAR mengalami penurunan maka harga saham juga akan mengalami
penurunan harga. Ini berarti bank memiliki kecukupan modal untuk
mengcover eksposur saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa
datang. Dengan demikian, semakin tinggi CAR maka semakin tinggi
kemampuan bank dalam mengelola modalnya untuk memperoleh laba.
Melihat hal ini tentunya CAR menjadi faktor penting bagi para investor
91
yang ingin berinvestasi karena CAR menunjukkan tingkat kesehatan bank
yang mempengaruhi tingkat penawaran dan permintaan akan saham pada
bank yang pada akhirnya akan mempengaruhi tinggi rendahnya harga
saham.
2. Rasio Aset
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh didapatkan bahwa
rasio asset yang diproksikan dengan RORA berpengaruh positif terhadap
harga saham. Ini mencerminkan bahwa besar kecilnya risiko asset yang
ada akan mempengaruhi akan permintaan ataupun penawaran saham.
Risiko asset yang rendah akan membuat harga saham mengalami
peningkatan dan apabila nilai rasio RORA mengalami penurunan maka
harga saham juga akan merosot atau menurun. Semakin rendah risiko
asset maka semakin bagi bank.
Berdasarkan nilai rerata, RORA dari seluruh bank menunjukkan
angka yang kurang 5% yang berarti bahwa nilai dari rasio RORA secara
keseluruhan cukup rendah dan bisa digolongkan sehat. Rendahnya risiko
asset yang dimiliki oleh bank-bank sampel pada penelitian ini akan
menjadi faktor yang membuat para investor memerhatikan rasio ini dalam
mengambil keputusan untuk berinvestasi, sehingga akan mendorong
minat para calon investor untuk berinvestasi. Banyaknya investor yang
berinvestasi akan mempengaruhi permintaan dan atau penawaran akan
saham bank yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham pada
bank yang bersangkutan.
92
3. Rasio Kualitas Manajemen
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh aspek kualitas
manajemen yang diproksikan dengan NPM (Net Profit Margin)
berpengaruh positif terhadap harga saham. Ini artinya besarnya laba
bersih yang dihasilkan oleh bank menggambarkan adanya kualitas dan
penerapan manajemen yang sehat pada bank yang bersangkutan sehingga
memberi pengaruh pada harga saham.
Berdasarkan nilai rerata, NPM dari seluruh bank yang menjadi
sampel pada penelitian ini menunjukkan angka dibawah 50%. Ini
mengindikasikan bahwa laba bersih yang diterima belum cukup besar
namun berdasarkan hasil penelitian NPM berpengaruh positif terhadap
harga saham yang artinya bahwa apabila NPM mengalami peningkatan
maka hal ini akan membuat harga saham mengalami peningkatan harga
dan apabila nilai rasio NPM mengalami penurunan maka harga saham
juga akan mengalami penurunan harga. Semakin tingginya NPM akan
menarik minat para calon investor untuk berinvestasi yang pada akhirnya
akan mempengaruhi harga saham.
4. Rasio Earning
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rasio earning yang
diproksikan dengan ROA dan BOPO belum mampu untuk mempengaruhi
harga saham atau tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ROA
dan BOPO terhadap harga saham. Ini dimungkinkan karena earning yang
93
diperoleh masih belum seperti yang diharapkan. Rasio ROA rerata secara
keseluruhan masih menunjukkan angka yang cukup rendah yaitu dibawah
3% sehingga dapat dikatakan bahwa perputaran aktiva dalam
meningkatkan laba masih belum optimal yang tentunya berdampak
negative terhadap harga saham. Sehingga dapat dikatakan bahwa besar
kecilnya ROA tidak akan mempengaruhi harga saham.
Rasio BOPO secara rerata menunjukkan angka yang mencapai
hampir 53%. Ini merupakan angka yang cukup tinggi yang artinya bank
belum mampu secara optimal menutup biaya atau beban operasionalnya
dengan pendapatan operasionalnya. Hal ini akan membuat kesan negative
bagi para calon investor yang membuat ketidaktertarikan mereka pada
rasio BOPO sebagai faktor penentu akan harga saham, yang berarti bahwa
besar kecilnya BOPO tidak mempengaruhi harga saham.
5. Rasio Likuiditas
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rasio likuiditas yang
diproksikan dengan LDR berpengaruh positif terhadap harga saham. Yang
berarti bahwa tinggi rendahnya harga saham dipengaruhi oleh LDR yang
dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Apabila LDR mengalami
peningkatan maka akan membuat harga saham mengalami peningkatan
juga dan apabila LDR menurun maka harga saham juga akan menurun.
Berdasarkan nilai rerata, LDR keseluruhan sampel tergolong bank sehat
karena berada dibawah 110% namun menunjukkan angka yang cukup
tinggi yang berarti semakin tinggi rasionya memberikan indikasi
94
rendahnya kemampuan bank yang bersangkutan, hal ini sebagai akibat
jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin
besar. Tinggi rendahnya LDR akan mempengaruhi permintaan dan atau
penawaran harga saham yang pada akhirnya akan mempengaruhi tinggi
rendahnya harga saham.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, maka saran yang dapat diberikan ialah
sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan perbankan diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi
masukan agar dapat lebih memaksimalkan aspek-aspek yang dapat membuat
harga saham perusahaan perbankan semakin meningkat seperti rasio CAR,
RORA, NPM dan LDR dengan memperbaiki kebijakan-kebijakan yang ada,
memaksimalkan kinerja manajemen dalam mengelola modal, asset serta
menjaga likuiditas bank agar mampu meningkatkan perolehan laba yang
tentunya bermuara pada peningkatan harga saham bank yang bersangkutan.
2. Bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian yang akan datang, semoga
hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam meninjau
hubungan rasio CAMEL terhadap harga saham. Dan juga jika ingin
melakukan penelitian lebih lanjut maka dapat melakukan pengukuran
kesehatan bank bukan hanya menggunakan CAMEL tetapi dapat juga
menggunakan pelanggaran atau pelampauan terhadap ketentuan BMPK,
pelanggaran ketentuan PDN (Posisi Devisa Neto), sehingga diharapkan akan
mampu memperoleh hasil yang lebih akurat.
95
DAFTAR REFERENSI
Abdullah, Faisal. 2003. Manajemen Perbankan: Teknik Anilisis Kinerja
Keuangan Bank. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Alvinheadhunters. 2012.Pengenalan rasio keuangan bank. http://wordpress.com
Hariscom. 2013. “Uji Validitas dan Reliabilitas dengan”.
http://www.hariscompwt.html.
Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba
Empat.
Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: GHALIA
INDONESIA.
Nasser, Etty M & Aryati, Titik. 2000. “Model Analisis Camel Untuk
Memprediksi Financial Distress Pada Sektor Perbankan yang Go Public”.
JAAI Volume 4, No.2.
Firdaus, Muhammad. 2011. “Definisi Kinerja dan Kinerja Keuangan”.
http://dauz-muhammadfirdaus.blogspot.com.
Gandapradja, Permadi. 2004. Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank. Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama.
Harahap, Sofyan Syafri. 1994. Teori akuntansi laporan keuangan. Jakarta: Bumi
Aksara
Herni, Rahmawati. 2012. “Pengertian dan Manfaat Analisis
Laporan”.http://chuachiinkdede13211352.blogspot.com.
Indrijaya, Stella. 2011. “Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Harga Saham
Bank yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009”. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Vol.2, No.1. Bandung. Universitas Kristen
Maranatha.
Indonesia Capital Market Directory. 2013. http://www. idx.co.id.
Irianto, Agus. 2007. Statistik : konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta: Kencana.
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Misri. 2010. “Pengertian Analisis Rasio Keuangan”. http://misri-
ak.blogspot.com/.
96
Riadi, Muchlisin. 2012. “Laporan Keuangan”. http://www.kajianpustaka.com
Mudrajad Kuncoro & Suhardjono. 2002. MANAJEMEN PERBANKAN: Teori
dan Aplikasi ed.1. Yogyakarta:BPFE.
Nisfiannor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Empat.
Pustakanet. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Swasta Nasional Go
Public Sebelum Dan Pada Masa Krisis. http://wordpress.com.
Riyanto. 2005. Manfaat Laporan Keuangan. http://blog.re.or.id.
Sumodiningrat, Gunawan. 2007. Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono dan Eri, Wibowo. 2004. Statistika untuk Penelitian dan Aplikasinya
dengan SPSS 10.0 for Windows. Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2011. Praktik SPSS untuk Kasus. Yogyakarta: Nuha Medika.
Taswan. 2006. Manajemen Perbankan Konsep, Teknik dan Aplikasi.
Yogyakarta:UPP STIM YKPN.
Veithzal, dkk. 2013. Commercial bank management = Manajemen perbankan :
dari teori ke praktik. Jakarta: Rajawali press.
Wardiah, Mia Lasmi. 2013. Dasar-dasar perbankan. Bandung: Pustaka Setia.
Widiyanto,Mikha Agus. 2013. STATISTIKA TERAPAN: Konsep &
AplikasiSPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Yasin, Sanjaya. 2012. “Pengertian Laporan Keuangan Perusahaan”.
http://www.sarjanaku.com.
. 2012. “Pengertian Neraca”. http://id.shvoong.com.
. 2013. “Laporan Keuangan”. http://www.laporankeuangan.co.id.
.2013.www.bankmandiri.co.id.
.2013. www.bni.co.id.
.2013. http://www.ir-bri.com/
.2013. http://www.bca.co.id/
97
.2013. http://www.cimbniaga.com/
.2013. https://www.bii.co.id/
.2013.www.danamon.co.id
.2013. www.panin.co.id/
.2013. https://www.permatabank.com/
LAMPIRAN
Tabel analisis CAR dengan Rerata
NAMA BANK KODE 2008 2009 2010 2011 2012 Rerata
BANK MANDIRI BMRI 15.78 15.78 13.50 15.02 15.30 15.08
BANK BRI BBRI 13.67 13.30 13.85 15.08 17.03 14.59
BANK BCA BBCA 16.10 16.07 15.72 15.23 14.74 15.57
BANK BNI BBNI 14.50 13.90 20.87 20.63 19.33 17.85
CIMB NIAGA BNGA 16.33 13.63 13.59 13.32 15.27 14.43
BANK DANAMON BDMN 13.99 17.72 13.93 16.62 18.38 16.13
PANIN BANK PNBN 16.56 23.96 18.42 19.35 16.39 18.94
BANK PERMATA BNLI 11.15 12.29 15.26 15.06 16.96 14.14
BII BNII 19.79 14.90 12.64 11.95 13.13 14.48
Tabel analisis RORA dengan Rerata
NAMA BANK KODE 2008 2009 2010 2011 2012 Rerata
BANK MANDIRI BMRI 2.93 3.68 4.44 4.45 4.93 4.09
BANK BRI BBRI 3.72 3.20 3.84 5.45 6.21 4.48
BANK BCA BBCA 3.48 3.48 3.72 4.35 4.16 3.84
BANK BNI BBNI 1.26 1.99 3.18 3.38 3.70 2.70
CIMB NIAGA BNGA 1.74 3.32 4.01 4.56 5.14 3.75
BANK DANAMON BDMN 3.47 3.38 4.25 3.93 4.24 3.85
PANIN BANK PNBN 2,3 2,44 2,23 2,93 2,83 2.55
BANK PERMATA BNLI 1,27 1,77 0,98 1,86 1,72 1.52
BII BNII 1.37 0.08 1.39 1.37 1.91 1.22
Tabel analisis NPM dengan Rerata
NAMA BANK KODE 2008 2009 2010 2011 2012 Rerata
BANK MANDIRI BMRI 17 19 22 23 27 21.6
BANK BRI BBRI 19 19 23 28 32 24.2
BANK BCA BBCA 25 25 31 34 19 26.8
BANK BNI BBNI 60 10 16 21 23 26
CIMB NIAGA BNGA 60 12 19 19 22 26.4
BANK DANAMON BDMN 90 80 16 15 17 43.6
PANIN BANK PNBN 12 12 13 16 17 14
BANK PERMATA BNLI 80 70 15 13 13 38.2
BII BNII 70 -52 80 60 10 33.6
Tabel analisis ROA dengan Rerata
NAMA BANK KODE 2008 2009 2010 2011 2012 Rerata
BANK MANDIRI BMRI 1,48 1,82 2,08 2,30 2,52 2.04
BANK BRI BBRI 2,42 2,31 2,86 3,26 3.39 2.85
BANK BCA BBCA 2.35 2.41 2.61 2.83 2.65 2.57
BANK BNI BBNI 1.1 1.7 2.5 2.9 2.9 2.22
CIMB NIAGA BNGA 0.66 1.47 1.78 1.90 2.15 1.59
BANK DANAMON BDMN 1.68 1.64 2.52 2.43 2.64 2.18
PANIN BANK PNBN 1,24 1,33 1,30 1,65 1,53 1.41
BANK PERMATA BNLI 0,85 0,87 1,36 1,14 1,04 1.05
BII BNII 0,85 (0,07) 0,91 0,67 1.05 0.68
Tabel BOPO dengan Rerata
NAMA BANK KODE 2008 2009 2010 2011 2012 Rerata
BANK MANDIRI BMRI 44,09 48,53 42,48 42,28 35,3 42,54
BANK BRI BBRI 30,06 34,77 26,28 28,52 26 29,13
BANK BCA BBCA 35,98 35,02 37,38 31,47 26,47 33,26
BANK BNI BBNI 40,39 42,75 37,78 36,23 31,91 37,81
CIMB NIAGA BNGA 52,23 45,63 41,15 46,41 40,05 45,09
BANK DANAMON BDMN 42,44 42,28 31,28 35,74 31,48 36,64
PANIN BANK PNBN 57,42 56,28 48,65 50,1 52,4 52,97
BANK PERMATA BNLI 48,25 52,69 47,3 51,46 47,64 49,47
BII BNII 53,62 50,32 44,65 48,18 43,96 48,15
Tabel LDR dengan Rerata
NAMA BANK KODE 2008 2009 2010 2011 2012 Rerata
BANK MANDIRI BMRI 55 58 64 78 84 67,80
BANK BRI BBRI 76 75 70 70 75 73,20
BANK BCA BBCA 52 49 54 61 68 56,80
BANK BNI BBNI 64 59 67 68 75 66,60
CIMB NIAGA BNGA 87 93 85 91 91 89,40
BANK DANAMON BDMN 86 87 36 30 102 68,20
PANIN BANK PNBN 77 74 74 81 89 79,00
BANK PERMATA BNLI 74 86 86 78 92 83,20
BII BNII 78 76 81 88 87 82,00
Tabel Harga Saham
Tabel Rerata Rasio
NAMA BANK KODE CAR RORA NPM ROA BOPO LDR
BANK MANDIRI BMRI 15.08 4.09 21.6 2.04 42,54 67,80
BANK BRI BBRI 14.59 4.48 24.2 2.85 29,13 73,20
BANK BCA BBCA 15.57 3.84 26.8 2.57 33,26 56,80
BANK BNI BBNI 17.85 2.70 26 2.22 37,81 66,60
CIMB NIAGA BNGA 14.43 3.75 26.4 1.59 45,09 89,40
BANK DANAMON BDMN 16.13 3.85 43.6 2.18 36,64 68,20
PANIN BANK PNBN 18.94 2.55 14 1.41 52,97 79,00
BANK PERMATA BNLI 14.14 1.52 38.2 1.05 49,47 83,20
BII BNII 14.48 1.22 33.6 0.68 48,15 82,00
Nama Bank KODE 2008 2009 2010 2011 2012
BANK
MANDIRI BMRI
27.943.987.500
77.886.050.000
76.524.500.000
114.530.625.000
192.229.200.000
BANK BRI BBRI
50.450.812.500
39.508.425.000
120.676.500.000
73.996.875.000
183.375.750.000
BANK BCA BBCA
22.416.875.000
36.037.925.000
76.160.000.000
38.780.000.000
46.763.600.000
BANK BNI BBNI
25.898.820.000
19.022.850.000
163.362.250.000
52.992.900.000
127.398.400.000
CIMB NIAGA BNGA
550.440.000
44.375.000
7.345.860.000
1.989.210.000
347.600.000
BANK
DANAMON BDMN
26.151.600.000
25.525.500.000
24.510.000.000
12.111.400.000
12.475.200.000
PANIN BANK PNBN
1.184.360.000
471.580.000
2.720.040.000
3.636.360.000
14.904.540.000
BANK
PERMATA BNLI
4.410.000
91.200.000
2.432.610.000
918.680.000
189.420.000
BII BNII
154.290.000
353.430.000
1.478.880.000
241.290.000
37.260.000