20
PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO UNTUK KAWASAN DESA WISATA PESISIR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: EKO APRIELLIYOSA EFENDI A710140022 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA 2018

PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

1

PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO

UNTUK KAWASAN DESA WISATA PESISIR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada

Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

EKO APRIELLIYOSA EFENDI

A710140022

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

2

i

Page 3: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

3

ii

Page 4: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

4

iii

Page 5: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

1

PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO

UNTUK KAWASAN DESA WISATA PESISIR

Abstrak

Penelitiannini dilatar belakangi olehhkemampuan pendidik dalam menyampaikan

perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, serta tidak adanya inovasi untuk

mengembangkan pembaharu pendidikan pada media dan metode pembelajaran yang

digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan media Edu-

tourism dalam menyampaikan informasi wisata edukasi dikawasan desa wisata

pesisir. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Research and Development. Prosedur dalam penelitian adalah tahap identifikasi

masalah, pengumpulan data, desain, validasi media, revisi media,uji coba siswa,

revisi produk, dan produk akhir. Penelitian ini dilakukan pada kawasan desa pesisir.

Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

dokumentasi, wawancara. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa persentase

kelayakan nilai rata-rata oleh ahli media adalah 89,62%, dan oleh siswa adalah 82%

dalam kategori layak. Simpulan dalam penelitian ini adalah media video wisata

edukasi dengan konsep edu-tourism layak digunakan publikasikan dan digunakan

untuk meningkatkan pemahaman tentang menjaga lingkungan, budaya dan sumber

energi terbarukan

Kata Kunci : Edu-tourism, video wisata edukasi, Media video pembelajaran

Abstract

This research is motivated by the ability of educators to convey the development of

communication and information technology, as well as the absence of innovation to

develop educational reformers in the media and learning methods used. This study

aims to determine the development of Edu-tourism media in delivering educational

tourism information in coastal tourism villages. The research method used in this

research is the Research and Development method. The procedures in the study are

the stage of problem identification, data collection, design, media validation, media

revision, student testing, product revision, and final product. This research was

carried out in coastal villages. While the data collection method used is observation,

documentation, interviews. The results in this study indicate that the percentage of

feasibility of the average score by media experts is 89.62%, and by students is 82%

in the decent category. The conclusions in this study are educational tourism video

media with the concept of edu-tourism worthy of being used to publish and used to

improve understanding of protecting the environment, culture and renewable energy

sources

Keywords: Edu-tourism, educational tourism video, instructional videos Media

Page 6: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

2

1. PENDAHULUAN

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan

masyarakat sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat,

bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energy trigger yang luar biasa, yang

membuat masyarakat setempat mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya.

Di samping berbagai dampak yang dinilai positif, menunjukkan adanya berbagai

dampak yang tidak diharapkan, seperti semakin buruknya kesenjangan

pendapatan antara kelompok masyarakat, memburuknya ketimpangan ekonomi, dan

lain-lain.

Edu-tourism menjadi paradigma pendidikan utama dalam waktu dekat.

Menciptakan nilai tambah di masyarakat baik dalam bentuk peningkatan pendidikan

dan menciptakan peluang ekonomi baru sebagai hasil dari pengetahuan yang

diperoleh pada saat kegiatan wisata. Selain itu, edu-tourism akan menyediakan

platform untuk belajar tanpa perbedaan usia. Konsep edu-tourism secara bertahap

akan berubah dengan metod pendidikan alternatif yang ditawarkan dalam bentuk

educational tourism.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini telah

banyak memberikan kontribusi untuk kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Salah

satu dampak perkembangan teknologi adalah kemajuan di bidang pendidikan.

Kemajuan teknologi saat ini begitu pesat, kemajuan tersebut menawarkan berbagai

kemudahan, efesiensi, dan efektivitas dalam mencari informasi untuk bahan ajar dan

pengembangan media pembelajaran. Di indonesia, teknologi pendidikan

dimanfaatkan untuk pengembangan sebuah media pembelajaran, misalnya

mengembangkan sebuah media pembelajaran untuk peserta didik berupa konten

kratif berbentuk media video, dimana video tersebut memiliki konten - konten yang

dapat dijadikan sebagai inovasi dalam belajar. Video merupakan salah satu bentuk

konten kreatif terlebih sa‟at ini dikenal dengan istilah VLOG atau video blog or

video log Vlog berasal dari dua kata yakni „video‟ dan „blog‟. Video adalah

teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata

ulang gambar bergerak. Blog adalah catatan pribadi secara online yang sering

diperbarui dan didistribusikan ke masyarakat umum. Vlog adalah catatan pribadi

Page 7: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

3

dalam bentuk video yang diperbarui dan didistribusikan secara umum. Lebih

lengkapnya, Vlog ini termasuk suatu bentuk kegiatan blogging dengan

menggunakan medium video di atas sumber media utamanya yakni penggunaan teks

atau audio. Pada dasarnya media video memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1. Mudah diakses oleh siapapun dan dimanapun; 2. Cukup praktis dimana memiliki

paket informasi, gambar, suara; 3. Dapat dijadikan edukasi bagi yang menonton

konten tersebut. Video memiliki keunggulan antara lain: ukuran tampilan video

sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai kebutuhan, video merupakan bahan ajar

non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai ke hadapan siswa

secara langsung, dan video menambah suatu dimensi baru terhadap

pembelajaran.

Multimedia diartikan sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi,

suara, dan video, berbagai media tersebut dikombinasikan menjadi satu yang

menghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi yang lebih tinggi.

Arti dari informasi sendiri tidak hanya ditampilkan secara teks/cetak melainkan bisa

berupa bentuk simulasi dan animasi yang dapat membangkitkan minat dalam

belajar. Multimedia diartikan sebagai suatu sistem komunikasi interaktif berbasis

komputer yang mampu menciptakan, menyimpan menyajikan, dan mengakses

kembali infromasi berupa teks, grafik, suara, video atau animasi.

Dari beberapa penjelasan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwasannya

multimedia ialah sebuah media yang mengabungkan beberapa elemen menjadi satu

kesatuan guna memudahkan peserta didik dalam belajar. Di dalam multimedia

memiliki beragam jenis komponen, salah satunya ialah video. Pada skripsi ini

penulis menggunakan video sebagai media pembelajaran.

New media merupakan media yang dapat meningkatkan interaksi sosial antar

manusia contohnya melalui beberapa jejaring sosial namun tetap sesuai kaidah dan

norma kesopan santunan media baru saat ini. Perkembangan new media diikuti juga

dengan kebijakan orang yang memanfaatkannya salah satunya pada bidang

pendidikan, dimana new media sangat dirasakan oleh pelajar yang banyak mencari

informasi. Kaitanya dengan masyarakat tentang pantai kwaru, new media ini juga

dapat digunakan sebagai informasi awal tentang bagaimana masyarakat luar

Page 8: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

4

mengetahui berbagai hal tentang pantai kwaru misal keseharian orang-orang disana

sebagai seorang nelayan, kebudayaan, serta lingkungan. Kebermanfaatan new media

ini juga dapat dirasakan oleh masyarakat pantai kwaru sendiri dengan meningkatnya

jumlah wisatawan, sehingga masyarakat dapat menjaga ekosistem yang ada ada

disana.

Rumusan masalah berdasarkan latar belakan masalah yang telah diungkapkan

dalam latar belakang masalah disimpulkan sebagai berikut “Bagaimana

mengembangkan media edu-tourism berbasis video untuk kawasan desa wisata

pesisir . Media ini berpotensi untuk mewujudkan media baru, atau new media

berkonten wisata edukasi untuk pelajar.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Mengembangkan

kawasan desa wisata pesisir dengan konsep Edu-tourism berbasis video

edukasi.Mengenalkan siswa tentang wisata edukasi menjaga lingkungan, budaya,

dan belajar mengenal sumber energy terbarukan.

Video secara luas digunakan dalam pendidikan guru untuk memfasilitasi

pembelajaran guru praktek instruksional. Penelitian menunjukkan bahwa video

dapat menjadi alat yang berguna untuk memudahkan belajar profesional (Bill &

Melinda Gates Foundation, 2013; Hatch & Grossman, 2009).

Video juga merupakan media audio visual yang sudah beredar di masyarakat

dan banyak diminati oleh anak-anak sekolah dasar, mulai dari jenis video hiburan,

pengetahuan, informasi, musik, dan cerita-cerita bersejarah bisa disaksikan

dengan mudah.

Penelitian lain memberikan panduan yang video harus menjadi dilihat sendiri

atau video yang lain (Seidel, Stürmer, Blomberg, Kobarg, & Schwindt, 2011;..

Peranan video dalam konteks bertambahnya pengetahuan anak memerlukan

pengamatan yang lebih mendalam terutama tentang pengaruh- pengaruh yang

ditimbulknnya, mengingat kelebihan dari video, mengatasi keterbatasan jarak dan

waktu, mampu menggambarkan peristiwa - peristiwa masa lalu dalam waktu yag

singkat, pesan yang disampaikan cepat dan mudah di singkat, mengembangkan

pikiran dan pendapat siswa, mengembangkan imajinasi peserta didik.

Page 9: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

5

2. METODE

Model Prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-

langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan prosduk. Pada penelitian

pengembangan ini akan menghasilkan suatu produk media video pembelajaran pada

mata pelajaran promosi dinamis yang menggunakan model pengembangan menurut

Alessi & Trollip (2001) dengan langkah – langkah yang dilakukan,yaitu :

2.1 Planning (perencanaan)

a. Menentukan kebutuhan dan tujuan, kebutuhan dan tujuan meliputi apa yang akan

diketahui atau bisa dilakukan siswa ketika melakukan kegiatan berwisata

b. Mengumpulkan sumber, sumber yang dimaksud seperti buku referensi, materi-

materi sumber asli, film maupun pengetahuan dari orang lain di bidang tersebut

yang mendukung pembuatan video.

c. Menghasilkan gagasan, tahap ini merupakan curah pendapat (brainstorming)

untuk menghasilkan gagasan kreatif dalam pengembangan.

2.2 Design (tujuan)

a. Membuat flowchart, pembuatan flowchart untuk mempermudah jalannya

program khususnya operasi pelaksanaan pada komputer.

b. Membuat storyboard secara tertulis, tahap ini meliputi merencanakan (drafting),

menulis dan merevisi storyboard beserta tampilan, animasi, grafik, dan musik,

kemudian memvalidasinya.

c. Mempersiapkan skrip, tahap ini meliputi perencanaan narasi, instrumen, animasi

pada video.

2.3 Development (pengembangan)

a. Memproduksi video dan audio, dalam tahap ini pembuatan tampilan, animasi,

grafik, musik, narasi, dan instrumen yang dapat mendukung pengembangan.

b. Menyiapkan komponen pendukung.

c. Memprogram materi, tahap ini merupakan tahap penggabungan semua materi

yang dikembangakan termasuk aplikasi program yang akan digunakan.

d. Mengevaluasi dan meninjau kembali (pengujian dan pengesahan).

Page 10: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

6

Gambar 1 . Skema Prosedur Pengambangan Media Video (Alessi & Trollip (2001)

Pada tahap penelitian ini peneliti membatasi sampai 3 tahap, yaitu Planning,

design, Development.Penelitian berharap produk yang telah dikembangkan dapat

meningkatkan wisatawan, menarik minat belajar peserta didik untuk menjaga

lingkungan dan menghormati energi yang ada di sekitar.

Penelitian ini dilakukan di Desa Pencoksari, Kecamatan Srandakan,

Kabupaten Bantul, Propinsi Yogyakata. Penelitian ini dilaksanakan di MIM

Jambangan, Mondokan, Sragen, Jawa Tengah subjek penelitian yaitu peserta didik

kelas 6. Dengan mengenalkan peserta didik berwisata edukasi serta memberi

gambaran pada siswa untuk belajar menjaga lingkungan dan menghormati energi.

dengan subjek penelitian berjumlah 20 peserta didik.

Teknik pengumpulan data pada penelitain ini menggunakan observasi,

dokumentasi, wawancara dan non tes memberikan angket kebutuhan kepada

siswa yang digunakan untuk menganalisis dari permasalahan yang ada.

Selanjutnya digunakan untuk pengujian kelayakan dari media yang dibuat

dilakukan dengan uji validitas dan uji lapangan dengan menggunakan angket.

Serta melakukan dokumentasi untuk memperkuat dari hasil penelitian.

Data yang diperoleh dari responden kemudian dihitung dengan

menggunakan skala likert dari jawaban dan pernyataan angket yang diberikan

skor ketetapan. Hasil data skor yang telah diperoleh kemudian dilakukan

penghitungan menggunakan rumus statistik persentase dengan rumus sebagai

berikut:

Page 11: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

7

Keterangan :

P = angka persentase

f = frekuensi yang sedang dicari peresentasenya

N = number of cases (jumlah frekuensi/banyakanya individu)

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari angket data yang telah didapat, kemudian

dikelompokan mengguakan ukuran kriteria penilaian. Urutan dari kriteria

penilaian dapat diperoleh dengan cara menghitung interval, berdasarkan

perhitungan interval diperoleh penilaian kriteria sebagai berikut

Table 1. Kriteria Penilaian

Presentase Kriteria

81,26 < skor ≤ 100 Sangat Layak

62,51 < skor ≤ 81,25 Layak

43,76 < skor ≤ 62,50 Cukup

25 < skor ≤ 43,75 Kurang Layak

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN

3.1 Hasil Pengembangan kawasan desa wisata pesisir dengan konsep edu-

tourism berbasis video

Hasil dari pengembangan adalah kawasan desa wisata pesisir edutourism

berbasis video. Berikut adalah hasil dari media pembelajaran interaktif yang telah

dibuat:

a. Tampilan scene awal

Gambar 2. Scene

Awal

Page 12: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

8

Gambar 2, meruakan gamnar dari hasil media yang telah dibuat dimana

merupakan tampilan scene pembuka awal dalam media pembelajaran berbasis

video yang dibuat disini tulisan akan muncul dari logo dan simbol wisata pesisir

dn karakter animasi membawa tas kover dan ransel seakan – akan berkunjung ke

tempat wisata yaitu wisata pesisir. Akana ada simbol – smbil tempat wisata di

halaman berikutnya.

b. Tampilan Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid

Gambar 3. Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid

Gambar 3. merupakan gambar hasil dari menu tampilan tentang mengenal

sumber energi terbarukan di kawasan desa wisata pesisir bantul tepatnya di pantai

baru, disini kita dapat belajar mengenal energi terbarukan yang terdapat dari alam

sekitar. Disini kita juga bisa bermain – main di pantai.

c. Tampilan Proses Mendapatkan Energi Listrik PLTH

Gambar 4. Proses Mendapatkan Energi Listril PLTH

Page 13: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

9

Gambar 4, merupakan gambar hasil dari tampilan tentang menjelaskan proses

mendapatkan sumber energi. Panel surya dan kincir yang menjadi pemasok

sumber energi dan akhirnya di salurkan ke inverter sebagai converter daya listrik

yang mampu mengonversikan arus searah atau DC (Direct Current) menjadi arus

bolak-balik atau AC (Alternating Current), atau juga sebaliknya dengan efektivitas

yang sama. Berbeda dengan stabilizer yang hanya berfungsi menstabilkan arus

tanpa mampu mengubah tegangan. Pengambilan gambar menggunakan drone (

pesawat tanpa awak ).

d. Tampilan Proses Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Gambar 5. Proses Kerja PLTS

Gambar 5. merupakan hasil dari halaman animasi cara kerja Pembengkil

listrik tenaga surya ( PLTS ). Disini kita bisa belajar proses bagaimana energi

matahari menjadi energi listrik bermula dari sinar matahari kemudian di serap

menggnakan panel surya lalu hasil energi yang dapat disimpan dalam batterai

kemudian di hungkan ke rumah warga – warga sekitar menggunakan inverter.

Page 14: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

10

e. Peta Abrasi Pantai Kwaru

Gambar 6. Peta Abrasi Pantai Kwaru

Gambar 6. merupakan gambar hasil dari peta abrasi pantai kwaru tentang

bencara yang ada di pantai kwaru tahun 2012.Karena terjadinya abrasi ini pantai

kwaru mengalami pengurangan wisatawan sangat derastis.

f. Tampilan Museum Budaya Pesisir Selatan

Gambar 7. merupakan gambar hasil dari menu tampilan tentang mengenal

sumber energi terbarukan di kawasan desa wisata pesisir bantul tepatnya di pantai

baru, disini kita dapat belajar mengenal energi terbarukan yang terdapat dari alam

sekitar. Disini kita juga bisa bermain – main di pantai.

Gambar 7. Museum Budaya Pesisir

Page 15: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

11

g. Tampilan Jenis – jenis Jaring

Gambar 8. Museum Budaya Pesisir

Gambar 8. merupakan tampilan Jenis – Jenis jaringan yang ada di museum

budaya pesisir selatan. Gambar ini di buat menggunakan aplikasi Adobe

photoshop dan di animasikan menggunkan Adobe After Effect.

h. Tampilan Peralatan Nelayan

Gambar 9. Peralatan Nelayan

Gambar 9. merupakan tampilan peralatan - peralatan yang harus di bawa

nelayan ketika mencari ikan. Gambar ini di ambil dengan kamera DSLR ( Digital

Single Lens Reflex ) dengan movement panning left yang di ambil di etalase

museum budaya pesisir.

Page 16: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

12

i. Tampilan membatik

Gambar 10. Membatik

Gambar 11. merupakan tampilan dari wisatawan belajar membatik di desa

pencoksari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewah

Yogyakarta. Disini wisatawan.wisatan lokal dan mancanegara membatik dengan

motif – motif pesisir.

3.2 Hasil validasi ahli media

Pada tahapan validasi yang dilakukan kepada ahli media yang

diujicobakan kepada 1 dosen dari Program Studi Geografi Fakultas Pendidikan

Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil dari validasi

materi yang dilakukan kemudan disajikan seperti Gambar 12.

Gambar 11. Grafik Hasil Validasi Ahli Media

setuju 89%

tidak setuju 11%

HASIL VALIDASI AHLI MEDIA

setuju

tidak setuju

Page 17: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

13

Berdasarkan hasil dari aspek yang diujikan seperti Gambar 11, penilaian

tersebut mendapatkan rata-rata persentase penilaian setuju 89.%, kurang setuju

11% Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa media tersebut

layak digunakan .

3.3 Hasil angket respon siswa

Pada penelitian ini ujicoba media dilaksanakan di MIM Jambangan,

Mondokan, Sragen dengan jumlah siswa 20 siswa hasil yang diperoleh dari

angket respon siswa disajikan seperti Gambar .

Gambar 12. Grafik Hasil Keseluruhan Penilaian Peserta Didik

Hasil dari respon siswa seperti Gambar 12 yang meliputi 4 aspek

yaitu aspek motivasi, kemenarikan, dan kemudahan,Kemanfaatan. Dari ke 4

aspek yang diujikan kepada siswa mendapatkan hasil dengan rata-rata persentase

83%. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa media tersebut

sangat layak digunakan.

3.4 Pembahasan

3.4.1 Pengembangan Produk

Peneliti dalam menentukan media pembelajaran yang dibuat pada penelitian

ini berawal dari observasi, wawancara, dan analisis kebutuhan media dari

lingkungan dan peserta didik terhadap media seperti apa yang akan dibuat dan

diinginkan dalam mengetahui bagaimana menjaga lingkungan dan budaya yang

ada. Analisi kebutuhan dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner/angket

kepada peserta didik. Berdasarkan hasil dari analisi kebutuhan dari siswa MIM

0

20

40

60

80

100

Motivasi Kemenarikan Kemudahan Kemanfaatan

85.25 82.99 86.7 79

HASIL KESELURUHAN PENILAIAN PESERTA DIDIK

Page 18: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

14

Jambangan menunjukkan bahwa siswa belum memahami tentang wisata edukasi

menggunakan media edu-tourism dimana siswa belajar tentang budaya,

lingkungan dan sumber energi terbarukan. Kemudian hasil analisis peserta didik

menunjukan bahwa siswa menginginkan media lain yang menarik, seperti video

wisata edukasi.

Kegiatan edutourism seperti halnya kegiatan ekowisata lainnya juga memiliki

komponen sarana dan jasa. Menurut Wood (2002:28), ciri-ciri sarana dan jasa

edutourism, menilik pada jenis sarana dan jasa ekowisata adalah sebagai berikut:

a. Melindungi lingkungan sekitarnya, baik yang berupa lingkungan alami maupun

kebudayaan lokal.

b. Memiliki dampak minimal terhadap lingkungan alami selama masa konstruksi

dan operasinya.

c. Sesuai dengan konteks budaya dan fisik wilayah setempat, misalnya

ditandai dengan arsitektur yang menyatu dengan bentuk, lansekap, dan warna

lingkungan setempat.

d. Memenuhi kebutuhan energi melalui penggunaan alat dan Sarana berdesain pasif

(desain yang tidak banyak mengubah lingkungan alami)

e. Dalam pembangunan dan pengelolaannya mengupayakan kerjasama dengan

komunitas lokal.

f. Menawarkan program yang berkualitas untuk memberikan pendidikan mengenai

lingkungan alami dan kebudayaan setempat terhadap tenaga kerja dan wisatawan

g. Mengakomodasikan berbagai program penelitian dalam rangka kontribusi kegiatan

edutourism terhadap pengembangan berkelanjutan wilayah setempat.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian pengembangan

(R&D) dan menggunakan model pengembangan Skema Prosedur. Model

Prosedur Pada tahap penelitian ini peneliti membatasi sampai 3 tahap, yaitu

Planning, design, Development Setelah menetukan materi dan aplikasi peneliti

membuat sebagai alur dari media, desain media pembelajaran digunakan

memudahkan dalam pembuatan media pembelajaran, dan stroyboard untuk alur

cerita pada video wisata edukasi. Tahap Implementation, peneliti membuat video

animasi dengan menggunakan aplikasi adobe photoshop, adobe premier pro, dan

adobe affter efect serta membuat media pembelajaran menggunakan adobe

Page 19: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

15

photoshop. Tahap Testing merupakan pengujian terhadap video animasi sebagai

media pembelajaran. Untuk pengujian dibedakan menjadi 2 tahapan yaitu : uji

kelayakan dan pengembangan, untuk uji kelayakan dilakukan kepada ahli materi

serta untuk uji keefektifan dilakukan kepada peserta didik.

4. PENUTUP

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

pengembangan kawasan desa wisata pesisir dengan konsep edu-tourism sangat layak

digunakan sebagai media pembelajaran. Hasil tersebut diperoleh dari penilaian yang

didapat dari pengujian kepada ahli media yang mendapatkan kategori sangat layak.

Selain dari ahli media didapat hasil dari respon siswa yang mendapatkan kategori

sangat layak. Hasi data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa media tersebut

mendapatkan kategori layak digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Alessi & Trollip. Stephen M. Alessi & Stanley R. Trollip. (2001). Multimedia

forLearning Method And Development. Massachusetts: Alin and Bacon.

Bill & Melinda Gates Foundation. (2013). Ensure fair and rally- measures capable of

effective teaching: Peaked findings from the three-year MET study project

(final research report). Seattle, WA: Author.

Budi Sutedjo Dharma Oetomo. E-education; Konsep Teknologi dan Aplikasi Internet

Pendidikan (Yogyakarta: Andi,2002). hal. 109.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran, Peranannya Sangat Penting Dalam

Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Ernawati. 2013.” Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A match

Pada Pembelajaran Matematika di kelas X Administrasi Perkantoran

SMKN 1 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2011/2012”. Seminar nasional

matematika dan Pendidikan matematika.

Kominfo.go.id strategi-baru-pemerintah-datangkan-17-juta-wisman-dan-275-juta-

wisnus-di-tahun-2018/0/artikel_gpr

Mirela Abrudan, A. P., & Chiţea, S. (2017). Vlogs – die beliebteste Darstellungsform

der Millennials. Journal of Media Research, 10(329), 55–69.

https://doi.org/10.24193/jmr.29.4

Page 20: PENGEMBANGAN MEDIA EDU-TOURISM BERBASIS VIDEO …eprints.ums.ac.id/68853/12/naspub.pdfDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada ... tourism dalam menyampaikan

16

Seidel, T., Stürmer, K., Blomberg, G., Kobarg, M., & Schwindt,K. (2011). The

teacher learns from recorded classroom situation analysis: Does it make a

difference whether the teacher observes their own teaching or someone else?

Teacher Teaching and Education, 27, 259-267.

Shilpa, J. (2014). New media technology in education - A genre of outreach learning.

Global Media Journal: Indian Edition, 5(1), 1–10.

Widoyoko, Eko Putro. 2014. Pemilaian Hasil Pembelajaran di

sekolah.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wood, Z., Hoppe, H., Desbrun, M., & Schröder, P. (2002). Isosurface topology

simplification. Microsoft Research MSR-TR-2002, 28.