Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGGUNAAN VIDEO TUTORIAL PADA MATA
PELAJARAN TIK KELAS XII
SMA N 1 TUNTANG
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Pendidikan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Disusun oleh:
Raka Fitron Fajrian (702010152)
Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si. , M.Pd.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2015
ii
iii
iv
v
vi
vii
PENGGUNAAN VIDEO TUTORIAL PADA MATA
PELAJARAN TIK KELAS XII
SMA N 1 TUNTANG
1Raka Fitron Fajrian,
2Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si, M.Pd.
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email:
ABSTRACT Problems ICT learning in SMA N 1 Tuntang is lower student learning
achievements due to teachers still using convensional method is the lecture method. This
research is a classroom action research. The research took place in two cycles consisting of 4 meetings. The study consisted of four phases: planning, implementation, observation,
and reflection. Data collection using observation check list and tests. The results showed
that the use of media in ICT learning video tutorials on XII IPA 1 class at SMA N 1
Tuntang can improve student learning achievements. Such improvements can be seen from the results of the final test cycle. In the first cycle of students who achieve mastery
value is 18 students, or about 75%, then in cycle 2 to 22 students, or approximately
91,66%. Thus, the results of student learning has surpassed the success criteria of action that has been set at 70%.
Key words: Video Tutorial, Learning Achievements
ABSTRAK
Masalah pembelajaran TIK di SMA N 1 Tuntang adalah rendahnya prestasi
belajar siswa yang dikarenakan guru masih menggunakan metode konvesional yaitu
metode ceramah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian
berlangsung dalam 2 siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan. Penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data
menggunakan lembar observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan media video tutorial dalam pembelajaran TIK pada kelas XII IPA 1 di SMA
N 1 Tuntang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil tes akhir siklus. Pada siklus 1 nilai siswa yang mencapai ketuntasan
adalah 18 siswa atau sekitar 75%, kemudian pada siklus 2 mencapai 22 siswa atau sekitar
91,66%. Dengan demikian, hasil belajar siswa telah melampaui kriteria keberhasilan tindakan yang telah di tentukan yaitu sebesar 70%.
Kata kunci: video tutorial, Prestasi Belajar
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
mailto:[email protected],2)[email protected]
1
1. Pendahuluan Kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan dan informasi yang terjadi kini
mengakibatkan berubahnya cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh
informasi dan menyesuaikan informasi. Mengimbangi hal tersebut diperlukan
adanya penyesuaian terhadap mutu pembelajaran. Salah satu caranya adalah
dengan penggunaan media pembelajaran sebagai sarana pembelajaran. Media
pembelajaran ini dapat mempermudah kegiatan pembelajaran bagi siswa dan
guru.
Salah satu cara untuk melakukan pembaharuan tersebut dengan
menggunakan media pembelajaran serta strategi pembelajaran yang berbeda
dari sebelumnya. Media serta strategi pembelajaran memiliki peranan penting
dalam proses pembelajaran.
Hasil observasi yang telah di SMA N 1 Tuntang pada mata pelajaran
TIK masih terdapat beberapa masalah yang terjadi di dalam proses belajar
mengajar. Masalah yang pertama adalah guru masih menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan metode yang
kurang tepat, siswa merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti proses
pembelajaran. Siswa cenderung lebih asik mengobrol dengan temannya dan
sibuk dengan komputer masing-masing sehingga kurang memperhatikan
penjelasan dari guru.
Masalah yang kedua adalah prestasi belajar yang masih kurang. Banyak
siswa yang belum tuntas nilainya. Prestasi belajar siswa kelas XII IPA 1 pada
mata pelajaran TIK KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 72 dari 24 siswa
kelas XII, terdapat 14 siswa yang memenuhi KKM (58,33%), sedangkan 10
siswa belum memenuhi KKM (41,66%). Penyebab kurangnya prestasi belajar
siswa dapat dikaitan dengan metode pembelajaran yang kurang tepat yang
diterapkan oleh guru. Dimana saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa
menjadi bosan dan jenuh sehingga kurang dapat memerima dengan maksimal
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Akibatnya siswa menjadi pasif,
tidak memperhatikan penjelasan guru sehingga prestasi belajar menjadi rendah.
Berdasarkan masalah yang ditemukan maka diperlukan adanya
perbaikan dalam kegiatan belajar agar dapat meningkatkan kemampuan siswa.
Penggunaan media pembelajaran dapat dijadikan cara untuk perbaikan dalam
kegiatan belajar, dengan menggunaan media pembelajaran siswa akan tertarik
pada kegiatan belajar dan mempermudah guru dan siswa dalam kegiatan
belajar. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media
video tutorial. Penggunaan media video tutorial dapat membantu guru, karena
guru tidak perlu menjelaskan materi terlalu banyak kepada siswa sehingga
melatih siswa untuk belajar secara mandiri,jika siswa kurang mengerti materi
maka siswa cukup memutar ulang video tutorial yang telah tersedia. Selain itu
dengan menggunakan media video tutorial siswa tidak jenuh dalam kegiatan
belajar karena akan terfokus pada media video tutorial yang digunakan
sehingga akan mengurangi siswa yang mengobrol dengan teman sebelah dan
jam pelajaran pun dapat digunakan seefektif mungkin.
2
Salah satu elemen media pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas
belajar siswa secara mandiri dan hasil belajar siswa adalah media video.
Didalam video tersebut terdapat serangkaian kegiatan serta tahapan sehingga
siapapun dapat mengikuti dan mempraktikkan secara langsung dalam proses
pembelajaran mandiri. Penggunaan media video akan dapat memberikan
pengalaman yang lebih dibandingkan media yang lainnya, karena pada saat
media digunakan indra dalam diri akan lebih mudah untuk merespon dan
menangkap isi dari media tersebut. Kemampuan manusia dalam menyimpan
pesan adalah : verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio
visual 50%. Tetapi jika proses belajar hanya menggunakan metode (a)
Membaca saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 10% (b)
Mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya 20%. (c) Melihat saja
pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e) Mengungkapkan sendiri
pengetahuan yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan
mengulang pada kesempatan lain 90% [1]. Maka dengan memanfaatkan media
video pengetahuan yang disampaikan dalam proses pembelajaran bisa
diterima dengan baik. Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan media
video memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri
sesuai dengan percepatan pembelajaran masing-masing. Video sebagai alat
atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan deskripsi yang telah dijelaskan, penelitian ini dimaksudkan
untuk mengatasi masalah yang ada dan meningkatkan prestasi belajar.
Penelitian yang dirancang merupakan penelitian tindakan kelas dengan judul
“Penggunaan Video Tutorial Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata TIK
Kelas XII SMA N 1 Tuntang”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran TIK. Manfaat teoritis
dari penelitian ini adalah untuk menambah kajian tentang penggunaan video
tutorial untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mata pelajaran TIK
Kelas XII SMA N 1 Tuntang.
2. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan Pandhu Argo Yuwono (2012) berjudul
“Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar IPS di Kelas VII A Smp Negeri 2 Tempel”, dalam penelitian ini
terdapat kesamaan dalam penggunaan media pembelajaran yang digunakan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pandu Argo Yuwono menyimpulkan
bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa. Diungkap pada siklus I motivasi siswa yang didapat adalah
sebesar 67,45% sedangkan hasil belajar yang didapat sebesar 52,78%.
Sedangkan pada siklus II, data motivasi belajar siswa yang didapat adalah
sebesar 76,38% sedangkan pada hasil belajar siswa didapatkan hasil sebesar
77,78%. [2]
Penelitan terdahulu telah dilakukan oleh Fitria Ningtias Rahmawati
(2011) berjudul “Efektivitas Pemanfaatan Media Visual Video Pembelajaran
3
Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Sejarah”. Penelitian tersebut bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video
pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran sejarah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitria Ningtias
Rahmawati menyimpulkan bahwa penggunaan media audio visual video
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Diungkapkan pada Siklus I data pada hasil belajar didapat 68%. Sedangkan di
Siklus II data pada hasil belajar didapat sebesar 92% [3].
Perbedaan dengan penelitian terdahulu media belajar yang dibuat
dengan menggunakan adobe flash dikombinasikan dengan aplikasi pembuat
video. Selain itu terdapat perbedaan dari objek dan mata pelajaran yang akan
diteliti. Penelitian ini juga menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang
digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Prestasi belajar mencakup
kemampuan kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan kemampuan
psikomotorik (bertindak). Penyampaian materi oleh guru dikatakan berhasil
jika terdapat perubahan positif pada siswa dan siswa dapat dikatakan berhasil
pada proses belajarnya apabila hasil belajar yang dicapainya maksimal [4].
Prestasi belajar siswa dapat dibuktikan melalui hasil pengukuran. Pengukuran
adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberi angka-angka pada
suatu gejala atau peristiwa, atau benda [5]. Teori tersebut dapat disimpulkan
bahwa, prestasi belajar adalah suatu obyek untuk penilaian akhir dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan berulang-ulang.
Klasifikasi aktivitas belajar siswa antara lain dapat digolongkan 1)
Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memerhatikan gambar demontrasi. 2) Oral activities, seperti: bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi. 3) Listening activities,
sebagai contoh mendengarkan: uraian, diskusi, percakapan. 4) Writing
activities, seperti misalnya: menulis cerita, karangan, menyalin. 5)
Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik. 6) Motor
activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan. 7)
Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal. 8) Emotional activities, seperti misalnya, menaruh
minat, merasa bosan, bersemangat. [6]. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan media video tutorial sehingga dari beberapa macam aktivitas
belajar siswa diatas dapat dipilih indikator aktivitas yang berhubungan
dengan penelitian menggunakan media video tutorial, diantaranya visual
activities, motor activities, listening activities dan writing activities.
Melalui visual activities yang dapat diamati yaitu saat siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang penggunaan video,
membaca/memperhatikan penayangan materi dengan video, mencatat
materi yang ada pada video. Sedangkan motor activities yang dapat diamati
yaitu saat siswa melakukan atau mempraktekkan video tutorial.
Mendengarkan materi atau penjelasan dari guru dapat diamati melalui
4
listening activities. Sedangkan mencatat materi dapat diamati pada aspek
writing activities.
Media pembelajaran video tutorial dapat digunakan sebagai media
pembelajaran di kelas. Video tutorial merupakan panduan tentang cara
menjelaskan sesuatu, baik materi pelajaran atau pelatihan (training) maupun
proses pengoperasian suatu system (hardware dan software) yang dikemas
dalam bentuk video [7].
Karakteristik Media video pembelajaran memiliki karakteristik
sebagai berikut: 1) Clarity of Messages (kejelasan pesan), dengan media video
siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara bermakna dan informasi
dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan
tersimpan dalam memori jangka panjang dan bersifat retisi. 2) Stand Alone
(berdiri sendiri), video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar
lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. 3) User
Friendly (akrab / bersahabat dengan pemakainya), media video menggunaan
bahasa yang sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan bahasa yang
umum. Paparan informasi yang tampil dengan pemakainya termasuk
kemudahan pemakai dalam merespon akses sesuai dengan keinginan. 4)
Representasi isi Materi harus benar-benar representatif misalnya materi
simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun
sains dapat dibuat menjadi video. 5) Visualisasi dengan media, materi dikemas
secara multimedia didalamnya terdapat teks, animasi, sound, dan video sesuai
tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses,
sulit terjangkau bahaya apabila dipraktekkan, memiliki tingkat akurasi yang
tinggi. 6) Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi, tampilan grafis media
video dibuat dengan teknologi rekayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi
support untuk setiap spech sistem komputer. 7) Dapat digunakan secara
klasikal atau individual, video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa
secara individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah.
Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang
dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian dari narator yang
telah tersedia dalam program [8].
Kelebihan video sebagai media pembelajaran, antara lain 1) Video
menambah suatu dimensi baru dalam pembelajaran, video menyajikan gambar
bergerak kepada siswa disertai suara yang menyertainya. 2) Video dapat
menampilkan suatu venomena yang sulit untuk dilihat secara nyata. [9]
Manfaat media video tutorial mempunyai yaitu: 1) Sangat membantu
tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran khususnya pada
mata pelajaran yang mayoritas praktek. 2) Memaksimalkan pencapaian tujuan
pembelajaran dalam waktu yang singkat. 3) Dapat merangsang minat belajar
siswa untuk lebih mandiri. 4) Peserta didik dapat berdiskusi atau minta
penjelasan kepada teman sekelasnya. 5) Siswa dapat belajar untuk lebih
berkonsentrasi. 6) Daya nalar Siswa lebih terfokus dan lebih kompeten. 7)
Siswa menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan latihan-latihan. 8)
Siswa dapat menayangkannya di rumah karena materi sudah dalam Format
film atau VCD. 9) Memenuhi tuntutan kemajuan zaman pendidikan,
5
khususnya dalam penggunaan bidang media teknologi. 10) Memberikan daya
pemahaman keterampilan yang lebih terstruktural [10]
3. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan menggunakan
penelitian tindakan kelas (PTK), sebelum melakukan penelitian, berikut ini
tahap penelitian :
Gambar 1. Tahapan penelitian. [11]
Gambar 1. Merupakan tahap-tahap penelitian yang dilakukan, yang
terdiri dari observasi yaitu melakukan pengamatan proses pembelajaran
sebelum diterapkannya media video tutorial, penyusunan strategi pembelajaran
yang dilakuakan dengan membuat perangkat pembelajaran RPP dan membuat
media video tutorial, penerapan yaitu melakukan penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan siklus 1 dan 2 dengan menggunakan video tutorial,
pengolahan data dilakukan untuk mengolah data penelitian, penulisan hasil
penelitian dilakukan untuk menulis laporan hasil penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas atau
sering disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian tindakan
kelas yang akan peneliti lakukan dengan menggunakan model Kemmis &
McTaggart, model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang
diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc
Taggart terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang
sebagai suatu siklus. Pengertian siklus dalam hal ini adalah putaran kegiatan
yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. [12]
Observasi
Penyusunan Strategi Pembelajaran
Penerapan
Pengolahan data
Penulisan hasil penelitian
6
Gambar 2. Siklus PTK menurut Kemmis &Taggart.
Gambar 2 siklus penelitian yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Perencanaan disusun oleh peneliti dan guru
mata pelajaran, perencanaan yang dilakukan adalah membuat perangkat
pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media berupa
video pembelajaran dan instrumen penelitian. Media video tutorial yang
digunakan dalam penelitian mencakup pembuatan karya grafis untuk keperluan
percetakan yang terdiri dari membuat logo, membuat leaflet atau brosur,
membuat surat undangan dan membuat karya fotografi.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari media video
tutorial, lembar observasi, dokumentasi dan tes. Media video tutorial adalah
suatu media yang memungkinkan sinyal audio dapat di kombinasikan dengan
gambar bergerak secara sekuensial.
Pada tahap tindakan, rancangan model yang sudah disusun dan
skenario pembelajaran diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Pelaksanaan
setiap siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan dan dilakukan sesuai dengan
RPP yang sudah direncanakan dan dibuat sebelumnya. Kegiatan observasi
dilakukan pada saat pelaksaan tindakan berlangsung. Observasi dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya perubahan saat tindakan diberikan. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Peneliti dan guru
melakukan refleksi untuk mengetahui apakah yang terjadi telah sesuai dengan
rancangan sekenario atau belum.
Pada siklus kedua perencanaan tindakan ditentukan dari refleksi siklus
pertama. Jika sudah terjadi peningkatan sesuai indikator keberhasilan, siklus
kedua hanya sebagai pemantapan siklus pertama. Namun, jika peningkatan
belum sesuai dengan indikator keberhasilan, maka siklus ke dua tahap kerjanya
seperti siklus pertama. Siklus ini juga dilakukan untuk memperbaiki
pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama.
Lembar observasi berisi indikator-indikator aktivitas belajar yang telah
ditentukan. Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kisi-kisi observasi aktivitas
siswa berdasarkan aktivitas belajar siswa oleh Paul B. Diedrich [4] dan
ditunjukan pada tabel dibawah ini :
7
Tabel 1. Kisi- kisi Observasi Kegiatan Belajar Siswa saat
menggunakan Media Video
No Kegiatan Aspek yang Diamati
1 Listening Activities Mendengarkan penjelasan
dari guru
2 Visual Activities Membaca / memperhatikan
penayangan materi dengan
video
3 Writing Activities Mencatat materi
4 Motor Activities Mempraktekkan video
tutorial tentang pembuatan
kreasi grafis untuk keperluan
percetakan
Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi foto–foto saat pembelajaran
menggunakan media video tutorial berlangsung. Alat terakhir yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes jenis objektif berbentuk pilihan ganda. Tes
dilaksanakan pada pertemuan kedua dari tiap siklus. Tes dilakukan guna
mengukur hasil belajar siswa setelah dikenakan tindakan.
Analisis data Observasi Penelitian dilakukan dengan menggunakan
percentages correction.[13]
Keterangan
NP :Nilai persen yang dicari
R :Skor mentah yang di peroleh siswa
SM :Skor Maksimum
Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis.
Tes dilaksanakan pada pertemuan akhir dari setiap siklus. Tes ini dilakukan
guna mengukur prestasi belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Data hasil
belajar siswa ini dianalisa dengan rata-rata nilai kelas, nilai maksimal dan
minimal serta jumlah siswa yang tuntas maupun tidak tuntas. Dalam penelitian,
indikator keberhasilan merupakan ketentuan atau patokan suatu penelitian
dikatakan berhasil atau tidak. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator
keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah meningkatnya prestasi
belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan dapat dilihat melalui peningkatan
nilai dari siklus 1 ke siklus selanjutnya. Apabila nilai hasil belajar siswa yang
didapat sesuai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 72 keatas
mencapai ≥70% siswa, maka dapat dikatakan penggunaan media video tutorial
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Kriteria keberhasilan hasil belajar
belajar siswa di tunjukkan pada tabel 2.[14]
8
Tabel 2. Kriteria Keberhasilan
4. Hasil Dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan pada 2 siklus. Siklus 1 berlangsung dua kali
pertemuan yaitu tanggal 29 Oktober dan 5 November 2015. Sebelum siklus 1,
peneliti melakukan pengamatan di beberapa kelas untuk menentukan kelas yang
akan dijadikan sebagai penelitian.
Pada pertemuan pertama, guru menyampaikan materi pembelajaran
dengan menggunakan media video tutorial. Guru meminta siswa untuk
memperhatikan penayangan video dan mempraktikkan cara membuat logo.
Apabila siswa menemui kesulitan atau terdapat materi yang belum dimengerti
siswa diminta untuk aktif bertanya. Setelah itu siswa diminta untuk membuat logo
seperti yang sudah dicontohkan. Guru memberi ulasan singkat tentang materi
yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Gambar 3. Tampilan Video Materi Pembuatan Logo
Pertemuan kedua guru memberi penekanan bahwa yang akan diajarkan
dalam pertemuan ini adalah pembuatan leaflet atau brosur untuk keperluan
percetakan. Guru menjelaskan sekilas tentang materi pertemuan sebelumnya.
Setelah itu guru menjelaskan materi tentang langkah pmbuatan leaflet atau brosur
dengan menggunakan media video, jika ada hambatan atau sesuatu yang kurang
dimengerti siswa diminta aktif untuk bertanya secara langsung pada guru. Siswa
Tingkat Keberhasilan Kategori Pencapaian
> 80% Sangat Tinggi
> 60% - 79% Tinggi
> 40% - 59% Sederhana
> 20% - 39% Rendah
< 20% Sangat Rendah
9
diminta untuk memperhatikan dan mempraktikkan tentang pembutan leaflet atau
brosur. Setelah itu sisa diminta untuk membuat brosur untuk percetakan.
Gambar 4. Tampilan Video Materi Pembuatan Brosur.
Setelah siswa mengerjakan tugas, guru membagikan soal tes untuk
mengetahui seberapa besar prestasi belajar siswa yang didapat setelah diterapkan
pembelajaran menggunakan media video tutorial dari pertemuan pertama sampai
pertemuan kedua. Setelah tes tertulis, guru menyampaikan materi yang akan
diajarkan pada pertemuan berikutnya. Dari hasil observasi siklus satu diketahui
nilai rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai 78,64%. Dari hasil analisis nilai
tertulis diketahui nilai rata-rata sebesar 75,83 dengan ketuntasan sebesar 75%
pada siklus 1.
Berdasarkan perolehan data tersebut, selanjutnya menjadi refleksi siklus
satu untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Kekurangan dan
perbaikan pada siklus satu pada tabel 3.
Tabel 3. Refleksi siklus 1
No Temuan Perbaikan
1
2
Siswa masih ada yang mengobrol
dengan teman sebelahnya dan sebagian
siswa asyik bermain dengan komputer
masing-masing
Guru menjelaskan materi menggunakan
media video tutorial dan kemudian
siswa mengikuti langkah pembuatan
karya grafis seperti yang ada di video,
tetapi masih ada siswa yang kurang
mengerti.
Guru memberi nasihat dan
mengarahkan siswa untuk
fokus ke pelajaran
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum
dimengerti, dan menyuruh
siswa untuk memperbanyak
latihan.
Penelitian pada siklus 2 berlangsung dua kali pertemuan yaitu tanggal 12
September dan 19 November 2015. Pada pertemuan pertama, guru memberi
penekanan bahwa yang akan diajarkan adalah tentang pembuatan surat undangan.
Selanjutnya guru meminta siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
siswa diminta mempraktekkan materi yang telah disampaikan dalam media video
10
tutorial. Apabila ada hambatan atau sesuatu yang kurang dimengerti siswa diminta
aktif untuk bertanya secara langsung pada guru. Kemudian siswa diminta untuk
membuat surat undangan untuk keperluan percetakan.
Gambar 5. Tampilan Video Materi Pembuatan Surat Undangan
Pada pertemuan kedua, pembelajaran hampir sama dengan pembelajaran
sebelumnya. Guru memberi penekanan bahwa yang akan diajarkan adalah
membuat sebuah karya fotografi. Selanjutnya guru meminta siswa untuk aktif
dalam kegiatan pembelajaran dan siswa diminta mempraktekkan materi yang telah
disampaikan dalam media video tutorial. Apabila ada hambatan atau sesuatu yang
kurang dimengerti siswa diminta aktif untuk bertanya secara langsung pada guru.
Gambar 6. Tampilan Video Materi Pembuatan Karya Fotografi
Kemudian guru membagikan soal tes untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa yang didapat setelah diterapkan pembelajaran menggunakan
media video tutorial dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua.
Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan pada siklus dua diperoleh data nilai rata-
rata aktivitas belajar siswa mencapai 85,93%. Dari hasil analisis nilai tertulis
diketahui nilai rata-rata sebesar 78,6 dengan ketuntasan sebesar 91,66% pada
siklus 2.
Tabel 4. Temuan Siklus 2
No Temuan
1.
2.
Beberapa siswa terlambat masuk kelas
Masih ada siswa yang kurang fokus dalam mengikuti pelajaran.
11
Berdasarkan uraian pembahasan adanya peningkatan aktivitas belajar dan
prestasi belajar pada siklus dua sudah mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan, maka diputuskan tidak melakukan siklus berikutnya. Peningkatan
aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada siklus satu dan siklus dua dapat
dilihat dari persentase rata-rata dan ketuntasan yang diperoleh. Peningkatan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5. Data aktivitas belajar siklus satu dan siklus dua
No Aspek yang diamati Siklus 1 Siklus 2
1 Listening Activities 77,08% 88,33%
2 Visual Activities 81,25% 87,5%
3 Writing Activities 62,5% 77,08%
4 Motor Activities 93,75% 95,83%
Rata-rata 78,64% 85,93%
Observasi aktivitas belajar siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas
siswa setelah diterapkan pembelajaran menggunakan media video tutorial.
Berdasarkan data aktivitas siswa pada tabel 4 yang diperoleh dari hasil
pengamatan aktivitas siswa dikelas dari siklus 1 dan siklus 2, rata-rata pada siklus
1 sebanyak 78,64% dan siklus 2 sebanyak 85,93%. Hasil rata-rata dari siklus 1
dan siklus 2 terjadi peningkatan sekitar 7,29%.
Sesuai dengan tindakan yang dilakukan dalam penelitian, diperoleh hasil
pengamatan praktek dan hasil belajar siswa. Rata-rata hasil nilai praktek per siklus
ditunjukan pada tabel 5.
Tabel 6. Data Nilai Praktek
No Penilaian Nilai Tes
Siklus 1 Siklus 2
1 Rata-rata kelas 78,14% 80%
Dari tabel 5, dapat dianalisis bahwa kemampuan siswa dalam
mempraktekkan materi telah mengalami peningkatan, hal ini ditunjukan dari nilai
persentase pada siklus 1 sebesar 78,14 dan pada siklus 2 sebesar 80. Hasil rata-
rata nilai siklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 1,26%. Hal ini berarti
terjadi peningkatan dalam kegiatan praktek dan siswa dapat memahami materi
yang telah diberikan.
Tabel 7. Data Nilai Tes Teori
No Penilaian Nilai Tes
Siklus 1 Siklus 2
1 Rata-rata kelas 75,83% 78,6%
12
Berdasarkan data nilai prestasi belajar siswa pada tabel 5 yang diperoleh
dari hasil tes siklus 1 dan siklus 2. Rata-rata pada siklus 1 sebanyak 75,83% dan
siklus 2 sebanyak 78,6%, hasil rata-rata dari siklus 1 dan siklus 2 terjadi
peningkatan 2,27%. Secara umum penelitian yang dilakukan sudah dikatakan
berhasil karena sudah memenuhi kriteria yang diharapkan.
5. Kesimpulan Penggunaan media video tutorial dalam pembelajaran TIK pada kelas XII
IPA 1 di SMA N 1 Tuntang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil tes akhir siklus. Pada siklus I nilai
siswa yang mencapai ketuntasan adalah 18 siswa atau sekitar 75%, kemudian
pada siklus II mencapai 22 siswa atau sekitar 91,66. Selain meningkatkan prestasi
belajar siswa, penggunaan media video tutorial juga berdampak positif bagi
aktivitas belajar siswa. Waktu jam pembelajaran menjadi efektif dengan
digunakannya media video tutorial.
Saran yang dapat disampaikan bagi penelitian selanjutnya, diharapakan
dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi penelitian untuk
mengembangkan dan menyempurnakan penelitian sebelumnya dengan
menambahkan metode pembelajaran atau mengembangkan media dengan
menambahkan konten soal atau kuis dalam video tutorial.
6. Daftar Pustaka [1] Arif Sadiman, S, Raharjo, R, Anung Haryono. (1989). Media
Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.
[2] Pandhu Argo Yuwono. 2012. Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar ips di Kelas VII A Smp Negeri
2 Tempel. Jurnal Penelitian.
[3] Fitria Ningtias Rahmawati. 2011. Efektivitas Pemanfaatan Media Visual Video Pembelajaran Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Dan Hasil
Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah. Jurnal Penelitian.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
[4] Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
[5] Wardani, Naniek Sulistya dkk. 2012. Asesmen Pembelajaran SD Bahan Belajar Mandiri.Semarang: Widya Sari Press.
[6] Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[7] Aripin, (2009). Step by Step Membuat Video Tutorial Menggunakan Camtasia Studio. Bandung: OASE MEDIA.
[8] Riyana, C. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Bandung. [9] Daryanto. 2010. Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media. [10] Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Rosdakarya.
[11] Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. [12] Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian
Tindakan Kelas, Edisi Kedua. Yogyakarta: PT. Indeks.
13
[13] Ngalim Purwanto. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
[14] Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.