79
PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS SABDARIFFA L.) TERHADAP DAYA HAMBAT BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS Karya Tulis Ilmiah Diajukan Kepada Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Keperawatan Gigi Oleh: NITA VIATURROHMAH P 17425212047 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN GIGI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN GIGI 2015

PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

  • Upload
    phamthu

  • View
    238

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS SABDARIFFA L.)

TERHADAP DAYA HAMBAT BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Kepada

Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan

Program Studi Diploma IV Keperawatan Gigi

Oleh:

NITA VIATURROHMAH

P 17425212047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN GIGI

2015

Page 2: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel
Page 3: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel
Page 4: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel
Page 5: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allat SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan Karya Tulis Ilmiah

dengan judul “Pengaruh Seduhan Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

Terhadap Daya Hambat Bakteri Streptococcus mutans”. Penulis telah

mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Sugiyanto, S.Pd, M.App, Sc, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Semarang.

2. Ibu Tri Wiyatini, SKM.Kes.Epid selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Poltekkes Kemenkes Semarang.

3. Bapak Salikun, S.Pd, M.Kes selaku Ketua prodi DIV Jurusan Keperawatan

Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang.

4. Bapak Muh.Irfani,S.ST selaku dosen pembimbing I dan Bapak drg.Iman

Supardan, M.Kes selaku dosen pembimbing II Karya Tulis Ilmiah yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

5. Bapak Prasko, S.Si.T, M.H selaku penguji yang telah memberikan evaluasi

dan masukan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Ibu Yodong, S.ST, M.HKes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan doa, semangat dan saran serta arahan dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

7. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes

Semarang serta tenaga laboratorium yang telah memberikan tempat dan

bimbingan dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes

Semarang.

9. Kedua orang tua tercinta Bapak Aminudin dan Ibu Tuti Hidayati, atas doa

restu, kasih sayang dan selalu mememberikan segala yang terbaik kepada ku.

Page 6: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

10. Kakak dan Adik tercinta Puji Listiyani, S.Pd dan Hilda Lusi Liyantafinga

yang telah memberikan doa serta dukungan dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

11. Dani, Majod, Ayu’, Bu Lur, Upil, Kechil, Kopet, Firjatull, Mb’ Nov, dan

Betty keluarga dari kelompok tiga yang selalu dihati, terimakasih untuk

kebersamaan, doa dan support selama ini.

12. Teman-teman seperjuangan di Kelas C, dan semua orang yang telah

memberikan dukungan, semangat dan doa dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

banyak atas bantuannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan. Besar harapan penulis agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua. Amin.

Semarang, 25 Mei 2015

Page 7: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Viaturrohmah, N., 2015. “Pengaruh Seduhan Bunga Rosella (Hibiscus

sabdariffa L.) Terhadap Daya Hambat Bakteri

Streptococcus mutans” Karya Tulis Ilmiah Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang Jurusan

Keperawatan Gigi. Pembimbing: Muh.Irfani,S.ST; drg.Iman

Supardan, M.Kes.

INTISARI

Bunga rosella mengandung senyawa fenol atau polifenol, saponin dan

tannin, yang termasuk golongan flavonoid yang diketahui memiliki aktivitas

antibakteri (Ratnasari, dkk, 2013; Pratiwi, dkk, 2011). Bunga rosella juga

mengandung pektin (Mardiah, dkk, 2009). Chansiripornchai, dkk (2005)

menyebutkan bahwa pektin memiliki kemampuan antibakteri (Imansyah, 2013).

Kandungan penting lainnya yaitu antosianin yang memiliki kemampuan

membunuh bakteri (Mardiah, dkk, 2009; Miranti, dkk, 2013). Hasil penelitian

membuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga

rosella memiliki khasiat untuk mencegah berbagai penyakit (Mardiah, dkk, 2009).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh seduhan bunga rosella

50%, 75%, dan 100% terhadap daya hambat bakteri Streptococcus mutans.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental research

dengan desain penelitian True Experimental Design. Rancangan yang dilakukan

adalah post test dengan kelompok kontrol (Posttest Only Control Group Design).

Variabel pengaruh yaitu seduhan bunga rosella dengan konsentrasi 50%, 75%,

dan 100%, sedangkan variabel terpengaruhnya adalah daya hambat bakteri

Streptococcus mutans. Metode analisa data menggunakan metode deskriptif

kuantitatif. Skala pengukuran variabel pengaruh menggunakan skala nominal

sedangkan variabel terpengaruhnya menggunakan skala interval. Teknik

pengumpulan data yaitu dengan melakukan observasi terstruktur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata total dari ketiga

pengulangan tersebut adalah seduhan bunga rosella dengan konsentrasi 50%

mempunyai rata-rata total daya hambat sebesar 22,0 mm, konsentrasi 75% sebesar

23,2 mm, dan konsentrasi 100% sebesar 27,6 mm. Sedangkan natrium fisiologis

0,9% sebagai kelompok kontrol tidak memiliki daya hambat terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Kesimpulan hasil penelitian bahwa

seduhan bunga rosella dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans dengan efektivitas kuat.

Kata Kunci: Bunga Rosella, Streptococcus mutans.

Page 8: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ................................................................................... i

LEMBARPERSETUJUAN ...................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................. v

INTISARI ................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

1. Tujuan Umum ....................................................................... 4

2. Tujuan Khusus ....................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

E. Penjelasan Keaslian Penelitian ..................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 8

A. Landasan Teori ............................................................................. 8

B. Kerangka Teori ............................................................................. 18

C. Kerangka Konsep ......................................................................... 19

D. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 19

BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................... 20

A. Rancangan Penelitian ................................................................. 20

B. Variabel Penelitian ..................................................................... 21

C. Definisi Operasional .................................................................. 22

D. Populasi dan Sampel .................................................................. 28

E. Alat dan Bahan ........................................................................... 28

F. Instrumen Penelitian .................................................................. 30

G. Jalannya Penelitian ..................................................................... 30

H. Alur Penelitian ........................................................................... 38

I. Metode Analisa Data .................................................................. 39

J. Jadwal penelitian ........................................................................ 39

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 40

A. Hasil Penelitian ............................................................................ 40

B. Pembahasan .................................................................................. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 46

A. Kesimpulan .................................................................................. 46

B. Saran ............................................................................................. 47

DAFTAR RUJUKAN .............................................................................. 48

LAMPIRAN ............................................................................................. 52

RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 67

Page 9: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Tabel Penjelasan Keaslian Tulisan ............................................ 6

2.1 Tabel Kandungan Rosella .......................................................... 11

3.1 Tabel Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri ....... 27

3.2 Tabel Alat yang dibutuhkan dan Fugsinya ................................ 28

3.3 Tabel Bahan yang dibutuhkan ................................................... 30

4.1 Tabel Daya Hambat Seduhan Bunga Rosella dengan

Konsentrasi 50% ........................................................................ 40

4.2 Tabel Daya Hambat Seduhan Bunga Rosella dengan

Konsentrasi 75% ........................................................................ 41

4.3 Tabel Daya Hambat Seduhan Bunga Rosella dengan

Konsentrasi 100% ...................................................................... 41

Page 10: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gambar Bunga Rosella .............................................................. 9

2.2 Gambar Bakteri Streptococcuc mutans ...................................... 15

4.1 Gambar Rata-Rata Daya Hambat Seduhan Bunga Rosella

dengan Konsentrasi 50%, 75%, dan 100% ................................ 42

Page 11: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Lampiran Jadwal Pelaksanaan penelitian .................................. 52

2 Lampiran Permohonan Ijin Penelitian ....................................... 53

3 Lampiran Surat Ijin Penelitian ................................................... 54

4 Lampiran Laporan Penelitian ..................................................... 55

5 Lampiran Surat Keterangan ....................................................... 56

6 Lampiran Hasil Penelitian .......................................................... 57

7 Lampiran Checklist Observasi Alat ........................................... 58

8 Lampiran Checklist Observasi Bahan ........................................ 59

9 Lampiran Checklist Observasi Pembuatan PCA ....................... 60

10 Lampiran Checklist Observasi Pembuatan Suspensi Bakteri .... 61

11 Lampiran Checklist Observasi Seduhan Bunga Rosella ............ 62

12 Lampiran Checklist Observasi Teknik Pengaplikasian ............. 63

13 Lampiran Dokumentasi Penelitian ............................................. 64

Page 12: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya-upaya

kesehatan tersebut meliputi setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan

yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk

pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif),

pengobatan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) oleh

pemerintah dan/atau masyarakat (UU Kesehatan No.36 Tahun 2009).

Kesehatan yang meliputi kesehatan fisik, sosial, dan mental, dimana

kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan fisik.

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan

kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan

pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau

masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan

berkesinambungan (UU Kesehatan No.36 Tahun 2009).

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan tahun

2013, sebanyak 25,9 persen penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi

Page 13: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

dan mulut dalam 12 bulan terakhir (potential demand). Sedangkan prevalensi

nasional Indeks DMF-T adalah 4,6 dengan nilai masing-masing D-T = 1,6,

M-T = 2,9 dan F-T = 0,08 (Kemenkes RI, 2013).

Karies gigi atau gigi berlubang adalah perusakan gigi setempat yang

disebabkan oleh kerja bakteri (Pelczar, dkk, 2008). Sedangkan salah satu

bakteri penyebab gigi berlubang adalah Streptococcus mutans. Jika tidak

dirawat, proses terjadinya gigi berlubang ini akan terus berjalan sehingga

lubang akan semakin dalam (Pratiwi, 2007).

Pencegahan karies gigi dengan penggunaan agen antibakteri masih

menjadi pilihan utama karena terjadinya karies gigi sangat berkaitan dengan

adanya bakteri. Agen antibakteri yang kurang efektif, adanya kekebalan

terhadap agen antibakteri, munculnya berbagai efek samping yang tidak

diinginkan pada gigi, membuat peneliti terus melakukan penelitian untuk

mencari obat baru dan lebih menarik dengan pemanfaatan bahan alami.

Pengembangan bahan alami diharapkan memiliki kemampuan yang lebih

efektif sebagai agen antibakteri serta dalam berbagai pengobatan penyakit

lainnya, khususnya untuk mencegah dan mengatasi penyakit karies gigi

(Singh, dkk, 2007).

Menurut Patrick (2002), salah satu bagian dari tumbuhan yang dalam

penelitian pengobatan tradisional terus meningkat dalam beberapa kali yaitu

bunga (Ramya, dkk, 2008). Bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan

salah satu bunga yang sekarang banyak dikonsumsi masyarakat. Rosella

(Hibiscus sabdariffa L.) adalah tanaman hias dari keluarga sejenis kembang

sepatu. Tanaman ini dapat hidup di daerah tropis maupun subtropis dan

Page 14: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

dikenal sebagai teh herbal. Saat ini rosella menjadi begitu populer. Hampir

disetiap pameran tanaman obat, nama rosella selalu diperkenalkan. Rosella

memiliki kandungan senyawa kimia yang dapat memberikan banyak manfaat

(Mardiah, dkk, 2009).

Masyarakat tradisional di berbagai negara telah memanfaatkan rosella

untuk mengatasi berbagai penyakit dan masalah kesehatan. Bagian tanaman

yang berkhasiat adalah bunga. Penggunaan bunga rosella di masyarakat yaitu

sebagai sediaan teh dengan cara diseduh dengan air panas. Seduhan bunga

rosella memiliki efek memperlancar buang air besar. Bunga rosella banyak

digunakan untuk mengurangi nafsu makan, gangguan pernafasan yang

disebabkan flu, dan rasa tidak enak diperut. Rosella digunakan untuk

mengatasi bisul dan radang pada kulit, luka bakar, sariawan, dan infeksi

herpes zoster (BPOM RI, 2010). Rosella juga diunggulkan sebagai herba

antikanker, antihipertensi, dan antidiabetes (Mardiah, dkk, 2009).

Bunga rosella mengandung senyawa fenol atau polifenol, saponin dan

tannin, yang termasuk golongan flavonoid yang diketahui memiliki aktivitas

antibakteri (Ratnasari, dkk, 2013; Pratiwi, dkk, 2011). Bunga rosella juga

mengandung pektin (Mardiah, dkk, 2009). Chansiripornchai, dkk (2005)

menyebutkan bahwa pektin memiliki kemampuan antibakteri (Imansyah,

2013). Kandungan penting lainnya yaitu antosianin yang memiliki

kemampuan membunuh bakteri (Mardiah, dkk, 2009; Miranti, dkk, 2013).

Hasil penelitian membuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang

terdapat pada bunga rosella memiliki khasiat untuk mencegah berbagai

penyakit (Mardiah, dkk, 2009).

Page 15: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis terdorong

melakukan penelitian tentang pengaruh seduhan bunga rosella (Hibiscus

sabdariffa L.) terhadap daya hambat bakteri Streptococcus mutans.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul pertanyaan “Apakah

ada pengaruh seduhan bunga rosella terhadap daya hambat pertumbuhan

bakteri Streptococcus mutans ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh seduhan

bunga rosella terhadap daya hambat bakteri Streptococcus mutans.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui daya hambat seduhan bunga rosella 50% terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

b. Mengetahui daya hambat seduhan bunga rosella 75% terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

c. Mengetahui daya hambat seduhan bunga rosella 100% terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan

gigi dan mulut yang berkaitan dengan pengaruh seduhan bunga rosella

terhadap daya hambat bakteri Streptococcus mutans.

Page 16: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Akademik

Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah informasi

dan referensi bagi Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes

Semarang tentang pengetahuan di bidang kesehatan gigi dan mulut

yang berkaitan dengan pengaruh seduhan bunga rosella terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

b. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, informasi, pengetahuan tentang obat-

obatan tradisional khusunya manfaat rosella bagi kesehatan gigi dan

mulut, serta memberikan pengalaman langsung dalam melakukan

penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah.

c. Bagi Masyarakat

Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai kegunaan

tanaman tradisional khususnya rosella sebagai penghambat bakteri

patogen penyebab gigi berlubang.

Page 17: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel
Page 18: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel
Page 19: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

a. Deskripsi Tanaman Bunga Rosella

Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan tumbuhan

semak umur satu tahun, tinggi tumbuhan mencapai 2,4 m. Batang

berwarna merah, berbentuk bulat dan berbulu, daun berseling 3 − 5

helai dengan panjang 7,5 − 12,5 cm berwarna hijau, ibu tulang daun

kemerahan, tangkai daun pendek. Helaian daun yang yang terletak

dibagian pangkal batang tidak berbagi, bentuk daun bulat telur,

tangkai daun pendek. Daun-daun dibagian cabang dan ujung batang

berbagi, menjadi 3 toreh, lebar toreh daun 2,5 cm, tepi daun

berringgit, daun penumpu bentuk benang, panjang tangkai daun 0,3

− 12 cm, hijau hingga merah, pangkal daun meruncing, tepi daun

berringgit, pangkal daun tumpul hingga meruncing, sedikit

berrambut (BPOM RI, 2010).

Bunga tunggal, kuncup bunga tumbuh dari bagian ketiak

daun, tangkai bunga berukuran 5 − 20 mm, kelopak bunga

berlekatan, tidak gugur, tetap mendukung buah, berbentuk lonceng,

mahkota bunga berlepasan, berjumlah 5 petai, mahkota bunga

berbentuk bulat telur terbalik, warna kuning, kuning kemerahan,

benang sari terletak pada suatu kolom pendukung benang sari,

panjang kolom pendukung benang sari sampai 20 mm, kepala sari

Page 20: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

berwarna merah, panjang tangkai sari 1 mm, tangkai putik berada di

dalam kolom pendukung benang sari, jumlah kepala putik 5 buah,

warna merah. Buah kapsul berbentuk bulat telur, ukuran buah 13 −

22 mm x 11 − 20 mm, tiap buah berisi 30 − 40 biji. Ukuran biji 3 − 5

mm x 2 − 4 mm, warna coklat kemerahan (BPOM RI, 2010).

Gambar bunga rosella dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Bunga Rosella (Marcia, 2013)

b. Klasifikasi Tanaman Bunga Rosella

Tanaman bunga rosella diklasifikasikan sebagai berikut:

(Mardiah, dkk, 2009)

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Malvaceae

Famili : Malvaceae

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus sabdariffa Linn (sinonim: Hibiscus

digitatus Cav.)

Page 21: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Varietas : Hibiscus sabdariffa var.sabdariffa L.

Hibiscus sabdariffa var.ultissima Wester

c. Nama Lain Rosella

Nama lain dari bunga rosella di beberapa Negara dapat dilihat

sebagai berikut: (Mardiah, dkk, 2009)

Australia : rosella atau buah rosella

India : mestha atau chin baung

Myanmar : krajeb

Malaysia : asam paya atau asam susur

Indonesia : rosella, asam paya, asam susur,

dan frambozen

Kepulauan Karibia dan Jamaika : sorrel

Namibia : omutete

Mesir, Sudan, Arab Saudi : karkade

Perancis : oseille rouge, oseille de guinee,

atau l’oiselle

Cina : luo shen hua

Page 22: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

d. Kandungan Bunga Rosella

Komposisi kimia bagian-bagian tanaman (bunga, daun, dan

biji) rosella disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Tabel Kandungan Rosella per 100 gr

Komposisi Bunga Daun Biji

Kalori (kalori) 49 43 0

Air (%) 84,5 86,2 12,9

Protein (gram) 1,145 1,7 – 3,2 3,29

Lemak (gram) 2,61, 1,1 0

Karbohidrat (%) 12,3 10 0

Serat (gram) 12 0 0

Abu (gram) 6,9 1 0

Ca (mg) 1,263 180 0

P (mg) 273,2 40 0

Fe (mg) 8,98 5,4 0

Karoten (mg) 0,029 4135 0

Asam askorbat (mg) 6,7 0 0

Riboflavin (mg) 0,277 0 0

Fruktosa (%) 0,82 0 0

Sukrosa (%) 0,24 0 0

Asam malat (%) 3,31 1,25 0

Titiamin (mg) 0,117 0 0

Niasin (%) 3,765 0 0

Lemak biji (%) 0 0 16,8

Selulosa (%) 0 0 16,8

Pentosa (%) 0 0 15,8

Pati (%) 0 0 11,1

(Mardiah, dkk, 2009)

Kandungan lain dalam bunga rosella yaitu zat besi mencapai

8,89 mg/100 gr, kandungan vitamin A dan vitamin C rosella cukup

tinggi dibandingkan buah-buahan lainnya. Kandungan vitamin A dan

vitamin C masing-masing 113,46 mg dan 214,68 mg/100 gr. Tubuh

manusia membutuhkan 22 asam amino, 18 diantaranya terpenuhi

dari bunga rosella (Mardiah, dkk, 2009).

Page 23: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Bunga rosella mengandung senyawa fenol atau polifenol,

saponin dan tannin, yang termasuk golongan flavonoid (Ratnasari,

dkk, 2014). Bunga rosella juga mengandung pektin dan antosianin

(Mardiah, dkk, 2009).

e. Manfaat Bunga Rosella

Masyarakat tradisional di berbagai negara telah

memanfaatkan rosella untuk mengatasi berbagai penyakit dan

masalah kesehatan. Hasil penelitian membuktikan bahwa komponen-

komponen kimia alami yang terdapat pada bunga rosella memiliki

khasiat untuk mencegah berbagai penyakit (Mardiah, dkk, 2009).

Seduhan bunga rosella dimanfaatkan dalam bidang kesehatan

untuk memperlancar buang air besar. Bunga rosella banyak

digunakan untuk mengurangi nafsu makan, gangguan pernafasan

yang disebabkan flu, dan rasa tidak enak diperut. Rosella digunakan

untuk mengatasi bisul dan radang pada kulit, luka bakar, sariawan,

dan infeksi herpes zoster (BPOM RI, 2010). Rosella juga

diunggulkan sebagai herba antikanker, antihipertensi, dan

antidiabetes (Mardiah, dkk, 2009). Bunga rosella diketahui memiliki

efek antibakteri (Ratnasari, dkk, 2013; Pratiwi, dkk, 2011).

Page 24: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

2. Bakteri

a. Pengertian Bakteri

Istilah bakteri berasal dari kata “bakterion” (bahasa Yunani)

yang berarti tongkat atau batang. Istilah bakteri ini sekarang banyak

dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel

satu, tidak berklorofil (meskipun ada kecualinya), berbiak dengan

pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak

dengan mikroskop (Dwidjoseputro, 1987).

b. Morfologi Bakteri

Bentuk morfologi bakteri dapat dibagi menjadi 3 bagian,

yaitu: (Adam, 1992)

1) Bentuk basil (basillus) yaitu bentuk bakteri seperti tongkat

pendek, agak silindris.

2) Bentuk coccus (bulat) yaitu bentuk bakteri seperti bola-bola

kecil.

3) Bentuk spiril (spiral) yaitu bakteri yang berbentuk seperti spiral,

atau panjang berbengkok-bengkok.

Bakteri dapat diperoleh dari mana-mana, misal dari rongga

mulut, dari sela-sela gigi, dari tanah yang banyak sampah-sampah,

dari sisa-sisa makanan yang sudah basi (Dwidjoseputro, 1987).

c. Bakteri Streptococcus

Streptococcus adalah patogen yang penting karena banyak

infeksi hebat yang disebabkan oleh bakteri ini. Sifat organisme ini

yang sangat khas ialah penampilannya. Organisme ini lebih kurang

Page 25: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

berbentuk bulat yang tumbuh sebagai rantai. Organisme ini

membelah hanya pada satu arah, tetapi belahan itu bukannya

menjadi masing-masing kokus melainkan masih mempunyai

kecenderungan untuk tetap bersama dan membentuk rantai kokus.

Panjangnya rantai yang mungkin dapat dilihat ketika mewarnai

organisme sampai batas tertentu ini bergantung kepada apakah

organisme itu ditumbuhkan pada media padat atau cair dan

bagaimana kira-kira organisme itu ditangani dalam proses

pembuatan olesan. Rantai terpanjang terlihat pada preparat basah

biakan cair. Streptococcus adalah semuanya gram positif dan tidak

bergerak (Volk dan Wheeler, 1990).

d. Bakteri Streptococcus mutans

1. Pengertian Streptococcus mutans

Streptococccus mutans termasuk anggota floral normal

rongga mulut (Jawetz, dkk, 1996). Streptococcus mutans

merupakan bakteri gram positif, bersifat nonmotil (tidak

bergerak), dan dapat hidup secara anaerob fakultatif (Roeslan,

1992).

2. Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus mutans

Mikroorganisme ini berbentuk bulat, atau lonjong dengan

koloninya berpasangan atau berantai, dan tidak berspora. Bakteri

ini dalam perbenihan cair membentuk rantai panjang (Roeslan,

1992). Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 18°C

− 40°C. Streptococcus mutans biasanya ditemukan pada rongga

Page 26: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang paling

kondusif menyebabkan karies untuk email gigi (Nugraha, 2008).

Streptococcus mutans ini mempunyai suatu enzim yang

disebut glukosil transferase di atas permukaannya yang dapat

menyebabkan polimerisasi glukosa dan sukrosa dengan

pelepasan fruktosa, sehingga dapat mensintesa molekul glukosa

yang memiliki berat molekul yang tinggi yang terdiri dari ikatan

glukosa alfa (1-6) dan alfa (1-3). Pembentukan alfa (1-3) ini

sangat lengket, sehingga tidak larut dalam air (Nugraha, 2008).

Hal ini dimanfaatkan oleh Streptococcus mutans untuk

berkembang dan membentuk plak pada gigi. Enzim yang sama

melanjutkan untuk menambah banyak molekul glukosa ke satu

sama lain untuk membentuk dextran yang mana memiliki

struktur yang sangat mirip dengan amylase dalam tajin. Dextran

bersama dengan bakteri melekat erat pada enamel gigi dan

menuju ke pembentukan plak gigi. Hal ini merupakan tahap dari

pembentukan atau lubang pada gigi (Nugraha, 2008).

Gambar 2.2 Bakteri Streptococcus mutans (Todar, 2008)

Page 27: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Berikut ini adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

mutans: (Nugraha, 2008)

Kingdom : Monera

Divisio : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Lactobacilalles

Family : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Species : Streptococcus mutans

3. Hubungan Bunga Rosella Terhadap Bakteri Streptococcus mutans

Bunga rosella mengandung senyawa fenol atau polifenol, saponin

dan tannin, yang termasuk golongan flavonoid yang diketahui memiliki

aktivitas antibakteri (Ratnasari, dkk, 2013; Pratiwi, dkk, 2011). Menurut

Braughler, dkk (1986), fenol atau polifenol berfungsi sebagai antibakteri

dengan cara mengubah protein sel dan merusak membran plasma bakteri

(Anokwuru, dkk, 2011). Menurut Robinson (1995), tannin bersifat sebagai

antibakteri dengan membentuk ikatan yang stabil dengan protein sehingga

terjadi koagulasi protoplasma (Miranti, dkk, 2013). Morrisey dan Osbourn

(1999), menjelaskan bahwa saponin menghambat pertumbuhan atau

membunuh mikroba dengan cara berinteraksi dengan membrane sterol.

Efek utama saponin adalah adanya pelepasan protein dan enzim dari dalam

sel, sehingga menyebabkan pori-pori pembentukan dan hilangnya

integritas membran (Turk, 2006). Menurut Taylor, dkk (2005), flavonoid

Page 28: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

berinteraksi dengan protein membran yang menyebabkan peningkatan

permeabilitas membran bakteri (Upadhyay, dkk, 2014).

Menurut Neu, dkk (1992), bunga rosella juga mengandung pektin

yang berfungsi mengikat dan mengganggu sel bakteri sehingga mampu

menghambat pertumbuhan bakteri (Imansyah, 2013). Kandungan penting

lainnya yaitu antosianin yang memiliki kemampuan membunuh bakteri

(Mardiah, dkk, 2009; Miranti, dkk, 2013). Somaatmadja, dkk (1963),

menyebutkan bahwa antosianin dapat menginhibisi oksidasi glukosa dan

mengikat zat besi yang dibutuhkan oleh bakteri sehingga menghambat

metabolisme dari bakteri (Rhodes, 2004).

Page 29: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel
Page 30: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bunga rosella

merupakan tumbuhan semak yang termasuk dalam genus Hibiscus dengan

spesies berbeda yang memiliki sifat bakteriostatis. Menurut Pelczar, dkk

(2008), bakteriostatis adalah suatu keadan yang menghambat pertumbuhan

bakteri.

D. Kerangka Konsep

Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh

Variabel Terkendali

Variabel Tak Terkendali

Keterangan :

Diteliti

Tidak Diteliti

E. Pertanyaan Penelitian

“Apakah ada pengaruh seduhan bunga rosella terhadap daya hambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans ?”

a. Media kultur PCA

b. Waktu inkubasi 1x24

jam

c. Suhu inkubasi 37°C

d. Konsentrasi larutan

50%, 75%, dan 100%

e. Suspensi bakteri

Jumlah bakteri

Streptococcus mutans

Seduhan bunga rosella

dengan konsentrasi 50%,

75%, 100%

Daya hambat bakteri

Streptococcus mutans

Page 31: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental research atau

percobaan dengan desain penelitian True Experimental Design (rancangan-

rancangan eksperimen sungguhan). Menurut Notoadmodjo (2010) desain ini

bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat

dengan cara mengadakan intervensi atau mengenakan perlakuan kepada satu

atau lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari intervensi

tersebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak dikenakan perlakuan

(kelompok kontrol).

Penelitian ini membandingkan keadaan bakteri Streptococcus mutans

sesudah diberi seduhan bunga rosella dengan konsentrasi 50%, 75% dan

100%. Rancangan yang dilakukan adalah post test dengan kelompok kontrol

(Posttest Only Control Group Design). Penelitian ini tidak diadakan pretest

(Notoatmodjo, 2010). Kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah Natrium

Fisiologis 0,9%.

Rancangan ini dapat digambarkan model rancangan sebagai berikut:

Eksperimen Postest

E X1

X2

X3

0-A

0-B

0-C

K 0-D

Keterangan:

Page 32: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

E : Eksperimen.

K : Kelompok kontrol.

(X1, X2, X3) : Perlakuan dengan pengujian seduhan bunga rosella

dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100%.

(0-A, 0-B, 0-C) : Pengamatan dan pengukuran radius area daya hambat

bakteri.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel pengaruh

Seduhan bunga rosella konsentrasi 50%, 75%, dan 100%.

2. Variabel terpengaruh

Daya hambat bakteri Streptococcus mutans.

3. Variabel terkendali

a. Waktu kultur PCA.

b. Waktu inkubasi 1x24 jam.

c. Suhu inkubasi 37°C.

d. Konsentrasi seduhan 50%, 75%, dan 100%.

e. Suspensi bakteri

4. Variabel tak terkendali

Jumlah bakteri Streptococcus mutans.

Page 33: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

C. Definisi Operasional

1. Variabel Pengaruh

a. Pengertian Seduhan Bunga Rosella

Bunga terdiri dari kelopak, mahkota, benangsari dengan

serbuk sari, putik, bakal biji, dasar bunga dan tangkai buah

(Ratnasari, 2007). Bagian bunga rosella yang digunakan yaitu

kelopak bunga rosella yang telah kering. Kelopak kering bunga

rosella didapat dengan membeli di pasar.

Menyeduh berarti menyiram atau mencampurkan sesuatu

dengan air panas (Setiawan, 2014). Seduhan rosella adalah kelopak

bunga rosella kering yang diseduh dengan air panas kemudian

didiamkan (Wibowo,2009).

b. Cara Pembuatan Seduhan Bunga Rosella

Cara membuat seduhan bunga rosella adalah dengan cara

menghaluskan bunga rosella kering menggunakan blender hingga

menjadi bubuk. Langkah selanjutnya, mendidihkan aquades.

Kelopak kering rosella yang telah menjadi bubuk diseduh dengan

aquades yang telah mendidih kemudian diaduk. Pada penelitian ini

digunakan pelarut aquades dalam seduhan bunga rosella karena

menurut penelitian Anokwuru, dkk (2011), bunga rosella dengan

pelarut aquades dapat mengoksidasi lipid lebih banyak dibanding

dengan menggunakan pelarut selain aquades. Seduhan dibiarkan

selama 3 menit untuk terjadinya ekstraksi kandungan yang lengkap

(Tsai, dkk, 2002). Langkah selanjutnya, seduhan difiltrasi

Page 34: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

gr zat terlarut = ( b v) x larutan

100

(Yazid, 2005)

Persen berat per volume ( b v) zat terlarut

larutanx 100

menggunakan kain flanel steril dan diletakkan didalam beaker glass.

Skala pengukuran variabel pengaruh penelitian ini menggunakan

skala pengukuran nominal.

Cara pembuatan konsentrasi seduhan bunga rosella

menggunakan rumus:

Keterangan:

Zat terlarut : bubuk bunga rosella

Larutan : aquades yang telah dididihkan

Seduhan bunga rosella yang digunakan adalah seduhan bunga

rosella dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100%, sehingga:

1) Konsentrasi 50%

gr zat terlarut = 50 x 50 ml

100

= 25 gr

Jadi, 25 gr bubuk bunga rosella diseduh dalam 50 ml aquades

yang telah dididihkan.

Page 35: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

2) Konsentrasi 75%

gr zat terlarut = 75 x 50 ml

100

= 37,5 gr

Jadi, 37,5 gr bubuk bunga rosella diseduh dalam 50 ml aquades

yang telah dididihkan.

3) Konsentrasi 100%

gr zat terlarut = 100 x 50 ml

100

= 50 gr

Jadi, 50 gr bubuk bunga rosella diseduh dalam 50 ml aquades

yang telah dididihkan.

Penelitian ini menggunakan teknik seduhan yaitu hasil dari

campuran sesuatu dengan air panas. Pada penelitian ini yang

digunakan adalah bunga rosella kering dicampurkan dengan aquades

yang telah dididihkan. Sehingga, pada konsentrasi 100% tetap

diperlukan penambahan aquades.

2. Variabel Terpengaruh

Variabel terpengaruh penelitian ini adalah daya hambat bakteri

Streptococcus mutans. Pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans adalah

bakteri Streptococcus mutans yang ditumbuhkan pada satu media agar.

Cara penentuan sensitivitas mikroorganisme ini menggunakan Metode

Cakram KIRBY-BAUER untuk menetapkan kerentanan organisme

(bakteri Streptococcus mutans) terhadap antibiotik (seduhan bunga

rosella) dengan menginokulasi media agar dengan biakan Streptococcus

mutans dan membiarkan seduhan bunga rosella berdifusi ke media agar.

Page 36: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Cara mengukur pertumbuhan bakteri adalah dengan mengukur daerah

bebas bakteri yang disebut daerah oligodinamik (blank zone) yang

tampak sebagai area jernih atau bersih yang mengelilingi cakram kertas

saring/paper disk. Diameter zona diukur dengan jangka sorong (Harmita

dan Radji, 2008)

Uji ini dilakukan pada permukaan media padat yaitu 1 ml suspensi

bakteri Streptococcus mutans dituangkan di media PCA kemudian diberi

paper disk steril yang sebelumnya telah dicelupkan dalam seduhan bunga

rosella konsentrasi 50%, 75%, dan 100% setelah itu diinkubasi selama

1x24 jam pada suhu , dilihat diameter zona penghambatnya atau

oligodinamik (blank zone) cawan petri, kemudian diukur menggunakan

jangka sorong (mm).

Diameter zona penghambat merupakan pengukuran Konsentrasi

Hambatan Minimum (KHM) atau Minimum Inhibitory Concentration

(MIC) untuk menentukan konsentrasi terendah suatu zat yang masih

dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Harmita dan Radji,

2008). Skala pengukurannya menggunakan skala pengukuran interval.

Page 37: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Daerah Pertumbuhan Bakteri

Oligodinamik

Paper Disk

Cawan Petri

A

B

D

C

Skema pengukuran penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Cawan Petri yang Terdiri dari 4 Paper Disk

(Dwidjoseputro, 1987)

Gambar 3.2 Pengukuran Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri

Keterangan:

A : Vertikal

B : Diagonal 1

C : Horizontal

D : Diagonal 2

Page 38: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Setelah dilakukan pengukuran area daya hambat, menentukan

klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri menurut Ahn, dkk

(1994) dalam Inayatullah (2012), sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tabel Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

3. Variabel terkendali

a. Media Kultur PCA

PCA (Plate Count Agar) digunakan sebagai media yang

bentuknya seperti agar untuk menumbuhkan bakteri.

b. Waktu Inkubasi

Waktu inkubasi dilakukan selama 1 x 24 jam

c. Suhu Inkubasi

Suhu inkubasi dilakukan pada suhu 37°C.

d. Konsentrasi Seduhan Bunga Rosella

Konsentrasi seduhan bunga rosella yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 50%, 75% dan 100%. Beberapa konsentrasi

seduhan yang digunakan bertujuan untuk mengetahui zona hambat

terkecil dan terbesar pada masing-masing seduhan.

e. Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri Streptococcus mutans yang diinokulasi pada

media PCA.

Diameter Zona Hambat

(Zona Terang)

Respon Hambat Pertumbuhan

… 20 mm Kuat

16 ─ 20 mm Sedang

10 ─ 15 mm Lemah

… 10 mm Sangat Lemah

Page 39: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

4. Variabel tak terkendali

Jumlah bakteri Streptococcus mutans sebelum diberi seduhan

bunga rosella.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoadmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah bakteri

Streptococcus mutans.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Notoadmodjo, 2010). Sampel pada penelitian ini yaitu koloni bakteri

Streptococcus mutans yang tumbuh pada media PCA yang diinkubasi

dengan suhu 37°C selama 1x24 jam.

E. Alat dan Bahan

1. Alat

Tabel 3.2 Tabel Alat yang dibutuhkan dan Fungsinya

No. Nama Alat Fungsi Jumlah Alat

1. Timbangan Mengukur berat bahan 1 buah

2. Blender Menghancurkan bunga rosella

kering

1 buah

3. Mortar Tempat bubuk bunga rosella 1 buah

4. Beaker glass Tempat pelarutan dan proses

reaksi larutan, mensterilkan

media dalam tabung, dan

tempat untuk membuat

seduhan bunga rosella

7 buah

5. Kain flanel

steril

Menyaring seduhan bunga

rosella

3 x (8 cm x 8

cm)

6. Corong gelas Membantu penyaringan

seduhan bunga rosella

3 buah

7. Pipet Mengambil larutan dengan

jumlah kecil

1 buah

Page 40: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Tabel 3.2 Tabel Alat yang dibutuhkan dan Fungsinya―lanjutan

No. Nama Alat Fungsi Jumlah Alat 8. Gelas ukur Mengukur jumlah aquades dan

natrium fisiologis 0,9%

2 buah

9. Tabung reaksi Mencampurkan media PCA

dan pembuatan suspensi

bakteri.

7 buah

10. Rak tabung

reaksi

Menempatkan tabung reaksi 1 buah

11. Batang

pengaduk

Pengaduk dalam pembuatan

PCA dan membantu proses

pengadukan seduhan bunga

rosella

4 buah

12. Kompor/hot

plate

Memanaskan PCA 1 buah

13. Lampu spiritus

(bunsen)

Sterilisasi jarum inokulasi,

fungsi aseptik proses

inokulasi

4 buah

14. Cawan petri Media perkembangbiakan

bakteri

3 buah

15. Autoclave Sterilisasi alat/media 1 buah

16. Jarum

inokulasi

(Ose/Tusuk)

Inokulasi mikroorganisme 1 buah

17. Inkubator Alat untuk inkubasi

mikroorganisme

1 buah

18. Almari es Menjaga kesterilan dan

menyimpan PCA

1 buah

19. Gelang karet Mengikat cawan petri 6 buah

20. Penjepit Menjepit tabung reaksi 1 buah

21. Jangka sorong Mengukur area daya hambat

bakteri

1 buah

22. Pinset Menjepit paper disk steril dan

menjepit kain flanel dalam

proses penyaringan

2 buah

Page 41: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

2. Bahan

Tabel 3.3 Tabel Bahan yang dibutuhkan

No. Bahan

1. Bunga rosella kering 112,5 gr

2. Bakteri Streptococcus mutans

3. Natrium Fisiologis 0,9 %

4. Media PCA

5. Aquades

6. Alkohol 70%

7. Paper disk 12 buah

8. Korek api

9. Kapas

10. Kertas buram

11. Spidol

12. Label

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar lebih mudah dan hasilnya lebih baik

sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2009). Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.4 Tabel Instrumen Penelitian

No. Variabel

Metode

pengambilan

data

Instrumen

Penelitian

1. Variabel pengaruh

Seduhan bunga rosella

Eksperimen

Ceklist observasi

2. Variabel terpengaruh

Daya hambat bakteri

Streptococcus mutans

Observasi

Lembar pengukuran

G. Jalannya Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium dengan prosedur

penelitian pertama meminta izin kepada Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Poltekkes Kemenkes Semarang untuk melakukan penelitian di laboratorium

mikrobiologi Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang

Page 42: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

dengan penelitian pengaruh bunga rosella terhadap daya hambat bakteri

Streptococcus mutans. Langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Persiapan Tempat dan Tenaga Labiratorium

1) Perijinan kepada Ketua Jurusan Keperawatan Gigi untuk

melakukan penelitian di laboratorium mikrobiologi di Jurusan

Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang.

2) Penelitian akan dilakukan sendiri dengan bimbingan dari tenaga

laboratorium dari Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes

Kemenkes Semarang.

b. Persiapan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah bakteri Streptococcus

mutans.

c. Persiapan alat

Alat yang akan digunakan untuk membuat seduhan bunga

rosella yaitu timbangan, blender, beaker glass, kain flanel steril,

corong gelas, dan batang pengaduk. Sedangkan alat yang digunakan

untuk penelitian adalah cawan petri, tabung reaksi, rak tabung reaksi,

beaker glass, jarum ose, penjepit, lampu spiritus, paper disk, pinset,

jangka sorong, autoclave, inkubator , dan almari es.

Page 43: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

d. Persiapan bahan.

1) Persiapan pembuatan bahan PCA (Plate Count Agar)

Menurut Soesanto (2012), pembuatan PCA yaitu dengan

cara:

1. Menimbang PCA sebanyak 2,25 gr dan ukur aquades

sebanyak 1 lt.

2. Mencampurkan PCA dan aquades melalui proses

pengadukan dan pemanasan menggunakan hotplate hingga

jernih.

3. Menuangkan larutan PCA tersebut dalam tabung reaksi,

kemudian tutup tabung dengan kapas.

4. Meletakkan tabung reaksi yang berisi PCA pada beaker

glass, kemudian tutup dengan kertas yang terikat oleh

gelang karet.

5. Memasukan beaker glass kedalam autoclave, sterilkan

selama 30 − 60 menit pada tekanan 1 atm (suhu ).

6. Mengangkat media setelah proses sterilisasi selesai dan

dinginkan

7. Menyimpan PCA pada almari es apabila belum

dipergunakan.

2) Isolasi Mikroorganisme

Isolasi mikroorganisme dilakukan dengan cara:

(Soesanto, 2012)

a) Menyiapkan PCA yang sudah disterilkan dan dipanaskan

Page 44: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

b) Menyiapkan sample bakteri Streptococcus mutans dengan

jarum ose yang sudah disterilkan dengan panas lampu

spiritus sampai merah, kemudian memindahkan bakteri

kedalam PCA miring dengan menggoreskan menggunakan

metode zig-zag dengan mendekatkan pada lampus piritus

agar steril.

c) Setelah selesai tutup tabung menggunakan kapas, bungkus

dengan kertas dan ikat dengan gelang karet.

d) Simpan dalam incubator untuk dikembangbiakkan selama

1x24 jam.

3) Persiapan Pembuatan Suspensi Bakteri

Pembuatan suspensi bakteri Streptococcus mutans yaitu

dengan cara menyiapkan natrium fisiologis 0,9% sebanyak 9 ml

masukkan kedalam tabung reaksi, kemudian mengambil 1 jarum

ose sampel bakteri Streptococcus mutans dengan cara di gores,

kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi

natrium fisiologis 0,9% dan digoyang-goyangkan hingga

tercampur rata (Soesanto, 2012).

4) Persiapan Pembuatan Seduhan

a) Seduhan Bunga Rosella

Seduhan bunga rosella dengan konsentrasi 50%, 75%,

dan 100% yang diperoleh dengan metode sebagai berikut:

(1) Menghancurkan bunga rosella kering menggunakan

blender.

Page 45: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

(2) Menimbang bubuk rosella yang akan diseduh yaitu 25 gr

bubuk rosella lalu meletakkannya pada beaker glass

kemudian melakukan hal yang sama untuk bubuk bunga

rosella 37,5 gr, dan 50 gr.

(3) Mendidihkan aquades.

(4) Menyeduh bubuk bunga rosella dengan aquades yang

telah dididihkan dengan konsentrasi sebagai berikut:

(a) Konsentrasi 50% dibuat dengan 25 gr bubuk bunga

rosella dan ditambah aquades yang telah dididihkan

sebanyak 50 ml.

(b) Konsentrasi 75% dibuat dengan 37,5 gr bubuk

bunga rosella dan ditambah aquades yang telah

dididihkan sebanyak 50 ml.

(c) Konsentrasi 100% dibuat dengan 50 gr bubuk bunga

rosella dan ditambah aquades yang telah dididihkan

sebanyak 50 ml.

(5) Mengaduk bubuk bunga rosella kering yang telah

dicampur dengan aquades agar hasil seduhan sempurna

(6) Membiarkan seduhan selama 3 menit untuk terjadinya

ekstraksi kandungan yang lengkap

(7) Memisahkan ampas hasil seduhan dengan disaring

menggunakan kain flanel steril, air seduhan hasil

saringan diletakkan pada beaker glass.

b) Natrium fisiologis 0,9% sebagai kelompok kontrol.

Page 46: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah percobaan yang akan dilakukan di laboratorium

adalah sebagai berikut: (Soesanto, 2012)

a. Membuat media PCA (Plate Count Agar) sebagai pertumbuhan

bakteri kemudian mensterilkan dengan menggunakan autoclave.

b. Mempersiapkan mikroorganisme, dalam penelitian ini adalah bakteri

Streptococcus mutans

c. Membuat seduhan bunga rosella masing-masing dengan konsentrasi

50%, 75%, dan 100% dan menyiapkan natrium fisiologis 0,9%

sebagai kelompok kontrol.

d. Teknik Pengaplikasian

1) Menyiapkan 3 cawan petri steril, masing-masing cawan petri

dibagi 4 bagian menggunakan spidol, ditandai X1 (50% seduhan

bunga rosella), X2 (75% seduhan bunga rosella), X3 (100%

seduhan bunga rosella) dan Y (Natrium fisiologis 0,9%).

2) Menuangkan PCA yang sudah steril ke dalam cawan petri dan

meratakan dengan cara memutar-mutar perlahan cawan petri di

atas meja dan membiarkan sampai membeku. Melakukan hal

yang sama pada pengulangan kedua dan ketiga.

3) Menuangkan 1 ml suspensi bakteri kedalam cawan petri lalu

diratakan dengan cara menggoyang-goyangkan di tempat yang

datar.

4) Mengambil keping paper disk menggunakan pinset kemudian

mencelupkan ke dalam seduhan bunga rosella dengan

Page 47: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

konsentrasi 50% setelah itu meletakkannya ke wilayah cawan

petri (X1). Cara yang sama dilakukan untuk konsentrasi masing-

masing larutan 75% untuk wilayah cawan petri (X2) dan 100%

untuk wilayah cawan petri (X2). Kemudian mengambil paper

disk steril, celupkan kedalam natrium fisiologis 0,9% sebagai

kelompok kontrol setelah itu meletakkan ke wilayah cawan petri

(Y).

5) Menutup kembali cawan petri dan bungkus dengan kertas buram

kemudian beri etiket.

6) Perlakuan dilakukan tiga kali pengulangan untuk mendapatkan

hasil penelitian yang lebih akurat.

7) Memasukkan kedalam inkubator untuk proses inkubasi selama

1x24 jam dan mengamati hasilnya

3. Tahap Pengukuran

Setelah diinkubasi kemudian dilihat dan diukur diameter daerah

penghambatnya yang disebut oligodinamik (blank zone) dengan

menggunakan jangka sorong. Oligodinamik merupakan area daya

hambat seduhan bunga rosella terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans. Pengukuran daya hambat dilakukan dari 4 arah

yaitu vertikal, horizontal, diagonal 1, dan diagonal 2.

Pada pengamatan di laboratorium, peneliti dibantu oleh orang

yang ahli dalam bidang tersebut.

Page 48: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

4. Tahap Pengumpulan Data Hasil Penelitian

Teknik pengumpulan data yaitu dengan melakukan observasi

terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis

tentang apa yang akan diamati dan dimana tempatnya.

Menurut Notoatmodjo (2010), tahapan pengolahan data adalah

sebagai berikut:

a. Editing

Memeriksa hasil pengukuran daya hambat bakteri Streptococcus

mutans oleh seduhan bunga rosella. Zona terang (blank zone)

menandakan daerah asepsis (daerah bebas bakteri).

b. Coding

Mengklasifikasikan data-data hasil pengukuran daya hambat

bakteri oleh seduhan bunga rosella dengan kode-kode.

D1 = Vertikal

D2 = Horizontal

D3 = Diagonal 1

D4 = Diagonal 2

c. Entry Data

Memindahkan data dari hasil pengukuran ke dalam sebuah media

yang mudah diolahdalam bentuk tabel.

d. Tabulating

Memindahkan data dari tabel hasil pengukuran ke dalam tabel

untuk menghitung total rata-rata daya hambat bakteri.

Page 49: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

H. Alur Penelitian

Bunga Rosella

(Hibiscus sabdariffa L.)

Bunga rosella kering

dihancurkan dan dihaluskan

Bubuk bunga rosella diseduh

dengan aquades yang telah

dididihkan

Didapatkan hasil seduhan bunga

rosella dengan konsentrasi 50%,

75%, dan 100%

Memberi perlakuan pada bakteri

Streptococcus mutans

Dilakukan pengulangan perlakuan

sebanyak 3 kali pengulangan

Pengukuran radius

daerah oligodinamik

Analisa Data

Kesimpulan

Page 50: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

I. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif yaitu peneliti mendeskripsikan atau menyimpulkan hasil

penelitian yang berupa angka, dimana data yang diperoleh diolah dan

dimasukkan ke tabel tabulasi, kemudian dihitung skor atau nilai rata-ratanya.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental research atau percobaan

dengan desain penelitian True Experimental Design. Rancangan yang

dilakukan adalah post test dengan kelompok kontrol (Posttest Only Control

Group Design). Skala pengukuran variabel pengaruh menggunakan skala

nominal sedangkan variabel terpengaruhnya menggunakan skala interval.

J. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian tentang “Pengaruh Seduhan Bunga Rosella

(Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Daya Hambat Bakteri Streptococcus

mutans” terlampir.

Page 51: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tentang “Pengaruh Seduhan Bunga Rosella (Hibiscus

sabdariffa L.) Terhadap Daya Hambat Bakteri Streptococcus mutans” telah

dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes

Kemenkes Semarang pada tanggal 9 – 11 Februari 2015 dengan 4 kali

pengukuran dan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian yang dilakukan di

laboratorium mikrobiologi diamati pada tanggal 11 Februari 2014, dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Tabel Daya Hambat Seduhan Bunga Rosella dengan Konsentrasi

50%

Pengulangan Zona Hambat (mm)

Rata-Rata

Respon

Hambat

Bakteri D1 D2 D3 D4

I 18,1 17,3 18,1 19,5 18,3 Sedang

II 24,4 20,4 21,3 21,7 22,0 Kuat

III 24,5 27,3 24,7 26,2 25,7 Kuat

Total Rata-Rata 22,0 Kuat

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa hasil pengukuran

diameter zona hambat seduhan bunga rosella dengan konsentrasi 50%

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans pada pengulangan ke − I

= 18,3 mm dengan respon hambat sedang, pengulangan ke − II = 22,0 mm

dalam respon hambat kuat, dan pengulangan ke − III = 25,7 mm dalam respon

hambat kuat. Total rata-rata diameter zona hambat seduhan bunga rosella

dengan konsentrasi 50% adalah 22,0 mm termasuk respon hambat kuat.

Tabel 4.2 Tabel Daya Hambat Seduhan Bunga Rosella dengan Konsentrasi

75%

Page 52: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Pengulangan Zona Hambat (mm)

Rata-Rata

Respon

Hambat

Bakteri D1 D2 D3 D4

I 25,3 25,1 29,2 24,4 26,0 Kuat

II 17,5 17,2 17,1 16,1 17,0 Sedang

III 25,0 27,3 25,4 28,1 26,5 Kuat

Total Rata-Rata 23,2 Kuat

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa hasil pengukuran

diameter zona hambat seduhan bunga rosella dengan konsentrasi 75%

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans pada pengulangan ke − I

= 26,0 mm dengan respon hambat kuat, pengulangan ke − II = 17,0 mm

dalam respon hambat sedang, dan pengulangan ke − III = 26,5 mm dengan

respon hambat kuat. Total rata-rata diameter zona hambat seduhan bunga

rosella dengan konsentrasi 75% adalah 23,2 mm termasuk respon hambat

kuat.

Tabel 4.3 Tabel Daya Hambat Seduhan Bunga Rosella dengan Konsentrasi

100%

Pengulangan Zona Hambat (mm)

Rata-Rata

Respon

Hambat

Bakteri D1 D2 D3 D4

I 31,1 30,5 30,5 30,5 30,7 Kuat

II 24,7 23,5 24,6 24,6 24,4 Kuat

III 27,7 27,0 27,4 28,3 27,6 Kuat

Total Rata-Rata 27,6 Kuat

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa hasil pengukuran

diameter zona hambat seduhan bunga rosella dengan konsentrasi 100%

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans pada pengulangan ke − I

= 30,7 mm dengan respon hambat kuat, pengulangan ke − II = 24,4 mm

dalam respon hambat kuat, dan pengulangan ke − III = 27,6 mm dengan

Page 53: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

22,0 23,2

27,6

0 0 0 0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

50% 75% 100%

Zo

na

Ha

mb

at

(mm

)

Konsentrasi Perlakuan

Seduhan Bunga Rosella Natrium Fisiologis 0,9%

respon hambat kuat. Total rata-rata diameter zona hambat seduhan bunga

rosella dengan konsentrasi 100% adalah 2,6 mm termasuk respon hambat

kuat.

Berdasarkan hasil pengukuran ketiga pengulangan tersebut didapatkan

data sebagai berikut:

Gambar 4.1 Gambar Rata-Rata Daya Hambat Seduhan Bunga Rosella dengan

Konsentrasi 50%, 75%, dan 100%

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa rata-rata zona hambat

terbesar adalah seduhan bunga rosella dengan konsentrasi 100%, setelah itu

seduhan bunga rosella dengan konsentrasi 75% dan bunga rosella dengan

konsentrasi 50%. Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa semakin

tinggi konsentrasi seduhan bunga rosella yang dipaparkan terhadap bakteri

Streptococcus mutans, maka diameter zona hambat yang dihasilkan semakin

besar.

Penelitian ini menunjukkan bahwa seduhan bunga rosella sebagai

antibakteri terhadap Streptococcous mutans memiliki Kadar Hambat

Page 54: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Minimum (KHM) sebesar 50% dengan zona hambat rata-rata berdiameter

22,0 mm dengan respon hambat kuat dan konsentrasi paling efektif yaitu pada

konsentrasi sebesar 100% yang memiliki zona hambat sebesar 27,6 mm yang

termasuk dalam respon hambat kuat.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa ada pengaruh

seduhan bunga rosella terhadap bakteri Streptococcus mutans. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi seduhan bunga

rosella yang dipaparkan terhadap bakteri Streptococcus mutans, maka

diameter zona hambat yang dihasilkan semakin besar.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahan zat aktif yang terkandung

dalam seduhan bunga rosella pada berbagai konsentrasi dapat menghasilkan

efek antibakteri. Hal ini disebabkan karena kandungan fenol atau polifenol

pada bunga rosella yang menurut Braughler, dkk (1986), mampu mengubah

protein sel dan merusak membran plasma bakteri (Anokwuru, dkk, 2011).

Bunga Rosella mengandung tannin dan saponin. Menurut Robinson (1995),

tannin bersifat sebagai antibakteri dengan membentuk ikatan yang stabil

dengan protein sehingga terjadi koagulasi protoplasma (Miranti, dkk, 2013).

Morrisey dan Osbourn (1999), menjelaskan bahwa saponin bekerja dengan

cara berinteraksi dengan membrane sterol sehingga terjadi pelepasan protein

dan enzim dari dalam sel yang menyebabkan pori-pori pembentukan dan

hilangnya integritas membran (Turk, 2006).

Menurut Taylor, dkk (2005), kandungan flavonoid pada bunga rosella

mampu berinteraksi dengan protein membran yang menyebabkan

Page 55: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

peningkatan permeabilitas membran bakteri (Upadhyay, dkk, 2014). Bunga

rosella juga mengandung pektin dan antosianin. Pektin bekerja dengan cara

mengikat dan mengganggu sel bakteri (Imansyah, 2013). Somaatmadja, dkk,

(1963), meyebutkan bahwa antosianin mampu menginhibisi oksidasi glukosa

dan mengikat zat besi yang dibutuhkan oleh bakteri (Rhodes, 2004).

Hasil yang diperoleh dari tiga pengulangan menunjukkan bahwa tiap

pengulangan seduhan bunga rosella konsentrasi 75% dan 100% mengalami

perubahan atau tidak konstan. Pada seduhan bunga rosella 75% yang diujikan

pada pengulangan ke-I menunjukkan diameter zona hambat 26,0 mm,

pengulangan ke-II turun menjadi 17,0 mm dan pada pengulangan ke-III

terjadi kenaikkan diameter zona hambat menjadi 26,5 mm. Sehingga,

pengulangan ke-III lebih tinggi dari pengulangan I dan II. Pada seduhan

bunga rosella 100% pengulangan ke-I menunjukkan diameter zona hambat

30,7 mm, pengulangan ke-II turun menjadi 24,4 mm, dan pada pengulangan

ke-III terjadi kenaikan diameter zona hambat menjadi 27,6 mm. Sehingga,

pengulangan ke-III lebih rendah dari pengulangan ke-I namun lebih tinggi

dari pengulangan ke-II.

Ketidakkonstanan pada kedua konsentrasi tersebut dikarenakan oleh

faktor teknis yang terjadi pada saat penelitian, yaitu banyaknya perasan yang

terserap pada paper disk, sehingga kepekatan paper disk mengalami

perbedaan dan berpengaruh pada zona hambat. Sedangkan natrium fisiologis

0,9% sebagai kelompok kontrol tidak mempunyai zona hambat terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan ditunjukkan tidak adanya

zona bening disekitar paper disk atau zona hambat = 0 mm.

Page 56: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Berdasarkan klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri

menurut Ahn, dkk (1994), seduhan bunga rosella dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan efektivitas kuat, karena

lebih dari 20 mm.

Page 57: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Laboratorium

Mikrobiologi Jurusan Keperawatam Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang,

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh seduhan bunga rosella terhadap daya hambat bakteri

Streptococcus mutans yaitu bahwa seduhan bunga rosella mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan semakin

tinggi konsentrasi seduhan bunga rosella yang dipaparkan terhadap

bakteri Streptococcus mutans, maka diameter zona hambat yang

dihasilkan semakin besar.

2. Daya hambat seduhan bunga rosella 50% terhadap bakteri Streptococcus

mutans adalah 22,0 mm termasuk dalam kategori kuat.

3. Daya hambat seduhan bunga rosella 75% terhadap bakteri Streptococcus

mutans adalah 23,2 mm termasuk dalam kategori kuat.

4. Daya hambat seduhan bunga rosella 100% terhadap bakteri

Streptococcus mutans adalah 27,6 mm termasuk dalam kategori kuat.

Page 58: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini merupakan langkah awal pemanfaatan bahan alam

bunga rosella denga cara diseduh sebagai salah satu bahan antikaries

alternatif di bidang kedokteran gigi pencegahan.

2. Perlu dilakukan serangkaian uji lainnya agar dapat diketahui pengaruh

rosella terhadap daya hambat bakteri patogen lain dalam mulut salah satu

nya yaitu mengenai pengaruh seduhan bunga rosella terhadap bakteri

Staphylococcus aureus sebagai salah salah satu bakteri penyebab

peradangan rongga mulut.

Page 59: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

DAFTAR RUJUKAN

Adam, S., Dasar-Dasar Mikrobiologi Parasitologi untuk Perawat, Kedokteran

EGC, Jakarta, 1992, h.17-18

Anokwuru, C.P., Ijeoma, E., Olusola, A., Ayobami, O.A., Polyphenolic Cintent

and Antioxidant Activity of Hibiscus sabdariffa Calyx, Research Journal of

Medicinal Plant, 2011, 5 (5): 557-566, http:// www. scialert. net/abstract

/?doi=rjmp.2011.557.566, diakses tanggal 11 Desember 2014

Arikunto, S., Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, h.22

BPOM RI, Serial Data Ilmiah Terkini Tanaman Obat Rosella (Hibiscus

sabdariffa L.), Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, Jakarta, 2010,

hal.1-3

Dwidjoseputro, D., Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta, 1987, h.11,

22

Harmita, Radji, M., Buku Ajar Analis Hayati, EGC, Jakarta, 2008,

https://books.google.co.id/books?id=ac3xoxKVzWIC&pg=PA2&lpg=PA2

&dq=penentuan+aktivitas+antimikroba+dengan+metode+cakram+kertas&

source, diakses pada tanggal 1 Februari 2015, h.2, 4

Imansyah, B.A., Pektin, 2013, https://www.scribd.com/doc/155710707/Pektin,

diakses tanggal 25 September 2014

Innayatullah, S., 2012, Efek Ekstrak Dun Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus, Laporan Penelitian, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta, h.8

Jawetz, E., Melnick, J., Adelberg’s, E., Mikrobiologi Kedokteran, Penerjemah

Nugroho, E., R.F., Maulany, EGC, Jakarta, 1996, h.218

Kementrian Kesehatan RI., 2007, Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2007, Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.,

Jakarta, h.147, 155

Marcia, 2013, Hibiscus sabdariffa, https://www.flickr.com/search/?tags=hibiscus

sabdariffa, diakses pada tanggal 1 Februari 2015

Page 60: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Mardiah, Sawarni, H., Reki, W.A.,Arufah, R., Budidaya & Pengolahan Rosela SI

Merah Segudang Manfaat, Agro Media Pustaka, Jakarta, 2009, h.1-2, 9-

11, 13-14, 23, 30, 58

Miranti, M., Prasetyorini, Suwary, C., Perbandingan Aktivitas Antibakteri Ekstrak

Etanol 30% Dan 96% Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus

Sabdariffal)Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Ekologia, 2013,

3(1): 9-18, file: ///C:/Users/user/Downloads/dosen6339_dosen_ 2203_2.

_bu_mira_%20(2).pdf, diakses pada tanggal 11 Desember 2014

Notoadmodjo, S., Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010,

h. 58-60, 115

Nugraha, A.W., Si Plak Dimana-mana, Fakultas Farmasi USD Yogyakarta, 2008,

http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/streptococcus-mutans31.pdf,

diakses tanggal 16 November 2014, h.1, 2, 3

Pelczar, Jr., M.J., E.C.S. Chan., Dasar-Dasar Mikrobiologi 2, Alih bahasa Ratna,

S.H., Teja, I., S.Sutarmi, Tjitrosomo dan Angka, SL., Edisi 2, UI-Press.

Jakarta, 2008, h. 449, 815

Pratiwi, D., Yuliani, R., Munawaroh, R., Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol

Kelopak Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Pseudomonas

aeruginosa Multiresisten dan Shigella dysenteriae, 2011,

http://www.farmako.uns.ac.id/perhipba/wp-concent/uploads/2011/12/FEK.

24.pdf, diakses pada tanggal 10 Desember 2014

Pratiwi, D., Gigi Sehat Merawat Gigi Anak Sehari-hari, Kompas, Jakarta, 2007,

h.25

Ramya, S., C. Rajasekaran, R. Sivaperumal, A. Krishnan, R. Jayakumararaj,

Ethnomedical Perspectives of Botanical used by Malayali Tribes in Vattal

Hills of Dharmaputri (TN), India, Ethnobotanical Leaflets 2008, 12: 1054-

60, http://www.ethnoleaflets.com/leaflets/malaya.htm, diakses tanggal 10

Desember 2014

Ratnasari, A., Wahjuni, W., Nike, H., Efek Seduhan Bunga Rosella dalam

Menghambat Pertumbuhan Candida albicans pada Resin Akrilik, Journal

of Prosthodontics, 2013, 4(1): 22-26,

Ratnasari, J., Galeri Tanaman Hias Bunga, Penebar Swadaya, Jakarta, 2007,

https://books.google.co.id/books?id=YBLWiwhJycMC&pg=PT10&dq=ba

gian+tanaman+bunga&hl, diakses pada tanggal 31 Januari 2015, h.5

Page 61: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Rhodes, P.L., 2004, Antimicrobial Factor from Grapes, Tesis, The University of

Auckland

Roeslan, B.O., Isolasi S. mutans dari Plak Gigi, Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi

FKG Usakti, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Usakti, 1992, hal.5

Setiawan, E., 2014, Seduh, http://kbbi.web.id/seduh-2, diakses pada tanggal 30

Januari 2015

Singh, J., Kumar, A., Budhiraja, S., Hooda, A., Ethnomedicine: use in dental

caries. Braz J Oral Sci, 2007, 6(21): 1308-1312, http:/ /www .bioline .org.

br/pdf?os07012, diakses tanggal 10 Desember 2014

Soesanto, Praktek Mikrobiologi, 2012, Pedoman Praktek Mikrobiologi Prodi DIV

Perawat Gigi, Poltekkes Kemenkes Semarang

Todar, K., 2008, The Normal Bacteria Flora of Humans, http://www. textbook of

bacteriology.net/normalflora_5.html, diakses pada tanggal 1 Februari 2015

Tsai, P.J., McIntosh, J., Pearce, P., Camden, B., Jordan, B.R., Anthocyanin and

antioxidant capacity in Roselle (Hibiscus sabdariffa L.) extract, Food

Research International, 2002, 35: 351-356

Turk, F.M., Saponins Versus Plant Fungal Pathogens, Journal of Cell and

Molecular Biology, 2006, 5: 13-17, http://jcmb.halic.edu.tr/pdf/5-1/

saponins.pdf, diakses pada tanggal 10 Desember 2014

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Upadhyay, A., Indu, U., Anup K.J., Kumar, V., Combating Pathogenic

Microorganisms Using Plant-Derived Antimicrobials: A.Minireview of the

Mechanistic Basis, BioMed Research International, 2014, Article ID

761741, http://www.hindawi.com/journals/bmri/2014/761741/, diakses

pada tanggal 10 Desember 2014

Volk, W.A., Wheeler, M.F., Mikrobiologi Dasar Jilid 2, Alih bahasa Markham.

Erlangga, Jakarta, 1990, h.31

Page 62: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Wibobo, T., 2009, Pengaruh Pemberian Seduhan Kelopak Rosela (Hibiscus

Sabdariffa) terhadap Kadar Trigliserida Darah Tikus Putih (Rattus

norvegicus), Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, h.24

Yazid, E., Kimia Fisika untuk Paramedis, Andi, Yogyakarta, 2005, h.50

Page 63: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

LAMPIRAN

Page 64: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Lampiran 1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

“Seduhan Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap

Daya Hambat Bakteri St eptococcus utans”

Kegiatan Sept

2014

Okt

2014

Nov

2014

Des

2014

Jan

2015

Feb

2015

Mar

2015

Apr

2015

Mei

2015

Juni

2015

Pengajuan

Judul

Pengesahan

Judul

Pembuatan

Proposal KTI

Seminar

Proposal

Perbaikan

Proposal

Penelitian

Pengolahan

Data

Penyusunan

KTI

Seminar

KTI

Perbaikan

KTI

Pengumpulan

KTI

Page 65: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel
Page 66: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Lampiran 3

Page 67: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel
Page 68: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Lampiran 5

Page 69: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Lampiran 6

Page 70: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Lampiran 7

CHECKLIST OBSERVASI ALAT

No. Alat Jumlah Ketersediaan

Keterangan Ada Tidak

1. Timbangan 1 buah −

2. Blender 1 buah −

3. Mortar 1 buah −

4. Beaker glass 7 buah −

5. Kain flanel steril 3 x (8 cm x

8 cm) −

6. Corong gelas 3 buah −

7. Pipet 1 buah −

8. Gelas ukur 2 buah −

9. Tabung reaksi 7 buah −

10. Rak tabung reaksi 1 buah −

11. Batang pengaduk 4 buah −

12. Kompor/hot plate 1 buah −

13. Lampu spiritus

(bunsen)

4 buah −

14. Cawan petri 3 buah −

15. Autoclave 1 buah −

16. Jarum inokulasi

(Ose/Tusuk)

1 buah −

17. Inkubator 1 buah −

18. Almari es 1 buah −

19. Gelang karet 6 buah −

20. Penjepit 1 buah −

21. Jangka sorong 1 buah −

22. Pinset 2 buah −

Page 71: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Lampiran 8

CHECKLIST OBSERVASI BAHAN

No. Bahan Ketersediaan

Keterangan Ada Tidak

1. Bunga rosella kering 112,5 gr −

2. Bakteri Streptococcus mutans −

3. Natrium Fisiologis 0,9% −

4. Media PCA −

5. Aquades −

6. Alkohol 70% −

7. Paper disk 12 buah −

8. Korek api −

9. Kapas −

10. Kertas buram −

11. Spidol −

12. Label −

13. Alat tulis −

Page 72: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Lampiran 9

CHECKLIST OBSERVASI PEMBUATAN PCA

No. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang

dilakukan

Sesuai Tidak

Sesuai

1. Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat

PCA −

2. Menimbang PCA sebanyak 22,5 gr dan ukur

aquades sebanyak 1 lt. −

3. Mencampurkan PCA dan aquades melalui

proses pengadukan dan pemanasan

menggunakan hotplate hingga jernih.

4. Menuangkan larutan PCA tersebut dalam tabung

reaksi, kemudian tutup tabung dengan kapas −

5. Meletakkan tabung reaksi yang berisi PCA pada

beaker glass, kemudian tutup dengan kertas yang

terikat oleh gelang karet

6. Memasukan beaker glass kedalam autoclave,

sterilkan selama 30 − 60 menit pada tekanan 1

atm (suhu ).

7. Mengangkat media setelah proses sterilisasi

selesai dan dinginkan −

Page 73: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Lampiran 10

CHECKLIST OBSERVASI PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI

No. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang

dilakukan

Sesuai Tidak

Sesuai

1. Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat

suspensi bakteri −

2. Menyiapkan natrium fisiologis 0,9% sebanyak 9

ml masukkan kedalam tabung reaksi −

3. Menyiapkan 1 jarum ose bakteri. −

4. Memasukkan 1 jarum ose bakteri kedalam

tabung reaksi natrium fisiologis 0,9% dengan

cara di gores

5. Mencampurkan kedua bahan tersebut dengan

cara digoyang-goyangkan hingga tercampur rata. −

Page 74: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Lampiran 11

CHECKLIST OBSERVASI SEDUHAN BUNGA ROSELLA

No. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang

dilakukan

Sesuai Tidak

Sesuai

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam

pembuatan seduhan bunga rosella −

2. Membuat seduhan bunga rosella dengan

menghaluskan bunga rosella kering menggunakan

blender hingga menjadi bubuk

3. Menimbang bubuk rosella yang akan diseduh yaitu

25 gr bubuk rosella lalu meletakkannya pada beaker

glass kemudian melakukan hal yang sama untuk

bubuk bunga rosella 37,5 gr, dan 50 gr

4. Mendidihkan aquades −

5. Menyeduh bubuk bunga rosella dengan aquades

yang telah dididihkan dengan konsentrasi 50%,

75%, dan 100%

6. Mengaduk bunga rosella kering yang telah

dicampur dengan aquades agar hasil seduhan

sempurna

7. Membiarkan seduhan selama 3 menit untuk

terjadinya ekstraksi kandungan yang lengkap −

8. Seduhan bunga rosella disaring menggunakan kain

flanel steril −

9. Air seduhan hasil saringan diletakkan pada beaker

glass −

Page 75: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

Lampiran 12

CHECKLIST OBSERVASI TEKNIK PENGAPLIKASIAN

No. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang

dilakukan

Sesuai Tidak

Sesuai

1. Menyiapkan 3 cawan petri steril, masing-masing

cawan petri dibagi 4 bagian menggunakan

spidol, ditandai X1 (50% seduhan bunga

rosella), X2 (75% seduhan bunga rosella), X3

(100% seduhan bunga rosella) dan Y (Natrium

Fisiologis 0,9%).

2. Menuangkan PCA yang sudah steril ke dalam

cawan petri dan meratakan dengan cara

memutar-mutar perlahan cawan petri di atas

meja dan membiarkan sampai membeku

3. Menuangkan 1 ml suspensi bakteri kedalam

cawan petri lalu diratakan dengan cara

menggoyang-goyangkan di tempat yang datar

4. Mengambil paper disk steril menggunakan

pinset, celupkan ke dalam seduhan bunga rosella

dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100%

kemudian meletakkan pada media yang telah

beku dengan sedikit tekanan agar menempel

sesuai dengan label yang tertulis, hal yang sama

dilakukan untuk aplikasi paper disk yang

dicelupkan pada kelompok kontrol yaitu natrium

fisiologis 0,9%.

5. Menutup kembali cawan petri dan bungkus

dengan kertas buram kemudian beri etiket. −

6. Melakukan 3 kali pengulangan dengan

perlakuan yang sama −

7. Memasukkan kedalam inkubator selama 1x24

jam dan amati hasilnya −

8. Mengukur diameter daerah penghambatnya yang

disebut oligodinamik (blank zone) dengan

menggunakan jangka sorong

9. Pengukuran daya hambat pertumbuhan bakteri

yang dilakukan dari 4 arah yaitu vertikal,

horizontal, diagonal 1, dan diagonal 2.

Page 76: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

DOKUMENTASI PENELITIAN

Lampiran 13

1. Pembuatan Media PCA

2. Menuangkan Suspensi Bakteri ke Cawan Petri (Media PCA)

Page 77: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

3. Pembuatan Seduhan Bunga Rosella

Page 78: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

5. Hasil dan Pengukuran

Daya hambat bakteri seduhan bunga

rosella pada pengulangan ke−I.

Daya hambat bakteri seduhan bunga

rosella pada pengulangan ke−II.

Daya hambat bakteri seduhan bunga

rosella pada pengulangan ke−III.

Pengukuran menggunakan jangka

sorong

4. Aplikasi paper disk yang telah dibasahi dengan seduhan bunga rosella

kedalam cawan petri yang sudah terisi suspensi bakteri kemudian di inkubasi

selama 1x24 jam

Page 79: PENGARUH SEDUHAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS  · PDF filemembuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada bunga ... Tujuan Khusus ... D. Populasi dan Sampel

RIWAYAT HIDUP

Nita Viaturrohmah dilahirkan di Kabupaten

Wonosobo pada tanggal 22 Februari 1994. Lahir

dan di besarkan di Desa Kejajar RT 03/RW03,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Anak

ke dua dari tiga bersaudara berasal dari pasangan

Bapak Aminudin dan Ibu Tuti Hidayati. Lulus

dari TK Pertiwi pada tahun 2000, melanjutkan

pendidikan dasar di SD Negeri 1 Kejajar dan

lulus tahun 2006, kemudian melanjutkan

pendidikan tingkat menengah pertama di SMP

Negeri 1 Kejajar lulus pada tahun 2009, dan pada

tahun 2012 dinyatakan lulus dari SMA Negeri 1 Mojotengah. Jenjang

pendidikan selanjutnya di tempuh di Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Semarang Jurusan Keperawatan Gigi melalui program Diploma

IV Keperawatan Gigi yang InsyaAllah akan lulus Diploma III tahun 2015

dengan hasil yang baik dan memuaskan sesuai dengan harapan. Amin.