Pengkajian Industri Pengolahan Kayu Neew

Embed Size (px)

Citation preview

INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU

A. Pengkajian

1. CORE Pabrik pengolahan kayu UD. ALIM RUGI bertempat di jalan dr. Soeparno No. 21 Karangwangkal Purwokerto, pabrik ini berdiri sekitar tahun 1970an. Jumlah seluruh pekerja di pabrik ini yaitu 10 orang dengan berjenis kelamin laki-laki semua. Pada pabrik tersebut pekerja hanya lakilaki karena semua jenis kerja yang ada disana terhitung berat, jadi hanya laki-laki yang dapat mengerjakan pekerjaan di pabrik tersebut. Sebagian besar usia pekerja di pabrik ini sekitar 20-30 tahun dan semua pekerja beragama Islam. Semua pekerja di pabrik ini mulai bekerja pada usia SMP. Pendidikan terakhir dari pekerja sebagian besar SMP dan SMA. Selain bekerja di pengolahan kayu, sebagian besar para pekerja melakukan kerja sampingan seperti membuka warung kecil-kecilan di depan rumahnya masing-masing dan berprofesi menjadi tukang ojek di malam hari. Waktu awal mulai bekerja sekitar pukul 08.00-16.00 WIB. 2. Lingkungan Fisika. Iklim/cuaca di perusahaan pengolahan kayu panas atau beriklim

tropis karena terletak di khatulistiwab. Suhu ruangan di perusahaan pengolahan kayu 300C ketika siang,

suhu malam hari dingin.c. Paparan zat kimia berupa cat pelistur. d. Penataan ruang kerja sederhana dengan adanya serbuk kayu yang

berhamburan di ruangan. Karena desain ruangan dibuat dalam satu tempat/gedung dan tidak bersekat.e. Tingkat kebisingan berasal darit alat pemotong dan penghalus kayu

yang menimbulkan suara bising sehingga mengganggu para pekerja.

1

S

WC

WC

musho laf. Penataan eksterior perusahaan

Penggilinga n padi

Rumah pemilik perusahaan

Pabrik tahu

Denah:

U

2

g. Pengaruh penataan ruangan terhadap pekerja

Penataan alat-alat pekerja di pengolahan kayu untuk pembuatan mebel sangat sederhana, alat-alat yang digunakan sudah tua dan tidak terawat. Sebagian besar alat yang digunakan sudah tidak berfungsi dengan baik. Sehabis pemakaian, alat hanya diletakkan di tempatnya sesuai dengan proses pengolahan kayu h. Dampak lingkungan fisik terhadap pekerjaan dan keluarga Lingkungan yang bising pada saat pengolahan kayu dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada pekerjanya. Keluarga tinggal di belakang pengolahan kayu dan keluarga tidak mempermasalahkan hal ini, karena ada pembatas yang terbuat dari beton yang menurut pemilik bisa meredam suara bising tersebut. i. Kebisingan, udara dan air Pada tempat pengolahan kayu terdapat suara-suara yang dikeluarkan oleh alat pengolahan kayu yang menimbulkan suara keras dan menimbulkan kebisingan. Para pekerja tidak menggunakan pelindung telinga. Pemilik menyediakan alat pelindung telinga untuk meredam kebisingan namun tidak digunakan oleh pekerja dengan alasan repot dan tidak nyaman. Udara di lokasi pengolahan kayu kotor karena terkontaminasi dengan serbuk kayu yang berhamburan di dalam ruangan, air yang digunakan berasal dari air sumur yang ditampung dalam tempat penampungan air.

Gambar 6. Tempat penampungan air3

j.

Fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan pengolahan kayu antara

lain: telepon umum, gergaji, mesin penghalus kayu, denso (alat pemotong kayu), mesin ketam, bor, dan alat pertukangan kayu lainnya, kamar mandi, penampungan air, tempat solat. k. Struktur bangunan, keamanan dan kenyamanan Bangunan di pengolahan kayu permanen, tempatnya luas dan ruangannya sederhana, peletakkan alat disesuaikan dengan proses pengolahan kayu sampai menjadi mebel. Keamanan pekerja tidak terlalu diperhatikan dengan baik, untuk memotong dan menghaluskan kayu menggunakan alat tanpa penutup telinga dan tanpa masker. Pemilik usaha sudah menyediakan alat pelindung berupa masker dan pelindung telinga namun tidak digunakan oleh pekerja karena merasa repot dan tidak nyaman. Para pekerja yang berada di tempat pengolahan kayu tidak menggunakan alat penutup telinga, padahal pada saat bekerja, alat-alat pengolahan kayu tersebut mengeluarkan suara-suara yang keras sehingga berisiko menimbulkan gangguan pendengaran pada pekerja. Pekerja juga tidak mau menggunakan masker karena merasa repot dan tidak nyaman. l. Jenis industri yang ada di sekitarnya Jenis industri yang ada disekitar industri pengolahan kayu terdapat industri rumah tangga penggilingan padi dan pabrik tahu. Sebelah kanannya ada penggilingan padi, sebelah kirinya terdapat pabrik tahu, depannya jalan raya dan belakangnya sawah. m. Pembuangan limbah Pembuangan limbahnya langsung ke tempat pembuangan yang sudah dibuat khusus untuk pembuangan limbah dari penggilingan dan limbah rumah tangga yang letaknya berada di belakang rumah.n. Lingkungan fisik industri pengolahan kayu terletak di tepi jalan

dan letaknya strategis.

4

3. Pendidikan Pada industri pemotongan kayu, tidak ada penghargaan terhadap pendidikan pekerja dan keluarga. Fasilitas pendidikan di perusahaan tidak tersedia. Pendidikan terakhir para pekerja di pemotongan kayu mayoritas lulusan SMP.4. Keamanan dan Transportasi

Tidak terdapat penjaga keamanan secara khusus. Keamanan dijaga oleh pemilik pengolahan itu sendiri, karena rumah pemilik dan tempat pengolahan kayu jadi satu lokasi. Tidak terdapat fasilitas transportasi secara khusus untuk para pekerja tetapi pemilik pengolahan kayu memiliki mobil dan motor yang dapat dipakai oleh para pekerja jika mereka membutuhkannya. Para pekerja menggunakan sepeda motor atau mobil pemiliknya untuk mengantarkan pesanan meubelnya. Keamanan saat bekerja kurang dikarenakan peralatan yang sudah tua dan kurangnya kesadaran untuk menggunakan APD yang bisa mengancam kesehatan mata, saluran pernapasan serta saluran pendengaran mereka.5. Politik dan Pemerintahan

Aturan pemerintah yang berlaku bagi perusahaan pengolahan kayu ini adalah peraturan izin produksi. Tidak ada suatu peraturan khusus atau tertulis mengenai aturan bagi para pekerja. Peraturan jam masuk dan pulang diatur secara tidak tertulis. Tidak ada perlindungan khusus dari pemerintah terhadap pekerja dan keluarganya.6. Pelayanan Umum dan Kesehatan

Pekerja tidak ada yang tinggal di tempat perusahaan. Fasilitas yang terdapat di tempat ini adalah televisi dan kamar mandi. Pelayanan kesehatan tidak diberikan secara sepenuhnya oleh pemilik kecuali jika terkait dengan kecelakaan kerja maka pemiliknya memberikan bantuan sepenuhnya kepada pekerja. Jika ada yang sakit pemiliknya meminta untuk di periksakan ke puskesmas kecamatan Karangwangkal.

5

7. Komunikasi Sarana komunikasi yang terdapat di perusahaan adalah telepon umum tetapi para pekerja sudah memiliki handphone masing-masing. Tidak ada pertemuan formal antara para pekerja dengan pemilik perusahaan. 8. Ekonomi Penghasilan para pekerja tidak menentu tergantung dari kinerja para pekerja sendiri. Pekerja boleh meminjam uang kepada pemilik perusahaan, jika pekerjaannya dilakukan dengan baik dan tidak memiliki hutang pada pemilik perusahaan tersebut penghasilan yang didapat oleh para pekerja sekitar Rp 600.000,- per bulan. Bentuk bonus diberikan berupa tunjangan hari raya (THR) yang diberikan di hari raya Idul Fitri. Beberapa pekerja memiliki pekerjaan sampingan setelah bekerja di pengolahan tersebut. 9. Rekreasi Para pekerja tidak pernah melakukan rekreasi karena kebanyakan pekerjanya berasal dari satu desa yang sama. Mereka memanfaatkan waktu luangnya untuk memancing di kolam pemancingan ikan yang berada di samping perusahaan. Setahun sekali setelah lebaran, mereka menyempatkan waktu untuk berekreasi bersama keluarga ke baturaden.

6

B. Analisis Masalah Data Problem Etiologi DS:. Para pekerja tidak Resiko cidera fisik di Kurangnya pengetahuan menggunakan APD karena perusahaan pengolahan pekerja para pekerja merasa repot kayu. dan tidak nyaman. DO: pekerja memotong dan mengolah kayu tidak mengguanak masker, kaca mata dan penutup telinga. DS: pekerja juga tidak Resiko pernah menggunakan APD sensori: dari kebisingan. DO: kayu Para tidak pekerja yang berada di tempat pengolahan menggunakan alat penutup telinga, padahal pada saat mengolah kayu, alat-alatnya mengeluarkan suara yang keras sehingga para pekerja harus berbicara dengan suara yang kencang untuk berkomunikasi satu sama lain. C. Diagnosa Keperawatan1. Resiko gangguan pernafasan di industri pengolahan kayu berhubungan

dan (Alat

pemilki Pelindung

usaha tentang manfaat APD Diri) untuk pekerja.

gangguan kurangnya auditori di pekerja

pengetahuan mengenai

untuk melindungi telinganya perusahaan pengolahan kebisingan dan resikonya kayu

dengan kurangnya pengetahuan pekerja dan pemilki usaha tentang manfaat APD (Alat Pelindung Diri) untuk para pekerja dimanifestasikan dengan adanya kecelakaan pada mata dan saluran pernafasan pada saat mengolah kayu.

7

2. Resiko gangguan sensori: auditori di industri pengolahan kayu berhubunga

dengan kurangnya pengetahuan pekerja mengenai kebisingan dan resikonya dimanifestasikan dengan suara alat pengolahan kayu yang tidak diredam dengan baik dan para pekerja yang berbicara dengan suara keras ketika berkomunikasi dengan satu sama lain.D. Skoring Masalah 1. Resiko gangguan pernafasan di industri pengolahan kayu berhubungan

dengan kurangnya pengetahuan pekerja dan pemilki usaha tentang manfaat APD (Alat Pelindung Diri) untuk para pekerja dimanifestasikan dengan adanya kecelakaan pada mata dan saluran pernafasan pada saat mengolah kayu. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kriteria Penapisan Risiko Terjadi Risiko Parah Potensial untuk pendidikan kesehatan Minat masyarakat Kemungkinan Diatasi Sesuai program Tempat Waktu Dana Fasilitas kesehatan Sumber dana Sesuai dengan peran perawat CHN Jumlah Skoring 4 5 4 4 2 2 3 2 2 2 4 2 36

8

2. Resiko gangguan sensori: auditori di industri pengolahan kayu berhubunga

dengan kurangnya pengetahuan pekerja mengenai kebisingan dan resikonya dimanifestasikan dengan suara alat pengolahan kayu yang tidak diredam dengan baik dan para pekerja yang berbicara dengan suara keras ketika berkomunikasi dengan satu sama lain. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kriteria Penapisan Risiko Terjadi Risiko Parah Potensial untuk pendidikan kesehatan Minat masyarakat Kemungkinan Diatasi Sesuai program Tempat Waktu Dana Fasilitas kesehatan Sumber dana Sesuai dengan peran perawat CHN Jumlah Skoring 4 3 3 2 4 2 3 2 1 4 2 2 32

E. PRIORITAS MASALAH1. Resiko gangguan pernafasan di industri pengolahan kayu berhubungan

dengan kurangnya pengetahuan pekerja dan pemilki usaha tentang manfaat APD (Alat Pelindung Diri) untuk para pekerja dimanifestasikan dengan adanya kecelakaan pada mata dan saluran pernafasan pada saat mengolah kayu. 2. Resiko gangguan sensori: auditori di industri pengolahan kayu berhubunga dengan kurangnya pengetahuan pekerja mengenai kebisingan dan resikonya dimanifestasikan dengan suara alat pengolahan kayu yang tidak

9

diredam dengan baik dan para pekerja yang berbicara dengan suara keras ketika berkomunikasi dengan satu sama lain.

10

Dx Dx. I

Sasaran

Tujuan

Strategi Pendidikan kesehatan pada pemilik usaha dan pekerja

Rencana Kegiatan

Sumber

Tempat

Waktu

Kriteria

Standar Evaluasi

Evaluato r Petugas kesehata n dari Dinas Kesehata n dan mahasis wa.

Setelah tindakan a. Tujuan jangka keperawatan panjang: selama 3 minggu Setelah dilakukan diharapkan resiko kunjungan gangguan diharapkan pernafasan di resiko gangguan industri pengolahan pernafasan di kayu berhubungan industri dengan kurangnya pengolahan kayu pengetahuan berhubungan pekerja dan pemilki dengan usaha tentang kurangnya manfaat APD (Alat pengetahuan Pelindung Diri) pekerja dan untuk para pekerja pemilki usaha dimanifestasikan tentang manfaat dengan adanya APD (Alat kecelakaan pada Pelindung Diri) mata dan saluran untuk para pernafasan pada pekerja saat mengolah kayu tidak terjadi b. Tujuan jangka dengan indikator pendek: pekerja mau 1. Setelah menggunakan APD dilakukan untuk melindungi kunjungan mata dan hidung selama 1 sehingga minggu : pernafasannya meningkatnya tidak terganggu. pengetahuan warga tentang APD dan manfaatnya

1. Pemaparan materi

2.

3.

pada pemilik usaha dan pekerja mengenai berbagai macam polusi. Pemaparan materi pada pemilik usaha dan pekerja mengenai polusi udara (serbuk kayu). Pemaparan materi pada pemilik usaha 3. Materi tentang Polusi di dan pekerja tempat kerja, mengenai resiko yang mungkin terjadi kebisingan dan resikonya akibat serbuk kayu.

Petuga Perusahaan hari Sabtu Respon verbal s kesehatan pengolahan minggu pertama dari Dinas kayu setelah Kesehatan jam 10.00 2. Mahas iswa

1.

1.

Pemilik usaha dan pekerja dapat menyebutkan kembali 3 dari 4 jenis polusi lingkungan (udara, suara, tanah dan air) yang telah dipaparkan. 2. Pemilik usaha dan pekerja menyebutkan kembali apa yang dimaksud dengan polusi udara akibat serbuk kayu. 3. Pemilik usaha dan pekerja menyebutkan kembali resiko kesehatan akibat serbuk kayu yang mengganggu pernapasan

2. Setelah

Penyuluhan kesehatan dilakukan kunjungan selama 1 minggu: Pengetahuan pemilik usaha dan pekerja mengenai alat pelindung diri (APD) meningkat

1. Petugas Perusahaan kesehatan dari pengolahan materi mengenai Dinas kayu manfaat APD dan Kesehatan macam-macamnya. 2. Mahasiswa 2. Pemaparan materi tentang APD di tempat kerja dengan serbuk kayu yang beterbangan. Materi 3. Pengenalan alat 3. tentang APD yang digunakan dan alat untuk melindungi peredam pekerja dariserbuk

1. Pemaparan

hari Sabtu Respon minggu verbal dan kedua kognitif setelah jam 10.00

1. Pemilik

2.

usaha dan pekerja menyebutkan kembali jenisjenis APD yang dijelaskan saat penyuluhan Pemilik usaha 11 dan pekerja dapat mengisi dengan benar kuis post test yang diberikan

Petugas kesehata n dari Dinas Kesehata n dan mahasis wa.

12