20
58 Universitas Indonesia PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER RINGKASAN MEDIS ELEKTRONIK PERSEORANGAN DALAM PENERAPAN PROGRAM TEKNOLOGI REPRODUKSI BERBANTU(TRB) DI KLINIK MORULA IVF JAKARTA TAHUN 2014 Ary Dwiaji 1 dan Martya Rahmaniati 2 Departemen Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Email : [email protected] Abstrak Infertilitas adalah masalah kesehatan reproduksi yang selama ini sering terlantarkan. Masalah infertilitas ini pun tidak jarang menyebabkan masalah lain seperti stres, depresi dan juga diskriminasi. Salah satu solusi penyelesaian masalah infertilitas tersebut adalah melalui Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB). Jumlah klinik atau rumah sakit yang sedikit dan jumlah siklus program TRB yang terus meningkat membuat persaingan antar klinik atau rumah sakit menjadi lebih ketat. Selain itu, program TRB memerlukan tahapan-tahapan medis dan prosedur tes yang kompleks sehingga sudah menjadi hak pasien untuk mendapatkan ringkasan medis yang sudah dilalui oleh pasien. Pengambilan data secara otomatis, kemudahan dan ketersediaan data oleh Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan diharapkan akan mengatasi keterbatasan biaya, waktu, dan ketidakpraktisan yang ada. Aplikasi dikembangkan menggunakan pendekatan Sequential atau Waterfall. Aplikasi tersebut memiliki kelebihan antara lain bisa menjadi inovasi baru yang bisa menjadi daya saing, memungkinkan akses data dan informasi langsung oleh pasien, mengurangi sedikit beban kerja admission dan dokter, dan memungkinkan peluang pengembangan yang luas. Untuk memaksimalkan hasil dan kinerja dari aplikasi perlu dilakukan penambahan programmer, standardisasi pemasukan catatan medis, pelatihan untuk staff dan perawatan secara berkala pada aplikasi. Kata Kunci: sistem informasi, teknologi reproduksi berbantu, bayi tabung, aplikasi seluler, Ringkasan medis elektronik perseorangan Prototype Development of Mobile Personal Electronic Medical Resumes Application for Assisted Reproductive Technology (ART) Program in Morula IVF Jakarta Clinic in 2014 Abstract Infertility is a reproductive health issues which often are abandoned. The problem of infertility is also not uncommon cause other problems such as stress, depression and discrimination. One of the solution is solving the infertility through assisted reproductive technology (ART). The number of clinics or hospitals are few and the number of cycles of ART programs continues to rise makes competition among clinics or hospitals are becoming more rigorous. In addition, the ART program requires stages of medical tests and procedures are so complex that has become the right of patients to obtain medical summary that has been passed by the patient. Automatic data capture, the ease and availability of data by Mobile Electronic Personal Medical Record Applications are expected to overcome the limitations of cost, time, and existing impracticability. Applications developed using Sequential or Waterfall approach. These applications have advantages such as a new innovation that could be could be a competitive advantage, enabling access to data and information directly by the patient, reducing the workload slightly admission and doctors, and allow extensive development opportunities. To maximize the results and performance of the application programmer needs to do the addition, the standardization of medical records of income, training for staff and regular maintenance of the application. Keywords: information systems, assisted reproductive technology, InVitro Fertilization, mobile applications, personal electronic medical record Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

58 Universitas Indonesia

PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER RINGKASAN MEDIS

ELEKTRONIK PERSEORANGAN DALAM PENERAPAN PROGRAM TEKNOLOGI

REPRODUKSI BERBANTU(TRB) DI KLINIK MORULA IVF JAKARTA TAHUN 2014

Ary Dwiaji1

dan Martya Rahmaniati

2

Departemen Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia

Email : [email protected]

Abstrak

Infertilitas adalah masalah kesehatan reproduksi yang selama ini sering terlantarkan. Masalah infertilitas ini pun

tidak jarang menyebabkan masalah lain seperti stres, depresi dan juga diskriminasi. Salah satu solusi penyelesaian

masalah infertilitas tersebut adalah melalui Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB). Jumlah klinik atau rumah sakit

yang sedikit dan jumlah siklus program TRB yang terus meningkat membuat persaingan antar klinik atau rumah

sakit menjadi lebih ketat. Selain itu, program TRB memerlukan tahapan-tahapan medis dan prosedur tes yang

kompleks sehingga sudah menjadi hak pasien untuk mendapatkan ringkasan medis yang sudah dilalui oleh pasien.

Pengambilan data secara otomatis, kemudahan dan ketersediaan data oleh Aplikasi Seluler Ringkasan Medis

Elektronik Perseorangan diharapkan akan mengatasi keterbatasan biaya, waktu, dan ketidakpraktisan yang ada.

Aplikasi dikembangkan menggunakan pendekatan Sequential atau Waterfall. Aplikasi tersebut memiliki kelebihan

antara lain bisa menjadi inovasi baru yang bisa menjadi daya saing, memungkinkan akses data dan informasi

langsung oleh pasien, mengurangi sedikit beban kerja admission dan dokter, dan memungkinkan peluang

pengembangan yang luas. Untuk memaksimalkan hasil dan kinerja dari aplikasi perlu dilakukan penambahan

programmer, standardisasi pemasukan catatan medis, pelatihan untuk staff dan perawatan secara berkala pada

aplikasi.

Kata Kunci: sistem informasi, teknologi reproduksi berbantu, bayi tabung, aplikasi seluler, Ringkasan medis

elektronik perseorangan

Prototype Development of Mobile Personal Electronic Medical Resumes Application for

Assisted Reproductive Technology (ART) Program in Morula IVF Jakarta Clinic in 2014

Abstract

Infertility is a reproductive health issues which often are abandoned. The problem of infertility is also not uncommon

cause other problems such as stress, depression and discrimination. One of the solution is solving the infertility

through assisted reproductive technology (ART). The number of clinics or hospitals are few and the number of cycles

of ART programs continues to rise makes competition among clinics or hospitals are becoming more rigorous. In

addition, the ART program requires stages of medical tests and procedures are so complex that has become the right

of patients to obtain medical summary that has been passed by the patient. Automatic data capture, the ease and

availability of data by Mobile Electronic Personal Medical Record Applications are expected to overcome the

limitations of cost, time, and existing impracticability. Applications developed using Sequential or Waterfall

approach. These applications have advantages such as a new innovation that could be could be a competitive

advantage, enabling access to data and information directly by the patient, reducing the workload slightly admission

and doctors, and allow extensive development opportunities. To maximize the results and performance of the

application programmer needs to do the addition, the standardization of medical records of income, training for staff

and regular maintenance of the application.

Keywords: information systems, assisted reproductive technology, InVitro Fertilization, mobile applications,

personal electronic medical record

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 2: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Pendahuluan

Selama 10 tahun masalah kesehatan reproduksi yang sering terlantarkan adalah masalah

infertilitas. Masalah infertilitas ini pun tidak jarang menyebabkan masalah lain seperti stres,

depresi dan juga diskriminasi. Menurut estimasi WHO pada tahun 2010 sekitar 48,5 juta

pasangan di dunia merupakan pasangan infertil, dan 1,9% dari wanita dengan umur 20-44 tahun

yang menginginkan anak tidak dapat memiliki kelahiran pertamanya. Sedangkan di Indonesia,

menurut dr. Ivan Sini, Sp.OG., CEO Morula IVF Jakarta, sekitar 12% atau 4 juta pasangan

suami-istri di Indonesia mengalami kesulitan memperoleh keturunan (Anna, 2012).

Salah satu solusi penyelesaian masalah infertilitas tersebut adalah melalui Teknologi

Reproduksi Berbantu (TRB). Teknologi reproduksi berbantu (TRB) atau Assisted Reproduction

Technology adalah bentuk baru perawatan kesuburan yang menggabungkan banyak metode

pengambilan dan persiapan sperma. Sekitar 1,5 juta Siklus TRB terlaksana setiap tahunnya di

seluruh dunia dengan estimasi 350.000 bayi lahir. Di Belgia, Denmark, Finlandia, Islandia,

Norwegia, Slovenia, dan Swedia lebih dari 3% dari bayi yang terlahir merupakan hasil program

TRB, sedangkan di USA diestimasikan lebih dari 1%. kelahiran adalah hasil program TRB

(European Society of Human Reproduction and Embryology, 2013)

Di Indonesia, sudah ada 23 klinik atau rumah sakit yang menawarkan jasa program

Teknologi Reproduksi Berbantu dengan jumlah siklus TRB sebanyak 2626 siklus pada tahun

2010 (Rae Bennett, Wiweko, Hinting, & Pangestu, 2012) dan 3581 siklus pada tahun 2012

(Perfitri, 2013). Berdasarkan data tersebut dapat dilihat jika ada peningkatan setiap tahunnya.

Jumlah klinik atau rumah sakit yang sedikit dan jumlah siklus yang meningkat setiap tahunnya

membuat persaingan antar klinik atau rumah sakit menjadi lebih ketat. Salah satu yang menjadi

penentu persaingan kualitas klinik atau rumah sakit adalah kualitas data dan sistem informasi.

Klinik Morula IVF Jakarta merupakan salah satu klinik fertilitas yang menjalankan

program TRB yang mengunakan sistem informasi untuk setiap proses bisnis yang berlangsung.

Program TRB terutama IVF atau yang biasa disebut bayi tabung memerlukan tahapan-tahapan

medis dan prosedur tes yang kompleks (Verhaak, et al., 2005). Sedangkan pasien sulit untuk

mendapatkan akses akan catatan medisnya dikarenakan keterbatasan biaya, waktu, dan

ketidakpraktisan dalam menggandakannya dalam bentuk kertas yang berlembar-lembar (Burke,

2005). Dan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 3: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis Pasal 12 ayat (2), Isi Rekam Medis merupakan

milik pasien, dan pada ayat (3) dijelaskan isi rekam medis sebagaimana yang dimaksud ayat (2)

dalam bentuk ringkasan rekam medis. Jadi sudah menjadi hak pasien untuk mendapatkan

ringkasan medis yang sudah dilalui oleh pasien tersebut.

Tinjauan Teoritis

Menurut Performance of Routine Information System Management (PRISM) Framework,

kinerja sebuah sistem informasi yang ingin dikembang akan dipengaruhi oleh tiga kategori

penentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu: teknis, perilaku dan lingkungan /

organisasi. Kinerja sebuah sistem informasi pasti berjalan dalam suatu lingkungan atau

pengaturan organisasi. Di sisi lain, anggota organisasi perlu motivasi, pengetahuan dan

keterampilan, dimana itu merupakan faktor perilaku. Selain itu pun, untuk melakukan tugas-tugas

dalam sebuah sistem, dibutuhkan pengetahuan khusus tentang teknologi untuk analisis yang

akurat dan tepat waktu, dan itulah yang merupakan faktor teknis (Aqil, Lippeveld, & Hozumi,

2009).

Metodologi Penelitian

Tahapan pengembangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik

Perseorangan yang dipakai berdasarkan tahapan pengembangan dengan pendekatan Sequential

atau Waterfall. Pendekatan ini terdiri dari inisiasi atau permulaan, analisis, perancangan, dan

implementasi sistem (Whitten, Bentley, & Dittman, 2004).

Dalam tahap permulaan, akan dilakukan penelitan dengan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan observasi atau pengamatan langsung, wawancara

mendalam, dan telaah dokumen. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui gambaran proses

bisnis Teknologi Reproduksi Berbentu (TRB) dan menjadi bahan untuk tahapan selanjutnya yaitu

analisis sistem persiapan pengembangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik

Perseorangan di Morula IVF Jakarta.

Pada tahap analisis sistem, akan dilakukan analisis sumber daya dan kebutuhan sistem.

Untuk analisis sumber daya, akan dianalisis komponen manajemen dan organisasi (management),

dana (money), sumber daya manusia (man), material (material), dan metode (method). Sedangkan

untuk analisis kebutuhan sistem menggunakan komponen-komponen PIECES (Performance,

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 4: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Information, Economy, Control, Efficiency, dan Service) Framework berikut (Whitten, Bentley,

& Dittman, 2004).

Tahapan selanjutnya adalah Perancangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis

Elektronik Perseorangan menggunakan pendekatan prototyping. Beberapa komponen yang

dirancang, antara lain:

1. Perancangan atau desain teknologi, memperhatikan perangkat keras, perangkat lunak, dan

teknisi.

2. Perancangan atau desain model, merupakan rancangan fisik yang digambarkan dengan

diagram alir sistem dan rancangan logis yang digambarkan dengan diagram alir data.

3. Perancangan atau desain basis data, mengintegrasikan kumpulan data yang saling

berhubungan satu sama lain.

4. Perancangan atau desain masukan, didesain sesuai dengan data yang digunakan atau di

butuhkan.

5. Perancangan atau desain keluaran, berupa tampilan pada layar atau on screen output.

Pada tahap uji coba, akan digunakan pendekatan static testing, dengan menguji komponen-

komponen sebagai berikut.

1. Komponen persyaratan dokumen, meliputi diagram alir data, kamus data, dan diagram alir

sistem.

2. Komponen rancangan masukan, meliputi pengujian pengendalian masukan dan kemudahan

dalam penggunaan.

Hasil Penelitian

Analisis sistem yang pertama adalah analisis bisnis proses, menghasilkan skema bisnis

proses yang berjalan di Morula IVF Jakarta seperti pada Gambar 1.

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 5: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Gambar 1 Bisnis proses pelayanan pasien di Morula IVF Jakarta

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 6: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Analisis sumber daya pada penelitian ini digunakan untuk melihat potensi dari Morula

IVF Jakarta yang dapat digunakan dalam pengembangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan

Medis Elektronik perseorangan. (Lihat Tabel 2)

Tabel 1 Kondisi Sumber Daya di Morula IVF Jakarta

Sumber daya Ketersediaan

Man

Staff Rekam Medis 4 orang, staff

admission 6 orang, dan staff EDP 2

orang. Namun pada hari-hari tertentu

saat jumlah pasien melebihi kapasitas

beban kerja cukup tinggi.

Material

Ruang kerja Rekam medis dan

admission kurang luas, komputer yang

digunakan belum pernah dilakukan

pembaharuan dan sering terjadi

masalah.

Money

Untuk dana pengembangan sistem

informasi ada tapi sesuai dengan

keputusan direksi dan sesuai dengan

kebutuhan, tidak dianggarkan setiap

bulan.

Management

Rekam medis, admission berjalan sesuai

dengan SOP yang berlaku, tidak ada

SOP secara langsung untuk peran kerja

EDP dalam pelayanan pasien.

Method

Magic sebagai sistem informasi yang

berjalan sangat membantu dalam proses

pelayanan pasien. Namun masih sering

terhambat oleh beberapa masalah

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 7: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Analisis kebutuhan sistem adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui dan

menjelaskan apa yang harus dilakukan atau kualitas seperti apa yang harus dimiliki oleh aplikasi

atau sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi

Tabel 2 Analisis Kebutuhan Sistem Menggunakan PIECES Framework

PIECES

Framework Kebutuhan

Performance Aplikasi yang dapat berjalan dengan cepat.

Information Informasi yang ditampilkan aplikasi ini

harus mudah dipahami

Economy -

Control Kerahasiaan data milik pasien harus terjaga

Efficiency

Aplikasi yang akan berjalan harus dapat

mengurangi beban kerja petugas, dan

meminimalisir upaya yang harus

dikerluarkan pasien.

Service

Aplikasi yang mudah digunakan, dan tidak

memerlukan waktu banyak untuk

mempelajarinya.

Pembahasan

Setelah mendapatkan data dan informas dari hasil penelitian, penulis melanjutkan

penelitian pada tahap perancangan. Dimulai dengan rancangan perangkat keras dan perangkat

lunak pada smartphone diberikan spesifikasi minimal sebagai berikut:

Sistem operasi : Android 3.0 (Honeycomb)

Prosessor : Tidak ada spesifikasi minimal

Memory : Tidak ada spesifikasi minimal

Storage : 5 MB free

Layar : TouchScreen

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 8: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Android dipilih oleh penulis sebagai sistem operasi dikarenakan jumlah pengguna

Android sedang meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 pengguna smartphone Android

di Indonesia meningkat 23 persen, dari 37 persen pada tahun 2012 menjadi 60 persen (Deliusno,

2013). Selain itu, sistem operasi android dapat berjalan pada beberapa jenis produsen smartphone

tidak seperti iOS yang hanya dapat berjalan pada iPhone, smartphone dari produsen Apple

(Monalisa, 2013).

Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan ditujukan untuk

pasien, pasien lama ataupun pasien baru, yang sudah terdaftar di Klinik Morula IVF Jakarta.

Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan dapat pasien pasang pada

smartphone-nya melalui admission di Klinik Morula IVF Jakarta. Petugas admission akan

memasangkan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan pada

smartphone pasien dan memasukan nomor rekam medis pasien. Pemasukan nomor rekam medis

pasien hanya dilakukan sekali saat Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik

Perseorangan pertama kali dipasang. Selanjutnya pasien dapat mengakses Prototipe Aplikasi

Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan tanpa harus melalui proses log-in, hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan pasien dengan mengurangi keberulangan proses log-in serta

memastikan kerahasiaan data pasien di mana satu aplikasi atau smartphone hanya akan dapat

membuka ringkasan medis berdasarkan nomor rekam medis yang telah dimasukkan oleh petugas

admission. Setelah pasien melakukan reservasi atau kunjungan ke dokter di Klinik Morula IVF

Jakarta, data yang dihasilkan tersebut akan tersimpan pada database Magic. Selanjutnya Aplikasi

Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan akan mengambil data dari database Magic dan

menyimpannya dalam database milik Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan

sehingga pasien akan dapat mengaksesnya melalui smartphone pasien yang bersangkutan.

Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan akan secara otomatis

melakukan pembaharuan basis datanya setiap 6 jam sekali, sehingga bila dokter ingin melakukan

reschedule, maksimal 1 x 24 jam sebelumnya. Namun, bila pasien ingin mengganti reservasi

yang dibuat sebelumnya, pasien harus menghubungi kembali admission dan melakukan reservasi

ulang. Admission akan menghapus reservasi yang lama dan membuat reservasi baru sesuai

dengan keinginan pasien, dan Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan akan

memperbaharui basis datanya secara otomatis setelah 6 jam.

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 9: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Selanjutnya adalah perancangan algoritma yang akan dijalankan oleh Prototipe Aplikasi

Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di Morula IVF Jakarta. Algortima adalah

sederetan instruksi yang akan dijalankan oleh aplikasi atau program yang akan dirancang.

Algortima sering digunakan untuk mengatur urutan instruksi atau logika yang nantinya akan

dijalankan oleh sebuah program atau aplikasi. Algoritma akan mengatur setiap proses yang harus

dijalankan untuk mendapatkan suatu hasil/keluaran yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk skema

algortima aplikasi penulis mencoba menjelaskan pada gambar berikut (Lihat Gambar 2)

Gambar 2 Algoritma Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan

Rancangan diagram konteks merupakan diagram aliran data secara umum digunakan

untuk melihat apa saja data yang masuk ke dalam sistem dan data yang dihasilkan dari sistem.

Konteks diagram dari Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di

Klinik Morula IVF Jakarta dapat dilihat pada gambar berikut:

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 10: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Gambar 3 Konteks Diagram Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan

Konteks diagram pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa Prototipe Aplikasi Seluler

Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di Klinik Morula IVF Jakarta akan menerima

masukan data dari entitas Admission dan dari dokter berupa data pasien, data reservasi, dan data

ringkasan medis. Data masukan dari kedua entitas tersebut akan diproses oleh Prototipe Aplikasi

Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan dan akan memberikan luaran untuk pasien

berupa agenda reservasi dan ringkasan medis. Admission akan memasukkan data pasien dan data

reservasi milik pasien kedalam Aplikasi melalui Magic, begitu juga dokter akan memasukkan

data ringkasan medis melalui Magic. Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik

Perseorangan akan mengambil data tersebut dan memberikan luaran kepada pasien berupa

agenda reservasi dan ringkasan medis.

Setelah merancang konteks diagram, dilanjutkan pada Data Flow Diagram (DFD),

penulis mencoba menjelaskan proses yang dilakukan oleh Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan

Medis Elektronik perseorangan pada konteks diagram dengan memecah proses tersebut menjadi

beberapa proses yang lebih kecil seperti berikut:

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 11: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Gambar 4 DFD level 2 Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan

Dari DFD pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa proses memasukkan data yang dilakukan

admission dimulai dengan memasukkan data pasien pada awal kunjungan pasien, selanjutnya

admission akan memasukkan data reservasi bila pasien ingin melakukan kunjungan. Bila sudah

melakukan reservasi, pasien akan datang sesuai dengan tanggal pada reservasi dan diberikan

treatment oleh dokter. Dokter akan menulis ringkasan medis hasil dari kunjungan tersebut dan

memasukkannya ke dalam database ringkasan medis. Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan

Medis Elektronik Perseorangan yang secara berkala mengambil data, akan hanya mengambil data

milik pasien yang bersangkutan dengan melihat dari No. RM milik pasien yang bersangkutan.

Data yang sudah dipindahkan ke aplikasi akan disimpan pada database milik aplikasi dan

diintepretasikan sesuai kebutuhan pasien yaitu agenda reservasi dan ringkasan medis sesuai

dengan pasien yang bersangkutan.

Ranacangan selanjutnya adalah Table Relationship Diagram menggambarkan relasi antar

tabel pada basis data Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan.

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 12: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Gambar 5 TRD Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan

Terdapat 4 tabel data yaitu Tabel dataPasien, dataReservasi, dataMedicalNote dan

dataLaboratorium. Tabel dataPasien dan tabel dataReservasi memiliki hubungan one-to-many,

dimana satu dataPasien bisa memiliki beberapa dataReservasi. Sedangkan tabel dataReservasi

dan tabel dataMedicalNote memiliki hubungan one-to-one sehingga satu dataReservasi hanya

memiliki satu dataMedicalNote. Begitu juga dengan tabel dataReservasi dan tabel

dataLaboratorium memiliki hubungan one-to-one sehingga satu dataReservasi hanya memiliki

satu dataLaboratorium.

Selanjutnya masuk pada perancangan desain antar muka. Dimulai dari desain masukan

Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan. Pada Prototipe Aplikasi

Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di Morula IVF Jakarta akan ada 2 jenis desain

masukan yaitu, data capture dan data entry.

Untuk data capture terjadi pada saat aplikasi melakukan pengambilan data reservasi dan

ringkasan medis milik pasien dari database milik klinik. Data pasien akan dipilih melalui nomor

rekam medis pasien yang bersangkutan sehingga hanya data milih pasien yang bersangkutan saja

yang akan terambil oleh aplikasi. Nomor rekam medis pasien hanya diinput sekali saat aplikasi

pertama kali dipasang pada smartphone, hal ini dilakukan untuk mencegah pengisian berkali-kali

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 13: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

dan memudahkan akses pasien. Data capture pada Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis

Elektronik Perseorangan digunakan untuk menandai tanggal dan memunculkan nama pasien pada

tampilan kalendar. Data capture akan data reservasi dan data ringkasan medis dilakukan setiap 6

jam sekali untuk mengurangi beban kerja yang dilakukan oleh Aplikasi Rekam Medis

Perseorangan, atau bisa secara manual dengan menekan tombol refresh( ) seperti yang terlihat

pada gambar 6.

Gambar 6 Desain tampilan masukan

Untuk data entry terjadi saat pasien menekan salah satu tanggal untuk melihat detail

reservasi atau detail ringkasan medisnya. Metode yang digunakan adalah layar sentuh pada

smartphone pasien. Desain input dibentuk seperti kalender untuk memudahkan pasien dalam

melakukan pemilihan tanggal yang ingin pasien lihat detail keterangannya. Tanggal yang

memiliki detail reservasi atau ringkasan medis akan ditandai sehingga memudahkan pasien untuk

mengaksesnya. Tanggal dengan warna merah berarti pada tanggal tersebut, pasien telah membuat

reservasi, bila tanggal tersebut ditekan makan akan muncul tampilan detail reservasi seperti pada

gambar 7 dan tanggal dengan warna biru berarti pasien telah melakukan kunjungan dan telah

mendapatkan ringkasan medis dari dokter, bila pada tanggal tersebut ditekan maka akan muncul

tampilan catatan medis seperti pada gambar 8.

Hasil data

capture

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 14: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Untuk desain luaran Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan

di Morula IVF Jakarta merupakan external output, dimana luaran dari aplikasi akan digunakan

oleh pihak diluar klinik, yaitu pasien. Desain luaran aplikasi dirancang menggunakan metode

screen output atau layar dari smartphone milik pasien.

Gambar 7 Desain tampilan detail reservasi

Untuk agenda reservasi dan kunjungan, luaran dibentuk seperti kalender dimana sekaligus

menjadi masukan untuk melihat detail reservasi atau detail catatan medis. Graphic output berupa

kalender dipilih penulis agar mudah dimengerti dan diinterpretasikan oleh pasien. Tanggal

dengan warna merah berarti pada tanggal tersebut, pasien telah membuat reservasi, dan tanggal

dengan warna biru berarti pasien telah melakukan kunjungan dan telah mendapatkan ringkasan

medis dari dokter (lihat gambar 6). Bila tanggal dengan warna merah dipilih maka akan muncul

detail reservasi berupa nama dokter, waktu reservasi dan tanggal reservasi seperti pada gambar 7.

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 15: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Gambar 8 Desain tampilan catatan medis

Sedangkan untuk ringkasan medis akan menampilkan catatan medis singkat dan hasil

laboratorium yang menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis Pasal 12 ayat (3) sudah menjadi hak milik

pasien dalam bentuk ringkasan rekam medis. Ringkasan medis yang disediakan Aplikasi Seluler

Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan berupa Catatan medis singkat (Medical Note) yang

terdiri dari variabel deskripsi, diagnosis, dan rencana treatment. Deskripsi pada catatan medis

singkat akan berisi kondisi pasien yaitu jumlah folikel dan ketebalan dinding endometrium, untuk

diagnosis hanya diisi bila ditemukan penyakit, dan untuk rencana atau plan akan berisi jadwal

tindakan selanjutnya. Sedangkan Laboratorium (Laboratory) yang terdiri dari variabel hormon

estradiol, progesteron, LH, dan FSH. Masing-masing variabel akan menunjukan kadar masing-

masing hormon pada tubuh pasien. 4 hormon tersebut dipilih oleh penulis dikarenakan hormon

tersebutkanlah yang paling sering mengalami perubahan selama program TRB. Ringkasan medis

disusun rapi dan diberikan label sesuai detailnya, informasi deskripsi, diagnosis, atau rencana

kedepan seperti pada gambar 8 dan gambar 9.

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 16: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Gambar 9 Desain tampilan hasil laboratorium

Untuk mengakses ringkasan medis, user dapat menekan tanggal dengan warna biru

seperti pada gambar 6.8. Setelah tanggal tersebut ditekan, Aplikasi Seluler Ringkasan Medis

Elektronik Perseorangan akan menampilkan catatan medis singkat terlebih dahulu seperti pada

gambar 8. Sedangkan untuk menampilkan hasil laboratorium bisa dilakukan dengan cara

menekan label Laboratory atau dengan cara menggeser layar sentuh sehingga akan muncul

tampilan seperti gambar 9.

Pengembangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di

Morula IVF Jakarta memiliki kelebihan dan kekurangan seperti yang disajikan dalam berikut ini.

(Lihat Tabel 3)

Tabel 3 Kelebihan dan Kekurangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Persorangan

Kelebihan Kekurangan

1) Inovasi baru yang bisa menjadi

daya saing dibandingkan klinik

fertilitas lain.

2) Memungkinkan akses data dan

1) Dibutuhkan pelatihan bagi

Admission, EDP, dan Perawat

untuk mengantisipasi jika pasien

menanyakan perihal aplikasi

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 17: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

Kelebihan Kekurangan

informasi langsung oleh pasien

sehingga akses menjadi lebih

mudah dan cepat.

3) Mengurangi sedikit beban kerja

admission dengan mengurangi

kemungkinan telepon masuk

hanya untuk menanyakan

kembali jadwal reservasi

4) Dokter cukup menulis catatan

medis sekali pada Magic, tidak

perlu di buku rekam medis

milik pasien, sehingga

mengurangi kemungkinan

kesalahan penulisan catatan

medis dan pasien tetap

mendapatkan catatan medisnya

melalui aplikasi ini.

5) Android sebagai OS Open

Source memungkinkan peluang

pengembangan yang luas.

yang digunakan.

2) Membutuhkan pengalokasian

dana untuk pengembangan dan

pemeliharaan sistem.

3) Aplikasi hanya terbatas untuk

smartphone dengan OS

Android, smartphone dengan OS

lain seperti iOS, Blackberry dan

Windows Phone belum tersedia

4) Sulitnya penanganan masalah

pada aplikasi, bila pasien sedang

di luar dari lingkungan klinik.

Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan dikembangkan

untuk sistem operasi Android yang berjalan pada smartphone milik pasien. Melihat banyaknya

pengguna smartphone Android, membuat peluang pengembangan bisa menjadi lebih luas.

Dengan pengembangan lebih lanjut, Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan

dapat digunakan untuk keperluan lain seperti,

1. Pengunaan format aplikasi seluler untuk pelayanan pasien dapat digunakan untuk

mengembangkan pelayanan pasien lainnya yang menggunakan aplikasi seluler misalnya

seperti Reservasi Online atau konsultasi singkat online mengunakan smartphone.

2. Pengunaan data hasil laboratorium milik pasien dapat digunakan untuk pengembangan

aplikasi yang dapat digunakan dokter untuk penelitian missal untuk melihat hubungan

perkembangan hormon dengan tingkat keberhasilan program.

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 18: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

3. Pengunaan format agenda pada hasil reservasi pasien dapat digunakan untuk

mengembangkan aplikasi seluler yang ditujukan untuk keperluan dokter misalnya untuk

keperluan agenda jadwal prakter, hingga melihat jumlah pasien perhari tiap dokter.

4. Pengunaan data rencana tindakan pasien dapat digunakan untuk pengembangan aplikasi di

bidang lain seperti keperawatan atau farmasi sebagaim alarm sistem untuk persiapan

tindakan.

5. Pengunaan format aplikasi seluler untuk pelayanan pasien dapat digunakan untuk

mengembangkan pelayanan pasien lainnya untuk produk jasa lain selain Morula IVF Jakarta

yang berada dibawah PT. Bundamedik, seperti aplikasi pendampingan ibu hamil dan balita.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang dapat ditarik dari

pengembangan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan di Morula

IVF Jakarta adalah:

1. Menurut hasil analisis kondisi sumber daya sistem ditemukan bahwa setiap bidang

admission, rekam medis, dan EDP sudah ada Standar Prosedur Operasional yang berjalan di

bidang masing-masing, ada alokasi khusus dana pengembangan sesuai dengan tingkat

kebutuhan akan pengembangan yang akan dijalankan, dan untuk kondisi sarana dan

prasarana yang ada, di admission dan rekam medis membutuhkan penambahan ruangan dan

EDP sedang melakukan pengembangan akan jaringan yang ada.

2. Dari hasil analisis kebutuhan sistem ditemukan bahwa aplikasi yang akan dikembangkan

seharusnya memenuhi beberapa kebutuhan seperti harus memiliki response time dan

throughput time yang cepat, informasi yang ditampilkan harus dapat dimengerti oleh

pasien, kerahasiaan serta keamanan informasi rekam medis milik pasien harus terjaga, dapat

mengurangi beban kerja petugas serta meminimalisir upaya yang dikeluarkan pasien, dan

mudah untuk dipelajari

3. Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan yang dikembangkan

untuk Klinik Morula IVF Jakarta memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem

yang digunakan sebelumnya. Kelebihan tersebut antara lain bisa menjadi inovasi baru yang

bisa menjadi daya saing, memungkinkan akses data dan informasi langsung oleh pasien,

mengurangi sedikit beban kerja admission dengan mengurangi kemungkinan telepon masuk

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 19: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

hanya untuk menanyakan kembali jadwal reservasi, dokter cukup menulis ringkasan medis

sekali pada Magic tetapi pasien tetap mendapatkan ringkasan medisnya melalui aplikasi ini,

dan memungkinkan peluang pengembangan yang luas.

Saran

Untuk memaksimalkan hasil dan kinerja dari Aplikasi Seluler Rekam Medis Elektronik

Perseorangan maka perlu dilakukan beberapa hal berikut ini

1. Penambahan programmer dan tenaga di bagian EDP untuk pemeliharaan sistem dan jaringan

komputer dengan kualifikasi sesuai standar.

2. Perlu adanya standardisasi untuk pemasukan data ringkasan medis milik pasien, supaya

informasi yang didapat oleh pasien dapat mudah dipahami.

3. Pelatihan penggunaan Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan Medis Elektronik Perseorangan

bagi dokter, perawat dan EDP untuk mengantisipasi pasien bertanya perihal aplikasi tersebut

4. Perawatan dan pengembangan secara berkala pada Prototipe Aplikasi Seluler Ringkasan

Medis Elektronik Perseorangan.

Daftar Referensi

Anna, L. K. (2012, Oktober 31). Jutaan Pasangan Kesulitan Punya Anak. Retrieved from

Kompas.com:

http://female.kompas.com/read/2012/10/31/16095849/Jutaan.Pasangan.Kesulitan.Punya.

Anak

Aqil, A., Lippeveld, T., & Hozumi, D. (2009). PRISM framework: a paradigm shift for

designing, strengthening and evaluating routine health information systems. Health Policy

and Planning Advance Access.

Burke RP, Michielon G, Wernovsky G. 1994. Video-assisted cardioscopy in congenital heart

operations. Ann Thorac Surg; 58:864–868.

Deliusno. (2013, Desember 3). Orang Indonesia Beli 14 Juta Smartphone. Retrieved from

tekno.kompas.com:

http://tekno.kompas.com/read/2013/12/03/0753280/Orang.Indonesia.Beli.14.Juta.Smartph

one

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014

Page 20: PENGEMBANGAN PROTOTIPE APLIKASI SELULER …

Universitas Indonesia

European Society of Human Reproduction and Embryology. (2013). ART fact sheet. Retrieved

from eshre.eu: http://www.eshre.eu/Guidelines-and-Legal/ART-fact-sheet.aspx

Monalisa, A. (2013, Januari 26). Advantages and Disadvantages Android. Retrieved from

Ahtechno: http://handphoneseluler.blogspot.com/2013/01/advantages-and-disadvantages-

android.html

Rae Bennett, L., Wiweko, B., Hinting, A., & Pangestu, M. (2012). Indonesian infertility patients’

health seeking behaviour and patterns of access to biomedical infertility care: an

interviewer administered survey conducted in three clinics. Reproductive Health.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis. (n.d.).

Verhaak, C., Smeenk, J., Vingerhoets, A., Sweep, C., Merkus, J., Willemsen, S., . . . Braat, D.

(2005). Stress and outcome success in IVF: the role of self-reports. Human Reproduction

Vol.20, 991–996.

Whitten, J., Bentley, L., & Dittman, K. (2004). Systems Analysis and Design Methods. New

York: McGraw-Hill.

Pengembangan prototipe..., Ary Dwiaji, FKM UI, 2014