Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH REWARD TERHADAP PENINGKATAN NILAI ULANGAN
SEMESTER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS VII MTs NEGERI 2 MAROS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ARWINDA
10533764014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2018
vi
MOTO DAN PERSEMBAHANJANGAN MENGANGGAP KESALAHAN MASALALU
SEBAGAI ALASAN MENUTUP WAJAH DENGAN SEPULUH JARIMU…
�
NAMUN…,
JADIKAN KESALAHAN ITU SEBAGAI CAMBUK UNTUK MU
MERAIH MASA DEPAN YANG LEBIH LAYAK…
HINGGA PARA CALON JENAZAH MENGEPAL JARI-JARI
DAN HANYA IBU JARINYA YANG TEGAK MENGARAH KEPADAMU
�
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang selalu menanyakan :
“KAPAN SKRIPSI”
dan terkhusus untuk sosok yang kini tak mampu ku sentuh dengan tangan,
sosok yang dulunya menjadi tempat bersandar dan bertahan dikala badai dunia
menghempaskanku, sosok yang menjadi penyemangat disaat kata “Menyerah” itu datang, dan
sosok terhebat yang tak mungkin digantikan oleh apapun dan siapapun, yakni untuk
almahrumah ibundaku tercinta dan tersayang Hj. Mispa yang akan selalu
ada dan akan hidup di dalam hati ini.
vii
ABSTRAK
Arwinda. 2018. Pengaruh Reward terhadap Peningkatan Nilai Ulangan Semester dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Maros. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Nurdin dan pembimbing II Ratnawati.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen (Experimental Research) yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian atau penerapan reward terhadap nilai ulangan semester siswa kelas VII D MTs Negeri 2 Maros.Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 kali tes atau ulangan. Tes awal dilakukan di kelas VII C dan kelas VII D tanpa dijanji reward, sedangkan tes akhir dilakukan dengan cara salah satu kelas yang mendapat nilai ketuntasan terendah akan diterapkan atau diberi perlakuan reward. Tes awal disebut dengan eksperimen I (pre-test) dan tes akhir disebut eksperimen II (post-test). Subjek penelitian ini adalah kelas VII C (32 siswa) dan VII D (29 siswa). Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan program Excel Worksheet.
Hasil analisis data pre-tes dan post-tes menunjukkan bahwa pemberian reward berpengaruh positif terhadap nilai ulangan semester siswa MTs Negeri 2 Maros. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian nilai ketuntasan kelas kontrol (VII C), pada eksperimen I dan II tidak terlalu jauh berbeda, yakni dari 9 siswa (28.1%) menjadi 10 siswa (31.25%), sedangkan pencapaian nilai ketuntasan kelas eksperimen (VII D), pada eksperimen I dan II terjadi perubahan yang sangat signifikan dan positif yakni dari 7 siswa (24.1%) yang tuntas meningkat menjadi 15 siswa (51.7%). Berdasarkan hasil eksperimen tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian reward pada pembelajaran Bahasa Indonesia dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan nilai ulangan semester siswa kelas VII D MTs Negeri 2 Maros.
Kata kunci : nilai ulangan semester, reward
viii
KATA PENGANTAR
ASSALAMU ALAIKUM Wr. Wb
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT., karena berkat limpahan rahmat
dan karunia yang telah dilimpahkan kepada hamba-Nya, terkhusus selama
penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini. Tak lupa pula peneliti kirimkan
salam dan salawat kepada Nabi besar kita Muhammad SAW., atas segala kearifan
sikap yang menjadi tauladan dan contoh yang baik bagi kita semua, terutama pada
diri pribadi.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memeroleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam proses penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini, peneliti
telah mendapat begitu banyak sumbangsi dari beberapa pihak, maka dari itu tiada
kata yang lebih pantas peneliti ucapkan melainkan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua H. Bahtiar, SE., dan Almarhumah Hj. Mispa yang telah berjuang,
mengasuh, membesarkan, mendidik, dan medoakan peneliti, suami yang telah
mengizinkankan dan membiayai segala kebutuhan demi meraih masa depan yang
bermanfaat. Begitupun saudara-saudara dan seluruh keluarga besar peneliti yang
tak henti-hentinya memberi motivasi. Kepada Drs. Nurdin, M.Pd., Pembimbing I
dan Ratnawati, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II yang senantiasa memberikan arahan
viii
serta bimbingan yang sangat membantu peneliti sejak awal penyusunan proposal
hingga terselesaikannya skripsi ini.
Tidak lupa juga peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan Dr. Munirah, M.Pd., Ketua
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar. Para
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah banyak memberikan
ilmunya sebagai bekal masa depan yang sangat berguna bagi peneliti.
Ucapan terima kasih kepada Abas DM, S.Ag., M.Ag., Kepala Sekolah
MTs Negeri 2 Maros serta jajarannya yang telah memberikan izin dan menerima
peneliti dengan baik, siswa-siswi MTs Negeri 2 Maros khususnya kelas VII C dan
VII D yang senang hati menerima kedatangan peneliti serta semangatnya
mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas, serta rekan-rekan mahasiswa dari
dalam maupun di luar kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, khususnya
mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas C Angkatan 2014 atas
kerjasama yang dibangun selama ini, sehingga penyusunan skripsi ini dapat
terlaksana sesuai harapan dan selesai tepat waktu dan seluruh pihak yang telah
ikut serta memberikan bantuannya, yang tidak sempat peneliti sebutkan namanya.
Sebagai manusia biasa, disadari pula bahwa apa yang tertuang dalam
skripsi ini belumlah sempurna, oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang
ix
viii
sifatnya membangun dari semua pihak. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat
bagi para pembaca, terutama bagi bagi diri pribadi peneliti. Amin.
Maros, Juni 2018
Peneliti
Arwinda
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................ iv
SURAT PERJANJIAN ............................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vi
ABSTRAK................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS... 10
A. Kajian Pustaka............................................................................. 10
1. Penelitian Relevan ................................................................. 10
2. Teori Belajar Behavioristik .................................................... 11
3. Pemberian Reward dalam Pembelajaran ................................ 24
4. Ulangan (Evaluasi) dalam Pembelajaran ................................ 30
B. Kerangka Pikir ............................................................................ 36
xi
C. Hipotesis ..................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 38
A. Jenis Desain Penelitian ................................................................ 38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 39
C. Populasi dan Sampel.................................................................... 40
D. Defenisi Operasional Variabel ..................................................... 41
E. Instrumen Penelitian .................................................................... 41
F. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 42
G. Teknik Analisi Data..................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 45
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 45
B. Pembahasan................................................................................. 63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................. 65
A. Simpulan ..................................................................................... 65
B. Saran ........................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Lampiran 1 (Daftar Hadir Siswa)
B. Lampiran 2 (Instrumen Penelitian
C. Lampiran 3 (Daftar Nilai Hasil Pre-Test dan Post-Test)
D. Lampiran 4 (Analisis Ketuntasan Nilai Pre-Test dan Post-Test)
E. Lampiran 5 (Dokumentasi)
RIWAYAT HIDUP
xii
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
3.1 Desain Penelitian................................................................................................. 39
3.2 Jumlah Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Maros ................................................... 40
4.1 Data Nilai Hasil Pre-test Kelas VII C................................................................. 46
4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test Kelas VII C ...................... 48
4.3 Persentase Hasil Nilai Pre-Test Kelas VII C ...................................................... 50
4.4 Data Nilai Hasil Pre-Test Kelas VII D ............................................................... 50
4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test Kelas VII D ....................... 52
4.6 Persentase Hasil Nilai Pre-Test Kelas VII D ...................................................... 53
4.7 Data Nilai Hasil Post-Test Kelas Kontrol ........................................................... 54
4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test Kelas Kontrol.................. 56
4.9 Persentase Hasil Nilai Post-Test Kelas Kontrol.................................................. 57
4.10 Data Nilai Hasil Post-Test Kelas Eksperimen .................................................. 58
4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test Kelas Eksperimen .......... 59
4. 12 Persentase Hasil Nilai Post-Test Kelas Eksperimen ........................................ 61
4.13 Hasil Analisis Kuantitatif Sebelum dan Sesudah diterapkannya Reward......... 61
xiv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1 Kerangka Pikir .................................................................................................... 36
4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test Kelas VII C ....................... 49
4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test Kelas VII D ....................... 53
4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test Kelas Kontrol................... 57
4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test Kelas Eksperimen ............ 60
4.5 Diagram Pengaruh Pemberian Reward dalam Peningkatan Nilai Ulangan Semester Siswa MTs Negeri 2 Maros................................................................. 62
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah pembelajaran adalah suatu proses yang pelaksanaannya
dilakukan pada setiap individu ataupun kelompok untuk mengubah suatu sikap
atau perilaku dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari perilaku buruk menjadi
baik dan yang baik menjadi lebih baik lagi. Sedangkan proses belajar mengajar
merupakan kegiatan pokok sekolah yang di dalamnya terjadi proses siswa
belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif dan terjadi interaksi
edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa
baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
ataupun sikap. Melalui proses mengajar tersebut akan dicapai tujuan
pendidikan tidak hanya dalam hal membentuk perubahan tingkah laku dalam
diri siswa, akan tetapi diharap meningkatkan pengetahuan yang ada dalam diri
siswa tersebut.
Guru adalah salah satu unsur penting yang harus ada sesudah anak
didik. Guru merupakan seseorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua
anak didik dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya segala sesuatu yang
disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh
semua anak didik. Guru harus ditiru artinya guru harus menjadi suri tauladan
(panutan) bagi semua anak didiknya.
1
2
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik dalam jalur formal. Dalam menjalankan fungsinya,guru
berkewajiban untuk menciptakan suasana pembelajaran aktif, kreatif, afektif,
dan menyenangkan (PAKEM) serta harus memberikan motivasi kepada siswa
dalam membangun gagasan, prakarsa, dan tanggung jawab siswa untuk belajar.
Guru merupakan faktor penentu terhadap berhasilnya proses
pembelajaran disamping faktor pendukung yang lainnya. Guru sebagai
mediator dalam mentransfer ilmu pengetahuan terhadap siswa. Di dalam
kegiatannya, guru mempunyai metode-metode yang paling sesuai untuk suatu
bidang studi. Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan
pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru yang
senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai
interaksinya. Penerapan metode mengajar yang tepat diperlukan demi
berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di sekolah.
Tak dapat dipungkiri bahwa kenyataan dalam proses belajar mengajar,
guru masih sering mendapatkan kesulitan dalam pembelajaran di dalam kelas.
Misalnya; siswa merasa bosan, merasa mengantuk, saling mengganggu antar
teman sebangku sehingga perhatian siswa terpecah saat proses pembelajaran
berlangsung. Hal demikian terjadi karena adanya rasa jenuh peserta didik saat
berlangsungnya kegiatan proses pembelajaran yang kurang bervariasi, apalagi
pada pelajaran yang mereka anggap sulit, sehingga meyebabkan kurang
aktifnya siswa di dalam kelas.
3
Dalam upaya mengatasi dan meningkatkan prestasi belajar peserta
didik, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa perlu
mendapatkan perhatian serius. Permasalahannya adalah bagaimana membujuk
siswa atau peserta didik untuk berusaha mengembangkan semangat belajarnya
agar mendapatkan prestasi yang optimal. Semangat bisa timbul dari dalam
maupun dari luar individu, sehingga diperlukan suatu penelitian agar dapat
memberikan solusi yang tepat bagaimana menumbuhkan semangat belajar
yang dapat mendukung tercapainya prestasi belajar yang maksimal atau
diinginkan.
Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya
penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar. Menurut Mc.
Donald (Oemar Hamalik, 2001:158) motivation is an energy change within the
person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction
(Motivasi adalah perubahan energy dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan).
Seseorang yang mempunyai kecerdasan tinggi bisa gagal karena kurang
adanya motivasi dalam belajar. Motivasi tidak hanya berpengaruh pada siswa
saja, tetapi bagi seluruh pendidiknya. Bagi siswa motivasi belajar dapat
menumbuhkan semangat belajar, sedangkan bagi pendidik motivasi belajar
siswa untuk memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa.
Dalam kegiatan belajar mengajar, peran motivasi baik instrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi siswa dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, mengarahkan dan memelihara
4
ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Sekarang ini masih dijumpai
guru mengabaikan hal-hal kecil seperti kurangnya memberi suatu penghargaan
kepada siswa atau memberikan reward kepada siswa yang berprestasi di dalam
kelas, contohnya siswa yang aktif saat proses tanya jawab dilakukan oleh guru,
nilai ulangan harian, ulangan tengah semester (UTS) dan ulangan semester
yang mencapai dan bahkan jauh lebih tinggi dari kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang telah ditentukan, yaitu 65.
Diantara yang dapat dijadikan solusi terhadap masalah demikian adalah
dengan pemberian reward, metode pembelajaran yang digunakan untuk
mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan prestasi belajar. Metode ini
sudah banyak dan terkenal di dunia pekerjaan, tetapi akhir-akhir ini digunakan
pula dalam dunia pendidikan. Metode reward diharap dapat mendorong peserta
didik untuk meningkatkan kemauan dan kesadaran belajarnya sehingga prestasi
belajar siswa dapat diperbaiki di dalam kelas.
Reward merupakan hal yang menggembirakan bagi anak dan menjadi
pendorong atau motivasi bagi anak. Reward yaitu segala yang diberikan guru
berupa penghormatan, pujian, hadiah yang menyenangkan siswa atas hasil baik
yang telah dicapai dan diraih dalam proses pembelajaran di dalam kelas
khususnya pelajaran bahasa Indonesia. Cara-cara tersebut antara lain
pemberian dalam bentuk tindakan maupun pemberian dalam bentuk perkataan.
Contoh pemberian reward dalam bentuk tindakan maupun perkataan antara
lain bentuk lisan seperti mengucapkan “semangat” atau “hebat”, tulisan-tulisan
dan symbol- simbol yang menarik, pujian, hadiah, kegiatan-kegiatan diluar
5
pembelajaran, do’a dari guru, sentuhan-sentuhan fisik, kartu atau sertifikat, dan
papan prestasi.
J.P Chaplin (2014: 436-437) memberikan penjelasan bahwa; para
psikologi behavioristik lebih menyukai istilah reinforcement (penguatan),
karena reward (hadiah/ganjaran) memiliki sedikit konotasi mentalistik dan
berasosiasi dengan kepuasan, yaitu satu keadaan batiniah yang tidak dapat
diamati. Sebagian besar psikolog, jika menyangkut pribadi anak-anak,
khususnya dalam situasi pendidikan, menggunakan istilah reward. Dari
pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan istilah antara reward
(hadiah) dengan reinforcement dalam kegiatan pendidikan tidak menjadi suatu
masalah yang krusial.
Menurut Djamarah (2011:164), “pujian adalah bentuk reinforcement
(penguatan) yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik”.
Menurut (Hasbullah, 2005:30) pujian dan hadiah merupakan tindakan pendidik
yang fungsinya memperkuat penguasaan tujuan pendidikan tertentu yang telah
dicapai oleh anak didik. Pujian dan hadiah harus diberikan pada saat yang
tepat, yaitu setelah anak didik berhasil dan jangan diberikan sebagai janji
karena akan dijadikan sebagai tujuan kegiatan yang dilakukan.
Penerapan pemberian reward merupakan strategi yang cukup efektif
untuk menggerakkan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dalam
penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 oleh Dian Utami Ningsih yang
berjudul “Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia pada Materi Menulis Puisi siswa kelas V MI Al-Muawanatul
6
Khairiyah Jakarta Barat”. Dalam penelitian tersebut, kesimpulan yang
dihasilkan adalah adanya pengaruh positif atas pemberian hadiah kepada siswa
terhadap pembelajaran menulis puisi. Penelitian lain yang membuktikan bahwa
pemberian reward dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain
penelitian yang dilakukan oleh Nelly Sovia (2017) dengan judul “Pengaruh
Pemberian Reward dan Punishment oleh Guru Minat Belajar, Disiplin Belajar
terhadap Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA
Negeri 2 Sawahlunto”. Dalam penelitian tersebut, hasil yang didapatkan
adalah pemberian reward berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa
mata Pelajaran Ekonomi kelas X SMA Negeri 2 Sawahlunto.
Perlu diketahui, keduanya juga memiliki efek yang berbeda jika
diterapkan dalam suatu permasalahan. Lu, dkk (2013) dalam penelitianya yang
berjudul “Effect of Reward and Punishment on Conflict Processing: Same or
Different?” menghasilkan suatu kesimpulan yaitu reward dan punishment
mampu mempengaruhi secara berbeda pada sebuah proses permasalahan
dengan efek-efek yang ditimbulkan dari keduanya tidaklah bersifat tetap
tergantung oleh tingkatan kesadaran. Efek-efek yang ditimbulkan bersifat
berbeda jika kaitannya dengan hubungan nyata yang dapat diamati, akan tetapi
tidak dalam kondisi hubungan yang sulit diamati.
Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Deti Deswati
Rahman (2012) dengan judul “Pengaruh Pemberian Ganjaran (Reward) dan
Hukuman (Punishment) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi
7
Pendidikan Agama Islam di SMP Terpadu Fataha Kecamatan Tualang
Kabupaten Siak”.
Kesimpulannya adalah tidak ada pengaruh yang signifikan pemberian
ganjaran (reward) dan hukuman (punishment) terhadap prestasi belajar siswa
pada bidang studi pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama
terpadu Fataha Kecamatan Tualang Kabupaten Siak.
Peneliti memilih lokasi sekolah MTs Negeri 2 Maros karena pada
proses pembelajaran bahasa Indonesia, peneliti melihat dan menemukan
kurangnya motivasi belajar yang berdampak buruk pada nilai ulangan atau
ujian siswa tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Reward terhadap Peningkatan Nilai
Ulangan Semester dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII
MTs Negeri 2 Maros”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang
dikemukakan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pengaruh Reward
terhadap peningkatan nilai ulangan semester dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia siswa kelas VII MTs Negeri 2 Maros?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh Reward terhadap
8
peningkatan nilai ulangan semester dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
siswa kelas VII MTs Negeri 2 Maros.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
kajian kearah pengembangan kompetensi mengajar guru dalam proses
belajar mengajar di kelas. Penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang
berkaitan dengan pemberian hadiah (reward) kepada siswa dalam
meningkatkan motivasi belajar terutama pencapaian nilai ujian/ ulangan di
dalam kelas. Selain itu, penelitian ini bisa menjadikan bahan masukan
untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan guna menjadikan penelitian yang lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, dapat memberikan informasi bagi para guru agar
meningkatkan kualifikasinya sebagai upaya untuk meningkatkan
profesionalisme dan mengetahui sejauh mana pengaruh pemberian
hadiah terhadap nilai siswa.
b. Bagi siswa, dapat memberikan motivasi belajar di dalam kelas melalui
pemberian hadiah (reward) sehingga nilai ujian/ ulangan sesuai yang
diinginkan.
9
c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal
untuk melakukan penelitian lanjut tentang metode dan strategi yang
digunakan untuk meningkatkan minat, motivasi dan keaktifan siswa di
dalam kelas sehingga nilai yang dicapai memuaskan.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dari penelitian ini yaitu penelitian yang
dilakukan pada tahun 2014 oleh Dian Utami Ningsih yang berjudul
“Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia
pada Materi Menulis Puisi siswa kelas V MI Al-Muawanatul Khairiyah
Jakarta Barat”. Penelitian ini berbentuk skripsi. Fokus penelitian ini adalah
hasil belajar pada materi menulis puisi. Dalam penelitian tersebut
menyimpukan adanya pengaruh positif atas pemberian hadiah kepada
siswa terhadap pembelajaran menulis puisi.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Nelly Sovia (2017) dengan
judul “Pengaruh Pemberian Reward dan Punishment oleh Guru Minat
Belajar, Disiplin Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X SMA Negeri 2 Sawahlunto”. Dalam penelitian tersebut,
hasil yang didapatkan adalah pemberian reward berpengaruh signifikan
terhadap minat belajar siswa mata Pelajaran Ekonomi kelas X SMA
Negeri 2 Sawahlunto. Fokus penelitian ini adalah meningkatan motivasi
belajar dengan pemberian ganjaran dan hukuman pada siswa.
Selain itu, penelitian pemberian hadiah juga pernah dilakukan oleh
Richa Puspitasari (2015) dengan judul “Pengaruh Pemberian Hadiah
terhadap Kemandirian Belajar Anak di TK Tunas Muda Karas Kabupaten
10
11
Magetan”. Penelitian ini berupa skripsi. Fokus penelitian ini adalah
kemandirian belajar anak di TK Tunas Muda. Kesimpulan penelitian ini
adalah adanya pengaruh yang sangat positif terhadap kemandirian belajar
anak di TK Tunas Muda Karas Kabupaten Magetan.
Penelitian ini relevan dengan ketiga penelitian tersebut, karena
subjek penelitian sama-sama mengkaji tentang pengaruh janji guru
(reward). Selain itu, teknik penelitian yang digunakan sama-sama
menggunakan penelitian eksperimen. Adapun faktor yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada hasil
temuan penelitian dan objek yang peneliti teliti.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dan
sumbangsi bagi peneliti untuk menlakukan penelitian yang serupa namun
untuk tingkat SMP/MTs. Peneliti mencoba menggunakan metode
pemberian hadiah (reward) dalam pembelajaran bahasa Indonesia
terhadap peningkatan nilai ulangan semester siswa kelas VII D MTs
Negeri 2 Maros.
2. Teori Belajar Behavioristik
Manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian di dalam lingkungannya,
yang kelak akan memberikan pengalaman tertentu kepadanya. Belajar
merupakan perubahan tingakah laku yang terjadi berdasarkan paradigma
S-R (Stimulus-respon).
Dengan kata lain, belajar merupakan perubahan tingkah laku
sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respon. Adapun
12
akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respon, peserta didik
mengalami pengalaman baru, yang menyebabkan mereka mengadakan
tingkah laku dengan cara yang baru.
Teori yang dikelompokkan kedalam teori belajar behavioristik,
antara lain : Teori belajar koneksionisme dengan tokoh Edward Lee
Thorndike, Teori belajar classical conditioning dengan tokoh Pavlov, dan
Teori belajar Descriptive behaviorism atau operant conditioning dengan
tokoh Skinner.
a. Teori Belajar Koneksionisme
Thorndike, sebagai tokoh dalam teori belajar koneksionisme,
adalah pelopor yang mengakui adanya hubungan antara stimulus dan
respon. Ekperimen Thorndike yang menyebabkan adanya teori belajar
koneksionisme adalah sebagai berikut : kucing lapar dimasukkan ke
dalam sangkar (puzzle box) dan di luar diletakkan daging. Kucing lapar
ini melakukan berbagai tingkah laku untuk keluar dari sangkar. Pada
saat tidak sengaja dia memijak tombol, pintu sangkar terbuka dan
kucing keluar dari sangkar untuk makan daging yang telah disediakan.
Setelah percobaan ini dilakukan berkali-kali ternyata tingkah laku
kucing keluar dari sangkar menjadi semakin efisien. Ini berarti selama
eksperimen, kucing dapat memilih atau menyeleksi respon yang
berguna dan respon yang tidak berguna. Respon yag berhasil membuka
pintu, yaitu menginjak tombol akan diingat, sedangkan respon yang
lain tidak berguna dilupakan. Dari eksperimen ini dapat disimpulkan
13
bila belajar dapat terjadi dengan dibentuknya hubungan, atau ikatan,
atau bond, atau asosiasi, atau koneksi neural yg kuat antara stimulus
dan respon. Dengan ini teori Thorndike disebut teori koneksionisme.
Agar tercapai hubungan antara stimulus dan respon, perlu adanya
kemampuan untk mmilih respon yang tepat serta melalui usaha-usaha
atau percobaan-percoban (trials) dan kegagalan-kegagalan (error)
terlebih dahulu. Dengan ini Thorndike mengutarakan bila bentuk
paling dasar dari belajar adalah “Trial and error learning atau
selecting and connecting lerning” dan berlangsung menurut hukum-
hukum tertentu.
1) Hukum-hukum Belajar dari Thorndike
Thorndike merumuskan hasil eksperimennya kedalam tiga
hukum dasar (hukum primer) dan lima hukum tambahan. Adapun
hukum dasar dari Thorndike adalah sebagai berikut :
a) Bila seseorang telah siap melakukan sesuatu tingkah laku, dan
pelaksanaan tingkah laku tersebut memberi kepuasan baginya,
maka ia tidak melakukan tingkah laku lain karena tingkah laku
tersebut telah memberi kepuasan baginya. Contoh : seseorang
yang sudah benar-benar siap untuk menempuh ujian, maka dia
sangat puas bila ujian tersebut benar-benar dilakukan dia akan
mantap dan tegang selama mengerjakan ujian, dan tidak
berusaha untuk menyontek.
14
b) Bila seseorang sudah siap melakukan suatu tingkah laku, tetapi
tidak dilakukan tingkah laku tersebut, maka akan timbul
kekecewaan baginya sehingga menyebabkan dilakukannya
tingkah laku lain untuk mengurangi kekecewaannya. Contoh:
seseorang yang sudah belajar tekun sehingga sudah benar-
benar siap untuk ujian tetapi jadwal ujian tiba-tiba diundur,
maka dia sangat kecewa. Untuk mengurangi kekecewaannya,
di membuat gaduh di dalam kelas, atau protes.
c) Bila seseorang belum siap melakukan tingkah laku tetapi ia
harus melakukannya, maka dilaksanakannya tingkah laku
tersebut akan menimbulkan ketidakpuasan, sehingga ia
melakukan tingkah laku lain untuk menghalangi terlaksananya
tingkah laku tersebut. Contoh: peserta didik yang tiba-tiba
diberi tes atau ulangan tanpa diberitahu terlebih dahulumaka
mereka protes supaya tes dibatalkan, karena mereka belum
siap.
d) Bila seseorang belum siap melakukian suatu tungkah laku
maka tidak dilaknukannya tingkah laku tersebut akan
menimbulokan kepuasan. Contoh: peserta didik menjadi sangat
puas dan legah setelah ada pengumuman bila ulangan diundur
satu minggu, karena dia merasa belum belajar sehingga belum
siap untuk menempuh ulangan.
2) Hukum Latihan (The Law Of Exercise)
15
Hukum ini dibagi dua, yaitu hukum penggunaan (the law of
use) dan hukum tidak ada penggunaan (the law of disuse). The law
of use menyatakan bahwa dengan latihan berulang-ulang maka
hubungan stimulus dan respon makin kuat. The law of disuse
menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan rspon melemah
bila latihan dihentikan.
Dari hukum ini dapat diambil inti sarinya, bila prinsip
utama belajar adalah ulangan. Makin sering suatu pelajaran
diulangi, makin dikuasilah pelajaran tersebut, dan makin tidak
pernah diulangi, pelajaran tersebut tidak dapat dikuasai.
3) Hukum akibat (The Law Of Effect)
Hukum ini menyatakan bahwa hubungan stimulus respon
diperkuat bila akibatnya memuaskan dan diperlemah bila akibatnya
tidak memuaskan. Dengan perkataan lain, suatu perbuatan yang
diikuti oleh akibat yang menyenangkan, cenderung untuk diulang,
dan apabila akibatnya tidak menyenangkan maka akan cenderung
dihentikan.
Dalam hal ini terdapat hubungan yang erat anatar hadiah
dan hukuman. Tingkah laku yang menghasilkan hadiah akan terus
dilakukan, sedangkan yang mengakibatkan hukuman akan
dihentikan. Contoh : peserta didik yg menyontek tetapi didamkan
saja, justru diberi nilai A, maka pada kesempatan lain akan
menyontek lagi. Tetapi peserta didik tersebut ditegur atau
16
dipindhkan tmpt duduknya sehingga teman-temannya tahu kalau
menyontek, maka dia akan malu dan tidak akan menyontek lagi.
Selanjutnya Thorndike melengkapi hukum-hukum tersebut
diatas dgn hukum tambahan yaitu:
a) Multiple Respons atau reaksi yang bervariasi. Merepakan
langkah permulaan dalam proses belajar. Melalui proses trial
and error seseorang akan terus melakukan respon sebelum
memperoleh respon yang tepat dalam memecahkan masalah
yang dihadapi.
b) Set attitude atau sikap adalah situasi di dalam diri individu
yang menentukan apakah sesuatu itu menyenangkan atau tidak
bagi individu tersebut. Situasi ini ada yang bersifat sementara,
misalnya kelelahan, lapar, emosi, dan ada yang lebih bersifat
menetap, misalnya latar belakang kebudayaan dan factor
keturunan. Proses belajar individu dapat berlangsung dengan
baik, lancar bila situasi menyenangkan, dan proses belajar akan
terganggu bila situasi tidak menyenangkan.
c) Prinsip aktivitas berat sebelah (partial/prepotency of element)
merupakan suatu prinsip yang menyatakan bahwa manusia
memberikan respon hanya pada aspek tertentu sesaui dengan
persepsinya terhadap keselurahan situasi (respon selektif).
Dengan demikan orang dapat memberi respon yang berbeda
pada stimulus yang sama. Ini berarti bahwa dalam proses
17
belajar, seseorang harus memperhatikan lingkungan yang
sangat komplek yang dapat memberi kesan yang berbeda untuk
orang yang berbeda.
d) Respons by analogi atau transfer of training. Menurut perinsip
ini manusia dapat melakukan respon pada situasi yang belum
pernah dialami melalui pemindahan atau transfer unsur-unsur
yang telah mereka kenal kepada situasi baru. Prinsip ini dikenal
pula dengan sebutan theory of identical elemnts yang
menyatakan bahwa makin banyak unsur yang identik, maka
proses transfer akan semakin mudah. Contoh : peserta didik di
rumah dapat membaca koran walaupun tidak pernah diberi
pelajaran membaca koran, karena huruf-huruf yang terdapat
dikoran identik dengan huruf-huruf yang dipelajari di sekolah.
Dengan lahirnya konsep transfer of training, Thorndike
berharap agar pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh peserta
didik di sekolah dapat diterapkan untuk berbagai keperluan
sekolah. Dengan kata lain agar ada transfer dari sekolah
kemasyarakat. Untuk terlaksanya hal ini, unsur-unsur di
sekolah diusahakan sebanyak mungkin identik dengan unsur-
unsur dimasyarakat. Misalnya kurikulum di sekolah, suasana
kelas dibuat sedemikin rupa sehingga mencakup tugas-tugas
dan kemampuan yang diperlukan di luar sekolah.
18
Teori belajar koneksionisme dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1. Guru dalam proses pembelajaran, jangan hanya
mengharapkan peserta didiknya tahu apa yang telah
diberikan, tetapi yang terutama, guru harus tahu apa yang
harus diberikan kepada peserta didik.
2. Dalam proses pembelajaran, tujuan pembelajaran yang harus
dicapai harus dirumuskan dengan jelas, dan harus masih
dalam jangkauan kemampuan peserta didik.
3. Dalam proses pembelajaran, motivasi tidak terlalu penting
karena perilaku peserta didik terutama ditentukan oleh
external reward, bukan oleh intrinsic motivation. Yang lebih
penting ialah adanya respon-respon yang benar terhadap
stimulus.
4. Ulangan yang teratur perlu, sebagai umpan balik guru,
apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai atau belum.
5. Peserta didik yang sudah dapat belajar dengan baik, segera
diarahkan.
6. Situasi belajar dibuat mirip dengan kehidupan nyata dalam
masyarakat sebagnyak mungkin, sehigga dapat terjaidi
transfer dari dalam kelas ke lingkungan luar kelas.
19
7. Materi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
harus digunakan di luar sekolah, dan dalam kehidupan
sehari-hari.
8. Apabila guru memberi masalah yang sulit, melebihi
kemampuan peserta didik, tidak akan meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam memecahkna
permasalahannya.
b. Teori Belajar Classical Conditioning
Classical Conditioning atau kodisioning klasik, ditemukan oleh
Ivan P. Pavlov, seorang ahli fisiologi Rusia. Waktu Pavlov melakukan
proses pencernaan ada anjing melihat daging, atau mendengar langkah
kaki majikannya mendekat. Berdasarkan penemuan ini, Pavlov
mengadakan eksperimen di laboratorium, dengan cara sebagai berikut:
Anjing yang telah dioperasi kelenjar ludahnya, supaya diukur sekresi
ludahnya, kemudian dilaparkan. Setelah itu bel dibunyikan selama 30
detik, kemudian tepung daging diberikan kepada anjing. Pada saat bel
dibunyikan, anjing tidak mengeluarkan air liur, tetapi pada saat daging
didekatkan, anjing mengeluarkan air liur. Percobaan ini dilakukan
berulang-ulang dengan jarak 15 menit. Setelah diulang sampai 32 kali,
baru mendenar bel, anjing sudah mengeluarkan air liur. Setelah daging
diberika kepada anjing, keluarnya air liur bertambah banyak.
Berdasarkan eksperimen ini, Pavlov memberi nama stimulus dan
respon sebagai berikut :
20
1) Daging dapat menimbulkan keluarnya air liur,pada anjing disebut
perangsang tak bersyarat, perangsang tak wajar, perangsang alami,
atau unconditioned stimulus (US). Disebut demikian karena
memang sudah sewajarnya kalau daging dapat merangsang anjing.
2) Air liur yang keluar karena anjing melihat daging atau mencium
bau daginmg, disebut respon tak bersyarat, unconditioned respons
(UR), respon alami, respon wajar.
3) Bunyi bel yang menyebabkan anjing mengeluarkan air liur, disebut
conditioning stimulus (CS), perangsang tak wajar, perangsang tak
alami, perangsang bersyarat.
4) Air liur yang keluar karena anjing mendengar bel, disebut respon
bersyarat conditioning respons (CR), respon tak wajar, respon tak
alami.
Penerapan teori conditioning dalam belajar. Jika mata pelajaran
termasuk CS sikap guru termasuk US, dan respon peserta didik
termasuk UR atau CR, maka akan terjadi hal sebagai berikut:
1) Mata pelajaran Bahasa Indonesia (CS) + guru yang baik (US)
peserta didik mempunyai respon positif (UR), yang berarti peserta
didik senang pada cara guru mengajar Bahasa Indonesia dengan
baik. Jika hal ini dilakukan dengan berkali-kali, maka akan terjadi:
mata pelajaran Bahasa Indonesia (CS) peserta didik mempunyai
respon positif terhadap mata pelajaran Mate-matika (CR).
21
2) Mate-matika (CS) + guru otoriter (US) respon peserta didik negatif
(UR). Jika hal ini dilakukan berkali-kali maka akan terjadi hal
sebagai berikut: mata pelajaran Bahasa Indonesia (CS) respon
peserta didik terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia negatif
(CR).
c. Teori Belajar Descriptive Behaviorism atau Operant Conditioning
Tokoh dari teori ini bernama Burrhus Frederic Skinner, dan lebih
terkenal dipanggil Skinner. Seperti Pavlov, Skinner memikirkan
tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang dengan respon,
tetapi Skinner memikirkan tingkah laku sebagai hubungan antara
perangsang dengan respon, tetapi Skinner membedakan dua macam
respon yaitu:
1) Respon yang ditimbulkan oleh perangsang tertentu dan disebut
respondent respons. Jadi respon ini timbul karena didahulu
perangsang tertentu. Perangsang seperti ini disebut eleciting
stimuli, dan hanya menimbulkan respon secara relatif menetap.
Misalnya makanan hanya dapat menyebabkan keluarnya air liur.
2) Respon yang timbul dan berkembang diiukuti oleh perangsang-
perangsang tertentu. Respon seperti ini disebut operant respons
atau instrumental respon. Perangsangnya disebut reinforce, karena
perangsang tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan oleh
organisme. Fokus teori Skinner pada jenis operant respon sehingga
teori belajarnya disebut teori belajar operant conditioning.
22
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: dalam
laboratorium, Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan,
dalam kotak yang disebut “Skinner box”, yang sudah dilengkapi
dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat pemberi makanan,
penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai
yang dapat dialiri listrik.
Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha
keluar untuk mencari makan. Selama tikus bergerak kesana-kemari
untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol.
Banyaknya penekan persatuan waktu dihitung sebagai tingkah
operant penekan, sebelum terbentuk operant conditioning.
Keadaan ini disebut garis dasar (base line), atau level operant. Pada
saat itu belum ada makan yang jatuh ditempat penampungan
makanan. Selanjutnya langkah-langkah eksperimen dilakukan
sebagai berikut:
a) Waktu tikus jauh dari tempat makanan, eksperimenter
menjatuhkan makanan pada penampung makanan dan tikus
memakannya.
b) Eksperimenter menjatuhkan makanan, setelah tikus bergerak
kian kemari.
c) Eksperimenter menjatuhkan makanan, setelah tikus mendekati
tombol.
23
d) Setelah tikus menginjak tombol, baru ada makanan yang jatuh
dipenampungan makanan.
e) Setiap tikus menginjak tombol, ada makanan yang jatuh
dipenampungan makanan. Makin lama tikus makin sering
menginjak tombol.
Teori-teori Skinner dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1. Hasil belajar harus segera diberitahuakan kepada peserta
didik, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang mengajar.
3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas
sendiri.
5. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman.
6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan
sebaiknya hadiah diberikan dengan menggunakan jadwal.
Sebagai ilustrasi, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
menghendaki agar siswa di dalam satu kelas mendapat nilai
ulangan di atas kriteria ketuntasan minimal (65). Upaya yang
dilakukan oleh guru sebelum membagikan soal ulangan (tes), yakni
ia memberi motivasi terlebih dahulu kepada peserta didik agar
mereka merasa bersemangat pada saat mengerjakan tes tersebut.
24
Selain itu, guru juga berjanji akan memberi hadiah (reward)
kepada tiga siswa yang memperoleh nilai tertinggi. Hal ini tentu
saja akan membuat peserta didik merasa ingin bersaing mendapat
hasil ulangan yang maksimal di dalam kelasnya.
3. Pemberian Reward dalam Pembelajaran
a. Pengertian Reward
Reward (ganjaran) merupakan suatu bentuk teori penguatan positif
yang bersumber dari teori Behavioristik. Ganjaran menurut bahasa,
berasal dari bahasa inggris reward yang berarti penghargaan atau
hadiah. Sedangkan reward menurut istilah ada beberapa hal,
diantaranya : Menurut Ngalim Purwanto reward adalah alat untuk
mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena
perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Menurut Syaiful
Bahri Djamarah menjelaskan bahwa reward adalah salah satu alat
pendidikan. Sebagai alat yang mempunyai arti penting dalam
pembinaan watak anak didik.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa reward
adalah segala sesuatu yang berupa penghargaan yang menyenangkan
perasaan yang diberikan kepada siswa karena hasil baik dalam proses
pendidikannya dengan tujuan agar senantiasa melakukan pekerjaan
yang positif, terpuji, dan membanggakan.
Peranan reward dalam proses pengajaran cukup penting terutama
sebagai faktor eksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan
25
perilaku siswa. Hal ini berdasarkan atas berbagai pertimbangan logis,
diantaranya reward ini dapat menimbulkan motivasi belajar siswa dan
dapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan siswa. Manusia
selalu mempunyai cita-cita, harapan, dan keinginan.Inilah yang
dimanfaatkan oleh metode reward. Maka dengan metode ini seseorang
mengerjakan perbuatan baik atau mencapai suatu prestasi yang tertentu
diberikan suatu reward yang menarik sebagai imbalan.
Reward merupakan alat pendidikan yang mudah dilaksanakan dan
sangat menyenangkan bagi para siswa. Maka dari itu, reward dalam
suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan kebenarannya demi
meningkatkan motivasi belajar bagi siswa. Maksud dari pendidik
memberikan reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih
giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang
telah dicapainya, dengan kata lain siswa menjadi lebih keras
kemauannya untuk belajar lebih baik.
Jadi, diharapkan dengan adanya metode pemberian (reward) siswa
akan lebih giat belajar dan termotivasi untuk selalu berusaha menjadi
yang terbaik di dalam kelas sehingga mencapai hasil belajar yang
maksimal.
b. Prinsip-prinsip Reward
Dalam pemberian reward ada prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan oleh orang tua maupun guru. Prinsip-prinsip itu menurut
Lukman bin Ma’sa adalah sebagai berikut:
26
1) Penilaian berdasarkan perilaku dan pelaku
2) Pemberian reward harus ada batasnya
3) Reward berupa perhatian
4) Dimusyawarahkan kesepakatannya
5) Distandarkan pada proses, bukan hasil.
Guru harus memiliki tahapan dari yang sifatnya reward ringan
(pujian) sampai reward yang sifatnya materi, dan juga memiliki
batasan dalam pemberian reward agar siswanya tidak beranggapan
bahwa reward itu adalah upah bagi mereka yang telah berbuat baik
atau berprestasi di dalam kelas.
c. Tujuan Reward
Secara garis besar, tujuan reward adalah :
1) Menarik (Attract)
Pemberian reward harus mampu menarik minat peserta didik
sehingga ia mampu mengeluarkan segala kompetensi yang
dimilikinya.
2) Mempertahankan (Retain)
Reward juga bertujuan untuk memberi dorongan kepada siswa
yang berprestasi untuk dapat tetap mempertahankan prestasi yang
sudah diraih di sekolah atau di kelas.
3) Memotivasi (Motivate)
27
Sistem reward yang baik harus mampu meningkatkan motivasi
peserta didik untuk mencapai prestasi yang jauh lebih maksimal.
Mengenai masalah reward, peneliti membahas tentang tujuan
yang harus dicapai dalam pemberian reward. Hal ini dimaksudkan,
agar dalam berbuat sesuatu bukan karena perbuatan semata-mata,
namun ada sesuatu yang harus dicapai dengan perbuatannya, karena
dengan adanya bertujuan akan memberi arah dalam melangkah.
Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian reward adalah untuk
lebih mengembangkan dan mengoptimalkan motivasi yang bersifat
intrinsik dan motivasi ektrinsik, dalam artian siswa melakukan suatu
perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari kesadaran siswa itu sendiri.
Dengan adanya reward, diharapkan dapat membangun suatu hubungan
yang positif antara guru dan siswa, karena reward itu adalah bagian
daripada penjelmaan dari rasa cinta kasih sayang seorang guru kepada
siswanya.
d. Jenis-jenis Pemberian Reward
Reward adalah metode yang bersifat positif terhadap proses
pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Reward
yang diberikan kepada siswa ada berbagai macam bentuk. Menurut Ag
Soejono,pada garis besarnya terbagi empat macam, yaitu:
1) Pujian
28
Pujian adalah satu bentuk ganjaran yang paling mudah
dilaksanakan. Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus
sekali dan sebagainya, tetapi dapat juga berupa kata-kata yang
bersifat sugestif. Di samping berupa kata-kata, pujian dapat pula
berupa isyarat-isyarat atau pertanda-pertanda. Misalnya dengan
menunjukkan ibu jari (jempol), dengan menepuk bahu anak,
dengan tepuk tangan dan sebagainya.
2) Penghormatan
Ganjaran berupa penghormatan dapat berbentuk dua macam, yaitu:
Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang
mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan di hadapan
teman-temannya, dapat juga di hadapan teman-temannya sekelas,
teman-teman sesekolah, atau mungkin juga di hadapan para teman
dan para orang tua murid; Kedua, penghormatan berbentuk
pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu, misalnya kepada
anak yang berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit, disuruh
mengerjakannya di papan tulis untuk dicontoh teman-temannya.
Anak yang rajin diserahi wewenang/tugas untuk mengurusi
perpustakaan sekolah. Anak-anak yang senang bekerja diberi tugas
untuk membantu guru memelihara alat-alat pelajaran, dan
sebagainya.
3) Hadiah (reward)
29
Hadiah yang dimaksud di sini adalah ganjaran yang berbentuk
pemberian baik dari segi barang maupun meteri.
4) Tanda Penghargaan
Jika hadiah merupakan ganjaran berupa barang, maka tanda
penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai
dari segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut seperti halnya
hadiah, melainkan tanda penghargaan dinilai dari segi "kesan" atau
"nilai kenangannya". Oleh karena itu, ganjaran berupa tanda
penghargaan disebut juga ganjaran simbolis. Ganjaran simbolis
dapat berupa surat-surat tanda penghargaan, surat tanda jasa,
sertifikat, piala dan sebagainya. Tanda penghargaan yang diperoleh
anak akan merupakan sumber pendorong bagi perkembangan anak
selanjutnya.
Pada penelitian ini, peneliti lebih fokus pada penerapan
metode pemberian hadiah di dalam kelas baik dari segi barang
maupun meteri. Contohnya yaitu, pemberian bingkisan, buku
bermanfaat, makan bersama, nonton bersama, dan sebagainya.
e. Kelebihan Metode Pemberian Reward
1) Memicu siswa untuk berkompetisi.
2) Memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa anak didik
untuk melakukan perbuatan yang positif dan bersikap progresif.
3) Memotivasi belajar siswa dapat tumbuh dan berkembang secara
maksimal.
30
4) Dapat menjadi pendorong bagi anak-anak didik lainnya untuk
mengikuti anak yang telah memperoleh pujian dari gurunya; baik
dalam tingkah laku, sopan santun ataupun semangat dan
motivasinya dalam berbuat yang lebih baik. Proses ini sangat besar
kontribusinya dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan.
f. Kekurangan Metode Pemberian Reward
1) Terkadang dapat menjadi beban pisikologis tersendiri bagi siswa
pemalas dan miliki mental lemah.
2) Pada umumnya terfokus pada siswa yang aktif.
3) Dapat menimbulkan dampak negatif apabila guru melakukannya
secara berlebihan, sehingga siswa menjadi merasa bahwa dirinya
lebih tinggi dari teman-temannya.
4) Membutuhkan biaya tambahan untuk menyiapkan hadiah.
4. Ulangan (Evaluasi) dalam Pembelajaran
a. Defenisi Ulangan
Ulangan atau evaluasi prestasi belajar tentunya tidak asing lagi
ditelinga perserta didik apalagi tenaga pendidik. Menurut KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia), ulangan adalah proses yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara
berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan,
melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan
belajar peserta didik. Sedangkan pengertian ulangan yang terlampir
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional “Ulangan adalah
31
proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan
menentukan keberhasilan belajar peserta didik”.
Selain itu, para ahli mengemukakan pengertian evaluasi prestasi
belajar. Menurut Ratumanan (Hamalik, 2011:120), evaluasi prestasi
belajar dapat dinyatakan sebagai suatu proses sistematika dalam
menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional pembelajaran.
Ralp Tyler (dalam Arikunto, 2011) menyatakan bahwa “Evaluasi
prestasi belajar merupakan sebuh proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya,
mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah
tercapai”.
Senada dengan pengertian-pengertian yang telah dikemukan
sebelumya, dapat ditarik kesimpulan bahwa ulangan atau evaluasi
prrestasi belajar adalah suatu proses sistematika yang mengukur,
menelaah, manafsirkan, dan mempertimbangkan sekaligus
memberikan umpan balik (feed back) untuk mengetahui tingkat
pencapaian terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan serta
digunakan sebagai informasi untuk membuat keputusan
b. Tujuan Ulangan/Evaluasi
Sudijono (Hamalik, 2011:122) menyatakan bahwa secara umum
tujuan evaluasi prestasi belajar adalah untuk: (1) menghimpun bahan-
32
bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf
perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta
didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu; dan (2) mengetahui tingkat efektivitas dari metode-
metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses
pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
Kegiatan evaluasi prestasi belajar juga mempunyai tujuan khusus,
yaitu :
1) Merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan pendidikan
2) Menemukan factor-faktor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program
pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar
atau cara-cara perbaikannya.
c. Prinsip-prinsip Evaluasi Prestasi Belajar
Menurut Daryanto (2011:124), terdapat beberapa prinsip yang
perlu diperhatiakan dalam melakukan evaluasi prestasi belajar, yaitu:
1) Keterpaduan
Tujuan instruksional, materi, metode, pengajaran, serta
evaluasi merupak tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh
dipisahkan. Oleh karena itu, perencanaan evaluasi prestasi
belajarharus ditetapkan pada waktu menyusun suatu pengajaran
33
sehingga dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan
instruksional dan materi pengajaran yang hendak disajikan.
2) Keterlibatan Peserta Didik
Untuk mengetahui sejauh mana peserta didik berhasil
dalam kegiatan belajar-mengajar yang dijalani secara efektif,
peserta didik membutuhkan evaluasi. Penyajian evaluasi oleh guru
merupakan upaya guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik
akan informasi menganai kemajuan dalam program belajar
mengajar.
3) Koherensi
Dalam hal ini, tes ulangan atau evaluasi harus berkaitan dan
sesuai dengan materi pengajaran yang telah diajarkan di dalam
kelas.
4) Pedagogis
Evaluasi dan hasil hendaknya dapat dipakai sebagai alat
motivasi untuk para peserta didik dalam kegiatan belajarnya.
5) Akuntabilitas
Evaluasi belajar dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan,
sehingga dapat diketahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran
yang telah dilakukan.
Dalam merencanakan dan melakukan tes atau evaluasi
kepada siswa, seorang guru hendaknya dan dituntut untuk selalu
34
berpegang pada prinsip-prinsip tersebut. Hal itu dimaksudkan agar
seorang guru dapat bertindak dan berusaha seobjektif mungkin
dalam mengadakan dan memberi nilai dari hasil evaluasi
pembelajaran.
d. Macam-macam Ulangan atau Evaluasi dalam Dunia Pendidikan
Secara garis besar, ulangan di dalam lingkungan sekolah adalah:
1) Ulangan Harian
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik atau siswa setelah
menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
2) Ulangan Tengah Semester (UTS)
Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 sampai 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh
KD pada periode tersebut.
3) Ulangan Akhir Semester (UAS)
Ujian akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir
semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
4) Ulangan Kenaikan Kelas
35
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
diakhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang
menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
5) Ujian Sekolah/Madrasah
Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu
persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang
diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional
dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian
Sekolah/Madrasah.
6) Ujian Nasional (UN)
Ujian nasional adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
36
B. Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat 2 kelas, yaitu kelas eksperimen/
treatment dan kelas kontrol. Kelas eksperimen/treatment adalah kelas yang
diberikan tindakan (reward), sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang tidak
diberikan tindakan (tidak diberi reward). Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui apakah pemberian dan tanpa pemberian reward dapat
berpengaruh pada ulangan siswa kelas VII D MTs Negeri 2 Maros.
Reward(x)
Tidak Berpengaruh Berpengaruh
Nilai Ulangan Semester siswa Kelas VII D MTs Negeri 2 Maros
(y)
Kelas Eksperimen/Treatment
(VII D)
Kelas Kontrol(VII C)
37
C. Hipotesis
Dari uraian kerangka pikir di atas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
1) Pemberian rewatd pada pembelajaran Bahasa Indonesia diduga tidak
berpengaruh terhadap peningkatan nilai ulangan semester siswa kelas VII
D MTs Negeri 2 Maros.
2) Pemberian reward pada pembelajaran Bahasa Indonesia diduga
berpengaruh positif terhadap peningkatan nilai ulangan semester siswa
kelas VII D MTs Negeri 2 Maros.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitan
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen (Experimental
Research). Penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya akibat
dari suatu perlakuan/tindakan/treatment yang dikekan pada subjek yang
diteliti. Peneletian ini akan membandingkan 2 kelas yakni kelas
eksperimen (yang diberi reward) dan kelas kontrol (tidak mendapat
reward). Penelitian eksperimen semu (quasy experiment) dalam penelitian
ini dievaluasi atau diterapkan untuk melihat peningkatan nilai ulangan
semester pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Desain Penelitian
Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah Non-Randimize
Control Group Postest Design. Pelaksanaan penelitian ini diperlukan 2
kelompok kelas, yaitu :
a) Kelas eksperimen/treatment adalah kelompok siswa yang dijanjikan
dengan pemberian hadiah (reward).
b) Kelas kontrol adalah kelompok siswa yang tidak dijanjikan hadiah
(reward).
38
39
Tabel 3.1 : Desain Penelitian
Non-Randimize Control Group Postest Design
Kelas Treatment Tes
Eksperimen Pemberian Hadiah (XE) Peningkatan Nilai (Y)
Kontrol Tanpa Pemberian Hadiah (XP) Peningkatan Nilai (Y)
Keterangan :
XE : Treatment yang dilakukan di kelas eksperimen, yaitu penerapan
ulangan dengan pemberian hadiah.
Xp : Treatment yang dilakukan di kelas kontrol, yaitu penerapan ulangan
tanpa pemberian hadiah.
Y : Tes akhir.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 2 Maros, Lingkungan Bonto
Puasa, Kelurahan Adatongeng, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros,
Provinsi Sulawesi Selatan. Tahun Ajaran 2017-2018
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 10 Mei sampai 7 Juli 2018.
40
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini, populasinya adalah siswa-siswi kelas VII
MTs Negeri 2 Maros dengan jumlah siswa sebanyak 124 orang (terdiri
dari 66 laki-laki dan 58 perempuan). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Maros
No. KelasJenis Kelamin
Jumlah Ket.Laki-laki Perempuan
1 VII A 16 16 32
2 VII B 18 13 31
3 VII C 18 14 32
4 VII D 14 15 29
Jumlah 66 58 124
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Sampel adalah meneliti keseluruhan populasi. Suharsimi
Arikunto (1996:117), menegaskan apabila subjek atau populasi
eksperimen kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya, sehingga
eksperimen yang dipakai termasuk model eksperimen populasi.
Dalam penelitian ini, dipakai teknik sampling model quota
sampling, yang terbagi dalam bentuk populasi (kelas-kelas). Dimana dua
41
kelas, satu kelas sebagai kelompok yang tidak diberi perlakuan reward
(kelas VII C, berjumlah 32 siswa) dan satu kelas sebagai kelompok yang
diberi perlakuan reward (kelas VII D, berjumlah 29 siswa). Dengan
demikian, jumlah sampel secara keseluruhan ada 61 siswa.
D. Definisi Operasional Variabel
Sugiyono (2011: 38) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah
segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Arikunto (2006: 118) menyatakan bahwa variabel
adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dari suatu
penelitian.
1. Variabel Independen (Bebas)
Variabel ini merupakan variabel yang memengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah pemberian reward.
2. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah peningkatan nilai ulangan semester siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia yang dinyatakan dengan skor hasil tes.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes atau
soal. Walaupun beberapa tes bersifat deskriptif namun yang dihasilkan pasti
tetap mengarah kepada karakteristik atau kualifikasi dan hasil pengukuran.
42
Tujuan tes ini untuk mengukur pemahaman siswa selama menerima materi di
dalam kelas. Namun, sebelum suatu instrumen digunakan, terlebih dahulu
harus dilakuakan uji coba yang berguna untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas alat ukur instrument tersebut. validitas adalah suatu standar ukuran
yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen sedangkan
reliabilitas adalah pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki
konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan
secara berulang meskipun dengan tempat yang berbeda.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah ujian atau tes.
Teknik ini merupakan salah satu cara untuk mengukur kemampuan seseorang
khususnya siswa. Teknik ini dianggap akurat sehingga banyak tenaga pendidik
yang memilih teknik ini.
Ujian atau tes yang muncul atau diangkat ke dalam ulangan semester
tidak lepas materi-materi yang telah dipelajari siswa. Materi yang diajarkan di
kelas VII selama semester genap terdiri 4 bagian/materi, yaitu; Menjelajahi
Buku Fiksi dan Nonfiksi, Surat Dinas dan Surat Pribadi, Puisi Rakyat, dan
Cerita Fabel.
Soal ulangan yang berupa tes akan dirangkum menjadi 30 butir soal,
terdiri dari 25 soal pilihan ganda dan 5 soal essay atau isian (tergantung pada
kesepakatan guru mata pelajaran). Soal tes inipun tidak langsung serta merta
dibuat oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia, begitupun dengan sistem
atau bobot penilaiannya di MTs Negeri 2 Maros ini, akan tetapi melalui
43
kesepakatan dan keputusan hasil Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
di kabupaten Maros.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengadakan 2 kali tes atau ulangan
untuk kelas VII C dan VII D. Tes awal dilakukan di kelas VII C dan kelas VII
D tanpa dijanji reward, sedangkan tes akhir dilakukan dengan cara salah satu
kelas yang mendapat nilai ketuntasan terendah akan diterapkan atau diberi
perlakuan reward, yakni kelas VII D. Tes awal disebut dengan eksperimen I
(pre-test) dan tes akhir disebut eksperimen II (post-test).
Pre-test dan post-test dilaksanakan dengan waktu yang berbeda. Pre-
test dilakukan sebelum jadwal ulangan semester, sedangkan post-test
dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2018 atau sesuai jadwal ulangan semester
yang telah ditetapkan dan disepakati oleh pihak MTs se-kabupaten Maros.
Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti sebagai
berikut:
1. Peneliti terlebih dahulu menanyakan jadwal ulangan semester kepada guru
mata pelajaran.
2. Peneliti dan guru pengawas bersama-sama mengawasi jalannya proses
ulangan di dalam kelas, baik di kelas eksperimen/treatment maupun kelas
kontrol.
3. Setelah siswa mengumpulkan lembar jawaban, guru pengawas memberi
lembar kerja siswa kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Setelah
itu, guru mata pelajaran atau peneliti segera memeriksa lembar jawaban
siswa (tergantung pada kesepakatan).
44
4. Peneliti mengumpulkan data yang berupa nilai pre-test dan post-test yang
didapatkan setiap siswa, baik siswa pada kelas treatment maupun kelas
kontrol.
5. Setelah peneliti mendapatkan data (nilai) Ulangan Semester siswa, langah
terakhir yang dilakukan peneliti yaitu mengadakan analisis data pada kelas
treatment dan kelas kontrol.
G. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif.
Teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan program Excel Worksheet
dapat memudahkan peneliti dalam membandingkan hasil nilai yang
didapatkan siswa melalui ulangan pre-test dan post-test kelas kontrol (VII C)
maupun kelas eksperimen (VII D).
Selain itu, penggunaan program Excel ini diharap akan memudahkan
peneliti dalam menemukan, menentukan dan menghitung nilai minimal
(terendah), maksimal (tertinggi), rata-rata nilai yang didapatkan dalam satu
kelas, dan persentase siswa yang mendapat nilai tuntas dan tidak tuntas baik
yang diperoleh kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Bab ini memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan dalam Bab III. Paparan
data diperoleh dari pengamatan yang terjadi di lokasi penelitian yakni di MTs
Negeri 2 Maros, lingkungan Bonto Puasa, Kelurahan Adatongeng, Kecamatan
Turikale, Kabupaten Maros dengan melalui tes.
Ulangan semester genap mata pelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan
serentak di kelas VII dan VIII pada tanggal 21 Mei 2018. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik sampling model quota sampling, yang
terbagi dalam bentuk populasi (kelas-kelas).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas. Satu kelas
sebagai kelas kontrol yakni kelompok yang tidak diberi perlakuan reward (VII
C) dan satu kelas sebagai kelas treatment/eksperimen yakni kelompok yang
diberi perlakuan reward (VII D). Kelas kontrol terdiri dari 32 siswa dan kelas
eksperimen terdiri atas 29 siswa.
Sebelum ulangan semester dilaksanakan, guru mata pelajaran terlebih
dahulu mengumumkan di dalam kelas eksperimen bahwa jika ada siswa yang
mendapatkan nilai minimal 85 akan diberi reward, sedangkan di kelas kontrol,
guru mata pelajaran hanya mengarahkan siswa untuk belajar lebih giat karena
akan diadakan ulangan semester kenaikan kelas.
45
46
Materi yang diajarkan di kelas VII selama semester genap terdiri 4
bagian/materi, yaitu; Menjelajahi Buku Fiksi dan Nonfiksi, Surat Dinas dan
Surat Pribadi, Puisi Rakyat, dan Cerita Fabel. Selain itu, tes atau soal yang
muncul tak lepas dari 4 materi yang telah dipelajari selama semester genap.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes. Tes terdiri atas 25 soal
pilihan ganda dan 5 soal essay atau isian. Soal tes inipun tidak langsung serta
merta dibuat oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, begitupun dengan
bobot penilaian di MTs Negeri 2 Maros ini, akan tetapi melalui kesepakatan
dan keputusan hasil Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di Kabupaten
Maros.
Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif. Teknik analisis
kuantitatif dengan menggunakan program Excel Worksheet dapat
memudahkan peneliti dalam membandingkan hasil nilai yang didapatkan
siswa melalui ulangan pre-test dan post-test kelas kontrol (VII C) maupun
kelas eksperimen (VII D).
1. Data Hasil Pre-Test Kelas VII C dan Kelas D
Data ini diperoleh dari tes awal (ulangan tanpa pemberian reward)
yang sudah dilakukan di MTs Negeri 2 Maros.
Tabel 4.1 Data Nilai Hasil Pre-test Kelas VII C
No. Nama Siswa Nilai Pre-Test Ketuntasan
1 M. Saleh 40 Tidak Tuntas
47
2 Miftah Hanief 37 Tidak Tuntas
3 Muh. Alam Saputra 50 Tidak Tuntas
4 Muh. Alif Syawal 48 Tidak Tuntas
5 Muh. Ardiansyah 43 Tidak Tuntas
6 Muh. Rifki 68 Tuntas
7 Muh. Rifkih Afrisal 61 Tidak Tuntas
8 Muh. Aidil Rifkih 81 Tuntas
9 Muh. Alief MS. 31 Tidak Tuntas
10 Muh. Arya Saputra 32 Tidak Tuntas
11 Muh. Chaerul Akram 37 Tidak Tuntas
12 Muh. Fadhil 62 Tidak Tuntas
13 Muh. Fathan Mubarak 16 Tidak Tuntas
14 Ramlan Alamsyah 36 Tidak Tuntas
15 Jumrianti 80 Tuntas
16 Karina Nabila 71 Tuntas
17 Kayla Kanzah Azzahrah 90 Tuntas
18 Latifah Turohmah 82 Tuntas
19 Maulidya Meilani 86 Tuntas
20 Musfira Ariani 58 Tidak Tuntas
21 Musfira Syahrani E. 45 Tidak Tuntas
22 Nur Afni Hidayanti 56 Tidak Tuntas
23 Nur Annisa 64 Tidak Tuntas
48
24 Nur Aulia S. 39 Tidak Tuntas
25 Nur Fadhia Ramadani 44 Tidak Tuntas
26 Nur Fadila 44 Tidak Tuntas
27 Nur Jannah 63 Tidak Tuntas
28 Muh. Zulkifli HY. 29 Tidak Tuntas
29 Muh. Fauzi Ahdi 23 Tidak Tuntas
30 Muzakkir 45 Tidak Tuntas
31 Nasrullah Hasan 65 Tuntas
32 Rifka Adelia 70 Tuntas
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah nilai yang
diperoleh kelas VII C MTs Negeri 2 Maros yaitu 1.696, nilai terendah 16, nilai
tertinggi 90, dan rata-rata nilai di kelas VII C adalah 53.
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test Kelas VII C
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
89 – 100 Sangat Tinggi 1 3.1%
77 – 88 Tinggi 4 12.5%
65 – 76 Sedang 4 12.5%
52 – 64 Rendah 6 18.75%
0 – 51 Sangat Rendah 17 53.15%
49
Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase nilai siswa MTs
Negeri 2 Maros yaitu 17 siswa (53.15%) yang nilainya berada dalam
kategori sangat rendah, 6 siswa (18.75%) yang nilainya berada dalam
kategori rendah, 4 siswa (12.5%) yang nilainya berada dalam kategori
sedang, 4 siswa (12.5%) yang nilainya berada dalam kategori tinggi, dan 1
siswa (3.1%) yang nilainya berada dalam kategori sangat tinggi.
Adapun gambar distribusi frekuensi dan persentase nilai Pre-Test
kelas VII C pada tes ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test Kelas VII C
Setelah hasil tes awal (eksperimen I) siswa dianalisis, maka
persentase nilai siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
17
6 4 41
53.15
18.75
12.5 12.5
3.1
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Frekuensi Persentase (%)
50
Tabel 4.3 Persentase Hasil Nilai Pre-Test Kelas VII C
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 – 64 Tidak Tuntas 23 71.9%
65 – 100 Tuntas 9 28.1%
Jumlah 32 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada eksperimen I, 23 siswa
(71.9%) termasuk dalam kategori tidak tuntas atau nilainya tidak mencapai
kriteria ketuntasan minimal yang sudah ditentukan, dan 9 siswa (28.1%)
termasuk dalam kategori tuntas pada tes ini.
Tabel 4.4 Data Nilai Hasil Pre-Test Kelas VII D
No. Nama Siswa Nilai Pre-Test Ketuntasan
1 Rhesa Saputra Rahmatullah 41 Tidak Tuntas
2 Ridwan 39 Tidak Tuntas
3 Ririn 39 Tidak Tuntas
4 Suandi 32 Tidak Tuntas
5 Supriadi R. 21 Tidak Tuntas
6 Supriadi A. 43 Tidak Tuntas
7 Syahrul Ramadhan 49 Tidak Tuntas
8 Umar 61 Tidak Tuntas
9 Wahyu 50 Tidak Tuntas
51
10 Zacky Syahdan Syarif 51 Tidak Tuntas
11 Nur Ainun Abd. Hasim 19 Tidak Tuntas
12 Risnawati Azis 44 Tidak Tuntas
13 Rosdiana 83 Tuntas
14 Siti Annisa Safa 80 Tuntas
15 Sri Ayu Ningsih 85 Tuntas
16 Sri Devi Putri Yulandari 42 Tidak Tuntas
17 Sri Melinda 67 Tuntas
18 Sri Suci Rahma Dana 73 Tuntas
19 Syahrani Awalia Putri 70 Tuntas
20 Syahwahramadhana 57 Tidak Tuntas
21 Tasya Puspita Sari 60 Tidak Tuntas
22 Wildana 43 Tidak Tuntas
23 Rahmad Rivaldi 39 Tidak Tuntas
24 Raihan Saputra Junaedi 74 Tuntas
25 Riska Ramadani 40 Tidak Tuntas
26 Risna Amelia 55 Tidak Tuntas
27 Reski Syamsuddin 48 Tidak Tuntas
28 Muh. Dostum Karimi 27 Tidak Tuntas
29 Nur Fadillah. S 50 Tidak Tuntas
52
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah nilai yang
diperoleh kelas VII D MTs Negeri 2 Maros yaitu 1.482, nilai terendah 19,
nilai tertinggi 85, dan rata-rata nilai di kelas eksperimen adalah 51.1.
Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test Kelas VII D
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
89 – 100 Sangat Tinggi 0 0%
77 – 88 Tinggi 3 10.4%
65 – 76 Sedang 4 13.8%
52 – 64 Rendah 4 13.8%
0 – 51 Sangat Rendah 18 62.1%
Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase nilai siswa MTs
Negeri 2 Maros yaitu 18 siswa (62.1%) yang nilainya berada dalam
kategori sangat rendah, 4 siswa (13.8%) yang nilainya berada dalam
kategori rendah, 4 siswa (13.8%) yang nilainya berada dalam kategori
sedang, 3 siswa (10.4%) yang nilainya berada dalam kategori tinggi, dan 0
siswa (0 %) yang nilainya berada dalam kategori sangat tinggi.
Adapun gambar distribusi frekuensi dan persentase nilai pre-test
kelas VII D pada tes ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
53
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test Kelas VII D
Setelah hasil tes awal (eksperimen I) siswa dianalisis, maka persentase
nilai siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6 Persentase Hasil Nilai Pre-Test Kelas VII D
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 – 64 Tidak Tuntas 22 75.9%
65 – 100 Tuntas 7 24.1%
Jumlah 29 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada eksperimen I, 22 siswa
(75.9%) termasuk dalam kategori tidak tuntas atau nilainya tidak mencapai
kriteria ketuntasan minimal yang sudah ditentukan, dan 7 siswa (24.1 %)
termasuk dalam kategori tuntas.
18
4 4 30
62.1
13.8 13.810.4
00
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Frekuensi Persentase (%)
54
2. Data Hasil Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Data ini diperoleh dari tes ke-II atau tes akhir, yaitu penerapan
ulangan dengan pemberian reward kepada salah satu kelas, yakni kelas
VII D (kelas treatment/eksperimen) yang sudah dilakukan di MTs Negeri
2 Maros.
Tabel 4.7 Data Nilai Hasil Post-Test Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Nilai Post-Test Ketuntasan
1 M. Saleh 55 Tidak Tuntas
2 Miftah Hanief 35 Tidak Tuntas
3 Muh. Alam Saputra 57 Tidak Tuntas
4 Muh. Alif Syawal 42 Tidak Tuntas
5 Muh. Ardiansyah 63 Tidak Tuntas
6 Muh. Rifki 69 Tuntas
7 Muh. Rifkih Afrisal 67 Tuntas
8 Muh. Aidil Rifkih 61 Tidak Tuntas
9 Muh. Alief MS. 28 Tidak Tuntas
10 Muh. Arya Saputra 28 Tidak Tuntas
11 Muh. Chaerul Akram 49 Tidak Tuntas
12 Muh. Fadhil 61 Tidak Tuntas
13 Muh. Fathan Mubarak 7 Tidak Tuntas
14 Ramlan Alamsyah 52 Tidak Tuntas
15 Jumrianti 67 Tuntas
55
16 Karina Nabila 51 Tidak Tuntas
17 Kayla Kanzah Azzahrah 71 Tuntas
18 Latifah Turohmah 66 Tuntas
19 Maulidya Meilani 78 Tuntas
20 Musfira Ariani 58 Tidak Tuntas
21 Musfira Syahrani E. 68 Tuntas
22 Nur Afni Hidayanti 54 Tidak Tuntas
23 Nur Annisa 65 Tuntas
24 Nur Aulia S. 54 Tidak Tuntas
25 Nur Fadhia Ramadani 47 Tidak Tuntas
26 Nur Fadila 54 Tidak Tuntas
27 Nur Jannah 56 Tidak Tuntas
28 Muh. Zulkifli HY. 33 Tidak Tuntas
29 Muh. Fauzi Ahdi 29 Tidak Tuntas
30 Muzakkir 59 Tidak Tuntas
31 Nasrullah Hasan 69 Tuntas
32 Rifka Adelia 76 Tuntas
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah nilai yang
diperoleh kelas kontrol MTs Negeri 2 Maros yaitu 1.729, nilai terendah 7,
nilai tertinggi 78, dan rata-rata nilai di kelas kontrol adalah 54.1.
56
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test Kelas Kontrol
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
89 - 100 Sangat Tinggi 0 0%
77 - 88 Tinggi 1 3.13%
65 - 76 Sedang 9 28.12%
52 - 64 Rendah 12 37.5%
0 – 51 Sangat Rendah 10 31.25%
Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase nilai siswa MTs
Negeri 2 Maros yaitu 10 siswa (31.25%) yang nilainya berada dalam
kategori sangat rendah, 12 siswa (37.5%) yang nilainya berada dalam
kategori rendah, dan 9 siswa (28.12%) yang nilainya berada dalam
kategori sedang, 1 siswa (3.13%) yang nilainya berada dalam kategori
tinggi, dan 0 siswa (0%) yang nilainya berada dalam kategori sangat
tinggi.
Adapun gambar distribusi frekuensi dan persentase nilai post-test
kelas kontrol pada tes akhir dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
57
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test Kelas Kontrol
Setelah hasil tes akhir (eksperimen II) siswa dianalisis, maka persentase
nilai siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.9 Persentase Hasil Nilai Post-Test Kelas Kontrol
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 – 64 Tidak Tuntas 22 68,75%
65 – 100 Tuntas 10 31,25%
Jumlah 32 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada eksperimen II, 22 siswa
(68.75%) termasuk dalam kategori tidak tuntas nilai ulangan semesternya,
dan 10 siswa (31.25%) termasuk dalam kategori tuntas nilai ulangan
semesternya.
1012
9
1 0
31.25
37.5
28.12
3.130
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Frekuensi Persentase (%)
58
Tabel 4.10 Data Nilai Hasil Post-Test Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Nilai Post-Test Ketuntasan
1 Rhesa Saputra Rahmatullah 68 Tuntas
2 Ridwan 55 Tidak Tuntas
3 Ririn 53 Tidak Tuntas
4 Suandi 65 Tuntas
5 Supriadi R. 33 Tidak Tuntas
6 Supriadi A. 65 Tuntas
7 Syahrul Ramadhan 56 Tidak Tuntas
8 Umar 60 Tidak Tuntas
9 Wahyu 83 Tuntas
10 Zacky Syahdan Syarif 63 Tidak Tuntas
11 Nur Ainun Abd. Hasim 30 Tidak Tuntas
12 Risnawati Azis 76 Tuntas
13 Rosdiana 84 Tuntas
14 Siti Annisa Safa 87 Tuntas
15 Sri Ayu Ningsih 84 Tuntas
16 Sri Devi Putri Yulandari 46 Tidak Tuntas
17 Sri Melinda 73 Tuntas
18 Sri Suci Rahma Dana 79 Tuntas
19 Syahrani Awalia Putri 84 Tuntas
20 Syahwahramadhana 80 Tuntas
59
21 Tasya Puspita Sari 83 Tuntas
22 Wildana 51 Tidak Tuntas
23 Rahmad Rivaldi 51 Tidak Tuntas
24 Raihan Saputra Junaedi 90 Tuntas
25 Riska Ramadani 53 Tidak Tuntas
26 Risna Amelia 61 Tidak Tuntas
27 Reski Syamsuddin 81 Tuntas
28 Muh. Dostum Karimi 61 Tidak Tuntas
29 Nur Fadillah. S 38 Tidak Tuntas
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah nilai yang
diperoleh kelas eksperimen MTs Negeri 2 Maros yaitu 1.893, nilai terendah
30, nilai tertinggi 90, dan rata-rata nilai di kelas eksperimen adalah 65.3.
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test Kelas
Eksperimen
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
89 – 100 Sangat Tinggi 1 3.4%
77 – 88 Tinggi 9 31.1%
65 – 76 Sedang 5 17.2%
52 – 64 Rendah 8 27.6%
0 – 51 Sangat Rendah 6 20.7%
60
Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase nilai siswa MTs
Negeri 2 Maros yaitu 6 siswa (20.7%) yang nilainya berada dalam kategori
sangat rendah, 8 siswa (27.6%) yang nilainya berada dalam kategori
rendah, 5 siswa (17.2%) yang nilainya berada dalam kategori sedang, 9
siswa (31.1%) yang nilainya berada dalam kategori tinggi, dan 1 siswa
(3.4%) yang nilainya berada dalam kategori sangat tinggi.
Adapun gambar distribusi frekuensi dan persentase nilai post-test
kelas eksperimen pada tes akhir dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test Kelas
Eksperimen
Setelah hasil tes akhir (eksperimen II) siswa dianalisis, maka
persentase nilai siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
68
5
9
1
20.7
27.6
17.2
31.1
3.4
0
5
10
15
20
25
30
35
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Frekuensi Persentase (%)
61
Tabel 4. 12 Persentase Hasil Nilai Post-Test Kelas Eksperimen
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 – 64 Tidak Tuntas 14 48.3%
65 – 100 Tuntas 15 51.7%
Jumlah 29 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada eksperimen II, 14 siswa
(48.3%) termasuk dalam kategori tidak tuntas, atau nilainya tidak
mencapai kriteria ketuntasan minimal yang sudah ditentukan, dan 15 siswa
(51.7%) termasuk dalam kategori tuntas.
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif sebelum dan sesudah
diterapkannya pemberian reward, dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya pemberian reward dapat berpengaruh positif pada hasil belajar
siswa MTs Negeri 2 Maros khususnya kelas VII D, hal ini dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.13 Hasil Analisis Kuantitatif Sebelum dan Sesudah diterapkannya
Reward
No Tes KelasPeningkatan Nilai pada setiap Tes/ Eksperimen
Tidak Tuntas Tuntas Rata-rata
1 Eksperimen I (Pre-Test)VII C 23 9 53
VII D 22 7 51.1
62
2 Eksperimen II (Post-Test)VII C 22 10 54.1
VII D 14 15 65.3
Sumber: Data Pre-Tes dan Post-Test
Tabel di atas menunjukkan bahwa dengan adanya pemberian reward dapat
memberi pengaruh yang signifikan kepada hasil belajar siswa setelah dua kali
dilaksanakan eksperimen di MTs Negeri 2 Maros khususnya kelas VII D. Pada
Eksperimen I, nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen/treatment (VII D)
yakni 51.1 dan setelah guru mata pelajaran menerapkan metode pemberian
reward di dalam kelas (eksperimen II), nilai rata-rata yang diperoleh kelas
eksperimen/ treatment (VII D) meningkat menjadi 65.3. Adapun gambar
distribusi frekuensi dan persentase pengaruh hasil belajar siswa sebelum dan
setelah pemberian reward dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Tabel 4.14 Diagram Pengaruh Pemberian Reward dalam Peningkatan Nilai
Ulangan Semester Siswa MTs Negeri 2 Maros
22
14
7
15
51.1
65.3
0
10
20
30
40
50
60
70
Eksperimen I (Pre-Tes) Eksperimen II (Post-Tes)
Tidak Tuntas Tuntas Rata-rata
63
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan dua kali tes atau ulangan di
MTs Negeri 2 Maros di kelas VII C dan VII D. Tes awal dilakukan di kelas
VII C dan kelas VII D tanpa diterapkan reward, sedangkan tes akhir dilakukan
dengan cara salah satu kelas yang mendapat nilai ketuntasan terendah akan
diterapkan atau diberi perlakuan reward. Tes awal disebut dengan eksperimen
I (pre-test) dan tes akhir disebut eksperimen II (post-test).
Pada pelaksanaan eksperimen I, nilai rata-rata kelas VII C adalah 53,
terdapat 9 siswa atau 28.1% memperoleh nilai tuntas dan 23 siswa atau sekitar
71.9% yang mendapat nilai tidak tuntas (tidak mencapai nilai KKM),
sedangkan pada kelas VII D, nilai rata-rata yang diperoleh adalah 51.1,
terdapat 7 siswa atau hanya 24.1% memperoleh nilai tuntas dan 22 atau 75.9%
siswa yang mendapat nilai tidak tuntas (tidak mencapai nilai KKM).
Berdasarkan data yang diperoleh dari tes eksperimen I, terlihat perbedaan
tingkat ketuntasan hasil tes, kelas VII C memperoleh tingkat ketuntasan
28.1%, sedangkan kelas VII D tingkat ketuntasan hanya mencapai 24.1%.
Dengan hasil tes eksperimen I yang telah didapatkan peneliti di lapangan,
peneliti akan melanjutkan eksperimen II yakni dengan menerapkan metode
pemberian reward di kelas VII D.
Pada pelaksanaan eksperimen II, peneliti bersama guru mata pelajaran
menetapkan kelas VII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai
kelas kontrol. Kelas VII D dijadikan kelas penerapan reward karena pada
eksperimen I tingkat ketuntasan yang diperoleh sangat rendah.
64
Pada pelaksanaan eksperimen II, nilai rata-rata kelas kontrol adalah 54.1,
terdapat 10 siswa atau 31.25% memperoleh nilai tuntas dan 22 siswa atau
sekitar 68.75% yang mendapat nilai tidak tuntas (tidak mencapai nilai KKM),
sedangkan pada kelas eksperimen, nilai rata-rata yang diperoleh adalah 65.3,
terdapat 15 siswa atau 51.7% memperoleh nilai tuntas dan hanya 14 atau
48.3% siswa yang mendapat nilai tidak tuntas (tidak mencapai nilai KKM).
Dengan pelaksanaan tes dan hasil tes terakhir, tingkat ketuntasan
pencapaian nilai ketuntasan minimal kelas kontrol (VII C) pada eksperimen I
dan II tidak terlalu jauh berbeda, yakni dari 9 siswa (28.1%) menjadi 10 siswa
(31.25%), sedangkan tingkat ketuntasan pencapaian nilai ketuntasan minimal
kelas eksperimen (VII D) pada eksperimen I dan II terjadi perubahan yang
sangat signifikan dan positif yakni dari 7 siswa (24.1%) yang tuntas
meningkat menjadi 15 siswa (51.7%).
Berdasarkan hasil eksperimen I dan eksperimen II yang telah ditemukan
dan dipaparkan peneliti di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian
reward pada pembelajaran Bahasa Indonesia dapat berpengaruh positif
terhadap peningkatan nilai ulangan semester siswa kelas VII D MTs Negeri 2
Maros.
65
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil eksperimen I (pre-tes) dan eksperimen II (post-tes) yang
telah dilakukan di MTs Negeri 2 Maros, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan pemberian atau penerapan reward pada pembelajaran Bahasa
Indonesia berpengaruh sangat positif terhadap peningkatan nilai ulangan
semester siswa pada kelas eksperimen (VII D). Hal ini dapat dilihat dan
dibuktikan dari hasil akhir pre-test dan post-test di MTs Negeri 2 Maros mulai
dari tes eksperimen I dan tes eksperimen II.
B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian yang telah diuraikan, dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, penerapan pemberian reward dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar, keaktifan, dan
motivasi belajar siswa di dalam kelas.
2. Bagi guru, diharap dapat menerapkan metode pemberian reward dalam
mata pelajaran lain.
3. Setiap guru hendaknya selalu mencoba untuk berinovasi, dan berkreasi
dalam rangka peningkatan kualitas belajar mengajar dan hasil belajar
siswa.
65
66
4. Guru sebaiknya mengelola kelas sedemikian rupa sehingga para siswa
dapat mengikuti kegiatan belajar dengan gembira dan tidak terkesan
membosankan.
5. Penerapan atau pemberian reward dapat lebih menarik perhatian siswa,
sehingga akan menumbuhkan minat belajar siswa, keaktifan, kreatifitas,
dan meningkatkan rasa percaya diri di dalam kelas, sehingga dapat
membawa dampak yang sangat positif pada hasil belajar siswa.
6. Bagi peneliti lain, hendaknya dapat melakukan penelitian mengenai
pengaruh metode pemberian reward dengan fokus penelitian yang
berbeda. Metode dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
dalam melakukan penelitian sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, Johar. 2014. Mengupas Kedahsyatan 340 Fungsi Terapan Microsoft Excel 2016. Jakarta: PT. Elex Media Komputerindo.
Ali Imron. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Andriani, Susi. 2013. Penerapan Reward Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS kelas III A di MIN Tempel Ngaglik Sleman. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Amri, S. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Aksara. Amri, S. (2013). Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Crow, Alice dan Crow, Lester D. 1984. Psikologi Pendidikan. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Cecco dkk. 1977. The Psychology of Learning and Instruction. London: Kogan Page.
Chaplin. J.P. 2014. Motivatons by Reward. London : Kogan Page.
Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. 1994. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia. Dihimpun oleh Mien A. Rifai. Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikti, Ditbinlitabnas.
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Donald. 2011. Motivation is an Energy. New York: Prentice Hall.
Gandjar, dkk. 1988. Petunjuk Teknis Penyusunan Skripsi Sarjana Biologi FMIPA ill. Jakarta: Jurusan Biologi FMIPA UI.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hartono. 2010. Analisis Item Instrument. Bandung: Nusa Media.
https://endang965.wordpress.com/peraturan-diknas/standar-penilaian. Diakses 15 Januari 2018.
http://makalah-pedia.blogspot.com/2015/06/contoh-skripsi-pengaruh-pemberian.html. Diakses 23 Januari 2018.
https://lenterakecil.com/penilaian-pre-test-dan-post-test/. Diakses 24 Juni 2018.
http://www.bernas.id/amp/58242-metode-pemberian-hadiah-rewards-dan-pemberian-hukuman-punishment-sering-anda-gunakan-inilah-prinsip-kelebihan-dan-kekurangannya.html. Diakses 2 Juli 2018
http://makalah-listanti.blogspot.com/2012/01/hadiah-reward-dan-hukuman-punishment.html. Diakses 2 Juli 2018
http://missdzaa.blogspot.com/2009/01/penerapan-hukuman-dan-ganjaran-dalam.html. Diakses 2 Juli 2018
Hasbullah. (2005). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Kasbolah, dkk. 1990. Pedoman Penyusunan Skripsi. Malang: OPF IKIP MALANG.
Lu, dkk. 2013. Effect of Reward and Punishment on Conflict Processing: Same or Different?. London : Kogan Page.
Musliadi, KH. 2014. Secret Fungsi dan Formula pada Excel 2013. Yogyakarta: ANDI.
Persada. Sardiman AM. (2011). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Ratumanan, Tanwey Gerson. 2003. Pengaruh Model Pembelajaran dan Gaya Kognitif terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Dasar,Vol.5, No.1.
Ratumanan, G. dan Laurens, Th. (2011). Penilaian Hasil Belajar Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Edisi ke-2. Unesa University Press.
Rahman, Maulana. 2013. Peningkatan Hasil Keterampilan Berbicara melalui Pendekatan Keterampilan Proses Siswa Kelas IV. Makassar: Pustaka Ceria.
Rahman, Deti Deswati. 2012. Pengaruh Pemberian Ganjaran (Reward) dan Hukuman (Punishment) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SMP Terpadu Fataha Kecamatan Tualang Kabupaten Siak. Riau: Penerbit Sinar Baru.
Rimang, Siti Suwadah. 2015. Abadikan Dirimu menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Lentera Kreasindo.
Sudjana, Nana. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar-mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
. 1988. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah: Makalah-Skripsi-Tesis-Disertasi. Bandung: Penerbit Sinar Baru.
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Setyosari, Punaji. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangannya. Edisi ke-2. Jakarta: Kencana 2012.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Siregar, S. (2013). Statistika Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual dan SPSS dan Aplikasi SPSS 17. Jakarta: Rienika Cipta.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sovia, Nelly. 2017. Pengaruh Pemberian Reward dan Punishment oleh Guru Minat Belajar, Disiplin Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 2 Sawahlunto. Sumatera Barat: Prenada Media Group.
Uno, Hamzah. 2009. Metodologi Penenlitian Data Kuantitatif dan Kualitatif.Jogyakarta: Dian Setiani Ningsih.
.2006. Perencanaan Pembelajaran. Gorontalo: Bumi Aksara.
Waridah, Ernawati. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Ruang Kata.
LAMPIRAN 1
Lampiran 1. Daftar Hadir Siswa
DAFTAR HADIR SISWA KELAS VII CEKSPERIMEN I (PRE-TEST) DAN EKSPERIMEN II (POST-TEST)
MTs NEGERI 2 MAROSNo Nama Siswa Pre-Test Post-Test1 M. Saleh √ √2 Miftah Hanief √ √3 Muh. Alam Saputra √ √4 Muh. Alif Syawal √ √5 Muh. Ardiansyah √ √6 Muh. Rifki √ √7 Muh. Rifkih Afrisal √ √8 Muh. Aidil Rifkih √ √9 Muh. Alief MS. √ √10 Muh. Arya Saputra √ √11 Muh. Chaerul Akram √ √12 Muh. Fadhil √ √13 Muh. Fathan Mubarak √ √14 Ramlan Alamsyah √ √15 Jumrianti √ √16 Karina Nabila √ √17 Kayla Kanzah Azzahrah √ √18 Latifah Turohmah √ √19 Maulidya Meilani √ √20 Musfira Ariani √ √21 Musfira Syahrani E. √ √22 Nur Afni Hidayanti √ √23 Nur Annisa √ √24 Nur Aulia S. √ √25 Nur Fadhia Ramadani √ √26 Nur Fadila √ √27 Nur Jannah √ √28 Muh. Zulkifli HY. √ √29 Muh. Fauzi Ahdi √ √30 Muzakkir √ √31 Nasrullah Hasan √ √32 Rifka Adelia √ √
Maros, Juni 2018Guru Mata Pelajaran Peneliti
Ridwan, S.Pd. ArwindaNIP. 19741001201412 1 001 NIM. 10533764014
DAFTAR HADIR SISWA KELAS VII DEKSPERIMEN I (PRE-TEST) DAN EKSPERIMEN II (POST-TEST)
MTs NEGERI 2 MAROSNo Nama Siswa Pre-Test Post-Test1 Rhesa Saputra Rahmatullah √ √2 Ridwan √ √3 Ririn √ √4 Suandi √ √5 Supriadi R. √ √6 Supriadi A. √ √7 Syahrul Ramadhan √ √8 Umar √ √9 Wahyu √ √10 Zacky Syahdan Syarif √ √11 Nur Ainun Abd. Hasim √ √12 Risnawati Azis √ √13 Rosdiana √ √14 Siti Annisa Safa √ √15 Sri Ayu Ningsih √ √16 Sri Devi Putri Yulandari √ √17 Sri Melinda √ √18 Sri Suci Rahma Dana √ √19 Syahrani Awalia Putri √ √20 Syahwahramadhana √ √21 Tasya Puspita Sari √ √22 Wildana √ √23 Rahmad Rivaldi √ √24 Raihan Saputra Junaedi √ √25 Riska Ramadani √ √26 Risna Amelia √ √27 Reski Syamsuddin √ √28 Muh. Dostum Karimi √ √29 Nur Fadillah. S √ √
Maros, Juni 2018Guru Mata Pelajaran Peneliti
Ridwan, S.Pd. ArwindaNIP. 19741001201412 1 001 NIM. 10533764014
LAMPIRAN 2
Lampiran 2 : Instrumen Penelitian
Eksperimen I (Pre-test)
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN MAROSMADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 MAROS
TAHUN PELAJARAN 2017/2018Alamat Jln. Poros Makassar-Maros KM. 27 Kab. Maros
MATA PELAJARAN :Bhs. Indonesia NAMA :KELAS :VII HARI/TANGGAL :
A. PILIHAN GANDAJawalah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Perbaikan penggunaan bahasa pada bagian alamat tujuan surat resmi di atas yang tepat adalah ……a. Menghilangkan kata jalanb. Menghilangkan kata maros
c. Menghilangkan kata bapakd. Menambah kata yang terhormat
2. Kalimat pembuka surat dinas yang tepat di bawah ini adalah ….a. Dengan hormatb. Dengan Hormat,
c. Dengan hormat,d. dengan hormat
3. Unsur buku non fiksi adalah ….a. Sistematikab. Alur
c. Temad. Tokoh
4. Yang merupakan kata berima pada pantun di atas adalah ….a. Ikan-dimakanb. Kiri-diri
c. Kiri-orangd. Baik-baik
5. Nilai moral dari pantun di atas adalah ….a. Katak hijau melompatb. Kita harus dapat menyesuaikan diri dimanapun kita beradac. Pergi merantaud. Membawa diri ke perantauan
Bapak BaharuddinJln. Nusa IdamanMaros
Ikan nila dimakan berang-berangKatak hijau melompat ke kiriJika berada dirantau orangBaik-baik menjaga diri
Kota Sampit di KalimantanKota Makassar di SulawesiTeruslah berusaha jadi […]Raihlah cita raih prestasi
6. Kalimat pada baris kedua pantun di atas yang tepat adalah ….a. Kota Makassar di Sulawesi b. Kota Makassar di sulawesi
c. Kota Makassar di sulawesid. Kota Makassar di sulawesi
7. Kata yang tepat untuk melengkapi pantun di atas adalah ….a. Teladanb. Pemimpin
c. Juarad. Jagoan
8. Nilai moral pada syair di atas adalah ….a. Kita harus mengenal diri kitab. Hidup kita tidak akan lamac. Kita akan keakhiratd. Berbuat baiklah karena hidup ini hanya sementara
9. Yang bukan merupakan ciri umum pantun di bawah ini adalah ….a. Rima akhir setiap barisb. Tiap baris terdiri atas 8-12 suku katac. Semua baris adalah isid. Tiap bait terdiri atas 4 baris
10. Yang merupakan ciri umum syair adalah ….a. Bersajak a-a-a-ab. Baris ketiga dan keempat adalah isic. Tiap baris terdiri atas 8-14 suku katad. Baris kedua berisi jawaban
Nono ketakutan. Kenapa dia tersesat di dalam sebatang pohon kenari. Padahal dia hanya ingin mengambil sepedanya yang tersandar di sana. Ada anak berkulit hitam yang misterius memancingnya untuk kesana? Nono ingin keluar, tetapi di dalam pohon itu membentang dunia berbeda. Dia tidak di zaman Belanda.
11. Unsur yang tergambar pada kutipan cerita fiksi di atas adalah ….a. Bagain cover bukub. Tokoh dan penokohan
c. Rincian sub-bab bukud. Tema
12. Hal-hal yang dapat dikomentari dari kutipan cerita di atas adalah …..a. Watak tokohb. Sistematika
c. Bahasanyad. Tampilan fisiknya
13. Komentar yang tepat terhadap cerita fiksi di atas adalah ….a. Cerita da atas ditulis dengan tersusun sehingga mudah dipahami maknanyab. Bahasa yang digunakan sangat sulit dimaknai maknanyac. Judul cerita di atas sangat menarik sehingga semua orang tertarik membacanyad. Cerita di atas tidak tersusun
Wahai muda kenali dirimuIalah perahu tamzil hidupmuTiadalah berapa lama hidupmuKe akhirat jua kekal hidupmu
14. Kalimat pembuka surat pribadi di atas adalah ….a. apa kabarmu, Ozi?b. Salam semangat pelajar!
c. Sekian dulud. Sepupu dan sahabatmu,
15. Kata yang tidak baku pada penulisan surat priibadi di atas adalah …..a. Dilandab. Apakah
c. Akud. Penyuluhan
16. Isi surat di atas adalah …..a. Menanyakanb. Tempat tinggal Ozi dilanda bencana asapc. Fiola menyampaikan bahwa dia akan mengunjungi Ozid. Fiola menunggu balasan surat
17. Perbaikan yang tepat pada penulisan alamat dan tanggal surat di atas adalah….a. Malang, 15-11-2015b. Malang, 14 november 2015
c. malang, 14 November 2015d. Malang, 14 November 2015
18. Yang termasuk struktur surat pribadi di bawah ini adalah ….a. Tanggal dan alamat suratb. Nomor surat
c. Kepala suratd. Lampiran
19. Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang kalimat surat di atas adalah ….a. Selamat berpisahb. Kutunggu balasanmu
c. Semoga bahagiad. Kutunggu di sana
20. Perbaikan yang tepat pada penulisan alamat dan tanggal surat di atas adalah….a. malang, 14 November 2015b. Malang, 14 November 2015
c. Malang, 15-11-2015d. Malang, 14 november 2015
1. Musim dingin tiba2. Belalang sembah hanya berlatih menari.3. Suatu hari di sebuah kebun anggur, tinggalah sebuah keluarga semut dan
belalang4. Semut tidak tega dan memberikan makanannya kepada belalang.
21. Urutan kalimat cerita fabel di atas yang tepat adalah ….a. 3-2-1-4 b. 4-3-2-1
malang, 14 november 2015Salam selamat pelajar !Apa kabarmu, Ozi?
Ozi, saya dengar kotamu sedang dilanda bencana asap. Aku khawatir dengan keadaanmu. Apakah kamu baik-baik saja? Apakah kamu dapat belajar di sekolah tanpa terganggu asap? Liburan semester ini, ayahku akan memberikan penyuluhan program desa, bebas api di desamu. Aku diajak oleh ayah agar dapat mengunjungimu. Apakah kamu ada kesibukan liburan semester ini? Jika tidak, aku akan sangat senang dapat mengunjungimu. Sekian dulu, (…)
Sepupu dan sahabatmu,Fiola
c. 1-2-3-4 d. 2-3-4-1
Belalang Sembah(1) Suatu hari disebuah kebun anggur, tinggalah sebuah keluarga semut dengan anggota jumlahnya yang sangat banyak. (2) (………….) (3) Para semut melihat bahwa musim gugur akan segera berlalu dan akan segera datang musim dingin yang cukup panjang. (4) Ketika musim dingin makanan akan sangat sulit untuk didapatkan, maka para semut itu segera mencari berbagai macam makanan untuk mereka kumpulkan sebagai bahan persediaan ketika musim dingin telah tiba.
22. Salah satu unsur cerita fabel di atas adalah ….a. Tokoh para binatangb. Peristiwa tidak berurutan
c. Musim dingind. Musim gugur
23. Penggunaan di pada kalimat “suatu hari disebuah kebun anggur” kurang tepat, seharusnya….
a. Di sebuahb. Di Sebuahc. di sebuahd. di Sebuah
25. Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang cerita fabel di atas adalah ….a. Semut membuat sarangnya dengan menggunakan lem dari mulutnya untuk
direkatkanb. Semut menggunakan jari-jarinya untuk membuat sarangc. Semut tidak menggunakan apa-apad. Semut tidak melakukan apapun
B. SOAL ESSAY26. Tentukan persamaan dan perbedaan buku fiksi dan non fiksi !27. Tulislah surat pribadi dengan memperhatikan pilihan kata, kalimat, ejaan, dan
tanda baca!28. Bandingkan perbedaan struktur pantun dan syair !29. Tulislah contoh pantun!30. Tulislah satu penggalan bagian resolusi cerita fabel dengan menggunakan pilihan
kata, tanda baca, dan ejaan yang tepat!
Eksperimen II (Post-Test)
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN MAROSMADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 MAROS
TAHUN PELAJARAN 2017/2018Alamat: Jln. Poros Makassar – Maros KM. 27 Kab. Maros
ULANGAN SEMESTER GENAPMATA PELAJARAN : Bhs. Indonesia NAMA : KELAS : VII HARI/TANGGAL :
A. PILIHAN GANDAJawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
Nono ketakutan. Kenapa dia tersesat di dalam sebatang pohon kenari. Padahal ia hanya ingin mengambil sepedanya yang tersandar di sana. Ada anak berkulit hitam yang misterius memancingnya untuk ke sana? Nono ingin keluar. Tetapi di dalam pohon itu membentang dunia berbeda. Dia tidak di zaman belanda. 1. Unsur yang tergambar pada kutipan cerita fiksi di atas adalah….
a. Bagian cover buku b. tokoh dan penokohan c. rincian subbab buku d. tema
2. Hal-hal yang dapat dikomentari dari kutipan cerita fiksi di atas adalah…a. Watak tokoh b. sistematika c. bahasanya d. tampilan fisiknya
3. Komentar yang tepat terhadap cerita fiksi di atas adalah….a. Cerita di atas di tulis dengan tersusun sehingga mudah dipahami maknanyab. Bahasa yang digunakan sangat sulit dipahami maknanyac. Judul cerita di atas sangat menarik sehingga semua orang tertarik membacanyad. Cerita di atas tidak tersusun
malang, 14 november 2015Salam semangat pelajar!Apa kabarmu, Ozi? Ozi saya dengar kotamu sedang dilanda bencana asap. Aku khawatir akan keadaanmu. Apakah kamu baik-baik saja? Apakah kamu dapat belajar di sekolah tanpa terganggu asap? Liburan semester ini, Ayahku akan memberikan penyuluhan program Desa Bebas Api di desamu. Aku diajak oleh ayah agar dapat mengunjungimu. Apakah kamu ada kesibukan liburan semester ini? Jika tidak, aku akan sangatsenang dapat mengunjungimu. Sekian dulu,(…) Sepupu dan sahabatmu,
Fiola4. Kalimat pembuka surat pribadi di atas adalah….
a. Apa kabarmu, Ozi? b. salam semangat pelajar c. sekian dulu d. sepupu dan sahabatmu
5. Kata yang tidak baku pada penulisan surat pribadi di atas adalah…a. Dilanda b. apakah c. aku d. penyuluhan
6. Isi surat surat di atas adalah….a. Menanyakan c. fiola menyampaikan bahwa ia akan
mengunjungi Ozib. Tempat tinggal Ozi dilanda bencana asap d. fiola menunggu balasan surat
7. Perbaikan yang tepat pada penulisan alamat dan tanggal surat di atas adalah….a. Malang, 15-11-2015 c. malang, 14 November 2015b. Malang, 14 november 2015 d. Malang, 14 November 2015
8. Yang termasuk struktur surat pribadi di bawah ini adalah ....a. Tanggal dan alamat surat c. kepala suratb. Nomor surat d. lampiran
9. Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang kalimat surat di atas adalah….a. Selamat berpisah b. Kutunggu balasanmu c. semoga bahagia d. kutunggu di sana
10. perbaikan yang tepat pada penulisan alamat dan tanggal surat di atas adalah….a. Malang, 15-11-2015 c. malang, 14 November 2015b. Malang, 14 november 2015 d. Malang, 14 November 2015
Bapak RidwanJln. Garuda MaccopaMaros
11. Perbaikan penggunaan bahasa pada bagian alamat tujuan surat resmi di atas yang tepat adalah….a. menghilangkan kata jalan c. menghilangkan kata bapakb. menghilangkan kata Maros . d. menambahkan kata yang terhormat
12. Yang bukan merupakan ciri umum pantun di baeah ini adalah….a. Rima akhir setiap baris bersajak a b a b c. Semua baris adalah isib. Tiap bris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata d. Tiap bait terdiri dari empat baris
13. Yang merupakan ciri umum syair adalah….a. Bersajak a a a a c. tiap baris memiliki jumlah kata 8 sampai 14
suku kata b. Baris ketiga dan kempat adalah isi d. baris kedua berisi jawaban
14. Unsur buku non fiksi adalah….a. Sistematika b. alur c. Tema d. tokoh
Ikan nila dimakan berang-berang,Katak hijau melompat ke kiri;Jika berada di rantau orang,Baik-baik membawa diri.
15. Yang merupakan kata berirama pada pantun di atas adalah…a. Ikan-dimakan b. kiri-diri c. kiri-orang d. baik-baik
16. Nilai moral pada pantun di atas adalah….a. Katak hijau melompat c. pergi merantaub. Kita harus dapat menyesuaikan diri dimana pun kita brada d. membawa diri
keperantauan
17. Nilai moral pada syair di atas adalah…a. Kita harus menegenal diri kita c. kita akan ke akhiratb. Hidup kita tidak akan lama d. berbuat baiklah karena hidup ini hanya
sementaraKota Sampit di Kalimantan,Kota makasar diSulawesi;Teruslah berusaha jadi [….]Raihlah cita raih prestasi18. Kalimat pada baris kedua pantun di atas yang tepat adalah ….
a. Kota Makassar di Sulawesi c. kota Makassar di Sulawesib. Kota Makassar disulawesi d. kota Makassar di sulawesi
19. Kata yang tepat untuk melengkapi pantun di atas adalah…a. Teladan b. pemimpin c. juara d. jagoan
Belalang Sembah(1)Suatu hari disebuah kebun anggur, tinggalah sebuah keluarga Semut dengan anggota
jumlahnya yang sangat banyak.(2) (…….) (3) Para Semut melihat bahwa musim gugur akan segera berlalu dan akan segera datang musim dingin yang cukup panjang.(4)Ketika musim dingin makanan
Wahai muda kenali dirimuIalah perahu tamsil hidupmuTiadalah berapa lama hidupmuKe akhirat jua kekal hidupmu
akan sangat sulit untuk didapatkan, maka para Semut itu segera mencari berbagai macam makanan untuk mereka kumpulkan sebagai bahan persediaan ketika musim dingin telah tiba. 21. Salah satu cirri unsure cerita fabel di atas adalah ….
a. Tokoh para binatang c. musimdinginb. Peristiwa tidak berurutan d. musimgugur
22. Penggunaan di pada kalimat “suatu hari disebuah kebun anggur” kurang tepat, seharusnya ….a. Di sebuah c. di sebuahb. Di Sebuah d. di Sebuah
23. Kalimat yang tepatuntukmelengkapibagianrumpangceritafabel di atasadalah …..a. Semut membuat sarangnya dengan menggunakan lem dari mulutnya untuk direkatkanb. Semut menggunakan jari-jarinya untuk membuat sarangc. Semut tidak menggunakan apa-apad. Semut tidak melakukan apapun
1. Musim dingin tiba2. Belalang sembah hanya berlatih menari.3. Suatuhari di sebuah kebun anggur, tinggalah sebuah keluarga Semut dan belalang4. Semut tidak tega dan memberikan makanannya kepada belalang.
24. Urutan kalimat cerita fabel di atas yang tepat adalah …..a. 3 – 2 – 1 - 4 c. 1 – 2 – 3 - 4b. 4 – 3 – 2 - 1 d. 2 – 3 – 4 – 1
25. Kalimat pembuka surat dinas yang tepat di bawah ini adalah ….a. Dengan hormat c. Dengan hormat,b. Dengan Hormat, d. dengan hormat
Soal Essay
26 . Tentukan persamaan dan perbedaan unsur buku fiksi dan nonfiksi!27. Tulislah surat pribadi dengan memperhatikan pilihan kata, struktur, penggunan kata/kalimat,
ejaan, dan tanda baca!28. Bandingkanlah perbedaan struktur pantun dan syair!29. Tulislah contoh pantun! 30. Tulislah satu penggalan bagian resolusi contoh cerita fabel dengan menggunakan pilihan kata,
tanda baca, dan ejaan yang tepat !
@@@selamatbekerja@@@
LAMPIRAN 3
Lampiran 3. Daftar Nilai Hasil Pre-Test dan Post-Test
DAFTAR NILAI HASIL PRE-TEST DAN POST-TEST KELAS VII CMTs NEGERI 2 MAROS
No Nama Siswa Nilai Pre-Test Nilai Post-Test
1 M. Saleh 40 55
2 Miftah Hanief 37 35
3 Muh. Alam Saputra 50 57
4 Muh. Alif Syawal 48 42
5 Muh. Ardiansyah 43 63
6 Muh. Rifki 68 697 Muh. Rifkih Afrisal 61 678 Muh. Aidil Rifkih 81 619 Muh. Alief MS. 31 2810 Muh. Arya Saputra 32 2811 Muh. Chaerul Akram 37 4912 Muh. Fadhil 62 61
13 Muh. Fathan Mubarak 16 7
14 Ramlan Alamsyah 36 5215 Jumrianti 80 6716 Karina Nabila 71 5117 Kayla Kanzah Azzahrah 90 7118 Latifah Turohmah 82 6619 Maulidya Meilani 86 7820 Musfira Ariani 58 5821 Musfira Syahrani E. 45 6822 Nur Afni Hidayanti 56 5423 Nur Annisa 64 6524 Nur Aulia S. 39 5425 Nur Fadhia Ramadani 44 4726 Nur Fadila 44 5427 Nur Jannah 63 5628 Muh. Zulkifli HY. 29 3329 Muh. Fauzi Ahdi 23 2930 Muzakkir 45 5931 Nasrullah Hasan 65 6932 Rifka Adelia 70 76
Jumlah 1.696 1.729Rata-rata 53 54.1
DAFTAR NILAI HASIL PRE-TEST DAN POST-TEST KELAS VII DMTs NEGERI 2 MAROS
No. Nama Siswa Nilai Pre-Test Nilai Post-Test
1 Rhesa Saputra Rahmatullah 19 68
2 Ridwan 21 553 Ririn 27 534 Suandi 32 655 Supriadi R. 39 336 Supriadi A. 39 657 Syahrul Ramadhan 39 568 Umar 40 609 Wahyu 41 8310 Zacky Syahdan Syarif 42 63
11 Nur Ainun Abd. Hasim 43 30
12 Risnawati Azis 43 7613 Rosdiana 44 8414 Siti Annisa Safa 48 8715 Sri Ayu Ningsih 49 8416 Sri Devi Putri Yulandari 50 4617 Sri Melinda 50 7318 Sri Suci Rahma Dana 51 7919 Syahrani Awalia Putri 55 8420 Syahwahramadhana 57 8021 Tasya Puspita Sari 60 8322 Wildana 61 5123 Rahmad Rivaldi 67 5124 Raihan Saputra Junaedi 70 9025 Riska Ramadani 73 5326 Risna Amelia 74 6127 Reski Syamsuddin 80 8128 Muh. Dostum Karimi 83 6129 Nur Fadillah. S 85 38
Jumlah 1.482 1.893Rata-rata 51.5 65.3
LAMPIRAN 4
Lampiran 4. Analisis Ketuntasan Nilai Pre-Test dan Post-Test
ANALISIS KETUNTASAN NILAI PRE-TEST DAN POST-TESTKELAS VII C – KONTROL
No. Nama Siswa Nilai Pre-Test Kategori Ketuntasan Nilai Post-Test Kategori Ketuntasan
1 M. Saleh 40 Sangat Rendah Tidak Tuntas 55 Rendah Tidak Tuntas
2 Miftah Hanief 37 Sangat Rendah Tidak Tuntas 35 Sangat Rendah Tidak Tuntas
3 Muh. Alam Saputra 50 Sangat Rendah Tidak Tuntas 57 Rendah Tidak Tuntas
4 Muh. Alif Syawal 48 Sangat Rendah Tidak Tuntas 42 Sangat Rendah Tidak Tuntas
5 Muh. Ardiansyah 43 Sangat Rendah Tidak Tuntas 63 Rendah Tidak Tuntas
6 Muh. Rifki 68 Sedang Tuntas 69 Sedang Tuntas
7 Muh. Rifkih Afrisal 61 Rendah Tidak Tuntas 67 Sedang Tuntas
8 Muh. Aidil Rifkih 81 Tinggi Tuntas 61 Rendah Tidak Tuntas
9 Muh. Alief MS. 31 Sangat Rendah Tidak Tuntas 28 Sangat Rendah Tidak Tuntas
10 Muh. Arya Saputra 32 Sangat Rendah Tidak Tuntas 28 Sangat Rendah Tidak Tuntas
11 Muh. Chaerul Akram 37 Sangat Rendah Tidak Tuntas 49 Sangat Rendah Tidak Tuntas
12 Muh. Fadhil 62 Rendah Tidak Tuntas 61 Rendah Tidak Tuntas
13 Muh. Fathan Mubarak 16 Sangat Rendah Tidak Tuntas 7 Sangat Rendah Tidak Tuntas
14 Ramlan Alamsyah 36 Sangat Rendah Tidak Tuntas 52 Sangat Rendah Tidak Tuntas
15 Jumrianti 80 Tinggi Tuntas 67 Rendah Tuntas
16 Karina Nabila 71 Sedang Tuntas 51 Sangat Rendah Tidak Tuntas
17 Kayla Kanzah Azzahrah 90 Sangat Tinggi Tuntas 71 Rendah Tuntas
18 Latifah Turohmah 82 Tinggi Tuntas 66 Rendah Tuntas
19 Maulidya Meilani 86 Tinggi Tuntas 78 Tinggi Tuntas
20 Musfira Ariani 58 Rendah Tidak Tuntas 58 Rendah Tidak Tuntas
21 Musfira Syahrani E. 45 Sangat Rendah Tidak Tuntas 68 Sedang Tuntas
22 Nur Afni Hidayanti 56 Rendah Tidak Tuntas 54 Rendah Tidak Tuntas
23 Nur Annisa 64 Rendah Tidak Tuntas 65 Sedang Tuntas
24 Nur Aulia S. 39 Sangat Rendah Tidak Tuntas 54 Rendah Tidak Tuntas
25 Nur Fadhia Ramadani 44 Sangat Rendah Tidak Tuntas 47 Sangat Rendah Tidak Tuntas
26 Nur Fadila 44 Sangat Rendah Tidak Tuntas 54 Rendah Tidak Tuntas
27 Nur Jannah 63 Rendah Tidak Tuntas 56 Rendah Tidak Tuntas
28 Muh. Zulkifli HY. 29 Sangat Rendah Tidak Tuntas 33 Sangat Rendah Tidak Tuntas
29 Muh. Fauzi Ahdi 23 Sangat Rendah Tidak Tuntas 29 Sangat Rendah Tidak Tuntas
30 Muzakkir 45 Sangat Rendah Tidak Tuntas 59 Rendah Tidak Tuntas
31 Nasrullah Hasan 65 Sedang Tuntas 69 Sedang Tuntas
32 Rifka Adelia 70 Sedang Tuntas 76 Sedang Tuntas
Maros, Juni 2018Guru Mata Pelajaran Peneliti
Ridwan, S.Pd. ArwindaNIP. 19741001201412 1 001 NIM. 10533764014
Mengetahui,Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Maros
Abas DM, S.Ag., M.A.NIP. 19690203 199303 1 005
ANALISIS KETUNTASAN NILAI PRE-TEST DAN POST-TESTKELAS VII D – EKSPERIMEN
No. Nama Siswa Nilai Pre-Test Kategori Ketuntasan Nilai Post-Test Kategori Ketuntasan
1 Rhesa Saputra R 41 Sangat Rendah Tidak Tuntas 68 Sedang Tuntas
2 Ridwan 39 Sangat Rendah Tidak Tuntas 55 Rendah Tidak Tuntas
3 Ririn 39 Sangat Rendah Tidak Tuntas 53 Rendah Tidak Tuntas
4 Suandi 32 Sangat Rendah Tidak Tuntas 65 Sedang Tuntas5 Supriadi R. 21 Sangat Rendah Tidak Tuntas 33 Sangat Rendah Tidak Tuntas
6 Supriadi A. 43 Sangat Rendah Tidak Tuntas 65 Sedang Tuntas
7 Syahrul Ramadhan 49 Sangat Rendah Tidak Tuntas 56 Rendah Tidak Tuntas
8 Umar 61 Rendah Tidak Tuntas 60 Rendah Tidak Tuntas
9 Wahyu 50 Sangat Rendah Tidak Tuntas 83 Tinggi Tuntas
10 Zacky Syahdan Syarif 51 Sangat Rendah Tidak Tuntas 63 Rendah Tidak Tuntas11 Nur Ainun Abd. Hasim 19 Sangat Rendah Tidak Tuntas 30 Sangat Rendah Tidak Tuntas12 Risnawati Azis 44 Rendah Tidak Tuntas 76 Sedang Tuntas
13 Rosdiana 83 Tinggi Tuntas 84 Tinggi Tuntas
14 Siti Annisa Safa 80 Tinggi Tuntas 87 Tinggi Tuntas
15 Sri Ayu Ningsih 85 Tinggi Tuntas 84 Tinggi Tuntas16 Sri Devi Putri Y 42 Sangat Rendah Tidak Tuntas 46 Sangat Rendah Tidak Tuntas
17 Sri Melinda 67 Sedang Tuntas 73 Sedang Tuntas
18 Sri Suci Rahma Dana 73 Sedang Tuntas 79 Tinggi Tuntas
19 Syahrani Awalia Putri 70 Sedang Tuntas 84 Tinggi Tuntas
20 Syahwahramadhana 57 Rendah Tidak Tuntas 80 Tinggi Tuntas21 Tasya Puspita Sari 60 Rendah Tidak Tuntas 83 Tinggi Tuntas
22 Wildana 43 Sangat Rendah Tidak Tuntas 51 Sangat Rendah Tidak Tuntas23 Rahmad Rivaldi 39 Sangat Rendah Tidak Tuntas 51 Sangat Rendah Tidak Tuntas24 Raihan Saputra Junaedi 74 Sedang Tuntas 90 Sangat Tinggi Tuntas25 Riska Ramadani 40 Sangat Rendah Tidak Tuntas 53 Sangat Rendah Tidak Tuntas26 Risna Amelia 55 Rendah Tidak Tuntas 61 Rendah Tidak Tuntas
27 Reski Syamsuddin 48 Sangat Rendah Tidak Tuntas 81 Tinggi Tuntas
28 Muh. Dostum Karimi 27 Sangat Rendah Tidak Tuntas 61 Rendah Tidak Tuntas
29 Nur Fadillah. S 50 Sangat Rendah Tidak Tuntas 38 Sangat Rendah Tidak Tuntas
Maros, Juni 2018Guru Mata Pelajaran Peneliti
Ridwan, S.Pd. ArwindaNIP. 19741001201412 1 001 NIM. 10533764014
Mengetahui,Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Maros
Abas DM, S.Ag., M.A.NIP. 19690203 199303 1 005
LAMPIRAN 5
Lampiran 5. Dokumentasi
DOKUMENTASIPELAKSANAAN PENELITIAN MTs NEGERI 2 MAROS
Lokasi Penelitian
Penyerahan Surat Izin Penelitian Kepada Kepala MTs Negeri 2 Maros
Pengenalan Judul dan Teknik Pengumpulan Data Kepada Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Proses Pelaksanaan Eksperimen I (Pre-Test) di Kelas VII C
Proses Pelaksanaan Eksperimen I (Pre-Test) di Kelas VII D
Jadwal Pelaksanaan Ulangan Semester Genap
Proses Pemberian Motivasi Belajar Tanpa Pemberian Reward Kepada Kelas Kontrol
Proses Pelaksanaan Eksperimen II (Post-Test) di Kelas Kontrol (VII C)
Proses Pemberian Motivasi Belajar dengan Pemberian Reward Kepada Kelas Eksperimen (VII D)
Proses Pelaksanaan Eksperimen II (Post-Test) di Kelas Eksperimen (VII D)
Rapat Kenaikan Kelas
Penerimaan Rapor Kelas VII C (Kontrol)
Penerimaan Rapor Dirangkaikan dengan Penerimaan Reward Kepada SiswaKelas VII D (Eksperimen)
RIWAYAT HIDUP
Arwinda, lahir di Sulawesi Selatan tepatnya Maros, 15 Maret 1993.
Anak kedua dari empat bersaudara dan merupakan bukti cinta dari
pasangan H. Bahtiar, SE dan Almarhumah Hj. Mispa. Adapun
jenjang pendidikan peneliti yaitu dimulai dari TK Dharma Wanita
Alatengae (1998-1999), SD No. 22 Inpres Alatengae (1999-2005),
SMP Negeri 1 Bantimurung (2005-2008), hingga SMA Negeri 1
Bantimurung (2008-2011). Setelah tamat SMA, peneliti memilih menghentikan sejenak aktivitas
study karena harus merawat sang ibu yang sedang sakit.
Pada tanggal 30 April 2012, peneliti mengalami guncangan batin karena ditinggal ibu
untuk selama-lamanya dan akhirnya memutuskan untuk mengobati semua kepedihan dan
kepahitan hidup. Seiring berjalannya waktu, peneliti mendapatkan begitu banyak dukungan dan
motivasi dari keluarga besar dan teman-teman, dan pada akhirnya, peneliti memilih melanjutkan
pendidikannya yang sempat tertunda.
Pada tahun 2014, peneliti lulus dan resmi menjadi mahasiswa pada Prodi Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
program strata 1 (S1). Pada tahun 2018, akan menyelesaikan masa perkuliahan di Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan judul skripsi : “Pengaruh Reward terhadap Peningkatan
Ulangan Semester dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII MTs Negeri 2
Maros”.