57
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATERI HUKUM NEWTON TENTANG GERAK (Skripsi) Oleh FITRI MAR’ATUS SOLEKHAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2018

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT

TINGGI PADA MATERI HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

(Skripsi)

Oleh

FITRI MAR’ATUS SOLEKHAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2018

Page 2: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT

TINGGI PADA MATERI HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

Fitri Mar’atus Solekhah*, Nengah Maharta, Wayan Suana

FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1

*email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen tes kemampuan berpikir

tingkat materi hukum Newton tentang gerak. Metode yang digunakan ialah metode

research and development. Model pengembangan mengadopsi dari Adam dan

Wieman (2011) yang terdiri dari lima tahapan diantaranya menentukan format butir

soal, menentukan konstruksi butir soal, menentukan pedoman penilaian, uji ahli, dan

revisi butir soal. Pada tahap pemgembangan, dilakukan uji ahli kepada tiga dosen

yang menguasai materi hukum Newton tentang gerak dan ahli di bidang

pengembangan instrument. Subjek uji coba yang digunakan dalam penelitian

berjumlah 65 siswa. Data yang telah diperoleh, kemudian dianalisis menggunakan

rasch model dengan aplikasi winstep 3.73. Berdasarkan hasil analisis model Rasch,

dapat disimpulkan bahwa (1) instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi valid

{memenuhi kriteria yang dapat diterima yakni PT-Measure, Outfit Mean Square

Page 3: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

(MNSQ), dan nilai outfit z- standardized (ZSTD)}, (2) menghasilkan nilai alpha

cronbach 0,85 yang berarti baik, (3) terdapat

3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki konsisitensi

dalam menjawab soal yang baik, (5) opsi pengecoh pada semua soal valid, dengan

demikian instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi materi hukum Newton

tentang gerak yang dikembangkan di tingkat sekolah menengah memiliki penguasaan

konsep yang baik untuk siswa.

Kata kunci: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Instrumen Tes, Hukum Newton

Tentang Gerak, Model Rasch

Page 4: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT

TINGGI PADA MATERI HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

Oleh

Fitri Mar’atus Solekhah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki
Page 6: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki
Page 7: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki
Page 8: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung, pada

tanggal 18 Februari 1996. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara

pasangan dari Bapak Mardikin dan Ibu Nani Rofi’ah, memiliki 2 orang adik, yaitu

Khofifa Dwi Nurmala dan Anisa Rahmawati.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 5 Sendang Mulyo pada

tahun 2008, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Sendang Agung pada

tahun 2011, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Sendang Agung

pada tahun 2014.

Melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP) pada

tahun 2014, penulis diterima di Universitas Lampung sebagai mahasiswa Program

Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Penulis melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di Desa Gunung Baru, Kecamatan Gunung Labuhan,

Kabupaten Way Kanan. Selain itu, penulis melaksanakan Program Pengalaman

Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Gunung Labuhan, Kabupaten Way Kanan yang

terintegrasi dengan program KKN tersebut (KKN-KT).

Page 9: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, hingga merekamerubah diri mereka sendiri”

(Q.S. Ar-Rad: 11)

“Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran yang kaujalani, yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa

sakit”(Ali Bin Abi Thalib)

”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telahselesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”(Q.S. Al-Insyirah: 6-8)

Page 10: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

x

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan pertolongan-Nya. Dengan

kerendahan hati, penulis mempersembahkan karya sederhana ini kepada:

1. Ibunda dan Ayahanda tercinta, Ibu Nani Rofi’ah dan Bapak Mardikin yang

senantiasa dengan sepenuh hati memberikan kasih sayang yang tak terhingga

untuk penulis yang takkan mungkin bisa dibalas walau sampai akhir hayat.

2. Nenek dan kakek ku tersayang, yang selalu mecintaiku dan membesarkanku

seperti anak sediri.

3. Adik-adik yang selalu bangga padaku: Khofifa Dwi Nurmala dan Anisa

Rahmawati.

4. Para pendidik yang telah mengajarkan banyak hal baik berupa ilmu

pengetahuan maupun ilmu agama.

5. Semua sahabat yang setia menemani dan menyemangati dengan segala

kekurangan yang kumiliki.

6. Almamater tercinta yang telah menjadikanku pribadi yang lebih baik dari

sebelumnya.

Page 11: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

SANWACANA

Bismillahirohmanirrohim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat -Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Soal Berpikir Tingkat

Tinggi pada Materi Hukum Newton Tentang Gerak Siswa Di SMA”. Penulis

menyadari bahwa banyak bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika.

4. Bapak Drs. Nengah Maharta M.Si. selaku Pembimbing Akademik serta

Pembimbing I, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan kepada

penulis selama menyelesaikan skripsi.

5. Bapak Wayan Suana, S.Pd.,M.Si. selaku Pembimbing II yang banyak

memberikan masukan dan kritik yang membangun.

6. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd. selaku Pembahas atas kesediaan dan

keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, semangat, motivasi dan kritik

kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

Page 12: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

7. Bapak Dr. Abdurrahman M.Si. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., dan Ibu

Hervin Maulina, S.Pd., M.Si. selaku dosen uji ahli materi produk yang

dikembangkan. Terimakasih atas saran perbaikannya.

8. Ibu Septiana Yanti Lestari, S.Pd. Terimakasih telah menjadi guru pamong

selama penulis melakukan PPL di SMPN 1 Gunung Labuhan.

9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Program Studi Pendidikan Fisika dan

Jurusan Pendidikan MIPA.

10. Ibu Herita Dewi S.Pd., M.Pd. selaku guru fisika dan Bapak Hendra Putra,

S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA N 05 Bandar Lampung beserta

jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah.

11. Murid-murid kelas XI SMA N 05 Bandar Lampung atas bantuan dan

kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

12. Sahabat-sahabat Pendidikan Fisika 2014 Nursyamsiah, Arina Ummu Kamila,

Yeni Oktaviani, Fadila Nurhusna, dan Siska Riandi dan teman teman fighter

yang tidak bisa penulis tulis satu persatu terimakasih atas kebersamaannya

selama ini.

13. Sahabat-sahabat skripsi mengenai pengembangan soal kemampuan berpikir

tingkat tinggi Pendidikan Fisika 2014 Nova Liana dan Nursyaidah yang

selalu memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.

14. Sahabat-sahabat penghuni kosan Edelwish 2 Siti Aisyah, Bella Anjelia,

Hadera, Partiyah, dan teman teman kosan lain yang tidak bisa penulis tulis

satu persatu terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

Page 13: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

15. Kawan Kawan KKN Kampung Gunung Baru, Khusnul Khotimah, Siti

Maharani, Ristama Damayanti, Putri Stephani, Arini Dwi Lestari, Ramando

Gentana, Muhamad Nur Hidayat, dan Ridia Dinata, terimasikasih untuk 70

hari yang begitu indah, salah satu hal yang paling indah ketika penulis berada

di Lampung adalah hidup bersama kalian.

16. Kaktus 2014, ADK FKIP 2014, yang telah setia menemani perjuangan

mengejar cinta-Nya

17. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis berdoa semoga bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah

SWT Aamiin.

Bandar Lampung, 23 Juli 2018

Penulis,

Fitri Mar’atus Solekhah

Page 14: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... iiCOVER DALAM ........................................................................................... ivLEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... vLEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... viSURAT PERNYATAAN ............................................................................... viiRIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viiiMOTTO .......................................................................................................... ixPERSEMBAHAN........................................................................................... xSANWACANA ............................................................................................... xiDAFTAR ISI ................................................................................................. xivDAFTAR TABEL ......................................................................................... xviDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4E. Ruang Lingkup Penelitian................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Pembelajaran Fisika pada Kurikulum 2013 ...................................... 6B. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ............................................... 8C. Prosedur Pengambangan Instrumen................................................... 16D. Kriteria Instrumen.............................................................................. 21

III. METODE PENELITIANA. Desain Penelitian ............................................................................... 25B. Prosedur Penelitian Pengembangan................................................... 25C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 29D. Teknik Analisis Data ......................................................................... 31

Page 15: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengembangan ......................................................................... 36

1. Hasil Uji Ahli ............................................................................... 362. Hasil Uji Keterbacaan .................................................................. 383. Hasil Uji Coba Terbatas............................................................... 394. Hasil Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ................................ 46

B. Pembahasan ....................................................................................... 471. Indikator-Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .......... 472. Karakteristik Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

TingkatTinggi............................................................................... 503. Produk Akhir................................................................................ 52

V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan ............................................................................................ 57B. Saran .................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi Kata Kunci dan Kata Kerja Operasional Revisi TaksonomiBloom Untuk Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ........................... 12

2. Dimensi Revisi Taksonomi Bloom dan Contoh Kata KerjaOperasional Untuk Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi................... . 26

3. Pedoman Penilaian ............................................................................... 284. Skala Penilaian Dosen Ahli.................................................................. 295. Interpretasi Ukuran Kemantapan Nilai Alpha...................................... 336. Nilai Person dan Item Reliability......................................................... 337. Kriteria Tingkat Kesulitan Soal ........................................................... 348. Hasil Validasi Ahli Secara Keseluruhan .............................................. 379. Hasil Uji Keterbacaan Siswa................................................................ 3810. Analisis Kesesuaian Butir Soal ............................................................ 4111. Rangkuman Hasil Analisis Akhir......................................................... 4212. Rating Scale.......................................................................................... 4513. Hasil Tingkatan Butir Soal Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi Siswa ........................................................................... 4514. Deskripsi Indikator Instrumen Tes dalam Melatih Kemampuan

Berpikir Tingkat Tinggi Siswa............................................................. 48

Page 17: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

Tabel Halaman

1. Deskripsi Kata Kunci dan Kata Kerja Operasional Revisi TaksonomiBloom Untuk Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ........................... 12

2. Dimensi Revisi Taksonomi Bloom dan Contoh Kata KerjaOperasional Untuk Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi................... . 26

3. Pedoman Penilaian ............................................................................... 284. Skala Penilaian Dosen Ahli.................................................................. 295. Interpretasi Ukuran Kemantapan Nilai Alpha...................................... 336. Nilai Person dan Item Reliability......................................................... 337. Kriteria Tingkat Kesulitan Soal ........................................................... 348. Hasil Validasi Ahli Secara Keseluruhan .............................................. 379. Hasil Uji Keterbacaan Siswa................................................................ 3810. Analisis Kesesuaian Butir Soal ............................................................ 4111. Rangkuman Hasil Analisis Akhir......................................................... 4212. Rating Scale.......................................................................................... 4513. Hasil Tingkatan Butir Soal Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi Siswa ........................................................................... 4514. Deskripsi Indikator Instrumen Tes dalam Melatih Kemampuan

Berpikir Tingkat Tinggi Siswa............................................................. 48

Page 18: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan yang penting

dimiliki di abad 21 sehingga perlu diajarkan kepada siswa. Hal ini sejalan

dengan pendapat Greenhill (2009) yang menyatakan “Teaching critical

thinking in schools is one of the main topics in the discussion regarding so-

called 21st

Century skills”. Pada setiap subjek dan pada setiap tingkatan

pendidikan, proses pembelajaran perlu mengintegrasikan pembelajaran content

knowledge, dengan kegiatan-kegiatan yang membentuk kemampuan berpikir

tingkat tinggi dan pemecahan masalah (Trilling & Fadel, 2009). Hal ini sesuai

dengan versi revisi dari Taksonomi Bloom yang menggunakan istilah

remember, understand, apply, analyze, evaluate dan create (Anderson &

Krathwohl, 2001).

Pada dunia kerja abad 21 ini, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan

berpikir tingkat tinggi agar dapat mengorganisasikan kemampuannya dalam

menyelesaikan masalah dengan cara mengevaluasi, menganalisis, dan mencipta

atau mengkreasikan suatu gagasan, ide atau suatu konsep yang dapat

membangun manusia cerdas dengan intelektual tinggi. Sebab berpikir tingkat

tinggi merupakan salah satu tolak ukur tingkat intelektual seseorang. Dimana

Page 19: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

2

di kurikulum 2013 ini, pendidikan memiliki peran yang signifikan bahkan

menjadi pranata utama dalam menyiapkan sumber daya manusia (Wagiran,

2007).

Kenyataanya, begitu banyak pembelajaran yang terjebak pada kemampuan

berpikir tingkat rendah, sedangkan pembelajaran yang lebih mengembangkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat diperlukan siswa untuk bersaing

dan menghadapi tantangan di masa depan. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Karplus (Mirawati, 2011:4) menunjukkan bahwa masih banyak

siswa SMA yang kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang memerlukan

pemikiran abstrak secara efektif. Selain itu, fakta yang menunjukkan bahwa

prestasi fisika yang dimiliki oleh seorang siswa diukur pada aspek reasoning

Indonesia berada pada ranking 40 dari 42 negara (Micheal & Ina, 2013).

Keberhasilan penguasaan suatu konsep akan didapatkan ketika siswa sudah

mampu berpikir tingkat tinggi, dimana siswa tidak hanya dapat mengingat dan

memahami suatu konsep, namun siswa dapat menganalisis serta mensintesis,

mengevaluasi, dan mengkreasikan suatu konsep dengan baik, konsep yang

telah dipahami tersebut dapat melekat dalam ingatan siswa dalam waktu yang

lama, sehingga penting sekali bagi siswa untuk memiliki kemampuan berpikir

tingkat tinggi (Laily, 2013).

Berdasarkan pernyataan tersebut, nyatanya di SMA N 05 Bandar Lampung

belum ada instrumen khusus yang digunakan untuk mengukur kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa. Hal ini dapat diketahui dari data analisis lapangan

terkait jenis instrumen yang digunakan oleh guru fisika di sekolah.. Instrumen

yang sering digunakan guru dalam pembelajaran di sekolah adalah traditional

Page 20: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

3

assessment (tes tulis) dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice). Instrumen

evaluasi yang mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat

menggunakan berbagai tipe penilaian seperti modified multiple choice. Salah

satu alternatif Modified multiple choice yang dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah bentuk two tier multiple choice

question (pilihan ganda bertingkat). Bentuk soal two-tier multiple choice

question dikembangkan oleh Treagust (2006). Bentuk soal two-tier multiple

choice question dapat digunakan untuk membantu menguji pemahaman siswa

serta membantu mengidentifikasi miskonsepsi yang mungkin dimiliki oleh

siswa. Cullinane (2011) menggemukakan penyertaan alasan pada tingkatan

kedua dari bentuk soal two-tier multiple choice question dapat digunakan untuk

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan melihat kemampuan

siswa dalam memberi alasan. Penilaian dalam pendidikan menggunakan dua

macam teori pengukuran, yakni: teori pengukuran klasik dan teori pengukuran

modern. Menurut Sumintono & Widhiarso (2014) keunggulan pemodelan

Rasch dibanding metode lainnya, khususnya teori tes klasik, yaitu kemampuan

melakukan prediksi terhadap data hilang (missing data), berdasarkan pola

respon individu.

Berdasarkan uraian tersebut, untuk dapat melengkapi tuntutan dalam pembe-

lajaran kurikulum 2013 maka telah dilakukan pengembangan instrumen tes

two-tier multiple choice untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

pada materi hukum Newton tentang gerak Fisika SMA.

Page 21: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

4

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah:

1. Bagaimana indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa pada materi hukum Newton tentang gerak?

2. Bagaimana validitas instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi pada

materi hukum Newton tentang gerak?

3. Bagaimana Reliabilitas dari pengembangan instrumen tes kemampuan

berpikir tingkat tinggi pada materi hukum Newton tentang gerak?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Mengetahui indikator dari instrumen tes untuk mengukur kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa pada materi hukum Newton tentang gerak.

2. Menghasilkan produk berupa instrumen tes kemampuan berpikir tingkat

tinggi yang valid pada materi hukum Newton tentang gerak fisika SMA

yang dikembangkan secara menarik, mudah, bermanfaat dan efektif.

3. Mengetahui reliabilitas dari instrumen tes kemampuan berpikir tingkat

tinggi pada materi hukum Newton tentang gerak fisika SMA.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian pengembangan ini, antara lain:

1. Instrumen tes yang dikembangkan dapat dijadikan suatu alternatif alat

evaluasi yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa pada materi hukum Newton tentang gerak fisika SMA.

Page 22: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

5

2. Menghasilkan instrumen tes untuk menilai kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa pada materi hukum Newton tentang gerak fisika SMA.

3. Instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi materi hukum Newton

tentang gerak fisika SMA diharapkan mampu meningkatkan penguasaan

konsep siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian pengembangan ini adalah :

1. Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian adalah mengembangkan

instrumen tes HOTS menggunakan indikator kemampuan berpikir tingkat

tinggi pada taksonomi Bloom yang telah direvisi yaitu analisis (C4),

evaluasi (C5), dan mencipta (C6).

2. Jenis instrumen tes yang dikembangkan untuk mengukur kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa adalah soal pilihan jamak beralasan.

3. Kompetensi dasar yang digunakan untuk mengembangkan instrumen tes

HOTS adalah KD 3.4 pada kurikulum 2013 yang telah direvisi, yaitu

mengenai materi hukum Newton tentang Gerak.

4. Uji validitas dilakukan oleh tiga dosen pendidikan fisika Universitas

Lampung yang berkompeten dalam bidang tersebut.

5. Subjek penelitian yaitu siswa kelas XI IPA1 dan kelas XI IPA 3 semester

genap SMA N 05 Bandar Lampung yang telah mempelajari materi

Hukum Newton tentang gerak.

6. Prosedur pengembangan yang digunakan pada penelitian ini dari Adams

& Wieman (2011) yang terdiri dari lima tahap yaitu menentukan format

butir soal, menentukan konstruksi butir soal, menentukan pedoman

penilaian, uji ahli, serta revisi butir soal.

Page 23: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Fisika Pada Kurikulum 2013

Pada abad 21 ini Teknologi menyediakan informasi yang tak terbatas

sehingga setiap individu harus mampu memiliki kecakapan atau keterampilan

baik hard skill maupun soft skill yang mumpuni agar dapat terjun ke dunia

pekerjaan dan siap berkompetisi dengan negara lain. Menurut Bernie Trilling

dan Charles Fadel (2009: 48) keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap

individu pada abad 21 yaitu:

“the core subjects and interdisciplinary 21st century themes are surrounded bythree sets of skills most in demand in the 21 century: (i) learning andinnovation skills, (ii) information, media and technology skills, (iii) life andcareer skills”.

Pesatnya perkembangan sains dan teknologi, selain memberikan beragam

kemudahan, juga menuntut keterampilan yang memadai untuk

mengimbanginya. Pada abad 21 ini, kita perlu menelaah kembali praktik-

praktik pembelajaran di sekolah-sekolah. Peranan yang harus dimainkan oleh

dunia pendidikan dalam mempersiapkan peserta didik untuk berpartisipasi

secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda

dengan peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah.

Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk

mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan tertentu. Kemampuan

ini dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa

Page 24: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

7

dengan kegiatan mencoba dan melakukan eksplorasi. Selain itu, keterampilan

tertentu menjadi kebutuhan utama dalam mempertahankan kehidupan

dimasyarakat abad 21. Pendidikan abad 21 menuntut peserta didik untuk

menyelesaikan masalah melalui ilmu pengetahuan yang mereka peroleh serta

memberi kesempatan bagi peserta didik untuk dapat mengambil keputusan

berdasarkan bukti yang diperoleh dari proses ilmiah dalam menyelesaikan

masalah pada kehidupan kesehariannya. Ada beberapa kategori dalam

kerangka kerja keterampilan abad 21, yaitu: kemampuan digital, berpikir

penemuan, kemampuan komunikasi dan bersikap produktif. Untuk memenuhi

tuntutan abad 21, suatu pengetahuan harus didukung oleh kemampuan berpikir

kritis dan kreatif, berkarakter dan kemampuan mengaplikasikan teknologi

informasi.

Menurut Partnership for 21st century skills faktor-faktor yang ada dalam

penyelenggaraan pembelajaran adalah fokus pada pokok bahasan esensial

untuk mengembangkan keterampilan sesuai dengan konten materi dan

karakteristiknya; fokus pada keterampilan belajar melalui keterampilan

terhadap teknologi informasi, keterampilan komunikasi, keterampilan berpikir

dan memecahkan masalah; keterampilan produktif dan menggunakan

teknologi informasi; belajar konten konsep berdasarkan contoh-contoh

penerapan dan pengalaman dunia nyata; memadukan pengetahuan,

pengalaman dan keterampilan; dan menggunakan alat ukur yang tepat dan

efektif untuk menilai keterampilan (Centeno & Sompong, 2012).

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu tolok ukur kualitas

seseorang di zaman modern ini. `Pemecahan masalah dalam konteks

Page 25: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

8

pembelajaran sains telah menjadi tema utama dalam penyelidikan. Selain itu,

aktivitas pemecahan masalah membantu siswa untuk mengkonstruksi

pengetahuan baru dan memfasilitasi pembelajaran sains (Mukhopadhyay,

2013). Untuk menghadapi tantangan abad 21 lebih baik guru mempersiapkan

siswa untuk menjadi seorang penyelidik, pemecah masalah, berpikiran kritis

dan kreatif (Barell: 2010). Pendidikan abad 21 dimulai dengan penerapan

kurikulum 2013 di setiap instansi pendidikan yang mana kurikulum 2013

merupakan gerbang awal untuk memasuki pendidikan di abad 21.

Penggunaan Kurikulum 2013 pada setiap pembelajaran di sekolah, dalam hal

ini khususnya pembelajaran fisika yang memasuki abad 21 juga mengubah

paradigma belajar dunia, yakni dari paradigma teaching menjadi learning.

Saat ini bukan guru yang menjadi pusat belajar, akan tetapi peserta didiklah

yang menjadi pusat belajar. Peranan guru dalam kurikulum 2013 diharapkan

tidak hanya menjadi sumber belajar melainkan juga sebagai fasilitator dalam

seluruh kegiatan pembelajaran (Hidayat, 2013: 122), dalam hal ini

pembelajaran harus melibatkan peserta didik untuk lebih aktif, kreatif dan

kritis dalam pembelajaran sehingga lebih menekankan pada keterampilan

akademik maupun non akademi peserta didik, agar nantinya dapat tercetak

lulusan yang memiliki keterampilan mahir di bidangnya.

B. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi

dijelaskan oleh Conklin (2012: 14) yaitu characteristics of higher order

thinking skills:higher order thinking skills encompass both critical thinking and

Page 26: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

9

creative thinking. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan

kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Selanjutnya, Heong (2011) mengungkapkan bahwa keterampilan berpikir

tingkat tinggi yaitu cara menemukan tantangan yang baru dengan

menggunakan pemikiran. Dimana individu harus menerapkan informasi yang

baru atau pengetahuan yang sudah dimilikinya untuk menjangkau jawaban

yang akan muncul di situasi yang baru. Hal senada juga diungkapkan oleh

Rofiah (2013) bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah suatu

kemampuan dalam menghubungkan, memanipulasi, dan mentranformasi

pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir kritis dan

kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada

situasi baru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa kemampuan

berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan yang meliputi kemampuan

berpikir kritis dan kreatif, sehingga siswa mampu menghubungkan,

memanipulasi, mentranformasi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

sehingga mampu menemukan cara baru untuk memecahkan permasalahan.

Dalam Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathworl & Anderson

(2001) menjelaskan indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu:

C4. Menganalisis adalah memecahkan materi konsep menjadi beberapabagian, menentukan bagaimana bagian yang berhubungan atausaling berhubungan satu sama lain atau untuk keseluruhan strukturatau tujuan.

C5. Mengevaluasi adalah membuat penilaian berdasarkan kriteria ataustandar.

Page 27: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

10

C6. Menciptakan adalah meletakkan elemen bersama untuk membentukkeseluruhan koheren dan fungsional, reorganisasi elemen ke polabaru atau menghasilkan struktur menyeluruh,dan memproduksi.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih dengan menggunakan

indikator berpikir tingkat tinggi yang telah direvisi oleh Anderson dan

Krathwohl (2001). Dalam taksonomoi Bloom domain kognitif dikenal hanya

satu dimensi tetapi dalam taksonomi Anderson dan Krathwohl menjadi dua

dimensi. Dimensi pertama adalah Knowledge Dimension (dimensi

pengetahuan) dan Cognitive Process Dimension (dimensi proses kognisi).

Dimensi proses kognisi terdapat 6 kategori, yaitu kemampuan mengingat,

memahami, dan menerapkan yang merupakan kemampuan berpikir tingkat

rendah. Selain itu kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

termasuk kemampuan berpikir tingkat tinggi. Adapun penjelasan dimensi

proses kognisi dari kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagai berikut:

1. Analisis (C4)

Menganalisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi atau

konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Kemampuan menganalisis

merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses tujuan

pembelajaran. Analisis merupakan usaha memilah suatu integritas menjadi

unsur-unsur atau bagian-bagian kecil sehingga jelas hierarkinya atau

susunannya (Munaf, 2001: 71). Dengan analisis diharapkan peserta didik

mempunyai pemahaman yang komprehensif dan terpadu. Contoh kata kerja

operasional yang dapat digunakan pada ranah ″analisis″ adalah menganalisa,

membedakan, menemukan, mengklasifikasikan, membandingkan (Munaf,

2001: 72).

Page 28: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

11

2. Evaluasi (C5)

Evaluasi didefinisikan sebagai pembuatan keputusan berdasarkan kriteria

dan standar yang telah ditetapkan. Kriteria yang sering digunakan adalah

kriteria berdasarkan kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut

berlaku untuk guru dan peserta didik. Pada tahap evaluasi, peserta didik

harus mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan,

metode, produk atau benda dengan menggunakan criteria tertentu.

Tingkatan ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu memeriksa

(checking) dan mengkritik (critiquing). Contoh kata kerja operasional yang

digunakan pada jenjang evaluasi adalah menilai, membandingkan,

menyimpulkan, mengkritik, membela, menjelaskan, mendiskriminasikan,

mengevaluasi, menafsirkan, membenarkan, meringkas, dan mendukung.

3. Menciptakan (C6)

Menciptakan merupakan proses kognitif yang melibatkan kemampuan

mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu produk. Peserta didik dikatakan

memiliki kemampuan proses kognitif menciptakan, jika peserta didik

tersebut dapat membuat suatu produk baru yang merupakan reorganisasi

dari beberapa konsep. Oleh karena itu, berpikir kreatif dalam konteks ini

merujuk pada kemampuan peserta didik mensintesis informasi atau konsep

ke dalam bentuk yang lebih menyeluruh. Proses kognitif pada menciptakan

meliputi penyusunan (generating), perencanaan (planning), dan produksi

(producing). Deskripsi kata kunci dan kata kerja operasional setiap kategori

revisi taksonomi Bloom dan Andersoon dapat dilihat dalam Tabel 1.

Page 29: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

12

Tabel 1. Deskripsi Kata Kunci dan Kata Kerja Operasional RevisiTaksonomi Bloom Untuk Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Kategori(HOTS)

Proses Kognitif Kata KerjaOperasinal

Definisi

Menganalisis(C4) adalahmemecah materimenjadi bagian-bagianpenyusunya danmenetukanhubungan antarabagian-bagiansecarakeseluruhan

C5 adalahmengambilkeputusanberdasarkankriteria ataustandar

Mencipta (C6)adalahmemadukanbagian-bagianuntukmembentuksesuatu yangbaru dankoheren atauuntuk membuatsesuatu yangorisinil

Membedakan

Mengorganisasi

Mengatribusikan

Memeriksa

Mengkritik

Merumuskan

MenyendirikanMemilihMemfokuskanMemilah

MenemukanKoherensiMemadukanMembuatGaris BesarMendiskripsikanPeran

Mendekonstruksi

MengordinasiMendeteksiMemonitorMenguji

Menilai

Membuat hipotesis

Membedakan materipelajaran yang relevandari yang tidak relevanbagiam yang pentingdari yang tidak penting

Menetukan bagaimanaelemen-elemen bekerjaatau berfungsi dalamsebuah struktur.

Menetukan sudutpandang bias, nilai ataumaksud dibalik materipelajaran

Menemukan konsistensiatau kesalahan dalamsuatu proses atauproduk, dan menemukanefektifitas prosedur yangsedang dipraktikan

Menemukan konsistensiantara sebuah produkdan kriteria eksternaldan menemukanketepatan suatu proseduruntuk menyelesaikanmasalah

Membuat hipotesisberdasrkan kriteria

Page 30: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

13

Dimensi yang kedua adalah dimensi pengetahuan, yang terdiri dari 4

kategori pengetahuan, yaitu sebagai berikut:

1. Pengetahuan Faktual

Pengetahuan yang berupa potongan-potongan informasi yang terpisah-

pisah atau unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu.

Pengetahuan faktual pada umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah.

Ada dua macam pengetahaun faktual, yaitu (1) pengetahuan tentang

terminologi (knowledge of terminology): mencakup pengetahuan tentang

label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non verbal;

dan (2) pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of

specific details and element): mencakup pengetahuan tentang kejadian,

orang, waktu dan informasi lain yang sifatnya sangat spesifik.

2. Pengetahuan Konseptual

Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur

dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama

sama. Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan

teori baik yang implisit maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan

konseptual, yaitu pengetahaun tentang klasifikasi dan kategori,

pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang

teori, model, dan struktur.

3. Pengetahuan Prosedural

Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang cara melakukan

sesuatu yang dapat berupa kegiatan atau prosedur. Seringkali

pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus

Page 31: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

14

diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu. Perolehan pengetahuan

prosedural dilakukan melalui suatu metode penyelidikan dengan

menggunakan keterampilan-keterampilan, teknik dan metode serta

kriteria tertentu.

4. Pengetahuan Metakognisi

Metakognisi didefinisikan sebagai pengetahuan atau aktivitas yang

meregulasi kognisi. Konsep ini secara luas mencakup “pengetahuan

individu mengenai keberadaan dasarnya sebagai individu yang memiliki

kemampuan mengenali, pengetahuan mengenai dasar dari tugas-tugas

kognitif yang berbeda dan pengetahuan mengenai strategi-strategi yang

memungkinkan untuk mengahadapi tugas-tugas yang berbeda. Dengan

demikian, individu tidak hanya berpikir mengenai objek-objek dan

perilaku, namun juga mengenai kognisi itu sendiri.

Indikator untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi

kemampuan menganalisa, mengevaluasi, dan menciptakan (Anderson dan

Krathwohl, 2001). Output siswa yang memiliki keterampilan berpikir

tingkat tinggi tidak hanya dikembangkan dalam proses pembelajaran, tetapi

juga harus didukung dengan evaluasi atau tes yang mencerminkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi karena evaluasi atau tes merupakan

bagian yang menyatu dengan pembelajaran di kelas. Evaluasi dapat

digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian indikator pembelajaran

yang dilakukan (Arikunto, 2007). Indikator pembelajaran dapat berupa

indikator kognitif produk, kognitif proses, psikomotorik, dan afektif.

Evaluasi yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat

tinggi didasarkan pada

Page 32: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

15

indikator kognitif produk. Instrumen evaluasi yang mengukur keterampilan

berpikir tingkat tinggi dapat menggunakan berbagai tipe penilaian seperti

modified multiple choice, konstruksi jawaban singkat, dan konstruksi

jawaban panjang seperti yangtelah dilakukan oleh Ramirez dan Ganaden

(2008). Salah satu alternatif Modified multiple choice yang dapat

digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah

bentuk twotier multiple choice question (pilihan ganda bertingkat). Bentuk

soal two-tier multiple choice question dikembangkan oleh Treagust (2006).

Treagust menggunakan soal pilihan ganda bertingkat untuk mendiagnosis

kemampuan siswa memahami konsep IPA. Bentuk soal terdiri dari dua

tingkatan soal, tingkatan pertama merupakan isi soal yang memiliki dua

alternatif jawaban dan tingkatan kedua merupakan alasan jawaban yang

dipilih atas dasar pilihan pertama. Pengembangan instrument evaluasi two-

tier multiple choice question dilakukan dengan mengaitkannya pada materi

hukum Newton tentang gerak.

Halaydina dan Downing (1989) serta Treagust (2006) mengemukakan

keunggulan bentuk soal two-tier multiple choice question, salah satunya

digunakan untuk tujuan tes yang mengukur kemampuan kognitif siswa pada

level yang lebih tinggi (Higher Order Thinking). Bentuk soal two-tier

multiple choice question dapat digunakan untuk membantu menguji

pemahaman siswa serta membantu mengidentifikasi miskonsepsi yang

mungkin dimiliki oleh siswa. Cullinane (2011) menggemukakan penyertaan

alasan pada tingkatan kedua dari bentuk soal two-tier multiple choice

question dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi dan melihat kemampuan siswa dalam memberi alasan. Penyertaan

Page 33: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

16

alasan pada tingkatan kedua soal ini dapat digunakan untuk mengurangi

terjadinya untung-untungan yang sering menjadi kelemahan dari bentuk soal

pilihan ganda biasa. Penilaian soal yang objektif, mudah, dan cepat menjadi

keunggulan two-tier multiple choice question dengan soal keterampilan

berpikir tingkat tinggi yang lainnya contohnya soal essay. Kelemahan dari

soal two-tier multiple choice question yaitu tidak mampu digunakan untuk

mengukur kemampuan verbal siswa seperti soal essay.

C. Prosedur Pengembangan Instrumen

Instrumen tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang yang

perlu di tempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang

pendidikan. Instrumen penilaian terdiri atas instrumen tes dan instrumen non

tes. Instrumen tes ini dapat berupa pemberian soal kepada siswa, sedangkan

instrumen non tes dapat berupa wawancara. Tes merupakan himpunan

pertanyaan yang harus dijawab, ditanggapi, atau tugas yang harus

dilaksanakan oleh subjek yang akan dites. Penyusunan prosedur

pengembangan tes ini dimaksudkan agar didapatkan tes yang sesuai dengan

apa yang akan diukur, sehingga kompetensi atau kemampuan yang diukur

tercermin dalam hasil yang diperoleh.

Untuk menghasilkan suatu tes yang dapat mengukur hasil belajar peserta

didik dengan baik, maka dilakukan pengembangan tes sebagai alat evaluasi.

Penyusuan dan pengembangan tes dimaksudkan untuk memperoleh tes yang

valid, sehingga hasil ukurnya dapat mencerminkan secara tepat hasil belajar

atau prestasi belajar yang dicapai oleh maisng-masing peserta didik setelah

Page 34: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

17

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Menurut Djaali (2004) langkah-langkah

kontruksi tes dapat ditempuh sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan tes. Untuk mengembangkan tes sebagai alat evaluasi,

hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan tujuan tes. Setiap tes

yang dibuat harus memiliki tujuan yang jelas diantaranya tes untuk

klasifikasi kelompok, seleksi ataupun untuk mendiagnosis kesulitan hasil

belajar siswa dan lain sebagainya.

2. Analisis kurikulum. Analisis kurikulum memiliki tujuan untuk

menentukan setiap bobot pokok bahasan yang akan dijadikan dasar dalam

menentukan jumlah butir soal untuk setiap pokok bahasan soal objektif

atau bobot soal yang berbentuk uraian, dalam membuat kisi-kisi tes.

3. Analisis buku pelajaran dan sumber materi belajar lainnya. Analisis ini

memiliki tujuan yang sama dengan analisis kurikulum, yaitu menentukan

bobot setiap pokok bahasan. Namun dalam sebuah buku pelajaran yang

dianalisisis menentukan bobot setiap pokok bahasan sesuai jumlah

halaman materi yang terdapat dalam buku pelajaran atau sumber materi

belajar lainnya.

4. Membuat kisi-kisi. Manfaat dalam membuat kisi-kisi adalah untuk

menjamin sampel soal yang baik, dalam arti mencakup semua pokok

bahasan secara proporsional. Agar butir-butir tes yang dibuat dapat

mencakup keseluruhan pokok bahasan atau sub pokok bahasansecara

proporsional, maka sebelum menulis butir-butir tes tersebut terlebih

dahulu dibuat kisi-kisi sebagai pedoman untuk memudahkan membuat

butir-butir tes.

Page 35: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

18

5. Penulisan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Penulisan TIK harus sesuai

dnegan ketentuan yang telah ditetapkan. TIK harus mencerminka tingkah

laku peserta didik, oleh karena itu harus dirumuskan secara operasional,

dan secara teknis menggunakan kata-kata operasional (KKO).

6. Penulisan soal. Setelah kisi-kis dalam bentuk tabel-tabel spesifikasi telah

tersedia, maka langkah selanjutnya adalah membuat butir-butir soal. Hal-

hal yang harus diperhatikan dalam membuat butir-butir sola adalah sebagai

berikut:

a. Soal yang dibuat harus valid (validitas konstruk) dalam arti mampu

mengukur apa yang hendak diukur, yaitu tercapai atau tidaknya tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan.

b. Soal yang dibuat harus dapat dikerjakan dnegan menggunakan satu

kemampuan spesifik, tanpa dipengaruhin oleh kemampuan lain yang

tidak relevan.

c. Soal yang dibuat harus terlebih dahulu dikerjakan atau diselesaikan

dengan langkah-langkah lengkap sebelum digunkaan pada tes yang

sesungguhnya.

d. Menetapkan sejak awal aspek kemampuan yang hendak diukur untuk

setiap soal yang hendak dibuat

e. Dalam membuat soal, menghindari sekecil apapun kesalahan dalam

pengetikan soal, karena hal tersebut akan mempengaruhi validitas soal.

f. Memberikan petunjuk mengerjakan soal secara lengkap dan jelas untuk

setiap bentuk soal dalam suatu tes.

7. Telaah soal (face validity). Soal-soal yang dibuat masih mungkin terjadi

kekurangan atau kekeliruan yang menyangkut aspek kemampuan spesifik

Page 36: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

19

yang diukur, bahasa yang digunakan, kesalahan dalam pengetikan dan lain

sebagainya. Untuk itu, sebelum diperbanyak, maka soal terlebih dahulu

harus ditelaah oleh ahli yang memahami materi tes maupun teknik

penulisan soal untuk meneliti validitas permukaan dari soal yang dibuat.

8. Reproduksi soal tes terbatas. Tes yang sudah jadi dan siap untuk

diujicobakan, selanjutnya diperbanyak sesuai dengan jumlah kebutuhan,

yakni menurut jumlah sampel yang akan diujicobakan atau jumlah peserta

yang akan mengerjakan tes tersebut dalam suatu kegiatan uji-coba tes.

9. Uji coba tes. Tes yang sudah diperbanyak akan diuji cobakan pada

sejumlah sampel yang telah ditentukan. Sampel uji coba harus mempunyai

karakteristik yang kurang lebih sama dengan karakteristik peserta tes yang

sesungguhnya.

10. Analisis hasil uji coba. Berdasarkan data hasil uji coba yang dilakukan di

lapangan terkait analisis, terutama analisis butir soal yang meliputi

validitas butir, tingkat kesukaran, dan fungsi pengecoh. Berdasarkan

validitas butir, soal tersebut diadakan seleksi dengan menggunakan kriteria

validitas tertentu.

11. Revisi soal. Soal-soal yang valid berdasarkan kriteria validitas empirik

dikonfirmasikan dengan kisi-kisi. Apabila soal-soal yang dibuat sudah

memenuhi syarat dan telah mewakili semua materi yang akan diujikan

kepada peserta tes, soal-soal tersebut selanjutnya dirakit menjadi sebuah

tes, tetapi apabila soal-soal yang valid belum memenuhi syarat

berdasarkan hasil konfirmasi dari kisi-kisi soal, maka dapat dilakukan

perbaikan terhadap soal yang diperlukan.

Page 37: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

20

12. Merakit soal menjadi tes. Urutan soal dalam suatu tes dilakukan menurut

tingkat kesukaran soal, yaitu dari soal yang mudah hingga soal yang sulit.

Pentingnya kemampuan berpikir tingkat tinggi diungkapkan oleh Peter (2012)

agar dapat bersaing dalam dunia kerja dan kehidupan pribadi, siswa harus

memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif dan kemampuan untuk

memecahkan masalah. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang terorganisasi

sehingga memungkinkan siswa untuk mengevaluasi bukti, asumsi, logika,

dan bahasa yang mendasari pemikiran orang lain (Johnson, 2007).

Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan yang muncul dari suatu yang

tidak biasa, baru, atau memunculkan solusi atas suatu masalah. (Thomas,

Thorne, dan Small, 2000). Berpikir kritis dan kreatif digunakan dalam upaya

pemecahan masalah (Problem Solving). Pemecahan masalah dengan

menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang ada untuk menjawab

pertanyaan yang belum terjawab atau situasi yang sulit (Ormrod, 2009)

merupakan suatu hal yang penting dikarenakan kemampuan memecahkan

masalah selalu dibutuhkan dalam setiap peristiwa dalam kehidupan manusia

karena masalah selalu ada dalam setiap lini kehidupan tidak terkecuali dalam

proses pembelajaran. Kemampuan untuk memecahkan masalah yang dimiliki

seseorang dapat ditunjukkan melalui beberapa indikator, misalnya mampu

mengidentifikasi masalah, memiliki rasa ingin tahu, bekerja secara teliti dan

mampu mengevaluasi keputusan. Hal inilah yang melatih siswa agar dapat

berkemampuan berpikir tingkat tinggi guna mendukung reformasi proses

pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013.

Page 38: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

21

D. Kriteria Instrumen

Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu obyek

ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel berdasarkan

persyaratan akademis. Instrumen tersebut dapat berupa instrumen tes (soal)

dan instrumen non tes. Dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk

mengukur prestasi belajar siswa. Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan

yang dirancang untuk mengukur efektivitas sistem pembelajaran secara

keseluruhan dan salah satu rangkaian kegiatan di dalam evaluasi adalah

penilaian atau assessment (Sudaryono, 2012: 38). Penilaian dilakukan untuk

mengukur atau mengetahui karakteristik suatu variabel tertentu. Penilaian

pembelajaran perlu dilakukan berbagai cara dan berkesinambungan, hal ini

selaras dengan pernyataan Akhmad Sudrajat (2008).

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik baik atau buruk, berhasil atau

gagal dalam suatu pembelajaran, maka data yang diperoleh harus benar-benar

dapat dipercaya / akurat agar ketetapan yang di ambil tidak salah. Jika salah

mengambil data, maka hasil penilaiannya akan salah dan akibatnya salah pula

keputusannya. Oleh karena itu diperlukan adanya evaluasi melalui tes

maupun non tes sehingga dengan evaluasi tersebut dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa secara menyeluruh sesuai dengan aspek yang

diinginkan baik itu pada aspek pengetahuan (kognitif), aspek keterampilan

(psikomotor), serta aspek tingkah laku dan sikapnya (afektif). Untuk

melakukan penilaian dari sesuatu yang hendak dinilai, maka perlu dilakukan

suatu proses pengukuran. Dalam melakukan pengukuran diperlukan suatu

instrumen sebagai alat yang digunakan untuk mengukur. Alat atau instrumen

Page 39: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

22

evaluasi menurut Suharsimi (2012: 40-51) adalah sesuatu yang dapat

digunakan oleh seseorang untuk melaksanakan tugas secara efektif dan

efisien untuk mencapai tujuan. Jadi, untuk mencapai tujuan tertentu,

mengumpulkan informasi, dan mengetahui sejauh mana kemampuan hasil

belajar siswa maka perlu dilakukan evaluasi atau penilaian dengan

menggunakan instrumen penilaian yang tepat.

Dalam melakukan penilaian, seorang peneliti harus memperhatikan

instrumen-instrumen yang digunakan. Ada empat cara dalam menilai

instrumen (alat ukur) yaitu: (1) meneliti secara jujur soal-soal yang sudah di

susun, kadang-kadang dapat diperoleh jawaban tentang ketidakjelasan

perintah atau bahasa, taraf kesukaran, dan lain-lain keadaan soal tersebut,

(2) dengan mengadakan analisis soal (item analysis). Analisis soal adalah

suatu prosedur yang sistematis yang akan memberikan informasi-informasi

yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun, sehingga informasi

yang dihasilkan dapat kita pergunakan untuk memperbaiki butir - butir

tes (3) mengadakan uji validitas, (4) dengan mengadakan uji reliabilitas

(Suharsimi, 2007: 205-206). Sebagai suatu alat ukur yang digunakan untuk

mengukur, membandingkan dan memperoleh suatu data atau informasi yang

akurat, maka suatu instrumen tes yang baik harus memiliki kriteria-kriteria

tertentu.

Sudijono (2011) menyatakan bahwa karakteristik tes yang baik mencakup

(1)validitas berarti tes benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Terdapat

Page 40: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

23

dua validitas yaitu validitas logis (validitas yang dianalisa secara pemahaman

logis apakah tes tersebut valid berdasarkan teori-teori dari para ahli), dan

validitas empiris (validitas yang dianalisa berdasarkan data-data empiris),

(2) reliabilitas berarti konsistensi dari hasil tes sehingga dapat dipercaya

sebagai alat ukur, (3) objektivitas berarti konsistensi dalam sistem

penyekoran sehingga hasil tes benar-benar menunjukkan kemampuan peserta

tes dengan apa adanya, (4) praktikabilitas berarti tes mudah dilaksanakan,

mudah diperiksa, dan dilengkapi dengan petunjuk yang jelas, dan

(5) ekonomis menunjukkan bahwa tes tidak memerlukan biaya yang mahal,

waktu yang lama dan tenaga yang banyak.

Selanjutya, Matondang (2009) mengatakan bahwa suatu instrumen

dikatakanbaik bila valid dan reliabel. Valididitas dibagi menjadi tiga, yaitu

1) validitas isi, yang mempermasalahkan sejauh mana suatu tes mengukur

tingkat permasalahan terhadap isi atau materi yang dikuasai; 2) validitas

konstruk, mengetahui sejauh mana soal hendak mengukur dengan definisi

konseptual yang telah ditetapkan; dan 3) validitas empiris, validitas

ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun eksternal.

Arikunto (2009: 92) juga memaparkan bahwa ada empat persaratan instrumen

yang baik, yaitu sebagai berikut: (1) Valid atau sahih, yaitu tepat digunakan

untuk menilai; (2) Reliabel atau dapat dipercaya, yaitu data yang

dikumpulkan benar atau tidak palsu; (3) Praktibel yaitu instrumen tersebut

mudah digunakan; (4) Ekonomis yaitu tidak boros dalam mewujudkan dan

menggunakan sesuatu di dalam penyusunan, tidak membuang waktu, uang,

dan tenaga.

Page 41: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

24

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa soal tes dapat dikatakan baik

apabila soal tes tersebut memiliki minimal dua kriteria yaitu valid dan reliabel

sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Page 42: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

25

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research

and Development). Tujuan metode penelitian pengembangan ini ialah untuk

menghasilkan produk tertentu berupa instrumen tes berupa soal pilihan ganda

beralasan yang dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa serta

untuk menguji validitas dan reliabilitas kelayakan suatu produk (soal) yang

dikembangkan. Pada penelitian ini dikembangkan instrument tes untuk

mengungkap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Subjek yang

digunakan dalam penelitian adalah siswa - siswi kelas XI semester ganjil

tahun ajaran 2016/2017 SMA Negeri 5 Bandar Lampung dengan materi

hukum Newton tentang gerak.

B. Prosedur Penelitian Pengembangan

Langkah awal dalam mengembangkan instrumen tes kemampuan berpikir

tinggi pada materi hukum Newton tentang gerak SMA yaitu dengan

menentukan indikator keterampilan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang

akan digunakan sebagai acuan atau dasar dalam merancang atau membuat butir

soal tes. Indikator yang digunakan untuk pembuatan instrumen tes kemampuan

berpikir tingkat tinggi tersebut menggunakan Kata Kerja Operasional (KKO)

dengan mengimplementasikan level kognitif tingkat tinggi dan digunakan

Page 43: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

26

untuk menguji pengetahuan faktual dan konseptual fisika siswa di SMA.

Indikator diturunkan dari KD yang telah dirancang untuk pembuatan instrumen

tes kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sebagaimana yang telah dipaparkan

dalam tinjauan pustaka bahwa berpikir tingkat tinggi mengacu pada taksonomi

Bloom yang telah direvisi, kemampuan berpikir tingkat tinggi melibatkan

analisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta atau kreativitas (C6) dianggap

berpikir tingkat tinggi (Krathworl & Andrerson, 2001). Dalam taksonomoi

Bloom domain kognitif hanya terdiri dari satu dimensi saja namun dalam

taksonomi Anderson dan Krathwohl berubah menjadi dua dimensi. Dimensi

yang pertama adalah dimensi pengetahuan dan yang kedua adalah dimensi

proses kognisi. Sehingga dalam penelitian ini diputuskan menggunakan revisi

taksonomi Bloom yang telah direvisi berpikir tingkat tinggi sebagaimana dapat

dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 2. Dimensi Revisi Taksonomi Bloom dan Contoh Kata Kerja Operasional untukKemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.

DimensiPengetahuan (The

KnowledgeDimension

Dimensi proses kognisi (The Cognitive Process Dimension)C4Analisis(analyze)

C5Penilaian(evaluate)

C6Penciptaan(create)

PengetahuanFaktual (PF)

PengetahuanKonseptual(PK)

PengetahuanProsedural (PP)

PengetahuanMetakognisi (PM)

C4 PFMengelompokan

C4 PKMenjelaskan,Menganalisis

C4 PPMembedakan

C4 PMMewujudkan,Menemukan

C5 PFMembandingkan,menghubungkan

C5 PKMengkaji,Menafsirkan

C5 PPMenyimpulkanMeringkas

C5 PMMembuat urutan,Menilai

C6 PFMenggabungkan

C6 PKMerencanakan

C6 PPMengobinasikan,Memformulasikan

C6 PMMerealisasikan

(Anderson and Krathwohl, 2001)

Page 44: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

27

Indikator soal HOTS yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir

tingkat tinggi meliputi:

1. Menganalisis

a) Menganalisis informasi dan membagi-bagi atau menstrukturkan

informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali

hubungannya.

b) Mampu mengenali dan membedakan faktor penyebab dan akibat dari

sebuah skenario yang kompleks.

c) Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan.

2. Mengevaluasi

a) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi

dengan menggunakan aturan yang sesuai atau standar yang ada untuk

memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.

b) Membuat hipotesis, mengkritik serta melakukan pengujian.

c) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang

sudah ditetapkan.

3. Mencipta

a) Membuat generalisasi suatu ide maupun cara pandang terhadap

sesuatu.

b) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah.

c) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian agar menjadi

struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Kemudian tahap kedua yaitu menentukan butir soal yang dapat mencerminkan

dan mengukur keterampilan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang

Page 45: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

28

diadaptasi dari (Krathworl &Andrerson, 2001) dimana komponen kemampuan

berpikir tingkat tinggi melibatkan analisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan instrumen

tes menurut (Adams & Wieman, 2011) yang secara rinci tahapan-tahapan

pengembangan instrumen dijabarkan sebagai berikut:

1. Menentukan format butir soal. Format butir soal yang dapat diterapkan

dalam instrumen tes diantaranya berupa pilihan ganda, pilihan ganda

beralsasan,essay, pilihan benar salah, dan lain sebagainya. Namun, pada

penelitian ini menggunakan format butir soal pilihan ganda beralasan.

2. Menentukan konstruksi butir soal. Untuk membangun atau mengkonstruksi

instrumen tes yang sesuai dan mencerminkan keterampilan kemampuan

berpikir tingkat tinggi, maka dalam menyusun butir soal tes harus sesuai

dengan indikator-indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi yang telah

ditetapkan, selain itu bahasa yang digunakan harus jelas dan mudah

dipahami.

3. Menentukan pedoman penilaian. Pedoman penilaian harus disesuaikan

dengan tiap butir soal yang telah dibuat. Pedoman penilaian ini digunakan

untuk menentukan dan mengetahui pencapaian keterampilan kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa. Berikut ini merupakan pedoman penilaian

yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3..

Tabel 3. Pedoman Penilaian

Tipe Jawaban SiswaSkor

First-tier Scond-tierJawaban BenarJawaban SalahJawaban BenarJawaban Salah

AlasanBenarAlasan BenarAlasan SalahAlasan Salah

2110

(Wardani, 2015)

Page 46: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

29

4. Uji ahli, pada tahap ini dilakukan uji kevalidan dan uji reliabilitas hasil

rancangan instrumen tes melalui uji ahli terhadap aspek isi/materi dan aspek

desain. Instrumen yang dinyatakan valid dan reliabel adalah instrumen yang

memiliki nilai koefisien validitas dan reliabilitas pada kategori cukup hingga

kategori tinggi dimana validitas instrumen dilakukan uji oleh ahli dan uji

reliabilitas isntrumen diperoleh dengan menggunakan rumus alpha

cronbach. Selain itu, uji ahli juga menilai produk yang dikembangkan

menggunakan skor skala likert yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5 dengan skala penilaian

yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 4. Skala Penilaian Dosen AhliSkor Skala penilaian

54321

80 – 100 % kriteria telah terpenuhi60 – 79 % kriteria telah terpenuhi40 – 59 % kriteria telah terpenuhi20 – 39 % kriteria telah terpenuhiKriteria kurang terpenuhi

5. Revisi butir soal. Berdasarkan dari hasil uji ahli (uji validitas dan reliabilitas)

maka butir-butir soal-soal yang kurang baik akan direvisi kembali dan soal-

soal yang tidak layak akan digantikan degan soal yang baru. Hasil dari revisi

tersebut melalui uji ahli akan menghasilkan butir soal yang layak dan dapat

digunakan sebagai instrumen yang valid dan reliabel dalam mengukur

keterampilan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

C. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Wawancara

Teknik wawancara digunakan pada tahap studi pendahuluan. Tujuan dari

wawancara ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel yang akan

diselidiki serta untuk melihat potensi dan masalah. Sebelum melakukan

Page 47: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

30

wawancara peneliti menyiapkan susunan pedoman wawancara yang akan

menjadi acuan kegiatan wawancara. Wawancara dilakukan kepada salah

satu guru fisika kelas XI SMA Negeri 05 Bandar Lampung. Pada tahap studi

pendahuluan, wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data-data

kebutuhan guru mengenai pembelajaran pada materi hukum Newton tentang

gerak , penilaian kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi hukum

Newton tentang gerak SMA, serta kendala dan maslah yang dialami selama

proses pembelajaran, sehingga dari hasil wawancara tersebut dapat

dijadikan sebagai analisis kebutuhan dari masalah yang hendak diteliti

dalam penelitian.

b. Teknik Scaling

Selain teknik wawancara, teknik scaling juga digunakan pada tahap studi

pendahuluan. Menurut Sugiyono (2011) skala pengukuran merupakan

kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang

pendeknya interval yang ada dalam alat ukur.

Teknik scaling ini diberikan kepada siswa kelas XI yakni kelas XI IPA I

berjumlah 32 siswa dan kelas XI IPA 3 berjumlag 33 siswa yang telah

belajar materi hukum Newton tentang gerak. Pada tahap studi pendahuluan,

teknik scaling ini digunakan untuk mengumpulkan data kebutuhan siswa

terkait presepsi siswa terhadap pembelajaran fisika, pengalaman siswa

dalam pembelajaran fisika di kelas mengenai materi hukum Newton tentang

gerak, dan kebutuhan instrumen berpikir tingkat tinggi siswa, sehingga

peneliti dapat mengambil keputusan mengenai penelitian yang dilakukan.

Page 48: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

31

D. Teknik Analisis Data

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kecermatan atau kesahihan suatu alat ukur atau instrumen dalam melakukan

fungsi ukurnya. Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, artinya

instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Validasi instrumen tes yang dikembangkan memenuhi kriteria valid atau

layak digunakan. Validitas ditinjau dari tiga aspek yaitu: materi, konstruk,

dan bahasa.

Uji validitas terhadap soal berpikir tingkat tinggi menggunakan analisis data

yang dilakukan dengan model Rasch dan dibantu oleh software winsteps

3,73 yang dikembangkan Linacre (2006). Model Rasch mampu melihat

interaksi antara responden dan item sekaligus. Dalam model Rasch, sebuah

nilai tidak dilihat berdasarkan skor mentah, melainkan nilai logit yang

mencerminkan probabilitas keterpilihan suatu item pada sekelompok

responden.

Penggunaan model Rasch untuk data politomi dikembangkan oleh Andrich

dengan tetap berlandaskan pada dua teorema dasar, yakni tingkat

kemampuan atau kesetujuan individu dan tingkat kesulitan item untuk

disetujui (Linacre dalam Misbah & Sumintono, 2014). Perangkat psikometri

yang digunakan dalam penelitian ini antara lain meliputi reliabilitas pada

level instrumen (responden dan aitem), validitas responden dan aitem, dan

skala peringkat (rating scale).

Page 49: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

32

Menurut Boone, dkk. (2014), parameter yang digunakan untuk mengetahui

ketepatan atau kesesuaian responden dan butir soal antara lain:

a. Nilai Outfit Mean Square (MNSQ) yang diterima: 0,5 < MNSQ < 1,5

b. Nilai Outfit Z-Standard (ZSTD yang diterima: -2,0 < ZSTD < +2,0

c. Nilai Pt Mean Corr yang diterima: 0,4 < Pt Measure Corr < 0,85

Menurut (Boone et al., 2014) serta (Bond & Fox, 2015), nilai outfit means-

square, outfit z-standard, dan point measurre correlation adalah kriteria

yang digunakan untuk melihat tingkat kesesuaian butir soal (item fit). Jika

butir soal pada ketiga kriteria tersebut tidak terpenuhi, dapat dipastikan

bahwa butir soalnya kurang bagus sehingga perlu diperbaiki atau diganti.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi pengukuran, yaitu instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang tetap konsisten dan stabil dari waktu ke

waktu, dimana instrumen tersebut memiliki kehandalan sebagai alat ukur.

Reliabilitas juga menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah tepat dan sesuai. Hal serupa juga diungkapkan

oleh Sudjana (2009: 16) bahwa reliabilitas alat penilaian merupakan

ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Hal ini

berarti bahwa kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan

hasil yang relatif sama.

Penggunaan pengujian reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi dari

instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi. Instrumen tes yang

digunakan adalah soal pilihan jamak beralasan. Instrumen tes kemampuan

Page 50: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

33

berpikir tingkat tinggi yang dikembangkan diujikan secara individu dan

hasilnya kemudian dianalisis secara kuantitatif terkait reliabilitas instrumen

yang akan dikembangkan.

Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data yang sesuai

dengan tujuan pengukuran. Oleh karena itu, dilakukan analisisi data dengan

menggunakan pendekatan model Rasch melalui program winsteps 3.73.

Pendekatan model Rasch ini, selain memperhatikan butir soal juga

memperhatikan aspek responden dan menghitung besaran korelasinya.

Selanjutnya, untuk memperjelas hasil analisis data dari pendekatan model

Rasch ini, dilakukan pula analisis menggunakan pendekatan teori tes klasik.

Pendekatan teori tes klasik, pengujian reliabilitasnya menggunakan formula

alpha cronbach yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Interpretasi Ukuran Kemantapan Nilai AlphaNilai AlphaCronbach’s

Keterangan

< 0,50,5-0,60,6-0,70,7-0,8> 0,8

BurukJelek

CukupBagus

Bagus sekali

Nilai alpha cronbrach mengukur reliabilitas interaksi antara person dan

butir-butir soal secara keseluruhan sebagaimana yang ditunjukkan pada

Tabel 6. di bawah ini

Tabel 6. Nilai Person dan Item ReliabilityNilai Reliability Keterangan< 0,5

0,5-0,60,6-0,70,7-0,8> 0,8

LemahCukupBagus

Bagus sekaliIstimewa

Page 51: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

34

c. Tingkat Kesulitan Butir Soal (Item Measure)

Digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan butir soal (item measure)

dilihat dari nilai logit tiap butir soal yang dapat dilihat pada kolom measure.

Nilai logit yang tinggi menunjukkan tingkat kesulitan soal yang paling tinggi,

sebagaimana ditampilkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Kriteria Tingkat Kesulitan Soal

Measure Keterangan> 1 Sangat Sulit

0 – 1 Sulit-1 – 0 Mudah< -1 Sangat Mudah

(Sumintono, 2015: 70).

d. Skala peringkat (Rating Scale)

Analisis validitas skala peringkat adalah pengujian yang dilakukan untuk

memverifikasi apakah peringkat (rating) pilihan yang digunakan

membingungkan bagi responden atau tidak. Analisis model Rasch dapat

memberikan proses verifikasi bagi asumsi peringkat yang diberikan dalam

instrument yang digunakan. Pada program Winsteps, pengujian skala

peringkat pengukuran menggunakan Rating (partial credit) scale. Hasil yang

ditunjukkan adalah rata-rata observasi (Observedd Average) yang

menunjukkan ketepatan pilihan yang diberikan pada responden.

Jika nilai logit yang ada pada pilihan 1 sampai terakhir menunjukkan nilai

logit yang meningkat dari rendah sampai tinggi, berarti pilihan yang

diberikan dapat dipahami oleh responden. Ukuran lain yang disarankan

adalah Andrich Threshold untuk menguji apakah nilai politomi yang

digunakan sudah tepat atau belum. Nilai Andrich Threshold bergerak dari

NONE kemudian negatif dan terus mengarah ke positif secara berurutan,

Page 52: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

35

namun apabila dalam tabel terlihat tidak berurutan maka opsi pilihan bagi

instrumen harus disederhanakan.

Pengelompokan soal dan butir soal dapat diketahui dari nilai separation.

Makin besar nilai separation, maka kualitas instrumen soal dalam hal

keseluruhan responden dan butir soal makin bagus, karena bisa

mengidentifikasi kelompok responden dan butir soal secara beragam.

Persamaan lain yang melihat pengelompokan secara lebih teliti disebut

pemisahan strata yang dihitung dengan rumus:= [ ](Sumintono, 2015: 85)

Page 53: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

57

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Indikator yang digunakan untuk mengembangkan intrumen tes

kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi hukum Newton tentang

gerak menggunakan indikator dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan

Taksonomi Bloom yang telah direvisi.

2. Instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi materi hukum Newton

tentang gerak yang dikembangkan telah memenuhi standar kelayakan

instrumen yaitu valid dan reliabel. Hasil analisis data uji coba

menggunakan model rasch model dengan aplikasi winsteps 3,73 telah

memenuhi kriteria kesesuain butir soal bahwa semua butir soal valid.

3. Instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dikembangkan

memiliki reliabilitas tinggi dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,85 yang

berarti bagus . Dengan demikian, instrumen tes berpikir tingkat tinggi pada

materi hukum Newton tentang gerak dapat digunakan sebagai alternatif

untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Page 54: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

58

B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini sebagai berikut:

1. Bagi guru, diharapkan guru dapat mengembangkan instrumen tes berpikir

tingkat tinggi berdasarkan indikator berpikir berpikir tingkat tinggi pada

setiap materi fisika. Dengan demikian, guru dapat melatih kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa.

2. Bagi sekolah, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu dasar

untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa,

sehingga pihak sekolah dapat memfasilitasi guru untuk mengembangkan

instrumen tes berpikir tingkat tinggi.

3. Bagi peneliti, diharapkan peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian

mengenai pengembangan instrumen kemampuan tes berpikir tinggi

dengan indikator dimensi pengetahuan yang lebih lengkap.

Page 55: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

DAFTAR PUSTAKA

Adams, W. K. & Wieman, C. E. 2011. Development and validation of instruments

to measure learning of expert like thinking. International Journal of Science

Education.

Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan

Model Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning,

Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonom y of Educatioanl

Objectives. New York: Addison Wesley Longman, In.

Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Barel, 2010. Handbook of Cosmetic Science and Technology, Third Edition,

Informa Healthcare USA Inc., New York.

Bernie Trilling & Charles Fadel. 2009. 21st Century Skills Learning for Life in

Our Times. San Fransisco: Wiley.

Boone, W.J., Staver, J.R., dan Yale, M.S. 2014. Rasch Analysis in The Human

Sciences. Dordrecht: Springer.

Centeno, E. G. & Sompong, N. 2012. Technology and Learning Styles in the GE

Classroom: Towards Developing Blended Learning Systems for the 21 th

Century Learner. British Journal of Arts and Social Sciences, hal: 240-256.

Conklin, W. 2012. Higher Order Thinking Skills To Develop 21st Century

Learners. Huntington Beach: Shell Educational Publishing, Inc.

Cullinane, Alison dan Maeve Liston. 2011. Two-tier Multiple Choice Question:

An Alternative Method of Formatif Assessment for First Year

Undergraduate Biology Students. Limerick: National Center for Excellence

In Mathematics and Education Science Teaching and Learning (NCE-

MSTL).

Djaali. 2004. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Program

Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Page 56: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

Gelerstein, D., Rio, R. D., Nussbaum, M., Chiuminatto, P., & Lopez, X. 2016.

Designing and implementing a test for measuring critical thinking in

primary school. Science Direct, Thinking Skill and Creative. Available

http://www.elsevier.com/locate/tsc.

Greenhill. 2009. The Physics of Everyday Phenomena: A Conceptual Introduction

to Physics, Sixth Edition. New York: Mc Graw-Hill Companies.

Ina, Michael. 2013. Michael Allen’s Guide to E-learning. Canada.

Hidayat, S. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Johnson, E.B. 2007. Contextual Teaching & Learning, Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna (diterjemahkan oleh Ibnu

Setiawan). Bandung: Penerbit MLC.

Laily, Nur Rochmah. 2013. Analisis Soal Tipe Higher Order Thinking Skill

(HOTS). Jurnal unswagati. Tersedia di jurnal.unswagati.ac.id/index.php

/Euclid/article /download/323/203 (online). Diakses pada 20 April 2017.

Vol. 9, No. 1.

Linacre, J. 2014. Sample Size and Item Calibration Stability. Rasch Measurement

Transactions, Vol.7, No. 4, hal. 328.

Mardapi, D. 2012. Pengukuran Penilaian Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:Nuha

Medika.

Matondang, Zulkifli. 2009. Validitas Dan Reabilitas Suatu Instrumen Penelitian.

Junal Taburasa PPS Unimed. Vol.6, No.1, hal: 87-97.

Mirawati, Riani. 2011. Penerapan Model Pembelajaran STAD untuk

Meningkatkan Kemampuan penalaran Ilmiah dan Pemahaman Konsep

Siswa SMA pada Konsep Pencernaan. Skripsi Sarjana UPI. Bandung: Tidak

diterbitkan.

Misbah, I.H., & Sumintono, B. 2014. Pengembangan dan Validasi Instrument

“Persepsi Siswa Terhadap Karakter Moral Guru” di Indonesia Dengan

Model Rasch. Dipresentasikan dalam Seminar Nasional “Pengembangan

Instrumen Penilaian Karakter yang Valid” di Fakultas Psikologi, Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Mukhopaday. 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pembelajaran Sains.

Jakarta: Prenadamedia Group.

Peter, E.E. 2012. Critical thinking: Essence for teaching mathematics and

mathematics problem solving skills. Departement of Mathemathics and

Computer Science Research. Vol. 5, No. 3. Pp 39- 43.

Page 57: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR …digilib.unila.ac.id/32675/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3 soal sulit, 12 soal sedang dan 5 soal mudah, (4) responden memiliki

Ormrod, J. E. 2009. Education Psychology, Developing Learners. Ohio:Carlisle Communication, Ltd.

Shidiq, A.S., Masykuri, M., dan Susanti V. H., E. 2014. Pengembangan Penilaian

Instrumen Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengukur Kemampuan

Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills) Pada Materi

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Untuk Siswa SMA/MA Kelas XI.

Jurnal Pendidikan Kimia. Vol 3, No 4, hal: 83-92.

Sudaryono, Gaguk Margono & Wardani Rahayu. 2013. Pengembangan Instrumen

Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

Bumi Aksara.

Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Sumintono, B., dan Widhiarso, W. 2015. Aplikasi Model Rasch Untuk Penelitian

Ilmu-Ilmu Sosial. Cimahi: Trimkomunikata.

Thomas, A., Thorne, G., & Small, B. 2000. High Order Thinking – It’s HOT!

.

Treagust, David F. 2006. Diagnostic Assesment In Science as A Means to

Improving Teaching, Learning, and Retention. UniServe Science Assesment

Symposium Proceedings. The Universityof Sydney .

Trilling, Bernie & Charles Fadel. 2009. 21st Century Skills: Learning for Life in

Our Times. San Fransisco: Jossey Bass.

Wagiran. 2007. Inovasi Pembelajaran dalam Penyiapan tenaga Kerja Masa

Depan. Jurnal Pendidikan Teknologi & Kejuruan. Vol 16, No. 1, hal 43-55.

Wardani, R.K., Yamtinah, S., dan Mulyani, B. 2015. Instrumen Penilaian Two-

Tier Test Aspek Pengetahuan Umtuk Mengukur Tingkat Keterampilan

Proses Sains (KPS) Pada Pembelajaran Kimia Untuk Siswa SMA/MA Kelas

X. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol 4, No 4, hal: 156-162.