44
Makalah: PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN Mata Kuliah: BELAJAR dan PEMBELAJARAN 1 Disusun oleh: Mahasiswa Program Studi Matematika

Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

Citation preview

Page 1: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

Makalah:

PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

Mata Kuliah:

BELAJAR dan PEMBELAJARAN 1

Disusun oleh:

Mahasiswa Program Studi Matematika

FKIP UNRAM

Angkatan 2011

Page 2: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan

makalah kami yang berjudul “Pengelolaan Kelas”.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih terdapat banyak

kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi penyusunan maupun kelegkapan dan

ketepatan isi makalah. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai

pihak terhadap makalah kami.

Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan

sebagai acuan untuk makalah-makalah selanjutnya.

Mataram, 29 Maret 2013

Penyusun

Page 3: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2

1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN 4

2.1 Pengertian Pengelolaan Kelas...........................................................................4

2.2 Peran Guru dalam Strategi Pengelolaan Kelas .................................................5

2.3 Tujuan, Aspek, Fungsi dan Masalah Pengelolaan Kelas ..................................6

2.4 Prinsip-Prinsip dalam Pengelolaan Kelas .........................................................8

2.5 Bentuk Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas ................................................10

2.6 Penerapan Sistem dalam Pengelolaan Kelas ………………………………13

2.7 Komponen-Komponen dalam Mengelola Kelas…………………………….15

2.8 Hal-Hal yang Harus Dihindari dalam Mengelola Kelas …………………..22

2.9 Pengaruh Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran ..23

2.10 Indikator Sebagai Tolak Ukur Kesuksesan Guru dalam Mengelola Kelas 24

BAB IV PENUTUP 26

4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….26

4.2 Saran................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu

negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan

bangsa. Menurut Mulyasa “Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus

diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap

peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni sarana gedung, buku yang

berkualitas, guru dan tenaga kependidikan yang profesional.

Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di

sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk

mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan

dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas.

Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi

lingkungan yang ada di sekitar siswa atau segala usaha membantu murid dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan

dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat

berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran

yang efektif.

Di kelas, segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru

dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat

individualnya, kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber

pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di

kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang

terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan baik,

profesional, dan harus berlangsung terus-menerus.

Djamaroh menyebutkan ”Masalah yang dihadapi guru, baik pemula maupun

yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Hal tersebut dikarenakan

Page 5: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

bahwa dalam satu kelas para siswa adalah merupakan makhluk sosial yang

mempunyai latar belakang yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari

aspek kecerdasan, pisikologis, biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar

permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di

sekolah.

Berangkat dari permasalahan di atas, penulis mengangkat masalah mengenai

pengelolaan kelas dalam pembelajaran agar guru atau calon pengajar mengetahui

dan memahami tentang pentingnya pengelolaan kelas yang baik untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang efektif.

1.2 Rumusan Masalah

Mengkaji latar belakang di atas dapat diambil beberapa permasalahan sebagai

kajian dari pembuatan makalah ini yakni di antaranya :

1. apakah yang dimaksud dengan pengelolaan kelas?

2. apa peran guru dalam strategi pengelolaan kelas?

3. apakah tujuan, aspek, fungsi dan masalah dari pengelolaan kelas?

4. bagaimanakah prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas?

5. bagaimanakah bentuk pendekatan dalam pengelolaan kelas?

6. bagaimana penerapan sistem dalam pengelolaan kelas?

7. apa saja komponen-komponen yang harus dipenuhi agar guru dapat mengelola

kelas dengan baik?

8. apa sajakah hal-hal yang harus dihindari dalam mengelola kelas?

9. bagaimanakah pengaruh pengelolaan kelas dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran di kelas?

10. bagaimana indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur kesuksesan guru

dalam mengelola kelas?

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan penulisan atau pembahasan makalah ini adalah:

1. mengetahui pengertian dari pengelolaan kelas;

2. mengetahui peran guru dalam strategi pengelolaan kelas;

3. mengetahui tujuan, aspek, fungsi dan masalah dari pengelolaan kelas;

Page 6: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

4. mengetahui prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas;

5. mengetahui bentuk pendekatan dalam pengelolaan kelas;

6. mengetahui bagaimana penerapan sistem dalam pengelolaan kelas;

7. mengetahui komponen-komponen yang harus dipenuhi agar guru dapat

mengelola kelas dengan baik;

8. mengetahui hal-hal yang harus dihindari dalam mengelola kelas;

9. mengetahui pengaruh pengelolaan kelas dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran di kelas;

10. mengetahui indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur kesuksesan guru

dalam mengelola kelas.

.

Page 7: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan

pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih

berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi

yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan rapport, penghentian

perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran,

penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma

kelompok yang produktif), di dalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik)

dan fasilitas.

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.

Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola” ditambah awalan “pe” dan

akhiran “an”. Istilah lain dari pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah

kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu management yang berarti

ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.

Hadari Nawawi memandang kelas dari dua sudut, yaitu:

1. Kelas dalam arti sempit yakni tempat sejumlah siswa berkumpul untuk

mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini

mengandung sifat statis karena sekadar menunjuk pengelompokan siswa

menurut tingkat perkembangan yang antara lain didasarkan pada batas umur

kronologis masing-masing.

2. Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian

dari masyarakat sekolah yang sebagai suatu kesatuan diorganisasi menjadi unit

kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar

mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.

Maka pengelolaan kelas merupakan usaha sadar atau keterampilan seorang

guru untuk menciptakan, mengatur, dan memelihara kegiatan proses belajar

mengajar secara sistematis dan kondusif yang mengarah pada penyiapan sarana dan

Page 8: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses

belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.

2.2 Peran Guru dalam Strategi Pengelolaan Kelas

Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan

secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting

dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena

itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang

kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan

lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat

yang optimal. Adam dan Decey mengemukakan peranan guru dalam proses belajar

mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai

pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai

evaluator.

Guru sebagai pengelola kelas harus memiliki managemen kelas, tanpa

kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan

kegiatan pembelajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola kelas

bertugas membuat anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi

untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas

adalah merancang tujuan pembelajaran, mengorganisasi beberapa sumber

pembelajaran, memotivasi yang bisa dilakukan dengan memberi hukuman atau

reward, mendorong, dan menstimulasi siswa serta mengawasi segala sesuatu

apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran.

Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar,

meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan

bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian

kelas yang memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru

untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, misalnya :

a. pengaturan penggunaan waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran,

b. pengaturan ruangan dan perabotan pelajaran di kelas agar tercipta suasana

yang menggairahkan dalam belajar’

Page 9: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

c. pengelompokan siswa dalam belajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan

siswa itu sendiri.

2.3 Tujuan, Aspek, Fungsi dan Masalah Pengelolaan Kelas

Tujuan manajemen kelas adalah :

1. mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun

sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk

mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin;

2. menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya

interaksi pembelajaran;

3. menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan

memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan

intelektual siswa dalam kelas;

4. membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,

budaya serta sifat-sifat individunya.

Adapun tujuan keterampilan mengelola kelas untuk siswa bermaksud :

a) mendorong siswa mengembangkan tanggungjawab individu terhadap tingkah

lakunya serta sadar untuk mengendalikan dirinya,

b) membantu siswa mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib

kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan

bukan kemarahan,

c) menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah

laku yang wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas. 

Bagi guru, tujuan keterampilan mengelola kelas adalah untuk melatih

keterampilannya dalam:

a) mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran

penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik,

b) memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan

kompetensinya di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa,

c) memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku yang menimbulkan

gangguan-gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai

seperangkat kemungkinan strategi yang dapat digunakan dalam hubungan

Page 10: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebih-lebihan atau terus menerus

melawan di kelas.

Pengelolaan kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam

memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju

perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam

manajenen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas,

tindakan seleksi dan kreatif .

Pengelolaan kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan

terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajenen kelas berfungsi memberi dan

melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti membantu kelompok dalam

pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam

menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama

dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas dan

memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan lancar.

Masalah manajenen kelas dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu

masalah individual dan masalah kelompok.

Munculnya masalah individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan

siswa seperti :

1. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain baik aktif (melucu)

maupun pasif (berbuat serba lambat sehingga perlu mendapat pertolongan

ekstra).

2. Tingkah laku yang ingin menujukkan kekuatan baik aktif (mendebat, marah-

marah, menangis) maupun pasif (lupa peraturan-peraturan kelas yang sudah

sepakati sebelumnya).

3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (menyakiti orang lain seperti

mengata-ngatai, memukul, menggigit dan sebagainya).

4. Peragaan ketidakmampuan (bersikap masa bodoh terhadap pekerjaan apapun

dan menolak untuk mencoba melakukan apapun karena ia yakin bahwa hanya

mendapatkan kegagalan).

Sedangkan masalah kelompok akan muncul apabila tidak terpenuhinya

kebutuhan-kebutuhan kelompok, kelas frustasi atau lemas dan akhirnya siswa

Page 11: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

menjadi anggota kelompok bersifat pasif, acuh, tidak puas dan belajarnya

terganggu. Masalah-masalah kelompok ini mungkin muncul dalam kelas seperti:

1. Kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial

ekonomi, dan sebagainya.

2. Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakai sebelumnya.

3. Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.

4. “Membombang” anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.

5. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap,

semangat kerja rendah, kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan

baru seperti gangguan jadwal guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain.

2.4 Prinsip-Prinsip dalam Pengelolaan Kelas

Secara umum faktor yang mempengaruhi manajemen kelas dibagi menjadi

dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa. Faktor intern siswa

berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga

ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya

sacara individual. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu

perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.

Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar,

penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah

jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa

di kelas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik begitu sebaliknya.

Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam kelas, prinsip-prinsip

pengelolaan kelas dapat dipergunakan yaitu:

1. Hangat dan antusias, kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan

terciptanya iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat

bagi kegiatan belajar-mengajar yang optimal. Guru yang bersifat hangat dan

akrab secara ajek menunjukkan antusiasmenya terhadap tugas-tugas, terhadap

kegiatan-kegiatan, atau terhadap siswanya akan aktivitasnya maka berhasil

dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

Page 12: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

2. Tantangan, penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang

menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga

mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.

3. Bervariasi, penggunaan variasi dalam media, gaya mengajar guru, pola interaksi

antara guru dan anak didik merupakan kunci pengelolaan kelas untuk

menghindari kejenuhan serta pengulangan-pengulangan aktivitas yang

menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika

terdapat berbagai variasi maka proses menjadi jenuh akan berkurang dan siswa

akan cenderung meningkatkan keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan

mengganggu kawannya.

4. Keluesan, dalam proses belajar mengajar guru harus waspada mengamati

jalannya proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan

siswa seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan

sebagainya. Sehingga diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat

merubah berbagai strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen

keterampilan yang lain.

5. Penekanan pada hal-hal yang positif, pada dasarnya, dalam mengajar dan

mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari

pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan tersebut

dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru

untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar

mengajar. Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain :

a. memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan

menghindari ocehan atau celaan atau tingkah laku yang kurang wajar.

b. memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.

6. Penanaman disiplin diri, tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik

dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu

mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri

hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan

tanggung jawab.

Page 13: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

.2.5 Bentuk Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama di antara

siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung

dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.

Berbagai pendekatan tersebut seperti berikut:

1. Pendekatan kekuasaan (autority approach), pengelolaan kelas diartikan

sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik dengan

penerapan disiplin. Peranan guru di sini adalah menciptakan dan

mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang

menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan

norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas.

2. Pendekatan ancaman, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk

mengontrol tingkah laku anak didik yang dilakukan dengan cara memberi

ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.

3. Pendekatan kebebasan (permisive approach), pengelolaan kelas diartikan

upaya yang dilakukan oleh guru dengan memberi kebebasan kepada siswa untuk

melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Peranan guru

adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik. Pendekatan

ini sama dengan pendekatan kekuasaan dan ancaman dianggap kurang efektif

karena pendekatan ini bagi guru bersikap reaktif. Hanya terbatas pada masalah-

masalah yang muncul secara insidental saat itu, kurang mengarah pada

pemecahan masalah yang bersifat jangka panjang (yang akan datang), bersikap

absolut (mutlak) dan tidak membuka peluang bagi pengambilan tindakan-

tindakan yang lebih luwes dan kreatif.

4. Pendekatan perubahan tingkah laku (behavior modifikation approach),

pengelolaan kelas diartikan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi

perubahan perilaku yang bersifat positif dari siswa dan berusaha semaksimal

mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku negatif siswa.

Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku

yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif

yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi

anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau

Page 14: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang

menimbulkan perasaan senang atau puas.

Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program

kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas

dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.

5. Pendekatan sosio-emosional (sosio emosional  climate approach), pengelolaan

kelas diartikan upaya untuk menciptakan suasana hubungan interpersonal yang

baik dan sehat antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

Guru menduduki posisi terpenting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional

yang baik. Oleh karena itu, pendekatan ini berkeyakinan bahwa suasana atau

iklim kelas yang baik berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar.

Hubungan guru dengan siswa yang penuh simpati dan saling menerima

merupakan kunci pelaksanaan dari pendekatan ini. Dengan demikian,

pendekatan ini menekankan pentingnya tingkah laku atau tindakan guru yang

menyebabkan siswa memandang guru itu benar-benar terlibat dalam pembinaan

siswa dan memperhatikan apa yang dialami siswa baik suka maupun duka.

Implikasi dari pendekatan ini adalah bahwa siswa bukan semata-mata sebagai

individu yang sedang mempelajari pelajaran tertentu, tetapi dipandang sebagai

keseluruhan pribadi yang sedang berkembang sehingga hubungan guru dengan

siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap mengayomi atau sikap melindungi

akan terwujud.

6. Pendekatan kerja kelompok (group procces approach), dalam pendekatan in,

peran guru adalah menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang

efektif dan mendorong perkembangan serta kerja sama kelompok. Pengelolaan

kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk

menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok

yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar

tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat

mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi

masalah-masalah pengelolaan.

7. Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang

dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh

Page 15: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam

daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru.

Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.

8. Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa

dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah

tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.

Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk

mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan

guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

9. Pendekatan elektis atau pluralistik (electic approach) adalah pandangan yang

mencakup tiga pendekatan  (perubahan tingkah laku, iklim sosio-emosional, dan

proses kelompok).

Pendekatan elektis ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan

inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut

berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu

situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus

mengkombinasikan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut

juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha

menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat

menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar

mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara

bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan

penggunaannnya untuk pengelolaan kelas di sini adalah suatu set (rumpun)

kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang

memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan

efisien.

2.6 Penerapan Sistem dalam Pengelolaan Kelas

Mengelola kelas merupakan pembuatan keputusan-keputusan yang

direncanakan bukan keputusan-keputusan spontan yang diambil dalam keadaan

darurat jika seorang guru dalam keadaan marah dan frustasi terhadap siswa. Setelah

guru tenang kembali ia merasa bahwa hukuman tersebut terlalu berat apabila telah

Page 16: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

terjadi lagi pelanggaran serupa oleh siswa lain haruskah guru berbuat seperti itu

lagi? Jika demikian, ia bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian, ia tidak

konsisten biasanya antisipasi terhadap timbulnya masalah-masalah di kelas akan

menolong guru dari dilema-lema seperti itu. Dasar dari pendekatan yaitu bahwa

perilaku yang baik di kelas sebagian dapat dibentuk dengan cara memberikan

ganjaran atau tidak.

1. Teknik mendekati, bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang

biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru bisa membuatnya

takut, dan karena itu dapat menghentikannya dari perbuatan yang disruptif ,

tanpa perlu menegur andai kata siswa mulai menampakan kecenderungan

berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke meja guru dapat berefek

preventif.

2. Teknik memberikan isyarat, apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat

memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi. Isyarat tersebut dapat berupa

petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.

3. Teknik mengadakan humor, jika insiden itu kecil, setidaknya guru

memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat

mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si

pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.

4. Teknik tidak mengacuhkan, untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan

tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-

kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa

untuk diperhatikan.

5. Teknik yang keras, guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila

ia dihadapkan pada perilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya

mengeluarkannya dalam kelas.

6. Teknik mengadakan diskusi secara terbuka, bila kenakalan di kelas mulai

bertambah, sering guru menjadi heran. Ia lalu menilai kembali tindakan dan

pengajarannya untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan

menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.

7. Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur, kadang-kadang masalah

kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan siswa

Page 17: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi apabila

guru berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan, padahal sebenarnya tidak.

Masalah yang hamper sama yaitu masalah-masalah perilaku yang lazimnya

berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak biasa di kelas.

8. Mengadakan analisis, kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat

kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan

mengurangi keresahan siswanya.

9. Mengadakan perubahan kegiatan, apabila gangguan di kelas meningkat

jumlahnya, tindakan yang harus segera diambil yaitu mengubah apa yang

sedang Anda lakukan. Jika biasanya diskusi, maka ubahlah dengan memberikan

ringkasan-ringkasan untuk dibaca atau menyuruh mereka membaca buku-buku

pilihan mereka.

10. Teknik menghimbau, kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap

tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil siswa

memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka

cenderung untuk tidak menggubrisnya.

2.7 Komponen-Komponen dalam Mengelola Kelas

Komponen-komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru

dalam mengelola kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu

1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi

belajar yang optimal (bersifat preventif)

Preventif adalah upaya sedini mungkin yang dilakukan oleh guru untuk

mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaran. Keterampilan dalam hal ini

berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan

mengendalikan pelajaran serta aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan:

a) Sikap tanggap, perhatian, keterlibatan, ketidakacuhan, dan ketidakterlibatan

siswa dalam tugas-tugas di kelas. Siswa merasa bahwa guru hadir bersama

mereka dan tahu apa yang mereka perbuat. Kesan ini ditunjukkan dengan cara

:

 memandang secara seksama, bercakap-cakap, bekerja sama, dan

menunjukkan rasa persahabatan,

Page 18: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

gerak mendekati kelompok kecil atau individu secara wajar menandakan

kesiagaan, minat, dan perhatian guru terhadap tugas serta aktivitas siswa,

memberikan pernyataan dengan tanggapan, komentar, ataupun yang lainnya

kepada siswa. Namun tanpa menunjukkan dominasi  guru, seperti memberi

komentar atau pertanyaan yang mengandung ancaman,

memberikan reaksi terhadap gangguan dan ketidakacuhan siswa dengan

bentuk teguran pada saat dan suasana yang yang tepat agar penyimpangan

tingkah laku tidak meluas.

b) Memberi perhatian mampu menumbuhkan pengelolaan kelas yang efektif

pada beberapa kegiatan yang berlangsung pada waktu yang sama. Membagi

perhatian dapat dibedakan menjadi dua :

Visual, mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kepada kegiatan yang

lain dengan kontak pandang terhadap kelompok siswa atau individu;

Verbal, guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan dan

sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin

kegiatan siswa lain dan terlibat supervise pada aktivitas anak didik yang

lain.

c) Memusatkan perhatian kelompok terhadap tugas-tugas yang dilakukan. Hal

ini dapat dilakukan dengan cara :

memberi tanda, dalam memulai proses belajar mengajar guru memusatkan

pada perhatian kelompok terhadap suatu tugas dengan memberi beberapa

tanda, misalnya menciptakan atau membuat situasi tenang sebelum

memperkenalkan objek, pertanyaan, atau topik, dengan memilih anak secara

random untuk meresponnya.

pertanggungan jawab, guru meminta pertanggungjawaban anak didik atas

kegiatan dan keterlibatannya dalam suatu kegiatan. Setiap anak didik

sebagai anggota kelompok harus bertanggungjawab terhadap kegiatan

sendiri maupun kegiatan kelompoknya. Misalnya dengan meminta kepada

anak didik untuk memperagakan, melaporkan hasil dan memberikan

tanggapan.

Pengarahan dan petunjuk yang jelas, guru harus seringkali memberikan

pengarahan dan petunjuk yang jelas dan singkat dalam memberikan

Page 19: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

pelajaran kepada anak didik, sehingga tidak terjadi kebingungan pada diri

anak didik. Pengarahan dan petunjuk dapat dilakukan pada seluruh anggota

kelas, kepada kelompok kecil, ataupun kepada individu dengan bahasa dan

tujuan yang jelas.

Penghentian, tidak semua gangguan tingkah laku dapat dicegah atau di

hindari. Yang diperlukan disini adalah guru dapat menanggulangi terhadap

anak didik yang nyata-nyata melanggar dan mengganggu untuk aktif dalam

kegiatan di kelas. Bila anak didik menyela kegiatan anak didik lain dalam

kelompoknya, guru secara verbal mengomeli atau menghentikan gangguan

anak didik itu.

Teguran yang dilakukan guru adalah salah satu cara untuk untuk

menghentikan gangguan anak didik. Teguran verbal yang efektif adalah

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

tegas dan jelas tertuju kepda anak didik yang mengganggu serta kepada

tingkah lakunya yang menyimpang,

 menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau mengandung

penghinaan,

 menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.

Penguatan, untuk menanggulangi anak didik yang menggangu atau tidak

melakukan tugas, dapat dilakukan dengan memberikan penguatan yang di

pilih sesuai dengan masalahnya. Penguatan untuk mengubah tingkah laku

merupakan strategi remedial untuk mengatasi anak didik yang terus

mengganggu atau tidak melakukan tugas, seperti :

a. dengan memberikan penguatan positif bila anak didik telah menghentikan

gangguan atau kembali pada tugas yang diminta,

b.dengan memberikan penguatan positf terhadap anak didik yang lain yang

tidak mengganggu dan dipakai sebagai model tingkah laku yang baik bagi

anak didik yang suka mengganggu.

Kelancaran, kelancaran atau kemajuan anak didik dalam belajar sebagai

indikator bahwa anak didik dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran

yang diberikan di kelas.

Page 20: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

Kecepatan (pacing), kecepatan disini diartikan sebagai tingkat kemajuan

yang dicapai anak didik dalam pelajaran. Yang perlu dihindari oleh guru

adalah kesalahan menahan kecepatan yang tidak perlu, atau menahan

penyajian bahan pelajaran yang sedang berjalan, atau kemajuan tugas. Ada

dua hal kesalahan kecepatan yang harus dihindari bila kecepatan yang tepat

mau dipertahankan. Yaitu :

a. Bertele-tela (mengulang, memperpanjang, mengubah-ubah)

b. Mengulang penjelasan yang tidak perlu

2.  Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang

optimal (bersifat refresif dan perubahan tingkah laku)

Refresif adalah kemampuan guru mencari atau menemukan solusi yang

tepat untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam lingkungan pembelajaran.

Strategi untuk tindak perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus-

menerus menimbulkan gangguan dan tidak mau terlibat dalam tugas di kelas,

yaitu :

1. Modifikasi tingkah laku, guru menganalisis tingkah laku anak didik yang

mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah

laku tersebut dengan mengiplikasikan pemberian penguatan secara

sistematis.

2. Pendekatan pemecahan masalah kelompok, guru dapat menggunakan

pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara :

- memperlancar tugas-tugas: mengusahakan terjadinya kerjasama yang baik

dalam pelaksanaan tugas

- memelihara kegiatan-kegiatan kelompok: memelihara dan memulihkan

semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul.

3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah,

guru dapat menggunakan seperangkat arah untuk mengendalikan tingkah

laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang

mengakibatkan ketidakpatuhan tingkah laku tersebut serta berusaha

untuk menemukan pemecahannya.

Sedangkan komponen komponen dalam pengelolaaan kelas yang perlu

diperhatikan oleh guru adalah

Page 21: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

a.  kondisi dan situasi belajar yang mendukung

   KONDISI FISIK

1. Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar

-  Jenis kegiatan (di dalam kelas/di ruang praktikum)

-  Jumlah siswa yang melakukan kegiatan

2. Pengaturan tempat duduk

- Berbaris

- Pengelompokan/individu

- Membentuk setengah lingkaran/lingkaran penuh

- Berbentuk lingkaran

- Ruang kelas yang normal

3. Ventilasi dan pengaturan cahaya

Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa anatara lain jendela

yang cukup besar agar cahaya matahari masuk dan udara sehat.

4. Pengaturan penyimpanan barang-barang

Penyimpanan barang hendaknya disimpan ditempat khusus yang mudah

dicapai, dan diatur sedemikian rupa sehingga barang-barang tersebut segera

dapat digunakan.

KONDISI EMOSIONAL

1. Tipe Kepemimpinan

Tipe Otoriter (diktator) yang dengan kondisi ini siswa hanya akan aktif

kalau ada guru sedangkan kalau tidak ada maka tidak akan aktif. Aktivitas

belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut banyak perhatian

dari guru.

Tipe demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan

antara siswa dan guru. Sikap ini dapat membantu. Menciptakan iklim yang

menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang

optimal.

2.  Sikap Guru

Sikap guru menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah

hendaknya tetap sabar dan bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah

laku siswa dapat diperbaiki

Page 22: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

3.  Suara Guru

Hendaknya dengan suara yang rendah tetapi cukup jelas dengan volume

suara yang penuh.

4.  Pembinaan Raport

Dengan hubungan baik guru dan siswa, diharapkan siswa senantiasa

gembira, penuh gairah dan semangat.

b. Administrasi teknik

1. Absensi, pengelolaan absensi hendaknya dilakukan secara periodik.

2. Tempat bimbingan siswa, ruangan khusus untuk keperluan bimbingan siswa

yang dilakukan guru, wali kelas, atau guru pembimbing sekolah

3.  Tempat baca siswa

4.  Tempat sampah

5.  Catatan pribadi siswa, dengan catatan pribadi siswa, guru akan mengenal

siswa secara lengkap termasuk latar belakang kehidupan siswa.

c. Dimensi pengelolaan kelas

1. Dimensi pencegahan, dimensi pencegahan (preventif) dapat merupakan

tindakan guru dalam mengatur siswa dan peralatan atau format belajar

mengajar yang tepat. Dalam rangka pembinaan pengelolaan di sekolah kita

dapat menempuh berbagai usaha anatara lain :

a. Meningkatkan kesadaran diri dari guru

b. Meningkatkan kesadaran siswa

c. Sikap tulus dari guru

d. Menemukan dan pengenalan alternatif pengelolaan

e.  Membuat kontrak sosial

2. Dimensi tindakan (action), dimensi tindakan merupakan kegiatan yang

dilakukan guru bila terjadi masalah pengelolaan. Adapun hal yang bisa

dijadika pertimbangan bagi guru adalah :

a. Lakukan tindakan dan bukan ceramah

b. Gunakan “kontrol” kerja

c.  Nyatakan peraturan dan konsekuensinya

3.  Dimensi penyembuhan, dimensi penyembuhan dimaksudkan untuk membina

kontrak sosial yang tidak jalan. Bentuk dari situasi ini :

Page 23: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

- Siswa melanggar sejumlah peraturan sekolah

- Siswa menolak konsekuensi

- Siswa menolak sama sekali aturan khusus yang sudah dibuat

d. Disiplin

1. Pengertian disiplin, disiplin timbul dari kebutuhan untuk mengadakan

keseimbangan antara apa yang diinginkan dari orang lain sampai batas-batas

tertentu. Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai pengaruh

yang positif bagi kehidupan siswa di masa yang akan datang.

2.  Sumber-sumber pelanggaran disiplin

- Tipe kepemimpian guru atau kepala sekolah yang salah

- Sebagian hak-hak siswa dikurangi

- Kurang dilibatkannya dalam kegiatan tanggung jawab sekolah

3.  Penanggulangan pelanggaran disiplin, penanggulangan yang dapat dilakukan

adalah dengan cara pendekatan emosional atau pengenalan terhadap mereka

dan latar belakangnya. Berbagai alat bisa digunakan antara lain :

- Interest inventory (pertanyaan tentang hobi, favorit, guru yang paling di

sukai/dibenci dan lainnya)

- Sosiogram (hubungan sosial psikologis dengan teman-temanya)

- Feedback letter (membuat karangan tentang perasaan terhadap sekolah

mereka)

2.8 Hal-Hal yang Harus Dihindari dalam Mengelola Kelas

Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang

harus dihindari oleh guru, yaitu sebagai berikut.

Campur tangan yang berlebih (teachers instruction) 

Apabila guru menyela kegiatan yang sedang asyik berlangsung dengan

komentar, pertanyaan, atau petunjuk yang mendadak, kegiatan itu akan

terganggu atau terputus. Hal ini akan memberi kesan kepada siswa bahwa guru

tidak memperhatikan keterlibatan dan kebutuhan anak. Ia hanya ingin

memuaskan kehendak sendiri. 

Kelenyapan (fade away)

Page 24: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu instruksi,

penjelasan, petunjuk, atau komentar, dan kemudian menghentikan penjelasan

atau sajian tanpa alasan yang jelas. Juga dapat terjadi dalam bentuk waktu diam

yang terlalu lama, kehilangan akal, atau melupakan langkah-langkah dalam

pelajaran. Akibatnya ialah membiarkan pikiran siswa mengawang-awang,

melantur, dan mengganggu keefektifan serta kelancaran pelajaran. 

Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and stars)

Hal ini dapat terjadi bila guru memulai suatu aktivitas tanpa mengetahui

aktivitas sebelumnya menghentikan kegiatan pertama, memulai yang kedua,

kemudian kembali kepada kegiatan yang pertama lagi. Dengan demikian guru

tidak dapat mengendalikan situasi kelas dan akhirnya mengganggu kelancaran

kegiatan belajar siswa.

Penyimpangan (digression)

Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahkan tertentu

memungkinkan ia dapat menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat

mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.

Bertele-tele (overdweiling)

Kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru bersifat mengulang-ulang hal-

hal tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan, mengubah teguran

sederhana menjadi ocehan atau kupasan yang panjang.

2.9 Pengaruh Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Pembelajaran yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan

kurikulum, fasilitas yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran

yang penuh kesan, wawasan pengetahuan guru yang luas tentang semua bidang,

melainkan juga guru harus menguasai kiat memanejemeni kelas.

Pemahaman akan prinsip-prinsip manajemen kelas ini penting dikuasai

sebelum hal-hal khusus diketahui. Dengan dikuasainya prinsip-prinsip manajemen

kelas, hal ini akan menjadi filter-filter penyaring yang menghilangkan kekeliruan

umum dari manajemen kelas.

Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas

karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi

Page 25: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses

belajar mengajar. Oleh karena itu, kualitas belajar siswa seperti pencapaian hasil

yang optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik

dan memuaskan. Selain itu, manajemen kelas juga akan menciptakan dan

mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara

efektif dan efisien.

Di samping itu juga, dengan manajemen kelas tingkat daya serap materi yang

telah diajarkan guru akan lebih membekas dalam ingatan siswa karena adanya

penguatan yang diberikan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.

2.10 Indikator Sebagai Tolak Ukur Kesuksesan Guru dalam Mengelola Kelas

Ada beberapa indikator yang bisa digunakan sebagai tolak ukur bahwa

pengelolaan kelas dapat dikatakan berhasil adalah sebagai berikut :

1. Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas.

2. Sebagai guru jika Anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat

lelah.

3. Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan

terjadi contohnya cara masuk ke dalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja

secara bersamaan dan lain-lain) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan

secara otomatis misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain).

Ingat prosedur kelas bukan peraturan kelas.

4. Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur,

sebab prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.

5. Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan konsekuensi

(stiker, penghilangan hak siswa dan lain-lain).

6. Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu,

sedangkan disiplin bisa dipelajari

Dalam prosesnya ada juga guru yang belum pandai dalam mengelola kelas,

sehingga tujuan pembelajarannya tidak bisa tercapai. Di sini akan dijelaskan hal-

hal yang membedakan antara guru yang berhasil dengan yang tidak :

1. Guru yang kurang berhasil menghabiskan hari-hari pertama di tahun ajaran

dengan langsung mengajarkan subyek mata pelajaran kemudian sibuk

Page 26: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

mendisiplinkan siswa selama setahun penuh.

2. Guru yang efektif menghabiskan dua minggu pertama di tahun ajaran dengan

meneguhkan prosedur.

Page 27: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keterampilan pengelolaan kelas perlu dimiliki oleh guru, karena hal ini akan

membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran sendiri. Pengelolaan kelas

adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan

kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang

kondusif dan maksimal. Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan

(management) lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang

(siswa) dan barang/ fasilitas.

Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam

kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual di dalam

kelas. Keterampilan dalam pengelolaan kelas dapat bersifat preventif serta refresif

dan tingkah laku. Namun dalam penerapannya kadang terdapat masalah dalam

pengelolaan kelas baik secara individu maupun kelompok yang timbul dikarenakan

adanya keanekaragaman perilaku siswa.

3.2 Saran

Di masa yang akan datang, diharapkan sistem manajemen kelas agar lebih

ditingkatkan lagi. Perkembangan pembelajaran di dunia global semakin pesat, Oleh

karena itu guru kelas diwajibkan untuk memiliki kompetensi khusus dalam

mengelola kelas agar suasana belajar yang menyenangkan, efektif dan efisien dapat

terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 28: Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran

Arikunto, Suharsimi. 1980. Pengelolaan Kelas dan Siswa Cetakan Kedua. Jakarta:

Rajawali.

Azzahra, Titin. Makalah Keterampilan Mengelola Kelas. Diakses dari

http://titinazzahra04.blogspot.com pada 19 November 2012.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran Cetakan Pertama. Jakarta:

Rineka Cipta.

Kasim. Meilani. Makalah Manajemen Kelas. Diakses dari

http://meilanikasim.wordpress.com pada 12 April 2010.

Kosasi, Raflis. 2005. Efektifitas Pengelolaan Kelas. Jakarta: Viva Pakarindo.

Malik, Arul. Makalah Pengelolaan Pembelajaran. Diakses dari

http://tanpahentimencariilmu.blogspot.com pada 20 Maret 2012.

Santawi, Susanto. Pengelolaan Kelas. Diakses dari http://gontor2007.blogspot.com

pada 6 April 2010.

Setiawan, Conny, dkk. 1985. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Gramedia.

Solihin, Santri Mambaus. Pengaruh Manajemen Kelas dalam Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Di Kelas. Diakses dari http://ernymath.wordpress.com pada 31

Januari 2012.