Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERWARNA DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA
DI PAUD WITRI 1 KOTA BENGKULU
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri
Bengkulu Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana dalam Bidang Pendidikan Islam Anak Usia Dini
OLEH :
DEWI ELIA GUSMITA
NIM. 1316251517
PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
( I A I N ) BENGKULU
TAHUN 2018 M / 1439 H
2
KEMENTRIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
Alamat: Jln. Raden Fatah Pagar Dewa Telp. (0736) 51276, 51171 Fax: (0736) 51171 Bengkulu
NOTA PEMBIMBING
Hal : Skripsi Sdr. Dewi Elia Gusmita
NIM : 1316251517
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu
Di Bengkulu
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah membaca dan memberikan arahan
serta perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa Skripsi ini :
Nama : Dewi Elia Gusmita
NIM : 1316251517
Judul : Penggunaan Media Gambar Berwarna Dalam Meningkatkan
Kemampuan Mengenal Warna di PAUD Witri 1 Kota Bengkulu
Telah memenuhi syarat untuk diujikan pada sidang munaqasyah
skripsi guna memperoleh Sarjana dalam bidang Ilmu Tarbiyah. Demikian,
atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I
Deni Febrini, M.Pd
NIP. 197502042000032001
Bengkulu, ……………. 2018
Mengetahui
Pembimbing II
Dra. Aam Amaliyah, M.Pd
NIP. 196911222000032002
3
KEMENTRIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
Alamat: Jln. Raden Fatah Pagar Dewa Telp. (0736) 51276, 51171 Fax: (0736) 51171 Bengkulu
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Penggunaan Media Gambar Berwarna Dalam
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna di PAUD Witri 1 Kota
Bengkulu”, yang disusun oleh Dewi Elia Gusmita, NIM. 1316251517, telah
dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Tadris
IAIN Bengkulu pada hari Selasa, 28 Agustus 2018, bidang Ilmu Tarbiyah.
Ketua,
Dr. Suhirman, M.Pd : _______________________
NIP. 196802191999031003
Sekretaris
Fatrica Syafri, M.Pd.I : _______________________
NIP. 198510202011012011
Penguji I
Dr. Husnul Bahri, M.Pd : _______________________
NIP. 196209051990021001
Penguji II
Ahmad Syarifin, M.Ag : _______________________
NIP. 198006162015031003
Bengkulu, Agustus 2018
Mengetahui Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris
Dr. Zubaedi, M. Ag., M. Pd
NIP.196903081996031005
4
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr.Wb
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA
GAMBAR BERWARNA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENGENAL WARNA DI PAUD WITRI 1 KOTA BENGKULU ”.
Sholawat beriring salam semoga terlimpah kepada nabi akhiruzzaman
Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang selalu
istiqomah dengan ajarannya.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari dosen pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan
bantuan dengan ikhlas.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari dosen pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan
bantuan dengan ikhlas. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Sirajuddin,M.,M.Ag.,MH, selaku Rektor IAIN Bengkulu.
2. Dr. Zubaedi, M.Ag, M.Pd.selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN
Bengkulu.
3. Nurlaili, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.
4. Fatrica Syafri, M.Pd selaku ketua prodi PIAUD yang telah memberikan
pengarahan dalam penyelesaian Skriipsi ini,
5
5. Deni Febrini, M.Pd Selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan
sumbangan pikiran dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Dra. Aam Amaliyah, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan
sumbangan pikiran dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis hanya mampu berdo’a dan berharap semoga beliau-beliau yang
telah berjasa selalu diberikan rahmat dan karunia oleh Allah SWT. Dengan segala
kerendahan hati dan rasa sadar skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
izinkanlah penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
perkembangan ilmu ilmu pengetahuan maupun kepentingan lainnya.
Bengkulu, April 2018
Penulis
Dewi Elia Gusmita
NIM. 1316251517
6
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Dewi Elia Gusmita
NIM : 1316251517
Fakultas /prodi : Tarbiyah/PIAUD
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi saya yang
berjudul “ Penggunaan Media Gambar Berwarna Dalam
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna di PAUD Witri 1 Kota
Bengkulu”, adalah asli hasil karya atau penelitian saya sendiri dan bukan
plagiasi dari karya orang lain. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa
Skripsi ini adalah hasil plagiasi maka saya siap dikenakan sanksi
akademik.
Bengkulu, Agustus 2018
Penulis
Dewi Elia Gusmita
NIM. 1316251517
7
MOTTO
Artinya :
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S. Alam Nasyrah: 6)
8
PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya...
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan
kasih sayang-Mu telah memberikan ku kekuatan, membekali ku dengan ilmu
serta memperkenalkan ku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang
engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah
Muhammad SAW. Ku persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang
sangat ku kasihi dan kusayangi.
1. Untuk Ayahku M. Tamami Bahtiar dan Ibuku tercinta Nurlaili, Sebagai tanda
bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang telah memberikan kasih sayang, segala
dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat ku
balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan.
2. Spesial untuk Suamiku Lukman Hakim, dan anakku Ahzahrah Keysya Putri yang
selalu menjadi penyemangatku dan selalu memberikan motivasi dalam penulisan
SKRIPSI ini.
3. Dosen pembimbingku Bunda Deni Febrini, M.Pd dan Ibu Aam Amaliyah, M.Pd,
yang telah banyak waktu yang diberikan dalam menuntunku menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
4. Untuk Sahabatku Hevie Vela Nura, Artika Syafitri, Kotri Lusiana, Eki Trisna
Wati, Mika Lisiana, serta teman Seperjuangan PIAUD Angkatan 2013, terima
kasih untuk semua kenangan yang telah kita lalui selama ini.
5. Semua sahabat seperjuangan mahasiswa prodi PIAUD
6. Almamater Tercinta
9
ABSTRAK
Dewi Elia Gusmita, NIM. 1316251517, 2018 judul Skripsi: “Penggunaan Media
Gambar Berwarna Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna di PAUD
Witri 1 Kota Bengkulu”. Skripsi: Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia
Dini, Fakultas Tarbiyah dan Tadris, IAIN Bengkulu. Pembimbing : 1. Deni
Febrini, M.Pd, 2. Dra. Aam Amaliyah, M.Pd
Pembelajaran mengenal warna pada anak tidak berkembang disebabkan
karena tidak adanya dorongan atau motivasi orang tua dalam memfasilitasi
kebutuhan bermain anak. Kurang adanya alat permainan yang dapat
menambahkan kemampuan mengenal warna anak. Orang tua selalu melarang
anak bermain menggunakan barang-barang bekas. Padahal dari barang-barang
bekas anak akan lebih kreatif dalam membuat permainan. Kurangnya pengetahuan
orang tua tentang pengarah alat permainan terhadap kemampuan anak. Kurangnya
media-media baik diramah maupun di sekolah, mengakibatkan anak kurang aktif.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan media
gambar berwarna dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna pada anak
PAUD Witri 1 Kota Bengkulu ? Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui
penggunaan media gambar berwarna dapat meningkatkan kemampuan mengenal
warna pada anak PAUD Witri 1 Kota Bengkulu.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian classroom
action research penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun teknik pengumpulan
datanya dalam penelitian ini adalah menggunakan tes, observasi dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian melalui media gambar berwarna secara
keseluruhan terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan mengenal warna
anak. Ini dapat dilihat melalui tindakan pra siklus, siklus I dan siklus II yang
terjadi peningkatan secara signifikan, ini dibuktikan dengan hasil pencapaian
anak pada kemampuan mengenal warna 80%, kemampuan menunjuk warna 80 %,
dan pengelompokkan warna 75%. Hasil rata-rata kelas yang dicapai 78 %. Hasil
tersebut belum mencapai batas kriteria yang akan dicapai peneliti sebesar 75%.
Selanjutnya melalui pendekatan media gambar berwarna anak dapat lebih aktif
dan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran.
Kata Kunci: Media Gambar Berwarna, Kemampuan Mengenal Warna
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
NOTA PEMBIMBING ............................................................................... ii
PENGESAHAN .......................................................................................... iii
MOTTO ...................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ...................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ........................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5
C. Batasan Masalah ......................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ................................................................................ 8
1. Media Gambar Berwarna ....................................................... 8
2. Hakekat Warna ...................................................................... 21
3. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini ................................... 24
B. Penelitian yang relevan ................................................................ 26
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 28
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 28
11
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 30
B. Setting Penelitian ........................................................................ 30
C. Subjek Penelitian ......................................................................... 31
D. Sumber Data ................................................................................ 31
E. Prosedur Penelitian ...................................................................... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35
G. Teknik Analisis Data ................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ....................................................... 39
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 43
C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 65
B. Saran ........................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anaksecara menyeluruh atau menekankan kepada
perkembangan seluruh aspek kepribadian anak.1 Pendidikan anak usia dini
sekarang ini telah banyak bermunculan di masyarakat, baik pendidikan formal
maupun informal.2 Perkembangan kemampuan anak bermakna bagi
pengembangan potensi anak secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan
dan seni budaya. Menurut ahli permainan mendukung tumbuhnya pikiran
kreatif, karena di dalam bermain anak memilih permainan sendiri yang mereka
sukai, belajar membuat identifikasi banyak hal.
TK adalah tempat anak belajar, dan berkembang lewat permainan.
Dunia anak adalah dunia bermain, melalui bermain anak memperoleh
pelajaran yang mendukung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi dan
perkembangan fisik, untuk meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap,
pengetahuan serta kemampuan mengenal warna anak melalui berbagai
permainan yang dapat menumbuhkan potensi anak secara optimal.
Alat permainan tersebut dapat dibeli dari toko-toko mainan, juga dapat
digali dan dikumpulkan dari sekeliling kita. Permainan membentuk suatu
bagian dari wilayah pembelajaran, dan harus diberikan oleh taman kanak-
1 Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 2014) h. 22 2 Martinis, Yamin, Panduan Paud: Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Referensi, 2012),
h. 4
1
2
kanak kepada anak didiknya. Pengembangan kemampuan dalam
mengungkapkan nilai-nilai keindahan sangat penting yang berkaitan dengan
seni.
Paud memegang peranan yang sangat penting dan menentukan bagi
sejarah perkembangan anak selanjutnya. Sebab Paud merupakan pondasi bagi
dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini
akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, yang
akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja, dan
produktivitas. Dan pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan
mengoptimalkan potensi yang dimiliki.3
Guru adalah pendidik yang memberi kesempatan pada anak untuk
berekspresi dan bereksplorasi.4 Guru juga tidak menyadari keragaman
karakteristik anak, sehingga kemampuan mengenal warna dalam kegiatan
sehari-hari kurang berkembang. Anak sekarang lebih suka menulis dan
membaca dari pada permainan balok dengan berbagai warna. Sekarang ini
anak seakan tenggelam atau kurang berkembang. Perkembangan teknologi
yang sangat pesat dengan adanya komputer yang bisa mencetak warna atau
mengakibatkan orang menjadi malas untuk mengenal warna secara alami atau
menggunakan media yang ada di lingkungan sekitar atau membuat sendiri.
Perkembangan warna terutama permainan balok warna di taman kanak-
kanak sangat penting agar anak dapat berimajinasi sesuai apa yang ada dalam
pikiranya.
3 Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017)16 4 Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, Usia Taman Kanak-
kanak, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 30
3
Berdasarkan hasil kegiatan observasi pra penelitian yang peneliti
lakukan diketahui bahwa anak-anak di Paud Witri 1 Kota Bengkulu
kemampuan mengenal warna nya kurang berkembang.5 Anak masih ditunggui
orang tuanya, atau kurang mandiri, keijasama antar anak kurang, tidak
semangat dalam belajar atau kurangnya motivasi baik dari anak maupun orang
tuanya. Masalah ini disebabkan karena banyak hal diantaranya: pola asuh dari
orang tua yang sering melarang anak-anaknya yang sedang bermain, sehingga
anak kurang kreatif dan cenderung tidak mandiri. Orang tua yang selalu
melindungi anak atau otoriter menghambat tumbuhnya kemampuan mengenal
warna anak. Orang tua yang kurang memahami karena tidak pernah
mengetahui cara menumbuhkan daya imajinasi dalam mengenal warna untuk
menggunakan benda-benda di sekitar kita dengan seefesien mungkin.
Dalam meningkatkan aktivitas belajar sangat terkait dengan proses
pencarian ilmu. Betapa pentingnya belajar, karena itu dalam Al-Quran Allah
berjanji akan meningkatkan derajat orang yang belajar dari pada yang tidak.
Sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Mujadilah 58:11 yang berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu
“Berlapang-lapanglah dalam majelis ”, maka lapangkanlah niscaya Allah
akan member kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu
”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
5 Observasi Awal melalui wawancara dengan guru di PAUD Witri 1 Kota Bengkulu , pada
02 Maret 2017
4
beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.6
Pembelajaran mengenal warna pada anak tidak berkembang disebabkan
karena tidak adanya dorongan atau motivasi orang tua dalam memfasilitasi
kebutuhan bermain anak. Kurang adanya alat permainan yang dapat
menambahkan kemampuan mengenal warna anak. Orang tua selalu melarang
anak bermain menggunakan barang-barang bekas. Padahal dari barang-barang
bekas anak akan lebih kreatif dalam membuat permainan. Kurangnya
pengetahuan orang tua tentang pengarah alat permainan terhadap kemampuan
anak. Kurangnya media-media baik diramah maupun di sekolah,
mengakibatkan anak kurang aktif.
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, diperoleh informasi bahwa
anak bermain dengan benda-benda seadanya yang disediakan diramah maupun
di sekolah dan terbatas jumlah dan jenisnya. Di Paud Witri 1 Kota Bengkulu,
pengembangan seni kurang waktunya dalam 1 minggu pengembangan seni
sebanyak 2 kali pertemuan.7
Agar pengenalan warna pada anak berkembang secara optimal anak
harus diberi kebebasan dalam bermain, disebabkan alat permainan yang sesuai
dengan perkembangan anak atau sesuai dengan usia anak. Dengan bermain
anak dapat memanfaatkan sejumlah gambar berwarna yang menarik perhatian
sejumlah anak. Dengan gambar berwarna yang edukatif juga membantu guru
6 Departemen Agama RI: Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2010)
h.643 7 Observasi awal, melalui wawancara dengan ibu Wulan (Guru Paud) pada 20 September
2017 pukul 10.00 Wib
5
dalam mengajar, guru lebih mudah dalam menjelaskan dan anak akan cepat
mengerti dan memahami penjelasan dari guru.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya kemampuan
mengenal warna pada anak melalui sebuah media pembelajaran. Dalam hal
ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengenalan warna
anak melalui media gambar berawm, maka dari itu penulis mengambil judul
“Penggunaan Media Gambar Berwarna dalam Meningkatkan
Kemampuan Mengenal warna di Paud Witri 1 Kota Bengkulu ”.
B. Identifikasi Masalah
1. Masih ada anak yang kurang kreatif kemungkinan disebabkan karena guru
kurang kreatif dalam menggunakan media pembelajaran.
2. Kemampuan mengenal warna pada anak belum berkembang secara
optimal, kemungkinan disebabkan karena kurangnya dorongan/motivasi
guru/orang tua dalam memfasilitasi kebutuhan bermain anak.
3. Metode yang digunakan guru masih konvensional, atau hanya tertuju pada
media bermain anak.
4. Guru hanya tertuju pada anak yang aktif
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu meluas, maka peneliti membatasi
masalah dalam penelitian ini:
1. Adapun yang dimaksud dengan media gambar adalah segala sesuatu yang
diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan
ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film,
strip, dan proyektor.
6
2. Kemampuan mengenal warna merupakan kemampuan mengenali warna
dan bentuk tentu tidak didapat secara instan. Sebuah proses yang tidak
sebentar bagi anak untuk mengenali berbagai macam warna dan bentuk
yang ada.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uiaran latar belakang sebelumnya, maka dapat dirumuskan
rumusan masalah dalam penelitian ini yakni: Apakah penggunaan media
gambar berwarna dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna pada
anak Paud Witri 1 Kota Bengkulu ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media
gambar berwarna dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna pada
anak Paud Witri 1 Kota Bengkulu.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan yaitu
manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis
a. Dapat memberikan masukan berupa konsep-konsep, sebagai upaya
meningkatkan dan mengembangkan ilmu dalam bidang pendidikan.
b. Dapat menjadi bahan pembelajaran untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi jajaran dinas pendidikan atau lembaga terkait, hasil penelitian
dapat dipertimbangkan untuk menentukan kebijakan di bidang
7
pendidikan terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah.
b. Bagi kepala sekolah dan pengawas, hasil penelitian dapat membantu
meningkatkan pembinaan profesional kepada guru agar lebih efektif
dan efisien.
c. Bagi para guru, hasil penelitian dapat menjadi tolak ukur dan bahan
pertimbangan guna melakukan pembenahan dan koreksi diri untuk
pengembangan profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Media Gambar Berwarna
a. Pengertian Media Gambar
Gambar pada dasamya membantu mendorong para siswa dan
dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka
dalam kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif
dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan
menggambar serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-
ingat isi materi bacaan dari buku teks. 8
Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang
paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai
gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan
sesuai demgan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah
semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Alat peraga dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru
dalam mengajar anak-anak sekolah dasar.Sehingga tidak tergantung
pada gambar dalam buku teks ,tetapi dapat lebih kreatif dalam
mengembangkan alat peraga agar para murid menjadi senang belajar
8 Sarjanaku, Pengertian Media Gambar Pemanfaatan Data Proses Belajar Mengajar
,(sumber: http://www.sarjanaku.com diunggah pada 05/05/2011, pukul 22.00 Wib, dan diakses
pada 10/09/2017pukul 21.00 Wib
9
media Inggris. Media Intervisual adalah yang media digunakan untuk
membawa pesan dengan suatu tujuan. Jadilah kelebihan alat peraga
visual khususnya sebagai salah satu dari media pembelajaran yang
efektif.
Di bawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya :
1) Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara
visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun
pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film,
strip, opaque proyektor.9
2) Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang
merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati
dimana saja.10
3) Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan
pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif
terhadap lingkungan.
b. Fungsi Media Gambar
Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual
dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran”.11
Media grafis visual sebagimana halnya media yang lain. Media
grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
9 Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, (Jakarta, Kencana
Prenada Medai Group, 2012) h. 18 10
Nelva Rolina, Alat Permainan Edukatif Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ombak, 2012), h.
37 11 Suyadi, dan Dahlia, Implementasi dan Inovasi Kurikulum Paud 2013, (Bandung,
Rosdakarya, 2015) h. 57
10
Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan
disampikan dituangkan ke dalam simbol- simbol komunikasi visual.
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses
penyampian pesan dapat berhasil dan efisien.12
Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi
pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan
dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar termasuk media
yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.
Media gambar untuk membantu guru dan siswa dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar, Secara umum fungsi media
gambar yaitu:
(1) Mengembangkan kemampuan visual.
(2) Mengembangkan imanijasi anak.
(3) Membantu meningkatkan kemampuan anak terhadap hal-hal yang
abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam
kelas.
(4) Mengeningkan kreativitas siswa.
12 Sarjanaku, Pengertian Media Gambar Pemanfaatan Data Proses Belajar Mengajar
,(sumber: http://www.sarjanaku.com diunggah pada 05/05/2011, pukul 22.00 Wib, dan diakses
pada 10/09/2017pukul 21.00 Wib
11
Gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan
elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan
dengan baik, spesifik, dan jelas”.13
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jika penggunaan media
gambar tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan dan disertai
dengan penjalasan - penjelasan yang sesuai dan tepat yang dapat
menunjukkan keadaan yang digambarkan serta gambar dan penjelasan-
penjelasan tersebut dapat disajikan secara terorganisir, jelas dan
spesifik, sehingga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam
elemen-elemen pengetahuan dalam sebuah pembelajaran,
c. Pemanfaatan Media Gambar Berwarna Pada Proses Belajar Mengajar
Di antara media pendidikan, gambar/ foto adalah media paling
umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat
dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah
Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari
pada seribu kata.
Gambar ilustrasi fotografi adalah gambar yang tidak dapat
diproyeksikan, dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak
maupun dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna
umumnya menarik perhatian. Semua gambar mempunyai arti, uraian
dan tafsiran sendiri. Karena itu gambar dapat dipergunakan sebagai
media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi peserta
13 Muhammad Idris, dkk, Pemanfaatan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas IV SD Inpres Salabenda, (Jurnal Kreatif Tadulako Online
Vol. 4 No. 11 ISSN 2354-614X), h. 158
12
didik yang memungkinkan belajar secara efisien peserta didik yang
berkaitan dengan pemanfaatan media gambar dalam data PBM.
Manfaat media pembelajaran bagi guru adalah :
1) Memudahkan pengertian ketika anak-anak sedang mendengarkan.
2) Dapat melafalkan dengan baik arti dari kosa kata.
3) Dapat membaca dengan benar.
4) Tersedianya suatu topik kata.
5) Memudahkan jalan komunikasi antara guru dan murid.
Ada berbagai macam yang alat peraga visual yang secara efektif
dapat digunakan oleh para guru di dalam kelas.Guru sekolah dasar
harus menggunakan beberapa alat peraga visual dalam pembelajaran
untuk memudahkan mengajar. Sebagian dari alat peraga visual yang
kita dapat digunakan adalah , gambar-gambar, tabel, poster, kartun dan
benda nyata.14
Gambar yang berwarna - wami dapat membuat murid dalam
belajar bahasa Inggris menjadi semangat. gambar ini dapat
menerjemahkan konsep abstrak menjadi lebih realistis dan berwujud,
sehingga murid tidak hanya dapat membayangkan saja. Dengan
mengambil gambar-gambar dari surat kabar, majalah dan kalender
tentu tidak membutuhkan biaya mahal. Disamping itu suasana
pembelajaran menjadi semakin menyenangkan. Ini dapat dilakukan di
semua tingkatan di sekolah dasar.
14 Mayasa. Pengertian Media Pembelajar ,(Sumber: http://m4v-a5a.blogspot.co.id, blog
diunggah pada 04/05/2012pukuL23.00 Wib, dikases pada 10/09/2017pukul 21.00 Wib
13
Simpulannya media gambar adalah perwujudan lambang dari
hasil peniruan-peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, atau
ide-ide yang divisualisasikan kedalam bentuk 2 dimensi. Bentuknya
dapat berupa gambar situasi dan lukisan yang berhubungan dengan
pokok bahasan.
1. Prinsip-prinsip pemakaian media gambar.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang
spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan
mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok
pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa
kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana tujuan instruksional
yang ingin dicapainya adalah kemampuan siswa
membandingkan kelompok hewan bertulang belakang dengan
tidak, maka gambar-gambarnya harus memperhatikan
perbedaan yang mencolok.
2) Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan
pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar
memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan
dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan
pokok-pokok pelajaran. Pameran gambar di papan
pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan sama
seperti di dalam ruang kelas. Gambar-gambar yang ril sangat
14
berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena maknanya akan
membantu pemahaman para siswa dan cara itu akan ditiru
untuk hal-hal yang sama dikemudian hari.15
3) Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada
menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah
penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar
yang sedikit tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali
mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih.
Banyaknya ilustrasi gambar-gambr secara berlebihan, akan
mengakibatkan para siswa merasa dirongrong oleh sekelompok
gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak menghasilkan
kesan atau inpresi visual yang jelas, jadi yang terpenting adalah
pemusatan Perhatian pada gagasan utama. Sekali gagasan
dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa berfaedah
memperbesar konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar
hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan
memperagakan konsep-konsep pokok artinya apa yang
terpenting dari pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang
menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain berturut-turut
secara lengkap.
15Fitri Wulandari. Media Visual Pada PAUD. (Sumber: http:// fitriawulandaripaud.
blogspot.co.id 12/10/2015 Diakses pada 25 Oktober 2017 Pukul 19.17 WIB
15
4) Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh karena
gambar-gambar itu sangat penting dalam mengembangkan
kata-kata atau cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru.
Misalnya dalam mata pelajaran biologi. Para siswa mengamati
gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur
menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama, apa ciri-ciri
membedakan satu sama lain. Guru bisa saja tidak bisa mudah
dipahami oleh para siswa yang bertempat tinggal di lingkungan
hutan tropis asing. Demikian pula istilah supermarket
terdengar asing bagi siswa-siswa yang hidup si kampung.
Melalui gambar itulah mereka akan memperoleh kejelasan
tentang istilah Verbal.16
5) Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar
para siswa akan didorong untuk mengembangkan keterampilan
berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk
kegiatan lainnya. Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam
hal ini sangat diperlukan bagi para siswa dalam membaca
gambar-gambar itu.
6) Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan
gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru
bisa mempergunakan gambar datar, slides atau transparan
untuk melakukan evaluasi belajar bagi para siswa. Pemakaian
16 Fitri Wulandari. Media Visual Pada PAUD. (Sumber: http:// fitriawulandaripaud.
blogspot.co.id 12/10/2015 Diakses pada 25 Oktober 2017 Pukul 19.17 WIB
16
instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan
guru, dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensip
serta menyeluruh.
d. Kemampuan Mengenal Warna
Kemampuan mengenal warna merupakan salah satu lingkup
perkembangan kognitif yang harus dikuasai anak. Moeslichatoen R.
berpendapat bahwa untuk mengembangkan kognitif anak dapat
dipergunakan metode yang mampu menggerakkan anak untuk berpikir,
menalar, mampu menarik kesimpulan dan membuat generalisasi.
Kemampuan Mengenal warna merupakan kemampuan
mengenali warna dan bentuk tentu tidak didapat secara instan. Sebuah
proses yang tidak sebentar bagi anak untuk mengenali berbagai macam
warna dan bentuk yang ada. Mengenalkan anak pada bentuk dan warna
bisa mengembangkan kecerdasan, bukan hanya mengasah kemampuan
mengingat, tapi juga imajinatif dan artistik, pemahaman mang,
keterampilan kognitif, serta pola berpikir kreatif.17
Di usia batita, anak memang harus dikenalkan pada bentuk dan
warna yang menekankan pada auditory, visual dan memory,
pengenalan ketiga hal tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan
intelektual anak. Pengenalan warna erat kaitannya dengan pengasahan
kemampuan imajinatif dan artistik anak. Dalam bahasa lain, lebih
mengasah bakat dan kemampuan di bidang seni. Dan salah satu faktor
17 Kamus Online Bahasa Indonesia, (Sumber: www.KamusBahasaIndonesia.org) diakses
pada dikases pada 10/09/2017pukul 21.00 Wib
17
pembangun imajinasi dan kreativitas adalah aspek warna. Anak yang
memperoleh stimulasi mengenai tata warna , tentu akan dengan cepat
memadukan warna yang serasi antara benda yang satu dengan benda
lainnya hingga betul-betul enak dilihat. Selain mengasah bakat dan
kemampuan di bidang seni, pengenalan warna juga berkaitan erat
dengan pola berpikir altemative.
Berdasarkan dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa kemampuan mengenal warna pada anak merupakan lingkup
perkembangan kognitif yang harus dikuasai anak untuk mengenali
warna yang berkaitan dengan pengasahan kemampuan imajinatif yang
dapat mengembangkan kecerdasan pada anak.
Dalam pemilihan gambar yang baik untuk kegiatan pengajaran
terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya,
seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. Kekeliruan
dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan
gambar yang palsu dikatakan asli.
2) Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan
kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan
mengandung nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi
bingung dan tidak tertarik pada gambar.
3) Bentuk item. Hendaknya sipengamat dapat memperoleh tanggapan
yang tetap tentang obyek-obyek dalam gambar.
18
4) Perbuatan. Gambar hendaknya hal sedang melakukan perbuatan.
Siswa akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-
gambar yang sedang bergerak.
5) Fotografi. Siswa dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai
fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional
seperti terlalu terang atau gelap. Gambar yang bagus belum tentu
menarik dan efektif bagi pengajaran.
6) Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai
gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dicapai
Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang telah dikemukakan
di atas juga berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif atau
tidak untuk digunakan dalam pengajaran. Gambar yang tidak
memenuhi kriteria tidak dapat digunakan sebagai media dalam
mengajar.
19
2. Mengajar siswa membaca gambar
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar
siswa membaca gambar: 18
1) Warna. Siswa sangat tertarik pada gambar-gambar berwarna.
Umumnya pada mulanya mereka mengamati warna sebelum
mereka mengetahui nama warna, barulah ia tafsirkan. Pada
umumnya mereka memilikji kriteria tersendiri tentang kombinasi
warna-warna. Melatih menanggapi, membedakan, dan menafsirkan
warna perlu dilakukan guru terhadap para siswa.
2) Ukuran. Dapat dibandingkan mana yang lebih besar antara seekor
ayam dengan seekor sapi, mana yang lebih tinggi antara seorang
manusia dengan gereja, dan sebagainya.
3) Jarak. Maksudnya agar anak dapat mengira-ngira jarak antara suatu
obyek dengan obyek lainnya dalam suatu gambar, misalnya jarak
antara puncak gunung latar belakangnya.
4) Sesuatu gambar dapat menunjukkan suatu gerakan. Mobil yang
sedang diparkir yang nampak dalam sebuah gambar, dalam gambar
terdapat sebuah simbol-simbol gerakan.
5) Temperatur. Bermaksud anak memperoleh kesan apakah di dalam
gambar temperaturnya dingin atau panas. Bandingkan gambar yang
menunjukkan musim salju dan gambar orang-orang yang berada
18 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta, Aswaja Presindo, 2014)
h. 70
20
dalam keadaan membuka pakaian. Maka dapat dibedakan
temperatur rendah dan keadaan panas.
e. Strategi Mengenalkan Warna Pada Anak Usia Dini
Pengenalan warna bermanfaat untuk meningkatkan daya pikir
serta kreativitas anak. Untuk membentuk anak yang terampil dan
cerdas harus dimulai dari usia dini.19
Meletakkan, menanamkan dasar-
dasar pengetahuan yang lebih mudah kepada anak, agar anak bisa lebih
gampang menerimanya. Salah satunya dengan mengenalkan warna .
Aktvitas mengenalkan warna juga mampu mendorong anak membuat
suatu inovasi besar, kepekaan anak akan meningkat terhadap suatu
objek yang dilihatnya, sehingga anak juga akan mampu membedakan
dan 10 menganalisa. Cara mengenalkan warna dengan strategi
bermain adalah :20
1. Alat dan bahan: Gelas aqua (9 buah), Air, Pewarna makanan
merah, kuning, biru
2. Cara kerja:
a) Isi 3 gelas aqua dengan air bening (tidak berwarna).
b) Teteskan pewarna merah ke dalam gelas pertama, kuning ke
dalam gelas kedua dan bim ke dalam gelas ke tiga. Apa yang
terjadi?.
c) Bagilah cairan berwarna merah, kuning dan bim tadi masing-
masing menjadi tiga.
19 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2009) h. 122 20 Syaoful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011) h. 135
21
d) Campurkan cairan merah dengan kuning, akan menjadi orange.
e) Campurkan cairan merah dengan bim, akan menjadi ungu.
f) Campurkan cairan kuning dengan bim, akan menjadi hijau.
2. Hakekat Warna
a. Pengertian Warna
Warna merupakan elemen penting dalam semua lingkup disiplin
seni rupa, bahkan secara umum warna merupakan bagian penting dari
segala aspek kehidupan manusia. Dalam seni rupa, warna bisa berarti
pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang
terdapat di permukaan benda.21
Warna sangat mendukung dalam unsure-unsur keindahan,
dengan warnalah sesuatu akan indah. Menurut Sulasmi Darma Prawira
dalam warna sebagai salah satu unsur seni dan desain, (1989)
mengemukakan warna adalah “ Salah satu keindahan dan desain
selain unsur visual seperti garis, bidang, bentuk nilai dan ukuran”.
Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia , warna adalah yang
ditangkap oleh mata ketika memandang sesuatu yang memantulkan
cahaya (merah, kuning, hijau) corak rupa- rupa dalam kehidupan
masyarakat.22
Warna dapat ditinjau dari beberapa aspek antara lain :
1) Aspek fisika bahwa warna adalah gelombang cahaya matahari
melalui sebuah prisma yang akan terurai sehingga menjadi
21
Ismail. Pengertian Warna. (sumber: http://bukuilmu-anda.blogspot.com diunggah pada
01/10/2011 pukul 23.00 Wib, dan diakses pada 24/11/2017 pukul 21.00 Wib 22 Kamus Online Bahasa Indonesia, (Sumber: www.KamusBahasaIndonesia.org) diakses
pada dikases pada 10/09/2017pukul 21.00 Wib
22
spectrum cahaya yang sampai pada mata sehingga kita dapat
melihat warna.
2) Warna ditinjau dari aspek Fisiologi atau Faal bahwa merupakan
stimulasi cahaya yang memantul dari suatu objek.
Teori warna menurut ilmu alam dan pigmen dijelaskan bahwa
warna dan ilmu alam terdiri dari dua unsure sinar matahari atau cahaya
dalam bahasa latin disebut spectrum. Warna ada tiga spectrum yang
mempunyai panjang yang sama yaitu sinar merah, sinar kuning dan
sinar biru. Sementara para pendidik serta para seniman menyebar
luaskan warna merah, kuning dan biru. Ilmuan fisika dan ahli psikologi
mempunyai gagasan yang berbeda, bila warna merah, kuning dan biru
adalah warna-warna utama yang pigmen ,para ahli fisika memandang
bahwa warna utama untuk cahaya adalah merah,hijau, dan biru. Tiga
warna dasar merah kuning dan biru merupakan lingkaran warna.
b. Jenis-jenis Warna
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai bermacam-
macam corak warna yang digunakan baik dalam kehidupan sehari-hari
benda mainan ataupun bentuk bangunan. Jenis-jenis warna dapat
dibagi sebagai berikut:
(1) Primer: Merupakan warna utama atau pokok yaitu merah, kuning,
dan biru
(2) Binari ( secondary): Yaitu warna kedua yang terjadi dari golongan
antara dua warna primer, warna tersebut adalah merah campur biru
23
jadi violet. Merah campur kuning jadi orange biru dicampur kuning
jadi orange, biru dicampur kuning menjadi hijau.
(3) Warna antara (intermediasi): Warna ini adalah warna campuran
dari warna primer dan binari misalnya merah dicampur hijau
menjadi merah hijau.
(4) Tertier (warna ketiga): merupakan warna-warna campuran dari dua
warna binari misalnya violet dicampur dengan hijau dan
sebagainya
(5) Quartenari. Ialah warna campuran dari dua warna tertier misalnya
semacam hijau violet. Dicampur dengan orange hijau, hijau orange
dicampur dengan violet orange.
c. Manfaat Warna pada Penglihatan
Kehadiran warna yang beraneka corak dalam kehidupan sehari-
sehari akan memberikan pengenalan yang baik pada kesehatan,
terutama pada alat-alat indra kita. Fungsi warna bermanfaat bagi
Stimulasi penglihatan. Warna biru untuk menurunkan denyut jantung,
tekanan darah dan frekuensi nafas, hingga dua puluh persen ,selain itu
juga untuk relaksasi, mengurangi rasa kawatir,cemas, nafsu makan dan
meditasi. Hijau untuk memberikan efek rasa damai tenang tentram,
bebas, sejuk, menurunkan hormone stress dalam darah dan
menurunkan fungsi otot, Merah merupakan warna excited, berfungsi
untuk meningkatkan aktifitas otak dan tonus otak, juga memberikan
rasa hangat. Orange memberikan efek yang sama dengan warna merah
24
tetapi lebih ringan, orange merupakan warna aktifitas dan energy
sedikit menurunkan efek depresi dan merangsang nafsu makan.
Kuning merupakan penampilan stabil dapat meningkatkan penampilan
yang baik, konsentrasi dan produktivitas.
3. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
Menurut Catron dan Allen menyebutkan bahwa terdapat enam aspek
perkembangan anak usia dini ,yaitu kesadaran personal, kesehatan
emosional, sosialisasi,komunikasi, kognitif, ketrampilan motorik.
Kemampuan motorik sangat pentng dan harus dipertimbangkan sebagai
interakal. Ketrampilan tidak dipandang sebagai perkembangan tambahan,
melainkan sebagai komponen yang integral dari lingkungan bermain yang
baik. Perkembangan anak pada enam aspek dibawah ini membentuk fokus
sentral sebagai pengembangan kurikulum bermain kreatif pada anak usia
dini. 23
a. Pengembangan emosi
Melalui permain anak dapat belajar menerima berekspresi dan
mengatasi masalah.
b. Kesadaran personal
Permainan yang kreatif memugkinkan perkembangan kesadaran
sosial bermain mendukung anak tumbuh secara mandiri dan memiliki
kontrol atas lingkungannya. Melalui bermain anak dapat menemukan
hal yang baru, bereksplorasai. Meniru dan mempraktekkan kehidupan
23 Syamsu Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011), h. 47
25
sehari-hari sebagai sebuah langkah dalam membagun ketrampilan
menolong dri sndiri, ketrampilan ini membuat anak merasa kompeten
dengan cara yg positif, bermain juga memberikan kesmpatan pada
anak untuk mengenal diri meraka dan untuk mengembangken pola
perilaku yg memuaskan dalam hidup.
c. Membangun sosialisasi
Bermain memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak
ketika berbagi dengan anak lain dan untuk kemampuan soialisasi dan
memperluas empati terhadap oranglain serta mengurangi sikap
egosentrisme. Pengembangn komunikasi bermain merupakan alat yang
paling kuat untuk membelajarkan.
d. Kemampuan berbahasa anak
Melalui komunikasi anak dapat memperluas kosa kata dan
mengembangkan daya penerimaan serta mengekspresikan kemampuan
berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang
dewasa pada situasi bermain spontan.
e. Pengembangan kognitif
Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif
terlibat dengn lingkungan, untuk bermain dan bekerja dalam
menghasilkan suatu karya, serta untuk memenuhi tugas-tugas
perkembangan kognitif lainnya.24
24 Novan Ardy Wiyani, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Gava
Media, 2014), h. 61
26
f. Pengembangan kemampuan motorik
Kesempatan yang luas untuk bergrak pengalaman belajar utk
menemukan, aktivitas sensorik motor yang meliputi pengunaan otot-
otot besar dan kecil. Memungkinkan anak untuk memenuhi
perkembangan perseptual motorik.25
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Mardhiyah (2014) tentang “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Melalui Metode
Eksperimen Kelompok A Ra Tamanagung 3 Muntilan”. Hasil penelitian
ini menunjukkan dengan metode eksperimen dapat meningkatkan
kemampuan mengenal warna dibuktikan dari hasil observasi pratindakan
awal yang berani mencoba, tetapi masih kurang pas pada waktu
mengutarakan hasil pencampuran warna . Pada siklus I kemampuan
mengenal warna mencapai 60% dan pada siklus II mengalami
peningkatan menjadi 90%. Dengan demikian secara keseluruhan keaktifan
anak mengalami peningkatan 30 %.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Latifa (2010) tentang “ Peningkatan
Kemampuan Mengenal Warna dengan Metode demonstrasi Pencampuran
Pewarna Kue”. Berdasarkan hasil analisis data nilai rata-rata 2,5 atau
mencapai 63,3 % yang diperoleh pada siklus I dan nilai rata-rata 3 atau
mencapai 78,3 % yang diperoleh pada siklus II, maka metode demonstrasi
25 Novan Ardy Wiyani, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, h. 62
27
dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna pada anak usia 4-6
tahun bisa diterima.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Welas (2012) tentang “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Melalui Media Balok pada
Anak Kelompok B di TK ABA Ngaren Pedan Klaten Tahun Ajaran
2012/2013. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa penggunaan
media balok dapat meningkatkan kemampuam mengenal warna pada anak
di TK ABA Ngaren Pedan Klaten. Adapun langkah-langkah penggunaan
media balok yang berhasil sebagai berikut (a) menyiapkan media sebelum
anak memasuki ruangan, (b) menjelaskan terlebih dahulu kegiatan yang
akan dilakukan, (c) menjelaskan media yang akan digunakan, (d)
mengkondisikan suasana yang menyenangkan dan memberi variasi
kegiatan yang penunjang,(e) menirukan gaya seseorang yang sedang
memimpin, dapat menunjukkan sikap sedih dan senang, (f) menugaskan
anak secara individu dengan lembar keija anak, (g) memberi motivasi anak
yang belum mampu.
Adapun persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
atau mengkaji kemampuan mengenal warna pada anak usia dini, namun letak
perbedaannya adalah pada media dan metode yang digunakan, serta jumlah
informan penelitian yang juga berbeda.
28
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kerangka berfikir penelitian diatas, maka dapat
digambarkan bahwa penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
mengenal warna pada anak melalui media gambar berwarna.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Berdasarkan kerangka berpikir penelitian di atas, maka dapat
digambarkan bahwa penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
mengenal warna pada anak melalui media gambar berwarna.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah kalimat pernyataan penelitian yang dihasilkan dari hasil
kajian teoretis dunia pustaka. Pernyataan ini merupakan jawaban sementara
dari permasalahan yang dikaji dalam penelitian. Hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah:
Kondisi Awal Guru menggunakan media
seadanya dalam
mengembangkan
kemampuan menbgenal
warna pada anak
Hasil: Anak
kurang mampu
mengenal warna
dengan baik
Selanjutnya harus ada
media yang sesuai
untuk meningatkan
kemampuan mengenal
warna pada anak
Guru
menggunakan
media gambar
berwarna
Siklus I
Siklus II
Hasil: Anak
dapat
mengenal
warna dengan
baik
29
Ha: adakah penggunaan media gambar berwarna dapat meningkatkan
kemampuan mengenal warna di PAUD Witri 1 Kota Bengkulu?
Ho: adakah penggunaan media gambar berwarna tidak dapat meningkatkan
kemampuan mengenal warna di PAUD Witri 1 Kota Bengkulu?
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian tindakan kelas (classroom action research) penelitian tindakan
kelas (PTK) merupakan sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan
oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk
memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang praktik-praktik kependidikan.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang
dalam mengatasi praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan
membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka
etika yang disepakati bersama.
Penelitian tindakan kelas ini juga dapat diartikan suatu kegiatan ilmiah
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang,
melaksanakan, mengamati, dan mereflesikan tindakan melalui beberapa siklus
secara kalaboratif dan partisipasif yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.26
B. Setting Penelitian
Waktu dan tempat dalam penelitian ini adalah :
Waktu : Semester I, Tahun Pelajaran 2017/2018
Tempat : PAUD Witri 1 Kota Bengkulu
26`Muhammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Wacana Prima, 2007), h. 4
30
31
C. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di PAUD Witri 1 Kota Bengkulu
. yang berjumlah 13 anak, yang terdiri dari 8 anak perempuan dan 5 anak laki-
laki. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri dibantu oleh guru atau
teman sejawat sebagai kolaborator sekaligus sebagai pengamat ketika
penelitian dilakukan.
D. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dari responden. Dalam hal ini yang
menjadi sumber data primer adalah anak-anak di PAUD Witri 1 Kota
Bengkulu, dan guru kelas.
2. Data Sekunder
Data skunder adalah data yang diperoleh dari hasil penilaian
perkembangan kognitif anak di PAUD Witri 1 Kota Bengkulu, serta
diperoleh dari data pendukung, seperti profil sekolah, majalah, serta
sumber dari Internet.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
menggunakan beberapa siklus. Setiap siklus akan dianalisis sebelum
memperoleh data sejauh mana daya serap anak dan hal-hal yang harus
diperbaiki dan upaya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Secara garis besar
ada 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu: (1) Perencanaan. (2) Pelaksanaan. (3)
32
Pengamatan. (4) Refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-
masing tahap adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Gambar Alur PTK27
Siklus penelitian PTK menurut Kemmis dan Tagart sebagai berikut :
1. Pra Siklus
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) Dengan
menggunakan beberapa siklus. Setiap siklus akan dianalisis sebelum
memperoleh data sejauh mana daya serap siswa dan hal-hal yang harus
diperbaiki. Langkah langkah sebelum siklus dilakukan adalah
mengidentifikasi sejauh mana perkembangan kognitif anak dengan
menggunakan post test dan pretes.
27
Hartiny Rosma. Model Penelitian Tindakan Kelas. (Yogyakarta: Teras, 2010) h. 72
Pelaksanaan
Tindakan I
Perencanaan
tindakan I Permasalahan
Pengamatan atau
Pengumpulan Data
I
Refleksi I Siklus I
Pelaksanaan
Tindakan II
Perencanaan
tindakan II Permasalahan
baru hasil
refleksi
Pengamatan atau
Pengumpulan Data
II
Siklus II
Refleksi II
Apabila
permasalahan belum
terseleseikan
Dilanjutkan siklus
berikutnya
33
2. Siklus I
a. Perencanaan tindakan (planing)
Perencanaan PTK antara lain mencakup kegiatan:
1) Membuat satuan perencanaan tindakan yang akan diberikan kepada
peserta didik pada siklus I.
2) Menggembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dengan memperhatikan indikator-indikator hasilbelajar.
3) Menyiapkan masalah yang diperhadapkan kepada anak dengan
pertanyaan yang direkayasa oleh guru menggunakan objek atau
media yang nyata sehinggan anak belajar mencari dan menemukan
sendiri
4) Membuat lembar observasi aktivitas anak dan guru beserta kriteria
penilaian aktivitas anak dan guru.
b. Pelaksanaan (Action)
Tahap pelaksanaan PTK yang akan dilakukan. Melaksanakan
satuanperencanaan tindakan yang telah dibuat.28
c. Tahap observasi (Observation)
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan kolaborator
mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan-tindakan
tersebut sesuai dengan yang direncanakan. Hasil pengamat dan
kolaborator secara langsung.
28 Muhammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Wacana Prima, 2007), h. 82
34
d. Tahap refleksi (Reflection)
Refleksi dilakuan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa jauh
tingkat perubahan kemampuan peserta didik sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan. Juga mengkaji keberhasilan dan kegagalan sebagai
persiapan tindakan selanjutnya.
3. Siklus II
Setelah melakukan tahapan-tahapan penelitian tindakan pada siklus I,
peneliti melanjutkan penelitian tindakan pada siklus II dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Perencanaan tindakan (Planning)
Berasarkan hasil refleksi pada siklus I, peneliti akan membuat pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
1) Membuat satuan perencanaan tindakan yang akan diberikan kepada
peserta didik pada siklus II.
2) Mengembangkan rencana pelaksana pembelajaran (RPP) dengan
memperhatikan indikator-indikator hasil belajar.
3) Menyiapkan masalah yang diperhadapkan kepada anak dengan
pertanyaan yang direkayasa oleh guru menggunakan objek atau media
yang nyata sehinggan anak belajar mencari dan menemukan sendiri
4) Membuat lembar observasi aktivitas anak dan guru beserta kriteria
penilaian aktivitas anak dan guru.
b. Tahap pelaksanaan (Action)
35
Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarka RPP yang dikembangkan
dari hasil refleksi siklus I.
c. Tahap observasi (Observation)
Peneliti dan Guru akan melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran.
d. Tahap Refleksi (Reflection)
Peneliti akan melakukan refleksi terhaap pelaksanaan siklus ke II dan
menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran
yang telah direncanakan dengan melaksanakan tindakan tertentu. Apakah
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan melaksanakan tindakan
tertentu. Apakah pembelajran yang telah dirancang dengan PTK dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran atau memperbaiki masalah yang
diteliti.29
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kelas ini adalah:
1. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian yang berbentuk
suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak-anak
sehingga menghasilkan suatu nilai tentang prestasi anak tersebut.
Berdasarkan penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui
perkembangan kognitif anak melalui masalah yang diperhadapkan kepada
anak yang direkayasa dengan pertanyaaan-pertanyaan oleh guru
29 Legiman, Penelitian Tindakan Kelas, (Jurnal Pdf, Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta),
h. 14
36
menggunakan objek yang nyata sehingga anak mencari dan menemukan
sendiri jawaban masalah yang dibuat guru. Berkaitan dengan tes sebagai
instrumen PTK dapat dibedakan menjadi dua jenis tes, yaitu tes lisan dan
tes tertulis.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes lisan untuk
mengukur kemampuan membaca anak.
2. Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik
atau cara mengumpulkan data dengan jelas mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi digunakan untuk
mencari data yang dibutuhkan dalam penelitian, seperti keadaa siswa,
guru, sekolah.
3. Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan untuk merekam kegiatan peserta didik
dan guru dalam proses kegiatan media gambar berwarna untuk
meningkatkan kemampuan mengenal warna anak berupa hasil tes setiap
siklus yang dilakukan.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan
lembar observasi atau pengamatan terhadap aktivitas guru dan anak dalam
proses pembelajaran.
Pengolahan data hasil observasi sangat bergantung pada pedoman
observasinya, terutama dalam mencatat hasil observasi. Hasil observasi yang
37
dinyatakan dalam bentuk peryataan-peryataan sebagaimana adanya yang
tampak dari prilaku yang diobservasi, diolah dengan melakukan analisis dan
interprestasi seluruh hasil amatan tersebut.30
Data hasil observasi dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut:
Rata-rata = JumlahSkor
JumlahObservasi
Sedangkan untuk memberikan interprestasi terhadap rata-rata skor
akhir yang diperoleh digunakan kategori sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kategori Penilaian Hasil Observasi
No Skor X Kategori
1.
2.
3.
4.
BSB : Berkembang Sangat Baik
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
MB : Mulai Berkembang
BB : Belum Berkembang
4
3
2
1
Teknik analisis data ini menggunakan rumus statistik sederhana untuk
mencari nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar anak setelah proses
belajar mengajar berlangsung pada setiap siklusnya. Untuk menganalisis
tingkat keberhasilan atau presentase penguasaan konsep atau materi
pembelajaran berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis
dihitung dengan menggunakan rumus statistik sederhana yaitu:
1. Rumus rata-rata nilai tes yang dugunakan sebagai berikut:
X= 𝑥N
Keterangan:
30 Hartiny Rosma. Model Penelitian Tindakan Kelas. h. 93
38
X = Mean (rata-rata)
𝑥 = Jumlah Nilai
N = Jumlah seluruh anak
2. Untuk mencari persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut:
P= T
N× 100%
Keterangan:
P : Persentase ketuntasan belajar
∑T : Jumlah total anak yang tuntas belajar
∑N : Jumlah total anak yang ada
Untuk lebih jelasnya sesuai dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 31
Tabel 3.3
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Anak Dalam %
Tingkat Keberhasilan (%) Arti
≥ 80% Sangat Tinggi
60-79% Tinggi
40-49% Sedang
20-39% Rendah
≤ 20% Sangat Rendah
Dengan menggunakan ketentuan di atas, peneliti dapat mengetahui
kemampuan mengenal warna anak di PAUD Witri 1 Kota Bengkulu .
31 Hartiny Rosma. Model Penelitian Tindakan Kelas. h. 93
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Sejarah Awal dan kondisi Sekolah
PAUD WITRI1 Kota Bengkulu sangat Kondusif untuk kegiatan
belajar mengajar , karena didukung oleh keadaan fisik sekolah , sarana
prasarana sekolah cukup memadai serta peraturan sekolah yang tertib dan
demokratis sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung denagn
lancer dan efektif.
Berdasarkan informasi, awal mula berdiri PAUD witri adalah
dengan adanya program pemerintah pada tahun 1977 untuk meratakan
jumlah penduduk maka dilakukan program transmigrasi dari pula jawa
yang memiliki jumlah kepadatan pendudukan yang tinggi ke pulau
sumetra yang jumlah kepadatan pendudukanya lebih renda.program ini
dilakukan hampir kesemua wilayah indonesia,termasuk ke propinsi
bengkulu.32
Sesuai dengan program tersebut, maka pemerintah propinsi dan
pemerintah kota serta masyarakat bengkulu berupaya untuk memper luas
kesempatan kepada anak –anak di propinsi bengkulu untuk mengeyam
pendidikan lebih baik dan mengupayakan agar masyarakat dapat hidup
lebih sejahtra serta membina agar tercipta sumber daya manusia (SDM)
32 Sumber, Kepala Sekolah PAUD Witri 1 Kota Bengkulu
3
9
40
yang berkualitas baik disegala bidang kehidupan seperti bidang pertanian,
keamanan, pertahanan, kehutanan, dan sebagainya.untuk itu muncul
insiatif dari ibu dan para istri pegawai transmigrasi untuk membuat suatu
organisasi dibidang pendidikan khususnya lembaga atau yayasan sekolah
taman kanak-kanak witri transmigrasi yang berkedudukan dijalan makarti
no 21 komplek transmigrasi Padang Harapan RT 10 RW 3 Kelurahan
Tanah Patah, Kecamatan Ratu Agung. Dengan berdirinya tk witri tersebut
tepatnya pada tanggal 16 november 1985 ternyata mendapat respon
positif dari diknas mandikbud kota.beliau menghimbau agar yayasan
tersebut dilanjutkan dan dikembangkan hingga saat ini.
PAUD witri pertama kali di isi hanya oleh anak –anak penduduk
komplek transmigrasi saja, dengan jumlah siswa sebanyak ±15 orang
dengan jumlah pendidik sebanyak 2 orang .namun hingga sekarang
jumlah siswa di tk witri telah berjumlah lebih dari ratusan orang dengan
para alumi yang banyak melanjutkan ke jengjang pendidikan yang lebih
tinggi dan telah banyak pula yang menjadi angota masyarakat berkualitas
yang handal di bidangnya masing–masing.
Untuk itu dengan izin allah SWT hingga ini para pengurus yayasan
tk witri mengucapkan terimakasih kepada pemerintah ,baik pemerintah
propinsi maupun pemerintah kota yang telah membantu menyusun dan
mendukung berdirinya yayasan tk witri tersebut.
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. VISI
41
“menjadikan anak didik mampu bersosialisasi dan beradaptasi ”
b. MISI
1) menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia
2) memberikan pelayanan dan bimbingan pada peserta didik sesuai
tingkat perkembangan
3) meningkatkan lkreatifitas melalui inofasi yang berkelanjutan
c. Tujuan
Diharapkan peserta didik dan warga dilembaga PAUD terpadu witri 1
dapat :
1) agar anak-anak mampu berkerja mandiri
2) agar anak-anak mampu berkerja dalam kelompok
3) agar anak-anak bermoral dan memiliki rasa toleransi yang tinggi
4) agar anak-anak mampu berkomunikasi dengan efektif
5) agar anak-anak mampu berfikir kreatif33
3. Jumlah Guru dan Tugasnya
Adapun jumlah guru di TK Witri 1 Kota Bengkulu berjumlah lima
orang pengurus yayasan, satu orang kepala sekolah, delapan orang
guru, satu orang bendahara, satu orang keamanan, satu orang penjaga
sekolah pengurus yayasan
1) Ir.windarti Rahayu Agustina, m.pd
2) Surya Offiana, M.S.i
3) Sri Mariana
33 Sumber: Profil PAUD Witri I Kota Bengkulu, tahun 2018
42
4) Puji Hastuti
5) Dra Jumanah
6) Nama guru PAUD witri 1 kota Bengkulu
no Nama guru Kober Jabatan Mulai
berkerja
1. Emi rusmila ,S.Pd.,Aud Kasekolah 01/10/1999
2. Wilma yanti , S.Pd.,Aud B1 Guru pns 01/01/1989
3. Aret Darmawansyah,S.Pd.I B4 Guru pns 02/01/1986
4. Zurmaryani, S.Pd.,Aud B2 Guru pns 18/07/1994
5. Kartika astuti, S.Pd B3 QYT 28/10/1988
6. Fitria KOBER QTY 05/10/2006
7. Endang susilowati, S.Pd.,Aud AI QTY 20/05/2006
8. Vivi indriani Keamanan QTY 07/01/2009
9. Jesicha puspitasari,s.pd bendahara QTY 01/05/2011
10 Aret darmawansyah,s.pdi Guru pai QTY 10/08/2012
11 Narni,s.pd aud B5 QTY 23/07/2004
12 Haning utami s.pd TU TU 24/08/2015
.13 Wedi efrianto PENJAGA
SEKOLAH
4. Keadaan Siswa
Jumlah siswa di PAUD Terpadu Witri I yaitu 90 siswa, terbagi
menjadi 6 kelas, dapat dilihat melalui tabel berikut :
Tabel 4.1.
Jumlah siswa PAUD Witri 1 Kota Bengkulu
Kelas/saung
Jumlah
murid jumlah
seluruh L P
Sentra seni 7 8 15
Sentra balok 7 8 15
Sentra bahan alam 8 7 15
Sentra micro /macro 7 8 15
Sentra persiapan 6 9 15
Sentra imtaq 7 8 15
Jumlah 42 48 90
43
Siswa PAUD terpadu witri I kota bengkulu menyelenggarakan
kegiatan pendidikan di setiap harinya dari hari senin sampai hari sabtu,
dilakasnakan pada setiap hari senin-kamis yang dimulai dari pukul
07.30WIB sampai dengan 11:00 WIB, sedangkan jum’at sabtu pulang
pukul 10.00 WIB dan masing-masing jam pelajaran terhitung selama 60
menit dengan istirahat selama 30 menit.
Pada hari senin proses belajar mengajar dimulai dari upacarah,
kemudian berbaris didepan kelas, dan dilanjutkan shalat dhuha
berjama'ah. Pada hari jum’at dilaksanakannya pembelajaran PAI di aula.
Sedangkan untuk hari sabtu senam bersama di lapangan.dan hari minggu
libur seperti sekolah semestinya.
Kegiatan anak tidak lepas dari bimbingan guru pembimbing dengan
aturan-aturan tertentu, barang siapa yang melanggar akan dikenakan
sanksi atau hukuman sebagaimana mestinya. Berdasarkan jumlah siswa
yang ada, PAUD Terpadu Witri I kota bengkulu bersama komite
memberikan faasilitas untuk mngembangkan kreatifitas para muridnya.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan oleh PAUD witri PAUD I
untuk meningkatkan mutu/kualitas anak didiknya, maka langkah-langkah
yang diambil antara lain :
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi awal sebelum siklus
Berdasarkan hasil orientasi yang dilakukan sebelum memasuki siklus
dalam penelitian, ada beberapa permasalahan yang dijumpai oleh peneliti
44
selama pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sebelum peneliti
melakukan siklus. Permasalahan yang diperoleh antara lain adalah sebagai
berikut :
a. Kurang kondusifnya proses belajar yang berlangsung
b. Kurangnya kemampuan anak dalam mengenal warna
c. Kurangnya keaktifan anak dalam proses belajar
Berdasarkan beberapa permasalahan yang dijumpai oleh peneliti,
berdasarkan hasil pengamatan ini maka dapat disimpulkan bahwa kemauan
anak untuk berhitung anak disebabkan oleh permasalahan tersebut.
Adapun kemampuan mengenal warna anak sebelum tindakan dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2
Hasil Kegiatan Pra Siklus
No Nama Siswa Keterangan
Keterangan MB BB
1 Muhammad Abil - √ Belum Berkembang
2 Muhammad Raihan - √ Belum Berkembang
3 Rafa Sari √ - Mulai berkembang
4 Aurel Agreini - √ Belum berkembang
5 Rara Sari - √ Belum berkembang
6 Vloren Indah Sari √ - Mulai berkembang
7 Muhammad Gerik - √ Belum Berkembang
8 Ahzahra Inda √ - Mulai Berkembang
9 Nada Fitria - √ Belum Berkembang
10 Najwa Syakira √ - Mulai Berkembang
11 Muhammad Qairil √ - Mulai Berkembang
12 Ibnu Abi - √ Belum Berkembang
13 Sigit Anugrah - √ Belum Berkembang
14 Quin - √ Belum Berkembang
15 Velika Sari - √ Belum Berkembang
Anak yang Mulai Berkembang 5 Anak
Anak yang belum Berkembang 10 Anak
Ket : BSB : Berkembang Sangat Baik diberi skor 4
45
BSH : Berkembang Sesuai Harapan diberi skor 3
MB : Mulai Berkembang diberi skor 2
BB : Belum Berkembang diberi skor 1
Berdasarkan hasil kegiatan di atas dapat diketahui bahwa anak yang
mulai berkembang berjumlah 6 anak, hasil persentase menunjukkan bahwa
34 % anak yang mulai berkembang, sedangkan anak yang belum
berkembang adalah 10 anak, maka persentasenya adalah 66 %. Maka
berdasarkan hasil kegiatan tersebut aspek penilaian kemampuan mengenal
warna anak sebelum tindakan dapat di lihat melalui tabel berikut :
Tabel 4.3
Kemampuan mengenal warna anak Sebelum Tindakan
No Aspek Penilaian Persentase (%)
1 Kemampuan anak mengenal warna 30 %
2 Kemampuan anak menunjuk warna 50 %
3 Kemampuan anak mengelompokkan warna 40 %
Rata-rata 40 %
Target Kriteria Keberhasilan 75,00%
Berdasarkan data yang sudah diperoleh dari pratindakan dapat
diketahui bahwa kemampuan mengenal warna pada anak masih kurang
optimal. Hal ini yang menjadi landasan peneliti untuk meningkatkan
kemampuan mengenal warna anak Kelompok B melalui media gambar
berwarna.
Hasil tindakan Siklus I
Kegiatan awal dari siklus ini dilaksanakan berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan pada orientasi yang menunjukkan beberapa
kendala yang menyebabkan kemampuan mengenal warna anak sebelum
adanya tindakan. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka direncanakan
46
suatu tindakan yang menekankan pada peningkatan kemampuan mengenal
warna anak, dengan menggunakan media gambar berwarna dalam proses
pembelajaran. Dari tindakan ini diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan mengenal warna anak.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, tindakan yang direncanakan terdiri dari
3 kali pertemuan dengan tema materi binatang. Sebelum pembelajaran
di mulai guru telah menyiapkan silabus dan RKH serta lembar
observasi oleh peneliti. Pengamatan dilakukan terhadap proses
pembelajaran baik guru yang mengajar maupun anak yang mengikuti
pembelajaran.
b. `Pelaksanaan tindakan
Dalam tahap ini peneliti bersama kolaborator melaksanakan
pembelajaran melalui Media gambar berwarna. Proses pembelajaran
dalam siklus ini dapat dijabarkan pertemuan pertama ini berlangsung
35 menit.
Tabel 4.4
Hasil tindakan siklus I
No Kegiatan
1. 1. Pembukaan ( ± 30 menit )
salam, bernyanyi,berzikir,berdoa,sholat
shubu(4.2)kg
anak mengamati gambar tentang buah
(2.2)kg
anak dapat melakukan tanya jawab tentang
buah-buahan (2.2)kg
memberitahu aturan main(2.6)soes
47
2. inti ( ± 60 menit )
Anak mewarnai pola gambar buah-buuahan
Anak menghitung gambar buah-buuahan
Anak dapat meniru tulisan’ buah-buahan“
Anak dapat menceritakan hasil karyanya
3. Anak istirahat (30 menit)
bermain
cuci tangan sebelum makan
berdoa sebelum makan dan sesudah makan
makan bersama dengan tertib dan teratur
4. Penutup ( ± 10 menit )
hapalan doa (tahyat akhir)
tanya jawab kegiatan sesudah di lakukan
Berdiskusi tentang kegiatan hari ini
Bernyanyi lagu’Selamat siang’
Berdoa sesudah belajar
Salam
berbaris dengan teratur
c. Observasi
Berdasarkan tindakan yang telah diberikan, maka diperoleh data
penelitian dari siklus I berupa data yang berasal dari hasil pengamatan
dan tes berhitung permulaan anak. Data yang berasal dari pengamatan
merupakan hasil pengamatan aktivitas guru dan aktivitas anak selama
pembelajaran.
1. Data hasil pengamatan aktivitas guru
Berdasarkan pengumpulan data dari pengamatan yang
dilakukan terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5
48
Pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran
N
O Aspek Yang Diamati
1 2 3 4 5
Pra Pembelajaran
1 Menyiapkan ruangan
sebagai tempat untuk
melaksanakan kegiatan
belajar mengajar
√
2 Mengkondisikan kelas dan
memeriksa kesiapan anak
√
3 Menyiapkan materi
pembelajaran
√
4 Pengelolaan kelas √
Membuka Pelajaran
5 Membuka pelajaran
dengan mengucap salam
√
6 Mengecek kehadiran anak
dengan menggunakan
daftar hadir
√
7 Mengadakan kegiatan
apersepsi dan memberi
motivasi
√
8 Menyampaikan kompetensi
yang akan di capai
√
Kegiatan inti
1
0
Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan
media
√
1
1
Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan Media
gambar berwarna
√
Kegiatan penutup
1
2
Mengevaluasi tingkat
penguasaan materi setelah
menyampaikan materi
pembelajaran dengan
menggunakan Media
gambar berwarna
Jumlah Skor 36
Hasil Rata-rata 3,0
Kategori cuku
p
Keterangan :
49
1 = Buruk, 2 = Kurang, 3 = Cukup, 4 = Baik, 5 = Mememuaskan
Skor akhir merupakan hasil dari jumlah keseluruhan skor sesuai
dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 4.6
Katagori penilaian hasil observasi
Jumlah nilai Skor Katagori
4,3 – 5
3,5- 4,2
2,7 – 3,4
1, 9 – 2, 6
1,0- 1, 8
5
4
3
2
1
Memuaskan
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Jadi jumlah skor yang diperoleh dari pengamatan aktivitas
guru dalam pembelajaran yaitu sebesar 36 dengan hasil rata-rata
3,0. Maka dari keterangan kategori penilaian dapat disimpulkan
kemampuan guru dalam menggunakan media gambar berwarna
tergolong cukup.
2. Data hasil pengamatan aktivitas anak
Berdasarkan pengumpulan data dari pengamatan yang
dilakukan terhadap kegiatan anak selama proses pembelajaran
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.7
Pengamatan Aktivitas Anak Dalam Pembelajaran
Tingkat
Pencapaian
Perkembangan
Capaian
Perkembangan
Hasil pengamatan
1 2 3 4 5
50
1. Anak
mengenal
warna dasar
1.1 Anak mampu
mengenal warna
dasar (merah,
kuning, hijau)
√
2. Menunjuk
warna yang
disebutkan
2.1 Anak mampu
menunjukkan
warna yang
diminta oleh
guru
√
3. Mengelompo
kkan warna
3.1 Anak mampu
mengelompokka
n warna yang
sejenis
√
Keterangan :
1 = Buruk
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Memuaskan
Berdasarkan jumlah skor dan nilai rata-rata yang diperoleh
dari siklus I yaitu 9 dengan nilai rata-rata 3 Dari keterangan
kategori penilaian hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan
bahwa aktivitas anak dalam mengikuti proses pembelajaran
dengan menggunakan media gambar berwarna pada siklus I ini
tergolong Cukup.
3. Data hasil tes akhir siklus I
Setelah dilakukan uji instrument siklus I terhadap proses
pembelajaran dengan menggunakan media gambar berwarna,
maka ditemukan adanya peningkatan kemampuan sebelum
dilaksanakan tindakan. Hasil pengamatan pada siklus I dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
51
Tabel 4.8
Hasil Kegiatan Siklus I
No Nama Siswa Keterangan
Keterangan MB BB
1 Muhammad Abil √ - Mulai Berkembang
2 Muhammad Raihan - √ Belum Berkembang
3 Rafa Sari - √ Belum Berkembang
4 Aurel Agreini √ - Mulai berkembang
5 Rara Sari √ - Mulai berkembang
6 Vloren Indah Sari - √ Belum Berkembang
7 Muhammad Gerik - √ Belum Berkembang
8 Ahzahra Inda √ - Mulai Berkembang
9 Nada Fitria √ - Mulai berkembang
10 Najwa Syakira √ - Mulai Berkembang
11 Muhammad Qairil - √ Belum Berkembang
12 Ibnu Abi √ - Mulai Berkembang
13 Sigit Anugrah - √ Belum Berkembang
14 Quin √ - Mulai Berkembang
15 Velika Sari - √ Belum Berkembang
Anak yang Mulai Berkembang 8 Anak
Anak yang belum Berkembang 7 Anak
Berdasarkan hasil kegiatan di atas dapat diketahui bahwa anak yang
mulai berkembang berjumlah 8 anak, hasil persentase menunjukkan bahwa
54 % anak yang mulai berkembang, sedangkan anak yang belum
berkembang adalah 7 anak, maka persentasenya adalah 46 %. Maka
berdasarkan hasil kegiatan tersebut aspek penilaian kemampuan mengenal
warna anak sebelum tindakan dapat di lihat melalui tabel berikut :
Tabel 4.9
Kemampuan mengenal warna anak pada Siklus I
No Aspek Penilaian Persentase (%)
1 Kemampuan anak mengenal warna 65 %
2 Kemampuan anak menunjuk warna 66 %
3 Kemampuan anak mengelompokkan
warna
70 %
Rata-rata 67 %
Target kriteria keberhasilan 75%
52
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kemampuan
mengenal warna anak belum optimal, dapat diketahui kemampuan
anak mengenal warna mencapai 65 %, tingkat kemampuan anak
menunjuk warna mencapai 66 %, dan kemampuan anak
mengelompokkan warna 70%. Hasil tara-rata kelas yang dicapai
67 %. Hasil tersebut belum mencapai batas kriteria yang akan
dicapai peneliti sebesar 75%.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti dengan
guru pada akhir Siklus I, secara umum kemampuan mengenal
warna anak belum berkembang secara optimal. Hal ini
berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada Siklus I belum
mencapai 75% dari jumlah anak hingga perlu dilaksanakan
tindakan perbaikan pada Siklus II.
Tabel 4.10
Refleksi pembelajaran Siklus I
No Permasalahan Saran perbaikan
1 Anak masih keliru dalam
menyebutkan warna
Penggunaan pada media lebih
ditingkatkan
2 Tidak semua anak aktif di
dalam pembelajaran
Guru harus lebih aktif
melakukan pendekatan kepada
anak, memberikan perhatian
yang lebih, serta memotivasi
anak
2. Hasil Tindakan Siklus II
Kegiatan awal dari siklus II ini dilaksanakan berdasarkan hasil
pengamatan pada hasil tindakan siklus I, yang menunjukkan beberapa
kendala yang menyebabkan kemampuan mengenal warna anak pada siklus
53
I. Berdasarkan kendala dan kemampuan mengenal warna anak yang belum
maksimal pada siklus I, maka direncanakan suatu tindakan pada siklus II
yang menekankan pada peningkatan kemampuan mengenal warna anak
dalam proses pembelajaran melalui media gambar berwarna . Dari
tindakan siklus II ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
mengenal warna anak.
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus II, peneliti membuat
desain pembelajaran Berhitung yang dirancang oleh peneliti dibantu
oleh guru mata pelajaran. Desain dibuat berdasarkan observasi pada
proses pembelajaran.
Pada tahap perencanaan, tindakan yang direncanakan terdiri
dari 3 kali pertemuan dengan materi rekreasi. Sebelum pembelajaran
di mulai guru telah menyiapkan silabus dan RKH serta lembar
observasi yang akan dilakukan oleh peneliti. Peneliti bersama guru
mata pelajaran juga telah mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RKH), alat dokumentasi, serta media yang digunakan
(RKH terlampir pada lampiran).
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti bersama guru mata pelajaran
melaksanakan pembelajaran melalui media gambar berwarna . Proses
pembelajaran dalam siklus ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
Pertemuan pertama ini berlangsung 35 menit.
54
Tabel 4.11
Kegiatan Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan
1. Pembukaan ( ± 30 menit )
salam, bernyanyi,berzikir,berdoa,sholat subuh
anak mengikuti lomba tarik tambang
anak melakukan tanya jawab tentang lomba
memberitahu aturan main
2. inti ( ± 60 menit )
Anak dapat mewarnai pola gambar buah-
buahan(2.3)kg
Anak dapat menghitung jumlah buah(3.12)
Anak dapat menulis “saya suka buah apel
“(3.3,4.3)moh
3. istirahat (30 menit)
bermain
cuci tangan sebelum makan
berdoa sebelum makan dan sesudah makan
makan bersama dengan tertib dan teratur
4. Penutup ( ± 10 menit )
hapalan doa
tanya jawab kegiatan sesudah di lakukan
Berdiskusi tentang kegiatan hari ini
Bernyanyi lagu’jangan suka bohong’
Berdoa sesudah belajar
Salam
berbaris dengan teratur
c. Observasi
Berdasarkan tindakan yang telah diberikan, diperoleh data
penelitian dari siklus I berupa data yang berasal dari hasil pengamatan
dan tes kemampuan mengenal warna anak. Data yang berasal dari
pengamatan merupakan hasil pengamatan aktivitas guru dan aktivitas
anak selama proses pembelajaran berlangsung.
55
1. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru
Berdasarkan pengumpulan data dan pengamatan yang
dilakukan terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran
maka dapat di peroleh hasil yang terdapat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.12
Pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran
N
O Aspek Yang Diamati
1 2 3 4 5
Pra Pembelajaran
1 Menyiapkan ruangan
sebagai tempat untuk
melaksanakan kegiatan
belajar mengajar
√
2 Mengkondisikan kelas dan
memeriksa kesiapan anak
√
3 Menyiapkan materi
pembelajaran
√
4 Pengelolaan kelas √
Membuka Pelajaran
5 Membuka pelajaran
dengan mengucap salam
√
6 Mengecek kehadiran anak
dengan menggunakan
daftar hadir
√
7 Mengadakan kegiatan
apersepsi dan memberi
motivasi
√
8 Menyampaikan
kompetensi yang akan di
capai
√
Kegiatan inti
1
0
Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan
media
√
1
1
Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan Media
gambar berwarna
√
Kegiatan penutup
1
2
Mengevaluasi tingkat
penguasaan materi setelah
menyampaikan materi
√
56
pembelajaran dengan
menggunakan Media
gambar berwarna
Jumlah Skor 42
Hasil Rata-rata 3,5
Kategori cukup
Skor akhir merupakan hasil dari jumlah keseluruhan skor sesuai
dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 4.13
Katagori penilaian hasil observasi
Jumlah nilai Skor Katagori
4,3 – 5
3,5- 4,2
2,7 – 3,4
1, 9 – 2, 6
1,0- 1, 8
5
4
3
2
1
Memuaskan
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Jadi jumlah skor yang diperoleh dari pengamatan aktivitas
guru pada siklus II yaitu sebesar 42, dengan hasil rata-rata 3,5.
Maka dari keterangan kategori penilaian dapat disimpulkan
kemampuan guru dalam menggunakan media gambar berwarna
tergolong baik.
2. Data hasil pengamatan aktivitas anak
Berdasarkan pengumpulan data dari pengamatan yang
dilakukan terhadap kegiatan anak selama proses pembelajaran
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.14
Pengamatan aktivitas anak dalam pembelajaran
Tingkat Pencapaian
Perkembangan
Capaian
Perkembangan
Hasil pengamatan
1 2 3 4 5
57
1. Anak mengenal
warna dasar
1.2 Anak mampu
mengenal
warna dasar
(merah, kuning,
hijau)
√
2. Menunjuk
warna yang
disebutkan
2.2 Anak mampu
menunjukkan
warna yang
diminta oleh
guru
√
3. Mengelompokk
an warna
3.2 Anak mampu
mengelompokk
an warna yang
sejenis
√
Keterangan :
1 = Buruk
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Memuaskan
Berdasarkan jumlah skor dan nilai rata-rata yang diperoleh
dari siklus II yaitu 11 dengan nilai rata-rata 3,6 . Maka dapat
disimpulkan bahwa aktivitas anak dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan media gambar berwarna
pada siklus II ini tergolong Baik.
3. Data hasil tes akhir siklus II
Setelah dilakukan uji instrument siklus II terhadap proses
pembelajaran dengan menggunakan media gambar berwarna ,
maka ditemukan adanya peningkatan kemampuan hasil belajar.
Hasil belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
58
Tabel 4.14
Hasil Kegiatan Siklus II
No Nama Siswa Keterangan
Keterangan MB BB
1 Muhammad Abil √ - Mulai Berkembang
2 Muhammad
Raihan √ - Mulai Berkembang
3 Rafa Sari - √ Belum Berkembang
4 Aurel Agreini √ - Mulai berkembang
5 Rara Sari √ - Mulai berkembang
6 Vloren Indah Sari √ - Mulai Berkembang
7 Muhammad Gerik √ - Mulai Berkembang
8 Ahzahra Inda √ - Mulai Berkembang
9 Nada Fitria - √ Belum Berkembang
10 Najwa Syakira - √ Belum Berkembang
11 Muhammad Qairil √ - Mulai Berkembang
12 Ibnu Abi √ - Mulai Berkembang
13 Sigit Anugrah √ - Mulai Berkembang
14 Quin √ - Mulai Berkembang
15 Velika Sari √ - Mulai Berkembang
Anak yang Mulai Berkembang 12 Anak
Anak yang belum Berkembang 3 Anak
Berdasarkan hasil kegiatan di atas dapat diketahui bahwa
anak yang mulai berkembang berjumlah 12 anak, hasil persentase
menunjukkan bahwa 80 % anak yang mulai berkembang,
sedangkan anak yang belum berkembang adalah 3 anak, maka
persentasenya adalah 20 %. Maka berdasarkan hasil kegiatan
tersebut aspek penilaian kemampuan mengenal warna anak
sebelum tindakan dapat di lihat melalui tabel berikut :
59
Tabel 4.15
Kemampuan mengenal warna anak pada Siklus II
No Aspek Penilaian Persentase (%)
1 Kemampuan anak mengenal warna 80 %
2 Kemampuan anak menunjuk warna 80 %
3 Kemampuan anak mengelompokkan warna 75 %
Rata-rata 78 %
Target kriteria keberhasilan 75,00%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa tiga aspek
seperti kemampuan anak mengalami peningkatan yang sangat baik,
pada aspek kemampuan anak mengenal warna dan mengelompokkan
anak juga mengalami peningkatan yang baik. Kemampuan anak
mengenal warna pada Siklus II menjadi 80%, kemampuan anak
menunjuk warna 80%, dan kemampuan anak mengelompokkan warna
80%. Rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 78 % dengan kriteria baik.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi pada Siklus II lebih mengarah pada evaluasi
proses dan pelaksanaan setiap tindakan. Secara keseluruhan
pelaksanaan Siklus II berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil
pengamatan peneliti dan guru dapat disimpulkan bahwa penggunaan
strategi meedia gambar berwarna untuk meningkatkan kemampuan
mengenal warna anak telah menunjukan keberhasilan. Keberhasilan
tersebut dapat ditunjukan pada tabel di bawah ini:
60
Tabel 4.16
Hasil tindakan pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No Aspek
Penilaian
Pertemuan
Pratindakan Siklus I Siklus II
1 Kemampuan anak
mengenal warna
30% 66% 80 %
2 Kemampuan anak
menunjuk warna
40% 65% 80 %
3 Kemampuan anak
mengelompokkan
warna
50% 70% 75 %
Dari data pada tabel di atas yang berupa hasil observasi Siklus II
dalam meningkatkan kemampuan mengenal warna anak Kelompok B
dapat diperjelas melalui grafik di bawah ini :
Gambar 4.2
Grafik Ketuntasan anak seluruh siklus
Pada pelaksanaan tindakan dengan menggunakan media gambar
berwarna siklus II ini telah berjalan dengan baik. Dari hasil evaluasi
pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang telah
dilakukan sudah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
sebelumnya, dan telah mencapai hasil belajar yang telah diharapkan.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Pratindakan Siklus I Siklus II
Kemampuan Mengenal warnaKemampuan Menunjuk Warna
61
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada tahap pelaksanaan penelitian ibi dilakukan melalui dua siklus, dan
setiap siklusnya terdiri perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Dari tiap hasil dari siklus dilakukan evaluasi dan refleksi tindakan yang akan
dilanjutkan ke tahap penelitian selanjutnya, untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Dalam melaksanakan PTK dapat dilkukan oleh guru sendiri
maupun berkolaborasi dengan orang lain. Adapun hasil dari penelitian yang
telah dilaksanakan dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1. Pra Siklus
Pada kondisi awal anak, diperoleh informasi bahwa anak masih
banyak yang belum berkembang, masih di bawah harapan yang
diharapkan. Berdasarkan hasil tindakan diperoleh hasil bahwa anak yang
mulai berkembang berjumlah 6 anak, hasil persentase menunjukkan
bahwa 34 % anak yang mulai berkembang, sedangkan anak yang belum
berkembang adalah 10 anak, maka persentasenya adalah 66 %.
2. Siklus I
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kemampuan mengenal
warna anak belum optimal, dapat diketahui kemampuan anak dalam
mengenal warna mencapai 65%, kemampuan anak menunjuk warna
mencapai 66%, dan mengelompokkan warna mencapai 70%. Hasil rata-
rata kelas yang dicapai 67%. Hasil tersebut belum mencapai batas kriteria
yang akan dicapai peneliti sebesar 75%.
62
3. Siklus II
Berdasarkan hasil tindakan siklus II diperoleh data bahwa
kemampuan mengenal warna anak mengalami peningkatan yang sangat
baik, pada aspek kepekaan anak dan komunikasi anak juga mengalami
peningkatan yang baik. Kepekaan anak terhadap pengenalan warna pada
Siklus II menjadi 80 %, kemampuan anak dalam menunjuk warna 80% ,
dan kemampuan mengelompokkan warna menjadi 75%. Rata-rata kelas
yang diperoleh sebesar 78 % dengan kriteria baik.
Hal ini menandakan bahwa kemampuan mengenal warna anak
tergolong sangat tinggi, dan tindakan yang telah dilakukan sudah sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya dan telah mencapai
hasil belajar yang diharapkan. Atas hasil yang telah dicapai pada siklus II,
maka tidak perlu diadakan siklus III. Siklus tidak perlu dilakukan lebih
lanjut, karena rata-rata pencapaian anak sudah mencapai 80 %.
Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto tidak ada ketentuan tentang
berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari
kepuasan peneliti sendiri. Namun ada saran, sebaiknya siklus tidak kurang
dari 2 kali siklus.34
4. Pembahasan seluruh siklus
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
Tabel 4.17
34 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka
Cipta. 2006), h. 101
63
Hasil tindakan pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No Aspek
Penilaian
Pertemuan
Pratindakan Siklus I Siklus II
1 Kemampuan anak mengenal
warna
30% 66% 80 %
2 Kemampuan anak menunjuk
warna
40% 65% 80 %
3 Kemampuan anak
mengelompokkan warna
50% 70% 75 %
Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah terjadi
peningkatan kemampuan anak dalam mengenal warna. Hasil pada
penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar mengenal warna pada
anak dapat meningkat melalui media gambar berwarna yang
dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar anak
melalui pembelajaran media gambar berwarna dengan 2 siklus.
Berdasarkan hasil penelitian melalui media gambar berwarna
secara keseluruhan terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan
mengenal warna anak. Ini dapat dilihat melalui tindakan pra siklus, siklus
I dan siklus II yang terjadi peningkatan kemampuan mengenal warna anak
yang signifikan. Selanjutnya melalui pendekatan media gambar berwarna
-anak dapat lebih aktif da memberikan pengetahuan dan pengalaman baru
dalam pembelajaran. Ini sesuai bahwa media gambar berwarna adalah
salah satu strategi pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna pada anak. Tema menjadi
pokok pembicaraan atau gagasan yang mudah memusatkan anak pada
satu tema tertentu. Dengan strategi media gambar berwarna ini, anak
64
akan lebih focus dan konsentrasi sehingga pemahaman terhadap suatu
materi akan lebih mendalam.
Media gambar berwarna lebih menekankan pada keterlibatan anak
secara aktif. Anak tidak hanya dijadikan sebagai objek, tetapi dituntut
aktif untuk terlibat langsung di lapangan. Keterlibatan aktif akan
membuat anak memperoleh pengalaman yang luas. Pengalaman inilah
yang akan membawa anak mampu menghubungkan antara satu konsep
dengan konsep lain.
Pembelajaran anak aktif adalah bagian dari strategi pembelajaran
yang mengarah pada pengembangan keaktifan anak dalam belajar,
pengembangan keterampilan anak dalam memproseskan pengetahuan,
menemukan serta mengembangkan fakta, konsep pembelajaran.35
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tersebut dapat
dinyatakan bahwa melalui media gambar berwarna sangat efektif dalam
peningkatan hasil belajar Berhitung . Ini sesuai dengan pendapat yang di
utamakan oleh Ahmad Susanto yang menjelaskan tentang mengeja,
mengenal suku kata, mengenal kata, dan mengenal kalimat.36
Akan tetapi berbagai kendala yang dihadapi haruslah menjadi acuan
sebagai proses peningkatan kemampuan mengenal warna anak. Untuk itu
penerapan pembelajaran aktif haruslah memenuhi kondisi-kondisi yang
dipersyaratkan agar dapat diperoleh hasil yang optimal.
35
Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar Disekolah, (Jakarta: Reneka Cipta, 2009),
h. 136 36 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Kencana Pernada Media
Group, 2011), h. 84
65
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat peneliti
simpulkan bahwa penggunaan media gambar berwarna secara keseluruhan
dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna anak. Hal Ini dapat dilihat
melalui tindakan pra siklus, siklus I dan siklus II yang terjadi peningkatan
kemampuan mengenal warna anak yang signifikan, ini dibuktikan dengan
hasil pencapaian anak pada kemampuan mengenal warna 80%, kemampuan
menunjukk warna 80 %, dan pengelompokkan warna 75%. Hasil rata-rata
kelas yang dicapai 78 %. Hasil tersebut belum mencapai batas kriteria yang
akan dicapai peneliti sebesar 75%.
Selanjutnya melalui pendekatan media gambar berwarna anak dapat
lebih aktif dan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru dalam
pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat peneliti
sarankan kepada pihak-pihak yang terkait diantaranya:
1. Lembaga sekolah
Hendaknya lebih memperhatikan proses belajar mengajar dan
meningkatkan potensi guru dan anak sehingga output PAUD yang
6
6
67
dihasilkan adalah output yang mampu berkompetensi dalam dunia
pendidikan.
2. Guru
Hendaknya melakukan inovasi baru dalam pembelajaran, baik dalam
penggunaan model, strategi, metode dan teknik. Dengan adanya inovasi
tersebut maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah agar lebih
baik lagi, dan dapat menerapkan media gambar berwarna dalam proses
pembelajaran di kelas.
68
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, Muhammad, 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Wacana Prima
Departemen Agama RI, 2010, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung:
Diponegoro
Desmita, 2013, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rieneka Cipta
Djamarah, SyaIful Bahri, 2011. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta
Hartiny Rosma, 2010. . Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Teras
Huda, Miftahul, 2017, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Hurlock, Elizabeth, Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga
Ngalimun, 2014. Strategi dan Model Pembelajaran, Yogyakarta, Aswaja Presindo
Rachmawati, Yeni. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, Usia Taman
Kanak-kanak, Jakarta, Kencana Prenada Media Group
Rolina, Nelva, 2012. Alat Permainan Edukatif Anak Usia Dini, Yogyakarta:
Ombak
Suryasubrata, SUmadi, 2012, Psikologi Pendidikan, Yogayakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Susanto, Ahmad, 2017. Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Bumi Aksara
Susanto, Ahmad, 2012, Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Bumi Aksara
Suyadi, 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung: Remaja Rosdakarya
Suyadi, dan Dahlia, 2015. Implementasi dan Inovasi Kurikulum Paud 2013,
Bandung, Rosdakarya
Uno, Hamzah B. 2014, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Wiyani, Novan Ardy. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini,
Yogyakarta: Gava Media
69
Yamin, Martinis, 2012. Panduan Paud: Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:
Referensi
Yaumi, Muhammad, 2013, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak, Jakarta:
Kencana Prenada Group
Yusuf, Syamsu. 2011. Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Internet dan Jurnal
Idris, Muhammad, dkk, Pemanfaatan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas IV SD Inpres Salabenda,
(Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 11 ISSN 2354-614X)
Ismail. Pengertian Warna. (sumber: http://bukuilmu-anda.blogspot.com diunggah
pada 01/10/2011 pukul 23.00 Wib, dan diakses pada 24/11/2017 pukul
21.00 Wib
Kamus Online Bahasa Indonesia, (Sumber: www.KamusBahasaIndonesia.org)
diakses pada dikases pada 10/09/2017pukul 21.00 Wib
Legiman, Penelitian Tindakan Kelas, (Jurnal Pdf, Widyaiswara LPMP D.I.
Yogyakarta)
Mayasa. Pengertian Media Pembelajar ,(Sumber: http://m4v-a5a.blogspot.co.id,
blog diunggah pada 04/05/2012pukuL23.00 Wib, dikases pada
10/09/2017pukul 21.00 Wib
Sarjanaku, Pengertian Media Gambar Pemanfaatan Data Proses Belajar
Mengajar ,(sumber: http://www.sarjanaku.com diunggah pada 05/05/2011,
pukul 22.00 Wib, dan diakses pada 10/09/2017pukul 21.00 Wib
Wulandari, Fitri. Media Visual Pada PAUD. (Sumber: http:// fitriawulandaripaud.
blogspot.co.id 12/10/2015 Diakses pada 25 Oktober 2017 Pukul 19.17 WIB