Upload
others
View
11
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SISTEM
TATA SURYA MENGGUNAKAN MEDIA REALIA (PADA
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2018/2019)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Umi Lutfiyah
NIM: 23060150055
PROGAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SISTEM
TATA SURYA MENGGUNAKAN MEDIA REALIA (PADA
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Umi Lutfiyah
NIM: 23060150055
PROGAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN
KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Umi Lutfiyah
NIM : 23060-15-0055
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan ( FTIK)
Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. pendapat
atastemuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah. Dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh e-
repository IAIN salatiga tanpa menutut konsekuensi apapun. Demikian surat
pernyataan saya buat.
vi
vii
MOTTO
يرفعاللهالذينآمنوامنكموالذينأوتواالعلمدرجاتواللهبماتعم...
لونخبير
“... Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa dejarat. Dan Allah Maha Teliti apa yang
kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadalah ayat 11).
“Pengetahuan adalah senjata paling hebat untuk mengubah dunia”
(Nelson Mandela)
“Sekali kamu berhenti belajar, kamu mulai sekarat”
(Albert Einstein)
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT dan atas
dukungan serta doa dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Maka dengan ketulusan hati
dan penuh kasih sayang kupersembahkan skripsi ini kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta serta adikku, Bapak Nur Kolis dan Ibu Haryani serta
adik Fauzi Ihsan dan semua keluargaku, yang selalu memberikan kasih
sayang, pengorbanan yang sungguh luar biasa, memberikan motivasi dan
semangat dikala penulis merasa putus asa.Memberikan dukungan yang tak
ada habisnya kepada penulis tidak hanya dari segi materi tetapi juga semangat
dan doa.
2. Dosen Pembimbing Skripsi Bapak Roko Patria Jati, M.Pd, yang selalu sabar
membimbing dan juga memberikan nasihat-nasihat, dukungan, motivasi.
3. Dosen-dosen Tadris IPA yang selalu sabar memberikan ilmu selama ini.
4. Almamaterku tercinta IAIN Salatiga yang telah menjadi tempat penulis
menimba ilmu sehingga penulis mendapatkan pengalaman yang luas dan
menjadikan seorang yang mampu berpikir lebih maju.
5. Keluarga besar SMP Negeri 10 Salatiga, terimakasih telah membantu
memberikan tempat dalam berlangsungnya penelitian skripsi ini.
6. Teman-teman seperjuangan Tadris IPA angkatan 2015 yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan
skripsiini.
ix
7. Pengasuh, Pembimbing, dan seluruh santriwati Pondok Pesantren Ar-Rois,
yang juga memberikan doa dan semangat kepada penulis.
8. Teman-temanku (Iin, Anis Nur Arifah, Ulfa, Puput, Anggi, Maulida,
Nurhayati dan temanku lainnya) yang selalu menemani dan memberikan
dukungan dalam penyusunan dan berlangsungnya penelitian ini.
9. Keluarga kecil PPL SMP Negeri 10 Salatiga dan KKN posko 77 Desa
Ngablak Wonosegoro yang juga selalu memberikan motivasi.
10. Dan semua teman-temanku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Terima kasih semuanya.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada
Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-
Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi
Khulafaur Rasyidin Dengan Metode Word Square Pada Siswa Kelas VII B
SMP Negeri Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019, ini dengan baik dan
lancar.
Tidak lupa Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta
para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang
mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat
manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni
dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan
dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
xi
3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd., selaku Ketua Progam Studi
Tadris Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Ibu Anggun Zuhaida, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing
5. Akademik.
6. Bapak Roko Patria Jati M. Pd., selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan
waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
7. Ibu Yati Kurniawati, M. Pd., selaku Kepala SMP Negeri 10 Salatiga
yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
8. Ibu Ima Ari Handayani M.Pd, selaku guru Pendidikan Agama Islam
yang senantiasa sabar dalam membantu penelitian.
9. Prof. Dr. Mansur, M. Ag. selaku Pengasuh Pondok Pesantren Ar-
Rois.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 30 Juli 2019
Penulis
Umi Lutfiyah
xii
ABSTRAK
Lutfiyah, Umi. 23060150055. Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Sistem
Tata Surya Menggunakan Media Realia (Pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi.Program Studi
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
KeguruanInstitut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Roko
Patria Jati, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Media Realia dan Sistem Tata Surya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
materi system tata surya menggunakan media realia pada siswa kelas VII-C SMP
Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas(PTK) dengan
langkah-langkah yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi pada setiap siklusnya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII
SMP Negeri 10 Salatiga yang terdiri dari13 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan.Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan
dokumentasi.Analisis data yang digunakan peneliti adalah pencapaian nilai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan ditandai dengan peningkatan
Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data
sebagai berikut: Standar KKM mata pelajaran IPA adalah 75, pada hasil pra siklus
terdapat 6 (24%) siswa tuntas belajar, dan 19 (76%) siswa belum tuntas belajar
dengan rata-rata nilai kelas 58,4; setelah menggunakan metode pembelajaran
Discovery Learning dan media Realia, diperoleh data siklus I dari hasil tes terjadi
peningkatan hasil belajar terdapat 13 (52%) siswa tuntas belajar dan 12 (48%)
siswa belum tuntas belajar dengan rata-rata nilai kelas 60,2. Siklus II pada hasil
tes terdapat 24 (96%) siswa tuntas belajar, dan 1 (4%) siswa belum tuntas belajar
dengan rata-rata nilai kelas 88.Pada siklus II ini, penelitian dihentikan karena
indikator keberhasilan siswa secara klasikal telah mencapai 85%.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL.. ...................................................................................................... i
GAMBAR BERLOGO .................................................................................. ii
HALAMAN JUDUL .................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ......................... v
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
ABSTRAK .................................................................................................. xii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvii
DAFTAR DIAGRAM .............................................................................. xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xx
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ......................... 5
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
E. Definisi Operasional ................................................................... 7
F. Metode Penelitian ....................................................................... 9
xiv
1. Rancangan Penelitian ............................................................. 9
2. Subjek Penelitian .................................................................. 10
3. Langkah-langkah Penelitian ................................................. 10
4. Instrumen Penelitian ............................................................. 12
5. Pengumpulan Data ............................................................... 12
6. Analisis Data ........................................................................ 13
H. Sistematika Penulisan .............................................................. 14
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ........................................................................ 16
1. Belajar ........................................................................... 16
2. Ciri-Ciri Belajar ............................................................. 17
3. Tujuan Belajar ................................................................ 18
4. Unsur-Unsur Belajar ...................................................... 19
5. Prinsip-Prinsip Belajar ................................................... 21
6. Pengertian Hasil Belajar ................................................. 22
7. Jenis-Jenis Hasil Belajar ................................................ 23
8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........ 27
B. Hakikat IPA ......................................................................... 27
1. Pengertian IPA ............................................................... 27
2. Tujuan IPA ..................................................................... 27
3. Ruang Lingkup IPA ....................................................... 28
C. Sistem Tata Surya ................................................................ 29
1. Pengertian Sistem Tata Surya ....................................... 30
2. Kondisi Bumi ................................................................ 34
3. Kondisi Bulan................................................................. 36
xv
4. Gerhana ......................................................................... 39
D. Media Realia......................................................................... 40
1. Pengertian Media............................................................ 40
2. Pengertian Media Realia .................................................... 44
3. Fungsi Media Realia....................................................... 45
4. Tahapan-Tahapan Penggunaan Media Realia ................ 45
5. Kelebihan dan Kelemahan Media Realia ....................... 46
E. Metode Pembelajaran DiscoveryLearning............................ 50
1. Pengertian Metode DiscoveryLearning .......................... 50
2. Tujuan Metode DiscoveryLearning ............................... 51
3. Langkah-Langkah Metode DiscoveryLearning ............. 52
4. Kelebihan Metode DiscoveryLearning .......................... 53
5. KelemahanMetode DiscoveryLearning.......................... 54
F. Kajian Penelitian Yang Relevan ........................................... 54
BAB III METODE PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 10 Salatiga ................................ 56
1.Identitas Sekolah .................................................................... 56
2. Keadaan Guru dan Karyawan SMP Negeri 10 Salatiga ........ 56
3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 10 Salatiga .................... 60
4. Ekstrakurikuler ...................................................................... 62
B.Subjek Penelitian .......................................................................... 63
C. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 64
1. Deskripsi Siklus I .................................................................. 64
2. Deskripsi Siklus II ................................................................. 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
xvi
A.Deskripsi Paparan Per Siklus ...................................................... 73
1. Pra Siklus ................................................................................. 73
2. Siklus I ..................................................................................... 75
3. Siklus II.................................................................................... 79
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 83
1. Siklus I ..................................................................................... 83
2. Siklus II.................................................................................... 84
3. Peningkatan Jumlah Siswa Mencapai KKM Per Siklus .......... 84
4. Nilai Rata-Rata Per Siklus ....................................................... 86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 88
B. Saran ............................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 92
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan SMP Negeri 10 Salatiga ..................... 56
Tabel 3.2 Cabang Kegiatan Ekstrakurikuler SMP Negeri 10 Salatiga ........ 62
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas VII C SMP Negeri 10 Salatiga ....................... 63
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ..................................................... 73
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ......................................................... 75
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus I ....................................... 77
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa siklus II ........................................................ 79
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus II ..................................... 81
Tabel 4.6Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Per Siklus....... 85
Tabel 4.7 Nilai Rata-Rata Per Siklus .......................................................... 86
xviii
TABEL DIAGRAM
Diagram 4.1 Diagram ketuntasan siswa dari Pra Siklus sampai siklus II .... 86
Diagram 4.2 Diagram Data Nilai Rata-Rata Kelas Per Siklus ..................... 87
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahap-Tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ...................... 11
Gambar 2.1 Contoh Media Tiruan ............................................................... 48
Gambar 2.2 Contoh Media Specimen .......................................................... 48
Gambar 2.3 Contoh Media Peta Timbul ...................................................... 49
Gambar 2.4 Contoh Media Boneka .............................................................. 49
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pembelajaran Siklus I ..................................... 93
Lampiran 2 : Rencana Pembelajaran Siklus II .................................. 101
Lampiran 3 : Lembar Kerja Kelompok Siklus I................................ 111
Lampiran 4 : Lembar Kerja Kelompok Siklus II .............................. 113
Lampiran 5 : Soal Evaluasi Siklus I .................................................. 115
Lampiran 6 : Soal Evaluasi Siklus II................................................. 116
Lampiran 7 : Daftar Nilai Siklus I..................................................... 117
Lampiran 8 : Daftar Nilai Siklus II ................................................... 118
Lampiran 9 : Instrumen Observasi Siswa Siklus I ............................ 119
Lampiran 10 : Instrumen Observasi Siswa Siklus II ........................... 121
Lampiran 11 : Gambar Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ............ 123
Lampiran 12 : Lembar Konsultasi....................................................... 129
Lampiran 13 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi ................................ 131
Lampiran 14 :Surat Izin Penelitian ..................................................... 132
Lampiran 15 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........... 133
Lampiran 16 : Daftar SKK .................................................................. 134
Lampiran 17 : Daftar Riwayat Hidup.................................................. 138
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan sangat berperan penting di era globalisasi saat
ini. Tanpa bekal ilmu yang cukup, maka orang akan semakin jauh
tertinggal tergilas zaman. Peranan pendidikan sangat berpengaruh bagi
proses pembangunan dan kemajuan dalam menanggapi tantangan masa
depan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diawal revolusi
industri 4.0 menjadi babak perkembangan proses belajar mengajar di
dalam kelas. Bagaimanapun dalam perkembangannya, pendidikan di
Indonesia senantiasa harus menghadapi beberapa masalah disetiap
tahapnya. Khususnya dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di
Indonesia.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Indonesia juga
penting, karena pendidikan IPA dapat menjadikan sarana untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.Khususnya pada jenjang
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan adanya
pendidikan IPA, diharapkan para siswa dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari dan dapat memberikan kesadaran sejak dini bahwa
alam semesta ini perlu dijaga serta dilestarikan. Maka dari itu, peran dari
orang tua, teman, lingkungan sekitar dan terutama guru di sekolah sangat
berpengaruh dalam pemahaman siswa.
2
Guru dituntut berperan aktif dan kreatif agar pembelajaran di
dalam kelas tidak membosankan. Maka dari itu, guru dituntutuntuk
mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah dan alat-alat
sesuai dengan perkembangan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat
menggunakan media yang murah dan efisien meskipun sederhana
(Cahyono, 2019:1).
Media pembelajaran adalah media-media yang digunakan dalam
pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana
pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa).
Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu
bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika
program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi
itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru
(Cahyono, 2019:2).
Dengan perubahan zaman yang semakin maju dan modern,
semestinya dibarengi dengan pengadaan dan penemuan media pendidikan
yang modern dan dapat diterapkan pada pendidikan. Untuk itu, guru
dituntut untuk bisa menggunakan media pendidikan sebagai alat pelajaran,
mengembangkan media, memperbaharui media pendidikan yang sudah
ada, dan senantiasa mencari terobosan mengadakan media pendidikan
yang belum ada menjadi ada (Nurmaidah, 2016: 44).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan beberapa siswa
mengenai proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) padatanggal
3
l5Maret2019diketahuiadabeberapafaktorpermasalahanyangmenjadipenyeb
abberkurangnyahasilbelajarsiswaantaralaindarifaktorsiswasendiri,guru,ma
upunlingkungansekitar.Kurangnya minat belajarIPA dalam diri siswa
menjadi salah satu faktor rendahnya hasil belajar siswa. Faktor dalam diri
siswa seperti seringnya bermain sendiri dengan teman sejawat saat
pembelajaran berlangsung, juga menjadi pemicunya. Tidak hanya itu,
Kurangnya variasi media pembelajaran guru dan metode pembelajaran
yang digunakan juga merupakan faktor utama penentu keberhasilan proses
belajar mengajar. Volume suara guru yang kurang dalam penyampaian
materi membuat siswa kurang paham sehingga siswa merasa mengantuk
saat pembelajaran berlangsung.
Setelah peneliti melihat masalah yang terjadi di kelas VII C SMP
Negeri 10 Salatiga, peneliti memiliki alternatif solusi yang tepat untuk
memecahkan masalah tersebut yaitu dengan merubah metode
pembelajaran selama ini yaitu metode ceramah, menjadimetode Discovery
Learning disertai media pebelajaran Realia agar dapat meningkatkan daya
tarik siswa untuk belajar IPA khususnya pada materi sistem tata surya
yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Peneliti
melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu kegiatan penelitian
yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-
masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan
hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran
4
demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran(Widayati, Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia, No. 2, 2008: 89).
Dikarenakan Guru Mata Pelajaran IPA di SMP Negeri 10 Salatiga
tidak dapat menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning dan
media pembelajaran Realia, maka di sini peneliti bertindak sebagai pelaku
perubahan. Dan peneliti merasatertantang untuk menjadikan pembelajaran
yang dapat mengajak siswa seolah-olah terjun langsung dalam kehidupan
nyata. Penggunaan media dan metode yang tepat akan sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Selain itu juga diiringi dengan pendekatan-
pendekatan yang mendukung pembelajaran. Untuk itu peneliti
menawarkan penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA
materi sistem tata surya. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindkaan kelas dengan judul “PeningkatanHasilBelajar Siswa
Materi Sistem Tata Surya Menggunakan Media Realia(Pada Siswa Kelas
VII SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu apakah penggunaan
media realia dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi sistem tata
surya kelas VII SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
C. Tujuan Penelitian
5
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa materi sistem tata surya
kelas VII SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara dari suatu
masalah hingga terbukti kebenarannya melalui pengumpulan data-data
untuk memecahkan masalah tersebut.
Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul” (Arikunto,2010:110).
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis
adalah dugaan sementara dari suatu rumusan masalah yang masih perlu
diuji kebenarannya. Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis
yaitu melalui media realia dapat meningkatkan hasil belajar siswa
materi sistem tata surya kelas VII SMP Negeri 10 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan media realia dalam kegiatan belajar mengajar
dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator
yang dipakai peneliti dalam hal ini adalah KKM mata pelajaran IPA di
SMP Negeri 10 Salatiga. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
6
a. SecaraIndividu
Siswa diharapkan dapat mencapai skor lebih dari 64 dalam
materi sistem tata surya.
b. Secara Klasikal
Secara klasikal siswa dinyatakan berhasil apabila dalam satu
kelas tersebut siswa yang mendapatkan skor ≥ 64 mencapai
persentase yang telah ditentukan yaitu sebesar 85 %. Jadi, dapat
dikatakan bahwa 85% dari siswa yang berada dalam kelas tersebut
telah tuntas mencapai KKM kelas.
E. ManfaatPenelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua kalangan, baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. ManfaatTeoritis
Hasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikanvariatifdalampe
nggunaan mediapembelajaranuntukmeningkatkanhasilbelajar IPA
materi sistem tata surya. Dan juga diharapkan dapat menarik minat
siswa dalam pembelajaran IPA.
2. ManfaatPraktis
a. Bagi Penulis
Penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan suatu ide-ide
baru yang dapat menghasilkan media pembelajaran kreatif guna
memberikan kemudahan dalam permasalahan proses belajar
mengajar.
7
b. BagiSiswa
DapatmeningkatkanhasilbelajarsiswadalammatapelajaranIl
muPengetahuanAlampadakhususnya.
c. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan suatu bahan masukan
untuk mengembangkan kegiatan belajar yang kreatif dan
menyenangkan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
d. BagiSekolah
Penelitian ini dapat dijadikan suatu acuan dalam perbaikan
proses pembelajaran dan peningkatan mutu sekolah.
F. Definisi Operasional
Untuk memberikansuatu penjelasan dan gambaran
mengenaipemahamanjuduldiatas,makapenulisakanmemberikanpenjelasan
mengenaiistilah-istilahyangterdapat padajudulsebagaiberikut:
1. Peningkatan
Menurut Adi (2003: 67), meningkatkan berasal dari kata
tingkat. Yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian
membentuk susunan. Tingkat juga dapat berarti pangkat, taraf, dan
kelas. Sedangkan Peningkatan berarti kemajuan. Secara umum,
Peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan
kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti
penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik.
8
Selain itu, Peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses,
ukuran,sifat, hubungan dan sebagainya.
2. HasilBelajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dimana hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan peserta didik dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor
yang diperoleh dari hasil tes materi pelajaran tertentu(Jariatun, 2017:
25).
3. Media Realia
MenurutCahyono(2019:2),mediaberartipengantarpesandaripeng
irimkepadapenerimapesan.Secaralebihkhusus,dalampengertianprosesb
elajarmengajarcenderungdiartikansebagaialat-
alatgrafis,photografis,atauelektronikuntukmenangkap,memproses,men
yusunkembaliinformasivisualatauverbal.
Media realia adalah benda yang dapat dilihat, didengar atau
dialami oleh peserta didik sehingga memberikan pengalaman
langsung kepada mereka dan digunakan sebagai bahan ajar.
4. IlmuPengetahuanAlam(IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam adalah mata pelajaran yang berkaitan
dengan mengetahui alam secara sistematis. IPA bukan hanya
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja,
tetapi merupakan suatu proses penemuan (Devi,2008:2).
9
5. SistemTataSurya
Tata Surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri atas
matahari sebagai pusat tata surya, planet-planet, komet, meteoroid, dan
asteroid yang mengelilingi matahari (Widodo dan Rachmadiarti, 2016:
150).
6. SiswaKelasVIISMPNegeri10Salatiga
SiswaKelasVII CSMPNegeri10Salatigainimerupakan
subjekpenelitianyangberlokasidi Jalan Argoboga Salatiga, Kecamatan
Argomulyo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.
G. MetodePenelitian
1. RancanganPenelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2007: 58), Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research)
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran dikelasnya. Penerapan PTK dalam penelitian ini
didasarkan pada temuan problem dalam bentuk problem pembelajaran
yaitu tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA rendah.
Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai pelaku perubahan. Jadi
peneliti yang melaksanakan jalannya pembelajaran.
2. Subjek Penelitian
10
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII CSMP
Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
3. Langkah-Langkah/ Siklus Penelitian
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rancangan tindakan
mengenai hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan, yaitu :
1) Pelaksanaan pra siklus dilakukan untuk mengetahui seberapa
kemampuan siswa tentang bahan materi yang nantinya akan
diajarkan.
2) Pembuatan rencana pembelajaran.
3) Menyiapkan sumber belajar
4) Pembuatan lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi
pembelajaran.
b. Tindakan (acting)
Pada tahap ini, mengacu pada rencana pembelajaran yang
telah dibuat.
c. Pengamatan (observing)
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah
melakukan pengamatan terhadap jalannya kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang
digunakan guru sekaligus sebagai penelitian dengan menggunakan
lembar observasi.
d. Refleksi (reflecting)
11
Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan
tindakan berikutnya.
Tahap-tahap tersebut dapat dibuat sebagai berikut :
Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi, 2014: 74)
Pelaksanaan Refleksi SIKLUS
II
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
12
4. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, alat yang digunakan adalah :
a. Soal Tes
Alat yang digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang
mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan
belajar mengajar (Djamarah, 2000: 218). Lembar evaluasi untuk
mengetahui seberapa jauh pengetahuan siswa terhadap materi
sistem tata surya.
b. Dokumentasi
Alat yang digunakan untuk merekam kegiatan siswa dan
guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini
dilakukan sebagai tanda bukti konkret dalam pelaksanaan
penelitian. Berisi tentang data sekolah dan keadaan lingkungan
sekolah.
c. Lembar Pengamatan
Alat yang digunakan untuk menilai proses pembelajaran
yang dilakukan oleh siswa dan guru secara langsung di dalam
kelas.
5. Pengumpulan Data
a. Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui seberapa kemampuan
siswa dalam mata pelajaran IPA dan untuk memperoleh data
13
kuantitatif dari siswa dalam materi sistem tata surya. Tes ini berupa
soal evaluasi, dimana diberikan setelah kegiatan belajar mengajar.
b. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data secara
visual tentang bagaimana berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar siswa kelas VII SMP Negeri 10 Salatiga. Sebagai tanda
bukti nyata dalam pelaksanaan penelitian.
c. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan di SMP Negeri 10 Salatiga
dengan melakukan observasi selama proses belajar mengajar
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat
untuk digunakan sebagai perangkat pengumpul data.
6. Analisis Data
Tenikanalisisyangdigunakanadalahanalisis statistik
sederhanayaituteknikanalisiskuantitatifdanteknikanalisiskualitatif.Sed
angkandatakualitatifdiperolehdarihasilpengamatandancatatanlapangan
.Datakuantitatifadalahdatayangdiperolehdarihasiljawabanmengerjakan
soalsesudahdilakukannyapembelajaranmenggunakanmediarealia.
Analisis data secara kuantitatif digunakan untuk
memperoleh perubahan hasil belajar siswa setelah proses
pembelajaran. Data dapat diolah dengan menggunakan rumus
presentase sebagai berikut:
P =
x 100%
14
Keterangan:
P = Presentase
F = Jumlah siswa yang tuntas belajar
N = Jumlah semua siswa
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan p
embaca dalam memahami skripsi ini, maka penulis akan
mengemukakan sistematika penulisan sebagai berikut:
1. Bagian awal skripsi, terdiri dari :
Sampul, Lembar logo, Halaman judul, Lembar persetujuan
pembimbing, Lembar pengesahan kelulusan, Pernyataan keaslian
kelulusan, Halaman motto dan persembahan, Kata pengantar, Abstrak,
Daftar isi, Daftar tabel, Daftar gambar, Daftar lampiran.
2. Bagian inti skripsi yang terdiri dari :
Bab I Pendahuluan memuat : Latar belakang masalah,
Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Hipotesis tindakan dan
Indikator keberhasilan, Kegunaan penelitian, Definisi operasional,
Metode penelitian, Sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka yang akan dibahas :Hasil Belajar,
Hakikat IPA, Sistem Tata Surya, Media Realia, Metode Pembelajaran
Discovery Learning, Kajian Penelitian Yang Relevan.
15
Bab III Pelaksanaan Penelitian, terdiri dari : Subyek
Penelitian, Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I, Deskripsi
pelaksanaan penelitian siklus II.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Hasil penelitian
terdiri dari hasil penelitian per siklus dan pembahasan hasil penelitian
per siklus.
Bab V Penutup, memuat : Kesimpulan, dan Saran-saran.
3. Bagian akhir skripsi, memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
riwayat hidup penulis.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan
secara terus menerus akan dilakukan selama manusia tersebut masih
hidup. Manusia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik
atau diajar oleh manusia lainnya (Thobroni, 2016: 15).
Menurut R. Gagne dalam Susanto (2013: 1) belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan
dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini
menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru
dan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi
tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains
konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan
pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali
melahirkan pengetahuan (knowledge), atau a body of knowledge (Suyono
& Hariyanto, 2014: 9).
17
Dan menurut Hilgard dalam Suyono (2014: 10) belajar adalah
suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya
respon terhadap suatu situasi. Selanjutnya bersama-sama dengan
Marquis, Hilgard memperbarui definisinya dengan menyatakan bahwa
belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang
melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan
dalam diri.
Dari beberapa pendapat mengenai pengertian belajar, dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku dalam
diri seseorang yang diperoleh dari suatu pengalaman dan interaksi
individu dengan lingkungan seperti halnya guru dengan murid atau murid
dengan murid. Belajar juga bertujuan untuk memperoleh suatu
pengetahuan dan keterampilan.
2. Ciri-Ciri Belajar
Ciri-ciri belajar menurut Rusyan (1989: 12-13) yaitu:
a. Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaui.
b. Proses itu berjalan melalui bermacam-macam pengalaman dan mata
pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
c. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi
oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan siswa.
d. Hasil belajar secara fungsional berkaitan satu sama lain, tetapi dapat
didiskusikan secara terpisah.
18
e. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.
f. Hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian
dengan kecepatan yang berbeda-beda.
g. Hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat
berubah-ubah.
3. Tujuan Belajar
Sardiman (2009: 26-28) berpendapat bahwa tujuan belajar
secara umum ada tiga jenis, yaitu untuk mendapatkan pengetahuan,
penanaman konsep dan keterampilan, pembentukan sikap.
a. Mendapatkan Pengetahuan
Tujuan belajar yang pertama adalah untuk mendapatkan
pengetahuan, hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir sebagai
hal yang tidak dapat dipisahkan. Siswa tidak dapat mengembangkan
kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya
kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
1) Penanaman Konsep dan Keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga
memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan yang bersifat
jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmaniah adalah
keterampilan-keterampilan yangdapat dilihat, diamati, sehingga
akan menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan
dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, sedangkan
19
keterampilan rohani lebih rumit karena tidak selalu berurusan
dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat
bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut
persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir
serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu
masalah atau konsep.
2) Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap akan menumbuhkan mental
siswa, perilaku dan pribadi siswa, maka guru harus lebih bijak
dan hati-hati dalam pendekatannya. Guru membutuhkan
kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan
tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh.
Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa tidak akan
terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Guru bukan hanya
sekadar mengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan
memindahkan nilai-nilai itu kepada siswanya.
4. Unsur-Unsur Belajar
Menurut Cronbach dalam Sukmadinata (2004: 157), ada tujuh
unsur utama dalam proses belajar, yang meliputi:
1) Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin
dicapai.
2) Kesiapan. Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan
baik, anak perlu memiliki kesiapan, baik persiapan fisik, psikis,
20
maupun kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu
yang terkait dengan pengalaman belajar.
3) Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun
yang dimaksud situasi belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar,
alat dan bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pegawai
administrasi, dan seluruh warga sekolah yang lain.
4) Interpretasi. Di sini anak melakukan interpretasi yaitu melihat
hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar, melihat
makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan
kemungkinan pencapaian tujuan.
5) Respon. Berlandaskan hasil interpretasi tentang kemungkinannya
dalam mencapai tujuan belajar, maka anak membuat respon. Respon
ini dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis, baik juga
berupa usaha coba-coba, (trial and error).
6) Konsekuensi. Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun
hasil negatif (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih
siswa.
7) Reaksi terhadap kegagalan. Kegagalan dapat menurunkan semangat,
motivasi, memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun,
dapat juga membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari
kegagalan.
21
5. Prinsip-Prinsip Belajar
Sukmadinata (2004: 165-166) menyampaikan prinsip umum
belajar (sedikit dikembangkan) sebagai berikut.
1) Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Belajar dan
berkembang merupakan dua hal yang berbeda, tetapi erat
hubungannya. Dalam perkembangan dituntut belajar, sedangkan
melalui belajar terjadi perkembangan individu yang pesat.
2) Belajar berlangsung seumur hidup. Hal ini sesuai dengan prinsip
pembelajaran sepanjang hayat (life long learning).
3) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan,
lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara aktif.
4) Belajar mencakup semua aspek kehidupan. Oleh sebab itu belajar
harus mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dan
keterampilan hidup (life skill). Menurut Ki Hajar Dewantara belajar
harus mengembangkan cipta (kognitif), rasa (afektif), karsa
(motivasi), dan karya (psikomotor).
5) Kegiatan belajar berlangsung disembarang tempat dan waktu.
Berlangsung di sekolah (kelas dan halaman sekolah), di rumah, di
masyarakat, di tempat rekresi, di alam sekitar, dalam bengkel kerja, di
dunia industri, dan sebagainya.
6) Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru.
Berlangsung dalam situasi formal, informal, dan nonformal.
22
7) Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.
Biasanya terkait dengan pemenuhan tujuan yang kompleks, diarahkan
kepada penguasaan, pemecahan masalah atau pencapaian sesuatu yang
bernilai tinggi. Ini harus terencana, memerlukan waktu dan dengan
upaya yang sungguh-sungguh.
8) Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai
dengan yang amat kompleks.
9) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. Hambatan dapat
terjadi karena belum adanya penyesuaian individu dengan tugasnya,
adanya hambatan dari lingkungan, kurangnya motivasi, kelelahan dan
kejenuhan belajar.
10) Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan
bimbingan dari orang lain. Orang lain itu dapat guru, orang tua, teman
sebaya yang kompeten dan lainnya.
6. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar berasaldari kata “hasil” dan “belajar”, hasil berarti
sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb.) oleh usaha (Alwi, dkk.,
2000: 391).
Dimyati dan Mujiono (2002: 250) berpendapat bahwa hasil
belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar. Tingkat perkembangan tersebut terwujud pada jenis-
23
jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan dari sisi guru,
hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.
Nawawi dan K. Brahim dalam Susanto (2013: 5) menyatakan
bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran
tertentu.
Hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan
aktivitas belajar(Djamarah dan Zain, 2006: 107). Dan menurut Reigulth
dalam (Jamil, 2016: 37) bahwa hasil belajar atau pembelajaran dapat juga
dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari
metode, strategi alternatif dalam kondisi yang berbeda. Ia juga
mengatakan spesifik bahwa hasil belajar adalah suatu kinerja
(performance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas
(kemampuan) yang telah diperoleh. Hasil belajar selalu dinyatakan dalam
bentuk tujuan (khusus) perilaku (unjuk kerja).
Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil
belajar adalah tercapainya tujuan belajar atau berhasilnya siswa dalam
mempelajari materi pelajaran. Dapat diartikan juga sebagai berhasilnya
dalam mencapai tujuan belajar akibat dari aktivitas belajar.
7. Jenis-Jenis Hasil Belajar
Menurut Sudjana (1990: 23), jenis-jenis dari hasil belajar yaitu
sebagai berikut.
24
a) Ranah Kognitif
Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sistematis, dan evaluasi. Kedua aspek
pertama disebut aspek kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
1) Pengetahuan (knowledge), adalah kemampuan seseorang untuk
mengingat-ingat kembali (recall) untuk mengenal kembali
tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya.
2) Pemahaman (comprehension), adalah kemampuan seseorang
untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat.
3) Pemahaman atau aplikasi (aplication), adalah kesanggupan
seseorang untuk menerangkan atau menggunakan ide-ide umum,
tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,
teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang konkrit.
4) Analisis (analysis), adalah kemampuan seseorang untuk merinci
atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-
bagian dan faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya.
5) Sintesis (syntesis), adalah suatu proses yang memadukan
bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma
menjadi suatu pola berstruktur atau berbentuk pola baru.
25
6) Penilaian (evaluation), adalah jenjang paling tinggi dalam ranah
kognitif. Penilaian atau evaluasi merupakan kemampuan
seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi,
nilai atau ide.
b) Ranah Afektif
Ranah afektif menurut Krathwohh dalam Sudjana (1990:
23) dibagi menjadi lima jenjang diantaranya:
(1) Menerima (receiving), yaitu kepekaan seseorang dalam
menerima rangsangan (stimulus), dari luar yang datang kepada
dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.
(2) Menanggapi (responding), yaitu kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam
fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan
salah satu cara.
(3) Menghargai (valuing), yaitu memberi nilai atau memberikan
penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga
apabila kegiatan itu tidak dikerjakan akan membawa kerugian.
Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, peserta didik
tidak hanya menerima nilai yang diajarkan, tetapi mereka telah
berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu
baik dan buruk.
(4) Mengorganisasikan (organization), yaitu mempertemukan
perbedaan nilai, sehingga terbentuk nilai baru yang lebih
26
universal, yang membawa pada perbaikan umum.
Mengorganisasikan merupakan pengembangan diri dan nilai ke
dalam suatu sistem organisasi, termasuk di dalamnya
hubungan suatu nilai yang telah dimilikinya.
(5) Karakterisasi (characterization), yaitu keterpaduan semua
sistem yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya.
c) Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu, ada enam
tingkat keterampilan, yaitu:
(1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerak yang tidak sadar).
(2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
(3) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
(4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan,
keharmonisan dan ketepatan.
(5) Gerakan-gerakan skill, mulai keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang kompleks.
(6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-
decorsive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
27
8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berdasarkan teori Gestalt, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti
kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan
kesiapan siswa, baik jasmani atau rohani. Kedua, lingkungan; yaitu
sarana, dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber
belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan
(Susanto, 2013: 12).
B. Hakikat IPA
1. Pengertian IPA
Menurut Samatowa (2006: 2) Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan terjemahan kata-kata Inggris, yaitu natural science, artinya
ilmu pengetahuan alam. Jadi IPA atau science itu pengertiannya dapat
disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. IPA membahas tentang
gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan
pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari
tentang kenyataan alam semesta, mulai dari hukum fisika dasar,
sistem, dan mekanisme biologi makhluk hidup sampai perubahan-
perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya (Arifin, 2012: 52-53).
2. Tujuan IPA
28
Para pakar pendidikan IPA dari UNESCO tahun 1993 telah
mengadakan konferensi dan menyimpulkan bahwa pendidikan IPA
bertujuan sebagai berikut:
a) Menolong anak didik untuk dapat berpikir logis terhadap kejadian
sehari-hari dan memecahkan masalah sederhana yang
dihadapinya.
b) Menolong dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
c) Membekali anak-anak yang akan menjadi penduduk di masa
mendatang agar dapat hidup di dalamnya.
d) Menghasilkan perkembangan pola berpikir yang baik.
e) Membantu secara positif pada anak-anak untuk dapat memahami
mata pelajaran lain terutama bahasa dan matematika (Darmodjo
& Kaligis, 1991: 6).
3. Ruang Lingkup IPA
Garnida dan Budiman (2002: 254) menjelaskan bahwa
ruang lingkup pembelajaran IPA sebagai berikut:
a) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya.
b) Materi sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: ukuran, udara, air,
tanah, dan batuan.
c) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat
sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda
langit lainnya.
29
d) Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.
e) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya.
C. Sistem Tata Surya
Allah menciptakan langit, bumi dan isinya yang merupakan bagian
dari jagat raya selama enam masa. Hal ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an,
dan ternyata penjelasan tentang masalah ini beragam dan terdapat dalam
berbagai ayat yang tersebar dalam beberapa surah. Informasi demikian
diungkapkan sebanyak tujuh kali dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Di antara
ayat yang menjelaskan hal ini adalah:
Surah Yunus/10: 3
ر توى عل إلعرش يدب م ث إس تة أي ماوإت وإلرض ف س ي خلق إلس إل ك إلل ن ربإ
ك فاعبدوه أفل تذكرون رب لك إلل ذهو ذل من بعد إ
إلمر ما من شفيع إ
Artinya:
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk
mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at
kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan
kamu, maka sembahlah Dia. Makaapakah kamu tidak mengambil
pelajaran?”(Skripsi, Ulkhusna, 2013: 73-74).
30
QS Qaaf/50: 38
نا من لغوب م وما مس تة أي ماوإت وإلرض وما بينما ف س ولقد خلقنا إلس
Artinya:
“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa
keletihan”(Raharto, 2004: 14).
1. Pengertian Sistem Tata Surya
Dalam buku Ilmu Pengetahuan Alam SMP/Mts Kurikulum
2013 pada awal tahun 1600an, Johannes Kepler seorang ahli
matematika dari Jerman mulai mempelajari orbit planet-planet. Ia
menemukan bahwa bentuk orbitplanet tidak melingkar, tetapi
berbentuk oval atau elips. Perhitungan lebih lanjut menunjukkan
bahwa letak matahari di pusat orbit, tetapi sedikit offset. Kepler juga
menemukan bahwa planet bergerak dengan kecepatan yang berbeda
dalam orbitnya di sekitar matahari(Widodo dan Rachmadiarti, 2013:
150-163).
Matahari bergerak lebih cepat daripada planet yang jauh dari
Matahari. Bidang edar planet-planet dalam mengelilingi Matahari
disebut orbit dan bidang edar Bumi dalam mengelilingi Matahari
disebut bidang ekliptika. Susunan Tata Surya terdiri atas Matahari,
Planet Dalam, Planet Luar, Komet, Meteorid, dan Asteroid.
a) Matahari
31
Matahari adalah bintang yang berupa bola gas panas dan
bercahaya yang menjadi pusat sistem tata surya. Tanpa energi
intens dan panas Matahari, tidak akan ada kehidupan di Bumi.
Matahari memiliki 4 lapisan, yaitu sebagai berikut.
1) Inti Matahari, memiliki suhu sekitar 1,5 x 107o
C yang cukup
untuk mempertahankan fusi termonuklir yang berfungsi
sebagai sumber energi Matahari. Energi dari inti akan
diradiasikan ke lapisan luar Matahari dan kemudian sampai
ke ruang angkasa.
2) Fotosfer, memiliki suhu sekitar 6000 Kelvin, dengan
ketebalan sekitar 300 km. Melalui fotosfer, sebagian besar
radiasi Matahari ke luar dan terdeteksi sebagai sinar Matahari
yang kita amati di Bumi. Di dalam fotosfer terdapat bintik
Matahari, yaitu daerah dengan medan magnet yang kuat dan
dingin serta lebih gelap dari wilayah sekitarnya.
3) Kromosfer, memiliki suhu sekitar 4.500 Kelvin dan
ketebalannya 2.000 km. Kromosfer terlihat seperti gelang
merah yang mengelilingi Bulan pada waktu terjadi gerhana
Matahari total.
4) Korona, merupakan lapisan terluar Matahari dengan suhu
sekitar 1.000.000 Kelvin dan ketebalannya sekitar 700.000
km. Memiliki warna keabu-abuan yang dihasilkan dari
ionisasi atom karena suhu yang sangat tinggi. Korona terlihat
32
seperti mahkota dengan warna keabu-abuan yang
mengelilingi Bulan pada waktu terjadi gerhana Matahari
total.
b) Planet Dalam
Planet adalah benda langit yang tidak dapat
memancarkan cahaya sendiri. Planet hanya memantulkan cahaya
yang diterimanya dari bintang. Planet dalam disebut juga dengan
planet terestrial. Planet terestrial adalah planet yang letaknya
dekat dengan Matahari, berukuran kecil, memiliki sedikit atau
tidak sama sekali, berbatu, terestrial, sebagian besar terdiri atas
air mineral tahan api, seperti silikat yang membentuk kerak dan
mantelnya, serta logam seperti besi dan nikel yang membentuk
intinya.
Selain itu planet dalam juga memiliki atmosfer yang
cukup besar untuk menghasilkan cuaca, memiliki kawah dan
fitur permukaan tektonik. Seperti lembah retakan dan gunung
berapi. Planet dalam terdiri atas: Merkurius, Venus, Bumi, dan
Mars.
c) Planet Luar
Planet luar disebut juga dengan planet Jovian. Planet
Jovian adalah planet yang letaknya jauh dengan Matahari,
berukuran besar, memiliki banyak satelit, dan sebagian besar
tersusun dari bahan ringan. Seperti hidrogen, helium, metana,
33
dan amonia. Planet-planet dalam dan luar dipisahkan oleh sabuk
asteroid. Planet luar terdiri atas Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.
d) Komet
Komet berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Kornetes
artinya berambut panjang. Komet adalah benda langit yang
mengelilingi Matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet
ini terdiri atas debu, partikel batu yang bercampur dengan es,
metana, dan amonia.
Bagian-bagian komet, yaitu sebagai berikut.
a) Inti Komet, yaitu komet yang berukuran lebih kecil, padat,
tersusun dari debu dan gas.
b) Koma, yaitu daerah kabut di sekitar inti.
c) Ekor komet, yaitu bagian komet yang berukuran lebih
panjang. Arah ekor komet selalu menjauhi Matahari
dikarenakan dorongan yang berasal dari angin dan radiasi
Matahari.
d) Meteoroid
Meteoroid adalah potongan batu atau puing-puing
logam (yang mengandung unsur besi dan logam) yang
bergerak di luar angkasa. Meteoroid mengelilingi Matahari
dengan orbit tertentu dan kecepatan yang bervariasi.
Meteoroid tercepat bergerak di sekitar 42km/detik. Ketika
34
Meteoroid tertarik oleh gravitasi bumi, maka sebelum sampai
di Bumi, meteoroid akan bergesekan dengan atmosfer Bumi.
Gesekan tersebut akan menghasilkan panas dan membakar
meteoroid tersebut. Meteoroid yang habis terbakar oleh
atmosfer Bumi disebut meteor. Apabila Meteoroid tidak
habis dibakar oleh atmosfer Bumi dan jatuh ke Bumi disebut
meteorit.
e) Asteroid
Asteroid adalah potongan-potongan batu yang mirip
dengan materi penyusun planet. Sebagian besar asteroid
terletak di daerah antara orbit Mars dan Jupiter yang disebut
sabuk Asteroid.
2. Kondisi Bumi
a) Bentuk Bumi
Selama bertahun-tahun para pelaut mengamati bahwa hal
yang pertama kali mereka lihat di laut adalah puncak kapal. Hal ini
menunjukkan bahwa Bumi berbentuk bulat. Begitu pula pada tahun
1522, Magelhaen telah membuktikan bahwa Bumi berbentuk bulat.
Waktu itu dia mengadakan pelayaran dengan arah lurus, kemudian
dia berhasil kembali ke tempat awal dia berlayar.
Astronot telah melihat dengan jelas bentuk Bumi. Astronot
dari atas melihat bahwa terdapat sedikit tonjolan di khatulistiwa
dan terdapat bagian Bumi yang rata kutubnya. Hal ini menunjukkan
35
bahwa bentuk bentuk Bumi tidak benar-benar bulat, akan tetapi
sedikit lonjong. Bumi berdiameter sekitar 12.742 km.
b) Rotasi Bumi
Rotasi Bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya.
Sedangkan kala rotasi Bumi adalah waktu yang diperlukan Bumi
untuk sekali berputar pada porosnya, yaitu 23 jam 56 menit. Bumi
berotasi dari barat ke timur. Adapun akibat dari rotasi Bumi adalah
sebagai berikut.
1) Terjadinya siang dan malam.
2) Gerak semu harian Matahari.
3) Pembelokan arah angin.
4) Pembelokan arah arus laut.
c) Revolusi Bumi
Revolusi Bumi adalah perputaran (peredaran) Bumi
mengelilingi Matahari. Kala revolusi Bumi adalah waktu yang
diperlukan oleh Bumi untuk sekali berputar mengelilingi Matahari,
yaitu 365,25 hari atau 1 tahun. Bumi berevolusi dengan arah yang
berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Akibat dari
revolusi Bumi, yaitu sebagai berikut.
1) Terjadinya gerak semu tahunan matahari.
2) Perbedaan lamanya siang dan malam.
3) Pergantian musim.
36
3. Kondisi Bulan
Bulan adalah benda langit yang terdekat dengan Bumi
sekaligus merupakan satelit Bumi. Karena Bulan merupakan satelit,
maka Bulan tidak dapat memancarkan cahaya sendiri melainkan
memancarkan cahaya Matahari. Sebagaimana dengan Bumi yang
berputar dan mengelilingi Matahari, Bulan juga berputar dan
mengelilingi Bumi.
1) Bentuk Bulan
Bulan berbentuk mirip seperti planet. Permukaan Bulan
berupa dataran kering dan tandus, banyak kawah, dan juga terdapat
pegunungan dan dataran tinggi. Bulan tidak memiliki atmosfer,
sehingga sering terjadi perubahan suhu yang sangat drastis. Selain
itu, bunyi tidak dapat merambat, tidak ada siklus air, tidak
ditemukan makhluk hidup, dan sangat gelap gulita.
Bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi,
revolusi, dan bergerak bersama-sama dengan Bumi untuk
mengelilingi Matahari. Kala rotasi Bulan sama dengan kala
revolusinya terhadap Bumi selalu sama. Dampak dari pergerakan
Bulan di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Pasang Surut Air Laut
Pasang adalah peristiwa naiknya permukaan air laut,
sedangkan surut adalah peristiwa turunnya permukaan air laut.
Pasang surut air laut terjadi akibat pengaruh gravitasi
37
Matahari, dan gravitasi Bulan. Akibat Bumi berotasi pada
pengaruh gravitasi Matahari, dan gravitasi Bulan. Akibat Bumi
berotasi pada sumbunya, maka daerah yang mengalami pasang
surut bergantian sebanyak dua kali. Ada dua jenis pasang air
laut, yaitu pasang purnama dan pasang perbani.
(1) Pasang Purnama dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan
terjadi ketika Bulan Purnama. Pasang ini menjadi
maksimum ketika terjadi gerhana Matahari. Hal ini karena
dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan Matahari yang
mempunyai arah yang sama atau searah.
(2) Pasang Perbani, yaitu ketika permukaan air laut turun
serendah-rendahnya. Pasang ini terjadi pada saat Bulan
kuartir pertama dan kuartir ketiga. Pasang Perbani
dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan Matahari yang saling
tegak lurus.
b) Pembagian Bulan
Ada dua pembagian Bulan, yaitu bulan sideris dan
bulan sinodis. Waktu yang dibutuhkan bulan untuk satu kali
berevolusi sekitar 27,3 hari yang disebut kala revolusi sideris
(satu bulan sideris). Tetapi karena Bumi juga bergerak searah
gerak Bulan, maka menurut pangamatan di Bumi waktu yang
dibutuhkan Bulan untuk melakukan satu putaran penuh
menjadi lebih panjang dari kala revolusi sideris, yaitu sekitar
38
29,5 hari yang disebut kala revolusi sinodis (satu bulan
sinodis). Kala revolusi sinodis dapat ditentukan melalui
pengamatan dari saat terjadinya Bulan baru sampai Bulan baru
berikutnya. Satu bulan sinodis digunakan sebagai dasar
penanggalan Komariyah (penanggalan Islam).
c) Fase-Fase Bulan
Fase-fase Bulan merupakan perubahan bentuk-bentuk
Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Selama Bulan
baru, sisi Bulan yang menghadap ke Matahari nampak terang
dan sisi yang menghadap Bumi nampak gelap.
Fase-fase Bulan adalah sebagai berikut.
(1) Bulan baru terjadi ketika posisi Bulan berada di antara
Bumi dan Matahari. Selama Bulan baru, sisi Bulan yang
menghadap ke Matahari nampak terang dan sisi yang
menghadap Bumi nampak gelap.
(2) Bulan sabit terjadi ketika bagian Bulan yang terkena sinar
Matahari sekitar seperempat, sehingga permukaan Bulan
yang terlihat di Bumi hanya seperempatnya.
(3) Bulan separuh terjadi ketika bagian Bulan yag terkena
sinar Matahari sekitar separuhnya, sehingga yang terlihat
dari Bumi juga separuhnya (kuartir pertama).
(4) Bulan cembung terjadi ketika bagian Bulan yang terkena
sinar Matahari tiga perempatnya, yang terlihat dari bumi
39
hanya tiga perempat bagian Bulan. Akibatnya, kita dapat
melihat Bulan Cembung.
(5) Bulan purnama terjadi ketika semua bagian Bulan terkena
sinar Matahari, begitu juga yang terlihat dari Bumi.
Akibatnya, kita dapa melihat Bulan purnama (kuartir
kedua).
4. Gerhana
Gerhana terjadi ketika posisi Bulan dan Bumi menghalangi
sinar Matahari, sehingga Bumi atau Bulan tidak mendapatkan sinar
Matahari. Gerhana juga merupakan akibat dari pergerakan Bulan. Ada
dua jenis gerhana, yaitu gerhana Matahari dan gerhana Bulan.
a) Gerhana Matahari
Gerhana Matahari terjadi ketika bayangan Bulan
bergerak menutupi permukaan Bumi pada bayangan umbra atau
penumbra. Bayangan umbra adalah bayangan gelap yang
terbentuk selama terjadinya gerhana. Sedangkan bayangan
penumbra adalah bayangan kabur (remang-remang) yang
terbentuk selama terjadinya gerhana. Posisi Bulan berada di
antara Matahari dan Bumi, dan ketiganya terletak dalam satu
garis. Gerhana Matahari terjadi pada waktu Bulan baru.
Akibat ukuran Bulan lebih kecil dibandingkan Bumi
atau Matahari, maka terjadi tiga kemungkinan gerhana, yaitu
sebagai berikut.
40
(1) Gerhana Matahari total, terjadi pada daerah-daerah yang
berada di bayangan inti (umbra), sehingga cahaya Matahari
tidak tampak sama sekali. Gerhana Matahari total terjadi
hanya sekitar 6 menit.
(2) Gerhana Matahari cincin, terjadi pada daerah yang terkena
lanjutan umbra, sehingga Matahari kelihatan seperti cincin.
(3) Gerhana Matahari sebagian, terjadi pada daerah-daerah yang
terletak di antara umbra dan penumbra (bayangan kabur), se
(4) hingga Matahari kelihatan sebagian.
b) Gerhana Bulan
Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan memasuki bayangan
Bumi. Gerhana Bulan hanya dapat terjadi pada saat Bulan
purnama. Gerhana Bulan terjadi apabila Bumi berada di antara
Matahari dan Bulan. Pada waktu seluruh bagian Bulan masuk
dalam daerah umbra Bumi, maka terjadi gerhana Bulan total.
Proses Bulan berada dalam penumbra dapat mencapai 6 jam, dan
dalam umbra hanya sekitar 40 menit.
D. Media Realia
1. Pengertian Media
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau
“pengantar”. Association for Education and Communication
Tecnology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang
41
dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan
Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang
dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan
belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program
instruktional (Asnawir, 2002: 11).
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, daya tangkap audien
(siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
dirinya. Dengan penggunaan media yang kreatif akan dapat
meningkatkan daya tarik siswa dalam mempelajari sesuatu sehingga
akan muncul suatu pemahaman pada hal yang dipelajari tersebut.
Media pembelajaran adalah media-media yang digunakan
dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar
serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan
belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar
dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi
belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan
dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan
oleh media meskipun tanpa keberadaan guru (Cahyono, 2019: 2).
Menurut Bretz dan Briggs dalam Jariatun (Skripsi, 2017: 25-
27) mengemukakan bahwa klasifkasi media digolongkan menjadi 4
42
kelompok yaitu media audio, media visual, media audio visual, dan
media serbaneka.
a. Media Audio
Media Audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio
dari sumber pesan ke penerima pesan. Media audio berkaitan erat
dengan indra pendengaran. Contohnya media yang dapat
dikelompokkan dalam audio diantaranya : radio, tape recorder,
telepon, laboratorium bahasa, dll.
b. Media Visual
Media visual yaitu media yang mengandalkan indra
penglihatan. Media visual dibedakan menjadi dua yaitu media
visual diam dan media visual gerak.
1) Media visual diam contohnya foto, ilustrasi, flashcard, gambar
pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rangkai, OHP,
grafik, bagan, diagram, poster, peta, dan lain-lain.
2) Media visual gerak contohnya gambar-gambar proyeksi
bergerak seperti film bisu dan sebagainya.
c. Media Audio Visual
Mediaaudio visual merupakan media yang mampu
menampilkan suara dan gambar. Ditinjau dari karakteristiknya
media audio visual dibedakan menjadi 2 yaitu media audio visual
diam dan media audio visual gerak.
43
1) Media audio visual diam diantaranya TV diam, film rangkai
bersuara, halaman bersuara, buku bersuara.
2) Media audio visual gerak diantaranya film TV, TV, film
bersuara, gambar bersuara, dll.
d. Media Serbaneka
Media serbaneka merupakan suatu media yang disesuaikan
dengan potensi di suatu daerah, di sekitar sekolah atau lokasi lain
atau dimasyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media
pengajaran. Contoh media serbaneka diantaranya : papan tulis,
media tiga dimensi, realita, dan sumber belajar pada masyarakat.
1) Papan (board) yang termasuk dalam media ini diantaranya :
papan tulis, papan buletin, papan flanel, papan magnetik,
papan listrik, dan papan paku.
2) Media tiga dimensi diantaranya : model, mock up, dan
diorama.
3) Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau
aslinya. Contoh pemanfaatan realita misalnya guru membawa
kelinci, burung, ikan atau dengan mengajak siswanya langsung
ke kebun sekolah atau ke peternakan sekolah.
4) Sumber belajar pada masyarakat diantaranya dengan karya
wisata dan berkemah.
Berdasarkan berbagai jenis media di atas dapat peneliti
menyimpulkan bahwa seorang guru dituntut untuk mengetahui
44
karakteristik media pembelajaran yang akan digunakan, karena
dengan megetahui karakteristik media, guru dapat memilih
media mana yang tepat digunakan untuk menyampaikan
pembelajaran kepada siswa, hal ini dimaksudkan agar proses
belajar mengajar yang dilakukan dapat berlangsung secara
efektif dan efisien serta mudah dipahami.
2. Pengertian Media Realia
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium.
Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar
terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Daryanto,
2010: 4).
Menurut Piaget dalam Susanto (2014: 182). Berpendapat
bahwa siswa yang tahap berfikirnya masih berada pada tahap operasi
konkret (sebaran umur dari sekitar 7 tahun sampai 11, 12 atau 13
tahun kadang-kadang labil), yaitu tahap umur pada anak-anak SD
tidak dapat memahami operasi (logis) dalam konsep matematika tanpa
dibantu oleh benda-benda konkret.
Asyad menjelaskan bahwa media realia adalah media benda
yang dapat dilihat , didengar atau dialami oleh peserta didik sehingga
memberikan pengalaman langsung kepada mereka. Sedangkan
menurut Uno, media realia adalah media yang digunakan sebagai
bahan ajar (Skripsi, Jariatun, 2017:28-29).
45
3. Fungsi Media Realia
Adapun fungsi media realia menurut Fathurrohman (2010, 27) adalah:
a) Menarik perhatian siswa.
b) Membantu mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.
c) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat variabel.
d) Pembelajaran lebih komunikatif (mudah dipahami) dan produktif
(menghasilkan).
e) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan.
f) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar, meningkatkan
motivasi siswa dalam sesuatu.
g) Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.
4. Tahapan-Tahapan Penggunaan Media Realia
Media pembelajaran merupakan alat bantu guru untuk
membantu tugasnya dalam pembelajaran. Menurut Jariatun (Skripsi,
2017: 21), langkah-langkah penggunaan media realia.
a) Guru merumuskan terlebih dahulu materi yang mau disampaikan
kepada siswa.
b) Persiapan guru. Pada saat pembelajaran belum dimulai, guru
mempunyai persiapan supaya siswa dapat menerima materi
dengan menggunakan media realia.
46
c) Persiapan Kelas. Sebelum pembelajaran dimulai guru penting
mempersiapkan kelas supaya siswa dapat termotivasi dan proses
belajar berjalan efektif.
d) Langkah penyajian materi dan pemanfaatan media realia. Dalam
hal ini keahlian guru dalam memanfaatkan media realia sangat
diperlukan guna menjalankan tugasnya.
e) Langkah kegiatan siswa. Siswa belajar menggunakan media realia
guna mendapatkan hasil yang maksimal.
f) Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan
pembelajaran harus dievaluasi, sampai tujuan pembelajaran
tercapai, sekaligus dapat dinilai pengaruh penggunaan media
realia terhadap hasil belajar.
5. Kelebihan dan Kelemahan Media Realia
Alat peraga yang berupa benda-benda real itu memiliki keuntungan
dan kelemahan. Ibrahim dan Syaodih (2003: 119) mengungkapkan
bahwa ada beberapa keuntungan dan kelemahan dalam menggunakan
objek nyata ini:
1) Kelebihan
a) Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada
siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-
tugas dalam situasi nyata.
47
b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami
sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih keterampilan
mereka dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indera.
2) Kelemahan
a) Membawa murid-murid ke berbagai tempat di luar sekolah
kadang-kadang mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan
dan sejenisnya.
b) Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek
nyata kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan
kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya.
c) Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek
yang sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan, dan
gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran harus
didukung pula dengan media lain.
3) Contoh Media Realia
Menurut Daryanto dalam Jariatun (Skripsi, 2017: 17-19),
contoh dari media realia yaitu:
a) Media Tiruan
Media tiruan sering disebut sebagai model. Belajar
melalui model dilakukan melalui pengalaman langsung atau
melalui benda sebenarnya. Ditinjau dari cara membuat,
menurut Daryanto bentuk dan tujuan penggunaan model dapat
dibedakan atas: model perbandingan (misalnya globe),model
48
yang disederhanakan, model irisan, model susunan, model
terbuka, model utuh, boneka dan topeng.
Gambar 2.1 Contoh Media Tiruan
(Sumber :https://www.google.com/search?q=gambar+globe)
b) Specimen (contoh)
Specimen adalah benda-benda asli atauberbagai benda
asli yang digunakan sebagai contoh ada juga benda asli tidak
alami atau benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah
dimodifikasi bentuknya oleh manusia. Contoh-contoh
specimen benda yang masih hidup adalah: akuarium,
terrarium, kebun binatang, kebun percobaan, dan insektarium.
Contoh-contoh specimen benda yang sudah mati adalah
herbarium, teksidermi, awetan dalam botol, awetan dalam
cairan plastik. Contoh-contoh specimen benda yang tak hidup
adalah: berbagai benda yang berasal dari batuan dan mineral.
Gambar 2.2 Contoh Media Specimen
49
(Sumber :https://www.google.com/search?q=gambar+specimen)
c) Peta
Peta timbul yang secara fisik termasuk model lapangan,
adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya
permukaan bumi. Peta timbul memiliki ukuran panjang, lebar,
dan dalam. Dengan melihat peta timbul, siswa memperoleh
gambaran yang jelas tentang perbedaan letak.
Gambar 2.3 Contoh Media Peta Timbul
(Sumber: https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd)
d) Boneka
Boneka yang merupakan salah satu model
perbandingan adalah benda tiruan dari bentuk manusia dan
atau binatang. Sebagai media pendidikan, dalam
penggunaannya boneka dimainkan dalam bentuk sandiwara
boneka.
50
Gambar 2.4 Contoh Media Boneka
(Sumber :https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd)
Berdasarkan definisi contoh media realia dapat disimpulkan
bahwa contoh media yang akan digunakan berwujud sebagai benda
asli, baik hidup maupun mati dan dapat pula berwujud tiruan yang
dapat mewakili aslinya.
E. Metode PembelajaranDiscovery Learning
1. Pengertian Metode Discovery Learning
Metode Pembelajaran berbasis penemuan atau Discovery
Learning adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran
sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang
sebelumnya belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, namun
ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran Discovery (penemuan),
kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga
siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui
proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa
melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan
beberapa konsep atau prinsip (Cahyo, 2013: 100).
Menurut Budiningsih dalam Cahyo (2013: 101), metode
Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan
melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
51
kesimpulan. Discovery sendiri terjadi apabila individu terlibat,
terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan
beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui proses
mental, yakni, observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan,
dan inferi.
2. Tujuan Metode Discovery Learning
Dan menurut Bell dalam Cahyo (2013: 104-105), beberapa
tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai
berikut:
a) Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat
secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukkan bahwa
partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika
penemuan digunakan.
b) Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar
menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak, juga
siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang
diberikan.
c) Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak
rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh
informasi yang bermanfaat dalam menemukan.
d) Belajar denga penemuan membantu siswa membentuk cara kerja
bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar
dan menggunakan ide-ide orang lain.
52
e) Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-
keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari
melalui penemuan lebih bermakna.
f) Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan
dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru
dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.
3. Langkah-Langkah Metode Discovery Learning
Menurut Bruner dalam Bahri (2006: 19, langkah-langkah
penggunaan metode Discovery yaitu:
a) Simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan
atau menyuruh anak didik untuk membaca atau mendengarkan
uraian yang memuat permasalahan.
b) Problem statement. Anak didik diberikan kesempatan
mengidentifikasi berbagai permasalahan. Permasalahan yang
dipilih harus menarik dan fleksibel untuk dipecahkan,
permasalahan yang dipilih tersebut harus dirumuskan dalam
bentuk pernyataan atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai
jawaban sementara atas pernyataan yang diajukan.
c) Data collection. Untuk menjawab pernyataan atau membuktikan
benar tidaknya hipotesis yang telah dirumuskan. Anak didik
diberikan kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi
yang relevan, dengan cara membaca literatur, mengamati objek,
53
wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri, dan
sebagainya.
d) Data processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara,
observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan
cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
e) Verification atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan data
dan tafsiran atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis
yang telah dirumuskan sebelumnya kemudian dicek, apakah
terjawab atau tidak, terbukti atau tidak.
f) Generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi
tadi, peserta didik belajar menarik kesimpulan.
4. Kelebihan Metode Discovery Learning
Bruner dalam Cahyo (2013: 116), menyebutkan ada
beberapa keuntungan jika suatu bahan dari suatu mata pelajaran
disampaikan dengan menerapkan pendekatan-pendekatan yang
berorientasi pada Discovery Learning, yaitu:
a) Adanya suatu kenaikan dalam potensi intelektual.
b) Ganjaran intrinsik lebih ditekankan daripada ekstrinsik.
c) Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu
menguasai metode discovery learning.
d) Murid lebih senang mengingat-ingat materi.
54
5. Kelemahan Metode Discovery Learning
Menurut Ausubel dalam buku Cahyo (2013: 118), metode
discovery learning memiliki kelemahan yaitu tidak efektif baik
waktu, biaya, dan keuntungan-keuntungan bagi pelajar. Bila seorang
siswa diminta menemukan suatu konsep memang bisa dilakukan
namun butuh banyak waktu belajar. Akibatnya banyak waktu yang
terbuang hanya untuk menguasai dan menemukan satu materi
pelajaran saja.
F. Kajian Penelitian Yang Relevan
Untuk mendukung penelitian ini, maka dibutuhkan penelitian-penelitian
terdahulu yaitu:
1. Jariatun, Universitas Islam Negeri Raden Intan (2017) dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Media Realia Terhadap Hasil Belajar
Matematika di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Bandar
Lampung”.Merujuk pada materi yang berbeda, namun penggunaan
media dan hasil belajar yang ingin dicapai cukup relevan. Dan dalam
penelitian tersebut berkesimpulan bahwa penggunaan media realia
berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
2. Erna Rahmawati, Institut Agama Islam Negeri Metro (2018) dengan
judul “Penggunaan Media Realia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA Siswa Kelas V SD IT Wahdatul Ummah Metro Tahun Pelajaran
2017/2018. Penelitian tersebut cukup relevan dengan penelitian
55
penulis. Penggunaan media, hasil belajar yang ingin dicapai, dan mata
pelajaran yang sama namun dalam bab yang berbeda. Kesimpulan
dalam penelitian tersebut yaitu penggunaan media realia memiliki
dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, terbukti
dengan peningkatan sebesar 34%.
3. Muzahar, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam (2018) yang
berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Realia Terhadap Minat Dan
Hasil Belajar Siswa Pada Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup”.
Penelitian tersebut menggunakan media yang sama dengan penulis dan
tujuan yang sama yaitu mengarah pada hasil belajar siswa. Namun
tidak hanya hasil belajar, tetapi minat belajar siswa juga ditekankan
dalam penelitian tersebut. Berdasarkan pengujian hipotesis, memiliki
pengaruh yang signifikan setelah diterapkannya media realia dalam
pembelajaran. Sehingga berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar
siswa yang meningkat. Begitupun dengan penelitian penulis yang
mencoba untuk menggunakan media realia dalam materi sistem tata
surya, yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu memiliki
kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
menggunakan media pembelajaran Realia., sedangkan perbedaannya
terdapat pada subyek, materi pelajaran, tempat, waktu pelaksanaan
penelitian dan hasil penelitian.
56
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 10 Salatiga
1. Identitas Sekolah
Ditemukan data yang menjelaskan tentang identitas sebagai
berikut:
Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Salatiga
No. Statistik Sekolah/NPSN : 201026201010 / 20328434
Tipe Sekolah : A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2
Alamat Sekolah : Jalan Argoboga Salatiga, Kec.
Argomulyo, Kota Salatiga Jawa
Tengah
Kode Pos : 50735
Telepon : (0298) 328173
Email : [email protected]
Status Sekolah : Negeri
Akreditasi Sekolah : A
Luas Lahan : 7930 m²
Jumlah Rombel : 24
2. Keadaan Guru dan Karyawan SMP Negeri 10 Salatiga
Adapun daftar nama guru dan karyawan yang ada di SMP Negeri
10 Salatiga sebagai berikut:
Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan SMP Negeri 10 Salatiga
No Nama NIP Mapel
1 Yati Kurniawati, M.Pd. 19761102 200212 2
003
Kepala
Sekolah
2 Drs. Sukadi, M.Pd 19631003 198803 1
011
Olahraga
57
3 Drs. Setiyadi 19670708 199512 1
002
Bahasa
Indonesia
4 Dra. Tyas Mardining,
MBA
19621025 198603 2
008
PKn
5 Minarti, S.Pd. 19640419 198601 2
003
Wakasek
Kurikulum
6 Sri Lestari, S.Pd, MM 19590923 198803 2
001
Bahasa
Indonesia
7 Dra. Siti Nuryani 19621217 198903 2
005
IPS
8 Tutik Kusbudi H, S.Pd. 19600912 198503 2
008
Guru
9 Gawat Supono, S.Pd. 19640601 198803 1
013
IPS
10 Drs. Melkianus Djami
LM
19600311 199512 1
001
BK
11 Drs. Masyhudi 19631231 199512 1
012
Bahasa Inggris
12 Drs. Arief Widi
Handoko
19640425 199512 1
002
Seni Budaya
13 Dra. Anah Musyarofah 19650111 199512 2
001
PAI
14 Dra. Tri Erwiyati 19670421 199512 2
004
IPS
15 Dra. Wahyuningsih 19671102 199512 2
003
BK
16 Kusrijanti, S.Pd. 19690705 199512 2
002
IPA
17 Dra. Rikah 19691222 199512 2
007
Matematika
58
18 Qori Aini, S.Pd. 19641123 199702 2
001
Matematika
19 Agus Junaidi, S.Pd. 19690530 199702 1
002
IPA
20 Budi Prasetyo, S.Pd. 19710625 199802 1
002
Bahasa Inggris
21 Istiyarini, S.Pd. 19670326 199003 2
007
Matematika
22 SB Handoyo, S.Pd. 19681205 199412 1
005
IPA
23 Rohadi, S.Pd. 19670613 200501 1
005
Bahasa Inggris
24 Paryono, S.Pd. 19670928 200501 1
007
Olahraga
25 Winarno, S.Pd. 19710513 200501 1
010
IPS
26 Ima Ari Handayani,
M.Pd.
19790117 200312 2
004
IPA
27 Sri Rejeki, S.Pd. 19750703 200604 2
023
Matematika
28 Nugroho Widayanto,
S.Pd.
19790215 200312 1
004
Keterampilan
29 Umi Sri Khusniah, S.S. 19781213 200501 2
004
Bahasa
Indonesia
30 Nurkholis, S.Pd. 19701215 200604 1
007
IPA
31 Hartanti, S.Pd. 19680705 200701 2
024
PKn
32 Siti Istianah, S.Pd. 19760608 201001 2
011
Bahasa Jawa
59
33 Efendhi Nugraha, S.Pd. 19830331 200902 1
005
Bahasa Inggris
34 Bagus Wungu H, ST 19830801 201001 1
016
TIK
35 Yohana Natalllina Sari,
S.Sn
1983 1225 201001 2
019
Seni Budaya
36 Restu Nursusanti Y,
S.Pd.
19621129 198803 2
009
(A. Katolik)
37 Anita Windi Astuti,
S.Ag
19840617 201001 2
016
(A. Budha)
38 Muhamad Mufid,
S.Pd.I
GTT Guru A. Islam
39 Muhamad Yusuf, S.Pd. GTT Guru B.
Indonesia
40 Hesti Widiarni, S.Pd. GTT Guru B. Jawa
41 Jumadi, S.Th GTT Staf TU
42 Subiyanto, S.E. 19651123 199702 1
003
43 Ayu Endah Lestari, S.E. 19810328 201001 2
015
44 Dwi Eni setyowati 19660601 201406 2
001
45 Suprihono 19791104 201406 1
001
46 Nur Azizah PTT
47 Endra Istikomah PTT
48 Jumari PTT
49 Agus Tri Prihanto PTT
50 Eko Setiono PTT
51 Suwarsono PTT
60
3. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 10 Salatiga
Adapun visi, misi dan tujuan SMP Negeri 10 Salatiga adalah
sebagai berikut:
a. Visi
Mewujudkan manusia seutuhnya yang bertaqwa, berakhlak
mulia, cerdas, terampil, berwawasan Iptek dan lingkungan hidup.
b. Misi
Dalam mewujudkan visi SMP Negeri 10 Salatiga maka
dilaksanakan misi sebagai berikut :
1) Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang PAKEM ,
menantang, menyenangkan, komunikatif, tanpa takut salah, dan
demokratis.
2) Meraih prestasi yang lebih baik di bidang akademik dan
nonakademik.
3) Merealisasikan penghayatan dan pengamalan agama, keimanan
dan ketakwaan, mengembangkan sikap dan perilaku religiusitas
di lingkungan dalam dan luar sekolah sesuai dengan keyakinan
agamanya masing-masing.
4) Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu,
bertoleransi, bekerja sama, saling menghargai, disiplin, jujur,
kerja keras, kreatif, dan mandiri , memupuk disiplin belajar dan
mengajar secara kontinyu dan kesinambungan.
5) Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai,
cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan hidup demokratis.
6) Menciptakan suasana kerja dengan iklim kekeluargaan,
persatuan, kesatuan warga sekolah dengan prinsip asah,asih,asuh
7) Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih, indah
dan nyaman.
61
8) Melaksanakan penataan wiyata mandala dan 6K yang asri,
edukatif, dan berwawasan lingkungan hidup.
9) Melaksanakan pola managemen pengelolaan sekolah yang
transparan, obyektif, dan akuntabel.
10) Profil sekolah unggulan yang favorit bagi masyarakat.
11) Memupuk budi pekerti dan sopan santun bagi setiap siswa dan
warga sekolah.
12) Melakukan pelayanan dengan sebaik-baiknya sehingga tercipta
citra publik sekolah yang positif untuk meningkatkan animo
masyarakat luas terhadap SMP Negeri 10 Salatiga.
c. Tujuan
1) Lulus 100 % pada Ujian Nasional Tahun 2013/2014 sesuai
dengan standar kelulusan sebagaimana yang telah ditetapkan.
2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered
learning), antara lain CTL(Contextual Teaching and Learning),
PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan), serta layanan bimbingan dan konseling.
3) Mengoptimalkan penggunaan media LCD untuk pembelajaran
siswa di kelas VII-IX.
4) Mengoptimalkan penggunaan papan pajang untuk
mempublikasikan karya siswa.
5) Berusaha meraih kejuaraan dalam bidang KIR dan lomba mata
pelajaran tingkat kota dan provinsi.
6) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
melalui kegiatan pembiasaan ibadah shalat Dzuhur dan Shalat
Jumat bagi yang muslim dan kebaktian bagi yang beragama
Kristen dan Katholik.
7) Melestarikan budaya daerah melalui muatan lokal Bahasa Jawa
dengan indikator; 85% siswa mampu berbahasa Jawa sesuai
dengan konteks.
62
8) Menjadikan 85% siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian
lingkungan hidup di sekitarnya.
9) Siswa memiliki jiwa kebangsaaan dan cinta tanah air yang
diinternalisasikan lewat kegiatan OSIS dan Pramuka, serta
melalui pemutaran lagu wajib / nasional setiap pagi menjelang
masuk sekolah.
10) Meraih kejuaraan dalam beberapa cabang olah raga di tingkat
kota dan provinsi.
4. Ekstrakurikuler
Sebagai wadah pengembangan keterampilan siswa dibidang non
akademik, SMP Negeri 10 Salatiga juga memiliki beberapa kegiatan
Ekstrakurikuler yang telah dikembangkan. Yang mana bertujuan untuk
menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa. Kegiatan
Ekstrakurikuler ini terbagi menjadi dua, yaitu: yang pertamayaitu
ektrakurikuler wajib, kegiatan ekstrakurikuler wajib berupa pramuka
yang wajib diikuti oleh siswa kelas VII dan VIII. Yang ke-dua yaitu
ektrakurikuler pilihan, kegiatan ektrakurikuler pilihan ini dapat diikuti
oleh siswa yang mana setiap siswa dapat memilih maksimal 2 cabang
ektrakurikuler. Berikut merupakan beberapa cabang kegiatan
ektrakurikuler yang ada di SMP Negeri 10 Salatiga:
Tabel 3.2 Cabang Kegiatan Ekstrakurikuler SMP Negeri 10 Salatiga
No. Hari Jam Nama cabang Ekstra
1 Senin 13.30 Paduan Suara
2 Senin 13.45 Kader Kesehatan Remaja
3 Senin 13.30 Taekwondo
4 Senin 14.00 Bola Basket
5 Senin 14.30 Sepakbola
6 Selasa 14.00 Olimpiade IPA
7 Selasa 14.00 Olimpiade Matematika
8 Selasa 14.00 Olimpiade IPS
63
9 Selasa 13.30 Menulis Puisi dan Cerpen
10 Selasa 14.00 Renang
11 Selasa 14.00 Seni Baca Al-Qur’an
12 Selasa 13.30 Mading dan Jurnalistik
13 Selasa 14.00 Melukis dan membatik
14 Selasa 13.30 Pencak silat
15 Selasa 13.30 Paskibra
16 Rabu 13.30 Pramuka Kelas VIII
17 Rabu 13.30 Band
18 Kamis 13.30 Seni Tari
19 Kamis 14.00 Futsal
20 Kamis 15.00 Bola Voli
21 Kamis 13.30 Judo
22 Kamis 13.30 Karate
23 Kamis 13.45 PMR
24 Sabtu 11.35 Pramuka Kelas VII
25 Sabtu 15.00 Drumband
B. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII
SMP Negeri 10 Salatiga. Dengan jumlah 25siswa yaitu 12 siswa perempuan
dan 13 siswa laiki-laki. Adapun nama-nama atau subyek penelitian adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas VII C SMP Negeri 10 Salatiga
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1. ARA Perempuan
2. ANA Perempuan
3. AMF Laki-laki
4. ABN Laki-laki
5. APA Perempuan
64
6. BWA Laki-laki
7. DAR Laki-laki
8. FMF Laki-laki
9. FZ Laki-laki
10. HE Perempuan
11. IYPA Perempuan
12. IS Perempuan
13. LL Perempuan
14. LSW Perempuan
15. MP Laki-laki
16. MTFAG Laki-laki
17. NSAP Perempuan
18. NFPD Laki-laki
19. PYP Laki-laki
20. RAF Laki-laki
21. RK Perempuan
22. SKN Perempuan
23. SRPS Laki-laki
24. SMA Laki-laki
25. VS Perempuan
C. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2
siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa 16 April 2019 dan siklus II
dilaksanakan pada hari Selasa 30 April 2019.
1. Deskripsi Siklus I
Siklus ini dilaksankan pada hari Selasa tanggal 16 April 2019 pada jam
pertama (07.20-09.20) dan diikuti oleh 25 siswa. secara garis besar
pelaksanaan penelitian siklus I dapat dideskripsikan sebgai berikut :
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan PTK dilaksanakan beberapa hal
sebagai berikut :
65
1) Studi pendahuluan dan observasi terhadap proses pembelajaran
di kelas serta hasil belajar siswa.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPA materi sistem tata surya.
3) Menyusun soal-soal tes evaluasi yaitu pra siklus, siklus I dan
siklus II yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam menguasai materi pelajaran.
4) Menyusun kunci jawaban soal-soal evaluasi.
5) Menyiapkan media pembelajaran.
6) Membuat lembar observasi keterampilan guru dan aktivitas
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA.
b) Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa 16 April 2019 pukul 07.20 sampai 09.20 WIB diruang kelas
VII C SMP Negeri 10 Salatiga dengan jumlah 25 siswa dan seluruh
siswa hadir. Penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama satu
kali pertemuan (3x40 menit). Berikut ini langkah-langkah
pelaksanaan siklus I:
(1) Kegiatan Awal
(a) Guru membuka kelas dengan salam
(b) Guru menanyakan kabar peserta didik
(c) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
(d) Guru mengabsen siswaKegiatan Inti
66
(a) Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan menampilkan
video tata surya. (Stimulation)
(b) Guru meminta siswa mendeskripsikan apa yang telah
ditampilkan. (Stimulation)
(e) Guru menyampaikan kepada siswa, bahwa kegiatan
pembelajaran pada pertemuan hari ini, antara lain membuat
model orbit satelit, mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan,
dan mencari informasi tentang planet-planet penyusun tata
surya.(Stimulation)
(f) Guru membagi siswa menjadi lima kelompok
(c) Siswa ditunjukkan pada alat-alat dan bahan yang dibawa
oleh masing-masing kelompok, yaitu berupa bola plastik,
sterofoam, cutter, benang tali, dan alat tulis. (Stimulation)
(d) Siswa mengidentifikasi apa yang akan mereka lakukan
dengan alat dan bahan tersebut. (Problem statemen)
(e) Siswa dibagikan lembar kerja siswa yang harus diisi oleh
setiap kelompok. (Problem statemen)
(f) Siswa mulai merangkai alat dan bahan di meja masing-
masing bersama kelompoknya. (Data collection)
(g) Dan siswa melakukan percobaan berdasarkan pengetahuan
mereka. (Data processing)
(h) Siswa mengisi lembar kerja setelah itu siswa
mempresentasikan hasil diskusi masing-masing ke depan
kelas. (Verification)
(i) Mengapresiasi hasil kerja kelompok dan melakukan
penilaian kelompok. (Verification)
(j) Siswa bersama guru menyimpulkan tentang materi
komponen penyusun tata surya. (Generalization)
67
(2) Kegiatan Akhir
(a) Guru membagikan soal evaluasi
(b) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup
c) Pengamatan (observasi)
Tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan siklus I, yaitu apakah pelaksanaan pembelajaran
menggunakan media realia dengan metode Discovery Learning
telah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dan
seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar
observasi tersebut meliputi lembar observasi terhadap guru dan
lembar observasi terhadap siswa. Serta perlu dilihat aktivitas siswa
dalam proses belajar mengajar yang meliputi perhatian siswa
terhadap informasi yang diberikan, kemampuan siswa selama
menemukan dan memecahkan masalah yang diberikan guru,
kemampuan siswa dalam bekerjasama dalam kelompok, dan juga
keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.
d) Refleksi
Guru mengadakan refleksi dan evaluasi untuk mengetahui
kekurangan pembelajaran dan dapat dijadikan langkah perbaikan
untuk siklus selanjutnya. Adapun kendala yang menghambat
pelaksanaan pembelajaran dan perlu adanya perbaikan adalah :
68
1) Siswa belum berani dalam menyampaikan pendapat.
2) Siswa kurang percaya diri untuk maju ke depan kelas.
3) Sebagian siswa kurang antusias dalam melakukan diskusi kerja
kelompok
Berdasarkan kendala tersebut, peneliti perlu melakukan
tindakan kembali pada siklus II. Tujuan dari siklus II adalah
meningkatkan hasil belajar dari siklus I, agar semua siswa dapat
memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
2. Deskripsi Siklus II
Siklus ini dilaksankan pada hari Selasa tanggal 30 April 2019
pada jam pertama (07.20-09.20) dan diikuti oleh 25 siswa. Secara garis
besar pelaksanaan penelitian siklus II dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan PTK dilaksanakan beberapa hal
sebagai berikut :
(1) Studi pendahuluan dan observasi terhadap proses pembelajaran
di kelas serta hasil belajar siswa.
(2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPA materi sistem tata surya.
(3) Menyusun soal-soal tes evaluasi yaitu siklus II yang akan
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai
materi pelajaran.
69
(4) Menyusun kunci jawaban soal-soal evaluasi.
(5) Peneliti menyiapkan media pembelajaran.
(6) Membuat lembar observasi keterampilan guru dan aktivitas
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA.
b) Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari
Selasa 30 April 2019 pukul 07.20 sampai 09.20 WIB diruang kelas
VII C SMP Negeri 10 Salatiga dengan jumlah 25 siswa dan seluruh
siswa hadir. Penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama satu
kali pertemuan (3x40 menit). Berikut ini langkah-langkah
pelaksanaan siklus II :
(1) Kegiatan Awal
(a) Guru membuka kelas dengan salam.
(b) Guru menanyakan kabar peserta didik.
(c) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
(d) Guru mengabsen siswa.
(2) Kegiatan Inti
(a) Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan menampilkan
video tata surya. (Stimulation)
(b) Guru meminta siswa mendeskripsikan apa yang telah
ditampilkan. (Stimulation)
(e) Guru menyampaikan kepada siswa, bahwa kegiatan
pembelajaran pada pertemuan hari ini, antara lain membuat
model orbit satelit, mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan,
70
dan mencari informasi tentang planet-planet penyusun tata
surya. (Stimulation)
(f) Guru membagi siswa menjadi lima kelompok.
(c) Siswa ditunjukkan pada alat-alat dan bahan yang dibawa
oleh masing-masing kelompok, yaitu berupa bola plastik,
sterofoam, cutter, benang tali, dan alat tulis. (Stimulation)
(d) Siswa mengidentifikasi apa yang akan mereka lakukan
dengan alat dan bahan tersebut. (Problem statemen)
(e) Siswa dibagikan lembar kerja siswa yang harus diisi oleh
setiap kelompok. (Problem statemen)
(f) Siswa mulai merangkai alat dan bahan di meja masing-
masing bersama kelompoknya. (Data collection)
(g) Dan siswa melakukan percobaan berdasarkan pengetahuan
mereka. (Data processing)
(h) Siswa mengisi lembar kerja setelah itu siswa
mempresentasikan hasil diskusi masing-masing ke depan
kelas. (Verification)
(i) Mengapresiasi hasil kerja kelompok dan melakukan
penilaian kelompok. (Verification)
(j) Siswa bersama guru menyimpulkan tentang materi
komponen penyusun tata surya. (Generalization)
(3) Kegiatan Akhir
(a) Guru membagikan soal evaluasi
71
(b) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.
c) Pengamatan (observasi)
Tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan siklus II, yaitu apakah pelaksanaan pembelajaran
menggunakan media realia dengan metode Discovery Learning telah
sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dan seberapa
jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar observasi
tersebut meliputi lembar observasi terhadap guru dan lembar
observasi terhadap siswa. Serta perlu dilihat aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar yang meliputi perhatian siswa terhadap
informasi yang diberikan, kemampuan siswa selama menemukan
dan memecahkan masalah yang diberikan guru, kemampuan siswa
dalam bekerjasama dalam kelompok, dan juga keaktifan siswa
selama pembelajaran berlangsung.
d) Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II dan sesuai
dengan rencana penelitian tindakan kelas, terdapat banyak
peningkatan dari segi hasil belajar maupun minat belajar siswa jika
dibandingkan dengan siklus I. Namun dalam siklus II ini masih
terdapat sedikit kendala yaitu :
1) Siswa kurang percaya diri untuk maju ke depan kelas.
72
2) Siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat.
Penelitian pada siklus II secara keseluruhan menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar sesuai dengan metode Discovery
Learning dan media realia yang dilihat melalui hasil observasi siswa
dan guru. Nilai rata-rata yang diperoleh tiap siklus semakin
meningkat, dengan demikian artinya indikator keberhasilan telah
tercapai. Hasil ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan
media realia dengan metode Discovery Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. dengan demikian tindakan
penelitian sudah dapat dihentikan.
73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Per Siklus
Penelitian tindakan kelas yang direncanakan menggunakan dua
siklus yang sama-sama menjelaskan materi tentang sistem tata surya. Pada
siklus I mengenai sub pokok bahasan tentang planet-planet penyusun tata
surya. Sedangkan pada siklus II mengenai sub pokok bahasan tentang gerak
rotasi dan revolusi Bumi. Masing-masing siklus berjalan pada 3 x 40 menit (3
jam pelajaran) dalam 1 kali pertemuan.
Dalam penelitian ini setiap pembelajaran digunakan soal dan
lembar observasi untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mengikuti
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan media realia dan
metode Discovery Learning.
Untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar siswa sebelum
dilakukan penelitian, maka dilakukan pengambilan data hasil belajar siswa
dengan melakukan tesprasiklus. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas VII C
SMP Negeri 10 Salatiga yang berjumlah 25 siswa. Secara rinci hasil
penelitian akan diuraikan sebagai berikut :
1. Pra Siklus
Data Hasil Pengamatan
Tabel 4.1
Nilai Pra Siklus
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 ARA 64 40 Tidak Tuntas
74
2 ANA 64 60 Tidak Tuntas
3 AMF 64 70 Tuntas
4 ABN 64 90 Tuntas
5 APA 64 40 Tidak Tuntas
6 BWA 64 60 Tidak Tuntas
7 DAR 64 60 Tidak Tuntas
8 FMF 64 50 Tidak Tuntas
9 FZ 64 50 Tidak Tuntas
10 HE 64 60 Tidak Tuntas
11 IYPA 64 50 Tidak Tuntas
12 IS 64 55 Tidak Tuntas
13 LL 64 55 Tidak Tuntas
14 LSW 64 50 Tidak Tuntas
15 MP 64 70 Tuntas
16 MTFAG 64 50 Tidak Tuntas
17 NSAP 64 40 Tidak Tuntas
18 NFPD 64 90 Tuntas
19 PYP 64 60 Tidak Tuntas
20 RAF 64 80 Tuntas
21 RK 64 80 Tuntas
22 SKN 64 60 Tidak Tuntas
23 SRPS 64 50 Tidak Tuntas
24 SMA 64 60 Tidak Tuntas
25 VS 64 30 Tidak Tuntas
Nilai Rata-Rata Kelas 58,4
Jumlah siswa yang tuntas/Presentasi Ketuntasan
6 siswa/24%
Jumlah siswa yang belum tuntas/Presentasi ketidaktuntasan
19 siswa/76%
Persentase Ketuntasan=
x 100%
=
x 100%
= 24%
Persentase Siswa Tidak Tuntas =
x 100%
=
x 100%
= 76%
75
Nilai Rata-Rata Kelas =
=
= 58,4
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil nilai rata-
rata sebelum tindakan hanya 58,4. Dalam pra siklus ini, peneliti
menggunakan metode ceramah seperti metode yang digunakan guru
sebelumnya dan hasilnya masih banyak siswa yang belum mencapai
nilai kriteria ketuntasan minimal, yaitu sebanyak 19 siswa atau 76%.
Sedangkan yang sudah mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 6 siswa
atau 24%. Dari hasil belajar tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil
belajar IPA siswa kelas VII C SMP Negeri 10 Salatiga masih rendah
atau belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 64.
Dari hasil nilai tes pra siklus di atas, maka peneliti berdiskusi
dengan guru kelas untuk melakukan tindakan dalam upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada siswa
kelas VII C SMP Negeri 10 Salatiga dengan cara yang menarik yaitu
menggunakan media realia dan metode Discovery Learning.
2. Siklus I
a) Data hasil Pengamatan
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 ARA 64 70 Tuntas
76
2 ANA 64 70 Tuntas
3 AMF 64 60 Tidak Tuntas
4 ABN 64 70 Tuntas
5 APA 64 65 Tuntas
6 BWA 64 50 Tidak Tuntas
7 DAR 64 50 Tidak Tuntas
8 FMF 64 50 Tidak Tuntas
9 FZ 64 50 Tidak Tuntas
10 HE 64 70 Tuntas
11 IYPA 64 70 Tuntas
12 IS 64 70 Tuntas
13 LL 64 70 Tuntas
14 LSW 64 70 Tuntas
15 MP 64 70 Tuntas
16 MTFAG 64 50 Tidak Tuntas
17 NSAP 64 70 Tidak Tuntas
18 NFPD 64 65 Tuntas
19 PYP 64 40 Tidak Tuntas
20 RAF 64 70 Tuntas
21 RK 64 70 Tuntas
22 SKN 64 50 Tidak Tuntas
23 SRPS 64 50 Tidak Tuntas
24 SMA 64 60 Tidak Tuntas
25 VS 64 25 Tidak Tuntas
Nilai Rata-Rata Kelas 60,2
Jumlah siswa yang tuntas/Presentasi Ketuntasan
13 siswa / 52%
Jumlah siswa yang belum tuntas/Presentasi ketidaktuntasan
12 siswa / 48%
Persentase Ketuntasan =
x 100%
=
x 100%
= 52%
Persentase Siswa Tidak Tuntas =
x 100%
=
x 100%
= 48%
77
Nilai Rata-Rata Kelas =
=
= 60,2
Dalam siklus I ini, peneliti menerapkan metode Discovery
Learning dan menggunakan media realia. Berdasarkan hasil yang
telah diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa siklus I ini,
siswa yang dapat mencapai KKM 64 sebanyak 13 siswa atau 52%
dengan rata-rata kelas 60,2. Namun masih ada siswa yang belum
mencapai standar KKM yaitu sebanyak 12 siswa atau 48%. Oleh
karena itu perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran pada siklus
selanjutnya.
b) Data Pengamatan Sikap Siswa
Tabel 4.3
Pengamatan Sikap Siswa
No Nama Siswa Aspek yang dinilai
Perhatian Kerja sama Keaktifan
1 ARA C B K
2 ANA B B C
3 AMF C B C
4 ABN B B B
5 APA B C K
6 BWA C B K
7 DAR C C B
8 FMF B B K
9 FZ K C C
78
10 HE C B C
11 IYPA B B B
12 IS C C K
13 LL B B B
14 LSW C C K
15 MP B K B
16 MTFAG B B B
17 NSAP C C K
18 NFPD B B K
19 PYP C B K
20 RAF C C B
21 RK C C B
22 SKN B B K
23 SRPS C C C
24 SMA C K C
25 VS B C K
Keterangan :
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang baik
Dari hasil pengamatan terhadap masing-masing siswa, banyak
yang memiliki perhatian baik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
pada Siklus I ini. Tidak hanya dari segi perhatian, namun dapat
terlihat juga dalam kerjasama siswa dengan siswa lain dan keaktifan
siswa yang baik. Hal ini dapat dijadikan suatu dorongan terhadap
meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus berikutnya. Karena
sikap siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
79
c) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran
siklus I yang menerapkan metode Discovery Learning dan
menggunakan media realia, terdapat masukan-masukan guru mata
pelajaran IPA yang bisa dijadikan perbaikan untuk pembelajaran
selanjutnya, diantaranya adalah jumlah kelompok dalam proses
pembelajaran dapat dibedakan antara siklus I dan II. Misalkan siklus I
dibentuk kelompok besar atau sedang dan siklus II dibentuk
kelompok kecil.
Peneliti juga menemukan kendala-kendala yang menghambat
proses pembelajaran pada siklus I. Kendala- kendala tersebut antara
lain :
1) Siswa belum berani dalam menyampaikan pendapat.
2) Siswa kurang percaya diri untuk maju ke depan kelas.
3) Sebagian siswa kurang antusias dalam melakukan diskusi kerja
kelompok
3. Siklus II
a) Data Hasil Pengamatan
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 ARA 64 90 Tuntas
2 ANA 64 70 Tuntas
80
3 AMF 64 90 Tuntas
4 ABN 64 90 Tuntas
5 APA 64 80 Tuntas
6 BWA 64 90 Tuntas
7 DAR 64 70 Tuntas
8 FMF 64 100 Tuntas
9 FZ 64 100 Tuntas
10 HE 64 100 Tuntas
11 IYPA 64 90 Tuntas
12 IS 64 95 Tuntas
13 LL 64 90 Tuntas
14 LSW 64 100 Tuntas
15 MP 64 90 Tuntas
16 MTFAG 64 90 Tuntas
17 NSAP 64 100 Tuntas
18 NFPD 64 80 Tuntas
19 PYP 64 100 Tuntas
20 RAF 64 95 Tuntas
21 RK 64 85 Tuntas
22 SKN 64 55 Tidak Tuntas
23 SRPS 64 75 Tuntas
24 SMA 64 100 Tuntas
25 VS 64 75 Tuntas
Nilai Rata-Rata Kelas 88
Jumlah siswa yang tuntas/Presentasi Ketuntasan
24 siswa/96%
Jumlah siswa yang belum tuntas/Presentasi ketidaktuntasan
1 siswa/4%
Nilai Rata-Rata Kelas =
=
= 88
Persentase Siswa Tuntas =
x 100%
=
x 100%
= 96%
81
Persentase Siswa Tidak Tuntas =
x 100%
=
x 100%
= 4%
Dalam siklus II ini, peneliti menerapkan kembali metode
pembelajaran Discovery Learning dan menggunakan media realia.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel di atas, dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan.
Pada siklus II ini, nilai rata-rata kelas sebesar 88. Dengan persentase
ketuntasan sebanyak 96% atau 24 siswa dari 25 siswa dan 4% atau
hanya 1 siswa yang tidak tuntas. Dari hasil tersebut, dapat diketahui
bahwa peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai KKM dari
Siklus I ke Siklus II sebanyak 11 siswa atau 44%. Siswa yang belum
tuntas menurut peneliti memang kurang memiliki perhatian dan
pemahaman materi dalam mengikuti pembelajaran dan kurang aktif
saat pembelajaran berlangsung.
b) Data Penilaian Sikap Siswa
Tabel 4.5
Pengamatan Sikap Siswa
No Nama Siswa Aspek yang dinilai
Perhatian Kerja sama Keaktifan
1 ARA B B B
2 ANA B B B
3 AMF B B B
4 ABN B B C
82
5 APA B C B
6 BWA B C B
7 DAR B C K
8 FMF B C C
9 FZ C B B
10 HE B B B
11 IYPA B C C
12 IS C C B
13 LL B B B
14 LSW B C K
15 MP B B B
16 MTFAG B B C
17 NSAP B B K
18 NFPD B C B
19 PYP B C B
20 RAF B B C
21 RK B C B
22 SKN B B C
23 SRPS B C B
24 SMA C B B
25 VS B C B
Keterangan :
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang baik
Dari tabel pengamatan sikap siswa di atas, dapat dilihat bahwa
perhatian, kerjasama, dan keaktifan hampir seluruh siswa semakin
membaik atat semakin meningkat. Dengan membaiknya sikap siswa,
83
maka berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang semakin
meningkat pula. Hal ini menunjukkan bahwa, sikap siswa di dalam
proses pembelajaran perlu diberikan perhatian karena dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar siwa.
c) Refleksi
Nilai hasil belajar pada siklus II lebih meningkat
dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II masih ada siswa yang
belum tuntas. Siswa yang belum tuntas ini adalah siswa yang sama
pada siklus I. Siswa tersebut memang perlu pembelajaran ekstra
tentang Ilmu Pengetahuan Alam.
Namun demikian, peningkatan hasil belajar siswa pada
siklus II inimeningkat sangat signifikan, maka penelitian dengan
menggunakan metode Discovery Learning dan media Realia ini
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 10
Salatiga.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Siklus I
Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I termasuk
dalam kategori cukup baik, dilihat dari banyaknya sikap siswa yang
sebagian besar menunjukkan sikap cukup baik dalam aspek sikap
perhatian, kerjasama antar siswa serta keaktifan siswa.Aspek yang
84
paling menunjukkan sikap siswa yang cukup baik adalah perhatian siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Aspek yang menunjukkan
sikap siswa yang cukup baik adalah kerjasama siswa. Sedangkan aspek
yang paling menunjukkan sikap siswa yang kurang baik adalah keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil tes evaluasi pada siklus I, nilai rata-rata kelas yaitu 60,2;
dengan siswa yang belum mencapai KKM 64 sebanyak 12 siswa (48%),
dan yang sudah mencapai KKM sebanyak 13 siswa (52%).
2. Siklus II
Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I termasuk dalam
kategori baik, dilihat dari banyaknya sikap siswa yang sebagian besar
menunjukkan sikap baik dalam aspek sikapperhatian, kerjasama antar
siswa serta keaktifan siswa. Aspek yang paling menunjukkan sikap
siswa yang baik adalah perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Sedangkan aspek yang paling menunjukkan sikap siswa
yang cukup baik adalah keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran,
serta kerjasama antar siswa juga cukup baik.
Hasil tes evaluasi pada siklus I, nilai rata-rata kelas yaitu 88;
dengan siswa yang belum mencapai KKM 64 sebanyak 1 siswa (4%),
dan yang sudah mencapai KKM sebanyak 24 siswa (96%).
3. Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Per Siklus
Data ini diperoleh dari hasil belajar siswa Pra Siklus, Siklus I
dan II, yang dipaparkan sebagai berikut :
85
Tabel 4.6
Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Per Siklus
D
a
t
a
B
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
mengalami peningkatan pada tiap siklus yaitu dari pra siklus ke siklus
I sebanyak 7 siswa atau 28%. Dari siklus I ke Siklus II juga
mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebanyak 11 siswa atau
44%. Begitupun dengan siswa yang tidak tuntas, pada tiap siklus
mengalami penurunan yaitu dari pra siklus ke siklus I sebanyak 7
siswa atau 28% dan dari siklus I ke siklus II sebanyak 11 siswa atau
44%. Dari paparan hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II di atas
diperoleh data nilai hasil belajar siswa keseluruhan sebagai berikut.
Keterangan
Kegiatan Peningkatan/Penurunan
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II Pra siklus ke
Siklus I
Siklus I
ke Siklus
II
Tuntas 6 siswa /
24%
13 siswa/
52%
24 siswa/
96%
7 siswa /
28%
11 siswa/
44%
Tidak
Tuntas
19 siswa/
76%
12 siswa/
48%
1 siswa/
4%
7 siswa/
28%
11 siswa/
44%
86
Gambar 4.1 Diagram ketuntasan siswa dari Pra Siklus sampai siklus II
Dari hasil nilai ketuntasan di atas, dapat diketahui bahwa tiap
siklus mengalami peningkatan. Dari Pra Siklus sebesar 24% menjadi 52%
di Siklus I, kemudian meningkat lagi di Siklus II menjadi 96%. Begitupun
juga terjadi penurunan pada siswa yang tidak tuntas yaitu sebesar 76%
pada Pra Siklus, kemudian menjadi 48% di Siklus I dan menjadi 4% di
Siklus II. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan yang
cukup signifikan jumlah siswa yang tuntas atau mencapai KKM. Dan
penurunan jumlah siswa yang tidak tuntas atau tidak mencapai KKM.
4. Data Nilai Rata-Rata Per Siklus
Dalam bagian ini disajikan data nilai rata-rata kelas per siklus yang akan
dipaparkan sebagai berikut.
24%
76%
52% 48%
96%
4%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
Pra Siklus Siklus I Siklus II
87
Tabel 4.7
Nilai Rata-Rata Per Siklus
Kegiatan Nilai Rata-Rata
Kelas
Pra Siklus 58,4
Siklus I 60,2
Siklus II 88
Gambar 4.2 Diagram Data Nilai Rata-Rata Kelas Per Siklus
Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-
rata kelas tiap siklus mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas
siklus I yaitu 60,2 dan meningkat pada nilai rata-rata kelas siklus II
yaitu 88. hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Media Realia dan
metode Discovery Learning pada materi Sistem Tata Surya dapat
meningkatkan nilai rata-rata kelas VII C SMP Negeri 10 Salatiga.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian yang telah dilakukan di kelas VII C SMP Negeri 10
Salatiga,
menunjukkanbahwahasilbelajarsiswamengalamipeningkatansetelah
diterapkannya metode pembelajaran Discovery Learning dengan
menggunakan media Realia.. Padapra siklus, siswa yang mencapai
standard KKM sebanyak 6 siswa atau 24% dengan rata-rata nilai kelas
58,4. Kemudian Siklus I, siswa yang mencapaistandar KKM sebanyak 13
siswaatau 52% dengan rata-rata nilai kelas 60,2. Sedangkanpadasiklus II
siswa yang mencapaistandar KKM 64 sebanyak 24 siswaatau 96% dengan
rata-rata nilai kelas 88. Jadisiklus I sampaisiklus II
terjadikenaikanpresentasehasilbelajaryaitu sebesar 44%.
B. Saran
Setelahmelakukanpenelitiantindakankelasini,
dapatdikemukakanbeberapa saran antaralain :
1. BagiSiswa
a) Siswadapatmemotivasidirisendiriuntukterusmeningkatk
anhasilbelajar di sekolah.
89
b) Siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
c) Siswa dapat memunculkan kreatifitasnya melalui media
yang diberikan guru.
d) Siswa lebih percaya diri dalam meyampaikan pendapat.
2. Bagi Guru
a) Guru terus meningkatkan kreatifitas dalam
menggunakan media pembelajaran.
b) Guru terus mencoba metode baru untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa .
3. Bagi Sekolah
a) Sekolah mengadakan pembinaan bagi para guru agar
dapat menambah wawasan seperti pelatihan-pelatihan,
workshop sehingga diharapkan guru dapat memberikan
pelayanan yang maksimal kepada para siswa dengan
menjadi guru yang profesional.
b) Sekolah menyediakan sarana-dan prasarana yang
memadai dan mendukung kegiatan belajarmengajar
agar prestasi belajar siswa meningkat.
90
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, H.,dkk. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Asnawir dan Basyaruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
Pers.
Bahri, D, S dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori Belajar Mengajar. Jogjakarta:
DIVA Press.
Cahyono, Guntur. 2019. Media Pembelajaran. Sukoharjo: Oase Pustaka.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Darmodjo, H. & Kaligis, J.R.E. 1991/1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.
Fathurrohman, Pupuh. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika
Aditama.
Jariatun. 2017.Pengaruh Penggunaan Media Realia Terhadap Hasil Belajar
Matematika Di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Bandar Lampung.
Skripsi.Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Mudjiono dan Dimyati, M. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Edisi II. Jakarta:
Rineka Cipta.
Muzahar. 2018. Pengaruh Penggunaan Media Realia Terhadap Minat Dan Hasil
Belajar Siswa Pada Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup Di Kelas IV
MIN 8 Aceh Besar. Skripsi. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Darussalam.
Rahmawati, Erna. 2018. Penggunaan Media Realia Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas V SD IT Wahdatul Ummah Metro Tahun Pelajaran
2017/2018. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Metro.
Rusyan, Tabrani. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remadja Karya.
91
Samatowa, U. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:
Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi: Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Thobroni, M. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Widodo, Wahono, dkk. 2016. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/ MTs Kelas VII
Semester 2. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
93
Lampiran 1
SIKLUS I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Salatiga
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/2
Materi Pokok : Sistem Tata Surya
Alokasi waktu : 3 JP (3 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
94
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3. 3.11. Menganalisis sistem
tatasurya, rotasi dan
revolusi
bumi, rotasi dan revolusi
bulan, serta dampaknya
bagi kehidupan di bumi.
3.11.1 Membuat model orbit planet
3.11.2.Mendeskripsikan karakteristik
komponen tata surya
3.11.3 Mencari informasi tentang
planet-planet penyusun tata surya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membuat orbit planet dengan benar
2. Peserta didik dapat mendeskripsikan karakteristik kelompok Tata Surya
3. Peserta didik dapat mencari informasi tentang planet-planet penyusun tata
surya
E. Materi Pembelajaran
Sistem Tata Surya
Pada awal tahun 1600an, Johannes Kepler seorang ahli
matematika dari Jerman mulai mempelajari orbit planet-planet. Ia
menemukan bahwa bentuk orbit planet tidak melingkar, tetapi
berbentuk oval atau elips. Perhitungan lebih lanjut menunjukkan
bahwa letak matahari di pusat orbit, tetapi sedikit offset. Kepler juga
menemukan bahwa planet bergerak dengan kecepatan yang berbeda
dalam orbitnya di sekitar matahari.
Matahari bergerak lebih cepat daripada planet yang jauh dari
Matahari. Bidang edar planet-planet dalam mengelilingi Matahari
disebut orbit dan bidang edar Bumi dalam mengelilingi Matahari
95
disebut bidang ekliptika. Susunan Tata Surya terdiri atas Matahari,
Planet Dalam, Planet Luar, Komet, Meteorid, dan Asteroid.
1. Matahari
Matahari adalah bintang yang berupa bola gas panas dan
bercahaya yang menjadi pusat sistem tata surya. Tanpa energi
intens dan panas Matahari, tidak akan ada kehidupan di Bumi.
Matahari memiliki 4 lapisan, yaitu sebagai berikut.
5) Inti Matahari, memiliki suhu sekitar 1,5 x 107o
C yang cukup
untuk mempertahankan fusi termonuklir yang berfungsi
sebagai sumber energi Matahari. Energi dari inti akan
diradiasikan ke lapisan luar Matahari dan kemudian sampai
ke ruang angkasa.
6) Fotosfer, memiliki suhu sekitar 6000 Kelvin, dengan
ketebalan sekitar 300 km. Melalui fotosfer, sebagian besar
radiasi Matahari ke luar dan terdeteksi sebagai sinar Matahari
yang kita amati di Bumi. Di dalam fotosfer terdapat bintik
Matahari, yaitu daerah dengan medan magnet yang kuat dan
dingin serta lebih gelap dari wilayah sekitarnya.
7) Kromosfer, memiliki suhu sekitar 4.500 Kelvin dan
ketebalannya 2.000 km. Kromosfer terlihat seperti gelang
merah yang mengelilingi Bulan pada waktu terjadi gerhana
Matahari total.
8) Korona, merupakan lapisan terluar Matahari dengan suhu
sekitar 1.000.000 Kelvin dan ketebalannya sekitar 700.000
km. Memiliki warna keabu-abuan yang dihasilkan dari
ionisasi atom karena suhu yang sangat tinggi. Korona terlihat
seperti mahkota dengan warna keabu-abuan yang
mengelilingi Bulan pada waktu terjadi gerhana Matahari
total.
2. Planet Dalam
96
Planet adalah benda langit yang tidak dapat
memancarkan cahaya sendiri. Planet hanya memantulkan cahaya
yang diterimanya dari bintang. Planet dalam disebut juga dengan
planet terestrial. Planet terestrial adalahplanet yang letaknya
dekat dengan Matahari, berukuran kecil, memiliki sedikit atau
tidak sama sekali, berbatu, terestrial, sebagian besar terdiri atas
air mineral tahan api, seperti silikat yang membentuk kerak dan
mantelnya, serta logam seperti besi dan nikel yang membentuk
intinya.
Selain itu planet dalam juga memiliki atmosfer yag
cukup besar untuk menghasilkan cuaca, memiliki kawah dan
fitur permukaan tektonik. Seperti lembah retakan dan gunung
berapi. Planet dalam terdiri atas: Merkurius, Venus, Bumi, dan
Mars.
3. Planet Luar
Planet luar disebut juga dengan planet Jovian. Planet
Jovian adalah planet yang letaknya jauh dengan Matahari,
berukuran besar, memiliki banyak satelit, dan sebagian besar
tersusun dari bahan ringan. Seperti hidrogen, helium, metana,
dan amonia. Planet-planet dalam dan luar dipisahkan oleh sabuk
asteroid. Planet luar terdiri atas Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.
4. Komet
Komet berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Kornetes
artinya berambut panjang. Komet adalah benda langit yang
mengelilingi Matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet
ini terdiri atas debu, partikel batu yang bercampur dengan es,
metana, dan amonia.
Bagian-bagian komet, yaitu sebagai berikut.
e) Inti Komet, yaitu komet yang berukuran lebih kecil, padat,
tersusun dari debu dan gas.
97
f) Koma, yaitu daerah kabut di sekitar inti.
g) Ekor komet, yaitu bagian komet yang berukuran lebih
panjang. Arah ekor komet selalu menjauhi Matahari
dikarenakan dorongan yang berasal dari angin dan radiasi
Matahari.
h) Meteoroid
Meteoroid adalah potongan batu atau puing-puing
logam (yang mengandung unsur besi dan logam) yang
bergerak di luar angkasa.Meteoroid mengelilingi Matahari
dengan orbit tertentu dan kecepatan yang bervariasi.
Meteoroid tercepat bergerak di sekitar 42km/detik. Ketika
Meteoroid tertarik oleh gravitasi bumi, maka sebelum sampai
di Bumi, meteoroid akan bergesekan dengan atmosfer Bumi.
Gesekan tersebut akan menghasilkan panas dan membakar
meteoroid tersebut. Meteoroid yang habis terbakar oleh
atmosfer Bumi disebut meteor. Apabila Meteoroid tidak
habis dibakar oleh atmosfer Bumi dan jatuh ke Bumi disebut
meteorit.
5. Asteroid
Asteroid adalah potongan-potongan batu yang mirip
dengan materi penyusun planet. Sebagian besar asteroid
terletak di .daerah antara orbit Mars dan Jupiter yang disebut
sabuk Asteroid.
F. Metode Pembelajaran
1. Discovery Learning
2. Ceramah
3. Diskusi-Presentasi
4. Tanya jawab
G. Media Pembelajaran
98
Media : Video, papan tulis, alat tulis, realia
Alat dan Bahan :Laptop, LCD proyektor,cutter,sterofoam,plastisin,
crayon
H. Sumber Belajar
1. Buku SiswaIPA Kelas VII Kemdikbud
2. Buku Guru IPA Kelas VII Kemdikbud
3. LingkunganSekitar
4. Internet
5. Bukupenunjanglainnya
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan pertama (3 JP)
Langkah-langkah Kegiatan Guru Waktu
Pra Pendahuluan 1. Guru membuka kelas dengan salam
2. Guru menanyakan kabar peserta didik
3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
4. Guru mengabsen siswa
10 menit
Pendahuluan
Stimulation(pembe
rian rangsangan)
1. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan “Pernahkah kalian memandang langit malam
yang dipenuhi bintang-bintang? Jika matahari adalah
bintang terdekat dari Bumi, di manakah letak bintang-
bintang yang kalian lihat itu? Berapa banyak bintang dan
planet yang ada di jagad raya ini? Seberapa luaskah jagad
raya ini?
2. Guru melakukan menampilkan video tata surya
3. Guru meminta siswa mendeskripsikan apa yang telah
ditampilkan
4. Guru menyampaikan kepada Peserta Didik tujuan
pembelajaran. Guru menyampaikan kepada Peserta Didik
10menit
99
nilai atau output yang diperoleh setelah mempelajari
bagian ini, yaitu untuk mengetahui karakteristik benda
langit dan pengaruhnya terhadap kehidupan di Bumi.
5. Guru menyampaikan kepada siswa, bahwa kegiatan
pembelajaran pada pertemuan hari ini, antara lain
membuat model orbit satelit, mendiskusikan pertanyaan-
pertanyaan, dan mencari informasi tentang planet-planet
penyusun tata surya.
6. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok
7. Siswa ditunjukkan pada alat-alat dan bahan yang dibawa
oleh masing-masing kelompok, yaitu berupa plastisin,
sterofoam, cutter, tusuk gigi, benang tali, dan alat tulis
Inti
Problem
Statement
(identifikasi
masalah)
Data
Collection(pengum
pulan data)
Data Processing
(Pengolahan data)
Verification(pemb
uktian)
Generalization(me
narik kesimpulan)
1. Siswa mengidentifikasi apa yang akan mereka lakukan
dengan alat dan bahan tersebut
2. Siswa dibagikan lembar kerja kelompok yang harus diisi
oleh setiap kelompok
3. Siswa mulai merangkai alat dan bahan di meja masing-
masing bersama kelompoknya.
4. Dan siswa melakukan percobaan berdasarkan
pengetahuan mereka
5. Siswa mengisi lembar kerja.
6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi masing-masing
kelompok ke depan kelas.
7. Mengapresiasi hasil kerja kelompok dan melakukan
penilaian kelompok
8. Siswa bersama guru menyimpulkan tentang materi
komponen penyusun tata surya
90 menit
Penutup 1. Guru membagikan test evaluasi 10 menit
100
2. Guru menutup pelajaran dengan salam penutup
J. Penilaian
Teknik Penilaian : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Uraian
Pedoman Penilaian:
Setiap nomor skor 1
Penskoran =
x 100
101
Lampiran 2
SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Salatiga
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/2
Materi Pokok : Tata Surya
Alokasi waktu : 3 JP (3 x 40 menit)
C. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
D. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KI Kompetensi Dasar Indikator
3 3.11. Menganalisis sistem 3.11.6. Mengamati berbagai fase Bulan.
102
tata surya, rotasi dan
revolusi bumi, rotasi
dan revolusi bulan,
serta dampaknya bagi
kehidupan di bumi
3.11.7. Mendeskripsikan gerak rotasi dan
revolusi Bumi.
3.11.8. Mendeskripsikan rotasi, revolusi
Bumi serta peristiwa yang
diakibatkannya.
3.11.9.Mendeskripsikan peristiwa
gerhana Matahari dan gerhana
Bulan sebagai akibat gerakan
Bumi dan Bulan terhadap
Matahari
E. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengamati berbagai fase Bulan.
2. Peserta didik mampu mendeskripsikan gerak rotasi dan revolusi Bumi.
3. Peserta didik mampu mendeskripsikan rotasi, revolusi Bumi serta
peristiwa yang diakibatkannya.
4. Peserta didik mampu mendeskripsikan peristiwa gerhana Matahari dan
gerhana Bulan sebagai akibat gerakan Bumi dan Bulan terhadap
Matahari.
F. Materi
5. Kondisi Bumi
d) Bentuk Bumi
Selama bertahun-tahun para pelaut mengamati bahwa hal
yang pertama kali mereka lihat di laut adalah puncak kapal. Hal ini
menunjukkan bahwa Bumi berbentuk bulat. Begitu pula pada tahun
1522, Magelhaen telah membuktikan bahwa Bumi berbentuk bulat.
Waktu itu dia mengadakan pelayaran dengan arah lurus, kemudian
dia berhasil kembali ke tempat awal dia berlayar.
Asteroid telah melihat dengan jelas bentuk Bumi. Astronot
dari atas melihat bahwa terdapat sedikit tonjolan di khatulistiwa
103
dan terdapat bagian Bumi yang rata kutubnya. Hal ini menunjukkan
bahwa bentuk bentuk Bumi tidak benar-benar bulat, akan tetapi
sedikit lonjong. Bumi berdiameter sekitar 12.742 km.
e) Rotasi Bumi
Rotasi Bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya.
Sedangkan kala rotasi Bumi adalah waktu yang diperlukan Bumi
untuk sekali berputar pada porosnya, yaitu 23 jam 56 menit. Bumi
berotasi dari barat ke timur. Adapun akibat dari Bumi adalah
sebagai berikut.
5) Terjadinya siang dan malam.
6) Gerak semu harian Matahari.
7) Pembelokan arah angin.
8) Pembelokan arah arus laut.
f) Revolusi Bumi
Revolusi Bumi adalah perputaran (peredaran) Bumi
mengelilingi Matahari. Kala revolusi Bumi adalah waktu yang
diperlukan oleh Bumi untuk sekali berputar mengelilingi Matahari,
yaitu 365,25 hari atau 1 tahun. Bumi berevolusi dengan arah yang
berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Akibat dari
revolusi Bumi, yaitu sebagai berikut.
4) Terjadinya gerak semu tahunan matahari.
5) Perbedaan lamanya siang dan malam.
6) Pergantian musim.
6. Kondisi Bulan
Bulan adalah benda langit yang terdekat dengan Bumi
sekaligus merupakan satelit Bumi. Karena Bulan merupakan saletit,
maka bulan tidak dapat memancarkan cahaya sendiri melainkan
memancarkan cahaya Matahari. Sebagaimana dengan Bumi yang
berputar dan mengelilingi Matahari, Bulan juga berputar dan
mengelilingi Bumi.
2) Bentuk Bulan
104
Bulan berbentuk mirip seperti planet. Permukaan bulan
berupa dataran kering dan tandus, banyak kawah, dan juga terdapat
pegunungan dan dataran tinggi. Bulan tidak memiliki atmosfer,
sehingga sering terjadi perubahan suhu yang sangat drastis. Selain
itu, bunyi tidak dapat merambat, tidak ada siklus air, tidak
ditemukan makhluk hidup, dan sangat gelap gulita.
Bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi,
revolusi, dan bergerak bersama-sama dengan Bumi untuk
mengelilingi Matahari. Kala rotasi Bulan sama dengan kala
revolusinya terhadap Bumi selalu sama. Dampak dari pergerakan
Bulan di antaranya adalah sebagai berikut.
d) Pasang Surut Air Laut
Pasang adalah peristiwa naiknya permukaan air laut,
sedangkan surut adalah peristiwa turunnya permukaan air laut.
Pasang surut air laut terjadi akibat pengaruh gravitasi
Matahari, dan gravitasi Bulan. Akibat Bumi berotasi pada
pengaruh gravitasi Matahari, dan gravitasi Bulan. Akibat Bumi
berotasi pada sumbunya, maka daerah yang mengalami pasang
surut bergantian sebanyak dua kali. Ada dua jenis pasang air
laut, yaitu pasang purnama dan pasang perbani.
(3) Pasang Purnama dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan
terjadi ketika Bulan Purnama. Pasang ini menjadi
maksimum ketika terjadi gerhana Matahari. Hal ini karena
dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan Matahari yang
mempunyai arah yang sama atau searah.
(4) Pasang Perbani, yaitu ketika permukaan air laut turun
serendah-rendahnya. Pasang ini terjadi pada saat Bulan
kuartir pertama dan kuartir ketiga. Pasang Perbani
dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan Matahari yang saling
tegak lurus.
e) Pembagian Bulan
105
Ada dua pembagian Bulan, yaitu bulan sideris dan
bulan sinodis. Waktu yang dibutuhkan bulan untuk satu kali
berevolusi sekitar 27,3 hari yang disebut kala revolusi sideris
(satu bulan sideris). Tetapi karena Bumi juga bergerak searah
gerak Bulan, maka menurut pangamatan di Bumi waktu yang
dibutuhkan Bulan untuk melakukan satu putaran penuh
menjadi lebih panjang dari kala revolusi sideris, yaitu sekitar
29,5 hari yang disebut kala revolusi sinodis (satu bulan
sinodis). Kala revolusi sinodis dapat ditentukan melalui
pengamatan dari saat terjadinya Bulan baru sampai Bulan baru
berikutnya. Satu bulan sinodis digunakan sebagai dasar
penanggalan Komariyah (penanggalan Islam).
f) Fase-Fase Bulan
Fase-fase Bulan merupakan perubahan bentuk-bentuk
Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Selama Bulan
baru, sisi Bulan yang menghadap ke Matahari nampak terang
dan sisi yang menghadap Bumi nampak gelap.
Fase-fase Bulan adalah sebagai berikut.
(6) Bulan baru terjadi ketika posisi Bulan berada di antara
Bumi dan Matahari. Selama Bulan baru, sisi Bulan yang
menghadap ke Matahari nampak terang dan sisi yang
menghadap Bumi nampak gelap.
(7) Bulan sabit terjadi ketika bagian Bulan yang terkena sinar
Matahari sekitar seperempat, sehingga permukaan Bulan
yang terlihat di Bumi hanya seperempatnya.
(8) Bulan separuh terjadi ketika bagian Bulan yag terkena
sinar Matahari sekitar separuhnya, sehingga yang terlihat
dari Bumi juga separuhnya (kuartir pertama).
(9) Bulan cembung terjadi ketika bagian Bulan yang terkena
sinar Matahari tiga perempatnya, yang terlihat dari bumi
106
hanya tiga perempat bagian Bulan. Akibatnya, kita dapat
melihat Bulan Cembung.
(10) Bulan purnama terjadi ketika semua bagian Bulan
terkena sinar Matahari, begitu juga yang terlihat dari
Bumi. Akibatnya, kita dapa melihat Bulan purnama
(kuartir kedua).
7. Gerhana
Gerhana terjadi ketika posisi Bulan dan Bumi menghalangi
sinar Matahari, sehingga Bumi atau Bulan tidak mendapatkan sinar
Matahari. Gerhana juga merupakan akibat dari pergerakan Bulan. Ada
dua jenis gerhana, yaitu gerhana Matahari dan gerhana Bulan.
c) Gerhana Matahari
Gerhana Matahari terjadi ketika bayangan Bulan
bergerak menutupi permukaan Bumi pada bayangan umbra atau
penumbra. Bayangan umbra adalah bayangan gelap yang
terbentuk selama terjadinya gerhana. Sedangkan bayangan
penumbra adalah bayangan kabur (remang-remang) yang
terbentuk selama terjadinya gerhana. Posisi Bulan berada di
antara Matahari dan Bumi, dan ketiganya terletak dalam satu
garis. Gerhana Matahari terjadi pada waktu Bulan baru.
Akibat ukuran Bulan lebih kecil dibandingkan Bumi
atau Matahari, maka terjadi tiga kemungkinan gerhana, yaitu
sebagai berikut.
(5) Gerhana Matahari total, terjadi pada daerah-daerah yang
berada di bayangan inti (umbra), sehingga cahaya Matahari
tidak tampak sama sekali. Gerhana Matahari total terjadi
hanya sekitar 6 menit.
(6) Gerhana Matahari cincin, terjadi pada daerah yang terkena
lanjutan umbra, sehingga Matahari kelihatan seperti cincin.
(7) Gerhana Matahari sebagian, terjadi pada daerah-daerah yang
terletak di antara umbra dan penumbra (bayangan kabur), se
107
(8) hingga Matahari kelihatan sebagian.
d) Gerhana Bulan
Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan memasuki
bayangan Bumi. Gerhana Bulan hanya dapat terjadi pada saat
Bulan purnama. Gerhana Bulan terjadi apabila Bumi berada di
antara Matahari dan Bulan. Pada waktu seluruh bagian Bulan
masuk dalam daerah umbra Bumi, maka terjadi gerhana Bulan
total. Proses Bulan berada dalam penumbra dapat mencapai 6
jam, dan dalam umbra hanya sekitar 40 menit.
G. Metode Pembelajaran
1. Discovery Learning
2. Ceramah
3. Diskusi-Presentasi
4. Tanya jawab
H. Media Pembelajaran
Media : Video, papan tulis, alat tulis, realia
Alat dan Bahan : Laptop, LCD proyektor, cutter, sterofoam,
plastisin, crayon, senter
I. Sumber Belajar
1. Buku Siswa IPA Kelas VII Kemdikbud
2. Buku Guru IPA Kelas VII Kemdikbud
3. LingkunganSekitar
4. Internet
5. Bukupenunjanglainnya
J. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Guru Waktu
108
Pra Pendahuluan 5. Guru membuka kelas dengan salam
6. Guru menanyakan kabar peserta didik
7. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
8. Guru mengabsen siswa
15 menit
Pendahuluan
Stimulation
(pemberian
rangsangan)
8. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Pernahkah kalian
memandang langit malam yang dipenuhi
bintang-bintang? Jika matahari adalah bintang
terdekat dari Bumi, di manakah letak bintang-
bintang yang kalian lihat itu? Berapa banyak
bintang dan planet yang ada di jagad raya ini?
Seberapa luaskah jagad raya ini?
9. Guru melakukan menampilkan video tata surya
10. Guru meminta siswa mendeskripsikan apa yang
telah ditampilkan
11. Guru menyampaikan kepada Peserta Didik
tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan
kepada Peserta Didik nilai atau output yang
diperoleh setelah mempelajari bagian ini, yaitu
untuk mengetahui karakteristik benda langit dan
pengaruhnya terhadap kehidupan di Bumi.
12. Guru menyampaikan kepada siswa, bahwa
kegiatan pembelajaran pada pertemuan hari ini,
antara lain membuat model orbit satelit,
mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan, dan
mencari informasi tentang planet-planet
penyusun tata surya.
13. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok
14. Siswa ditunjukkan pada alat-alat dan bahan yang
15 menit
109
dibawa oleh masing-masing kelompok, yaitu
berupa plastisin, tusuk gigi, sterofoam, cutter,
senter, dan alat tulis
Inti
Problem Statement
(identifikasi masalah
Data Collection
(pengumpulan data)
Data
Processing(pengolah
an data)
Verification
(pembuktian)
Generalization
(menarik
kesimpulan)
9. Siswa mengidentifikasi apa yang akan mereka
lakukan dengan alat dan bahan tersebut
10. Siswa dibagikan lembar kerja siswa yang harus
diisi oleh setiap kelompok
11. Siswa mulai merangkai alat dan bahan di meja
masing-masing bersama kelompoknya.
12. Dan siswa melakukan percobaan berdasarkan
pengetahuan mereka.
13. Siswa mengisi lembar kerja kelompok
14. setelah itu siswa mempresentasikan hasil diskusi
masing-masing ke depan kelas.
15. Mengapresiasi hasil kerja kelompok dan
melakukan penilaian kelompok
16. Siswa bersama guru menyimpulkan tentang
materi komponen penyusun tata surya
80 menit
Penutup 3. Guru membagikan post test
4. Guru menutup pelajaran dengan salam penutup
10 menit
K. Penilaian
Teknik Penilaian : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Uraian
Pedoman Penilaian:
Setiap nomor skor 1
Penskoran =
x 100
110
111
Lampiran 3
SIKLUS I
Lembar Kerja Kelompok
SISTEM TATA SURYA
A. Alat dan bahan
1. Cutter
2. Rafiah
3. Plastisin
4. Crayon
5. Sterofoam warna hitam
6. Kertasbufallo
7. Tusukgigi
B. Cara kerja
1. Bentuklah kelompok menjadi 5.
2. Siapkan alat dan bahan.
3. Bentuklah plastisinmenjadibentukbolabolakecilsesuaidengan ukuran
dan warna planet terkecil sampai terbesar.
4. Ujung benang satu dijepit disebelah pojok sterofoam dan ujung
benang satunya diikatkan pada crayon warna putih untuk membuat
lingkaran orbit planet.
5. Buatlah garisdenganmemutar crayon tersebut dengan rafiah
sebanyakjumlahplanetpenyusuntatasurya.
6. Tempelkanbolaplastisinpadasterofoamdenganmenggunakantusukgigi
sesuai denganurutanplanetyangdekatdengan Matahari.
7. Buatlahlingkarandarikertasbufallountukditempelkandiplanetyangmemi
likicincin.
8. Berilahnamamasing-masingplanet.
112
C. Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan planet-planet penyusun tata surya!
2. Sebutkan yang termasuk planet dalam dan planet luar!
3. Darimanakah arah perputaran planet? Dan apakah sama antara planet
satu dengan planet lainnya?
113
Lampiran 4
SIKLUS II
Lembar Kerja Kelompok
TERJADINYA GERHANA BULAN DAN GERHANA MATAHARI
A. Alat :
1. Plastisin
2. Senter
3. Tusuk sate
4. Cutter
5. Kawat
6. Sterofoam
B. Cara Kerja :
1. Buatlah bulatan bumi dan bulan dengan plastisin.
2. Tancapkan bola bumi pada tusuk sate dan tusukkan bola bulan pada
ujung kawat. Sedangkan ujung kawat satunya dililitkan pada tusuk
sate.
3. Tancapkan tusuk sate tersebut pada strerofoam.
4. Letakkan bulan bumi dan matahari (senter) dalam satu garis lurus.
5. Nyalakan senter dan lihat apa yang terjadi.
6. Kemudian gantian letakkan bumi, bulan, dan matahari (senter) dalam
satu garis lurus.
7. Nyalakan senter dan amati yang terjadi.
C. Analisis dan diskusikanlah!
1. Bagaimana posisi bulan, bumi dan matahari saat terjadi gerhana bulan
dan gerhana matahari?
114
2. Mengapa gerhana bulan dan matahari tidak terjadi setiap bulan?
Jelaskan!
115
Lampiran 5
Soal Evaluasi Siklus I
Jawablah soal di bawah ini dengan benar!
1. Daerah kabut di sekitar inti pada komet di sebut....
2. Benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit yang sangat lonjong
disebut....
3. Planet-planet dalam dan luar dipisahkan oleh....
4. Bagian lapisan matahari yang terdapat daerah dengan medan magnet yang
kuat dan dingin serta lebih gelap dari wilayah sekitarnya yaitu....
5. Planet yang mendapat julukan bintang kejora adalah....
6. Alasan matahari termasuk dalam golongan bintang yaitu....
7. Planet yang beredar dengan meninggalkan garis edarnya disebut....
8. Benda langit yang sering disebut bintang jatuh adalah....
9. Planet yang memiliki ciri khusus yaitu memiliki cincin yang melingkar
adalah planet....
10. Benda langit yang berukuran kecil melayang di udara dan tidak mempunyai
lintasan adalah....
Kunci Jawaban :
a. Koma
b. Komet
c. Sabuk asteroid
d. Fotosfer
e. Venus
f. Memancarkan cahaya sendiri
g. Neptunus
h. Meteor
i. Saturnus
j. Meteoroid
116
Lampiran 6
Soal Evaluasi Siklus II
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Perputaran (peredaran) bumi mengelilingi matahari disebut....
2. Arah rotasi bumi adalah dari... ke....
3. Pergantian musim adalah salah satu akibat dari....
4. Waktu yang diperlukan bumi untuk sekali berputar pada porosnya yaitu ....
5. Bulan sideris membutuhkan kala revolusi selama....
6. Apabila semua bagian bulan terkena sinar matahari, maka terjadi fase bulan....
7. Ada 2 jenis gerhana yaitu gerhana....bulan dan gerhana...
8. Bayangan kabur (remang-remang) yang terbentuk selama terjadinya gerhana
disebut...
9. Gerhana bulan terjadi ketika posisi bumi berada di antara ... dan....
10. Apabila matahari terlihat seperti cincin, maka terjadi gerhana matahari ....
Kunci Jawaban :
a. Revolusi bumi
b. Barat ke timur
c. Revolusi bumi
d. 23 jam 56 menit
e. 27,3 hari
f. Purnama
g. Matahari
h. Penumbra
i. Bulan dan Matahari
j. Cincin
117
Lampiran 7
DAFTAR NILAI SIKLUS I
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 ARA 64 70 Tuntas
2 ANA 64 70 Tuntas
3 AMF 64 60 Tidak Tuntas
4 ABN 64 70 Tuntas
5 APA 64 65 Tuntas
6 BWA 64 50 Tidak Tuntas
7 DAR 64 50 Tidak Tuntas
8 FMF 64 50 Tidak Tuntas
9 FZ 64 50 Tidak Tuntas
10 HE 64 70 Tuntas
11 IYPA 64 70 Tuntas
12 IS 64 70 Tuntas
13 LL 64 70 Tuntas
14 LSW 64 70 Tuntas
15 MP 64 70 Tuntas
16 MTFAG 64 50 Tidak Tuntas
17 NSAP 64 70 Tidak Tuntas
18 NFPD 64 65 Tuntas
19 PYP 64 40 Tidak Tuntas
20 RAF 64 70 Tuntas
21 RK 64 70 Tuntas
22 SKN 64 50 Tidak Tuntas
23 SRPS 64 50 Tidak Tuntas
24 SMA 64 60 Tidak Tuntas
25 VS 64 25 Tidak Tuntas
Nilai Rata-Rata Kelas 60,2
Jumlah siswa yang tuntas/Presentasi Ketuntasan
13 siswa / 52%
Jumlah siswa yang belum tuntas/Presentasi ketidaktuntasan
12 siswa / 48%
118
Lampiran 8
DAFTAR NILAI SIKLUS II
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 ARA 64 90 Tuntas
2 ANA 64 70 Tuntas
3 AMF 64 90 Tuntas
4 ABN 64 90 Tuntas
5 APA 64 80 Tuntas
6 BWA 64 90 Tuntas
7 DAR 64 70 Tuntas
8 FMF 64 100 Tuntas
9 FZ 64 100 Tuntas
10 HE 64 100 Tuntas
11 IYPA 64 90 Tuntas
12 IS 64 95 Tuntas
13 LL 64 90 Tuntas
14 LSW 64 100 Tuntas
15 MP 64 90 Tuntas
16 MTFAG 64 90 Tuntas
17 NSAP 64 100 Tuntas
18 NFPD 64 80 Tuntas
19 PYP 64 100 Tuntas
20 RAF 64 95 Tuntas
21 RK 64 85 Tuntas
22 SKN 64 55 Tidak Tuntas
23 SRPS 64 75 Tuntas
24 SMA 64 100 Tuntas
25 VS 64 75 Tuntas
Nilai Rata-Rata Kelas 88
Jumlah siswa yang tuntas/Presentasi Ketuntasan 24 siswa/96%
Jumlah siswa yang belum tuntas/Presentasi ketidaktuntasan
1 siswa/4%
119
Lampiran 9
INSTRUMEN OBSERVASI SISWA
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Hari/tanggal : Selasa/ 16 April 2019
Kelas/Semester : VII/2
No Nama Siswa Aspek yang dinilai
Perhatian Kerja sama Keaktifan
1 ARA C B K
2 ANA B B C
3 AMF K B C
4 ABN B B B
5 APA B C K
6 BWA C B K
7 DAR C C B
8 FMF B B B
9 FZ K C C
10 HE B B C
11 IYPA B B B
12 IS B C K
13 LL B B B
14 LSW C K B
15 MP B K B
16 MTFAG B B B
17 NSAP B C K
18 NFPD B B K
19 PYP C B K
120
20 RAF B C B
21 RK C B B
22 SKN B B B
23 SRPS C C C
24 SMA B K C
25 VS B B B
Keterangan :
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang baik
Salatiga, 16 April 2019
Peneliti
Umi Lutfiyah
121
Lampiran 10
INSTRUMEN OBSERVASI SISWA
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Hari/tanggal : Selasa/ 30 April 2019
Kelas/Semester : VII/2
No Nama Siswa Aspek yang dinilai
Perhatian Kerja sama Keaktifan
1 ARA B B B
2 ANA B B B
3 AMF B B B
4 ABN B B C
5 APA B B B
6 BWA B C B
7 DAR B C K
8 FMF B C C
9 FZ C B B
10 HE B B B
11 IYPA B C C
12 IS C C B
13 LL B B B
14 LSW B C K
15 MP B B B
16 MTFAG B B C
17 NSAP B B K
18 NFPD B C B
19 PYP B B B
122
20 RAF B B C
21 RK B C B
22 SKN B B C
23 SRPS B C B
24 SMA C B B
25 VS B B B
Keterangan :
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang baik
Salatiga, 30 April 2019
Peneliti
Umi Lutfiyah
123
Lampiran 11
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pra Siklus
Observasi proses pembelajaran
Wawancara siswa Siswa mengerjakan soal Pra Siklus
124
Siklus I
Kegiatan pembelajaran
Peneliti atau guru mengarahkan siswa membuat media Realia sistem tata surya
Siswa berkelompok untuk membuat media Realia sistem tata surya
125
Proses pembuatan media
Media Realia sistem tata surya
Presentasi kelompok di depan kelas
126
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Siklus II
Proses pembelajaran
Pengarahan guru atau peneliti membuat media Realia
127
Pembuatan Media Realia
Presentasi kelompok ke depan kelas
Siswa memperagakan proses terjadinya gerhana
128
Siswa mengerjakan soal evaluasi
129
Lampiran 12
130
131
Lampiran 13
132
Lampiran 14
133
Lampiran 5
134
Lampiran 16
135
136
137
138
Lampiran 17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut :
Nama : Umi Lutfiyah
NIM : 23060150055
TTL : Kab.Semarang, 9 Juni 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Dusun Pengkok RT 01 RW 04, Desa Jlumpang,
Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang
No. Hp : 085867244392
Riwayat Pendidikan :
1. TK Al Bidayah Jlumpang
2. SD Negeri Jlumpang
3. SMP Negeri 1 Bringin
4. SMA Negeri 1 Bringin
5. Masih menyelesaikan pendidikan S1 Tarbiyah Ilmu Pengetahuan
Alam IAIN Salatiga
Alamat email : [email protected]
Motto : Selalu Tawakal dan Ikhtiyar
Demikian daftar riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 30 Juli 2019
Penulis
Umi Lutfiyah
NIM. 23060150055