7
REVIEW STAF MEDIS Penilaian aktifitas staf medis senior dan para kepala unit kerja dilakukan oleh otoritas internal atau eksternal yang layak. Proses evaluasi yang terus menerus terhadap praktisi profesional dilakukan secara objektif dan berbasis bukti. Hasil proses review : tidak adanya perubahan dalam tanggung jawab para staf medis, perluasan tanggung jawab, pembatasan tanggung jawab, masa konseling dan pengawasan, atau kegiatan yang semestinya. Setiap waktu sepanjang tahun, bila muncul fakta atas kinerja yang diragukan atau yang buruk, dilakukan review serta mengambil tindakan yang tepat. Hasil review, tindakan yang diambil dan setiap dampak atas kewenangan didokumentasikan dalam kredensial staf medis atau file lainnya Kriteria evaluasi praktik professional berkelanjutan Review terhadap prosedur-prosedur operatif dan klinis lain serta hasilnya (kepatuhan SPO/ outcome misal ILO, Reoperasi, Pneumoni pasca operasi (anestesi) Pola Penggunaan darah/Obat/alkes : keseuaian antara permintaan dgn kebutuhan à jumlah kantung darah yg tidak

Penilaian Kinerja Staf Medis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: Penilaian Kinerja Staf Medis

REVIEW STAF MEDIS

Penilaian aktifitas staf medis senior dan para kepala unit kerja dilakukan oleh

otoritas internal atau eksternal yang layak.

Proses evaluasi yang terus menerus terhadap praktisi profesional dilakukan

secara objektif dan berbasis bukti.

Hasil proses review :

tidak adanya perubahan dalam tanggung jawab para staf medis,

perluasan tanggung jawab,

pembatasan tanggung jawab,

masa konseling dan pengawasan, atau kegiatan yang semestinya.

Setiap waktu sepanjang tahun, bila muncul fakta atas kinerja yang diragukan

atau yang buruk, dilakukan review serta mengambil tindakan yang tepat.

Hasil review, tindakan yang diambil dan setiap dampak atas kewenangan

didokumentasikan dalam kredensial staf medis atau file lainnya

Kriteria evaluasi praktik professional berkelanjutan

Review terhadap prosedur-prosedur operatif dan klinis lain serta hasilnya

(kepatuhan SPO/ outcome misal ILO, Reoperasi, Pneumoni pasca operasi

(anestesi)

Pola Penggunaan darah/Obat/alkes : keseuaian antara permintaan dgn

kebutuhan à jumlah kantung darah yg tidak digunakan. Kepatuhan terhadap

formularium. Penggunaan alkes yg tidka sesuai SPO

Pola Permintaan tes/prosedur/Tindakan: Kepatuhan permintaan

penunjang/prosedur/tindakan sesuai SPO

Length of stay: berbasis dokter dan penyakit

Data Morbiditas dan mortalitas: kriteria morbiditas sesuai ndikator yg

digunakan

Jumlah kasus yang dikonsulkan/dirujuk ke spesialis lain

Informasi bisa didapat dari :

Grafik review berkala:

Jumlah pasien rawat inap/rawat jalan

Jumlah operasi/prosedur

Page 2: Penilaian Kinerja Staf Medis

Observasi langsung: kepatuhan terhadap kebijakan/SPO contoh di SKP, output

asuhan medis.

Monitoring terhadap teknik diagnostik dan pengobatan: sesuai dengan

CPG/PPK

Monitoring kualitas klinis: outcome dan komplikasi

Diskusi/survei dg sejawat/staf lainnya:

METODOLOGI EVALUASI

1. Melakukan Review Grafik

2. Memonitor Pola Praktik Klinis

3. Simulasi

4. Proctoring (prospective, concurrent, retrospective)

5. External peer review

6. Diskusi dengan peers group atau individu yan terlibat dalam pelayanan pasien

7. Wawancara

8. Pengisian kuesionair

SIAPA PENANGGUNG JAWAB EVALUASI

evaluasi praktik profesional (professional practice evaluation)

1. Evaluasi Praktik Professional Berkelanjutan (On going Professional Practice

Evaluation/OPPE)

2. Evaluasi Praktik Professional Terfokus (Focused Professional Practice

Evaluation/FPPE)

FPPE DAN OPPE

HARUS DITETAPKAN DENGAN JELAS:

Alat Ukur Yg Dipakai

Siapa Yang Melakukan Review

Indikators/Triggers/Isu

Proses Penilaiannya

Hasil Digunakan Untuk Kredensialing

Penerapan FPPE/OPPE Untuk Seluruh Kewenangan Klinis

Page 3: Penilaian Kinerja Staf Medis

Evaluasi Praktik Professional Berkelanjutan (On going Professional Practice

Evaluation/OPPE)

Maksud dan tujuan OPPE adalah sebagai sarana mengevaluasi kinerja professional

secara berkelanjutan untuk tiga alasan:

1) sebagai bagian dari upaya untuk memantau kompetensi profesional

2) untuk mengidentifikasi area guna kemungkinan peningkatan kinerja

3) untuk menggunakan data obyektif dalam keputusan mengenai

kelanjutan keweanangan klinik

Pengukuran data kinerja staf medis untuk menjadi dasar rekredensialing dan peningkatan

kinerja staf medis

1. Asuhan pasien---praktisi memberikan asuhan pasien dengan kasih, tepat dan

efektif untuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit

dan pelayanan sampai akhir hayat.

2. Pengetahuan medis/klinis---dalam ilmu-ilmu biomedis, klinis dan sosial serta

penerapan pengetahuan ke dalam asuhan pasien dan pendidikan orang-orang

lainnya.

3. Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktek ----menggunakan bukti

dan metode ilmiah untuk investigasi, evaluasi dan meningkatkan praktek

asuhan pasien

4. Ketrampilan hubungan antar manusia/interpersonal dan komunikasi----

yang akan memampukan dan menjaga hubungan profesional dengan pasien,

keluarga dan anggota tim kesehatan lain.

5. Profesionalisme----terpancar dalam komitmen untuk secara terus menerus

mengembangkan professionalitas, praktek-praktek etika, pemahaman dan

kepekaan terhadap keragaman dan sikap tanggungjawab terhadap pasien,

profesinya dan masyarakat.

6. Praktek berbasis sistem---melalui pemahaman terhadap konteks dan sistem

dimana pelayanan kesehatan diberikan.

Fokus Evaluasi Praktek Profesional (FPPE)

Melibatkan pemantauan lebih spesifik dan waktu terbatas

Evaluasi praktek profesional dilakukan dalam tiga situasi:

1) Saat awal dokter diberikan RKK

Page 4: Penilaian Kinerja Staf Medis

2) Ketika ada tambahan kompetensi baru diminta

3) adanya terdentifikasi adanya ketidak sesuaian kinerja dokter (triger)

JANGKA WAKTU FPPE

Jangka waktu FPPE tdak ditentukan. RS dapat memilih periode waktu untuk setiap

episode FPPE. Sebaiknya menawarkan pilihan untuk data

Data setiap bulan, setiap tiga bulan, atau setiap enam bulan

Proses FPPE harus:

1) secara jelas didefinisikan dan didokumentasikan dengan kriteria tertentu dan

rencana pemantauan,

2) Jangka waktu yang tetap

3) Memiliki langkah-langkah yang telah ditentukan atau kondisi untuk kinerja yang

dapat diterima. 

RS dapat mengatur FPPE untuk sesi pemantauan untuk periode tiga sampai enam

bulan. Untuk layanan jarang dilakukan, waktu pemantauan dapat lebih lama

PENENTUAN TRIGER: PENENTUAN LEVEL KINERJA YANG TIDAK DAPAT

DITERIMA DIBANDINGKAN DENGAN LEVEL KINERJA YANG TELAH

MAPAN/DITETAPKAN

Contoh

• Meningkatnya infection rates

• Terjadi Sentinel events

• Meningkatanya LOS dibanding yg lain

• Meningkatnya Operasi ulang

• Pola Tes/Terapi yg tidak dibutuhkan

• Gagal/tidak patuh terhadap PPK/CP

• dll.

Fokus Evaluasi Praktik Profesional (FEPP)

KSM BEDAH

No INDIKATOR SPM TRIGER KETERANGAN

1 Waktu tunggu operasi elektif <= 2 hr 1

2 Tak melakukan time out sebelum incisi kulit 1

Page 5: Penilaian Kinerja Staf Medis

3. Tak melakukan penandaan daerah operasi 2

4 Operasi salah prosedur 0 1

5 Benda asing tertinggal dalam tubuh pasien 0 1

6 Komplikasi anestesi karena overdosisi, reaksi

anestesi, salah penempatan ET

6 % >7%

7 Table death 0 1

TIPE DATA UNTUK FPPE/OPPE

KEPATUHAN TERHADAP SPOàPPK (Panduan Praktik Klinis)/CPG (Clinical

Practice Guideline)

Pola penggunaan darah/obat

Pola Permintaan test/prosedur/tindakan

LOS: Data Morbiditas dan Mortalitas

Jumlah kasus dirujuk