Upload
vonhi
View
236
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ii
PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN
KARIOGENIK TERHADAP KARIES GIGI PADA SISWA KELAS
IV SDN 1 SUMBERAGUNG DAN SDN BANTUL TIMUR
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
ANTONIUS JALU ARIBOWO
G.0006005
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Pengaruh Tingkat Pengetahuan tentang Makanan
Kariogenik Terhadap Karies Gigi pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sumberagung
dan SDN Bantul Timur
Antonius Jalu Aribowo, NIM : G0006005/VIII, Tahun : 2010
Telah diuji dan disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Pada Hari Kamis, Tanggal 1 Juli 2010
Pembimbing Utama
Nama : A.O. Suryanata, drg., SpBM NIP : 195405111980091001 .................................... Pembimbing Pendamping
Nama : Margono, dr., MKK NIP : 195409151986011001 .................................... Penguji Utama
Nama : Risya Cilmiaty, drg., Msi., SpKG NIP : 195807101986102001 …………………….... Anggota Penguji
Nama : Isna Qadriyati, dr., MKes
NIP : 196701301996032001 ....................................
Surakarta, .................................
Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS
Sri Wahjono, dr., Mkes., DAFK Prof. Dr. A. A. Subijanto,dr, MS.
NIP 194508241973101001 NIP 194811071973101003
iv
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebut dalam daftar pustaka.
Surakarta, 28 Juni 2010
Antonius Jalu Aribowo
NIM. G 0006005
v
ABSTRAK
Antonius Jalu Aribowo, G0006005, 2010. PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN KARIOGENIK TERHADAP KARIES GIGI PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SUMBERAGUNG DAN SDN BANTUL TIMUR. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan tentang makanan kariogenik terhadap karies gigi pada siswa kelas IV sekolah dasar. Metode dan Bahan: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan crossectional. Penelitian dilakukan di SDN Bantul Timur dan SDN 1 Sumberagung Yogyakarta periode Januari 2009-Desember 2009. Sampel penelitian sebanyak 100 sampel, yaitu 60 sampel SDN 1 Bantul Timur dan 40 sampel SDN 1 Sumberagung. Sampel terdiri atas 44 sampel laki-laki, dan 56 sampel perempuan, dengan umur sampel antara 8 sampai 11 tahun. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan analisis bivariat. Hubungan antara variabel tingkat pengetahuan dan karies gigi dianalisis dengan metode Kendal Tau. Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan sampel tentang makanan kariogenik kategori baik sebanyak 23 sampel (23.00%), kategori sedang 53 sampel (53.00%), dan kategori kurang 24 sampel (24.00%). Jumlah karies gigi pada sampel kategori tinggi sebanyak 36 sampel (36.00%), kategori sedang 52 sampel (52.00%), dan kategori rendah 12 sampel (12.00%). Dari analisis bivariat didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan karies gigi (p=0,00). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan karies gigi pada siswa kelas IV sekolah dasar. Kata Kunci : Karies, Tingkat pengetahuan, Sekolah
vi
ABSTRACT
Antonius Jalu Aribowo, G0006005, 2010. The Influence Between Knowledge Level’s of Cariogenic Foods and Dental Caries in SDN 1 Sumberagung and SDN Bantul Timur. Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta Objective: To determine wether there were any influence between the knowledge level’s with the dental caries in fourth grade’s of elementary school. Methods: Research design was analitic observationale with crossectional design. Research was done in SDN Bantul Timur and SDN 1 Sumberagung, Yogyakarta, during the period of January 2009-Desember 2009. There were 100 sampels, 40 sampels from Bantul Timur Elementary School and 60 sampels from Sumberagung 1 Elementary School. The samples consisted of 44 boy’s samples and 56 girl’s samples, with the samples age were between 8-11 years old. Datas were analyzed with the univariat and bivariat analysis. The relationship of the knowledge’s grades and dental caries was analyzed by Kendal Tau methods. Result : Knowledge level’s of samples about cariogenic food based on categories were good, it was 23 samples (23.00%), moderate was 53 samples (53.00%), and low was 24 sample (24.00%). Based on caries number of the samples, it was categoryzed as high, it was 36 sampls (36.00%), moderate was 52 samples (52.00%), and low was 12 samples (12.00%). After analyzed, there were a significant relathionship between the knowledge grade’s and dental caries (p=0,00). Conclusion: there were significant relationship between knowledge level’s and dental caries in fourth grades of elementary school children. Keywords : Caries, Knowledge levels’s, Elementary School
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan berkat dan kasih-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Tingkat Pengetahuan tentang Makanan Kariogenik terhadap Karies Gigi pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sumberagung dan SDN Bantul Timur” yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan skripsi ini tidak lepas atas dukungan yang diberikan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. A. A. Subiyanto, dr., MS. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta. 2. Sri Wahjono, dr., Mkes. Selaku Ketua Tim Skripsi beserta seluruh staf skripsi
yang telah memberikan pengarahan dan bantuan. 3. A.O. Suryanata,drg.,SBM. Selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan
bimbingan, nasehat, pengarahan, dan motivasi bagi peneliti. 4. Margono, dr.,MKK., Selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan
bimbingan, nasehat, pengarahan, dan motivasi bagi peneliti. 5. Risya Cilmiaty,drg.,Msi.,SpKG Selaku Penguji Utama yang telah menguji
skripsi ini. 6. Isna Qadriyati.,MKes. Selaku Anggota Penguji yang telah menguji skripsi ini. 7. Sudarman,dr.,Sp.THT-KL(K) selaku anggota Tim Skripsi atas saran dan
nasehat untuk melengkapi dan perbaikan atas kekurangan penulisan skripsi ini.
8. Seluruh staf klinik ( Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut) 9. Sekar Kumalasari yang senantiasa memberikan motivasi, bantuan dan
semangat. 10. Kedua orang tua dan kakaku tercinta yang senantiasa memberikan doa, cinta,
bimbingan dan motivasi pada peneliti. 11. Segenap pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu dalam
lembar terbatas ini yang sangat membantu dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari segala kekurangan yang ada dalam skripsi ini yang disebabkan oleh keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan penulis sendiri. Penulis sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat. Amin.
Surakarta, 28 Juni 2010
Antonius Jalu Aribowo
viii
DAFTAR ISI
PRAKATA .......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ ..1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. ..1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... ..7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... ..8
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... ..8
BAB II LANDASAN TEORI… ....................................................................... 10
A. Tinjauan Pustaka… ........................................................................ 10
1. Pengetahuan…….... ................................................................. 10
2. Makanan Kariogenik ................................................................ 12
3. Karies Gigi ............................................................................... 14
B. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 20
C. Hipotesis......................................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 22
ix
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 22
C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 23
D. Pengukuran Penelitian.................................................................... 23
1. Cara Penelitiaan ........................................................................ 23
2. Variabel Penelitian .................................................................... 24
3. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................. 24
E. Alat Penelitian ................................................................................ 27
F. Tahap Penelitian ............................................................................. 28
G. Analisis Data Penelitian ................................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 31
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 31
1. Usia Sampel ........................................................................ 31
2. Jenis Kelamin Sampel ......................................................... 32
B. Analisis Data .................................................................................. 33
1. Analisis Univariat ...................................................................... 33
2. Analisis Bivariat ........................................................................ 35
BAB V PEMBAHASAN .................................................................................... 37
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 41
A. Simpulan ........................................................................................ 41
B. Saran............................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 44
LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket Penelitian Tingkat Pengetahuan
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian dari SDN 1 Sumberagung dan SDN Bantul
Timur
Lampiran 3 : Nilai Kuesioner dan Data Karies Gigi
Lampiran 4 : Tabulasi Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Tingkat Pengetahuan
Lampiran 5 : Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Tingkat Pengetahuan
Lampiran 6 : Hasil Analisa Uji Kendal Tau
Lampiran 7 : Dokumentasi Penelitian di SDN 1 Sumberagung dan SDN
Bantul Timur
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Umur Sampel...............................................................................31
Tabel 4.2 : Jenis Kelamin Responden...........................................................32
Tabel 4.3 : Tingkat Pengetahuan Sampel Tentang Makanan Kariogenik….33
Tabel 4.4 : Karies Gigi Sampel……………………………………………..34
Tabel 4.5 : Hasil Analisis Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang
Makanan Kariogenik Terhadap Karies Gigi…………….....…..35
Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan dan Karies Gigi………..…..36
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Penelitian.................................................... 20
Gambar 4.1 : Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Usia ............................... 32
Gambar 4.2 : Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin............... 33
Gambar 4.3 : Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Kategori Penilaian
Kuesioner Pengetahuan Tentang Makanan Kariogenik .............. 34
Gambar 4.4 : Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Kategori Penilaian Karies
Gigi Sampel................................................................................. 35
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan gigi di Indonesia sampai saat ini masih perlu
mendapatkan perhatian mengingat masih tingginya prevalensi karies gigi.
Upaya pencegahan yang dilakukan diantaranya yang paling mudah adalah
dengan menyikat gigi. Tetapi usaha ini dirasakan kurang berhasil karena
kurangnya promosi tentang kesehatan gigi, terbukti dari masih tingginya
prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal. Saat ini prevalensi penyakit
gigi dan mulut penduduk Indonesia masih cukup tinggi dan menunjukkan
kecenderungan terus meningkat. Dari hasil survey propinsi DKI dan Daerah
Jawa Barat tahun 1994/1995, menunjukkan hanya 14% anak umur 5-6 tahun
bebas karies. Sedangkan target Nasional tahun 2000 anak bebas karies
sebesar 50% (Depkes RI, 1999).
Mengenai frekuensi karies pada gigi sulung di Indonesia beberapa
laporan yang dapat diutarakan, dari 7 lokasi di Yogyakarta penelitian pada
anak-anak umur 8-10 tahun, frekuensi karies adalah sebesar 75 % dengan
indek def t=5.2 (Supartinah 1978). Selanjutnya penelitian tahun 1985 pada
Taman Kanak-kanak di Yogyakarta dilaporkan frekuensi karies pada gigi
sulung sebesar 85% (Rinaldi dan Iwa Sutarjo 1985). Menurut Suwelo (1992),
dilaporkan frekuensi karies pada anak prasekolah di Jakarta dan sekitarnya
xiv
sebesar 85.17% dengan rata-rata def-t = 6.03. Anak yang tinggal di daerah
pedesaan def-t pedesaan rata-rata lebih rendah (Depkes RI, 1999).
Prevalensi karies pada gigi permanen menurun, tetapi untuk gigi
sulung tetap masih tinggi, karena kebanyakan tindakan pemberian fluor and
fissure sealent diutamakan pada gigi permanen. Gigi dapat terserang karies
dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun, karena banyak faktor yang
terlibat didalamnya. Tetapi yang esensial ada tiga faktor yaitu gigi, bakteri,
dan substrat yang merupakan sisa makanan yang menempel pada gigi,
sedangkan saliva, plak, waktu trace element, dan kebersihan mulut
merupakan faktor sekunder. Terjadinya karies gigi apabila situasi pH rendah
dalam jangka waktu yang lama karena aktifitas fermentasi berjalan terus serta
konsistensi plak yang tebal menghalangi difusi asam ke arah luar, sehingga
asam tidak dapat dinetralisir oleh saliva, bahkan asam langsung berkontak
dengan email dan plak gigi, mempertahankan suasana anaerob, karena plak
yang tebal menghambat oksigenasi lokal, sehingga terjadi akumulasi asam,
dan pH akan semakin menurun (Kructschkoff, 1981).
Angka karies gigi (gigi berlubang) di Indonesia sangat tinggi. Karies
gigi adalah penyakit spesifik yang sudah ada sejak adanya peradaban
manusia dan sampai saat ini masih terjadi. Penyebab utama karies adalah
adanya proses demineralisasi pada email. Seperti kita ketahui bahwa email
adalah bagian terkeras dari gigi, bahkan paling keras dan padat di seluruh
tubuh. Sisa makanan yang bergula (termasuk karbohidrat) atau susu yang
menempel pada permukaan email akan menjadi media pertumbuhan yang
xv
baik bagi bakteri. Bakteri yang menempel pada permukaan bergula tersebut
akan menghasilkan asam dan melarutkan permukaan email sehingga terjadi
proses demineralisasi. Demineralisasi tersebut mengakibatkan proses awal
karies pada email. Bila proses ini sudah terjadi maka terjadi progresivitas
yang tidak bisa berhenti sendiri, kecuali dilakukan pembuangan jaringan
karies dan dilakukan penumpatan (penambalan) pada permukaan gigi yang
terkena karies oleh dokter gigi. Karies sangat sering terjadi pada gigi-gigi
geraham, terutama pada permukaan kunyah, karena pada permukaan tersebut
terdapat parit-parit kecil yang cukup dalam sehingga permukaan sikat gigi
tidak dapat menjangkaunya dan mengakibatkan penumpukan sisa makanan di
parit tersebut. Pencegahan karies bisa dilakukan dengan menutup parit-parit
tersebut dengan suatu bahan restorasi sebelum karies terjadi. Bila karies baru
sedalam lapisan email, biasanya belum terjadi rasa nyeri. Perawatan pada
kasus ini cukup sederhana, dokter gigi akan membersihkan jaringan karies
kemudian menutupnya dengan bahan restorasi amalgam atau bahan yang
lebih baru yang sewarna dengan gigi, yaitu resin komposit secara langsung.
Bila karies sudah meluas ke lapisan dentin, mulai terasa rasa nyeri, terutama
bila terkena rangsangan dingin dan makan makanan manis. Biasanya
penumpatan secara langsung masih bisa dilakukan dengan memberikan
bahan pelapis sebelum diberikan bahan penumpat. Bila karies sudah
mencapai ruang pulpa maka bakteri akan memasuki ruang tersebut dan
mengakibatkan keradangan pada jaringan pulpa tersebut. Pembuluh saraf
akan terpapar dengan udara luar. Pada tahap ini penderita akan mengalami
xvi
rasa nyeri yang luar biasa serta biasanya menjalar ke daerah telinga dan
kepala. Penderita akan mengalami sulit tidur dan stress mental.
Perawatan saluran akar mutlak perlu dilakukan sebelum dilakukan
penumpatan. Bila pada tahap keradangan pulpa gigi masih belum juga
dirawat, maka invasi bakteri akan mematikan pembuluh saraf dan pembuluh
darah sehingga terjadi gangrena (kematian jaringan karena bakteri). Jaringan
gangrena di ruang pulpa akan menjadi busuk dan menimbulkan bau mulut
yang tidak sedap. Invasi bakteri bisa menjalar sampai tulang rahang dan
mengakibatkan keradangan di tulang rahang dan mengakibatkan
pembengkakan (abses). Keradangan yang kian meluas ini mengakibatkan
tersebarnya bakteri ke seluruh tubuh melalui aliran darah, antara lain ke
jantung dan otak sehingga bisa menimbulkan gangguan serius di kedua organ
vital tersebut. Perawatan pada tahap ini adalah perawatan saluran akar, akan
tetapi karena kompleksnya permasalahan yang sering dihadapi perawatan
yang dilakukan seringkali mengalami kegagalan.
Keadaan lain yang mendukung terhadap kejadian karies gigi antara
lain kebersihan rongga mulut, anatomi gigi, letak gigi dalam lengkung
maupun pemakaian alat-alat seperti orthodontic, atau space maintainer (Mc
Donal et al., 1994), tingkat sosial ekonomi, pendidikan, nutrisi, pekerjaan,
keadaan geografis, dan faktor lingkungan lainnya. Proses terjadinya karies ini
melibatkan berbagai disiplin ilmu antara lain epidemiologi, patologi,
mikrobiologi, immunologi, maupun biokimia (Adair, 1994).
xvii
Kecenderungan penyakit karies gigi yang meningkat diantaranya
disebabkan karena pengetahuan tentang pola makan masyarakat yang
berubah yaitu meningkatnya konsumsi makanan bergula dan lengket pada
gigi. Peningkatan aktifitas karies paling besar disebabkan oleh gula, jika gula
dikonsumsi diantara waktu makan dan dalam bentuk yang lengkap (Kidd dan
bechal, 1991).
Karies gigi sulit dihilangkan karena faktor eksternal seperti tingkat
sosial, penghasilan, pendidikan, budaya, pengetahuan pola makan yang saling
mempengaruhi dan faktor internal seperti, bakteri kariogenik, saliva,
karbohidrat yang dapat terfermentasi, dan kandungan fluor dalam lingkungan
mulut. Membatasi konsumsi gula merupakan salah satu faktor penting untuk
menurunkan prevalensi karies gigi. Karena gula merupakan salah satu jenis
karbohidrat utama yang dapat difermentasi dan bersifat kariogenik, yaitu
sebagai substrat bagi Streptococcus mutans dalam sintesis glukan
ekstraseluler. Glukan ekstraseluler akan merubah matriks plak gigi sehingga
tingkat keasaman (pH) lapisan plak gigi yang lebih dalam akan meningkat
(Kidd dan Bechal, 1991).
Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang dilakukan saat
ini dalam mementingkan pendidikan maupun pencegahan masih perlu untuk
ditingkatkan melalui suatu usaha yaitu promosi, ini disebabkan karena
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, khususnya kesehatan gigi
dan mulut masih sangat kecil atau terbatas. Tujuan di dalam Program Usaha
Kesehatan Gigi (UKGS) pada siswa SD yaitu dapat meningkatkan taraf
xviii
kesehatan gigi anak sekolah dengan jalan mengadakan usaha promotif,
preventif, dan kuratif mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan
bahwa untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan
kebersihan mulut (oral hygiene), mengusahakan agar mau memelihara
kebersihan mulutnya di rumah.
Pada SDN Bantul Timur dan SDN 1 Sumberagung pelaksanaan
kegiatan UKGS berupa upaya promotif, preventif, kuratif telah dilakukan
sampai saat ini adapun kegiatan dalam peningkatan pengetahuan siswa
diberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut tentang menyikat gigi,
makanan yang mendukung kesehatan gigi, plak gigi dan karies gigi. Kegiatan
preventif dilakukan dengan pemberian topikal aplikasi fluor, sikat gigi
massal. Pada pembelajaran olahraga kesehatan, para guru menyisipkan
tentang pendidikan kesehatan gigi.
Pada studi pendahuluan yang telah dilakukan dari kelas I sampai VI
pada siswa SDN Bantul Timur dan SDN 1 Sumberagung didapat bahwa
kebiasaan makan jenis kariogenik penyebab terjadinya karies gigi. Hal ini
didukung pada SD tersebut terdapat kantin yang menjual jenis-jenis makanan
yang banyak mengandung gula seperti, permen, coklat, dodol, es krim, roti,
dan lain-lain.
Berdasarkan data siswa pada SDN 1 Sumberagung didapat indeks def-
t yang cukup tinggi, untuk siswa kelas I adalah 2,4 dari 40 siswa, untuk kelas
II didapat rata-rata adalah 2,0 dari 40 siswa, kelas III didapat rata-rata adalah
2,8 dari 40 siswa, untuk kelas IV rata-rata adalah 3,6 dari 40 siswa, untuk
xix
kelas V didapat rata-rata adalah 3,4 dari 30 siswa, dan untuk siswa kelas VI
didapat rata-rata adalah 1,6 dari 40 siswa.
Pada SDN Bantul Timur didapat indeks def-t yang cukup tinggi juga,
untuk siswa kelas I adalah 2,8 dari 40 siswa, untuk kelas II didapat rata-rata
adalah 2,4 dari 40 siswa, kelas III didapat rata-rata adalah 2,8 dari 40 siswa,
untuk kelas IV rata-rata adalah 3,8 dari 60 siswa, untuk kelas V didapat rata-
rata adalah 2,4 dari 40 siswa, dan untuk siswa kelas VI didapat rata-rata
adalah 1,6 dari 40 siswa.
Dalam hal ini pada kesemua siswa kelas I sampai VI menunjukkan
adanya kesenjangan dari target Nasional “Indonesia Sehat 2010” yang
mentargetkan untuk indeks def-t adalah ≤ 2. (Depkes RI, 2000). Pada
penelitian ini untuk obyeknya adalah siswa kelas IV, hal ini dikarenakan
angka dari indeks rata-rata menunjukkan angka rata-rata yang paling tinggi
dari seluruh siswa kelas I sampai VI yang diperiksa dan untuk pemilihannya
adalah tepat, hal ini dikarenakan anak pada usia ini sangat peka terhadap
pendidikan, disamping itu perilaku dan pola kebiasaan sedang dalam
pertumbuhan sehingga mudah diubah-ubah (Gondhoyuwono, 1997).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan laporan penelitian yang ada di atas,
maka dapat ditarik permasalahan:
xx
“Apakah ada pengaruh pengetahuan tentang makanan kariogenik
terhadap karies gigi, siswa kelas IV SDN Bantul Timur dan SDN 1
Sumberagung?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan tentang makanan
kariogenik terhadap karies gigi pada siswa kelas IV SDN Bantul Timur
dan SDN 1 Sumberagung.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh informasi pengetahuan siswa tentang makanan
kariogenik yang dapat menyebabkan gigi berlubang.
b. Untuk memperoleh informasi data karies gigi pada siswa kelas IV
SDN Bantul Timur dan SDN 1 Sumberagung
D. Manfaat Penelitian
1. Sekolah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
untuk SDN Bantul Timur dan SDN 1 Sumberagung dan masyarakat
setempat tentang pendidikan kesehatan gigi dan mulut.
xxi
2. Tenaga Kesehatan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
dalam pelaksanaan program kesehatan gigi di lapangan dalam
meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut.
3. Bagi Penulis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
ilmu dan pengetahuan di bidang kesehatan gigi dan mulut.
xxii
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik,
yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung kepada responden dengan
melakukan penyebaran kuesioner untuk dianalisis dengan menggunakan
rancangan crossectional. (Notoatmodjo, 1993). Pemilihan sampel berkaitan
dengan bagaimana memilih responden yang dapat memberikan informasi yang
mantap dan terpercaya untuk mendapatkan data yang diperlukan.
Crossectional merupakan jenis penelitian untuk menentukan gambaran
antara variabel penelitian yang ada dengan melakukan pengukuran sesaat atau
penilaiannya dilakukan hanya satu kali saja (Kelsey et al, 1986).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semua siswa kelas IV SDN Bantul
Timur, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta dan semua siswa kelas IV SDN 1
Sumberagung, Jetis, Bantul, Bantul, Yogyakarta, dengan pengisian kuesioner
pada tanggal 14-16 Mei 2010.
xxiii
Kuesioner
Uji Validitas dan Uji Reabilitas
Kuisioner diberikan kepada sampel
Adanya hubungan antara variabel tingkat pengetahuan dan karies gigi
Penilaian dan perangkingan
DEF-T sample Dari data UKGS tiap
sekolah
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian adalah siswa SDN Bantul Timur,
Trirenggo, Bantul, Yogyakarta dan siswa kelas SDN 1 Sumberagung,
Jetis, Bantul, Bantul, Yogyakarta.
2. Sampel penelitian
Sampel dalam penelitian adalah semua siswa kelas IV SDN Bantul
Timur dan semua siswa kelas IV SDN 1 Sumberagung, karena
berdasarkan data UKGS kedua SD tersebut siswa kelas I sampai dengan
kelas VI yang paling tinggi angka kariesnya adalah kelas IV.
D. Pengukuran Penelitian
1. Cara Penelitian
xxiv
2. Variabel Penelitian
Variabel-variabel pada penelitian ini adalah :
a. Varibel bebas: tingkat pengetahuan anak
b. Variabel tergantung: karies gigi
c. Variabel luar :
Variabel terkendali : pendidikan kesehatan di sekolah
Variabel tak terkendali : perhatian orang tua, tingkat ekonomi
keluarga, kebiasaan anak
3. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Tingkat Pengetahuan Anak Tentang Makanan Kariogenik
Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap siswa khususnya
kesehatan gigi dan mulut tentang makanan kariogenik terhadap karies
gigi pada siswa kelas IV SDN Bantul Timur dan SDN 1 Sumberagung
Pokok pengetahuan yaitu :
1) Tahu (know) adalah mendefinisikan, menguraikan,
mengidentifikasi, mencocokkan, menyebutkan, menuliskan, dan
mengenal tentang makanan kariogenik.
2) Memahami (comprehension) adalah memperkirakan, menjelaskan,
menggambarkan, menyimpulkan, menyatakan, dan meringkas
tentang makanan kariogenik.
3) Aplikasi (aplication) adalah menyesuaikan, memperhitungkan,
menemukan, mendemonstrasikan, mengubah, mengerjakan,
xxv
meramalkan, menyiapkan, menghasilkan, menghubungkan, dan
menyelesaikan masalah tentang makanan kariogenik.
b. Karies gigi
Karies gigi adalah suatu proses demineralisasi permukaan gigi
yang disebabkan oleh bakteri. Tahapannya sebagai berikut :
1) Permukaan gigi yang tidak karies
2) Tanda pertama terjadinya awal demineralisasi gigi, yaitu
terbentuknya “white spot” kecil. Sebelum terjadi lubang,
permukaan ini masih tampak keras sehingga belum digolongkan
sebagai kerusakan “D” (decayed) menurut kriteria WHO. Dengan
pengukuran yang sesuai, karies gigi dapat dihentikan, bahkan
dibalik prosesnya.
3) Email gigi sudah terkikis, sehingga ditemukan lesi dengan dasar
yang lunak. Dalam tahap ini kerusakan gigi sudah mencapai tahap
“D” atau karies pada permukaan gigi.
4) Penambalan gigi sudah dilakukan, namun demineralisasi belum
dapat berhenti dan lesi berada di sekitar tambalan. Hal ini sering
disebut sebagai karies gigi sekunder. Akan tetapi dalam kenyataan,
prosesnya sama saja. Akan tetapi sekarang bisa disebut giginya
telah ditambal “F” (filled=tambalan) + “D” (decayed).
5) Proses demineralisasi terus berlanjut dan menyusup sehingga
karies menyeluruh pada gigi.
6) Gigi sudah pecah, suatu keadaan yang sebenarnya dapat dicegah
jika dilakukan perawatan jika terjadi demineralisasi tahap awal.
xxvi
c. Kriteria penilaian DEF-T :
1,2 – 2,6 = rendah
2,7 – 4,4 = sedang
4,5 – 6,5 = tinggi (Depkes RI, 2000)
d. Indeks DEF-T untuk gigi sulung/desidui
Decay : Jumlah gigi karies yang tidak ditambal / yang masih dapat
ditambal.
Eksfoliasi : Jumlah gigi sulung yang hilang karena karies atau harus
dicabut karena karies.
Filling : Jumlah gigi yang telah ditambal dan masih baik.
Angka DEF-T menggambarkan banyaknya karies yang diderita
seseorang. Pengertian DEF-T karies dihitung per gigi, artinya gigi
yang memiliki karies lebih dari 1 (misal karies pada gigi molar 1
terdapat karies di oklusal dan di bukal maka karies tetap dihitung
”satu”).
Rumus yang digunakan untuk menghitung DEF-T :
DEF-T = D + E + F
DEF-T rata-rata = jumlah D+E+F Jumlah orang yg diperiksa
xxvii
E. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
pengetahuan yang berisikan tentang makanan kariogenik.
Menurut Notoatmojo (2002), Sebelum diberikan kepada responden,
kuesioner diuji validitas dan realibilitas terlebih dahulu agar instrument yang
digunakan benar-benar telah memenuhi syarat sebagai alat pengukur data.
Pengujian validitas dilakukan terhadap semua siswa kelas V SDN 1
Sumberagung. Uji validitas dan realibilitas yang dilakukan oleh peneliti
terhadap instrumen diberikan pada responden yang berjumlah 30 siswa.
Validitas instrumen adalah keadaan yang menggambarkan instrumen
tersebut benar-benar mengukur apa yang ingin diukur (Notoatmodjo, 2002).
Hasil penelitian valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti (Sugiono, 2002).
Menurut Notoatmodjo (2002), Untuk menguji validitas dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment, yaitu :
r = ( )
( )( )2222 )()(
)(
yyNxxN
yxxyN
ååå-å
å-å-å
Keterangan: N : Jumlah Responden x : Skor pertanyaan y : Skor total
Untuk menentukan valid tidaknya harga koefisien korelasi
dikonsultasikan pada harga r tabel dengan taraf signifikan 0,05 dan n = 30,
yaitu sebesar 0,312. Jika harga r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir
xxviii
instrument tersebut dinyatakan tidak valid. Instrument yang tidak valid
langsung digugurkan. Item yang tidak valid adalah nomor 7 dari pertanyaan
pengetahuan tahu dengan nilai r = -0,044 dan nomor 2 dengan pertanyaan
pengetahuan memahami dengan nilai r = 0,205.
Untuk menguji realibilitas instrumen dengan internal consistency,
dilakukan dengan mencobakan instrument sekali saja kemudian dianalisis
dengan teknik tertentu. Pengujian reabilitas instrumen menggunakan rumus
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Rumus Alpha Cronbach yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
÷÷ø
öççè
æ-
-=
VyVx
MM
rtt 11
Keterangan : rtt : reliabilitas instrumen Vx : Variansi butir Vy : Variansi total (faktor) M : Jumlah butir
Pada penelitian ini, uji reliabilitas instrumen penelitian dibantu dengan
pengolahan komputer progran SPSS dan diperoleh hasil yaitu pada variabel
tingakt pengetahuan anak dikatakan reliabel dengan harga Rtt = 0,956.
F. Tahap Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan penelitian
a. Mengurus surat ijin penelitian kepada instansi terkait
xxix
b. Mengadakan pendekatan langsung ke lokasi penelitian
c. Menetapkan pelaksanaan atau pembantu penelitian
d. Pelatihan petugas pembantu penelitian dalam hal teknis pengumpulan
data
e. Mempersiapkan kelengkapan administrasi yang diperlukan seperti
kuisioner, alat pemeriksaan gigi dan mulut, alat tulis dan lain-lain
2. Tahap pelaksanaan penelitian
a. Mengadakan pemeriksaan gigi kepada siswa kelas IV SDN Bantul
Timur dan SDN 1 Sumberagung.
b. Mengambil data def-t pada kedua sekolah tersebut.
c. Memberikan kuisioner yang telah divalidasi tentang makanan
kariogenik kepada siswa kelas IV SDN Bantul Timur dan SDN 1
Sumberagung.
d. Wawancara langsung kepada siswa kelas IV SDN Bantul Timur dan
SDN 1 Sumberagung.
G. Analisis Data Penelitian
Setelah tahap pengolahan data dilakukan, maka dilanjutkan dengan
menganalisis data menggunakan program SPSS seri 17.0, yaitu dengan
membuat distribusi frekuensi tiap variabel. Selanjutnya dilakukan uji korelasi
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel tingkat pengetahuan
dan karies gigi. Uji kolerasi dilakukan dengan menggunakan korelasi Kendal
Tau (t ).
xxx
Rumus dasar yang digunakan adalah:
2)1( -NNBå-Aå
=t
Keterangan :
t : Koefisien korelasi Kendal Tau yang besarnya (-1 <0 <1) Aå : Jumlah rangking atas (jumlah rangking di bawah baris yang dihitung
jumlahnya, tetapi angkanya yang lebih besar dari angka pada baris itu). Bå : Jumlah rangking bawah (jumlah rangking di bawah baris yang dihitung
jumlahnya, dan angkanya lebih kecil dari baris itu). N : Jumlah sampel
xxxi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Setelah data terkumpul dan diolah, penulis mendeskripsikan dengan
tujuan untuk mendapatkan gambaran dari masing-masing karakteristik
responden. Hasil pengumpulan data, kemudian diolah dan dianalisis sehingga
didapatkan hasil dan pembahasan sebagai berikut.
1. Usia Sampel
Sampel penelitian sejumlah 100 orang yang merupakan siswa kelas
IV SDN Bantul Timur dan SDN 1 Sumberagung. Karakteristik umur
responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Umur Sampel
Umur SDN Bantul Timur SDN 1 Sumberagung Total Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
8 th 0 0.00 1 2.50 1 1.00 9 th 13 21.67 15 37.50 28 28.00 10 th 47 78.33 18 45.00 65 65.00 11 th 0 0.00 6 15.00 6 6.00 Total 60 100 40 100 100 100
xxxii
Secara histogram umur responden di SDN Bantul Timur dan SDN 1
Sumberagung adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1. Distribusi jumlah sampel berdasarkan usia
2. Jenis Kelamin Sampel
Sampel penelitian sejumlah 100 orang yang merupakan siswa kelas
IV di SDN Bantul Timur dan SDN 1 Sumberagung. Karakteristik jenis
kelamin responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
SDN Bantul Timur
SDN 1 Sumberagung
Total
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Perempuan 32 53.33 24 60.00 56 56.00 Laki-Laki 28 46.67 16 40.00 44 44.00
Total 60 100 40 100 100 100
Distribusi sampel berdasarkan umur
1
28
65
6
0
10
20
30
40
50
60
70
8 tahun 9 tahun 10 tahun 11 tahun
UMUR SAMPEL
FR
EK
UE
NSI
xxxiii
Secara histogram jenis kelamin responden di SDN Bantul Timur dan
SDN 1 Sumberagung adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2. Distribusi jumlah sampel berdasarkan jenis kelamin
B. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap variabel-variabel penelitian.
Pada analisis ini akan menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase tiap-
tiap variabel.
a. Tingkat Pengetahuan tentang Makanan Kariogenik
Gambaran tingkat pengetahuan tentang makanan kariogenik
responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
56
44
0
10
20
30
40
50
60
Laki-Laki Perempuan
FREKUENSI
JENIS KELAMIN
Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin
xxxiv
Tabel 4.3. Tingkat pengetahuan sampel tentang makanan kariogenik
Kategori
SDN Bantul Timur
SDN 1 Sumberagung
Total
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Baik 22 36.67 1 2.50 23 23.00 Sedang 20 33.33 33 82.50 53 53.00 Kurang 18 30.00 6 15.00 24 24.00 Total 60 100.00 40 100.00 100 100.00
Secara histogram tingkat pengetahuan responden di SDN
Bantul Timur dan SDN 1 Sumberagung adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3. Distribusi jumlah sampel berdasarkan kategori penilaian kuisioner
pengetahuan tentang makanan kariogenik
b. Karies Gigi
Jumlah karies gigi pada siswa kelas IV SDN Bantul Timur dan
SDN 1 Sumberagung adalah sebagai berikut:
Distribusi sampel berdasarkan pengetahuan tentang makanan kariogenik
23
53
24
0
10
20
30
40
50
60
Baik Sedang Kurang
KATEGORI PENILAIAN
FR
EK
UE
NSI
xxxv
Tabel 4.4. Karies gigi sampel Kategori Karies
SDN Bantul Timur
SDN 1 Sumberagung Total
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Tinggi 18 30.00 18 45.00 36 36.00 Sedang 34 56.67 18 45.00 52 52.00 Rendah 8 13.33 4 10.00 12 12.00 Total 60 100.00 40 100.00 100 100.00
Secara histogram karies gigi responden di SDN Bantul Timur
dan SDN 1 Sumberagung adalah sebagai berikut:
Gambar 4.4. Distribusi jumlah sampel berdasarkan kategori penilaian karies gigi
sampel
2. Analisis Bivariat
Pengaruh tingkat pengetahuan tentang makanan kariogenik
terhadap karies gigi pada siwa kelas IV SDN 1 Sumberagung dan SDN
Bantul Timur dapat dilihat pada tabel korelasi kendal tau berikut :
Distribusi sampel berdasarkan karies gigi sampel
36
52
12
0
10
20
30
40
50
60
Tinggi Sedang Rendah
KATEGORI PENILAIAN
FR
EK
UE
NSI
xxxvi
Tabel 4.5. Hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan tentang makanan kariogenik terhadap karies gigi
No. Variabel Pengetahuan karies gigi
R p r p 1. Pengetahuan - - -0,483 0,000 2. karies gigi -0,483 0,000 - -
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa uji korelasi antara
variabel tingkat pengetahuan dan karies gigi menghasilkan nilai r hitung -
0,483 dengan p = 0,000. Karena harga p<0,05, maka didapat ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan dan karies gigi.
Tabel 4.6. Distribusi frekuensi pengetahuan dan karies gigi Karies Gigi Tingkat Pengetahuan
Kategori Karies Gigi Total Rendah Sedang Tinggi Rendah
Kategori Tingkat Pengetahuan
Kurang 0 7 17 24 Sedang 4 30 19 53 Baik 8 15 0 23
Total 12 52 36 100
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan siswa
mengenai makanan kariogenik dengan kategori baik adalah 8 siswa,
kategori sedang sebesar 4 siswa, dan kategori kurang sebesar 0 siswa.
Sedangkan kejadian karies gigi pada siswa dengan kategori tinggi
sebanyak 17 orang, kategori sedang 19 orang, dan kategori rendah
sebanyak 12 orang.
Siswi yang tingkat pengetahuan makanan kariogeniknya baik dan
memiliki kategori karies gigi tinggi ada 0 orang, kategori sedang 15 orang,
sedangkan yang dalam kategori rendah ada 8 orang. Siswi yang tingkat
pengetahuannya sedang dan memiliki kategori karies gigi tinggi ada 19
orang, kategori sedang sebanyak 30 orang, sedangkan yang dalam kategori
xxxvii
rendah ada 48 orang. Siswi yang tingkat pengetahuannya kurang dan
kategori karies giginya tinggi ada 17 orang, dalam kategori sedang ada 7
orang, sedangkan yang dalam kategori rendah ada 0 orang.
xxxviii
BAB V
PEMBAHASAN
1. Tingkat Pengetahuan Tentang Makanan Kariogenik
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diketahui bahwa tingkat
pengetahuan tentang makanan kariogenik pada siswa kelas IV di SDN 1
Sumberagung Dan SDN Bantul Timur adalah sedang. Hal ini terlihat dari
dominasi perolehan persentase kategori sedang sebesar 53,00%. Sedangkan
pada kategori tingkat pengetahuan tinggi mencapai 23,00% dan rendah
24,00% ( Tabel 4.3 dan gambar 4.3 )
Makanan kariogenik merupakan makanan yang sangat berpengaruh
terhadap kesehatan gigi dan mulut. Pengaruh ini dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu 1) isi dari makanan yang menghasilkan energi, misalnya karbohidrat,
lemak, protein, dll, 2) sifat bahan makanan yang meliputii Asidogenitas dan
Asidogenitas. Asidogenitas adalah sifat bahan makanan yang mempercepat
terjadinya proses pengasaman. Kariogenitas adalah sifat bahan makanan yang
mempercepat terjadinya proses karies gigi. Asidogenitas dan kariogenitas
adalah suatu jenis yang meningkatkan jumlah karbohidrat yang
difermentasikan dalam makanan, 3) kelekatan dan waktu retensi, Jenis
makanan yang melekat dan tidak mudah dibersihkan oleh self
cleaningmechanism lebih bersifat kariogenik. Hal ini juga dikatakan dengan
waktu retensi yaitu lamanya melekat pada permukaan gigi Harini (2000).
xxxix
Kelompok anak sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap
penyakit gigi dan mulut karena masih mempunyai kebiasaan diri yang kurang
menunjang terhadap kesehatan gigi. Dalam upaya peningkatan kesehatan gigi
dan mulut anak sekolah kendala utama adalah ketidaktahuan, ketidakmauan
dan ketidakmampuan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut serta
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini disebabkan
karena pengetahuan yang dimiliki anak akan pentingnya menjaga kesehatan
gigi dan mulut masih kurang, dapat dilihat dari pengetahuan anak tentang
makanan yang bersifat kariogenik misalnya permen, coklat, dodol, dan
lainnya, tetapi anak kurang memahami bahwa makanan yang bersifat
kariogenik dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada gigi dan dalam
pelaksanaannya biasanya anak mengemari makanan jenis ini karena
mempunyai rasa yang enak dan mudah didapat.
2. Keadaan Karies Gigi
Karies gigi adalah suatu proses yang dinamis, yaitu suatu proses
kerusakan dan perbaikan yang silih berganti. Karies gigi timbul karena
interaksi faktor-faktor yang ada di dalam mulut, ditandai dengan terjadinya
demineralisasi bagian anorganik jaringan keras gigi dan dilanjutkan dengan
desintegrasi bagian organik (Mc Donald et al, 1994).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sampel memiliki
karies gigi sedang 52,00% dan tinggi 36,00% sedangkan yang kondisi karies
giginya rendah hanya sebesar 12,00% ( Tabel 4.4 dan gambar 4.4).
xl
Kelompok anak sekolah dasar adalah kelompok yang rentan
terhadap penyakit gigi dan mulut karena masih mempunyai kebiasaan diri
yang kurang menunjang terhadap kesehatan gigi. Dalam upaya peningkatan
kesehatan gigi dan mulut anak sekolah kendala utama adalah ketidaktahuan,
ketidakmauan dan ketidakmampuan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut
serta pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini
disebabkan karena pengetahuan yang dimiliki anak akan pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut masih kurang, dapat dilihat dari pengetahuan anak
tentang makanan yang bersifat kariogenik misalnya permen, coklat, dodol, dan
lainnya, tetapi anak kurang memahami bahwa makanan yang bersifat
kariogenik dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada gigi dan dalam
pelaksanaannya biasanya anak mengemari makanan jenis ini karena
mempunyai rasa yang enak dan mudah didapat.
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumya yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi dengan timbulnya penyakit karies gigi sulung yang
menunjukkan bahwa kondisi karies gigi siswa SD pada umumnya adalah tinggi
(Sumarti, 2007).
3. Pengaruh Upaya Peningkatan Pengetahuan Tentang Makanan
Kariogenik Terhadap Karies Gigi
Berdasarkan perhitungan korelasi kendall tau didapatkan p = 0,000 (p <
0,05) atau ada hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pengetahuan
makanan kariogenik dengan timbulnya karies gigi.
xli
Sebagai faktor penyebab tingginya angka karies pada anak usia sekolah
dasar adalah faktor pola makanan dan budaya yang ditandai dengan adanya
bermacam-macam jenis makanan seperti es krim, kue-kue tepung halus, coklat
dan kembang gula yang sangat disenangi oleh anak-anak (Kusumaningsih dan
Rahardjo, 2000).
Pada SDN Bantul Timur dan SDN 1 Sumberagung pelaksanaan kegiatan
UKGS berupa upaya promotif, preventif, kuratif telah dilakukan sampai saat
ini adapun kegiatan dalam peningkatan pengetahuan siswa diberikan
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut tentang menyikat gigi, makanan yang
mendukung kesehatan gigi, plak gigi dan karies gigi. Kegiatan preventif
dilakukan dengan pemberian topical aplikasi fluor, sikat gigi massal. Pada
pembelajaran olahraga kesehatan, para guru menyisipkan tentang pendidikan
kesehatan gigi.
4. Hambatan dan Kelemahan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan tidak terlepas dari keterbatasan yang dimiliki
peneliti yaitu tidak diukurnya indeks kebersihan mulut / Oral Hygene Indeks-
Simplified (OHI-S) dan skor plak gigi, struktur dan susunan gigi, pH saliva
dan kandungan mikroorganisme dalam gigi.
xlii
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan
mengenai pengaruh Pengaruh Tingkat Pengetahuan tentang Makanan
Kariogenik Terhadap Karies Gigi pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sumberagung
dan SDN Bantul Timur diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan tentang makanan kariogenik pada siswa kelas IV di
SDN 1 Sumberagung Dan SDN Bantul Timur adalah sedang. Hal ini
terlihat dari dominasi perolehan persentase kategori sedang sebesar
53,00%. Sedangkan pada kategori tingkat pengetahuan rendah mencapai
24,00%dan tinggi 23,00% ( Tabel 4.3 dan Gambar 4.3)
Sebagian besar sampel memiliki karies gigi dengan presentasi sedang 52,00%
dan tinggi 36,00%, sedangkan yang kondisi karies giginya rendah hanya
sebesar 12,00% ( Tabel 4.4 dan Gambar 4.4)
2. Ada pengaruh tingkat pengetahuan tentang makanan kariogenik terhadap
karies gigi pada siswa kelas IV SDN 1 Sumberagung dan SDN Bantul
Timur dengan p = 0,000.
3. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan siswa kelas IV SDN 1
Sumberagung dan SDN Bantul Timur tentang makanan yang bersifat
kariogenik. Seperti permen, coklat, dodol, dan lainnya, tetapi anak kurang
memahami bahwa makanan yang bersifat kariogenik dapat menyebabkan
xliii
terjadinya kerusakan pada gigi dan dalam pelaksanaannya biasanya anak
mengemari makanan jenis ini karena mempunyai rasa yang enak dan
mudah didapat.
B. Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, beberapa saran yang
dapat diberikan antara lain :
1. Bagi Siswa SD
Diperlukan pendidikan dan peningkatan dalam upaya meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut sebagai upaya membersihkan gigi dari plak dan
sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi, sebaiknya menyikat gigi
minimal 2 kali dalam sehari dengan waktu menyikat gigi terakhir adalah
sebelum tidur. Kurangi makan makananan kariogenik seperti makanan
dalam bentuk tepung atau cairan manis yang bersifat melekat serta mudah
hancur di dalam mulut yang memudahkan timbulnya karies gigi. Seperti
biskuit, coklat, permen dan sebagainya.
2. Bagi SD, Puskesmas, dan instansi kesehatan yang terkait
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
untuk SDN Bantul Timur dan SDN 1 Sumberagung tentang pendidikan
kesehatan gigi dan mulut. Mengenai definisi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan gigi yang sangat perlu disampaikan dalam
proses belajar mengajar di sekolah.
xliv
Bagi puskesmas dan instansi kesehatan yang terkait hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam
pelaksanaan program kesehatan gigi di lapangan dalam meningkatkan
status kesehatan gigi dan mulut.
3. Untuk penelitian selanjutnya
Dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan dan diharapkan
meneliti variabel derajat keasaman saliva, anatomi gigi, mikroorganisme
dalam mulut dan indeks kebersihan mulut (OHI-S) sehingga dapat
diselidiki kaitan variabel-variabel tersebut dengan kejadian penyakit karies
gigi.
xlv
DAFTAR PUSTAKA
Adair, S.M., 1994, Epidemiology and Mechanisms of Dental Disease. Dalam Pedriatric Dentistry Through odolescent (Pikham JR eds). Tokyo, Saunders Comp.
Azwar, A., 1997, Pengantar Administrasi Kesehatan, Bhinapura Aksara, Jakarta. Be Kien Nio, 1979, Preventitive Dentistry, ed. I, Bandung. Besford, 1996, Mengenai Gigi Anak Petunjuk Bagi Orangtua, Arcan, Jakarta. Darwita, R. dan Wisnu, J., 2000, Kecenderungan Prevalensi Karies Gigi Pada
Anak Sekolah Dasar, Jurnal Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1998. Buku Pegangan Materi Kesehatan Gigi dan
Mulut di Puskesmas, Direktorat Kesehatan Gigi, Jakarta. __________, 1999, Profil Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia Pada Pelita V,
Jakarta. __________, 2000, Pedoman Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas,
Jakarta. Gondhoyuwono, T., 1997, Peranan Psikologi Komunikasi Pada Bagian Program
Kesehatan Gigi dan Mulut, Majalah Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Tri Sakti, Jakarta.
Harini, S., 2000, Usaha Pencegahan Penyakit dan Kelainan Gigi Mulut Anak
dengan Mengatur Pola Makan Anak Sejak Dini, Jurnal Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia, Ed. Khusus KPPIKG XII, Jakarta.
Kardjati, 1985, Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita, Jurnal Obor Indonesia,
Jakarta.
xlvi
Kelsey, J.L., Thomshon, W.D., Evans, A.S., 1986, Method In Observational Epidemology, Oxford University, New York.
Kidd, E.A., Joyston-Bechals, 1991, Dasar-dasar Karies Gigi, Penyakit dan
Penanggulangannya, EGC, Jakarta. Kusumaningsih, T dan Rahardjo, B., 2000, Peningkatan Mengatasi terjadinya
Karies Gigi Sehubungan Pola Makan, Jurnal Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Kructchkoff, D.J., 1981, The Pathogenesis of Dental Karies. Dalam Pedriatic
Dental Medicine, Lea and Fibeger, Philadelphia. Lestari, S Boesro, s., 1999. Pencapaian Target Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Tahun 2000, Majalah Ilmiah Dies Natalis Ceril V, Edisi Khusus, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Mc Donald, R.E., Every, D.R., Stookey, G.K., 1994, Dental Caries in The Child
and Adolescent, Mosby Comp. Toronto. Notoatmodjo, 1993, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. __________, 1997, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar”, Rineka
Cipta Jakarta. Pamardiningsih, 1996, Pengaruh Pengetahuan, Perilaku dan Presepsi Kesehatan
Gigi dan Mulut Pada Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan di Yogyakarta”, Ceril VI Majalah Ilmiah Dies Natalis ke FKG Edisi Khusus Yogyakarta.
Suwelo, I.S., 1992, Karies Gigi Pada Anak dengan Pelbagai Faktor Etiologi
Kajian Pada Anak Pra Sekolah, EGC, Jakarta.
xlvii
Sutadi, H., 2000, Pencegahan Dalam Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Cakupan dan Pelaksanaannya, Jurnal Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Tarigan, S., 1990, Karies Gigi Hipocrates, Jakarta.
xlviii
Frequencies
Statistics
100 100
0 0
9.5400 3.8600
9.0000 4.0000
6.00 5.00
3.17000 1.11934
10.049 1.253
13.00 4.00
3.00 2.00
16.00 6.00
954.00 386.00
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
TingkatPengetahuan Karies Gigi
Frequency Table
Tingkat Pengetahuan
1 1.0 1.0 1.0
1 1.0 1.0 2.0
9 9.0 9.0 11.0
13 13.0 13.0 24.0
7 7.0 7.0 31.0
9 9.0 9.0 40.0
11 11.0 11.0 51.0
7 7.0 7.0 58.0
10 10.0 10.0 68.0
9 9.0 9.0 77.0
12 12.0 12.0 89.0
7 7.0 7.0 96.0
2 2.0 2.0 98.0
2 2.0 2.0 100.0
100 100.0 100.0
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
xlix
Karies Gigi
12 12.0 12.0 12.0
30 30.0 30.0 42.0
22 22.0 22.0 64.0
32 32.0 32.0 96.0
4 4.0 4.0 100.0
100 100.0 100.0
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
l
Crosstabs
Case Processing Summary
100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Sekolah * Umur
Sekolah * Jenis Kelamin
Sekolah * TingkatPengetahuan
Sekolah * Karies Gigi
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
Sekolah * Umur Crosstabulation
Count
0 13 47 0 60
1 15 19 5 40
1 28 66 5 100
SDN Bantul Timur
SDN 1 Sumberagung
Sekolah
Total
8 th 9 th 10 th 11 th
Umur
Total
Sekolah * Jenis Kelamin Crosstabulation
Count
32 28 60
24 16 40
56 44 100
SDN Bantul Timur
SDN 1 Sumberagung
Sekolah
Total
Perempuan Laki-laki
Jenis Kelamin
Total
Sekolah * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation
Count
18 20 22 60
6 33 1 40
24 53 23 100
SDN Bantul Timur
SDN 1 Sumberagung
Sekolah
Total
Rendah Sedang Tinggi
Tingkat Pengetahuan
Total
li
Sekolah * Karies Gigi Crosstabulation
Count
8 34 18 60
4 18 18 40
12 52 36 100
SDN Bantul Timur
SDN 1 Sumberagung
Sekolah
Total
Rendah Sedang Tinggi
Karies Gigi
Total
Nonparametric Correlations
Correlations
1.000 -.483**
. .000
100 100
-.483** 1.000
.000 .
100 100
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Tingkat Pengetahuan
Karies Gigi
Kendall's tau_b
TingkatPengetahuan Karies Gigi
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
lii
liii