10

Click here to load reader

Pengembangan Bursa Berjangka

Embed Size (px)

DESCRIPTION

In this paper we try to explain about future trading in Jakarta Future Exchange (Bursa Berjangka Jakarta). Future trading in Indonesia is something new and not popular like stock market. Market capitalization in this market so little and daily trading is near to “infrequent”.

Citation preview

Page 1: Pengembangan Bursa Berjangka

Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

FUNGSI DAN PENGEMBANGAN BURSA BERJANGKA JAKARTA (BBJ) SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF INVESTASI

FUTURES TRADING DI INDONESIA

Harry Yusuf A. Laksana1

Perdana Wahyu Santosa2

Abstract

In this paper we try to explain about future trading in Jakarta Future Exchange (Bursa Berjangka Jakarta). Future trading in Indonesia is something new and not popular like stock market. Market capitalization in this market so little and daily trading is near to “infrequent”. As alternative investment beside stock market, investor or traders is not familiar with the instrument that trade in BBJ because some reason, like 1) investment instrument such as forward and future trading base on commodities like CPO, olefin, gold, index etc without physical delivery is not familiar and just like “contract trading” and 2) Brokers and investment manager are not credible enough with many problems 3) The regulation of BBJ is not mature with some changes for short term implementation. 4) Measure for determining which derivative securities are high risk and unsuitable ... investment and reporting of derivative securities will adversely affect the. institutions' investment in derivative securities with limited risk. We understand ... These problems were added with some critical issues like trading online that the supporting of information technology is not ready and not familiar for brokers and traders

Keywords : Jakarta Future Exchange, Future trading

1 Harry Yusuf Adegdaha Laksana adalah staf di Direktorat Jenderal Pajak Depatemen Keuangan RI dan Mahasiswa Program Doktor Manajemen Bisnis, Bidang Keuangan, Universitas Padjadjaran, Bandung. Email: [email protected] 2 Perdana Wahyu Santosa adalah Staf Dosen di Fakultas Ekonomi Univesitas YARSI, dan Mahasiswa Program Doktor Manajemen Bisnis, Bidang Keuangan, Universitas Padjadjaran, Bandung. Email: [email protected]

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

1

Page 2: Pengembangan Bursa Berjangka

Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

PENDAHULUAN

Perdagangan berjangka (future trading) di Indonesia masih relatif hal yang baru, sehingga perdangangan berjangka memiliki peluang untuk berkembang sebagai alternative instrument yang dapat mengelola imbal hasil dan risiko (risk & returns) secara efektif. Perdagangan barang – barang pokok biasanya dilakukan dalam bentuk pertukaran antara barang dengan uang seperti terjadi dalam kehidupan sehari – hari atau dalam bentuk perjanjian tertulis berjangka waktu tertentu. Perjanjian berjangka ini merupakan persetujuan untuk mengirimkan atau menerima sejumlah barang (komoditas, logam berat, produk-produk keuangan, dsb) dengan harga yang telah disepakati pada waktu yang telah ditentukan. Perdagangan berjangka (future trading) adalah perdagangan komoditas berupa jual-beli kontrak dengan penyerahan di kemudian hari. Future trading ini disebut juga paper trading.

Pasar perdangangan berjangka menyediakan peluang jaminan bagi pedagang dan pengusaha terhadap risiko fluktuasi harga. Sebagai pedagang, perubahan harga yang merugikan bisa terjadi karena perubahan pada penawaran atau pada permintaan yang mempengaruhi nilai keseluruhan dari perjanjian yang telah disepakati dan semakin besar nilai perjanjiannya: semakin besar pula risiko yang harus ditanggungnya. Pasar berjangka menyediakan sebuah mekanisme bagi para pedagang untuk meminimalkan risiko per unit kepemilikannya dari perjanjiannya di pasar sesungguhnya (dimana pengiriman produk secara nyata harus dilakukan) melalui hedging. Untuk Indonesia Bursa Komoditas di bentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 35/1982.

PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis akan melakukan pembahasan terhadap beberapa identifikasi masalah yang ada, yaitu:

1. Apa dan bagaimana fungsi dan peranan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) sebagai sarana investasi?

2. Apa dan bagaimana komoditas dan indeks yang diperdagangkan (trading)?

3. Bagaimana mekanisme futures trading sebagai sarana investasi yang dapat mengendalikan risk & returns melalui proses lindung nilai (hedge)?

4. Bagaimana mengembangkan BBJ agar mampu menarik investor dan traders seperti Bursa Efek Jakarta (Jakarta Stock Exchange)?

PEMBAHASAN

Peranan Futures Trading

Future Trading tetap harus dilakukan dalam suatu bursa, baik bagi produsen maupun konsumen future trading ini dimanfaatkan untuk menggeser risiko dari perubahan harga ke pihak lainnya. Bagi kelompok spekulator memainkan risiko ini dengan mengikuti irama transaksi yang sejalan dengan gerak perubahan perimbangan faktor penawaran dan permintaan. Bursa komoditas juga menciptakan pembentukan harga transparan dan mengikuti mekanisme pasar yang sebenarnya. Harga yang dihasilkan oleh bursa lebih dapat dipercaya daripada hasil pembentukan harga oleh suatu panel.

Intinya ada manfaat yang dapat diperoleh atas perdagangan berjangka ini, pertama, perdagangan berjangka ini dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan lindung nilai (hedging); kedua, harga yang terbentuk di bursa berjangka merupakan hasil kesepakatan antara banyak penjual dan pembeli melalui proses yang relatif transparan; ketiga, pabrik/petani/ produsen yang harga barangnya, baik input maupun output, telah dilindung nilai, dan lebih mudah memperoleh kredit dari bank karena salah satu faktor penting telah diamankan; dan keempat, bahwa perdagangan berjangka memungkinkan alokasi produksi dan konsumsi inter-temporal. (Sembel, 1999).

Fungsi Manajemen Risiko

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

1

Page 3: Pengembangan Bursa Berjangka

Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Manajemen risiko berfungsi sebagai

perantara antara nasabah dan bursa berjangka. Mereka memonitor seluruh aktifitas perdagangan nasabah dan perkembangan pasar agar dapat secara efektif mengukur dan mengelola risiko. Dengan menggunakan teknik-teknik terkini untuk menganalisa pasar global dan transaksi yang terjadi, mereka dapat melaksanakan prosedur dan pengawasan financial secara bijak. Nasabah atau klien dapat diyakini bahwa mereka bekerjasama dengan mitra keuangan yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Dengan sistem manajemen risiko berjangka yang jauh lebih baik dari sistem yang telah ditetapkan oleh kebijakan dasar pasar modal, sebagai dasar pegangan mereka. Filosofi manajemen risiko harus lebih proaktif dengan menggunakan sejumlah metodologi untuk menghitung, menganalisa dan mengevaluasi risiko, termasuk simulasi Value at Risk (VAR).

Manajemen risiko harus tetap fleksible dan cepat tanggap terhadap kebutuhan nasabahnya, agar menjadi yang terdepan dalam teknologi baik untuk produk maupun dalam pelayanan. Dalam melakukan investasi yang signifikan dan strategis untuk melayani nasabah, mereka harus dapat meggunakan dukungan teknologi yang terkini termasuk fasilitas perdagangan jarak jauh langsung (on-line) dari computer para nasabah dengan kantornya.

Peranan Badan Pengawas Perdangan Berjangka Komoditas (BAPPETI)

Sebagaimana setiap kegiatan bisnis pada umumnya, melakukan transaksi dalam perdagangan berjangka juga mempunyai dua sisi : keuntungan atau kerugian. Perdagangan berjangka sering disebut sebagai kegiatan yang berisiko, komplek, dan sangat bergejolak, sehigga hanya cocok bagi orang yang memiliki keterampilan bisnis yang tinggi. Kontrak berjangka hanya dapat diperdagangkan di bursa, dan ditransaksikan oleh pihak-pihak yang memiliki izin/usaha dari BAPPEBTI, serta dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan tata tertib bursa yang berlaku. Sebagai individu, Anda tidak dapat melakukan transaksi Kontrak Berjangka secara langsung

di bursa, tetapi harus melalui Anggota Bursa yang berstatus Pialang Berjangka.

Harga Komoditi dan Jenis Komoditas yang diperdagangkan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ).

Pada umumnya investor tidak memahami seluk beluk dari komoditi yang diperdagangkan dan tidak mengetahui bagaimana perkembangan harga berlangsung. Oleh karena itu investor yang ingin menginvestasikan uangnya dalam perdagangan berjangka, sekurang kurangnya harus mengerti atau memahami dasar-dasar analisa pasar yang dipergunakan untuk memperkirakan pergerakan harga di bursa perdagangan berjangka. Sesuai dengan tugas dan fungsinya BAPPEBTI menyediakan harga komoditas yang dapat digunakan untuk referensi.

Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) akan memperdagangkan minyak mentah dan gas alam (migas). Kontrak berjangka produk migas diharapkan menjadi tempat melakukan lindung nilai terhadap harga minyak mentah yang sering bergejolak maupun sebagai tempat berinvestasi. Menurut Direktur Utama BBJ, Hasan Zein Mahmud (2004), kontrak bergulir berkala untuk minyak mentah dan gas alam tersebut akan mengacu pada harga kontrak berjangka di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Selain komoditas migas, kontrak bergulir berkala menyediakan komoditas berjangka seperti kapas, kopi, gula, dan kakao, yang mengacu pada harga kontrak berjangka di New York Board of Trade (NYBOT). BBJ juga akan mengembangkan kontrak bergulir berkala minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan emas.

Saat ini ketertinggalan BBJ terhadap pengembangan kontrak non-keuangan, karena pengembangan jenis itu membutuhkan waktu, tenaga, biaya yang lebih besar, serta pasar yang sempit dibandingkan kontrak keuangan. Berdasarkan data BBJ, sejak beroperasi 15 Desember 2000, BBJ mengalami perkembangan pesat. Pada tahun pertama hanya ada tiga kontrak yang diperdagangkan, yaitu olein, kopi robusta dan CPO, dengan volume total selama 2001 sebanyak 33.257 lot.

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

2

Page 4: Pengembangan Bursa Berjangka

Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Pada 2004 (sampai November), BBJ sudah mampu mencetak volume sebanyak 833.999 lot. Artinya selama tahun 2004 telah berhasil membukukan transaksi rata-rata 3.800 lot per hari dibandingkan rata-rata 133 lot per hari selama tahun 2001.

Beberapa contoh jenis Kontrak Berjangka (Future Trading)

1. SPESIFIKASI KONTRAK BERJANGKA EMAS. Rev. July 2002, Oct 2003. Satuan Kontrak : 1 kg (1000 gram) . Bulan Kontrak : Enam Bulan Kontrak berturut-turut, sehingga setiap hari perdagangan terdapat enam Bulan Kontrak Harga : Rupiah per gram. Perubahan Harga Minimum (Tik) : Rp 50,- /gram (Tick Value : Rp 50.000,-/lot). Batas Perubahan Harga : Rp. 5000,- per gram di atas atau di bawah Harga Penyelesaian hari perdagangan sebelumnya. Batas perubahan harga ini tidak berlaku untuk Bulan Berjalan Margin Awal : Bulan berjalan (spot) Rp. 3.000.000, bulan lain Rp. 2.500.000. Posisi Wajib Lapor : 150 lot atau lebih posisi beli atau posisi jual netto yang dikuasai satu pihak. Batas Posisi Spekulatif : 500 lot kontrak long atau short netto untuk setiap Bulan Kontrak atau gabungan seluruh Bulan Kontrak yang dikuasai oleh satu pihak. Hari Perdagangan Terakhir : Perdagang-an untuk suatu Bulan Kontrak, berakhir pada akhir sesi kedua di hari perdagangan ketiga sebelum hari kerja terakhir bulan yang bersangkutan. Apabila hari perdagangan ketiga sebelum hari kerja terakhir tersebut bukan merupakan hari perdagangan, maka hari perdagangan sebelumnya menjadi hari perdagangan terakhir. Waktu Pemberitahuan Penyerahan : 3 (tiga) hari perdagangan terakhir bulan berjalan Waktu Pemberitahuan Alokasi : Sebelum Sesi Pertama hari perdagangan pertama setelah dilakukan Pemberitahuan

Penyerahan Waktu Serah/Terima : Sebelum akhir Sesi kedua Hari Perdagangan kedua setelah dilakukan Pemberitahuan Penyerahan. Mutu : Emas dengan kualitas kemurnian minimum 99,99% dilengkapi dengan angka seri dan stempel dari refineri yang diakui oleh LBMA (bisa dari dalam & luar negeri). Daftar refineri yang diakui LBMA dapat dilihat di http://www.lbma.org.uk/good_ delivery_gold.html Tempat Penyerahan : Gudang yang terdaftar di Bursa Berjangka di Jakarta dan Surabaya (daftar terlampir). Satuan Penyerahan : 1 kg Jam Perdagangan : Setiap hari kerja - Senin s/d Jum'at . Sesi Pertama 09:30 - 11:30 (WIB) Sesi Kedua 14:00 - 17:30 (WIB) .

2. SPESIFIKASI KONTRAK GULIR

INDEKS EMAS. Kode Kontrak : KIE. Acuan Dasar Kontrak : Perbandingan harga Kontrak Gulir Emas BBJ dengan harga fisik emas Loco London. Ciri Khusus Kontrak : Kontrak yang pada penutupan jam perdagangan, seluruh posisi terbuka akan diperpanjang secara otomatis ke hari perdagangan berikutnya sampai posisi tersebut ditutup. Contract Multiplier (Satuan Kontrak) : Rp. 10.000 per angka indeks. Beda Tingkat Bunga : Setiap hari BBJ akan mengumpulkan tingkat bunga Deposito USD dengan Deposito Rupiah untuk 1 bulan dari 7 Bank yang ditetapkan. Dari tingkat bunga ketujuh Bank tersebut, tingkat bunga yang tertinggi dan terendah akan diabaikan, kemudian dihitung rata-rata tingkat bunga dari 5 bank yang tersisa. Angka yang dihasilkan akan diumumkan sore harinya dan dipergunakan untuk menghitung beda bunga pada akhir hari perdagangan. Setiap akhir hari Lembaga Kliring akan mendebit rekening dengan posisi terbuka beli dan mengkredit rekening dengan posisi terbuka jual sebesar beda bunga 1 hari dengan dasar nilai posisi terbuka itu. Dengan tetap mengacu pada beda tingkat

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

3

Page 5: Pengembangan Bursa Berjangka

Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

suku bunga yang diumumkan oleh BBJ, Pialang diberi kebebasan untuk menentukan perbedaan besarnya bunga pada saat mengkredit atau mendebit rekening Nasabahnya setiap hari, dengan ketentuan tidak melebihi setengah angka persen (50 basis point) per tahun, di atas dan di bawah beda tingkat suku bunga yang diumumkan BBJ. Angka Penyelesaian : Angka Penyelesaian ditentukan berdasarkan Harga Penyelesaian KGE di BBJ dibagi dengan harga di pasar fisik emas per Gram Loco London. Hasilnya dibulatkan kekelipatan 5 terdekat. Harga Loco London yang dipergunakan adalah rata-rata antara best bid dan best offer yang diambil dari Reuters pada saat penutupan perdagangan kontrak ini di BBJ (pk 17.00 WIB). Batas Perubahan : Tidak ada. Margin Awal : Rp. 3.000.000. Posisi Wajib Lapor : 500 lot. Batas Posisi : 1000 lot. Hari Penyelesaian Akhir : Tidak ada Jam Perdagangan : Setiap hari kerja - Senin s/d Jum'at pukul 08:30 - 17:00 (WIB).

3. OLEIN CONTRACT SPECIFICATIONS. Rev. July 2002 Contract Size : 20 metric tons Delivery Months : Current and the next 5 succeeding months, such that there are always six months available. Price Quotations : Indonesian Rupiah (IDR)/Kg (including VAT). Minimum Price Fluctuations : Rp. 5,-/kg (including VAT) Daily Price Limits : Rp. 150,-/kgabove or below the previous settlement price. 1. Price limits will apply to all quoted months except for the current month 2. Change of price limits can be made by the Exchange without prior notice Initial Margin : Current month (spot) Rp. 2.600.000, other months Rp. 2.000.000 Reportable Positions : 150 lots or more net long or net short, in all contract months combined Speculative Position Limit : 500 lots net long or net short in any one contract month or in all contract months combined

Last Trading Day : A Contract month expires at 17:30 on the 15th of the month or, if the 15th is a non-business day, the preceding business day Notice Period : Before the 1st trading session of the first business day following the Notice Date Last Delivery Date : Two (2) business days after the Notice Date Exchange Futures for Physical (EFP) : • Transaction in which one party buys cash

market products and sells futures contracts while the opposite party sells the cash market products and buys futures contracts

• EFP permits transfer of different grades such as : Crude Palm Oil (CPO), Refined Bleached and Deoderized Palm Oil (RBDPO) and Refined Bleached and Deoderized Stearin (RBD Stearin)

• The quantity of the commodity do not have to be the same with the futures contract but similar to the value of the futures contract.(with a premium, discounted or multiplied by ratios)

Contract Grade and Delivery Points : Olein of good merchantable quality of :

Grade EXCHANGE MARKET* Free Fatty Acids < 0,15% < 0,15% Moisture & Impurities < 0,1% < 0,1%

Iodine Value (WIJS) > 56 > 56

Color (Lovibond 5,25 Inch) < 3 Red > 4 Red

Slip Melting Point < 24 C < 24 C

Cloud Point 10 C 10,75 C Market Grade will be discounted Rp. 50,- per Kg (incl. VAT) Delivery Point : Tank Installations approved by the Exchange at the option of the seller located in Jakarta and Surabaya and other cities appointed by the Exchange Deliverable Unit : 20 metric tons net, plus or minus not more than 2 % Trading Hours : Western Indonesian Time, on each business day Monday through Friday Morning Session : 09:30 - 11:30

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

4

Page 6: Pengembangan Bursa Berjangka

Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Afternoon Session : 14:00 - 17:30 Perkembangan BBJ saat ini

Sejak BBJ berdiri, ”persoalan harga dan efisiensi” tetap menjadi pertimbangan utama. Dengan menggunakan jasa perusahaan yang belum punya nama, tetapi cukup memahami TI, ternyata perusahaan tersebut mau membantu men-set up sistem di BBJ dengan bayaran cukup murah, yakni hanya Rp 180 juta. Bandingkan beli membeli sistem yang dibuat oleh konsultan asing yang US$2 juta, bisa-bisa seluruh modal disetor BBJ habis hanya untuk membangun sistem TI. Di samping peranti lunak, BBJ juga harus melengkapi dirinya dengan peranti keras. Adapun nilai investasi yang dikeluarkan untuk infrastruktur komputer dan persiapan bursa mencapai Rp 3,5 miliar.

Akhir tahun 2000 pembukuan BBJ minus sekitar Rp 6 miliar. Tahun berikutnya, kerugian BBJ sekitar Rp 2 miliar. Melihat kerugian yang tak kunjung berhenti, keputusan ekstrem pun dijalankan pada tahun 2002., Hasan Zein Mahmud memberanikan diri mengambil kebijakan efisiensi. Langkah-langkah yang dilakukan, antara lain :

1. Langkah pertama, yang dilakukannya adalah memangkas jumlah komisaris dan direksi BBJ. Komisaris yang awalnya 5 orang disusutkan menjadi dua orang. Demikian pula direksi, yang semula tiga orang menjadi dua orang saja.

2. Langkah kedua, melakukan penghematan tak berhenti sampai di situ. Gaji direksi dan honor komisaris pun kena potong hingga 50%. Struktur organisasi BBJ pun ia buat seramping mungkin. Ternyata, BBJ masih tetap merugi. Di tahun 2002, kerugian BBJ bukannya berkurang malah meningkat dua kali dibanding 2001, yakni menjadi sekitar Rp 4 miliar. Apa penyebabnya? Apakah lantaran minimnya transaksi di BBJ? Padahal bila dilihat dari sisi likuiditas, volume transaksi di BBJ tahun 2002 mulai memperlihatkan pertumbuhan yang menggembirakan.

Pada tahun 2001 total transaksi di BBJ baru 33.257 lot, di tahun 2002 meningkat tajam menjadi 120.773 lot. Bila dirata-rata, transaksi harian yang di tahun 2001 hanya 133 lot melonjak menjadi 483 lot di tahun 2002. Akan tetapi, itu pun belum dapat menutupi pengeluaran BBJ sehingga perusahaan ini terus mengalami pendarahan.

3. Langkah ketiga, walaupun sudah habis-

habisan (all-out), di tahun 2003 untuk menghemat biaya operasional BBJ, hanya ada satu-satunya cara yang dapat dilakukan di tahun itu adalah ”ekspansi”. Pada tahun 2003 dinyatakan sebagai tahun ekspansi BBJ. Sepanjang tahun itu, BBJ sibuk memperkenalkan 40 kontrak baru, yang sebagian besar di antaranya produk-produk keuangan. Selama ini produk keuangan sudah lama berjalan di masyarakat, hanya saja tidak pernah ada perlindungannya dan belum dilakukan di bursa seperti BBJ. Investor yang sebelumnya bermain di grey area pun digiring bertransaksi di BBJ. Dengan bantuan informasi dari para anggota bursa, dilakukan pembenahan aturan main di BBJ, terutama yang berkaitan dengan produk-produk yang diminati masyarakat. Beberapa produk keuangan yang diluncurkan di tahun itu antara lain kontrak indeks Hang Seng, Nikkei, Kospi, dan mata uang asing.

4. Langkah ke-empat, adalah bukan perkara

mudah dalam meluncurkan produk berbasis keuangan. Dalam periode ini, bisa dikatakan BBJ harus berjuang keras untuk mendapat dukungan dari banyak pihak, terutama pemerintah. Pasalnya, ada kekhawatiran BBJ akan lebih berorientasi pada produk-produk ber-underlying asset keuangan. Untuk mengatasi hal tersebut BBJ terpaksa harus menabrak rambu yang ditetapkan pemerintah, dengan maksud agar dapat memberi yang terbaik, dengan seringkali membentur pagar konvensional.

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

5

Page 7: Pengembangan Bursa Berjangka

Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

5. Langkah kelima, walaupun belum

memperoleh izin dari pemerintah -- dalam bentuk kepres -- sejak 2003 BBJ tetap meluncurkan produk-produk yang memiliki underlying asset keuangan. Hasilnya kemudian terlihat transaksi di BBJ menjadi lebih bergairah (bullish). Rata-rata transaksi harian mencapai 1.434 lot. Terlihat bahwa 90% transaksi tersebut didominasi produk-produk keuangan. Justru, itu semakin membuktikan besarnya minat pemodal berinvestasi di produk-produk tersebut. Akhir tahun 2003 karena BBJ tidak merugi lagi, perbaikan kinerja BBJ mulai terlihat. Dalam RUPS 2003, diumumkan bahwa BBJ telah mencapai titik impas, dimana para pemegang saham berjanji, apabila BBJ mencapai BEP (break even point), gaji direksi akan dinaikkan hingga 50%. Sehingga nantinya gaji direksi menjadi (take home pay) saat itu adalah 75%.

6. Langkah keenam, pada tahun 2004 perjalanan BBJ yang semula penuh duri dan rintangan, kini mulai memperlihatkan titik terang. Tahun ini, menjadikan posisi BBJ semakin likuid. Terbukti, selama tahun 2004, total transaksi BBJ telah mencapai 999.028 lot atau rata-rata 3.842 lot/hari. Bahkan, dalam beberapa bulan terakhir volume transaksi per hari mencapai 6 ribu lot. Ditargetkan sampai dengan akhir tahun ini BBJ dapat mencetak keuntungan Rp 1 miliar. Kelihatannya, target ini bukan mustahil dapat dicapai, mengingat hingga Agustus 2004 BBJ telah membukukan keuntungan Rp 800 juta.

7. Langkah ketujuh, mulai memikirkan untuk

mengembangkan kontrak berjangka komoditas dibandingkan saat ini yang didominir oleh kontrak berjangka keuangan. Sebagai contoh, kontrak berjangka gula yang berpotensi besar diperdagangkan di BBJ, ternyata gagal total karena adanya intervensi pemerintah dalam tata niaga komoditas gula. Padahal, perdagangan berjangka menggunakan patokan mekanisme pasar bukan yang ditetapkan

oleh pemerintah. Ketika suatu produk diperdagangkan dengan mekanisme pasar, harga akan berfluktuasi dan akan ini menimbulkan risiko. Dalam perdagangan berjangka merupakan manajemen risiko dari fluktuasi harga yang terjadi saat itu. Sebaliknya, kalau harga sudah ditetapkan pemerintah, otomatis tak bisa diperdagangkan dalam kontrak berjangka karena harga tidak fluktuatif. Pendapat yang benar untuk mengembangkan komoditas primer di BBJ, tetap dibutuhkan tenaga dan dana besar. Itu pun, pasar belum tentu meresponsnya dengan baik. Sebagai contoh, komoditas kopi. Produk ini diluncurkan sampai empat kali, tapi investor tetap tidak berminat. Ketika pertama kali diluncurkan -- dan ternyata peminatnya sepi, manajemen BBJ mencoba memperbaiki spesifikasinya, kemudian diluncurkan kembali. Akan tetapi, pasar tetap bergeming. Oleh direksi BBJ lalu diperbaiki lagi dengan mengacu pada perdagangan kopi arabika di New York. Hasilnya? Sama saja. Kontrak kopi arabika tetap sepi peminat. Akhirnya, ada pendapat bahwa masyarakat memang belum siap menerima produk komoditas. Jadi bukannya dari pihak BBJ yang tidak mau mempersiapkannya.

Langkah- langkah yang diperlukan saat ini agar Bursa Berjangka Komoditas (BBJ) agar dapat berkembang dengan baik, antara lain adalah : 1. Diperlukan Amendemen atas UU

Nomor: 32/1997

Menurut Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Departemen Perdagangan, Ardiansyah Parman saat ini yang diperlukan adalah amendemen terhadap sejumlah pasal dalam UU No. 32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang mengatur tentang komoditi yang diperdagangkan di bursa berjangka. Dalam Pasal 3 tentang komoditi yang dapat dijadikan subjek kontrak berjangka

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

6

Page 8: Pengembangan Bursa Berjangka

Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

ditetapkan dengan Keputusan Presiden (Keppres), dinilai sudah tidak sesuai dengan perkembangan saat ini. Sebaliknya, yang menentukan suatu komoditas laku dan layak dipasarkan adalah “pasar”, sehingga tidak bisa diatur oleh ketentuan apapun. Apabila diatur, komoditas tersebut akan sulit untuk laku dipasarkan di bursa.

Sesuai Keppres 119/2001 tanggal 20 November 2001 tentang Komoditi yang Dapat Dijadikan Subjek Kontrak Berjangka, ada 22 komoditas yang dapat diperdagangkan di bursa berjangka. Di antaranya kopi, minyak kelapa sawit, kayu lapis, karet, kakao, lada, gula pasir, kacang tanah, kedelai. Selain itu cengkeh, udang, ikan bahan bakar minyak, gas alam, tenaga listrik, emas, batu bara, semen, dan pupuk. Sedangkan bagi komoditas finansial di pasar bursa sesuai Keppres tersebut.

2. Mengembangkan Produk Primer (Primary Commodity)

Diharapkan nantinya BBJ bisa mengembangkan produk primer seperti kopi dan olein. Seandainya pemerintah benar-benar ingin mengembangkan produk primer, seharusnya pemerintah mau memberikan dana yang cukup untuk dapat diminati nasabah untuk diperdagangkan dalam pasar bursa dibandingkan dengan komoditas non-finansial. Padahal komoditas finansial tidak termasuk komoditas yang dapat diperdagangkan pengembangannya. Sebaliknya, apabila hal itu hanya mungkin dilakukan bila pemerintah menyediakan dana untuk kelangsungan hidup BBJ ke depan agar dapat bersaing dengan Bursa berjangka Regional (seperti, Malaysia-Kuala Lumpur Commodity Exchange, Singapura-Singapore Commodity Exchange, Thailand-Rubber Exchange Center, dan RRC-China Zhenzhou Commodity Exchange dan Shenhen Metal Exchange). Di sisi lain, seandainya bila BBJ ingin survive, sebaiknya dimulai dengan produk-produk

keuangan terlebih dulu. Diharapkan nanti dari hasilnya dahulu bisa survive, barulah BBJ bisa mengembangkan produk primer lainnya.

3. Diperlukan saat ini Kontrak Berjangka Komoditas

Masalah yang dihadapi di BBJ saat ini (memasuki tahun ke-4) masih sulitnya mengembangkan kontrak berjangka komoditas. Suatu hal yang ironis memang, bursa yang pendiriannya diprakarsai Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia dan Federasi Asosiasi Minyak Nabati Indonesia ini justru kesulitan mengembangkan kontrak ber-underlying komoditas. Sebaliknya, yang meramaikan pasar BBJ saat ini justru dari transaksi kontrak berjangka keuangan.

Saat ini diketahui dari 22 komoditas yang telah keluar keppresnya, cuma ada empat komoditas yang pernah diperdagangkan di BBJ, yakni olein, kopi, crude palm oil dan emas. Malahan, saat ini hanya olein dan emas yang masih bertahan. Gula, kedelai dan cengkih yang pernah disimulasikan, tetapi dalam perjalanannya kemudian tak ada respons dari pelaku pasar. Di lain sisi, kontrak-kontrak keuangan mendominasi pasar. Volume transaksi indeks pada tahun 2003 tercatat 250.302 lot dan valas 52.088 lot. Bandingkan dengan volume transaksi kontrak non keuangan yang hanya 35.629 lot. Sementara itu, di tahun 2004 volume transaksi indeks mencapai 434.536 lot, valas 507.528 lot dan kontrak non keuangan cuma 56.964.

Beberapa kendala yang dihadapi dalam mengembangkan kontrak komoditas BBJ. Pertama, kontrak komoditas underlying asset di BBJ ssat ini dinilai tidak efisien. Hal ini terutama berkaitan dengan masalah kualitas produk. Kedua, masalah infrastruktur atau pergudangan, dibandingkan dengan produk-produk keuangan yang tidak memerlukan gudang. Sementara produk

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

7

Page 9: Pengembangan Bursa Berjangka

Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

komoditas sangat membutuhkan gudang tempat penyimpanan. Sejauh ini diketahui gudang milik BBJ sangat terbatas. Di luar itu, masalah sertifikasi mutu, transportasi dan kapasitas pabrik juga menjadi kendala yang harus terus dipikirkan solusinya hingga kini.

4. Pemerintah harus mendukung upaya manajemen BEJ dalam mensukseskan Bursa Berjangka Komoditas

Saat ini diketahui bahwa investor yang bertransaksi di BBJ bukan lagi berasal dari dalam negeri saja, melainkan juga datang dari negara lain. Ada investor dari Jepang, Hong Kong dan Singapura. Mereka masuk ke Indonesia melalui pialang yang terafiliasi secara internasional, umpamanya Fikasa, Millenium dan Solid Gold. Jadi adalah sangat naif apabila pemerintah tidak mendukung upaya-upaya yang dilakukan manajemen BBJ saat ini. Untuk ke depan, BBJ telah mencanangkan tahun 2005 ini sebagai Tahun Pelayanan. Rencana yang bakal digulirkan BBJ, antara lain, memperbaiki sistem perdagangan BBJ dan mempermudah akses dari luar ke para pialang di lantai bursa. Dengan demikian, hubungan dari pialang ke sistem perdagangan (on-line) diharapkan dapat berjalan lancar.

5. Mengurangi pelanggaran yang dilakukan

pelaku bursa BBJ dengan menerapkan law enforcement yang ketat.

Di lain pihak, diketahui bahwa dampak dari semakin ramainya transaksi harian di BBJ akan membuka peluang terjadinya kasus dan pelanggaran. Bila ditelusuri, sebagian besar kasus yang muncul berhubungan dengan nasabah dan pialang. Kendati tidak berhubungan langsung dengan institusinya, pihak manajemen BBJ perlu membantu menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Masalahnya, nasabah yang bersangkutan datang melapor ke BBJ dan mereka mengaku merasa dirugikan si pialang. Hal

ini tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah saja antar mereka, namun diperlukan law enforcement atas aturan yang telah ditetapkan dengan pengawasan yang ketat dari Bappeti. Demikian pula dalam penyelesaikan masalah-masalah lainnya, harus dilakukan dengan berdialog antar anggota bursa secara transparan. Perlu dilakukan pertemuan intens secara berkala dengan anggota bursa untuk membahas masalah-masalah penting secara komunikatif.

6. Harus selalu dapat bekerja sama dengan Pemerintah

Harus diakui bahwa cara manajemen BBJ yang sering frontal dan berlawanan arus dengan keinginan pemerintah bisa menjadi bumerang bagi dirinya. Hal ini dapat menimbulkan kelemahan dari pihak manajemen itu sendiri, karena kurang mendapat dukungan dari pemerintah. Susahnya, pemerintah sering tidak peka terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi di bursa dunia secara global dan dapat berpengaruh terhadap BBJ. Karena itulah, kemungkinannya pihak manajemen BBJ yang dikomandoi oleh orang seperti ”Hasan Zein Mahmud” masih tetap diperlukan kehadirannya di BBJ. Selama Hasan Z. Mahmud dapat melawan peraturan-peraturan yang membelenggu, diharapkan perkembangan BBJ akan dapat maju, minimal dapat sebagai saingan ketat atau pelengkap yang mempunyai peran yang cukup signifikan bagi Bursa Efek Jakarta (BEJ) nantinya.

KESIMPULAN

Dari uraian di atas maka kiranya dapat diambil beberapa kesimpulan seperti :

1. Produk dan instrumen investasi future trading sebaiknya disosialisasikan dengan program intensif dan sistematis agar para investors dan traders tertarik untuk berinvestasi di BBJ, khususnya yang terkait dengan risk dan return.

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

8

Page 10: Pengembangan Bursa Berjangka

Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

2. Pemahaman mengenai manajemen

risiko dengan alat ukur VAR khususnya dibidang future trading perlu segera diterapkan agar investor dapat mengendalikan risiko investasi dengan optimal.

3. BBJ harus terus melakukan pengembangan produk dan kerjasama dengan bursa berjangka regional terus dilakukan, disamping beberapa produk keuangan.

4. Penerapan sangsi dan hukuman yang tegas kepada para broker yang melanggar agar kredibilitas BBJ di mata investor semakin membaik sehingga volume transaksi dapat ditingkatkan.

Daftar Pustaka Gunawan, Itjang., ”Transaksi Perdagangan

Derivatif, Hedging dan Pasar Modal”., Grasindo, Jakarta, 2003

Sembel, Roy. M.,.”Berpikir Ekonomis di Masa Krisis: Gagasan Akademis yang perlu diketahui Para Praktisi”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta,1999.

Sembel, Roy..”Sekuritas Derivatif: Madu atau

Racun: Konsep dan Aplikasi Sekuritas Derivatif untuk Mesin uang dan Manajemen Risiko”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2002.

Sembel, Roy. M,”Workshop Kontrak Opsi Saham (KOS)”, Hotel Sahid Jaya, 31 Agustus 2004, Jakarta, 2004.

Tanugraha, Harry,”Perdagangan Berjangka: Peluang dan Tantangan di Era Globalisasi”, PT Jurnalindo Aksara Grafika, Jakarta, 1998.

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

9