Upload
lyquynh
View
234
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
0
PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR
PKn KELAS IV MELALUI PENERAPAN METODE THINK-
PAIR-SHARE DI SDN SUGIHARJO 02 PATI TAHUN
PELAJARAN 2013/2014
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
TITIK SUNDARI
A54E090019
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan dasar, terencana untuk mewujudkan proses belajar
dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karakteristik peserta didik. Namun,
sebagai bagian dari proses pendidikan, pembelajaran, pendidikan
kewagranegaraan secara terus menerus perlu dikembangkan.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang
memegang peranan penting dalam membentuk siswa yang berkualitas dan
berkarakter. Adapun tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah
memberikan pengetahuan umum tentang ilmu – ilmu tentang moral, sikap, dan
pengetahuan kenegaraan yang dapat dipergunakan siswa dalam kehidupan sehari
– hari. Sebagai seorang guru kelas di sekolah dasar, guru dituntut untuk dapat
,menciptakan variasi baru dalam mengajar agar dapat menarik minat dan aktivitas
siswa. Kemampuan pada siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
menjadi sebuah masalah yang harus dicari jalan keluarnya.
Keberhasilan pembelajaran PKn dapat diukur dengan keberhasilan siswa
mengikuti aktivitas pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari
keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di kelas dan prestasi belajar
PKn. Semakin banyak aktivitas dan bagus prestasi belajar PKn, semakin tinggi
pula tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran PKn.
Aktivitas di dalam kelas tidak hanya dari siswa tetapi juga memerlukan
aktivitas guru. Guru juga diharapkan mampu membangkitkan aktivitas belajar
siswa serta mampu membuat siswa lebih memahami materi yang disampaikan.
Kurang aktifnya guru dalam mendekati siswa serta membimbing siswa pada saat
pelajaran berlangsung juga berpengaruh terhadap aktivitas siswa.
Berdasarkan pengamatan siswa di SD N Sugiharjo 02 Pati di Kelas IV
diketahui bahwa aktivitas dan prestasi belajar PKn siswa masih rendah. Setelah
peneliti melakukan observasi pendahuluan ditemukan permasalahan antara lain :
1) Keaktivan siswa dalam memperhatikan pelajaran (semangat, antusias, dan
minat) rendah, 2) Kemampuan dalam menyelesaikan masalah,
mempresentasikan di depan kelas rendah, 3) kemampuan berdiskusi, dan
ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan rendah, 4) perhatian dalam
2
pelajaran rendah, 5) dan hasil belajar PKn di kelas IV SDN Sugiharjo 02 hanya
mempunyai prosentase sekitar 36,6% dalam kategori tuntas dan < nilai KKM
yaitu 75.
Dalam bukunya yang berjudul Model – model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstrutivistik, Trianto menyebutkan bahwa berdasarkan hasil
analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut
disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembalajaran tradisional.
Pada pembelajarn ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa
menjadi pasif. Masalah ini dapat dijumpai dalam kegiatan proses gajar belajar
mengajar dikelas., oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar yang
dapat membantu siswa untuk memahami materi dan aplikasinya dalam kehidupan
sehari – hari.
Dengan mempertimbangkan berbagai masalah di atas maka peneliti
berupaya untuk mencari solusi agar tercipta kondisi kelas yang aktif dan
menyenangkan. Untuk itu disamping harus menguasai materi dengan baik, guru
harus menggunakan metode pembelajar yang inovatif karena seorang guru harus
memberi warna dan model lain yang menarik pada setiap melaksanakan kegiatan
mengajar dikelas dengan tetap berpedoman pada tujuan pembelajaran yang telah
digariskan sebelumnya. Melalui keaktifan siswa dan kerja sama diharapkan
prestasi belajar siswa akan mengalami peningkatan. Salah satu cara
mengembangkan kompetensi siswa dalam kerjasama adalah melalui pembelajran
kooperatif berfokus pada penggunaan sekelompok kecil siswa untuk bekerja sama
dalama memaksimalkan kondisi belajar dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Salah satu metode kooperatif adalah Think-Pair-Share (TPS).
Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawan di
Universitas Maryland. Laura (dalam Jurnal Pendidikan Inovatif Vol 2, September
2006) menyatakan bahwa salah satu keunggulan dari metode TPS adalah mudah
diterapkan pada berbagai tingkat kemampuan berfikir dan dalam setiap
kesempatan. Prosedur yang digunakan juga cukup sederhana. Bertanya pada
teman sebaya dan berdiskusi kelompok untuk mendapat kejelasan terhadap apa
yang telah dijelaskan oleh guru bagi siswa tentu akan lebih mudah dipahami.
3
Diskusi dalam kelompok-kelompok kecil ini sangat efektif untuk memudahkan
siswa dalam memahamimmateri dan memecahkan suatu permasalahan.
Dengan Think-Pair-Share diharapkan siswa dapat mengembangkan
keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang
lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Hal ini sesuai dengan
pengertian dari model pembelajaran Think-Pair-Share itu sendiri, sebagaimana
yang dikemukakan oleh Lie (2002:57) bahwa, Think-Pair-Share adalah
pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan
bekerjasama dengan orang lain. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk
membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang
lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran Think-Pair-Share sebagai slah satu upaya dalam
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Rumusan Masalah
Apakah penerapan metode kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD N Sugiharjo 02
Kec. Pati pada pokok bahasan pemerintah kabupaten, kota dan propinsi?
Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD N
Sugiharjo 02 Kec. Pati pada mata pelajaran PKn melalui penerapan metode
kooperatif tipe Think-Pair-Share.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis.
Adapun manfaat teoritis penelitian ini adlah sebagai bahan kajian dalam
menambah pengetahuan mengenai pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-
Share pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan pokok bahasan
pemerintah kabupaten, kota dan propinsi.
2. Manfaat praktis
a. Manfaat bagi siswa, yaitu siswa mampu lebih terampil dalam
menyelesaikan soal-soal, siswa mendapat pengalaman baru dengan
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share, dan
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
4
b. Manfaat bagi guru, yaitu memberi motivasi bagi guru untuk menigkatkan
keterampilan dan kekreativitasnya dalam memberikan variasi
pembelajaran, dan memberi pengetahuan pada guru tentang pembelajaran
tipe Think-Pair-Share.
a. Manfaat bagi sekolah, yaitu prestasi sekolah meningkat, guru-guru lain
akan termotivasi memperbaiki model pembelajaran yang selama ini
mereka terapkan, serta sebagai masukan bagi sekolah dalam rangka
perbaikan proses pembalajaran sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar/kualitas pembelajaran.
LANDASAN TEORI
Pengertian PKn
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dinyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat terdiri dari Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Kep. Mendikbud No. 056/U/1994 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
menetapkan bahwa “Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraan termasuk dalam Mata Kuliah Umum (MKU) dan wajib
diberikan dalam kurikulum setiap program studi”.
Skop Materi Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi
Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif yang merupakan
gabungan dari beberapa wilayah kecamatan dan berada di bawah wilayah
provinsi. Pemerintahan kabupaten terdiri atas pemerintah kabupaten dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten. Pemerintah kabupaten terdiri atas
bupati dan perangkatnya.
Provinsi adalah nama sebuah pembagian wilayah administratif di bawah
wilayah nasional. Kata ini merupakan kata pungutan dari bahasa Belanda
provincie yang berasal dari bahasa Latin dan pertama kalinya digunakan di
kekaisaran Romawi. Mereka membagi wilayah kekuasaan mereka atas provincie.
Dalam pembagian administratif, Indonesia terdiri atas 33 provinsi yang masing-
masing provinsi dikepalai oleh seorang gubernur. Masing-masing provinsi dibagi
atas kabupaten dan kota.
5
Aktivitas Belajar
Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, dimana
siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja siswa memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan serta prilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai.
Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat
menekankan pada pendayagunaan asas aktivitas dalam proses belajar dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Hamalik, 2008:90).
Hasil belajar siswa
Menurut B.S Bloom (dalam Chatarina, dkk,2004:6) umtuk mendapatkan
hasil belajar kognitif seseorang memiliki 6 tingkatan kognitif, yaitu (1)
pengetahuan (knowledge), (2) pemahaman (comprehention), (3) penerapan
(aplication), (4) analisis ( analysis), (5) sintesis ( synthesis), (6) evaluasi
(evaluation).
Pembelajaran Kooperatif
Suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-
kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda. Salah satu teori
Vygotsky, penekanan pada aspek sosial dan dari pembelajaran atau hakekat
sosiokultural pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi-fungsi mental yang
lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar
individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu
tersebut (Trianto,2007:27).
Metode Think Pair Share
Think-Pair-Share atau Berpikir-Berpasangan-Berbagi dengan kelas/ B3K
merupakan model pembalajarn kooperatif yang sangat populer karena mudah
pengelolaan kelasnya. Think-Pair-Share juga merupakan jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Model
pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Profesor Frank Lyman dari
Universitas Maryland pada 1981 dan diadopsi oleh banyak penulis dibodang
pembelajaran kooperatif sejak saat itu. Memperkenalkan ke rekan-rekannya unsur
interaksi dari gagasan pembelajaran kooperatif „menunggu atau berpikir‟ waktu,
yang telah dibuktikan menjadi faktor kuat dalam meningkatkan respon siswa
untuk bertanya. Ini adalah teknik yang sangat serbaguna, yang telah diadaptasi
6
dan digunakan, dalam beberapa cara tapa henti. Ini adalah salah satu batu fondasi
bagi pemngembangan „kelas kooperatif‟ (Bell, dalam Nik Azlina Binti Nik
Mahmood, 2008). Teknik Think-Pair-Share juga meningkatkan siswa
keterampilan komunikasi lisan ketika mereka mendiskusikan ide-ide mereka
dengan satu lain (Wisc, dalam Nik Azlina Binti Nik Mahmood,2008). Think-Pair-
Share memiliki banyak keuntungan dibandingkan struktur tradisional dengan
bertanya. Think-Pair-Share menggabungkan konsep kegiatan penting yang perlu
dikembangkan dikalangan siswa selama proses belajar. Hal ini memungkinkan
semua dan setiap siswa untuk mengembangkan jawaban, tentu tidak jawaban
pendek tapi lebih panjang dan juga lebih rumit.
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD N Sugiharjo 02 Kec. Pati yang
beralamat di Jl. Raya Pati-Juana Km.4 Ds. Sugiharjo Kec. Pati Kab. Pati. Kelas
IV adalah salah satu kelas yang dihuni oleh 30 siswa dan terdiri dari 16
perempuan dan 14 laki-laki.
Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV pada semester 1 tahun pelajaran
2013/2014.
Subyek dan Obyek Penelitian
Dalam hal ini peneliti bertindak langsung sebagai guru dalam
melaksanakan pembelajaran dikelas dengan penggunaan metode TPS. Dan
merupakan penelitian yang kolaboratif dengan guru lain. Adapun kelas yang
digunakan adalah kelas IV yang mempunyai siswa sebanyak 30 yang terdiri dari
16 perempuan dan 14 laki-laki. Dan yang menjadi obyek dalam penelitian ini
adalah aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di dalam
kelas.
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua
siklus. Masing masing siklus terdiri dari empat tahap (Arikunto, 2008), yaitu:
perencanaan (planing), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), refleksi
(reflecting)
7
Teknik pengumpulan data
a. Metode dokumentasi
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto:158).
b. Metode tes
Merupakan suatu metode yang mengunakan serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, ketrampilan mengajar atau bakat yang dimiliki
individu atau kelompok. Tes yang digunakan adalah tes prestasi yaitu tes yang
digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu
(Arikunto:150-151).
c. Metode wawancara
Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih,
yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau kelompok
subjek peneliti untuk dijawab (Danim, 2002:180).
d. Observasi
Observasi partisipatif atau observasi partisipan merupakan teknik
pengumpulan data yang lazim dipakai dalam penelitian kualitatif (Danim,
2002:122).
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dikembangkan peneliti bersama mitra guru untuk
menjaga validitas isi. Menurut Joko Suwandi (2011:39), “instrumen adalah alat
yang digunakan untuk mengukur keberhasilan tindakan dan atau digunakan untuk
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.”
Instrument penelitian dalam penelitian ini meliputi: soal tes dan lembar
observasi untuk siswa dan guru, dan wawancara.
8
Indikator Keberhasilan
Seorang siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan individual jika
sekurang-kurangnya memperoleh nilai 7.5. Sedangkan ketuntasan klasikal jika
banyak siswa yang mencapai nilai 7.5 atau lebih, minimal 75% dari jumlah siswa.
Aktivitas siswa meliputi: semangat, antusias, minat, kemampuan
menyelesaikan masalah, kemampuan berdiskusi, dan ketepatan siswa dalam
menjawab pertanyaan, ketrampilan dasar mengajar guru, respon/tanggapan siswa
sekurang-kurangnya masuk dalam katagori baik, dengan rata-rata persentase
minimal 75%.
HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN
Profil Sekolah
a. Nama Sekolah : SD NEGERI SUGIHARJO 02
NSS : 101031810042
NPSN : 20316543
Status Sekolah : Negeri
b. Alamat Sekolah :
Desa : Jl. Raya Pati-Juana Km 4 Ds. Sugiharjo
Kecamatan : Pati
Kabupaten : Pati
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 59115
Telepon/ HP : -
c. Tahun Pendirian : 1976
d. Status Tanah : Hibah
e. Daya Listrik : 450 W dan 900 W
Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Sekolah :
Menjadi sekolah yang berkualitas dalam imtaq, aktif, kreatif, dan
berilmu tinggi.
b. Misi Sekolah :
1) Meningkatkan disiplin dalam semua kegiatan di sekolah.
9
2) Meningkatkan kualitas Proses Belajar Mengajar dan bimbingan
secara efektif.
3) Menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran agama.
4) Mampu bersaing secara sehat dan unggul dalam prestasi.
5) Menfasilitasi komputer siswa.
Identifikasi Masalah dan Penyebabnya
Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan saat pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, diketahui bahwa siswa kelas IV memiliki nilai
yang rendah dalam mata pelajaran PKn khususnya dalam aspek hasil belajar dan
aktivitas belajar di dalam kelas. Hasil dari observasi awal ini, diperoleh informasi
mengenai masalah yang terjadi.
DESKRIPSI SIKLUS I
Siklus I merupakan pembelajaran mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan dengan pokok bahasan pemerintahan kabupaten, kota dan
propinsi. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan pada hari Rabu, 24 dan 31 Juli
2013. Berdasarkan hasil refleksi siklus I yang masih banyak kekurangan maka
penelitian akan dilanjutkan ke siklus II. Hal ini dikarenakan bahwa pada siklus I
nilai aktivitas belajar siswa masih rendah yaitu dengan tiap aspek aspek yaitu,
Keaktivan siswa dalam memperhatikan pelajaran 20,8%, Kemampuan dalam
menyelesaikan masalah, mempresentasikan di depan kelas 10,8%, Ketepatan
siswa dalam menjawab pertanyaan 18,3%, Semangat dan motivasi dalam
pembelajaran 20%. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM 75 sudah mencapai
target 75 %, tetapi belum mencapai target 100% atau 23 siswa dari 30 siswa yang
masuk. Dengan nilai rata-rata 8,3, dari hasil evaluasi kelas.
DESKRIPSI SIKLUS II
Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2013. Pada
siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 9.06 dengan ketuntasan
klasikal adalah >75%. Aktivitas belajar PKn pada pembelajaran dengan materi
pemerintahan kabupaten, kota dan propinsi sudah mengalami keberhasilan dengan
rata-rata prosentase > 68%. Semua aspek keterampilan guru yang meningkat
dengan rata-rata persentase ketrampilan mengajar guru pada pembelajaran Think
Pair Share adalah 98% dengan katagori sangat baik.
10
69,9 85,8
0
50
100
Siklus 1 Siklus 2
Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa
Rata-RataPersentaseAktivitas Siswa
Hasil Penelitian
Pada pengamatan siklus I menujukkan bahwasannya rata-rata persentase
aktivitas siswa sebesar 69,9% dan pada pertemuan II aktivitas siswa mengalami
peningkatan menjadi 85,8%. Dari dua pertemuan tersebut didapat rata-rata
persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 69,9% dengan katagori baik.
Kemudian pada siklus II rata-rata persentase aktivitas siswa yang dicapai adalah
85,8% dengan katagori sangat baik. Jika dibandingkan dengan siklus I, maka pada
siklus II ini terdapat sedikit peningkatan yakni sebesar 15,9%.
Hal ini berarti pembelajaran dengan metode Think Pair Share terbukti
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mata pelajaran PKn pokok
pemerintahan kabupaten, kota dan propinsi.
Grafik 4.2 Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa
Dari hasil penelitian dietahui bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus I
adalah 8,3 dengan ketuntasan klasikal sebesar 77,14% atau sebanyak 23 siswa
dinyatakan tuntas, dan sisanya sebesar 22,86% dinyatakan belum tuntas atau
sebanyak 7 siswa. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 9,06
dengan presentase ketuntasan klasikal mencapai 100%, dimana semua siswa
dinyatakan tuntas yaitu sebanyak 30 siswa. Dengan demikian hasil belajar siswa
pada siklus I dan II telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, yakni
dengan ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa yang ada
dikelas dengan nilai rata-rata 7,5 . Hal ini berarti pembelajaran dengan metode
11
77,14%
100,00%
22,86%
0,00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Siklus 1 Siklus 2
Tuntas
Tidak Tuntas
85%
95% 98%
75%
80%
85%
90%
95%
100%
Keterampilan Mengajar Guru
Keterampilan
Mengajar
Think Pair Share terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran PKn.
Grafik Hasil Belajar
Dapat diketahui rata-rata persentase ketrampilan mengajar guru pada sklus
I pertemuan I adalah 85% dengan kriteria sangat baik. Pada siklus I pertemuan II
rata-rata persentase ketrampilan mengajar guru meningkat 10% menjadi 95%
dengan katagori sangat baik, sedangkan pada siklus II rata-rata persentase
mengajar guru meningkat sebesar 3% menjadi 98% dengan katagori sangat baik.
Hasil pengamatan ini menunjukkan, bahwasannya secara umum guru telah
mengelola pembelajaran Thik Pair Share dengan sangat baik.
Respon/ Tanggapan Siswa
Berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran
Think Pair Share yang telah diberikan pada siswa. Dimana sebagian besar siswa
berpendapat bahwa pembelajaran dengan metode Think Pair Share dapat
12
meningkatkan motivasi dan semangat belajar, aktivitas belajar, keberanian dalam
berpendapat, kecakapan dalam diskusi, dan kerjasama dalam diskusi kelompok.
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Kesimpulan
a. Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Think Pair
Share pada mata pelajaran PKn pokok pemerintahan kabupaten, kota dan
propinsi di SDN Sugiharjo 02 Pati dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Dengan rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 69,9%
dan pada siklus II meningkat menjadi 85,5% dengan katagori sangat baik.
b. Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Think Pair
Share pada mata pelajaran PKn di SDN Sugiharjo 02 Pati dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan rata-rata skor yang dicapai pada
siklus I adalah 8,3 dengan ketuntasan klasikal 77,14% dan pada siklus II
rata-rata skor meningkat menjadi 96,06 dengan ketuntasan klasikal 100%.
Implikasi
Kesimpulan diatas memberikan implikasi bahwa dengan pembenahan cara
mengajar dan penggunaan strategi yang tepat dan bervariasi dari seorang guru
akan memberi pengaruh pada kegiatan belajar siswa yang berdampak pada
kemampuan siswa menguasai materi yang diajarkan. Penerapan strategi Think
Pair Share merupakan salah satu strategi yang memiliki manfaat dalam
pembelajaran.
Saran
Berdasarkan hasil dan pebahasan, maka dapat disampaikan saran bahwa:
a. Kepada Kepala Sekolah di SDN Sugiharjo 02 Pati hendaknya memberikan
arahan dan bimbingan bagi guru pendidik di sekolah
b. Guru di SDN Sugiharjo 02 Pati hendaknya menerapkan metode kooperatif
tipe Think Pair Share yang dapat dijadikan variasi dalam membelajarkan
13
siswa pada pelajaran PKn dan tidak menutup kemungkinan untuk di
terapkan pada mata pelajaran yang lain.
c. Guru di SDN Sugiharjo 02 Pati hendaknya memakai variasi model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pokok bahasan yang akan
disampaikan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa .
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarman. 2002. Menjadi Penelti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia
Joko Suwandi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Qinant
Lie Anita. 2004. Cooperative Learning Mempraktekkan di Ruang-Ruang Kelas.
Jakarta : PT. Grasindo.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Mudjiyono Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Nana Sudjana.1999. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Pradakarya.
Ngalim Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakrya.
Oemar Hamalik. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya .jakarta
Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
................................. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
........................... dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Tri Chatarina.,dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UNEES Pres.
Danang Oktarizal. 2010/2011. “Efektifitas Penggunaan Metode Cooperative
Learning Tipe TPS (Think Pair And Share) terhadap hasil belajar siswa pada
pelajaran ipa kelas V SD Negeri 3 Bangsari Kecamatan Geyer Kabupaten
Grobogan”
Nik Azlina Binti Nik Mahmood .2008. “Collaborative Teaching Environment
System Using Think-Pair-Share Technique”. Desertasi. Kuala lumpur: Faculty Of Computer Science And Information Technology University Of
Malaya
Siti Romlah. 2007. “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan
Pendekatan TPS (Think-Pairs-Share) Pada Pokok Bahasan Volum Di kelas V