18
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70 53 PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN YANG DI MEDIASI OLEH MASALAH TIDUR DAN KELUHAN KESEHATAN PADA KARYAWAN JASA TRANSPORTASI ANGKUTAN DARAT PENUMPANG PADA TERMINAL TIPE B BANDA ACEH AYUNI SAKINAH 1 , ADE IRMA SURYANI 2 1,2) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala Email: [email protected] ABSTRACT This study aimed to measure the “Effect of Shift Work in Mediation By Sleep Problems and Complaints In Employee Health Services Land Transport Transportation Passenger Terminal Type B Banda Aceh”. The sample used in this study is the driver's status as employees totaling 104 respondents. Equipment collecting data used in this study was a questionnaire. The sampling technique used is probality Sampling (HLM) is used as a method of analysis to determine the effect of all the variables involved. The results showed: 1) Shift Work Safety positive effect on climate. 2) Shifts positive effect on sleep problems. 3) Shifts positive effect on health complaints. 4) Sleep Problems positive effect on safety climate. 5) Health Complaint positive effect on safety. 6) Sleep Problems and Complaints Pemediasi Health as a positive influence on Variable Shifts and Safety Climate on Land Transport Transportation Driver Passenger Terminal Type B Banda Aceh. Keywords: Shift Work, Climate Safety, Sleep Problems, Complaints Health PENDAHULUAN Sarana transportasi adalah sarana pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, apalagi dewasa ini aktivitas kehidupan manusia telah mencapai taraf kemajuan yang semakin kompleks dan beragam, menghadapi hal ini artinya pengelolaan menyangkut jasa transportasi harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pelayanan transportasi angkutan darat yang kini berkembang bukan saja menyangkut masalah angkutannya tetapi menyangkut pula pada kualitas pelayanan pekerja dalam memberikan pelayanannya. Oleh karena itu perusahaan jasa transportasi harus mampu memberikan pelayanan bermutu dan profesional sesuai kebutuhan masyarakat. Salah satu faktor yang paling menentukan adalah sumber daya manusia.

PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

53

PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM

KESELAMATAN YANG DI MEDIASI OLEH MASALAH

TIDUR DAN KELUHAN KESEHATAN PADA KARYAWAN

JASA TRANSPORTASI ANGKUTAN DARAT PENUMPANG

PADA TERMINAL TIPE B BANDA ACEH

AYUNI SAKINAH1, ADE IRMA SURYANI2

1,2)Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala

Email: [email protected]

ABSTRACT

This study aimed to measure the “Effect of Shift Work in Mediation By Sleep Problems and Complaints In Employee Health Services Land Transport Transportation Passenger Terminal Type B Banda Aceh”. The sample used in this study is the driver's status as employees totaling 104 respondents. Equipment collecting data used in this study was a questionnaire. The sampling technique used is probality Sampling (HLM) is used as a method of analysis to determine the effect of all the variables involved. The results showed: 1) Shift Work Safety positive effect on climate. 2) Shifts positive effect on sleep problems. 3) Shifts positive effect on health complaints. 4) Sleep Problems positive effect on safety climate. 5) Health Complaint positive effect on safety. 6) Sleep Problems and Complaints Pemediasi Health as a positive influence on Variable Shifts and Safety Climate on Land Transport Transportation Driver Passenger Terminal Type B Banda Aceh.

Keywords: Shift Work, Climate Safety, Sleep Problems, Complaints Health

PENDAHULUAN

Sarana transportasi adalah sarana pelayanan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat, apalagi dewasa ini aktivitas kehidupan manusia telah mencapai taraf

kemajuan yang semakin kompleks dan beragam, menghadapi hal ini artinya

pengelolaan menyangkut jasa transportasi harus ditingkatkan untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan.

Pelayanan transportasi angkutan darat yang kini berkembang bukan saja

menyangkut masalah angkutannya tetapi menyangkut pula pada kualitas pelayanan

pekerja dalam memberikan pelayanannya. Oleh karena itu perusahaan jasa

transportasi harus mampu memberikan pelayanan bermutu dan profesional sesuai

kebutuhan masyarakat. Salah satu faktor yang paling menentukan adalah sumber

daya manusia.

Page 2: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

54

Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi memiliki kedudukan

yang sangat penting bagi keberlangsungan organisasi tersebut, karena betapapun

lengkap dan modernnya alat yang dimiliki oleh suatu organisasi tanpa adanya

tenaga manusia tidak akan berhasil memproduksi barang atau jasa sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai organisasi. Pada era globalisasi seperti sekarang ini,

perkembangan teknologi juga telah berkembang pesat, termasuk di bidang

trasnportasi. dan perusahaan jasa transportasi dituntut memberikan pelayanan

dengan baik dan maksimal kepada masyarakat.

Kebanyakan perusahaan menerapkan sistem spesialisasi pekerjaan untuk

meningkatkan produktivitas. Seperti ban berjalan, seorang pekerja ahli dalam

bidang pekerjaan tertentu sehingga meningkatkan produktivitas kerja. Selain

membosankan,pekerjaan berulang-ulang dapat menimbulkan cidera yang pada

awalnya tidak dirasakan sakit, lama-kelamaan akan terasa sakit atau menimbulkan

kelainan fisik. Cidera semacam ini disebut cumulative trauma disorders, adalah

cidera yang dialami tenaga pekerja akibat mengerjakaan suatu pekerjaan secara

berulang-ulang biasanya gerakan-gerakan ganjil dan memaksa otot yang

menyebabkan penyakit-penyakit otot, nyeri atau luka.

Keselamatan kerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh

sebuah perusahaan. Hal ini disebabkan karena keselamatan kerja berkaitan erat

dengan kelangsungan hidup pekerja. Begitu pentingnya faktor keselamatan kerja

sampai dituangkan dalam UU Ketenagakerjaan No. 13/tahun 2003, pasal 86 dan 87

pada bab Perlindungan, Pengupahan dan Kesejahteraan. Pasal 87 ayat (1) berbunyi

“Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan” (ILO,

2004).

Di Aceh, terjadi peningkatan jumlah kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya.

Dalam 5 tahun terakhir yaitu 2012-2017, total kecelakaan lalu lintas mencapai 386

orang. Menurut Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Aceh merilis data bahwa

korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di Aceh, setiap hari

mencapai lima orang, umumnya kecelakaan yang merenggut korban jiwa itu

disebabkan rendahnya kesadaran tentang perilaku keselamatan pengguna jalan saat

Page 3: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

55

melajukan kendaraannya. Besarnya tingkat kecelakaan lalu lintas di Provinsi Aceh

menyebabkan penekanan jumlah korban kecelakaan semakin tidak dapat teratasi,

ditambah lagi dengan minimnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan

pentingnya perilaku keselamatan dalam berlalu lintas di jalan sehingga sulit untuk

mengetahui akan adanya peringatan dini terhadap potensi terhadap terjadinya

kecelakaan pada daerah yang dilaluinya.

Penyebab kecelakaan lalu lintas pada umumnya terdiri atas 3 faktor yaitu

manusia, kendaraan, lingkungan. Faktor manusia (human error) memiliki

kontribusi yang paling tinggi mencapai 80-90%. Sedangkan untuk faktor kendaraan

dan faktor lingkungan memiliki kontribusi secara berurutan sebesar 510% dan

1020% (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 2010). Transportasi angkutan darat

di Provinsi Aceh yang saat ini semakin berkembang dan memiliki jumlah yang

semakin meningkat tidak luput dari kecelakaan lalu lintas, bahkan terjadi hampir

setiap harinya yang mengakibatkan banyak penumpang menjadi korban dalam

kecekaan tersebut.

Angka kecelakaan yang tinggi dikalangan pengendara angkutan umum

tersebut antara lain dipengaruhi oleh perilaku keselamatan terhadap resiko

kecelakaan yang rendah pada saat mengemudi. Supir yang sudah mempunyai masa

kerja lama, lebih sering menempatkan diri pada situasi berbahaya seperti

mengemudi dengan kecepatan tinggi, menerobos lampu merah dan tidak

menggunakan sabuk keselamatan. Perilaku keselamatan merupakan kunci berfikir,

mempengaruhi perilaku mengemudi dan merupakan langkah awal seorang untuk

bertindak.

Salah satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang disebabkan oleh

manusia adalah stress dan kelelahan (fatique). Kelelahan kerja memberi kontribusi

50%terhadap terjadinya kecelakaan kerja (Setyawati, 2007). Kelelahan bisa

disebabkan oleh sebab fisik ataupun tekanan mental.Salah satu penyebab fatique

adalah ganguan tidur (sleep distruption) yang antara lain dapat dipengaruhi oleh

kekurangan waktu tidur dan ganguan pada circadian rhythms akibat jet lag atau

shift kerja (Wicken, et al, 2004). Sharpe (2007) menyatakan bahwa pekerja pada

shift malam memiliki resiko 28% lebih tinggi mengalami cidera atau kecelakaan.

Page 4: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

56

Shift kerja mempunyai efek terhadap pekerja yaitu efek fisiologis, psikososial,

kinerja, kesehatan, dan efek terhadap keselamatan kerja.

Hal ini bisa menyebabkan seseorang itu akan mengalami gangguan tidur. Dari

hasil data penelitian setiap tahun di dunia, di perkirakan sekitar 20%-50% orang

dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan

tidur yang serius (Primanda, 2009).

Keluhan kesehatan yang sering dialami oleh supir angkutan kota adalah seperti

muskuloskeletal yang dapat terjadi ketika otot atau rangka menerima beban dengan

postur statis atau pekerjaan yang dilakukan secara berulang dan pekerjaan tersebut

dilakukan dalam jangka waktu yang lama.. Kesehatan kerja bertujuan agar pekerja

memperoleh derajat kesehatan setinggi–tingginya baik fisik, mental maupun sosial.

Kesehatan kerja dapat dicapai secara optimal jika tiga komponen kesehatan berupa

kapasitas dari pekerja, beban kerja dan lingkungan kerja dapat berinteraksi secara

baik dan serasi.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Iklim Keselamatan

Denison (dalam Neal & Griffin, 2004), menyatakan bahwa iklim

keselamatan menunjuk kepada suatu situasi yang berhubungan dengan pikiran,

perasaan, dan perilaku. Dengan demikian, iklim bersifat sementara dan subjektif.

Iklim keselamatan menggambarkan persepsi terhadap nilai keselamatan dalam

lingkungan kerja dan bisa dibedakan dengan sikap, yaitu kepercayaan dan perasaan

individu tentang obyek atau aktivitas tertentu.

Dalam tingkat yang lebih luas, iklim keselamatan menggambarkan persepsi

pekerja terhadap nilai keselamatan kerja dalam sebuah organisasi. Iklim

keselamatan merupakan salah satu dari banyak anteseden yang dapat

mempengaruhi perilaku keselamatan kerja. Anteseden lain di antaranya

kepemimpinan, training, dan desain kerja (Neal & Griffin, 2004).

Page 5: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

57

Shift Kerja

Menurut Suma’mur (1994), shift kerja merupakan pola waktu kerja yang

diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan

biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam. Proporsi pekerja shift semakin

meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan oleh investasi yang dikeluarkan

untuk pembelian mesin-mesin yang mengharuskan penggunaannya secara terus

menerus siang dan malam untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sistem shift

kerja sistem shift kerja dapat berbeda antar instansi atau perusahaan, walaupun

biasanya menggunakan tiga shift setiap hari dengan delapan jam kerja setiap shift.

Masalah Tidur

Tidur merupakan suatu fenomena fisiologis penting dalam menjaga

keseimbangan regulasi sistem tubuh, juga merupakan suatu proses otak yang

dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi dengan baik. Fisiologi tidur

merupakan proses yang kompleks dan melibatkan berbagai macam

neurotransmiter. Dengan adanya tidur, maka manusia dapat memelihara

kesegarannya, kebutuhan, dan metabolisme seluruh tubuhnya. Tidur memiliki

fungsi restorasi yang penting untuk termoregulasi dan cadangan energi tubuh.

Keluhan Kesehatan

Low back pain (LBP) adalah nyeri pada punggung bagian bawah yang dapat

diakibatkan oleh berbagai sebab antara lain karena beban berat yang menyebabkan

otot-otot yang berperan dalam mempertahankan keseimbangan seluruh tubuh

mengalami luka atau iritasi pada diskus intervertebralis dan penekanan diskus

terhadap saraf yang keluar melalui antar vertebra.Low back pain juga dianggap

sebagai suatu sindroma nyeri yang terjadi pada punggung bagian bawah dan

merupakan work related musculoskeletal disorders. Pekerjaan yang berisiko

mengalami LBP salah satunya adalah pengemudi transportasi publik atau angkutan

umum. Angkutan adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari suatu

tempat ke tempat lain, sedangkan transportasi publik adalah angkutan penumpang

yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar seperti angkot, kereta api, bus,

Page 6: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

58

angkutan air, dan lain sebagainya.Tujuan utama keberadaan transportasi publik ini

adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi

masyarakat (Widyastuti,2009;28-9).

Pengaruh Shift Kerja Terhadap Iklim Keselamatan Kerja

Menurut Suma’mur (1994), shift kerja merupakan pola waktu kerja yang

diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan

biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam. Survei pengaruh shift kerja

terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan Smith et. al, melaporkan

bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja

(malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69% per tenaga kerja. Tetapi tidak

semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi

pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak

terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam. (Adiwardana

dalam Khairunnisa, 2001).

H1 : Shift kerja berpengaruh terhadap iklim keselamatan

Pengaruh Shift Kerja Terhadap Masalah Tidur

Shift kerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga kerja

untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi,

sore dan malam.Ada beberapa jenis gangguan tidur yaitu: dissomnia, parasomnia,

insomnia, hipersomnia, narkolepsi, apnea saat tidur. Salah satu gangguan tidur yang

disebabkan oleh perubahan jadwal kerja (shift kerja) adalah dissomnia gangguan

tidur ekstrinstik (gangguan tidur irama sirkadian). Pada gangguan tidur ini

dikatakan juga jet lag sindrom, perubahan jadwal kerja, sindroma fase terlambat

tidur, sindroma fase tidur belum waktunya, bangun tidur tidak teratur, tidak tidur

selama 24 jam.

H2 : Shift kerja berpengaruh terhadap masalah tidur

Pengaruh Shift Kerja Terhadap Keluhan Kesehatan

Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointesnal, masalah ini cenderung

terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap

Page 7: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

59

keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes. Pengemudi

transportasi publik rata-rata memiliki lama kerja sekitar 12 jam setiap harinya

dengan load factor penumpang yang tinggi sehingga menyebabkan peningkatan

beban kerja pengemudi tersebut. Kondisi ini ditambah dengan posisi duduk yang

statis dalam waktu lama yang dapat menimbulkan efek kausa negatif dalam hal

kesehatan.terutama pada keluhan muskuloskeletal seperti nyeri otot, nyeri tulang

belakang dan kram.Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian otot-otot

skeletal yang dirasakan oleh seseorang sehingga dapat mengurangi efesiensi kerja

dan kehilangan waktu kerja yang menyebabkan produktivitas.

H3 : Shift kerja berpengaruh terhadap keluhan kesehatan.

Pengaruh Masalah Tidur Terhadap Iklim Keselamatan

Seseorang yang mengalami gangguan sulit tidur (insomnia) akan berkurang

kuantitas dan kualitas tidurnya. Gejala insomnia disebabkan oleh adanya gangguan

emosi/ketegangan atau gangguan fisik. Insomnia dapat diakibatkan oleh banyak

faktor, misalnya seperti stres, ketegangan, depresi, merokok (nikotin), kafein dan

penyebab lainnya yang berkaitan dengan kondisi-kondisi yang spesifik seperti usia

lanjut. Kurang tidur (insomnia) yang sering terjadi dan berkepanjangan dapat

mengganggu kesehatan fisik yang menyebabkan muka pucat dan mata sembab,

badan lemas, dan daya tahan tubuh menurun sehingga menjadi mudah terserang

penyakit (Lanywati, 2001).

Pengaruh Keluhan Kesehatan Terhadap Iklim Keselamatan Kerja

Pengemudi transportasi publik rata-rata memiliki lama kerja sekitar 12 jam

setiap harinya dengan load factor penumpang yang tinggi sehingga menyebabkan

peningkatan beban kerja pengemudi tersebut. Kondisi ini ditambah dengan posisi

duduk yang statis dalam waktu lama yang dapat menimbulkan efek kausa negatif

dalam hal kesehatan terutama pada keluhan muskuloskeletal seperti nyeri otot, nyeri

tulang belakang dan kram. Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian

otot-otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang sehingga dapat mengurangi

Page 8: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

60

efesiensi kerja dan kehilangan waktu kerja yang menyebabkan produktivitas

menurun.

Pengaruh Shift Kerja Terhadap Iklim Keselamatan Kerja Yang di

Mediasi Masalah Tidur Dan Keluhan Kesehatan

Dari hasil penelitian yang dilakukan Griffin dan Neal (2000) yang mengacu

pada beberapa teori mengenai perilaku, suatu model yang menggambarkan antara

iklim keselamatan kerjadengan perilaku keselamatan (safety performance).

Walaupun terdapat banyak faktor, baik dari individu maupun lingkungan kerja yang

dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti keahlian dan kepribadian individu, serta

iklim organisasi (Neal & Griffin, 1999), tetapi pada model ini iklim keselamatan

kerja menjadi antiseden utama yang data berpengaruh secara positif terhadap

perilaku keselamatan. didalam kerangka kerjamemberikan suatu proses individual

yang menghubungkan iklim keselamatan kerjadengan hasil kerja spesifik.

Hasilhasil tersebut mendukung usulan bahwa sikap pengetahuan keselamatan kerja

dan iklim keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan sangatlah penting.

Pembedaan ini penting karena mengidentifikasikan mekanisme-mekanisme dimana

iklim keselamatan kerjacenderung mempengaruhi perilaku keselamatan (Campbell

et al., 1993).

H6 : Masalah tidur dan keluhan kesehatan memediasi hubungan shift dengan iklim

keselamatan kerja.

Gambar 1. Model Kerangka Pemikiran

Page 9: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

61

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh supir Angkutan darat pada 14

perusahaan yang berada di terminal tipe B Kota Banda Aceh. Teknik pengambilan

sample yang digunakan adalah probability sampling. Penarikan sampel ukuran

yang diambil adalah sebesar 104 orang.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Untuk

memperoleh data yang diperlihatkan dalam penelitian ini penulis menggunakan

kuesioner (angket), yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan daftar

pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan terlebih dahulu yang akan dijawab oleh

responden sesuai dengan alternatif jawaban yang telah tersedia.

Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert

(Likert scale) dengan interval 1-5. Pengukuran variabel menggunakan skala

interval, yaitu alat pengukur yang dapat menghasilkan data yang memiliki rentang

nilai yang mempunyai makna dan mampu menghasilkan measurement yang

memungkinkan perhitungan rata-rata, deviasi standar, uji statistik parameter,

korelasi dan sebagainya (Ferdinand, 2006)

Peralatan Analisis Data

Peralatan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana pengaruh shift kerja terhadap iklim keselamatan yang

dimediasi oleh masalah tidur dan keluhan kesehatan pada karyawan jasa

transportasi di terminal type B kota Banda Aceh dengan menggunakan metode

Hierarchical Linear Modelling (HLM), Baron dan Kenny (1986).

Page 10: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

62

Uji Validitas

Pengujian validitas item-item pertanyaan dalam kuesioner bertujuan untuk

mengetahui apakah item-item tersebut benar-benar mengukur konsep-konsep yang

dimaksudkan dalam penelitian ini dengan tepat. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,

2004:109). Dengan menggunakan instrumen penelitian yang memiliki validitas

tinggi, maka hasil penelitian akan mampu menjelaskan masalah penelitian sesuai

dengan keadaan sebenarnya. Penelitian ini xzzmenggunakan confirmatory factor

analysis (CFA) untuk mengetahui validitas instrumen.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana

suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau

lebih. Reliabilitas suatu pengukura mencerminkan apakah suatu pengukuran dapat

terbebas dari kesalahan (error), sehingga memberikan hasil pengukuran yang

konsisten pada kondisi yang berbeda dan pada masing-masing butir dalam

instrumen (Sekaran, 2003:203).

Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini juga akan dilakukan pengujian penyimpangan asumsi

klasik terhadap model regresi yang telah diolah (Ghozali, 2005). Uji asumsi klasik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Normalitas.

PEMBAHASAN

Uji Valaditas

Variabel dependen pada penelitian ini adalah iklim keselamatan, untuk

mengukur konstruk dari variabel tersebut telah diukur dengan 5 item pertanyaan

menurut Kulkarni et al. (2006-2007, Bontis and Serenko (2007). Hasil uji

menunjukkan bahwa 5 item pertanyaan yang terlibat dalam penelitian ini memiliki

konstruk korelasi yang baik sehingga dapat menjadi pengukuran yang tepat, hal ini

dapat dilihat dari nilai Eigen sebesar 2,262 dengan muatan faktor (loading faktor)

Page 11: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

63

yang memiliki interval 0,606 hingga 0,773. Varians yang dapat dijelaskan (variance

explained) pada faktor sebesar 45%. Nilai Kaiser- MeiyerOlkin Measure Of

Sampling Adequacy pada variabel dependen sebesar 0,609 dan hasil uji Bartlett's

Test Of Sphericity menunjukkan signifikan yaitu 0,00 (p < 0,05).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah shift kerja, untuk mengukur

konstruk dari variabel tersebut telah diukur dengan 6 item pertanyaan menurut

Cullen and Victor (1993). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk variabel

independen (shift kerja) ke enam item pertanyaan dapat terlibat dalam penelitian

ini.

Hasil uji menunjukkan bahwa 6 item pertanyaan yang terlibat dalam

penelitian ini memiliki konstruk korelasi yang baik sehingga dapat menjadi

pengukuran yang tepat, hal ini dilihat dari nilai Eigen 2,264 dengan muatan faktor

(loading factor) yang memiliki interval 0,470 hingga 0,887. Varians yang dapat

dijelaskan (variance explained) pada faktor sebesar 37%. Nilai KaiserMeyer-Olkin

Measure of Sampling Adequacy pada variabel independen pertama sebesar 0,766

dan hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity menunjukkan signifikan 0,000 (p < 0,05).

Variabel mediasi (Z1) pada penelitian ini adalah Masalah Tidur, untuk

mengukur konstruk dari variabel tersebut telah diukur dengan 5 item pertanyaan

menurut Price and Mueller (1986). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semua

item yang terlibat dalam penelitian menunjukkan korelasi yang baik sehingga dapat

menjadi suatu pengukuran yang tepat. Hal ini dilihat dari nilai eigen sebesar 41,845

dengan loading faktor yang memiliki interval 0,493 hingga 0,873. Varians yang

dapat dijelaskan (variance explained) pada faktor sebesar 23%. Nilai Kaiser-

MayerOlkin Measure of Sampling Adequency pada variabel dependen (Z1) sebesar

0,642 dan hasil uji Barlett’s Test of Sphercity menunjukkan signifikan yaitu 0,000

(p<0,01).

Variabel mediasi (Z2) pada penelitian ini adalah Persepsi Keadilan

Prosedural, untuk mengukur konstruk dari variabel tersebut telah diukur dengan 6

item pertanyaan menurut Niehoff and Moorman (1993). Dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa semua item yang terlibat dalam penelitian menunjukkan

korelasi yang baik sehingga dapat menjadi suatu pengukuran yang tepat. Hal ini

Page 12: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

64

dilihat dari nilai eigen sebesar 2.755 dengan loading faktor yang memiliki interval

0,621 hingga 0,810. Varians yang dapat dijelaskan (variance explained) pada faktor

sebesar 55%. Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequency pada

variabel dependen (X) sebesar 0,749 dan hasil uji Barlett’s Test of Sphercity

menunjukkan signifikan yaitu 0,00 (p<0,01).

Uji Reliabilitas

Penggunaan item-item sebagai indikator dari data variabel penelitian

mensyaratkan adanya suatu pengujian konsistensi melalui uji reliabilitas, sehingga

data yang digunakan tersebut benar-benar dapat dipercaya atau memenuhi aspek

kehandalan untuk dianalisis lebih lanjut. Uji kehandalan item pertanyaan dari

kuesioner tersebut menggunakan nilai Cronbach alpha. Uji ini hanya dilakukan

satu kali pada sekelompok responden pada masing-masing variabel.

Ukuran reliabilitas dianggap handal berdasarkan pada Cronbach alpha 0,60

(Malholtra, 2003). Jika derajat kehandalan data lebih besar dari Cronbach alpha

(α), maka hasil pengukuran dapat dipertimbangkan sebagai alat ukur dengan

tingkat ketelitian, dan konsistensi pemikiran yang baik. Hasil uji reliabilitas dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 2 Hasil Uji Reliability

No Variabel Jumlah

item

Cronbach’s

Alpha keteragan

Hitung Standar

1. Iklim Keselamatan 5 0.693 0,60 Handal

2. Shift Kerja 6 0.701 0,60 Handal

3. Masalah Tidur 5 0,612 0,60 Handal

4. Keluhan Kesehatan 5 0,790 0,60 Handal

Sumber: Data Primer (diolah), 2017

Dari hasil Tabel 2 diperoleh nilai Cronbach alpha sebesar 0,612 hingga

0,790. Dengan demikian, seluruh item pertanyaan yang digunakan dalam variabel

penelitian dapat dikatakan reliabel (handal), karena nilai Cronbach’s alpha lebih

dari 0,60.

Page 13: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

65

Pengujian Hipotesis

Tabel 3. Hasil Analisis Masalah Tidur dan Keluhan Kesehatan Sebagai Pemediasi Hubungan Antara Shift Kerja Dengan Iklim Keselamatan

Model

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant) 1.960 .484 4.048 .000

X .515 .107 .431 4.824 .000

2

(Constant) -.038 .594 -.063 .950

X .428 .098 .359 4.383 .000

Z .579 .117 .405 4.954 .000

a. Dependent Variable: Y

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode Hierarchical

Linear Modeling (HLM) untuk mengetahui pengaruh antar variabel, yang

meliputi:

1. Shift kerja berpengaruh terhadap iklim keselamatan (H1).

2. Shift kerja tidak berpengaruh terhadap masalah tidur (H2).

3. Shift kerja tidak berpengaruh terhadap keluhan kesehatan (H3).

4. Masalah tidur berpengaruh terhadap iklim keselamatan (H4).

5. Keluhan kesehatan berpengaruh terhadap iklim keselamatan kerja (H5).

6. Masalah tidur dan keluhan kesehatan memediasi hubungan shift kerja dengan

iklim keselamatan kerja (H6).

Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Hipotesis Keterangan

H1 Shift kerja berpengaruh terhadap iklim keselamatan Terdukung

H2 Shift kerja berpengaruh terhadap masalah tidur Tidak

Terdukung

H3 Shift kerja berpengaruh terhadap keluhan kesehatan Tidak

Terdukung

H4 Masalah tidur berpengaruh terhadap iklim keselamatan Terdukung

H5 Keluhan kesehatan berpengaruh terhadap iklim keselamatan Terdukung

Page 14: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

66

H6 Masalah tidur dan keluhan kesehatan memediasi hubungan

shift kerja dengan iklim keselamatan kerja

Terdukung

Sumber: Data Primer (diolah), 2017

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulkan sebagai berikut:

1. Shift kerja berpengaruh signifikan terhadap iklim keselamatan pada sopir

angkutan terminal type B Banda Aceh. Diantara hubungan dua variabel

tersebut, shift kerja memiliki pengaruh dominan dengan iklim keselamatan

dilihat dari shift kerja dalam hal toleransi shift kerja, interaksi antar individu,

dan organisasi kerja dalam menyusun suatu shift kerja dalam mencapai iklim

keselamatan dalam bekerja.

2. Shift kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap masalah tidur pada sopir

angkutan terminal type B Banda Aceh. Apabila shift kerja memiliki pola waktu

kerja yang diberikan memiliki jadwal maka akan tidak terjadi masalah tidur

yang dialami oleh sopir pada gangguan tidur, perubahan jadwal, sindroma fase

terlambat tidur, sindrom bangun tidur yang tidak teratur selama 24 jam.

3. Shift kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap keluhan kesehatan pada sopir

angkutan terminal type B Banda Aceh. Dapat disimpulkan bahwa jam kerja

terbagi menjadi jam kerja normal dan sistem shift yang dibagi atas jam kerja

pagi, sore, dan malam. Keluhan kesehatan seperti musculoskeletal seperti nyeri,

mata panas, posisi duduk statis, dan baal (mati rasa) terjadi pada sopir

Angkutan Terminal Type B Banda Aceh karena memiliki shift kerja yang baik.

4. Masalah tidur berpengaruh signifikan terhadap iklim keselamatan pada sopir

Angkutan Terminal Type B Banda Aceh. Salah satu gangguan tidur yang

disebabkan oleh perubahan jadwal kerja (shift kerja) adalah dissomnia

gangguan tidur ekstrinstik (gangguan tidur irama sirkadian). Pada gangguan

tidur ini dikatakan juga jet lag sindrom, perubahan jadwal kerja, sindroma fase

terlambat tidur, sindroma fase tidur belum waktunya, bangun tidur tidak teratur,

tidak tidur selama 24 jam. Waktu untuk mengembalikan kebugaran dari

Page 15: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

67

kelelahan akibat kerja menjadi bagian yang penting dalam menyusun jadwal

kerja untuk mendapatkan kegiatan K3 yang berguna untuk keselamatan dan

menjaga keselamatan pada sopir.

5. Keluhan kesehatan berpengaruh signifikan terhadapiklim keselamatan pada

sopir Angkutan Terminal Type B Banda Aceh. Pada dasarnya keluhan

kesehatan seperti musculoskeletal seperti nyeri , mata panas, posisi duduk statis,

dan baal (mati rasa). Memberikan penurunan terhadap iklim keselamatan yang

bisa menyebabkan kurangnya kinerja dan kepuasan kerja akibat tidak adanya

iklim keselamatan ditempat kerja

6. Masalah tidur dan keluhan kesehatan memediasi pengaruh shift kerja pada

iklim keselamatan pada sopir angkutan terminal type B Banda Aceh. Pada

dasarnya shift kerja yang baik akan berdampak pada iklim keselamatan yang

ada pada karyawan dan masalah tidur juga sangat berpengaruh terhadap keluhan

kesehatan. Karyawan memiliki kosentrasi dan tingkat kefokusan yang baik

sehingga ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaanya dapat mengurangi

kesalahan atau kelalaian sehingga jarangnya terjadi kecelakaan dalam

menjalankan pekerjaanya.

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan diatas, maka dapat dirangkum

beberapa saran sebagai berikut:

1. Menyusuri penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini agar didapat

perbandingan yang menyeluruh dan lengkap sehingga peneliti selanjutnya

diharapkan bisa menghasilkan yang lebih baik dan akurat.

2. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut dengan topic

yang serupa dengan penambahan variabel lain. penulis menyarankan kepada

peneliti selanjutnya untuk melakukan lebih mendalam lagi dan menggunakan

sampel yang lebih besar sehingga lebih akurat.

3. Bagi para sopir shift kerja dapat diukur dari shift kerja dalam hal toleransi shift

kerja, interaksi antar individu, dan organisasi kerja dalam menyusun suatu shift

kerja dalam mencapai iklim keselamatan dalam bekerja. Selain hal tersebut shift

kerja juga berpengaruh pada efek fisiologis berkurangnya waktu tidur, kapasitas

Page 16: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

68

fisik yang menurun akibatnya perasaan mengantuk dan lelah. Sedangkan efek

psikososial yaitu terganggunya kehidupan keluarga, kecil kesempatan

berintraksi dengan teman dan terganggunya aktivitas kelompok dalam

masyarakat.

4. Bagi para manajer CV agar selalu menjalankan iklim keselamatan kerja untuk

para karyawanya seperti adanya nilai manajemen, praktek keselamatan,

pelatihan keselamatan, komunikasi keselamatan, dan peralatan dalam bekerja

agar terhindar dari kecelakaan yang bertujuan untuk melindungi tenaga kerja

atas hak keselamatanya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahtraan hidup.

5. Bagi para sopir agar dapat membagi jam kerjanya secara baik agar tidak terdapat

masalah tidur seperti gangguan tidur yang disebabkan oleh perubahan jadwal

kerja (shift kerja) adalah dissomnia gangguan tidur ekstrinstik (gangguan tidur

irama sirkadian). Pada gangguan tidur ini dikatakan juga jet lag sindrom,

perubahan jadwal kerja, sindroma fase terlambat tidur, sindroma fase tidur

belum waktunya, bangun tidur tidak teratur, tidak tidur selama 24 jam.

REFERENSI

Albar Z (2009) Gangguan Muskuloskeletal Akibat Kerja: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal Publishing

Armstrong (2009) Element of Ergonomics Programs a Primer Based on Workplace Evaluations of Musculoskeletal Disorders. America: US Departement of

Health and Human Service NIOSH.

Anshori,A (2008) Jumlah Kecelakaan Kerja Secara Nasional Cukup Tinggi.

http;p//www.jamsostek.co.id/info/berita/diakses 10 oktober 2008.

Baron, R.M. and Kenny, D.A (1986) The Moderator-Mediator Variable Distinction

in Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, And Statistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 51 (6), 1173-1182.

Page 17: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

69

Berger, A. M., dan Hobbs, B (2006) Impact Of Shift Work on Health and Safety on Nurses And Patients, Clinical. Journal of Ocology Nursing, Vol. 10 (4), 465480.

Costa, G (2003) Factors Influencing Health of Workers and Tolerance to Shift Work. Theory Issues in Ergonomic Science, Vol. 4, 263-288.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (2010) Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas.

Galinsky, T., Swanson, N. G., Sauter, S. L.,Hurrell, J., Schleifer, L. M (2000) A Fieldstudy of Supplementary Rest Breaks Fordata-Entry Operators Ergonomics, Vol. 43 (5),622-638.

Gustafsson, U. M (2002) Sleep Quality and Response to Insufficient Sleep in Women On Different Work Shifts. Journal of Clinicalnursing, Vol. 11, 280288.

Ghozali, Imam (2001) Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Malhotra. (2003) Riset Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Mudrajad Kuncoro, Ph. D (2003) Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Neal, A. & Griffin, M. A (2002) Safety Climate and Safety Behaviour. Australian

Journal of Management, Vol. 27 (special issues), 67 73.

Neal, A. & Griffin, M. A (2004) Safety Climate And Safety At Work: The Psychology Of Workplace Safety. Washington: American Psychological, Association.

Primanda,Y (2009) Pengaruh Ekstrak Valerian Terhadap Waktu Tidur Mencit

Skirpsi: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro: Semarang.

Robbins, Stephen, P (2006) Perilaku Organisasi Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT Indeks Gramedia.

Sekaran (2009) Research Methods For Bussiness, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Sugiyono (2007) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alphabeta.

Tawarka (2010) Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan

Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Press Solo

Page 18: PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP IKLIM KESELAMATAN …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 2, No. 2, Mei 2017: 53-70

70

Zohar, D. (2003) Safety climate: Conceptual and Measurement Issues: Handbook of Occupational Health Psychology. In J.Quick & L. Tetrick (Eds.). New York: American Psychological Association.