22
PROPOSAL THESIS PENGEMBANGAN PROSEDUR AUDIT ENERGI BANGUNAN DENGAN TEKNIK SIMULASI ENERGI VINSENSIUS SIGRID CANNY WIDARJI No. Mhs.: 145.40.2227/PS/MTA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2015

Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

  • Upload
    ridsig8

  • View
    104

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal Pengembangan Posedur Audit Energi

Citation preview

Page 1: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

PROPOSAL THESIS

PENGEMBANGAN PROSEDUR AUDIT ENERGI

BANGUNAN DENGAN TEKNIK SIMULASI ENERGI

VINSENSIUS SIGRID CANNY WIDARJI

No. Mhs.: 145.40.2227/PS/MTA

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2015

Page 2: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER ARSITEKTUR

PERSETUJUAN PROPOSAL TESIS

Nama : VINSENSIUS SIGRID CANNY WIDARJI

Nomor Mahasiswa : 14.01.45.2227/PS/MTA

Konsentrasi : Teknologi Bangunan

Judul Tesis : Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan

Dengan Teknik Simulasi Energi

Nama Pembimbing

……………………..

.…………..…….…..

Tanggal

…………………….

….………………….

Tanda tangan

……………………….

..............…………

Page 3: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

1

1. Latar Belakang

Krisis manajemen energi adalah keadaan dimana sumber energi

yang ada tidak mampu dikelola oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

energi di suatu wilayah tertentu. Indonesia adalah salah satu negara yang saat

ini sedang dalam dalam ancaman krisis manajemen energi. Hal ini

disebabkan karena pengelolaan energi di Indonesia masih terfokus pada

sektor migas yang bahan utamanya berasal dari fosil. Jika krisis manajemen

energi terjadi maka sektor ekonomi akan lumpuh dan akan berimbas pada

seluruh bidang kehidupan. Maka dari itu diperlukan tindakan pencegahan

dan perbaikan yang dapat menghindarkan Indonesia dari krisis multisektor.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penduduk

mengindikasikan peningkatan kebutuhan energi. Dengan pertumbuhan

ekonomi dan jumlah penduduk yang pesat, Indonesia berkepentingan untuk

mengelola dan menggunakan energi dengan efektif dan efisien (Kementrian

ESDM, 2015). Konsumsi energi final di Indonesia pada periode 2000-2012

meningkat rata-rata sebesar 2,9% per tahun. Jenis energi yang paling

dominan adalah penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang meliputi

avtur, avgas, bensin, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, dan minyak

bakar (BPPT, 2014). Jika peningkatan kebutuhan energi tidak dibarengi

dengan adanya pengelolaan energi yang tepat, maka ancaman krisis dapat

benar-benar terjadi di Indonesia.

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Ekonomi, Populasi dan Energi di Indonesia

Sumber: Buku Materi dan Kumpulan Abstrak Workshop dan Seminar Nasional Energi

Indonesia 2015

Page 4: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

Gambar 2. Grafik Sektor Konsumsi Energi

Sumber: Handbook of Energy and Economy Statistic of Indonesia 2014

Kontribusi pemakaian energi di Indonesia berasal dari berbagai

sektor, antara lain industri, transportasi dan bangunan baik itu bangunan

gedung maupun rumah tangga. Sektor industri dan transportasi menjadi

sumber konsumsi energi terbanyak. Diikuti oleh sektor komersial dan rumah

tangga, dimana bangunan sebagai sarana manusia beraktifitas di dalamnya

menjadi obyek utama konsumsi energi. Pada sektor industri alat produksi

industri yang berupa alat-alat msin dan elektronik adalah obyek utamanaya.

Namun bangunan juga memiliki peran terhadap penggunaan energi industri,

yaitu sebagai prasarana berjalannya proses industri. Hal ini juga terjadi pada

sektor transportasi dimana bangunan juga memiliki peran sebagai prasarana.

Menurut United States Environmental Protection Agency (EPA),

sektor bangunan berkontribusi terhadap 39% dari total pemakaian energi,

12% dari total konsumsi air, 68% dari total konsumsi listrik,dan 38% dari

total emisi karbondioksida di seluruh wilayah Amerika. Sumber energi untuk

konsumsi gedung tersebut berasal dari bahan bakar fosil yang

mengemisikan karbondioksida dalam jumlah yang sangat signifikan.

Konsumsi energi pada sektor bangunan dapat dikatakan cukup besar untuk

penerangan dan power alat-alat elektronik, ataupun pendingin ruangan.

Selain itu konsumsi energi juga terjadi pada sektor energi non listrik, antara

lain transportasi dalam bangunan, kebutuhan air dan kegiatan perawatan

bangunan (building maintenance).

Page 5: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

3

Pada bangunan, cara yang paling mendekati karena tidak

membutuhkan waktu lama dan tidak memerlukan perubahan yang begitu

besar adalah dengan konservasi energi. Konservasi energi adalah

peningkatan efisiensi energi yang digunakan atau biasa disebut dengan

proses penghematan energi. Konservasi enenergi dapat dilakukan dengan

beberapa cara, antara lain dengan menemukan energi baru terbarukan,

menciptakan inovasi peralatan yang hemat energi, mengoptimalkan

penggunaan energi dan melakukan manajemen energi dalam bangunan.

Manajemen energi bangunan merupakan bagian dari rencana

strategis efisiensi pada bangunan. Manajemen energi dapat diwujudkan ke

dalam beberapa program kegiatan, antara lain perancangan (prediksi dan

target konservasi energi), audit energi, akutansi energi, program konservasi

energi, database, dan manajemen resiko energi. Program harus secara jelas

menunjukkan siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana cara untuk

mencapai rekomendasi peluang penghematan energi. (Sekretariat PROPER

Kementrian Lingkungan Hidup, 2014).

Gambar 3. Rencana Strategis Manajemen Energi

Sumber: Sosialisasi Kriteria Hijau dan Emas PROPER 2014

Page 6: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung

tingkat konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara-cara

untuk penghematannya (SNI 03-6169-2000). Proses evaluasi pemanfaatan

energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi

peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi

dalam rangka konservasi energi (SNI 6169:2011)

Secara lebih spesifik, audit energi merupakan kegiatan penelitian

pemanfaatan energi untuk mengetahui keseimbangan energi, biaya investasi,

dan mengidentifikasi rekomendasi untuk penghematan energi. Hasil dari

penelitian akan diperoleh profil penggunaan energi di dalam gedung. Audit

energi yang rinci perlu diterapkan jika bangunan gedung menunjukkan profil

yang tidak memenuhi baku energi yang berlaku.

Konservasi energi pada bangunan gedung di Indonesia dimulai

sejak tahun 1985 dengan diperkenalkannya software DOE (Department Of

Energy) dari Amerika Serikat oleh Departemen Pekerjaan Umum.

Perkembangan selanjutnya nyaris tidak terdengar sampai dengan tahun 1987.

Pada tahun 1987 dilakukan penelitian energi pada bangunan gedung bersama

negara-negara ASEAN yang bekerja sama dengan USAID, sekaligus

memperkenalkan program ASEAM (A Simplified Energy Analysis Method).

Sejak itu mulailah masalah konservasi energi terangkat kembali ke

permukaan di Indonesia.

Dalam rangka meningkatkan usaha konservasi energi melalui

kegiatan audit energi, dibuatlah standar prosedur audit energi pada

bangunan gedung. Standar ini disusun oleh PT 27-03 dan Panitia Teknis

Energi Baru dan Terbarukan (PTEB) yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal

Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada

bulan Maret 2010. Anggotanya terdiri dari para ahli bidang konservasi

energi mewakili pemerintah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, industri,

pemasok, konsultan, kontraktor dan pengelola bangunan gedung. Tujuan

utamanya adalah meningkatkan jumlah dan ketersediaan standar

ketenagalistrikan di Indonesia melalui perumusan standar audit energi.

Page 7: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

5

Untuk prosedur audit energi yang digunakan, Indonesia telah

memiliki prosedur yang telah dibakukan dalam SNI 6196:2011. Standar

Nasional Indonesia (SNI) mengenai prosedur audit energi pada bangunan

gedung ini merupakan revisi dari SNI 036196:2000 tentang Prosedur Audit

Energi. Prosedur ini memiliki acuan normatif sebagai berikut:

a. SNI 05-3052-1992, cara uji unit pengkondisian udara.

b. BOCA, International Energy Conservation code 2000.

c. ASHRAE, Standard 90.1: energy efficiency.

d. BOMA, standard methode for measuring floor area in office buildings.

Standar prosedur audit energi pada bangunan gedung ini

dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan bangunan gedung

dalam rangka peningkatan efisiensi penggunaan energi dan menekan biaya

energi tanpa harus mengurangi kualitas kinerjanya. Audit Energi bertujuan

mengetahui "Potret Penggunaan Energi" dan mencari upaya peningkatan

efisiensi penggunaan energi. Pembahasan Audit Energi meliputi : prosedur

audit energi, audit energi awal, audit energi rinci, identifikasi peluang hemat

energi, analisis peluang hemat energi, laporan dan rekomendasi.

Prosedur audit energi pada bangunan gedung sesuai standar SNI

6196-2011 dalam banyak mengacu pada Intensitas Konsumsi Energi (IKE).

IKE digunakan mulai dari pengumpulan data, proses analisis, hingga

pengambilan keputusan apakah bangunan gedung tersebut hemat energi atau

malah sebaliknya. Standar yang digunakan dalam mengambil keputusan

adalah dengan membandingkan nilai IKE eksisting dengan nilai IKE yang

sesuai dengan standar SNI dengan perbedaan tingkatan nilai konsumsi energi

yang diperkenankan untuk setiap tipologi bangunan. Padahal, penghematan

energi pada sebuah bangunan gedung dapat dilakukan hingga semaksimal

mungkin, tidak hanya tergantung dari intensitas konsumsi energi yang

dikaitkan dengan fungsi bangunan, namun juga dari lokasi bujur dan lintang,

kondisi tapak, arah orientasi bangunan, unsur-unsur kearifan lokal dan

lingkungan sekitar bangunan.

Page 8: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

Universitas Atma Jaya Yogyakarta merupakan institusi

pendidikan di Indonesia yang menaruh konsnstrasi pada masalah

penghematan energi. Dapat dilihat dari gerakan-gerakan yang selama ini

dilakukan, antara lain gerakan Be Veg yaitu anjuran untuk menjadi

vegetarian dalam rangka memerangi pemanasan global, larangan merokok di

seluruh area kampus, penghijauan pada area kampus dan tentunya kegiatan

audit energi bangunan kampus yang dilakukan secara internal dan mandiri.

Kegiatan audit energi bangunan kampus sendiri telah

dilaksanakan sejak tahun 2009, yang disebut sebagai Audit Energi Tahap I,

dan telah dilakukan beberapa rekomendasi sebagai langkah penghematan

energi. Salah satu rekomendasi yang dilakukan adalah mengganti seluruh

alat penerangan ruangan menjadi lampu LED. Selain itu juga sedikit demi

sedikit meremajakan monitor CRT dan menggantinya menjadi layar LCD

dan LED. Kegiatan ini terus dievaluasi setiap tahunnya dan memang terjadi

penurunan yang dirasakan dengan menurunya nilai pembayaran PLN

(setelah dikonversikan setiap terjadi perubahan TDL). Pada tahun 2015

kembali dilakukan kegiatan Audit Energi Tahap II dengan penyempurnaan

dari hasil evaluasi kekurangan dan kelebihan pada kegiatan yang telah

dilakukan sebelumnya. Audit Energi Tahap II saat ini sedang dalam tahap

penyusunan laporan hasil audit dan beberapa perancangan rekomendasi yang

mungkin realistis untuk dilakukan.

Hal yang cukup berbeda dari audit energi yang dilakukan oleh

Universitas Atma Jaya Yogyakarta dibandingkan dengan audit energi yang

dilakukan pada umumnya sesuai dengan prosedur audit energi bangunan

gedung dari SNI adalah digunakannya teknik simulasi energi bangunan pada

tahap analisis penggunaan energi, penarikan kesimpulan dan peluang

penghematan energi serta rekomendasi penghematan energi. Dengan adanya

tahapan simulasi energi ini, beberapa hal dapat dengan jelas diketahui dalam

angka, grafik dan tampilan. Hal ini menyebabkan tingkat akurasi audit energi

menjadi lebih tinggi dan kondisi performa energi bangunan dapat menjadi

lebih mudah dipahami.

Page 9: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

7

Teknik analisis performa energi bangunan dengan menggunakan

alat simulasi energi bangunan sebenarnya bukan merupakan hal yang baru.

Amerika Serikat sudah memulainya dengan perangkat lunak atau software

Department Of Energy (DOE). Selain perangkat lunak tersebut, sebenarnya

masih ada beberapa alat simulasi energi yang telah banyak digunakan

dengan beberapa kelebihan masing-masing. Dengan melihat bahwa di luar

Indonesia alat simulasi energi berupa perangkat lunak dan komputerisasi

telah banyak digunakan, maka prosedur audit energi di Indonesia sudah

seharusnya menggunakan alat simulasi.

Alat simulasi energi yang telah digunakan dalam prosedur audit

energi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta antara lain Autodesk Ecotect

Computational Fluid Dynamics (CFD), dan Design Builder dengan Energy

Plus nya. Ecotect adalah perangkat lunak yang dapat membuat permodelan

performa energi bangunan, meliputi performa pencahayaan, performa

penghawaan dan performa akustika. Sedangkan Computational Fluid

Dynamics (CFD) merupakan alat simulasi termal untuk memprediksi kinerja

produk, mengoptimalkan desain, dan memvalidasi perilaku produk

(http://www.autodesk.com/products/cfd/overview, 2015).

Tahapan prosesur audit energi yang dilakukan selama ini

cenderung menghitung penggunaan energi listrik secara kasat saja melalui

pengamatan pada meteran listrik. Jika dilihat lebih rinci, penggunaan energi

listrik pada bangunan meliputi energi untuk sistem elektrikal (penerangan

dan power), penghawaan buatan (HVAC), sistem air bersih, transportasi

bangunan (lift, eskalator) dan arus lemah (sistem data, internet, CCTV,

PABX, MATV, sistem kebakaran, sistem peringatan bangunan). Dengan

melihat sumber penggunaan energi tersebut, pemberian rekomendasi dan

perbaikan dapat lebih luas dan menyeluruh.

Tahapan audit energi dengan teknik simulasi energi dapat

menjadi peluang di masa depan dalam bidang audit energi di Indonesia.

Untuk itu diperlukan penelitian mengenai bagaimana mengembangkan

prosedur audit energi bangunan dengan menggunakan teknik simulasi energi

Page 10: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

bangunan. Ketepatan dalam mengkomposisikan tahap simulasi energi

bangunan dalam prosedur audit energi secara keseluruhan dapat menciptakan

prosedur yang lebih baik dan dapat mendukung kegiatan konservasi dan

penghematan energi, khusnya dalam bangunan.

a. Rumusan Permasalahan

Mengembangkan prosedur audit energi bangunan dengan

menggunakan teknik simulasi energi melalui analisis komparatif

prosedur audit energi bangunan Standar Nasional Indonesia dengan

prosedur audit energi yang telah dilakukan oleh Universitas Atma Jaya

Yogyakarta dalam lingkup internal kampus.

b. Batasan Masalah

Dasar pengembangan prosedur audit energi adalah SNI

6196:2011. 2011 yang berjudul Prosedur Audit Energi Pada Bangunan

Gedung. Bahan pengembangan terkait penggunaan teknik simulasi

energi bangunan adalah prosedur adalah proses audit energi internal yang

telah dilakukan oleh Univeritas Atma Jaya Yogyakarta.

c. Keaslian Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan audit

energi adalah melakukan proses audit energi pada suatu studi kasus yang

telah ditentukan.

1) Audit Energi dan Analisis Penghematan Konsumsi Energi pada

Sistem Peralatan Listrik di Gedung Pelayanan Unila.

Oleh : Jati Untoro1), Herri Gusmedi2), Nining Purwasih3)

Tahun : 2014

Hasil : Setelah melalui fase analisa Peluang Hemat Energi,

disimpulkan bahwa alat-alat yang dapat diganti agar menghasilkan

penghematan hemat energi adalah sistem penerangan (lampu) dan

sistem pendingin ruangan (air conditioner) . Pada ruangan yang

menggunakan cahaya matahari kualitas cahaya yang ditunjukkan

oleh lux meter jauh lebih baik daripada cahaya buatan.

Page 11: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

9

2) Evaluasi IKE Listrik Melalui Audit Awal Energi Listrik di Kampus

Polines.

Oleh : Daeng Supriyadi Pasisarha

Tahun : 2012

Hasil : Evaluasi Intensitas konsumsi energi (IKE) listrik melalui

audit awal energi listrik telah dilakukan di Kampus Politeknik Negeri

Semarang. Hasil-hasil paparan tersebut mengungkapkan keadaan

sesungguhnya ternyata penggunaan energi listrik di lembaga tersebut

masih memenuhi syarat hemat energi listrik. Bahkan menurut

panduan penggunaan listrik untuk gedung perkantoran dari

Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia, konsumsi

energi listrik tersebut tergolong sangat efisien. Karena keadaan hasil

seperti tersebut maka tindakan penghematan energi listrik belum

menjadi tuntutan mendesak. Kegiatan penyelenggaraan pendidikan

vokasional dapat tetap berlangsung sebagaimana adanya. Sebagai

lembaga layanan publik upaya-upaya penghematan penggunaan

energi listrik tetap terbuka untuk dapat dilakukan demi meningkatkan

efisiensi.

3) Audit dan Konservasi Energi Pada Rumah Sakit Angkatan Laut dr.

Ramelan Surabaya.

Oleh : Resti Permata Dewi1)

Sarwono2)

Ridho Hantoro3)

Tahun : 2011

Hasil : Prosentase penggunaan energi di RSAL dr. Ramelan

Surabaya yaitu energi listrik 46,5%, BBM 32,5%, Air 12,95% dan

LPG 6,8%. Penggunaan listrik untuk air conditioning hampir separuh

dari total penggunaan listrik yaitu 56% sedangkan untuk lampu

sekitar 3% sehingga pada kedua sistem tersebut dilakukan analisa

peluang hemat energi. Dari hasil analisa tersebut, diperoleh biaya

penghematan dengan rekomendasi mengatur jam pemakaian lampu

dan air conditioning, mengatur jumlah pemakaian, serta perawatan

sistem air conditioning secara berkala.

Page 12: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

4) Audit Energi Listrik Pada Gedung Kampus Undip Pleburan

Semarang.

Oleh : Ricky Salpanio

Tahun : 2007

Hasil : Walaupun Intensitas konsumsi energi (IKE) listrik pada

gedung kampus UNDIP Pleburan sudah termasuk kriteria efisien dan

kondisi suhu serta kelembaban udara pada ruangan ber-AC pada saat

beban pendinginan minimum sudah memenuhi standar, tetapi gedung

kampus UNDIP Pleburan belum dapat dikatakan hemat energi karena

tingkat kuat penerangan pada setiap ruangannya masih dibawah

standar.

5) Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan

Nusantara XIII (Persero).

Oleh : Achmad Marzuki Dan Rusman

Tahun : 2012

Hasil : Kualitas daya listrik pada gedung kantor Direksi PT.PN

XIII (Persero) cukup baik terindikasi dari kualitas tegangan, THD

tegangan maupun arus dan power factor yang masih memenuhi

standard baku mutu. Komposisi pengguna energi pada gedung kantor

Direksi PT. XIII (Persero) terdiri 4,54% beban penerangan, 57,36%

beban Air Conditioner (AC), dan selebihnya 38,10% peralatan kantor

seperti komputer, televisi, mesin foto copy, dispenser, exhaust fan,

kipas angin dan lain sebagainya.

6) Audit Energi untuk Efisiensi Pemakaian Energi Listrik

Oleh : Sulistyowati

Tahun : 2012

Hasil : Kondisi sistem kelistrikan daya tersambung dari PLN

tidak mencukupi terhadap beban eksisting yang terpasang saat ini.

7) Rancang Bangun Perangkat Lunak Audit Energi Listrik Gedung.

Oleh : Galuh Prawestri Citra Handani1, Hadi Suyono, ST., MT.,

Ph.D2, Dr. Rini Nur Hasanah, ST., M.Sc

3

Page 13: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

11

Tahun : 2012

Hasil : Perangkat lunak yang dirancang menggunakan Microsoft

Visual Basic 6.0 yang terkoneksi dengan Microsoft Access dapat

berjalan sesuai perintah.

8) Audit Performa Energi Pada Gedung Laboratorium Komputer dan

Kantor Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa.

Oleh : Cornelia Hildegardis

Hasil : Analisa Performa Energi menggunakan perangkat lunak

Meteonorm Version 5.1 dan Ecotect v5.50. Ecotect digunakan untuk

menkonfirmasi tingkat efikasi lampu, mensimulasikan tingkat

intensitas cahaya dalam ruangan, serta mengukur efisiensi lux sensor.

Penarikan kesimpulan dengan mengamati hasil optimal antara

pencahayaan, penghawaan, serta energi yang dapat dihemat namun

tanpa mengurangi kenyamanan di dalamnya.

9) Efisiensi Energi Pada Ruang Perpustakaan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan Universitas Islam Indonesia Melalui Optimasi

Pencahayaan Alami dan Buatan.

Oleh : Adeli Rahaman Riandito

Tahun : 2012

Hasil : Analisis menggunakan perangkat lunak DiaLux 4.9.

Pencahayaan optimal ditinjau dari penghematan energi menurut SNI.

DiaLux 4.9 memiliki beberapa kelemahan yang menyulitkan saat

menlakukan analisis, antara lain: belum memiliki fitur untuk

membuat dinding yang kompleks, membutuhkan waktu lama untuk

membuat perabot sesuai, simulasi pada DiaLux 4.9 mengambil waktu

pada satu waktu tertentu.

d. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan sesuatu yang baru dalam tahapan

proses kegiatan audit energi. Proses audit energi diharapkan mampu

diproses dan memberikan hasil lebih baik dengan menggunakan teknik

simulasi energi bangunan.

Page 14: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah tahapan audit

energi pada bangunan dengan menggunakan teknik analisis simulasi energi

bangunan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

yang positif pada tahapan audit energi yang selama ini telah dijalankan.

3. Tinjauan Pustaka

Audit Energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung

besarnya konsumsi energi pada bangun gedung dan mengenali cara-cara

untuk penghematannya. (SNI 03-6196-2000) Proses evaluasi pemanfaatan

energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi

peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi

dalam rangka konservasi energi. (SNI 6196:2011) Sedangkan audit performa

bangunan adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan menguji performa

fisika dan utilitas bangunan sebuah desain maupun bangunan terbangun

untuk menentukan aspek-aspek desain yang masih perlu dikembangkan

sehingga tercapai performa fungsinya dan konsumsi energi yang optimal.

(SENENDO 2015)

Tujuan audit energi adalah untuk mecapai dan memelihara

pemanfaatan energi secara optimum, meminimalisir biaya dan buangan

energi tanpa mengurangi tingkat produksi dan kualitas, dan mengurangi efek

negatif ke lingkungan. Sedangkan tujuan audit performa bangunan lebih

untuk mengoptimalkan performa bangunan untuk memperoleh tingkat

kenyamanan dan pemanfaatan fungsi ruang dalam bangunan serta

mengoptimalkan penghematan energi. Obyek audit energi adalah tingkat

suplai dan konsumsi energi, permasalahan kehilangan energi, konservasi

energi dan manajemen energi. Wujud dalam bangunan yaitu listrik, uap, air,

udara bertekanan, air dingin, dan air pendingin. (SENENDO 2015).

Pemerintah membuat standar yang tertulis dalam Prosedur Audit

Energi Bangunan Gedung (SNI 6196:2011). Standar prosedur ini telah

dijadikan acuan dalam melakukan kegiatan audit energi.

Page 15: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

13

Gambar 4. Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung

Sumber: SNI 6196:2011. 2011

Audit energi di Indonesia sesuai standar prosedur tersebut

mengacu pada nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE). IKE adalah total

konsumsi listrik dibagi dengan luas area. (SNI 6196:2011)

Page 16: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

Dimana suatu bangunan dinyatakan hemat energi atau tidak dengan melihat

nilai ∆IKE, yang merupakan selisih intensitas energi bangunan dengan

standar nasional (kWh/m².tahun). (SENENDO 2015)

Salah satu prinsip umum penghematan energi adalah optimalisasi

sistem pasif. Konservasi energi dengan sistem pasif merupakan cara untuk

mengoptimalkan pemanfaatan energi alami sebagai sumber energi bangunan.

Sistem pasif dapat dilakukan pada tahap desain maupun purna huni. Tujuan

utamanya adalah meningkatkan performa bangunan yang berimbas pada

penghematan energi bangunan. (SENENDO 2015)

Konservasi sistem pasif dapat dilakukan dengan audit visual dan

pengukuran, dan pendekatan performa dengan simulasi.

Gambar 5. Flow Chart for Building Energy Simulation

Sumber: Materi Kuliah Building Energy Management System

Page 17: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

15

4. Landasan Teori

a. Prinsip Umum Penghematan Energi

b. Prinsip-Prinsip Audit Energi

c. Pendekatan Audit Energi

d. Tipe dan Tahapan Audit Energi

e. Standar Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung Dari SNI.

f. Pelaku dan Peralatan Audit Energi

g. Standar Acuan Hemat Audit Energi

1) Standar Acuan Performa Bangunan

2) Satuan Energi Listrik

3) Intensitas Konsumsi Energi

Merupakan hasil pembagian total konsumsi listrik dengan luas area.

h. Manajemen Penggunaan Air dalam Bangunan

i. Manajemen Transportasi dalam Bangunan

j. Teori tentang penggunaan perangkat lunak terkait energi bangunan

dalam proses analisis data hingga penarikan kesimpulan.

k. Penggunaan Perangkat Lunak atau disebut sebagai Alat Simulasi Energi

pada Teknik Simulasi Bangunan. Perangkat lunak yang disarankan untuk

digunakan sebagai alat simulasi adalah Autodesk Ecotect Analysis 2011,

Design Builder dan DiaLux Evo. Penggunaan alat simulasi tersebut

dengan pertimbangan akurasi data hasil analisis dan keramahan

perangkat terhadap pengguna.

Gambar 5. Kelebihan Energy Plus pada Design Builder

Sumber: http://www.designbuilder.co.uk/content/view, 06/10/2015

Page 18: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

Gambar 6. Keuntungan Menggunakan DiaLux

Sumber: http://www.dial.de/DIAL/en/dialux/about.html 06/10/2015

Gambar 7. Ilustrasi Energy Analysis menggunakan Ecotect

Sumber: Penulis

5. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana hasil pengembangan prosedur audit energi bangunan dengan

menggunakan teknik simulasi energi?

6. Metodologi Penelitian

Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap dengan beberapa

macam metoda sebagai berikut.

a. Pengumpulan Data

1) Melakukan studi literatur dari berbagai sumber tentang standar-

standar tahapan audit energi yang selama ini telah banyak dilakukan.

2) Melakukan interview atau wawancara dengan pelaku audit energi

bangunan yang menggunakan teknik analisis simulasi bangunan.

Page 19: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

17

3) Membuat data penggunaan perangkat lunak yang digunakan dalam

teknik simulasi energi bangunan.

b. Analisis Data

1) Melakukan komparasi data literatur mengenai standar tahapan proses

audit energi dari berbagai sumber dan mencari kelebihan,

kekurangan, persamaan, perbedaan, pertimbangan alasan hingga

akhirnya menemukan benang merah mengenai tahapan umum yang

paling baik dari berbagai data tersebut.

2) Melakukan evaluasi terhadap tahapan audit energi dengan teknik

simulasi energi bangunan yang telah dilakukan oleh Universitas

Atma Jaya Yogyakarta

3) Hasil wawancara ditindaklanjuti dengan menyusun tahapan audit

energi dengan teknik simulasi energi bangunan.

4) Melakukan pengujian perangkat lunak yang digunakan pada teknik

simulasi energi bangunan, yaitu Autodesk ecotect Analysis 2011,

Design Builder dan DiaLux Evo, serta memberikan rekomendasi

penggunaan perangkat lunak tersebut dalam tahapan audit energi.

Selain itu juga melakukan review kekurangan dan kelebihannya serta

fungsinya pada tahapan audit energi bangunan.

c. Penarikan Kesimpulan

Melakukan “akulturasi” hasil analisis antara tahapan audit energi

sesuai standar konvensional dan tahapan audit energi dengan teknik

simulasi energi bangunan.

d. Pengujian Hasil Kesimpulan

1) Melakukan kegiatan audit energi sesuai dengan tahapan audit energi

hasil penarikan kesimpulan pada bangunan umum yang lebih

sederhana untuk melihat hasil yang diperoleh. Pada tahap ini

prosedur audit energi dilakukan pada bangunan

2) Menganalisis kelebihan dan kekurangan dari tahapan tersebut dilihat

dari efektifitas dan efisiensi kegiatan serta hasil yang diperoleh.

Page 20: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

3) Membuat revisi (jika ada dan diperlukan) pada tahapan hasil

penarikan kesimpulan dan merancang tahapan baru yang lebih ideal.

e. Penyajian Kesimpulan

Menyusun dan menggambarkan tahapan audit energi dalam

sebuah alur proses kegiatan berbentuk bagan skema yang disebut

DIAGRAM ALUR PROSEDUR AUDIT ENERGI.

7. Jadwal Penelitian

9/

1

9/

2

9/

3

9/

4

10/

1

10/

2

10/

3

10/

4

11/

1

11/

2

11/

3

11/

4

12/

1

12/

2

12/

3

12/

4

Proposal

Sidang

Pengumpulan Data

Analisis

Simpulan

Tabel 1. Jadwal Penelitian

Analisis Penulis

Page 21: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

19

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, R.P., Sarwono, Hantoro, R. 2011. Audit dan Konservasi Energi Pada Rumah

Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya. Department of Engineering Physics,

Faculty of Industrial Technology.

Handani, G.P.C., Suyono, H., Hasanah, R.N. 2012. Rancang Bangun Perangkat Lunak

Audit Energi Listrik Gedung. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Brawijaya.

Hildegardis, Cornelia. 2013. Audit Performa Energi Pada Gedung Laboratorium

Komputer dan Kantor Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa. Thesis:

Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Marzuki, Achmad dan Rusman. 2012. Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi

PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero). Vokasi Volume 8, Nomor 3, ISSN

1693 – 9085.

Pasisarha, Daeng Supriyadi. 2012. Evaluasi IKE Listrik Melalui Audit Awal Energi

Listrik di Kampus Polines. JTET ISSN : 2252-4908 Vol. 1 No. 1 April.

Pusdatin ESDM. 2014. Handbook of Energy and Economy Statistid of Indonesia.

Ministry of Energy and Mineral Republic of Indonesia.

Salpanio, Ricky. 2007. Audit Energi Listrik Pada Gedung Kampus Undip Pleburan

Semarang. Makalah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Teknik Universitas Diponegoro.

SENENDO. 2015. Buku Materi dan Kumpulan Abstrak: Eksplorasi Energi Alternatif

dan Teknologi Efisinesi Energi pada Bangunan Gedung.

Sekretariat PROPER Kementrian Lingkungan Hidup. 2014. Sosialisasi Kriteria Hijau

dan Emas Proper 2014: Efisiensi Energi. Kementrian Lingkungan Hidup

Republik Indonesia.

SNI 6196:2011. 2011. Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung. Badan

Standardisasi Nasional.

SNI 03-6196-2000. 2000. Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung. Badan

Standardisasi Nasional.

Page 22: Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan Dengan Teknik Simulasi Energi

Sulistyowati. 2012. Audit Energi untuk Efisiensi Pemakaian Energi Listrik. Jurnal

ELTEK, Vol 10 Nomor 01, ISSN 1693-4024.

Untoro, J., Gusmedi, H.,dan Purwasih, N. 2014. Audit Energi dan Analisis

Penghematan Konsumsi Energi pada Sistem Peralatan Listrik di Gedung

Pelayanan Unila. ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro

Volume 8, No. 2.

Website:

http://www.autodesk.com/products/cfd/overview, 06/10/2015

http://www.designbuilder.co.uk/content/view, 06/10/2015

http://www.dial.de/DIAL/en/dialux/about.html, 06/10/2015