239
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN KONSTRUKTIF PADA KELOMPOK A DI TK HIKARI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : ANTI MARIFAH NIM. 11140184000027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

  • Upload
    lebao

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

“ PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM

MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN

KONSTRUKTIF PADA KELOMPOK A DI TK HIKARI ”

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

ANTI MARIFAH

NIM. 11140184000027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

ii

0987

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

iii

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

iv

Abstrak

Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan Kemampuan Kognitif dalam

Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Konstruktif Pada Kelompok A

Di Tk Hikari 2018/2019

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

mengenal bentuk-bentuk geometri melalui kegiatan permainan konstruktif pada

Kelompok A TK Hikari, Serpong. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

tindakan kelas kolaboratif dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart.

Subjek penelitian adalah anak didik kelompok A TK Hikari yang berjumlah 12 anak.

Objek penelitian ini adalah kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri. Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Instrumen yang digunakan

adalah pedoman observasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif

dan kuantitatif. Indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu jika minimal 75% dari

12 anak mengenal bentuk-bentuk geometri dengan kriteria sangat baik. Penelitian ini

dilaksanakan dalam dua siklus.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan secara bertahap pada

kemampuan mengenal bentuk geometri dengan bermain konstruktif. Peningkatan

kemampuan mengenal bentuk geometri terlihat dari indikator kemampuan

menggelompokkan, membandingkan ukuran, mengurutkan, menerapkan,

mengidentifikasi bentuk geometri dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan

kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri melalui permainan konstruktif

dalam pelaksanaan Pratindakan 30,02%, dan pada Siklus I meningkat menjadi 44,8%,

karena masih kurang dari kriteria keberhasilan maka dilakukan siklus II meningkat

sangat baik dengan mendapatkan persentase 77,5%. Dengan perolehan tersebut maka

penelitian dihentikan karena telah mencapai kriteria keberhasilan.

Kata Kunci: kemampuan mengenal bentuk geometri, permainan konstruktif

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr. wb

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Peningkatan Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Bentuk Geometri

Melalui Permainan Konstruktif Pada Kelompok A Di Tk Hikari” dapat terselesaikan.

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah

satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terwujudnya skripsi ini atas dukungan

dan bantuan serta kerjasama dari berbagai pihak didalamnya. Oleh karena itu,

perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima

1. Ibu Siti Khadijah, MA, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia

Dini yang telah memberikan izin dan motivasi serta pengarahan dalam

penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Miratul Hayati, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Rina

Syafrida, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

memberikan pengarahan, bimbingan, motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

3. Ibu Siti Nawangsari, S.Pd, selaku Kepala Sekolah TK Hikari, Serpong yang

telah memberikan izin penelitian dan memberikan pengarahan selama proses

penelitian.

4. Ibu Linda Handayani dan Ibu Rosidah yang senantiasa selalu membantu

peneliti dan bersedia berkerja sama dengan peneliti selama proses penelitian

berlangsung.

5. Partner mengajar saya di TK Hikari yaitu Ainida Yasinta Rahman yang

selalu membantu peneliti selama skripsi dan penelitian, memberikan

motivasi, dan selalu memberikan semangat kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi.

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

vi

6. Semua siswa kelompok A TK Hikari, terima kasih atas kerjasamanya, yang

selalu memberikan senyum, semangat dan keceriaan kepada peneliti.

7. Segenap keluarga tercinta ibu, bapak, Utia, Ubet dan seluruh keluarga yang

tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan,

motivasi dan doanya.

8. Partner terdekat Khozin Asrori, Syafika Riris Khaeriah, Ani Wahyuni,

Annisa Putri, Alfath Prabowo, Rizqulloh Ramadhan, Reza Alamsyah, dan

Rizki HP yang sudah membantu peneliti dalam memberikan saran, motivasi,

semangat yang tiada hentinya diberikan kepada peneliti.

9. Sahabat-sahabatku Cabsyar (Ainida, Nadia, Evi A, Tadiastuti, Rafiatul,

Huda, Rizka, Melodyana, Mira, Evi Ros, Jihan, Fita, selfiana dan Meylinda)

terimakasih banyak atas motivasi, masukan, dan kerjasamanya telah

memberikan semangat, dan kecerian selama menyelesaikan penelitian.

10. Sahabat-sahabatku SMP Power Ranger (Faqih, Bela, Jaka, Afriyani, Firda,

dan Anwar) yang juga memberikan semangat.

11. Teman-teman SI PIAUD angkatan 2014 dan angkatan 2015, terimakasih atas

motivasi dan kerjasamanya.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bantuan, dukungan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada

penulis menjadi amal kebaikan dan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Wassalamu’alaikum, wr. wb.

Jakarta, 2 November 2018

Penulis

Anti Ma’rifah

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ................................................ 6

C. Fokus Penelitian .................................................................................. 6

D. Perumusan Masalah ............................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

F. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Konsep Penelitian Tindakan

1. Definisi Penelitian Tindakan ........................................................ 9

2. Karakteristik Penelitian Tindakan ................................................ 11

3. Model-Model Penelitian Tindakan Kelas ..................................... 20

4. Konsep Penelitian Tindakan ......................................................... 18

B. Konsep Model Tindakan

1. Kemampuan Kognitif .................................................................. 19

a. Hakikat Kemampuan ............................................................. 19

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

viii

b. Hakikat Kognitif ................................................................... 20

c. Pengembangan Kognitif ........................................................ 23

1) Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini .. 26

2) Aspek Pengembangan Kognitif ...................................... 29

3) Tahap Perkembangan Kognitif ...................................... 37

4) Kognitif dalam Islam ....................................................... 40

2. Mengenal Bentuk Geometri

a. Definisi Bentuk Geometri .................................................... 40

b. Tahapan Mengenal bentuk .................................................... 43

3. Permainan Konstruktif

a. Hakikat Bermain dan Permainan ........................................... 45

b. Karakteristik bermain ............................................................ 47

c. Permainan Konstruktif .......................................................... 48

d. Langkah bermain permainan konstruktif ............................. 51

C. Penelitian yang Relevan .................................................................... 52

D. Kerangka Teoritik .............................................................................. 54

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 58

1. Tempat Penelitian ....................................................................... 58

2. Waktu Penelitian ........................................................................ 58

B. Metode Penelitian ........................................................................... 59

C. Observasi Penelitian Tindakan

1. Observasi Awal .......................................................................... 61

2. Perencanaan Tindakan ............................................................... 61

3. Pelaksanaan tindakan ................................................................. 63

4. Pengamatan ................................................................................. 77

5. Refleksi ...................................................................................... 77

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ...................................................... 78

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

ix

E. Data dan Sumber Data

1. Data ............................................................................................ 79

2. Sumber Data ................................................................................ 79

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Instrumen .......................................................................... 80

2. Kisi-Kisi Instrumen ..................................................................... 82

a. Definisi Konseptual.............................................................. 82

b. Definisi Operasional ........................................................... 82

c. Kisi-kisi Instrumen .............................................................. 83

d. Penilaian Instrumen ............................................................. 85

G. Validasi Instrumen .......................................................................... 87

H. Validasi Data ................................................................................... 87

I. Analisis Data ................................................................................... 88

1. Analisis Data Kualitatif ............................................................. 88

2. Analisis Data Kuantitatif ............................................................ 89

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi

1. Deskripsi Umum ...................................................................... 90

2. Deskripsi Khusus ...................................................................... 92

B. Deskripsi Data dan Hasil Intervensi Tindakan

1. Siklus I ..................................................................................... 97

a. Perencanaan Tindakan Siklus 1 ........................................ 97

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ......................................... 98

c. Pengamatan ....................................................................... 109

d. Refleksi ............................................................................. 113

e. Hasil Wawancara Guru ..................................................... 114

2. Siklus II .................................................................................... 115

a. Perencanaan Tindakan Siklus 1 ........................................ 115

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

x

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ......................................... 116

c. Pengamatan ....................................................................... 127

d. Refleksi ............................................................................. 130

e. Hasil Wawancara Guru ..................................................... 131

C. Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif ........................................................... 132

2. Analisis Data Kuantitatif ......................................................... 135

D. Reduksi Data ................................................................................... 140

E. Temuan Penelitian .......................................................................... 149

F. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 150

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................... 151

B. Implikasi .......................................................................................... 151

C. Saran ............................................................................................... 151

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 153

LAMPIRAN

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

xi

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 : Hasil Penelitian Relevan

TABEL 3.1 : Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

TABEL 3.2: Perencanaan Tindakan Siklus I

TABEL 3.3: Perencanaan Tindakan Siklus II

TABEL 3.4 : Rencana Program Pelaksanaan Siklus I

TABEL 3.5 : Rencana Program Pelaksanaan Siklus II

TABEL 3.6 : Sumber Data

TABEL 3.7 : Kisi-kisi Instrumen

TABEL 3.8 : Instrumen Penilaian

TABEL 3.9 : Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru Dalam Menggunakan Permainan

Konstruktif

TABEL 3.10 : Instrumen Pengamatan

TABEL 3.11: Instrumen Wawancara Guru Dalam Menggunakan Permainan

Konstruktif

TABEL 4.1 : Jumlah Siswa TK Hikari 2018/2019

TABEL 4.2 : Daftar Tenaga Pengajar TK Hikari Tahun 2018/2019

TABEL 4.3 : Data Sampel Anak

TABEL 4.4 : Data Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Bentuk Geometri Pra-

Tindakan

TABEL 4.5 : Data Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Bentuk Geometri Melalui

Permainan Konstruktif Siklus I

TABEL 4.6 : Hasil Wawancara Guru Siklus I

TABEL 4.7 : Perencanaan Siklus II

TABEL 4.8 : Data Perbandingan Dan Perbandingan Skor Perkembangan Kognitif

Dalam Mengenal Bentuk Geometri Pratindakan, Siklus I Dan Siklus II

TABEL 4.9 : Hasil Wawancara Guru Siklus II

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

xii

TABEL 4.10 : Data Hasil Pra-tindakan dan Akhir Tindakan Kemampuan Kognitif

dalam Mengenal Bentuk Geometri Kelompok A

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

xiii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 : Model Kurt Lewin

GAMBAR 2.2 : Model Kemmis & Mc Taggart

GAMBAR 2.3 : Model MC Kernan

GAMBAR 2.4 : Siklus Model Kemmis & Mc Taggart

GAMBAR 2.5 : Model Kurt Lewin dan Kemmis & Mc Taggart

GAMBAR 2.6 : Kerangka Teoritik Membaca Permulaan

GAMBAR 3.1 : Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart

GAMBAR 3.2 : Komponen dalam Analisis Data (Flow Model)

GAMBAR 4.1 : Kondisi TK Hikari

GAMBAR 4.2 : Observasi pra penelitian

GAMBAR 4.3 : Permainan Konstrukif Balok

GAMBAR 4.4 : Penggunaan Permainan Konstruktif Balok

GAMBAR 4.5 : Penggunaan Permainan Konstruktif Kepingan Geometri

GAMBAR 4.6 : Pengunaan Permainan Konstruktif Balok

GAMBAR 4.7 : Penggunaan Permainan Konstruktif Playdough

GAMBAR 4.8 : Penggunaan Permainan Konstruktif Lego

GAMBAR 4.9 : Penggunaan Media Konstruktif Playdough

GAMBAR 4.10 : Penggunaan permainan konstruktif kepingan geometri

GAMBAR 4.11 : Penggunaan Permainan Konstruktif Balok

GAMBAR 4.12 : Penggunaan Permainan Konstruktif Lego

GAMBAR 4.13: Penggunaan permainan konstruktif kepingan geometri

GAMBAR 4.14 : Penggunaan Permainan Konstruktif Kepingan Geometri

GAMBAR 4.15 : Persentase Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Bentuk

Geometri Melalui Permainan Konstrukti

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

xiv

GAMBAR 4.16 : Peningkatan Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Bentuk

Geometri Melalui Permainan Konstruktif Dari Assesmen Awal

Sampai Akhir

GAMBAR 4.17 : Kenaikan Assesmen Siklus I Dan Siklus II

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Kisi kisi Instrumen dan Penilaian Instrumen

LAMPIRAN 2 Dokumentasi, Catatan Wawancara dan Catatan Lapangan

LAMPIRAN 3 Penilaian Instrumen Pra Penelitian Kemampuan Kognitif

Dalam Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan

Konstruktif

LAMPIRAN 4 Penilaian Perkembangan Anak Siklus I Kemampuan Kognitif

Dalam Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan

Konstruktif

LAMPIRAN 5 Penilaian Instrumen Penelitian Siklus 2 Kemampuan Kognitif

Dalam Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan

Konstruktif

LAMPIRAN 6 Rubrik

LAMPIRAN 7 RPPH

LAMPIRAN 8 Surat-surat Pendukung Penelitian

LAMPIRAN 9 Uji Referensi

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini menjadi investasi yang sangat besar bagi

keluarga, bangsa, dan negara Indonesia serta sangat penting dipahami dan

dilaksanakan oleh setiap calon orangtua untuk menciptakan generasi penerus

keluarga yang baik dan berhasil. Orang tua sangat berperan untuk pengembangan

multipotensi dan multikecerdasan yang dimiliki anak karena Allah SWT telah

memberikan bakat kepada setiap anak.1

Perkembangan dan pertumbuhan anak harus distimulasi dengan baik, agar

tugas perkembangannya dapat berkembang secara optimal. Kehidupan pada masa

anak dengan berbagai pengaruh-pengaruhnya merupakan masa kehidupan yang

sangat penting khususnya berkaitan dengan diterimanya rangsangan (stimulasi)

dan perlakuan dari lingkungan hidupnya. Kehidupan pada masa yang merupakan

suatu periode yang disebut sebagai periode kritis ataupun periode sensitif dimana

kualitas stimulus harus diatur sebaik-baiknya, tentunya memerlukan intervensi

baik orangtua dan guru.

Menurut Piaget dalam Desmita, anak beradaptasi dengan

menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Anak

mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek, misalnya mainan, perabot dan

makanan, serta objek sosial seperti diri, orangtua dan teman.2 Setiap anak

membangun pengetahuan mereka sendiri berkat pengalaman-pengalaman dan

interaksi aktif dengan lingkungan sekitar dan budaya dimana mereka berada.3

Sehubungan dengan pendapat Piaget, Wachs juga berpendapat bahwa

perkembangan kognitif dapat ditingkatan apabila orang tua penuh kasih sayang,

1 Luluk Asmawati, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini Secara Islam, (Jakarta: STIT

INSIDA, 2008), h. 4. 2 Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 46.

3 Yuliani Nuraini Sujiono, Metode Pengembangan Kognitif, (Tangerang Selatan: Universitas

Terbuka, 2017), h. 3.4.

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

2

responsive verbal dan memberikan lingkungan yang terorganisasi dan bisa

diramalkan dengan kemungkinan untuk variasi pengalaman.4

Menurut Vygotsky dalam Sujiono menyatakan bahwa anak-anak belajar

melalui interaksi sosial. Mereka mendapatkan kemampuan sebagian dari induksi

mereka ke dalam cara hidup. Perkembangan kognitif dan bahasa anak tidak akan

berkembang dalam situasi sosial yang hampa. Fungsi alat berpikir setiap individu

berbeda satu sama lainnya. Melalui alat berpikir itulah kognitif akan berkembang

dari usia dini hingga dewasa.5 Aktivitas kognitif akan sangat bergantung pada

kemampuan berbahasa baik secara lisan maupun tulisan karena bahasa adalah alat

berpikir, dimana dalam berpikir menggunakan pikiran (kognitif).6

Perkembangan berpikir anak-anak usia dini atau prasekolah sangat pesat.

Perkembangan intelektual anak yang sangat pesat terjadi pada kurun usia nol

sampai usia prasekolah. Masa usia prasekolah itu dapat disebut sebagai masa peka

belajar. Dalam masa-masa ini segala potensi dan kemampuan anak dapat

dikembangkan secara optimal tentunya dengan bantuan dari orang-orang yang ada

di lingkungan anak-anak tersebut, misalnya dengan bantuan orang tua dan guru

Taman Kanak-kanak.

Perkembangan kognitif anak sangat penting agar anak mampu melakukan

eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya. Hari demi hari

pemikirannya berkembang sejalan dengan pertumbuhannya. Jadi jika anak

berkembang pemikirannya dengan cepat dan baik, maka anak akan menjadi lebih

cepat memecahkan masalahnya.

Pentingnya guru mengembangkan kemampuan kognitif anak menurut piaget

yaitu agar anak mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang ia lihat,

dengar, dan rasakan, mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa yang ia

alami, melakukan penalaran-penalaran, memahami simbol-simbol, dan mampu

memecahkan masalah.7 Perkembangan kemampuan kognitif dapat dilihat dari apa

yang mereka lakukan, yang mendorong rasa ingin tahu besar pada diri anak.

4 Ibid., h. 1.22.

5 Ibid., h. 4.3.

6 Ibid., h. 1.21.

7 Ibid,. h. 1,26.

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

3

Kognitif akan cepat berkembang, apalagi melalui permainan yang mengunakan

benda yang disukai anak.

Catron dan Allen sebagaimana yang dikutip Sujiono menyebutkan bahwa

terdapat 6 (enam) aspek perkembangan anak usia dini yaitu kesadaran personal,

kesehatan emosional, sosialisasi, komunikasi, kognisi, dan keterampilan motorik

sangat penting dan harus dipertimbangkan sebagai fungsi interaksi. Pada

pengembangan kognitif, bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara

aktif terlibat dengan lingkungan untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan

suatu karya, serta untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan kognitif lainnya.

Selama bermain, anak menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan dan alat,

berinteraksi dengan orang lain dan mulai merasakan dunia mereka. Bermain

menyediakan kerangka kerja untuk anak untuk mengembangkan pemahaman

tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungan. Bermain adalah awal dari

semua fungsi kognitif selanjutnya, oleh karenanya bermain sangat diperlukan

dalam kehidupan anak-anak.8

Menurut Triharso yang dikutip dalam Raharjo menyatakan bahwa dalam

membangun konsep geometri pada anak dimulai dari mengidentifikasi bentuk-

bentuk, menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa seperti:

segi empat, segitiga dan lingkaran. Belajar konsep letak, seperti di bawah, di atas,

kiri, kanan, meletakkan dasar awal memahami geometri.9 Hiele sebagaimana yang

dikutip Safrina dkk menyatakan bahwa dalam mempelajari geometri, seseorang

akan melewati tingkatan berfikir yang hararkis, tahapan-tahapan tingkat berpikir

siswa dalam geometri yaitu: pengenalan (tingkat 0), analisis (tingkat 1),

pengurutan (tingkat 2), dedukasi (tingkat 3), dan tigor/akurasi (tingkat 4).10

Pada

anak usia dini berada pada tahap pengenalan (tingkat 0) di mana siswa baru

8 Yuliani Nuraini Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: INDEKS, 2013),

h. 62-63. 9 Raharjo, Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Goemetri melalui Permainan Kotak Pos,

Jurnal Praktik Tindakan Kelas Pendidikan Dasar dan Menengah, Vol 6 (3) Juli 2016, h. 33. 10

Khusnul Safrina dkk, Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Gemetri melalui

Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele, Jurnal Didaktika Matematika, Vol 1 (1).

2014, h. 18.

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

4

mengenal bangun-bangun geometri dan memandang suatu bangun geometri

sebagai suatu keseluruhan.

Dalam kegiatan sehari-hari, anak memilih sendiri jenis dan bentuk

permainan yang akan mereka mainkan, karena anak senang dengan aktivitas

tersebut. Dengan bermain anak dapat mengembangkan berbagai pengalaman yang

dapat mengembangkan dimensi potensi perkembangan yang dimilikinya. Belajar

dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi,

mengulang-ngulang, menemukan sendiri, berekplorasi, mempraktikan dan

mendapatkan macam-macam serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya.11

Oleh sebab itu, permainan yang dimainkan dapat memberikan pengaruh untuk

anak.

Berhubungan dengan pendapat Piaget dalam Mutiah menyatakan bahwa

saat bermain anak tidak belajar sesuatu yang baru, tetapi mereka belajar

mempraktikan dan mengsolidasikan keterampilan baru yang diperolehnya.

Perkembangan bermain berhubungan dengan perkembangan kecerdasan

seseorang, maka taraf kecerdasan seorang anak akan mempengaruhi kegiatan

bermainnya. Jadi bila anak mempunyai taraf kecerdasan di bawah rata-rata,

kegiatan bermain anak keterbelakangan dibandingkan anak seusianya begitu

sebaliknya. 12

Anak-anak belajar melalui permainan mereka. Pengalaman bermain

yang menyenangkan dengan bahan, benda, anak lain, dan dukungan orang dewasa

membantu anak-anak berkembang secara optimal.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di TK Hikari, pada kelompok

A terdapat 9 anak perempuan dan 4 anak laki-laki. Dapat diketahui kemampuan

mengenal bentuk geometri masih rendah. Anak yang belum mengenal bentuk sulit

membedakan bentuk geometri dan menyebutkan nama dari bentuk geometri

tersebut, ketika di tanya satu persatu oleh guru anak asal jawab bentuk geometri

yang mereka ketahui atau menunggu teman yang sudah mengenal bentuk

11

Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Kencana Pranada

Media Group, 2011), h. 200. 12

Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini, (Jakarta:Kencana Prada Media Group, 2010),

h. 102.

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

5

menjawab.13

Dalam mengenal angka, sudah banyak yang mengetahui angka 1-10,

tetapi dalam mengenal simbol masih ada beberapa anak yang belum mengenal

simbol 1-10. Ketika anak meniru angka dan guru tanya kembali angka tersebut,

ada beberapa anak yang tidak mengetahui atau diam dan nunggu teman lain yang

membantu menjawab.

Faktor anak banyak yang belum paham geometri yaitu penggunaan media

yang terbatas, guru hanya menggunakan papan tulis dan gambar macam-macam

bentuk geometri, dan dalam sentra balok guru hanya menjelaskan tentang tema

dan tidak menjelaskan macam-macam bentuk untuk membangun bangunannya.

Akibatnya anak tidak menguasai dengan baik. Anak-anak masih kebingungan saat

menyebut macam-macam bentuk geometri yaitu bentuk segi empat, segitiga, dan

lingkaran. Penyajian dalam metode pembelajaran yang digunakan adalah

ceramah, guru hanya bercerita di depan menerangkan gambar bentuk geometri

jadi saat belajar mengajar berlangsung banyak anak yang bercerita dengan teman,

dan ada yang bermain sendiri, akibatnya proses belajar pembelajaran kurang

maksimal.

Dunia anak adalah dunia bermain, maka dari itu pembelajaran yang ada di

TK seharusnya diarahkan dengan cara bermain sambil belajar yang dikemas

dengan menarik. Agar anak mencapai perkembangan yang optimal maka metode

pembelajaran yang digunakan guru serta daya dukung alat peraga atau media yang

dapat memotivasi belajar peserta didik merupakan faktor yang berperan langsung

dalam proses pembelajaran. Dalam mengembangkan kemampuan mengenal

bentuk pada anak-anak dapat dilakukan berbagai hal, salah satunya dengan

menggunakan media bermain konstruktif.

Permainan konstruktif melibatkan individu dalam suatu kreasi atau

konstruksi suatu produk, serta dapat menimbulkan kesenangan karena anak

bermain sambil belajar. Selain meningkatkan kognitif permainan ini juga

menggunakan fisik motorik anak, dimana anak akan menciptakan sendiri

bangunan atau produk dari hasil pemikirannya sendiri. Beberapa permainan

konstruktif yang bisa anak mainan contohnya lego, balok, puzzle geometri dan

13

Catatan foto

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

6

masih banyak lainnya. Permainan yang sangat disukai anak juga mempunyai

manfaat untuk proses perkembangan kognitifnya.

Sehubung dengan keadaan tersebut perlu dilakukan tindakan yang dapat

meningkatkan kognitif bentuk pada kelompok A di TK Hikari. Hal ini dipilih

karena kegiatan bermain sangat tepat dan efektif diterapkan untuk anak usia dini.

Kegiatan bermain melompat bentuk ini menjadi salah satu alternatif untuk

meningkatkan kemampuan kognitif anak.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan penelitian tindakan

kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Kognitif dalam Mengenal Bentuk

Geometri Melalui Permainan Konstruktif Pada Kelompok A Di TK Hikari”.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Supaya penelitian lebih fokus dan tidak terjadi perluasan kajian maka

dilakukan fokus masalah, yaitu tentang cara yang digunakan untuk meningkatkan

kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk geometri pada kelompok A di TK

Hikari. Metode pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan

mengenal bentuk ini masih tidak menarik. Peneliti akan meningkatkan

kemampuanmengenal bentuk geometri melalui permainan konstruktif pada

kelompok A di TK Hikari. Pada kegiatan bermain konstruktif terdapat kegiatan

yang dapat menstimulus perkembangan mengenal bentuk geometri anak secara

menyenangkan.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada Kelompok A di TK Hikari tahun ajaran 2017-

2018. Fokus dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan kognitif

dalam mengenal bentuk melalui permainan konstruktif. Penelitian ini diterapkan

oleh peneliti dan digunakan oleh siswa dalam kegiatan inti pada proses

pembelajaran.

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah rendahnya dalam mengenal

bentuk untuk meningkatkan kemampuan kognitif maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah permainan konstruktif dapat meningkatkan kemampuan

kognitif anak dalam mengenal bentuk geometri ?

2. Bagaimana permainan konstruktif dapat meningkatkan kemampuan

kognitif dalam mengenal bentuk geometri pada anak kelompok A?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. Permainan konstruktif dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak

dalam mengenal bentuk geometri pada kelompok A di TK Hikari.

2. Meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri menggunakan

permainan konstruktif pada anak kelompok A di TK Hikari.

3. Guru dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal

bentuk geometri dengan menggunakan permainan konstruktif pada

anak

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi anak, guru,

sekolah, serta Orang tua. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagi Anak

a. Dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan.

b. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk

c. Membantu anak menemukan dan memahami konsep-konsep yang

sulit

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

8

d. Mendorong semangat belajar anak didik terhadap pelajaran di

sekolah dalam mengenal bentuk

e. Membantu anak dalam mengenal simbol

2. Bagi guru

a. Memberikan informasi cara mengajarkan permainan konstruktif

b. Guru lebih kreatif dan inovatif dalam membuat media pembelajaran

yang baik dan tepat bagi anak TK.

c. Memudahkan guru untuk melatih keterampilan dan kesabaran dalam

mengajarkan pelajaran mengenal bentuk geometri.

d. Meningkatkan profesional dalam belajar mengajar.

e. Sebagai bahan evaluasi mengajar dalam meningkatkan kemampuan

kognitif dalam mengenal bentuk.

3. Bagi sekolah

a. Meningkatkan kontribusi yang dapat meningkatkan kegiatan proses

pembelajaran khususnya meningkatkan kemampuan kognitif dalam

mengenal bentuk anak kelompok A

b. Sebagai refrensi model pembelajaran anak untuk mengembangkan

kemampuan anak kelompok A.

c. Memudahkan dalam tercapainya tujuan pembelajaran di Taman

kanak-kanak melalu metode permainan konstruktif

d. Menambah koleksi media khususnya dalam media mengenal bentuk

4. Bagi Orangtua

Memberikan gambaran secara utuh tentang perkembangan kognitif

anak usia 4-5 tahun melalui permainan sehari-hari sehingga dapat

dijadikan bahan pertimbangan dan menstimulasi perkembangan kognitif

anak, diciptakannya lingkungan yang kaya pengetahuan serta diharapkan

dapat menjadi pengetahuan bagi orang tua bahwa peningkatan kognitif

dalam mengenal bentuk pada anak usia 4-5 tahun sangat penting sehingga

dapat membantu anak dalam menghadapi kemampuan memecahkan

masalah.

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

9

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Konsep Penelitian Tindakan

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Perkembangan penelitian tindakan diawali oleh karya Kurt Lewin

yang menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu proses

yang memberikan kepercayaan pada pengembangan kekuatan berpikir,

reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang

biasa, berpartisipasi dalam penelitian kolektif dalam mengatasi kesulitan-

kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya.14

Penelitian tindakan

kelas mempunyai potensi meningkatkan pembelajaran jika

diimplementasikan dengan baik oleh guru, diimplementasikan melalui

tindakan yang sesuai dengan aturan penelitian tindakan an.

Menurut Jaedun dalam Hanifah, penelitian tindakan kelas (PTK)

adalah salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan guru untuk

meningkatkan kualitas pembelajarannya di kelasnya (metode,

pendekatan, penggunaan media, tehnik evaluasi dsb).15

Suharsimi,

Suhadjono dan Supardi sebagaimana dalam Hanifah mendefinisikan

penelitian tindakan kelas dengan memisahkan kata-kata yang tergabung

didalamnya, yakni: Penelitian, Tindakan, Kelas seperti berikut :

1. Penelitian, merupakan kegiatan mencermati sebuah objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh

data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatan mutu suatu hal

yang menarik dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan, merupakan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian

siklus kegiatan untuk peserta didik.

14

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya ,

2010), h. 142. 15

Nurdinah Hanifah, Memahami Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Aplikasinya, (Bandung:

UPI Press, 2014), h. 5.

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

10

3. Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas,

tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama

dikenal dalam bidag pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksut kelas

adalah sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.16

PTK secara khusus memberikan peluang bagi seorang guru untuk

mengembangkan kinerja sebab metode penelitian ini memposisikan guru

sebagai peneliti dengan pola kerjanya yang bersifat kolaboratif, seperti

yang pengertian yang dikemukakan oleh kemmis, Ebbut, dan Elliot.

Pengertian pertama diberikan oleh Kemmis bahwa PTK adalah suatu

bentuk penelitian yang reflektif dan kolektif yang dilakukan dalam situasi

sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek pendidikan

sosial mereka.17

Pengertian dari Kemmis ini lebih mengacu pada

peningkatan dan sosialnya. Selanjutnya pengertian kedua disampaikan

oleh Dave Ebbut bahwa :

Action research is about the systematic study of attempts to improve

educational practice by group of participants by means of their own

practical actions and by means of their own reflection upon the effects of

those actions.18

Maksut dari pengertian penelitian tindakan yang

dikemukakan oleh Ebbut yaitu suatu studi sistematis tentang upaya

meningkatkan praktek pendidikan yang dilakukan mereka sendiri dengan

cara tindakan dan refleksi. Dilanjutkan pengertian ketiga disampaikan

oleh Elliot, menurutnya penelitian tindakan adalah penelitian tindakan

kelas merupakan kajian tentang situasi sosial dengan maksut

meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. 19

Adapun pendapat lain menurut Hasley menyatakan penelitian adalah

intervensi dalam dunia nyata serta pemeriksaan terhadap pengaruh yang

ditimbulkan dari intervensi tersebut. Pendapat lain tentang penelitian

16

Ibid., h. 4. 17

Ibid. 18

Ibid. 19

Ibid., h. 2.

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

11

tindakan oleh Burns yang menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah

penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah

dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang

dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan

praktisi.20

Hopskin sebagaimana yang dikutip Gani menyatakan

penelitian ini dilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan pengajarannya

dan pengajaran sesama pengajar untuk menguji asumsi teoretis praktik

pedagogis.21

Jadi kesimpulan dari penelitian tindakan kelas yang sudah

dikemukakan oleh para ahli yaitu suatu tindakan yang bertujuan untuk

memecahkan masalah dan kesulitan dalam pembelajaran yang

melibatkan guru sebagai peneliti dan praktisi dengan cara melakukan

berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis

setiap pengaruh dari perlakuaan tersebut untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja,

sifatnya konstektual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi namun hasil

penelitian dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang

mirip dengan yang dimiliki peneliti. Maka karakteristik dari penelitian

tindakan kelas yaitu22

:

a. Masalah pada PTK muncul dari kesadaran pada diri guru yang harus

memperbaiki dengan prakarsa perbaikan dari guru itu sendiri, bukan

dari orang luar. Dengan kata lain, PTK berfokus pada masalah

praktis bukan problem teoritis.

b. PTK merupakan penelitian yang dilakukan melalui refleksi diri (self

reflektif inquiry), dimana dalam reflektif inquiry yang bisa dilakukan

oleh seorang guru yaitu mengingat kembali apa yang sudah diajarkan

20

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 20. 21

Abd Rahman Gani, Metode Penelitian Tindakan Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo, 2014), h. 68 22

Nurdinah Hanifah, op. cit., h. 8.

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

12

dan evaluasi pembelajaran untuk memperbaiki dalam pertemuan

selanjutnya.

c. PTK dilakukan di dalam kelas, fokus penelitian ini adalah kegiatan

pembelajaran di kelas yang berupa perilaku guru dan siswa dalam

berinteraksi.

d. PTK merupakan bagian penting pengembangan profesionalitas

sistematis, mampu membiasakan guru untuk menulis dan membuat

catatan.

Pendapat lain, menurut Cohen dan Manion dalam Darmadi karakteristik

Penelitian Tindakan Kelas yaitu23

:

1. Situasional, praktik, dan secara langsung (relevan) dengan situasi

nyata dalam dunia kerja. Ia berkenan dengan diagnosis suatu

masalah dalam kontek tertentu dan usaha untuk memecahkan

masalah tersebut.

2. Subjeknya adalah di kelas, angggotanya staf sekolah, dan yang lain

penelitiannya terlibat dengan mereka subjek tindakan.

3. Fleksible dan adaptif, memungkinkan adanya perubahan selama

masa percobaan dan mengabaikan pengontrolan karena lebih

menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan dan pembaharuan di

tempat kejadian.

4. Partisipatori, di mana peneliti atau anggota tim peneliti sendiri ambil

bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melaksanakan

peneltiannya bersama khalayak sasaran.

5. Self-evaluatif, yaitu modifikasi secara kontinyu dievalusi dalam

situasi yang ada, yang tujuan akhirnya untuk meningkatkan praktik

dalam cara tertentu.

3. Model Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ditampilkan beberapa model PTK sebagai

langkah-langkah yang dilakukan dalam prosedur penelitian. Dalam penelitian

23

Darmadi, Pengembangan Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa, Sleman:

Deepublish, 2017), h. 406.

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

13

ini yang bertujuan memecahkan masalah terdapat di dalam kelas, terdapat

beberapa model atau desain yang dapat di terapkan, antara lain :

a. Model Kurt Lewin

Gambar 2.1

Model Kurt Lewin

Kurt Lewin merupakan pencetus pertama dan memperkenalkan Action

Research dan model ini dijadikan acuan pokok atau dasar dari adanya

berbagai model penelitian tindakan khususnya PTK.24

Menurut Lewin dalam

Ghani menyatakan penelitian tindakan merupakan siklus yang berulang

(Spiral), dimana masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan,

tindakan dan evaluasi. Pada setiap siklus diperoleh kedalaman (insight). Pada

penelitian ini dilakukan melalui tahapan pengumpulan, perencanaan, evaluasi

dan kemudian dilanjutkan kembali melalui tahapan siklus berikutnya

sehingga diperoleh tingkat kedalaman yang lebih baik dari sebelumnya, dan

begitu seterusnya.25

24

Wijaya & Dedi, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2011), h. 20. 25

Abd Rahman Gani, op. cit., h.82.

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

14

b. Model Kemmis & Mc Taggart

Gambar 2.2

Model Kemmis & Mc. Targgart

Model jenis ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang

diperkenalkan Kurt Lewin, hanya dibedakan pada komponen acting

(tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan satu kesatuan.

Disatukan kedua komponen ini disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa

antara penerapan acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak

terpisahkan.26

Menurut Kemmis dalam Ghani menyebutkan bahwa penelitian

tindakan pada dasarnya adalah “self-reflective” (refleksi diri) yang dilakukan

pihak yang terlibat dalam situasi sosial untuk melakukan perubahan: (1)

rasionalitas dan keadilan terhadap praktik sosial (2) pemahaman pihak

tindakan dan situasi dimana mereka melakukan tindakan an.27

26

Wijaya & Dedi, op cit., h. 20. 27

Abd Rahman Gani, op cit., h. 85.

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

15

c. Model John Elliot

Gambar 2.3

Model Elliot

Model ini bukan dalam bentuk siklus (lingkaran) tetapi sebagai model

linier dialektis, karena dalam satu siklus tahapannya tidak lagi berputar dan

kembali ke tahapan awal. Namun bergerak dinamis dan mengalir sejalan

dengan dinamika yang berkembang dalam proses di lapangan.28

Penelitian ini dalam satu tindakan terdapat beberapa step atau langkah

tindakan an, yaitu langkah tindakan 1, langkah tindakan 2 dan langkah

tindakan 3. Adanya langkah-langkah ini atas dasar pemikiran bahwa disetiap

pokok bahasan terdiri dari beberapa materi, yang tidak dapat diselesaikan

dalam satu tindakan saja. oleh karenanya, untuk menyelesaikan satu bahasan

28

Ibid,. h. 91.

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

16

diperlukan beberapa kali langkah tindakan , yang terealisasi di dalam kegiatan

belajar-mengajar.29

d. Model Hopkins

Gambar 2.4

Model Hopskins

Desain model PTK ini berpijak pada desain-desain model PTK para

ahli pendahulunya, Hopkins menyusun desain tersendiri yaitu perencanaan

tindakan target, tugas, kriteria keberhasilan-implementasi-evaluasi. Hopkins

Dalam wijaya dan Dedi menyusun desain yang dikenal model Ebbut. Model

ini menunjukkan bentuk alur kegiatan penelitian dimulai dari pemikiran awal

penelitian yang selanjutnya dikenal dengan reconnaissance.

29

Wijaya & Dedi, op. cit., h. 21.

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

17

e. Model Mc Kernan

Gambar 2.5

Gambar Mc Kernan

Menurut Mc Kernan sebagaimana yang dikutip dalam Wijaya

ada tujuh langkah yang harus dicermati dalam PTK yaitu analisis

situasi (reconnaissance) atau kenal medan, perumusan dan identifikasi

permasalahan, hipotesis tindakan, perencanaan tindakan, penerapan

tindakan dengan monitoringnya, evaluasi hasil tindakan, refleksi dan

pengambilan keputusan untuk pengembangan selanjutnya.30

Beberapa model di atas yang paling mudah dipahami dan

dilaksanakan untuk PTK yaitu desain model Kurt Lewin dan Kemmis

& McTaggart, kita dapat memilih model yang cocok untuk penelitian

kita yang mudah untuk dijalankan dan dapat digunakan untuk

memperbaiki atau mengatasi permasalahan di kelas.

30

Ibid., h. 24.

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

18

4. Konsep Penelitian yang Digunakan

Penelitian yang digunakan adalah penelitian model Kemmis dan

Mc Taggart. Untuk melakukan siklus PTK menggunakan empat langkah

diatas, keempat langkah dalam setiap siklus dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2.1

Penelitian tindakan kelas ini sudah banyak negara yang

menggunakan, termasuk Indonesia. Sudah banyak penelitian yang

dilakukan guru maupun tenaga pendidik dalam melakukan penelitiannya

menggunakan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart.

Gambar 2.6

Model Kemmis dan Mc. Taggart

Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart ini pada

hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu

perangkat teridiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan an,

Perencanaan

Pengamatan

Tindakan Refleksi Siklus 1

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

19

pengamatan, dan refleksi yang diuntai menjadi satu siklus.31

Jadi

pengertian siklus disini merupakan putaran kegiatan yang terdiri dari

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Jumlah siklus

tergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan.

Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang

dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri

(dilakukan oleh dosen, mahasiswa, guru, kepala sekolah, konseler) dalam

mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan

hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan

melakukan kegiatan penyempurnaan. Penelitian tindakan

menggabungkan kegiatan penelitian pengumpulan data dengan

penggunaan hasil penelitian. Kegiatan ini dilakukan secara timbal balik

membentuk spiral : rencana, tindakan an, pengamatan dan refleksi.32

B. Konsep Model Tindakan an

1. Kemampuan Kognitif

a. Hakikat Kemampuan

Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan

beragam tugas dalam pekerjaan. Kata kemampuan sekarang sudah banyak

dipakai daripada bakat karena pada dasarnya kemampuan penyempitan

dari kata bakat, pada kata kemampuan dapat diperoleh asal ada “bakat”

atau “bawaan” dalam arti luas yaitu “kemampuan intelektual”.33

Karena

kemampuan merupakan bawaan maka ini sudah ada di dalam diri individu

sejak usia dini. Kemampuan dalam diri individu harus dikembangkan dan

disalurkan dengan baik dengan dan bantuan orang lain maupun diri

individu itu sendiri.

Menurut Munandar sebagaimana yang dikutip Susanto menyatakan

bahwa kemampuan merupakan hasil dari pembawaan dan latihan yang

31

Wijaya & Dedi, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2011), h.21. 32

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya

2010), h. 140. 33

Drost, Sekolah: Mengajar atau Mendidik?, (Yogyakarta: Kanisius, 2008), h.22.

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

20

dilakukan pada suatu tindakan. Dalam pandangan Munandar, kemampuan

ini potensi yang merupakan bawaan sejak lahir yang dimatangkan dengan

pembiasaan dan latihan sehingga seseorang dapat melakukan sesuatu.

Pendapat lain yang senada oleh Robin sebagaimana yang dikutip oleh

Susanto yang menyatakan bahwa kemampuan merupakan suatu kapasitas

tugas dalam suatu pekerjaan.34

Jadi kemampuan merupakan daya atau

kesanggupan pada individu dimana daya ini dihasilkan dari pembawaan

dan juga latihan yang mendukung seseorang menyelesaikan tugasnya.

b. Hakikat Kognitif

Cognitive berasal dari kata cognition yang berarti knowing

(mengetahui). Menurut Neisser yang dikutip oleh Muhibbin, dalam artian

luas cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan

pengetahuan.35

Perolehan itu termasuk perolehan informasi dimana

informasi ini menekankan pada bagaimana individu memperoleh informasi

tentang dunia mereka, bagaimana informasi disimpan dan disebarkan,

bagaimana informasi ini masuk ke dalam pikiraan, dan bagaimana

informasi yang diambil kembali untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas

yang kompleks seperti memecahkan masalah dan berpikir.

Kognitif adalah suatu proses berpikir, kemampuan individu untuk

menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau

peristiwa. Gadner dalam Susanto menyatakan bahwa intellegensi sebagai

kemampuan untuk memecahkan masalah.36

Carl Witherington dalam

Sujiono menyatakan bahwa kognitif adalah pikiran, kognitif (kecerdasan

pikiran), melalui pikiran dapat digunakan dengan cepat dan tepat dalam

mengatasi suatu situasi untuk memecahkan masalah. Sedangkan Gagne

34

Ahmat Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014),

h. 97. 35

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 22. 36

Ahmad Susanto, op. cit., h. 49.

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

21

menyatakan bahwa kognitif adalah cepat lambatnya individu di dalam

memecahkan masalah yang dihadapinya.37

Dictionary of Psychology karya Drever yang dikutip oleh Desmita,

dijelaskan bahwa secara umum kognitif adalah mencakup segenap

pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna dan

penalaran.38

Dari beberapa ahli yang menyebutkan tentang pengertian

kognitif menggunakan istilah thinking atau pikiran menunjuk pengertian

yang sama dengan cognition (kognisi) yang mencakup berbagai aktivitas

mental, seperti penalaran, pemecahan masalah, dan pembentukan konsep-

konsep. Aktivitas mental ini berhubungan persepsi, pikiran, ingatan, dan

pengelolaan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh

pengetahuan, memecahkan masalah dan merencanakan masa depan atau

semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu

mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,

memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.

Kemampuan kognitif adalah hasil dari hubungan kemampuan

perkembangan otak dan sistem nervous serta pengalaman-pengalaman

individu yang dapat membantunya beradaptasi. Terman dalam Masgati

menyatakan bahwa kemampuan kognitif sebagai pemikiran yang bersifat

abstrak.39

Kemampuan berfikir abstrak ini tidak terlepas dari pengetahuan

tentang konsep, karena berfikir memerlukan kemampuan untuk

membayangkan atau menggambarkan benda dan peristiwa yang tidak

selalu ada. Jadi kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan

menemukan pemecahan masalah tanpa hadirnya objek yang nyata.

Berbeda dengan Colvin yang menyatakan bahwa kemampuan

kognitif adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan.40

Penyesuaian ini merupakan usaha seseorang agar dapat

37

Yuliani Nurani Sujiono, Metode Perkembangan Kognitif, (Tangerang: Universitas Terbuka,

2017), h. 10. 38

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), h. 96. 39

Masganti Sit, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, (Depok: Kencana, 2017), h. 47. 40

Ibid,. h.47

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

22

mengatasi kebutuhan, konflik dan frustasi yang dialami dalam diri.

Sedangkan Hunt dan Gardner menyatakan bahwa kemampuan kognitif

diterima melalui panca indera untuk memperoleh informasi agar dapat

menciptakan karya.41

Dengan melihat, mendengar, dan merasakan

seseorang dapat berfikir untuk menciptakan karya seni yang dapat

dinikmati orang lain. Lingkungan menjadi hal terpenting dalam

perkembangan kemampuan kognitif seseorang.

Teori kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif

merupakan sesuatu yang penting untuk membimbing tingkah laku anak

dan menjadikan anak sebagai indivdu yang aktif dalam membangun

sendiri pengetahuan mereka tentang dunia. Individu hidup dalam dunia

benda dan manusia, suatu dunia yang disekitarnya terdapat indra dengan

berbagai stimulus. Segala informasi tentang dunia akan sampai ke individu

melalui indera, seperti indera pengelihatan menangkap cahaya dan benda-

benda, indera pendengaran menangkap gelombang suara, indera pengecap

menangkap rasa, indera temperature menangkap suhu udara. Penginderaan

itu merupakan kombinasi dari berbagai alat indera lain dalam mengenal

benda-benda, aktivitas mengenal benda ini merupakan aktivitas mental

atau yang disebut aktivitas kognisi.

Teori perkembangan kognitif Piaget merupakan teori komprehensif

membahas sifat dan perkembangan kecerdasan manusia. Menurut Piaget

dalam Wahab bahwa perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan

pengetahuan secara progresif yang terjadi saat kematangan biologis dan

memungkinkan seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan.42

Sementara Vygotsky berpendapat anak mendapatkan pengetahuan bermula

dari lingkup sosial antar orang dan lingkup individu sebagai peristiwa

internalisasi.43

Sama seperti aspek perkembangan anak yang lainnya, peran

kemampuan kognitif anak mengalami perkembangan tahap dan tahap

41

Ibid,. h.47 42

Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar,(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015), h. 51 43

Masganti Sit, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, (Depok: Kencana, 2017), h. 49.

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

23

menuju kesempurnaan. Bisa kita pahami tentang kemampuan kognitif

secara sederhana sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks

serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan

berkembangnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan anak

menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu

bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan sehari-

hari.

Hubungan antara kesempurnaan kognitif dan kesempurnaan fisik

sama dengan hubungan bentuk dan materi, dan kesempurnaan atau

kebahagiaan yang berkaitan dengannya lebih tinggi. Kesempurnaan

kognitif manusia lebih tinggi yaitu ketika tercapai “kontak” antara akal

manusia dengan “agen spiritual” yang biasanya disebut sebagai “akal

aktif”. Akal atau rasional menempati posisi yang tinggi dalam etika islam.

Nashiruddin al Thusi menyebut akal sebagai kesempurnaan atau

kamaliyyah manusia. 44

Pada akallah terletak esensi yang membedakannya

dari jenis hewan. Akal mempunyai kecakapan kognitif sehingga mampu

menyerap rohani, membedakan antara yang baik dan buruk, antara terpuji

dan tercela, dan antara yang benar dan salah.

c. Pengembangan Kognitif

Pengembangan kognitif pada dasarnya dimaksudkan agar anak

mampu melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sekitar melalui panca

inderanya, dengan pengetahuan itu, anak bisa menjalankan hidupnya dan

mampu memecahkan masalahnya sendiri. Proses kognisi meliputi berbagai

aspek, seperti persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan

masalah. Dengan demikian, pengembangan kognitif fungsi berpikir dapat

digunakan dengan cepat dan tepat dalam mengatasi suatu situasi untuk

memecahkan masalah.

Vygotsky menekankan pentingnya memanfaatkan lingkungan dalam

pembelajaran, dimana lingkungan tersebut meliputi orang-orang,

44

Mulyadhi Kartanegara, Nalar Religius, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 48.

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

24

kebudayaan, termasuk pengalaman dalam lingkungan tersebut sebagai

pembentukan pengetahuan. Sebagaimana dalam Masgati, Vygotsky

berpendapat tentang interaksi sosial yaitu interaksi individu dengan orang

lain merupakan faktor penting yang dapat memicu perkembangan kognitif

seseorang. Selanjutnya menurut pandangannya, perkembangan kognitif

menekankan pada pengaruh budaya, dimana fungsi mental yang lebih

tinggi bergerak antara interpsikologi (interpsycological) melalui interaksi

sosial dan intrapsikologi (intrapsycological) dalam benaknya.45

Pemikiran Vygotsky tentang fungsi alat berpikir (tool of the mind)

pada setiap individu berbeda satu sama lain. Fungsi alat berpikir adalah

memudahkan anak memahami suatu fenomena, memecahkan masalah,

mengingat dan berfikir. Vygotsky menjelaskannya secara spesifik tentang

kegunaan dari alat berpikir tersebut yakni:46

1. Membantu memecahkan masalah

Melalui alat berfikir ini seseorang dapat mencari jalan keluat

terhadap masalahnya. Kerangka berpikir yang terbentuk pada fungsi

berfikir manusia akan menentukan yang keputusan yang diambilnya

dalam pemecahan masalah yang dihadapinya.

2. Mudah dalam melakukan tindakan an

Melalui alat berpikirnya, setiap manusia akan dapat memilih

tindakan atau perbuatan yang seefektif dan seefisien mungkin dalam

mencapai tujuan. Kepraktisan dalam bertindakan yang sering kali

ditunjukkan oleh seorang anak dalam melakukan suatu aktivitas

merupakan cerminan dari keberfungsian alat berpikirya.

3. Memperluas kemampuan

Melalui keberfungsian dari alat berpikirlah setiap individu akan

mampu memperluas wawasan berpikirnya melalui beragai

aktivitasnya untuk mencari da menemukan berbagai pengetahuan

yang ada disekitarnya. Melalui berbagai ekplorasi yang dilakukan oleh

45

Masganti Sit, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, (Depok: Kencana, 2017), h. 55. 46

Yuliani Nurani Sujiono, Metode Perkembangan Kognitif, (Tangerang: Universitas Terbuka,

2017), h. 4.3.

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

25

seorang anak melalui panca inderanya, maka semakin banyak hal yang

dia ketahui.

4. Melakukan aktivitas sesuatu sesuai dengan kapasitas alaminya.

Alat berfikir manusia pada umumnya berkembang secara alamiah

mengikuti apa yang terjadi di lingkungannya. Semakin banyak

stimulasi yang diperoleh anak saat ia berinteraksi dengan

lingkungannya maka semakin cepat berkembangnya fungsi berfikir.

Teori Vygotsky tentang pengembangan kognitif yang sesuai dengan

teori revolusi-sosiokultural adalah hukum genetik tentang pengembangan

(genetic low of development), dan zona perkembangan proksimal (Zone of

proksimal development).47

1. Hukum genetik tentang pengembangan (Genetic low of

development)

Vygotsky berpendapat bahwa belajar dan perkembangan

merupakan perubahan kualitatif dalam pandangan yang tidak hanya

diperoleh melalui akumulatif fakta-fakta dan keterampilan. Tumbuh

kembang seorang anak melawati 2 tataran, yaitu tataran lingkungan

(dikategorikan Interpsikologis atau Intermental) dan tataran di dalam

diri orang tersebut (dikategorikan Intrapsikologis atau Intramental).

Pada Intermental atau lingkungan sosial sebagai faktor primer

pembentukan pengetahuan serta pengembangan kognitif seseorang.

Sedangkan Intramental dilihat sebagai derivasi atau keturunan yang

tumbuh atau terbentuk melalui penguasaan dan internalisasi terhadap

proses-proses sosial tersebut.

2. Zona perkembangan proksimal (Zone of proksimal development,

ZPD)

ZPD ialah istilah Vygotsky untuk tugas yang terlalu sulit dikuasai

sendiri oleh anak-anak, tetapi dapat dikuasi dengan bimbingan dan

bantuan dari orang dewasa atau anak yang lebih terampil. Menurutnya

kemampuan seseorang dapat dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu

47

Yuliani Nurani Sujiono , Ibid,. h. 4.5

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

26

perkembangan aktual dan perkembangan potensial. ZPD diartikan

sebagai fungsi-fungsi atau kemampuan yang belum matang yang

masih berada pada proses pematangan.

Menurut pandangan Vygotsky sebagaimana yang dikutip Thalib,

interaksi dengan teman sebaya, peranca (scaffolding),dan modeling

merupakan penting yang memfasilitasi merupakan faktor penting

memfasilitasi perkembangan kognitif dan perolehan pengetahuan individu,

termasuk dalam perkembangan bahasa. 48

Scaffolding berarti pemberian

bantuan dan bimbingan kepada anak selama tahap-tahap awal

pembelajaran dan kemudian anak tersebut mengambil alih tugas tanggung

jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.49

Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan,

menguraikan masalah ke dalam langkah pemecahan, memberikan contoh,

atau apapun yang lain yang memungkinkan anak menjadi mandiri.

1) Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Anak usia 4-5 tahun sampai 5-6 tahun, anak mulai memasuki

masa prasekolah yang merupakan masa kesiapan untuk memasuki

pendidikan formal pada jenjang sekolah dasar. Montessori yang

dikutip Susanto menyatakan bahwa pada masa prasekolah merupakan

masa peka terhadap segala stimulasi yang diterimanya melalui panca

indera.50

Jika orang tua sudah mengetahui anaknya masuk pada usia

ini, segeralah memberikan stimulasi yang tepat, maka akan

mempercepat penguasaan terhadap tugas perkembanganya pada

usianya.

Karakteristik perkembangan kognitif anak usia 3-4 sampai 5-6

tahun berdasarkan teori-teori para ahli dan tugas perkembangan anak

masa prasekolah sebagai berikut :

48 Syamsul Bachri Tahlib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analilis Empiris Aplikatif, (Jakarta:

Kencana Prenada Group, 2010), h. 95. 49 Ibid,. h. 95 50

Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,

2014), h. 49.

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

27

1. Memahami konsep makna berlawanan; kosong/penuh atau

ringan/berat.

2. Menunjukkan pemahaman menganai di dasar/di puncak,

dibelakang/ di depan, di atas/di bawah.

3. Mampu menyemakan bentuk lingkaran atau persegi dengan

objek nyata/gambar.

4. Sengaja menumpuk kotak atau gelang sesuai ukuran.

5. Mengelompokkan benda yang memilki persamaan, warna,

bentuk, dan ukuran.

6. Mampu mengetahui dan menyebutkan umurnya.

7. Memasangkan dan menyebutkan benda yang

samaMencocokkan segitiga persegi panjang dan wajik.

8. Menyebutkan lingkaran dan kotak jika diperlihatkan.

9. Memahami konsep lambat/cepat, sedikit/banyak, tipis/tebal,

sempit/luas.

10. Menyentuh dan menghitung angka sebanyak empat sampai

tujuh benda.

11. Mengenal dan membaca yang sering dilihat di sekolah dan di

rumah.

12. Mampu menjelaskan fungsi-fungsi profesi yang ada di

masyarakat.

13. Mengenali dan menghitung angka sampai 20.

14. Mengklasifikasi angka, tulisan, buah dan sayur.51

Pada perkembangan kognitif anak usia 3-5 tahun biasanya disebut

masa prasekolah, dimana anak menunjukan sikap dan perilaku yang

kreatif, bebas, dan penuh imajinasi. Imajinasi anak meningkat seiring

dengan banyaknya pengalaman yang ia peroleh sehingga

mempengaruhi perkembangan mental mereka. Perilaku anak usia 3

tahun diwarnai dengan imajinasi, umumnya mereka belum bisa

membedakan antara imajinasi dengan realitas. Selanjutnya anak usia 4

51

Ibid., h. 58.

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

28

tahun semakin bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru, umunya

di akhir usia 4 tahun daya hayal anak semakin menipis seiring dengan

meningkatnya kemampuan memahami realitas sehingga kemampuan

mengatasi masalahpun meningkat.

Masa ini juga disebut masa berkelompok, anak tumbuh dalam

kelompok-kelompok tertentu untuk mempelajari dasar-dasar perilaku

sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang

diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas

satu sekolah dasar.

Piaget dalam Sujiono menggolongkan 4-5 tahun ke dalam tahap

pra operasional karena anak-anak belum siap untuk telibat dalam

operasi atau manipulasi mental yang mensyaratkan pemikiran logis.52

Karakteristik perkembangan dalam tahap utama kedua ini adalah

perluasan penggunaan pemikiran simbolis atau kemampuan

representasional. Karakteristik perkembangan kognitif anak usia 3-7

tahun yaitu53

:

1. Mengelompokkan benda yang memiliki persamaan.

2. Mengitung 1-20.

3. Mengenal bentuk sederhana.

4. Memahami konsep makna berlawanan.

5. Mampu membedakan bentuk lingkaran atau persegi dengan

objek nyata atau gambar.

6. Memasangkan dan menyebutkan benda.

7. Mencocokkan bentuk-bentuk sederhana.

8. Mengklasifikasi angka, tulisan, buah dan sayur.

9. Mengenal huruf besar dan kecil.

10. Mengenal warna-warna.

52

Yuliani Nurani Sujiono, Metode Perkembangan Kognitif, (Tangerang: Universitas Terbuka,

2017), h. 4.1 53

Ahmad Susanto, Op Cit. h. 58.

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

29

2) Aspek Pengembangan Kognitif

Ruang lingkup aspek kognitif mencakup pengetahuan konten

dan perkembangan keterampilan intelektual. Pengembangan kognitif

akan mudah jika stimulus yang diberikan orang tua secara optimal.

Aspek kognitif sebagaimana Susanto mengungkapkan tujuan

pengembangan kognitif diarahkan pada pengembangan kemampuan

auditory, visual, Taktik, kinestetik, aritmatika, geometri, dan sains

permulaan.54

a) Pengembangan Auditory

Kemampuan ini berhubungan bunyi atau indera

pendengaran anak, seperti :

1. Mendengarkan atau menirukan bunyi yang didengar

sehari-hari.

2. Mendengarkan nyanyian atau syair dengan baik.

3. Mengikuti perintah lisan sederhana.

4. Mendengarkan cerita dengan baik.

5. Mengungkapkan kembali cerita sederhana.

6. Menebak lagu atau apresiasi musik.

7. Mengikuti rimtis dengan bertepuk

8. Menyebutkan nama-nama hari dan bulan.

9. Mengetahui nama benda yang dibunyikan.

b) Pengembangan visual

Kemampuan ini berhubungan dengan pengelihatan,

pengamatan, perhatian, tanggapan, dan persepsi anak terhadap

lingkungan sekitarnya.

Adapun yang akan dikembangkan yaitu:

1. Mengenali benda-benda sehari-hari.

2. Membandingkan benda-benda dari sederhana menuju

ke yang lebih kompleks.

54

Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Aspeknya, (Jakarta : Kencana

Prenada Media Group, 2011). h. 61.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

30

3. Mengetahui ukuran benda, bentuk atau dari warnanya.

4. Mengetahui adanya benda yang hilang apabila

ditunjukkan yang belum sempurna atau janggal.

5. Menjawab pertanyaan tentng sebuah gambar dari seri

lainnya.

6. Menyusun potongan teka-teki mulai dari yang

sederhana sampai ke yang lebih rumit.

7. Mengenali namanya sendiri bila tertulis.

8. Mengenali huruf dan angka.

c) Pengembangan taktik

Kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan

tekstur (indera peraba). Seperti :

1. Mengembangkan indera sentuhan.

2. Mengembangkan kesadaran pada tekstur.

3. Mengembangkan kosa kata untuk mengembangkan

berbagai tekstur seperti tebal-tipis, halus-kasar, panas-

dingin, dan tekstur kontras lainnya.

4. Mengembangkan kosa kata untuk menggambarkan

berbagai tekstur.

5. Bermain di bak pasir.

6. Bermain air.

7. Bermain dengan plastisin.

8. Menebak dengan meraba tubuh teman, meraba dengan

kertas amplas.

9. Meremas kertas Koran.

10. Meraup biji-bijian.

d) Pengembangan kinestetik

Kemampuan ini berhubungan dengan kelancaran gerak

tangan atau motorik halus yang mempengaruhi perkembangan

kognitifnya. Permainan yang dapat mengembangkan yaitu :

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

31

1. Finger painting dengan tepung kanji.

2. Menjiplak huruf-huruf geometri.

3. Melukis dengan cat.

4. Mewarnai gambar dan huruf sederhana.

5. Menjahit dengan sederhana.

6. Merobek kertas koran.

7. Menciptakan bentuk-bentuk dengan balok.

8. Membuat sendiri dengan berbagai media.

9. Menyusun atau menggabungkan potongan gambar atau

teka-teki sederhana

10. Mampu menggunakan gunting dengan baik.

11. Mampu menulis.

e) Pengembangan Aritmatika

Kemampuan yang diarahkan untuk penguasaan berhitung

atau konsep berhitung permulaan, berikut adalah yang

dikembangkan :

1. Mengenali atau membilang angka.

2. Menyebut urutan benda.

3. Menghitung benda.

4. Mengenali himpunan dengan nilai bilangan berbeda.

5. Memberi nilai bilangan pada suatu bilangan himpunan

benda.

6. Mengerjakan atau menyelesaikan operasi penjumlaha,

pengurangan, perkalian, pembagian dengan

menggunakan konsep bilangan dengan lambang

bilangan.

7. Menghubungkan konsep bilangan dengan lambang

bilangan

8. Menggunakan konsep waktu misal hari ini

9. Menyatakan waktu dengan jam

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

32

10. Mengurutkan lima hingga sepuluh benda berdasarkan

urutan tinggi besar.

11. Mengenal ukura panjang, berat, dan isi.

f) Pengembangan Geometri

Kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan konsep

bentuk dan ukuran. Menurut Clement, Wilson dan Sarama dalam

Susanto menyatakan membangun konsep geometri pada anak-anak

dimulai dengan mengidentifikasi bentuk dan menyelidiki bangunan

dan memisahkan gambar biasa seperti segitiga, persegi, lingkaran.

belajar konsep-konsep maupun belajar bahasa untuk

mengungkapkan letak seperti dibawah, diatas, kiri dan kanan

meletakkan dasar awal memahami geometri.55

Adapun yang

dikembangkan :

1. Memilih benda menurut warna, bentuk, dan ukurannya.

2. Mencocokkan benda dengan menurut warna, benda,

dan ukurannya.

3. Membandingkan benda menurut besar, kecil, panjang,

pendek, tinggi, pendek.

4. Mengukur benda secara sederhana.

5. Mengerti dan menggunakan bahasa ukuran, seperti

ukuran besar-kecil, panjang-lebar, tinggi-rendah,

panjang-pendek.

6. Menciptakan bentuk dari kepingan geometri.

7. Menyebut benda-benda yang ada di kelas sesuai dengan

bentuk geometri

8. Menyebut, menunjuk, dan menggelompokkan segi

empat.

9. Menyusun menara dari delapan kubus.

10. Mengenal ukuran panjang, berat, dan isi.

55

Carol seefeldt dan Barbara A. Wasik, Terjemahan: Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan

Anak Usia Tiga, Empat, Lima Tahun Masuk Sekolah, (Jakarta : Indeks, 2008), h.398.

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

33

11. Meniru pola dengan empat kubus.

g) Pengembangan Sains Permulaan

Kemampuan ini berhubungan dengan berbagai percobaan

atau demonstrasi sebagai suatu pendekatan secara saintifik atau

logis, tetapi dengan mempertimbangkan tahapan berpikir anak.

Adapun yang dikembangkan, yaitu :

1. Mengekplorasi benda yang ada disekitar.

2. Mengadakan berbagai percobaan sederhana.

3. Mengkomunikasikan apa yang diamati dan teliti.

Contoh kegiatan yang dapat dikembangkan melalui

permainan sebgai berikut : proses merebus atau

mebakar jagung, membuat jus, warna dicampur,

mengenal asal mula sesuatu, balon ditiup lalu

dihempas, benda kecil dilihat dengan kaca pembesar,

besi berani didekatkan dengan macam-macam benda,

biji, biji yang ditanam, benda-benda yang dimasukkan

ke dalam air , dan mengenal sebab akibat mengapa.

Menurut bloom sebagaimana yang dikutip Astiti, aspek kognitif

yang telah di revisi terdiri atas enam jenjang yaitu:

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

34

Tabel 2.1

Tabel Aspek Kognitif

No Jenjang Deskripsi

Kata kerja

operasional

1. Mengingat

(remembering)

Kemampuan

menyebutkan kembali

informasi/

pengetahuan yang

tersimpan dalam

ingatan

Mendefinisikan,

menyusun daftar,

menjelaskan,

mengingat,

mengenali,

menemukan kembali,

menyatakan,

mengulang,

mengurutkan,

menamai,

menempatkan,

menyebutkan.

2. Memahami

(understanding)

Kemampuan

memahami instruksi

dan menegaskan

pengertian/makna ide

atau konsep yang

telah diajarkan baik

dalam bentuk lisan,

tertulis, maupun

grafik/diagram.

Menerangkan,

menjelaskan,

menguraikan,

mengartikan,

menyatakan kembali,

menafsirkan,

menginterpretasikan,

mendiskusikan,

meyeleksi,

mendeteksi,

melaporkan,

menduga,

mengelompokkan,

memberi contoh,

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

35

merangkum,

menganalogikan,

mengubah,

memperkirakan.

3. Menerapkan

(applying)

Kemampuan

melakuakan sesuatu

dan mengaplikasikan

konsep dalam situasi

tertentu.

Memilih,

menerapkan,

melaksanakan,

mengubah,

mendemonstrasikan,

memodifikasi,

menginterpretasikan,

menunjukan,

membuktikan,

menggambarkan,

mengoperasikan,

menjalankan,

memprogramkan,

mempraktektikan,

memulai.

4. Menganalisis

(analyzing)

Kemampuan

memisahkan konsep

kedalam beberapa

komponen dan

menghubungkan satu

sama lain untuk

memperoleh

pemahaman atas

konsep tersebut secara

utuh

Mengkaji ulang,

membedakan,

membandingkan,

mengontraskan,

memisahkan,

menghubungkan,

menunjukan

hubungan antara

variable, memecah

menjadi beberapa

bagian, menyisihkan,

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

36

mempertimbangkan,

mempertentangkan,

menata ulang,

mencirikan,

mengubah struktur,

melakukan

pengetesan,

mengintegrasikan,

mengorganisir,

mengkerangkakan.

5. Mengevaluasi

(evaluating)

Kemampuan

menetapkan sesuatu

berdasarkan norma,

kriteria, atau patokan

tertentu

Mengkaji ulang,

mempertahankan,

menyeleksi,

mempertahankan.

Mempertahankan,

mengevaluasi,

mendukung, menilai,

menjustifikasi,

mengecek,

mengkritik,

memprediksi,

membenarkan,

menyalahkan,

6. Menciptakan

(creating)56

Kemampuan

memadukan unsur-

unsur menjadi sesuatu

bentuk baru yang utuh

dan koheran, atau

Merakit, merancang,

menemukan,

menciptakan,

memperoleh,

mengembangkan,

56

Kadek Ayu Astiti, Evaluasi Pembelajaran, ( Yogyakarta: Penerbit Andi, 2017), h. 21.

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

37

membuat sesuatu

yang orisinil.

mengformulasikan,

membangun,

membentukm,

melengkapi,

membuat,

menyempurnakan,

melakukan inovasi,

mendesain,

menghasilkan karya.

3) Tahap Perkembangan Kognitif

Tahapan perkembangan kognitif merupakan suatu hal yang

terpenting untuk diketahui salah satunya oleh lembaga pendidikan

khususnya guru hal ini dikarenakan agar guru dapat menyusun

program pendidikan sesuai dengan perkembangannya. Piaget dalam

Beaty membagi tahap perkembangan kognitif dalam 4 tahap yaitu:

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

38

Tabel 2.2

Tahapan Perkembangan Kognitif

Tahap Sensorimotor

( lahir hingga 2 tahun)

Anak berpikir dalam pola visual (skemata).

Anak menggunakan indera untuk untuk

mengeksplorasi objek (melihat, menyimak,

membaui, merasai dan memanipulasi).

Usia belajar mengingat ciri-ciri fisik sebuah objek.

Tahap Praoprasional

(usia 2-7 tahun)

Anak menguasai pemikiran simbolis.

Anak menggunakan objek untuk menyimbolkan.

Anak memikirkan produk akhir dan bukan pada

perubahan benda.

Tahap Konkret Oprasional

(usia 7-11 tahun)

Pemikiran anak bisa menangani perubahan benda

dan bagaimana perubahannya.

Anak telah melampaui terlihat dimomen tertentu dan

mulai memahami benda saling berkaitan.

Tahap Formal Oprasional

(usia 11 tahun ke atas)

Anak mulai berpikir secara abstrak tanpa butuh

benda konkret.

Anak bisa berhipotesis tentang benda.

Piaget juga membagi pengetahuan anak-anak dalam tiga

kategori :

Pengetahuan fisik: anak-anak belajar tentang objek di

lingkungan mereka secara fisik memanipulasi objek.

Mereka mulai menyusun konsep mental tentang bentuk,

ukuran dan warna objek.

Pengetahuan logis-matematis: anak-anak menyusun

hubungan tentang benda-benda seperti sama dan berbeda,

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

39

lebih dan kurang, mana yang sekelompok, berapa banyak

seberapa banyak.

Pengetahuan sosial: anak-anak mempelajari aturan bagi

perilaku dan pengetahuan tentang tindakan orang-orang

dengan keterlibatannya.57

Berpikir praoperasional merupakan tindakan yang dilakukan

secara mental terhadap objek yang dihadapinya. Ciri dari tahapan ini

adalah operasi mental yang jarang dilakukan, karena menurut logika

tidak memadai. Pemikiran anak pada tahap ini masih masih egosentris

dimana anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain.

Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti

mengumpulkan semua benda dengan warna yang sama walaupun

bentuknya berbeda, atau mengumpulkan semua yang sama bentuk

walaupun warnanya berbeda. Mereka masih mempresentasikan benda-

benda dengan kata-kata dan gambar serta masih menggunakan

penalaran intuitif, tidak secara logika.58

Menurut piaget dalam Hosnan, perkembangan dari masing-

masing tahapan merupakan hasil perbaikan dari perkembangan tahap

sebelumnya, hal ini terjadi karena tekanan biologis untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan serta adanya pengorganisasian

struktur berpikir. Tahap perkembangan ini memberikan petunjuk bagi

guru dalam memilih strategi pembelajaran yang lebih efektif pada

tingkat kelas yang berbeda.59

Jadi untuk anak kelompok A usia 4-5

tahun berada pada tahap praoperasional konkrit dimana anak masih

belajar melalui pemikiran yang simbolis, menghadirkan benda nyata

atau gambar dan pada usia tersebut juga anak masih berfikir

egosentris.

57

Janice J. Beaty, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Penada Group,

2013), h. 267. 58

Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2011), h. 157. 59

M. Hosnan, Psikologi perkembangan Anak Usia Dini, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h. 146.

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

40

4) Kognitif dalam Islam

Al-Qur‟an telah menegaskan bahwa pengetahuan kognitif

indriawi merupakan dasar pengetahuan dalam tahap-tahap

perkembangan sejarah manusia, dan tidak akan pernah hilang.

Pengetahuan kognitif (fu’ad) adalah pengetahuan yang membentuk

pengalaman (al-inthiba) dan memori dengan memberikan pra asumsi

awal bagi pikiran.60

Sebagaimana manusia yang mempunyai dan di

berikan akal oleh Allah SWT harus menggunakannya dengan baik.

Dalam surah Shad: 29 yang artinya : “Kitab (Al-Qur‟an) yang Kami

turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-

ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran”

Di dalam Islam, terdapat beberapa kegiatan yang menggunakan

kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, dan fitrah. Pada

kemampuan kognitif disampaikan perintah berpikir, menggunakan

akal dalam melakukan penalaran, melakukan pengamatan dan

observasi, memahami secara dalam, mengerjakan sesuatu, dan

perintah untuk mengetahui. Semua itu diperintahkan Islam yang

berkaitan dengan pekerjaan akal (kognitif). Semua kegiatan yang

membutuhkan kecakapan kognitif, afektif, psikomotorik, dan fitrah

memerlukan rancangan yang konsepsional sebagai proses

pembelajaran.61

Jadi pandangan Islam tentang berfikir sebagaimana

yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya, dimana

sehari-harinya melakukan pekerjaan yang membutuhkan akal dalam

memecahkan masalahnya.

2. Mengenal Bentuk Geometri

a. Definisi Bentuk Geometri

Perkembangan kognitif anak sangat diperlukan untuk

mengembangkan kemampuan kognitif, salah satu materi dalam

60

Muhammad Syahrur, Tirani Islam, (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2003), h. 121. 61

Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Kencana Prenada Group,

2009), h. 105.

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

41

mengembangkan kemampuan kognitif yaitu mengenal geometri.

Pentingnya mengembangkan geometri pada anak agar anak mampu

membedakan beberapa macam bentuk geometri yang dijumpai sehari-

harinya, menyusun bentuk geometri dan membedakan macam bentuk

geometri.62

Geometri merupakan cabang matematika yang diajarkan pada

setiap jenjang pendidikan, dan hampir semua objek yang ada di

lingkungan siswa adalah objek geometri, serta juga salah satu bidang

matematika yang dapat mengaitkan matematika dengan bentuk fisik dunia

nyata yang sangat cocok untuk anak usia dini di mana menurut Piaget

berada pada tahap praoperasional konkret. Menurut Freudenthal

sebagaimana yang dikutip Safrina menyatakan bahwa geometri adalah

ruang dimana anak-anak berada, hidup, dan bergerak, yang mana dalam

ruangan itu anak harus belajar mengetahui, menelaah, bertempur untuk

menang, merencanakan dan mengatur kehidupan bernapas, dan berbuat

yang lebih baik.

Lingkungan sekitar banyak yang bisa dijadikan bahan untuk

pembelajaran yang berhubungan dengan geometri yang memiliki berbagai

bentuk, nama, ciri-ciri, ukuran, dan fungsi. Menurut Hartono sebagaimana

yang dikutip oleh Pratiwi menyatakan geometri adalah ilmu matematika

yang mempelajari hubungan antara titik-titik, garis-garis, sudut-sudut,

bidang-bidang serta bangun datar dari bangun ruang.63

Anak usia dini

dapat mempelajari ilmu matematika dengan yang paling mudah dengan

mengenal titik lalu di sambungkan menjadi garis. Sedangkan mengenal

bangun ruang anak perlu memahami yaitu serangkaian bangun datar yang

disusun sehingga menjadi bangun ruang.

Selanjutnya menurut Yoona sebagaimana yang dikutip oleh Pratiwi

menyatakan bentuk geometri adalah bentuk-bentuk tertentu yang terukur

62

Wiwik dan Sri, “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan

Ambil Susun Di Play Group”, Skripsi pada PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri

Surabaya. 63

Yuli Sri Pratiwi, “Peningkatan Kemampuan Kelompok A2 Dalam Mengenal Bentuk Geometri

Melalui Kepingan Bangun Datar Di TK Sekar Sekar Tanjung Kecamatan Sempu Kabupaten

Banyuwangi Tahun Pelajaran 2015-2016”, Skripsi pada Universitas Jember, 2016.

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

42

dan bisa didefinisikan berdasarkan nama dan ciri-ciri.64

Nama dari bentuk

geometri dapat anak lihat dari ciri-ciri bentuk tersebut misalnya segitiga

memiliki ujung lancip berjumlah tiga buah. Dengan cara menyenangkan

anak dapat belajar mengenal dan membedakan bentuk tersebut. Pendapat

lain menurut Lestari sebagimana yang dikutip Raharjo menjelaskan bahwa

mengenal bentuk geometri pada anak usia dini adalah kemampuan anak

mengenal, merajuk, menyebutkan, serta mengumpulkan benda-benda

sekitarnya yang berbentuk geometri.65

Mengenalkan, merajuk,

menyebutkan dan mengumpulkan dapat dilakukan anak melalui aktivitas

ataupun permainan sederhana yang sering dimainkan anak, misalnya

melalui permainan balok.

Van Hiele merupakan Guru yang berasal dari Belanda yang

melakukan penelitian dalam pengajaran Geometri. Menurut Hiele dalam

mempelajari geometri, anak akan mengalami tingkatan berpikir yang

tinggi. Hiele juga menyatakan ada tiga unsur utama dalam pengajaran

goemetri yaitu: waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang

diterapkan, jika diterapkan dengan baik ia aakan meningkatkan

kemampuan berfikir anak kepada tingkatan berfikir yang lebih tinggi.66

Jadi, guru anak usia dini dapat mengajarkan anak mengenal bentuk

geometri sesuai dengan tema dan materi pengajaran serta media untuk

menunjang keberhasilan pembelajaran tentang geometri tersebut.

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik sintesa bahwa mengenal

bentuk geometri merupakan kegiatan yang berada tidak jauh dari sekitar

kita dimana kita dapat mengajarkan bentuk geometri dengan objek yang

nyata, anak yang mempelajari bentuk geometri akan mempunyai tingkat

berfikir yang tinggi berbeda dengan anak yang tidak di perkenalkan bentuk

geometri sejak dini.

64

Yuli Sri Pratiwi, “Peningkatan Kemampuan Kelompok A2 Dalam Mengenal Bentuk Geometri

Melalui Kepingan Bangun Datar Di TK Sekar Sekar Tanjung Kecamatan Sempu Kabupaten

Banyuwangi Tahun Pelajaran 2015-2016”, Skripsi pada Universitas Jember, 2016. 65

Raharjo, Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Goemetri melalui Permainan Kotak Pos,

Jurnal Praktik Tindakan Kelas Pendidikan Dasar dan Menengah, Vol 6 (3) Juli 2016, h. 33. 66

Tatang, Karlimah dan Komariah, Pendidikan Matematika I, (Bandung: UPI Press, 2007), h. 55.

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

43

b. Tahapan Mengenal bentuk

Anak usia dini pada dasarnya memiliki tahapan belajar mengenal

bentuk geometri, mereka tidak dapat langsung mengerti ciri-ciri setiap

bentuk karnanya sebagai orang tua maupun pendidik perlu mengetahui

tahapan mengenal bentuk agar materi yang berikan mudah diterima oleh

anak. Van Hiele dalam Tatang dkk menyimpulkan ada 5 tahap atau

pengembangan siswa dalam memahami geometri, yaitu67

:

1) Tahap Pengenalan (Visualisasi) :

Tahap ini anak mulai mengenal bentuk geometri secara

keseluruhan, misalnya bentuk persegi, segitiga, lingkaran, dan lain-

lain. Namun anak belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat bentuk

yang dilihatnya.

2) Tahap Analisis :

Tahap ini anak mulai mengenal dan memahami sifat-sifat yang

dimiliki benda geometri yang diamati.

3) Tahap Pengurutan (Dedukasi Informal) :

Tahap ini anak sudah mampu mengurutkan berdasarkan sifta-sifat

yang dimiliki setiap bangun geometri. Anak sudah mulai mampu

menarik kesimpulan namun kemampuan ini dilakukan secara tidak

formal.

4) Tahap Dedukasi :

Tahap ini anak sudah memahami pentingnya mengambil

kesimpulan secara dedukatif. Matematika merupakan ilmu deduktif,

karena pengambilan kesimpulan, pembuktian dalil dan lain sebagainya

harus dilakukan secara deduktif. Selain itu, siswa sudah dapat

memahami pentingnya mengambil kesimpulan secara deduktif, dan

apabila dia mengambil kesimpulan secara induktif itu mungkin bisa

keliru.

5) Tahap Keakuratan (Tigor) :

67

Ibid., h.56.

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

44

Tahap ini anak sudah menyadari pentingnya ketepatan atau akurasi

dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap

akurasi merupakan tingkat berfikir tinggi, rumit, serta kompleks.

Dienes dalam Suawangsih dan Tiurlina mengemukakan bahwa tiap-

tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk

yang konkret akan dapat dipahami anak dengan baik.68

Hal ini berarti

benda atau objek dalam bentuk permainan akan sangat sangat berperan

bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika untuk anak

usia dini khususnya dalam megenal bentuk geometri. Melihat tahapan

mengenal huruf tersebut, semua anak mempelajari geometri dengan urutan

yang sama, akan tetapi kapan seseorang anak mulai memasuki suatu

tingkat yang baru tidak selalu sama dengan anak yang satu dengan yang

lain semua itu bergantung pada guru dan belajar yang dilalui siswa.

Penelitian yang dilakukan untuk anak usia dini dalam mengenal bentuk

hanya sampai pada tahap pengenalan, karena mengingat usia yang masih

usia 4-5 tahun anak baru dapat mengenal belum bisa mengetahui sifat-sifat

dari bentuk yang lebih spesifik.

Menurut Andriyani aspek-aspek anak dalam mengenal bentuk

geometri dimulai dari anak mengetahui bentuk geometri dan namanya

meliputi kemampuan mengucapkan bentuk geometri dan memberi nama

geometri, memahami bentuk-bentuk geometri yang meliputi memberi

contoh benda yang sama dengan bentuk geometri dan menerapkan bentuk

geometri dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi menggambar bentuk

geometri, menyusun beberapa bentuk menjadi suatu benda, dan bercerita

mengenai benda yang dibuatnya dari beberapa bentuk geometri.69

Kegiatan tersebut bisa dilakukan anak di sekolah maupun di rumah dengan

bantuan pembimbing agar maksimal. Pada kegiatan di sekolah dapat

diterapkan pada sudut pengaman setelah anak selesai mengerjakan tugas.

68

Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: Bahan Belajar

Mandiri, 2006), h. 94. 69

Marlia Andriyani, Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Bentuk Geometri Datar

Melalui Permainan Tradisional Gotri Legendri, Skripsi pada Universitas Negri Yogyakarta, 2015.

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

45

Teori yang diungkapkan oleh Bloom mengenai aspek kognitif anak

yang mempengaruhi perkembangan kognitif dapat dikaitkan dengan

pembelajaran geometri pada anak usia dini. Dalam pertumbuhannya, anak-

anak tidak dapat terpisahkan dari benda-benda yang ada disekitarnya.

Sejak usia dini, sudah berbaur dengan benda-benda yang ada disekitarnya

seperti buku, gelas, bola, meja, lemari dan lain-lainnya digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya atau kebutuhan dalam bermain.

Pembelajaran melalui kegiatan bermain untuk mengenal bentuk geometri

dapat membantu anak untuk memahami, menggambarkan, dan

mendiskripsikan benda-benda yang sudah ada di sekitarnya. Di dalam

pembelajaran geometri terdapat pembelajaran mengenai konsep dasar

bangun datar seperti segitiga, segiempat, dan lingkaran.

3. Permainan Konstruktif

a. Hakikat Bermain dan Permainan

Setiap hari, anak-anak memilih mainan yang akan mereka mainkan.

Menurut Mayesty dalam Sujiono, bermain adalah kegiatan yang dilakukan

anak-anak sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan

hidup adalah bermain.70

Anak-anak menikmati permainan dan akan terus

melakukannya di mana saja jika mereka memiliki kesempatan. Sedangkan

menurut Piaget bermain merupakan kegiatan yang menimbulkan

kesenangan atau kepuasan bagi setiap orang.71

Hal ini dikarenakan setelah

bermain akan ada kenangan baik ataupun buruk misalnya menang maupun

kalah.

Sedangkan menurut Smith dan Pellegrini dalam Musfiroh dan

Tatminingsih menyatakan bermain merupakan kegiatan untuk kepentingan

diri sendiri yang dilakukan secara menyenangkan, tidak bertitik berat pada

hasil akhir, fleksible, aktif, dan positif.72

Teori pertama yang menyadarkan

70

Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar PAUD, (Jakarta:Indeks, 2013), h. 144. 71

Ibid,. 72

Tadkiroatun Musfiroh dan Sri Tatmingsih, Bermain dan Permainan Anak, (Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2015), h. 1.5.

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

46

pentingnya nilai praktis dari bermain yaitu teori dari Plato. Menurut Plato

dalam Mutiah menyatakan bahwa anak-anak akan mudah mempelajari

matematika dengan cara membagikan apel kepada anak-anak, dengan

memberikan alat permainan balok pada anak usia 3 tahun akan

mengantarkan anak menjadi seorang ahli bangunan.73

Menurut Frobel dalam Musfiroh dan Tatminingsih menyatakan bahwa

Frobel percaya anak-anak membutuhkan pengalaman yang nyata dan aktif

secara fisik. Frobel juga menunjukan pentingnya alat permainan out door

dan permainan natural yang didapatkan dari lingkungan. Berbeda dengan

Freud yang melihat bermain dari sudut pandang Psikoanalisis, menurutnya

bermain merupakan mekanisme untuk mengulang kembali peristiwa

traumatik yang dialaminya sebagai upaya memperbaiki diri atau

menguasai pengalaman demi kepuasan anak. Jadi Freud melihat bermain

sebagai sarana melepaskan kenangan dan perasaan yang menyakitkan.

Sedangkan menurut Vygotsky bermain merupakan sumber

perkembangan anak, terutama untuk aspek berpikir. Menurut Vygotsky

anak mendapatkan pengetahuan bukan hanya karena faktor kematangan,

tetapi karena adanya interaksi aktif dengan lingkungannya.74

Jadi dapat

simpulkan bahwa kegiatan bermain merupakan kegiatan yang dilakukan

sehari-hari dengan menimbulkan kesenangan dan pengalaman yang

dijadikannya sebagai pembelajaran untuk anak usia dini.

Teori tentang permainan pertama kali ditemukan oleh ahli matematika

yaitu Neumann dan Morgenstern, dimana mereka menyatakan permainan

terdiri dari sekumpulan peraturan yang membangun situasi bersaing dari

dua sampai beberapa orang atau kelompok dengan membangun strategi

untuk memaksimalkan kemenangan sendiri atau meminimalkan

kemenangan lawan. 75

Sedangkan permainan menurut Bucher dalam

Musfiroh dan Tatmingsih merupakan kegiatan yang telah dikenal setiap

orang dan kegiatan ini mampu menggerakkan orang untuk berlatih,

73

Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h. 92. 74

Tadkiroatun Musfiroh dan Sri Tatmingsih, Op Cit., h. 1.9. 75

Ibid., h. 7.6.

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

47

bergembira, dan melakukan relaksasi. 76

Bermain yang melibatkan anggota

badan secara tidak langsung membuat aspek perkembangan anak

berkembang. Jadi permainan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan

oleh setiap orang untuk mencari kesenangan dan tanpa disadari dapat juga

membentuk kepribadian anak.

b. Karakteristik bermain

Jeffree, McConkey, dan Howson sebagaimana yang dikutip Sujiono

berpendapat ada 6 karakteristik dalam kegiatan bermain pada anak yang

perlu diperhatikan, yaitu77

:

Bermain muncul dari dalam diri anak, dimana tanpa paksaan dari

luar.

Keinginan bermain harus ada pada diri anak, sehingga dapat

dinikmati dan bermain sesuai dengan caranya sendiri. Itu artinya

bermain dilakukan dengan kesukarelaan bukan dengan paksaan.

Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat, kegiatan harus

dinikmati.

Bermain pada anak usia dini harus terbebas dari aturan yang

mengikat, karena anak usia dini memiliki cara bermainnya sendiri.

Karena itu bermain pada anak selalu menyenangkan, mengasikkan

dan menggairahkan.

Bermain adalah aktivitas nyata atau sesungguhnya.

Bermain anak melakukan aktivitas nyata bukan hanya gambar.

Misalnya ketika anak bermain dengan air, anak melakukan aktivitas

dengan air dan mengenal air dari bermainnya. Dalam bermain

melibatkan partisipasi aktif baik secara baik maupun mental.

Bermain harus difokusnya pada proses dari pada hasil.

Proses akan lebih difokuskan oleh anak dari pada hasil yang

mereka ciptakan. Bermain anak mengenal dan mengetahui apa yang ia

76

Ibid., h. 7.6. 77

Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar PAUD, (Jakarta:Indeks, 2013), h. 146.

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

48

mainkan dan mendapatkan keterampilan baru, mengembangkan anak

dan anak memperoleh pengetahuan dari apa yang ia mainkan.

Bermain harus didominasi oleh pemain.

Bermain harus didominasi oleh pemain, yaitu si anak itu sendiri

tidak didominasi oleh orang dewasa, karena jika bermian didominasi

oleh orang dewasa maka anak tidak akan mendapatkan makna apa pun

dari bermainnya.

Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain.

Bermain harus aktif pemain. Anak sebagai pemain harus turun

langsung dalam bermain. Jika anak pasif dalam bermain anak tidak

akan memperoleh pengalaman baru, karena bagi anak bermain adalah

bekerja untuk mendapatkan pengetahuan baru.

Cara anak menggunakan objek di dalam bermain berubah sejalan

dengan kematangan dan kemampuan untuk berpura-pura. Ketika anak

bermain mainan baru maka hal pertama ia lakukan adalah menghabiskan

waktu untuk mengekplorasi main tersebut. Mereka menggunakan

inderanya untuk menemukan bagaimana objek tersebut bekerja dan yang

harus ia kerjakan dengan objek tersebut. Berdasarkan pemaparan diatas

bermain dapat meningkatkan rasa keinginan tahuan anak dan

menimbulkan rasa senang ketika melakukannya.

c. Permainan Konstruktif

Seluruh potensi kecerdasan anak akan berkembang optimal apabila

diciptakan suasana penuh kasih sayang dan jauh dari tindakan kekerasan,

sehingga anak dapat bermain dengan gembira. Menurut beberapa ahli

psikologi seperti Rodgers, Erikson, Piaget, Vygotsky, dan frued

sebagaimana yang dikutip Syarbini menyampaikan jenis kegiatan bermain

yang mendukung pembelajaran anak salah satunya yaitu permainan

konstruktif. 78

Bermain konstruktif dilakukan melalui kegiatan bermain

78

Amirulloh Syarbini, Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga, Jakarta: Elek Media

Komputindo Kelompok Gramedia, 2014, h. 67.

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

49

untuk membuat bentuk-bentuk tertentu menjadi sebuah karya dengan

menggunakan beraneka bahan, baik bahan cair maupun bahan terstruktur,

seperti air, cat, krayon, playdough, pasir, puzzle atau bahan alam lainnya.

Bermain konstruktif menurut Piaget sebagaimana yang dikutip Syarbini

yaitu dapat membantu mengembangkan keterampilan anak dalam rangka

keberhasilan sekolahnya dikemudian hari.79

Anak usia dini dalam kegiatan mengenal pola yang berurutan akan

lebih memahami dengan jelas apabila dilakukan dengan bermain

konstruktif. Menurut Miller & Boyd dalam Masnipal menyatakan

Konstruksional atau yang lebih merajuk pada proses membangun

(building), membentuk (forming), modifikasi kreatif bangunan struktur

yang sudah ada (Fashioning) benda tiga dimensi atau rangkaian benda-

benda.80

Pengalaman kreatif akan diperoleh anak dalam permainan

konstruktif (constructive play). Menurut Somerest dalam Masnipal,

melalui permainan ini anak dapat mengembangkan ekspresi kreatif, belajar

kognitif, keterampilan manipulatif, imaginasi, dan aspek dramatik serta

melibatkan sejumlah alat yang dipakai untuk bermain, seperti peralatan

(equipment) dan bahan-bahan (materials).81

Rubin, Fein, Vandenberg, dan Smilansky yang dikutip oleh Rusyani

mengemukakan bahwa tahapan perkembangan bermain kognitif adalah

functional play, costructive play, make believe, dan games with rules.82

Untuk anak usia 3-6 tahun sudah dapat bermain permainan membangun

(costructive play), kegiatan ini adalah kegiatan membentuk sesuatu,

menciptakan bangunan tertentu dengan alat permainan yang tersedia,

misalnya membuat rumah-rumahan dengan balok kayu atau potongan

kayu. Dalam mengenal bentuk anak dapat menggunakan bentuk yang

sesuai dengan kegunaannya, misal membuat rumah dengan membangun

79

Ibid,. 80

Masnipal, Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional, (Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2013), h. 290. 81

Ibid,. 82

Endang Rusyani, Peningkatan Kemampuan Dasar Matematika Melalui Permainan Konstruktif,

Disertasi: Universitas Negeri Jakarta , 2016.

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

50

tembok yang berbentuk persegi panjang dan atapnya memakai bentuk

segitiga.

Para ahli yang dikutip Masnipal berpendapat bahwa penggunaan alat

permainan untuk anak usia dini sangat membantu mereka dalam

mengembangkan daya fantasi dan kreativitas.83

Jika anak sudah masuk

usia sekolah dan sudah lebih mampu membedakan fantasi dan realitas

maka anak akan cenderung bermain permainan kontruktif. Jenis permainan

konstruktif yang popular adalah membuat sesuatu dan menggambar,

membuat sesuatu yang berbentuk geometri misalnya dari pasir, balok, lilin,

kertas, dan lain sebagainya.

Ketika mainan bongkar pasang ini dipasang secara bebas, jadilah

permainan ini permainan konstruktif sekaligus imajinatif. Disebut

konstruktif karena memasang dan menatanya, dan disebut imajinatif

karena saat disusun bebas, akan menghasilkan berbagai bentuk yang

dibayangkan secara hebat oleh anak. Adapun bangun bebas adalah

permainan konstruktif yang bahan, bentuk, cara, dan tempat melakukannya

tidak ditentukan sama sekali.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa permainan

konstruktif adalah permainan yang dapat dilakukan oleh anak meliputi

merancang, membentuk, menyusun, atau mengkonstruksi untuk

mengembangkan kemampuan daya cipta (kreativitas), melatih motorik

halus, melatih ketekunan, dan banyak melibatkan kegiatan perhitungan

(menyusun, mengelompokkan, membandingkan), atau berhubungan

dengan cara mengamati dan memecahkan masalah. Permainan konstruktif

ini juga menimbulkan rasa puas dan meningkatkan keinginan bekerja lebih

baik lagi. Berdasarkan tahapan tersebut peneliti melakukan sintesis

bermain konstruktif dengan tahapan membangun (building), membentuk

(forming), modifikasi kreatif bangunan struktur yang sudah ada

(Fashioning).

83

Masnipal, Op. cit., h. 290.

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

51

d. Langkah bermain permainan konstruktif

Bermain konstruktif melalui kegiatan membangun dan

mengklasifikasi ini, tidak hanya sekedar bermain yang menyenangkan

untuk belajar mengenal geometri tetapi dalam permainan ini anak

berinteraksi langsung dengan objek-objek tersebut. Menurut pandangan

anak bentuk hanya sebatas memberikan kegembiraan. Dengan bantuan

permainan konstruktif dan guru sebagai pembimbing anak akan belajar

mengenali dan menamai bentuk dasar. Menurut Soetopo, ketika anak

belajar tentang ukuran dia akan senang membuat perbandingan yang

berhubungan dengan diri sendiri yaitu apakah lebih kecil atau lebih besar

lebih tinggi atau lebih pendek daripada orang lain dalam keluarga.84

Teknik bermain balok yang kembangkan oleh Dogge yang dikutip

Masnipal bahwa bermain balok meliputi empat tahapan, yaitu85

:

1. Memilih dan menemukan balok-balok (carrying blocks).

2. Memasang tiang pancang balok dan membuat jalan.

3. Menghubungkan balok untuk menciptakan dan membuat jalan.

4. Membuat konstruktif yang lebih rinci (menciptakan arlistik, struktur

kompleks).

Dalam bermain konstruktif memerlukan keterlibatan guru sebagai

pembimbing bermain. Dalam hal ini peran guru meliputi:

1. Tahap persiapan, peranan guru sebagai organisator dan fasilitator

kegiatan yang akan dilakukan guru:

1) Memilih dan menyiapkan tempat/ruangan.

2) Menyiapkan peralatan dan bahan untuk bermain.

3) Mengorganisasikan anak bermain.

4) Mengatur efektifitas waktu.

5) Menyampaikan informasi tentang aturan-aturan.

84

Helyantini Soetopo, Aktivitas Cerdas Usia Dini 3-4 Tahun, (Jakarta: Esensi Erlangga Group,

2012), h. 61. 85

Masnipal, Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional, (Jakarta: Elex Media

Kompetindo Kelompok Gramedia, 2013), h. 296.

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

52

2. Tahap bermain, peranan guru yaitu mengamati (observing) dan

membimbing (gulding). Kegiatan yang dilakukan guru yaitu:

1) Guru melihat dan mendengar apa saja yang dikatakan anak.

2) Guru mengamati gambaran tindakan anak, bahasa, gambaran

mimik, ekspresi wajah dan kreasi.

3) Guru membimbing anak bermain dan memecahkan masalah

(yang sulit diatasi).

4) Guru melakukan monitoring terhadap kegiatan anak.

3. Tahap penilaian, dimana peranan guru yaitu menilai (assessing).

Kegiatan guru yang dilakukan yaitu :

1) Guru menilai proses belajar anak.86

C. Penelitian yang Relevan

Terdapat penelitian yang relevan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Penelitian tersebut untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal

bentuk geometri pada anak kelompok A.

Tabel 2.4

No Judul Perbedaan Persamaan

1. Desy Wahyu

Rustiyanti 2014

Peningkatan

Kemampuan

Mengenal Bentuk

Geometri Melalui

Permainan Dakon

Geometri Pada Anak

Kelompok A Di Tk

Peneliti akan

meningkatkan kognitifnya

dalam mengenal geometri,

peneliti menggunakan

permainan konstruktif

sebagai media

pembelajaran mengenal

geometri, peneliti

menggunakan permainan

yang sudah sering

Sama-sama

melakukan penelitian

mengenal bentuk

geometri, sama-sama

melakukan penelitian

di kelompok A, sama-

sama melakukan

dengan media

permainan, sama-

sama melakukan

86

Ibid., h. 301

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

53

Arum Puspita Triharjo

Pandak Bantul87

dimainkan anak penelitian di TK

2. Marlia Andriyani

(2015)

Meningkatkan

Kemampuan

Mengenal Bentuk-

Bentuk Geometri

Datar Melalui

Permainan Tradisional

Gotri Legendri Pada

Anak Kelas B Tk

Sunan Kalijogo88

Permainan yang di

gunakan peneliti

permainan konstruktif

sedangkan itu

menggunakan permainan

tradisional gotri legendri,

peneliti melakukan

penelitian di kelompok A

sedangkan peneliti itu di

kelompok B

Sama-sama

penelitian mengenal

bentuk geometri,

sama-sama

melakukan dengan

media permainan,

sama-sama

melakukan penelitian

di TK

87

Desy Wahyu Rustiyanti, Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui

Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A Di Tk Arum Puspita Triharjo Pandak

Bantul, Skripsi pada Universitas Negri Yogyakarta, Yogyakarta, 2014. 88

Marlia Andriyani, Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Datar

Melalui Permainan Tradisional Gotri Legendri Pada Anak Kelas B Tk Sunan Kalijogo, Skripsi

pada Universitas Negri Yogyakarta, Yogyakarta, 2015.

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

54

3. Endang Suryani,

2016

Peningkatan

Kemampuan Dasar

Matematika melalui

Permainan Konstruktif

pada Kelompok B di

TK Negeri Pembina

Kabupaten Sumedang

Jawa Barat89

Penelitian yang

peneliti lakukan untuk

meningkatkan kognitif

dalam mengenal bentuk

sedangkan peneliti itu

untuk meningkatkan

kemampuan dasar

matematika, penelitian

peneliti pada kelompok A

sedangkan itu untuk

kelompok B.

Sama-sama

melakukan penelitian

dengan menggunakan

permainan

konstruktif, sama

sama melakukan di

TK

D. Kerangka Teoritik

Proses kognitif pada anak akan berubah sejalan dengan pertumbuhan dan

perkembangan diri anak dan kemampuan kognitif pada umumnya berkembang

secara bertahap. Kemampuan kognitif erat kaitannya dengan kemampuan berfikir.

Menurut Dewey dalam Mutiah menyatakan bahwa berpikir merupakan usaha

seseorang untuk memeriksa dan menilai sebuah informasi berdasarkan kriteria.90

Menurut Dewey dalam Swarningsih dan Tiurlina menyatakan bahwa hal-

hal yang perlu diperhatikan ketika pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu91

:

1. Penyajian konsep harus mengutamakan pengertian.

2. Proses belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan intelektual

siswa.

3. Mengatur suasana kelas agar siswa siap belajar.

Guru jangan memberikan konsep yang harus diterima begitu saja dalam

menyampaikan pelajaran, melainkan harus lebih meningkatkan pemahaman

89

Endang Suryani, Peningkatan Kemampuan Dasar Matematika melalui Permainan Konstruktif

pada Kelompok B di TK Negeri Pembina Kabupaten Sumedang Jawa Barat, Skripsi pada

Universitas Negri Jakarta, Jakarta, 2016. 90

Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h. 16. 91

Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: Bahan Belajar

Mandiri, 2006), h. 94.

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

55

terhadap proses terbentuknya konsep tersebut daripada hasil akhir. Pendekatan

dan metode tersebut harus disesuaikan dengan kesiapan intelektual anak. Anak

usia dini berada pada tahap praoperasional dimana konsep abstrak harus dibantu

menggunakan benda konkret. Dalam konsep matematika dalam mengenal bentuk

geometri anak dapat mengenal melalui benda-benda yang ada disekitarnya.

Mengajarkan anak tentang mengenal bentuk geometri sangat

dimungkinkan dilakukan melalui hal yang biasa anak lakukan sehari-hari seperti

kegiatan bermain. Pembelajaran melalui permainan tidak hanya memberikan

kepuasan dan kesenangan tetapi juga menstimulasi anak untuk berpikir. Hal ini

sesuai dengan hakikat anak usia dini menurut Mayesty dalam Sujiono dimana

hidup adalah bermain dan bermain adalah hidup.

Selanjutnya menurut Dockett dan Fleer dalam Sujiono berpendapat bahwa

bermain merupakan kebutuhan anak karena dengan bermain anak dapat

memperoleh pengetahuan yang dapat menggembangkan kemampuan dirinya.92

Sejalan dengan pendapat tersebut, Eheart dan Leavitt dalam Sujiono mengatakan

bahwa pembelajaran dapat mengembangkan berbagai potensi pada anak, tidak

saja pada potensi fisik, tetapi juga perkembangan kognitif, bahasa, sosial, emosi,

kreativitas dan pada akhirnya potensi akademik.93

Pada saat bermain anak berlatih

mengamati, membuat kesimpulan, dan akhirnya memecahkan masalah. Ketika

bermain kebutuhan menyalurkan minatnya terpenuhi, daya konsentrasi terlatih,

inisiatif, imaginasi, daya fantasinya tertanam. Pada kelompok A untuk mengenal

bentuk benda sekitarnya harus menggunakan pengalaman sehari-hari dan

menyenangkan.

Akan terjadi peningkatan kemampuan kognitif anak dalam mengenal

bentuk apabila anak diperkenalkan dengan benda yang ada disekitar yaitu

menggunakan permainan. Sehingga untuk meningkatkan kemampuan kognitif

anak dalam mengenal bentuk, guru bisa membantu dengan memberikan stimulus

anak yaitu dengan permainan konstruktif. Permainan konstruktif merupakan

kegiatan yang menggunakan berbagai benda yang ada untuk menciptakan hasil

92

Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar PAUD, (Jakarta:Indeks, 2013), h. 145. 93

Ibid,.

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

56

karya tertentu. Bermain konstruktif bermanfaat untuk mengembangkan

kemampuan berfikir, ketekunan, melatih konsentrasi dan daya tahan. Permainan

ini dapat menimbulkan kepuasan tersendiri untuk anak karena pada dasarnya anak

senang bermain membongkar dan menciptakan kembali sesuai dengan

imajinasinya.

Alat permainan konstruktif merupakan alat yang dapat dipisahkan dan

dapat disatukan kembali atau bongkar pasang. Contoh alat permainan ini adalah

balok, bricks, lego, dan puzzle.94

Permainan konstruktif menggolongkan bentuk

dapat dilakukan melalui permainan menggolongkan bentuk lingkaran, segi empat,

jajar genjang, oval, segitiga.95

Anak mengkonstruksi benda, seperti menyusun,

mengelompokkan, dan membentuk benda dalam mengkreasikan imajinasinya.

Untuk dapat melakukan itu, anak harus mengenali dahulu bentuk-bentuk

geometri agar dapat menyusun bentuk bangunan, menggelompokkan bentuk, dan

membentuk sebuah bentuk dari bentuk tersebut.

Sewaktu anak-anak bermain dengan balok-balok, menyusun teka-teki, atau

bermain game board, lego, puzzle, kepingan geometri mereka belajar prinsip-

prinsip geometri. Menciptakan situasi-situasi di ruang kelas dapat memperkuat

belajar bentuk-bentuk. Sementara, memberikan anak pengalaman dalam

lingkungan langsung kepada mereka yang memungkinkan mereka

mengidentifikasi bentuk-bentuk. Selain itu, membuat anak sadar akan bentuk-

bentuk geometri di dalam lingkungan alami memungkinkan mereka untuk

membuat asosiasi antara benda-benda biasa dan kata-kata tidak biasa.

94

Tadkiroatun Musfiroh dan Sri Tatmingsih, Bermain dan Permainan Anak, (Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2015),h. 3.8. 95

Endang Rusyani, Peningkatan Kemampuan Dasar Matematika Melalui Permainan Konstrukstif,

Disertasi pada Universitas Negri Jakarta, Jakarta, 2016.

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

57

Gambar 2.7

Kerangka Teoritik Kognitif

Kognitif

Mengidentifikasi

Mengelompokkan

Mengurutkan

Belum mengenal

bentuk geometri

Solusi

kognitif

dalam

mengenal

bentuk

Masalah

kognitif

Dalam

menganal

bentuk

Aspek

kognitif

Taksnomi

Bloom

Sulit membedakan

bentuk

Menerapkan

Membandingkan

ukuran

Bermain permainan

konstruktif

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

58

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan yang berlokasi di TK Hikari, Perumahan Serpong

Lagoon Kelurahan Koceak Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Provinsi

Banten. Penelitian dilakukan di ruang kelas kelompok A dengan setting kelas

seperti biasa tidak ada penataan khusus atau perubahan setting kelas. Alasan

memilih waktu ini dikarenakan:

1) Adanya permasalahan mengenal bentuk sehingga akan

mempengaruhi kemampuan kognitifnya dalam mengenal bentuk.

2) Penggunaan metode dalam mengenal bentuk tidak dijelaskan secara

mendetail berdasarkan hasil observasi peneliti pada kelompok A.

3) TK Hikari ini memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai

untuk penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.

4) Guru-gurunya sebagian besar berkualifikasi S1.

5) Lokasi atau tempat penelitian ini terjangkau.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai bulan Juni 2018 sampai dengan

bulan Juli 2018. Penelitian ini dilaksanakan dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan kognitif anak dalam mengenal bentuk geometri pada kelompok A.

penelitian ini juga diberi persetujuan oleh kepala sekolah dan guru-guru. Pada

penelitian ini akan dilakukan pada I siklus, jika siklus I belum memenuhi target

maka akan dilanjutkan pada penelitian siklus II. Dalam setiap siklus dilakukan 7

kali pertemuan.

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

59

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

NO Pelaksanaan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 Observasi

2

Penyusunan

Proposal Skripsi

dan Perbaikan

3 Seminar Proposal

4 Pelaksanaan

siklus I

5 Pelaksanaan

siklus II

6 Analisis Data

7

Penyempurnaan

Laporan

Penelitian

B. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

Kelas merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk memecahkan masalah dan

kesulitan dalam pembelajaran yang melibatkan guru sebagai peneliti dan praktisi

dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata

serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuaan tersebut untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran. Penelitian ini diperkenalkan pertama kali oleh Kurt Lewin

dan selanjutnya sudah banyak ahli tentang penelitian tindakan kelas ini.

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

60

Dalam penelitian di TK Hikari ini peneliti menggunakan model Kemmis

dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc Taggart adalah model spiral yaitu

meliputi menyusun rencana, tindakan, pelaksanaan, melakukan refleksi untuk

merancang tindakan selanjutnya. Adapun dalam penelitian ini terdiri dari dua

siklus. Pelaksanaan siklus kedua sama halnya dengan siklus pertama

menggunakan instrument yang sama, tetapi yang membedakan yaitu strategi yang

digunakan berbeda agar dalam mengenal geometri pada anak dapat meningkat

sesuai indikator keberhasilan yang ditentukan. Langkah dalam setiap siklus dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Tindakan Refleksi Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Tindakan Refleksi Siklus II

Pengamatan

?

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

61

C. Prosedur Penelitian Tindakan

Penelitian untuk meningkat kognitif dalam mengenal bentuk geometri di TK

Hikari menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Adapun setiap langkah

penelitian model Kemmis dan Mc Taggart dijelaskan sebagai berikut :

1. Observasi Awal

Sebelum melakukan penelitian peneliti meminta izin terlebih dahulu

kepada kepala TK Hikari, lalu dilanjutkan observasi atau pengamatan

untuk melihat permasalahan yang ada di sekolah tersebut. Penelitian ini

berdasarkan observasi yang peneliti lakukan. Pada tahap ini peneliti

mengunjungi setiap kelas untuk melihat-lihat pembelajaran di TK tersebut.

Peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian pada kelompok A

dimana mereka belum banyak mengetahui tentang bentuk geometri dan

sulit membedakan bentuk geometri. Peneliti langsung melakukan

pengumpulan data dan berkenalan untuk lebih dekat dengan anak-anak

kelompok A.

2. Perencanaan tindakan

Perencanaan ini dibuat agar dalam penelitian ini tersusun rapi dan

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Perencanaan tindakan ini dibuat

untuk dua siklus. Siklus kedua dibuat apabila pada siklus pertama belum

menunjukkan hasil. Dalam kegiatan pengembangan kognitif terutama dalam

mengenal bentuk geometri anak-anak kelompok A di TK Hikari masih

belum dapat mengenal dan masih sulit mengenal bentuk geometri. Oleh

karena itu peneliti membuat dan menyusun perencanaan pembelajaran yaitu

dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaraan harian (RPPH).

Adapun perencanaan yang akan dilaksanakan pada penelitian ini yaitu:

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

62

1) Menyusun jadwal dengan guru kelompok A sebelum melakukan

tindakan an.

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) yaitu

berisi kegiatan pelaksanaan bermain konstrutif yang sesuai dengan

tema dan sub tema dari sekolah.

3) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam bermain permainan

konstruktif berupa balok, lego, playdough, dan kepingan geometri.

4) Menyiapkan pedoman observasi

5) Evaluasi

Tabel 3.2

Perencanaan Tindakan Kelas Siklus I

Pertemuan

ke - Tema Kegiatan

1 Diriku Menyusun balok ke samping

2 Diriku Membangun pagar dari balok

3 Diriku Menyusun puzzle geometri

4 Keluarga Menyusun balok ke atas

5 Keluarga Membentuk bentuk persegi dari playdough

6 Keluarga Membentuk bentuk segitiga dari playdough

Pada setiap pertemuan siklus 1 peneliti melakukan permainan tebak kata

dimana anak menyampaikan kata geometri dari satu anak ke anak yang lain

dengan cara dibisikkan.

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

63

Tabel 3.3

Perencanaan Tindakan Siklus II

Pertemuan

ke - Tema Kegiatan

7 Keluarga Membentuk pistol dari lego

8 Keluarga Membentuk rumah dari kepingan geometri

9 Keluarga Membangun rumah dari balok

10 Lingkunganku Membangun pesawat dari lego

11 Lingkunganku Menyusun kepingan geometri bentuk hewan di

darat

12 Lingkunganku Menyusun kepingan geometri bentuk orang

Pada siklus 2, anak membuat sebuah benda yang menyerupai bentuk asli

dengan permainan konstruktif

3. Pelaksanaan tindakan

Tahapan pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari tahap

perencanaan dari rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam

pelaksanaan ini peneliti dan guru harus bekerja sama dengan baik agar

tujuan penelitian tercapai. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan pada II siklus

yang masing-masing siklusnya dibagi menjadi enam pertemuan.

Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan penutup.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

64

Tabel 3.4

Pelaksanaan Siklus I

Perte

muan Tema Kegiatan Media

1.

Diriku Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Aku adalah aku” dan

“Menanam Jagung” 3. Mengenalkan aturan main

4. Berdiskusi tentang menyusun balok

Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Diri sendiri

Alat dan bahan (balok persegi)

2. Anak bertanya

Cara menyusun balok ke

samping

3. Mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan

dengan cara memberi contoh

cara menyusun balok ke

samping

4. Anak menalar :

Anak mengingat cara menyusun

balok ke samping

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “Aku

adalah aku” dan “Menanam

Jagung” dengan gerakan

Recalling :

Menanyakan kegiatan apa saja

yang dilakukan anak

Menguatkan konsep tentang diri

sendiri

Menguatkan konsep

pengelompokan bentuk

(lingkaran, segitiga, persegi

panjang)

Balok

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

65

Kegiatan Penutup 1. Menanyakan perasaan selama

hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja

yang sudah dimainkan hari ini

3. Menginformasikan kegiatan

untuk esok hari

4. Berdo‟a setelah belajar

2. Diriku Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “matamu yang

mungil” dan “menanam Jagung”

3. Bermain kuda bisik

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang mata

6. Berdiskusi tentang menyusun balok

menjadi pagar

Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar pagar

Alat dan bahan

2. Guru bertanya

Fungsi mata

Fungsi pagar

Cara menyusun balok menjadi

pagar

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan

dengan gambar pagar dan

memberi contoh menyusun

balok menjadi pagar

4. Anak menalar :

Anak menyebutkan fungsi mata

Anak menyebutkan fungsi pagar

Anak mengingat cara menyusun

balok ke samping

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “matamu

yang mungil” dan “menanam

Jagung Menebalkan gambar mata

Balok

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

66

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja

yang dilakukan anak

2. Menanyakan bentuk balok yang

sudah digunakan

3. Menguatkan tentang bentuk balok

yang sudah digunakan

Kegiatan Penutup 1. Menanyakan perasaan selama

hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang

sudah dimainkan hari ini

3. Menginformasikan kegiatan

untuk esok hari

4. Berdo‟a setelah belajar

3. Diriku Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “matamu yang

mungil” dan “menanam Jagung”

3. Bermain kuda bisik

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang keluarga inti

6. Berdiskusi tentang menyusun

puzzle geometri

Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar keluarga (ibu, ayah,

kakak, adik)

Alat dan bahan

2. Guru bertanya

Nama keluarga Inti

Anak bertanya cara menyusun

puzzle geometri

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan

dengan gambar keluarga dan

memberi contoh menyusun

puzzle geometri

4. Anak menalar :

Anak menyebutkan keluarga inti

Anak mengingat cara menyusun

puzzle geometri

Kepingan

geometri

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

67

5. Anak mengkomunikasikan :

Menggambar keluarga

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja

yang dilakukan anak

2. Menguatkan tentang bentuk

puzzle yang disusun

Kegiatan Penutup 1. Menanyakan perasaan selama

hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang

sudah dimainkan hari ini

3. Menginformasikan kegiatan

untuk esok hari

4. Berdo‟a setelah belajar

4. Keluarga

ku

Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi *Bunda piara*

3. Bermain kuda bisik

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang menyusun balok

ke atas seperti menara

Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Bagian tubuh

Alat dan bahan (balok persegi)

2. Anak bertanya

Bagian tubuh

Cara menyusun balok ke atas

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan

dengan gambar bagian tubuh

dan memberi contoh menyusun

balok ke atas

4. Anak menalar :

Anak menyebutkan bagian

tubuh

Anak mengingat cara menyusun

balok ke samping

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “sentuhan

boleh” dengan gerakan

Balok

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

68

Menggambar bebas geometri

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja

yang dilakukan anak

2. Menguatkan konsep tentang bagian

tubuh

3. Menanyakan balok yang digunakan

untuk menyusun ke atas.

Kegiatan Penutup 1. Menanyakan perasaan selama

hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja

yang sudah dimainkan hari ini

3. Menginformasikan kegiatan

untuk esok hari

4. Berdo‟a setelah belajar

5. Keluarga

ku

Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi ”Satu-Satu Aku

Sayang Ibu”

3. Bermain kuda bisik

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang keluarga

besar

6. Berdiskusi tentang mencetak

Playdough bentuk persegi

Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar keluarga (kakek, nenek,

paman, tante)

Alat dan bahan (playdough)

2. Guru bertanya

Nama keluarga besar

Anak bertanya cara mencetak

pasir bentuk persegi

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan

dengan gambar keluarga dan

memberi contoh mencetak

playdough berbentuk persegi

4. Anak menalar :

Anak menyebutkan keluarga

Playdough

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

69

besar

Anak mengingat cara mencetak

playdough

5. Anak mengkomunikasikan :

Membentuk persegi dari

plastisin

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja

yang dilakukan anak

2. Menguatkan tentang bentuk persegi

3. Menguatkan tentang benda yang

berbentuk persegi

Kegiatan Penutup 1. Menanyakan perasaan selama hari

ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang

sudah dimainkan hari ini

3. Menginformasikan kegiatan untuk

esok hari

4. Berdo‟a setelah belajar

5. Keluarga

ku

Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Ibu dan Ayah”

3. Bermain kuda bisik

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang pekerjaan

keluarga

6. Berdiskusi tentang mencetak

dengan playdough

Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar pekerjaan keluarga

Alat dan bahan

2. Guru bertanya

Pekerjaan orang tua

Anak bertanya cara mencetak

bentuk segitiga dengan

playdough

3. Anak mengumpulkan informasi

Playdough

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

70

Guru memberi dukungan

dengan memberi contoh

mencetak segitiga dengan

playdough

4. Anak menalar :

Anak menyebutkan pekerjaan

orang tua

Anak mengingat cara mencetak

playdough bentuk segitigs

5. Anak mengkomunikasikan :

Mewarnai gambar keluarga

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja

yang dilakukan anak

2. Menguatkan bentuk segitiga

3. Menguatkan benda di kelas yang

berbentuk segitiga

Kegiatan Penutup 1. Menanyakan perasaan selama hari

ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang

sudah dimainkan hari ini

3. Bercerita pendek yang berisi

pesan-pesan

4. Menginformasikan kegiatan untuk

esok hari

5. Berdo‟a setelah belajar

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

71

Tabel 3.5

Pelaksanaan Siklus II

Perte

muan Tema Kegiatan Media

7. keluarga

ku

Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Pak polisi”

3. Bernyanyi “Satu-satu Aku Sayang Ibu”

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang profesi

6. Berdiskusi tentang membuat pistol dari lego

Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar pak polisi

Alat dan bahan

2. Anak bertanya

Tugas pak polisi

Anak bertanya cara membuat pistol dari

lego

3. Anak mencoba anak mengumpulkan

informasi

Guru memberi dukungan dengan gambar

polisi

4. Anak menalar :

Anak menyebutkan tugas pak polisi

Anak mengingat cara membuat pistol

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “Pak polisi”

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang

dilakukan anak

2. Menguatkan tentang polisi

3. Menguatkan bentuk lego yang susun menjadi

tembakan

Kegiatan Penutup 1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah

dimainkan hari ini

3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

Lego

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

72

4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

5. Berdo‟a setelah belajar

8. Keluarga

ku

Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Happy Family”

3. Mengenalkan aturan main

4. Berdiskusi tentang keluarga

5. Berdiskusi tentang membuat rumah

Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar keluarga

Alat dan bahan

gambar rumah dari kepingan geometri

2. Anak bertanya

Cara membuat rumah dari geometri

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan

menunjukkan gambar rumah dari kepingan

geometri

4. Anak menalar :

Anak mengingat cara menyusun rumah

dari geometri

Anak mengingat cara membuat kandang

binatang

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “Happy Family”

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang

dilakukan anak

2. Menguatkan tentang kepingan geometri

yang digunakan

3. Menguatkan pengelompokan bentuk

(lingkaran, segitiga, persegi panjang)

Kegiatan Penutup

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

Kepingan

geometri

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

73

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah

dimainkan hari ini

3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

5. Berdo‟a setelah belajar

9. Keluarga Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi *happy family*

3. Mengenalkan aturan main

4. Berdiskusi tentang membangun rumah

Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Benda yang ada dirumah

Bangunan rumah

2. Anak bertanya

Cara membangun bentuk rumah

3. Anak Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan gambar

rumah dan memberi contoh membangun

rumah

4. Anak menalar :

Anak mengingat cara membangun rumah

5. Anak mengkomunikasikan :

Menggambar rumah

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang

dilakukan anak

2. Menguatkan tentang membilang banyak

balok yang digunakan untuk membangun

rumah

Kegiatan Penutup 1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah

dimainkan hari ini

3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

5. Berdo‟a setelah belajar

Balok

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

74

10. Lingkun

ganku

Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Happy Family”

3. Mengenalkan aturan main

4. Berdiskusi tentang membuat pesawat

Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar pesawat

Alat dan bahan

2. Anak bertanya

Cara membuat pesawat dari lego

Bagian pesawat

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan gambar

pak pilot dan memberi contoh cara

membuat pesawat dari lego

4. Anak menalar :

Anak mengingat cara membuat pesawat

dari lego

Anak mengingat cara bagian-bagian

pesawat

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “Happy Family”

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang

dilakukan anak

2. Menguatkan tentang lego yang disusun

menjadi pesawat

Kegiatan Penutup

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah

dimainkan hari ini

3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

5. Berdo‟a setelah belajar

Lego

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

75

11. Lingkun

ganku

Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Rumahku”

3. Bernyanyi “Harimau Bermain Musik”

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang binatang yang ada

didarat

6. Berdiskusi tentang menyusun kepingan

geometri

Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar binatang yang ada di hutan

Alat dan bahan

2. Anak bertanya

Hewan yang ada di darat

Anak bertanya makanan yang dimakan

hewan yang ada di darat

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan gambar

binatang yang ada di hutan dan memberi

contoh menyusun kepingan geometri

4. Anak menalar :

Anak menyebutkan keluarga inti

Anak mengingat cara menyusun kepingan

geometri

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “Harimau Bermain

Musik”

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang

dilakukan anak

2. Menanyakan tentang bentuk kepingan yang

digunakan untuk membentuk binatang

3. Menguatkan konsep pengelompokan bentuk

(lingkaran, segitiga, persegi panjang)

Kegiatan Penutup 1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah

dimainkan hari ini

3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

kepingan

geometri

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

76

4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

5. Berdo‟a setelah belajar

12. Lingkun

ganku

Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Satu jari kananku”

3. Bernanyi ”rumahku”

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang rumahku

6. Berdiskusi tentang kepingan geometri

menjadi bentuk orang

Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar orang

Alat dan bahan

2. Anak bertanya

Anak bertanya cara menyusun menjadi

orang dari kepingan geometri

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan memberi

contoh menyusun kepingan geometri

menjadi bentuk orang

4. Anak menalar

Anak mengingat cara menyusun kepingan

geometri menjadi bentuk orang

5. Anak mengkomunikasikan :

Bernyanyi rumahku

Membentuk kepingan geometri menjadi

bentuk orang

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang

dilakukan anak

2. Menanyakan tentang bentuk kepingan

geoemtri yang digunakan

3. Menguatkan tentang bentuk segitiga,

persegi dan lingkaran

Kegiatan Penutup 1 Menanyakan perasaan selama hari ini

2 Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah

dimainkan hari ini

4. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

kepingan

geometri

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

77

5. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

6. Berdo‟a setelah belajar

3. Pengamatan

Pengamatan yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pegamat. Pengamatan

ini dilakukan secara bersamaan saat pelaksanaan berlangsung. Guru juga

dapat mendapatkan peluang untuk menjadi pengamat.96

Dalam pengamatan

ini guru mencatat dan menilai pada lembar penilaian untuk memperoleh

data yang dibutuhkan. Tujuannya adalah mengamati dan memonitor

peningkatan dalam mengenal bentuk geometri saat bermain melalui

permainan konstruktif. Pengamatan ini dilakukan mulai dari anak bermain

sampai selesai.

4. Refleksi

Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

terjadi. Istilah ini biasanya dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai

melakukan tindakan an, kemudian berhadapan dengan peneliti dan subjek

peneliti (dalam hal ini siswa-siswa yang diajar), untuk bersama-sama

mendiskusikan implementasi rancangan tindakan an. Inilah inti dari

penelitian tindakan an, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan

kepada pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan dengan baik

dan bagian mana yang belum.97

Pada tahap refleksi ini merupakan tahap akhir dalam Penelitian

Tindakan Kelas. Setelah mengkaji, menganalisis, dan mengevaluasi pada

Siklus I peneliti dan guru berkerjasama lagi untuk menindaklanjutinya

dengan melakukan penelitian di Siklus II. Pada Siklus ke II nanti akan

diketahui juga mengenai hasil apakah sudah maksimal atau belum.

96

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2013), h. 139.

97 Ibid,. h. 140.

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

78

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Penentu keberhasilan tindakan ini ditentukan sendiri oleh peneliti dalam

subjek yang diteliti. Hasil observasi aktivitas siswa ini dikelompokkan dalam 4

kategori yaitu belum berkembang, mulai berkembang, berkembang sesuai

harapan, berkembang sangat baik. Menurut Mulyasa kualitas pembelajaran dapat

dilihat dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses dikatakan berhasil dan

berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%) peserta didik

terlibat aktif, baik mental maupun sosial dalam pembelajaran. Dari segi hasil,

proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang

positif pada peseta didik setidaknya (75%) dari jumlah siswa.98

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila ada peningkatan dalam kemampuan

membedakan bentuk geometri. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini

mengenai kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak di Kelompok A

melalui permainan konstruktif akan terlihat dari proses pembelajaran yang sesuai

dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sebagaimana menurut

Tampubolon Penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil bila dilakukan tindakan

kualitas pembelajaran, maka akan berdampak terhadap perbaikan perilaku siswa

dan hasil belajar. Urutan indikator secara logika/ilmiah disusun kembali menjadi :

1. Indikator keberhasilan kualitas proses pembelajaran minimal “baik”

(indikator ini untuk tujuan umum dari penelitian).

2. Indikator keberhasilan perbaikan perilaku siswa (misal aspek motivasi

belajar, minat belajar, keaktifan belajar, kerjasama, dan lain-lain)

minimal baik.

3. Indikator keberhasilan hasil belajar secara klasikal minimal 75% dari

jumlah siswa yang mencapai yang ditetapkan. 99

98

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasik Kompetensi, (Bandung: Rosda Karya, 2010), h. 101. 99

Saur Tampubolo, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Erlanga, 2014), h. 55

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

79

E. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa hasil observasi

kemampuan mengenal bentuk geometri.

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah sumber dari mana data dapat

diperoleh. Peneliti menggunakan tehnik observasi, maka sumber datanya

bisa berupa benda, gerak, atau proses sesuatu.100

Tabel 3.6

Sumber data

No Jenis Data Sumber Data Tehnik

1. Kognitif dalam mengenal

bentuk

Guru

Anak

Observasi

Wawancara

Pelaksanaan

tindakan an

2. kegiatan bermain konstruktif Guru

Anak

Observasi

Wawancara

Dokumentasi

Pelaksanaan

tindakan an

100

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rhineka Cipta,

2013), h. 172

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

80

F. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.101

Pada penelitian ini di lakukan

empat tehnik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Jenis Instrumen

Menyusun instrument ini adalah pekerjaan penting di dalam langkah

penelitian. Peneliti harus menentukan metode yang tepat untuk memperoleh

data, kemudian dilanjutkan dengan cara-cara menyusun alat pendukungnya

yaitu instrumen.

a. Observasi

Tehnik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-

gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam

menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah

melengkapinya dengan format pengamatan sebagai instrument. Format

disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang

digambarkan akan terjadi.102

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai tehnik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil. Menurut Hopskin dalam Wiritaatmadja

wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam

kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang yang

diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah,

101

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.

222. 102

Suharsimi Arikunto, Op cit., h. 272.

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

81

beberapa teman sejawat, pegawai, tata usaha sekolah, orang tua siswa,

dll.103

Peneliti menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan data

atau keterangan yang diperlukan untuk penelitian. Wawancara ini

bertujuan memperoleh data kegiatan pembelajaran dikelas, kemampuan

mengenal bentuk geometri anak, dan kendala yang dihadapi anak dalam

pembelajaran mengenal bentuk geometri.

Pedoman wawancara pada anak sebagai berikut :

Tabel 3.7

Pertanyaan Wawancara Anak

Pertanyaan untuk anak

1. Apakah nama bentuk geometri ini ?

2. Apa saja benda yang ada di kelas yang berbentuk persegi ?

3. Apa saja benda yang ada di kelas yang berbentuk lingkaran ?

4. Apa saja benda yang ada di kelas yang berbentuk segitiga ?

5. Berapa jumlah kepingan geometri yang kamu ambil ?

6. Apakah perbedaan bentuk persegi dan persegi panjang ?

7. Lingkaran mana yang paling kecil ?

8. Balok ini di letakkan di tempat yang berwarna apa ?

9. Apakah warna dari bentuk ini ?

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

notulen rapat, agenda dan lain sebagainya. Peneliti membutuhkan

dokementasi untuk data tertulis dari suatu sekolah untuk penelitian.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian berupa profil sekolah, nama

guru dan anak kelompok A, rencana pelaksanaan pembelajaran

103

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2009), h. 117.

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

82

mingguan, rencana pelaksanaan pembelajaraan harian, dan hasil tes

mengenal bentuk geometri.

2. Kisi-kisi Instrumen

a. Definisi konseptual

]Kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk geometri merupakan

kemampuan anak dalam mengenal, merajuk, menyebutkan, serta

mengumpulkan benda-benda sekitarnya yang berbentuk geometri.

kegiatan yang berada tidak jauh dari lingkungan anak dimana dapat

mengajarkan bentuk geometri dengan objek yang nyata, anak yang

mempelajari bentuk geometri akan mempunyai tingkat berfikir yang

tinggi berbeda dengan anak yang tidak diperkenalkan bentuk geometri

sejak dini.

b. Definisi Operasional

Kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk geometri adalah skor

yang dinilai dengan rating scale, didefinisikan dalam aspek-aspek

mengenal bentuk geometri yaitu mengelompokkan, membandingkan

ukuran, mengurutkan, menerapkan, mengidentifikasi. Penelitian

dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan kemampuan kognitif

dalam mengenal bentuk geometri melalui permainan konstruktif, yang

diamati dengan rating scale yang diturunkan dari RPPH dan memuat

indikator pencapaian anak yang dikembangkan menurut para ahli dan

berikut penjabarannya :

a) 1 (BB) Belum Berkembang : bila anak tidak dapat melakukan

dan dibantu atau dicontohkan oleh guru.

b) 2 (MB) Mulai Berkembang : bila anak melakukan dapat

melakukan dengan masih dibimbing oleh guru.

c) 3 (BSH) Berkembang Sesuai Harapan : bila anak sudah dapat

melakukan secara mandiri dengan tepat tanpa bantuan dan

diingatkan guru.

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

83

d) 4 (BSB) Berkembang Sangat Baik : bila anak sudah dapat

melakukan secara mandiri dengan tepat dan cepat tanpa

bantuan dan diingatkan guru.

c. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.8

Kisi-kisi Instrumen

Aspek Indikator No Jumlah

Butir Butir

Menggelomp

okkan

Anak dapat menyebut,

menunjuk, dan

mengelompokkan bentuk

geometri (segitiga, persegi,

lingkaran)

Anak dapat menyebutkan

benda-benda yang ada di kelas

sesuai dengan bentuk geometri

3,7,8

4

4

Membanding

kan ukuran

Anak dapat mengerti dan

menggunakan bahasa ukuran,

seperti ukuran besar-kecil,

panjang-lebar, tinggi-rendah,

panjang-pendek

Anak dapat membandingkan

benda menurut besar, kecil,

panjang, pendek, tinggi, pendek

14

5

2

Mengurutkan Anak dapat menyusun menara

dari kubus ke atas dan ke

samping

Anak dapat mengurutkan ukuran

geometri dimulai dari yang

terkecil (lingkaran, persegi, dan

10

11,12

3

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

84

segitiga)

Menerapkan Anak dapat menciptakan bentuk

sederhana dari kepingan

geometri

Anak dapat menirukan pola

lingkaran, segitiga, persegi

16

17

9

3

Mengidentifik

asi

Anak dapat mengenali bentuk

sederhana geometri (lingkaran,

segitiga, persegi)

Anak dapat mengikuti aturan

bermain

Anak dapat menjelaskan

bangunan yang telah dibuat

Anak dapat mencocokan dengan

menurut warna, benda, dan

ukuran

1,2

15

6

13

5

Jumlah 17 17

Tabel 3.9

Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru Dalam Menggunakan Permainan

Konstruktif

Komponen Sub Komponen No Butir

Tahap Persiapan Sebagai organisator dan

fasilitator 1, 2, 3, 4, 5

Tahap Bermain

Mengamati (Observing)

Membimbing (Gulding)

6 dan 7

8 dan 9

Tahap Penilaian Menilai (Asessing) 10

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

85

d. Penilaian Instrumen

Tabel 3.10

Instrumen Pengamatan

No Butir Indikator 1

BB

2

MB

3

BSH

4

BSB

1. Anak dapat melafalkan bentuk geometri

2. Anak dapat mengingat bentuk balok

3. Anak dapat mengurutkan pola persegi

4. Menyebutkan benda-benda yang ada di kelas

sesuai dengan bentuk geometri

5. Anak dapat menjelaskan perbedaan bentuk

balok

6. Anak dapat menjelaskan tentang bangunan

yang telah dibuat

7. Anak dapat menyebutkan jumlah kepingan

geometri yang diambil

8. Anak dapat mengelompokkan geometri sesuai

dengan bentuknya

9. Anak dapat menggambarkan bentuk geometri

sesuai imajinasinya

10.

Anak dapat menyusun balok persegi ke atas

dan ke samping

11. Anak dapat mengurutkan bentuk lingkaran

kecil-besar pada kepingan geometri

12.

Anak dapat membedakan bentuk persegi dan

persegi panjang pada balok

13. Anak merapikan balok sesuai dengan gambar

balok

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

86

14. Anak dapat mengurutkan benda berdasarkan 5

seriasi ukuran atau warna

15. Anak dapat bermain dengan sesuai dengan

aturan

16. Anak dapat menyusun kepingan geometri

menjadi sebuah bentuk

17. Anak dapat membuat lego menjadi sebuah

bentuk

Tabel 3.11

Instrumen Wawancara Guru Dalam Menggunakan Permainan Konstruktif

No. Butir Keterangan

1. Apakah guru memilih dan

menyiapkan tempat/ruangan ?

2. Apakah guru menyiapkan peralatan

dan bahan untuk bermain?

3. Apakah guru mengorganisasikan

anak bermain ?

4. Apakah guru mengatur efektifitas

waktu ?

5. Bagaimana guru menyampaikan

informasi tentang aturan-aturan ?

6. Apakah guru melihat dan

mendengar apa saja yang dikatakan

anak ?

7. Apakah guru mengamati gambaran

tindakan anak, bahasa, gambaran

mimik, ekspresi wajah dan kreasi

8. Apakah guru membimbing anak

bermain dan memecahkan masalah

(yang sulit diatasi) ?

9. Apakah guru melakukan

monitoring terhadap kegiatan anak

10. Apakah guru menilai proses belajar

anak ?

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

87

G. Validasi Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan sesuatu instrumen, suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah.104

Sebuat instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat dikatakan valid apabila dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Validasi instrumen ini dilakukan atas dasar pertimbangan atau judgement

para validator yakni para pakar yang ahli dalam bidang penelitian yang

bersangkutan. Berdasarkan hasil validasi instrumen yang dilakukan, permainan

konstruktif yang lebih jelas menguraikan apa saja yang diteliti serta menghasilkan

kalimat-kalimat yang lebih operasional sebagaimana yang telah tercantum pada

butir instrumen penelitian.

H. Validasi Data

Menurut Hopskins sebagaimana yang dikutip Wiriaatmadja, ada beberapa

bentuk validasi yang dapat dilakukan dipenelitian tindakan kelas yaitu :105

.

1. Expert opnion, yaitu mengecek kesahihan hasil temuan penelitian

dengan pakar dibidangnya. Pembimbing akan memeriksa semua tahapan

kegiatan penelitian, dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah

penelitian yang peneliti kemukakan.

2. Audit trail, biasanya dilakukan untuk mengaudit catatan, maka dapat

diperiksa kesalahan-kesalahan di dalam metode atau prosedur yang

dipakai peneliti, dan di dalam pengambilan kesimpulan.

104

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rhineka Cipta, 2013, h.211. 105

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindak Kelas, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009,

h. 168

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

88

I. Analisis Data

Data yang terkumpul tidak akan bermakna tanpa dianalisis, yakni diolah dan

diinterpretasikan. Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan

menginterpretasikan data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi

sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan

tujuan penelitian. Tehnik analisis data pada penelitian tindakan kelas ini

menggunakan tehnik analisis kualitatif dan tehnik analisis kuantitatif.

1. Analisis data kualitatif

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan tekhnik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi) dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh.

Penelitian terus menerus mengakibatkan variasi data yang tinggi sekali.106

Dalam penelitian kualitatif analisis data lebih difokuskan selama proses

dilapangan, bersamaan dengan pengumpulan data. Jika dirasa jawaban

yang diwawancarai belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan

pertanyaan lagi sampai tahap tertentu hingga data yang dianggap

kredible.107

Gambar 3.2

Komponen dalam analisis data model Miles and Huberman

106

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.

243 107

Ibid., h. 246

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

89

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui setelah peneliti melakukan

pengumpulan data maka peneliti melakukan antisipatory sebelum

melakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-

hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan

polanya.

2. Analisis data kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan

hasil belajar siswa sebagai pengaruh setiap tindakan yang dilakukan. Teknik

analisis data kuantitatif diperoleh melalui tes lisan yang dilaksanakan.

Proses analisis diarahkan untuk mengumpulkan informasi, kemudian

dianalisis dengan menghitung skor rata-rata kemampuan mengenal bentuk

geometri dari Pratindakan an, Siklus I, dan Siklus II kemudian dibandingkan

untuk dilihat peningkatannya. Membandingkan jumlah skor yang diperoleh

dengan skor ideal dalam kelas dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai

berikut108

:

108

Desy Wahyu Rustiyanti, Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui

Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A Di Tk Arum Puspita Triharjo Pandak

Bantul, Skripsi pada Universitas Negri Yogyakarta, Yogyakarta, 2014.

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

90

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. DEKSRIPSI

1. Deskripsi Umum

Sekolah Hikari dibangun ditengah-tengah Desa keranggan, berdekatan

dengan Perumahan Citra Prima Serpong. Untuk menjamin mutu pendidikan,

pemantauan pelaksanaannya dilakukan oleh beberapa tenaga ahli pendidikan dari

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Faculty of Human Develompent University of Toyama Japan, Indonesia

Education Promoting Foundation (IEPF) Jepang.

Taman kanak-kanak Hikari merupakan Satuan PAUD yang di kelola oleh

Yayasan Semarak Pendidikan Indonesia, telah memiliki izin operasional dari

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan Nomor : 800/3601-

Dispen/2011. TK Hikari menggunakan pembelajaran sentra yaitu sentra

persiapan, sentra balok, sentra seni, sentra bermain peran dan sentra imtaq. Secara

umum fasilitas gedung dan peralatan penunjang kegiatan sekolah di PAUD ini

cukup memadai ada 2 ruang kelas yang dibatasi rak buku, perpustakaan, 4 kamar

mandi, halaman yang luas, musholla, dan ruang administrasi.

Gambar 4.1

Kondisi TK Hikari

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

91

Berikut ini merupakan daftar jumlah siswa di TK Hikari pada Tahun 2018/2019

yaitu :

Tabel 4.1

Jumlah Siswa TK Hikari 2018/2019

Tabel 4.2

Daftar Tenaga Pengajar TK Hikari Tahun 2018/2019

Kelompok Jumlah Siswa Total

Laki-Laki Perempuan

A 4 8 12

B.1 5 8 13

B.2 5 6 11

B.3 6 3 9

JUMLAH 20 25 45

No Nama Kelas Mengajar

1 Dr. Fadhilah Hasyim Ketua Yayasan Semarak

Pendidikan Indonesia

2 Siti Nawangsari, S.Pd Kepala Sekolah

3 Vina Vebriani Admin

4 Anti Ma’rifah Kelompok A

5 Linda Handayani, S.Pd Kelompok B.1

5 Rosidah Kelompok B.2

6 Ainida Yasinta Kelompok B.3

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

92

2. Deskripsi khusus

a. Deskripsi Data dan Pra Penelitian (Pra Siklus)

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melihat-lihat keadaan dan

kondisi yang terjadi di TK tersebut. Tampak biasa seperti TK pada

umumnya, mulai dari penyambutan saat pagi hari, berbaris hingga circle

time, hingga memasuki sentra. Akhirnya peneliti menemukan subjek

penelitian yang dimana terdapat permasalahan di dalam kondisi/keadaan

tersebut yang sangat penting untuk di tingkatkan. Sampel penelitian yakni

anak usia 4-5 tahun tahun yang dijadikan sebagai target dalam penelitian

tindakan ini. Peneliti memulai penelitian pada kelompok A yang

berjumlah sebanyak 12 anak. Berikut sampel anak yang dijadikan subjek

penelitian :

Tabel 4.3

Data Sampel Anak

NO NAMA ANAK USIA

1. AC 5 Tahun

2. AL 5 Tahun

3. AY 5 Tahun

4. BT 5 Tahun

5. DN 5 Tahun

6. IB 5 Tahun

7. KN 5 Tahun

8. RJ 5 Tahun

9. RY 5 Tahun

10. SH 5 Tahun

11. SY 5 Tahun

12. VN 5 Tahun

Data yang diambil terkait dengan kemampuan mengenal geometri

melalui permainan konstruktif pada kelompok A diperoleh dengan

melakukan pra tindakan an. Pada pra tindakan tersebut ini peneliti

Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

93

mengumpulkan informasi dan pengumpulan data anak melalui

dokumentasi dan observasi langsung kepada guru sentra balok dan

persiapan. Kegiatan observasi dilakukan dalam 2 hari yaitu pada tanggal

31 Juli dan 1 Agustus 2018. Dibantu oleh guru sentra balok, peneliti

melakukan kolaboratif untuk melakukan assesmen untuk awal melakukan

tindakan untuk kemampuan kognitif mengenal bentuk geometri yang

dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2018 dikarenakan ada kegiatan-

kegiatan dari program sekolah yang sedang berlangsung.

Kegiatan pra-tindakan ini dilakukan menggunakan instrumen

observasi untuk mengukur kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk

geometri dengan 17 pernyataan yang terkait dengan kemampuan tersebut.

Terdapat empat skala penilaian yang memperhatikan butir deskriptor

dalam penilaian yang akan di berikan, untuk skor 4 apabila semua

deskriptor nampak , jika 2 skor yang nampak dalam penelitian maka

mendapat skor 3, selanjutnya jika descriptor yang nampak hanya 1 maka

mendapat skor 2, ketika dalam pengembangan tidak ada descriptor yang

nampak maka anak mendapat skor 1.

Peneliti melakukan observasi pra penelitian dikelompok A selama

2 hari yaitu pada hari selasa dan rabu ketika kelompok A berada pada

sentra balok dan sentra persiapan. Peneliti menilai kemampuan kognitif

dalam mengenal bentuk geometri tersebut dengan butir instrumen yang

telah dibuat. Dalam penentuan keberhasilan penelitian berpatokan pada

aturan skor yang berbobot rendah 1 dan bobot tinggi 4.

1) Hasil Pertama Observasi

Sebelum melakukan observasi peneliti meminta izin kepada kepala

sekolah terlebih dahulu. Pagi hari pertama observasi peneliti mengamati dari

anak-anak datang hingga pulang sekolah. Anak-anak datang dan bersalaman

dengan semua guru lalu anak menyimpan tasnya di belakang kursinya. Saat

berbaris yang dipimpin oleh ibu ND, semua anak berbaris dan guru yang lain

membantu merapikan anak-anak. Setelah baris anak masuk ke dalam kelas dan

duduk circle time menyanyikan lagu-lagu anak lalu berdoa sebelum belajar.

Page 109: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

94

Setelah itu anak-anak menuju sentra masing-masing. Pada kelompok A langsung

menuju kelas sentra balok dengan guru sentra balok yaitu bu LD. Saat sudah

berada di sentra balok anak semua duduk, bu LD bercakap-cakap tentang tema,

bernyanyi sesuai tema, menjelaskan aturan bermain dan juga tentang kegiatan

yang akan dilakukan hari ini di sentra balok. Sebelumnya bu LD hanya

menggunakan gambar untuk menjelaskan bentuk-bentuk geometri dan hanya

memberi tahu bentuk bangunan yang akan dibuat tanpa memberi contoh ataupun

memberi dukungan dengan gambar. Anak-anak mulai mengambil balok, dan

mulai menyusun balok menjadi sebuah bangunan. Banyak anak yang mengambil

balok belum mengikuti aturan dan bermain belum mengikuti aturan seperti

membuat bangunan yang sesuai kemauan mereka. Setelah jadi bangunannya anak

ditanya oleh bu LD tentang bangunan yang dibuat. Kurang lebih 45 menit

bermain balok, anak-anak merapikan bangunan. Banyak anak yang belum

menyadari tentang merapikan balok, mengembalikan balok belum sesuai dengan

tempatnya. Tetapi sudah yang mengembalikan balok sesuai dan mengingatkan

temannya. Setelah merapikan balok, lalu anak-anak berkumpul lagi membentuk

lingkaran dan bu Linda menanyakan kembali tentang tema hari dan bangunan

yang telah di buat hari ini.

Setelah selesai sentra anak-anak cuci tangan lalu makan. Setelah makan

anak-anak mengerjakan pengayaan yang diberikan wali kelas. Sebelum pulang

anak ditanyakan kembali tentang kegiatan hari ini dan perasaan selama belajar.

Anak-anak antusias dan senang terhadap kegiatan hari ini.

2) Hasil kedua Observasi

Hari kedua observasi peneliti melihat kegiatan dari pagi hingga pulang

sekolah. anak-anak datang lalu bersalaman dengan semua guru lalu meletakkan

tasnya dibelakang kursinya masing-masing. Ada yang main di playground dan ada

yang bermain di halaman sekolah. suara tamborin sudah dibunyikan tanda sudah

masuk, anak-anak bergegas berbaris di depan kelas menurut kelompoknya

masing-masing. Barisan di pimpin oleh bu Nida. Bernyanyi saat berbaris lalu

anak-anak masuk kelas secara bergantian dengan meletakkan sepatu mereka

dengan disusun rapi didepan kelas. Anak-anak duduk melingkar dan bernanyi

Page 110: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

95

bersama bu nida dengan riang dan dilanjutkan dengan berdoa sebelum belajar.

Setelah berdoa anak-anak masuk ke sentra masing-masing. Kelompok A masuk

ke sentra persiapan bersama bu Rosi. Anak-anak duduk melingkar, bernyanyi

sesuai tema dan menanyakan tema minggu ini. Setelah bernanyi, bu rosi

mengabsen semua anak dengan memanggil namanya. Kemudian bu Rosi

menjelaskan tentang tema minggu ini dan tugas hari ini, untuk tugas pertama anak

menulis huruf “1”, tugas kedua anak meniru angka “a” tugas ketiga menyusun

kepingan geometri menjadi sebuah bentuk. Ketika menyusun kepingan geometri

anak menyusun sesuai dengan imajinasinya. ada yang menyusun menjadi robot,

ada yang menyusun menjadi rumah dan ada yang disusun kesamping.

Sebelumnya belum ada contoh cara menyusunnya jadi anak-anak langsung

membuat sesuai dengan imanjinasi mereka. Saat menyusun kepingan geometri

ada yang menyusunnya sendiri dan ada yang menyusunnya secara bersama-sama.

Setelah kegiatan sentra anak-anak cuci tangan lalu bersiap untuk makan.

Sebelum makan berdoa terlebih dahulu. Lalu anak-anak berkumpul lagi untuk

berdoa sesudah makan. Anak-anak tidak pengayaan pada hari ini, jadi anak-anak

bebas main, ada yang bermain lego, masak-masakan, maze, dan lain sebagainya.

Sampai saatnya pulang, anak-anak kumpul membentuk lingkaran lagi dan guru

bertanya perasaan dan kesan hari ini. Anak-anak menjawab senang dan

menyenangkan.

Gambar 4.2

Observasi pra penelitian

Page 111: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

96

b. Analisis Gambaran Awal Pembelajaran Di Kelompok A

Berdasarkan gambaran pembelajaran sebagaimana diuraikan pada

deskripsi tersebut diatas, pembelajaran dalam mengenal geometri kurang

menarik sehingga anak tidak mengikuti aturan dalam menyusun maupun

membangun bangunan yang diinginkan oleh guru sentra tersebut.

Diperoleh gambaran umum bahwa pengembangan kemampuan kognitif

dalam mengenal bentuk geometri perlu ditingkatkan dengan menggunakan

permainan konstruktif agar pembelajaran semakin menyenangkan dan

anak lebih termotivasi dalam melakukan kegiatan yang sudah

direncanakan oleh guru. Hasil observasi terkait dengan pembelajaran

dalam mengenal bentuk geometri yang dilakukan di kelompok A, maka

dapat diperoleh kesimpulan bahwasannya kemampuan anak dalam

mengenal bentuk perlu ditingkatkan dengan memberikan tindakan berupa

permainan konstruktif sesuai dengan perkembangan anak.

c. Refleksi Gambaran Awal Pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis gambaran awal pembelajaran terlihat masih

banyak yang perlu diadakannya perbaikan untuk meningkatkan

kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk goemetri. Program

pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran yang dilakukan antara

lain membuat permainan yang menggunakan bentuk geometri menjadi

lebih mudah dan menyenangkan untuk anak lakukan sehingga anak selalu

melihat, menyebut, dan menggunakan bentuk tersebut untuk menyusun

atau bahkan membangun bangunan. Dalam mengetahui kondisi

kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk geometri, peneliti melakukan

observasi berdasarkan instrumen yang telah dibuat dan divalidasi oleh

pakar. Pengamatan dilakukan oleh guru dan peneliti pada saat kegiatan

pembelajaran di dalam kelas.

Berdasarkan hasil observasi dan pengumpulan data pra tindakan

yang dilakukan pada kelompok A yang berjumlah 12 orang, maka hasil

kemampuan kognitif anak dalam mengenal bentuk geometri anak

kelompok A TK Hikari adalah sebagai berikut :

Page 112: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

97

Tabel 4.4

Data Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Bentuk Geometri Pra-

Tindakan an

NO SUBYEK SKOR %

1 AC 19 27,9

2 AL 20 29,4

3 AY 20 29,4

4 BT 22 32,3

5 DN 19 27,9

6 IB 19 27,9

7 KN 23 33,8

8 RJ 19 27,9

9 RY 21 30,8

10 SH 22 32,3

11 SY 22 32,3

12 VN 19 27,9

Jumlah 245 30,02

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masih banyak anak yang

belum berhasil dalam mengenal bentuk geometri. Total tertinggi adalah 23 dan

terendah yaitu 19. Pada diagram yang terendah ada 5 responden yang

mendapatkan skor 19 dan hanya ada 1 yang mendapatkan skor tetinggi yang

diperoleh responden 7. Dengan demikian perlu dilakukan peningkatan

kemampuan kognitif anak dalam mengenal bentuk geometri.

B. Deskripsi Data dan Hasil Intervensi Tindakan an

1. Tindakan Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Siklus 1

Tahap tindakan siklus 1 terdiri dari 6 pertemuan, setiap memulai

kegiatan anak bermain kuda bisik dengan dibisikkan 1 kata bentuk geometri.

Kegiatan anak pada siklus 1 yaitu anak hanya mencetak dan menyusun

bentuk geometri. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dapat

Page 113: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

98

dilihat pada lampiran. Uraian proses pembelajaraan siklus 1 dijelaskan

sebagai berikut :

1) Membuat RPPH dengan mengintegrasikan penerapan permainan

konstruktif

2) Menyiapkan instrumen penilaian

3) Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera dan video

4) Menyiapkan kelas pembelajaran

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

1) Pertemuan 1/ Senin, 3 September 2018

Pembukaan :

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

meletakkan tas di belakang kursi (CL1.,P2.,K1). Ada yang bermain di

playground dan ada yang main di dalam kelas (CL2,.P1.,K2). Lalu suara

tamborin bunyi pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas,

menyanyi dan periksa kuku (CL1.,P1.,K3). Kemudian dilanjutkan masuk

ke dalam kelas melakukan circle time bersama, menyanyikan lagu

Indonesia Raya dan lagu sesuai tema lalu dilanjutkan berdoa

(CL1.,P1.,K4). Setelah itu anak-anak menuju ke sentra masing-masing.

Kelompok A masuk ke sentra Seni (CL1.,P1.,K5).

Inti :

Peneliti memulainya dengan tepuk semangat terlebih dahulu lalu

menyanyikan lagu sesuai dengan tema “Diriku” yaitu menyanyikan lagu

“aku adalah aku” lalu dilanjutkan menyanyikan lagu-lagu “berhitung”,

lagu “Menanam Jagung” (CL1.,P2,K1). Setelah itu peneliti menjelaskan

tema “diriku” yaitu bertanya dan menjelaskan ciri-ciri anak perempuan

dan anak laki-laki (CL1.,P2,K2). Tidak semua anak menjawab ada yang

dia saja, dilanjutkan dengan bermain kuda bisik (CL1.,P2,K3). Guru

membisikkan sebuah kata geometri lalu anak tersebut membisikkan

ketemannya kata pertama yang guru bisikkan adalah “persegi” ada

beberapa anak yang salah mengucapkan kata persegi tersebut

(CL1.,P2,K4).

Page 114: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

99

Kegiatan inti dimulai dengan guru bertanya “balok ini berbentuk apa

ya ?” tidak semua anak menjawab tetapi ada yang beberapa anak yang

menjawab “persegi panjang” dilanjutkan lagi peneliti menanyakan

bentuk geometri selanjutnya sambil mengangkat bentuk baloknya “ini

bentuknya apa ya?” ada sebagian anak yang menjawab “bulat”, AL

menjawab “persegi bulat”, terdengar SY mengatakan “masa persegi bulat

si” (CL1.,P3,K1). Lanjut ke pertanyaan ketiga yang peneliti tanyakan

“yang ini bentuknya apa ya?” ada yang menjawab “persegi kotak” dan

peneliti bertanya pada IB, dia terlihat bingung sehingga ia menjawab

“kotak” (CL1.,P3,K2). Selanjutnya peneliti menjelaskan kegiatan yang

akan dilakukan dan memberi tahu aturan permainannya “kalau anak-anak

mengambil baloknya banyak membereskannya harus banyak oke? Nanti

yang paling banyak merapikan bu guru kasih stempel” anak-anak

mengatakan “oke bu” (CL1.,P3,K3).

Kegiatan bermain balok berjalan dengan baik walaupun masih ada

yang pindah - pindah kelompoknya (CL1.,P4,K1). Hari ini menyusun

balok ke samping dan sebagian anak sudah ada yang bisa menyusun

balok ke samping sesuai dengan perintah guru seperti SY, SH, AY, KN,

dan DN (CL1.,P4,K2). Peneliti mengatakan “bermainnya sudah selesai,

waktunya beres-beres” lalu AL teriak “temen-temen beres-beres

sekarang” setelah permainan selesai ada beberapa anak yang mau

merapikan dan ada tidak mau merapikan dan hanya berdiri di dekat loker

balok (CL1.,P4,K3). VN dan AY yang tidak mengetahui tempat balok

tersebut dan bertanya “bu guru ini tempatnya dimana?” peneliti

menjawab “ini diloker merah AY” (CL1.,P4,K4).

Penutup :

Anak-anak duduk kembali melingkar di karpet, lalu peneliti bertanya

kembali apa saja yang telah dibuat dengan balok, SY, BT, dan AY

menjawab “bermain balok menyusun balok ke samping” lalu peneliti

menanyakan perasaan selama hari ini anak-anak serempak menjawab

“senang” (CL1.,P5,K1). Peneliti memberikan stempel untuk yang paling

Page 115: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

100

banyak membereskan yaitu BT dan AY (CL1.,P5,K2). Kemudian

bernyanyi sebelum pulang dan mulai berdoa sesudah belajar

(CL1.,P5,K2).

Gambar 4.3

Permainan konstrukif balok

2) Pertemuan 2/ Selasa, 4 September 2018

Pembukaan :

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

meletakkan tas di belakang kursi (CL2.,P1,K1).. Ada yang bermain di

playground dan ada yang main di dalam kelas (CL2.,P1,K2). Lalu suara

tamborin bunyi pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas,

berbaris di pimpin oleh bu RS (CL2.,P1,K2). Lalu anak-anak melakukan

circle time, bernyanyi sesuai tema dilanjutkan berdoa (CL2.,P1,K3).

Kemudian anak masuk ke kelas sentra balok (CL2.,P1,K4).

Inti :

Peneliti memulai dengan bernyanyi “Matamu yang mungil” dan lagu

“Menanam Jagung” semua anak ikut bernyanyi (CL2.,P2,K1). Kemudian

peneliti membuat kereta untuk mengajak anak-anak bermain kuda bisik

(CL2.,P2,K2). Di depan ada SH dan di paling belakang ada RY

(CL2.,P2,K3). Peneliti mulai memberi tahu tata cara bermain kuda bisik

kepada anak-anak (CL2.,P2,K4). Lalu peneliti berbisik kata “persegi”

dimulai dari SH berbisik ke AL dan selanjutnya, RY berada paling

belakang menebak kata apa yang di bisiki oleh IB (CL2.,P2,K3). RY

sempat berfikir kata apa yang disebut IB dan ketika peneliti

menyuruhnya mengambil balok mana yang sudah dibisiki oleh IB dan

Page 116: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

101

RY menggambil salah RY menggambil balok segitiga (CL2.,P2,K5) .

Setelah semua peneliti tanya kesalahan berada pada AL (CL2.,P2,K6).

Kegiatan inti dimulai dari tepuk “diam”lalu semua anak duduk dan

langsung menghadap ke peneliti (CL2.,P3,K1). Peneliti memegang balok

persegi panjang dan menanyakan “ini bentuk apa?” SY menjawab

„persegi panjang bu‟ dan RY „persegi panjang‟ dan AY ,AL, AC, dan SH

menjawab „kotak‟. VN, RJ, KN sibuk bermain sendiri sementara IB

diam tidak tau (CL2.,P3,K2). Lalu peneliti melanjutkan menanyakan

“siapa yang tau perbedaan benda ini (persegi dan pesegi panjang)” lalu

SY menunjuk tangan „saya buguru tau ini panjang dan yg satu lagi

pendek‟ dan RY menujuk tangan juga „ini kotak kecil yang satu lagi

persegi panjang panjang‟ lalu peneliti langsung memberi apresiasi

dengan bertepuk tangan (CL2.,P3,K3). Kemudian peneliti menjelaskan

tata tertib bermain balok dan cara membuat pagar yaitu dengan cara

menyusun balok yang persegi panjang kesamping dan diatasnya boleh

ditambahkan hiasan (CL2.,P3,K4). Anak-anak mulai dengan mengambil

alas dan mencari teman yaitu satu alas diisi oleh tiga anak, AY terlihat

bingung saat menyusun pagar hanya menyusun balok ke samping

(CL2.,P3,K5). RY mencoba buat gapura dengan balok persegi panjang

ketika peneliti tanya “kamu balok apa aja?” RY menjawab “ini aku ambil

balok persegi panjang bu guru ada 2” (CL2.,P3,K6), sementara SH

membuat pagar dengan balok tabung yang kecil dan persegi panjang

diatasnya, peneliti menanyakan „pagar SH mana?‟ SH menjawab „ini

pagar SH‟ “ada bentuk apa saja ini?” SH menjawab “ini bentuk bulat

panjang sama persegi panjang bu guru” peneliti langsung memberi tahu

nama bentuk balok tersebut (CL2.,P3,K7). Setelah semua membuat

akhirnya waktunya membereskan yang paling banyak membereskan ada

SH, AY, AL (CL2.,P3,K8).

Penutup :

Setelah membereskan waktunya untuk bersiap pulang. Peneliti

menanyakan kegiatan hari ini lalu sambil menanyakan kepada AY, IB,

Page 117: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

102

dan RY benda-benda yang bentuk seperti persegi (CL2.,P4,K1). Mereka

menunjuk dan tidak menyebutkan nama benda tersebut (CL2.,P4,K2).

Berbeda dengan AL dan BT mereka menunjuk seraya mengatakan nama

benda tersebut (CL2.,P4,K3). Peneliti menanyakan “tadi kita telah

membuat apa hari ini dengan balok?” anak-anak menjawah “pagar”

(CL2.,P4,K4). Peneliti memberikan stempel untuk yang paling banyak

membereskan mainannya yaitu SH dan SY lalu peneliti menanyakan

perasaan hari ini dan mereka serempak menjawab “senang” lalu berdoa

pulang (CL2.,P4,K5).

Gambar 4.4

Penggunaan Permainan Konstruktif Balok

3) Pertemuan 3/ Rabu, 5 September 2018

Pembukaan :

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi (CL3.,P1,K1). Ada yang bermain di

playground dan ada yang main di dalam kelas (CL3.,P1,K2). Lalu suara

tamborin bunyi pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas,

menyanyi yang masih dipimpin oleh bu RS (CL3.,P1,K3).. Kemudian

dilanjutkan masuk ke dalam kelas melakukan circle time bersama

menyanyikan lagu “good morning” dan lagu sesuai tema. Lalu anak

masuk ke kelas sentra persiapan (CL3.,P1,K1).

Inti :

Peneliti memulai dengan bernyanyi “matamu yang mungil”

dilanjutkan dengan bernyanyi “menanam jagung” dan “satu dua tiga”

semua anak ikut bernyanyi (CL3.,P2,K1). Peneliti menanyakan tentang

Page 118: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

103

tema yang sudah dijelaskan oleh guru sentra (CL3.,P2,K2). Kemudian

peneliti mengajak anak untuk berdiri dan membuat kereta untuk bermain

kuda bisik (CL3.,P2,K3). Yang didepan ada SH, ketika semua sudah siap

semua peneliti langsung membisikkan kata “segitiga” dan SH langsung

berbisik ke AL dan seterusnya sampai yang terakhir ada RJ. Peneliti

menanyakan kepada RJ kata apa yang dibisikkan IB, RJ menjawab “aku

tidak tau” (CL3.,P2,K5). ketika peneliti tanya kesalahan pada AC yang

berbisik tidak sesuai(CL3.,P2,K6).

Kegiatan inti dimulai dengan peneliti menanyakan benda yang

peneliti pegang yaitu “lingkaran” AC ,AL, IB, DN menjawab “budaran”

BT dan SH menjawab “Bulat” KN dan RY menjawab “Lingkaran”

(CL3.,P3,K1). kemudian peneliti menunjukkan gambar untuk menyusun

puzzle (CL3.,P3,K2). Peneliti mengatakan “bu guru punya gambar ini

nanti anak-anak menyusun bentuk ini ya, nanti dicari kepingan

geometrinya yang sama untuk membuat menjadi bentuk persegi, persegi

panjang, persegi lima dan ada bentuk laying-layang, bisa?” dan DN, KN,

AL, dan SH mengatakan “aku tidak bisa bu” RY, BT, SY langsung

antusias melihat contoh yang peneliti contohkan (CL3.,P3,K3).

Peneliti mulai mempersilahkan anak-anak menyusun kepingan

geometri menjadi sebuah bentuk (CL3.,P4,K1). DN dan RY menyusun

bentuk segitiga dan persegi sedangkan BT menyusun sendiri bukan

sesuai dengan gambar (CL3.,P4,K2). KN tampak yakin bisa menyusun

persegi dengan dua segitiga yang disatukan (CL3.,P4,K3). Sedangkan SH

menyusun persegi dengan 4 bentuk segitiga dan menyusun layang-layang

dengan 4 bentuk jajargenjang (CL3.,P4,K4). VN menyusun layang-

layang dengan 4 bentuk jajar genjang dengan bantuan motivasi dari

peneliti (CL3.,P4,K5). VN tampak senang karena bisa menyelesaikan

puzzle tersebut “bu Vina bisa ya” katanya (CL3.,P4,K6).

Setelah itu, anak-anak duduk di tempatnya masing-masing untuk

menggambar bentuk geometri menjadi sebuah gambar yang sebelumnya

peneliti mencontohkan sebuah gambar (CL3.,P5,K1). SH dan SY

Page 119: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

104

membuat gunung menggunakan 2 segitiga dan lingkaran sama seperti

yang peneliti contohkan, AY juga menggambar menggunakan rumah

menggunakan segitiga dan lingkaran “bu guru aku mau gambar orang

boleh ya” peneliti menjawab “iya boleh” (CL3.,P5,K2). DN dan IB

menggambar rumah hanya mengambil segitiga untuk menggunakan atap

(CL3.,P5,K3). Sedangkan BT menggambar hanya menggambar bentuk

dua buah lingkaran sebagai matahari untuk keduanya, juga menggambar

persegi panjang untuk membuat gedung dan AL menggambar pohon

menggunakan bentuk jajar genjang (CL3.,P5,K4).

Penutup :

Setelah membereskan semua mainan, peneliti mengajak duduk

melingkar dan menanyakan kembali tentang tema dan kegiatan

menyusun kepingan geometri “siapa yang ingat tadi menyusun kepingan

geometrinya bentuk apa saja?” RY mengatakan “persegi segitiga persegi

panjang bu” KN dan BT menjawab “ persegi dan segitiga” peneliti

mengatakan “iya pintar, ada persegi, segitiga, layang-layang, persegi

lima dan persegi panjang” (CL3.,P6,K1). Peneliti memberikan stempel

untuk yang paling banyak membereskan mainannya yaitu KN dan IB,

setelah itu bernyanyi sebelum pulang dan berdoa sebelum pulang

(CL3.,P6,K2).

Gambar 4.5

Penggunaan Permainan Konstruktif Kepingan Geometri

Page 120: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

105

4) Pertemuan 4/ Senin, 10 September 2018

Pembukaan :

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi (CL4.,P1,K1). Ada yang bermain di

playground dan ada yang main di dalam kelas (CL4.,P1,K2). Lalu suara

tamborin bunyi pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas

yang dipimpin oleh bu LD, menyanyi dan periksa kuku (CL4.,P1,K3).

Kemudian dilanjutkan masuk ke dalam kelas melakukan circle time

bersama, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu sesuai tema lalu

dilanjutkan berdoa (CL4.,P1,K4). Setelah itu anak-anak menuju ke sentra

seni (CL4.,P1,K5).

Inti :

Peneliti memulai dengan bernyanyi lagu “daddy fingers” dan lagu

*Bunda piara* dilanjutkan bermain kuda bisik dengan menggunakan kata

“lingkaran” (CL4.,P2.,K1). kuda bisik dimulai dari AL dan berakhir di

SY ketika peneliti tanya kata apa yang disikkan SY menjawab benar

yaitu “lingkaran” (CL4.,P2.,K2). Peneliti mulai berdiskusi tentang cara

menyusun balok ke atas, anak-anak memperhatikan contoh yang

diberikan dan anak-anak mendengarkan aturan permainan “ambil

baloknya hanya lima ya anak-anak nanti disusun ke atas, ambilnya dua

dua agar tidak jatuh dan kena kaki anak, oke?” anak-anak menjawab

“oke bu” (CL4.,P2.,K3).

Kegiatan bermain balok mulai dengan anak-anak mengambil alas

untuk bermain, RJ tidak mau ikut bermain RJ mengatakan “aku gak mau

main bu, aku gabisa bikinnya” AL, BT dan VN membangun dialas yang

sama berwarna merah (CL4.,P3.,K1). AC, SY, SH, dan KN membangun

di alas yang sama berwarna oren. IB, AY, dan RJ membangun di alas

berwarna oren, sedangkan RY dan DN membangun di alas merah biru

(CL4.,P3.,K2). Peneliti bertanya kepada RY “tadi kamu ngambil

baloknya berapa?” RY menjawab “10 bu guru” “kalau DN?” tanya

peneliti kepada DN “5 bu guru” “kalau kamu?” tanya ke KN “5 bu guru”

Page 121: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

106

kata KN (CL4.,P3.,K3). Setelah itu peneliti bertanya juga ke alea “tadi

alea ambil baloknya berapa?” AL menghitung dan mejawab “15 bu guru”

“kalau beth?” tanya peneliti lagi “aku ambilnya 4 bu guru” jawab BT.

Peneliti lanjut menanyakan ke AC balok yang diambil dan AC menjawab

“aku ambil 5 bu guru” “coba dihitung apakah benar 5” kata peneliti, AC

menghitung dan langsung tersenyum seraya berkata “iya tadi aku ambil

udh 5 bu guru” (CL4.,P3.,K4). Waktu bermain sudah selesai anak-anak

mulai merapikan balok, semua anak bergotong royong merapikan, anak-

anak sudah merapikan sesuai dengan bentuknya walaupun ada beberapa

anak seperti RJ dan DN yang masih lupa (CL4.,P3.,K5).

Penutup :

Semua balok sudah dibereskan, peneliti mengajak duduk melingkar,

serta menanyakan kembali terkait tema yang sudah dijelaskan oleh guru

sentra dan perasaan hari ini anak-anak menjawab “senang”. Peneliti

memberikan stempel untuk yang paling banyak membereskan mainannya

yaitu AC dan AL, Lalu bernyanyi dan berdoa pulang (CL4.,P4.,K1).

Gambar 4.6

Pengunaan Permainan Konstruktif Balok

5) Pertemuan 5/ Selasa, 11 September 2018

Pembukaan :

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi (CL5.,P1.,K1). Ada yang bermain di

playground dan ada yang main di dalam kelas (CL5.,P1.,K2). Lalu

Page 122: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

107

suara tamborin bunyi pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan

kelas, baris di pimpin oleh bu LD (CL5.,P1.,K3). Menyanyi dilanjutkan

di dalam di dalam kelas, anak-anak duduk melingkar dan menyanyikan

lagu “Good Morning” dan lagu sesuai tema dilanjutkan dengan berdoa

sebelum belajar.kemudian anak-anak masuk ke sentra balok

(CL5.,P1.,K4).

Inti :

Peneliti memulai dengan bernyanyi lagu “Satu-Satu Aku Sayang

Ibu” dilanjutkan bermain kuda bisik dengan menggunakan kata “persegi”

(CL5.,P2.,K1). Setelah itu, Peneliti mulai berdiskusi tentang persegi

“siapa yang tau, benda apa yang berbentuk seperti persegi” BT dan RY

langsung bangun dan menunjuk kaca yang berbentuk persegi “ini bu

yang berbentuk persegi” IB menjawab “bu yang diatas pintu berbentuk

persegi” SY “tempat duduk bu bentuknya sama” (CL5.,P2.,K2). Setelah

itu peneliti mencontohkan cara mencetak menjadi bentuk persegi dengan

playdough (CL5.,P2.,K3). KN berkata “bu aku tidak bisa” AL, DN, dan

AC juga berkata “iya bu aku tidak bisa” tapi berbeda dengan lain AY dan

RY mengatakan “bu aku bisa” (CL5.,P2.,K4).

Kegiatan mencetak dimulai anak-anak mengambil alas terlebih

dahulu dan mengabil play dough lalu mengambil kepingan geometri

untuk mencetak bentuk (CL5.,P3.,K1). Al “bu bisa bantu aku? Aku tidak

bisa” peneliti menjawab “bisa kamu ambil terus di lebarkan dengan

ditekan lalu letakkan bentuk persegi itu diatasnya kemudian pisahkan

bagian yang tidak tertutupi kepingan geometri ini (CL5.,P3.,K2). Ayo

coba lakukan” lalu AY mengatakan “bu seperti ini kan” peneliti

menjawab “iya benar ini bentuk apa?” AY menjawab “persegi” lalu BT

mengatakan “bu seperti ini?” peneliti menjawab “ iya seperti ini, ini

bentuk apa?” BT menjawab “bentuk persegi” SH mengatakan “bu susah,

seperti ini bukan bentuknya” peneliti menjawab “iya ini sudah mendekati

tidak apa-apa, ini bentuk apa namanya?” SH menjawab “persegi bu” lalu

terlihat rayyan sedang konsentrasi mencetak bentuknya “rayyan ini

Page 123: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

108

sudah? Ini bentuk apa?” RY “bentuk persegi empat” (CL5.,P3.,K3).

Peneliti mengatakan “waktunya beres-beres” dan semua anak sibuk

membereskan Playdough mereka (CL5.,P3.,K4).

Penutup :

Setelah semua mencoba membuat waktunya beres-beres kelas

Karena sudah mau pulangc(CL5.,P4.,K1).. Dan anak-anak mulai

membereskan dan peneliti mulai duduk melingkar untuk menanyakan

kembali kegiatan hari ini dan perasaan hari ini. Semua anak menjawab

sangat senang hari ini (CL5.,P4.,K2). Peneliti memberikan stempel untuk

yang paling banyak membereskan mainannya yaitu RY dan AY, lalu

mulai berdoa pulang (CL5.,P4.,K3).

Gambar 4.7

Penggunaan Permainan Konstruktif Playdough

6) Pertemuan 6/ Rabu, 12 September 2018

Pembukaan :

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi (CL6.,P1.,K1). Ada yang bermain di

playground dan ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi

pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas, baris di pimpin

oleh bu LD (CL6.,P1.,K2). Menyanyi dilanjutkan di dalam di dalam

kelas, anak-anak duduk melingkar dan menyanyikan lagu “Good

Page 124: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

109

Morning” dan lagu sesuai tema dilanjutkan dengan berdoa sebelum

belajar. Kemudian anak-anak masuk ke sentra persiapan (CL6.,P1.,K3).

Inti :

Peneliti memulai dengan bernyanyi lagu “sentuhan boleh” dan lagu

“Ibu dan Ayah” dilanjutkan bermain kuda bisik dengan menggunakan

kata “segitiga” (CL6.,P2.,K1). Peneliti mulai berdiskusi tentang cara

mencetak bentuk segitiga dengan mengambil bentuk segitiga pada

kepingan geometri (CL6.,P2.,K2). Lalu peneliti menanyakan “benda apa

saja yang berbentuk seperti bentuk segitiga?” RJ dan AL langsung

menunjuk ke kaca yang berbentuk segitiga (CL6.,P2.,K3). Semua anak

mencari apa saja yang berbentuk seperti segitiga yang ada didalam kelas

(CL6.,P2.,K4). KN membentuk segitiga dari jari tangan “ini bu segitiga”

BT dan DN juga membentuk segitiga dari jari tangan (CL6.,P2.,K4).

Kegiatan mencetak bentuk dari playdough dimulai anak mengambil

alas dan playdough lalu menggambil kepingan geometri berbentuk

segitiga (CL6.,P3.,K1). Semua anak mencetak bentuk segitiga dan yang

pertama selesai mencetak ada RY dan berkata “bu aku bisa bikin

segitiga” dan langsung menghampiri kaca yang berbentuk segitiga dan

menempelkannya ke kaca tersebut dan berkata “bu ini segitiganya sama

ya” peneliti memuji RY (CL6.,P3.,K2). DN mencetak segitiganya dengan

gembira walaupun segitiganya cukup mirip dengan aslinya. SY juga

membuat segitiga yang hampir menyerupai bentuk segitga

(CL6.,P3.,K3). SH, RJ dan BT juga membuat yang hampir menyerupai

bentuk segitiga (CL6.,P3.,K4). Peneliti menanyakan kepada RJ “ini

mencetak bentuk apa?” RJ dengan suara kecilnya dan dibantu untuk

menjawab “segitiga” (CL6.,P3.,K5).

Penutup :

Setelah semua mencoba membuat waktunya beres-beres kelas

Karena sudah mau pulang (CL6.,P4.,K1). Dan anak-anak mulai

membereskan dan peneliti mulai duduk melingkar untuk menanyakan

kembali kegiatan hari ini dan perasaan hari ini. Semua anak menjawab

Page 125: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

110

sangat senang hari ini (CL6.,P3.,K2). Peneliti memberikan stempel untuk

yang paling banyak membereskan mainannya yaitu DN dan SY, lalu

mulai berdoa pulang (CL5.,P4.,K3).

Gambar 4.8

Penggunaan Media Konstruktif Playdough

c. Pengamatan

Setelah melakukan perencanaan dan pelaksanaan tahap selanjutnya dari

penelitian tindakan kelas ini adalah observasi dan refleksi. Observasi

dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya tindakan yaitu ketika bermain

permainan konstruktif. Kemampuan mengenal bentuk geometri pada

kelompok A yaitu kemampuan dalam mengenal bentuk yang digunakan

anak dalam menyusun, membangun ataupun mencetak bentuk tersebut dari

pertemuan pertama hingga pertemuan ke enam diketahui bahwa

kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri mulai meningkat secara

bertahap. Hasil dari tiap tindakan menjadi dua yaitu kualitatif dan

kuantitatif.

1) Hasil pengamatan secara kualitatif

Dari hasil pengamatan selama enam kali pertemuan dapat

disimpulkan bahwa kemampuan kognitif dalam mengenal geometri

anak melalui permainan konstruktif mengalami peningkatan dari

sebelum dilakukan tindakan an. Seperti pengucapan bentuk geometri

terdapat 3 orang dalam pengucapan sudah benar, 6 anak sudah dapat

Page 126: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

111

membedakan bentuk walapun dengan bimbingan, dan terdapat 4 orang

anak yang dapat merapikan sesuai bentuk balok.

Hal ini berbeda dengan sebelum di lakukan tindakan an, hanya ada 1

anak yang sudah mengenal bentuk geometri dan melafalkan bentuk

dengan benar walaupun terkadang dibimbing oleh guru. Terdapat 2

anak setelah bermain balok merapikan sesuai dengan bentuknya,

biasanya teman yang lainnya hanya membantu dengan mendekatkan

balok-balok tersebut dekat lemari tempat penyimpanan balok. Anak-

anak cenderung harus menunggu perintah tanpa dan tidak punya

kesadaran sendiri dalam merapihkan mainan yang telah di mainkan.

Berdasarkan deskripsi tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa

anak yang masih kurang dalam mengenal bentuk geometri, namun rata-

rata anak sudah mengalami peningkatan untuk proses pembelajaran

yang dilakukan di dalam kelas. Guru bersama dengan peneliti

melakukan pengamatan terhadap kegiatan dari awal sampai dengan

akhir kegiatan.

2) Hasil Pengamatan Secara Kuantitatif

Hasil pengamatan secara kuantitatif kemampuan kognitif dalam

mengenal bentuk geometri pada kelompok A pada akhir siklus yaitu

sebagai berikut:

Page 127: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

112

Tabel 4.5

Data Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Bentuk Geometri Melalui

Permainan Konstruktif Siklus I

NO NAMA

Skor

pratindakan

an

% Skor

Siklus 1 %

Kenaikan

Skor

Kenaikan

%

1 AC 19 27,9 31 45,5 12 17,6

2 AL 20 29,4 33 48,5 13 19,1

3 AY 20 29,4 32 47,0 12 17,6

4 BT 22 32,3 33 48,5 11 16,1

5 DN 19 27,9 28 41,1 9 13,2

6 IB 19 27,9 26 38,2 7 10,2

7 KN 23 33,8 36 52,9 13 19,1

8 RJ 19 27,9 25 36,7 6 8,8

9 RY 21 30,8 34 50 13 19,1

10 SH 22 32,3 32 47,0 10 14,7

11 SY 22 32,3 36 52,9 14 20,5

12 VN 19 27,9 23 33,8 4 5,8

Jumlah 245 30,02 369 45,22 124 14,02

Hasil tabel di atas, diketahui kemampuan kognitif dalam mengenal

bentuk geometri pada kelompok A mengalami peningkatan. Skor total

semua anak sebelum dilakukan tindakan berjumlah 24 dengan rata-rata

persentase skor adalah 30,02% namun setelah dilakukannya tindakan

pada siklus 1 skor kemampuan membaca permulaan anak menjadi 369

dengan rata-rata presentase kemampuan anak adalah 45,22%. Kenaikan

skor sebelum tindakan sampai pada siklus 1 mencapai 124 dengan rata-

rata presentase 14,02%.

d. Refleksi

Tahapan refleksi peneliti bersama dengan kolaborator melakukan

evaluasi dan mendiskusikan hasil pengamatan terhadap tindakan yang telah

dilaksanakan, berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 1 maka dapat

dibuat analisis sebagai berikut:

Page 128: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

113

Kelebihan yang ditemukan dalam siklus I ini adalah anak melakukan

kegiatan dengan sesuai instruksi guru, kegiatan yang dilakukan sesuai

dengan rencana, dan akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan stempel

kepada siswa sebagai motivasi siswa untuk melakukan yang lebih baik

sehingga siswa termotivasi melakukan yang terbaik. Pelaksanaan proses

pembelajaran siklus I, masih terdapat banyak kekurangan dalam setiap

pertemuan. Beberapa situasi yang terjadi pada proses pembelajaran untuk

menerapkan permainan konstruktif dalam mengenal bentuk geometri yang

harus di perbaiki untuk siklus II diantaranya guru tidak menjelaskan dan

memberi contoh yang kongkrit kepada siswa, guru tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya, alokasi waktu yang dilaksanakan

kurang maksimal, dan pembagian kelompok alas anak ketika bermain balok

secara acak sehingga ada anak yang tidak memiliki kelompok alas.

Perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II yaitu guru akan

menjelaskan dan memberi contoh kongkrit kepada siswa, guru memberikan

kesempatan siswa untuk bertanya, mengatur alokasi waktu agar tercapai

semua kegiatan, dan pembagian kelompok yang merata agar anak semua

mendapatkan alas untuk bermain. Hasil yang diperoleh dari enam

pertemuan dalam pelaksanaan tindakan siklus I terlihat peningkatan pada

kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri. Namun hasil yang diperoleh

pada Siklus I belum mencapai pada indikator yang diinginkan sehingga

diperlukan pelaksanaan Siklus II. Berdasarkan refleksi yang dilakukan,

perbaikan yang telah direncanakan akan dilakukan pada siklus II dengan

tujuan untuk memperoleh perbaikan mengenai kemampuan mengenal

bentuk geometri pada anak.

e. Hasil Wawancara Guru

Hasil wawancara siklus I ini ditunjukkan untuk guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran mengenal bentuk geometri melalui

permainan konstruktif.

Page 129: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

114

Tabel 4.6

Hasil Wawancara Guru Siklus I

No. Butir Penjelasan

1. Bagaimana guru memilih dan

menyiapkan tempat/ruangan ?

Pada awal sebelum melakukan kegiatan

bermain ini guru harus menyiapkan

tempat maupun ruangan untuk dijadikan

pembelajaran yang nyaman untuk anak.

2. Bagaimana guru menyiapkan

peralatan dan bahan untuk

bermain?

Guru menyiapkan peralatan untuk

bermain konstruktif yaitu berupa balok,

playdough, dan kepingan geometri.

3. Bagaimana guru

mengorganisasikan anak bermain ?

Pada kegiatan ini guru membagikan

kelompok agar adil secara merata.

4. Bagaimana guru mengatur

efektifitas waktu ?

Guru mengatur mengatur durasi waktu

bermain anak. Setelah bercakap-cakap

sampai anak bermain dan selesai bermain.

5. Bagaimana guru menyampaikan

informasi tentang aturan-aturan ?

Sebelum melakukan bermain konstruktif

guru menjelaskan aturan bermain dan juga

cara bermainnya.

6. Bagaimana guru melihat dan

mendengar apa saja yang dikatakan

anak ?

Guru mengamati dan mendengar yang

dilakukan anak dari awal pembelajaran

sampai anak melakukan kegiatan

permainan konstruktif.

7. Bagaimana guru mengamati

gambaran tindakan anak, bahasa,

gambaran mimik, ekspresi wajah

dan kreasi

Guru mengamati tentang bahasa, mimik,

ekpresi dan kreasi yang dilakukan anak

saat bermain konstruktif satu persatu.

8. Bagaimana guru membimbing

anak bermain dan memecahkan

masalah (yang sulit diatasi) ?

Pada kegiatan bermain ini guru

membimbing anak yang belum dapat

melakukan permainan tersebut dan belum

memahami tentang yang akan dia bangun

maupun bentuk.

9. Bagaimana guru melakukan

monitoring terhadap kegiatan anak

Guru melakukan kegiatan monitoring ke

semua anak saat kegiatan berlangsung.

10. Bagaimana guru menilai proses

belajar anak ?

Guru menilai proses pembelajaran dan

menilai hasil bentuk atau bangunan anak

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa peneliti mampu

menguasai keadaan kelas, menguasai keadaan anak-anak dan mampu

meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui permainan

konstruktif. Peneliti mampu mengasah dan menggali kemampuan dan

kreativitas anak dalam bermain konstruktif tersebut. Pada permainan

Page 130: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

115

konstruktif tersebut juga peneliti mampu memberikan motivasi serta

dorongan agar anak mau mengeksplore imajinasinya.

2. Tindakan Siklus II

Setelah melakukan refleksi berkenan dengan tindakan pada siklus I maka

peneliti dan kolaborator melanjutkan tindakan pada siklus berikutnya.

Tindakan yang akan dilakukan pada siklus II adalah sebanyak 6 kali pertemuan

dengan tahapan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan siklus II, peneliti bekerjasama dengan guru

kelas yang sekaligus sebagai kolaborator melakukan kegiatan antara lain

menentukan waktu penelitian dan merencanakan pelaksanaan pembelajaran

mengenal bentuk- bentuk geometri datar melalui permainan konstruktif.

Adapun jadwal penelitian siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.7

Perencanaan Siklus II

Pertemuan

ke -

Tanggal Kegiatan

7 Kamis, 13 September 2018 Membentuk pistol dari lego

8 Senin, 17 September 2018 Membentuk rumah dari kepingan

geometri

9 Selasa, 18 September 2018 Membangun rumah dari balok

10 Rabu, 19 September 2018 Membentuk pesawat dari lego

11 Senin, 24 September 2018 Menyusun kepingan geometri

bentuk hewan di darat

12 Selasa, 25 September 2018 Menyusun kepingan geometri

bentuk orang

Page 131: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

116

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

7) Pertemuan 7/ Kamis, 13 September 2018

Pembukaan :

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi (CL7., P1.,K1). Ada yang bermain di

playground dan ada yang main di dalam kelas (CL7., P1.,K2). Lalu suara

tamborin bunyi pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas,

baris di pimpin oleh bu Linda (CL7., P1.,K3). Menyanyi dilanjutkan di

dalam di dalam kelas, anak-anak duduk melingkar dan menyanyikan lagu

“Good Morning” dan lagu sesuai tema dilanjutkan dengan berdoa

sebelum belajar, kemudian anak-anak masuk ke sentra bermain peran

(CL7., P1.,K4).

Inti :

Peneliti memulai dengan tes suara anak-anak “mana suaramu” anak

anak menjawab “ ini suaraku” lalu bernyanyi “Lihat Bapak Polisi” dan

“Satu-satu Aku Sayang Ibu” (CL7., P2.,K1). Peneliti mulai menanyakan

bentuk melalui kepingan geometri berbentuk persegi “ini bentuk apa?”

anak-anak menjawab “persegi” peneliti mengeluarkan kembali bentuk

lingkaran dan menayakan kembali “ini bentuk apa?” SY, KN, RY

menjawab “Lingkaran” AC, AY, AL menjawab “bulatan” (CL7.,

P2.,K2). Setelah itu peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.“

(CL7.,P2.,K3). Sebelumnya peneliti menjelaskan fungsi pistol yang

dipakai pak polisi dan anak-anak semua menyimak (CL7., P2.,K4). Lalu

peneliti menanyakan kembali bentuk lego yang berbentuk seperti persegi

“lego ini kalau dilihat bentuknya apa ya?” SH menjawab “itu bentuknya

kotak bu” lalu KN mengatakan “bukan itu bentuk persegi empat”

kemudian peneliti mengambil lagi lego seperti bentuk persegi panjang

dan menanyakan kembali “lego ini kalau dilihat bentuknya apa ya?” lalu

RY menjawab “persegi panjang bu” peneliti memuji anak yang bisa

menjawab “siapa yang tau bedanya lego ini dan lego yang satu lagi?” KN

menjawab “lego yang kanan berbentuk persegi dan yang satu lagi persegi

Page 132: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

117

panjang, kalau persegi panjang dia panjang bentuknya” peneliti

memberikan tepuk tangan untuk KN yang sudah mau menjawab

pertanyaannya (CL7., P2.,K5). Selanjutnya peneliti menjelaskan aturan

bermain untuk main lego dengan membuat pistol pak polisi “setelah

bermain nanti dirapikan oke, yg paling banyak merapikan nanti dapat

stempel dari bu guru, ayo mulai membuat”. Dan anak mulai membuat

pistol dari lego (CL7.,P2.,K6). “bu pistol aku keren kan?”kata RY,

berbeda dengan AY, VN dan AL meminta bantuan untuk membuat pistol

dan dibantu oleh IB dan RY (CL7.,P2.,K6). Setelah semua mempunyai

pistol semua anak bermain pistol tersebut (CL7., P2.,K7).

Penutup :

Waktunya beres-beres karena waktu sudah mau pulang

(CL7.,P3.,K1). Lalu anak-anak merapikan lego yang telah dipakainya

tadi dan siap menggendong tasnya (CL7.,P3.,K2). Peneliti menanyakan

kembali tentang tema dan kegiatan hari ini anak-anak menjawab

“senang” dengan kegiatan hari ini kemudian peneliti mulai memberikan

stempel untuk anak yang hebat dalam membuat pistolnya sendiri yaitu

peneliti memberikannya kepada RY dan RJ, lalu semua anak bernyanyi

kemudian berdoa sebelum pulang (CL7.,P3.,K3).

Gambar 4.9

Penggunaan Permainan Konstruktif Lego

8) Pertemuan 8/ Senin, 17 September 2018

Pembukaan :

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi (CL8.,P1.,K1). Ada yang bermain di

playground dan ada yang main di dalam kelas (CL8.,P1.,K2). Lalu suara

tamborin bunyi pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas,

Page 133: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

118

baris di pimpin oleh bu Siti (CL8.,P1.,K3). Menyanyi dilanjutkan di

dalam di dalam kelas, anak-anak duduk melingkar dan menyanyikan lagu

“Good Morning” dan lagu sesuai tema dilanjutkan dengan berdoa

sebelum belajar.kemudian anak-anak masuk ke sentra seni

(CL8.,P1.,K4).

Inti :

Peneliti memulai dengan bernyanyi “Happy Family” dan mulai

berhitung jumlah anak yang masuk hari ini (CL8.,P2.,K1). Kemudian

peneliti melanjutkan dengan mengambil kepingan geometri dan

menanyakan “bu guru punya bentuk apa ini ?” KN menjawab “persegi

panjang” kemudian peneliti menanyakan kembali dengan mengambil

bentuk persegi “ini bentuk apa?” AY menjawab “persegi kotak bu guru”

(CL8.,P2.,K2). Peneliti mengambil bentuk lingkaran dan bertanya “ini

bentuk apa?” AC dan SY menjawab “lingkaran” peneliti menjelaskan

tentang kegiatan yang akan dilakukan dan mencontohkan cara menyusun

kepingan geometri menjadi sebuah bentuk rumah (CL8.,P2.,K3).

Kegiatan inti dimulai dari anak mengambil beberapa kepingan

geometri untuk membuat rumah, RY mengatakan “bu aku bisa membuat

rumah” ketika peneliti tanya berapa jumlah kepingan yang diambil RY

menjawab “5” dan menunjukkan jarinya (CL8.,P3.,K1). Peneliti juga

menanyakan KN berapa jumlah kepingan geometri yang diambil KN

menjawab “3” dan menunjukkan 3 jarinya lalu peneliti mengatakan

kepada KN untuk dihitung kembali dengan benar (CL8.,P3.,K2). RJ

menyusun dengan ragu-ragu dan akhirnya berhasil (CL8.,P3.,K3). DN

menyusun benda berdasarkan warna yang sama, DN mengambil empat

bentuk lingkaran berwarna hijau dan 1 segitiga berwarna hijau sedangkan

IB mengumpulkan lima kepingan geometri berdasarkan bentuk yang

sama (CL8.,P3.,K4).

Peneliti menuju ke SH dan menanyakan bangunan apa yang telah

ia susun dan SH menjawab “aku membuat rumah bu guru” peneliti

menanyakan “pake bentuk geometri apa saja ini” SH menjawab “ini pake

Page 134: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

119

segitiga buat atas rumahnya, pake persegi panjang 2 bu guru”

(CL8.,P4.,K1). Peneliti langsung mengambil bentuk persegi dan persegi

panjang dan menanyakan kepada SH dan BT “ini bedanya apa SH

(bentuk persegi dan persegi panjang?” dan SH menjawab “ini persegi

panjang bentuknya kotak, kalo ini persegi panjang bentuknya panjang”

sedangkan BT menjawab “ini kecil bu (Persegi) kalo ini panjang

bentuknya (persegi panjang)” (CL8.,P4.,K2). Selanjutnya peneliti

menanyakan hal yang sama kepada AY dan AL, AY menjawab “ini

persegi bentuknya kecil bu guru, kalau yang ini persegi panjang

bentuknya lebih panjang bu guru” sedangkan AL menjawab “ini lebih

panjang bu guru ( Persegi panjang)” (CL8.,P4.,K3).

Penutup :

Waktunya beres-beres dan semua anak merapikan kepingan

geometrinya. Peneliti mengajak duduk dan menanyakan kembali tentang

tema dan kegiatan hari ini serta perasaan hari ini (CL8.,P5.,K1). Semua

anak senang membangun rumah idaman mereka dan peneliti memberi

stempel untuk anak yang mau bermain sesuai dengan aturan yaitu RY

dan KN (CL8.,P5.,K2). Kemudian bernyanyi sebelum pulang dan berdoa

pulang (CL8.,P5.,K3).

Gambar 4.10

Penggunaan permainan konstruktif kepingan geometri

9) Pertemuan 9/ Selasa, 12 September 2018

Pembukaan :

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi (CL9.,P1.,K1). Ada yang bermain di

playground dan ada yang main di dalam kelas (CL9.,P1.,K2). Lalu suara

Page 135: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

120

tamborin bunyi pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas,

baris di pimpin oleh bu Siti (CL9.,P1.,K1). Menyanyi dilanjutkan di

dalam di dalam kelas, anak-anak duduk melingkar dan menyanyikan lagu

“Good Morning” dan lagu sesuai tema dilanjutkan dengan berdoa

sebelum belajar, kemudian anak-anak masuk ke sentra balok

(CL9.,P1.,K3).

Inti :

Peneliti memulai dengan benyanyi “Happy Family” dilanjutkan

berhitung anak (CL9.,P2.,K1). Lalu peneliti menanyakan tentang rumah

“dirumah ada apa aja ya” AL “ada pintu bu” RY menjawab “Ada dapur

bu” SH “ada kamar mandi bu” BT “ada dapurnya untuk masak bu” IB

“ada jendelanya bu” (CL9.,P2.,K2). Lalu peneliti memberi pujian ke

semua anak yang sudah menjawab pertanyaan (CL9.,P2.,K3). Lalu

peneliti mejelaskan bagian rumah dan fungsi rumah. Semua anak terlihat

memperhatikan peneliti saat menjelaskan (CL9.,P2.,K4). Setelah itu,

peneliti menjelaskan aturan bermain balok yang baik dan aturan

membuat rumah (CL9.,P2.,K5). Peneliti memegang bentuk persegi

panjang lalu peneliti menanyakan “ini bentuk apa?” SY menjawab

“persegi panjang bu” IB menjawab “segi panjang bu” peneliti memegang

bentuk segitiga dan menanyakan “ini bentuk apa?” IB menjawab “segi

tiga bu”.

Kegiatan inti anak mulai bermain dengan mengambil alas untuk bermain

(CL9.,P3.,K1). IB menceritakan bangunannya “ini ada pintunya, ada

atapnya dan masuknya lewat sini bu” SY juga menceritakan rumah yang

ia bangun “dirumah ini ada tangga, ada pagernya dan pintunya lewat sini

terus ada kolam renangnya juga bu, ada kamarnya juga” (CL9.,P3.,K2).

AL menceritakan “ini rumah aku ada kamar tidurnya, ada kolam

bebeknya juga bu guru” sedangkan AY menceritakan “bu aku rumahnya

ada kamar tidurnya doing ya bu” berbeda dengan SH ia menceritakan “bu

guru dirumah aku ada kolam ikannya sama kolam renangnya” setelah

Page 136: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

121

anak-anak selesai membangun semua saling berkunjung ke rumah teman

untuk silaturahmi (CL9.,P3.,K3).

Penutup :

Waktunya beres-beres dan semua anak merapikan baloknya, ada yang

merapikan paling banyak dan ada yang merapikan semua balok tanpa

pandang itu punya dia ataupun bukan (CL9.,P4.,K1). Peneliti mengajak

duduk dan menanyakan kembali tentang tema dan kegiatan hari ini serta

perasaan hari ini (CL9.,P3.,K2). Semua anak senang membangun rumah

idaman mereka dan peneliti memberikan stempel untuk anak yang paling

banyak merapikan balok yaitu BT dan IB (CL9.,P4.,K2). Kemudian

semua anak bernyanyi sebelum pulang dan berdoa pulang (CL9.,P4.,K3).

Gambar 4.11

Penggunaan Permainan Konstruktif Balok

10) Pertemuan 10/ Rabu, 19 September 2018

Pembukaan :

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi (CL10.,P1.,K1). Ada yang bermain di

playground dan ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi

pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas, baris di pimpin

oleh bu Siti (CL10.,P1.,K2). Menyanyi dilanjutkan di dalam di dalam

kelas, anak-anak duduk melingkar dan menyanyikan lagu “Good

Morning” dan lagu sesuai tema dilanjutkan dengan berdoa sebelum

belajar. Kemudian anak-anak masuk ke sentra persiapan (CL10.,P1.,K3).

Inti :

Page 137: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

122

Peneliti memulai dengan tes suara anak-anak “mana suaramu” anak

anak menjawab “ ini suaraku” lalu bernyanyi “Happy Family” dan “Pak

pilot” (CL10.,P2.,K1). Peneliti mulai menanyakan bentuk melalui

kepingan geometri berbentuk persegi “ini bentuk apa?” anak-anak

menjawab “persegi” peneliti mengeluarkan kembali bentuk lingkaran dan

menayakan kembali “ini bentuk apa?” SY , KN, RY menjawab

“Lingkaran” AC, AY, AL menjawab “bulatan” (CL10.,P2.,K2). Sebelum

memulai kegiatan bermain peneliti menjelaskan tentang pesawat antara

lain fungsi pesawat, tempat naik pesawat, ada siapa saja di dalam

pesawat dan siapa yang mengendarai pesawat. lalu peneliti menanyakan

kembali bentuk lego yang berbentuk seperti persegi “lego ini kalau

dilihat bentuknya apa ya?” AL menjawab “itu bentuknya kotak bu” lalu

AY mengatakan “persegi bu guru” kemudian peneliti mengambil lagi

lego seperti bentuk persegi panjang dan menanyakan kembali “lego ini

kalau dilihat bentuknya apa ya?” lalu BT menjawab “persegi panjang bu”

peneliti memuji anak yang bisa menjawab (CL10.,P2.,K3). Peneliti

menanyakan lagi “siapa yang tau bedanya lego ini dan lego yang satu

lagi?” SY menjawab “persegi pendek kalau persegi panjang panjang bu

guru” (CL10.,P2.,K4).

Kegiatan membuat pesawat dimulai, RY dan DN membangun

pesawatnya bersama namun DN terlihat ingin sendiri merancangnya

(CL10.,P3.,K1). Setelah berdiskusi sebentar akhirnya DN mengizikan

membangun pesawatnya bersama tetapi RY memilih membangun sendiri

pesawatnya ketika peneliti tanya tentang pesawatnya dia menjawab “ini

pesawat jet” (CL10.,P3.,K2). Lalu peneliti menanyakan SH pesawat apa

yang dibuat dia menjawab “ini pesawat kendaraan bu” (CL10.,P3.,K3).

Berbeda dengan AC menyusun lego membuat pesawat pribadi “ini ada

tempat tidurnya dan pintunya bu dipesawat” katanya (CL10.,P3.,K4).

Penutup :

Waktunya beres-beres karena waktu sudah mau pulang

(CL10.,P4.,K1). Lalu anak-anak merapikan lego yang sudah digunakan

Page 138: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

123

dan siap menggendong tasnya (CL10.,P4.,K2). Peneliti menanyakan

kembali tentang tema dan kegiatan hari ini, anak-anak menjawab senang

dengan kegiatan hari ini (CL10.,P4.,K3). Kemudian semua anak mulai

bernyanyi sebelum pulang lalu berdoa sebelum pulang (CL10.,P4.,K4).

Gambar 4.12

Penggunaan Permainan Konstruktif Lego

11) Pertemuan 11/ Senin, 24 September 2018

Pembukaan :

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi (CL11.,P1.,K1). Ada yang bermain di

playground dan ada yang main di dalam kelas (CL11.,P1.,K2). Lalu suara

tamborin bunyi pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas,

baris di pimpin oleh bu Linda (CL11.,P1.,K3). Menyanyi dilanjutkan di

dalam di dalam kelas, anak-anak duduk melingkar dan menyanyikan lagu

“Good Morning” dan lagu sesuai tema dilanjutkan dengan berdoa

sebelum belajar.kemudian anak-anak masuk ke sentra balok

(CL11.,P1.,K4).

Inti :

Peneliti memulai dengan bernyanyi “Dihutan Ada Rumah” dan

lagu “Rumahku”, peneliti mengajak bernyanyi tentang binatang karena

anak-anak akan membuat binatang darat yaitu lagu “Harimau Bermain

Musik” (CL11.,P2.,K1). Peneliti menanyakan tentang binatang kesukaan.

RY menjawab “aku suka kucing” AC menjawab “Aku juga suka kucing”

RJ menjawab “aku suka burung” IB dan DN “aku suka kelinci” BT, SH,

Page 139: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

124

dan SY “aku suka kuda poni bu guru” peneliti menjelaskan tentang

kegiatan yang akan dilakukan hari ini (CL11.,P2.,K2). Hari ini anak-anak

akan membuat binatang darat. Kegiatan dimulai dengan mengambil

kepingan geometri (CL12.,P2.,K3).

RY mengatakan “bu aku bikin harimau ada sayap, badan, kepala,

dan buntut” peneliti memujinya, AL juga membuat binatang

kesayangannya yaitu kucing “bu guru liat ini aku bikin kucing lucu kan?”

tanya AL, peneliti memujinya dan mengatakan “wah iya bagusnya, ini

memakai bentuk apa saja AL?” AL menjawab “ada lingkaran persegi

panjang besar sama persegi panjang kecil” (CL11.,P3.,K1). Sementara

ada KN yang membuat anjing “ini anjing aku bu guru”, AY membuat

kucing juga seperti AL (CL11.,P3.,K2). IB mengatakan “bu guru aku

buat ini srigala” selanjutnya ada RJ yang membuat kucing kecil, berbeda

dengan lainnya SY membuat domba (CL11.,P3.,K3). Setelah anak-anak

bebas membuat binatang lainnya, ada RY yang membuat binatang

kucing, sementara BT membuat ikan hiu (CL11.,P3.,K4).

Penutup :

Waktunya beres-beres dan semua anak merapikan kepingan

geometrinya (CL11.,P4.,K1). Peneliti mengajak duduk dan menanyakan

kembali tentang tema dan kegiatan hari ini serta perasaan hari ini

(CL11.,P4.,K2). Semua anak senang membuat binatang kesayangan

mereka dan peneliti memberikan stempel untuk yang paling banyak

membuat binatang (CL11.,P4.,K3). Kemudian bernyanyi sebelum pulang

dan berdoa pulang (CL11.,P4.,K4).

Page 140: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

125

Gambar 4.13

Penggunaan permainan konstruktif kepingan geometri

12) Pertemuan 12/ Selasa, 25 September 2018

Pembukaan :

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

meletakkan tas di belakang kursi (CL12.,P1.,K1). Ada yang bermain di

playground dan ada yang main di dalam kelas (CL12.,P1.,K2). Lalu suara

tamborin bunyi pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas,

menyanyi dan periksa kuku yang dipimpin oleh bu Siti (CL12.,P1.,K3).

Kemudian dilanjutkan masuk ke dalam kelas melakukan circle time

bersama, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu sesuai tema lalu

dilanjutkan berdoa sebelum belajar (CL12.,P1.,K4). Setelah itu anak-

anak menuju ke sentra seni (CL12.,P1.,K5).

Inti :

Peneliti memulai dengan bernyanyi “Berhitung jari kanan dan kiri”

dilanjutkan dengan bernyanyi “satu dua tiga” dan lagu ”rumahku” semua

anak ikut bernyanyi, setelah itu kondisi kelas sangat ramai sehingga

peneliti menenangkan kelas terlebih dahulu “mana suaramu” anak-anak

serempak menjawab “ini suaraku” lalu peneliti mengatakan lagi “mana

duduk rapimu” anak-anak menjawab “ini duduk rapiku” setelah semua

anak duduk rapi peneliti langsung memulai (CL12.,P2.,K1). Lalu peneliti

memegang kepingan geometri berbentuk persegi dan bertanya “siapa

yang tahu ini bentuk apa?” BT dan SY mengatakan “segi empat” AL

mengatakan “Persegi” SH dan Daniel “per se gi” IB “segitiga” dengan

nada sedikit pelan (CL12.,P2.,K2). RY dan RJ tidak menjawab,

sedangkan VN dan AY sibuk ngobrol sendiri, lalu peneliti bertanya lagi

“siapa yang tahu ini bentuk apa?” RY menjawab dengan lantang “persegi

panjang” sedangkan AC hampir menjawab “persegi lima” dan yang

lainnya mengikuti (CL12.,P2.,K3). Pertanyaan ketiga peneliti bertanya

“ini bentuk apa?” hanya AC yang menjawab “lingkaran” dan lainnya

Page 141: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

126

sibuk menyamakan bentuk lingkaran dengan benda yang menyerupai

lingkaran seperti RY “bu itu sama dengan bentuk kaca” peneliti memuji

“iya kamu hebat” SH juga berteriak itu sama dengan yang disana kipas

angin dan kaca juga sama” lalu AC juga mengambil dan bentuk persegi

dan berkata “itu juga sama bu yang kaca” karena anak-anak sudah tak

sabar bermain peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu

membuat orang dari kepingan geometri (CL12.,P2.,K4). Sebelumnya

peneliti mencontohkan cara membuatnya “lingkaran untuk kepala,

persegi untuk badannya, persegi panjangnya untuk kaki dan tangannya

ya” (CL12.,P2.,K5). Anak-anak langsung menjawab “ya” dan peneliti

langsung membagikan kepingan geometri (CL12.,P2.,K5).

Kegiatan inti di mulai dari anak mengambil bentuk dan

memakainya untuk membuat bentuk orang (CL12.,P3.,K1). Sudah

banyak anak yang bisa membuatnya (CL12.,P3.,K2) . Ketika peneliti

tanya ini BT “bisa jelaskan ini ada apa aja” BT menjawab “ini ceritanya

tangan, kepala dan ini kakinya” dan peneliti juga bertanya kepada RY,

RY menjawab “gatau ini bentuknya” dan ketika peneliti bantu bertanya

dia langsung menjawab “ini bulat, persegi” berbeda dengan AC ia

membuat dua bentuk orang “ini ada mama dan ada papa aku”

(CL12.,P3.,K3). IB juga menceritakan tentang bentuk yang dibuatnya

“ini aku buat orang bu guru, ada lingkaran, persegi panjang dan segitiga

bu guru. Buat kepala badan, tangan dan kakinya” (CL12.,P3.,K4).

Penutup :

Setelah semua sudah dibereskan, waktu pulang anak-anak bergegas

untuk pulang (CL12.,P4.,K1). Dan peneliti menanyakan kembali tentang

tema dan kegiatan hari ini (CL12.,P4.,K2). Anak-anak merasa senang

ketika bermain membuat orang dari kepingan geometri ini

(CL12.,P4.,K3).

Page 142: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

127

Gambar 4.14

Penggunaan Permainan Konstruktif Kepingan Geometri

c. Pengamatan

Pada siklus II, peneliti mengamati perkembangan anak dalam kegiatan

Permainan konstruktif mengamati perkembangan kognitif dalam mengenal

bentuk geometri anak. Hasil dari pengamatan peneliti menunjukan bahwa

pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah berjalan dengan baik dan sesuai

dengan perencanaan. Kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk

geometri pada kelompok A sampai dengan pertemuan ke 6 tampak

menunjukan peningkatan yang lebih baik dari hasil sebelumya pada siklus I.

Hasil pada setiap tindakan yang di lakukan akan digambarkan menjadi dua

penjelasan yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.

1) Hasil pengamatan secara kualitatif

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama enam kali

pertemuan di siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus

I dalam mengenal bentuk geometri pada kelompok A. Hampir semua

anak sudah bisa melafalkan bentuk geometri dengan benar seperti KN

dan RY tanpa dibantu, pada saat bermain balok anak-anak sudah

bermain sesuai aturan dan sesuai dengan tema yang sudah direncanakan

serta saat merapikan balok sudah ada kesadaran dalam merapikan balok

sesuai dengan bentuknya, karena sebelumnya dalam membangun balok

ataupun menyusun kepingan geometri anak suka tidak sesuai tema dan

harus diingatkan oleh guru. Anak sudah dapat membedakan bentuk

persegi dan persegi panjang serta bentuk balok lainnya seperti lingkaran

Page 143: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

128

segitiga dan segi lima. Dalam menceritakan bangunan yang telah

dibuatnya anak-anak sudah dapat menceritakannya seperti IB, DN, dan

AC yang sebelumnya tidak mau dan bingung saat peneliti menanyakan

bangunan apa yang dibuatnya. Ada 5 anak yang tergolong cepat

perkembangannya dalam membuat bentuk maupun bangunan yaitu RY,

BT, SY, KN, dan SH yang sebelumnya dalam pelafalan masih kurang

benar dan terkadang suka terbalik dalam pelafalannya, setelah diberi

tindakan sudah tampak pelafalan maupun mengingat bentuknya sudah

benar dan mencapai cukup mencapai target.

Tabel 4.8

Data Perbandingan Dan Perbandingan Skor Perkembangan Kognitif

Dalam Mengenal Bentuk Geometri Pratindakan an, Siklus I Dan Siklus

II

Nama Skor

Pratidakan %

Skor

Siklus 1 %

Skor

Siklus 2 %

AC 19 27,9 31 45,5 52 76,4

AL 20 29,4 33 48,5 53 77,9

AY 20 29,4 32 47,0 52 76,4

BT 22 32,3 33 48,5 54 79,41

DN 19 27,9 28 41,1 52 76,47

IB 19 27,9 26 38,2 52 76,4

KN 23 33,8 36 52,9 55 80,8

RJ 19 27,9 25 36,76 51 75

RY 21 30,8 34 50 54 79,4

SH 22 32,3 32 47,0 53 77,9

SY 22 32,3 36 52,9 54 79,4

VN 19 27,9 23 33,8 51 75

Jumlah 245 30,02 369 45,22 633 77,57

Tabel tersebut menunjukkan bahwa kemampuan kognitif dalam

mengenal bentuk geometri pada kelompok A melalui permainan

konstruktif dari sebelum dilakukan tindakan sampai pada siklus II

meningkat secara baik, peningkatan kemampuan mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan

bentuk geometri. Sebelum dilakukan tindakan dengan skor 295 dan

Page 144: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

129

rata-rata persentase yaitu 30,2%, setelah dilakukan tindakan pada siklus

I meningkat dengan skor 369 dan rata-rata persentase 45,22 namun

belum mencapai tujuan hingga dilakukan siklus II. Skor terus

meningkat yaitu 633 dan rata-rata persentase 77,57 % pada

kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk geometri. Adapun

diagram persentase yang menggambarkan presentase peningkatan

keampuan membaca permulaan sebelum dilakukan tindakan sampai

pada siklus II adalah sebagai berikut:

Gambar 4.15

Persentase Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Bentuk Geometri

Melalui Permainan Konstruktif

Diagram kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk geometri melalui

permainan konstruktif terlihat mengalami peningkatan dari sebelum

dilakukan tindakan hingga siklus II. Hal tersebut dapat terlihat dari

persentase setiap anak, hasil tersebut dapat diketahui bahwa anak yang

memenuhi kriteria dapat atau mampu telah meningkat dan mencapai target

yang diharapkan. Kriteria tersebut dapat dilihat melalui rata-rata

persentase pada pra siklus yaitu 30,02% setelah dilakukan tindakan pada

siklus I meningkat menjadi 45,22% kemudian di beri tindakan pada siklus

II meningkat menjadi 77,57%. Kenaikan persentase tersebut menunjukkan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

AC AL AY BT DN IB KN RJ RY SH SY VN

Pra Penelitian

Siklus I

Siklus II

Page 145: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

130

bahwa dengan dilakukannya tindakan siklus II, kemampuan kognitif dalam

mengenal bentuk geometri meningkat dengan baik. Peningkatan presentase

kemampuan membaca permulaan anak digambarkan dalam grafik sebagai

berikut:

Gambar 4.15

Peningkatan Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Bentuk

Geometri Melalui Permainan Konstruktif Dari Assesmen Awal Sampai

Akhir

d. Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan mengenal bentuk geometri melalui

permainan konstruktif pada kelompok A di TK Hikari, kemampuan

mengenal bentuk-bentuk geometri telah mengalami peningkatan sesuai

dengan target yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan mengenal bentuk-

bentuk geometri datar melalui parmainan konstruktif anak lebih antusias dan

senang. Dengan perbaikan yang telah dilakukan terhadap hambatan yang

terjadi pada siklus I, pada tindakan siklus II kemampuan mengenal bentuk-

bentuk geometri datar telah mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan

kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri datar melalui permainan

konstruktif pada kelompok A di TK Hikari telah berhasil sesuai dengan

30,02

45,2

77,5

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3

Page 146: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

131

kriteria yang ditetapkan yaitu > 75%. Dengan demikian, pelaksanaan

tindakan meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk-

bentuk geometri datar melalui permainan konstruktif tidak perlu dilanjutkan

pada siklus berikutnya lagi.

e. Hasil Wawancara Guru

Hasil wawancara siklus II ini ditunjukkan untuk guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran mengenal bentuk geometri melalui

permainan konstruktif.

Tabel 4.9

Hasil Wawancara Guru Siklus II

No. Butir Penjelasan

1. Bagaimana guru memilih dan

menyiapkan tempat/ruangan ?

Pada awal sebelum melakukan kegiatan

bermain ini guru harus menyiapkan

tempat maupun ruangan untuk

dijadikan pembelajaran yang nyaman

untuk anak.

2. Bagaimana guru menyiapkan

peralatan dan bahan untuk

bermain?

Guru menyiapkan peralatan untuk

bermain konstruktif yaitu berupa balok,

playdough, dan kepingan geometri.

3. Bagaimana guru

mengorganisasikan anak

bermain ?

Pada kegiatan ini guru membagikan

kelompok agar adil secara merata.

4. Bagaimana guru mengatur

efektifitas waktu ?

Guru mengatur mengatur durasi waktu

bermain anak. Setelah bercakap-cakap

sampai anak bermain dan selesai

bermain.

5. Bagaimana guru menyampaikan

informasi tentang aturan-aturan ?

Sebelum melakukan bermain

konstruktif guru menjelaskan aturan

bermain dan juga cara bermainnya.

6. Bagaimana guru melihat dan

mendengar apa saja yang

dikatakan anak ?

Guru mengamati dan mendengar yang

dilakukan anak dari awal pembelajaran

sampai anak melakukan kegiatan

permainan konstruktif.

7. Bagaimana guru mengamati

gambaran tindakan anak, bahasa,

gambaran mimik, ekspresi wajah

dan kreasi

Guru mengamati tentang bahasa,

mimik, ekpresi dan kreasi yang

dilakukan anak saat bermain

konstruktif satu persatu.

Page 147: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

132

8. Bagaimana guru membimbing

anak bermain dan memecahkan

masalah (yang sulit diatasi) ?

Pada kegiatan bermain ini guru

membimbing anak yang belum dapat

melakukan permainan tersebut dan

belum memahami tentang yang akan

dia bangun maupun bentuk.

9. Bagaimana guru melakukan

monitoring terhadap kegiatan

anak

Guru melakukan kegiatan monitoring

ke semua anak saat kegiatan

berlangsung.

10. Bagaimana guru menilai proses

belajar anak ?

Guru menilai proses pembelajaran dan

menilai hasil .bangunan yang telah

anak bangun.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa peneliti mampu

menguasai keadaan kelas, menguasai keadaan anak-anak dan mampu

meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui permainan

konstruktif. Peneliti mampu mengasah dan menggali kemampuan dan

kreativitas anak dalam bermain konstruktif tersebut. Pada permainan

konstruktif tersebut juga peneliti mampu memberikan motivasi serta

dorongan agar anak mau mengekplore imajinasinya.

C. Analisis Data

Observasi hasil pengamatan penelitian yang dilakukan selama proses

pelaksanaan penelitian sangat diperlukan dalam melakukan analisis data kualitatif

dan kuantitatif. Observasi dilakukan menggunakan instrumen observasi, pedoman

observasi yang berisi indikator, pengamatan selama pembelajaran, catatan

lapangan, wawancara dan dokumentasi.

a. Data Analisis kuantitatif

Analisis data kualitatif didapatkan dari hasil pelaksanaan penelitian dari

pra-tindakan sampai pada siklus I dan II secara kuantitatif hasil data-data

pengamatan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui permainan

konstruktif yang dapat dilihat sebagai berikut

Page 148: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

133

Tabel 4.10

Data Hasil Pra-tindakan dan Akhir Tindakan Kemampuan Kognitif dalam

Mengenal Bentuk Geometri Kelompok A

Tabel diatas menunjukkan bahwa kemampuan kognitif dalam mengenal

bentuk geometri anak kelompok A dari awal pra tindakan sampai siklus II

mengalami peningkatan lebih baik. Kemampuan meningkat setelah

dilakukannya siklus I dengan rata-rata kenaikan 19,40% kemudian

dilakukannya kembali tindakan pada siklus II dengan rata-rata kenaikannya

30,07% dari siklus I. Hasil tersebut, jika divisualisasikan dalam diagram

dapat digambarkan sebagai berikut:

NAMA AC AL AY BT DN IB KN RJ RY SH SY VN JUMLAH

skor

pratindakan

an

19 20 20 22 19 19 23 19 21 22 22 19 245

% 27,9 29,4 29,4 32,3 27,9 27,9 33,8 27,9 30,8 32,3 32,3 27,9 30,02

Skor siklus

1 31 33 32 33 28 26 36 25 34 32 36 23 369

% 45,5 48,5 47,0 48,5 41,1 38,2 52,9 36,7 50 47,0 52,9 33,8 45,2

Kenaikan Skor

12 13 12 11 9 7 13 6 13 10 14 4 124

Kenaikan% 17,6 19,1 17,6 16,1 13,2 10,2 19,1 8,8 19,1 14,7 20,5 5,8 14,0

Siklus 2 52 53 52 54 52 52 55 51 54 53 54 51 633

% 76,4 77,9 76,4 79,4 76,4 76,4 80,8 75 79,4 77,9 79,4 75 77,5

kenaikan skor

21 20 20 21 24 26 19 26 20 21 18 28 264

kenaikan % 30,8 29,4 29,4 30,8 35,2 38,23 27,9 38,2 29,4 30,8 26,4 41,1 32,35

Page 149: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

134

Gambar 4.17

Kenaikan Assesmen Siklus I Dan Siklus II

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat kemampuan mengenal bentuk

geometri adanya kenaikan pada setiap responden setelah dilakukan tindakan

pada siklus I dan siklus II. Respoden 1 pada siklus I mendapat presentase

48,43% kemudian mengalami peningkatan pada siklus II yaitu menjadi 78,12.

Responden 2 pada siklus I mendapat presentase 51,56% kemudian mengalami

peningkatan pada siklus II menjadi 79,68%. Responden 3 pada siklus I

mendapat presentase 50% kemudian meningkat pada siklus II menjadi

78,12%. Pada responden 4 pada siklus I mendapat presentase 51,56%

kemudian meningkat menjadi 81,25% pada siklus II. Responden 5 pada siklus

I mendapat presentase 43,75% kemudian mendapat peningkatan pada siklus

II yaitu menjadi 76,56%. Responden 6 pada siklus I mendapat presentase

40,62% kemudian meningkat menjadi 75% pada siklus II. Reponden 7

mendapat presentase 56,25% pada siklus I kemudian meningkat menjadi

82,81% pada siklus II. Reposnden 8 mendapat presentase pada siklus I yaitu

39,06% kemudian pada siklus II mendapat peningkatan menjadi 76,56%.

Responden 9 mendapat presentase 53,12% kemudian meningkat pada siklus

II yaitu menjadi 82,81%. Responden 10 mendapat presentase 50% pada siklus

I kemudian meningkat pada siklus II yaitu menjadi 82,25%. Responden 11

mendapat presentase 56,25% pada siklus I kemudian meningkat menjadi

81,25% pada siklus II. Responden 12 mendapat presentase pada siklus I yaitu

48,4375 51,5625 50 51,5625 43,75 40,625

56,25

39,0625

53,125 50 56,25

35,9375

78,125 79,6875 78,125 81,25 76,5625 75

82,8125 76,5625

82,8125 81,25 81,25

64,06

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Siklus I

Siklus II

Page 150: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

135

35,93 kemudian meningkat menjadi 64,06% pada siklus II. Peningkatan

presentase menunjukkan bahwa melalui permainan konstruktif tersebut,

kemampuan kognitif anak dalam mengenal bentuk geometri meningkat.

Indikator keberhasilan dari tindakan dalam penelitian ini terjadi dengan

adanya peningkatan kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk geometri

dengan menggunakan permainan konstruktif pada kelompok A. Hasil ini

menunjukkan bahwa permainan konstruktif dapat meningkatkan kemampuan

kognitif dalam mengenal bentuk geometri pada anak kelompok A.

kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk geometri mengalami

peningkatan dari pratindakan an, siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut

ditandai dengan skor yang diperoleh semua anak pada siklus II dari subjek

telah tuntas pada tingkat kemampuan mengenal bentuk geometri. Hal tersebut

dapat dilihat pada presentase akhir telah mencapai 78,12%.

b. Data Analisis Kualitatif

Berdasarkan hasil penelitian selama pelaksanaan tindakan maka data

kualitatif yang didapat yaitu sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran

a) Guru: dalam proses pembelajaran terdapat perencanaan

pembelajaran dan mampu membuat sebuah pembelajaran yang

menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak dalam mengenal

bentuk geometri. Pembelajaran tersebut tidak hanya

menyenangkan tetapi juga dapat memotivasi anak dan memupuk

kreativitas serta percaya diri anak.

b) Anak: anak tampak antusias serta tampak senang karena belajar

melalui permainan yang sangat mereka sukai selama proses

pembelajaran sampai proses pembelajaran berakhir.

Perkembangan kemampuan anak dalam mengenal bentuk-bentuk

geometri pada anak berlangsung secara bertahap, yaitu

mengetahui macam-macam bentuk geometri yang meliputi

menyebutkan nama serta memberi nama bentuk geometri,

memahami bentuk-bentuk geometri yang meliputi memberikan

Page 151: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

136

contoh suatu benda yang sama dengan bentuk geometri serta

mendeskripsikan bentuk geometri.

Ketika pra penelitian AC belum mengetahui nama balok

maupun kepingan geometri yang ia gunakan. Setiap guru bertanya

ia menjawab sesuai dengan bentuk geometri yang ketahui saja

contohnya “segitiga”. Setelah dilakukan siklus 1 AC sudah dapat

mengetahui nama bentuk tersebut seperti “lingkaran, persegi,

segitiga” namun belum dapat membedakan bentuk tersebut.

Ketika guru meminta AC megurutkan persegi ia mengambil

bentuk persegi dan persegi panjang. Setelah dilakukan siklus 2

AC sudah dapat membedakan bentuk persegi dan persegi

panjang.

Selanjutnya AL, pada pra penelitian AL juga sama dengan

AC hanya mengetahui nama bentuk geometri yaitu “segitiga”.

Setelah dilakukan siklus 1 AL sudah banyak mengetahui nama

bentuk tersebut walau terkadang masih tertukar menyebutkan

nama bentuk tersebut seperti persegi ia sering mengatakan

“persegi segitiga”. Setelah dilakukan siklus 2, AL lebih percaya

diri menyebutkan bentuk tersebut dengan jelas dan benar.

AY memang anak yang suka malu-malu, suaranya pun

menjadi kecil ketika guru menanyakan sesuatu kepadanya.

Sebelum pra siklus guru sering menanyakan nama bentuk

geometri tersebut dengan malu-malu dan sedikit ragu ia

mengatakannya. Ia sudah mengenal bentuk namun sedikit ragu

mengucapkannya dan dalam mengucapkannya sedikit kurang

jelas karna mengatakkannya sambil menunduk. Setelah dilakukan

siklus 1 ia mulai percaya diri menyebutkannya namun masih

dibantu guru. Setelah dilakukan guru sudah percaya diri dan tidak

menundukkan kepalanya ketika ditanya karena peneliti

memberikan motivasi untuk AY.

Page 152: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

137

BT pada dasarnya sudah melafalkan bentuk geometri

tersebut sudah benar hanya saja dalam membedakan bentuk

persegi dan persegi panjang BT masih suka tertukar jadi dalam

mengurutkan suatu benda pula BT masih butuh bantuan. Setelah

dilakukan siklus 1 BT masih belum meningkat karena faktor BT

yang jarang masuk tetapi pada siklus ke 2 BT mulai menunjukkan

peningkatan yang signifikan karena sudah sering masuk dan cepat

memahaminya. Dalam menceritakan bangunan yang sudah

dibuatya BT menjeaskan dengan detail sambil menunjuk

bangunannya.

Pada pra penelitian yang terlihat oleh DN ketika ia

menyebutkan bentuk geometri yang ada di dalam kelas. Dalam

pelafalan masih sering tertukar, tetapi setelah dilakukan siklus 1

DN mulai meningkat walaupun masih butuh bantuan dari guru

dan peneliti. Dalam hal merapikan mainan DN terlihat belum ada

kesadaran itu, namun setelah dikasih reward pada siklus 2

kesadaran dalam hal merapikan mainan DN sudah muncul.

IB hampir sama dengan DN yang belum memiliki

kesadaran untuk merapikan mainan yang telah ia mainakan harus

diingatkan dulu ataubahkan tidak merapikan sama sekali. Pada

siklus 1 IB sudah mulai memilki kesadaran karena semua teman

bergotong royong bersama-sama merapikan mainan. Pada

permainan balok, IB masih belum dapat merapikan sesuai dengan

bentuk yang sama jadi terkadang IB dibantu oleh teman-

temannya. Pada siklus 2 IB sudah mulai dapat membedakan

walaupun masih dibantu guru.

KN sudah dapat melafalkan bentuk dengan jelas namun

dalam mengigat bentuknya masih dibantu oleh guru. Namun

setelah dilakukan siklus 1 meningkat secara signifikan, namun

pada membedakan bentuk persegi dan persegi panjang terkadang

masih terbalik walaupun tidak sering. Pada siklus 2 peningkatan

Page 153: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

138

yang diterjadi pada KN naik secara signifikan. KN memang cepat

memahami pembelajaran.

RJ juga sangat malu-malu seperti AY bersuara kecil, tidak

percaya diri saat ditanya oleh guru. Jadi dalam pelafalan nama

bentuk geometri masih belum jelas dan masih dibantu oleh guru.

Setelah dilakukan siklus 1 peningkatan pada menyusun balok ke

atas dan ke samping yang lebih terlihat. Dalam pelafalan pada

siklus 1 masih belum menningkat. Pada siklus 2 RJ terlihat

meningkat dalam pelafalan dan mengingat bentuk geometri

walaupun masih dibantu. Untuk mengelompokkan bentuk RJ

meningkat sangat baik dan mengurutkan lingkaran dari besar-

kecil.

RY sudah cukup baik dalam melafalan bentuk geometri

sebelum dilakukan tindakan an. Pada siklus I RY terlihat

meningkat dalam mengingat dan melafalkan bentuk geometrid an

terlebih pada membuat bangunan menggunakan lego.

Peningkatan itu juga terjadi di siklus II, ia lebih dapat

berekplorasi dengan bentuk-bentuk tersebut, dalam pelafalan juga

jauh lebih baik dari pra tindakan dan siklus I.

SH pada pra tindakan sudah dapat bermain seusai dengan

aturan walaupun dalam hal mengingat dan melafalan bentuk

geometri masih kurang. Tetapi setelah dilakukan siklus I terlihat

peningkatan dalam mengingat dan melafalkan bentuk geometri

tersebut, walaupun terlihat dalam menghitung jumlah kepingan

yang diambil masih sering tidak sesuai dengan jumlah yang

diambil. Terlihat pada siklus II peningkatan yang terjadi pada SH,

bermain sesuai dengan aturan mendapatkan point tertinggi

diantara teman-temannya.

SY telihat pada saat pra tindakan masih terbalik dalam

mengingat bentuk geometri. Tetapi pada siklus I mengalami

peningkatan untuk mengingat bentuk geometri walaupun masih

Page 154: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

139

dalam bantuan. Tetapi sudah terlihat sangat baik dalam menyusun

balok ke atas dan ke samping sudah terlihat sesuai dengan

perintah guru. Pada siklus II juga terlihat signifikan dalam

melafalkan bentuk geometri tanpa dibantu oleh guru dan dalam

menjelaskan bentuk bangunan yang sudah dibuat sudah sangat

baik.

Ketika pra tindakan VN terlihat masih belum dapat

menyebutkan bentuk dan melafakan dengan jelas. Ketika guru

meminta VN mengatakan “persegi” ia belum jelas dalam

pelafalannya menjadi “Perseji” dan guru meminta melafalkan

“segitiga” ia mengatakannya “sigitiga”. Setelah dilakukan siklus 1

masih belum jelas dalam pengucapannya namun VN sudah mulai

mengenal bentuk geometri tersebut. Pada siklus ini VN hanya

terlihat meningkat yang signifikan pada menyusun balok.

Terkadang terhalang suasana hatinya yang kurang baik, ia tidak

mau melakukan ataupun melakukan namun harus dengan pujian

setelah melakukannya.

c) Pelaksanaan proses pembelajaran melalui permainan konstruktif

dilaksanakan dalam 3 kegiatan yaitu pembukaan yang diawali

menyambut anak, berbaris, circle time, berdoa, sampai anak

masuk ke sentra masing-masing. Inti dilaksanakan setelah anak

keluar dari sentra dan kembali ke kelas lalu setelah makan peneliti

melaksanakan tindakan an. Kemudian penutup yaitu evaluasi

tentang kegiatan hari ini sampai berdoa pulang.

2. Media pembelajaran

Media pembelajaran dalam mengenal bentuk geometri yaitu

menggunakan permainan konstruktif berupa balok, lego, kepingan

geometri dan playdough. Media yang disiapkan untuk menunjang

pembelajaran yang dikaitkan dalam meningkatkan kemampuan mengenal

bentuk geometri.

Page 155: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

140

3. Kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk geometri

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi terdapat peningkatan

dalam mengenal bentuk geometri yang meliputi mengelompokkan,

membandingkan ukuran, menerapkan, mengurutkan, dan

mengidentifikasi. Permainan konstruktif telah membuat cara pandang

anak untuk bereksplorasi. Peneliti telah menunjukkan bahwa dengan

menggunakan permainan konstruktif dapat meningkatkan kemampuan

mengenal bentuk geometri pada anak kelompok A TK Hikari.

Peningkatan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri terbukti dari

hasil nilai rata-rata sebelum tindakan dan setelah tindakan. Hasil nilai

rata-rata indikator menunjukkan peningkatan yang signifikan pada

masing-masing siklusnya. Secara kualitatif, berdasarkan penyusunan data

menurut Miles dan Huberman, tahapan yang dilalui yaitu reduksi data,

display data, dan verifikasi (penarikan kesimpulan).

D. Reduksi data

Data mengenai kemampuan mengenal bentuk geometri diperoleh berdasarkan

catatan lapangan, catatan wawancara, dan catatan dokumentasi. Berikut

merupakan reduksi data mengenai kemampuan mengenal bentuk geometri melalui

permainan konstruktif pada kelompok A :

1 Aspek Mengelompokkan

Aspek mengelompokkan terdapat kegiatan mengelompokkan benda sesuai

bentuk geometri anak sudah banyak yang mengerti (CL2.,P4.,K2)

(CL2.,P4.,K3) (CL.,P2.,K3) (CL12,P2.,K5). Anak dapat menjelaskan

perbedaan bentuk balok yang tampak didepannya (CL2.,P3,.K6)

(CL2.,P3,K7). Kemampuan anak menyebutkan benda sesuai dengan bentuk

warna dan ukuran sudah banyak yang mampu (CL4.,P3.,K5) (CL6.,P3,.K2)

(CL12.,P2,K4). Dalam hal menyebutkan benda-benda yang ada di kelas

sesuai dengan bentuk geometri pada sikus I anak terlihat masih kebingungan

namun pada siklus II anak sudah dapat menyebutkan tanpa dibantu oleh guru

maupun temannya (CL2.,P4.,K2) (CL3.,P4.,K2). Dalam berhitung jumlah

Page 156: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

141

kepingan geometri yang diambilnya anak sudah baik (CL8.,P3.,K1)

(CL8.,P3.,K2)

Hasil kegiatan anak yang berkaitan dengan aspek ini dapat dilihat pada

mengurutkan bentuk persegi (CD3), menyebutkan benda sesuai dengan

bentuk geometri (CD4), Menyebutkan benda-benda yang ada di kelas (CD2).

a. Display data

Berdasarkan hasil pengamatan, catatan dokumentasi, catatan

wawancara peneliti dengan guru sentra, dapat diketahui bahwa anak sudah

menunjukan kemampuan mengenal bentuk geometri pada aspek

mengingat dalam penyajian dalam bentuk bagan.

Display data di atas menggambarkan perkembangan kemampuan

membaca permulaan pada aspek mengingat berupa catatan lapangan,

catatan wawancara, dan dokumentasi merupakan satu kesatuan yang

menjelaskan bahwa kemampuan mengelompokkan bentuk geometri anak

terkait dengan aspek mengelompokkan.

b. Verifikasi data

Anak kelompok A di TK Hikari memiliki kemampuan mengenal

bentuk geometri yang sudah berkembang pada setiap butir indikatornya

dan aspeknya di dalamnya. Dalam aspek mengelompokkan yang di

dalamnya terdapat mengurutkan pola persegi, menyebutkan jumlah bentuk

yang diambilnya dan mengelompokkan geometri berdasarkan bentuknya.

Selanjutnya anak sudah memahami konsep tentang benda yang

Page 157: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

142

menyerupai bentuk geometri tersebut di sekitarnya khususnya didalam

kelas.

2 Aspek Membandingkan Ukuran

Kemampuan kognitif dalam memahami bentuk geometri, yaitu anak dapat

memahami dan menjelaskan perbedaan balok yang guru tanya. Awalnya anak

malu-malu bahkan ada yang tidak mengerti bagaimana cara menjelaskannya

sebelum ditanya pada pra siklus tetapi setelah siklus I dilakukan sudah

banyak yang menceritakan perbedaan balok (CL8.,P4.,K3) (CL10.,P2.,K3)

(CL8.,P2.,K3). Dalam bahasa ukuran anak-anak sudah dapat membedakan,

mengelompokkan (CL8.,P3.,K4). Kemudian ketika semua sudah dapat

menjelaskan dengan baik, anak juga dapat mengurutkan benda sesuai ukuran

dan warna (CL12.,P2.,K4). Hasil kegiatan anak yang berkaitan dengan aspek

ini dapat dilihat pada kegiatan menjelaskan bentuk balok dan mengurutkan

benda sesuai ukuran (CD8) (CD10).

a. Dispay data

Berdasarkan hasil pengamatan, catatan dokumentasi, catatan

wawancara peneliti dengan guru sentra, dapat diketahui bahwa anak sudah

menunjukan kemampuan mengenal bentuk geometri pada aspek

memahami dalam penyajian dalam bentuk bagan.

Display data di atas menggambarkan perkembangan kemampuan

mengenal bentuk geometri pada aspek membandingkan ukuran berupa

catatan lapangan, catatan wawancara, dan dokumentasi merupakan satu

Page 158: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

143

kesatuan yang menjelaskan bahwa kemampuan mengenal bentuk geometri

anak terkait dengan aspek membandingkan ukuran.

b. Verifikasi Data

Pada kemampuan membandingkan ukuran anak yaitu anak dapat

membandingkan ukuran suatu benda yang berbentuk geometri yang sesuai

dengan jenisn, warnan maupun ukuran. Anak sudah dapat memahami

bentuk dan memahami konsep membandingkan ukuran benda dengan

membandingkan bentuk balok yang digunakannya. Anak dapat melihat

langsung perbedaan yang nyata.

3 Aspek Mengurutkan

Pada kegiatan anak dapat menyusun balok ke atas dan ke samping anak

sudah banyak yang menyusun ke atas dan ke samping (CL1.,P4.,K2)

(CL2.,P3.,K4) (CL2., P3.,K5). Kemampuan dalam menganalisis bentuk

geoemetri yaitu anak dapat mengurutkan lingkaran dari besar ke kecil, ada

beberapa anak sudah dapat mengurutkan dari lingkaran besar ke kecil dan ada

yang sudah dapat mengurutkan. Pada kegiatan membedakan bentuk persegi

dan persegi panjang sudah banyak yang mengerti dalam membedakannya.

Ketika peneliti bertanya tentang perbedaan bentuk persegi panjang dan

persegi ada yang menjawab detail dengan menunjuk bentuk tersebut

(CL2.,P3.,K3) (CL7.,P2.,K5) (CL8.,P4.,K1) (CL8.,P4.,K2) (CL8.,P4.,K3).

Hasil kegiatan yang berkaitan dengan aspek ini dapat dilihat pada kegiatan

membedakan bentuk persegi dan persegi panjang (CD2) (CD7) (CD8),

menyusun balok ke atas dan ke samping (CD1) (CD2).

a. Display Data

Berdasarkan hasil pengamatan, catatan dokumentasi, catatan

wawancara peneliti dengan guru sentra, dapat diketahui bahwa anak

sudah menunjukan kemampuan mengenal bentuk geometri pada aspek

mengurutkan dalam penyajian dalam bentuk bagan.

Page 159: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

144

Display data di atas menggambarkan perkembangan kemampuan

mengenal bentuk geometri pada aspek mengurutkan berupa catatan

lapangan, catatan wawancara, dan dokumentasi merupakan satu kesatuan

yang menjelaskan bahwa kemampuan mengenal bentuk geometri anak

terkait dengan aspek mengurutkan.

b. Verifikasi Data

Dalam menyusun balok, tidak lepas dari menyusun ke atas maupun

ke samping. Penempatan yang pas setelah dilakukan siklus I sudah baik,

anak sudah dapat menyusun balok ke atas dan menyusunnya ke samping

menurut imajinasinya. setelah siklus II anak mulai berkereasi dengan

balok yang disusun ke atas maupun kesamping menjadi sebuah

bangunan.

Kegiatan membangun balok sangat anak senangi karena anak dapat

mengekpore imajinasi dan juga berkreasi tentang bangunan yang akan di

bangunnya. Tidak hanya berbentuk persegi dan persegi panjang tetapi

beberapa bentuk lain yang anak jumpai pada balok. Membangun dengan

menyusun ke atas dan ke samping pada kelompok A sudah baik. Anak

dapat membedakan panjang maupun lebar dari balok yang digunakan.

4 Aspek Menerapkan

Kemampuan kognitif dalam menerapkan bentuk geometri, yaitu anak

dapat menerapkan bentuk geometri melalui menggambar bentuk geometri

(CL3.,P5,K2) (CL3.,P5,K3) (CL3.,P5,K4). Anak dapat menciptakan suatu

Page 160: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

145

bentuk ataupun bangunan melalui media permainan balok, playdough dan

kepingan geometri. Anak dapat membuat pagar, rumah maupun bangunan

yang lainnya dimana anak membangun ataupun menyusunnya tanpa bantuan

(CL2.,P3.,K4) (CL2.,P3.,K6) (CL9.,P3.,K2) (CL9.,P3.,K3). Pada kegiatan

menggunakan lego anak dapat membuat pesawat dan tembakan

(CL7.,P2.,K6) (CL7.,P2.,K7) (CL10.,P3.,K2) (CL10.,P3.,K3)

(CL10.,P3.,K4).

Selanjutnya pada kegiatan menggunakan kepingan geoemetri anak

menyusun menjadi tengrem atau puzzle geometri (CL3.,P4.,K2)

(CL3.,P4.,K3) (CL3.,P4.,K4) (CL3.,P4.,K5). Pada kegiatan disiklus II

membuat benda atau menyerupai aslinya menggunakan kepingan geometri

anak membuat hewan yang disukai (CL11.,P3.,K1) (CL11.,P3.,K2)

(CL11.,P3.,K4) membuat orang (CL12.,P3.,K3) (CL12.,P3.,K3). Hasil

kegiatan yang berkaitan dengan aspek dalam kegiatan menggunakan balok

(CD2) (CD9), menggunakan lego (CD7) (CD10), menggunakan kepingan

geometri (CD3) (CD11) (CD12).

Hasil yang berkaitan dengan aspek ini dapat dilihat pada kegiatan

membedakan bentuk persegi dan persegi panjang (CD8) dan mengurutkan

lingkaran pada (CD4), menyusun balok ke atas dan ke samping (CD1) (CD4)

(CD9).

a. Display Data

Berdasarkan hasil pengamatan, catatan dokumentasi, catatan

wawancara peneliti dengan guru sentra, dapat diketahui bahwa anak sudah

menunjukan kemampuan mengenal bentuk geometri pada aspek

menerapkan dalam penyajian dalam bentuk bagan.

Page 161: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

146

Display data di atas menggambarkan perkembangan mengenal

bentuk geometri pada aspek menerapkan berupa catatan lapangan,

catatan wawancara, dan dokumentasi merupakan satu kesatuan yang

menjelaskan bahwa kemampuan mengenal bentuk geometri anak terkait

dengan aspek menerapkan.

b. Verifikasi Data

Menerapkan bentuk geometri yang dilakukan melalui menggambar

bentuk yang awalnya hanya menggambar bentuk geometrinya saja

namun setelah dilakukan tindakan menjadi sebuah gambar yang sesuai

bagus. Aspek menerapkan, anak sudah dapat berkembang imajinasi

melalui bentuk-bentuk yang ia jumpai menjadi sebuah bentuk maupun

sebuah benda yang hampir menyerupai bentuk aslinya pada siklus II

terlihat dari refleksi pada siklus ke 1 dan tindakan-tindakan yang telah

dilakukan selama 11 kali pertemuan menunjukan adanya peningkatan

yang signifikan.

5 Aspek Mengidentifikasi

Kemampuan kognitif dalam kemampuan mengidentifikasi anak mampu

melafalkan bentuk geometri dengan benar dan jelas, anak tampak percaya diri

namun salah mengucapkan bentuk yang ditanya oleh guru (CL1.,P3.,K1)

(CL1.,P3.,K2) (CL6.,P3.,K5). Dalam mengingat bentuk geometri, Nampak

ada anak yang belum mengingat dan nama bentuk geometri tersebut

(CL5.,P2.,K5). Pada pertemuan selanjutnya sudah benar dalam melafalkan

bentuk geometri (CL4.,P2.,K1) dan sudah tampak anak mengingat bentuk

geometri yang ia gunakan (CL5.,P3.,K3).

Merapikan bentuk balok anak ataupun merapikan mainan seringkali anak

tidak sesuai dan masih bertanya ke guru (CL1.,P4.,K4) setelah di pertemuaan

selanjutnya hampir semua anak sudah dapat merapikan dengan benar

(CL2.,P3.,K7) (CL4.,P3.,K5) setelah di lakukan siklus II kesadaran anak

mulai tumbuh sehingga merapikan tanpa dibantu oleh guru kembali

Page 162: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

147

(CL9.,P4.,K1). Anak senang merapikan karena peneliti memberi reward

berupa stempel bertuliskan „BEST‟.

Dalam Ketika dilakukan siklus II anak sudah tampak percaya diri dalam

melafalkan bentuk geometri (CL7.,p2.,K1) (CL12.,P3.,K3) (CL12.,P3.,K4).

Kemampuan kognitif dalam mengevaluasi kegiatan, anak dapat mengerti

bahasa ukuran serta anak dapat bermain sesuai dengan aturan yang dibuat

oleh guru maupun peneliti. Dalam bermain pada awal pra tindakan masih

banyak yang tidak sesuai dengan tema yang sudah direncanakan. Setelah

dilakukan tindakan siklus I anak sudah mengerti dengan aturan yang dibuat

(CL1.,P4.,K2) (CL8.,P4.,K2). Hasil kegiatan yang berkaitan dengan aspek ini

dalam kegiatan melafalkan bentuk (CD1) (CD7), anak dapat menjelaskan

bangunan yang telah dibangun (CD1), anak merapikan balok sesuai bentuk

yang sama dan bermain sesuai aturan (CD8).

a. Display Data

Berdasarkan hasil pengamatan, catatan dokumentasi, catatan

wawancara peneliti dengan guru sentra, dapat diketahui bahwa anak

sudah menunjukan kemampuan mengenal bentuk geometri pada aspek

mengidentifikasi dalam penyajian dalam bentuk bagan.

Display data di atas menggambarkan perkembangan kemampuan

mengenal bentuk geometri pada aspek mengidentifikasi berupa catatan

lapangan, catatan wawancara, dan dokumentasi merupakan satu kesatuan

yang menjelaskan bahwa kemampuan mengenal bentuk geometri anak

terkait dengan aspek mengidentifikasi.

Page 163: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

148

b. Verifikasi Data

Pada aspek mengidentifikasi anak sudah dapat mengikuti aturan

main dan mau bermain sesuai aturan yang telah dibuat oleh guru. Untuk

melafalkan yang sebelumnya masih terbalik ataupun tidak sesuai setelah

diadakannya tidakkan ini anak sudah benar dan jelas dalam pelafalannya,

karena sudah dapat melafalkan itu berarti anak sudah dapat mengingat

bentuk geometri. Kegiatan menganalisis ini anak dapat mengurutkan dan

menyebutkan perbedaan pada bentuk geometri yang ditemui.

Merapikan mainan sering kali anak tidak mau melakukannya

ataupun melakukannya masih salah, namun setelah dilakukan tindakan

ini motivasi anak untuk merapikan mainan semakin berkembang bahkan

ada yang bukan milikinya juga ikut merapikan dan sesuai dengan bentuk.

Anak-anak kelompok A yang sebelumnya tidak mengikuti aturan

permainan sekarang berkembang menjadi lebih baik. Dalam pelafalan

yang awalnya terbalik atau bahkan sulit dan tertukar kini sudah dapat

berkembang lebih baik. Anak terlihat percaya diri ketika ditanya bentuk

geoemteri tersebut, dan juga anak terlihat senang belajar melalui

permainan yang mereka sukai dan sering mereka jumpai. Setelah

pemberian tindakan didapati bahwa anak sudah berada ditahap cukup

dalam kemampuan mengenal bentuk geometri, sehingga dapat dikatakan

bahwa melalui permainan konstruktif meningkatkan kemampuan

mengenal geometri anak.

D. Temuan Penelitian

Kegiatan mengenal bentuk geometri melalui permainan konstruktif dilakukan

dengan menggali kreativitas anak, dimana anak membangun, menyusun, maupun

mencetak bentuk geometri sesuai dengan imajinasi mereka. Hasil yang diperoleh

setelah melakukan permainan ini anak dapat memebedakan dan mengenal bentuk

geometri, anak dapat melafalkan dengan jelas bentuk geoemtri, anak dapat

membentuk hewan melalui permainan menyusun kepingan geometri, serta anak

dapat memodifikasi bangunan balok sesuai imajinasinya.

Page 164: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

149

Kegiatan mengenal bentuk geometri melalui permainan konstruktif, keaktifan

anak terlihat saat membangun dan menyusun balok, lego, playdough, maupun

kepingan geometri. Suasana hati anak yang berubah-ubah membuat penelitian

sedikit terhambat. Pembelajaran tersebut merangsang berpikir anak untuk

memecahkan masalah dan menemukan jawaban sendiri. Dengan pengalaman

langsung tersebut pemahaman anak dalam menyebutkan bentuk geometri dapat

optimal.

Penelitian mengenal bentuk geometri melalui permainan konstruktif ini di

pilih berdasarkan prinsip-prinsip belajar melalui permainan. Secara tidak langsung

anak-anak belajar dalam suatu permainan, tetapi juga bermain ketika belajar.

Teori yang diungkapkan oleh Bloom mengenai aspek kognitif anak yang

mempengaruhi perkembangan kognitif dapat dikaitkan dengan pembelajaran

geometri pada anak usia dini. Menurut Somerest dalam Masnipal, melalui

permainan ini anak dapat mengembangkan ekspresi kreatif, belajar kognitif,

keterampilan manipulatif, imaginasi, dan aspek dramatik serta melibatkan

sejumlah alat yang dipakai untuk bermain, seperti peralatan (equipment) dan

bahan-bahan (materials) yang dikaitkan pula pada pembelajaran untuk mengenal

bentuk-bentuk geometri pada anak dengan permainan konstruktif. Melalui

permainan tersebut anak-anak akan mudah belajar mulai dari mengetahui,

memahami, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari karena antara belajar

dan bermain sama-sama menyenangkan sekaligus menantang.

E. Keterbatasan penelitian

Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan oleh peneliti dan dibantu

oleh guru sentra ini dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri

melalui permainan konstruktif pada anak kelompok A di TK Hikari mengalami

peningkatan yang baik. Akan tetapi dalam pelaksanaanya masih terdapat

keterbatasannya yaitu :

1. Penelitian ini menggunakan permainan yang pada kegiatan menyusunnya

dan merapikannya perlu waktu yang lebih sehingga anak bermain dirasa

kurang puas.

Page 165: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

150

2. Kondisi kelas yang hanya di batasi oleh lemari membuat fokus anak-anak

terbagi dengan suara kelas sebelah.

3. Penelitian ini hanya dilakukan oleh anak kelompok A di TK Hikari.

Page 166: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

151

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan bahwa

pernerapan permainan konstruktif dapat meningkatkkan kemampuan kognitif

dalam mengenal bentuk geometri pada kelompok A di TK Hikari. Peningkatan

dapat dilihat dari presentase pra tindakan dengan rata-rata 30,02% setelah

dilakukan tindakan yaitu pada siklus I meningkat dengan rata-rata presentase

44,8%. Dengan adanya peningkatan pada siklus I namun hasil tersebut belum

memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75% dan pada siklus

II presentase rata-rata keberhasilan meningkat menjadi 77,5%. Peningkatan ini

dilihat dari kemampuan anak dalam mengelompokkan, membandingkan ukuran,

mengurutkan, menerapkan, mengidentifikasi bentuk geometri.

B. Implikasi

Impikasi dalam penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kognitif dalam

mengenal bentuk geometri pada anak kelompok A. Mengingat pentingnya

mengenal bentuk geometri maka dilakukan dengan metode yang menyenangkan

untuk meningkatkan kemampuan tersebut yaitu menggunakan permainan

konstruktif. Meningkatkan juga motivasi dan minat belajar anak dalam kegiatan

mengenal bentuk dengan cara yang menyenangkan. Serta terciptanya suasana

aktif dan kreatif pada anak dalam proses pembelajaran.

C. Saran

Setelah mengetahui kesimpulan kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk

geometri, maka diberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya menggunakan permainan konstruktif sebagai media

untuk pembelajran dalam mengenal bentuk geometri.

b. Guru hendaknya memperhatikan alokasi waktu dalam penerapan

permainan konstruktif.

Page 167: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

152

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah hendaknya memotivasi guru dalam menerapkan

permainan konstruktif khususnya untuk pembelajaran mengenal

bentuk.

b. Kepala sekolah hendaknya memfasilitasi guru dalam menerapkan

kegiatan bermain permainan konstruktif.

3. Bagi peneliti lain

Diharapkan peneliti menggunakan permainan konstruktif untuk

mengembangkan lebih lanjut pengenalan bentuk geometri yang lebih

bervariasi.

Page 168: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

153

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, Marlia. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk

Geometri Datar Melalui Permainan Tradisional Gotri Legendri Pada Anak Kelas

B Tk Sunan Kalijogo, Skripsi pada Universitas Negri Yogyakarta, Yogyakarta,

2015.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rhineka Cipta, 2013

Asmawati, Luluk. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini Secara Islam, Jakarta:

STIT INSIDA, 2008

Astiti, Kadek Ayu Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2017

Barbara A. Wasik dan Carol seefeldt. Terjemahan: Pendidikan Anak Usia Dini:

Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, Lima Tahun Masuk Sekolah, Jakarta :

Indeks, 2008

Beaty, Janice J. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana

Penada Group, 2013

Darmadi, Pengembangan Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar

Siswa, Sleman: Deepublish, 2017

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2012

Drost, Sekolah: Mengajar atau Mendidik?, Yogyakarta: Kanisius, 2008

Dedi, & Wijaya Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Indeks, 2011

Gani, Abd Rahman. Metode Penelitian Tindakan Sekolah, Jakarta: Raja Grafindo,

2014

Hosnan, M. Psikologi perkembangan Anak Usia Dini, Bogor: Ghalia Indonesia,

2016

Hanifah,Nurdinah. Memahami Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Aplikasinya,

Bandung: UPI Press, 2014

Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir, Bandung: Remaja RosdaKarya,

2011

Masnipal, Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional, Jakarta:

Gramedia, 2013

Page 169: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

154

Mulyasa, E. Kurikulum Berbasik Kompetensi, Bandung: Rosda Karya, 2010

Mutiah, Diana. Psikologi Bermain Anak Usia Dini, Jakarta:Kencana Prada Media

Group, 2010

Nata, Abuddin. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada

Group, 2009

Pratiwi,Yuli Sri. “Peningkatan Kemampuan Kelompok A2 Dalam Mengenal

Bentuk Geometri Melalui Kepingan Bangun Datar Di TK Sekar Sekar Tanjung

Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi Tahun Pelajaran 2015-2016”, Skripsi

pada Universitas Jember, 2016

Raharjo, Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Goemetri melalui

Permainan Kotak Pos, Jurnal Praktik Tindakan Kelas Pendidikan Dasar dan

Menengah, Vol 6 (3) Juli 2016

Rustiyanti, Desy Wahyu. Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri

Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A Di Tk Arum Puspita

Triharjo Pandak Bantul, Skripsi pada Universitas Negri Yogyakarta, Yogyakarta,

2014

Rusyani, Endang. Peningkatan Kemampuan Dasar Matematika Melalui

Permainan Konstruktif, Disertasi: Universitas Negeri Jakarta , 2016

Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2010

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2012

Sit, Masganti. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, Depok: Kencana, 2017

Sujiono, Yuliani Nuraini. Metode Pengembangan Kognitif, Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka) 2017

Sujiono, Yuliani Nuraini. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:

INDEKS, 2013

Suryani,Endang. Peningkatan Kemampuan Dasar Matematika melalui Permainan

Konstruktif pada Kelompok B di TK Negeri Pembina Kabupaten Sumedang Jawa

Barat, Skripsi pada Universitas Negri Jakarta, Jakarta, 2016

Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Aspeknya,

Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2014

Page 170: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

155

Sukmadinata,Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya , 2010

Sri Tatmingsih dan Tadkiroatun Musfiroh Bermain dan Permainan Anak,

Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2015

Syah,Muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2015

Syahrur, Muhammad. Tirani Islam, Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2003

Tahlib,Syamsul Bachri. Psikologi Pendidikan Berbasis Analilis Empiris Aplikatif,

Jakarta: Kencana Prenada Group, 2010

Tampubolo,Saur. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Erlanga, 2014

Tatang, Karlimah dan Komariah, Pendidikan Matematika I, Bandung: UPI Press,

2007

Tiurlina, dan Erna Suwangsih. Model Pembelajaran Matematika, Bandung:

Bahan Belajar Mandiri, 2006

Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009

Wiwik, “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui

Permainan Ambil Susun Di Play Group”, Skripsi pada PG PAUD Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negri Surabaya.

Yus, Anita Penilaian Perkembangan Belajar Taman Kanak-kanak, Jakarta:

Kencana Pranada Media Group, 2011

Page 171: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Lampiran 1

Kisi kisi Instrumen

Aspek Indikator No Jumlah

Butir Butir

Menggelomp

okkan

Menyebut, menunjuk, dan

menggelompokkan segi empat.

Anak dapat menyebut,

menunjuk, dan

mengelompokkan bentuk

geometri (segitiga, persegi,

lingkaran)

Anak dapat menyebutkan

benda-benda yang ada di kelas

sesuai dengan bentuk geometri

3

7,8

4

4

Membanding

kan ukuran

Anak dapat membandingkan

benda menurut besar, kecil,

panjang, pendek, tinggi, pendek.

Anak dapat mengerti dan

menggunakan bahasa ukuran,

seperti ukuran besar-kecil,

panjang-lebar, tinggi-rendah,

panjang-pendek

5

14

3

Mengurutkan Anak dapat menyusun menara

dari kubus ke atas dan ke

samping

Anak dapat mengurutkan ukuran

geometri dimulai dari yang

terkecil (lingkaran, persegi, dan

segitiga)

10

11,12

3

Page 172: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Menerapkan Anak dapat menciptakan bentuk

sederhana dari kepingan

geometri

Anak dapat menirukan pola

lingkaran, segitiga, persegi

16

17

9

3

Mengidentifik

asi

Anak dapat mengenali bentuk

sederhana geometri (lingkaran,

segitiga, persegi)

Anak dapat mengikuti aturan

bermain

Anak dapat menjelaskan

bangunan yang telah dibuat

Anak dapat mencocokan dengan

menurut warna, benda, dan

ukuran

1,2

15

6

13

4

Jumlah 17 17

Page 173: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Penilaian Instrumen

No Butir Indikator 1

BB

2

MB

3

BSH

4

BSB

1. Anak dapat melafalkan bentuk geometri

2. Anak dapat mengingat bentuk balok

3. Anak dapat mengurutkan pola persegi

4. Menyebutkan benda-benda yang ada di kelas

sesuai dengan bentuk geometri

5. Anak dapat menjelaskan perbedaan bentuk balok

6. Anak dapat menjelaskan tentang bangunan yang

telah dibuat

7. Anak dapat menyebutkan jumlah kepingan

geometri yang diambil

8. Anak dapat mengelompokkan geometri sesuai

dengan bentuknya

9. Anak dapat menggambarkan bentuk geometri

sesuai imajinasinya

10. Anak dapat menyusun balok persegi ke atas dan

ke samping

11. Anak dapat mengurutkan bentuk lingkaran kecil-

besar pada kepingan geometri

12.

Anak dapat membedakan bentuk persegi dan

persegi panjang pada balok

13. Anak merapikan balok sesuai dengan gambar

balok

14. Anak dapat mengurutkan benda berdasarkan 5

seriasi ukuran atau warna

15. Anak dapat bermain dengan sesuai dengan

aturan

Page 174: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

16. Anak dapat menyusun kepingan geometri

menjadi sebuah bentuk

17. Anak dapat membuat lego menjadi sebuah

bentuk

Page 175: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Lampiran 2

Dokumentasi Permainan Konstruktif

1. Aspek Mengelompokkan

Anak menyusun balok kesamping anak menyusun puzzle geometri

Anak sedang mencetak bentuk geometri dengan menggunakan playdough

2. Aspek Membandingkan ukuran

Anak menyusun bentuk balok menjadi pagar

Page 176: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Anak bermain kepingan geometri membentuk rumah

3. Aspek Mengurutkan

Anak bermain puzzle geometri anak bermain balok membentuk pagar

4. Aspek Menerapkan

Anak menyusun balok ke atas dan

kesamping

Page 177: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Anak mencetak bentuk segitiga dengan playdough anak membuat rumah balok

5. Aspek Mengidentifikasi

Anak mencetak bentuk dengan playdough anak menyusun kepingan geometri

menjadi rumah

Anak bermain kepingan geometri

menjadi orang dan menyusun menjadi

puzzle.

Page 178: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Catatan Wawancara

Page 179: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan
Page 180: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Catatan Lapangan

Pertemuan ke 1. Senin, 3-9-2018

Waktu Deskripsi

07.00-

08.00

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

meletakkan tas di belakang kursi. Ada yang bermain di playground

dan ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi

pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas, menyanyi

dan periksa kuku. Kemudian dilanjutkan masuk ke dalam kelas

melakukan circle time bersama, menyanyikan lagu Indonesia Raya

dan lagu sesuai tema lalu dilanjutkan berdoa. Setelah itu anak-anak

menuju ke sentra masing-masing. Kelompok A masuk ke sentra

Seni.

09.30-

09.50

Waktu istirahat makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan

09.50-

10.50

Peneliti memulainya dengan tepuk semangat terlebih dahulu lalu

menyanyikan lagu sesuai dengan tema “Diriku” yaitu menyanyikan

lagu “aku adalah aku” lalu dilanjutkan menyanyikan lagu-lagu

“berhitung”, lagu “lima anak bebek”. Setelah itu peneliti

menjelaskan tema “diriku” yaitu bertanya dan menjelaskan ciri-ciri

anak perempuan dan anak laki-laki. Tidak semua anak menjawab

ada yang dia saja. dilanjutkan dengan bermain kuda bisik. Guru

membisikkan sebuah kata geometri lalu anak tersebut membisikkan

ketemannya kata pertama yang guru bisikkan adalah “persegi” ada

beberapa anak yang salah mengucapkan kata persegi tersebut.

Kegiatan inti dimulai dengan guru bertanya “balok ini berbentuk apa

ya ?” tidak semua anak menjawab tetapi ada yang beberapa anak

yang menjawab “persegi panjang” dilanjutkan lagi peneliti

menanyakan bentuk geometri selanjutnya sambil mengangkat

bentuk baloknya “ini bentuknya apa ya?” ada sebagian anak yang

menjawab “bulat”, AL menjawab “persegi bulat”, terdengar Syalom

berbicara “masa persegi bulat si”. Lanjut ke pertanyaan ketiga yang

peneliti tanyakan “yang ini bentuknya apa ya?” ada yang menjawab

“persegi kotak” dan peneliti bertanya pada IB, dia terlihat bingung

sehingga ia menjawab “kotak”. Selanjutnya peneliti menjelaskan

kegiatan yang akan dilakukan dan memberi tahu aturan

permainannya. (video)

Kegiatan bermain balok berjalan dengan baik walaupun masih ada

yang pindah – pindah kelompoknya. Hari ini menyusun balok ke

samping dan sebagian anak sudah ada yang bisa menyusun balok ke

samping sesuai dengan perintah guru. Setelah permainan selesai ada

beberapa anak yang mau merapikan dan ada tidak mau merapikan

dan hanya berdiri di dekat loker balok. VN dan AY yang tidak

mengetahui tempat balok tersebut dan bertanya “bu guru ini

Page 181: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

tempatnya dimana?”

10.50-

11.00

Anak-anak duduk kembali lalu peneliti bertanya kembali apa saja

yang tadi dibuat dengan balok, anak-anak ada yang menjawab

“bermain balok membuat rumah, menyusun balok ke samping” lalu

peneliti menanyakan perasaan selama hari ini anak-anak serempak

menjawab “senang”. Kemudian mulai berdoa sesudah belajar.

Refleksi :

Hari ini adalah hari pertama bermain menyusun balok. Balok hanya disusun ke

samping, cukup mudah di lakukan oleh anak sampai tidak jatuh itulah. Untuk

pertemuan selanjutnya masih melakukan dengan balok yaitu menyusun balok

kesamping menjadi pagar.

Pertemuan ke 2, selasa 4-9-2018

Waktu Deskripsi

07.00-

08.00

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

meletakkan tas di belakang kursi. Ada yang bermain di playground

dan ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi

pertanda masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas, berbaris di

pimpin oleh bu Rosidah. Lalu anak-anak melakukan circle time,

bernyanyi sesuai tema dilanjutkan berdoa. Kemudian anak masuk ke

kelas sentra balok.

09.30-

09.50

Waktu istirahat makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan.

09.50-

10.50

Peneliti memulai dengan bernyanyi “Matamu yang mungil” semua

anak ikut bernyanyi. Kemudian peneliti membuat kereta untuk

mengajak anak-anak bermain kuda bisik. Di depan ada SH dan di

paling belakang ada RY. Peneliti mulai memberi tahu tata cara

bermain kuda bisik kepada anak-anak. Lalu peneliti berbisik kata

“persegi” dimulai dari SH berbisik ke AL dan selanjutnya. Dipaling

belakang RY menebak kata apa yang di bisiki oleh IB. RY sempat

berfikir kata apa yang disebut IB dan ketika peneliti menyuruhnya

mengambil balok mana yang sudah dibisiki oleh IB dan RY

menggambil salah RY menggambil balok segitiga. Setelah semua

peneliti tanya kesalahan berada pada AL.

Kegiatan inti dimulai dari tepuk “diam”lalu semua anak duduk dan

langsung menghadap ke peneliti. Peneliti memegang balok persegi

panjang dan menanyakan “ini bentuk apa?” SY menjawab „persegi

panjang bu‟ dan RY „persegi panjang‟ dan AY ,AL, AC, dan SH

menjawab „kotak‟. VN, RJ, KN sibuk bermain sendiri sementara IB

diam tidak tau. Lalu peneliti melanjutkan menanyakan “siapa yang

tau perbedaan benda ini(persegi dan pesegi panjang)” lalu SY

menunjuk tangan „saya buguru tau ini panjang dan yg satu lagi

Page 182: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

pendek‟ dan RY menujuk tangan juga „ini kotak kecil yang satu lagi

persegi panjang panjang‟ lalu peneliti langsung memberi apresiasi

dengan bertepuk tangan. Kemudian peneliti menjelaskan tata tertib

bermain balok dan cara membuat pagar yaitu dengan cara menyusun

balok yang persegi panjang kesamping dan diatasnya boleh

ditambahkan hiasan. Anak-anak mulai dengan mengambil alas dan

mencari teman yaitu satu alas diisi oleh tiga anak. AY terlihat

bingung saat menyusun pagar hanya menyusun balok ke samping.

RY mencoba buat gapura dengan balok persegi panjang , sementara

SH membuat pagar dengan balok tabung yang kecil. Peneliti

menanyakan „pagar SH mana?‟ SH menjawab „ini pagar SH‟.

Setelah semua membuat akhirnya waktunya membereskan yang

paling banyak membereskan ada SH, AY, AL.

10.50-

11.00

Setelah membereskan waktunya untuk bersiap pulang. Peneliti

menanyakan kegiatan hari ini lalu sambil menanyakan kepada AY,

IB, dan RY benda-benda yang bentuk seperti persegi. Mereka

menunjuk dan tidak menyebutkan nama benda tersebut. Berbeda

dengan AL dan BT mereka menunjuk seraya mengatakan nama

benda tersebut. Peneliti menanyakan “tadi kita telah membuat apa

hari ini dengan balok?” anak-anak menjawah “pagar” dan peneliti

menanyakan perasaan hari ini dan mereka serempak menjawab

“senang” lalu berdoa pulang.

Refleksi : Hari ini Sangat senang anak-anak masih bermain dengan balok dan

cukup mudah hanya membuat pagar dengan balok di susun ke samping dengan

ada bangunan lain di tengahnya. Ada anak yang hanya membangun pagar dan ada

yang membangun pagar dengan ada tambahan bangunan lainnya. Untuk

pertemuan selanjutnya berganti permainan yaitu dengan menggunakan kepingan

geometri yang disusun seperti puzzle untuk membuat menjadi sebuah bentuk

geometri.

Pertemuan ke 3. Rabu,5-9-2018

Waktu Deskripsi

07.00-

08.00

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi. Ada yang bermain di playground dan

ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi pertanda

masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas, menyanyi yang masih

dipimpin oleh bu Rosi. Kemudian dilanjutkan masuk ke dalam kelas

melakukan circle time bersama menyanyikan lagu “good morning”

dan lagu sesuai tema. Lalu anak masuk ke kelas sentra persiapan.

09.30-

09.50

Waktu istirahat makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan

Page 183: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

09.50-

10.50

Peneliti memulai dengan bernyanyi “Happy family” dilanjutkan

dengan bernyanyi “satu dua tiga” semua anak ikut bernyanyi.

Peneliti menanyakan tentang tema yang sudah dijelaskan oleh guru

sentra. Kemudian peneliti mengajak anak untuk berdiri dan

membuat kereta untuk bermain kuda bisik. Yang didepan ada SH,

ketika semua sudah siap semua peneliti langsung membisikkan kata

“segitiga” dan SH langsung berbisik ke AL dan seterusnya sampai

yang terakhir ada RJ. Peneliti menanyakan kepada RJ kata apa yang

dibisikkan IB, RJ menjawab “aku tidak tau”. ketika peneliti tanya

kesalahan pada AC yang berbisik tidak sesuai.

Kegiatan inti dimulai dengan peneliti menanyakan benda yang

peneliti pegang yaitu “lingkaran” AC ,AL, IB, DN menjawab

“budaran” BT dan SH menjawab “Bulat” KN dan RY menjawab

“Lingkaran”. kemudian peneliti menunjukkan gambar untuk

menyusun puzzle. Peneliti mengatakan “bu guru punya gambar ini

nanti anak-anak menyusun bentuk ini ya, nanti dicari kepingan

geometrinya yang sama untuk membuat menjadi bentuk persegi,

persegi panjang, persegi lima dan ada bentuk laying-layang, bisa?”

dan DN, KN, AL, dan SH mengatakan “aku tidak bisa bu” RY, BT,

SY langsung antusias melihat contoh yang peneliti contohkan.

Peneliti mulai mempersilahkan anak-anak menyusun kepingan

geometri menjadi sebuah bentuk. DN dan RY menyusun bentuk

segitiga dan persegi sedangkan BT menyusun sendiri bukan sesuai

dengan gambar . KN tampak yakin bisa menyusun persegi dengan

dua segitiga yang disatukan. Sedangkan SH menyusun persegi

dengan 4 bentuk segitiga dan menyusun layang-layang dengan 4

bentuk jajargenjang . VN menyusun layang-layang dengan 4 bentuk

jajar genjang dengan bantuan motivasi dari peneliti. VN tampak

senang karena bisa menyelesaikan puzzle tersebut “bu Vina bisa ya”

katanya.

10.50-

11.00

Setelah membereskan semua mainan, peneliti mengajak duduk

melingkar dan menanyakan kembali tentang tema dan kegiatan

menyusun kepingan geometri “siapa yang ingat tadi menyusun

kepingan geometrinya bentuk apa saja?” RY mengatakan “persegi

segitiga persegi panjang bu” KN dan BT menjawab “ persegi dan

segitiga” peneliti mengatakan “iya pintar, ada persegi, segitiga,

layang-layang, persegi lima dan persegi panjang” setelah itu

bernyanyi sebelum pulang dan berdoa sebelum pulang.

Refleksi :

Hari ini anak-anak senang, karena sudah ada yang dapat menyusun kepingan

bentuk menjadi sebuah bentuk yang lain walaupun pada awalnya 3 anak tidak

yakin bisa tetapi ketika dicoba mereka dapat mengerjakannya. Masih ada 2 orang

yang kesulitan mencocokan namun sudah banyak yang bisa menyusun sendiri

Page 184: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

dengan tepat. Untuk pertemuan selanjutnya anak bermain dengan balok yaitu

menyusun balok ke atas.

Pertemuan ke 4 Senin, 10-9-2018

Waktu Deskripsi

07.00-

08.00

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi. Ada yang bermain di playground dan

ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi pertanda

masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas yang dipimpin oleh bu

Linda, menyanyi dan periksa kuku. Kemudian dilanjutkan masuk ke

dalam kelas melakukan circle time bersama, menyanyikan lagu

Indonesia Raya dan lagu sesuai tema lalu dilanjutkan berdoa.

Setelah itu anak-anak menuju ke sentra seni.

09.30-

09.50

Waktu istirahat makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan

09.50-

10.50

Peneliti memulai dengan bernyanyi lagu “daddy fingers” dilanjutkan

bermain kuda bisik dengan menggunakan kata “lingkaran”. kuda

bisik dimulai dari AL dan berakhir di SY ketika peneliti tanya kata

apa yang disikkan SY menjawab benar yaitu “lingkaran”. Peneliti

mulai berdiskusi tentang cara menyusun balok ke atas, anak-anak

memperhatikan contoh yang diberikan dan anak-anak mendengarkan

aturan permainan “ambil baloknya hanya lima ya anak-anak nanti

disusun ke atas, ambilnya dua dua agar tidak jatuh dan kena kaki

anak, oke?” anak-anak menjawab “oke bu”

Kegiatan bermain balok mulai dengan anak-anak mengambil alas

untuk bermain, RJ tidak mau ikut bermain RJ mengatakan “aku gak

mau main bu, aku gabisa bikinnya” AL, BT dan VN membangun di

alas yang sama berwarna merah. AC, SY, SH, dan KN membangun

di alas yang sama berwarna oren. IB, AY, dan RJ membangun di

alas berwarna oren, sedangkan RY dan DN membangun di alas

merah biru. Peneliti bertanya kepada RY “tadi kamu ngambil

baloknya berapa?” RY menjawab “10 bu guru” “kalau Daniel?”

tanya peneliti lagi “5 bu guru” “kalau kinant?” “5 bu guru” kata

kinanti. Setelah itu peneliti bertanya juga ke alea “tadi alea ambil

baloknya berapa?” AL menghitung dan mejawab “15 bu guru”

“kalau beth?” tanya peneliti lagi “aku ambilnya 4 bu guru” jawab

BT. Peneliti lanjut menanyakan ke AC balok yang diambil dan AC

menjawab “aku ambil 5 bu guru” “coba dihitung apakah benar 5”

kata peneliti, AC menghitung dan langsung tersenyum seraya

berkata “iya tadi aku ambil udh 5 bu guru”.

Waktu bermain sudah selesai anak-anak mulai merapikan balok,

semua anak bergotong royong merapikan.

10.50-

11.00

Semua balok sudah dibereskan, peneliti mengajak duduk melingkar,

serta menanyakan kembali terkait tema yang sudah dijelaskan oleh

Page 185: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

guru sentra dan perasaan hari ini anak-anak menjawab senang. Lalu

bernyanyi dan berdoa pulang.

Refleksi :

Hari ini anak-anak menyusun balok ke atas, cukup mudah namun harus penuh

hati-hati karena bisa jatuh jika disusun terlalu tinggi tanpa penyangga. Hampir

semua anak bisa melakukan ini dan hanya yang tidak mau balok saja yang tidak

mau melakukan ini. Untuk pertemuan selanjutnya peneliti menggunakan

playdough untuk mencetak bentuk.

Pertemuan ke 5, selasa 11-9-2018

Waktu Deskripsi

07.00-

08.00

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi. Ada yang bermain di playground dan

ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi pertanda

masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas, baris di pimpin oleh

bu Linda. Menyanyi dilanjutkan di dalam di dalam kelas, anak-anak

duduk melingkar dan menyanyikan lagu “Good Morning” dan lagu

sesuai tema dilanjutkan dengan berdoa sebelum belajar.kemudian

anak-anak masuk ke sentra balok.

09.30-

09.50

Waktu istirahat makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan

09.50-

10.50

Peneliti memulai dengan bernyanyi lagu “Satu-Satu Aku Sayang

Ibu” dilanjutkan bermain kuda bisik dengan menggunakan kata

“persegi”. Setelah itu, Peneliti mulai berdiskusi tentang persegi

“siapa yang tau, benda apa yang berbentuk seperti persegi” BT dan

RY langsung bangun dan menunjuk kaca yang berbentuk persegi

“ini bu yang berbentuk persegi” IB menjawab “bu yang diatas pintu

berbentuk persegi” SY “tempat duduk bu bentuknya sama”. Setelah

itu peneliti mencontohkan cara mencetak menjadi bentuk persegi

dengan playdough. KN berkata “bu aku tidak bisa” AL, DN, dan AC

juga berkata “iya bu aku tidak bisa” tapi berbeda dengan lain AY

dan RY mengatakan “bu aku bisa”

Kegiatan mencetak dimulai anak-anak mengambil alas terlebih

dahulu dan mengabil play dough lalu mengambil kepingan geometri

untuk mencetak bentuk. Al “bu bisa bantu aku? Aku tidak bisa”

peneliti menjawab “bisa kamu ambil terus di lebarkan dengan

ditekan lalu letakkan bentuk persegi itu diatasnya kemudian

pisahkan bagian yang tidak tertutupi kepingan geometri ini. Ayo

coba lakukan” lalu AY mengatakan “bu seperti ini kan” peneliti

menjawab “iya benar ini bentuk apa?” AY menjawab “persegi” lalu

BT mengatakan “bu seperti ini?” peneliti menjawab “ iya seperti ini,

ini bentuk apa?” BT menjawab “bentuk persegi” SH mengatakan

“bu susah, seperti ini bukan bentuknya” peneliti menjawab “iya ini

Page 186: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

sudah mendekati tidak apa-apa, ini bentuk apa namanya?” SH

menjawab “persegi bu” lalu terlihat rayyan sedang konsentrasi

mencetak bentuknya “rayyan ini sudah? Ini bentuk apa?” RY

“bentuk persegi empat”.

10.50-

11.00

Setelah semua mencoba membuat waktunya beres-beres kelas

Karena sudah mau pulang. Dan anak-anak mulai membereskan dan

peneliti mulai duduk melingkar untuk menanyakan kembali kegiatan

hari ini dan perasaan hari ini. Semua anak menjawab sangat senang

hari ini.

Refleksi :

Hari ini anak-anak senang melakukan dengan permainan baru dengan

menggunakan playdough dan kepingan geometri anak-anak tampak senang karena

mereka membentuk persegi, tampak banyak kesulitan membuatnya. Maka dari itu,

peneliti akan mengulang tentang mencetak bentuk geometri dengan kepingan

geometri pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ke 6, Rabu, 12-9-2018

Waktu Deskripsi

07.00-

08.00

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi. Ada yang bermain di playground dan

ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi pertanda

masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas, baris di pimpin oleh

bu Linda. Menyanyi dilanjutkan di dalam di dalam kelas, anak-anak

duduk melingkar dan menyanyikan lagu “Good Morning” dan lagu

sesuai tema dilanjutkan dengan berdoa sebelum belajar.kemudian

anak-anak masuk ke sentra persiapan.

09.30-

09.50

Waktu istirahat makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan

09.50-

10.50

Peneliti memulai dengan bernyanyi lagu “sentuhan boleh”

dilanjutkan bermain kuda bisik dengan menggunakan kata

“segitiga”. Peneliti mulai berdiskusi tentang cara mencetak bentuk

segitiga dengan mengambil bentuk segitiga pada kepingan geometri.

Lalu peneliti menanyakan “benda apa saja yang berbentuk seperti

bentuk segitiga?” RJ dan AL langsung menunjuk ke kaca yang

berbentuk segitiga. Semua anak mencari apa saja yang berbentuk

seperti segitiga yang ada didalam kelas. KN membentuk segitiga

dari jari tangan “ini bu segitiga” BT dan DN juga membentuk

segitiga dari jari tangan.

Kegiatan mencetak bentuk dari playdough dimulai anak mengambil

alas dan playdough lalu menggambil kepingan geometri berbentuk

segitiga. Semua anak mencetak bentuk segitiga dan yang pertama

selesai mencetak ada RY dan berkata “bu aku bisa bikin segitiga”

dan langsung menghampiri kaca yang berbentuk segitiga dan

Page 187: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

menempelkannya ke kaca tersebut dan berkata “bu ini segitiganya

sama ya” peneliti memuji RY. DN mencetak segitiganya dengan

gembira walaupun segitiganya cukup mirip dengan aslinya. SY juga

membuat segitiga yang hampir menyerupai bentuk segitga. SH, RJ

dan BT juga membuat yang hampir menyerupai bentuk segitiga.

Peneliti menanyakan kepada RJ “ini mencetak bentuk apa?” RJ

dengan suara kecilnya dan dibantu untuk menjawab “segitiga”.

10.50-

11.00

Setelah semua mencoba membuat waktunya beres-beres kelas

Karena sudah mau pulang. Dan anak-anak mulai membereskan dan

peneliti mulai duduk melingkar untuk menanyakan kembali kegiatan

hari ini dan perasaan hari ini. Semua anak menjawab sangat senang

hari ini.

Refleksi : pertemuan hari ini sangat menyenangkan anak-anak sudah terlihat

peningkatan dalam pengucapan dan mengingat bentuk geometri yang di

gunakannya. Untuk itu dilakukan tindakan lebih lanjut untuk meningkatkan dalam

mengenal lebih banyak lagi bentuk geometri yang lain.

Pertemuan ke 7 Kamis, 13-9-2018

Waktu Deskripsi

07.00-

08.00

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi. Ada yang bermain di playground dan

ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi pertanda

masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas, baris di pimpin oleh

bu Linda. Menyanyi dilanjutkan di dalam di dalam kelas, anak-anak

duduk melingkar dan menyanyikan lagu “Good Morning” dan lagu

sesuai tema dilanjutkan dengan berdoa sebelum belajar.kemudian

anak-anak masuk ke sentra bermain peran.

09.30-

09.50

Waktu istirahat makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan

09.50-

10.50

Peneliti memulai dengan tes suara anak-anak “mana suaramu” anak

anak menjawab “ ini suaraku” lalu bernyanyi “Lihat Bapak Polisi”.

Peneliti mulai menanyakan bentuk melalui kepingan geometri

berbentuk persegi “ini bentuk apa?” anak-anak menjawab “persegi”

peneliti mengeluarkan kembali bentuk lingkaran dan menayakan

kembali “ini bentuk apa?” SY , KN, RY menjawab “Lingkaran” AC,

AY, AL menjawab “bulatan”. Setelah itu peneliti menjelaskan

kegiatan yang akan dilakukan. Sebelumnya peneliti menjelaskan

fungsi pistol yang dipakai pak polisi dan anak-anak semua

menyimak. Lalu peneliti menanyakan kembali bentuk lego yang

berbentuk seperti persegi “lego ini kalau dilihat bentuknya apa ya?”

SH menjawab “itu bentuknya kotak bu” lalu KN mengatakan

“bukan itu bentuk persegi empat” kemudian peneliti mengambil lagi

lego seperti bentuk persegi panjang dan menanyakan kembali “lego

ini kalau dilihat bentuknya apa ya?” lalu RY menjawab “persegi

Page 188: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

panjang bu” peneliti memuji anak yang bisa menjawab “siapa yang

tau bedanya lego ini dan lego yang satu lagi?” KN menjawab “lego

yang kanan berbentuk persegi dan yang satu lagi persegi panjang,

kalau persegi panjang dia panjang bentuknya” peneliti memberikan

tepuk tangan untuk KN yang sudah mau menjawab pertanyaannya.

Selanjutnya peneliti menjelaskan aturan bermain untuk main lego

dengan membuat pistol pak polisi. Dan anak mulai membuat pistol

dari lego. “bu pistol aku keren kan?”kata RY, berbeda dengan AY,

VN dan AL meminta bantuan untuk membuat pistol dan dibantu

oleh IB dan RY. Setelah semua mempunyai pistol semua anak

bermain pistol tersebut.

10.50-

11.00

Waktunya beres-beres karena waktu sudah mau pulang. Lalu anak-

anak merapikan dan siap menggendong tasnya. Peneliti menanyakan

kembali tentang tema dan kegiatan hari ini anak-anak menjawab

senang dengan kegiatan hari ini . bernyanyi kemudian berdoa

sebelum pulang.

Refleksi : kegiatan hari ini cukup baik, tetapi masih ada yang dibantu dalam

membuat bentuk dari mainan lego yang sering digunakan oleh anak. Untuk

pertemuan selanjutnya masih menggunakan lego dengan membuat bentuk dari

lego dengan benda yang lebih banyak menggunakan lego tersebut.

Pertemuan ke 8. Senin, 17-9-2018

Waktu Deskripsi

07.00-

08.00

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi. Ada yang bermain di playground dan

ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi pertanda

masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas, baris di pimpin oleh

bu Linda. Menyanyi dilanjutkan di dalam di dalam kelas, anak-anak

duduk melingkar dan menyanyikan lagu “Good Morning” dan lagu

sesuai tema dilanjutkan dengan berdoa sebelum belajar.kemudian

anak-anak masuk ke sentra seni

09.30-

09.50

Waktu istirahat makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan

09.50-

10.50

Peneliti memulai dengan bernyanyi “ru ru rumahku” dan mulai

berhitung jumlah anak yang masuk hari ini. Kemudian peneliti

melanjutkan dengan mengambil kepingan geometri dan menanyakan

“bu guru punya bentuk apa ini ?” KN menjawab “persegi panjang”

kemudian peneliti menanyakan kembali dengan mengambil bentuk

persegi “ini bentuk apa?” AY menjawab “persegi kotak bu

guru”.peneliti mengambil bentuk lingkaran dan bertanya “ini bentuk

apa?” AC dan SY menjawab “lingkaran” peneliti menjelaskan

tentang kegiatan yang akan dilakukan dan mencontohkan cara

menyusun kepingan geometri menjadi sebuah bentuk rumah. RY

mengatakan “bu aku bisa membuat rumah” ketika peneliti tanya

Page 189: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

berapa jumlah kepingan yang diambil RY menjawab “5” dan

menunjukkan jarinya. Peneliti juga menanyakan KN berapa jumlah

kepingan geometri yang diambil KN menjawab “3” dan

menunjukkan 3 jarinya. RJ menyusun dengan ragu-ragu dan

akhirnya berhasil.

10.50-

11.00

Waktunya beres-beres dan semua anak merapikan kepingan

geometrinya. Peneliti mengajak duduk dan menanyakan kembali

tentang tema dan kegiatan hari ini serta perasaan hari ini. Semua

anak senang membangun rumah idaman mereka. Kemudian

bernyanyi sebelum pulang dan berdoa pulang

Refleksi : membuat rumah dari kepingan geometri memang menyenangkan

karena semua anak bisa melakukan tanpa bantuan hanya saja dalam penggunaan

kepingan geometri anak tidak membuat ruangan yang terdapat dirumah. Kegiatan

selanjutnya anak masih membuat rumah namun menggunakan balok.

Pertemuan ke 9. Selasa, 18-9-2018

Waktu Deskripsi

07.00-

08.00

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi. Ada yang bermain di playground dan

ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi pertanda

masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas, baris di pimpin oleh

bu Linda. Menyanyi dilanjutkan di dalam di dalam kelas, anak-anak

duduk melingkar dan menyanyikan lagu “Good Morning” dan lagu

sesuai tema dilanjutkan dengan berdoa sebelum belajar.kemudian

anak-anak masuk ke sentra bermain peran

09.30-

09.50

Waktu istirahat makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan

09.50-

10.50

Peneliti memulai dengan benyanyi “ru ru rumahku” dilanjutkan

berhitung anak. Lalu peneliti menanyakan tentang rumah “dirumah

ada apa aja ya” AL “ada pintu bu” RY menjawab “Ada dapur bu”

SH “ada kamar mandi bu” BT “ada dapurnya untuk masak bu” IB

“ada jendelanya bu”. Lalu peneliti memberi pujian ke semua anak

yang sudah menjawab pertanyaan. Lalu peneliti mejelaskan bagian

rumah dan fungsi rumah. Semua anak terlihat memperhatikan

peneliti saat menjelaskan. Setelah itu, peneliti menjelaskan aturan

bermain balok yang baik dan aturan membuat rumah. Peneliti

memegang bentuk persegi panjang lalu peneliti menanyakan “ini

bentuk apa?” SY menjawab “persegi panjang bu” IB menjawab

“segi panjang bu” peneliti memegang bentuk segitiga dan

menanyakan “ini bentuk apa?” IB menjawab “segi tiga bu”.

Selanjutnya anak mulai bermain dengan mengambil alas untuk

bermain. IB menceritakan bangunannya “ini ada pintunya, ada

atapnya dan masuknya lewat sini bu” SY juga menceritakan rumah

yang ia bangun “dirumah ini ada tangga, ada pagernya dan pintunya

Page 190: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

lewat sini terus ada kolam renangnya juga bu, ada kamarnya juga”.

AL menceritakan “ini rumah aku ada kamar tidurnya, ada kolam

bebeknya juga bu guru” sedangkan AY menceritakan “bu aku

rumahnya ada kamar tidurnya doing ya bu” setelah anak-anak

selesai membangun semua saling berkunjung ke rumah teman untuk

silaturahmi.

10.50-

11.00

Waktunya beres-beres dan semua anak merapikan baloknya.peneliti

mengajak duduk dan menanyakan kembali tentang tema dan

kegiatan hari ini serta perasaan hari ini. Semua anak senang

membangun rumah idaman mereka. Kemudian bernyanyi sebelum

pulang dan berdoa pulang.

Refleksi : Hari ini anak-anak terlihat senang karena mereka dapat membangun

rumah idaman mereka. Dan mereka mampu membuatnya sendiri tanpa bantuan.

Tidak ada kesulitan yang terlihat hanya saja perlu motivasi dalam membangun

ruangan-ruangan yang terdapat di rumah yang akan dibuat. Kegiatan selanjutnya

membuat pesawat menggunakan lego.

Pertemuan ke 10. Rabu, 19-9-2018

Waktu Deskripsi

07.00-

08.00

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi. Ada yang bermain di playground dan

ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi pertanda

masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas, menyanyi dan periksa

kuku. Kemudian dilanjutkan masuk ke dalam kelas melakukan circle

time bersama, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu sesuai

tema lalu dilanjutkan berdoa. Setelah itu anak-anak menuju ke sentra

masing-masing.

09.30-

09.50

Waktu istirahat makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan

09.50-

10.50

Peneliti memulai dengan tes suara anak-anak “mana suaramu” anak

anak menjawab “ ini suaraku” lalu bernyanyi “Pak pilot”. Peneliti

mulai menanyakan bentuk melalui kepingan geometri berbentuk

persegi “ini bentuk apa?” anak-anak menjawab “persegi” peneliti

mengeluarkan kembali bentuk lingkaran dan menayakan kembali

“ini bentuk apa?” SY , KN, RY menjawab “Lingkaran” AC, AY,

AL menjawab “bulatan”. Sebelum memulai kegiatan bermain

peneliti menjelaskan tentang pesawat antara lain fungsi pesawat,

tempat naik pesawat, ada siapa saja di dalam pesawat dan siapa yang

mengendarai pesawat. lalu peneliti menanyakan kembali bentuk lego

yang berbentuk seperti persegi “lego ini kalau dilihat bentuknya apa

ya?” AL menjawab “itu bentuknya kotak bu” lalu AY mengatakan

“persegi bu guru” kemudian peneliti mengambil lagi lego seperti

bentuk persegi panjang dan menanyakan kembali “lego ini kalau

Page 191: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

dilihat bentuknya apa ya?” lalu BT menjawab “persegi panjang bu”

peneliti memuji anak yang bisa menjawab. Peneliti menanyakan lagi

“siapa yang tau bedanya lego ini dan lego yang satu lagi?” SY

menjawab “persegi pendek kalau persegi panjang panjang bu guru”.

Kegiatan membuat pesawat dimulai, RY dan DN membangun

pesawatnya bersama namun DN terlihat ingin sendiri merancangnya.

Setelah berdiskusi sebentar akhirnya DN mengizikan membangun

pesawatnya bersama tetapi RY memilih membangun sendiri

pesawatnya ketika peneliti tanya tentang pesawatnya dia menjawab

“ini pesawat jet”. Lalu peneliti menanyakan SH pesawat apa yang

dibuat dia menjawab “ini pesawat kendaraan bu”. Berbeda dengan

AC menyusun lego membuat pesawat pribadi “ini ada tempat

tidurnya dan pintunya bu dipesawat” katanya.

10.50-

11.00

Waktunya beres-beres karena waktu sudah mau pulang. Lalu anak-

anak merapikan dan siap menggendong tasnya. Peneliti menanyakan

kembali tentang tema dan kegiatan hari ini anak-anak menjawab

senang dengan kegiatan hari ini . bernyanyi kemudian berdoa

sebelum pulang.

Refleksi : hari ini anak-anak senang karena bermain lego membuat pesawat.

permainan yang sering dimainkan anak dengan menyusun berbagai lego hingga

terbentuk pesawat. Terlihat tidak ada yang kesulitan dalam pembuatan pesawat

menggunakan lego. kegiatan selanjutnya menggunakan kepingan geometri

membuat binatang.

Pertemuan ke 11. Senin, 24-9-2018

Waktu Deskripsi

07.00-

08.00

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi. Ada yang bermain di playground dan

ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi pertanda

masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas, baris di pimpin oleh

bu Linda. Menyanyi dilanjutkan di dalam di dalam kelas, anak-anak

duduk melingkar dan menyanyikan lagu “Good Morning” dan lagu

sesuai tema dilanjutkan dengan berdoa sebelum belajar.kemudian

anak-anak masuk ke sentra bermain peran

09.30-

09.50

Waktu istirahat makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan

09.50-

10.50

Peneliti memulai dengan bernyanyi “Dihutan Ada Rumah” dan lagu

“Rumahku”, peneliti mengajak bernyanyi tentang binatang karena

anak-anak akan membuat binatang darat yaitu lagu “Harimau

Bermain Musik”. Peneliti menanyakan tentang binatang kesukaan.

RY menjawab “aku suka kucing” AC menjawab “Aku juga suka

kucing” RJ menjawab “aku suka burung” IB dan DN “aku suka

kelinci” BT, SH, dan SY “aku suka kuda poni bu guru” peneliti

Page 192: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan hari ini. Hari ini

anak-anak akan membuat binatang darat. Kegiatan dimulai dengan

mengambil kepingan geometri.

RY mengatakan “bu aku bikin harimau ada sayap, badan, kepala,

dan buntut” peneliti memujinya, AL juga membuat binatang

kesayangannya yaitu kucing “bu guru liat ini aku bikin kucing lucu

kan?” tanya AL, peneliti memujinya dan mengatakan “wah iya

bagusnya, ini memakai bentuk apa saja AL?” AL menjawab “ada

lingkaran persegi panjang besar sama persegi panjang kecil”.

Sementara ada KN yang membuat anjing “ini anjing aku bu guru”,

AY membuat kucing juga seperti AL. IB mengatakan “bu guru aku

buat ini srigala” selanjutnya ada RJ yang membuat kucing kecil,

berbeda dengan lainnya SY membuat domba. Setelah anak-anak

bebas membuat binatang lainnya, ada RY yang membuat binatang

kucing, sementara BT membuat ikan hiu.

10.50-

11.00

Waktunya beres-beres dan semua anak merapikan kepingan

geometrinya. Peneliti mengajak duduk dan menanyakan kembali

tentang tema dan kegiatan hari ini serta perasaan hari ini. Semua

anak senang membuat binatang kesayangan mereka dan peneliti

memberikan stempel untuk yang paling banyak membuat binatang.

Kemudian bernyanyi sebelum pulang dan berdoa pulang.

Refleksi : Membuat hewan kesukaan merupakan hal yang disukai anak, ada

beberapa anak yang membuat lebih dari 2 kali untuk membuat binatang

kesukaannya. Kesulitan yang dihadapi hampir tidak ada hanya saja mereka harus

melihat contoh gambar hewannya, tetapi sudah ada yang bisa tanpa melihat

gambar. Kegiatan selanjutnya masih menggunakan kepingan geometri membuat

orang.

Pertemuan ke 12, kamis 20-9-2018

Waktu Deskripsi

07.00-

08.00

Anak-anak datang satu persatu bersalaman dengan bu guru lalu

menaru tas di belakang kursi. Ada yang bermain di playground dan

ada yang main di dalam kelas. Lalu suara tamborin bunyi pertanda

masuk lalu anak-anak berbaris di depan kelas, menyanyi dan periksa

kuku. Kemudian dilanjutkan masuk ke dalam kelas melakukan circle

time bersama, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu sesuai

tema lalu dilanjutkan berdoa. Setelah itu anak-anak menuju ke sentra

masing-masing.

09.30-

09.50

Waktu istirahat makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan

09.50-

10.50

Peneliti memulai dengan bernyanyi “Berhitung jari kanan dan kiri”

dilanjutkan dengan bernyanyi “satu dua tiga” semua anak ikut

bernyanyi, setelah itu kondisi kelas sangat ramai sehingga peneliti

Page 193: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

menenangkan kelas terlebih dahulu. “mana suaramu” anak-anak

serempak menjawab “ini suaraku” lalu peneliti mengatakan lagi

“mana duduk rapimu” anak-anak menjawab “ini duduk rapiku”.

Lalu peneliti memegang kepingan geometri berbentuk persegi dan

bertanya “siapa yang tahu ini bentuk apa?” BT dan SY mengatakan

“segi empat” AL mengatakan “Persegi” SH dan Daniel “per se gi”

IB “segitiga” dengan nada sedikit pelan. RY dan RJ tidak menjawab.

Sedangkan VN dan AY sibuk ngobrol sendiri. Lalu peneliti bertanya

lagi “siapa yang tahu ini bentuk apa?” RY menjawab dengan lantang

“persegi panjang” sedangkan AC hampir menjawab “persegi lima”

dan yang lainnya mengikuti. Pertanyaan ketiga peneliti bertanya “ini

bentuk apa?” hanya AC yang menjawab “lingkaran” dan lainnya

sibuk menyamakan bentuk lingkaran dengan benda yang

menyerupai lingkaran seperti RY “bu itu sama dengan bentuk kaca”

peneliti memuji “iya Rayyan hebat” SH juga berteriak itu sama

dengan yang disana kipas angin dan kaca juga sama” lalu AC juga

mengambil dan bentuk persegi dan berkata “itu juga sama bu yang

kaca” karena anak-anak sudah tak sabar bermain peneliti

menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu membuat orang

dari kepingan geometri. Sebelumnya peneliti mencontohkan cara

membuatnya “lingkaran untuk kepala, persegi untuk badannya,

persegi panjangnya untuk kaki dan tangannya ya”. Anak-anak

langsung menjawab “ya” dan peneliti langsung membagikan

kepingan geometri.

Kegiatan inti di mulai dari anak mengambil bentuk dan memakainya

untuk membuat bentuk orang. Sudah banyak yang bisa membuatnya.

Ketika peneliti tanya ini BT “bisa jelaskan ini ada apa aja” BT

menjawab “ini ceritanya tangan, kepala dan ini kakinya” dan peneliti

juga bertanya kepada RY, RY menjawab “gatau ini bentuknya” dan

ketika peneliti bantu bertanya dia langsung menjawab “ini bulat,

persegi” berbeda dengan AC ia membuat dua bentuk orang “ini ada

mama dan ada papa aku”

10.50-

11.00

Setelah semua sudah dibereskan waktu pulang anak-anak bergegas

untuk pulang. Dan peneliti menanyakan kembali tentang tema dan

kegiatan hari ini. Anak-anak merasa senang ketika bermain

membuat orang dari kepingan geometri ini.

Refleksi : pertemuan terakhir ini menunjukkan adanya peningkatan. Kesulitan

yang dihadapi hampir tidak ada, ketika guru menanyakan anak benda serupa

dengan geometri anak sudah dapat menjawab.

Page 194: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Lampiran 3 PENILAIAN PRA TINDAKAN

NO NAMA

BUTIR Σ % Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 AC 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 19 27,9411765 Rendah

2 AL 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 20 29,4117647 Rendah

3 AY 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 20 29,4117647 Rendah

4 BT 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 22 32,3529412 Rendah

5 DN 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 19 27,9411765 Rendah

6 IB 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 19 27,9411765 Rendah

7 KN 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 23 33,8235294 Rendah

8 RJ 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 19 27,9411765 Rendah

9 RY 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 21 30,8823529 Rendah

10 SH 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 22 32,3529412 Rendah

11 SY 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 22 32,3529412 Rendah

12 VN 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 19 27,9411765 Rendah

ZK 245 360,294118

Rata-Rata 20,4 30,0245098

Keterangan

Tidak

tuntas tidak tuntas

Page 195: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Lampiran 4

PENILAIAN INSTRUMEN SIKLUS I

KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI

MELALUI PERMAINAN KONSTRUKTIF

AC AL AY BT DN IB KN RJ RY SH SY VN

1Anak dapat melafalkan bentuk

geometri2 2 2 3 2 2 3 1 3 2 2 1

2 Anak dapat mengingat bentuk balok 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2

3 Anak dapat mengurutkan pola persegi 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1

4

Menyebutkan benda-benda yang ada

di kelas sesuai dengan bentuk

geometri

2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2

5Anak dapat menjelaskan perbedaan

bentuk balok2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1

6Anak dapat menjelaskan tentang

bangunan yang telah dibuat2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1

7Anak dapat menyebutkan jumlah

kepingan geometri yang diambil1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1

8Anak dapat mengelompokkan

geometri sesuai dengan bentuknya3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 3 1

9Anak dapat menggambarkan bentuk

geometri sesuai imajinasinya2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

10Anak dapat menyusun balok persegi

ke atas dan ke samping 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

11

Anak dapat mengurutkan bentuk

lingkaran kecil-besar pada kepingan

geometri

1 2 2 2 2 1 3 1 2 2 2 1

12

Anak dapat membedakan bentuk

persegi dan persegi panjang pada

balok

1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1

13Anak merapikan balok sesuai dengan

bentuk gambar yang sama 1 3 3 2 1 1 2 1 1 2 2 1

14

Anak dapat mengurutkan benda

berdasarkan 5 seriasi ukuran atau

warna

2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1

15Anak dapat bermain dengan sesuai

dengan aturan2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

16Anak dapat menyusun kepingan

geometri menjadi sebuah bentuk2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

17Anak dapat membuat lego menjadi

sebuah bentuk 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1

31 33 32 33 28 26 36 25 34 32 36 23

45,6 48,5 47,1 48,5 41,2 38,2 52,9 36,76 50 47,1 52,94 33,8

NAMA ANAK NO BUTIR INDIKATOR

Jumlah

%

Rata-Rata 45,22058824

KETERANGAN

2 = Mulai Berkembang (MB)

1 = Belum Berkembang (BB) 3 = Berkembang sesuai Harapan (BSH)

4 = Berkembang Sangat Baik (BSB)

Rata-rata = Rata-rata Persentase keseluruhan

% = Persentase

Page 196: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Lampiran 5

PENILAIAN INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II

KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI

MELALUI PERMAINAN KONSTRUKTIF

AC AL AY BT DN IB KN RJ RY SH SY VN

1Anak dapat melafalkan bentuk

geometri3 3 3 3 2 3 4 2 4 3 4 3

2 Anak dapat mengingat bentuk balok 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 Anak dapat mengurutkan pola persegi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4

Menyebutkan benda-benda yang ada

di kelas sesuai dengan bentuk

geometri

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5Anak dapat menjelaskan perbedaan

bentuk balok2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3

6Anak dapat menjelaskan tentang

bangunan yang telah dibuat3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3

7Anak dapat menyebutkan jumlah

kepingan geometri yang diambil3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3

8Anak dapat mengelompokkan

geometri sesuai dengan bentuknya4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

9Anak dapat menggambarkan bentuk

geometri sesuai imajinasinya3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

10Anak dapat menyusun balok persegi

ke atas dan ke samping 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

11

Anak dapat mengurutkan bentuk

lingkaran kecil-besar pada kepingan

geometri

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

12

Anak dapat membedakan bentuk

persegi dan persegi panjang pada

balok

3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2

13Anak merapikan balok sesuai dengan

bentuk gambar yang sama 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3

14

Anak dapat mengurutkan benda

berdasarkan 5 seriasi ukuran atau

warna

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

15Anak dapat bermain dengan sesuai

dengan aturan3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3

16Anak dapat menyusun kepingan

geometri menjadi sebuah bentuk3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

17Anak dapat membuat lego menjadi

sebuah bentuk 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3

52 53 52 54 52 52 55 51 54 53 54 51

76,5 77,9 76,5 79,4 76,5 76,5 80,9 75 79,4 77,9 79,41 75

Jumlah

%

Rata-Rata 77,57352941

NO BUTIR INDIKATOR NAMA ANAK

KETERANGAN

2 = Mulai Berkembang (MB)

1 = Belum Berkembang (BB) 3 = Berkembang sesuai Harapan (BSH)

4 = Berkembang Sangat Baik (BSB)

Rata-rata = Rata-rata Persentase keseluruhan

% = Persentase

Page 197: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Lampiran 6

PENILAIAN SKALA NILAI LEMBAR PENGAMATAN

RUBRIK

1. Indikator : Anak dapat melafalan bentuk geometri dengan benar

Penjelasan :

Anak dapat melafalkan bentuk geometri dengan benar dan jelas. Karena

salah mengucapkan salah arti.

Penilaian butir ini memperhatikan deskriptor berikut.

a. Mengucapkan dengan jelas

b. Mengucapkan bentuk geometrinya benar

c. Mengucapkan tanpa dibantu

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

2. Indikator : Anak dapat mengingat bentuk balok

Penjelasan :

Kemampuan anak dalam mengingat bentuk balok yang mempunyai

banyak bentuk.

Penilaian butir ini dilakukan dengan memperhatikan deskriptor berikut.

a. Anak dapat mengucapkan nama balok

b. Anak dapat membantu temannya mengingat nama balok

c. Anak dapat mengingat bentuk tanpa bantuan

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

Page 198: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

3. Indikator : Anak dapat mengurutkan pola persegi sesuai ukuran

Penjelasan :

Anak dapat mengurutkan pola persegi dari yang terbesar-terkecil.

Penilaian butir ini dilakukan dengan memperhatikan deskriptor, yaitu

kegiatan pengembangan :

a. Kesesuaian pola yang diurutkan

b. Kemandirian anak dalam mengurutkan

c. Anak melakukan tanpa dibantu guru

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

4. Indikator : Menyebutkan benda-benda yang ada di kelas sesuai dengan

bentuk geometri

Penjelasan :

Menyebutkan benda benda di dalam kelas yang berbentuk dengan bentuk

geometri.

Penilaian butir ini dilakukan dengan memperhatikan deskriptor, yaitu

kegiatan pengembangan :

a. Anak menyebutkan seraya menunjuk

b. Anak menyebutkan lebih dari 3 benda

c. Anak menyebutkan tanpa dibantu guru

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Page 199: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

5. Indikator : Anak dapat menjelaskan perbedaan bentuk balok

Penjelasan :

Anak dapat menjelaskan perbedaan bentuk balok yang tampak

didepannya. Mulai dari menyebutkan bentuk, ciri-ciri, warna dan lain-lain

Penilaian butir ini dilakukan dengan memperhatikan deskriptor berikut.

a. Anak mengetahui perbedaan

b. Anak menjelaskan perbedaan

c. Anak menguraikan bentuk geometri dengan benar

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

6. Indikator : Anak dapat Menjelaskan tentang bangunan yang telah dibuat

Penjelasan :

Setelah anak membangun bangunan dari balok anak dapat menjelaskan

bagian yang telah dibuatnya. Penilaian yang perlu dipehatikan :

a. Anak menjelaskan dengan detail bangunan yang dibuat

b. Anak mengingat balok apa saja yang digunakan

c. Anak menjelaskan tanpa bantuan guru

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

Page 200: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

7. Indikator : Anak dapat menyebutkan jumlah kepingan geometri yang

diambil

Penjelasan :

Anak mengambil bentuk kepingan geometri secara bebas lalu menghitung

jumlah kepingan geometri tersebut.

Penilaian butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.

a. Anak dapat menyebutkan sesuai perintah guru

b. Anak dapat menyebutkan tanpa dibantu

c. Anak dapat menghitung jumlah kepingan geometri dengan benar

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

8. Indikator : Anak dapat mengelompokkan geometri sesuai dengan

bentuknya

Penjelasan :

Anak dihadapkan bentuk geometri secara acak dan mulai

mengelompokkan sesuai dengan bentuknya

Penilaian butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.

a. Anak dapat mengelompokkan dari besar-kecil

b. Anak dapat mengelompokkan dari sesuai bentuk bentuk

c. Anak dapat mengelompokkan tanpa di bantu

Page 201: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

9. Indikator : Anak dapat menggambarkan bentuk geometri sesuai

imajinasinya

Penjelasan :

Anak diberi kertas dengan gambar awal bentuk awal bentuk geometri lalu

dengan imajinasinya minta anak untuk menggambarkan.

Penilaian butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.

a. Anak dapat menggambarkan bentuk geometri lebih dari 3 bentuk

b. Anak berkreasi dengan gambar yang dibuatnya

c. Anak menggambar tanpa bantuan

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

10. Indikator : Anak dapat menyusun balok persegi ke atas dan ke samping

dengan tepat

Penjelasan :

Anak mengambil balok persegi dan disusun ke atas dan ke samping.

Penilaian butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.

a. Anak dapat menyusun 3 balok atau lebih ke atas

b. Anak dapat menyusun lebih dari 5 balok ke samping

c. Anak dapat menyusun tanpa bantuan

Page 202: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

11. Indikator : Anak dapat mengurutkan bentuk lingkaran kecil-besar

Penjelasan :

Anak menyusun bentuk lingkaran dari yang terbesar hingga yang terkecil.

Penilaian butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.

a. Anak dapat menyusun dari yang terbesar dahulu

b. Anak dapat menghitung jumlah lingkaran

c. Anak dapat menyusun tanpa dibantu

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

12. Indikator : Anak dapat membedakan bentuk persegi dan persegi panjang

Penjelasan :

Anak melihat dan mengetahui nama bentuk tersebut bentuk lalu

membedakan bentuk persegi dan persegi panjang.

Penilaian butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.

a. Anak dapat menjelaskan perbedaan bentuk persegi dan persegi panjang

b. Anak dapat menguraikan tanpa bantuan guru

c. Anak dapat mengetahui bentuk persegi dan persegi panjang

Skala Penilaian Penjelasan

Page 203: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

13. Indikator : Anak merapikan balok sesuai dengan bentuk balok

Penjelasan :

Setelah bermain balok anak harus merapikan balok sesuai dengan balok

pada box

Penilaian butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.

a. Kesesuaian tempat balok

b. Anak dapat merapikan tanpa bantuan

c. Anak dapat mengingatkan teman dalam merapikan sesuai gambar

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

14. Indikator : Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran atau warna

Penjelasan : anak dapat mengurutkan 5 bentuk geometri bentuk berbeda

menurut ukuran atau warna.

Penilaian butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.

a. Anak dapat mengurutkan 5 bentuk sesuai ukuran

b. Anak dapat mengurutkan 5 bentuk sesuai warna

c. Anak dapat mengurutkan tanpa bantuan

Page 204: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

Page 205: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

15. Indikator : Anak dapat bermain dengan sesuai dengan aturan

Penjelasan :

Anak bermain sesuai dengan aturan yang dibuat oleh guru.

Penilaian butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.

a. Anak dapat bermain sesuai aturan yang dibuat guru

b. Anak dapat mengingatkan teman

c. Anak dapat mengajak teman bermain

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

16. Indikator : anak dapat menyusun kepingan geometri menjadi sebuah

bentuk

Penjelasan :

Anak mengambil bentuk kepingan geometri lalu membuat menjadi bentuk

binatang

Penilaian butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.

a. Anak dapat mengetahui jumlah kepingan yang diambil

b. Anak dapat membuat kepingan geometri menjadi sebuah bentuk

c. Anak dapat membuat tanpa dicontohkan

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

Page 206: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

17. Indikator : Anak dapat membuat lego menjadi sebuah bentuk

Penjelasan :

Anak mengambil lego lalu membuatnya menjadi sebuah bentuk

Penilaian butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.

a. Anak dapat membuat sebuah benda dari lego

b. Anak dapat menjelaskan bagian dari sebuah bentuk yang dibuatnya

c. Anak dapat membuat tanpa dicontohkan

Skala Penilaian Penjelasan

1 Dalam pengembangan :

Tidak satu pun deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Semua deskriptor yang tampak

Page 207: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Semester/bulan/minggu ke : 1/September/7

Hari/Tanggal : Senin/ 3 September 2018

Kelompok/Usia : A/ 4-5 Tahun

Tema/Sub Tema : Diriku Kesukaanku (Makanan Sehat)

MATERI DALAM KEGIATAN :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Aku adalah aku” dan “Menanam Jagung”

3. Mengenalkan aturan main

4. Berdiskusi tentang menyusun balok

MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAAN :

1. Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan

2. Mengucapkan salam masuk dalam penyambutan dan penjemputan

3. Berdo‟a sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan

4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk ke dalam SOP sebelum dan sesudah

makan

ALAT DAN BAHAN :

1. Alas dan balok

A. PEMBUKAAN

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Aku adalah aku” dan “Menanam Jagung”

3. Mengenalkan aturan main

4. Berdiskusi tentang bentuk balok

5. Berdiskusi tentang cara menyusun balok ke samping

B. INTI (60 menit)

1. Anak mengamati

Alat dan bahan (balok persegi)

Cara menyusun balok

No : HIKARI/FR/KURIKULUM/03

Tgl Terbit : 19 Februari 2011

Page 208: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

2. Anak bertanya

Cara menyusun balok ke samping

3. Mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan cara memberi contoh cara menyusun

balok ke samping

4. Anak menalar :

Anak mengingat cara menyusun balok ke samping

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “Aku adalah aku” dan “Menanam Jagung” dengan

gerakan

Recalling :

Menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan anak

Menguatkan konsep tentang diri sendiri

Menguatkan konsep pengelompokan bentuk (lingkaran, segitiga, persegi panjang)

C. PENUTUP

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini

3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

4. Berdo‟a setelah belajar

Mengetahui, Setu, 3 September 2018

Kepala TK Hikari Guru Kelas

Siti Nawangsari, S.Pd Anti Marifah

Page 209: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Semester/bulan/minggu ke : 1/September/7

Hari/Tanggal : Selasa /4 September 2018

Kelompok/Usia : B/5-6Tahun

Tema/Sub Tema : Diriku Kesukaanku (Makanan Sehat)

MATERI DALAM KEGIATAN :

1. Doa sebelum belajar

2. Bernyanyi “matamu yang mungil” dan “menanam Jagung”

3. Bermain kuda bisik

4. Mengenalkan aturan main

5. Bermain balok menyusun menjadi pagar

MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAAN :

1. Menyayangi diri sendiri sebagai rasa syukur

2. Mengucapkan salam masuk dalam penyambutan dan penjemputan

3. Berdo‟a sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan

4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk ke dalam SOP sebelum dan sesudah

makan

ALAT DAN BAHAN :

1. Balok berbagai bentuk

2. Alas

A. Kegiatan awal :

1. Doa sebelum belajar

2. Bernyanyi “matamu yang mungil” dan “menanam Jagung”

3. Bermain kuda bisik

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang menyusun balok menjadi pagar

B. Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar pagar

Alat dan bahan

No : HIKARI/FR/KURIKULUM/03

Tgl Terbit : 19 Februari 2011

Page 210: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

2. Guru bertanya

Fungsi pagar

Cara menyusun balok menjadi pagar

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan gambar pagar dan memberi contoh

menyusun balok menjadi pagar

4. Anak menalar :

Anak menyebutkan fungsi pagar

Anak mengingat cara menyusun balok ke samping

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “matamu yang mungil” dan “menanam Jagung”

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan anak

2. Menanyakan bentuk balok yang sudah digunakan

3. Menguatkan tentang bentuk balok yang sudah digunakan

C. Kegiatan Penutup

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini

3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

4. Berdo‟a setelah belajar

Mengetahui, Setu, 4 September 2018

Kepala TK Hikari Guru Kelas

Siti Nawangsari,S.Pd Anti Marifah

Page 211: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Semester/bulan/minggu ke : 1/September/7

Hari/Tanggal : Rabu/ 5 September 2018

Kelompok/Usia : A/ 4-5 Tahun

Tema/Sub Tema : Diriku Kesukaanku (Makanan Sehat)

MATERI DALAM KEGIATAN :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “matamu yang mungil” dan “menanam Jagung”

3. Bermain kuda bisik

4. Berdiskusi tentang menyusun puzzle geometri

MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAAN :

1. Menyayangi diri sendiri sebagai rasa syukur

2. Mengucapkan salam masuk dalam penyambutan dan penjemputan

3. Berdo‟a sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan

4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk ke dalam SOP sebelum dan sesudah

makan

ALAT DAN BAHAN :

1. Alas, kepingan geometri

A. Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “matamu yang mungil” dan “menanam Jagung”

3. Bermain kuda bisik

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang menyusun puzzle geometri

B. Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Alat dan bahan (puzzle geometri)

No : HIKARI/FR/KURIKULUM/03

Tgl Terbit : 19 Februari 2011

Page 212: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

2. Guru bertanya

Anak bertanya cara menyusun puzzle geometri

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan gambar keluarga dan memberi contoh

menyusun puzzle geometri

4. Anak menalar :

Anak mengingat cara menyusun puzzle geometri

5. Anak mengkomunikasikan :

Bermain puzzle dan bernyanyi

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan anak

2. Menguatkan tentang bentuk puzzle yang disusun

C. Kegiatan Penutup

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini

3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

4. Berdoa setelah belajar

Mengetahui, Setu, 5 September 2018

Kepala TK Hikari Guru Kelas

Siti Nawangsari,S.Pd Anti Marifah

Page 213: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Semester/bulan/minggu ke : 1/September/8

Hari/Tanggal : Senin/ 10 September 2018

Kelompok/Usia : A/4-65 Tahun

Tema/Sub Tema : Keluargaku/ Anggota Keluarga

MATERI DALAM KEGIATAN :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi *Bunda piara*

3. Bermain kuda bisik

4. Mengenalkan aturan main

5. Menyusun balok ke atas seperti menara

MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAAN :

1. Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan

2. Mengucapkan salam masuk dalam penyambutan dan penjemputan

3. Berdo‟a sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan

4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk ke dalam SOP sebelum dan sesudah

makan

ALAT DAN BAHAN :

1. Alas, balok, gambar menara

A. Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi *Bunda piara*

3. Bermain kuda bisik

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang menyusun balok ke atas seperti menara

No : HIKARI/FR/KURIKULUM/03

Tgl Terbit : 19 Februari 2011

Page 214: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

B. Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Alat dan bahan (balok persegi)

2. Anak bertanya

Cara menyusun balok ke atas

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan memberi contoh menyusun balok ke atas

4. Anak menalar :

Anak mengingat cara menyusun balok ke samping

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “sentuhan boleh” dengan gerakan

Menggambar bebas geometri

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan anak

2. Menguatkan konsep tentang bagian tubuh

3. Menanyakan balok yang digunakan untuk menyusun ke atas.

C. Kegiatan Penutup

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini

3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

4. Berdo‟a setelah belajar

Mengetahui, Setu,10 September 2018

Kepala TK Hikari Guru Kelas

Siti Nawangsari, S.Pd Anti Marifah

Page 215: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Semester/bulan/minggu ke : 1/September/8

Hari/Tanggal : Rabu/ 12 September 2018

Kelompok/Usia : A/4-5 Tahun

Tema/Sub Tema : Keluargaku/ Anggota Keluarga

MATERI DALAM KEGIATAN :

1. Berdo'a Sesudah belajar

2. Lagu *Ibu dan Ayah*

3. Mencetak playdough

MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAAN :

1. Menyayangi diri sendiri sebagai rasa syukur

2. Mengucapkan salam masuk dalam penyambutan dan penjemputan

3. Berdo‟a sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan

4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk ke dalam SOP sebelum dan sesudah

makan

ALAT DAN BAHAN :

1. Alas, playdough, Kepingan geometri

A. Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi *Bunda piara*

3. Bermain kuda bisik

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang menyusun balok ke atas seperti menara

B. Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Alat dan bahan (balok persegi)

2. Anak bertanya

Cara menyusun balok ke atas

NO. : HIKARI/FR/KURIKULUM/03

Tgl. Terbit : 19 Februari 2018

Page 216: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan gambar bagian tubuh dan

memberi contoh menyusun balok ke atas

4. Anak menalar :

Anak menyebutkan bagian tubuh

Anak mengingat cara menyusun balok ke samping

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “sentuhan boleh” dengan gerakan

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan anak

2. Menguatkan konsep tentang bagian tubuh

3. Menanyakan balok yang digunakan untuk menyusun ke atas.

C. Kegiatan Penutup

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini

3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

4. Berdo‟a setelah belajar

Mengetahui, Setu, 12 September 2018

Kepala TK Hikari Guru Kelas

Siti Nawangsari,S.Pd Anti Marifah

Page 217: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Semester/bulan/minggu ke : 1/September/8

Hari/Tanggal : Selasa/ 11 September 2018

Kelompok/Usia : A/4-5 Tahun

Tema/Sub Tema : Keluargaku/ Anggota Keluarga

MATERI DALAM KEGIATAN :

1. Berdo'a sesudah belajar

2. Lagu *Satu-Satu Aku Sayang Ibu*

3. Bc. Bentuk geometri

4. Mencetak play dough

MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAAN :

1. Menyayangi diri sendiri sebagai rasa syukur

2. Mengucapkan salam masuk dalam penyambutan dan penjemputan

3. Berdo‟a sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan

4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk ke dalam SOP sebelum dan sesudah

makan

ALAT DAN BAHAN :

1. Alas

2. Playdough

3. Kepingan geometri berbentuk persegi

A. Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi ”Satu-Satu Aku Sayang Ibu”

3. Bermain kuda bisik

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang keluarga besar

6. Berdiskusi tentang mencetak Playdough bentuk persegi

B. Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Alat dan bahan (playdough)

No : HIKARI/FR/KURIKULUM/03

Tgl Terbit : 19 Februari 2011

Page 218: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

2. Guru bertanya

Anak bertanya cara mencetak pasir bentuk persegi

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan memberi contoh mencetak playdough

berbentuk persegi

4. Anak menalar :

Anak mengingat cara mencetak playdough

5. Anak mengkomunikasikan :

Membentuk persegi dari plastisin

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan anak

2. Menguatkan tentang bentuk persegi

3. Menguatkan tentang benda yang berbentuk persegi

C. Kegiatan Penutup

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini

3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

4. Berdo‟a setelah belajar

Mengetahui, Setu, 11 September 2018

Kepala TK Hikari Guru Kelas

Siti Nawangsari,S.Pd Anti Marifah

Page 219: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Semester/bulan/minggu ke : 1/September/8

Hari/Tanggal : Kamis/ 13 September 2018

Kelompok/Usia : A/4-5 Tahun

Tema/Sub Tema : Keluargaku/ Anggota Keluarga

MATERI DALAM KEGIATAN :

1. Berdo'a sebelum belajar

2. Lagu *Satu-Satu Aku Sayang Ibu*

2. Bc. Profesi

3. Membuat pistol dari lego

MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAAN :

1. Menyayangi diri sendiri sebagai rasa syukur

2. Mengucapkan salam masuk dalam penyambutan dan penjemputan

3. Berdo‟a sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan

4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk ke dalam SOP sebelum dan sesudah

makan

ALAT DAN BAHAN :

1. Lego

A. Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Pak polisi”

3. Bernyanyi “Satu-satu Aku Sayang Ibu”

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang profesi

6. Berdiskusi tentang membuat pistol dari lego

No : HIKARI/FR/KURIKULUM/03

Tgl Terbit : 19 Februari 2011

Page 220: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

B. Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar pak polisi

Alat dan bahan

2. Anak bertanya

Tugas pak polisi

Anak bertanya cara membuat pistol dari lego

3. Anak mencoba anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan gambar polisi

4. Anak menalar :

Anak menyebutkan tugas pak polisi

Anak mengingat cara membuat pistol

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “Pak polisi”

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan anak

2. Menguatkan tentang polisi

3. Menguatkan bentuk lego yang susun menjadi tembakan

C. Kegiatan Penutup

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini

3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

5. Berdo‟a setelah belajar

Mengetahui, Setu, 13 September 2018

Kepala TK Hikari Guru Kelas

Siti Nawangsari, S.Pd Anti Marifah

Page 221: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Semester/bulan/minggu ke : 1/September/9

Hari/Tanggal : Senin/ 17 September 2018

Kelompok/Usia : A/4-5 Tahun

Tema/Sub Tema : Keluargaku/ Anggota Keluarga

MATERI DALAM KEGIATAN :

1. Do'a sebelum & sesudah belajar

2. Lagu *Happy Family*

3. Bc. Bagian rumah

4. Membuat rumah dari balok

MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAAN :

1. Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan

2. Mengucapkan salam masuk dalam penyambutan dan penjemputan

3. Berdo‟a sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan

4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk ke dalam SOP sebelum dan sesudah

makan

ALAT DAN BAHAN :

1. Gambar rumah

2. Kepingan geometri

A. Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Happy Family”

3. Mengenalkan aturan main

4. Berdiskusi tentang bagian rumah

5. Berdiskusi tentang membuat rumah

B. Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Alat dan bahan

gambar rumah dari kepingan geometri

NO. : HIKARI/FR/KURIKULUM/03

Tgl. Terbit : 19 Februari 2018

Page 222: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

2. Anak bertanya

Cara membuat rumah dari geometri

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan menunjukkan gambar rumah dari

kepingan geometri

4. Anak menalar :

Anak mengingat cara menyusun rumah dari geometri

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “Happy Family”

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan anak

2. Menguatkan tentang kepingan geometri yang digunakan

3. Menguatkan pengelompokan bentuk (lingkaran, segitiga, persegi panjang)

C. Kegiatan Penutup

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini

3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

5. Berdo‟a setelah belajar

Mengetahui, Setu, 17 September 2018

Kepala TK Hikari Guru Kelas

Siti Nawangsari, S.Pd Anti Marifah

Page 223: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Semester/bulan/minggu ke : 1/September/9

Hari/Tanggal : Selasa/ 18 September 2018

Kelompok/Usia : A/4-5 Tahun

Tema/Sub Tema : Keluargaku/ Anggota Keluarga

MATERI DALAM KEGIATAN :

1. Do'a sebelum & sesudah belajar

2. Lagu *Happy Family*

3. Bc. Bagian rumah

4. Membilang balok bentuk segitiga

5. Membangun rumah dari balok

MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAAN :

5. Menyayangi diri sendiri sebagai rasa syukur

6. Mengucapkan salam masuk dalam penyambutan dan penjemputan

7. Berdo‟a sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan

8. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk ke dalam SOP sebelum dan sesudah

makan

ALAT DAN BAHAN :

1. Balok berbagai bentuk

2. Alas

3. Gambar rumah

A. Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi *Happy Family*

3. Mengenalkan aturan main

4. Berdiskusi tentang membangun rumah

B. Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Benda yang ada dirumah

Bangunan rumah

2. Anak bertanya

Cara membangun bentuk rumah

NO. : HIKARI/FR/KURIKULUM/03

Tgl. Terbit : 19 Februari 2018

Page 224: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

3. Anak Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan gambar rumah dan memberi contoh

membangun rumah

4. Anak menalar :

Anak mengingat cara membangun rumah

5. Anak mengkomunikasikan :

Menggambar sekolah

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan anak

2. Menguatkan tentang membilang banyak balok yang digunakan untuk membangun

rumah

C. Kegiatan Penutup

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini

3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

4. Berdo‟a setelah belajar

Mengetahui, Setu, 18 September 2018

Kepala TK Hikari Guru Kelas

Siti Nawangsari,S.Pd Anti Marifah

Page 225: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Semester/bulan/minggu ke : 1/September/9

Hari/Tanggal : Rabu/19 September 2018

Kelompok/Usia : A/4-5 Tahun

Tema/Sub Tema : Keluargaku/ Anggota Keluarga

MATERI DALAM KEGIATAN :

1. Do'a sebelum & sesudah belajar

2. Lagu *Happy Family*

3. Bc. Pesawat

4. Membuat pesawat dari lego

MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAAN :

1. Menyayangi diri sendiri sebagai rasa syukur

2. Mengucapkan salam masuk dalam penyambutan dan penjemputan

3. Berdo‟a sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan

4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk ke dalam SOP sebelum dan sesudah

makan

ALAT DAN BAHAN :

1. Alas dan lego

A. Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Happy Family”

3. Mengenalkan aturan main

4. Berdiskusi tentang membuat pesawat

NO. : HIKARI/FR/KURIKULUM/03

Tgl. Terbit : 19 Februari 2018

Page 226: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

B. Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar pesawat

Alat dan bahan

2. Anak bertanya

Cara membuat pesawat dari lego

Bagian pesawat

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan gambar pak pilot dan memberi contoh

cara membuat pesawat dari lego

4. Anak menalar :

Anak mengingat cara membuat pesawat dari lego

Anak mengingat cara bagian-bagian pesawat

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “Happy Family”

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan anak

2. Menguatkan tentang lego yang disusun menjadi pesawat

Kegiatan Penutup

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini

3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

4. Berdo‟a setelah belajar

Mengetahui, Setu, 19 September 2018

Kepala TK Hikari Guru Kelas

Siti Nawangsari,S.Pd Anti Marifah

Page 227: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Semester/bulan/minggu ke : 1/September/10

Hari/Tanggal : SENIN/ 24 September 2018

Kelompok/Usia : A/4-5 Tahun

Tema/Sub Tema : Lingkunganku

MATERI DALAM KEGIATAN :

1. Do'a sebelum & sesudah belajar

2. Lagu *Rumahku* dan “Harimau Bermain Musik”

3. Bc. Hewan peliharaan

4. Membuat hewan dari kepingan geometri

MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAAN :

1. Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan

2. Mengucapkan salam masuk dalam penyambutan dan penjemputan

3. Berdo’a sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan

4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk ke dalam SOP sebelum dan sesudah

makan

ALAT DAN BAHAN :

1. Alas dan kepingan geometri

A. Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Rumahku”

3. Bernyanyi “Harimau Bermain Musik”

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang binatang yang ada didarat

6. Berdiskusi tentang menyusun kepingan geometri

NO. : HIKARI/FR/KURIKULUM/03

Tgl. Terbit : 19 Februari 2018

Page 228: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

B. Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar binatang yang ada di hutan

Alat dan bahan

2. Anak bertanya

Hewan yang ada di darat

Anak bertanya makanan yang dimakan hewan yang ada di darat

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan gambar binatang yang ada di hutan

dan memberi contoh menyusun kepingan geometri

4. Anak menalar :

Anak menyebutkan keluarga inti

Anak mengingat cara menyusun kepingan geometri

5. Anak mengkomunikasikan :

Menyanyikan lagu “Harimau Bermain Musik”

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan anak

2. Menanyakan tentang bentuk kepingan yang digunakan untuk membentuk binatang

3. Menguatkan konsep pengelompokan bentuk (lingkaran, segitiga, persegi panjang)

C. Kegiatan Penutup

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini

3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

5. Berdo‟a setelah belajar

Mengetahui, Setu, 24 September 2018

Kepala TK Hikari Guru Kelas

Siti Nawangsari, S.Pd Anti Marifah

Page 229: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Semester/bulan/minggu ke : 1/September/10

Hari/Tanggal : Selasa/ 25 September 2018

Kelompok/Usia : A/4-5 Tahun

Tema/Sub Tema : Lingkungan ku

MATERI DALAM KEGIATAN :

1. Do'a sebelum & sesudah belajar

2. Lagu “Satu jari kananku”

3. Bc. Bagian orang

4. Menyusun orang dari kepingan geometri

MATERI YANG MASUK DALAM PEMBIASAAN :

1. Menyayangi diri sendiri sebagai rasa syukur

2. Mengucapkan salam masuk dalam penyambutan dan penjemputan

3. Berdo‟a sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan

4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk ke dalam SOP sebelum dan sesudah

makan

ALAT DAN BAHAN :

1. Alas dan kepingan geometri

2. Gambar orang

A. Kegiatan awal :

1. Do‟a sebelum belajar

2. Bernyanyi “Satu jari kananku”

3. Bernanyi ”rumahku”

4. Mengenalkan aturan main

5. Berdiskusi tentang rumahku

6. Berdiskusi tentang kepingan geometri menjadi bentuk orang

NO. : HIKARI/FR/KURIKULUM/03

Tgl. Terbit : 19 Februari 2018

Page 230: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

B. Kegiatan inti :

1. Anak mengamati

Gambar orang

Alat dan bahan

2. Anak bertanya

Anak bertanya cara menyusun menjadi orang dari kepingan geometri

3. Anak mengumpulkan informasi

Guru memberi dukungan dengan memberi contoh menyusun kepingan

geometri menjadi bentuk orang

4. Anak menalar

Anak mengingat cara menyusun kepingan geometri menjadi bentuk

orang

5. Anak mengkomunikasikan :

Bernyanyi “Satu jari kananku”rumahku

Membentuk kepingan geometri menjadi bentuk orang

Recalling :

1. Menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan anak

2. Menanyakan tentang bentuk kepingan geoemtri yang digunakan

3. Menguatkan tentang bentuk segitiga, persegi dan lingkaran

C. Kegiatan Penutup

1 Menanyakan perasaan selama hari ini

2 Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini

4. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

5. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

6. Berdo‟a setelah belajar

Mengetahui, Setu, 24 September 2018

Kepala TK Hikari Guru Kelas

Siti Nawangsari,S.Pd Anti Marifah

Page 231: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Lampiran 8

Page 232: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan
Page 233: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan
Page 234: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan
Page 235: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan

Lampiran 9

Page 236: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan
Page 237: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan
Page 238: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan
Page 239: PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43552/2/ANTI MARIFAH -FITK.pdfiv Abstrak Anti Marifah 11140184000027 Peningkatan