Upload
others
View
28
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGGUNAAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG (TTS) UNTUK MENINGKATKAN
PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA KELAS V
MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN
TELANAIPURA KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh
TAUFIK HIDAYAT
TPG.140665
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini yang pertama dan utama kepada
Ayahanda Abdullah dan Ibunda Mahani tercinta.
Yang telah memberikan kasih sayang, do‟a dan segalanya yang menjadi perantaraku
untuk menggapai cita-citaku, menggapai tujuan hidupku, yang tak mungkin bisa kubalas
jasamu semoga Allah SWT berkenan menerimanya sebagai Amal Sholeh
Saudara-saudaraku
Kepada adikku Firdaus yang selalu memberiku dukungan serta saran sehingga
memotivasiku untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada saudara-saudara
saya terutama buat kakek dan nenek saya serta paman, bibi dan sahabat-sahabat yang
telah memberiku semangat, memberi motivasi hingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Terimakasih kepada dosen pembimbing I dan II karena tanpa adanya beliau skripsi ini
tidak akan terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Terimakasih kepada sahabat PGMI C , KKN, PPL. Berkat semangat kalian semua kita
bisa wisuda ditahun ini.
vi
MOTTO
“ sesungguhnya allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
“ Q.S AR-RA‟D AYAT 11 “
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha „alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa
yang diajarkannya.Dengan segala sifat kesempurnaannya-Nya dan Dzat yang
mengatur segala apa yang didunia dengan kekuasaan-Nya. Dzat yang telah
menganugerahkan kepada manusia akal fikiran dan memahami tanda-tanda
kekuasaan-Nya. Dialah Allah yang tak pernah lepas pengawasannya terhadap apa
yang dilakukan manusia dan kepada-Nya lah kita mempertanggung jawabkan Setiap
apa yang kita kerjakan.
Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan Alam Nabi Besar
Muhammad SAW. Untuk segala keluarga serta para sahabat beliau yang senantiasa
istiqamah dalam perjuangan Islam. Semoga kita menjadi hamba-hamba pilihan
laksana mereka.
Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini dengan segala
pengorbanan dan rintangan lahir batin telah dapat penulis lalui. Tak ada
penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara
pada Allah SWT karena hanya atas ridha dan pertolongan-Nya lah penulis dapat
melalui semua inj. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus
dan ikhlas kepada:
1. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
2. Ibu Hj. Armida, M.Pd.I. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ketua Jurusan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Bapak Drs.Mahluddin,
M.Pd.I
4. Dosen pembimbing I Ibu Dra. Rts. Maghdalena,M.Pd.I dan dosen pembimbing II
Ibu Siti maria ulfah, M.Pd.I atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, umumnya yang telah banyak memberikan ilmunya kepada
penulis.
6. Ibu Endang Susilawati, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ihsan Telanaipura Kota Jambi.
7. Pak Mashar selaku Guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Telanaipura
Telanaipura Kota Jambi.
8. Teman-teman senasib dan seperjuangan angkatan 2014 Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan bantuan
dan saran kepada penulis.
viii
9. Kedua orang tua ku tercinta yang telah mencurahkan doa dan memberikan
motivasi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
Penulis panjatkan Do‟a kepada Allah SWT semoga segala bantuan,
pengorbanan dan jasa baik yang diberikan kepada penulis secara langsung
maupun tidak secara langsung semoga menjadi amal shaleh dari beliau-beliau
mendapat balasan atau ganjaran yang setimpal dari Allah SWT. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para pembaca
pada umumnya. Amin Ya Rabbal Alamin.
Jambi, 19 September2018
Penulis
ix
ABSTRAK
Nama : Taufik Hidayat
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Penggunaan Media Teka-Teki Silang (TTS) Untuk Meningkatkan
Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi.
Skripsi ini membahas tentang penerapan media teka-teki silang (TTS) dalam pembelajaran
bahasa arab dalam rangka meningkatkan penguasaan kosakata bahasa arab siswa. Penelitian
in imerupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berusaha memecahkan atau menjawab
permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang. Adapun model yang digunakan yaitu kurt
lewin yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: perencanaan (planing), tindakan (acting),
pengamatan (observing),, serta refleksi (reflecting). Subjek dalam penelitian adalah siswa
kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan yang berjumlah 36 orang, untuk teknik
pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Penelitian menemukan bahwa
penggunaan media teka-teki silang (TTS) dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa
arab siswa secara signifikan dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menyarankan
agar guru menerapkan media pembelajaran teka-teki silang (TTS) dalam pembelajaran
bahasa arab.
Kata kunci : Media Teka-Teki Silang (TTS), Penguasaan Kosakata, Bahasa Arab
x
ABSTRACT
Name : Taufik Hidayat
Major : Teacher Education Madrasah Ibtidaiyah
Title :The Utilization Of Cross Word Media To Increase Arabic Vocabularies
mastery Of The Fifth Grade Students Of Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan
Telanaipura Jambi City.
This thesis discusses about the implementation of cross word media in arabic learning in
order to increase arabic vocabulary mastery . This study is a classroom action research (PTK)
that tries to solve or answer the problems faced in the present situation. The model used is
kurt lewis consisting of several stages: planning, action (acting), observation (observing), and
reflection (reflecting). Subjects in the study were the fifth grade students of Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Ihsan, amounting to 36 people, for data collection techniques using
observation and interview. The study found that the use of cross word media can significantly
increase student arabic vocabulary mastery in the learning process. The results of this study
suggest that teachers apply learning media cross word in arabic learning.
Keywords: Cross Word Media, Vocabulary Mastery, Arabic
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
NOTA DINAS PEMBIMBING I ...................................................................................... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING II ................................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................................. iv
PERSEMBAHAN .............................................................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................................... xiii
ABSTRACT ........................................................................................................................ x
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xv
DAFTAR BAGAN .......................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ................................................................................................ 4
D. Rumusan masalah .............................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ..............................................................................................................5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6
BAB II KERANGKA TEORI
A. DeskripsiTeori
1. Pengertian media pembelajaran ................................................................... 7
2. Teka-teki silang .......................................................................................... 10
3. Kosakata bahasa arab ................................................................................. 13
4. Sejarah bahasa arab .................................................................................... 19
xii
B. AcuanTeoritis ................................................................................................... 21
C. Model Tindakan ............................................................................................... 22
D. Kerangka Berfikir ............................................................................................ 24
E. Hipotesis Tindakan .......................................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 26
B. Tahap-Tahap Penelitian ................................................................................... 26
C. Desain dan Prosedur Tindakan ........................................................................ 29
D. Kriteria Keberhasilan penelitian ...................................................................... 31
E. Sumber Data dan jenis data.............................................................................. 32
F. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 32
G. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................................... 32
H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 35
I. Teknik Analisis Data........................................................................................ 38
J. Jadwal Penelitian ............................................................................................ 38
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 40
B. Deskripsi Data
1. Kegiatan Pre test ........................................................................................ 48
2. Kegiatan SiklusI ......................................................................................... 50
3. Kegiatan Siklus II ...................................................................................... 60
C. Analisis Data .................................................................................................... 69
D. Pembahasan...................................................................................................... 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 74
B. Saran ................................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data Dan Sumber Data ..................................................... 34
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................... 39
Tabel 4.1 Data Guru MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi ..................................... 44
Tabel 4.2 Data Siswa MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi .................................. 45
Tabel 4.3 Sapras MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi .......................................... 46
Tabel 4.4 Hasil Observasi Pre test siswa ..................................................................... 47
Tabel 4.5 Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ............................................................... 53
Tabel 4.6 Observasi Aktivitas Pengajar Siklus I........................................................... 54
Tabel 4.7 Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .............................................................. 61
Tabel 4.8 Observasi Aktivitas Pengajar Siklus II ......................................................... 62
Tabel 4.9 Persentase Hasil Belajar Siswa ..................................................................... 68
Tabel 4.10 Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa .......................................................... 69
Tabel 4.11 Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru ............................................................ 70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa ................................................... 69
Gambar 4.2 Diagram Skor Keaktifan Siswa .................................................................. 70
Gambar 4.3 Diagram Skor Aktivitas Pengajar .............................................................. 71
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ......................................................................................... 24
Bagan 4.1 Struktur Organisasi MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi ...................... 43
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Instrumen Pengumpulan data .........................................................................
Lampiran 2 Kartu Bimbingan Pembimbing I ....................................................................
Lampiran 3 Kartu Bimbingan PembimbingII....................................................................
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Arab ..............................
Lampiran 5 Silabus Pembelajaran Bahasa Arab ...............................................................
Lampiran 6 Contoh Soal Teka-Teki Silang ......................................................................
Lampiran 7 Foto Dokumentasi .........................................................................................
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia menjadi salah satu program utama dalam
pembangunan nasional, karena maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh
keadaan pendidikan yang dilaksanakan oleh bangsa tersebut. Untuk menunjang
terlaksananya pendidikan itu, maka pemerintah membuat Undang-Undang RI No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab ”.
Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari tujuan pendidikan nasional di atas diselenggarakan sebuah sistem
pendidikan yang terencana dengan baik dan saling mendukung antara bidang-
bidang ilmu pendidikan lainnya. Dalam hal ini pembelajaran bahsa arab sangat
menunjang dalam tercapainya tujuan pendidikan nasional dalam rangka
mengembangkan kekuatan keagamaan.
Kita telah mengetahui bahwa bahasa arab merupakan bahasa Al-Qur‟an dan
Hadist. Dengan bahasa ini pula para ulama menulis berjilid-jilid kitab mereka
untuk membantu memudahkan kita memahami agama islam. Sehingga tidak perlu
diragukan lagi, sudah layaknya bagi setiap kita untuk mencintai bahasa arab serta
berusaha untuk menguasainya.
Mata pelajaran bahasa arab adalah salah satu mata pelajaran yang wajib di
madrasah ibtidaiyah. Ada banyak strategi dan metode untuk bisa mengajarkan
2
materi bahasa arab. Begitu juga dengan sumber dan media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran bahasa arab. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan
pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini
cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia,
dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran /pelatihan.
Kegiatan menguasai kosakata tidak luput dari nama hafalan, hal ini menjadi
faktor utama peserta lemah dalam menguasai mufrodat. Apalagi ketika
pembelajaran memakai mufrodatan dan ceramah dari sini peserta didik akan
cepat bosan. Ingatan anak pada usia 8-12 tahun mencapai intensitas paling besar,
dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memorisasi (dengan sengaja
memasukkan dan melekatkan pengetahuan dalam ingatan) adalah paling kuat.
Dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan yang paling banyak (Kartono,
2007:138).
Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh dalam mencapai tujuan
pendidikan adalah media. Media sangat beragam, untuk memotivasi minat peserta
didik. Seorang guru dapat teknik yang bermacam-macam. Sebagai salah satu
sumber daya manusia yang memiliki potensi besar dalam manentukan kehidupan
suatu bangsa, maka anak-anak perlu mendapatkan banyak pengetahuan melalui
sistem pembelajaran yang dapat memotivasi mereka untuk belajar.
Idealnya pembelajaran bahasa arab di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah guru
harus mampu memilih metode, media, strategi, model, pendekatan dalam proses
pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan media yang tepat
dalam proses pembelajaran maka hasil belajar siswa akan tercapai terutama pada
pelajaran bahasa arab karena dengan menggunakan media, peserta didik tidak
merasa bosan selama mengikuti pembelajaran dan akan memperoleh hasil yang
memuaskan, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Apalagi sejauh ini
bahasa arab belum banyak diminati para siswa jika dibandingkan dengan bahasa
inggris, hal tersebut dikarenakan bahasa arab belum populer dikalangan
3
masyarakat, serta anggapan bahwa bahasa arab adalah ilmu yang rumit dan sulit
untuk dipelajari.
Berdasarkan temuan awal penulis pada MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota
Jambi, teridentifikasi bahwa penguasaan kosa kata siswa dalam pembelajaran
bahasa arab masih rendah. Hal tersebut ditandai dengan sulitnya siswa dalam
menghafal beberapa kosa kata yang di ajarkan oleh guru. Hal ini dikarenakan cara
mengajar gurunya yang masih menggunakan metode konvensional dan belum
menggunakan media yang dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar.
Guru tidak mencoba beberapa media untuk meninkatkan penguasaan kosa kata
bahasa arab peserta didik pada saat proses belajar mengajar, guru hanya
menyampaikan materi di papan tulis saja sehingga terlihat ada beberapa peserta
didik yang ribut dibelakang ,mengganggu teman sebangkunya, bermain-main,
keluar masuk kelas tanpa memperhatikan apa yang ditulis gurunya di depan.
Siswa melamun ketika proses pembelajaran berlangsung, serta kurangnya
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, selain itu nilai rata-rata yang
diperoleh siswa pada pembelajaran tematik tersebut banyak yang tidak memenuhi
standar nilai Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan fenomena tersebut, bahwa guru belum bisa menggunakan
beberapa media pembelajaran untuk membuat peserta didik tidak merasa jenuh
dalam belajar dan mendorong siswa agar lebih giat dalam menguasai peahaman
kosa kata bahasa arab. Maka dari itu, peneliti akan mencoba menerapkan media
Teka Teki Silang (TTS).
Media teki teki silang (TTS) dalam pembelajaran bahasa arab merupakan
langkah yang tepat dan baik yang dilakukan untuk meningkatkan pemerolehan
kosakata siswa. Dalam hal ini, media permainan teka teki silang (TTS) dapat
digunakan untuk pencapaian tujuan pembelajaran terutama dalam pembelajaran
bahasa arab yang dianggap sulit dan kurang menarik minat siswa. Maka peneliti
ingin menerapkan media permainan teka teki silang dengan mempertimbangkan
kelebihan dan kelemahan media teka teki silang jika diterapkan dalam
pembelajaran bahasa arab. Berdasarkan permasalahan yang terdapat di atas, serta
4
melihat kelebihan media “teka teki silang”, maka peneliti merasa perlu
mengadakan penelitian dengan judul „‟Penggunaan Media Teka-Teki Silang
(TTS) Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Nurul Ihsan ‘’
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diidentifikasi beberapa masalah yaitu
sebagai berikut:
1. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik perhatian dan
pemahaman peserta didik terhadap penguasaan kosa kata bahasa arab.
2. Guru hanya menyampaikan materi di papan tulis saja sehingga ada beberapa
peserta didik yang yang ribut dibelakang, mengganggu teman sebangkunya dan
melamun dengan sendirinya.
3. Peserta didik terlihat bermain-main didalam kelas dan kurang menyenangi
proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
4. Nilai yang diperoleh siswa banyak yang tidak memenuhi standar KKM.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari luasnya masalah yang dikaji, maka peneliti memberikan batasan
masalah sebagai berikut:
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas V MI Nurul Ihsan Telanaipura
Kota Jambi.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah pembelajaran yang menggunakan media Teka Teki
Silang (TTS) di kelas V MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi.
3. Parameter yang diukur adalah penguasaan kosakata bahasa arab siswa.
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
1. Bagaimana penggunaan media Teka Teki Silang (TTS) dalam meningkatkan
penguasaan kosa kata siswa kelas V MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi?
2. Apakah dengan menggunakan media Teka Teki Silang (TTS) dapat
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa arab siswa kelas V MI Nurul Ihsan
Telanaipura Kota Jambi?
E. Tujuan Penelitian
a. Secara umum
Di dalam penelitian ini tujuan secara umum dilaksanakannya penelitian ini
untuk menemukan, mengembangkan, dan membuktikan pengetahuan tentang
penguasaan kosakata bahasa arab dalam pembelajaran di sekolah.
b. Sacara Khusus
Setiap penelitian ini pasti memilki tujuan yang akan di capai dalam
penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan perencanaan peggunaaan media teka-teki silang (TTS) untuk
meningkatkan kosakata bahasa arab siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ihsan .
2. Mendeskripsikan pelaksanaan penggunaan media teka-teki silang (TTS) untuk
meningkatkan kosakata bahasa arab siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ihsan
3. Mendeskrisikan evaluasi penggunaan media teka-teki silang (TTS) untuk
meningkatkan kosakata bahasa arab siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ihsan
6
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Universitas islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Peneletian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan tentang media
pembelajaran teka-teki silang (TTS).
2. Bagi Sekolah
Dengan mengetahui penerapan Teka-Teki Silang (TTS). Maka diharapkan dapat
diaplikasikan sebagai referensi dalam pembelajaran bahasa arab di sekolah yang
bersangkutan.
3. Bagi Guru
Sebagai masukan dalam media pembelajaran dan meningkatkan kosakata siswa,
guru-guru dimungkinkan menerapkan pembelajaran bahasa arab dengan
memanfaatkan Media Teka-Teki Silang (TTS).
4. Bagi Siswa
Dengan adanya Media Teka-Teki Silang (TTS) maka dapat menjadi sarana
untuk meningkatkan kosakata bahasa arab siswa kelas V di madrasah ibtidaiyah
Nurul Ihsan , para siswa lebih efektif, kreatif, merasa senang, dan
kemampuannya dalam pemahaman kosakata akan meningkat.
5. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dann pengetahuan sehubungan dengn media teka-
teki silang (TTS) dan menambah referensi tentang media pembelajaran tentang
media pembelajarn yang inovatif.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan wahana penyalur atau wahana pesan
pembelajaran . media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, media juga dapat
menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran.
Banyak sekali pengertian media pembelajaran yang di ungkapkan oleh parah tokoh,
tetapi menurut terminology kata media berasal dari bahasa latin „‟ medium‟‟ yang
artinya perantara. Sedangkan dalam bahasa arab media berasal dari kata wasaaila
artinya pengantar dari pengirim kepada penerima pesan (Hamid,dkk 2008:168).
Adapun penjabaran tokoh-tokoh tentang pengertian media pembelajaran antara
lain:
a) Menurut berlach dan ely mengemukakan bahwa media dalam roses pembelajaran
cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk dapat
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
b) Menurut heinich dkk, media pembelajaran adalah media-media yang membawa
pesan-pesan atau informasi yang yank bertujuan pembelajaran atau mengandung
maksud-maksud pembelajaran.
c) Menurut martin briggs mengemukan bahwa media pembelajaran mencakup semua
sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si belajar. Hal ini
berupa perangkat keras, dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.
d) Menurut H. malik media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan( bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk
mencapi tujuan tertentu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
media adalah hal yang dapat membantu menyampaikan pesan dari pemberi pesan (guru)
8
kepada penerima pesan (siswa) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat
serta perhatian siswa.
b. Peranan Media Dalam Pembelajaran
Dalam penerapan pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana
belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif,
inovatif, dan variatif. Sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan
mengoptimalkan proses dan berorientasi pada proses belajar.
Secara lebih detail. Al Fauzan menyebutkan bahwa media pembelajaran
mempunyai peran yang sangat penting untuk meningkatkan efektifitas proses belajar
mengajar sebagaimana berikut:
a) Memperkaya pengalaman belajar peserta didik
Beberapa studi tentang media pembelajaran menunjukkan bahwa media
memainkan peran yang sangat penting dalam memperkaya pengalaman belajar
karena peserta didik menyaksikan dan merasakan secara langsung tema pembahasan
yang dibicarakan dikelas serta mempermudah dalam memahaminya karena
disampaikan dengan cara yang menarik melalui media tertentu
b) Ekonomis
Yang dimaksud ekonomis disini adalah bahwa proses belajar mengajar
menggunakan media akan dapat menyampaikan risalah pembelajaran secara efektif
dalam waktu yang relative lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan tanpa
media. Pada saat yang sama tenaga yang dibtuhkan untuk menjelaskan dan
menyampaikan relatif lebih sedikit juga.
c) Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran
Melalui media pembelajaran, materi yang di sampaikan oleh guru akan lebih jelas,
karena media akan mendekatkannya pada kenyataan yang dapat dirasakannya
langsung. Oleh karena itu, perhatian peserta didik terhadap pelajaran akan semakin
meningkat dan kepuasan terhadap pelajaran juga meningkat.
d) Membuat peserta didik lebih siap belajar
Dengan menggunakan media pembelajaran, peserta didik mendapatkan pengalaman
secara langsung, situasi pembejaran pun berjalan lebih efektif dan membuahkan
9
hasil yang lebih baik. Karena itu keinginan peserta didik dan kesiapan nya untuk
belajar lebih meningkat juga.
e) Mengikutsertakan banyak panca indera dalam proses pembelajaran
Semakin banyak panca indera yang ikut serta dalam proses belajar, maka hasil
belajar peserta didik akan bertahan lebih lama sehingga kualitas belajarnya menjadi
lebih baik, dan proses belajar mengajar menggunakan banyak panca indera ini pada
penggunaan media pembelajaran.
f) Meminimalisir perbedaan persepsi antar guru dan beserta didik
Khususnya dalam pembelajaran bahasa, sering terjadi perbedaan persepsi dalam
memaknai sesuatu, misalnya guru menggunakan suatu lafadz yang tidak dikenal
peserta didik, untuk mengurangi perbedaan persepsi dan mendekatkan pemahaman
antar guru dan peserta didik, maka penggunaan media pembelajaran menjadi sangat
penting, karena media dapat merubah sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang
dapat diindera
g) Menambah konstribusi positif peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar
Hal ini karena media pembelajaran dapat mengengbangkan kemampuan peserta
didik dalam berfikir dan menganalisa sampai ada menemukan kesimpulan dan solusi
dari suatu permasalahan. Sudah tentu metode belajar sperti ini dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran karena peserta didik memperoleh banyak pengalaman belajar
h) Membantu menyelesaikan perbedaan pribadi antara peserta didik
Masini-masing peserta didik dalam suatu kelas memiliki kemampuan yang tidak
sama, keragaman ini kadang-kadang dapat memunculkan persoalan tersendiri dalam
proses belajar mengajar, misalnya masih ada peserta didik yang belum bisa
menerima pelajaran sementara sebagian yang lain merasa sudah paham dan tentunya
mersa bosan jika diulang-ulang terus menerus. Nah, salah satu cara menyelesaikan
persoalan ini adalah dengan menggunakan media pembelajaran.
c. Tujuan Media Pembelajaran
Tujuan utama penggunaan media pembelajaran adlah agar pesan atau informasi
yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh para siswa
sebagai penerima informasi. Dengan demikian informasi akan lebih cepat dan mudah
10
untuk diproses oleh peserta didik tanpa haris melalui proses yang panjang yang akan
menjadikannya jenuh, apalagi dalam pembelajaran bahasa, dimana peserta didisk
dibekali dengan keterampilan berbahasa dengan cara berlatih berkelanjutan untuk
memperoleh keterampilan tersebut. Padahal berlatih secara berkelanjutan adalah hal
yang sangat membosankan, sehingga kehadiran media sangat diperlukan (Machmudah
& Rosyidi, 2008: 99).
d. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut arsyad (2013:21) manfaat media dalam proses belajar siswa yaitu:
a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehinggan dapat menumbuhkan
motivasi belajar
b) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh siswa dan
memungkinnya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran
c) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komuniksi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh siswa sehingga seswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisantenaga apalagi kalau guru megajar pada setiap jam pelajaran
d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hantya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lainseperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memamerkan, dan lain-lain.
2. Teka-Teki Silang (TTS)
a. Penggunaan Teka-Teki Silang (TTS)
Teka-teki silang merupakan sebuah permainan yang cara mainnya yaitu mengisi
ruang-ruang kosong yang berbentuk kotak dengan huruf-huruf sehingga membentuk
sebuah kata yang sesuai dengan petunjuk. Selain itu mengisi teka-teki silang atau biasa
disebut dengan TTS memang sungguh sangat mengasikkan, selain juga berguna untuk
mengingat kosakata yang populer, selain itu jg berguna untuk pengetahuan kita yang
bersifat umum dengan cara santai. Melihat karakteristik TTS yang santai dan lebih
mengedepankan persamaan dan perbedaan kata, maka sangat sesuai jika dipergunakan
sebagai sarana peserta didik untuk latihan di kelas yang diberikan oleh guru yang tidak
11
menoton hanya berupa pertanyaan-pertanyaan baku saja
(http://erlina.Wordpress.com/2011/05/20/teka-teki-sebagai-media-pembelajara/: 15 november 2017)
b. Sejarah Singkat Teka-Teki Silang (TTS)
Dalam buku tell me when – science and technology, TTS pertama muncul di
surat kabar new York word pada tanggal 21 desember 1913. Teka-teki silang (TTS)
pertama ini disusun oleh Arthur winn dan diterbitkan pada lembar tambahan edisi hari
minggu surat kabar tersebut selama beberapa waktu. Ia teringat pada permainan masa
kecilnya magic square, sebuah permainan kata-kata dimana sang pemain harus
menyusun kata agar sama mendatar dan menurun sehingga berbentuk kotak. Teka-teki
silang (TTS) ini menjadi ciri tetap surat kabar tersebut. Bentuk dan formatnya sudah
seperti teka-teki silang (TTS) yang kita kenal sekarang. Pola kotak-kotak hitam dan
putih,dengan kata-kata berbeda yang saling bersilangan secara mendatar dan menurun,
serta terdapat panduan pertanyaan atau definisi untuk setiap kata sebagai petunjuk
pengisian. Hingga tahun 1924 yaitu ketika buku teka-teki silang (TTS) pertama kali
terbit, teka-teki silang (TTS) belum begitu populer. Namun, setelah, buku-buku teke-
teki silang (TTS) menyebar, teka-teki silang (TTS) sangat digemari di seluruh amerika.
Selanjutnya merambah ke eropa dan seluruh dunia termasuk kita di Indonesia.
Setelah teka-teki silang (TTS) ini begitu digemari, para pegiat buku teka-teki
silang (TTS)nmulai berkreasi menciptakan teka-teki gambar dan kemudian dikenal
dengan nama puzzle. Selain untuk hiburan fungsi teka teki gambar atau puzzle lebih di
arahkan kepada fungsi edukasi, yakni untuk menstimulasi otak anak-anak. Baik teka-
teki silang (TTS) maupun teka-teki gambar atau puzzle hingga saat ini masih sangat
populer dan digemari. Biasanya untuk mengisi waktu santai. Bersantai sambil mengasah
otak.
12
c. Manfaat Teka-Teki Silang (TTS)
Di antara manfaatnya adalah:
1. Asah otak
Manfaat pertama adalah untuk mengasah otak. Dengan petunjuk (clue) yang ada,
pengisi teka-teki silang (TTS) di haruskan untuk mengisi kotak-kotak yang
kosong. Jika satu soal berhasil di jawab, maka akan mempermudah untuk
menjawab soal-soal yang lainnya yang kotak-kotaknya terkait. Sehingga teka-
teki silang (TTS) merupakan media asah otak yang menyenangkan
2. Menambah kosakata
Dalam teka-teki silang (TTS) sering kali dijumpai kata-kata yang tidak lazi
dalam bahasa Indonesia, meskipun sebenarnya meskipun kata tersebut termuat
dalam KBBI( kamus besar bahasa Indonesia ). Bermain teka-teki silang (TTS)
bermanfaat untuk menambah kosakata. Tak hanya kosakata kata-kata dalam
bahasa Indonesia, tapi juga dalam kosakata lainnya, seperti ibukota Negara,
bahasa inggris, dan sebagainya.
Seringkali dijumpai soal sinonim dimana pada petunjuk soal, jawabannya adalah
sinonimnya hal sangat berguna perbendaharaan kata atau mengingat kembali
kata yang lupa artinya.
3. Melatih daya ingat
Manfaat selanjutnya adalah melatih daya ingat. Dalam menjawab teka-teki
silang (TTS), maka kita perlu mengingat-ingat apa yang kita tahu untuk
menjawab menjawab pertanyaan teka-teki silang (TTS). Dengan begitu, mengisi
teka-teki silang (TTS) menjadikan otak mengingat pengetahuan yang tersimpan
di otak
4. Menambah rasa ingin tahu
Sering kali soal yang tidak terjawab pada teka-teki silang (TTS) membuat rasa
penasarann. Jika dengan dengan menggunakan daya ingat tidak bisa dijawab
atau sama sekali tidak tahu, bisa dengan menggunakan bantuan buku
pengetahuan umumjika soalnya tentang ibukota Negara, KBBI jika soalnya
tentang sinonim, kamus bahasa inggris tentang bahasa inggris, dan sebagainya
13
5. Menambah wawasan
Setelah rasa ingin tahu munculdan mencoba menjawab soal trka-teki silang
(TTS) dengan bantuan, pengetahuan tambahan. Hal ini berarti kegiatan menisci
teka-teki silang (TTS) juga dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.
6. Mengatasi rasa bosan
Teka-teki silang (TTS) bemanfaat untuk mengusir rasa bosan , misal sendirian,
bosan menunggu stasiun, dan sebagainya. Namun dengan banyaknya gadget
yang beredar seperti sekarang ini, tampaknya banyak orang yang lebih memilih
memainkan gadget ketimbang teka-teki silang (TTS)
7. Meningkatkan konsentrasi
Dalam mengisi teka-teki silang (TTS), seseorang harus kosentrasi. Seseorang
harus mengamati kotak-kotak TTS, seperti nomor soal dan letak nomor pada
kotak dan jumlah kotak pada soal. Sehingga teka-teki silang (TTS) bisa
bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi. (http://www.teka-
tekisilang.com/2013/09/manfaat-mengisi-teka-teki-silang-tts.html: 17 november 2017)
d. Teka-Teki Silang Sebagai Media Pembelajaran
Belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dan tidak selamanya
bersentuhan dengan hal-hal yang kongkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Belajar
dalam realitasnya seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya
dan berada dibalik di balik realitasnya. Oleh sebab itu suatu media memilki andil yang
besar dalam menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang
tersembunyi. Dalam pembelajaran seringkali terjadi ketidakjelasan atau kerumitan
bahan ajar sehingga dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Terkadang peran media dapat mewakili kekurangan pengajar dalam menyampaikan atau
mengkomunikasikan materi pelajaran kepada pengajar tetapi kadang peran media tidak
sepenuhnya menunjang proses belajar sebab penggunaanya tidak sejalan dengan tujuan
pengajaran. Karena itu tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai dasar atau acuan
untuk menggunakan media. Apabila hal tersebut di abaikan maka media bukan lagi
sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan
14
secara efektif dan efisien, media memang penting dalam roses pengajaran akan tetapi
bisa menggeser peran guru di dalam kelas, sebab media hanya sebagai alat bantu yang
fungsinya memfasilitasi guru dalam pengajaran
(http://erlina.wordpress.com/2011/05/20/teka-teki-sebagai-media-pembelajaran/: 15 november 2017)
e. Kelebihan Dan Kekurangan Teka-Teki Silang
Kelebihan teka-teki silang (TTS), antara lain:
1. Bersifat memberikan penguatan (reinforcement)
2. Permainan merupakan startegi pengajaran yang dapat dipakai dalam proses
belajar mengajar. Aktifitas yang dilakukan para siswa dalam permainan ini
bukan saja aktifitas fisik tapi juga aktifitas mental.
3. Permainan dapat dipakai untuk membangkitkan kembali kegairahan belajar
siswa yang mulai bosan
4. Materi yang dikomunikasikan lewat permainan biasanya mengesan, sehinngga
sukar untuk dilupakan
5. TTS relatif murah dan mudah didapatkan atau disiapkan
6. Cara bemainnya termasuk mudah yaitu dengan mengisi jawaban dari pertanyaan
yang tersedia baik vertical maupun horizontal
Kelemahan teka-teki silang (TTS), antara lain:
1. Kata-kata yang dibentuk cenderung pendek.
2. Susah digunakan untuk pelajaran misalnya matematika, fisika, kimia, yang
mungkin terdapat banyak kesulitan dalam pembuatannya
3. Membutuhkan waktu yang tidak sedikit sebab pembuatannya rumit harus
disesuaikan pertanyaan dengan kolom yang dibutuhkan
4. Permainan biasanya menimbulkan suara gaduh, hal ini jelas mengganggu kelas
yang berdekatan
5. Untuk membentuk isi jawaban dari TTS yang saling berhubungan memerlukan
pengetahuan perbendaharaan kata yang banyak
15
f. Langkah-langkah Pembuatan Teka-Teki Silang (TTS)
Adapun langkah-langkah pembuatan TTS menurut (Soeparno, 1998: 72) sebagai
berikut:
1. Pertama-tam menentukan kompetensi dasar dan indikator keberhasilan yang
akan dibahas.
2. Membuat kotak-kotak setelah itu diisi dengan jawaban dari setiap pertanyaan
(menurun dan mendatar).
3. Setiap kotak yang berisikan huruf pertama dari setiap kotak diberi nomor.
4. Selanjutnya kita mulai menyusun pertanyaan atau soal yang harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga kata-kata tercantum dalam kotak-kotak tersebut
adalah jawabannya.
5. Setelah semua pertanyaan tersebut tersusun, maka kotak-kotak yang tidak terisi
kita tutup dengan warna hitam .
6. Langkah selanjutnya menghapus semua huruf yang ada dalam setiap kotak yang
ditinggalkan hanya angka atau nomor pada awal setiap kata.
7. Langkah terakhir, adalah memindahkan kertas lain yang lebih bersih, untuk
selanjutnya diperbanyak dengan memfotocopy sesuai keperluan.
g. langkah-langkah permainan teka-teki silang (TTS)
cara pengaplikasian teka teki silang sebagai media dalam pembelajaran bahasa arab
khususnya pembelajaran kosakata yaitu:
1. Guru mendemonstrasikan terlebih dahulu permainan teka teki silang kepada
siswa didepan kelas, kemudian memberitahukan cara permainannya.
2. Guru membuat teka teki silang sesuai bahan yang di ajarkan. Caranya guru
menyiapkan bahan yang akan diajarkan.
3. Setelah bahan dipersiapkan guru membuat sebuah contoh pertanyaan dan contoh
jawaban singkat saja missal jenisnya sinonim, antonim dan sebagainya
16
4. Jawaban dari teka teki silang bisa saja dari isim dan fi‟il. Kemudian guru
membuat kolom yang memanjang dan mendatar serta memanjang dan menurun
5. Lalu guru menuliskan teka teki silang tersebut dipapan tulis tapi mungkin
menulis dipapan tulis membutuhkan waktu yang lama, alangkah efisiennya
apabila sebelumnya teka teki silang tersebut ditulis dikertas yang ukurannya
besar sehinnga tinggal ditempel dipapan tulis.
6. Bagi siswa beberapa kelompok
7. Selanjutnya semua siswa disuruh mengerjakan teka teki silang tersebut
8. Tentukan batasan waktu
9. Setelah siswa menyelesaikan soal tersebut, mereka disuruh maju kedepan untuk
mengisi teka teki silang yg ada dipapan tulis
10. Beri hadiah kepada individu atau kelompok yang mengerjakan paling cepat dan
benar
3. Kosakata Bahasa Arab
a. Pengertian Kosakata Bahasa Arab
Kosakata atau dalam bahasa arab disebut dengan mufrodat. Ada yang
mendefinisikan kosakata (mufrodat) sebagai himpunan semua kata-kata yang
dimengerti oleh orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun
kalimat baru.
Menurut Soedjito Dalam (Setiawan, 2015: 289) menjelaskan kosakata adalah
semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan yang dimiliki oleh seseorang
pembicara atau penulis, kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan dan
daftar kata yang disusun seperti kamus yang disertai penjelasan secara singkat dan
praktis.
Kekayaan kosakata seseorang secara umum di anggap merupakan gambar dari
intelegensia atau tingkat pendidikannya. Kosakata merupakan salah satu dari tiga unsure
bahasa yang sangat penting dikuasai. Kosakata ini digunakan dalam bahsa lisan maupun
17
bahasa tulis dan merupakan salah satu alat untuk mengembangkan kemampuan
berbahasa arab seseorang (Mustofa, 2011: 61).
Dalam pembelajaran bahasa arab ada beberapa masalah dalam pembelajaran
kosakata yang disebut problematika pembentukan kosakata( .) Hal itu
terjadi karena dalam pembelajaran kosakata mencakup didalamnya tema-tema yang
kompleks yaitu perubahan derivasi, perubahan infeksi, kata kerja, mufrod, tatsniyah,
jama’, ta’nits, tadzkir, dan makna leksikal dan fungsional (Mustofa, 2011: 62)
b. Tujuan Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab
Tujuan umum pembelajaran kosakata bahasa arab adalah sebagai berikut:
a. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa, baik mellui bahan bacaan
maupun fahm almusmu‟.
b. Melatih siswa untuk dapat melafalkan itu dengan baik dan benar karena
pelafalan yang baik yang benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan
membaca secara baik dan benar pula.
c. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi auat leksikal (berdiri sendiri)
maupun ketika digunakan dlam konteks tertentu (makna konotatif dan
gramatikal)
d. Mampu mengapresiasi ddan memfungsikan kosakata itu dalam berekspresi lisan
maupun tulis sesuai dengan konteksnya yang benar (Mustofa, 2011: 63).
c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Aspek Bahasa Arab
Media pembelajaran aspek berbahasa arab terdiri dari mufrodat (kosakata) dan
tarkib. siswa dikatakan mampu menguasai mufrodat (mufrodat) jika siswa disamping
bisa menerjemahkan bentuk-bentuk kosakata juga mampu menggunakannya dalam
jumlah (kalimat) dengan benar. Artinya tidak hanya sekedar hafal kosakata tanpa
mengetahui bagaimana menggunakannya dalam komunikasi sesungguhnya. Jadi dalam
prakteknya, setelah siswa memahami kosakata kemudian mereka di ajari untuk
menggunakannya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan.
18
Adapun perincian tentang jenis-jenis media pembelajaran aspek berbahasa arab
adalah:
1) Media pembelajaran mufrodat (kosakata)
Dalam mengajarkan kosakata pada siswa adapun media yang bisa digunakan dalam
pembelajaran kosakata:
a. Miniatur benda asli
Miniature apartemen, miniatur buah-buahan, dan lain-lain. Dengan
Menghadirkan miniatur tersebut, guru dngan mudah tinggal mengucapkan,
menunjuk, dan menjelaskan masing-masing kosakata yang hendak di ajarkan.
b. Foto dan gambar
Foto dan sebuah benda aslinya yang dihasilkan dari sebuah kamera, bisa
digunakan untuk pembelajaran kosakata begitu juga dengan gambar yang dibuat
sendiri oleh guru, dan biasanya foto atau gambar tersebut dibuat dalam bentuk
kartu (kartu mufrodat/kosakata) ukuran yang digunakan adalah 16 cm x 20 cm
atau sesuai selera, dan akan lebih menarik lagi bila kartu tersebut diberi warna-
warni. Mengenai ukuran, guru bisa menyesuaikan dengan kebutuhan kelasnya
yang terpenting adalah ketika guru mendesain kartu tersebut harus ingat prinsip
keseimbangan, keserasian, dan keharmonisan.
c. Kantong bicara
Yaitu kantong yang diisi beberapa mufrodat (kosakata)
2) Tarkib
Definisi tata bahasa adalah saran untuk menggunakan bahasa dalam benar dalam
berkomunikasi, sesuai dengan gramatika bahasa itu sendiri. Sedangkan definisi
tarkib adalah aturan-aturan yang mengatur pengalaman bahasa arab yang digunakan
sebagai media untuk memahami kalimat
(http://aandesca.blogspot.com/2011/10/strategi-pembelajaran-tarkib.html: 18
November 2017)
19
Yang dimaksud tarkib dalam bahasa arab yaitu susunan yang ditinjau dari ilmu
nahwu dan ilmu shorof. Adapun media pembelajaran selain penjelasan manual
dengan papan tulis, yang dapat digunakan adalah:
a. Media kartu
b. Kubus struktur Adalah sebuah kotak yang berbentuk kubus yang semua sisinya
berukuran sama. Kubus ini terbuat dari kertas yang kuat atau dari triplek, yang
didalamnya memuat unsur-unsur kalimat yang telah diajarkan oleh guru.
c. Papan selip
Merupakan media berupa papan yang memiliki saku. Papan ini ditempelkan
pada papan tulis yang diletakkan dari ujung kiri ke ujung kanan. Papan ini
berukuran 100 cm x 70 cm dari karton. Papan selip sangat membantu siswa
dalam mempelajari tarkib dan mengurutkan kalimat, menyempurnahkan jumlah
dengan mengganti gambar sebagai kalimat.
d. Peta
Peta baik digunakan untuk media pembelajaran tarkib nahwu
e. Posisi Kosakata Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Posisi kosakata sangat penting dalam bahasa arab seperti:
1. Pembentuk struktur kalimat dan teks
2. Penjelas kedudukan kata dalam kalimat
3. Penentu makna linguistic kontekstual dalam sebuah wacana atau teks bahasa
secara tepat
Dalam penentu makna kontekstual itu harus ditopang oleh pemahaman terhadap
subsistem bahasa arab lainnya, seperi sharaf (termasuk istisqoq), nahwu, dan nidhom
dalali (system semnatik) serta subtansi pembicaraan danteks itu sendiri. spirit utama
yang harus dipahami adalah bahwa pembelajaran bahasa, termasuk bahasa arab haruslah
fungsional yaitu memfungsikan bahsa sebagai media komunikasi dan karakteristik pasif
(mendengar dan membaca) maupun keterampilan oleh karangan aktif (berbicara da
menulis). (Abdul halim wicaksono, http://www.scribd.com/doc/169538710/tujuan-
pembelajaran-mufrodat: 19 Agustus 2017)
20
f. Sejarah Bahasa Arab
Bahasa arab termasuk rumpun bahasa smit yaitu bahasa yang dipakai bangsa-
bangsa yang tinggal disekitar sungai tigris dan furat, dataran Syria dan jazirah Arabia
(timur tengah) seperi bahasa finisia, asyiria, ibrania, Arabia, suryania, dan babilonia.
Dari sekian banyak bahasa tersebut yang bertahan sampai sekarang adalah ibrani.
Sebenarnya bahasa arab timbul sejak beberapa abad sebelum islam, karena bukti
peninggalan sastra arab baru dapat dicatat hanya mulai sejak dua abad sebelum islam,
sehingga pencacatan bahasa arab baru bisa dimulai saat ini (Machmuda,Rosyidi, 2008:
7).
B. Acuan Teoritis
Pada dasarnya suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan
sebagai titik tolak dalam mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini, digunakan data
penelitian terdahulu sebagai telaah pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini,
diantaranya sebagai berikut:
Pertama penelitian yang dilakukan oleh Rantika Dan Faisal Abdullah, (2015),
dengan judul “Penggunaan Teka Teki Silang Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas II Pada Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah Yahnurul Iman
Pengabuan Kabupaten Pali”. Berdasarkan uraian penelitian dapat diketahui bahwa
dengan penggunaan media teka teki silang pada pembelajaran bahasa arab kelas II di MI
yahnurul iman pengabuan kabubaten pali, dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan ditunjukkan meningkatnya nilai siswa yaitu 56,11 (pre-test) mengalami
peningkatan menjadi 79,44 (post-test).
Kedua oleh Candra Puspitasari Dan Joko Widiyanto, (2016) ” Upaya
Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Menggunakan Media Teka Teki Silang
Dengan Model Pembelajaran Talkig Stick Pokok Bahasan Ekosistem Kelas VII SMPN
1Kartoharjo” berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan yang diperoleh dari
penelitian tindakan ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model talking
stick dengan menggunakan media teka teki silang dapat meningkatkan prestasi belajar
21
siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Kartoharjo dengan ditandai meninkatnya nilai
ketuntasan klasikal yaitu 86,6% dari SKM yang ditetapkan yaitu ≥75 dan permainan
teka teki silang yang dirancang dalam penelitian ini ternyata membuat siswa lebih
rileks, aktif dan tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Ketiga oleh Dian Septiana, (2016) ”Penggunaan Media Teka Teki Silang Mata
Pelajaran Geografi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Pada Kelas XII
IPS 4 SMA Bandar Lampung” penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan
media teka teki silang dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA
Negeri bandar lampung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media
teka teki silang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat dilihat pada sisklus 1
siswa aktif hanya 45% , siklus II terjadi peningkatan sebesar 22,5%. Pada siklus III
keaktifan siswa mencapai 85%.
Berdasarkan refleksi awal bahwa pembelajaran bahasa arab di kelas V MI Nurul
Ihsan Telanaipura Kota Jambi pada aspek penguasaan kosakata bahasa arab masih
kurang maksimal, sehingga siswa kurang aktif, cepat merasa bosan dan media
pembelajaran yang kurang maksimal pula. Dengan penggunaan media teka teki silang
tersebut diharapkan siswa menjadi lebih aktif dan penguasaan kosakata bahasa arab
meningkat.
Persamaan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian diatas terletak pada
penggunaan media teka teki silang dan perbedaannya terletak pada parameter yang akan
diukur yaitu keaktifan siswa dan hasil belajar.
C. Model Tindakan
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu jenis penelitian tindakan
yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan (khususnya guru, dosen, atau instruktur)
dalam proses pembelajaran di kelas. McNiff (sebagaimana dikutip Suyanto: 1997)
mengemukakan bahwa PTK adalah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru
yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum,
pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.
22
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas pendidikan terutama proses dan hasil belajar siswa
pada level kelas. Secara lebih konkrit dapat dikemukakan bahwa tujuan PTK adalah
memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul di dalam kelas. Setelah berhasil
mengidentifikasi masalah, guru merancang dan kemudian memberikan perlakuan atau
tindakan tertentu, mengamati, mengevaluasi, dan menganalisis hasilnya guna
menentukan apakah tindakan yang diberikan tersebut berhasil memperbaiki kondisi
kelas yang diajarnya atau tidak. Dari informasi tersebut guru dapat menentukan
langkah-langkah yang perlu ditempuh terhadap kelas yang diajarnya. Adapun beberapa
model tindakan kelas diantaranya yaitu :
1. Rancangan Penelitian Tindakan model Kurt Lewin
Rancangan model Kurt Lewin merupakan model dasar yang kemudian
dikembangkan oleh ahli-ahli lain. Penelitian tindakan, menurut Kurt Lewin, terdiri dari
empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu: perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).Pada
awalnya proses penelitian dimulai dari perencanaan, namun karena ke empat komponen
tersebut berfungsi dalam suatu kegiatan yang berupa siklus, maka untuk selanjutnya
masing-masing berperan secara berkesinambungan.
2. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & McTaggart
Model yang dikemukakan Kemmis & Taggart merupakan pengembangan lebih
lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan yang prinsip antara
keduanya. Model ini banyak dipakai karena sederhana dan mudah dipahami. Rancangan
Kemmis & Taggart dapatmencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-
tahap: perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi
(reflect). Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan
penelitian tercapai.
3. Rancangan Penelitian Tindakan Model John Elliott
Seperti halnya model Kemmis & McTaggart, model John Elliott juga merupakan
pengembangan lebih lanjut dari model Lewin. Elliott mencoba menggambarkan secara
23
lebih rinci langkah demi langkah yang harus dilakukan peneliti. Ide dasarnya sama,
dimulai dari penemuan masalah kemudian dirancang tindakan tertentu yang dianggap
mampu memecahkan masalah tersebut, kemudian diimplementasikan, dimonitor, dan
selanjutnya dilakukan tindakan berikutnya jika dianggap perlu.
Berdasarkan beberapa model tindakan kelas di atas maka dalam penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian model Kurt lewin, dikarenakan model tersebut
simpel dan mudah dipahami dalam penggunaan media Teka Teki Silang.
Dalam penerapan media Teka Teki Silang diperlukan beberapa tahapan agar hasil
yang diinginkan dapat maksimal, hal tersebut sesuai dengan model tindakan yg
dikemukakan oleh Kurt Lewin bahwa tindakan kelas perlu dilakukan dalam beberapa
siklus.
C. Kerangka Berfikir
Pengamatan pelaksanaan pembelajaran bahasa arab di kelas IV MI Nurul Ihsan
Telanaipura Kota Jambi menunjukkan rendahnya penguasaan kosakata bahasa arab
siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
partisipasi belajar siswa rendah, dan siswa mudah merasa bosan didalam pembelajaran.
Penggunaan strategi yang belum menarik perhatian dan pemahaman siswa secara
menyeluruh. Sehingga pelaksanaan pembelajaran bahasa arab perlu ditingkatkan
terutama dalam hal penguasaan kosakata.
Dengan menerapkan media teka-teki silang (TTS), siswa mampu berekspresi,
percaya diri, dan belajar berinteraksi, sehingga dapat mendorong proses belajar siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran siawa akan terlibat secara aktif. Pembelajaran ini
mendorong siswa untuk lebih giat belajar, mengembangkan sikap sosial, dan
komunikasi dengan teman yang lain, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan
lebih mudah dipahami. Dengan demikian, media ini dapat memaksimalkan kemampuan
siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
24
Bagan 2.1 kerangka teoritis
Kondisi awal 1. Siswa kurang aktif dan kurang
berpartisipasi dalam
pembelajaran
2. Penguasaan kosakata bahasa arab
siswa rendah
Pelaksanaan tindakan kelas
1. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa teka-teki
silang terkait materi yg di ajarkan
2. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok
3. Siswa diajak mengisi kotak-kotak
teka-teki silang (TTS)
4. Tiap perwakilan kelompok
diminta untuk maju membuat
kalimat yg dibuatnya
5. Guru meluruskan dan meminta
siswa memperbaiki apabila ada
kesalahan
6. Guru menutup pembelajaran
Tindakan akhir
1. Siswa aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran
2. Siswa mudah berinteraksi
dikarenakan meningkatnya hasil
penguasaan kosakata bahasa arab
siswa
25
D. Hipotesis Penelitian
“Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul‟‟ (arikunto, 2008: 71)
Berdasarkan landasan teoritis dan kerangka berfikir yang ada, hipotesis tindakan
penelitian ini adalah “ jika siswa diberikan pembelajaran kosakata menggunakan media
teka teki silang (TTS) dalam pembelajaran kosakata bahasa arab akan terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada kelas V di Madarasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota
Jambi ‟‟
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dikelas V semester ganjil tahun ajaran 2018/2019.
Bertempat di madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan kota jambi. penentuan kelas V semester
ganjil berdasarkan hasil wawancara dengan guru wali kelas V.
Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitin tindakan kelas (PTK) dengan jenis
kolaboratif parsipatorif, sehingga sangat diharapkan kehadiran peneliti di lapangan
untuk melakukan kolaborasi dan aktif terlibat dalam proses pembelajaran didalam kelas
yang dijadikan obyek penelitian. Selama penelitian tindakan ini dilakukan, peneliti
bertindak sebagai observer, pengumpul data, penganalisis data dan sekaligus pelapor
hasil penelitian. dalam penelitian ini, kedudukan peneliti adalah sebagai perencana,
pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dn akhirnya pelapor hasil
penelitian. Penelitian dilakukan pada hari senin 23 juli 2018 sampai dengan 30 agustus
2018.
B. Tahap-tahap penelitian
Prosedur pelaksaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
Pra tindakan dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui dan mendata
permasalahan dalam pengasaan kosakata bahasa arab. Kegiatan yang dilakukan dalam
pra tindakan adalah mengamati proses belajar mengajar yang berlangsung dikelas V MI
Nurul Ihsan Tenaipura Kota Jambi. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara pada
guru kelas V MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi. Peneliti juga mengamati keadaan
dan kemampuan siswa dengan melaksanakan pre tes untuk mengetahui penguasaan
kosakata bahasa arab siswa.
Pada tahap pra tindakan peneliti melihat gambaran keadaan kelas, prilaku siswa,
perhatian terhadap pelajaran yang disamapaikan guru, sikap siswa terhadap mata
pelajaran. Guna mengukur atau mengetahui peningkatan kosakata bahasa arab, peneliti
27
mengambil data penguasaan kosakata bahasa arab dengan memberikan pre tes soal
tentang bahasa arab siswa.
2. SIKLUS I
a. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan disusun rencana tindakan sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
2) Menyusun format evaluasi proses dan hasil yang diharapkan dan kreteria pencapaian
target yang diharapkan.
3) Menyusun pedoman penilaian
4) Menyusun pdoma observasi
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan sebanyak n siklus. Siklus tindakan yang
dilakukan disesuaikan dengan tingkat keberhasilan pada siklus I. dalam hal ini praktikan
melaksanakan pembelajaran bersama teman sejawat yang mana berfungsi sebagai
observer dalam melaksanakan pembelajaran. Apakah pembelajaran yang dilakukan oleh
praktikan sesuai dengan RPP yang disusun bersama . setelah pembelajaran dilakukan
diskusi bersama teman sejawat atau observer atas tindakan yang telah dilakukan ,
kemudian melakukan reflleksi. Hasil refleksi digunakan untuk menyusun rancangan
tindakan paada tahap selanjutnya.
c. Observasi
Tahap observasi pada dasarnya dilakukan bersama dengan tahap pelaksaan
tindakan. Pada tahap ini dilakukan perekaman berbagai data dan kendala yang dihadapi
berkaitan dengan pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan media teka teki
silang(TTS). Observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan pendahuluan,
yaitu mengamati tingkah laku siswa selama proses belajar mengajar berlangsung yang
meliputi penguasaan siswa dalam kosakata bahasa arab. Begitu juga kemampuan
peneliti sebagai pelaksana proses pembelajaran. Untuk mengetahui kemampuan siswa
pada penguasaan kosakata bahasa arab peneliti melakukan wawancara dengan guru
28
bahasa arab dan mengambil data pretes yang telah dilakukan peneliti berupa nilai siswa
dalam penguasaan kosakata bahasa arab.
Observasi dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus 1 sampai siklus n. hasil
pengamatan dari siklus 1 secara otomatis mempengaruhi penyusunan tindakan pada
siklus berikutnya. Hasil pengamatan pada akhir setiap pertemuan akan dididkusikn
dengan observer secara kritis. Hasilnya kemudian digunakan untuk kepentingan
refleksi. Instrument yang digunakan dalam pengamatan ini meliputi ppedoman
observasi, pedoman wawancara dan pedoman studi dokumentasi.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setiap akhir pertemuan pada setiap tahap pembelajaran.
Dari keseluruhan data yang telah diperoleh, peneliti kemudian melakukan refleksi,
apakah hasil dari pelaksanaan tindakan yang didlakukan berhasi atau tidak sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Hal-hal yang dikaji dan dibahas meliputi: a.
menganalisis kegiatan tindakan yang telah dilakukan, b. membahas perbedaan antara
rencana dan pelaksanaannya, c. menginterpretasi, memaknai, dan menyimpulkan data
yang telah diperoleh. Hasil refleksi data yang dilaksanakan pada siklus 1 akan
digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
3. SIKLUS II
Pada siklus II tahap yang dilakukan peneliti sama dengan tahap pertama dengan
tujuan untuk memecahkan masalah yang timbul pada siklus I dan untuk meningkatkan
derajat keberhasilan tujuan penguasaan kosakata bahasa arab dengan menggunakan
media teka teki silang (TTS). Tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi pada siklus II merupakan hasil perbaikan dari masalah yang timul pada siklus I.
a. Tahap perencanaan
Rencana pada siklus II disusun berdasarkan hasil analisis dan refleksi siklus I.
tindakan yang akan dilakukan pada siklus II yaitu menerapkan media teka teki
silang (TTS).
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan menggunakan media teka
teki silang (TTS). Teknik pembelajaran sama dengan siklus I.
29
c. Observasi
Pengamatan pada siklus II dilakukan mulai dari awal samapai degan akhir
pembelajaran, hasil dari observasi siklus II secara otomatis mempengaruhi
penyusunan tindakan pada siklus berikutnya. Hasil pengamatan pada akhir setiap
pertemuanakan didiskusikan bersama observer secara kritis. Hasilnya kemudian
digunakan untuk kepentingan refleksi. Instrument yang digunakan dalam
pengamatan ini meliputi pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman
studi dokumentasi.
d. Refleksi
Dari pelaksanaan siklus II, peneliti beserta observer melakukan refleksi hasil
pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil dari siklus II diketahui bahwa
pengusaan bahasa arab lebih meningkat atau tidak. Setelah dianalisis pada siklus II
terdapat kendala, yaitu siswa masih banyak yang belum menguasai kosakata bahasa
arab secara keseluruhan, maka peneliti bersama observer merancang atau menyusun
rancangan selanjutnya.
C. Desain Dan Jenis Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Pengkategorian penelitian ini ke dalam penelitian tindakan sesuai dengan
model kurt lewin. Tiap siklus atau putaran terdiri empat tahapan yaitu perencanaan
(planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar
siswa meningkat (Aqib, 2011, hal.3). Dalam pelaksanaannya, penelitian ini bersifat
kolaboratif bersama guru kelas sebagai upaya bersama untuk mewujudkan perbaikan
yang diinginkan.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian
tindakan kelas (PTK). Prosedur PTK mencakup: penelitian focus permasalahan,
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dibarengi observasi dan interpretasi,
30
analisis dan refleksi, dan perencanaan tindak lanjut. Penelitian ini bertujuan mencari
solusi terhadap permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi dikelas.
Model kurt Levin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai penelitian
tindakan yang lain. Khususnya PTK. Konsep pokok penelitian tindakan kurt Levin
terdiri dari empat komponen yaitu: a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c)
pengamatan (observing), d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut
dipandang sebagai satu siklus, yang dapat digambarkan sebagai berikut (Nur ali, 2008:
41).
Beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang
berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu
1. Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
2. Pelaksanaan tindakan (acting)
Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Planning
Acting
Observing
Reflecting
31
3. Pengamatan (observing)
Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat, sebelumnya
sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan
karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.
4. Refleksi (reflecting)
Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa inggris reflection, yang diterjamahkan
kedalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan
ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan (Arikunto,
2007: 16-19). Latif mendefinisikan sebagai berikut: ‘’refleksi adalah kegiatan
menganilisis hasil pengamatan untuk menentukan sudah sejauh mana
pengembangan strategi yang sudah dikembangkan telah berhasil memecahkan
masalah dan apabila belum berhasil, faktor apa saja yang menjadi penghambat
kekurangan berhasilan tersebut (Nur ali, 2008: 101).
D. kriteria keberhasilan penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila terdapat sedikitnya 60%
siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan atau ketuntasan belajar
dilihat berdasarkan tes yang diperoleh. kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
digunakan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi dikatakan berhasil atau
tuntas apabila setiap siswa mencapai skor 65% atau nilai 65.
Table 3.2 kriteria ketuntasan umum
Skor Kriteria
65 Belum tuntas
65 Tuntas
32
E. Sumber Data Dan Jenis Data
Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data adalah
sisiwa-siswi kelas V Madarasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan, dimana siswa-siswi tersebut
tidak hanya diperlukan sebagai obyek yang dikenai tindakan, tetapi juga aktif dalam
kegiatan yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik penelitian
tindakan kelas (PTK) yaitu a collaborative effort and or participateves (Arikunto dkk,
2008: 104).
Data penelitian ini mencakup:
1. Skor tes siswa yang diberikan pada pra tindakan (pre test)
2. Hasil lembar observasi guru dalam melaksanakan pembelajaran.
3. Hasil observasi yang berkaitan dengan aktifitas siswa pada pembelajaran bahasa
arab berlangsung.
Data penelitian ini berupa pengamatan dan dokumentasi dari setiap tindakan
perbaikan pengunaan media teka teki silang (TTS) pada pembelajaran bahasa arab
dalam meningkatkan pemahaman kosakata bahasa arab siswa kelas V madrasah
ibtidaiyah Nurul Ihsan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kualitatif
diperoleh dari dokumentasi, observasi, dan wawancara. Sedangkan data yang bersifat
kuantitatif bersal dari evaluasi, pre test dan post test.
F. Instrument Penelitian
Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan
instrument yang disusun dan dikembangkan peneliti ada 3 macam instrument
berdasarkan bentuknya yaitu:
1. Panduan observasi
2. Pedoman wawancara
3. Tes penguasaan kosakata
G. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
kesahian (validitas) dan ketrandalan (reabilitas). Penelitian tindakan kelas (PTK)
merupakan kerja ilmiah, untuk melakukan ini mutlak dituntut secara objektifitas. Untuk
memenuhi criteria ini dalam penelitian maka kesahian (validitas) dan ktrandalan
33
(reabilitas) harus dipenuhi kalau tidak maka penelitian ini harus dipertanyakan(Iskandar,
2009: 81).
Pengecekan keabsahan data yang bersifat kualitatif, dalam penelitian tindakan
kelas ini peneliti menggunakan tringulasi. Triangulasi adalah teknik pengecekan
keabasahan data dengan memanfaatkan sesuatu diluar data sebagai pembanding
(Moleong, 2008: 330), misalnya konsultasi dengan guru wali kelas V dan pengurus
kurikulum.
Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan pemeriksaan sumber lainnya.
Adapun pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan
tringulasi sumber, yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan sustu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif (Moleong, 2008: 330). Hal itu dapat dicapai dengan teknik sebagai
berikut ( Moleong, 2008: 331):
1. Membandingkan data hasil pengamatan (hasil penggunaan media teka-teki silang
dalam pembelajaran bahasa arab siswa kelas V MI Nurul Ihsan) dengan data hasil
wawancara (tidak terstruktur) dengan siswa.
2. Membandingkan apa yang dikatakan guru mata pelajaran bahasa arab kelas V
dengan apa yang dikatakan siswa-siswi kelas V MI Nurul Ihsan (berkaitan dengan
jawaban dan pertanyaan tentang pelaksanaan pembelajaran bahasa arab dengan
menentukan media teka teki silang yang diajukan peneliti.
G. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan instrument utama
dan penunjang. Data adalah segala fakta dan angka yang dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi. Informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk
suatu keperluan. Data utama untuk penelitian ini adalah data hasil penguasaan siswa
pada kosakata bahasa arab. Data endukung pennelitian ini juga berasal dari hasil
obsevasi berupa informasi tentang kemampuan siswa kelas V madrasah ibtidaiyah
Nurul Ihsan.
Menurut (Arikunto, 2002: 107) bahwa sumber data adalah subjek dimana data
penelitian diperoleh. Jadi, yang dimaksud sumber data adalah asal kata yang
34
dipergunakan dalam penelitian. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah adalah
siswa kelas V madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan subjek penelitian.
Data penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.
Berikut ini diuraikan tentang teknik pengumpulan data dan sumber data yang diperoleh.
Table 3.1 teknik pengumpulan data dan sumber data
Teknik
pengumpulan data
Aspek Sumber data
Obsevasi
Proses KBM Guru dan siswa
Wawancara Penguasaan kosakat
Bahsa arab siswa
Guru dan siswa
Dokumentasi Penggnaan media teka
teki silang (TTS) untuk
meningkatkan kosakata
bahasa arabselama KBM
berlangsung
Foto
Tes Penguasaan kosakata
siswa
Siswa
Adapun uraian teknik pengumpulan data adalah:
1. Teknik observasi
Suharsimi arikunto mengatakan bahwa observasi atau disebut juga dengan
pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan segala indra ( Arikunto, 2002: 204).
Berdasarkan definisi diatas observasi dilakukan pada saat proses kegiatan belajar
mengajar bahasa arab berlangsung, dengan melihat dan mengamati sendiri, mencatat,
prilaku dan kejadian yang sebenarnya. Dengan menggunakan pedoman observasi
35
kegiatan pembelajaran, catatan lapangan, dan foto dengan tujuan memperoleh data
tentang kurangnya pengusaan siswa pada kosakata bahasa arab. Hal-hal yang dicatat
antara lain:
1) Letak geografis madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan
2) Sekilas mengenai madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan
3) Kondisi lingkungan belajar di madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan
4) Pelaksaan penggunaan media teka teki silang (TTS) untuk meningkatkan
pemahaman kosakata bahasa arab siswa kelas V madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan
5) Aktifitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung di madrasah ibtidaiyah
Nurul Ihsan
6) Hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai tugas evaluasi dikelas dimadrasah
ibtidaiyah Nurul Ihsan
Jenis observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan observasi
partisipasi yaitu mengamati proses pembelajaran dengan menerapkan media teka teki
silang (TTS) dan mengamati kondisi kelas saat proses belajar mangajar dilaksanakan.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
mewawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan (Moleong, 2006: 186).
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang
pembelajaran bahasa arab. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk
membandingkan dan mencocokkan kata-kata, perilaku, tindakan subjek penelitian
dengan pembeajaran yang sebenarnya.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari
catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan psikolog dalam
meneliti perkembangan seorang klien, melalui catatan pribadinya (Fathoni, 2006;112).
Dari definisi tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dokumentasi yang
peneliti gunakan adalah dengan mengambil data meliputi profil MI Nurul Ihsan, foto
gambar proses pembelajaran, keadaan siswa, sarana dan prasarana, data siswa.
36
4. Tes
Tes pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
teknik tes obyektif. Yang mana nurkanca dan suhatana menyatakan dalam buku masnur
muslich bahwa merupakan suatu cara yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas yang
harus diselesaikan oleh siswa yang bersangkutan (Mannur, 2009: 146). Dalam
penelitian ini, siswa sebagai subjek tes, dan data yang dikumpulkan berupa hasil tes
pengusaan kosakata bahasa arab. Pengukuran tes hasil belajar dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui peningkatan koskata bahasa arab. Tes yang dimaksud meliputi tes
awal yaitu tes yang diberikan sebelum adanya tindakan, dan tes akhir yang dilakukan
pada setiap akhir tindakan, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui peningkatan
siswa dalam kosakata bahasa arab.
H. Teknik Analis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber
data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data, dan melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik kualitatif
digunakan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan rencana tindakan, menggambarkan
hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran dan
mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran serta kemampuan berfikir
siswa sesuai dengan pengamatan. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk
mendeskripsikan tentang efektivitas dari pembelajaran yang meliputi hasil belajar dan
keaktifan siswa. Berikut analisis data yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Reduksi Data
Merupakan proses penyederhanaan yang di lakukan melalui seleksi data mentah
menjadi data yang bermakna. Data yang diseleksi untuk digunakan dan mendukung
dalam penelitian ini adalah hasil observasi sikap siswa dan hasil belajar sebelum
tindakan, hasil wawancara dengan guru dan siswa, dan hasil observasi terhadap
kegiatan guru dan siswa, serta keaktifan siswa.
2. Sajian data
37
Data yang sudah terkumpul dan terseleksi kemudian di kelompokkan dalam
beberapa bagian sesuai dengan jenis data supaya makna peristiwanya menjadi lebih
jelas dipahami. Sajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk paparan
naratif, tabel, dan grafik.
3. Penarikan simpulan/verifikasi
Simpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan sajian data. Penarikan
simpulan di lakukan sebagai proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah
terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat
tetapi mengandung pengertian yang luas.
Dalam analisis data ini penulis akan mengambil data tentang hasil observasi keaktifan
siswa, yang dapat diambil melalui:
Presentase respon siswa = x 100 %
Dimana : a = proporsi siswa yang memilih (aktif)
b = jumlah siswa (keseluruhan)
Dengan penilaian :
0 – 19 = tidak aktif
20 – 59 = kurang aktif
60 – 69 = cukup aktif
70 – 79 = aktif
80 – 100 = aktif sekali
Sedangkan hasil observasi aktivitas guru diberikan nilai sebagai berikut ( Trianto, 2011,
hal.63)
1 = kurang baik
2 = cukup baik
3 = baik
4 = baik sekali
Data kuantitatif merupakan proses perhitungan hasil belajar siswa pada masing-
masing siklus yang dilakukan dengan perhitungan (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008,
hal.166)
38
Skor = x 100
Ket :
B = jumlah butiran dijawab benar
N = banyak butiran soal.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus :
= X
Ket :
= jumlah semua nilai siswa
= jumlah siswa.
= nilai rata-rata
Nilai ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan :
P =
Siswa yang tuntas belajar dengan penilaian
0 – 2 = sangat rendah
2 – 4 = rendah
4 – 6 = cukup tinggi
6 – 8 = tinggi
8 – 10 = sangat tinggi
K. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 5 bulan, dari bulan desember hingga april
2018. Dengan langkah-langkah penelitian mulai dari pra-penelitian, yaitu observasi
dilapangan, pembuatan proposal, seminar proposal hingga pada langkah penelitian
seperti penulisan skripsi, bimbingan, penggandaan serta kegiatan akhir penelitian, yaitu
perbaikan dan dan penyampaian skripsi pada pihak akademik dan tim penguji. Untuk
menyampaikan sistem kinerja dilapangan, maka peneliti menggunakan kegiatan
tersistematis melalui jadwal penelitian sebagai berikut:
39
Table 1: jadwal penelitian
No
Kegiatan
Bulan / Minggu
I II III IV V VI VII VI
I
Oktober
2017
Novem-
ber
2017
Desemb
er
2017
Januari
2018
Juli
2018
agustus
2018
september
2018
okto
ber
2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pembuatan
Proposal
√
2 Penunjukan
dosen
pembimbing
√
3 Perbaikan
Proposal
√ √
4 Izin Seminar
dan Perbaikan
Hasil Proposal
√ √
5 Pengajuan Izin
Riset
√
6 Pengumpulan
Data
√
7 Verivikasi dan
Analisis Data
√
8 Konsultasi
Pembimbing
√
9 Perbaikan
Skripsi
√
10 Agenda Skripsi √
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi
Pada awal berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan berdiri sejak tanggal 22
mei 1992, sebagai madrasah sore sampai tahun 2010 madrasah mengalami
perubahan menjadi madrasah pagi agar setara dengan sd yang di mulai pada tanggal
04 maret 2010.
Tahun pelajaran 2008/2009 ini, MI Nurul Ihsan Menerima 24 siswa Tahun pelajaran
2009/2010 siswa nya bertambah 34 siswa, tahun 2010/2011 bertambah jadi 40
siswa, Tahun 2011/2012 meningkat jadi 60 bertambah terus setiap tahunnya. Sejalan
dengan perkembangan zaman MI Nurul Ihsan menuju madrasah yang terus menjadi
lebih baik dan mengikuti semua perkembangan zaman dan mencetak generasi yang
berakhlak mulia, mandiri, dan santun.
Dalam upaya mewujudkan madrasah yang mempromosikan kesehatan (Health
Promoting School), MI Nurul Ihsan bekerja sama dengan berbagai lembaga terkait.
Penyediaan sarana kesehatan dan budaya hidup bersih terus dilakukan.UKS yang
representatif, kantin sehat dengan jajanan aman, serta pengelolaan sampah dan air
menjadi fokus pengembangan.
Dibandingkan dengan tahun pertama berdiri, MI Nurul Ihsan mengalami kemajuan
yang sangat signifikan.Dari Awal yang siswanya hanya 24 siswa, dan sekarang
memiliki 143 siswa yang telalah meluluskan siswa/i dari tahun 2013 s/d 2016
sebanyak 48 siswa/i terus berbenah dibawah kepemimpinan kepala madrasah yang
telah beberapa kali mengalami pergantian sebagai berikut :
a) Bapak Musyafiruddin, A.Md Periode 2008 sd 2010
b) Ibu Azizah, S.Ag Periode 2010 sd 2013
c) Ibu Rostini, S.Pd.I Periode 2013 s/d 2014
d) Ibu Hj.Three Hartati, S.Ag Periode 2014 s/d 2016
e) Ibu Endang Susilawai, S.Pd.I Periode 2016 sampai Sekarang.
41
Sumber: Data MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi
2. Visi, Misi dan Tujuan
Madrasah Ibtidaiyah Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi memiliki visi, misi
dan tujuan sebagai berikut :
a. Visi
Sebagai lembaga pendidikan yang melahirkan generasi cerdas, berkarakter
islami
b. Misi
1) Mengembangkan potensi dan Kecerdasan anak didik.
2) Membudayakan anak didik berkepribadian dan berkarakter islami.
c. Tujuan
1) Terwujudnya peserta didik yang kompetitif dan berkualitas.
2) Terbinanya peserta didik yang berkepribadian, berakhlak mulia dan
berbudaya.
Sumber: Dokumentasi MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi
3. Kurikulum MI Nurul Ikhsan
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya pelari dan
curare yang berarti tempat berpacu.Kurikulum adalah seperangkat perencanaan
pengajaran yang sistematik yang berisi pernyataan tujuan, organisasi konten,
organisasi pengalaman belajar, program pelayanan, pola belajar mengajar, dan
program evaluasi agar pebelajar dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
dan perubahan tingkah laku.
Kurikulum yang dilaksanakan di MI Nurul IhsanKota Jambi adalah kurikulum
2013 yang dikenal dengan pembelajaran Tematik Terpadu. Adapun pelajaran yang
terintegritas di dalamnya adalah : Bahasa Indonesia, Ipa, Ips, Matematika, Pkn, Sbk,
Pjok. Selain kurikulum tersebut, MI Nurul Ihsanjuga memberi mata pelajaran
tambahan seperti: Akidah Akhlak, Fiqih dan Tahfidz untuk menambah wawasan,
pengetahuan dan mengenalkan anak pada hafalan yang semestinya di ketahui.
42
4. Struktur Organisasi
Sekolah merupakan suatu organisasi yang mempunyai visi dan misai. Oleh
karna itu di butuhkan suatu structur dimana setiap bagian pada structur itu
mempunyai fungsi dan sosialisasi kerja hingga sekolah terorganisasi dngan baik.
Adapun struktur organisasi MI Nurul IhsanKota Jambi adalah:
43
Gambar 4.1
Struktur Organisari MI Nurul IhsanTelanaipura Tahun Ajaran 2017/2018
Sumber: Dokumentasi MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi
TU Bendahara
Rahma
Guru Kelas III
Hj. Rostini. S.Pd.I
Waka Prasarana
Eka Diawati. S.Ag
Eka
Kebersihan
Rupi’ah
Waka Kesiswaan
Nova Arilawati
Ritonga. S.Pd
Unit Pustaka
Jumaiah S.IP
Kepala Madrasah
Endang Susilaati, S.Pd.I
Ketua Komite
Prof. Dr. H.M.Rachmad.
R.SE.ME
Ketua Yayasan
M. Yusuf Munir, SKM
Guru Kelas II
Hj.Three Hartati.
S.Ag
Guru Kelas IV
Nova Arilawati Ritonga.
S.Pd
Guru Kelas I
Eka Diawati. S.Ag
Waka Kurikulum
Nurul Rahmawan Saputra.
S.Pd
Majelis Guru
MI Nurul Ikhsan
Guru Kelas VI
Dewi Kusmala Sari S.Pd.I
Guru Kelas V
Heriansyah, S.Pd.
44
5. Data guru ( kepegawaian )
Tabel 4.1
Data Guru dan Staff MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi TA 2017/2018
NO NAMA GURU/ L/P IJAZAH TERTINGGI
JABATAN MENGAJAR DIKELAS
TMT BEKERJA
TGL DAN NO SK
PEGAWAI/PELAYAN NOMOR AWAL
1 Endang Susilawati, S.Pd.I
P SI Tarbiyah Kepala Madrasah/
4,5,6 11 Juli 2004
11 Juli 2004
Kuala Tungkal, 23 April 1982
Guru Mapel Fiqih
011/SK/Y/MI_NI/ VII/2004
2 Hj.Three Hartati,s.ag P SI Tarbiyah Guru Kelas II
2 13 juli 2000
13 juli 2000
Aurcino, 12 Januari 1976
007/SK/Y/MI_NI/ VII/2000
3 Eka Diawati,S.Ag P SI Tarbiyah Guru kelas I
1 15 Juli 2002
15 Juli 2002
Kemantan Darat, 1 Agustus 1978
010/SK/Y/MI_NI/ VII/2002
4 Hj. Rostini, A. Ma P SI Tarbiyah Guru Kelas III
3 1 Maret 1983
1 Maret 1983
Pondok Tinggi,15 Januari 1961
014/SK/Y/MI_NI/ VII/1983
5 Nova Arilawati Ritonga,S.Pd.I
P S2 Tarbiyah
Guru KelasI IV
4 5 Juli 2008
5 Juli 2008
Sungai Dusun, 28 Desember 1988
008/SK/Y/MI_NI/ VII/2008
6 Dewi Kusmala Sari,S.Pd
P SI PGSD Guru Kelas V
5 5 Juli 2010
5 Juli 2010
Rantau Rasau, 05 Mei 1991
006/SK/Y/MI_NI/ VII/2010
7 Nurul Rahmawan Saputra.S,Pd
L SI Tarbiyah Guru Kelas VI
6 5 Juli 2010
5 Juli 2010
Jambi 22 Maret 1992
012/SK/Y/MI_NI/ VII/2010
8 Rahma P SMA Guru Bid. Study
1,2,3,4,5,6 5 Juli 2010
5 Juli 2010
Pulauraman 01 Januari 1992
013/SK/Y/MI_NI/ VII/2010
9 Ida Wati,S.Pd P SI Tarbiyah Guru Bid. Study
1,2,3,4,5,6 18 Juli 2016
18 Juli 2016
Kampung Harapan 23 November 1990
014/SK/Y/MI_NI/ VII/2016
10 Mukromin, S.Sy L SI Tarbiyah Guru Bid. Study
1,2,3,4,5,6 18 Juli 2016
18 Juli 2016
Muaro Jambi 20 Desember 1993
009/SK/Y/MI_NI/ VII/2016
11 Siti Ramadannia P SI Tarbiyah Guru Bid. Study
1,2,3,4,5,6 18 Juli 2016
18 Juli 2016
Jambi 08 Maret 1994
009/SK/Y/MI_NI/ VII/2016
Sumber: Data MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi.
45
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa MI Nurul IhsanTelanaipura
Kota Jambi memiliki 11 tenaga kepegawaian yaitu :Kepala Madrasah merangkap sebagai guru
bidang study, 5 tenaga kepegawaian bidang study dan 6 lainnya sebagai guru kelas.
6. Data siswa
Tabel 4.2
Data Siswa MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi TA 2017/2018
Sumber :Data MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi.
: JAMBI
1 1 1 2 1 5 7 1 0 0 1 2 : JAMBI
: MI NURUL IHSAN KOTA JAMBI
: TELANAIPURA
: 1992
JUMLAH
SEMUA
LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR
Pada akhir bulan 16 9 10 13 22 8 20 17 9 7 6 6 83 60 143
yang lalu
Keluar dalam
bulan ini
Masuk dalam
bulan ini
Jumlah pada akhir
bulan ini
16 9 10 13 22 8 20 17 9 7 6 6 83 60 143
6 16 9
7 10 13
8 22 8
9 20 17
10 9 7
11 6 6
12
13
14
16 9 10 13 22 8 20 17 9 7 6 6 83 60 143
STATUS : Swasta
NOMOR STATISTIK SEKOLAH PROVINSI
KAB / KOTA
SEKOLAH DASAR / MI
KECAMATAN
TAHUN PENDIRIAN SEKOLAH
KETERANGAN
BANYAKNYA MURIDJUMLAH
I II III IV V
Asing
VI
Indonesia
Asing
Jumlah
Indonesia
Asing
Jumlah
Indonesia
Asing
Jumlah
Indonesia
III
Jumlah
Menurut Umur
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Jumlah
Banyaknya Kelas I II
( Rombongan Belajar ) 1 1 1 1 1 6
IV V VI JUMLAH SEMUA
1
46
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa MI Nurul
IhsanTelanaipura Kota Jambi secara keseluruhan memiliki 143 siswa dari kelas 1 sampai
kelas 6, yang mana terdiri dari 83 siswa laki-laki dan 60 siswa perempuan.
7. Sarana dan Prasarana
MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi memiliki sarana dan prasarana guna mendukung
proses pembelajaran.
Data 4.3
Sarana dan Prasarana MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi
A. GEDUNG ( MILIK )
B. RUANG BELAJAR ( LOKAL )
Baik : 6 Bh Kurang Baik : 0 Bh
Rusak : 0 Bh Jumlah Semua : 6 Bh
C. SARANA FISIK
Rumah Dinas Kepala : - RDG :
RDP : - WC Guru/Murid : 2 Bh
Ruang Perpustakaan : 1 Bh Ruang UKS :
Ruang Kantor : 1 Bh DLL :
D. PERLENGKAPAN SEKOLAH
Bangku Murid : 143 Bh Lemari : 3 Bh
Meja Tulis : 61 Bh Kursi : 9 Bh
Kursi Tamu : 1 set Papan Tulis : 6 Bh
Rak Buku : 1 Bh Papan Statistik : 1 Bh
Load Speker : 1 set Radio Cassete : 1 Bh
E. BUKU-BUKU
Buku Pelajaran Pokok : Eks
Buku Pelengkap : Eks
Buku Bacaan : Eks
F. ALAT PERAGA
Gambar Dinding : Bh Alat Praktek : Bh
Globe : Bh Gambar Presiden : 6 Bh
Kerangka Manusia : Bh Wakil Presiden : 6 Bh
Peta Dinding : Bh DLL : 1 Bh
G. ALAT OLAHRAGA
Atletik : - Bulu Tangkis : 2 Bh
Bola Voli : 1 Bh Net : 1 Bh
Bola Kaki : 1 Bh DLL :
Sumber :Data MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi.
47
B. Paparan Sebelum Penelitian
1. Observasi awal ( senin, juli 2018)
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti meminta izin kepada kepala sekolah yaitu ibu
endang susilawati, S.Pd.I dan menyampaikan tujuan pelaksanaan penelitian. Tujuan
penelitian yang akan dilakukan adalah menggunakan media teka-teki silang (TTS) dalam
pembelajaran bahasa arab untuk meningkatkan pengusaaan kosakata bahasa arab siswa.
Beliau menanggapi bahwa penilitian ini akan memberikan manfaat dan dirasa menarik dan
bagus. Sebelum bertemu kepala sekolah, peneliti sudah terlebih dahulu bertemu dengan
bapak mashar selaku guru mata pelajaran bahasa arab di kelas V dan bertanya mengenai
kendala kendala yang dihadapi siswa saat pembelajaran bahasa arab berlangsung, dan
beliau mengatakan bahwa,
Masalah yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran bahasa arab itu masih sulit
dalam menghafal kosakata (mufrodat), dan saya sudah pernah menyampaikannya
adalam bentuk lagu, namun belum pernah menggunakan media teka-teki silang
(TTS) sehingga siswa masih kurang cepat dalam menguasai kosakata (mufrodat).
2. Kegiatan Pre Test
Tahap pra tindakan dilaksanakan pada hari senin tanggal 26 juli 2018 jam 1-2 pukul
08.15-09.15. peneliti dan guru sepakat melakukan pre test berupa tes tetulis. Soal pre test
yang diberikan kepada siswa berjumlah 20 butir soal berdasarkan materi yang sudah dibaca
bersama sebelumnya yaitu kosakata (mufrodat) .
Pemberian pre test pada siswa bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
dalam menguasai kosakata bahasa arab yang telah disampaikan oleh guru dan dirancang
sebagai tindakan observasi lapangan untukk mengetahui situasi dan kondisi pembelajaran
bahasa arab sebelumnya. Adapun hasil analisis data pre test adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
NO NAMA L/P KKM
NILAI
PRE
TEST
KRITERIA
TUNTAS
TIDAK
TUNTAS
1 Akbar Vebriansyah L 65 65 √
2 Alin Rosyida P 65 61
√
3 Ashraf Reinaldi Rafi L 65 65 √
4 Azzahra Silviana P 65 58
√
48
5 Gugun Gunawan L 65 60
√
6 Kamaila Salsabilla P 65 65 √
7 Khansa Sulva Mubarak P 65 58
√
8 M.Al Dzaki Irfansyah L 65 61
√
9 M.Radja Ardesta L 65 58
√
10 Meycha Resti Pauzi P 65 65 √
11 Muhammad Al-Farizi P 65 65 √
12 Muhammad Buana Dasa,A. L 65 65 √
13 Muhammad Khalifah Syukron L 65 62
√
14 Muhammad Nazaki Maulidan L 65 58
√
15 Muhammad Saleh Al Afgani L 65 65 √
16 Muhammad Yusuf Saputra L 65 65 √
17 Muhammad Zacky Alfat L 65 58
√
18 Muzakkir Aminanda L 65 65 √
19 Nabila Puji Lestari P 65 65 √
20 Nadya Shifah Utami P 65 61
√
21 Putra Fajar Al-Khaliq L 65 58
√
22 Rahmah Restu Najlita P 65 65 √
23 Rahmat Faiz Ariza L 65 62
√
24 Raihan Al Fath L 65 60
√
25 Raja Al- Karim L 65 58
√
26 Ratu Athiyyah P 65 61
√
27 Raymond Riski Maringan.S L 65 65 √
28 Rendy Firmansyah L 65 58
√
29 Reza Fahlefi L 65 62
√
30 Shabrina Putri Al-Zahri P 65 62
√
31 Silvani Yastrib P 65 66 √
32 Siti Lestari P 65 58
√
33 Tiara Wasri P 65 60
√
34 Zahra P 65 60
√
35 Zahra Shila Ananda.F P 65 65 √
36 Zalfa Khairunnadwa P 65 60
√
Jumlah Skor Yang Diperoleh 2225
Rata-Rata (%) 61.8
Jumlah Siswa Yang Tuntas Belajar (Menguasai) 14
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas (Kurang
Menguasai) 21
Ketuntasan Belajar (%) 38.9
49
Berdasarkan hasil Pre test pada tabel 4.4, terlihat bahwa masih banyak siswa yang
tidak memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal dalam belajar dengan diperolehnya
skor rata-rata 61.8 % dan persentase ketuntasan belajar yang hanya 38.9%. berdasarkan
data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar nilai kosakata bahasa arab siswa masih
rendah.
Dari hasil observasi dan pre test menunjukkan bahwa ketika siswa mengerjakan soal,
sebagian besar siswa berfikir lama dalam menjawab soal. Sebagian ada yang kurang
percaya diri ketika mengerjakan, terlihat beberapa siswa mondar mandir melihat jawaban
temannya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum siap mengerjakan tugas. Bisa jadi
kondisi siswa tersebut dipengaruhi oleh pembelajaran yang masih menggunakan
pendekatan konvensional (tanpa strategi pembelajaran yang menyenangkan), dan kurang
memaksimalkan media yang sudah ada.
C. Paparan data siklus I
1. Perencanaan Tindakan Siklus I
Setelah peneliti peneliti melakukan pre test dengan presentase ketuntasan kosakata
bahasa arab siswa kelas V, hasil yang diperoleh adalah sebesar 38.9% . presentase
ketuntasan tersebut masih belum mencapai batas kriteria ketuntasan minimal, yang secara
klasikal ditetapkan yaitu sebasar 65%. Maka siklus I, pertemuan 1 dan 2 peneliti
merencanakan pembelajaran bahasa arab kelas V semester 1 pada pokok bahasan
dan dengan menggunakan media teka-teki silang (TTS) dengan
mengacu pada buku paket kelas V dengan tujuan meningkatkan kosakata bahasa arab
siswa.
Sebelum pelaksanaan tindakan siklus 1 peneliti menyiapkan beberapa hal yaitu :
1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan materi dengan tema „‟ dan ‟‟
3) Menyiapkan topik bahasan yang terkait dengan tema meteri
4) Menyiapkan media teka teki-silang (TTS)
5) Meniapkan lembar tugas yang akan diberikan kepada siswa
6) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi, pedoman wawancara, dan dokumen
lain.
50
Pada langkah awal peneliti menyiapkan siswa agar mempersiapkan diri untuk
menerima pelajaran. menanyakan kabar dan memberikan apersepsi meruapakan salah
satu cara untuk menyiapkan siswa menerima pelajaran. maka peneliti memulai
pembelajaran dengan bertanya benda-benda apa saja yang terdapat didalam ruang tamu
dan dikebun. Dan tak lupa peneliti menerapkan media teka teki silang agar siswa tidak
bosan.
Kemudian pada tahap evaluasi gur melakukan Tanya jawab dengan siswa tntang
materi yang dibahas, dari kegiatan tersebut peneliti mengamati keaktifan siswa dalam
memahami pelajaran yang telah disampaikan. Setelah melakukan Tanya jawab guru
melanjutkan lagi dengan pemberian tugas yang harus dikerjakan siswa dan harus
dikumpulkan setiap pertemuan.
2. Pelaksanaan Siklus I
Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2 dilaksanakan pada hari senin
agustus 2018 jam ke 2-3 pukul 08.15-09.15. adapun pelaksanaan tindakannya adalah
sebelum masuk pada kegiata inti pembelajaran, terlebih dahulu peneliti member salam
kepada siswa, dan menanyakan keadaan siswa , kemudian melakukan do‟a bersama dan
mengabsen. Setelah do‟a bersama guru mengenalkan peneliti kepada siswa, mengingat
peneliti disini belum mengenal secara keseluruhan dengan siswa dikelas V MI Nurul
ihsan kota jambi.
Kemudian peneliti menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya dengan
melakukan Tanya jawab tentang materi kemudian peneliti melanjutkan apersepsi
untuk mengaitkan materi yang akan dipelajari hari ini dengan meminta siswa untuk
menyebutkan ruangan-ruangan yang ada dirumah . kemudian peneliti menunjukkan
media teka-teki silang (TTS) yang cukup besar agar bisa dilihat didalam satu ruangan.
Pada siklus 1 pertemuan 1 ini, peneliti menyampaikan materi dan
pertemuan 2, peneliti menyampaikan materi .
Pada kegiatan inti pertemuan 1 peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari
kepada siswa dengan media teka-teki silang (TTS) yang berisi tentang materi
pembelajaran. Pada saat memulai pembelajaran, peneliti mengucapkan kosakata
(mufrodat) dan siswa menirukan. Selanjutnya, peneliti membagi siswa menjadi beberapa
51
kelompok dan mengajak siswa untuk mengisi teka-teki silang (TTS) yang sudah
disiapkan. Setiap kelompok terdiri dari 6 orang. Peneliti membagikan kertas berisi teka-
teki silang (TTS) yang masih kosong. Disetiap kelompok bisa dibagi tugas, ada yang
mencari jawaban, ada yang mengisi teka-teki silang (TTS).
Pada tahap evaluasi, guru memberikan pertanyaan umpan balik kepada siswa
terhadap proses dan hasil pembelajaran kemudian guru memberikan tugas individu saat
proses pembelajaran untuk mengerjakan soal latihan yang sudah disiapkan oleh peneliti
sebanyak 10 butir soal dikerjakan selama 15 menit dan setelah selesai langsung
dikumpulkan .
Pada kegiatan inti pertemuan 2 peneliti melakukan kegiatan yang sama seperti
pertemuan 1. Dan membagi siswa menjadi berkelompok. Hanya saja berbeda materi .
dipertemuan 2 ini, pembelajaran menggunakan materi . dan di akhir guru
memberikan lembar kerja untuk dikerjakan dan segera dikumpulkan. Adapun susunan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran mata pelajaran bahasa arab materi ”
“ pada siklus I pertemuan 1 dan” ” pada siklus I pertemuan 2 adalah:
Siklus I pertemuan 1
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Siswa diajak menyebutkan benda-benda yang berada didalam ruang tamu.
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok , masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang
Masing-masing kelompok diberi kertas tugas dan kertas berisi soal tentang materi
kosakata di ruang tamu
Siswa diperbolehkan untuk menambahkan gambar disamping kotak-kotak teka-teki
silang
Siswa diminta bekerja kelompok dan guru memantau
Perwakila setiap kelompok maju untuk menunjukkan tugas kelompoknya
Guru meluruskan dan meminta siswa untuk memperbaiki apabila ada kesalahan.
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
Guru memberikan contoh membuat kalimat dengan isim isyaroh ( )
52
Setiap siswa untuk membuat kalimat dari kosakata yang terdapat di kotak-kotak teka-
teki silang(TTS).
Siswa membacakan kalimat yang dibuat secara bergantian.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Siswa diberi pemahaman untuk beberapa kaliamat yang salah, guru meluruskan,
member penguatan dan menyimpulkan.
Siklus I pertemuan 2
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Siswa diajak menyebutkan benda-benda yang berada di kebun
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok , masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang
Masing-masing kelompok diberi kertas tugas dan kertas berisi soal tentang materi
kosakata di ruang tamu
Siswa diperbolehkan untuk menambahkan gambar disamping kotak-kotak teka-teki
silang
Siswa diminta bekerja kelompok dan guru memantau
Perwakila setiap kelompok maju untuk menunjukkan tugas kelompoknya
Guru meluruskan dan meminta siswa untuk memperbaiki apabila ada kesalahan.
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
Guru memberikan contoh membuat kalimat dengan isim isyaroh ( )
Setiap siswa untuk membuat kalimat dari kosakata yang terdapat di kotak-kotak teka-
teki silang(TTS).
Siswa membacakan kalimat yang dibuat secara bergantian.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
53
Siswa diberi pemahaman untuk beberapa kaliamat yang salah, guru meluruskan,
member penguatan dan menyimpulkan.
a. Pengamatan (Observasi)
1) Observasi Tindakan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran
Pada tahap ini peneliti dan sekaligus observer (penilai) mengobservasi tindakan yang
dilakukan dengan menggunakan format yang telah dikembangkan pada perencanaan dan
memberi hasil pelaksanaan. Berdasarkan hasil observasi peserta didik pada siklus I
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus 1 menggunakan media teka teki
silang (TTS)
NO Aktivitas Yang Diamati Skor Jumlah
PI PII
1 Aktif berfikir dalam proses pembelajaran 3 3 6
2 Konsentrasi dalam proses pembelajaran 3 4 7
3 Memiliki semangat yang tinggi 3 3 6
4 Berdiskusi dan bertanya pada guru / antar peserta
didik
3 3 6
5 Memiliki rasa percaya diri 4 4 8
6 Memiliki daya juang yang tinggi dalam
menyelesaikan tugas dan latihan
3 3 6
Jumlah 19 20 39
Rata-rata (%) 3.2 3.3 6.5
Rata-rata keseluruhan (%) 4.3
Dengan kriteria sebagai berikut:
1. : Sangat Kurang Aktif P1 : Pertemuan Pertama
2. : Kurang Aktif P2 : Pertemuan Kedua
3. : Cukup Aktif
4. : Aktif
5. : Sangat Aktif
54
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dalam proses
pembelajaran bahasa arab siswa dapat dikatakan aktif dikarenakan persentase rata-
ratanya mencapai 4.3 %, namun masih terdapat beberapa kekurangan yaitu siswa kurang
memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran serta siswa kurang
dapat mengemukakan pendapatnya baik dalam hal berdiskusi terhadap teman
kelompoknya maupun dalam hal bertanya kepada guru, sehingga hal tersebut
mempengaruhi persentase yang timbulkan oleh siswa.
2) Observasi Terhadap Aktivitas Pengajar
Aktivitas Pengajar atau peneliti diamati berdasarkan beberapa kriteria tertentu,
berikut adalah tabel hasil pengamatan aktifitas peneliti dalam menerapkan media
teka-teki silang (TTS).
Tabel 4.6
Observasi Terhadap Aktivitas Pengajar pada siklus I menggunakan media teka-teki
silang (TTS)
NO Aktifitas Yang Diamati Skor Jumlah
P I P II
1. Merumuskan Tujuan dan Memotivasi
a. Apersepsi Awal terhadap pengetahuan awal
peserta didik
3 3 6
b. Memberi semangat kepada peserta didik 2 2 4
c. Menuliskan Topik/pokok pembahasan
pembelajaran
2 2 4
d. Menjelaskan Materi 3 3 6
2. Penggunaan media teka-teki silang (TTS) dalam KBM
a. Menggunakan Media teka-teki silang (TTS)
dalam KBM
3 3 6
b. Media teka-teki silang (TTS) dapat
meningkatkan kinerja peserta didik dalam KBM
2 3 5
3. Tanya Jawab Terhadap Materi Pelajaran
a. Mengadakan Tanya Jawab Mengenai Materi
Yang Dibahas
2 3 5
55
b. Memberi Kesempatan Peserta Didik Bertanya 3 3 6
4. Melaksanakan Evaluasi
a. Menilai Hasil Evaluasi Peserta Didik 3 3 6
b. Memberi Pujian Terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik
2 2 4
c. Menyimpulkan Pelajaran 3 3 6
5. Penggunaan Waktu saat Pembelajaran 2 2 4
6. Kegiatan Belajar Mengajar Cenderung Berpusat
Pada Peserta Didik
3 3 6
7. Mendorong Peserta Didik Lebih Giat Belajar 3 3 6
Jumlah 36 38 74
Rata-rata (%) 2.5 2.7 5.3
Rata-rata Keseluruhan (%) 3.4
Dengan kriteria sebagai berikut:
1. : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama
2. : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua
3. : Cukup Baik
4. : Baik
5. : Sangat Baik
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa keseluruhan aktivitas
pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan media teka-teki silang dalam
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa arab dalam kategori cukup. Karena penilaian
rata-rata secara keseluruhan adalah 3.4 %.
56
b. Hasil belajar bahasa arab siswa berdasarkan penguasaan yang ditimbulkan pada
siklus I menggunakan media teka-teki silang (TTS)
NO NAMA L/P KKM
NILAI
MID
KRITERIA
TUNTAS
TIDAK
TUNTAS
1 Akbar Vebriansyah L 65 80 √
2 Alin Rosyida P 65 73 √
3 Ashraf Reinaldi Rafi L 65 74 √
4 Azzahra Silviana P 65 64
√
5 Gugun Gunawan L 65 72 √
6 Kamaila Salsabilla P 65 80 √
7 Khansa Sulva Mubarak P 65 63
√
8 M.Al Dzaki Irfansyah L 65 73 √
9 M.Radja Ardesta L 65 64
√
10 Meycha Resti Pauzi P 65 78 √
11 Muhammad Al-Farizi P 65 81 √
12 Muhammad Buana Dasa,A. L 65 81 √
13 Muhammad Khalifah Syukron L 65 78 √
14 Muhammad Nazaki Maulidan L 65 64
√
15 Muhammad Saleh Al Afgani L 65 82 √
16 Muhammad Yusuf Saputra L 65 75 √
17 Muhammad Zacky Alfat L 65 64
√
18 Muzakkir Aminanda L 65 73 √
19 Nabila Puji Lestari P 65 81 √
20 Nadya Shifah Utami P 65 72 √
21 Putra Fajar Al-Khaliq L 65 64
√
22 Rahmah Restu Najlita P 65 80 √
23 Rahmat Faiz Ariza L 65 70 √
24 Raihan Al Fath L 65 71 √
25 Raja Al- Karim L 65 63
√
26 Ratu Athiyyah P 65 78 √
27 Raymond Riski Maringan.S L 65 80 √
28 Rendy Firmansyah L 65 63
√
29 Reza Fahlefi L 65 78 √
30 Shabrina Putri Al-Zahri P 65 75 √
31 Silvani Yastrib P 65 82 √
32 Siti Lestari P 65 64
√
33 Tiara Wasri P 65 73 √
34 Zahra P 65 72 √
57
35 Zahra Shila Ananda.F P 65 80 √
36 Zalfa Khairunnadwa P 65 73 √
Jumlah Skor Yang Diperoleh 2638
Rata-Rata (%) 73.3
Jumlah Siswa Yang Tuntas Belajar (Menguasai) 27
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas (Kurang
Menguasai)
9
Ketuntasan Belajar (%) 75
Dilihat berdasarkan hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I, terdapat
peningkatan penguasaan kosakata pada peserta didik jika dibandingkan dengan perolehan
nilai sebelum diterapkannya media teka-teki silang (TTS) Terlihat bahwa nilai rata-rata
yang diperoleh siswa semakin meningkat yaitu 73.3 % dan presentase siswa yang tuntas
dalam belajar ikut meningkat menjadi 75 %.
c. Evaluasi dan Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan sekaligus observer penilaian (penilai) melakukan evaluasi
tindakan dan melakukan pertemuan untuk membahas hasil. Setelah dilakukan evaluasi
perlu adanya siklus II dalam proses pembelajaran untuk melihat peningkatan secara lebih
tinggi dan lebih baik. Berbagai hambatan yang terjadi dalam siklus I peneliti evaluasi dan
diberikan refleksi. Hambatan dari pelaksanaan siklus I adalah: Kurang adanya kerja sama
dalam kelompok yang seharusnya kerja sama dalam menyelesaikan tugas dan saling
bertukar pendapat untuk mengambil kesimpulan tapi malah ada yang bersantai-santai.
Setelah diadakan evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan hasil penilaian
tindakan dapat disimpulkan bahwa siklus 1 perlu diperbaiki dan dilanjutkan ke siklus II.
Adapun hasil refleksi terhadap siklus 1 dapat dijelaskan sebagai berikut;
a) Siswa bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, hal tersebut terjadi
karena siswa baru prtama kali di ajar menggunakan media teka-teki silang(TTS).
b) Pada saat pemberian tugas, siswa belum tepat waktu dalam mengumpulkan,
dikarenakan siswa masih belum sepenuhnya menguasai kosakata dengan baik.
58
59
D. Paparan data siklus II
1. Perencanaan Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi proses pembelajaran pada siklus 1 bisa
ikatakan lumayan baik, namun masih terdapat beberapa kendala, untuk perbaikan maka ada
beberapa yang akan dilakukan pada siklus II ini agar pelaksaan tindakan lebih maksimal.
Maka pada siklus II, pertemuan 1 dan 2 peneliti merencanakan pada pembelajaran kosakata
bahasa arab kelas V semester I dengan lebih memfokuskan pada kosakata bahasa arab
sesuai dengan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran bahasa arab. Pada awal
perencanaan, peneliti menentukan kosakata yang sukar dikuasai siswa, yang akan dijadikan
bahan Tanya jawab siswa dengan teman sebangkunya. Sebelum pelaksanaan tindakan
siklus II peneliti mempersiapkan beberapa hal yaitu:
1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan materi dengan tema dan
3) Menyiapkan sumber belajar, seperti lagu dan lembar kerja siswa
4) Menyiapkan media pembelajaran
5) Menyiapkan lembar tugas yang akan diberikan kepada siswa
6) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi, pedoman wawancara, dan dokumen lain.
Pada langkah awal peneliti menyiapkan sisw aagar mempersiapkan diri untuk
menerima pelajaran. menanyakan kabar dan memberikan apersepsi meruapakan salah
satu cara untuk menyiapkan siswa menerima pelajaran. maka peneliti memulai
pembelajaran dengan bertanya benda-benda apa saja yang terdapat didalam ruang tamu
dan dikebun. Dan tak lupa peneliti menerapkan media teka teki silang agar siswa tidak
bosan.
Kemudian pada tahap evaluasi guru melakukan Tanya jawab dengan siswa
tentang materi yang dibahas, dari kegiatan tersebut peneliti mengamati keaktifan siswa
dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan. Setelah melakukan Tanya jawab
guru melanjutkan lagi dengan pemberian tugas yang harus dikerjakan siswa dan harus
dikumpulkan setiap pertemuan.
60
2. Pelaksanaan Siklus II
Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan 2 dilaksanakan pada hari senin
agustus 2018 jam ke 2-3 pukul 08.15-09.15. adapun pelaksanaan tindakannya adalah
sebelum masuk pada kegiata inti pembelajaran, terlebih dahulu peneliti memberi salam
kepada siswa, dan menanyakan keadaan siswa , kemudian melakukan do‟a bersama .
setelah itu guru memberikan pesan agar benar-benar memperhatikan materi yang akan
disampaikan peneliti.
Pada pembelajaran siklus II ini, peneliti menyiapkan materi dan
dan Pada tahap evaluasi, guru memberikan pertanyaan umpan balik kepada siswa
terhadap proses dan hasil pembelajaran kemudian guru memberikan tugas individu saat
proses pembelajaran untuk mengerjakan soal latihan yang sudah disiapkan oleh peneliti
sebanyak 10 butir soal dikerjakan selama 15 menit dan setelah selesai langsung
dikumpulkan .
Adapun susunan pelaksanaan kegiatan pembelajaran bahasa arab siklus II,
pertemuan 1 dan 2 adalah:
Siklus II pertemuan 1
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Siswa diajak menyebutkan benda-benda yang berada di perpustakaan
Siswa di ajak bernyanyi lagu bahasa arab
Siswa di ajak mengisi kotak-kotak teka-teki silang (TTS) yang sudah disediakan
Setiap siswa maju mengambil undian yang berisi soal untuk menjawab kotak-kotak
teka-teki silang(TTS)
Guru meluruskan dan meminta siswa untuk memperbaiki apabila ada kesalahan.
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
Guru memberikan contoh membuat kalimat dengan isim isyaroh ( , )
Setiap siswa untuk membuat kalimat dari kosakata yang terdapat di kotak-kotak teka-
teki silang(TTS).
Perwakilan setiap bangku membacakan kalimat yang dibuat secara bergantian.
61
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Siswa diberi pemahaman untuk beberapa kaliamat yang salah, guru meluruskan,
member penguatan dan menyimpulkan.
Siklus II pertemuan 2
4. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Siswa diajak menyebutkan benda-benda yang berada di kantin
Siswa di ajak mengisi kotak-kotak teka-teki silang (TTS) yang sudah disediakan
Setiap siswa maju mengambil undian yang berisi soal untuk menjawab kotak-kotak
teka-teki silang(TTS)
Guru meluruskan dan meminta siswa untuk memperbaiki apabila ada kesalahan.
5. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
Guru memberikan contoh membuat kalimat dengan isim isyaroh ( , )
Setiap siswa untuk membuat kalimat dari kosakata yang terdapat di kotak-kotak teka-
teki silang(TTS).
Perwakilan setiap bangku membacakan kalimat yang dibuat secara bergantian.
6. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Siswa diberi pemahaman untuk beberapa kalimat yang salah, guru meluruskan,
member penguatan dan menyimpulkan.
a. Pengamatan (Observasi)
1) Observasi Tindakan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran
Pada tahap ini peneliti dan sekaligus observer (penilai) mengobservasi tindakan yang
dilakukan dengan menggunakan format yang telah dikembangkan pada perencanaan
62
dan memberi hasil pelaksanaan. Berdasarkan hasil observasi peserta didik pada siklus
II diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus II menggunakan media teka-teki
silang (TTS)
NO Aktivitas Yang Diamati Skor Jumlah
PI PII
1 Aktif berfikir dalam proses pembelajaran 3 4 7
2 Konsentrasi dalam proses pembelajaran 4 4 8
3 Memiliki semangat yang tinggi 3 3 6
4 Berdiskusi dan bertanya pada guru / antar peserta didik 3 4 7
5 Memiliki rasa percaya diri 3 4 7
6 Memiliki daya juang yang tinggi dalam menyelesaikan
tugas dan latihan
3 4 7
Jumlah 19 23 42
Rata-rata (%) 3.5 3.8 7.0
Rata-rata keseluruhan (%) 4.9
Dengan kriteria sebagai berikut:
1. : Sangat Kurang Aktif P1 : Pertemuan Pertama
2. : Kurang Aktif P2 : Pertemuan Kedua
3. : Cukup Aktif
4. : Aktif
5. : Sangat Aktif
63
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dalam proses
pembelajaran tematik siswa dapat dikatakan mendekati sangat aktif dikarenakan
persentase rata-ratanya mencapai 4.9 %, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
penggunaan media teka-teki silang dapat meningkatkan keaktifan siswa.
2) Observasi Terhadap Aktivitas Pengajar
Aktivitas Pengajar atau peneliti diamati berdasarkan beberapa kriteria tertentu,
berikut adalah tabel hasil pengamatan aktifitas peneliti dalam menerapkan media
teka-teki silang
Tabel 4.8
Observasi Terhadap Aktivitas Pengajar pada siklus II menggunakan media teka-teki
silang (TTS)
NO Aktifitas Yang Diamati Skor Jumlah
P I P II
1. Merumuskan Tujuan dan Memotivasi
a. Apersepsi Awal terhadap pengetahuan awal
peserta didik
4 4 8
b. Memberi semangat kepada peserta didik 3 3 6
c. Menuliskan Topik/pokok pembahasan
pembelajaran
3 3 6
d. Menjelaskan Materi 4 4 8
2. Penggunaan media teka-teki silang (TTS) dalam KBM
a. Menggunakan strategithink pair share dalam
KBM
4 4 8
b. Media teka-teki silang (TTS) dapat
meningkatkan kinerja peserta didik dalam KBM
3 3 6
3. Tanya Jawab Terhadap Materi Pelajaran
a. Mengadakan Tanya Jawab Mengenai Materi 3 4 7
64
Yang Dibahas
b. Memberi Kesempatan Peserta Didik Bertanya 3 4 7
4. Melaksanakan Evaluasi
a. Menilai Hasil Evaluasi Peserta Didik 4 4 8
b. Memberi Pujian Terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik
3 3 6
c. Menyimpulkan Pelajaran 4 4 8
5. Penggunaan Waktu saat Pembelajaran 3 3 6
6. Kegiatan Belajar Mengajar Cenderung Berpusat Pada
Peserta Didik
3 3 6
7. Mendorong Peserta Didik Lebih Giat Belajar 4 4 8
Jumlah 42 50 92
Rata-rata (%) 3.4 3.5 7.0
Rata-rata Keseluruhan (%) 4.6
Dengan kriteria sebagai berikut:
1. : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama
2. : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua
3. : Cukup Baik
4. : Baik
5. : Sangat Baik
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.8, dapat dilihat bahwa keseluruhan aktivitas
pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan media teka-teki silang (TTS) sebagai
sarana meningkatkan penguasaan kosakata bahasa arab siswa siswa dalam kategori yang
baik. Karena penilaian rata-rata secara keseluruhan adalah 4.6%.
65
d. Hasil belajar bahasa arab siswa berdasarkan penguasaan kosakata yang
ditimbulkan pada siklus II menggunakan media teka-teki silang (TTS)
NO NAMA L/P KKM
NILAI
MID
KRITERIA
TUNTAS
TIDAK
TUNTAS
1 Akbar Vebriansyah L 65 83 √
2 Alin Rosyida P 65 78 √
3 Ashraf Reinaldi Rafi L 65 78 √
4 Azzahra Silviana P 65 70 √
5 Gugun Gunawan L 65 80 √
6 Kamaila Salsabilla P 65 83 √
7 Khansa Sulva Mubarak P 65 64
√
8 M.Al Dzaki Irfansyah L 65 80 √
9 M.Radja Ardesta L 65 70 √
10 Meycha Resti Pauzi P 65 80 √
11 Muhammad Al-Farizi P 65 83 √
12 Muhammad Buana Dasa,A. L 65 83 √
13 Muhammad Khalifah Syukron L 65 82 √
14 Muhammad Nazaki Maulidan L 65 70 √
15 Muhammad Saleh Al Afgani L 65 84 √
16 Muhammad Yusuf Saputra L 65 80 √
17 Muhammad Zacky Alfat L 65 70 √
18 Muzakkir Aminanda L 65 80 √
19 Nabila Puji Lestari P 65 84 √
20 Nadya Shifah Utami P 65 83 √
21 Putra Fajar Al-Khaliq L 65 70 √
22 Rahmah Restu Najlita P 65 84 √
23 Rahmat Faiz Ariza L 65 83 √
24 Raihan Al Fath L 65 80 √
25 Raja Al- Karim L 65 64
√
26 Ratu Athiyyah P 65 83 √
27 Raymond Riski Maringan.S L 65 84 √
28 Rendy Firmansyah L 65 64
√
29 Reza Fahlefi L 65 83 √
30 Shabrina Putri Al-Zahri P 65 83 √
31 Silvani Yastrib P 65 84 √
32 Siti Lestari P 65 70 √
33 Tiara Wasri P 65 80 √
66
34 Zahra P 65 80 √
35 Zahra Shila Ananda.F P 65 83 √
36 Zalfa Khairunnadwa P 65 80 √
Jumlah Skor Yang Diperoleh 2904
Rata-Rata 80.7
Jumlah Siswa Yang Tuntas Belajar (Menguasai) 33
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas (Kurang
Menguasai)
3
Ketuntasan Belajar (%) 91.7
Dilihat berdasarkan hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus II, terdapat
peningkatan penguasaan kosakata pada peserta didik jika dibandingkan dengan perolehan
nilai pada siklus I. Terlihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa semakin meningkat
yaitu 80.7 % dan presentase siswa yang tuntas dalam belajar ikut meningkat menjadi 91.7
%.
e. Evaluasi dan Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan sekaligus observer (penilai) melakukan evaluasi tindakan
dan melakukan pertemuan untuk membahas hasil. Dari hasil tes pada siklus II ini dapat
diketahui bahwa penguasaan siswa semakin meningkat dibandingkan dengan yang terjadi
pada siklus I. hal tersebut dapat diketahui dengan melihat tingkat ketuntasan penerapan
media teka-teki silang dengan hasil belajar nilai rata-rata sebesar 80.7 % sedangkan
persentase ketuntasan hasil belajarnya sebesar 91.7 % Ditinjau dari proses dan hasil data
yang diperoleh maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada tindakan siklus II telah
berhasil dikarenakan telah memenuhi standar keaktifan yang telah ditentukan yaitu paling
sedikitnya 75 % dari 36 siswa.
67
f. Perbandingan Hasil Belajar bahasa arab Siswa Berdasarkan tingkat penguasaan
kosakata (Mufrodat)
NO NAMA L/P KKM Pre test
Tindakan
Siklus I Siklus II
1 Akbar Vebriansyah L 65 65 80 83
2 Alin Rosyida P 65 61 73 78
3 Ashraf Reinaldi Rafi L 65 65 74 78
4 Azzahra Silviana P 65 58 64 70
5 Gugun Gunawan L 65 60 72 80
6 Kamaila Salsabilla P 65 65 80 83
7 Khansa Sulva Mubarak P 65 58 63 64
8 M.Al Dzaki Irfansyah L 65 61 73 80
9 M.Radja Ardesta L 65 58 64 70
10 Meycha Resti Pauzi P 65 65 78 80
11 Muhammad Al-Farizi P 65 65 81 83
12 Muhammad Buana Dasa,A. L 65 65 81 83
13 Muhammad Khalifah Syukron L 65 62 78 82
14 Muhammad Nazaki Maulidan L 65 58 64 70
15 Muhammad Saleh Al Afgani L 65 65 82 84
16 Muhammad Yusuf Saputra L 65 65 75 80
17 Muhammad Zacky Alfat L 65 58 64 70
18 Muzakkir Aminanda L 65 65 73 80
19 Nabila Puji Lestari P 65 65 81 84
20 Nadya Shifah Utami P 65 61 72 83
21 Putra Fajar Al-Khaliq L 65 58 64 70
22 Rahmah Restu Najlita P 65 65 80 84
23 Rahmat Faiz Ariza L 65 62 70 83
24 Raihan Al Fath L 65 60 71 80
25 Raja Al- Karim L 65 58 63 64
26 Ratu Athiyyah P 65 61 78 83
27 Raymond Riski Maringan.S L 65 65 80 84
28 Rendy Firmansyah L 65 58 63 64
29 Reza Fahlefi L 65 62 78 83
30 Shabrina Putri Al-Zahri P 65 62 75 83
31 Silvani Yastrib P 65 66 82 84
32 Siti Lestari P 65 58 64 70
33 Tiara Wasri P 65 60 73 80
68
34 Zahra P 65 60 72 80
35 Zahra Shila Ananda.F P 65 65 80 83
36 Zalfa Khairunnadwa P 65 60 73 80
Jumlah Skor Yang Diperoleh 2225 2638 2904
Rata-Rata 61.8 73.3 80.7
Jumlah Siswa Yang Tuntas Belajar (Menguasai) 14 27 33
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas (Kurang
Menguasai) 21
9 3
Ketuntasan Belajar (%) 38.9 75 91.7
C. Analisis Data
Setelah semua data diolah, selanjutnya data tersebut di analisa. Hasil penelitian
memuat pengelolaan data tentang hasil belajar berdasarkan penguasaan kosakata yang
ditimbulkan siswa, hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa, dan hasil pengamatan
terhadap pengelolaan pembelajaran.
1. Nilai hasil belajar berdasarkan tingkat penguasaan kosakata siswa pada kelas V MI
Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi adalah sebagai berikut:
a. Sebelum siklus I
Berdasarkan hasil penelitian sebelum siklus I (sebelum diberi perlakuan) 38.9%
yang mendapatkan nilai diatas 65, sebaliknya 5.9 % peserta didik masih mendapatkan
nilai rendah. Hal ini belum menunjukkan ketuntasan belajar yang telah ditentukan
yaitu 75%, dari data tersebut menunjukkan bahwa penelitian sebelum siklus I
(sebelum diberi perlakuan) belum dapat dikatakan berhasil.
b. Setelah siklus I
Berdasarkan hasil penelitian setelah diberi perlakuan atau setelah dilaksanakannya
siklus I 75% (27 orang) peserta didik mendapatkan nilai diatas 65, sebaliknya 25% (9
orang) peserta didik masih mendapatkan nilai rendah yakni dibawah 65.
c. Setelah siklus II
69
Berdasarkan hasil penelitian dilaksanakannya siklus II 91% (33 orang) peserta
didik mendapatkan nilai diatas 65, sebaliknya 8% (3 orang) peserta didik masih
mendapatkan nilai rendah yakni dibawah 65.Dari data tersebut menunjukan bahwa
siklus II sudah dapat dikatakan berhasil.Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat
adanya peningkatan terhadap keaktifan siswa dengan menggunakan media teka-teki
silang (TTS).
Tabel 4.9
Persentase Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Tingkat penguasaan
NO Skor Hasil
Belajar
Rata-Rata
(%)
Ketuntasan Belajar
(%)
1. Pra Siklus 61.8 38.9
2. Siklus I 73.3 75
3. Siklus II 80.7 91.7
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.9 diatas, terjadi peningkatan keaktifan
belajar siswa dari pra siklus dan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa
pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan media teka-teki silang (TTS) dapat
meningkatkan penguasaan kosakata siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
IhsanTelanaipura Kota Jambi selama proses pembelajaran.
Adapun persentase penguasaan kosakata yang ditimbulkan siswa disajikan pada diagram
berikut:
70
Gambar 4.1
Diagram persentase hasil belajar siswa diukur dari tingkat penguasaan yang
ditimbulkan pada pra siklus dan saat menggunakan media teka-teki silang (TTS)
2. Hasil observasi aktivitas siswa pra siklus menunjukkan skor rata-rata 1.6, dan pada
siklus I menunjukkan skor rata-rata keseluruhan 4.3 , sedangkan pada siklus II
menunjukkan skor rata-rata keseluruhan 4.9. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan kosakata siswa terhadap pembelajaran bahasa arab dengan
menggunakan media teka-teki silang (TTS)
Tabel 4.10
Skor hasil observasi aktivitas siswa
NO Skor Hasil
Observasi
Rata-Rata
Pra Siklus
Kriteria
1. Pra Siklus 1.6 Kurang Menguasai
2. Siklus I 4.3 Menguasai
3. Siklus II 4.9 Mendekati Sangat Menguasai
0
20
40
60
80
100
Rata-Rata Ketuntasan Belajar
Ju
mla
h S
kor
( %
)
Penguasaan yang ditimbulkan siswa berdasarkan
nilai rata-rata dan ketuntasan belajar
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
71
Gambar 4.2
Diagram skor penguasaan kosakata siswa pada pra siklus dan saat menggunakan media
teka-teki silang (TTS) berdasarkan observasi
3. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh skor rata-rata
keseluruhan pada pertemuan pertama yaitu 3.4 sedangkan pada siklus II diperoleh
Skor rata-rata keseluruhan 4.6. Hal ini pun menunjukan adanya peningkatan
kemampuan guru dalam mengelola kelas sehingga mampu meningkatkan penguasaan
kosakata bahasa arab siswa.
Tabel 4.11
Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru Menggunakan media teka-teki silang (TTS)
NO Skor Hasil
Observasi
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Kriteria
1. Siklus I 2.4 2.5 Mendekati Cukup Baik
2. Siklus II 3.4 3.5 Mendekati Baik
3. Peningkatan 1.0 1.0
0
1
2
3
4
5
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jum
lah
Sk
or
Skor penguasaan
Skor penguasaan
72
Gambar 4.3
Diagram skor aktifitas Guru menggunakan media teka-teki silang berdasarkan observasi.
D. Pembahasan
Dari hasil penelitian diatas, dapat terlihat hasil sebagai berikut :
1. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan
penguasaan kosakata bahasa arab siswa menggunakan media teka-teki silang (TTS)
pada kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi. Pembelajaran
pada penelitian ini sudah dilaksanakan dengan mengikuti tahapan media teka-teki
silang (TTS). Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan media teka teki-teki silang
(TTS) ini telah menunjukan hasil yang cukup efektif dalam pelaksanaan proses
pembelajaran bahasa arab di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul IhsanTelanaipura Kota
Jambi, hal ini terlihat dari adanya peningkatan penguasaan siswa dan guru dengan
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Siklus I Siklus II
Ju
mla
h S
kor
Aktivitas guru menggunakan media teka-teki silang
(TTS)
Pertemuan I
Pertemuan II
73
menggunakan media teka-teki silang (TTS). Adapun dampak yang diperoleh siswa dari
diterapkannya media teka-teki silang (TTS) yaitu siswa yang semula malas mengikuti
proses pembelajaran kini sudah terlihat aktif saat pembelajaran bahasa arab
berlangsung, siswa yang jarang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru kini sudah
berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa yang
semula malas dalam berfikir apabila ada kegiatan kelompok kini mulai aktif dan
terbiasa untuk bertukar fikiran terhadap teman kelompoknya, siswa kini aktif dalam
menyelesaikan soal-soal dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran, dan siswa
yang semula bosan belajar bahasa arab, kini tampak senang, antusias dan bersemangat.
Penggunaan media pembelajaran teka-teki silang (TTS) ini dapat mengoptimalkan
pembelajaran bahasa arab di kelas V MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi.
2. Selain itu dilihat dari hasil observasi selama penelitian di MI Nurul IhsanTelanaipura
Kota Jambi terlihat sangat jelas bagaimana penguasaan kosakata siswa sebelum dan
sesudah diterapkannya media teka-teki silang ini. Seperti terlihat bahwa penguasaan
kosakata siswa meningkat dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II , hasil
aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 73.3% dan mengalami peningkatan pada
siklus II menjadi 80.7%. Sejalan dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan
menerapkan media teka-teki silang (TTS), hal serupa terjadi pada tes penguasaan
kosakata bahasa arab siswa. Hal ini terbukti berdasarkan hasil tes penguasaan kosakata
siswa akhir siklus I diperoleh skor penguasaan sebesar 4.3 dengan kategori „menguasai‟
dan skor penguasaan kosakata siswa meningkat menjadi 4,9 dengan kategori „‟
mendekati sangat menguasai‟‟, Berdasarkan analisis hasil tes penguasaan kosakata
siklus I dan siklus II, penguasaan kosakata siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul
IhsanTelanaipura Kota Jambi mengalami peningkatan pada setiap indikatornya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa media teka-teki silang berhasil meningkatkan
penguasaan kosakata bahasa arab siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul
IhsanTelanaipura Kota Jambi.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan observasi data dilapangan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut
1. Dalam perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media teka-teki silang
(TTS) perlu adanya suatu rancangan atau desain pembelajaran. Terkait dengan itu
sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti mempersiapkan beberapa hal yaitu:
a. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disetiap pertemuannya.
b. Menyiapkan media teka-teki silang (TTS) yang berkaitan dengan materi
c. Menyiapkan instrument penelitian berupa lembar evaluasi yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana kosakata bahasa arab siswa, membuat menyiapkan
lembar pengamatan perilaku siswa selama kegiatan pembeajaran dn menyiapkan
sumber dan alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran
Dalam pelaksaanaan pemebelajaran dengan menggunakan media teka-teki silang
(TTS), peneliti menyampaikan materi di siklus I dengan membagi siswa menjadi
beberapa kelompok besar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Hanya
saja kurang efektif karena masih ada saja siswa yang asyik mengobrol sendiri, tidak
ikut bekerja bersama kelompok dan pada siklus II peneliti menyampaikan materi
juga membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil dengan tujuan agar
pembelajaran bisa berjalan lebih efektif.
2. Hasil evaluasi pembelajaran merupakan indikator penguasaan siswa terhadap
kosakata bahasa arab dapat berjalan dengan baik, terbukti mengalami peningkatan.
Pada pra siklus skor nilai penguasaan siswa sebesar 1.6 dengan kategori kurang
menguasai, dan hanya beberapa siswa saja yang mencapai kategori cukup
menguasai dan menguasai. Dan setelah dilakukan tindakan siklus I skor nilai
penguasaan kosakata siswa naik menjadi 4.3 dengan kategori mendekati aktif. Dan
meningkat sangat signifikan pada siklus II dengan skor nilai penguasaan kosakata
bahasa arab siswa menjadi 4,9 dengan kategori mendekati sangat menguasai.
Berdasarkan hasil belajar yang di ukur berdasarkan penguasaan siswa, sebelum
75
dilakukannya pelaksanaan tindakan terdapat 14 orang yang aktif, pada pelaksanaan
tindakan siklus I jumlah siswa yang aktif meningkat menjadi 27 orang, sedangkan
pada pelaksanaan siklus II menjadi 33 orang yang aktif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomondasikan saran kepada guru
sebagai berikut :
1. Media pembelajaran tek-teki silang (TTS) pada siswa kelas V di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi dapat meningkatkan penguasaan
kosakata bahasa arab siswa, sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif dalam
pembelajaran bahasa arab. Jadi fokus pembelajaran dapat lebih tertuju kepada siswa
untuk memperoleh pengetahuannya secara langsung melalui interaksi terhadap
lingkungan sekitarnya.
2. Disarankan kepada guru kelas/mata pelajaran sebelum mengajar terlebih dahulu
menyiapkan rencana pembelajaran, media pembelajaran, metode maupun strategi
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Karena dengan lengkapnya
alat pembelajaran tersebut, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pun dapat
terwujud dengan baik.
3. Penulis menyarankan kepada guru dan siswa hendaknya menyadari bahwa setiap
siswa mempunyai keaktifan yang berbeda yang diharapkan keaktifan itu untuk dapat
diasah terus agar dapat ditingkatkan. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik.
C. Penutup
Dengan mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT,
bahwa penulis telah dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini,
namun dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya masih terdapat kekurangan-
kekurangan, baik dalam sistematika penulisan maupun bentuk kata-kata.
Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan penulis demi perbaikan penulisan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Kemudian penulis ingin mengucapkan terima
76
kasih kepada semua pihak yang telah bersedia memberikan bantuan kepada penulis
dalam penulisan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
para guru di MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun (2003) Tentang Sistim Pendidikan
Nasional Bab 1 Pasal (1)
Arikunto dkk, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek: Edisi
Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. PT. Raja Grapindo Persada: Jakarta
Aqib, Dkk (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Gaung Persada Press.
Fuad Efendy, Ahmad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat
Hamid, M. Abdul. Baharuddin, Uril. Dan Mustofa, Bisri. 2008. Pembelajaran
Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, Dan Media. Malang:
UIN MALANG PRESS.
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.
J. Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya.
Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak. Bandung: Penerbit Mandar Maju.
Machmudah, Umi. Dan Wahab Rosyidin Abdul. 2008. Active Learning Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN MALANG PRESS.
Mansur, Muslich. 2009. PTK Itu Mudah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Murni, Wahid. Dan Ali, Nur. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Pendidikan Agama
Dan Umum Dari Teori Menuju Praktek Disertai Contoh Hasil Penelitian).
Malang: UM Press.
Mustofa, Syaiful. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Inovatif. Malang: UIN Maliki
press.
Nuha, Ulin. 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Jogjakarta:
Diva Press
Soeparno. 1998. Media Pengajaran Bahasa. Jakarta: Intan Perwira.
Suyanto. 1996/1997. Pedoaman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: DEBDIKBUD.
Jurnal
Soedjito, (1992) Penggunaan Media Teka-Teki Silang Bergambar Terhadap
Penguasaan Kosakata Peserta Didik Tunarungu Kelas IV. Jurnal Ortopedagogia,
Volume 1, Nomor 4, Juli 2015
Website:
http://erlina.wordpress.com/2011/05/20/teka-teki-silang-sebagai-media-pembelajaran/
http://www.teka-tekisilang.com/2013/09/manfaat-mengisi-teka-teki-silang-tts.html
abdul halim wicaksono, http://www.scribd.com/doc/169538710/tujuan-pembelajaran-
mufrodat
http://aandesca.blogspot.com/2011/10/strategi-pembelajaran-tarkib.html
Teknik Pengumpulan Data
A. Metode Observasi
1. Mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada setiap siklus, meliputi :
Merespon materi yang diberikan oleh guru.
Bertanya jawab dan mengemukakan pendapat.
Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Berinteraksidengan teman sebaya dalam proses pembelajaran.
Menyimpulkan materi yang telah dipelajari secara bersama-sama.
2. Mengamati aktivitas guru dalam proses pembelajaran, meliputi :
Menyampaikan materi pembelajaran secara runtut.
Interaksi dengan siswa.
3. Mengamati hasil belajar siswa dari tes setiap pertemuan.
4. Mengamati seberapa jauh pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana
tindakan yang ditetapkan sebelumnya.
5. Mengamati seberapa banyak pelaksanaan tindakan telah menunjukkan tanda- tanda
akan tercapainya tujuan tindakan.
B. Metode Wawancara
Metode ini di gunakan untuk wawancara kepada :
1. Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi :
a) Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi?
b) Bagaimana keadaan guru dan siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan
Telanaipura Kota Jambi ?
c) Apakah sebelum mengajar guru menyiapkan perangkat pembelajaran ?
d) Apakah guru menggunakan strategi dalam proses pembelajaran, strategi apa
sajakah yang biasanya digunakan ?
2. Guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi :
a) Bagaimana kondisi awal hasil belajar siswa ?
b) Bagaimana keadaan siswa saat berlangsungnya proses pembelajaran ?
c) Apakah sebelum melakukan proses pembelajaran telah disiapkan perangkat
pembelajaran terlebih dahulu ?
d) Strategi apa sajakah yang biasanya digunakan ?
e) Dengan penggunaan strategi tersebut bagaimana keadaan siswa dalam
mengikuti pembelajaran ?
f) Bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan strategi tersebut, maksimal
atau tidak ?
3. Siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi :
a) Apakah kamu menyukai pembelajaran bahasa arab yang telah di ajarkan ?
b) Apakah kamu memahami apa yang telah disampaikan ?
c) Bagaimana guru mengajarkan materi tersebut, baik atau tidak ?
d) Apakah diberikan tugas secara berkelompok (2 orang) atau sendiri-sendiri ?
C. Metode Dokumentasi
1. Mencatat historis dan keadaan siswa.
2. Mencatat struktur organisasi sekolah.
3. Mencatat keadaan guru, siswa dan tata usaha.
4. Mencatat sarana dan prasarana.
5. Mencatat data awal hasil belajar siswa.
6. Mencatat hasil belajar siswa setiap akhir siklusnya.
7. Mencatat hal- hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
Instrumen Pengumpulan Data
a. Lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I.
Hasil yang di amati Jumlah siswa %
Pendahuluan
1. Siswa masuk kelas tepat waktu.
2. Siswa siap menerima pelajaran.
3. Siswa berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan
motivasi yang diberikan guru.
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
indikator dan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan
penggunaan Media teka-teki silang (TTS) dalam
penyampaian materi yang dipelajari.
2. Siswa aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3. Berkonsentrasi dalam mengikuti proses
pembelajaran.
4. Siswa mengemukakan pendapat terhadap
persoalan yang diberikan guru dengan semangat
yang tinggi.
5. Siswa berinteraksi dengan teman pasangannya
dalam memecahkan persoalan yang diberikan.
6. Siswa berbagi jawaban di depan kelas kepada
seluruh anggota kelas dengan rasa percaya diri.
7. Siswa menyelesaikan persoalan yang diberikan
guru dengan daya juang dan kemampuan yang
tinggi.
8. Siswa mendengarkan penjelasan teman lainnya
berkaitan dengan persoalan dalam materi
tersebut.
Keterangan :
1 : kurang (< 51%)
2 : sedang/cukup (51% - 69%)
3 : Aktif (71 - 80%)
4 : sangat Aktif ( 81% - 100%)
b. Lembar observasi guru pada siklus I
Aktivitas yang diamati Tingkat pengamatan
Pendahuluan 1 2 3 4
1. Guru memasuki kelas tepat waktu
2. Guru mengkondisikan siswa agar siap
mengikuti proses pembelajaran.
3. Guru mengajukan pertanyaan seputar materi
yang telah lalu sebagai motivasi
4. Guru menyampaikan materi indikator
pembelajaran
Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan penggunaan Media teka-
teki silang (TTS) pembelajaran yang akan
diterapkan.
2. Guru menjelaskan materi yang di pelajari
secara singkat.
Penutup
1. Siswa berpartisipasi dalam merangkum materi
bersama dengan guru.
2. Siswa mencatat tugas rumah yang diberikan.
3. Siswa mampu mengerjakan dan mengumpulkan
tugas rumah tepat waktu
3. Guru memperlihatkan strategi pembelajaran
sesuai materi yang dipelajari.
4. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
berdasarkan materi yang dipelajari sesuai
dengan strategi yang digunakan.
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berfikir dan mengemukakan pendapat
berkaitan dengan pertanyaan yang
diberikan.
6. Guru mengevaluasi pendapat siswa.
Penutup
1. Guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
2. Guru memberikan tugas rumah.
3. Guru memeriksa tugas rumah pada siklus I.
Keterangan penilaian :
1 = Kurang baik
2 = Cukup baik
3 = Baik
4 = Baik sekali.
c. Lembar observasi aktivitas siswa pada siklus II.
Hasil yang di amati Jumlah siswa %
Pendahuluan
1. Siswa masuk kelas tepat waktu.
2. Siswa siap menerima pelajaran.
3. Siswa berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan
motivasi yang diberikan guru.
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
indikator dan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan
penggunaan Media teka-teki silang (TTS) dalam
penyampaian materi yang dipelajari.
2. Siswa aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3. Berkonsentrasi dalam mengikuti proses
pembelajaran.
4. Siswa mengemukakan pendapat terhadap
persoalan yang diberikan guru dengan semangat
yang tinggi.
5. Siswa berinteraksi dengan teman pasangannya
dalam memecahkan persoalan yang diberikan.
6. Siswa berbagi jawaban di depan kelas kepada
seluruh anggota kelas dengan rasa percaya diri.
7. Siswa menyelesaikan persoalan yang diberikan
guru dengan daya juang dan kemampuan yang
tinggi.
8. Siswa mendengarkan penjelasan teman lainnya
berkaitan dengan persoalan dalam materi
tersebut.
Penutup
Keterangan :
5 : kurang (< 51%)
6 : sedang/cukup (51% - 69%)
7 : Aktif (71 - 80%)
8 : sangat Aktif ( 81% - 100%)
d. Lembar observasi guru pada siklus II
Aktivitas yang diamati Tingkat pengamatan
Pendahuluan 1 2 3 4
1. Guru memasuki kelas tepat waktu
2. Guru mengkondisikan siswa agar siap
mengikuti proses pembelajaran.
3. Guru mengajukan pertanyaan seputar materi
yang telah lalu sebagai motivasi
4. Guru menyampaikan materi indikator
pembelajaran
Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan penggunaan Media teka-
teki silang (TTS) pembelajaran yang akan
diterapkan.
2. Guru menjelaskan materi yang di pelajari
secara singkat.
1. Siswa berpartisipasi dalam merangkum materi
bersama dengan guru.
2. Siswa mencatat tugas rumah yang diberikan.
3. Siswa mampu mengerjakan dan mengumpulkan
tugas rumah tepat waktu
3. Guru memperlihatkan strategi pembelajaran
sesuai materi yang dipelajari.
4. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
berdasarkan materi yang dipelajari sesuai
dengan strategi yang digunakan.
5. Guru memberikan kesempatan kepada
murid untuk berfikir dan mengemukakan
pendapat berkaitan dengan pertanyaan yang
diberikan.
6. Guru mengevaluasi pendapat siswa.
Penutup
1. Guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
2. Guru memberikan tugas rumah.
3. Guru memeriksa tugas rumah pada siklus II
Keterangan penilaian :
1 = Kurang baik
2 = Cukup baik
3 = Baik
4 = Baik sekali.
Gambar 1 Gambar 2
Halaman depan MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi Wawancara dengan wali kelas IV MI Nurul Ihsan
Gambar 3 Gambar 4
Wawancara dengan siswa kelas IV MI Nurul Ihsan Wawancara dengan siswa kelas IV MI Nurul Ihsan
Gambar 5 Gambar 6
Proses penyampaian materi pembelajaran Penyampaian cara kerja latihan perkelompok
Gambar 7 Gambar 8
Tahap berfikir siswa menggunakan media teka-teki silang siswa berdiskusi bersama teman kelompok.
Gambar 9 Gambar 10
Siswa berdiskusi dalam mengerjakan tugas kelompok Siswa mengumpulkan latihan kelompok
Gambar 11 Gambar 12
Berbagi jawaban di depan kelas bersama seluruh kelompok. Buku pelajaran kelas IV MI nurul ihsan kota jambi