4
Pengecatan Bakteri Bakteri terdapat secara luas di lingkungan alam yang berhubungan dengan hewan, tumbuh – tumbuhan, udara, air, dan tanah. Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang tidak terlihat oleh mata, tetapi dengan bantuan mikroskop, mikroorganisme tersebut akan nampak. Panjang bakteri berkisar antara 0,5 – 10 mikron dan lebar 0,5 – 2,5 mikron tergantung dari jenisnya. Pada umumnya ada beberapa bentuk sel bakteri yang kita kenal : 1. Bentuk bulat atau cocci mempunyai beberapa variasi sebagai berikut: Micrococcus, berbentuk kecil dan tunggal. Diplococcus, berbentuk double Pneumococcus dan diplococcuss berbentuk lanset. Diplococcus yang berbentuk seperti biji kopi disebut gonococcus. Tetracoccus, berbentuk seperti bujur sangkar. Sarcina, berbentuk seperti kubus dan terdiri dari delapan sel yang tersusun rapi. Staphylococcus, bila bentuknya tak teratur menyerupai buah anggur. Streptococcus, berbentuk seperti rantai. Contoh bakteri bentuk cocci adalah: Clostridium sporogenes, 0,6-0,3 µm x 3,0-7,0 µm Pseudomonas sp., 0,5-1,0 µm x 2,0-3,0 µm Bacillus megaterium, 0,2-1.5 µm x 2,0-4,0 µm Salmonella typhi, 0,6-0,7 µm x 2,0-3,0 µm 2. Bentuk batang atau bacilli, mempunyai beberapa variasi seperti : o Cocobacillus, berbentuk sangat pendek sehingga mirip seperti cocci. o Fusiformis, kedua ujungnya meruncing o Streptobacillus, berbentuk filamen dengan sel-sel yang bergandengan. 3. Bentuk koma atau vibrios. 4. Bentuk spiral atau spirilli, banyak dijumpai sebagai individu sel yang memisah dan berbentuk lengkung, mempunyai variasi sebagai berikut:

Pengecatan Bakteri

  • Upload
    okpit

  • View
    56

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengecatan Bakteri

Pengecatan Bakteri

Bakteri terdapat secara luas di lingkungan alam yang berhubungan dengan hewan, tumbuh – tumbuhan, udara, air, dan tanah. Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang tidak terlihat oleh mata, tetapi dengan bantuan mikroskop, mikroorganisme tersebut akan nampak. Panjang bakteri berkisar antara 0,5 – 10 mikron dan lebar 0,5 – 2,5 mikron tergantung dari jenisnya. Pada umumnya ada beberapa bentuk sel bakteri yang kita kenal :

1. Bentuk bulat atau cocci mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:

       Micrococcus, berbentuk kecil dan tunggal.

       Diplococcus, berbentuk double       Pneumococcus dan diplococcuss berbentuk lanset. Diplococcus yang berbentuk

seperti biji kopi disebut gonococcus.       Tetracoccus, berbentuk seperti bujur sangkar.       Sarcina, berbentuk seperti kubus dan terdiri dari delapan sel yang tersusun rapi.       Staphylococcus, bila bentuknya tak teratur menyerupai buah anggur.       Streptococcus, berbentuk seperti rantai.

Contoh bakteri bentuk cocci adalah:       Clostridium sporogenes, 0,6-0,3 µm x 3,0-7,0 µm       Pseudomonas sp., 0,5-1,0 µm x 2,0-3,0 µm       Bacillus megaterium, 0,2-1.5 µm x 2,0-4,0 µm       Salmonella typhi, 0,6-0,7 µm x 2,0-3,0 µm

       2. Bentuk batang atau bacilli, mempunyai beberapa variasi seperti :o    Cocobacillus, berbentuk sangat pendek sehingga mirip seperti cocci.o    Fusiformis, kedua ujungnya meruncingo    Streptobacillus, berbentuk filamen dengan sel-sel yang bergandengan.

3. Bentuk koma atau vibrios.

4. Bentuk spiral atau spirilli, banyak dijumpai sebagai individu sel yang memisah dan berbentuk lengkung, mempunyai variasi sebagai berikut:

       Vibrio, berbentuk batang yang membengkok.       Spirilum, berbentuk spiral kasar, kaku, dan dapat bergerak dengan flagel.       Spirochaeta, berbentuk spiral halus, elastis, fleksibel, dapat bergerak dengan filamen

aksial.Contoh bakteri berbentuk spiral atau spirilli adalah :

a.    Borrelia, berbentuk gelombangb.    Treponema, berbentuk spiral halus dan teraturc.    Leptospira, berbentuk spiral dengan kaitan pada satu atau kedua ujungnya.

Teknik pewarnaan dilakukan untuk memudahkan mempelajari morfologi, struktur,dan sifat bakteri dalam identifikasinya. Ada beberapa teknik pewarnaan yang

Page 2: Pengecatan Bakteri

kita ketahui yaitu (1) Pewarnaan negatif, (2) pewarnaan sederhana, dan (3) pewarnaan gram.

Pada tahun 1884, seorang ilmuwan berkebangsaan Denmark, Hans Christian Gram (1853-1938) mengembangkan teknik pengecatan gram. Pengecatan gram atau pengecatan diferensial digunakan untuk mengklasifikasikan bakteri ke dalam dua kelompok yaitu gram positif dan gram negatif. Hal ini didasarkan pada warna yang dipertahankan oleh bakteri sesuai dengan sifat fisik dan kimia dinding sel mereka.

Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka (filzahazny, 2008). Teknik pengecatan gram terdiri dari 4 tahapan yaitu :

1.    Primary stain atau warna dasar (kristal violet), berupa pewarna basa dan dapat mewarnai bakteri secara jelas. Semua bakteri dicat ungu sebagai warna dasar.

 2. Mordant (Gram's iodine). Iodin bergabung dengan kristal violet di dalam sel bakteri untuk membentuk kompleks violet – iodine.

 3.   Decolorizer atau bahan pencuci warna (etil-alkohol). Beberapa bakteri dibersihkan dari cat warna dasar (kristal iodin) sementara yang lain tidak terpengaruh.

4.    Secondary or counterstain atau warna pembanding (safranin). Warna dasar bakteri diberi pewarnaan ulang dengan warna merah.

Pengececatan gram memberikan hasil yang berbeda karena adanya perbedaan dinding sel pada tiap bakteri. Dinding sel bakteri gram positif memiliki banyak lapisan peptidoglikan, sementara kompleks kristal violet  - iodin lebih besar daripada kristal violet atau molekul iodine yang memasuki sel, akibatnya kompleks tidak dapat melewati dinding sel yang tebal sehingga bakteri tetap bewarna ungu/violet seperti warna crystal violet. Bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan sebuah lapisan lipopolisakarida terluar. Alkohol melarutkan liposakarida sehingga kompleks kristal violet – iodin menghapus ulang warna sel. Ketika bakteri diwarnai akibatnya warna merah safranin akan memasuki dinding sel dan menyebabkan bakteri berwarna merah.Pewarnaan sederhana paling umum digunakan. Pada pewarnaan ini hanya satu jenis cat pewarna yang digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Pewarna yang digunakan pada pewarnaan sederhana bersifat alkali dimana kromofornya bermuatan positif. Tujuan dari pewarnaan sederhana ini adalah untuk mengetahui tipe morfologi dan struktur bakteri.

Meode pewarnaan negatif bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan/tembus pandang. Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina (Hadiotomo, 1990).

Page 3: Pengecatan Bakteri

Struktur di dalam sel pada tempat-tempat yang khas dibentuk oleh spesies ini disebut endospora. Endospora dapat bertahan hidup dalam keadaan kekurangan nutrien, tahan terhadap panas, kekeringan, radiasi UV serta bahan-bahan kimia. Ketahanan tersebut disebabkan oleh adanya selubung spora yang tebal dan keras. Sifat-sifat ini menyebabkan dibutuhkannya perlakuan yang keras untuk mewarnainya. Hanya bila diperlukan panas yang cukup, pewarna yang sesuai dapat menembus endospora. Tetapi sekali pewarna memasuki endospora, sukar untuk dihilangkan. Ukuran dan letak endospora di dalam sel merupakan ciri-ciri yang digunakan untuk membedakan spesies-spesies bakteri yang membentuknya (Dwidjoseputro, 1989).

Diedit dari berbagai sumber

Daftar Pustaka:Buckle, K. A., etc.. Ilmu Pangan (terj. Hari Purnomo). 2009. Jakarta: UI Press.Ferdinand, Fiktor dan Moekti Ariwibowo. 2008. Praktis Belajar Biologi. Jakarta: PT Grafindo

Media Pratama.         Filzahazny. Pengantar tentang Bakteri

dalamhttp://filzahazny.wordpress.com/2008/02/16/pengantar-tentang-bakteri/(diakses pada 4 Maret 2010 pukul 13.17 wib)

Hadioetomo, R. S.. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: PT Gramedia Utama.James, Joyce. Principles of Science for Nurses (terj. oleh Indah R.W.) . 2002. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.Koch, Arthur L.. The Bacteria: Their Origin, Structure, Function, and Antibiosis. 2006.

Netherland: Springer.Prahardika, Indra. “Mikrobiologi Dasar”

dalam http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-5-morfologi-mikroba.html  (diakse s pada 1 Maret 2010 pukul 22.22 wib)

WHO. Manual Basic of Basic Techniques for A Health Laboratory. 2003. Geneva: WHO.