Upload
duongdieu
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN
FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA
Siti Noor Fauziah1, Ferdy S. Rondonuwu1,2, Marmi Sudarmi1
1Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika 2Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana,
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak
Evaluasi belajar siswa merupakan faktor penting dalam proses pendidikan karena hal tersebut berperan sebagai umpan balik bagi guru. Namun, kebanyakan guru tidak memperhatikan hal ini sebagai titik tolak untuk mengadakan perbaikan apabila siswa mengalami kesulitan belajar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dirancang suatu teknik koreksi yang tidak membutuhkan waktu lama sehingga guru mendapatkan umpan balik secara cepat. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat model baru dari metode fast feedback yaitu indikasi warna, menerapkannya ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta menguji coba keberhasilannya. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model guru sebagai peneliti. Metode ini dilakukan dengan bantuan kertas warna sebagai indikator jawaban siswa. Jawaban siswa dipilih secara acak oleh guru kemudian siswa yang menjawab sama mengangkat kertas dengan warna yang sama. Jika jumlah siswa yang menjawab benar < 70% maka dilakukan
pembelajaran dan jika 70% maka dilanjutkan ke tahap pembelajaran yang tingkat kesulitannya lebih tinggi. Data-data yang didapat dianalisa secara deskriptif kualitatif. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa metode fast feedback model indikasi warna efektif digunakan sebagai umpan balik pada kelas besar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dengan rata-rata waktu untuk 1 siklus feedback ± 8 menit 35 detik dan mengaktifkan siswa sehingga pengajar dapat menentukan tindakan perbaikan.
Kata Kunci : fast feedback, kelas besar, indikasi warna
1. PENDAHULUAN Mengacu pada Permendiknas No.41 Tahun 2007 tentang Sistem Pendidikan
Nasional jumlah siswa dalam 1 kelas dibatasi 32 siswa [8]. Namun kenyataannya masih
banyak kelas yang mempunyai jumlah siswa yang banyak yaitu lebih dari 32 siswa.
Akibatnya adalah guru kesulitan mengetahui perkembangan tiap individu dalam memahami
materi yang diajarkan kepada siswa. Sehingga, harus ada strategi khusus dalam evaluasi
yang tujuannya untuk segera mengetahui kelemahan siswa dan melakukan remedial [1].
Dari pengalaman Program Pengalaman Lapangan di SMA Kristen Satya Wacana
Salatiga, ditemukan masalah mengenai evaluasi. Evaluasi yang berupa tugas-tugas dan tes
2
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk koreksi, apalagi jika jumlah siswanya banyak.
Dampaknya adalah guru terlambat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan. Sementara itu pembelajaran terus berlanjut sehingga siswa yang
belum mengerti materi sebelumnya tidak diketahui kesalahannya dan guru terus
melanjutkan pembelajaran. Padahal dalam pembelajaran fisika materi yang diajarkan selalu
berkesinambungan, apabila materi yang sebelumnya tidak dikuasai siswa akan kesulitan
dalam menguasai materi selanjutnya.
Untuk mengatasi masalah lamanya koreksi tersebut, telah dikembangkan metode fast
feedback (umpan balik cepat). Fast feedback (umpan balik cepat) adalah suatu teknik
evaluasi yang proses koreksinya bisa dilakukan dalam waktu cepat. Kelebihan dari metode
fast feedback (umpan balik cepat) yaitu bisa dilakukan selama proses Kegiatan Belajar
Mengajar berlangsung. Dengan metode evaluasi ini, guru bisa mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa menangkap materi yang diajarkan dan apabila terjadi miskonsepsi guru
bisa memberikan remedial atau umpan balik dalam waktu yang cepat [2].
Penelitian tentang metode fast feedback ini pernah dilakukan oleh Debora dalam
skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback model Klasikal pada
Pembelajaran Fisika tentang Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar, Singgih dalam
skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback model Peer to Peer to Support
in Group pada Pembelajaran Fisika tentang Gaya-gaya pada Benda Jatuh Bebas, Pratiwi
dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback model Stick Cards pada
Pembelajaran tentang Kinematika Gerak Lurus, Indah dalam skripsinya yang berjudul
Penggunaan Metode Fast Feedback model Papan Angkat pada Pembelajaran Fisika tentang
Hukum III Newton, Siti Kongidah dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast
Feedback model Grouping Answer pada Pembelajaran Fisika tentang Kecepatan dan
Percepatan. Dalam penelitian ini, dikembangkan model baru dari metode fast feedback
yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback Model Indikasi Warna pada Pembelajaran
Fisika tentang Pembentukan Bayangan pada Lensa.
Pada metode fast feedback model indikasi warna ini, guru mencari jawaban yang
berbeda dari pekerjaan siswa lalu ditempel ke dalam styrofoam yang sudah diberi kertas
warna sebagai indikator jawaban. Siswa lain yang jawabannya sama, mengangkat kertas
yang warnanya sama dengan warna pada kertas indikator jawban pada styrofoam. Dengan
ini, guru dapat dengan cepat melihat variasi kesalahan siswa dan menghitung prosentase
jawaban yang benar dan salah untuk kemudian ditindaklanjuti.
Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini adalah apakah jika diterapkan fast
feedback model indikasi warna bisa didapatkan umpan balik dalam waktu cepat pada kelas
besar sehingga pengajar dapat mengetahui pemahaman siswa dan menentukan
pembelajaran yang akan dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat model baru dari metode fast feedback
yaitu Metode Fast Feedback model Indikasi Warna pada Pembelajaran Fisika tentang
Pembentukan Bayangan pada Lensa, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
3
menerapkan metode fast feedback model indikasi warna pada materi pembentukan
bayangan pada lensa, menguji keberhasilan pembelajaran yang menerapkan metode fast
feedback model indikasi warna terhadap pemahaman siswa pada materi pembentukan
bayangan pada lensa.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu (i) bisa membantu guru menyusun
pembelajaran yang efektif bagi siswa dengan memanfaatkan metode fast feedback model
indikasi warna sehingga siswa dapat mencapai kompetensi-kompetensi yang diharapkan, (ii)
kesulitan yang dihadapi siswa dapat segera diatasi oleh guru, dan (iii) membuat pihak
sekolah semakin mengerti pentingnya umpan balik yang berujung pada kualitas sekolah,
sehingga bisa memicu guru untuk mengetahui kelemahan anak didik dan segera
mengatasinya.
2. DASAR TEORI 2.1. Umpan Balik Cepat
Evaluai berfungsi sebagai umpan balik dimana umpan balik (feedback) memegang
peranan sangat penting baik bagi siswa maupun bagi guru [4]. Umpan balik bisa dijadikan
sarana koreksi bagi siswa dalam belajar sekaligus menjadi koreksi bagi guru dalam
mentransformasikan ilmu [1].
Feedback terbagi menjadi dua, yaitu slow feedback dan fast feedback. Contoh dari
slow feedback (umpan balik lambat) yaitu guru memberi tugas dan pekerjaan rumah dengan
tenggang waktu cukup lama untuk mengerjakannya. Keadaan ini sangat memungkinkan
siswa untuk saling contoh dan bukan merupakan hasil pikirannya sendiri. Setelah tugas dan
pekerjaan rumah dikumpulkan, guru membutuhkan waktu lama untuk koreksi tugas dan
setelah dikoreksi guru tidak sempat untuk melakukan konsolidasi karena minimnya waktu
sedangkan banyak materi yang belum selesai, padahal ada kemungkinan sebagian siswa
masih ada yang belum mengerti. Untuk mengatasi masalah di atas digunakan metode fast
feedback (umpan balik cepat), yang bisa dilaksanakan saat pelajaran berlangsung tanpa
membuang banyak waktu untuk koreksi [6].
Secara umum, langkah-langkah fast feedback yaitu : (i) Topik pembelajaran diperkenalkan oleh guru, (ii) Diberikan ketentuan-ketentuan seperlunya (misal : gambar gaya), (iii) Diberikan tugas pertama kepada siswa, bisa secara individu atau berpasangan. Harus dipastikan bahwa siswa terkonsentrasi untuk mengerjakan tugas tersebut, (iv) Pekerjaan siswa diamati dan diwawancarai beberapa siswa selama 20-60 detik untuk jawaban-jawaban yang tak terduga, (v) Kesalahan umum yang dilakukan siswa dibahas serta diberi penjelasan dari jawaban yang benar, (vi) Diberikan tugas kedua kepada siswa, (vii) Pekerjaan siswa diamati dan diwawancarai beberapa siswa selama 20-60 detik untuk jawaban-jawaban yang tak terduga, (viii) Jika tugas sudah selesai, siswa dibiarkan mendiskusikan jawaban mereka, (ix) Kesalahan umum dibahas dan diberikan penjelasan jawaban yang benar. Demikian seterusnya hingga pembelajaran usai. [2]
Yang menjadi catatan penting dalam metode ini bahwa fast feedback tidak digunakan
untuk memberikan skor, tetapi dipakai untuk membenahi konsep siswa sehingga proses
pembelajaran selanjutnya lebih efektif [2].
4
2.2. Lensa Pembiasan
Seberkas cahaya dari satu medium yang datang dengan posisi miring menuju medium
lain yang berbeda kerapatan akan dibelokkan, hal ini disebabkan kecepatan sinar di
berbagai medium berbeda. Peristiwa ini disebut pembiasan [5].
Pada gambar 1 seberkas cahaya datang dari titik A menuju titik
B tidak mengalami pembiasan. Cahaya yang datang dari titik A
menuju titik C akan dibelokkan. Jalur dengan garis putus-putus
jaraknya memang lebih pendek tetapi jika dibandingkan dengan jalur
bergaris tebal jalur tersebut memakan waktu lebih lama. Hal ini
karena saat berada di dalam air, jalur bergaris putus-putus
menempuh jarak yang lebih panjang daripada jalur bergaris tebal
padahal kecepatannya berkurang dibandingkan kecepatannya di
udara. Jadi, jalur pada pembiasan yang ditempuh cahaya yang
melewati medium yang berbeda kerapatan bukanlah jalur terpendek
namun jalur dengan waktu tersingkat [5].
Hukum Snellius Dalam pembiasan berlaku Hukum Snellius, yaitu :
2211 sinsin nn [4].
Dimana :
1n indeks bias medium 1
2n indeks bias medium 2
1 sudut antara garis normal & berkas sinar pada medium 1
2 sudut antara garis normal & berkas sinar pada medium 2
Pada gambar 2, 2 < 1 jika 2n > 1n . n adalah rasio antara kecepatan cahaya di
ruang hampa dengan kecepatan cahaya pada bahan tersebut. Dari persamaan di atas
artinya, jika cahaya datang dari medium renggang ke rapat maka dibiaskan mendekati garis
normal. Jika cahaya datang dari medium yang rapat ke renggang maka dibiaskan menjauhi
garis normal.
Pembiasan pada prisma
Seberkas sinar dari titik A akan melewati jalur
dengan garis tebal daripada jalur garis putus-putus untuk
mendapatkan waktu tersingkat (Gambar 3). Jika sisi
prisma dibuat melengkung seperti parabola, maka
cahaya akan mengumpul pada 1 titik seperti pada
gambar 4.
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
5
Seberkas sinar dari titik A akan berjalan
mengikuti jalur pada garis tebal dan terfokus pada titik
B. Jalur-jalur tersebut menempuh waktu tersingkat
yang sama. Bentuk prisma tersebut adalah separuh dari
lensa konvergen.
Lensa-lensa
Pada lensa konvergen, bagian tengah lebih tebal sedangkan lensa divergen bagian
tengahnya lebih tipis. Diasumsikan bahwa lensa terdiri atas prisma dan blok kaca seperti
yang tertera pada gambar di bawah ini.
Pada lensa konvergen
(Gambar 5) sinar datang sejajar akan
difokuskan pada 1 titik dimana semua
jalur yang dilewatinya menempuh
waktu tersingkat yang sama. Pada
lensa divergen (Gambar 6) sinar
datang sejajar akan disebarkan
seolah-olah sinar-sinar itu datang dari
1 titik di depan lensa.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas
model guru sebagai peneliti. Guru menentukan masalah yang akan diamati (perencanaan),
menentukan tindakan untuk menyelesaikan masalah (tindakan), melaksanakan rancangan
tindakan (observasi) dan merefleksi tindakan yang telah dilaksanakan (refleksi) [7].
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu : (1) Kartu tugas : untuk
mengetahui respon siswa terhadap tugas yang diberikan, (2) RPP : sebagai acuan mengajar,
(3) Lembar observasi : untuk mengetahui jalannya pembelajaran.
Sampel yang digunakan adalah siswa SMA Kelas X Semester II sebanyak 30 orang
dimana siswa sudah mendapatkan pembelajaran materi Bab Optik.
Prosedur penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti dengan menerapkan
metode fast feedback model indikasi warna yaitu : (1) Persiapan : membuat kartu tugas,
kertas indikator, RPP dan lembar observasi. (2) Pelaksanaan : denah tempat duduk siswa
diatur melingkar untuk memudahkan guru mengecek jumlah jawaban benar dan salah
siswa. Siswa mengerjakan tugas secara mandiri pada kartu tugas masing-masing sedangkan
guru bisa berkeliling untuk melakukan wawancara dengan siswa untuk jawaban-jawaban
yang tak terduga serta mengambil 4 jawaban siswa yang berbeda. Jawaban-jawaban yang
diambil tersebut ditempel pada styrofoam yang telah disediakan beserta kertas warna
sebagai indikator jawaban. Siswa yang menjawab sama dengan jawaban siswa yang
ditempel dipersilahkan untuk mengangkat kertas dengan warna yang sama. Jawaban
dihitung secara cepat untuk mengetahui prosentase jawaban yang benar. Pembelajaran
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 4
6
dilakukan secara klasikal. Mulai dari siswa menerima tugas, mengerjakan sampai guru
berkeliling mengecek jawaban merupakan 1 siklus feedback. Siswa diberi tugas baru jika
70% siswa benar dan jika belum dilakukan pembelajaran sesuai dengan RPP.
Gambar 7. Bagan siklus metode fast feedback
(3) Observasi : pengamatan dilakukan oleh orang lain dan dituangkan dalam
lembar observasi guna mengetahui efektivitas pembelajaran. (4) Refleksi : jawaban siswa
dan lembar observasi dikaji.
Prosentase jawaban siswa yang benar diperoleh dengan cara :
Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif kualitatif untuk tiap tahap
pembelajaran.
Penelitian ini dikatakan berhasil jika :
a) Minimal 70% siswa merespon tugas dengan baik.
b) Minimal 70% siswa menjawab benar.
c) Waktu untuk 1 siklus feedback maksimal 10 menit.
Waktu
Jalannya
Pembelajaran
Tugas Respon
Cek pembelajaran
Tahap Pembelajaran 1
Tahap Pembelajaran 2
Tugas Respon
Cek pembelajaran
Tingkat Kesulitan
70% Tugas dari
guru
Respon
siswa
Cek oleh
guru
Tugas baru
dari guru
Pembelajaran dari guru < 70%
Gambar 8. Bagan langkah jalannya pembelajaran menggunakan metode fast feedback
7
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1. Hasil Penelitian Penelitian ini terdiri dari 9 tahap pembelajaran. Pada tahap 1 dan 2 terdapat 3 tugas
sedangkan tahap 3-9 terdapat 4 tugas sehingga dalam 1 tahap pembelajaran dimungkinkan
terjadi hingga 3 siklus feedback. Berikut tabel hasil penelitian :
Tabel 1. Tahapan, siklus, waktu dan hasil belajar siswa.
Tah
ap
Tuga
s Waktu untuk 1x
siklus feedback % siswa
benar
Tah
ap
Tuga
s Waktu untuk 1x
siklus feedback % siswa
benar Alokasi Realita Alokasi Realita
1 1 10’ 7.57’ 56,67% 4 Tidak Perlu
2 10’ 8.10’ 30 % 6 1 10’ 9.00’ 83,33 %
3 10’ 7.37’ 83,33 % 2 Tidak Perlu
2 1 10’ 9.44’ 30 % 3 Tidak Perlu
2 10’ 8.10’ 93,33 % 4 Tidak Perlu
3 Tidak Perlu 7 1 10’ 8.23’ 63,33 %
3 1 10’ 7.27’ 76,67 % 2 10’ 7.22’ 73,33 %
2 Tidak Perlu 3 Tidak Perlu
3 Tidak Perlu 4 Tidak Perlu
4 Tidak Perlu 8 1 10’ 9.37’ 70 %
4 1 10’ 9.11’ 66,67 % 2 Tidak Perlu
2 10’ 9.30’ 80 % 3 Tidak Perlu
3 Tidak Perlu 4 Tidak Perlu
4 Tidak Perlu 9 1 10’ 7.10’ 0 %
5 1 10’ 9.04’ 76,67 % 2 10’ 9.03’ 83,33 %
2 Tidak Perlu 3 Tidak Perlu
3 Tidak Perlu 4 Tidak Perlu
Data-data yang didapat kemudian dianalisa per tahap pembelajaran per tugas yang
dijawab siswa.
1.2. Analisa Tiap Tahap Pembelajaran 1. Tahap Pembelajaran 1
Indikator : siswa dapat menggambarkan garis normal pada bidang batas datar.
Tugas 1
Pada tugas 1, sebanyak 56,67% (17) siswa menjawab benar yakni tegak lurus
terhadap bidang batas tepat mengenai ujung sinar datang.
Sebanyak 43,33% (13) siswa menjawab salah dengan jawaban sebagai berikut :
8
Siswa belum tahu adanya garis normal untuk membantu
menggambarkan sinar bias. Siswa menyamakan garis normal
dengan sinar bias. Siswa yang menjawab benar ternyata
tidak mempunyai dasar mengapa menggambar garis normal
tegak lurus terhadap bidang batas dan mengenai ujung sinar
datang. Siswa mendapatkan pengetahuan itu ketika belajar
di aras Sekolah Menengah Pertama.
Karena siswa yang menjawab benar belum mencapai
70 % diadakan pembelajaran. Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini yaitu
7 menit 57 detik.
Untuk meremidiasi kesalahan siswa, peneliti menjelaskan tujuan dan cara
menggambarkan garis normal. Tujuan digambarkan garis normal adalah untuk menentukan
alamat sinar bias. Cara menggambarkannya yaitu tegak lurus terhadap bidang batas. Peneliti
menggunakan penggaris segitiga siku-siku untuk menggambarkan garis normal.
Pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan tugas 2.
Tugas 2
Pada tugas 2, sebanyak 30% (9) siswa menjawab dengan benar yaitu tegak lurus
dengan bidang batas dan tepat mengenai ujung sinar datang.
Sebanyak 70% (21) siswa menjawab salah dengan variasi :
Sebanyak 50%
(15) siswa menjawab
seperti pada gambar
10. Siswa berpikir
bahwa garis normal
vertikal padahal garis
normalnya tegak
lurus dengan bidang
batas tepat mengenai ujung sinar datang.
Sebanyak 16,67% (5) siswa menjawab seperti pada gambar 11. Siswa menyamakan
garis normal dengan sinar bias dan belum memahami adanya garis normal untuk membantu
menggambarkan sinar bias.
Sebanyak 3,33% (1) siswa menjawab seperti pada gambar 12. Siswa tidak
menggunakan dasar yang benar untuk menggambarkan garis normal.
Karena siswa yang menjawab benar belum mencapai 70%, diadakan pembelajaran.
Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini yaitu 8 menit 10 detik.
Analisa KBM
Pada tugas 2 ini, jumlah siswa yang menjawab benar justru turun hingga 26,67 %
sehingga pembelajaran harus diulang. Siswa belum mengerti tentang bidang batas dan garis
normal harus tegak lurus dengan sinar datang atau bidang batas. Ada juga siswa yang
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 9
9
berpikir garis normal selalu vertikal. Peneliti mempertegas arti dari bidang batas, yaitu batas
antara 2 medium yang berbeda.
Pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan tugas 3.
Tugas 3
Pada tugas 3, sebanyak 83,33% (25) siswa menjawab dengan benar yaitu tegak lurus
dengan bidang batas tepat mengenai ujung sinar datang.
Sebanyak 16,67% (5) siswa menjawab salah dengan variasi sebagai berikut :
Sebanyak 6,67% (2) siswa
menjawab seperti pada gambar 13.
Siswa berpikir bahwa garis normal tegak
lurus dengan sinar datang, padahal garis
normal tegak lurus dengan bidang batas.
Sebanyak 10% (3) siswa menjawab
seperti pada gambar 14. Saat
menggambar garis normal siswa tidak memperhatikan sudut yang antara bidang batas dan
garis normal, seharusnya sudut yang dibentuk 90o.
Karena siswa yang menjawab lebih dari 70% maka pembelajaran dilanjutkan ke tahap
2. Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini yaitu 7 menit 37 detik.
Analisa KBM
Pada tugas 3, jumlah siswa yang menjawab benar naik hingga 53,33%. Siswa tidak lagi
menganggap garis normal merupakan garis vertikal yang mengenai ujung sinar datang. Ini
artinya, pembelajaran yang diberikan oleh peneliti setelah tugas 2 berhasil. Namun, masih
terdapat 5 siswa yang tidak tepat menggambarkan garis normal yaitu tegak lurus terhadap
sinar datang dan tidak tepat tegak lurus terhadap bidang batas.
2. Tahap Pembelajaran 2
Indikator : siswa dapat menggambarkan garis normal pada bidang batas lengkung.
Tugas 1
Pada tugas 1, sebanyak 30% (9) siswa menjawab benar yaitu tegak lurus dengan
bidang singgung dari bidang lengkung tersebut tepat mengenai ujung sinar datang.
Sebanyak 70% (21) siswa menjawab salah dengan variasi sebagai berikut :
Sebanyak 33,33% (10) siswa menjawab seperti pada
gambar 15. Siswa berpikir bahwa garis normal selalu vertikal
tanpa memperhatikan bidang batasnya, padahal garis normal
bidang lengkung seharusnya tegak lurus dengan bidang
singgunnya. Garis singgung merupakan garis yang tegak lurus
terhadap garis yang ditarik dari jari-jari kelengkungan bidang.
Garis normal digambar tegak lurus dengan garis singgung.
Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15
10
Sebanyak 26,67% (8 orang) menjawab seperti pada gambar
16. Kesalahan tersebut disebabkan siswa berpikir bahwa garis
normal tegak lurus dengan sinar datang. Padahal garis normal pada
bidang lengkung seharusnya tegak lurus terhadap garis singgung
bukan terhadap sinar datang.
Sebanyak 6,67% (2) siswa menjawab
seperti pada gambar 17 dan sebanyak
3,33% (1) siswa menjawab seperti pada
gambar 18. Siswa tidak mempunyai dasar
yang benar untuk menggambarkan garis
normal pada bidang batas lengkung. Garis
normal pada bidang lengkung harus tegak
lurus dengan bidang singgungnya tepat mengenai ujung sinar datang. Bidang singgung di
setiap titik berubah-ubah arah sesuai dengan lengkungnya dan merupakan bidang yang
tegak lurus terhadap garis yang ditarik dari pusat kelengkungan. Jadi, untuk setiap titik garis
normalnya berbeda-beda.
Karena siswa yang menjawab benar belum mencapai 70% maka diberi pembelajaran.
Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini yaitu 9 menit 44 detik.
Untuk meremidiasi kesalahan-kesalahan siswa, peneliti mengadakan demonstrasi
dengan melewatkan sinar dari udara ke kaca berbentuk lengkung untuk memantapkan
pemahaman siswa bahwa dalam berbagai bidang apapun termasuk bidang lengkung, jika
sinar melewati dari medium yang berbeda maka tetap dibutuhkan garis normal untuk
menentukan alamat sinar bias. Peneliti juga menjelaskan cara menggambarkan garis normal
pada bidang lengkung sesuai dengan RPP.
Pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan tugas 2.
Tugas 2
Pada tugas 2, sebanyak 93,33% (28) siswa menjawab dengan benar yaitu tegak lurus
dengan bidang batas dari bidang datar lengkung tepat mengenai ujung sinar datang.
Sebanyak 6,67% (2) siswa menjawab salah dengan variasi sebagai berikut :
Sebanyak 3,33% (1) siswa menjawab
seperti pada gambar 19. Siswa tidak teliti
menggambar bidang batas. Bidang batas dari
bidang melengkung tersebut harus tegak lurus
dengan garis yang ditarik dari pusat
kelengkungan bidang. Sebanyak 3,33% (1)
siswa menjawab seperti pada gambar 20.
Siswa tidak menggunakan dasar yang benar
untuk menggambarkan garis normal. Siswa
menggambar bidang batas tidak tegak lurus dengan garis yang ditarik dari pusat
Gambar 17
Gambar 18
Gambar 16
Gambar 19 Gambar 20
11
kelengkungan bidang padahal bidang batas harus tegak lurus dengan garis yang ditarik dari
pusat kelengkungan bidang. Siswa juga tidak mempunyai dasar menggambar garis normal
yang benar. Garis normal pada bidang lengkung harus tegak lurus dengan bidang batas dari
bidang lengkung tersebut tepat mengenai ujung sinar datangnya.
Karena siswa yang menjawab benar lebih dari 70%, pembelajaran dilanjutkan ke
tahap 3. Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini yaitu 4 menit 57 detik.
Analisa KBM Pada tugas 2, siswa yang menjawab benar naik hingga 63,33%. Setelah diberi
pembelajaran, siswa tidak lagi menggambarkan garis normal adalah garis yang vertikal
tanpa memperhatikan bidangnya, tegak lurus terhadap sinar datang dan sudah menerapkan
dasar yang benar untuk menggambarkan garis normal pada bidang lengkung, yaitu tegak
lurus terhadap bidang singgungnya. Meskipun begitu, masih ada 6,66% siswa yang
menjawab salah karena tidak menerapkan dasar yang benar untuk menggambarkan garis
normal pada bidang lengkung.
3. Tahap Pembelajaran 3
Indikator : siswa dapat menggambarkan garis normal dan sinar bias dari sinar datang
yang melewati medium berbeda kerapatan.
Tugas 1
Pada tugas 1, sebanyak 76,67% (23) siswa menjawab benar yaitu sinar bias mendekati
garis normal.
Sebanyak 30% (5) siswa menjawab salah dengan variasi sebagai berikut :
Sebanyak 3,33% (1) siswa
menjawab seperti pada gambar 21. Siswa
tidak mempunyai dasar yang benar untuk
menggambarkan sinar bias yang berasal
dari sinar yang datang dari medium
renggang ke rapat. Medium renggang
dalam soal ini adalah udara sedangkan
medium rapatnya adalah kaca. Di udara kecepatan cahaya 3x108 m/s atau “c”, sedangkan di
kaca kecepatannya berkurang. Berkurangnya kecepatan pada kaca menyebabkan sinar
berbelok mendekati garis normal untuk mendapatkan waktu tempuh tersingkat hingga
dasar kaca. Dengan menggunakan hukum snellius, dimana indeks bias kaca lebih besar
daripada indeks bias udara didapatkan sudut bias lebih kecil daripada sudut datang maka
sinar biasnya mendekati garis normal.
Sebanyak 13,33% (4) siswa menjawab seperti pada gambar 22. Siswa menganggap
bahwa sinar bias adalah sinar yang digambar lurus melanjutkan sinar datang. Ini berarti
kecepatan sinar di udara dan kaca dianggap sama. Padahal kecepatan cahaya di kaca
berkurang yang mengakibatkan sinar berbelok untuk mendapatkan waktu tempuh
tersingkat hingga ke dasar kaca. Dengan menggunakan hukum snellius, dimana indeks bias
Gambar 21
Gambar 22
12
kaca lebih besar daripada indeks bias udara, didapatkan sudut bias lebih kecil daripada
sudut datangnya maka sinar biasnya mendekati garis normal.
Karena siswa yang menjawab benar mencapai 70%, pembelajaran dilanjutkan ke
tahap 4. Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini yaitu 7 menit 27 detik.
Analisa KBM
Pada tugas 3, siswa sudah benar dalam menggambarkan garis normal pada bidang
batas datar meskipun salah dalam menggambarkan sinar biasnya. Siswa sudah memahami
tujuan digambarkan garis normal yaitu garis untuk membantu menentukan alamat sinar
bias dari sinar yang datang dari medium berbeda kerapatan. Lebih dari 70% siswa
menggambarkan sinar bias dengan benar yaitu mendekati garis normal.
4. Tahap Pembelajaran 4
Indikator : siswa dapat menggambarkan garis normal dan sinar bias dari sinar datang
yang melewati medium berbeda kerapatan.
Tugas 1
Pada tugas 1, sebanyak 66,67% (20) siswa menjawab benar yaitu sinar yang menuju
dasar kaca diteruskan hingga keluar kaca dan sinar yang menuju tengah kaca saat masuk
kaca dibiaskan mendekati garis normal dan saat keluar kaca menjauhi garis normal. Kedua
sinar bias tersebut berpotongan pada 1 titik.
Sebanyak 33,33% (10) siswa menjawab salah dengan variasi sebagai berikut :
Sebanyak 10 % (3) siswa menjawab seperti pada
gambar 23. Siswa tidak menggambarkan garis normal
dengan tepat karena tidak didahului menggambarkan
garis singgung dari permukaan kaca. Siswa
menganggap garis normalnya horizontal terhadap
permukaan kaca padahal garis normal seharusnya
tegak lurus dengan garis singgung. Sinar bias yang
masuk kaca sudah digambarkan dengan benar yaitu mendekati garis normal. Siswa tidak
menggambarkan garis normal untuk membantu menggambarkan sinar bias yang keluar kaca
padahal adanya garis normal sangat diperlukan untuk membantu menentukan alamat sinar
bias yang keluar kaca. Meski siswa tidak menggambarkan garis normal, siswa sudah
mengetahui bahwa sinar yang keluar dari kaca menjauhi garis normal dilihat dari cara siswa
menggambarkan sinar bias yang keluar dari kaca. Pada sinar datang yang menuju dekat
dasar kaca, siswa tidak menggambarkan garis normal (tidak sesuai dengan perintah soal).
Siswa menganggap tidak perlu menggambarkan garis normal dan sinar bias karena sinar
datang dari udara membentuk 0o terhadap garis normal dan tepat terletak di dasar kaca.
Padahal sinar yang datang dari udara tidak tepat menuju dasar kaca, jadi harus digambarkan
dulu garis normal yaitu tegak lurus terhadap garis singgung. Sudut yang dibentuk oleh sinar
datang terhadap garis normal adalah 0o, maka dari itu sinar bias juga membentuk posisi 0o
terhadap garis normal. Dengan kata lain, sinar diteruskan hingga keluar kaca.
Gambar 23
13
Sebanyak 20% (6) siswa menjawab seperti pada
gambar 24. Pada sinar datang yang menuju bagian
tengah kaca, siswa tidak tepat menggambarkan garis
normal karena tidak didahului menggambarkan garis
singgung dari bidang lengkungnya. Namun siswa sudah
mengerti cara menggambarkan sinar biasnya yaitu saat
masuk kaca sinar bias mendekati garis normal dan saat
keluar kaca sinar bias menjauhi garis normal. Pada sinar datang yang menuju dekat dasar
kaca siswa tidak menggambarkan garis normalnya. Siswa menganggap tidak perlu
menggambarkan garis normal karena garis normal tersebut berhimpitan dengan sinar bias.
Padahal adanya garis normal untuk membantu menggambarkan sinar bias dari sinar datang.
Meskipun begitu, siswa sudah mengerti bahwa jika sudut yang dibentuk antara sinar datang
dan garis normal adalah 0o, maka sinar tersebut diteruskan.
Sebanyak 3,33% (1) siswa menjawab
seperti pada gambar 25. Siswa tidak
menggambarkan garis singgung dari permukaan
kaca terlebih dahulu dan berakibat tidak tepat
menggambarkan garis normal. Namun, siswa
sudah mengerti prinsip menggambarkan sinar
bias yang masuk ke kaca yaitu mendekati garis
normal dan sinar bias yang keluar kaca menjauhi garis normal meskipun garis normalnya
salah. Pada sinar yang datang dari udara menuju dekat dasar kaca, siswa tidak
menggambarkan garis normal dengan jelas. Siswa hanya menuliskan simbol garis normal
yaitu “N”. Siswa tidak tepat dalam menggambarkan sinar bias karena tidak ada garis normal
yang dijadikan acuan. Sinar bias yang masuk dan keluar kaca membentuk posisi 0o terhadap
garis normal, sinar biasnya juga membentuk posisi 0o terhadap garis normal. Dengan kata
lain, sinar bias yang masuk maupun keluar kaca diteruskan. Kedua sinar tersebut
berpotongan pada 1 titik karena menempuh jarak dengan waktu tersingkat yang sama.
Karena siswa yang menjawab benar belum mencapai 70%, diadakan pembelajaran.
Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini yaitu 9 menit 11 detik.
Untuk meremediasi kesalahan-kesalahan siswa dijelaskan cara menggambarkan garis
normal dan sinar bias. Untuk menggambarkan garis normal digambar dulu garis
singgungnya, kemudian digambar garis normalnya. Untuk menggambarkan sinar bias
dijelaskan lagi bahwa sinar pada medium udara lebih cepat daripada pada medium kaca
akibatnya sinar berbelok untuk mendapatkan waktu tempuh terpendek. Dengan
menggunakan hukum snellius dimana indeks bias kaca lebih besar daripada udara maka
sudut bias untuk sinar yang masuk kaca lebih kecil daripada sudut datangnya dan sudut bias
untuk sinar bias keluar kaca lebih besar daripada sudut datangnya. Untuk sinar yang menuju
dekat dasar kaca jika sudut datang yang dibentuk 0o maka sudut biasnya 0o. Diinformasikan
juga bahwa bentuk kaca pada soal merupakan setengah dari bentuk lensa cembung.
Gambar 24
Gambar 25
14
Analisa KBM
Pada tugas 1 ini siswa sudah mengetahui pentingnya garis normal namun dalam
beberapa siswa belum menerapkan. Dalam penggambarannya, siswa kurang tepat dalam
mengambil garis singgung dan atau garis normal. Sinar bias sudah digambarkan dengan
benar oleh siswa yaitu mendekati garis normal saat masuk kaca dan menjauhi garis normal
saat keluar kaca.
Pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan tugas 2.
Tugas 2
Pada tugas 2, sebanyak 73,33% (22) siswa menjawab benar yaitu menggambarkan
garis normal tegak lurus dengan garis singgung, saat sinar masuk kaca sinar biasnya
mendekati garis normal dan saat keluar kaca sinar biasnya menjauhi garis normal.
Sebanyak 26,67% (8) siswa menjawab salah dengan variasi sebagai berikut :
Gambar 26 Gambar 27 Gambar 28
Sebanyak 13,33% (4) siswa menjawab seperti pada gambar 26. Siswa menganggap
kecepatan sinar di udara sama dengan ketika memasuki lensa cembung maka sinar
diteruskan, padahal kecepatan sinar di dalam kaca berkurang sehingga menyebabkan sinar
tersebut berbelok mendekati garis normal untuk mendapatkan waktu tempuh tersingkat.
Dengan menggunakan hukum snellius didapatkan sudut bias lebih kecil daripada sudut
datangnya.
Sebanyak 3,33% (1) siswa menjawab seperti pada gambar 27. Siswa tidak
menggambarkan garis normalnya, padahal garis normal penting untuk menggambarkan
sinar biasnya. Siswa tidak menggunakan dasar yang benar untuk menggambarkan sinar bias
yang masuk dan keluar kaca sehingga jawabannya tidak konsisten. Saat masuk kaca,
harusnya sinar bias membelok mendekati garis normal. Saat keluar kaca, sinar biasnya
membelok menjauhi kaca. Siswa menjawab sinar bias yang masuk ke kaca diteruskan. Ini
artinya, siswa menganggap bahwa kecepatan sinar di udara dan kaca adalah sama. Saat
keluar kaca, siswa menggambarkan sinar biasnya berbelok. Apabila saat keluar kaca garis
normal dgambarkan dengan tepat, akan terlihat bahwa sinar biasnya menjauhi garis normal.
Sebanyak 6,67% (3) siswa menjawab seperti pada gambar 28. Pada saat masuk kaca,
siswa menggambarkan garis singgung dari permukaan lensa dan menggambar garis
normalnya. Namun, garis singgung yang digambar siswa tidak tepat dan mengakibatkan
garis normal pun tidak tepat. Siswa sudah mengerti bahwa jika sinar datang dari medium
renggang ke rapat akan dibelokkan mendekati garis normal. Saat keluar kaca, siswa juga
15
tidak tepat dalam menggambarkan garis normal. Garis normal seharusnya tegak lurus
dengan garis singgung permukaan lensa. Sinar bias yang digambarkan oleh siswa sudah
benar yaitu menjauhi garis normal.
Karena siswa yang menjawab benar lebih dari 70%, pembelajaran dilanjutkan ke
tahap 5. Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini yaitu 9 menit 30 detik.
Analisa KBM
Pada tugas 2 siswa yang menjawab benar naik hingga 6,66%. Setelah diberi
pembelajaran, sebagian besar siswa sudah bisa menggambarkan garis singgung, garis
normal yaitu tegak lurus terhadap garis singgung dan sinar bias yaitu saat masuk kaca
mendekati garis normal dan saat keluar kaca menjauhi garis normal dengan tepat. Peneliti
sengaja tidak memberikan tugas ke-3 sebagai konfirmasi pemahaman siswa karena pada
tahap selanjutnya untuk menjawab soal masih diterapkan konsep pembiasan.
5. Tahap Pembelajaran 5
Indikator : siswa dapat menggambarkan sinar bias dari sinar datang yang melewati
medium berbeda kerapatan.
Tugas 1
Pada tugas 1, sebanyak 76,67% (23) siswa menjawab benar yaitu menggambar garis
normal dengan tepat, sinar yang menuju dasar kaca diteruskan hingga keluar kaca dan sinar
yang menuju tengah kaca saat masuk kaca dibiaskan mendekati garis normal dan saat keluar
kaca menjauhi garis normal. Ketiga sinar bias tersebut berpotongan pada 1 titik.
Sebanyak 23,33% (7) siswa menjawab salah dengan variasi sebagai berikut :
Sebanyak 3,33% (1) siswa menjawab seperti
pada gambar 29. Siswa tidak menggunakan dasar
yang tepat untuk menggambarkan garis normal
karena tidak menggambarkan garis singgung dari
permukaan lensa terlebih dahulu. Namun, siswa
sudah memahami bahwa sinar bias yang masuk kaca
mendekati garis normal dan sinar bias keluar kaca
menjauhi garis normal akibat perbedaan kecepatan sinar pada medium udara dan kaca.
Siswa tidak teliti dalam menjawab soal sehingga tidak menggambarkan sinar bias dari sinar
datang yang berhimpit dengan sumbu utama.
Sebanyak 10% (3) siswa menjawab seperti
pada gambar 30. Siswa menganggap tidak perlu
menggambarkan garis normal untuk sinar datang
yang berhimpit dengan sumbu utama karena garis
normalnya juga berhimpit dengan sumbu utama
dan sinar bias, padahal garis normal ini digunakan
untuk menentukan alamat sinar bias. Pada sinar yang datang berhimpit dengan sumbu
utama masuk lensa, garis normalnya juga berhimpit juga dengan sumbu utama maka sinar
diteruskan.
Gambar 29
Gambar 30
16
Sebanyak 10% (3) siswa menjawab seperti
pada gambar 31. Siswa tidak konsisten menggunakan
dasar yang benar untuk menggambarkan garis
normal. Dua garis normal dari sinar datang yang
berhimpit dengan sumbu utama sudah benar, yakni
tegak lurus terhadap garis singgung permukaan
lensa, namun keempat garis normal lainnya tidak
tegak lurus terhadap garis singgung permukaan lensa. Namun siswa sudah memahami
bahwa sinar yang masuk ke kaca mendekati garis normal dan sinar yang keluar kaca
menjauhi garis normal. Ketiga sinar bias tersebut berpotongan di 1 titik.
Karena siswa yang menjawab benar lebih dari 70%, pembelajaran dilanjutkan ke
tahap 6. Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini yaitu 9 menit 4 detik.
Analisa KBM
Pada tugas 1 ini sebagian besar siswa sudah menjawab dengan benar. Meskipun pada
tahap 4 setelah tugas 2 tidak diberikan tugas 3 sebagai konfirmasi namun pada kartu tugas
ini siswa dikatakan masih memahami prinsip-prinsip pembiasan. Siswa yang menjawab
benar juga mengalami peningkatan sebesar 3,34% meski konsep yang akan disampaikan
pada tahap 4 dan 5 berbeda. Konsep yang akan diberikan pada tahap ini adalah benda
merupakan kumpulan dari titik. 1 titik benda menghasilkan 1 titik bayangan. Jika terdapat
kumpulan-kumpulan dari titik-titik benda maka akan akan menghasilkan pula kumpulan
titik-titik bayangan.
Peneliti sengaja tidak memberikan tugas 2 tahap 5 sebagai konfirmasi pemahaman
siswa karena pada tahap selanjutnya untuk menjawab soal masih diterapkan konsep
pembiasan.
6. Tahap Pembelajaran 6
Indikator : siswa dapat menggambarkan sinar bias dari sinar datang yang melewati
medium berbeda kerapatan.
Tugas 1
Pada tugas 1, sebanyak 83,33% (25) siswa menjawab benar yaitu menggambar garis
normal dengan tepat, sinar yang masuk kaca dibiaskan mendekati garis normal dan saat
keluar kaca menjauhi garis normal.
Sebanyak 16,67% siswa (5 orang) menjawab salah dengan variasi sebagai berikut :
Sebanyak 3,33% (1) siswa menjawab seperti pada
gambar 32. Siswa tidak menggambarkan garis normal,
padahal garis normal ini sangat penting karena menjadi
garis bantu untuk menggambarkan alamat sinar bias yang
masuk maupun keluar lensa. Namun jika garis normal
tersebut digambarkan dengan tepat yakni tegak lurus
terhadap garis singgung permukaan lensa, maka akan
terlihat bahwa sinar bias yang masuk kaca mendekati garis normal dan sinar bias yang
Gambar 31
Gambar 32
17
keluar dari kaca menjauhi normal. Siswa sudah mengerti bahwa tanpa menggambarkan
garis normal pun sinar akan berbelok seperti pada gambar di atas.
Sebanyak 6,67% (2) siswa menjawab seperti
pada gambar 33. Siswa tidak tepat dalam
menggambarkan garis singgung yang akibatnya garis
normal pun salah. Sinar bias yang masuk maupun
keluar kaca sudah digambarkan dengan benar oleh
siswa yakni sinar bias yang masuk kaca mendekati
garis normal dan sinar bias keluar kaca menjauhi garis
normal.
Sebanyak 6,67% (2) siswa menjawab seperti
pada gambar 34. Siswa tidak konsisten
menggunakan dasar yang benar untuk
menggambarkan garis normal. Pada saat sinar
masuk siswa sudah benar menggambarkan garis
normalnya yaitu tegak lurus terhadap garis
singgung namun pada saat sinar keluar kaca, siswa
tidak tepat dalam menggambarkan garis normal
yang seharusnya tegak lurus terhadap garis singgung. Jika ditinjau dengan menggunakan
garis normal yang digambar oleh siswa, maka sinar-sinar bias yang digambarkan oleh siswa
sudah benar yaitu sinar bias yang masuk ke kaca mendekati garis normal (sudut biasnya
lebih kecil daripada sudut datang) dan sinar bias yang keluar kaca menjauhi garis normal
(sudut biasnya lebih besar daripada sudut datang).
Titik potong dari sinar bias yang datang dari sinar yang sejajar sumbu utama
merupakan salah satu pendekatan dari 3 sinar istimewa untuk lensa cembung yaitu sinar
datang yang sejajar dengan sumbu utama, dibiaskan melalui titik fokus.
Karena siswa yang menjawab sudah lebih dari 70%, pembelajaran dilanjutkan ke
tahap 7. Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini yaitu 9 menit.
Analisa KBM
Pada tugas 1 jumlah siswa yang menjawab benar lebih dari 70% walaupun pada tahap
5 setelah tugas 1 tidak diberikan pembelajaran. Meski konsep yang disampaikan pada tahap
5 dan 6 berbeda namun siswa masih memahami prinsip-prinsip pembiasan untuk menjawab
soal pada tugas 1 tahap 6. Konsep yang disampaikan pada tahap 6 ini adalah pendekatan 3
sinar istimewa untuk lensa cembung, siswa justru belajar dari kesalahan yang ada pada
tugas 1 tahap 5 dilihat dari peningkatan prosentase siswa yang menjawab benar.
7. Tahap Pembelajaran 7
Indikator : siswa dapat menggambarkan bayangan dari benda dengan menggunakan 3
sinar istimewa.
Gambar 33
Gambar 34
18
Tugas 1
Pada tugas 1, sebanyak 63,33% siswa (19 orang) menjawab benar yaitu menggunakan
3 sinar istimewa pada lensa cembung untuk menggambarkan bayangan, penggambaran 3
sinar tersebut juga tepat.
Sebanyak 36,67% (11) siswa menjawab salah dengan variasi sebagai berikut :
Sebanyak 13,33% (4) siswa menjawab seperti
pada gambar 35. Siswa belum mengerti bahwa
hanya diperlukan minimal 2 dari 3 sinar istimewa
yang berpotongan untuk menggambarkan
bayangan. Sinar istimewa yang berbunyi “sinar
datang sejajar dengan sumbu utama dibiaskan
melalui titik fokus” (selanjutnya disebut sinar
istimewa ke-1) tidak digambarkan dengan tepat oleh siswa. Seharusnya sinar datang benar-
benar dibuat sejajar dengan sumbu utama dan dengan pendekatan lensa tipis sinar datang
sejajar tersebut berhenti di tengah lensa. Kemudian sinar tersebut diteruskan melewati titik
fokus. Sinar istimewa yang berbunyi “sinar datang yang menuju pusat kelengkungan lensa
diteruskan” (selanjutnya disebut sinar istimewa ke-2) juga tidak digambarkan dengan tepat,
seharusnya sinar datang digambarkan menuju tepat di tengah bagian tengah lensa dan sinar
tersebut diteruskan. Sinar istimewa yang berbunyi “sinar datang yang menuju titik fokus
dibiaskan sejajar sumbu utama” (selanjutnya disebut sinar istimewa ke-3) juga tidak
digambarkan dengan tepat oleh siswa, sinar yang digambarkan meleset sedikit dari titik
fokus yang akibatnya sinar tersebut tidak berpotongan dengan kedua sinar istimewa yang
sebelumnya. Seharusnya sinar datang dari ujung benda digambarkan menuju tepat pada
fokus lensa, setelah sinar masuk bagian tengah kaca sinar tersebut dibiaskan sejajar sumbu
utama
Sebanyak 10% (3) siswa menjawab seperti
pada gambar 36. Siswa tidak teliti dalam menggambar
yang menyebabkan sinar istimewa ke-1 tidak tepat
menuju titik fokus. Sinar istimewa ke-2 juga tidak
digambarkan dengan tepat oleh siswa, sinar yang
keluar kaca tidak agak miring, seharusnya sejajar
dengan sumbu utama. Akibatnya bayangan yang
digambar pun salah. Seharusnya bayangan jatuh di sebelah kanan “R” lensa dan ukurannya
lebih besar, namun siswa menggambar bayangan
berada tepat di R dan ukurannya tetap.
Sebanyak 10% (3) siswa menjawab seperti
pada gambar 37. Siswa belum mengerti bahwa
untuk menggambarkan bayangannya cukup dengan
menggunakan perpotongan 2 sinar saja. Ketiga sinar
istimewa digambarkan kemudian digambarkan
Gambar 35
Gambar 36
Gambar 37
19
bayangannya. Sinar istimewa ke-1 digambarkan dengan benar oleh siswa, kesalahan ini bisa
dikompensasi karena siswa masih terpengaruh menggambarkan bayangan dengan
menerapkan konsep pembiasan pada 2 medium yang berbeda. Saat masuk lensa, sinar bias
akan dibelokkan dan saat keluar lensa sinar biasnya menjauhi garis normal. Sinar istimewa
ke-2 tidak digambarkan sedikit meleset padahal seharusnya sinar datang dari ujung benda
menuju tengah bagian tengah lensa. Karena dipaksakan agar sinar istimewa ke-3
berpotongan dengan kedua sinar sebelumnya, siswa sedikit memiringkan sinar yang menuju
titik fokus, padahal pada medium yang sama sinar merambat lurus. Meski penggambaran
ketiga sinar istimewa tersebut tidak sempurna, namun siswa bisa menggambarkan
bayangannya dengan tepat yaitu tanda panah dari benda posisinya terbalik, bayangan
berada di sebelah kanan “R” lensa dan ukuran bayangannya menjadi lebih besar.
Sebanyak 3,33% (1) siswa menjawab seperti
pada gambar 38. Siswa sudah mengerti bahwa cukup
2 sinar yang berpotongan saja yang digunakan. Siswa
juga sudah bisa menggambarkan sinar istimewa ke-1
dan 2. Namun, siswa tergesa-gesa dan tidak
menggambarkan bayangannya.
Karena siswa yang menjawab benar belum
mencapai 70%, diadakan pembelajaran. Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada
tugas ini yaitu 8 menit 23 detik.
Untuk meremidiasi kesalahan-kesalahan siswa, peneliti menggunakan Animasi
Crocodile Physics. Animasi tersebut bisa diatur untuk menginformasikan kepada siswa
bahwa setiap titik dari benda memendarkan sinar. Namun ada perjanjian untuk
mempermudah menggambarkan bayangan diambil 3 sinar saja yang disebut 3 sinar
istimewa. Peneliti juga mengingatkan kepada siswa untuk lebih teliti dalam menggambarkan
ketiga sinar istimewa tersebut.
Pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan tugas 2.
Tugas 2
Pada tugas 1, sebanyak 76,67% (23) siswa menjawab benar yaitu menggunakan 3
sinar istimewa pada lensa cembung untuk menggambarkan bayangan dan untuk
memudahkan penggambaran bayangan diambil ujung dan pangkal benda sebagi acuan
menggambarkan bayangan.
Sebanyak 23,33 % (7) siswa menjawab salah dengan variasi sebagai berikut :
Sebanyak 3,33 % (1) siswa menjawab seperti
pada gambar 39. Siswa tidak menggambarkan
bayangan dari titik manapun selain ujung benda, ini
artinya siswa belum benar-benar paham bahwa
benda tersebut merupakan kumpulan titik-titik yang
memendarkan cahaya ke segala arah namun untuk
penggambaran bayangan pada soal seperti ini cukup
Gambar 38
Gambar 39
20
digambar bayangan dari ujung dan pangkal benda. Kedua sinar istimewa tersebut pun tidak
tepat penggambarannya dan mengakibatkan titik potongnya terletak sangat jauh sehingga
bayangan tidak bisa digambarkan.
Sebanyak 6,66% (2) siswa menjawab seperti
pada gambar 40. Siswa belum benar-benar paham
bahwa benda tersebut merupakan kumpulan titik-
titik yang memendarkan cahaya ke segala arah
namun untuk penggambaran bayangan pada soal
seperti ini cukup digambar bayangan dari ujung dan
pangkal benda. Ketiga sinar istimewa tersebut sudah
digambarkan dengan tepat oleh siswa, namun siswa belum mengerti bahwa untuk
menggambarkan bayangan cukup memakai 2 sinar yang berpotongan. Siswa juga tidak
menggambarkan bayangan yang dibentuk oleh perpotongan ketiga sinar istimewa tersebut,
hal ini disebabkan siswa menyadari bahwa sinar tersebut hanya berasal dari ujung benda,
yang dari pangkal benda belum digambarkan namun siswa tidak segera mengambil tindakan
untuk menggambarkan bayangangannya.
Sebanyak 3,33% (1) siswa menjawab
seperti pada gambar 41. Siswa sudah mengerti
bahwa setiap titik dari benda memendarkan
sinar dan untuk soal tersebut hanya perlu
digambarkan bagian ujung dan pangkalnya saja.
Siswa juga sudah mengerti bahwa cukup dengan
perpotongan 2 sinar bisa dihasilkan bayangan.
Ujung dan pangkal benda digambarkan dengan
menggunakan 3 sinar istimewa namun, penggambaran kedua sinar istimewa tersebut tidak
tepat yaitu sinar istimewa ke-1 pembiasannya tidak tepat menuju titik fokus dan sinar
istimewa ke-2 tidak tepat menuju tengah dari bagian tengah lensa. Namun siswa sudah bisa
menggambarkan bayangan meski dengan penggambaran sinar istimewa yang tidak tepat.
Karena siswa tidak teliti menggambarkan yang mana posisi ujung dan pangkal benda dengan
menggunakan tanda anak panah.
Sebanyak 10% (3) siswa menjawab seperti
pada gambar 42. Siswa sudah mengerti bahwa tiap
titik dari benda memendarkan sinar dan untuk
menggambarkan bayangan cukup menggunakan 2
sinar yang berpotongan. Namun, karena siswa tidak
tepat menggambarkan sinar-sinar istimewanya
siswa menjadi bingung menggambarkan
bayangannya. Titik dimana kedua sinar tersebut berpotongan yang digambarkan siswa
posisinya tidak lurus, seharusnya posisi bayangan titik dari ujung dan pada pangkal benda
terletak lurus pada 1 garis vertikal.
Gambar 40
Gambar 41
Gambar 42
21
Karena siswa yang menjawab sudah lebih dari 70%, pembelajaran dilanjutkan ke
tahap 8. Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini yaitu 7 menit 22 detik.
Analisa KBM
Pada tugas 2, prosentase siswa yang menjawab benar naik hingga 13,34%. Setelah
diberi pembelajaran, sebagian besar siswa sudah mengerti bahwa benda merupakan
kumpulan titik-titik yang memendarkan sinar ke segala arah dimana untuk menggambarkan
bayangannya cukup digunakan perpotongan 2 sinar. Untuk menjawab soal pada tugas 2
tahap 7 ini, sebagian besar siswa sudah benar menggambarkan bayangan cukup dengan
perpotongan 2 sinar saja dan menggambarkan bayangan dari ujung dan pangkal benda
sebagai representasi bayangan utuh sebuah benda.
8. Tahap Pembelajaran 8
Indikator : siswa dapat menentukan bayangan yang dibentuk oleh lensa.
Tugas 1
Pada tugas 1, sebanyak 70% (21) siswa menjawab benar yaitu menggambarkan
jalannya sinar dengan bantuan 3 sinar istimewa dan sifat bayangan yang terbentuk adalah
nyata, terbalik, diperkecil.
Sebanyak 30% (9) siswa menjawab salah dengan variasi sebagai berikut :
Sebanyak 3,33% (1) siswa menjawab
seperti pada gambar 43. Siswa tidak tepat dalam
menggambarkan sinar istimewa ke-1 dan 2.
Namun, letak bayangannya sudah benar. Siswa
menyebutkan bahwa sifat bayangan yang
terbentuk adalah nyata, terbalik, diperbesar.
Siswa tidak mempunyai patokan yang benar
untuk menentukan sifat bayangan yang dikatakan diperbesar dan diperkecil. Bayangan
diperbesar artinya ukuran bayangan lebih besar dibandingkan ukuran bendanya. Bayangan
diperkecil artinya ukuran bayangan lebih kecil dibandingkan ukuran aslinya.
Sebanyak 3,33% (1) siswa menjawab
seperti pada gambar 44. Siswa tidak tepat dalam
menggambarkan ketiga sinar istimewa yang
akibatnya letak dan sifat bayangan pun salah.
Bayangan seharusnya terletak di antara “f” dan
“R” lensa dan ukuran bayangan lebih kecil
dibandingkan dengan ukuran benda. Namun
dengan acuan gambar bayangannya, siswa sudah
mengerti arti dari terbalik, nyata, dan diperbesar.
Gambar 43
Gambar 44
22
Sebanyak 13,33% (4) siswa menjawab
seperti pada gambar 45. Siswa tidak tepat
dalam menggambarkan 2 dari 3 sinar
istimewa. Namun, bayangan yang
digambarkan sudah benar letak dan benar
dalam penentuan sifat-sifat bayangannya
yaitu terbalik, nyata, diperkecil.
Sebanyak 3,33% (1) siswa menjawab
seperti pada gambar 46. Siswa sudah benar
dalam menggambarkan sinar-sinar istimewa
untuk menggambarkan bayangannya. Namun,
siswa salah dalam menentukan sifat-sifat
bayangannya yaitu maya, terbalik, diperkecil.
Siswa belum mengerti perbedaan bayangan
maya dan nyata. Bayangan disebut nyata jika berkas sinar cahaya yang membentuk
bayangan tersebut dan yang keluar alat optik adalah berkas konvergen dan bayangan
disebut maya jika sinar cahaya yang membentuk bayangan tersebut dan yang keluar alat
optik adalah berkas divergen. Melalui percobaan, bayangan nyata bisa ditangkap oleh layar,
bayangan maya tidak bisa ditangkap oleh layar.
Karena siswa yang menjawab benar mencapai 70%, pembelajaran dilanjutkan ke
tahap 9. Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini yaitu 9 menit 37 detik.
9. Tahap Pembelajaran 9
Indikator : siswa dapat menggambarkan bayangan sebuah benda jika ada bagian lensa
yang ditutup.
Tugas 1
Pada tugas 1, tidak ada siswa yang menjawab benar. Berikut adalah variasi jawaban siswa :
Sebanyak 50% (15) siswa menjawab seperti
pada gambar 47. Siswa menggunakan 3 sinar istimewa
untuk menggambarkan bayangannya. Padahal jika
sinar istimewa ke-2 dan 3 diterapkan maka sinar-sinar
tersebut tidak diteruskan karena terhalang. Hanya ada
1 sinar istimewa yang bisa dilewatkan, namun 1 sinar
saja tidak cukup untuk menggambarkan bayangan,
minimal harus ada 2 sinar yang saling berpotongan. Seharusnya untuk menggambarkan
bayangan siswa cukup menggambarkan 2 sinar yang dipendarkan dari ujung benda ke arah
sembarang asalkan tidak mengenai penghalang. Dengan menerapkan konsep pembiasan
ditemukan titik dimana kedua sinar tersebut berpotongan.
Sebanyak 26,67% (8) siswa menjawab seperti pada gambar 48. Siswa tidak hanya
menggunakan 3 sinar istimewa untuk menggambarkan namun juga menambahkan satu
sinar yang berpendar dari ujung benda ke arah dasar lensa. Jika menggunakan 3 sinar
Gambar 47
Gambar 45
Gambar 46
23
isitimewa maka sinar istimewa ke-2 dan 3 tidak
dapat diteruskan karena terhalang namun siswa
berpikir bahwa sinar tersebut bisa diserap
penghalang dan diteruskan. Sinar bias yang datang
menuju dasar lensa tidak digambarkan dengan
benar oleh siswa, sinar bias yang masuk kaca akan
mendekai garis normal dari permukaan lensa dan
sinar bias yang keluar lensa akan menjauhi garis normal yang ada di permukaan lensa.
Sebanyak 23,33% (7) siswa menjawab
seperti pada gambar 49. Siswa menggunakan 3
sinar istimewa untuk menggambarkan
bayangannya. Padahal sinar istimewa ke-3 yang
digambarkan oleh lensa terhalang namun siswa
berpikir sinar tersebut bisa diteruskan padahal sinar
tersebut seharusnya tidak bisa diteruskan.
Karena siswa yang menjawab kurang dari 70%, diadakan pembelajaran. Waktu
untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini yaitu 7 menit 10 detik.
Pada dasarnya siswa sudah mengerti bahwa jika ditutup penghalang bayangannya
tetap utuh karena sudah diajarkan sebelumnya bahwa setiap titik dari benda memendarkan
sinar ke segala arah dan bisa menghasilkan bayangan. Namun, karena pada 2 tahap
sebelumnya siswa selalu menggunakan 3 sinar istimewa untuk menjawab soal akhirnya
siswa pun menggunakan 3 sinar istimewa untuk menjawab soal tersebut. Peneliti
menginformasikan ulang bahwa setiap titik dari benda memendarkan sinar ke segala arah.
Karena untuk menggambarkan bayangan cukup dengan 2 sinar, maka peneliti hanya
menggunakan 2 sinar yang berpendar ke sembarang arah yang berasal dari ujung benda
untuk digambarkan sinar biasnya. Awalnya digambarkan dahulu garis normal kemudian
digambarkan sinar biasnya yaitu mendekati garis normal. Setelah itu digambarkan garis
normal untuk menggambarkan sinar bias yang keluar kaca yang menjauhi garis normal.
Kedua sinar tersebut berpotongan pada 1 titik dan di titik itulah bayangan dari ujung benda
kemudian digambarkan bayangan utuh dari benda.
Pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan tugas 2.
Tugas 2
Pada tugas 2, sebanyak 83,33% (25) siswa menjawab benar, yaitu dengan
menerapkan prinsip-prinsip pembiasan hingga didapatkan bayangan yang utuh dan terletak
di kanan “R” lensa dengan ukuran yang lebih besar.
Sebanyak 16,67% (5) siswa menjawab salah
dengan variasi sebagai berikut :
Sebanyak 3,33% (1) siswa menjawab seperti pada
gambar 50. Dilihat dari jawaban tersebut, siswa terlihat
sembarangan menjawab soal. Untuk menggambarkan
Gambar 48
Gambar 49
Gambar 50
24
bayangannya, yang diperlukan terlebih dahulu adalah menggambarkan garis singgung dan
garis normal. Cara menggambarkan garis normal yaitu tegak lurus terhadap garis singgung,
setelah itu digambarkan sinar biasnya. Sinar bias yang masuk akan dibelokkan mendekati
garis normal dan sinar bias yang keluar kaca menjauhi garis normal. Kedua sinar bias
tersebut berpotongan pada 1 titik, jika sumber sinarnya berasal dari ujung benda maka sinar
bias yang berpotongan tersebut merupakan bayangan dari ujung benda.
Sebanyak 13,33% (4) siswa menjawab seperti
pada gambar 51. Siswa belum mengerti bahwa jika
salah satu digambarkan dengan menggunakan salah
satu dari 3 sinar istimewa, maka sinar yang lain juga
harus digambarkan dengan menggunakan 3 sinar
istimewa. Jika salah satu sinar digambarkan dengan
menggunakan konsep pembiasan, maka sinar yang lain
juga digambarkan dengan menerapkan konsep pembiasan. Dalam soal tersebut, memang
sinar istimewa ke-3 bisa digambarkan namun 2 sinar istimewa yang lainnya terhalang dan
tidak bisa diteruskan. Untuk sinar istimewa ke-3 siswa sudah tepat penggambarannya,
untuk sinar yang menggunakan konsep pembiasan siswa juga sudah benar menggambarkan
sinar biasnya namun tidak digambarkan garis normalnya untuk menentukan alamat sinar
biasnya. Padahal garis normal ini sangat penting untuk menentukan sinar bias yang masuk
dan keluar kaca. Sinar yang masuk kaca dibiaskan mendekati garis normal sedangkan sinar
bias yang keluar kaca dibiaskan menjauhi garis normal. Akibat tidak konsisten, tidak
ditemukan perpotongan sinar untuk menggambarkan bayangannya.
Karena siswa yang menjawab benar sudah lebih dari 70% maka pembelajaran
dihentikan. Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback pada tugas ini adalah 9 menit 3 detik.
Analisa KBM
Pada tugas 2 siswa yang menjawab benar naik hingga 83,33%. Pada tahap 7 dan 8 siswa
mulai terbiasa menggunakan 3 sinar istimewa karena sinar-sinar ini dianggap lebih mudah
untuk menggambarkan bayangan dibandingkan menerapkan prinsip-prinsip pembiasan,
padahal 3 sinar istimewa ini tidak bisa diterapkan untuk menjawab soal-soal pada tahap 9.
Setelah diberi pembelajaran, sebagian besar siswa belum mengerti penerapan prinsip-
prinsip pembiasan pada kasus khusus seperti tipe soal pada tahap ini yaitu sebagian lensa
diberi penghalang.
1.2. Pengaruh penggunaan metode fast feedback pada pembelajaran
Penggunaan metode fast feedback dapat mendorong siswa untuk mengemukaan
pemikiran dengan aktif. Hal ini dapat dilihat dari setiap siswa yang merespon tugas dengan
baik. Tetapi, sebagian besar siswa cenderung pasif dan hanya mendengarkan penjelasan
dari peneliti. Siswa kurang aktif bertanya dan berdiskusi secara jelas dalam kelas. Sebagian
besar dari siswa justru berdiskusi dengan teman sekelas. Penggunaan metode fast feedback
Gambar 51
25
juga mempengaruhi tingkat pemahaman siswa. Hal ini dapat dilihat dari prosentase siswa
yang menjawab benar.
Dari penjelasan di atas, metode fast feedback dikatakan efektif untuk membantu
siswa memahami konsep fisika (pembentukan bayangan pada lensa) dan meningkatkan
keaktifan siswa. Keefektifan ini dilihat dari peningkatan pemahaman konsep , keaktifan, dan
waktu yang digunakan selama pembelajaran.
2. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian ini ialah metode fast feedback model indikasi warna dapat
membantu pengajar mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam waktu yang singkat
sehingga diketahui letak kesulitan belajar siswa untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh
pengajar.
Saran untuk penelitian selanjutnya :
1. Ketelitian sangat dibutuhkan saat mengoreksi jawaban, karena jawaban siswa yang
diteliti merupakan penentu kegiatan pembelajaran selanjutnya.
2. Pastikan bahwa siswa benar-benar mengetahui aturan main dari setiap model yang
dikembangkan untuk mengurangi pertanyaan-pertanyaan siswa tentang prosedur
menjawab soal hingga cek cepat.
3. Penelitian ini bisa digunakan untuk materi lain.
4. Bisa dikembangkan model lain dari metode fast feedback selain klasikal, peer to peer to
support in group, stick cards, papan angkat, dan grouping answer.
REFERENSI
[1] Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
[2] Berg, Ed van den. 2008. Teaching, Learning, and Quick Feedback Methods in Classical
and Modern Physics. Amsterdam : Vrije Universiteit.
[3] Daryanto, H. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
[4] Halliday, David dan Robert Resnick. 1978. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
[5] Hewwit, Paul G. 1985. Conceptual Physics. Boston : Little, Brown.
[6] Sudjito, Debora. 2010. Skripsi Penggunaan Fast Feedback secara Klasikal dalam
Pembelajaran Fisika tentang Cermin Datar. Salatiga : UKSW.
[7] Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Pararaton.
[8] http://pgsd-fefe.blogspot.com/jumlah-siswa-ideal-dalam-kelas.html