If you can't read please download the document
Upload
vuongnhi
View
230
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT
LAPORAN KEUANGAN, DAN PENERAPAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS
LAPORAN KEUANGAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Hayyuning Tyas Rosdiani
NIM: 207082000796
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Adik Febria Nuryani
NIM : 206082003964
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan penelitian, pengolahan, dan analisis saya bukan merupakan saduran
dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat maka skripsi dianggap gugur dan
harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelar dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang akan timbul di
kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, Juni 2011
(Adik Febria Nuryani)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Hayyuning Tyas Rosdiani
2. Tempat & Tanggal lahir : Tangerang, 16 Juni 1989
3. Agama : Islam
4. Alamat : Jl. Dr. Cipto mangun kusumo Ciledug
5. Telepon : 085693522722
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD (1996-2001) : SDN Kreo 04 Tangerang
2. SMP (2001-2004) : SMPN 219 Jakarta Barat
3. SMA (2004-2007) : SMAN 63 Jakarta Selatan
4. S1 (2007-2011) : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : ( Alm) Drs. H. Abd. Rosyid Fanani
2. Ibu : Endang Hariyanti
3. Alamat : Jl. Dr. Cipto Mangun Kusumo Rt 001/011
Paninggilan Utara, Ciledug-Tangerang
4. Telepon : 081288652022
5. Anak Ke dari : 3 dari 4 bersaudara
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil Alamin, segala puji dan syukur hanya milik
Allah SWT. Teriring shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Dengan rahmat dan hidayahnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Sistem Pengendalian
Internal, Audit Laporan Keuangan, dan Penerapan Good Corporate Governance
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan
dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai masalah
dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukan semata-
mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan
dan pengarahan yang tidak ternilai harganya. Ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Teristimewa untuk kedua orangtuaku, Untuk Alm. Ayahku tercinta yang
sudah tenang disana, terima kasih banyak atas semua pengorbanan, kasih
sayang, doa, motivasi, dan bantuannya. Dan untuk Ibuku tercinta yang selalu
memberikan masukan, motivasi, sandaran dari setiap permasalahan yang
timbul, doa, ridhonya serta kasih sayangnya sehingga penulis mendapatkan
semangat lebih untuk menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas segala
bimbingan, asuhan, kasih sayangnya serta pengorbanannya dalam hidup
penulis selama ini, semoga ilmu yang didapat penulis selama ini dapat
ix
memberikan kontribusi yang besar nantinya untuk menjaga, membanggakan,
mencukupi dan membuat bangga. amin.
3. Kedua Kakak dan Adikku Mas Irfan, Mas Afghan, dan Dik Ilham yang telah
membantu, memberiku dukungan dan semangat. Terima kasih atas semua doa
dan bantuannya yang telah diberikan kepadaku.
4. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA, selaku dosen pembimbing I (satu) yang
telah berkenan meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan,
masukan, arahan, dan tambahan ilmu kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
5. Kak Wilda Farah, SE, Ak, M.Si, selaku dosen pembimbing II (dua) yang
telah memberikan masukan, arahan dan bimbingan dari setiap permasalahan
dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi.
6. Bapak Prof. Dr. Abdul hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodhoni, MM. selaku Pembantu Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
8. Ibu Rahmawati, SE., MM selaku Kepala Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas semua dorongan, masukan, dan
arahannya.
9. Ibu Yulianti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas bantuan, dorongan, masukan, dan
arahan dalam menyelesaikan skripsi
10. Bapak Suhendra S.Ag., MM selaku Kepala Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
11. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.
12. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Mbak Ani, Mas
Ajis, Mas Heri, Mpok).
13. Keluarga Besar di Ngawi, budeh As, bulek Umi, Mbah care, mbak ani, mbak
lili, dll. yang telah memberikan bantuan, support dan doa agar aku bisa cepat
menyelesaikan skripsiku ini.
x
14. Sahabatku tercinta, ( Lia, Arini, Echa, Widya, Ulan) yang selalu ada bukan
hanya saat penulis senang tapi juga saat penulis menghadapi masalah.
Semoga persahabatan yang telah terbangun selama 3,5 tahun ini tak akan
putus.
15. Teman dekatku, Sarah (terima kasih banyak atas dorongan, semangat,
bantuan dan doa untuk menyelesaikan skripsi ini).
16. Yudhit, Terima kasih banyak karena selalu menemani, membantu,
memberikan semangat, dukungan, dan doa dalam tiap kesulitan.
17. Ka Marina, Ka Adik, Kak Qory, Ka Nana, Ka Omeh, Ka Nurul, Kak Dyfa
(terima kasih banyak telah membantu dalam setiap kesulitanku).
18. Saudara-saudaraku ( Hanny, Lili, Dek itah, Dek Nurul, Dek Ana) yang selalu
memberikan motivasi, dorongan dan doa.
19. Semua orang-orang terdekatku ( Happy, Budeh, Pak Poh, Mbak Dian, Mbak
wid, Mas Pomo, Mas Imam ) Terima kasih banyak karena telah memberikan
bantuan, doa dan supportnya.
20. Teman-teman seperjuangan di Akuntansi-Audit dan Pajak yang membantu
dan memberikanku semangat.
21. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan 2007 yang telah
memberi saran-saran yang berguna dalam penyusunan skripsi ini.
22. Untuk Uah dan Kak Dian, Terima kasih atas semua bantuannya.
23. Seluruh Staf dan Internal auditor SPI (Satuan Pemeriksa Intern) UIN Syarif
Hidayatullah
24. Seluruh Staf dan Internal Auditor PT. Surveyor Indonesia ( Pak Rasikun, Pak
Roni, Pak Rudi, Pak Dwi, Pak Andre, Pak Ketut, Pak Ida Bagus, Mbak
Permata, Mbak Nina)
25. Seluruh Staf PT Bank Mandiri, PT Jakarta land, LPAI, dan UIN syarif
Hidayatullah
26. Para responden (auditor internal) yang telah bersedia meluangkan waktunya
membantu peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan.
27. Pihak-pihak lain, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu oleh
penulis.
xi
Akhirnya, penulis menyadari bahwa apa yang terdapat dalam penulisan
skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, April 2011
(Hayyuning Tyas Rosdiani)
vi
THE EFFECT OF INTERNAL SYSTEM CONTROL, FINANCIAL AUDIT, AND GOOD COORPORATE GOVERNANCE APPLICATION OF THE
QUALITY OF FINANCIAL REPORT
By : Hayyuning Tyas Rosdiani
ABSTRACT
This research is aimed to analyse the effect of internal system control, financial audit, and the application of good corporate governance of financial quality reports. This research used premier data form of distributed questioners trough internal audit respondents of the companies of Jakarta. Multiple regression method is used as an analysis method on this research.
The result shows that partially and simultaneously internal system control, financial audit, and the application of good corporate governance influence the financial report indeed. This research finds out that the most dominant variable is the internal system control. The result has coefficient of 0.873, it demonstrates the capacity of independent variable to explain the dependent variable of 87.3%, whereas the rest is influenced by another variable and it is not part of this regression analysis.
Key words: internal system control, financial audit, and the application of good corporate governance, quality of financial report
vii
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT LAPORAN KEUANGAN, DAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
Oleh : Hayyuning Tyas Rosdiani
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sistem pengendalian internal, audit laporan keuangan, dan penerapan good corporate governance terhadap kualitas laporan keuangan. Pada penelitian ini digunakan data primer dalam bentuk penyebaran kuesioner dengan responden internal audit pada perusahaan di Jakarta. Metode analisis data yang dilakukan dengan metode regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial dan secara simultan sistem pengendalian internal, audit laporan keuangan, dan penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Pada penelitian ini ditemukan hasil analisa variabel yang paling dominan adalah sistem pengendalian internal. Hasil koefisien determinasi sebesar 0,873, hal ini berarti kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen sebesar 87,3 %, sedangkan sisanya 12,7 % dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk ke dalam analisis regresi ini.
Kata kunci : sistem pengendalian internal, audit laporan keuangan, penerapan good corporate governance, kualitas laporan keuangan
xi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ...................................................................... i
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................ ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif .................................................... iii
Surat Pernyataan ........................................................................................ iv
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................... v
Abstract ...................................................................................................... vi
Abstrak ....................................................................................................... vii
Kata Pengantar ........................................................................................... viii
Daftar Isi .................................................................................................... xi
Daftar Tabel ............................................................................................... xv
Daftar Gambar ........................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ........................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 11
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 11
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem pengendalian Internal .................................................. 14
xii
1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal ........................... 14
2. Tujuan Sistem pengendalian Internal ................................ 16
3. Pentingnya Sistem Pengendalian Internal ........................... 20
4. Diterapkannya Sistem Pengendalian Internal ..................... 21
5. Membangun Elemen Sistem Pengendalian Internal ........... 22
B. Audit Laporan Keuangan ....................................................... 24
1. Pengertian Auditing ........................................................... 24
2. Audit Laporan Keuangan ................................................... 25
3. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit ...................................... 26
4. Perlunya Audit Laporan Keuangan .................................... 26
5. Standar Auditing ................................................................ 29
C. Penerapan Good Corporate Governance ................................ 31
1. Pengertian Good Corporate Governance .......................... 31
2. Asas Good Corporate Governance ................................... 33
3. Manfaat Good Corporate Governance ............................ 35
D. Kualitas Laporan Keuangan ................................................... 38
1. Pengertian Laporan Keuangan .......................................... 38
2. Tujuan Laporan Keuangan ................................................ 38
3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ....................... 39
E. Keterkaitan Antar Variabel .................................................... 42
F. Penelitian Terdahulu .............................................................. 46
G. Kerangka Pemikiran ............................................................... 49
H. Perumusan Hipotesis ............................................................. 50
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 51
B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 51
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 51
D. Metode Analisis Data ............................................................. 52
1. Statistik Deskriptif.............................................................. 52
2. Uji Kualitas Data ................................................................ 53
a. Uji Validitas .................................................................. 53
b. Uji Reliabilitas .............................................................. 54
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 55
a. Uji Multikolonieritas ..................................................... 55
b. Uji Normalitas ............................................................. 55
c. Uji Heterokedastisitas ................................................... 56
4. Uji Hipotesis ..................................................................... 58
a. Koefisien Determinasi .................................................. 58
b. Uji Regresi Secara Simultan (Uji F) ............................. 58
c. Uji Regresi Secara Parsial (Uji t) .................................. 59
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................ 61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 65
1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................... 65
2. Karakteristik Responden ........................................... 66
3. Statistik Deskriptif .................................................... 69
xiv
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ......................................... 70
1. Uji validitas ................................................................ 70
2. Uji Reliabilitas ............................................................ 72
C. Hasil dan Pembahasan .................................................... 73
1. Pengujian Asumsi Klasik ............................................ 73
a. Uji Multikolinearitas ............................................... 73
b. Uji Normalitas ........................................................ 74
c. Uji Heterokedastisitas ............................................. 75
2. Analisis Regresi Linier Berganda ............................... 76
a. Uji Koefisien Determinasi ....................................... 76
b. Uji Secara Simultan(F) ............................................ 77
c. Uji Secara Parsial (t) ............................................... 78
d. Uji Regresi Linier Berganda .................................... 80
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan .................................................................... 83
B. Implikasi ........................................................................ 84
C. Saran .............................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 90
xv
DAFTAR TABEL
No Keterangan Hal
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 46
3.1 Metode Skala dan Pengukuran.......................................................... 54
3.2 Operasional Variabel ........................................................................ 61
4.1 Data Distribusi Sample Penelitian .................................................... 65
4.2 Distribusi Kuesioner ......................................................................... 66
4.3 Data Statistik Responden .................................................................. 69
4.4 Statistik Deskriptif .......................................................................... 71
4.5 Uji Validitas Instrumen Sistem Pengendalian Internal ...................... 71
4.6 Uji Validitas Instrumen Audit Laporan Keuangan ............................ 71
4.7 Uji Validitas Instrumen Penerapan Good Corporate Governance ..... 72
4.8 Uji Validitas Instrumen Kualitas Laporan Keuangan ........................ 72
4.9 Uji Reabilitas Sistem Pengendalian Internal ..................................... 72
4.10 Uji Reabilitas Audit Laporan Keuangan ........................................... 72
4.11 Uji Reabilitas Penerapan Good Corporate Governance .................... 73
4.12 Uji Reabilitas Kualitas Laporan Keuangan ....................................... 73
4.13 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 74
4.14 Uji Determinasi ................................................................................ 76
4.15 Hasil Uji Statistik F .......................................................................... 78
4.16 Hasil Uji t ......................................................................................... 78
xvi
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Hal
2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................ 49
4.1 Grafik Jenis Kelamin ........................................................................ 67
4.2 Grafik Pendidikan Terakhir .............................................................. 67
4.3 Grafik Posisi .................................................................................... 68
4.4 Grafik Lama Bekerja ........................................................................ 69
4.5 Normal P-Plot .................................................................................. 75
4.6 Scatter Plot ....................................................................................... 76
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Hal
1. Kuesioner Penelitian ........................................................................ 90
2. Daftar Jawaban Responden............................................................... 91
3. Perhitungan Data .............................................................................. 92
4. Hasil SPSS ....................................................................................... 93
5. Surat Keterangan Perusahaan ........................................................... 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan adalah Catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. (SAK, 2009). Menurut
Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia 2009, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi.
Salah satu perangkat yang dapat menghasilkan informasi laporan
keuangan adalah sistem akuntansi yang memadai. Adanya sistem
akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat
menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para
pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan
keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan
ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk
merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Lebih rinci lagi,
2
organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipenuhinya kebijakan
manajemen, hal ini disebut sistem pengendalian internal (Mulyadi, 2001
dalam Dewi, 2007), atau dengan kata lain bahwa pengendalian internal
terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi
perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta
menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan berlaku.
Menurut COSO ( Sawyer, 2005:61) struktur pengendalian intern
satuan usaha terdiri atas lima komponen, yaitu: (1) lingkungan
pengendalian, (2) penaksiran risiko, (3) informasi dan komunikasi, (4)
aktivitas pengendalian, serta (5) pemantauan. Agar struktur pengendalian
intern berfungsi dengan baik, diperlukan penerapan kelima komponen
pengendalian intern sehingga akan mendorong terlaksananya struktur
pengendalian intern yang memadai. Sebagaimana telah diketahui bahwa
mutu struktur pengendalian ini sangat berpengaruh terhadap kualitas
informasi laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Struktur
pengendalian intern yang memadai mengurangi kekeliruan sehingga
kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan dapat lebih
diandalkan ( Yadnyana, 2009)
Kualitas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan
yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur. Kualitas
laporan keuangan berguna sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi
3
bagi pihak yang berkepentingan. Kualitas laporan keuangan dengan
berbagai pengukurannya, umumnya digunakan dalam keputusan investasi,
perjanjan kompensasi dan persyaratan hutang. Keputusan kontrak yang
berdasar kualitas laporan keuangan yang rendah akan mempengaruhi
transfer kesejahteraan yang tidak diinginkan. Dari perspektif investasi
kualitas laporan keuangan yang rendah akan menyebabkan tidak
effektifnya alokasi sumber daya. Kualitas laporan keuangan yang rendah
menyebabkan ineffisiensi karena mengurangi pertumbuhan ekonomi yang
disebabkan alokasi modal yang tidak tepat ( Sumarwoto, 2006).
Dalam mempertanggungjawabkan wewenang yang dilimpahkan
kepadanya, pihak manajemen harus menyusun laporan keuangan yang
berguna dalam pengambilan keputusan bagi manajemen sendiri (intern),
dan bagi pihak pihak yang berkepentingan di luar perusahaan (ekstern).
Sehubungan dengan itu informasi atau laporan keuangan harus disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum dan
diterapkan secara konsisten (Yadnyana, 2009).
Laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen tersebut perlu
diaudit oleh auditor independen (akuntan publik), sebagai penilai yang
bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Untuk menghasilkan
informasi atau laporan keuangan yang dapat dipercaya dan menghindari
kesalahan pernyataan.
Dalam kaitannya dengan laporan keuangan, audit memegang
peranan penting dalam pencapaian hasil laporan keuangan, yaitu menuju
4
meningkatnya keberhasilan tujuan perusahaan sistem. Fungsi audit juga
memegang peranan penting suatu keberhasilan sistem ekonomi. Fungsi ini
menyediakan informasi keuangan yang dapat diandalkan sebagai dasar
penilaian kinerja ekonomi. Informasi keuangan ini menjadi kepercayaan
bagi berbagai pihak dalam pengambilan keputusan. Pemakai informasi
harus yakin dalam mempercayakan pada pekerjaan yang dilaksanakan oleh
akuntan, dan rasa keyakinan tergantung pada persepsi bahwa auditor
seorang profesional, independen tidak memiliki kepentingan atau konflik
kepentingan dengan klien dan pihak yang melaksanakan judgment secara
obyektif dan tidak memihak dalam seluruh masalah yang menjadi
tanggung jawabnya ( Sumarwoto, 2006)
Menurut Abdul Halim (2001:48) ada empat alasan mengapa audit
laporan keuangan diperlukan, yaitu (1) perbedaan kepentingan, (2)
konsekuensi, (3) kompleksitas, dan (4) keterbatasan akses (remoteness).
Akuntan pemeriksa harus memahami struktur pengendalian intern yang
diterapkan oleh perusahaan dalam melaksanakan tugasnya. Apabila dalam
mengevaluasi struktur pengendalian intern perusahaan, ternyata ditemukan
suatu kelemahan yang prinsipil, maka auditor harus mengkomunikasikan
kelemahan pengendalian intern tersebut kepada pihak manajemen
(pemberi tugas) untuk melakukan pembenahan terhadap struktur
pengendalian intern yang semestinya diterapkan. Pengendalian internal
dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari
perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian internal
5
yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan ( Yadnyana,
2009)
Sebagai sebuah sistem, hasil audit laporan keuangan memberikan
acuan kepada perusahaan dalam mengambil dan memutuskan sebuah
kebijakan. Hal ini dapat dilihat dari independensi, kompetensi, program
audit, pelaksanaan audit, laporan hasil audit dan tindak lanjut audit yang
dilaksanakan sudah dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga
audit dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan
melalui pendekatan yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan
melakukan perbaikan atas keefektifan manajemen resiko, pengendalian
dan proses yang jujur, bersih dan baik. Dari hasil tersebut sistem dapat
berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Tidak kalah penting dari pelaksanaan audit oleh auditor
independen, perusahaan harus menerapkan Good Corporate Governance
atau tata kelola perusahaan untuk dapat meningkatkan nilai tambah bagi
stakeholders, yaitu suatu kaidah, norma ataupun praktik bisnis yang sehat
dan beretika (Tunggal, 2010). Dalam penerapannya, tata kelola perusahaan
yang baik memerlukan praktik pengawasan yang mengacu pada prinsip
GCG.
Perhatian terhadap corporate governance terutama juga dipicu oleh
skandal spektakuler seperti, Enron, Worldcom, Tyco, London &
Commonwealth, Poly Peck, Maxwell, dan lain-lain (S. Kaihatu, 2006).
Keruntuhan perusahaan-perusahaan publik tersebut dikarenakan oleh
6
kegagalan strategi maupun praktek curang dari manajemen puncak yang
berlangsung tanpa terdeteksi dalam waktu yang cukup lama karena
lemahnya pengawasan yang independen oleh corporate boards. Ada
empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep good corporate
governance, (Kaen, 2003; Shaw, 2003) dalam S. Kaihatu (2006) yaitu
fairness, transparency, accountability, independency, dan responsibility.
Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip Good
Corporate Governance secara konsisten terbukti dapat meningkatkan
kualitas laporan keuangan dan juga dapat menjadi penghambat aktivitas
rekayasa kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan tidak
menggambarkan nilai fundamental perusahaan.
Terjadinya berbagai skandal keuangan yang melibatkan sejumlah
perusahaan, membuat berbagai pihak menjadi ragu pada kualitas laporan
keuangan. Berbagai pertanyaan diajukan terhadap kualitas hasil kerja
auditor dan kualitas undang-undang yang mengatur pekerjaan auditor.
Kualitas laporan keuangan yang tinggi tergantung pada kompetensi dan
obyektifitas auditor. Kompetensi diperoleh dari pelatihan professional,
pengalaman dan pemahaman terhadap klien dan industri tertentu.
Persyaratan pendidikan telah diatur dan standar teknis telah dikembangkan
oleh profesi sejak awal ( Sumarwoto, 2006)
Skandal keuangan pun juga membuat berbagai pihak ragu,
khususnya menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat, yang salah
satunya ditandai dengan turunnya harga saham secara drastis dari
7
perusahaan yang terkena kasus. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pentingnya kualitas laporan keuangan dan fungsi audit serta pemahaman
tentang apa yang mungkin menyebabkan terjadinya skandal akuntansi.
Skandal akuntansi pada perusahaan besar (misalnya Enron, WorldCom,
Global Crossing) telah merusak tatanan efektivitas corporate governance,
kualitas laporan keuangan, dan kredibilitas dari fungsi audit. Tingginya
fraud pada laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar
mendorong perusahaan publik untuk mengambil peran proaktif untuk
mencegah penipuan ini. Strategi ini harus dikembangkan untuk
mendorong kehandalan laporan keuangan yang berkualitas, integritas,
serta efektivitas dan fungsi dari audit.
Pada dasarnya dalam penyusunan laporan keuangan banyak
dipengaruhi oleh berbagai indikator penting. Hal tersebut memiliki
peranan masing-masing yang saling berkaitan untuk mencapai kualitas
laporan keuangan yang reliable. Dari berbagai indikator, terdapat 3 (tiga)
indikator penting yang sangat berperan dalam meningkatkan kualitas
laporan keuangan, yaitu sistem pengendalian internal, audit laporan
keuangan, dan penerapan good corporate governance. Ketiganya memiliki
fungsi dan tujuan yang dapat memberi dampak bagi hasil penyusunan
laporan keuangan.
Sistem pengendalian internal meliputi organisasi yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan keandalah data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
8
dipenuhinya kebijakan manajemen, sehingga dengan diterapkannya sistem
pengendalian internal, manajemen akan menekankan pentingnya
pengendalian dan mengambil langkah penting untuk mengendalikannya.
Tujuan ini juga memastikan bahwa kegiatan usaha perusahaan patuh
kepada hukum dan peraturan, kebijakan dan prosedur perusahaan,
sehingga dapat menghasilkan informasi mengenai keuangan dan informasi
untuk manajemen, termasuk penyiapan laporan keuangan yang berkualitas
serta mencegah penggelapan informasi kepada publik. Audit laporan
keuangan merupakan proses sistematis untuk memperoleh serta
mengevaluasi bukti yang dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan dinyatakan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Temuan-temuan yang dihasilkan dalam audit laporan keuangan
cenderung sangat bermanfaat. Temuan tersebut dapat menghasilkan
perbaikan struktur dan proses organisasi berdasarkan rekomendasi-
rekomendasi yang diberikan oleh auditor, sehingga dapat meningkatkan
kualitas laporan keuangan. Good corporate governance merupakan suatu
prinsip dasar pengelolaan perusahaan secara transparan, akuntabel dan adil
sesuai dengan aturan dan etika yang berlaku umum. Good corporate
governance memiliki 5 (lima) komponen untuk mencapai kesinambungan
usaha perusahaan, yaitu transparansi (transparency), akuntabilitas
(accountability), responsibilitas (responsibility), independensi
(independency), dan kewajaran (fairness). Kelima komponen tersebut
penting karena penerapan prinsip good corporate governance memiliki
9
tujuan untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, mencapai
sasaran yang telah ditetapkan, kegiatan-kegiatan usaha dilakukan secara
transparan, sehingga perusahaan akan menyediakan informasi yang
material, relevan, dan tidak ada yang disembunyikan dengan menyajikan
laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu. Dari ketiga indikator
tersebut dapat terlihat besar kecilnya pengaruh dalam meningkatkan
kualitas laporan keuangan.
Dalam penelitian Parno (2005) yang berjudul Pengaruh
Efektivitas Sistem Pengendalian Intern terhadap Keberhasilan Usaha
Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Kota Semarang. Hasil
penelitian ini menyebutkan bahwa efektivitas sistem pengendalian intern
berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha koperasi pegawai
republik indonesia.
Penelitian lain yang dilakukan oleh I Ketut Yadyana (2009) yang
berjudul Pengaruh Frekuensi Audit Atas Laporan Keuangan Historis
terhadap Keandalan Struktur Pengendalian Intern. Hasil penelitian ini
menyebutkan bahwa frekuensi audit atas laporan keuangan historis
berpengaruh secara signifikan terhadap keandalan struktur pengendalian
intern.
Penelitian yang dilakukan oleh Sumarwoto (2006) yang berjudul
Pengaruh Kebijakan Rotasi KAP terhadap Kualitas Laporan
Keuangan. Hasil penelitian ini menyebutkan tidak terdapat pengaruh
signifikan kebijakan rotasi yang bersifat mandatory pada kualitas laporan
10
keuangan tetapi bersifat voluntary berpengaruh signifikan pada kualitas
laporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Eko Adhi Legowo (2010) yang
berjudul Analisis Pengaruh Kondisi Keuangan, Kualitas Audit dan
Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Hasil Penelitian ini menyebutkan bahwa secara parsial hanya
kondisi keuangan, kualitas audit, kepemilikan saham konstitusi dan jumlah
financial literacy dalam anggota komite audit yang berpengaruh signifikan
terhadap integritas laporan keuangan. Sedangkan kepemilikan saham
manajemen, proporsi dewan komisaris independen dan keberadaan komite
audit tidak pengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Eko Adhi
Legowo (2010), Analisis Pengaruh Kondisi keuangan, Kualitas Audit, dan
Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel Sistem pengendalian
Internal, Audit Laporan Keuangan, dan Penerapan Good Corporate
Governance sebagai variabel bebas serta Kualitas Laporan Keuangan
sebagai variabel terikat. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian
ini akan menggunakan data primer dengan penyebaran kuesioner dan
populasi penelitian ini ialah internal auditor pada perusahaan yang telah
menerapkan good corporate governance di Jakarta.
11
Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul
Pengaruh Sistem pengendalian Internal, Audit Laporan Keuangan,
dan Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kualitas
Laporan Keuangan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan?
2. Apakah audit laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan?
3. Apakah penerapan Good Corporate Governance berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan?
4. Apakah sistem pengendalian internal, audit laporan keuangan, dan
Penerapan Good Corporate Governance secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan?
12
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis apakah sistem pengendalian internal
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
2. Untuk menganalisis apakah audit laporan keuangan berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
3. Untuk menganalisis apakah penerapan good corporate governance
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
4. Untuk menganalisis apakah sistem pengendalian internal, audit
laporan keuangan, dan penerapan Good Corporate Governance
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Perusahaan
Sebagai masukan dan bahan evaluasi tentang pentingnya
keseriusan penerapan sistem pengendalian internal, audit laporan
keuangan dan Good Corporate Governance untuk meningkatkan
kualitas laporan keuangan perusahaan.
2. Investor
Hasil penelitian ini akan memberikan gambaran tentang
penerapan sistem pengendalian internal yang baik dan pentingnya
13
audit laporan keuangan serta penerapan Good Corporate Governance
sebagai suatu alat yang membantu perusahaan dalam mengendalikan
dan mengawasi risiko yang terjadi diperusahaan.
3. Penulisan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan untuk
mempelajari dan menambah wawasan yang berkaitan dengan sistem
pengendalian internal, audit laporan keuangan, dan Good Corporate
Governance.
4. Pihak Lain
Menambah wawasan dan referensi bagi yang tertarik dengan
tema ini dan untuk memungkinkan adanya penelitian lebih lanjut
mengenai tema ini.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Pengendalian Internal
1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Menurut Tuanakotta (1982:94), Sistem pengendalian internal meliputi
rencana organisasi dan semua metode serta kebijakan yang ter-koordinasi
dalam suatu perusahaan untuk mengamankan kekayaan, menguji ketepatan
dan sampai berapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, menggalakan
efisiensi usaha serta mendorong ditaati-nya kebijaksanaan pimpinan yang
telah digariskan.
American Institute of Certified Public Accountans (AICPA) dalam
Sawyer (2005:58), memberikan pengertian bahwa, Kontrol Internal
adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen,
atau pegawai lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang
wajar mengenai pencapaian tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan
keuangan, (b) efektivitas dan operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku
Menurut Mulyadi (1997:165) dalam Parno (2005) Sistem
pengendalian internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipenuhinya kebijakan manajemen.
15
Definisi pengendalian internal yang dikembangkan oleh COSO
(Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission)
tahun 1992 dalam Bambang (2009), secara luas sebagai as a process,
effected by an entity s board of directors, management and other
personnel designed to provide reasonable assurance regarding the
achievement of objective in the following categories:
Effectiveness and efficiency of operations
Reliability of financial reporting, and
Compliance with applicable lows and regulations
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan tujuan utama
proses pengendalian internal adalah:
a. Operations/performance objectives, yaitu adanya aktivitas yang efisien
dan efektif dalam hubungannya dengan misi dasar dan kegiatan usaha
organisasi, termasuk standar kinerja dan pengamanan sumber daya.
b. Information/financial reporting objectives, yaitu adanya informasi
mengenai keuangan dan informasi untuk manajemen yag bebas dan dapat
dipercaya, lengkap dan tepat waktu, termasuk penyiapan laporan
keuangan yang handal serta mencegah penggelapan informasi kepada
publik.
c. Compliance objectives, yaitu adanya kepatuhan kepada hukum dan
peraturan yang berlaku. Tujuan ini memastikan bahwa kegiatan
usaha perusahaan patuh kepada hukum, peraturan, rekomendasi dari
regulator, kebijakan dan prosedur perusahaan.
16
2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Adapun tujuan sistem pengendalian internal adalah : menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi, serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
yang telah digariskan (Gondodiyoto, 2007:258)
Manajemen bertanggungjawab untuk merancang dan menerapkan
lima unsur pengendalian internal (elements of internal control) untu
mencapai tiga tujuan pengendalian internal. Unsur-unsur tersebut menurut
COSO (Sawyer, 2005:62) adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian suatu perusahaan mencakup seluruh sikap
manajemen dan karyawan mengenai pentingnya pengendalian. Salah satu
faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian adalah falsafah
manajemen dan siklus operasi. Manajemen harus menekankan
pentingnya pengendalian dan mendorong dipatuhinya kebijakan
pengendalian akan menciptakan lingkungan pengendalian yang efektif.
b. Penilaian Resiko
Semua organisasi menghadapi resiko. Contoh-contoh resiko
meliputi perubahan-perubahan tuntutan pelanggan, ancaman persaingan,
perubahan peraturan, perubahan faktor-faktor ekonomi seperti suku
bunga, dan pelanggaran karyawan atas kebijakan dan prosedur
perusahaan. Manajemen harus memperhitungakn resiko ini dan
mengambil langkah penting untuk mengendalikannya sehingga tujuan
17
dari pengendalian internal dapat dicapai. Setelah resiko diidentifikasi,
maka dapat dilakukan analisis untuk memperkirakan besarnya pengaruh
dari resiko tersebut serta tingkat kemungkinan terjadinya, dan untuk
menentukan tindakan-tindakan yang akan meminimumkannya.
c. Prosedur pengendalian
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk memberikan
jaminan yang wajar bahwa sasaran bisnis akan dicapai, termasuk
pencegahan penggelapan, kita akan membahas secara singkat prosedur
pengendalian yang dapat dipadukan dengan sistem akuntansi. Prosedur-
prosedur tersebut adalah:
1) Pegawai yang kompeten, perputaran tugas dan cuti wajib
Sistem akuntansi yang baik memerlukan prosedur untuk
memastikan bahwa para karyawan mampu melaksanakan tugas yang
diembannya. Karena itu, para karyawan bagian akuntansi harus
mendapat pelatihan yang memadai dan diawasi dalam melaksanakan
tugasnya. Ada baiknya juga bila dilakukan perputaran atau rotasi tugas
di antara karyawan klerikal dan mengharuskan para karyawan
nonklerikal untuk mengambil cuti. Kebijakan ini mendorong para
karyawan untuk menaati prosedur yang digariskan. Disamping itu,
kesalahan atau penggelapan dapat dideteksi.
2) Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ketidakefisienan,
kesalahan dan penggelapan, maka tanggung jawab untuk operasi yang
18
berkaitan harus dibagi kepada dua orang atau lebih. Misalnya,
tanggung jawab untuk pembelian, penerimaan dan pembayaran atas
perlengkapan komputer harus dibagi kepada tiga orang atau
departemen. Jika orang yang sama melakukan pemesanan, memeriksa
penerimaan atas barang yang dipesan dan melakukan pembayaran
kepada pemasok, maka penyelewengan bisa terjadi.
Upaya-upaya pengecekan yang akan timbul akibat dibaginya
tanggung jawab kepada berbagai departemen tidak perlu
menyebabkan tumpang tindih tugas. Dokumen perusahaan yang
disiapkan oleh suatu departemen dirancang agar terkoordinasi dan
saling mendukung dengan dokumen yang disiapkan oleh departemen
lain.
3) Pemisahan operasi, pengamanan aktiva dan akuntansi
Kebijakan pengendalian harus menetapkan pihak-pihak yang
bertanggung jawab atas berbagai aktifitas usaha. Untuk mengurangi
kemungkinan timbulnya kesalahan dan penggelapan, maka tanggung
jawab atas operasi, pengamanan aktiva dan akuntansi harus
dipisahkan. Selanjutnya, catatan akuntansi akan digunakan sebagai
alat pengecekan independen terhadap mereka yang bertugas
mengamankan aktiva dan mereka yang berkecimpung dalam operasi
usaha.
19
4) Prosedur pembuktian dan pengamanan
Prosedur pembuktian dan pengamanan harus digunakan untuk
melindungi aktiva dan memastikan bahwa data akuntansi dapat
dipercaya. Hal ini dapat diterapkan pada banyak hal seperti prosedur
otorisasi, persetujuan dan rekonsiliasi.
d. Pemantauan atau monitoring
Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal akan
mengidentifikasi di mana letak kelemahannya dan memperbaiki
efektifitas pengendalian tersebut. Sistem pengendalian internal dapat
dipantau secara rutin atau melalui evaluasi khusus. Pemantauan rutin bisa
dilakukan dengan mengamati perilaku karyawan dan tanda-tanda
peringatan dari sistem akuntansi tersebut.
e. Informasi dan komunikasi
Informasi mengenai lingkungan pengendalian, penilaian resiko,
prosedur pengendalian dan pemantauan diperlukan oleh manajemen
untuk mengarahkan operasi dan memastikan terpenuhinya tuntutan-
tuntutan pelaporan serta peraturan yang berlaku.
Manajemen juga dapat menggunakan informasi eksternal utuk
menilai peristiwa dan keadaan yang berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan dan pelaporan eksternal. Misalnya manajemen menggunakan
informasi dari Financial Accounting Standarts Board (FASB) atau dari
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) serta Bapepam untuk menilai dampak
dari perubahan standar pelaporan yang mungkin akan terjadi.
20
3. Pentingnya Sistem pengendalian Intern
Pengendalian internal bagi suatu perusahaan (terutama yang sudah
go public) adalah merupakan suatu keharusan. Bersamaan dengan
kewajiban audit laporan keuangan, direksi wajib memberikan pernyataan
tentang kecukupan sistem pengendalian perusahaan yang dikelolanya serta
model/framework mana yang diadopsi (atau sepenuhnya di desain sendiri),
dan wajib diaudit oleh auditor ekstern. Menurut Gondodiyoto (2007:249)
Faktor-faktor yang menyebabkan makin pentingnya sistem pengendalian
intern, antara lain adalah
a. Perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan kompleksitas struktur,
sistem dan prosedur suatu organisasi makin rumit. Untuk dapat mengawasi
operasi organisasi, manajemen hanya mengandalkan kepercayaan atas
berbagai laporan dan analisa.
b. Tanggung jawab utama untuk melindungi aset organisasi, mencegah dan
menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan terletak
pada management, sehingga management harus mengatur sistem
pengendalian intern yang sesuai untuk memenuhi tanggung jawab
tersebut.
c. Pengawasan oleh dari satu orang (saling cek) merupakan cara yang tepat
untuk menutup kekurangan-kekurangan yang bisa terjadi pada manusia.
Saling cek ini merupakan salah satu karakteristik sistem pengendalian
intern yang baik.
21
d. Pengawasan yang built-in langsung pada sistem berupa pengendalian
intern yang baik dianggap lebih tapat daripada pemeriksaan secara
langsung dan detail oleh pemeriksa (khususnya yang berasal dari luar
organisasi)
Suatu sistem kontrol atau pengawasan internal, pada hakekatnya
adalah suatu mekanisme yang didesain untuk menjaga (preventif),
mendeteksi (detektif), dan memberikan terjadinya kekeliruan, kelalaian,
error) maupun penyalah-gunaan (kecurangan, fraud). Mekanisme kontrol
tersebut melekat (built-in) pada sistem, dan tercermin di dalam prosedur,
formulir, organisasi (pembagian tugas). Mengingat bahwa pada
lingkungan sistem berbasis komputer risiko yang dihadapi makin rumit,
maka struktur pengendalian intern pada sistem akuntansi tradisional sudah
tidak mencukupi lagi untuk memenuhi kebutuhan kontrol internal terhadap
risiko.
4. Diterapkannya Sistem Pengendalian internal
Alasan diterapkannya sistem pengendalian intern adalah :
a. Luas dan ukuran kesatuan usaha yang menjadi bagian komplek dan
meluas sehingga manajemen harus mempercayai berbagai macam
laporan dan analisis-analisisnya yang banyak jumlahnya.
b. Pengawasan dan penelitian yang melihat pada sistem pengendalian
intern yang baik mampu melindungi terhadap kelemahan manusia dan
22
mengurangi terhadap kelemahan manusia serta mengurangi kemungkinan
kesalahan atau ketidakberesan yang akan terjadi.
c. Tidak praktis apabila akuntan untuk memeriksa secara keseluruhan
dengan keterlibatan uang tanpa mempercayai sistem pengendalian intern
(Artadi 1990:2 dalam Parno, 2005).
5. Membangun Elemen Sistem Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2010) unsur pokok sistem pengendalian intern
adalah :
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Pemisahan fungsi-fungsi koperasi dan penyimpanan dari fungsi
akuntansi
2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi
dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut. Dan prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan
informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang,
pendapatan dan biaya suatu organisasi.
23
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan
dalam menciptakan praktik yang sehat adalah :
1) Penggunaan formulir bernomor urut yang pemakaiannya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit).
3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh
satu orang atau satu unit organisasi.
4) Perputaran jabatan (job rotation).
5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatannya.
7) Pembentukan unit organisasi (staf pemeriksa intern) yang bertugas
untuk mengecek efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang
lain.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat
dipercaya dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut :
1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya.
2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
24
B. Audit laporan Keuangan
1. Pengertian Auditing
Auditing menurut Arens dan Loebbecke (2008) didefinisikan
sebagai Proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
Menurut Sukrisno Agoes (2004:3) Audit adalah suatu pemeriksaan
yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
terseb
Sedangkan menurut pendapat Mulyadi (2002:9) dalam Nugroho
(2005), auditing adalah Suatu proses sistemetis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kretiria
yang telah ditetapkan serta penyampaian hasilnya kepada yang pemakai
yang berkepentingan.
25
Konrath (2002:5) dalam Sukrino Agoes (2004) mendefinisikan
auditing sebagai:
Suatu proses yang sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan
mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-
kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut
dan kritaeria yang telah ditetapkan dan mengkomunikas ikan hasilnya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan adalah suatu proses pemeriksaan oleh
orang-orang yang mampu (kompeten) dan independen, dengan menghimpun
dan mengevaluasi bukti-bukti dan keterangan yang terukur suatu kesatuan
ekonomi, dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian dari keterangan terukur yang diperoleh dari pemeriksaannya
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan (Gondodiyoto, 2007:35)
Menurut Guy (2002:9) yang dikutip oleh Nugroho (2005), audit
laporan keuangan menitik beratkan pada apakah laporan keuangan sesuai
dengan kriteria yang spesifik. Auditor menyatakan suatu pendapat apakah
laporan tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk
menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu (Arens, 2010:18).. Auditing harus
dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Perusahaan
26
umumnya memilih menggunakan jasa auditor independen untuk
meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan tersebut, namun apabila
perusahaan memutuskan untuk tidak menggunakan auditor independen,
maka laporan keuangan tersebut akan memiliki kredibilitas yang sangat
kecil.
2. Tujuan dan Ruang LingkupAudit
Audit laporan keuangan bertujuan untuk mendapakan pendapat yang
obyektif, profesional, dan independen mengenai kesesuaian laporan
keuangan objek pemeriksaan dengan standar akuntansi yang berlaku yang
telah ditetapkan secara konsisten dibandingkan dengan laporan keuangan
pada tahun-tahun sebelumnya. Seorang auditor dalam menjalankan tugasnya
yaitu melakukan pemeriksaan keuangan harus berdasar pada prinsip
akuntansi berlaku umum (Nugroho, 2005:10)
3. Perlunya Audit Atas laporan Keuangan
Menurut Abdul Halim (2001:48) Empat alasan mengapa audit laporan
keuangan diperlukan. Keempat alasan tersebut adalah :
a. Perbedaan Kepentingan
Ada perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik
antara manajemen sebagai pembuat dan penyaji laporan keuangan dengan
para pemakai laporan keuangan. Manajemen mempunyai kepentingan untuk
mempertahankan jabatannya. Untuk itu manajemen akan berusaha agar
laporan keuangan perusahaan yang dipimpinnya memperlihatkan kinerja
yang baik, misalnya dengan mengubah metode perlakuan akuntansi
27
sehingga laba menjadi lebih besar. Di pihak lain, antar pemakai laporan
keuangan sendiri pun mempunyai berbagai kepentingan yang berbeda
terhadap pelaporan keuangan perusahaan. Pemegang saham lebih senang
bila tidak ada deviden.
Para pemakai mengharapkan kepastian dari auditor independen
bahwa laporan keuangan bebas dari pengaruh konflik kepentingan terutama
kepentingan manajemen. Laporan keuangan perlu diaudit untuk menentukan
kewajaran dan kenetralan laporan keuangan. Auditor independen juga
diharapkan mempertimbangkan setiap kebutuhan dari berbagai kelompok
pemakai laporan keuangan. Dengan demikian, audit laporan keuangan
diperlukan untuk meningkatkan keyakinan pemakai laporan keungan bahwa
laporan keuangan bersifat netral sehingga reabilitasnya dapat ditingkatkan.
b. Konsekuensi
Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi
pemakai. Investor, kreditor, dan para pembuat keputusan ekonomi lainnya
sangat mengandalkan laporan keuangan yang dipublikasikan. Mereka
menginginkan agar laporan keuangan berisi sebanyak mungkin informasi
yang relevan untuk pengambilan keputusan. Mereka menginginkan adanya
pengungkapan (disclosure) yang memadai. Para pemakai laporan keuangan
mengandalkan auditor independen untuk memastikan bahwa laporan
keuangan disusun sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan berisi
pengungkapan yang diperlukan bagi para pemakai yang berpengetahuan dan
mengerti tentang laporan keuangan.
28
c. Kompleksitas
Dunia bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan
permasalahan akuntansi dan proses penyajian laporan keuangan semakin
kompleks. Peningkatan kompleksitas ini mengakibatkan semakin tingginya
resiko kesalahan interpretasi dan penyajian laporan keuangan. Hal ini
menyulitkan para pemakai laporan keuangan dalam mengevaluasi kualitas
laporan keuangan. Oleh karena itu, mereka mengandalkan laporan auditor
atas laporan laporan keuangan yang bersangkutan.
d. Keterbatasan Akses (Remoteness)
Pemakai laporan keuangan pada umumnya mempunyai
keterbatasan akses terhadap data akuntansi. Ada jarak antara pemakai
dengan aktivitas perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan. Jika
para pemakai ingin mengakses data secara langsung, maka mereka
menghadapi kendala waktu, biaya, ketelitian, dan tenaga. Oleh karena itu,
mereka mempercayakan pemeriksaan kepada pihak ketiga yaitu auditor
independen.
Sebagian kecil pemakai mempunyai akses langsung terhadap
catatan akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Hal
ini memungkinkan mereka untuk manipulasi catatan akuntansi dan laporan
keuangan untuk kepentingan mereka. Oleh karena itu, para pemakai lainnya
akan mengandalkan audit yang dilakukan auditor independen untuk
memastikan bahwa laporan keuangan cukup berkualitas dan bebas dari
manipulasi.
29
4. Standar Auditing
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan standar-standar audit
untuk profesi yaitu Standar Auditing Berlaku Umum. Standar ini adalah
standar auditing yang paling dikenal. Di Indonesia, standar ini terdiri dari
Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan, dan Standar Pelaporan.
Standar ini diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) No. 01
(2001 par.27) sebagai berikut :
a. Standar Umum
Standar umum berhubungan dengan kualifikasi atau seorang
auditor dan kualitas pekerjaan seorang auditor, yaitu :
1) Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai seorang auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
Standar pekerjaan lapangan berhubungan dengan pelaksaan
pekerjaan audit di lapangan, yaitu :
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten, harus disupervisi dengan semestinya.
30
2) Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan,
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
c. Standar Pelaporan
Standar ini berhubungan dengan masalah pengkomunikasian
hasil-hasil audit, yaitu :
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2) Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan, atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
31
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang dipikul oleh auditor.
C. Penerapan Good Corporate Governance
1. Pengertian Good Corporate Governance
Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
merupakan Struktur yang oleh stakeholder, pemegang saham, komisaris
dan manajer menyusun tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan
tersebut dan mengawasi kinerja (OECD, 2003).
Adapun definisi Good Corporate Governance dari Cadbury
Committee dalam Arifin (2005) yang berdasar pada teori stakeholder adalah
sebagai berikut :
A set of rules that define the relationship between shareholders, managers,
creditors, the government, employees and internal and external stakeholders
in respect to their rights and responsibilities.
(Seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara para
pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak
yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal lainnya yang
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka).
Beberapa institusi Indonesia mengajukan definisi CG, antara lain oleh
FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia) tahun 2000 yang
mendefinisikan CG sama seperti Cadbury Committee, sedangkan The
32
Indonesian Institute for Corporate Governance atau IICG (2000)
mendefinisikan CG sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam
menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder yang lain (Arifin, 2005)
Pengertian lain CG menurut Surat Keputusan Menteri
Negara/Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN No. 23/M
PM/BUMN/2000 tentang Pengembangan Praktik GCG dalam Perusahaan
Perseroan (PERSERO), Good Corporate Governance adalah prinsip
korporasi yang sehat yang perlu diterapkan dalam pengelolaan perusahaan
yang dilaksanakan semata-mata demi menjaga kepentingan perusahaan
dalam rangka mencapai maksud dan tujuan perusahaan (Arifin, 2005)
Good Corporate Governance (GCG) menurut Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG) yang dikutip oleh Arifin (2005) adalah
salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Corporate governance berkaitan
erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya
maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan GCG mendorong
terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh
karena itu diterapkannya GCG oleh perusahaan perusahaan di Indonesia
sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitasekonomi yang
berkesinambungan. Penerapan GCG juga diharapkan dapat menunjang
upaya pemerintah dalam menegakkan good corporate governance pada
umumnya di Indonesia. Saat ini Pemerintah sedang berupaya untuk
33
menerapkan good corporate governance dalam birokrasinya dalam rangka
menciptakan Pemerintah yang bersih dan berwibawa. Corporate
governance didefinisikan oleh Monks dan Minow dalam Darmawati
(2005) adalah sebagai hubungan partisipan dalam menentukan arah dan
kinerja.
Corporate governance didefinisikan oleh IICG (Indonesian institute
of Corporate Governance) sebagai proses dan struktur yang diterapkan
dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholders yang lain. Corporate governance juga
mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan
pengawasan atas kinerja (Arifin, 2005)
2. Asas Good Corporate Governance
Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas good corporate
governance diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran
perusahaan. Asas ini diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha
(sustainability) perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan
(stakeholders).Asas good corporate governance yaitu transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan
(Zarkasyi, 2008).
a. Transparansi (Transparency)
Prinsip dasar dari transparansi yaitu untuk menjaga objektivitas
dalam menjalankan bisnis. Perusahaan harus menyediakan informasi
34
yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami
oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk
mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan
keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan
lainnya (Zarkasyi, 2008).
b. Akuntabilitas (Accountability)
Prinsip dasar akuntabilitas yaituperusahaan harus dapat
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar.
Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai
dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain.
Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai
kinerja yang berkesinambungan (Zarkasyi, 2008).
c. Responsibilitas (Responsibility)
Prinsip dasar responsibilitas yaitu perusahaan harus mematuhi
peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan
sebagai good corporate citizen (Zarkasyi, 2008).
d. Independensi (Independency)
Prinsip dasar independensi yaitu untuk melancarkan pelaksanaan
asas good corporate governance, perusahaan harus dikelola secara
35
independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain (Zarkasyi,
2008).
e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Prinsip dasar dari kewajaran dan kesetaraan bahwa dalam
melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikankepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan (Zarkasyi, 2008).
3. Manfaat Good Corporate Governance
Manfaat Good Corporate Governance menurut Tunggal (2010:39) adalah :
a. Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung
pemegang saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak
manajemen. Biaya-biaya ini dapat berupa kerugian yang diderita
perusahaan sebagai akibat penyalahgunaan wewenang (wrong-doing),
ataupun berupa biaya pengawasan yang timbul untuk mencegah terjadinya
hal tersebut.
b. Mengurangi biaya modal (cost of capital), yaitu sebagai dampak dari
pengelolaan perusahaan yang baik tadi menyebabkan tingkat bunga atas
dana atau sumber daya yang dipinjam oleh perusahaan semakin kecil
seiring dengan turunnya tingkat resiko perusahaan.
c. Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan citra
perusahaan tersebut kepada publik luas dalam jangka panjang.
36
d. Menciptakan dukungan para stakeholder (para pihak yang berkepentingan)
dalam lingkungan perusahaan tersebut terhadap keberadaan dan berbagai
strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan, karena umumnya mereka
mendapat jaminan bahwa mereka juga mendapat manfaat maksimal dari
segala tindakan dan operasi perusahaan dalam menciptakan kemakmuran
dan kesejahteraan.
Manfaat GCG ini bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga dalam
jangka panjang dapat menjadi pilar utama pendukung tumbuh kembangnya
perusahaan sekaligus pilar pemenang era persaingan global. Akan tetapi,
keberhasilan penerapan GCG juga memiliki prasyarat tersendiri. Di sini, ada
dua faktor yang memegang peranan, faktor eksternal dan internal.
a. Faktor Eksternal
Yang dimakud faktor eksternal adalah beberapa faktor yang berasal
dari luar perusahaan yang sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan
GCG. Di antaranya :
1) Terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin
berlakunya supremasi hukum yang konsisten dan efektif.
2) Dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/ lembaga
pemerintahaan yang diharapkan dapat pula melaksanakan Good
Governance dan Clean Government menuju Good Government
Governance yang sebenarnya.
37
3) Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat (best practices)
yang dapat menjadi standard pelaksanaan GCG yang efektif dan
profesional. Dengan kata lain, semacam benchmark (acuan).
4) Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan
GCG di masyarakat. Ini penting karena lewat sistem ini diharapkan
timbul partisipasi aktif berbagai kalangan masyarakat untuk
mendukung aplikasi serta sosialisasi GCG secara sukarela.
5) Hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat keberhasilan
implementasi GCG terutama di Indonesia adalah adanya semangat
anti korupsi yang berkembang di lingkungan publik di mana
perusahaan beroperasi disertai perbaikan masalah kualitas pendidikan
dan perluasan peluang kerja. Bahkan dapat dikatakan bahwa
perbaikan lingkungan publik sangat mempengaruhi kualitas dan skor
perusahaan dalam implementasi GCG.
b. Faktor Internal
Maksud faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan
praktek GCG yang berasal dari dalam perusahaan. Beberapa faktor
dimaksud antara lain:
1) Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung
penerapan GCG dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di
perusahaan.
2) Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan
mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG.
38
3) Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada
kaidah-kaidah standar GCG.
4) Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam
perusahaan untuk menghindari setiap penyimpangan yang mungkin
akan terjadi.
5) Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami
setiap gerak dan langkah manajemen dalam perusahaan sehingga
kalangan publik dapat memahami dan mengikuti setiap derap langkah
perkembangan dan dinamika perusahaan dari waktu ke waktu.
D. Kualitas Laporan keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah Catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. (SAK, 2009).
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
39
pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat
apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini
mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi
mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau
mengganti manajemen (SAK, 2004).
3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai terdapat sepuluh
karakteristik kualitatif pokok (SAK) yaitu :
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pemakai.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
mempunyai kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
40
masa lalu, masa kini / masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil
evaluasi mereka dimasa lalu.
c. Materialitas
Informasi dipandang materiil kalau kelalaian untuk
mencantumkan kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar
laporan keuangan.
d. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus handal (reliable).Informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian menyesatkan,
kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian
yang tulus atau jujur.
e. Penyajian jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan
jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan secara
wajar.
f. Substansi mengunguli bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa
tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realiatas
ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau
peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk
hukum.
41
g. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan
tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
h. Pertimbangan sehat
Penyusunan laporan keuangan ada kalanya menghadapi
ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan
piutang yang diragukan, prakiraan masa manfaat perusahaan serta
peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul.
i. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
j. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi
dan kinerja perusahaan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan
laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif
42
E. Keterkaitan Antar Variabel
1. Sistem Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan
perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan
manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai
laporan keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar pengambilan
keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk
merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Lebih rinci lagi,
kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung dimaksudkan untuk
mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan keuangan yang
tepat serta menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan peraturan, hal
ini disebut Pengendalian Intern, atau dengan kata lain bahwa pengendalian
intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi
perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta
menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian intern bagi suatu perusahaan (terutama yang sudah go
public) adalah merupakan suatu keharusan. Bersamaan dengan kewajiban
audit laporan keuangan, direksi wajib memberikan pernyataan tentang
kecukupan sistem pengendalian perusahaan yang dikelolanya serta
model/framework mana yang diadopsi (atau sepenuhnya di desain sendiri),
dan wajib diaudit oleh auditor ekstern.
Sistem pengendalian intern sangat penting karena sistem mempunyai
beberapa unsur dan sifat-sifat tertentu yang dapat meningkatkan
43
kemungkinan dapat dipercayainya data-data akuntansi serta tindakan
pengamanan terhadap aktiva dan catatan perusahaan.
Adapun tujuan sistem pengendalian internal menurut Gondodiyoto
(2007:258) adalah : menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Sehingga dengan adanya tujuan sistem pengendalian internal bahwa
dapat menjaga keandalan data akuntansi, dapat dikatakan bahwa sistem
pengendalian internal dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan
karena sistem pengendalian intern dapat memperkecil kesalahan-kesalahan
dalam penyajian data akuntansi, sehingga akan menghasilkan laporan yang
benar, melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan
pengelapan-penggelapan, kegiatan organisasi dapat dilaksanakan dengan
efisien.
2. Audit Laporan Keuangan terhadap Kualitas laporan Keuangan
Audit laporan keuangan adalah suatu proses pemeriksaan oleh orang-
orang yang mampu (kompeten) dan independen, dengan menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti dan keterangan yang terukur suatu kesatuan
ekonomi, dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian dari keterangan terukur yang diperoleh dari pemeriksaannya
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan (Gondodiyoto, 2007:35)
Karena audit laporan keuangan merupakan pemeriksaan data
keuangan oleh para ahli yang kompeten dan independen, maka audit dapat
44
meningkatkan kredibilitas informasi yang disajikan dalam laporan keunagan
tersebut. Oleh karena itu pengambilan keputusan oleh pihak internal
perusahaan (managers)maupun pihak di luar organisasi dapat menggunakan
informasi keuangan yang telah diaudit dengan keyakinan bahwa pada
laporan keuangan tersebut tidak ada salah saji materialitas. Jadi audit
mengurangi resiko informasi, yaitu resiko bahwa informasi yang digunakan
oleh investor, kreditor, dan pihak lain untuk menilai resiko usaha tidak
akurat. Audit keuangan akan memberikan keyakinan kewajaran laporan
keuangan suatu perusahaan (dapat mengurangi resiko informasi), dan karena
itu resiko secara keseluruhan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
membuat berbagai tipe keputusan ekonomi (decision) dengan data atau
laporan keuangan yang telah diaudit tersebut dapat diantisipasi dengan lebih
baik. Auditor mengidentifikasi kondisi-kondisi yang membutuhkan tindakan
perbaikan dan penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma/kriteria
yang dapat diterima yang disebut temuan audit. Temuan-temuan yang
dihasilkan dari penelaahan awal-akhir cenderung sangat bermanfaat.
Temuan audit yang wajar dapat menghasilkan perbaikan/meningkatkan
jasa/memperbaiki struktur dan proses organisasi. Temuan menuntun auditor
untuk menyimpulkan bahwa prosedur-prosedur harus diperbaiki.
Berdasarkan temuan-temuan audit, auditor memberikan rekomendasi yang
menggambarkan yang salah dan untuk memperkuat kelemahan dalam
sistem kontrol. Berdasarkan rekomendasi-rekomendasi yang diberikan oleh
auditor, sehingga dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan.
45
3. Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kualitas laporan
keuangan
Perhatian terhadap corporate governance terutama juga dipicu oleh
skandal spektakuler seperti, Enron, Worldcom, Tyco, London &
Commonwealth, Poly Peck, Maxwell, dan lain-lain. Keruntuhan
perusahaan-perusahaan publik tersebut dikarenakan oleh kegagalan strategi
maupun praktek curang dari manajemen puncak yang berlangsung tanpa
terdeteksi dalam waktu yang cukup lama karena lemahnya pengawasan
yang independen oleh corporate boards. Ada empat komponen utama yang
diperlukan dalam konsep good corporate governance, (Kaen, 2003; Shaw,
2003) yaitu fairness, transparency, accountability, dan responsibility.
Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip
goodcorporate governance secara konsisten terbukti dapat meningkatkan
kualitas laporan keuangan dan juga dapat menjadi penghambat aktivitas
rekayasa kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan tidak
menggambarkan nilai fundamental perusahaan.
46
F. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Metodologi
Penelitian
Penemuan
1. Parno (2009) Pengaruh
Efektivitas
Sistem
Pengendalian
Intern Terhadap
Keberhasilan
Usaha Koperasi
Pegawai
Republik
Indonesia di
kota Semarang
Variabel
Independen (X) :
a. Efektivitas
Sistem
Pengendalian
Intern
Variabel
dependen (Y) :
a. Keberhasilan
Usaha Koperasi
Pegawai di Kota
Semarang
Analisis
Regresi
Linier
Variabel
efektivitas sistem
pengendalian
intern mempunyai
hubungan yang
signifikan
terhadap
keberhasilan
usaha KPRI di
Kota Semarang
2. Eko Adhi
Legowo (2010)
Analisis
pengaruh
kondisi
keuangan,
kualitas audit
dan mekanisme
corporate
governance
terhadap
integritas
laporan
keuangan
Variabel
Independen (X) :
a. kondisi
keuangan,
kualitas audit
dan mekanisme
corporate
governance
Variabel
dependen (Y) :
b. integritas
laporan
keuangan
Analisis
Regresi
. kondisi
keuangan,
kualitas audit dan
mekanisme
corporate
governance
secara simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap
integritas laporan
keuangan
47
3. Ristyo Pramono
(2007)
Pengaruh
Dimensi
Profesionalisme
Auditor
Terhadap
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas
Dalam Proses
Pengauditan
Laporan