Upload
others
View
37
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MEWARNAI
MELALUI METODE BERMAIN WARNA PADA ANAK
KELOMPOK A4 RA AL HIKMAH UNGARAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
DIAN ARUM SETIYAWATI
NIM 116 14 030
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
v
MOTTO
ى ان تكرهوا شيــئب كم وعس كتب عليکم القتبل وهو كره لـ
كم وللا هو شر لـ ى ان تحبوا شيــئب وکم وعس هو خير لـ و
(612يعلم وانـتم ل تعلمون )البقرة :
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu namun ia amat baik bagimu dan boleh
jadi engkau mencintai sesuatu namun ia amat buruk bagimu, Allah Maha
Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.". (Q.S Al Baqarah: 216)
vi
PERSEMBAHAN
Puji Syukur kehadirat Allah Swt. Atas limpahan rahmat serta karuniaNya,
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orangtua ku tersayang, Bapak Rozi dan Ibu Jumiati yang selalu
membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi
dalam kehidupanku.
2. Adikku tercinta, Dedy Setiadi yang selalu memberikan semangat, motivasi
dan doa kepada penulis.
3. Ibu H. Siti Rukhayati, M.Ag yang dengan sabar membimbing penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
4. Ibu Hj. Siti Isnainiyati, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah beserta seluruh
keluarga besar RA Al Hikmah Ungaran yang berkenan membantu penulis
dalam melakukan penelitian.
5. Sahabatku Yulis Meika Rusmaningsih, Novita Astuti Wulandari,
Faqihatun Fadilah, dan Juharin Insiyah yang telah memberikan dorongan,
semangat yang tiada henti kepada penulis.
6. Teman-teman ku Suryani Indrawati, Lisna Lulu‟ Annikmah, Fera Rizkiana
Amalia, Dwi Aprilia Hasanah, yang telah memberikan support.
7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulisan skripsi ini.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillah robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Peningkatan Kemampuan Kognitif Mewarnai Melalui Metode Bermain Warna
pada Anak Kelompok A4 RA Al Hikmah Ungaran Tahun Pelajaran 2017/2018.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya
yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-
satunya umat manusia yang dapat mereformasikan umat manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga;
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan PIAUD IAIN Salatiga;
4. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan
pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat
viii
berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan
Islam Anak Usia Dini yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
6. Semua anggota keluarga Bapak, Ibu dan adik tercinta beserta segenap
keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan motifasi.
7. Teman-teman KKN posko 134 Dusun Panimbo Desa Panimbo Kabupaten
Grobogan tahun 2018, yang telah memberika semangat.
8. Teman-teman seperjuangan keluarga besar PIAUD angkatan 2014 yang
tak pernah berhenti mendukung dan mendoakan supaya skripsi ini cepat
terselesaikan.
Penulis sepenuhnya sadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya,
serta para pembaca pada umumnya. Amiin.
Salatiga, 13 Agustus 2018
Penulis,
Dian Arum Setiyawati
NIM. 116 14 030
ix
ABSTRAK
Setiyawati, Dian Arum. 2018. Peningkatan Kemampuan Kognitif Mewarnai
Melalui Metode Bermain Warna Pada Anak Kelompok A4 RA Al
Hikmah Ungaran Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Salatiga:
Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Siti
Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci : kemampuan kognitif dan metode bermain warna
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan metode bermain
warna dapat meningkatkan kemampuan kognitif mewarnai pada anak kelompok
A4 RA Al Hikmah Ungaran. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas
kolaboratif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak dengan usia 4 - 5 tahun yang
tergabung dalam Kelompok A4 dan berjumlah 23 anak. Metode yang digunakan
untuk pengumpulan data adalah observasi, dokumentasi dan lembar kerja anak.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak dalam
bermain warna di RA Al Hikmah sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas
sebesar 33%. Setelah dilakukan tindakan yang disepakati yaitu melalui metode
bermain warna diperoleh hasil Siklus I sebesar 54% dan Siklus II meningkat
menjadi 90%. Selisih peningkatan nilai pada Pra Siklus ke Siklus I adalah 21%
dan selisih Siklus I ke Siklus II adalah 36%. Hasil penelitian ini sudah memenuhi
indikator pencapaian sebesar 85% yang telah ditetapkan sekolah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa melalui metode bermain warna anak dapat meningkatkan
kemampuan kognitif mewarnai dan mengalami peningkatan.
Berdasarkan data hasil Penelitian Tindakan Kelas tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa melalui metode bermain warna dapat meningkatkan
kemampuan kognitif mewarnai pada anak kelompok A4 RA Al Hikmah Ungaran
tahun pelajaran 2017/2018 telah terbukti dan dapat diterima kebenarannya.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A.Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B.Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C.Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D.Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6
E.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ................................. 8
F.Metode Penelitian ............................................................................... 8
1.Rancangan Penelitian .............................................................. 8
2.Subjek Penelitian ..................................................................... 10
3.Langkah-langkah Penelitian .................................................... 10
4.Instrumen Penelitian ................................................................ 12
5.Pengumpulan Data .................................................................. 13
xi
6.Analisis Data ........................................................................... 14
G.Sistematika Penulisan ......................................................................... 17
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 19
A.Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ........................................... 19
1.Pengertian Kemampuan Kognitif ............................................ 19
2.Tahap Perkembangan Kognitif ................................................ 23
3.Urgensi Perkembangan Kognitif ............................................. 25
4.Teori Dasar Perkembangan Kognitif ....................................... 26
5.Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif ............. 28
6.Makna Perkembangan Kognitif Bagi Kehidupan Anak .......... 30
B.Kajian Materi Penelitian ..................................................................... 30
1.Pengertian Metode Bermain .................................................... 30
2.Fungsi Metode Bermain .......................................................... 33
3.Bermain Warna ....................................................................... 36
4.Langkah-Langkah Bermain Warna pada Anak Usia Dini ...... 42
5.Manfaat Bermain Warna ......................................................... 44
C.Kajian Pustaka .................................................................................... 45
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 52
A.Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ............................... 52
1.Sejarah Berdirinya Sekolah RA Al Hikmah Ungaran ............ 52
2.Profil Sekolah RA Al Hikmah Ungaran ................................. 52
3.Letak Geografis RA Al Hikmah Ungaran ............................... 53
4.Visi, Misi dan Tujuan RA Al Hikmah Ungaran ..................... 53
xii
5.Sarana dan Prasarana Sekolah RA Al Hikmah Ungaran ........ 54
6.Keadaan Siswa dan Guru RA Al Hikmah Ungaran ................ 55
7.Struktur Organisasi RA Al Hikmah Ungaran ......................... 58
B.Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................. 62
1.Hasil Penelitian Pra Siklus ...................................................... 62
2.Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus I ..................................... 63
3.Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus II .................................... 70
BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................... 76
A.Deskripsi Per Siklus ........................................................................... 76
1.Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data ............................. 76
2.Data Hasil Pengamatan Pra Siklus .......................................... 78
3.Data Hasil Pengamatan Siklus I .............................................. 80
4.Data Hasil Pengamatan Siklus II ............................................ 82
B.Pembahasan Hasil Pencapaian Per Siklus ......................................... 84
1.Pembahasan Pra Siklus ........................................................... 84
2.Pembahasan Siklus I ............................................................... 86
3.Pembahasan Siklus II .............................................................. 87
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 90
A.Kesimpulan ........................................................................................ 90
B.Saran ................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ............................... 15
Tabel 2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak .......................................... 39
Tabel 3.1 Data Ruang Guru RA Al Hikmah Ungaran ....................................... 55
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas A4 ............................................................ 56
Tabel 3.3 Daftar Nama Guru RA Al Hikmah Ungaran ..................................... 57
Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ............................... 76
Tabel 4.2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus ................................................... 77
Tabel 4.3 Hasil Penelitian Pra Siklus ................................................................. 78
Tabel 4.4 Hasil Penelitian Siklus I ..................................................................... 80
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II ..................................................................... 82
Tabel 4.6 Pembahasan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator
Keberhasilan …………………………………………………..…………….. 85
Tabel 4.7 Pembahasan Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator Keberhasilan
………………………………………………………………………………… 86
Tabel 4.8 Pembahasan Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator Keberhasilan
………………………………………………………………………………… 87
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model kemmis dan Taggart ................ 10
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Al Hikmah Ungaran ................................ 58
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Kegiatan Harian Siklus I ............................................... 1
Lampiran 2 Rencana Kegiatan Harian Siklus II ............................................. 5
Lampiran 3 Lembar Penilaian Pra Siklus ....................................................... 9
Lampiran 4 Lembar Penilaian Siklus I ........................................................... 11
Lampiran 5 Lembar Penilaian Siklus II ........................................................... 13
Lampiran 6 Dokumentasi ................................................................................ 15
Lampiran 7 Lembar Observasi guru ............................................................... 20
Lampiran 10 Lembar Kerja Anak ..................................................................... 24
Lampiran 8 Surat Pembimbing Skripsi ........................................................... 27
Lampiran 9 Lembar Konsultasi Skripsi .......................................................... 28
Lampiran 10 Surat Permohonan Penelitian ....................................................... 29
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 30
Lampiran 12 Nilai SKK Mahasiswa ................................................................. 31
Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup .................................................................. 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik
yang khas, dikatakan memiliki karakteristik yang khas dikarenakan
mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki sikap egosentris, suka
berfantasi dengan hal-hal baru. Anak dalam masa ini tergolong berada
dalam masa peka, masa tumbuh dan berkembangnya anak. Berdasarkan
pendapat dari Jamaris (dalam Sujiono, 2009:54) ”perkembangan
merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif, artinya perkembangan
terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh sebab
itu, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka
perkembangan selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan”. Sejalan
dengan Montessori (dalam Sujiono, 2009:54) menyatakan bahwa ”masa
ini merupakan periode sensitif (sensitive periods), selama masa inilah anak
secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya”.
Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka
memahami dan menguasai lingkungannya.
Usia keemasan merupakan masa anak mulai peka untuk menerima
berbagai stimulus dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungannya baik
disengaja maupun tidak disengaja. Hainstok (dalam Sujiono, 2009:54),
”pada masa peka inilah terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis
2
sehingga anak siap merespon dan mewujudkan semua tugas-tugas
perkembangan yang diharapkan muncul pada pola prilaku sehari-hari”.
Menurut pendapat diatas bisa dikatakan bahwa saat anak tumbuh dan
berkembang ini merupakan kesempatan bagi orang tua maupun pendidik
untuk memberikan stimulus-stimulus menggali setiap potensi anak atau
memberikan kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi menggali
pengetahuan yang baru.
Kognitif merupakan hal utama yang berperan penting untuk dapat
melakukan berbagai hal. Menurut Sujiono, dkk (2004:1.3) “kognitif adalah
suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan,
menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa”. Menurut
para ahli bahwa kognitif merupakan kemampuan berpikir yang abstrak
terhadap suatu hal atau peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Jika
adanya hambatan pada aspek kognitifnya tentu sangatlah menganggu
perkembangan aspek-aspek lainnya. Dilihat dari kenyataan di lapangan
masih terdapat masalah yang terjadi terkait dengan kemampuan kognitif
anak salah satunya kemampuan kognitif.
Piaget mengemukakan bahwa kegiatan bermain merupakan latihan
untuk mengkonsolidasikan berbagai pengetahuan dan keterampilan
kognitif yang baru dikuasai sehingga dapat berfungsi secara efektif.
Melalui kegiatan bermain, semua proses mental yang baru dikuasai dapat
diinternalisasi oleh anak. Vygotsky (dalam Jamaris, 2006:115)
mengemukakan bahwa kegiatan bermain secara langsung berperan dalam
3
berbagai usaha pengembangan kognitif anak. Sedangkan Bruner (1972
dalam Jamaris, 2006:115) mengemukakan bahwa, bermain mendorong
anak melakukan berbagai kegiatan dalam memecahkan berbagai masalah
melalui penemuan. Dengan demikian bermain memperkuat kemampuan
dan keterampilan anak dalam memecahkan masalah (Sylvia, Bruner dan
Genova, 1972 dalam Jamaris, 2006:115)
Bermain warna juga berkaitan erat dengan kemampuan imajinasi
dan kreativitas anak dalam mengkreasikan warna yang satu dengan warna
yang lain sehingga menghasilkan warna baru. Melalui metode bermain
warna ini anak dapat menemukan sesuatu berdasarkan pengalamannya.
Berdasarkan hasil observasi di RA Al Hikmah Ungaran ditemukan
kegiatan pembelajaran dalam hal aspek kognitif terutama kognitif dalam
mengkreasikan warna masih belum memenuhi peningkatan perkembangan
anak, kondisi ini memiliki implikasi terhadap hasil belajar anak sehingga
belum mencapai hasil yang optimal. Untuk itu peran peneliti disini adalah
mengevaluasi kegiatan yang telah terlaksana sebelumnya, dengan mencari
tau penyebabnya. Jika penyebab telah diketahui barulah peneliti bisa
mengambil tindakan. Tindakan yang diambil berupa peningkatan proses
pembelajaran pada anak usia dini seperti dilihat dari penetapan tujuan
perkembangan, tema yang dibahas, penggunaan alat peraga atau media dan
permainan, serta metode yang digunakan perlu mempertimbangkan aspek
perkembangan anak itu sendiri. Agar anak mencapai perkembangan yang
optimal dalam kegiatan pembelajaran maka metode dan media sangat
4
dibutuhkan. Dalam hal ini media memiliki dua sisi yang sama pentingnya
sebagai alat peraga bagi guru untuk mempermudah menyampaikan materi
kepada anak didik serta mempermudah anak didik melihat langsung dan
memahami materi yang disampaikan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru
kelas kelompok A4 di RA Al Hikmah Ungaran, bahwa hambatan yang
sering ditemui dalam kegiatan pembelajaran mengkreasikan warna yang
menyangkut tentang kemampuan kognitif belum tercapai sepenuhnya.
Walaupun kegiatan tersebut sudah berlangsung sesuai penjelasan dari guru
namun terdapat beberapa anak yang mengalami kendala, masih adanya
anak yang kurang kreatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga
anak masih belum berkembang. Dilihat dari jumlah anak 23 masih terdapat
anak yang belum berkembang karena dilihat dari lembar kerja anak yang
telah diselesaikan masih adanya hasil yang kurang rapi dan belum
memenuhi hasil yang memuaskan. Disamping itu sulitnya menerapkan
metode yang tepat untuk kegiatan mengkreasikan warna agar memperoleh
hasil memuaskan bagi anak didik.
Metode bermain warna diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif anak, yang akan menambah kualitas pengajaran dan
pendidikan di RA Al Hikmah sehingga tujuan dari pada menciptakan tunas
bangsa yang berintelektual dan religius dapat tercapai, sebagaimana dalam
ayat Al-Qur‟an yang menganjurkan agar umat manusia mau menuntut
5
ilmu, tertuang dalam Firman Allah SWT
:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu
“Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan : “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang–orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat .
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan“ (Al
Mujadalah :11).
Penerapan metode bermain warna diharapkan agar anak didik
mampu memahami tentang warna dan akhirnya mampu mengkreasikan
warna serta anak dapat memecahkan masalah dengan solusi yang tepat.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka timbullah masalah yang
mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF
MEWARNAI MELALUI METODE BERMAIN WARNA PADA
ANAK KELOMPOK A4 RA AL HIKMAH UNGARAN TAHUN
PELAJARAN 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas,
maka dapat dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini, yaitu :
6
Apakah dengan metode bermain warna dapat meningkatkan kemampuan
kognitif mewarnai pada anak kelompok A4 RA Al Hikmah Ungaran
Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan
penelitian ini, yaitu :
Untuk mengetahui peningkatan metode bermain dapat meningkatkan
kemampuan kognitif mewarnai pada anak kelompok A4 RA Al Hikmah
Ungaran Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu :
a. Memberi masukan bagi guru agar dapat meningkatkan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dan sebagai sarana
peningkatan profesional guru.
b. Sebagai bahan informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya
peningkatan kemampuan kognitif mewarnai melalui metode
bermain warna pada anak usia dini.
c. Bagi guru RA, guru dapat menambah wawasan betapa pentingnya
memahami karakteristik anak sehingga dapat menentukan metode
pembelajaran yang tepat yaitu dengan metode bermain warna.
7
d. Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih
kreatif dalam merancang dan mengelola kegiatan yang
menyenangkan untuk anak didik.
2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu :
a. Bagi orang tua
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan orang tua
anak didik dapat meningkatkan kemampuan anak dalam aspek
kognitif agar anak dapat memecahkan masalahnya sendiri.
b. Bagi guru
Dengan penelitian ini guru dapat meningkatkan imajinasi
anak dalam mengkreasikan warna dan memecahkan suatu masalah
yang dihadapi oleh anak didiknya.
c. Bagi anak didik
Diharapkan dengan penelitian ini anak menjadi terbiasa dan
dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
d. Bagi sekolah
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan atau pengetahuan baru tentang peningkatan aspek kogntif
melalui metode bermain warna, agar dapat diwujudkan dalam suatu
lembaga pendidikan yang berhasil membentuk anak yang memiliki
kreatifitas yang tinggi.
8
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang
diduga dapat mengatasi permasalahan. Hipotesis penelitian merupakan
anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui
penelitian Bambang Dwiloka (2012:29). Adapun hipotesis yang peneliti
ajukan dalam penelitian ini adalah : “Metode bermain warna dapat
meningkatkan kemampuan kognitif mewarnai pada anak kelompok A4 RA
Al Hikmah Ungaran Tahun Pelajaran 2017/2018”. Indikator keberhasilan
tindakan harus mencapai 85% atau anak dapat dikatakan Berkembang
Sesuai Harapan dengan nilai bintang 3 dari nilai ketuntasan belajar yang
ditentukan sekolah.
F. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penelitian mengunakan metode
penelitian Kualitatif. Menurut Tohirin (dalam Naila Hayati 2012: 3)
Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang bermaksud
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistic dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks
khusus yang alamiah serta memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas. Penelitian Tindakan Kelas menurut Basrowi, Suwandi
(2008:25) merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam
9
bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas
merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di
lapangan. Jadi penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis
yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik
pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang
berprestasi.
Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah
karena peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Dalam
penelitian ini, kelas yang berisi anak didik dijadikan objek penelitian,
maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi
yang diteliti.
Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis
penelitian kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai observer.
Proses belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru pengampu kelas
dan siswa. Hal ini bertujuan agar proses belajar mengajar berjalan
secara damai, sehingga nilai dan data yang diperoleh valid.
Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dijabarkan dalam
empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting),
observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Untuk lebih jelasnya
tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas menurut Yanto
(2013:42) menjabarkan sebagai berikut:
10
Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart
Sumber : Yanto (2013:42)
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik pada kelompok A4 di
RA Al Hikmah Ungaran tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah
23 anak, yaitu laki-laki 12 dan perempuan 11 anak. Penelitian
Tindakan Kelas dilakukan bulan Mei 2018 pada semester genap tahun
2018.
3. Langkah-langkah Penelitian
Tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari 4
tahapan penting, yaitu :
11
a. Tahap Rencana
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk
merancang kegiatan pembelajaran Bermain Warna, kegitana ini
meliputi :
1) Mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi
dan wawancara di sekolahan.
2) Membuat RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)
dengan penerapan metode bermain melalui kegiatan
pencampuran warna.
3) Menyiapkan media dan bahan yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
4) Menyiapkan lembar kerja anak dan lembar penilaian hasil
karya anak.
5) Membuat stimulasi perbaikan.
b. Tahap Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dan
menerapkan apa yang telah direncanakan. Penerapan
pembelajaran sesuai dengan scenario pembelajaran yang tertulis
di RPPH. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama
pembelajran berlangsung, tindakan ini untuk mengetahui hasil
belajar anak setelah melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode bermain warna. Kegiatan pembelajaran ini
12
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: Kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir.
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi segala aktivitas
anak dalam proses pembelajaran kemudian dianalisis menjadi
umpan balik dan disesuaikan dengan beberapa indikator-indikator
yang telah ditentukan penulis secara terlampir.
d. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah terjadi. Dalam kegiatan refleksi ini, data
yang diperoleh dari proses pengamatan kemudian dikumpulkan
dan dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran yang telah
dilaksanakan berhasil atau gagal. Dari hasil analisis tersebut
dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengkaji kekurangan
yang muncul dalam pelaksanaan siklus I dan dilakukan perbaikan
pada siklus II.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian
tindakan kelas adalah:
a. Lembar Observasi Siswa, yaitu lembar yang digunakan untuk
mengamati anak didik selama proses pembelajaran berlangsung
secara bersamaan, yaitu anak didik tidak diperintahkan maju satu
per satu dalam melaksanakan tugas, melainkan semua secara
13
bersama-sama mengikuti perintah guru dalam mengkreasikan
warna. Sedangkan Lembar Observasi Guru, yaitu lembar yang
digunakan untuk mengamati guru saat melakukan proses
pembelajaran dikelas secara langsung, yaitu saat guru membuka
dan menutup pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran serta
penggunaan metode yang tepat yaitu bermain warna.
b. Lembar Kerja Anak atau Tes, yaitu lembar atau tugas yang
disiapkan penulis untuk pembelajaran anak.
c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang
berupa foto, peneliti membutuhkan dokumentasi meliputi:
1) Foto kegiatan pembelajaran.
2) Data siswa, guru dan profil sekolah.
5. Pengumpulan Data
Ada sejumlah metode pengumpulan data yang dapat
digunakan, akan tetapi tidak semua metode cocok untuk semua jenis
data. Oleh karena itu, peneliti harus memilih metode yang tepat.
Adapun metode yang digunakan peneliti antara lain yaitu:
a. Metode Observasi
Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam
penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan
pendengaran. Menurut Sukardi (2009:78) menyatakan bahwa
14
observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil
berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja anak
didik dalam situasi alami. Dalam hal ini peneliti mengamati
proses peningkatan kemampuan kognitif anak selama
pembelajaran berlangsung.
b. Metode Dokumentasi
Cara lain memperoleh data dari penelitian adalah
menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, dimungkinkan
peneliti memperoleh informasi dari berbagai macam sumber
tertulis, dimana anak didik melakukan kegiatan sehari-harinya.
Strategi ini menurut Sukardi (2009:81) untuk mendapatkan
gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana
dan keadaan siswa.
c. Metode Tes
Untuk mengukur peningkatan kemampuan kognitif
mewarnai sebelum diterapkan bermain warna dan setelah
mendapatkan tindakan.
6. Analisis Data
Apabila penelitian tahap pertama (siklus 1) belum memenuhi
tujuan pembelajaran dengan baik, maka diadakan tindak lanjut
(penelitian ulang yaitu tahap siklus 2). Jika sudah dapat memenuhi
atau berhasil dalam tujuan pembelajaran tersebut maka penelitian
dihentikan sampai siklus 2. Selain metode analisis diatas, peneliti juga
15
menggunakan statistik sederhana untuk membantu mengungkapkan
data sebagai upaya memperoleh data dan informasi secara lengkap.
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol Bintang Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang
tepat atau anak tidak mau
mencoba.
2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman
3 Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan
4 Berkembang Sangat
Baik (BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis
berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil
tindakan yang telah dilakukan. Analisi data observasi terhadap guru
sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan
refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat diambil
pada siklus berikutnya. Analisi data terhadap anak dilakukan beberapa
tahap seperti Mulyasa (2009 :101) yaitu:
1) Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.
16
2) Menghitung persentase peningkatan kosaka anak. Persentase
pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu:
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butiramatan
Persentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
3) Membuat tabulasi skor observasi pengamatan kemampuan kognitif
mewarnai melalui metode bermain warna yang terdiri dari nama
anak, persentase pencapaian yang diperoleh dari perhitungan
persentase peningkatan kemampuan kognitif mewarnai pada
masing-masing anak. Persentase keberhasilan diperoleh dari
persentase standar ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh pihak
sekolah, yaitu standar keberhasilan hasil belajar tiap anak sebesar
85% dan status pencapaian.
4) Status Pencapaian diperoleh dari perbandingan antara skor
persentase pencapaian dengan persentase keberhasilan (85%).
Jika hasil persentase pencapaian < (kurang dari) persentase
keberhasilan maka status pencapaian yaitu “BB” artinya belum
berkembang. Dan bila persentase pencapaian ≥ (lebih dari atau
17
sama dengan) persentase keberhasilan maka status pencapaian
yaitu “Berkembang” artinya sudah berkembang.
5) Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah
mencapai persentase yang telah ditentukan.
G. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti
uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematka
skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian :
Bagian awal yang terdiri dari halaman sampul, halaman judul,
lembar berlogo, persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan,
pengesahan kelulusan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
BAB I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : Landasan Teori, dibagi menjadi 2 yaitu Kajian Teori dan
Kajian Pustaka. Kajian Teori berisi tentang perkembangan kognitif anak
usia dini, pengertian metode bermain warna, dan langkah-langkah bermain
warna. Sedangkan kajian pustaka berisi penelitian yang sudah ada.
BAB III : Pelaksanaan Penelitian, berisi gambaran situasi umum
dan subjek penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi
pelaksanaan siklus II.
18
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi deskripsi per
siklus dan pembahasan.
BAB V : Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran. Bagian
akhir dari skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan
riwayat hidup penulis.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara
anak berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara
berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan
sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan. Perkembangan kognitif
sendiri mengacu kepada kemampuan yang dimiliki seorang anak untuk
memahami sesuatu (Maslihah, 2005). Perkembangan kognitif juga
merupakan salah satu dari 6 aspek perkembangan pada anak usia dini.
Maka dari itu perkembangan kognitif juga harus di lihat dan diperhatikan
karena perkembangan ini awal dari kemampuan anak untuk berfikir.
1. Pengertian Kemampuan Kognitif
Pengertian kognitif yang dikemukan Gagne (dalam Jamaris,
2006:18) adalah proses yang terjadi secara internal didalam pusat
susunan syaraf pada waktu manusia sedang berfikir. Kemampuan
kognitif ini berkembang secara bertahap sejalan dengan
perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan
syaraf. Selanjutnya, Piaget (dalam Sujiono, 2007:154-155)
mengemukakan bahwa perkembangan kognitif adalah interaksi dari
hasil kematangan manusia dan pengaruh lingkungan. Manusia aktif
mengadakan hubungan dengan lingkungan, menyesuaikan diri
20
terhadap objek-objek yang ada disekitarnya merupakan proses
interaksi untuk mengembangkan aspek kognitif.
Sedangkan menurut Chaplin (dalam Sugianto, 2013:4)
Kemampuan kognitif adalah suatu proses berfikir, daya
menghubungkan, kemampuan menilai, dan mempertimbangkan.
Dapat disimpulkan bahwa kognitif adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang dalam memecahkan suatu masalah melalui proses berfikir,
menghubungkan, menilai, serta mempertimbangkan dalam
menyesuaikan diri untuk mencapai tujuan. yang diperoleh. Dengan
demikian maka kemampuan kognitif adalah kemampuan yang
diperoleh anak melalui dirinya sendiri dengan terlibat langsung dalam
kegiatan pembelajaran. Untuk itu pendidik perlu mengatur kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada anak dalam mengembangkan dan
memproses kemampuan berpikir yang spesifik agar anak dapat
memecahkan suatu masalah melalui proses berfikir.
Belajar merupakan proses adaptasi atau penyesuaian tingkah
laku yang berlangsung secara progresif. Belajar merupakan peristiwa
mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggun akan
pengetahuan. Sebagaimana dalam firman Allah surah Az - Zumar ayat
9 yang mewajibkan untuk belajar:
21
ه هو قاوت آواء الليل ساجدا وقائما يحذر الخزة ويزجو رحمت أم
ز أولو قل هل ي ربه ستوي الذيه يعلمون والذيه ل يعلمون إوما يتذك
اللباب
Artinya: “ ( apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung)
ataukah orang yang beribadat di waktu - waktu malam
dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah:
"Adakah sama orang - orang yang mengetahui dengan
orang - orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S. Az -
zumar: 9)”
Berdasarkan ayat di atas dapat diketahui tentang keutamaan
ilmu dan betapa mulianya beramal berdasarkan ilmu. Dan tidak sama
antara orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu. Orang yang
berilmu derajatnya lebih tinggi.Yang perlu digaris bawahi bahwa ilmu
pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang bermanfaat,
yang menjadikan seseorang mengetahui hakikat sesuatu lalu
menyesuaikan diri dan amalnya dengan pengetahuannya itu. Ilmu
pengetahuan didapat dengan cara belajar. Oleh karena itu melalui
surah Az - Zumar ini, Allah mewajibkan umat - Nya untuk belajar.
Untuk mengembangkan kognitif anak terdapat beberapa
program yang dapat diberikan kepada anak. Guna meningkatkan
kemampuan kognitif anak perlu diberi berbagai kegiatan untuk
bermain dengan menjelajah lingkungan, lebih banyak merespons pada
rangsangan dalm lingkungan dengan cara yang sangat konstruktif /
22
membangun yaitu ketika ia mengorganisasi informasi dalam otaknya
dalam pola yang dapat diprediksi sejak usia sangat dini.
Selanjutnya dikatakan Beaty dalam Aisyah (2008:5.33)
mengemukakan bahwa ada 5 program pengembangan kognitif pada
anak usia dini, yakni :
1) Bentuk
Bentuk adalah salah satu konsep dari konsep paling awal yang
harus dikuasai. Anak dapat membedakan benda berdasarkan
bentuk lebih dulu sebelum berdasarkan ciri-ciri lainnya.
2) Warna
Konsep warna paling baik dikembangkan dengan cara
memperkenalkan warna satu-persatu kepada anak dan
menawarkan beragam permainan dan kegiatan menarik yang
berhubungan dengan warna.
3) Ukuran
Ukuran adalah salah satu yang diperhatikan anak secara khusus.
Sering kali hubungan ukuran ini diajarkan dalam konteks
kebalikan, seperti besar dan kecil, panjang dan pendek, dan
sebagainya.
4) Pengelompokan
Ketika anak memilih benda, orang, kejadian, atau ide dalam
kelompok dengan dasar beberapa karakteristik umum, seperti
23
warna, ukuran atau bentuk, kita dapat mengatakan anak sedang
belajar mengelompokkan.
5) Pengurutan
Pengurutan adalah kemampuan meletakkan benda dalm urutan
menurut urutan tertentu.
Dari beberapa program tersebut, maka pengembangan konsep
akan muncul secara sistematis melalui berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh anak. Jika anak diberi kesempatan untuk melakukan
berbagai kegiatan, maka akan mempermudah anak dalam memahami
konsep yang dipelajarinya.
2. Tahap Perkembangan Kognitif
Piaget dalam Sujiono (2007:155) mengemukakan bahwa
terdapat empat fase perkembangan kognitif. Ada empat tahap
perkembangan yaitu:
1) Tahap Sensorimotor
Tahap sensorimotor yaitu antara rentang usia 0-2 tahun.
Pada rentang usia tersebut anak berinteraksi dengan dunia sekitar
melalui panca indera. Yang dimulai dari gerakan reflek yang
dimiliki sejak lahir, menghisap, menggenggam, melihat, melempar,
hingga pada akhir usia 2 tahun anak sudah dapat menggunakan
satu benda dengan tujuan berbeda. Kemampuan ini merupakan
awal berpikir secara simbolik yaitu kemampuan untuk memikirkan
suatu objek tanpa kehadiran objek tersebut secara empiric.
24
2) Tahap Praoperasional
Tahap praoperasional berada pada rentang usia 2 hingga 6-
7 tahun (pada saat anak mulai berbicara). Pada tahap ini merupakan
masa permulaan anak untuk membangun kemampuannya dalam
menyusun pikirannya. Oleh karena itu, cara berfikir anak belum
stabil dan belum terorganisir dengan baik. Dalam tahapan ini anak
mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mengekspresikan
kalimat-kaliamat pendek secara efektif (Hamzah, 2009:5).
3) Tahap Operasional Konkret
Tahap Operasional Konkret yaitu Anak sudah punya
kemampuan berpikir secara logis dengan syarat objek yang
menjadi sumber berpikir tersebut hadir secara kongkret. Anak
dapat mengklasifikasikan objek, mengurutkan benda sesuai dengan
tata urutnya, memahami cara pandang orang lain dan berpikir
secara deduktif.
4) Tahap Operasional Formal
Tahap Operasional Formal yaitu anak dapat berpikir
secara abstrak seperti kemampuan mengemukakan ide-ide,
memprediksi kejadian yang akan terjadi, melakukan proses
berpikir ilmiah yaitu mengemukakan hipotesis dan menentukan
cara untuk membuktikan kebenaran hipotesis tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan
perkembangan kognitif anak RA kelompok A4 berada pada tahap
25
praoperasional. Pada tahap ini aktivitas berfikirnya belum mempunyai
system yang terorganisasi tetapi anak mulai bias memahami realitas di
lingkungannya.
3. Urgensi Perkembangan Kognitif
Pada dasarnya peningkatan kogntif dimaksudkan agar anak
mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca
indranya. Adapun proses kognitif meliput berbagai aspek, seperti
presepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan masalah.
Sehubungan dengan hal ini pieget dalam Ahmad Susanto (2011:48)
berpendapat, bahwa pentingnya guru mengembangkan kognitif pada
anak, adalah
1. Agar anak mampu mengembangkan daya presepsinya berdasarkan
apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, sehingga anak akan
memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif
2. Agar anak mampu melath ingatannya terhadap semua peristiwa
dan kejadian yang pernah dialaminya
3. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya
dalam rangka menghubungkan sutu peristiwa dengan peristiwa
lainnya
4. Agar anak mampu memahami simbol-simbol yang tersebar di
dunia sekitarnya
26
5. Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran, baik yang
terjadi secara alamiah (spontan), maupun melalui proses ilmiah
(percobaan)
6. Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang
dihadapinya, sehingga pada akhirnya anak akan menjadi individu
yang mampu menolong dirinya sendiri.
Dengan demikian, melalui peningkatan kognitif, fungsi pikir
dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi
untuk memecahkan masalah.
4. Teori Dasar Perkembangan Kognitif
Alfred Bined dalam Ahmad Susanto (2011:51-56),
mengemukakan potensi kognitif seseorang tercermin dalam
kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas yang menyangkut
pemahaman dan penalaran. Perwujudan potensi kognitif manusia
harus dimengerti sebaga suatu aktifitas atau perilaku kognitif yang
pokok, terutama pemahaman penilaian dan pemahaman baik yang
menyangkut kemampuan berbahasa maupun yang menyangkut
kemampuan motorik. Menurut Alred Bined, terdapat tiga aspek
kemampuan dalam intelegensi yaitu :
1. Konsentrasi : kemampuan memusatkan pikiran kepada suatu
masalah yang harus dipecahkan.
27
2. Adaptasi : kemampuan mengadakan adaptasi atau penyesuaian
terhadap masalah yang dihadapinya atau fleksibel dalam
mengahadapi masalah.
3. Bersikap kritis : kemampuan untuk mengadakan kritik, baik
terhadap masalah yang dihadapi, maupun terhadap dirinya sendiri.
Menurut Williams, kognitif adalah bagaimana cara individu
bertingkah laku, cara individu bertindak, yaitu cepat lambatnya
individu didalam memcahkan suatu masalah yang dihadapinya.
Gambaran yang dberikan Williams tentang ciri-ciri perilaku kognitif
adalah :
1. Berpikir lancar, yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban
yang relevan dan arus pemikiran lancar.
2. Berpikir luwes yatu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam,
mampu mengubah cara atau pendekatan dan arah pemikiran yang
berbeda-beda.
3. Berpikir orisinal yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim atau
lain dari yang lain yang jarang diberikan kebanyakan orang lain.
4. Berpikir terpernci yaitu mengembangkan, menambah, memperkaya
suatu gagasan, memerinci detail-detail, dan memperluas suatu
gagasan.
28
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak
Usia Dini
Banyak fator yang dapat memengaruhi perkembangan kognitif,
namun sedikitnya faktor yang memengaruhi perkembnagan kognitif
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Faktor keturunan
Filsafat Schopenhauer, berpendapat bahwa manusia lahir sudah
membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi
oleh lingkungan. Taraf intelegensi sudah ditentukan sejak anak
dilahirkan, sejak faktor lingkungan tak berarti pengaruhnya.
2) Faktor Lingkungan
Jhon Locke, berpendapat bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan
suci seperti kertas putih yang masih bersih belum ada tulisan atau
noda sedikit pun. Sehingga perkembangan taraf inteligensi
sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang
diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
3) Faktor Kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah
mencapai kesangupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis (usia
kalender).
29
4) Faktor Pembentukan
Pembentukan yaitu segala keadaan diluar diri seseorang yang
memengaruhi perkembangan inteligensi. Pembentukan dapat
dibedakan menjadi pembentukan sengaja (sekolah formal) dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar). Sehingga
manusia berbuat intelegensi untuk mempertahankan hidup ataupun
dalam bentuk penyesuaian diri.
5) Faktor Minat dan Bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Adapun
bakat diartikan sebagagai kemampuan bawaan, sebagai potensi
yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
Bakat mempengaruhi tingkat kecerdasan, yang berarti bahwa
seseorang memiliki bakat tertentu, akan semakin mudah dan cepat
mempelajari hal tersebut.
6) Faktor Kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berfikir divergen
(menyebar) yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode-
metode tertentu dalam memcahkan masalah-masalah, juga bebasa
dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.
Kesemua faktor ini saling berinteraksi dan mempengaruhi
perkembangan kognitif dengan mengubah proses-proses berfikir.
30
6. Makna Perkembangan Kognitif bagi Kehidupan Anak
Melalui kemampuan inteligensi yang dimiliki oleh seorang
anak. William Strn menggunakan batas sebagai berikut, bahwa
inteligensi adalah kesungguhan untuk menyesuaikan diri kepada
kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai
dengan tujuannya.
M. Solehuddin (dalam jurnal ilmu pendidikan, pedagogi, Vol.
1, April 2003) menyebutkan bahwa, dalam aspek kognisi atau
kemampuan berpikir, pada masa usia dini (0-6) terjadi perubahan yang
dramatis. Perkembangan yang terjadi bukan hanya secar kuantitatif,
tetapi juga kualitatif. Inteliginsi memang memainkan peran penting
dalam kehidupan seseorang, tetapi inteligensi bukanlah satu-satunya
faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang.
B. Pengertian Metode Bermain Warna
1. Pengertian Metode Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi
diri sendiri. Melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan
memahami kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang
memberikan kesenangan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri,
yang lebih ditekankan pada caranya dari pada hasil yang diperoleh
dari kegiatan itu ( Dworetsky, 1990 dalam Moelichotoen, 2004).
Piaget (dalam Khadijah, 2016: 87) mengemukakan bahwa
kegiatan bermain merupakan latihan untuk mengkonsolidasikan
31
berbagai pengetahuan dan keterampilan kognitif yang baru dikuasai
sehingga dapat berfungsi secara efektif. Melalui kegiatan bermain,
semua proses mental yang baru dikuasai dapat diinternalisasi oleh
anak. Selanjutnya Bruner (1972 dalam Jamaris, 2006:115)
mengemukakan bahwa, bermain mendorong anak melakukan berbagai
kegiatan dalam memecahkan berbagai masalah melalui penemuan.
Dengan demikian bermain memperkuat kemampuan dan keterampilan
anak dalam memecahkan masalah (Sylvia, Bruner dan Genova, 1972
dalam Jamaris, 2006:115)
Kegiatan bermain dilaksanakan tidak serius dan fleksibel.
Menurut Dearden (Hetherington & Parke, 1979) bermain merupakan
kegiatan yang nonserius dan segalanya ada dalam kegiatan itu sendiri
yang dapat memberikan kepuasan bagi anak. Sedangkan menurut
Hildebrand (1986) bermain berarti berlatih, mengeksploitasi,
merekayasa, mengulang latihan apa pun yang dapat dilakukan untuk
mentransformasikan secara imajinasi hal-hal yang sama dengan dunia
orang dewasa.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan arti bermain
merupakan bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri
anak yang bersifat menyenangkan, non serius, dan dapat
meningkatkan kemampuan pengetahuan anak dalam memecahkan
masalah secara imajinatif serta lebih ditekankan pada caranya dari
pada hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Bermain juga
32
mempunyai makna penting bagi perkembangan anak. Frank dan
Theresa caplan (Hildebrand, 1986 dalam Isjoni, 2009) mengemukakan
ada enam belas nilai bermain bagi anak yakni:
a. Bermain membantu pertumbuhan anak
b. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela
c. Bermain memberi kebebasan anak untuk bertindak
d. Bermain memberikan dunia khayal yang dapat dikuasai
e. Bermain merupakan unsur berpetualang di dalamnya
f. Bermain meletakkan dasar pengembangan bahasa
g. Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam hubungan antar
pribadi
h. Bermain memberi kesempatan untuk menguasai diri secara fisik
i. Bermain memperluas minat dan pemusatan perhatian
j. Bermain merupakan cara anak untuk menyelidiki sesuatu
k. Bermain merupakan cara anak mempelajari peran orang dewasa
l. Bermain merupakan cara dinamis untuk belajar
m. Bermain menjernihkan pertimbangan anak
n. Bermain dapat distruktur secara dinamis
Bermain merupakan kekuatan hidup bagi anak. Bermain juga
merupakan sesuatu yang esensial bagi kelestarian hidup manusia.
Melalui kegiatan bermain anak dapat berlatih menggunakan
kemampuan kognitifnya untuk memecahkan berbagai masalah seperti
kegiatan mengukur isi, mengukur berat, membandingkan, mencari
33
jawaban yang berbeda. Dengan bermain kita juga dapat meningkatkan
kemampuan berinteraksi anak dengan teman sebayanya.
Pemanfaatan metode bermain dalam pelaksanaan program
kegiatan sangat menunjang imajinasi anak agar dapat berkembang
dengan baik serta dapat memberi kesempatan anak untuk
bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan
belajar secara menyenangkan. Sebagai contoh ketika anak bermain air,
ajak anak berpikir tentang manfaat dan bahayanya dan beri
kesempatan untuk mengemukakan apa pendapatnya atau apa yang
dilihatnya. Dengan bermain bersama temannya akan memperoleh
kesempatan bagi anak untuk memilih kegiatan yang disukainya dan
anak dapat memperoleh pengalaman yang menyenangkan bersama
temannya.
2. Fungsi Metode Bermain
Dilihat dari pengertian bermain, bermain merupakan tuntutan
dan kebutuhan bagi perkembangan anak. Menurut Hartley Frank dan
Goldenson (Gordon & Browne, 1985:268) ada 8 fungsi bermain bagi
anak, yaitu:
a. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya
dokter mengobati orang sakit.
b. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan
nyata. Misalnya guru mengajar di kelas, petani menggarap sawah.
34
c. Untuk mencerminkan hubungan di dalam keluarga dan pengalaman
hidup yang nyata. Seperti ibu memandikan adik, kakak
mengerjakan tugas sekolah.
d. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat. Misalnya memukul-mukul
kaleng, menepuk-nepuk air.
e. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima.
Seperti berperan sebagai pencuri.
f. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok
gigi, sarapan pagi.
g. Mencerminkan pertumbuhan. Misalnya semakin bertambah tinggi
tubuhnya.
h. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian
masalah seperti menghias ruangan, membereskan mainan dll
Sedangkan menurut Herherington & Parke (1979), “bermain
juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak.
Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungannya,
mempelajari segala sesuatu, dan memecahkan masalah yang
dihadapinya. Selain itu fungsi bermain juga terdapat beberapa macam,
yaitu:
a. Mempertahankan keseimbangan. Setelah melakukan kegiatan
bermain anak memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan
menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan
ketenangan.
35
b. Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan
sehari-hari. Bermain sebagai sarana untuk menghayati kehidupan
sehari-hari ini berguna untuk menumbuhkan kebiasaan pada anak,
selain itu juga dapat mengenalkan anak berbagai macam profesi.
c. Mengantisipasi peran yang akan dijalani di masa yang akan
datang.Meskipun anak berpura-pura memerankan seorang guru,
dokter, ayah dll, namun sebenarnya kegiatan tersebut merupakan
upaya untuk mempersiapkan anak melaksanakan peran tersebut
kelak.
d. Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari. Usia
dini merupakan usia tumbuh, anak akan selalu bergerak sesuai
keinginan mereka. Bukan hanya keterampilan gerak yang
dimantapkan, namun juga interaksi sosial.
e. Menyempurnakan keterampilan memecahkan masalah.Anak dapat
menggunakan kegiatan bermain sebagai sarana untuk
memecahkan persoalan intelektualnya. Rasa ingin tahu pada anak
akan tersalurkan dengan bermain.
f. Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain.Hal
tersebut menuntut anak untuk selalu berkomunikasi dengan anak
lain, sehingga dapat meningkatkan keterampilan dalam sikap
sosialnya”.
36
3. Bermain Warna
Warna adalah unsur pertama yang terlihat oleh mata dari suatu
benda. Depdiknas (2005: 113) warna adalah kesan yang diperoleh
mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang
dikenainya. Berbeda dengan Sulasmi Darma Prawira (1989: 4) Warna
merupakan unsur keindahan dalam seni, warna termasuk unsur yang
nampak dan visual yang dapat membedakan sebuah bentuk dari
sekelilingnya. Dengan demikian dari pendapat tersebut warna
merupakan kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang memiliki
unsur keindahan dari suatu benda yang dapat membedakan. Pengenal
warna pada anak merupakan unsur penting yang dapat membantu
anak dalam mengenal unsur-unsur keindahan yang berwujud dan
dapat dinikmati oleh indra penglihatan sesuai bentuk dari ruang
(warna) tersebut.
Warna bersumber dari cahaya, apabila tidak ada cahaya warna
tidak akan terlihat oleh mata. Dengan demikian unsur penting untuk
menikmati warna adalah cahaya dan mata. Sajiman Ebdi Sanyoto
(2005: 9) mendefinisikan warna secara fisik dan psikologis. Warna
secara fisik adalah sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara
psikologis warna adalah sebagai bagian dari pengalaman indera
penglihatan. Warna sampai ke mata karena melalui kerjasama antara
mata dan otak (Sulasmi Darmaprawira, 1989: 35). Unsur penting dari
warna adalah objek (benda) yang kemudian diterima oleh mata karena
37
adanya pantulan dari cahaya yang mengenai benda. Dengan demikian
secara umum, warna didefinisikan sebagai unsur cahaya yang
dipantulkan oleh sebuah benda dan selanjutnya diintrepetasikan oleh
kerja otak ke mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda.
Warna tergolong menjadi dua yaitu berasal dari cahaya terang
dan berasal dari kegelapan (Sulasmi Darma prawira, 1989: 17).
Sedangkan menurut asal kejadian warna dibagi menjadi dua yaitu
warna additive dan subtractive. Warna additive adalah warna yang
berasal dari cahaya dan disebut spektrum. Warna subtractive sendiri
adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen (Sadjiman
Ebdi Sanyoto, 2005: 17-19). Hal tersebut diperkuat dengan pendapat
Newton (Sulasmi Darma Prawira, 1989) yang mengungkapkan bahwa
warna adalah fenomena alam berupa cahaya yang mengandung
spektrum warna atau warna pelangi dan pigmen. Pigmen sendiri
adalah pewarna yang larut dalam cairan pelarut seperti cat air, cat
minyak, akrilik, dan sebagainya
Pada tahun 1831, Brewster (Ali Nugraha, 2008: 35)
mengemukakan teori tentang pengelompokan warna. Teori Brewster
membagi warna–warna yang ada di alam menjadi dua kelompok
warna, yaitu warna primer dan sekunder. Kelompok warna mengacu
pada lingkaran warna teori Brewster dipaparkan sebagai berikut:
38
a. Warna Primer
Warna primer adalah warna dasar yang tidak berasal dari
campuran dari warna lain. Menurut teori warna pigmen dari
Brewster, warna primer adalah warna–warna dasar. Warna–
warna lain terbentuk dari kombinasi warna–warna primer.
Menurut Prang, warna primer tersusun atas warna merah,
kuning, dan biru. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut
menyatakan tiga warna primer yang masih dipakai sampai saat
ini, yaitu merah seperti darah, biru seperti langit/laut, dan
kuning seperti kuning telur. Ketiga warna tersebut dikenal
sebagai warna pigmen primer yang dipakai dalam seni rupa.
Secara teknis, warna merah, kuning, dan biru bukan warna
pigmen primer.
b. Warna Sekunder
Warna sekunder merupakan hasil campuran dua warna
primer dengan proporsi 1:1. Teori Blon membuktikan bahwa
campuran warna–warna primer menghasilkan warna–warna
sekunder. Warna orange merupakan hasil campuran warna
merah dengan kuning. Warna hijau adalah campuran biru dan
kuning. Warna ungu adalah campuran merah dan biru.
Munsell (Sulasmi Darma Prawira, 1989: 70) mengemukakan
teori yang mendukung teori Brewster. Munsell mengatakan bahwa:
Tiga warna utama sebagai dasar dan disebut warna primer, yaitu
39
merah (M), kuning (K), dan biru (B). Apabila warna dua warna primer
masing–masing dicampur, maka akan menghasilkan warna kedua atau
warna sekunder. Bila warna primer dicampur dengan warna sekunder
akan 9 dihasilkan warna ketiga atau warna tersier. Bila antara warna
tersier dicampur lagi dengan warna primer dan sekunder akan
dihasilkan warna netral. Rumus teori Munsell dapat digambarkan
sebagai berikut:
Warna primer : Merah, Kuning, Biru
Warna Sekunder : Merah + Kuning = Orange
Merah + Biru = Ungu
Kuning + Biru = Hijau
Secara teoretis, warna terdiri atas warna primer dan warna
sekunder. Warna primer meliputi warna merah, kuning, dan biru.
Warna sekunder dibentuk dengan mencampur dua atau lebih warna
primer. Misalnya warna kuning dan biru dicampur dapat
menghasilkan warna hijau dan sebagainya. Anak-anak senang bermain
dengan warna-warna tersebut.
40
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STTPA)
dalam PERMENDIKBUD No 137 Tahun 2014 yaitu :
Tabel 2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Lingkup
Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Usia 4-5 tahun
A. Belajar dan
Pemecahan
Masalah :
mampu
memcahkan
masalah
sederhana dalam
kehidupan
sehari-hari
dengan cara yang
fleksibel dan
diterima social
dan menerapkan
pengetahuan
atau pengalaman
dalam konteks
yang baru
1. Mengenal benda berdasarkan fungsi (pisau
untuk memotong, pensil untuk menulis)
2. Menggunakan benda-benda sebagai permainan
simbolik (kursi sebagai mobil)
3. Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan
sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang,
temaram, dsb)
4. Mengetahui konsep banyak dan sedikit
5. Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya
sendiri yang terkait dengan berbagai
pemecahan masalah
6. Mengamati benda dan gejala dengan rasa ingin
tahu
7. Mengenal pola kegiatan dan menyadari
pentingnya waktu
8. Memahami posisi/kedudukan dalam keluarga,
ruang, lingkungan sosial (misal: sebagai peserta
didik/anak/teman)
Montolalu (2005: 74) dalam mengungkapkan, bawa manfaat
pembelajaran pengenalan warna adalah memberikan kesempatan
kepada anak-anak untuk:
41
a. Menyesuaikan bentuk dan warna,
b. Mengkombinasikan warna,
c. Melihat hubungan antara bentuk, ukuran dan warna,
d. Menggores dan menggambar sesuatu sesuai petunjuk guru,
e. Mengembangkan kreativitas anak,
f. Mengembangkan kemampuan sensoris,
g. Mengembangkan kemampuan koordinasi mata-tangan,
h. Anak menjadi sangat tertarik dan merasa senang sehingga rasa
ingin tahu muncul pada saat pembelajaran pengenalan warna,
i. Memberikan variasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga
meningkatkan motivasi belajar anak
Moeslichatoen R. (2004: 9) menyatakan bahwa untuk
mengembangkan kognitif anak dapat dipergunakan metode yang
mampu menggerakkan anak untuk berpikir, menalar, mampu menarik
kesimpulan, dan membuat generalisasi. Berkaitan dengan kemampuan
kognitif, diharapkan anak mampu membedakan warna-warna seperti
anak dapat menunjuk warna merah dan oranye, anak mampu
menyebutkan warna yang diminta atau ditanya guru, dan dalam
mengelompokkan anak mampu mengidentifikasi 3 warna sejenis yang
diminta oleh guru, ketika anak sudah mampu berarti anak telah
merespon apa yang disampaikan guru saat kegiatan bermain warna.
Sehingga dapat disimpulkan manfaat pembelajaran pengenalan
warna antara lain menyesuaikan bentuk dan warna, kombinasi warna,
42
mengembangkan kreativitas, mengembangkan sensori, melatih
koordinasi mata dan tangan, menumbuhkan minat belajar, dan
meningkatkan motivasi belajar. Dengan mengenalkan macam-macam
warna sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh,terutama untuk
perkembangan kemampuan kognitif anak.
Bermain warna adalah suatu kegiatan bermain yang
memberikan kebebasan pada anak untuk berimajinasi, menggali
potensi diri, bereksplorasi dan menciptakan suatu bentuk kreativitas
yang unik dengan mengkombinasikan warna yang sesuai dengan
kreasinya. Dengan bermain warna akan membantu anak menemukan
hal-hal yang baru, merangsang rasa ingin tauannya, mengembangkan
keterampilannya, serta mendorong anak untuk mempelajari
keterampilan yang baru.
Tujuan bermain warna adalah untuk mengenalkan pada anak
tentang macam-macam warna, mengembangkan imajinasi, dan
menciptakan suatu bentuk kreasi dari mengkombinasikan warna yang
sesuai dengan bentuk kreativitasnya. Anak-anak akan memiliki
motivasi dari dalam dirinya untuk bermain, memadukan suatu yang
baru dengan apa yang telah diketahuinya.
4. Langkah-Langkah Bermain Warna Pada Anak Usia Dini
Bermain warna bermanfaat untuk meningkatkan daya pikir
serta kreativitas anak. Untuk membentuk anak yang terampil dan
43
cerdas harus dimulai dari usia dini. Meletakkan, menanamkan dasar-
dasar pengetahuan yang lebih mudah kepada anak, agar anak bisa
lebih gampang menerimanya. Salah satunya dengan bermain warna.
Aktvitas bermain warna juga mampu mendorong anak membuat suatu
inovasi besar, kepekaan anak akan meningkat terhadap suatu objek
yang dilihatnya, sehingga anak juga akan mampu membedakan dan
menganalisa tentang warna. Menurut Yulianti (2010) cara
mengenalkan warna dengan metode bermain adalah :
a. Alat dan bahan: Gelas aqua sebanyak 6 buah, Air, Pewarna
makanan merah, kuning, biru.
b. Cara kerja:
1) Isi 3 gelas aqua dengan air bening atau air yang tidak
berwarna dan beri nomer pada masing-masing gelasnya dari
angka 1, 2 dan 3
2) Teteskan pewarna makanan merah ke dalam gelas pertama,
kuning ke dalam gelas ke dua dan biru ke dalam gelas ke
tiga lalu aduk satu persatu sampai mencampur
3) Siapkan juga 3 buah gelas aqua kosong untuk media
mencampurnya
4) Campuran pertama terdiri dari warna merah dengan warna
kuning, akan menjadi warna orange
5) Campuran ke dua terdiri dari warna merah dengan warna
biru, akan menjadi warna ungu
44
6) Campuran ke tiga terdiri dari warna kuning dengan warna
biru, akan menjadi warna hijau
5. Manfaat Bermain Warna
Berdasarkan pendapat dari Rachmawati (2010:126) melakukan
aktivitas Bermain warna pada anak usia dini merupakan hal sangat
penting bagi perkembangan syaraf otaknya. Selain memancing
kepekaan terhadap penglihatan. Bermain warna juga bermanfaat untuk
meningkatkan daya pikir serta kreativitas anak. Di samping itu
aktivitas bermain warna juga merupakan pengetahuan yang mampu
mendorong anak membuat suatu inovasi yang besar. Sebab, melalui
kepekaan penglihatan anak akan meningkatkan terhadap suatu objek
yang dilihatnya, sehingga anak juga akan mampu mengamati
perubahan, berpikir sebab akibat, dan berpikir kreatif.
Dalam pengamatan kali ini, penulis akan membuat sebuah
permainan warna di kelompok A4 RA Al Hikmah Ungaran.
Permainan di bagi menjadi 2 tahap, tahap pertama anak di
perkenalkan tentang warna primer lalu ajak anak untuk
menggabungkan warna-warna primer sehinga akan membentuk warna
skunder dengan menggunakan pewarna makanan yang aman bagi
anak. Tahap kedua anak diajak mencampurkan warna dengan
menggunakan krayon lalu biarkan anak untuk berkreasi
mengkombinasikan warna kedalam gambar tersebut. Penulis berlaku
sebagai motivator yaitu memberikan arahan tentang apa yang harus
45
dilakukan oleh anak. Apakah anak sudah mencapai tujuan dari
penulis. Dengan bermain warna anak dapat mengetahui langsung
proses terjadinya pencampuran warna.
C. Kajian Pustaka
Penelitian relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Yogi Ardian (2014) Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan
meningkatkan kemampuan mengurutkan pola warna melalui metode
bermain kooperatif pada anak kelompok A2 TK Taman Putera
Mangkunagaran Surakarta tahun ajaran 2013/ 2014. Penelitian ini
dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak
kelompok A2 TK Taman Putera Mangkunagaran Surakarta tahun
ajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 11 anak (6 laki-laki dan 5
perempuan). Pengambilan data menggunakan wawancara, observasi,
tes, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber,
triangulasi teknik, dan member check. Analisis data menggunakan
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan metode bermain
kooperatif dapat meningkatkan kemampuan mengurutkan pola warna.
Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan anak pada
setiap siklus. Ketuntasan pada pratindakan sebesar 36,36 %, siklus I
54,54% , dan siklus II 72,72%.
46
2. Sunarmi (2016) Tujuan penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan
untuk (1) Mengungkap suatu permainan yang dapat meningkatkan
hasil belajar mengenal warna pada siswa Kelompok B TK Dharma
Wanita 3 Jatiprahu Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. (2)
Mengungkap suatu permainan yang dapat meningkatkan aktivitas dan
kreativitas siswa Kelompok B TK Dharma Wanita 3 Jatiprahu
Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek dalam pembelajaran
mengenal warna. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di TK
Dharma Wanita 3 Jatiprahu, yang bertempat di Desa Jatiprahu
Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Subyek penelitian
adalag anak kelompok B semester II tahun 2014/2015 yang berjumlah
19 anak. Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan dalam 2 siklus
pada penelitian tindakan ini dapat disimpulkan sebagai berikut (1)
Permainan Bola-bola ajaib yang diterapkan dalam penelitian ini
terbagi dalam 3 kegiatan utama yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti dan kegiatan penutup. Guru mengemas materi dalam sebuah
permainan. Metode permainan mampu merangsang siswa untuk
senantiasa aktif dalam pembelajaran. Dalam kegiatan unjuk kinerja
siswapun tampak aktif dalam memberikan tanggapan ataupun
sanggahan. Diakhir pembelajaran guru tak lupa memberikan pujian
kepada siswa. Sehingga dengan demikian permainan Bola-bola ajaib
sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna siswa
kelompok B TK Dharma wanita 3 Jatiprahu. Pembelajaran melalui
47
permainan Bola-bola ajaib sangat sesuai dengan karakteristik anak
usia dini yang berada dalam tahap bermain. (2) Dengan semakin
meningkatnya kemampuan siswa dalam mengenal warna maka
prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan, yaitu
dengan meningkatnya nilai rata-rata prestasi belajar siswa terbukti
dengan peningkatan rata–rata hasil belajar pada sebelum siklus 68,94
pada siklus I naik menjadi 74,74 dan pada siklus II naik menjadi
84,74. Ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan. Dari sebelum
siklus siswa yang mencapai ketuntasan belajar ada 15,79% dan pada
siklus I terdapat atau 68,42% dan siklus II 100%.
3. Virgawati, Vita. 2015. Pengaruh Penggunaan Pasir Berwarna Sebagai
Media Pembelajaran Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 3 -
4 Tahun di Paud Permata Bunda Kabupaten Sragen. Skripsi,
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Populasi penelitian ini
adalah Paud Permata Bunda. Tehnik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan sampling kuota. Sampel dalam penelitian
ini adalah anak usia 3 - 4 tahun di Paud Permata Bunda Kabupaten
Sragen sebanyak 30 anak. Hasil penelitian ini terdapat adanya
pengaruh yang pada perkembangan kognitif anak, terlihat dari hasil
skor setelah perlakuan (posttest) tertinggi yaitu 107 dan skor terendah
75 lebih baik dari skor tertinggi sebelum perlakuan (pretest) yaitu 84
dan skor terendah 61 serta nilai sig. (2 - tailed) = 0,000<0,05 yang
48
menandakan Ha diterima sehingga terdapat pengaruh yang signifikan
dengan adanya penggunaan pasir berwarna sebagai media
pembelajaran adanya perbedaan saat sebelum perlakuan dan sesudah
perlakuan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pasir
berwarna sebagai media pembelajaran terhadap perkembangan
kognitif anak.
4. Parlina, Iin. 2017. Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak dalam
Mengenal Warna melalui Bermain Penjepit Baju Pada Anak
Kelompok A Paud Al-Hasanah Jambi: Skripsi, Program Studi
Pendidikan Guru Pendikan Anak Usia Dini, FKIP Universitas Jambi.
Penelitian ini di latar belakangi masih belum berkembangnya
kemampuan kognitif anak dalam mengenal warna. Hanya sedikit anak
yang mampu menyebutkan warna yang di tanyakan oleh guru dengan
tepat. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah melalui
kegiatan bermain penjepit baju dapat meningkatkan kemampuan
kognitif anak dalam mengenal warna pada anak paud Al-hasanah.
Agar penelitian ini menjadi jelas dan terarah penelitian ini memiliki
fokus penelitian yaitu meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam
mengenal warna. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 4-5
tahun yang berjumlah 13 anak di Paud Al-hasanah Jambi, Tahun
pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan
Kemampuan Kognitif Anak dalam Mengenal Warna melalui Bermain
49
Penjepit Baju. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antar peneliti
dengan guru kelas. Sesuai dengan Hipotesis tindakan pada penelitian
ini yaitu dengan menggunakan metode bermain penjepit baju pada
anak kelompok A Paud Al-Hasanah Jambi kemampuan kognitif anak
dalam mengenal warna dapat meningkat. Analisis data yang di peroleh
dalam penelitian ini adalah data hasil dari lembar observasi aktifitas
kegiatan anak terhadap kegiatan mengenal warna. Analisis data ini di
hitung dengan rumus statistik sederhana yaitu mencari presentase
kemampuan anak dalam mengenal warna. Data kemampuan kognitif
anak dalam mengenal warna di peroleh melalui pedoman observasi,
catatan lapangan, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa
adanya peningkatan kemampuan kognitif anak dalam mengenal warna
melalui bermain penjepit baju, yakni sebelum tindakan 26,02 % Siklus
I 45,76 %dan siklus II mencapai 90,44%. Sesuai dengan indikator
keberhasilan 80 % maka penelitian tindakan kelas ini di anggap
berhasil mengembangkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal
warna. Bermain dengan penjepit baju bisa di maksimalkan karena
kegiatan di lakukan dengan variasi sehingga kegiatan belajar menjadi
menyenagkan dan anak-anak pun tertarik mengikuti kegiatan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui kegiatan bermain
dengan penjepit baju dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak
dalam mengenal warnna. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang
telah di ajukan terbukti kebenarannya.
50
5. Andriana Yuliasari, 2016. Peningkatan kemampuan mengenal bentuk,
ukuran dan warna melalui metode bermain playdough pada anak usia
dini kelompok A di TK bangun putra tlogo, tuntang semester I tahun
ajaran 2016/2017. Skripsi. program studi pendidikan guru pendidikan
anak usia dini, Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Universitas
Kristen Satya Wacana. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna melalui metode
bermain Playdough pada kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,
Tuntang semester I tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini
merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dan jumlah subjek
pada penelitian ini adalah 19 orang terdiri dari siswa perempuan dan 9
siswa laki-laki. Aspek yang yang diukur dalam penelitian ini adalah
aspek menyebut, menunjuk dan mengelompokkan bentuk, ukuran dan
warna sesuai yang diambil dari permendigbud 137 tahun 2014.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 2 siklus setiap sikusnya
diakukan 3 kali pertemuan. Hasil sebelum observasi tindakan
menunjukkan kemampuan bentuk, ukuran dan warna pada anak
berkatagori rendah yaitu 58%. Pada siklus I kemampuan mengenal
warna pada anak pada katagori tinggi yaitu 53% dan siklus II
sebanyak 89%. sehingga peneliti ini dapat dikatakan berhasil, terbukti
pada siklus II 89% dari jumlah subjek 19 anak kemampuan mengenal
warna pada anak pada katagori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
51
mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak melalui metode
bermain playdough terbukti dapat meningkatkan kemampuan
mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak kelompok A di TK
Bangun Putra Tlogo, Tuntang Semester I tahun Ajaran 2016/2017.
Berdasarkan penelitian yang relevan di atas, terlihat jelas
dengan menggunakan metode bermain atau permainan dapat
meningkatkan keterampilan pada anak khususnya. Maka dari itu
peneliti menggunakan metode bermain warna untuk meningkatkan
kemampuan kognitif anak usia dini.
Penelitian mengambil judul tentang Peningkatan Kemampuan
Kognitif Mewarnai Melalui Metode Bermain Warna Pada Anak
Kelompok A4 RA Al Hikmah Ungaran Tahun Pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode bermain warna
dapat meningkatkan kemampuan kognitif mewarnai pada anak
kelompok A4 RA Al Hikmah Ungaran. Anak diharapkan mampu
mengenal macam-macam warna, dapat mencampurkan warna primer
menjadi warna skunder, menyebutkan hasil pencampuran warna
yang dihasilkan, mampu menceritakan kembali proses pencampuran,
serta dapat mengembangkan imajinasi anak, dan dapat menciptakan
suatu bentuk karya seni dari mengkombinasikan warna yang sesuai
dengan kreativitasnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Subjek
penelitiannya yaitu anak kelompok A4 di RA Al Hikmah Ungaran
52
yang berjumlah 23 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, dokumentasi dan lembar kerja anak.
53
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya RA Al Hikmah Ungaran
RA Al Hikmah berdiri sejak tanggal 16 Agustus tahun 1983
diawali dengan mengumpulkan anak disebuah mushola penduduk dan
mengangkat salah satu penduduk untuk menjadi tenaga pendidik
dengan peserta didik sebanyak 9 anak pada waktu itu.
Setelah berlangsung 2 tahun peserta didik sebanyak 29 anak
dan adanya beberapa usulan dari tokoh masyarakat bahwa kegiatan
belajar bertempat di ruang kelas Madrasah Ibtidaiyah.
Sejak tahun 2000 RA Al Hikmah menempati gedumh sendiri
yang dibangun sebidang tanah dari wakaf salah satu warga dan
dibangun dari gotong royong masyarakat dan di tempati sampai
sekarang.
2. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah : RA Al Hikmah
b. NIS : 101233220172
c. NPSM : 20.006.712.2-505.000
d. Akreditasi : A
e. Alamat : Jl. Lingga No 10 A
f. No. Telpon : 081-542-159-595
54
g. Nama Kepala Sekolah : Hj. Siti Isnainiyati, S.Pd.I
h. Kode Pos : 50519
i. Kelurahan : Gedanganak
j. Kecamatan : Ungaran Timur
k. Kota/Kabupaten : Semarang
l. Provinsi : Jawa Tengah
m. Tahun Berdiri : 1983
n. Status Sekolah : Swasta
o. Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi dan Siang
3. Letak Geografis RA Al Hikmah Ungaran
Lembaga pendidikan RA Al Hikmah tepatnya berada di Jl.
Lingga No 10 A Kelurahan Gedanganak, Kecamatan Ungaran Timur,
Kabupaten Semarang dengan kode pos 50519. Secara geografis RA Al
Hikmah berada di tengah-tengah desa gedanganak dan berdempetan
langsung dengan MI Gedanganak, yang dikelilingi oleh pemukiman
desa, dan pabrik-pabrik besar di gedanganak. Selain itu mayoritas
murid RA Al Hikmah orangtuanya bekerja sebagai buruh pabrik. RA
Al Hikmah juga didukung oleh tatanan organisasi dan system
manajemen yang siap menghadapi persaingan global.
4. Visi, Misi dan Tujuan RA Al Hikmah Ungaran
a. Visi
Membangun generasi yang cerdas, bertakwa, berbudi luruh,
terampil dan berakhlak mulia
55
b. Misi
1) Menyelenggarakan sebuah pendidikan yang mengutamakan
pembentukan akhlak dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-
nilai islami.
2) Menyelenggarakan pendidikan yang mampu mengembangkan
kecerdasn ntelektual, emosional, kreatifitas dan spiritual secara
seimbang sebagai pilar menyiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas
c. Tujuan
1) Menjadi RA yang unggul dan harapan masyarakat
2) Pembelajaran dengan suasana aktif, kreatif, inofatif, efektif,
dan menyenangkan
3) Dengan sarana yang ada dapat mengembangkan pembelajaran
yang optimal
4) Secara terus menerus mengupayakan tenaga pendidik yang
profesional
5. Sarana dan Prasarana
Lingkungan belajar nyaman dan mudah dijangkau oleh
masyarakat umum, memiliki semua fasilitas yang diperlukan
merupakan salah satu syarat bagi keberhasilan sebuah lembaga
pendidikan. Sekolah RA Al Hikmah terletak di tempat strategis
tepatnya di jalan yang dapat diakses oleh semua masyarakat umum,
hal ini memudahkan bagi setiap peminat pendidikan anak yang
56
hendak berhubungan dengan pihak kami. Beberapa fasilitas yang
ditawarkan RA Al Hikmah ini adalah
Tabel 3.1 Data Ruang RA Al Hikmah Ungaran
No Nama Barang Kondisi Jumlah
Baik Rusak
1 Gedung Sekolah 1 - 1
2 Ruang Kelas 4 - 4
3 Ruang Kepsek 1 - 1
4 Ruang Guru 1 - 1
5 Ruang Perpustakaan 1 - 1
6 Aula 1 - 1
7 Toilet 2 - 2
6. Keadaan Siswa dan Guru
Tenaga pendidik di RA Al Hikmah terdiri dari 9 orang,
diantaranya 1 guru sebagai kepala sekolah, 4 guru mengajar di kelas A
(A1-A4), 3 guru mengajar di kelas B (B1-B3), dan 1 guru sebagai
guru pendamping. Ketenagaan di RA Al Hikmah pada umumnya
57
belum PNS (Pegawai Negeri Sipil), rata-rata sudah Sarjana
Pendidikan. Sumber dari Kepala Sekolah RA Al Hikmah Ungaran.
Peserta didik di RA Al Hikmah sangat banyak dan pada
umumnya mempunyai prestasi yang baik dan mempunyai berbagai
macam bakat yang telah dikembangkan secara terprogam, melalui
ekstra menari, ekstra iqro‟ dan ekstra membaca. Jumlah murid
keseluruh di RA Al Hikmah sejumlah 193 anak dan dibagi menjadi 7
kelas, diantaranya kelas A1-A4 sejumlah 97 anak dan kelas B1-B3
sejumlah 96.
a. Daftar Nama Siswa
Adapun nama-nama siswa kelompok A4 di RA Al Hikmah
yang akan diamati :
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelompok A4
No Nama Anak Jenis
Kelamin Tempat, Tanggal Lahir
1 Ahmad Kholid Senopati
Sakti L
Kab. Semarang, 04 September
2012
2 Airlangga Lintang Dana
Pangestu L Kab. Semarang, 29 Juli 2013
3 Aulia Pramita Wijaya P
Kab. Semarang, 16 Maret
2013
4 Damar Resendriya
Pradityo L
Kab. Semarang, 15 Desember
2012
5 Devina Amanda Putri P
Kab. Semarang, 15 Februari
2012
6 Feby Cahaya Elysia P
Kab. Semarang, 12 Februari
2013
7 Griselda Meisyafiq Ariqoh P Magelang, 11 Mei 2013
8 Hilma Adila Putri Aufani P Semarang, 25 Desember 2012
9 Jonatan Joko Pratama L
Kab. Semarang, 24 Januari
2013
10 Kayyisa Radhwa Sakhi P Kab. Semarang, 26 Januari
58
2013
11 Luky Dewa Saputra L
Kab. Semarang, 08 April
2013
12 Majdi Naufal Kamal L
Kab. Semarang, 03 Februari
2013
13 Malika Ramadhani
Prasetyo P Semarang, 21 Juli 2012
14 Muhamad Rizky Maulana L Kab. Semarang, 28 Juni 2012
15 Muhamad Zico Putra A L Kab. Semarang, 28 Mei 2012
16 Muhammad Zidni
Nuron'ala L
Kab. Semarang, 02 November
2012
17 Musthofa Shidqi
Darmawan L Boyolali, 14 Januari 2013
18 Nazwa Alycia Bellvania R P
Kab. Semarang, 09 November
2012
19 Syakira Nadia Akhyar P
Kab. Semarang, 19 Agustus
2012
20 Wahyutri Tegar Alvaro L
Kab. Semarang, 16 Maret
2013
21 Yusuf Al Hamdhani L Kab. Semarang, 05 Mei 2013
22 Zahira Qurotul Aini P
Kab. Semarang, 04 Januari
2013
23 Aulia Larasati Putri
Vardana P
Kab. Semarang, 05 Februari
2013
(Sumber: Dokumentasi Guru)
b. Daftar Nama Guru
Adapun nama-nama guru di RA Al Hikmah yaitu:
Tabel 3.3 Daftar Nama Guru RA Al Hikmah Ungaran
No Nama Guru Tempat, Tanggal
Lahir Jabatan
Pendidikan
Terakhir
1
Siti Isnainiyati,
S.Pd.I
Kab. Semarang, 26
Maret 1968
Kepala
Sekolah S1
2
Siti Masrohatun,
S.Pd.I
Kab. Semarang, 04
Maret 1971
Guru Kelas
A2 S1
3
Sri Ainani
Masroh, S.Pd.I
Kab. Semarang, 04
Mei 1970
Guru Kelas
B2 S1
4
Siti Aminah,
S.Pd.I
Semarang, 12 Juli
1977
Guru Kelas
A3 S1
5
Puji Taryati, S.Pd
AUD
Kab. Semarang, 26
September 1970
Guru Kelas
B3 S1
6 Rosida Ratna Kab. Semarang, 19 Guru Kelas S1
59
Dewi, S.Pd.I November 1980 B1
7
Erna Wijayanti,
S.Pd.I
Kab. Semarang, 06
Oktober 1986
Guru Kelas
A1 S1
8
Novita Astuti
Wulandari, S.Pd
Kab. Semarang, 17
April 1994
Guru Kelas
A4 S1
9
Dian Arum
Setiyawati
Kab. Semarang, 27
Desember 1995
Guru
Pendamping SLTA
(Sumber: Dokumentasi Guru)
7. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka yang menggambarkan
pola tetap dari hubungan diantara bidang-bidang kerja yang ada dalam
organisasi. Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui sampai
dimana wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang dalam
menjalankan tugasnya. Struktur organisasi RA Al Hikmah Ungaran
adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Al Hikmah Ungaran
KEPALA SEKOLAH
HJ. Siti Isnainiyati, S.Pd.I KOMITE DEWAN
Maliki, M.Pd
YAYASAN
KH. M Teguh Santoso
GURU A1
Erna Wijayanti,
S.Pd.I
GURU A2
Siti Marohatun,
S.Pd.I
GURU A3
Siti Aminah,
S.Pd.I
GURU A4
Novita Astuti
Wulandari, S.Pd
GURU B1
Rosida Ratna
Dewi, S.Pd.I
GURU B2
Sri Ainani
Masroh, S.Pd.I
GURU B3
Puji Taryati, S.Pd
AUD
60
Sumber: RA Al Hikmah, 2018
8. Tata Tertib dan Pembiasaan di RA Al Hikmah
a. Tata Tertib Siswa
1) Siswa datang 5 menit sebelum pelajaran dimulai
a) Kelas A
Senin – Kamis : 07.00 s/d 09.30 WIB
Jum‟at – Sabtu : 07.00 s/d 09.00 WIB
b) Kelas B
Senin – Kamis : 09.30 s/d 12.00 WIB
Jum‟at – Sabtu : 09.00 s/d 11.00 WIB
2) Berpakaian rapi, bersepatu dan berseragam dengan
ketentuan :
3) Hari Jum‟at membawa uang untuk amal
4) Tidak memakai perhiasan emas
5) Tidak membawa mainan yang ada di sekolah dan tidak
membawa mainan dari rumah ke sekolah
SISWA
Guru Pendamping
Dian Arum
Setiyawati
61
6) Jika sakit atau berhalangan hadir harus ada
pemberitahuan
7) Tidak diperbolehkan jajan di depan atau di luar halaman
sekolah
8) Tidak boleh memakai kutek dan make up
b. Tata Tertib Guru
1) Kehadiran
a) Guru datang 30 menit sebelum pembelajaran dimulai
sedangkan guru piket datang lebih awal dari guru-guru
yang lain
b) Guru wajib mengikuti do‟a pagi bersama dan di pimpin
oleh guru piket
c) Guru yang berhalangan hadir karena sakit atau keperluan
yang mendadak dan mendesak wajib memberitahu kepada
kepala sekolah serta menyerahkan tugas kelas
d) Guru tidak meninggalkan kelas saat proses belajar mengajar
berlangsung, kecuali dengan ijin kepala sekolah
2) Tugas dan Kewajiban
a) Membuat perangkat mengajar Prota, Promes, yang harus
dikumpulkan kepada kepala sekolah pada awal semester
dan RPPM + RPPH untuk bahan acuan pembelajaran
b) Mengadakan penilaian secara rutin melalui observasi,
Tanya jawab, pemberian tugas dan unjuk kerja
62
c) Menyelesaikan dan menyerahkan semua tugas yang
menjadi tanggung jawabnya kepada kepala sekolah sesuai
jadwal yang telah ditentukan
d) Mendampingi siswa setiap kali ada kegiatan sekolah
3) Penampilan dan Sikap
a) Berpakaian seragam sesuai jadwal yang telah ditentukan :
Senin : Memakai seragam Keki
Selasa : Memakai seragam Hitam Putih
Rabu : Memakai seragam PSH
Kamis : Memakai seragam Batik sesuai jadwalnya
Jum‟at : Memakai seragam Batik sesuai jadwalnya
Sabtu : Memakai seragam Olahraga sesuai
jadwalnya
Setiap tanggal 29 memakai batik igra kabupaten
b) Pemakaian jilbab disesuaikan dengan seragam
c) Kuku selalu pendek dan bersih tanpa cat
d) Bersepatu tertutup
e) Menjaga nama baik sekolah didalam maupun diluar
sekolahan.
63
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Pra Siklus
Pencarian fakta dan data dilakukan melalui observasi dan
wawancara dengan kepala sekolah, guru pamong kelompok A4 dan
anak kelompok A4 di RA Al Hikmah Ungaran.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru
pamong dan kepala sekolah perlu mengambil langkah untuk
meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui metode bermain
warna. Penelitian sepakat untuk melaksanakan tindakan Siklus I pada
hari Selasa, 8 Mei 2018 dan Rabu, 9 Mei 2018.
Tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan
pembelajaran efektif yakni anak dilibatkan langsung dalam bermain
yaitu bermain warna untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada
anak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru
pamong kelompok A4 diperoleh data bahwa sebagian besar anak
kurang dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya dengan baik.
Hasil pembelajaran Pra Siklus yang dilakukan di RA Al
Hikmah Ungaran khususnya kelompok A4 pada hari Senin, 7 Mei
2018 diperoleh pengetahuan anak tentang pengenalan macam-macam
warna, mengkombinasikan warna, dan menciptakan suatu bentuk
karya seni anak mencapai 33% artinya 23 anak belum berkembang
semua. Indikator keberhasilan yang ditetepkan dalam pembelajaran ini
64
adalah 85%. Jika hasil menggunakan metode bermain warna untuk
meningkatkan kemampuan kognitif mewarnai anak belum mencapai
angka yang telah ditetapkan, maka pembelajaran Pra Siklus belum
berkembang.
2. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Mei 2018 di
RA Al Hikmah Ungaran khususnya kelompok A4. Pada
kesempatan tersebut peneliti berdiskusi dengan guru pamong
terutama kegiatan yang akan dilakukan pada Siklus I. Hal–hal yang
didiskusikan antara lain:
1) Peneliti menyamakan presepsi dengan guru pamong mengenai
penelitian yang akan dilakukan.
2) Peneliti mengusulkan rancangan pembelajaran melalui metode
bermain warna untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada
anak.
3) Peneliti mengusulkan observasi sebagai instrumen penelitian
peningkatan kemampuan kognitif melalui bermain warna.
4) Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.
Pada waktu diskusi disepakati bahwa peneliti sebagai
observer. Alokasi waktu di setiap pertemuan selama 60 menit.
Adapun tindakan pada Siklus I akan dilakukan selama 2 kali
dengan model yang berbeda. Pada Pertemuan pertama yaitu hari
65
Selasa, 8 Mei 2018 dan Pertemuan ke dua yaitu hari Rabu, 9 Mei
2018. Beberapa hal yang harus dipersiapkan pada Siklus I yaitu:
1) Peneliti mempersiapkan RPPH (Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran Harian) dengan menggunakan metode bermain
warna.
2) Peneliti menyiapkan bahan ajar.
3) Peneliti mempersiapkan lembar observasi kegiatan.
4) Peneliti melakukan evaluasi terhadap pembelajaran
menggunakan metode bermain warna.
b. Pelaksanaan
Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya,
tindakan pada siklus pertama dilakukan selama dua kali pertemuan.
Pelaksanaa tindakan pertama pada hari Selasa, 8 Mei 2018 dan
tindakan ke dua pada hari Rabu, 9 Mei 2018. Hal-hal yang
dilakukan oleh guru pada pertemuan pertama saat proses
pembelajaran dengan menggunakan metode bermain warna adalah
sebagai berikut:
1) Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPPH
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian).
2) Guru menyiapkan anak-anak untuk duduk yang rapi dan sopan.
3) Guru membuka pelajaran dengan salam, berdoa serta
melafalkan bacaan tasbih (Subhanallah).
4) Guru menanyakan kabar anak-anak.
66
5) Guru mengabsen daftar kehadiran siswa.
6) Guru bercerita tentang ciptaan Allah yang berupa benda-benda
langit sebelum masuk pembelajaran dengan mengandung unsur
motivasi.
7) Guru menyanyikan lagu matahari dengan menirukan
gerakkannya.
8) Guru bercakap-cakap dengan anak tentang benda-benda yang
ada dilangit beserta warna dan kegunannya.
9) Guru menjelaskan tentang warna-warna primer dan skunder
pada anak.
10) Guru mempraktikkan mencampur warna dengan pewarna
makanan pada anak-anak secara langsung.
11) Guru menyampaikan aturan bermain warna.
12) Guru membagi satu kelas menjadi beberapa kelompok minimal
3 sampai 4 anak secara acak. Kemudian anak mengantri untuk
bergiliran maju ke depan melakukan percobaan pencampuran
warna dengan air dan pewarna makanan.
13) Guru mengajak anak-anak untuk menebak warna setelah
melakukan percobaan pencampuran warna.
14) Guru mengulas kembali tentang bagimana cara percobaan
pencampuran warna.
15) Guru memberikan reward berupa bintang sebagai wujud
penghargaan dan menambah motivasi anak.
67
16) Guru menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan esok
hari pada anak.
17) Guru menutup pembelajaran dengan do‟a, pesan-pesan dan
salam.
Paparan diatas merupakan proses pembelajaran pada Siklus
I. Sebagaimana yang telah direncanakan, secara garis besar proses
pembelajaran seperti yang telah disebutkan di atas. Pada setiap
pertemuan, peneliti dan guru pamong sepakat untuk memberikan
variasi agar anak-anak tidak merasa bosan dan agar suasana kelas
lebih menyenangkan.
Pada Siklus I pertemuan ke dua, hari Rabu 9 Mei 2018.
Peneliti mencoba membuat variasi yang berbeda yaitu dari
pencampuran warna menggunakan media krayon, supaya anak
tidak bosan. Hal-hal yang dilakukan oleh guru pada pertemuan ke
dua saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode
bermain warna adalah sebagai berikut:
1) Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPPH
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian).
2) Guru menyiapkan anak-anak untuk duduk yang rapi dan sopan.
3) Guru membuka pelajaran dengan salam, berdoa serta
menyebutkan nama-nama malaikat beserta tugasnya.
4) Guru menanyakan kabar anak-anak.
5) Guru mengabsen daftar kehadiran siswa.
68
6) Guru mengajak anak untuk bermain bola berwarna dan anak
menyebutkan warna bolanya.
7) Guru mengajak anak bertepuk warna dengan menggunakan
bahasa inggris.
8) Guru bercakap-cakap dengan anak mengulas tentang macam-
macam warna.
9) Guru mempraktikkan mencampur warna dengan menggunakan
media krayon di lembar kertas.
10) Guru menyampaikan aturan bermain warna.
11) Guru membagikan kertas yang sudah ada gambar lingkaran di
dalamnya untuk melakukan percobaan pencampuran warna
dengan menggunakan media krayon. Misalnya warna merah +
warna kuning = warna orange (menggabungkan dua warna
menjadi satu).
12) Guru mengajak anak-anak untuk menebak warna setelah
melakukan percobaan pencampuran warna dan menemplekan
potongan kertas yang sudah ada nama warna sesuai dengan
warnanya.
13) Guru mengulas kembali tentang macam-macam warna yang di
hasilkan dari percobaan pencampuran warna.
14) Guru memberikan reward berupa bintang sebagai wujud
penghargaan dan menambah motivasi anak.
69
15) Guru menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan esok
hari pada anak.
16) Guru menutup pembelajaran dengan do‟a, pesan-pesan dan
salam.
Paparan diatas merupakan proses pembelajaran pada Siklus
I. Sebagaimana yang telah direncanakan, secara garis besar proses
pembelajaran seperti yang telah disebutkan di atas. Pada setiap
pertemuan, peneliti dan guru pamong sepakat untuk memberikan
variasi agar anak-anak tidak merasa bosan dan agar suasana kelas
lebih menyenangkan.
c. Observasi
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi
digunakan untuk mengetahui seberapa besar sikap sosial anak
terhadap diri sendiri dan teman sebayanya. Dalam kegiatan ini,
peneliti dibantu guru pamong di RA Al Hikmah. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan peneliti dan guru pamong memperoleh
data sebagai berikut :
1) Sebagian besar anak tertarik dan antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran melalui bermain warna untuk meningkatkan
kemampuan kognitif pada anak.
2) Waktu pertemuan pertama dan kedua, terasa kurang karena
belum mencapai kriteria yang ditentukan oleh peneliti dan
anak juga masih antusias untuk bermain warna tersebut.
70
3) Hasil observasi peningkatan kemampuan kognitif tentang
warna anak melalui bermain warna telah menunjukkan
peningkatan yaitu dari tahap Pra Siklus sebesar 33% artinya 23
anak belum lulus semua dan pada Siklus I sebesar 54% artinya
4 anak yang sudah berkembang dan 19 anak lainnya belum
berkembang.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan guru
pamong melakukan analisis terhadap kemampuan kognitif
mewarnai dengan bermain warna. Analisis ini dilakukan oleh
peneliti dan guru pamong dengan cara berdiskusi dan
mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Serta melihat
kekurangan-kekurangan yang ada. Selain itu peneliti dan guru
pamong juga berpedoman pada indikator lembar observasi yang
telah dibuat oleh peneliti.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa :
1) Sebagian besar anak tertarik, antusias, semangat dengan
metode yang telah dilaksanakan oleh peneliti.
2) Guru kurang dapat membagi perhatiannya kepada semua anak,
karena suasana kelas yang sedikit kurang kondusif.
3) Peningkatan kemampuan kognitif dalam bermain warna satu
kelas kurang merata, dikarenakan ada anak yang mempunyai
71
kemampuan lebih dan ada anak yang mempunyai kemampuan
rendah.
Dari hasil analisis tersebut, peneliti dan guru pamong
merasa bahwa hasil penelitian tersebut belum maksimal. Oleh
sebab itu peneliti dan guru pamong membuat perencanaan untuk
tindakan pada Siklus berikutnya.
3. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Proses pembelajaran melalui bermain warna untuk
meningkatkan kemampuan kognitif pada Siklus I pada umumnya
sudah cukup baik. Namun belum memenuhi indikator keberhasilan
yaitu 85%, masih ada anak yang kurang memuaskan. Untuk
mengatasi kekurangan pada Siklus I, maka pada hari Jumat, 11 Mei
2018 peneliti dan guru pamong merencanakan tindakan pada
Siklus II.
Tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1) Peneliti mempersiapkan RPPH (Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran Harian) dengan menggunakan metode bermain
warna yang bervariasi.
2) Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat atau
perlengkapan yang akan digunakan untuk pembelajaran
melalui bermain warna untuk meningkatkan kemampuan
72
kognitif anak yaitu Kertas yang berbentuk lingkaran, lembar
kerja anak, krayon, dan gambar matahari terbit.
3) Peneliti mempersiapkan lembar observasi untuk anak dalam
melakukan pembelajaran dengan metode bermain warna.
4) Peneliti melakukan evaluasi terhadap pembelajaran
menggunakan metode bermain warna.
b. Pelaksanaan
Secara umum pembelajaran pada Siklus II dan Siklus I
berbeda karena sedikit diberi variasi agar anak tidak bosan dan
suasana lebih menyenangkan. Adapun variasi setiap pertemuan
adalah dengan kegiatan yang berbeda agar anak dapat
mengembangkan imajinasi dan kegiatan yang bervariasi.
Urutan tindakan yang telah direncanakan dan akan
digunakan pada Siklus II pertemuan pertama hari Jumat, 11 Mei
2018 adalah sebagai berikut :
1) Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPPH
(Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian).
2) Guru menyiapkan anak-anak untuk duduk yang rapi dan sopan.
3) Guru membuka pelajaran dengan membuka salam, berdoa dan
hafalan surat-surat pendek.
4) Guru menyapa dan menanyakan kabar anak-anak.
5) Guru mengabsen daftar kehadiran siswa.
6) Guru mengajak anak terpuk berirama “Matahari”.
73
7) Guru bercerita tentang keadaan siang dan malam pada anak.
8) Guru menyampaikan aturan bermain warna.
9) Guru mengajak anak mewarnai lingkaran di sisi-sisinya
dengan menggunakan krayon berwarna merah dan kuning
secara selang seling.
10) Guru memberikan tugas pada anak untuk menempelkan
lingkaran ke dalam lembar kerja yang terdapat bentuk
lingkaran dan ajak anak untuk mengusap warna yang sudah
dibuatnya akan membentuk pancaran sinar matahari.
11) Guru mengajak anak untuk membuat kaligrafi bertuliskan
nama “ALLAH” yang menciptakan matahari di dalam
lingkaraan.
12) Guru mengulas kembali materi tentang bermain warna
membentuk pancaran sinar matahari.
13) Guru bercaka-cakap dengan anak setelah melakukan kegiatan
tersebut apa yang dirasakan.
14) Guru memberikan reward berupa stempel bintang sebagai
wujud penghargaan dan menambah motivasi anak.
15) Guru menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan esok
hari pada anak.
16) Guru menutup pembelajaran dengan do‟a dan salam.
Paparan tersebut, merupakan proses pembelajaran pada
Siklus II pertemuan pertama. Sebagaimana yang telah
74
direncanakan, secara garis besar proses pembelajaran seperti yang
telah disebutkan diatas. Namun demikian pada pertemuan kedua
dilakukan variasi yakni dengan mengkombinasikan warna yang
sesuai dengan imajinasinya.
Urutan tindakan yang telah direncanakan dan akan
digunakan pada Siklus II pertemuan ke dua hari Sabtu, 12 Mei
2018 adalah sebagai berikut :
1) Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPPH
(Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian).
2) Guru menyiapkan anak-anak untuk duduk yang rapi dan sopan.
3) Guru membuka pelajaran dengan membuka salam, berdoa dan
melafalkan asmaul husna bersama-sama.
4) Guru menyapa dan menanyakan kabar anak-anak.
5) Guru mengabsen daftar kehadiran siswa.
6) Guru mengajak anak lomba berjalan, berlari dan melompat
mengikuti panduan dari bu guru.
7) Guru menyampaikan aturan bermain warna.
8) Guru mengajak anak mewarnai gambar matahari terbit dengan
mengkombinasikan warna-warna yang sesuai dengan
imajinasinya.
9) Guru mengulas kembali materi tentang mengkombinasikan
warna.
75
10) Guru bercaka-cakap dengan anak setelah melakukan kegiatan
tersebut apa yang dirasakan.
11) Guru memberikan reward berupa stempel bintang sebagai
wujud penghargaan dan menambah motivasi anak.
12) Guru menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan esok
hari pada anak.
13) Guru menutup pembelajaran dengan do‟a dan salam.
Secara umum pembelajaran pada Siklus II dan Siklus I
berbeda karena sedikit diberi variasi agar anak tidak bosan dan
suasana lebih menyenangkan. Adapun variasi setiap pertemuan
adalah dengan kegiatan yang berbeda agar anak-anak tidak terpaku
pada satu kegiatan.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran.
Observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif pada
anak ketika melakukan bermain warna. Kemudian ditulis dalam
lembar observasi yang sudah ditentukan indikatornya pula dengan
peneliti.
Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu guru pamong sebagai
kolaborator di RA Al Hikmah. Observasi ini berpedoman pada
indikator yang tertuang dalam lembar observasi yang dibuat
peneliti. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti bersama
guru pamong diperoleh data sebagai berikut :
76
1) Sebagian besar anak tertarik dan antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan bermain warna untuk meningkatkan
kemampuan kognitif pada anak.
2) Ada beberapa anak yang mengikuti pembelajaran dengan
seenaknya sendiri karena merasa dirinya sudah mampu
menguasai dibanding teman-teman yang lainnya.
3) Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua, pelaksanaan
masih kurang karena ada beberapa anak yang masih semaunya
sendiri.
d. Refleksi
Proses tindakan pada Siklus II berjalan dengan baik.
Kelemahan yang ada pada Siklus I dapat teratasi. Terbukti dengan
naiknya persentase anak dari pra siklus sebesar 33%, siklus I
sebesar 54% dan siklus II sebesar 90% sama dengan 21 anak lulus
semua hanya 2 anak yang belum lulus. Hal ini dapat meningkatkan
kemampuan kognitif pada anak. Peningkatan kualitas pembelajaran
dapat terlihat dari tercapainya indikator yang ditetapkan, yaitu
tampak peningkatan kemampuan kognitif dari Siklus I dan Siklus
II.
77
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data
Adapun penilaian yang diberikan pada lembar kerja anak didik,
berupa simbol gambar bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah
ke data yang bersifat angka atau kuantitatif untuk sementara, kemudian
akan diolah ke dalam bahasa kualitatif, dengan ketentuan sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Indikator Keberhasilan
Simbol Nilai Indikator Keterangan
1 Belum Muncul
(BM)
Jika anak mencoba,
kurang tepat atau anak
tidak mau mencoba
2 Mulai Muncul
(MM)
Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman
3 Berkembang
Sesuai Harapan
(BSH)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan
4 Berkembang
Sangat Baik
(BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
78
Adapun indikator yang digunakan tiap Siklus adalah berbeda
pada setiap pertemuan juga bervariasi. Seperti terlihat pada tabel
indikator yang akan diamati tiap Siklus dibawah ini:
Tabel 4.2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus
P
Peneliti berdiskusi bersama guru pamong dan kepala sekolah,
bahwa penentuan indikator keberhasilan dalam pembelajaran
meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini melalui permainan
warna juga penting dibuat, berdasarkan kesepakatan bersama pihak
sekolah, maka diputuskan indikator keberhasilan dalam proses
pembelajaran yaitu sebesar 85%. Bila anak mampu mencapai
nilai/hasil pencapaian lebih dari 85% pada Siklus II, anak dapat
dikatakan berkembang dan sebaliknya jika hasil pencapaian kurang
dari 85% pada Siklus II, maka anak dikatakan belum berkembang
kemampuan kognitifnya.
NO Indikator Yang Diobservasi
Siklus I Siklus II
1 Mampu melakukan percobaan
pencampur warna secara sederhana V V
2 Mampu menceritakan hasil
percobaan pencampuran warna V V
3 Mampu mentaati aturan dalam
bermain V
4 Mampu menghubungkan nama
warna dengan warnanya V
5 Mampu menciptakan suatu bentuk
karya seni
V
6 Mampu mengkombinasikan warna
yang sesuai dengan imajinasinya
V
79
2. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan
data pada Pra Siklus, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Hasil Penelitian Pra Siklus
No Nama
Anak
Indikator Persentase
Pencapaian Keterangan
I II III IV
1 Kholid 2 2 2 1 43 Belum Berkembang
2 Restu 1 1 1 1 25 Belum Berkembang
3 Aulia 2 2 1 1 38 Belum Berkembang
4 Damar 2 2 1 1 38 Belum Berkembang
5 Devi 2 2 1 2 43 Belum Berkembang
6 Feby 1 1 1 1 25 Belum Berkembang
7 Meisya 2 1 1 1 31 Belum Berkembang
8 Hilma 1 1 1 1 25 Belum Berkembang
9 Jonatan 1 1 1 1 25 Belum Berkembang
10 Ica 2 1 1 2 38 Belum Berkembang
11 Luky 1 1 1 1 25 Belum Berkembang
12 Naufal 1 2 1 1 31 Belum Berkembang
13 Malika 2 2 1 2 43 Belum Berkembang
14 Rizky 2 1 1 2 38 Belum Berkembang
15 Zico 1 1 1 1 25 Belum Berkembang
16 Zidni 2 2 2 1 43 Belum Berkembang
17 Shidqi 2 1 2 1 37 Belum Berkembang
18 Nazwa 1 2 1 1 31 Belum Berkembang
19 Syakira 1 1 1 1 25 Belum Berkembang
20 Tegar 1 1 1 1 25 Belum Berkembang
21 Yusuf 1 1 1 2 31 Belum Berkembang
22 Zahira 2 2 1 2 43 Belum Berkembang
23 Laras 1 1 1 1 25 Belum Berkembang
Total Persentase Pencapaian Kelas 753
80
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlahbutir
Keterangan:
I. : Mampu mengenal macam-macam warna
II. : Mampu melakukan percobaan pencampuran warna secara
sederhana
III. : Mampu menceritakan hasil percobaan pencampuran
warna
IV. : Mampu mentaati aturan dalam bermain
= 4 x 4
= 16
Persentase Pencapaian = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
Contoh :
Nama Anak Restu = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
= 4 x 100%
16
= 25 %
= 753 x 100 %
23
= 33 %
81
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui persentase
pencapaian tiap anak, karena nilainya dibawah indikator keberhasilan
yaitu 85%, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum
maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Sedang rata–rata
persentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus sebesar 33%.
3. Data Hasil Pengamatan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan
data pada Siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Hasil Penelitian Siklus I
No Nama
Anak
Indikator Persentase Pencapaian
Keterangan I II III IV
1 Kholid 4 3 3 3 82 Berkembang
2 Restu 1 2 1 3 43 Belum Berkembang
3 Aulia 3 3 2 3 68 Belum Berkembang
4 Damar 2 3 3 3 68 Belum Berkembang
5 Devi 3 3 3 3 75 Berkembang
6 Feby 2 2 1 2 43 Belum Berkembang
7 Meisya 2 3 1 2 50 Belum Berkembang
8 Hilma 1 1 1 2 31 Belum Berkembang
9 Jonatan 1 2 1 2 37 Belum Berkembang
10 Ica 3 3 2 3 68 Belum Berkembang
11 Luky 1 1 1 1 25 Belum Berkembang
12 Naufal 2 3 2 3 63 Belum Berkembang
13 Malika 4 3 3 4 88 Berkembang
14 Rizky 3 3 2 2 63 Belum Berkembang
15 Zico 1 1 1 2 31 Belum Berkembang
16 Zidni 3 3 3 3 75 Berkembang
17 Shidqi 2 3 2 3 63 Belum Berkembang
18 Nazwa 2 2 2 2 50 Belum Berkembang
19 Syakira 1 2 2 3 50 Belum Berkembang
20 Tegar 1 1 1 2 31 Belum Berkembang
21 Yusuf 1 2 2 3 50 Belum Berkembang
82
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlahbutir
22 Zahira 3 3 2 3 68 Belum Berkembang
23 Laras 1 1 1 2 31 Belum Berkembang
Total Persentase Pencapaian Kelas 1253
Keterangan:
I. : Mampu melakukan percobaan pencampuran warna secara
sederhana
II. : Mampu menceritakan hasil percobaan pencampuran
warna
III. : Mampu mentaati aturan dalam bermain
IV. : Mampu menghubungkan nama warna dengan warnanya
= 4 x 4
= 16
Persentase Pencapaian = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
Contoh :
Nama Anak Kholid = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
= 12 x 100%
16
= 75 %
= 1253 x 100%
23
83
= 54 %
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui persentase pencapaian
tiap anak, ada 4 anak yang nilai pencapaiannya di atas indikator
keberhasilan yaitu 75%, akan tetapi 19 anak lainnya masih dibawah
indikator keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar
anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Peningkatan
dari rata–rata persentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus sebesar
33% dan pada Siklus I sebesar 54%.
4. Data Hasil Pengamatan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan
pengolahan data pada Siklus II, maka dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II
No Nama
Anak
Indikator Persentase Pencapaian
Keterangan I II III IV
1 Kholid 4 4 4 4 100 Berkembang
2 Restu 3 3 3 3 75 Berkembang
3 Aulia 4 4 4 4 100 Berkembang
4 Damar 4 4 4 4 100 Berkembang
5 Devi 4 4 4 4 100 Berkembang
6 Feby 4 3 3 3 82 Berkembang
7 Meisya 4 4 4 4 100 Berkembang
8 Hilma 4 4 3 3 88 Berkembang
9 Jonatan 3 3 3 3 75 Berkembang
10 Ica 4 4 4 4 100 Berkembang
11 Luky 2 3 2 3 63 Belum Berkembang
12 Naufal 4 4 3 4 94 Berkembang
13 Malika 4 4 4 4 100 Berkembang
14 Rizky 4 4 4 4 100 Berkembang
15 Zico 4 3 3 4 88 Berkembang
84
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir
16 Zidni 4 4 4 4 100 Berkembang
17 Shidqi 4 4 4 4 100 Berkembang
18 Nazwa 3 4 4 4 94 Berkembang
19 Syakira 4 4 3 3 88 Berkembang
20 Tegar 4 3 3 3 82 Berkembang
21 Yusuf 3 3 3 3 75 Berkembang
22 Zahira 4 4 4 4 100 Berkembang
23 Laras 3 3 2 3 68 Belum Berkembang
Total Persentase Pencapaian Kelas 2072
Keterangan:
I. : Mampu melakukan percobaan pencampuran warna secara
sederhana
II. : Mampu menceritakan hasil percobaan pencampuran
warna
III. : Mampu menciptakan suatu bentuk karya seni
IV. : Mampu mengkombinasikan warna yang sesuai dengan
imajinasinya
= 4 x 4
= 16
Persentase Pencapaian = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
Contoh :
Nama Anak Aulia = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
= 16 x 100%
16
= 100 %
85
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= 2072 x 100%
23
= 90 %
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui persentase
pencapaian tiap anak, ada 22 anak yang nilai pencapaiannya lebih
besar dengan indikator keberhasilan yaitu 75%, akan tetapi ada 2
anak yang masih dibawah indikator keberhasilan, sehingga dapat
dikatakan bahwa hasil belajar anak dalam kelas sudah maksimal, dan
tidak memerlukan perbaikan. Mungkin dikarenakan anak kurang
konsentrasi dalam belajar, hiperaktiv, anak sedang sakit, atau sedang
tidak mood. Peningkatan dari rata–rata persentase pencapaian kelas
pada saat Pra Siklus sebesar 33% , pada Siklus I pertemuan pertama
sebesar 54% dan pada Siklus II sebesar 90%. Artinya bahwa ada
peningkatan yang baik dari tiap Siklus.
B. Pembahasan Hasil Pencapaian Per Siklus
1. Pembahasan Pra Siklus
Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian Pra Siklus
diperoleh hasil pencapaian peningkatan kemampuan kognitif sebagai
berikut:
86
Tabel 4.6 Pembahasan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator
Keberhasilan
NO Nama Anak
Persentase
Pencapaian Kegiatan Status
1 Kholid 43 BB
2 Restu 25 BB
3 Aulia 38 BB
4 Damar 38 BB
5 Devi 43 BB
6 Feby 25 BB
7 Meisya 31 BB
8 Hilma 25 BB
9 Jonatan 25 BB
10 Ica 38 BB
11 Luky 25 BB
12 Naufal 31 BB
13 Malika 43 BB
14 Rizky 38 BB
15 Zico 25 BB
16 Zidni 43 BB
17 Shidqi 37 BB
18 Nazwa 31 BB
19 Syakira 25 BB
20 Tegar 25 BB
21 Yusuf 31 BB
22 Zahira 43 BB
23 Laras 25 BB
Rata-rata 33
(Sumber : Hasil Observasi Pengamatan Pra Siklus di RA Al Hikmah
Ungaran Tanggal 7 Mei 2018 Tahun Pelajaran 2017/2018).
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata
pencapaian peningkatan kemampuan kognitif dalam satu kelas adalah
dari indikator keberhasilan masih jauh dari kesepakatan peneliti
87
dengan guru pamong adalah oleh karena itu perlu diadakan tindakan
perbaikan pada siklus I.
2. Pembahasan Siklus I
Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian Siklus I
diperoleh hasil pencapaian peningkatan kemampuan kognitif sebagai
berikut:
Tabel 4.7 Pembahasan Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator
Keberhasilan
NO Nama Anak
Persentase
Pencapaian Kegiatan Status
1 Kholid 82 B
2 Restu 43 BB
3 Aulia 68 BB
4 Damar 68 BB
5 Devi 75 B
6 Feby 43 BB
7 Meisya 50 BB
8 Hilma 31 BB
9 Jonatan 37 BB
10 Ica 68 BB
11 Luky 25 BB
12 Naufal 63 BB
13 Malika 88 B
14 Rizky 63 BB
15 Zico 31 BB
16 Zidni 75 B
17 Shidqi 63 BB
18 Nazwa 50 BB
19 Syakira 50 BB
20 Tegar 31 BB
21 Yusuf 50 BB
22 Zahira 68 BB
23 Laras 31 BB
Rata-rata 54
88
(Sumber : Hasil Observasi Pengamatan Siklus I di RA Al Hikmah
Ungaran Tanggal 8 Mei 2018 Tahun Pelajaran 2017/2018).
Dari tabel diatas, maka diketahui persentase pencapaian tiap
anak, ada 4 anak yang nilai pencapaiannya di atas indikator
keberhasilan yaitu 75%, akan tetapi 19 anak lainnya masih dibawah
indikator keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar
anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Peningkatan
dari rata–rata persentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus sebesar
33% dan pada Siklus I sebesar 54%.
3. Pembahasan Siklus II
Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian Siklus II
diperoleh hasil pencapaian peningkatan kemampuan kognitif sebagai
berikut:
Tabel 4.8 Pembahasan Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator
Keberhasilan
NO Nama Anak
Persentase
Pencapaian Kegiatan Status
1 Kholid 100 B
2 Restu 75 B
3 Aulia 100 B
4 Damar 100 B
5 Devi 100 B
6 Feby 82 B
7 Meisya 100 B
8 Hilma 88 B
9 Jonatan 75 B
10 Ica 100 B
11 Luky 63 BB
12 Naufal 94 B
89
13 Malika 100 B
14 Rizky 100 B
15 Zico 88 B
16 Zidni 100 B
17 Shidqi 100 B
18 Nazwa 94 B
19 Syakira 88 B
20 Tegar 82 B
21 Yusuf 75 B
22 Zahira 100 B
23 Laras 68 BB
Rata-rata 90
(Sumber : Hasil Observasi Pengamatan Siklus II di RA Al Hikmah
Ungaran Tanggal 11 Mei 2018 Tahun Pelajaran 2017/2018).
Berdasarkan tabel di atas bahwa rata-rata peningkatan
kemampuan kognitif mewarnai melalui bermain warna dalam satu
kelas adalah 90%, dan sudah diatas indikator keberhasilan klasikal
yang telah disepakati peneliti dan guru pamong adalah 85% dan
indicator kerberhasilan individual adalah 75%. Oleh sebab itu dapat
disimpulkan bahwa adanya peningkatan terhadap kemampuan kognitif
anak dengan baik. Dari data diatas dapat disimpulkan ada 21 anak
yang sudah tercapai indikator keberhasilan, dan ada 2 anak yang belum
tercapai indikator keberhasilan. Anak yang belum tercapai di antaranya
adalah anak yang hiperaktiv dan juga sedang sakit.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan data yang telah disajikan,
bahwa melalui bermain warna dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif pada anak. Dibuktikan dengan adanya
peningkatan pada tiap Siklusnya. Pada tahap Pra Siklus yang rata-rata
90
pencapaian keberhasilan mencapai 33%, pada tahap Siklus I yang rata-
rata pencapaian keberhasilan mencapai 54%, kemudian pada tahap
Siklus II yang rata-rata pencapaian keberhasilan mencapai 90%. Jadi,
melalui bermain warna dapat meningkatkan kemampuan kognitif
mewarnai dengan memberikan reward bintang pada anak Kelompok
A4 RA Al Hikmah Ungaran Tahun Pelajaran 2017/2018.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dari Siklus I dan II menunjukkan bahwa penggunaan metode
bermain warna dapat meningkatkan kemampuan kognitif mewarnai pada
anak kelompok A4 RA Al Hikmah Ungaran Tahun Pelajaran 2017/2018.
Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi pembelajaran pada tiap siklus.
Sebelum di lakukan tindakan peningkatan kemampuan kognitif mewarnai
pencapaian anak didik sebesar 33% yaitu 23 anak belum lulus semua,
meningkat pada Siklus 1 sebesar 54% yaitu 4 anak yang sudah
berkembang dan pada Siklus II meningkat menjadi sebesar 90% yaitu 21
anak sudah berkembang dan 2 anak belum berkembang. Maka dari itu,
peningkatan dari Siklus I ke Siklus II sebanyak 36%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka saran
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Saran bagi Guru
Guru hendaknya senantiasa meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilaksanakan, dengan menerapkan metode yang
bervariasi dan disertai dengan sumber belajar yang sesuai dengan
materi. Dengan mempertimbangkan penggunaan metode bermain
warna
92
untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didik. Dan
menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan memudahkan
mengungkapkan kata-kata bagi anak didik serta hasil belajar ini akan
sangat berguna di kemudian hari.
2. Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya meningkatkan kualitas
pembelajaran, khususnya penguasaan kemampuan kognitif anak, maka
kompetensi guru perlu ditingkatkan. Kompetensi tersebut berpengaruh
pada kinerja guru dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu Kepala
Sekolah disarankan untuk memotivasi guru, guna untuk meningkatkan
kompetensinya, misal dengan melakukan Penelitian Tindakan kelas
dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah seperti seminar
pendidikan, diklat dan lain sebagainya. Selain itu, Kepala Sekolah
perlu memotivasi guru agar lebih memperluas wawasan mengenai
permainan bermain warna yang dapat meningkatkan kemampuan
kognitif pada anak.
93
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada.
Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asmawati, Luluk. 2008. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Dimyati, Johni. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Kencana.
Djamarah, Syaiful Bahari dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2012. Teknis Menulis Karya Ilmiah: Skripsi,
Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporan. Jakarta: Rineka Cipta.
Fadlillah, Muhammad dan Lilif Mualifatu Khorida. 2014. Pendidikan Karakter
Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Hamzah, B. Uno dan Masri Kuadrat Umar. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam
Pembelajaran: sebuah konsep pembelajaran berbasis kecerdasan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Harlock, Elisabeth. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Isjoni. 2009. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.
Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman
Kanak-kanak. Jakarta: Grasindo.
Montolalu, dkk. 2005. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Permendikbud RI No. 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD
Permendiknas RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Rachmawati, Yeni, dkk. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
94
R, Moeslichatoen. 2004. Pengajaran Di Taman Kanak – Kanak. Jakarta: Rineka
Cipta
Sutono, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sujiono, Yuliani Nuraini, dkk. 2004. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:
Universitas Terbuka.
. 2007. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Negri Jakarta.
. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Indeks.
Wardani, Igak, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Susanto, Ahmad. 2003. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam
Berbagai Aspeknya. Jurnal Ilmu Pendidikan, Pedagogik, (1), 1 : 64
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
Kelompok : A Hari/Tanggal :Selasa/ 8 Mei 2018
Semester/Minggu : II/ 17 Waktu : 07.00 – 09.30
Tema/Sub Tema :Alam Semesta / Benda-benda Alam
KD Indikator Kegiatan pembelajaran Alat dan
Sumber
Penilaian Perkembangan Pendidikan
Nasionalisme BB MB BSH BSB
Kegiatan Awal 30 Menit
Berbaris masuk kelas berdoa
1.1 Terbiasa mengucap kalimat
pujian terhadap ciptaan Allah
(Nam)
Melafalkan bacaan Tasbih ketika melihat
keagungan Tuhan berupa matahari, bintang
dan bulan
Anak Religius
3.3-4.3 Melakukan gerakan mata, kaki,
tangan, dan kepala secara
terkoordinasi dalam menirukan
gerakan yang teratur (FM)
Bernyanyi lagu “Matahari Bersinar” dan
menirukan gerakannya
Anak Kerja keras
Kegiatan Inti 60 Menit
3.11-
4.11
Menyusun perencanaan
kegiatan yang akan dilakukan
(Bahasa)
TJ. Tentang benda-benda yang ada dilangit
beserta warna dan kegunaannya
Anak,
gambar
benda langit
Komunikatif
2.2 Terbiasa menunjukkan aktifitas
yang bersifat eksploratif dan
menyelidik, seperti aktif
bertanya atau mencoba sesuatu
(Kognitif)
PT. Bermain tentang percobaan
pencampuran warna dengan
menggabungkan warna primer sehinggan
membentuk warna skunder menggunakan
pewarna makanan
Air, pewarna
makanan,
gelas, dan
sendok
Rasa Ingin Tau
3.15-
4.15
Membuat karya seni sesuai
kreatifitasnya (Seni)
PT. Menggambar benda-benda langit seperti
matahari, bulan, bintang dan pelangi
Buku gambar Kreativitas
Recalling 15 Menit
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
Kelompok : A Hari/Tanggal : Rabu/ 9 Mei 2018
Semester/Minggu : II/ 17 Waktu : 07.00 – 09.30
Tema/Sub Tema :Alam Semesta / Benda-benda Alam
KD Indikator Kegiatan pembelajaran Alat dan Sumber Penilaian Perkembangan Pendidikan
Nasionalisme BB MB BSH BSB
Kegiatan Awal 30 Menit
Berbaris masuk kelas berdoa
3.1-4.1 Menyebutkan hari-hari besar
agama, tempat ibadah, tokoh
keagamaan misal: Nabi (Nam)
Menyebutkan nama-nama malaikat
dan tugasnya
Anak Religius
3.3-4.3 Melakukan kegiatan yang
menunjukkan anak mampu
menangkap bola dengan tepat
(FM)
Anak mampu menangkap bola
berwarna dan dapat menyebutkan
warna bolanya
Anak, Bola
berwarna
Kerja keras
Kegiatan Inti 60 Menit
3.10-
4.10
Mengulang kalimat yang
kompleks (Bahasa)
DM. Menyebutkan nama-nama warna
sesuai dengan tulisannya
Anak, Flashcard
nama dan warna
Komunikatif
2.2 Terbiasa menunjukkan
aktifitas yang bersifat
eksploratif dan menyelidik,
seperti aktif bertanya atau
mencoba sesuatu (Kognitif)
PT. Bermain warna menggunakan
krayon dengan mencampur warna
primer sehingga membentuk warna
skunder dan menempelkan nama
warna sesuai dengan warnanya
Lembar kerja,
krayon, dan
potongan kertas
bertuliskan nama
warna
Tanggung
jawab
3.15-
4.15
Membuat karya seni sesuai
kreativitasnya (Seni)
PT. Membuat perkusi dari biji-bijian
seperti jagung, kacang hijau, dan beras
Biji-bijian
(jagung, kacang
hijau, dan beras)
Kreativitas
Recalling 15 Menit
Mengulang tentang nama-nama
malaikat
Mengulas tentang macam-macam
warna
Menanyakan tentang warna primer
dan warna skunder
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
Kelompok : A Hari/Tanggal : Jumat/ 11 Mei 2018
Semester/Minggu : II/ 17 Waktu : 07.00 – 09.00
Tema/Sub Tema : Alam Semesta / Benda-benda Alam
KD Indikator Kegiatan pembelajaran Alat dan
Sumber
Penilaian Perkembangan Pendidikan
Nasionalisme BB MB BSH BSB
Kegiatan Awal 30 Menit
Berbaris masuk kelas berdoa
3.3-4.3 Terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri dalam
berbagai aktivitas (FM)
Tepuk berirama “Matahari” Anak Kerja keras
2.2 Menjawab pertanyaan yang
kompleks (Bahasa)
TJ. Tentang terjadinya siang dan
malam
Anak Komunikatif
Kegiatan Inti 60 Menit
1.1 Terbiasa menyebut nama
Allah sebagai pencipta
(Nam)
PT. Mempercayai adanya Allah
sebagai pencipta (Matahari) dan
menulis kaligrafi “Allah”
Lembar kerja Religius
3.6-4.6 Mengenal benda dengan
mengklompokkan benda
dilingkungannya
berdasarkan ciri tertentu
(Kognitif)
PT. Mewarnai kertas yang berbentuk
lingkarang lalu di tempelkan pada
lembar kerja yang berbentuk lingkaran
dan warna di usap akan membentuk
pancaran sinar matahari
Lembar kerja,
kertas
berbentuk
lingkaran, dan
krayon
Tanggung jawab
3.15-
4.15
Menampilkan hasil karya
seni baik dalam bentuk
gambar (Seni)
PT. Menempel gambar awan dengan
kapas
Gambar awan,
kapas dan lem
Kreativitas
Recalling 15 Menit
Mengulang tentang tepuk matahari
Mengulas tentang macam-macam
ciptaan Allah
Menanyakan tentang terjadinya siang
dan malam
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
Kelompok : A Hari/Tanggal : Sabtu/ 12 Mei 2018
Semester/Minggu : II/ 17 Waktu : 07.00 – 09.00
Tema/Sub Tema : Alam Semesta / Benda-benda Alam
KD Indikator Kegiatan pembelajaran Alat dan
Sumber
Penilaian Perkembangan Pendidikan
Nasionalisme BB MB BSH BSB
Kegiatan Awal 30 Menit
Berbaris masuk kelas berdoa
1.1 Terbiasa menyebut nama Allah
sebagai pencipta (Nam)
Terbiasa melafalkan Asmaul Husna Anak Religius
3.3-4.3 Melakuakn berbagai gerakan
terkoordinasi, seimbang, dan
lincah (Fm)
Mempraktekkan cara berjalan, berlari
dan melompat
Anak Kerja keras
Kegiatan Inti 60 Menit
2.2 Senang membaca buku
bergambar (Bahasa)
PT. Melengkapi kata Matahari,
Bintang, Awan dan lain-lain kemudian
anak membacanya
Lembar kerja Komunikatif
3.6-4.6 Mengenal benda dengan
mengenal nama, warna dan
bentuknya (Kognitif)
PT. Mengkombinasikan warna ke
dalam gambar matahari terbit
Gambar
matahari terbit,
dan krayon
Kreativitas
3.15-
4.15
Menampilkan hasil karya seni
baik dalam bentuk gambar
(Seni)
PT. Anak memajang hasil karyanya
sendiri
Anak Kreativitas
Recalling 15 Menit
Mengulang tentang kata matahari,
bintang dan lain-lain
Mengulas tentang kombinasi warna
Menanyakan tentang bagaimana
pemandangan saat matahari terbit
Istirahat 30 Menit
Makan bersama
INSTRUMEN PANDUAN OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MEWARNAI MELALUI
METODE BERMAIN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A4 RA AL
HIKMAH UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
(PRA SIKLUS)
No Nama Anak Indikator
Keterangan I II III IV
1 Kholid 2 2 2 1 Belum Berkembang
2 Restu 1 1 1 1 Belum Berkembang
3 Aulia 2 2 1 1 Belum Berkembang
4 Damar 2 2 1 1 Belum Berkembang
5 Devi 2 2 1 2 Belum Berkembang
6 Feby 1 1 1 1 Belum Berkembang
7 Meisya 2 1 1 1 Belum Berkembang
8 Hilma 1 1 1 1 Belum Berkembang
9 Jonatan 1 1 1 1 Belum Berkembang
10 Ica 2 1 1 2 Belum Berkembang
11 Luky 1 1 1 1 Belum Berkembang
12 Naufal 1 2 1 1 Belum Berkembang
13 Malika 2 2 1 2 Belum Berkembang
14 Rizky 2 1 1 2 Belum Berkembang
15 Zico 1 1 1 1 Belum Berkembang
16 Zidni 2 2 2 1 Belum Berkembang
17 Shidqi 2 1 2 1 Belum Berkembang
18 Nazwa 1 2 1 1 Belum Berkembang
19 Syakira 1 1 1 1 Belum Berkembang
20 Tegar 1 1 1 1 Belum Berkembang
21 Yusuf 1 1 1 2 Belum Berkembang
22 Zahira 2 2 1 2 Belum Berkembang
23 Laras 1 1 1 1 Belum Berkembang
Keterangan :
I : Mampu mengenal macam-macam warna artinya anak mampu
menyebutkan macam-macam warna
II : Mampu melakukan percobaan pencampuran warna secara sederhana
III : Mampu menceritakan hasil percobaan pencampuran warna
IV : Mampu mentaati aturan bermain
Keterangan Penilaian :
: artinya anak belum berkembang (Apabila anak tidak mau mencoba)
: artinya anak mulai berkembang (Apabila anak mencoba dengan bantuan
Guru)
: artinya anak berkembang sesuai harapan (Apabila anak mencoba sendiri)
: artinya anak berkembang sangat baik (Apabila anak sudah bisa melakukan
sendiri)
INSTRUMEN PANDUAN OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MEWARNAI MELALUI
METODE BERMAIN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A4 RA AL
HIKMAH UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
(SIKLUS I)
No Nama Anak Indikator
Keterangan I II III IV
1 Kholid 4 3 3 3 Berkembang
2 Restu 1 2 1 3 Belum Berkembang
3 Aulia 3 3 2 3 Belum Berkembang
4 Damar 2 3 3 3 Belum Berkembang
5 Devi 3 3 3 3 Berkembang
6 Feby 2 2 1 2 Belum Berkembang
7 Meisya 2 3 1 2 Belum Berkembang
8 Hilma 1 1 1 2 Belum Berkembang
9 Jonatan 1 2 1 2 Belum Berkembang
10 Ica 3 3 2 3 Belum Berkembang
11 Luky 1 1 1 1 Belum Berkembang
12 Naufal 2 3 2 3 Belum Berkembang
13 Malika 4 3 3 4 Berkembang
14 Rizky 3 3 2 2 Belum Berkembang
15 Zico 1 1 1 2 Belum Berkembang
16 Zidni 3 3 3 3 Berkembang
17 Shidqi 2 3 2 3 Belum Berkembang
18 Nazwa 2 2 2 2 Belum Berkembang
19 Syakira 1 2 2 3 Belum Berkembang
20 Tegar 1 1 1 2 Belum Berkembang
21 Yusuf 1 2 2 3 Belum Berkembang
22 Zahira 3 3 2 3 Belum Berkembang
23 Laras 1 1 1 2 Belum Berkembang
Keterangan :
I : Mampu melakukan percobaan pencampuran warna secara sederhana
II : Mampu menceritakan hasil percobaan pencampuran warna
III : Mampu mentaati aturan bermain
IV : Mampu menghubungkan nama warna dengan warnanya
Keterangan Penilaian :
: artinya anak belum berkembang (Apabila anak tidak mau mencoba)
: artinya anak mulai berkembang (Apabila anak mencoba dengan bantuan
Guru)
: artinya anak berkembang sesuai harapan (Apabila anak mencoba sendiri)
: artinya anak berkembang sangat baik (Apabila anak sudah bisa melakukan
sendiri)
INSTRUMEN PANDUAN OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MEWARNAI MELALUI
METODE BERMAIN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A4 RA AL
HIKMAH UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
(SIKLUS II)
No Nama Anak Indikator
Keterangan I II III IV
1 Kholid 4 4 4 4 Berkembang
2 Restu 3 3 3 3 Berkembang
3 Aulia 4 4 4 4 Berkembang
4 Damar 4 4 4 4 Berkembang
5 Devi 4 4 4 4 Berkembang
6 Feby 4 3 3 3 Berkembang
7 Meisya 4 4 4 4 Berkembang
8 Hilma 4 4 3 3 Berkembang
9 Jonatan 3 3 3 3 Berkembang
10 Ica 4 4 4 4 Berkembang
11 Luky 2 3 2 3 Belum Berkembang
12 Naufal 4 4 3 4 Berkembang
13 Malika 4 4 4 4 Berkembang
14 Rizky 4 4 4 4 Berkembang
15 Zico 4 3 3 4 Berkembang
16 Zidni 4 4 4 4 Berkembang
17 Shidqi 4 4 4 4 Berkembang
18 Nazwa 3 4 4 4 Berkembang
19 Syakira 4 4 3 3 Berkembang
20 Tegar 4 3 3 3 Berkembang
21 Yusuf 3 3 3 3 Berkembang
22 Zahira 4 4 4 4 Berkembang
23 Laras 3 3 2 3 Belum Berkembang
Keterangan :
I : Mampu melakukan percobaan pencampuran warna secara sederhana
II : Mampu menceritakan hasil percobaan pencampuran warna
III : Mampu menciptakan suatu bentuk karya seni
IV : Mampu mengkombinasikan warna yang sesuai dengan imajinasinya
Keterangan Penilaian :
: artinya anak belum berkembang (Apabila anak tidak mau mencoba)
: artinya anak mulai berkembang (Apabila anak mencoba dengan bantuan
Guru)
: artinya anak berkembang sesuai harapan (Apabila anak mencoba sendiri)
: artinya anak berkembang sangat baik (Apabila anak sudah bisa melakukan
sendiri)
DOKUMENTASI
Guru sedang memimpin berbaris di depan kelas Berjabat tangan dengan bu guru
Anak-anak sedang menaruh dan menata sepatu di rak sepatu
Berdoa sebelum pembelajaran di mulai
Anak-anak sedang melakukan percobaan pencampuran warna
menggunakan pewarna makanan pada siklus I
Anak dan penulis sedang melakukan percobaan pencampuran warna menggunakan krayon
pada siklus I
Anak-anak sedang mewarnai lingkaran pada siklus II
Anak-anak sedang mengusap warna yang ada pada lingkaran
membentuk pancaran sinar matahari pada siklus II
Anak-anak sedang menulis nama ALLAH di dalam matahari
Anak-anak sedang mengkombinasikan warna ke dalam
gambar matahari terbit pada siklus II
Anak-anak sedang berdoa sebelum makan
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Dian Arum Setiyawati
NIM : 116-14-030
Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Dosen PA : Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1 OPAK STAIN Salatiga 2014
“Aktualisasi Gerakan
Mahasiswa yang Beretika,
Disiplin dan Berfikir Terbuka”
oleh Dema STAIN Salatiga
18 - 19 Agustus
2014
Peserta 3
2 OPAK JURUSAN
TARBIYAH STAIN Salatiga
2014 “Aktualisasi Pendidikan
Karakter sebagai Pembentuk
Generasi yang Religius,
Educative, dan Humanis” oleh
HMJ Tarbiyah
20 - 21 Agustus
2014
Peserta 3
3 LIBRARY USER
EDUCATION (Pendidikan
Pemustaka) oleh UPT
Perpustakaan STAIN Salatiga
28 Agustus 2014 Peserta 2
4 Orientasi Dasar Keislaman
(ODK) dengan Tema
“Pemahaman Islam Rahmatan
Lil „Alamin sebagai Langkah
Awal menjadi Mahasiswa
Berkarakter” oleh LDK Darul
Amal & ITTAQO STAIN
Salatiga
21 Agustus 2014 Peserta 2
5 Achievement Motivation
Training (AMT) dengan Tema
“Dengan AMT Semangat
Menyonsong Prestasi” oleh
CEC & JQH STAIN Salatiga
23 Agustus 2014 Peserta 2
6 Training Pengembangan Diri
dam Komunikasi
diselenggarakan oleh KAMMI
18 September
2014
Peserta 2
Salatiga
7 Masa Ta‟aruf (MASTA) 2014
dengan Tema “Membentuk
Pribadi, Kembangkan Diri,
Lahirkan Potensi” oleh IMM
Kota Salatiga
26 September
2014
Peserta 2
8 Seminar Nasional Bahasa Arab
Ittaqo dengan Tema
“Implementasi Kurikulum
2013 pada Mapel Bahasa Arab
Tingkat Dasar, dan Tingkat
Menengah dalam Upaya
Menjawab Tantangan
Pengajaran Bahasa Arab” oleh
Ittaqoh STAIN Salatiga
4 November 2014 Peserta 8
9 Talk Show dengan Tema
“Beauty and Islamic Fashion”
oleh Mahad Putri STAIN
Salatiga
8 November 2014 Peserta 2
10 Seminar dan Pelatihan dengna
Tema “ To Be Creative
Teacher” oleh HMPS PGRA
10 November
2014
Peserta 2
11 Seminar Nasional dengan
Tema “ Perbaikan Mutu
Pendidikan melalui
Profesionalitas Pendidikan”
oleh HMJ Tarbiyah
13 November
2014
Peserta 8
12 Bedah Buku “Metode Tafsir
Kontemporer Model
Pendekatan Hermeneutika
Sosio-Tematik dalam Tafsir
Alquran Hasan Hanafi” oleh
HMPS Ilmu Alquran dan
Tafsir STAIN Salatiga
27 November
2014
Peserta 2
13 Workshop dengan Tema
“Pemanfaatan dan Pengelolaan
Barang Bekas” oleh Ma‟had
Putri STAIN Salatiga
7 Desember 2014 Peserta 2
14 Seminar Nasional dengan
Tema “Mencegah Generasi
Pemuda Islam dari Pengaruh
Radiklisme ISIS” oleh
6 Mei 2015 Peserta 8
Anjangsana Ahwal Al-
Syakhshiyyah (AS) IAIN
Salatiga
15 Studi Banding ke Rumah
Pintar ABK Kota Salatiga
tentang Proses Pembelajaran
Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK) oleh Jurusan PGRA
IAIN Salatiga
20 Mei 2015 Peserta 2
16 Program MA‟HAD Mahasiswa
Selama 1 Tahun oleh Ma‟had
Putri Aljami‟ah IAIN Salatiga
1 Juli 2015 Peserta 4
17 Talk Show Sukses Kuliah
Bersama KAMMI Salatiga
oleh KAMMI Salatiga
16 September
2015
Peserta 2
18 Seminar Nasional dengan
Tema “ Geliat Masyarakat
Urban” oleh LPM Dinamika
25 Maret 2016 Peserta 8
19 Seminar Nasional dengan
Tema “LGBT dalam Perspektif
Psikologi dan Kesehatan” oleh
PIK Sahajasa
26 Mei 2016 Peserta 8
20 Serasehan Regional dengan
Tema “Mengkikis Radikalisme
Agama dan Pendidikan dengan
Akal Sehat” oleh HMJ PGRA
9 Juni 2016 Peserta 2
21 SK Guru Tetap Yayasan di RA
Al Hikmah oleh Yayasan
Pendidikan Muslimat NU
1 juli 2016
sampai sekarang
Pengajar 10
22 Workshop Story Telling Kak
Jun oleh Kantor Perpustakaan
dan Arsip Daerah Kabupaten
Semarang
3 September 2016 Peserta 4
23 Workshop Penyusunan Desain
Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) oleh Ketua Jurusan
PGRA
29 Oktober 2016 Peserta 2
24 Seminar Nasional Peringatan
Hari Bumi 22 April, dengan
Tema “Dengarkan Bisikan
Alam tentang Manusia” oleh
29 April 2017 Panitia 8
Mapala IAIN Salatiga
25 Ramadhan in Campus Training
Motivation dan Buka Bersama
PIAUD oleh HMJ PIAUD
10 Juni 2017 Peserta 2
26 Workshop dengan Tema
“Pembelajaran dan Permainan
dengan 6 Aspek
Perkembangan, Metode
Menghafal Hadist dengan
Gerakan” oleh IGRA Kab.
Semarang
18 Desember
2017
Peserta 4
27 Sosialisasi Kepemimpinan
Manajemen Organisasi (KMO)
oleh KKN Desa Panimbo
11 Februari 2018 Panitia 2
28 Pengajian Akbar dalam Rangka
Perpisahan Mahasiswa KKN
IAIN Salatiga oleh KKN Desa
Panimbo
18 Februari 2018 Panitia 2
29 Workshop Dongeng Islami
oleh Ta‟mir Masjid An Nur
Undaris
2 Juni 2018 Peserta 2
30 Seminar Nasional dengan
Tema “Generasi Milenial,
Generasi Berkarya” oleh
Dewan Fakultas Dakwah IAIN
Salatiga
5 Juni 2018 Peserta 8
31 Pelatihan Tingkat Nasional
dengan Tema “Pembelajaran
Motorik Dasar dan Senam
Islam Ceria untuk
Meningkatkan Kecerdasan dan
Tumbuh Kembang Anak” oleh
IGRA Pusat
30 Juni 2018 Peserta 8
Total Skor 128