215
PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA PADA MATA PELAJARAN BUSANA PRIA SISWA KELAS XI DI SMK MA’ARIF 2 PIYUNGAN TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Program Sarjana Pendidikan Oleh: Nanik Novi Kayati NIM 09513244032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA PADA MATA PELAJARAN BUSANA PRIA SISWA KELAS XI

DI SMK MA’ARIF 2 PIYUNGAN

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Program Sarjana Pendidikan

Oleh: Nanik Novi Kayati NIM 09513244032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

ii

PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA PADA MATA PELAJARAN BUSANA PRIA SISWA KELAS XI

DI SMK MA’ARIF 2 PIYUNGAN

Oleh

Nanik Novi Kayati NIM. 09513244032

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan modul pembuatan celana pria pada mata pelajaran busana pria siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan,dan (2)mengetahui kelayakan modul pembuatan celana pria sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran busana pria di SMK Ma’arif 2 Piyungan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development).Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tata busana kelas XI di SMK Ma’arif 2Piyungan sebanyak 25 siswa.Jenis instrumen yang digunakan pada penelitian pengembangan modul pembuatan celana priaberupa kuesioner atau angket lembar penilaian untuk validator ahli materi, validator ahli media, dan siswa yang digunakan untuk menggali data sesuai dengan tujuan dari peneliti.Validitas instrument dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan nilai r tabel sebesar 0,300 dan reliabilitas menggunakan rumus Alpha Croncbach nilai koefisien reliabilitas modul pembelajaran sebesar 0,997 lebih besar dari 0,600. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini adalah: (1) media pembelajaran pembuatan celana pria dikembangkan dengan menggunakan metode pengembangan dari Borg and Gall dengan modifikasi. Terdapat sembilan tahapan dalam modul pembelajaran pembuatan celana pria dalam penelitian ini yaitu analisis kebutuhan, pengumpulan informasi, rancangan modul pembuatan celana pria, penyusunan modul pembuatan celana pria, validasi ahli materi dan ahli media, penilaian kelayakan modul, produk modul, uji kelompok kecil, dan uji kelayakan peserta didik, dan (2) penilaian tingkat kelayakan modul pembelajaran pembuatan celana pria secara keseluruhan dinyatakan layak oleh ahli media dan ahli materi. Penilaian siswa didapatkan penilaian yang sangat layak dengan persentase skor setiap aspek antara lain a) aspek fungsi manfaat modul berada pada kategori sangat layak sebesar 85,0%, b) aspek tampilan modul berada pada kategori sangat layak dan layak sebesar 50,0%, c) aspek format modul berada pada kategori layak sebesar 80,0%, d) aspek isi/materi modul berada pada kategori layak sebesar 70,0%; dan e) aspek penilaian modul secara keseluruhan berada pada kategori layak sebesar 60,0%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran dapat digunakan sebagai media pembelajaran baik digunakan oleh guru sebagai pegangan dalam mengajar maupun bagi siswa dalam belajar.Selain itu, modul pembelajaran dapat digunakan sebagai media pengayaan untuk menambah wawasan dalam kompetensi dasar pembuatan celana pria.

Kata kunci: Pengembangan, Modul,dan Celana Pria

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka
Page 4: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka
Page 5: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka
Page 6: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

v

HALAMAN MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-

sungguh urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya

kami berharap” (Al Insyirah: 6-8)

Saat kamu terjatuh, tersenyumlah. Karena orang yang pernah jatuh

adalah orang yang berjalan menuju keberhasilan.

Sukses tak akan dating bagi mereka yang hanya menunggu tak

berbuat apa-apa, tapi bagi mereka yang selalu berusaha wujudkan

mimpinya.

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah karya sederhana ini

untuk:

• Ibu tercinta, yang telah bekerja keras membiayai kuliahku…

• Almarhum Ayah tercinta, do’amu selalu menemani setiap

langkahku hingga mencapai kesuksesan…

• Adikku yang kusayangi…

• Mas ku yang selalu memberikan support, perhatian dan

kasih sayang…

• Sahabat-sahabatku S1 NR angkatan 2009…

• Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang

kubanggakan…

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji Syukur kehadirat Alaah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas

Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “ Pengembangan Modul

Pembuatan Celana Pria Pada Mata Pelajaran Busana Pria Siswa Kelas XI di SMK

Ma’arif 2 Piyungan” dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini

dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain.

Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Ibu Sri Wisdiati, M.Pd selaku dosen Pembimbing dan Ketua Penguji Tugas

Akhir Skripsi yang telah banyak memberikan semangat, dorongan, dan

bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

2. Ibu Prapti Karomah selaku validator instrument penelitian Tugas Akhir Skripsi

yang memberikan saran / masukan perbaikan sehingga penelitian Tugas

Akhir Skripsi dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

3. Ibu Kapti Asiatun, M.Pd selaku Sekretaris dan Ketua Program Studi

Pendidikan Teknik Busana yang memberikan koreksi perbaikan secara

komprehensif terhadap Tugas Akhir Skripsi ini.

4. Ibu Dr. Widihastuti selaku Penguji yang memberikan koreksi perbaikan

secara komprehensif terhadap Tugas Akhir Skripsi ini.

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

viii

5. Bapak Noor Fitrihana, M.Eng selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Boga

dan Busana beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan

fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya

Tugas Akhir Skripsi ini

6. Bapak Dr. Moch Bruri Triyono selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Yogyakarta yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir

Skripsi.

7. Bapak Saifudin, S.Ag selaku Kepaka SMK Ma’arif 2 Piyungan yang telah

member ijin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi

ini

8. Para guru dan staf SMK Ma’arif 2 Piyungan yang telah member bantuan

memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir Skripsi

ini.

9. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat

disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas

Akhir Skripsi ini.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di

atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT

dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau

pihak lain yang membutuhkannya.

Yogyakarta, November 2015

Penulis,

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

ix

Nanik Novi Kayati

NIM. 09513244032

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL. ................................................................................ i ABSTRAK ............................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN. ........................................................................ iv SURAT PERNYATAAN .............................................................................. v HALAMAN MOTTO .................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii KATA PENGANTAR. ................................................................................. viii DAFTAR ISI. ........................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii DAFTAR TABEL. ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. ................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah. ......................................................................... 3 C. Batasan Masalah. ............................................................................. 4 D. Rumusan Masalah. ........................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian. ............................................................................ 5 F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan. ............................................. 5 G. Manfaat Penelitian. ........................................................................... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka. ................................................................................ 8 1. Pembelajaran . ................................................................................. 8

a. Pengertian pembelajaran. ............................................................ 8 b. Prinsip-prinsip pembelajaran. ....................................................... 9 c. Komponen-komponen pembelajaran. ............................................ 11

2. Media pembelajaran. ........................................................................ 13 a. Pengertian media pembelajaran. .................................................. 13 b. Fungsi media pembelajaran. ..................................................................... 14 c. Jenis media pembelajaran. .......................................................... 15 d. Kriteria pemilihan media pembelajaran. ........................................ 16

3. Modul sebagai media pembelajaran. .................................................. 17 a. Pengertian modul. ....................................................................... 17 b. Kelebihan dan keterbatan modul. ................................................. 19 c. Karakteristik modul sebagai media pembelajaran. .......................... 22 d. Fungsi dan tujuan pembuatan modul. ........................................... 27 e. Prinsip penulisan modul. .............................................................. 31 f. Penyusunan modul pembuatan celana pria. ................................... 33

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

x

g. Komponen-komponen modul. ...................................................... 40 4. Busana pria. .................................................................................... 43 B. Penelitian yang relevan. .................................................................... 46 C. Kerangka Berfikir. ............................................................................. 49 D. Pertanyaan Penelitian. ...................................................................... 51 BAB III. METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ...................................................................... 53 B. Prosedur Pengembangan .................................................................. 54 C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 59 D. Subjek Penelitian .............................................................................. 59 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 60 F. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 61 G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................... 69 1. Validitas Instrumen Pengembangan Modul ......................................... 69 2. Realibitas Instrumen Pengembangan Modul ........................................ 70

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. ................................................................................ 75 B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 93 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ........................................................................................ 103 B. Keterbatasan penelitian .................................................................... 104 C. Saran .............................................................................................. 104

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 105 LAMPIRAN .......................................................................................... 107

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir ........................................................ 49 Gambar 2. Prosedur penelitian dan pengembangan modul menurut borg And gall ................................................................................ 55 Gambar 3. Konsep Penyusunan Modul Dengan Modifikasi.......................... 81 Gambar 4. Pie Chart Aspek Fungsi manfaat Modul .................................... 88 Gambar 5. Pie Chart Aspek Tampilan Modul ............................................. 89 Gambar 6.Pie Chart Aspek Format Modul ................................................. 91 Gambar 7. Pie Chart Aspek Isi/Materi Modul ............................................ 92 Gambar 8. Pie Chart Aspek Penelitian Modul Secara Keseluruhan ............... 93

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.Penelitian dan Posisi Penelitian .................................................... 48 Tabel 2.Pengkategorian Dan Pembobotan Skor ........................................ 62 Tabel3.Kategori Penilaian Hasil Kelayakan Modul Oleh Para Ahli ................. 62 Tabel4.Kisi-Kisi Instrumen Kelayakan Modul Oleh Ahli Media Pembelajaran63 Tabel5. Kisi-Kisi Instrumen Kelayakan Modul Oleh Ahli Materi Busana Pria .. 64 Tabel6. Kriteria Kelayakan Modul Untuk Siswa .......................................... 65 Tabel7. Interpretasi kategori Penliaian Hasil Kelayakan Modul Oleh Siswa ... 66 Tabel 8. Kisi-Kisi Instrumen Kelayakan Modul Oleh Siswa .......................... 67 Tabel 9. Pedoman untuk Menentukan Tinggi rendahnya Reabilitas Instrumen 72 Tabel 10.Kriteria Penilaian Kelayakan Modul Oleh Ahli Media, Ahli Materi, danGuru Busana Pria ................................................................ 73 Tabel 11. Kriteria Panilaian Kelayakan Modul Oleh Siswa ........................... 74 Tabel 12.Kelayakan Modul Pembelajaran Pembuatan Celana Pria Ditinjau DariAhli Media .......................................................................... 85 Tabel 13. Kelayakan Modul Pembelajaran Pembuatan Celana Pria Ditinjau Dari Guru ................................................................................ 85 Tabel 14.Hasil Validitas Oleh Peserta Didik .............................................. 86 Tabel 15. Hasil Perhitungan Pada Aspek Fungsi manfaat Modul ................. 88 Tabel 16. Hasil Perhitungan Pada Aspek Tampilan Modul .......................... 89 Tabel 17. Hasil Perhitungan Pada Aspek Format Modul ............................. 90 Tabel 18. Hasil Perhitungan Pada Aspek Isi/Materi Modul .......................... 91 Tabel 19. Hasil Perhitungan Pada Aspek Penilaian Modul Secara Keseluruhan 93

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Observasi dan Hasil Wawancara.................................... 108 Lampiran 2. Silabus dan RPP .................................................................. 112 Lampiran 3. Instrumen Kelayakan Modul ................................................. 149 Lampiran 4. Hasil Validasi Kelayakan Modul ............................................. 170 Lampiran 5. Uji Kelayakan Modul oleh Siswa ............................................ 181 Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian ............................................................. 191 Lampiran 7. Dokumentasi ....................................................................... 200

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan

manusia. Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara

Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan,

dimana dengan pendidikan akan dihasilkan generasi berkualitas yang akan

berperan dalam pembangunan bangsa dan Negara dalam era globalisasi. Fungsi

pendidikan adalah untuk membimbing anak kearah tujuan yang dinilai tinggi,

yaitu agar anak tersebut bertambah pengetahuan dan ketrampilan serta memiliki

sikap yang benar.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu dari

penyelenggaraan pendididkan. SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan

kejuruan yang memiliki tugas mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat

bekerja pada bidang-bidang tertentu. Dalam perkembangannya SMK dituntut

harus mampu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat

berakselerasi dengan kemajuan iptek.

Lulusan SMK dipengaruhi oleh proses belajar mengajar ketika menempuh

pendidikan di sekolah. Ada perbedaan antara SMK dengan sekolah umum yaitu

adanya pelajaran produktif/ praktik di bengkel/ laboratorium di samping

pelajaran teori. Pada pelajaran praktik inilah peran guru sangat berpengaruh

terhadap kemampuan siswa pada saat terjun ke dunia industri.

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

2

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ma’arif 2 Piyungan merupakan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) yang terus berkembang menuju sekolah yang

memiliki kualitas yang mampu mencetak lulusan yang memiliki keahlian

dibidangnya masing-masing, mampu bekerja di industri serta memiliki

pengetahuan yang luas.

Guru mempunyai peranan yang sangat menentukan untuk dapat terus

meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran, karena guru memegang kendali

utama untuk keberhasilan tercapainya tujuan pendidikan. Guru mempunyai tugas

penting yaitu menentukan konsep pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan

sekolah dan keadaan siswa. Oleh sebab itu, guru harus memiliki keterampilan

mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode,

menggunakan media dan mengalokasikan waktu yang dicakup dalam suatu

model pembelajaran.

Secara umum, pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ma’arif 2 Piyungan,

rendahnya minat dan belum maksimalnya hasil belajar pada mata pelajaran

busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat berlangsung

sebagaimana mestinya. Kondisi itu antara lain disebabkan pembelajaran masih

didominasi oleh penggunaan sumber belajar yang masih kurang.

Maka hasil dari pengamatan pada pembelajaran membuat busana pria di

SMK Ma’arif 2 Piyungan ditemukan beberapa kelemahan diantaranya adalah

kegiatan pembelajaran kurang bervariasi yaitu pembelajaran masih berpusat

kepada guru, keterbatasan sumber belajar yang digunakan dalam proses belajar

mengajar pembuatan celana pria pada mata pelajaran busana pria, keterbatasan

media pembelajaran yaitu dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

3

papan tulis dan job sheet untuk menjelaskan materi, sumber belajar pembuatan

celana pria untuk pembelajaran busana pria belum dirancang dan dibuat secara

sistematis, belum tersedia modul pembuatan celana pria yang layak digunakan

sebagai sumber belajar pada mata pelajaran busana pria. Kebanyakan siswa

hanya menunggu intruksi dari guru, hal ini disebabkan karena siswa tidak

memiliki budaya belajar mandiri, selalu bergantung pada guru, tanpa diterangkan

guru siswa tidak mau belajar sendiri dan kurangnya sumber belajar sehingga

siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui lebih dahulu materi yang

akan dibahas.

Mata pelajaran busana pria di SMK Ma’arif 2 Piyungan pada pembuatan

celana pria memerlukan modul sebagai sumber belajar siswa. Pembuatan modul

pembelajaran sangat penting dilakukan. Karena media pembelajaran berupa

modul ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu memiliki cakupan materi yang

lebih luas dibandingkan dengan media pembelajaran berupa job sheet, memiliki

rangkuman materi, dan tes formatif. Melalui modul pembuatan celana pria ini

diharapkan siswa dapat belajar secara mandiri, lebih semangat dan tuntas

karena modul ini memberi fasilitas kepada siswa untuk mengulangi bagian-

bagian yang penting untuk dipelajari, dilengkapi gambar dan sistematikanya

disusun secara runtut dengan bahasa sederhana dan jelas.

Dengan adanya permasalahan tersebut penulis tertarik untuk meneliti

permasalahan tersebut dengan judul “Pengembangan Modul Pembuatan Celana

Pria Pada Mata Pelajaran Busana Pria Siswa Kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan.

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, masalah – masalah yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran kurang bervariasi yaitu proses belajar mengajar masih

berpusat kepada guru.

2. Keterbatasan sumber belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar

dalam pembuatan celana pria pada mata pelajaran busana pria.

3. Keterbatasan penggunaan media pembelajaran, yaitu dalam proses

pembelajaran guru hanya menggunakan papan tulis dan job sheet untuk

menjelaskan materi.

4. Sumber belajar modul pembuatan celana pria untuk pembelajaran busana

pria belum dirancang dan dibuat secara sistematis

5. Belum tersedia modul pembuatan celana pria yang layak digunakan sebagai

sumber belajar pada mata pelajaran busana pria

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tentunya tidak semua masalah akan

dilakukan penelitian, maka pada penelitian ini masalah akan dibatasi pada

pengembangan modul pembuatan celana pria pada mata pelajaran busana pria

siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan atas pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang akan

dipecahkan pada penelitian ini adalah:

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

5

1. Bagaimana pengembangan modul pembuatan celana pria pada mata

pelajaran busana pria siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan?

2. Bagaimana kelayakan modul pembuatan celana pria pada mata pelajaran

busana pria siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mengetahui:

1. Mengembangkan modul pembuatan celana pria sebagai media pembelajaran

pada mata pelajaran busana pria siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan.

2. Mengetahui kelayakan pengguanaan modul pembuatan celana pria sebagai

media pembelajaran pada mata pelajaran busana pria di SMK Ma’arif 2

Piyungan.

F. Spesifikasi Produk Yang Akan Dikembangkan

Penelitian ini menghasilkan sebuah modul untuk pembelajaran busana pria

tentang pembuatan celana pria di SMK Ma’arif 2 Piyungan. Modul dibuat menarik

agar mendorong minat siswa dalam belajar membuat celana pria. Sampul modul

diberi warna ilustrasi gambar yang menarik, isi dari modul ini disusun secara

sistematis dan jelas sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD) pada silabus, serta dilengkapi contoh gambar pembuatan celana pria.

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

6

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi

berbagai pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam dunia

pendidikan. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta

Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian,

selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang prestasi belajar siswa yang berhubungan dengan

manfat penggunaan modul pembuatan celana pria.

2. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan Ma’arif 2 Piyungan

Dengan adanya modul pembuatan celana pria diharapkan meningkatkan

minat belajar siswa sehingga prestasi siswa juga meningkat.

3. Bagi Guru

Dengan adanya modul pembuatan celana pria ini diharapkan dapat

digunakan oleh pendidik / guru:

a. Sebagai media pembelajaran agar lebih mudah dalam penyampaian materi

pelajaran.

b. Untuk membantu guru mengetahui tingkat kreativitas peserta didik.

4. Bagi Siswa

Dengan adanya media pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi siswa sebagai berikut:

a. Sebagai sumber belajar mandiri sehingga siswa dapat meningkatkan dan

menggali kreativitasnya sehingga hasil dan prestasi belajarnya juga

meningkat.

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

7

b. Dengan media modul dapat menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dan memotivasi siswa untuk terus berkarya.

5. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat:

a. Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti mengenai media belajar

dalam pembelajaran

c. Dapat mengetahui cara membuat celana pria yang baik dan menarik yang

dapat membantu siswa didalam proses belajar mengajar.

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran

a. Pengertian pembelajaran

Pembelajaran merupakan hal penting dan menjadi inti dalam setiap proses

pendidikan. Pembelajaran menurut Kamus Bahasa Indonesia (1999:15) adalah

proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut Oemar

Hamalik (2003:54) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun unsure-

unsur manusia, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi

untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Sedangkan menurut Nana

Sudjana, pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara

siswa dengan guru yang diarahlan kepada tujuan. Belajar adalah proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, seperti berubahnya

pengetahuan, pemahaman, kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan

aspek lain yang ada pada siswa. Sedangkan mengajar juga merupakan suatu

proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar

siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses

belajar. Berdasarkan dari uraian di atas bahwa pembelajaran merupakan suatu

kegiatan antara peserta didik dan pendidik dengan komponen pembelajaran

lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pelaksanaan program pendidikan di Sekolah Menengah kejuruan (SMK)

maupun lembaga pendidikan kejuruan lainnya, pembelajaran praktik memegang

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

9

peranan penting. Melalui kegiatan pembelajaran praktik, siswa akan dapat

menguasai keterampilan kerja secara optimal. Pembelajaran praktik kejuruan

pada dasarnya adalah proses belajar mengajar yang dilakukan pada pelajaran

bidang studi kejuruan seperti teknik mesin, teknik sipil dan teknik busana.

Sedangkan mata pelajaran praktik adalah mata pelajaran yang lebih menekankan

pada pengaplikasian suatu teori dalam kondisi waktu dan situasi yang terbatas di

laboratorium, bengkel, ruang kerja, dan lain sebagainya. Misalnya pelajaran

menjahit busana merupakan pelajaran yang sifatnya mengaplikasikan teori-teori

menjahit busana.

b. Prinsip – Prinsip Pembelajaran

Adapun prinsip – prinsip pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.

Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran

sesuai dengan kebutuhannya. Saat proses pembelajaran, perhatian merupakan

faktor yang besar pengaruhnya. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk

mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah

yang akan diberikan; memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus

diselesaikan.

Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan

belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas

seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang

memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

10

perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya.

Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan adanya

tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya tidaknya motivasi dalam diri

peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya.

Motivasi dapat bersifat internal, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri

peserta didik dan juga eksternal baik dari guru, orang tua, teman dan

sebagainya. Berkenaan dengan prinsip motivasi ini ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, yaitu: memberikan

dorongan, memberikan insentif dan juga motivasi berprestasi.

2) Keaktifan

Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa

mengolah informasi yang kita terima, tidak hanya menyimpan saja tanpa

mengadakan tansformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif,

dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu mencari, menemukan dan

menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Thordike mengemukakan

keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum "law of exercise"-nya yang

menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Semakin sering

berlatih maka akan semakin paham. Hal ini juga sebagaimana yang dikemukakan

oleh Mc.Keachie bahwa individu merupakan "manusia belajar yang aktif selalu

ingin tahu".

Saat proses belajar, siswa harus menampakkan keaktifan. Keaktifan itu

dapat berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang

sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

11

keterampilan-keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis misalnya

menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang

dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil

percobaan dan lain sebagainya.

3) Keterlibatan Langsung / Pengalaman

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan

tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan

pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah

belajar melalui pengalaman langsung. Belajar melalui pengalaman langsung ini

siswa tidak hanya mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung

dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Pembelajaran itu

akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya"

bukan "mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru, sebagaimana yang

dikemukakan Nurhadi bahwa siswa akan belajar dngan baik apabila yang mereka

pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses

belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah.

c. Komponen-komponen pembelajaran

Nana Sudjana (2005:57) mengemukakan bahwa komponen-komponen yang

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran meliputi:

1) Komponen tujuan intruksional, yang meliputi aspek-aspek ruang lingkup

tujuan, reabilitas tujuan yang terkandung di dalamnya, rumusan tujuan,

tingkat kesulitan pencapaian tujuan, kesesuaian dengan kemampuan siswa,

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

12

jumlah dan waktu yang tersedia untuk mencapainya, kesesuaian dengan

kurikulum yang berlaku, keterlaksanaannya dalam pembelajaran

2) Komponen bahan/metode pengajaran yang meliputi ruang lingkupnya,

kesesuaian dengan tujuan, tingkat kesulitan bahan, kemudahan untuk

memperoleh dan mempelajarinya, daya gunanya bagi siswa, keterlaksanaan

sesuai waktu yang tersedia, sumber-sumber untuk mempelajarinya,

kesinambungan bahan, relevansi bahan kebutuhan siswa, prasyarat

mempelajarinya

3) Komponen siswa, yang meliputi kemampuan prasyarat, minat, perhatian,

motivasi, sikap, cara belajar, kesulitan belajar, fasilitas yang dimiliki,

hubungan social denga teman sekelas, masalah belajar yang dihadapi,

karakteristik dan kepribadian, kebutuhan belajar, identitas siswa dan

keluarganya yang erat kaitannya dengan pendidikan sekolah

4) Komponen guru yang meliputi penguasaan pelajaran, keterampilan

mengajar, sikap keguruan, pengalaman mengajar, cara mengajar, cara

menilai, kemauan, dan kemampuan memberikan bantuan dan bimbingan

kepada siswa, hubungan dengan siswa dan rekan sejawatnya, penampilan

diri dan keterampilan lain yang diperlukan

5) Komponen media, yang meliputi jenis media, daya guna, kemudahan

pengadaannya, kelengkapannya, manfaatnya bagi siswa dan guru, cara

menggunakannya

6) Komponen penilaian yang meliputi jenis alat penilaian yang digunakan, isi

dan rumusan pertanyaan, pemeriksaan dan interprestasinya, system

penilaian yang digunakan, pelaksanaan penilaian, tindak lanjut penilaian,

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

13

tingkat kesulitan soal, validasi dan realibilitas penilaian, daya pembeda,

frekuensi dan perencanaan penilaian.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat berperan dalam pelaksanaan proses belajar

mengajar dengan media, peserta didik dapat menerima pesan dari guru.

Menurut Azhar Arsyad (2003:4), media pembelajaran adalah alat yang membawa

pesan-pesab atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung

maksud-maksud dalam pengajaran. Pesan-pesan pengajaran yang disampaikan

guru kepada siswa harus dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat,

dan perhatian siswa.

Sedangkan menurut Arief S. Sadiman (2009), media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat

siswa sehingga proses belajar terjadi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah salah satu alat komunikasi/ perantara yang mengantarkan

materi pelajaran oleh pengajar kepada siswa dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran dinyatakan efektif apabila dengan menggunakan media

pembelajaran, siswa lebih memahami materi pembelajaran yang disampaikan

oleh pengajar.

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

14

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Keberhasilan pembelajaran ditandai dengan perolehan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap positif pada diri setiap individu sesuai dengan tujuan

yang diharapkan. Keberhasilan belajar ini sangat dipengaruhi oleh banyak factor,

salah satunya adalah enggunaan media yang berfungsi sebagai perantara, sadah

atau penyambung pesan-pesan pembelajaran.

Hamalik dan Azhar arsyad (2005), mengemukakan bahwa pemakaian media

pembelaharan dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan

dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,

dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran sangat

membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan isi

pembelajaran pada saat itu. media pembelajaran dapat membantu siswa

meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Menurut Dina Indriana (2011), media berfungsi mengarahkan siswa untuk

memperoleh berbagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar (learning

experience) tergantung pada interaksi siswa dengan media. Media yang tepat

dan sesuai dengan tujuan belajar akan mampu meningkatkan pengalaman

belajar sehingga anak didik dapat mempertinggi hasil belajar.

Menurut Kemp dan Dayton dalam Dina Indriyana (2011), mengemukakan

bahwa media pembelajaran memiliki beberapa manfaat, diantaranya:

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar 2. Pembelajaran dapat lebih menarik 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

15

4. Dengan menerapkan teori belajar, maka dapat mempersingkat pelaksanaan pembelajaran

5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan 6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukan 7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran ditingkatkan 8. Peran guru berubah kea rah yang lebih positif

Selain itu, media pembelajaran juga mempunyai manfaat yang angat penting

bagi kesuksesan proses belajar mengajar serta tujuan pembelajaran. Nilai dan

manfaat media pembelajaran adalah membuat konkret berbagai konsep abstrak.

Konsep-konsep yang dirasa masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara

langsung kepada siswa bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui

pemanfaatan media pembelajaran dan menampilkan objek yang terlau besar

atau kecil ke dalam ruang pembelajaran.

Dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dan manfaat

media pembelajaran adalah untuk memperjelas penyajian, mempermudah

pembelajaran, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera,

membangkitkan motivasi belajar, mengatasi sikap pasif siswa, meningkatkan

pemahaman terhadap materi.

c. Jenis Media Pembelajaran

Arif S. Sadiman (2009:19), “media pembelajaran meliputi modul cetak, film,

televisi, film bingkai, film tangkai, program radio, computer dan lainnya dengan

ciri dan kemampuan yang berbeda.” Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2008),

digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana, sedangkan

dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

16

kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat sederhana, seperti slide, fotografi,

diagram, dan bagan, objek-objek nyata serta kunjungan ke luar sekolah.

Menurut dina Indriana (2011), “beberapa jenis media antara lain media cetak

(printed media), media pameran (displayed media), media yang diproyeksikan

(projected media), rekaman audio (audiotape recording), gambar gerak (motion

picture), dan media berbasis computer (computer based media)”.

Briggs dalam Arif S. Sadiman (2009), jenis media lebih mengarah pada

karakteristik menurut rangsangan (stimulus) yang dapat ditimbulkan dari media

sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas

pembelajaran, bahan dan transmisi-nya. Briggs mengidentifikasikan 13 macam

media dalam pembelajaran, yaitu objek, model, suara langsung, rekaman audio,

media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film

bingkai, film, televisi, dan gambar.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis

media pembelajaran mengarah pada peningkatan efektifitas pembelajaran,

karakteristik menurut rangsangan (stimulus) kepada siswa, tugas pembelajaran,

bahan dan transmisi-nya. Jenis – jenis media pembelajaran meliputi media visual

/ grafis/ dua dimensi, media tiga dimensi, media audial, media proyeksi serta

lingkungan. Modul merupakan media cetak sebagai bagian dari jenis media

visual/ grafis/ dua dimensi.

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Menurut Arif S. Sadiman (2009:85),” criteria pemilihan media harus

dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

17

keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya

(karakteristik) media yang bersangkutan.

“pertimbangan dalam memilih media, antara lain; tujuan pengajaran yang

akan dicapai, karakteristik siswa, karakteristik media, alokasi waktu,

kompatibelitas (sesuai dengan norma), ketersediaan biaya, mutu teknis, dan

artistik” (Chomin S. Widodo dan Jasmadi, 2008:39). Pengetahuan dan

pemahaman yang perlu dikuasai oleh guru tentang media pembelajaran meliputi:

1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;

2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; 3. Seluk beluk proses belajar; 4. Hubungan antara mode mengajar dan media pndidikan; 5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran; 6. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan; 7. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan; 8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran; 9. Usaha inovasi dalam media pendidikan (Hamalik dalam Azhar arsyad,

2005)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria

pemilihan media pembelajaran yaitu dengan mempertimbangkan tujuan

pembelajaran , kondisi siswa, karakteristik media, strategi pembelajaran,

ketersediaan waktu dan biaya, serta fungsi media tersebut dalam pembelajaran.

Dalam penelitian pengembangan ini, media pembelajaran yang akan

dikembangkan yaitu media cetak yang berupa modul. Adapun penjelasan

mengenai modul lebih lanjut akan dijelaskan pada sub modul.

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

18

3. Modul Sebagai Media Pembelajaran

a. Pengertian modul

Modul adalah suatu cara pengorganisasian materi pengajaran yang

memperhatikan fungsi pendidikan. Strategi pengorganisasian materi

pembelajaran mengandung sequencing yang mengacu pada pembuatan urutan

penyajian materi pembelajaran, dan synthesizing yang mengacu pada upaya

untuk menunjukkan kepada peserta didik keterkaitan antara fakta, konsep,

prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran. Untuk

merancang materi pembelajaran, terdapat lima kategori kapabilitas yang dapat

dipelajari oleh siswa, yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi

kognitif, sikap dan keterampilan motorik. Strategi pengorganisasian materi

pembelajaran terdiri dari tiga thapan proses berpikir, yaitu pembentukan konsep,

inteprestasi konsep dan aplikasi prinsip. Strategi – strategi tersebut memegang

peranan sangat penting dalam mendesain pembelajaran. Kegunaannya dapat

membuat siswa lebih tertarik dalam beljar, siswa otomatis belajar bertolak dari

prerequisites (prasyarat), dan dapat meningkatkan hasil belajar.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 751), modul adalah program

pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa dengan bantuan yang minimal

dari guru pembimbing meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara

jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk

penilai, mengukur keberhasilan siswa dalam penyelesaian pelajaran.

Modul meruapakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh

dan sistematis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang

terencana dan didesain untuk membantu peserta didik mengusai tujuan belajar

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

19

yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi

belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat

mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-

masing. (direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan 2008:4)

Pengajaran modul merupakan salah satu sistem pembelajaran terbaru yang

menggabungkan keuntungan dari berbagai metode pembelajaran. Kelebihan

pembelajaran modul seperti; tujuan spesifik dalam bentuk kelakukan yang dapat

diamati dan diukur, belajar menurut kecepatan masing-masing, balikan atau

feedback yang banyak (S. Nasution, 2008)

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa modul adalah

sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah

dipahami peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar

mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang

minimal dari pendidik.

b. Kelebihan dan keterbatasan modul

Modul dalam penggunaannya mempunyai kelebihan dan kelemahan, yaitu:

1) Kelebihan modul

a) Balikan atau feedback

Modul memberikan feedback yang banyak dan segera sehingga siswa dapat

mengetahui taraf belajar.

b) Penguasaan tuntas atau mastery

Setiap siswa diberikan kesempatan untuk mencapai nilai tertinggi dengan

menguasai bahan pelajaran secara tuntas, dengan penguasaan sepenuhnya

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

20

akan memperoleh dasar yang lebih mantap untuk menghadapi pelajaran

baru.

c) Tujuan

Modul disusun sedemikian rupa sehingga tujuannya jelas, spesifik, dan

dapat dicapai oleh murid, dengan tujuan yang jelas usaha murid terarah

untuk mencapainya dengan segera.

d) Motivasi

Pembelajaran yang membimbing siswa untuk mencapai sukses melalui

langkah-langkah yang teratur, tentu akan menimbulkan motivasi yang kuat

untuk berusaha segiat-giatnya.

e) Fleksibilitas

Pengajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa antara lain

mengenai kecepatan belajar, cara belajar dan bahan pelajaran

f) Kerjasama

Pengajaran modul mengurangi atau menghilangkan sedapat mungkin rasa

persaingan dikalangan siswa, oleh sebab itu semua dapat tercapai dengan

hasil yang tertinggi

g) Pengajaran Remidial

Pengajaran modul memberikan kesempatan untuk pelajaran remedial yaitu

memperbaiki kelemahan, kesalahan atau kekurangan murid yang segera

dapat ditemukan sendiri oleh murid berdasarkan evaluasi yang diberikan

secara continue

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

21

h) Rasa Kepuasan

Modul disusun dengan cermat sehingga memudahkan siswa belaar untk

menguasa bahan pelajaran, menurt metode yang sesuai bagi murid yang

berbeda-beda.

i) Bantuan Individual

Pengajaran modul memberikan kesempatan yang lebih besar dan waktu

yang lebih banyak kepada guru untuk memberikan bantuan dan perhatian

individual kepada setiap murid yang membutuhkan tanpa mengganggu

waktu atau melibatkan seluruh kelas

j) Pengayaan

Guru juga mendapat waktu lebig banyak untuk memberikan ceramah atau

pelajaran tambahan sebagai pengayaan.

k) Mencegah Kemubaziran

Modul ini adalah satuan pembelajaran yang berdiri sendiri mengenai topik

tertentu dan dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran

l) Kebebasan dari Rutin

Pengajaran modul memberikan kebebasan pada guru dalam

mempersiapkan materi pelajaran karena seluruhnya telah disediakan oleh

modul.

m) Meningkatkan Profesi Keguruan

Pengajaran modul menimbulkan pertanyaan-pertanyaan mengenai proses

belajar itu sendiri, yang berguna untuk merangsang guru untuk berfikir dan

bersifat secara ilmiah tentang profesinya.

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

22

n) Evaluasi Formatif

Modul meliputi bahan pelajaran yang terbatas dan dapat dicba pada murid

yang kecil jumlahnya dalam taraf perkembangannya dengan mengadakan

pre test dan post test dapat di nilai taraf hasil belajar murid.

2) Keterbatasan modul

Selain terdapat keuntungan/ kelebihan, modul juga mempunyai kekurangan/

keterbatasan diantaranya:

a) Kurang awet apabila disimpan dalam jangka waktu yang lama

b) Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu. Sukses atau

gagalnya suatu modul tergantung pada penyusunannya. Modul mungkin

saja memuat tujuan dan alat ukur bearti, akan tetapi pengalaman belajar

yang termuat di dalamnya tidak ditulis dengan baik atau tidak lengkap.

Modul yang demikian kemungkinan besar akan ditolak oleh peserta didik,

atau lebih parah lagi peserta didik harus harus berkonsultasi dengan

fasilitator. Hal ini tentu saja menyimpang dari karakteristik utama sistem

modul

c) Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, seta membutuhkan

manajeman pendidikan yang sangat berbeda dan pembelajaran

konvensional, karena setiap peserta didik menyelesaikan modul dalam

waktu yang berbeda-beda, tergantung pada kecepatan dan kemampuan

masing-masing.

d) Dukungan pembelajaran berupa media pembelajaran, pada umumnya

cukup mahal, karena setiap peserta didik harus mencarinya sendiri.

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

23

Berbeda dengan pembelajaran konvensional media pembelajaran seperti

alat peraga dapat digunakan bersama-sama delam pembelajaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modul sebagai media cetak

mempunyai kelebihan juga keterbatasan. Sehingga dalam penggunaannya harus

berhati-hati agar dapat dipergunakan lagi dalam jangka waktu lama.

c. Karakteristik modul sebagai media pembelajaran

Menurut Mulyasa (2006:43) pembelajaran dengan sistem modul memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1) Setiap modul harus dapat memberikan informasi dan memberikan petunjuk

pelaksanaan yang jelas, bagaimana melakukannya dan media pembelajaran

apa yang harus digunakan.

2) Modul merupakan pembelajaran individual yang mengupayakan untuk

melibatkan sebanyak mungkin karakteristik siswa. Maka setiap pembuatan

modul harus membuat siswa mengalami kemajuan belajar sesuai dengan

kemampuannya, memungkinkan siswa dapat mengukur kemajuan belajar

yang telah diperoleh dan memfokuskan siswa pada tujuan pembelajaran

yang spesifik dan dapat diukur.

3) Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu siswa

mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin serta

memungkinkan siswa untuk melakukan pembelajaran secara aktif tidak

sekedar membaca dan mendengar tetapi lebih dari itu, modul memberikan

kesempatan untuk bermain peran (role playing), simulasi dan berdiskusi.

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

24

4) Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga siswa

dapat mengetahui kapan dia memulai dan kapan dia mengakhiri suatu modul

dan tidak menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan atau

dipelajari.

5) Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur tujuan siswa, terutama

untuk memberikan umpan balik bagi siswa dalam mencapai ketuntasan

belajar. Pengukuran ini juga merupakan suatu criteria atau standar

kelengkapan modul.

Modul yang baik harus disusun sesuai dengan kaidah instruksional. Hal ini

diperlukan agar pembelajaran dengan modul dapat berlangsung lebih efektif

(dalam hal waktu dan ketersampaian materi). Dengan adanya modul, pengajar

akan mempunyai lebih banyak waktu untuk membimbing siswa. Adanya modul

juga membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang tidak hanya berasal

dari guru. Siswa akan mengurangi ketergantungan mereka kepada guru sebagai

satu-satunya sumber pengetahuan (teacher oriented).

Proses belajar menggunakan modul memposisikan peran pengajar sebagai

fasilitator. Sebagai fasilitator, pengajar harus memberikan motivasi dan

mengarahkan siswa untuk mencari sendiri informasi dan pengetahuan yang

diperlukan melalui pemanfaatan sumber lain di sekitarnya. Untuk dapat

membantu siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara:

1) membangkitkan minat belajar siswa,

2) menjelaskan tujuan instruksional,

3) menyajikan materi dengan struktur yang baik,

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

25

4) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkatih dan memberikan

umpan balik,

5) Memperhatikan dan menjelaskan hal-hal sulit dimengerti atau dipahami oleh

siswa,

6) Menciptakan komunikasi dua arah/ diskusi (Chomsin S. Widodo dan Jasmadi,

2008:42).

Menurut Oemar Hamalik (1994:146), karakteristik pembelajaran dengan

modul meliputi:

1) Belajar mandiri (self-intructional), 2) Berdasarkan prinsip perbedaan individual, 3) Tujuan instruksional dirumuskan dalam bentuk TIU dan TIK, 4) Asosiasi, strukturisaso dan urutan pengetahuan, 5) Penggunaan multimedia, artinya kombinasi bermacam0macam media

pembelajaran secara bervariasi, 6) Partisipasi siswa aktif sesuai dengan pendekatan cara belajar siswa aktif, 7) Penguatan (reinforcement) atas respon sehingga terjadi hubungan

stimulus respon yang kuat dapat hasil belajar, 8) Strategi evaluasi berpijak pada penilaian oleh diri sendiri (self evaluation)

sehingga siswa segera memperoleh umpan balik atas hasil belajarnya.

Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-

batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Modul dikatakan layak apabila

memiliki karakteristik self instructional, self contained, stand alone (berdiri

sendiri), adaptive, dan user friendly.

1) Self instructional

Yaitu melalui modul tersebut peserta didik mampu membelajarkan diri

sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self

instructional, maka modul harus;

a) Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

26

b) Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifk

sehingga memudahkan belajar secara tuntas

c) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran

d) Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan

pengguna memberikan respond an mengukur tingkat penguasaannya

e) Konstektual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau

konteks tugas dan lingkungan penggunanya

f) Mengunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif

g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran

h) Terdapat instrumen penilaian/ assessment yang memungkinkan penggunaan

diklat melakukan self assessment

i) Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunannya mengukur atau

mengevaluasi tingkat penguasaan materi

j) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya mengetahui

tingkat penguasaan materi, dan

k) Tersedia informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang mendukung

materi pembelajaran dimaksud.

2) Self contained

Yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub

kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.

Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar

mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi dikemas

kedalam satu kesatuan yang utuh.

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

27

3) Stand alone (berdiri sendiri)

Yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak

harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Jika peserta diklat

masih menggunakan dan bergantung bahan ajar lain selain modul yang

digunakan tersebut, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai

modul yang berdiri sendiri.

4) Adaptive

Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan

ilmu dan teknologi. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran

dan perangkat lunaknya dapat digunakan sampai dengan kurun waktu

tertentu.

5) User friendly

Modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan

paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan

pemakainya, ternasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses

sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah

dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan

salah satu bentuk user friendly (Departemen Pendidikan Nasional,2008).

Menurut Azhar Arsyad (2005), enam elemen yang perlu diperhatikan saat

merancang modul, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf

dan penggunaan spasi kosong.

1) Konsistensi, meliputi:

a) Konsistensi format dari halaman ke halaman.

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

28

b) Konsistensi dalam jarak spasi; jarak antara judul, teks pertama, garis

samping, dan antara judul teks utama supaya sama; spasi yang tidak

konsisten dianggap buruk dan tidak rapih karena bisa menjadikan perhatian

siswa menjadi tidak sungguh-sungguh.

2) Format, meliputi:

a) Jika paragraf tulisan panjang gunakan wajah satu kolom lebih sesuai,

sebaliknya jika paragraf tulisan pendek-pendek, wajah dua kolom akan

lebih sesuai.

b) Isi, taktik dan strategi pembelajaran yang berbeda dipisahkan dan dilabel

secara visual.

3) Organisasi, meliputi:

a) Menyusun teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh

b) Mengorganisasi susunan teks agar informasi mudah diperoleh,

c) Kotak-kotak dapat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian dari teks.

4) Daya tarik, dengan memperkenalkan bab atau bagian baru dengan cara yang

berbeda agar dapat memotivasi siswa untuk membaca terus.

5) Ukuran huruf, yaitu:

a) Pilihan huruf sesuai dengan siswa, pesan dan lingkungan; ukuran huruf

yang baik untuk teks adalah 12 poin per inci,

b) Menghindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena akan

mempersulit dalam membaca.

6) Pengunaan spasi kosong, yaitu:

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

29

a) Mempergunakan spasi kosong tak berisi teks atau gambar u ntuk

menambah kontras, berguna untuk memberikan kesempatan pembaca

beristirahat pada titik-titik tertentu pada saat mata begerak menyusuri teks,

b) Menyesuaikan spasi antar baris untuk meningkatkan tampilan dan tingkat

keterbacaan,

c) Menambahkan spasi antar paragraf utntuk meningkatkan tingkat

keterbacaan

Berdasarkan uraian tersebut, karakteristik tampilan materi modul sebagai

media yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf dan

penggunaan spasi kosong. Sedangkan kaakteristik modul sebagai media

pembelajaran yaitu: belajar mandiri (self instructional), self contained, stand

alone (berdiri sendiri), adaptive, user friendly, guru sebagai fasilitator,

membangkitkan minat dan keaktifan siswa, perumusan tujuan instruksional jelas,

serta urutan pembelajaran secara sistematis.

d. Fungsi dan tujuan pembuatan modul

Karena fungsinya yang seperti tersebut di atas, maka konsekuensi lain yang

harus dipenuhi oleh modul ialah adanya kelengkapan isi; artinya isi atau materi

sajian dari suatu modul haruslah lengkap terbahas lewat sajian-sajian sehingga

dengan begitu para siswa merasa cukup memahami bidang kajian tertentu dari

hasil belajar melalui modul ini. Kecuali apabila siswa menginginkan

pengembangan wawasan tentang bidang tersebut, bahkan dianjurkan untuk

menulusurinya lebih lanjut melalui daftar pustaka (biografi) yang sering juga

dilanpirkan pada bagian akhir setiap modul. Isi suatu modul hendaknya lengkap,

baik dilihat dari pola sajiannya, apalagi isinya.

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

30

Modul mempunyai banyak arti berkenan dengan kegiatan belajar mandiri.

Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja secara mandiri. Karena konsep

belajarmya berciri demikian, dan bahkan orang yang berdiam di tempay yang

jauh dari pusat penyelenggara pun bisa mengikuti pola belajar seperti ini.

Menurut Depdiknas (2008:5-6) Terkait dengan hal tersebut, penulisan modul

memiliki tujuan sebagai berikut.

1) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbal. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a) Materi disampaikan jelas dan mudah dipahami siswa, yaitu materi disusun

secara logis dan sistematis. Materi yang logis apabila susunananya dimulai

dari mudah ke sukar, sederhana ke rumit, dikenal ke yang belum dikenal,

nyata ke abstrak. Sedangkan materi yang sistematis apabila self explanatory

atau self contain, urutannya logis, mengandung contoh non contoh yang

jelas, tidak mengandung kesalahan dan ketidak jelasan, dilengkapi latihan

atau tes mandiri.

b) Menggunakan bahasa yang komunikatif:

Menggunakan bahasa Indonesia yang baku (ejaan yang disempurnakan),

harus memperhatikan pemakaian huruf (vocal dan konsonan), penulisan huruf

(penggunaan huruf besar atau capital), penulisan kata ( kata dasar, kata

turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti), dan penggunaan tanda baca.

c) Menggunakan gambar/ilustrasi:

(1) Gambar/ilustrasi mendukung atau memperjelas materi, gambar/ilustrasi

memperjelas dan mempermudah siswa dalam memahami materi yang

akan disampaikan.

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

31

(2) Gambar/ilustrasi disesuaikan dengan materi dalam modul, dalam

penyajian gambar harus disesuaikan dengan materi yang akan

disampaikan, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan, selain itu gambar

harus terlihat jelas oleh pembaca.

(3) Gambar memberi variasi dalam penyajian materi, agar lebih menarik

pembaca dalam penyajian modul, seperti penggunaan ukuran eks, jenis

teks, warna background.

2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun

guru/instruktur.

3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan

motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi

langsung dengan lingkungan dan edia pembelajaran lainnya yang

memungkinkan siswa atau pelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan

minatnya.

4) Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil

belajarnya.

Tujuan penyusunan modul salah satunya adalah untuk menyediakan media

pembelajaran sesuai dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni media

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi ajar dan karakteristik

siswa serta setting atau latar belakang lingkungan sekolah. Modul memilki

beberapa manfaat baik ditinjau dari kepentingan siswa maupun dari kepentingan

guru. Menurut Nasution (1987:203), keuntungan dari modul bagi siswa adalah:

adanya Balikan/ feedback, tujtuan yang jelas, motivasi, flesibilitas, kerjasama

dan perbaikan/ remedial. Keuntungan diperoleh guru adalah timbulnya rasa puas

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

32

dapat memberikan bantuan individual dan mengadakan pengayaan, adanya

kebebasan rutinitas, menghemat waktu, meningkatkan prestasi keguruan serta

adanya evaluasi formatif.

Menurut N.A Suprawoto (2009:3), manfaat modul bagi siswa antara lain:

1) Siswa memiliki kesempatan melatih diri belaar secara mandiri; 2) Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di luar

jam pelajaran; 3) Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan

kemampuan dan minatnya; 4) Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan latihan

yang disajikan dalam modul; 5) Mampu membelajarkan diri sendiri; 6) Mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan

lingkungan dan media pembelajaran lainnya.

Keuntungan pengajaran modul menurut S. Nasution (2008:67), antara lain:

1) Memberikan balikan/feedback yang segera dan terus menerus agar siswa mengetahui penguasaan materi pembelajaran, sedangkan guru dapat mengetahui efektifitas modul tersebut,

2) Dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa secara individual dengan memberikn keluwesan tentang kecepatan, bentuk maupun bahan pelajaran,

3) Penilaian yang continue dapat mengatasi kekurangan siswa, yaitu dengan pelajaran remedial,

4) Dilakukan tes formatif pada sub-sub kometensi sehingga kekurangan siswa dapat segera diatasi sambil mengembangkan pengetahuan anak selanjutnya secara bertahap.

Dari uraian dan pendapat diatas apat disimpulkan fungsi dan tujuan

pembuatan modul adalah untuk mempermudah penyajian pesan agar tidak

terlalu bersifat verbalistis, adanya modul siswa dapat belajar secara individual

yang termotivasi belajar secara maksimal, adanya modul dapat mengembangkan

kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan lingkngan dan edia

pembelajaran lainnya, adana peningkatan kreativitas guru dalam mempersiapkan

alat dan bahan yang diperlukan dan pelayanan individual yang lebih bagus.

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

33

e. Prinsip penulisan modul

Belajar adalah proses yang melibatkan penggunaan memori, motivasi dan

berfikir. Implikasi penting tentang prinsip belajar terhadap penulisan modul

diantaranya:

1) Rancang strategi untuk menarik perhatian sehingga siswa dapat memahami

informasi yang disajikan. Misalnya dalam modul informasi/ materi penting

diberi ilustrasi yang menarik perhatian dengan memberikan warna, ukuran

teks atau jenis teks yang menarik.

2) Supaya siswa memfokuskan perhatian pada hal-hal yang menjadi tujuan

pembelajaran pada modul, tujuan tersebut perlu difokuskan secara jelas dan

tegas pada siswa. Informasikan pula pentingnya tujuan tersebut untuk

memotivasi.

3) Hubungkan bahan ajar yang merupakan informasi baru bagi siswa dengan

pengetahuan yang telah dikuasai sebelumnya oleh siswa. Hal ini dapat

dilakukan dengan menggunakan advance organizer untuk mengaktifkan

struktur kognitif yang relevan.

4) Informasi perlu dipenggal-penggal untuk memudahkkan pemrosesan dalam

ingatan pengguna modul. Sajikan 5 sampai 9 butir informasi dalam satu

kegiatan belajar. Jika terdapat banyak sekali butir informasi, sajikan informasi

tersebut dalam bentuk peta informasi.

5) Untuk memfalisitasi siswa memproses informasi secara mendalam, siswa

perlu didorong supaya mengembangkan peta informasi pada saat

pembelajaran atau sebagai kegiatan merangkum setelah pembelajaran.

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

34

6) Supaya siswa memproses informasi secara mendalam, sisa perlu disiapkan

latihan yang memerlukan penerapan, analisis. Sistesis, dan evaluasi. Kegiatan

tersebut akan menstransfer secara efektif informasi kedalam memori jangka

panjang.

7) Penyajian modul harus dapat memberikan motivasi untuk belajar. Modul

dikembangkan agar menarik perhatian penggunaannya selama

mempelajarinya.

Pada modul harus tersedia informasi mengenai manfaat pelajaran bagi yang

mempelajarinya. Hal ini dapat dilakukan dengan menjelaskan bagaimana materi

pelajaran tersebut dapat digunakan dalam situasi nyata. Urutan materi

diupayakan menjamin keberhasilan, misalnya dengan mengurutkan pelajaran

dari mudah ke sulit, dari yang tidak diketahui ke yang diketahui, dan dari konkrit

ke abstrak. Di samping itu, modul perlu menyediakan umpan balik terhadap hasil

belajar. Siswa belajar ingin tahu bagaimana kinerja belajar mereka. Siswa juga

didorong untuk menerapkan informasi ke dalam masalah nyata yang dihadapi

(Depdiknas, 2008:10).

f. Penyusunan Modul Pembuatan Celana Pria

Modul merupakan jenis kesatuan kegiatan belajar terencana, dirancang untuk

membantu para siswa secara individual dalam mencapai tujuan-tujuan

belajarnya. Modul bisa dipandang sebagai paket program pengajaran yang terdiri

dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan pelajaran. Metode

belajar, alat atau media, serta media pembelajaran dan system evaluasinya.

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

35

Menurut Dikmenjur (2008), daam menyusun sebuah modul perlu

memperhatikan sistematikanya, adapun sistematika penyusunan modul adalah

sebagai berikut:

1) Halaman sampul berisi label kode modul, label milik Negara, bidang/program

studi keahlian dan kompetensi keahlian, judul modul, gambar ilustrasi

(mewakili kegiatan yang dilaksanakan pada pembahasan modul), tulisan

lembaga seperti Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan SMK, tahun disusun.

2) Kata pengantar berisi informasi tentang peran modul dalam proses

pembelajaran.

3) Daftar isi berisi kerangka/ outline modul dan dilengkapi dengan nomor

halaman.

4) Peta kedudukan modul berisi diagram yang menunjukkan kedudukan modul

dalam keseluruhan program pembelajaran.

5) Glosarium memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit

dan asing yang digunakan dan disusun menurut abjad (alphabetis).

6) Pendahuluan

a) Standar Kompetensi yang akan dipelajari pada modul

b) Deskripsi, berisi penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi

modul, kaitan modul dengan modul yang lain dan hasil belajar yang akan

dicapai setelah menguasai modul, serta manfaat kompeten tersebut

didunia kerja.

c) Waktu, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi yang

menjadikan target belajar.

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

36

d) Prasyarat, berisi kemampuan awal yang diprasyaratkan untuk

mempelajari modul tersebut, baik berdasarkan bukti penguasaan modul

lain maupun dengan menyebutkan kemampuan spesifik yang diperlukan.

e) Petunjuk penggunaan modul, panduan tata cara menggunakan modul,

baik panduan bagi siswa maupun guru.

f) Tujuan akhir, pernyataan tujuan akhir (performance objective) yang

hendak dicapai peserta didik setelah menyelesaikan suatu modul.

Rumusan tujuan akhir tersebut memuat:

(1) Kinerja yang diharapkan

(2) Kriteria keberhasilan

(3) Kondisi/variabel yang diberikan

g) Cek Penguasaan Standar Kompetensi, berisi tentang daftar pertanyaan

yang akan mengukur penguasaan awal kompetensi peserta didik,

terhadap kompetensi yang akan dipelajari pada modul ini. Apabila peserta

didik telah menguasai Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar yang akan

dicapai, maka peserta didik dapat mengajukan uji kompetensi kepada

penilai.

7) Pembelajaran

a) Pembelajaran 1

Pembelajaran 1 memuat tentang tujuan, uraian materi, rangkuman,

tugas, tes, dan lembar kerja praktik.

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

37

(1) Tujuan

Memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk satu kesatuan kegiatan

belajar. Rumusan tujuan kegiatan belajar relative tidak terikat dan tidak

terlalu rinci.

(2) Uraian materi

Berisi uraian pengetahuan, konsep, dan prinsip tentang kompetensi yang

sedang dipelajari.

(3) Rangkuman

Berisi ringkasan pengetahuan, konsep, dan prinsip yang terdapat pada

uraian materi

(4) Tugas

Berisi instruksi tugas yang bertujuan untuk penguatan pemahaman

terhadap konsep, pengetahuan, dan prinsip-prinsip yang dipelajari. Bentuk-

bentuk tugas dapat berupa:

(a) Kegiatan observasi untuk mengenal fakta

(b) Studi kasus

(c) Kajian materi

(d) Latihan-latihan

(5) Tes

Berisi tes tertulis sebagai bahan pengecekan bagi peserta didik dan guru

untuk mengetahui sejauh mana penguasaan hasil belajar yang telah dicapai,

sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan berikut.

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

38

(6) Lembar kerja praktik

Berisi petunjuk atau prosedur kerja suatu kegiatan praktik yang harus

dilakukan peserta didik dalam rangka penguasaan kemampuan psikomotorik.

Isi lembar kerja antara lain: alat dan bahan yang digunakan. Petunjuk

tentang kemanan dan keselamatan kerja, dan gambar kerja (jika diperlukan)

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Lembar kerja perlu dilengkapi

dengan lembar pengamatan yang dirancang sesuai dengan kegiatan praktik

yang dilakukan.

b) Pembelajaran 2 s.d. n (tata cara sama dengan pembelajaran namun berbeda

topik dan fokus bahasan)

(1) Tujuan

(2) Uraian Materi

(3) Rangkuman

(4) Tugas

(5) Tes

(6) Lembar kerja praktik

8) Evaluasi

Teknik atau metode evaluasi harus disesuaikan dengan ranah (domain) yang

dinilai, serta indikator keberhasilan yang diacu.

a) Tes kognitif

Instrumen penilaian kognitif dirancang untuk mengukur dan menetapkan

tingkat pencapaian kemampuan kognitif (sesuai standar kompetensi dasar).

Soal dikembangkan sesuai dengan karakteristik aspek yang akan dinilai dan

dapat menggunakan jenis-jenis tes tertulis yang dinilai cocok.

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

39

b) Tes Psikomotor

Instrumen penilaian psikomotor dirancang untuk mengukur dan menetapkan

tingkat pencapaian kemampuan psikomotorik dan perubahan perilaku (sesuai

standar kompetensi/ kompetensi dasar). Soal dikembangkan sesuai dengan

karakteristik aspek yang akan dinilai.

c) Penilaian sikap

Instrumen penilaian sikap dirancang untuk mengukur sikap kerja (sesuai

standar kompetensi/ kompetensi dasar)

9) Kunci jawaban

Berisi jawaban pertanyaan dari tugas yang diberikan pada setiap kegiatan

pembelajaran dan evaluasi pencapaian kompetensi, dilengkapi dengan criteria

penilaian pada item tes.

10) Daftar pustaka

Berisi daftar reverensi yang digunakan untuk acuan dalam penulisan modul

dan disusun secara alfabetis. Selain sistematika penulisan modul, perlu

diperhatikan juga aspek-aspek dari kualitas modul antara lain:

a) Syarat didaktik, meliputi aspek

(1) Kebenaran materi atau konsep

(2) Kedalaman dan keleluasaan konsep

b) Syarat konstruksi, meliputi aspek bahasa dan kejelasan kalimat

c) Syarat teknis, meliputi aspek:

(1) Konsistensi

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

40

Gunakan konsistensi format dari halaman ke halaman. Usahakan tidak

menggabungkan cetakan huruf dan ukuran huruf. Usahakan untuk

konsistensi dan jarak spasi.

(2) Format

(a) Paragraf tulisan panjang gunakan wajah satu kolom lebih sesuai,

sebaliknya jika paragraph tulisan pendek-pendek, wajah dua kolom

akan lebih sesuai.

(b) Format kertas vertikal dan horizontal

(c) Isi yang berbeda supaya dipisahkan dan dilabel secara visual

(3) Organisasi

(a) Susunlah teks sedemikian rupa ehingga informasi mudah diperoleh

(b) Tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi yang menarik

(c) Antar bab, antar unit dan antar paragraph dengan susunan dan alur

yang mudah dipahami.

(4) Daya tarik

(a) Mengkombinasikan warna, gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf

yang serasi.

(b) Menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar/ilustrasi,

percetakan huruf tebal, miring, garis bawah/warna.

(c) Tugas dan latihan yang dikemas sedemikian rupa.

(5) Ukuran huruf

(a) Bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca.

(b) Perbandingan huruf harus proposional

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

41

(c) Tidak enggunakan huruf capital untuk seluruh teks karena akan

mempersulit proses membaca

(6) Ruang (spasi) kosong

Spasi kosong tak berisi teks atau gambar untuk menambah kontras

penampilan modul.

Melalui pengajaran modul, siswa memiliki tujuan belajar yang jelas

sehingga kegiatan belajarnya menjadi lebih terarah. Nana Sudjana

(2007:133) menyebutkan tujuan modul itu sendiri adalah para siswa dapat

mengikuti program pengajaran sesuai dengan kecepatan dan kemampuan

sendiri, lebih banyak belajar mandiri, dapat mengetahui hasil belajar sendiri,

menekankan tingkat penguasaan 80%. Demikian juga siswa diberikan

kesempatan untuk menguasai materi pelajaran secara periodic dan dapat

mengulang kegiatan belajarnya apabila mengalami kegagalan. Guru juga

dapat melihat langsung keberhasilan dan siswa dapat segera mengetahui

tingkat penguasaannya.

g. Komponen-komponen modul

Komponen-komponen yang terdapat pada modul adalah sebagai berikut:

1. Tinjauan mata pelajaran

Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan

pokok-pokok pelajaran yang mencakup deskripsi mata pelajaran, kegunaan mata

pelajaran, tujuan, pelajaran umum, bahan pendukung lainnya, petunjuk belahar.

Tujuan mata pelajaran di dalam modul tergantung kepada pembagian pokok

bahasan dalam mata pelajaran.

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

42

2. Pendahuluan

Pendahuluan dalam modul merupakan pembukaan pembelajaran (set

instruction) suatu modul. Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat,

tujuan pembelajaran khusus sebagai sasaran belajar yang ingin dicapai, deskripsi

perilaku awal yang memuat pengetahuan keterampilan sebelumnya. Relevansi

berupa keterkaitan antara materi dan kegiatan dalam modul pada satu pelajaran,

urutan sajian modul disusun secara logis. Petunjuk belajar berisi panduan teknis

mempelajari modul.

3. Kegiatan belajar mengajar

Kegiatan belajar merupakan inti dari pembahasan materi pelajaran yang

terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut kegiatan belajar 1, kegiatan

belajar 2, dan seterusnya. Pada bagian ini memuat materi pelajaran yang harus

dikuasai siswa.

4. Latihan

Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa

setelah membaca uraian sebelumnya guna untuk memantapkan pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap, tentang fakta, data konsep, prinsip, generalisasi,

teori. Prosedur dan metode.

5. Rambu-rambu jawaban latihan

Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan

oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaannya adalah untuk

mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari

pertanyaan atau tugas dalam latihan dan mendukung tercapainya tujuan

pembelajaran.

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

43

6. Rangkuman

Rangkuman adalah inti dari uraian pada kegiatan belajar dari suatu modul

yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi dan

proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skema baru dalam

pemikiran siswa.

7. Tes formatif

Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur tujuan yang dirumuskan telah tercapai

atau belum. Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa

setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam suatu kegiatan belajar

berakhir.

8. Kunci jawaban tes formatif

Kunci jawaban tes formatif terletak dibagian apling akhir dalam modul. Jika

kegiatan belajar berjumlah 3 buah maka kunci jawaban tes formatif terletak

setelah tes formatif kegiatan belajar 3 dengan halam tersendiri. Tujuannya agar

siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban

terlebih dahulu.

4. Busana Pria

a. Pengertian busana pria

Istilah busana berasal dari bahasa sanskerta yaitu ”bhusana” dan istilah yang

popular dalam bahasa Indonesia yaitu ”busana” yang dapat diartikan ”pakaian”.

Namun demikian pengertian busana dan pakaian terdapat sedikit perbedaan, di

mana busana mempunyai konotasi ”pakaian yang bagus atau indah” yaitu

pakaian yang serasi, harmonis, selaras, enak dipandang, nyaman melihatnya,

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

44

cocok dengan pemakai serta sesuai dengan kesempatan. Sedangkan pakaian

adalah bagian dari busana itu sendiri. Busana dalam pengertian luas adalah

segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki yang memberi

kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi sipemakai (Ernawati, 2008:24).

Pengertian busana tersebut dijadikan acuan dalam mengartikan busana pria,

sehingga yang dimaksud dengan busana pria adalah busana yang digunakan

oleh pria untuk menutupi tubuhnya yang terbuat dari bahan tekstil baik yang

langsung menutupi kulit seseorang ataupun yang tidak langsung menutupi kulit.

Menurut jenisnya busana pria dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Busana yang langsung menutupi kulit, seperti: singlet, celana dalam, dsb.

2) Busana yang tidak langsung menutupi kulit, seperti kemeja, pantaloon

(celana), jas, kimono, jaket, dsb.

b. Pengertian celana pria

Celana adalah pakaian luar yang menutupi badan dari pinggang ke mata kaki

dalam dua bagian kaki yang terpisah (Goet Poespo, 2000:9). Celana adalah

pakaian bawahan yang dipakai untuk menutupi dari pinggang sampai kaki.

Celana merupakan bagian busana yang berfungsi untuk menutupi tubuh bagian

bawah, mulai dari pinggang, pinggul dan kedua kaki. Bentuk dasar celana dibuat

dari bahan berbentuk segi empat yang dilipat dua mengikuti panjang kain dan

bagian lipatan tersebut digunting dan dijahit pada kedua sisinya. Untuk lubang

kaki sampai paha dibuat guntingan pada bagian tengahnya yang kemudian

dijahit, sehingga ada lubang untuk kaki. Pada bagian pinggang dibuat lajur untuk

memasukkan tali sebagai penahan celana pada pinggang.

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

45

Ada beberapa macam model celana pria diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Boxer

2) Cargo pants

3) Chinos

4) Jeans

Beberapa hal penting dalam membuat celana pria diantaranya adalah sebagai

berikut:

1) Desain

Desain adalah bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan

dan perhitungan dari desainer yang dituangkan dalam wujud gambar. Gambar

tersebut merupakan pengalihan gagasan atau pola pikir konkret dari perancang

kepada orang lain. Setiap busana adalah hasil pengungkapan dari sebuah proses

desain (Ernawati,dkk 2008). Untuk mendesain celana pria ada beberapa bagian

yang harus ada dalam pembuatan celana pria, diantaranya: golbi, saku samping

dan saku belakang.

2) Bahan

Pemilihan bahan untuk pembuatan celana pria ini sebaiknya pilih bahan yang

kuat dan nyaman dipakai. Contoh bahan yang baik digunakan untuk membuat

celana pria antara lain katun, drill, dan jeans.

3) Warna

Pemilihan warna disesuaikan dengan tujuan dan kesempatan pemakaian,

terlebih dahulu harus mengetahui busana yang dipakai untuk kesemapatan

pesta, kerja, tempat berkabung atau unruk kesempatan rekreasi. Pemilihan

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

46

warna celana pria disesuaikan dengan kesempatannya, pada umumnya untuk

celana pria warna yang digunakan warna-warna gelap.

4) Teknik menjahit

Teknik penyelesaian yang dipakai pada celana pria adalah kampuh buka yang

diobras. Penyelesaian kelim menggunakan tusuk flannel dan untuk pemasangan

kancing kait (hak) menggunakan tusuk feston.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa celana pria adalah

pakaian bagian bawah dipakai untuk menutupi dari pinggang sampai kaki yang di

kenakan oleh pria.

Materi busana pria yang dipraktekkan sesuai dengan kompetensi dasar yang

terdapat disilabus adalah celana pria. Baik itu pengetahuan celana pria,

mengambil ukuran celana pria, membuat pola celana pria, memotong bahan

celana pria, menjahit celana pria, penyelesaian akhir celana pria, sampai dengan

penghitungan harga jual.

B. Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti membaca beberapa referensi penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan modul, diantaranya adalah:

1. Awalia (2010) yang berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi

Menggambar Busana pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1

Wonosari. Hasil menunjukkan bahwa modul yang sesuai digunakan pada

kompetensi dasar merancang busana dengan penerapan unsur dari prinsip

desain yaitu modul pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,

materi pembelajaran meliputi judul, kompetensi, soal-soal latihan serta

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

47

evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa. Hasil validasi oleh ahli media

dengan kriteria sangat valid, ahli evaluasi dengan kriteria valid dan guru

dengan kriteria sangat valid. Kelayakan modul dinilai dari siswa menyatakan

modul telah memenuhi standar kelayakan dengan kriteria sangat layak. Uji

efektivitas modul dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kelas kontrol dan

eksperimen memiliki efektivitas pembelajaran.

2. Dessy Harnaningtyas (2012) yang berjudul Pengembangan Modul Dasar

Penataan Display Pada Mata Pelajaran Penataan Dan Peragaan Siswa Kelas X

di SMK N 2 Jepara, dihasilkan modul dasar penataan display dengan hasil

validasi sangat layak sehingga baik digunakan proses sebagai sumber belajar

untuk siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Jepara dan dinyatakan sangat layak

untuk diterapkan kepada siswa.

3. Eka Arsidi Mei Saputri (2012) yang berjudul Pengembangan Modul

Pembuatan Celana Anak Pada Mata Pelajaran Keterampilan PKK Siswa Kelas

VIII di SMP Negeri 16 Yogyakarta. Hasil menunjukkan bahwa modul yang

sesuai digunakan pada kompetensi dasar membuat kerajinan jahit yaitu

modul pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran meliputi judul, kompetensi, soal-soal latihan serta evaluasi

untuk mengukur kemampuan siswa. Hasil validasi oleh ahli media dengan

kriteria sangat valid, ahli evaluasi dengan kriteria valid dan guru dengan

kriteria sangat valid. Kelayakan modul dinilai dari siswa menyatakan modul

telah memenuhi standar kelayakan dengan kriteria sangat layak.

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

48

Tabel 1. Penelitian dan Posisi Penelitian

KOMPONEN PENELITIAN Awalia

(2010)

Desy. H

(2012)

Eka. A

(2012)

Nanik. N

(2015)

(1) (3) (4) (5) (6)

Tujuan Pengembangan modul √ √ √ √

Menguji kelayakan

modul

√ √ √ √

Keterbacaan modul

oleh siswa

√ √ √ √

Efektivitas penggunaan

modul

√ √ √

Sampel Dengan sampel √ √ √ √

Metode

Penelitian

Deskriptif

Kualitatif

Evaluasi

R & D √ √ √ √

Metode

Pengumpul

an Data

Observasi √ √ √ √

Angket √ √ √ √

Wawancara √ √ √ √

Dokumentasi √ √ √

Teknik

Analisis

Data

Statistik deskriptif

Analisis deskriptif √ √ √ √

Materi Menggambar Busana

Display Celana anak

Celana pria

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

49

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, model penelitian

pengembangannya sederhana, tetapi dapat menghasilkan modul yang layak

digunakan sebagai media pembelajaran. Oleh karena itu peneliti mengacu pada

model penelitian pengembangan yang telah diterapkan untuk mengembangkan

modul pembuatan celana pria.

C. Kerangka Berfikir

Pengamatan di lapangan terhadap pembelajaran keterampilan khususnya

dalam pembuatan celana pria menunjukkan bahwa siswa mengalami masalah

dalam pemahaman proses pembuatan celana pria pada saat pembelajaran

berlangsung, maka pembelajaran busana pria yaitu pembuatan celana pria akan

lebih dimengerti dan dipahami oleh siswa apabila didukung dengan

menggunakan sumber belajar. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat

dilakukan dengan melengkapi sumber belajar yaitu berupa modul yang baik dan

teruji. Penggunaan modul untuk pembelajaran busana pria diharapkan dapat

mendukung pencapaian kompetensi pembelajaran pembuatan celana pria.

Dengan menguasai kompetensi pembelajaran, siswa diharapkan akan lebih

kreatif dan inovatif dalam mewujudkan suatu busana yang fungsional.

Modul merupakan bahan belajar mandiri, siswa dapat belajar dengan modul

tanpa berhubungan langsung dengan pengajar. Modul sebagai sumber belajar

memiliki fungsi untuk memperjelas atau mempermudah penyajian pesan agar

tidak terlalu verbalis, modul juga dapat mengatasi keterbatasan ruang waktu dan

daya indera baik bagi siswa maupun guru. Modul dalam pembelajaran memiliki

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

50

peranan yang sangat penting karena pembelajaran dengan menggunakan modul

diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Dengan modul

siswa juga dapat belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya,

selain itu siswa juga dapat mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

Berdasarkan hal tersebut karena modul yang baik diyakini dapat digunakan

untuk memudahkan siswa dalam mempelajari pembuatan celana pria, maka

modul dapat digunakan dalam pembelajaran busana pria di SMK Ma’arif 2

Piyungan sebagai sumber belajar bagi siswa dengan baik. Oleh karena itu,

pembuatan modul pembuatan celana pria untuk pembelajaran busana pria dapat

menjadi permasalahan yang ada.

Page 65: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

51

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan untuk

menjawab rumusan masalah, dikemukakan pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

Penyampaian materi celana pria

hanya menggunakan media papan

tulis dan job sheet , sehingga siswa

kurang bisa mengerti dan

memahami

Modul yang baik diyakini dapat

digunakan untuk memudahkan

siswa dalam mempelajari

pembuatan celana pria

Pembelajaran akan lebih dimengerti

dan dipahami siswa apabila

didukung dengan media

pembelajaran

Modul sebagai sumber belajar

memiliki fungsi untuk memperjelas

atau mempermudah penyajian

pesan agar tidak terlalu verbalis

Modul dapat mengatasi

keterbatasan ruang waktu dan daya

indera baik bagi siswa maupun

guru.

Perlu pengembangan modul untuk

dapat meningkatkan motivasi dan

minat belajar siswa

Page 66: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

52

1. Bagaimana cara mengembangkan modul “Pembuatan Celana Pria” sebagai

media pembelajaran busana pria di SMK Ma’arif 2 Piyungan?

2. Bagiamana model pengembangan modul “Pembuatan Celana Pria”?

3. Apakah materi pada modul “Pembuatan Celana Pria” sesuai dengan silabus

Busana Pria?

4. Apakah tampilan modul “Pembuatan Celana Pria” sesuai dengan karakteristik

modul sebagai media dan sumber belajar?

5. Apakah modul “pembuatan Celana Pria” layak digunakan sebagai media

pembelajaran busana pria di SMK Ma’arif 2 Piyungan?

6. Bagaimana tanggapan siswa dengan adanya pengembangan modul

“Pembuatan Celana Pria” sebagai media pembelajaran busana pria di SMK

Ma’arif 2 Piyungan?

Page 67: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Model penelitian pengembangan modul pembuatan celana pria pada mata

pelajaran busana pria siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan ini merupakan

jenis Penelitian dan Pengembangan Research and Development (R & D), dengan

mengacu pada model pengembangan Borg and Gall. Ada 10 tahap yaitu:

1. Melakukan penelitian dan pengumpulan informasi

2. Melakukan perencanaan

3. Mengembangkan bentuk produk awal

4. Melakukan uji lapangan permulaan

5. Melakukan revisi terhadap produk utama

6. Melakukan uji lapangan utama

7. Melakukan revisi terhadap produk operasional

8. Melakukan uji lapangan operasional

9. Melakukan revisi terhadap produk akhir

10. Mengimplementasikan produk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan modul

pembuatan celana pria untuk siswa kelas XI busana butik di SMK. Sasaran

penelitian ini adalah hasil dari pembuatan media pembelajaran berupa modul

pembuatan celana pria untuk siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan. Data

diperoleh dengan memberi angket berisi tentang media belajar dan materi modul

kepada para ahli dan siswa kelas XI busana butik di SMK Ma’arif 2 Piyungan.

Page 68: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

54

B. Prosedur Pengembangan

Langkah – langkah pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah mengacu pada penelitian pengembangan dari Borg and Gall yang dikutip

dari Tim Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi (Puslitjaknov) meliputi 5 tahap

yaitu:

1. Tahap analisis kebutuhan produk (mengkaji kurikulum dan analisis

kebutuhan modul),

2. Pengembangan produk awal,

3. Validasi ahli dan revisi,

4. Uji coba kelompok kecil,

5. Uji coba kelompok besar dan produk akhir.

Langkah- langkah tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Page 69: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

55

Gambar 2. Prosedur Penelitian dan Pengembangan Modul menurut Borg and Gall

yang dikutip dalam Tim Pusat Kebijakan dan inovasi/ Puslitjaknov (2008)

Analisis kebutuhan

Pengembangan produk awal: 1. Rancangan modul 2. Penyusunan modul 3. Menyusun draft

1. Mengkaji kurikulum 2. Analisis kebutuhan

modul

Validasi Dosen Ahli Materi/Guru Ahli Materi

Valid/Belum?

Uji Coba Kelompok Kecil

Layak/Belum?

Uji Coba Kelompok Besar

Modul

Revisi

Sudah

Belum

Baik

Revisi Modul 2

Belum

Sudah

Revisi Modul 2

Belum

Page 70: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

56

Berdasarkan model pengembangan di atas, maka dapat dipaparkan secara

rinci tentang prosedur pengembangan modul pembuatan kemeja adalah sebagai

berikut:

1. Analisis Kebutuhan Produk

Analisis kebutuhan produk digunakan untuk mengetahui keadaan

pembelajaran busana pria di SMK Ma’arif 2 Piyungan yang sedang berlangsung.

Analisis kebutuhan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis/ mengkaji kurikulum

yaitu mempelajari kurikulum yang ada di SMK Ma’arif 2 Piyungan sehingga

modul yang akan dihasilkan tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran.

Menganalisis kurikulum termasuk di dalamnya adalah menentukan standar

kompetensi.

b. Analisis kebutuhan modul

Analisis kebutuhan modul bertujuan untuk mengetahui modul yang perlu

dikembangkan pada kompetensi tertentu. Analisis kebutuhan modul dimulai dari

mengidentifikasi masalah yang terjadi pada standar kompetensi atau kompetensi

dasar tertentu, menetapkan kompetensi, menentukan judul sampai dengan

mengumpulkan referensi yang dibutuhkan dalam pembuatan modul.

c. Menyusun rancangan / draft modul

Draft modul disusun berdasarkan silabus yang diterapkan di SMK Ma’arif 2

Piyungan. Rancangan/ draft modul perlu dibuat sebelum membuat modul,

bertujuan untuk mempermudah dalam pembuatan modul. Adapun langkah-

langkah dalam pembuatan rancangan/ draft modul adalah:

Page 71: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

57

1) Menetapkan judul modul

2) Menetapkan tujuan akhir modul

3) Menetapkan kompetensi yang dipersyaratkan untuk menunjang kompetensi

utama/ tujuan antara

4) Menetapkan kerangka modul

5) Mengembangkan materi

6) Memeriksa ulang draft yang telah dibuat

Setelah menetapkan langkah-langkah dalam pembuatan draft modul, maka

langkah selanjutnya adalah pembuatan draft modul berisi tentang:

1) Judul modul, kata pengantar, daftar isi, peta kedudukan modul, glosarium.

2) Pendahuluan: latar belakang, deskripsi singkat, prasyarat, petunjuk

penggunaan modul, tujuan akhir, kompetensi, cek kemampuan.

3) Pembelajaran: rencana pembelajaran siswa dan kegiatan belajar.

4) Evaluasi: kognitif skill, psikomotor skill, attitude skill, cara peniliaian,

produk/benda kerja sesuai criteria standar, dan batas waktu yang ditentukan.

5) Penutup: kunci jawaban dan daftar pustaka.

2. Pengembangan produk awal

Setelah melakukan analisis kebutuhan dilanjutkan dengan mengembangkan

produk awal. Pada tahap awal membuat modul pembuatan kemeja berupa media

cetak yang berisi: halam sampul, halaman francis, kata pengantar, daftar isi,

peta kedudukan modul, glosarium, pendahuluan, isi pembelajaran, evaluasi,

penutup, kunci jawaban dan daftar pustaka.

Page 72: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

58

3. Validasi Ahli dan Revisi

Validasi merupakan proses permintaan pengakuan atau persetujuan terhadap

ketersesuaian modul dengan kebutuhan berdasarkan pemikiran rasional, belum

fakta lapangan. Validasi diperlukan khususnya yang berhubungan dengan materi

yang digunakan, sehingga pihak-pihak yang diminta untuk memberikan validasi

modul ini antara lain ahli media, ahli materi busna pria, guru dan siswa.

Validasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi

secara sistematis instrumen dan produk yang akan dikembangkan sesuai dengan

tujuan. Validator dari ahli media dimaksudkan untuk memberi informasi/

masukan dan mengevaluasi modul berdasarkan aspek criteria modul sebagai

media pembelajaran, validator ahli materi busana pria bertujuan untuk memberi

informasi dan mengevaluasi modul berdasarkan aspek-aspek materi, validasi oleh

guru bertujuan untuk memberi informasi dan mengevaluasi ketersesuaian modul

dengan kompetensi SMK Ma’arif 2 Piyungan, serta validasi oleh siswa bertujuan

untuk menilai modul berdasarkan aspek secara keseluruhan.

4. Uji Coba Kelompok Kecil/ Skala Kecil

Uji kelompok kecil perlu dilakukan untuk mengetahui pemahaman peserta

didik tentang modul pembelajaran, sehingga nantinya bisa diterima oleh peserta

didik. Uji coba kelompok keci; dilakukan pada 5 siswa yang dipilih secara acak

dari kelas XI busana butik di SMK Ma’arif 2 Piyungan. Uji coba modul skala kecil

merupakan uji penggunaan modul yang dikembangkan dalam skala terbatas.

5. Uji Coba Skala Besar

Setelah dilakukan validasi dan revisi-revisi maka dapat menghasilkan produk

modul yang sudah dikembangkan sesuai dengan tujuan. Untuk mengetahui

Page 73: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

59

kelayakan modul maka hasil pengembangan modul diuji berdasarkan indicator

ketercapaian peserta didik yang diharapkan pada mata pelajaran Busana Pria. Uji

coba skala besar dilakukan pada siswa kelas XI Busana Butik di SMK Ma’arif 2

Piyungan sejumlah 20 siswa.

C. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret – Mei 2015. Dasar

pertimbangan yang digunakan untuk menentukan waktu penelitian tersebut yaitu

pada waktu siswa kelas XI Program Keahlian Busana Butik SMK Ma’arif 2

Piyungan sedang memulai proses pembelajaran.

2. Tempat Penelitian

Penelitian di SMK Ma’arif 2 Piyungan yang beralamat di jl. Piyungan –

Prambanan Km 01, Munggur, Srimartani, Piyungan, Bantul.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI program keahlian tata

busana yang berjumlah 25 siswa. Objek berupa media pembelajaran media

modul pembuatan celana pria yang akan digunakan pada mata pelajaran busana

pria. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Tata Busana

SMK Ma’arif 2 Piyungan.

1. Subjek penelitian untuk uji coba kelompok kecil

Subjek penelitian untuk uji coba kelompok kecil adalah siswa kelas XI SMK

Ma’arif 2 Piyungan yang berjumlah 5 orang siswa dipilih dengan teknik Purposive

Page 74: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

60

Sampling yaitu memilih sampel dengan dasar bertujuan sejumlah 5 orang

dengan rincian 2 siswa berprestasi tinggi, 1 siswa berprestasi sedang, dan 2

siswa berprestasi rendah. Tujuan pemilihan teknik ini agar dapat mewakili

seluruh kemampuan yang dimiliki oleh siswa di kelas tersebut.

2. Subjek penelitian dalam uji coba kelompok besar

Subjek penelitian untuk uji coba kelompok besar/ skala besar adalah siswa

kelas XI Busana Butik di SMK Ma’arif 2 Piyungan yang berjumlah 20 siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk memperoleh

data sesuai dengan data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik observasi, wawancara, dan

angket.

Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:

1. Observasi

Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi merupakan metode yang

cukup mudah dilakukan untuk pengumpulan data. Observasi yang dilakukan

dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati perilaku siswa secara langsung

dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui keadaan pembelajaran dan

kebutuhan terhadap pengembangan media modul pembuatan celana pri dalam

busana pria di SMK Ma’arif 2 Piyungan. Kegiatan identifikasi masalah dengan

Page 75: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

61

wawancara ini dilakukan kepada dua sumber yaitu, pengajar dan peserta didik.

Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur, yaitu dalam melakukan

wawancara pengumpul data tidak menyiapkan instrumen penelitian secara

sistematis dan lengkap berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang slternatif

jawabannya telah disiapkan.

3. Angket atau Kuesioner (questionnaire)

Penelitian ini menggunakan jenis angket langsung dan tertutup. Langsung

berarti angket tersebut diberikan atau disebarkan langsung pada responden

untuk dimintai keterangan tentang dirinya. Instrumen penelitian ini berupa

sistem angket yang berisi butir-butir pernyataan untuk diberi tanggapan atau

dijawab oleh subjek. Angket tertutup yang dimaksud di sini adalah jawaban

pertanyaan atau pernyataan sudah terstruktur, responden tinggal memilih

jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya.

Skala pengukuran instrumen menggunakan model skala bertingkat (model

skala Likert) dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang

setuju, dan tidak setuju. Pemberian skor untuk pertanyaan positif bergerak dari 4

ke 1 (4 untuk sangat sesuai, 3 untuk sesuai, 2 untuk kurang sesuai, dan 1 untuk

tidak sesuai), sedangkan untuk pertanyaan negative pemberian skornya

berkebalikan yaitu bergerak dari 1 ke 4 (1 untuk tidak sesuai, 2 untuk kurang

sesuai, 3 untuk sesuai, dan 4 untuk sangat sesuai).

F. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mengetahui kelayakan modul pembuatan celana pria di SMK Ma’arif 2

Piyungan, angket diberikan kepada para ahli materi dan ahli media

Page 76: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

62

menggunakan angket non tes dengan skala Guttman, yaitu dua alternatif ya

(layak) dan tidak (tidak layak). Jawaban ya dapat diartikan bahwa modul

tersebut dikatakan layak dan untuk jawaban tidak, dapat diartikan bahwa modul

tersebut tidak layak. Pemilihan dua alternatif dikarenakan dalam membuat media

pembelajaran perlu adanya jawaban yang pasti, sehingga media pembelajaran

yang dibuat benar-benar dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.

Alternative jawaban ya (layak) memperoleh skor 1 dan alternatif jawaban tidak

(tidak layak) memperoleh skor 0.

Tabel 2. Pengkategorian dan Pembobotan skor

Jawaban Skor

Layak 1

Tidak Layak 0

Tabel 3. Kategori penilaian hasil kelayakan modul oleh para ahli

Kategori Interpretasi

Layak Ahli media dan ahli materi menyatakan modul layak digunakan

sebagai media pembelajaran

Tidak layak Ahli media dan ahli materi menyatakan modul tidak layak

digunakan sebagai media pembelajaran

1. Instrumen Kelayakan Modul Oleh Ahli Media Pembelajaran

Instrumen kelayakan modul dinilai oleh ahli media pembelajaran dinilai dari

aspek fungsi modul sebagai media pembelajaran, karakteristik tampilan cover

modul, karakteristik tampilan materi modul dan karakteristik modul sebagai

media pembelajaran. Ksisi-kisi instrumen kelayakan modul diniai oleh ahli media

Page 77: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

63

pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4, tentang kisi-kisi instrumen kelayakan

modul oleh ahli media pembelajaran di bawah ini:

Tabel 4. Kisi-kisi instrumen kelayakan modul oleh ahli media pembelajaran

Variabel Penelitian

Aspek yang dinilai Indikator No.

Item (1) (2) (3) (4)

Kriteria

modul

Fungsi dan

manfaat

modul

sebagai

media

pembelajaran

1. Memperjelas penyajian materi 1

2. Mempermudah pembelajaran 2,3

3. Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan

daya indra

4

4. Membangkitkan motivasi belajar siswa 5

5. Melibatkan keaktifan siswa 6

6. Meningkatkan kepemahaman siswa 7

Karakteristik

tampilan

materi modul

pembuatan

celana pria

7. Meningkatkan minat belajar siswa 8

8. Kesesuaian judul modul dengan isi modul 9

9. Format huruf (bentuk dan ukuran huruf) 10

10. Organisasi 11,12

11. Daya tarik modul 13,14

12. Format kertas 15

13. Penggunaan spasi kosong 16

Karakteristik

modul

pembuatan

celana pria

sebagai

sumber

belajar

14. Belajar mandiri (self instructional) 17

15. Materi terdiri dari unit kompetensi (self

contained)

18

16. Berdiri sendiri (stand alone) 19

17. Memiliki daya adaptif terhadap IPTEK

(Adaptive)

20

18. Bersahabat dengan penggunanya (User 21

Page 78: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

64

friendly)

19.Guru berperan sebagai fasilitator 22

20. Membangkitkan minat siswa 23

21. meningkatkan keaktifan siswa 24

22. perumusan tujuan instruksional yang jelas 25

23. Urutan pembelajaran secara sistematis 26

2. Instrumen Kelayakan modul oleh ahli materi Busana Pria

Instrumen kelayakan modul dinilai oleh ahli materi busana pria dinilai dari

aspek materi secara keseluruhan.

Kisi – kisi instrumen kelayakan modul dinilai oleh ahli materi busana pria dapat

dilihat pada tabel 5, tentang kisi-kisi instrumen kelayakan modul oleh ahli materi

busana pria di bawah ini:

Tabel 5. Kisi-kisi instrumen kelayakan modul oleh ahli materi Busana Pria

Variabel

Penelitian

Aspek yang

dinilai Indikator

No.

Item

(1) (2) (3) (4)

Relevansi

Materi

Materi

Pembelajara

n

1. Ketepatan isi materi yang ada didalam

modul dengan silabus

1

2. Ketepatan tujuan pembelajaran 2,3,4

3. Materi dibagi dalam sub- sub bahasan 5

4. Kejelasan materi yang ada didalam modul 6,7,8,

9,10,1

1,12,1

3,14,1

5,16,

5. Tingkat kesulitan materi dengan 17

Page 79: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

65

kemampuan siswa

6. Ketercapaian materi 18

7. Pemahaman materi 19,20,

21

Relevansi

Media

Kriteria

pemilihan

media

8. Kejelasan petunjuk penggunaan modul

pembuatan celana pria

22

9. Kesesuaian dengan prosedur pengajaran

yang telah ditentukan

23

10. Kemudahan penggunaan modul pembuatan

celana pria

24

11. Kejelasan bahasa yang digunakan 25

12. Ketepatan evaluasi materi 26,27

13. Kejelasan sasaran pengguna 28

3. Instrumen kelayakan modul oleh siswa

Angket kelayakan modul oleh siswa menggunakan angket non tes dengan

skala Likert, yaitu dengan menggunakan empat alternative jawaban, “sangat

layak (SL)”, “layak (L)”, “kurang layak (KL)”, dan “tidak layak (TL)”. Adapun

kriteria pengukuran dapat dilihat dalam table sebagai berikut:

Tabel 6. Kriteria Kelayakan Modul Untuk Siswa

Pernyataan

Kategori Penilaian Nilai Interval Nilai

Sangat layak (SL) 4 (Skor min + 3p) ≤ Skor max

Layak (L) 3 (Skor min + 2p) ≤ Skor ≤ (Skor min + 3p –

1)

Kurang layak (KL) 2 (Skor min + p) ≤ Skor ≤ (Skor min + 2p –

1)

Page 80: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

66

Tidak layak (TL) 1 Skor min ≤ Skor ≤ (Skor min + p – 1)

Rumus diadaptasi dari Tesis Widihastuti (2007 : 126)

Keterangan :

Skor = Skor Responden

Skor Min = Skor Minimal

P = panjang kelas interval

Skor Max = Skor Maksimal

Jawaban sangat layak (SL) dapat diartikan bahwa modul pembuatan celana

pria tersebut dikatakan sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran di

SMK Ma’arif 2 Piyungan. Jawaban layak (L) dapat diartikan bahwa modul

pembuatan celana pria tersebut dikatakan layak digunakan sebagai media

pembelajaran di SMK Ma’arif 2 Piyungan. Jawaban kurang layak (KL) dapat

diartikan bahwa modul pembuatan celana pria kurang layak digunakan sebagai

media pembelajaran di SMK Ma’arif 2 Piyungan. Jawaban tidak layak (TL) dapat

diartikan bahwa modul pembuatan celana pria tersebut dikatakan tidak layak

digunakan sebagai media pembelajaran di SMK Ma’arif 2 Piyungan. Dalam hal ini

responden atau peserta didik memberikan jawaban dengan cara memberi tanda

checklist (√) pada jawaban yang paling sesuai.

Tabel 7. Interpretasi Kategori Penliaian Hasil Kelayakan Modul oleh Siswa

Kategori Interpretasi

Sangat layak Peserta didik sangat mudah memahami materi, memahami

bahasa yang digunakan pada modul dan sangat tertarik

dengan tampilan modul

Page 81: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

67

Layak Peserta didik mudah memahami materi, memahami bahsa

yang digunakan pada modul dan tertarik dengan tampilan

modul

Kurang layak Peserta didik kurang memahami materi, memahami

bahasa yang digunakan pada modul dan kurang tertarik

dengan tampilan modul

Tidak layak Peserta didik tidak memahami materi, memahami bahasa

yang digunakan pada modul dan tidak tertarik dengan

tampilan modul

Kisi-kisi instrumen kelayakan modul oleh siswa dapat dilihat pada tabel 8. di

bawah tentang kelayakan modul oleh siswa dilihat dari aspek materi dan

pemilihan media pembelajaran.

Tabel 8. Kisi-Kisi Instrumen Kelayakan Modul Oleh Siswa

Variabel

penelitian

Aspek yang

dinilai

Indikator No. Item

(1) (2) (3) (4)

Kriteria

modul

Fungsi dan

manfaat modul

1. Memperjelas penyajian 1

2. Mempermudah

pembelajaran

2

3. Mengatasi keterbatasan

ruang, waktu dan daya

indra

3

4. Membangkitkan motivasi

belajar

4

5. Meningkatkan keaktifan

siswa

5

6. Meningkatkan pemahaman

siswa

6

Karakteristik 7. Menarik minat belajar siswa 7,8

Page 82: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

68

tampilan cover

dan materi

modul

8. Kesesuaian judul modul

dengan isi yang ada

didalam modul

9

9. Organisasi 10,11

10. Daya tarik 12

Karakteristik

modul sebagai

media

pembelajaran

11. Belajar secara mandiri (self

instruksional)

13

12. Materi terdiri dari unit

kompetensi (self contained)

14

13. Berdiri sendiri 15

14. Memiliki daya adaptif

terhadap IPTEK (adaptive)

16

15. Bersahabat dengan

penggunanya (user

friendly)

17

16. Guru berperan sebagai

fasilitator

18

17. Didalam modul pembuatan

sulaman aplikasi ini

terdapat glosssarium yang

dapat menambah

pengetahuan dan

meningkatkan minat belajar

siswa

19

Materi

Pembelajaran

18. Ketepatan tujuan

pembelajaran

20

19. Kejelasan materi didalam

modul

21, 22, 23,

24,25,26,27,

28,29,30,31,32

20. Tingkat kesulitan materi

disesuaikan dengan

33

Page 83: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

69

kemampuan siswa

21. Ketercapaian materi 34

22. Kesesuaian dengan

prosedur pengajaran yang

telah ditentukan

35

23. Kemudahan penggunaan

media pembelajaran

36

24. Kejelasan dan ketepatan

sasaran pengguna.

37

25. Ketepatan evaluasi materi 38

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas Instrumen Pengembangan Modul

Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini

adalah dengan menggunakan validitas isi. Untuk menguji validitas isi dapat

digunakan pendapat para ahli (judgment expert).

Penilaian atau validasi dengan judgment experts ini untuk memeriksa isi

instrumen secara sistematis serta mengevaluasi relevansi dengan variable yang

ditentukan, hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang

digunakan dalam penelitian telah mencerminkan seluruh aspek yang akan diukur,

sehingga menciptakan instrumen yang valid.

Uji coba kelompok dilakukan uji kecil kepada siswa kelas XI busana butik di

SMK Ma’arif 2 Piyungan sebanyak 5 siswa dan uji kelompok besar pada 20 siswa.

Analisis faktor dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen

dengan menggunakan rumus product momet, yaitu dengan mengkorelasikan

antara nilai-nilai tiap butir pertanyaan dengan skor total. Rumus yang digunakan

Page 84: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

70

untuk menghitung korelasi product moment menurut Kart Pearson adalah

sebagai berikut:

r xy =( )( )

( ){ } ( ){ }2222 ∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑

−−

YYNXXN

YXXYN

Keterangan :

r xy : Angka Indeks korelasi “r” product moment

∑x : Jumlah nilai x (skor butir)

∑x2 : Jumlah nilai x kuadrat

∑y : Jumlah nilai y (skor total)

∑y2 : Jumlah nilai y kuadrat

N : Number of cases

∑xy : Jumlah hasil dari X dan Y (Sutrisno Hadi, 1990: 23)

Penafsiran harga koefisien korelasi dilakukan dengan membandingkan harga

rxy dengan harga kritik yaitu 0,3. Apabila rxy lebih berdasarkan pernyataan

dikatakan valid apabila koefisien korelasi (rxy) bernilai positif dan harga product

moment lebih tinggi dari r tabel. Harga kritik rxy untuk N=5 diperoleh r tabel 0,3.

Dengan demikian butir-butir pernyataan sahih apabila memiliki rxy hitung > 0,3

(Sugiyono 2007:116).

2. Reliabilitas Instrumen Pengembangan Modul

Teknik mencari reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

reliabilitas koefisien antar rater dan reliabilitas Alpha Cronbach.

a. Reliabilitas antar rater

Reliabilitas antar rater digunakan untuk pemberian skor oleh beberapa rater.

Kesepakatan antar rater digunakan sebagai penilai pemberi skor instrumen yang

Page 85: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

71

berupa angket dengan skor penilaian 1 untuk kategori “Layak” dan 0 untuk

kategori “Tidak Layak” yang selanjutnya perolehan hasil dihitung sesuai dengan

kriteria kelayakan modul.

b. Reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach

Reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach digunakan untuk menguji

keandalan instrumen non tes yang bersifat gradasi dengan rentang skor 1 – 4.

adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = mean kuadrat antara subjek

∑ = mean kuadrat kesalahan

= varians total

(Suharsimi Arikunto, 2006:196)

Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini dihitung menggunakan

program SPSS 16 for windows untuk menguji instrumen angket kelayakan

modul oleh siswa.

2bσ

t2σ

∑−

−=

tb

kkr 2

2

1)1

(11σσ

Page 86: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

72

Tabel 9. Pedoman untuk menentukan tinggi rendahnya realibilitas instrumen

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0, 800 - 1,000 sangat tinggi

0, 600 - 0,799 Tinggi

0, 400 - 0,599 Cukup

0, 200 - 0,399 Rendah

0, 00 - 0,199 sangat rendah

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dignakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

teknik analisis deskriptif yaitu dengan cara mendeskripsikan data yang telah

terkumpul tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi sesuai dengan Sugiyono (2010:208).

Untuk menghitung kelayakan modul, analisis data menggunakan statistik

deskriptif dilakukan dengan cara menghitung jumlah soal total instrumen (

jumlah soal x jumlah responden). Untuk menentukan skor minimal (skor

terendah x jumlah soal). Untuk menentukan skor maksimal (skor tertinggi x

jumlah soal). Setelah diketahui skor minimal dan skor maksimal selanjutnya

adalah menentukan kelas interval dengan cara menentukan rentang kelas (skor

tertinggi – skor terendah) dan panjang kelas interval (rentang : jumlah kategori).

a. Analisis data validasi kelayakan modul oleh ahli media dan ahli

materi busana pria.

Analisis data untuk kelayakan modul dinilai oleh ahli menggunakan skala

Guttman dengan alternatif jawaban layak dan tidak layak. Untuk

menginterpretasikan data kelayakan modul oleh ahli media dan ahli materi maka

hasil skor yang diperoleh dengan menjumlah pengalian kategori dengan nilai

Page 87: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

73

yang diperoleh (kategori x nilai). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9.

tentang kriteria penilaian kelayakan modul oleh ahli media dan ahli materi

Tabel 10. kriteria penilaian kelayakan modul oleh ahli media dan ahli

materi dan guru Busana Pria

Nilai Kategori Skor 1 Layak (Smin + P) ≤ S≤ Smax 0 Tidak Layak Smin ≤ S≤ ( Smin + (p – 1)) Rumus diadaptasi dari Tesis Widihastuti (2007:126)

Ketentuan:

Smin = Skor minimum

Smax = Skor maksimal

P = Panjang kelas interval

b. Analisis data uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar

Analisis data untuk kelayakan modul dinilai oleh siswa menggunakan skala

likert, yaitu dengan menjabarkan variabel penelitian menjadi indikator variabel

kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-

item instrumen yang berupa pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

negatif (Sugiyono, 2010: 135).

Untuk menginterpretasikan data uji kelayakan modul oleh siswa, maka hasil

skor diperoleh dengan menjumlah pengalian kategori dengan nilai yang diperoleh

(kategori x nilai). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 16. tentang

kriteria penilaian kelayakan modul oleh siswa:

Page 88: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

74

Tabel 11. Kriteria penilaian kelayakan modul oleh siswa

Kelas Kategori Penilaian Interval Nilai

4 Sangat Layak x ≥ Mi + 1,5 (SDi)

3 Layak Mi ≤ x < Mi + 1,5 (SDi)

2 Kurang Layak Mi – 1,5 (SDi) ≤ x < Mi

1 Tidak Layak x < Mi – 1,5 (SDi)

(Djemari Mardapi, 2008:203)

Keterangan :

X = Skor jawaban responden

Mi = Mean

SDi = Standar Deviasi

Page 89: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengembangan Modul Pembuatan Celana Pria Pada Mata Pelajaran

Busana Pria Siswa Kelas XI Di SMK Ma’arif 2 Piyungan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan modul

pembuatan celana pria sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran busana

pria siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan. Data yang diperoleh dengan cara

memberi angket pada ahli materi dan ahli media beserta siswa kelas XI di SMK

Ma’arif 2 Piyungan. Selain itu data juga diperoleh dengan cara memberikan

angket yang berisi instrumen tentang media dan materi modul.

Penelitian pengembangan modul pembuatan celana pria pada mata pelajaran

busana pria siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan dilaksanakan pada bulan

Maret 2015 sampai dengan bulan Mei 2015. Subjek penelitian ini adalah siswa

kelas XI program keahlian tata busana yang berjumlah 25 siswa, diambil sampel

5 siswa sebagai sampel uji coba instrumen dan 20 siswa sebagai sampel

penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.

Objek berupa media pembelajaran media modul pembuatan celana pria yang

akan digunakan sebagai bahan ajar pada mata pelajaran busana pria. Data yang

diperoleh pada penelitian ini adalah data kualitatif yang sebelumnya

ditransformasikan terlebih dahulu berdasarkan bobot skor yang telah ditetapkan.

Modul pembelajaran ini diharapkan dapat digunakan disekolah manapun yang

mempunyai program studi keahlian Tata Busana.

Page 90: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

76

Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga siswa

dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing. Berdasarkan beberapa

penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan ajar cetak

yang didesain secara utuh dan sistematis yang berkenaan dengan satu unit

bahan pelajaran sebagai sarana belajar siswa yang bersifat mandiri sesuai

dengan kecepatan masing-masing. Secara lengkap proses pembuatan modul

celana pria pada mata pelajaran busana pria siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2

Piyungan adalah sebagai berikut:

a. Analisis

Proses pengembangan modul pembuatan celana pria pada mata pelajaran

busana pria siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan. Analisis kebutuhan ini

terdiri dari analisis masalah dan analisis komponen pembelajaran. Analisis

dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada guru dan siswa sebagai

calon pengguna. Analisis dilapangan dilakukan untuk mengetahui modul yang

banyak digunakan sebagai bahan referensi untuk belajar siswa dan

menyimpulkan modul yang tepat untuk dijadikan media pengayaan. Hasil analisis

dapat disimpulkan bahwa pengembangan modul pembuatan celana pria pada

mata pelajaran busana pria siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan dapat

memuat teks, gambar/foto, dan keterangan-keterangan gambar dalam bentuk

narasi, sehingga dapat dijadikan salah satu solusi untuk membantu siswa dalam

pengayaan materi yang berkaitan dengan pengembangan modul pembuatan

celana pria pada mata pelajaran busana pria siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2

Piyungan.

Page 91: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

77

1) Analisis Kebutuhan

Proses pengembangan modul pembuatan celana pria pada mata pelajaran

busana pria siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan diawali dengan tahap

analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan ini terdiri dari analisis masalah dan

analisis komponen pembelajaran. Analisis masalah dilakukan dengan cara

wawancara dan observasi lapangan mengenai modul yang digunakan dalam

pembelajaran. Hasilnya, modul yang digunakan masih menggunakan media yang

sederhana. Hasil observasi dilapangan di SMK Ma’arif 2 Piyungan pengembangan

modul pembuatan celana pria pada mata pelajaran busana pria siswa kelas XI

masih kurang sehingga guru masih harus mencari materi ajar di perpustakaan

dan melalui internet. Kegiatan dalam proses pembelajaran guru hanya

menggunakan papan tulis dan job sheet untuk menjelaskan materi, sehingga

kegiatan pembelajaran kurang bervariasi karena pembelajaran masih berpusat

kepada guru. Oleh karena itu, untuk mempermudah materi yang disampaikan

oleh guru dalam proses kegiatan belajar mengajar perlu dikembangkan sebuah

bentuk media belajar yang bersifat menambah atau melengkapi materi yang

telah ditulis dalam buku pelajaran maupun buku paket yang ada.

Selain itu, pentingnya materi pembelajaran pembuatan celana pria untuk

siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan melalui pengembangan modul dalam

penelitian ini diharapkan dapat membuat siswa lebih inovatif dalam membuat

konsep mampu memahami isi materi pelajaran dari berbagai ilmu yang

disampaikan melalui modul pembelajaran tersebut. Dengan menggunakan media

modul, maka siswa dapat belajar kapan saja tanpa adanya batasan waktu

layaknya disekolah dikarenakan jam belajar di sekolah terbatas, sehingga

Page 92: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

78

mengakibatkan kurangnya waktu yang dimiliki siswa untuk mengeksplorasi

materi pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran pembuatan celana pria di SMK Ma’arif 2 Piyungan

materi dapat diperoleh dari guru maupun modul yang dapat dipinjam dari

perpustakaan sekolah. Akan tetapi penggunaan modul tersebut masih belum

maksimal. Terbatasnya jumlah modul diperpustakaan, dan isi modul yang kurang

menarik sehingga modul tersebut dapat dipinjam siswa kapan saja. Modul mata

pelajaran busana pria yang sudah ada dikembangkan menjadi modul pembuatan

celana pria yang memiliki perpaduan teks dan gambar. Hal ini dilakukan supaya

penyampaian materi pembelajaran akan lebih dimengerti apabila didukung

dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik. Tercapai tidaknya

tujuan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran tergantung dari strategi

penyampaian dan penggunaan media. Guru tidak cukup hanya menguasai materi

pelajaran akan tetapi juga harus memiliki keterampilan mengajar serta dapat

menggunakan media dengan baik.

Pembelajaran dengan media berupa modul merupakan strategi mengajar

dimana materi disampaikan lebih terinci dan tertulis sehingga dapat dipelajari

siswa kapan saja dan dimana saja. Penyampaian kompetensi disampaikan dari

berbagai sumber yang tertulis secara sistematis. Guru berperan sebagai

fasilitator sedangkan siswa juga diberi keleluasaan dan diarahkan untuk aktif

dan keratif mencari sumber lain yang relevan. Metode pemberian latihan pada

materi pembuatan celana pria, peserta didik menjadi lebih aktif sehingga dapat

lebih mudah memahami suatu konsep yang sedang dipelajari secara nyata.

Pembelajaran menggunakan modul memungkinkan guru untuk dapat memahami

Page 93: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

79

peserta didik lebih baik sehingga kendala-kendala dalam pembelajaran dapat

lebih cepat teratasi. Pembelajaran menggunakan media modul lebih

menguntungkan baik bagi peserta didik maupun pengajar.

2) Analisis Komponen Pembelajaran

Analisis komponen pembelajaran dilakukan dengan studi kepustakaan. Studi

kepustakaan dilakukan untuk memperoleh sumber pedoman dan materi untuk

pengembangan modul pembelajaran pembuatan celana pria. Tahap awal

dilakukan studi pedoman yang akan digunakan sebagai acuan dalam

pengembangan modul pembelajaran dan kemudian mengumpulkan materi yang

relevan. Materi yang akan dituangkan dalam modul pembelajaran diharapkan

dapat memenuhi standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD) dan indikator

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dalam studi kepustakaan ini didapatkan pedoman dalam pembuatan modul

pembelajaran melalui kurikulum di SMK Ma’arif 2 Piyungan yang dituangkan

dalam silabus dengan SK pembelajaran pembuatan celana pria dan KD

menjelaskan prinsip pembuatan celana pria.

Studi kepustakaan juga digunakan untuk menggali informasi tentang materi

yang akan digunakan dan gambar-gambar penunjang lainnya untuk

memudahkan dan mempertinggi daya ingat siswa dalam belajar. Materi yang

disajikan dalam modul pembelajaran pembuatan celana pria didapatkan dari

sumber-sumber yang relevan yaitu: (1) Kurikulum dan silabus SMK Ma’arif 2

Piyungan, (2) Wikipedia online dan sumber lain dari internet diunduh tahun

2015.

Page 94: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

80

b. Desain

Tahap desain dimulai dari analisis konsep dan materi, yaitu yang berkaitan

dengan tahapan pembuatan modul pembuatan celana pria meliputi penulisan

modul, elemen modul, dan prosedur pengembangan modul. Adapun uraiannya

sebagai berikut.

1) Penulisan Modul

Untuk membuat atau mengembangkan modul yang bermutu, harus melalui

tahapan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. Penulisan modul dalam

penelitian ini meliputi membuat kerangka modul, pendahuluan, menentukan

materi pembelajaran, dan melakukan evaluasi modul.

2) Elemen Mutu Modul

Untuk menghasilkan modul pembelajaran yang efektif dan mampu

memerankan fungsinya dalam pembelajaran, modul perlu dirancang dan

dikembangkan dengan memperhatikan beberapa elemen yang mensyaratkannya.

Elemen-elemen yang harus terpenuhi dalam pembuatan modul ini antara lain

format penulisan modul; organisasi modul, daya tarik modul, bentuk dan ukuran

huruf; ruang (spasi kosong), dan konsistensi penulisan modul.

3) Prosedur Pengembangan Modul

Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Research and

Development (R & D), prosedur penelitian mengacu pada pengembangan modul

menurut Borg and Gall adalah sebagai berikut.

Page 95: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

81

Gambar 3. Konsep Penyusunan Modul Dengan Modifikasi

Keterangan :

1. Analisis Kebutuhan

Dalam tahap ini analisis kebutuhan digunakan untuk mengetahui keadaan

pembelajaran pembuatan celana pria siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan.

Analisis kebutuhan

Uji Coba Kelompok Besar Dilakukan Oleh Siswa

Uji Coba Kelompok Kecil dilakukan Oleh Siswa

Modul Dinyatakan Layak

Produk Modul

Validasi Ahli Materi dan Ahli Media

Penilaian Kelayakan Modul oleh Ahli Materi dan Ahli Media

Pengumpulan referensi

Rancangan Pembuatan Celana Pria

Penyusunan Pembuatan Celana Pria

Page 96: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

82

Hasil pengamatan dilapangan diketahui bahwa siswa memerlukan tambahan

bahan pembelajaran dikarenakan kurangnya bahan ajar mengenai kompetensi

pembuatan celana pria, siswa seringkali belum paham benar maksud dari materi

pembelajaran pembuatan celana pria, beberapa siswa belum mencapai nilai KKM

pada mata pelajaran busana pria, dan media pembelajaran yang disediakan oleh

guru kurang menarik sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti

pembelajaran.

2. Pengumpulan Referensi Materi

Pengumpulan referensi materi dalam penelitian ini meliputi (a) mengkaji

kurikulum berdasarkan silabus yang ada supaya modul yang dihasilkan tidak

menyimpang dari tujuan pembelajaran di SMK Ma’arif 2 Piyungan, (b) Berdialog

dengan guru, hal ini dilakukan untuk mengetahui materi mana saja yang

membutuhkan bantuan modul pembelajaran dan mengidentifikasi jenis modul

yang disajikan supaya dapat menarik perhatian siswa dan modul yang sudah di

buat dapat meningkatkan hasil belajarnya, dan (c) mengidentifikasi kebutuhan

berdasarkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai yang diharapkan.

3. Rancangan Modul Pembuatan Celana Pria

Pada tahap ini penulis membuat rancangan modul yang akan dibuat.

Rancangan modul tersebut dibuat untuk memudahkan penulis dalam

menentukan dan merumuskan isi modul agar mudah di pahami oleh siswa.

4. Penyusunan Modul Pembuatan Celana Pria

Tahap ini modul pembelajaran sudah mulai di susun berdasarkan rancangan

modul yang sudah di tentukan sebelumnya.

Page 97: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

83

5. Validasi Ahli Materi dan Ahli Media

Setelah modul selesai di buat, peneliti melakukan validasi terhadap modul

tersebut ke ahli materi yaitu dosen dan ahli media yaitu guru.Hal ini supaya

modul yang sudah selesai dibuat dapat dievaluasi oleh ahli materi dan ahli media

sehingga dapat menyempurnakan isi modul tersebut.

6. Penilaian Para Ahli Penilaian Kelayakan Modul oleh Ahli Materi dan Ahli Media

Setelah modul selesai divalidasi oleh ahli, maka apabila modul tidak ada

evaluasi dapat dilanjutkan pada tahap akan dilakukan penilaian para ahli.

Penilaian para ahli dilakukan untuk mengukur tingkat kelayakan modul. Apabila

ahli menyatakan layak pada modul tersebut maka modul sudah dapat diuji

cobakan pada kelompok kecil dan kelompok besar.

7. Produk Modul

Setelah dilakukan validasi dan evaluasi oleh para ahli dan perbaikan-

perbaikan berdasarkan saran yang diberikan oleh para ahli, maka modul

pembelajaran tersebut siap di cetak dan dilakukan uji kelayakan modul kepada

peserta didik melalui uji kelompok kecil dan uji kelompok besar.

8. Uji Coba Kelompok Kecil

Uji kelayakan modul dilakukan melalui dua tahapan. Tahapan pertama

dilakukan uji coba terbatas kepada 5 siswa. Proses ini penting digunakan untuk

mengetahui kekurangan produk. Setelah dilakukan uji terbatas, dilakukan revisi

produk yaitu untuk memperbaiki kekurangan modul pembuatan celana pria dari

segi siswa dan guru. Penilaian dari siswa ini sangat penting karena produk ini

nantinya akan digunakan oleh guru untuk mengajar siswa.

Page 98: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

84

9. Uji Coba Kelompok Besar

Tahapan selanjutnya dilakukan uji luas kepada 20 siswa. Pada tahap ini

dilakukan untuk mengukur tingkat kelayakan modul yang sudah dibuat.

c. Evaluasi

Pada pengembangan modul pembelajaran pembuatan celana pria dilakukan

evaluasi berupa penilaian melalui tiga tahap yaitu uji alpha, uji beta, dan

efektifitas penggunaan modul. Sebelum modul pembelajaran pembuatan celana

pria di uji cobakan kepada para siswa, maka terlebih dahulu dilakukan uji alpha

(alpha test) yaitu dengan tahapan validasi kepada ahli (expert judgement).

Expert judgement dilakukan oleh ahli media, dan dua orang ahli materi (1 dosen

ahli dan 1 guru ahli mata pembelajaran busana pria). Setelah mendapat validasi

dari ahli kemudian dilakukan ke tahap berikutnya yaitu uji coba instrumen untuk

mendapatkan instrumen yang reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur uji

coba produk sehingga hasil pengukuran menjadi valid.

d. Validitas Modul Pembuatan Celana Pria

Penentuan kelayakan modul pembuatan celana pria diukur berdasarkan

penilaian dari para ahli yaitu ahli media dan ahli materi. Data yang didapat

menunjukkan tingkat validitas kelayakkan media sebagai sumber belajar. Saran

yang terdapat dalam instrumen digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

perbaikan media lebih lanjut. Berikut ini hasil pengujian dari masing-masing

validator.

1) Ahli Media Pembelajaran

Ahli media memberikan saran dari bagian-bagian yang terdapat dalam modul

pembelajaran. Setelah ahli media melakukan penilaian, maka diketahui hal-hal

Page 99: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

85

yang harus direvisi. Identifikasi kecenderungan tinggi rendahnya skor ditetapkan

pada kriteria ideal berdasarkan skor data penelitian dengan skor 1 dan 0. Maka

didapatkan skor ideal sebesar 26. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

12, sedangkan untuk perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 12. Kelayakan Modul Pembelajaran Pembuatan Celana Pria Ditinjau Dari Ahli Media Interval Skor Kategori Persentase

13,00 ≤ S ≤ 26,00 Layak 100,0 % 0,00 ≤ S ≤ 12,00 Tidak Layak 0,0 %

Jumlah Soal 100,0 %

Berdasarkan tabel 12 di atas dapat diinterpretasikan bahwa tingkat kelayakan

modul pembelajaran pembuatan celana pria menurut ahli media termasuk pada

kategori layak.

2) Ahli Materi Pembelajaran (Guru)

Guru memberikan saran dari bagian-bagian yang terdapat dalam modul

pembelajaran. Setelah ahli media melakukan penilaian, maka diketahui hal-hal

yang harus direvisi. Identifikasi kecenderungan tinggi rendahnya skor ditetapkan

pada kriteria ideal berdasarkan skor data penelitian dengan skor 1 dan 0. Maka

didapatkan skor ideal sebesar 31. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

13, sedangkan untuk perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 13. Kelayakan Modul Pembelajaran Pembuatan Celana Pria Ditinjau Dari Guru

Interval Skor Kategori Persentase 26,25 ≤ S ≤60,00 Layak 100,0 % 15,00 ≤ S ≤ 25,25 Tidak Layak 0,0 %

Jumlah soal 100,0 %

Berdasarkan tabel 13 di atas dapat diinterpretasikan bahwa tingkat kelayakan

modul pembelajaran pembuatan celana pria menurut ahli media termasuk pada

kategori layak.

Page 100: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

86

3) Uji Coba Pada Peserta Didik

Modul pembelajaran yang telah divalidasi oleh ahli materi dan ahli media

pembelajaran selanjutnya diuji cobakan pada siswa untuk mendapatkan validitas

dan reliabilitas instrumen pada angket. Sampel uji coba adalah siswa kelas XI di

SMK Ma’arif 2 Piyungan yang berjumlah 5 siswa. Dari uji coba yang dilakukan

diperoleh data secara rinci dari 38 butir pernyataan valid dan reliabel. Semua

butir soal valid dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk penelitian. Berikut

hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen.

Tabel 14. Hasil Uji Validitas Oleh Peserta Didik

Butir Soal r hitung r tabel Ket. Butir1 0,972 0,878 Valid Butir2 0,912 0,878 Valid Butir3 0,978 0,878 Valid Butir4 0,978 0,878 Valid Butir5 0,971 0,878 Valid Butir6 0,978 0,878 Valid Butir7 0,971 0,878 Valid Butir8 0,971 0,878 Valid Butir9 0,978 0,878 Valid Butir10 0,971 0,878 Valid Butir11 0,978 0,878 Valid Butir12 0,978 0,878 Valid Butir13 0,978 0,878 Valid Butir14 0,909 0,878 Valid Butir15 0,879 0,878 Valid Butir16 0,971 0,878 Valid Butir17 0,978 0,878 Valid Butir18 0,978 0,878 Valid Butir19 0,909 0,878 Valid Butir20 0,971 0,878 Valid Butir21 0,978 0,878 Valid Butir22 0,978 0,878 Valid Butir23 0,971 0,878 Valid

Page 101: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

87

Butir24 0,909 0,878 Valid Butir25 0,909 0,878 Valid Butir26 0,971 0,878 Valid Butir27 0,978 0,878 Valid Butir28 0,978 0,878 Valid Butir29 0,972 0,878 Valid Butir30 0,912 0,878 Valid Butir31 0,978 0,878 Valid Butir32 0,978 0,878 Valid Butir33 0,971 0,878 Valid Butir34 0,978 0,878 Valid Butir35 0,971 0,878 Valid Butir36 0,971 0,878 Valid Butir37 0,978 0,878 Valid Butir38 0,912 0,878 Valid

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa seluruh butir soal dalam penelitian

dinyatakan valid karena nilai r hitung > r tabel (0,878) pada taraf signifikansi

5%. Sedangkan Hasil uji reliabilitas menunuukkan nilai cronbach alpha sebesar

0,997. Artinya 0,997 > 0,6 sehingga instrumen dalam penelitian dinyatakan

reliabel dan dapat melanjutkan ke tahap penelitian selanjutnya.

2. Tingkat Kelayakan Modul Pembelajaran Pembuatan Celana Pria

Tingkat kelayakan modul pembelajaran berdasarkan penilaian peserta didik

ditinjau dari 5 aspek yaitu aspek fungsi dan manfaat modul, aspek tampilan

modul, aspek format modul, aspek isi/materi modul, dan aspek penilaian modul

secara keseluruhan. Penentuan kelayakan modul pembuatan celana pria diukur

berdasarkan penilaian dari para peserta didik kelas XI di SMK Ma’arif 2 Piyungan.

Data yang didapat menunjukan tingkat validitas kelayakan modul pembelajaran

sebagai sumber belajar. Berikut ini hasil pengujian dari para peserta didik

berdasarkan beberapa aspek.

Page 102: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

88

a. Aspek Fungsi Manfaat Modul

Berdasarkan perhitungan data pada 20 siswa dengan jumlah butir soal

sebanyak 6 butir soal. Identifikasi kecenderungan tinggi rendahnya skor

ditetapkan pada kriteria ideal berdasarkan skor data penelitian dengan skala

likert dengan rentang data 1 sampai dengan 4. Maka didapatkan skor ideal yang

berkisar antara 6 sampai dengan 24 sehingga diperoleh nilai rerata ideal (Mi)

sebesar 15,0 dan standar deviasi (SDi) sebesar 3,00. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 15 dan gambar 4, sedangkan untuk perhitungan secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 15. Hasil Perhitungan Pada Aspek Fungsi Manfaat Modul Interval skor Kategori Frekuensi Persentase X ≥ 19,50 Sangat Layak 17 85,0 %

15,00 ≤ X < 19,50 Layak 3 15,0 % 10,50 ≤ X < 15,00 Kurang Layak 0 0

X < 10,50 Tidak Layak 0 0 Jumlah 20 100 %

Untuk lebih jelasnya hasil kelayakan modul pembelajaran pada aspek

manfaat modul dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4. Pie Chart Aspek Fungsi Manfaat Modul

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diartikan bahwa kelayakan

modul pembelajaran ditinjau dari aspek fungsi manfaat modul termasuk dalam

85.0%

15.0%

Fungsi_Manfaat_Modul

Sangat Layak

Layak

Kurang Layak

Tidak Layak

Page 103: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

89

kategori Sangat Layak sebesar 85,0% dan kategori Layak sebesar 15,0%. Hal ini

menunjukkan bahwa fungsi manfaat pada modul pembelajaran telah memenuhi

kriteria sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran yang baik.

b. Aspek Tampilan Modul

Berdasarkan perhitungan data pada 20 siswa dengan jumlah butir soal

sebanyak 6 butir soal. Identifikasi kecenderungan tinggi rendahnya skor

ditetapkan pada kriteria ideal berdasarkan skor data penelitian dengan skala

likert dengan rentang data 1 sampai dengan 4. Maka didapatkan skor ideal yang

berkisar antara 6 sampai dengan 24 sehingga diperoleh nilai rerata ideal (Mi)

sebesar 15,0 dan standar deviasi (SDi) sebesar 3,00. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 9 dan gambar 5, sedangkan untuk perhitungan secara lengkap

dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 16. Hasil Perhitungan Pada Aspek Tampilan Modul Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ 19,50 Sangat Layak 10 50,0 % 15,00 ≤ X < 19,50 Layak 10 50,0 % 10,50 ≤ X < 15,00 Kurang Layak 0 0

X < 10,50 Tidak Layak 0 0 Jumlah 20 100 %

Untuk lebih jelasnya hasil kelayakan modul pembelajaran pada aspek

tampilan modul dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. Pie Chart Aspek Tampilan Modul

50.0%50.0%

Tampilan_Modul

Sangat Layak

Layak

Kurang Layak

Tidak Layak

Page 104: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

90

Berdasar kantabel dan gambar diatas dapat diartikan bahwa kelayakan modul

pembelajaran ditinjau dari aspek tampilan modul termasuk dalam kategori sangat

layak sebesar 50% dan kategori layak sebesar 50%. Hal ini menunjukkan bahwa

tampilan pada modul pembelajaran telah memenuhi kriteria layak untuk

digunakan sebagai media pembelajaran yang baik.

c. Aspek Format Modul

Berdasarkan perhitungan data pada 20 siswa dengan jumlah butir soal

sebanyak 7 butir soal. Identifikasi kecenderungan tinggi rendahnya skor

ditetapkan pada kriteria ideal berdasarkan skor data penelitian pada skala likert

dengan rentang data 1 sampai dengan 4. Maka didapatkan skor ideal yang

berkisar antara 7 sampai 28 sehingga diperoleh nilai rerata ideal (Mi) sebesar

17,5 dan standar deviasi (SDi) sebesar 3,5. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel dan gambar di bawah ini, sedangkan untuk perhitungan secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 17. Hasil Perhitungan Pada Aspek Format Modul Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ 22,75 Sangat Layak 3 15,0% 17,50≤ X< 22,75 Layak 16 80,0% 12,25≤ X < 17,50 Kurang Layak 1 5,0%

X <12,25 Tidak Layak 0 0 Jumlah 20 100 %

Untuk lebih jelasnya hasil kelayakan modul pembelajaran pada aspek format

modul dapat dilihat pada gambar 7.

Page 105: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

91

Gambar 6. Pie Chart Aspek Format Modul

Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat diartikan bahwa kelayakan modul

pembelajaran ditinjau dari aspek format modul termasuk dalam kategori sangat

layak sebesar 15,0%, kategori layak sebesar 80,0% dan kategori kurang layak

sebesar 5,0%. Hal ini menunjukkan bahwa format pada modul pembelajaran

telah memenuhi kriteria layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran

yang baik.

d. Aspek Isi/Materi Modul

Berdasarkan perhitungan data pada 20 siswa dengan jumlah butir soal

sebanyak 19 butir soal. Identifikasi kecenderungan tinggi rendahnya skor

ditetapkan pada kriteria ideal berdasarkan skor data penelitian pada skala likert

dengan rentang data 1 sampai dengan 4. Maka didapatkan skor ideal yang

berkisar antara 19 sampai 76 sehingga diperoleh nilai rerata ideal (Mi) sebesar

47,5 dan standar deviasi (SDi) sebesar 9,5. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel dan gambar di bawah ini, sedangkan untuk perhitungan secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 18. Hasil Perhitungan Pada Aspek Isi/Materi Modul Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ 61,75 Sangat Layak 6 30,0% 47,50 ≤ X< 61,75 Layak 14 70,0% 33,25 ≤ X < 47,50 Kurang Layak 0 0

15.0%

80.0%

5.0%

Format_Modul

Sangat Layak

Layak

Kurang Layak

Tidak Layak

Page 106: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

92

X < 33,25 Tidak Layak 0 0 Jumlah 20 100 %

Untuk lebih jelasnya hasil kelayakan modul pembelajaran pada aspek

isi/materi modul dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Pie Chart Aspek Isi/Materi Modul

Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat diartikan bahwa kelayakan modul

pembelajaran ditinjau dari aspek isi/materi modul termasuk dalam kategori

sangat layak sebesar 30,0%, dan kategori layak sebesar 70,0%. Hal ini

menunjukkan bahwa isi/materi pada modul pembelajaran telah memenuhi

kriteria layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran yang baik.

e. Aspek Penilaian Modul Secara Keseluruhan

Berdasarkan perhitungan data pada 20 siswa dengan jumlah butir soal

sebanyak 38 butir soal. Identifikasi kecenderungan tinggi rendahnya skor

ditetapkan pada kriteria ideal berdasarkan skor data penelitian pada skala likert

dengan rentang data 1 sampai dengan 4. Maka didapatkan skor ideal yang

berkisar antara 38 sampai 152 sehingga diperoleh nilai rerata ideal (Mi) sebesar

95,0 dan standar deviasi (SDi) sebesar 19,0. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel dan gambar di bawah ini, sedangkan untuk perhitungan secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran.

30.0%

70.0%

Isi_Materi_Modul

Sangat Layak

Layak

Kurang Layak

Tidak Layak

Page 107: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

93

Tabel 19. Hasil Perhitungan Pada Aspek Aspek Penilaian Modul Secara Keseluruhan

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase X ≥ 123,5 Sangat Layak 8 40,0%

95,0 ≤ X< 123,5 Layak 12 60,0% 66,5 ≤ X < 95,0 Kurang Layak 0 0

X < 66,5 Tidak Layak 0 0 Jumlah 20 100 %

Untuk lebih jelasnya hasil kelayakan modul pembelajaran pada aspek

penilaian modul dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Pie Chart Aspek Penilaian Modul Secara Keseluruhan

Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat diartikan bahwa kelayakan modul

pembelajaran ditinjau dari aspek penilaian modul secara keseluruhan termasuk

dalam kategori sangat layak sebesar 40,0%, dan kategori layak sebesar 60,0%.

Hal ini menunjukkan bahwa materi pada modul pembelajaran secara keseluruhan

telah memenuhi kriteria layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran

yang baik.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Mengembangkan Modul Pembuatan Celana Pria Pada Mata Pelajaran Busana Pria Siswa Kelas XI Di SMK Ma’arif 2 Piyungan

Media pembelajaran pembuatan celana pria dikembangkan dengan

menggunakan metode pengembangan dari Borg and Gall. Media pengembangan

40.0%

60.0%

Penilaian_Modul_Keseluruhan

Sangat Layak

Layak

Kurang Layak

Tidak Layak

Page 108: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

94

modul ini terdiri dari (a) kerangka modul yang berisi halaman sampul, halaman

franchis, kata pengantar, daftar isi, peta kedudukan modul, glosarium; (b)

pendahuluan, meliputi standar kompetensi, deskripsi modul, waktu penguasaan

kompetensi, prasyarat modul, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, dan

cek penggunaan standar kompetensi untuk mengukur penguasaan kompetensi

peserta didik terhadap modul; (c) pembelajaran meliputi rencana belajar peserta

didik dan kegiatan belajar; dan (d) evaluasi yang meliputi tes kognitif, tes

psikomotor, penilaian sikap, kunci jawaban, dan daftar pustaka.

Proses mengembangkan modul pembelajaran pembuatan celana pria melalui

sembilan tahapan yaitu analisis kebutuhan, pengumpulan informasi, rancangan

modul pembuatan celana pria, penyusunan modul pembuatan celana pria,

validasi ahli materi dan ahli media, penilaian kelayakan modul, produk modul, uji

kelompok kecil, dan uji kelayakan peserta didik.

Borg and Gall (1983) dalam Tim Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi

Pendidikan/Puslitjaknov (2008: 8-9) mengembangkan pembelajaran mini (mini

course) melalui 10 langkah yaitu melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei),

melakukan perencanaan, mengembangkan jenis/bentuk produk awal, melakukan

uji coba lapangan tahap awal, melakukan revisi terhadap produk utama,

tes/penilaian prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran,

melakukan revisi terhadap produk operasional, melakukan uji lapangan

operasional, melakukan revisi terhadap produk akhir, mendesiminasikan dan

mengimplementasikan produk. Artinya, peneliti dapat berapapun langkah dalam

proses pengembangan modul pembelajaran yang digunakan dalam penelitian,

Page 109: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

95

disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi kondisi objek dan subjek dalam

penelitian.

Tahap menganalisis adalah menganalisis segala permasalahan, situasi dan

kondisi media pembelajaran yang digunakan disekolah kemudian mencari solusi

penggunaan media. Dari hasil analisis didapatkan bahwa siswa mendapat

kesulitan belajar terutama untuk media yang terbatas. Siswa merasa kesulitan

karena media yang digunakan belum maksimal. Atas dasar analisis tersebut

didapatkan ide pembuatan modul pembelajaran pembuatan celana pria. Karena

modul pembelajaran dapat memuat teks, gambar dan narasi penjabaran dari

gambar yang disediakan. Modul pembelajaran berisi juga dengan evaluasi yang

menarik dan dapat di kerjakan oleh siswa secara mandiri. Seperti yang

diungkapkan Dale dalam Azhar Arsyad (2011: 10-11) yang membagi sepuluh

jenis pengalaman atau dikenal dengan Dale Cone OF Experience menunjukkan

bahwa pengetahuan yang mudah diingat adalah jika siswa mengalami langsung

apa yang dipelajari. Namun tidak semua pengetahuan dapat diperoleh dengan

pengalaman langsung karena berbagai alasan seperti benda terlalu besar untuk

dibawa ke kelas, benda terlalu kecil, benda terlalu berbahaya, ataupun benda

sulit didapat. Hal-hal tersebut dapat dijembatani dengan menggunakan media

pembelajaran saat menyampaikan informasi kepada siswa, salah satunya adalah

dengan menggunakan modul pembelajaran pembuatan celana pria.

Pada tahap analisis ini juga didapatkan pedoman dan referensi materi yang

diperlukan yang dimasukkan di dalam modul pembelajaran. Materi yang

digunakan dalam modul pembelajaran mengacu pada buku yang relevan dan

biasa digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Page 110: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

96

Dalam pembuatan modul pembelajaran juga mengalami kendala di dalam

pencarian gambar, tetapi dapat diatasi dengan mencari di web internet. Setelah

semua bahan dan gambar terkumpul kemudian mengkonsultasikan kepada

pembimbing kemudian berlanjut pada tahap berikutnya yaitu mendesain modul

pembelajaran.

Tahap selanjutnya dalam proses pengembangan pembuatan celana pria yaitu

tahap validasi. Tahap validasi dilakukan oleh ahli (expert judgement).

Berdasarkan hasil penilaian dari ahli, modul pembelajaran pembuatan celana pria

tergolong pada kategori layak. Hal ini dikarenakan rerata penilaian setiap aspek

dari tim ahli mendapat skor dalam kategori layak. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa modul pembelajaran layak untuk kemudian diujikan pada siswa untuk

mengetahui efektifitas modul tersebut.

Uji efektifitas dilakukan setelah modul pembelajaran divalidasi oleh ahli. Dari

kegiatan ini maka diperoleh saran untuk mengevaluasi modul pembelajaran

sesuai dengan saran yang diberikan oleh ahli. Kemudian dilakukan evaluasi

tindak lanjut untuk lebih menyempurnakan modul tersebut. Setelah didapatkan

modul pembelajaran yang layak dan valid maka dapat dilakukan uji efektifitas

pada siswa agar dapat dijadikan media pengayaan.

Media pembelajaran menurut Wawan Rusmawan (2009), adalah sejumlah

alat bantu, bahan, simulasi atau program yang digunakan dalam pembelajaran

untuk memperlancar keberhasilan belajar. Kepiawaian guru menggunakan

metode belajar yang tepat serta didukung media pembelajaran, ikut memberi

kontribusi terhadap efektifitas mengajar. Sedangkan, Oemar Hamalik (2010: 63)

Page 111: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

97

berpendapat bahwa media pembelajaran merupakan unsur penunjang dalam

proses belajar mengajar agar terlaksana dengan lancar dan efektif.

Menurut Nana Sudjana (2010: 2), media dapat membantu dalam proses

belajar siswa antara lain: 1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa

sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, 2) bahan pengajaran akan lebih

jelas maknanya sehingga akan lebih dipahami oleh para siswa menguasai tujuan

pengajaran lebih baik, 3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-

mata melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan

guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar di setiap jam pelajaran,

4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemontrasi dan lain-lain.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Awalia (2010)

yang berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Menggambar

Busana pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Wonosari. Hasil

menunjukkan bahwa modul yang sesuai digunakan pada kompetensi dasar

merancang busana dengan penerapan unsure dari prinsip desain yaitu modul

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran

meliputi judul, kompetensi, soal-soal latihan serta evaluasi untuk mengukur

kemampuan siswa. Hasil validasi oleh ahli media dengan kriteria sangat valid,

ahli evaluasi dengan kriteria valid dan guru dengan kriteria sangat valid.

Kelayakan modul dinilai dari siswa menyatakan modul telah memenuhi standar

kelayakan dengan kriteria sangat layak. Uji efektivitas modul dapat disimpulkan

Page 112: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

98

bahwa pembelajaran kelas kontrol dan eksperimen memiliki efektivitas

pembelajaran.

a. Ahli Media

Berdasarkan hasil penilaian dari ahli modul pembelajaran pembuatan celana

pria secara keseluruhan layak diuji cobakan pada siswa. Hal ini dikarenakan pada

setiap aspek kriteria penilaian ahli media adalah baik. Pada aspek kemanfaatan

dengan setiap indikatornya dinilai baik. Pada aspek teknis secara keseluruhan

mendapatkan penilaian baik. Sehingga pada keseluruhan rerata nilai untuk

penilaian adalah layak. Dengan demikian modul pembelajaran pembuatan celana

pria dapat diujikan kepada siswa.

Media pembelajaran adalah perantara yang mengantarkan materi pelajaran

oleh pengajar (sumber pesan) kepada peserta didik (penerima pesan).

Pembelajaran dinyatakan efektif apabila dengan menggunakan media

pembelajaran, peserta didik lebih memahami materi pelajaran yang disampaikan

oleh pengajar.

b. Ahli materi

Hasil penilaian ahli materi menunjukkan bahwa modul pembelajaran

pembuatan celana pria layak diuji cobakan pada siswa. Hal ini diperoleh dari

penilaian aspek fungsi manfaat modul, tampilan modul, format modul, dan

isi/materi modul. Pada apek fungsi manfaat modul sesuai dengan silabus, sesuai

dengan tujuan pembelajaran, dan sesuai dengan kompetensi dasar. Aspek

tampilan modul dibuat sedemikian rupa sehingga menarik perhatian siswa untuk

membaca modul tersebut. Aspek format modul dibuat sesederhana mungkin

sehingga mudah dipahami dan dipelajarai oleh siswa. Aspek isi materi modul

Page 113: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

99

dimana materinya dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan belajar, dan

dapat membantu siswa dalam membangkitkan motivasi. Selanjutnya, gambar

yang dipakai menarik, gambar yang digunakan dapat menggugah rasa

penasaran siswa, bahasa yang digunakan baik, serta materi dapat terbaca secara

sistematis. Dengan demikian modul pembelajaran pembuatan celana pria dapat

diaplikasikan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan meningkatkan prestasi

belajar siswa.

2. Tingkat Kelayakan Modul Pembelajaran Pembuatan Celana Pria

a. Aspek Fungsi Manfaat Modul

Hasil analisis data dari penilaian siswa pada modul pembelajaran pembuatan

celana pria menunjukkan bahwa pada aspek fungsi manfaat modul tergolong

dalam kategori Sangat Layak. Frekuensi penilaian siswa secara spesifik dapat

dilihat pada lampiran hasil perolehan skor kelayakan oleh siswa. Hasil Kategori

Sangat Layak ini dikarenakan pada setiap indikator dalam aspek fungsi manfaat

modul dinilai oleh siswa dengan baik dapat membantu siswa dalam belajar

tentang pembuatan celana pria yang berkaitan dengan mata pelajaran busana

pria. Setiap indikator dapat menjelaskan bahwa materi sudah sesuai dengan

silabus, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. Dengan modul pembuatan

celana pria yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka diharapkan siswa

dapat mengetahui secara lebih mendalam mengenai seluk beluk konsep dan

rancanagn membuat celana pria. Materi yang dikembangkan dalam modul sudah

disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran busana pria khususnya materi

mengenai pembuatan celana pria.

b. Aspek Tampilan Modul

Page 114: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

100

Hasil analisis data dari penilaian siswa pada modul pembelajaran pembuatan

celana pria menunjukkan bahwa pada aspek tampilan modul tergolong dalam

kategori Sangat Layak dan Layak. Frekuensi penilaian siswa secara spesifik dapat

dilihat pada lampiran hasil perolehan skor kelayakan oleh siswa. Hasil Kategori

Sangat Layak dan Layak dikarenakan pada stiap indikator dalam aspek tampilan

modul dinilai oleh siswa dengan baik karena dapat memotivasi dan

meningkatkan semangat siswa untuk belajar serta memahami materi karena

memiliki kesan yang menarik dan tidak membosankan.

Hamalik dalam Azhar Arsyad (2011:15), mengemukakan bahwa pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap

siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran

sangat membantu kefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan isi

pembelajaran pada saat itu. Media pembelajaran dapat membantu siswa

meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

c. Aspek Format Modul

Hasil analisis data dari penilaian siswa pada modul pembelajaran pembuatan

celana pria menunjukkan bahwa pada aspek format modul tergolong dalam

kategori Layak. Frekuensi penilaian siswa secara spesifik dapat dilihat pada

lampiran hasil perolehan skor kelayakan oleh siswa. Hasil Kategori Layak ini

dikarenakan pada setiap indikator dalam aspek format modul dinilai oleh siswa

Page 115: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

101

dengan baik karena format modul sederhana sehingga memudahkan siswa

dalam memahami dam mempelajarinya.

Sejalan dengan kemajuan bidang tata busana, pembuatan celana pria tidak

hanya manyangkut warna dan konsep saja, tetapi cara mengukur, memotong,

merancang, serta menjahit celana itu juga harus diperhatikan. Untuk itu,

diperlukan trik tertentu agar pembuatan celana pria ini sesuai apabila digunakan

oleh pemakainya.

d. Aspek Isi/Materi Modul

Hasil analisis data dari penilaian siswa pada modul pembelajaran pembuatan

celana pria menunjukkan bahwa pada aspek isi/materi modul tergolong dalam

kategori Layak. Frekuensi penilaian siswa secara spesifik dapat dilihat pada

lampiran hasil perolehan skor kelayakan oleh siswa. Hasil Kategori Layak ini

dikarenakan isi/materi modul sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. Serta

gambar yang disajikan menarik dan mudah diikuti oleh siswa, sehingga

memudahkan siswa dalam memahami dan mempelajarinya.

e. Aspek Penilaian Modul

Hasil analisis data dari penilaian siswa pada modul pembelajaran sayuran dan

buah-buahan menunjukkan bahwa pada aspek ini tergolong dalam kategori

Layak. Frekuensi penilaian siswa secara spesifik dapat dilihat pada lampiran hasil

perolehan skor kelayakan oleh siswa. Hasil Kategori Layak ini dikarenakan pada

setiap indikator dalam aspek penilaian modul dinilai oleh siswa dengan baik

dalam hal pemilihan gambar yang menarik, bahasa yang dipergunakan, serta

keterbacaan materi dengan baik.

Modul pembelajaran dibuat dengan tujuan pembelajaran. Di dalam aspek

kemanfaatan diharapkan dapat menjadi media yang dapat menambah wawasan

Page 116: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

102

serta membantu siswa untuk belajar mandiri. Sedangkan pada aspek teknis

diharapkan dapat digunakan semua orang dengan mudah guna mendapatkan

informasi. Modul pembelajaran ini disusun dengan bentuk, ukuran huruf jelas,

gambar menarik, sehingga modul pembelajaran tersebut dapat dengan mudah

diakses oleh siswa.

Modul pembelajaran pembuatan celana pria diharapkan dapat mempermudah

dan mengatasi kesulitan siswa dalam belajar atau mencari referensi. Karena

media pembelajaran diciptakan agar dapat menarik perhatian siswa sehingga

menumbuhkan motivasi belajar, materi pelajaran dapat lebih mudah dipahami

dan ditangkap oleh siswa, metode mengajar menjadi lebih variatif dan dapat

mengurangi kebosanan belajar dan dapat membuat siswa lebih aktif dalam

kegiatan belajar (Sujana & Rivai, 2010: 2). Secara khusus modul pembelajaran

pembuatan celana pria dapat membantu siswa di dalam kesulitan proses

pembelajaran.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dessy

Harnaningtyas (2012) Meneliti tentang pengembangan modul dasar penataan

display pada mata pelajaran penataan dan peragaan siswa kelas X di SMK N 2

jepara, dihasilkan modul dasar penataan display dengan hasil validasi sangat

layak sehingga baik digunakan proses sebagai sumber belajar untuk siswa kelas

XI di SMK Negeri 2 Jepara dan dinyatakan sangat layak untuk diterapkan kepada

siswa.

Page 117: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

103

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Media pembelajaran pembuatan celana pria dikembangkan dengan

menggunakan metode pengembangan dari Borg and Gall dengan modifikasi.

Terdapat sembilan tahapan dalam modul pembelajaran pembuatan celana

pria dalam penelitian ini yaitu analisis kebutuhan, pengumpulan informasi,

rancangan modul pembuatan celana pria, penyusunan modul pembuatan

celana pria, validasi ahli materi dan ahli media, penilaian kelayakan modul,

produk modul, uji kelompok kecil, dan uji kelayakan peserta didik.

2. Penilaian tingkat kelayakan modul pembelajaran pembuatan celana pria

secara keseluruhan dinyatakan layak oleh ahli media dan ahli materi. Penilaian

siswa didapatkan penilaian yang sangat layak dengan persentase skor setiap

aspek antara lain a) aspek fungsi manfaat modul berada pada kategori sangat

layak sebesar 85,0%, b) aspek tampilan modul berada pada kategori sangat

layak dan layak sebesar 50,0%, c) aspek format modul berada pada kategori

layak sebesar 80,0%, d) aspek isi/materi modul berada pada kategori layak

sebesar 70,0%; dan e) aspek penilaian modul secara keseluruhan berada

pada kategori layak sebesar 60,0%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran dapat digunakan sebagai

media pembelajaran baik digunakan oleh guru sebagai pegangan dalam

Page 118: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

104

mengajar maupun bagi siswa dalam belajar. Selain itu, modul pembelajaran

dapat digunakan sebagai media pengayaan untuk menambah wawasan dalam

kompetensi dasar pembuatan celana pria.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya mengambil sampel siswa kelas XI jurusan Tata busana di

SMK Ma’arif 2 Piyungan, akan lebih baik jika sampel yang diambil meliputi

seluruh peserta didik Program Keahlian Tata Busana siswa kelas XI SMK

Ma’arif 2 Piyungan, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan dalam

lingkup yang lebih luas.

2. Dalam penelitian ini rancangan modul dibuat sendiri oleh peneliti sehingga

dimungkinkan modul ini masih jauh dari sempurna.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas maka

dapat disampaikan saran sebagai berikut:

1. Penggunaan modul pembelajaran ini hendaknya diterapkan pada

pembelajaran pembuatan celana pria agar siswa tidak merasa bosan dan lebih

tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan media yang baru,

supaya terjalin interaksi dari pendidik terhadap siswa dan diharapkan proses

pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

2. Masih perlu adanya perbaikan pada modul pembelajaran misalnya

penambahan referensi pola, gambar dan nama bahan, model rancangan, dan

macam-macam potongan atau design pada pembuatan celana pria.

Page 119: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

105

DAFTAR PUSTAKA

Anik Ghufron. (2007). Panduan Penelitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UNY.

Arief S. Sadiman. (2008). Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Pustaka.

Awalia. (2010). Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Menggambar Busana Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Wonosari. Skripsi. FT UNY

Azhar Arsyad. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Pustaka.

Borg Walter and Meredith Damien Gall. (1983). Education Research and Introduction. Fourth Edition, Longman Inc.

Chomsin S. Widodo & Jasmadi, STP. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar

Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.

Dina Indriana. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva

Pers Jogjakarta. Ernawati,dkk. (2008). Tata Busana Jilid 1. Klaten: PT. Macanan Jaya Cemerlang. (2008). Tata Busana Jilid 2. Klaten: PT. Macanan Jaya

Cemerlang. Depdiknas. (2003). Pedoman Penulisan Modul. Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Dessy Harnaningtyas. (2012). Pengembangan Modul Dasar Penataan Display Pada Mata Pelajaran Penataan Dan Peragaan Siswa Kelas X di SMK N 2 Jepara. Skripsi. FT UNY.

Djemari Mardapi. (2012). Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan.

Yogyakarta : Nuha Medika Eka Arsidi Mei Saputri. (2012). Pengembangan Modul Pembuatan Celana Anak

Pada Mata Pelajaran Keterampilan PKK Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 16 Yogyakarta. Skripsi. FT UNY.

Goet Poespo. (2000). Aneka Celana (Pants). Yogyakarta: Kanisius.

Page 120: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

106

___________(2005). Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta: Kanisius.

M. Hamzah Wancik. (1997). Bina Busana Pelajaran Menjahit Busana Pria. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nana Sudjana. (1989). Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindo Nana Sudjana. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Nasution S. (2011). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

(1987) Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Oemar Hamalik. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

(1989). Media Pendidikan. Bandung: PT. Bumi Aksara

Porrie Muliawan. (1999). Konstruksi Pola Busana Wania. Jakarta

ST Vembriarto. (1985). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: yayasan Paramita

Sugiyono. (2007). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________ (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta: Rineka Cipta. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta: Rineka Cipta Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara TIM Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Pusat

Penelitian dan Inovasi Pendidikan dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Universitas Negeri Yogyakarta. (2013). Pedoman Penyusunan Tugas Akhir

Skripsi. Yogyakarta.

Page 121: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

108

LAMPIRAN 1 Hasil Observasi

Hasil Wawancara

Page 122: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

109

HASIL OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BUSANA PRIA SISWA KELAS XI SMK MA’ARIF 2 PIYUNGAN

Hari : Sabtu

Tanggal : 1 Maret 2014

Tempat : SMK Ma’arif 2 Piyungan

Sasaran : Siswa kelas XI SMK Ma’arif 2 piyungan

No. Aspek yang diamati Deskripsi hasil observasi

1. Media Pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan oleh

guru busana pria di SMK Ma’arif 2

Piyungan yaitu papan tulis sebagai alat

menerangkan materi dan job sheet

sebagai pegangan untuk siswa

2. Metode Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran pembuatan

celana pria di SMK Ma’arif 2 piyungan

menggunakan metode ceramah, diskusi,

Tanya jawab, dan demonstrasi. Setelah

menjelaskan materi, guru memberikan

tugas kepada siswa

3. Sikap Siswa Sikap siswa pada saat proses

pembelajaran cenderung pasif. Saat

dijelaskan siswa kurang aktif bertanya.

Tugas yang diberikan guru tidak serius

dikerjakan dan pengumpulan tugas tidak

tepat waktu.

Page 123: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

110

HASIL WAWANCARA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BUSANA PRIA SISWA KELAS XI SMK MA’ARIF 2 PIYUNGAN

Hari : Sabtu

Tanggal : 1 Maret 2014

Tempat : SMK Ma’arif 2 Piyungan

Sasaran : Guru Mata Pelajaran Busana Pria

No. Pertanyaan Jawaban 1. Metode pembelajaran apa yang

Ibu gunakan dalam

pembelajaran pembuatan

celana pria?

Pelaksanaan pembelajaran pembuatan

celana pria disini menggunakan metode

ceramah, diskusi, Tanya jawab, dan

demonstrasi. Setelah saya menjelaskan

materi, kemudian saya memberikan tugas

kepada siswa

2. Media pembelajaran apa yang

Ibu gunakan dalam

pembelajaran pembuatan

celana pria?

Media pembelajaran yang digunakan yaitu

papan tulis sebagai alat untuk menerangkan

dan buku . Untuk pembuatan celana pria

hanya menggunakanjob sheet sebagai

pegangan untuk siswa, karena belum

tersedia modul maupun buku sebagai

sumber belajar.

3. Kompetensi apa yang Ibu

harapkan dari pembelajaran

pembuatan celana pria?

Kompetensi yang diharapkan tentunya

sesuai dengan silabus yang ada, yaitu dari

pengetahuan tentang celana pria sampai

membuat celana pria.

Page 124: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

111

HASIL WAWANCARA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BUSANA PRIA SISWA KELAS XI SMK MA’ARIF 2 PIYUNGAN

Hari : Sabtu

Tanggal : 1 Maret 2014

Tempat : Ruang kelas XI SMK Ma’arif 2 Piyungan

Sasaran : Siswa kelas XI di SMK Ma’arif 2 piyungan

No. Pertanyaan Jawaban 1. Dalam pembelajaran busana

pria, materi apa yang kurang

dipahami? Kenapa?

Pembuatan celana, karena cara

membuatnya rumit dan sering lupa langkah-

langkahnya karena kertas panduannya atau

job sheet kadang hilang atau terbawa

teman.

2. Apakah anda dapat membuat

celana sendiri atau dibantu

dengan guru?

Dibantu guru karena kurang jelas dengan

langkah-langkahnya yang dimaksud yang ad

dalam job sheet.

3. Apakah menurut anda guru

menyampaikan materi

pembuatan celana dengan

jelas?

Jelas, tetapi saya sering lupa apa yang

disampaikan guru.

4. Menurut anda, media apa yang

dibutuhkan dalam

pembelajaran pembuatan

celana pria selain job sheet?

Ya yang materinya jelas dan lengkap.

Seperti buku atau modul, supaya kalau kita

lupa dengan yang dijelaskan guru kita bias

melihat dibuku atau modul yang ada.

Page 125: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

112

LAMPIRAN 2 Silabus

RPP

Page 126: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

113

SILABUS

NAMA SEKOLAH : SMK MA’ARIF 2 PIYUNGAN MATA PELAJARAN : KOMPETENSI KEJURUAN TATA BUSANA KELAS/ SEMESTER : XI / 1 & 2 STANDAR KOMPETENSI : MEMBUAT BUSANA PRIA KODE KOMPETENSI : 103.KK.04 ALOKASI WAKTU : 104 @ 45 menit

MPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJAR

TM PS DI

elompok kan m-macam na Pria

• Macam-macam busana pria dikelompokkan berdasarkan kesempatan.

• Pengertian macam-macam busana pria dijelaskan sesuai dengan pengelompokkan busana pria.

• Macam-macam busana pria

• Mengelompokkan macam-macam busana pria berdasarkan kesempatan.

• Menjelaskan busana

pria berdasarkan kesempatan.

• Tes Lisan. • Pengamatan. • Tes tertulis

4 Buku Pelajaran Menjahit Pakaian Pria Soekarno

otong bahan • Meja, alat potong dan alat pendukung (jarum pentul dan pemberat) disiapkan sesuai dengan persyaratan ergonomic dan kebutuhan.

• Kualitas dan kuantitas

bahan diperiksa disesuaikan dengan jumlah kebutuhan.

• Jumlah komponen

pola diperiksa sesuai identitas desain.

• Pola diletakkan di atas bahan dengan memperhatikan arah serat kain, corak kain dan tekstur dengan memperhatikan efisiensi.

• Rancangan pola diatas kain disemat jarum pentul ditindih dengan pemberat

• Alat dan tempat memotong

• Kualitas dan kuantitas

bahan • Rancangan pola diatas

bahan.

• Menunjukkan ketelitian dalam menyiapkan tempat dan alat untuk memotong.

• Menjelaskan tentang kebutuhan tempat dan alat untuk memotong bahan.

• Menunjukkan kecermatan dalam mempersiapkan bahan menjadi bahan siap potong.

• Melakukan pemeriksaan jumlah komponen pola.

• Menunjukkan sikap teliti dan kreatif dalam merancang peletakkan pola diatas bahan.

• Menambahkan kampuh dan memberi tanda pola pada bahan.

• Pengamatan. • Hasil kerja

2 8(16) 4(16) Modul Cutting •

Page 127: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

114

MPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJAR

TM PS DI

agar posisi/ letak tidak berubah/ bergeser.

• Bahan dipotong tepat pada garis kampuh sesuai standar yang berlaku dengan hasil potongan rata.

• K.3 diterapkan pada setiap kegiatan.

• Tanda-tanda pola dipindahkan pada bahan berdasarkan kebutuhan penjahitan sesuai sengan standar yang berlaku.

• Teknik memotong

• Menunjukkan

kecermatan dalam memotong dengan memperhatikan K.3.

• Menjelaskan teknik memotong.

• Mendemonstrasikan proses memotong sesuai SOP

enjahit busana ria

• Tempat kerja, mesin jahit dan alat-alat jahit disiapkan dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan kerja.

• Bagian-bagian busana diperiksa kelengkapannya.

• Bagian-bagian busana dijahit dan diselesaikan sesuai dengan teknik jahit yang tepat.

• Sikap kerja disesuaikan dengan Kesehatan dan keselamatan kerja

• Kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.

• Alat jahit pokok dan alat Bantu.

• Memelihara alat jahit pokok dan alat bantu

• Kelengkapan bagian-bagian busana.

• Langkah menjahit bagian-bagian busana.pria

• Teknologi menjahit busana.pria

• Sikap kerja

• Menunjukkan kesadaran akan pentingnya K.3.

• Menyiapkan alat jahit dengan cermat dan tertib.

• Menjelaskan dan menerapkan tentang pengetahuan K.3.

• Menujukkan ketelitian dalam memeriksa kelengkapan bagian-bagian busana.

• Mengikuti prosedur dan teknologi menjahit dalam menjahit bagian-bagian busana.pria

• Mengikuti prosedur K.3 dalam menjahit busana.

• Menerangkan prosedur menjahit bagian-bagian busana.

• Memeriksa kelengkapan bagain-bagian busana.

• Menjahit bagian-bagian busana sesuai prosedur.

• Menyelesaikan busana sesuai dengan teknologi menjahit busana

• Pengamatan. • Tes lisan. • Hasil kerja

2 12(24) 6(24) • Buku Tata Busana 1.

• Un dang- undang ten tang K.3

elesaian na Pria dengan

• Tempat kerja dan peralatan jahit

• Kesehatan, keamanan dan keselamatan

• Menyiapkan alat jahit dengan cermat dan

• Pengamatan. • Tes lisan.

2 3(6) 6(24) • Modul Menjahit

Page 128: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

115

MPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJAR

TM PS DI

an Tangan disiapkan dengan memperhatikan K.3.

• Busana dan bahan-bahan pelengkap dan finishing disiapkan sesuai kebutuhan.

• Penyelesaian pelengkap busana dikerjakan dengan teknik jahit yang sesuai.

• Pemasangan pelengkap busana diperhatikan kerapihan dan kebersihannya.

lingkungan kerja. • Alat-alat menjahit dengan

tangan. • Bahan pelengkap dan

finishing. • Menjahit busana dengan

alat jahit tangan.

tertib. • Menunjukkan ketelitian

dalam menyiapkan bahan pelengkap dan finishing.

• Menjelaskan tentang K.3 dalam bidang busana.

• Menyebutkan jenis dan fungsi alat menjahit tangan.

• Menyebutkan bahan pelengkap dan finishing sesuai kebutuhan.

• Menunjukkan sikap kerja yang positif dalam menjahit tangan.

• Menerangkan teknik pemasangan dan penyelesaian pelengkap busana.

• Hasil kerja

dengan Tangan

hitung Harga

• Bahan baku utama dan bahan pelengkap dirancang sesuai dengan kebutuhan.

• Harga jual dihitung berdasarkan harga pokok, ditambah penyusutan, tenaga dan laba yang diharapkan.

• Rancangan bahan dan harga

• Membuat rencana belanja dengan teliti dan benar.

• Menghitung harga jual dengan teliti.

• Pengamatan. • Hasil kerja

2 4(8) 0 Buku Tata Busana 2

kukan epresan

• Tempat kerja, alat pres utama dan pendukungnya disiapkan sesuai deangan standar ergonomi

• Pekerjaan pengepresan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan produk dan prosedur kerja.

• Pengaturan suhu alat pengepresan pada waktu pelaksanaan disesuaikan dengan persyaratan produk, spesifikasi kain dan

• Persiapan tempat dan alat pres.

• Teknik pengepresan

• Menunjukkan ketelitian dalam mempersiapkan tempat dan alat pres.

• Menjelaskan tentang alat pres.

• Mempersiapkan tempat dan alat pres.

• Memperlihatkan kecermatan dalam melakukan pekerjaan pengepresan.

• Memperhatikan / mengikuti penjelasan cara mengerjakan pengepresan.

• Melakukan pekerjaan pengepresan.

• Mematikan alat mesin

• Pengamatan. • Hasil kerja. • Tes lisan

2 4(8) 6(24) Modul Penge presan. • SOP

Perusahaan.

Page 129: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

116

MPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJAR

TM PS DI

prosedur kerja. • Alat mesin pres

setelah digunakan semua tombol di offkan (dimatikan) dan dipastikan sudah aman dari bahaya listrik.

pres.

Page 130: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

117

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SATUAN PENDIDIKAN : SMK MA’ARIF 2 PIYUNGAN

PROGRAM KEAHLIAN : BUSANA BUTIK

MATA PELAJARAN : KOMPETENSI KEJURUAN

KELAS/SEMESTER : XI/4

ALOKASI WAKTU : 1 X Pertemuan @ 5 X 45 menit

STANDAR KOMPETENSI : Membuat Pola

KOMPETENSI DASAR : Membuat Pola Celana Pria Skala 1:4

INDIKATOR : 1. Mengambil ukuran

2. Mengecek ukuran

3. Membuat pola celana pria skala 1:4

Aspek Pendidikan Bangsa dan Karakter Bangsa:

Siswa Memiliki Semangat Kemandirian, Tanggung jawab, dan Peduli Lingkungan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat: 1. Mengetahui cara mengambil ukuran. 2. Mengetahui ukuran yang diperlukan untuk membuat pola celana pria. 3. Membuat pola celana pria secara tepat dan benar.

II. MATERI AJAR

Praktik membuat pola celana pria Skala 1:4

III. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah 2. Demonstrasi

Page 131: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

118

3. Pemberian Tugas

IV. MEDIA PEMBELAJARAN Job Sheet

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Peserta Waktu

1. Kegiatan Awal a. Pengkondisian kelas b. Apersepsi tentang celana pria

K K

5 menit 5 menit

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa membaca job sheet yang berisikan cara pengambilan ukuran , ukuran yang diperlukan dan langkah-langkah membuat celana pria.

Elaborasi a. Siswa membuat pola celana pria

Konfirmasi a. Dengan Tanya jawab guru

menjelaskan tentang ukuran dan langkah-langkah pembuatan celana pria

K I K

10 menit 170 menit 15 menit

3. Penutup a. Guru meminta murid untuk

mengumpulkan hasil pola yang telah dibuat

b. Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

K K

10 menit 10 menit

JUMLAH 225 menit Keterangan : K= Klasikal G= Group I= Individual

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR 1. Peralatan membuat pola 2. Kertas dorslag warna merah dan biru 3. Porrie Muliawan, Dra. 1992. KONSTRUKSI POLA BUSANA WANITA. Jakarta.

PT.BPK Gunung Mulia. 4. Modul Pecah Pola Busana Pria

Page 132: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

119

VII. PENILAIAN a. Prosedur Test:

• Test awal : ada • Test proses : ada • Test akhir : ada

b. Jenis Test: • Test awal : lisan • Test proses : pengamatan • Test akhir : penugasan

c. Alat Test: • Test awal 1. Sebutkan cara pengambilan ukuran untuk celana pria!

Kunci Jawaban: Cara pengambilan ukuran: a. Panjang celana: diukur sepanjang sisi celana dari garis pinggang

turun sampai panjang yang dikehendaki b. Lingkar pinggang: diukur pas pada pinggang celana menurut

kehendak (pinggang ini dapat tepat pada pinggang atau bawah sedikit menurut kehendak)

c. Lingkar pesak: diukur sekeliling pesak celana dari garis pinggang tengah muka samapai pinggang tengah belakang

d. Lingkar paha: diukur sekeliling pangkal kaki atas, pas dahulu ditambah 3 cm

e. Lingkar lutut: diukur sekeliling lutut, sambil lutut ditekuk, pas dahulu ditambah 3 cm

f. Lingkar kaki: diukur sekeliling batas kaki bawah melalui mata kaki dan tumit, pas dahulu, kemudian ditambah 3 cm atau lebih.

• Test Proses: Pengamatan No Komponen Penilaian Skor

Max Perolehan

Skor 1 2 3 4

I Persiapan a. Menyiapkan tempat b. Menyiapkan alat

10

II Proses a. Analisa jobsheet b. Mengambil ukuran c. Memeriksa

kelengkapan ukuran

45

Page 133: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

120

d. Membuat pola dasar e. Pecah pola f. Tanda-tanda pola

III Hasil a. Bentuk pola b. Ketepatan ukuran c. Kerapian

35

IV Sikap a. Ketepatan dalam

menggunakan alat

5

V Waktu a. Tepat waktu

5

JUMLAH 100

• Test Akhir:

Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pola yang telah dibuat

Page 134: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

121

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SATUAN PENDIDIKAN : SMK MA’ARIF 2 PIYUNGAN

PROGRAM KEAHLIAN : BUSANA BUTIK

MATA PELAJARAN : KOMPETENSI KEJURUAN

KELAS/SEMESTER : XI/4

ALOKASI WAKTU : 1 X Pertemuan @ 5 X 45 menit

STANDAR KOMPETENSI : Membuat Pola

KOMPETENSI DASAR : Membuat Pola Celana Pria Skala 1:1(ukuran sebenarnya)

INDIKATOR : 1. Mengambil ukuran

2. Mengecek ukuran

3. Membuat pola celana pria skala 1:1 (ukuran sebenarnya)

Aspek Pendidikan Bangsa dan Karakter Bangsa:

Siswa Memiliki Semangat Kemandirian, Tanggung jawab, dan Peduli Lingkungan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat: 1. Mengetahui cara mengambil ukuranuntuk membuat pola celana pria dengan

benar 2. Mengetahui ukuran yang diperlukan untuk membuat pola celana pria dengan

benar 3. Membuat pola celana pria secara tepat dan benar.

II. MATERI AJAR

Praktik membuat pola celana pria Skala 1:1 (ukuran sebenarnya)

Page 135: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

122

III. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Pemberian Tugas

IV. MEDIA PEMBELAJARAN

Job Sheet

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Peserta Waktu

1. Kegiatan Awal a. Pengkondisian kelas b. Apersepsi tentang celana pria

K K

5 menit 5 menit

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa membaca job sheet yang berisikan cara pengambilan ukuran , ukuran yang diperlukan dan langkah-langkah membuat celana pria.

Elaborasi a. Siswa membuat pola celana pria

Konfirmasi a. Dengan Tanya jawab guru

menjelaskan tentang ukuran dan langkah-langkah pembuatan celana pria

K I K

10 menit 170 menit 15 menit

3. Penutup c. Guru meminta murid untuk

mengumpulkan hasil pola yang telah dibuat

d. Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

K K

10 menit 10 menit

JUMLAH 225 menit Keterangan : K= Klasikal G= Group I= Individual

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR 5. Peralatan membuat pola 6. Kertas dorslag warna merah dan biru

Page 136: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

123

7. Porrie Muliawan, Dra. 1992. KONSTRUKSI POLA BUSANA WANITA. Jakarta. PT.BPK Gunung Mulia.

8. Modul Pecah Pola Busana Pria VII. PENILAIAN

d. Prosedur Test: • Test awal : ada • Test proses : ada • Test akhir : ada

e. Jenis Test: • Test awal : lisan • Test proses : pengamatan • Test akhir : penugasan

f. Alat Test: • Test awal 2. Sebutkan cara pengambilan ukuran untuk celana pria!

Kunci Jawaban: Cara pengambilan ukuran: g. Panjang celana: diukur sepanjang sisi celana dari garis pinggang

turun sampai panjang yang dikehendaki h. Lingkar pinggang: diukur pas pada pinggang celana menurut

kehendak (pinggang ini dapat tepat pada pinggang atau bawah sedikit menurut kehendak)

i. Lingkar pesak: diukur sekeliling pesak celana dari garis pinggang tengah muka samapai pinggang tengah belakang

j. Lingkar paha: diukur sekeliling pangkal kaki atas, pas dahulu ditambah 3 cm

k. Lingkar lutut: diukur sekeliling lutut, sambil lutut ditekuk, pas dahulu ditambah 3 cm

l. Lingkar kaki: diukur sekeliling batas kaki bawah melalui mata kaki dan tumit, pas dahulu, kemudian ditambah 3 cm atau lebih.

• Test Proses: Pengamatan No Komponen Penilaian Skor

Max Perolehan

Skor 1 2 3 4

I Persiapan c. Menyiapkan tempat d. Menyiapkan alat

10

II Proses 45

Page 137: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

124

g. Analisa jobsheet h. Mengambil ukuran i. Memeriksa

kelengkapan ukuran j. Membuat pola dasar k. Pecah pola l. Tanda-tanda pola

III Hasil d. Bentuk pola e. Ketepatan ukuran f. Kerapian

35

IV Sikap b. Ketepatan dalam

menggunakan alat

5

V Waktu b. Tepat waktu

5

JUMLAH 100

• Test Akhir:

Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pola yang telah dibuat

Page 138: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

125

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SATUAN PENDIDIKAN : SMK MA’ARIF 2 PIYUNGAN

PROGRAM KEAHLIAN : BUSANA BUTIK

MATA PELAJARAN : KOMPETENSI KEJURUAN

KELAS/SEMESTER : XI/4

ALOKASI WAKTU : 1 X Pertemuan @ 5 X 45 menit

STANDAR KOMPETENSI : Pembuatan Busana Pria

KOMPETENSI DASAR : Memotong Bahan Celana Pria

INDIKATOR :

1.1 Memeriksa bahan sesuai dengan kualitas dan kuantitas dengan teliti

1.2 Memotong bahan tepat pada garis kampuh sesuai standart yang berlaku

1.3 Menerapkan K3 dalam setiap kegiatan

Aspek Pendidikan Bangsa dan Karakter Bangsa:

Siswa Memiliki Semangat Kemandirian, Tanggung jawab, dan Peduli Lingkungan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat: 1. Memeriksa bahan sesuai dengan kualitas dan kuantitas dengan benar 2. Memotong bahan tepat pada garis kampuh sesuai standart yang berlaku

dengan benar 3. Menerapkan K3 dengan benar

II. MATERI AJAR

1. Meletakkan pola di atas bahan

Page 139: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

126

2. Teknik peletakan pola dengan penambahan kampuh untuk setiap bagian pola dan jenis kampuh

3. Teknik menerapkan K3 dalam setiap kegiatan

III. METODE PEMBELAJARAN 1. Demonstrasi 2. Pemberian tugas

IV. MEDIA PEMBELAJARAN

Job Sheet

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Peserta Waktu

1. Kegiatan Awal a. Pengkondisian kelas b. Apersepsi tentangmemotong bahan

celana

K K

5 menit 5 menit

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa membaca jobsheet yang berisikan langkah-langkah memotong bahan celana pria

Elaborasi a. Siswa menyiapkan bahan dan

peralatan yang dibutuhkan untuk mmemotong bahan celana pria

b. Siswa memotong bahan celana pria tepat pada garis kampuh sesuai dengan bentuk pola

c. Siswa member tanda jahitan pada bahan celana pria

Konfirmasi a. Dengan Tanya jawab, guru

menjelaskan tentang langkah-langkah memotong bahan celana pria

K I I I K

10 menit 10 menit 155 menit 20 menit 10 menit

3. Penutup Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada minggu berikutnya

K

10 menit

Page 140: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

127

K 10 menit JUMLAH 225 menit

Keterangan : K= Klasikal G= Group I= Individual

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR 1. Peralatan memotong dan member tanda jahitan bahan celana 2. Bahan utama, bahan pembantu, dan bahan pelengkap untuk membuat

celana pria 3. M.H. Wancik. 2003. Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Pria III. Jakarta

: Gramedia

VII. PENILAIAN a. Prosedur Test:

• Test awal : ada • Test proses : ada • Test akhir : ada

b. Jenis Test: • Test awal : lisan • Test proses : pengamatan • Test akhir : penugasan

c. Alat Test: • Test awal

1. Sebutkan hal yang harus diperhatikan pada saat memotong bahan celana! Jawaban: memotong bahan celana tepat pada garis kampuh sesuai dengan bentuk pola.

• Test Proses: Pengamatan

No Komponen Penilaian Skor Max

Perolehan Skor

1 2 3 4 I Persiapan

a. Menyiapkan tempat b. Menyiapkan alat

10

II Proses a. Analisa jobsheet b. Memeriksa

kelengkapan bahan dan alat

c. Memotong bahan

45

Page 141: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

128

d. Member tanda jahitan pada bahan celana pria

III Hasil a. Bentuk potongan

bahan celana pria sesuai dengan tanda kampuh dan tanda pola

b. Kerapian

35

IV Sikap a. Ketepatan dalam

menggunakan alat

5

V Waktu a. Tepat waktu

5

JUMLAH 100

• Test Akhir:

Siswa diminta untuk memotong bahan celana pria dan member tanda jahitan pada bahan yang telah dipotong.

Page 142: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

129

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SATUAN PENDIDIKAN : SMK MA’ARIF 2 PIYUNGAN

PROGRAM KEAHLIAN : BUSANA BUTIK

MATA PELAJARAN : KOMPETENSI KEJURUAN

KELAS/SEMESTER : XI/4

ALOKASI WAKTU : 9 X Pertemuan @ 5 X 45 menit

STANDAR KOMPETENSI : Membuat Busana Pria

KOMPETENSI DASAR : Menjahit Celana Pria

INDIKATOR :

1. Mengidentifikasi bagian-bagian celana pria yang akan dijahit dengan benar 2. Mengidentifikasi bahan pelengkap dan finishing sesuai dengan kebutuhan 3. Mengidentifikasi bagian-bagian celana pria yang akan dipres dengn benar 4. Menjahit bagian-bagian celana dengan teknik yang distandarkan dengan

benar 5. Melaksanakan pengepresan dengan penh tanggung jawab 6. Mengidentifikasi alat jahit tangan sesuai dengan fungsinya dengan benar 7. Menyelesaikan busana dengan penyelesaian tangan 8. Menghitung harga jual celana pria dengan benar 9. Menerapkan K3 pada setiap kegiatan

Aspek Pendidikan Bangsa dan Karakter Bangsa:

Siswa Memiliki Semangat Kemandirian, Tanggung jawab, dan kecermatan.

Page 143: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

130

Kegiatan Belajar 1: 1 Kali Pertemuan @5 X 45 menit

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat: 1. Melekatkan kain pasir (interlining) pada bahan utama sesuai dengan tanda

pola pada bahan 2. Menjelujur bagian-bagian yang penting sesuai tanda pola pada bahan 3. Menjahit kupnat

II. MATERI AJAR

Praktik mengepres bahan utama celana pria

III. METODE PEMBELAJARAN Demonstrasi dan Pemberian tugas

IV. MEDIA PEMBELAJARAN Contoh Celana Pria dan Job Sheet

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Peserta Waktu

1. Kegiatan Awal a. Pengkondisian kelas b. Apersepsi dan motivasi siswa tentang

menjahit celana pria

K K

5 menit 5 menit

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa membaca job sheet yang berisikan langkah-langkah menjahit celana pria

Elaborasi a. Siswa melekatkan kain pasir pada

bahan utama b. Siswa menjelujur bagian-bagian

yang penting sesuai tanda pola c. Menjahit kup dengan benar

Konfirmasi a. Dengan Tanya jawab guru

menjelaskan tentang ukuran dan langkah-langkah menjahit celana

K I K K

10 menit 155 menit 15 menit 20 menit

Page 144: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

131

pria 3. Penutup

e. Guru meminta murid untuk mengumpulkan hasil pola yang telah dibuat

f. Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

K K

10 menit 10 menit

JUMLAH 225 menit Keterangan : K= Klasikal G= Group I= Individual

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR 1. Peralatan dan bahan menjahit 2. M.H. Wancik. 2003. Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Pria III. Jakarta:

Gramedia

VII. PENILAIAN a. Prosedur Test:

• Test awal : ada • Test proses : ada • Test akhir : ada

b. Jenis Test: • Test awal : lisan • Test proses : pengamatan • Test akhir : penugasan

c. Alat Test: • Test awal 1. Bagaimana cara melekatkan kain pasir pada bahan utama?

Jawaban: a. Lekatkan kain pasir pada bahan utama sesuai tanda pola b. Atur suhu setrika sesuai jenis bahan c. Pastikan benar-benar melekat dan tidak menggelembung

• Test Proses: Pengamatan

No Komponen Penilaian Skor Max

Perolehan Skor

1 2 3 4 I Persiapan

a. Menyiapkan tempat b. Menyiapkan alat

10

Page 145: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

132

II Proses a. Menganalisa job

sheet b. Memeriksa

kelengkapan bahan dan alat jahit

c. Menjelujur bagian-bagian yang penting sesuai tanda pola

d. Menjahit kup

45

III Hasil a. Bentuk hasil jahitan b. Kerapian

35

IV Sikap a. Ketepatan dalam

menggunakan alat

5

V Waktu a. Tepat waktu

5

JUMLAH 100

• Test Akhir: 1. Siswa diminta untuk menjahit celana pria 2. Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil celana pria yang telah dibuat

Kegiatan Belajar 2: 1 Kali Pertemuan @5 X 45 menit

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat: • Membuat saku dalam bagian samping celana dengan benar

II. MATERI AJAR Praktik menjahit celana pria

III. METODE PEMBELAJARAN Demonstrasi dan Pemberian tugas

IV. MEDIA PEMBELAJARAN Contoh Celana Pria dan Job Sheet

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Page 146: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

133

No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Peserta Waktu

1. Kegiatan Awal a. Pengkondisian kelas b. Apersepsi dan motivasi siswa tentang

menjahit celana pria

K K

5 menit 5 menit

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa membaca job sheet yang berisikan langkah-langkah menjahit celana pria

Elaborasi a. Siswa membuat saku dalam

samping Konfirmasi

a. Dengan Tanya jawab guru menjelaskan tentang langkah-langkah menjahit celana pria

K I K

10 menit 155 menit 20 menit

3. Penutup a. Guru menginformasikan kegiatan yang

akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

K

10 menit

JUMLAH 225 menit Keterangan : K= Klasikal G= Group I= Individual

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR 3. Peralatan dan bahan menjahit 4. M.H. Wancik. 2003. Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Pria III. Jakarta:

Gramedia

VII. PENILAIAN d. Prosedur Test:

• Test awal : ada • Test proses : ada • Test akhir : ada

e. Jenis Test: • Test awal : lisan • Test proses : pengamatan • Test akhir : penugasan

f. Alat Test:

Page 147: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

134

• Test Proses: Pengamatan

No Komponen Penilaian Skor Max

Perolehan Skor

1 2 3 4 I Persiapan

a. Menyiapkan tempat b. Menyiapkan alat

10

II Proses a. Menganalisa job

sheet b. Memeriksa

kelengkapan bahan dan alat jahit

c. Membuat saku dalam bagian samping celana

45

III Hasil a. Bentuk hasil jahitan b. Kerapian

35

IV Sikap a. Ketepatan dalam

menggunakan alat

5

V Waktu a. Tepat waktu

5

JUMLAH 100

• Test Akhir: 1. Siswa diminta untuk menjahit celana pria 2. Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil celana pria yang telah dibuat

Kegiatan Belajar 3: 1 Kali Pertemuan @5 X 45 menit

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat: • Menjahit kupnat dengan benar • Menjahit saku dalam pada celana pria dengan benar

II. MATERI AJAR Praktik menjahit celana pria

Page 148: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

135

III. METODE PEMBELAJARAN

Demonstrasi dan Pemberian tugas

IV. MEDIA PEMBELAJARAN Contoh Celana Pria dan Job Sheet

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Peserta Waktu

1. Kegiatan Awal a. Pengkondisian kelas b. Apersepsi dan motivasi siswa tentang

menjahit celana pria

K K

5 menit 5 menit

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa membaca job sheet yang berisikan langkah-langkah menjahit celana pria

Elaborasi a. Menjahit saku celana pria

Konfirmasi a. Dengan Tanya jawab guru

menjelaskan tentang langkah-langkah menjahit celana pria

K I K

10 menit 155 menit 20 menit

3. Penutup b. Guru menginformasikan kegiatan yang

akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

K

10 menit

JUMLAH 225 menit Keterangan : K= Klasikal G= Group I= Individual

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR a. Peralatan dan bahan menjahit b. M.H. Wancik. 2003. Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Pria III. Jakarta:

Gramedia c.

VII. PENILAIAN a. Prosedur Test:

Page 149: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

136

• Test awal : ada • Test proses : ada • Test akhir : ada

b. Jenis Test: • Test awal : lisan • Test proses : pengamatan • Test akhir : penugasan

c. Alat Test:

• Test Proses: Pengamatan No Komponen Penilaian Skor

Max Perolehan

Skor 1 2 3 4

I Persiapan a. Menyiapkan tempat b. Menyiapkan alat

10

II Proses a. Menganalisa job

sheet b. Memeriksa

kelengkapan bahan dan alat jahit

c. Menjahit saku passepoille celana pria

45

III Hasil a. Bentuk hasil jahitan b. Kerapian

35

IV Sikap a. Ketepatan dalam

menggunakan alat

5

V Waktu a. Tepat waktu

5

JUMLAH 100

• Test Akhir: 1. Siswa diminta untuk menjahit celana pria 2. Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil celana pria yang telah dibuat

Page 150: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

137

Kegiatan Belajar 4: 1 Kali Pertemuan @5 X 45 menit

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat: a. Menyelesaikan saku dalam dengan benar b. Membuat gulbi dengan benar c. Memasang rit dengan benar

II. MATERI AJAR

Praktik menjahit celana pria

III. METODE PEMBELAJARAN Demonstrasi dan Pemberian tugas

IV. MEDIA PEMBELAJARAN fraghmen Job Sheet

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Peserta Waktu

1. Kegiatan Awal a. Pengkondisian kelas b. Apersepsi dan motivasi siswa tentang

menjahit celana pria

K K

5 menit 5 menit

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa membaca job sheet yang berisikan langkah-langkah menjahit celana pria

Elaborasi a. Menyelsaikan saku dalam b. Menjahit gulbi c. Menjahit rit celana

Konfirmasi a. Dengan Tanya jawab guru

menjelaskan tentang langkah-langkah menjahit celana pria

K I K

10 menit 155 menit 20 menit

3. Penutup a. Guru menginformasikan kegiatan yang

akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

K

10 menit

Page 151: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

138

JUMLAH 225 menit

Keterangan : K= Klasikal G= Group I= Individual

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR 1. Peralatan dan bahan menjahit 2. M.H. Wancik. 2003. Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Pria III. Jakarta:

Gramedia

VII. PENILAIAN a. Prosedur Test:

• Test awal : ada • Test proses : ada • Test akhir : ada

b. Jenis Test: • Test awal : lisan • Test proses : pengamatan • Test akhir : penugasan

c. Alat Test:

• Test Proses: Pengamatan No Komponen Penilaian Skor

Max Perolehan

Skor 1 2 3 4

I Persiapan a. Menyiapkan tempat b. Menyiapkan alat

10

II Proses a. Menganalisa job

sheet b. Menyelesaikan gulbi

pada celana pria c. Menjahit rit dengan

gulbi sesuai pada tanda pola

45

III Hasil a. Bentuk hasil jahitan b. Kerapian

35

IV Sikap a. Ketepatan dalam

menggunakan alat

5

Page 152: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

139

V Waktu a. Tepat waktu

5

JUMLAH 100

• Test Akhir: 1. Siswa diminta untuk menjahit celana pria 2. Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil celana pria yang telah dibuat

Kegiatan Belajar 5: 1 Kali Pertemuan @5 X 45 menit

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat: a. Menjahit bagian sisi dengan benar

II. MATERI AJAR

Praktik menjahit celana pria

III. METODE PEMBELAJARAN Demonstrasi dan Pemberian tugas

IV. MEDIA PEMBELAJARAN Job Sheet

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Peserta Waktu

1. Kegiatan Awal a. Pengkondisian kelas b. Apersepsi dan motivasi siswa tentang

menjahit celana pria

K K

5 menit 5 menit

2. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Siswa membaca job sheet yang

berisikan langkah-langkah menjahit celana pria

Elaborasi a. Siswa menjahit bagian sisi dengan

K I

10 menit 155 menit

Page 153: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

140

benar b. Menjahit bagian pesak

Konfirmasi a. Dengan Tanya jawab guru

menjelaskan tentang langkah-langkah menjahit celana pria

K

20 menit

3. Penutup a. Guru menginformasikan kegiatan yang

akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

K

10 menit

JUMLAH 225 menit Keterangan : K= Klasikal G= Group I= Individual

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR 1. Peralatan dan bahan menjahit 2. M.H. Wancik. 2003. Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Pria III. Jakarta:

Gramedia

VII. PENILAIAN a. Prosedur Test:

• Test awal : ada • Test proses : ada • Test akhir : ada

b. Jenis Test: • Test awal : soal essay • Test proses : pengamatan • Test akhir : penugasan

c. Alat Test: • Test awal

1. Sebutkan langkah-langkah menjahit sisi celana! 2. Bagaimana cara menjahit pesak?

Jawaban: 1. Menjahit sisi celana bagian muka dengan bagian belakang sesuai

dengan tanda kampuh pada celana dan garis sisi 2. Menjahit bagian pesak depan sampai dengan pesak belakang

sesuai dengan tanda pola. • Test Proses: Pengamatan

No Komponen Penilaian Skor Max

Perolehan Skor

Page 154: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

141

1 2 3 4 I Persiapan

a. Menyiapkan tempat b. Menyiapkan alat

10

II Proses a. Menganalisa job

sheet b. Memeriksa

kelengkapan bahan dan alat jahit

c. Menjahit sisi celana pria

d. Menjahit peasak

45

III Hasil a. Bentuk hasil jahitan b. Kerapian

35

IV Sikap a. Ketepatan dalam

menggunakan alat

5

V Waktu a. Tepat waktu

5

JUMLAH 100

• Test Akhir: 1. Siswa diminta untuk menjahit celana pria 2. Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil celana pria yang telah dibuat

Kegiatan Belajar 6: 1 Kali Pertemuan @5 X 45 menit

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat: • Memasang ban pinggang dengan benar

II. MATERI AJAR

Praktik menjahit celana pria

III. METODE PEMBELAJARAN Demonstrasi dan Pemberian tugas

IV. MEDIA PEMBELAJARAN

Page 155: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

142

Contoh Celana Pria dan Job Sheet

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Peserta Waktu

1. Kegiatan Awal a. Pengkondisian kelas b. Apersepsi dan motivasi siswa tentang

menjahit celana pria

K K

5 menit 5 menit

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa membaca job sheet yang berisikan langkah-langkah menjahit celana pria

Elaborasi a. Siswa menjahit ban pinggang

Konfirmasi a. Dengan Tanya jawab guru

menjelaskan tentang langkah-langkah menjahit celana pria

K I K

10 menit 155 menit 20 menit

3. Penutup a. Guru menginformasikan kegiatan yang

akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

K

10 menit

JUMLAH 225 menit Keterangan : K= Klasikal G= Group I= Individual

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR 1. Peralatan dan bahan menjahit 2. M.H. Wancik. 2003. Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Pria III. Jakarta:

Gramedia

VII. PENILAIAN a. Prosedur Test:

• Test awal : ada • Test proses : ada • Test akhir : ada

b. Jenis Test: • Test awal : lisan

Page 156: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

143

• Test proses : pengamatan • Test akhir : penugasan

c. Alat Test: • Test Proses: Pengamatan

No Komponen Penilaian Skor Max

Perolehan Skor

1 2 3 4 I Persiapan

a. Menyiapkan tempat b. Menyiapkan alat

10

II Proses a. Menganalisa job

sheet b. Memeriksa

kelengkapan bahan dan alat jahit

c. Memasang ban pinggang pada celana pria

45

III Hasil a. Bentuk hasil jahitan b. Kerapian

35

IV Sikap a. Ketepatan dalam

menggunakan alat

5

V Waktu a. Tepat waktu

5

JUMLAH 100

• Test Akhir: 1. Siswa diminta untuk menjahit celana pria 2. Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil celana pria yang telah dibuat

Kegiatan Belajar 7: 1 Kali Pertemuan @5 X 45 menit

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat: • Menyelsaikan celana pria dengan penyelesaian jahitan tangan

II. MATERI AJAR Praktik menjahit celana pria

Page 157: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

144

III. METODE PEMBELAJARAN

Demonstrasi dan Pemberian tugas

IV. MEDIA PEMBELAJARAN Contoh Celana Pria dan Job Sheet

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Peserta Waktu

1. Kegiatan Awal a. Pengkondisian kelas b. Apersepsi dan motivasi siswa tentang

menjahit celana pria

K K

5 menit 5 menit

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa membaca job sheet yang berisikan langkah-langkah menjahit celana pria

Elaborasi a. Siswa menyelesaikan celana pria

dengan tangan b. Siswa mengelim bagian bawah

celana c. Siswa memasang kancing pada ban

pinggang Konfirmasi

a. Dengan Tanya jawab guru menjelaskan tentang langkah-langkah menjahit celana pria

K I K

10 menit 155 menit 20 menit

3. Penutup a. Guru menginformasikan kegiatan yang

akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

K

10 menit

JUMLAH 225 menit Keterangan : K= Klasikal G= Group I= Individual

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR 5. Peralatan dan bahan menjahit

Page 158: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

145

6. M.H. Wancik. 2003. Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Pria III. Jakarta: Gramedia

VII. PENILAIAN g. Prosedur Test:

• Test awal : ada • Test proses : ada • Test akhir : ada

h. Jenis Test: • Test awal : lisan • Test proses : pengamatan • Test akhir : penugasan

i. Alat Test: • Test awal

1. Sebutkan langkah penyelesaian pada kancing ban pinggan! 2. Bagaimana penyelesaian kelim pada bawah celana?

Jawaban: 1. Pemasangan kancing pada ban pinggang diselesaikan dengan tusuk

festoon 2. Kelim bagian bawah celana diselesaikan dengan tusuk flanel

• Test Proses: Pengamatan No Komponen Penilaian Skor

Max Perolehan

Skor 1 2 3 4

I Persiapan a. Menyiapkan tempat b. Menyiapkan alat

10

II Proses a. Menganalisa job

sheet b. Memeriksa

kelengkapan bahan dan alat jahit

c. Menyelesaikan celana pria

45

III Hasil a. Bentuk hasil jahitan b. Kerapian

35

IV Sikap a. Ketepatan dalam

menggunakan alat

5

Page 159: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

146

V Waktu a. Tepat waktu

5

JUMLAH 100

• Test Akhir: 1. Siswa diminta untuk menjahit celana pria 2. Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil celana pria yang telah dibuat

Kegiatan Belajar 8: 1 Kali Pertemuan @5 X 45 menit

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat: • Mengepres seluruh bagian-bagian celana pria • Mengemas celana pria • Menghitung haga jual

II. MATERI AJAR

Praktik menjahit celana pria

III. METODE PEMBELAJARAN Demonstrasi dan Pemberian tugas

IV. MEDIA PEMBELAJARAN Contoh Celana Pria dan Job Sheet

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian Peserta Waktu

1. Kegiatan Awal a. Pengkondisian kelas b. Apersepsi dan motivasi siswa tentang

menjahit celana pria

K K

5 menit 5 menit

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa membaca job sheet yang berisikan langkah-langkah menjahit celana pria

Elaborasi

K I

10 menit 155 menit

Page 160: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

147

a. Siswa mengepres bagian-bagian celana pria

b. Siswa mengemas celana pria c. Siswa menghitung harga jual celana

pria Konfirmasi

a. Dengan Tanya jawab guru menjelaskan tentang langkah-langkah menjahit celana pria

K

20 menit

3. Penutup c. Guru menginformasikan kegiatan yang

akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

K

10 menit

JUMLAH 225 menit Keterangan : K= Klasikal G= Group I= Individual

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR 1. Peralatan dan bahan menjahit 2. M.H. Wancik. 2003. Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Pria III. Jakarta:

Gramedia

VII. PENILAIAN a. Prosedur Test:

• Test awal : ada • Test proses : ada • Test akhir : ada

b. Jenis Test: • Test awal : lisan • Test proses : pengamatan • Test akhir : penugasan

c. Alat Test:

• Test Proses: Pengamatan No Komponen Penilaian Skor

Max Perolehan

Skor 1 2 3 4

I Persiapan a. Menyiapkan tempat b. Menyiapkan alat

10

II Proses 45

Page 161: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

148

a. Menganalisa job mengepres bagian-bagian celana pria

b. Mengemas celana pria

c. Menghitung harga jual celana pria

III Hasil a. Bentuk hasil jahitan b. Kerapian

35

IV Sikap a. Ketepatan dalam

menggunakan alat

5

V Waktu a. Tepat waktu

5

JUMLAH 100

• Test Akhir: 1. Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil celana pria yang telah dibuat

Page 162: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

149

LAMPIRAN 3 Instrumen Kelayakan Modul

Ahli Materi

Ahli Media

Peserta Didik

Page 163: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

150

Page 164: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

151

Page 165: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

152

Page 166: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

153

Page 167: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

154

Page 168: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

155

Page 169: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

156

Page 170: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

157

Page 171: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

158

Page 172: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

159

Page 173: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

160

Page 174: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

161

Page 175: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

162

Page 176: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

163

Page 177: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

164

Page 178: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

165

Page 179: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

166

Page 180: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

167

Page 181: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

168

Page 182: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

169

Page 183: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

170

Page 184: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

171

KELAYAKAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA HASIL VALIDASI OLEH

AHLI MATERI

No Butir Pernyataan

Skor Responden Rater 1 Rater 2

1 1 1 2 1 1 3 1 1 4 1 1 5 1 1 6 1 1 7 1 1 8 1 1 9 1 1

10 1 1 11 1 1 12 1 1 13 1 1 14 1 1 15 1 1 16 1 1 17 1 1 18 1 1 19 1 1 20 1 1 21 1 1 22 1 1 23 1 1 24 1 1 25 1 1 26 1 1 27 1 1 28 1 1 29 1 1 30 1 1 31 1 1

Jumlah 31 31 Total Skor 62

Page 185: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

172

RATER 1

Jumlah Soal = Jumlah Soal x Jumlah Responden = 31 x 1 = 31

Skor Min (S min) = Skor Terendah x jumlah Soal = 0 x 31 = 0

Skor Maks (S max) = Skor Tertinggi x Jumlah soal = 1 x 31 = 31

Rentang = Skor Max – Skor min = 31 – 0 = 31

Jumlah Kategori = 2

Panjang Kelas Interval (p) = Rentang : Jumlah Kategori

= 31 : 2

= 15,5

Jumlah Skor Total = (1 x 31) + (0 x 0)

= 31 + 0

= 31

Kelas Kategori Penilaian Interval Nilai

1 Layak (S min + p) ≤ S ≤ S max

15,5 ≤ S ≤ 31

0 Tidak Layak S min ≤ S ≤ (S min + p – 1)

0 ≤ S ≤ 14,5

Page 186: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

173

Prosentase Hasil:

- Prosentase Kelas 1 = x 100 % = 100 %

- Prosentase Kelas 0 = x 100 % = 0 %

Kelas Kategori Penilaian Frekuensi Persentase

1 Layak 31 100 %

0 Tidak Layak 0 0 %

Jumlah 31 100 %

Page 187: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

174

RATER 2

Jumlah Soal = Jumlah Soal x Jumlah Responden = 31 x 1 = 31

Skor Min (S min) = Skor Terendah x jumlah Soal = 0 x 31 = 0

Skor Maks (S max) = Skor Tertinggi x Jumlah soal = 1 x 31 = 31

Rentang = Skor Max – Skor min = 31 – 0 = 31

Jumlah Kategori = 2

Panjang Kelas Interval (p) = Rentang : Jumlah Kategori

= 31 : 2

= 15,5

Jumlah Skor Total = (1 x 31) + (0 x 0)

= 31 + 0

= 31

Kelas Kategori Penilaian Interval Nilai

1 Layak (S min + p) ≤ S ≤ S max

15,5 ≤ S ≤ 31

0 Tidak Layak S min ≤ S ≤ (S min + p – 1)

0 ≤ S ≤ 14,5

Page 188: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

175

Prosentase Hasil:

- Prosentase Kelas 1 = x 100 % = 100 %

- Prosentase Kelas 0 = x 100 % = 0 %

Kelas Kategori Penilaian Frekuensi Persentase

1 Layak 31 100 %

0 Tidak Layak 0 0 %

Jumlah 31 100 %

Page 189: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

176

KELAYAKAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA HASIL VALIDASI OLEH

AHLI MEDIA

No Butir Pernyataan

Skor Responden Rater 1 Rater 2

1 1 1 2 1 1 3 1 1 4 1 1 5 1 1 6 1 1 7 1 1 8 1 1 9 1 1

10 1 1 11 1 1 12 1 1 13 1 1 14 1 1 15 1 1 16 1 1 17 1 1 18 1 1 19 1 1 20 1 1 21 1 1 22 1 1 23 1 1 24 1 1 25 1 1 26 1 1

Jumlah 26 26 Total Skor 52

Page 190: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

177

RATER 1

Jumlah Soal = Jumlah Soal x Jumlah Responden = 26 x 1 = 26

Skor Min (S min) = Skor Terendah x jumlah Soal = 0 x 26 = 0

Skor Maks (S max) = Skor Tertinggi x Jumlah soal = 1 x 26 = 26

Rentang = Skor Max – Skor min = 26 – 0 = 26

Jumlah Kategori = 2

Panjang Kelas Interval (p) = Rentang : Jumlah Kategori

= 26 : 2

= 13

Jumlah Skor Total = (1 x 26) + (0 x 0)

= 26 + 0

= 26

Kelas Kategori Penilaian Interval Nilai

1 Layak (S min + p) ≤ S ≤ S max

13 ≤ S ≤ 26

0 Tidak Layak S min ≤ S ≤ (S min + p – 1)

0 ≤ S ≤ 12

Page 191: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

178

Prosentase Hasil:

- Prosentase Kelas 1 = x 100 % = 100 %

- Prosentase Kelas 0 = x 100 % = 0 %

Kelas Kategori Penilaian Frekuensi Persentase

1 Layak 26 100 %

0 Tidak Layak 0 0 %

Jumlah 26 100 %

Page 192: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

179

RATER 2

Jumlah Soal = Jumlah Soal x Jumlah Responden = 26 x 1 = 26

Skor Min (S min) = Skor Terendah x jumlah Soal = 0 x 26 = 0

Skor Maks (S max) = Skor Tertinggi x Jumlah soal = 1 x 26 = 26

Rentang = Skor Max – Skor min = 26 – 0 = 26

Jumlah Kategori = 2

Panjang Kelas Interval (p) = Rentang : Jumlah Kategori

= 26 : 2

= 13

Jumlah Skor Total = (1 x 26) + (0 x 0)

= 26 + 0

= 26

Kelas Kategori Penilaian Interval Nilai

1 Layak (S min + p) ≤ S ≤ S max

13 ≤ S ≤ 26

0 Tidak Layak S min ≤ S ≤ (S min + p – 1)

0 ≤ S ≤ 12

Page 193: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

180

Prosentase Hasil:

- Prosentase Kelas 1 = x 100 % = 100 %

- Prosentase Kelas 0 = x 100 % = 0 %

Kelas Kategori Penilaian Frekuensi Persentase

1 Layak 26 100 %

0 Tidak Layak 0 0 %

Jumlah 26 100 %

Page 194: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

181

LAMPIRAN 5 Uji Kelayakan Modul Siswa

Uji Coba Kelompok Kecil

Analisis Data Hasil Uji Coba Kelompok

Kecil

Analisis Data Hasil Uji Kelompok

Besar

Hasil Uji Validasi dan Reabilitas

Page 195: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

182

DATA VALIDITAS DAN RELIABILITAS (PENILAIAN KELAYAKAN MODUL DARI ANGKET)

No Kelayakan Modul Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 196: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

183

Page 197: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

184

Page 198: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

185

RUMUS PERHITUNGAN KATEGORISASI

Fungsi dan Manfaat Modul

Skor Max 4 x 6 = 24

Skor Min 1 x 6 = 6

M ideal 30 / 2 = 15,0

SD ideal 18 / 6 = 3,0

Sangat Layak

: X ≥ M + 1.5 SD

Layak

: M ≤ X < M + 1.5 SD

Kurang Layak

: M – 1.5 SD ≤ X < M

Tidak Layak

: X < M - 1.5 SD

Kategori

Skor

Sangat Layak

: X ≥ 19,50

Layak

: 15,00 ≤ X < 19,50 Kurang Layak

: 10,50 ≤ X < 15,00

Tidak Layak : X < 10,50

Tampilan Modul

Skor Max 4 x 6 = 24

Skor Min 1 x 6 = 6

M ideal 30 / 2 = 15,0

SD ideal 18 / 6 = 3,0

Sangat Layak

: X ≥ M + 1.5 SD

Layak

: M ≤ X < M + 1.5 SD

Kurang Layak

: M – 1.5 SD ≤ X < M

Tidak Layak

: X < M - 1.5 SD

Kategori

Skor Sangat Layak

: X ≥ 19,50

Layak

: 15,00 ≤ X < 19,50 Kurang Layak

: 10,50 ≤ X < 15,00

Tidak Layak : X < 10,50

Page 199: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

186

Format Modul

Skor Max 4 x 7 = 28

Skor Min 1 x 7 = 7

M ideal 35 / 2 = 17,5

SD ideal 21 / 6 = 3,5

Sangat Layak

: X ≥ M + 1.5 SD

Layak

: M ≤ X < M + 1.5 SD

Kurang Layak

: M – 1.5 SD ≤ X < M

Tidak Layak

: X < M - 1.5 SD

Kategori

Skor Sangat Layak

: X ≥ 22,75

Layak

: 17,50 ≤ X < 22,75 Kurang Layak

: 12,25 ≤ X < 17,50

Tidak Layak : X < 12,25

Isi/Materi Modul

Skor Max 4 x 19 = 76

Skor Min 1 x 19 = 19

M ideal 95 / 2 = 47,5

SD ideal 57 / 6 = 9,5

Sangat Layak

: X ≥ M + 1.5 SD

Layak

: M ≤ X < M + 1.5 SD

Kurang Layak

: M – 1.5 SD ≤ X < M

Tidak Layak

: X < M - 1.5 SD

Kategori

Skor Sangat Layak

: X ≥ 61,75

Layak

: 47,50 ≤ X < 61,75 Kurang Layak

: 33,25 ≤ X < 47,50

Tidak Layak : X < 33,25

Page 200: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

187

Penilaian Modul Secara Keseluruhan

Skor Max 4 x 38 = 152

Skor Min 1 x 38 = 38

M ideal 190 / 2 = 95,0

SD ideal 114 / 6 = 19,0

Sangat Layak

: X ≥ M + 1.5 SD

Layak

: M ≤ X < M + 1.5 SD

Kurang Layak

: M – 1.5 SD ≤ X < M

Tidak Layak

: X < M - 1.5 SD

Kategori

Skor Sangat Layak

: X ≥ 123,50

Layak

: 95,00 ≤ X < 123,50 Kurang Layak

: 66,50 ≤ X < 95,00

Tidak Layak : X < 66,50

Page 201: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

188

HASIL UJI DESKRIPTIF Frequencies

Statistics

20 20 20 20 200 0 0 0 0

21,2500 19,4500 20,2000 60,7000 121,600021,0000 19,5000 20,0000 59,0000 122,5000

20,00a 20,00 19,00 58,00 126,001,83174 2,76205 2,14231 6,25847 10,17944

17,00 15,00 15,00 51,00 104,0024,00 24,00 24,00 72,00 141,00

ValidMissing

N

MeanMedianModeStd. DeviationMinimumMaximum

Fungsi_Manfaat_

ModulTampilan_

Modul Format_ModulIsi_Materi_

Modul

Penilaian_Modul_

Keseluruhan

Multiple modes exis t. The smallest value is showna.

Page 202: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

189

HASIL UJI KATEGORISASI

Frequency Table

Fungsi_Manfaat_Modul

17 85,0 85,0 85,03 15,0 15,0 100,0

20 100,0 100,0

Sangat LayakLayakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Tampilan_Modul

10 50,0 50,0 50,010 50,0 50,0 100,020 100,0 100,0

Sangat LayakLayakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Format_Modul

3 15,0 15,0 15,016 80,0 80,0 95,0

1 5,0 5,0 100,020 100,0 100,0

Sangat LayakLayakKurang LayakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Isi_Materi_Modul

6 30,0 30,0 30,014 70,0 70,0 100,020 100,0 100,0

Sangat LayakLayakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Penilaian_Modul_Keseluruhan

8 40,0 40,0 40,012 60,0 60,0 100,020 100,0 100,0

Sangat LayakLayakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 203: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

190

Page 204: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

191

LAMPIRAN 6 Surat –Surat

Page 205: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

192

Page 206: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

193

Page 207: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

194

Page 208: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

195

Page 209: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

196

Page 210: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

197

Page 211: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

198

Page 212: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

199

Page 213: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

200

LAMPIRAN 7 Dokumentasi

Page 214: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

201

DOKUMENTASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA DI SMK MA’ARIF 2 PIYUNGAN

Page 215: PENGEMBANGAN MODUL PEMBUATAN CELANA PRIA …eprints.uny.ac.id/34180/1/Nanik N K.pdf · Silabus dan RPP ... busana pria mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat ... Maka

202