9
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 3. No. 2 ISSN:2355-6358 713 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) BERBASIS TOLERANSI UNTUK DAERAH RAWAN KONFLIK Ismail Marzuki 1 dan Agus Muliadi 2 1 Dosen FPOK IKIP Mataram 2 Dosen Prodi Biologi FPMIPA IKIP Mataram Email: [email protected] Abstrak: Nusa Tenggara Barat dihuni oleh tiga kelompok suku besar yaitu; Suku Sasak yang mendiami Pulau Lombok, Suku Samawa, yang mendiami Pulau Sumbawa bagian barat, dan Suku Mbojo yang mendiami bagian tengah dan timur Pulau Sumbawa. Masuknya orang-orang suku lain di Indonesia seperti Bali, Jawa, Medan, dan sebagainya ikut mewarnai keragaman budaya masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB). Berbaurnya berbagai karakter, budaya, dan adat istiadat dalam suatu komunitas kehidupan sangat potensi menimbulkan konflik yang bernuansa suku, agama, aliran kepercayaan, dan ras sangat mencolok terjadi di beberapa tempat di NTB. Fakta tersebut terjadi salah satunya disebabkan oleh lemahnya sikap toleransi dalam diri masyarakat. Sikap toleransi hanya bisa ditumbuhkembangkan melalui dunia pendidikan yang terencana dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui model perangkat pembelajaran PKn berbasis toleransi untuk sekolah/madrasah pada daerah rawan konflik, 2) Untuk mengetahui kemampuan guru PKn dalam menerapkan perangkat pembelajaran PKn berbasis teleransi yang dikembangkan, 3) Untuk mengetahui keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran PKn, 4) Untuk mengetahui sikap toleransi siswa setelah pembelajaran, 5) Untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa setelah pembelajaran PKn berbasis toleransi yang dikembangkan. Tahapan-tahapan dalam penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut: (1) pengembangan perangkat ajar berupa silabus, RPP, LKS (2) Validasi Ahli dan Ujicoba Perangkat telah dilaksanakan, kemudian data hasil uji coba belum dianalisis. Kata Kunci: Perangkat pembelajaran PKn, toleransi, daerah rawan konflik PENDAHULUAN Nusa Tenggara Barat merupakan memiliki keragaman budaya yang cukup tinggi dibanding provinsi lain di Indonesia. Terdapat tiga kelompok suku yang mendiami daerah ini secara territorial, yaitu; suku Sasak yang mendiami Pulau Lombok, Suku Samawa, yang mendiami Pulau Sumbawa bagian barat, dan Suku Mbojo yang mendiami bagian tengah dan timur Pulau Sumbawa. Masuknya orang-orang suku lain di Indonesia seperti Bali, Jawa, Medan, dan sebagainya ikut mewarnai keragaman budaya masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB). Perbedaan suku dan kondisi geografis tersebut sangat menentukan karakter, budaya, dan adat-istiadat masyarakat di dalamnya. Berbaurnya berbagai karakter, budaya, dan adat istiadat dalam suatu komunitas kehidupan sangat potensi menimbulkan konflik. Fakta telah menunjukkan bahwa kerusuhan bernuansa suku, agama, aliran kepercayaan, dan ras sangat mencolok terjadi di beberapa tempat di NTB. Fakta tersebut terjadi salah satunya disebabkan oleh lemahnya sikap toleransi dalam diri masyarakat. Sikap toleransi hanya bisa ditumbuhkembangkan melalui dunia pendidikan yang terencana dengan baik. Fakta tersebut terjadi salah satunya disebabkan oleh lemahnya sikap toleransi dalam diri masyarakat. Toleransi seharusnya menjadi pilar utama dalam kehidupan masyarakat di tengah keragaman. Sikap toleransi hanya bisa ditumbuhkembangkan melalui pendidikan yang terencana dengan baik. Tantangan pendidikan di masa mendatang cukup serius, di samping menyediakan lulusan yang mempunyai intelektual yang tinggi dalam menghadapi era globalisasi, pendidikan juga harus mampu memecahkan persoalan disintegrasi bangsa, oleh karena itu, pengajaran di kelas harus mengupayakan adanya keterlibatan aktif seluruh siswa untuk berkolaborasi dalam menemukan konsep, prinsip, dan fakta secara bersama-sama tanpa harus memperhatikan adanya perbedaan latar belakang suku, agama, dan ras. Menurut Nur (1996), terkait dengan tuntutan dan tantangan kehidupan masa depan untuk menerapkan dan mengembangkan wawasan kekeluargaan dan kebersamaan, keunggulan, yakni suatu wawasan yang akan menumbuhkan etos kerja yang maksimal, kemauan untuk

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 3. No. 2 ISSN:2355-6358

713

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN (PKn) BERBASIS TOLERANSI UNTUK

DAERAH RAWAN KONFLIK

Ismail Marzuki1 dan Agus Muliadi21Dosen FPOK IKIP Mataram

2Dosen Prodi Biologi FPMIPA IKIP MataramEmail: [email protected]

Abstrak: Nusa Tenggara Barat dihuni oleh tiga kelompok suku besar yaitu; Suku Sasak yangmendiami Pulau Lombok, Suku Samawa, yang mendiami Pulau Sumbawa bagian barat, dan SukuMbojo yang mendiami bagian tengah dan timur Pulau Sumbawa. Masuknya orang-orang suku laindi Indonesia seperti Bali, Jawa, Medan, dan sebagainya ikut mewarnai keragaman budayamasyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB). Berbaurnya berbagai karakter, budaya, dan adat istiadatdalam suatu komunitas kehidupan sangat potensi menimbulkan konflik yang bernuansa suku,agama, aliran kepercayaan, dan ras sangat mencolok terjadi di beberapa tempat di NTB. Faktatersebut terjadi salah satunya disebabkan oleh lemahnya sikap toleransi dalam diri masyarakat. Sikaptoleransi hanya bisa ditumbuhkembangkan melalui dunia pendidikan yang terencana dengan baik.Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui model perangkat pembelajaran PKn berbasistoleransi untuk sekolah/madrasah pada daerah rawan konflik, 2) Untuk mengetahui kemampuanguru PKn dalam menerapkan perangkat pembelajaran PKn berbasis teleransi yang dikembangkan,3) Untuk mengetahui keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran PKn, 4) Untuk mengetahuisikap toleransi siswa setelah pembelajaran, 5) Untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa setelahpembelajaran PKn berbasis toleransi yang dikembangkan. Tahapan-tahapan dalam penelitian yangtelah dilakukan sebagai berikut: (1) pengembangan perangkat ajar berupa silabus, RPP, LKS (2)Validasi Ahli dan Ujicoba Perangkat telah dilaksanakan, kemudian data hasil uji coba belumdianalisis.

Kata Kunci: Perangkat pembelajaran PKn, toleransi, daerah rawan konflik

PENDAHULUANNusa Tenggara Barat merupakan

memiliki keragaman budaya yang cukup tinggidibanding provinsi lain di Indonesia. Terdapattiga kelompok suku yang mendiami daerah inisecara territorial, yaitu; suku Sasak yangmendiami Pulau Lombok, Suku Samawa, yangmendiami Pulau Sumbawa bagian barat, danSuku Mbojo yang mendiami bagian tengah dantimur Pulau Sumbawa. Masuknya orang-orangsuku lain di Indonesia seperti Bali, Jawa,Medan, dan sebagainya ikut mewarnaikeragaman budaya masyarakat Nusa TenggaraBarat (NTB). Perbedaan suku dan kondisigeografis tersebut sangat menentukan karakter,budaya, dan adat-istiadat masyarakat didalamnya.

Berbaurnya berbagai karakter, budaya,dan adat istiadat dalam suatu komunitaskehidupan sangat potensi menimbulkan konflik.Fakta telah menunjukkan bahwa kerusuhanbernuansa suku, agama, aliran kepercayaan, danras sangat mencolok terjadi di beberapa tempatdi NTB. Fakta tersebut terjadi salah satunyadisebabkan oleh lemahnya sikap toleransi dalamdiri masyarakat. Sikap toleransi hanya bisa

ditumbuhkembangkan melalui duniapendidikan yang terencana dengan baik.

Fakta tersebut terjadi salah satunyadisebabkan oleh lemahnya sikap toleransi dalamdiri masyarakat. Toleransi seharusnya menjadipilar utama dalam kehidupan masyarakat ditengah keragaman. Sikap toleransi hanya bisaditumbuhkembangkan melalui pendidikan yangterencana dengan baik.

Tantangan pendidikan di masamendatang cukup serius, di sampingmenyediakan lulusan yang mempunyaiintelektual yang tinggi dalam menghadapi eraglobalisasi, pendidikan juga harus mampumemecahkan persoalan disintegrasi bangsa,oleh karena itu, pengajaran di kelas harusmengupayakan adanya keterlibatan aktif seluruhsiswa untuk berkolaborasi dalam menemukankonsep, prinsip, dan fakta secara bersama-samatanpa harus memperhatikan adanya perbedaanlatar belakang suku, agama, dan ras. MenurutNur (1996), terkait dengan tuntutan dantantangan kehidupan masa depan untukmenerapkan dan mengembangkan wawasankekeluargaan dan kebersamaan, keunggulan,yakni suatu wawasan yang akan menumbuhkanetos kerja yang maksimal, kemauan untuk

Page 2: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 3. No. 2 ISSN:2355-6358

714

mencapai prestasi tertinggi, sikap kritis,keimanan dan ketakwaan, keahlian danprofesional, karya dan cipta, kemandirian dankewirausahaan, maka sangat tepat bilapembelajaran di kelas semakin menekankan danmembutuhkan siswa aktif.

Pembelajaran PKn di Sekolah MenengahAtas atau Madrasah Aliyah diharapkan dapatmempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang memiliki komitmen yang kuat dankonsisten untuk mempertahankan NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI) danmemiliki sikap toleransi tinggi untukmenjunjung Bhineka Tunggal Ika. Sulaeman(2012) menyatakan bahwa Pendidikan PKnadalah mata pelajaran yang memfokuskan padapembentukan warga negara yang memahamidan mampu melaksanakan hak-hak dankewajibannya untuk menjadi warga negaraIndonesia yang cerdas, terampil, berkarakteryang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD1945. Sedangkan Siahaan (2013) menjelaskanbahwa Pkn merupakan usaha untuk membekalipeserta didik dengan pengetahuan dankemampuan dasar yang berkenaan denganhubungan antara warga negara dengan negaraserta pendidikan pendahuluan bela negara agarmenjadi warga negara agar dapat diandalkanoleh bangsa dan negara.

Dari kedua pengertian di atas jelas bahwaPKN merupakan mata pelajaran yang memilikifokus pada pembinaan karakter warga negaradalam perspektif kenegaraan, dimanadiharapkan melalui mata pelajaran ini dapatterbina sosok warga negara yang baik (goodcitizenship). Untuk mewujudkan tujuan matapelajaran PKn tersebut, maka diperlukan adanyaperangkat pembelajaran yang mampumenfasilitasi materi PKn untuk dapatdiaktualisasi oleh siswa.

Model-model pembelajaran danperangkat pembelajaran tertentu perludikembangkan yang dapat digunakan untukmeningkatkan interaksi sosial antar siswa dalamrangka menumbuhkembangkan sikap toleransi.Model-model pembelajaran dan perangkatpembelajaran tersebut juga sekaligus harusmampu membantu meningkatkan hasil belajarakademik siswa.

Pembelajaran sudah seharusnya tidaklagi mementingkan peningkatan aspek kognitifsemata, tetapi harus dikembalikan pada konsepawal sesuai taksonomi Bloom, yaitu kognitif,afektif, dan keterampilan siswa. Pembentukanafeksi dan keterampilan harus dibangun kembalidalam pembelajaran untuk membentuk karaktersiswa. Keterampilan-keterampilan sosialmerupakan keterampilan yang diperlukan dalam

membangun sikap toleransi, sepertiketerampilan menghargai perbedaan,menghargai pendapat orang lain, bersediamendengarkan orang, tetap berada dalam tugas,dan sebagainya. Keterampilan-keterampilantersebut hanya bisa dilatihkan dalampembelajaran apabila perangkat dan modelpembelajaran direncanakan dan dikembangkandengan baik. Salah satunya adalah perangkatpembelajaran berbasis toleransi.

Dewasa ini telah banyak dikembangkanmodel-model pembelajaran yang menjadi acuandalam pengembangan perangkat pembelajaran.Model-model pembelajaran yang menuntutpengorganisasian siswa dalam kelompok-kelompok social adalah, seperti modelpembelajaran kooperatif dan modelpembelajaran diskusi kelas.

Diskusi kelas merupakan suatu modelpembelajaran yang banyak dikembangkan disekolah-sekolah. Beberapa hasil penelitianmenunjukkan bahwa model pembelajarandiskusi kelas tidak hanya unggul dalammembantu siswa untuk memahami konsep-konsep, tetapi juga membantu siswamenumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikirkritis, dan mengembangkan sikap sosial siswa.

Model pembelajaran diskusi kelasmemanfaatkan kecenderungan siswa untukberinteraksi. Sejumlah penelitian menunjukkanbahwa tatanan kelas, siswa belajar lebih banyakdari satu teman ke teman lainnya di antarasesama siswa daripada dari guru. Penelitian jugamenunjukkan bahwa pembelajaran diskusikelompok memiliki dampak positif terhadapsiswa yang rendah hasil belajarnya.

Secara umum, keuntungan modelpembelajaran kooperatif dan modelpembelajaran diskusi kelas ialah dapatmeningkatkan rasa toleransi (Lundgren, 1994),memperluas wawasan, meningkatkanketerampilan proses, mendorong siswamenemukan dan mengemukakan pendapatnya,pemahaman konsep, mendorong siswa untukidentifikasi masalah sendiri danmengutarakannya, peningkatan kemampuandalam kepemimpinan, organisasi dan inisiatif,meningkatkan pemahaman terhadap latarbelakang yang berbeda (Lundgren, 1994;Slavin, 1994).

Manfaat model pembelajaran kooperatifdan model pembelajaran diskusi kelompokuntuk siswa yang rendah hasil belajarnya antaralain dapat meningkatkan motivasi, keterampilansosial, meningkatkan hasil belajar, retensi ataupenyimpanan materi pelajaran lebih lama(Lundgren, 1994). Sedangkan menurut Slavin

Page 3: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 3. No. 2 ISSN:2355-6358

715

(1994) kerja kelompok membuat anggota kelasmerasa bersemangat untuk belajar.

Sebagai bagian dari upaya menyikapipermasalahan dan kenyataan di atas, salah satuyang perlu dilakukan antara lain berupapengembangan perangkat pembelajaran denganberorientasi model-model pembelajaran yangberbasis toleransi seperti model pembelajarankooperatif dan pembelajaran diskusi kelas.METODE PENEITIAN

Penelitian ini merupakan penelitianpengembangan. Disebut penelitianpengembangan karena mengembangkanperangkat pembelajaran PKn Berbasis toleransibercirikan model pembelajaran kooperatif danmodel pembelajaran diskusi kelas. Perangkatpembelajaran yang dikembangkan meliputiSilabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), daninstrumen penilaian hasil belajar. Prosespengembangan perangkat pemebelajarandikembangkan dengan mengadaptasi model dariThiagarajan, et al., (1974) dalam Mahanal(2009), yaitu model 4-D (Define, Design,Develop, and Dessiminate).

Perangkat pembelajaran yangdikembangkan meliputi silabus, SAP, lembarkegiatan siswa LKM, buku ajar siswa, tespenguasaan konsep dan tes berpikir kritismahasiswa fluida. Tahap pengembanganmeliputi empat tahap yaitu modelpengembangan 4D (design, define, develop,dessiminate) diadaptasi menjadi Model 4P,yaitu pendefinisian, perancangan,pengembangan dan penyebaran (Ibrahim 2008).

Page 4: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 3. No. 2 ISSN:2355-6358

716

Gambar 1 Diagram Alur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4D(Diadaptasi dari, Ibrahim, 2008)

HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yangdikembangkan meliputi silabus, RPP, LKS,serta instrumen tes hasil belajar. Berdasarkanhasil validasi perangkat pembelajaran olehempat orang validator yang terdiri dari pakardan praktisi, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. SilabusSilabus yang dikembangkan dalam

penelitian ini berupa rencana pada suatu matapelajaran yang mencakup beberapa komponenseperti SK, KD, materi pokok, indikator, alokasiwaktu dan sumber belajar. Berikut adalah nilairata-rata hasil validasi silabus yang telahdilakukan berdasarkan penilaian 4 validator.

Pendefinisian(define)

Analisis Kurikulum

Analisis siswa

Analisis KonsepAnalisis Tugas

Perumusan TujuanPembelajaran

Penyusunan perangkatpembelajaran (silabus, RPP,

LKS, dan instrumen penilaianhasi belajar)

Penyusunan InstrumenPenelitian

Desain awal Perangkat Pembelajaran

Telaah Pakar (Validasi)

Revisi

Pretest Postest Design

Ujicoba 1 (Ujicoba Terbatas)

Analisis Data

Draft 1

Draft 2

Laporan

Perancangan(design)

Pengembangan(develop)

Ujicoba 2 (Penerapan di sekolah)

Page 5: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 3. No. 2 ISSN:2355-6358

717

Tabel 1 Hasil Validasi SilabusNo Aspek yang

dinilaiRerata Kategori

1 Identitas 4 SangatBaik

2 Indikator 3 Baik3 Materi

pembelajaran3,6 Baik

4 Kegiatanpembelajaran

3,1 Baik

5 Penilaian 3,5 Baik6 Alokasi waktu 3,5 Baik7 Sumber belajar 3 Baik

Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapatdiketahui bahwa secara keseluruhan, silabusyang dikembangkan memiliki rata-rata sebesar3,46 (berkategori baik). Hasil validasi inimenunjukkan bahwa silabus yangdikembangkan dapat/layak digunakan padatahap implementasi/penelitian.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)Rencana pelaksanaan pembelajaran

merupakan pedoman bagi guru untukmelaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. Hasil validasi RPP yang digunakan dalamempat kali pertemuan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Validasi RPPNo Aspek yang

dinilaiRerata Kategori

1 Validitaskonstruksi

3,6 Baik

2 Validitas isi 3,5 Baik3 Kegiatan

pembelajaran3,5 Baik

4 Sumber danalatpembelajaran

3,5 Baik

Berdasarkan data Tabel 2 diketahuibahwa rata-rata skor validasi kelayakan RPPyang meliputi validitas konstruksi, validitas isi,kegiatan pembelajaran, sumber dan alatpembelajaran berada pada kategori baik. Hal inimenunjukkan bahwa RPP yang dikembangkanlayak untuk digunakan.3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa yangdiberikan kepada siswa untuk kegiatan belajaragar siswa dapat memperdalam pemahamantentang konsep pada materi HAM. Hasilvalidasi LKS strategi konflik kognitif yangdigunakan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Validasi LKSNo Aspek yang

dinilaiRerata Kategori

1 Syarat-syarat 3,6 Baik2 Kelayakan isi 3,5 Baik3 Prosedur 3,8 Baik4 Pertanyaan 3,6 Baik

Berdasarkan data Tabel 3, diketahuibahwa rata-rata skor validasi kelayakan LKSyang meliputi syarat-syarat, kelayakan isi,prosedur, dan pertanyaan berada pada kategoribaik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yangdikembangkan layak untuk digunakan.4. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar yang dikembangkanpeneliti terdiri dari 25 soal pilihan ganda. Hasilvalidasi tes hasil belajar disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Validasi Tes Hasil BelajarNo Aspek yang

dinilaiSkor Validator Rerata Kategori

1 2 3 41 Syarat-syarat 4 4 4 4 4 Valid2 Kelayakan isi 3,8 3,6 3,6 3,8 3,7 Valid3 Prosedur 3,6 3,6 3,7 3,8 3,675 Valid

Berdasarkan data Tabel 4diketahui bahwa rata-rata skor validasi teshasil belajar dari empat validator dinyatakanvalid. Hal ini menunjukkan bahwa tes yangdikembangkan dapat digunakan.

B. Keterlaksanaan PembelajaranPelaksanaan pembelajaran

menggunakan perangkat pembelajaran PKnberbasis toleransi dilakukan setelah tes awalpengetahuan kognitif dan sikap toleransi

siswa sebelum dibelajarkan menggunakanperangkat yang dikembangkan. Pengamatanterhadap keterlaksanaan pembelajaranmenggunakan perangkat pembelajaran PKnberbasis toleransi, diamati oleh dua orangpengamat dengan menggunakanketerlaksanaan pembelajaran (Terlampir)selama 4 (empat) pertemuan.

Data hasil keterlaksanaanpembelajaran pada pertemuan 1, 2, 3, dan 4dapat dilihat secara ringkas pada Tabel 5.

Page 6: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 3. No. 2 ISSN:2355-6358

718

Tabel 5 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan PembelajaranNo Aspek yang

DiamatiSkor

Rata-rata Persentase Kategori

1 Kegiatanawal

3,50 87,5 SangatBaik

2 Kegiatan inti 3,45 86,25 SangatBaik

3 Kegiatanakhir

3,50 87,5 SangatBaik

4 Pengelolaanwaktu

3.25 81,25 SangatBaik

Data dalam Tabel 5 menunjukkanbahwa pelaksanaan proses pembelajaranmeliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatanakhir, dan pengelolaan waktu secara umumdalam kategori sangat baik. Guru telahmelaksanakan pembelajaran sesuai denganskenario RPP yang telah dikembangkansebelumnya.

Keterlaksanaan pembelajaranmerupakan hasil pengamatan pengamat/guruterhadap pelaksanaan langkah-langkahpembelajaran yang dikembangkan. Pengamatanterhadap keterlaksanaan langkah-langkahpembelajaran bertujuan untuk mendeskripsikankeberhasilan guru dalam menerapkan tahap-tahap dalam pembelajaran yang direncanakansehingga dapat diukur efektifitasnya pada akhirpembelajaran.

Hasil pengamatan memperlihatkanbahwa perangkat pembelajaran dapat dijalankansecara konsisten oleh guru. Djamarah dan Zain(1996) mengemukakan bahwa dalammelaksanakan tugasnya sebagai pengajar,seorang guru harus menguasai materi yangdiajarkan dan metode yang digunakan dalampembelajaran.

Temuan dari analisis keterlaksanaansintaks adalah sebagai berikut: (1) keduapengamat berlaku ajeg dalam memberikanpenilaian terhadap pelaksanaan pembelajaranpada seluruh rangkaian pembelajaranmenggunakan perangkat pembelajaran PKnberbasis toleransi, (2) keseluruhan sintakspembelajaran mulai dari tahap pendahuluan,kegiatan inti, dan penutup mendapat penilainbaik dari pengamat, (3) catatan pada pertemuanpertama dan kedua adalah guru masih kurangdalam mengalokasikan waktu, (4) pengamatjuga memberikan penilaian yang baik terhadapsuasana kelas.

C. Hasil Belajar Kognitif SiswaHasil belajar kognitif siswa dapat

diketahui dari hasil pemberian tes. Tes diberikandua kali, yaitu tes awal (pretest) yang diberikansebelum siswa memulai proses kegiatan belajarmengajar dan tes akhir (posttest) yang diberikansetelah siswa melaksanakan kegiatan belajarmengajar menggunakan perangkatpembelajaran PKn berbasis toleransi padamateri Hak Asasi Manusia (HAM). Analisisketuntasan belajar siswa disajikan dalam Tabel6.

Tabel 6. Hasil Belajar Kognitif SiswaNo Nama Siswa Nilai Pre-tes Nilai Pos-tes N-gain Kategori1 Abdul Aziz 46 95 0.91 Tinggi2 M. Harir Luthfi 42 90 0.83 Tinggi3 Akidah 38 90 0.84 Tinggi4 Arifaturrahman 42 90 0.83 Tinggi5 Sahdi 29 90 0.86 Tinggi6 Laela Sari 42 85 0.74 Tinggi7 Hudzdzama 29 90 0.86 Tinggi8 Pajar Indah Fitriani 25 90 0.87 Tinggi9 Suhaebatul Islamiayah 21 85 0.81 Tinggi10 Hafifi 29 90 0.86 Tinggi11 Uswatun Hasanah 29 90 0.86 Tinggi12 Hairul Mizan 29 90 0.86 Tinggi13 Susilawati 46 85 0.72 Tinggi14 Romzi 33 90 0.85 Tinggi15 Hernil 21 90 0.87 Tinggi

Page 7: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 3. No. 2 ISSN:2355-6358

719

Ketuntasan Klasikal TT TTT: Tidak Tuntas; T: Tuntas

Implikasi dari aktivitas siswa selamapembelajaran menggunakan perangkatpembelajaran PKn berbasis toleransi adalahmeningkatnya hasil belajar kognitif siswayang secara umum didapatkan kategoriketuntasan klasikal maupun individu siswasetelah dibelajarkan menggunakan perangkatpembelajaran PKn berbasis toleransi dapatdinyatakan tuntas dengan kategori tinggi,hasil tersebut juga menunjukkan bahwapembelajaran menggunakan perangkatpembelajaran PKn berbasis toleransi efektifdalam meningkatkan hasil belajar kognitifsiswa. Efektif atau berpengaruhnyapembelajaran menggunakan perangkatpembelajaran PKn berbasis toleransi yangtelah dilaksanakan didukung oleh hasilanalisis N-Gain, seperti yang tampak padaTabel 6 yaitu N-gain hasil belajar siswasecara klasikal maupun individu dinyatakantuntas (berkategori tinggi). Hasil analisistersebut menunjukkan bahwa hasil belajaryang diperoleh siswa sebelum dan sesudahpembelajaran menunjukkan perbedaan yangsignifikan.

Perbedaan skor pretest dan posttestini menunjukkan bahwa terdapat pengaruhatau dampak pembelajaran menggunakanperangkat pembelajaran PKn berbasistoleransi terhadap hasil belajar siswa. Denganmelakukan kegiatan pretest guru dapatmengetahui pengetahuan awal siswa terhadapmateri ajar sehingga dalam pembelajaranguru dapat memberi treatmen yang tepatuntuk memperbaiki pemahaman siswa jikaterdapat indikasi miskonsepsi dari hasilpretest yang didapatkan.

Hasil ini juga tidak terlepas darikevalidan dan kepraktisan perangkatpembelajaran yang digunakan seperti RPP,LKS, Materi Ajar, dan instrumen penilaianhasil belajar kognitif yang membantu siswadalam meningkatkan hasil belajar mereka,hal ini ditunjukkan oleh hasil postest siswayang mendapatkan rata-rata nilai dengankategori tuntas. Pencapaian ini menunjukkanbahwa pembelajaran PKn menggunakanmenggunakan perangkat pembelajaran PKnberbasis toleransi yang dikembangkanberpengaruh terhadap hasil belajarpengetahuan peserta didik. Piaget (Hughes,2012) menemukan bahwa perkembangankognitif sebagian besar bergantung padaseberapa jauh anak akan aktif berinteraksidengan lingkungannya. Penyajian

pengetahuan dengan mendorong siswamenemukan sendiri pengetahuan tersebutdilakukan melalui interaksi inkuiriterbimbing di dalam kelas.D. Sikap Toleransi Siswa

Sikap toleransi siswa dapatdiketahui melalui pemberian angkettoleransi, untuk mengntrol kejujuran siswaakan sikap toleransinya maka perlu angketpenilaian sikap toleransi juga diisi atau dinilaioleh teman sejawat mereka. Sikap toleransisiswa disajikan secara ringkas pada Tabel 7berikut:

Page 8: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 3. No. 2 ISSN:2355-6358

720

Tabel 7 Analisis Sikap Toleransi Siswa setelah Dibelajarkan Menggunakan Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan

No Nama

Penilaian Diri

Kategori

Penilaian Sejawat KategoriAspek yang Diamati Aspek yang Diamati

1 2 3 4 5 Rata-rata 1 2 3 4 5 Rata-

rata1 Abdul Aziz 2 4 3 4 2 75 T 3 4 3 3 2 75 T2 M. Harir Luthfi 3 3 2 4 2 70 T 3 3 2 4 2 70 T3 Akidah 3 4 2 4 4 85 ST 3 4 2 2 2 65 T4 Arifaturrahman 2 2 2 2 2 50 TT 2 2 2 2 2 50 TT5 Sahdi 2 4 4 3 3 80 T 3 3 4 3 2 75 T6 Laela Sari 3 4 2 4 1 70 T 3 4 3 2 4 80 T7 Hudzdzama 3 4 1 2 4 70 T 3 4 1 4 2 70 T8 Pajar Indah Fitriani 3 2 2 3 2 60 TT 3 4 2 3 3 75 T9 Suhaebatul Islamiayah 3 4 2 3 3 75 T 3 2 2 3 2 60 TT

10 Hafifi 3 3 2 4 2 70 T 2 3 1 1 1 40 TT11 Uswatun Hasanah 4 4 4 4 4 100 ST 3 4 4 3 4 90 ST12 Hairul Mizan 3 3 2 3 3 70 T 3 3 2 3 3 70 T13 Susilawati 4 4 3 4 2 85 T 3 4 2 2 2 65 T14 Romzi 3 3 2 4 4 80 T 3 3 3 3 3 75 T15 Hernil 4 4 4 4 4 100 ST 3 4 4 4 4 95 T

Kategori Toleran 76,00 70,33

Hasil tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran PKn berbasis toleransi yang dikembangkan dapat memupuk sikap toleransi siswa.

Page 9: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 3. No. 2 ISSN:2355-6358

721

KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Berdasarkan hasil implementasiperangkat pembelajaran PKn berbasis toleransiyang telah dilaksanakan, didapatkan beberapakesimpuan penelitian yaitu:1. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan

perangkat pembelajaran yangdikembangkan selama 4 (empat)pertemuan yang terdiri dari kegiatan:awal; inti; dan penutup; terlaksana dengansangat baik dan perangkat yangdikembangkan dinyatakan praktis.

2. Hasil belajar kognitif siswa setelahpembelajaran menggunakan perangakatpembelajaran PKn berbasis toleransi yangdikembangkan meningkat.

3. Perangakat pembelajaran PKn berbasistoleransi yang dikembangkan dapatmenumbuhkan sikap toleransi dan sosialsiswa

B. SaranBerdasarkan pada hasil temuan pada

tahap pengembangan, maka saran hasil temuantersebut, antara lain adalah:1. Perlu dilakukan desiminasi untuk

mengetahui konsistensi hasil pelaksanaanpembelajaran menggunakan perangakatyang dikembangkan.

2. Perlu dilakuakan penelitian denganmaksud serupa pada mata pelajaran yangberbeda.

DAFTAR RUJUKANAmalo, 2004. “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Berbasis ModelPembelajaran Diskusi Kelas untukMeningkatkan Kualitas Proses danHasil Belajar di SMPN 1 Kupang”.Tesis. Surabaya: Unesa

Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction andManagement. New York : McGraw-Hill, Inc.

__________. 2001. Learning to Teach. 5th

Edition. New York : McGraw-Hill,Inc.

Borich, G.D., 1994, Observation Skill forEffective Teaching. New York:Macmillan Publishing Company.

Carin, A. 1993. Teaching Modern. New York:Macmillan Publishing Company.

Djahiri, A.K. 1996. Teknik PengembanganProgram Pendidikan NilaiMoral. Bandung : Lab.PMPKN IKIP Bandung.

Gronlund, N.E., 1982, ConstructingAchievement Test. Englewood Cliffs,New Jersey: Prentice Hall Inc.

Ibrahim, M. 2008. Model PembelajaranInovatif IPA Melalui Pemaknaan.Unesa. Surabaya: Tim BalitbangDiknas.

Ibrahim, M., Fida R., Nur, M. dan Ismono.2000. Pembelajaran Kooperatif.Surabaya: Unesa Press.

Kemp, J.E., G.R. Morisson, & Steven M. R.,1994, Designing Effective Instruction.New York: Macmillan CollegePublishing Company.

Lungdren, L. 1994. Cooperative Learning inThe Science Classroom. New York:McGraw Hill Companies.

Nur, M., 1996, Pengantar Pada PengelolaanKelas. Surabaya: Unesa Press.

Siahaan, A.2013. PendidikanKewarganegaraan. Jakarta: Education

Slavin. 1994. Educational Psychology, Theoryand Practice. Needham Heights: Allyn& Bacon.

______. 1995. Cooperative Learning Theory.Second Edition. Massachusetts: Allynand Bacon Publisher.

Sulaeman, J. 2012. Pembelajaran PendidikanKewarganegaraan di Persekolahan.Jakarta.Tuckman, B.W., 1978, Conducting

Educational Research. Second Edition. NewYork: