40
PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL CEMPAKA RSUD WATES SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh: RIZKA KURNIAWATI 3211014 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016

PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA

PRASEKOLAH DI BANGSAL CEMPAKA RSUD WATES

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh:

RIZKA KURNIAWATI 3211014

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2016

Page 2: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

ii

Page 3: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

iii

Page 4: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

limpahan rahmad dan hidayah

dengan judul “Pengaruh Terapi Bermain

Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra

Wates”. Rangkaian penyusunan laporan penelitian ini merupakan salah satu syarat

yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) di STIKES

Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Dengan selesainya

rasa hormat serta penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu dan

terutama kepada Bapak/Ibu/Saudara yang

1. dr. Kuswanto Harjo, M.

Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha,

Ilmu Keperawatan

3. Yanita T.S, S.Kep., Ns.,

arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Atik Badi’ah, S.Pd.,

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

5. Kedua Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, do’a dan

semangat pada penulis selama penyusunan laporan usulan penelitian ini.

6. Teman - teman Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Jenderal A

memberikan semangat dan masukan yang sangat berharga.

7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu p

Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan

mendapat balasan kebaikan dari

berharap semoga skripsi

khasanah ilmiah pengetahuan. Ma

iv

KATA PENGANTAR

syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Terhadap Tingkat Kecemasan

Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah Di Bangsal Cempaka RSUD

”. Rangkaian penyusunan laporan penelitian ini merupakan salah satu syarat

yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) di STIKES

hmad Yani Yogyakarta.

engan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih dan

rasa hormat serta penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu dan

terutama kepada Bapak/Ibu/Saudara yang penulis hormati yaitu:

Kuswanto Harjo, M. Kes selaku Ketua STIKES Jenderal A

Tetra Saktika Adinugraha, S. Kep., Ns., KMB selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan

, S.Kep., Ns., M. Kep selaku Pembimbing I yang telah memberikan

arahan dan bimbingan kepada penulis.

S.Pd., S.Kp M.Kes selaku Pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

rang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, do’a dan

semangat pada penulis selama penyusunan laporan usulan penelitian ini.

teman Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta angkatan 20

memberikan semangat dan masukan yang sangat berharga.

Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu p

Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan dapat bermanfaat

mendapat balasan kebaikan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya penulis

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah

khasanah ilmiah pengetahuan. Masih banyak hal yang perlu dibenahi, oleh karena

Tuhan Yang Maha Esa atas

lis dapat menyelesaikan skripsi

rhadap Tingkat Kecemasan

sekolah Di Bangsal Cempaka RSUD

”. Rangkaian penyusunan laporan penelitian ini merupakan salah satu syarat

yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) di STIKES

ini, penulis menyampaikan terima kasih dan

rasa hormat serta penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu dan

selaku Ketua STIKES Jenderal Achmad Yani

selaku Ketua Program Studi

Pembimbing I yang telah memberikan

Pembimbing II yang telah

rang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, do’a dan

semangat pada penulis selama penyusunan laporan usulan penelitian ini.

teman Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu

hmad Yani Yogyakarta angkatan 2011 yang selalu

Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

dapat bermanfaat dan

Akhirnya penulis

ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah

sih banyak hal yang perlu dibenahi, oleh karena

Page 5: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

v

itu saran dan masukan yang bisa menjadi koreksi dan perbaikan sangat penulis

harapkan.

Yogyakarta, Agustus 2016

Penulis

Page 6: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................................... v KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii DAFTAR TABEL .................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi INTISARI ............................................................................................................. xii ABSTRACT ......................................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5 E. Keaslian Penelitian ................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8

A. Landasan Teori ....................................................................................... 8 1. Hospitalisasi ........................................................................................... 8 2. Anak Prasekolah .................................................................................. 15 3. Kecemasan ........................................................................................... 23 4. Terapi Bermain .................................................................................... 32 5. Pengukuran Kecemasan Akibat Hospitalisasi ..................................... 34 B. Kerangka teori ...................................................................................... 34 C. Kerangka konsep .................................................................................. 35 D. Hipotesis ............................................................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 36

A. Desain Penelitian ................................................................................. 36 B. Lokasi dan Waktu penelitian ............................................................... 36 C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 37 D. Variabel Penelitian ............................................................................... 39 E. Definisi Operasional ............................................................................ 41 F. Alat dan metode Pengumpulan Data .................................................... 42 G. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 43 H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 44 I. Etika Penelitian .................................................................................... 46 J. Jalannya penelitian ............................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 49

Page 7: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

vii

A. Hasil Penelitian………….……………………………………………49 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 49 2. Karakteristik responden .................................................................... 49 3. Gambaran Tingkat Kecemasan Anak ............................................... 51 B. Pembahasan .......................................................................................... 52 1. Karakteristik Responden………..……………...………….………52 2. Tingkat Kecemasan Sebelum diberikan Terapi Bermain..….…… 57 3. Tingkat Kecemasan Setelah diberikan Terapi Bermain..….............59 4. Pengaruh Terapi Bermain dengan Mewarnai...…………….……...62 C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 64

A. Kesimpulan .......................................................................................... 64 B. Saran .................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA JADWAL PENELITIAN

LAMPIRAN

Page 8: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori ............................................................................... 34

Gambar 2 Kerangka Konsep ........................................................................... 35

Page 9: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rancangan Penelitian .......................................................................... 36

Tabel 2 Definisi Operasional Variabel ............................................................. 41

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi Di Bangsal Cempaka RSUD Wates Kulon Progo ................................................................................................... 48

Tabel 4 Deskripsi Tingkat Kecemasan Sebelum dan Setelah Dilakukan Terapi Bermain Mewarnai Di Bangsal Cempaka RSUD Wates Kulon Progo ........................................................................................ 49

Tabel 5 Tabulasi Silang Karakteristik Dengan Tingkat Kecemasan Sebelum Dan Setelah Terapi Bermain Mewarnai ............................... 50

Tabel 6 Analisis Tingkat Kecemasan Sebelum Dan Setelah Terapi Bermain Mewarnai Deskripsi Tingkat Kecemasan Sebelum Dilakukan Terapi Bermain Mewarnai Di Bangsal Cempaka RSUD Wates Kulon Progo ................................................................. 51

Page 10: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3. Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4. Lembar Observasi Lampiran 5. Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi Bermain

Page 11: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

xi

PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP TINGKAT KECEMASANAKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA

PRASEKOLAH DI BANGSAL CEMPAKA RSUD WATES

Rizka Kurniawati1, Yanita Trisetyaningsih2, Atik Ba’diah3

INTISARI

Latar Belakang : Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan. Reaksi

kecemasan tersebut dapat ditunjukkan dengan cara seperti : menanggis, takut, aggressive,

selalu bertanya, kehilangan kendali, binggung, menolak untuk makan, dan menolak

tindakan invasif. Pelaksanaan perawatan bagi anak tidak lepas dari pemberian terapi

bermain sebagai upaya menurunkan kecemasan dan merangsang pertumbuhan serta

perkembangan anak selama menjalani perawatan di Rumah Sakit. Salah satu intervensi

yang dianjurkan adalah terapi bermain mewarnai.

Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi bermain mewarnai terhadap

tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di RSUD Wates.

Metode : Jenis penelitian adalah quasy eksperimen dengan rancangan “One group pre

test – Post test”. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 21 anak usia prasekolah

dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan dta dilakukan sebelum

dan sesudah terapi bermain menggunakan instrument HRS-A dan dianalisis dengan uji

Wilcoxon signed rank test.

Hasil : Analisa Wilcoxon signed rank test dengan nilai Z = -3,317 menunjukan

signifikansi p value =0.001 (p<0,05). Ini berarti ada pengaruh terapi bermain mewarnai

terhadap tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di ruang rawat

inap anak (Cempaka) RSUD Wates.

Kesimpulan : Terjadi penurunan tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah setelah di

berikan terapi bermain mewarnai.

Kata Kunci : Terapi bermain, kecemasan, usia prasekolah, hospitalisasi

1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta

2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta

3 Dosen Program Studi Ilmu Keperwatan Politeknik Kesehatan Yogyakarta

Page 12: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

xii

THE IMPACT OF COLORING PLAY THERAPHY TO THE ANXIETY LEVEL OF PRESCHOOL CHILDREN DUE TO HOSPITALIZATION IN

CHILDREN INPATIENT ROOM (CEMPAKA) AT WATES REGIONAL PUBLIC HOSPITAL

Rizka Kurniawati1, Yanita Trisetyaningsih2, Atik Ba’diah3

ABSTRACT

Background : Hospitalization causes anxiety to the children, which is shown by crying,

being afraid, behaving aggressively, becoming confused, and refusing the meals also

invasive action. Implementation of care for children can not be separated with the play

therapy as an attempt to decrease anxiety, enhance cooperative behavior, and stimulate

the growth and development of children during their hospitalization. One recommended

intervention is coloring play therapy.

Objective : Determine the influence of coloring play therapy on the level of anxiety in

preschool children due to hospitalization at Cempaka ward Wates Hospital.

Methods : This study is quassy experimental research design with a“One group pre test –

Post test”. Total sample in this study were 21 preschool children using purposive

sampling technique. Data collection was performed before and after the treatment using

the instrument to know the level of anxiety that knew as HRS-A and statistic test which

used is Wilcoxon signed rank test .

Result : The result of statistic analysis using Wilcoxon signed rank test show Z = -

3,317significant p value =0.001 (p<0,05) It means coloring play therapy has an influence

on the level of anxiety in preschool children due to hospitalization in children impatient

room (Cempaka) at Wates Regional Public Hospital

Conclusion : Coloring play therapy has an effect to decrease the level of anxiety in

preschool.

Keywords : Play Therapy, Anxiety, Preschool age, Hospitalization

1 Stundent of Nursing Study Program at STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta

2 Lecture of Nursing Science Study Program of STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta

3 Lecture of Nursing Science Study Program Politeknik Kesehatan Yogyakarta

Page 13: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia anak adalah dunia bermain, khususnya bagi anak yang berusia

dibawah lima tahun. Bermain bagi anak akan mengembangkan berbagai

kemampuan, seperti kemampuan motorik dimana anak cepat untuk bergerak,

berlari dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya. Anak merupakan individu

yang unik seperti halnya orang dewasa, anak–anak juga dapat sakit dengan resiko

yang lebih besar serta membutuhkan hospitalisasi untuk mendiagnosa dan

mengobati penyakitnya (Adriana, 2011). Pada masa ini, anak memerlukan kasih

sayang yang lebih dari orang tua dan lingkungannya, dan memerlukan stimulasi

untuk menimbulkan rasa aman dan percaya dirinya. Menurut Rahmawati dan

Murniasih (2007) hampir empat juta anak dalam satu tahun mengalami

hospitalisasi. Rata – rata anak mendapatkan perawatan selama enam hari dan

waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak–anak 20% - 45% lebih

banyak dari pada waktu untuk merawat orang dewasa.

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang mengharuskan anak untuk

tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan yang sampai

pemulangan kembali kerumah (Supartini, 2009). Hospitalisasi dapat menimbulkan

ketegangan, ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah

laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama di

rawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi

dengan lingkungan yang baru yang dianggap asing oleh anak di rumah sakit,

sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak

maupun orang tua dan keluarga. Anak dapat mengalami berbagai kejadian yang

menurut beberapa hasil penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang traumatik

dan penuh dengan kecemasan (Supartini, 2009).

Menurut Townsend (2009), kecemasan merupakan perasaan gelisah yang

tidak jelas, akan ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon otonom,

Page 14: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

2

sumbernya seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu, perasaan

takut terhadap sesuatu karena mengantisipasi bahaya. Menurut Supartini (2009)

lingkungan rumah sakit merupakan penyebab kecemasan bagi anak baik

lingkungan sosial seperti sesama pasien anak serta interaksi dan sikap petugas

kesehatan maupun lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan atau ruang

rawat, alat-alat rumah sakit, bau yang khas, pakaian putih petugas kesehatan.

Apabila anak mengalami kecemasan tinggi saat dirawat di rumah sakit maka besar

sekali anak akan mengalami gangguan somatik, psikomotor dan emosional (Laili,

2006). Selain itu, faktor penyebab kecemasan hospitalisasi pada anak antara lain

tingkat ketergantungan, takut terhadap cedera tubuh, berpisah dengan orang tua

atau keluarga, dan pembatasan aktivitas (Suwarsih, 2009).

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Listyorini (2012),

peneliti mendapatkan dari 31 anak, 23 anak (74%) yang mengalami kecemasan

akibat hospitaliasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Herliana (2011),

penelitian mendapatkan dari 38 anak, 30 anak (79%) yang mengalami kecemasan

akibat hospitalisasi. Dari data penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa

kecemasan akibat hospitalisasi banyak terjadi pada anak usia prasekolah, hal ini

juga dibuktikan dengan hampir empat juta anak dalam satu tahun mengalami

hospitalisasi. Rata - rata anak mendapatkan perawatan selama enam hari dan

waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak–anak 20% - 45% lebih

banyak daripada waktu untuk merawat orang dewasa (Rahmawati dan Murniasih,

2007). Anak usia prasekolah mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus

yang lebih matang daripada usia toodler. Sejalan dengan pertumbuhan dan

perkembangannya anak usia prasekolah sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif.

Permainan adalah suatu aspek yang paling penting dalam kehidupan seorang anak

dan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menghadapi dan

mengatasi stress. Menggambar atau mewarnai sebagai salah satu permainan yang

memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosional anak, termasuk

pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci. Menggambar atau mewarnai

sebagai salah satu permainan yang memberikan kesempatan anak untuk bebas

berekspresi dan sangat terapeutik. Anak dapat mengekspresikan perasaannya

Page 15: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

3

dengan cara menggambar, ini berarti menggambar atau mewarnai bagi anak

merupakan suatu cara untuk berkomunikasi tampa menggunakan kata-kata

(Suparto, 2008). Dengan menggambar atau mewarnai gambar juga dapat

memberikan rasa senang karena pada dasarnya anak usia prasekolah sudah sangat

aktif dan imajinatif selain itu anak masih dapat melanjutkan perkembangan

kemampuan motorik halus dengan menggambar meskipun masih menjalani

perawatan di rumah sakit.

Ada beberapa cara untuk mengatasi kecemasan akibat hospitalisasi

diantaranya : Melibatkan orangtua setiap tindakan yang akan dilakukan kepada

anak, modifikasi lingkungan rumah, peran dari petugas kesehatan rumah sakit,

terapi bermain (puzzle, game sederhana, musik, bermain peran, cerita (dongeng),

melihat buku-buku bergambar, menggambar dan mewarnai gambar). Dalam

penelitian ini peneliti mengambil terapi bermain sebagai salah satu cara untuk

menurunkan kecemasan akibat hospitalisasi dikarenakan terapi bermain berprinsip

untuk menimalkan stressor, mencegah perasaan kehilangan, menimalkan perasaan

takut dan nyeri terhadap perlukaan, serta memaksimalkan perawatan di rumah

sakit.

Terapi bermain adalah suatu terapi dengan menggunakan permainan yang

diberikan dan digunakan anak untuk menghadapi ketakutan dan kecemasan,

mengenal lingkungan asing, belajar mengenal perawatan dan prosedur tindakan

keperawatan serta staff rumah sakit yang ada (Wong, 2009). Terapi bermain

mempunyai manfaat untuk anak yang dirawat dirumah sakit sebagai fasilitas

penguasaan situasi yang tidak familiar, membantu anak untuk mengurangi stress

terhadap perpisahan, memberi kesempatan bagi anak untuk mempelajari bagian –

bagian tubuh dan fungsinya serta penyakitnya sendiri, memperbaiki pemahaman

yang salah tentang tujuan penggunaan peralatan dan prosedur medis serta

memberi peralihan dan relaksasi (Wong, 2004). Hal ini telah dibuktikan oleh

penelitian yang dilakukan oleh Listyorini (2006) dengan hasil ada perbedaan

penerimaan sebelum dan sesudah perlakuan. Jadi, ada pengaruh terapi bermain

terhadap kemampuan sosialisasi anak selama menjalani perawatan di IRNA

Page 16: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

4

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Selain itu, Herliana (2001) menyebutkan anak

menjadi kooperatif setelah diberi terapi bermain selama 3 kali dalam 3 hari. Hal

yang hampir sama diperoleh Widyasari (2004) yang mengatakan ada pengaruh

terapi bermain terhadap penerimaan tindakan invasif pada anak prasekolah di

IRNA RSUD Ngudi Waluyo ,Wlingi, Blitar.

Menurut Wong (2009) bentuk permainan yang sesuai dengan anak usia

prasekolah antara lain : bermain menyusun puzzle, bermain game sederhana,

bermain musik, bermain peran, mendengarkan cerita (dongeng), melihat buku-

buku bergambar, menggambar dan mewarnai gambar.

Berdasarkan penelusuran literatur dan hasil dari studi pendahuluan yang

dilakukan peneliti pada tanggal 14 Maret 2015 di Bangsal Cempaka RSUD Wates

melalui observasi pada 4 pasien anak usia 3-5 tahun didapatkan hasil bahwa 4

pasien menolak dilakukannya tindakan keperawatan seperti seperti saat diinjeksi,

dipasang termometer, saat perawat datang dengan membawa obat, dan saat

diambil darah untuk dicek laboratorim beberapa anak menunjukan respon seperti

menangis, meronta-ronta, memeluk ibu, mengajak pulang, dan berteriak.

Sedangkan dari hasil wawancara, perawat di Bangsal Cempaka RSUD Wates

mengatakan 85% dari 100% anak-anak mengalami kecemasan terhadap tindakan

keperawatan yang diberikan dan perawat lebih banyak bekerjasama dengan

orangtua atau penunggu pasien saat melakukan tindakan keperawatan seperti

mengalihkan perhatian anak atau mengajak anak bermain saat akan dilakukan

tindakan keperawatan agar anak lebih tenang dan tidak cemas.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah yang telah disusun, maka peneliti

menentukan masalah sebagai berikut : “Adakah pengaruh terapi bermain

mewarnai terhadap tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia pra

sekolah di RSUD Wates?”.

Page 17: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Teridentifikasi pengaruh terapi bermain mewarnai terhadap tingkat kecemasan

akibat hospitalisasi pada anak usiapra sekolah di RSUD. Wates.

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasi tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah sebelum

diberikan terapi bermain mewarnai di bangsal Cempaka RSUD Wates.

b. Teridentifikasi tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah sesudah

diberikan terapi bermain mewarnai di bangsal Cempaka RSUD Wates.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat terhadap berbagai aspek, yaitu :

1. Bagi Ilmu Keperawatan Anak.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur di keperawatan anak dan menjadi

tambahan informasi tentang pengaruh terapi bermain mewarnai terhadap

tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah selama menjalani perawatan di

rumah sakit.

2. Bagi Kepala Bangsal Cempaka dan Kepala Bidang Keperawatan RSUD

Wates.

Hasil penelitian ini merekomndasi bagi institusi untuk mengembangkan

program terapi bermain di ruang perawatan anak dan meningkatkan fasilitas

bermain sesuai perkembangan dan kemmapuan anak selama perawatan.

3. Perawat Bangsal Cempaka RSUD Wates

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif terapi bermain

untuk menurunkan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah

dan memberikan pengatuhuan bahwa terapi bermain mewarnai perlu

dilaksankan untuk mendukung proses penyembuhan serta menyediakan

ruangan khusus bermain bagi anak yang dirawat di bangsal Cempaka RSUD

Wates.

Page 18: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

6

4. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan,

keterampilan ataupun kualitas dalam praktik bagi peneliti mengenai hal – hal

yang berkaitan dengan pengaruh terapi bermain mewarnai tehadap tingkat

kecemsan pada anak usia prasekolah yang menjalani hospitalisasi.

E. Keaslian Penelitian

1. Listyorini (2006) mengenai “Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kemampuan

Sosialisasi Anak Menjalani Perawatan IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”.

Penelitian tersebut merupakan penelitian eksperimen analitik kuantitatif

dengan rancangan pre post dan post testgroup design dan jumlah sampel

adalah 23 anak. Instrument yang digunakan menggunakan lembar observasi

sosialisasi sedangkan analisis data menggunakan uji t (t-test). Berdasarkan

pengujian statistik yang dilakukan didapatkan hasil p<0,05 dengan tingkat

kepercayaan 95% atau alpha 0,05 yang artinya ada perbedaan penerimaan

sebelum dan sesudah perlakuan, jadi ada pengaruh terapi bermain terhadap

kemampuan sosialisasi anak selama menjalani perawatan di IRNA RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel yang

diteliti yaitu tingkat kecemasan pada anak pra sekolah di Bangsal Cempaka

RSUD Wates, teknik bermain yang digunakan yaitu dengan bermain

mewarnai, dan analisis data yang digunakan yakni Wilcoxon Signed Rank

Test. Persamaannya terletak pada rancangan penelitian yaitu pre post dan post

test group design.

2. Herliana (2011) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi

Bermain Terhadap Tingkat Kooperatif Selama Menjalani Perawatan. Metode

yang digunakan adalah quasi eksperimen analitik kuantitatif dengan rancangan

pre post dan post test group desaignwithout control. Penelitian tersebut

menggunakan alat pengumpulan data berupa pedoman observasi tingkat

kooperatif dengan subjek penelitian terhadap 30 anak. Analisa yang digunakan

adalah dengan cara uji t (t-test) yaitu membandingkan rerata dari hasil

observasi pada test awal dan test akhir. Hasil penelitian yang didapat

Page 19: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

7

menggambarkan bahwa ada pengaruh yang sangat bermakna dari pemberian

terapi bermain terhadap peningkatan perilaku kooperatif anak pada prasekolah

di IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (significansi 0,000). Perbedaan pada

penelitian ini adalah variabel yang diteliti yaitu tingkat kecemasan pada anak

pra sekolah di Bangsal Cempaka RSUD Wates dan teknik bermain yang

digunakan adalah dengan bermain mewarnai, sedangkan persamaan penelitian

ini adalah sama-sama menggunakan penelitian quasi eksperimen analitik

kuantitatif dengan rancangan pre post dan post test group desaign.

3. Widyasari (2014) mengenai “Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Penerimaan

Tindakan Invasif pada Anak Pra Sekolah di IRNA RSUD Ngudi Waluyo,

Wlingi, Blitar”. Penelitian tersebut menggunakan rancangan One Group

Pretest – Postest Design, yang merupakan salah satu desain pra

eksperimental. Sampel ditentukan dengan accidental sampling dan didapatkan

sebanyak 19 responden. Penelitian tersebut menggunakan alat pengumpulan

data berupa pedoman observasi penerimaan tindakan invasif pada anak yang

dibuat oleh peneliti sendiri. Analisis data yang digunakan adalah Wilcoxon

signed rank test dengan bantuan komputer dengan tingkat kemaknaan p:0,05.

Dari hasil penelitian didapatkan hasil P : 0,00<0,05 yang artinya ada pengaruh

terapi bermain terhadap penerimaan tindakan invasif pada anak prasekolah di

IRNA RSUD Ngudi Waluyo ,Wlingi, Blitar. Perbedaan terletak pada variabel

yang diteliti yaitu tingkat kecemasan pada anak prasekolah di Bangsal

Cempaka RSUD Wates, teknik bermain yang digunakan yakni dengan

bermain mewarnai, pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara non

probability sampling dengan teknik total sampling. Sedangkan persamaan

dengan penelitian tersebut adalah sama-sama menggunakan terapi bermain di

dalam ruangan dan anak usia prasekolah sebagai responden atau subyek

penelitian serta analisis data yang digunakan yakni Wilcoxon signed rank test.

Page 20: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang anak (Cempaka) RSUD Wates

Kulon Progo, lokasi di dusun Beji Kecamatan Wates, tepatnya di Jalan

Tentara Pelajar Km 1 No.5 Wates Kulon Progo. Rumah Sakit Umum

Daerah Wates berdiri tahun 1994. Di ruang anak (Cempaka) terdapat 3

kelas perawatan, yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 dengan jumlah bed

ada 16 dan pasien anak di rawat di ruangan tersebut rata –rata berumur

3-5 tahun.

Anak usia pra sekolah yang di rawat di ruang Cempaka

menunjukan adanya respon kecemasan. Di antaranya seperti

menunjukan respon menangis, diam, memeluk ibunya, mengajak

pulang, dan tidak kooperatif saat dokter atau perawat memberikan

tindakan. Perawat anak disini lebih banyak bekerjasama dengan

penunggu atau orang tua pasien dalam melakukan intervensi

keperawatan kepada anak. Di ruang ini juga tidak ada program terapi

bermain, khususnya yang di lakukan perawat. Hal ini disebabkan

karena tidak adanya fasilitas yang menunjang. Selain itu, perawat

disini menganggap anak – anak yang dirawat sudah cukup terhibur

dengan bermain sendiri bersama orang tua dengan mainan yang

dibawa dari rumah.

2. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 21 anak sesuai dengan

kriteria yang peneliti tetapkan. Berdasarkan catatan pasien selama

penelitian ini yang dirawat di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates

Page 21: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

50

Kulon Progo, karakteristik anak yang menjadi subyek penelitian dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Anak Usia Pra Sekolah Akibat Hospitalisasi Di Bangsal Cempaka RSUD Wates Kulon Progo

Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%) 1. Jenis Kelamin

Laki – laki Perempuan

8

13

38.1 61.9

2. Umur Anak 3-4 tahun 4- 5 tahun 5 tahun

9 9 3

42.9 42.9 14.3

3. Rawat Ke Pertama Kedua

13

8

61.9 38.1

4. Lama Rawat 2hari 3hari 4 hari 5hari

6

10 4 1

28.6 47.6 19.0 4.8

5. Diagnosa Medis GEA (Gastroenteritis) Febris Kejang Demam Asma DBD

9 6 1 3 2

42.9 28.6 4.8

14.3 9.5

Total 21 100

Sumber : Data Primer (2016)

Bedasarkan tabel 3 distribusi responden sebagian besar berjenis

kelamin perempuan yaitu 13 anak (38.1%), umur 3 - 4 tahun sebanyak

9 anak (42.9%), dengan riwayat rawat inap dirumah sakit untuk yang

pertama kali sebanyak 13 anak (61.9%), sedangkan lama rawat 3 hari

sebanyak 10 anak (47.6%) dan dengan diagnosa medis menderita GEA

(Gastroenteritis) sebanyak 9 anak (42.9%).

Page 22: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

51

3. Gambaran Tingkat Kecemasan Anak

Tabel 4 Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi

Bermain Mewarnai Di Bangsal Cempaka RSUD Wates Tingkat Kecemasan

No Kategori Kecemasan

Sebelum Sesudah F % F %

1. Ringan 2 9,5 3 14,3 2. Sedang 2 9,5 11 52,4 3. Berat 17 81 7 33,3

Total 21 100 21 100,0

Sumber : Data Primer (2016)

Bedasarkan tabel 4 deskripsi responden sebelum dilakukan terapi

bermain mengalami tingkat kecemasan berat sebanyak 17 anak (81%)

sedangkan setelah dilakukan terapi bermain kecemasan anak menjadi

kecemasan sedang sebanyak 11 anak (52.4%).

Page 23: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

52

Tabel 5

Tabulasi Silang Karakteristik Responden Dengan Tingkat Kecemasan Sebelum Dan Setelah Terapi Mewarnai Di Bangsal Cempaka RSUD Wates

Karakteristik

Responden

Tingkat Kecemasan

Sebelum Intervensi

Total

Pre

Tingkat Kecemasan

Setelah Intervensi

Total

Post

Ringan Sedang Berat Ringan Sedang Berat

F (%) F (%) F (%) F (%) F (%) F (%) F (%) F (%)

1. Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

2 9.5

0 0

0 0

2 9.5

6 28.6

11 52.4

8 38.1

1361.9

2 9.5

1 4.8

5 23.8

6 28.6

1 4.8

6 28.6

8 38.1

1361.9

Total 2 9.5 2 9.5 17 81 21 100 3 14.3 11 52.4 7 33.3 21 100

2. Umur Anak

3 - 4 tahun

4 - 5 tahun

5 tahun

0 0

2 9.5

0 0

0 0

1 4.8

1 4.8

9 42.9

6 28.6

2 9.5

9 42.9

9 42.9

3 14.3

0 0

2 9.5

1 4.8

6 28.6

3 14.3

2 9.5

3 14.3

4 19

0 0

9 42.9

9 42.9

3 14.3

Total 2 9.5 2 9.5 17 81 21 100 3 14.3 11 52.4 7 33.3 21 100

3. Rawat Ke

Pertama

Kedua

0 0

2 9.5

1 4.8

1 4.8

12 57.1

5 23.8

13 61.9

8 38.1

0 0

3 14.3

8 38.1

3 14.3

5 23.8

2 9.5

13 61.9

8 38.1

Total 2 9.5 2 9.5 17 81 21 100 3 14.3 11 52.4 7 33.3 21 100

4. Lama Rawat

2 hari

3 hari

4 hari

5 hari

0 0

2 9.5

0 0

0 0

1 4.8

1 4.8

0 0

0 0

5 23.8

7 33.3

4 19

1 4.8

6 28.6

10 47.6

4 19

1 4.8

1 4.8

2 9.5

0 0

0 0

5 23.8

3 14.3

3 14.3

0 0

0 0

5 23.8

1 4.8

1 4.8

6 28.6

10 47.6

4 19

1 4.8

Total 2 9.5 2 9.5 17 81 21 100 3 14.3 11 52.4 7 33.3 21 100

5. Diagnosa

GEA

Febris

Kejang demam

Asma

DBD

1 4.8

1 4.8

0 0

0 0

0 0

1 4.8

0 0

0 0

1 4.8

0 0

7 33.3

5 23.8

1 4.8

2 9.5

2 9.5

9 42.9

6 28.6

1 4.8

3 14.3

2 9.5

2 9.5

1 4.8

0 0

0 0

0 0

3 14.3

4 19

1 4.8

2 9.5

1 4.8

4 19

1 4.8

0 0

1 4.8

1 4.8

9 42.9

6 28.6

1 4.8

3 14.3

2 9.5

Total 2 9.5 2 9.5 17 81 21 100 3 14.3 11 52.4 7 33.3 21 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan pada tabel 5 tentang tabulasi silang karakteristik

responden sebagian responden jenis kelamin perempuan sebanyak 13 anak

Page 24: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

53

(38.1%), sebelum intervensi kecemasan sedang sebanyak 2 anak (9.5%),

dan kecemasan berat sebanyak 11 anak (52.4%), setelah intervensi

kecemasan ringan sebanyak 1 anak (4.8%), kecemasan sedang sebanyak 6

anak (28.6%), dan kecemasan berat sebanyak 6 anak (28.6%), umur 3 - 4

tahun sebanyak 9 anak (42.9%), sebelum intervensi kecemasan berat

sebanyak 9 anak (42.9%), setelah intervensi kecemasan ringan sebanyak 1

anak (4.8%), kecemasan sedang sebanyak 6 anak (28.6%), dan kecemasan

berat sebanyak 3 anak (14.3%), dengan riwayat rawat inap dirumah sakit

untuk yang pertama kali sebanyak 13 anak (61.9%), sebelum intervensi

kecemasan sedang sebanyak 1 anak (4.8%), dan kecemasan berat sebanyak

12 anak (57.1%), setelah intervensi kecemasan sedang sebanyak 8 anak

(38.1%), dan kecemasan berat sebanyak 5 anak (23.8%), sedangkan lama

rawat 3hari sebanyak 10 anak (47.6%) sebelum intervensi kecemasan

sedang sebanyak 1 anak (4.8%), dan kecemasan berat sebanyak 7 anak

(33.3%), setelah intervensi kecemasan ringan sebanyak 2 anak (9.5%),

kecemasan sedang sebanyak 3 anak (14.3%), dan kecemasan berat

sebanyak 5 anak (23.8%), dan dengan diagnosa medis menderita GEA

sebanyak 9 anak (42.9%), sebelum intervensi kecemasan ringan sebanyak

1 anak (4.8%), kecemasan sedang sebanyak 1 anak (4.8%), dan kecemasan

berat sebanyak 7 anak (33.3%), setelah intervensi kecemasan ringan

sebanyak 2 anak (9.5%), kecemasan sedang sebanyak 3 anak (14.3%), dan

kecemasan berat sebanyak 4 anak (19%),.

a. Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Terhadap Tingkat Kecemasan

Berikut ini adalah tabel hasil uji hipotesis dengan menggunakan

Wilcoxon Signed Rank Test terhadap tingkat kecemasan sebelum dan

setelah diberikan terapi bermain mewarnai sebagai berikut :

Page 25: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

54

Tabel 6

Analisis Tingkat Kecemasan Sebelum dan Setelah Terapi Bermain Mewarnai pada Anak Usia Prasekolah di Bangsal Cempaka RSUD

Wates Test Statistic Z A. Sig. (2-t)

Kecemasan (sebelum)-Kecemasan

(sesudah)

-

3,317b

,001

Sumber : (Data Primer 2016)

Bedasarkan tabel 6 dapat dijabarkan bahwa nilai Z = -

3,317, sedangkan nilai p value =0.001<0,05 maka H1 diterima yang

berarti ada pengaruh terapi bermain mewarnai terhadap tingkat

kecemasan pada anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di ruang

rawat inap anak (Cempaka) RSUD Wates.

B. Pembahasan Penelitian

1. Tingkat Kecemasan Sebelum diberikan Terapi Bermain

Mewarnai

Kecemasan yang terjadi pada anak yang menjalai hospitalisasi

sebenarnya adalah normal, seperti yang diungkapkan Miller (2012)

bahwa kecemasan itu sebagai reaksi yang normal terhadap situasi yang

penuh stress dan berada dalam situasi yang baru. Dilihat pada tabel 4

dapat dijabarkan bahwa dari 21 anak usia prasekolah menjadi subjek

penelitian, sebelum diberikan terapi bermain mewarnai oleh peneliti

sebanyak 17 anak (81%) menunjukan kecemasan berat dilihat dari

kategorinya mayoritas anak memiliki tingkat kecemasan yang cukup

tinggi sebelum diberikan terapi bermain mewarnai. Hal serupa juga

ditemui pada peneltian Solikhah (2011) yaitu tingkat kecemasan anak

usia pra sekolah sebelum diberikan intervensi terapi bermain

mengalami kecemasan dengan kategori tingkat kecemasan sedang.

Page 26: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

55

Banyaknya anak usia pra sekolah di ruang Cempaka RSUD Wates

yang dijadikan responden sebanyak 17 anak (81%) mengalami

kecemaan berat yang disebabkan karena beberapa hal, antara lain :

a. Anak mengalami trauma pada tindakan keperawatan seperti halnya

pemasangan jarum infus, pemberian obat melalui suntikan dan

pengambilan sampel darah. Tindakan keperawatan yang seperti itu

merupakan tindakan yang menyebabkan perlukaan pada

anak,menebabkan rasa nyeri dan rasa sakit pada anak. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan Supartini (2009) kecemasan meningkat

ketika anak kehilangan kendali akibat adanya kelemahan fisik,

rasa nyeri dan perasaan takut akan mati. Sedangkan reaksi karena

luka pada tubuh dan rasa sakit, anak biasanya mengungkapkan

secara verbal apa yang dirasakannya karena anak sudah mampu

mengkomunikasikan rasa nyeri yang mereka alami dan mampu

menunjukan lokasinya.

b. Anak yang dirawat yaitu (61.9%) sebanyak 13 anak baru pertama

kali dirawat dirumah sakit. Dan di antara dari mereka mengalami

kecemasan yang cenderung lebih tinggi atau berat dibandingkan

dengan anak yang sebelumnya sudah pernah menjalani perawat di

rumah sakit. Kecemasan yang dialami disini juga disebabkan

karena memang anak sebelumnya tidak diorientasikan terlebih

dahulu dengan lingkungan yang mereka anggap asing atau rumah

sakit dan tidak diperkenalkan dengan orang – orang ang berada di

umah sakit sehingga hal ini dapat meningkatkan kecemasan pada

anak. Sesuai dengan pernyataan Supartini (2009) bahwa

pengalaman sebelumnya dan lingkungan asing merupakan

penyebab kecemasan anak baik lingkungan fisik rumah sakit

seperti bangunan atau ruang rawat, alat – alat rumah sakit, bau

yang khas, pakaian putih petugas kesehatan maupun lingkungan

sosial seperti sesama pasien anak maupun interaksi dan sikap

petugas kesehatan itu sendiri.

Page 27: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

56

c. Pembatasan aktivitas turut berpengaruh terhadap tingkat

kecemasan anak ketika dihospitalisasi. Disini anak kebanyakan

menghaiskan waktu aktivitasnya ditempat tidur sehingga

kecemasan yang mereka alami juga meningkat. Sesuai pernyataan

Wong (2005) bahwa ketrebatasan fisik dan hospitalisasi

merupakan stressor yang besar bagi anak. Jika anak dirawat di

rumah sakit, anak akan mudah mengalami krisis karena anak stress

akibat perubahan baik pada status kesehatanya maupun

lingkungannya dalam kebiasaan sehari – hari dan anak mempunyai

sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi

masalah maupun kejadian – kejadian yang bersikap menekan.

Bedasarkan penelitian yang dilakukan, peran aktif keluarga masih

kurang dalam upaya menurunkan kecemasan anak selama

menjalani perawatan. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu

keluarga menunggui anak di rumah sakit, sebab harus saling

bergantian dengan anggota keluarga yang lain, sehingga akan

menimbulkan rasa protes pada anak karena perhatian yang

didapatkan masih dirasanya kurang. Selain itu orang tua cenderung

lebih banyak bekerja sama dengan perawat dalam hal

pelaksanaanprosedur tindakan keperawatan maupun pemenuhan

kebutuhan anak. Supartini (2009) berpendapat bahwa sistem

pendukung yang tersedia misalnya peran aktif orang tua akan

membantu anak dalam melepaskan tekanan akibat penyakit yang

dideritanya.

Hasil dari observasi yang dilakukan oleh peneliti dan

perawat pada saat perawat masuk ke dalam ruangan dan mendekati

anak, reaksi yang selalu muncul dari anak yaitu ekspresi wajah

anak yang tegang, memegangi atau mendekati orang tua atau

saudaranya bahkan ada juga beberapa anak yang langsung mejerit

dan menangis meminta pulang ke rumah. Sedangkan pada saat

perawat melakukan pemeriksaan, melakukan tindakan yang

Page 28: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

57

menyakitkan (menyuntik, mengambil darah, memasang infus)

reaksi yang paling sering muncul pada anak yaitu ekspresi wajah

tegang dan pucat, anak menangis, memegang erat atau memanggil

– manggil jika orang tuanya atau keluarga yang menunggunya dan

meronta – ronta serta gemetaran. Sementara saat perawat memberi

makan, obat dan mengajak bercakap – cakap reaksi yang muncul

adalah anak cenderung diam dan tidak kooperatif, selain itu

beberapa anak juga nampak bersembunyi denan otot dan raut

wajah yang terlihat tegang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Jovan (2007) bahwa pada masa pra sekolah usia 3 – 5 tahun reksi

anak terhadap hospitalisasi adalah menanggis perlahan, takut,

reaksi agresif, marah, berontak, bekerja sama dengan perawat.

2. Tingkat Kecemasan Setelah diberikan Terapi Bermain Mewarnai

Terapi bermain menurut Wong (2009) adalah suatu terapi dengan

menggunakan permainan yang diberikan dan digunakan anak untuk

menghadapi ketakutan dan kecemasan, mengenal lingkungan asing,

belajar mengenal perawat dan prosedur tindakan keperawatan serta

staff rumah sakit yang ada. Bedasarkan tabel 4 setelah anak diberikan

terapi bermain mewaranai terjadi penurunan tingkat kecemasan dimana

dari 21 anak yang diobservasi, tingkat kecemasan sedang menjadi 11

anak (52.4%) dari total seluruh anak yang diberikan terapi bermain

mewarnai. Melihat hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

setelah dilakukan terapi bermain mewarnai tingkat kecemasan anak

mengalami penurunan baik jumlah maupun kategorinya. Terapi

bermain yang dilakukan peneliti merupakan kegiatan yang

menyenangkan bagi anak sehingga tercipta suasana akrab dan persaan

bahagia. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Solikhah (2011) yang

membuktikan bahwa tingkat kecemasan anak usia prasekolah setelah

diberi inrevensi terapi bermain mengalami penurunan tingkat

kecemasan sedang menjadi ringan.

Page 29: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

58

Dengan diberikan terapi bermain mewarnai akan mampu

menurunkan tingkat kecemasan pada anak karena ketakutan anak

menjadi berkurang, anak menjadi lebih akrab dengan perawat dan

lebih familiar dengan lingkungan rumah sakit serta anak tidak akan

merasa jenuh karena waktu mereka diisi dengan kegiatan mewarnai.

Hal tersebut mendukung pernyataan Wong (2009) bahwa bermain

memang sangat efektif dan berfungsi untuk memfamiliarkan

lingkungan rumah sakit.

Mewarnai memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan

terapi yang lainnya, karena mewarnai dapat memberikan kesenangan

kepada anak, secara naluri anak usia pra sekolah memiliki kesenangn

dalam mendengarkan cerita. Selain terapi mewarnai sangat efektif

diberikan kepada anak yang memiliki keterbatasan energi untuk

bermain (Wong, 2009). Mewarnai dapat menciptakan ekspresi sebagai

pengungkapan perasaan diri dari seorang anak,melalui gambar yang

dibuat dapat terlihat apa yang sedang dirasakan oleh anak usia pra

sekolah apakah itu perasaan cemas,gembira, atau bahkan sedih.

Menggambar merupakan ekspresi segala sasuatu yang muncul dalam

kesadaran anak pada saat itu.

Peranan orang tua dalam pelaksanaan terapi bermain sangat besar.

Dari 21 anak yang diobservasi,orang tua ikut dalam permainan dengan

cara mendampingi serta menghibur anak dalam mewarnai yang dapat

diajarkan pada anak pra sekolah seperti jarum suntik,stetoskop , dan

termometer.Dalam hal ini berpengaruh pada penurunan tingkat

kecemasan anak.Sesuai dengan pernyataan Supartini (2009) bahwa

sistem pendukung yang tersedia misalnya peran aktif orang tua akan

membantu anak dalam melepaskan tekanan akibat penyakit yang

dideritanya.Pada penelitian sebelumnya sudah dijelaskan oleh Widodo

(2012) yaitu peran keluarga dan lingkungan sangat berpengaruh dalam

mempercepat proses penumbuhan dan terapi tindakan.

Page 30: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

59

Setelah diberikan terapi bermain mewarnai kepada anak,pada saat

perawat masuk ke ruangan mendekati anak,tidak ada lagi respon

seperti ekspresi wajah tegang,memegangi atau mendekati oarng tua

atau saudaranya. Sedangkan pada saat perawat melakukan

pemeriksaan, melakukan tindakan menyakitkan (menyuntik,

mengambil darah, memasang infus) ekspresi wajah tegang, anak

meringis bahkan sampai menangis, memegang erat orang tuanya

menjadi jarang muncul pada anak. Sementara saat perawat mmberikan

obat dan mengajak bercakap – cakap, anak menjadi kooperatif dan

tidak lagi diam, bahkan beberapa anak mengajak untuk lebih lama lagi

bercakap – cakap. Dengan adanya terapi bermain reaksi kecemasan

yang muncul kepada anak dapat berkurang dan meminilmalkan efek

hospitalisasi. Hal tersebut mendukung penelitian yang dilakukan leh

Kiche anak Almeida (2007) tentang “Therapeutic Toy Strategy For

Pain Managent an Relief During Dressing Change In Children”.

3. Pengaruh Terapi Bermain dengan Mewarnai Terhadap Tingkat

Kecemasan Anak Usia Prasekolah

Bedasarkan tabel 7 tentang analisis tingkat kecemasan sebelum dan

setelah terapi bermain mewarnai pada anak usia prasekolah di bangsal

Cempaka RSUD Wates dapat dijabarkan bahwa nilai Z = -3,317,

sedangkan nilai p value = 0.001. dengan nilai p value = 0.001<0,05

maka H1 diterima yang berarti ada pengaruh terapi bermain mewarnai

terhadap tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah akibat

hospitalisasi di ruang rawat inap anak (Cempaka) RSUD Wates.

Supartini (2009) mengatakan bahwa intervensi yang penting

dilakukan perawat terhadap anak dan berprinsip untuk meminimalkan

stressor, mencegah perasaan kehilangan, meminimalkan perasaan rasa

takut dan nyeri terhadap perlukaan, serta memaksimalkan perawatan di

rumah sakit melalui terapi bermain. Dalam penelitian ini, peneliti

mencoba menggunakan terapi bermain dengan mewarnai untuk

Page 31: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

60

menurunkan tingkat kecemasan anak usia pra sekolah yang

dihospitalisasi.

Adanya pengaruh terapi bermain mewarnai terhadap penurunan

tingkat kecemasan anak usia pra sekolah di ruang rawat inap anak

Cempaka RSUD Wates yang ditunjukan dari hasil uji hipotesis

menggunakan analisis uji statistik Nonparametric Wilcoxon Signed

Rank Test yaitu adanya pengaruh yang signifikan.

Setelah diberikan terapi bermain mewarnai anak menjadi lebih

terbuka dan mau berkomunikasi dengan petugas kesehatan, artinya

anak mau diajak berbicara dengan perawat setelah diberikan terapi

bermain. Perilaku tersebut ditunjukkan ketika perawat mengajak

berbicara dengan anak, anak merespon perawat dan tidak lagi diam.

Hal ini terjadi karena melalui mewarnai anak akan menjadi lebih akrab

dengan petugas kesehatan hal ini dikarenakan penurunan tingkat

kecemasan anak. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan

Lisyorini (2006) bahwa terapi bermain ternyata memberikan pengaruh

terhadap kemampuan sosialisasi anak, dimana akan meningkat setelah

diberikan terpi bermain.

Dalam penelitian ini penurunan tingkat kecemasan membuat anak

menjadi kooperatif setelah diberikan terapi bermain, hal ini dibuktikan

dengan mereka yang ingin makan dan minum obat.perilaku tersebut

dilihat melalui lemar observasiyaitu reaksi yang muncul ketika perawat

memberikan tindakan keperawatan anak tidak lagi menolak dan lebih

bisa terbuka dengan perawat. Hal ini mendukung penelitian yang

dilakukan Herliana (2011) dengan judul Pengaruh Terapi Bermain

Terhadap Tingkat Kooperatif Selama Menjalani Perawatan pada Anak

Usia Prasekolah di Irna II (bangsal perawatan anak) RSUP DR.

Sardjito Yogyakarta yakni menunjukan adanya pengaruh yang

bermakna dari pemberian terapi bermain terhadap peningkatan

perilaku kooperatif anak pra sekolah di IRNA RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta.

Page 32: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

61

Setelah dilakukan terapi bermain anak lebih menerima tindakan

keperawatan yang diberikan oleh perawat ditunjukan dari reaksi anak

yang tidak lagi meronta – ronta, mennagis, dan tidak lagimenakiti

perawat saat dilakukan tindakan keperawatan. Hal tersebut mendkung

penelitian yang dilakukan Widyasari (2014) yang menyimpulkan ada

pengaruh terapi bermain terhadap penerimaan tindakan invasif pada

anak pra sekolah di IRNA RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, Blitar.

Bedasarkan tabel 3 sebagian responden berjenis kelamin

perempuan yaitu 11 anak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Perry dan

Potter (2007) bahwa perbedaan laki – laki dan perempuan yaitu laki –

laki lebih bisa aktif dan eksploratif dalam tingkah lakunya sedangkan

perempun lebih sensitive an banyak mengunakan perasaan. Selain itu

perempuan lebih banyak dipengaruhi oleh tekanan – tekanan dari

lingkungan Stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan

disebut stressor. Stressor menunjukan suatu kebutuhan yang tidak

terpenuhi dan kebutuhan tersebut bisa saja kebutuhan fisiologis,

psikologis, sosial, lingkungan, perkembangan, spritual, atau kebutuhan

kultural. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Widysari

(2014) dimana karakteristik responden mayoritas adalah perempun yitu

sebanyak 12 anak (63,2%) dan Listyorini (2006) memiliki karakteristik

responden yang mayoritas adalah perempuan sebanyak 14 anak

(60,9%).

Bedasarkan tabel 3 diketahui bahwa karaktersitik responden

mayoritas berumur 3-4 tahun sebanyak 9 anak. Santrock (2011)

mengatakan bahwa anak usia prasekolah mengalami tahap inisiatif

sesuai teori psikososial Erikson dimana anak memasuki dunia osial

yang lebih luas, mereka lebih banyak menghadapi tantangan daripada

ketika mereka bayi dan mulai belajar mencari pengalaman baru secara

aktif dalam melakukan aktivitasnya yang bertujuan menghadapi

tantangan lingkungan tersebut hal terjadi karena pada masa usia

prasekolah adalah msa bagi anak untuk explore ke lingkungan dan

Page 33: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

62

cenderung lebih banyakmenghabiskan waktu diluar rumah untuk

bersosialisasi sehingga anak akan beradaptasi dengan lingkungan yang

baru.

Hasil penelitin ini seajalan dengan hasil penelitian Herliana (2011)

mayoritas anak akan menjalani perawatan berusia 3-4 tahun sebanyak

14 anak (4,6%). Dalam lingkungan yang baru anak akan terpapar

dengan berbagai hal yang baru pula, sehingga didalam lingkungan

tersebut memungkinkan anak dapat jatuh sakit. Anak usia 3 tahun akan

jauh lebih ktif dibandingkan anak usia 4 atau 5 tahun. Anak usia 3

tahun memiliki tingkat aktivitas tertinggi dalam rentang usia

kehidupan manusia (Santrock, 2011). Sementara sistem imun anak usia

3 tahun cenderung lebih lemah dbandingkan anak usia 4 ataupun 5

tahun. Sesuai dengan paradigma keperawatan anak bahwa ketahanan

fisik anak cenderung lebih rentan dan proses psiologisnya belum

matang. Dalam hal ini anak cenderung aktif pada lingkungan yang

baru dengan sistem imun yang lebih lemah akan menyebabkan anak

lebih banyak terpapar lingkungan an akhirnya anak dapat jatuh sakit

jika sistem imunna tidak kebal (Hidayat, 2006).

Bedasarkan tabel 3 diketahui bahwa karakteristik responden

mayoritas menjalani perawatan selama 3 hari sebanyak 7 anak.

Sebagian besar masyarakat khususnya orang tua atau keluarga akan

membawa anak ke tempat pelayanan kesehatan setelah kurang lebih 2-

3 hari. Hal itu dikarenakan orang tua anak melakukan tindakan

perawatan sendiri dirumah terlebih dahulu. Menurut Wong (2009)

mengakatan bahwa keterlibatan keluarga secara langsung pada anak

mrupakan bagian peran dari keluarga sebagai sistem terbuka yang

berfungsi sebagai pelindung anak. Hal serupa dinyatakan oleh

Friedman (2010), bahwasanya keluarga akan melakukan tindakan

pencegahan dan perawatan secara mandiri bilamana salah satu dari

anggota eluarganya mengalami sakit. Keluaraga dapat menganalisis

perilaku kesehatn personal, memperkiran aktvitas pengalihan seperti

Page 34: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

63

tindakan kesehatan pencegahan, pemanfaatan layanan medis, menunda

pencarian bantuan dan kepatuhan terhadap program pengobatan.

Bedasarkan tabel 3 diketahui bahwa karakteristik jenis penyakit

yang dialami responden mayoritas adalah GEA yaitu sebanyak 7 anak.

GEA atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang

disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai

dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3

kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga

dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada

neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah

(Hidayat AAA, 2007). Menurut hasil penelitian Widyasari (2014)

mayoritas karekteristik jenis penyakit respondennya adalah Thypus

Abdominalis sebanyak 8 anak (42,1%).

C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian

Penelitian ini mengalami berbagai keterbasan dan kendala dalam

penelitian antara lain:

1. Minat anak yang besar untuk dilakukan terapi menyebabkan waktu

untuk melakukan terapi atau intervensi menjadi bervariasi antara anak

yang satu dengan anak yang lain.

2. Adanya variabel yang tidak terkontrol yaitu variabel pengganggu yang

tidak dikendalikan oleh peneliti yaitu perpisahan dengan orang tua dan

takut terhadap cedera tubuh sehingga kevalidan hasil penelitian terjadi

penurunan kecemasan karena murni dari pengaruh terapi bermain

mennjadi kurang kuat karena adanya faktor lain yang tidak bisa

dikendalikan tersebut.

3. Respon anak ketika melihat pakaian yang dipakai oleh peneliti berbeda

– beda. Pada saat peneliti datang ke anak dengan menggunakan

seragam reaksi anak cenderung menolak dan ketakutan sedangkan

bilamana peneliti datang melakukan intervensi tidak mengenakan

seragam anak lebih menerima dan tidak rewel ataupun ketakutan.

Page 35: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

64

4. Pengambilan anak sebagai sampel penelitian tidak semua diobservasi

dengan Frekuensi yang sama (dari 1 anak ke anak yang lain lama

pemberian terapi bermain mewarnai tidak sama).

5. Terapi bermain mewarnai hanya dilakukan 1 kali dalam sehari dan

waktu untuk mengobservasi anak hanya sebentar sehingga terapi

bermain dapat menurunkan kecemasan tetapi hanya bersifat sesaat saja

pada anak selama perawatan di rumah sakit.

Page 36: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yng dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah :

1. Sebelum di lakukan terapi bermain mewarnai sebagian besar

mempunyai tingkat kecemasan berat sebanyak 17 anak (81%).

2. Setelah di lakukan terapi bermain mewarnai tingkat kecemasan anak

menjadi sedang sebanyak 7 anak (33.3%).

3. Ada pengaruh terapi bermain mewrnai terhadap tingkat kecemasan

anak usia pra sekolah akibat hospitaliasi di ruang rawat inap Cempaka

RSUD Wates yang ditunjukan dari hasil uji Wilcoxon Signed Rnk Test

denga signifikasi nilai Z = -3,317, sedangkan nilai p value =

0.001<0,05.

B. Saran

Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan

saran – saran sebagai berikut :

1. Ilmu Keperawatan Anak

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi literatur di keperawatan

anak dan menjadi tambahan informasi tentang pengaruh terapi bermain

mewarnai terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah

selama menjalani perawatan di rumah sakit.

2. Bagi Kepala Bangsal Cempaka dan Kepala Bidang Keperawatan

RSUD. Wates.

Diharapkan Kepala Bangsal Cempaka dan Kepala Bidang

Keperawatan RSUD. Wates untuk menambah ruang dan fasilitas

bermain bagi pasien anak di Bangsal Cempaka RSUD Wates dan

memberikan program pelatihan atau seminar tentang terapi bermain

shingga perawat dapat memberikan terapi yang lebih optimal sesuai

dengan kebutuhan bermain anak bedasarkan kebutuhan

Page 37: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

66

perkembangannya dan perawat dapat memanfaatkan fasilitas ruang

bermain yang akan di sediakan nantinya secara optimal.

3. Perawat Bangsal Cempaka RSUD Wates

Diharapkan perawat untuk lebih memperhatikan adanya pelaksanaan

terapi bermain mewarnai sebagai salah satu intervensi yang penting

dalam menurunkan kecemasan anak selama proses hospitalisasi serta

perawat diharapkan mendapatkan program pelatihan atau seminar

tentang terapi bermain sehingga perawat dapat memberikan terapi yang

lebih optimal sesuai dengan kebutuhan anak.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini,

dengan menambah jumlah sampel yang lebih banyak dan

menggunakan kelompok kontrol untuk mengetahi perbedaan

karakteristik responden antara yang dilakukan dan tidak dilakukan

terapi bermain. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambha

jumlah waktu pelaksanaan terapi bermain mewarnai dan lebih

mengontrol waktu bermain untuk anak sehingga antara anak satu

dengan anak yang lainnya lama intervensinya bisa sama, sehingga ank

dapat mencapai kepuasaan dalam terpi bermain mewarnai dan hasil

yang didapatkan lebih maksimal.

Page 38: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Asfandiyar, (2007). Buku I Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Cetakan I,

Jakarta, Salemba Medika Desmita.(2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Djiwando, (2005). Pendidikan anak prasekolah, Jakarta: Rineka Cipta Dorland, W. A. N. (2007). Kamus Kedokteran Dorland. Editor Huriawati

Hartanto. Edisi 29. Jakarta: EGC. Hawari, D. (2010). Manajemen Stres dan Depresi. Jakarta: FKUI. Hidayat, A. A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis

Data. Jakarta: Salemba Medika Hikmawati, U.(2011). Pengaruh Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Usia

Pra Sekolah Selama Perawatan Pada Anak Usia Pra Sekolah di IRNA II Bangsal Perawatan Anak RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.FK UGM Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan.

Herliana, L. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kooperatif

Selama Menjalani perawatan pada Anak Pra Sekolah di IRNA RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. FK UGM Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan

Imam, (2008). Jelaskan Prosedur Medis Agar Anak Tidak Lagi Menangis. Kaplan dkk. (2007). Keperawatan anak & tumbuh kembang.Yogyakarta: Nuha

Medika. Laili, I. E. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Anak

Sekolah Yang di Rawat di Instalasi Kesehatan Anak (INSKA) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. FK UGM Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan.

Landreth, (2011). Metode pengajaran di taman kanak – kanak, Jakarta : Rineka

Cipta Lisyorini, D. (2006). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kemampuan Sosialisasi

Anak Selama Menjalani Perawatan IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Perpustakaan FK UGM Yogyakarta. Jurnal ilmu keperawatan, Volume 02, 111-115

Page 39: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

Martin (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Gramedia. Pustaka. Muscari, M. (2011). Pediatric Nursing. Edisi 3. USA: Lippincott William And

William Inc. Ngastiyah, (2005). Buku ajar I tumbuh kembang anak dan remaja, Cet. Ketiga,

CV Sagung Seto, Jakarta Niven. (2006). Psikologi Perkembangan. Alih bahasa oleh Istiwidayanti dan

Soedjarwo). Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Nursalam, Susilaningrum & Utami. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak

Untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan

Bidan). Jakarta: Salemba Medika. Moeslichatoen, (2009). Pearawatan anak sakit, Jakarta : EGC Potter, P. A. and Perry, G. P. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan,

Konsep, Proses dan Praktik.Volume 2. Alih Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC.

Rahmawati, A. dan Murniasih, E. (2007). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah Dibangsal L Perawatan Anak RSUP Dr.Soeradji Tirtoenegoro Klaten. Jurnal Kesehatan Surya MedikaYogyakarta, hal. 1-13.

Safaria, T. (2005). Autisme PemahamanBaru Untuk Hidup BermaknaBagi Orang

Tua. Jakarta:Penerbit Graha Ilmu. Santrock, J. W. 2011. Masa Perkembangan Anak (Children). Jilid 2. Edisi 11.

Jakarta: Salemba Humanika Rudolp, A.M. (2005). Rudopl Pediatric. Edisi 21. New York: McGraw-Hill. Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Purwokerto: UPT

Percetakan dan Penerbitan UNSOED.Medika Yogyakarta, hal. 1-13. Solikhah, U. (2011) Therapeutic peer play sebagai cara menurunkan kecemasan

anak usia sekolah selama hospitalisasi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. http://lontar.ui.ac.id (diakses 10 juni 2016)

Suherman, (2010). Pedoman Diagnosa dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Ed 2.

Jakarta : Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS

Page 40: PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP …repository.unjaya.ac.id/2573/2/Rizka Kurniawati_3211014_nonfull.pdf · Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 6. Lembar Observasi Terapi

Supartini, Y. (2009). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

Suparto, H. (2003). Mewarnai Gambar Sebagai Metode Penyuluhan Untuk Anak ; Study Pendahuluan Pada Program Pemulihan Anak Sakit Irna Rsup Dr Soetomo Surabaya. at http://pediatrik.com/indonesia-jawa timur surabaya.Diakses 25 April 2015.

Suwarsih. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Anak

Usia Pra Sekolah 3-5 Tahun Terhadap Tindakan Keperawatan Dibangsal Anak Anggrek Rsud Panembahan Senopati Bantul. Stikes A.Yani Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan.

Stuart, G. & Sundeen. (2005). Principles and Practice of Psychiatic Nursing. 5th

Edition. Missiouri: Mosby years Book. Stuart, (2006). Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa Indonesia. Jakarta : EGC Tedjasaputra, (2008). Buku ajar I tumbuh kembang anak dan remaja, Cet.Ketiga,

CV Sagung Seto, Jakarta Townsend, M.C. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri: rencana Asuhan dan Medikasi Psikotropik (Nursing Diagnoses in Psychiatric Nursing: Care Plans and Psychotropic Medications). Jakarta: EGC. Whaley and Wong.(2008). Perawatan Bayi dan Anak Edisi 6. Jakarta: EGC Widyasari, C. (2014). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Penerimaan Tindakan

Invasif pada Anak Pra Sekolah di IRNA RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, Blitar. Jurnal Prodi Keperawatan Lawang Poltekes Depkes Malang.Hal.1-7.

Widyastuti, U. (2008). Mengoptimalkan 9 Zona Kecerdasan Majemuk Anak. Sleman: Luna Publisher.

Wong, D. L. (2005). Pedoman Keperawatan Pediatrik. Editor Sari Kurnianingsih.

Edisi 4. Jakarta: EGC. Wong, D. L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Alih Bahasa Indonesia.

Jakarta : EGC. Yusuf, (2007). Perkembangan Psikologi Anak. Jakarta : Erlangga.