PENGOLAHAN-LIMBAH-B3

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/20/2018 PENGOLAHAN-LIMBAH-B3

    1/11

    PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI- LIMBAH B3

    PENGOLAHAN LIMBAH B

    Ir.Latar Muhammad Arief, MSc

    Dosen FKM, Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Univ Esa Unggul

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Berbagai jenis limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dibuang langsung ke lingkunganmerupakan sumber pencemaran dan perusakan lingkungan. Untuk menghindari terjadinya dampakakibat limbah B3 diperlukan suatu sistem pengelolaan yang terintegrasi dan berkesinambungan. Upayapengelolaan limbah B3 tersebut merupakan salah satu usaha dalam pelaksanaan pembangunanberkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.

    Agar usaha tersebut dapat berjalan dengan baik perlu di buat dan diterapkan suatu sistem manajemenpengelolaan, terutama pada sektor-sektor kegiatan yang sangat berpotensi menghasilkan limbah B3,seperti sektor industri, rumah sakit dan pertambangan. Hal ini dapat dilaksanakan denganmemberlakukan peraturan perundang-undangan lingkungan hidup sebagai dasar dalam pelaksanaannya.Dengan diberlakukannya peraturan tersebut maka hak, kewajiban dan kewenangan dalam pengelolaanlimbah B3 oleh setiap orang/badan usaha maupun organisasi kemasyarakatan dijaga dan dilindungi olehhukum. Untuk menunjang pelaksanaan program-program tersebut, diperlukan sumber daya manusia(SDM) yang menguasai manajemen pengelolaan limbah B3, hak dan kewajiban instansi/badanusaha yang dipimpin dan kesadaran untuk melindungi lingkungan dari bahaya pencemaran danperusakan.

    1.2. Pengertian

    Definisi l imbah B3 berdasarkan BA PEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatanproses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsungmaupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatanmanusiaMenurut PP No. 18 tahun 1999,yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan ataukegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan ataukonsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkandan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.

    Menurut OSHA (OCCUPATIONAL SAFETY AND EALTH ADMINISTRATION); HAZARDOUS WASTEas the waste form of a hazardous substance that is, a substance that will, or may, result in adverseeffect on the health or safety employees.

    Menurut RCRA (RESOURCE CONSERVATION and RECOVERY ACT ) Limbah (Solid) atau gabunganberbagai limbah yang karena jumlah dan konsentasinya, atau karena karakteristik fisik-kimia-dan ndayainfeksiusnya bersifat :o Dapat mengakibatkan timbulnya atau menyebabkan semakin parahnya penyakit yang tidak dapat

    disembuhkan atau penyakit yang melumpuhkan

    http://sudjinah.blogspot.com/2010/03/teknologi-pengolahan-limbah-gas.htmlhttp://sudjinah.blogspot.com/2010/03/teknologi-pengolahan-limbah-gas.html
  • 5/20/2018 PENGOLAHAN-LIMBAH-B3

    2/11

    PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI- LIMBAH B3

    o Menyebabkan timbulnya gangguan atau berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatanmanusia atau lingkungan, apabila tidak diolah, disimpan, diangkut , dibuang atau dikelola denganbaik

    II. IDENTIFIKASI LIMBAH B3

    Pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu berdasarkan :o Sumbero Karakteristik

    2.1. Sumber Limbah B3

    Limbah B3 menurut sumbernya (PP.05/1999):1. Sumber Tidak Spesifik (berdasarkan Lampiran I, tabel 1, PP 85 /1999)2. Sumber Spesifik (berdasarkan Lampiran I, tabel 2, PP 85/1999)3. Bahan kimia kadaluarsa; Tumpahan; sisa kemasan; buangan produk yang tidak memenuhi

    spesifikasi

    Gamabar-1 .Identifikasi Limbah B3

    Keterangan : Limbah B3 dari sumber tidak spesifik : Limbah B3 yang berasal bukan dari proses utamanya,

    tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, inhibitor korosi, pelarutan kerak,pengemasan, dll.

    Limbah B3 dari sumber spesifik : Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan tertentu. Limbah B3 dari sumber lain : bahan Kimia kadaluwarsa, tumpahan, sisa kemasan dan

    buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

    2.2. Berdasarkan Karakteristik Limbah B3

    Karakterist ik Lim bah B 3 menurut PP No. 18 tahun 1999 yang hanya mencantumkan 6 (enam) kriteria,yaitu:

    Mudah meledak Mudah terbakar Bersifat reaktif Beracun Menyebabkan infeksi Bersifat korosif

    Karakter istik L imbah B 3berdasarkan International Classification (UN-regulation)

    Class 1 Explosives: Fireworks, Gelignite

  • 5/20/2018 PENGOLAHAN-LIMBAH-B3

    3/11

    PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI- LIMBAH B3

    Class 2 Flammable / Inflammable / Toxic gases: Acetylene, LPG; Air, Argon; Chlorine,ammonia

    Class 3 Flammable liquids: Petrol, Kerosene

    Class 4 Flammable solids, Combustible, Dangerous when wet : Sulfur, Nitrocellulose; CarbonBlack, Carbon; Calcium Carbide, Metal hydride

    Class 5 Oxidizing agent: Hydrogen peroxide, Calcium Hypochlorite

    Class 6 Toxic and infectious substances: NaCN, Hospital waste Class 7 Radioactive substances: Uranium

    Class 8 Corrosive substances: HCl, NaOH

    Class 9 Miscellaneous: Aerosol

    Dari sumber diatas maka penggolongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan dengan : mudah meledak; pengoksidasi; sangat mudah sekali menyala; sangat mudah menyala; mudah menyala; amat sangat beracun; sangat beracun;

    beracun; berbahaya; korosif; bersifat iritasi; berbahayabagi lingkungan; karsinogenik; teratogenik; mutagenik.

    Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter yaitu total solids residue(TSR),

    kandungan fixed residue(FR), kandungan volatile solids(VR), kadar air (sludge moisture content),

    volume padatan, serta karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah

    meledak, beracun, serta sifat kimia dan kandungan senyawa kimia).

    2.2.1. Bahan kimia yang mudah meledak

    Zat kimia yang peka terhadap suhu dan tekanan yang tinggi atau goncangan yang mendadak. Zat padatatau cair atau campuran keduanya, akibat suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dantekanan besar serta suhu yang tinggi sehingga bisa menimbulkan peledakan.Contoh : Trinitrotoluen (TNT), itroglycerine, amonium nitrat.

    Sedangkan Campuran eksplosif, dapat terjadi pula akibat pencampuran beberapa bahan, terutamabahan oksidator dan reduktor dalam suatu reaktor maupun dalam penyimpanan.Debu-debu seperti debu karbon dalam industri batu bara, zat warna diazo dalam pabrik zat warna danmagnesium dalam pabrik baja adalah debu-debu yang sering menimbulkan ledakan.

    Contoh campuran eksplosif:

    Oksidator Reduktor

    KCIO3

    Asam nitratKalium permanganatKrom Trioksida

    Karbon, belerangEtanolGliserolHidrazin

  • 5/20/2018 PENGOLAHAN-LIMBAH-B3

    4/11

    PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI- LIMBAH B3

    Letusan, Ledakan, DetonasiCampuran yang dapat menyala, seperti udara dengan gas, udara dengan butir-butir cairan atau udaradengan bahan padat berupa serbuk akan terbakar oleh adanya nyala dan menghasilkan panas dantekanan.Laju pembakaran dan akibat reaksi pembakaran tersebut dapat bermacam-macam. Letusan, ledakan,

    dan detonasi dapat dibedakan berdasarkan kenaikan laju pembakaran tersebut. Letusan : bidang api dan bidang tekanan berjalan dengan kecepatan hampir sama(sampaidengan kira-kira 100 m/s)Contoh: Campuran debu/udara yang menyala dalam bejana atau ruang terbuka.

    Ledakan : gelombang tekanan berjalan di depan bidang api (kira-kira 100 - 300 m/s).Contoh: Campuran uap pelarut dan udara dalam ketel tertutup.

    Detonasi : gelombang-gelombang tekanan yang berjalan di depan bidang api menghasilkan lagibidang api selanjutnya, sehingga mengakibatkan kecepatan yang sangat tmggi (lebih dari 300m/s melebihi kecepatan suara)Contoh: Campuran gas dengan udara yang menyala dalam saluran pipa yang panjang

    2.2.2. Mudah Terbakar (Flammable)

    Bahan kimia yang dapat dengan mudah menyala /terbakar: pyrophoris : dapat menyala secara spontan dalam udara pada suhu 54 C atau kurang tanpa

    kontak dengan api. Contoh : diborane. flammable chemicals : Mudah menyala bila kontak dengan percikan api combustible chemicals : Mudah menyala bila kontak dengan api Oxidizers : bersifat eksplosif karena sangat reaktif atau tidak stabil.Mampu menghasilkan oksigen

    dalam reaksi atau penguraiannya sehingga dapat menimbulkan kebakaran selain ledakan.

    Dapat terbakar pada suhu normalCheck Flash Point (FP) OSHA FP < 100 F (38 C) EPA/DOT FP < 140 F (60 C)Contoh :

    Gasoline

    Methyl Ethyl Ketone

    KebakaranPada peristiwa kebakaran, uap akanbereaksi dengan oksigen sedemikianrupa, sehingga pada bidang antar-muka udara-bahan tidak timbulgelombang tekanan melainkan api

    .Dalam hal ini gas-gas bakar yang panas dapat menyebar kelingkungan di sekitamya. Agar kebakaran dapat terusberlangsung, maka syarat-syarat berikut harus terpenuhi:Bahan bakar yang cukupOksigen yang cukup

    Temperatur yang cukup tinggi Pada peristiwakebakaran, uap akan bereaksi dengan oksigensedemikian rupa, sehingga pada bidang antar-mukaudara-bahan tidak timbul gelombang tekanan melainkan

    api. Dalam hal ini gas-gas bakar yang panas dapat

    menyebar ke lingkungan di sekitamya. Agar kebakarandapat terus berlangsung, maka syarat-syarat berikutharus terpenuhi:

    Bahan bakar yang cukup Oksigen yang cukup Temperatur yang cukup tinggi

  • 5/20/2018 PENGOLAHAN-LIMBAH-B3

    5/11

    PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI- LIMBAH B3

    Titik Nyala (flash temperature)Titik nyala adalah temperatur terendah di mana uap-uap yangterbentuk dari suatu bahan dapat terbakar tanpa bahantersebut sendiri terbakar.Contoh:piridin, mempunyai titik nyala 21C; pada musim dingin tidak

    dapat terbakar tanpa dipanasi sampai titik nyalanya, tetapipada musim panas akan membentuk uap yang mudah terbakar

    Bahan-bahan yang mudah terbakar digolongkan sesuai dengan tingkat bahayanya :

    Kelas Bahaya TitikNyala

    0C

    Nama BahanKimia

    Titik NyalaC

    Titik Sulut C

    I < 21 Bensin -30 250

    II 2155 Benzena,Amoniak

    -11-

    580780

    III 55100 Naftalen,Ether

    80-

    575186

    IV >100 Gas Bumi - -

    2.2.3. Bersifat Reaktif

    1. Bahan reaktif terhadap air Beberapa bahan kimia dapat bereaksi hebat dengan air, dapat meledak atau terbakar. Ini

    disebabkan zat-zat tersebut bereaksi secara eksotermik (mengeluarkan panas) yangbesar atau gas yangmudah terbakar.

    Berikut adalah bahan-bahan kimia yang reaktif terhadap air : alkali (Na, K) dan alkali tanah (Ca), logam halida anhidrat (aluminium tribromida), logam oksida anhidrat (CaO), oksidanon-logam halida (sulfurilklorida).

    Jelas zat-zat tersebut harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruang yang keringdan bebas kebocoran bila hujan.

    Bahan kimia yang sangat reaktif bila berkontak dengan : Air Uap air di udara

    Contoh : Asam sulfat (battery acid) Soda api (lye)

    Senyawa phosphor2. Bahan reaktif terhadap asam Bahan-bahan yang reaktif terhadap air diatas juga reaktif terhadap asam. Selain itu ada bahan-bahan lain yang dapat bereaksi dengan asam secara hebat. Reaksi

    yang terjadi adalah eksotermis dan menghasilkan gas-gas yang mudah terbakar ataueksplosif.

    Contoh : kalium klorat/perklorat (KCIO3), kalium permanganat (KMnO4), asamkromat(Cr203).

    Dengan sendirinya bahan-bahan ini dalam penyimpanan harus dipisahkan dari asam,seperti asam sulfat dan asam asetat

  • 5/20/2018 PENGOLAHAN-LIMBAH-B3

    6/11

    PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI- LIMBAH B3

    Bahan kimia tidak stabil Bahan kimia reaktif merupakan bahan kimia yang tidak stabil, dapat mengalami

    perubahan berbahaya pada kondisi suhu dan tekananbiasa. Semua bahan peledak termasuk golongan yang tidak stabil.Beberapa bahan kimia yang

    tidak stabil bila cara penyimpanannya tidak tepat dapat menimbulkan panas yang tinggi. Ada juga yangdapat mengembang sehingga memecahkan kontainernya.

    Contoh: styrene, nitro glycerine

    III. BAHAYA FISIK BAHAN BERBAHAYA dan BERACUN (B3)

    Bahaya Kesehatan meliputi ;

    1) IrritantsZat kimia yang menyebabkan iritasi atau reaksi peradangan bila kontak dengan tubuh.Contoh :

    powdered chemicals cutting oils solvents

    2) SensitizersZat kimia yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan sementara/alergi

    Biasanya tidak ada masalah pada kontak pertama

    Dapat menyebabkan alergi pada kontak berikutnyaContoh :

    isocyantes/formaldehydes (digunakan sebagai lem dan busa)

    Senyawa nickel (plating/metal cutting oils/jewelry3) Reproductive Hazards4) Carsinogen5) Beracum (toksik)

    Contohlimbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia

    seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd dihasilkan dari lumpur dan limbah

    industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatanpertambangan, industri kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburantimah hitam dan accu. Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalamkonsentrasi rendah. Daftar lengkap limbah B3 dapat dilihat diPP No. 85 Tahun 1999:Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

    6) Radioaktif

    http://cdn.majarimagazine.com/wp-content/uploads/2008/01/pdf_1038452290.pdfhttp://cdn.majarimagazine.com/wp-content/uploads/2008/01/pdf_1038452290.pdfhttp://cdn.majarimagazine.com/wp-content/uploads/2008/01/pdf_1038452290.pdfhttp://cdn.majarimagazine.com/wp-content/uploads/2008/01/pdf_1038452290.pdf
  • 5/20/2018 PENGOLAHAN-LIMBAH-B3

    7/11

    PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI- LIMBAH B3

    Bahan kimia yang mempunyai kemampuan mengeluarkan sinar-sinar radioaktif dengan aktivitas jenislebih besar dari 0,002 microcurie/grZat yang memancarkan radiasi adalah bahan yang memancarkan gelombang elektromagnetik ataupartikel radioaktif yang mampu mengionkan secara langsung atau tidak langsung materi bahan yangdilaluimisalnya : cobalt, uranium, strontium, sinar-X, sinar a, sinar b, sinar gamma

    IV. TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH B3

    4.1. Jenis-Jenis Proses Pengolahan Limbah secara Fisik dan Kimia

    Jenis-jenis proses pengolahan limbah secara fisik dan kimia antara lain :

    1. Proses pengolahan secara kimia:

    Reduksi-Oksidasi

    Elektrolisasi

    Netralisasi

    Presipitasi / Pengendapan

    Solidifikasi / Stabilisasi Absorpsi

    Penukaran ion, dan

    Pirolisa

    2. Proses pengolahan limbah secara fisik :

    Pembersihan gas : Elektrostatik presipitator, Penyaringan partikel, Wet scrubbing, danAdsorpsi dengan karnbon aktif

    Pemisahan cairan dengan padatan : Sentrifugasi, Klarifikasi, Koagulasi, Filtrasi,Flokulasi, Floatasi, Sedimentasi, dan Thickening

    Penyisihan komponen-komponen yang spesifik : Adsorpsi, Kristalisasi, Dialisa,Electrodialisa, e, Leaching, Reverse osmosis, Solvent extraction, dan Stripping

    4.2. Penerapan Sistem Pengolahan Limbah B3

    Penerapan sistem pengolahan limbah harus disesuaikan dengan jenis dan karakterisasi dari limbah yangakan diolah dengan memperhatikan 5 hal sebagai berikut :

    1. Biaya pengolahan murah,2. Pengoperasian dan perawatan alat mudah,3. Harga alat murah dan tersedia suku cadang,4. Keperluan lahan relatif kecil, dan5. Bisa mengatasi permasalahan limbah tanpa menimbulkan efek samping terhadap lingkungan.

    Pemilihan teknologi alternatif proses pengolahan limbah B3 dapat dilihat pada Gambar 1.1

  • 5/20/2018 PENGOLAHAN-LIMBAH-B3

    8/11

    PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI- LIMBAH B3

    Gambar-2 Alternatif Proses Pengolahan Limbah B3

    4.3. Teknologi Pengolahan

    Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di antaranyaialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration.

    4.3.1. Chemical Condit ion ingSalah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning. TUjuan utama dari chemicalconditioningialah: menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur mendestruksi organisme patogen memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioningyang masih memiliki nilai ekonomi

    seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat

    diterima lingkunganChemical conditioningterdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:1. Concentration thickening

    Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan carameningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini ialah gravitythickenerdan solid bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awalsebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan de-wateringselanjutnya. Walaupun tidaksepopuler gravity thickenerdan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah menggunakanproses flotation pada tahapan awal ini.

    2. Treatment, stabilization, and conditioning

    Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan patogen.Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi.Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalanmemisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan destruksi.Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses destruksi dengan bantuanenzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan iniialahlagooning, anaerobic digestion, aerobic digestion, heat treatment,polyelectroliteflocculation, chemical conditioning, dan elutriation.

    3. De-watering and drying

  • 5/20/2018 PENGOLAHAN-LIMBAH-B3

    9/11

    PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI- LIMBAH B3

    De-watering and dryingbertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dansekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialahpengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah drying bed, filter

    press, centrifuge, vacuum filter, dan belt press.4. Disposal

    Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum

    limbah B3 dibuang ialahpyrolysis,wet air oxidation, dan composting. Tempat pembuangan akhirlimbah B3 umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atauinjection well.

    4.3.2. Solidif ication/Stabilization

    Di samping chemical conditiong, teknologi solidification/stabilizationjuga dapat diterapkan untukmengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbahdengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbahserta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai prosespemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkaitsehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama.Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:1. Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam

    matriks struktur yang besar2. Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar

    terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik3. Precipitation4. Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan pemadat

    melalui mekanisme adsorpsi.5. Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan padat6. Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain yang

    tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekaliTeknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik.Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-situ mixing, danplant mixing.Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.

    4.3.3. Incineration

    Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah.Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat).Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnyahanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata.Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapakelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurangdengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.

    Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating value) limbah. Selainmenentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value

    juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yangpaling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized

    bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit. Darisemua jenis insinerator tersebut, rotary kilnmempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolahlimbah padat, cair, dan gas secara simultan

  • 5/20/2018 PENGOLAHAN-LIMBAH-B3

    10/11

    PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI- LIMBAH B3

    DAFTAR PUSTAKA

    A.K.SHAHA. 1997, Combustion Engineering and Fuel Technology OXFORD & IBH PUBLISHING CO.

    Abdul Kadir, Prof., Ir., 1993. Pengantar Tenaga Listrik, Edisi Revisi, PT Pustaka LP3ES, Jakarta.

    Bernasconi B., Gerster H., Hauser H., Stuble H., Schneiter E., Chemiche Technologie 2 (alih bahasa) M.Eng., M.

    Handojo Lienda Dr. Ir., 1995. KimiaTeknologi 2, PT. Pradnya Paramita, Bandung.

    Bernasconi B., Gerster H., Hauser H., Stuble H., Schneiter E., 1995. Chemiche Technologie 1 (alih bahasa)

    M.Eng., M. Handojo Lienda Dr. Ir., Kimia Teknologi 1, PT. Pradnya Paramita, Bandung.

    Brace, 1998. Technology of Anodizing, Robert Draper Ltd., Teddington.

    Champbell, 1998. Prinsip of Manufacturing Materials & Processes, New Delhi.

    Corbitt, R. E., 1989. Standard Handbook of Environmental Engineering, McGraw-Hill Book Co., New York.

    Dennis, 2002. Nickel and Chromium-Plating, Newnes-Butterworths.

    Don A. Watson, 2000. CONSTRUCTION MATERIALS AND PROCESSES. Mc Graw-Hill Book Company,

    Sidney.

    Erlinda N, Ir., 2004. Korosi Umum, Seminar Masalah Penanggulangan Korosi dengan Bahan Pengubah Karat,

    LMN-LIPI.

    Gabe, 1998. Principle of Metal. Surface Treatment and Protection, 2nd edition, Pergamon Press, London.

    George T Austin, E. Jasjfi (alih bahasa), 1995. Industri Proses Kimia, Jilid 1, Edisi 5, Penerbit Erlangga, Jakarta.

    Handojo, L, 1995, TeknologiKimia, Jilid 2, PT Pradnya Paramita, Jakarta.

    Katz, (Ed.) 1997. Methods Of Air Sampling and Analysis. Interdiscipplinary Books and Periodical, APHA,

    Washington.

    Kenneth N.Derucher, Conrad P. Heins 1996. MATERIALS. FOR CIVIL AND HIGHWAY ENGINEERIG.

    Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey Kertiasa Nyoman, 2006. LaboratoriumSekolah&

    Pengelolaannya, Pudak Scientific, Bandung.

    Kusmulyana, 1993. Pemantauan Kualitas Udara. Pelatihan Pengelolaan dan Teknologi Limbah, ITB, Bandung.

    Lawrence H Van Vlack, 2000. Elements of Materials Science & Engineering.

    Addison-Wesley Publishing Company. Fourth edition.

    Lowenheim, F.A., 2000. Modern Electroplating, John Wiley & Sons.

    M.G., Fontana, N.D. Greene, 2002. Corrosion Engineering, Mc. Graw Hill Book Co.

    http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/01/rumus-kimia-2.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/01/rumus-kimia-2.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/01/rumus-kimia-2.htmlhttp://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/kimia/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/kimia/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/kimia/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/sekolah/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/sekolah/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/sekolah/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/sekolah/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/kimia/http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/01/rumus-kimia-2.html
  • 5/20/2018 PENGOLAHAN-LIMBAH-B3

    11/11

    PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI- LIMBAH B3

    McCabe L. Warren, Smith C. Julian, Harriot Peter, Unit Operation Of Chemical Enginering fourth Edition (a lih

    bahasa)M. Sc. Jasjfi E., Ir., 1999 Operasi Teknik Kimia, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

    McCabe L. Warren, Smith C. Julian, Harriot Peter, 1999. Unit Operation Of Chemical Enginering fourth Edition

    (alihbahasa)M. Sc. Jasjfi E., Ir., Operasi Teknik Kimia, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

    Misnah Pantono BE, Suhardi, Bsc., 1979. Pesawat Tenaga Kalor/Ketel Uap 1, Edisi Pertama, DepartemenPendidikan dan KebudayaanDirektorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

    N. Jackson. 1992, CIVIL NGINEERING MATERIALS. The Mac Millan Press Ltd. New Jersey.

    Noil and Miller, 1997. Air Monitoring Survey Design. Ann Arbor Science, Michigan.

    Oetoyo Siswono, Drs, 1982. ProsesKimiaIndustri Akademi Perindustrian Yogyakarta.

    Perkins, H.C., 1994. Air Pollution. McGraw-Hill Kogakusha, Ltd, Tokyo.

    S. Juhanda, Ir., 1993. Pengantar Lapis Listrik, Proceeding Diklat TPLS Bidang Elektroplating, LMN-LIPI.

    Sarengat, N., 2000. Dampak KualitasUdara.Kursus AMDAL A, Bintari- UGM-UNDIP, Semarang.

    Silman, H., BSc., 1998. Protective and Decorative Coating for Me tals, Finishing Publications Ltd., London.

    Slamet Setiyo, Ir., Margono B.Sc., 1982. Mesindan Instrumentasi 2, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

    Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta.

    Soedomo M. 1998. Pehigelolaan Limbah Gas dan PartikulatLingkunganPerkotaan (Sumber Bergerak). Pelatihan

    Pengelolaan dan Teknologi Limbah, ITB, Bandung.

    Stern, A.C., 1996, Air Pollution, Third edition, Volume III Measuring, monitoring, and surveillance of air pollution.

    Academic Press, New York.

    Tata Surdia Ir. Msc Met E; Kenji Chijiwa Prof. Dr. 2000, Teknik PengecoranLogam.Penerbit Pradnya Paramita,

    Jakarta.

    Ulrich D. Gael, 1984. A Guide To Chemical Engineering Process Design And Economics John Wiley & Sons,

    USA.

    Ulrich, Gael D., 1984, A guide to chemical Engineering Process Design and Economics John Wiley and Sons.

    W.H.Taylor, 1999. CONCRETE TECHNOLOGY AND PRACTICE. Mc Graw- Hill Book Company, Sidney.

    Wahyudin, K., 1990. Kursus Elektroplating dan Penerapannya, Lembaga Metallurgi Nasional-LIPIBENGPUSMAT III.

    Bahan Bakar Dan Pembakaran, www.chemeng.vi.ac.id/wulan/materi/cecture%20notes/umum

    Http://www.chem.itb.ac.id/safety/Tim KeselamatanKerjaDepartemenKimiaInstitut Teknologi Bandung, 2002http://www.iaeste.ch/Trainees/Events/2007/IndustrialSightLeibstadt/

    http://www.gc3.com/techdb/manual/cooltext.htm

    http://www.indiamart.com/maitreyaenterprises/engineered-products.html

    http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/bahasa-indonesia.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/bahasa-indonesia.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/bahasa-indonesia.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/bahasa-indonesia.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/bahasa-indonesia.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/buku-teks-pelajaran-murah-departemen.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/buku-teks-pelajaran-murah-departemen.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/buku-teks-pelajaran-murah-departemen.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/buku-teks-pelajaran-murah-departemen.htmlhttp://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/kimia/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/kimia/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/kimia/http://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Udarahttp://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Udarahttp://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Udarahttp://aabisnis.blogspot.com/search/label/Mesinhttp://aabisnis.blogspot.com/search/label/Mesinhttp://aabisnis.blogspot.com/search/label/Mesinhttp://aabisnis.blogspot.com/2009/02/lomba-lingkungan-sekolah-sehat.htmlhttp://aabisnis.blogspot.com/2009/02/lomba-lingkungan-sekolah-sehat.htmlhttp://aabisnis.blogspot.com/2009/02/lomba-lingkungan-sekolah-sehat.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/kotahttp://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/kotahttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/03/unsur-unsur-logam-dalam-kehidupan.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/03/unsur-unsur-logam-dalam-kehidupan.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/03/unsur-unsur-logam-dalam-kehidupan.htmlhttp://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/2009/01/13/kerja-praktek/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/2009/01/13/kerja-praktek/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/2009/01/13/kerja-praktek/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/kimia/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/kimia/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/kimia/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/kimia/http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/2009/01/13/kerja-praktek/http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/03/unsur-unsur-logam-dalam-kehidupan.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/kotahttp://aabisnis.blogspot.com/2009/02/lomba-lingkungan-sekolah-sehat.htmlhttp://aabisnis.blogspot.com/search/label/Mesinhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Udarahttp://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/04/tag/kimia/http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/buku-teks-pelajaran-murah-departemen.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/buku-teks-pelajaran-murah-departemen.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/bahasa-indonesia.htmlhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/bahasa-indonesia.html