Upload
ngotu
View
264
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
PENGETAHUAN KEMASAN PLASTIK (PRODUK INDUSTRI PANGAN DAN JASABOGA)
DISUSUN OLEH:
Winiati Puji Rahayu M.Arpah
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANINSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga i
DAFTAR ISI Halaman
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. i
I. PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
II. BENTUK-BENTUK KEMASAN PANGAN………………………. 5
A. RESIN PLASTIK ……………………………………………….
1. Kantong plastik (Plastic films)……………………….. 5
2. Berbagai jenis Trays (Nampan)……………………… 9
3. Cups, gelas plastik dan Cutlery............................... 10
4. Botol dan Jar Plastik………………………………… 13
5. Meal Box/Lunch Box (Kotak Makan)....................... 14
6. Pot dengan tutup terpisah dan tutup seal-panas…. 15
B. RAYON SELLULOSA........................................................... 16
III. KARAKTERISTIK UMUM RESIN PLASTIK……………………. 17
1. Polyethylene Terephthalate…………………………. 17
2. High Density Polyethylene………………………….. 18
3. Vinyl (Polyvinyl Chloride atau PVC)………………... 18
4. Low Density Polyethylene (LDPE)…………………. 19
5. Polypropylene (PP)…………………………………... 19
6. Polystyrene (PS)……………………………………… 20
7. Lainnya………………………………………………… 20
IV. TEKNOLOGI RESIN PLASTIK ………………………………… 22
A. ASAL USUL RESIN PLASTIK………………………………... 22
B. TEKNIK PRODUKSI KEMASAN……………………………… 25
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga ii
V. SIFAT=SIFAT FISIK UTAMA KEMASAN PLASTIK.................. 29
A. KETEBALAN........................................................................ 29
B. DAYA TAHAN TEMBUS (PERMEABILITAS)...................... 31
C. GAYA TARIK, TUSUK DAN PERSEN PERPANJANGAN.. 32
BAHAN RUJUKAN………………………………………………………... 33
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 1
I. PENDAHULUAN
Pengemasan atau pewadahan diperkirakan telah ada sejak beberapa ratus
tahun sebelum masehi. Bahan kemasan yang berasal dari alam seperti
dedaunan, kulit binatang dan tanah liat telah banyak digunakan sebagai wadah
penyimpanan atau pengemasan. Seiring dengan perkembangan peradaban
manusia, teknologi pengemasan juga berkembang dengan pesat. Meskipun
kemasan alami masih digunakan, akhir-akhir ini kemasan yang lebih maju
(modern) telah banyak digunakan secara meluas. Sehari-hari, dijumpai berbagai
produk terutama produk pangan menggunakan kemasan yang beragam baik
bahan, bentuk, warna maupun fungsi dasarnya. Kemasan aseptik, modifikasi
atmosfir dan “tetra pak” adalah jenis kemasan modern yang dalam proses
pembuatannya sebagian menggunakan bahan kemasan dari turunan resin
(polimer) plastik. Selain plastik, bahan kemasan yang banyak digunakan untuk
produk pangan dan hasil pertanian lainnya diantaranya dari bahan turunan rayon
(polimer sellulosa) seperti kertas dan cellopan, aluminium foil, gelas, logam dan
kayu.
Diantara bahan kemasan tersebut, resin plastik merupakan bahan kemasan
yang paling populer dan sangat luas penggunaannya. Bahan kemasan ini
memiliki berbagai keunggulan yakni, fleksibel (dapat mengikuti bentuk produk),
transparan (tembus pandang), tidak mudah pecah, bentuk laminasi (dapat
dikombinasikan dengan bahan kemasan lain), tidak korosif dan harganya relatif
murah. Disamping memiliki berbagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan
kemasan lainnya, resin plastik juga mempunyai kelemahan yakni, mudah
terbakar (meskipun sebagian dapat dibuat tahan panas), dapat mencemari
produk (migrasi komponen monomer), sehingga mengandung resiko keamanan
dan kesehatan konsumen.
Konsumen menginginkan produk pangan yang senantiasa segar, beraroma dan
bertekstur sebagaimana saat segera setelah diperoduksi, disamping itu juga
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 2
diharapkan aman dikonsumsi dan berpenampakan menarik. Kesemua ini dapat
dipertahankan selama penyimpanan dan distribusi jika pengemas yang
digunakan mampu melindungi produk dari kerusakan.
Oleh karena itu, dewasa ini banyak ditemukan kemasan plastik untuk produk
pangan yang didesain khusus agar memiliki beberapa sifat perlindungan yang
lebih baik lagi, utamanya sifat-sifat plastik yang erat hubungannya dengan
keadaan lingkungan yang dapat mempercepat kerusakan pangan, seperti: sifat
transmisi cahaya, permeabilitas (daya tahan tembus) terhadap gas dan udara,
permeabilitas terhadap uap air dan sifat konduktifitas terhadap panas. Ini
misalnya dilakukan dengan membuat plastik pengemas campuran dari berbagai
bahan dasar resin plastik, melalui proses seperti: ektrusi, thermoforming dan
multilayering (pelapisan bersusun/laminat).
Meskipun jenis-jenis plastik yang tersedia untuk kemasan pangan sangat
beragam, namun resin plastik yang digunakan sebagai bahan dasar untuk
kemasan produk pangan (sebagai komponen murni ataupun
gabungan/campurannya), hanya terdiri dari beberapa jenis, seperti:
a. Polyethylene (PE) dan turunannya:
Low Density Polyethylene (LDPE)
High Density Polyethylene (HDPE)
Polyethylene Terephthalate (PET, PETE)
Ethylene Vinyl Alcohol Copolymer (EVOH)
b. Polypropylene (PP) dan turunannya:
BOPP (Biaxially Oriented Polypropylene)
c. Polystyrene (PS) dan turunannya:
Styrofoam (Polystyrene Foam)
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 3
d. Polyvinyl Chloride (PVC) dan turunannya:
Saran atau polyvinylidene Chloride (PVDC)
e. Polyamide (PA) dan Polycarbonate (PC)
f. Surlyn (Ethylene Methacrlyic Acid Co-Polymer)
g. Poyfluoroethylene (Teflon)
Disamping bahan dari resin plastik tersebut diatas, beberapa material lain yang
sering dikombinasikan penggunaannya melalui pelapisan dengan bahan resin
plastik diantaranya adalah:
a. Cellopan (rayon sellulosa)
b. Alumunium Foil (ALUFO)
c. Parchment Paper (kertas roti)
d. Wax Paper (kertas minyak)
e. Laminat
Laminat adalah nama umum dari bahan kemasan yang terdiri dari lebih dari satu
lapisan, baik itu pelapisan sesama resin plastik maupun pelapisan resin plastik
dengan bahan lain seperti rayon (cellopan dan kertas) dan alumunium foil.
Berdasarkan jumlah penggunaan bahan dasar resin plastik, maka jenis plastik
LDPE menduduki jumlah pemakaian yang terbanyak yaitu mencapai 32.5%,
disusul oleh HDPE sebesar 29.1%, PP dan PS sebesar 10.6%, PET sebanyak
9.3% sedangkan PVC hanya 4.6%. Sisanya sebesar 3.3% adalah jumlah
penggunaan jenis resin plastik lainnya, seperti PA, PVDC, EVOH, PC dan
sebagainya. Gambaran diagram kue dari persentase ini diperlihatkan pada
Gambar 1.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 4
Hal yang juga merupakan issu penting kemasan plastik akhir-akhir ini adalah
anjuran mencantumkan logo. Dalam hal ini indutri plastik dianjurkan untuk
mencantumkan logo berdasarkan jenis resin pada kemasan yang diproduksinya.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengenalan terhadap materi resin plastik
dan pendaur-ulangan. Meskipun anjuran ini masih merupakan bersifat anjuran
semata (voluntaire) dan bukan merupakan suatu kewajiban (mandatory) namun
demikian, logo jenis resin plastik telah disepakati oleh para produsen plastik.
Logo tersebut seperti diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 1. Perbandingan (persentase) penggunaan berbagai jenis
resin plastik.
Gambar 2. Logo berdasarkan jenis resin plastik: (1) PET atau PETE; (2)
HDPE; (3) PVC; (4) LDPE; (5) PP; (6) PS dan (7) lainnya.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 5
II. BENTUK-BENTUK KEMASAN PANGAN
A. RESIN PLASTIK 1. Kantong plastik (Plastic films)
Gambar 3A Gambar 3B
Bahan Kantong plastik transparan yang terutama di Indonesia ada 3 macam
yaitu: Polyethylene (PE), Polyprophylene (PP) dan Polyvinylchlorida (PVC),
namun yang banyak dijual sebagai kemasan pangan hanya PE dan PP
sedangkan PVC umumnya dikenal sebagai plastik sampul buku dan plastik
transparansi untuk bahan mengajar, disamping itu plastik transparan PVC
biasanya lebih tebal dibanding plastik transparan yang digunakan sebagai
kantong produk pangan.
Polyethylene atau PE dapat dibagi 2 yaitu, kantong transparan terbuat dari PE
berberat jenis rendah atau Law Density Polyethylene (LDPE) dan kantong yang
tidak transparan dan dikenal dengan nama pasar kantong kresek, karena
mengeluarkan bunyi kresek apabila digesek. Kantong kresek adalah PE berberat
jenis tinggi sehingga disebut High Density Polyethylene (HDPE).
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 6
Perbedaan utama antara kantong plastik transparan LDPE dengan PP adalah
elastisitasnya. LDPE lebih elastis dari pada PP. Kantong plastik LDPE
mempunyai ciri khas yaitu ujungnya dapat ditarik sehingga memanjang sampai
3-4 cm sehingga apabila digunakan untuk mengemas gula dan terigu, dengan
mudah ujungnya dapat ditarik dan disimpul. Hal ini tidak dapat dilakukan pada
kantong PP yang agak sugar ditarik dan disimpul. Dalam istilah teknis sifat ini
disebut persen perpanjangan atau Elongasi. Persen Elongasi dari LDPE dengan
demikian lebih besar dari persen elongasi kantong plastik PP. Kantong LDPE
dan kantong PP tersedia di pasar plastik di Indonesia hampir sama banyak dan
harganya pun hampir sama murah, kedua jenis plastik ini dikenal sebagai plastik
yang relatif murah.
Perbedaan lainnya yang dapat dilihat secara kasat mata adalah kejernihan dan
trasparansinya. PP lebih jernih dari LDPE, disamping itu PP dapat dirasakan
pada sentuhan tangan lebih kaku dari pada LDPE, juga PP terkesan lebih tahan
tusukan dari pada LDPE. Plastik LDPE jika ditusuk dengan benda tumpul dapat
dengan mudah memanjang (melar) dan berubah bentuk, sedangkan PE
umumnya tidak memanjang tetapi akan langsung berlubang apabila diberikan
daya tusukan yang lebih besar.
Kantong plastik PP lebih tahan pada temperatur tinggi, sehingga kadang-kadang
dapat dicelupkan pada air mendidih tanpa mengalami pengerutan, sedangkan
LDPE kurang tahan pada suhu tinggi. Sebaliknya LDPE lebih tahan suhu
pembekuan, sehingga baik digunakan untuk mengemas produk yang akan
didinginkan.
Permeabilitas uap air LDPE lebih tinggi dari pada PP, artinya plastik LDPE akan
melewatkan uap air lebih banyak dari pada PP pada ketebalan yang sama
Demikian juga halnya terhadap gas, permeabilitas gas LDPE lebih besar dari
pada PP, sehingga dengan demikian LDPE lebih baik digunakan sebagai
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 7
kemasan sayuran dari pada PP. Perbedaan permebilitas uap air dan gas dari
plastik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan permeabilitas uap air dan gas plastik
Permeabitas (cc.mm/detik.cm2,cmHg)
Jenis Produk
Air (25oC)
O2 (30oC)
CO2 (30oC)
N2 (30oC)
LDPE 800 55 352 19 HDPE 130 10.6 35 2.7 PP 680 23 92 - PVC 1560 1.2 10 0.4
Berdasarkan sifat-sifat itu, maka dapat dikatakan bahwa LDPE lebih baik
digunakan untuk mengemas produk yang akan disimpan dingin, sedangkan PP
lebih baik digunakan untuk produk yang memerlukan pemanasan atau produk
yang harus dimasukkan dalam kantong dalam keadaan panas.
Dari Tabel 1, terlihat bahwa permeabilitas gas LDPE lebih besar dari pada PP,
sehingga dengan demikian PP akan lebih kuat menahan aroma produk dari pada
LDPE sehingga lebih baik digunakan untuk mengemas produk untuk
mempertahankan aromanya seperti kopi bubuk, teh bubuk, bahan-bahan
aromatik dan bumbu-bumbu seperti merica, jahe dan sebagainya.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 8
Tabel 2. Jenis produk dan kantong plastik yang baik digunakan untuk mempertahankan mutunya.
Jenis Kantong Jenis Produk LDPE PP Keduanya
Sayuran dan buah √ Ikan asin √ Gula √ Terigu √ Roti √ Biskuit √ Ikan segar √ Ayam beku √ Bakso √ Bakso kuah panas √ Tahu √ Tahu goreng √ Tempeh √ Kopi ose √ Kopi bubuk √ Teh bubuk √ Teh panas √ Kue bolu √ Krupuk (mentah) √ Krupuk (goreng) √ Jamur merang √ Tepung merica √ Jahe segar √ Tepung jahe √ Tepung cabe √ Asinan √ Garam √ Bawang putih √ Bawang merah √ Bumbu pecel √ Tepung aci (kanji) √ Tepung beras √ Minyak √
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 9
2. Berbagai jenis Trays (Nampan)
Gambar 4A Gambar 4B
Bahan nampan seperti pada Gambar 4, terbuat dari plastik Polystyrene (PS)
atau lebih tepatnya adalah busa Polystyrene sehingga disebut Styrofoam, kata
foam berarti busa. Ciri khas dari Styrofoam adalah kekerasannya, Plastik jenis
ini (PS) adalah yang paling keras dari semua jenis plastik yang dikenal, sehingga
pada ketebalan yang sama Polystyrene akan patah jika dilipat, sedangkan plastik
lainnya kemungkinan hanya melengkung. Oleh karena itu dapat dibentuk
meskipun berupa busa polystyrene, sebagai wadah nampan, gelas, kotak dan
sebagainya. Hal in sangat berbeda dengan bahan plastik lain yang jika dibuat
dalam bentuk busa tidak akan dapat dicetak membentuk wadah, tetapi hanya
akan dapat digunakan sebagai bahan bantalan atau penahan benturan karena
sifatnya yang elastis.
Styrofoam biasanya berwarna putih dan kalau ada jenis yang berwarna, hal ini
biasanya oleh karena ditambahkan pewarna. Sebagian besar Styrofoam yang
berwarna bukan ditujukan untuk wadah makanan, meskipun ada juga srtyrofoam
yang berwarna yang dapat digunakan untuk wadah makanan tetapi jenis ini
sangat jarang ditemukan dan biasanya harus dipesan khusus kepada
produsennya.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 10
Styrofoam mempunyai ketahanan yang baik terhadap panas maupun dingin
sehingga gelas dan mangkok styrofoam dapat menahan air panas, bahkan dapat
menahan seduhan air yang mendidih. Hal ini dimanfaatkan sebagai wadah mie
instan, karena dengan demikian mie instan dapat langsung diseduh tanpa harus
mengeluarkannya dari dalam kemasan. Meskipun demikian wadah styrofoan
diragukan ketahanannya terhadap minyak, sehingga tidak dianjurkan untuk
menyimpan minyak di dalam mangkok Styrofoam.
Bahan-bahan kimia pembantu yang digunakan dalam memproduksi plastik dapat
berpindah ke dalam minyak. Disamping itu monomer dari plastik juga dapat
terlepas dan terlarut ke dalam minyak. Oleh karena Styrofoam hanya berbentuk
busa maka minyak akan dengan mudah memasuki celah-celah kemasan
tersebut hal ini akan mepermudah minyak untuk melarutkan komponen
komponen larut minyak termasuk monomer dari polystyrene itu sendiri.
3. Cups, gelas plastik dan Cutlery (Pisau, Sendok teh, Garpu)
Gambar 5A Gambar 5B
Sebagian besar cups dan gelas plastik terbuat dari PP, sebagian lainnya terbuat
dari PS dan HDPE. Akan tetapi hampir semua cutlery (Pisau, Sendok teh,
Garpu) dibuat dari PS. Ciri utama cups yang terbuat dari PP adalah sifatnya
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 11
yang transparan, sedangkan cups dari HDPE umumnya tidak transparan akan
tetapi berwarna putih dan licin pada permukaannya sedangkan cups dan gelas
PS umumnya dalam bentuk Styrofoam.
Tabel 3. Beberapa cirri utama bahan plastik cups, gelas dan cutlery
Jenis Plastik Bentuk Kemasan
PP HDPE PS
Cups transparan Tidak
Transparan
(sebagai
wadah
margarin)
Styrofoam
Gelas transparan Tidak
transparan
Styrofoam
Cutlery - - Tidak
transparan,
mudah
dipatahkan
Jika pada kantong plastik, PP mempunyai ketahanan terhadap minyak yang
lebih baik terhadap LDPE, maka hal ini berbeda halnya pada HDPE (densitas
tinggi), karena HDPE memiliki ketahanan terhadap minyak yang lebih baik dari
pada PP, sehingga cups yang terbuat dari HDPE umumnya ditujukan untuk
digunakan sebagai wadah minyak, khususnya margarin, meskipun ada juga
yang diproduksi sebagai gelas. Pencirian sifat-sifat utama jenis plastik
berdasarkan bentuk kemasan diperlihatkan pada Tabel 3.
Selain ketiga bahan utama tersebut diatas, sebagian kecil cups (dan juga
kantong plastik) untuk kemasan pangan menggunakan saran atau polyvinylidine
Chlorida (PVdC)(Gambar 6), namun hal in jarang ditemukan di pasar plastik
(kecuali dipesan khusus pada produsen plastik). Meskipun demikian dapat
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 12
ditemukan sebagai kemasan produk pangan yang diimpor. Plastik saran lebih
mahal dari pada PE, PP dan PS.
Kelebihan plastik saran adalah permeabilitas uap air maupun gasnya lebih baik
dibanding plastik lainnya, seperti diperlhatkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Sifat-sifat permeabilitas plastik saran
Permeabitas (cc.mm/detik.cm2,cmHg)
Jenis Produk
Air (25oC)
O2 (30oC)
CO2 (30oC)
N2 (30oC)
Saran (PVdC) 14 0.053 0.29 0.0094
Gambar 6. Cups dari plastik saran
Kelebihan pada sifat permebilitasnya ini menyebabkan saran adalah satu-
satunya jenis plastik tipis transparan yang dapat dibuat menjadi casing sosis.
Saran digunakan untuk menggantikan penggunaan casing sosis alami yang
terbuat dari usus sapi dan babi. Casing sosis plastik dapat ditemukan di pasar
maupun toko yang menjual bahan-bahan tambahan pangan.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 13
4. Botol dan Jar Plastik
Gambar 7A Gambar 7B
Sama halnya seperti pada kantong plastik, maka botol dan Jar plastik yang
paling banyak digunakan sebagai pengemas pangan adalah dari jenis PE dan
PP. Polyethylene (PE) dapat dikatakan sebagai satu-satunya bahan untuk jenis
botol pencet (botol yang mudah ditekan), meskipun demikian oleh karena sifat
transparansinya kurang bagus maka penggunaan botol PP sebagai botol pencet
mulai dilakukan. Botol PP tidak seelastis botol PE namun memberikan
keuntungan lain yaitu sifat tembus pandangnya yang lebih baik, sehingga
memberikan kesan tidak mudah kusam.
Dewasa ini ditemukan botol PET atau PETE yang dapat dikatakan sebagai satu-
satunya bahan botol untuk minuman yang megandung gas, seperti minuman
ringan berkarbonasi. PET disamping mempunyai ketahanan terhadap gas yang
sangat baik juga ringan dan kuat sehingga dapat dibentuk menjadi botol yang
besar. Permeabilitas gas dan uap air plastik PET diperlihatkan pada Tabel 5.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 14
Tabel 5. Sifat-sifat permeabilitas plastik saran
Permeabitas
(cc.mm/detik.cm2,cmHg)
Jenis Produk
Air
(25oC)
O2
(30oC)
CO2
(30oC)
N2
(30oC)
PET atau PETE 1300 0.22 1.53 0.05
Selain bahan tersebut diatas khusus untuk botol dan jar kemasan pangan dapat
ditemukan botol yang terbuat dari Polyamide (PA) dan Polycarbonate (PC).
Kelebihan utama polyamide (PA) adalah tahan temperatur dalam kisaran antara
(-50° - +170°C), sedangkan Polycarbonate (PC) umumnya (dalam bentuk botol)
tahan suhu panas bahkan hingga suhu sterlisasi.
5. Meal Box/Lunch Box (Kotak Makan)
Gambar 8A Gambar 8B
Sebagian besar kotak makan tipe bertutup terbuat dari plastik PP. Penggunaan
PP sebagai kotak makan karena memiliki beberapa kelebihan antara lain
mempunyai sifat transparansi dan tembus pandang yang sangat baik,
mempunyai kekerasan yang cukup (kekerasannya lebih rendah dari PS) dan
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 15
memiliki elastisitas yang cukup (elastisitasnya lebih rendah dari PE), disamping
itu mempunyai daya tahan terhadap panas yang cukup baik. Jika ketebalannya
ditambah maka dapat disimpan pada suhu dingin.
Gambar 8C
Kotak makan yang terbuat dari Styrofoam juga banyak ditemukan dimanfaatkan
oleh produsen makanan, keuntungan kotak makan yang terbuat dari Styrofoam
adalah karena materinya yang sangat ringan, disamping itu warnanya yang putih
bersih lebih cocok untuk beberapa jenis makanan tertentu yang mempunyai
konsistensi semi padat dan pasta.
e. Pot dengan tutup terpisah dan tutup seal-panas
Gambar 9A Gambar 9B Gambar 9C
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 16
Bentuk kemasan yang berupa pot dapat dibuat dari bahan untuk cups dan gelas
maupun dari bahan untuk botol dan jar. Meskipun demikian untuk pasar plastik
pada umumnya yang banyak ditemukan adalah pot dari bahan PE dan PVC.
Meskipun demikian pot yang ditujukan untuk pemanasan hingga tahan oven
microwave dewasa ini banyak diiklankan sebagai pengganti wadah gelas. Bahan
seperti ini biasanya terdiri dari campuran berbagai jenis bahan dimana komposisi
masing-masing bahan plastik yang digunakan kadang-kadang bersifat rahasia.
B. RAYON SELLULOSA (KERTAS ROTI) dan ALUFO
Gambar 10A Gambar 10B
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 17
III. KARAKTERISTIK UMUM RESIN PLASTIK
SIMBOL NAMA PLASTIK
Polyethylene
Terephthalate
PENGGUNAAN UTAMA:
Penggunaannya yang terutama adalah sebagai botol dan jar plastik yang dapat
menahan gas, seperti: botol minuman ringan berkarbonasi, air dalam kemasan.
sports drink, beer, obat kumur, salad dressing dan beberapa jenis saos.
Demikian juga jar plastik untuk peanut butter, pickle, jelly and jam. Juga
diterapkan untuk kantong plastik dan tray tahan panas.
Kelebihannya terutama disebabkan oleh beberapa hal seperti daya tembus
(permeabilitas) terhadap gas dan uap air yang sangat rendah, ringan (cocok
untuk kapasitas yang besar) dan relatif murah jika dibanding dengan plastik yang
didesain khusus karakteristiknya dari campuran beberapa resin.
Dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
1. APET (Amorphous Polyethylene Terephthalate): Adalah botol transparan
yang sangat baik untuk menahan gas, dapat menahan tekanan dari dalam
sehingga banyak diaplikasikan juga sebagai botol untuk kemasan parfum.
2. CPET (Crystallised Polyethylene Terephthalate): Mempunyai karakteristik
yang sama dengan APET dalam hal permeabilitas gas, bedanya hanya
terletak pada sifat transparansinya, CPET tidak transparan.
3. PETG (Polyethylene Glycol Terephthalate): Amorphus, sehingga
mempunyai karakteristik yang sama dengan APET dan thermoforming
sehingga dapat diproduksi dalam bentuk film plastik.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 18
SIMBOL NAMA PLASTIK
High Density
Polyethylene
PENGGUNAAN UTAMA
Botol untuk produk makanan yang waktu kadaluwarsanya tidak terlalu panjang
dan tidak mengandung gas seperti: botol susu pasteurisasi, juice buah, yogurt
dan cereal box Juga karena daya tahannya terhadap reaksi kimia yang baik
maka banyak digunakan sebagai wadah margarine.
Disamping itu sangat popular sebagai kantong “kresek”, karena mempumyai
kekuatan mekanis yang baik.
SIMBOL NAMA PLASTIK
Vinyl (Polyvinyl
Chloride atau PVC)
PENGGUNAAN UTAMA
Vinyl (Polyvinyl Chloride atau PVC) memiliki ketahanan terhadap bahan kimia
yang sangat baik dan ketahanan fisik yang tinggi. Ditemukan pada hampir
semua aplikasi dalam kehidupan se hari-hari mulai dari pembungkus kabel, pipa
air, botol, peralatan masak (baskom dan ember) dan sebagainya. Penggunaan
utamanya dalam hubungannya dengan produk pangan adalah dalam pembuatan
Pot dengan tutup terpisah. Juga diterapkan dalam pembuatan film plastik
transparan.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 19
SIMBOL NAMA PLASTIK
Low Density
Polyethylene
(LDPE)
PENGGUNAAN UTAMA
Penggunaan yang paling popular adalah sebagai kantong plastik (film plastik)
transparan. Hal ini disebabkan karena kemudahannya untuk di seal dengan
panas. Walaupun hanya dengan menggunakan lilin, penutupan dengan panas
hampir selalu dapat dilakukan dengan baik, sehingga sangat populer
penggunaannya di dalam masyarakat. Sebagian besar kantong plastik
transparan yang digunakan se hari-hari adalah LDPE, seperti plastik gula pasir,
tepung terigu dan sebagainya.
Kekurangan utama kantong plastik LDPE adalah tidak tahan panas, sedangkan
kelebihannya adalah tahan suhu dingin dan pembekuan (sifat ini adalah
kebalikan dari kantong plastik PP, yang juga banyak ditemukan sehari-hari,
dimana PP mempunyai ketahanan panas yang sangat baik) Selain itu, LDPE
juga diterapkan untuk produksi botol yang elastis karena mudah
ditekan/dipencet, seperti botol saos dan mustard.
SIMBOL NAMA PLASTIK
Polypropylene
(PP)
PENGGUNAAN UTAMA
Polypropylene (PP) memiliki ketahanan kimia yang baik sehingga banyak
diterapkan sebagai botol untuk minyak. Disamping itu kekuatan mekanis dan
titik didih yang tinggi sehingga banyak dgunakan sebagai wadah tahan panas
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 20
baik dalam bentuk kantong maupun botol plastik. Kantong plastik PP lebih kuat
dibanding LDPE sehingga tidak mudah ditarik seperti halnya pada kantong
LDPE. Dalam masyarakat dikenal sebagai plastik gula yang ditandai dengan
sifat sedikit lebih kaku dibanding kantong LDPE.
SIMBOL NAMA PLASTIK
Polypropylene
(PP)
PENGGUNAAN UTAMA
Polystyrene (PS) memiliki sifat yang khas yaitu kaku dan mudah patah,
sehingga aplikasi utamanya adalah dalam bentuk busa yang dikenal dengan
sebutan Styrofoam. Bahan ini utamanya diterapkan pada meal/lunch box, gelas
dan tray. Disamping itu, sifatnya yang sangat kaku dan mudah patah
dimanfaatkan untuk pembuatan sendok, garpu dan pisau plastik, termasuk juga
untuk pembuatan gelas, piring plastik dan kotak telur.
SIMBOL NAMA PLASTIK
Lainnya
PENGGUNAAN UTAMA
Dikelompok ini termasuk semua jenis laminat, yaitu kombinasi beberapa resin
plastik sekaligus. Kombinasi ini banyak ditemukan dewasa ini baik dengan cara
pelapisan maupun ekstrusi secara bersama-sama dari bahan-bahan utama
seperti: LDPE, PP, PS dan sebagainya. Dalam jumlah yang sangat terbatas,
dapat ditemukan juga kemasan pangan dari bahan-bahan seperti:
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 21
a. Polyamide (PA): kelebihan utamanya adalah tahan temperatur
dalam kisaran antara (-50° - +170°C), umumnya dalam bentuk
botol.
b. Polycarbonate (PC) tahan suhu panas bahkan hingga suhu
sterilisasi.
c. Saran (PVDC) penggunaan utamanya adalah sebagai casing
produk sosis.
d. Surlyn sebagai pelapis dalam pembentukan laminat untuk
kemasan snack guna memperbaiki sifat-sifat permeabilitas
pengemas.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 22
IV. TEKNOLOGI RESIN PLASTIK
A. ASAL USUL RESIN PLASTIK Resin plastik pertama kali dicoba untuk disintesis untuk meniru karet alam. Hal
ini kira-kira berlangsung pada akhir abad 17, yaitu saat diketahui bahwa karet
alam adalah suatu senyawa organik yang berupa polimer. Akan tetapi dalam
perkembangannya kemudian, plastik yang ditemukan lebih sesuai diaplikasikan
untuk memproduksi tekstil atau pengganti serat kapas (rayon) dan serat sutra
alam. Perkembangan tersebut sebenarnya tidak terlalu mengherankan jika
diingat bahwa kapas dan sutra adalah suatu polimer, sehingga sifat-sifat polimer
plastik yang ditemukan menyerupai sifat-sifat rayon.
Plastik pertama yang memasuki pasar dunia adalah acrylic, atau lebih dikenal
dengan nama polymethyl methacrylate. Hal ini berlangsung pada tahun 1936,
dewasa ini acrylic lebih berkembang untuk tujuan pelapisan khususnya sebagai
bahan baku cat.
Polyethylene sebagai plastik yang paling banyak diterapkan untuk pengemasan
saat ini, ditemukan pada tahun 1933 oleh Reginald Gibson and Eric Fawcett di
perusahaan Inggris raksasa Imperial Chemical Industries (ICI). Polyethylene
dapat dianggap sebagai resin plastik yang terpenting karena penggunaan bahan
dasar ini secara keseluruhan mencapai 70% dari semua jenis plastik untuk
kemasan (LDPE = 32.5%; HDPE = 29.1%; PET = 9.3%).
Polyethylene adalah bahan resin yang murah, memiliki fleksibilitas yang tinggi
dan ketahanan kimia yang cukup baik. Pada awal-awal ditemukannya, telah
dikembangkan menjadi LDPE dan HDPE, dewasa ini berbagai jenis
pengembangan resin plastik ini dapat ditemukan pada katalog-katalog industri
pengemas, seperti misalnya Polyethylene Terephthalate (PET atau PETE) dan
Ethylene Vinyl Alcohol Copolymer (EVOH). Sebelum perang dunia kedua, PET
digunakan sebagai bahan baku tekstil yang dikenal dengan nama polyester.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 23
Polyethylene juga merupakan bahan baku tupperware, suatu peralatan untuk
menyimpan bahan pangan dalam berbagai bentuk yang sangat popular.
Meskipun demikian, turunan polyethylene yang paling spaktakuler kemungkinan
adalah Teflon yaitu polyfluoroethylene suatu senyawaan antara polyethylene
dengan gas fluor. Meskipun Teflon tidak diproduksi sebagai bahan pengemas,
namun sekarang ini digunakan untuk melapisi hampir semua peralatan masak-
memasak.
Polypropylene, dengan persentase penggunaan sekitar 10.6% terhadap total
resin plastik, dtemukan pada tahun 1950 oleh Paul Hogan and Robert Banks
dari perusahaan Phillips Petroleum di Belanda. Resin ini juga mengalami
banyak usaha modifikasi yang dianggap dapat memperbaiki sifat-sifatnya,
diantaranya dikenal BOPP (Biaxially Oriented Polypropylene) yaitu perubahan
orientasi polimernya secara biaxial.
Polystyrene (dan Styrofoam) adalah resin plastik yang mempunyai sifat fisik
keras dan kaku dan dapat dipatahkan bahkan dalam bentuk lembaran yang tipis
sekalipun. Styrofoam yang merupakan busa polystyrene sangat popular
penggunaannya sebagai gelas dan kotak panganan. Polystyrene ditemukan
oleh Hermann Staudinger pada tahun 1922, perusahaan terkenal Amerika
Serikat yang bernama Dow Chemical kemudian memperkenalkan dan
memasarkan produk-produk plastik polystyrene pada tahun 1937 dan pada
tahun 1953 Hermann Staudinger memenangkan hadiah Nobel kimia karena
penemuan-penemuannya terhadap sifat-sifat polimer resin plastik.
Styrofoam ditemukan oleh Ray McIntire pada tahun 1954 secara tidak sengaja.
Pada saat itu Ray McIntire mencoba menggunakan polystyrene sebagai bahan
isolasi listrik, namun plastik tersebut terlalu keras dan mudah patah. Dia
kemudian mereaksikannya dengan isobutylene dalam kondisi bertekanan
sehingga dihasilkan busa polystyrene yang 30 kali lebih ringan dari polystyrene.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 24
Saran atau PVDC sangat terkenal penggunaannya di luar negeri sebagai casing
sosis, juga sebagai plastik tipis transparan pembungkus biskuit maupun cups
(Gambar 4A) untuk wadah yogurt dan (Gambar 11), akan tetapi agak jarang
digunakan untuk produk dalam negeri karena harganya yang relatif lebih mahal
dibanding plastik yang sangat murah seperti LDPE, PP dan PS. Saran
ditemukan pada tahun 1933 oleh Ralph Wiley, seorang kariawan di perusahaan
Dow Chemical.
Gambar 11. Kantong plastik Saran (PVDC).
Saran diproduksi dengan mereaksikan monomer vinylide chloride dengan
monomer acrylic esters dan carboxyl groups tak jenuh sehingga membentuk
polimer vinylide chloride. Saran tahan terhadap asam, basa maupun pelarut
organik disamping itu juga mampu menahan uap air dan gas lainnya.
Beberapa bahan kemasan lainnya yang meskipun bukan resin pastik, namun
akan diperkenalkan berikut ini karena produk ini sangat sering digunakan secara
bersama-sama dengan plastik yaitu: ALUFO, cellophane dan kertas
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 25
Aluminum foil atau ALUFO terdiri dari 98.5% aluminum dan 1.5% adalah besi
dan silika, sedangkan parchment paper atau kertas roti adalah sejenis kertas
tahan panas yang digunakan untuk melapisi pan pada waktu pemanggangan
cake (bolu), roti, kukis dan sebagainya. Kertas jenis ini tidak boleh berbau dan
berasa dan terbuat dari serat kapas (atau sellulosa lainnya seperti serat kayu)
ada yang dilapisi minyak dan ada yang tidak dilapisi minyak.
Kertas minyak (Wax paper) digunakan sebagai pelapis antar lapisan kue bolu
agar tidak lengket, akan tetapi jenis kertas ini tidak terlalu tahan panas seperti
halnya parchment paper. Kertas minyak dibuat dari sejenis kertas tissu yang
diberi lapisan paraffin.
Cellophane dibuat dari bahan kertas namun memiliki penampakan seperti plastik
tipis transparan. Cellophane dikenal di Indonesia sebagai pelapis kemasan
bagian luar rokok kretek. Ciri khas Cellophane yang membedakannya dengan
plastik adalah sangat mudah disobek. Cellophane ditemukan oleh Jacques E.
Brandenberger pada 1908, kemudian dikembangkan oleh perusahaan Amerika
DuPont.
B. TEKNIK PRODUKSI KEMASAN Sebagai ilustrasi akan diuraikan proses pembuatan plastik transparan LDPE.
Resin plastik ini diproduksi dari gas ethylene yang dipolimerisasi dengan
menggunakan radikal bebas oksigen atau hidroperoksida pada suhu 250oC
dibawah tekanan yang sangat tinggi, sekitar 3000 atmosfir. Mekanisme reaksi
polimerisasi dengan inisiasi oleh radikal bebas adalah sebagai berikut (Gambar
12):
Polimer yang diperoleh kemudian dibuat menjadi lapisan tipis dengan proses
ekstrsusi yang disusul dengan perenggangan sehingga membentuk lembaran
yang siap dibentuk menjadi kantong ataupun kemasan lainnya seperti laminat.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 26
Gambar 12. Polimerisasi ethylene
Gambar 13. Ekstrusi dan peregangan plastik membentuk lapisan tipis
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 27
Gambar 14, Proses pelapisan pada plastik LDPE
Gambar 15. Produk multiplayer yang terdiri dari lapisan: Surlyn/BOPP/LDPE/Metallized BOPP.
Polyethylene kemungkinan adalah bahan plastik termurah sehingga
penggunaannya sangat luas dan sering menjadi bahan pelapis utama kemasan
laminat. Pelapisan atau laminating sering diterapkan pada LDPE untuk
memperbaiki sifat-sifat fisik kimianya. Proses ini dilakukan menggunakan rol
panas seperti diperlihatkan pada Gambar 14. Dengan metoda ini beberapa jenis
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 28
plastik lapisan tipis dilapis bersusun dan membentuk bahan kemasan yang
disebut laminat. Proses ini disebut juga multilayering, contoh kemasan multilayer
diperlihatkan pada Gambar 15.
Bentuk kemasan lainnya, selain yang berbentuk lembaran, diproduksi dengan
berbagai cara, diantaranya yang paling umum disarikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Proses produksi berbagai bentuk kemasan.
PROSES PRODUK APLIKASI
Extrusi Films/ Sheets Film plastik, kantong plastik ukuran besar maupun kecil, - Thermoforming sheets sebagai bahan pembuatan tray dan Tubes
Extrusi dan blow-moulding Hollow bodies Botol, jar dan drum
Injection blow-moulding Hollow bodies Botol, jar dan Pot
Calandering Films/ Sheets Thermoforming sheets sebagai bahan baku tray
Rotational moulding
Hollow bodies (large volume) Pallets
Thermoforming
Menggunakan Sheet (lembaran) Hasil ekstrusi dan calandering
Tray containers, Kotak makan – tutp botol dan jar, Cups dan Pots
Injection Moulded units Tray containers, kotak makan, tutup botol dan jar, Pots – dan Tubs
Expanding foam Moulded units dan sheets. Tray containers dan Food transport pallets
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 29
V. SIFAT-SIFAT FISIK UTAMA KEMASAN PLASTIK
A. KETEBALAN Ketebalan plastik pengemas berpengaruh langsung terhadap berat, harga,
kekuatan mekanis dan daya tahannya terhadap penetrasi gas dan uap air,
sehingga menjadi faktor penting yang harus diperhitungkan dalam pemilihan
pengemas. Ketebalan plastik dinyatakan dalam ukuran yang disebut mil, yaitu 1
mil = 25 µm. Oleh karena 1 µ = 0.025 mm, sehingga film plastik yang
mempunyai ketebalan 4 mil berarti sama dengan: 4 x (0.025 mm) = 0.1 mm.
Ketebalan film plastik yang paling tipis, misalnya tipe wrapping film yang
berbentuk gulungan dan banyak digunakan untuk menutupi berbagai panganan
mulai dari ayam, buah-buahan dan sebagainya yang biasanya disimpan diatas
tray styrofoam adalah sekitar 2 mil atau 0.05 mm. Untuk kotak salad transparan
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 8B mempunyai ketebalan sekitar 150
mil, sedangkan kotak makan dari bahan styroform (Gambar 8C) dapat mencapai
ketebalan hingga 1000 mil. Cups, gelas plastik dan pot yang ada dipasaran di
Indonesia sebagian besar dari bahan LDPE, PP dan PS. Ketiga jenis bahan ini
termasuk jenis plastik yang relatif murah. Aturan umum untuk membedakannya
bisanya adalah, untuk ketebalan yang sama bahan dari LDPE jauh lebih lentur
dibanding PP dan PS, PS biasanya sama sekali tidak dapat dilenturkan dan
akan cenderung patah, sedangkan kekerasan PP berada diantaranya.
Kemasan snack dewasa ini sebagian besar berupa laminating, yaitu plastik
LDPE yang diberi lapisan Alumunium. Kemasan type metallysed film adalah
kemasan plastik yang diberi lapisan alumunium yang sangat tipis, hanya sekitar
400 hingga 500 Angstrom (1 Angstrom = 0.0001 µ = 0.00025 mil) atau sekitar 0.1
mil. Meskipun lapisan alumuniumnya sangat tipis, namun hal ini akan dapat
meningkatkan sifat daya tahan tembusnya (permeabilitas) dan dapat menahan
masuknya oksigen hingga beberapa kali lipat dibanding plastik non-metallysed.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 30
Selain metallysed film, juga banyak dikembangkan akhir-akhir ini plastik
multilayer diantaranya (selain yang telah disinggung diatas) adalah:
A. Foamed PP/EVOH/PP (tebal: 500-1400 mil)
B. PP/EVOH/PP (tebal : 300-2000 mil)
C. PS/EVOH/PE (tebal :300-2000 mil)
D. PVC/EVOH/PE (tebal : 250-650 mil)
E. APET/EVOH/PE (tebal :150-600 mil)
F. APET/EVOH/PE (tebal : 50-150 mil)
Pengaruh pelapisan ini (multiplayer) terhadap daya tahan terhadap pengolahan
diperlihatkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Pengaruh multilayer terhadap daya tahan terhadap pengolahan
Daya Tahan Terhadap Pengolahan Tipe Multi Layer Pastuerisasi Sterilisasi Microwave Oven Freezer
(-20)
Aplikasi
A Sangat baik (Excellent)
Sangat baik (Excellent)
Sangat baik (Excellent)
Tidakbaik (bad)
-
Fresh meat, poultry, seafood
B Sangat baik (Excellent)
Sangat baik (Excellent)
Sangat baik (Excellent)
Tidakbaik (bad)
-
Map, Hot Fill High acid, retort
C Biasa (Ok)
Tidak baik (bad)
Tidak baik (bad)
Tidakbaik (bad)
Excellent Hot Fill, MAP
D Tidak baik (bad)
Tidak baik (bad)
Tidak baik (bad)
Tidakbaik (bad)
Good Pasta, MAP*
E Tidak baik (bad)
Tidak baik (bad)
Tidak baik (bad)
Tidakbaik (bad)
Excellent Pasta, MAP
F Biasa (Ok)
Biasa (Ok)
Biasa (Ok)
Tidakbaik (bad)
Biasa (Ok) Lamination
*MAP= modified atmosfer packaging.
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 31
B. DAYA TAHAN TEMBUS (PERMEABILITAS) Daya tahan tembus yang penting terhadap bahan kemasan adalah:
a. daya tahan tembus terhadap uap air
b. data tahan tembus oksigen
c. daya tahan tembus terhadap komponen aromatik (volatile)
d. data tahan tembus terhadap minyak
Daya tahan tembus terhadap uap air disebut WVTR (Water vapor transmission
rate) dan dinyatakan dalam gram air yang dapat menembus plastik per meter
bujur-sangkar dalam 24 jam. Daya tahan tembus terhadap oksigen dan gas
disebut juga permeabilitas oksigen. Masing-masing jenis plastik memiliki
kemampuan menahan tembusan dari air, oksigen dan gas lainnya. Plastik
multilayer sangat meningkat ketahanannya terhadap tembusan karena masing-
masing lapisan dapat memerankan peranannya dalam menahan gas dan air.
Ilustrasi daya tahan tembus dari plastik multilayer diperlihatkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Daya tahan tembus dan permeabitas.
Daya Tahan Tembus Tipe Multi Layer Oksigen Air Aroma Minyak
A Sangat baik (Excellent)
Baik (Good)
Sangat baik (Excellent)
Baik (Good)
B Sangat baik (Excellent)
Baik (Good)
Sangat baik (Excellent)
Baik (Good)
C Sangat baik (Excellent)
Biasa (Ok)
Sangat baik (Excellent)
Tidak baik (bad)
D Sangat baik (Excellent)
Baik (Good)
Baik (Good)
Tidak baik (bad)
E Sangat baik (Excellent)
Baik (Good)
Baik (Good)
Baik (Good)
F Sangat baik (Excellent)
Baik (Good)
Baik (Good)
Tidak baik (bad)
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 32
C. GAYA TARIK, TUSUK DAN PERSEN PERPANJANGAN Sifat lain yang penting pada plastik adalah gaya tarik (Tensile Strength), gaya
tusuk (Puncture) dan persen perpanjangan (Elongation). Disamping itu juga
penampakan (haze dan gloss). Data sifat-sifat fisik yang seharusnya menyertai
plastik sebagai data teknis dalam perdagangan mencakup antara lain seperti
yang diperlihatkan pada contoh data suatu jenis plastik berikut ini (Tabel 8).
Tabel 8. Data teknis yang umum dijumpai dalam perdagangan plastik.
Sifat Fisik StandarASTM
Satuan Metrik
Satuan British
Ketebalan _ 45µ 1.8mil
Tensile Strength D-882 43N/mm2 _
Elongation D-882 100% _
Haze D-1003 6 _
Gloss _ 80 _
Puncture Plasotpil _ _
Oxygen 23°C, dry
D-3985 3.0cc/m2/day 0.2cc/100in2/day
Carbon Dioxide 23°C, dry
D-1434 _
_ 12cc/m2/day
_ 0.8cc/100in2/day
WVTR 38°C, 90% E-96 1g/m2/day 0.1g/100in2/day
Pengetahuan Kemasan Plastik
Untuk Industri Pangan dan Jasa Boga 33
BAHAN RUJUKAN Krochta, J.M.. E.A. Baldwin., M.O. Nisperos-Carriedo. 1994. Edible Coatings
and Films to Improve Food Quality. Technomic Publishing. Co. Switzerland. Man, C.M.D. dan A.A. Jones. Shelf-Life Evaluation of Foods. Blackie Academic
and Professional. Chapman and Hall. Madras. Mathlouthi. M., B. Jasse. A.M. Seuvre. Permeability and structure in polymeric
packaging materials. Blackie Academic and Professional. Chapman and Hall. Madras.
http://www.cptplastics.com/. Diakses pada tanggal 26 Januari 2004. http://www.americanplasticscouncil.org/benefits/about_plastics/resin_codes/resin
.html. Diakses pada tanggal 26 Januari 2004. http://inventors.about.com/library/inventors/blplastic.htm. Diakses pada tanggal
26 Januari 2004. Syarief, R., S, Santausa., St. B. Isyana. 1989. Buku dan Monograf: Teknologi
Pengemasan Pangan. PAU Pangan dan Gizi. IPB.
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004