Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN STAND ALAT PERAGA SISTEM WIPER WASHER GUNA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TKR DI SMK MA’ARIF 2 GOMBONG TAHUN 2015/2016
SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Pradipta Yafi Atprivema
NIM 122170038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2016
v
PRAKATA
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Stand Alat Peraga Sistem Wiper
Washer Guna Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI TKR Di Smk Ma’arif 2
Gombong Tahun 2015/2016” sampai dengan selesai.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, arahan, dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. Supriyono, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo
yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menuntut ilmu di
lembaga pendidikan tinggi ini.
2. Yuli Widiyono, M. Pd., Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo
yang telah memberikan izin penelitian.
3. Arif Susanto, M.Pd.,Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif yang
telah membantu prosedur perizinan penelitian.
4. Bambang Sudarsono, M.Pd., Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah
memberikan bimbingan, pengarahan serta koreksi dalam penyusunan usulan
skripsi.
5. Widiyatmoko, M.Pd.,Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran telah mem-
berikan bimbingan, pengarahan serta koreksi dalam penyusunan usulan
skripsi.
vii
MOTTO
“No Risk, No Gain”
Muda Berilmu
“Fokus pada apa yang perlu diperjuangkan, jangan cepat terlena pujian,
tersenyumlah ketika berhasil, ingat dan hargailah mereka yang berperan,
serta syukuri hasilnya”
“Kebahagian orang tua adalah kewajiban yang paling utama dan harus saya
utamakan.”
Ketika anda membenci orang Pintar, Kaya dan Berhasil, maka Tuhan tidak
akan menjadikanmu sepertinya.
“Jangan benarkan kebiasaan, tapi biasakan kebenaran.”
viii
PERSEMBAHAN
Alkhamdulillahi robbil ‘alamin. Dengan izin Allah SWT, pemberian
Anugrah tak ternilai dalam segala kekuranganku, yang selalu memberikan
rahmat dan karunia sehingga skripsi ini dapat selesai disusun, dan Karya
ini kupersembahkan untuk :
Ibu Supriyati (Alm) dan Bapak Ateng Kurniawan yang tak henti-hentinya
mendoakan ku, memberikan semangat, motivasi, ilmu dan kasih sayang
yang tak pernah putus, selalu memberikan yang terbaik untukku, serta
kakak dan adikku yang selalu berbagi.
Keluarga besar Paduan Suara Mahasiswa Surya Sagitta yang telah banyak
memberikan ilmu dan mengajarkan kekeluargaan.
Sahabat-sahabatku yang telah memberikan semangat, yang membuatku
menangis/tertawa bahagia dan mengajarkanku banyak hal .
Perempuan terindah dalam doa - doaku yang menjadi rahasia’Nya akan
menemani hidupku nanti.
Rekan-rekan pendidikan teknik otomotif, terimakasih atas kerjasama dan
persahabatannya, semoga kita sukses dan selalu dalam lindungan’Nya.
ix
ABSTRAK
Pradipta Yafi Atprivema. “Pengembangan Media Pembelajaran Stand Alat Peraga Sistem Wiper Washer Guna Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI TKR Di Smk Ma’arif 2 Gombong Tahun 2015/2016.
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengembangkan media pembelajaran Alat Peraga guna meningkatkan hasil belajar siswa pada sistem wiper washer di SMK Ma’arif 2 Gombong, (2) Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran Alat Peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada sistem wiper washer di SMK Ma’arif 2 Gombong, (3) Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran Alat Peraga pada sistem wiper washer di SMK Ma’arif 2 Gombong.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (Research and Development (R n D)). Instrumen penelitian ini menggunakan lembar penilaian media (angket) dan soal tes berbentuk pilihan ganda. Tehnik analisis data pada penelitian ini adalah kuantitatif. Urutan kegiatan penelitian ini meliputi pencarian potensi masalah, pengumpulan informasi, desain produk, validasi desain, perbaikan desain, ujicoba produk, pengujian produk, ujicoba pemakaian dan revisi produk.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa: (1) Proses pembuatan media pembelajaran system kelistrikan berupa stand dan berdasarkan analisis masalah dan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga diharapkan membentuk suatu media yang siap pakai. Tahap pengembangan media pembelajaran sistem kelistrikan pada siswa Kelas XI TKR SMK Ma’arif 2 gombong telah meliputi pencarian potensi masalah, pengumpulan informasi, desain produk, validasi desain, perbaikan desain, uji coba produk, pengujian produk, uji coba pemakaian dan revisi produk. (2) Hasil validasi produk oleh ahli materi maupun ahli media, uji coba kelompok kecil dan uji coba pemakaian produk menunjukkan produk layak digunakan sebagai media pembelajaran, (3) Hasil uji pembeda membuktikan bahwa media pembelajaran yang dibuat efektif untuk meningkatkan prestasi belajar (thitung = 5,014 dan p=0,000) Media pembelajaran dapat digunakan dalam pembelajaran sebagai media untuk meningkatkan hasil belajar karena dalam ujicoba kelompok besar dengan jumlah siswa 40 orang dibuktikan memiliki rata-rata hasil belajar 82,56 lebih tinggi daripada rata-rata kelas kontrol 72,86.
.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Pengembangan Media, Stand Alat Peraga, Wiper washer
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ iv PRAKATA .............................................................................................................. v MOTTO .................................................................................................................. vii PERSEMBAHAN ................................................................................................... viii ABSTRAK .............................................................................................................. ix DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang .................................................................................... 1 B. IndentifikasiMasalah .......................................................................... 6 C. PembatasanMasalah ........................................................................... 6 D. RumusanMasalah ............................................................................... 7 E. TujuanPenelitian ................................................................................ 7 F. ManfaatPenelitian .............................................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. KajianTeori ........................................................................................ 10 1) Sekolah Menengah Kejuruan(SMK)...................................... 102) Belajar dan Pembelajaran...................................................... 113) Media Pembelajaran.............................................................. 15
a) Pengertian Media Pembelajaran................................ 15b) Alat Peraga................................................................. 18
4) Hasil Belajar........................................................................... 19B. TinjauanPustaka ................................................................................. 24 C. KerangkaPikir .................................................................................... 26 D. PertanyaanPenelitian .......................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. TempatdanWaktuPenelitian ............................................................... 28 B. DesainPenelitian ................................................................................ 28 C. SubjekPenelitian ................................................................................ 32 D. Pengumpulan Data ............................................................................. 33 E. InstrumenPenelitian ........................................................................... 33 F. UjicobaInstrumen ............................................................................... 36
xi
G. Analisis Data ...................................................................................... 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .................................................................................... 41 B. Pembahasan Hasil Uji Coba .............................................................. 57
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ............................................................................................ 63 B. Saran ................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Desain Penelitian .................................................................................... 32 Tabel 2 Kisi-kisi soal materi sitem wiper washer ................................................ 34 Tabel 2 Kisi-kisi tanggapan ahli media ............................................................... 34 Tabel 3 Kisi-kisi tanggapan ahli materi ............................................................... 35 Tabel 4 Kisi-kisi tanggapan siswa ....................................................................... 35 Tabel 5 Kriteria interprestasi skor berdasarkan interval ...................................... 39 Tabel 6 Konvensi tingkat pencapaian .................................................................. 40 Tabel 7 Hasil Validasi Ahli Media ...................................................................... 42 Tabel 8 Hasil Validasi Ahli Materi ...................................................................... 46 Tabel 9 Hasil Uji Kelompok Kecil ...................................................................... 49 Tabel 10 Hasil Uji Kelompok Besar ...................................................................... 52 Tabel 11 Rangkuman Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen ...................................... 55 Tabel 12 Rangkuman Hasil Evaluasi Kelas Kontrol ............................................. 56 Tabel 13 Hasil Analisis Data Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .......................................................................................... 61Tabel 14 Hasil Uji t Prestasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol ................... 62
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Langkah-langkah metode R and D ......................................................... 28 Gambar 2 Hasil Validasi Ahli Media ...................................................................... 45 Gambar 3 Hasil Validasi Ahli Materi ...................................................................... 48 Gambar 4 Hasil Uji Kelompok Kecil ...................................................................... 51 Gambar 5 Hasil Uji Kelompok Besar ...................................................................... 54 Gambar 6 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelas Eksperimen .............................. 56 Gambar 7 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelas Kontrol ................................... 57
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Validasi Ahli Media ............................................................. 67 Lampiran 2 Hasil Validasi Ahli Materi ............................................................ 68 Lampiran 3 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ................................................... 69 Lampiran 4 Hasil Uji coba Kelompok Besar .................................................... 70 Lampiran 5 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen ........................................... 72 Lampiran 6 Data Hasil Belajar Kelas Control .................................................. 74 Lampiran 7 Hasil Uji t ...................................................................................... 76 Lampiran 8 Surat Keterangan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ............ 77 Lampiran 9 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 78 Lampiran 10 Surat Balasan Izin Penelitian ........................................................ 79 Lampiran 11 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ........................ 80 Lampiran 12 Surat Keterangan Validasi Ahli Media ......................................... 81 Lampiran 13 Surat Keterangan Validasi Ahli Materi ......................................... 82 Lampiran 14 Lembar Validasi Media Pembelajaran Stand ................................ 83 Lampiran 15 Kartu Bimbingan Skripsi .............................................................. 84 Lampiran 16 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ) .................................. 86 Lampiran 17 SILABUS ...................................................................................... 91 Lampiran 18 Soal Penelitian ............................................................................... 92 Lampiran 19 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini prestasi siswa di Indonesia baik secara nasional maupun
internasional belum menggembirakan. Berdasarkan hasil riset PISA
(Programme For International Students Assessment) ditemukan fakta bahwa
rata-rata skor prestasi siswa Indonesia pada tahun 2000 berada pada peringkat
ke-39 dari 41 negara, tahun 2003 peringkat ke-38 dari 40 negara, dan pada
tahun 2006 peringkat ke-50 dari 56 negara. Maka peningkatan mutu
pendidikan memang memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber
daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi. Suatu tujuan untuk
mencerdaskan kehidupan manusia, maka pendidikan menjadi salah satu
sarana utama yang perlu diusahakan dan dikelola sebaik mungkin sejalan
dengan perkembangan masa maupun perkembangan hidup manusia.
Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan dan motivasi
manusia sehingga dapat hidup layak, baik sebagai pribadi maupun sebagai
anggota masyarakat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan karena
melalui proses pendidikan manusia dibekali dengan pengetahuan, kepribadian
dan keterampilan sehingga ia mampu berusaha dan bekerja untuk meraih
2
kehidupan yang dicita-citakan, namun hal itu akan kembali kepada invidu
manusia itu sendiri bagaimana cara untuk mengubah dirinya.
Di dalam UU No. 20/2003 tentang Sikdiknas pasal 1 ayat (1) dinyatakan
bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dunia pendidikan tidak dapat lepas dari proses belajar karena tujuan
pendidikan di atas dapat dicapai melalui proses belajar di suatu lembaga
pendidikan yaitu sekolah. Lembaga pendidikan sekolah yaitu, terdapat
jenjang atau tingkatan pendidikan seperti SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK.
Jenjang atau tingkatan SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan, ketrampilan, dan keahlian, sehingga lulusannya dapat
mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. Ketentuan
Direktorat Pembinaan SMK (2010:16) dalam visi pembinaan SMK
menjelaskan bahwa “Terselenggaranya layanan prima pendidikan menengah
kejuruan untuk membentuk lulusan SMK yang berjiwa wirausaha, cerdas,
siap kerja, kompetitif, dan memiliki jati diri bangsa, serta mampu
mengembangkan keunggulan lokal dan dapat bersaing di pasar global”.
Maka kompetensi pendidikan menengah kejuruan adalah menjadi suatu
spesifikasi pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari pengetahuan
3
dan keterampilan tersebut setingkat dengan industri pada standar kinerja
yang dipersyaratkan dalam pekerjaan atau membentuk lulusan SMK sesuai
visi pembinaan SMK. Dengan demikian, hal yang paling pokok dalam
pembelajaran di SMK adalah keterampilan siswanya dalam bidang
kejuruannya masing-masing sesuai kompetensi keahlian.
Dewasa ini bidang pembelajaran secara umum yang terjadi di SMK sedikit
banyaknya terpengaruh oleh adanya perkembangan dan penemuan-penemuan
dalam bidang keterampilan, ilmu dan teknologi. Pengaruh perkembangan
tersebut tampak jelas dalam upaya-upaya pembaharuan sistem pendidikan
dan pembelajaran. Upaya pembaharuan itu menyentuh bukan hanya sarana
fisik/ fasilitas pendidikan, tetapi juga sarana non-fisik seperti pengembangan
kualitas tenaga kependidikan yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia, cara kerja yang inovatif,
serta sikap positif terhadap tugas-tugas kependidikan yang diembannya. Salah
satu bagian integral dari upaya pembaharuan itu adalah media pembelajaran.
Proses pembelajaran yang baik adalah awal keberhasilan pendidikan.
Pendidikan merupakan hal yang paling penting untuk pengembangan sumber
daya manusia, karena pendidikan tidak hanya untuk membebaskan manusia
dari keterbelakangan tetapi juga dari kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan
jelas dapat meningkatkan daya serap bagi manusia untuk mempelajari
pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia yang
produktif.
4
Dari hasil observasi di SMK Ma’arif 2 Gombong, masalah yang
dihadapi dalam pembelajaran di sekolah seperti pada umumnya adalah
rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar akan dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik itu berupa faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa
sendiri maupun berupa faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Para
guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh
sekolah. Guru setidaknya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien
yang meskipun sederhana dan bersahaja, tetapi merupakan keharusan dalam
upaya mencari tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu
menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan
digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Rendahnya motivasi dan minat siswa dalam proses belajar mengajar
sehingga membuat proses pembelajaran menjadi pasif. Hal itu terlihat ketika
kegiatan belajar mengajar dimulai justru siswa lebih menampakkan sikap
tidak antusias terhadap pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Sebagai
contoh sikap/perilaku siswa tersebut antara lain: mengobrol dengan teman
sebangku, mengerjakan tugas mata pelajaran lain saat kegiatan belajar
mengajar dimulai, siswa membuat keributan dalam kelas saat pelajaran
berlangsung, siswa tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru,
siswa tidak mau bertanya tentang materi yang dia rasa belum
menguasai.Selain itu, pembelajaran yang ada di SMK Ma’arif 2 Gombong
masih terpusat pada guru dan pada umumnya pembelajaran masih bersifat
5
konvensional. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran seringnya
memakai metode ceramah saja, sehingga siswa tidak begitu aktif pada saat
pembelajaran berlangsung. Selain itu, ketersediaan media atau alat bantu
dalam pembelajaran kurang memadai dan yang sudah ada sangat jarang
dimanfaaatkan.
Demikian, faktanya proses pembelajaran yang berlangsung di kelas
kurang maksimal dan tentunya hasil belajar siswanya rendah. Diperoleh dari
data-data hasil belajar siswa kelas XI TKR SMK Ma’arif 2 Gombong masih
di bawah standar. Terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas XI TKR SMK
Ma’arif 2 Gombong tahun ajaran 2015/2016 pada kompetensi system wiper
washer tergolong rendah. Jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM
sebanyak 40% dari jumlah siswa kelas XI TKR SMK Ma’arif 2 Gombong
dan sisanya dibawah KKM. Padahal untuk KKM yang harus dicapai dalam
pembelajaran (Sistem Kelistrikan) di TKR SMK Ma’arif 2 Gombong yaitu
75.
Permasalahan yang muncul di SMK Ma’arif 2 Gombong sebagai suatu
permasalahan yang harus dicarikan alternative solusi tindakan yang tepat,
karena dengan masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar akan menjadikan prestasi hasil belajar siswa cenderung
menurun. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
kompetensi sistem wiper washer adalah dengan metode pembelajaran yang
menuntut siswa berperan aktif selama proses pembelajaran. Maka
penggunaan media pembelajaran alat peraga diharapkan proses pembelajaran
6
lebih bermakna sehingga siswa dapat melakukan percobaan sendiri.
Pembelajaran ini berhubungan dengan keterampilan proses yang diperagakan
agar pembelajaran lebih menarik.
Berdasarkan fakta masalah yang telah diuraiakan diatas, maka peneliti
merasa perlu adanya penelitian yang dapat mengukur perubahan hasil belajar
siswa. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Media Pembelajaran Stand Alat Peraga Sistem Wiper
Washer guna Meningkatkan Hasil Belajar Siswa XI TKR di SMK Ma’arif 2
Gombong.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat
didefinisikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Guru belum mengoptimalkan pemanfaatan media pembelajaran sesuai
kemajuan ilmu dan teknologi.
2. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan tidak tersedianya alat dan
sumber pembelajaran yang memadai di sekolah teresebut.
3. Proses pembelajaran yang monoton dan pasif sehingga membuat siswa
terkesan kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, penulis membatasi masalah hanya pada
pengembangan media pembelajaran berupa alat peraga yang digunakan pada
7
kompetensi sistem wiper washer. Ruang lingkup penelitian dilakukan pada
siswa-siswa kelas XI Semester II SMK Ma’arif 2 Gombong dan penelitian
dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah
maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana proses mengembangkan media Alat Peraga untuk
meningkatkan hasil belajar siswa XI TKR di SMK Ma’arif 2 Gombong?
2. Bagaimana kelayakan media pembelajaran stand untuk meningkatkan
hasil belajar siswa XI TKR di SMK Ma’arif 2 Gombong?
3. Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran
Alat peraga pada sistem wiper washer di SMK Ma’arif 2 Gombong?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengembangkan media pembelajaran Alat Peraga guna
meningkatkan hasil belajar siswa pada sistem wiper washer di SMK
Ma’arif 2 Gombong.
2. Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran Alat Peraga untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada sistem wiper washer di SMK
Ma’arif 2 Gombong.
8
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan media
pembelajaran Alat Peraga pada sistem wiper washer di SMK Ma’arif 2
Gombong.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai
berikut :
1. Bagi Siswa
a. Memudahkan siswa memahami materi sistem wiper washer
khususnya pada Siswa SMK Kelas XI jurusan TKR semester II.
b. Menjadikan siswa lebih antusias, berminat dan termotivasi dalam
proses pembelajaran.
2. Bagi Guru
a. Memberikan wawasan pengetahuan dan keterampilan kepada guru
dalam merancang, mengggunakan dan mengembangkan media
pembelajaran.
b. Memberikan masukan kepada pendidik tentang pentingnya
pengembangan sebuah media pembelajaran untuk menunjang proses
pembelajaran.
c. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi.
3. Bagi Sekolah
a. Menciptakan pengembangan media pembelajaran baru.
9
b. Dapat digunakan sebagai media bagi pelaksanaan pembelajaran
disekolah-sekolah.
4. Bagi Peneliti
a. Sebagai sumber informasi bagi pengembangan media pembelajaran
otomotif.
b. Sebagai sumber masukkan bagi penelitian sejenis dengan materi dan
jenjang pendidikan yang berbeda.
10
BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR
DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Dunia pendidikan tidak dapat lepas dari proses belajar karena
tujuan pendidikan itu dapat dicapai melalui proses belajar di suatu
lembaga pendidikan yaitu sekolah. Lembaga pendidikan sekolah yaitu,
terdapat jenjang atau tingkatan pendidikan seperti SD/MI, SMP/MTS,
SMA/SMK. Jenjang atau tingkatan SMK merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan, ketrampilan, dan keahlian, sehingga
lulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia
kerja. Ketentuan Direktorat Pembinaan SMK (2010:16) dalam visi
pembinaan SMK menjelaskan bahwa “Terselenggaranya layanan prima
pendidikan menengah kejuruan untuk membentuk lulusan SMK yang
berjiwa wirausaha, cerdas, siap kerja, kompetitif, dan memiliki jati diri
bangsa, serta mampu mengembangkan keunggulan lokal dan dapat
bersaing di pasar global”. Maka kompetensi pendidikan menengah
kejuruan adalah menjadi suatu spesifikasi pengetahuan dan ketrampilan
serta penerapan dari pengetahuan dan keterampilan tersebut setingkat
dengan industri pada standar kinerja yang dipersyaratkan dalam pekerjaan
atau menbentuk lulusan SMK sesuai visi pembinaan SMK. Dengan
11
demikian, hal yang paling pokok dalam pembelajaran di SMK adalah
ketrampilan siswanya dalam bidang kejuruannya masing-masing sesuai
kompetensi keahlian.
2. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Menurut Syah (2013:87) menyatakan bahwa belajar adalah
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Lebih lanjut menurut Hintzman (Syah, 2013:88) learning
is a change in organism due to experience which can affect the
organism’s behavior. Artinya belajar adalah suatu perubahan yang
terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme
tersebut. Menurut E.R. Hilgard (Susanto, 2013:3),belajar adalah suatu
perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan
yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan
ini diperoleh melalui latihan(pengalaman).
Menurut Witherington (Purwanto, 2007:84) belajar adalah
suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Belajar menurut teori
psikologi asosiasi (koneksionisme), (Syaiful, 2013; 53) adalah proses
12
pembentukan asosiasi atau hubungan antara stimulus (perangsang)
yang mengenai individu melalui penginderaan dan response (reaksi)
yang diberikan individu terhadap rangsangan tadi dan proses
memperkuat hubungan tersebut.
Prinsip-prinsip belajar (Sagala, 2013; 53):
a. Law of effect yaitu bila hubungan anatara stimulus dengan respon
dan diikuti dengan keadaan memuaskan, maka hubungan itu
diperkuat. Sebaliknya jika hubungan itu diikuti dengan perasaan
tidak menyenangkan, maka hubungan itu akan melemah. Jadi, hasil
belajar akan diperkuat apabila menumbuhkan rasa senang atau
puas (Thorndike)
b. Spread of effect yaitu reaksi emosional yang mengiringi kepuasan
itu tidak terbatas kepada sumber utama pemberi kepuasan, tetapi
kepuasan mendapat pengetahuan baru.
c. Law of exercice yaitu hubungan antara perangsang dan reaksu
diperkuat dengan latihan dan penguasaan, sebaliknya hubungan itu
melemahkan jika dipergunakan. Jadi, hasil belajar dapat lebih
sempurna apabila sering diulang dan sering dilatih.
d. Law of primacy yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui kesan
pertama, akan sulit digoyahkan.
e. Law of recency yaitu bahan yang baru dipelajari, akan lebih mudah
diingat.
13
Menurut Burton (Susanto, 2013:3), belajar dapat diartikan
sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan
lingkungannya. Menurut Utomo (2012:13) belajar adalah suatu proses
yang memunngkinkan organisme-organisme manusia mengubah
tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya.
Sedangkan menurut Whittaker (Ahmadi dan Supriyono,2013:126)
Learning may be defined as the process by which behavior arginates or
is altered though training or experience. Artinya belajar dapat
didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman.
Berdasarkan dari beberapa pendapat, jadi dapat disimpulkan
belajar adalah serangkainan kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor. Belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku terjadi
setelah siswa mengikuti proses belajar mengajar dengan hasil belajar
yang diperoleh dalam bentuk penguasaan kemampuan atau
keterampilan tertentu, dan belajar adalah suatu usaha yang disengaja
untuk mencapai perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap antara sebelum belajar dan sesudah belajar sebagai hasil
pengalaman dan interaksi individu tersebut dengan lingkungannya.
14
b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Hamalik (2007:57) pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Majid (2014:284)
istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai upaya untuk
membelajarkan seseorang atau kelompok orang yang melalui berbagai
upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah
pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Kemudian menurut Gagne
dan Brigga (Abdul Majid, 2014:283) Pembelajaran adalah rangkaian
peristiwa (events) yang mempengaruhi pembelajaran sehingga proses
belajar dapat berlangsung dengan mudah.
Demikian, pada dasarnya pembelajaran merupakan kegiatan
terencana yang mengkondisikan/ merangsang seseorang bisa belajar
dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu,
kegiatan pembelajaran akan bermuara pada dua kegiatan pokok. (1).
Bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkah laku melalui
kegiatan belajar. (2). Bagaimana orang melakukan tindakan
penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan mengajar. Hal ini
menunjukan bahwa makna pembelajaran merupakan kondisi eksternal
kegiatan belajar yang antara lain dilakukan oleh guru dalam
mengkondisikan seseorang untuk belajar.
15
Pada pembelajaran, terjadi proses komunikasi untuk
menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan
tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh
terhadap pemahaman seta perubahan tingkah laku. Demikian,
keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada
efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran
tersebut.
3. Media pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang
berati perantara atau pengantar (Wina Sanjaya, 2010: 163). Istilah “media”
bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata “teknologi” yang
berasal dari kata latin tekne (bahasa inggris art) dan logos bahasa
Indonesia “ilmu”). Gerlach & Ely (Azhar Arsyad, 2015: 3) mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,
atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Pengertian ini adalah
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photos, photografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali
16
informasi visual atau verbal (Azhar Arsyad, 2015: 3). Sedangkan menurut
Djamarah dan Zain (2014:121) media dibagai menjadi 2 macam, yaitu :
1) Media sebagai Alat Bantu
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah
suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah
yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam
menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka
bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak
didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan
jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan
keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media
mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang
cukup lama, itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan
media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik
daripada tanpa bantuan media.
2) Media sebagai Sumber Belajar
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah
nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak
datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai sumber. Sumber
belajar yang sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana- mana; di
sekolah, di halaman, di pusat kota, di pedesaan, dan sebagainya. Udin
17
Saripuddin dan Winataputra(Djamarah dan Zain,2014:122)
mengelompokan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu
manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media
pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang
dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat
atau asal untuk belajar seseorang.
Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat auditif, visual,
dan audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak
sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan
instruksional, dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri, dan
sebagainya. Jadi, media adalah alat bantu apa aja saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur Sumber belajar dan pesan guna mencapai
tujuan pengajaran.
Media pembelajaran dapat membantu proses pembelajaran
menjadi lebih aktif dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Media pembelajaran, dapat mempertinggi proses belajar siswa
dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi
hasil belajar yang dicapainya dengan menggunakan media
pembelajaran sebagai sumber belajar. Media pembelajaran dalam
penelitian ini merupakan alat bantu visual bagi peserta didik dalam
rangka memperoleh pengalaman belajar secara signifikan. Pengalaman
belajar tersebut dapat diperoleh melalui : (1). Situasi dan kondisi yang
18
sesungguhnya. (2). Mengamati benda pengganti dalam wujud alat
peraga secara langsung.
Dari berbagai uraian pendapat diatas maka media pembelajaran
berfungsi sebagai penyalur informasi belajar, dalam proses belajar
mengajar kehadiran media mempunyai peranan penting, karena dalam
kegiatan belajar mengajar kekurangan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat
mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau
kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan
bantuan media. Dengan demikian peserta didik lebih mudah mencerna
bahan pelajaran yang disampaikan guru dengan lebih mudah dan
realitas
b. Alat Peraga
Banyak sekali media pembelajaran yang telah guru ketahui, namun
hanya sedikit sekali media yang sering digunakan didalam kelas. Menurut
Azhar Arsyad (2013: 9) yang dimaksud dengan alat peraga adalah media
alat bantu pembelajaran dan segala macam benda yang digunakan untuk
memperagakan materi pembelajaran. Alat peraga disini mengandung
pengertian bahwa segala sesuatu yang masih bersifat abstrak, kemudian
dikonkritkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan
pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan.
Sumber belajar dipahami sebagai perangkat, bahan/materi, peralatan,
pengaturan, dan orang di mana pembelajar dapat berinteraksi dengan
19
lingkungan sekitarnya yang bertujuan untuk memfasilitasi belajar dan
memperbaiki kinerja (Januszeswki dan Molenda, 2008:213).
Jadi alat peraga ialah alat-alat yang digunakan guru yang berfungsi
membantu guru dalam proses mengajarnya dan membantu peserta didik
dalam proses belajarnya. Dengan kata lain media pembelajaran salah
satunya alat peraga adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk
memperagakan konsep dengan tujuan untuk mempermudah menjelaskan
dalam proses belajar mengajar yang bersifat merangsang perhatian dan
minat siswa dalam belajar.
4. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana (2014:22) berpendapat bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil
belajar, yakni (a). Keterampilan dan kebiasaan, (b) Pengetahuan dan
pengertian, (c) Sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat
diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan
Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) Informasi verbal, (b)
keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, (e) keterampilan
motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,
baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
20
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotor.
a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari empat aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif
tingkat tinggi.
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
c. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni
gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan
gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.
Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
dalam menguasai isi bahan pengajaran. Sedangkan Menurut Nawawi
(Purwanto, 2013:5) Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksud hasil belajar
21
siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Karena kegiatan belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap. Pada kegiatan pembelajaran atau
kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran atau tujuan intstruksional.
Tujuan mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan apa yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1993:94) bahwa evaluasi
merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan
seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa.
Langkah akhir untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau
penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur
tingkat penguasaan siswa. Kemajuan hasil belajar siswa tidak saja
diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengatahuan tetapi juga sikap dan
keterampilan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat diambil
kesimpulan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa
yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan,
sikap dan keterampilan, perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan
sebelumnya.
22
b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar:
Menurut teori Gestalt, (Susanto, 2013:12) belajar merupakan
suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kondrati jiwa raga
anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan
sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh
lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa;
dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual,
motivasi, minat dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani.
Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru,
kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan
lingkungan, keluarga, dan lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman, hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal
maupun faktor eksternal.
1. Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber
dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar dan
kondisi fisik dan kesehatan.
2. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
23
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Keluarga yang morat marit keadaan ekonominya,
pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap
anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik
dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil
belajar peserta didik.
Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman, Susanto (2013:
13) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan
belajar siswa dan kualitas pengajaran disekolah, maka semakin
tinggi pula hasil belajar siswa. Agar pola pengajaran terstruktur ini
efisien dan efektif, diperlukan hal-hal berikut:
a) Tujuan-tujuan pembelajaran yang harus ditetapkan secara
tegas. Semua tujuan itu dirangkaikan, materi pelajaran dibagi
atas unit-unit pelajaran yang diurutkan sesuai dengan
rangkaian semua tujuan instruksional.
b) Siswa dituntut supaya mencapai tujuan pembelajaran lebih
dahulu, sebelum siswa diperbolehkan mempelajari unit pelajaran
yang baru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang kedua;
tujuan pembelajaran yang kedua harus tercapai lebih dahulu
sebelum siswa maju lebih lanjut, dan seterusnya.
c) Motivasi belajar dan efektivitas usaha belajar harus ditingkatkan
dengan memonitor proses belajar siswa melalui testing dan
24
kontinu, serta memberikan umpan balik kepada siswa mengenai
keberhasilan atau kegagalannya pada saat itu juga(testing
formatif);
d) Diberikan bantuan atau pertolongan kepada siswa yang masih
mengalami kesulitan pada saat-saat yang tepat, yaitu sesudah
penyelenggaraan testing formatif, dan dengan cara yang efektif
untuk siswa bersangkutan.
B. Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, maka akan
dikemukakan hasil penelitian yang berkaitan dengan media pembelajaran.
1. Dari penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Mahanani (2011) yang
berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Otomotif Berbasis Free
Web Blog Pokok Bahasan Sistem Starter dan Pengisian untuk Siswa
Kelas XI di SMK Negeri 1 Kediri.” Dari penelitian tersebut dapat
menghasilkan media pembelajaran otomotif berbasis free web blog
pokok bahasan Sistem Starter dan Pengisian untuk siswa kelas XI di
SMK Negeri 1 Kediri, dan media pembelajaran otomotif berbasis free
web blog pokok bahasan Sistem Starter dan Pengisian untuk siswa kelas
XI di SMK Negeri 1 Kediri layak dan meningkat. Hal tersebut terlihat
dari hasil validasi isi terhadap kelayakan media pembelajaran ini
menunjukkan hasil yang valid dengan perhitungan skor dari validasi ahli
media 95%, validasi ahli materi 97%, uji coba perorangan 96%, uji coba
25
kelompok kecil 94%, dan uji coba lapangan 91%. Hasil pengembangan
media pembelajaran telah direvisi meliputi: (1) penggunaan jenis,
ukuran, dan warna teks dan (2) petunjuk pemanfaatan media
pembelajaran.
2. Dari penelitian Marjani Dedi (2011) yang berjudul “Pengembangan
Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Aplikasi Macromedia
Flash pada Mata Pelajaran Pebaikan Sistem Starter Pengisian di SMK
Taman Siswa Yogyakarta.” Penelitian tersebut menyimpulkan media
pembelajaran yang telah di buat sangat layak digunakan untuk
pembelajaran. Hal ini terbukti bahwa secara umum hasil dari pengujian
masuk dalam kriteria baik sekali dengan perincian; (a) untuk kualitas
materi yang divalidasi oleh ahli materi termasuk dalam kategori baik
sekali dengan rerata 3,88 ; (b) kualitas media yang divalidasi oleh ahli
media termasuk kategori baik sekali dengan rerata 3,75 ; (c) untuk hasil
uji coba terbatas masuk dalam kriteria baik sekali dengan rerata 3,48 ; (d)
untuk hasil uji coba kelompok kecil masuk dalam kriteria baik sekali
dengan rerata 3,57 (e) untuk hasil uji coba kelompok besar masuk dalam
kriteria baik sekali dengan rerata 3,45 dengan perincian; (a) aspek isi
materi menunjukkan rerata penilaian 3,44 ; (b) aspek kemanfaatan
menunjukkan rerata penilaian 3,48 ; (c) aspek desain layar menunjukkan
rerata penilaian 3,45 ; (d) pengoperasian program menunjukkan rerata
penilaian 3,43
26
C. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
antara pemberi materi dan penerima materi. Dimana belajar merupakan
proses memperoleh pengetahuan sehingga mampu mengubah tingkah laku
manusia, sedangkan mengajar adalah proses penyampaian materi
pengetahuan oleh pemberi materi dan penerima materi.
Mata pelajaran sistem kelistrikan merupakan mata pelajaran praktik.
Proses belajar mengajar di SMK Ma’arif 2 Gombong pada mata pelajaran
sistem kelistrikan bodi khususnya sistem Wiper Washer masih kurang dari
penggunaan alat peraga. Hal ini menyebabkan keterbatasan pemahaman
siswa. Untuk meningkatkan pemahaman dan ketrampilan siswa diperlukan
suatu media atau alat peraga yang dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar. Tujuan dari penggunaan alat peraga adalah memberikan materi
yang dapat diterima oleh siswa.
Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, karena alat peraga akan memberikan
ketertarikan dan kemudahan kepada siswa dalam mempelajari materi yang
diajarkan. Diharapkan pemberian materi dengan menggunakan alat peraga
ini, siswa akan lebih menguasi materi tentang sistem Wiper Washer. Alat
peraga sistem Wiper Washer merupakan alat peraga yang didesain untuk
mempermudah siswa dalam pembelajaran sistem Wiper Washer. Sehingga
diharapkan alat peraga sistem Wiper Washer ini dapat meningkatkan hasil
27
belajar siswa pada mata pelajaran sistem kelistrikan sehingga hasil belajar
siswa meningkat.
D. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan peneliti dijabarkan dari rumusan masalah. Oleh karena itu
pertanyaan peneliti dibagi menjadi pertanyaan tentang pengembangan model
pembelajaran untuk mata diklat sistem kelistrikan bodi pada kompetensi
sistem Wiper Washer dan pertanyaan tentang kelayakan produk
pengembangan model pembelajaran untuk pembelajaran.
1. Bagaimana kesulitan pembuatan media pembelajaran stand untuk
meningkatkan hasil belajar siswa XI TKR di SMK Ma’arif 2 Gombong?
2. Apa alasan pembuatan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa XI TKR di SMK Ma’arif 2 Gombong?
3. Bagaimana proses mengembangkan media Alat Peraga untuk
meningkatkan hasil belajar siswa XI TKR di SMK Ma’arif 2 Gombong?
4. Bagaimana kelayakan media pembelajaran stand untuk meningkatkan
hasil belajar siswa XI TKR di SMK Ma’arif 2 Gombong?
5. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan
media pembelajaran Alat peraga pada sistem wiper washer di SMK
Ma’arif 2 Gombong?
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMK Ma’arif 2 Gombong yang
beralamat di Jl. Kemukus No.96 Gombong, Kebumen. Pelaksanaan
penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai dengan Mei
2016.
B. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and
Development). Research and development adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono, 2009 : 298).
Gambar 1. Langkah-langkah Metode R and D
Adapun langkah-langkah dari penelitian dan pengembangan
adalah:
Potensi dan Masalah
Desain Produk
Pengumpul-an data
Revisi Produk
Ujicoba Produk
Revisi Desain
Validasi Desain
Ujicoba Pemakaian
Revisi Produk
Produksi Masal
29
1. Potensi dan masalah
Penelitian ini dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki
suatu nilai tambah pada produk yang diteliti. Masalah dalam
penelitian ini antara belum adanya media pembelajaran stand trainer
alat peraga yang digunakan. Media pembelajaran masih berupa
presentasi-presentasi standar baku dan belum mempertimbangkan segi
interaktivitas dan kreativitas. SMK Ma’arif 2 Gombong sudah
memiliki bengkel yang telah memenuhi standar untuk dibutuhkan
pada pembelajaran. Dengan adanya media stand alat peraga
diharapkan pembelajaran lebih berkualitas dan dapat memaksimalkan
penggunaan fasilitas dan sarana prasarana dengan optimal.
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara factual, maka
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang
diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Pengumpulan informasi
dilakukan dengan mengambil segala informasi dari selama peneliti
melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan di SMK Ma’arif 2
Gombong.
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam produk penelitian research and
development bermacam-macam. Pada penelitian ini produk penelitian
berupa media Stand Trainer yaitu media pembelajaran yang berisi
30
sebuah Alat Peraga Sistem Wiper Washer. Media tersebut disusun
menggunakan Alat dan Bahan yang mudah didapatkan, yang
diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan produkvitas
pendidikan.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan
lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional,
karena validasi disini masih bersifat penilaian dari validator yaitu
Dosen Universitas Muhammadiyah Purworejo berdasarkan pemikiran
rasional, belum fakta lapangan.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan
para ahli lainnya. maka akan dapat diketahui kelemahannya.
Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara
memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah
peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
6. Uji Coba Produk
Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba
dahulu. Tetapi harus dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan
produk tersebut yang diujicoba. Pengujian dapat dilakukan dengan
ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan efesiensi sistem kerja
lama dengan yang baru.
31
7. Revisi Produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan
bahwa kinerja sistem baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama.
Perbedaan sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat
diberlakukan.
8. Ujicoba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada
revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang
berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata
untuk lingkup yang luas.
9. Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata
terdapat kekurangan dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya
pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam
hal ini adalah sistem kerja.
10. Produksi Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah
diteliti dan di uji coba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi
masal.
Desain penelitian yang digunakan adalah Experimental Design,
dengan pola Control Group pretest post test desain tersebut sebagai
berikut:
32
Tabel 1 Desain Penelitian
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
A (kelas Kontrol) O1 X O2
B (kelas Eksperimen) O3 O4
Dalam desain ini pengambilan kelompok sesuai dengan kelas yang
asli, dan kedua kelompok diberi tes awal (pretest) dengan tes yang sama
kemudian kelas B sebagai kelompok eksperimen diberikan perlakuan
khusus, sedangkan kelompok A diberi perlakuan seperti biasanya.
Selanjutnya kedua kelompok diberikan tes yang sama sebagai tes akhir
post test. Hasil dari kedua tes akhir dibandingkan (diuji pembedanya).
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian menurut Arikunto (2010:108) adalah orang, atau
benda, atau hal yang melekat pada variabel penelitian. Objek penelitian
adalah Sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.
Sedangkan objek penelitian yang diteliti disini adalah kelayakan dari
pengembangan video pembelajaran.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Ma’arif 2
Gombong tahun ajaran 2015/2016 yang mendapatkan materi sistem wiper
washer kelistrikan bodi yaitu dua kelas yaitu kelas XI TKR 2 dan XI TKR
3. Kelas XI TKR 3 sebagai kelas kontrol dengan jumlah peserta didik 41
siswa, yang menggunakan metode ceramah dan kelas X TKR 2 dengan
jumlah peserta didik 42 siswa, sebagai kelas eksperimen yang
menggunakan media pembelajaran stand.
33
D. Pengumpulan Data
1. Tes
Menurut Widoyoko (2012:57), tes merupakan salah satu alat untuk
melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi
karakteristik suatu objek. Ditunjau dari hasil belajar yang akan diukur
maka menggunakan tes tipe pilihan ganda.
2. Angket
Menurut Sugiyono (2009:142) Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Dalam hal ini angket yang digunakan adalah angket
tanggapan untuk mengetahui kualitas dari media pembelajaran yang
dikembangkan.
E. Instrumen Penelitian
1. Tes
Tes yang diberikan adalah berupa soal yang berbentuk pilihan
ganda dengan lima alternative pilihan (a, b, c, d, dan e) yang berisi
tentang soal-soal materi system kelistrikan bodi wiper washer. Jumlah
soal untuk masing-masing tes adalah 20 butir. kisi-kisi soal dapat
dilihat pada tabel 1
34
Tabel 1 Kisi-kisi soal materi system wiper washer
2. Angket
a. Instrumen untuk ahli media
Pada instrumen ahli media berisikan poin tentang aspek-
aspek yang berhubungan dengan media pembelajaran. Berikut kisi-
kisi untuk instrument ahli media pembelajaran.
Tabel 2 Kisi-Kisi tanggapan Ahli Media
Aspek No.item Instrumen
Materi 1,2,3 Keterpaduan 4
Kesederhanaan 5,6 Bentuk dan warna 7,8
Bahan 9,10,11,12,13,14,15
b. Instrumen untuk ahli materi
Pada instrumen ahli materi berisikan poin tentang aspek-
aspek yang berhubungan dengan materi media pembelajaran
meliputi dari aspek pembelajaran, materi dan kebenaran isi.
Berikut kisi-kisi untuk instrumen ahli media pembelajaran.
Variabel Penelitian
Indikator No. Item
Instrumen Sistem Wiper Washer
Dapat memahami jenis dan komponen sistem wiper washer
1,2,3,12
Dapat memahami fungsi dan komponen sistem wiper washer
5, 6, 7, 9,10, 16, 17, 18, 20 8, 15, 19
Pembacaan diagram rangkaian sistem wiper washer
4, 11 13, 14
35
Tabel 3 Kisi-Kisi tanggapan Ahli Materi
c. Instrumen untuk Siswa
Instrumen untuk pengguna ditinjau dari aspek
pembelajaran, materi, kemudahan penggunaan, daya tarik dan
penambahan pengetahuan. Berikut kisi-kisi instrument untuk
Siswa.
Tabel 4 Kisi-Kisi tanggapan Siswa
No Indikator No. Item
1 Kesesuaian media dengan materi 1, 2 2 Kemudahan siswa dalam mendalami materi 3, 4
3 Efisiensi waktu merangkai jalur rangkain media stand
5, 6
4 Kejelasan gambar materi pada stand 7, 8
5 Kesesuaian media untuk mencapai tujuan yang diharapkan
9, 10
No Indikator Nomor Butir Jumlah
1 Memahami materi dalam media stand pembelajaran
2,3 2 item
2 Lay out gambar dalam stand 7,8 2 item
3 Pengaruh media terhadap hasil belajar
1,10 2 item
4 Pengaruh warna gambar stand dalam kejelasan materi
4,9 2 item
5 Kejelasan gambar materi dalam media stand
5,6 2 item
Jumlah 10 item
36
F. Ujicoba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan pada sampel penelitian, terlebih
dahulu instrumen di uji cobakan kepada siswa di luar penelitian. dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Analisis Butir Instrumen
a. Taraf Kesukaran
Menurut Arikunto (2012: 222) bilangan yang menunjukkan
sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran
(difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,0 sampai
dengan 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan
bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan
bahwa soalnya terlalu mudah. Rumus mencari indeks kesukaran:
P =
Dimana:
P
B
JS
: indeks kesukaran
: banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
: Jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran
sering diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Soal dengan P 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
2) Soal dengan P 0,31 – 0,70 adalah soal sedang
3) Soal dengan P 0,71 – 1,00 adalah soal mudah
37
Dalam penelitian ini kriteria uji butir soal akan digunakan
bila memenuhi syarat 0,31 ≤ p ≤ 0,70.
b. Daya Pembeda
Menurut Arikunto (2012: 226) daya pembeda soal adalah
kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai
(berkemampuan rendah). Untuk mengukur daya pembeda suatu
soal menggunakan rumus sebagai berikut:
D =
Dimana:
D
J
JA
JB
BA
BB
PA
PA
:
:
:
:
:
:
:
:
daya pembeda
jumlah peserta tes
banyaknya peserta kelompok atas
banyaknya peserta kelompok bawah
banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab
soal itu dengan benar
banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab
soal itu dengan benar
proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
(ingat, P sebagai indeks kesukaran)
proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab
benar
38
Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:
D
D
D
D
:
:
:
:
0,00 – 0,20 adalah soal jelek
0,21 – 0,40 adalah soal cukup
0,41 – 0,70 adalah soal baik
0,71 – 1,00 adalah soal baik sekali
Kriteria uji daya pembeda dinyatakan memenuhi syarat jika
D ≥ 0,3.
2. Analisis Instrumen
Pada analisis data ini dengan skala likert, maka variable yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak menyusun butir-butir instrumen
yang berupa pertanyaan/ pernyataan yang perlu dijawab oleh
responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan
atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata. Maka
penilaian interprestasi responden terhadap kualitas produk dengan
menggunakan rumus indek % berikut ini :
Rumus index % = ⁴ x 100
Keterangan :
total skor : T x Pn (total jumlah responden x pilihan angka skor likert)
Y : skor tertinggi likert x jumlah reponden
39
Tabel 5 Kriteria interprestasi skor berdasarkan interval :
No Indek % Klasifikasi kualitas
1 0% - 19,99% Kurang sekali
2 20% - 39,99% Kurang baik
3 40% - 59,99% Cukup
4 60% - 79,99% Baik
5 80% - 100% Sangat baik
G. Analisis Data
Dalam analisis ini data diperoleh dari skor angka dan kemudian
dimasukan dalam tabel statistik dari penilaian ahli materi, ahli media dan
skor hasil angket yang kemudian dihitung rata-ratanya
a. Untuk mencari mean atau nilai rata-rata dengan cara menggunakan rumus:
X∑XN
Keterangan:
X (Mean) : Nilai rata-rata
b. Uji T
Uji T digunakan untuk membandingkan rata-rata hasil belajar
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rumus yang digunakan
rumus berikut:
∑ ∑2
1 1
X : Jumlah seluruh nilai
N : Jumlah siswa
40
Keterangan M = nilai rata-rata hasil per kelompok
N = banyaknya subjek
X = deviasi setiap nilai dan
Y = deviasi setiap nilai dari mean
c. Untuk menghitung nilai tes pilihan ganda adalah sebagai berikut:
NilaiPerolehan SkorSkor Maksimal
X 100
Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan sebagai
pedoman digunakan ketetapan sebagai berikut.
Tabel 5 Konvensi Tingkat Pencapaian
No Rentang Nilai Kategori 1 86,5 – 100 Sangat baik 2 72,5 – 86 Baik
3 58,5 – 72 Cukup
4 44,5 – 58 Kurang 5 ≤ 44 Sangat kurang
41
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pengembangan media pembelajaran dilakukan berdasarkan studi
pendahuluan. Proses pembuatannya dilakukan melalui pengumpulan materi
melalui referensi yang relevan. Pengembangan media pembelajaran ini
melalui tahap validasi yaitu validasi materi dan validasi media, agar
memperoleh masukan secara komprehensif untuk kelayakan media jika
diujicobakan. Setelah media pembelajaran mendapat rekomendasi dari
validator maka media pembelajaran diujikan ke lapangan melalui tiga tahapan
yaitu uji kelompok kecil, uji kelompok besar, dan uji operasional.
1. DataValidasi AhliMedia
Validasi media dilakukan untuk memperoleh masukan tentang
media yang dikembangkan. Hasil masukan tersebut digunakan untuk
merevisi media sebelum diujicobakan. Berdasarkan hasil skor penilaian
oleh ahli media terhadap media yang sedang dibuat termasuk memperoleh
skor 58 dengan presentase 77,33%. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa hasil validasi oleh ahli media menunjukkan media pembelajaran
sistem wiper washer termasuk kategori baik.Hasil validasi tiap item oleh
ahli media adalah sebagai berikut:
42
Tabel7 Hasil Validasi Ahli Media
No Indikator Skor % Kategori 1 Media pembelajaran Stand
sesuaidengan SK dan KD pada materi sistem wiper washer
4 80% Baik
2 Media pembelajaran Stand memperjelas konsep system wiper washer
4 80% Baik
3 Media pembelajaran Stand mempermudah pemahaman siswa
4 80% Baik
4 Petunjuk penggunaan media pembelajaranStand mudah dimengerti
4 80% Baik
5 Media pembelajaran Stand mudah digunakan
4 80% Baik
6 Media pembelajaran Stand mudah dibawa
4 80% Baik
7 Media pembelajaran Stand disajikan dalam warna yang menarik
3 60% Cukup
8 Bentuk media pembelajaran Stand sesuai dengan alat peraga pada umumnya
4 80% Baik
9 Media pembelajaran Stand menggunakan bahan yang tidak berbahaya
4 80% Baik
10 Media pembelajaran Stand menggunakan bahan yang mudahdidapatkan
4 80% Baik
11 Media pembelajaran Stand tidak memerlukan banyak bahan
4 80% Baik
12 Media pembelajaran Stand mudah diproduksi ulang
4 80% Baik
13 Media pembelajaran Stand tahan lama
4 80% Baik
14 Media pembelajaran Stand dibuat dari bahan yang ekonomis
3 60% Cukup
15 Dalam pembuatan media pembelajaran Stand ,tidak memerlukan waktu yang lama
4 80% Baik
Jumlah Skor 58 SM 75 Persentase 77,33 Klasifikasi Baik
43
BerdasarkanTabel 6 diketahui hasil analisis data terhadap 15 item
yang divalidasi oleh ahli media, maka kriteria penilaian pada aspek media
adalah sebagai berikut :
a. Media pembelajaran Stand sesuaidengan SK dan KD pada materi
sistem wiper washer, ahli media memberikan skor 4 dengan presentase
80%. Berdasarkan kriteria interprestasi data 80% termasuk kategori
baik.
b. Media pembelajaran Stand memperjelas konsep system wiper washer,
ahli media memberikan skor 4 dengan presentase 80%. Berdasarkan
kriteria interprestasi data 80% termasuk kategori baik.
c. Media pembelajaran Stand mempermudah pemahaman siswa, ahli
media memberikan skor 4 dengan presentase 80%. Berdasarkan
kriteria interprestasi data 80% termasuk kategori baik.
d. Petunjuk penggunaan media pembelajaranStand mudah dimengerti,
ahli media memberikan skor 4 dengan presentase 80%. Berdasarkan
kriteria interprestasi data 80% termasuk kategori baik.
e. Media pembelajaran Stand mudah digunakan, ahli media memberikan
skor 4 dengan presentase 80%. Berdasarkan kriteria interprestasi data
80% termasuk kategori baik.
f. Media pembelajaran Stand mudah dibawa, ahli media memberikan
skor 4 dengan presentase 80%. Berdasarkan kriteria interprestasi data
80% termasuk kategori baik.
44
g. Media pembelajaran Stand disajikan dalam warna yang menarik, ahli
media memberikan skor 3 dengan presentase 60%. Berdasarkan
kriteria interprestasi data 6% termasuk kategori cukup.
h. Bentuk media pembelajaran Stand sesuai dengan alat peraga pada
umumnya, ahli media memberikan skor 4 dengan presentase 80%.
Berdasarkan kriteria interprestasi data 80% termasuk kategori baik.
i. Media pembelajaran Stand menggunakan bahan yang tidak berbahaya,
ahli media memberikan skor 4 dengan presentase 80%. Berdasarkan
kriteria interprestasi data 80% termasuk kategori baik.
j. Media pembelajaran Stand menggunakan bahan yang mudah
didapatkan, ahli media memberikan skor 4 dengan presentase 80%.
Berdasarkan kriteria interprestasi data 80% termasuk kategori baik.
k. Media pembelajaran Stand tidak memerlukan banyak bahan, ahli
media memberikan skor 4 dengan presentase 80%. Berdasarkan
kriteria interprestasi data 80% termasuk kategori baik.
l. Media pembelajaran Stand mudah diproduksi ulang, ahli media
memberikan skor 4 dengan presentase 80%. Berdasarkan kriteria
interprestasi data 80% termasuk kategori baik.
m. Media pembelajaran Stand tahan lama, ahli media memberikan skor 4
dengan presentase 80%. Berdasarkan kriteria interprestasi data 80%
termasuk kategori baik.
45
n. Media pembelajaran Stand dibuat dari bahan yang ekonomis, ahli
media memberikan skor 3dengan presentase 68%. Berdasarkan
kriteria interprestasi data 60% termasuk kategori cukup.
o. Dalam pembuatan media pembelajaran Stand ,tidak memerlukan
waktu yang lama, ahli media memberikan skor 4 dengan presentase
80%. Berdasarkan kriteria interprestasi data 80% termasuk kategori
baik.
Data pada Tabel 7 dapat dibuat ke dalam diagram batang sebagai
berikut :
Gambar 2 Hasil Validasi Ahli Media
2. Data validasi Ahli materi
Validasi materi dilakukan untuk memperoleh masukan
tentangmateri yang dikembangkan.Hasil masukan tersebut digunakan
untuk merevisi angket dan tes sebelum diujicobakan. Validasi disetujui
pada 12 Maret 2015 bertempat di ruang Dosen Program Studi Pendidikan
46
Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo. Hasil Validitas
ahli materi adalah sebagai berikut:
Tabel 8 Hasil Validasi Ahli Materi
No Indikator Skor % Kategori 1 Kesesuaian materi dengan TIK 4 80 Baik
2 Kesesuaian media stand dengan materi
4 80 Baik
3 Kemudahan siswa dalam mendalami materi dengan menggunakan media stand
5 100 Sangat Baik
4 Sistematika penyusunan isi materi pada media stand
4 80 Baik
5
Kesesuaian materi yang disampaikan dengan tingkat kebutuhan atau perkembangan siswa
4 80 Baik
6
Efisiensi waktu merangkai rangkaian wiper washer pada media stand terhadap tujuan yang ditetapkan
4 80 Baik
7 Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan kemampuan siswa
3 60 Cukup
8 Kejelasan gambar materi pada media stand
5 100 Sangat Baik
9 Kesesuaian format media yang ditampilkan dengan topik yang disampaikan
3 60 Cukup
10 Kesesuaian media untuk mencapai tujuan yang diharapkan
4 80 Baik
Jumlah Skor 40 SM 50 Persentase 80 Klasifikasi Baik
Berdasarkan Tabel 7 diketahui Hasil validasi ahli materi diperoleh
skor 40 dengan presentase 80%, sehingga media yang dikembangkan
termasuk kategori baik. Adapun penilaian masing-masing indikator adalah
sebagai berikut:
47
a. Kesesuaian materi dengan TIK, ahli materi memberikan skor 4 dengan
presentase 80%. Berdasarkan kriteria interprestasi data 80%
termasuk kategori baik.
b. Kesesuaian media stand dengan materi, ahli materi memberikan skor 4
dengan presentase 80%. Berdasarkan kriteria interprestasi data 80%
termasuk kategori baik.
c. Kemudahan siswa dalam mendalami materi dengan menggunakan
media stand, ahli materi memberikan skor 5 dengan presentase 100%.
Berdasarkan kriteria interprestasi data 100% termasuk kategori sangat
baik.
d. Sistematika penyusunan isi materi pada media stand, ahli materi
memberikan skor 4 dengan presentase 80%. Berdasarkan kriteria
interprestasi data 80% termasuk kategori baik.
e. Kesesuaian materi yang disampaikan dengan tingkat kebutuhan atau
perkembangan siswa, ahli materi memberikan skor 4 dengan
presentase 80%. Berdasarkan kriteria interprestasi data 80%
termasuk kategori baik.
f. Efisiensi waktu merangkai rangkaian wiper washer pada media stand
terhadap tujuan yang ditetapkan, ahli materi memberikan skor 4
dengan presentase 80%. Berdasarkan kriteria interprestasi data 80%
termasuk kategori baik.
48
g. Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan kemampuan siswa, ahli
materi memberikan skor 3 dengan presentase 60%. Berdasarkan
kriteria interprestasi data 60% termasuk kategori cukup.
h. Kejelasan gambar materi pada media stand, ahli materi memberikan
skor 5 dengan presentase 100%. Berdasarkan kriteria interprestasi
data 100% termasuk kategori sangat baik.
i. Kesesuaian format media yang ditampilkan dengan topik yang
disampaikan, ahli materi memberiksn skor 5 dengan presentase 100%.
Berdasarkan kriteria interprestasi data 100% termasuk kategori sangat
baik.
j. Kesesuaian media untuk mencapai tujuan yang diharapkan, ahli materi
memberiksn skor 4 dengan presentase 80%. Berdasarkan kriteria
interprestasi data 80% termasuk kategori baik.
Data pada Tabel 7 bila digambarkan pada sebuah histogram adalah
sebagai berikut:
Gambar 3 Hasil Validasi Ahli Materi
49
3. Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk memperoleh tanggapan
terhadap kualitas media baik secara teknis, materi maupun pengaruhnya
terhadap belajar mereka. Beberapa saran dari siswa bisa dijadikan dasar
untuk merevisi dan untuk diujicobakan pada tahap selanjutnya.Uji coba
kelompok kecil dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2016 bertempat di
ruang praktek teknik kendaraan ringan SMK Ma’arif 2 Gombong.
Tabel 9 Hasil Uji Kelompok Kecil
No Indikator Skor % Kategori 1 Memahami materi dalam media
stand 22 88 Sangat Baik 2 Mengerti bahasa yang digunakan 19 76 Baik 3 Mendapatkan pengetahuan baru
dari media stand 18 72 Cukup 4 Pengaruh gambar terhadap
kejelasan materi 20 80 Baik 5 Kejelasan materi dalam media
stand 19 76 Baik 6 Tempo merangkai rangkaian
wiper 21 84 Baik 7 Perasaan setelah belajar dengan
media stand 19 76 Baik 8 Pengaruh media stand terhadap
kesenangan untuk belajar 19 76 Baik 9 Ketertarikan belajar
menggunakan media stand 20 80 Baik 10 Kejelasan gambar rangkaian
sistem wiper washerpada stand 19 76 Baik Jumlah Skor 196 SM 250 Persentase 78,4 Klasifikasi Baik
50
Uji coba kelompok kecil yang melibatkan 5 siswa kelas XI TKR 3
SMK Ma’arif 2 Gombong diperoleh jumlah skor penilaian 196 sehingga
persentase penilaian adalah 78,4%.Berdasarkan analisis hasil uji coba
kelompok kecil diatas sudah menunjukkan skortermasuk baik sehingga
pengembangan media dapat dilanjutkan pada tahap ujicoba produk
akhir.Adapun penilaian masing-masing indikator pada uji coba kelompok
kecil adalah sebagai berikut :
a. Memahami materi dalam media stand, diperoleh total skor 22 dengan
presentase 88%.Berdasarkan interprestasi data 88% termasuk kategori
sangat baik.
b. Mengerti bahasa yang digunakan,diperoleh total skor 19 dengan
presentase 76%.Berdasarkan interprestasi data 76% termasuk kategori
baik.
c. Mendapatkan pengetahuan baru dari media stand, diperoleh total skor
18 dengan presentase 72%. Berdasarkan interprestasi data 72%
termasuk kategori cukup..
d. Pengaruh gambar terhadap kejelasan materi, diperoleh total skor 20
dengan presentase 8%. Berdasarkan interprestasi data 80 % termasuk
kategori baik.
e. Kejelasan materi dalam media stand,diperoleh total skor 19 dengan
presentase 76%. Berdasarkan interprestasi data 76% termasuk kategori
baik.
51
f. Tempo merangkai rangkaian wiper,diperoleh total skor 21 dengan
presentase 84%. Berdasarkan interprestasi data 846% termasuk
kategori baik.
g. Perasaan setelah belajar dengan media stand, diperoleh total skor 19
dengan presentase 76%.Berdasarkan interprestasi data 76% termasuk
kategori baik.
h. Pengaruh media stand terhadap kesenangan untuk belajar, diperoleh
total skor 19 dengan presentase 76%.Berdasarkan interprestasi data
76% termasuk kategori baik.
i. Ketertarikan belajar menggunakan media stand, diperoleh total skor 20
dengan presentase 80%. Berdasarkan interprestasi data 80 % termasuk
kategori baik.
j. Kejelasan gambar rangkaian sistem wiper washer pada stand,
diperoleh total skor 19 dengan presentase 76%. Berdasarkan
interprestasi data 76% termasuk kategori baik.
Data pada Tabel 8 bila digambarkan ke dalam sebuah histogram
hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 4 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
52
4. Hasil Uji Coba Kelompok Besar
Hasil tanggapan siswa terhadap media diperoleh skor total 1727 Skor
maksimal yang dapat tercapai 2050 sehingga diperoleh persentase sebesar
84,24%. Hal ini menunjukkan tanggapan siswa terhadap media
pembelajaran termasuk kategori baik.Hasil tanggapan siswa terhadap
media pembelajaranpada masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
Tabel 10 Hasil Uji Coba Kelompok Besar
(Tanggapan Siswa terhadap Media Pembelajaran) No Indikator Skor % Kategori
1 Memahami materi dalam media stand 178 86.83 Sangat Baik
2 Mengerti bahasa yang digunakan 182 88.78 Sangat Baik
3 Mendapatkan pengetahuan baru dari media stand 185 90.24 Sangat Baik
4 Pengaruh gambar terhadap kejelasan materi 170 82.93 Baik
5 Kejelasan materi dalam media stand 172 83.90 Baik
6 Tempo merangkai rangkaian wiper 160 78.05 Baik
7 Perasaan setelah belajar dengan media stand 172 83.90 Baik
8 Pengaruh media stand terhadap kesenangan untuk belajar 166 80.98 Baik
9 Ketertarikan belajar menggunakan media stand 170 82.93 Baik
10 Kejelasan gambar rangkaian sistem wiper washerpada stand 172 83.90 Baik
Jumlah Skor 1727 SM 2050 Persentase 84,24 Klasifikasi Baik
53
Berdasarkan tabel tanggapan siswa terhadap media pembelajaran
yang dibuat adalah sebagai berikut:
a. Memahami materi dalam media stand, diperoleh skor 178 dengan
presentase 86,83%. Berdasarkan kriteria interprestasi data 86,83%
termasuk ketegori sangat baik.
b. Mengerti bahasa yang digunakan,diperoleh skor 182 dengan
presentase 88,78% Berdasarkan kriteria interprestasi data 88,78%
termasuk ketegori sangat baik.
c. Mendapatkan pengetahuan baru dari media stand, diperoleh skor 185
dengan presentase 90,24% Berdasarskan kriteria interprestasi data
90,24% termasuk ketegori sangat baik.
d. Pengaruh gambar terhadap kejelasan materi,diperoleh skor 170
dengan presentase 82,93 % Berdasarskan kriteria interprestasi data
82,93% termasuk ketegori baik.
e. Kejelasan materi dalam media stand, diperoleh skor 172 dengan
presentase 83,90% Berdasarskan kriteria interprestasi data 83,90%
termasuk ketegori baik.
f. Tempo merangkai rangkaian wiper, diperoleh skor 160 dengan
presentase 78,05% Berdasarskan kriteria interprestasi data 78,05%
termasuk ketegori baik.
g. Perasaan setelah belajar dengan media stand, diperoleh skor 172
dengan presentase 83,90% Berdasarskan kriteria interprestasi data
83,90% termasuk ketegori baik.
54
h. Pengaruh media stand terhadap kesenangan untuk belajar, diperoleh
skor 166 dengan presentase 80,98 % Berdasarkan kriteria interprestasi
data 80,98 % termasuk ketegori baik.
i. Ketertarikan belajar menggunakan media stand, diperoleh skor 170
dengan presentase 82,93 % Berdasarskan kriteria interprestasi data
82,93% termasuk ketegori baik.
j. Kejelasan gambar rangkaian sistem wiper washer pada stand,
diperoleh skor 172 dengan presentase 83,90% Berdasarskan kriteria
interprestasi data 83,90% termasuk ketegori baik.
Data pada Tabel 9 bila digambarkan ke dalam sebuah histogram
hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 5 Hasil Uji Coba Kelompok Besar
55
5. Hasil Belajar
a. Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
Hasil Evaluasi kelas eksperimen diperoleh menggunakan tes
yang terdiri dari 20 item soal. Hasilnya dapat dijabarkan sebagai
berikut:
Tabel 11 Rangkuman Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen
Indiakator Nilai
N 41
Rata-rata 82.56 Tertinggi 95.00 Terendah 65.00 Modus 95.00 Median 80.00 Std Deviasi 9.49 Jumlah 3385 KKM 75 Nilai> KKM 34 Ketuntasan Klasikal 82.93
Berdasarkan Tabel 11diketahui hasil tes pada kelas eksperimen
diperoleh skor rata-rata 82,56. Jumlah siswa yang memiliki nilai
memenuhi kriteria ketuntasan menimal (KKM) sebanyak34 orang
sehingga ketuntasan klasikal yang telah tercapai adalah 82,93%.
Statistik deskriptif Hasil Belajar kelas eksperimen dapat dibuat grafik
sebagai berikut:
56
Gambar 6 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelas Eksperimen
b. Hasil Belajar Kelas Kontrol
HasilEvaluasi kelas kontrol diperoleh menggunakan tes yang
terdiri dari 20 item soal. Hasilnya dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 12 Rangkuman Hasil Evaluasi Kelompok Kontrol
Indiakator Nilai
N 42 Rata-rata 72.86 Tertinggi 85.00 Terendah 60.00 Modus 80.00 Median 75.00 Std Deviasi 7.97 Jumlah 3060 KKM 75 Nilai > KKM 25 Ketuntasan Klasikal 59.52
57
Berdasarkan Tabel 12diketahui hasil tes pada kelas kontrol
diperoleh skor rata-rata 72,86. Jumlah siswa yang memiliki nilai
memenuhi kriteria ketuntasan menimal (KKM)25orang sehingga
ketuntasan klasikal yang telah tercapai adalah 59,52%.
Gambar 7 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelas Kontrol
B. Pembahasan Hasil Uji Coba
1. Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran
Berdasarkan prosedur pengembangan yang sudah dikemukakan
dalam pengembangan media pembelajarandi kelas XI TKR SMK Ma’arif
2 Gombong pengembangan ini dilakukan dalam beberapa tahapan
langkah pengembangan, yaitu
a. Potensi dan Masalah
Pada tahap ini potensi dan masalah dapat diambil dari
pengamatan persoalan-persoalan yang muncul dalam kegiatan proses
58
pembelajaran sehari-hari. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui
beberapa potensi dan permasalahan sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran belum sepenuhnya mengoptimalkan
penggunaan media pembelajaran menyebabkan sebagian siswa
memiliki minat dan motivasi yang kurang.
2) Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan tidak tersedianya alat
dan sumber pembelajaran yang memadai di sekolah teresebut.
3) Media pembelajaranyang dirancang diharapkan bisa
meningkatkan efektivitas belajar siswa dalam pembelajaran
kususnya pembelajaran sistem wiper washer.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sebagai sumber informasi berupa
bahan perencanaan produk untuk digunakan peneliti dalam membuat
media pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi masalah dan
meningkatkan potensi yang ada. Peneliti dalam pengumpulan data
menggunakan observasi yang dilakukan pada bulan Desember 2015,
sedangkan materi yang dipilih adalah pada mata pelajaran sistem
pengapian.
c. Desain Produk
Dalam proses perencanaan desain pengembangan media
pembelajaran perlu adanya rancangan desain sebagai gambaran
proses pembuatan media pembelajaranyang kemudian
diimpletasikan menjadi desain yang sebenarnya.
59
d. Validasi Desain
Hasilpenilaian ahli materi diperoleh hasil 80,00%..
Berdasarkan hasil penilaian tersebut diketahui bahwa media
pembelajaran yang dikembangkantermasuk kriteria baik dan dapat
digunakan pada proses pembelajaran. Berdasarkan analisis hasil
ujicobavalidasi diatas, validatormemberikan beberapa saran terhadap
media yang sedang dikembangkan agar media pembelajaran dibuat
lebih menarik.
Berdasarkan hasil tersebut skor penilaian oleh ahli media
terhadap media pembelajaran yang sedang dibuat memperoleh skor
77,33%. Dengandemikian dapat dikatakan bahwa hasilvalidasi oleh
ahli media menunjukkan media pembelajaran sistem wiper washer
termasuk ketegori baik.
e. Revisi Desain
Setelahdilakukan validasi oleh dua pakar yang telah
berpengalaman dalam bidangnya, hasil validasi ahli materi tidak ada
kekurangan yang ada pada desain media pembelajaran, sedangkan
hasil validasi oleh ahli media terdapat beberapa kekurangan yang
harus direvisi dan saran perbaikan. Saran perbaikan dari ahli media
yang diberikan sudah dilakukan dan di perbaiki. Hasil penilaian
secara lengkap dapat dilihat dilampiran.
60
f. Uji Coba Produk
Uji coba kelompok kecil yang melibatkan 5 siswa kelas XI
TKR 3 SMK Ma’arif 2 Gombong skor penilaian terhadap media
sebesar 86,50%. Berdasarkan analisis hasil uji coba kelompok kecil
diatas sudah menunjukkan skor termasuk kategori
baiksehinggapengembangan media dapat dilanjutkan pada tahap
ujicoba produk akhir.
g. Revisi Produk
Revisi produk digunakan untuk mengetahui kelemahan sebuah
produk yang akan diujicobakan, selanjutnya kelemahan tersebut di
kurangi dengan cara memperbaiki produk. Pada revisi desain
yangdilakukan oleh ahli media terdapatbeberapa kekurangan yang
harus diperbaiki.
h. Pemakaian Produk
Pemakaian produk merupakan proses setelah produk yang
berupa stand sistem wiper washertelah selesai melalui tahap validasi
desain, revisi desain, ujicoba produk dan revisi produk. Pada tahap
ini produk yang berupa media pembelajaran ini telah siap digunakan
menjadi sebuah cara untuk mempermudah proses pembelajaran.
Pemakaian produk ini dilakukan di kelas XI TKR 2 SMK
Ma’arif 2 Gombong.Pada pemakaian produk ini diperoleh skor
tanggapan siswa terhadap media sebesar 84,24%. Berdasarkan
61
kriteria persentase tersebut menunjukkan media yang dibuat
termasuk kategori baik.
2. Perbandingan hasil evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berikut ini disajikan hasil analisis data Hasil Belajar kelas
eksperimen dan kontrol.
Tabel 13 Hasil Analisis Data Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Indikator Statistik Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol
Jumlah 3385 3060
Rata-rata 82,56 72,86
Skor Tertinggi 95 85
Skor Terendah 65 60
N 41 42
KKM 75 75
Nilai > KKM 34 25
Ketuntasan Klasikal 82,93 59,52
Hasil analisis menunjukkan rata-rata Hasil Belajar kelas eksperimen
82,56 sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 72,86. Hal ini berarti rata-
rata Hasil belajar kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan media
pembelajaran adalah 82,56 lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar
kelas kontrol yang tidak memakai media pembelajaransebesar 72,56.
62
Tabel 14 Hasil Uji tPrestasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol
Independent Samples Test
Prestasi_Belajar
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
Levene's Test for Equality of
Variances
F 2.228
Sig. .139
t-test for Equality of Means T 5.047 5.036
Df 81 77.980
Sig. (2-tailed) .000 .000
Mean Difference 9.70383 9.70383
Std. Error Difference 1.92282 1.92688
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower 5.87802 5.86770
Upper 13.52965 13.53997
Hasil keluaran program SPSS pada independent sample t test pada
bagian uji homongenitas varian diperoleh Fhitung =2,228 dengan p=0,139.
Karena p>0,05 menunjukkan kedua kelompok memiliki varian homogen
sehingga thitung dibaca pada bagian equal variance assumed. Hasil uji t
menggunakan teknik indepedence sample t test diperoleht hitung sebesar
5,047dengan p=0,000<0,05 menunjukkan terdapat perbedaan signifikan
antara rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan nilai rata-rata hasil
belajar kelas kontrol. Artinya penggunaan media pembelajaran memiliki
pengaruh efektif dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran sistem
wiper washer.
63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pengembangan ini, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Proses pembuatan media pembelajaran system kelistrikan berupa stand
dan berdasarkan analisis masalah dan disesuaikan dengan kebutuhan
sehingga diharapkan membentuk suatu media yang siap pakai. Tahap
pengembangan media pembelajaran sistem kelistrikan pada siswa Kelas
XI TKR SMK Ma’arif 2 gombong telah meliputi pencarian potensi
masalah, pengumpulan informasi, desain produk, validasi desain,
perbaikan desain, uji coba produk, pengujian produk, uji coba pemakaian
dan revisi produk.
2. Hasil validasi produk oleh ahli materi maupun ahli media, uji coba
kelompok kecil dan uji coba pemakaian produk menunjukkan produk
layak digunakan sebagai media pembelajaran.
3. Hasil uji pembeda membuktikan bahwa media pembelajaran yang dibuat
efektif untuk meningkatkan hasil belajar (thitung = 5,014 dan p=0,000)
Media pembelajaran dapat digunakan dalam pembelajaran sebagai media
untuk meningkatkan hasil belajar karena dalam ujicoba kelompok besar
dengan jumlah siswa 40 orang dibuktikan memiliki rata-rata hasil belajar
82,56 lebih tinggi daripada rata-rata kelas kontrol 72,86.
64
B. Saran
Agar produk yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara maksimal
dalam kegiatan pembelajaran, maka ada beberapa saran yang terkait dengan
media pembelajaran antara lain :
1. Bagi guru
Guru menggunakan metode yang bervariatif didukung dengan pemakaian
media pembelajaran sehingga akan meningkatkan minat, motivasi dan
pemahaman peserta dan prestasi belajarnya.
2. Bagi sekolah
Pihak sekolah sebaiknya menerapkan media pembelajaran di semua
kompetensi lain pada mapel kompetensi kejuruan serta melengkapi sarana
dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang media pembelajaran
tersebut.
3. Bagi peneliti berikutnya
Pengembang berikutnya agar lebih kreatif serta menemukan ide-ide baru
dalam pembuatan media pembelajaran, sehingga akan meningkatkan hasil
belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Ahmadi dan Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Anonim. 2000. New Step 1 Training Manual. Toyota -Astra Motor
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Djamarah dan Zain. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Lilik Wahyu Utomo. 2012. Psikologi Pendidikan. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo
Mahanani, Kurnia. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Otomotif Berbasis Free Web Blog Pokok Bahasan Sistem Starter dan Pengisian untuk Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Kediri. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UM. Diakses di http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TM/article/view/15941 Pada tanggal 23 Maret 2014
Marjani, Dedi . 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Aplikasi Macromedia Flash pada Mata Pelajaran Pebaikan Sistem Starter Pengisisan di SMK Taman Siswa Yogyakarta. S1 thesis, UNY. Diakses di http://eprints.uny.ac.id/2794/ pada tanggal 23 Maret 2014
Muhibbin Syah. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Oemar Hamalik. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Syaiful Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Eko Putro Widoyoko. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Eko Putro Widoyoko. 2014. Penilaian Hasil Belajar di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
67
VALIDASI AHLI MEDIA
No. KriteriaValiditas 1 2 3 4 5
1 Media pembelajaran Stand sesuaidengan SK dan KD pada materi sistem wiper washer
V
2 Media pembelajaran Stand memperjelas konsep system wiper washer
V
3 Media pembelajaran Stand mempermudah pemahaman siswa
V
4 Petunjuk penggunaan media pembelajaranStand mudah dimengerti
V
5 Media pembelajaran Stand mudah digunakan
V
6 Media pembelajaran Stand mudah dibawa
V
7 Media pembelajaran Stand disajikan dalam warna yang menarik
V
8 Bentuk media pembelajaran Stand sesuai dengan alat peraga pada umumnya
V
9 Media pembelajaran Stand menggunakan bahan yang tidak berbahaya
V
10 Media pembelajaran Stand menggunakan bahan yang mudahdidapatkan
V
11 Media pembelajaran Stand tidak memerlukan banyak bahan
V
12 Media pembelajaran Stand mudah diproduksi ulang
V
13 Media pembelajaran Stand tahan lama
V
14 Media pembelajaran Stand dibuat dari bahan yang ekonomis
V
15 Dalam pembuatan media pembelajaran Stand ,tidak memerlukan waktu yang lama
V
Jumlah 0 0 2 13 0
Total Skor 58 Skor Maksimal 75 Persentase 77,33Kategori Baik
Lampiran 1
68
HASIL VALIDASI AHLI MATERI
No Indikator Kriteria
1 2 3 4 5
1 Kesesuaian materi dengan TIK v
2 Kesesuaian media stand dengan materi v
3 Kemudahan siswa dalam mendalami materi dengan menggunakan media stand
v
4 Sistematika penyusunan isi materi pada media stand
v
5 Kesesuaian materi yang disampaikan dengan tingkat kebutuhan atau perkembangan siswa
v
6 Efisiensi waktu merangkai rangkaian wiper washer pada media stand terhadap tujuan yang ditetapkan
v
7 Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan kemampuan siswa
v
8 Kejelasan gambar materi pada media stand
v
9 Kesesuaian format media yang ditampilkan dengan topik yang disampaikan
v
10 Kesesuaian media untuk mencapai tujuan yang diharapkan
v
Jumlah 0 0 2 6 2
Total Skor 40 Skor Maksimal 50 Persentase 80,00 Kategori Baik
Lampiran 2
69
Lampiran 3
70
Lampiran 4
71
72
DATA PRESTASI BELAJAR KELAS EKSPERIMEN
No No Induk Nama Nilai 1 7103 ACHMAD SEPTIO AJI 70 2 7106 ADE RIYAN HENDRAWAN 95 3 7108 ADEN RAFLI SAPUTRA 90 4 7113 AFID SETIAWAN 90 5 7121 AHMAD NURAPIK 95 6 7130 ALFRIAN PANJI KUSUMA 95 7 7148 APRONI 90 8 7152 ARIF NUROHMAN 95 9 7162 AULIA N!KMATU VAJAR 70 10 7166 BAYU ASEP PRASETYO 85 11 7167 BAYU DWI KRISNADI 65 12 7168 BIMA INDRA ISWOYO 95 13 7171 CATUR PANDU SADERMA 85 14 7176 DANANG IMRON SAFINGI 85 15 7192 EDI SUPRIYANTO 85 16 7193 EDO IMAM TAUFIQ 80 17 7199 ENDRA SURYANTO 75 18 7200 EVIN SUGIATNO 70 19 7201 FAHRI HUZAEN 80 20 7208 FEBRIANI KUSUMA .W 70 21 7212 FENLY GANESSA 65 22 7226 HAMZAH 70 23 7227 HARNO WALUYO 80 24 7229 HARYADI 90 25 7233 HILTON FAIZ 80 26 7241 IMAM SAFINGI 90 27 7245 INDRA SUPRAPTO 75 28 7249 IRFAN SETYAWAN 95 29 7255 KRESNHA RESTU BUANA 95 30 7265 MIFTAHUDIN KHOERI 95 31 7267 MOHAMAD AFIF ASHARI 95 32 7273 MUFID ZAINUL ABROR 75 33 7274 MUHAMAD DEDI SEPTIAWAN 80 34 7283 PANJI ASMORO 75 35 7288 PRADANA WAHYUNI 90 36 7302 RIFQI INDRIAN PRATAMA 80 37 7303 RIKI WAHYUDI 85 38 7326 SLAMET WIDODO 80 39 7330 SYAHRUL SIDIQ 75 40 7335 TEGUH WAHYUDI 75 41 7343 VIKY ADITIA 75
Lampiran 5
73
Rata-rata 82,56 Tertinggi 95,00 Terendah 65,00 Modus 95,00 Median 80,00 Std Deviasi 9,49 Jumlah 3385 KKM 75 Nilai > KKM 34 Ketuntasan Klasikal 82,93
74
DATA PRESTASI BELAJAR KELAS EKSPERIMEN
No No Induk Nama Nilai
1 7105 ADE MEILYAR WIRAWAN 70 2 7110 ADI SANTOSO 65 3 7112 ADITYA FATAN HAMISENO 60 4 7114 AGIL WIHANDOYO 60 5 7118 AGUS PRAYITNO 75 6 7124 AP TRI UTOMO 65 7 7128 ALAN WIDIYATIN 75 8 7131 ALI MACHFUD ABIMANYU 80 9 7133 ALIFAN 80 10 7142 ANDIKA SURYA 75 11 7144 ANDRIYAN AGUS PRIYANTO 75 12 7145 ANDYTA YOGA PRATAMA 80 13 7149 ARGI PFtASETY0 80 14 7153 ARIF SETIA AJI 75 15 7158 ARLAN SUPRINGGO 60 16 7160 ASEP SETIAWAN 80 17 7165 BAYU AGUNG WIDODO 80 18 7178 DANAR RIANTO 60 19 7181 DENDY ILHAMSYAH 80 20 7182 DENI SUAJI 75 21 7191 EDI CAHYONO 65 22 7197 EKO PRASETIYO 75 23 7207 FAJAR 80 24 7211 FELIK PURNAMA WAHYU 60 25 7218 FIRMAN ARIF NASOKHA 80
26 7219 FIRMAN RAMADHAN 85 27 7231 HENDRY ARDIANT 70 28 7242 IMAM SAHRONI 70 29 7256 LILI INDRA KHARISMA 75 30 7262 MARUS All 65 31 7263 MAULANA ZIDNI LUTHFI 80 32 7292 RAHMAT TRI WAHYUDI 80 33 7293 RAKHMATJULIYANTI 85 34 7299 RIAN SAPUTRO 75 35 7318 SAIFUL AZIZ ALFAUJI 70 36 7320 SEVEN RIMBA PAMUNGKAS 75
Lampiran 6
75
37 7324 SLAMET AGUS SANTOSO 80 38 7332 TAUFIQ ADI SAPUTRA 70 39 7334 TEGAR PRANOTO 60 40 7342 VIKI BAKHTIAR 65 41 7344 WAHYU All PRABOWO 60 42 7359 YUDHI PRASTYO 85
Rata-rata 72,86 Tertinggi 85,00 Terendah 60,00 Modus 80,00 Median 75,00 Std Deviasi 7,97 Jumlah 3060 KKM 75 Nilai > KKM 25 Ketuntasan Klasikal 59,52
76
Hasil Uji t
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Prestasi_Belajar Eksperimen 41 82.5610 9.49486 1.48285
Kontrol 42 72.8571 7.97426 1.23046
Independent Samples Test
Prestasi_Belajar
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
Levene's Test for Equality of
Variances
F 2.228
Sig. .139
t-test for Equality of Means t 5.047 5.036
df 81 77.980
Sig. (2-tailed) .000 .000
Mean Difference 9.70383 9.70383
Std. Error Difference 1.92282 1.92688
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower 5.87802 5.86770
Upper 13.52965 13.53997
Lampiran 7
77
Lampiran 8
78
Lampiran 9
79
Lampiran 10
80
Lampiran 11
81
Lampiran 12
82
Lampiran 13
83
Lampiran 14
84
Lampiran 15
85
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. STANDAR KOMPTENSI
Memperbaiki kerusakan pada sistem kelistrikan kelengkapan tambahan
(Accessories) install auxyliary electrical equipment
B. KOMPETENSI DASAR
Memasang perlengkapan system wiper and washer
C. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi komponen atau peralatan system wiper and washer
2. Mampu memasang system wiper and washer
3. Mampu memperbaiki kerusakan system wipper and washer
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. AKADEMIS
a. Mengidentifikasi komponen system wiper and washer
b. Siswa dapat menjelaskan prosedur pemasangan system wiper and
washer
c. Siswa dapat malakukan perbaikan system wipper and washer dengan
memperhatikan keselamatan kerja
2. KARAKTER
a. Siswa menjadi pribadi yang mandiri
b. Siswa menjadi pribadi yang kreatif
c. Siswa menjadi pribadi yang disiplin
d. Siswa menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Lampiran 15
87
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Identifikasi komponen dan perbaikan system wiper and washer
F. METODE & MODEL PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Praktik
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
No
KEGIATAN ALOKASI
WAKTU KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
1 KEGIATAN AWAL
a. Apersepsi materi
pembelajaran
b. Memberikan sekilas
informasi mengenai
pentingnya perbaikan system
starter pada mobil
c. Memberikan Informasi
mengenai tujuan yang akan
dicapai dalam pelaksanaan
pembelajaran
a. Menanggapi dan
bertanya
b. Memperhatikan,
menaggapi dan bertanya
c. Memperhatikan,
menaggapi dan bertanya
45”
88
2 KEGIATAN INTI
a. Membagi siswa menjadi 6
kelompok
b. Memberikan pengarahan
kepada siswa sebelum
melaksanakan kegiatan
pemasangan wipper and
washer system
c. Menjelaskan prosedur
pemasangan wipper and
washer system
d. Memberikan job sheet serta
media praktikum berupa 1
unit kepada tiap kelompok
siswa.
e. Membimbing siswa dalam
melaksanakan kegiatan
pemasangan wipper and
washer system
a. Membagi kelompok
b. Mendengarkan
pengarahan dari guru
c. Memperhatikan,
mencatat, dan bertanya
d. Melaksanakan kegiatan
praktikum dengan
kelompok masing-
masing
e. Mengisi job sheet
praktik perbaikan sistem
starter
315”
3 KEGIATAN AHIR
a. Membuat kesimpulan akhir
pembelajaran
b. Memberikan informasi untuk
materi selanjutnya
c. Memberikan tugas rumah
(PR)
a. Memperhatikan,
mencatat dan bertanya
b. Memperhatikan
c. Mencatat tugas
45”
JUMLAH 405”
89
Pertemuan ke 2
No KEGIATAN ALOKASI
WAKTU KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
1 KEGIATAN AWAL
a. Apersepsi materi pembelajaran
b. Memeriksa tugas pada pertemuan sebelumnya
c. Membahas tugas
a. Menanggapi dan bertanya
b. Memperhatikan, menaggapi dan bertanya
c. Tanya jawab
45”
2 KEGIATAN INTI
a. Memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan di lakukan pada praktik perbaikan di pertemuan ke 2 serta menekankan kepada siswa untuk lebih memperhatikan K3
b. Memberikan jobsheet c. Memerintahkan setiap
kelompok siswa untuk melakukan kegiatan praktik pemeriksaan dan perbaikan wipper and washer system
d. Membimbing siswa dalam melaksanakan kegiatan praktik perbaikan wipper and washer system
a. Mendengarkan pengarahan dari guru
b. Memperhatikan dan melaksanakan petunjuk guru
c. Melaksanakan kegiatan praktikum dengan kelompok masing-masing
315”
3 KEGIATAN AHIR
a. Memerintahkan siswa untuk mngumpulkan jobsheet.
b. Membuat kesimpulan akhir pembelajaran
c. Memberikan tugas rumah merangkum seluruh kegiatan yang telah dilakukan siswa pada kegiatan peraktek ke 2
d. Memberikan informasi untuk materi selanjutnya
a. Mengumpulkan jobsheet
b. Memperhatikan, mencatat dan bertanya
c. Menulis tugas
d. Memperhatikan dan bertanya.
45”
JUMLAH 405”
90
H. SUMBER BELAJAR
1. Media
a. Gambar
b. Slide power point
c. Modul dan jobsheet
d. Unit kendaraan
2. Alat
a. LCD Proyektor
b. Laptop
3. Pustaka
a. Spesifikasi pabrik untuk kendaraan
b. Spesifikasi pabrik untuk produk komponen
c. SOP (Standar Operasional Prosedur)
I. EVALUASI
Terdiri dari penilaian:
1. Pengetahuan (kognitif)
2. Sikap(afektif)
3. Unjuk kerja (psikomobilik)
86
SILABUS
NAMA SEKOLAH : SMK MA’ARIF 2 GOMBONG
MATA PELAJARAN : Teknik Kendaraan Ringan
KELAS/SEMESTER : XI TKR
STANDAR KOMPETENS : Memperbaiki kerusakan pada sistem kelistrikan kelengkapan tambahan (Accessories) install auxyliary electrical equipment
KODE KOMPETENSI :
ALOKASI WAKTU : 10 x 45 menit
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARA
N
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR KARAKTE
R
TM
PS
PI
Memasang perlengkapan wiper and washer system
1. Mengidentifikasi komponen atau peralatan wiper and washer system
2. Mampu memasang wiper and washer system dengan benar
3. Mampu memperbaiki kerusakan wiper and washer system
Komponen wiper and washer system
Pemasangan wiper and washer system
Memperbaiki kerusakan wiper and washer system
Identifikasi komponen wiper washer
Fungsi wiper washer dan komponennya
Memahami karakteristik cairan washer dengan cara menggali informasi pada buku manual
Tes Tertulis
Observasi
2 2
Modul Job
Sheet Peralata
n engkel
Jujur Toleransi Disiplin
Lam
piran
16 91
92
Nama :
Kelas :
Petunjuk No 1 – 10 : Pilihlah jawaban yang dianggap tepat dengan memberi tanda silang pada huruf a, b, c, d atau e pada lembar jawab
1. Fungsi wiper digunakan untuk … a. Menghapus air hujan b. Menyapu debu di kaca mobil c. Menyapu air hujan, lumpur dan kotoran d. Menyapu air hujan e. Menghisap kotoran di kaca
2. Dibawah ini yang bukan komponen wiper adalah … a. Tuas wiper b. Lengan wiper c. Motor wiper d. Sikat wiper e. Wiper blade
3. Berikut jenis wiper menurut fungsinya kecuali … a. Single speed b. 2 speed wiper c. Intermitten d. Washer link wiper e. Wiper Washer system
4. Elektrolit baterai pada penggerak wiper berisi… a. H2O b. H2SO4 c. Air d. Asam Sulfat e. A,b, c, dan d benar
5. Komposisi pengisi baterai terdiri dari … a. 65% air dan 35% asam sulfat b. 50% air dan 50% asam sulfat c. 35% air dan 65% asam sulfat d. 40% air dan 60% asam sulfat e. 64% air dan 36% asam sulfat
6. Fungsi sekering adalah … a. Menghindari hubungan pendek b. Mencegah kerusakan akibat kelebihan arus c. Mencegah kerusakan akibat tegangan tinggi d. Menghindari korosi alat listrik e. Mencegahan kerusakan akibat kelebihan daya listrik
7. Penghubung dan pemutus arus secara elektromagnetis adalah …
Lampiran 17
93
a. Saklar b. Sekering c. Relay d. Motor e. Wiper Blade
8. Fungsi tuas wiper adalah mengubah gerak putar motor wiper menjadi … a. Gerak tranlasi b. Gerak elektromagnetik c. Gerak listrik d. Gerak mekanik e. A, b, c, d tidak ada yang benar
9. Dibawah ini yang bukan merupakan komponen penyusun lengan wiper adalah … a. Arm head b. Retainer c. Arm piece d. Wiper blade e. A, b, c salah
10. Washer biasanya berisi … a. Campuran air dan detergen b. Campuran air dan shampo c. Air murni d. Detergan e. A, b, c dan d salah
Petunjuk Soal Nomor 11-20 Jawablah dengan ketentuan : Jawaban A jika pernyataan 1, 2, dan 3 betul Jawaban B jika pernyataan 1 dan 3 betul Jawaban C jika pernyataan 2 dan 4 betul Jawaban D jika pernyataan 4 betul Jawaban E jika pernyataan semua betul 11. Fungsi wiper digunakan untuk …
1. Menghapus air hujan 2. Menyapu debu di kaca mobil 3. Menyapu air hujan, lumpur dan kotoran 4. Menyapu air hujan
12. Komponen penyusun wiper
1) Tuas wiper 2) Lengan wiper 3) Motor wiper 4) Sikat wiper
94
13. Komponen pengisi ACCU1) Air2) Air garam3) Asam Sulfat4) Asam sulfit
14. Fungsi relay1) Memutus arus2) Menyambung tegangan3) Menghubungkan arus4) Menghemat daya listik
15. Jenis Wiper menurut fungsinyaa. Single speedb. 2 speed wiperc. Intermittend. Wiper Washer system
16. Merupakan penyusun lengan wipera. Single speedb. Arm Headc. Intermittend. Retainer
17. Pengisi Washer pada Wipera. Detergenb. NaClc. Aird. Oksigen
18. Fungsi sekering adalah mencegah kerusakan akibat kelebihana. Bebanb. Teganganc. Dayad. Arus
19. Fungsi tuas wiper adalah menimbulkan geraka. Mendatarb. Menyampingc. Berputard. Translasi
20. Bukan merupakan penyusun lengan wipera. Single speedb. Arm Headc. Intermittend. Retainer
~GOOD LUCK ~
95
DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 18
96
97