18
PENGENDALIAN SOSIAL Dosen Pengampu: Suryanto Arifin, S.Sos., M.Si Disusun Oleh : Fitrah Yusharyani Puluhulawa E31115514 Muhammad Ihlasul Amal E31115310 Mirayanti E31115 Abd. Muqtadir E31115 Abdullah Nurul Aeni E31115 Nurul Adyanti E31115 Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Pengendalian Sosial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah tentang pengendalian sosial dan contoh kasusnya

Citation preview

Page 1: Pengendalian Sosial

PENGENDALIAN SOSIAL

Dosen Pengampu:Suryanto Arifin, S.Sos., M.Si

Disusun Oleh :

Fitrah Yusharyani Puluhulawa E31115514Muhammad Ihlasul Amal E31115310Mirayanti E31115Abd. Muqtadir E31115Abdullah Nurul Aeni E31115Nurul Adyanti E31115

Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Hasanuddin2015

Page 2: Pengendalian Sosial

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berisi pembahasan mengenai pengendalian sosial yang terdapat di dalam masyarakat yang berjudul “Pengendalian Sosial”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Suryanto Arifin, S.Sos., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Sosiologi.

Kami menyadari bahwa dalam membuat makalah ini tidak lepas dari bantuan Allah SWT dan juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini, kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Maka dari itu kami meminta maaf dan kami masih banyak membutuhkan saran dan kritik untuk menyempurnakan makalah kami.

Penyusun

ii

Page 3: Pengendalian Sosial

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. iKATA PENGANTAR............................................................................................ iiDAFTAR ISI......................................................................................................... iiiBAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah........................................................................... 11.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 22.1 Pengertian Pengendalian Sosial...................................................... 22.2 Macam-macam Pengendalian Sosial............................................... 22.3 Bentuk-bentuk Pengendalian Sosial................................................. 42.4 Lembaga-lembaga Pengendalian Sosial.......................................... 52.5 Ciri-ciri Pengendalian Sosial............................................................ 62.6 Tujuan dan Fungsi dari Pengendalian Sosial................................... 6

BAB III PENUTUP............................................................................................... 73.1 Kesimpulan....................................................................................... 73.2 Saran................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 8

iii

Page 4: Pengendalian Sosial

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masyarakat.

Dengan mempelajari sosiologi, kita dapat memahami bagaimana semestinya hidup yang ideal. Kehidupan tidak selalu berjalan seperti yang kita harapkan. Kadang baik dan kadang buruk pula.

Kita juga dapat memepelajari ilmu-ilmu tentang kemasyarakatan di dalam sosiologi ini. Dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang semua anggota masyarakat bersedia menaati aturan yang berlaku, hampir bisa dipastikan kehidupan bermasyarakat akan bisa berlangsung dengan lancar dan tertib. Tetapi, berharap semua anggota masyarakat bisa berperilaku selalu taat, tentu merupakan hal yang mahal. Banyak penyimpangan sosial yang terjadi dimasyarakat yang berawal dari ketidaksesuaian harapan. Di dalam kenyataan, tentu tidak semua orang akan selalu bersedia dan bisa memenuhi ketentuan atau aturan yang berlaku dan bahkan tidak jarang ada orang-orang tertentu yang sengaja melanggar aturan yang berlaku untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.Banyak orang yang mendambakan kekayaan, tetapi kenyataannya tidak mudah, banyak mereka yang berputus asa. Sehingga mereka menghalalkan segala cara, bahkan dengan cara-cara yang menyimpang dari nilai dan norma sosial.

Pengendalian sosial dimaksudkan agar anggota masyarakat mematuhi norma-norma sosial sehingga tercipta keselarasan dalam kehidupan sosial. Untuk maksud tersebut, dikenal beberapa jenis pengendalian. Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian kami untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

1.2 Rumusan MasalahBerpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

pada penulisan makalah ini adalah:1. Apa itu pengendalian sosial?2. Apa saja macam-macam pengendalian sosial?3. Bagaimana bentuk-bentuk pengendalian sosial?4. Siapa saja yang melakukan pengendalian sosial?5. Apa saja ciri-ciri pengendalian sosial?6. Apa saja fungsi dan tujuan pengendalian sosial?

1.3 Tujuan PenulisanBerdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan makalah ini

adalah:1. Menjelaskan pengertian pengendalian sosial.2. Memaparkan macam-macam pengendalian sosial.3. Memaparkan bentuk-bentuk pengendalian sosial dalam mengatasi penyimpangan.4. Menjelaskan siapa saja orang-orang yang terlibat dalam pengendalian sosial.5. Menjelaskan ciri-ciri pengendalian sosial.6. Memaparkan fungsi dan tujuan adanya pengendalian sosial.

1

Page 5: Pengendalian Sosial

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengendalian SosialPengendalian sosial merupakan suatu mekanisme untuk mencegah

penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang atau membangkang.

Pengertian pengendalian sosial menurut para sosiolog, antara lain sebagai berikut :

Bruce J. Cohen Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat luas tertentu.Horton Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat, sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau masyarakat.Joseph S. Roucek Pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana ataupun tidak terencana yang mengajarkan, membujuk atau memaksa individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai kelompok.Peter L. Berger Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan oleh masyarakat untuk menertibkan anggota-anggotanya membangkang.Rifhi Siddiq Pengendalian sosial adalah suatu cara maupun metode yang dilakukan kepada individu ataupun kelompok agar perilaku dan tindakannya sesuai dengan nilai dan norma sosial yang dianut masyarakat tersebut.Soetandyo Wignyo Subroto Pengendalian sosial adalah sanksi, yaitu suatu bentuk penderitaan yang secara sengaja diberikan oleh masyarakat.Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian sosial

adalah proses yang digunakan oleh seseorang atau kelompok untuk memengaruhi, mengajak, bahkan memaksa individu atau masyarakat agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sehingga tercipta ketertiban di masyarakat.

2.2 Macam-macam Pengendalian Sosial

A. Berdasarkan WaktuTindakan PreventifPengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan sosial.

Hal ini bertujuan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma sosial. Contohnya, guru menasihati murid agar tidak terlambat datang ke sekolah.

Tindakan RepresifPengendalian sosial yang dilakukan setelah terjadinya penyimpangan sosial.

Hal ini bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran dengan cara menjatuhkan sanksi sesuai dengan

2

Page 6: Pengendalian Sosial

pelanggaran yang dilakukan. Contohnya, sanksi skors diberikan kepada siswa yang sering melanggar peraturan.

Tindakan KuratifPengendalian sosial yang bersifat kuratif adalah pengendalian sosial yang

dilakukan pada saat terjadi penyimpangan sosial. Contohnya, seorang guru menegur dan menasihati siswanya karena ketahuan menyontek pada saat ulangan. Bertujuan untuk memberi penyadaran kepada perilaku dan memberi efek jera.

B. Berdasarkan Cara atau Perlakuan Pengendalian Sosial

Tindakan PersuasifPengendalian sosial yang dilakukan tanpa kekerasan misalnya melalui cara

mengajak, menasihati atau membimbing anggota masyarakat agar bertindak sesuai dengan nilai dan norma masyarakat. Cara ini dilakukan melalui lisan atau simbolik. Contoh pengendalian sosial melalui lisan yaitu dengan mengajak orang menaati nilai dan norma dengan berbicara langsung menggunakan bahasa lisan, sedang pengendalian secara simbolik dapat menggunakan tulisan, spanduk dan iklan layanan masyarakat. Contoh pengendalian sosial persuasif secara lisan adalah seorang ibu menasehati anaknya yang akan pergi ke sekolah agar tidak terlibat tawuran atau melakukan perbuatan yang tidak sesuai nilai dan norma. Sedang contoh cara pengendalian sosial simbolik misalnya pemerintah daerah menghimbau masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan, cara yang dilakukan pemerintah daerah dengan memasang spanduk di tempat tertentu yang dapat dibaca oleh masyarakat.

Tindakan KoersifPengendalian sosial yang dilakukan dengan menggunakan paksaan atau

kekerasan, baik secara kekerasan fisik atau pun psikis. Contoh pengendalian sosial koersif adalah penertiban pedagang kaki lima di trotoar jalan yang dilakukan oleh satuan polisi pamong praja atau Satpol PP dengan cara membongkar dan merusak tempat berniaga dan mengangkut barang-barang milik pedagang. Sehingga timbul kerusuhan bahkan ada yang menimbulkan korban jiwa. Pengendalian sosial koersif sebaiknya merupakan langkah terakhir yang digunakan untuk mengendalikan perilaku menyimpang karena seringkali menimbulkan reaksi negatif.

Cara kompulsif (compultion)Teknik pengendalian dengan cara menciptakan situasi sedemikian rupa

sehingga seseorang terpaksa taat atau mengubah sikapnya yang menghasilkan keptuhan secara tidak langsung.

C. Berdasarkan Pelaku Pengendalian Sosial

Pengendalian PribadiPengaruh yang datang dari orang atau tokoh tertentu (panutan). Pengaruh ini

dapat bersifat baik atau pun buruk.Pengendalian InstitusionalPengaruh yang ditimbulkan dari adanya suatu institusi atau lembaga. Pola

perilaku lembaga tersebut tidak hanya mengawasi para anggota lembaga itu saja, akan tetapi juga mengawasi dan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di sekitar lembaga tersebut berada. Misalnya kehidupan para santri di pondok pesantren akan mengikuti aturan, baik dalam hal pakaian, tutur sapa, sikap, pola pikir, pola tidur, dan sebagainya. Dalam hal ini, pengawasan dan pengaruh dari pondok pesantren tersebut tidak hanya terbatas pada para santrinya saja, namun juga kepada masyarakat di sekitar pondok pesantren.

3

Page 7: Pengendalian Sosial

Pengendalian ResmiPengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan oleh lembaga resmi

negara sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan sanksi yang jelas dan mengikat. Pengendalian resmi dilakukan oleh aparat negara, seperti kepolisian, satpol PP, kejaksaan, ataupun kehakiman untuk mengawasi ketaatan warga masyarakat terhadap hukum yang telah ditetapkan.

Pengendalian Tidak ResmiPengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan tanpa rumusan aturan

yang jelas atau tanpa sanksi hukum yang tegas. Meskipun demikian, pengendalian tidak resmi juga memiliki efektivitas dalam mengawasi atau mengendalikan perilaku masyarakat. Hal ini dikarenakan sanksi yang diberikan kepada pelaku penyimpangan berupa sanksi moral dari masyarakat lain, misalnya dikucilkan atau bahkan diusir dari lingkungannya. Pengendalian tidak resmi dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh adat, ataupun tokoh agama yang memiliki kharisma dan dipandang sebagai panutan masyarakat.

2.3 Bentuk-bentuk Pengendalian Sosial

Banyak sekali bentuk-bentuk pengendalian sosial yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang, yaitu:1. Gosip

Gosip sering juga diistilahkan dengan desas-desus. Gosip merupakan memperbincangkan perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang tanpa didukung oleh fakta yang jelas. Gosip dapat menyebar dari mulut ke mulut sehingga hampir seluruh anggota masyarakat tahu dan terlibat dalam gosip. Misalnya gosip tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh Si A dengan Si B. gosip seperti ini dalam waktu singkat akan segera menyebar. Warga masyarakat yang telah mendengar gosip tertentu akan terpengaruh dan bersikap sinis kepada orang yang digosipkan. Karena sifatnya yang laten, biasanya orang sangat menjaga agar tidak menjadi objek gosip.2. Teguran

Teguran biasanya dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau sekelompok orang yang dianggap melanggar etika dan/atau mengganggu kenyamanan warga masyarakat. Teguran merupakan kritik sosial yang dilakukan secara langsung dan terbuka sehingga yang bersangkutan segera menyadari kekeliruan yang telah diperbuat. Di dalam tradisi masyarakat kita teguran merupakan suatu hal yang tidak aneh lagi. Misalnya teguran terhadap sekelompok pemuda yang begadang sampai larut malam sambil membuat kegaduhan yang mengganggu ketentraman warga yang sedang tidur, teguran yang dilakukan oleh guru kepada pelajar yang sering meninggalkan pelajaran, dan lain sebagainya.3. Sanksi/Hukuman

Pada dasarnya sanksi atau hukuman merupakan imbalan yang bersifat negatif yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dianggap telah melakukan perilaku menyimpang. Misalnya pemecatan yang dilakukan terhadap polisi yang terbukti telah mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba, dan lain sebagainya. Adapun manfaat dari sanksi atau hukuman antara lain adalah: (1) untuk menyadarkan seseorang atau sekelompok orang terhadap penyimpangan yang telah dilakukan sehingga tidak akan mengulanginya lagi, dan (2) sebagai peringatan kepada warga masyarakat lain agar tidak melakukan penyimpangan.4. Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar mencapai taraf kedewasaan. Melalui pendidikanlah seseorang mengetahui,

4

Page 8: Pengendalian Sosial

memahami, dan sekaligus mempraktekkan sistem nilai dan sistem norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat.5. Agama

Agama mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk menjaga hubungan baik antara manusia dengan sesama manusia, antara manusia dengan makhluk lain, dan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang baik dapat dibina dengan cara menjalankan segala perintah Tuhan dan sekaligus menjauhi segala larangan-Nya. Melalui agama ditanamkan keyakinan bahwa melaksanakan perintah Tuhan merupakan perbuatan baik yang akan mendatangkan pahala. Sebaliknya, melanggar larangan Tuhan merupakan perbuatan dosa yang akan mendatangkan siksa. Dengan keyakinan seperti ini, maka agama memegang peranan yang sangat penting dalam mengontrol perilaku kehidupan manusia.6. Ostraisisme

Ostraisisme adalah suatu bentuk pengucilan.tujuannya adalah agar seseorang atau kelompok yang bersangkutan tidak lagi mengulangi pelanggaran yang pernah di alami.7. Fraundules

Fraudulens adalah pengendalian social dengan jalan meminta bantuan pihak lain yang di anggap dapat menyelesaikan masalah yang di hadapi.8. Intimidasi

Intimidasi adalah pengendalian social yang dilakukan dengan cara menekan , memaksa, meneror atau menakut-nakuti,dll.

2.4 Lembaga-lembaga Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial itu dapat dilakukan oleh: 1. Polisi

Polisi sebagai aparat negara, bertugas memelihara keamanan dan ketertiban, mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang. Peran Polisi bukan hanya menangkap, menyidik, dan menyerahkan pelaku pelanggaran ke instansi lain seperti Kejaksaan, tetapi juga membina dan mengadakan penyuluhan terhadap orang yang berperilaku menyimpang dari hukum.

2. PengadilanPengadilan merupakan alat pengendalian sosial untuk menentukan hukuman bagi orang yang melanggar peraturan. Tujuannya agar orang tersebut jera dan sadar atas kesalahan yang diperbuatnya, serta agar orang lain tidak meniru berbuat hal yang melanggar hukum atau merugikan orang lain. Sanksi yang tegas akan diberikan bagi mereka yang melanggar hukum, berupa denda, kurungan atau penjara. Ringan beratnya hukuman tergantung kesalahan pelaku menurut hukum yang berlaku.

3. AdatAdat merupakan lembaga atau pranata sosial yang terdapat pada masyarakat tradisional. Dalam hukum adat terdapat aturan untuk mengatur tata tertib tingkah laku anggota masyarakatnya. Adat yang sudah melembaga disebut tradisi. Pelanggaran terhadap hukum adat dan tradisi akan dikucilkan atau diusir dari lingkungan masyarakatnya tergantung tingkat kesalahannya berat atau ringan.

4. Tokoh MasyarakatAdalah orang yang memiliki pengaruh atau wibawa (kharisma) sehingga ia dihormati dan disegani masyarakat. Tokoh masyarakat diharapkan menjadi teladan, pembimbing,penasehat dan petunjuk. Ada dua macam tokoh masyarakat:a. tokoh masyarakat formal, misalnya Presiden, Ketua DPR/MPR, Dirjen, Bupati,

Lurah, dsb;5

Page 9: Pengendalian Sosial

b. tokoh masyarakat informal, misalnya pimpinan agama, ketua adat, pimpinan masyarakat.

2.5 Ciri-ciri Pengendalian Sosial

1. Pengendalian sosial sebagai suatu cara, metode atau tekhnik tertentu yang dipergunakan masyarakat untuk mengatasi ataupun mencegah terjadinya penyimpangan sosial

2. Pengendalian sosial dipergunakan untuk mewujudkan keselarasan antara stabilitas dengan perubahan yang terus menerus terjadi dalam suatu masyarakat

3. Pengendalian sosial dapat dilakukan oleh kelompok terhadap kelompok lain, atau oleh suatu kelompok terhadap individu

4. Pengendalian sosial dilakukan secara timbal balik meskipun tidak disadari oleh kedua belah pihak.

2.6 Tujuan dan Fungsi dari Pengendalian Sosial

Adapun tujuan dari pengendalian sosial, yaitu :1. Agar dapat terwujud keserasian dan ketenteraman dalam masyarakat.2. Agar pelaku penyimpangan dapat kembali mematuhi norma-norma yang berlaku.3. Agar masyarakat mau mematuhi norma-norma sosial yang berlaku baik dengan

kesadaran sendiri maupun dengan paksaan.

Fungsi pengendalian sosial:1. Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosial, bahwa hidup di dalam

masyarakat tidak bisa sekarepe dewe tetapi harus disesuaikan dengan norma sosial, bukan normanya sendiri.

2. Memberikan imbalan kepada kepada warga yang mentaati norma, bagi individu yang mentaati norma mendapatkan pujian ( imbalan positif) dan bagi yang melanggar mendapat sanksi ( imbalan negatif).

3. Mengembangkan rasa malu, rasa malu ini sudah semakin hilang di masyarakat kita, sekalipun para pelaku penyimpang sosial ini suka dipamerkan di televisi (menampilkan wajah pelaku), namun tetap saja korupsi, pelanggaran dan kejahatan lainnya semakin meningkat.

4. Mengembangkan rasa takut, pelanggaran sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok harus mendaptkan sanksi yang tegas.

5. Menciptakan sistem hukum. Pelanggaran sosial apa pun bentuknya dan siapa pun pelakunya harus mendapatkan hukuman

6

Page 10: Pengendalian Sosial

D. DAMPAK KETIDAKDISIPLINAN PENGENDARA BERLALU LINTASMembahas mengenai lalu lintas,secara langsung ataupun tidak langsung kita membahas mengenai pengendara itu sendiri selaku subjek terpenting dalam kondisi tersebut. Setelah kami melakukan penelitian di lapangan mengenai ketidakdisiplinan pengendara dalam berlalu lintas,secara mengejjutkan bahwa lebih dari 80% pengendara yang melanggar lalu lintas dilakukan oleh mahasiswa,polisi selaku aparat pengendalian sosial mengatakan bahwa tindakan ini merupakan salah satu tindakan yang menyimpang, biasanya aparat kepolisian melakukan proses tilang(bukti pelanggaran lalu lintas) dari penyimpangan lalu lintas yang terlihat atau nampak seperti pengendara tersebut tidak tidak menggunakan helm,kelengkapan pengendara seperti tidak adanya kaca spion,No,polisi yang tidak terpasang,serta kondisi kendaraan yang digunakan tidak sesuai dengan standar. Jika terjadi kondisi tersebut,aparat kepolisian melakukan proses teguran kepada pengendara yang melanggar lalu lintas,teguran tersebut merupakan salah satu bentuk pengendalian sosial. Setelah teguran dirasa tidak mampu memberi efek jerah kepada pelanggar,maka pihak kepolisian melakukan tindakan tegas dengan mengambil atau menahan kendaraan yang di gunakan untuk selanjutnya di tindak lanjuti ke kantor kepolisian. Dalam 2 bulan terakhir,aparat kepolisian Tamalanrea yang berada di Jln. Tamalanrea Raya mengatakan bahwa tingkat pelanggaran lalu lintas khususnya yang dilakukan oleh mahasiswa meningkat,walaupun tidak signifikan. Berikut ini merupakan data dari pihak kepolisian Tamalanrea terhadap kecelakaan lalu lintas di beberapa wilayah di Makassar

DATA LAKA LANTAS WILAYAH POLSEKJAJARAN POLRESTABES MAKASSAR

SEPTEMBER 2015

No. Wilayah Polsek

Jumlah

Laka

Akibat Korban Rugi Material

MD LB LR1. Ujung Pandang 4 1 0 3 Rp

11.800.000,002. Mariso 3 1 0 2 Rp

1.900.000,003. Makassar 3 0 0 4 Rp

2.900.000,004. Mamajang 3 0 0 3 Rp 600.000,005. Bontoala 0 0 0 0 Rp 0,006. Tallo 6 2 0 11 Rp

3.050.000,007. Panakukang 19 3 1 25 Rp

40.540.000,008. Biringkanaya 9 3 0 25 Rp

15.200.000,009. Tamalate 9 0 0 11 Rp

2.400.000,007

Page 11: Pengendalian Sosial

10. Rappocini 4 0 0 8 Rp

1.650.000,0011. Tamalanrea 6 2 1 5 Rp

2.600.000,0012. Manggala 1 0 0 1 Rp 50.000,00

Jumlah 67 10 2 89 Rp82.590.000,00

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah Laka Lantas dibeberapa

wilayah rawan terhadap kecelakaan laka lantas.Dari teori yang kami dapatkan mengenai tatanan dan pengendalian sosial tampak jelas atau nyata mengenai peran serta fungsi aparat kepolisian selaku lembaga pengendalian sosial,serta adanya bentuk pengendalian yang dilakukan berupa teguran serta sanksi tegas yang diberikan oleh aparat kepolisian.Salah satu teori mengenai pengendalian sosial yang di ungkapan oleh Horton “Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat, sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau masyarakat”,dari teori itu tampak jelas bahwa ada proses pengendalian yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mencegah agar tindakan pengendara yang tidak disiplin dalam berkendara dapat jerah walaupun hal tersebut belum tentu mampu mengatasi kondisi tersebut.Tetapi setidaknya ada tindakan yang dilakukan polisi untuk mengatasi hal tersebut.

8

Page 12: Pengendalian Sosial

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah kami merangkum hasil diskusi, perlu kita ketahui bahwa pengendalian sosial itu memang berperan penting bagi penerus bangsa agar negara kita dapat menjadi negara maju. Dan kita juga telah memahami apa itu pengendalian sosial baik itu menurut para ahli maupun secara umum, ciri-ciri pengendalian sosial, tujuan/fungsi pengendalian sosial, macam-macam pengendalian sosial, bentuk-bentuk pengendalian sosial serta lembaga pengendalian sosial.

3.2 Saran

Sebagai mahasiswa teladan, kita harus memahami apa sebenarnya sosiologi baik ditinjau dari segi etimologis maupun dari segi harfiah. Selain itu, mempelajari bagaimana lahirnya sosiologi untuk mengendalikan sosial agar terhindar dari berbagai penyimpangan. Kita harus berupaya dalam kemajuan bangsa dengan cara mengambil hal-hal positif lalu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

9

Page 13: Pengendalian Sosial

DAFTAR PUSTAKA

http://unduhke.blogspot.co.id/2015/04/makalah-pengendalian-sosial.html

http://nikenpurplist.blogspot.co.id/2013/06/pengendalian-sosial.html

http://x3smansaekg.blogspot.co.id/2013/04/sosiologi-makalah-lembaga-pengendalian.html

http://dek-ima.blogspot.com/2012/09/pengendalian-sosial_29.html

10