Upload
others
View
29
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH
TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI MTS AL-
IHSAN PAMULANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah
satu syarat pencapai gelar sarjana pendidikan
Disusun Oleh:
Mia Liawati
(11150182000016)
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
vii
ABSTRAK
Mia Liawati, NiM : ( 11150182000016 ), Pengaruh Supervisi Akademik Kepala
Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di MTs Al-Ihsan Pamulang.
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara supervisi akademik
kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di MTs al-Ihsan pamulang.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode
survey. Analisis data yang digunakan yaitu studi korelasional dengan 2 variabel di
dalamnya, yaitu (X) Supervisi Akademik Kepala Sekolah sebagai variabel bebas
dan (Y) Kinerja Mengajar Guru sebagai variabel terikat. Sampel penelitian ini
sebanyak 20 guru. Pengambilan sampel dilakukan secara menyeluruh yang disebut
sebagai sampel jenuh dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Dari hasil uji hipotesis, diperoleh t hitung sebesar 2.624 yang berarti lebih besar
dari t tabel 2.10. Maka, hipotesis alternative (Ha) dinyatakan diterima secara positif.
Dari koefisien determinasi, supervisi memberikan kontribusi sebesar 28% terhadap
kinerja mengajar guru di MTs Al-Ihsan Pamulang. Hasil Penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara supervisi akademik kepala sekolah
terhadap kinerja mengajar guru di MTs Al-Ihsan Pamulang.
Adapun saran yang dapat penulis berikan pada pihak MTs Al-Ihsan Pamulang
yaitu untuk kepala sekolah sebagai supervisor diharapkan agar dalam pelaksanaan
program supervisi akademik harus ditingkatkan dan direalisasikan secara terus
menerus, dengan memilih teknik-teknik yang tepat. Memberikan layanan, bantuan
dan motivasi agar mengikuti program supervisi akademik dalam menciptakan
kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan pembelajaran
yang berkualitas. Sedangkan saran untuk guru berupa mengembangkan kinerja
mengajar guru dari hasil supervisi akademik serta dapat mengelola kelas lebih baik
dalam meningkatkan kreativitas dan situasi belajar yang menyenangkan.
Kata Kunci : Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Kinerja Mengajar Guru
viii
ABSTRACT
Mia Liawati, NIM : ( 11150182000016 ), Departement Of Management
Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, State Islamic University
(UIN) of Syarif Hidayatulllah Jakarta 2015. The Influence of Academic
Supervision on the Principal of Teachers' Teaching Performance at MTs Al-
Ihsan Pamulang.
This study aims to determine the influence of school principals' academic
supervision on teacher teaching performance at MTs al-Ihsan pamulang. The
research approach used is quantitative research with survey methods. Analysis of
the data used is correlational studies with 2 variables in it, namely (X) Academic
Supervision of Principals as the independent variable and (Y) Teacher Teaching
Performance as dependent variables. The sample of this study was 20 teachers.
Sampling is carried out thoroughly which is referred to as saturated sample by
collecting data using a questionnaire.
From the results of hypothesis testing, obtained t count of 2.624 which means
greater than t table 2.10. So, the alternative hypothesis (Ha) is stated to be positively
accepted. From the coefficient of determination, supervision contributed 28% to the
teaching performance of teachers at MTs Al-Ihsan Pamulang. The results of the
study can be concluded that there is an influence between the school principal's
academic supervision on the teacher's teaching performance at MTs Al-Ihsan
Pamulang.
The advice that the author can give to the MTs Al-Ihsan Pamulang that is for
principals as supervisors is expected that in the implementation of academic
supervision programs must be improved and realized continuously, by choosing the
right techniques. Providing services, assistance and motivation to attend academic
supervision programs in creating teacher awareness about their responsibilities
towards implementing quality learning. While suggestions for teachers include
developing teacher teaching performance from the results of academic supervision
and being able to manage classes better in increasing creativity and enjoyable
learning situations.
Keywords: Academic Supervision Principal, Teacher Teaching Performance
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa penulis ucapkan
sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat dan anugerah-
Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai
persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pendidikan (S.Pd). Shalawat serta
salam semoga Allah selalu limpahkan kepada junjungan kita, Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya untuk menuju kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang
telah memberikan bimbingan serta bantuan baik materil maupun non materil
kepada penulis. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Prof. Dr. H. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A, selaku Rektor
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
4. Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Pendidikan
5. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
membantu dalam memberikan nasihat, doa dan semangat kepada penulis
agar mampu menyelesaikannya dengan lancar.
6. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd, selaku dosen pembimbing I. Terimakasih
banyak atas waktunya untuk membimbing dan mengarahkan dalam
penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.
7. Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd, selaku dosen pembimbing ke II.
Terimakasih banyak atas waktunya dalam membimbing, mengarahkan,
x
memberikan saran dan motivasi sehingga memberikan semangat dalam
menyelesaikan skripsi.
8. Seluruh Pendidik dan Tenaga Kependidikan di MTs Al-Ihsan Pamulang.
Terimakasih telah memberikan pelayanan secara baik dalam proses
penelitian selama pengerjaan skripsi ini.
9. Bapak Reghista S.Pd sebagai informan penelitian di MTs Al-Ihsan
Pamulang. Terimakasih atas informasi, saran dan motivasi yang telah
diberikan, sehingga dalam mengerjakan skripsi ini berjalan dengan lancar.
10. Yang tercinta kedua orang tua, kakak perempuan dan adik. Terimakasih
untuk keluarga yang selalu menjadi penyemangat, memberikan doa dan
membantu baik moril dan materil yang sangat membantu penulis dalam
proses penyusunan skripsi dengan lancar.
11. Muhamad Charis Marzuqi, S.H. We can do it both of us.
12. Sodara tercinta Teh Novi,Teh Sinta dan Ka Sannya. Terimakasih selalu
memberikan semangat dan motivasi selama merantau di Ciputat sampai
pengerjaan Skripsi selesai
13. Teman seperjuangan dari SD, Nonny Narullita. Terimakasih atas waktu,
saran dan bimbingannya dalam proses pengerjaan skripsi ini sehingga
berjalan dengan lancar.
14. Sahabat terdekat yaitu Dewi, Erna, Tasya, Anisho, Widia, Syifa, Desvi,
Fariha, dan Nur Terimakasih selalu memberikan motivasi dan menjadi
tempat curhatan drama skripsi dan selalu menjadi penyemangat penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
15. Teman-teman KKN Transmiter49. Terimakasih atas dukungan dan doanya
dalam proses penyusunan skripsi.
16. Teman-teman Manajemen Pendidikan 2015. Terimaksaih atas, motivasi,
saran dan doanya selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
17. Keluarga besar PMII Manajemen Pendidikan Cabang Ciputat yang telah
memberikan semangat dan ilmu selama proses perkuliahan dan dukungan
dalam proses penulisan skripsi.
xi
Terimakasih penulis ucapkan untuk pihak-pihak yang tidak penulis sampaikan
satu persatu. Semoga segala bantuan, dukungan, partisipasi yang diberikan kepada
penulis, mendapatkan berkah dan balasan yang berlipat dari Allah SWT. Amiin
Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika masih banyak kekurangan yang
terdapat dalam skripsi ini, karena penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Ciputat, 20 Agustus 2019
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI ............ ii
UJI REFERENSI ....................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ........................................... iv
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 6
D. Perumusan Masalah .......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
F. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Supervisi Akademik Kepala Sekolah ................................................ 8
1. Pengertian Supervisi Akademik .................................................. 9
2. Tujuan Supervisi Akademik ........................................................ 10
3. Prinsip Supervisi Akademik ........................................................ 11
4. Teknik Supervisi Akademik ........................................................ 12
5. Langkah-langkah Supervisi Akademik ....................................... 15
6. Tindak Lanjut Supervisi Akademik ............................................ 16
xiii
7. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala
Sekolah Sebagai Supervisor ....................................................... 18
B. Kinerja Guru...................................................................................... 20
1. Pengertian Kinerja Guru ............................................................. 20
2. Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Kinerja Guru ........... 22
3. Penilaian Kinerja Guru ................................................................ 24
4. Indikator Kinerja Guru ................................................................ 25
5. Upaya-Upaya Meningkatkan Kinerja Guru ............................... 26
C. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 27
D. Kerangka Berpikir ............................................................................. 33
E. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 35
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 37
B. Tujuan Penelitian .............................................................................. 37
C. Metode Penelitian.............................................................................. 37
D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 38
E. Variabel Penelitian ............................................................................ 38
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 38
G. Instrumen Penelitian.......................................................................... 39
1. Variabel Supervisi Akademik ..................................................... 40
2. Kinerja mengajar guru ................. 41
H. Uji Instrumen Penelitian ................................................................... 44
1. Uji Validitas Instrumen Penelitian .............................................. 44
2. Uji Reliabitas Instrumen ............................................................. 46
I. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................... 47
1. Uji Normalitas ............................................................................. 47
2. Uji Signifikasi dan Uji Linieritas ................................................ 48
J. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 50
1. Teknik Pengolahan Data ............................................................. 50
2. Teknik Analisis Data ................................................................... 50
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 53
1. Profil Sekolah .............................................................................. 53
2. Sejarah MTs Al Ihsan Pamulang................................................. 53
3. Visi, Misi dan Tujuan MTs Al-Ihsan Pamulang ......................... 54
4. Tenaga Pendidik .......................................................................... 55
5. Daftar Jumlah Peserta Didik ....................................................... 57
6. Sarana dan Prasarana................................................................... 58
B. Deskripsi Data ................................................................................... 59
1. Deskripsi Data Variabel X .......................................................... 59
2. Deskripsi Data Variabel Y .......................................................... 61
C. Uji Prasyarat Analisis Data .............................................................. 63
1. Uji Normalitas ............................................................................. 63
2. Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi ...................................... 64
D. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 65
E. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 67
F. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 69
B. Saran .................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Relevan ........................................................................ 32
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Supervisi Akademik (X) ................ 42
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Mengejar Guru (Y) ........... 43
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi Akademik dan Kinerja
Mengajar Guru ............................................................................................. 44
Tabel 3.5 Tabel Perhitungan Analisis Variansi ............................................ 49
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................... 50
Tabel 4.1 Daftar Nama Pendidik .................................................................. 55
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 56
Tabel 4.3 Daftar Jumlah Peserta Didik ........................................................ 57
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana ................................................................... 58
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel X (Supervisi Akademik Kepala
Sekolah) ........................................................................................................ 59
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tinggi Rendahnya Variabel X (Supervisi
Akademik) .................................................................................................... 61
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) .......... 61
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tinggi Rendahnya Variabel Y
(Kinerja Mengajar Guru) .............................................................................. 63
Tabel 4.9 Anova untuk Uji Linieritas dengan Persamaan Regresi .............. 65
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Supervisi Akademik Kepala Sekolah ........................... 36
Gambar 4.1 Frekuensi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 57
Gambar 4.2 Grafik Histogram Supervisi Akademik .................................... 60
Gambar 4.3 Grafik Histogram Kinerja Mengajar Guru ............................... 62
Gambar 4.4 Grafik Persamaan Linear .......................................................... 65
Gambar 4.5 Kurva Uji t Penggunaan Hipotesis Korelasi ............................ 67
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Penelitian Supervisi Akademik
Lampiran 2 Angket Kinerja Mengajar Guru
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Variabel X
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Variabel Y
Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
Lampiran 7 Hasil Skor Variabel X
Lampiran 8 Hasil Skor Variabel Y
Lampiran 9 Perhitungan Uji Normalitas Skor Variabel X Menggunakan Uji
Liliefors
Lampiran 10 Perhitungan Uji Normalitas Skor Variabel Y Menggunakan Uji
Liliefors
Lampiran 11 Perhitungan Uji Linieritas
Lampiran 12 Perhitungan Uji Linieritas Regresi Sederhana (Anova)
Lampiran 13 Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel X
Lampiran 14 Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel Y
Lampiran 15 Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku Variabel X
Lampiran 16 Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku Variabel Y
Lampiran 17 Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku Variabel X dan Y
Lampiran 18 Perhitungan Uji Koefisien Korelasi untuk Pengujian Hipotesis
Lampiran 19 Perhitungan Uji Koefisien Regresi
Lampiran 20 Uji Hipotsis Terhadap Koefisien Korelasi Dengan Uji
Transformasi T
Lampiran 21 Tabel Nilai R Product Moment
Lampiran 22 Tabel Kritis L untuk Uji Lilliefors
Lampiran 23 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 24 Surat Keterangan MTs Al-Ihsan Pamulang
Lampiran 25 Pelaksanaan Program Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Lampiran 26 Lembar Uji Referensi
Lampiran 27 Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun
sumber daya manusia, oleh karena itu diperlukan suatu sistem pendidikan yang
memandang bahwa mutu merupakan tujuan utamanya. Peningkatan mutu
sekolah merupakan suatu proses yang sistematis dan terus menerus
meningkatkan mutu proses belajar mengajar dengan tujuan agar target sekolah
tercapai dengan efektif dan efisien.
Peningkatan mutu ini tidak lepas dari peran setiap stakeholder dalam dunia
pendidikan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan adalah
proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan1.
Mendewasakan manusia artinya melakukan perubahan kepada peserta didik
dalam hal kecakapan berfikir maupun bertingkahlaku dengan baik, salah
satunya melalui pengajaran dan pelatihan di sekolah.
Pada lingkup sekolah, guru menjadi ujung tombak dalam keberhasilan
peserta didik. Keberhasilan penyelenggaraan pembelajaran sangat ditentukan
oleh sejauh mana kesiapan guru dalam mempersiapakan peserta didiknya
melalui kegiatan belajar mengajar. Hal ini menunjukan pentingnya kesiapan
guru terutama dalam merencananakan, melaksanakan, dan melakukan penilaian
terhadap hasil belajar peserta didik, serta mengevaluasinya. Undang-undang
Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 disebutkan bahwa guru” adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih dan mengevaluasi para peserta didik pada pendidikan
usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah”.2
1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 2007), Edisi ke-3,h. 263.
2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 Tentang Guru dan Dosen.
2
Guru berperan langsung dalam peningkatan kualitas pendidikan, karena
guru memiliki tugas sebagai pengajar yang dalam kegiatan pembelajaran guru
berinteraksi langsung dengan sasaran pendidikan, yaitu siswa. Guru merupakan
salah satu akses bagi siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan.
Guru melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar siswa, guru
juga bertugas untuk memastikan pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan, sehingga siswa dapat memahami dan menerapkan pengetahuan yang
diperoleh dari kegiatan belajar tersebut dalam kehidupan bermasyarakat.
Kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik tentunya
dituntut agar terus dilakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas mengajar.
Lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 25 ditegaskan
bahwa” Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu: merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan”.3
Hal ini berkaitan dengan tugas guru yang amat berat, dimana guru tidak hanya
bertugas mengajarkan pengetahuan, namun juga bertanggungjawab untuk
mendidik siswa menjadi warga negara yang baik serta untuk memajukan
negara. Tugas sebagai guru bukan sekedar sebuah pekerjaan, namun merupakan
sebuah profesi yang menghendaki tindak lanjut berupa profesionalisme.
Perlunya profesionalisme dalam pendidikan, secara tidak langsung mewajibkan
seluruh anggota profesi (guru) harus meningkatkan kemampuannya untuk
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat melalui dunia
pendidikan.
Namun realita yang terjadi saat ini, masih belum sesuai dengan sasaran yang
telah ditetapkan, banyak terjadi ketidaksesuaian antara rencana dengan
implementasinya dilapangan .Berdasarkan hasil UKG (Uji Kompetensi Guru)
Pencapaian rata-rata nasional baru 53,02 atau dibawah standar kompetensi
minimal yang telah ditetapkan. Kondisi guru-guru disebagian besar wilayah
Indonesia (27 provinsi) dari hasil UKG terlihat masih memperhatinkan yaitu
3 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 35 Tentang Guru dan Dosen
3
berada di bawah standar kompetensi minimal yang ditetapkan4. Sejalan dengan
itu dilihat pada Neraca Pendidikan Daerah (NPD) Kemendikbud tentang data
UKG untuk wilayah Tangerang Selatan pada tahun 2018 yaitu SD: 60.13, SMP:
63.25, SMA: 69.6, SMK: 57.92, Pedagogik: 56.27, Profesional :64.37, Rata-
Rata: 61.94.
Dari data tersebut bahwa rata-rata UKG di wilayah Tangerang Selatan
masih dibawah 70. Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor
penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral
pendidikan dan kualifikasi sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar
memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi
tanggung jawabnya.
Pada dasarnya seorang guru memiliki potensi yang cukup tinggi untuk
berkreasi dan meningkatkan kinerja, namun banyak faktor yang menghambat
dalam mengembangkan berbagai potensi secara optimal. Perlu adanya
pembinaan secara kontinu dengan program yang terencana secara sistematis,
serta adanya penilaian terhadap kinerja mengajar, dalam mengevaluasi
kemampuan kinerja.
Penilaian tersebut dimaksudkan agar mengetahui perkembangan kualitas
guru, mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh guru serta
adanya umpan balik terhadap guru tersebut. Pengelolaan dalam kegiatan
berlajar mengajar disekolah perlu diadakan suatu pengawasan (Supervisi) untuk
pembinaan kearah pencapaian tujuan pendidikan. Supervisi ini merupakan
kegiatan yang menitik beratkan pada masalah akademik yaitu langsung berada
dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan membantu siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
“Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi
bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan
4 ITJEN KEMENDIKBUD “ Mutu Guru Harus Terus Ditingkatkan”,2018, diakses pada tanggal 23/07/2019, Pukul:10.00 WIB.
4
kualitas pembelajaran”.5 Supervisi akademik tidak hanya menilai kinerja
mengajar guru dan merancang pembelajaran tetapi juga membantu guru untuk
menjadi lebih profesional dalam mengajar. Supervisi merupakan salah satu
fungsi administrasi pendidikan, bukan hanya tugas pengawas saja tetapi juga
tugas pekerjaan kepala sekolah terhadap pegawai sekolahnya. Kepala sekolah
dalam melaksanakan wewenangnya harus lebih menitik beratkan pada personel
sekolah terutama guru.
Berdasarkan Peraturan Menteri Penididikan Nasional Nomor 12 Tahun
2007 Tentang Standar Kompetensi Pengawas, bahwa kepala sekolah selaku
supervisor harus memiliki standar kompetensi yaitu: (1) Memahami konsep,
prinsip, teori dasar/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan proses pembelajaran (2) Membimbing guru dalam
menyusun silabus setiap mata pelajaran berlandaskan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP), (3) Membimbing guru dalam menyusun
Rencana Proses Pembelajaran (RPP), (4) Membimbing guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran /bimbingan, (5) Membimbing guru
dalam mengelola, merawat mengembangkan dan menggunakan media
pendidikan dan fasilitas pembelajaran tiap mata pelajaran, (6) Memotivasi
guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran tiap
mata pelajaran.6
Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan perlu memiliki keterampilan
konseptual, interpersonal, dan teknik terkait dengan supervisi akademik.
Kegiatan supervisi akademik yang dilaksanakan bukan hanya untuk penilaian
kinerja guru dalam proses belajar mengajar, melainkan juga untuk membantu
guru dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan Undang-
Undang Guru dan Dosen. Supervisi akademik yang dilakukan secara kontinu
dapat memotivasi guru serta sangat memberikan pengaruh yang besar dalam
meningkatkan kinerja mengajar guru agar menjadi berkualitas.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di MTs Al-Ihsan
Pamulang pada bulan Januari tahun 2019, dalam observasi tersebut diperoleh
informasi bahwa: Program supervisi akademik kepala sekolah biasanya
5 Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah, (Bandung : Alfabeta, 2014),h. 115 6 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi
Pengawas
5
dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Adapun teknik dalam melaksanakan
supervisinya melalui observasi secara langsung ke kelas, dengan memberitahu
terlebih dahulu terkait jadwal supervisi yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan
Supervisi akademik berperan untuk meningkatkan kinerja guru terutama dalam
proses belajar mengajar, Membimbing, mengarahkan, menjawaab suatu
permasalahan yang dihadapi oleh guru, serta memotivasi guru. Upaya kepala
sekolah dalam memotivasi guru dilaksanakan setiap satu minggu setelah
upacara.
Berkaitan dengan itu supervisi akademik kepala sekolah di MTs Al-Ihsan
sudah baik, akan tetapi pelaksanaan program supervisi belum konsisten masih
adanya ketidak tepatan waktu, disebabkan beberapa kegiatan kepala sekolah di
luar sekolah dan kegiatan di dalam sekolah, sehingga pembinaan yang
dilaksanakan kepada guru di MTs-Al-Ihsan tidak kontinu dan sistematis.
Selanjutnya beberapa kinerja mengajar guru ada yang belum optimal
diantaranya dalam hal mengelola kelas yang masih monoton sehingga kurang
terciptaya suasana proses pembelajaran yang memacu kretivitas peserta didik,
kegiatan proses belajar mengajar yang kebanyakaan menggunakan metode
ceramah tanpa menitik beratkan pada keaktifan siswa. MTs Al-Ihsan Pamulang
tersebut juga masih terdapat guru yang memampu mata pelajaran yang tidak
sesuai dengan program studi pendidikan terakhir dan guru yang bersertifikat
pendidik. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada kinerja mengajar guru
yang masih kurang maksimal. Demikian supervisi akademik kepala sekolah
harus berupaya dalam meningkatkan kinerja mengajar guru agar mencapai
tujuan pendidikan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti tertarik meneliti
permasalahan tersebut, sehingga dapat mengetahui lebih jelas ada atau tidaknya
“Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Mengajar Guru Di MTs Al-Ihsan Pamulang”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mengidentifikasi
masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
6
1. Kurang optimalnya pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala
sekolah, sehingga pembinaan tidak kontinu dan sistematis.
2. Kurangnya tanggung jawab kepala sekolah dalam tugasnya supervisor
3. Rendahnya kinerja mengajar guru terhadap kegiatan pembelajaran
4. Kurangnya profesionalisme guru terhadap pelaksanaan tugasnya disekolah
C. Pembatasan Masalah
Agar peneliti dapat mengkaji masalah secara mendalam, maka diperlukan
adanya pembatasan masalah. Hal ini penting agar masalah yang dikaji menjadi
jelas dan terarah, maka dari itu peneliti membatasi masalah pada ”Pengaruh
supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di MTs Al-
Ihsan Pamulang”
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah
dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh positif antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap
kinerja mengajar guru di MTs Al-Ihsan Pamulang?
2. Seberapa besar pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap
kinerja mengajar guru di MTs Al-Ihsan Pamulang?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui adakah pengaruh positif antara supervisi akademik
kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di MTs Al-Ihsan Pamulang?
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi akademik kepala
sekolah terhadap kinerja mengajar guru di MTs Al-Ihsan Pamulang?
F. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi salah
satu acuan dalam pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam
7
meningkatkan kinerja mengajar guru agar tujuan pendidikan dapat
terlaksana dengan baik.
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk lebih
meningkatkan kinerja dan kemampuannya dalam melaksanakan
pembelajaran yang lebih optimal.
3. Bagi penulis diharapkan menjadi bekal pengetahuan mengenai pengawasan,
pembinaan dan kepemimpinaan kepala sekolah, serta dapat menambah
pengetahuan tentang kinerja guru dalam meningkatkan proses belajar
mengajar yang baik.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Supervisi Akademik Kepala Sekolah
1. Pengertian Supervisi Akademik
Secara morfologis supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris yaitu
super dan vision. Super berarti diatas, dan vision berarti melihat,
pemeriksaan, pengawasan, dan penilaian dalam arti kegiatan yang
dilakukan oleh atasan atau pimpinan terhadap orang yang ada dibawahnya7
Supervisi adalah melihat, mengawasi dan membimbing semua kegiatan
sehingga adanya sebuah perbaikan ke arah yang lebih baik adapun orang
yang melakukannya disebut supervisor.
Menurut Sergiovani dan Starrat, supervisi merupakan suatu proses yang
dirancang secara khusus untuk membatu para guru dan supervisor dalam
mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan
pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih
baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, Berupaya menjadikan
sekolah sebagai tempat belajar yang lebih efektif.8 Supervisi memberikan
layanan dalam meningkatkan kemampuan para guru dalam menjalankan
tugas sehari-hari.
Supervisi yang dilakukan oleh satuan pendidikan, tentu memiliki misi
yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Namun, dalam hal ini
supervisi lebih ditunjukan untuk memberikan pelayanan kepala sekolah
dalam melakukan pengelolaan kelembagaan pendidikan. Supervisi pada
dasarnya diarahkan pada dua aspek, yakni: supervisi akademik dan
supervisi manajerial.
Didalam buku kepengawasan disebutkan bahwa, lazimnya kegiatan
kepengawasan (Supervisi) akademik adalah pengawasan/control lebih
7 Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya, (Jakarta: Kencana, 2016), Cet. 1, h. 218 8 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Prefesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
Cet.12, h.111
9
menitik beratkan pada ketuntasan dalam pencapaian sasaran akademik
melalui pengawasan dan bimbingan terhadap guru agar proses mengajar
efektif9. Adapun supervisi manajerial menitik beratkan pengamatan pada
aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang memiliki tujuan
dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Ahmad Susanto, supervisi akademik adalah kegiatan
pembinaan yang direncanakan dengan bantuan teknis kepada guru
dalam melakukan proses pembelajaran, atau mendukung proses
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif.10
Kegiatan yang dimaksud yaitu membantu guru secara langsung dengan
disertai bimbingan yang telah direncanakan sehingga dapat meningkatkan
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan akademik.
Menurut Alfonso, Firth, dan Neville dan tiga konsep pokok dalam
pengertian supervisi akademik, yaitu:
a. Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan
mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses belajar
mengajar. Hal ini merupakan ciri yang esensial dari supervisi akademik.
b. Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan
keterampilannya harus didesain/direncanakan secara resmi dan jelas baik
awal maupun akhirnya. Desain tersebut terealisasikan dalam program
supervisi akademik yang mengacu pada tujuan tertentu. Meskipun desain
prilaku supervisor tersebut merupakan tanggung jawab supervisor, tetapi
akan lebih baik bila desain tersebut ditentukan bersama antara supervisor
dengan guru yang akan dibinanya.
c. Tujuan akhir supervisi pendidikan adalah agar para guru semakin mampu
memfasilitasi proses belajar para siswanya.11
9 Kompri, Standar Kompetensi Kepala Sekolah: Pendekatan Teori untuk Praktik Profesional,
(Jakarta: Kencana, 2017), h. 220. 10 Susanto, op. cit., h.221 11 Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan: Tinjauan Teori dan Praktik, (Jakarta: Rajawali Pers,
2014), h. 184
10
Dari uraian diatas bahwa perilaku supervisi akademik secara langsung
sangat mempengaruhi perilaku dalam mengelola proses pembelajaran dan
supervisor membantu guru mengembangkan kemampuannya. Prilaku
mengajar guru yang baik akan mempengaruhi perilaku belajar muridnya dan
tujuan akhirnya adalah terbinanya perilaku belajar murid yang baik.
Supervisi akademik merupakan kegiatan membantu guru secara
langsung dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
akademik, demikian guru sangat membutuhkan pengawasan dari seorang
supervisor yang akan mengevaluasi dan dapat meningkatkan kualitas
pengajaran guru. Sehingga peran kepala sekolah bukan hanya sebagai
pemimpin namun juga sebagai supervisor akademik yang bertindak sebagai
pembina dan konsultan bagi guru-guru dalam perbaikan pengajaran dan
menciptakan situasi belajar mengajar yang baik.
2. Tujuan Supervisi Akademik
Secara Umum supervisi bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan tidak
menyimpang dari rencana yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga
output yang diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil (efektif).12
Supervisi dalam pendidikan dimaksudkan untuk mengukur tingkat
efektivitas kerja personel pendidikan terutama guru dalam mencapai tujuan
pendidikan. Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah yang dapat
memerintah dalam bidang pendidikan, melaksanakan pengawasan terhadap
semua kegiatan pendidikan di sekolah khususnya terhadap tujuan yang
diharapkan.
Menurut Sergiovani, menyatakan bahwa terdapat tiga tujuan supervisi
akademik yaitu:
a. Supervisi akademik dilaksanakan untuk membantu guru untuk
mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam hal pemahaman
akademik, kehidupan kelas, keterampilan mengajar dan menggunakan
keterampilan tersebut melalui berbagai teknik.
12 Susanto, op. cit., h. 220.
11
b. Supervisi akademik dilaksanakan untuk memonitor atau memantau
proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah. Tujuan ini dapat
dicapai dengan melakukan kunjungan kelas/classroom visitation
selama jam belajar, berkomunikasi secara personal dengan guru atau
berkomunikasi dengan beberapa siswa.
c. Supervisi akademik dilaksanakan untuk mendukung guru menerapkan
kemampuannya dalam mengajarnya dan melakukan pengembangan
diri serta memiliki komitmen terhadap tanggung jawabnya. 13
Tujuan supervisi akademik adalah untuk membantu guru
mengembangkan kemampuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang direncanakan bagi peserta didiknya. Melalui supervisi akademik
diharapkan kualitas akademik semakin meningkat, sebab meningkatnya
kualitas belajar siswa berarti meningkat pula kualitas lulusan sekolah, untuk
meningkatkan kualitas guru maka kepala sekolah perlu melaksanaan
pembinaan yang menerapkan prinsip sebagai supervisor, agar dapat
menjaga kualitas sekolah yang telah dipimpinnya.
3. Prinsip Supervisi Akademik
Keterampilan mengajar guru menjamin tinggi rendahnya kualitas
layanan belajar. Kegiatan supervisi menaruh perhatian utama para guru,
kemampuan supervisor membantu guru tercermin pada kemampuannya
memberikan bantuan profesional guru. Sehingga terjadi perubahan perilaku
akademik muridnya dalam meningkatkan mutu hasil belajarnya.14 Kinerja
guru dalam membantu meningkatkan prestasi akademik murid sangat
penting dan berpengaruh.
Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor
dalam melaksanakan supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip supervisi.
Prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut:
a. Ilmiah (scientific)
13 Aedi, op.cit, h. 185 14 Sayiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2013), Cet-4,h.198.
12
Prinsip ilmiah dalam pelaksanaan supervisi hendaknya harus:
sistematis, objektif (berdasarkan data dan pengetahuan), dan
menggunakan instrumen yang dapat memberikan data/pengetahuan
yang akurat, dapat di analisis dan dapat mengukur ataupun menilai
terhadap proses belajar mengajar guru.
b. Demokrasi
Pelaksanaan supervisi hendaknya menjunjung tinggi asas
musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta menghargai
dan sanggup menerima pendapat orang lain.
c. Kooperatif
Pelaksanaan supervisi hendaknya dapat mengembangkan usaha
bersama atau menurut istilah supervisi sharing idea, sharing of
experience, memberi support mendorong, menstimulasi guru sehingga
mereka merasa tumbuh dewasa.
d. Konstruktif dan Kreatif
Pelaksanaan supervisi hendaknya dapat membina inisiatif guru
serta mendorong untuk aktif & kreatif dalam menciptakan situasi
pembelajaran yang lebih baik. 15
Penjelasan diatas memberikan implikasi khusus bahwa supervisi
akademik sekolah memiliki tolak ukur dalam pelaksanaanya sehingga
berjalan efektif dan efisien. Kepala sekolah harus prinsip yang bersifat
ilmiah, demokratis, kerjasama, instruktif dan kreatif, preventif dan lain
sebagainya.
4. Teknik Supervisi Akademik
Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi
sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat (device) dan
teknik supervisi. Menturut Gwyn, teknik-teknik supervisi dikelompokan
menjadi dua macam diantaranya teknik yang bersifat individual, yaitu
teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik
15 Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet. 1, h. 86-87
13
yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih
dari satu orang.
a. Teknik supervisi individual ialah pelaksanaan supervisi yang diberikan
kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat
perorangan. Teknik individual meliputi: kunjungan kelas, observasi
kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan menilai diri
sendiri.
1) Kunjungan kelas yaitu mengamati pelaksanaan proses belajar
mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka
pembinaaan guru. Melalui kunjungan kelas, guru-guru dibantu
melihat dengan jelas masalah-masalah yang mereka alami, dengan
menganalisis secara kritis akan membantu menemukan alternatif
pemecahannya. Adapun kunjungan kelas ini bisa dilaksanakan
dengan diberitahu atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, bisa
juga atas dasar undangan dari guru itu sendiri.
Selanjutnya tahapan kunjungan kelas diantaraya; Tahap pesiapan
(merencanakan waktu, sasaran dan cara selama kunjungan kelas).
Tahap pengamatan selama kunjungan. Tahap Tindak lanjut
(mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil observasi).
2) Observasi kelas, yaitu teknik observasi yang dilakukan oleh
supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Tujuannya untuk memperoleh data yang subjektif aspek-aspek
dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-kesulitan yang di hadapi
guru dalam memperbaiki proses belajar mengajar.
Secara umum aspek-aspek yang diamati selama proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
(a) Usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses belajar mengajar
(b) Cara penggunaan media pembelajaran
(c) Reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar
(d) Keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya
14
3) Pertemuan individual yaitu, suatu pertemuan, percakapan, dialog,
dan tukar pikiran antar supervisor guru dan guru dengan guru
mengenai usaha meningkatkan kemampuan profesionalnya.
4) Kunjungan antar kelas, yaitu guru dari yang satu berkunjung ke
kelas yang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan
demikian guru akan memperoleh pengalaman baru dari teman
sejawatnya mengenai proses pembelajaran pengelolaan kelas dan
sebagainya.
5) Menilai diri sendiri yaitu, memberikan informasi objektif kepada
guru tentang perannya di dalam kelas dan memberikan kesempatan
kepada guru mempelajari metode pengajaran yang akan digunakan.
Semua ini akan memotivasi guru untuk mengembangkan
profesionalnya. Ada beberapa cara untuk menilai diri sendiri antara
lain sebagai berikut:
(a) Murid memberikan pesan dan kesan selama pembelajaran
(b) Menganalisis tes-tes terhadap unit kerja
(c) Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan
b. Teknik supervisi kelompok
1) Kepanitiaan-kepanitiaan
2) Kerja kelompok
3) Laboratirium kelompok
4) Baca terpimpin
5) Demontrasi pembelajaran
6) Darmawisata
7) Kuliah/studi
8) Diskusi panel
9) Perpustakaan jabatan
10) Organisasi personal
11) Buletin supervisi
12) Pertemuan guru
15
13) Lokakarya atau konferensi kelompok. 16
Dilihat dari cara menghadapi guru yang dibimbing adapun teknik
supervisi, dapat dibedakan menjadi teknik langsung dan tidak langsung.
1) Teknik langsung dapat dilaksanakan dengan cara :
a) Menyelenggarakan rapat guru
b) Menyelenggarakan workshop
c) Kunjungan kelas, dan
d) Mengadakan konferensi
2) Teknik tidak langsung dapat dilaksanakan dengan cara :
a) Melalui bulletin board
b) Questionnaire, dan
c) Membaca terpimpin
Penempatan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah
mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang
keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui sifat/kepribadian
guru, sehingga teknik yang digunakan benar-benar sesuai dengan guru yang
sedang dibimbing melalui supervisi akademik.
5. Langkah-langkah Supervisi Akademik
Sebelum memulai kegiatan supervisi akademik kepala sekolah
hendaknya melakukan langkah-langkah seperti berikut ini :
a. Pra observasi (Pertemuan Awal)
Meliputi: Menciptakan suasana akrab dengan guru, membahas
persiapan yang di buat oleh guru dan membuat kesepakatan mengenai
aspek yang menjadi fokus pengamatan, menyepakati instumen
observasi yang akan digunakan.
b. Observasi (Pengamatan Pembelajaran)
Meliputi: pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati,
menggunakan instrument observasi, instrument perlu dibuat catatan
16 Muhammad Fathurrohman dan Hindama Ruhyanani, Sukses Menjadi Pengawas Sekolah
Ideal, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), Cet. 1, h.67-74
16
(filed notes), catatan observasi meliputi perilaku guru dan peserta didik,
tidak mengganggu proses pembelajaran.
c. Pasca-observasi (Pertemuan Balikan)
Meliputi: dilaksanakan segera setelah observasi, tanyakan
bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang baru
berlangsung, tunjukan data hasil observasi (instrument dan catatan), beri
kesempatan guru mencermati dam menganalisisnya, diskusikan secara
terbuka hasil observasi, terutama pada aspek yang telah disepakati
(kontrak), berikan penguatan terhadap penampilan guru, hindari kesan
menyalahkan, usahakan guru menemukan sendiri kekurangannya,
berikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki
kekurangannya, tentukan bersama rencana pembelajaran dan supervisi
berikutnya.17
Dari beberapa uraian langkah-langkah yang telah dijelaskan diatas
mulai dari pra observasi - observasi dan pasca observasi hendaknya
dijalankan secara sistematik/teratur dan terus menerus, sehingga dalam
kegiatan supervisi kepala sekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien.
6. Tindak Lanjut Supervisi Akademik
Proses selanjutnya yaitu adanya tindak lanjut dari supervisi akademik
yang telah dilaksanakan dalam meningkatkan kinerja mengajar guru. Tindak
lanjut tersebut berupa penguatan dan penghargaan, meliputi teguran yang
bersifat mendidik dan kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran
lebih lanjut. Adapun pemanfaatan supervisi akademik menyangkut kegiatan
penting yaitu: berkenaan degan pembinaan dan penempatan instrument
supervisi akademik .
a. Pembinaan yaitu kegiatan pembinaan yang dilakukan baik secara
langsung maupun pembinaan tidak langsung.
17 Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, op.cit.,h.115-116.
17
1) Pembinaan langsung adalah pembinaan yang dilakukan terhadap
hal-hal yang bersifat khusus, dan perlu perbaikan dengan segera dari
hasil analisis supervisi.
2) Pembinaan tidak langsung adalah pembinaan yang dilakukan
terhadap hal-hal yang bersifat umum dan perlu adanya perbaikan
dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis supervisi.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah dalam membina guru untuk meningkatkan proses
pembelajaran dalam:
a) Menggunakan secara efektif petunjuk bagi guru dan bahan
pembantu guru lainnya
b) Menggunakan buku teks secara efektif
c) Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat
mereka pelajari selama pelatihan profesional / inservice training
d) Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki
e) Menggunakan metodologi yang luwes ( fleksibel )
f) Merespon kebutuhan dan kemampuan individual peserta didik
g) Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu
pembelajaran
h) Mengelompokan peserta didik secara lebih efektif
i) Mengevaluasi peserta didik dengan akurat/teliti/seksama
j) Berkooperasi dengan guru lain agal lebih berhasil
k) Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas
l) Meraih moral dan motivasi mereka sendiri
m) Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi
dan kreativitas layanan pembelajaran
n) Membantu membuktikan peserta didik dalam meningkatkan
keterampilan berfikir kritis, menyelesaikan masalah, dan
pengambilan keputusan
o) Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
b. Pemantapan Instrumen
18
1) Persiapan guru untuk mengajar:
a) Silabus
b) RPP
c) Program Tahunan
d) Program Semesteran
e) Pelaksanaan proses pembelajaran
f) Penilaian hasil pembelajaran
g) Pengawasan proses pembelajaran
2) Instrument supervisi kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari:
a) Lembar pengamatan
b) Suplemen observasi (keterampilan mengajar, karakteristik mata
pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya)
3) Komponen dan kelengkapan instrumen, baik instrument supervisi
akademik maupun supervisi non akademik
4) Pengadaan instrument dan informasi kepada guru bidang studi
binaan atau kepala pegawai sekolah lainnya untuk instrument non
akademik. 18
Selanjutnya kegiatan yang dilaksanakan adalah adanya tindak lanjut
pemanfaatan dari supervisi akademik diantaranya berkaitan dengan
pembinaan dan penempatan instrument supervisi akademik. Pembinaan
merupakan arahan dari kepala sekolah setelah mengetahui hasil analisis
supervisi yang telah dilaksanakan, sehingga adanya perhatian dan perbaikan
dalam meningkatkan kinerja mengajar guru.
7. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Dilihat dari segi kata, kepala sekolah terdari dari dua kata yaitu “kepala”
dan “sekolah”. Kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu
organisasi atau sebuah lembaga, sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga
dimana menjadi tempat menerima dan memberi pembelajaran.19 Secara
18 Ibid., h. 117-120 19 Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), Cet.2, h. 409.
19
umum kepala sekolah adalah pemimpin sekolah suatu lembaga dimana
tempat menerima dan memberi pembelajaran.
Dalam satuan pendidikan, kepala sekolah menduduki dua jabatan
penting untuk bisa menjamin keberlangsungan proses pendidikan yaitu
kepala sekolah adalah pengelola pendidikan secara keseluruhan dan kepala
sekolah adalah pemimpin formal disekolah yang berarti bertanggung jawab
terhadap keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu sebagai pengelola kepala
sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan kinerja para personalnya
terutama guru.
Tugas dan Tanggung jawab kepala sekolah disamping mengatur
jalannya sekolah, juga harus dapat bekerja sama secara harmonis dengan
guru-guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses
pembelajaran. Kepala sekolah berkewajiban membangkitkan semangat staf,
guru-guru, pegawai dan siswanya, mengembangkan kurikulum sekolah,
kesejahteraan guru dan merumuskan rencana sekolah. Tugas-tugas kepala
sekolah seperti menjalankan fungsi-fungsi supervisi yang menjadi
kewajibannya sebagai pemimpin sekolah.
Kewajiban-kewajiban yang dibutuhkan supervisor merupakan
tanggung jawab tindakan yang harus dipenuhi sebagai pemimpin pendidikan.
Kepala sekolah sebagai supervisor akademik bertanggung jawab secara
moral membantu guru dalam mengembangkan kinerja mengajar dan
profesionalismenya dalam suatu lembaga pendidikan.
Lebih lanjut dijelaskan dalam permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang
standar kepala sekolah/madrasah, bahwa kompetensi supervisi kepala
sekolah meliputi:
a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru
b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru
20
d. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan. 20
Peningkatan kinerja mengajar guru tidak bisa dipisahkan dengan peran
kepala sekolah sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan. Selaku
pimpinan sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap
kelancaran aktivitas pendidikan di sekolah
Adapun kesanggupan dan kemampuan seorang kepala sekolah
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini beberapa faktor yang
mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat lambatnya hasil
supervisi itu antara lain:
a. Lingkungan Masyarakat dimana sekolah berada
b. Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah
c. Tingkat dan jenis sekolah
d. Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawai yang tersedia
e. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.21
Konsep kepala sekolah sebagai supervisor menunjukan adanya
perbaikan pengajaran pada sekolah yang di pimpinnya. Kepala sekolah
perlu memahami program dan strategi pengajaran, sehingga ia mampu
memberi bantuan kepada guru yang mengalami kesulitan.
B. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa inggris, yaitu dari kata
work performance / job performance, tetapi dalam bahasa inggrisnya sering
disingkat menjadi performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia
disebut juga prestasi kerja.22 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kinerja
adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan
kerja. Kinerja merupakan bentuk dari kemampuan kerja seseorang yang bisa
dilihat dari pelaksanaan kerja dan pencapaian kerja.
20 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Strandart Kepala
Sekolah/Madrasah 21 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 87 22 Susanto, Op.cit., h.69.
21
Kinerja (performance) diartikan sebagai hasil kerja seseorang pegawai,
sebuah proses manajemen, atau suatu organisasi secara keseluruhan, yang
hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan buktinya secara konkrit dan dapat
diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan).23 Kinerja
adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok dalam pekerjaannya
untuk mencapai tujuan secara keseluruhan dengan standar yang telah
ditentukan. Sejalan dengan itu, Menurut Smith, menyatakan bahwa kinerja
adalah “output drive from processes, human or otherwise” jadi kinerja
merupakan hasil atu keluaran dari suatu proses.24
Adapun kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu organisasi
terutama organisasi pendidikan adalah kinerja pendidikan dan tenaga
kependidikan yakni bagaimana melakukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, wewenang, peran serta
fungsinya dalam suatu organisasi.
Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan tugas pembelajaran di madrasah dan bertanggung jawab atas
peserta didik di bawah bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar
peserta didik.25 Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat
memainkan peran yang penting terutama dalam membantu peserta didik
untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkintkan rasa ingin
tahu, kemanidirian serta menciptakan suasana yang semangat dalam proses
belajar.
Selanjutnya menurut sergiovanni, menyatakan bahwa kinerja guru erat
kaitannya dengan peningkatakan pemberdayaan guru tersebut dimana guru
harus dapat mengkritisi kurikulum secara mandiri, dapat mengelola kelas
dan bahan ajarnya dapat meningkatkan cara mengajarnya secara efisien. 26
Kinerja guru yang baik dihasilkan oleh guru yang profesional dan
23 Fathurrohman dan Hindama Ruhyananni, op.cit., h. 153. 24 E. Mulyasa, op.cit., h.136 25 Supardi, , Op. cit., cet. 1, h. 54. 26 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama,
2012), h. 32.
22
berkualitas. Guru yang profesional dan berkualitas mampu melaksanakan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Kinerja guru dapat ditunjukan dari seberapa besar kompetensi-
kompetensi yang dipersyaratkan terpenuhi, meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Sehingga kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukan
kualitas guru sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional dalam
menjalankan fungsi sebagai guru.
2. Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Kinerja Guru
Kepala sekolah haruslah menyadari adanya perbedaan kinerja antara
satu guru dan guru lainnya, walaupun guru tersebut berada dalam tempat
yang sama, namun produktivitas guru tersebut tidak sama. Produktivitas
adalah suatu tingkat perbandingan antara besarnya keluaran dan besarnya
masukan. Kuantitas keluaran yang dapat dihasilkan dari sejumlah masukan
tertentu, selain tenaga kerja (usaha manusia), masukan lainnya dapat berupa
modal (uang), bahan baku, teknologi, waktu maupun informasi. 27 Kinerja
mempunyai hubungan erat dengan produktivitas karena merupakan
indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat produktivitas
organisasi yang tinggi.
Keberhasilan seseorang bukan hanya ditentukan oleh dirinya sendiri
tetapi juga oleh lingkungan dimana ia berada. Tidak ada sesuatu yang
berhasil dengan baik tanpa adanya usaha dengan sungguh-sungguh.
Pekerjaan akan lebih berarti bila dapat melihat dan menentukan dirinya
disana. Disamping itu perasaan senang dan bahagia akan membantu dalam
bekerja agar lebih semangat dan giat meningkatkan kinerjanya.
Robbins mengartikan kinerja merupakan fungsi dari interaksi antara
ability (kemampuan dasar) dengan motivation (motivasi) yaitu kinerja
27 Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning
Organizing), (Bandung : Alfabeta, 2009), h. 83.
23
(performance) P = (A×M).28 Orang yang memiliki kemampuan dasar yang
tinggi tetapi, memiliki motivasi yang rendah akan menghasilkan kinerja
yang rendah demikian pula halnya apabila seseorang memiliki motivasi
yang tinggi tetapi, kemampuan dasarnya rendah akan menghasilkan
kinerjanya rendah pula. Mengukur kinerja guru dapat dilakukan dengan cara
menelaah kemampuan dasar guru atau pelaksanaan kompetensi dasar guru
atau motivasinya dalam bekerja.
Selanjutnya Supardi mengemukakan faktor yang mempengaruhi
kinerja guru yaitu : Faktor situasional seperti :
a. Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat
dan motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pendidikan, serta faktor
individual lainnya.
b. Variabel situasional
1) Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri dari : metode kerja, kondisi, dan
desain perlengkapan kerja, penataan ruang, dan lingkungan fisik
(penyinaran, temperatur, dan fasilitas kerja), iklim kerja.
2) Faktor sosial dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan
organisasi, sifat organisasi, jenis latihan dan pengawasan
(supervisi), sistem upah dan lingkungan sosial.29 Kinerja guru
dipengaruhi oleh banyak faktor dan variabel. Faktor –faktor tersebut
terasal dari dalam diri (faktor psikologis) dan juga dapat berasal dari
luar (faktor situasional).
Menurut Suhadirman yang dikutip oleh kompri, sekurang-kurangnya
ada tiga faktor yang akan mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, upaya
dan peluang/kesempatan.
a. Faktor kemampuan merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh
pegawai untuk mendukung pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan demikian pegawai akan menjadi profesional dibidangnya.
28 Supardi, Op. cit., h. 47 29 Ibid., h. 52
24
b. Faktor upaya merupakan harus ada upaya dari seluruh orang yang
terlibat dalam organisasi mulai dari pemimpin sampai staf dalam
meningkatkan kemampuannya terhadap peningkatan kinerja.
c. Faktor peluang dan kesempatan merupakan sekecil apapun peluang
untuk meningkatkan kinerja harus dimanfaatkan oleh seluruh pegawai.30
Secara umum faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang dipengaruhi
oleh pengetahuan, kemampuan, kemauan, dan semangat seseorang dalam
melakukan pekerjaan demi kemajuan suatu organisasi.
3. Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan guna menilai perilaku
pegawai dalam pekerjaanya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.31
Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran
penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Masa depan masyarakat,
bangsa dan negara, sebagian besar ditentukan oleh guru.
Penilaian kinerja adalah sistem formal untuk memeriksa atau menguji
dan mengevaluasi secara berkala kinerja seseorang. Penilaian kerja atau
penilaian prestasi kerja merupakan langkah penting dalam melihat suatu
kondisi organisasi serta orang-orang didalamnya.32 Penilaian kinerja adalah
suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang
telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan. Penilaian kinerja
menjadi pedoman agar dapat menunjukan kinerja yang dinilai maupun bagi
organisasi secara menyeluruh.
Adapun aspek-aspek yang dapat dinilai dari kinerja seorang guru
dikelompokan menjadi tiga yaitu kemampuan teknik, kemampuan
konseptual dan kemampuan hubungan interpersonal. Instrument sebagai
alat penilaian kinerja/kemampuan guru (APKG) telah dikembangkan oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan disebut sebagai tiga komponen
penting bagi seorang guru dalam proses pembelajaran, yaitu : 1) persiapan
30 Kompri, “Manajemen Pendidikan: Komponen-Komponen Elementer Kemajuan Sekolah”,
(Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2015), h. 132. 31 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, ( Bandung: PT Refika Aditama, 2010 ), h. 167. 32 Ibid., h.167-168
25
pembelajaran, 2) pelaksanaan pembelajaran, dan 3) hubungan antar
pribadi.33 Hasil penilaian guru diharapkan dapat bermanfaat untuk
menentukan berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan mutu dan
kinerja guru sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam
menciptakan insan yang cerdas, komprehensif dan berdaya saing tinggi.
Penilaian kinerja guru dititik tekankan pada: Keterampilan mengajar,
kualitas profesional (professional qualities) dan kualitas personal (personal
qualities).34Penilaian guru oleh kepala sekolah dengan menilai kemampuan
dasar (kepribadian), kemampuan umum (kemampuan mengajar) dan
kemampuan khusus (pengembangan keterampilan mengajar) dari seorang
guru.
Melalui penilaian kinerja kepada guru, maka akan diketahui apakah
pekerjaan itu sudah sesuai atau belum dengan uraian pekerjaan yang telah
disusun sebelumnya. Dengan demikian kepala sekolah dapat menjadikan
uraian pekerjaan sebagai tolak ukur.
4. Indikator Kinerja Guru
Indikator kinerja guru merupakan tolak ukur dalam mencapai kinerja
mengajar guru yang baik. Adapun Indikator kinerja guru diantaranya
sebagai berikut:
a. Perencanaan guru dalam program kegiatan pembelajaran
Tahap perencanaan guru dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap
yang akan berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar.
Kemampuan guru dalam hal ini dapat dilihat dari cara atau proses
penyusunan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan
yang ditandai dengan adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaaan
media dan sumber ajar, serta penggunaan metode dan strategi
33 Supardi, op. cit., h. 70-71 34 Kompri, op.cit.,h.159..
26
pembelajaran. Semua itu merupakan tugas dan tanggung jawab guru
yang dalam pelaksanaanya menuntut kemampuan guru secara optimal .
c. Evaluasi /penilaian kegiatan pembelajaran
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditunjukan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses
pembelajaran yang telah dilakukan.35
Selanjutnya, menurut Ahmad Susanto, indikator kinerja guru meliputi:
1) kemampuan membuat perencanaan dan persiapan belajar, 2) Penguasaan
materi yang akan diajarkan kepada siswa, 3) Penguasaan metode dan
strategi mengajar pemberian tugas kepada siswa dan 4) Kemampuan
mengelola kelas36
Dari beberapa indikator diatas memberikan tolak ukur dalam mencapai
kinerja mengajar guru seperti perencanaan dan persiapan belajar,
pelaksanaan pembelajaran baik berupa penguasaan materi, penguasaan
metode dan strategi mengajar,mengelola kelas, serta evaluasi pembelajaran
untuk mengetahui tercapai/tidaknya proses pembelajaran yang telah
dilakukan.
5. Upaya-upaya Meningkatkan Kinerja Guru
Rendahnya kinerja guru dapat menurunkan mutu pendidikan dan
menghambat tercapainya misi di suatu sekolah. Oleh karena itu kinerja guru
harus dikelola dengan baik dan dijaga agar tidak mengalami penurunan.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja
guru, antara lain melalui :
1. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan
2. Pemberian motivasi
3. Penghargaan
4. Persepsi.37
35 Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 340-342. 36 Susanto, op.cit.,h. 75-76
37 E. Mulyasa, op.cit., h. 141-151
27
Kepala sekolah ikut berperan aktif dalam upaya peningkatkan kinerja
semua aspek yang terdapat di sekolah terutama terhadap guru secara terus
menerus, agar memperkuat kemampuan profesional guru sehingga kualitas
proses pembelajaran dan hasil pendidikan akan semakin bermutu.
Dalam peningkatan profesionalisme guru hal yang terpenting juga
ditentukan oleh para guru sendiri. Menurut Muhammad Anwar upaya yang
harus dilakukan oleh guru untuk meningkatkan profesionalismenya adalah
sebagai berikut:
1. Memahami tuntutan standar profesi yang ada
2. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan
3. Membangun hubungan kesejawatan yang bai dan luas lewat organisasi
profesi
4. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan
pelayanan bermutu tinggi
5. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam
pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir.38
Untuk mewujudkan upaya-upaya guru dalam meningkatkan
profesionalismenya tersebut memerlukan adanya dukungan dari semua
pihak yang terkait seperti kepala sekolah, organisasi profesi, pemerintah dan
juga masyarakat.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Menurut Margi Purbasari, dalam Jurnal “Pengaruh Supervisi Akademik
Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SDN Dabin 1 Kecamatan Pangadegan
Purbalingga”. Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, melalui
survei dengan menggunakan angket. Pengelolaan data menggunakan
analisis regresi sederhana. Populasi penelitian adalah seluruh guru yaitu 99
guru, sedangkan sempel penelitian 79 guru. Hasil penelitian menunjukan
bahwa antara kedua variabel penelitian memiliki hubungan positif dengan
nilai 75,977 hubungan positif tersebut dapat diartikan bahwa semakin
38 Muhammad Anwar, Menjadi Guru Profesional,(Jakarta: Prenadamedia Group, 2018),Cet.1,
h. 35-36
28
meningkat kualitas pelaksanaan supervisi akademik, maka semakin
meningkat pula kinerja guru dalam pembelajaran. Hubungan pengaruh
supervisi akademik terhadap kinerja guru dalam pembelajaran ditunjukan
dengan presentase sebesar 23,2%.39
2. Menurut Farhatunni’mah Septiani, dalam Skripsi “Pengaruh Supervisi
Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Muhammadiyah Wonosobo
Kecamatan Wonosobo Kecamatan Tanggamus”. Adanya pengaruh yang
signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru
dengan hasil uji korelasi didapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif
antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dengan koefisien
pearson correlation sebesar = 0,727 yang berarti hubungan tersebut
dinyatakan tinggi. Dari data table product moment untuk n = 15 pada tarif
signifikan diketahui r table = 0,514 dan r hitung = 0,727, sehingga r hitung ≥ r table.
Dengan keeratan tingkatan pengaruhnya KP = r2 × 100% = 0,7272 × 100%
= 53%, hal ini menunjukan bahwa semakin baik supervisi kepala sekolah
maka akan semakin baik pula kinerja gurunya.40
3. Menurut Erni Agustina Suwartini, dalam jurnal “Supervisi Akademik
Kepala Sekolah, Profesionalisme Guru dan Mutu Pendidikan” Tujuan dari
Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala
sekolah, profesionalisme guru dan mutu Pendidikan di SDN Kabupaten
Purwakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif
dan signifikan supervisi akademik kepala sekolah terhadap mutu pendidikan
sebesar 30,9%, ini mengandung arti bahwa semakin baik supervisi
akademik kepala sekolah maka akan semakin baik pula mutu pendidikan.
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan profesionalisme guru
terhadap mutu pendidikan sebesar 20,2%, ini mengandung arti bahwa
semakin baik profesionalisme guru maka akan semakin baik pula mutu
39 Margi Purbasari, “Pengaruh Supervisi Akademik Terhadap Kinerja Mengajar Guru di
Sekolah Dasar” Journal Of Elementary Education,Vol .4, No.1, 2015, h.46. 40 Farhatunni’mah Septiani, “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di
SMP Muhammadiyah Wonosobo Kecamatan Wonosobo Kecamatan Tanggamus”, Skripsi,
(Lampung: UIN Raden Intan, 2018), h. 87-86. Dipublikasikan
29
pendidikan. Selanjutnya Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
bersama-sama antara supervisi akademik kepala sekolah, profesionalisme
guru dan mutu Pendidikan di SDN Kabupaten sebesar 36,3%, mengandung
arti bahwa semakin baik supervisi akademik kepala sekolah, semakin baik
profesionalisme guru maka akan baik pula mutu pendidikannya.41
4. Menurut Cipto Dwi Nugroho, dalam Skripsi “Pengaruh Supervisi
Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru di MTs
Negri 29 Jakarta” Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan rumus product moment dari Karl Pearson. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dengan
kompetensi pedagogik guru di MTs Negri 29 Jakarta dengan nilai korelasi
0,704 angka tersebut menunjukan nilai tertinggi, dengan presentasi x
memberikan pengaruh sebesar 49,56% terhadap variabel y , sementara
50,04 % dipengaruhi oleh faktor lain.42
5. Menurut Asyer Rosadi, dalam Jurnal “Effect of Leadership of School
Headship, Supervision of School Education and Culture Supervisor on
Teacher Vocational School Performance In Way Kanan Regency” The
results of this study indicate that the leadership of school principals,
supervision of education supervisors and school culture has a significant
positive effect on the performance of teachers in state vocational schools in
Way Kanan District both partially and simultaneously.
There is the influence of the principal's leadership, supervision of education
supervisors, and school culture together on the teacher's performance with the
level of coefficient of determination of 0.164 so it can be said that around 16.4%
variants of teacher performance scores can be influenced jointly by the
principal's leadership, supervision supervisor of education, and school culture,
41 Erni Agustina Suwartini,“Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Profesionalisme Guru dan
Mutu Pendidikan”, Jurnal Administrasi Pendidikan Vol. XXIV, No.2, 2017, h. 62. 42 Cipto Dwi Nugroho,” Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Kompetensi
Pedagogik Guru di MTs Negri 29 Jakarta”, Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015),h. VI, tidak dipublikasikan
30
which means that the better the leadership of the principal, supervision of
education supervisors, and school culture together, the better the teacher's
performance will be. The above conclusion partially supervises the education
supervisor has the greatest influence on teacher performance that is equal to
16.4% when compared with the principal's leadership 8.7% and school culture
6.1%.43
Menurut Asyer Rosadi, dalam Jurnal” Pengaruh Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Pengawasan Pendidikan Sekolah dan Pengawas Kebudayaan terhadap
Kinerja Sekolah Kejuruan Guru di Kabupaten Way Kanan” Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah, pengawasan pengawas
pendidikan dan budaya sekolah berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
guru di sekolah kejuruan negeri di Kabupaten Way Kanan baik secara parsial
maupun simultan.
Ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, pengawasan pengawas
pendidikan, dan budaya sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru
dengan tingkat koefisien determinasi sebesar 0,164 sehingga dapat dikatakan
bahwa sekitar 16,4% varian skor kinerja guru dapat dipengaruhi secara
bersama-sama oleh kepemimpinan kepala sekolah, pengawas pengawasan
pendidikan, dan budaya sekolah, yang berarti bahwa semakin baik
kepemimpinan kepala sekolah, pengawasan pengawas pendidikan, dan budaya
sekolah bersama, semakin baik kinerja guru. Kesimpulan di atas secara parsial
mengawasi pengawas pendidikan memiliki pengaruh terbesar pada kinerja guru
yaitu sebesar 16,4% bila dibandingkan dengan kepemimpinan kepala sekolah
8,7% dan budaya sekolah 6,1%.
Tabel 2.1 Penelitian Relevan
No Nama
Peneliti/Tahun
Judul Penelitian Persamaan dan Perbedaan
43 Asyer Rosandi, Effect of Leadership of School Headship, Supervision of School Education
and Culture Supervisor on Teacher Vocational School Performance In Way Kanan Regency, IOSR
Journal of Research & Method in Education, e- ISSN: 2320–7388,p-ISSN: 2320–737X Volume 8,
Issue 5 Ver. III, 2018, pp. 57-69.
31
1. Margi
Purbasari /2015
Pengaruh Supervisi
Akademik Terhadap
Kinerja Mengajar Guru
di SDN Dabin 1
Kecamatan Pangadegan
Purbalingga
-Persamaan: meneliti
mengenai Supervisi
Akademik dan Kinerja
Mengajar Guru.
-Perbedaan : Margi
Purbasari menggunakan
penelitian ex post facto,
random sampling objek
yang diteliti di SDN
Dabin 1 Kecamatan
pangadegan purbalingga,
sedangkan Peneliti:
mengenai supervisi
akademik kepala sekolah
terhadap kinerja mengajar
guru di MTs Al-Ihsan
Pamulang. Penelitian
menggunakan sampel
jenuh.
2. Farhatunni’mah
Septiani/2018
Pengaruh Supervisi
Kepala Sekolah
Terhadap Kinerja Guru
di SMP Muhammadiyah
Wonosobo Kecamatan
Wonosobo Kecamatan
Tanggamus
-Persamaan : Meneliti
Supervisi Kepala sekolah
dan Kinerja Guru, dan
Menggunakan sampel
Jenuh dengan metode
Product moment.
-Perbedaan : Septiani
objek penelitiannya di
SMP Muhammadiyah
Wonosobo, sedangkan
peneliti: objek
32
penelitiannya di MTs Al-
Ihsan Pamulang.
3. Erni Agustina
Suwartini/2017
Supervisi Akademik
Kepala Sekolah,
Profesionalisme Guru
dan Mutu Pendidikan di
SDN Kabupaten
Purwakarta.
Persamaan: meneliti
Supervisi Akademik
Kepala Sekolah.
Perbedaan: Erni meneliti
3 Variabel yaitu Supervisi
Akademik Kepala
Sekolah, Profesionalisme
Guru dan Mutu
Pendidikan, sedangkan
peneliti: menggunalan 2
variabel yaitu Supervisi
Akademik Kepala
Sekolah, dan Kinerja
Mengajar Guru
4. Cipto Dwi
Nugroho/2015
Pengaruh Supervisi
Akademik Kepala
Sekolah Terhadap
Kompetensi Pedagogik
Guru di MTs Negri 29
Jakarta
Persamaan: meneliti,
Supervisi Akademik
Kepala Sekolah
Perbedaan: Cipto meneliti
Supervisi Akademik
Kepala Sekolah, dan
Kompetensi Pedagogik
Guru, sedangkan peneliti:
Supervisi Akademik
Kepala Sekolah dan
33
Kinerja Mengajar Guru di
MTs Al-Ihsan Pamulang
5. Asyer
Rosyadi/2018
Effect of Leadership of
School Headship,
Supervision of School
Education and Culture
Supervisor on Teacher
Vocational School
Performance In Way
Kanan Regency
-Persamaan: meneliti
Supervisi, dan Kinerja
Guru
- Perbedaan: Asyer
meneliti 3 Variabel yaitu
Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Pengawasan
Pendidikan Sekolah dan
Pengawas Kebudayaan
terhadap Kinerja Sekolah
Kejuruan Guru,
sedangkan peneliti
menggunakan 2 variabel
yaitu Supervisi Akademik
Kepala Sekolah dan
kinerja mengajar guru di
MTsAl-Ihsan Pamulang.
Dari uraian diatas terlihat bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala
sekolah merupakan hal yang sangat penting. Pelaksanaan supervisi akademik
kepala sekolah mempengaruhi bagaimana kepala sekolah melakukan
pengawasan terhadap guru. selanjutnya kegiatan supervisi akademik yang baik,
diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya dengan
perbaikan-perbaikan atas masalah yang ditemukan dalam kegiatan supervisi
akademik.
D. Kerangka Berpikir
Kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah merupakan bagian
dari program sekolah yang dimana kepala sekolah menjadi supervisor guna
34
mengukur sejauh mana kegiatan belajar mengajar berlangsung. Menurut
Gilckman, supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar demi
mencapai tujuan pembelajaran.44 Supervisi akademik lebih memfokuskan
terhadap akademik (lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru),
berupaya guru dapat membantu siswa ketika proses belajar dan meningkatkan
hasil belajar.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala
Sekolah dalam rangka melaksanakan supervisi akademik di sekolah
diantaranya: merencanakan supervisi akademik dalam rangka meningkatkan
profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan menindak lanjuti
hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka meningkatkan
profesionalisme guru. Sehingga peran kepala sekolah bukan hanya sebagai
pemimpin namun juga sebagai supervisor akademik yang bertindak sebagai
pembina dan konsultan bagi guru-guru dalam perbaikan kegiatan belajar
mengajar.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya: mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik. Sehingga guru merupakan penentu keberhasilan tujuan
pendidikan melalui kinerjanya dalam proses pembelajaran. Adapun Kinerja
guru merupakan hasil kerja secara nyata baik itu kualitas maupun kuantitas yang
dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya meliputi: pencapaian kompetensi, persiapan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan evaluasi
program pembelajaran.
Dengan demikian seorang guru sangat membutuhkan supervisi dari kepala
sekolah yang akan mengevaluasi dan meningkatkan kualitas kinerja mengajar
44 Nur Afifah Masruroh, Jumroh Latief “ Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Akademik
Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di MTsn Donomulyo Kulon Progo “. Manageria: Jurnal
Manajemen Islam, Vol.1, No, 2, 2016,H.285.
35
guru dalam mencapai hasil belajar siswa yang optimal. Jika supervisi akademik
yang dilakukan kepala sekolah baik, maka kinerja mengajar guru juga akan
baik.
Gambar 2.1
Proses Supervisi Akademik Kepala Sekolah
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.45 Hipotesis diajukan dalam penelitian ini merupakan pernyataan
singkat yang disimpulkan dari tujuan penelitian sebagai jawaban sementara atas
permasalahan yang akan diteliti. Suatu hipotesis akan diterima sebagai sebuah
keputusan apabila hasil analisis data empiris membuktikan hipotesis tersebut
benar. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Hipotesis Nol (H0) diduga tidak terdapat pengaruh positif antara supervisi
akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru.
45 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
Cet. 14, h. 64.
Kinerja
Mengajar Guru
Perencanaan
Pembelajaran
Pelaksanaan
Pembelajaran
Evaluasi atau penilaian
kegiatan pembelajaran
Permendiknas
Nomor 13
Tahun 2007
Kesenjangan
yang ditemukan
Memberikan
bantuan
Supervisi
Akademik
kepala sekolah
38
2. Hipotesis Alternative (Ha) diduga terdapat pengaruh positif antara supervisi
akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di MTs Al-Ihsan Pamulang.
Alamat lengkapnya terletak di jalan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten 15415.
Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan sejak bulan
januari 2019 sampai dengan bulan juli 2019.
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian
No
Tahap
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli
1. Observasi
Awal
2. Persiapan
3. Uji Validitas
& Reabilitas
4. Permohonan
izin
penelitian
5. Angket
6. Pengolahan
Data
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru.
C. Metode Penelitian
Dalam Penelitian ini, dibutuhkan sebuah informasi dan data yang dapat
dipertanggungjawabkan agar dari penelitian ini memperoleh hasil
38
yang maksimal. Maka dari itu, diperlukan sebuah metode penelitian didalam
proses penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat
korelasional dengan metode survey. Selanjutnya teknik korelasi yang
digunakan adalah teknik korelasi product moment, yaitu untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap
kinerja mengajar guru di MTs Al-Ihsan Pamulang.
D. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan data atau objek yang diteliti berupa
karakteristik tertentu terhadap gejala, fenomena, peristiwa atau kejadian-
kejadian.46 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di
MTs Al-Ihsan Pamulang yang berjumlah 20 orang.
Sampel adalah sebagian data yang diambil dari populasi harus memiliki
karakteristik yang sama dengan populasi.47 Dalam penelitian ini, sampel
yang digunakan adalah seluruh guru di MTs Al-Ihsan Pamulang. Sampel ini
disebut dengan sampel jenuh/sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel. Hal ini sering dilakukan populasi relatif kecil, kurang
dari 30 orang/penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang relatif kecil.48
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari:
1. Variabel bebas (X): Supervisi Akademik Kepala Sekolah
2. Variabel terikat (Y): Kinerja Mengajar Guru.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data
yaitu Kuesioner (Angket) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan
46 Budi Susetyo,Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama,
2010), h. 139. 47 Ibid., 48 Sugiyono, op.cit.,h. 85.
39
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.49Tujuan dari hasil
pengumpulan data melalui angket ini diharapkan dapat memberikan
informasi supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar di
MTs Al-Ihsan Pamulang.
G. Instrumen Penelitian
A. Variabel Supervisi Akademik
a. Definisi Konseptual
Supervisi akademik adalah serangkain kegiatan pengawasan,
bimbingan, dan pengarahan, untuk membantu mengembangkan
kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara efektif dan efisien.
b. Definisi Operasional
Secara operasional supervisi akademik adalah skor yang
diperoleh dari pengisian angket yang dilakukan oleh responden
tentang serangkaian kegiatan yang dilakukan kepala sekolah untuk
membimbing dan mengembangkan keterampilan guru dalam
mengelola kegiatan belajar mengajar yang meliputi: perencanaan
persiapan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi agar tujuan
pembelajaran tercapai.
c. Kisi-kisi Instrument Variabel Supervisi Akademik (X)
Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan angket
sebagai instrument pada variabel supervisi akademik. Angket yang
digunakan yaitu skala likert dengan Alternatif jawaban, yaitu:
“Sangat Sesuai (SS)” mendapatkan skor 4, “Sesuai (S)”
mendapatkan skor 3, “Kurang Sesuai (KS)” mendapat skor 2, “
Tidak Sesuai (TS)“ mendapatkan skor 1. Selanjutnya angket yang
hendak digunakan memiliki 4 indikator yang dikembangkan
menjadi 20 pertanyaan/pernyataan berdasarkan kisi-kisi berikut ini:
49 Ibid.,, h. 142
40
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Variabel Supervisi Akademik (X)
Variabel Dimensi Indikator Nomor
Item
Item
Drop
Item
Final
Suprvisi
Akademik
Kepala
Sekolah
1. Tujuan
Supervisi
Akademik
1. Supervisor
memberikan
Motivasi kepada
guru.
2. Supervisor
melaksanakan
Bimbingan kepada
guru-guru
1
2,3,4,5,
3 1,2,4,5
2. Prinsip
Supervisi
Akademik
1. Supervisi bersifat
ilmiah
2. Supervisi bersifat
demokrasi
3. Supervisi bersifat
kooperatif
4. Supervisi bersifat
instruktif dan
kreatif
6
7
8
9,10
9 6,7,8,10
3. Teknik
Supervisi
Akademik
1. Melaksanakan
Kunjungan kelas
2. Melaksanakan
observasi
3. Melaksanakan
pertemuan individu
4. Melaksanakan
pertemuan rapat
guru
5. Mengadakan
workshop guna
memberikan
pelatihan kepada
para guru
11
12
13
14
15
11,12,13,1
4,
15,16,17,1
8,
41
6. Supervisi tidak
langsung melalui
questionnaire
(daftar pertanyaan
yang diisi sendiri
oleh setiap guru)
7. Melaksanakan
supervisi akademik
secara independent
8. Melaksanakan
siklus supervisi
akademik
(pra observasi-
observasi- pasca
observasi)
16
17
18
4. Tindak
lanjut
Supervisi
Akademik
1. melaksanakan
pembinaan kepada
guru dari hasil
analisis supervisi
akademik
2. penempatan
instrument dalam
pelaksanaan
supervisi akademik
19
20
19,20
Jumlah Item 2 18
B. Kinerja mengajar guru
a. Definisi Konseptual
Kinerja guru merupakan hasil kerja guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar, mengelola pembelajaran, menyiapkan
media pembelajaran, melaksanakan evaluasi dan mengerjakan serta
mendidik siswa di sekolah dalam upaya mencapai pembelajaran.
b. Definisi Operasional
Kinerja guru adalah skor yang diperoleh dari angket/kuesioner
yang diisi oleh responden terhadap keadaan atau tindakan tertib dan
teratur yang diperoleh dari guru-guru di sekolah.
42
c. Kisi-kisi Instrument Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)
Untuk mengukur keterampilan mengajar guru, penulis
munggunakan angket sebagai instrumen kinerja mengajar guru.
adapun angket yang hendak digunakan memiliki 4 indiktor yang
dikembangkan menjadi 20 pertanyaan/pernyataan, sebagaimana
terlihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrument Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)
Variabel Dimensi Indikator Nomor
Item
Item
Drop
Item
Final
Kinerja
Mengajar
Guru
1. Perencanaan
Pembelajaran
1. Menyusun
program
tahunan
2. Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
3. Menggunakan
buku panduan
dalam
pembelajaran
1
2,3,4,
5
1,2,3,4,5
2. Pelaksanaan
Pembelajaran
1. Melaksanakan
Pre- Test saat
sebelum
mengajar
2. Melaksanakan
pembelajaran
sesuai dengan
program yang
dibuat
3. Menggunakan
media yang
relevan
dengan materi
6
7
8
9,16 6,7,8,10,1
1
12,13,14,1
5
43
yang akan
diajarkan
4. Mereview/
mengulangi
kembali mata
pelajaran
sebelumnya
5. Menggunakan
metode dalam
pembelajaran
yang
bervariasi
sesuai mata
pelajaran yang
diajarkan
6. Bekerja tepat
waktu sesuai
dengan jadwal
kegiatan
pembelajaran
yang telah
ditetapkan
7. Mengelola
kondisi kelas
ketika proses
pembelajaran
9
10
11,12
13, 14,
15, 16
3.Evaluasi/Penilai
an hasil belajar
1. Melaksanakan
Post- Test saat
mengakhiri
pembelajaran
2. Memberikan
kesempatan
pada siswa
untuk bertanya
mengenai
mata pelajaran
yang telah
diajarkan
17,18
19
20
44
3. Melaksanakan
latihan-latihan
pembelajaran
Jumlah Item 2 18
H. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas Instrumen Penelitian
Data valid yaitu data yang terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang di
teliti.50 Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Menurut Suharsimi Arikunto, pengujian ini menggunakan rumus
korelasi product moment. Tujuannya adalah untuk mengukur apakah
butir tiap instrument penelitian ini memiliki tingkat validitas atau tingkat
keabsahan yang tinggi.51 Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
√{𝑁(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2} {𝑁 ∑ 𝑌2) − (∑ 𝑌)2}
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y
N : Jumlah sampel
X : Skor tiap butir
Y : Skor total
ƩXY : Jumlah perkalian antara X dan Y
ƩX : Jumlah skor tiap butir
ƩY : Jumlah skor total
ƩX2 : Jumlah kuadrat skor tiap butir
ƩY2 : Jumlah kuadrat skor total
50 Ibid., h.121 51 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian,suatu pendekatan praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2014), Cet.15.h. 211
45
Bila butir pertanyaan dari angket tidak memenuhi tingkat validitas,
maka butir item tidak dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.
Untuk mendapatkan tingkat validitas, r hitung harus lebih besar dengan r
tabel pada taraf signifikansi 𝛼 = 0,05.
Setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan sampel
sebanyak 20 guru di MTs Al-Ihsan Pamulang dan jumlah butir
pertanyaan 20 butir pertanyaan dengan taraf signifikasi α = 0.05 serta r
tabel sebesar 0.444, maka dari variabel X Supervisi Akademik Kepala
Sekolah diperoleh 18 yang valid dan 2 butir soal drop (3 dan 9). Variabel
Y Kinerja Mengajar Guru 18 butir soal yang valid dan 4 soal drop (9
dan 16).
Tabel 3.4
Hasil uji Validitas
Variabel Supervisi Akademik dan Kinerja Mengajar Guru
Butir
Soal
Hasil
Koefisien
Korelasi
(X)
Ket Butir
Soal
Hasil
Koefisien
Korelasi
(Y)
Ket
1 0.544 VALID 1 0.530 VALID
2 0.670 VALID 2 0.648 VALID
3 0.315 DROP 3 0.655 VALID
4 0.470 VALID 4 0.691 VALID
5 0.528 VALID 5 0.569 VALID
6 0.688 VALID 6 0.623 VALID
7 0.480 VALID 7 0.459 VALID
8 0.645 VALID 8 0.530 VALID
9 0.216 DROP 9 0.441 DROP
10 0.574 VALID 10 0.639 VALID
11 0.695 VALID 11 0.609 VALID
12 0.670 VALID 12 0.519 VALID
46
13 0.492 VALID 13 0.655 VALID
14 0.539 VALID 14 0.605 VALID
15 0.501 VALID 15 0.639 VALID
16 0.563 VALID 16 0.352 DROP
17 0.574 VALID 17 0.696 VALID
18 0.710 VALID 18 0.533 VALID
19 0.596 VALID 19 0.523 VALID
20 0.645 VALID 20 0.657 VALID
Ʃ VALID 18 Ʃ VALID 18
Ʃ DROP 2 Ʃ DROP 2
2. Uji Reliabitas Instrumen
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik.52 Menurut
Suharsimi Arikunto untuk uji reabilitas instrumen, maka digunakan
rumus Alpha sebagai berikut:
𝑟11 = [𝐾
(𝐾 − 1)] [1 −
(∑ 𝜎𝑏2
𝜎2𝑡
]
Keterangan :
r11 : Reliabilitas Instrumen
K : Banyaknya butir soal
σ2 : Varians
Ʃσ2b: Jumlah varian butir
σ2t : Varians total
Untuk memperoleh jumlah varians butir terlebih dahulu cari varians
setiap butirnya, sebagai berikut :
𝜎2 =∑ 𝑥2 −
(∑ 𝑥)2𝑁
𝑁
52 Ibid., h. 221
47
Keterangan:
𝜎2 = Varians
ΣX2 = Jumlah kuadrat skor total
(ΣX2) = Jumlah skor total dikuadratkan
N = Jumlah sampel
Pengukuran terhadap variabel X dan Y akan memperoleh hasil berupa
angka dan tingkat hubungan yang menyatakan tinggi atau rendahnya
reliabilitas dengan ketentuan thitung > ttabel (0.444). Setelah dilakukan
perhitungan reliabilitas X yaitu Supervisi Akademik diperoleh thitung
Sebesar 0.881 dengan jumlah sampel 20 guru, maka instrument variabel X
yaitu Supervisi Akademik Kepala Sekolah reliable. Hasil perhitungan
reliabelitas variabel Y yaitu Kinerja Mengajar Guru, diperoleh thitung 0.895
dengan jumlah sampel sebnyak 20 guru, maka instrument variabel Y yaitu
Kinerja Mengajar Guru dikatakan Reliabel.
I. Uji Prasyarat Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah
data penelitian berasal dari sebaran normal. Uji normalitas bertujuan
untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian yang
berdistribusi normal atau tidak. Data distribusi normal akan mengikuti
bentuk distribusi normal, dimana data memusat pada nilai rata-rata dan
median. Dalam pengujian normalitas ini digunakan uji liliefors,53 Untuk
melakukan pengujian, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah
sebagai berikut:
a. Pengamatan X1, X2, …., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, …., Zn
dengan menggunakan rumus:
𝑍𝑖
𝑥𝑖 − �̅�
𝑠
Dimana, Zi = bilangan baku
Xi = data sampel
53 Sudjana, “Metode Statistika”. (Bandung : Tarsito, 2005),h. 332
48
�̅� = rata-rata sampel
s = simpangan baku
b. Untuk tiap bilangan menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(zi) = P (Z ≤ Zi).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, …., Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka:
𝑆𝑧𝑖 =𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑍1,𝑍2……………..𝑍𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 < 𝑍𝑖
𝑛
d. Hitunglah selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut.
Kriteria normalitas yaitu:
a. Lo<Ltabel: Hipotesis nol (Ho) diterima, dengan kesimpulan populasi
berdistribusi normal.
b. Lo>Ltabel: Hipotesi nol (Ho) ditolak, dengan kesimpulan populasi
tidak berdistribusi normal.54
2. Uji Signifikasi dan Uji Linieritas
Uji Linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
tersebut memiliki hubungan yang linear atau secara signifikan. Uji
linieritas menggunakan analisa regresi dimana variabel yang
mempengaruhi disebut variabel bebas atau variabel X dan variabel yang
dipengaruhi disebut variabel terikat atau variabel Y.55 Adapun rumus
regresi linear adalah sebagai berikut:
�̂� = 𝑎 + bx
Keterangan :
�̂� : Variabel kriteria
𝑋 : Variabel prediktor
𝑎 : Bilangan konstan
54 Ibid., h.466. 55 Ibid., h.312
49
b : Bilangan regresi
Rumus untuk mencari nilai konstan (a) dan koefisien arah regresi (b)
dalam rumus linier adalah:56
𝑎 =(∑ 𝑌)(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)(𝑋𝑌)
𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2
𝑏 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋2)
Keterangan :
𝑎 = Bilangan konstan
𝑏 = Bilangan regresi
Σ𝑋 = Jumlah skor variabel X
Σ𝑌 = Jumlah skor variabel Y
𝑛 = Banyaknya sampel
Selanjutnya yaitu melakukan kelinieran regresi yang dimasksudkan
untuk melihat apakah regresi yang diperoleh sudah signifikan jika
digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan antar variabel
yang sedang dianalisis. Uji ini dilakukan dengan menggunakan tabel
ANAVA dengan taraf signifikasi α = 0,05. Untuk mengetahui signifikan
atau tidaknya persamaan regresi tersebut dapat dilihat dengan uji F, bila
Fhitung < Ftabel maka persamaan regresi tersebut linier.57 Berikut ini adalah
tabel perhitungan analisis varians untuk uji kelinieran regresi :
Tabel 3.5
Tabel Perhitungan Analisis Variansi
Sumber Varians DK JK KT=JK/DK F
Regresi (a) 1 (Σ Yi)2 / n (Σ Yi)2 / n
S2reg
S2res Regresi (b | a) 1 JK (b | a) JK (b | a)
Residu n-2 Σ (Yi - Ŷi)2 Σ (Yi - Ŷi)2/ n-2
Tuna Cocok k-2 JK (TC) JK (TC) / k-2 S2TC
S2e Kekeliruan n-k JK (E) JK (E) / n-k
56 Ibid.,h. 315 57 Ibid., h.332.
50
J. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
pengolahan dan analisis data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket yang
telah dikumpulkan
b. Scoring, yaitu pemberian skor kepada setiap jawaban angket.
2. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam melakukan analisis data untuk
mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap
kinerja guru adalah dengan menggunakan menggunakan rumus Korelasi
Product Moment sebagai berikut:58
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
√{𝑁(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2} {𝑁 ∑ 𝑌2) − (∑ 𝑌)2}
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y
N : Jumlah sampel
X : Skor tiap butir
Y : Skor total
ƩXY: Jumlah perkalian antara X dan Y
Kemudian dalam memberikan interpretasi secara sederhana
terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment (rxy), penulis
menggunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:59
Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien Korelasi
58 Sugiyono.,op.cit.,,h.182 59 Ibid.., h. 184
51
Besarnya “r” product
Moment (rxy)
Interpretasi
0,00 – 0,20
Antara variabel X dan Y memang
tersapat korelasi, akan tetapi korelasi
itu sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi antara
variabel X dan Y).
0,20 – 0,40
Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi yang lemah dan
rendah
0,40 – 0,70
Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi yang sedang atau
cukup.
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi yang Kuat atau tinggi
0,90 – 1,00
Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi yang sangat kuat atau
sangat tinggi
Selanjutnya adalah menentukan pengujian hipotesis statistik,
sebagai berikut:
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi merupakan besarnya pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Supervisi akademik sedangkan variabel terikatnya adalah
kinerja mengajar guru. besarnya koefisien determinasi ditentukan
dengan rumus sebagai berikut :60
60 Sudjana., op.cit.,h.369
52
KD = r2 X 100 %
Keterangan :
KD : Koefisien Determinasi
rxy2 : Koefisien korelasi product moment
b. Uji Signifikansi
Uji Signifikansi dimaksudkan untuk mengetahui apakah
hubungan korelasi yang ditentukan tersebut signifikan untuk seluruh
populsi, dengan kata lain uji signifikansi dilakukan untuk menguji
hipotesis, apakah H0 diterima atau ditolak. Untuk perhitungan taraf
Signifikansi menggunakan rumu uji t 61
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑟√𝑛 − 2
√1 − 𝑟2
Keterangan :
thitung = Skor signifikansi koefisien korelasi
r = Koefisien korelasi Product Moment
n = Banyaknya sampel
Dari tabel yang dihasilkan pada tabel dk = n-2 dengan taraf
signifikansi α = 0,05 maka kriteria penerimaan dan penolakan
hipotesis sebagai berikut: Jika thitung> ttabel maka Ho ditolak. Dan jika
thitung< ttabel maka Ho diterima.
61 Ibid.,h.380
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil Sekolah
Nama Sekolah : MTs Al Ihsan Pamulang
Kepala Sekolah : Drs.A.Sopandi
No. Telpon : (021) 7428430
Email : [email protected]
Jenjang : MTs Al-Ihsan
Status : Swasta (Akreditasi A)
Alamat : Jl. Bambu Apus Raya – Pamulang – Tangerang
Selatan 15415
Desa/Kelurahan : Bambu Apus
Kecamatan : Pamulang
Kabupaten/Kota : Tangerang Selatan
Provinsi : Banten
2. Sejarah MTs Al Ihsan Pamulang
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Ihsan Pamulang berdiri tanggal 1
juni 1999. Madrasah Tsanawiyah berada di bawah naungan yayasan al
ihsan yang berafilasi ke departemen agama. Madrasah ini merupakan
peralihan sekolah menengah pertama (SMP) Al - Ihsan yang berafiliasi
ke departemen pendidikan nasional yang beroperasi tahun 1986-1999.
Atas pertimbangan pengurus yaysan, SMP Islam ini berubah menjadi
Madrasah Tsanawiyah yang kelas satunya dimulai pada tahun
1999/2000.
Tanggal 1 September 1999, pengurus yayasan Al-Ihsan yang
diketuai oleh Bapak Drs.H. Muatoha, MA dan sekertarisnya Bapak Drs.
H.Idris Elby, MA mengangkat Bapak Drs.Agus Sunardi, salah seorang
guru pada Madrasah Tsanawiya (MTs) Negri Pamulang, sebagai kepala
sekolah untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah
54
Tsanawiyah (MTs). Bapak Drs. Agus Sunardi menggantikan Bapak
H.M. Idris sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) dan Ibu Dra. H.
Yenni Triasih sebagai Kepala Sekolah Menengah pertama (MTs).
Kemudian diangkat pula Bapak Yatiman, pensiunan Pegawai
Departemen Agama, sebagai Kepala Tata Usaha (TU). Mulai saat itulah
kedua sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah, yaitu Bapak
Drs. Agus Sunardi yang masih berstatus sebagai guru pada Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Negeri Pamulang.
Pagi hari Bapak Drs. Agus Sunardi bertugas sebagai Kepala
Sekolah di Yayasan AL – IHSAN dan sore hari bertugas sebagi guru
dinas pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Pamulang. Kemudian
tanggal 5 Juni 2003 Bapak Drs. Agus Sunardi, resmi diangkat oleh
pemerintah sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL – IHSAN
Pamulang berdasarkan Surat Keputusan Kepala Departemen Agama
Kantor Wilayah Provinsi Banten, Nomor : Kw.28/I/Kp.076/ 483/ 2003
tertanggal 05 Juni 2003, yang ditandatangani oleh Kepala Kanwil Bapak
Drs. H. M. Suroh, M.Si atas nama Menteri Agama. Sejak saat itu Bapak
Drs. Agus Sunardi resmi sebagai kepala sekolah difinitif yang
diperbantukan pada yayasan AL – IHSAN dan tidak lagi sebagai guru
pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Pamulang
Pengurus yayasan sebagai penyelenggara pendidikan, unsur
pimpinan madrasah, dewan guru dan karyawan-karyawati terus
berupaya mengembangkan misinya, yaitu memberikan sumbangan
kepada Bangsa dan Negara dengan cara membentuk, menyelenggarakan
dan mengembangkan program pendidikan untuk membina umat secara
mantap dan terencana serta dijiwai oeh ajaran Islam.
3. Visi, Misi dan Tujuan MTs Al-Ihsan Pamulang
a. Visi
Unggul dalam Prestasi dan Berakhlakul Karimah
b. Misi
1) Menciptakan suasana belajar yang kondusif
55
2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif dan
efisien
3) Menegembangkan sikap dan prilaku sopan, tanggung jawab,
jujur dan dapat dipercaya
4) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif bagi
seluruh warga madrasah
5) Mengembangkan bakat, minat, dan potensi siswa secara
maksimal melalui kegiatan ekstrakurikuler
6) Meningkatkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana
7) Mengembangkan dan membiasakan prilaku disiplin warga
Madrasah
c. Tujuan
1) Terwujudnya kehidupan madrasah yang disiplin dan islami
2) Terlaksananya Pemebelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM)
3) Tersedianya Sarana Prasarana pendidikan yang memadai
4) Terwujudnya perkembangan siswa secara optimal sesuai
potensi yang dimiliki
5) Terwujudnya lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlakul
karimah dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
4. Tenaga Pendidik
Berikut ini adalah daftar nama pendidik di MTs Al-Ihsan Pamulang
Tabel 4.1
Daftar Nama Pendidik
No NAMA MATA PELAJARAN
1. Drs. A. Sopandi SKI
2 Rhegistha, S. Pd SKI, Aqidah
3 Drs. Agus Sunardi, MM B. Inggris
4 Pitria, S.Pd B. Inggris
5 Miza Yusmita, S.Pd B. Inggris
56
6 Dina Rosmawati, S.Pd PKN
7 Deny Susanto, S.Pd TIK
8 Dudi Gunadi SBK, Prakarya
9 Bambang Suprayogi, S.Pd MTK
10 Afni Nurul Ikhsan, S.Pd B.Indonesia
11 Maimunah, S.Ag B.Indonesia
12 Tating Suhanda, S. Ag BTQ, B. Arab
13 Nurhayati, S.Ag Fiqih
14 Didi Adinda, S.Ag B. Arab, BTQ
15 Udin Nurdin, S. Pd Penjas
16 Yayah Komariah, A.Md Penjas
17 Yanti Damayanti, S.Pd IPA
18 Sonia Hajriani, S.Pd IPA, MTK
19 Riki Kurniawan, S.Pd IPS
20 Abdul Malik, S. Pd Aqidah
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru di MTs Al-
Ihsan Pamulang yang berjumlah 20 guru, masing-masing memiliki
jenjang pendidikan yang beraneka ragam. Berdasarkan jenis kelamin
guru perempuan sebanyak 9 orang dengan presentase sebesar 45% dan
11 guru berjenis kelamin laki-laki dengan presentase sebesar 55%.
Distribusi Frekuensi dari karakteristik sampel yang berdasarkan jenis
kelamin lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Perempuan 9 45%
2 Laki-Laki 11 55%
Ʃ 20 100%
57
Data yang diperoleh dapat digambarkan dalam bentuk diagram
sebagai berikut:
Gambar 4.1
Frekuensi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
5. Daftar Jumlah Peserta Didik
Jumlah siswa di MTs Al Ihsan seluruhnya berjumlah 384 orang.
Pada setiap masing-masing terdapat 3 rombongan belajar. Berikut ini
adalah daftar jumlah siswa di MTs Al Ihsan Pamulang.
Tabel 4.3
Daftar Jumlah Peserta Didik
NO
KELAS
L
P
JUMLAH
TOTAL TOTAL
KESELUR-
UHAN L P
1 VII-1 22 21 43
58 69 127 2 VII-2 20 23 43
3 VII-3 16 25 41
4 VIII-1 21 23 44
60 67 127 5 VIII-2 20 25 45
6 VIII-3 19 19 38
7 IX-1 22 22 44 68 62 130
45%
55%
Berdasarkan Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-Laki
58
8 IX-2 24 24 48
9 IX-3 22 16 38
TOTAL 384 186 198 384
6. Sarana dan Prasarana
Salah satu yang perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar
adalah sarana dan prasarana di sekolah. Sarana dan prasarana sekolah
sangat menunjang dalam kelancaran proses pembelajaran, jika sarana
prasarana kurang memadai maka akan terhambatnya proses belajar
mengajar sehingga kan mengalami kesulitan ketika mengelola kelas.
Adapun Sarana dan prasarana yang terdapat di MTs Al Ihsan Pamulang
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana
No Sarana/Prasarana Jumlah Keterangan Panjang
1. Lab Komputer 1 Baik 8 m2
2 Lab Bahasa 1 Baik 8 m2
3 Lab Ipa 1 Baik 7 m2
4 Lapangan/Halaman
Bola
1 Baik 17 m2
5 Ruang Kelas 9 Baik 8 m2
6 Ruang Kepala
Sekolah
1 Baik 1,5 m2
7 Ruang Guru 2 Baik 10 m2
8 Ruang TU 1 Baik 1,5 m2
9 Ruang Musik 1 Baik 10 m2
10 Toilet Siswa 4 Baik -
11 Toilet Guru 1 Baik -
Jumlah 23
B. Deskripsi Data
59
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis telah berhasil
mendapatkan data-data sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah)
Berdasarkan variabel yang diteliti maka terdapat beberapa indikator
yang dibuat untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Indikator yang
telah dibuat dijabarkan menjadi butir-butir pernyataan dalam instrument
penelitian. Instrument penelitian yang digunakan adalah angket atau
kuesioner. Butir penyataan yang terdapat dalam kuesioner penelitian
berjumlah 20 butir. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas
menjadi 18 pertanyaan yang dinyatakan valid dan reliabel untuk
mengukur variabel supervisi. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner
variabel supervisi dari 20 responden maka diperoleh data dengan skor
tertinggi 68 dan skor terendah 55 dengan perolehan skor rata-rata 61.40
dan simpangan baku 4.64 . Perolehan data selengkapnya ditampilkan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Variabel X
(Supervisi Akademik Kepala Sekolah)
No. Kelas Interval Batas Kelas
Titik
tengah Frekuensi %
1 55 - 57 54.5 - 57.5 56 7 35%
2 58 - 60 57.5 - 60.5 59 2 10%
3 61 - 63 60.5 - 63.5 62 3 15%
4 64 - 66 63.5 - 66.5 65 5 25%
5 67 - 69 66.5 - 69.5 68 3 15%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan pengujian data dalam tabel distribusi frekuensi data
disajikan dalam bentuk histogram dengan batas kelas 54.5 sampai
dengan 68.5
60
Gambar 4. 2
Grafik Histogram Supervisi Akademik
Grafik Histogram di atas dapat diketahui bahawa frekuensi tertinggi
pada rentang 54.5 - 56.5. Frekuensi terendah pada rentang bata kelas
56.5- 59.5. Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata Supervisi
akademik dapat diketahui dengan cara sebagai berikut:
a. Untuk menentukan nilai rata-rata dengan kategori sedang diperoleh
dengan cara rata-rata skor dikurangi simpangan baku dengan skor
rata-rata ditambah simpangan baku, maka hasilnya:
61.40 – 4.64 = 57
61.40 + 4.64 = 66
Jadi, untuk nilai rata-rata dengan kategori sedang rentang nilainya
57- 66
b. Untuk menentukan nilai rata – rata dengan kategori tinggi yaitu skor
yang berada diatas 66 sampai dengn skor tertinggi yaitu 68. Jadi
rentang nilai untuk kategori tinggi adalah 67-68.
c. Untuk menentukan nilai rata-rata dengan kategori rendah dapat
diperoleh dengan menentukan skor yang berada di bawah 57 sampai
dengan skor terendah yaitu 55. Jadi, rentang nilai untuk kategori
rendah adalah 55-56
0
1
2
3
4
5
6
7
8
54.5 57.5 60.5 63.5 66.5 69.5
Histogram
Variabel X (Supervisi)
61
Untuk lebih jelasnya mengenai nilai rata-rata dengan kategori
rendah, sedang dan tinggi dapat dilihat dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel 4. 6
Distribusi Frekuensi Tinggi Rendahnya Variabel X
(Supervisi Akademik)
Berdasarkan data yang didapat di lapangan, maka dapat
disimpulkan bahawa nilai rata-rata supervisi akademik dapat
dikategorikan sedang. Hal ini dilihat dari jumlah sampel yang terdiri dari
skor 60% .
2. Deskripsi Data Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas yang
dilakukan, terdapat 18 butir pernyataan yang valid dan reliabel untuk
mengukur variabel kinerja mengajar guru. Berdasarkan hasil
perhitungan kuesioner dari 20 reponden maka diperoleh data skor
tertinggi 72 yaitu dan skor terendah 54 dengan perolehan skor rata-rata
62.3 dan simpangan baku 5.212. Perolehan data selengkapnya
ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Variabel Y
(Kinerja Mengajar Guru)
No Kategori Rentang Frekuensi %
1 Tinggi 67-68 3 15.00%
2 Sedang 57-66 12 60.00%
3 Rendah 55-56 5 25.00%
62
No. Kelas Interval Batas Kelas
Titik
tengah Frekuensi %
1 54 - 57 53.5 - 57.5 55.5 5 25%
2 58 - 61 57.5 - 61.5 59.5 5 25%
3 62 - 65 61.5 - 65.5 63.5 5 25%
4 66 - 69 65.5 - 69.5 67.5 4 20%
5 70 - 74 69.5 - 74.5 72 1 5%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan pengujian data dalam tabel distribusi frekuensi data
disajikan dalam bentuk histogram dengan batas kelas 53.5 sampai
dengan 74.5 sebabagai berikut:
Gambar 4. 3
Grafik Histogram Kinerja Mengajar Guru
Berdasarkan grafik Histogram di atas, dapat diketahui bahwa
frekuensi tertinggi pada rentang batas kelas 67 - 72. Frekuensi terendah
0
1
2
3
4
5
6
53.5 57.5 61.5 65.5 69.5 74.5
Histogram
Variabel Y (Kinerja Mengajar)
63
pada rentang batas kelas 54 – 57. Untuk menentukan tinggi rendahnya
rata-rata kinerja mengajar guru dapat diketahui dengan cara:
a. Untuk menentukan nilai rata-rata dengan kategori sedang diperoleh
dengan cara rata-rata skor dikurangi simpangan baku dengan skor
rata-rata ditambah simpangan baku, maka hasilnya:
62.3 – 5.212 = 57
62.3 + 5.212 = 68
Jadi, untuk nilai rata-rata dengan kategori sedang rentang nilainya
57-68.
b. Untuk menentukan nilai rata – rata dengan kategori tinggi yaitu skor
yang berada diatas 68 sampai dengan skor tertinggi yaitu 72. Jadi
rentang nilai untuk kategori tinggi adalah 69-72.
c. Untuk menentukan nilai rata-rata dengan kategori rendah dapat
diperoleh dengan menentukan skor yang berada di bawah 56 sampai
dengan skor terendah yaitu 54. Jadi, rentang nilai untuk kategori
rendah adalah 54-56.
Tabel 4. 8
Distribusi Frekuensi Tinggi rendahnya variabel Y
(Kinerja Mengajar Guru)
No Kategori Rentang Frekuensi %
1 Tinggi 69-72 3 15%
2 Sedang 57-68 13 65%
3 Rendah 54-56 4 20%
Berdasarkan data yang didapat di lapangan, maka dapat disimpulkan
bahawa nilai rata-rata kinerja mengajar guru dapat dikategorikan sedang.
Hal ini dilihat dari jumlah sampel yang terdidi dari skor 50%.
C. Uji Prasyarat Analisis Data
1. Uji Normalitas
64
Berdasarkan pengujian normalitas dengan menggunakan uji
lilliefor, nilai kritis L (Ltabel) dari N=20 dengan taraf signifikansi 5%
adalah 0,190. Pada variabel X diperoleh Lhitung terbesar adalah = 0,035,
yang berarti bahwa data dalam penelitian terssebut berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Artinya data sampel tersebar secara
proporsional pada kelas-kelas interval. Sedangkan Variabel Y diperoleh
nilai Lhitung Tersebar adalah 0.98. Dari nilai Lhitung Variabel tersebut
terlihat bahwa Lhitung lebih kecil dari Ltabel (Angka Kritis), oleh sebab itu
data dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(data sampel tersebar secara proporsional pada kelas-kelas interval.
2. Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi
Uji Signifikansi adalah untuk menunjukan hipotesis yang telah
terbukti pada sampel dapat diberlakukan ke populasi. Uji linieritas
bertujuan untuk mencari pengaruh antara kedua variabel yang akan
ditarik suatu garis lurus pada diagram pencar. Dari hasil uji regresi linier
antara kedua variabel dalam penelitian ini didapat persamaan Y= 26.01
+ 0.59 = 26.60x
Hasil perhitungan menunjukan bahwa persamaan regresi memiliki
koefisien a = 26.01 dan konstanta b = 0.59. Bila digambarkan dalam
bentuk grafik persamaan linier, maka tampak sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Kin
erja
Supervisi Akademik
Ŷ = 26.01+ 0.59 = 26.60 X
65
Gambar 4.4
Grafik Persamaan Linear
Dari hasil perhitungan mengenai keberartian dan kelinieran regresi
dilakukan dengan menggunakan uji F dan hasilnya diuraikan sebagai
berikut :
Hasil Persamaan regresi diperoleh Fhitung sebesar 4.594 lebih besar
dari Ftabel sebesar 4.414 dengan α = 0.05. Dengan demikian H0 ditolak
dan H1 diterima yang berarti mode persamaan regresi sederhana untuk
Y dengan X terbukti signifikan. Uji linieritas diperoleh nilai Fhitung
1.031 lebih kecil dari Ftabel sebesar 4.000 dengan α = 0.05. dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa model persamaan regresi sederhana
untuk Y dengan X terbukti linier.
Tabel 4.9
Anova untuk Uji Linieritas dengan Persamaan Regresi
SUMBER
VARIANS dk JK KT = JK/dk Fhitung
Ftabel α =
0,05
Regresi (a) 1 75399.2 75399.200 4.594 4.414
Regresi
(b/a) 1 104.96 104.961
Residu
(Res) 18 411.24 22.847
Tuna
Cocok
(TC)
12 276.91 23.075 1.030 4.000
Kekeliruan
( E ) 6 134 22.389
66
D. Pengujian Hipotesis
Dalam Penelitian ini Hipotesis yang dirumuskan adalah hipotesis
alternative (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara
supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di MTs
Al-Ihsan Pamulang. Setelah data diperoleh dan diolah dilakukan
perhitungan uji koefisien korelasi untuk pengujian hipotesis menggunakan
rumus korelasi product moment dari Karl Pearson. Maka didapat koefisien
korelasi (rxy) yang memiliki tingkat sedang atau cukup sebesar 0.526 untuk
mengetahui kontribusi yang diberikan variabel X terhadap Y. Maka
dilakukan perhitungan koefisien determinasi yang menghasilkan presentase
28%. Artinya Supervisi akademik kepala sekolah memberikan kontribusi
sebesar 28% terhadap tinggi rendahnya kinerja mengajar guru di MTs Al-
Ihsan Pamulang. Sisanya 72% dipengaruhi oleh variabel lain di luar
supervisi akademik kepala sekolah.
Hasil perhitungan koefisien korelasi ini dimasukan kedalam rumus uji
t yang menghasilkan thitung sebesar 2.624. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui nilai signifikansi atau keyakinan dari koefisien korelasi yang
menguji keindependenan atau uji satu pihak variabel supervisi akademik
kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru melalui uji t. Dengan taraf
signifikasi α = 0.05 dan dk = 18, dari daftar distribusi untuk uji t satu pihak
t0.95 = 2.10. Dari hasil data tersebut, diperoleh nilai thitung lebih besar ttabel
67
(2.624 > 2.10). Artinya nilai thitung berada di daerah penolakan H0 yang
berarti H0 ditolak.
Dengan demikian hipotesis alternative (Ha) yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan positif antara supervisi akademik kepala sekolah
terhadap kinerja mengajar guru di MTs Al-Ihan Pamulang
Gambar 4.5
Kurva Uji t untuk Pengujian Hipotesis Korelasi
Dari kurva di atas menunjukan bahwa thitung berada di daerah penolakan
H0 sehingga dapat disimpulkan :
a. Hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh supervisi
akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di MTs AL-
Ihsan Pamulang.
b. Hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan terdapat pengaruh supervisi
akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di MTs AL-
Ihsan Pamulang.
Dari Hasil harga thitung yang lebih besar dari ttabel maka hipotesis yang
diterima adalah hipotesis alternative (Ha) dan dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh yang positif antara supervisi akademik kepala
sekolah terhadap kinerja mengajar guru di MTs Al-Ihsan Pamulang.
Maksud dari hubungan yang positif adalah semakin tinggi supervisi
akademik kepala sekolah, maka semakain tinggi kinerja mengajar guru di
MTs Al-Ihsan Pamulang.
2.62
68
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja
mengajar guru di MTs Al-Ihsan Pamulang. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa tolak hipotesis nihil (H0) dan terima hipotesis alternative
(Ha). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa supervisi akademik
kepala sekolah memiliki pengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru.
Oleh karena itu arah pengaruh dalam penelitian ini adalah positif, dimana
jika supervisi akademik kepala sekolah tinggi maka kinerja mengajar guru
akan tinggi pula. Sebaliknya, jika Supervisi akademik kepala sekolah
rendah maka kinerja mengajar guru akan rendah.
Setelah dilakukan perhitungan uji koefisien korelasi product moment
antara Supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru
di MTs al-Ihsan Pamulang diperoleh nilai r sebesar 0.526 dan hasil
pengujian hipotesis dengan uji-t diperoleh thitung sebesar 2.624. Uji satu
pihak dengan dk= 18 serta taraf signifikasi α = 0.05 dari daftar distribusi
frekuensi diperoleh t0.95 = 2.10. Berdasarkan perhitugan tersebut diperoleh
nilai thitung lebih besar ttabel (2.624 > 2.10), sehingga hipotesis alternative (Ha)
yang diajukan sebelumnya diterima artinya terdapat pengeruh antara
supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di MTs
Al-Ihsan Pamulang. Supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja
mengajar guru yang dilihat pada hasil pengujian uji koefisien korelasi
dimana nilai koefisien determinasi sebesar 28 %. Dari hasil tersebut dapat
memberikan gambaran bahwa supervisi akademik kepala sekolah dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja mengajar guru, Untuk
itu maka pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah harus terus
ditingkatkan efektivitasnya agar mampu memberikan kontribusi yang lebih
besar terhadap kinerja mengajar guru di MTs al-Ihsan Pamulang.
Dari hasil pembahasan dan perhitungan statistik yang telah dilakukan
maka menyatakan kebenaran bahwa adanya pengaruh yang positif antara
69
Supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di MTs
Al-Ihsan Pamulang.
F. Keterbatasan Penelitian
Adapun hal-hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel yang diteliti terbatas pada Supervisi akademik kepala sekolah
(sebagai Variabel X) dan kinerja mengajar guru (Variabel Y) di MTs Al-
Ihsan Pamulan. Sementara masih ada banyak variabel lain yang juga
mempengaruhi kinerja mengajar guru.
2. Ukuran sampel yang diambil peneliti ini hanya berada pada lingkup
populasi dalam satu sekolah yaitu 20 guru di MTs al-Ihsan Pamulang.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara supervisi
akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di MTs Al-
Ihsan Pamulang.
2. Pengaruh dari supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja
mengajar guru dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi product moment
dengan tingkatan yang sedang atau cukup yaitu r sebesar 0.526. Nilai
koefisien determinasi sebesar 0. 2766 yang berarti bahwa supervisi
akademik kepala sekolah memberikan kontribusi sebesar 28%. Serta
hasil pengujian hipotesis t dengan taraf signifikasi α = 0.05 diperoleh
nilai thitung lebih besar ttabel (3.271 > 2.10), sehingga hipotesis yang telah
di uraikan sebelumnya telah mampu terjawab yaitu H0 ditolak dan
menerima Ha. Hal ini membuktikan bahwa jika supervisi akademik
kepala sekolah meningkat maka akan meningkatkan kinerja mengajar
guru.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di paparkan diatas, maka
penulis dapat merekomendasikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:
1. Saran Bagi Kepala Sekolah MTs Al-Ihsan Pamulang
a. Agar kepala sekolah MTs Al-Ihsan Pamulang dalam pelaksanaan
program supervisi akademik harus ditingkatkan dan direalisasikan
secara terus menerus .
b. Kepala sekolah MTs A-Ihsan Pamulang diharapkan melaksanakan
teknik-teknik supervisi akademik dengan cara kunjungan kelas,
diskusi, rapat guru, serta menindak lanjuti dari hasil analisis
supervisi akademik yang telah dilaksanakan.
c. Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah MTs Al-
ihsan Pamulang diharapkan dapat memberikan layanan dan
70
bantuan dan motivasi agar mengikuti program supervisi akademik
dalam menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya
terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas.
2. Saran Bagi Guru Al-Ihsan Pamulang
a. Agar kinerja mengajar guru di MTs Al-Ihsan terus dikembangkan
dari hasil program supervisi akademik kepala sekolah yang telah
dilaksanakan.
b. Diharapakan para guru dapat mengelola kelas lebih baik dalam
meningkatkan kreativitas dan situasi pembelajaran yang
menyenangkan.
3. Bagi Peneliti,
peneliti menyarankan untuk melanjutkan penelitian yang serupa
dengan melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru.
71
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Aedi, Nur. Pengawasan Pendidikan: Tinjauan Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali
Pers. 2014.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. 2014
Anwar,Muhammad. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Prenadamedia Group,
2018.
Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010
E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Prefesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2013.
Fathurrohman, Muhammad dan Ruhyanani, Hindama. Sukses Menjadi Pengawas
Sekolah Ideal. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2015.
Fathurrohman, Pupuh dan Suryana, Aa. Guru Profesional. Bandung: PT Refika
Aditama. 2012.
Kompri. Manajemen Pendidikan: Komponen - Komponen Elementer Kemajuan
Sekolah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. 2015.
Kompri. Standar Kompetensi Kepala Sekolah: Pendekatan Teori Untuk Praktik
Profesional. Jakarta: Kencana. 2017.
Priansa, Juni Donni Priansa dan Somad, Rismi. Manajemen Supervisi dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung : Alfabeta. 2014.
Ramayulis. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia. 2013.
Rusman. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2009.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. 2011.
Sagala, Sayiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabeta. 2013.
Sudjana. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. 2005.
Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan, Bandung: PT Refika Aditama. 2010.
Supardi. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.
Susanto, Ahmad. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya. Jakarta: Kencana. 2016.
Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT Refika
Aditama. 2010.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka. 2007.
Wahyudi. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning
Organizing). Bandung : Alfabeta. 2009
.
LANDASAN HUKUM
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 Tentang Tugas Guru dan Dosen.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 35 Tentang Tugas Guru dan Dosen.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar
Kompetensi Pengawas
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah
JURNAL
Margi Purbasari, “Pengaruh Supervisi Akademik Terhadap Kinerja Mengajar Guru
di Sekolah Dasar” Journal Of Elementary Education,Vol .4, No.1, 2015.
Farhatunni’mah Septiani, “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Guru di SMP Muhammadiyah Wonosobo Kecamatan Wonosobo
Kecamatan Tanggamus”, (Lampung: UIN Raden Intan, 2018).
Erni Agustina Suwartini,“Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Profesionalisme
Guru dan Mutu Pendidikan”, Jurnal Administrasi Pendidikan Vol. XXIV,
No.2, 2017.
Cipto Dwi Nugroho,” Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Kompetensi
Pedagogik Guru di MTs Negri 29 Jakarta”, Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015), h. VI, tidak dipublikasikan
Asyer Rosandi, Effect of Leadership of School Headship, Supervision of School
Education and Culture Supervisor on Teacher Vocational School
Performance In Way Kanan Regency, IOSR Journal of Research & Method
in Education, e- ISSN: 2320–7388,p-ISSN: 2320–737X Volume 8, Issue 5
Ver. III, 2018, pp. 57-69.
Nur Afifah Masruroh, Jumroh Latief “ Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Akademik Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di Mtsn Donomulyo Kulon
Progo “. Manageria: Jurnal Manajemen Islam, Vol.1, No, 2, 2016,
INTERNET
ITJEN KEMENDIKBUD “ Mutu Guru Harus Terus Ditingkatkan”,2018, diakses
pada tanggal 23/07/2019, Pukul:10.00 WIB.
Karya guru center, Tutorial Uji Validitas Butir Instrument Penelitian, 2014, h.1
https://karyaguru.com/2014/01/18/tutorial-uji-validitas-butir-instrumen-
penelitian/#prettyPhoto , diakses pada tanggal 23/07/2019, jam 08.00
Syafdillah, Uji Lilliefors, 2012, h. 1,
https://blogtutorialspss.blogspot.com/2012/08/uji-liliefors.html, diakses pada
tanggal 23/07/2019, jam 07.58
LAMPIRAN 1
ANGKET PENELITIAN
SUPERVISI AKADEMIK DAN KINERJA MENGAJAR GURU
Nama Madrasah : …………………..
Alamat Madrasah/Kota : …………………..
Mata Pelajaran : …………………..
Jenis Kelamin : …………………..
No. Angket : …………………..
PENGANTAR
Angket ini bukan merupakan suatu tes dan tidak berpengaruh terhadap kegiatan
proses belajar mengajar bapak/ibu guru di dalam kelas. Harap mengisi angket ini
tanpa ada perasaan khawatir, serta tidak ada jawaban yang benar maupun yang
salah. Bapak/ibu guru diharapkan menjawab dengan jujur dan teliti sesuai dengan
bapak/ibu guru pada saat ini. Jawaban bapak/ibu guru bersifat pribadi dan akan
dijaga kerahasiaannya. Oleh karena itu, mohon dalam mengerjakan angket ini
dengan jujur dan sungguh-sungguh dengan memperhatikan petunjuk dibawah ini.
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Tulislah identitas anda pada tempat yang tersedia.
2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini secara teliti dan cermat
3. Pilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan bapak/ibu guru sebenarnya,
dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada kolom pilihan .
4. Jawablah sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga kesimpulan yang diambil
dari data ini bisa benar.
Keterangan:
* SS : Sangat Sesuai (bernilai 4) * KS : Kurang Sesuai (bernilai 2)
* S : Sesuai (bernilai 3) * TS : Tidak Sesuai (bernilai 1)
No Supervisi Akademik SS S KS TS
1. Kepala sekolah memberikan motivasi guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
2. Kepala sekolah memberikan bimbingan kepada guru
dalam menghadapi siswa yang mengalami masalah
3. Kepala sekolah menciptakan kesadaran guru tentang
tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan pembelajaran
yang berkualitas
4. Kepala sekolah senantiasa membantu guru memperbaiki
dan meningkatkan penguasaan pengetahuan, teknologi,
wawasan umum, dan keterampilan khusus yang
diperlukan dalam proses pembelajaran.
5. Kepala sekolah membantu guru untuk dapat menemukan
cara dalam pemecahan masalah yang ditemukan dalam
proses belajar mengajar.
6 Kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi bersifat
sistematis/objektif dan menggunakan instrumen yang
memberikan data yang akurat.
7 Dalam pelaksanaan supervisi memiliki jiwa
kekeluargaan, menghargai dan menerima pendapat dari
orang lain
8 Guru dan kepala sekolah saling bekerjasama agar dapat
mengembangkan uaha bersama seperti: sharing idea dan
sharing of experience.
9 Supervisi akademik dapat membina inisiatif guru serta
mendorong (support) untuk lebih aktif.
10 Supervisi akademik meningkatkan kreativitas guru dalam
menciptakan situasi pembelajaran yang lebih baik.
11 Kepala sekolah mengadakan kunjungan kelas secara rutin
sesuai jadwal
12 Kepala sekolah melakukan observasi kelas terhadap
proses pembelajaran yang sedang berlangsung
13 Kepala sekolah mengadakan pertemuan individu dalam
hal percakapan tukar pikiran dengan guru yang berkaitan
dengan kemempuan profesionalnya
14 Kepala sekolah mengadakan pertemuan atau rapat untuk
memecahkan masalah terkait dengan kinerja mengajar
guru
15 Kepala sekolah mengadakan workshop yang berkaitan
dengan peningkatan kompetensi guru
16 Kepala sekolah melaksanakan supervisi tidak langsung
melalui questionnaire (kepala sekolah menyerahkan
daftar pertanyaan untuk di isi sendiri oleh para guru)
17 Kepala sekolah bersifat independen pada saat
melaksanakan supervisi akademik
18 Kepala sekolah melaksanakan langkah-langkah supervisi
akademik berupa siklus seperti (pra obervasi-observasi-
pasca observasi “umpan balik”)
19 Dalam menindak lanjuti pelaksanaan supervisi akademik
kepala sekolah melakukan pembinaan kepada para guru
baik secara langsung/tidak langsung.
20 Kepala sekolah menentukan penempatan instrumen
dalam pelaksanaan supervisi persiapan guru mengajar &
instrumen supervisi kegiatan belajar mengajar.
LAMPIRAN 2
No Kinerja Mengajar Guru SS S KS TS
1 Bapak/ibu guru setiap tahun mengusun program
tahunan
2 Bapak/ ibu guru membuat perencanaan pengajaran
sebelum mengajar (RPP)
3 Bapak/ibu guru mengerti dalam pembuatan RPP
4 Bapak/ibu guru memahami tujuan pembelajaran
5 Bapak/ibu guru menggunakan buku panduan dalam
pembelajaran
6 Bapak /ibu guru melakukan pre-test pada saat sebelum
menerangkan materi pada saat mengajar di kelas.
7 Bapak/ibu guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan program yang telah dibuat
8 Bapak/ibu guru menggunakan media yang relevan
dengan materi
9 Bapak/ibu guru mereview atau mengulangi kembali
mata pelajaran sebelumnya
10 Bapak/ibu guru menggunakan metode dalam
pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan
11 Bapak/ibu guru datang ke sekolah tepat waktnya
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
12 Jika tidak hadir ke sekolah, saya memberikan tugas /
materi terlebih dahulu.
13 Bapak/ibu guru dalam mengajar menggunakan sistem
untuk mengaktifkan siswa
14 Bapak/ibu guru membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan untuk memberikan
kritik yang membangun
15 Bapak/ibu guru mengalami kesulitan saat mengelola
kelas, karena kurangnya memahami permasalah yang
terjadi pada siswa .
16 Bapak/ibu guru melaksanakan pembelajaran yang
menciptakan pada kreativitas dan menyenangkan.
17 Bapak/ibu guru melaksanakan post-test sebelum
mengakhiri pembelajaran pada saat mengajar di kelas
18 Bapak/ibu guru melakukan melakukan evaluasi
/penilaian setelah menjelaskan materi kepada siswa
secara objektif.
19 Bapak/ibu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum
dipahami.
20 Bapak/ ibu guru melakukan penjelasan materi
kembali dan pemberian tugas tambahan pada siswa
sebagai perbaikan.
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
1920
13
34
33
44
34
33
33
34
43
33
366
23
44
33
34
33
34
33
33
43
33
365
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
360
43
34
33
33
33
33
34
33
33
33
362
54
34
44
33
44
43
34
44
34
43
372
64
44
34
44
44
44
43
44
44
44
478
73
33
33
33
33
43
33
33
33
33
361
83
44
44
44
43
44
44
33
43
43
373
93
33
33
33
33
33
33
33
43
33
361
103
33
33
33
33
33
43
33
34
33
362
114
43
33
44
33
44
44
33
44
44
473
124
43
33
44
43
44
44
33
44
44
474
133
43
34
43
44
44
44
43
43
34
473
144
34
44
34
33
34
44
34
44
43
473
153
44
44
43
33
44
33
34
33
34
470
163
44
43
43
43
44
44
44
44
44
375
173
34
44
43
34
34
33
34
44
33
369
183
34
33
33
34
34
34
33
33
34
365
194
43
33
34
44
33
44
33
43
43
369
203
44
43
44
33
34
44
34
44
34
473
Jum
lah
6670
7267
6770
6967
6769
7270
7164
6873
6968
6867
r hit
ung
0.54
384
0.66
9543
0.31
510.
4698
640.
5283
530.
6881
410.
4803
870.
6453
320.
2164
10.
5738
480.
6947
390.
6695
430.
4916
030.
5393
540.
5011
230.
5634
470.
5738
480.
7099
240.
5960
330.
6453
32
r tab
el0.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
4
Stat
usV
ALI
DV
ALI
DD
ROP
VA
LID
VA
LID
VA
LID
VA
LID
VA
LID
DRO
PV
ALI
DV
ALI
DV
ALI
DV
ALI
DV
ALI
DV
ALI
DV
ALI
DV
ALI
DV
ALI
DV
ALI
DV
ALI
D
Buti
r Per
nyat
aan
No.
Res
p.To
tal
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
1920
13
34
33
44
34
33
33
34
43
33
366
23
44
33
34
33
34
33
33
43
33
365
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
360
43
34
33
33
33
33
34
33
33
33
362
54
34
44
33
44
43
34
44
34
43
372
64
44
34
44
44
44
43
44
44
44
478
73
33
33
33
33
43
33
33
33
33
361
83
44
44
44
43
44
44
33
43
43
373
93
33
33
33
33
33
33
33
43
33
361
103
33
33
33
33
33
43
33
34
33
362
114
43
33
44
33
44
44
33
44
44
473
124
43
33
44
43
44
44
33
44
44
474
133
43
34
43
44
44
44
43
43
34
473
144
34
44
34
33
34
44
34
44
43
473
153
44
44
43
33
44
33
34
33
34
470
163
44
43
43
43
44
44
44
44
44
375
173
34
44
43
34
34
33
34
44
33
369
183
34
33
33
34
34
34
33
33
34
365
194
43
33
34
44
33
44
33
43
43
369
203
44
43
44
33
34
44
33
44
34
472
K K-1
Var B
utir
0.22
10.
263
0.25
30.
239
0.23
90.
263
0.26
10.
239
0.23
90.
261
0.25
30.
263
0.26
10.
168
0.23
90.
239
0.26
10.
253
0.25
30.
239
Jml V
ar B
utir
4.90
8
Var T
otal
30.0
3
Reab
ilita
s0.
881
19
No.
Res
p.Bu
tir P
erta
nyaa
n To
tal
20
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
1920
13
34
33
44
33
44
33
44
34
44
370
23
33
33
33
34
33
43
33
43
33
464
33
33
34
33
33
33
33
33
43
33
362
43
33
43
33
34
33
33
33
43
43
465
53
33
33
34
43
43
33
33
34
44
366
64
44
44
44
34
44
44
44
44
43
478
74
33
33
33
33
33
33
33
33
33
361
83
34
33
43
34
44
33
34
44
33
469
94
33
33
43
33
34
33
43
33
34
365
104
33
33
33
44
34
34
34
33
34
367
114
34
44
34
44
44
43
33
44
44
475
123
33
33
33
33
33
33
33
33
33
360
134
43
34
43
44
44
33
33
43
44
472
143
34
43
34
43
34
43
34
33
44
369
154
44
44
44
43
44
34
44
44
34
477
164
44
44
44
44
33
44
44
34
44
477
173
34
44
33
43
44
33
44
33
43
369
183
33
33
34
33
33
33
33
33
33
361
194
33
43
43
44
44
44
44
44
44
476
203
34
44
34
33
44
34
44
33
34
471
Jum
lah
6964
6969
6868
6969
6970
7266
6668
7069
6870
7170
r hitu
ng0.
5300
790.
6481
790.
6550
140.
6907
090.
5691
10.
6234
830.
4586
880.
5300
790.
4408
40.
6393
0.60
8984
0.51
9275
0.65
4906
0.60
5359
0.63
930.
3516
010.
6959
810.
5327
50.
5229
40.
6570
58
r tab
el0.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
40.
444
0.44
4
Stat
usVA
LID
VALI
DVA
LID
VALI
DVA
LID
VALI
DVA
LID
VALI
DDR
OP
VALI
DVA
LID
VALI
DVA
LID
VALI
DVA
LID
DRO
PVA
LID
VALI
DVA
LID
VALI
D
No.
Res
p.Bu
tir P
erny
ataa
n To
tal
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
1920
13
34
33
44
33
44
33
44
34
44
370
23
33
33
33
34
33
43
33
43
33
464
33
33
34
33
33
33
33
33
43
33
362
43
33
43
33
34
33
33
33
43
43
465
53
33
33
34
43
43
33
33
34
44
366
64
44
44
44
34
44
44
44
44
43
478
74
33
33
33
33
33
33
33
33
33
361
83
34
33
43
34
44
33
34
44
33
469
94
33
33
43
33
34
33
43
33
34
365
104
33
33
33
44
34
34
34
33
34
367
114
34
44
34
44
44
43
33
44
44
475
123
33
33
33
33
33
33
33
33
33
360
134
43
34
43
44
44
33
33
43
44
472
143
34
43
34
43
34
43
34
33
44
369
154
44
44
44
43
44
34
44
44
34
477
164
44
44
44
44
33
44
44
34
44
477
173
34
44
33
43
44
33
44
33
43
369
183
33
33
34
33
33
33
33
33
33
361
194
33
43
43
44
44
44
44
44
44
476
203
34
44
34
33
44
34
44
33
34
471
K K-1
Var B
utir
0.26
10.
168
0.26
10.
261
0.25
30.
253
0.26
10.
261
0.26
10.
263
0.25
30.
221
0.22
10.
253
0.26
30.
261
0.25
30.
263
0.26
10.
263
Jml V
ar B
utir
5.01
1
Var T
otal
33.3
8
Reab
ilita
s0.
895
19
No.
Res
p.Bu
tir P
erta
nyaa
n To
tal
20
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
13
33
34
43
33
33
34
43
43
359
23
43
33
43
34
33
33
33
33
357
33
33
33
33
33
33
43
33
33
456
43
43
33
33
33
34
33
33
33
356
54
34
43
34
43
34
34
34
33
362
64
43
44
34
34
43
44
44
44
468
73
33
33
33
43
33
33
33
33
355
83
44
44
44
44
44
33
43
43
366
94
33
33
33
33
33
33
43
33
356
103
33
33
33
33
43
33
33
43
356
114
43
34
43
44
44
33
44
44
467
124
43
34
44
44
44
33
34
44
467
133
43
44
34
44
44
43
43
34
466
144
34
43
43
34
44
34
44
43
466
153
44
44
33
44
33
33
33
34
462
163
44
34
34
43
44
44
44
43
366
173
34
44
33
34
33
34
44
33
361
183
33
33
33
34
34
33
33
34
357
194
43
33
34
33
34
33
43
43
360
203
44
34
43
34
44
33
44
34
465
n ƩX67
7167
6770
6767
6871
6971
6466
7168
6967
68
Skor
Ter
tingg
i68
Skor
Ter
enda
h55
20
No.
Res
p.To
tal
Butir
Per
nyat
aan
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
Tota
l
13
34
33
44
34
43
34
44
44
465
23
33
33
33
33
34
33
33
33
456
33
43
34
33
33
43
33
33
33
357
44
33
43
33
33
33
33
33
44
459
53
33
33
34
44
33
33
34
44
360
64
44
44
44
34
44
34
44
43
469
74
33
33
33
43
33
33
33
33
356
83
34
33
43
34
43
33
44
33
461
94
33
33
43
33
43
44
33
34
360
104
33
33
33
43
43
43
43
34
461
114
34
44
34
44
44
33
34
44
467
123
33
33
33
33
33
33
33
33
354
134
43
34
44
34
43
33
33
44
464
143
34
43
34
44
44
33
43
44
364
154
44
44
44
44
33
44
44
34
469
164
44
44
44
44
44
44
44
44
472
173
34
44
33
44
44
34
43
43
364
183
33
33
34
33
33
33
33
33
355
194
33
43
43
44
44
44
44
44
468
203
34
44
34
34
43
44
43
34
465
n ƩX70
6569
6968
6870
6972
7367
6668
7068
7072
72
Skor
Ter
tingg
i72
Skor
Ter
enda
h54
20
No.
Res
p.Bu
tir P
erny
ataa
n
LAMPIRAN 9
Perhitungan Uji Normalitas Skor Variabel X
Menggunakan Uji Liliefors
= 61.40 n = 20
S = 4.64 L hitung = 0.034
No Urutan X Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 1 55 -1.380 0.084 0.0500 0.034
2 5 56 -1.164 0.122 0.2500 0.128
3 5 56 -1.164 0.122 0.2500 0.128
4 5 56 -1.164 0.122 0.2500 0.128
5 5 56 -1.164 0.122 0.2500 0.128
6 7 57 -0.949 0.171 0.3500 0.179
7 7 57 -0.949 0.171 0.3500 0.179
8 8 59 -0.517 0.302 0.4000 0.098
9 9 60 -0.302 0.381 0.4500 0.069
10 10 61 -0.086 0.466 0.5000 0.034
11 12 62 0.129 0.551 0.6000 0.049
12 12 62 0.129 0.551 0.6000 0.049
13 13 65 0.776 0.781 0.6500 0.131
14 17 66 0.992 0.839 0.8500 0.011
15 17 66 0.992 0.839 0.8500 0.011
16 17 66 0.992 0.839 0.8500 0.011
17 17 66 0.992 0.839 0.8500 0.011
18 19 67 1.207 0.886 0.9500 0.064
19 19 67 1.207 0.886 0.9500 0.064
20 20 68 1.423 0.923 1.0000 0.077
Kriteria Pengujian :
Jika Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal
Jika Lhitung > Ltabel, data berdistribusi tidak normal
Berdasarkan perhitungan di atas didapat nilai Lhitung terbesar = 0.034.
Sementara itu Ltabel untuk n = 20 dan α = 0.05 adalah 0.190. Ini berarti Lhitung lebih
kecil dari pada Ltabel (0,034 < 0,190). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
skor variabel X berdistribusi normal.
LAMPIRAN 10
Perhitungan Uji Normalitas Skor Variabel Y
Menggunakan Uji Liliefors
= 62.3 n = 20
S = 5.21 L hitung = 0.98
No Urutan Y Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 1 54 -1.592 0.056 0.0500 0.006
2 2 55 -1.401 0.081 0.1000 0.019
3 4 56 -1.209 0.113 0.2000 0.087
4 4 56 -1.209 0.113 0.2000 0.087
5 5 57 -1.017 0.155 0.2500 0.095
6 6 59 -0.633 0.263 0.3000 0.037
7 8 60 -0.441 0.330 0.4000 0.070
8 8 60 -0.441 0.330 0.4000 0.070
9 10 61 -0.249 0.402 0.5000 0.098
10 10 61 -0.249 0.402 0.5000 0.098
11 13 64 0.326 0.628 0.6500 0.022
12 13 64 0.326 0.628 0.6500 0.022
13 13 64 0.326 0.628 0.6500 0.022
14 15 65 0.518 0.698 0.7500 0.052
15 15 65 0.518 0.698 0.7500 0.052
16 16 67 0.902 0.816 0.8000 0.016
17 17 68 1.094 0.863 0.8500 0.013
18 19 69 1.285 0.901 0.9500 0.049
19 19 69 1.285 0.901 0.9500 0.049
20 20 72 1.861 0.969 1.0000 0.031
Kriteria Pengujian :
Jika Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal
Jika Lhitung > Ltabel, data berdistribusi tidak normal
Berdasarkan perhitungan di atas didapat nilai Lhitung terbesar = 0.098.
Sementara itu Ltabel untuk n = 20 dan α = 0.05 adalah 0.190. Ini berarti Lhitung lebih
kecil dari pada Ltabel (0,098 < 0,190). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
skor variabel Y berdistribusi normal.
LAMPIRAN 11
Perhitungan Uji Linieritas
Jika Lhitung < Ltabel, data berpola linier
Jika Lhitung > Ltabel, data berpola tidak linier
Diketahui
n = 20
ƩX = 1228
ƩY = 1246
No.Resp. X Y X² Y² XY
1 59 65 3481 226265 3835
2 57 56 3249 181944 3192
3 56 57 3136 178752 3192
4 56 59 3136 185024 3304
5 62 60 3844 230640 3720
6 68 69 4624 319056 4692
7 55 56 3025 169400 3080
8 66 61 4356 265716 4026
9 56 60 3136 188160 3360
10 56 61 3136 191296 3416
11 67 67 4489 300763 4489
12 67 54 4489 242406 3618
13 66 64 4356 278784 4224
14 66 64 4356 278784 4224
15 62 69 3844 265236 4278
16 66 72 4356 313632 4752
17 61 64 3721 238144 3904
18 57 55 3249 178695 3135
19 60 68 3600 244800 4080
20 65 65 4225 274625 4225
Ʃ 1228 1246 75808 4752122 76746
ƩX² = 75808
ƩY² = 4752122
ƩXY = 76746
Persamaan Regresi Sederhana
(Y= a + bx)
a = 94456768 - 94244088
1516160 - 1507984
a = 212680
8176
a = 26.01
b = 1534920 - 1530088.00
1516160 - 1507984
b = 4832.00
8176
b = 0.59
Berdasarkan Perhitungan di atas maka persamaaan regresi linear adalah
b = n ƩXY – (ƩX) (ƩY)
n ƩX2
- (ƩX)2
Ŷ= 26.01 + 0.59 = 26.60 X
LAMPIRAN 12
Perhitungan Uji Linieritas Regresi Sederhana (Anova)
Uji Keberartian Regresi dan Linieritas
b = 0.59
n = 20
Perhitungan Uji Linieritas Regresi
SUMBER VARIANS dk JK KT = JK/dk F
Regresi (a) 1 (∑ Y)² / n (∑ Y)² / n Sreg²
Regresi (b/a) 1
JK reg (b/a)
Sreg² Sres²
Residu (Res) n-2 JK Res Sres²
Tuna Cocok (TC) k-2 JK (TC) STC² STC²
Kekeliruan ( E ) n-k JK ( E ) SE² SE²
No k nk X Y Y2 XY JK (E)
1 1 1 56 65 4225 3640 0
2 56 56 3136 3136
3 55 57 3249 3135
4 56 59 3481 3304
5 3 1 56 60 3600 3360 0
6 4 1 57 69 4761 3933 0
7 59 56 3136 3304
8 57 61 3721 3477
9 6 1 61 60 3600 3660 0
10 7 1 60 61 3721 3660 0
11 8 1 62 67 4489 4154 0
12 9 1 62 54 2916 3348 0
13 10 1 65 64 4096 4160 0
14 66 64 4096 4224
15 66 69 4761 4554
16 66 72 5184 4752
17 12 1 67 64 4096 4288 0
18 13 67 55 3025 3685
19 66 68 4624 4488
20 1 68 65 4225 4420 0
Jumlah 14 20 1228 1246 78142 76682 134.333333
2
5
11
14
4.66666667
12.5
32.6666667
2 84.5
3
2
3
1) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi a (JK Reg a)
JK Reg (a) = ((∑ Y)2
n) = 781422
20
= 1552516
20
= 77625.08
2) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi b terhadap a (JK Reg b/a)
JK Reg (b/a) = b (∑ XY −(∑ x)(∑ Y)
n)
JK Reg (b/a) = 0.59 (76682 −(1228)(1246)
20)
JK Reg (b/a) = 104.96
3) Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JK Res)
JK Res = (∑ Y2 − JK Reg (a) − JK Reg (b /a))
JK Res = 411.24
4) Menghitung Jumlah Kuadrat Kekeliruan (JK E)
JK ( E ) = (Y1 ²)+(Y2²)+(Y...²) - (Y1+Y2+Y...)²
nY
= 134.33333
5) Menghitung Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JK TC)
JK ( TC ) = JK Res - JK ( E )
= 276.91
6) Menghitung KT
yaitu tiap Jumlah Kuadrat (JK) dibagi oleh dk masing-masing
Sreg² = JK Reg (b/a) = 104.96 = 104.96
1 1
Sreg² = JK Res = 411.24 = 22.8465971
n-2 18
STC² = JK (TC) = 276.91 = 23.0754512
K – 2 12
SE² = JK ( E ) = 134.33333 = 22.3888889
n - k 6
7) Menentukan Keberartian Model Regresi
F hitung = Sreg² = 104.96
Sres² 22.84659709
= 4.59417444
8) Menentukan Model Regresi Linier atau tidak
F hitung = STC² = 23.07545119
SE² 22.38888889
= 1.03066531
Setelah dilakukan perhitungan, menghasilkan tabel anava seperti berikut:
SUMBER VARIANS dk JK KT = JK/dk Fhitung Ftabel α = 0,05
Regresi (a) 1 75399.2 75399.200 4.594 4.414
Regresi (b/a) 1 104.96 104.961
Residu (Res) 18 411.24 22.847
Tuna Cocok (TC) 12 276.91 23.075 1.030 4.000
Kekeliruan ( E ) 6 134 22.389
Keterangan
JK = Jumlah Kuadrat F tabel = 4.000
DK = Derajat Kebebasan F hitung = 1.030
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Persamaan regresi sederhana terbukti signifikan dengan
Fhitung lebih besar dari Ftabel : F hitung 4.594 > 4.414 F tabel.
2. kelinieran regresi adalah linier dengan
Fhitung lebih kecil dari Ftabel. F hitung 1.030 < 4.000 F tabel.
LAMPIRAN 13
Perhitungan Distribusi Frekuensi
Variabel X (Supervisi Akademik)
Range = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah
= 68 - 55
= 13
Banyaknya Kelas = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 20
= 1 + 4.29
= 5.29
= 5
Interval Kelas = Range : Banyaknya Kelas
= 13 : 5.00
= 2.60
= 3
Berdasarkan Perhitungan diatas, maka tabel distribusi frekuensi adalah sebagai
berikut:
No. Kelas Interval Batas Kelas
Titik
tengah Frekuensi %
1 55 - 57 54.5 - 57.5 56 7 35%
2 58 - 60 57.5 - 60.5 59 2 10%
3 61 - 63 60.5 - 63.5 62 3 15%
4 64 - 66 63.5 - 66.5 65 5 25%
5 67 - 69 66.5 - 69.5 68 3 15%
Jumlah 20 100%
54.5 57.5 60.5 63.5 66.5 69.5
7 2 3 5 3 0
LAMPIRAN 14
Perhitungan Distribusi Frekuensi
Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)
Range = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah
= 72 54
= 18
Banyaknya Kelas = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 20
= 1 + 4.29
= 5.29
= 5
Interval Kelas = Range : Banyaknya Kelas
= 18 : 5
= 3.6
= 4
Berdasarkan Perhitungan diatas, maka tabel distribusi frekuensi adalah
sebagai berikut:
No. Kelas Interval Batas Kelas
Titik
tengah Frekuensi %
1 54 - 57 53.5 - 57.5 55.5 5 25%
2 58 - 61 57.5 - 61.5 59.5 5 25%
3 62 - 65 61.5 - 65.5 63.5 5 25%
4 66 - 69 65.5 - 69.5 67.5 4 20%
5 70 - 74 69.5 - 74.5 72 1 5%
Jumlah 20 100%
53.5 57.5 61.5 65.5 69.5 74.5
5 5 5 4 1 0
LAMPIRAN 15
Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku
Variabel X (Supervisi Akademik)
No X X - X‾ (X - X‾)²
1 59 -2.40 5.76
2 57 -4.40 19.36
3 56 -5.40 29.16
4 56 -5.40 29.16
5 62 0.60 0.36
6 68 6.60 43.56
7 55 -6.40 40.96
8 66 4.60 21.16
9 56 -5.40 29.16
10 56 -5.40 29.16
11 67 5.60 31.36
12 67 5.60 31.36
13 66 4.60 21.16
14 66 4.60 21.16
15 62 0.60 0.36
16 66 4.60 21.16
17 61 -0.40 0.16
18 57 -4.40 19.36
19 60 -1.40 1.96
20 65 3.60 12.96
Ʃ 1228 1166.60 408.80
Tertinggi = 68
Terendah = 55
n = 20
𝒙‾ = 1228
20
= 61.4
S² = 408.80
19
𝒙‾ =∑ 𝑿
𝒏
LAMPIRAN 16
Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku
Variabel Y (Kinerja)
No Y Y - Y‾ (Y - Y‾)²
1 65 2.70 7.29
2 56 -6.30 39.69
3 57 -5.30 28.09
4 59 -3.30 10.89
5 60 -2.30 5.29
6 69 6.70 44.89
7 56 -6.30 39.69
8 61 -1.30 1.69
9 60 -2.30 5.29
10 61 -1.30 1.69
11 67 4.70 22.09
12 54 -8.30 68.89
13 64 1.70 2.89
14 64 1.70 2.89
15 69 6.70 44.89
16 72 9.70 94.09
17 64 1.70 2.89
18 55 -7.30 53.29
19 68 5.70 32.49
20 65 2.70 7.29
Ʃ 1246 1183.70 516.20
Tertinggi = 72
Terendah = 54
n = 20
𝑥‾ = 1246
20
= 62.3
𝑺𝟐 =
∑(𝑿 − 𝑿)𝟐
𝒏 − 𝟏
𝒙‾ =∑ 𝑿
𝒏
LAMPIRAN 17
Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku
Variabel X dan Y
Y Ŷ Y - Ŷ ( Y - Ŷ)²
65 60.8816 4.11840 16.96118
56 59.69961 -3.69961 13.6871
57 59.10861 -2.10861 4.446239
59 59.10861 -0.10861 0.011796
60 62.6546 -2.65460 7.046895
69 66.20059 2.79941 7.836713
56 58.51761 -2.51761 6.338373
61 65.01859 -4.01859 16.14907
60 59.10861 0.89139 0.794575
61 59.10861 1.89139 3.577354
67 65.60959 1.39041 1.933243
54 65.60959 -11.60959 134.7826
64 65.01859 -1.01859 1.037528
64 65.01859 -1.01859 1.037528
69 62.6546 6.34540 40.26412
72 65.01859 6.98141 48.74007
64 62.0636 1.93640 3.749642
55 59.69961 -4.69961 22.08632
68 61.4726 6.52740 42.60691
65 64.42759 0.57241 0.32765
1246 1246 0.00000 373.4149
a = 26.01
b = 0.59
n = 20
Ŷ = 1246 S² = 373.4148728
20 19
Ŷ = 62.3 S² = 19.65341436 S = 4.43
Ŷ = ( Ʃ “ Ŷ “ )/n S2
= Ʃ (Y – Ŷ)2
n - 1
LAMPIRAN 18
Perhitungan Uji Koefisien Korelasi
untuk Pengujian Hipotesis
No X Y X² Y² XY
1 59 65 3481 4225 3835
2 57 56 3249 3136 3192
3 56 57 3136 3249 3192
4 56 59 3136 3481 3304
5 62 60 3844 3600 3720
6 68 69 4624 4761 4692
7 55 56 3025 3136 3080
8 66 61 4356 3721 4026
9 56 60 3136 3600 3360
10 56 61 3136 3721 3416
11 67 67 4489 4489 4489
12 67 54 4489 2916 3618
13 66 64 4356 4096 4224
14 66 64 4356 4096 4224
15 62 69 3844 4761 4278
16 66 72 4356 5184 4752
17 61 64 3721 4096 3904
18 57 55 3249 3025 3135
19 60 68 3600 4624 4080
20 65 65 4225 4225 4225
Ʃ 1228 1246 75808 78142 76746
n = 20 ƩY = 1246
ƩX = 1228 ƩX² = 75808
ƩXY = 76746
Pengujian uji koefisien korelasi untuk pengujian hipotesis menggunakan
rumus korelasi product moment dari Karl Pearson
rxy = 1534920 – 1530088
√ 8176 𝑥 10324
rxy = 4832
√ 84409024
𝑟𝑥𝑦 = 4823
9187.438381
= 0.526
Jadi diperoleh nilai rxy = 0.526. Untuk mengetahui kontribusi yang diberikan
variabel X terhadap Y maka dilakukan perhitungan koefisien determinasi sebagai
berikut :
Kd = ( rxy²) x 100%
= 0.2766 x 100%
= 28%
LAMPIRAN 19
Perhitungan Uji Koefisien Regresi
Diketahui persamaan estimasi
n = 20 ƩY² = 4752122
ƩX = 1228 ƩXY = 76746
ƩY = 1246 a = 26.01
ƩX² = 75808 b = 0.59
Kesalahan standar estimasi dari persamaan estimasi adalah
Se = √Ʃ𝑦2−𝑎Ʃ𝑦−𝑏Ʃ𝑥𝑦
𝑛−2
= 4752122 – 32411.85 – 45356.74
√ 18
= √ 259686.3
= 509.5943
Sb = Se
√Ʃ(𝒙𝟐) − (Ʃ𝒙)𝟐/𝒏
= 509.5943
√75808 − 75399.2
= 509.5943
√408.8
= 509.5943
20.2188
= 25.20398
Ŷ = 26.01 = 0.59 X
Nilai kritis pengujian dengan derajat kebebasan (dk= 20-2) dan taraf signifikasi
0.05. Maka pengujiannya adalah t (n-k;a/2)= (20-2;0.5:2)= t (18;0.025) diperoleh
2.101. untuk menentukan nilai t hitung, jadi nilai t hitung adalah :
t hitung = b-β = 0.59 = 0.023449
sb 25.20398
LAMPIRAN 20
Perhitungan Uji Hipotsis
Terhadap Koefisien Korelasi Dengan Uji Transformasi t
Setelah diketahui nilai korelasi, maka tahap selanjutnya adalah menguji
keindependenan atau uji satu pihak variabel X dan Y. dengan taraf nyata 0.05 dan
dk = n - 2 = 20 - 2 = 18, dari daftar distribusi untuk uji satu pihak t 0.95= 2.10.
= 052594 - √18
√ 1 − 0.27662
= 2.23136 = 2.624
0.85052
Dengan taraf nyata 0,05 dan dk=18, dari daftardistribusi untuk uji satu pihak t
0.95 = 2.10. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel ( 3.271 > 2.10), artinya
nilai t hitung berada diluar daerah penolakan H0 maka demikian H0 ditolak.
Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Mengajar Guru di MTs Pamulang (DITERIMA)
t hitung = 𝑟√𝑛−2
√1−𝑟²
LAMPIRAN 21
Tabel Nilai R Product Moment
Nilai r Product Moment, n = 20 α= 0.05 ( 0.444)
Karya guru center , Tutorial Uji Validitas Butir Instrument Penelitian, 2014, h.1
https://karyaguru.com/2014/01/18/tutorial-uji-validitas-butir-instrumen-penelitian/#prettyPhoto ,
diakses pada tanggal 23/07/2019, jam 08.00
LAMPIRAN 22
Tabel Kritis L untuk Uji Lilliefors
L Uji Lilliefors dengan n = 20, α = 0.05 (0. 190)
Syafdillah, Uji Lilliefors, 2012,h. 1,https://blogtutorialspss.blogspot.com/2012/08/uji-
liliefors.html, diakses pada tanggal 23/07/2019, jam 07.58
82
LAMPIRAN 27
BIODATA PENULIS
Mia Liawati, lahir di Lebak 08 mei 1997. Anak kedua dari
3 bersaudara yaitu: Mega Saidah dan Dadan Iskandar Firdaus,
Kedua Orang Tua yang bernama H. Masitoh dan H.Samlawi.
Alamat email penulis yaitu: [email protected].
Jenjang pendidikan yang telah ditempuh antara lain :
Madrasah Diniyah Matlaul Anwar, SDN 1 Parungsari, MTs
Uswatun Hasanah, SMA Islam Pembangunan, Yayasan
Pondok Pesantren Darul Amanah dan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. (Jurusan Manajemen Pendidikan , Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan). Selanjutnya Pengalaman organisasi
OSIS, Pramuka, Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) dan
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Moto hidup
saya adalah “Berusaha Dengan Sungguh-sungguh dan Berdo’a
, Pasti Bisa”.