Upload
hakhue
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT
MELALUI TEKNIK JUMPING RABBIT PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 03 GOMBONG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
MUTAMAMI
Nim : X9707021
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan matematika dewasa ini telah berkembang dengan pesat,
disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan yang bernuansa kemajuan sains dan
tehnologi. Perkembangan dan kemajuan matematika tidak bisa abaikan, karena
dapat menyebabkan kita semakin sulit mengejar kemajuan negara lain.
Sebagai guru kita harus memahami hakekat dan teori-teori belajar yang
sesuai untuk pembelajaran matematika sehingga guru tidak akan keliru dalam
menerapkannya.
Disamping itu, juga dalam pembelajaran matematika juga harus
menggunakan teknik pembelajaran yang tepat karena dapat membantu siswa
untuk lebih mengerti dan memahami suatu konsep.
Penggunaan teknik pembelajaran yang relevan dan efektif dalam
pembelajaran akan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang
sangat rendah. Rendahnya nilai pada penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat karena guru belum menggunakan teknik tertentu. Berdasarkan fakta yang
ada, ternyata guru masih menggunakan teknik lama dalam memberikan materi
kepada siswa yaitu menggunakan istilah “hutang dan membayar hutang” yang
justru menjadikan siswa bertambah bingung.
Rendahnya hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat bagi siswa kelas IV diharapkan setelah diberi tindakan-tindakan
tertentu akan meningkat secara tajam. Meningkatnya hasil belajar matematika
tersebut dapat dilihat dari nilai individual maupun nilai rata-ratanya. Apabila
sebelum penelitian nilai rata-rata pre tes ( tes tahap awal ) sangat rendah maka
diharapkan setelah dilakukan penelitian akan meningkat nilai rata-ratanya menjadi
6,00 atau lebih.
2
Kondisi guru yang sebelumnya menggunakan teknik lama (cara
konvensional dengan istilah “hutang dan membayar hutang”) dalam pengelolaan
pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di
kelas IV maka diharapkan nantinya menggunakan teknik tertentu yang lebih
memudahkan siswa dalam memahami konsep dan penyelesaian masalah serta
memanfaatkan alat peraga yang mendukung keberhasilan pembelajaran
matematika para siswa.
Dari kondisi awal yang ada sebagai suatu kenyataan yang harus dilakukan
tindakan tertentu untuk menuju satu harapan terdapat kesenjangan sebagai berikut
a. Prestasi atau hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong yang sangat rendah diharapkan
meningkat secara tajam.
b. Guru yang masih menggunakan teknik lama / konvensional dalam pengelolaan
pembelajarannya diharapkan akan menggunakan teknik tertentu dalam hal ini
adalah teknik “Jumping Rabbit” serta memanfaatkan alat peraga yang
mendukung keberhasilan.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
1. Rumusan masalah
Dari hasil identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang ada dapat
peneliti sampaikan rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu : “Apakah melalui
teknik jumping rabbit dapat meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong,
Kecamatan Belik Tahun Pelajaran 2009 /2010 ?”
2. Pemecahannya
Berdasarkan rumusan masalah di atas diduga melalui teknik jumping
rabbit dapat meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif
bagi siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa SD Negeri 03 Gombong
Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang.
2. Tujuan Khusus
Sedangkan yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif pada siswa kelas IV SD
Negeri 03 Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang pada semester genap
Tahun Pelajaran 2009/2010.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat dari penelitian tindakan kelas ini dapat peneliti rinci menjadi
beberapa manfaat antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang dapat diambil secara teoritis adalah sebagai berikut :
a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang hasil belajar matematika
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat
positif dan negatif melalui teknik jumping rabbit bagi siswa SD Negeri 03
Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang
b. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat bagi Siswa
1) Memperoleh pengetahuan baru tentang teknik jumping rabbit untuk
menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
2) Meningkatnya hasil belajar matematika pada materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat
3) Lebih termotivasi belajarnya
4) Mampu berkompetisi dengan teman sekelasnya
4
b. Manfaat bagi Guru
Manfaat dari penelitian ini yang dapat dirasakan bagi guru antara lain
:
1) Mampu mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan
serta tidak membosankan
2) Lebih mudah menanamkan konsep matematika kepada siswa
3) Lebih mudah mengelola kelas
4) Lebih mudah memotivasi serta memacu prestasi siswa
c. Manfaat bagi Sekolah
Bagi sekolah atau insitusi penelitian ini bermanfaat untuk :
1) Sebagai salah satu faktor dalam mengembangkan kurikulum Tingkat
satuan pendidikan
2) Menjadi salah satu faktor untuk menentukan kebijakan lebih lanjut dalam
hal mengembangkan potensi yang dimiliki
3) Menjadi salah satu arah dalam menentukan misi ke depan
d. Manfaat bagi Perpustakaan Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi perpustakaan sekolah adalah menambah
khasanah perbendaharaan referensi serta menjadi salah satu bahan kajian
kepustakaan bagi penelitian lainnya.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya
tentang “belajar”. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama
lain. Prof. Dr. Oemar Hamalik dalam bukunya “Proses Belajar Mengajar”
(2003:27) memberikan penjelasan tentang pengertian belajar sebagai berikut:
1. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melaluipengalaman
(learning is defined as the modification or strengthening of behavior through
experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat
akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian sangat
berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa
belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan – latihan
pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.
2. Sejalan dengan perumusan di atas, ada pula tafsiran lain tentang belajar yang
menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Dibandingkan dengan pengertian pertama maka jelas tujuan belajar itu
prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha
pencapaiannya. Pengertian menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan
lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman –
pengalaman belajar.
Jadi secara umum belajar dapat diartikan sebagai suatu proses terjadinya
perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman. Bahwa perubahan itu
terlihat (overt) atau tidak terlihat (covert), bertahan lama atau tidak, ke arah
positif atau negatif sebagai hasil pengalaman (berinteraksi dengan lingkungan).
6
2. Hakekat Pembelajaran
Sesuai dengan pengertian belajar secara umum bahwa belajar merupakan
suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku, maka
pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.
Ada beberapa aliran yang memberi definisi tentang pembelajaran, antara
lain :
a. Behavioristik
Pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang
diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan
stimulus dengan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap
latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement (penguatan)
b. Kognitif
Pembelajaran adalah cara guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari.
c. Gestmalt
Pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran
sedemikian rupa, sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya
(mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola bermakna)
d. Humanistik
Pembelajaran adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk memilih
bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan
kemampuannya (Max Darsono : 2001)
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Oemar
Hamalik (2003:32) diuraikan sebagai berikut:
1. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; siswa yang belajar melakukan
banyak kegiatan baik kegiatan nueral system, seperti melihat, mendengar,
merasakan, berpikir, kegiatan motoris, dan sebaginya maupun kegiatan-
kegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap,
7
kebiasaan, dan minat. Apa yang telah dipelajari perlu digunakan secara praktis
dan diadakan ulangan secara kontinyu di bawah kondisi yang serasi, sehingga
penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap.
2. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan relearning, recalling, dan
reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran
yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.
3. Belajar siswa lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan
kepuasaannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan.
4. Siswa yang belajar hendaknya mengetahui apakah ia berhasil atau gagal
dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan mendorong
belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan frustasi.
5. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman
belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan akan
diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.
6. Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian yang
telah dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar. Pengalaman
dan pengertian itu menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman
baru dan pengertian-pengertian baru.
7. Faktor kesiapan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan
kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Faktor kesiapan ini erat
hubungannya dengan masalah kematangan, minat, kebutuhan, dan tugas-tugas
perkembangan.
8. Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar
lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid
tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa
sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun
demikian, minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajr juga sulit untuk
berhasil.
9. Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh
dalam proses belajar. Badan yang lemah, lelah akan menyebabkan perhatian
8
tak mungkin akan melakukan kegiatan belajar yang sempurna. Karena itu
faktor fisiologis sangat menentukan berhasil atau tidaknya murid yang belajar.
10. Faktor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan
belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih
mudah mengingat-ingatnya. Anak yang cerdas akan lebih mudah berpikir
kreatif dan lebih cepat mengambil keputusan. Hal ini berbeda dengan siswa
yang kurang cerdas, para siswa yang lamban.
1. Hasil Belajar
Memperhatikan penjelasan di atas maka dapat peneliti simpulkan
bahwa hasil dari belajar adalah siswa memperoleh pengalaman baru yang
belum dialami atau dirasakan sebelumnya menuju suatu perubahan tingkah
laku baik tampak atau tidak tampak, sesaat atau bertahan lama, ke arah negatif
atau positif.
2. Hakekat Matematika
Dalam hal penulusuran hakekat matematika, maka kita harus tahu
tentang definisi matematika itu sendiri, sering muncul pertanyaan yang
sifatnya sangat mendasar, yaitu : “Apa yang dimaksud dengan matematika
itu?”, bagi guru yang mengajar matematika di tingkat Sekolah Dasar akan
kesulitan menguraikan jawaban atas pertanyaan itu. Definisi yang tepat dari
matematika tidak dapat diterapkan secara pasti dan singkat karena cabang-
cabang matematika makin lama makin bertambah dan makin bercampur satu
sama lainnya sehingga definisinya semakin sukar untuk dibuat.
Dalam bukunya Ruseffendi (1994 : 27) menjelaskan ada kelompok
ahli yang berpendapat bahwa matematika itu timbull karena pikiran-pikiran
manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran yang terbagi
menjadi empat wawasan yang luas, yaitu aritmatika, aljabar, geometri, dan
analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistik.
James and James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan
bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya
9
dengan jumlah yang banyak terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis, dan geometri (Ruseffendi, 1994 : 27)
Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa
matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang
logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol
dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide (gagasan) dari pada
mengenai bunyi; matematika adalah pengetahuan struktur yang
terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif
berdasarkan kepada unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan,
aksioma-aksioma, sifat-sifat, atau teori-teori yang telah dibuktikan
kebenarannya (Ruseffendi, 1994 : 28)
Matematika sebagai ilmu deduktif, mencari kebenaran dalam
matematika tidak dilakukan secara induktif melalui pengamatan atau
eksperimen belaka namun kebenaran yang diperoleh dari induktif yang
biasanya digeneralisasikan benar untuk semua keadaan tadi harus bisa
dibuktikan secara deduktif. Apabila kebenaran induktif tersebut tidak bisa
dibuktikan secara deduktif maka tidak bisa diterima kebenaran tersebut
menurut matematika.
Matematika sebagai bahasa, seni dan ratunya ilmu, matematika adalah
bahasa internasional, karena di setiap saat, di setiap jenjang sekolah dan di
setiap negara orang yang tahu tentunya akan mengerti apa yang dimaksud 3 +
6 = 9, log 10 = 1, 9 = 3 dan seterusnya. Bahasa matematika ini, untuk siapa
saja kapan saja dan di mana saja pasti akan mempunyai pengertian yang sama.
Jadi bahasa matematika merupakan bahasa yang universal dan berlaku secara
umum yang sudah disepakati secara internasional bagi mereka yang
mempelajari matematika, matematika memiliki unsur-unsur keteraturan,
keterurutan dan ketetapan (konsistensi) seperti halnya seni, indah dipandang
dan diresapi (Ruseffendi, 1994 : 35)
Jerome Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar matematika
akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep
10
dan struktur-struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan di
samping hubungan yang terkait antar konsep-konsep dan struktur-struktur.
Bruner mengemukakan bahwa dalam proses belajar siswa sebaiknya
diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Dengan
alat peraga tersebut, siswa dapat melihat langsung bagaiman keteraturan serta
pola yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya. Keteraturan
tersebut kemudian oleh siswa dihubungkan dengan keteraturan intuitif yang
telah melekat pada dirinya. Bruner sangat menyarankan keaktifan siswa dalm
proses belajar secara penuh. Lebih disukai lagi kalau proses ini berlangsung di
tempat yang khusus, yang dilengkapi dengan objek-objek untuk dimanipulasi
siswa.
Bruner mengemukakan bahwa dalam proses belajar matematika siswa
melewati 3 (tiga) tahap yaitu :
a. Tahap enaktif
Dalam tahap ini siswa secara langsung terlibat dalam memanipulasi objek
(benda-benda) konkrit.
b. Tahap ikonik
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan siswa berhubungan dengan
mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya.
Anak tidak langsung memanipulasi objek seperti yang dilakukan siswa dalam
tahap enaktif
c. Tahap simbolik
Dalam tahap ini siswa memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang
objek tertentu. Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek pada tahap
sebelumnya. Anak pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa
ketergantungan terhadap objek real (Ruseffendi : 1994)
3. Hasil Belajar Matematika pada Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Bulat
Dalam penelitian ini setelah siswa diberi tindakan dalam hal belajar
matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan
11
menggunakan teknik jumping rabbit maka siswa memperoleh pengalaman
baru tentang bagaimana menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Siswa mengalami perubahan
tingkah laku ke arah yang positif (lebih baik), tampak dalam kesehariannya
ketika menghadapi soal yang berhubungan dengan penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif
dengan dua atau lebih tanda operasi hitung. Siswa mampu mengerjakan soal
secara cepat, tepat dan akurat. Teknik yang baru dipelajari siswa mampu
bertahan lama dalam benaknya.
4. Pengertian Teknik Jumping Rabbit
Seperti sudah diuraikan dalam pembatasan masalah bahwa yang dimaksud
dengan teknik jumping rabbit adalah metode atau sistem mengerjakan soal
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat
positif dan negatif dengan dua atau lebih tanda operasi hitung dengan
peragaan seekor kelinci yang melompat-lompat menurut aturan tertentu.
5. Pemanfaatan Teknik Jumping Rabbit dalam Pembelajaran
Matematika
Dalam penelitian ini, peneliti memanfaatkan teknik jumping rabbit
(kelinci yang melompat) untuk membantu memudahkan siswa memahami
konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang melibatkan
bilangan bulat positif dan negatif dengan dua atau lebih tanda operasi hitung
menurut aturan-aturan tertentu. Siswa secara berkelompok memperagakan
seekor kelinci yang melompat menurut soal yang dihadapi. Di samping itu
siswa juga dituntun untuk menemukan prinsip-prinsip penyelesaian soal yang
cepat, tepat, cermat, akurat dan cerdas.
Karena siswa melakukan sendiri bagaimana menyelesaikan soal dengan
model permainan yang tidak membosankan maka siswa akan lebih termotivasi
belajarnya, apalagi dalam teknik ini siswa dituntut untuk dapat menemukan
sendiri prinsip-prinsip pengerjaan soal yang akan menjadi pedomannya.
12
B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang menjadi acuan adalah sebagaimana yang telah
dilaksanakan oleh Sarwono,S.Pd ( Guru SDN 01 Belik ) yang berjudul
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Bulat dengan Teknik Jumping Frog Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 01 Belik
Tahun Pelajaran 2008/2009.
C. Kerangka Pikir
Teknik jumping rabbit merupakan cara yang menurut peneliti sangat
tepat sebagai upaya meningkatkan hasil belajar Matematika penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV di SD Negeri 03 Gombong akan
lebih baik.
Pemahaman belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong Kecamatan Belik Kabupaten
Pemalang sangat rendah. Rendahnya nilai pada penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat karena guru belum menggunakan teknik tertentu. Berdasarkan
fakta yang ada, ternyata guru masih menggunakan teknik lama / konvensional
dalam memberikan materi kepada siswa yaitu menggunakan istilah “hutang dan
membayar hutang” yang justru menjadikan siswa bertambah bingung.
Berdasarkan kondisi awal di atas melalui teknik jumping rabbit dapat
meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif dengan dua atau lebih
tanda operasi hitung bagi siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong Tahun Pelajaran
2009 / 2010.
Dari kondisi sebelumnya guru perlu mengadakan penelitian melalui
teknik jumping rabbit. Dengan harapan melalui teknik jumping rabbit, hasil
belajar siswa meningkat, lebih aktif dan kreatif, sehingga hasil belajar menjadi
lebih baik Sebagaimana tergambar di bawah ini
13
Gb.Kerangka Pikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan alur kerangka berpikir di atas maka dapat peneliti berikan
satu hipotesis tindakan yaitu penggunaan teknik jumping rabbit dapat
meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat bagi siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
Kondisi Awal
Prestasi hasil belajar Matematika meningkat Siswa aktif dan kreatif
Kondisi Akhir
Tindakan Pembelajaran dengan Teknik Jumping Rabbit
Prestasi belajar rendah Siswa bingung
PembelajaranKonvensional
Siklus I Prestasi meningkat
Siklus II Upaya perbaikan dari siklus I, prestasi belajar makin baik
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dari bulan Januari sampai
dengan Juni 2010, penyusunan laporan hasil penelitian ini dilakukan dalam rangka
persyaratan Ujian Akhir Program ( UAP ) PJJ ICT S1 UNS Surakarta.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil tempat di SD Negeri 03
Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang.
B. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri
03 Gombong pada semester genap tahun pelajaran 2009 / 2010 sebanyak 22 anak
yang terdiri dari siswa laki-laki 8 anak dan siswa perempuan 14 anak
1. Sumber Data
Sumber data primer yang diambil adalah dari subjek penelitian yang
berkaitan dengan nilai hasil pre tes (tes tahap awal) maupun tes tahap II dan
seterusnya, termasuk data siswa kelas IV yang diambil dari daftar kelas
2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data pendukung, peneliti menggunakan teknik tes
yang terdiri dari tes pra siklus, tes siklus I dan tes siklus II.
b. Alat Pengumpulan Data
Sebagai alat pengumpulan data berkenaan dengan teknik tes yang
berbentuk data kuantitatif, maka peneliti menetapkan butir-butir soal baik
untuk pra siklus, tes siklus I , maupun tes siklus II. yang mana butir-butir soal
tes tersebut terlampir
15
3. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah analisis deskriptif
kuantitatif dengan memperbandingkan hasil dari tes pra siklus, tes siklus I
maupun tes siklus II, sementara itu yang diperbandingkan adalah nilai
individual dan nilai rata-rata kelasnya. penelitian ini dikatakan berhasil
memenuhi tujuan manakala perolehan nilai tes siswa baik perorangan
maupun dari rata-rata kelasnya meningkat sesuai target yang diharapkan.
4. Indikator Kinerja
Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini peneliti
tetapkan sebagai berikut :
1. Meningkatnya nilai tes siswa secara perorangan
2. Meningkatnya nilai rata-rata kelas sesuai target yang diharapkan yaitu
6,00 atau lebih
C. Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini secara prosedural menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut tahap-tahap pelaksanaannya.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti melakukan rancangan
sebanyak 2 (dua) siklus, yaitu :
Siklus I
1. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan kepada siswa, peneliti mempersiapkan
segala sesuatu yang mendukung kegiatan tersebut mulai dari merencakan
instrumen penelitian sampai penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Dalam kegiatan ini peneliti juga menyusun rencana apersepsi, kegiatan
inti, dan penutup.
2. Tindakan
Setelah perangkat penelitian dipersiapkan dengan baik, peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang disusun. Dalam pembelajaran
16
tersebut peneliti memberikan tindakan yang pertama kepada siswa yang
meliputi :
a. Menjelaskan kepada siswa bahwa ada cara atau teknik lain yang lebih
mudah dipahami dalam mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat
b. Memperkenalkan kepada siswa tentang teknik jumping rabbit
c. Menjelaskan tentang aturan yang dipakai dalam teknik jumping rabbit
d. Memberikan contoh dengan peragaan langsung cara menggunakan teknik
jumping rabbit untuk menyelesaikan soal
e. Siswa memperagakan teknik jumping rabbit
f. Menuntun siswa menemukan prinsip-prinsip pengerjaan yang akurat
g. Memberikan latihan secara berjenjang (mulai dari soal yang sederhana ke
soal yang lebih sulit)
Melaksanakan tes siklus I .
3. Observasi / Pengamatan
Selama siswa mengikuti program pembelajaran, aktifitas mereka diamati,
perubahan tingkah laku mereka juga diperhatikan agar tidak ada siswa yang
mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal dengan menggunakan teknik
jumping rabbit. Apabila masih ada siswa yang mengalami kesulitan, maka
siswa lain yang sudah menguasai teknik ini dapat membantu memberi
pemahaman.
4. Refleksi
Hasil dari pengamatan terhadap kemajuan belajar siswa dan perubahan
tingkah lakunya dianalisis untuk direfleksikan sehingga peneliti dapat
merencakan tindakan berikutnya dengan tepat.
Siklus II
1. Perencanaan
Hasil refleksi pada siklus I dijadikan pedoman oleh peneliti untuk
merencanakan tindakan yang tepat yang akan diberikan kepada siswa pada
siklus II ini, mempersiapkan RPP dan perangkat pendukung penelitian
lainnya.
17
2. Tindakan.
Setelah persiapan selesai, peneliti melaksanakan pembelajaran
sesuai RPP yang sudah disusun. Dalam kegiatan pembelajaran ini, peneliti
memberikan tindakan kepada siswa berupa :
a. Menegaskan kembali aturan yang dipakai pada teknik jumping rabbit
b. Mengulang kembali peragaan teknik jumping rabbit dalam menyelesaikan
soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sehingga siswa lebih
memahami
c. Menegaskan kembali prinsip-prinsip penyelesaian soal agar siswa tidak
lupa
d. Memberikan latihan soal secara berjenjang dari soal yang mudah ke soal
yang sulit.
Melaksanakan tes siklus II
3. Observasi / Pengamatan
Kondisi umum siswa harus diamati selama melaksanakan tindakan II ini
baik yang menyangkut aktifitas maupun kesehatannya, perubahan tingkah laku
yang ditunjukkan maupun penguasaan terhadap pemahaman konsep secara
benar.
4. Refleksi
Setelah melaksanakan tes siklus II, semua data yang dikumpulkan
dianalisis, dilakukan perbandingan terhadap kemajuan hasil belajar siswa.
Secara eksplisit kemajuan belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang
diperolehnya, mulai dari tes pra siklus , tes siklus I sampai tes siklus II .
Karena analisis data yang dipakai berbentuk deskriptif kuantitatif, maka
kesimpulan yang diambilpun berdasarkan analisis nilai peolehan siswa
tersebut.
18
Dari uraian tersebut dapat dibuat bagan sebagai berikut :
Gb. Prosedur Penelitian (Suharsimi Arikunto, Sugiyanto, 2009 : 12)
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
SIKLUS II
Pengamatan
Tindakan Selanjutnya
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
Perencanaan
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
1. Kondisi Awal
Hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong tahun pelajaran 2009 /2010
sangat rendah. Rendahnya hasil belajar matematika tersebut dapat dilihat dari
hasil tes pra siklus yang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2010. Dalam tes
pra siklus siswa kelas IV hanya mampu memperoleh nilai rata-rata (mean)
sebesar 40,45 suatu perolehan nilai rata-rata yang sangat memprihatinkan,
yang apabila dibiarkan maka sudah barang tentu akan berpengaruh buruk pada
hasil matematika pada semester genap kelak.
Kenyataan rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IV tersebut
lebih lanjut dapat dicermati dari tabel peolehan nilai Pra siklus di bawah ini.
Dari lampiran nilai pra siklus dapat dilihat dari frekuensi nilai
ketuntasan Matematika Pra Siklus di bawah ini
Tabel :Frekuensi Nilai Ketuntasan Matematika Pra Siklus
Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Gombong
No Interval
Nilai Frekuensi Prosentase Katagori
1 60 - 100 4 18,2% Tuntas
2 < 60 18 82,8 % Tidak Tuntas
Dari tabel Nilai Ketuntasan Matematika Pra siklus dapat ditunjukan
dalam bentuk Diagram
0
5
10
15
20
frekuensi
60-100
> 60
Gb. Diagram Batang Ketuntasan nilai Pra siklus
20
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, anak yang memperoleh nilai
dengan katagori tuntas ada 4 atau 18,2 % siswa sedangkan anak yang
memperoleh nilai dengan katagori belum tuntas ada 18 siswa atau 82,8 %.
2. Deskripsi Hasil Siklus I
Pada siklus I ini dapat peneliti uraikan kondisinya sebagai berikut :
a. Perencanaan
Adapun perencanaan siklus I dilaksanakan dalam waktu 30 menit
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
Fasilitas yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah:
1) Ruang belajar
2) Buku Pelajaran
- Buku pelajaran matematika kelas IV
c. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa
d. Menyiapkan Lembar evaluasi
e. Menyiapkan lembar observasi
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Awal :
a. Guru mengabsen siswa
b. Menanyakan kepada siswa apakah materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan
negatif sudah diberikan oleh guru kelasnya, menanyakan teknik apa
yang sudah dipelajari,
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
1. Membagi siswa menjadi dua kelompok yang masing-masing
kelompok akan bertindak sebagai lawan main bagi kelompok lain.
21
2. Menjelaskan kepada siswa tentang teknik lain yang lebih mudah
dipahami dalam mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat.
3. Menjelaskan teknik jumping rabbit utuk mengerjakan soal
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
4. Menjelaskan aturan yang dipakai dalam menggunakan teknik jumping
rabbit.
5. Mendemonstrasikan penggunaan teknik jumping rabbit dalam
mengerjakan soal disertai contoh.
6. Siswa berlatih dengan bimbingan guru menyelesaikan soal
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan
teknik jumping rabbit.
7. Melaksanakan tes Siklus I
8. Menganalisis hasil tes Siklus I
c. Pengamatan / Observasi
Pengamatan atau observasi adalah proses di mana teman sejawat
memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran yang disampaikan oleh
guru. Di sini teman sejawat akan melakukan pengamatan dan penilaian pada
lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hal-hal yang akan dinilai
dalam pengamatan meliputi :
a. Pra pembelajaran
b. Kegiatan Membuka Pelajaran
c. Kegiatan Inti Pembelajaran
1. Pelaksanaan materi pelajaran
2. Strategi pola pembelajaran
3. Pemanfaatan media pembelajaran
4. Penilaian proses dan hasil belajar
5. Penggunaan media.
Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam proses
belajar mengajar meliputi :
22
a. Banyaknya siswa yang bertanya (dilihat dari jumlah anak yang tunjuk jari
untuk bertanya)
b. Banyak siswa yang menjawab pertanyaan (dilihat dari partisipasi/tunjuk jari
siswa untuk menjawab)
c. Banyak siswa yang ingin maju ke depan kelas.
d. Banyak siswa yang mengerjakan tugas
e. Banyak siswa yang melamun
f. Banyak siswa yang mengerjakan tugas lain
g. Banyak siswa yang mengganggu teman
h. Banyak siswa yang keluyuran di luar kelas
Untuk lebih jelasnya, bentuk format lembar observasi dapat dilihat pada
bagian hasil penelitian dan lampiran tabel nilai siklus I.
Dari hasil pengamat yang dilakukan peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung saat siswa kelas IV mengikuti tes pada Siklus I,
tingkat perkembangan dari belajar mereka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Siswa yang sudah memahami teknik jumping rabbit ada 6 (enam) anak atau
27,3 %
b. Siswa yang cukup paham dengan teknik jumping rabbit ada 10 (sepuluh)
anak atau 45,4 %
c. Siswa yang masih bingung dan belum paham dengan teknik jumping rabbit
ada 6 ( enam ) anak atau 27,3 %
d. Nilai rata-rata perorangan terendah 40
e. Nilai rata-rata peorangan tertinggi 100
f. Nilai rata-rata kelas 65,9
g. Siswa yang tuntas menurut KKM yang disepakati ada 15 anak atau 68,2 %
h. Siswa yang belum tuntas menurut KKM yang disepakati ada 7 anak atau
31,8 %
Dari tabel di atas dapat dilihat dari frekuensi nilai ketuntasan
Matematika Siklus I di bawah ini
23
Frekuensi Nilai Ketuntasan Matematika Siklus I
Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Gombong
No Interval
Nilai Frekuensi Prosentase Katagori
1 60 - 100 15 68,2% Tuntas
2 < 60 7 31,8 % Tidak Tuntas
Dari tabel Nilai Ketuntasan Matematika siklus I dapat ditunjukan dalam
bentuk Diagram
0
24
68
1012
14
16
frekuensi
60-100> 60
Gb. Diagram Batang Ketuntasan nilai siklus I
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, anak yang memperoleh nilai
dengan katagori tuntas ada 15 atau 68,2 % siswa sedangkan anak yang
memperoleh nilai dengan katagori belum tuntas ada 7 siswa atau 31,8 %.
d. Refleksi
Dari hasil pengamatan terhadap perkembangan dan kemajuan belajar
siswa, begitu juga dari perolehan nilai siswa pada tes siklus I sudah
merefleksikan satu indikasi adanya peningkatan prestasi yang sangat berarti.
Hal ini bisa dilihat dari perolehan nilai pada tes Siklus I baik perolehan nilai
dengan katagori ketuntasannya , nilai cara perorangan maupun rata-rata
kelasnya.
24
Secara individu siswa mengalami peningkatan terlihat dari nilai yang
diperoleh dibandingkan dengan nilai pra siklus, begitu juga nilai rata-rata
kelas yang mencapai 65,9 secara empirik sudah membuktikan keberhasilan.
Walupun demikian kenyataan yang ada, namun peneliti belum berani
menyimpulkan bahwa penggunaan teknik jumping rabbit sudah berhasil
dengan baik sesuai harapan.
Penelitian ini harus diteruskan pada tahapan berikutnya yaitu
melaksanakan siklus II sehingga pengambilan kesimpulan seperti apa yang
diuraikan pada hipotesis tindakan dapat dipertanggung- jawabkan. Tindakan
yang akan dilakukan sangat bergantung pada hasil siklus pertama. Karena
peneliti memandang bahwa hasil siklus pertama menunjukkan pengaruh yang
besar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV, maka tindakan
berikutnya lebih bersifat sebagai pemantapan terutama memantapkan prinsip-
prinsip pengerjaan soal yang memang besar sekali manfaatnya bagi siswa.
3. Deskripsi Hasil Siklus II
a. Perencanaan
Adapun perencanaan siklus I dilaksanakan dalam waktu 30 menit
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
Fasilitas yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah:
1) Ruang belajar
2) Buku Pelajaran
- Buku pelajaran matematika kelas IV
c. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa
d. Menyiapkan Lembar evaluasi
e. Menyiapkan lembar observasi
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Awal :
a. Guru mengabsen siswa
25
b. Menanyakan kepada siswa apakah materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif sudah
diberikan oleh guru kelasnya, menanyakan teknik apa yang sudah
dipelajari,
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti :
1. Membagi siswa menjadi dua kelompok yang masing-masing kelompok
akan bertindak sebagai lawan main bagi kelompok lain.
2. Menegaskan kembali aturan yang dipakai pada teknik jumping rabbit.
3. Menuntun siswa menemukan prinsip-prinsip pengerjaan yang akurat
4. Memberikan latihan secara berjenjang (mulai dari soal yang sederhana
dengan satu tanda operasi hitung ke soal yang agak rumit dengan dua tanda
operasi hitung, dari soal yang mudah ke soal yang lebih sulit)
5. Melaksanakan tes Siklus II
6. Menganalisis hasil tes Siklus II
7. Mengadakan refleksi terhadap kegiatan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung di mana kekurangan dan kelemahan siswa yang masih perlu
dibenahi
c. Pengamatan / Observasi
Pengamatan atau observasi adalah proses di mana teman sejawat
memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran yang disampaikan oleh
guru. Di sini teman sejawat akan melakukan pengamatan dan penilaian pada
lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hal-hal yang akan dinilai
dalam pengamatan meliputi :
a. Pra pembelajaran
b. Kegiatan Membuka Pelajaran
c. Kegiatan Inti Pembelajaran
1. Pelaksanaan materi pelajaran
2. Strategi pola pembelajaran
3. Pemanfaatan media pembelajaran
4. Penilaian proses dan hasil belajar
26
5. Penggunaan media.
Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam proses
belajar mengajar meliputi :
a. Banyaknya siswa yang bertanya (dilihat dari jumlah anak yang tunjuk jari
untuk bertanya)
b. Banyak siswa yang menjawab pertanyaan (dilihat dari partisipasi/tunjuk jari
siswa untuk menjawab)
c. Banyak siswa yang ingin maju ke depan kelas.
d. Banyak siswa yang mengerjakan tugas
e. Banyak siswa yang melamun
f. Banyak siswa yang mengerjakan tugas lain
g. Banyak siswa yang mengganggu teman
h. Banyak siswa yang keluyuran di luar kelas
Untuk lebih jelasnya, bentuk format lembar observasi dapat dilihat pada
bagian hasil penelitian dan lampiran tabel nilai siklus II.
Dari hasil pengamat yang dilakukan peneliti selama proses
pembelajaran pada siklus II serta selama diberikan tindakan kedua, begitu juga
pada saat siswa kelas IV mengikuti ulangan harian sebagai latihan, tingkat
perkembangan dari belajar mereka dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Siswa yang sudah memahami, hafal prinsip serta memiliki kemampuan
berhitung yang bisa diandalkan ada 17 anak atau 77,3%
b. Siswa yang sudah memahami, hafal prinsip serta memiliki kemampuan
berhitung yang cukup ada 3 anak atau 13,6 %
c. Siswa yang sudah memahami, hafal prinsip tapi memiliki kemampuan
berhitung rendah ada 2 anak atau 9,1 %
d. Nilai rata-rata terendah perorangan 50
e. Nilai rata-rata tertinggi perorangan 100
f. Nilai rata-rata kelas 84,09
g. Siswa yang tuntas menurut KKM yang disepakati ada 20 anak atau 91 %
h. Siswa yang belum tuntas berdasarkan KKM yang disepakati ada 2 anak
atau 9 %
27
0
5
10
15
20
25
frekuensi
60-100
> 60
Dari tabel di atas dapat dilihat dari frekuensi nilai ketuntasan
Matematika Pra Siklus di bawah ini
Frekuensi Nilai Ketuntasan Matematika Siklus II
Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Gombong
No Interval
Nilai Frekuensi Prosentase Katagori
1 60 - 100 20 91 % Tuntas
2 < 60 2 9 % Tidak Tuntas
Dari tabel Nilai Ketuntasan Matematika siklus I dapat ditunjukan dalam
bentuk Diagram
Gb. Diagram Batang Ketuntasan nilai siklus II
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, anak yang memperoleh
nilai dengan katagori tuntas ada 20 atau 91 % siswa sedangkan anak yang
memperoleh nilai dengan katagori belum tuntas ada 2 siswa atau 9 %.
d. Refleksi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan Tes Siklus II
yang diberikan, baik nilai yang diperoleh dengan katagori ketuntasannya, nilai
secara perorangan maupun melihat pada nilai rata-rata kelasnya sudah dapat
menggambarkan suatu keberhasilan yang memuaskan.
28
Berdasarkan pada perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 84,09 dari hasil
tes Siklus II yang melampui ketentuan indikator kinerja yang ditetapkan
sebesar 58,5 berarti menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari
penggunaan teknik jumping rabbit terhadap peningkatan hasil belajar
matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV.
Dari analisis data keseluruhan sebagai perwujudan adanya kebenaran
empirik, penelitian ini menunjukkan satu hasil yang sesuai dengan harapan.
Adapun hasil penelitian ini mencerminkan bahwa penggunaan teknik jumping
rabbit dapat meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV. Hal ini terbukti dengan
meningkatnya nilai yang diperoleh siswa baik secara perorangan maupun rata-
rata kelasnya karena peningkatan perolehan nilai siswa diatas KKM menjadi
indikator utama bagi keberhasilan penelitian ini.
B. Pembahasan Siklus dan Antar Siklus
Agar dapat memperoleh gambaran yang utuh dari kegiatan penelitian
yang dilakukan kiranya tidak ada salahnya apabila peneliti membahas kembali
secara singkat kondisi tiap siklus. Dengan pembahasan ulang ini dapat dibuat
suatu perbandingan yang mendekati kenyataan di lapangan, sehingga pada
akhirnya kesimpulan empirik dapat dipertanggungjawabkan.
Pada kondisi awal sebelum penelitian dilakukan nilai rata-rata kelas
hasil pra Siklus sebesar 40,45 dengan katagori siswa yang memperoleh nilai
tuntas ada 4 siswa dan yang tidak tuntas ada 18 siswa ,di mana menurut hemat
peneliti sendiri pencapaian nilai sebesar itu sangat memprihatinkan, namun
pada hasil tes Siklus II nilai rata-rata meningkat tajam sebesar 65,9 dengan
katagori nilai siswa yang tuntas ada 15 dan yang tidak tuntas ada 7 siswa
sehingga mampu melampui target yang ditetapkan dalam indikator kinerja.
Setelah siswa mendapat pemantapan siswa lebih termotivasi
belajarnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata pada hasil
tes Siklus II yang lebih meningkat lagi dari pada hasil tes Siklus I yaitu
sebesar 84,09 dengan katagori siswa yang tuntas ada 20 siswa dan yang tidak
29
0
5
10
15
20
25
frekuensi
Pra Siklus Tuntas
Pra Siklus Tdk Tuntas
Siklus I TuntasSiklus I Tdk Tuntas
Siklus 2 Tuntas
Siklus 2 Tdk Tuntas
tuntas ada 2 siswa, ini suatu prestasi yang memuaskan. Hasil selengkapnya
dari gambaran keadaan tadi pada lampiran tabel perbandingan nilai tes tiap
siklus.
Memperhatikan tabel perbandingan nilai tiap siklus di atas dapat
dicermati lebih jauh bahwa :
a. secara perorangan nilai siswa mengalami kenaikan
b. secara klasikal nilai rata-rata juga mengalami kenaikan
Berdasarkan data di atas menunjukkan adanya manfaat yang nyata dari
penggunaan teknik jumping rabbit untuk meningkatkan hasil belajar
matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV.
Frekuensi Nilai Perbandingan Ketuntasan Matematika Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II
Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Gombong
N
o
Interval
Nilai
Nilai Pra Siklus Nilai Siklus I Nilai Siklus II
Frekuen
si
Prosenta
se
Frekuen
si
Prosenta
se
Frekuen
si
Prosentas
e
60 - 100 4 18,2% 15 68,2% 20 91 %
< 60 18 82,8 % 7 31,8 % 2 9 %
Dari tabel Nilai Ketuntasan Matematika Pra Siklus ,siklus I
dan Siklus II dapat ditunjukan dalam bentuk Diagram
Gb. Diagram Batang Ketuntasan nilai Pra siklus , Siklus I dan Siklus II
30
Dari diagram diatas menunjukan bahwa nilai yang diperoleh siswa adalah sbb :
1. Perolehan nilai Pra Siklus, siswa yang memperoleh nilai tuntas ada 4 siswa,
yang tidak tuntas ada 18 siswa
2. Perolehan nilai Siklus I siswa yang memperoleh nilai tuntas bertambah
menjadi 15 siswa, dan yang tidak tuntas 7 siswa.
3. Perolehan nilai Siklus II siswa yang memperoleh nilai tuntas bertambah lagi
20 siswa, yang tidak tuntas ada 2 siswa. Hal ini menunjukan suatu
keberhasilan dari penggunaan teknik jumping rabbit dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada siswa SD Negeri 03 Gombong tahun pelajaran
2009 / 2010.
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data seperti yang sudah diuraikan pada bab
sebelumnya, di mana nilai rata-rata kelas dari pra siklus sebesar 40,45 meningkat
pada tes Siklus I menjadi 65,9 bahkan kemudian meningkat lagi pada hasil tes
Siklus II menjadi 84,09 maka dapat disimpulkan bahwa “penggunaan teknik
jumping rabbit dapat meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SD Negeri 03 Gombong tahun
pelajaran 2009/2010”
B. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini direkomendasikan kepada para pengambil
kebijakan di bidang pendidikan untuk :
1. Menentukan kebijakan teknis bidang pendidikan yang dapat lebih
menggairahkan kelangsungan hidup pendidikan itu sendiri mengingat bidang
pendidikan merupakan prioritas utama pembangunan nasional
2. Menentukan kebijakan bagi pengembangan kurikulum pendidikan dasar
terutama untuk pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
3. Memacu profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan sehingga dalam
menekuni dunia pendidikan memiliki dedikasi, komitmen serta konsistensi
yang bisa dibanggakan
C. Saran
1. Kepala Sekolah
Hendaknya para Kepala Sekolah setiap jenjang pendidikan memberi
kesempatan serta memotivasi guru untuk melakukan PTK yang sangat
bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan yang dikelolanya.
2. Guru
Kepada para guru, peneliti sarankan agar tetap konsisten dan komitmen
terhadap tugas serta kewajiban, senantiasa melakukan tindakan-tindakan
32
yang bersifat inovatif dalam pembelajaran yang dikelola yang bermanfaat
bagi peningkatan prestasi belajar siswa-siswanya.
3. Siswa
Kepada para siswa, dapat peneliti berikan saran agar selalu memacu diri
sehingga timbul motivasi serta semangat belajar yang tinggi demi
peningkatan prestasi belajarnya.
33
DAFTAR PUSTAKA
Max Darsono dkk.2001.Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Oemar Hamalik, 2003, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara
Ruseffendi dkk . 1994 . Pendidikan Matematika 3 . Jakarta : Depdikbud
Sukahar dan Siti M Amin . 2001 .Matematika 6 Mari Berhitung untuk Sekolah Dasar Kelas 6, Jakarta : Depdiknas
Tim Penyusun Kamus . 2002 . Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta : Balai Pustaka
, 1993 . Kurikulum Pendidikan Dasar . Jakarta : Depdikbud
, 1999 . Kurikulum Sekolah Dasar 1994 yang Disempurnakan, Jakarta : Depdikbud
, 2003 . Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta : Depdiknas
, 2006 Kurikulum 2006 Standar Isi, Standar Kompetens, Kompetensi Dasar, Standar Kelulusan Mapel untuk SD/MI. Jakarta : BSNP