11
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.4November2019 : 364-374 364 PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI INDUSTRI KERIPIK DI DESA SAREE LEMBAH SEULAWAH ACEH BESAR Afriansyah 1* , Suriani 2 1) Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah KualaBanda Aceh, email: [email protected] 2) Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah KualaBanda Aceh, * email: [email protected] Abstract This study aims to determine the effect of wages, capital, raw materials and labor on the production of chips in Saree Village, Lembah Seulawah District, Aceh Besar Regency. In this study, the independent variables used are variable of wages, capital, raw materials and labor. While the dependent variable is the production variable. The data used in this study are primary data directly from the first source, namely the owner of the chips business in Saree Village. The analytical model used is a multiple linear regression model and classic assumption test. The results of the analysis show that individually the variables of capital and raw materials have a positive and significant influence on the production of chips, while the variable wage and labor have a negative influence on the production of chips. While simultanly, all the independent variables namely wages, capital, raw materials and labor have a positive and significant effect on the production of chips. The role of government is needed for the development and improvement of small industrial production. Keywords: Wage, Capital, Raw Materials, Labor, Production of Chips. Abstrak Penelitian ini dikerjakan dengan tujuan dalam mengetahui pengaruh upah, modal, bahan baku dan teaga kerja terhadap tingkat produksi keripik di Desa Saree Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Pada penelitian ini, variabel bebas yang diterapkan ialah variabel upah, modal, bahan baku dan tenaga kerja. Begitupula variabel terikat nya ialah variabel produksi. Jenis data yang diterapkan pada kegiatan penelitian ini ialah data primer langsung dari sumber pertama yaitu pemilik usaha keripik di Desa Saree. Model analisis yang diterapkan adalah model regresi linier berganda dan uji asumsi klasik. Hasil dari analisis menjelaskan bahwa secara individual bahan baku dan modal memiliki pengaruh positif serta signifikan terhadap produksi keripik, sementara upah dan tenaga kerja memiliki pengaruh negatif terhadap produksi keripik. Sedangkan secara menyeluruh, seluruh variabel bebas yaitu bahan baku, tenaga kerja, upah dan modal berpengaruh positif terhadap produksi keripik.Diperlukan peran pemerintah untuk pengembangan dan peningkatan produksi industri kecil. Kata kunci:Upah, Modal, Bahan Baku, Tenaga Kerja, Produksi Keripik.

PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.4November2019 : 364-374

364

PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI INDUSTRI KERIPIK DI DESA SAREE LEMBAH SEULAWAH

ACEH BESAR

Afriansyah1*, Suriani2 1)Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah KualaBanda Aceh,

email: [email protected] 2)Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah KualaBanda Aceh,

*email: [email protected]

Abstract

This study aims to determine the effect of wages, capital, raw materials and labor on the production of chips in Saree Village, Lembah Seulawah District, Aceh Besar Regency. In this study, the independent variables used are variable of wages, capital, raw materials and labor. While the dependent variable is the production variable. The data used in this study are primary data directly from the first source, namely the owner of the chips business in Saree Village. The analytical model used is a multiple linear regression model and classic assumption test. The results of the analysis show that individually the variables of capital and raw materials have a positive and significant influence on the production of chips, while the variable wage and labor have a negative influence on the production of chips. While simultanly, all the independent variables namely wages, capital, raw materials and labor have a positive and significant effect on the production of chips. The role of government is needed for the development and improvement of small industrial production. Keywords: Wage, Capital, Raw Materials, Labor, Production of Chips.

Abstrak

Penelitian ini dikerjakan dengan tujuan dalam mengetahui pengaruh upah, modal, bahan baku dan teaga kerja terhadap tingkat produksi keripik di Desa Saree Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Pada penelitian ini, variabel bebas yang diterapkan ialah variabel upah, modal, bahan baku dan tenaga kerja. Begitupula variabel terikat nya ialah variabel produksi. Jenis data yang diterapkan pada kegiatan penelitian ini ialah data primer langsung dari sumber pertama yaitu pemilik usaha keripik di Desa Saree. Model analisis yang diterapkan adalah model regresi linier berganda dan uji asumsi klasik. Hasil dari analisis menjelaskan bahwa secara individual bahan baku dan modal memiliki pengaruh positif serta signifikan terhadap produksi keripik, sementara upah dan tenaga kerja memiliki pengaruh negatif terhadap produksi keripik. Sedangkan secara menyeluruh, seluruh variabel bebas yaitu bahan baku, tenaga kerja, upah dan modal berpengaruh positif terhadap produksi keripik.Diperlukan peran pemerintah untuk pengembangan dan peningkatan produksi industri kecil. Kata kunci:Upah, Modal, Bahan Baku, Tenaga Kerja, Produksi Keripik.

Page 2: PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.4November2019 : 364-374

365

PENDAHULUAN Secara internasional, Kementerian Perindustrian menyatakan sektor industri Indonesia berhasil

menduduki peringkat empat dunia dalam pengkontribusian industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2017. Industri Indonesia berkontribusi sebesar 22 persen bagi jumlah PDB secara keseluruhan. Urutan negara pertama yang memiliki angka tertinggi kontribusi industri terhadap PDB adalah Korea Selatan sebbesar 29 persen, kemudian Tiongkok sebessar 27 persen, dan Jerman sebbesar 23 persen. Urutan di bawah Indonesia adalah Meksiko dan Jepang sebesar 19 persen kemudian India dan Italia sebesar 16 persen (Kementerian Perindustrian, 2017). Sebagai wilayah otonomi, Provinsi Aceh menuntut setiap kabupaten/kota untuk membangun perekonomiannya. Disaat otonomi daerah, maka rencana pembangunan ekonominya harus bersifat desentralisasi dan berdaya saing, sehingga jangkauannya lebih luas dan tidak pembangunan ekonomi daerah saja(Butarbutar, 2017). Desentralisasiyang dimaksudadalah daerah dalam melakukan pembangunan tidak perlu lagi menunggu keputusan pemerintah pusat, tetapi diberikan kewenangan kepada daerah untuk melakukan pembangunan daerahnya sendiri. Diperlukan pemerataan pembangunan ekonomi disetiap daerah sehingga tidak hanya satu daerah saja yang mengalami kemajuan, akan tetapi semua daerah bisa maju bersama. Pembangunan ekonomi di daerah pada masa otonomi ini sering dihadapi oleh rintangan-rintangan seperti masalah kesenjangan atau ketidakmerataan di tiap-tiap daerah. Padahal dengan dimilikinya sektor yang dianggap unggulan di setiap daerah di provinsi Aceh ini dapat membantu daerah untuk cepat bergerak maju dalam perekonomian.

Kabupaten Aceh Besar tidak hanya memusatkan mata pencaharian pada sektor pertanian, namun juga memusatkan perekonomian pada sektor industrii, terutama industri kecil rumahan berupa industri pengolahan makanan. Tabel 1menampilkan bahwa industri pangan di Aceh Besar mengalami kenaikan baik dari unit usahanya maupun pada sisi tenaga kerja. Industri pangan termasuk didalamnya industri rumah tangga. Industri ini salah satunya berada di Desa Saree Kecamatan Lembah Seulawah yang merupakan salah satu sentra industri kecil rumahan di Kabupaten Aceh Besar berupa industri makanan pengolahan keripik.Industri ini terus berkembang dan terus hidup dari tahun ke tahun dikarenakan wilayah Desa Saree merupakan kawasan yang memiliki akses jalan nasional yang menghubungkan Kota Banda Aceh hingga Kabupaten Bireuen. Masyarakat yang melintasi jalan ini seringmelakukan pemberhentian di wilayah tersebut, melakukan aktifitas seperti istirahat sejenak dari perjalanan jauh, membuang hajat di toilet, makan dan minum dan lain sebagainya. Bahkan pada saat memasuki musim mudik, wilayah ini sering dijadikan rest area bagi pemudik.

Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja dan Unit Usaha yang Ditampung Oleh Sektor Industri

di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013-2014

No. Uraian

2013 2014

Formal Non Formal Formal Non Formal

UU TK UU TK UU TK UU TK

1 IP 22 146 1.137 3.258 39 287 1.352 3.863 2. IS 1 5 150 266 2 20 155 281

3. IKBB 13 115 340 2.005 16 144 385 2.413 4. IL 6 257 228 959 7 505 229 675 5. IK 4 657 168 738 4 665 209 756

Sumber : BPS Aceh Besar Dalam Angka, 2014 dan 2015

Page 3: PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.4November2019 : 364-374

366

Keterangan: UU : Unit Usaha IKBB : Industri Kimia dan Bahan Bangunan TK : Tenaga Kerja IL : Industri Logam IP : Industri Pangan IK : Industri Kerajinan IS : Industri Sandang

Pemerintah Kabupaten Aceh Besar sudah dapat melirik usaha keripik di Desa Sareedengan

menyalurkan bantuan maupun perhatian dan regulasi yang mendukung perkembangan usaha. Selain karena produk keripik ini sudah dianggap sebagai potensi unggulan daerah dan dikenal masyarakat luas, ini juga bisa dikembangkan untuk dijadikan sebagai retribusi pendapatan baru bagi Kabupaten Aceh Besar berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga dengan adanya bantuan dan perhatian pemerintah yang semakin besar tersebut akan membantu usaha-usaha ini untuk bergerak maju. Industri keripik ini diharapkan mampu bertransformasi dari bentuk industri kecil rumahan menjadi industri menengah bahkan bukan tidak mungkin akan menjadi industri besar dengan bahan baku, tenaga kerja, upah dan modal yang tinggi, sehingga dapat membuat total produksi semakin besar. Dengan demikian Desa Saree Kecamatan Lembah Seulawah dapat ditetapkan sebagai pusat oleh-oleh Kabupaten Aceh Besar. TINJAUAN PUSTAKA Industri

Menurut Badan Pusat Statiistik (BPS), industri atau disebut industri manuffaktur/pengolahanyaitu kegiatan yang mengolah barang bahan dasar dengan cara mekanis, kimia atau melalui tangan yang akhirnya tercipta barang setengah jadi atau barang jadi, ataupun barang yang nilainya kurang menjadi barang yang berharga atau bernilai tinggi.Berdasarkan Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 5 mengenai Industri yang tertulis dalam Pasal 1 Bab 1 Ayat 2 menerangkan: Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Surat Keputusan (SK)Menteri Perindustrian Nomor 19/M/SK/I/1986 menerangkan pengklasifikasian industri yaitu:

a) Aneka Industri, adalah usaha yang dapat memproduksi barang keperluan dan kebutuhan konsumen. Contoh: industri pakaian, industri minuman dan makanan dan lain lain.

b) Industri Kecil, ialah usaha yang masih menggunakan peralatan seadanya dan memiliki modal yang minim. Sering disebut dengan industri rumah tangga. Contoh: industri keripik, industri kerajinan tanah liat dan lain lain.

c) Industri Kimia Dasar, adalah yang memproduksi bahan baku menjadi setengah jadi atau barang sudah jadi. Misal: industri pasta gigi, sabun dan lain lain.

d) Industri Logam Dasar dan Mesin. Contoh: industri barang-barang elektronik, industri pesawat dan lain lain.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Menurut Lipsey (1995), faktor produksi bisa dibagi menjadi tiga komponen, yaitu modal,

tanah serta tenaga kerja. Faktor produksi yang sering dipakai dan digunakan pada saat proses kegiatan produksi adalah sumber daya alam, berupa segala sesuatu yang tersedia oleh alam. Contohnya air dan tanah. Kemudian modal. Pada proses produksi, modal dapat berupa peralatan, bahan-bahan maupun uang. Upah termasuk kedalam modal dalam berproduksi. Juga tenaga kerja, yang menggerakkan dan mengkombinasikan semua faktor-faktor produksi dalam menghasilkan barang atau jasa. Beberapa variabel yang diperkirakan mempengaruhi produksi pada industri

Page 4: PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.4November2019 : 364-374

367

keripik Saree ialah upah, modal, bahan baku dan tenaga kerja. UU Tahun 2003 Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan yang tertulis pada ayat 30 Pasal 1 mengatakan upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Mardiyatmo (2010) menjelaskan tentang metode pembayaran upah dalam kegiatan produksi ada 4 kategori, yaitu:

a) Berdasarkan Satuan Hasil, yaitu per produk yang diselesaikan atau capaian dari pekerja. Setiap per produk yang telah dihasilkan akan dihitung dengan upah per unit yang telah ditentukan.

b) Upah Bonus, diserahkanberkat pekerjaan yang pekerja lakukan telah memberikan manfaat kepada perusahaan.

c) Berdasarkan Waktu, biasanya pada beberapa tipe usaha lebih mudah menentukan upah berdasarkan sisi tanggung jawab yang dipikul daripada sisi produktivitas yang dihasilkan. Pada kondisi seperti ini metode berdasarkan waktu lebih tepat untuk diterapkan.

d) Upah Borongan, yaitu metode upah dengan menentukan suatu pekerjaan yang wajib diselesaikan oleh pekerja pada waktu tertentu. Jika diselesaikan tepat pada waktunya maka akan diputuskan upah sekian rupiah

Untuk memulai suatu usaha produksi, modal menjadi salah satu penentu dari

keberhasilan dalam berproduksi. Modal merupakan bagian dari suatu perencanaan yang harus dipenuhi, jika tidak ada modal maka suatu usaha belum dapat berjalan dengan benar (Istiqomah, 2018). Busyro(2016) mengatakan modal yang tersedia harus mampu menutupi kegiatan produksi perusahaan sehari-hari atau biaya pengeluaran perusahaan, karena dengan tersedianya modal yang memadai akanmemberi manfaat bagi pengusaha, dan juga memungkinkan bagi pengusaha untuk dapatbekerja secara efisien dan tidak mengalami kendala keuangan. Menurut Juniati(2016) Modal termasuk satu diantara faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi produksi yang memberikan sumbangsih kepada hasil produksi industri.

BerdasarkanUU Tahun 1984 Nomor 5 Tentang Industri pada Pasal 1 ayat 9 menerangkan bahwa bahan baku yaitu bahan yang masih mentah yang dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan yang bisa digunakan dalam kegiatan produksi. Menurut Cahyadinata (2018)stok bahan baku yang cukup dan memadaibisa memberi kelancaran pada kegiatan produksisehingga bisa memberikan jaminan efektifnya suatu kegiatan pemasaran dalam memberirasa puas kepada konsumen. Bahan baku adalah input yang penting dalam kegiatan produksi. Karena dengan adanya bahan baku kegiatan produksi bisa berjalan. Total bahan baku yang dimiliki juga kerap kali berbanding lurus dan selaras dengan total produksi yang dihasilkan. Tetapi kegiatan produksi tersebut tidak terlepas dari bantuan input faktor produksi tenaga kerja. UU Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 13 tentang Tenaga Kerjamengatakan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan kegiatan produksi guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Mardiyatmo (2010:8) mengelompokkan tenaga kerja menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Tenaga Kerja Terdidik, ialah pekerja yang mempunyaikeahlian pendidikan formal dan pengetahuan. Contohnya guru, arsitek, bidan.

b. Tenaga Kerja Terlatih, ialah pekerja yang mempunyai keterampilan dan pengetahuan dari kursus-kursus dan latihan-latihan. Contohnya sopir, tukang pangkas rambut, penjahit.

Page 5: PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.4November2019 : 364-374

368

c. Tenaga Kerja Tidak Terlatih dan Tidak Terdidik, ialah pekerja yang mendapat keterampilan cuma dari kebiasaan dan pengalaman. Contohnya tukang sapu jalan, tukang parkir, buruh kasar.

Fungsi Produksi dan The Law of Diminishing Return Menurut Busyro(2016) produksi ialah proses yang menciptakan manfaat. Teori produksi

menjelaskan hubungan diantarajumlah tenaga kerja yang digunakan dengan tingkat produksi barang dalam menghasilkan berbagai tingkat produksi barang. Dimisalkan faktor produksi lain tetap, maka faktor produksi yang bisa diubah jumlahnya ialah tenaga kerja (Sukirno, 2006). Lipsey (1995) menyebutkan faktor produksi dibagi kedalam tiga komponen yaitu modal, tanah dan tenaga kerja. Hubungan antara output dan input bisa diformulasikan kedalam fungsi produksi. Fungsi produksi yang lazim dipakai yaitu fungsi produksi Cobb-Douglas.

Q = f ( K, L)

Yaitu : Q : Output produksi yang mampu dihasilkan K : Modal, dan L : Tenaga kerja

Hukum penambahan hasil yang semakin berkurang (The Law of Diminishing Return) dicetuskan oleh David Ricardo (1772-1823) seorang ahli ekonomi berkebangsaan Inggris. Ricardo mengatakan apabila salah satu unit input ditambah jumlahnya terus-menerus pada jumlah yang sama dan input yang lain konstan maka mula-mula akan terjadi penambahan output, tetapi jika terus menerus dilakukan maka pada titik tertentu output yang didapatkan semakin menurun hingga akhirnya tidak terjadi penambahan. Dimisalkan pada suatu penambahan input tenaga kerja, penambahan output produksi akan semakin berkurang hingga mencapai titik nol jika input tenaga kerja terus-menerus dilakukan penambahan.

Kerangka Konseptual Peneliti menggambarkan kerangka konseptual dalam bentuk seperti ini:

Gambar 1. Kerangka Konseptual Keterangan :

: berpengaruh secara parsial : berpengaruh secara simultan X : variabel bebas (independen) Y : variabel teriikat (dependen)

Bahan Baku (X3)

Tenaga Kerja (X4)

Modal (X2)

Produksi (Y)

Upah (X1)

Page 6: PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.4November2019 : 364-374

369

METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup terhadap kegiatan penelitiian ini ialah usaha-usaha keripik yang berada di Desa Saree Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar dengan melihat variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pertumbuhan produksi yaitu upah, modal, bahan baku dan tenaga kerja. Lokasi di fokuskan pada usaha produksi keripik di Desa Saree Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar.

Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang dipakai pada kegiatan penelitian ini yaitu data sekunder & data

primer.Data sekunder penelitian ini didapatkan dari BPS yaitu data jumlah tenaga kerja dan unit usaha yang ditampung oleh sektor industri di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013-2014, Kementerian Perindustrian berupa data peranan sektor industri terhadap PDB nasional 2011-2015 dan yang berasal dari jurnal, skripsi, artikel dan buku yang mendukung.Sementara data primer adalah data untuk mendukung penelitian, diperoleh dari wawancara, kuisioner dan observasi langsung ke lokasi penelitian. Responden pada kegiatan penelitian ini ialah para pelaku usaha industri keripik di Desa Saree Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar.

Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini yaitu pelaku usaha industri keripik di Desa Saree sebesar 58

unit usaha. Sementara sampel pada penelitian ini sebesar 45 unit usaha. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan diawal (atau bersifat homogenitas).

Teknik Analisis Data Penelitian ini menerapkan teknik analisis regresi liniier berganda. Bentuk persamaannya

dapat ditulis seperti ini: Y = � + ���� + ���� + ���� + ���� + �

Persamaan tersebut ditransformasikan kedalam bentuk logaritma:

��Y = � + ������ + ������ + ������ + ������ + � Dimana Y adalah produksi keripik, adalah nilai konstanta, �� − �� adalah nilai

koefisien regresi dari setiap variabel bebas pada penelitian, X1 adalah upah, X2 adalah modal, X3 adalah bahan baku, X4 adalah tenaga kerja dan e adalah kesalahan penganggu/error term.

Uji Asumsi Klasik 1. Pengujian Normalitas

Dilakukan agar bisa diketahui apakah data yang dipakai pada penelitian tersebar secaranormal atau tidak normal.Data bisa disebut tersebar normal apabila pada Asyimp Sig (2-tailed)nilainya 05, danapabilanilainya< 0,05 maka data tidak tersebar normal. 2. Pengujian Multikolinieritas

Dilakukan agar dapat diketahui apakah dalam model regresi penelitian terdapat hubungan antara variabel-variabel bebas (X). Model yang benarialah tidak terdapat korelasi antara variabel-variabel bebas. Kriteria kelulusan yang dipakai dalam menentukan ada tidaknya gejala multikollinearitas yaitu nilai VIF(Variance Inflation Facttor)< 10. 3. Pengujian Heteroskedastiisitas

Dilakukan agar dapat diketahui apakah didalam model regresi penelitian tedapat

Page 7: PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.4November2019 : 364-374

370

perbedaanvariansidari residual yang ada.Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat gejala heterokedastisitas, jika sebaliknya nilai signifikansi > 0,05 maka terjadi homokedastisitas. 4. Pengujian Autokorelasi

Digunakan dalam mendeteksi didalam model regresi linear ada hubungan diantara kesalahan penggganggu/error term pada periode t terhadap kesalahan pengganggu/error term pada periode t-1.Penelitian ini memakai uji Durbin-Wattson (DW test). Cara memutuskan kesimpulannya ialah: dl< d < du atau 4-du < d < 4 dl : tidak terdapat kesimpulan du < d : bebas autokorelasi d <dl atau d > 4-dl : terdapat autokorelasi

Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Dilakukan agar bisa diketahui seberapa mampu variabel bebas pada penelitian bisa dalam menjelaskan variabel terikat (Fachmi.2014).

Pengujan T Merupakan pengujian dengan tujuan agar menguji tingkat signifikansi variabel bebassecara parsial dalam mempengaruhi variabel terikat.HO ditolak dan H1 diterima jika nilai sig. nya < 0,05 dan t hitung > t tabel maknanya salah satu variabel bebas memberi pengaruh terhadap variabel terikat dan sebaliknya.

Pengujian F Dikerjakan agar dapat diketahui nilai signifikansi keseluruhan variabel bebas dalam memberi pengaruh terhadap variabel terikat pada kegiatan penelitian ini.Cara pengambilan keputusan uji F mirip dengan pengambilan keputusan pada uji T.

Definisi Operasional Variabel 1. Upah yaitu pengeluaran yang dibayarkan kepada tenaga kerja oleh pengusaha keripik

dalam satuan rupiah (Rp) 2. Modal yaitu modal awal yang dikucurkan oleh pengusaha keripik dalam memulai

usahanya dalam satuan rupiah (Rp) 3. Bahan Baku yaitu sejumlah bahan dasar yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk

keripik berupa minyak goreng, pisang, singkong dan ubi dalam satuan kilogram (Kg) 4. Tenaga kerja yaitu sejumlah pekerja yang bekerja pada industri keripik dalam satuan

orang/jiwa. 5. Produksi yaitu total keripik yang diproduksi oleh usaha industri keripik. Satuan yang

digunakan adalah kilogram (Kg). HASIL PEMBAHASAN Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Pada pengujiannormalitasmenggunakan Pengujian Kolmogorov-smirnov diketahui bahwasanya Asyimp. Sig. (2 tailed) nilainya 0.200 > 0.05.Maka bisa ditarik kesimpulan data penelitian ini tersebar normal. Sementara pada pengujianmultikolinieritas, berdasarkan perhitungan yang telah dikerjakan dengan memantau nilai VIF, didapat hasil bahwa variabel bahan baku, tenaga kerja, upah dan modal memiliki nilai VIF < 10 maka disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas alias tidak saling berhubungan satu sama lain. Kemudian pada pengujianheteroskedastisitas berdasarkan perhitungan menggunakan Uji Glejser diketahui bahwa variabel bahan baku, tenaga kerja, upah dan modal memiliki nilai signifikansi > 0.05 maka

Page 8: PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.4November2019 : 364-374

371

bermakna seluruh variabel bebas terhindar dari heteroskedastisitas alias homoskedastisitas. Kemudian pada pengujian autokorelasi berdasarkan perhitungan menggunakan Uji Durbin Watson diketahui bahwa padapenelitian ini nilai dw hitung > du maka gejala autokorelasi tidak ditemukan pada penelitian.

Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Liniear Berganda

Variabel Unstandardized Coefficients Constant 0,238 Upah (X1) -0,079 Modal (X2) 0,126 Bahan baku (X3) 0,726 Tenaga Kerja (X4) -0,024

Sumber: Olahan data primer, 2019

��� = 0,238 + − 0,079���� + 0,126���� + 0,726���� + − 0,024���� + �

Nilai konstanta yang diperoleh dari hasil regresi didapat angka 0,238, maknanya jika upah, modal, bahan baku dan tenaga kerja konstan alias tetap, maka produksi industri keripik Saree adalah sebesar 0,238 kg. Kemudian nilai koefisien regresi upah sebesar -0,079, maknanya jika upah naik 1% dan variabel lain dianggap tetap maka produksi industri keripik Saree menurun 0,079 kg. Ini menunjukkan bahwa upah dan produksi pada industri keripik Saree berhubungan negatif. Kemudian nilai koefisien regresi modal 0,126, maknanya jika modal naik 1% dan variabel lain diasumsikan tetap maka produksi industri keripik Saree sebesar 0,126 kg. Artinya modal dan produksi industri keripik Saree memiliki hubungan positif. Kemudian nilai koefisien regresi bahan baku sebesar 0,726, maknanya jika bahan baku naik 1% dan variabel lain dianggap tetap maka produksi industri keripik Saree sebesar 0,726 kg. Artinya bahan baku dan produksi industri keripik Saree memiliki hubungan yang positif dan juga dengan nilai koefisien regresi yang terbesar dari yang lain menunjukkan bahwa bahan baku adalah komponen paling penting dalam mendongkrak produksi keripik Saree. Sementara itu nilai koefisien regresi tenaga kerja -0,024, maknanya jika tenaga kerja naik 1% dan variabel lain diasumsikan tetap maka produksi menurun 0,024 kg. Artinya tenaga kerja dan produksi pada industri keripik Saree memiliki hubungan yang negatif.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 3. Hasil Uji Koefisiien Determinasi

Model R R2 Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,937 ,878 ,866 ,06589

Sumber: Olahan data primer, 2019

Dari tabel 3 diketahui bahwanilai R2 0,878. Maknanya ialah variabel bebas pada penelitian mampu menerangkan variabel terikat sebesar 87% dan sisa 13% dijelaskan oleh variabel yang lain yang tidak tercantum pada kegiatan penelitian ini.

Hasil Uji T dan Uji F Tabel 4menunjukkan bahwasanya nilai Sig. upah 0,518> 0,05, nilai t hitung -0,652<

0,308 t tabel maka hipotesis HO diterima. Maknanya upah secara parsial tidak memberi pengaruh terhadap produksi keripik. Diketahui bahwa nilai Sig. modal 0,004< 0,05, nilai t hitung

Page 9: PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.4November2019 : 364-374

372

3,042> 0,308 t tabel jadi hipotesis HO ditolak. Artinya modal secara parsial memberi pengaruh positif terhadap produksi keripik. Nilai Sig. bahan baku 0,00< 0,05, nilai t hitung 15,264 > 0,308 t tabel jadi HO ditolak. Artinya bahan baku secara parsial memberi pengaruh positif terhadap produksi keripik. Dan nilai Sig. tenaga kerja 0,519> 0,05, nilai t hitung -0,651 < 0,308 t tabell jadi HO diterima. Artinya tenaga kerja secara parsial tidak memberi pengaruh terhadap produksi keripik.

Tabel 4. Hasil Uji T Model T hitung Sig. T tabel

Upah (X1) -0,652 0,518 0,308

Modal (X2) 3,042 0,004 0,308

Bahan Baku (X3) 15,264 0,000 0,308

Tenaga Kerja (X4) -0,651 0,519 0,308

Sumber: Olahan data primer, 2019

Kemudian untuk hasil uji F pada Tabel 5 diketahui bahwasanya nilai Sig, nya sebesar 0,00 < 0,05 oleh karena ituhipotesis HO ditolak. Juga diketahui F Hitung bernilai 71,796 > F Tabel 0,308 maka HO ditolak. Maknanya seluruh variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh positif terhadap produksi keripik Saree.

Tabel 5. Hasil Uji F

Model F Sig. F tabel

Regression Residual 71,796 0,000 0,308

Sumber: Olahan data primer, 2019

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Secara parsial, bahan baku dan modal memiliki pengaruh positif terhadap produksipada industri keripik di Desa Saree Kabupaten Aceh Besar.

2. Secara parsial, upah dan tenaga kerja tidak memberi berpengaruh terhadapproduksi pada industri keripik di Desa Saree Kabupaten Aceh Besar.

3. Secara simultan, upah, modal, bahan baku dan tenaga kerja memiliki pengaruh positif terhadap produksi pada industri keripik di Desa Saree Kabupaten Aceh Besar.

Saran 1. Pemberian upah disesuaikan dengan output yang mampu dihasilkan. 2. Untuk meningkatkan produksi keripik Saree, maka sebaiknya pelaku usaha

menambahkan modal yang cukup. 3. Bahan baku merupakan variabel prioritas utama dalam usaha keripik Saree. Oleh karena

itu perlu ditingkatkan persediaan bahan baku agar produksi meningkat. 4. Penambahan tenaga kerja tidak menjadi prioritas dalam usaha keripik Saree. Karena

jumlah tenaga kerja yang dimiliki saat ini sudah cukup. Tambahkan 1-2 pekerja jika diperlukan.

5. Upah, modal, bahan baku dan tenaga kerja secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap produksi keripik Saree. Oleh karena itu, keseluruhan variabel tersebut harus

Page 10: PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.4November2019 : 364-374

373

tetap diperhatikan secara bersamaan agar dapat menunjang produksi keripik di Desa Saree Lembah Seulawah Aceh Besar.

DAFTAR PUSTAKA BadanPusat Statistik. (2015). Aceh Besar Dalam Angka2015. Badan Pusat Statistik. (2017). Jakarta Dalam Angka 2017.

Busyro, N. (2016). Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Jam Kerja dan Jumlah Produksi Terhadap

Pendapatan di UD. Warga Teknik Nagari Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas. Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 31 48.

Butarbutar, G. R. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Industri

Makanan Khas Di Kota Tebing Tinggi. JOM Fekon, 4(1), 619 633.

Ernawati, C. (2013). Elastisitas Modal dan Tenaga Kerja dalam Memproduksi Batu Bata di Desa Cot Kumbang di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Aceh.

Fachmi. (2014). Analisis Produksi dan Pendapatan Industri Meubel di Kota Makassar. Skripsi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin.

Indonesia, R. (1984). Undang Undang No . 5 Tahun 1984 Tentang Undang Undang No . 5 Tahun 1984 Tentang , (5), 3.

Indonesia, R. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan. Undang-Undang No.13 Tahun 2003, (1), 1 34. Retrieved from http://www.kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf

Istiqomah, L., Umiyati, E., & Hardiani. (2018). Pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap nilai

produksi industri pisang salai di Desa Purwobakti Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo. E-Jurnal Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan, 7(1), 43 55.

Juniati. (2016). Pengaruh Harga Jual, Modal, Luas Lahan dan Tenaga Kerja Terhadap

Peningkatan Pendapatan Masyarakat Muslim (Studi pada Petani Kopi Arabika di Desa Bilanrengi Kabupaten Gowa). Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam.

Kementerian Perindustrian. (1986). SK Menperind_No_19_1986.pdf. Kementerian Perindustrian. (2017). Kontribusi Pendapatan Domestik Bruto

Lipsey, (1995).Pengantar Mikroekonomi. Binarupa Aksara. Jakata

Mardiyatmo. (2010). Economics 2 For Senior High School. Yudhistira Purwanti, E., & Rohayati, E. (2014). Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga, Pendapatan

Terhadap Partisipasi Kerja Tenaga Kerja Wanita Pada Industri Kerupuk Kedelai Di Tuntang,

Page 11: PENGARUH UPAH, MODAL, BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.4November2019 : 364-374

374

Kab Semarang. Jurnal, Vol.7 No.1, 113 123.

Rejekiningsih, T. W. (2002). Mengukur Besarnya Peranan Industri Kecil Dalam Perekonomian Di Propinsi Jawa Tengah. Jurnal, 1(2), 125 136.

Sukirno, S. (2006), Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.