28
BAB 9 PENGELOLAAN SDA YANG DAPAT DIPERBAHARUI 9.1. MODEL PEMBANGUNAN OPTIMAL SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT DIPERBARUI Pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbarui pada umumnya didasarkan pada konsep “hasil maksimun yang mantap“ (Maximun Sustainable Yield = MSY). Ini merupakan tujuan pengelolaan sumber daya alam yang paling sederhana yang memperhitungkan fakta bahwa cadangan sumber biologis jangan dimanfaatkan atau diambil terlalu banyak, karena akan menyebabkan hilangnya produktifitas sumber daya alam tersebut. Namun, pada akhir-akhir ini telah diketahui bahwa konsep MSY terlalu sederhana sebagai dasar pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbarui. Hal ini karena MSY hanya melibatkan unsur manfaat dari eksploitasi sumber daya alam dan tidak memperhatikan unsur biaya eksploitasinya. Berhubung dengan adanya kekurangan dalam konsep MSY, maka ada kecenderungan untuk menggantinya dengan konsep Optimun Sustainable Yield (OSY). Konsep OSY ini didasarkan pada “kriteria manfaat dan biaya” dengan standar yang

pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengelolaaan sumber daya ala yang dapat diperbaharui

Citation preview

Page 1: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

BAB 9

PENGELOLAAN SDA YANG DAPAT DIPERBAHARUI

9.1. MODEL PEMBANGUNAN OPTIMAL SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT

DIPERBARUI

Pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbarui pada umumnya didasarkan pada

konsep “hasil maksimun yang mantap“ (Maximun Sustainable Yield = MSY). Ini merupakan

tujuan pengelolaan sumber daya alam yang paling sederhana yang memperhitungkan fakta

bahwa cadangan sumber biologis jangan dimanfaatkan atau diambil terlalu banyak, karena

akan menyebabkan hilangnya produktifitas sumber daya alam tersebut.

Namun, pada akhir-akhir ini telah diketahui bahwa konsep MSY terlalu sederhana

sebagai dasar pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbarui. Hal ini karena MSY

hanya melibatkan unsur manfaat dari eksploitasi sumber daya alam dan tidak memperhatikan

unsur biaya eksploitasinya. Berhubung dengan adanya kekurangan dalam konsep MSY, maka

ada kecenderungan untuk menggantinya dengan konsep Optimun Sustainable Yield (OSY).

Konsep OSY ini didasarkan pada “kriteria manfaat dan biaya” dengan standar yang

memaksimunkan nilai sekarang dari penerimaan bersih. Kriteria ini cocok bagi pengelolaan

sumber daya alam oleh swasta maupun oleh pemerintah meskipun perhitungan biayanya

berbeda. Pengelolaan swasta biasanya menggunakan biaya eksplisit atau biaya sungguh-

sungguh dikeluarkan oleh perusahaan, sedangkan pemerintah menghitung atas dasar biaya

sosial

Asumsi yang dianut dalam pengelolaan sumber daya alam pulih adalah bahwa

pertumbuhan merupakan fungsi sederhana dari besarnya cadangan atau populasi sumber daya

alam, dimana pertumbuhan itu mula-mula meningkat dengan berkembangnya volume

cadangan, kemudian menurun. Alasan bagi adanya titik balik itu adalah bahwa lingkungan

alami memiliki apa yang disebut daya dukung tertentu (carrying capacity), yaitu jumlah

populasi maksimun yang dapat didukung oleh lingkungan alam. Semakin dekat populasi itu

dengan titik “carrying capacity” maka semakin lamban laju pertumbuhan populasi itu dan

akhirnya sama dengan nol atau tanpa pertumbuhan sama sekali.

Dalam hal sumber daya alam yang dapat diperbarui, populasi sumber daya alam itu

dapat berkembang secara alami, sehingga hal ini akan menambah nilai royalti dan dapat

dianggap sebagai deviden karena menyimpan satu-satuan sumber daya alam sebagai

Page 2: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

cadangan. Pola perkembangan pengambilan sumber daya alam itu tetap mendekati keadaan

yang mantap dengan catatan tidak ada perubahan dengan persediaan dan royalti. Masalahnya

sekarang bagaimana menentukan nilai optimal dalam kondisi mantap dari cadangan dan

produksi sumber daya alam tersebut.

Dalam hal tingkat bunga sama dengan nol, dan biaya tidak berubah dengan adanya

pengambilan, maka berhubung royalti tidak berubah pada kondisi mantap, dan laju

prtumbuhan juga sama dengan nol, maka cadangan sumber daya alam akan memberikan nilai

yang maksimun dan mantap pula. Sekarang bagaimana kalau tingkat bunga tidak sama

dengan nol tetapi positif ( r > 0 ) dan biaya produksi tidak terpengaruh oleh cadangan sumber

daya alam. Sebagai akibatnya cadangan mantap berada di bawah MSY yang bersangkutan.

Cadangan ini menyusut karena kerugian di masa datang didiskonto dan menjadi kecil

nilainya, serta tidak ada tambahan biaya dengan ditingkatkannya pengambilan. Untuk sumber

daya alam pulih, cadangan sumber daya alam meningkat nilainya (ada capital gain), di

samping itu secara fisik sumber daya alam ini bertambah atau berkembang volumenya (ada

dividen).

9.2. MASALAH PEMILIKAN BERSAMA ( COMMON PROPERTY PROBLEM )

Kepunahan sumber daya alam tak dapat diperbarui dapat terjadi sebagai akibat

eksploitasi oleh seorang pemilik tunggal. Kepunahan akan dapat terjadi pula dengan adanya

pemilikan sumber daya alam itu oleh umum. Dasar pemikirannya adalah bila perusahaan

memasuki suatu bidang usaha (industri) secara bebas dan tak ada perjanjian kerja sama, maka

masing-masing perusahaan akan mengabaikan biaya alternatif dalam mengambil sumber

daya alam saat ini. Oleh karena itu keuntungan dari menyimpan sumber daya alam itu akan

hilang.

Eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam milik umum dapat diatasi

dengan beberapa cara. Cara yang paling sederhana adalah mendefinisikan hak penguasaan

atau hak pemilikan (property right) sumber daya alam tersebut dan mempercayakan

pengelolaannya kepada kehendak masing-masing penguasa yang bersangkutan. Sebagai

contoh penegasan hak penguasaan (property right) adalah diakuinya zona 200 mil dari pantai.

Cara pengawasan yang lain dapat berupa penerapan pembatasan alat tangkap ikan per kapal.

Tetapi pembatasan yang demikian ini sering diterobos dengan cara menambah armada

penangkapan ikan. Akibatnya periode panen akan lebih pendek dan dapat pula semakin

Page 3: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

mengurangi populasi ikan.

9.3. KESESAKAN / KEPADATAN SEBAGAI KASUS PENGELOLAAN SUMBER

DAYA MILIK UMUM

Kesesakan (Congestion) dapat dipandang sebagai saling terganggunya setiap individu

yang sama-sama menggunakan fasilitas publik. Contoh yang paling umum adalah jalan raya,

pelabuhan, lapangan udara, taman, hutan wisata, dan lain-lain. Hal yang perlu diperhatikan

adalah bahwa kapasitas dari fasilitas publik itu tidak dapat ditambah begitu saja dalam jangka

pendek sebagai respon terhadapn perubahan permintaan. Dampak negatif yang timbul

terutama adalah berkurangnya kesediaan untuk membayar bagi jasa rekreasi tersebut.

Jadi biaya bagi suatu kesesakan dapat dilukiskan sebagai suatu penurunan dalam kesediaan

untuk membayar (willingnes to pay) bagi penggunaan fasilitas publik apabila dampak negatif

itu mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen.

TR, TC

TC2 TR

of 13

TGS ESDA 1 KEL 4 KLS B

by mochamad-arbhi-fathurrahman

on Jul 09, 2015

Report

Category:

Documents

Page 4: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

Download: 0

Comment: 0

249

views

Comments

Description

Download TGS ESDA 1 KEL 4 KLS B

Transcript

Tugas 1 Kelompok EKONOMI SUMBER DAYA ALAM Rangkuman BAB 5, BAB 8, dan

BAB 9 (Sumber: Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan oleh Drs. M. Suparmoko, M.A.,

Ph.D.) Agribisnis B Disusun Oleh Kelompok 4 Yulianti Permatasari Christ Hanspari Laras Ayu

Indrawati Vivin Erviani Mochamad Arbhi 150610090057 150610090065 150610090066

150610090074 150610090086 Dosen H. Deddy Ma’mun, Ir., M.S Gina Rahmalia, S.S., S.P.,

M.P Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011

Page 5: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat atas rahmat-

Nya, kami dapat menyelesaikan tugas Ekonomi Sumber Daya Alam. Kami berterima kasih

kepada dosen mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan juga kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian tugas mata kuliah ini. Kami menyadari bahwa tugas yang kami

kerjakan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan berbagai saran dan

kritik serta pengajaran yang membangun guna menyempurnakan hasil tugas yang kami kerjakan

ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Jatinangor, Februari 2011 Penulis

Page 6: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

BAB 5 KLASIFIKASI SDA DAN HUBUNGANNYA SATU SAMA LAIN 5.1. JENIS DAN

SUMBER DAYA ALAM Sumber daya alam perlu dikelompokan atau digolongkan, karena

dengan penggolongan itu akan mempermudah pemahaman mengenai sifat-sifat sumber daya

tersebut. Sumber daya alam dapat dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok sumber

daya alam dapat diperbaharui (exhaustible resoueces = stock resources = fund resources) dan

kelompok sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources = flow resources).

Profesor Barlow mengelompokan sumber daya alam menjadi tiga kelompok, yaitu : a) Sumber

daya alam yang tak dapat pulih atau tidak dapat diperbaharui. b) Sumber daya alam yang dapat

pulih atau dapat diperbaharui. c) Sumber daya alam yang mempunyai sifat gabungan antara yang

dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. 5.1.1. Sumber Daya Alam Yang Tak Pulih

Sumber daya alam yang tak dapat pulih atau tidak dapat diperbaharui mempunyai sifat bahwa

volume fisik yang tersedia tetap dan tidak dapat diperbaharui atau diolah kembali. Untuk

terjadinya sumber daya seperti ini diperlukan waktu ribuan tahun. Yang termasuk sumber daya

jenis ini adalah seperti metal, batu bara, minyak bumi, batu-batuan, dll. Sumber daya alam yang

tidak dapat diperbaharui ini dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu : a. Sumber daya

seperti batu bara dan mineral yang sifatnya dapat dipakai habis atau berubah secara kimiawi

melalui penggunaan. b. Sumber daya alam seperti logam dan batu-batuan yang mempunyai umur

penggunaan yang lama dan seringkali dapat dipakai ulang. 5.1.2. Sumber Daya Alam Yang Pulih

Sumber daya alam yang pulih atau dapat diperbaharui ini mempunyai sifat terusmenerus ada, dan

dapat diperbaharui baik oleh alam sendiri maupun dengan bantuan manusia. Yang termasuk

kelompok sumber daya jenis ini adalah sumber daya air (baik yang mengalir di sungai, maupun

yang tidak mengalir seperti air di danau dan di laut), angin, cuaca, gelombang laut, sinar

matahari dan sinar bulan. Jika sumber daya alam yang dapat pulih ini dapat disimpan, maka ia

akan mempunyai sifat seperti sumber daya alam yang tak pulih. Contohnya adalah energi

matahari yang disimpan sebagai energi dalam tanaman maupun zat-zat kimia tertentu. 5.1.3.

Sumber Daya Alam Yang Mempunyai Sifat Gabungan Sumber daya alam yang ada dalam

kelompok ini masih dapat dibedakan lagi menjadi dua macam, yaitu : a. Sumber Daya Biologis

Yang termasuk sumber daya biologis adalah hasil panen pertama hutan, margasatwa, padang

rumput, perikanan dan peternakan. Sumber daya alam jenis ini mempunyai ciri seperti sumber

daya alam yang dapat diperbaharui karena mereka dapat diperbaiki setiap saat,

Page 7: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

asal ada perawatan untuk melindunginya dan pemakaiannya sesuai dengan kondisi persediaan

mereka. Dalam waktu-waktu tertentu sumber daya alam ini dapat digolongkan ke dalam sumber

daya alam yang tak dapat diperbaharui, yaitu pada saat mereka menjadi sangat berkurang

pertumbuhannya sebagai akibat dari pemakaian yang boros dan kurang bertanggung jawab. b.

Sumber Daya Tanah Sumber daya tanah ini menggambarkan gabungan antara sifat sumber daya

yang dapat diperbaharui, yang tidak dapat diperbaharui, maupun sumber daya biologis. Sebagai

contoh adalah kesuburan tanah yang tidak dapat diperbaharui. Lalu sifat yang dapat diperbaharui

adalah bila petani menggunakan pupuk, tanaman-tanaman penolong, dan tanaman-tanaman

untuk pupuk hijau lainnya. Sedangkan sifat yang menyerupai sifat biologis adalah bila sumber

daya tanah ini ditingkatkan, atau dipertahankan atau dipakai sehingga bertambah atau berkurang

sebagai akibat dari perilaku manusia. BAB 8 PENGELOLAAN SDA YANG TIDAK DAPAT

DIPERBAIKI 8.1. TEORI PENGAMBILAN SUMBER DAYA SECARA OPTIMAL Ada dua

syarat yang harus dipenuhi agar terdapat pengambilan sumber daya alam secara optimal: a)

Harus dilihat dulu adanya perbedaan antara sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. b) Jenis

barang yang lain. Pada umumnya perbedaan itu terletak pada sumber daya alam yang terbatas

dan sifatnya tidak dapat dihasilkan kembali dalam waktu yang singkat. Pengambilan dan

pengonsumsian barang sumber daya alam saat ini akan berakibat pada tidak tersedianya barang

tersebut dikemudian hari atau akan ada biaya alternatif (opportunity cost), yang berupa hilangnya

nilai sumber daya alam yang dapat diperoleh pada masa yang akan datang. Biaya alternatif ini

harus diperhitungkan untuk mengalokasikan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Syarat Pertama yang berlaku pada produksi barang dalam pasar persaingan sempurna agar

dicapai tingkat efisiensi yang optimum adalah: harga barang yang dihasilkan = biaya produksi

marjinal Untuk barang sumber daya alam karena memiliki biaya alternatif, maka syarat

umumnya harus diubah menjadi : efisiensi optimum dapat dicapai apabila: harga barang sumber

daya alam = biaya marjinal + biaya alternatif Adapun biaya alternatif adalah kelebihan nilai yang

konsumen bersedia untuk melakukan pembayaran diatas biaya marjinal untuk menghasilkan

barang sumber daya alam itu. Biaya alternatif ini disebut juga sebagai manfaat sosial bersih (net

social benefit), rent, nilai bersih, biaya pemakai (user cost), atau royalty.

Page 8: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

Syarat Kedua dari pengambilan sumber daya alam secara optimal menyangkut perilaku dari

biaya alternatif atau royalti itu sepanjang waktu, yaitu bahwa royalti atau biaya alternatif harus

selalu meningkat sebesar tingkat bunga yang berlaku dari waktu ke waktu dengan kata lain bila

royalti dinyatakan dalam harga sekarang maka nilai royalti tidak akan berubah sepanjang waktu

“sufficient condition”. 8.2. TINGKAT HARGA SUMBER DAYA ALAM Royalti merupakan

kelebihan tingkat harga yang konsumen bersedia membayar diatas biaya produksi suatu barang,

maka harga juga akan terus meningkat dengan laju setinggi tingkat bunga. Tetapi harga barang

sumber daya ini tidak mungkin terus naik tanpa batas, karena akan muncul barang-barang

pengganti yang relatif lebih murah harganya dengan kata lain akan ada batas harga yang

ditunjukkan oleh harga barang-barang substitusi. Contoh: harga MCb H0 0 T MC tahun Harga

akan meningkat sesuai dengan berkembangnya waktu namun akan ada batasnya yaitu pada

periode waktu T dimana harga barang sumber daya alam mencapai MCb atau biaya marjinal

sumber daya pengganti. 8.3. POLA PERKEMBANGAN PRODUKSI Diketahui bahwa bila

faktor-faktor lain tetap, sedangkan harga barang meningkat maka jumlah barang yang diminta

akan berkurang. Tetapi bila harga yang lebih tinggi itu disertai juga dengan meningkatnya

pendapatan atau adanya perbaikan teknologi maka jumlah barang yang diminta dapat tetap

bertambah dan produksi tidak akan menurun. 8.4. PENGARUH CADANGAN SUMBER

DAYA Biaya pengambilan sumber daya alam merupakan fungsi dari jumlah produksi besarnya

cadangan sumber daya alam. Biaya pengambilan dapat positif, negatif, bahkan dapat pula netral

dalam hubungannya dengan jumlah cadangan sumber daya alam yang ada di bumi. Tetapi

biasanya ada hubungan yang bersifat negatif. Hubungan negatif artinya dengan semakin

sedikitnya cadangan sumber daya alam, akan semakin tinggi biaya produksi atau biaya

pengambilan sumber daya itu. Sumber daya alam itu sebenarnya tidak akan pernah habis, karena

yang dimaksud dengan kehabisan sumber daya alam ialah kehabisan sumber daya alam yang

dapat diambil

Page 9: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

dengan biaya yang layak sedangkan apabila kita bersedia membayar mahal, maka sumber daya

tersebut selalu ada. Sesungguhnya perubahan biaya produksi karena perubahan cadangan sumber

daya alam dapat diartikan sebagai deviden karena menyimpan satu-satuan barang sumber daya

alam dalam cadangan dan perubahan royalti karena berubahnya waktu dapat diartikan sebagai

keuntungan kapital (capital gain). 8.5. PENGELOLAAN DIBAWAH PENGAWASAN

SEORANG PERENCANA Disini akan dibahas bagaimana mengambil keputusan tentang berapa

sumber daya alam yang harus diambil dan dalam periode mana, karena pengambilan sumber

daya alam dalam satu periode akan mempunyai dampak pada biaya dan manfaat pada periode

yang lain. Dengan demikian maka perencana itu harus memaksimumkan nilai sekarang dari

jumlah manfaat bersih selama seluruh periode bersangkutan. Kuncinya adalah sumber daya alam

yang diambil dari persediaan pada setiap periode adalah sama dengan perbedaan jumlah

cadangan pada awal periode dan akhir periode. 8.6. PENGELOLAAN OLEH SEORANG

PESAING SEMPURNA ALAM Dalam kondisi pasar persaingan sempurna, seorang pengusaha

tidak berusaha memaksimumkan kesejahteraan sosial bersih, tetapi ingin memaksimumkan

keuntungan. Namun karena perusahaan berada dalam persaingan sempurna ia tidak dapat

mempengaruhi harga barang yang dihasilkannya akhirnya pengusaha akan berbuat seperti

seorang perencana yang menghasilkan barang sumber daya alam. Jadi, syarat yang diperlukan

untuk memaksimisasi keuntungan dalam pengambilan sumber daya alam oleh seorang produsen

dalam pasar persaingan sempurna, identik dengan syarat yang dihendaki oleh seorang perencana

yang bekerja untuk memaksimumkan manfaat sosial bersih dalam mengambil sumber daya alam.

8.7. PENGAMBILAN SDA OLEH SEORANG MONOPOLIS ALAM Syarat yang harus

dipenuhi oleh pengusaha tunggal (monopolis) agar diperoleh keuntungan yang maksimal dalam

mengambil sumber daya alam berbeda dengan perusahaan yang bekerja di bawah persaingan

sempurna. Yaitu penerimaan marginal harus sama dengan biaya marginal ditambah dengan

royalti (penerimaan marginal) dikurangi biaya marginal sama dengan royalti. p + yt (dp/dyt) –

dc/dyt = rt rt = λt / (1 + r)t Royalti (rt) merupakan perbedaan antara marginal revenue (p + yt

(dp/dyt)) dan marginal cost (dc/dyt). Dalam hal ini harga produk akan berubah dengan

berubahnya jumlah produksi (berbeda dengan keadaan persaingan sempurna). Pengambilan

sumber daya alam tergantung pada sifat permintaannya. λ1 = λ0 (1 + r) atau MR1 – MC = (MR0

– MC) (1 + r) Pengambilan barang SDA dibawah seorang monopolis lebih lamban daripada

dalam persaingan sempurna (lebih bersifat konservasi). Tetapi elastisitas permintaan terhadap

Page 10: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

barang SDA juga mempengaruhi tingkat pengambilan barang sumber SDA itu. Semakin elastis

permintaan maka semakin konservatif dalam pengambilan SDA.

Page 11: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

Kecenderungan apakah SDA akan segera diambil atau tidak bergantung kepada sifat permintaan.

Apabila royalti harus meningkat dengan laju setinggi tingkat bunga, maka akan diketemukan

bahwa SDA itu akan diambil dengan cepat oleh pasar monopoli. Hal ini berlaku selama

elastisitas permintaan rendah. Sebaliknya jika elastisitas permintaan tinggi, maka produsen

monopolis akan melakukan konservasi. Produsen monopolis akan membatasi produksi ditahun

pertama untuk kemudian memanfaatkan permintaan yang tidak elastis dikemudian hari. Dapat

dikatakan bahwa jika pengambilan SDA dipercepat, maka harga akan meningkat pada laju yang

lebih tinggi daripada tingkat bunga. Menurut Fisher, akan ada tendensi bagi monopolis untuk

menunda pengambilan SDA apabila persediaan SDA sama kualitasnya dan dapat habis dalam

suatu waktu. Hal ini akan diperkuat bila terdapat hubungan positif antara biaya dan pengambilan

SDA secara terus menerus. 8.8. KETIDAKPASTIAN DALAM PENGAMBILAN SDA Dalam

keadaan dimana segala sesuatu yang dibutuhkan dapat terpenuhi dengan mudah pada setiap saat

maka ketidakpastian tidak akan mempunyai pengaruh apapun terhadap pengambilan SDA. Hal

ini disebabkan oleh karena pengelola SDA dapat menjamin keamanan dirinya apabila terjadi hal-

hal yang tidak diinginkan. Kesulitan yang ada ialah tidak adanya pasar SDA untuk keperluan

berjaga-jaga di masa yang akan datang. Kesulitan tersebut adalah pemilik SDA harus

menentukan harga-harga yang diharapkan di masa yang akan datang, kemudian bertindak atas

dasar harapannya itu guna membuat keputusan tentang berapa SDA yang harus digunakan.

Kemungkinan yang lain ialah dia harus menanggung risiko dalam mengambil keputusan. Pada

umumnya ketidakpastian itu dicerminkan oleh tingkat bunga yang lebih tinggi. Semakin tinggi

bunga maka akan semakin tinggi juga tingkat kenaikan harga. Dan dengan sendirinya akan

semakin cepat pula tingkat pengambilan SDA. Ketidakpastian dapat terjadi pada sisi permintaan

maupun pada sisi penawaran. Ketidakpastian mempunyai hubungan positif dengan jarak waktu

pengambilan. Ketidakpastian dalam permintaan dapat dihubungkan dengan waktu yang akan

menimbulkan pengaruh yang berbeda. Seandainya perubahan penerimaan berkaitan dengan

jumlah barang SDA yang diambil dari dalam bumi, maka kenaikan harga barang tanpa adanya

ketidakpastian akan cenderung menurunkan jumlah barang SDA yang diambil dan dengan

sendirinya penerimaan akan menurun. Ketidakpastian di sisi penawaran akan terjadi bila ada

ketidakpastian terhadap hasil usaha eksplorasi. Tetapi pada umumnya pemilik SDA khawatir

terhadap ketidakpastian yang berupa kehabisan SDA. Bila si pemilik tidak berani mengambil

risiko maka ia akan mengurangi pengambilan SDA untuk digunakan di masa yang akan datang.

Page 12: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

Jadi dapat disimpulkan bahwa ketidakpastian tidak selalu mendorong adanya diplisi dan

karenanya tidak selalu mencerminkan adanya tingkat bunga yang lebih tinggi. 8.9.

KETIDAKSTABILAN DI PASAR SDA Tidak mudah untuk mengatakan apakah ketidakpastian

akan mempercepat atau memperlambat penggalian SDA, karena ini semua tergantung pada sifat

ketidakpastian itu sendiri. Namun jelas akan ada ketidakstabilan di pasar SDA sehingga

pengambilan SDA akan

Page 13: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

tidak efisien. Harga dikemudian hari tergantung pada “elasticity of expectation”. Yaitu

persentase perubahan dalam harga yang diharapkan dibagi dengan persentase perubahan harga

sekarang. Jika elasticity of substitution lebih besar dari satu, maka akan terjadi perubahan harga

yang sifatnya eksplosif, sedangkan jika elastisitas sama dengan atau lebih kecil dari satu maka

akan terdapat harga keseimbangan. 8.10. KETIDAKPASTIAN DAN EFISIENSI Keputusan

masyarakat didasarkan pada posisi yang netral terhadap risiko meskipun masyarakat pada

umumnya tidak mau menanggung risiko. Para ekonom menerima bahwa tingkat bunga

masyarakat lebih rendah daripada tingkat bunga yang dikehendaki oleh perorangan. Tingkat

bunga perorangan mencakup risiko yang dipikul oleh investor individual. Bagi pemilik SDA

perorangan, keadaannya adalah maksimalisasi keuntungan yang diharapkan tidaklah tepat,

karena pasar untuk menggeser risiko tidak ada sehingga pemilik SDA akan menghindari risiko.

Apabila diperkirakan akan ada perampasan oleh pemerintah, maka pemilik akan akan

mempercepat pengambilan SDA. Tetapi tindakannya itu tidak optimal apabila dipandang dari

segi masyarakat. Dalam membandingkan antara pengelolaan SDA yang tak dapat diperbaharui

oleh pemerintah dan oleh individu belum jelas mana yang dapat mengelola lebih baik.

Pemerintah diragukan dari kemampuan untuk mengelola.Meskipun tujuannya untuk

memaksimalkan kesejahteraan rakyat, perencanaan perlu menentukan harapan untuk pasar yang

akan datang. Dalam hal ini belum tentu perencana mampu menentukan harga di masa yang akan

datang dengan tepat. 8.11. EKSPLORASI Harga SDA cenderung menaik seiring dengan waktu.

Namun jika ada eksplorasi, harga akan turun secara drastis dan kemudian naik lagi. Sampai saat

ini penemuan baru dianggap terjadi secara tiba-tiba. Eksplorasi merupakan kegiatan yang

meningkatkan jumlah cadangan SDA sehingga akan menurunkan biaya pengambilan SDA itu.

Namun perlu dipertimbangkan apakah dapat diperoleh SDA yang baik kualitasnya bila diolah

dari SDA yang semua berkualitas rendah. Ketidakpastian mengenai cadangan SDA sama dengan

ketidakpastian dari hasil eksplorasi. Oleh karena itu akan ada hubungan antara biaya produksi

dengan hasil eksplorasi. Perubahan dalam cadangan SDA merupakan beda antara hasil

penemuan baru dan jumlah yang diambil. Tanpa eksplorasi, cadangan SDA pasti terus menurun

karena adanya pengambilan yang terus menerus. Dengan adanya eksplorasi yang berhasil,

volume cadangan SDA dapat meningkat. Biaya eksplorasi dipengaruhi oleh penemuan

kumulatif. Jika deposit yang lebih baik ditemukan terlebih dahulu maka rolayti akan melebihi

biaya eksplorasi marginal. Sebaliknya jika deposit yang jelek ditemukan terlebih dahulu maka

Page 14: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

royalti akan lebih rendah dari biaya eksplorasi. Perubahan teknologi mempengaruhi cadangan

SDA karena mengakibatkan penghematan dalam penggunaan barang SDA dan dapat

diperlakukan sebagai hasil eksplorasi. Ini berarti pengaruh cadangan terhadap harga SDA

disebabkan dua hal, yaitu adanya cara baru dalam mengubah SDA yang lebih rendah kualitasnya

menjadi barang yang

Page 15: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

dapat dimanfaatkan, dan oleh penemuan deposit baru. Jadi biaya pengambilan SDA disamping

dipengaruhi oleh banyaknya barang SDA yang diambil, juga dipengaruhi oleh volume cadangan

SDA. Lalu besarnya persediaan dipengaruhi oleh hasil eksplorasi sehingga akhirnya

mempengaruhi biaya pengambilan barang SDA. 8.12. MASALAH DISTRIBUSI DAN

KEADILAN Kriteria yang dipakai sampai saat ini untuk menilai pengambilan SDA yang tak

dapat diperbaharui adalah efisiensi. Untuk menilai suatu tindakan layak atau tidak dilihat juga

dari sudut keadilan atau distribusi dari kenaikan hasil produksi. Dengan tingkat bunga yang

positif akan ada faktor diskonto yang positif pula. Maka dimungkinkan suatu program

pengambilan SDA yang dipandang efisien oleh generasi saat ini akan berakibat habisnya SDA

bagi generasi selanjutnya. Hal ini lebih berkaitan dengan masalah etika dibanding masalah

ekonomi. Persoalannya adalah tingkat bunga menurut pandangan sosial dan kriteria

kesejahteraan. Dengan suatu tingkat diskonto tertentu sangat dimungkinkan suatu program

pengambilan SDA efisien bagi generasi sekarang namun tidak menunjukkan apa-apa untuk

generasi yang akan datang. Hal ini dipertimbangkan dengan penghitungan diskonto secara sosial.

Tingkat diskonto sosial biasanya lebih rendah daripada tingkat diskonto pribadi. Banyak literatur

yang membicarakan hubungan antara diskonto sosial dan diskonto pribadi. Biasanya dalam

kaitannya dengan evaluasi proyek-proyek pemerintah. Namun ada pula yang menggunakannya

untuk pembicaraan manfaat bagi generasi yang akan datang. Ide pokoknya adalah bahwa

konsumsi generasi mendatang merupakan barang publik bagi masyarakat generasi sekarang yaitu

bahwa setiap pribadi saat ini akan merasa senang dengan adanya prospek yang bagus bagi

generasi mendatang. Kepuasan yang didapat seseorang tidak mengurangi kepuasan orang lain.

Bila analisis ini diterima, maka investasi yang produktif di sektor swasta akan dapat berkurang

dan digantikan dengan investasi sektor pemerintah. Namun penggunaan tingkat diskonto yang

rendah untuk membantu generasi mendatang bukanlah didasarkan pada pertimbangan keadilan,

tetapi didasarkan atas pertimbangan bahwa konsumsi generasi mendatang merupakan barang

publik bagi generasi sekarang. Perlu diingat bahwa telah dianggap seolah-olah dunia ini akan

kehabisan SDA dan bila SDA habis akan ada kehancuran dalam kesejahteraan manusia. BAB 9

PENGELOLAAN SDA YANG DAPAT DIPERBAHARUI 9.1. MODEL PEMBANGUNAN

OPTIMAL SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT DIPERBARUI Pengelolaan sumber daya

alam yang dapat diperbarui pada umumnya didasarkan pada konsep “hasil maksimun yang

mantap“ (Maximun Sustainable Yield = MSY). Ini merupakan tujuan pengelolaan sumber daya

Page 16: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

alam yang paling sederhana yang memperhitungkan fakta bahwa cadangan sumber biologis

jangan dimanfaatkan atau diambil terlalu banyak, karena akan menyebabkan hilangnya

produktifitas sumber daya alam tersebut. Namun, pada akhir-akhir ini telah diketahui bahwa

konsep MSY terlalu sederhana sebagai dasar pengelolaan sumber daya alam yang dapat

diperbarui. Hal ini karena MSY

Page 17: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

hanya melibatkan unsur manfaat dari eksploitasi sumber daya alam dan tidak memperhatikan

unsur biaya eksploitasinya. Berhubung dengan adanya kekurangan dalam konsep MSY, maka

ada kecenderungan untuk menggantinya dengan konsep Optimun Sustainable Yield (OSY).

Konsep OSY ini didasarkan pada “kriteria manfaat dan biaya” dengan standar yang

memaksimunkan nilai sekarang dari penerimaan bersih. Kriteria ini cocok bagi pengelolaan

sumber daya alam oleh swasta maupun oleh pemerintah meskipun perhitungan biayanya

berbeda. Pengelolaan swasta biasanya menggunakan biaya eksplisit atau biaya sungguhsungguh

dikeluarkan oleh perusahaan, sedangkan pemerintah menghitung atas dasar biaya sosial. Asumsi

yang dianut dalam pengelolaan sumber daya alam pulih adalah bahwa pertumbuhan merupakan

fungsi sederhana dari besarnya cadangan atau populasi sumber daya alam, dimana pertumbuhan

itu mula-mula meningkat dengan berkembangnya volume cadangan, kemudian menurun. Alasan

bagi adanya titik balik itu adalah bahwa lingkungan alami memiliki apa yang disebut daya

dukung tertentu (carrying capacity), yaitu jumlah populasi maksimun yang dapat didukung oleh

lingkungan alam. Semakin dekat populasi itu dengan titik “carrying capacity” maka semakin

lamban laju pertumbuhan populasi itu dan akhirnya sama dengan nol atau tanpa pertumbuhan

sama sekali. Dalam hal sumber daya alam yang dapat diperbarui, populasi sumber daya alam itu

dapat berkembang secara alami, sehingga hal ini akan menambah nilai royalti dan dapat

dianggap sebagai deviden karena menyimpan satu-satuan sumber daya alam sebagai cadangan.

Pola perkembangan pengambilan sumber daya alam itu tetap mendekati keadaan yang mantap

dengan catatan tidak ada perubahan dengan persediaan dan royalti. Masalahnya sekarang

bagaimana menentukan nilai optimal dalam kondisi mantap dari cadangan dan produksi sumber

daya alam tersebut. Dalam hal tingkat bunga sama dengan nol, dan biaya tidak berubah dengan

adanya pengambilan, maka berhubung royalti tidak berubah pada kondisi mantap, dan laju

prtumbuhan juga sama dengan nol, maka cadangan sumber daya alam akan memberikan nilai

yang maksimun dan mantap pula. Sekarang bagaimana kalau tingkat bunga tidak sama dengan

nol tetapi positif ( r > 0 ) dan biaya produksi tidak terpengaruh oleh cadangan sumber daya alam.

Sebagai akibatnya cadangan mantap berada di bawah MSY yang bersangkutan. Cadangan ini

menyusut karena kerugian di masa datang didiskonto dan menjadi kecil nilainya, serta tidak ada

tambahan biaya dengan ditingkatkannya pengambilan. Untuk sumber daya alam pulih, cadangan

sumber daya alam meningkat nilainya (ada capital gain), di samping itu secara fisik sumber daya

alam ini bertambah atau berkembang volumenya (ada dividen).

Page 18: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

9.2. MASALAH PEMILIKAN BERSAMA ( COMMON PROPERTY PROBLEM ) Kepunahan

sumber daya alam tak dapat diperbarui dapat terjadi sebagai akibat eksploitasi oleh seorang

pemilik tunggal. Kepunahan akan dapat terjadi pula dengan adanya pemilikan sumber daya alam

itu oleh umum. Dasar pemikirannya adalah bila perusahaan memasuki suatu bidang usaha

(industri) secara bebas dan tak ada perjanjian kerja sama, maka masing-masing perusahaan akan

mengabaikan biaya alternatif dalam mengambil sumber daya alam saat ini. Oleh karena itu

keuntungan dari menyimpan sumber daya alam itu akan hilang.

Page 19: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

Eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam milik umum dapat diatasi dengan

beberapa cara. Cara yang paling sederhana adalah mendefinisikan hak penguasaan atau hak

pemilikan (property right) sumber daya alam tersebut dan mempercayakan pengelolaannya

kepada kehendak masing-masing penguasa yang bersangkutan. Sebagai contoh penegasan hak

penguasaan (property right) adalah diakuinya zona 200 mil dari pantai. Cara pengawasan yang

lain dapat berupa penerapan pembatasan alat tangkap ikan per kapal. Tetapi pembatasan yang

demikian ini sering diterobos dengan cara menambah armada penangkapan ikan. Akibatnya

periode panen akan lebih pendek dan dapat pula semakin mengurangi populasi ikan.

9.3. KESESAKAN / KEPADATAN SEBAGAI KASUS PENGELOLAAN SUMBER DAYA

MILIK UMUM Kesesakan (Congestion) dapat dipandang sebagai saling terganggunya setiap

individu yang sama-sama menggunakan fasilitas publik. Contoh yang paling umum adalah jalan

raya, pelabuhan, lapangan udara, taman, hutan wisata, dan lain-lain. Hal yang perlu diperhatikan

adalah bahwa kapasitas dari fasilitas publik itu tidak dapat ditambah begitu saja dalam jangka

pendek sebagai respon terhadapn perubahan permintaan. Dampak negatif yang timbul terutama

adalah berkurangnya kesediaan untuk membayar bagi jasa rekreasi tersebut. Jadi biaya bagi

suatu kesesakan dapat dilukiskan sebagai suatu penurunan dalam kesediaan untuk membayar

(willingnes to pay) bagi penggunaan fasilitas publik apabila dampak negatif itu mempengaruhi

tingkat kepuasan konsumen. TR, TC TC2 TR d a b 0 Xa X* Xc Xb d TC1 Penggunaan (x)

Keterangan : TR = kurva penerimaan total TC1 = biaya variabel total yang merupakan fungsi

dari tingkat penggunaan TC2 = biaya kesesakan dalam risiko kecelakaan Xb = titik penggunanan

optimum X* =manfaat marginal sama dengan biaya marginal yang mencakup biaya kesesakan

9.4. PENCEMARAN SEBAGAI KASUS MASALAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA

MILIK UMUM Dalam hal kesesakan, konflik terjadi antar para pemakai fasilitas publik.

Informasi mengenai dampak keputusan mereka merupakan umpan balik bagi para pemakai

fasilitas itu melalui pasar. Umpan balik ini cenderung membatasi penggunaan yang berlebihan

sampai pada suatu titik dimana tidak ada manfaat lagi bagi masyarakat. Dalam hal pencemaran,

akan timbul suatu kerugian sosial neto dari penggunaan sumber daya alam tersebut. Ada dua cara

jasa lingkungan dapat masuk ke sistem pasar dengan lebih efektif, yaitu membatasi kebebasan

Page 20: pengelolaan sumber daya alam yang dapat dipernaharui

mendapatkan jasa lingkungan melalui pungutan, dan dengan memberikan nilai pada lingkungan,

kemudian memasukkan nilai tersebut ke dalam hargabarang dan jasa akhir. Pendekatan ini

disebut pendekatan atas dasar mekanisme pasaryang dilawankan terhadap pendekatan atas dasar

peraturan.Pendekatan atas dasar peraturan biasanya menggunakan “baku mutu lingkungan ” atau

“baku mutu kualitas udara” ataupun “baku mutu kualitas air” misalnya baku mutu ini didukung

oleh peraturan perundang-undangan, tanpa mekanisme pasar. Sistem pengawasan dan komando

lebih sering digunakan oleh banyak negara, padahal sistem ini memiliki kelemahan diantaranya

akan memerlukan biaya yang mahal untuk mengumpulkan informasi dari para produsen. Sebagai

kesmpulan pengelolaan sumber daya alam yang pulih dapat dinyatakan bahwa produsen selalu

berusaha mengambil barang sumber daya alam untuk memaksimumkan keuntungan atau manfaat

yaitu menyamakan harga dengan biaya pengambilan ditambah royalti. Biaya pengambilan

barang sumber daya alam juga dipengaruhi oleh banyaknya produksi barang sumber daya alam

dan besarnya cadangan atau populasi sumber daya alam tersebut. Besarnya cadangan atau

populasi berkembang secara alami, sehingga untuk sumber daya alam jenis ini akan tercipta baik

keuntungan kapital maupun dividen karena menunda pengambilan barang sumber daya tersebut.

Dibawah pemilikan pribadi, pengambilan sumber daya alam akan optimum bila biaya marginal

(MC) sama dengan penerimaan marginal (MR). Pada berbagai jumlah cadangan (populasi) akan

diperoleh tingkat pengambilan optimum tertentu, sehingga akan dapat diperoleh lokasi

perlengkapan. Lokasi penangkapan untuk sumber daya alam milik umum terletak lebih ke kiri

daripada untuk sumber daya alam milik pribadi, sehingga di bawah pemilikan umum sumber

daya alam pulih ini akan cenderung diambil secara berlebihan. Hal ini benar karena orang atau

perusahaan tidak memperhatikan biaya alternatif dalam menunda pengambilan barang sumber

daya alam milik umum.